Pedoman Akademik PPs IAIN Samarinda 2016

Page 1

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA Nomor : 26 Tahun 2015 TENTANG PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA (PPs) IAIN SAMARINDA TAHUN 2015 REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN ) SAMARINDA Menimbang

:

Mengingat

:

Memperhatikan

Bahwa dalam rangka efektifitas dan efesiensi pelaksanaan pedoman akademik pada Program Pascasarjana (PPs) IAIN Samarinda sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas mutu lulusan, maka dipandang perlu penetapan pedoman akademik Program Pascasarjana (PPs) IAIN Samarinda 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi 3. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 311 Tahun 1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja 24 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda. 4. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 284 s.d. 349 Tahun 1997 5. Keputusan Ketua STAIN Samarinda Nomor 94 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda. 6. Keputusan Menteri Agama RI Nomor Tahun 2009 tentang STATUTA STAIN Samarinda. 7. Undang-Undang Perguruan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012 : Hasil Pempinan Institut Agama Islam Samarinda tanggal 03 Pebruari Tahun 2015

Negeri

(IAIN)

MEMUTUSKAN Menetapkan

:

Pertama

: Memberlakukan hasil workshop Penjaminan Mutu Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat Penjaminan Mutu (P2MP) Pendidikan bekerjasama dengan Program Pascasarjana (PPs) IAIN Samarinda sebagai 1


Kedua

: Program Studi Program Pascasarjana (PPs) IAIN Samarinda yang secara reguler menerima mahasiswa baru adalah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Program Studi Managemen Pendidikan Isam (MPI), Program Studi Pendidikan Ekonomi Syariah (ES),Program Studi Hukum Keluarga (HK), Program Studi Ilmu Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) dan Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).

Ketiga

: Terhitung sejak tanggal ditetapkan Surat Keputusan ini, Program Pascasarjana memberlakukan pedoman akademik Program Pascasarjana (PPs) IAIN Samarinda.

Keempat

Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan dan perubahan seperlunya: Ditetapkan di : Samarinda Pada Tanggal : 05 Pebruari 2015 Rektor,

Dr. H.Mukhamad Ilyasin, M.Pd NIP. 19660911199303 1 004

2


KATA PENGANTAR Pengembangan Program Pascasarjana IAIN Samarinda didasarkan pada visi yang telah ditetapkan, yaitu: menjadi perguruan tinggi unggulan dan terdepan dalam pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan, seni, dan budaya keislaman yang kualified dan profesional. Karena itu, Program Pascasarjana IAIN Samarinda diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten dalam bidangnya, berwawasan keislaman, keilmuan, keindonesiaan yang luas dan terbuka, serta memiliki kemampuan keilmuan yang aplikatif terhadap tuntutan perubahan global. Untuk menghasilkan lulusan dengan karakteristik dan kwalifikasi tersebut, ditetapkan langkah-langkah strategis melalui pengembangan kurikulum, intensifikasi pembelajaran, pengembangan ilmu yang terbuka, serta penciptaan iklim akademik yang kondusif. Pengembangan kurikulum bertujuan untuk memberikan gambaran profil lulusan program pascasarjana IAIN Samarinda. Standar pengembangan kurikulum ini disesuaikan dengan jenjang, kebutuhan, dan minat mahasiswa. Kurikulum ini memuat kompetensi dasar, metodologis, utama, konsentrasi, dan pilihan khusus. Sejumlah muatan yang ada dalam kurikulum ini dimaksudkan supaya mahasiswa program pascasarjana memiliki spesifikasi dan keahlian sesuai dengan jenjang dan bidang keilmuan yang dipilih serta menjadi dasar bagi seluruh proses pendidikan mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Samarinda. Intensifikasi pembelajaran bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran aktif bagi seluruh mahasiswa program pascasarjana. Proses pembelajaran aktif ini dilaksanakan untuk pengembangan keilmuan yang terbuka, yaitu: dengan menciptakan kemandirian dan kematangan intelektual, sikap, dan perilaku seluruh mahasiswa program pascasarjana sesuai dengan jenjang dan bidang keilmuan yang dipilih masing-masing. Wujud dari penciptaan kemandirin dan kematangan intelektual, sikap dan perilaku tersebut adalah penguasaan pengetahuan dasar, kemampuan berfikir, kemampuan menganalisa sejumlah problem yang di hadapi, berkomunikasi, dan berinteraksi dalam seluruh proses kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dalam kerangka penciptaan proses pembelajaran aktif di atas, Program Pascasarjana IAIN Samarinda terus melakukan pembenahan dan penyempurnaan sarana dan prasarana pembelajaran, baik yang terkait dengan kegiatan akademik di dalam perkuliahan, di luar perkuliahan, maupun perpustakaan. Wujud dari pembenahan dan penyempurnaan tersebut adalah berupa penyediaan multimedia pembelajaran, penambahan koleksi buku-buku dan bahan-bahan kepustakaan secara manual maupun online, serta melibatkan para pakar dalam seluruh proses kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dengan pembenahan dan penyempurnaan sarana dan prasarana pembelajaran yang terus dilakukan, diharapkan tercipta iklim akademik yang mendukung kelancaran proses studi mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Samarinda. Dalam upaya mendukung langkah-langkah strategis di atas, Program Pascasarjana IAIN Samarinda secara simultan melakukan perbaikan sistem akademik yang menjadi acuan utama dalam pelaksanaan program pendidikannya. Sistem akademik tersebut dituangkan dalam Pedoman Akademik Program Pascasarjana berdasarkan Surat Keputuan Rektor IAIN Samarinda Nomor 18 Tahun 2016. Selanjutnya ketentuan-ketentuan akademik yang 3


memerlukan penjabaran lebih lanjut ditetapkan oleh Surat Keputusan Direktur Program Pascasarjana IAIN Samarinda, Seluruh peraturan di atas dihimpun dalam buku Pedoman Akademik Program Pascasarjana 2016-2017. Buku pedoman akademik ini menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program pendidikan di Program Pascasarjana IAIN Samarinda, terutama mahasiswa, dosen, dan pengelola. Pedoman akademik ini diharapkan membantu tercapainya visi dan misi Program Pascasarjana IAIN Samarinda yang telah ditetapkan.

4


SEJARAH PROGRAM PASCASARJANA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda, semula adalah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda. IAIN Samarinda merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di Kalimantan Timur yang mempunyai peran strategis dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui penyelenggaraan program pendidikan tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, IAIN Samarinda terus mengembangkan diri dengan membuka fakultas dan prodi baru. Saat ini IAIN Samarinda mempunyai empat fakultas dan lima belas Program Studi (Prodi). Empat fakultas tersebut adalah Fakultas Syari’ah (FS), Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, dan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD). Lima belas Prodi tersebut diantaranya adalah Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Bimbingan Konseling Islam (BKI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI), Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRI), Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Ekonomi Syari’ah (ES), Perbankan Syari’ah (PS), Hukum Tata Negara (HTN), Hukum Ekonomi Syari’ah (HES), dan lainnya. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam kerangka penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih handal dan kompetitif, peningkatan mutu kualitas guru, dan pengembangan ilmu pengetahuan, IAIN Samarinda berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/1813/2011 tanggal 15 Desember 20011, membuka dan meneyelenggarakan Program Pascasarjana. Saat ini Program Pascasarjana IAIN Samarinda telah memiliki enam Prodi, yaitu: Penidikan Agama Islam (PAI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Anak Usia Dini Islam (PAUDI), Ekonomi Syari’ah (ES), Hukum Islam (HI), dan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Penjaminan mutu Program Pascasarjana IAIN Samarinda, secara internal dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Akademik (untuk bidang ákademik) dan Unit Audit Internal (untuk bidang keuangan), yang dilakukan setiap tahun. Secara eksternal, penilaian mutu dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, untuk masing-masing program studi. Untuk saat ini, seluruh Prodi sedang dalam proses pengajuan akreditasi. Tenaga pengajar pada awal penyelenggaraan Program Pascasarjana IAIN Samarinda sebagian besar masih mengambil dari perguruan tinggi lain. Hal ini karena masih terbatasnya dosen IAIN Samarinda bergelar doktor yang sesuai dengan matakuliah yang diajarkan. Namun sejalan dengan perkembangan kuantitas dan kualitas dosen yang dimiliki, kekurangan dosen tersebut perlahan mulai teratasi dengan bertambahnya sejumlah dosen IAIN Samarinda yang telah menyelesaikan program doktornya. Saat ini IAIN Samarinda setidaknya telah mempunyai 30 dosen bergelar doktor baik dari dalam maupun luar negeri. Karena itu, sebagian besar kebutuhan tenaga akademik telah dapat dipenuhi secara mandiri oleh institusi. Program Pascasarjana IAIN Samarinda, pada tahun akademik 2015-2016, memiliki 175 orang mahasiswa program magister yang tersebar dalam enam Prodi dan telah meluluskan sebanyak 70 magister. 5


Program Pascasarjana IAIN Samarinda dipimpin oleh seorang direktur. Program Pascasarjana IAIN Samarinda dari awal berdirinya sampai sekarang telah dipimpin oleh dua orang direktur, yaitu Dr. Iskandar, M.Ag. (2011-2015), Prof. Dr. Hj. Siti Muri’ah (2015-2016) dan Dr. Muhammad Nasir (2016 – Sekarang) Saat ini pengelolaan Program Pascasarjana IAIN Samarinda di pimpin oleh direktur dan di bantu oleh satu asisten direktur, enam ketua dan wakil prodi, satu kasubbag akademik, enam staf akademik.

6


PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA Peraturan Rektor Nomor 18 Tahun 2016 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1) Institut Agama Islam Negeri Samarinda yang selanjutnya disebut IAIN Saamarinda adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama yang berada di bawah dan bertanggungiawab kepada Menteri Agama Republik Indonesia. 2) Rektor adalah pimpinan dan penanggungjawab utama pada IAIN Samarinda. 3) Rektorat adalah pimpinan IAIN Samarinda yang terdiri dari Rektor dan Wakil Rektor. 4) Program Pascasarjana adalah unsur pelaksana akademik di bawah Rektorat yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan program magister dan atau program spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berbasis Agama Islam. 5) Pimpinan Program Pascasarjana terdiri dari Direktur dan Ketua Program Studi. 6) Direktur adalah pemimpin tertinggi Program Pascasarjana yang bertugas dalam pengelolaan dan penyelenggaraan Program Pascasarjana. 7) Pendidikan akademik adalah sistem pendidikan yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni tertentu, pada program pendidikan magister (S2). 8) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapa tujuan pendidikan. 9) Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan atau pendidikai vokasi. 10) Konsentrasi adalah bidang kekhususan sebuah keilmuan dan program studi yang dimaksudkan agar mahasiswa memiliki keahlian spesifik yang mendalam berkaitan dengan sub bidang ilmu tertentu. 11) Program Magister adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal setelah sarjana yang diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu agama Islam. 12) Matrikulasi adalah kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memberikan pengetahuan dasar bagi mahasiswa baru Program Pascasarjana sesuai jenjang pendidikannya, yang dimaksudkan untuk dapat memenuhi standar minimal masukan. 13) Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Program Pascasarjana yang ditetapkan oleh Rektor. 7


14) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 15) Pembimbing akademik adalah dosen yang diberi tugas membantu mahasiswa dalam menyusun rencana dan proses studi. 16) Tenaga Pendidik dan kependidikan adalah dosen dan tenaga administrasi akademik. 17) Tenaga penunjang akademik adalah pustakawan, laboran, dan teknisi. 18) Karyawan adalah tenaga penunjang akademik dan administrasi. 19) Kasubbag Administrasi adalah penanggungjawab dan koordinator pelaksana teknis administrasi ketatausahaan Program Pascasarjana. 20) Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dalam rangka penyelesaian studi program magister. 21) Yudisium adalah kegiatan untuk menentukan seorang mahasiswa telah memenuhi persyaratan untuk dinyatakan lulus program pendidikan tertentu. BAB II DASAR, ASAS, VISI, MISI, TUJUAN, DAN PROFIL LULUSAN Pasal 2 Dasar dan Asas 1) Program Pascasarjana berdasarkan Islam, Pancasila, dan Undang Undang Dasar 1945. 2) Program Pascasarjana berasaskan kebenaran ilmiah, penalaran, kejujuran, keadilan, manfaat, kebajikan, dan tanggung jawab. Pasal 3 Visi Visi Program Pascasarjana IAIN Samarinda adalah “Unggul dalam Pengembangan Kajian Keislaman di Kalimantan Tahun 2025 Pasal 4 Misi 1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berorientasi penguatan kajian keilmuan dan keislaman 2) Menciptakan lingkungan program magister yang berorientasi pada pengamalan nilai-nilai Islam, kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif 3) Meningkatkan kapasitas dan mutu kelembagaan program pascasarjana 4) Membangun tradisi akademik yang kuat dalam penelitian, pengabdian masyarakat dan penerbitan jurnal ilmiah bagi civitas akademika program pascasarjana 5) Menyelengggarakan sistem pelayanan administrasi, akademik dan kemahasiswaan yang cepat dan tepat 8


6) Berperan aktif membangun kerjasama dengan pihak terkait dalam pengembangan kajian keislaman Pasal 5 Tujuan Tujuan Program Pascasarjana adalah: 1) Menghasilkan magister yang berkarakter dalam pengamalan nilai-nilai Islam, menguasai konsep dan kebijakan, berwawasan lokal dan global dan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif 2) Terbangun tradisi dan suasana akademik yang kuat dalam penelitian, pengabdian masyarakat dan penerbitan jurnal ilmiah bagi civitas akademika program pascasarjana 3) Terakrediatsi seluruh program studi Program Pascasarjana (PPs) dengan peringkat maksimal 4) Terelengggara sistem pelayanan administrasi, akademik dan kemahasiswaan yang cepat dan tepat 5) Tembangun kerjasama dengan pihak terkait dalam pengembangan kajian keislaman Pasal 6 Profil Lulusan Karakteristik lulusan Program Pascasarjana IAIN Samarinda adalah sebagai berikut: 1) Menguasai ilmu pengetahuan pada Prodi yang dipilih secara filosofis dan metodologis. 2) Menghasilkan temuan dan atau teori baru sesuai dengan disiplin yang ditekuni. 3) Profesional dalam bidang pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni. BAB III TUGAS POKOK, FUNGSI DAN ORGANISASI Pasal 7 Tugas Pokok Tugas pokok Program Pascasarjana adalah menyelenggarakan pendidikan magister di bidang ilmu keislaman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 8 Fungsi Program Pascasarjana mempunyai fungsi: 1) perumusan kebijakan teknis dan perencanaan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran penelitian serta pengabdian masyarakat program pascasarjana; 9


2) pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tingkat pascasarjana; 3) pelaksanaan administrasi dan tata usaha di lingkungan pascasarjana; 4) pengorganisasian, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan di lingkungan program pascasarjana. Pasal 9 Unsur-Unsur Organisasi 1) Unsur organisasi Program Pascasarjana terdiri dari: a. b. c. d. e.

Pimpinan: Direktur dan Ketua Program Studi. Pelaksana akademik: para Ketua dan Sekretaris Prodi. Penunjang akademik: perpustakaan, multimedia, dan pusat informasi dan komunikasi. Pelaksana administrasi: unsur pelaksana teknis dan unsur staf/seksi. Unsur pelaksana teknis Program Pascasarja di pimpin oleh Kasubbag Administrasi yang dibantu oleh staf/seksi akademik, kemahasiswaan, keuangan, perpustakaan, dan pusat informasi dan komunikasi.

2) Unsur organisasi yang terkait langsung dengan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran meliputi: Lembaga Penjaminan Mutu Akademik. BAB IV PROGRAM PENDIDIKAN Pasal 10 Pelaksanaan Program Pendidikan 1) Program Pascasarjana melaksanakan program pendidikan pada jenjang magister. 2) Program pendidikan jenjang magister dilaksanakan melalui perkuliahan. 3) Dalam program pendidikan melalui perkuliahan, mahasiswa wajib mengikuti/belajar melalui kegiatan kuliah (tatap muka terjadwal dengan satu kali setiap minggu) dan menyelesaikan tugas akhir (tesis). Pasal 11 Satuan Program Pendidikan Program magister (strata 2) pada program Pascasarjana berupa program studi. Pasal 12 Pembukaan Program Magister dan Doktor 1) Pembukaan program studi dapat dilakukan atas pertimbangan: a. Program studi tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 10


b. Program studi tersebut bertujuan untuk memberikan keahlian tertentu yang terkait dengan disiplin keilmuan pada program pascasarjana. c. Memiliki tenaga pengajar yang sesuai dengan bidang keahlian tersebut secara memadai. 2) Untuk membuka program studi baru, Program Pascasarjana atau Fakultas mengajukan proposal pembukaan kepada Rektor. Proposal pembukaan program studi baru harus dilengkapi dengan: a. b. c. d. e. f. g. h.

Kurikulum Prospektus Tenaga pengajar Rencana pengembangan jangka pendek (5 tahun) dan jangka panjang (15 tahun) Sumber dana Rencana input calon mahasiswa Sarana dan prasarana pendukung Strategi manajemen

3) Rektor, setelah mendapat persetujuan Senat IAIN Samarinda, melanjutkan permohonan pembukaan program studi tersebut kepada Direktur Jendral Pendidikan Islam guna mendapatkan ijin penyelenggaraan. Rektor setelah mempelajari usulan Direktur dapat memberikan ijin penyelenggaraan konsentrasi baru sesuai dengan kebutuhan. 4) Program studi atau konsentrasi baru dapat menerima mahasiswa baru setelah mendapatkan ijin dari pihak yang berwenang. 5) Untuk kepentingan pengembangan dan pengelolaan program studi atau konsentrasi tertentu, Program Pascasarjana dan Fakultas dapat bekerja sama dengan lembaga perguruan tinggi lain, baik negeri maupui swasta, baik di dalam maupun di luar negeri. 6) Kerjasama untuk pengembangan dan pengelolaan suatu program studi dengan pihak lain harus mendapatkan persetujuan Rektor. BAB V PENYUSUNAN KURIKULUM Pasal 13 Ketentuan Umum 1) Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran, serta cara yang digunakai sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. 2) Penyusunan dan pengembangan kurikulum dilakukan dengan memperhatikan prinsipprinsip pengembangan ilmu, kemanfaatan relevansi, minat dan bakat mahasiswa, menyeluruh dan sistemik, serta memperhatikan hasil pengkajian empirik. 3) Kurikulum program magister diusulkan oleh Direktur kepada Rektor untuk mendapatkan persetujuan. 11


Pasal 14 Komponen Kurikulum 1) Kurikulum terdiri atas lima komponen, yaitu: tujuan, kompetensi, indikator, strategi pencapaian, penilaian, dan mata kuliah. 2) Tujuan adalah pernyataan yang menggambarkan sosok lulusan yang ditandai dengan karakteristik tertentu. 3) Kompetensi adalah kemampuan (yang dapat berupa pengetahuan, sikap dan atau keterampilan) yang harus dimiliki oleh setiap lulusan sebagai hasil dan mengikuti proses program pendidikan tertentu. 4) Indikator adalah deskripsi tentang pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa agar menjadi lulusan sebagaimana yang diharapkan. 5) Strategi pencapaian adalah strategi untuk membelajarkan kompetensi tersebut kepada mahasiswa melalui mata kuliah tertentu, proses pembelajaran atau kegiatan tertentu. 6) Matakuliah adalah satuan bahan ajar atau materi yang digunakan sebagai wahana untuk melaksanakan program pendidikan yang berfungsi untuk membekali mahasiswa dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan. 7) Untuk setiap matakuliah dibuatkan deskripsinya secara ringkas yang berisi ruang lingkup materi yang dikaji dalam perkuliahan matakuliah tersebut. Pasal 15 Susunan Kompetensi Kurikulum Program Magister 1) Kompetensi kurikulum terdiri atas kompetensi dasar ilmu keislaman, metodologi, utama, konsentrasi, pilihan, dan instrumental yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. 2) Kompetensi dasar adalah kemampuan pokok dalam ilmu keislaman yang harus dimiliki oleh setiap lulusan Program Magister. 3) Kompetensi metodologis adalah kemampuan menggunakan metodologi untuk pengembangan ilmu keislaman yang harus dimiliki oleh setiap lulusan Program Magister. 4) Kompetensi utama (khusus program studi) adalah kemampuan pokok khusus yang harus dimiliki oleh setiap lulusan Program Magister tertentu. 5) Kompetensi konsentrasi adalah kemampuan spesialisasi dalam bidang ilmu tertentu yang harus dimiliki oleh setiap lulusan Program Magister dari program studi ilmu tersebut. 6) a. Kompetensi pilihan (penunjang/lainnya) adalah kemampuan tambahan di luar ketiga kompetensi tersebut yang bersifat pilihan dan diharapkan dimiliki oleh lulusan Program Magister. b. Kompetensi pilihan sebagaimana tersebut di atas dapat berupa matakuliah atau kompetensi lepas, baik yang ditawarkan oleh Prodi yang bersangkutan, Prodi lain, maupun transfer dari perguruan tinggi lain yang diakui. 7) a. Kompetensi instrumental (pendukung) adalah kemampuan yang diperlukan untuk mendukung kelancaran studi untuk mencapai kompetensi dasar, metodologi, utama, maupun konsentrasi. 12


b. Kompetensi instrumental dapat berupa kemampuan berbahasa asing, menggunakan logika, menggunakan program/bahasa komputer dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan. 8) Berdasarkan pertimbangan akademik dan praktis, kurikulum program studi dapat hanya difokuskan pada beberapa kompetensi sesuai dengan kebutuhan. 9) Penyusunan dan pengembangan kompetensi kurikulum Program Magister dilakukan oleh Program Pascasarjana. Pasal 16 Mekanisme Penyusunan Kurikulum 1) Direktur membentuk Kelompok Kerja (Pokja) kurikulum yang diketuai oleh Direktur, yang anggotanya meliputi guru besar dan/atau dosen-dosen kelompok ilmu terkait. 2) Pokja kurikulum program studi bertugas dan berwenang untuk mengembangkan/menyusun draf kurikulum, memantau pelaksanaan dan mengevaluasinya secara periodik. 3) Draft Kurikulum yang telah disepakati oleh Tim Kurikulum disampaikan kepada Rektor untuk mendapatkan pengesahan. 4) Peninjauan terhadap kurikulum dilakukan secepat-cepatnya dalam waktu dua tahun dan selambat-lambatnya dalam waktu empat tahun. Pasal 17 Susunan Matakuliah dan Beban Studi Mahasiswa 1) Kurikulum tersusun atas kelompok matakuliah yang dimaksudkan untuk mencapai kompetensi yang memerlukan strategi pencapaian melalui matakuliah. 2) Setiap matakuliah diberi bobot satuan kredit semester (SKS) yang besarnya berdasarkan pertimbangan keluasan dan kedalaman materi yang diberikan melalui matakuliah tersebut. Pasal 18 Komponen Matakuliah Program Magister 1) Komponen matakuliah Program Magister terdiri atas matakuliah dasar, metodologi,utama, konsentrasi, pilihan, dan instrumental. 2) Matakuliah Dasar (MKD) adalah matakuliah yang harus diikuti oleh seluruh rnahasiswa Program Magister di Program Pascasarjana. 3) Matakuliah Metodologi (MKM) adalah matakuliah yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa Program Magister pada Program Studi tertentu. 4) Matakuliah Utama (MKU) adalah matakuliah yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa dalam program studi tertentu. 5) Matakuliah Konsentrasi (MKK) adalah matakuliah yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa yang mengambil konsentrasi tertentu dalam program studi tertentu. 13


6) Matakuliah Pilihan (MKP) adalah matakuliah yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa program studi tertentu yang sifatnya opsional di antara matakuliah yang ditawarkan. 7) Matakuliah Instrumental (MKI) adalah matakuliah yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa program studi tertentu yang belum menguasai kompetensi yang diperlukan untuk mendukung kelancaran studi untuk mencapai kompetensi dasar, utama, atau konsentrasi. Mahasiswa yang telah menguasai kompetensi instrumental sesuai dengan kriteria minimal yang ditetapkan tidak diwajibkan mengikuti matakuliah ini. Matakuliah ini diberi bobot 0 SKS, tetapi mahasiswa wajib lulus. Pasal 19 Kode Matakuliah 1) Setiap matakuliah diberi kode berupa 3 (tiga) huruf kapital dan 4 (empat) digit angka. 2) Tiga huruf kapital menunjukkan komponen matakuliah tersebut dari segi kelembagaan (program pascasarjana atau program studi). 3) Empat digit angka menunjukkan sebagai berikut: a. Digit pertama menunjukkan program pendidikan: angka 2 untuk program magister dan angka 3 untuk program doktor. b. Digit kedua menunjukkan kelompok matakuliah: angka 1 untuk matakuliah dasar, angka 2 untuk matakuliah metodologi, angka 3 untuk matakuliah utama, angka 4 untuk matakuliah konsentrasi, angka 5 untuk matakuliah pilihan dan angka 6 untuk matakuliah instrumental c. Dua digit berikutnya menunjukkan urutan dalam kelompok matakuliah. Pasal 20 Penyusunan Silabus 1) Silabus merupakan rancangan umum perkuliahan yang disusun untuk menyatu langkahkan pelaksanaan proses belajar mengajar, dengan tanpa mengurangi otonomi akademik setiap dosen dan disusun untuk setiap matakuliah yang ada dalam kurikulum. 2) Silabus dipergunakan sebagai acuan mengajar bagi dosen, dan menjadi pedoman bagi mahasiswa dalam proses belajar tatap muka, terstruktur, maupun mandiri. 3) Silabus disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip kesinambungan, keterpaduan, keluwesan, dan sesuai dengan perkembangan/kemajuan ilmu yang bersangkutan. 4) Struktur setiap silabus harus mencakup komponen berikut: a. Kompetensi matakuliah b. Tujuan Umum Perkuliahan, c. Topik Inti atau pokok bahasan utama, d. Referensi wajib dan referensi pendukung, e. Kegiatan perkuliahan secara umum, dan f. Evaluasi perkuliahan. 14


5) Silabus untuk tiap-tiap matakuliah disusun oleh dosen pengampu matakuliah. 6) Silabus yang telah disusun oleh dosen pengampu matakuliah diserahkan ke Sekretariat Program Pascasarjana untuk dokumentasi. 7) Silabus yang telah disusun dijadikan pegangan oleh mahasiswa dan dapat dievaluasi setiap semester. BAB VI PENERIMAAN MAHASISWA BARU Pasal 21 Calon Mahasiswa Baru 1) Yang dimaksud calon mahasiswa baru adalah mereka yang mendaftarkan diri untuk diterima menjadi mahasiswa Program Pascasarjana. 2) Pendaftaran untuk diterima menjadi mahasiswa Program Pascasarjana dilakukan melalui ujian masuk. Pasal 22 Tes Ujian Masuk 1) Tes ujian masuk program magister diperuntukkan bagi seluruh calon mahasiswa yang telah lulus program sarjana dan Program Studi yang telah terakreditasi atau diakui oleh Pemerintah, baik negeri maupun swasta, dan dalam negeri maupun luar negeri. 2) Tes ujian masuk meliputi: a. Pengetahuan Agama Islam. b. Bahasa (Arab dan Inggris). c. Tes Potensi Akademik. d. Wawancara tentang latar belakang dan kemampuan akademik; e. Materi lain yang secara khusus dipandang perlu dan ditetapkan oleh Direktur. f. Bersedia mukim atau mengikuti perkulaiah satu kali setiap minggu Pasal 23 Pelaksanaan Penerimaan Mahasiswa Baru 1) Dalam mendaftarkan diri, calon mahasiswa baru memilih program studi yang diminati. 2) Pelaksanaan tes masuk Program Pascasarjana yang meliputi: panitia penyelenggara, penyusunan soal, tempat dan waktu serta kelengkapan-kelengkapan lainnya ditetapkan oleh Direktur.

15


Pasal 24 Mahasiswa Pindahan Mahasiswa pascasarjana dari Perguruan Tinggi lain dapat pindah ke Program Pascasarjana IAIN dengan ketentuan: 1) Ada kesamaan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa yang dibuktikan dengan surat keterangan resmi dari Perguruan Tinggi asal. 2) Program studi asal mahasiswa telah terakreditasi dengan peringkat minimal sama dengan peringkat akreditasi Program Studi Pascasarjana yang akan menjadi tujuan pindah. 3) Matakuliah-matakuliah yang pernah ditempuh dan berhasil lulus di perguruan tinggi asal dapat dihargai sesuai dengan bobot SKS pada Program Studi masing-masing. 4) Rektor dapat mengabulkan permohonan pindah mahasiswa dari perguruan tinggi lain yang setaraf dan sejenis atas pertimbangan Direktur. 5) Pendaflaran mahasiswa baru pindahan dari perguruan tinggi lain yang setaraf dan sejenis dapat dilakukan dengan sistem transfer oleh Direktur atas persetujuan Rektor. 6) Tatacara pendaftaran mahasiswa pindahan ditetapkan oleh Direktur. 7) Masa studi selama belajar di perguruan tinggi sebelumnya tetap diperhitungkan. BAB VII PENGANGKATAN DOSEN Pasal 25 Ketentuan Umum 1) Dosen bertindak sebagai tenaga pengajar, pendidik, pembimbing mahasiswa serta tenaga pemikir dan peneliti untuk kepentingan dan bertugas di Program Pascasarjana serta bertanggungjawab kepada Direktur. 2) Dosen terdiri dan dosen tetap, dosen tidak tetap, dan dosen tamu. a. Dosen tetap adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga penuh waktu di program pascasarjaan di lingkungan IAIN yang juga mendapat tugas mengajar di Program Pascasarjana. b. Dosen tidak tetap adalah dosen yang bukan sebagai tenaga penuh waktu di program pascasarjaan di lingkungan IAIN, tetapi karena pendidikannya dan atau keahliannya ditugaskan untuk mengajar pada Program Pascasarjana. c. Dosen tamu adalah seseorang yang diundang menjadi dosen di Program Pascasarjana dalam jangka waktu tertentu. 3) Jenjang jabatan akademik dosen pada dasarnya terdiri atas Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar.

16


Pasal 26 Persyaratan 1) Syarat menjadi dosen tetap: a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b) Berwawasan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. c) Memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar dan pendidik di perguruan tinggi dan memiliki ijazah doktor yang sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan. d) Kualifikasi sebagaimana butir c dapat diabaikan apabila dosen/calon dosen memiliki keahlian khusus tingkat tinggi yang diakui dan sangat diperlukan untuk memenuhi atau mencukupi kebutuhan Program Pascasaijana. e) Sanggup berdisiplin dan melaksanakan tugas sebagai dosen. 2) Syarat dosen tidak tetap: a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b) Tidak bertentangan dengan wawasan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. c) Memiliki kualifikasi keilmuan sebagaimana dipersyaratkan untuk dosen tetap. Pasal 27 Pengangkatan Dosen Tetap 1) Pengangkatan dosen tetap dilakukan oleh Rektor sesuai peraturan yang berlaku. 2) Penugasan dosen tetap di Program Pascasarjana dilakukan oleh Direktur atas persetujuan Rektor. Pasal 28 Pengangkatan Dosen Tidak Tetap 1) Seseorang dapat diangkat sebagai dosen tidak tetap berdasarkan keahlian dan keterampilan dalam bidang ilmu tertentu sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku. 2) Pangkat dosen tidak tetap disesuaikan dengan pangkat edukatif fungsional yang telah dimilikinya. 3) Dosen tidak tetap yang tidak memiliki pangkat edukatif fungsional, pangkat edukatif fungsionalnya ditentukan menurut asas kepatutan. 4) Pengangkatan dosen tidak tetap dilakukan oleh Direktur.

17


BAB VIII PENASEHAT AKADEMIK Pasal 29 Dosen Penasehat Akademik 1) Setiap mahasiswa dibimbing oleh dosen penasehat akademik yang diangkat oleh Direktur. 2) Tugas-tugas seorang penasehat akademik adalah sebagai berikut: a. Mengarahkan mahasiswa dalam memilih matakuliah yang diambil pada permulaan semester. b. Memberikan pertimbangan kepada mahasiswa dalam hal banyaknya SKS yang akan diambil. c. Mendorong dan menanamkan kesadaran kepada mahasiswa untuk belajar dengan teratur, berkelanjutan dan disiplin, serta memiliki akhlak yang luhur. d. Memantau perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya. e. Memberikan rekomendasi dan keterangan-keterangan lain tentang mahasiswa yang dibimbingnya kepada pihak-pihak lain. f. Memberikan peringatan lisan atau tertulis kepada mahasiswa bimbingannya yang berprestasi kurang. g. Memberikan laporan tertulis kepada Direktur mengenai tugasnya setidak-tidaknya setiap akhir semester. Pasal 30 Masa Tugas Penasehat Akademik 1) Masa tugas penasehat akademik sama dengan masa studi mahasiswa yang bersangkutan. 2) Direktur memberjkan peringatan kepada penasehat akademik yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. 3) Direktur dapat meninjau kembali penunjukan penasehat akademik apabila ternyata terdapat ketidakserasian antara penasehat akademik dengan mahasiswa yang bersangkutan.

18


BAB IX BUDAYA AKADEMIK, ETIKA AKADEMIK, DAN KODE ETIK DOSEN DAN MAHASISWA. Pasal 31 Etika Akademik (Ketentuan Umum) 1) Setiap dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa wajib menjunjung tinggi etika dan moral. 2) Setiap dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa wajib menjunjung tinggi keujuran. 3) Setiap dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa wajib menjunjung tinggi integritas. 4) Setiap dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa wajib menjunjung tinggi kebenaran ilmiah. 5) Setiap dosen harus mematuhi etika dosen. 6) Setiap mahasiswa harus mematuhi etika mahasiswa. Pasal 32 Budaya Akademik (Ketentuan Umum) 1) Setiap dosen dan mahasiswa wajib terlibat aktif dalam kegiatan akademik. 2) Setiap dosen dan mahasiswa harus mendapatkan hak kebebasan akademik sesuai dengan etika dosen dan mahasiswa. 3) Setiap dosen dan mahasiswa wajib mengembangkan aspek kognitif dan psikomotorik. 4) Setiap civitas akademika wajib mengembangkan pembentukan kepribadian budaya akademik. 5) Setiap dosen dan mahasiswa wajib melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat). 6) Setiap dosen dan mahasiswa terlibat dalam kegiatan ilmiah. Pasal 33 Kode Etik Dosen 1) Dosen harus memiliki komitmen keilmuan dengan cara meningkatkan karir akademik. 2) Dosen harus mempelopori sikap-sikap obyektif, adil, jujur, serta menghindari plagiat. 3) Dosen harus bertindak sebagai suritauladan bagi kehidupan sosial akademik mahasiswa di dalam dan di luar kampus. 4) Dosen harus menunjukkan sikap positif kepada mahasiswa, antusias dan ikhlas mendengar dan menjawab pertanyaan serta menjauhkan sikap emosional. 5) Dosen harus memperlakukan mahasiswa sebagai subyek dan mitra belajar, bukan hanya sekedar obyek. 19


6) Dosen hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang lebih mengutamakan bimbingan, menumbuhkan kreativitas mahasiswa, interaktif dan komunikatif dengan mahasiswa serta menekankan pemecahan masalah. 7) Sebagai pembimbing yang arif, dosen hendaknya memanfaatkan interaksi dengan mahasiswa sebagai proses peningkatan diri, seperti mengadakan evaluasi akhir semester dengan pengisian formulir oleh rnahasiswa atau atas dasar pengamatan sehari-hari. Pasal 34 Pemberian Sanksi Akademik Dosen 1) Sanksi hukuman dapat diberikan kepada dosen yang melakukan kesalahan, tidak menjalankan tugas kewajiban atau melanggar kode etik dosen setelah dilakukan suatu penyelidikan oleh sebuah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Direktur/Rektor. 2) Jika terjadi pelanggaran kode etik oleh dosen akan dilakukan tindakan sebagai berikut: a. Diberi peringatkan secara lisan b. Jika teguran lisan tidak diindahkan, diperingatkan secara tertulis. c. Jika peringatan tersebut di kemudian hari tidak diindahkan dengan tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan dan perbaikan, dosen akan dikenai sanksi administratif dan atau akademik oleh Direktur/Rektor sesuai dengan peraturan yang berlaku. d. Dalam kasus-kasus tertentu pemberian sanksi oleh Direktur/Rektor dapat dilakukan tanpa melalui tahapan sebagaimana butir a, b dan c. e. Dosen yang dianggap melakukan pelanggaran diberi hak untuk membela diri di depan tim, Direktur/Rektor. Pasal 35 Pemberian Penghargaan Akademik Dosen 1) Setiap 2 tahun Program Pascasarjana memilih dosen ideal yang patut dijadikan contoh bagi dosen lain melalui pemberian penghargaan. 2) Ketentuan lebih lanjut tentang pemberian penghargaan akademik dosen diatur lebih lanjut dalam peraturan Direktur. Pasal 36 Kode Etik Mahasiswa 1) Mahasiswa sebagai insan akademis harus menunjukkan sikap-sikap dewasa dan ilmiah baik di dalam maupun di luar kampus dengan mengutamakan kegiatan membaca/belajar mandiri. 2) Mahasiswa harus memelihara akhlaqul karimah, menjaga keharmonisan lingkungan, dan menjaga nama baik almamater. 3) Mahasiswa harus menjaga suasana ketenangan kampus sebagai pusat studi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 20


Pasal 37 Pemberian Sanksi Mahasiswa 1) Mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tata tertib serta pelanggaran moral yang mencemarkan nama baik Islam dan almamater akan dikenakan sanksi yang bersifat mendidik sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2) Langkah penjatuhan sanksi terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran dilakukan sebagai berikut: a. identifikasi bentuk kesalahan oleh tim dosen. b. peringatan lisan/teguran c. peringatan tertulis d. pemberhentian sementara e. Jika poin b sampai dengan d tidak diindahkan, mahasiswa akan dikeluarkan. 3) Dalam hal pelanggaran yang berat, pemberian sanksi tidak harus melalui langkah-langkah tersebut. Pasal 38 Pemberian Penghargaan Akademik Mahasiswa 1) Mahasiswa berprestasi tingkat Pascasarjana akan diberi penghargaan atau hadiah kehormatan dari pimpinan Pascasarjana/IAIN Samarinda. 2) Mahasiswa berprestasi dalam bidang ilmu, seni atau olahraga akan diberi hadiah dan atau penghargaan dari pimpinan Pascasarjana/IAIN Samarinda. 3) Ketentuan lebih lanjut tentang pemberian penghargaan akademik mahasiswa diatur lebih lanjut oleh Pascasarjana/lnstitut. BAB X PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Pasal 39 Sistem Kredit Semester 1) Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dengan Sistem Kredit Semester (SKS). 2) Sistem Kredit Semester adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dimana beban studi mahasiswa, beban kerja dosen dan beban penyelenggaraan lembaga pendidikan dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester (SKS). 3) Satuan Kredit Semester (SKS) adalah takaran penghargaan pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal perminggu sebanyak 1 jam perkuliahan (50 menit), 2 jam praktikum (100 menit), atau 4 jam kerja lapangan (200 menit), yang masing-masing diikuti kegiatan terstruktur antara 1-2 jam (60-120 menit) dan kegiatan mandiri antara 1-2 jam (60-120 menit). 4) Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 16-19 minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya, berikut kegiatan yang mengikutinya. 5) Satu tahun akademik dibagi dalam dua semester: gasal dan genap. 21


6) Semester gasal dimulai Juli sampai Desember tahun berikutnya 7) Semester genap dimulai Januari sampai dengan Juni 8) Pada masa di antara kegiatan dua semester, dapat dilaksanakan perkuliahan semester pendek dengan ketentuan pertemuan setara dengan pertemuan 14-16 minggu semester regular. 9) Penyelenggaraan semester pendek diatur tersendiri dengan peraturan Direktur. 10) Tujuan Sistem Kredit Semester adalah: a. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menyelesaikan studi dalam waktu yang sesuai dengan kemampuan/potensi yang dimilikinya. b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa agar dapat mengambil mata-kuliah yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. c. Memberikan kemungkinan dilaksanakannya sistem pendidikan dengan input dan output jamak (multiple entrance and exit). d. Mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan sosial. e. Memberikan kemungkinan diselenggarakannya sistem evaluasi kemajuan belajar mahasiswa dengan sebaik-baiknya. f. Memungkinkan pengalihan atau transfer kredit dari satu lembaga (program studi) ke lembaga lainnya. Pasal 40 Beban dan Masa Studi Mahasiswa Beban studi mahasiswa Program Magister (S2) berkisar antara 36-50 SKS, dengan masa studi maksimal 8 semester. Pasal 41 Beban Studi Mahasiswa Per Semester 1) Beban studi bagi mahasiswa baru pada awal program ditetapkan sebanyak-banyaknya 15 SKS. 2) Pengambilan matakuliah dapat dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa (pilihan bebas) atau ditentukan oleh Program Pascasarjana (paket) dengan tetap memperhatikan jenis matakuliah. Pasal 42 Perpanjangan Masa Studi 1) Mahasiswa terdaftar aktif yang sampai batas akhir masa studinya belum dapat memenuhi persyaratan akademik yang ditentukan untuk memperoleh gelar magister diberi perpanjangan masa studi. 2) Perpanjangan masa studi tersebut diberikan selama 1 (satu) semester. 3) Apabila sampai batas akhir masa perpanjangan studi sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, mahasiswa yang bersangkutan belum dapat memenuhi seluruh persyaratan akademik yang 22


ditentukan untuk memperoleh gelar magister, kepada mahasiswa tersebut dapat diberikan tambahan perpanjangan masa studinya dengan ketentuan sebanyak-banyak 3 kali (secara kumulatif masa studi perpanjangan maksimal 4 semester). 4) Mahasiswa yang tidak mengajukan perpanjangan masa studi sampai batas akhir masa studinya dinyatakan diberhentikan dari Program Magister. Pasal 43 Persyaratan dan Prosedur Perpanjangan Masa Studi 1) Perpanjangan masa studi dapat diberikan kepada mahasiswa Program Magister yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif. b. Untuk mengajukan permohonan perpanjangan masa studi yang pertama kali, mahasiswa telah lulus ujian proposal tesis. c. Untuk mengajukan permohonan perpanjangan masa studi yang berikutnya, mahasiswa harus menunjukkan kemajuan penulisan tesis. 2) Tatacara Pengajuan Perpanjangan Masa Studi mahasiswa Program Magister adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa yang telah terdaftar pada semester terakhir dari masa studinya mengajukan permohonan perpanjangan masa studi kepada Rektor melalui Direktur Program Pascasarjana dengan melampirkan: (1) (2)

Rencana penyelesaian studi selama masa perpanjangan yang diajukan. Pemyataan kesanggupan untuk menyelesaikan studinya selama perpanjangan, yang diketahui oleh Pembimbing Penulisan Tesis; (3) Bukti kemajuan belajar yang diketahui oleh pembimbing.

masa

b. Direktur meneruskan permohonan perpanjangan masa studi kepada Rektor disertai pertimbangan. c. Rektor memutuskan memberi atau menolak permohonan perpanjangan masa studi tersebut. d. Mahasiswa yang ditolak permohonan perpanjangan studinya dinyatakan diberhentikan dari Program Magister. 3) Mahasiswa yang mendapatkan Perpanjangan Masa Studi berkewajiban: a. Melakukan registrasi ulang; b. Membayar SPP dan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi mahasiswa baru pada tahun akademik yang berjalan; c. Menyelesaikan tugas-tugas akademik yang dipersyaratkan untuk memperoleh gelar magister. 4) Mahasiswa yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana disebutkan dalam ayat 1 dinyatakan diberhentikan dari Program Magister. 23


5) Mahasiswa yang telah mendapatkan perpanjangan masa studi berhak memperoleh pelayanan sebagaimana mahasiswa yang lain setelah yang bersangkutan melakukan kewajibannya sebagaimana ketentuan butir 3 tersebut di atas. BAB XI ADMINISTRASI AKADEMIK Pasal 44 Ketentuan Umum 1) Administrasi akademik terdiri atas pendaftaran mahasiswa baru, registrasi, pembayaran SPP, perkuliahan, pindah, keluar, cuti, dan pemberhentian. 2) Administrasi pendaftaran mahasiswa baru dan perkuliahan dilaksanakan oleh Sekretariat Program Pascasarjana 3) Administrasi registrasi, pembayaran SPP, pindah, keluar, cuti dari pemberhentian dilaksanakan secara integratif oleh bagian yang mengurusi akademik di tingkat IAIN Samarinda. Pasal 45 Registrasi dan SPP 1) Setiap mahasiswa wajib melakukan registrasi pada setiap awal semester yang waktunya ditentukan dalam kalender akademik. 2) Registrasi dilakukan di tempat yang telah ditentukan dengan menunjukkan bukti uang Registrasi dan SPP serta biaya lain yang ditetapkan. 3) Mahasiswa yang sedang menyelesaikan tesis tetap wajib melakukan registrasi. 4) Mahasiswa yang tidak melakukan registrasi tidak berhak memperoleh pelayanan akademik. 5) Besarnya uang registrasi, SPP, dan biaya lainnya diatur tersendiri dalam keputusan Rektor atas pertimbangan Direktur dan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pasal 46 Kewajiban Calon Mahasiswa Setelah dinyatakan diterima, calon mahasiswa berkewajiban: 1) Mengambil bukti (Penerimaan sebagai calon mahasiswa baru Pascasarjana) dari Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Pascasarjana. 2) Membayar uang registrasi, SPP, dan biaya lain ke bank yang telah ditunjuk. 3) Melakukan registrasi, dengan mengisi blangko pendaftaran serta menyerahkan beberapa persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku, di bagian yang mengurusi akademik di tingkat IAIN Samarinda. 4) Membuat pemyataan secara tertulis tentang kesediaan mematuhi peraturan yang berlaku.

24


Pasal 47 Kegiatan Akademik Mahasiswa 1) Setiap mahasiswa baru wajib mengikuti kegiatan-kegiatan Pembukaan Masa Kuliah tahun akademik baru dan kegiatan-kegiatan lain yang ditentukan. 2) Pada awal semester setiap mahasiswa mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) dan menerima Kartu Perubahan Rencana Studi (KPRS) dan pada akhir semester menerima Kartu Hasil Studi (KHS) dari Sub Bag Akademik dan administrasi Umum Program Pascasarjana. 3) Pendaftaran matakuliah dilakukan pada masa Pendaftaran Mata Kuliah (PMK) yang waktunya diatur dalam Kalender Akademik. 4) Atas dasar pendaftaran matakuliah tersebut, Program Pascasarjana menerbitkan Daftar Kelas Tetap (DKT) selambat-Iambatnya 1 (satu) minggu setelah PMK ditutup. 5) Mahasiswa yang namanya telah tercantum dalam DKT diwajibkan mengikuti perkuliahan. 6) Penyelenggaraan pendaftaran matakuliah secara rinci diatur dalam peraturan Direktur. Pasal 48 Pindah, Keluar, Cuti dan Pemberhentian 1) Mahasiswa yang akan pindah ke perguruan tinggi lain atau keluar, dapat mengajukan permohonan kepada Rektor melalui Direktur. 2) Permohonan pindah ke perguruan tinggi lain atau keluar, dapat dikabulkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi di tingkat IAIN Samarinda dan Program Pascasarjana. b. Telah menyelesaikan pengembalian buku pinjaman dari perpustakaan. c. Telah menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan unit- unit yang ada di lingkungan IAIN Samarinda. 3) Mahasiswa yang akan pindah ke program studi lain setingkat yang ada di Program Pascasarjana dapat mengajukan permohonan kepada Rektor melalui Direktur. 4) Permohonan pindah ke program studi lain dapat dikabulkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. b. c. d.

Telah menempuh studi selama 1 semester. Mendapat persetujuan Direktur. Daya tampung mahasiswa Program Studi yang dituju masih memungkinkan. Memenuhi persyaratan khusus yang diberlakukan bagi mahasiswa program studi yang dituju. e. Beban studi (SKS) yang telah ditempuh dapat diakui sepanjang sesuai dengan kurikulum program studi yang baru. f. Perpindahan tidak mengubah masa studi mahasiswa yang bersangkutan.

25


5) Mahasiswa yang berada pada masa kuliah aktif (semester 1 sampai 3 untuk program magister) yang tidak melakukan registrasi akan dinyatakan mengundurkan diri. 6) Mahasiswa yang cuti harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Tetap melakukan proses registrasi ulang dan mengajukan permohonan cuti kepada Direktur dan mendapat persetujuan. b. Telah menyelesaikan studi minimal selama 1 (satu) semester dengan mendapat IP minimal 3,00 untuk Program Magister. c. Untuk setiap kali masa cuti maksimal 2 (dua) semester berturut urut. d. Cuti dapat dilakukan 2 (dua) kali dalam masa studinya dengan diselingi masa studi aktif. e. Selama masa cuti tidak memiliki hak sebagai mahasiswa IAIN Samarinda. 7) Mahasiswa yang cuti yang masih dalam masa studinya dapat mendaftarkan kembali sebagai mahasiswa aktif dengan cara melakukan registrasi ulang dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagaimana ketentuan yang berlaku. 8) Mahasiswa yang tidak melakukan regristrasi ulang dinyatakan berhenti dan IAIN Samarinda dengan ketentuan sebagai berikut: a. Dalam salah satu keadaan di bawah ini: (1) Belum menyelesaikan studi selama 1 (semester) semester; (2) Telah habis masa cutinya (maksimal 2 semester berturut-turut); (3) Telah melakukan cuti 2 (dua) kali. (4) Berada pada semester 4 sampai 7 bagi mahasiswa Program Magister. (5) Berada pada semester terakhir dari masa studinya. b. Setelah dinyatakan berhenti, tidak memiliki hak sebagai mahasiswa IAIN Samarinda. 9) Mahasiswa yang telah dinyatakan berhenti tidak dapat melakukan registrasi ulang kecuali melalui pendaftaran sebagai mahasiswa baru dengan ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi penerimaan mahasiswa baru. 10) Matakuliah yang pernah ditempuh oleh mahasiswa yang dinyatakan berhenti yang mendaftarkan kembali sebagai mahasiswa baru dapat diperhitungkan sebagai perolehan/dinyatakan telah lulus jika ada kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku bagi mahasiswa baru pada tahun akademik tersebut. 11) Tatacara pengakuan perolehan matakuliah diatur lebih lanjut melalui peraturan Direktur.

26


BAB XII PROGRAM PERKULIAHAN Pasal 49 Perkuliahan 1) Mahasiswa harus mengikuti seluruh program perkuliahan, termasuk studium general, praktikum, dan kegiatan akademik yang lain secara tertib dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku. 2) Jadwal kuliah atau praktikum dibuat dan ditetapkan oleh Direktur setiap semester. 3) Perkuliahan terdiri atas beberapa kegiatan: a. Kegiatan tatap muka, yaitu kegiatan perkuliahan terjadwal dimana dosen dan mahasiswa berinteraksi secara langsung dalam kelas. b. Kegiatan terstruktur, yaitu kegiatan belajar di luar jam terjadwal dimana mahasiswa melaksanakan tugas dalam bimbingan dosen, yang berupa tugas-tugas pekerjaan rumah, penulisan laporan, makalah, penelitian atau kegiatan sejenis lainnya. c. Kegiatan mandiri, yaitu kegiatan belajar yang diatur oleh mahasiswa sendiri untuk memperkaya dan memperdalam pengetahuannya dalam rangka menunjang kegiatan tatap muka dan terstruktur, seperti belajar di perpustakaan, wawancara dengan nara sumber, atau kegiatan lainnya. 4) Perkuliahan dapat dibedakan menjadi: a. Perkuliahan teori, yaitu perkuliahan yang sifatnya mengkaji konsep, prinsip, dan teori untuk disiplin ilmu tertentu atau interdisipliner. b. Perkuliahan praktikum, yaitu perkuliahan yang sifatnya implementatif terhadap konsep, prinsip atau teori dalam situasi yang dikondisikan. Termasuk kategori ini, perkuliahan yang dilakukan di laboratorium untuk memperoleh konsep, prinsip atau teori. c. Praktek pengalaman lapangan, yaitu perkuliahan yang sifatnya menerapkan konsep, prinsip atau teori dalam bentuk kerja nyata di lapangan dan atau perkuliahan yang sifatnya menyerap konsep, teori, metode, dan praktik keilmuan dari lapangan. Pasal 50 Penyelenggaraan Kuliah Bahasa Asing 1) Mahasiswa diwajibkan memiliki kemampuan berbahasa Arab dan Inggris pada tingkat tertentu yang ditetapkan oleh Direktur. 2) Mahasiswa yang belum mencapai kemampuan berbahasa Arab dan Inggris sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib mengikuti perkuliahan matrikulasi bahasa tersebut. 3) Perkuliahan Bahasa Arab dan Inggris diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Bahasa (LPB) yang pelaksanaannya dikoordinasikan dengan Program Pascasarjana. 27


Pasal 51 Penyelenggaraan Kuliah Dosen Tamu 1) Pada setiap semester, Program Pascasarjana menghadirkan nara sumber dari luar (dosen tamu) yang mempunyai keahlian sesuai dengan disiplin ilmu dalam Program Studi di Program Pascasarjana. 2) Perkuliahan dosen tamu dilaksanakan minimal satu kali dalam setiap semester oleh Program Pascasarjana, atau bilamana dipandang perlu. 3) Perkuljahan dosen tamu terbuka untuk seluruh dosen dan mahasiswa. 4) Ketentuan lebih lanjut penyelenggaraan kuliah dosen tamu diatur oleh Program Pascasarjana. Pasal 52 Jadwal Perkuliahan 1) Jadwal perkuliahan dibuat dan diatur oleh Direktur. 2) Jadwal perkuliahan dibuat setiap semester, sesuai dengan kalender akademik yang ditetapkan oleh Rektor. Kuliah berlangsung antara Pukul 07.30 - 18.00, kecuali waktu istirahat untuk shalat jama’ah. 3) Jadwal perkuliahan untuk setiap semester, diterbitkan oleh Program Pascasarjana paling lambat 1 (satu) minggu sebelum masa pendaftaran perkuliahan. Jadwal disosialisasikan kepada mahasiswa melalui pengumuman, dan telah diberitahukan kepada Dosen/Pengajar paling lambat 1 (satu) minggu sebelum perkuliahan semester tersebut dimulai. 4) Jadwal perkuliahan bersifat mengikat sehingga dosen tidak diperkenankan mengubahnya tanpa sepengetahuan Program Pascasarjana dan kesepakatan dengan mahasiswa. Pasal 53 Hak dan Kewajiban Mahasiswa dalam Perkuliahan 1) Mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan akademik dan administratif sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2) Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka, praktikum dan kegiatan akademik lainnya yang diselengggarakan oleh Program Pascasarjana. 3) Mahasiswa wajib melaksanakan semua kegiatan perkuliahan seperti menyelesaikan tugastugas perkuliahan tepat waktu, baik berupa makalah, laporan, penelitian, atau tugas lain semacamnya. 4) Mahasiswa yang hadir dalam kegiatan perkuliahan wajib mengisi daftar hadir. 5) Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan perkuliahan wajib menyampaikan surat pemberitahuan/ijin kepada dosen pengampu matakuliah. 6) Setiap selesai perkuliahan, daftar hadir mahasiswa diserahkan kepada Program Pascasarjana. 7) Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan perkuliahan tatap muka sedikitnya 75% dari kehadiran dosen. 28


8) Jika karena suatu hal perkuliahan tatap muka tidak dapat dipenuhi oleh dosen, maka dosen yang bersangkutan wajib menggantikannya pada kesempatan lain. 9) Dalam mengikuti kegiatan akademik, mahasiswa wajib mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 10) Mahasiswa wajib hadir dalarn perkuliahan tatap muka tepat waktu, dan jika terlambat, maka tidak boleh mengikuti kuliah kecuali jika diijinkan oleh dosen. 11) Mahasiswa berhak mengajukan keberatan kepada Direktur, jika dosen dianggap tidak mampu memberi kuliah, perkuliahannya tidak sesuai dengan silabus tanpa ada kesepakatan lebih dulu, atau penyimpangan lain. BAB XIII PELAKSANAAN KULIAH PRAKTEK Pasal 54 Pengertian dan Tujuan 1) Kuliah praktik adalah kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh rnahasiswa baik dalam bentuk latihan keterampilan, penambahan wawasan dalam rangka penguasaan kompetensi sesuai dengan program studi yang terkait. 2) Kuliah praktik bertujuan untuk meningkatkan penguasaan dan keterampilan mahasiswa terhadap suatu disiplin ilmu, mata kuliah, dan kompetensi program studi. Pasal 55 Status dan Bentuk 1) Kuliah praktik merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. 2) Kuliah praktik berbentuk Praktik Matakuliah (PMK). Pasal 56 Praktik Matakuliah (PMK) 1) Praktik matakuliah adalah simulasi pendalaman, penerapan dan pengembangan ilmu yang berkaitan dengan mata kuliah tertentu. 2) Bobot SKS praktik matakuliah menjadi satu kesatuan dengan bobot SKS mata kuliah yang terkait. 3) Pelaksanaan praktik rnatakuliah, baik syarat, waktu, fasilitas dan sistem penilaian, diatur dengan peraturan Direktur.

29


BAB XIV PENYELENGGARAAN UJIAN Pasal 57 Umum 1) Ujian merupakan proses untuk mengevaluasi kinerja akademik mahasiswa setelah melalui proses pembelajaran tertentu. 2) Ujian terdiri dari ujian mata kuliah, ujian komprehensif, dan ujian tesis. Pasal 58 Ujian Matakuliah 1) Ujian matakuliah merupakan bentuk evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui kinerja akademik mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran mata kuliah. 2) Ujian matakuliah sekurang-kurangnya dilakukan dua kali, yakni Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). 3) Ujian matakuliah dapat berbentuk lisan, tulis, pemberian tugas, quiz, pembuatan makalah, dan lain-lain. 4) Ujian matakuliah yang berbentuk lisan, tulis, dan quiz, dilaksanakan oleh dosen pengampu dan dapat dibantu oleh tenaga admimstratif sesuai dengan jadwal kuliah. 5) Ujian Akhir Semester dilakukan bila perkuliahan tatap muka yang dilaksanakan oleh dosen telah mencapai minimal 14 kali di luar ujian. 6) Mahasiswa yang dapat mengikuti ujian akhir adalah yang telah inengikuti kuliah minimal 75 persen dari tatap muka yang dilakukan oleh dosen. 7) Ketentuan lebih rinci mengenai ujian mata kuliah ditetapkan dalam peraturan Direktur. Pasal 59 Ujian Komprehensif 1) Ujian komprehensif dimaksudkan untuk menguji penguasaan kompetensi keahlian khusus pada Program Studi. 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai ujian komprehensif diatur dalam bab XV dari peraturan ini. Pasal 60 Ujian Tesis 1) Ujian tesis merupakan kegiatan terakhir dan seluruh kegiatan akademik mahasiswa Program Magister. 2) Ujian tesis dilaksanakan apabila mahasiswa telah dinyatakan lulus ujian komprehensif, dan naskah tesis telah siap untuk diujikan . 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai ujian tesis diatur dalam bab XVI dari peraturan ini. 30


BAB XV PENYELENGGARAAN UJIAN KOMPREHENSIF Pasal 61 Ketentuan Umum 1) Ujian komprehensif bertujuan untuk mengetahui penguasaan mahasiswa akan kompetensi spesialisasi keahlian program studi secara menyeluruh dan terpadu. 2) Ujian komprehensif merupakan pendadaran terhadap kompetensi khusus spesialisasi keahliannya yang dimaksudkan untuk mengevaluasi pencapaian kompetensi spesialisasi keahliannya. 3) Ujian komprehensif wajib diikuti oleh mahasiswa program magister sebagai prasyarat mengikuti seminar proposal tesis. 4) Ujian komprehensif dilaksanakan sebagai bagian dari penulisan tesis. Pasal 62 Syarat-Syarat 1) Untuk dapat mengikuti ujian komprehensif, mahasiswa harus memenuhi syarat administratif dan akademik. 2) Secara administratif, mahasiswa dapat mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian komprehensif bila telah terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester yang bersangkutan. 3) Secara akademis, mahasiswa yang dapat mengikuti ujian komprehensif adalah mereka yang telah lulus semua mata kuliah (kecuali tesis) dengan indeks prestasi kumulatif minimal 3,00. Pasal 63 Bentuk Ujian 1) Ujian komprehensif dilaksanakan dalam bentuk ujian tulis dan lisan, dimaksudkan untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam menyajikan, menganalisis, dan memecahkan permasalahan akademis yang terkait dengan spesialisasi keahliannya. 2) Ujian tulis dan lisan tersebut menjadi titik tolak untuk menguji kemampuan mahasiswa secara menyeluruh. 3) Ketentuan tentang format penulisan makalah yang dapat diajukan untuk mendaftarkan ujian komprehensif diatur lebih lanjut dalam peraturan Direktur. Pasal 64 Pelakasanaan Ujian Komprehensif 1) Ujian komprehensif diselenggarakan oleh Pogram Pascasarjana. 2) Ujian komprehensif diselenggarakan dalam satu majelis ujian, setelah mahasiswa menyelesaikan semua ujian mata kuliah dan praktikum sebagai prasyarat untuk ujian tesis. 31


3) Majelis Penguji Komprehensif Program Magister terdiri dari: tiga orang penguji sesuai dengan kewenangan hak menguji, disiplin ilmu, dan keahlian mengenai bidang ujian komprehensif. 4) Penguji komprehensif adalah tenaga edukatif yang memenuhi persyaratan menjadi dosen di Program Pascasarjana. 5) Waktu ujian komprehensif sekurang-kurangnya 60 menit dan sebanyak-banyaknya 120 menit. Pasal 65 Penilaian Ujian Komprehensif 1) Penilaian didasarkan pada kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan tentang keislaman, keilmuan dan metodologi. 2) Penilaian terhadap kemampuan menjawab pertanyaan didasarkan pada ketepatan dan kebenaranjawaban, penalaran, dan presentasi isi makalahnya. 3) Setiap penguji memberikan nilai tersendiri terhadap obyek penilaian tersebut diatas. 4) Nilai ujian komprehensif merupakan nilai rata-rata dari seluruh penguji. 5) Pemberian nilai komprehensif menggunakan sistem penilaian yang berlaku (skala 0,04,0). 6) Mahasiswa peserta ujian komprehensif dinyatakan lulus bila memperoleh nilai rata-rata dari seluruh penguji minimal 3,00. 7) Mahasiswa peserta ujian komprehensif yang belum mencapai nilai minimal tersebut harus mengikuti ujian ulang dengan prosedur dan ketentuan yang sama. 8) Ujian ulang dapat dilakukan secepat-cepatnya setelah satu bulan. BAB XVI PENULISAN TESIS Pasal 66 Ketentuan Umum 1) Tesis merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian (dalam rangka penyelesaian studi program magister (S2). 2) Bahan yang menjadi dasar penulisan tesis dapat diperoleh melalui penelitian lapangan, laboratorium, dan atau kepustakaan. 3) tema tesis diangkat dari permasalahan yang relevan dengan kajian atau kompetensi utama program studi. 4) Tesis merupakan karya mandiri mahasiswa yang ditulis di bawah bimbingan dosen yang ditunjuk. 5) Tesis dapat ditulis dalam bahasa Indonesia, Arab atau Inggris.

32


Pasal 67 Prosedur Penulisan Tesis 1) Mahasiswa yang telah memenuhi syarat mengajukan tema/judul tesis dengan garis besar rencana penelitian kepada Ketua Program Studi. 2) Ketua Program Studi selanjutnya mendiskusikannya dengan mahasiswa dan memberikan pertimbangan serta persetujuan dan disyahkan oleh Direktur. 3) Direktur menunjuk dua orang dosen sesuai dengan keahliannya untuk menjadi pembimbing mahasiswa dalam menyelesaikan penulisan tesis. 4) Dengan arahan dari pembimbing, mahasiswa menyusun proposal penelitian. 5) Proposal yang telah disetujui oleh pembimbing diseminarkan di hadapan Majelis Seminar Proposal Tesis. 6) Majelis Seminar Proposal Tesis ditetapkan oleh Direktur. 7) Berdasarkan proposal penelitian yang telah disetujui oleh pembimbing dan pembahas seminar proposal, mahasiswa melakukan langkah-langkah penelitian dan penulisan tesis sampai selesai di bawah bimbingan dosen. 8) Tesis yang telah selesai dan disetujui oleh pembimbing selanjutnya diujikan dalam Majelis Ujian Tesis. Pasal 68 Syarat-syarat Pengajuan Judul Tesis 1) Untuk dapat mengajukan judul/tema tesis ke Ketua Program Studi, mahasiswa harus memenuhi syarat administratif dan akademis. 2) Secara administratif, mahasiswa dapat mengajukan judul tesis kepada program studi bila telah terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester yang bersangkutan. 3) Secara akademis, mahasiswa yang dapat mengajukan judul tesis adalah mereka yang telah menempuh minimal 30 SKS dengan indeks prestasi kumulatif minimal 3,00. Di samping itu, mahasiswa harus telah lulus matakuliah metodologi penelitian serta matakuliah lain yang ditetapkan oleh Direktur. Pasal 69 Proposal Penelitian 1) Sebelum melakukan penelitian, mahasiswa harus membuat rencana atau proposal penelitian berdasarkan topik/judul yang telah disetujui oleh Direktur. 2) Penyusunan rencana penelitian dilakukan mahasiswa di bawah bimbingan dosen pembimbing. 3) Struktur, isi, dan format rencana penelitian/proposal harus sesuai dengan ketentuan. 4) Rencana penelitian yang telah disetujui pembimbing diserahkan kepada Sekretariat Program Pascasarjana untuk keperluan proses administrasi seminar proposal. 5) Seminar proposal dimaksudkan untuk menguji kelayakan dan rencana penelitian mahasiswa sesuai dengan standar penelitian yang berlaku. 33


6) Proposal diseminarkan di hadapan majelis seminar proposal yang terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, pembimbing, dan seorang atau dua orang penguji. 7) Penguji pada seminar proposal adalah tenaga edukatif yang memenuhi rersyaratan menjadi dosen Program Pascasarjana. 8) Waktu ujian seminar proposal sekurang-kurangnya 60 menit, dan sebanyak-banyaknya 120 menit. 9) Hasil seminar proposal dinyatakan dalam salah satu dan tiga kategori sebagai berikut: a. Diterima tanpa perbaikan dan dapat dilanjutkan ke pelaksanaan penelitian. b. Diterima dengan catatan harus dilakukan perbaikan dan dapat dilanjutkan ke pelaksanaan penelitian setelah diperbaiki. c. Ditolak dan harus dilakukan perbaikan dan seminar kembali. 10) Perbaikan kategori b harus dilakukan paling lama dua bulan untuk dapat dilanjutkan ke pelaksanaan penelitian. 11) Perbaikan kategori c harus dilakukan paling cepat satu bulan untuk dapat dilaksanakan seminar kembali. 12) Pelaksanaan penelitian dapat dilakukan bila proposal telah mendapatkan pengesahan dan majelis meminar proposal. 13) Prosedur administratif pengajuan usulan penelitian yang lebih rinci diatur dalam peraturan Direktur. Pasal 70 Pembimbing 1) Untuk setiap mahasiswa yang menulis tesis ditunjuk dua orang pembimbing. 2) Pembimbing adalah tenaga edukatif yang berdasarkan keahliannya diangkat oleh Direktur. 3) Untuk dapat diangkat sebagai pembimbing, seorang tenaga edukatif harus memiliki jabatan fungsional minimal Lektor dengan ijazah doktor atau berijazah S-2 dengan keahlian yang sangat khusus. 4) Tugas pembimbingan dimulai sejak pembimbing menerima surat penunjukan dari Direktur sampai dengan selesainya seluruh proses penulisan tesis. Tugas pembimbing adalah: a. Memberikan pertimbangan, mengoreksi, dan menyetujui judul, kerangka umurn, usulan tesis; dan langkah-.langkah proses penulisan tesis; b. Memberikan petunjuk praktis tentang metodologi penelitian serta teknik penulisan tesis; c. Memberikan koreksi terhadap draft awal tesis; d. Memberikan persetujuan terhadap draft akhir tesis;

34


Pasal 71 Proses Pembimbingan 1) Proses pembimbingan dilakukan secara teratur sejak penunjukkannya oleh Direktur. 2) Bila terjadi perbedaan pendapat yang tidak dapat dipertemukan antara pembimbing dan mahasiswa, Direktur, atas pengaduan salah satu pihak yang terkait, melakuan pendekatan untuk menyelesaikan perbedaan tersebut berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah dan ukhuwah. 3) Dalam hal perbedaan tersebut tidak dapat terselesaikan, Direktur dapat mengalihkan tugas pembimbingan kepada pembimbing yang baru, dengan sepengetahuan pembimbing lama. 4) Ketentuan lebih lanjut tentang prosedur dan proses pembimbingan tersebut diatur dengan peraturan Direktur. Pasal 72 Format Penulisan Tesis 1) Seluruh proses dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa disusun dalam sebuah laporan penelitian atau tesis. 2) Laporan tersebut disusun dengan menggunakan format yang pada dasarnya terdiri dan tiga bagian: awal, utama dan akhir. 3) Bagian awal terdiri dari judul, persetujuan/pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar diagram, dan sebagainya. 4) Bagian utama merupakan inti dari tesis yang mencerminkan seluruh proses penelitian, yang berisi bab-bab tentang pendahuluan, metodologi, teori, hasil, dan kesimpulan. 5) Bagian akhir sebagai pelengkap dari bagian utama, berisi tentang rujukan dan lampiran yang penting untuk diketahui pembaca. 6) Ketentuan lebih lanjut dan terinci tentang format penulisan laporan penelitian tesis tersebut diatur dengan peraturan Direktur. Pasal 73 Teknik Penulisan Tesis 1) Penulisan tesis menggunakan teknik penulisan ilmiah yang baku. 2) Ketentuan lebih lanjut dan terinci tentang teknik penulisan laporan penelitian tesis tersebut diatur dengan peraturan Direktur. Pasal 74 Ujian Tesis 1) Ujian tesis dimaksudkan untuk menguji kelayakan penelitian serta penguasaan mahasiswa berkenaan dengan karya ilmiahnya. 2) Ujian dapat dilaksanakan paling cepat 3 (tiga) bulan setelah proposal disahkan oleh seluruh penguji seminar proposal. 3) Ujian tesis dapat dilaksanakan apabila: 35


a. Naskah tesis telah disetujui oleh pembimbing. b. Mahasiswa telah mencapai TOEFL score 450. c. Mahasiswa telah mencapai TOAFL score 325. 4) Ujian tesis dilaksanakan di hadapam majelis penguji tesis yang terdiri dari ketua, sekretaris, pembimbing, dan penguji utama, disiplin ilmu, dan keahlian terhadap materi ujian tesis. 5) Penguji tesis adalah tenaga edukatif yang memenuhi persyaratan menjadi dosen Program Pascasarjana. 6) Waktu ujian tesis sekurang-kurangnya 60 menit, dan sebanyak-banyaknya 120 menit. 7) Hasil ujian tesis dinyatakan dalam salah satu dari 4 kategori sebagai berikut: a. Lulus tanpa perbaikan. b. Lulus dengan catatan harus dilakukan perbaikan. c. Tidak lulus dan harus dilakukan perbaikan dan ujian kembali. d. Tidak lulus dan harus dilakukan penelitian ulang dan ujian kembali. 8) Perbaikan kategori b harus dilakukan paling lama 1 (satu) bulan. 9) Perbaikan kategori c harus dilakukan paling cepat 1 (satu) bulan untuk dapat diujikan kembali. 10) Perbaikan kategori d harus dilakukan paling cepat 2 (dua) bulan untuk dapat diujikan kembali. 11) Dalam melakukan perbaikan tesisnya, mahasiswa dibimbmg oleh dosen pembimbmg dan dibantu oleh anggota penguji. Pasal 75 Penilaian 1) Penilaian tesis didasarkan pada karya mahasiswa dan kemampuannya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dewan penguji tentang isi dan karyanya tersebut. 2) Penilaian terhadap karya tulis didasarkan pada sistematika penulisan, logika, penalaran dalam pembahasan serta kontribusinya bagi pengembangan keilmuan. 3) Penilaian terhadap kemampuan menjawab pertanyaan didasarkan path ketepatan dan kebenaran jawaban, penalaran dan presentasi isi karya tulisnya. 4) Setiap penguji memberikan nilai tersendiri terhadap obyek penilaian sebagaimana dalam ayat 2 dan 3 di atas. 5) Nilai tesis merupakan nilai rata-rata dan nilai seluruh penguji. 6) Pemberian nilai tesis menggunakan sistem penilaian yang berlaku (skala 0,0-4,0). 7) Mahasiswa peserta ujian tesis dinyatakan lulus bila memperoleh nilai rata-rata dan seluruh penguji minimal 3,00. 8) Mahasiswa peserta ujian tesis yang belum mencapai nilai minimal tersebut harus mengikuti ujian ulang dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. 9) Ujian ulang tersebut dapat dilakukan secepat-cepatnya dua bulan setelah ujian pertama. 36


10) Mahasiswa dapat mendaftarkkan ujian ulang bila telah melakukan prrbaikan sesuai dengan yang disarankan penguji dan telah mendapat persetujuannya. 11) Majelis penguji dalam ujian ulang sama dengan majelis penguji dalam ujian pertama. Pasal 76 Naskah Tesis 1) Tesis yang telah diujikan, diperbaiki, dan disahkan oleh majelis penguji dan pembimbing digandakan sebanyak 4 eksemplar (untuk penelitian kepustakaan) atau 5 eksemplar (untuk penelitian lapangan), yang masing-masing untuk pihak sebagai berikut: a. b. c. d.

Satu eksemplar untuk pembimbing. Satu eksemplar untuk Program Pascasarjana dalam rangka pengurusan ijazah. Satu eksemplar untuk Perpustakaan Program Pascasarjana. Satu eksemplar untuk pihak terkait, seperti Bappeda atau lembaga tempat pengumpulan data (khusus penelitian lapangan). e. Satu eksemplar untuk mahasiswa yang bersangkutan. 2) Mahasiswa diwajibkan menyerahkan soft file dalam bentuk CD dan seluruh naskah tesis ke perpustakaan IAIN Samarinda dan Program Pascasarjana untuk dicopyi dan diolah ke dalam sistem digital library agar dapat diakses oleh pengguna perpustakaan melalui jaringan komputer. BAB XVII PENILAIAN DAN YUDISIUM Pasal 77 Ketentuan Umum 1) Penilaian merupakan proses sistematis untuk memberikan predikat pada tingkat kinerja akademik/hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa. 2) Penilaian hasil belajar terdiri dari penilaian hasil belajar mata kuliah, penilaian akhir semester, penilaian hasil belajar total, dan yudisium. 3) Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf A, B, C, D, dan E yang masing-masing diberi bobot 4, 3, 2, 1, dan 0, dengan variasi angka desimal (satu angka di belakang koma). Pasal 78 Penilaian Hasil Belajar Mata Kuliah 1) Penilaian hasil belajar mata kuliah dilakukan oleh dosen pengampu pada akhir semester berdasarkan hasil Ujian Tengah Semester (UTS), (Ujian Akhir Semester (UAS), atau dan Ujian Sisipan, KaryaTulis, Quiz dan lain-lain untuk masing-masing mata kuliah. 37


2) Nilai mata kuliah didasarkan pada Nilai Pukul Rata (NIPURA) yang merupakan nilai perpaduan dari seluruh ujian yang diselenggarakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi mata kuliah yang bersangkutan. 3) Nilai Pukul Rata (NIPURA) diperoleh dengan cara sebagai berikut: a. Jika penilaian ujian dilaksanakan diu kali (Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester), maka bobot masing-masing adalah 50 dan 50. b. Jika penilaian ujian dilaksanakan lebih dari dua kali, maka bobot Ujian Akhir Semester adalah 40 dan bobot ujian yang lain (Ujian Tengah Semester, Ujian Sisipan, Karya Tulis, Quiz) adalab 60. Bobot masing-masing ujian yang lain tersebut ditentukan oleh dosen yang bersangkutan. c. Pemberian bobot nilai masing-masing ujian dapat dilakukan berbeda dari ketentuan butir a dan b di atas berdasarkan pertimbangan rasional dosen. 4) Penilaian sebagaimana tersebut di atas dilakukan dengan sistem Penilaian Acuan Kriteria (PAK). 5) a. Penilaian Acuan Kriteria (PAK) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan mahasiswa terhadap kompetensi mata kuliah secara mutlak. b. Pemberian nilai pada sistem ini menggunakan persentase tingkat penguasaan tugas/kompetensi mata kuliah, yang ditetapkan pada awal masa kuliah. c. Berdasarkan persentase tersebut selanjutnya ditetapkan nilai huruf dan bobotnya dalam skala 0,0 - 4,0, berdasarkan tabel ekuvalensi. d. Persentase sebagaimana di atas adalah nilai pukul rata (NIPURA) persentase dari seluruh ujian yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi mata kuliah yang bersangkutan. 6) Nilai mata kuliah diperoleh dengan mengubah NIPURA yang sudah ditransformasikan ke dalam persentase (untuk PAK) ke dalam nilai dan bobot sebagaimana tabel berikut:

38


Tabel 1

Ekuvalensi Nilai dan Bobot % % PENCAPAIAN NILAI BOBOT PENCAPAIAN NILAI BOBOT KOMPETENSI KOMPETENSI 90

A+

4,00

69

B-

2,90

89

A

3,95

68

B-

2,80

88

A

3,90

67

B-

2,70

87

A

3,85

66

C+

2,60

86

A

3,80

65

C+

2,50 -

85

A

3,75

64

C+

2,40

84

A-

3,70

63

C

2,30

83

A-

3,65

62

C

2,20

82

A-

3,60

61

C-

2,10

81

A-

3,55

60

C-

2,00

80

A-

3,50

59

D+

1,90

79

B+

3,45

58

D+

1,80

78

B+

3,40

57

D+

1,70

77

B+

3,35

56

D

1,60

76

B+

3,30

55

D

1,50

75

B+

3,25

54

D

1,40

74

B

3,20

53

D-

1,30

73

B

3,15

52

D-

1,20

72

B

3,10

51

D-

1,10

71

B

3,05

50

D-

1,00

39


70

B

3,00

50

E

0,00

7) Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus suatu mata kuliah apabila mendapatkan nilai serendah-rendahnya B (dengan bobot minimal 3,00). 8) Mahasiswa yang tidak mencapai nilai minimal tersebut di atas dinyatakan gagal dan wajib mengikuti perkuliahan mata kuliah yang bersangkutan pada semester lain. 9) Apabila setelah mengikuti kuliah ulang masih belum bisa mencapai nilai minimal, maka mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan gagal dan tidak dapat melanjutkan studinya. 10) Mahasiswa yang berkeberatan dengan nilai yang diberikan oleh dosen dapat mengajukan keberatannya kepada dosen pengampu matakuliah yang bersangkutan selambat-lambatnya satu minggu setelah nilai diumumkan. 11) pengajuan keberatan harus disertai dengan alasan yang rasional dan didasarkan pada ketentuan yang berlaku serta ketentuan penilaian yang disepakati bersama pada awal perkuliahan. 12) Apabila tidak dicapai kata sepakat, atas pengaduan salah satu pihak, Direktur dapat melakukan mediasi berdasarkan pada ketentuan yang berlaku. 13) Apabila upaya mediasi tidak dapat menghasilkan kesepakatan, Direktur dapat membentuk Tim Penilai Akademik yang terdiri dari tiga orang, paling tidak satu di antaranya memiliki keahlian dalam matakuliah yang bersangkutan. 14) Tim Penilai Akademik melakukan penilaian ulang terhadap hasil karya atau berkas mahasiswa yang menjadi obyek penilaian matakuliah yang sangkutan berdasarkan ketentuan yang berlaku. 15) Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Penilai Akademik dapat memanggil pihak-pihak terkait yang dianggap perlu. 16) Hasil penilaian oleh Tim Penilai Akademik bersifat final. 17) Pengajuan keberatan atas nilai tidak dapat diajukan untuk hasil ujian yang dilakukan oleh majelis penguji (komprehensif, seminar proposal, dan ujian tesis). Pasal 79 Indeks Prestasi 1) 2) 3) 4) 5)

Indeks Prestasi (IP) adalah nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa setelah menyelesaikan satu tahapan atau kombinasi lebih dari satu tahapan penilaian hasil belajar. Indeks prestasi terdiri dari Indeks Prestasi Semester, Indeks Prestasi Kumulatif, dan Indeks Prestasi Akhir. Indeks Prestasi Semester (IP Semesteran) diperoleh dari penilaian hasil belajar seluruh matakuliah dalam satu semester. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) diperoleh dari penilaian hasil belajar seluruh mata kuliah yang pernah ditempuh semenjak semester pertama sampai dengan semester terakhir (saat dilakukan perhitungan IPK). Indeks Prestasi Akhir (IP Akhir) diperoleh dari penilaian hasil belajar dari seluruh mata kuliah yang dilakukan pada akhir program. 40


6)

a. Indeks Prestasi dihitung dari jumlah perkalian antara SKS dengan nilai/N tiap-tiap mata kuliah (∑sksN) dibagi jumlah SKS seluruh mata kuliah tersebut(∑sks), Perhitungan tersebut dapat dirumuskan sebagai benikut:

IP=

∑sksN

∑sks Keterangan: ∑ : jumlah sks : bobot SKS mata kuliah N : bobot nilai mata kuliah yang bersangkutan, b. Bobot SKS dan nilai (N) yang diperhitungkan dalam Indeks Prestasi Semesteran adalah dari seluruh mata kuliah yang ditempuh pada semester yang bersangkutan, sedang dalam IP Kumulatif adalah dari seluruh mata kuliah yang pemah ditempuh sampai dengan semester yang bersangkutan (bila diulang maka hanya diperhitungkan yang terakhir), serta dalam IP Akhir adalah dari seluruh mata kuliah yang telah dinyatakan lulus. c. Indeks Prestasi menggunakan angka desimal dengan dua angka di belakang koma. Pasal 80 Yudisium 1) 2) 3) 4)

5)

6)

Pada akhir program pembelajaran dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap hasil belajar mahasiswa dalam melaksanakan pendidikannya di program magister. Penilaian secara menyeluruh tersebut dilakukan untuk menentukan yudisium atau kelulusan mahasiswa dari program pendidikannya. Yudisium dilakukan setelah mahasiswa lulus semua matakuliah dan tugas akhir (karya ilmiah tesis yang menjadi beban studinya. Seorang mahasiswa dinyatakan lulus dari program yang ditempuhnya apabila: a. Lulus seluruh matakuliah dan tugas akhir yang menjadi beban studi wajib yang harus ditempuhnya. b. Memperoleh nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,00. c. Tidak ada matakuliah atau tugas akhir yang nilainya di bawah 3.00. Mahasiswa yang telah lulus dalam yudisium diberikan predikat kelulusan dengan kriteria berikut: a. IPK antara 3,76 - 4,00 diberi predikat: Cumlaude/Istimewa b. IPK antara 3,51 - 3,75 diberi predikat: Sangat Memuaskan c. IPK antara 3,26 - 3,50 diberi predikat : Memuaskan d. IPK antara 3,00 - 3,25 diberi predikat : Baik Mahasiswa yang menyelesaikan studinya melampau batas masa studi rnaksimal (diperpanjang) predikat kelulusannya paling tinggi Sangat Memuaskan. 41


BAB XVIII IJAZAH DAN TRANSKRIP AKADEM1K Pasal 81 Ijazah 1) 2) 3) 4) 5)

Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus berhak mendapatkan ijazah sebagai tanda bukti kelulusan. Ijazah dikeluarkan oleh Program Pascasarjana IAIN Samarinda. Ijazah dikeluarkan hanya sekali. Ijazah magister diberikan kepada mahasiswa pada saat wisuda. Ijazah magister dapat diberikan apabila mahasiswa telah menyerahkan tesis dan soft copy sebagaimana ketentuan dalam pasal 76. Pasal 82 Transkrip Akademik

1) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus berhak memperoleh transkrip akademik yang berisi kumpulan nilai mata kuliah yang telah ditempuh. 2) Transkrip akademik dikeluarkan oleh Program Pascasarjana. 3) Transkrip akademik diberikan kepada mahasiswa setelah pelaksanaan wisuda. BAB XIX WISUDA Pasal 83 Ketentuan Umum 1) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus berhak mengikuti wisuda. 2) Wisuda diselenggarakan oleh IAIN Samari Pasal 84 Persyaratan dan Pelaksanaan Wisuda 1) Mahasiswa dapat mengikuti wisuda apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Telah diinyatakan lulus dalam yudisium yang dibuktikan dengan salinan berita acara. b. Menyerahkan bukti penyerahan tesis kepada Program Pascasarjana, pembimbing, perpustakaan serta pihak lain terkait. c. Menyerahkan bukti bebas peminjaman pustaka baik pada perpustakaan Program Pascasarjana dan perpustakaan IAIN Samarinda. d. Memenuhi seluruh ketentuan administrasi yang ditentukan. 2) Wisuda dilaksanakan dalam Rapat Senat Terbuka. 3) Wisuda dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik yang berlaku. 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai wisuda diatur dalam peraturan Rektor. 42


BAB XX PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN Pasal 85 Ketentuan Umum 1) Perpustakaan adalah unsur penunjang Program Pascasarjana yang memiliki arti penting dalam meningkatkan kualitas akademik di Program Pascasarjana. 2) Tujuan penyelenggaraan perpustakaan adalah untuk mendukung, memperlancar serta meningkatkan kualitas pelaksanaan dharma pendidikan. 3) Fungsi perpustakaan adalah sebagai pusat ilmu pengetahuan dan pendidikan, pusat layanan informasi, pusat penelitian literatur, tempat rekreasi ilmiah, sumber inspirasi, dan tempat pelestarian karya ilmiah. 4) Perpustakaan memiliki tugas sebagai berikut: a. Mengadakan pelayanan bahan pustaka untuk keperluan pendidikan dan penelitian. b. Melakukan katalogisasi, pemeliharaan bahan pustaka, dan administrasi perpustakaan. c. Mengadakan kerja sama antar lembaga perpustakaan. d. Mengadakan inventarisasi judul-judul buku yang diperlukan dan yang diminati oleh para pengguna jasa perpustakaan. e. Mengadakan kegiatan yang bersifat akademik dan informatif, misalnya bedah buku kerja sama dengan penerbit dan sebagainya. 5) Pengaturan lebih lanjut mengenai perpustakaan Program Pascasarjana ditetapkan Direktur. Pasal 86 Keanggotaan 1) Yang berhak menjadi anggota perpustakaan dan mendapatkan layanan jasa perpustakaan adalah seluruh civitas akademika Program Pascasarjana. 2) Civitas akademika di luar Program Pascasarjana dan masyarakat umum dapat menggunakan jasa Perpustakaan Program Pascasarjana dengan status pengunjung (visitor). 3) Prosedur dan syarat untuk menjadi anggota perpustakaan atau pengunjung diatur oleh Direktur. Pasal 87 Tata Tertib

1) Seluruh pengguna jasa perpustakaan diharuskan: a. Menjaga etika IAIN Samarinda dan tata tertib perpustakaan. b. Menjaga kebersihan perpustakaan. c. Memelihara kerapian dan keutuhan bahan pustaka. d. Menjaga keamanani dan kenyamanan perpustakaan. e. Mengembalikan buku tepat pada waktunya. 43


2) Pengguna yang melanggar ketentuan atau merugikan perpustakaan akan dikenai sanksi. 3) Tata tertib lebih rinci dibuat dan ditetapkan oleh Direktur. BAB XXI LABORATORIUM Pasal 88 Ketentuan Umum 1) Laboratorium merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan dalam bidang akademik yang bertujuan untuk menunjang, memperlancar serta meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan. 2) IAIN Samarinda dan Program Pascasarjana bertanggungjawab dalam penyelenggaraan laboratorium yang ada di Program Pascasarjana. 3) Laboratorium merupakan tempat pembekalan, pembinaan bagi civitas akademika Program Pascasarjana agar lebih berkualitas dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan. 4) Laboratorium berfungsi untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan, pengembangan ilmu dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat. 5) Dalam rangka menunjang pelaksanaan pendidikan, Program Pascasarjana dapat menggunakan laboratorium yang ada di lingkungan IAIN Samarinda atas persetujuan pimpinan unit pengelola laboratorium yang bersangkutan. 6) Tujuan penyelenggaraan laboratorium adalah untuk menunjang, memperlancar serta meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan. BAB XXII PENUTUP Pasal 89 Lain-lain 1) Semua ketentuan akademik dan administrasi akademik yang berlaku di Program Pascasarjana sepanjang tidak bertentangan dan atau belurn diganti berdasarkan pedoman akademik ini, masih tetap berlaku. 2) Ketentuan-ketentuan lain yang merupakan penjelasan, penjabaran, dan pelaksanaan dari Pedoman Akademik diatur lebih lanjut dengan peraturan Direktur. 3) Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan apabi1a di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran dalam Peraturan ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

44


Samarinda, 3 Januari 2016 Rektor, Dr. H. Mukhamad Ilyasin, M.Pd. NIP. 196609111993031004

Tembusan: 1.Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Jakarta; 2. Inspektur Jenderal Kementerian Agama Jakarta; 3. Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Jakarta; 4. Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Jakarta; 5. Dekan Fakultas di lingkungan IAIN Samarinda; 6. Direktur Program Pascasarjana IAIN Samarinda.

45


TATACARA UJIAN KOMPREHENSIF PROGRAM MAGISTER Peraturan Direktur Nomor 1 Tahun 2016 Pasal 1 Pengertian Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1) Ujian komprehensif adalah ujian yang dilakukan untuk mengukur penguasaan kompetensi utama atau konsentrasi yang menjadi minat mahasiswa secara menyeluruh. 2) Paper adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil kajian pustaka yang terkait dengan kompetensi utama program studi 3) Program studi adalah Program Magister Studi Islam pada Program Pascasarjana IAIN Samarinda. 4) Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Program Magister yang ditetapkan oleh Rektor. 5) Dosen adalah tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi tertentu yang khusus diangkat pada Program Magister Studi Islam Program Pascasarjana, untuk melaksanakan tugas tridharma perguruan tinggi. Pasal 2 Ketentuan Umum 1) Ujian komprehensif bertujuan untuk mengetahui penguasaan mahasiswa akan kompetensi utama, konsentrasi program studi, atau Spesialisasi secara menyeluruh dan terpadu. 2) Ujian komprehensif merupakan pendadaran terhadap kompetensi utama atau konsentrasi yang dimaksudkan untuk mengevaluasi pencapaian kompetensi utama 3) Ujian komprehensif wajib diikuti oleh mahasiswa program magister sebagai prasyarat untuk ujian tesis. 4) Ujian komprehensif dilaksanakan sebagai bagian dari penulisan tesis. Pasal 3 Syarat-Syarat 1) Untuk dapat mengikuti ujian komprehensif, mahasiswa harus memenuhi syarat administratif dan akademik. 2) Secara administratif, mahasiswa dapat mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian komprehensif bila telah terdafiar sebagai mahasiswa aktif pada semester yang bersangkutan. 3) Secara akadèmis, mahasiswa yang dapat mengikuti ujian komprehensif adalah mereka yang telah lulus semua mata kuliah (kecuali tesis) dengan indeks prestasi kumulatif minimal 3,00. 46


Pasal 4 Bentuk Ujian 1) Ujian komprehensif dilaksanakan dalam bentuk ujian makalah ilmiah, yang dimaksudkan untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam menulis, menyajikan, menganalisis, dan memecahkan permasalahan akademis yang terkait dengan kompetensi utama 2) Makalah tersebut menjadi titik tolak untuk menguji kemampuan mahasiswa secara menyeluruh. Pasal 5 Penulisan Makalah 1) Makalah komprehensif ditulis berdasarkan hasil kajian sumber pustaka yang relevan dengan tema makalah. 2) Sumber pustaka yang menjadi rujukan pengkajian sekurang-kurang terdiri dan 20 buah, sekurang-kurangnya 10 di antaranya berbahasa asing (bahasa PBB), dan sekurangkurangnya 10 di antaranya berupa artikel yang diterbitkan dalam jurnal. 3) Materi makalah sesuai dengan kompetensi utama program studi. 4) Makalah dibuat secara mandiri oleh mahasiswa. 5) Makalah disusun dengan menggunakan format yang pada dasarnya terdiri dari tiga bagian: depan, utama, dan akhir. 6) Bagian depan terdiri dari sampul, pernyataan keaslian, dan daftar isi, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Sampul berisi judul makalah, lambang IAIN Samarinda, pernyataan pembuatan makalah, nama dan NIM, dan nama lembaga, yang selengkapnya sebagaimana contoh dalam lampiran peraturan ini. b. Pernyataan keaslian makalah dibuat sebagaimana contoh dalam lampiran peraturan ini. Pernyataan dibubuhi materai Rp 6.000,- dan ditandatangani. c. Daftar isi memuat judul bagian dan sub bagian makalah serta nomor halaman di mana ia berada. 7) Bagian utama merupakan inti dari makalah yang berisi sub bagian pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan, yang secara garis besarnya (tapi bukan merupakan judul bagian atau sub bagian) berisi hal-hal sebagai berikut: a. Pendahuluan berisi tentang: (1) uraian latar belakang perlunya mengangkat tema makalah yang dibahas, baik secara teoritis ataupun praktis, (2) permasalahan yang menjadi fokus pembahasan, serta (3) metode penulisan makalah. 47


b. Pembahasan berisi tentang: (1) deskripsi secara teoritis atau uraian tentang fokus permasalahan secara lebih detil berdasarkan rujukan kepustakaan terkait, (2) kritik penulis terhadap teori (atau teori-teori) yang telah dideskripsikan sebelumnya, yang bisa berupa kelebihan, kekurangan, perbandingan, kaitan satu sama lain, dan (3) implikasinya untuk praktik, kehidupan, atau pengembangan teori lebih lanjut. c. Kesimpulan berisi rangkuman serta inti dari pembahasan yang merupakan jawaban singkat dari permasalahan. 8) Bagian akhir, sebagai pelengkap dari bagian utama, berisi tentang rujukan dan lampiran yang penting untuk diketahui pembaca dalam memperjelas atau mendukung uraian dalam bagaian utama. 9) Secara teknis, makalah dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.

Diketik di atas kertas HVS warna putih, ukuran A4. Diketik dua spasi dengan menggunakan font 12. Batas margin atas: 3 cm, kiri: 4 cm, kanan: 3 cm, dan bawah 3 cm. Panjang makalah antara 15 sampai 40 halaman (sekitar 3.000 sampai 8000 kata). Sampul berwama hijau muda. Catatan sumber rujukan dalam teks menggunakan catatan kaki disertai nomor halaman. Pasal 6 Persiapan Ujian komprehensif

1) Untuk dapat mengajukan permohonan Ujian Komprehensif, mahasiswa harus memenuhi persyaratan: a. Terdaftar aktif sebagai mahasiswa pada semester yang berjalan. b. Telah lulus semua matakuliah (kecuali tesis). 2) Pengajuan permohonan/pendaftaran ujian komprehensif (dengan menggunakan fonnulir FKM-1) ditujukan kepada Direktur melalui melalui Sekretariat Program Pascasarjana dengan dilampiri: a. Naskah komprehensif (sebanyak 5 eksemplar). b. Foto copy kartu mahasiswa/kartu registrasi yang berlaku pada semester berjalan. c. Fotocopy transkrip seluruh matakuliah yang telah lulus dengan nilai minimal 2,7. 3) Apabila semua persayaratan telah terpenuhi, Direktur menetapkan susunan Majelis Penguji Komprehensif dan jadwal pelaksanaannya. 4) Penetapan dilakukan dengan surat permohonan menguji dan undangan dari Direktur (dengan menggunakan formulir FKM-2). 5) Majelis Ujian komprehensif terdiri dan seorang ketua, sekretaris dan dua atau tiga orang penguji. 6) Ketua majelis dijabat oleh Direktur atau dosen tetap yang ditunjuk oleh Direktur. 7) Penguji komprehensif adalah dosen di lingkungan IAIN Samarinda yang telah memenuhi syarat untuk menjadi dosen di Program Pascasarjana serta memiliki keahlian sesuai dengan tema makalah komprehensif. 48


Pasal 7 Pelaksanaan Ujian Komprehensif 1) Ujian Komprehensif dimaksudkan untuk menguji penguasaan mahasiswa dalam memecahkan secara teoritis masalah yang terkait dengan keahlian utama atau konsentrasi yang menjadi minatnya. 2) Ujian Komprehensif dilaksanakan di hadapan majelis Ujian Komprehensif yang terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, dan dua atau tiga orang penguji. 3) Tugas penguji adalah sebagai berikut: a. Ketua/penguji : memimpin jalannya ujian, membahas (bertanya, mengklarifikasi, memberikan saran) dan menilai basil. b. Sekretaris/penguji : mengurus administrasi ujian, mencatat proses dan hasil ujian, membahas (bertanya, mengklarifikasi, memberikan saran) dan menilai basil. c. Penguji : membahas (bertanya, mengklarifikasi, memberikan saran) dan menilai hasil. 4) Ujian Komprehensif dilaksanakan antara 60 sampai 120 menit. 5) Ujian Komprehensif dilaksanakan dengan susunan acara sebagai berikut: a. Pemeriksaan pemenuhan standar etika dalam penulisan ilmiah (mahasiswa harus meniggalkan ruang sidang). b. Pembukaan ujian. c. Presentasi garis besar makalah komprehensif oleh mahasiswa. d. Pembahasan makalah komprehensif oleh majelis penguji. e. Tanggapan/jawaban mahasiswa atas pembahasan penguji. f. Penentuan hasil ujian (mahasiswa harus meninggalkan ruang sidang). g. Penyampaian hasil ujian. h. Penutupan ujian. 6) Masing-masing penguji memberikan penilaian yang mencakup aspek: a. Naskah makalah komprehensif (kejelasan masalah, teori, kerangka berpikir, sistematika dan teknik penulisan, logika). b. Kemampuan menyajikan makalah komprehensif (penguasaan, sistematika, kejelasan). c. Kemampuan menjawab dan merespon pertanyaan/ulasan peuguji (kebenaran, ketepatan, kejelasan). 7) Hasil penilaian Ujian Komprehensif dinyatakan dalam nilai angka (0,04,0) sebagaimana ketentuan yang berlaku. 8) Hasil penilaian masing-masing penguji dituangkan dalam Lembar Penilaian Hasil Ujian Komprehensif (dengan menggunakan formulir FKM-3). 9) Hasil penilaian akhir dituangkan dalam Berita Acara Ujian Komprehensif (dengan menggunakan formulir FKM-4), yang dilampiri dengan daftar hadir penguji (dengan menggunakan formulir FKM-5). 49


10) Mahasiwa dinyatakan lulus ujian komprehensif apabila mendapatkan nilai rata-rata minimal 3.00 dari seluruh penguji. 11) Di samping nilai, hasil ujian komprehensif juga dinyatakan dalam kategori: a. Lulus tanpa perlu perbaikan makalah. b. Lulus dan harus dilakukan perbaikan makalah. c. Tidak lulus dan harus dilakukan perbaikan makalah dan diujikan kembali. 12) Apabila dipandang perlu, majelis penguji dapat memberikan saran perbaikan makalah. 13) Perbaikan makalah yang telah dinyatakan lulus dalam ujian komprehensif dilakukan berdasarkan saran perbaikan, dilaksanakan di bawah bimbingan para penguji ujian komprehensif. 14) Masa perbaikan makalah yang telah dinyatakan lulus paling lama satu bulan. Apabila masa perbaikan tersebut terlampaui dan makalah belum mendapat pengesahan dan Majelis Penguji, mahasiswa harus menempuh ujian ulang. 15) Perbaikan makalah yang telah dinyatakan tidak lulus dilakukan di bawah bimbingan para penguji ujian komprehensif. 16) Masa perbaikan makalah yang dinyatakan tidak lulus secepat-cepatnya satu bulan dan selama-lamanya tiga bulan. 17) Apabila telah dilakukan perbaikan atau perubahan sesuai dengan saran dan telah disetujui oleh majelis penguji ujian komprehensif pertama, mahasiswa dapat mengajukan ujian ulang. 18) Penguji ujian komprehensif ulang sama dengan penguji ujian komprehensif pertama. 19) Dalam hal penguji berhalangan hadir, Direktur dapat mengganti dengan penguji lain. 20) Tatacara dan ketentuan Ujian Komprehensif ulang sebagaimana Ujian Komprehensif pertama. 21) Makalah yang dinyatakan lulus dengan kategori a atau b yang telah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran dan penguji Ujian Komprehensif disahkan/disetujui oleh penguji (dengan menggunakan formulir FKM-6). 22) Makalah yang dinyatakan tidak lulus dengan kategori c yang telah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran dan penguji Ujian Komprehensif disahkan/disetujui oleh penguji (dengan menggunakan formulir FKM-6A) untuk diujikan kembali. 23) Kepada mahasiswa yang telah lulus dan mendapat pengesahan/persetujuan hasil ujian komprehensif dari seluruh majelis penguji, diberi Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif oleh Direktur (dengan menggunakan formulir FKM-7). Pasal 8 Penutup Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perubahan dan pembetulan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di: Samarinda

50


Pada Tanggal: 10 Januari 2016 Direktur, Prof. Dr. Hj. Siti Muri’ah. NIP: 195211211980032001 Tembusan: 1. Rektor IAIN Samarinda; 2. Dekan Fakultas di lingkungan IAIN Samarinda;

51


52


Lampiran: 1a Peraturan Direktur Program Pascasarjana Nomor 1 tahun 2016

JUDUL MAKALAH KOMPREHENSIF DITULIS DENGAN HURUF BESAR DAN FONT 14 (Sub Judul, Jika Ada, Ditulis dengan Huruf Kedil dan Font 14)

MAKALAH KOMPREHENSIF Dibuat guna memenuhi satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Studi Islam

Oleh: NAMA MAHASTSWA NIM:

PROGRM STUDI PROGRAM PASACASARJANA INST1TUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA 2016 53


Lampiran: 1b Peraturan Direktur Program Pascasarjana Nomor 1 tahun 2016

PERNYATAAN KEASLIAN MAKALAH Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawan, saya,(tulis nama dan NIM) menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah ini:

1. 2.

Seluruhnya merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diterbitkan dalam bentuk dan untuk keperluan apapun. Tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan dalam penulisan makalah mi.

Saya bersedia menerima sanksi dari Program Pascasarjana apabila di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran dari pernyataan saya ini.

Samarinda, Penulis Materi,, Rp.6.000,Nama Mahasiswa

54


Lampiran:

1c

Peraturan

Direktur

Program

Pascasarjana

Nomor

1

tahun

2016

FKM-1

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. KH. Abul Hasan No 03 Samarinda Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF PROGRAM MAGISTER Nama NIM Program Studi Konsentrasi Judul

: : : : :

Persyaratan (harus dilampirkan):

No. 1. 2. 3.

Dokumen/Bukti Foto Copy Kartu Mahasiswa/Registrasi yang berlaku. Naskah makalah komprehensif (lima eksemplar). Foto copy transkrip nilai dengan menunjukkan aslinya.

Kelengkapan Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Samarinda, Mahasiswa,

Keputusan Direktur Program Pascasarjana: a. Makalah dapat diujikan dalam Ujian Komprehensif: Hari Tanggal Jam Dengan susunan Majelis Penguji: Ketua Sekretarjs Penguji I Penguji2 55


b. Persayaratan harus dipenuhu/belum dapat diujikan (ulangi proses). Samarinda, Direktur,

56


Lampiran:

1d

Peraturan

Direktur

Program

Pascasarjana

Nomor

1

tahun

2016

FKM-6

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. KH. Abul Hasan No 03 Samarinda Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id PENGESAHAN MAKALAH KOMPREHENSIF Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah komprehensif mahasiswa Program Magister: Nama NIM Program Studi Konsentrasi Judul

: : : : :

telah diujikan pada tanggal:

Nama

dan dinyatakan LULUS.

Tanggal

Tandatangan

Ketua/Penguji

Sekretaris/Penguji

Penguji 1

57


Penguji 2

58


Lampiran:

1e

Peraturan

Direktur

Program

Pascasarjana

Nomor

1

tahun

2016

FKM-6A

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. KH. Abul Hasan No 03 Samarinda Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id PENGESAHAN MAKALAH KOMPREHENSIF Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah komprehensif mahasiswa Program Magister: Nama NIM Program Studi Konsentrasi Judul

: : : : :

telah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan pada saat Ujian Komprehensif yang dilaksanakan pada tanggal: sehingga dapat diajukan untuk diujikan kembali. Nama

Tanggal

Tandatangan

Ketua/Penguji

Sekretaris/Penguji

Penguji 1

59


Penguji 2

60


TATACARA PENULISAN DAN UJIAN TESIS MAGISTER Peraturan Direktur Nomor 2 Tahun 2016 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1) Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dalam rangka penyelesaian studi program magister. 2) Program Pascasarjana adalah Program Pascasarjana IAIN Samarinda. 3) Program studi adalah Program Magister Studi Islam di Program Pascasarjana IAIN Samarinda. 4) Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Program Magister Studi Islam yang ditetapkan oleh Rektor. 5) Dosen adalah tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi tertentu yang khusus diangkat pada Program Magister Program Pascasarjana, untuk melaksanakan tugas tri dharma perguruan tinggi. 6) Pembimbing adalah dosen yang diberi tugas membantu dan membimbing mahasiswa dalam penulisan tesis. Pasal 2 Penulisan Tesis 1) Tesis merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dalam rangka penyelesaian studi program magister (S2). 2) Bahan yang menjadi dasar penulisan tesis dapat diperoleh melalui penelitian lapangan, laboratorium dan atau kepustakaan. 3) Tema tesis diangkat dari permasalahan yang relevan dengan kajian kompetensi utama, program studi, atau spesialisasi. 4) Tesis merupakan karya mandiri mahasiswa yang ditulis di bawah bimbingan dosen yang ditunjuk. 5) Tesis dapat ditulis dalam bahasa Indonesia, Arab atau lnggris. Pasal 3 Ujian Tesis 1) Ujian tesis merupakan kegiatan terakhir dari seluruh kegiatan akademik mahasiswa Program Magister. 61


2) Ujian tesis dilaksanakan apabila mahasiswa telah dinyatakan lulus ujian komprehensif, dan naskah tesisnya sesuai tahapannya telah siap untuk diujikan. 3) Ujian tesis dilaksanakan dalam dua tahapan: seminar proposal dan ujian tesis. 4) Seminar proposal dilaksanakan di hadapan Majelis Penguji Seminar Proposal yang terdiri dari ketua, sekretaris, pembimbing, dan dua orang penguji. 5) Ujian Tesis dilaksanakan di hadapan Majelis Penguji Tesis yang terdiri dari ketua, sekretaris, pembimbing, dua orang penguji. 6) Penguji tesis adalah tenaga edukatif atau pakar yang memenuhi persyaratan menjadi dosen di Program Pascasarjana. 7) Majelis Penguji Tesis ditetapkan oleh Direktur. 8) Penyelenggara ujian tesis adalah Program Pascasarjana. 9) Waktu ujian tesis sekurang-kurangnya 60 menit, dan sebanyak-banyaknya 120 menit. BAB II PENGAJUAN JUDUL TESIS Pasal 4 Syarat-syarat Pengajuan Judul Tesis: 1) Untuk dapat mengajukan judul/tema tesis, mahasiswa harus memenuhi syarat administratif dan akademis. 2) Secara administratif, mahasiswa dapat mengajukan judul tesis kepada Program Pascasarjana bila telah terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester yang berjalan. 3) Secara akademis, mahasiswa yang dapat mengajukan judul tesis adalah mereka yang telah menempuh minimal 30 sks dengan indeks prestasi kumulatif minimal 3.00. Di samping itu, mahasiswa harus telah lulus rnatakuliah metodologi penelitian serta mata kuliah lain yang ditetapkan oleh Direktur. Pasal 5 Tatacara Pengajuan Judul Tesis: 1) Mahasiswa mengajukan rancangan awal penelitian (dengan mengisi formulir FTM-l) kepada Direktur, dilampiri foto copy kartu mahasiswa yang berlaku/kartu registrasi dan Kartu Hasil Studi (KHS). 2) Rancangan awal penelitian tersebut berisi judul, masalah penelitian, fokus dan ruang lingkup penelitian (untuk kualitatif) atau variabel dan indikator (untuk kuantitatif) disertai penjelasan singkat, garis besar metode penelitian yang akan digunakan, serta nama pembimbing yang diusulkan. 3) Judul penelitian harus terkait dengan topik makalah komprehensif dan kompetensi utama, konsentrasi, atau spesialisasi. 4) Direktur mendiskusikan rancangan tersebut dengan mahasiswa untuk meyakinkan kelayakan dari segi tema dan metodologi ilmiah serta tidak ada duplikasi dalam penelitian tersebut. 62


5) Berdasarkan diskusi tersebut Direktur dapat memberikan persetujuan, melakukan koreksi dan perubahan, mengusulkan penggantian, atau menolak usulan tersebut. BAB III PEMBIMBING Pasal 6 Ketentuan Umum 1) Untuk setiap mahasiswa yang menulis tesis ditunjuk satu atau dua orang pembimbing. 2) Pembimbing ditetapkan oleh Direktur atas nama Rektor. 3) Penetapan pembimbing didasarkan pada kesesuaian bidang keahliannya dengan topik atau metode penelitian yang diusulkan oleh mahasiswa. 4) Pembimbing adalah dosen IAIN Samarinda yang telah memenuhi syarat untuk menjadi dosen di Program Pascasarjana. 5) Untuk dapat diangkat sebagai pembimbing seorang dosen harus memiliki jabatan fungsional minimal lektor dengan ijazah doktor atau yang diakui setara dengan doktor. Pasal 7 Penunjukan dan Penetapan 1) Apabila usulan awal penelitian telah disetujui, Direktur mengajukan permohonan kesediaan dosen yang diusulkan (dengan menggunakan formulir FTM-2) untuk menjadi pembimbing penulisan tesis mahasiswa yang bersangkutan. 2) Setelah menerima surat permintaan kesediaan, dosen menyatakan bersedia atau tidak bersedia (dengan mengisi dan menandatangani formulir FTM-3) menjadi pembimbing penulisan tesis mahasiswa yang bersangkutan. 3) Berdasarkan kesediaan tersebut, Direktur menetapkan judul dan pembimbing penulisan tesis mahasiswa yang bersangkutan dengan surat keputusan Direktur (dengan menggunakan formulir FTM-4). Pasal 8 Tugas Pembimbing 1) Tugas pembimbingan dimulai sejak pembimbing menerima surat penunjukan dari Direktur sampai dengan selesainya seluruh proses penulisan tesis. 2) Tugas pembimbing adalah: a. Memberikan pertimbangan, mengoreksi, dan menyetujui judul, kerangka umum, usulan tesis, dan langkah-langkah proses penulisan tesis; b. Memberikan petunjuk praktis tentang metodologi penelitian serta teknik penulisan tesis; c. Memberikan koreksi terhadap draft awal proposal dan tesis; d. Memberikan persetujuan terhadap draft akhir proposal dan tesis; e. Menguji pada setiap tahapan ujian tesis; 63


f. Membantu mahasiswa melakukan perbaikan naskah tesis berdasarkan saran dan majelis penguji tesis sesuai dengan tahapannya. Pasal 9 Penggantian Pembimbing 1) Sebelum masa pembimbingan selesai, pembimbing dapat diganti dengan ketentuan sebagai berikut: a. Meninggal dunia; b. Tidak dapat melaksanakan tugasnya karena ada halangan tetap; c. Mengundurkan diri dari tugas pembimbingan; d. Terdapat perbedaan pendapat antara mahasiswa dengan pembimbing tentang cara pembimbingan maupun metodologi dan substansi penelitian yang tidak dapat dipertemukan setelah dilakukan mediasi oleh Direktur. 2) Penunjukan dan penetapan pembimbing pengganti dilakukan oleh Direktur. 3) Pembimbing pengganti melanjutkan tugas pembimbing yang digantikannya sesuai dengan tahapan penulisan tesis yang telah dilalui oleh mahasiswa. BAB III PEMBIMBINGAN DAN TEKNIK PENULISAN TESIS Pasal 10 Proses Pembimbingan 1) Proses pembimbingan dilakukan secara teratur sejak ditetapkannya pembimbing. 2) Pembimbingan dilakukan atas dasar pendekatan andragogi, di mana mahasiswa diperlakukan sebagai orang dewasa yang harus bertanggungjawab melakukan inisiatif serta atas isi tesis. 3) Pembimbingan dilakukan di tempat dan waktu yang disepakati bersama antara mahasiswa dengan pembimbing. 4) Setiap kegiatan dan basil pokok bimbingan dicatat dalam buku bimbingan yang diparaf oleh mahasiswa dan pembimbing. 5) Bila terjadi perbedaan pendapat yang tidak dapat dipertemukan antara pembimbing dan mahasiswa, Direktur, atas pengaduan salah satu pihak yang terkait, melakuan pendekatan untuk menyelesaikan perbedaan tersebut berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah dan ukhuwah. 6) Dalam hal perbedaan tersebut tidak dapat terselesaikan, Direktur dapat mengalihkan tugas pembimbingan dan menunjuk pembimbing yang baru. Pasal 11 Format Penulisan Tesis 1) Seluruh proses dan basil penelitian yang telah dilakukan o1eh mahasiswa disusun dalam sebuah laporan penelitian atau Tesis. 64


2) Laporan tersebut disusun dengan menggunakan format yang pada dasarnya terdiri dari tiga bagian: depan, utama, dan akhir. 3) Bagian depan terdiri dari sampul, persetujuan/pengesahan, pernyataan keaslian, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar diagram, dan sebagainya. 4) Khusus sampul dan pernyaataan keaslian diatur sebagai berikut: a. Sampul berisi judul tesis, lambang IAIN Samarinda, pernyataan pembuatan tesis, nama dan NIM, narna lembaga, yang selengkapnya sebagaimana contoh dalam lampiran 2a. b. Pernyataan keaslian tesis dibuat sebagaimana contoh dalam lampiran 2b. c. Pernyataan keaslian tesis dibubuhi materai Rp 6.000,- dan ditandatangani oleh mahasiswa. 5) Bagian utama merupakan inti dari tesis yang mencerminkan seluruli proses penelitian, yang berisi (tetapi tidak terbatas) tentang: a. Pendahuluan, yang mencakup latar belakang masalah, rumusa masalah, signifikansi, sistematika; b. Kajian teoritis, yang mencakup deskripsi teori, kajian hasil penelitian terkait, kerangka berpikir dan hipotesis (khusus kuantitatif); c. Metode, yang mencakup pendekatan yang digunakan, desain penelitian, fokus dan ruang lingkup (kualitatif) atau vaniabel dan indikator (kualitatif), sumber data (teks, responden [kualitatif] atau subyek [kuantitatif]), unit amatan/populasi dan sampel (kuantitatif), teknik pengumpulan data/instrumen, analisis data dan prosedur penelitian (terutama untuk penelitian lapangan), d. Hasil, yang mencakup deskripsi situs penelitian, deskripsi data dan hasil analisis serta pembahasan, e. Penutup, yang mencakup kesimpulan dan saran. 6) Bagian akhir sebagai pelengkap dari bagian utama, berisi tentang rujukan dan lampiran yang penting untuk mendukung sajian dalam bagian utama yang tidak selayaknya untuk dirnasukkan dalam teks. 7) Isi bagian utama sebagaimana dalam ayat 5 tersebut bukan merupakan judul bab atau sub bab, tetapi merupakan isi bagian yang harus ada dalam bagian utama. 8) Judul bab atau sub bab serta sistematika penyusunan disesuaikan dengan tradisi disiplin keilmuan yang menjadi topik penelitian. d. Ketentuan lebih lanjut dan terinci tentang format penulisan laporan pĂŠnelitian/Tesis tersebut diatur dalam Pedoman Teknis Penulisan Karya Ilmiah yang ditetapkan oleh Direktur. Pasal 12 Teknik Penulisan Tesis 1) Penulisan tesis menggunakan teknik penulisan ilmiah yang baku. 2) Ketentuan lebih lanjut dan terinci tentang teknik penulisan laporan penelitian/Tesis tersebut diatur dalam peraturan Rektor tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Samarinda.

65


BAB IV PROPOSAL TESIS Pasal 13 Penyusunan Proposal Penelitian 1) Setelah usulan judul penelitian mendapatkan pengesahan dari Direktur, mahasiswa menyusun rencana penelitian di bawah bimbingan seorang atau dua orang pembimbing. 2) Proposal tersebut disusun dengan menggunakan format yang pada dasarnya terdiri dari tiga bagian: depan, utama, dan akhir. 3) Bagian depan proposal terdiri dan sampul, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian, abstrak, daftar isi, dan, bila ada, daftar tabel, daftar diagram, dan sebagainya. 4) Khusus sampul dan pernyataan keaslian diatur sebagai berikut: a. Sampul berisi judul tesis, lambang IAIN Samarinda, pernyataan pembuatan tesis, nama dan NIM, nama lembaga, yang selengkapnya sebagaimana contoh dalam lainpiran la. b. Pernyataan keaslian proposal tesis dibuat sebagairnana contoh dalam lampiran lb. c. Pernyataan keaslian proposal tesis dibubuhi materai Rp 6.000,- dan ditandatangani oleh mahasiswa. 5) Bagian utama proposal merupakan inti dari proposal yang mencerminkan seluruh rencana proses penelitian, yang berisi bagian-bagian tentang latar belakang masalah, masalah penelitian, signifikansi, kerangka teoritis, penelitian terkait, metodologi, dan rencana kerangk penulisan tesis. 6) Bagian akhir sebagai pelengkap dari bagian utama, berisi tentang rujukan dan lampiran yang penting untuk diketahui pembaca, yang tidak dapat dimasukkan dalam teks pada bagian utama proposal. 7) Draft awal proposal diajukan kepada pembimbing untuk dilakukan koreksi dan saran perbaikan secara substansi maupun metodologi. 8) Apabila proposal dinilai telah memenuhi standar rencana penelitian yang berkualitas tinggi, pembimbing memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar persetujuan (formulir FTM-5). Pasal 14 Persiapan Seminar Proposal 1) Untuk dapat mengajukan permohonan seminar, mahasiswa harus memenuhi persyaratan: a. Terdaftar aktif sebagai mahasiswa pada semester yang berjalan. b. Telah/sedang menempuh seluruh matakuliah (kecuali tesis). 2) Pengajuan permohonan/pendaftaran seminar proposal (dengan menggunakan formulir FTM-6) ditujukan kepada Direktur dengar dilampiri: a. Naskah proposal yang telah disetujui oleh pembimbing (sebanyak 5 eksemplar). b. Foto copy kartu mahasiswa/kartu registrasi yang berlaku pada semester berjalan. c. Foto copy Kartu Hasil Studi /KHS atau Transkrip semua mata kuliah. 66


3) Apabila semua persyaratan telah terpenuhi, Direktur menetapkan susunan Majelis Penguji Seminar Proposal dan jadwal pelaksanaannya. 4) Penetapan dilakukan dengan surat permohonan menguji dan undangan dari Direktur (dengan menggunakan formulir FTM-7). 5) Majelis Seminar Proposal terdiri dari ketua, sekretaris, pembimbing, dan dua orang penguji. 6) Ketua majelis merangkap penguji dijabat oleh Direktur atau dosen yang ditunjuk. 7) Sekretaris majelis merangkap penguji dijabat oleh dosen yang ditunjuk. 8) Penguji proposal adalah dosen di lingkungan IAIN Samarinda atau perguruan tinggi lain yang telah memenuhi syarat untuk menjadi dosen di Program Pascasarjana serta memiliki keahlian sesuai dengan tema penelitian. 9) Penguji harus memiliki jabatan fungsional serendah-rendahnya lektor dengan ijazah doktor atau yang disetarakan. Pasal 15 Pelaksanaan Seminar Proposal 1) Seminar proposal dimaksudkan untuk menguji kelayakan dari rencana penelitian mahasiswa sesuai dengan standar penelitian yang berlaku. 2) Seminar proposal tesis dilaksanakan di hadapan majelis seminar proposal yang terdini dari seorang ketua, sekretanis, pembimbing, dan dua orang penguji. 3) Tugas penguji adalah sebagai berikut: a. Ketua penguji: memimpin jalannya seminar, membahas (bertanya, mengklarifikasi, memberikan saran) dan menilai hasil. b. Sekretaris/penguji: mengunis administrasi ujian. mencatat proses dan hasil seminar, membahas (bertanya, mengklarifikasi, memberikan saran) dan menilai hasil. c. Penguji: membahas (bertanya, mengklarifikasi, memberikan saran) dan menilai hasil. d. Pembimbing/penguji: membantu mahasiswa menjelaskan pokok okok proposal, membahas (bertanya, mengklarifikasi, memberikan saran) dan menilai basil. 4) Seminar proposal dilaksanakan antara 60 sampai 120 menit. 5) Seminar proposal dilaksanakan dengan susunan acara sebagai berikut: a. Pemeriksaan pemenuhan kriteria etika penulisan karya ilmiah. b. Pembukaan seminar. c. Presentasi garis besar proposal oleh mahasiswa. d. Pembahasan proposal oleh majelis penguji. e. Tanggapan/jawaban mahasiswa atas pembahasan penguji. f. Penentuan hasil seminar. g. Penyampaian hasil seminar. h. Penutupan seminar. 6) Masing-masing penguji memberikan penilaian yang mencakup aspek: a. Naskah proposal penelitian (kejelasan masalah, teori, kerangka berpikir, metode, sistematika dan teknik penulisan, logika). b. Kemampuan menyajikan proposal (penguasaan, sistematika, kejelasan). 67


7)

8) 9)

10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18)

c. Kemampuan menjawab dan merespon pertanyaan/ulasan penguji (kebenaran, ketepatan, kejelasan). Hasil penilaian seminar proposal dinyatakan dalam salah satu dari 3 kategori sebagai berikut: a. Diterima tanpa perbaikan dan dapat dilanjutkan ke pelaksanaan penelitian. b. Diterima dengan catatan harus dilakukan perbaikan dan dapat dilanjutkan ke pelaksanaan penelitian setelah diperbaiki. c. Ditolak dan harus dilakukan perbaikan dan seminar kembali. Hasil penilaian masing-masing penguji dituangkan dalam Lembar Penilaian Hasil Seminar Proposal (formulir FTM-8). Dalam hal terjadi perbedaan kategori hasil penilaian proposal di antara penguji, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Para penguji bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan teĂątang kategori hasil seminar akhir. b. Dalam hal kesepakatan tidak dapat dicapai, keputusan diambil dengan pemungutan suara, tanpa melibatkan pembimbing. c. Keputusan hasil berdasarkan pada modus (suara terbanyak). d. Dalam hal terjadi suara yang sama, keputusan akhir diserahkan kepada pembimbing. Hasil akhir seminar dituangkan dalam Berita Acara Seminar Proposal (dengan menggunakan formulir FTM-9) dan ditandatangani oleh Ketua Majelis Penguji. Berita Acara Seminar Proposal dilampiri daftar hadir penguji (dengan menggunakan formulir FTM-l0) dan ditandatangani oleh seluruh penguji. Perbaikan kategori b harus dilakukan paling lama 3 (tiga) bulan untuk dapat dilanjutkan ke pelaksanaan penelitian. Perbaikan kategori c harus dilakukan paling cepat 2 (dua) bulan untuk dapat dilaksanakan seminar kembali. Apabila perbaikan proposal kategori c telah dilakukan dan mendapatkan pengesahan/persetujuan dari majelis penguji seminar proposal (dengan menggunakan formulir FTM-l1A), mahasiswa dapat mendaftarkan ujian seminar kembali. Tatacara dan ketentuan pelaksanaan ujian seminar proposal ulang sama dengan ujian seminar pertama. Majelis penguji seminar proposal ulang sama dengan majelis penguji proposal pertama. Pelaksanaan penelitian dapat dilakukan bila proposal telah mendapatkan pengesahan/persetujuan dan majelis penguji seminar proposal (dengan menggunakan formulir FTM-11). Kepada mahasiswa dengan hasil seminar kategori a dan kategori b yang telah mendapat pengesahan/persetujuan perbaikan diberi Surat Keterangan Lulus Seminar Proposal Tesis oleh Direktur (dengan menggunakan formulir FTM-12).

BAB V

68


PELAKSANAAN PENELITIAN Pasal 16 Ketentuan Umum 1) Setelah mendapatkan pengesahan persetujuan dari majelis penguji seminar proposal, mahasiswa melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian yang tertera dalam proposal. 2) Dalam hal penelitian memerlukan data yang harus dikumpulkan dari lapangan, mahasiswa harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari pihak yang secara kelembagaan memiliki wewenang berkaitan dengan obyek penelitiannya. 3) Permohonan ijin ke pihak yang berwenang tersebut dilakukan oleh Direktur (dengan meggunakan formulir FTM-13) atas permintaan mahasiswa. 4) Apabila pihak yang berwenang tersebut tidak memberikan ijin pelaksanaan penelitian, dengan persetujuan pembimbing mahasiswa mengganti obyek penelitiannya dan mengajukan permohonan ijin yang baru. 5) Dalam hal obyek penelitian melibatkan manusia yang masih hidup, mahasiswa harus memperhatikan etika yang berlaku dalam hubungan antar manusia, 6) Setelah pengumpulan data di lapangan selesai, mahasiswa harus mendapatkan surat keterangan dari pihak yang berwenang tersebut (pemberi ijin) yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan. pengumpulan data dalarn waktu sesuai kenyataannya. Pasal 17 Penyusunan Tesis 1) Penyusunan laporan penelitian dalam bentuk tesis dilakukan setelah proposal mendapatkan pengesahan/persetujuan dari majelis penguji proposal. 2) Penyusunan tesis dilakukan di bawah bimbingan pembimbing sesuai dengan rancangan yang ada dalarn proposal. 3) Mahasiswa bertanggungjawab atas standar etika penulisan dan wajib menghindari plagiasi. 4) Draft awal tesis diajukan kepada pembimbing untuk dilakukan koreksi dan saran perbaikan dari sisi substansi maupun metodologi. 5) Apabila draft tesis dinilai telah memenuhi standar laporan penelitian yang berkualitas, pembimbing memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar persetujuan (dengan rnenggunakan formulir FTM-14).

BAB VI 69


UJIAN TESIS Pasal 18 Ketentuan Umum 1) Ujian tesis dilakukan untuk menentukan apakah telah memenuhi kelayakan sesuai standar karya ilmiah penelitian yang berkualitas tinggi. 2) Ujian tesis dapat dilaksanakan apabila naskah tesis telah disetujui oleh pembimbing. 3) Ujian tesis dilakukan dalam sidang majlis ujian tesis yang ditetapkan oleh Direktur. Pasal 19 Persiapan Ujian Tesis 1) Untuk dapat mengajukan permohonan ujian tesis, mahasiswa harus memenuhi persyaratan: a. Terdaftar aktif sebagai mahasiswa pada semester berjalan. b. Telah lulus ujian proposal. c. Telah lulus ujian komprehensif. 2) Pengajuan permohoan ujian tesis (dengan menggunakan formulir FTM-15) ditujukan kepada Direktur melalui Ketua Program Studi dengan dilampiri: a. Naskah tesis yang telah disahkan/disetujui oleh pembimbing tesis (sebanyak 6 eksemplar). Dalam hal ujian ulang, tesis harus telah mendapat pengesahan/persetujuan perbaikan dari seluruh penguji ujian pertama. b. Foto copy kartu mahasiswa/kartu registrasi yang berlaku pada semester berjalan, dengan menunjukkan aslinya. c. Foto copy pengesahan majlis penguji dan keterangan lulus ujian seminar proposal tesis, dengan menunjukkan aslinya. d. Foto copy hasil Test of English as Foreign Language (TOEFL) dengan skor minimal 460, yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Samarinda, dengan menunjukkan aslinya. e. Foto copy hasil Test of Arabic as Foreign Language (TOAFL) dengan skor minimal 325, yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Samarinda, dengan menunjukkan aslinya. 3) Apabila semua persyaratan telah terpenuhi, Direktur menetapkan susunan majlis penguji ujian tesis dan jadwal pelaksanaannya. 4) Penetapan dilakukan dengan surat permohonan menguji dari Direktur (dengan menggunakan formulir FTM-16). 5) Majlis ujian tesis terdiri dari ketua, skretaris, pembimbing, dan dua atau tiga penguji. 6) Ketua malis penguji dijabat oleh Direktur atau dosen yang ditunjuk. 7) Sekretaris majlis penguji dijabat oleh dosen yang ditunjuk. 8) Penguji ujian tesis adalah dosen di lingkungan IAIN Samarinda yang telah memenuhi syarat untuk menjadi dosen di Program Pascasarjana serta memiliki keahlian sesuai dengan tema penelitian. 9) Penguji harus memiliki jabatan fungsional serendah-rendahnya lektor berijazah Doktor atau yang disetarakan. 70


Pasal 20 Pelaksanaan Ujian Tesis 1) Ujian tesis dimaksudkan untuk menguji penguasaan mahasiswa atas metodologi dan substansi penelitian tesisnya. 2) Ujian dapat dilaksanakan paling cepat 3 (tiga) bulan setelah proposal disahkan oleh seluruh penguji seminar proposal. 3) Ujian tesis dilaksanakan di hadapan majelis ujian tesis yang terdiri dari ketua, sekretaris, pembimbing, dan dua atau tiga orang penguji. 4) Tugas penguji adalah sebagai berikut: a. Ketualpenguji: memimpin jalannya ujian, menguji (bertanya, mengklarifikasi, memberikan saran) dan menilai hasil. b. Sekretaris/penguji: mengurus administrasi ujian, mencatat proses dan hasil ujian, menguji (bertanya, mengklarifikasi, memberikan saran) dan menilai hasil. c. Penguji: menguji (bertanya, mengklarifikasi, memberikan saran) dan menilai hasil. d. Pembimbing/penguji: membantu mahasiswa menjelaskan pokok-pokok tesis, menguji (bertanya, mengklarifikasi, memberikan saran) dan menilai hasil. 5) Ujian tesis dilaksanakan antara 60 sampai 120 menit. 6) Ujian tesis dilaksanakan dengan susunan acara sebagai berikut: a. Pemeriksaan pemernihan standar etika penulisan ilmiah. b. Pembukaan ujian. c. Presentasi garis besar tesis oleh mahasiswa. d. Pengujian tesis oleh majelis penguji. e. Tanggapan/jawaban mahasiswa atas pertanyaan, klarifikasi, saran penguji. f. Penentuan hasil ujian. g. Penyampaian hasil ujian. h. Penutupan ujian. 7) Masing-masing penguji memberikan penilaian yang mencakup aspek: a. Naskah tesis penelitian (kejelasan masalah, teori, kerangka berpikir, metode, hasil, pembahasan, kesimpulan, sistematika dan teknik penulisan, koherensi antar bagian, logika). b. Kemampuan menyajikan tesis (penguasaan, sistematika, kejelasan). c. Kemampuan menjawab dan merespon pertanyaan/ulasan penguji (kebenaran, ketepatan, kelancaran, kejelasan, penalaran). 8) Hasil penilaian ujian tesis dinyatakan dalam nilai angka (0,0-4,0) sebagaimana ketentuan yang berlaku. 9) Hasil penilaian masing-masing penguji dituangkan dalam Lembar Penilaian Hasil Ujian Tesis (dengan menggunakan formulir FTM-17). 10) Hasil penilaian akhir dituangkan dalam Berita Acara Ujian Tesis (dengan menggunakan formulir FTM- 18), yang dilampiri dengan daftar hadir penguji (dengan menggunakan formulir FTM-19). 11) Mahasiwa dinyatakan lulus uj ian tesis apabila mendapatkan mlai ratar ata minimal 3,00 dan seluruh penguji. 71


12) Disamping nilai, hasil ujian tesis juga dinyatakan dalam kategori: a. Lulus tanpa perbaikan. b. Lulus dengan keharusan untuk dilakukan perbaikan. c. Tidak lulus dan harus dilakukan perbaikan serta diujikan kembali. d. Tidak lulus dan harus dilakukan penelitian ulang, perbaikan serta diujikan kembali. 13) Apabila dipandang perlu, majelis penguji dapat memberikan catatan perbaikan. 14) Perbaikan tesis kategori b, c, dan d, dilakukan berdasarkan catatan perbaikan, dilaksanakan di bawah bimbingan pembimbing dibantu oleh penguji ujian tesis. 15) Masa perbaikan tesis yang telah dinyatakan lulus kategori b paling lama 2 (dua) bulan. 16) Masa perbaikan tesis yang dinyatakan tidak lulus kategori c paling cepat 1 (satu) bulan untuk dapat diujikan kembali. 17) Masa perbaikan tesis yang dinyatakan tidak lulus kategori d paling cepat 2 (dua) bulan untuk dapat diujikan kembali. 18) Apabila perbaikan tesis kategori c dan d telah dilakukan sesuai dengan catatan dan telah disahkan/disetujui oleh majelis penguji ujian tesis pertama (dengan menggunakan formulir FTM-20A), mahasiswa dapat mengajukan ujian ulang. 19) Tatacara dan ketentuan ujian tesis ulang sebagaimana ujian tesis pertama. 20) Tesis yang dinyatakan lulus dengan kategori a atau b yang telah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran disahkan/disetujui oleh penguji (dengan menggunakan formulir FTM-20). 21) Kepada mahasiswa yang telah mendapat pengesahan/persetujuan hasil ujian tesis dari seluruh majelis penguji, diberi Surat Keterangan Lulus Ujian Tesis oleh Direktur (dengan menggunakan formulir FTM-21). Pasal 21 Naskah Tesis 1) Tesis yang telah diujikan, diperbaiki, dan disahkan oleh seluruh anggota majelis penguji digandakan sebanyak 4 eksemplar (untuk penelitian kepustakaan) atau 5 eksemplar (untuk penelitian lapangan), yang masing-masing untuk pihak sebagai berikut: a. Satu eksemplar untuk pembimbing. b. Satu eksemplar untuk Program Pascasarjana dalam rangka pengurusan ijazah. c. Satu eksemplar untuk Perpustakaan Program Pascasarjana. d. Satu eksemplar untuk pihak terkait, seperti Bappeda atau lembaga tempat pengumpulan data (khusus penelitian lapangan). e. Satu eksemplar untuk mahasiswa yang bersangkutan. 2) Mahasiswa diwajibkan menyerahkan soft file dalam bentuk CD dan seluruh naskah tesis ke perpustakaan institut dan Pascasarjana untuk dikopi dan diolah ke dalam sistem digital library agar dapat diakses oleh pengguna perpustakaan.

BAB VII 72


PENUTUP Pasal 22 Peraturan Peralihan 1) Mahasiswa yang pada saat mulai diberlakukanya peraturan ini belum dinyatakan lulus ujian seminar proposal tesis diwajibkan mengikuti dan lulus ujian seminar proposal tesis dengan ketentuan sebagaimana yang diatur dalam peraturan ini. 2) Mahasiswa yang pada saat mulai diberlakukkanya peraturan ini belum dinyatakan lulus ujian tesis diwajibkan mengikuti ujian tesis dengan ketentuan sebagaimana yang diatur dalam keputusan ini. Pasal 23 Penutup Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perubahan dan pembetulan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di: Samarinda Pada Tanggal: 31 Januari 2016 Direktur,

Prof. Dr. Hj. Siti Muri’ah. NIP: 195211211980032001

Tembusan: 1. Rektor IAIN Samarinda; 2. Dekan Fakultas di lingkungan IAIN Samarinda;

73


Lampiran: 1a Peraturan Direktur Program Pascasarjana Nomor 2 tahun 2016

JUDUL PROPOSAL PENELITIAN TESIS MAGISTER DITULIS DENGAN HURUF BESAR DAN FONT 14 (Sub Judul, Jika Ada, Ditulis dengan Huruf Kedil dan Font 14)

PROPOSAL PENELITIAN TESIS Dibuat guna memenuhi satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Studi Islam

Oleh: NAMA MAHASTSWA NIM:

PROGRAM MAGISTER STUDI ISLAM PROGRAM PASACASARJANA INST1TUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA 2016 74


Lampiran: 1b Peraturan Direktur Program Pascasarjana Nomor 2 tahun 2016

PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL PENELITIAN TESIS Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawan, saya,(tulis nama dan NIM) menyatakan dengan sesungguhnya bahwa proposal penelitian tesis ini:

1. 2.

Seluruhnya merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diterbitkan dalam bentuk dan untuk keperluan apapun. Tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan dalam penulisan makalah mi.

Saya bersedia menerima sanksi dari Program Pascasarjana apabila di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran dari pernyataan saya ini.

Samarinda, Penulis Matera, Rp.6.000,Nama Mahasiswa

75


Lampiran: 2a Peraturan Direktur Program Pascasarjana Nomor 2 tahun 2016

JUDUL TESIS DITULIS DENGAN HURUF BESAR DAN FONT 14 (Sub Judul, Jika Ada, Ditulis dengan Huruf Kedil dan Font 14)

TESIS MAGISTER Dibuat guna memenuhi satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Studi Islam

Oleh: NAMA MAHASTSWA NIM:

76


PROGRAM STUDI PROGRAM PASACASARJANA INST1TUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA 2016 Lampiran: 2b Peraturan Direktur Program Pascasarjana Nomor 2 tahun 2016

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawan, saya,(tulis nama dan NIM) menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini:

1. 2.

Seluruhnya merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diterbitkan dalam bentuk dan untuk keperluan apapun. Tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan dalam penulisan makalah mi.

Saya bersedia menerima sanksi dari Program Pascasarjana apabila di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran dari pernyataan saya ini.

Samarinda, Penulis, Matera, Rp.6.000,Nama Mahasiswa

77


FTM-1

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. KH. Abul Hasan No. 3 Samarainda Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id PENGAJUAN JUDUL TESIS Nama NIM Program Studi Konsentrasi

: : : :

Persyaratan (harus dilampirkan):

No. 1. 2.

Dokumen/Bukti Foto Copy Kartu Mahasiswa/Registrasi yang berlaku. HSS/KST (bukti telah menempuh 30 SKS).

Kelengkapan Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada

Catatan: Bila dokumen/bukti belum lengkap, tidak dapat diproses lebih lanjut. RANCANGAN TESIS 1. Judul penelitian:

2. Masalah penelitian:

3. Fokus/Variabel penelitian dan ruang lingkup/indikator:

78


4. Metode penelitian:

5. Pembimbing yang diusulkan: Pembimbing : Samarinda, Mahasiswa,

Keputusan Direktur Program Pascasarjana: a.

Rencana penelitian dapat dilanjutkan.

b.

Rencana penelitian harus diperbaiki (ulangi proses).

c.

Rencana penelitian harus diganti/tidak diterima (ulangi proses).

Catatan:

79


Samarinda, Direktur,

80


FTM-5

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. AM. Rifaddin Samarinda Seberang Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN TESIS Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan telah menyetujui proposal tesis mahasiswa : Nama NIM Program Studi Konsentrasi Judul

: : : : :

untuk diujikan dalam seminar proposal penelitian tesis magister Program Magister.

Nama

Tanggal

Tandatangan

Pembimbing

81


FTM-6

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. AM. Rifaddin Samarinda Seberang Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id PENDAFTARAN UJIAN SEMINAR PROPOSAL TESIS Nama NIM Program Studi Konsentrasi

: : : :

Judul

:

Persyaratan (harus dilampirkan):

No. 1. 2.

Dokumen/Bukti Foto Copy Kartu Mahasiswa/Registrasi yang berlaku. Naskah proposal yang telah disetujui oleh pembimbing (sebanyak 5 eksemplar).

Kelengkapan Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Samarinda, Mahasiswa,

Keputusan Direktur Program Pascasarjana: a. Proposal dapat diujikan dalam Seminar Proposal Penelitian pada: Hari : Tanggal : Jam : Dengan susunan Majelis Penguji Seminar Proposal Tesis: 82


Ketua/Penguji : Sekretaris/Penguji : Pembimbing/Penguji : Penguji : b. Persayaratan harus dipenuhi/belum dapat diujikan (ulangi proses). Samarinda, Direktur,

FTM-11

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. KH. Abul Hasan No. 3 Samarainda Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id PENGESAHAN MAJLIS PENGUJI SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN TESIS Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan menyetujui proposal tesis saudara: Nama NIM Program Studi Konsentrasi Judul

: : : : :

telah diujikan pada tanggal: dan dinyatakan LULUS dalam seminar proposal penelitian sehingga dapat dilanjutkan ke pelaksanaan penelitian dan penyusunan tesis Program Magister.

Nama

Tanggal

Tandatangan

Ketua/Penguji 83


Sekretaris/Penguji

Pembimbing/Penguji

Penguji

84


FTM-11A

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. KH. Abul Hasan No. 3 Samarainda Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id PENGESAHAN PERBAIKAN PROPOSAL OLEH MAJLIS PENGUJI SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN TESIS Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan menyetujui proposal tesis saudara: Nama NIM Program Studi Konsentrasi Judul

: : : : :

telah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan pada saat ujian seminar proposal penelitian yang dilaksanakan pada tanggal: sehingga dapat diajukan untuk diujikan kembali.

Nama

Tanggal

Tandatangan

Ketua/Penguji

Sekretaris/Penguji

Pembimbing/Penguji

85


Penguji

FTM-14

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. KH. Abul Hasan No. 3 Samarainda Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan telah menyetujui proposal tesis mahasiswa : Nama NIM Program Studi Konsentrasi Judul

: : : : :

untuk diujikan dalam ujian tesis magister Program Magister.

Nama

Tanggal

Tandatangan

Pembimbing

86


FKM-15

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. KH. Abul Hasan No. 3 Samarainda Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id PENDAFTARAN UJIAN TESIS Nama : NIM : Program Studi : Konsentrasi : Judul : Persyaratan (harus dilampirkan): NO. DOKUMEN/BUKTI KELENGKAPAN Foto copy kartu mahasiswa/registrasi yang berlaku Ada Tidak ada 1 Naskah tesis yang telah disetujui oleh pembmbing Ada Tidak ada 2 (sebanyak 5 eksemplar) Foto copy keterangan lulus ujian seminar proposal Ada Tidak ada 3 penlitian tesis (FTM-12). Foto copy pengesahan majelis penguji seminar Ada Tidak ada 4 proposal (FTM-11). 5 Foto copy sertifikat TOAFL ( minimal skor 350) Ada Tidak ada 6 Foto copy setifikat TOEFL ( miimal skor 470) Ada Tidak ada Samarinda, Mahasiswa, Keputusan Direktur Program Pascasarjana: a. Tesis dapat diujikan pada: Hari : Tanggal : Jam : Dengan susunan Majelis Penguji Tesis: Ketua/Penguji : Sekretaris/Penguji : Pembimbing/Penguji : Penguji 1 : Penguji 2 : b. Persayaratan harus dipenuhi/belum dapat diujikan (ulangi proses).

87


Samarinda, Direktur,

FTM-20

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. KH. Abul Hasan No. 3 Samarainda Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id

PENGESAHAN MAJELIS PENGUJI UJIAN TESIS

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis mahasiswa: Nama : NIM : Program Studi : Konsentrasi : Judul : telah diujikan pada Magister.

dan dinyatalan LULUS dalam Ujian Tesis Program

Nama

Tanggal

Tandatangan

Ketua/Penguji

88


Sekretaris/Penguji

Pembimbing/Penguji

Penguji 1

Penguji 2

FTM-20A

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. KH. Abul Hasan No. 3 Samarainda Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id

PENGESAHAN PERBAIKAN TESIS OLEH MAJELIS PENGUJI UJIAN TESIS 89


Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis mahasiswa: Nama : NIM : Program Studi : Konsentrasi : Judul : telah dilakukan perbaian sesuai dengan saran yang diberikan pada saat ujian tesis yang dilaksanakan pada: sehingga dapat diajukan untuk dapat diujikan kembali.

Nama

Tanggal

Tandatangan

Ketua/Penguji

Sekretaris/Penguji

Pembimbing/Penguji

90


Penguji 1

Penguji 2

FTM-22

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA PROGRAM PASCASARJANA Jl. KH. Abul Hasan No. 3 Samarinda Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id

BUKTI PENYERAHAN TESIS SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK MENGAMBIL IJAZAH

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis mahasiswa: Nama : NIM : Program Studi : Konsentrasi : Judul :

NO. NAMA PENERIMA 1.

JABATAN/BUKTI YANG TANDA DITERIMA TANGAN/TANGGAL Pembimbing/Tesis hard 91


copy Petugas Perpustakaan/Tesis hard copy dan soft copy Direktur/Tesis hard copy

2. 3.

Keputusan Direktur Program Pascasarjana: a. Ijazah dan transkrip dapat diambil: b. Ijazah dan transkrip (termasuk foto copy) belum dapat diambi, harus memenuhi persayaratan terlebih dahulu. Samarinda, Direktur,

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH Peraturan Direktur Nomor 3 Tahun 2016

I.

PENDAHULUAN Program Pascasarjana IAIN Samarinda saat ini telah menyelenggarakan pelayanan pendidikan pada jenjang magister. Dalam penyelenggaraannya, mahasiswa dituntut mampu menghasilkan karya tulis ilmiah untuk memenuhi berbagai tugas yang dipersyaratkan dalam rangka menyelesaikan setiap tahapan proses pembelajarannya. Karya ilmiah merupakan karangan yang disusun berdasarkan gagasan penulisnya yang diperkuat oleh data serta pernyataan dan gagasan orang lain. Karya ilmiah bukan tulisan yang dikarang, tetapi tulisan yang disusun berdasarkan sumber pustaka terkait yang telah ditulis oleh penulis sebelumnya. Karena itu, karya ilmiah mahasiswa tidak dapat dipisahkan dari karya-karya sebelumnya. 92


Karya ilmiah di Program Pascasarjana, secara umum, ada empat, yaitu: makalah matakuliah, makalah komprehenif, proposal penelitian, tesis (untuk program magister) dan disertasi (untuk rogram doktor). Makalah matakuliah merupakan karya tulis yang dibuat untuk memenuhi tugas dalam menyelesaikan matakuliah yang diikuti oleh mahasiswa. Pada umumnya makalah ini digunakan sebagai bahan seminar atau diskusi di kelas dan sekaligus sebagai bahan evaluasi yang digunakan oleh dosen untuk menentukan kelulusan dan tingkat pencapaian hasil belajar mahasiswa dalam matakuliah tersebut. Makalah komprehensif merupakan karya ilmiah yang dibuat secara mandiri oleh mahasiswa untuk menunjukkan penguasaan kompetensi dalam bidang ilmu yang menjadi fokus atau spesalisasi keahliannya. Makalah ini disajikan oleh mahasiswa untuk menunjukkan keahliannya di hadapan panel penguji. Makalah komprehensif dibuat secara mandiri oleb mahasiswa, tanpa bimbingan dari dosen. Tujuan utama pembuatan makalah ini dan ujiannya adalah untuk mengevaluasi keahlian mahasiswa dalam kompetensi bidang spesialisasi keahliannya dan menentukan apakah mahasiswa yang bersangkutan sudah layak sebagai seorang yang berpendidikan magister atau doktor. Proposal merupakan karya ilmiah yang berisi rencana penelitian tesis (untuk Pogram Magister) atau disertasi (untuk Program Doktor). Proposal berisi masalah serta latar belakang penelitian yang direncanakan, landasan teoritis, kajian pustaka terkait, kerangka berpikir dan hipotesis (terutama kuantitatif), serta detil rencana langkah-langkah metodologis yang akan digunakan dalam pengumpulan dan analisis data. Tidak seperti kedua makalah ilmiah sebelumnya, proposal ini dibuat mahasiswa di bawah bimbingan pembimbing atau promotor/kopromotor sehingga kelayakan untuk dapat diujikan di hadapan panel penguji harus mendapat persetujuan mereka. Tesis dan disertasi adalah karya ilmiah yang merupakan laporan hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa program magister dan doktor berdasarkan proposal yang telah buat dan diujikan sebelumnya. Kedua karya ilmiah ini berfungsi sebagai tugas akhir program pendidikan dan puncak karya ilmiah bagi mahasiswa dalam jenjang pendidikannya. Sebagaimana proposal, pembuatan karya ilmiah ini dilakukan mahasiswa di bawah bimbingan dosen pembibing atau promotor/kopromotor dan harus mendapat persetujuan mereka untuk dapat diajukan ke setiap tahapan ujian di hadapan panel penguji yang dibentuk khusus untuk masing-masing mahasiswa. Karya ilmiah ini juga menjadi karya monumental mahasiswa karena akan disimpan di perpustakaan perguruan tinggi dan bisa dibaca untuk selamanya, bahkan banyak di antaranya yang diterbitkan dan menjadi rujukan para ilmuan di bidangnya. Secara substansial dan struktural, penulisan karya ilmiah tersebut harus dibuat sesuai dengan tradisi keilmuan masing-masing bidang, yang di Pogram Pascasarjana sangat beragam, meskipun semuanya masih dalam rumpun ilmu keislaman (studi Islam). Karena adanya keragaman tradisi sebut, tatacara penulisan ilmiah yang terkait dengan 93


kedua hal tersebut tidaklah mungkin dibuat seragam (satu standar), karena akan menghilangkan keunikan karakteristik masing-masing bidang. Namun demikian, secara teknis penulisan karya ilmiah tersebut dapat diseragamkan, tanpa merubah substansi dan struktur tradisi keilmuan masing-masing bidang. Hal ini karena teknik penulisan bersifat arbitrer dan tidak terkait secara langsung dengan substansi maupun struktur keilmuan. Tanpa penyeragaman, teknik penulisan dapat menimbulkan kesulitan dalam komunikasi ilmiah antar pihak-pihak yang terkait, karena banyaknya ragam teknik penulisan yang telah dibuat oleh berbagai lembaga maupun organisasi keilmuan. Karena sifatnya yang arbitrer, masing-masing model teknik penulisan memiliki logikanya sendiri, yang bisa jadi saling menyalahkan atau, setidaknya, dapat menimbulkan pemahaman dan penafsiran yang berbeda. Penyeragaman (satu standar) teknik penulisan di Program Pascasarjana IAIN samarinda dimaksudkan untuk memudahkan komunikasi ilmiah antar anggota komunitas Program Pascasarjana, terutama mahasiswa dan dosen. Karena itu, Program Pascasarjana IAIN Samarinda secara arbitrer membuat Panduan Penulisan Karya Ilmiah, yang dikembangkan dari berbagai sumber yang menjadi pedoman di berbagai forum komunikasi ilmiah masyarakat keilmuan, baik nasional maupun internsional. Pedoman ini diharapkan menjadi acuan bersama bagi seluruh anggota komunitas Program Pascasaijana IAIN Samarinda, terutama mahasiswa, dalam menyusun karya ilmiah yang dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam setiap tahapan pembelajaran. Dengan adanya pedoman mi diharapkan tidak akan ada perbedaan pemahaman dan penafsiran antar pihak-pihak terkait, terutama yang berkenaan dengan teknis penulisan. Meskipun dibuat untuk menjadi pedoman dalam penulisan semua macam karya ilmiah, pedoman mi lebih banyak membahas hal-hal yang terkait dengan teknik penulisan tesis. Karena ia merupakan karya yang rumit, berbobot, dan monumental yang dihasilkan oleh mahasiswa. Ia memiliki nilai akademik yang tinggi karena akan menjadi puncak karya intelektual mahasiswa pada jenjang pendidikannya dan akan menjadi bahan pustaka khusus yang dapat dibaca oleh siapa saja untuk waktu yang tak terbatas. Untuk itu, pengaturan teknik penulisan karya ilmiah tersebut perlu lebih detil agar memudahkan dalam komunikasi antara penulis dan pembacanya.

II. PENULISAN MAKALAH MATAKULIAH 94


Makalah matakuliah adalah karya ilmiyah yang dibuat oleh mahasiswa untuk memenuhi tugas matakuliah yang sedang diikuti, yang berikan oleh dosen pengampu matakuliah yang bersangkutan. Penulisan makalah matakuliah ini memiliki tujuan untuk mengeksplorasi penguasaĂŁn materi perkuliahan yang sedang berjalan. Makalah dapat berfungsi sebagai bagian dari proses pembelajaran maupun sebagai alat untuk mengevaluasi hasil belajar mahasiswa dalam matakuliah yang bersangkutan. Makalah matakuliah dapat dibuat dalam berbagai bentuk atau format. seperti makalah seminar, resume buku atau artikel, laporan tugas khusus. dan sebagainya. Bentuk atau format yang digunakan untuk matakuliah tertentu tergantung kebijakan yang ditetapkan oleh dosen pengampu, sesuai dengan yang direncanakan dalam silabus. Karena beragamnya materi yang dipelajari dalam berbagai matakuliah, format atau struktur makalah matakuliah tidak diatur secara khusus. Pengaturan tentang format ataupun struktur penulisan makalah sepenuhnya diserahkan kepada dosen pengampu matakuliah yang bersangkutan. Meskipun demikian, teknik penulisannya diharapkan disesuaikan dengan ketentuan yang digunakan untuk panduan penulisan tesis dan disertasi, yang akan disajikan dalam bagian-bagian berikutnya dalam panduan ini. Hal ini dimaksudkan untuk rnempermudah berbaga pihak, utamanya mahasiswa dan dosen, dalam melakukan komunikasi akademik sehingga perbedaan pandangan tentang masalah teknis dapat dihindari. Sampul makalah matakuliah, pembuatan dan penulisannya seperti dalam lampiran pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ini. Selanjutnya makalah juga harus dilengkapi dengan daftar isi bila dalam makalah berisi sub judul dan jumlah halamannya lebih dari 20, untuk mempermudah pembaca dalarm mengeksplorasi makalah secara cepat.

III. PENULISAN MAKALAH KOMPREHENSIF

Makalah komprehensif merupakan karya ilmiah yang dibuat untuk menunjukkan penguasaan bidang keahlian khusus atau spesialisasi yang menjadi minat mahasiswa secara menyeluruh. Makalah komprehensif ditulis dalam rangka persiapan penulisan tesis program magister. Makalah komprehensif ditulis setelah mahasiswa lulus semua matakuliah. Makalah komprehensif ditulis berdasarkan hasil kajian sumber pustaka yang relevan dengan tema makalah. Tema makalah diangkat dari permasalahan yang relevan dengan (salah satu bagian) kompetensi utama rogram studi, yang sekaligus untuk 95


menunjukkan penguasaan keahlian khusus atau spesialisasi yang dimiliki oleh masingmasing mahasiswa. Makalah komprehensif dibuat secara mandiri oleh mahasiswa, tanpa bimbingan dari dosen. Makalah komprehnsif diharapkan dapat menunjukkan orisinaitas penalaran mahasiswa dalam mengemukakan permasalahan akademik dan pemecahannya melalui studi pustaka yang relevan. Orisinalitas tersebut tidak hanya berkaitan dengan tema dan isi makalah, tetapi juga pengorganisasian kerangka berpikirnya. Dalam rangka untuk memberikan kebebasan kepada mahasiswa dalam mengeksplorasi pemecahan masalah yang diajukan sendiri, kerangka penalaran dalam penulisan makalah sepenuhnya diserahkan kepada mahasiswa. Sebagai konsekuensinya, mahasiswa harus mempertanggungjawabkan penalarannya di hadapan majelis penguji. Meskipun tidak dibakukan, struktur makalah disusun dengan menggunakan format yang pada dasarnya, terdiri dan tiga bagian, yaitu: depan, utama, dan akhir. Masingmasing bagian tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: 1. Bagian depan terdiri dari halaman judul, pernyataan keaslian, abstrak, dan daftar isi, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman judul berisi judul makalah, lambang IAIN Samarinda, nama dan NIM, dan nama lembaga. Contohnya sebagaimana dalam lampiran. b. Pernyataan keaslian makalah dibuat sebagaimana contoh dalam lampiran. Pemyataan ini dibubuhi materai Rp 6.000,- dan ditandatangani oleh penulis. c. Abstrak berisi ringkasan makalah yang memuat tujuan penulisan, metode penulisan/pembahasan, dan rangkuman isi pembahasan, dengan ketentuan maksimal satu halaman. d. Daftar isi berisi judul bagian dan sub bagian makalah serta nomor halaman di mana ia berada. 2. Bagian utama merupakan inti makalah dan berisi sub bagian pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan, yang secara garis besarnya (tapi bukan merupakan judul bagian atau sub bagian) berisi hal-hal sebagai berikut: a. Pendahuluan berisi tentang: (1) uraian latar belakang perlunya mengangkat tema makalah yang dibahas, baik secara teoritis maupun praktis, (2) permasalahan yang menjadi fokus pembahasan serta (3) metode atau langkah-langkah penulisan/pembahasan makalah. b. Pembahasan berisi tentang: (1) deskripsi secara teoritis atau uraian tentang fokus permasalahan secara lebih detil berdasarkan rujukan kepustakaan terkait/relevan, (2) kritik penulis terhadap teori (atau teori-teori) yang telah dideskripsikan sebelumnya, yang bisa berupa kelebihan, kekurangan, perbandingan, kaitan satu sama lain, dan (3) implikasinya untuk praktik, kehidupan, atau pengembangan teori lebih lanjut.

96


c.

Kesimpulan berisi rangkuman serta inti dari pembahasan yang merupakan jawaban singkat dari permasalahan serta, bila diperlukan, saran-saran yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait berdasarkan kesimpulan. 3. Bagian akhir sebagai pelengkap dari bagian utama, berisi tentang daftar pustaka dan lampiran yang penting untuk diketahui pembaca dalam memperjelas atau mendukung uraian dalam bagian utama, dengan ketentuan: a. Daftar pustaka berisi daftar sumber pustaka yang menjadi rujukan dalam penulisan bagian utama. Semua sumber yang dirujuk dalam bagian utama harus dituliskan dalam daftar pustaka, dan daftar pustaka hanya benisi sumber yang dirujuk dalam bagian utama. b. Lampiran berisi informasi penting yang melengkapi bagian utama yang tidak dapat dimasukkan dalam naskah bagian utama misalnya: petikan dokumen yang dikopi dari sumber primer atau sekunder, data lengkap yang ringkasan atau hasilnya disajikan dalam naskah, dan sebagainya.

Selanjutnya, teknis tatacara penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah komprehensif tidak diatur sendiri. Teknik penulisan (seperti struktur organisasi penulisan, spesifikasi kertas, pengetikan, sampul, daftar isi, pengutipan, pembuatan tabel, daftar pustaka, dan sebagainya) menggunakan teknik penulisan tesis. Khusus struktur organisasi penulisan menggunakan struktur untuk penulisan naskah dalam bagian utama (bab-bab) tesis. Hal ini karena setelah disempurnakan makalah komprehensif akan menjadi salah satu bab atau bagian (kajian teori) dari tesis.

IV. PENULISAN PROPOSAL

Proposal merupakan karya ilmiah yang dibuat dalam rangka persiapan dan merupakan tahapan pertama dalam penulisan tesis. Proposal dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan mahasiswa berkenaan dengan rencana penelitian yang diajukan ke Program Pascasarjana. Penulisan proposal dilakukan setelah judul dan rancangan penelitian yang diajukan mahasiswa mendapatkan persetujuan dari Direktur Program Pascasarjana. Penulisan proposal dilakukan di bawah bimbingan pembimbing yang ditunjuk oleh Direktur Program Pascasarjana, setelah mempertimbangkan usulan mahasiswa dan kesediaan dosen yang bersangkutan. 97


Secara substansial, kerangka pemikiran dalam penulisan proposal mengikuti tradisi keilmuan bidang yang menjadi fokus dan topik tesis. Sedangkan secara teknis, penulisan proposal penelitian diatur dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Penulisan proposal penelitian tesis dilakukan dengan menggunakan struktur baku, yang pada dasarnya terbagi dalam tiga bagian: depan, utama, dan akhir. 2. Bagian depan terdiri dan sampul dan halaman judul, halaman persetujuan/pengesahan, pernyataan keaslian, abstrak, dan daftar isi. a. Sampul dan halaman judul berisi judul tesis, lambang IAIN Samarinda, pernyataan pembuatan disertasi, nama dan NIM, nama lembaga, yang selengkapnya sebagaimana contoh dalam lampiran buku pedoman ini. Perbedaan utama antara sampul dan halaman judul adalah bahan kertas, di mana sampul menggunakan bahan karton tipis berwarna jambon/pink dan halaman judul menggunakan kertas HVS warna putih sebagaimana yang digunakan pada penulisan naskah pada lembar-lembar berikutnya. b. Halaman persetujuan/pengesahan. Persetujuan diberikan oleh pembimbing setelah melakukan telaah, arahan, dan menyepakati kelayakan proposal untuk di seminarkan. Sedangkan pengesahan diberikan oleh seluruh anggota majlis penguji setelah ujian/seminar dan menyepakati kelayakannya untuk diteruskan ke pelaksanaan penelitian setelah mahasiswa melakukan perbaikan proposal. c. Pernyataan keaslian berisi pengakuan penulis/mahasiswa akan keontentikan/keaslian proposal dan kebenaran dari informasi yang ada berdasarkan sumber yang diakui. Pernyataan ini untuk meyakinkan bahwa proposal terhindar dari unsur plagiasi. Pernyataan ini harus dibubuhi materai Rp 6,000,- dan ditandatangani oleh mahasiswa. d. Abstrak berisi ringkasan dari seluruh isi proposal, yang dimaksudkan untuk memberikan informasi ringkas tentang rencana penelitian yang diajukan. Secara garis besar, abstrak terbagi menjadi dua bagian: pemaparan tujuan/masalah penelitian dan metode penelitian yang direncanakan untuk pengumpulan dan analisis data. Kedua bagian biasanya ditulis dalam paragraf yang berbeda. Secara keseluruhan abstrak dibuat dalam satu halaman. e. Daftar isi berisi daftar judul bagian dan sub-sub bagian dari proposal. Masingmasing judul tersebut diikuti nomor halaman di mana judul disajikan. 3. Bagian utama terdiri dari empat sub-bagian: pendahuluan, landasan teoritis dan kajian pustaka, metode penelitian yang diusulkan, serta rencana kerangka penulisan tesis yang diusulkan. a. Pendahuluan setidaknya berisi: 1) Latar belakang masalah yang memuat alasan teoritis maupun praktis yang mendorong peneliti untuk mengangkat permasalahan sehingga harus dilakukan penelitian. Sub bagian ini sebaiknya didukung oleh data yang valid berdasarkar sumber-sumber terpercaya, terutama laporan penelitian dan 98


laporan lembaga yang berkompeten yang ada kaitannya dengan bidang yang diteliti. Latar belakang juga digunakan untuk mengeksplorasi berbagai permasalahan penting yang terkait dengan pokok bahasan dan mengarahkannya pada identifikasi masalah yang lebih fokus. 2) Masalah penelitjan berisi pertanyaan atau permasalahan yang akan dijawab secara empiris melalui penelitian yang diusulkan. Rumusan masalah dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan, tergantung teori yang mendukungnya dan harus dirumuskan secara formal. Rumusan harus spesifik sehingga tidak menimbulkan pemaknaan ganda. 3) Signifikansi berisi penjelasan tentang manfaat secara teoritis maupun praktis dari hasil penelitian. Sub bagian ini akan menginformasikan kepada pembaca tentang sumbangan yang akan diberikan oleh penelitian yang diusulkan sehingga akan menunjukkan nilai dan pentingnya penelitian tersebut dilakukan. b. Landasan teoritis berisi: 1) Teori yang memuat deskripsi, analisis dan sintesis, pemikiran mutakhir tentang berbagai isu yang relevan dengan masalah yang diteliti, khususnya yang menjadi fokus atau variabel penelitian. 2) Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan berisi ulasan terhadap laporan penelitian yang ada kaitannya dengan masalah penelitian (terutama fokus dan variabel). Laporan penelitian yang diulas dapat berbentuk artikel yang diterbitkan dalam jurnal (memiliki ISSN), buku yang diterbitkan (memiliki ISBN), tesis atau disertasi yang tidak dipublikasikan, monograf, dan sebagainya, baik yang berbentuk hard copy (cetak kertas) maupun soft copy (digital). 3) Kerangka berpikir atau pola pikir yang merupakan kajian rasional tentang keterkaitan antara fokus atau variabel dalam menjawab atau memecahkan permasalahan penelitian. Bagian ini merupakan hasil pemikiran orisinal dari peneliti sehingga lazimya tidak menggunakan rujukan pustaka. 4) Rumusan hipotesis dan atau pertanyaan penelitian (khusus untuk penelitian kuantitatif), yang merupakan kesimpulan sementara dari permasalahan yang diajukan, yang dibuat berdasarkan kerangka berpikir. Catatan: Referensi utama yang dipergunakan dalam pembahasan teori dan kajian hasil penelitian dapat diperoleh dari sumber yang berupa: buku naskah, prosiding seminar nasional atau intemasional, dan jurnal ilmiah. Sekurang kurangnya pembahasan teori dan kajian hasil penelitian dalam penulisan proposal tesis harus menggunakan 10 sumber rujukan yang ditulis dalam bahasa asing 99


(bahasa resmi PBB) yang penerbitannya bertaraf internasional. Khusus untuk kajian hasil penelitian terkait, sekurang-kurangnya sepertiga dari laporan penelitian yang diulas harus dari jurnal bertaraf intemasional berbahasa asing. c. Metode berisi: 1) Jenis penelitian dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian disertai dengan argumen yang menjelaskan hubungannya secara operasional dengan masalah penelitian yang diajukan. 2) Desain penelitian yang digunakan dalam proses penelitian disertai penjelasan dalam kaitan dengan masalah penelitian. 3) Lokasi atau latar (setting) tempat dilaksanakannya pengumpulan data. 4) Waktu yang direncanakan untuk pelaksanaan pengumpulan data penelitian. 5) Sumber/responden/informan penelitian (kualitatif), subyek/unit amatan atau populasi dan sampel (penelitian kuantitatif). Bagian ini juga perlu menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam memilih sumber atau subyek penelitian. 6) Fokus dan ruang lingkup penelitian (kualitatif) atau variabel dan dimensi atau indikator obyek penelitian (kuantitatif) yang dilengkapi dengan definisi operasionalnya. 7) Teknik pengumpulan atau instrumen pengumpul data yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian kualitatif, uraian tentang teknik maupun instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data cukup secara garis besar, tidak perlu sampai detil, untuk memberikan fleksibilitas dalam pelaksanaanya yang memerlukan penyesuaian dengan kondisi yang dihadapi peneliti. Dalam penelitian kuantitatif, bagian ini harus dijelaskan secara detil dan operasional, mencakup definisi operasional, dimensi/indikator, kisi-kisi, bentuk butir dan responnya, penskoran, ujicoba, uji validitas, dan reliabilitas instrumen. 8) Teknik analisis data, berisi rencana tentang teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data terkumpul. Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus menjelaskan pendekatan analisis yang akan digunakan serta langkah-langkahnya secara garis besar agar memungkinkan menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti harus mengemukakan teknik analisis yang akan digunakan serta kriteria signikansi. d. Kerangka penulisan tesis berisi uraian singkat tentang rencana kerangka laporan penelitian tesis yang akan dibuat berdasarlcan hasil penelitian yang diusulkan. Pada umumnya bagian ini berisi penjelasan singkat tentang susunan organisasi dan isi yang akan dibuat dalam laporan penelitiannya.

100


Catatan: Nama-nama/judul sub bagian dan struktur organisasi dari bagian utama di atas bukan merupakan nama/judul dan struktur baku yang harus diikuti, tetapi substansi yang harus ada dalam proposal. Mahasiswa dipersilakan untuk mengembangkan sendiri judul dan strukturnya berdasarkan logika tertentu serta tradisi dalam bidang kajiannya. Untuk penelitian kuantitatif, bagian utama proposal sebaiknya merupakan draft Bab I, II, dan III (masing-masing berisi pendahuluan, landasan teoritis dan metode) dari tesis yang direncanakan. Hal ini karena penelitian kuantitatif menggunakan penalaran deduktif dan pendekatan pengelolaan penelitian yang terkontrol dan ketat sehingga harus direncanalcan secara detil. Pelaksanaan penelitian (pengumpulan dan analisis data) harus dilakukan secara konsisten sebagaimana yang direncanakan (bersifat mekanis dan linier), karena berorientasi pada hasil (uji teori). Khusus Bab III proposal berisi rencana yang akan dilakukan, sedangkan Bab III tesis berisi laporan yang telah dilakukan. Agar lebih terarah, sebaiknya mahasiswa juga mengacu pada ketentuan penulisan tesis sebagaimana akan disajikan dalam bagian selanjutnya. Sementara untuk penelitian kualitatif, bagian utama proposal tidak lazim dibuat sebagai draft tesis (yang berisi bab-bab). Hal ini karena penelitian kualitatif menggunakan penalaran induktif dan pendekatan pengelolaan penelitian yang fleksibel dan alamiah sehingga dalam pelaksanaanya harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi kancah penelitiannya. Karena itu, proposal tidak perlu dibuat secara detil, tetapi cukup berisi prinsip-prinsip dan garis besarnya saja untuk memungkinkan penyesuaian langkah-langkah penelitian dengan kondisi yang dihadapi di kancah yang tidak bisa ditentukan sebelumnya. Hal ini karena penelitian ini berorientasi pada proses (penemuan teori/pemahaman fenomena yang diteliti) 4. Bagian akhir, berfungsi sebagai pelengkap dari bagian utama, berisi daftar pustaka dan lampiran. a. Daftar pustaka berisi sumber bahan pustaka yang berupa buku, jurnal, prosiding seminar, dokumen, dan lain-lain yang menjadi rujukan dalam penulisan bagian utama. Semua sumber yang dirujuk dalam naskah bagian utama harus ditulis dalam daftar pustaka, dan daftar pustaka hanya berisi sumber yang dijadikan rujukan. b. Lampiran memuat bahan yang berisi informasi penting untuk diketahui pembaca, yang tidak dapat dimasukkan dalam naskah pada bagian utama proposal, seperti instrumen, dokumen terkait, rancangan/skenario/ manipulasi tindakan yang akan dilakukan dalam eksperimen, dan sebagainya. V. PENULISAN TESIS 101


Tesis merupakan karya ilmiah sebagai bentuk laporan tugas akhir yang harus ditulis oleh mahasiswa dalam rangka menyelesaikan pendidikan Program Magister. Tesis ditulis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa dan dimaksudkan untuk mengkomunikasikan hasil penelitian tersebut ke Program Pascasarjana. Bahan yang menjadi dasar penulisan tesis dapat diperoleh melalui penelitian lapangan, laboratorium dan/atau kepustakaan (dokumen). Penulisan tesis dilakukan setelah proposal/rancangan penelitian yang diajukan mahasiswa telah diujikan dan dinyatakan lulus dalam seminar proposal yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana. Penulisan tesis dilakukan di bawah bimbingan pembimbing yang ditunjuk oleh Direktur Program Pascasarjana. Dalam proses penyempurnaan, bila dipandang perlu, perbaikan karya tulis ini dilakukan setelah diujikan (sesuai dengan tahapannya) berdasarkan saran dari majelis penguji. Karena kekhususan masing-masing bidang ilmu, secara substansial kerangka pemikiran yang digunakan dalam penulisan tesis tidak dapat dibakukan (menyeragamkan model untuk semua). Akan tetapi kerangka pemikiran tersebut mengikuti tradisi keilmuan bidang yang menjadi fokus dan topik yang diangkat oleh mahasiswa. Mahasiswa diharapkan mengenali dan memahami kerangka pemikiran tersebut melalui telaah terhadap laporan penelitian, baik dalam bentuk artikel, buku, maupun prosiding dalam bidang keilmuannya. Bahkan mahasiswa diharapkan dapat membuat model kerangka pemikiran sendiri dengan argurnentasi yang dapat diterima di lingkungan bidang keilmuannya. Sedangkan secara teknis, penulisan tesis diatur dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Tesis disusun dengan menggunakan format yang pada dasarnya terdiri dari tiga bagian: depan, utama, dan akhir. 2. Bagian depan terdiri dari sampul, judul, persetujuan/pengesahan, pernyataan keaslian, abstrak, kata pengantar, persembahan, moto, daftar isi, daftar tabel, daftar diagram, daftar gambar, pedoman transliterasi, dan daftar singkatan. a. Sampul dan halaman judul berisi judul tesis, lambang IAIN Samarinda, pernyataan pembuatan tesis, nama dan MM, nama lembaga, yang selengkapnya sebagaimana contoh dalam lampiran pedoman ini. Perbedaan utama antara sampul dan halaman judul adalah bahan kertas, di mana sampul menggunakan bahan karton tipis berwarna jambon/pink dan halaman judul menggunakan kertas HVS warna putih sebagaimana yang digunakan pada penulisan naskah pada lembar-lembar berikutnya. b. Halaman persetujuan/pengesahan. Persetujuan diberikan oleh pembimbing setelah melakukan telaah, arahan, dan menyepakati kelayakan draft tesis untuk diujikan dalam seminar hasil penelitian. Sedangkan pengesahan diberikan oleh seluruh majelis penguji setelah ujian/seminar dan menyepakati kelayakannya untuk diteruskan ke ujian tahap berikutnya. Dalam hal ujian tesis pengesahan merupakan pernyataan final dari seluruh proses penulisan tesis. c. Pernyataan keaslian berisi pengakuan mahasiswa akan keontentikan tesis dan kebenaran dari informasi yang ada berdasarkan sumber yang diakui. Sub bagian ini untuk meyakinkan bahwa tesis terhindar dari unsur plagiasi dan pengutipan sumber 102


dilakukan dengan benar. Pernyataan ini harus dibubuhi materai Rp 6.000,- dan ditandatangani oleh mahasiswa. d. Abstrak berisi ringkasan dari seluruh isi tesis, yang dimaksudkan untuk memberikan informasi ringkas tentang penelitian yang dilaporkan. Secara garis besar, abstrak terbagi menjadi tiga bagian: pemaparan tujuan/masalah penelitian, metode penelitian yang digunakan untuk pengumpulan dan analisis data, serta temuan atau hasil penelitian, Ketiga bagian biasanya ditulis dalam paragraf yang berbeda. Secara keseluruhan abstrak dibuat dalam satu halaman. Abstrak dilengkapi kata kunci yang menjadi fokus penelitian. e. Kata pengantar berisi tentang intisari permasalahan penelitian, temuan penelitian, hal-hal yang yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan penelitian serta penulisan tesis. Kata pengantar juga berisi pernyataan ungkapan rasa terirna kasih penulis kepada pelbagai pihak atas terlaksananya penelitian dan penulisan tesis. f. Persembahan (bila dipandang perlu) berisi ungkapan persembahan karya tulis kepada orang-orang atau lembaga yang memiliki hubungan khusus dengannya. g. Moto (bila dipandang perlu) berisi ungkapan atau kutipan kata-kata yang berisi nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan peneliti. Moto merupakan kata atau kalimat yang memberikan/membangkitkan semangat hidup/belajar/bekerja bagi penulis. h. Daftar isi berisi judul sub-sub bagian dari tesis. Masing-masing judul tersebut diikuti nomor halaman di mana judul berada. Khusus untuk bagian utama, judul yang dimasukkan dalam daftar isi sampai tingkat 2 atau tingkat 3 (judul bab, seksi/sub-bab, subs eksi/sub-sub bab). i. Daftar tabel (jika ada) berisi judul-judul tabel yang ada dalam bagian utama. Masing-masing judul tersebut diikuti nomor halaman di mana judul tabel berada. j. Daftar diagram (jika ada) berisi judul-judul diagram yang ada dalam bagian utama. Masing-masing judul tersebut diikuti nomor halaman di mana diagram berada. k. Daftar gambar (jika ada) berisi judul-judul gambar yang ada dalam bagian utama. Masing-masing judul tersebut diikuti nomor halaman di mana gambar berada. l. Pedoman transliterasi (jika ada) berisi panduan penulisan dengan huruf Latin untuk bahasa asing atau daerah yang aslinya menggunakan abjad selain huruf Latin. Khusus untuk transliterasi Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia tidak perlu dicantumkan karena sudah ada ketetapan dari Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang bersifat baku yang diberlakukan di seluruh Indonesia, sehingga sudah diketahui secara luas. m. Daftar singkatan berisi singkatan-singkatan yang banyak digunakan dalam naskah bagian utama. Bagian ini berisi singkatan dan kepanjangannya. 3. Bagian utama merupakan inti dari tesis yang mencerminkan seluruh proses penelitian dan hasil/temuannya, yang struktur penyajiannya diorganisasikan dalam bab-bab dan sub-bab/seksi yang terpisah. Secara keseluruhan, bagian utama ini terdiri dan bab-bab yang berisi pendahuluan, landasan teoritis, metode, hasil, dan penutup. Struktur organisasi penulisan bagian ini dalam tesis tidak dibakukan (diseragamkan) karena harus disesuaikan dengan jenis penelitian dan tradisi keilmuan masing-masing bidang yang dikaji. 103


Untuk penelitian kuantitatif, landasan teoritis dan metode, misalnya, dipandang sebagai sub bagian yang sangat penting dan independen satu sama lain, meskipun harus terkait, sehingga harus disusun dalam bab yang berbeda. Landasan teoritis digunakan untuk menyusun pola pikir hubungan antar variabel sehingga pembaca dapat menguji koherensi penalaran yang digunakan oleh peneliti. Sedangkan metode menginformasikan bagaimana langkah-langkah empiris yang dilakukan peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat diuji validitasnya secara internal maupun eksternal. Karena itu, jika telah dibuat lengkap (khususnya untuk penelitian kuantitatif), proposal penelitian dapat langsung menjadi komponen Bab I, II dan III dan bagian utama ini, dengan merubah rencana yang terdapat dalam bab metode menjadi laporan yang telah dilakukan (khusus untuk instrumen juga dilaporkan hasil ujicoba [bila dilakukan] dan instrumen akhir yang telah digunakan untuk mengumpulkan data). Dalam penelitian kualitatif, sub-bagian landasan teoritis dan metode pada umumnya menjadi bagian dari bab pendahuluan (yang intinya adalah permasalahan penelitian). Hal ini karena dalam proses penelitian, permasalahan yang dikaji, dasar teoritis yang menjadi pijakan untuk memahami fenomena, serta langkah-langkah empiris dalam pengumpulan dan analisis data dapat berkembang secara dinamis dan fleksibel sehingga harus selalu disesuaikan. Apabila saat pengumpulan dan analisis data peneliti menghadapi situasi yang tidak seperti yang diharapkan, peneliti dapat mencari landasan pemahaman teoritis yang baru yang sesuai dengan kebutuhan, mengubah strategi penelitiannya dengan menggunakan metode yang sesuai, bahkan menyusun kembali rumusan masalahnya. Hal ini menuntut kemampuan dan tindakan peneliti secara heuristik, perpaduan antara kemampuan seni dan teknik. Karena itu, ketiga sub-bagian tersebut dalam laporan akan lebih mudah dipahami kalau disajikan secara terpadu dalam satu bab, yang mencerminkan pandangan kontekstualisme atau organisme dalam memahami fenomena yang diteliti. Berdasarkan hal tersebut di atas, uraian tentang ketentuan berikut ini bukan merupakan bab-bab yang mengorganisasikan penyajian laporan penelitian, tetapi merupakan uraian tentang substansi yang harus ada dalam laporan penelitian (tesis). Organisasi penyusunan dalam bentuk bab-bab laporan dan rinciannya harus disesuaikan dengar jenis penelitian dan tradisi keilmuan masing-masing bidang keilmuan. a. Pendahuluan, berisi beberapa sub-bab sebagai berikut: 1) Latar belakang masalah. Inti dari sub bab ini adalah mengemukakan dan meletakkan penelitian dalam peta keilmuan yang menjadi perhatian peneliti. Sub bab ini menjelaskan alasan teoritis maupun praktis yang mendorong peneliti untuk mengangkat permasalahan penelitiannya. Untuk memperkuat argumennya, sub bab ini harus didukung oleh data yang valid berdasarkan sumber-sumber terpercaya, terutama laporan penelitian dan laporan lembaga yang berkompeten yang ada kaitannya dengan bidang yang diteliti. Latar belakang juga digunakan untuk mengeksplorasi berbagai permasalahan penting yang terkait dengan pokok bahasan dan mengarahkannya pada identifikasi masalah yang lebih fokus. 104


2) Masalah penelitian. Sub bab ini berisi permasalahan yang akan dijawab secara empiris melalui penelitian yang diusulkan. Rumusan masalah dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan dan harus dirumuskan secara formal. Rumusan harus spesifik sehingga tidak menimbulkan pemaknaan ganda. 3) Signifikansi penelitian berisi penjelasan tentang manfaat secara teoritis maupun praktis dari hasil penelitian. Sub bagian ini akan menginformasikan kepada pembaca tentang sumbangan yang akan diberikan oleh penelitian yang diusulkan sehingga akan menunjukkan nilai dan pentingnya penelitian tersebut. b. Landasan teoritis berisi: 1) Teori yang memuat deskripsi, analisis dan sintesis, pemikiran mutakhir tentang berbagai isu yang relevan dengan masalah yang diteliti, khususnya yang menjadi fokus atau variabel penelitian. Dalam sub bab ini peneliti harus membahas berbagai teori terkait, memberikan kritik mensintesiskan, menyimpulkan, dan dapat pula mengajukan teori baru. Teori ini akan menjadi pijakan mengembangkan kerangka pikir yang menghubungkan antar fokus penelitian. Teori dapat diperoleh dari sumber yang berupa buku, artikel, atau laporan penelitian yang relevan dengan fokus. Sumber utama yang menjadi rujukan harus dari sumber primer, kecuali sumber yang menggunakan bahasa selain Indonesia, seperti bahasa ’Arab dan Inggris, dapat menggunakan terjemahnya. 2) Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan berisi ulasan terhadap laporan penelitian yang ada kaitannya dengan masalah penelitian (terutama fokus dan variabel). Laporan penelitian yang diulas dapat berbentuk artikel yang diterbitkan dalam jurnal (memiliki ISSN), buku yang diterbitkan (memiliki ISBN), tesis atau disertasi yang tidak dipublikasikan, monograf, dan sebagainya, baik yang berbentuk hard copy (cetak kertas) maupun soft copy (file digital). Kajian pustaka ini berfungsi untuk menunjukkan posisi pengetahuan yang akan disumbangkan dalam “body of knowledge� dari bidang yang dikajinya, sekaligus untuk menunjukkan keaslian masalah yang diangkat. Penyajian hasil kajian pustaka dapat disatukan dengan teori, yang sekaligus berfungsi untuk mendukug atau menyusun teori penelitiannya. 3) Kerangka atau pola pikir yang merupakan kajian rasional tentang keterkaitan antar fokus atau variabel dalam menjawab atau memecahkan permasalahan penelitian. Kerangka berpikir dibuat berdasarkan teori dari kajian pustka terkait dan dapat disajikan menjadi satu dengan teori. 4) Rumusan hipotesis dan atau pertanyaan penelitian (khusus untu penelitian kuantitatif), merupakan kesimpulan sementara tentang hasil penelitian, yang dikembangkan berdasarkan pola pikir. Catatan: Referensi utama yang dipergunakan dalam pembahasan teori dan kajian pustaka dapat diperoleh dan sumber primer yang berupa: buku naskah, prosiding seminar nasional atau internasional, dan jurnal ilmiah. Hindari penggunaan sumber pustaka populer. Sekurang-kurangnya pembahasan teori dan kajian pustaka 105


dalam penulisan tesis harus menggunakan minimal 10 sumber referensi yang ditulis dalam bahasa asing (bahasa resmi PBB) yang penerbitannya bertaraf internasional. Khusus untuk kajian pustaka terkait, sekurang-kurangnya sepertiga dari laporan penelitian yang diulas harus dari jurnal bertaraf internasional berbahasa asing. c. Metode penelitian harus berisi informasi yang lengkap tentang bagaimana data penelitian diperoleh dan dianalisis. Informasi dalam bagian ini sangat penting untuk menilai validitas eksternal dan internal hasil penelitian. Kejelasan dalam bagian ini juga memberikan kemudahan bagi peneliti lain (selanjutnya) untuk melakukan ektensi (kualitatif) dan replikasi (kualitatif) sehingga memungkinkan pengujian validitas ekternal yang lebih luas. Dengan kata lain, bagian ini memberikan bahan untuk menilai “bobot keilmiahan� karena menghubungan hasil penelitian dengan realitas empiris. Bagian ini berisi: 1) Jenis penelitian dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian disertai argumen yang menjelaskan secara operasional hubungannya dengan masalah penelitian yang diajukan. 2) Desain penelitian yang digunakan dalam proses penelitian disertai penjelasan operasional dalam kaitan dengan masalah penelitian. 3) Lokasi atau latar (setting) tempat dilaksanakannya pengumpulan data. 4) Waktu yang direncanakan untuk pelaksanaan pengumpulan data penelitian. 5) Sumber/responden/informan penelitian (kualitatif), subyek/unit amatan atau populasi dan sampel (penelitian kuantitatif). Bagian ini juga perlu menjelaskan langkah-langkah yang telah dilakukan peneliti dalam memilih sumber atau subyek penelitian serta alasan penentuannya. 6) Fokus dan ruang lingkup penelitian (kualitatif) atau variabel dan dimensi/indikator (penelitian kuantitatif) menyajikan istilah kunci yang menjadi objek dan fokus dari seluruh kegiatan penelitian. Sebagai pijakan dalam pengumpulan data dan pemaknaannya, masing-masing kata kunci harus dilengkapi dengan definisi operasionalnya. 7) Teknik atau instrumen pengumpul data berisi teknik-teknik atau instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian kualitatif, uraian tentang teknik maupun instrumen yang telah digunakan untuk mengumpulkan data perlu dilengkapi dengan detil langkah-langkah serta situs penggunaanya untuk meyakinan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian kuantitatif, bagian ini harus dijelaskan secara detil dan operasional, mencakup definisi operasional, dimensi/indicator, kisi-kisi, bentuk butir dan responsnya, penskoran, dan ujicoba (terutama uji validitas dan reliabilitas instrument). Kejelasan ini diperlukan untuk menunjukkan validitas internal penelitiannya. 8) Teknik analisis data menyajikan strategi maupun teknik yang digunakan untuk mengungkap makna atau pemahaman yang terdapat dalam data. Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis harus dinyatakan dengan jelas agar terbebas dari penafsiran ganda. Teknik statistik yang digunakan untuk analisis data cukup 106


disebutkan nama rumusnya disertai alasannya, tidak perlu disajikan rumusnya. Bila penelitian untuk menguji hipotesis, peneliti harus menyajikan kriteria taraf signifikansi yang digunakan untuk penerimaan atau penolakannya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, teknik analisis berisi langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam upaya untuk mendapatkan pemahaman dari data dalam menjawab permasalahan penelitian. Apabila analisis data menggunakan “pisau analisis� yang diadopsi dan/atau diadaptasi dari teori atau bidang keilmuan tertentu, peneliti juga harus menjelaskan langkah-langkah operasional penggunaanya untuk penelitian yang telah dilakukan. 9) Prosedur penelitian menyajikan langkah-langkah dan tatacara yang telah dilakukan peneliti dalam persiapan dan proses pengumpulan data, khususnya untuk penelitian kancah. Informasi tentang prosedur ini memberikan gambaran tentang konteks pelaksanaan penelitian, terutama untuk penelitian eksperimen (kuantitatif), fenomenologi dan etnografi (kualitatif kancah/lapangan), serta filologi dan sejarah (kualitatif analitis, khusunya untuk pemilihan atau penemuan naskah/dokumen/prasasti). Penyajian sub bagian ini dapat dijadikan satu dengan penyajian tentang sumber/responden/informan penelitian (kualitatif), subyek/unit amatan atau populasi dan sampel (kuantitatif). d. Hasil berisi: 1) Deskripsi situs penelitian. Sub bagian ini berisi informasi yang mendeskripsikan kondisi dan situasi situs di mana obyek penelitian berada atau data dikumpulkan. Deskripsi berisi penjelasan tentang lokasi, rentang waktu, dan atau subyek yang relevan dengan permasalahan penelitian. 2) Paparan hasil penelitian menyajikan hasil analisis data sebagaimana adanya, terlepas dari penilaian peneliti dan pemaknaan data. Dalam penelitian kuantitatif, bagian ini menyajikan hasil analisis statistik deskriptif, uji persyaratan, dan uji hipotesis beserta pemaknaanya dalam kaitan dengan permasalahan dan hipotesis. Sedangkan dalam penelitian kualitatif bagian ini menyajikan paparan hasil analisis data dalam bentuk narasi dan pemaknaannya dalam kaitan dengan permasalahan penelitian. 3) Pembahasan menyajikan penjelasan tentang hasil temuan dalam kaitan dengan tujuan/masalah dan teori/konsep yang relevan dengan fokus atau variabel penelitian. Pembahasan juga berisi penjelasan yang mengkaitkan temuan dengan temuan-temuan penelitian terdahulu, praktik atau fenomena yang sedang terjadi. Pada sub-bagian ini juga perlu dikemukakan implikasi dari temuan dengan praktik maupun penelitian lanjut yang perlu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang fenomena yang diteliti. 4) Keterbatasan penelitian menyajikan kekurangan dari penelitian yang dilaporkan yang disadari oleh peneliti dalam kaitan dengan ruang lingkup fokus penelitian atau metode yang digunakan, yang berakibat pada keterbatasan untuk menerapkan hasil penelitian dalam memabami fenomena yang diteliti. Keterbatasan bukanlah suatu cacat, tetapi sesuatu yang harus diperhatikan dalam menerapkan hasil penelitian untuk memahami fenomena yang serupa dengan yang diteliti. 107


e. Penutup berisi: 1) Kesimpulan menyajikan jawaban singkat permasalahan penelitian dengan menonjolkan temuan empiris yang diperoleh melalui proses penelitian. Kesimpulan merupakan deskripsi singkat tentang pengetahuan yang dihasilkan dari proses penelitian yang telah dilakukan. 2) Saran berisi usulan peneliti terhadap pihak terkait dengat permasalahan penelitian untuk menindaklanjutinya dalam bentuk tindakan, baik yang terkait dengan penelitian lebih lanjut maupun implementasi dari hasil penelitian tersebut dalam kehidupan nyata. 4. Bagian akhir, sebagai pelengkap dari bagian utama, berisi daftar pustaka, glosari, indeks, lampiran, dan riwayat hidup. a. Daftar pustaka memuat informasi utama seluruh sumber yang menjadi rujukan penulisan dalam bagian utama naskah tesis. Semua sumber yang menjadi rujukan dalam naskah harus dicantumkan dalam daftar pustaka dan daftar pustaka hanya berisi sumber yang dirujuk dalam naskah. b. Glosari memuat istilah yang digunakan dalam naskah tesis beserta pengertiannya secara terminologi sebagiamana yang digunakan dalam naskah tesis. Glosari dimaksudkan untuk membantu pembaca memahami makna istilah secara operasional sesuai dengan penggunaanya dalam tesis, sehingga tidak perlu rujukan sumber. c. Indeks memuat istilah/kata kunci serta nomor halaman di mana istilah tersebut digunakan dalam naskah tesis. Indek dimaksudkan untuk membantu pembaca menemukan tempat di mana istilah/kata kunci tersebut digunakan dalam naskah, khususnya bagian utama tesis. d. Lampiran berisi bahan-bahan atau informasi yang penting tetapi tidak selayaknya untuk dimasukkan dalam naskah tesis. Naskah yang dilampirkan dapat berupa salinan instrument/pedoman pengumpul data, data penelitian kuantitatif maupun kualitatif, hasil perhitungan, salinan dokumen-dokumen yang terkait dengan fokus penelitian, foto situasi saat pengumpulan data (yang memberi tambahan informasi tentang hasil), dan lain-lain. Dokumen terkait yang tidak relevan dengan data penelitian (seperti FTM, surat ijin, sertifikat TOAFL dan TOEFL) tidak perlu dilampirkan. e. Riwayat hidup berisi informasi tentang peneliti yang berkaitan dengan kelahiran, pendidikan yang pernah ditempuh, pekerjaan dan atau jabatan yang pernah atau sedang diduduki, karya tulis yang pernah dibuat, kegiatan akademik dan sosial, serta keluarga. VI. PLAGIARISME

Karya tulis ilmiah pada dasarnya bukan merupakan karangan tentang gagasan, tetapi merupakan penyusunan berbagai gagasan yang bersumber dari karya yang telah 108


ditulis oleh orang lain, di samping gagasan orisinal dari penulis sendiri. Meskipun hasil penyusunan tersebut merupakan karya baru, sebagian isinya yang berupa gagasan, pemikiran dan informasi merupakan “pinjaman� dari orang lain. Penggunaan karya orang lain sebagai sumber rujukan tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa penulis telah mengetahui informasi yang telah dibuat oleh orang lain yang terkait dengan topik pembahasannya dan yang menjadi rujukan/pijakan dalam mengembangkan karya tulisnya. Karena itu, sebagai bentuk penghormatan penulis harus mengakui secara eksplisit dan dengan cara yang benar bahwa ia menggunakan karya orang lain tersebut sebagai bagian dan karya tulisnya. Tindakan penulis yang tidak mengakui atau tidak melakukannya dengan cara yang benar karya orang lain yang ia gunakan sebagai bagian dari karya tulisnya dianggap sebagai suatu tindak kejahatan akademik, yang disebut palgiarisme. Plagiarime, juga disebut plagiat, atau penjiplakan adalah mengambil gagasan atau kata/kalimat orang lain dan dengan sengaja menjadikannya sebagai karya sendiri. Plagiat dapat berupa berbagai bentuk, dari menyontek secara sengaja atau tidak sengaja sampai mengutip/mengkopi/copy paste dari suatu sumber tanpa pengakuan (menyebutkan sumber aslinya). Apabila dalam pemaparan gagasan, pemikiran, atau temuan/informasi dalam karya ilmiah penulis tidak menyebutkan sumber yang menjadi rujukan, maka karya tulis tersebut dianggap sebagai karyanya sepenuhnya. Akan tetapi, apabila ternyata seluruhnya atau sebagian dari gagasan, pemikiran, dan informasi tersebut berasal dari orang lain, maka penulis tersebut dianggap telah melakukan plagiarisme. Dalarn dunia akademik, plagiat dianggap sebagai kejahatan intelektual karena (1) merupakan bentuk pencurian kekayaan orang lain, (2) pelaku mendapatkan keuntungan dari pencurian tersebut, dan (3) kelulusan pelaku dalarn memenuhi tugas tidak didasarkan pada realitas kemampuan dan pengetahuannya sendiri. Oleh karena itu, plagiat harus dihindari oleh mahasiswa yang sedang menulis karya tulis ilmiah untuk memenuhi tugas akademik dalam penyelesaian tahapan-tahapan belajarnya. Mahasiswa yang melakukan plagiat dapat dikenai hukuman dan pemberian peringatan, keharusan memperbaiki, tidak diluluskan, sampai diberhentikan dari statusnya sehagai mahasiswa Program Pascasarjana. Plagiat yang dilakukan untuk penulisan tugas akhir (tesis) dan diketahui setelah yang bersangkutan lulus dapat mengakibatkan pencabutan ijazah yang telah diterimanya, termasuk hak-hak yang melekat pada kepemilikan ijazah tersebut. Pengambilan gagasan atau kata/kalimat orang lain tidak dianggap sebagai plagiat bila dilakukan dengan menggunakan tata cara pengutipan yang benar. Hal ini karena pengambil gagasan atau kata-kata kalimat mengakui bahwa karyanya tidak asli dari dirinya, tetapi dari orang lain dengan menyebutkan sumbernya secara jelas sehingga pembaca mengetahui pemilik gagasan atau tulisan yang asli yang sebenamya. Pengakuan atau penyebutan sumber yang menjadi rujukan harus akurat sehingga memungkinkan pembaca menelusurinya dengan cepat dan mudah. 109


Contoh plagiat adalah menggunakan karya orang lain (yang berisi gagasan, temuan, pemikiran) sebagai karya sendiri (tanpa mengakui atau menyebutkan sumber aslinya) dengan cara: 1. Melakukan duplikasi secara langsung terhadap gagasan, pemikiran, atau karya orang lain tanpa disertai pengakuan atau pemberitahuan yang cukup atas apa yang dia lakukan. Hal ini termasuk menyalin/mengkopi materi, gagasan, pemikiran, konsep yang ada dalam suatu sumber yang berupa tulisan dalam buku, artikel, atau laporan, baik diterbitkan atau tidak, dalam bentuk hard copy atau soft copy/digital (sumber elektronik). 2. Mengutip tanpa menggunakan tanda kutip atau tidak menggunakan tatacara pengutipan yang benar. 3. Melakukan parafrase (menyatakan kembali dengan kata/kalimat sendiri) tanpa perubahan yang berarti dengan tetap mempertahankan makna sebagaimana dalam sumber aslinya. Termasuk parafrase ini adalah menterjemahkan ke dalam bahasa lain, tanpa menyebut sumber aslinya. 4. Mengutip sumber yang tidak pernah dibacanya tanpa menyebutkan sumber sekunder yang dibacanya (menyampaikan informasi yang dikutipnya). 5. Menyerahkan karya ilmiah sendiri yang pernah digunakan dalam suatu keperluan (seperti memenuhi tugas matakuliah, telah dipublikasi, dan disajikan dalam forum ilmiah) untuk memenuhi tugas baru (keperluan lain). Menggunakan karya tulis tidak dianggap sebagai plagiat bila:

orang

lain

sebagai

bagian

dari

tulisannya

1. Informasi tersebut berupa fakta umum yang sudah diketahui secara luas. 2. Mengubah kalimat (menuliskan kembali dengan bahasa sendiri atau parafrase) dengan memberikan informasi tentang sumber secara jelas. 3. Mengutip dengan rnemberikan tanda yang jelas sehingga dapat dibedakan dari karyanya sendiri dan menyebutkan sumbernya secara jelas. Walaupun pada dasarnya plagiat adalah penggunaan karya orang lain sebagai karya sendiri, plagiat juga dapat terjadi pada karya sendiri, yang disebut swaplagiat (self plagiarism). Swaplagiat adalah penggunaan karya tulis sendiri untuk keperluan lain, tanpa memberikan informasi yang memadai. Termasuk swaplagiat ini adalah memproduksi kembali karya tulis yang pernah dibuat sendiri irntuk memenuhi suatu tugas matakuliah atau keperluan tertentu untuk digunakan memernthi tugas matakuliah lain tanpa perubahan yang signifikan. Penggunaan karya tulis yang telah dipublikasi (cetak maupun elektronik) tanpa perubahan yang signifikan untuk memenuhi tugas atau keperluan lain juga dianggap sebagi swaplagiat. Hal mendasar dalam swaplagiat ini adalah bahwa penulis berusaha membohongi pembaca dengan tidak memberikan petunjuk adanya daur ulang terhadap karyanya atau mengaburkan naskah aslinya.

110


Mereproduksi karya sendiri untuk keperluan baru ini sebenarnya termasuk wilayah abu-abu sehingga tidak selalu dianggap sebagai swaplagiat Menggunakan karya sendiri untuk keperluan lain dengan cara mengembangkannya sehingga menjadi karya baru yang lebih “kaya� dan berbeda secara signifikan dari karya yang terdahulu tidak dianggap sebagai swaplagiat. Sebagai contoh, mahasiswa diperkenankan mengembangkan makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah menjadi makalah komprehensif dengan memperkaya isinya maupun menjadikannya sebagai bagian dari karya yang baru. Demikian juga mahasiswa diperkenankan (bahkan diharuskan) menjadikan makalah komprehensif dari proposal penelitiarrya sebagai bagian dari tesisnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, mahasiswa harus berhati-hati dalam menyusun karya ilmiah terutama dalam kaitan dengan penyajian gagasan, pemikiran, temuan, informasi yang pernah ditulis, baik oleh orang lain maupun diri sendiri. Untuk itu, rnahasiswa harus melakukan pengutipan dengan cara/teknik yang benar dan menyebutkan sumber yang menjadi rujukan dengan jelas sehingga memungkinkan orang lain dapat melakukan pengecekan pada sumber aslinya. Kegagalan dalam memenuhi tatacara/teknik pengutipan dan penyebutan sumber yang menjadi rujukan tersebut akan mengakibatkan mahasiswa dianggap sebagai plagiator. Untuk meyakinkan bahwa penulisan karya ilmiah telah terhindar dan palgiarisme dan telah menggunakan tatacara pengutipan yang benar, penulis karya ilmiah yang diujikan dalam majelis (makalah komprehensif, proposal, dan tesis) harus membuat pernyataan tentang keaslian karya tulisnya. Pernyataan tersebut harus dapat diketahui pembaca sehingga harus dimasukkan dalam bagian pertama dari karya tulisnya. Ketentuan teknis tentang tatacara penulisan serta contoh pernyataan ini diatur dalam panduan penulisan masing-masing karya tulis.

111


VII.TEKNIK PENULISAN NASKAH KARYA ILMIAH Tesis merupakan laporan penelitian yang berfungsi untuk mengkomunikasikan hasil proses intelektual penulis kepada pembacanya. Karena itu, penampilan merupakan faktor penting untuk mewujudkan tugas akhir yang rapi dan seragam, sehingga teknis penulisannya perlu diatur sebagai berikut: 1. Kertas, dengan spesifikasi: a. Jenis: HVS b. Warna: Putih polos c. Berat: 80 gram d. Ukuran: A4(21,5 cmx29,7cm) 2. Pengetikan, dengan ketentuan: a. Bila jumlah halaman dan bagian awal sampai akhir kurang dari 200, pencetakan dilakukan pada satu sisi kertas (single side). Sedang bila jumlah halaman dan bagian awal sampai akhir sama dengan atau lebih dan 200, pencetakannya dilakukan pada dua sisi (double side). b. Penulisan setiap sub-bagian dari tesis (seperti kata pengantar, daftar isi, dan bab) diawali pada halaman baru. c. Bila penulisan dilakukan pada kedua sisi kertas (bolak-balik), penulisan setiap sub bagian tersebut dimulai pada halaman beromor ganjil. Bila sub bagian sebelumnya berakhir pada halaman bernomor ganjil, sisi halaman bernomor genap di antara keduanya dikosongkan, tetapi tetap diberi bernomor halaman. d. Di antara dua sub-bagian dipisahkan dengan lembar yang pada sisi/halaman depan berlogo IAIN Samarinda, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Lembar pemisah berbahan kertas berwarna merah muda/pink. 2) Logo IAIN Samarinda berukuruan diameter 11 cm. 3) Penempatan logo di tengah halaman (atas-bawah, kiri-kanan), di bagian sisi (halaman) depan kertas. 4) Halaman lembar pemisah tidak diberi nomor halaman. e. Posisi penempatan naskah pada tepi kertas (lay out): 1) Batas kiri: 4 cm (termasuk 1 cm untuk penjilidan) dari tepi kertas. 2) Batas kanan: 3 cm dari tepi kertas. 3) Batas atas: 3 cm dari tepi kertas. 4) Batas bawah: 3 cm dari tepi kertas. Contoh lay out penempatan naskah sebagaimana lampiran dalam buku pedoman ini. f. Pengetikan huruf pada judul bagian depan, utama, dan akhir tulisan (seperti kata pengantar, bab, dan daftar pustaka) menggunakan huruf besar (capital), jenis Times New Roman, ukuran font 14, cetak tebal/bold, tegak, jarak 2 spasi, dan diketik di tengah (center). Jarak pengetikan baris pertama naskah dan judul bagian utama adalah 3 spasi. 112


g. Pengetikan huruf pada judul sub-sub bagian (seperti sub-bab) menggunakan huruf kecil (lowercase), kecuali huruf pertama setiap kata, jenis Times New Roman, ukuran font 12, dicetak tebal/bold, tegak, jarak 2 spasi, dan diketik di tepi kiri (left). h. Pengetikan huruf pada naskah isi dalam bagian depan dan bagian akhir dilakukan dengan menggunakan huruf kecil (kecuali yang ditentukan lain berdasarkan pedoman EYD), jenis Times New Roman, jarak 1 spasi (kecuali kata pengantar 1,5 spasi), ukuran font 12 point (ukuran sebenarnya), tegak dan diketik rapi (rata kiri kanan-justify). i. Pengetikan huruf pada naskah isi dalam bagian utama dilakukan dengan menggunakan huruf kecil (kecuali yang ditentukan lain berdasakan pedoman EYD), jarak 2 spasi, jenis Times New Roman, ukuran font 12 point (ukuran sebenarnya), tegak dan diketik rapi (rata kiri kanan-just). Pengetikan huruf tepi kiri setiap baris lurus dengan huruf pertama dari judul sub-bagian. j. Pengetikan huruf pertama pada alinea pertama di bawah judul bagian utama (seperti kata pengantar dan bab) diletakkan pada ketukan huruf keenam dari tepi alinea sebelah kiri. k. Pengetikan huruf pertama pada alinea pertama di bawah judul sub bagian diletakkan lurus dengan huruf pertama judul sub bagiannya. Sedangkan untuk alinea berikutnya diletakkan pada ketukan huruf keenam dari tepi alinea sebelah kiri. l. Pengetikan kata bahasa asing menggunakan cetak miring, kecuali kata yang ditulis dengan menggunakan pedoman transliterasi khusus menggunakan cetak tegak. m. Huruf yang tercetak dari printer harus berwarna hitam pekat dan seragam. 3. Penomoran halaman menggunakan dua macam, yaitu angka Romawi kecil dan angka Arab. a. Angka Romawi kecil, dengan ketentuan: 1) Digunakan khusus untuk bagian awal, kecuali halaman sampul 2) Diletakkan di tengah; 2,0 cm dari tepi bawah kertas. 3) Khusus untuk halaman judul atau sampul dalam tidak dituliskan nomornya, tetapi tetap diperhitungkan (sebagai halaman i). b. Angka Arab, dengan ketentuan: 1) Digunakan untuk bagian utama dan bagian akhir. 2) Diletakkan pada sudut kanan atas; letak 1,5 cm dari tepi atas kertas dan 3 cm dari tepi kanan kertas. Bila pencetakan dilakukan pada halaman bolak-bolak, nomor halaman diletakkan pada bagian luar (sebelah kanan untuk nomor halaman ganjil, dan sebelah kiri untuk nomor halaman genap. 3) Khusus untuk halaman pertama setiap bab, glosari, indeks, daftar pustaka, lampiran, dan daftar riwayat hidup, penomorannya diletakkan di tengah, 2 cm dari tepi bawah kertas. 4) Contoh format penulisan nomor halaman sebagaimana Lampiran dalam buku pedoman ini. 4. Sampul dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Sampul terdiri dari tiga bagian: halaman depan, punggung dan halaman belakang. b. Selama untuk keperluan ujian, sampul terbuat dan karton tipis dengan warna hijau muda, tidak diperkenankan dijilid lakban. 113


c. Setelah semua ujian selesai/untuk dokumentasi, sampul terbuat dari karton tebal dilapisi kertas linen hijau muda. d. Semua huruf dicetak tinta hitam, dengan spasi tunggal. e. Pengetikan ditempatkan secara simetris di tengah (center) dan ukuran font sesuai dengan contoh dalam Lampiran dalam buku pedoman ini. f. Isi halaman depan sampul adalah sebagai berikut: 1) Judul tesis. 2) Gambar logo IAIN Samarinda dengan ukuran diameter 6 cm. 3) Tulisan: TESIS MAGISTER. 4) Tulisan: “Dibuat dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Studi Islam�). 5) Tulisan: Oleh, diikuti pada baris berikutnya: nama mahasiswa dan NIM. 6) Nama jenjang pendidikan: Program Magister Studi Islam, diikuti pada baris berikutnya, Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Samarinda, dan tahun penyelesaian studi. 7) Contoh format halaman sampul sebagaimana Lampiran dalam buku pedoman ini. g. Isi punggung sampul adalah sebagai berikut: 1) Nama penulis ditulis di bagian atas punggung mengarah ke bawah (dapat dibaca normal/datar bila diletakkan di bidang datar dengan sampul/halaman judul di atas). 2) NIM ditulis di bagian atas punggung, di sebelah kiri nama, mengarah ke bawah (berada di bawah nama bila diletakan di bidang datar). 3) Judul tesis ditulis di bagian tengah punggung, mengarah ke bawah. 4) Logo lAIN Samarinda, diletakkan di bagian bawah punggung. 5) Contoh format punggung sampul sebagaimana lampiran dalam buku pedoman ini. h. Halaman belakang sampul dikosongkan, tanpa tulisan maupun gambar. i. Isi dan format sampul sebagaimana lampiran dalam buku pedoman ini. j. Contoh sampul halaman judul sebagaimana lampiran dalam buku pedoman ini. 5. Halaman judul dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman judul merupakan halaman pertama dari bagian depan tesis setelah sampul. b. Nomor halaman judul tidak ditulis, meskipun tetap diperhitungkan (sebagai halaman i). c. Isi dan format lengkap halaman judul sama dengan isi dan format halaman depan sampul, kecuali bahan dan warna kertas (HVS, A4, warna putih, sebagaimana untuk halaman-halaman berikutnya). 6. Halaman persetujuan/pengesahan, dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Persetujuan dibuat untuk naskah yang akan diajukan untuk ujian seminar proposal. b. Pengesahan dibuat untuk naskah yang telah diujikan dan telah dilakukan perbaikan sebagaimana yang disarankan para penguji (jika ada saran) sesuai dengan tahapannya dan ditandatangani oleh semua penguji (termasuk pembimbing), baik lulus maupun tidak lulus dalam ujian tersebut. c. Halaman persetujuan/pengesahan menggunakan kop Program Pascasarjana. 114


d. Judul persetujuan/pengesahan ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah adalah 3 spasi. e. Naskah persetujuan/pengesahani ditulis dengan huruf kecil (kecuali awal kalimat dan nama), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tebal/bold, diketik rapi kirikanan (justify), dengan jarak 1 spasi. f. Isi dan format lengkap sebagaimana Lampiran dalam pedoman ini. g. Formulir halaman persetujuan/pengesahan sebagaimana Peraturan Direktur Program Pascasarjana nomor 1, 2, dan 3 tahun 2016 (FKM-6, FTM-5, FTM-11, FTM-14, dan FTM-20). 7. Pernyataan keaslian, dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman pernyataan keaslian menggunakan kop Program Pascasarjana. b. Judul pernyataan keaslian ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah adalah 3 spasi. c. Naskah pernyataan keaslian ditulis dengan huruf kecil (kecuali awal kalimat dan nama), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (justfy), dengan jarak 1 spasi. d. Isi dan format lengkap sebagaimana lampiran pedoman ini. e. Contoh pernyataan keaslian sebagaimana lampiran pedoman ini. 8. Abstrak, dibuat dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Arab, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman ini tidak menggunakan kop. b. Masing-masing versi abstrak ditulis dalam halaman yang berbeda. c. Untuk judul abstrak dalam Bahasa Indonesia (ABSTRAK) dan Bahasa Inggris (ABSTRACT) ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, tegak, sedang judul dalam Bahasa Arab (‫ )ﻣﻠﺨﺺ‬ditulis dengan jenis huruf Times New Roman, font 18. Judul dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah adalah 3 spasi. d. Naskah abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ditulis dengan huruf kecil (kecuali yang ditentukan lain berdasarkan EYD), jenis Times New Roman, font 12, sedang naskah dalam Bahasa Arab ditulis dengan jenis huruf Times New Roman, font 14, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (justify), dengan jarak 1 spasi. e. Format lengkap penulisan abstrak sebagaimana lampiran pedoman ini. 9. Kata Pengantar dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman kata pengantar tidak menggunakan kop. b. Judul kata pengantar ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/’bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah adalah 2 spasi. c. Naskah kata pengantar ditulis dengan huruf kecil (kecuali awal kalimat dan nama), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (justify), dengan jarak 1,5 spasi. d. Isi dan format lengkap sebagaimana contoh Lampiran pedoman ini. 10. Moto (bila ada) dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: 115


11.

12.

13.

14.

a. Halaman moto tidak menggunakan kop. b. Judul moto ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah adalah 3 spasi. c. Naskah moto ditulis dengan huruf kecil (kecuali awal kalimat dan nama), jenis Times New Roman, font 12 (bila ditulis dengan huruf latin) dan font 14 (bila ditulis dengan huruf Arab), dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center), dengan jarak 1 spasi. d. Isi dan format lengkap sebagaimana contoh lampiran pedoman ini. Persembahan (bila ada) dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman persembahan tidak menggunakan kop. b. Judul persembahan ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah adalah 3 spasi. c. Naskah persembahan ditulis dengan huruf kecil (kecuali awal kalimat dan nama), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center), dengan jarak 1 spasi. d. Isi dan format lengkap sebagaimana contoh lampiran pedoman ini. Daftar isi dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman daftar isi tidak menggunakan kop. b. Judul daftar isi ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah daftar isi adalah 3 spasi. c. Naskah daftar isi ditulis dengan huruf yang sesuai dengan yang dipakai dalam naskah tesis (besar atau kecil), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (fustfy), dengan jarak 1 spasi. d. Nomor halaman judul isi ditulis rapi di sebelah kanan, setelah dan terpisah dari kata terakhir judul isi e. Format lengkap daftar isi sebagaimana contoh lampiran pedoman ini. Daftar Tabel/Daftar Gambar dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman Daftar Tabel/Daftar Gambar tidak menggunakan kop. b. Judul Daftar Tabel/Daftar Gambar ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah isi adalah 3 spasi. c. Naskah Daftar Tabel/Daftar Gambar ditulis dengan huruf yang sesuai dengan yang dipakai dalam naskah tesis (besar atau kecil), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (justify), dengan jarak 1 spasi. d. Nomor halaman Daftar Tabel/Daftar Gambar ditulis rapi di sebelah kanan, setelah dan terpisah dari kata terakhir Daftar Tabel/Daftar Gambar. e. Format lengkap Daftar Tabel/Daftar Gambar sebagaimana contoh lampiran pedoman ini. Pedoman transliterasi bahasa asing atau daerah dibuat sebagai berikut: a. Halaman pedoman transliterasi tidak menggunakan kop. 116


b. Pedoman transliterasi diperlukan bila penulisan huruf dalam bahasa aslinya tidak menggunakan huruf Latin. c. Judul pedoman transliterasi ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah isi adalah 3 spasi. d. Naskah dalam pedoman transliterasi ditulis dengan huruf jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (justify), dengan jarak 1 spasi. e. Transliterasi huruf Arab ke dalam huruf Latin menggunakan pedoman Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, nomor 158/1987 dan No. 0543 b/IJ/1987 tertanggal 22 Januari 1988. Pedoman ini tidak perlu dimasukkan dalam tesis karena sudah diberlakukan secara resmi dan diketahui umum. Pedoman transliterasi ini sebagaimana di bagian berikut. f. Pedoman transliterasi bahasa yang lain (bila ada) berisi: huruf asli, nama ejaan huruf dalam tulisan latin (EYD), contoh penggunaan dalam kata atau kalimat. Apabila juga berkenaan dengan penulisan/pembentukan kata/frasa/kalimat, pedoman transliterasi juga memuat pedoman tersebut secara lengkap dan diberi contoh. 15. Daftar singkatan dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman Daftar Singkatan tidak menggunakan kop. b. Judul Daftar Singkatan ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah isi adalah 3 spasi. c. Naskah singkatan ditulis dengan huruf yang sesuai dengan huruf aslinya yang dipakai dalam naskah tesis (besar atau kecil), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (justify), dengan jarak 1 spasi. d. Penulisan smgkatan diurutkan dari huruf kecil, huruf besar, dan simbol (contoh : a, A, B, ?). e. Contoh format Daftar Singkatan sebagaimana dalam lampiran pedoman ini. 16. Bagian utama tesis dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Bagian utama terdiri dan beberapa bab (biasanya ada 5 atau 6), yang masingmasing berisi beberapa tingkatan, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) BAB (dan nomornya dengan huruf Romawi besar), ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). 2) JUDUL BAB, ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Judul bab ditulis di bawah bab, dengan jarak 2 spasi. 3) Naskah, sebagai pengantar bab, ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf pertarna kalimat dan yang ditentukan berdasarkan EYD), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (justify), dengan jarak 2 spasi. Naskah ditulis di bawah bab, dengan jarak 3 spasi, dan penulisan kata pertama, baris pertama paragraf (dan setiap paragraf berikutnya, bila ada) diletakkan pada ketukan ke-6 dari tepi kiri. Naskah sebagai pengantar bab ini tidak wajib ada. 117


4) Judul Sub Bab, ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama setiap kata), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tepi kiri (left), diawali dengan penomoran menggunakan abjad dengan huruf besar diikuti titik (A., B., C., dst.). Sub-bab ditulis di bawah baris terakhir naskah pengantar bab atau judul bab (bila tidak ada naskah pengantar), dengan jarak 3 spasi. 5) Naskah, sebagai uraian dan atau pengantar sub-bab, ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama kalimat dan yang ditentukan berdasarkan EYD), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (justify). Naskah ditulis di bawah judul sub-bab, dengan jarak 2 spasi. Penulisan huruf pertama, kata pertama, basis pertama paragraph pertama ditulis lurus huruf pertama judul sub-bab. Untuk paragraph berikutnya, huruf pertama kata pertama diletakkan pada ketukan ke-6 dari tepi kiri. Tepi kiri naskah ditulis lurus dengan huruf pertama judul sub bab. 6) Judul Sub-sub Bab, ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama setiap kata), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tepi kiri (left), diawali dengan penomoran menggunakan angka Arab dengan titik (1., 2., 3., dst.) Sub-bab ditulis di bawah baris terakhir naskah pengantar tau judul bab (bila tidak ada naskah pengantar), dengan jarak 2 spasi. 7) Naskah, sebagai uraian dan atau pengantar sub-sub bab, ditu_ dengan ketentuan sebagaimana untuk naskah sebagai uraian d atau pengantar sub-bab, dengan tepi kin lurus huruf pertama ju sub bab. 8) Apabila sub-sub bab tersebut masih dirinci lebih lanjut ke dalam bagian yang lebih kecil, penulisan judul bagian dan naskah bagian tersebut mengikuti ketentuan penulisan judul sub-sub bab dan naskahnya. Penomoran judul bagian secara berturut-turur dilakukan dengan menggunakan huruf abjad kecil diikuti titik (a., b., c., dst.), angka arab diikuti kurung tutup [1), 2), 3), dst.], huruf abjad kecil diikuti kurung tutup [a), b), c)., dst.], angka arab dalam kurung [(1), (2), (3), dst,], huruf abjad kecil dalam kurung [ (a), (b), (c)., dst.), Tepi naskah ditulis lurus dengan huruf pertama judul bagiannya. 9) Setiap bab setidaknya terdiri dari bab dan judulnya, dua sub-bab, dan naskah masing-masing sub-bab. 10) Secara ringkas struktur penulisan bagian utama adalah sebagai berikut: BAB I (angka Romawi besar) A. Judul Sub Bab (Abjad huruf besar) 1. Judul Sub-sub Bab (Angka Arab) a. Judul Sub .... (Abjad huruf kecil) 1) Judul Sub .... (Angka Arab diikuti kurung tutup) a) Judul Sub . . . (Abjad huruf kecil diikuti kurung tutup) 118


17. Daftar pustaka dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman daftar pustaka tidak menggunakan kop. b. Judul daftar pustaka ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah adalah 3 spasi. c. Naskah daftar pustaka ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama kalimat dan yang ditentukan berdasarkan EYD serta ketentuan khusus), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (justify), dengan jarak 1 spasi. Awal baris pertama naskah ditulis pada tepi kiri, sedangkan awal baris kedua dan seterusnya ditulis mulai enam ketukan huruf dan tepi kiri. d. Tatacara lebih lanjut tentang penulisan daftar pustaka diatur dalam bagian tersendiri. 18. Glosari dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman glosari tidak menggunakan kop. b. Judul glosari ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah glosari adalah 3 spasi. c. Naskah glosari ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama kalimat atau nama), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kirikanan (justify), dengan jarak 1 spasi. d. Penulisan istilah dalam glosari dicetak tebal, sedang untuk pengertian/ definisinya dicetak tipis. e. Penulisan glosari diurutkan berdasarkan abjad. f. Penulisan baris pertama diawali dari tepi kiri halaman, dan baris berikutnya diawali pada ketukan keenam dari tepi. g. Format lengkap glosari sebagaimana contoh lampiran pedoman ini. 19. Indeks dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman indeks tidak menggunakan kop. b. Judul indeks ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah indeks adalah 3 spasi. c. Setelah penulisan judul, halaman indeks dibagi dua kolom, dengan jarak pemisah 1,5 cm di antara kedua bagian. d. Naskah indeks ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama istilah dan yang ditentukan berdasarkan EYD), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (justify), dengan jarak 1 spasi. e. Penulisan baris pertama diawali dari tepi kiri halaman, dan baris berikutnya diawali pada ketukan keenam dari tepi. f. Penulisan indeks diawali dengan istilah, diikuti (dipisahkan oleh tanda koma) nomor halaman di mana istilah tersebut muncul pertama kali dalam naskah bagian utama tesis. Apabila istilah muncul lebih dari sekali dalam halaman yang berbeda, maka penulisan nomor dengan koma di belakangnya, diikuti nomor halaman 119


berikutnya, yang dipisahkan satu ketukan dan koma. Nomor terakhir diakhiri dengan titik. Nomor disusun secara berurutan dari yang terkecil ke yang terbesar. g. Penulisan indeks diurutkan berdasarkan abjad h. Format lengkap indeks sebagaimana contoh lampiran pedoman ini. 20. Lampiran dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman lampiran tidak menggunakan kop. b. Judul lampiran (bila hanya 1) atau lampiran-lampiran (bila lebih dari 1) ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah lampiran adalah 3 spasi. c. Bila hanya satu, judul berkas yang dilampirkan ditulis di bawah tulisan lampiran, ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama kalimat atau nama), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tebal, tegak, diketik di tengah (center). d. Bila lebih dari satu, penulisan diawali dengan kata “Lampiran� diikuti nomor unit lampiran dan titik dua, nama judul berkas yang dilampirkan, ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama kalimat atau nama), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tebal, tegak, diketik di tepi kiri (left). e. Bila berupa dokumen dari sumber lain, penulisan lampiran dikutip sebagaimana aslinya. f. Bila berupa naskah yang dibuat oleh penulis tesis, penulisan lampiran mengikuti ketentuan penulisan naskah dalam bagian utama tesis, dengan jarak pengetikan 1 spasi. g. Bila berupa tabel dan/atau gambar, penulisan lampiran mengikuti ketentuan penulisan tabel dan/atau gambar. h. Setiap lampiran ditulis dalam halaman baru. i. Format lengkap lampiran sebagaimana contoh lampiran pedoman ini. 21. Riwayat hidup dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Halaman riwayat hidup tidak menggunakan kop. b. Judul riwayat hidup ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, font 14, dicetak tebal/bold, tegak, diketik di tengah (center). Jarak judul dengan naskah adalah 3 spasi. c. Naskah riwayat hidup ditulis dengan huruf kecil (kecuali yang ditentukan berdasarkan EYD), jenis Times New Roman, font 12, dicetak tipis, tegak, diketik rapi kiri-kanan (justify), dengan jarak 1 spasi. Awal baris pertama naskah ditulis mulai ketukan ke-6 dari tepi kiri, sedangkan awal baris kedua dan seterusnya ditulis dari tepi kiri. d. Format lengkap riwayat hidup sebagaimana contoh lampiran pedoman ini. 22. Tabel dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tabel diberi judul sesuai dengan isinya. b. Penulisan judul diawali dengan kata “Tabel� diikuti dengan nomor tabel, yang terdiri dari nomor bab dan nomor urut tabel dalam bab tersebut (dengan angka Arab) yang dipisahkan dengan titik. Antara nomor dan judul tabel dipisahkan dengan titik. c. Judul tabel ditulis di atas tabel dan diketik di tengah (center). Bila lebih dan satu baris, judul diketik dengan jarak 1 spasi. Kedua tepi judul tidak boleh lebih luar 120


dan garis kolom paling luar (kiri dan kanan). Contoh penulisan judul: “Tabel 3.4. Kisi-kisi instrumen ....“ (tabel nomor 4 dalam bab 3). d. Judul dan isi/naskah tabel ditulis dengan huruf kecil (kecuali yang ditentukan oleh EYD), jenis Times New Roman,font 12, dicetak tipis, tegak, diketik di tengah (center), dengan jarak 1,5 spasi. Jarak judul dengan garis pertama tabel adalah 1,5 spasi. e. Tabel dibuat dalam bentuk matriks antara kolom (minimal 3, termasuk nama kolom) dan baris (minimal 3, termasuk nama/nomor baris). f. Setiap sel dalam tabel dibatasi garis dengan ketebalan ½ Pt. g. Jika tabel ditulis dalam posisi landskap (halaman menyamping), sisi atas tabel adalah sisi yang dijilid. h. Tabel diletakkan di antara naskah yang paling banyak menjelaskan isi tabel. i. Tabel yang ada dalam naskah bagian utama tesis tidak boleh lebih dan satu halaman. Kolom dan baris tabel tidak boleh terpotong dan disambung di halaman lain. Tabel yang panjang atau lebar dapat diperkecil penulisan hurufnya (minimal font 10), atau ditulis dalam kertas yang panjang atau lebar (melebihi ukuran A4, 21 X 29,7 cm) dan dilipat. j. Tabel dalam lampiran dapat dibuat dalam lebih dan satu halaman dengan memotong kolom atau baris dengan ketentuan: 1) Setiap kolom baru (lanjutan dari halaman sebelumnya) diberi judul baru yang diletakkan pada baris pertama tabel pada halaman baru. 2) Setiap baris baru (lanjutan dari halaman sebelumnya) diberi judul atau nomor baru yang diletakkan pada kolom pertama tabel pada halaman baru. 3) Bila yang dipotong hanya baris tabel, judul kolom ditulis kembali dalam halaman yang baru, dan diletakkan dalam kolom pertama. 4) Bila yang dipotong hanya kolom, judul atau nomor baris ditulis kembali pada halaman yang baru, dan diletakkan dalam kolom pertama. k. Pada tabel data sekunder yang berasal dari suatu sumber tertentu dicantumkan nama penulis atau nama majalah, tahun terbit dan halamannya (dipisahkan dengan tanda titik dua [:]), serta ditulis di bawah tabel tersebut (mis. Sumber: Roderick P. McDonald, 1999:298). Informasi lengkap mengenai sumber ditulis dalam daftar pustaka. l. Format Iengkap tabel sebagaimana contoh lampiran pedoman ini. 23. Gambar dibuat dengan ketentuan sebagai benikut: a. Gambar dapat berupa foto, diagram, skema, dan sebagainya. b. Gambar diberi judul sesuai dengan isinya. c. Penulisan judul diawali dengan kata “Gambar” diikuti dengan nomor gambar, yang terdiri dan nomor bab dan nomor urut gambar dalam bab tersebut (dengan angka Arab) yang dipisahkan dengan titik. Antara nomor dan judul gambar dipisahkan dengan titik. d. Judul gambar ditulis di atas gambar dan diketik di tengah (center). Bila lebih dan satu baris, judul diketik dengan jarak 1 spasi. Contoh penulisan judul: “Gambar 3.4. Diagram jalur hubungan antar ....“ (Gambar nomor 4 dalam Bab 3). e. Gambar diletakkan di antara naskah yang paling banyak menjelaskan isi gambar. 121


f. Pada gambar data sekunder yang berasal dari suatu sumber tertentu dicantumkan nama penulis atau nama majalah, tahun terbit dan halamannya (dipisahkan dengan tanda titik dua [:]), serta ditulis di bawah gambar tersebut (mis. Sumber: Robert P. Donahu, 2012:98). Informasi lengkap mengenai sumber ditulis dalam daftar pustaka. g. Format lengkap gambar sebagaimana contoh lampiran pedoman ini. 24. Penulisan kutipan dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Penulisan kutipan diperlukan apabila gagasan atau pokok pikiran yang ditulis dalam naskah diambil dari tulisan atau sumber pustaka yang telah ada. b. Penulisan sumber kutipan menggunakan catatan dalam naskah (in note), dengan menuliskan nama penulis, tahun terbit (bila tidak ada diganti dengan singkatan t.t./tanpa tahun), dan halaman (bila mengacu pada informasi tertentu dari sumber yang dikutip). c. Penulisan sumber kutipan disatukan dengan naskah yang dikutip. d. Kutipan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. e. Penulisan kutipan langsung dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Kutipan sampai dengan empat baris dan menjadi bagian terpadu dari naskah utama ditulis di antara dua tanda kutip (“...“) disertai nama penulis, tahun penerbitan, dan halaman (antara tahun terbit dan halaman dipisahkan dengan titik dua [:]). a) Jika penulis disebut dalam naskah secara terpadu, tahun dan nomor halaman ditulis dalam kurung (tahun:nomor halaman) di belakang nama penulis. Contoh: Amin Syukur dan Masyharuddin (2002:16) menyimpulkan tasawuf adalah “suatu sistem latihan dengan kesungguhan (riyadlah-mujahadah) untuk membersihkan jiwa dalam rangka mendekatkan din kepada Allah, sehingga dengan im konsentrasi seseorang hanya terfokus kepada-Nya”.

b) Jika penulis tidak disebut dalam naskah secara terpadu, nama penulis, tahun dan nomor halaman ditulis dalam kurung (penulis, tahun:halaman) di belakang naskah yang dikutip. Contoh: Penelitian tersebut menyimpulkan tasawuf adalah “suatu sistem latihan dengan

kesungguhan (riyadlah-mujahadah) untuk membersihkan jiwa dalam rangka mendekatkan din kepada Allah, sehingga dengan mi konsentrasi seseorang hanya terfokus kepada-Nya”, (Syukur & Masyharuddin, 2002: 16).

c) Kutipan yang terdapat dalam kutipan ditulis di antara dua tanda kutip tunggal (“... ‘...’ ...”). Contoh: “Istilah ‘kajian Indonesia’ digunakan di luar Indonesia bagi berbagai kegiatan penelitian atau pengajaran dengan minat khusus pada seluk-beluk Indonesia. Para pakarnya disebut ‘Indonesianis’ ....”, (Heryanto, 2012: 129).

122


2) Kutipan lebih dan empat baris ditulis pada baris baru tanpa tanda kutip, terpisah dari naskah yang mendahului, dimulai pada ketukan huruf/karakter keenam dari garis tepi sebelah kiri dan diketik dengan jarak 1 spasi. Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru, penulisan huruf pertama dimulai pada ketukan huruf/karakter keenam lagi dari tepi garis naskah kutipan. Contoh: Said Agil Siradj (2012: 31) menyimpulkan: Nahdlatul Ulama memiliki banyak titik temu dengan Syiah. Kaum Nahdliyin juga percaya pada kekuatan gaib yang membimbing para pemimpin. Seperti Ayatullah Khumaeni yang dibimbing Imam Mahdi, Gus Dur sering bermimpi bertemu dengan Sunan Ampel. Maulud dan haul kami jadikan media dakwah meski untuk itu kami sering dianggap bid’ah, terutama oleh kaum Wahabi. Hari Asyura memang tidak kami rayakan, tapi ritual Syiah lain kami jalankan, misalnya mencium tangan, tahlilan, ziarah kubur, dan peringatan Maulud. Bagi NU, itu budaya yang universal.

3) Jika dalam kutipan terdapat kata-kata yang dibuang, kata-kata tersebut diganti dengan tiga titik. Jika yang dibuang berupa kalimat, kalimat tersebut diganti dengan empat titik. Contoh: “Istilah ‘kajian Indonesia’ digunakan di luar Indonesia ... dengan minat khusus pada seluk-beluk Indonesia. Para pakamya disebut ‘Indonesianis’. …. Ahli sejarah di Indonesia ... disebut sejarawan, bukan Indonesianis.” (Heryanto, 2012: 129).

f. Penulisan kutipan tidak langsung dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Kutipan tidak langsung merupakan gagasan orang lain yang penulisannya dirubah ke dalam redaksi penulis tesis. 2) Jika nama penulis terpadu dalam naskah kutipan, penulisannya adalah nama penulis diikuti tahun dan halaman (jika merujuk nomor halaman tertentu) dengan tanda titik dua sebagai pemisah dan ditulis dalam kurung [nama (tahun:nomor halaman)]. Contoh: Berdasarkan kajiannya terhadap berbagai hasil penelitian sebelumnya, Batson dan Ventis (1982:36) menyimpulkan bahwa secara konsisten perempuan cenderung lebih agamis dari pada laki-laki, meskipun perbedaannya tidak selalu besar.

3) Jika nama penulis tidak terpadu dalam naskah kutipan, penulisannya dilakukan dalam tanda kurung dengan menyebut nama belakang atau keluarga penulis diikuti tahun dan halaman (jika merujuk nomor halaman tertentu) dengan tanda titik dua sebagai pemisah (nama, tahun:nomor halaman). Contoh: Berbagai penelitian menunjukkan bahwa secara konsisten perempuan cenderung lebih agamis dan pada laki-laki, meskipun perbedaannya tidak selalu besar (Batson dan Ventis, 1982: 36)

123


g. Pengutipan dari sumber yang mengutip sumber lain dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Tulis nama penulis sumber primer, diikuti tahun terbit diapit dua kurung, jika ada, kata “sebagaimana dikutip oleh” nama penulis yang mengutip sumber pertama dan tahun terbit. Contoh: Allport (1950), sebagaimana dikutip oleh Batson dan Ventis (1982:214), berpendirian bahwa agama merupakan kontributor penting yang potensial bagi kesehatan mental. Ia mengatakan: “the single fact that weights against this wholly secular solution is the ever insistant truth that what a man believes to a large extent determines his mental and physical health”. atau Allport (1950) berpendirian bahwa agama merupakan kontributor penting yang potensial bagi kesehatan mental. Ia mengatakan: “the single fact that weights against this wholly secular solution is the ever insistant truth that what a man believes to a large extent determines his mental and physical health” (sebagaimana dikutip oleh Batson dan Ventis, 1982: 214).

2) Sumber yang ditulis dalam daftar pustaka adalah sumber sekunder, yang dirujuk langsung oleh penulis, bukan sumber primer. Dalam contoh di atas, yang ditulis adalah karya Batson dan Ventis, bukan karya Allport. 25. Penulisan catatan kaki dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Catatan kaki dibuat untuk memberikan informasi tambahan atau penjelasan yang penting untuk diketahui oleh pembaca, tetapi tidak/kurang tepat kalau dimasukkan dalam naskah bagian utama. Catatan kaki bukan untuk memberikan rujukan sumber pustaka yang dipakai. b. Catatan kaki dibuat di bagian bawah halaman di mana bagian naskah perlu dijelaskan, dan dipisahkan dari naskah bagian utama dengan garis pendek. c. Catatan kaki diberi nomor urut untuk memudahkan pembaca menghubungkan naskah yang dijelaskan dengan penjelasannya. d. Nomor dan naskah catatan kaki dicetak dengan huruf jenis Times New Roman, dan font 10, jarak 1 spasi, dicetak penuh kiri-kanan (justify). e. Nomor urut catatan kaki dibuat terpisah untuk masing-masing bab. f. Penjelasan catatan kaki yang bersumber dari pustaka tertentu harus disertakan catatan pengutipannya dengan menggunakan tatacara pengutipan sebagiaman di atas. g. Contoh catatan kaki adalah sebagai berikut:

124


… Dunia pendidikan akhir-akhir im mendapat sorotan dan berbagai pihak karena banyaknya pemberitaan tentang terjadinya tawuran antar siswa dan mahasiswa. 1 Akibat dari pemberitaan yang berlebihan banyak tokoh masyarakat yang menganggap sekolah di Indonesia telah gagal dalam menanamkan nilai kepada para peserta didiknya. 2 …. 1. 2.

Beberapa kejadian tawuran antara siswa dan sekolah dan kampus yang berbeda telah memakan korban jiwa, seperti yang terjadi di Jakarta dan Makassar. Anggapan ini tentunya tidak proporsional karena kehidupan di sekolah bersifat artifisial. Sementara penanaman nilai kepada anak akan lebih efektif dilakukan dalam konteks kehidupan yang alami. Karena itu keluarga dan masyarakat memiliki peran dan tanggungjawab yang lebih besar untuk menanamkan nilai karena konteks kehidupan yang alami ada di sana. Sekolah, dengan keterbatasan waktu dan kehidupan artifisialnya, hanya mungkin untuk memberikan penguatan terhadap apa yang sudah dilakukan keluarga dan masyarakat dengan memberikan pemahaman … (Murobi, 2012:201).

26. Penulisan daftar pustaka dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Semua sumber yang dirujuk dalam naskah harus ditulis lengkap dalam daftar pustaka dan daftar pustaka hanya berisi sumber yang dirujuk dalam naskah. b. Penulisan sumber pustaka diawali dari tepi kiri baris pertama, kemudian mulai ketukan huruf ke-6 untuk baris kedua dan seterusnya, dicetak rata tepi kiri-kanan (justify), jenis Time New Roman, ukuran font 12, dicetak tipis, tegak, dengan jarak 1 spasi. c. Informasi sumber pustaka pada dasarnya terdiri dan: nama penulis, tahun terbit, judul sumber pustaka, kota tempat terbit, nama penerbit. Diantara bagian-bagian dari suatu sumber pustaka dipisahkan dengan tanda koma (,), kecuali antara judul utama dan anak judul serta antara kota terbit dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:). d. Sumber pustaka yang tidak ada nama penulis, seperti peraturan perundangundangan, hanya ditulis jenis dan namanya saja secara lengkap, tanpa kota dan penerbit. e. Nama penulis ditulis dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika hanya satu kata ditulis apa adanya. 2) Jika lebih dari satu kata, ditulis nama keluarga atau belakang terlebih dahulu, kemudian nama depan dan nama tengah, jika ada. Antara nama belakang dan nama depan dipisahkan dengan tanda koma (…., …). Nama depan dan tengah dapat ditulis lengkap atau disingkat. Contoh: “Azizy, Ahmad Qodri Abdullah” atau “Azizy, A.Q.A.”. 3) Jika penulis lebih dan satu dan kurang dari lima, semua nama penulis dicantumkan, dengan catatan nama penulis kedua dan seterusnya ditulis sebagaimana adanya (tidak dibalik dengan menulis nama belakang/keluarga lebih dahulu). Contoh: McMillan, James H. & Sally Schumacher atau McMillan, J.H. & S. Schumacher. 125


4) Jika penulisnya lima atau lebih, cukup ditulis nama penulis pertama, diikuti dengan “dan kawan-kawan” atau singkatannya, “dkk.” Contoh: Nafis, M. dan kawan-kawan atau Nafis, M. dkk. 5) Jika penulisnya lembaga, ditulis lengkap nama lembaganya, tidak disingkat, kecuali jika singkatannya sudah dikenal luas. Contoh: “Institut Agama Islam Negeri Samarinda” atau “IAIN Samarinda”. 6) Jika lembaga penerbit merupakan bagian dari lembaga yang lebih besar, ditulis lengkap bersama nama lembaga yang membawahinya dan dipisahkan dengan tanda koma (,). Contoh: Program Pascasarjana, IAIN Samarinda Samarinda. 7) Gelar akademik, pangkat, bangsawan, atau keagamaan tidak dicantumkan bersama nama penulis. 8) Jika tidak ada nama penulis, judul sumber pustaka dianggap sebagai bagian informasi sumber pustaka yang utama, menggantikan penulis, dan tahun terbit diletakkan sesudahnya. f. Tahun terbit ditulis dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Penulisan tahun menggunakan tahun masehi dan ditulis lengkap dengan menggunakan angka Arab. Contoh: 2012. 2) Jika tahun penerbitan menggunakan tahun selain masehi, tuliskan angka tahun diikuti singkatan nama tahun. Contoh: 1212 H. 3) Jika dalam tahun yang sama terdapat dua atau lebih sumber rujukan yang ditulis oleh penulis yang sama, tuliskan huruf abjad dengan urutan sesuai judul berdasarkan urutan abjad. Contoh: 2010a, 2010b. 4) Jika tidak ada tahun, sebutkan “tanpa tahun”, disingkat “t.t.” g. Judul sumber pustaka ditulis dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Judul ditulis lengkap, sebagaimana yang tertulis dalam sumber. 2) Jika memiliki anak judul, judul utama dan anak judul dipisahkan dengan titik dua (:). 3) Judul buku atau nama jurnal, majalah, surat kabar dicetak miring dan setiap huruf pertama kata dalam judul dan anak judul ditulis dengan huruf besar (kecuali kata depan). 4) Judul artikel dalam jurnal, majalah, surat kabar atau bab dalam buku yang diedit serta makalah seminar dicetak tegak, diapit dua tanda petik (“...”) dan hanya huruf pertama (dan yang ditentukan oleh Pedoman EYD) yang ditulis dengan huruf besar. 5) Judul sumber makalah seminar ditulis kata “Makalah” diikuti nama/tema seminar. h. Kota tempat terbit ditulis dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Kota ditulis lengkap, tidak disingkat. 2) Jika tingkatannya di bawah tingkatan kota kabupaten, di samping nama kota juga dituliskan nama kabupatennya dan diletakkan dalam kurung. Contoh: Lempake (Samarinda). 3) Jika kota terbit berada di luar negeri yang belum banyak dikenal, dapat juga ditambahkan nama negara, diletakkan dalam kurung. Contoh: Bellevile (Canada). 126


4) Jika kota tempat penerbitan tidak ada dalam sumber, tuliskan kata “Penerbit:” sebagai gantinya. 5) Nama jenis perusahaan atau singkatannya yang tertulis bersama nama penerbit (seperti PT, CV, UD, Co.) tidak perlu dicantumkan. 6) Penerbit berupa lembaga (bukan perusahaan penerbitan) ditulis lengkap, tidak disingkat, kecuali singkatan yang sudah banyak dikenal (dapat dipakai). Contoh: Institut Agama Islam Negeri Samarinda, atau lAIN Samarinda. 7) Penerbit berupa lembaga yang merupakan bagian dan lembaga yang lebih besar dituliskan juga lembaga induknya, dipisahkan dengan tanda koma. Contoh: Program Pascasarjana, IAIN Samarinda. 8) Sumber pustaka online (dari internet) yang bukan merupakan salinan atau variasi bentuk dan sumber pustaka hard copy, alamat web site menggantikan nama kota dan nama penerbit. i. Contoh penulisan daftar pustaka: 1) Buku dengan satu penulis: Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan Nama tengah, bila ada), tahun terbit, Judul Buku (dicetak miring), Nama Kota: Nama Penerbit. Umar, Nasaruddin, 1999, Argumen Kesetaraan Jender: Perspektif Al-Qur‘an, Jakarta: Paramadina.

2) Buku dengan dua penulis: Nama pertama (belakang/keluarga, nama depan [dan nama tengah, bila ada]), nama kedua (sebagaimana aslinya, tanpa dibalik), tahun terbit, Judu Bukul (dicetak miring), Nama Kota: Nama Penerbit. McMillan, James H. & Sally Schumacher, 1989, Research in Education: A Conceptual Introduction, Glenview (Amerika serikat): Scott, Foresman and Co.

3) Buku dengan lebih dari empat penulis: Nama belakang/keluarga penulis pertama, Nama depan [dan nama tengah, bila ada]), kata “dan Kawan-kawan”, tahun terbit, Judul Buku (dicetak miring), Nama Kota: Nama Penerbit. Nafis, M., & Kawan-kawan, 1995, Keberagamaan Masyarakat Muslim Kodia Samarinda, Samarinda: Pusat Penelitian, IAIN Samarinda Samarinda. 4) Buku dengan lembaga sebagai penulis: Nama lembaga, tahun terbit, Judul Buku (dicetak miring), Nama Kota: Nama Penerbit. .

IAIN Samarinda, 1995, Keberagaman Masyarakat Muslim Kota Samarinda, Samarinda: Samarinda Press.

5) Buku tanpa nama penulis: Judul Buku (dicetak miring), tahun terbit, Nama Kota: Nama Penerbit. 127


Al-Qur’an, 1424H., Damaskus: Darul Ma’arif Merriam-Webster’s Collegiate Dictionaty (10th ed.), (1993), Springfield (Amerika 6 serikat): Merriam-Webster.

6) Buku terjemahan: Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan Nama tengah, bila ada), tahun terbit, Judul Buku (dicetak miring), kata “diterjemahkan oleh” Nama penerjemah, dari Judul dalam Bahasa Aslinya (dicetak miring), nama Kota: Nama Penerbit. Mernisi, Fatima, 1991, Wanita di dalam Islam, diterjemahkan oleh Yaziar Radianti, dan Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry, Bandung: Pustaka.

7) Tesis atau disertasi yang tidak dipublikasi: Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan Nama tengah, bila ada), tahun terbit, Judul Tesis/disertasi (dicetak miring), kata “Tesis/disertasi-tidak diterbitkan,” (ditulis dalam kurung), kota tempat perguruan tinggi: Nama perguruan tinggi. Shuraydi, Wafa U., 1998, Gender Equity, Women Demystification, and Islam: A Symbolic Interactionist Perspective, (Disertasi-tidak diterbitkan), Detroit:Wayne State University.

8) Artikel atau bab dalam buku yang diedit: Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan Nama tengah, bila ada), tahun terbit, Judul artikel (dicetak tegak, diapit dua tanda petik dua [“...“]), kata “dalam” Nama editor (ditulis biasa, tidak dibalik), (Ed.), Judul Buku (dicetak miring), Nama Kota: Nama Penerbit, nomor halaman di mana artikel/bab berada. Nasution, Khairuddin, 2003, “Sejarah singkat pembaruan hukum keluarga Muslim,” dalam Muhammad Atho’ Mudzhar & Khairuddin Nasution, (Ed.), Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi Perbandingan dan Keberanjakan UU Modern dan Kitab-Kitab Fikih, Jakarta: Ciputat Press, 11-35.

9) Artikel jurnal: Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan Nama tengah, bila ada), tahun terbit, Judul artikel (dicetak tegak, diapit dua tanda petik dua [“. . .”]), Nama Jurnal (semua kata diawali dengan huruf besar, dicetak miring), nomor edisi (nomor volume/bulan, bila ada), halaman di mana artikel berada. Woodward, Mark R., 2005, “Religion, culture, and regime change: Reformasi in Yogyakarta,” Internationa Journal Ihya ‘Ulum al-Din, 86(4), 1675-1710. Ueker, Jeremy E., 2002, “Religion, pledging, and the pre marital sexual behavior of married young adults”, Journal of Marriage and Family, 8 (Agustus), 728-

744.

128


10) Artikel majalah: Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan nama tengah, bila ada), tahun, tanggal dan bulan, Judul artikel (dicetak tegak, diapit dua tanda petik dua [“...”]), Nama Majalah (semua kata diawali dengan huruf besar, dicetak miring), halaman di mana artikel berada. Heryanto, Ariel, 2011, 20 Nopember, “ Indonesia dalam kajian tentang Indonesia”, Tempo,128-9.

11) Artikel surat kabar: Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan Nama tengah, bila ada), tahun, tanggal dan bulan, Judul artikel (dicetak tegak, diapit tanda dua tanda petik [“…”]), Nama Surat Kabar (dicetak miring), halaman di mana artikel berada. Muladi, 2012, 7 Agustus, “Kurikulum antikorupsi di perguruan tinggi”, Kompas, 6.

12) Artikel surat kabar tanpa nama penulis: Judul artikel (dicetak tegak, diapit tanda dua tanda petik dua [“. . .”]), tahun, tanggal dan bulan, Surat Kabar (dicetak miring), halaman di mana artikel berada. “Sekulerisme mematikan agama”, 2009, 17 Pebruari, Koran Tempo, 3.

13) Makalah seminar/konferensi: Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan nama tengah, bila ada), tahun, Judul artikel (dicetak tegak, diapit dua tanda petik dua [“…”]), Makalah (diawali dengan huruf besar, dicetak miring), Nama/tema seminar, tempat/kota pelaksanaan, tanggal dan bulan pelaksanaan. Ma’ruf, Katib, 2011, “Perlukah mata pelajaran agama di madrasah di-UN-kan?” Makalah, Seminar Nasional Standarisasi Hasil Belajar Mapel Agama di Madrasah, di UIN Syarif Qosim, Pekanbaru, 20 Nopember.

14) Resensi dalam jurnal: Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan Nama tengah, bila ada), tahun terbit, Judul resensi (dicetak tegak, diapit dua tanda petik dua [“…”]), kata “ulasan buku”, Judul Buku (dicetak miring), Judul Jurnal (dicetak miring), nomor edisi (nomor volume), halaman di mana artikel berada. Clydesdale, Timothy T., 2002, “Religion on campus: What religion really means to today’s undergraduates”, ulasan buku Religion on campus: What religion really means to today’s undergraduates, Journal for the Scientific Study of Religion, 41(3), 587. Grabill, C. M., & N. J. Kaslow, 1999, “Anounce of prevention: Improving children’s mental health for the 21st century”, ulasan buku Handbook of preventionand treatment with children and adolescents, Journal of Clinical Child Psychology, 28(2), 115-116.

129


15) Berita surat kabar: Nama surat kabar (dicetak miring), tanggal terbit, judul berita (ditulis di antara dua tanda petik dua [“...”]), nomor halaman di mana berita ditulis. . Suara Merdeka, 13 Juli 2012, “Turun, jumlah siswa tak diterima”, 21 16) Berita Majalah: Nama majalah (dicetak miring), tanggal terbitl, judul berita (ditulis di antara dua tanda petik dua [“…”]), nomor halaman di mana berita ditulis. . Tempo, 20 Nopember 2011, “Talak Banteng karena Yasmin”, 19. 17) Peraturan perundang-undangan: Nama peraturan, nomor, tahun, kata “tentang”, Nama Peraturan (dicetak miring, semua kata diawali dengan huruf besar) . Undang-undang Nomor 14, Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.

Keputusan Rektor lAIN Samarinda Nomor 1, Tahun 2016, tentang Pedoman Akademik Program Pascasarjana.

18) Karya lengkap dari internet: Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan Nama tengah, bila ada), tahun terbit, Judul Karya (dicetak miring), Nama lembaga yang mempublikasi, kata “diunduh pada” atau “diakses pada” (jika hanya dibaca, tanpa diunduh)”, tanggal mengunduh/mengakses, kata “dari:”, alamat web site. Spence, Libby M, Paul Hicock, & Thomas Wiggers, 1999, Minimizing Instructor Bias in the Evaluation of Student Affective Domain, Clinical Laboratory Science, diunduh pada 22 pada Juli 2012, dari: http://www.indarticles.com/p/articles/mi_qa3890/is/1999909/ai_n8854381.

19) Artikel dari jurnal online (internet): Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan Nama tengah, bila ada), tahun terbit, Judul artikel (dicetak tegak, diapit dua tanda petik [“...”]), Nama Jurnal (dicetak miring) nomor edisi (nomor volume, bulan), kata “diunduh pada” atau “diakses pada” (jika hanya dibaca, tanpa diunduh), tanggal mengunduh/mengakses, alamat web site. Mullane, Jennifer & Stuart J. McKelvie, 2001, “Effects of removing the time limit on first and second language intelligence test performance”, Practical Assessment, Research & Evaluation, 7(23), diunduh 18 Mei, 2005, dari http://PAREonline.net/getvn.asp?v=7&n =23.

20) Artikel diterbitkan oleh laman online: Nama laman, tahun terbit, Judul artikel (dicetak miring), kata “diunduh pada” atau “diakses pada” (jika hanya dibaca, tanpa diunduh), tanggal mengunduh atau mengakses, alamat web site. Okezone, 2010, NU-Muhammadiyah Tolak Pidana Nikah Siri, diunduh pada 10 Maret 2011, dari http://news.okezone.com/read/2010/02/18/337/304765/numuhammadiyah-tolak-pidana-nikah-siri.

130


131


LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1: Contoh lay-out halaman naskah makalah Bahan: kertas HVS putih ukuran A4 (21 X 29,7 cm)

Tepi kertas atas 3 cm

4 cm

3 cm

132


Tepi kertas sebelah kiri/dalam

Tepi kertas sebelah kanan/ dalam

3 cm

Tepi kertas bawah

133


JUDUL MAKALAH (Semua hurufbesar, Time New Roman, bold/tebal, tegak, font 14)

(Sub Judul Bila Ada) (Huruf pertama setiap kata ditulis besar [kecuali kata depan], Time New Roman, bold/tebal, tegak, font 14)

MAKALAH Dibuat dalam rangka memenuhi tugas matakuliah (nama matakuliah) yang diampu oleh (nama dosen)

Lampiran 2: Contoh format penulisan sampul/halaman judul makalah matakuliah 134


135


Lampiran 3: Contoh format penulisan sampul/halaman judul

JUDUL TESIS (Semua hurufbesar, Time New Roman, bold/tebal, tegak,font 14)

(Sub Judul Bila Ada) (Hurufpertama setiap kata ditulis besar [kecuali kata depan], Time New Roman, bold/tebal, tegak,font 14)

TESIS (Semua hurufbesar, Time New Roman, tegak, bold/tebal, tegak, font 12) Dibuat dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Studi Islam (Hanya huruf pertama kalimat dan nama gelar ditulis besar, Time New Roman, bold/tebal, tegak,font 12)

Oleh NAMA MAHASISWA NIM: (Nama dan NIM dengan huruf besar, Time New Roman, bold/tebal, tegak, font 12)

136


Lampiran 4: Contoh format penulisan punggung sampul

Jarak tepi atas 3 cm

NAMA NIM Semua huruf besar, Times New Roman, tegak, bold/tebal, font 14.

JUDUL TESIS Sub Judul

137


Sub Judul: Semua huruf besar, Times New Roman, tegak, bold/tebal, font 12.

Lambang IAIN Jarak tepi bawah 3 cm

138


Lampiran 5: Contoh format pengetikan huruf pada bagian depan

KATA PENGANTAR (Semua huruf besar, cetak tebal, tegak, font 14, 2 spasi, tengah) Jarak baris pertama dari judul di atas adalah 2 spasi. Huruf pertama pada alinea pertama ini diketik pada ketukan huruf keenam dari tepi. Pengetikan menggunakan huruf kecil (kecuali yang ditentukan oleh Pedoman EYD), jenis Times New Roman, cetakan tipis, tegak, ukuran font 12, dan jarak 1,5 spasi. Huruf pertama pada alinea kedua dan seterusnya diketik dengan cara yang sama dengan alinea pertama. Pengetikan selanjutnya juga sama dengan ketentuan pengetikan sebelumnya. Dst‌..

139


140


Lampiran 6: Contoh format pengetikan huruf pada bagian utama.

BAB II KERANGKA TEORITIS (Semua huruf besar, cetak tebal, tegak, font 14, 2 spasi, tengah)

Jarak baris pertama dan judul bab di atas adalah 3 spasi. Huruf pertama pada alinea pengantan bab ini diketik pada ketukan huruf keenam dari tepi. Pengetikan menggunakan huruf kecil (kecuali yang ditentukan ole Pedoman EYD), jenis Times New Roman, cetakan tipis, tegak, ukuran font 12, dan jarak 2 spasi. A. Deskripsi Teori (huruf kecil (kecuali yang pertama setiap kata), cetak tebal, tegak font 12, 2 spasi) Huruf pertama pada alinea ini diketik lurus dengan huruf pertama judul sub bab. Selanjutnya sama dengan ketentuan pengetikan sebelumnya. Huruf pertama pada alinea kedua dan seterusnya diketik pada ketukan huruf keenam dari tepi alinea. Selanjutnya juga sama dengan ketentuan pengetikan sebelumnya. Dst. ‌

141


Lampiran 7: Contoh format penulisan nomor halaman pada halaman bab.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Nomor halaman ditulis dengan huruf Times New Roman, cetak tipis, tegak, ukran font 12, ... dst. Dst‌.. Nomor pada halaman ini ditulis di tengah bagian hawah, 2 cm dari tepi bawah kertas. 1

142


Lampiran 8: Contoh format penulisan nomor halaman ganjil atau dicetak jika karya

3 Penulisan nomor halaman dengan nomor ganjil diletakkan di kanan atas, 3 cm dan tepi kanan dan 2 cm dan atas. Dst ... ilmiah hanya pada satu sisi kertas.

Lampiran 9: Contoh format penulisan nomor halaman genap, jika kaya ilmiyah dicetak di kedua sisi kertas.

143


4

Penulisan nomor halaman dengan nomor ganjil diletakan dikanan atas, 3 cm dari tepi kiri dan 2 cm dari atas. Dst….. Lampiran 10: Contoh format penulisan persetujuan/pengesahan*, sebagaimana dalam formulir. FTM-20

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA

PROGRAM PASCASARJANA2

Jl. AM. Rifaddin Samarinda Seberang3 Home Page: http://www.iain-samarinda.ac.id. Email: webmaster@iain-samarinda.ac.id

PERSETUJUAN/PENGESAHAN*…. DST. 4 Yang bertandatangan di bawah ini….. dst. 5 Penulisan: Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14 . 2 Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 16. 3 Huruf pertama setiap kata dengan huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak,font 12. 4 Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14. 144


5

Hanya huruf pertama kalimat dan nama dengan huruf besar, Time New Roman, bold/teba, tegak, font 12.

Lampiran 11: Contoh format penulisan pernyataan keaslian (tanpa kop)

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

(Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14) Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, saya, Nama dan NIM, menyatakan ‌‌ dst. (Naskah pernyataan ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama pada kata pertama kalimat dan yang ditentukan dalam EYD, jenis Times New Roman, tipis, tegak, font 12, jarak 1 spasi).

Lampiran 12: Contoh format penulisan abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Inggris

145


ABSTRAK/ABSTRACT*

(Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14) Naskah abstraks ditulis dengan huruf kecil, kecuali yang ditentukan dalam EYD, jenis Times New Roman, cetak tipis, tegak, ukuran font 12, jarak 1 spasi. ……………… Dst.

Kata kuncy/Key words: tulis semua istilah pokok atau variabel yang menjadi fokus penelitian, dipisahkan dengan koma. (Naskah kata “kunc/Key words” ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf ditentukan dalam EYD, jenis Times New Roman, tipis, font 12, jarak 1 spasi).

pertama dan yang

146


Lampiran 13: Contoh format penulisan abstrak dalam Bahasa Arab

‫ﻣﻠﺨﺺ‬ (Huruf jenis Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 18)

‫ ﺗﺴﺘﺨﺪم اﻟﻔﻘﺮة اﻻوﻟﻰ ﻟﺘﻘﺪﯾﻢ ﺧﻠﻔﯿﺔ‬.‫ﻛﺎن اﻟﻤﻠﺨﺺ ﯾﺘﻜﻮن ﻣﻦ ﺛﻼث ﻓﻘﺮات‬ .‫ إﻟﻰ أﺧﺮه‬.... ‫وأﻏﺮاض اﻟﺒﺤﺚ‬

.‫ ﻣﺼﻄﻠﺤﺎت ﻣﮭﻤﺔ أو ﻣﻐﯿﺮات اﻟﺒﺤﺚ‬:‫ﻛﻠﻤﺎت رﺋﯿﺴﯿﺔ‬ (Naskah ditulis dengan jenis Times New Roman, tipis, tegak, font 14, jarak 1 spasi)

Lampiran 14: Contoh format penulisan moto (tanpa kop)

147


MOTO

(Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14)

Tuliskan kata-kata yang menjadi moto di sini (Naskah pernyataan ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama pada kata pertama kalimat dan yang ditentukan dalam EYD, jenis Times New Roman, cetak tebat/bold, tegak, font 12 [bila ditulis dengan huruf Latin] dan font 18 [bila ditulis dengan hunif Arab], jarak 1 spasi, diletakkan di tengah)

148


Lampiran 15: Contoh format penulisan persembahan

PERSEMBAHAN

(Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14) Tesis ini dipersembahkan untuk: Tuliskan nama orang 1 yang diberi persembahan Tuliskan nama orang 2 yang diberi persembahan Dst. (Naskah ditulis dengan huruf kecil, kecuali yang ditentukan daalam EYD, jenis Times New Roman, cetak tipis, tegak, font 12, jarak 1 spasi, diletakkan di tengah)

149


Lampiran 16: Contoh format penulisan daftar isi.

DAFTAR ISI

(Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14)

HALAMAN JUDUL

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING (untuk didaftarkan ujian,

ii

setelah dinyatakan lulus diganti dengan) PENGESAHAN MAJELIS PENGUJI UJIAN TERTUTUP PERNYATAAN KEASLIAN

iii

ABSTRAK

iv

MOTO

vii

PERSEMBAHAN

viii

KATA PENGANTAR

ix

DAFTAR ISI

xi

DAFTAR TABEL

xii

DAFTAR GAMBAR

xiii

BAB I PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Masalah Penelitian

6

C. Dst. BAB II KEBERAGAMAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

10

MEMPENGARUHINYA A. Deskripsi Teori 1. Keberagamaan a. Konsep

10 11 18

150


2. Perilaku Keagamaan Orang Tua

36

3. Dst.

48

B. Kajian Pustaka Terkait

68

C. Dst.

72

BAB III ‌.. DST.

79

DAFTAR PUSTAKA

190

GLOSARI

198

1NDEKS

201

LAMPIRAN-LAMPIRAN

212

Lampiran 1. Instrumen Penelitian Awal

212

Lampiran 2. Pedoman Penskoran Butir Angket Awal

222

Dst.

‌.

RIWAYAT HIDUP

226

(Naskah dalam daftar isi ditulis dengan huruf sesuai dengan yang digunakan dalam penulisan di halaman di mana judul isi berada, jenis Time New Roman, cetak tipis, tegak, ukuran font 12, jarak 1,5 spasi, diletakkan di tengah)

Lampiran 17: Contoh format penulisan daftar tabel.

DAFTAR TABEL (Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14, jarak dengan naskah 3 spasi)

Tabel 2.1. Perbedaan karakteristik sosiologis antara laki-laki dan perempuan Tabel 3.2. Distribusi subyek berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur

54 69

151


Lampiran 18: Contoh format penulisan daftar gambar.

DAFTAR GAMBAR (Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14, jarak dengan naskah 3 spasi)

Gambar 2.1. Diagram jalur hubungan antar variabel penelitian Gambar 4.2. Bagan silsilah kekerabatan ahli sangkal putung di Jawa Tengah Dst.

53 175

(Naskah ditulis dengan huruf kecil, kecuali yang ditentukan dalam EYD, jenis Times New Roman, cetak tipis, tegak, font 12, jarak 1 spasi, diletakkan rapi kiri kanan) Lampiran 19: Contoh format penulisan daftar singkatan

DAFTAR SINGKATAN

(Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14, jarak dengan naskah 3 spasi)

FKM TK TS Dst.

: Fundamentalisme Keagamaan Muslim. : Tingkat Keberagamaan. : Tidak Signifikan. 152

(Naskah singkatan ditulis dengan huruf sesuai dengan aslinya, naskah kepanjangan ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama kata, jenis Times


Lampiran 20: Contoh format pembuatan/penulisan naskah/isi tabel Tabel. 3.2. Distribusi subyek berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur (Judul dengan huruf kecil, kecuali yang ditentukan dalam EYD, jenis Times New Roman, cetak tipis, font 12, jarak 1,5 spasi, diletakkan di tengah, jarak dan naskah sebelumnya 2 pasi, dan dengan garis pertama tabel 1,5 spasi)

Umur (th)

Laki-laki

Perempuan

Keseluruhan

70< 61-70 51-60 Dst.

21 45 54 Dst.

25 42 57 Dst.

46 87 111 Dst.

(Huruf pertama kata pertama setiap sel dan yang ditentukan dalam EYD ditulis dengan huruf besar, selebihnya dengan huruf kecil, jenis Times New Roman, cetak tipis, font 12, jarak 1 spasi (kecuali judul kolom berjarak 1,5 spasi, di tengah) Lampiran 21: Contoh format penyajian gambar

153


Gambar. 3.1. Rekaan gambar Desert (Judul dengan huruf kecil, kecuali yang ditentukan dalam EYD, jenis Times New Roman, cetak tipis, font 12, jarak 1 spasi, diletakkan di tengah, jarak dari naskah sebelumnya 2 pasi, dan dengan garis pertama tabel 1,5 spasi)

(Gambar diletakkan di tengah)

154


Lampiran 22: Contoh format penulisan daftar pustaka.

DAFTAR PUSTAKA

(Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14, jarak dengan naskah 3 spasi) Al-Qur ‘an, 1424 H., Damaskus: Darul Ma’arif. Heryanto, Ariel, 2011, 20 Nopember, “Indonesia dalam kajian tentang Indonesia”,Tempo, 128-9. Ma’ruf Katib, 2011, “Perlukah mata pelajaran agama di madrasah di-UN-kan?” Makalah, Seminar Nasional Standarisasi Hasil Belajar Mapel Agama di Madrasah, di UIN Syarif Qosim, Pekanbaru, 20 Nopember. Mernisi, Fatima, 1991, Wanita di dalam Islam, diterjemahkan oleh Yaziar Radianti, dari Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry, Bandung: Pustaka. Moaddel, Mansoor & Stuart A. Karabenick, 2008, “Religious Fundamentalism among Young Muslims in Egypt and Saudi Arabia,” Social Forces, 86(4), 1675-1710. Mullane, J. & S.J. McKelvie, 2001, “Effects of removing the time limit on first and second language intelligence test performance”, Practical Assessment, Research & Evaluation, 7(23), diundub 18 Mei, 2005, dari http://PAREonline.net/getvn. asp?v=7&n=23. Nasution, Khairuddin, 2003, “Sejarah singkat pembaruan hukum keluarga Muslim,” dalam Muhammad Atho’ Mudzhar & Khairuddin Nasution, (Ed.), Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi Perbandingan dan Keberanjakan UU Modern dari Kitab-kitab Fikih, Jakarta: Ciputat Press, 11-35. “Sekulerisme mematikan agama”, 2009, 17 Pebruari, Koran Tempo, 3. Shuraydi, Wafa U., 1998, Gender Equity, Women’s Demystfication and Islam: A Symbolic Interactionist Perspective, (Disertasi tidak diterbitkan), Detroit: Wayne State University. Umar, Nasaruddin, 1999, Argumen Kesetaraan Jender: Perspektf AlQ ur ‘an, Jakarta: Paramadina. Undang-undang Nomor 12, Tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi. Dst. (Naskah ditulis dengan huruf kecil, kecuali yang ditentukan dalam EYD, jenis Times New Roman, cetak tipis [kecuali kata kunci dicetak tebal], tegak, font 12, jarak 1 spasi, diletakkan rapi kiri kanan) 155


Lampfran 23: Contoh format penulisan glosari.

GLOSARI (Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14, jarak dengan naskah 3 spasi)

Fundamentalisme adalah cara memandang dan memahami ajaran agama dalam kaitan dengan persoalan kehidupan saat ini. Keberagamaan adalah perwujudan dari “agama” dalam berbagai aspek kehidupan manusia yang menyakini, memiliki, dan memeluknya. Dst. (Naskah ditulis dengan huuf kecil, kecuali yang ditentukan dalam EYD, jenis Times New Roman, cetak tipis (kecuali kata kunci dicetak tebal), tegak, font 12, jarak 1 spasi, diletakkan rapi kiri kanan)

Lampiran 24: Contoh format penulisan indeks.

INDEKS (Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14, jarak dengan naskah 3 spasi) Abangan, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 21, 23, 45, 54, 56, 78, 134, 234, 243.

Keberagamaan, 15, 21,23,45, 54, 56, 78. Instrumen penelitian, 78, 79, 90.

Fundaamentalisnie 15, 21, 23,45, 54, 56, 78.

……. Dst.

…... Dst. (Naskth ditulis dengan huruf kecil, kecuali yang ditentukan dalam EYD, jenis Times New Roman, cetak tipis, tegak, font 12, jarak 1 spasi, diletakkan rapi kiri-kanan (justify), halaman dibagi menjadi dua kolom dengan jarak di antara keduanya 1,5 cm). 156


Lampiran 25: Contoh format penulisan Lampiran.

LAMPIRAN-LAMPIRAN*

Lampiran 1: Contoh Transkrip Wawancaara dengan Responden** TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU KELAS*** Wawancara dilakukan pada tanggal 20 Mei 2015, pada saat istirahat, bertempat di kantor guru. Peneliti : Assalamualaikum Bu Guru. Guru : Haiii... ‘Alaikumsalam warohmatullah... Peneliti : Bagaimana kabaruya Bu? Guru : Alhamdulillah ‌.. dst. **** Keterangan: * Semua ditulis uruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14, jarak dengan catatan lampiran/sub judul 3 spasi, diletakkan di tengah. ** Semua huruf kecil (kecuali huruf pertama setiap kata selain kata depan/penghubung), Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 12, jarak dengan judul lampiran 2 spasi, diletakkan di tepi kiri. *** Judul lampiran ditulis dengan huruf besar, jenis Times New Roman, cetak tebal/bold, tegak, font 12, jarak dengan baris pertama naskah 1 spasi, diletakkan di tengah. **** Naskah ditulis dengan huruf kecil (kecuali yang ditentukan dalam EYD), jenis Times New Roman, cetak tipis, tegak, font 12, jarak 1 spasi, diletakkan rapi kiri kanan.

157


Lampiran 26: Contoh format penulisan riwayat hidup.

158


RIWAYAT HIDUP

(Semua huruf besar, Times New Roman, bold/tebal, tegak, font 14, jarak dengan naskah 3 spasi)

Foto

Badrudin dilahirkan pada 21 Juni 1988, di Samarinda, dari pasangan Abu Walid dan Umi Maulida. Ia mengawali pendidikan formalnya di Roudlatul Athfal al-Hidayah dan melanjutkan ke Madrasah Ibtidaiyah Persatuan Umat Islam, yang keduanya berlokasi di desa kelahirannya.

Pendidikan Menengah pertama ditempuhya di MTsN Wonosero dan pendidikan menengah atasnya di selesaikan di MAN Salatiga (2002). Setamat dari MAN, ia melanjutkan .... Dst. Karir sebagai Dosen diawali tahun 2012, dengan mengajar Ilmu Hukum di Fakultas .... Dst.

(Naskah ditulis dengan huruf kecil, kecuali yang ditentukan dalam EYD, jenis Times New Roman, cetak tipis, tegak, font 12, jarak 1 spasi, diletakkan rapi kiri kanan. Foto setengah badan sebagaimana yang digunakan dalam ijazah, menghadap depan, ukuran 2,5 X 3 cm).

159


PEDOMAN TRANSLITERASI HURUF ARAB KE DALAM HURUF LATIN Pedoman transliterasi Arab-Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 158/1987 dan nomor: 0543 b/U/1987, tertanggal 22 Januari 1988. II. Konsonan tungga Huruf Arab

‫ا‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ث‬ ‫ج‬ ‫ح‬ ‫خ‬ ‫د‬ ‫ذ‬ ‫ر‬ ‫ز‬ ‫س‬

Nama alif

Huruf Latin -

Keterangan Tidak dilambangkan

bā’

Bb

-

tā’

Tt

-

ā’

Ṡṡ

s dengan satu titik di atas

jῑm

Jj

-

ḥā’

Ḥḥ

h dengan satu titik di bawah

khā’

Khkh

-

dāl

Dd

-

żāl

Żż

z dengan satu titik di atas

rā’

Rr

-

zāi

Zz

-

sῑn

Ss

160


‫ش‬ ‫ص‬ ‫ض‬ ‫ط‬ ‫ظ‬ ‫ع‬ ‫غ‬ ‫ف‬ ‫ق‬ ‫ك‬ ‫ل‬

syῑn

Sysy

-

ṣād

Ṣṣ

s dengan satu titik di bawah

ḍād

Ḍḍ

d dengan satu titik di bawah

ṭā’

Ṭṭ

t dengan satu titik di bawah

ẓā’

Ẓẓ

z dengan sam titik di bawah

‘ain

Koma terbalik

gain

Gg

-

fā’

Ff

-

qāf

Qq

-

kāf

Kk

-

lām

Ll

-

Huruf Arab

‫م‬ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫و‬

Nama mīm nūn hā’ wāwu

‫ء‬

hamzah

Huruf Latin Mm Nn Hh Ww Tidak dilambangkan atau ’

Keterangan apostrof, tetapi lambang ini tidak dipergunakan untuk hamzah di awal kata

‫ي‬

yā’

Yy

-

II. Konsonan Rangkap Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap. Contoh : ‫ رﺑﻚ‬ditulis rabbaka ‫ اﻟﺤﺪ‬ditulis al-haddu III. Vokal 1. Vokal Pendek Vokal/harakat fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u. Contoh: ‫ ﯾﻀﺮب‬ditulis yaḍribu ‫ ﺳﺌﻞ‬ditulis su’ila 2. Vokal Panjang 161


Vokal panjang (mãddah), yang dalam tulisan Arab menggunakan harakat dan huruf, ditulis dengan huruf dan tanda caron (-) di atasnya: ā, ī, ū Contoh: ‫ ﻗﺎل‬ditulis qālā ‫ ﻗﯿﻞ‬ditulis qīla ‫ ﯾﻘﻮل‬ditulis yaqūlu 3. Vokal Rangkap a. Fathah + yā’ mati ditulis ai (‫)اي‬. Contoh: ‫ ﻛﯿﻒ‬ditulis kaifa b. Fathah + wāwu mati ditulis au (‫)او‬. Contoh: ‫ ﺣﻮل‬ditulis ḥaula III. Tā’ marbūṭah (‫ )ة‬di akhir kata 1. Tā’ marbūṭah (‫ )ة‬yang dibaca mati (sukūn) ditulis h, kecuali kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, tobat, dan sebagainya. Contoh : ‫طﻠﺤﺔ‬ ditulis ṭalḥah ‫اﻟﺘﻮﺑﺔ‬ ditulis al-taubah ‫ﻓﺎطﻤﺔ‬ ditulis Fãṭimah 2. Tā’ marbūṭah yang diikuti kata sandang al (‫)ةُ ال‬, jika dibaca terpisah atau dimatikan, ditulis h. Contoh: ‫طﻔَﺎ ِل‬ ْ َ‫ﺿﺔ ْاﻻ‬ َ ْ‫ رَو‬ditulis rauḍah al-aṭfāl Jika dibaca menjadi satu dan dihidupkan ditulis t. Contoh: ‫طﻔَﺎل‬ ْ َ‫ﺿﺔ ْاﻻ‬ َ ْ‫ رَو‬ditulis rauḍatul aṭfāl IV. Kata Sandang Alif + Lam (‫)ال‬ 1. Kata sandang (‫ )ال‬diikuti huruf syamsiah ditulis sesuai dengan bunyinya (sama dengan huruf yang mengikutinya, dan dipisahkan dengan tanda [-]). Contoh: ‫اَﻟ ﱠﺮ ِﺣ ْﯿ ُﻢ‬ ditulis ar-Raḥīmu ‫ﺴﯿﱢﺪ‬ ‫اﻟ ﱠ‬ ditulis as-sayyidu ُ‫اَ ﱠﺷﻤْﺲ‬ ditulis asy-syamsu 2. Kata sandang (‫ )ال‬diikuti huruf qamariah ditulis al- dan dipisahkan tanda [-] dengan huruf berikutnya. Contoh: ‫ﻚ‬ ُ ِ‫ اَ ْﻟ َﻤﻠ‬ditulis al-Maliku ‫اﻟﻜﺎﻓﺮون‬ ditulis al-kāfirūn. ‫اَ ْﻟﻘَﻠَ ُﻢ‬ ditulis al-qalamu V. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat 1. Jika rangkaian kata tidak mengubah bacaan, ditulis terpisah/kata per-kata, atau 2. Jika rangkaian kata mengubah bacaan menjadi satu, ditulis menurut bunyi/pengucapannya, atau dipisah dalam rangkaian tersebut. Contoh: ‫ ﺧﯿﺮ اﻟﺮازﻗﯿﻦ‬ditulis khair al-rāziqῑn atau Khairurrāziqῑn

162


163


KURIKULUM PROGRAM PASCASARJANA Lampiran Keputusan Direktur Nomor 1 Tahun 2016

KURIKULUM PROGRAM MAGISTER STUDI ISLAM

Stuktur Matakuliah:

NO

KODE

MATAKULIAH

SKS

MATAKULIAH DASAR 1

PPS-2101

Studi Qur’an

3

2

PPS-2102

Studi Hadits

3

MATAKULIAH METODOLOGI 1

MSI-2201

Metode Penelitian (Kualitatif – Kuantitatif)

3

2

MSI-2201

Pendekatan Ilmu-ilmu Keislaman

3

MATAKULIAH UTAMA 1

MSI-2301

Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam

3

2

MSI-2302

Tesis

6

MATAKULIAH KONSENTRASI* a. Manajemen Pendidikan Islam 1

MSI-2411

Ilmu Dakwah

3

2

MSI-2412

Strategi dan Manajemen Dakwah

3

3

MSI-2413

Teori Komunikasi

3

4

MSI-2314

Psikologi dan Konseling Dakwah

3

5

MSI-2315

Transformasi Global/Dakwah

3

164


b. Pendidikan Anak Usia Dini Islam 1

MSI-2421

3

2

MSI-2422

3

3

MSI-2423

3

4

MSI-2424

3

5 MSI-2425 c. Pendidikan Agama Islam

3

1 2

MSI-2431 MSI-2432

3 3

3

MSI-2433

Pendidikan Perbandingan Teknologi Pendidikan Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi Pendidikan

4

MSI-2434

Manajemen Pendidikan

3

5

MSI-2435

Transformasi Global/Pendidikan

3

3

d. Hukum Islam 1

MSI-2441

Filsafat Hukum Islam

3

2

MSI-2442

Ushul al-Fiqh Muqorin

3

3

MSI-2443

Sejarah Sosial Hukum Islam

3

4

MSI-2444

Ilmu Hukum

3

5

MSI-2445

Transformasi Global/Hukum

3

e. Ekonomi Syari’ah 1

MSI-2451

3

2

MSI-2452

3

3

MSI-2453

3

4

MSI-2454

3

5

MSI-2455

3

f.

Ekonomi Syari’ah

1

MSI-2461

3

2

MSI-2462

3

3

MSI-2463

3

165


4

MSI-2464

3

5

MSI-2465

3

MATAKULIAH PILIHAN** 1

MSI-2501

Pilihan I

3

2

MSI-2502

Pilihan II

3

MATAKULIAH INSTRUMENTAL*** 1

PPS-2601

Bahasa Arab

0

2

PPS-2602

Bahasa Inggris

0

Keterangan: * Mahasiswa wajib memilih salah satu kelompok matakuliah konsentrasi (a, b, c, d,e, atau f) sesuai dengan minatnya. **Matakuliah yang ditawarkan sesuai dengan ketersediaan dosen dan permintaan mahasiswa. *** Wajib ditempuh oleh mahasiswa yang pada saat tes masuk belum mencapai skor TOAFL 350 dan/atau TOEFL 470. Kuliah/lmatrikulasi dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Samarinda atas arahan dan masukan Direktur Program Pascasarjana.

166


KALENDER AKADEMIK 2016-2017 April 2016 2-30 Masa pendaftaran calon mahasiswa baru. 6 Dies Natalis ke-43. Mei 2016 1-31 Masa pendaftaran calon mahasiswa baru (lanjutan). Juni 2016 1-29 Masa pendaftaran calon mahasiswa baru (lanjutan). 28 Akhir ujian tesis. Juli 2016 1-19 Masa pendaftaran calon mahasiswa baru (lanjutan). 23 Tes masuk Program Magister 30 Pengumuman hasil tes Program Magister Agustus 2016 1-20 Masa registrasi mahasiswa baru (lanjutan). 1-20 Masa her-registrasi mahasiswa lama 2-9 Libur Idul Fitri. 20 Upacara Wisuda Magister ke-4. 29-30 Orientasi mahasiswa baru Program Magister. September 2016 2 Pembukaan kuliah Semester Gasal. 2-30 Masa kuliah Semester Gasal. Oktober 2016 1-31 Masa kuliah Semester Gasal (lanjutan). Nopember 2016 1-30 Masa kuliah Semester Gasal (lanjutan). Desember 2016 1-31 Masa kuliah Semester Gasal (lanjutan). 28 Akhir Ujian Tesis. Januari 2017 2-20 Masa kuliah Semester Gasal (lanjutan) 167


15-20 Ujian Akhir Semester Gasal. 30 Upacara Wisuda Magister ke-5. Pebruari 2017 3-15 Masa her-registrasi mahasiswa Semester Genap. Maret 2017 3 Pembukaan kuliah Semester Genap. 3-31 Masa kuliah Semester Genap. April 2017 1-30 Masa kuliah Semester Genap (lanjutan). 6 Dies Natalis ke-44. Mei 2017 1-30 Masa kuliah Semester Genap (lanjutan). Juni 2017 1-30 Masa kuliah Semester Genap (lanjutan). 29 Akhir Ujian Tesis. Juli 20147 1-18 Akhir masa kuliah Semester Genap (lanjutan). 13-18 Ujian Semester Genap

168


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.