tahun Hortus botanicus Leiden
Tanaman di rumah kaca tropis photo Wim Sonius
Isi
4
Selamat datang di Hortus botanicus!
Abad ke-16 Keingintahuan – awal mula ilmu botani
6
22
36
52
66
82
Inhoud
Abad ke-17 Dunia sebagai sumber kekayaan Abad ke-18 Makin banyak tanaman, sehingga diperlukan klasifikasi Abad ke-19 Tanaman untuk kebun dan rumah kaca Abad ke-20 Tanaman sebagai suatu individu Abad ke-21 Kerjasama dan konservasi
3
‘Kebun depan’ dengan taman Clusius dan taman musim dingin photo Hans Clauzing
Selamat datang di Hortus botanicus! Hortus botanicus Leiden didirikan pada tahun 1590, sehingga merupakan kebun botani yang tertua di Eropa Barat. Kebun ini pertama ditata pada tahun 1594 di belakang bangunan Akademi, dan diperluas secara bertahap selama beberapa abad selanjutnya hingga saat ini mencapai luas 3 hektar (7,5 akre). Sejak awalnya hingga sekarang, Hortus botanicus bukan saja menjadi “milik� pelajar dan peneliti, tetapi juga menerima pengunjung; Hortus botanicus Leiden senantiasa menjadi sebuah museum dengan koleksi hidup yang menarik. Dalam buku panduan ini, setiap abad akan dibahas dalam bab tersendiri untuk memberikan informasi tentang pengetahuan terkini, tentang kebun, tentang para tokoh, dan tentang tumbuhannya. Kami tidak mungkin menceritakan segalanya tentang Hortus botanicus dalam panduan ini: buku ini tidak menceritakan keseluruhan ceritanya, melainkan hanya cuplikan-cuplikan peristiwa, tokoh, dan tumbuhan dari masingmasing abad. Kami mengundang Anda untuk mengeksplorasi kebun dan rumah kaca, dengan panduan peta yang terdapat pada bagian belakang buku ini. Selamat datang di Hortus botanicus!
5
20e eeuw Reuzenaronskelk
Abad ke-16 Tulipa sp.
Keingintahuan – awal mula ilmu botani
Abad ke-16
7
Tanaman Fritillaria imperalis Libri Picturati A21.075, Biblioteka Jagiello麓nska, Krak贸w
8
Sejak abad ke-16, sudah banyak orang mencoba melakukan perjalanan panjang ke Amerika, Afrika Selatan dan Asia, serta menempuh perjalanan di dalam kawasan Eropa dengan berkuda. Sangatlah mengagumkan betapa luas wilayah Eropa yang telah dilihat oleh Clusius, pimpinan Hortus botanicus pertama, serta betapa luasnya korespondensi pribadinya. Terlebih lagi jika mengingat abad ini penuh dengan pergolakan politis; pengaruh gerakan Reformasi dan Perang Delapan Puluh Tahun (1568-1648) nampak jelas di Belanda dan di seluruh daratan Eropa. Penemuan mesin cetak memungkinkan penyebarluasan informasi secara jauh lebih luas dari sebelumnya. Buku-buku pertama tentang tumbuhan adalah mengenai tanaman obat, dengan ilustrasi cetakan ukiran kayu; masing-masing tanaman disebutkan memiliki suatu khasiat, dengan pemahaman bahwa segala sesuatu yang diciptakan mempunyai kegunaan. Sebagian besar informasi tersebut berasal dari terjemahan buku De Materia Medica karya Dioscorides, seorang dokter Yunani Yang hidup di abad pertama masehi.
Pecinta tanaman dan ilmuwan Para ahli tumbuhan, umumnya para dokter, kemudian mulai mengamati tumbuh-tumbuhan yang ada di dalam maupun di luar kebun mereka dengan lebih seksama; mereka menemukan spesies tumbuhan yang berbeda dengan tumbuhan daerah Mediterania yang dideskripsikan Dioscorides. Mereka mulai memperhatikan tumbuhan secara menyeluruh, tidak hanya bunganya tetapi juga buah dan akarnya. Kebun-kebun botani pertama, seperti di Pisa (1544) dan Padua (1545) didirikan untuk mempelajari tumbuh-tumbuhan. Herbaria pertama, yakni koleksi tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan, juga mulai Abad ke-16
9
Pohon naga
Pohon naga
Libri Picturati A23.028, Biblioteka Jagiello´nska, Kraków
woodcut, Clusius’ Rariorum Plantarum Historia, Leiden University, Special Collections
Buku harian Jan van Hout Leiden University, Special Collections
10
ada pada abad ini, seperti yang dikumpulkan oleh Leonhart Rauwolff (1560-1562) dan Petrus CadÊ (1566). Koleksi-koleksi ini masih ada hingga hari ini, dan menjadi bagian dari koleksi Naturalis Biodiversity Center di Leiden. Pada saat itu, semakin banyak pencinta tumbuhan dari kalangan kaya-raya, dan mereka pun mulai mengoleksi sebanyak mungkin tumbuh-tumbuhan serta benda alamiah lainnya. Koleksi Karel van Sint Omaars di Flanders menjadi basis lukisan-lukisan cat air yang dimaksudkan sebagai contoh cetakan ukiran kayu; sebagian dari lukisan tersebut memang akhirnya digunakan untuk tujuan tersebut. Orang mulai mempelajari tumbuhan karena kekaguman akan keberagaman alam – dan bukan hanya karena mereka mempunyai manfaat.
Bukan kebun herbal, melainkan Hortus botanicus Universitas Leiden didirikan pada tanggal 8 Februari 1575, awalnya dengan empat fakultas yakni Teologi, Hukum, Kedokteran dan Seni Liberal. Sejak tahun 1587, universitas telah memohon dewan kota Leiden untuk mengizinkan penggunaan lahan kosong di belakang universitas untuk mendirikan sebuah kebun. Pada zaman itu, banyak obat-obatan yang diracik dari tumbuhan, sehingga penting bagi para mahasiswa kedokteran untuk mempelajari tumbuh-tumbuhan tersebut secara teliti. Permohonan ini akhirnya dikabulkan pada 9 Februari 1590, ketika sebidang tanah dibelakang Witte Nonnenklooster (“Asrama Suster Putih�); sekarang Gedung Akademi di Rapenburg diberikan kepada universitas. Lahan ini berukuran 35 x 40 meter persegi (38 x 43 yard), dan saat itu belum terdapat apapun di sana.
Abad ke-16
11
Taman Clusius di ‘Kebun Depan’ photo Hortus botanicus Leiden
Pembangunan pertama Hortus Persoalan pertama adalah menemukan seseorang yang ahli mengenai tumbuhan, dan juga dapat menyumbangkan koleksi tumbuhan. Kebun pribadi para profesor seperti Justus Lipsius dan Pieter Pauw digunakan untuk kegiatan mengajar sembari menunggu selesainya Hortus botanicus. Ketika Clusius dan Cluyt mulai bekerja pada tahun 1594, seluruh kebun dirancang dan ditanami hanya dalam satu musim. Kebun ini, layaknya kebun Renaisans sejati, dibagi menjadi empat kuadran (quadrae); setiap kuadran dibagi lebih lanjut menjadi beberapa bedeng berbentuk kecil dan memanjang (areae), dan setiap bedeng dibagi menjadi petak-petak kecil yang diberi nomor (areolae). Lebih dari 1.500 petak telah ditanami saat kebun dimulai, tetapi masih banyak tempat yang tersedia. Gambar rancangan pertama dari kebun ini, serta daftar tanaman di masing-masing petak bernomor, disimpan hingga kini di perpustakaan Universitas Leiden. Keduanya menunjukkan bahwa kebun ini tidak hanya berisi tumbuhan obat saja, melainkan juga berbagai macam tumbuhan lain yang bisa didapatkan oleh Clusius dan Cluyt; bukan sekedar hortus medicus, melainkan suatu hortus botanicus yang sebenarnya. Terlebih lagi ketika dewan kota Leiden memberikan lahan tersebut, mereka memberikan syarat bahwa kebun mengizinkan pengunjung dari luar universitas untuk masuk. Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang, kebun dimanfaatkan untuk pendidikan dan penelitian tetapi juga dapat dikunjungi masyarakat umum.
Charles de l’Écluse (Carolus Clusius) Charles de I’Écluse (Carolus Clusius), lahir di Arras (Atrecht) pada tahun 1526. Awalnya ia mempelajari ilmu hukum, Abad ke-16
13
Rencana awal Hortus Index Stirpium, Leiden University, Special Collections
14
kemudian ilmu kedokteran. Ini memberinya peluang untuk menekuni minat sejatinya: botani. Ia melakukan perjalanan ke seluruh Eropa, dan tinggal serta bekerja di berbagai tempat berbeda. Ia menulis buku-buku flora pertama, diantaranya mengenai flora Spanyol dan Portugal, menerjemahkan banyak buku, dan tinggal di Vienna dari tahun 1573 hingga 1588 untuk merancang sebuah kebun bagi Kaisar Maximilian II. Ia juga memulai korespondensi pribadinya yang luas untuk tukarmenukar berita serta bahan-bahan botani. Clusius pindah ke Leiden pada tahun 1593 dan menjadi pimpinan (prefect) Hortus yang baru didirikan, setelah mengirimkan 268 biji, umbi dan umbi batang ke Hortus pada tahun sebelumnya (1592). Ia terlibat langsung dalam perencanaan Hortus, tetapi Dirck Cluyt, tangan kanannyalah yang melaksanakan pekerjaan di kebun serta menginventarisnya. Setelah Cluyt wafat pada tahun 1598, Clusius mulai menarik diri dari Hortus dan mendedikasikan dirinya untuk menulis koleksi karya-karyanya yakni Plantarum Rariorum Historia (1601) dan Exoticorum Libri Decem (1605). Clusius meninggal dunia di Leiden pada tahun 1609, pada usia 83 tahun.
Dirck Outgaertsz. Cluyt (Theodorus Clutius) Tidak banyak yang diketahui tentang apoteker Dirck Outgaertsz. Cluyt (Theodorus Clutius). Ia lahir pada tahun 1546 dan memiliki kebun yang luas, serta sebuah apotek di Delft bernama ‘In de Granaetappel’ (di dalam Delima). Perkembangan penanaman di Hortus yang baru dibangun agak lamban setelah kedatangan Clusius; oleh karena itu, Cluyt diangkat pada 8 Mei 1594, dengan syarat ia membawa serta koleksi tanamannya. Cluyt dan Clusius telah saling surat-menyurat sebelumnya sebagai sesama pencinta tanaman. Kerjasama yang baik di antara mereka berdua Abad ke-16
15
Carolus Clusius archives Hortus botanicus Leiden
16
membuahkan sebuah publikasi oleh Cluyt pada tahun 1597: Van de Bijen (‘Tentang Lebah’), buku pertama tentang pemeliharaan lebah dalam bahasa Belanda; buku tersebut ditulis dalam bentuk dialog antara Cluyt dan Clusius. Hortus akhirnya diselesaikan pada musim gugur tahun 1594. Pada musim dingin tahun itu, Cluyt menggambar denah kebun beserta daftar tanamannya, yang disebut Index Stirpium; denah ini diserahkannya pada para kurator Universitas Leiden pada tanggal 8 Februari 1595. Untungnya, Cluyt menulis namanama latin tanamannya dengan huruf balok yang jelas; kami masih menerjemahkan nama-nama lama ini menjadi nama ilmiah modern.
Tentang kentang, tulip dan tomat Koleksi yang pertama benar-benar campur-aduk. Clusius telah mengirimkan 268 jenis tanaman ke kebun pada tahun 1592, dan kemudian membawa lebih banyak lagi saat ia datang pada tahun 1594. Cluyt juga membawa banyak tanaman dari kebunnya sendiri. Kontribusi dari Clusius sebagian besar berupa umbiumbian, umbi batang dan biji-bijian, yang lebih mudah dikirim untuk jarak yang jauh. Tanaman-tanaman obat seperti Digitalis purpurea dan Mandragora officinarum, kecuali bunga Papaver somniferum, penghasil opium, termasuk di dalam daftar 1.585 nama tanaman yang dikompilasi pada tahun 1594. Daftar tersebut juga mencakup tanaman hias seperti kembang pink dan primula, rempah-rempah seperti Rosmarinus officinalis dan Thymus vulgaris, dan banyak koleksi tanaman berumbi bawang seperti tulip, Narcissus sp. dan Hyacinthus spesies. Beberapa tanaman eksotik juga disebutkan: jahe dan tebu, juga tomat, tembakau dan Nasturtium dari Amerika. Terdapat hampir 60 spesies tanaman dalam pot, termasuk kaktus Opuntia sp. dari Meksiko. Abad ke-16
17
Tulip Libri Picturati A30.056, Biblioteka Jagiello麓nska, Krak贸w
18
Tahukah Anda bahwa belum ada kentang di Hortus pada tahun 1594? Clusius sendiri sudah mengetahui tentang tanaman ini; dia pernah menerima ilustrasinya pada tahun 1588. Kentang, disebut sebagai Papas americanorum, dimasukkan ke dalam daftar tanaman yang masih belum ada di koleksi. Clusius dianggap sebagai orang yang membawa tulip (Tulipa) ke Belanda. Sebenarnya, meskipun ia memang membawa sebuah koleksi tulip ketika datang ke Belanda dari Frankfurt pada tahun 1593, tetapi tulip sudah ada di negara ini di beberapa kebun pribadi. Clusius memiliki sejumlah besar koleksi karena hasil kerjanya di Vienna; dia juga mempunyai banyak kenalan di Turki, dimana tulip memang telah merupakan tanaman yang populer selama berabad-abad. Dua bedeng di Hortus diperuntukkan hanya untuk tulip, tetapi ada juga barisan tulip di bedeng-bedeng lainnya. Sebuah ukiran dari tahun 1610 menunjukkan sebuah pagar tinggi yang diletakkan untuk melindungi tulip-tulip yang berharga dari pencuri. Sejak awal tibanya di Hortus, tulip menjadi produk penting dari kebun bibit, menjadikan Belanda terkenal dengan hamparan tumbuhan berumbi ini.
Abad ke-16
19
Tomat Libri Picturati A28.080v, Biblioteka Jagiello麓nska, Krak贸w
20
Tomat berasal dari pegunungan Andes, dan telah dikenal di Eropa pada tahun 1544. Banyak tanaman yang berasal dari Amerika sampai ke Eropa melalui Spanyol dalam abad ke-16. Pada awalnya tidak seorangpun mengetahui potensi manfaat dari semua tanaman baru ini, dan tomat awalnya hanya dimakan setelah direbus. Nama Pomum amoris berarti apel cinta, dan ada dua warna yang berbeda yang ditanam di Hortus, yakni kuning dan merah: fructu luteo dan fructu phoeniceo.
Kentang woodcut, Clusius’ Rariorum Plantarum Historia, Leiden University, Special Collections
Abad ke-16
21
Abad ke-17 Laburnum anagyroides
Dunia sebagai sumber kekayaan
Abad ke-17
23
Cengkeh Leiden University, Special Collections
24
Negeri Belanda adalah negara yang kaya pada abad ke-17 – sehingga dikenal sebagai “Abad Keemasan”. Penduduk yang kaya gemar memamerkan koleksi alamnya yang berharga – tetapi mereka juga harus menambah kekayaannya, dan berdagang rempah-rempah seperti cengkih, lada dan kayumanis sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan itu. Setelah ditemukannya jalur mengelilingi Tanjung Harapan dan penemuan benua Amerika, para penjelajah tetap mencari jalur pelayaran lainnya. Kapal Belanda De Liefde (“Cinta”) berlabuh di Jepang pada tahun 1600, dan Abel Tasman menemukan Tasmania dan Selandia Baru. Sebuah pos perbekalan, yang dilengkapi dengan kebun, dibangun di Tanjung Harapan pada tahun 1652, untuk memberi perbekalan bagi kapal-kapal selama perjalanan jauhnya ke Asia. Beragam tumbuhan dikumpulkan dari daratan-daratan yang jauh ini dan dibawa kembali ke Eropa untuk dipelajari dan diteliti. Dua perusahaan dagang didirikan: VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie atau “Perusahaan Hindia Timur Belanda”, 1602) dan WIC (West-Indische Compagnie atau “Perusahaan Hindia Barat Belanda”, 1621).
Kebun-kebun, buku-buku dan herbaria baru Berdirinya Hortus di Leiden diikuti dengan didirikannya kebun-kebun botani di tempat lain di Belanda. Kebun-kebun tersebut biasanya dibangun sebagai kebun tumbuhan obat, tetapi juga memiliki koleksi tumbuhan eksotik. Henricus Munting mendirikan sebuah kebun botani di Groningen pada tahun 1626, yang kemudian diambil alih oleh Akademi pada tahun 1642; Hortus Botanicus Amsterdam dibangun oleh gubernur kota pada tahun 1638, setelah terjadinya wabah pes; kemudian diikuti oleh Hortus botanicus di Utrecht pada tahun 1639.
Abad ke-17
25
Dracunculus vulgaris Herbarium Gaymans, Naturalis Biodiversity Center
26
Suatu seri buku-buku yang mengagumkan kemudian diterbitkan. Termasuk diantaranya Hortus malabaricus (1678-1693) tentang flora daerah Kerala di India, yang ditulis oleh van Rheede tot Drakestein, berkolaborasi dengan pimpinan Hortus, Hermann; juga Herbarium amboinense tentang flora Ambon yang ditulis oleh Rumphius, tetapi tidak dipublikasikan sampai beberapa tahun setelah kematiannya. Sebuah herbarium dengan tiga bagian dibuat di Leiden oleh Gaymans, seorang apoteker pada tahun 1669-1676, dan beberapa tanamannya diambil dari koleksi Hortus botanicus. Herbarium ini memberikan gambaran tentang koleksi Hortus pada abad ke-17, dan saat ini disimpan di Naturalis Biodiversity Center di Leiden.
Kebun menjadi terlalu sempit Sebuah Ambulacrum dibangun di sisi selatan Hortus pada tahun 1600, untuk melindungi tumbuhan yang berasal dari daerah beriklim lebih hangat selama musim dingin. Bangunan ini juga dapat digunakan untuk kegiatan mengajar, dan menjadi tempat koleksi barang-barang yg berasal dari negeri-negeri jauh – sehingga mungkin merupakan museum tertua di dunia. Ambulacrum pertama kali diilustrasikan dalam katalog pada masa kepimpinan Pauw, dilengkapi dengan daftar tumbuhan di setiap petak. Beberapa edisi yang berbeda dari katalog ini diterbitkan pada zamannya, dan sebagian masih disimpan hingga sekarang. “Galeri utara�, dengan jendela-jendela yang menghadap ke arah selatan, dibangun di sisi utara Hortus pada tahun 1609, untuk menggantikan sebuah rumah musim dingin yang terbuat dari kayu. Tidak terlalu jelas kapan rumah kaca pertama didirikan. Namun demikian, terdapat sebuah bangunan kecil yang disebut Laboratorium Chimicum, serta kemudian sebuah Abad ke-17
27
Rencana Hortus dengan galeri baru pada tahun 1601 Catalogue Pieter Pauw, Leiden University, Special Collections
Rencana Hortus pada tahun 1610 engraving, Woudanus, archives Hortus botanicus Leiden
28
Laboratorium Physicum – mengindikasikan bahwa ilmu kimia dan fisika juga diajarkan dalam pendidikan kedokteran, dan tidak hanya ilmu botani.
Hortus di atas kertas Suatu seri ukiran yang dibuat pada tahun 1610, menggambarkan empat institusi universitas: Bangsal Anatomi, Perpustakaan Universitas, Sekolah Anggar dan Hortus botanicus. Ilustrasi tentang Hortus ini memegang peranan penting dalam usaha untuk merekonstruksi kebun Clusius sebagaimana pada tahun 1594. Katalog-katalog yang dicetak dari abad ke abad menunjukkan pertambahan jumlah spesies di Hortus yang dramatis; dimulai dengan lebih dari 1.000, menjadi lebih dari 3.000 spesies yang berbeda, dan lahan yang tersedia di Hortus pun menjadi terlalu sempit. Hortus memang melakukan sedikit ekspansi di sisi utara, namun meskipun telah berulang-kali mengajukan permohonan, penambahan lahan tidak juga diberikan. Tahukah Anda bahwa Hortus botanicus biasanya mempunyai seorang pimpinan (prefectus) dan seorang kurator (“hortulanus�)? Clusius adalah pimpinan yang pertama. Cluyt, tangan kanannya yang mengatur kegiatan sehari-hari. Jabatan “hortulanus� pertama muncul di arsip tgl 6 Mei 1667, ketika Lambert van Carthagen dilantik.
Para pimpinan (prefecti) Tidak kurang dari tujuh pimpinan mengatur Hortus pada abad ke-17; Pieter Pauw, Aelius dan kemudian anak laki-lakinya Adolf de Vorst, Florentius Schuyl, Arnold Seyen, Paul Hermann dan Petrus Hotton. Abad ke-17
29
Florentius Schuyl, 1667 oil on copper, Frans van Mieris de Oude, Mauritshuis
30
Meskipun Florentius Schuyl memimpin hanya untuk waktu yang singkat (1667-1669), kami masih mempunyai katalognya yang bertanggalkan tahun 1668, serta beberapa lukisan. Katalog ini mencatat nama-nama 1.821 tanaman yang terdapat dalam koleksi Hortus; 231 di antaranya adalah perolehan baru, termasuk beberapa dari Tanjung Harapan. Ia juga mengompilasi suatu daftar nama tanaman dari kawasan sekitar Leiden, serta inventaris barang koleksi museum di Ambulacrum seperti koral dan burung cendrawasih. Sejauh yang kami ketahui, Florentius Schuyl tidak pernah bekerja di luar negeri Belanda, tetapi ia memiliki pengetahuan yang luas tentang flora Leiden dan daerah sekitarnya. Paul Hermann, pimpinan dari tahun 1680-1695, melakukan banyak sekali perjalanan; ia lahir di Jerman, menjadi dokter untuk Perusahaan Hindia Timur Belanda, dan ditugaskan di Ceylon (sekarang Sri Lanka). Ia ditugaskan untuk meneliti pengobatan untuk disentri, variola, dan malaria. Ia juga mengumpulkan material herbarium yang yang kemudian digunakan oleh Linnaeus dalam tulisannya Flora zeylanica. Di Leiden, Hermann melanjutkan pengembangan koleksi dengan bersemangat; terdapat lebih dari 3.000 spesies berbeda di katalog yang dicetaknya bertanggal tahun 1687, termasuk tumbuhantumbuhan dari daerah tropik dan subtropik. Ini tentunya harus ditempatkan secara khusus, kemungkinan di rumah kaca kecil dan bak-bak di pinggiran Hortus, sebagaimana dilukiskan sebuah ukiran dari tahun 1720. Ada juga tumbuhan-tumbuhan baru dari Amerika Utara (yang seringkali diberi nama spesies virginicus atau virginianus), dari Afrika Selatan dan dari Asia tropis, seperti pohon kamfer dan kayumanis. Karya Hermann, Paradisus batavus, yang mendeskripsikan beragam tumbuhan-tumbuhan eksotik, baru diterbitkan setelah wafatnya pada tahun 1698. Abad ke-17
31
’Tanaman Century’: Agave (‘Aloe’) americana copperplate, Erfgoed Leiden en Omstreken
32
Tanaman-tanaman dalam bak Tanaman (Agave americana) telah ada di Hortus sejak tahun 1602, dan diilustrasikan sebagai Aloe americana pada tahun 1698, ketika berbunga untuk pertama kalinya di sini. Tanaman ini akan berbunga setelah berumur 10 hingga 20 tahun, dan selanjutnya berbunga sangat cepat. Jenis yang berasal dari Meksiko ini telah ditumbuhkan di Hortus di Padua pada tahun 1561. Tumbuhan ini telah digunakan untuk membuat mescal, sejenis minuman berakolhol, selama berabad-abad. Sekarang spesies ini menjadi sangat invasif di daerah Mediterania dan Afrika Selatan. Tumbuhan eksotik lain yang datang ke Hortus selama abad ke-17 diantaranya dari Amerika, seperti nanas yang tercantum dalam katalog bertanggal tahun 1641 (kemungkinan bentuk tanpa biji yang bisa dimakan, dibiakkan di Guadeloupe) serta kaktus Cereus dari Suriname. Banyak juga jenis-jenis tumbuhan berasal dari Afrika Selatan, misalnya Haemanthus coccineus (Katalog Schuyl, 1668) dan Zandeschia ethiopica dan Agapanthus umbellatus (katalog Hermann, 1687).
Pohon tertua kami: Rantai Emas Pohon rantai emas (Laburnum anagyroides) di sebelah kanan pintu masuk dikenal sebagai pohon tertua di Hortus. Jenis ini disebutkan dalam katalog Pauw yang diterbitkan pada tahun 1601, akan tetapi tidak dapat ditemukan pada lukisanlukisan Hortus.
Abad ke-17
33
Pohon Rantai Emas Libri Picturati, A27.034, Biblioteka Jagiello麓nska, Krak贸w
34
Pohon rantai emas tidak menarik ketika sedang tidak berbunga. Ukurannya hanya antara semak dan pohon kecil. Koleksi kami yang berumur berabad-abad bisa bertahan sedemikian lama karena selalu menumbuhkan tunas-tunas baru dari pangkalnya. Tahukah Anda bahwa pohon rantai emas bisa hidup ratusan tahun? Ini adalah sebuah pohon kecil atau semak yang dapat menumbuhkan tunas-tunas baru dari pangkalnya. Sebagian besar pohon tidak dapat mencapai umur yang tua karena hanya memiliki satu batang yang tebal sehingga lebih mudah rusak, misalnya karena angin yang kencang.
Pohon Rantai Emas di dekat jalan masuk Hortus photo Hortus botanicus Leiden
Abad ke-17
35
Abad ke-18 Liriodendron tulipifera
Makin banyak tanaman, sehingga diperlukan klasifikasi
Abad ke-18
37
Sistim Linnaeus, digambar oleh Ehret pada th 1736 Hagstrรถmer Medico-Historical Library, Stockholm
38
Ketika makin banyak tanaman dan binatang yang berasal dari tempat lain ditemukan, maka semakin dirasakan juga perlunya suatu bentuk klasifikasi untuk semua jenis baru. Bahasa Latin masih tetap menjadi bahasa komunikasi di dunia ilmiah, dan semua tumbuhan dan hewan mempunyai satu nama atau lebih, yang seringkali merupakan sebuah deskripsi singkat. Selama berabad-abad telah menjadi kebiasaan untuk menggolongkan tumbuhan menjadi pohon, semak, tumbuhan berumbi dan berumbi semu, tumbuhan obat dan banyak kelompok-kelompok lain yang serupa. Rancangan kebun Clusius pada tahun 1594, serta buku-buku herbal seperti karya Dodoens, menunjukkan bahwa orang-orang pada zaman itu dapat mengelompokkan tanaman yang sesuai: mawar dengan mawar, mentol dengan tanaman yang satu famili. Pada awal abad ke-17, seorang ahli botani bernama Joseph Pitton de Tournefort telah membedakan antara marga (genera) dan jenis (species), sehingga membuat klasifikasi tumbuhan lebih mudah. Klasifikasi yang dibuatnya berdasarkan pada karakteristik bunga dan buah.
Sistem Linnaeus Carl Linnaeus menjadi ternama karena mengklasifikasikan dunia tumbuhan atas dasar jumlah dan posisi dari benangsari dan putik, dengan kata lain karakteristik bunganya. Ketika Linnaeus tinggal di Belanda antara tahun 1735-1738, ia mempublikasikan Systema Naturae, dan selanjutnya diperluas pada tahun 1753 dalam Species Plantarum, sebagai dasar nomenklatur tumbuhan. Dalam sistem ini, setiap spesies hanya diberi dua nama: nama marga (genus) dan nama jenis (spesies). Nomenklatur ini masih digunakan pada waktu itu, tetapi klasifikasinya sudah tidak lagi digunakan; hal ini sangat praktis Abad ke-18
39
Rencana Hortus pada tahun 1720 Cruquius, archives Hortus botanicus Leiden
40
karena semua tumbuhan bisa digolongkan, tetapi beberapa grup ‘alamiah’, misalnya famili tumbuhan mentol, masih terpisahpisah. Baru pada abad ke-19, dengan teori evolusi Darwin, asal usul pengelompokan yang alamiah dapat dijelaskan: seluruh famili tumbuhan mentol adalah keturunan dari satu nenek moyang tumbuhan yang sama. Tahukah anda bahwa klasifikasi Linnaeus tidak populer secara universal pada zamannya? Sekuntum bunga yang hanya mempunyai satu putik dan lima benang sari dideskripsikan bagai seorang wanita yang tidur dengan lima pria, sesuatu yang tidak dapat diterima oleh sebagian ahli pada waktu itu.
Kebun makin berkembang Koleksi Hortus berkembang sangat luas dibawah Herman Boerhaave yang ternama, yang memimpin antara tahun 1709 hingga tahun 1730. Boerhaave juga memiliki jejaring yang luas untuk tukar menukar material; catatan-catatannya disimpan sebagai Index Seminum Satorum. Hortus harus berterimakasih kepada Boerhaave untuk pohon tulip yang sekarang tertanam di ‘Kebun Depan’. Namun demikian, Boerhaave tidak berhasil memperluas lahan Hortus; sebuah ukiran karya Cruquius yang menggambarkan Hortus dilihat dari atas menunjukkan bahwa lahannya masih persegi seperti sebelumnya, dikelilingi berbagai macam bangunan, rumah kaca dan bak-bak tanam. Boerhaave menanam sebagian dari materi Hortus di luar seperti ke Maliebaan, sebelah barat Singel, dan di kebun rumahnya di Oud Poelgeest. Adriaan van Royen, penerus Boerhaave, lebih berhasil dalam hal perluasan lahan: lahan diperluas menyeberangi kanal di sisi barat pada tahun 1736, dan sebuah Orangery baru dari batu dibangun. Abad ke-18
41
Rencana Hortus pada tahun 1739 Van Royen, Prodromus, 1740, archives Hortus botanicus Leiden
42
Abad ke-18
43
Pancratium illyricum type, Herbarium Van Royen L0052815, Naturalis Biodiversity Center
44
Orangery ini didirikan antara tahun 1744-1745 dan masih berdiri sampai sekarang. Puing-puing bangunan yang mengelilingi batas kebun pertama menghilang saat dibangunnya Laboratorium Botani di Nonnensteeg pada awal abad ke-20. Orangery dirancang oleh Daniel Marot, seorang arsitek kelahiran Perancis. Bangunan ini menjadi rumah bagi tanaman-tanaman dalam bak selama musim dingin, sekaligus patung-patung antik koleksi Van Papenbroek di bagian tengahnya; koleksi ini sekarang bisa dilihat di Rijksmuseum van Oudheden (Museum Benda Antik Nasional). Terdapat juga koleksi benda-benda alam di sayap barat Orangery. Bagian baru dari kebun ditata dengan bedeng-bedeng rapi, dan tumbuhannya disusun sesuai dengan ide Van Royen. Dulu terdapat sebuah arboretum di sisi barat bagian ini, namun sekarang hanya pohon date plum (plum kurma) yang tersisa. Pada periode itu juga digali sebuah kolam setengah lingkaran, perluasan dari kanal yang melintasi Hortus.
Seorang tamu ternama dan tuan rumahnya Linnaeus datang ke Leiden pada tahun 1735 dengan tujuan utama bertemu dengan sang dokter ternama Herman Boerhaave, tetapi ia juga mengunjungi Hortus dan berbicara dengan Adriaan van Royen. Saat merancang kebun dan menulis katalog karyanya Florae Leydensis Prodromus, Van Royen menggunakan sistem Linnaeus secara parsial, tetapi juga juga menggunakan ide-idenya sendiri. Katalognya mencantumkan lebih dari 3.000 jenis tumbuhan, termasuk beberapa anggrek tropis seperti anggrek vanilla.
Abad ke-18
45
Geranium tuberosum Meerburgh L 0548201-418, Naturalis Biodiversity Center
46
Adriaan van Royen juga membuat herbarium yang besar, yang kini disimpan di Naturalis Biodiversity Center. Banyak tumbuhannya dihias dengan potongan kertas cetakan berbentuk pot serta rangkaian bunga. Setidaknya sebagian dari kesuksesannya adalah berkat saudara laki-lakinya David; ia adalah sekretaris sekolah tinggi kurator di Universitas Leiden dari tahun 1725 – 1725. Anak laki-lakinya David, keponakan Adriaan, kemudian menggantikan Adriaan sebagai pimpinan.
Kurator yang berjiwa seni Nicolaas Meerburgh bekerja di Hortus dari tahun 1752 sampai meninggalnya tahun 1814, dan menjabat sebagai kurator sejak sekitar tahun 1774. Dia adalah seorang kolektor dan ilustrator botani yang akurat, dengan karyanya ‘Afbeeldingen van zeldzame gewassen’ (“kumpulan ilustrasi tanaman langka”) pada tahun 1775. Ia menggambar berbagai macam tumbuhan eksotis, dan pada banyak dari ilustrasinya terdapat gambar seekor kupu-kupu yang mungkin menggambarkan contoh dari koleksi pribadinya, Geranium. Meerburgh masih mempublikasikan beberapa buku-buku berilustrasi lagi, salah satunya dengan ilustrasi Rhododendron ponticum – suatu tumbuhan yang diduga masih langka pada jaman itu, tetapi sekarang telah menjadi tumbuhan yang sangat invasif di kawasan hutan dan perkebunan. Pada tahun 1782 Meerburgh mengajak botanis ternama Ehrhard berjalan berkeliling di Hortus Leiden. Ehrhard adalah direktur kebun botani di Hannover yang sedang melakukan kunjungan mengelilingi Eropa. Beliau sangat tertarik akan tanamantanaman yang ditanam di Hortus, dan juga sangat terkesan akan pengetahuan Meerburgh. Abad ke-18
47
Pohon tulip photo Hortus botanicus Leiden
Tahukan Anda bahwa gambar-gambar botani masih tetap penting bagi ahli tumbuhan? Saat suatu tumbuhan baru ditemukan, sang penemu boleh memberikan tumbuhan tersebut nama ilmiah. Tumbuhan tersebut harus dideskripsi dan spesimen herbarium tipenya harus diindikasikan. Nama yang baru dan deskripsinya disajikan dalam sebuah publikasi ilmiah, yang disertai dengan sebuah ilustrasi; sekarang sebuah foto lebih sering digunakan, tetapi sebuah ilustrasi dapat menunjukkan detail-detailnya lebih baik.
Pohon Tulip Pohon tulip (Liriodendron tulipifera) berasal dari Amerika Utara bagian timur. Daun-daunnya memiliki bentuk yang unik, dan bunganya cukup mirip dengan tulip. Pohon ini adalah anggota famili Magnolia, sebuah kelompok tumbuhan purba. Spesimen yang ada di Hortus ditanam antara tahun 1710 dan 1720; karena spesies ini disebutkan dalam katalog Boerhaave pada tahun 1720, tetapi tidak ada pada katalog tahun 1710. Spesies ini pertama kali ditanam di Hortus pada tahun 1685, tetapi bukanlah pohon yang sekarang ada di sebelah kiri pintu masuk.
Abad ke-18
49
Pohon Ginkgo foto Hans Clauzing
Pohon Ginkgo Pohon ginkgo kami (Ginkgo biloba; dikenal juga sebagai maidenhair, “rambut gadis�) adalah salah satu spesimen tertua di Belanda. Spesies yang unik ini pertama ditemukan dalam bentuk fosil, namun tidak dijumpai tumbuhan hidupnya sampai pada abad ke-18, di kebun sebuah kuil di Asia Timur. Tumbuhan ini berasal dari pegunungan di Cina bagian timur. Pohon ini juga mempunyai bentuk daun yang unik: berbentuk kipas dengan dua cuping (lobus). Ginkgo termasuk kelompok Gymnospermae (tumbuhan berbiji telanjang), dan bijinya dikelilingi lapisan berdaging, seperti pada keluarga pohon Taxus. Akan tetapi hanya sampai di situ saja persamaannya dengan Gymnospermae lainnya; jenis ini sangat unik sehingga diklasifikasikan pada orde yang terpisah, sebagai satu-satunya anggota. Karena pohon ginkgo berumah dua, beberapa cabang yang berbunga betina disambungkan pada pohon jantan kami pada tahun 1935. Sekarang pohon tersebut menghasilkan banyak biji setiap tahunnya, tetapi biji-biji tersebut sulit berkecambah. Bijinya bisa dimakan, tetapi harus dibersihkan dan dipanggang terlebih dahulu.
Abad ke-18
51
Abad ke-19 Victoria amazonica
Tanaman untuk kebun dan rumah kaca
Abad ke-19
53
Kebun Raya Bogor archives Hortus botanicus Leiden
54
Pada abad ke-19, tanaman-tanaman kebun mulai memegang peranan yang bertambah penting secara komersil. Para “pemburu tanaman” melakukan perjalanan dan mengumpulkan tumbuhantumbuhan dari tempat-tempat yang sukar dijangkau, misalnya di pegunungan Asia. Banyak tanaman terkenal yang ditemukan dan diperkenalkan ke kebun-kebun di Eropa. Spesies-spesies tulip baru dikumpulkan, dan galur-galur baru dihasilkan melalui seleksi dan persilangan. Mawar yang kembangnya bertahan lama diperkenalkan ke dunia bagian barat dari Cina, hingga mengarah ke perkembangan keanekaragaman mawar-mawar kebun yang masih populer sampai sekarang. Pada abad ke-19 tidak hanya biji, umbi bunga, umbi-umbian yang dapat dibawa pulang, melainkan juga tumbuhan hidup. Penemuan kotak Ward oleh Dr. Nathaniel Bagshaw Ward, seorang pencinta tanaman, memungkinkan untuk mengangkut tumbuhan hidup secara utuh dengan kapal. Terjadi pertukaran tanaman yang aktif antar kebun botani, termasuk yang terletak di daerah tropis. The institute’s Lands Plantentuin (“kebun tanaman”) di Buitenzorg (sekarang Kebun Raya Bogor) didirikan di Jawa pada tahun 1817, untuk membudidayakan dan mempelajari tanaman tropis.
Tanaman hidup dan spesimen herbarium Kebun botani juga memiliki peran sebagai perantara dalam tukar-menukar tanaman-tanaman eksotik antara pencinta tanaman dan pembibitan-pembibitan. Katalog tanaman, termasuk yang dari kebun botani, mencantumkan sebanyak mungkin tanaman eksotik yang kadang-kadang juga dijual. Kebun botani juga menyediakan berbagai bahan untuk penelitian tumbuhan. Banyak hal diobservasi dengan menggunakan mikroskop yang baru sehingga memungkinkan pengamatan yang sangat teliti. Abad ke-19
55
Rencana Hortus pada tahun 1887 archives Hortus botanicus Leiden
56
Sebuah Herbarium Nasional dibuat di Brussels pada tahun 1829, tetapi tak lama kemudian dipindahkan ke Leiden, dan koleksinya sekarang menjadi bagian dari Naturalis Biodiversity Centre. Dari abad ke-17 dan selanjutnya, hubungan antara Belanda dan Jepang sangat erat, sehingga memungkinkan seorang dokter Jerman, Philipp Franz Balthasar von Siebold, untuk membawa koleksi tumbuhan hidupnya yang luar biasa, material herbarium, ilustrasi-ilustrasi dan berbagai obyek dari Jepang ke Leiden. Hal-hal ini bisa dikagumi di Hortus serta museum-museum lain di Leiden.
Kebun yang besar di jantung Leiden Hortus mencapai luas terbesarnya pada tahun 1817; terbentang dari bangunan Akademi ke arah barat sampai Singel, dan ke arah selatan sampai batas air. Bagian baru dibuat dengan gaya lansekap Inggris yang populer pada saat itu. Banyak pohon-pohon tertua di Hortus yang sekarang dapat dilihat di bagian kebun ini. Akan tetapi, Hortus masih tetap kurang besar untuk menyimpan semua koleksinya: tanaman Hortus dikultivasi di “Oeconomical Garden� di Maliebaan. Ujung paling selatan Hortus diambil alih untuk membangun Observatorium pada tahun 1857, sehingga secara mendadak mengurangi wilayah lahan Hortus. Bagian ini tidak dikembalikan ke Hortus sampai tahun 2011. Tahukah Anda bahwa kebun botani bukanlah sebuah taman? Meskipun Hortus adalah tempat yg menyenangkan untuk duduk atau berjalan-jalan, akan tetapi sebenarnya yang terpenting adalah tumbuhannya. Koleksi-koleksinya tidak hanya menarik dan cantik untuk dinikmati oleh masyarakat, tetapi juga seringkali digunakan untuk pendidikan dan penelitian.
Abad ke-19
57
Pegawai kebun dengan pohon paku di depan rumah paku-pakuan archives Hortus botanicus Leiden
Rumah kaca baru Banyak tanaman yang tidak tahan cuaca dingin mulai ditambahkan secara bertahap ke dalam koleksi. Pada paruh pertama abad ke-19, beberapa rumah kaca kecil sudah dibangun melekat dengan tembok sisi selatan kebun (sebelum kebun kemudian diperluas). Rencana kebun dari tahun 1887 menunjukkan banyaknya gedung baru yang dibangun untuk menggantikan rumah-rumah kaca yang lama, serta untuk menampung semua temuan-temuan baru. Pada tahun 1856, sebuat rumah kaca besar dengan kerangka besi dibangun di bagian kiri Orangery, diikuti dengan rumah kaca besar kedua di sebelah kanannya. Rumah anggrek dibangun pada tahun 1861, untuk menyimpan koleksi anggrek yang pada tahun 1862 telah berjumlah lebih dari 500 tanaman yang berbeda. Rumah kaca Victoria baru menyusul pada tahun 1871; rumah kaca ini rendah, dengan kolam di tengahnya, dan suhunya bisa dijaga cukup hangat untuk memungkinkan teratai raksasa Victoria amazonica berbunga – yang akhirnya berhasil pada tahun 1872. Diikuti dengan pembangunan rumah paku pohon pada tahun 1877, untuk menampung koleksi yang jumlahnya sekitar 300 paku; kemudian pada tahun 1878, sebuah rumah palem dibangun untuk sekitar 100 palem di ‘Kebun Depan’ dan kemudian harus ditinggikan pada tahun 1899. Beberapa rumah kaca kemudian dibangun sejajar dengan Binnenvestgracht ke-5 pada tahun 1883, dan sebuah rumah kaca yang lebih kecil untuk menampung koleksi kaktus yang dibangun pada tahun 1887.
Pimpinan Selama pergolakan “periode Perancis” dalam sejarah Belanda menjelang pergantian abad ke-19, pimpinan Hortus adalah seorang diplomat bernama Brugmans, yang memastikan bahwa luas lahan Hortus bertambah secara signifikan. Abad ke-19
59
Hydrangea ‘Otaksa’ archives Hortus botanicus Leiden
60
Philipp Franz Balthasar von Siebold
Caspar Georg Carl Reinwardt
archives Hortus botanicus Leiden
archives Hortus botanicus Leiden
Penggantinya, Caspar Georg Carl Reinwardt, menjadi pimpinan dari tahun 1823 sampai 1845. Sejak tahun 1816 Reinwardt bekerja di Jawa di bawah pemerintah Belanda; ia mendirikan ‘s Lands Plantentuin (“kebun tanaman”; Hortus Bogoriensis, sekarang Kebun Raya Bogor) dan bekerja sebagai direkturnya sampai pada tahun 1822. Reinwardt mempunyai pengetahuan luas tentang tanaman, yang dikoleksinya dari beberapa pulau tropis yang berbeda. Sebagaimana direktur interim Georg Sandifort sebelumnya, Reinwardt juga meningkatkan jumlah tanaman di Hortus secara besar-besaran. Di katalog tahun 1851 terdaftar 5.100 spesies dan varietas, termasuk sejumlah besar material dari Australia serta Jepang sebagai hasil aktivitas koleksi Von Siebold. Ia juga mendirikan Koninklijke Nederlandsche Maatschappij tot aanmoediging van den Tuinbouw (“Perhimpunan Kerajaan Belanda untuk promosi hortikultura”) bersama dengan direktur Herbarium Nasional pada tahun 1842, untuk mengimpor tanaman eksotik sebanyak mungkin ke Belanda. Abad ke-19
61
‘Hortulanus’ Witte di dalam rumah kaktus archives Hortus botanicus Leiden
Kurator yang paling terkenal Kurator yang paling terkenal pada abad ke-19 adalah Heinrich Witte, yang memimpin kebun dan rumah-rumah kaca dari tahun 1855 hingga 1898. Kerjasama antara Heinrich Witte dan pimpinan De Vriese serta Suringar sangat baik, dan ia mengatur perencanaan dan pembangunan sejumlah besar rumah kaca. Witte menyusun sebuah katalog tertulis tentang Hortus antara tahun 1859 – 1860, dan mempublikasikan katalog cetak koleksi tanaman-tanaman kesukaannya: palem, anggrek dan bromelia. Dia juga seringkali meneliti tanaman di luar Hortus, dan menulis tentang berbagai topik botani di berbagai jurnal. Witte memegang peranan penting dalam pertukaran tanaman dengan kebun botani lainnya, dan dalam pembelian tanaman yang tidak dapat diperoleh melalui tukar-menukar. Ia digantikan oleh putranya, Eduard Theodoor Witte pada tahun 1898.
Tanaman dengan rumah kacanya sendiri Salah satu tanaman yang paling memikat imajinasi adalah teratai raksasa (Victoria amazonica), yang dideskripsikan pada tahun 1832 dengan nama Euryale amazonica. Pada tahun 1839 sempat diusahakan untuk menamai spesies yang spektakuler ini untuk Ratu Victoria (“Victoria regina”) – akan tetapi setelah nama spesies suatu tumbuhan telah dipublikasi secara resmi, tentu tidak dapat diubah sekehendak hati. Teratai raksasa dapat berbunga terbaik di kolam yang diberi pemanas, dan jika ditumbuhkan dari biji setiap tahun – jadi sesungguhnya ia adalah tanaman setahunan terbesar dalam Abad ke-19
63
Rumah kaca Victoria abad ke 19
Teratai raksasa (Victoria amazonica)
archives Hortus botanicus Leiden
archives Hortus botanicus Leiden
Daun Elm’ Jepang (Zelkova serrata) photo Hortus botanicus Leiden
64
koleksi kami. Bunganya mekar menjelang malam, dan pada malam pertama warnanya putih dan berbau harum seperti bau nanas; pada hari ke-2, bunganya menjadi berwarna pink serta tak berbau. Tanaman ini akan sering berbunga pada musim panas yang cerah. Daunnya yang besar bisa menahan berat seorang bayi – tetapi di Hortus, kami selalu meletakkan penyangga di bawah daunnya. Segera setelah tanaman ini sampai di kebun botani manapun di Eropa, sebuah rumah kaca khusus akan dibangun untuknya. Teratai raksasa ini berbunga untuk pertama kalinya di Hortus Leiden pada tahun 1872, di dalam rumah kaca Victoria.
Spesies Elm dari Jepang Elm Jepang (Zelkova serrata) diperkenalkan ke Belanda oleh Von Siebold sekitar tahun 1830. terdapat dua spesimen di Hortus: satu di tengah-tengah Taman Memorial Von Siebold dan satu lagi di ujung jalan setapak dari Orangery ke garden house (rumah kebun). Pohon ini termasuk keluarga elm; spesimen kami adalah yang pertama kali dijumpai di luar Jepang. Tahukah Anda bahwa beberapa tanaman di Hortus berumur ratusan tahun? Dari semua tanaman yang dibawa dari Jepang oleh Von Siebold, 15 tanaman masih ada hingga hari ini; tidak hanya pohon-pohon tua, melainkan juga tanaman pot dan tanaman merambat. Anda dapat mengenali tanaman-tanaman ini dari label yang besar dengan nama yang ditulis dalam aksara Jepang. Komplek rumah kaca tropis telah dibangun di sekitar pohon date plum dan pohon ginkgo; juga pohon tulip berusia ratusan tahun dan pohon tertua kami, pohon rantai emas, bisa dijumpai di ‘Kebun Depan’.
Abad ke-19
65
Abad ke-20 Amorphophallus titanum
Tanaman sebagai suatu individu
Abad ke-20
67
Ekspedisi di Kalimantan (Borneo) photo Peter Hovenkamp
Kartu registrasi koleksi yang pertama, 1954 archives Hortus botanicus Leiden
68
Meskipun teori Charles Darwin tentang evolusi berdasarkan pada dasar pemikiran bahwa evolusi hanya mungkin terjadi jika ada keragaman dalam suatu spesies, hingga abad ke-20 secara umum masih dianggap cukup untuk memiliki satu spesimen saja dari masing-masing spesies dalam koleksi. Katalog Hortus menjadi sebuah “daftar spesies yang ada di Hortus”. Konsep tentang perlunya mempunyai lebih dari satu spesimen untuk mendapat gambaran yang tepat tentang setiap spesies, serta untuk keperluan penelitian tentang karakteristik dari masing-masing spesies, baru mulai dipraktekkan pada abad ke-20. Untuk mencapai tujuan itu, setiap individu spesimen harus diregistrasi secara terpisah, bukan hanya per spesies. Penunjukan Van Hattum sebagai ahli sistimatik (‘systematicus’) pada tahun 1953 berujung pada diperkenalkannya nomor aksesi: masing-masing tanaman berkayu atau tanaman tahunan diberi nomor registrasi yang unik serta dilengkapi dengan kartu tersendiri, yang disimpan dalam sebuah lemari kartu yang terus berkembang isinya. Digitalisasi dari koleksi baru dimulai pada tahun 1990-an – awalnya dengan mengunakan sebuah komputer sentral yang besar di universitas, namun tak lama kemudian menggunakan komputer pribadi. Kesepakatankesepakatan kerjasama dibuat dengan kebun-kebun botani lain di Belanda tentang sumber data mana yang digunakan untuk registrasi masing-masing aksesi – sehingga tumbuhan yang terdapat di lokasi yang berbeda dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya. Ekspedisi-ekspedisi dilakukan untuk mengumpulkan tumbuhan yang asal-usul alaminya diketahui: seringkali hanya dalam bentuk material herbarium, tetapi kadang-kadang juga tumbuhan hidup yang kemudian dapat ditanam di Hortus. Memang sejak dulu terjalin hubungan yang erat antara Herbarium Nasional di Abad ke-20
69
Taman Jepang photo Hans Clauzing
Leiden dengan Hortus. Sebagian besar dari temuan untuk Hortus adalah tanaman untuk penelitian, dan tidak dimaksudkan untuk memperluas koleksi pembibitan. Banyak juga material baru yang diperoleh melalui tukar-menukar dengan kebun botani lainnya. Tahukah Anda bahwa terdapat ribuan kartu dan puluhan ribu rekaman data individu dari tumbuhan hidup (dan mati) dalam koleksi Hortus?
Menggarap Kebun Meskipun ukuran kebun hampir tidak berubah selama lebih dari 100 tahun, banyak perubahan yang dibuat pada periode ini. Pada tahun 1932, sebuah wilayah kecil di luar kebun sepanjang Binnenvestgracht 5e digabungkan dengan lahan Hortus untuk membuat Taman Clusius. Pembibitan Hortus sekarang terletak di sana, membudidayakan tanaman untuk bebagai keperluan termasuk penelitian. Selama tahun 1970-an, sempat dibicarakan rencana pemindahan Hortus ke Leeuwenhoek, sebidang tanah yang jauh lebih luas di sebelah barat jalan raya A44, dimana tempat tersebut memungkinkan lebih banyak ruang untuk tanaman serta rumah kaca besar untuk penelitian. Rencana ini kemudian dibatalkan pada tahun 1975 karena alasan biaya – tetapi jika diingat kembali, sebenarnya kami gembira karena pembatalan ini; meskipun terkadang sulit untuk memanfaatkan ruang yang terbatas sebaik mungkin, tetapi Hortus tertua di Belanda masih tetap di tempat aslinya, tepat di jantung kota Leiden. Dan ia masih tetap menjadi bagian dari Universitas Leiden.
Abad ke-20
71
Rancangan untuk kompleks rumah kaca yang baru archives Hortus botanicus Leiden
Kompleks rumah kaca yang baru photo Cunie Sleijpen
72
Rumah-rumah kaca individualnya, yang sebagian besar berasal dari abad ke-19, telah digantikan oleh sebuah komplek rumah kaca tropis, yang selesai dibangun pada tahun 1938. Ini menyisakan ruang di dalam taman lansekap yang lama, dimana kemudian dibuat sebuah taman mawar (rosarium), kebun herbal, serta taman sistematik.
Memanfaatkan setiap sentimeter persegi Bagian depan kebun dirancang ulang beberapa kali setelah ditebangnya sebuah pohon copper beech yang terkenal, tetapi sayangnya mati (1815 – 1987). Sebuah kebun paku-pakuan dibangun di bagian Bolwerk pada tahun 1993. Taman Memorial Von Siebold yang dirancang oleh Nakamura, seorang desainer taman Jepang, dibangun pada tahun 1990 di sekeliling elm Jepang yang historis untuk memperingati ulang tahun ke-400 Hortus botanicus Leiden. Tahukah anda bahwa kerikil di taman Jepang kami melambangkan air? Dalam gaya taman karesansui, kerikil digunakan untuk menggantikan air. Di sini, kerikil merepresentasikan air sungai Main via sungai Rhine yang mengalir melalui kota kelahiran Von Siebold di Wßrzburg, dan bermuara di laut tidak jauh dari Leiden, tempat tinggalnya. Anda bisa membasahi kaki anda secara simbolis di sini dengan berjalan di atas kerikil.
Abad ke-20
73
Koleksi penelitian dalam rumah kaca photo Wim Sonius
Mengerjakan koleksi-koleksi hidup dan mati Duet yang produktif: Prof. L.G.M. Baas Becking, pimpinan dari tahun 1931 sampai tahun 1945, dan H. Veendorp, kurator dari tahun 1931 sampai tahun 1963, mempelajari secara mendalam sejarah Hortus dan menulis buku tentang hal ini dalam bahasa Inggris: Hortus Academicus Lugduno Batavus 1587 – 1937. Penelitian terkini mengungkapkan bahwa Hortus sebenarnya tidak didirikan sampai tahun 1590, dan beberapa rincian dalam buku tersebut ternyata tidak tepat. Akan tetapi, buku tersebut berisikan begitu banyak hal-hal yang berguna sehingga dipublikasikan tanpa perubahan pada tahun 1990 untuk merayakan ulang tahun ke-400 Hortus. Veendorp dan Baas Becking mempelajari dokumen-dokumen yang disimpan di perpustakaan universitas tentang tanaman yang mula-mula ditanam di Hortus pada tahun 1594, dan menggunakan informasi ini untuk membuat taman Clusius, sebuah rekonstruksi yang terletak di luar Hortus dari tahun 1933 sampai tahun 2009; baru pada tahun 2009 rekonstruksi tersebut dikembalikan ke lokasinya semula di ‘Kebun Depan’, di belakang bangunan Akademi. Mereka berdua menangani hampir seluruh kebun, dan merencanakan taman herbal, taman sistematika, taman mawar dan ‘Kebun Depan’ yang baru, yang sebagian baru selesai dibuat setelah perginya Baas Becking pada tahun 1945.
Abad ke-20
75
Kamboja (Plumeria acuminata) photo Wim Sonius
C.J.J.G. Van Steenis archives Naturalis Biodiversity Center
Prof dan muridnya Ahli botani C.J.J.G van Steenis dilantik sebagai profesor di Leiden pada tahun 1951, setelah tinggal di daerah tropis selama bertahun-tahun, dan juga menjadi direktur dari Herbarium Nasional di Leiden beberapa tahun. Ia mendirikan Yayasan Flora Malesiana, dengan tujuan mendeskripsikan semua tumbuhan di Asia Tenggara dan menyediakan informasi tersebut bagi masyarakat luas. Ekspedisi untuk mengumpulkan tanaman dilakukan untuk mempelajari flora di Asia Tenggara, dan sampai sekarang staf herbarium masih membawa tumbuhan hidup ke Hortus untuk tujuan penelitian. Hortus memperoleh sejumlah besar koleksi penelitian di rumah-rumah kaca, atas jasa muridmurid van Steenis. Bangunan universitas di Einsteinweg, yang sampai baru-baru ini menjadi rumah koleksi herbarium, diberi nama Van Steenis.
Abad ke-20
77
Bulbophyllum breimerianum photo Jan Meijvogel
Tanaman dari daerah tropis Untuk mempelajari tumbuhan, sangat penting untuk mengetahui spesiesnya – dan dasar-dasar penamaan ini ditetapkan oleh para ahli botani yang mempelajari sistematika tumbuhan. Staf di herbarium Leiden (yang sekarang merupakan bagian dari Naturalis Biodiversity Center) menyibukkan diri mereka dengan tugas ini, dan spesimen acuan (‘tipe’) disimpan dengan hati-hati di herbaria di seluruh dunia. Pada abad ke 20, mulai disadari bahwa sebenarnya terdapat banyak keragaman dalam masing-masing spesies tumbuhan, dan daftar spesies yang ada di Hortus tidaklah mencukupi untuk beberapa jenis penelitian, misalnya untuk disiplin ilmu biogeografi. Untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang karakteristik masing-masing spesies, sangatlah penting untuk mempelajari sebanyak mungkin spesimen dari sebanyak mungkin lokasi yang berbeda. Keterangan yang mendetil tentang tempat asal setiap aksesi harus dicatat.
Koleksi besar, spesies baru Rumah-rumah kaca tropis menyimpan banyak koleksi anggrek dari Asia Tenggara. Seringkali anggrek-anggrek tersebut harus dipelihara selama bertahun-tahun sebelum suatu spesimen berbunga dan dapat diketahui jenisnya – pada anggrek, memang biasanya spesies hanya dapat ditentukan dari bunganya. Sebagai contoh, ada sebuah spesimen Bulbophyllum yang diambil dari Borneo tahun 1996 dan diduga oleh para pakar sebagai spesies baru. Ketika hal tersebut akhirnya terbukti pada tahun 2007, anggek tersebut diberi nama Bulbophyllum breimerianum, sesuai dengan dari nama rektor universitas pada saat itu.
Abad ke-20
79
Ujung daun paku di rumah kaca tropis photo Hortus botanicus Leiden
Seseorang yang menemukan spesies baru, boleh mengajukan suatu nama untuk spesies baru tersebut. Di rumah-rumah kaca terdapat banyak koleksi paku-pakuan tropis, yang berasal dari famili-famili yang telah dipelajari secara luas untuk proyek Flora Malesiana. Penelitian ini juga menghasilkan spesies-spesies baru, misalnya Pyrrosia kinabaluensis, yang masih kerabat dengan paku tanduk rusa. Dalam hal paku-pakuan, kadang-kadang kita harus mempelajari karakteristiknya yang hanya dapat dilihat pada spesimen hidup.
Pyrrosia kinabaluensis drawing by Joop Wessendorp, archives Naturalis Biodiversity Center
Abad ke-20
81
Abad ke-21 Nepenthes sp.
Kerjasama dan konservasi
Abad ke-21
83
Tanaman merambat Strongilodon (Strongylodon macrobotrys) photo Art Vogel
Bentuk-bentuk komunikasi baru memungkinkan jejaring yang luas dan bervariasi, dan para peneliti sekarang dapat berbagi ilmu dalam jumlah yang sangat luas. Hasil penelitian molekuler (‘DNA’), yang dibantu dengan komunikasi modern, telah menghasilkan suatu klasifikasi baru dalam dunia tumbuhan. Sekarang juga dimungkinkan untuk menelusuri bank-bank data digital untuk mendeteksi pola-pola umum, misalnya penyebaran dari spesies tanaman di seluruh dunia (biogeografi). Informasi tentang tingkat keterancaman tumbuhan, hewan dan habitatnya semakin tersedia dan berkembang secara pesat. Hal ini berujung kepada munculnya konvensi untuk melindungi keanekaragaman hayati, misalnya CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora / Konvensi tentang perdagangan internasional jenis-jenis fauna dan flora liar yang terancam punah) dan CBD (Convention on Biological Diversity / Konvensi Keanekaragaman Hayati)
Nasional dan internasional IUCN (International Union for Conservation of Nature) mempertahankan informasi tentang tingkat keterancaman spesies tumbuhan dah hewan. Berbekal informasi ini, kebun botani dapat memegang peranan yang cukup penting dalam menjaga keanekaragaman hayati. Tidak hanya dengan berbagi rasa kekaguman akan keindahan dunia yang alami dengan masyarakat, tetapi juga dengan membudidayakan spesies-spesies yang sangat terancam. Kebun-kebun botani dari seluruh dunia bersatu dalam jejaringjejaring seperti BGCI (Botanic Gardens Conservation Inter national). Kebun-kebun botani di Belanda telah mengelola Koleksi Tumbuhan Nasional sejak tahun 1988 secara bersamasama. Perhimpunan Nederlandse Vereniging van Botanische Abad ke-21
85
Pandangan kearah rumah kaca tropis photo Wim Sonius
Tuinen (NVBT; Perhimpunan Kebun Botani Belanda) didirikan pada tahun 1998, dan memiliki lebih dari 20 anggota. Hortus Leiden adalah anggota dari Nederlandse Museum Vereniging (NMV; Asosiasi Museum Belanda) dan telah terdaftar sebagai museum sejak tahun 2003. Sepanjang keberadaannya, Hortus botanicus Leiden adalah bagian dari Universitas Leiden; sekarang ia tergabung dalam Fakultas Sains. Hortus sering bekerjasama dengan institut lain dari Fakultas, yakni dalam hal penelitian dan pendidikan.
Sebuah kebun takkan pernah selesai Pergantian abad dirayakan dengan pembukaan sebuah rumah kaca baru yakni Kebun Musim Dingin; ini merupakan sebuah perluasan dari fasilitas penyimpanan musim dingin untuk tanaman-tanaman yang ditanam dalam bak, dan juga dilengkapi pintu masuk yang baru, toko Hortus, kafe Clusius, dan sebuah ruang pertemuan yang diberi nama Ruang Kebun. Orangery telah direnovasi secara berkesinambungan pada tahun 2003, dan rumah kaca tropis direnovasi pada pada tahun 2013. Banyak pula perubahan yang dilakukan di kebun. Kebun Sistematik yang baru dibuka pada tahun 2005, menampilkan tumbuhantumbuhan sesuai dengan klasifikasi ilmiah yang baru disesuaikan. Pada tahun 2009, sebuah rekonstruksi kebun Clusius tahun 1594 diletakkan di ‘Kebun Depan’, sesuai dengan tempatnya semula. Pada tahun 2011 kawasan di sekitar observatorium, yang diambil alih pada tahun 1858, dikembalikan kepada pengelola Hortus. Tumbuhan-tumbuhan baru yang sebagian besar berasal dari Asia ditanam, dan enam tempat biotop baru diletakkan di sini. Bagian terbaru dari kebun adalah Taman Herbal Cina di Singel, yang memperkuat fokus kami pada tumbuhan dari Asia. Abad ke-21
87
Taman musim dingin dan taman sistimatik photos Cunie Sleijpen
Sukarelawan yang membantu photo Hanneke Jelles
Semakin banyaknya pengunjung Dunia semakin sempit bagi para pencinta tanaman, bukan hanya karena lokasi-lokasi dimana tumbuhan dapat tumbuh di alam semakin menyusut hingga taraf mengkhawatirkan, tetapi juga karena meningkatnya mobilitas. Makin banyak orang bisa mengalami sendiri kekayaan tumbuhan di alam, bersamaan dengan berkurangnya keanekaragaman hayati. Pengunjung kami semakin banyak – terutama dari kawasan perkotaan, dimana bagi mereka Hortus layaknya sebuah oasis hijau – dan mereka ingin mengetahui lebih banyak tentang tanaman. Meningkatnya jumlah pengunjung mengakibatkan berubahnya distribusi staf; Hortus tidak saja memerlukan staf untuk memelihara tanaman, tetapi juga memerlukan staf untuk melakukan pendidikan, pemasaran dan humas. Banyak pelajar dan mahasiswa belajar tentang tumbuhantumbuhan kami dan berpartisipasi dalam pendidikan dan penelitian, dengan dukungan dari para botanis, pegawai pemelihara tanaman, dan pengelola koleksi. Tahukah Anda bahwa Hortus botanicus dikelola oleh tenaga yang hanya setara dengan 15 orang pegawai penuh, dengan dibantu oleh sukarelawan yang amat banyak? Tanaman di kebun dan di rumah kaca memerlukan perawatan oleh lebih sedikit orang jika dibandingkan dengan jaman dahulu. Bantuan teknis menjadi semakin penting untuk memelihara kebun dan mengelola koleksinya. Para sukarelawan memberikan bantuan yang tak ternilai di banyak tempat di Hortus.
Abad ke-21
91
‘Cornel of bunchberry’ kerdil (Cornus suecica) photo Rogier van Vugt
Makin banyak tumbuhan baru Meskipun masyarakat menjadi semakin digital, koleksi hidup tetap memegang peranan yang sangat penting. Pengunjung ingin bereksperimen dengan tumbuhan hidup, dan banyak penelitian yang memerlukan material hidup; misalnya untuk penelitian taksonomi (membandingkan spesies yang ada dan mendeskripsikan spesies baru), penelitian tentang kandungan dari tanaman (mencari bahan baru yang bermanfaat), dan untuk penelitian DNA. Hortus berperan dengan skala kecil dalam konservasi ex situ tumbuhan yang terancam di habitat asalnya. Contohnya antara lain Cornus suecica yang sekarang hanya dapat ditemukan di satu tempat di Belanda, dan kantung semar yang jarang, misalnya Nepenthes bokorensis yang hanya dapat dijumpai di satu gunung di Kamboja yakni gunung Bokor. Spesies yang sangat terancam lainnya adalah pohon pinus Wollemi (Wollemia nobilis), yang pertama ditemukan di Blue Mountains, kurang dari 150 km (93 mil) dari Sydney, pada tahun 1994. Sampai pada saat itu, famili tanaman ini hanya dikenal dalam bentuk fosil. Konifer ini adalah anggota dari famili pohon “monkey puzzle� yang telah dibudidayakan kebun-kebun botani maupun kebunkebun pribadi sejak tahun 2006. Keuntungan dari penjualannya digunakan di Australia untuk melindungi populasi satu-satunya spesies ini. Kerabatnya yakni pohon Agathis dan Araucaria yang telah menjadi bagian dari koleksi Hortus sebelumnya. Sejumlah biotop Belanda dipamerkan dalam tempat biotop di lapangan observatorium, yang menampilkan tanaman yang tumbuh secara alami di hutan-hutan, rawa, dan padang pasir; juga flora Zink yang unik dari Zuid-Limburg, di bagian selatan Belanda. Abad ke-21
93
Taman Jepang dan kolam photos Cunie Sleijpen
95
Colofon Teks G.A. van Uffelen Penyunting P.J.A. KeĂ&#x;ler Penterjemah Bahasa Inggris Medilingua, Leiden Penterjemah Bahasa Indonesia Irawati, Krisna dan Lana Desain / Tata letak DoubleMatured, Leiden Penerbit Deltabach, Nieuw-Vennep Hortus botanicus Leiden Alamat Rapenburg 73, Leiden Alamat pos P O Box 9500, 2300 RA Leiden Alamat kantor 5e Binnenvestgracht 8, Leiden Email hortus@hortus.leidenuniv.nl Web www.hortusleiden.nl Phone +31-71-5277249 / 5144 Terlaksana berkat kerja sama dengan fakultas Sains, Universitas Leiden. www.science.leidenuniv.nl
Kami berterima kasih kepada: Stichting Vrienden van de Leidse Hortus (Friends of the garden) atas dukungannya. www.hortusleiden.nl/index.php/vrienden
96
Tanaman di rumah kaca tropis photo Wim Sonius
P7
P6
Bezoekerscentrum Visitor centre Sterrewachttuin Observatory garden
P8
Ster
Niet toegankelijk/ closed
renw
acht
laan
voorjaar/spring 2015 Chinese kruidentuin Chinese herb garden
Talcott huisje house Groentetuin Vegetable garden
Niet toegankelijk/ closed
Rencana Hortus botanicus Leiden pada tahun 2015
Victoriakas Victoria house
Hoge Kas High Glasshouse P5
Von Siebold gedenktuin memorial garden P4
Oranjerie Orangery Niet toegankelijk/ closed
P3 P2
P1
Grand CafĂŠ Clusius
Academiegebouw Academy Building
In 2015 the Hortus botanicus Leiden celebrates its 425th anniversary. For the festive jubilee programme see www.hortusleiden.nl