Laporan Tahunan 2017-2018 Annual Report 2017-2018
WPF Indonesia
Untuk Hak dan Kesehatan Seksual & Reproduksi Sexual and Reproductive Health and Rights for All
Colofon Colophon
Teks Text Rutgers WPF Indonesia Tata Letak & Desain Layout & Design Rohim Nurhasan Abdul Muntholib Fotografi Photography Agus Saputra Eka Machrudi Muhammad Rusdiansyah Solideo Hamazia
Aldevco Octagon Building 4th Floor, Jl. Warung Jati Barat No. 75 RT/RW 12/5 Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan P: +6221 798 1976 F: +6221 798 1977 info@rutgers.id www.rutgers.id Facebook: Rutgers WPF Indonesia Instagram: @rutgerswpfindo Twitter: @rutgerswpfindo Š 2019, Rutgers WPF Indonesia
Profil Singkat Brief Profile
Rutgers WPF Indonesia percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan. Berangkat dari keyakinan ini, kami melihat masih banyak tantangan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan menikmati hak-haknya. Hal ini antara lain, merasa nyaman dengan tubuhnya, menentukan pasangan, kapan menikah, jumlah anak, dan kesiapan kehamilan, bebas dari kekerasan di dalam rumah tangga, terhindar dari pelecehan seksual, pemaksaan atau pemerkosaan, hingga menentukan masa depan yang lebih terencana dan baik. Di Rutgers WPF Indonesia, kami bekerja bersama mitra dan individu yang memiliki satu visi dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari kekerasan, setara dan rasa saling menghargai keberagaman. Rutgers WPF Indonesia awalnya adalah World Population Foundation dan telah bekerja sejak 1997. Pada tahun 2010, WPF bergabung dengan Rutgers Nisso dan menjadi Rutgers WPF Indonesia. Penggabungan ini terjadi karena kedua organisasi memiliki cita-cita yang sama: Meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menghapuskan kekerasan. Untuk memastikan organisasi ini, agar dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dunia dan Indonesia, maka Rutgers WPF Indonesia bekerja sesuai dengan keahliannya yakni melalui: 1. Pendidikan seksualitas komprehensif atau comprehensive sexuality education (CSE) 2. Penanggulangan kekerasan terhadap perempuan dan anak 3. Pelibatan laki-laki untuk pencegahan kekerasan 4. Penyediaan akses ke layanan kesehatan seksual dan reproduksi 5. Mempromosikan keberagaman dan toleransi.
Rutgers WPF Indonesia believes that human sexualities and reproductive health must be viewed positively, free from judgment and violence. Based on this belief, we still see many challenges in realizing an Indonesian society which is healthy and able to enjoy their rights. These rights, among others, include feeling comfortable in their bodies, deciding their partner, when they are married, how many children they will have and whether they are ready to be pregnant, free from violence at home, safe from sexual harassment, coercion or rape, and being able to determine and plan for a better future. At Rutgers WPF Indonesia, we work with partners and individuals who share our vision in realizing an Indonesia that is equal, free from violence, and with mutual respect for diversity. Rutgers WPF Indonesia was originally World Population Foundation and began its work in 1997. In 2010, WPF merged with Rutgers Nisso and became Rutgers WPF Indonesia. This union happened because both organisations shared a common aspiration: improving people’s quality of life and eliminating violence. To ensure that this organisation, later known as Rutgers WPF Indonesia, could be beneficial for the citizens of the world and Indonesia, Rutgers WPF Indonesia worked based on its expertise, namely through: 1. Comprehensive sexuality education (CSE) 2. Elimination of violence against women and children 3. Involving men in prevention of violence 4. Providing access to sexual and reproductive health services 5. Promoting diversity and tolerance.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
i
Visi
Vision
Terciptanya lingkungan yang kondusif (mendapat dukungan dari pemerintah dan masyarakat luas) dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang bebas dari segala bentuk kekerasan, terpenuhi hak-hak atas kesehatan seksual dan hak reproduksi yang setara dan non diskriminatif.
Creating a conducive environment (with support from the government and the society) for realizing an Indonesian society that is free from all forms of violence, and able to fulfil their equal and non-discriminatory sexual and reproductive health and rights.
Misi
Mission
• Mempromosikan prinsip-prinsip non-kekerasan melalui pendidikan dan akses layanan dengan mengintegrasikan isu hak dan kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR) dan kekerasan berbasis gender (KSBG) atau sexual and gender based violence (SGBV) • Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya isu HKSR dan KSBG serta kaitannya dengan kualitas penduduk. • Menjadi perantara dan katalisator bagi pemerintah dan mitra strategis di Indonesia. • Bekerja sama dengan organisasi – organisasi dan mendukung berbagai inisiatif yang memiliki tujuan yang sama. • Melakukan mobilisasi sumbersumber (daya dan dana) untuk merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan. • Memberi perhatian utama kepada perempuan korban kekerasan, lelaki pelaku kekerasan, remaja, anak, kelompok berkebutuhan khusus (termasuk difabel, anak jalanan serta anak yang berkonflik dengan hukum), kelompok ragam seksualitas dan Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA).
ii
Rutgers Annual Report 2017-2018
• Promoting nonviolent principles through education and access to services by integrating issues of sexual and reproductive health and rights (SRHR) and sexual and gender-based violence (SGBV). • Raising awareness on the importance of SRHR and SGBV issues, and their correlation to population quality. • Becoming a mediator and catalyst between the government and strategic partners in Indonesia. • Collaborating with organisations and supporting various initiatives with common objectives. • Mobilizing resources (power and funds) to realise the formulated objectives. • Prioritizing female victims of violence, male perpetrators of violence, adolescents, children, special-needs groups (including people with disability, street children and children in conflict with the law), diverse sexualities groups and People Living with HIV and AIDS (PLWHA).
Fokus Kerja
Focus Areas
Secara umum, apa yang dilakukan oleh Rutgers WPF Indonesia adalah mengelola organisasi dalam bentuk program dan proyek baik berupa penelitian, pendidikan publik, kampanye, hingga penyediaan layanan.
In general, what Rutgers WPF Indonesia does is managing the organisation’s programmes and projects, including research studies, public education, campaigns and provision of services.
Rutgers WPF Indonesia sebagai organisasi nirlaba, mengandalkan kekuatannya pada dedikasi staf, mitra, partisipasi masyarakat dan bantuan atau donasi dari berbagai lembagalembaga. Rutgers WPF Indonesia menularkan keterampilan, pengetahuan dan semangat kepada individuindividu dan organisasi-organisasi yang selanjutnya bersama-sama melaksanakan kegiatan pendidikan publik, kampanye, penelitian, hingga mendukung pemerintah agar memberi dampak yang baik kepada masyarakat termasuk kepada anak-anak, remaja, perempuan dan kelompok marjinal. Program-program Rutgers WPF Indonesia dilaksanakan dalam bentuk pembangunan kapasitas mitra termasuk pelatihan-pelatihan yang ditujukan untuk membangun kemampuan organisasi mitra kerja seperti:
As a non-profit organisation, Rutgers WPF Indonesia draws its strength from the dedication of our staff members, partners, participation from the society, and assistance or donation from many institutions. Rutgers WPF Indonesia distributes skills, knowledge and passion to individuals and organisations, who then conduct public education, campaigns, research studies and support the government to create good impact to the society, including children, adolescents, women and marginalised groups. Rutgers WPF’s programs build the capacity of our partners through trainings aimed to develop the partner organisations’ skills, such as: • Program cycle management • Program design • Managing planning, monitoring and evaluation
• Manajemen siklus program
• Recognizing and understanding SRHR
• Mendesain program
• Integrating SRHR into programs
• Mengelola perencanaan, monitoring, dan evaluasi
• Recognizing and understanding gender
• Mengenal dan memahami HKSR
• Recognizing and understanding HIV/AIDS
• Mengintegrasikan HKSR ke dalam program • Mengenal dan memahami gender • Mengenal dan memahami HIV/AIDS • Mengenal dan memahami kekerasan berbasis gender • Mengelola keuangan program/ organisasi
• Recognizing and understanding gender-based violence • Managing program/organisation finances • Preparing and developing SRHR young advocates • Sexuality education for teachers
• Persiapan dan pengembangan advokat muda untuk HKSR • Pendidikan seksualitas bagi guru
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
iii
Program Programs
1. Get Up Speak Out Bertujuan untuk memperluas akses kaum muda ke informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi (kespro), dengan menggunakan pendekatan berbasis-hak dan multi-komponen (pendidikan untuk layanan permintaan untuk penyediaan pasokan dan lingkungan yang mendukung).
2. Yes I Do Bertujuan untuk mencegah pernikahan anak, kehamilan remaja dan sunat perempuan melalui intervensi berbasis masyarakat di tingkat desa, dengan menggunakan pendekatan transformatif gender termasuk pelibatan laki-laki, partisipasi pemuda yang bermakna, serta informasi dan layanan hak kesehatan seksual dan reproduksi.
iv
Rutgers Annual Report 2017-2018
1. Get Up Speak Out Aims to expand young people’s access to sexual and reproductive health information and services, through rights-based and multicomponent approach (education for supply by service provision and enabling environment).
2. Yes I Do Aims to prevent child marriage, teen pregnancy and female genital mutilationthrough communitybased interventions at the village level, using gender-transformative approach including involving men, meaningful youth participation, and information and services on sexual and reproductive health and rights.
3. Prevention+ Program global lima tahun yang membahas akar penyebab kekerasan berbasis gender dengan berfokus pada laki-laki sebagai agen perubahan dan mempromosikan maskulinitas yang sehat berdasarkan kesetaraan, pemberian perawatan, dan tanpa kekerasan.
4. Explore4Action Program penelitian 4 tahun yang bertujuan untuk memahami bagaimana sikap, perilaku, dan hasil kesehatan seksual dan reproduksi berubah dari waktu ke waktu untuk remaja Indonesia dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh pendidikan seksualitas yang komprehensif. Program ini adalah bagian advokasi dan penelitian, peningkatan masalah kesehatan seksual dan reproduksi dan akses nasional ke pendidikan seksualitas yang komprehensif yang peka terhadap budaya.
3. Prevention+ A five-year global programme which discusses the root causes of gender-based violence, focusing on men as agents of change and promoting healthy masculinity based on equality, caring and non-violence.
4. Explore4Action A four-year research programme aimed at understanding how attitudes, behaviours and results of sexual and reproductive health change from time to time in Indonesian adolescents, and how they are affected by comprehensive sexuality education. This programme is a part of a research advocacy, which will ultimately improve sexual and reproductive health and access to a national, culturally-sensitive, comprehensive sexuality education.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
v
5. Dance4Life Sebuah gerakan internasional untuk pemuda berusia antara 1319 tahun, yang telah dan saat ini dilaksanakan di 30 negara di dunia, termasuk Indonesia. Dance4life memiliki visi untuk meningkatkan kesadaran terhadap HIV dan AIDS, melibatkan rekan dan kolega untuk memiliki peran aktif dalam menjadi agen perubahan dalam mencegah HIV dan AIDS, serta menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS.
vi
Rutgers Annual Report 2017-2018
5. Explore4Action An international movement for young people aged 13-19 years old, which has been and is currently being implemented in 30 countries across the world, including Indonesia. Dance4life’s vision is to raise awareness on HIV and AIDS, involving friends and colleagues to actively participate in becoming agents of change in preventing HIV and AIDS, and eliminating stigmas and discrimination around People Living with HIV and AIDS.
Produk Kami
Cetak Prints Dance4Life • Modul Module
Our Products
YID • Modul Diskusi Komunitas Remaja Adolescent Community Discussion Module
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
vii
• Modul Diskusi Komunitas Orang tua Parent Community Discussion Module
SETARA (Semangat Dunia Remaja) • Modul pendidikan seksualitas untuk siswa dan guru • Comprehensive sexuality education (CSE) module for students and teachers
viii
Rutgers Annual Report 2017-2018
Prevention+ • Modul Diskusi Komunitas Kelompok Remaja Laki-Laki
• Modul Diskusi Komunitas Kelompok Ayah/Laki-Laki
Module for Adolescent Boys Group Community Discussion
Module for Father/Adult Men Group Community Discussion
• Modul Diskusi Komunitas Kelompok Remaja Perempuan
• Modul Diskusi Komunitas Kelompok Ibu/ Perempuan Dewasa
Module for Adolescent Girls Group Community Discussion
Module for Mother/Adult Women Group Community Discussion
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
ix
Alat Belajar Learning Tool
Digital Website: • Rutgers www.rutgers.id
• SobatASK www.sobatask.net
x
Rutgers Annual Report 2017-2018
Video: • Explore4Action Youth Voices Research: Peneliti Muda
• Dance 4 Life Indonesia
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
xi
Wilayah Kerja Where We Work
Lampung Jakarta Semarang Sukabumi DIY Yogyakarta
xii
Rutgers Annual Report 2017-2018
Solo
Bali
NTB
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
xiii
Mitra kerja selama kurun tahun 2017 - 2018: Implementing Partners for the 2017-2018 Period: No.
1
Nama Provinsi
Organisasi
Program
Wilayah Kerja
Province
Organisation
Programme
Location
Lampung
PKBI Lampung
GUSO, Dance4Life, Explore4Action
Bandar Lampung
Prevention+
Lampung Timur, Tanggamus
Lampung IPPA (Indonesian Planned Parenthood Association / PKBI)
GUSO, Dance4Life, Explore4Action
Bandar Lampung
Damar
Prevention+
East Lampung, Tanggamus
GUSO, Dance4Life
Jakarta Timur
PKBI DKI Jakarta
GUSO, Dance4Life
Jakarta Timur, Jakarta Barat
Ardhanary
GUSO
Nasional
PMI Jakarta Timur
Dance4Life, GUSO
Jakarta Timur
Rahima
Prevention+
Nasional
Yayasan Pulih
Prevention+
Nasional
GUSO, Dance4Life
East Jakarta
DKI Jakarta IPPA
GUSO, Dance4Life
East Jakarta, West Jakarta
Ardhanary
GUSO
National
East Jakarta Red Cross (PMI Jakarta Timur)
Dance4Life, GUSO
East Jakarta
Rahima
Prevention+
National
Pulih Foundation (YayasanPulih)
Prevention+
National
Damar Lampung
2
DKI Jakarta YPI
(hingga 2017) DKI Jakarta YPI
(until 2017) 3
4
Jawa Barat
PKBI Sukabumi
Yes I Do
Sukabumi
West Java
Sukabumi IPPA
Yes I Do
Sukabumi
DI Yogyakarta
Rifka Annisa
Prevention+
Gunung Kidul, Kulonprogo
Pusat Penelitian Kesehatan Reproduksi Universitas Gajah Mada
Explore4Action
Bandar Lampung, Semarang, Denpasar
RifkaAnnisa
Prevention+
Mt.Kidul, Kulonprogo
University of Gajah Mada Reproductive Health Research Centre
Explore4Action
Bandar Lampung, Semarang, Denpasar
DI Yogyakarta
xiv
Rutgers Annual Report 2017-2018
5
6
7
Jawa Tengah
PKBI Jawa Tengah
GUSO,Yes I Do, Explore4Action
Kota Semarang, Rembang
Solo
Yayasan Sahabat Kapas
Prevention+
Yogyakarta, Kutoarjo
Central Java
Central Java IPPA
GUSO,Yes I Do, Explore4Action
Semarang City, Rembang
Solo
SahabatKapas Foundation (Yayasan Sahabat Kapas)
GUSO,Yes I Do, Explore4Action
Yogyakarta, Kutoarjo
Bali
PKBI Bali
GUSO, Explore4Action
Kota Denpasar
Bali
Bali IPPA
GUSO, Explore4Action
Denpasar City
Nusa Tenggara Barat
PKBI NTB
Yes I Do
Lombok Barat
West Nusa Tenggara
West Nusa Tenggara IPPA
West Lombok
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
xv
Daftar Isi Table Of Content
Profil Singkat Brief Profile
i i
Visi ii Vision ii Misi ii Mision ii Program iv Programs iv Produk Kami vii Our Products vii Cetak/Prints vii Digital x Wilayah Kerja Where We Work
xii xii
Sambutan Country RepresenÂtative 1 Preface-Country RepresenÂtative 1 Rangkuman Capaian tahun 2017-2018 Summary of Achievements 2017-2018
xvi
Rutgers Annual Report 2017-2018
Fokus 1 Focus 1
3
Investasi Pendanaan Rutgers untuk Kegiatan Program 2018 4 Funding Investment for Activities in 2018 4 Kaleidoskop 2018
5
Kerja Kami 6 Our Work 6
Daftar Isi xvi Table Of Content xvi
7
3
12
Fokus 2 Focus 2
Pendidikan Seksualitas yang Komprehensif
Layanan Kesehatan yang Ramah Remaja
Comprehensive Sexuality Education
Youth-Friendly Health Services
17
Fokus 3 Focus 3
23
Pencegahan Perkawinan Anak
Pemberdayaan Orang Muda
Prevention of Child Marriage Cerita Perubahan
22
Story of Change
22
28
Fokus 4 Focus 4
Youth Empowerment
32
Fokus 5 Focus 5
Pelibatan LakiLaki
Fokus 6 Focus 6
Bermitra dengan Pemerintah Partnering with The Government
Male Involvement
Mitra Kerja Rutgers WPF indonesia
Kelola 44 Tata Management Financial
45
Staffing Staffing
46 46
Kolaborasi Collaborations
47 47
Harapan Kami Our Hope
49 49
40
Rutgers WPF Indonesia Partners 40
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
xvii
Sambutan Country Represen tative PrefaceCountry Represen tative
Rutgers WPF Indonesia telah memasuki usia yang terbilang remaja pada tahun 2018 ini. Berbagai tantangan dan hambatan dalam hal program, manajemen, dan eksistensi organisasi telah dilalui dengan baik dengan tim kerja yang tangguh dan saling mendukung. Berbagai pencapaian dan keberhasilan telah banyak diraih dan dibuktikan hingga di usia 18 tahun ini. Eksistensi dan visibilitas Rutgers WPF Indonesia sesungguhnya semakin ditantang dalam dua tahun terakhir ini. Dengan dinamika perkembangan di masyarakat baik dibidang sosial, politik, maupun budaya dalam 24 bulan belakangan yang naikturun dan tidak selalu kondusif untuk terus mengoptimalkan diri sebagai organisasi yang berpihak pada keberagaman, pendidikan kesehatan reproduksi, dan pencegahan kekerasan berbasis gender. Kondisi ini mengakibatkan Rutgers WPF Indonesia secara natural menyesuaikan diri dengan tantangan tersebut tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip dasar dalam visi dan misi organisasi. Hingga tahun 2018, manajemen organisasi mengalami banyak perubahan ke arah yang lebih baik. Perbaikan status organisasi, perubahan susunan pengurus perkumpulan, perpindahan kantor dan perubahan kultur kerja telah memberikan rasa optimis kepada staf di dalam Rutgers WPF Indonesia. Dalam hal program, produksi pengetahuan dalam bentuk modul, panduan program, ceritacerita perubahan, cerita-cerita baik, konseling online, maupun alat bantu belajar dan permainan telah diselesaikan dengan tuntas. Peningkatan kerjasama dengan pihak luar baik dalam bentuk penelitian, pelatihan, maupun bantuan teknis semakin meningkat. Hubungan dengan pemerintah Indonesia semakin terjalin erat dalam berbagai kegiatan untuk mendorong pencapaian indikator kinerja pemerintah Indonesia.
1
Rutgers Annual Report 2017-2018
Rutgers WPF Indonesia has entered its so-called adolescence in 2018. Our tough, mutually-supportive team has successfully weathered many challenges and obstacles in terms of programmes, management and organisational existence. There have been many accomplishments and successes, both achieved and proven, in our eighteen years of existence. The existence and visibility of Rutgers WPF Indonesia have in fact been increasingly challenged in the past two years. The social, political and cultural development dynamics in our society in the past 24 months have fluctuated and not always conducive for optimizing ourselves as an organisation which favours diversity, reproductive health education and prevention of gender-based violence. These circumstances have caused Rutgers WPF Indonesia to naturally adapt to the challenges without ignoring the basic principles of our organisation’s vision and mission. Until 2018, our organisation management has experienced many improvements. Improved organisational status, changes in the composition of the association’s management, office relocation and changes in our working culture have given optimism to staff members of Rutgers WPF Indonesia. In terms of programme, we have successfully completed a series of knowledge products, including modules, programme guides, stories of change, inspirational stories, online counselling, even learning aids and games. We have improved our partnership with external partners in terms of research studies, trainings and technical assistance. We also continue to nurture our close relationship with the Government of Indonesia through various activities, which help them achieve their performance indicators.
Laporan dua tahunan ini dibuat dengan menggunakan data dan informasi yang dikumpulkan secara teliti oleh tim Rutgers WPF Indonesia untuk menjadi pengetahuan bagi pembacanya. Dengan berbangga hati dan sikap optimis, saya menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada seluruh tim Rutgers WPF Indonesia yang telah membuktikan diri menjadi tim kerja yang terus menerus semakin solid, saling percaya dan semakin tangguh. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang selama dua tahun terakhir telah bekerja bersama dalam derap yang sama sehingga pencapaian prestasi yang tercatat dalam laporan ini dapat tercapai dengan baik.
This biennial report was written using the data and information painstakingly collected by the Rutgers WPF Indonesia team, so the readers may expand their knowledge through it. With pride and optimism, I convey my greatest gratitude to the entire Rutgers WPF Indonesia team, which has proved that they are a team that has become increasingly solid, tough and with deep trust in each other. Finally, I would like to thank everyone who have worked with us for the past two years and kept up with our pace, which allowed us to successfully achieve the accomplishments recorded in this report. Noblest Regards, Amala Rahmah
Salam Mulia,
Country Representative
Amala Rahmah Country Representative
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
2
Rangkuman Capaian tahun 2017-2018 Summary of Achievements 2017-2018
Program
23.838
4.593
633
32.869
ORANG
ORANG MUDA yang terlibat dalam semua program
dilatih modul CSE
menerima CSE
People reached through various programme activities
Young people involved in all programmes
Teachers received CSE module training
Students received CSE
6
38
1.198.944
dijangkau oleh berbagai kegiatan program
39
SEKOLAH
Riset/Survey
Implementasi SETARA dan 35 dance4life
•Online Survey Sobak ASK •PR Research D4L •Baseline Survey D4L •Penelitian Tinjauan Layanan PKPR (GUSO) •Penelitian Youth center •Penelitian Program Kesehatan reproduksi (bekerjasama dengan BKKBN)
39 Schools implemented SETARA module and 35 schools implemented dance4life
Studies/Surveys • Sobat ASK Online Survey • D4L PR Research • D4L Baseline Survey • Research: Review on PKPR Services (GUSO) •Youth centre Research •Research on Reproductive Health •Programmes (in partnership with BKKBN/ National Population & Family Planning Board) 3
Rutgers Annual Report 2017-2018
GURU
Fasilitas Kesehatan Menuju standar layanan ramah remaja/youthfriendly services Health Facilities moving towards youth-friendly service standards
SISWA
Pageviews
Website Rutgers dan SobatASK Pageviews in Rutgers WPF Indonesia dan SobatASK website
Investasi Pendanaan untuk Kegiatan Program 2018 Funding Investment for Activities in 2018
110% 100% 90% 80%
3% 11%
13%
10%
17%
70% 60% 50%
23 % 13%
7%
20% 7% 59%
16% 12% 15%
17%
2% 6%
14%
25%
10%
10%
7%
1% 3%
YID
P+
GUSO
D4L
PENGEMBANGAN MATERIAL
PENELITIAN
KAMPANYE
Research Studies
Campaigns
PELATIHAN
WORKSHOP
ADVOKASI
35%
20% 10% 0%
18%
20%
40% 30%
5%
BANTUAN TEKNIS Technical Assistance
Material Development
ME & KM ME & KM
DISKUSI KOMUNITAS
Trainings
Workshops
Advocacy
PELAPORAN
PERTEMUAN MITRA
Reporting
Meetings with Partners
Community Discussions
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
4
Kaleidoskop 2018 Kaleidoscope 2018 Februari
Kolaborasi dengan NLR dimulai untuk My Body is Mine Project.
February
Collaboration with NLR for the My Body is Mine project commenced.
Maret
Program School4life dimulai
March
School4life Programme commenced Meluncurkan Petunjuk Teknis Pakem Adat Merarik; untuk mencegah pernikahan anak di Lombok Barat Launching of Technical Guidelines on Understanding Merarik Customs to prevent child marriage in West Lombok.
April
Program Explore4Action dimulai
April
Explore4ActionProgramme commenced
Mei
Kantor baru Rutgers WPF Indonesia
May
Rutgers WPF Indonesia new office Country baru terpilih New Country Representative elected
Agustus
Penelitian Organisasi Wanita Berbasis Iman (faith-based) selesai
August
Research study on Faith-Based Women’s Organisations completed
September
Modul diskusi komunitas tentang pencegahan kekerasan berbasis gender dihasilkan
September
Community discussion module on preventing gender-based violence produced Modul diskusi komunitas tentang pencegahan perkawinan anak dihasilkan. Community discussion module on preventing gender-based violence produced
Oktober
Penyebaran riset operasional layanan kesehatan ramah remaja.
October
Operational research on youth-friendly health services distributed.
Desember
Modul anak yang berkonflik dengan hukum dihasilkan
December
Module on Children in conflict with the law produced. Prosedur operasional standar konseling pelaku kekerasan untuk laki-laki bekerjasama dengan Polda DKI Jakarta Operational Procedures on Standards on Counselling for Male Perpetrators of Violence produced in partnership with DKI Jakarta Regional Police
5
Rutgers Annual Report 2017-2018
Kerja Kami Our Work
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
6
Fokus 1
Pendidikan Seksualitas yang Komprehensif
Focus 1
Comprehensive Sexuality Education
7
Rutgers Annual Report 2017-2018
Rutgers WPF Indonesia telah berpengalaman selama 20 tahun dalam mengembangkan dan menjalankan modul pendidikan seksualitas komprehensif (Comprehensive Sexuality Education) untuk berbagai rentang usia dengan beragam kebutuhan. Rutgers WPF Indonesia juga memberikan pelatihan kepada para tenaga pendidik, tenaga kependidikan, penyedia layanan kesehatan, staf pemerintah, lembaga donor, dan pihak swasta. Guna menjamin penyelenggaraan pendidikan seksualitas komprehensif yang inklusif, di 2017 ini Rutgers WPF Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengembangkan modul pendidikan seksualitas komprehensif bagi siswa tunagrahita.
Rutgers WPF Indonesia has 20 years of experience in developing and implementing the Comprehensive Sexuality Education module for various age groups with different needs. Rutgers WPF Indonesia also provides training for educators, education staff, health service providers, government employees, donor agencies and the private sector. To ensure an inclusive implementation of comprehensive sexuality education, in 2017 Rutgers WPF Indonesia partnered with the Directorate of Special Education Development and Special Services of the Ministry of Education and Culture and developed a comprehensive sexuality education module for intellectually disabled students.
Quality Education
Good Health and Wellbeing
Hasil capaian yang dilakukan Rutgers WPF Indonesia dalam penyediaan pendidikan seksual komprehensif ini berkontribusi pada pencapaian target Tujuan Pembanguan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera1 dan Pendidikan Berkualitas2 melalui kegiatan berikut :
Rutgers WPF Indonesia’s accomplishments in providing comprehensive sexuality education have contributed to achieving the United Nations’ Sustainable Development Goals targets, specifically under Good Health and Wellbeing1 and Quality Education2, through the following activities: SDG Indicator 3.7 By 2030, ensure universal access to sexual and reproductive health-care services, including for family planning, information and education, and the integration of reproductive health into national strategies and programmes. (https:// sustainabledevelopment.un.org/) 1
Indikator SDG 3.7 Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional. (www. sdgsindonesia.or.id) 1
Indikator SDG 4.3 Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terjangkau dan berkualitas.(www.sdgsindonesia.or.id) 2
SDG Indicator 4.3 By 2030, ensure equal access for all women and men to affordable and quality technical, vocational and tertiary education, including university. (https://sustainabledevelopment.un.org/) 2
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
8
GUSO
382
17.552
Guru telah dilatih untuk mengajarkan pendidikan seksualitas komprehensif di tingkat SMP/MTs dengan modul SETARA.
(7452 laki-laki, 8719 perempuan, dan 1381 lainnya) Siswa SMP, MTs, memperoleh pendidikan seksualitas komprehensif menggunakan modul SETARA.
Teachers were trained to teach comprehensive sexuality education at Junior High School/Islamic Junior High School (MTs) level using the SETARA module.
(7,452 boys, 8,719 girls, and 1,381 others) Junior High School/MTs students received comprehensive sexuality education through the SETARA module.
85.930
15 Guru & 6 Perwakilan mitra
Orang mengakses informasi terkait pendidikan seksualitas komprehensif melalui interaksi eHealth (saluran bantuan/helpline, dll.), mHealth (personalisasi dan WhatsApp Interaktif, pesan teks), serta table talks.
Dilatih untuk mengajarkan modul pendidikan seksualitas komprehensif untuk tuna grahita di 6 sekolah dan di 3 wilayah (Jakarta, Denpasar, Semarang)
People accessed information on comprehensive sexuality education by interacting with the eHealth (helpline, etc.), mHealth (interactive personalization and WhatsApp, text messages), and table talks.
15 teachers and 6 partner representatives received training to teach the comprehensive sexuality education module for intellectually disabled students in 6 schools in 3 areas (Jakarta, Denpasar, Semarang).
YID
D4L
4498
1781
1748
Laki-laki Men
Perempuan Women
3529 Menerima pendidikan seksualitas komprehensif dengan menggunakan modul SETARA Students (1,781 boys and 1,748 girls) received comprehensive sexuality education through the SETARA module.
9
Rutgers Annual Report 2017-2018
5699
Laki-laki Men
Perempuan Women 1591 Lainnya
11.788 Siswa SMA, SMK dan MA mendapatkan pendidikan seksualitas dan komprehensif dengan menggunakan modul Dance4Life. Senior High School, Vocational High School and Islamic High School (MA) students (4,498 boys, 5,699 girls, and 591 others) received comprehensive sexuality education through the Dance4Life module.
Terdapat 77 sekolah (SMP, SLB, MTs, SMA, SMK dan MA) memberikan pendidikan seksualitas komprehensif dari berbagai program. 77 schools (Junior High Schools, Special Schools, Senior High Schools, Vocational High Schools and MTs/MA) gave comprehensive sexuality education through various programmes.
39
13
12
9 2
Jumlah Siswa Mendapatkan Pendidikan Seksualitas yang Komprehensif dari Seluruh Program
2
Lainnya Others
Number of Students Receiving Comprehensive Sexuality Education through All Programmes
Laki-Laki Men
Perempuan Women
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
10
11
Yanto Suryahadi, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SMPN 1 Cisolok, Sukabumi
Yanto Suryahadi, Vice Principal of Public Relations, SPMN (State Junior High school) 1 Cisolok, Sukabumi
“Kalau tidak diajarkan mengenai kesehatan seksual dan reproduksi akan sangat berbahaya. Pendidikan yang diberikan tidak hanya untuk anak tapi juga untuk orangtua, maka dari itu kami menyelenggarakan kelas orangtua agar pengetahuan antara anak dan orangtua sama. Alhamdulillah di sekolah kami sudah tidak ada kasus kehamilan remaja.”
“If they are not educated about sexual and reproductive health, it will be very dangerous. This education is not only for children but also for their parents, which is why we hold classes for parents, so the parents and the children have the same knowledge. Praise be to God, there are no more cases of teen pregnancy in our school.”
Ayu Riska, Agent4Change, SMP Dharma Wiweka Denpasar
Ayu Riska, Agent4Change, Dharma Wiweka Denpasar Junior High School
“Aku senang Dance4Life ada di sekolahku, bisa belajar kesehatan reproduksi untuk bekal nantinya”
“I’m happy that the Dance4Life [programme] is in my school. I can learn about reproductive health for my future.”
Rutgers Annual Report 2017-2018
Fokus 2
Layanan Kesehatan yang Ramah Remaja
Focus 2
Youth-Friendly Health Services Rutgers Annual Report 2017 - 2018
12
Generasi muda yang sehat jasmani dan rohani merupakan kunci keberhasilan pembangunan. Rendahnya akses remaja terhadap layanan kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh sejumlah faktor baik dari sisi remaja maupun penyedia layanan. Rutgers WPF Indonesia melakukan beberapa upaya untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Melalui studi serta pengembangan panduan terhadap layanan kesehatan reproduksi yang ramah remaja dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Untuk lebih mendekatkan remaja kepada layanan kesehatan reproduksi, Rutgers WPF Indonesia berinisiatif membuka layanan konseling online lewat platform digital www.sobatask.net. Pemanfaatan teknologi memberi peluang untuk memudahkan remaja berkonsultasi mengatasi persoalan kesehatannya.
Good Health and Wellbeing
Kegiatan yang dilakukan Rutgers dalam hal penyediaan layanan kesehatan yang ramah dan dapat diakses oleh seluruh remaja baik laki-laki maupun perempuan ini berkontribusi pada pencapaian target Tujuan Pembanguan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dari PBB tentang Kehidupan Sehat dan
13
Rutgers Annual Report 2017-2018
Young people who are physically and mentally healthy are key to successful development of a country. Adolescents’ lack of access to reproductive health services is influenced by a number of factors, both in the parts of adolescents and service providers. Rutgers WPF Indonesia has made several efforts to overcome these gaps, namely through studies, developing guidelines for youth-friendly reproductive health services, and improving the capacity of health workers. To bring adolescents closer to reproductive health services, Rutgers WPF Indonesia have taken the initiative to open online counselling services through the digital platform www.sobatask.net. The use of technology provides an opportunity for adolescents to more easily have a consultation about their health problems.
Gender Equality
These activities by Rutgers in providing health services that are youth-friendly and accessible by both adolescent boys and girls contribute to the achievement of the United Nations’ Sustainable Development Goals targets, specifically under Good
Sejahtera1 dan Kesetaraan Gender2. Hal itu dapat dilihat dari capaian program berikut ini : Indikator SDG 3.7 Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional. (www. sdgsindonesia.or.id)
Health and Wellbeing1 and Gender Equality2. This could be seen from the following programme achievements:
1
Indikator SGD 5.6 Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati sesuai dengan Programme of Action of the International Conference on Population andDevelopment and the Beijing Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-konferensi tersebut. (www.sdgsindonesia. or.id) 2
SDG Indicator 3.7 By 2030, ensure universal access to sexual and reproductive health-care services, including for family planning, information and education, and the integration of reproductive health into national strategies and programmes. (https:// sustainabledevelopment.un.org/) 1
SDG Indicator 5.6 Ensure universal access to sexual and reproductive health and reproductive rights as agreed in accordance with the Programme of Action of the International Conference on Population and Development and the Beijing Platform for Action and the outcome documents of their review conferences. (https://sustainabledevelopment.un.org/) 2
GUSO
273
Tenaga kesehatan telah dilatih untuk menyediakan layanan kesehatan reproduksi ramah remaja. Health workers were trained to provide youth-friendly reproductive health services.
94.530 Layanan kesehatan reproduksi yang telah diberikan ke remaja oleh klinik dan bidan mandiri yang bekerjasama dengan mitra lokal. Reproductive health services were provided to adolescents by independent midwives and clinics in partnership with local partners.
9.842
5.606
Layanan kesehatan reproduksi yang telah diberikan ke remaja oleh klinik mitra lokal.
Kondom yang telah diakses oleh remaja melalui klinik mitra.
Reproductive health services were provided to adolescents through local partner clinics.
Condoms were accessed by adolescents through partner clinics.
1.448
1 dari 14
Kondom yang telah diakses oleh remaja melalui klinik dan bidan mandiri yang bekerjasama dengan mitra lokal.
Remaja yang memperoleh layanan kesehatan reproduksi telah mengakses kondom.
Condoms were accessed by adolescents through independent clinics and midwives in partnership with local partners.
Adolescents who have received reproductive health service have accessed condoms.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
14
GUSO
YID
249
1.706
Orang mengakses layanan konseling online di SobatASK
Remaja mengakses posyandu remaja
People accessed the online counselling service through the SobatASK platform.
Adolescents accessed the integrated health services post (posyandu) for adolescents – or Youth Posyandu.
Sobat ASK
62%
Laki-laki Men
1.123.132 Kali laman website www.sobatask.net diakses Visits to the www.sobatask.net website
3.646
15
38%
Perempuan Women
652.166 Orang telah mengakses website www.sobatask.net 62% perempuan dan 38% laki-laki 682,166 people accessed the wwwsobatask.net website, 62% of which were female and 38% male.
43.369
Engagement di akun instagram SobatASK
Reach di akun instagram SobatASK
People engaged in SobatASK Instagram account
People reached in SobatASK Instagram account
Rutgers Annual Report 2017-2018
157.670
Artikel terpopuler :
Tweet impressions di akun Twitter SobatASK Tweet impressions in SobatASK Twitter account
108.776 Reach di akun Facebook SobatASK People reached through the SobatASK Facebook account
1
Kamu nggak Akan Hamil Kalau melakukan 5 Hal Ini You Will Not Be Pregnant If You Do These 5 Things
2
Apa itu Body Sharming What is Body Shaming?
3
Jenis Pil Kondar Types of Emergency Contraceptive Pills
4
Cinta Normal, Heteroseksual, Homoseksual, Biseksual dan Panseksual Normal Love: Heterosexuality, Homosexuality, Bisexuality and Pansexuality
5
Klinik yang Cakep untuk Tes VCT di Jakarta Great Clinics for VCT in Jakarta
Panji Elsan, Perawat, koordinator PKPR di BLUD Puskesmas Sukaraja, Sukabumi
Panji Elsan, Nurse, Youth-Friendly Health Service (PKPR)Coordinator at Sukaraja Regional Public Service Agency (BLUD) Primary Health Centre (Puskesmas), Sukabumi.
“Saya banyak menemui remaja yang lebih nyaman berbicara dengan saya daripada dengan orangtua, karena hal yang mereka sampaikan dianggap tabu oleh orangtua. Padahal penting bagi orangtua untuk memiliki pemahaman terkait kesehatan remaja. Membicarakan terkait kespro bukan hal yang tabu tetapi pengetahuan yang harus dimiliki remaja.”
“I find that many teenagers are more comfortable talking to me than to their parents, because some of the stuff they talk about is considered taboo by their parents. However, it is important for the parents to have knowledge about adolescent health. Discussions about reproductive health should not be taboo, but it is a knowledge that all adolescents must have.”
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
16
Fokus 3 Focus 3 17
Pencegahan Perkawinan Anak Prevention of Child Marriage
Rutgers Annual Report 2017-2018
Rutgers WPF Indonesia bersama Plan International Indonesia dan Aliansi Remaja Independen tergabung dalam aliansi Yes I Do (YID) yang fokus mencegah perkawinan anak, kehamilan remaja, dan praktik berbahaya bagi kesehatan reproduksi anak perempuan di Kabupaten Sukabumi, Rembang, dan Lombok Barat. Rutgers WPF Indonesia bekerja sama dengan mitra lokal dalam melaksanakan intervensi di level komunitas desa, sekolah, advokasi kebijakan di tingkat lokal dan nasional. Program YID menggunakan pendekatan yang bersifat menyeluruh dalam upaya mencegah perkawinan anak. Di program ini Rutgers WPF Indonesia mengembangkan modul diskusi komunitas bagi remaja laki-laki, perempuan serta orang tua untuk pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja, dan praktik berbahaya bagi kesehatan reproduksi anak perempuan, pelaksanaan pendidikan seksualitas komprehensif di tingkat SMP/MTs dan memperbaiki kualitas layanan kesehatan yang ramah remaja di tingkat Puskesmas hingga Posyandu lewat kegiatan Posyandu Remaja. Remaja juga dibina untuk dapat mengembangkan potensi kewirausahaan yang memampukan mereka produktif secara ekonomi. Keberlanjutan program YID ini kemudian dikuatkan melalui pembentukan KPAD (Kelompok Perlindungan Anak desa) yang dibentuk melalui SK Kepala Desa.
Quality Education
Rutgers WPF Indonesia, along with Plan International Indonesia andIndependent Youth Alliance (AliansiRemajaIndependen), are members of the Yes I Do (YID) alliance, which focuses on preventing child marriage, teen pregnancy and harmful practices against girls’ reproductive health in Sukabumi District, Rembang, and West Lombok. Rutgers WPF Indonesia work with local partners in conducting interventions at the community, village, school levels, and policy advocacy at the local and national levels. The YID Programme useda holistic approach in the effort to prevent child marriage. In this programme, Rutgers WPF Indonesia has developed community discussion modules for adolescent boys, adolescent girls and parents for prevention of child marriage, teen pregnancy, and harmful practices against girls’ reproductive health, implemented comprehensive sexuality education at Junior High School/MTs level, and improved the quality of youth-friendly health services at the Puskesmas level to the Posyandulevel through Youth Posyandu activities. Adolescents were also mentored so they were able to develop their entrepreneurial potential, which enabled them to be economically productive. The sustainability of the YID programme was then strengthened through the establishment of a Village Children’s Protection Group (KPAD), which was formed through a decree from the village chief.
Gender Equality
Good Health and Wellbeing
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
18
KPAD menjalankan fungsi pence gahan, pendampingan serta penanganan kasus perkawinan anak dengan merujuk ke sistem layanan yang telah dibentuk secara baik dengan Lembaga-lembaga terkait seperti Puskesmas, Posyandu Remaja maupun KUA. Adapun bagi remaja yang terlanjur terpaksa melakukan perkawinan dini, mereka tetap dapat melanjutkan pendidikannya melalui PKBM yang berbasis di desa.
The KPAD carried out the functions of prevention, assistance and handling of child marriages cases by referring them to a well-established service system in relevant institutions, such as the Puskesmas, the Youth Posyandu and the Religious Affairs Office (KUA). As for teenagers who were already forced to marry young, they were still able to continue their education through village-based Public Learning Centres (PKBM).
Kegiatan yang dilakukan Rutgers WPF Indonesia dalam upaya pencegahan perkawinan anak ini berkontribusi pada pencapaian target Tujuan Pembanguan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dari PBB tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Pendidikan Berkualitas, dan Kesetaraan Gender1, yakni dengan memastikan remaja/anak perempuan menuntaskan pendidikan dasar 12 tahun tanpa terkendala karena perkawinan ataupun kehamilan tidak diinginkan pada remaja perempuan. Selain itu mereka juga dilibatkan dalam seluruh kegiatan program YID. Hal itu dapat dilihat dari capaian program berikut ini :
These activities by Rutgers WPF Indonesia in the effort to prevent child marriage contribute to the achievement of the United Nations’ Sustainable Development Goals targets, specifically under Good Health and Wellbeing, Quality Education and Gender Equality1 , namely by ensuring that adolescent girls/girls complete twelve years of basic education without being hindered by marriage or unwanted pregnancy in adolescent girls. Additionally, they were also involved in all YID Programme activities. This could be seen from the following programme achievements:
2.384
795
667 laki-laki dewasa, 679 perempuan dewasa, 464 remaja laki-laki dan 574 remaja perempuan orang tua dan remaja berpartisipasi dalam seri diskusi komunitas dengan modul pencegahan perkawinan anak.
Remaja perempuan yang terlibat dalam kegiatan program YID (diskusi komunitas, ToT, Peer educator, dll) Adolescent girls were involved in YID programme activities (community discussions, TOT, peer educators, etc.)
Indikator SDG 5.1 Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan dimanapun. Indikator SDG 5.3Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan. (www. sdgsindonesia.or.id)
Parents and adolescents (667 adult men, 679 adult women, 464 adolescent boysdan 574 adolescent girls) participated in a series of community discussions using the module on preventing child marriage.
1
19
Rutgers Annual Report 2017-2018
SDG Indicator 5.1 End all forms of discrimination against all women and girls everywhere. SDG Indicator 5.3 Eliminate all harmful practices, such as child, early and forced marriage and female genital mutilation. (https://sustainabledevelopment.un.org/) 1
Remaja Teenager
Perempuan Women
Dewasa Adult
Laki-laki Perempuan Men Women
182 (86 laki-laki dan 96 perempuan ) anggota KPAD telah dilatih materi mengenai kesehatan reproduksi, hubungan gender dan kekuasaan, dan hubungan yang sehat KPAD members (86 menand 96 women) received training on reproductive health, gender relations and power dynamics, and healthy relationships..
7.642.078 Orang dijangkau oleh kampanye pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja, dan praktik berbahaya bagi kesehatan reproduksi anak perempuan, melalui siaran radio, media sosial (Instagram, Facebook), media cetak, diskusi di ruang publik, video dan pertunjukan sandiwara lokal. People were reached by the campaign on prevention of child marriage, teen pregnancy and harmful practices against girls’ reproductive health through radio broadcasts, social media (Instagram, Facebook), print media, public discussions, videos and local theatre plays.
Laki-laki Men
1.067 Guru, tenaga kesehatan, pekerja sosial dan pendidik sebaya dilatih untuk mendeteksi dan mencegah perkawinan anak, kehamilan remaja, dan praktik berbahaya bagi kesehatan reproduksi anak perempuan. Teachers, health workers, social workers and peer educators were trained to detect and prevent child marriage, teen pregnancy and harmful practices against girls’ reproductive health.
49 Pertemuan advokasi dengan pembuat kebijakan di tingkat lokal dan nasional, melalui audiensi dan pertemuan forum multi stakeholder. Advocacy meetings with policymakers at the local and national levels, through official meetings and multi-stakeholder forum meetings.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
20
21
Rutgers Annual Report 2017-2018
Cerita Perubahan
Story of Change
Ibu Naimunah dan keluarga, cerita sukses mencegah anaknya menikah muda.
Mrs. Naimunah and her family, a success story on preventing her child from marrying young.
Suami ibu Naimunah adalah ketua RT di wilayah desa Ngasinan, Rembang, yang disegani di masyakat, memutuskan ingin menikahkan anaknya (Istiqomah) di usia muda agar tidak malu diperbincangkan masyarakat bila usia anak sudah waktunya menikah (17 tahun). Ibu Naimunah dan Istiqomah telah rutin mengikuti diskusi komunitas sehingga Istiqomah berani menolak saat hendak dinikahkan oleh orang tuanya. Bapak sangat marah menanggapi penolakan anak, dengan membanting barangbarang dapur. Bahkan Istiqomah telah dipaksa untuk berhenti sekolah dengan sudah dikeluarkan dari sekolah untuk persiapan menikah. Namun akhirnya karena penjelasan ibu dan anak yang mengingatkan bapak untuk tidak memaksakan menikah muda karena masih ingin sekolah, akhirnya bapak setuju anak kembali sekolah walau harus pindah ke pesantren. Orang tua juga menyetujui keinginan sang anak untuk melanjutkan sekolah hingga sarjana. Di level personal bapak dan ibu merasakan adanya perubahan pandangan dan perilaku terutama si bapak yang dulunya menganggap kekerasan (banting-banting barang, menggampar, kata-kata kasar) di dalam rumah tangga adalah biasa, kini telah berubah lebih bisa mengendalikan diri untuk tidak melakukannya lagi kepada istri dan anak.
Mrs. Naimunah’s husband was a neighbourhood chief in the Ngasinan village in Rembang. He was a respected figure in the community. He wanted his child to marry young to avoid the embarrassment of being the talk of the community when his child (Istiqomah) reached marriage age (17 years old). Mrs. Naimunah and Istiqomah had routinely participated in the community discussions, which gave the child courage to refuse when their parents wanted them to marry. The father was so enraged by the Istiqomah’s refusal he smashed their kitchen tools. The child was even forced to stop their education and was taken out of school to prepare for their marriage. However, the mother and the child explained their reasoning and reminded the father not to force the child to marry young because they still wanted to finish school. Eventually, the father agreed to let the child return to school, even though they had to move to an Islamic boarding school. The parents also approved the child’s desire to continue their schooling until they become a university graduate. At the personal level, the father and mother felt a change in perception and behaviour, especially the father who previously thought violence (smashing things, slapping, rude and harsh words) at home was something normal. He had changed and was able to exercise self-control and not do them to his wife and child anymore.
Suci Apriyani, Ketua KPAD Lombok Barat
Suci Apriyani, West Lombok KPAD Chief.
“Remaja seharusnya sekolah dan menempuh pendidikan agar memiliki masa depan yang lebih baik. Menikah di usia muda merugikan remaja. Saya harap nol persen perkawinan anak di masa yang akan datang.”
“Teenagers are supposed to go to school and educate themselves for a better future. Marrying young is harmful for teenagers. I hope there will be zero percent child marriage in the future.” Rutgers Annual Report 2017 - 2018
22
Fokus 4
Pemberdayaan Orang Muda
Focus 4
Youth Empowerment
23
Rutgers Annual Report 2017-2018
Keberhasilan program yang ditujukan untuk remaja ditentukan oleh bagaimana remaja diposisikan di dalam pelaksanaannya. Rutgers WPF Indonesia percaya bahwa pemberdayaan remaja dan orang muda perlu diwujudkan secara konkrit, seperti dalam proses pengambilan keputusan maupun struktur organisasi. Pemberdayaan remaja juga diiringi dengan peningkatan kapasitas mereka melalui berbagai kegiatan edukasi dan penguatan jaringan. Rutgers WPF Indonesia mendukung penuh pelibatan remaja dan orang muda dalam setiap tahapan pelaksanaan program.
The success of a programme aimed at adolescents are defined by how adolescents are positioned in its implementation. Rutgers WPF Indonesia believes that youth and young people empowerment should be realised in a concrete manner, such as in the decision-making process or within the organisation structure. Youth empowerment should also be accompanied by improving their capacity through various educational activities and strengthening their network. Rutgers WPF Indonesia fully supports involving adolescents and young people in every stage of programme implementation.
Remaja, baik laki-laki maupun perempuan, dilibatkan penuh dalam berbagai kegiatan seperti pelatihan pendidik sebaya (peer educator), diskusi di komunitas guna memberi bekal pengetahuan terkait seksualitas, hak anak, serta kesehatan reproduksi yang komprehensif.
Adolescents, both boys and girls, were fully involved in various activities, such as peer educator training and community discussions aimed at equipping them with comprehensive knowledge on sexuality, child rights and reproductive health.
Remaja didorong untuk menjadi lebih percaya diri, dan mau membagi pengetahuan yang telah didapatnya tersebut kepada teman-teman sebaya di sekolah maupun di komunitas. Sehingga, pada akhirnya remaja dapat berperan menjadi agen perubahan yang mampu memberi pengaruh positif kepada masyarakat khususnya remaja secara luas.
Adolescents were encouraged to be more confident and willing to share the knowledge that they have gained to their peers at school or in the community. Eventually, adolescents could become agents of change with positive influence on their society, particularly the wider adolescent community.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
24
Quality Education
Good Health and Wellbeing
Hal ini sejalan dengan upaya pen capaian target Tujuan Pembanguan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dari PBB tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Pendidikan Berkualitas, dan Kesetaraan Gender sebagaimana terlihat dalam capaian berikut:
Gender Equality
This is in line with the effort to achieve the United Nations’ Sustainable Development Goals targets, specifically under Good Health and Wellbeing, Quality Education and Gender Equality, as seen in the following achievements:
YID
221
172
Perempuan Women
Laki-laki Men
Rutgers Annual Report 2017-2018
Perempuan Women
393
1.038
Remaja telah dilatih untuk menjadi pendidik sebaya (peer educator) di sekolah dan komunitasnya.
Mengikuti diskusi komunitas dengan modul Pencegahan Perkawinan Anak, Kehamilan Remaja, dan Praktik Berbahaya terhadap Kesehatan Reproduksi Anak Perempuan.
Were trained to be peer educators in their schools and communities.
Participated in community discussions using the module on Preventing Child Marriage, Teen pregnancy and Harmful Practices Against Girls’ Reproductive Health.
Perempuan Women
25
574
464 Laki-laki Men
Laki-laki Men
GUSO
35%
Perwakilan remaja di bawah usia 25 tahun di dalam struktur organisasi dan pengambilan keputusan pada organisasi mitra lokal. (1 dari 3 perwakilan dalam pengambilan keputusan di organisasi mitra adalah remaja di bawah usia 25 tahun) Representatives of young people under 25 years old occupied a position in their organisation structure and were involved in decision-making in their respective local partner organisations. (1 of 3 representatives making decisions in partner organisations were young people under 25 years old)
Perwakilan anak muda usia 25 - 30 tahun di dalam struktur organisasi dan pengambilan keputusan pada organisasi mitra lokal.
31%
Representatives of young people aged 25-30 years old occupied a position in theirorganisation structure and were involved in decision-making in their respective local partner organisations.
64 Hasil kolaborasi remaja antarjaringan dan antarorganisasi. Results of youth collaboration between networks and between organisations.
PREVENTION+
146
Remaja laki-laki mengikuti diskusi komunitas Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender Adolescent boys participated in community discussions on Prevention of Gender-Based Violence.
198
Remaja perempuan mengikuti diskusi komunitas Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender Adolescent girls participated in community discussions on Prevention of Gender-Based Violence.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
26
Dance4Life
1359 Remaja berhasil menjadi Agent4Change. Adolescents became an Agent4Change.
27
Mala, peer educator MTs Riyadlotut Tholabah, Sedan, Rembang.
Mala, peer educator MTs Riyadlotut Tholabah, Sedan, Rembang.
“Kalau guru yang mengajarkan pasti agak canggung, kalau dengan teman sebaya jadi lebih nyaman. Tujuan dari PE agar remaja menjadi lebih sehat, aktif, produktif dan bertanggung jawab atas kesehatan organ seksual dan reproduksinya”
“It’s kind of awkward when the teachers teach you these things. It’s more comfortable when it’s your friends. The purpose of PEs is to help other teenagers become healthier, more active, more productive and responsible about reproductive and sexual organ health.”
Rutgers Annual Report 2017-2018
Fokus 5 Focus 5
Pelibatan Laki-Laki Male Involvement Rutgers Annual Report 2017 - 2018
28
Rutgers WPF Indonesia merupakan salah satu pelopor dalam memberikan dukungan bagi program pelibatan laki-laki untuk mencegah kekerasan berbasis gender. Melalui diskusi komunitas bagi kelompok lakilaki dewasa dan remaja, mereka diajak untuk merefleksikan dan mentransformasi peran tradisionalnya. Laki-laki didorong untuk menjadi bagian dalam mengupayakan kesetaraan gender dan turut mencegah kekerasan berbasis gender di lingkungan mereka.
Rutgers WPF Indonesia is one of the pioneers in supporting male involvement programmes to prevent gender-based violence. Through community discussions with groups of adult men and adolescent boys, they are invited to reflect and transform their traditional roles. Men are encouraged to be a part of pursuing gender equality and contribute to preventing gender-based violence in their community.
Gender Equality Peace, Justice and Strong Institutions
Hal ini sejalan dengan pencapaian target Tujuan Pembanguan Berkelan jutan (Sustainable Development Goals) dari PBB tentang Kesetaraan Gender1 dan Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh2.
This is in line with achieving the United Nations’ Sustainable Development Goals targets, specifically under Gender Equalit1y and Peace, Justice and Strong Institution2s.
SDG Indicator 5.1 End all forms of discrimination against all women and girls everywhere. SDG Indicator 5.2 Eliminate all forms of violence against all women and girls in the public and private spheres, including trafficking and sexual and other types of exploitation. (https://sustainabledevelopment.un.org/) 1
Indikator SDG 5.1 Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan dimanapun. Indikator SDG 5.2 Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi lainnya. (www.sdgsindonesia.or.id) 1
Indikator SDG 16.2 Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak. 2
29
Rutgers Annual Report 2017-2018
SDG Indicator 16.2 End abuse, exploitation, trafficking and all forms of violence against and torture of children. (https://sustainabledevelopment. un.org/) 2
PREVENTION+
373 Laki-laki dewasa dan remaja mengikuti sesi konseling “Kekerasan Terhadap Perempuan, Anak, Berbasis Gender” dan “Non Kekerasan Terhadap Perempuan, Anak, Berbasis Gender.” Adult men and adolescent boys participated in counselling sessions on “Gender-Based Violence Against Women and Children” and “Gender-Based Nonviolence Against Women and Children”
632 Laki-laki mempromosikan kesetaraan gender dan pencegahan kekerasan berbasis gender. Men promoted gender quality and prevention of gender-based violence.
302 Laki-laki mengikuti sesi diskusi komunitas “Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender” Men participated in community discussions on “Preventing Gender-Based Violence”
69 Lembaga pemerintah dan non-pemerintah menjadi bagian dari sistem rujukan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk konseling pelaku. Institutions (government and non-government) became a part of a referral system that handled violence against women and girls, including counselling for perpetrators.
YID
1.131 Laki-laki mengikuti sesi diskusi komunitas Men participated in community discussions.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
30
31
Lukman Faruk, Kepala KUA Kec. Pekalongan Kab, Lampung Timur. Peserta Program Tadarus Rahima (partner Prevention+).
Lukman Faruk, KUA (Office of Religious Affairs) Chief, Pekalongan Sub-District, Lampung Timur District TadarusRahima (Prevention+ Partner) Programme Participant.
Selama ini ternyata logika berpikir saya salah dalam memahami “pencegahan kekerasan berbasis gender”. Hal ini baru saya sadari setelah mengikuti “ngaji bareng” dengan narasumber yang kompeten dalam bidangnya. Ternyata, betapa pentingnya keterlibatan laki-laki dalam upaya melakukan transformasi pemahaman dan nilai-nilai -adil gender- ini dilakukan di berbagai level, mulai dari tingkat personal, keluarga, masyarakat sampai level sosial, sehingga tercipta tatanan sosial yang adil gender tanpa adanya kekerasan. Jujur, saya merasa sangat beruntung untuk mengikuti pengajian ini.
Turns out the logic behind my thinking and understanding on “preventing gender-based violence” has been wrong all this time. I’ve only realised this after participating in community Koran-Recitation session with experts who are competent in their fields. It turns out the importance of involving men in transforming the understanding and values of gender justice—this has to be done at various levels, from personal, family, society and social levels, so as to create a social order that is gender-equal and without violence. To be honest, I feel very fortunate to have joined this Koran-Recitation session.
Rutgers Annual Report 2017-2018
Fokus 6
Bermitra dengan Pemerintah
Focus 6
Partnering with The Government Rutgers Annual Report 2017 - 2018
32
Keberlanjutan suatu program salah satunya tercermin dari integrasi dengan kebijakan dan program di dalam institusi pemerintahan, baik di level lokal maupun nasional. Rutgers WPF Indonesia menjalin sejumlah kerja sama dengan institusi pemerintah dan melakukan advokasi terkait kebijakan yang mendukung penerapan program serta alokasi anggaran guna mendukung penyediaan pendidikan seksualitas, kesehatan reproduksi
One of the markers of the sustainability of a programme is reflected in its integration with the policies and programmes in the existing government institutions, both at the local and national levels. Rutgers WPF Indonesia has established a number of partnerships with various government institutions and conducted advocacy on policies which support implementation of programmes and budget allocations. This is done to support the provision
Gender Equality
Good Health and Wellbeing
pada remaja, layanan kesehatan yang ramah remaja, upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan, kekerasan berbasis gender serta penanganan kasus korban kekerasan yang lebih menyeluruh. Sehingga, diharapkan dapat berkontribusi pada upaya pencapaian target Tujuan Pembanguan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dari PBB tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera1 dan Kesetaraan Gender2 di masyarakat melalui kegiatan berikut:
Indikator SDG3.7 Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.
of sexuality education, adolescent reproductive health, youth-friendly health services, prevention of violence against women, gender-based violence and a more comprehensive handling of cases of victims of violence. Therefore, these activities are expected to contribute to the achievements of the UN’s Sustainable Development Goals targets, specifically under Good Health and Wellbeing1 and Gender Equalit2y in the society, through the following activities:
1
Indikator SDG 5.1 Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan dimanapun. Indikator SDG 5.2 Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi lainnya. 2
33
Rutgers Annual Report 2017-2018
SDG Indicator 3.7 By 2030, ensure universal access to sexual and reproductive health-care services, including for family planning, information and education, and the integration of reproductive health into national strategies and programmes. 1
SDG Indicator 5.1 End all forms of discrimination against all women and girls everywhere. SDG Indicator 5.2 Eliminate all forms of violence against all women and girls in the public and private spheres, including trafficking and sexual and other types of exploitation. 2
PREVENTION+
75 Anggota kepolisian (Pusdokkes) mengikuti pelatihan konseling laki-laki. Members of the Indonesian Police (Pusdokkes/Centre for Medical and Health Services) participated in training for male counselling.
Kerja sama antara Unit PPA Polda Metro Jaya dan Rutgers WPF Indonesia melahirkan Panduan Pemeriksaan Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga di Unit PPA Polda Metro Jaya untuk memastikan bahwa penanganan kasus KDRT telah memenuhi hak korban, termasuk mencegah pelapor menjadi korban berulang melalui program konseling pelaku KDRT.
A partnership between the Women and Child Protection Unit of the Greater Jakarta Metropolitan Regional Police (PPA Unit of Polda Metro Jaya) and Rutgers WPF Indonesia has produced a Guide to Examining Cases of Domestic Violence within the PPA Unit of Polda Metro Jaya to ensure that the handling of DV cases fulfilled the victims’ rights, including preventing the victims who reported their case from experiencing recurring violence, through a counselling programme for DV perpetrators.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
34
GUSO
Selama 2018, Rutgers bersama mitranya mengimplementasikan Multi-Component Approach (MCA) dengan capaian sebagai berikut:
In 2018, Rutgers and its partners implemented MultiComponent Approach (MCA) and accomplished the following:
Kemenkes
Kemendikbud
Kemendikbud
Di tingkat nasional, kerja sama dilakukan dengan Kementerian Kesehatan untuk memperkuat Unit Kesehatan Sekolah (UKS) bagi kaum muda di lingkungan sekolah dan Pusat Kesehatan Remaja di Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) untuk mendekati kaum muda di lingkungan luar sekolah agar dapat mengakses layanan kesehatan seksual. Bersama dengan program Yes I Do di dalam Rutgers, kerja sama ini telah berjalan dengan lancar dimana kepercayaan dari Pemerintah kepada Rutgers meningkat secara positif.
Rutgers menjadi anggota dari tim inti pengembangan kurikulum nasional pendidikan kesehatan reproduksi di Indonesia, bersama dengan KemendikÂbud, Kemenkes dan UNFPA.
Rutgers WPF Indonesia dipercaya oleh Kementerian pendidikan dan kebudayaan RI, direktorat pendidikan khusus dan pelayanan khusus (PKLK) untuk mengembangkan modul pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual untuk remaja disabilitas intelektual, program ini akan dilatihkan ke semua perwakilan guru pendidikan disabilitas dari 34 provinsi se-Indonesia di awal tahun 2019, dan diujicobakan di 4 wilayah dengan supervisi rutin oleh kementerian pendidikan ditingkat nasional dan lokal.
Ministry of Health
Ministry of Education and Culture
Ministry of Education and Culture
At the national level, we partnered with the Ministry of Health to strengthen the School Health Unit (UKS) for adolescents in school and Adolescent Health Centre in the Primary Health Centre (Puskesmas) to reach adolescents outside of school for the purpose of enabling them to access sexual health services. Within the Yes I Do programme in Rutgers, this partnership has run smoothly and the government’s trust on Rutgers has seen a positive increase.
Rutgers became a member of the core team in developing national curriculum on reproductive health education in Indonesia, along with the Ministry of Education and Culture, the Ministry of Health and UNFPA.
Rutgers WPF Indonesia was trusted by the Directorate of Special Education and Special Services of the Ministry of Education and Culture of Indonesia to develop a module on sexual and reproductive health education for intellectually-disabled adolescents. This programme will train all disability education representative teachers from 34 provinces in Indonesia in early 2019, and will be tested in 4 regions with regular supervision by the Ministry of Education and Culture at the national and local levels.
35
Rutgers Annual Report 2017-2018
BKKBN & Mitra Internasional Rutgers melalui program GUSO menjadi anggota dari TWG ARH (Technical Working Group Adolescent and Reproductive Health) bersama dengan BKKBN, JHUCCP dan UNICEF untuk mengembangkan panduan implementasi program kesehatan reproduksi nasional.
National Population & Family Planning Board and International Partners Rutgers was requested by the Ministry of Education and Culture of Indonesia to become the core facilitator for teacher training for implementation of national reproductive health education curriculum across Indonesia.
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
Di tingkat lokal, mitra Rutgers mendorong komitmen pemerintah daerah untuk mendukung implementasi CSE sebagai strategi awal dalam memperoleh alokasi anggaran lokal pada tahun 2020. PKBI Bali, PKBI Jawa Tengah, PKBI DKI, YPI, dan PMI Jakarta Timur telah berhasil mengumpulkan formal dukungan dari pemerintah kota di setiap daerah melalui MoU dan surat kerja sama.
PKBI Bali berhasil memperluas wilayah intervensi di kabupaten Tabanan, pemerintah daerah setempat berkomitmen untuk membiayai implementasi pendidikan kesehatan reproduksi menggunakan modul SETARA, dengan 8 sekolah piloting.
Local Government
Local Government
At the local level, Rutgers’ partners encouraged the local government to commit to supporting CSE implementation as the initial strategy in obtaining local budget allocation in 2020. Bali Indonesian Planned Parenthood Association (PKBI), Central Java PKBI, DKI Jakarta PKBI, YPI and East Java Red Cross (PMI) have succeeded in collecting formal support from all city governments of their respective region through MOUs and partnership agreements.
Bali PKBI has succeeded in expanding their intervention area in Tabanan district. The local government has committed to funding implementation of reproductive health education using the SETARA module with 8 pilot schools.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
36
YID
Sebagai upaya mendorong keberpihakan pemerintah di level nasional dan lokal terhadap upaya pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja, dan sunat perempuan, serangkaian kegiatan telah dilakukan dan menghasilkan capaian sebagai berikut:
As an effort to encourage the government’s partisanship at the national and local levels towards the effort to prevent child marriage, teen pregnancy and female genital mutilation, a series of activities have been implemented and resulted in the following achievements:
Rutgers dan mitra lokalnya berkolaborasi dalam mendorong upaya perluasan posyandu remaja di 3 kabupaten intervensi (Rembang, Sukabumi, Lombok Barat). Rutgers dan PKBI NTB dilibatkan dalam proses penulisan panduan Posyandu Remaja yang dikoordinatori oleh Kementerian Kesehatan. PKBI NTB juga berhasil scaling up posyandu remaja di 4 desa dampingan di Lombok Barat. Di Rembang, posyandu remaja telah dilaksanakan di 4 desa dampingan Yes I Do, dan diadopsi oleh Dinas Kesehatan melalui alokasi dana untuk scaling up di 294 desa lain di kabupaten Rembang. Tahun 2018, 1059 remaja berhasil dijangkau oleh posyandu remaja di 12 desa dampingan Yes I Do.
Terbentuk 12 sistem rujukan yang menghubungkan sektor kesehatan melalui Puskesmas/Posyandu remaja, komunitas melalui KPAD, dan sekolah yang berfungsi sebagai garda terdepan untuk deteksi hingga penanganan kasus yang terjadi pada remaja. Sepanjang 2018, sebanyak 35 kasus berhasil dideteksi dan ditangani oleh lembaga rujukan.
Di Lombok Barat, kolaborasi bersama dengan anggota District Working Group (DWG) melalui Metode Pendekatan Kolaboratif yang diinisiasi oleh Share-net Internasional menghasilkan identifikasi dan kesepakatan tentang akar penyebab praktik perkawinan anak yang salah satunya yaitu salah tafsir atas praktik budaya merarik dalam proses pernikahan. Serangkaian sesi pembelajaran dan rencana aksi dilakukan bersama dengan Program Yes I Do untuk mengembangkan Pedoman Merarik.
Rutgers and their local partners collaborated in encourage expansion of YouthPosyanduin 3 intervention districts (Rembang, Sukabumi, Lombok Barat). Rutgers and West Nusa Tenggara PKBI were involved in the drafting process of Youth Posyandu Guidelines, which was coordinated by the Ministry of Health. West Nusa Tenggara PKBI also succeeded in scaling up YouthPosyanduin 4 villages assisted by the Yes I Do programme, and getting it adopted by the Local Health Office through funding allocation for scaling up in additional 294 villages in Rembang district. In 2018, 1,059 adolescents were reached by the Youth Posyanduin 12 villages assisted by the YID programme.
12 referral systems connecting the health sector through the Puskesmas/ YouthPosyandu, the community through KPAD, and the schools were established, which functioned as the front line in detecting to handling cases occurring among adolescents. In 2018, 35 cases were successfully detected and handled by the referral institutions.
In West Lombok, collaboration with members of the District Working Group (DWG) through the Collaborative Approach Method initiated by Sharenet InterNational resulted in identification and agreement on the root causes of child marriage practices, one of which was misinterpretation of the practice of merarik culture in the marriage process. A series of learning sessions and an action plan were carried out in conjunction with the Yes I Do programme to develop the Guide toMerarik.
37
Rutgers Annual Report 2017-2018
Pada akhir 2018, kerjasama intensif dan kerja advokasi dengan pemerintah kabupaten Lombok Barat menghasilkan Peraturan Bupati pencegahan Perkawinan Anak yang ditandatangani oleh Bupati.
Di Sukabumi, Yes I Do turut berkontribusi dalam menginisiasi dan mewujudkan Peraturan Bupati tentang Pencegahan Perkawinan Anak di tahun 2018.
At the end of 2018, intensive cooperation and advocacy work with the West Lombok district government resulted in a Regent Regulation on the Prevention of Child Marriage signed by the Regent.
In Sukabumi, the Yes I Do programme contributed to initiating and realizing the Regent Regulation on the Prevention of Child Marriage in 2018.
Implementasi Pendidikan Seksualitas Komprehensif di sekolah pilot Setara di Rembang mendapatkan dukungan dari Pemerintah kabupaten Rembang melalui komitmen untuk mengadopsi dan membiayai implementasi SETARA melalui APBD di 14 sekolah, implementasi dilakukan pada tahun ajaran 2019/2020.
In 2018, Implementation of Comprehensive Sexuality Education in SETARA pilot schools in Rembang obtained support from the Rembang district government through their commitment in adopting and funding the implementation of SETARA from the Regional Development Budget (APBD) in 14 schools. The module will be implemented in the 2019/2020 school year.
Terbentuknya Peraturan Desa untuk Pencegahan Perkawinan Anak di 5 desa intervensi Yes I Do dan 1 Peraturan Desa tentang Penyelenggaraan Pencegahan Perkawinan Anak. Di kabupaten Lombok Barat dan Sukabumi terdapat 4 desa yang telah mengalokasikan dana desa untuk kegiatan pencegahan perkawinan anak.
The establishment of Village Regulation on the Prevention of Child Marriage in 5 intervention villages through the Yes I Do programme, and 1 Village Regulation on the Implementation of Child Marriage Prevention. In West Lombok and Sukabumi districts, 4 villages have allocated village funding for prevention of child marriage activities.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
38
39
Muhammad Rais (Mamiq Raden), pemuka adat Sasak, Lombok Barat
Muhammad Rais (MamiqRaden), Sasak Traditional Leader, Lombok Barat
“Saya membuat panduan ini karena belum ada panduan tertulis mengenai merarik yang benar sehingga banyak pelanggaran hukum adat yang dilakukan seperti banyak perkawinan anak terjadi.”
“I created this Guide because there is no written Guide on conducting the Merarik custom properly, which have allowed many violations to the customary law to occur, for example, the many cases of child marriage.”
Kombes Pol. Roycke Harry Langie, SIK, MH Dir Reskrimum Polda Metro Jaya
Police Chief Commissioner Roycke Harry Langie, SIK, MH General Criminal Investigation Director,Polda Metro Jaya
“Pola kerja polisi harus menjawab tantangan zaman. Data menunjukkan, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan pada Unit Perlindungan Perempuan dan Anak terus mengalami peningkatan, padahal masih banyak juga kasus yang tidak dilaporkan (karena korban khawatir tidak mendapatkan pelayanan yang layak). Untuk itu, Rutgers WPF Indonesia membantu Polda Metro Jaya membuat Panduan Penanganan Kasus KDRT untuk menangani proses pemeriksaan kasus-kasus KDRT yang lebih berpihak pada korban.“
“Police work must adapt to the challenges of the current time. The data shows increase in the number of cases of violence against women and girls reported to the Women and Child Protection Unit. Meanwhile, many cases are still unreported (because the victims are worried of not getting proper service). Rutgers WPF Indonesia has aided the Greater Jakarta Metropolitan Regional Police (Polda Metro Jaya) in developing a Guide for Handling Domestic Violence cases, so the examination process of DV cases could be more pro-victim.”
Rutgers Annual Report 2017-2018
Mitra Kerja Rutgers WPF indonesia
Rutgers WPF Indonesia Partners
Selama dua tahun kerja Rutgers WPF Indonesia, telah tercatat pihak yang bekerjasama dalam mewujudkan misi dan visi organisasi. Selain mitra penerima dana dari Rutgers WPF Indonesia, di bawah ini juga terdapat mitra yang memperkuat Rutgers WPF Indonesia dalam mencapai tujuannya.
During the two years of Rutgers WPF Indonesia’s work, many parties have collaborated in realising the organisation’s vision and mission. In addition toRutgers WPF Indonesia’s grantees, the following are partners who have strengthened Rutgers WPF Indonesia in achieving its goals.
Ahli Rekanan Organisasi: 1. Communication for Change (C4C) 2. Angsa Merah Clinic 3. Resilience Development Initiative (RDI) 4. Intuisi Inc 5. Universitas Negeri Jakarta 6. Transparency International Indonesia (TII) 7. Plan International Indonesia 8. Aliansi Remaja Independen (ARI) 9. Institut Hak Asasi Perempuan (IHAP) 10. Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) 11. Aliansi Satu Visi 12. Pusat Kesehatan Reproduksi Universitas Gajah Mada
Organizational Associate Expert: 1. Communication for Change C4C 2. Angsa Merah Clinic 3. Resilience Development Initiative (RDI) 4. Intuisi Inc 5. Jakarta State University 6. Transparency International Indonesia 7. Plan International Indonesia 8. Independent Youth Alliance (Aliansi Remaja Independen) 9. Institute for Women Human Rights (Institut Hak Asasi Perempuan) 10. The Association for Advancement of Small Business (Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil) 11. Aliansi Satu Visi 12. Centre for Reproductive Health, Gajah Mada University
Ahli Rekanan Perseorangan 2017 2018:
Individual Associate Expert, 2017 2018:
Program Prevention+: 1. Aditya Putra Kurniawan 2. Dr. Margaretha Hanita SH.M.SI 3. Muhammad Faiq 4. Melati Adidamayanti 5. Panji Daud Sosroardi 6. Dita Kurnia 7. Sahabat Kapas 8. Yuli Muthmainnah 9. Indah Yuliana 10. PT Gagas Wacana Reformasi 11. Fitri Indra Harjanti 12. Zarina Majiet 13. Anindya Nastiti Restuviani 14. Lembaga Semarak Cerlang Nusa 15. Kawan-Kawan Film 16. IGAA Jackie Viemilawati 17. Teguh Budiyono
Prevention+ Programme: 1. Aditya Putra Kurniawan 2. Dr.MargarethaHanita SH.M.SI 3. Muhammad Faiq 4. MelatiAdidamayanti 5. Panji DaudSosroardi 6. DitaKurnia 7. SahabatKapas 8. YuliMuthmainnah 9. Indah Yuliana 10. PT GagasWacanaReformasi 11. Fitri Indra Harjanti 12. Zarina Majiet 13. AnindyaNastitiRestuviani 14. Lembaga SemarakCerlang Nusa 15. Kawan-Kawan Film 16. IGAA Jackie Viemilawati 17. TeguhBudiyono
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
40
41
Program Yes I Do : 1. PT Gagas Wacana Reformasi 2. PAMFLET Generasi 3. Saskia Raishaputri Moestadjab 4. Theresia Sri Endras Iswarini 5. Nur Jannah 6. Dr. Susi Fitri M.Si.Kons. 7. Mawar Pohan
Yes I Do Programme: 1. PT GagasWacanaReformasi 2. PAMFLET Generasi 3. Saskia RaishaputriMoestadjab 4. Theresia Sri EndrasIswarini 5. Nur Jannah 6. Dr. Susi FitriM.Si.Kons. 7. MawarPohan
Program GUSO: 1. Raka Ibrahim 2. PT TULODO Indonesia Makmur 3. Ingrid Irawati Atmosukarto 4. PT Kinarya Imaji Citra Kencana (Impro Visual) 5. Juniati Effendi 6. Nurul Agustina 7. Budi Hermawan 8. Lucia Retno Mursitolaksmi 9. Vina Adriany, Phd. 10. dr. Ramona Sari 11. PT Investasi Inovasi Indonesia (Innovesia)
GUSO Programme: 1. Raka Ibrahim 2. PT TULODO Indonesia Makmur 3. Ingrid IrawatiAtmosukarto 4. PT KinaryaImaji Citra Kencana (Impro Visual) 5. Juniati Effendi 6. Nurul Agustina 7. Budi Hermawan 8. Lucia RetnoMursitolaksmi 9. Vina Adriany, Phd. 10. dr. Ramona Sari 11. PT InvestasiInovasi Indonesia (Innovesia)
Program Explore4Action: 1. Mia Hapsari Kusuawardani 2. Evelyn Djuwidja 3. Putri Dwi Natalis Baeha 4. Dewi Sakuntala 5. Mutiara Yasmin 6. Devi Pritha Sekarcita
Explore4Action Programme: 1. Mia Hapsari Kusuawardani 2. Evelyn Djuwidja 3. Putri DwiNatalisBaeha 4. DewiSakuntala 5. Mutiara Yasmin 6. Devi PrithaSekarcita
Pendukung Manajemen: 1. Sofyan Nur Salim 2. Demmy Thomas 3. Marlena 4. Febby Mellissa 5. Wenny Mustikasari 6. Siwi Tri Puji Budiwiyati 7. Zulkifar Arief 8. Jennifer Elim Santoso 9. Yoni Agus Setyono S.H. 10. Syennie Valeria 11. Yusuf Alhadist 12. Astri Purnamasari
Management Support: 1. Sofyan Nur Salim 2. Demmy Thomas 3. Marlena 4. Febby Mellissa 5. Wenny Mustikasari 6. Siwi Tri PujiBudiwiyati 7. ZulkifarArief 8. Jennifer ElimSantoso 9. Yoni AgusSetyono S.H. 10. Syennie Valeria 11. Yusuf Alhadist 12. AstriPurnamasari
Rutgers Annual Report 2017-2018
Kesan dari para mitra
Impressions from Partners
ASV: Eka Purni, Program Manager PKBI Bali
ASV: EkaPurni, Bali PKBI Programme Manager
“Secara personal, saya mendapatkan banyak pembelajaran terkait dengan manajemen organisasi dan program selama bekerja sama dengan Rutgers. Keterbukaan dialog –dialog programatik non-formal, banyak memberikan input untuk pengembangan personal maupun pengembangan secara organisasi. Salah satu yang kami adaptasi juga selama bekerjasama dengan Rutgers adalah kebijakan perlindungan anak di organisasi maupun dalam konteks pelaksanaan program. Kebijakan itu akhirnya kami gunakan sebagai salah satu referensi kebijakan perlindungan anak di organisasi dan program. Dalam tataran koordinasi dan linking – learning, bekerjasama dengan Rutgers memungkinkan kami juga sharing experience dengan sesama mitra Rutgers sehingga mendapatkan banyak insight dan input dalam pelaksanaan program HKSR dan organisasi.” ARI: Aditya Septiyansyah, Program Manager untuk Yes I Do Program “Selama ini, Rutgers cukup bisa memahami nilai kesetaraan dalam bekerjasama dengan orang muda dan organisasi orang muda seperti ARI sehingga menciptakan iklim yang baik bagi orang muda berperan secara bermakna dalam kemitraan.” Agustine, Direktur Ardhanary Institute “Saya mendapatkan ruang untuk berbagi pengetahuan, khususnya untuk isu keragaman gender dan seksualitas dimana saya dilibatkan dalam beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Rutgers sebagai narasumber. saya juga mendapatkan penguatan kapasitas mengenai manajemen program, keuangan dan jaringan. Secara organisasi, saya merasakan kemitraan yang setara, adanya kesepakatan untuk mencapai sasaran dan tujuan bersama, mekanisme komunikasi, distribusi pengetahuan, jaringan, akses untuk mendiseminasikan pengetahuan kepada
“Personally, I’ve learned a lot about organisational and programme management during our partnership with Rutgers. Open dialogue—informal programme dialogues gave me a lot of input for my personal and organisational development. One of the things that we had to adapt during our partnership with Rutgers is the child protection policy in the organisation and within the context of programme implementation. We ended up using that policy as a reference for the child protection policy in our organisation and our programmes. At the level of coordination and linkinglearning, collaborating with Rutgers allowed us to also share experiences with fellow Rutgers partners and gain a lot of insights and input in implementing SRHR programmes and organisation.” ARI: Aditya Septiyansyah, Programme Manager for theYes I Do Programme “So far, Rutgers is able to understand values of equality in working with young people and youth organisations like ARI, and they have created a favourable climate for young people to have a meaningful role in partnerships.” Agustine, Ardhanary Institute Director “I had a space to share my knowledge, particularly around the issues of gender and sexuality diversity, as I was involved in a number of Rutgers’ activities as a resource person. I’ve also improved my capacity on management of programmes, finances and networks. Organisationally, I feel an equal partnership, a consensus in achieving common targets and objectives, communication mechanism, knowledge distribution, networking, access to disseminate knowledge to other Rutgers partners.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
42
mitra Rutgers lainnya. Untuk ke depan, ruang dialog penting dibangun dalam menghadapi tantangan bersama dan kemungkinan adanya persoalan dalam proses kerjasama” Dian Mardiana, Ketua PKBI Jawa Barat. “Added Value yang kami rasakan adalah aktualisasi nilai-nilai universal, sebagai contoh nilai-nilai yang lebih menghargai, menghormati keberagaman dan lebih respect terhadap pemenuhan hak Anak.” Ahli Rekanan Individu: •• Budi Hermawan (Tunagrahita) Added value yang saya peroleh selama menjadi konsultan Rutgers, pertama berkaitan dengan networking dan partnership yang luar biasa yang terbangun dengan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, LSM lokal, para Guru dan stakeholder lain dalam membangun komitmen dan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan anak-anak dengan disabilitas intelektual terpapar oleh masalah pelecehan atau kekerasan seksual yang kemungkinan dirasakan oleh mereka bukan merupakan sebuah bentuk kekerasan karena keterbatasan nalar mereka. Disamping menemukan cara dan strategi menjelaskan tentang pentingnya PKRS kepada guru dan orang tua. •• Paramita Mohamad, CEO/Principal Consultant Communication for Change “Melalui kerjasama dengan Rutgers pada 2017-2018, kami dapat mengetahui informasi dan kondisi lapangan terkait isu kesehatan reproduksi, gender, dan seksualitas. Selain itu, kami juga dapat membangun jejaring dengan mitra Rutgers. Serta yang tidak kalah pentingnya, kami dapat menambah portofolio dalam mengerjakan strategi komunikasi NGO yang bergerak dalam kesehatan masyarakat dan gender.”
43
Rutgers Annual Report 2017-2018
In the future, it is important to create a space for dialogue to face common challenges and the possibility of issues in the partnership.” Dian Mardiana, Head of West Java PKBI “The added value that we felt is the actualization of universal values, for example values that are more appreciative and respectful of diversity, and more respectful of the fulfilment of child’s rights.”
Individual Associate Expert: •• Budi Hermawan (Intellectually Disabled) An added value that I gained in my experience as Rutgers’ consultant, firstly, is related to the extraordinary network and partnership built with the government, in this case the Ministry of Education and Culture, local NGOs, teachers and other stakeholders, in building the commitment and steps to preventing intellectually-disabled children from being exposed to sexual abuse or sexual violence, which they might not perceive as a form of violence due to their limited reasoning. Additionally, I also learned ways and strategies to explain about the importance of CSE to teachers and parents. •• Paramita Mohamad, CEO/Principal Consultant Communication for Change “Through our partnership with Rutgers in 2017-2018, we found information and learned about the situation in the field in terms of reproductive health, gender and sexuality. We were also able to network with Rutgers’ partners. Equally important, we could add developing communication strategy for NGOs working in public health and gender to our portfolio.”
Tata Kelola Management Rutgers Annual Report 2017 - 2018
44
Financials
Statements, Resource Allocations, Funding Sources 2017 Project name
Income
Expense
GUSO
2.086.857620
2.086.857620
GUSO D4L
490.253.044
490.253.044
GUSO NPC
534.586.509
534.586.509
GUSO PMEL
361.938.017
361.938.017
GUSO joint Activity
964.371.458
964.371.458
Prevention+
2.597.625.218
2.597.625.218
YesIDo
5.785.781.363
5.785.781.363
RHRN
151.124.303
151.124.303
MSTL
161.570.985
161.570.985
CSE
660.949.948
660.949.948
Consultacy
106.570.598
106.570.598
Office cost/Adm
588.892.553
823.261.964
14.490.522.003
14.724.891.414
Total Defisit/Surplus
(234.369.411) 2018
Project name
Expense
GUSO
5.796.295.272
5.796.295.272
GUSO D4L
1.065.370.908
1.065.370.908
GUSO NPC
93.020.566
93.020.566
263.490.106
263.490.106
Prevention+
6.529.566.577
6.529.566.577
YesIDo
4.775.938.816
4.775.938.816
E4A-Gates
2.782.189.357
2.782.189.357
RHRN
156.379.230
156.379.230
Share Net
111.469.142
111.469.142
CSE
319.819.305
319.819.305
47.908.305
47.908.305
Consultacy
157.300.204
157.300.204
Office cost/Adm
806.529.163
625.797.910
22.905.276.890
22.724.545.636
GUSO joint Activity
D4L Research
Total Defisit/Surplus
45
Income
Rutgers Annual Report 2017-2018
180.731.253
Staffing
Staffing
Jumlah Total Staf, posisi staf (in summary), tenaga ahli (jumlah konsultan selama kurun 2017 - 2018 per jenis kelamin)
The Total Number of Staff, staff positions (in summary), experts (consultant numbers in the 2017-2018 period by sex).
Kontribusi Staff Staff Contributions 2017
2018
Jumlah rata-rata staff 22 Laki-laki: 7 orang Perempuan: 15 orang
Jumlah rata-rata staff 15 Laki-laki: 4 orang Perempuan: 11 orang
Average number of staff 22 Male: 7 people Female: 15 people
Average number of staff 15 Male: 4 people Female: 11 people Jumlah Internship: Laki-laki: 1 orang Perempuan: 4 orang Number of interns: Male: 1 person Female: 4 people
Jumlah Konsultan Laki-laki: 5 orang Perempuan: 6 orang Group/Institusi: 8
Jumlah Konsultan Laki-laki: 10 orang Perempuan: 18 orang Group/Institusi: 8
Number of Consultants Male: 5 people Female: 6 people Groups/Institutions: 8
Number of Consultants Male: 10 people Female: 18 people Groups/Institutions: 8
Posisi Staff Staff Positions Country Representative Program Coordinator Explore4Action Sexual Reproductive Health and Rights (SRHR) Specialist Sexual Gender Based Violence (SGBV) Specialist Finance Manager Program Officer Prevention+ Program Officer Yes I Do Program Officer GUSO Program Officer Dance4Life Human Resources (HR) and Admin Specialist Administration Assistant Accounting Officer Accounting Assistant Monitoring Evaluation and Knowledge Management (ME&KM) Manager Monitoring Evaluation and Knowledge Management (ME&KM) Officer Communication Officer Rutgers Annual Report 2017 - 2018
46
47
Kolaborasi
Collaborations
Kolaborasi dengan Netherlands Leprosy Relief (NLR)
Collaboration with Netherlands Leprosy Relief (NLR)
Rutgers WPF Indonesia bekerjasama dengan NLR dalam melakukan penjajakan kebutuhan pendidikan kesehatan reproduksi bagi anak dengan disabilitas dan kusta. Penjajakan kebutuhan dilakukan di dua daerah yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan. Hasil penjajakan dapat diakses di website Rutgers WPF Indonesia. Selanjutnya berdasarkan hasil penjajakan tersebut kedua organisasi mengembangkan proposal untuk pendidikan kesehatan reproduksi bagi anak disabilitas dan kusta untuk The Liliane Foundation dan mendapatkan respon positif untuk meneruskan program yang kemudian diberi nama My Body is Mine (MBiM). Rutgers berperan dalam memberikan bimbingan teknis kepada mitra kerja NLR di 5 kabupaten di provinsi NTT.
Rutgers WPF Indonesia partnered with NLR in conducting needs assessment for reproductive health education for children with disability and leprosy. The needs assessment was done in two regions, East Nusa Tenggara (NTT) and South Sulawesi. The results of the assessment could be accessed in Rutgers WPF Indonesia’s website. Additionally, based on the results of the assessment, both organisations have developed a proposal for reproductive health education for children with disability and leprosy for The Liliane Foundation and received positive response to continue a programme, which was then called My Body is Mine (MBiM). Rutgers played a role in providing technical guidance to NLR partners in 5 districts in NTT province.
Kolaborasi dengan ShareNet
Collaboration withShareNet
ShareNet adalah organisasi riset berbasis di Belanda yang mengembangkan penelitian dengan menggunakan pendekatan kolaboratif di beberapa negara di Asia dan Afrika. Rutgers WPF Indonesia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan pendekatan tersebut dengan menggabungkan kerja penelitian operasional bersama dengan pemuka agama, pemuka adat, dan pemerintah daerah Kabupaten Lombok Barat untuk memecahkan masalah perkawinan anak. Dalam proses partisipatif tersebut, sebuah panduan untuk mengatur salah satu bentuk perkawinan adat Merariq telah diproduksi. Melalui rangkaian kajian literatur yang mengombinasikan antara interpretasi kitab suci Alquran, kajian adat sasak, dan peraturan pemerintah daerah, sebuah dokumen panduan dibuat dalam bentuk buku yang kemudian menjadi acuan ketiga pihak tersebut.
ShareNetis a Dutch-based research organisation which develops research studies using collaborative approach in several countries in Asia and Africa. Rutgers WPF Indonesia had the opportunity to develop this approach by combining operational research with religious leaders and the district government of West Lombok to solve the problem of child marriage. During the participative process, a guide to managing a form of traditional marriage, Merariq, was produced. Through a series of literature review which combined interpretation of the holy text of Koran, review of Sasak customs, and district government regulations, a guide book was produced, which then became a reference for the three parties.
Rutgers Annual Report 2017-2018
Kolaborasi dengan Jaringan Aksi Remaja (JARI) JARI adalah sebuah jaringan aksi yang terdiri dari setidaknya 34 organisasi yang memiliki fokus pada kesetaraan gender, hak seksualitas, dan kesehatan reproduksi telah mempercayakan Rutgers WPF Indonesia sebagai sekretariat untuk tahun 2019-2020. Dengan pembiayaan dari UNICEF, JARI memiliki perjuangan untuk menurunkan angka perkawinan anak yang juga menjadi salah satu fokus kerja Rutgers. Fasilitas manajerial dan operasional disediakan Rutgers untuk memastikan bahwa jaringan ini dapat bekerja sesuai dengan misi dan rencananya dengan baik.
Collaboration withJaringanAksiRemaja/JARI (Youth Action Network) JARI is a network of action consisting of at least 34 organisations focusing on gender equality, sexuality and reproductive health and rights. They have trusted Rutgers WPF Indonesia to be the secretariat for the 2019-2020 period. Through funding from UNICEF, JARI carries the struggle to reduce the rate of child marriage, which is also the focus area of Rutgers. Rutgers provides managerial and operational facilities to ensure that this network could properly work according to its vision and mission.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
48
Harapan Kami
Our Hope
Rutgers WPF Indonesia dalam tahun 2019 akan berfokus kepada meningkatkan kualitas program yang telah berjalan dan memastikan capaian dapat diadopsi dan diadaptasi oleh pemerintah Indonesia, mitra daerah, dan masyarakat secara lebih luas. Produksi dokumen pembelajaran, kisah-kisah baik, dan bukti-bukti empiris akan diutamakan sepanjang tahun 2019.
In 2019, Rutgers WPF Indonesia will focus on improving the quality of existing programmes and ensuring that our accomplishments could be adopted and adapted by the Government of Indonesia, local partners and the wider community. We will prioritise production of learning documents, inspirational stories, and empirical evidence during 2019.
Dalam hal program, kerjasama yang lebih luas semakin meningkat selama tahun 2019, kemitraan dengan pemerintah terutama di tingkat nasional mendapatkan prioritas sebagai upaya memasukkan pengetahuan dan sumber daya Rutgers WPF Indonesia ke dalam sistem yang lebih memiliki kepastian keberlanjutan. Kemitraan dengan pemerintah daerah juga mendapatkan perhatian untuk memastikan agar upaya yang dilakukan di tingkat nasional dapat diserap dengan baik oleh pemerintah daerah.
49
Rutgers Annual Report 2017-2018
In terms of programme, expanded collaboration will increase in 2019. Partnership with the government, particularly at national level, will be prioritised as an effort to insert Rutgers WPF Indonesia’s knowledge and resources into a more sustainable system. Partnerships with local governments will also receive attention to ensure that efforts made at the national level could be absorbed by the local government.
Dengan perubahan kebutuhan yang terus berkembang, Rutgers WPF Indonesia mencanangkan diri untuk lebih menggunakan pola program yang sesuai dengan kemajuan teknologi tinggi dan perubahan perilaku di kalangan remaja secara umum. Proses digitalisasi pengetahuan, pembelajaran, dan berbagi pengetahuan akan menyesuaikan dengan perubahan perkembangan tersebut. Tantangan selama tahun 2019 akan dihadapi bersama dengan semakin mempererat kemitraan dengan organisasi daerah baik LSM maupun komponen masyarakat untuk percepatan respon dan ambil alih pengetahuan kepada pemerintah dan masyarakat secara umum. Rutgers WPF Indonesia menyediakan diri sebagai pusat pengetahuan dan laboratorium sosial untuk isu kesehatan reproduksi dan pencegahan kekerasan berbasis gender dengan memberikan wadah, sumber daya, dan pemikiran yang secara terus menerus disumbangkan untuk menemukan bukti-bukti baru dalam kedua isu tersebut.
As our needs are constantly evolving, Rutgers WPF Indonesia will prepare ourselves to utilise programme patterns that are more suited to the advancements of high technology and behaviour change among adolescents in general. The process of digitizing knowledge, learning, and sharing knowledge will adjust to these changes in development. The challenges in 2019 will be faced together through increasingly strong partnership with local organisations, both NGOs and the community components, in order to accelerate responses and transfer of knowledge to the government and the society in general. Rutgers WPF Indonesia makes itself available as a source of knowledge and social laboratory for reproductive health and prevention of gender-based violence by providing platforms, resources and continuously contributing thoughts to find new evidence in both those issues.
Rutgers Annual Report 2017 - 2018
50
www.rutgers.id