Laporan kinerja TKPK Prov. Jateng 2013

Page 1

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 19,23 (6.189,6)

18,99 (6.122,6)

17,72 (5.725,7)

17,48 (5.655,4) 16,56 (5.369,2)

16,11 (5.217,2)

15,76 (5.107,4)

16,21 (5.255,99) 15,34 (4.977,36)

14,98 (4.863,41)

14,56 (4.732,95)

14,44 (4.704,87)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH SEKRETARIAT TKPK PROVINSI JAWA TENGAH

Jl. Pemuda 127 – 133 Semarang Kode Pos 50132 Telp. (024) 3515591 – 3515592 Fax. (024) 3546802 E-mail : set-tkpkdjateng@jatengprov.go.id Website : www.tkpkjateng.com Tahun 2014


KATA PENGANTAR

Dalam

rangka

meningkatkan

efektivitas

upaya

penanggulangan

kemiskinan,

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Nomor: 414.2/131/2010, tanggal 31 Agustus 2010 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Jawa Tengah yang berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor: 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota. TKPK Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan berbagai kegiatan koordinasi dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan yang hasilnya dimanivestasikan dalam penyusunan Laporan Kinerja Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013. Laporan Kinerja Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 menggambarkan tentang kinerja TKPK Provinsi Jawa Tengah yang memberikan gambaran perkembangan tingkat kemiskinan, rumusan kebijakan, strategi, dan program penanggulangan kemiskinan, pelaksanaan koordinasi TKPK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 dan agenda rencana kegiatan pada Tahun 2014. Dengan tersusunnya laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan dan menjadi acuan dalam perumusan kebijakan dan program-program yang dapat menjamin percepatan penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah.

Semarang,

Agustus 2014

WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH Selaku Ketua TKPK Provinsi Jawa Tengah

Drs. H. HERU SUDJATMOKO, M.Si

i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ v BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................. I-1 A. Latar Belakang .............................................................................. I-1 B. Maksud dan Tujuan ....................................................................... I-3 C. Landasan Hukum ........................................................................... I-3 D. Sistematika Penulisan ..................................................................... I-5

BAB II

GAMBARAN UMUM ........................................................................ II-1 A. Kondisi Umum Provinsi Jawa Tengah ............................................... II-1 B. Kondisi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah ........................ II-3 C. Perubahan Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah .......................... II-9 D. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jawa Tengah ............................................................. II-14

BAB III

KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN ................................................................................ III-1 A. Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan ........................................... III-1 B. Strategi Penanggulangan Kemiskinan .............................................. III-8 C. Program, Kegiatan dan Besarnya Dana Program Penanggulangan Kemiskinan ................................................................................... III-16 D. Penanganan Pengaduan Masyarakat ................................................ III-27

BAB IV

PELAKSANAAN KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2013 ................................................................................. VI-1 A. Rapat Koordinasi TKPK Provinsi dan Kabupaten/ Kota ....................... VI-1 B. Koordinasi TKPK Provinsi Jawa Tengah dengan Kelembagaan Pusat ... IV-15

ii


C. Pelaksanaan Koordinasi Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 .................................................................................. IV-19 D. Permasalahan Pelaksanaan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan .. IV-29 E. Agenda Kegiatan TKPK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 ................ IV-31 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................... V-1 A. Kesimpulan ................................................................................... V-1 B. Rekomendasi ................................................................................. V-3

iii


DAFTAR TABEL

Tabel 1

Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.......................... II-1

Tabel 2

Jumlah Persentase Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 1996 – 2013 .................................................................................................. II-4

Tabel 3

Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ................................................................. II-6

Tabel 4

Daftar Komoditi Makanan yang Memberi Pengaruh Besar pada Kenaikan Garis Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah, September 2013 .................. II-11

Tabel 5

Daftar Komoditi Bukan Makan yang Berpengaruh Besar Terhadap Kenaikan Garis Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah, September 2013 .... II-11

Tabel 6

Garis Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ................................................................................................. II-12

Tabel 7

Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2013 Dikelompokkan Berdasarkan Klaster ................................... III-16

Tabel 8

Agenda Kegiatan TKPK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 ...................... III-16

iv


DAFTAR GRAFIK

Grafik 1

Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Tahun 2010 (jiwa) ............................................................ II-2

Grafik 2

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia (laki-laki dan Perempuan) Provinsi Jawa Tengah Tahun SP 2010 (jiwa) .......................................... II-3

Grafik 3

Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Periode Maret 2008 – September 2013 ...................................................................... II-5

Grafik 4

Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota Dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Periode September 2012 .................. II-7

Grafik 5

Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah dari Juli 2008 – September Tahun 2012 .................................... II-8

Grafik 6

Kinerja Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 .................................................................................................. II-9

Grafik 7

Perkembangan Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Maret 2008 – September 2013 (Rupiah) .................................................................... II-10

Grafik 8

Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten/Kota dengan Provinsi dan Nasional Tahun 2012 (Rupiah/Kapita/Bulan) .......................................... II-13

Grafik 9

Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Provinsi Jawa Tengah Maret 2009 – September 2013 ............................................................. II-14

Grafik 10

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Periode September 2012 .................................................. II-15

Grafik 11

Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jawa Tengah Maret 2009 – September 2013 ............................................................. II-17

Grafik 12

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Periode September 2012 .......................................................... II-18

v


BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Peraturan Presiden No. 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan, didalamnya antara lain mengatur pembentukan dan pelaksanaan kerja Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di Tingkat Pusat maupun di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaan Peraturan Presiden tersebut, selanjutnya telah diterbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 42 tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Menanggapi Perpres No. 15 tahun 2010 dan Permendagri No. 42 tahun 2010, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menetapkan Keputusan Gubernur Nomor : 414.2/131/2010 tanggal 31 Agustus 2010 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Jawa Tengah. Tugas dan fungsi TKPK Daerah yang tertuang didalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 42 tahun 2010 dijelaskan secara rinci dalam pasal 8, 9, 10 dan 11, meliputi : 1.

Melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan di tingkat provinsi, kabupaten/kota melalui : a.

Penyusunan dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Provinsi, Kabupaten/Kota sebagai penjabaran RPJMD Provinsi, Kabupaten/Kota di bidang penanggulangan kemiskinan;

b.

Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau forum gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana strategis SKPD;

c.

Forum SKPD atau forum gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);

d.

Forum SKPD atau forum gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana kerja SKPD; dan

e.

Evaluasi pelaksanaan perumusan dokumen rencana pembangunan daerah bidang penanggulangan kemiskinan.

2.

Mengendalikan

pelaksanaan

penanggulangan

kemiskinan

di

tingkat

provinsi,

kabupaten/kota melalui : a.

Pengendalian pemantauan, supervisi dan tindak lanjut terhadap pencapaian tujuan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan agar sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah;

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB I - 1


b.

Pengendalian pemantauan pelaksanaan kelompok

program penanggulangan

kemiskinan oleh SKPD yang meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan dana dan kendala yang dihadapi; c.

Penyusunan hasil pemantauan pelaksanan program dan atau kegiatan program penanggulangan kemiskinan secara periodik;

d.

Pengendalian evaluasi pelaksanaan program dan atau kegiatan penanggulangan kemiskinan;

e.

Pengendalian

penanganan

pengaduan

masyarakat

bidang

penanggulangan

program

penanggulangan

kemiskinan; f.

Penyiapan

laporan

pelaksanaan

dan

pencapaian

kemiskinan kepada Gubernur dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (untuk TKPK Provinsi), dan penyiapan laporan pelaksanaan dan pencapaian program penanggulangan kemiskinan kepada Bupati/Walikota dan TKPK Provinsi bagi TKPK Kab/Kota. Susunan keanggotaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah yang tercantum pada Lampiran I Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 414.2/131/2010 sebagai berikut : NO

JABATAN

1 2 3 4

Gubernur Jawa Tengah Wakil Gubernur Jawa Tengah Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah

5

Upaya

percepatan

penanggulangan

kemiskinan

KEDUDUKAN DALAM TIM Penanggungjawab Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris

memerlukan

langkah-langkah

penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan guna mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak melalui pembangunan inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang bermartabat. Selanjutnya diperlukan penajaman dalam penanggulangan kemiskinan daerah yang meliputi penetapan sasaran lokasi dan penerima manfaat, perancangan dan keterpaduan program, monitoring dan evaluasi, serta efektivitas anggaran. Selain itu diperlukan koordinasi secara terpadu lintas pelaku dalam perumusan dan penyelenggaraan kebijakan penanggulangan kemiskinan, dan penguatan kelembagaan di tingkat Nasional, Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB I - 2


Untuk memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan TKPK Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dalam rangka penanggulangan kemiskinan, maka disusun Laporan Kinerja Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013. B.

Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan laporan kinerja TKPK Provinsi Jawa Tengah adalah : 1.

Memberikan gambaran tentang kondisi kemiskinan dan pelaksanaan koordinasi dalam implementasi program penanggulangan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah;

2.

Memberikan gambaran tentang perkembangan dan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah;

3.

Merumuskan saran tindak peningkatan efektivitas kinerja TKPK Provinsi Jawa Tengah dalam pelaksanaan koordinasi penanggulangan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah.

C.

Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB I - 3


5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International

Covenant On Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4557); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International

Convenant On Civil and Politic Right (Konvenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4558); 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 10. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 13. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 14. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010; 15. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan;

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB I - 4


16. Peraturan

Menteri

Dalam

Negeri

Nomor

42

tentang

Tim

Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota; 17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025; 18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013; 19. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pemanfaatan Data Kemiskinan di Jawa Tengah; 20. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013; 21. Keputusan Gubernur Nomor : 414.2/131/2010, tanggal 31 Agustus 2010 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah; 22. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 20 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Percepatan pencapaian Target Millenium Development Goals (MDGs) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015. D.

Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam laporan kinerja TKPK Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang;

B.

Maksud dan Tujuan;

C.

Landasan Hukum;

D. Sistematika Penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM A.

Kondisi Umum Provinsi Jawa Tengah;

B.

Kondisi Tingkat Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah;

C.

Perubahan Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah;

D. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jawa Tengah.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB I - 5


BAB III KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN A.

Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan;

B.

Strategi Penanggulangan Kemiskinan;

C.

Program Penanggulangan Kemiskinan;

D. Penanganan Pengaduan Masyarakat. BAB IV PELAKSANAAN KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2013 A.

Rapat Koordinasi TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota;

B.

Koordinasi TKPK Provinsi Jawa Tengah dengan Kelembagaan Pusat;

C.

Pelaksanaan Koordinasi Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013;

D. Permasalahan Pelaksanaan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan; E.

Agenda Kegiatan TKPK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014.

BAB V Penutup A.

Kesimpulan;

B.

Rekomendasi.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB I - 6


BAB II GAMBARAN UMUM

A.

Kondisi Umum Provinsi Jawa Tengah Provinsi Jawa Tengah secara geografis terletak antara 5°40' dan 8°30' Lintang

Selatan dan antara 108°30' dan 111°30' Bujur Timur, Luas wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah 3.254.412 Ha atau 25,04% dari luas Pulau Jawa. Secara administratif, letak wilayah Provinsi Jawa Tengah berbatasan dengan Samudera Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah Selatan; Provinsi Jawa Barat di sebelah Barat; Provinsi Jawa Timur di sebelah Timur, dan Laut Jawa di sebelah Utara. Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 29 Kabupaten dan 6 Kota, 573 Kecamatan yang meliputi 7.809 Desa dan 769 Kelurahan. Secara administratif, wilayah Provinsi Jawa Tengah ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1 Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 No.

Uraian

Jumlah

Kabupaten

Kota

29

6

35

537

36

573

Jumlah Desa/Kelurahan

8.237

341

8.578

a.

Desa

7.809

-

7.809

b.

Kelurahan

428

341

769

1

Jumlah Kabupaten/Kota

2

Jumlah Kecamatan

3

Kabupaten/Kota

Sumber: BPS, Jawa Tengah Dalam Angka 2013

Provinsi Jawa Tengah secara demografis merupakan salah satu provinsi dengan kepadatan penduduk sangat tinggi. Pada tahun 2000 (Sensus Penduduk, 2000), jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah sebanyak 30.775.846 orang dengan rata-rata kepadatan penduduk sebanyak 945,67 jiwa per km², sedangkan jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 menjadi sebanyak 32.382.657 orang (Sensus Penduduk, 2010). Kondisi ini menempatkan Jawa Tengah sebagai Provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Sedangkan kepadatan penduduk Provinsi Jawa Tengah berdasarkan SP-2010 sebesar 987 jiwa/km², merupakan provinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi kelima se Pulau Jawa-Bali setelah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan DIY. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 1


Jumlah penduduk Jawa Tengah pada tahun 2012 berdasarkan proyeksi Sensus Penduduk (SP) 2010 sebanyak 33.270.207 jiwa atau sekitar 13,52% dari jumlah penduduk Indonesia, terdiri dari laki-laki sebanyak 16.495.705 jiwa (49,58%) dan perempuan sebanyak 16.774.502 jiwa (50,42%), dengan sex ratio sebesar 98,34% dan rata-rata anggota rumah tangga sebesar 3,7 jiwa. Dilihat dari struktur kependudukan, penduduk kelompok umur 0-14 tahun sebanyak 8.440.155 jiwa (25,37%), kelompok umur 15-64 tahun sebanyak 22.369.646 jiwa (67,23%) dan kelompok umur 65 tahun ke atas sebanyak 2.460.406 jiwa (7,4%). Kepadatan penduduk di Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 1.022 penduduk/km2, dengan kondisi kepadatan tertinggi di Kota Surakarta sebesar 11.573 penduduk/km2 dan terendah di Kabupaten Blora sebesar 472 penduduk/km2. Persebaran jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah menurut Kabupaten/Kota tahun 2012 berdasarkan proyeksi Sensus Penduduk (SP) 2010 ditunjukkan pada Grafik 1. Grafik 1 Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012 berdasarkan Proyeksi Sensus Penduduk (SP) 2010 (jiwa) 2000000

1200000

800000

400000

120.447 177.480 244.632 290.347 509.576 608.548 708.483 728.578 730.720 771.447 807.005 838.762 847.125 848.718 861.366 875.283 877.489 890.962 926.325 946.373 953.317 968.383 1.091.379 1.144.916 1.153.047 1.181.678 1.219.371 1.219.993 1.285.024 1.339.127 1.421.001 1.603.037 1.629.924 1.679.864 1.770.480

1600000

0

Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Tahun 2012

Sumber: BPS, 2012

Pada grafik 1 ditunjukkan bahwa penduduk Jawa Tengah belum menyebar secara merata di seluruh wilayah Jawa Tengah. Pada tahun 2012 jumlah penduduk tertinggi berada di 2 (dua) Kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes sebanyak 1.770.480 jiwa dan Cilacap sebanyak 1.679.864 jiwa. Sedang jumlah penduduk terendah berada di Kota Magelang sebanyak 120.447 jiwa.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 2


Jumlah penduduk perempuan di Jawa Tengah tahun 2012 sebanyak 16.774.502 jiwa, lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 16.495.705 jiwa. Persebaran jumlah penduduk menurut kelompok usia dan jenis kelamin Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Grafik 2. Grafik 2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia (Laki-Laki dan Perempuan) Tahun 2012 berdasarkan Proyeksi Sensus Penduduk (SP) 2010 (jiwa) 75+

359.745

70-74

315.793

65-69

407.899

60-64

567.903

55-59

813.273

50-54

990.301

45-49

1.127.299

499.801 398.646 478.522 583.690 787.868 1.019.963 1.191.185

40-44

1.190.920

1.250.122

35-39

1.217.139

1.257.220

30-34

1.269.064

25-29 20-24

1.316.010

1.197.305

1.262.385

1.225.069

1.223.216

15-19

1.485.929

1.393.785

10-14

1.505.425

1.431.727

5-9

1.401.645

1.336.414

0-4

1.420.996

1.343.948

Laki-laki

Perempuan

Secara proporsional jumlah penduduk terbesar adalah penduduk usia produktif atau kelompok umur angkatan kerja (15-64 tahun), dengan demikian dapat dipastikan bahwa jumlah pencari kerja, angka pengangguran dan kebutuhan fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan pendidikan dan latihan kerja cukup tinggi. Sedangkan apabila dilihat dari jenis pekerjaan penduduk, jumlah pekerja pada lapangan usaha di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan menempati proporsi tertinggi dibandingkan dengan sektor-sektor lain. B.

Kondisi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

1.

Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Perkembangan tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Berita

Resmi Statistik (BRS) No. 05/01/33/Th. VIII, 2 Januari 2014 yang diterbitkan oleh BPS, pada periode September tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya (Maret 2013). Gambaran lengkap tentang kecenderungan jumlah dan penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah tahun 1996 – 2013 ditunjukkan dalam Tabel 2. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 3


Tabel 2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1996 – 2013 Penduduk Miskin Tahun

(ribu orang)

Bulan

(%)

Kota

Desa

Kota+Desa

Kota

Desa

Kota+Desa

1996

Maret

1.973,4

4.444,2

6.417,6

20,67

22,05

21,61

1999

Maret

3.062,2

5.723,2

8.755,4

27,80

28,05

28,46

2002

Maret

2.762,3

4.546,0

7.308,3

20,50

24,96

23,06

2003

Maret

2.520,3

4.459,7

6.980,0

19,66

23,19

21,78

2004

Maret

2.346,5

4.497,3

6.843,8

17,52

23,64

21,11

2005

Maret

2.671,2

3.862,3

6.533,5

17,24

23,57

20,49

2006

Maret

2.958,1

4.142,5

7.100,6

18,90

25,28

22,19

2007

Maret

2.687,3

3.869,9

6.557,2

17,23

23,45

20,43

Maret

2.556,5

3.633,1

6.189,6

16,34

21,96

19,23

Juli

-

-

6.122,6

-

-

18,99

Maret

2.420,9

3.304,8

5.725,7

15,41

19,89

17,72

Juli

-

-

5.655,4

-

-

17,48

Maret

2.258,94

3.110,22

5.369,2

14,33

18,66

16,56

Juli

-

-

5.217,16

-

-

16,11

Maret

2.092,51

3.014,85

5.107,36

14,12

17,14

15,76

September

2.175,82

3.080,17

5.255,99

14,67

17,50

16,21

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Maret

2.001,12

2.976,25

4.977,36

13,49

16,89

15,34

September

1.946,51

2.916,90

4.863,41

13,11

16,55

14,98

Maret September

1.911,21 1.870,73

2.821,74 2.834,14

4.732,95 4.704,87

12,87 12,53

15,99 16,05

14,56 14,44

Sumber : BPS, Maret, Juli dan September

Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah pada periode Maret tahun 2009 sampai dengan periode September tahun 2013 ditunjukkan pada Grafik 3.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 4


Grafik 3 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Periode Maret 2009 – September 2013 20,00

19,23 18,99 (6.189,6) (6.122,6)

19,00

17,72 (5.725,7) 17,48 (5.655,4)

18,00

16,56 16,21 (5.369,2) 16,11 (5.217,2) 15,76 (5.255,99) (5.107,4) 15,34 (4.977,36) 14,98 (4.863,41) 14,56 (4.732,95)

17,00 16,00 15,00

14,44 (4.704,87)

14,00 13,00

Maret

Juli

2008

Maret

Juli

2009

Maret

Juli

2010

Maret Sept Maret Sept Maret Sept 2011

2012

2013

% - (ribu jiwa) Sumber: BPS, 2014

Pada grafik 3 ditunjukkan bahwa pada tahun 2011 pada periode Maret sampai dengan periode September, tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Tengah pernah mengalami kenaikan sebesar 0,45% atau sebanyak 148,63 ribu orang. Namun sampai dengan periode September 2013 jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah terus mengalami penurunan menjadi sebanyak 4.704,87 ribu orang (14,44%), dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada periode September 2012 sebanyak 4.863,41 ribu orang (14,98%) atau mengalami penurunan sebanyak 158,54 ribu orang. 2.

Distribusi Penduduk Miskin per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Perkembangan tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah

periode tahun 2008 – 2012 dapat dilihat dalam tabel 3.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 5


Tabel 3 Persentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 NO

KABUPATEN/ KOTA

JULI 2008

JULI 2009

JULI 2010

SEPT 2011

SEPT 2012

1

CILACAP

21,40

19,88

18,11

17,15

15,92

2

BANYUMAS

22,93

21,52

20,20

21,11

19,44

3

PURBALINGGA

27,12

24,97

24,58

23,06

21,19

4

BANJARNEGARA

23,34

21,36

19,17

20,38

18,87

5

KEBUMEN

27,87

25,73

22,71

24,06

22,40

6

PURWOREJO

18,22

17,02

16,61

17,51

16,32

7

WONOSOBO

27,72

25,91

23,16

24,21

22,50

8

MEGELANG

16,49

15,19

14,14

15,18

13,97

9

BOYOLALI

17,08

15,96

13,72

14,97

13,88

10

KLATEN

21,72

19,68

17,47

17,95

16,71

11

SUKOHARJO

12,13

11,51

10,94

11,13

10,16

12

WONOGIRI

20,71

19,08

15,68

15,74

14,67

13

KARANGANYAR

15,68

14,73

13,98

15,29

14,07

14

SRAGEN

20,83

19,70

17,49

17,95

16,72

15

GROBOGAN

19,84

18,68

17,86

17,38

16,13

16

BLORA

18,79

17,70

16,27

16,24

15,10

17

REMBANG

27,21

25,86

23,41

23,71

21,88

18

PATI

17,90

15,92

14,48

14,69

13,61

19

KUDUS

12,58

10,80

9,02

9,45

8,63

20

JEPARA

11,05

9,60

10,18

10,32

9,38

21

DEMAK

21,24

19,70

18,76

18,21

16,73

22

SEMARANG

11,37

10,66

10,50

10,30

9,40

23

TEMANGGUNG

16,39

15,05

13,46

13,38

12,32

24

KENDAL

17,87

16,02

14,47

14,26

13,17

25

BATANG

18,08

16,61

14,67

13,47

12,40

26

PEKALONGAN

19,52

17,93

16,29

15,00

13,86

27

PEMALANG

23,92

22,17

19,96

20,68

19,27

28

TEGAL

15,78

13,98

13,11

11,54

10,75

29

BREBES

25,98

24,39

23,01

22,72

21,12

30

KOTA MEGELANG

11,16

10,11

10,51

11,06

10,31

31

KOTA SURAKARTA

16,13

14,99

13,96

12,90

12,01

32

KOTA SALATIGA

8,47

7,48

8,28

7,80

7,11

33

KOTA SEMARANG

6,00

4,84

5,12

5,68

5,13

34

KOTA PEKALONGAN

10,29

8,56

9,37

10,04

9,47

35

KOTA TEGAL

11,28

9,88

10,62

10,81

10,04

JAWA TENGAH

18,99

17,48

16,11

16,21

14,98

NASIONAL

15,42 (MARET)

14,15 (MARET)

13,33 (MARET)

12,36

11,66

Sumber : BPS, Maret dan September LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 6


Persebaran tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah pada periode September 2012 dapat ditunjukkan pada grafik 4. Grafik 4 Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota Dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Periode September 2012

25,00 20,00 15,00

5,00

5,13 7,11 8,63 9,38 9,40 9,47 10,04 10,16 10,31 10,75 12,01 12,32 12,40 13,17 13,61 13,86 13,88 13,97 14,07 14,67 15,10 15,92 16,13 16,32 16,71 16,72 16,73 18,87 19,27 19,44 21,12 21,19 21,88 22,40 22,50

10,00

14,98 11,66

0,00

Kabupaten/Kota

Provinsi 2012

Nasional 2012

Sumber: BPS, 2012

Grafik 4 ditunjukkan perkembangan tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan data BPS periode September 2012 dibandingkan dengan capaian Provinsi Jawa Tengah sebesar 14,98% dan Nasional sebesar 11,66%. Posisi relatif tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 adalah : Di atas Provinsi Jawa Tengah dan Nasional

Di bawah Provinsi Jawa Tengah dan di atas Nasional

Di bawah Provinsi Tengah dan Nasional

Jawa

: 15 Kabupaten (Wonosobo 22,50%, Kebumen 22,40%, Rembang 21,88%, Purbalingga 21,19%, Brebes 21,12%, Banyumas 19,44%, Pemalang 19,27%, Banjarnegara 18,87%, Demak 16,73%, Sragen 16,72%, Klaten 16,71%, Purworejo 16,32%, Grobogan 16,13%, Cilacap 15,92% dan Blora 15,10%) : 10 Kabupaten/Kota (Wonogiri 14,67%, Karanganyar 14,07%, Magelang 13,97%, Boyolali 13,88%, Pekalongan 13,86%, Pati 13,61%, Kendal 13,17%, Batang 12,40%, Temanggung 12,32% dan Kota Surakarta 12,01%) : 10 Kabupaten/Kota (Tegal 11,75%, Kota Magelang 10,31%, Sukoharjo 10,16%, Kota Tegal 10,04%, Kota Pekalongan 9,47%, Semarang 9,40%, Jepara 9,38%, Kudus 8,63%, Kota Salatiga 7,11%, dan Kota Semarang 5,13%)

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 7


Pada grafik 5 ditunjukkan bahwa dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2008 hingga tahun 2012, perkembangan tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota se Jawa Tengah mengalami penurunan. Grafik 5 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah dari Juli Tahun 2008 - September Tahun 2012 30,00

10,00 5,00

22,93

15,00

21,40

20,00

15,92 19,44 27,12 21,19 23,34 18,87 27,87 22,40 18,22 16,32 27,72 22,50 16,49 13,97 17,08 13,88 21,72 16,71 12,13 10,16 20,71 14,67 15,68 14,07 20,83 16,72 19,84 16,13 18,79 15,10 27,21 21,88 17,90 13,61 12,58 8,63 11,05 9,38 21,24 16,73 11,37 9,40 16,39 12,32 17,87 13,17 18,08 12,40 19,52 13,86 23,92 19,27 15,78 10,75 25,98 21,12 11,16 10,31 16,13 12,01 8,47 7,11 6,00 5,13 10,29 9,47 11,28 10,04

25,00

0,00

Penduduk Miskin Juli 2008 (%)

Penduduk Miskin Sept 2012 (%)

Sumber: BPS, diolah

Apabila dicermati lebih lanjut pada grafik 5, terlihat bahwa terdapat 10 Kabupaten yang mampu menurunkan angka kemiskinan sampai lebih dari 5%, yaitu Kabupaten Wonogiri 6,04%, Purbalingga 5,93%, Batang 5,68%, Pekalongan 5,66%, Cilacap 5,48%, Kebumen 5,47%, Rembang 5,33%, Wonosobo 5,22%, Tegal 5,03% dan Klaten 5,01%, ditunjukkan secara detail pada grafik 6.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 8


Grafik 6 Kinerja Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota se Jawa Tengah Tahun 2008-2012 6,04

5,93

5,68

5,66

5,48

5,47

5,33

5,22

5,03

5,01

4,70

4,65

4,51

4,47

4,29

4,12

4,11

4,07

3,95

3,71

3,69

3,20

2,52

1,97

1,97

1,67

1,61

1,36

1,24

0,87

0,85

1,50

0,82

3,00

1,90

4,50

3,49

6,00

4,86

7,50

0,00

Sumber: BPS, diolah

C.

Perubahan Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Garis Kemiskinan merupakan jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. Garis Kemiskinan yang digunakan oleh BPS terdiri dari dua komponen, yaitu Garis

Kemiskinan Makanan

(GKM) dan Garis Kemiskinan Non makanan (GKNM), di mana Garis Kemiskinan merupakan penjumlahan dari GKM dan GKNM. Selanjutnya “Kemiskinan� dapat dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan, diukur dari sisi pengeluaran yang dikonseptualisasikan dengan Garis Kemiskinan. Sedangkan penduduk miskin merupakan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Perkembangan Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah pada periode Maret 2009 sampai dengan September 2013 ditunjukkan pada grafik 7.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 9


Grafik 7 Perkembangan Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Maret 2009 – September 2013 (Rupiah) 261.881

270.000 244.161

250.000

233.769

230.000 209.611

210.000 190.000

217.440

222.327

192.435 182.515

170.000 150.000

Maret

Maret

2009

2010

Maret

Sept

Maret

2011

Sept

2012

Maret

Sept

2013

Garis Kemiskinan Sumber: BPS, diolah

Pada grafik 7 menunjukkan bahwa perkembangan Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah pada periode Maret 2009 sampai dengan periode September 2013 terus mengalami kenaikan. Sejak bulan Maret 2009 hingga bulan September 2013 Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah naik sebesar Rp.79.366,- yaitu dari Rp.182.515,per kapita per bulan pada periode Maret 2009 menjadi Rp.261.881,- per kapita per bulan pada periode September 2013. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Pada periode September 2013 sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 72,78%, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan dengan periode September 2012 sebesar 73,10%. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan yaitu beras, rokok kretek filter dan tempe. Sedangkan komoditi bukan makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan yaitu biaya perumahan. Beberapa komoditi makanan dan bukan makanan yang dapat berpengaruh terhadap kenaikan garis kemiskinan dan dapat meningkatkan jumlah kemiskinan, adalah : 1.

Komoditi Makanan Komoditi makanan pada September 2013 yang memberi sumbangan terbesar

pada Garis Kemiskinan adalah beras (37,37% di daerah perkotaan dan 40,03% di daerah LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 10


perdesaan); rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua kepada Garis Kemiskinan (12,34% di daerah perkotaan dan 8,00% di daerah perdesaan). Komoditi berikutnya adalah tempe (5,02% di daerah perkotaan dan 5,45% di daerah perdesaan). Untuk lebih lengkapnya ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Daftar Komoditi Makanan yang Memberi Pengaruh Besar pada Kenaikan Garis Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah, September 2013 No.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Komoditi

Beras Rokok kretek filter Tempe Telur ayam ras Gula pasir Daging ayam ras Tahu Mie instan Bawang merah Teh

Sumber: BPS, 2013

2.

Kota (%)

37,37 12,34 5,02 4,61 4,42 3,73 3,62 3,39 3,29 1,31

Komoditi

Beras Rokok kretek filter Tempe Gula pasir Telur ayam ras Bawang merah Tahu Mie instan Daging ayam ras Cabe rawit

Desa (%)

40,03 8,00 5,45 4,79 4,25 4,01 3,92 3,54 2,53 1,99

Komoditi Bukan Makanan Tiga komoditi bukan makanan yang memberi sumbangan terbesar untuk Garis

Kemiskinan di daerah perkotaan adalah biaya perumahan (20,62%), biaya listrik (9,73%) dan biaya pendidikan (9,72%). Sedangkan di daerah perdesaan adalah biaya perumahan (20,19%), bensin (9,48%) dan biaya listrik (7,87%). Untuk lebih lengkapnya ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5 Daftar Komoditi Bukan Makanan yang Berpengaruh Besar Terhadap Kenaikan Garis Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah, September 2013 No.

1 2 3 4 5

Komoditi

Perumahan Listrik Pendidikan Bensin Pakaian jadi anak-anak

Sumber: BPS, 2013

Kota (%)

20,62 9,73 9,72 8,92 7,48

Komoditi

Perumahan Bensin Listrik Pakaian jadi anak-anak Kayu bakar

Desa (%)

20,19 9,48 7,87 7,46 6,55

Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 6. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 11


Tabel 6 Garis Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

Juli 2008 161.646 189.735 164.046 158.702 188.042 156.632 147.687 146.910 161.660 240.551 182.624 155.000 173.222 166.014 165.302 144.710 172.010 220.352 217.005 201.625 173.075 164.333 146.268 182.113 151.411 205.028 185.526 180.878 192.162 228.385 236.751 211.260 221.357 223.167 244.380

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Juli Juli Sept 2009 2010 2011 191.167 206.714 224.530 208.583 225.546 249.807 194.529 210.349 230.461 160.345 173.385 192.303 195.589 211.495 234.005 194.292 211.400 235.459 187.932 203.216 226.827 169.158 184.053 204.430 195.538 209.495 223.755 241.608 258.854 275.002 211.928 227.055 240.711 182.083 195.080 207.496 202.500 216.954 236.093 192.530 206.273 222.267 205.468 223.560 242.212 174.951 190.356 206.016 200.216 217.846 240.859 224.390 244.149 264.372 218.411 237.643 256.745 206.549 224.737 242.963 210.260 228.774 254.441 189.612 206.308 227.471 164.343 178.814 198.888 199.020 216.545 234.475 155.558 169.256 184.592 210.168 228.674 249.958 198.295 216.365 235.316 187.048 204.093 222.700 219.119 239.086 261.160 237.967 258.921 280.877 286.158 306.584 326.233 221.701 241.223 254.726 226.271 246.195 272.996 231.562 251.952 270.663 248.173 270.788 280.349

Sept 2012 243.882 276.678 252.496 213.285 258.911 262.256 253.181 227.063 238.986 292.157 255.188 220.702 256.920 239.501 262.420 222.964 266.303 286.270 277.382 262.667 282.988 250.805 221.216 253.890 201.318 273.223 255.927 243.003 285.272 304.695 347.141 268.985 302.715 290.764 290.248

Jawa Tengah

181.877

201.651

217.327

231.046

233.769

INDONESIA

182.636 (Maret)

200.262 (Maret)

211.726 (Maret)

243.729

259.520

No.

Kabupaten/Kota

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal

Sumber : BPS, Maret dan Juli, diolah

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 12


Garis Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah periode September tahun 2011 dibandingkan dengan Garis Kemiskinan Provinsi dan Nasional periode September tahun 2011 ditunjukkan pada grafik 8. Grafik 8 Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten/Kota dengan Provinsi dan Nasional Tahun 2012 (Rupiah/Kapita/Bulan) 400.000 350.000 300.000

50.000

347.141

304.695

292.157

290.764

290.248

286.270

285.272

282.988

277.382

276.678

273.223

268.985

266.303

262.667

262.420

262.256

258.911

256.920

255.927

255.188

253.890

253.181

252.496

250.805

243.882

243.003

239.501

238.986

227.063

222.964

221.216

220.702

100.000

213.285

150.000

201.318

200.000

302.715

250.000

-

Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah

Nasional

Sumber: BPS, diolah

Garis Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 secara posisi relatif dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga), yaitu : 1.

Garis Kemiskinan Rendah, adalah garis kemiskinan Kabupaten/Kota berada di bawah garis kemiskinan Provinsi sebesar Rp. 233.769,- per kapita per bulan, terdapat di 6 Kabupaten, yaitu : Kabupaten Batang, Banjarnegara, Wonogiri, Temanggung, Blora dan Magelang.

2.

Garis Kemiskinan Sedang, adalah garis kemiskinan Kabupaten/Kota berada di antara garis kemiskinan Provinsi sebesar Rp. 233.769,- per kapita per bulan dan garis kemiskinan Nasional sebesar Rp. 259.520,- per kapita per bulan, terdapat di 12 Kabupaten, yaitu Kabupaten Boyolali, Sragen, Tegal, Cilacap, Semarang, Purbalingga, Wonosobo, Kendal, Sukoharjo, Pemalang, Karanganyar dan Kebumen.

3.

Garis Kemiskinan Tinggi, adalah Kabupaten/Kota yang berada di atas garis kemiskinan Nasional sebesar Rp. 243.729,- per kapita per bulan, terdapat di 17 Kabupaten/Kota, yaitu : Kota Surakarta, Kota Magelang, Kota Semarang, Kota

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 13

259.520 233.769


Pekalongan, Kota Tegal, Kota Salatiga, Kabupaten Klaten, Pati, Brebes, Demak, Kudus, Banyumas, Pekalongan, , Rembang, Jepara, Grobogan dan Purworejo. Pada grafik 8 ditunjukkan Kabupaten/Kota dengan garis kemiskinan paling rendah adalah Kabupaten Batang sebesar Rp. 184.592,- per kapita per bulan, sedangkan garis kemiskinan paling tinggi adalah Kota Surakarta sebesar Rp.326.233,- per kapita per bulan. D.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jawa Tengah

1.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Provinsi Jawa Tengah Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan

pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) perkotaan dan perdesaan di Provinsi Jawa Tengah pada periode Maret 2009 hingga September 2013 ditunjukkan pada Grafik 9. Grafik 9 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Provinsi Jawa Tengah Maret 2009 – September 2013

4,00 3,34

3,50

2,86

3,00 2,96

2,64

2,50 2,56

2,00

2,58 2,404

2,56

2,49

2,665

2,59 2,57

2,46 2,09

2,642 2,377

2,272

2,388

2,209

2,374

2,115

2,059

2,011

2,058

Maret

Sept

Maret

Sept

1,50 Maret

Maret

2009

2010

Maret

Sept 2011

Kota

2012 Desa

2013

Kota+Desa

Sumber: BPS, diolah

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 14


Pada grafik 9 ditunjukkan bahwa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 mengalami kenaikan, yaitu pada periode Maret sebesar 2,209 menjadi sebesar 2,374 pada periode September atau naik sebesar 0,165. Kenaikan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Provinsi Jawa Tengah pada periode September 2013 diakibatkan terjadinya kenaikan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) daerah perkotaan menjadi sebesar 2,058 dan daerah perdesaan menjadi sebesar 2,642. Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan yang mengindikasikan bahwa beban pengeluaran penduduk miskin di daerah perdesaan lebih tinggi dibanding di daerah perkotaan. Selain itu kenaikan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Provinsi Jawa Tengah mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan (semakin miskin). Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P2) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah pada periode September 2012 ditunjukkan pada grafik 10. Grafik 10 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Periode September 2012 4,50 4,00 3,50 3,00

2,00 1,50 1,00 0,50

0,77 0,80 0,92 0,94 0,95 1,09 1,14 1,33 1,48 1,49 1,57 1,59 1,72 1,76 1,78 1,85 1,89 2,09 2,14 2,14 2,19 2,22 2,24 2,38 2,51 2,55 2,75 2,76 2,78 3,07 3,35 3,39 3,42 3,72 3,91

2,50

0,00

Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah

Nasional

Sumber: BPS, 2012, diolah

Pada grafik 10 ditunjukkan bahwa perbandingan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten/Kota pada periode September 2012 dengan nilai indeks Provinsi sebesar 2,39 dan nilai indeks Nasional sebesar 1,90. Nilai indeks P1 Kabupaten/Kota di atas nilai indeks P1 Provinsi berada di 11 Kabupaten, yaitu Kabupaten Wonosobo, Purbalingga, LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 15

2,39 1,90


Banyumas, Banjarnegara, Kebumen, Brebes, Purworejo, Rembang, Demak, Grobogan dan Pemalang. Nilai indeks P1 Kabupaten/Kota di bawah nilai indeks P1 Provinsi dan di atas nilai indeks P1 Nasional berada di 7 Kabupaten, yaitu Kabupaten Sragen, Karanganyar, Cilacap, Blora, Klaten, Boyolali dan Magelang. Sedangkan nilai indeks P1 Kabupaten/Kota di bawah nilai indeks P1 Nasional berada di 17 Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten Batang, Temanggung, Sukoharjo, Wonogiri, Pati, Kendal, Semarang, Pekalongan, Tegal, Jepara, Kudus, Kota Magelang, Kota Surakarta Kota Pekalongan, Kota Tegal, Kota Semarang dan Kota Salatiga. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten/Kota dengan nilai indeks paling tinggi, yaitu Kabupaten Wonosobo sebesar 3,91 dan nilai indeks paling rendah Kota Salatiga sebesar 0,77. 2.

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jawa Tengah Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) merupakan ukuran untuk mengetahui

penyebaran ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin, semakin tinggi nilai indeks semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi Jawa Tengah bulan Maret tahun 2009 hingga bulan September 2013 ditunjukkan pada grafik 11.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 16


Grafik 11 Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jawa Tengah Maret 2009 – September 2013

1,00 0,85

0,90 0,80 0,70 0,60

0,69

0,74

0,73 0,66

0,67

0,66

0,559

0,60 0,66

0,62

0,61

0,50

0,506 0,548

0,529

0,50

0,40 Maret

Maret

2009

2010

0,498

Maret

Sept 2011

Kota

0,661

0,627

Maret

Sept

0,568

0,543

0,525

0,514

Maret

Sept

2012 Desa

0,594

2013

Kota+Desa

Sumber: BPS, 2012

Pada grafik 11 ditunjukkan bahwa Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 mengalami kenaikan, yaitu pada periode Maret sebesar 0,543 menjadi sebesar 0,594 pada periode September atau naik sebesar 0,051. Kenaikan nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jawa Tengah pada periode September 2013 diakibatkan kenaikan nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk daerah perdesaan yang cukup signifikan menjadi sebesar 0,661 atau naik sebesar 0,102 dari periode sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan pengeluaran penduiduk miskin semakin melebar terutama di daerah perdesaan. Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah pada periode September 2012 ditunjukkan pada grafik 12.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 17


Grafik 12 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Periode September 2012 1,20 1,00

0,60 0,40 0,20

0,13 0,15 0,18 0,19 0,19 0,19 0,23 0,24 0,28 0,30 0,33 0,33 0,35 0,38 0,41 0,43 0,47 0,47 0,48 0,49 0,50 0,50 0,50 0,51 0,55 0,60 0,61 0,65 0,68 0,75 0,77 0,91 0,94 0,96 1,04

0,80

0,00

Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah

Nasional

Sumber: BPS, 2012, diolah

Pada grafik 12 ditunjukkan bahwa perbandingan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten/Kota pada periode September 2011 dengan nilai indeks Provinsi sebesar 0,57 dan nilai indeks Nasional 0,48. Terdapat 10 Kabupaten dengan nilai indeks P2 di atas nilai indeks P2 Provinsi, yaitu Kabupaten Wonosobo, Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, Brebes, Kebumen, Demak, Purworejo, Grobogan dan Rembang. Nilai indeks P2 Kabupaten/Kota di bawah Provinsi dan di atas Nasional terdapat 6 Kabupaten, yaitu Kabupaten Sragen, Boyolali, Pemalang, Karanganyar, Cilacap dan Sukoharjo. Sedangkan Kabupaten/Kota dengan nilai indeks P2 di bawah nilai indeks P2 Nasional berada di 19 Kabupaten/Kota, yaitu Kabupetan Magelang, Blora, Klaten, Batang, Temanggung, Semarang, Pati, Wonogiri, Kendal, Pekalongan, Tegal, Kudus, Jepara, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Pekalongan, Kota Semarang, Kota Tegal dan Kota Salatiga. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah pada periode September 2011 dengan nilai indeks tertinggi, yaitu Kabupaten Wonosobo (1,04), sedangkan nilai indeks terendah Kota Salatiga (0,13).

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II - 18

0,57 0,48


BAB III KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

A.

Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Dalam rangka Percepatan Penanggulangan Kemiskinan pada pasal 1 Peraturan

Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, disebutkan bahwa Penanggulangan Kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis terencana dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. Sedangkan dalam pasal 2 disebutkan bahwa arah kebijakan penanggulangan kemiskinan adalah sebagai berikut : (1) Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan nasional berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang, (2) Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan daerah berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. Terkait dengan hal ini penanggulangan kemiskinan

merupakan

program

lintas

sektor

yang

bersifat

mainstreaming

(pengarusutamaan) dan dapat melekat pada setiap urusan pembangunan daerah. Dalam dokumen RPJP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 disebutkan bahwa tujuan pembangunan jangka panjang daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 adalah mewujudkan daerah dan masyarakat Jawa Tengah yang mandiri, maju, sejahtera, dan lestari sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan sasaran pokok yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1.

Terwujudnya sumber daya manusia dan masyarakat Jawa Tengah yang berkualitas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, sehat, serta berbudaya.

2.

Terwujudnya perekonomian daerah yang berbasis pada potensi unggulan daerah dengan dukungan rekayasa teknologi dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan.

3.

Terwujudnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian fungsinya dalam menopang kehidupan.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 1


4.

Terwujudnya kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan wilayah, penyediaan pelayanan dasar dan pertumbuhan ekonomi daerah.

5.

Terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera, aman, damai dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM serta keadilan dan kesetaraan gender. Arah pembangunan jangka panjang Provinsi Jawa Tengah yang tertuang dalam

RPJP Provinsi Jateng Tahun 2005-2025 adalah sebagai berikut : 1.

Mewujudkan sumber daya manusia dan masyarakat Jawa Tengah yang berkualitas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, cerdas, sehat, serta berbudaya.

2.

Mewujudkan perekonomian daerah yang berbasis pada potensi unggulan daerah dengan dukungan rekayasa teknologi dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan.

3.

Mewujudkan kehidupan politik dan tata pemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab, didukung oleh kompetensi dan profesionalitas aparatur,

bebas dari praktik korupsi,

kolusi,

dan nepotisme (KKN),

serta

pengembangan jejaring. 4.

Mewujudkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan wilayah, penyediaan pelayanan dasar dan pertumbuhan ekonomi daerah. Selanjutnya disebutkan dalam pasal 5 Perpres No. 15 Tahun 2010 bahwa program

percepatan penanggulangan kemiskinan terdiri dari beberapa kelompok program, yaitu : 1.

Kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, bertujuan untuk melakukan pemenuhan hak dasar,pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin;

2.

Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, mengembangkan potensi dan kelompok masyarakat miskin pembangunan yang didasarkan pemberdayaan masyarakat;

3.

Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, bertujuan untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil;

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 2


4.

Program-program lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin. Dalam

rangka

mengurangi

jumlah

penduduk

miskin

dan

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, perlu dirumuskan berbagai kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Rumusan

kebijakan

penanggulangan

kemiskinan

sesuai

dengan

arah

pembangunan jangka panjang Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut : 1.

Kebijakan Ekonomi yang Pro Growth, Pro Job, Pro Poor, dan Pro

Environment Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengarahkan kebijakan ekonomi pada terwujudnya lingkungan yang kondusif bagi pengembangan usaha dan terbukanya kesempatan berusaha yang luas bagi peningkatan kapabilitas masyarakat. Penjabaran dari kebijakan Ekonomi yang Pro Growth, Pro Job, Pro Poor, dan Pro Environment, antara lain: a.

Upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi dilakukan melalui berbagai kebijakan yang diarahkan untuk mengembangkan iklim investasi di perdesaan, meningkatkan produktivitas,

memperluas

perdagangan

dan

meningkatkan

pembangunan

infrastruktur perdesaan; b.

Kebijakan pembangunan infrastruktur yang mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat miskin dan merangsang investor untuk mengembangkan usaha di wilayah perdesaan;

c.

Kebijakan pengembangan investasi yang mendasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja dan pengembangan usaha perdesaan, reformasi perijinan investasi, pengembangan industrialisasi perdesaan untuk memicu dan memacu perkembangan wilayah, peningkatan daya tarik investasi dan menjamin kepastian investasi;

d.

Kebijakan di bidang pertanian ditempuh dengan berbagai upaya, yaitu reorientasi pengelolaan usaha tani, peningkatan akses petani dan nelayan terhadap modal, prasarana dan sarana, teknologi dan pasar dan modernisasi alat mesin pertanian;

e.

Kebijakan di bidang perdagangan ditempuh melalui peningkatan kemudahan dalam perdagangan terutama bagi pelaku usaha kecil dan mikro dan koperasi bagi petani dan nelayan, kelancaran aliran barang, jasa dan manusia antar wilayah, pemberian perlindungan pada perdagangan hasil pertanian dan usaha kecil;

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 3


f.

Kebijakan di bidang tenaga kerja ditempuh melalui peningkatan kemampuan & ketrampilan, penetapan upah minimum provinsi, jaminan perlindungan bagi tenaga kerja informal dan kesetaraan antara pekerja laki-laki dan perempuan.

2.

Kebijakan Perluasan Kesempatan Kerja dan Berusaha Upaya perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui berbagai

kebijakan yang diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan usaha, yaitu : a.

Kebijakan untuk menciptakan lapangan kerja. Kebijakan ini dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat miskin dan mampu menjamin penghasilan yang tetap, serta mendorong masyarakat miskin untuk belajar berusaha secara mandiri melalui kelompok sehingga mampu mewujudkan jiwa kewirausahaan. 1) Peningkatan kesempatan kerja masyarakat miskin. Upaya peningkatan kesempatan kerja dilakukan melalui penciptaan lapangan kerja produktif dengan memanfaatkan potensi lokal secara optimal dan dilakukan secara mandiri. 2) Peningkatan akses permodalan bagi masyarakat miskin. Peningkatan akses permodalan dilakukan dengan membangun kemitraan bersama koperasi, instansi terkait, lembaga keuangan dan BUMN/BUMD. Selain itu dilakukan pula pendampingan pengelolaan manajerial dan pemasaran. 3) Pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilakukan melalui pengembangan budaya usaha dan pelatihan kewirausahaan.

b.

Kebijakan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja meliputi : 1) Pengembangan kewirausahaan. Upaya

pengembangan

kewirausahaan

dilakukan

dengan

penguatan

kelembagaan dan kemampuan manajemen usaha. 2) Peningkatan kapasitas kerja masyarakat miskin. Upaya peningkatan kapasitas kerja dilakukan melalui peningkatan kualitas, kompetensi, kemampuan manajemen dan penerapan teknologi tepat guna. c.

Kebijakan untuk meningkatkan usaha produktif bagi masyarakat miskin, meliputi : 1) Pengembangan usaha pada masyarakat miskin.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 4


Pengembangan

usaha

dilakukan melalui

pendampingan

kegiatan usaha,

peningkatan perlindungan usaha dan disertai pembentukan serta pengembangan sentra-sentra usaha. 2) Peningkatan akses sumberdaya produktif bagi kelompok masyarakat miskin. Peningkatan akses sumberdaya produktif dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan potensi lokal dengan penggunaan teknologi tepat guna, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kegiatan usaha. 3.

Kebijakan Pengurangan Kesenjangan Antar Wilayah Upaya pengurangan kesenjangan antar wilayah dilakukan melalui berbagai

langkah yang diarahkan untuk mempercepat pembangunan wilayah desa tertinggal, terpencil, perbatasan dan wilayah pasca bencana antara lain meliputi : a.

Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana dasar di wilayah tertinggal, pesisir, perbatasan provinsi dan pasca bencana.

b.

Peningkatan investasi dan pengembangan usaha di wilayah tertinggal, pesisir, perbatasan provinsi dan pasca bencana.

c.

Revitalisasi kebijakan penataan ruang wilayah yang sesuai dengan peruntukannya dan berwawasan lingkungan secara berkelanjutan.

d.

Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah dan masyarakat di wilayah tertinggal, pesisir, perbatasan provinsi dan pasca bencana.

e.

Peningkatan kerjasama pembangunan antar daerah dalam rangka pengembangan potensi daerah.

4.

Kebijakan Pemenuhan Hak Dasar Kebijakan penanggulangan kemiskinan dipusatkan pada prioritas penghormatan,

perlindungan dan pemenuhan hak atas pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, tanah, lingkungan hidup dan sumber daya alam, rasa aman, dan berpartisipasi

dengan

memperhitungkan

kemajuan

secara

bertahap.

Kebijakan

pemenuhan hak dasar masyarakat, yaitu : a.

Pemenuhan hak pangan bagi masyarakat, meliputi : 1) Peningkatan produksi dan distribusi pangan secara merata. 2) Peningkatan dan stabilitas ketahanan pangan lokal. 3) Peningkatan pendapatan petani dan nelayan.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 5


4) Peningkatan pengetahuan masyarakat akan diversifikasi pangan. 5) Peningkatan sistem kewaspadaan dini dalam gizi dan rawan pangan. b.

Pemenuhan hak atas layanan kesehatan, meliputi : 1) Peningkatan dalam penyediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. 2) Peningkatan pengetahuan masyarakat miskin tentang arti pentingnya kesehatan dan gizi masyarakat. 3) Peningkatan kerjasama global dalam penanggulangan masalah kesehatan.

c.

Pemenuhan hak atas layanan pendidikan, meliputi : 1) Peningkatan partisipasi layanan pendidikan baik formal maupun non formal bagi masyarakat miskin. 2) Pemberian kesempatan bagi anak berprestasi dari keluarga miskin untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 3) Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di daerah terisolir, tertinggal, perbatasan provinsi.

d.

Pemenuhan hak atas perumahan, meliputi : 1) Penyediaan rumah yang layak dan sehat yang terjangkau bagi masyarakat miskin. 2) Peningkatan perlindungan terhadap lingkungan permukiman dan perumahan rakyat terutama komunitas adat.

e.

Pemenuhan hak atas air bersih dan sanitasi, meliputi : 1) Penyediaan air bersih bagi masyarakat di daerah terpencil, tertinggal, pesisir dan perbatasan provinsi. 2) Peningkatan sanitasi lingkungan masyarakat miskin di daerah tertinggal, terpencil, pesisir dan perbatasan provinsi serta daerah kumuh.

f.

Pemenuhan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, meliputi : 1) Pengembangan sistem pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. 2) Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. 3) Menjalin kerjasama global dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan.

g.

Pemenuhan hak atas tanah, meliputi : 1) Peningkatan peran masyarakat dalam penataan ruang daerah.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 6


2) Melindungi hak atas tanah bagi komunitas adat, kelompok rentan dan tanah ulayat. 3) Optimalisasi pemanfaatan tanah secara terencana dan sesuai tata ruang daerah. h.

Pemenuhan hak untuk berpartisipasi, meliputi : 1) Pengembangan partisipasi masyarakat melalui mekanisme transparansi dalam proses pembangunan tanpa diskriminasi. 2) Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat miskin.

i.

Perwujudan keadilan, rasa aman dan kesetaraan gender, meliputi : 1) Mendorong pengarusutamaan gender di masyarakat. 2) Peningkatan pelayanan publik yang berkeadilan gender, perlindungan terhadap perempuan baik di sektor publik maupun domestik dan partipasi perempuan dalam pengambilan keputusan. 3) Memperkuat kelembagaan dan organisasi perempuan.

j.

Memperluas partisipasi masyarakat miskin dalam keseluruhan proses pembangunan.

5. Kebijakan Percepatan Pembangunan Perdesaan Upaya percepatan pembangunan perdesaan dilakukan dengan mengarahkan orientasi pembangunan ke perdesaan yang bersifat menyeluruh, terkait pengembangan sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan lingkungan, sosial budaya, politik dan kewilayahan. Segenap potensi masyarakat Jawa Tengah, meliputi pengetahuan, ketrampilan, teknologi, dan informasi serta permodalan diarahkan untuk mendukung pembangunan perdesaan secara terpadu. Hal tersebut ditujukan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan, antara lain dalam bentuk : a.

Revitalisasi pertanian dalam bentuk reorientasi pengelolaan usaha tani, peningkatan akses petani dan nelayan terhadap modal, sarana dan prasarana, teknologi dan pasar serta modernisasi alat mesin pertanian.

b.

Peningkatan dan perbaikan infrastruktur perdesaan dalam rangka mendukung kegiatan

sosial

ekonomi

masyarakat

miskin

dan

menarik

investor

untuk

mengembangkan usaha di perdesaan. c.

Memperkuat kelembagaan masyarakat dalam rangka mengoptimalkan modal sosial (social capital ).

d.

Meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat

agar

dapat

berperan

aktif

dalam

pembangunan dan kelembagaan di perdesaan.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 7


e.

Menciptakan iklim yang kondusif agar kegiatan usaha dapat tumbuh berkembang dan mandiri di wilayah perdesaan.

f.

Menjamin kestabilan ketersediaan pangan.

g.

Menjamin kualitas harga komoditas pertanian dan perlindungan pasar agar menguntungkan bagi petani.

6. Kebijakan Percepatan Pembangunan Perkotaan a.

Memperluas pelayanan publik dan kemampuan berusaha bagi masyarakat miskin perkotaan tanpa diskriminasi gender.

b.

Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat miskin perkotaan.

c.

Meningkatkan kepastian penguasaan dan kepemilikan permukiman yang layak bagi masyarakat miskin.

B.

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Dalam pasal 3 Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 disebutkan bahwa strategi

percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan : (1) Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin; (2) Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin; (3) Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil; (4) Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Pendekatan strategi pada fenomena kemiskinan yang berdimensi ekonomi, dilakukan dengan dua strategi utama, yaitu (1) Mengurangi beban biaya bagi penduduk miskin; dan (2) Meningkatkan pendapatan dan daya beli penduduk miskin. Bentuk kebijakan riil dari strategi pertama yang ditempuh adalah dengan mengurangi pengeluaran melalui pengurangan beban kebutuhan dasar seperti akses pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang mempermudah dan mendukung kegiatan sosial ekonomi. Bentuk kebijakan riil strategi kedua, adalah melalui peningkatan kapasitas, harga diri

dan produktivitas bagi penduduk miskin agar memperoleh

kesempatan dan hasil yang lebih baik dalam berbagai kegiatan ekonomi, sosial dan politik yang berkesinambungan. Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistemik, terpadu dan menyeluruh, sehingga dalam rangka memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak, diperlukan langkah-langkah strategis, komprehensif dan aplikatif. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 8


Penanggulangan

kemiskinan

yang

komprehensif

memerlukan

keterlibatan

berbagai pemangku kepentingan, antara lain pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha (sektor swasta), Perguruan Tinggi/Akademisi, NGO dan masyarakat merupakan pihak-pihak yang memiliki tanggung jawab secara bersama-sama terhadap masalah pengentasan kemiskinan. Pemerintah telah melaksanakan penanggulangan kemiskinan melalui berbagai program dalam upaya pemenuhan hak-hak dasar warga negara secara layak, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat miskin, penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat, serta melaksanakan percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam upaya mencapai masyarakat Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan. Namun program dan upaya pemerintah dalam melaksanakan belum maksimal jika tanpa dukungan dari para pemangku kepentingan lainnya secara koordinatif, integratif, sinkronisasi, sinergis dan berkesinambungan. Penanggulangan kemiskinan secara komprehensif dengan memperhatikan 5 (lima) strategi utama, yaitu : Strategi 1 :

Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Miskin

Pemberdayaan masyarakat adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan aset dan kemampuan masyarakat miskin, agar mau dan mampu mengakses berbagai sumberdaya, tanah pertanian,

permodalan, teknologi dan pasar. Upaya pemberdayaan

masyarakat mempunyai tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kelompok miskin beserta keluarganya baik dengan meningkatkan usaha yang ada maupun dengan menciptakan kesempatan kerja baru, serta meningkatkan daya tawar mereka melalui pendampingan yang partisipatif dan berkelanjutan. Upaya

memberdayakan

penduduk

miskin

menjadi

sangat

penting

untuk

meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan penanggulangan kemiskinan, dengan tidak memberlakukan penduduk miskin semata-mata sebagai obyek pembangunan namun diperankan sebagai subjek pembangunan. Upaya untuk memberdayakan penduduk miskin perlu dilakukan agar penduduk miskin dapat berupaya keluar dari kemiskinan dan tidak jatuh kembali ke dalam jebakan kemiskinan. Pentingnya dengan

prinsip

ini

mempertimbangkan bahwa kemiskinan

pelaksana

juga

strategi

disebabkan

oleh

ketidakadilan dan struktur ekonomi yang tidak berpihak kepada kaum miskin. Hal ini menyebabkan output pertumbuhan tidak terdistribusi secara merata pada semua kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat miskin, yang secara politik, sosial, dan ekonomi tidak berdaya, jarang menikmati hasil pembangunan secara proporsional. Bahkan,

sering

proses

pembangunan

itu

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

justru

membuat

mereka

mengalami BAB III - 9


marjinalisasi, baik secara fisik maupun sosial disebabkan konsep ditujukan

untuk

pembangunan yang

menanggulangi kemiskinan umumnya dilakukan melalui mekanisme

atas bawah (top-down). Kelemahan dari mekanisme atas bawah (top-down) adalah tanpa penyertaan partisipasi masyarakat. Semua inisiatif program penanggulangan kemiskinan berasal dari pemerintah (pusat), demikian pula dengan penanganannya. Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis implementasi program selalu dibuat seragam tanpa memperhatikan karakteristik masyarakat miskin di masing-masing daerah. Akibatnya, program yang diberikan sering tidak mempunyai korelasi dengan prioritas dan kebutuhan masyarakat miskin

setempat.

Dengan

pertimbangan-pertimbangan

tersebut,

upaya

secara

menyeluruh disertai dengan pemberdayaan masyarakat miskin menjadi salah satu prinsip utama dalam strategi penanggulangan kemiskinan. Agar tercipta optimalisasi dalam pemberdayaan masyarakat, perlu dirumuskan strategi dalam pemberdayaan masyarakat. Rumusan strategi tersebut adalah sebagai berikut : a.

Pendekatan kelompok Dengan berkelompok masyarakat miskin mau dan mampu bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama, berdasarkan potensi dari, oleh dan untuk kepentingan mereka bersama.

b.

Keswadayaan Sejak penumbuhan kelompok, masyarakat miskin sudah didorong untuk berusaha atas dasar kemauan dan kemampuan mereka sendiri dan tidak selalu tergantung kepada bantuan dan pertolongan dari luar.

c.

Kesatuan Keluarga Kepala keluarga beserta anggota keluarga merupakan satu kesatuan untuk kemajuan kesejahteraan mereka. Untuk itu peranserta aktif seluruh anggota keluarga sangat diperlukan, terlebih anggota keluarga perempuan.

d.

Kemitraan Masyarakat miskin adalah pelaku utama dalam penanggulangan kemiskinan. Untuk meningkatkan efektivitas upaya tersebut perlu dibangun kerjasama antara pemerintah, sektor bisnis dan akademisi sebagai mitra kerja.

e.

Bekerja sambil belajar

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 10


Pendampingan orang miskin dilakukan melalui proses saling belajar-mengajar dan bekerja sama dari mengidentifikasi, menganalisa, memutuskan, melaksanakan dan memetik hasilnya secara berkelanjutan. f.

Kebersamaan Agar kelompok orang miskin mampu menjadi gerakan rakyat akar rumput maka anggota kelompok haruslah dari orang miskin yang saling mengenal, saling percaya dan mempunyai kepentingan yang sama untuk mencapai tujuan bersama.

g.

Pendekatan Orang miskin sebagai pelaku penanggulangan kemiskinan perlu melibatkan seluruh anggota keluarga dengan prinsip kesetaraan gender.

Strategi 2 :

Peningkatan Akses Pelayanan Dasar

Prinsip akses

kedua

kelompok

dalam

masyarakat

penanggulangan miskin

kemiskinan

adalah memperbaiki

terhadap pelayanan dasar. Akses terhadap

pelayanan pendidikan, kesehatan, air bersih dan sanitasi, serta pangan dan gizi akan membantu mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh kelompok masyarakat miskin.

Di sisi

lain

peningkatan

akses

terhadap pelayanan dasar mendorong

peningkatan investasi modal manusia (human capital). Salah satu bentuk peningkatan akses pelayanan dasar penduduk miskin terpenting adalah peningkatan akses pendidikan. Pendidikan harus diutamakan mengingat dalam jangka panjang merupakan cara yang efektif bagi penduduk miskin untuk keluar dari perangkap kemiskinan. Sebaliknya, kesenjangan pelayanan pendidikan antara penduduk miskin dan tidak miskin akan melestarikan kemiskinan melalui

pewarisan

kemiskinan

dari

satu

generasi

ke

generasi berikutnya. Anak-anak dari keluarga miskin yang tidak dapat mencapai tingkat pendidikan yang mencukupi sangat besar kemungkinannya untuk tetap miskin sepanjang hidupnya. Selain pendidikan, perbaikan akses yang juga harus diperhatikan adalah akses terhadap pelayanan kesehatan. Status kesehatan yang lebih baik akan dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja dan berusaha bagi penduduk miskin. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dan keluar dari kemiskinan. Selain itu, peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak menjadi poin utama untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konsumsi air minum yang tidak layak dan buruknya sanitasi perumahan meningkatkan kerentanan individu dan kelompok masyarakat terhadap penyakit. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 11


Strategi 3 :

Pembangunan yang Inklusif

Pembangunan

yang

inklusif

diartikan

sebagai

pembangunan

yang

mengikutsertakan dan sekaligus memberi manfaat kepada seluruh masyarakat. Partisipasi menjadi kata kunci dari seluruh pelaksanaan pembangunan. Fakta di berbagai negara menunjukkan

bahwa kemiskinan hanya dapat berkurang dalam suatu perekonomian

yang tumbuh secara dinamis. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang stagnan hampir bisa dipastikan berujung pada peningkatan angka kemiskinan. Pertumbuhan harus mampu menciptakan lapangan kerja

produktif

dalam

jumlah

besar.

Selanjutnya,

diharapkan terdapat multiplier effect pada peningkatan pendapatan mayoritas penduduk, peningkatan taraf hidup, dan pengurangan angka kemiskinan. Untuk mencapai kondisi sebagaimana disebutkan di atas, perlu diciptakan iklim usaha yang kondusif di dalam negeri, sehingga stabilitas ekonomi makro merupakan prasyarat penting untuk dapat mengembangkan dunia usaha. Selain itu juga diperlukan kejelasan dan kepastian berbagai kebijakan dan peraturan. Begitu juga, diperlukan kemudahan berbagai hal seperti ijin berusaha, perpajakan dan perlindungan kepemilikan. Selanjutnya, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus didorong untuk terus menciptakan nilai tambah, termasuk melalui pasar ekspor. Pertumbuhan yang berkualitas juga mengharuskan adanya prioritas lebih pada perdesaan dan

sektor pertanian,

dimana

merupakan tempat

penduduk

miskin

terkonsentrasi. Dengan demikian, pengembangan perekonomian perdesaan dan sektor pertanian memiliki potensi besar dan strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang menghasilkan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar dan pengurangan kemiskinan secara signifikan. Pembangunan yang inklusif juga penting dipahami dalam konteks kewilayahan. Setiap daerah di Indonesia dapat berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dengan sumber daya dan komoditi unggulan yang berbeda. Pengembangan ekonomi

lokal

menjadi

penting

untuk

memperkuat

ekonomi domestic, dan akan

membentuk karakteristik perekonomian nasional. Strategi 4 : Mensinergikan

Kebijakan

dan

Pengelompokan

Program

Penanggulangan Kemiskinan Strategi mensinergikan kebijakan dan pengelompokan program penanggulangan kemiskinan di bagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu :

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 12


a.

Kelompok Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga Program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga bertujuan untuk memenuhi hak

dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup penduduk miskin. Bantuan sosial terpadu berbasis keluarga memiliki karakteristik bantuan langsung tunai bersyarat bagi keluarga sangat miskin, keluarga miskin dan keluarga hampir miskin. Cakupan program pada kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, meliputi : 1) Bantuan langsung kepada keluarga sasaran, dapat berupa bantuan tunai bersyarat (Program Keluarga Harapan/PKH), Bantuan Langsung Bersyarat (conditional cash transfer), bantuan langsung dalam bentuk barang, misalnya pemberian beras bagi masyarakat miskin (raskin), serta bantuan bagi kelompok masyarakat rentan seperti mereka yang cacat, lansia, yatim/piatu dan sebagainya; 2) Bantuan pendidikan berupa beasiswa dan pendidikan anak usia dini; 3) Bantuan kesehatan termasuk pendidikan bagi orang tua bekaitan dengan kesehatan dan gizi (parenting education) melalui pemberian pelayanan kesehatan yang ditunjuk. b.

Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan

masyarakat bertujuan untuk mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip

pemberdayaan

masyarakat.

Program

pada

kelompok

program

penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat memiliki ciri sebagai berikut : 1) Masyarakat terlibat langsung dalam kegiatan pembangunan, dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta pemeliharaan dan pelestariannya; 2) Pengelolaan program dilaksanakan melalui kelembagaan masyarakat di tingkat desa/kelurahan secara transparan dan akuntabilitas; 3) Pemerintah menyediakan tenaga pendampingan (technical assistance) secara berjenjang dari mulai tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan tingkat pusat.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 13


Cakupan bidang pada kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat dapat diklasifikasikan berdasarkan : 1) Pembangunan infrastruktur pendukung sosial ekonomi di tingkat desa/kelurahan; 2) Peningkatan kapasitas (capacity building) bagi masyarakat miksin; 3) Pinjaman modal bagi keluarga miskin pelaku usaha mikro dan kecil melalui Lembaga Keuangan Mikro (LKM) bukan bank dan bukan koperasi di tingkat desa/kelurahan dan atau kecamatan; 4) Bantuan sosial/santunan bagi Rumah Tangga Sangat Miskin/RTSM (orang lanjut usia/lansia, beasiswa dan peningkatan gizi balita). Penerima manfaat adalah kelompok masyarakat yang dikategorikan miskin dan hampir miskin. c.

Kelompok Program Penangulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi

mikro dan kecil adalah program yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat dengan berbasis sumberdaya lokal. Karakteristik program pada kelompok program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha

ekonomi mikro dan kecil adalah dengan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memberikan akses modal bagi masyarakat kecil. Cakupan pada kelompok program penanggulangan kemiskinan barbasis pemberdayaan usaha kecil dan mikro adalah : 1) Perluasan penyaluran kredit dalam upaya meningkatkan jumlah kredit dan debitur usaha mikro dan kecil pada kelompok program penanggulangan kemiskinan barbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan

kecil,

pemerintah daerah

diharapkan dapat merumuskan pelaksanaan perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR); 2) Penguatan kelembagaan dalam upaya meningkatkan kelembagaan mikro bukan bank dan bukan koperasi pada kelompok program penanggulangan kemiskinan barbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, melalui : a)

Pendataan Lembaga Keuangan Mikro dan Kecil (LKM) bukan bank dan bukan koperasi;

b)

Pendampingan terhadap Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang belum berbadan hukum;

c)

Pembinaan dan pengawasan terhadap Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 14


Penerima manfaat kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil adalah kelompok masyarakat hampir miskin yang kegiatan usahanya pada skala mikro dan kecil dan yang dinilai layak untuk mendapatkan bantuan program. d. Kelompok Program Perluasan Kesempatan Kerja, Pemberdayaan Tenaga Kerja dan Perlindungan Sosial Program penanggulangan kemiskinan berbasis perluasan kesempatan kerja, pemberdayaan tenaga kerja, dan perlindungan sosial adalah program yang bertujuan untuk untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan usaha. Cakupan pada kelompok program penanggulangan kemiskinan barbasis perluasan kesempatan kerja, pemberdayaan tenaga kerja, dan perlindungan sosial adalah : 1) Menciptakan lapangan kerja sebagai upaya dalam mendorong masyarakat miskin untuk belajar berusaha secara mandiri melalui kelompok, sehingga mampu mewujudkan jiwa kewirausahaan; 2) Meningkatkan produktivitas tenaga kerja; 3) Meningkatkan usaha produktif bagi masyarakat miskin. Penerima manfaat adalah kelompok masyarakat yang dikategorikan miskin dan hampir miskin. Strategi 5 : Memperbaiki Program Perlindungan Sosial Prinsip pertama adalah memperbaiki dan mengembangkan sistem perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan. Sistem perlindungan sosial dimaksudkan untuk membantu individu dan masyarakat menghadapi goncangan-goncangan (shocks) dalam hidup, seperti jatuh sakit, kematian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, ditimpa bencana dan sebagainya. Sistem perlindungan sosial yang efektif akan mengantisipasi agar seseorang atau masyarakat yang mengalami goncangan tidak sampai jatuh miskin atau menjadi sangat miskin. Penerapan strategi ini antara lain didasari satu fakta besarnya jumlah masyarakat yang rentan jatuh dalam kemiskinan di Indonesia. Di samping menghadapi masalah tingginya potensi kerawanan sosial, Indonesia juga dihadapkan pada fenomena terjadinya populasi penduduk tua (population ageing) pada struktur demografinya. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan beban ekonomi terhadap generasi muda untuk menanggung mereka atau meningkatnya rasio ketergantungan. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 15


Tingginya tingkat kerentanan juga menyebabkan tingginya kemungkinan untuk masuk atau keluar dari kemiskinan. Oleh karena

itu, untuk menanggulangi semakin

besarnya kemungkinan orang jatuh miskin, perlu dilaksanakan suatu program bantuan sosial untuk melindungi mereka yang tidak miskin agar tidak menjadi miskin dan mereka yang sudah miskin agar tidak menjadi lebih miskin. C.

Program, Kegiatan dan Besarnya Dana Program Penanggulangan Kemiskinan Program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

selama tahun 2013 dikelompokkan per klaster dan SKPD dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5 Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2013 Dikelompokkan Berdasarkan Klaster No. I 1.

SKPD

PROGRAM

Klaster : Bantuan dan Perlindungan Sosial Dinas Pendidikan 1. Peningkatan Kualitas Pendidikan

KEGIATAN 1.

BOS SD/SDLB, MI

2.

Bantuan pendampingan BOS SD/SDLB, MI BOS SMP/SMPLB/MTs Bantuan Beasiswa SMA/SMK dari Keluarga Kurang Mampu Bantuan Fasilitasi Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Bantuan Pendampingan BOS SMP/SMPLB/MTs Bantuan Keuangan PMT - AS Hibah pemberian PMTAS

3. 4. 5. 6. 2.

Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Jawa Tengah

1.

Peningkatan Kualitas Pendidikan

2.

Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan

7.

1. 2.

3. 3

Program Pelayanan Kesehatan dan KB

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Fasilitasi Dan Stimulan Perbaikan Kualitas Lingkungan Fasilitasi Dan Stimulan Perbaikan Kualitas Perumahan Berbasis Masyarakat Fasilitasi dan stimulan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam BAB III - 16


No.

3.

SKPD

PROGRAM

Dinas Sosial

Program Penanganan PMKS

KEGIATAN

1. 2. 3.

4.

Dinas Kesehatan

5.

Badan Arsip Dan Peningkatan Kualitas Perpustakaan Pendidikan Badan Peningkatan Kualitas Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Klaster : Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pendidikan 1. Pendidikan Kemasyarakatan

6.

II 1.

Pelayanan Kesehatan dan KB

4. 1. 2.

1. 2. 3.

2.

Pemberdayaan Masyarakat

1. 2. 3.

4. 5.

2.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

1.

Pemberdayaan Masyarakat

1. 2. 3. 4.

5. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Pengembangan Posyandu dan PKK di Jateng Penanganan Penyakit Tuna Sosial Anak Remaja dan Terlantar Anak Nakal, Anak Jalanan Dan EKS Korban Narkoba Ketrampilan KRSE Jamkesmas Dan Jampersal Jamkesda Pengembangan Perpustakaan Kegiatan Pelayanan KB MOW, MOP, IUD DAN CABUT Implant Bagi Keluarga PRA KS Dan KS I Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Paket A Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Paket B Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Paket C Bantuan Kursus Kewirausahaan Desa (KWD) Bantuan Kelompok Belajar Usaha (KBU) Desa Vokasi Bantuan Fasilitasi Pengembangan Taman Bacaan Mayarakat (TBM) Desa Vokasi Bantuan Fasilitasi Keaksaraan Lanjutan Desa Vokasi Bantuan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kegiatan Belajar Masyarakat TTG Pengembangan Ekonomi masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pengembangan Lembaga Ekonomi Masyarakat/LEM Pengembangan Lembaga Ekonomi Masyarakat di kawasan penghasil dan lingkungan industri tembakau Penguatan Kelembagaan BAB III - 17


No.

SKPD

PROGRAM 2.

3.

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB

KEGIATAN

PNPM Pendidikan Kemasyarakatan

1.

2. 3. 4. 4.

BAKORLUH

Pendidikan Kemasyarakatan

1.

2. 3. 5.

Biro Bina Produksi

6.

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Dan Kependudukan

7.

Badan Penanaman Modal Daerah

Pemberdayaan Masyarakat

UP2K-PKK Kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Jawa Tengah Kegiatan Pelatihan Anggaran Responsif Gender Bagi Perempuan Kegiatan Manajemen Usaha Mikro Kecil Pendampingan Dan Supervisi 7 Desa Kegiatan Pelatihan Manajemen Lkp Pelatihan Penyuluh Swadaya/Swasta Bidang Tanaman, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (36 Angkatan) Pelatihan Manajemen Partisipatif Kelompok Petani Kecil (5 Angkatan) Magang Bagi Petani (5 Angkatan) Hibah Bidang Pertanian

1.

Pendidikan Kemasyarakatan

1.

Pelatihan Kewirausahaan berbasis masyarakat

2.

Pemberdayaan Masyarakat

2.

Kegiatan Pembinaan masyarakat penganggur melalui pengembangan kewirausahaan.

Pendidikan Kemasyarakatan

1.

Pelatihan Pengembangan Klaster Sektor Pariwisata Pelatihan Pemasaran dan IT Pelatihan Pengembangan Klaster Sektor Industri Pelatihan AMT Bagi UMKM Pelatihan Pengembangan Klaster Sektor Pertanian Kegiatan antara lain untuk Nelayan; Petani dalam arti luas; pelaku UMKM; LMDH; anak putus sekolah dan seterusnya Kegiatan antara lain untuk Nelayan; Petani dalam arti luas; pelaku UMKM; LMDH; anak putus sekolah dan seterusnya

2 3. 4. 5. 8.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Pendidikan Kemasyarakatan

9.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Pendidikan Kemasyarakatan

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 18


No. 10.

SKPD Dinas Kelautan dan Perikanan

PROGRAM 1.

Pendidikan Kemasyarakatan

KEGIATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

13. 14. 15. 16. 17.

18. 19. 20. 21. 22. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Pelatihan Pembenihan dan Pembesaran Nila bagi Penyuluh swadaya Pelatihan Pembenihan dan Pembesaran Lele bagi Penyuluh swadaya Pelatihan Pembenihan dan Pembesaran Gurami bagi Penyuluh swadaya Pelatihan Budidaya Minapadi bagi Penyuluh swadaya Pelatihan Hama dan Penyakit ikan bagi Penyuluh swadaya Pelatihan Pembenihan dan Pembesaran patin bagi Penyuluh swadaya Pelatihan Budidaya kepiting bagi Penyuluh swadaya Pelatihan Budidaya Rumput laut bagi Penyuluh swadaya Pelatihan Pembuatan Formulasi Pakan bagi Penyuluh swadaya Pelatihan Budidaya Bandeng bagi Penyuluh swadaya Pelatihan CBIB dan CPIB Pelatihan Budidaya Udang dengan menerapkan Best Manajemen practiceses (BMP) Pelatihan Budidaya Ikan Hias Air Tawar Magang Pembenihan Ikan Nila Magang Pembenihan Ikan Gurame Magang Pembenihan Ikan Lele Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Perikanan PPNT Berbasis Ikan dan Limbahnya Pelatihan Penerapam Sistem Rantai Dingin dan Larangan Penggunaan Formalin Pelatihan Penerapam HACCP bagi SDM UPI Pelatihan Pengemasan dan Pemasaran Hasil Perikanan Fasilitasi Peningkatan Kemampuan Pengelola Warung Sekolah Pelatihan Diversifikasi Usaha BAB III - 19


No.

SKPD

PROGRAM

KEGIATAN 23. 24. 25. 26

2

Pemberdayaan Masyarakat

1. 2.

11

Badan Ketahanan Pangan

1

Pendidikan Kemasyarakatan

2

Peningkatan Ketahanan Pangan

1. 2.

3. 4. 12.

14.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

1.

Pendidikan Kemasyarakatan

2.

Pemberdayaan Masyarakat

Program Pendidikan Kemasyarakatan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Nelayan Perairan Umum Pelatihan ANKAPIN III Pelatihan Pengurusan Dokumen Kapal Pelatihan Usaha Taruna Pesisir Pelatihan Konservasi di Perairan Umum Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Pengembangan Diversifikasi Usaha Nelayan Kegiatan Program Aksi Desa Mandiri Pangan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Kegiatan Fasilitasi Lumbung Pangan Masyarakat Pengembangan Diversifikasi Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan (Kegiatan antara lain untuk Nelayan; Petani dalam arti luas; pelaku UMKM; LMDH; anak putus sekolah dan seterusnya) Kegiatan Peningkatan Teknologi Pengolahan Bahan Tambang Bagi Pertambangan Rakyat di Jawa Tengah Pelatihan inseminasi buatan (IB) kambing Pelatihan teknologi pakan ternak Pelatihan teknologi pengolahan limbah Pelatihan teknologi pengolahan hasil peternakan Pelatihan usaha ternak terintegrasi Pelatihan penumbuhan agribisnis peternakan Pelatihan pengolahan pupuk organik Pelatihan juru sembelih halal Pelatihan budidaya sapi potong BAB III - 20


No.

SKPD

PROGRAM

KEGIATAN 10. 11. 12. 13.

14

Dinas Kehutanan

1.

Pendidikan Kemasyarakatan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

2.

Pemberdayaan Masyarakat

1. 2 3 4 5

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Pelatihan manajemen sapi perah Sekolah lapang agribisnis kambing/domba Sekolah lapang agribisnis sapi potong Sekolah lapang agribisnis sapi perah Pelatihan pengembangan usaha produktif berbahan baku mangrove Pelatihan teknik budidaya dan pengolahan hasil tanaman bawah tegakan Pelatihan teknik budidaya dan pengolahan hasil tanaman bawah tegakan Pelatihan teknik pembuatan kebun bibit tanaman kehutanan Pelatihan Teknik Budidaya Obat-obatan Pola Wanafarma Pelatihan Teknik Agroforestry Pelatihan Teknik Manajemen Kelembagaan LMDH Pelatihan Teknik Pembuatan Cinderamata bagi Masyarakat di Sekitar Hutan Pelatihan Teknik Peningkatan Kualitasi Tegakan Hutan Rakyat Pelatihan Teknik Budidaya Tanaman Langka Pelatihan Teknik Penangkaran Satwa Liar Pelatihan Pemandu Wisata Alam Pelatihan Teknik Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat Kegiatan Pengembangan Usaha HR dan AUK Pengadaan Bibit Tanaman Kehutanan Rehabilitasi dan penanganan DAS Pemantapan Pengendalian Penatausahaan Hasil Hutan dan Pemanfaatan Hutan BAB III - 21


No.

SKPD

PROGRAM

KEGIATAN 6

7 8

15

Badan Lingkungan Hidup

1.

Pendidikan Kemasyarakatan

2.

Pemberdayaan Masyarakat

1.

2.

3.

4.

16

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata

1.

Pendidikan Kemasyarakatan

1. 2. 3. 4. 5. 6

2. 17.

Dinas perkebunan

Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan bagi Wanita di Lokasi Obyek Wisata: Pemberdayaan masyarakat

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Kegiatan Rehabilitasi Pengelolaan dan Pengamanan TAHURA K.G.P.A.A. Mangkunagoro I Kegiatan Pengelolan Kebun Raya Baturraden Pembangunan Daerah Penyangga Kawasan Konservasi dan Pengendalian Pengelolaan Hutan Lindung Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan Fasilitasi pengelolaan lingkungan di industri rokok dan sekitarnya serta daerah penghasil bahan baku. Fasilitasi dan Kerjasama Penerapan Jasa Lingkungan Untuk Pelaku Usaha / Kegiatan dengan Masyarakat di Kawasan Prioritas dan Tertanganinya Daerah Resapan, Rawan Bencana dan Sumber Air Fasilitasi Pengelolaan Lingkungan di Industri Rokok dan Sekitarnya serta Daerah Penghasil bahan Baku Fasilitasi Pengelolaan Lingkungan di Industri Rokok dan Sekitarnya serta Daerah Penghasil bahan Baku Kegiatan Pelatihan Anggaran Responsif Gender Bagi Perempuan Kegiatan Manajemen Usaha Mikro Kecil Pendampingan dan Supervisi 7 desa Kegiatan Pelatihan Manajemen LKP Kegiatan Pelatihan Need Assesment Pendikan Formal dan Non Formal Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan bagi Wanita di Lokasi Obyek Wisata: Pengembangan usaha, kelembagaan dan SDM perkebunan BAB III - 22


No. III 1.

SKPD

PROGRAM

KEGIATAN

Klaster : Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dinas koperasi dan 1. Pengembangan kualitas 1. UMKM KUMKM 2.

3.

4.

5.

6.

7.

8. 9.

10.

11.

12. 13. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Fasilitasi Akses Permodalan bagi UMKM Peningkatan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Akses Pemasaran bagi UMKM Peningkatan Daya Saing dan Pemasaran Produk UMKM di wilayah penghasil dan industri hasil tembakau (DBHCHT) Peningkatan dan pengembangan: permodalan, linkage program jaringan usaha, kemitraan, asosiasi KSP/ USP/KJKS/UJKS Pengembangan STI. Fasilitasi perkuatan permodalan dan diversifikasi usaha masyarakat/ anggota/ calon anggota KSP/USP Koperasi di wilayah penghasil dan industri hasil tembakau. Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan di wilayah penghasil dan industri hasil tembakau (DBHCHT) Fasilitasi Penumbuhan Wirausaha Baru dan Peningkatan Kualitas Produk Sentra Pendidikan dan pelatihan masyarakat KUMKM. Peningkatan dan penguatan kualitas SDM KUMKM dikawasan penghasil dan industri hasil tembakau (DBHCHT). Pengembangan kualitas usaha, sarana prasarana dan permodalan koperasi di wilayah perdesaan Fasilitasi bintek pengembangan usaha koperasi non pertanian di lingkungan industri hasil tembakau (DBHCHT) Usaha Koperasi Bidang Agribisnis dilingkungan industri hasil tembakau. Peningkatan Kualitas Usaha, BAB III - 23


No.

SKPD

PROGRAM

KEGIATAN

14. 15.

2 2.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Penguatan Kelembagaan Koperasi dan UMKM Pengembangan Kualitas KUMKM

1. 2.

3. 4. 5. 6. 3.

Dinas Kelautan dan Perikanan

Pengembangan Kualitas KUMKM

1.

2. 3. 4.

IV 1.

Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan

Pengembangan Kualitas KUMKM

Kluster : Perluasan Kesempatan Kerja Dan Berusaha Dinas Cipta Karya Peningkatan Kesehatan Dan Tata Ruang Lingkungan

1. 2

Pengembangan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (Lmdh)

1.

Kegiatan Peningkatan Penyediaan Prasarana Dan Sarana Sanitasi Kegiatan Peningkatan

2. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Sarana Prasarana, dan Permodalan Koperasi Non Pertanian Fasilitasi Pengurusan Merk bagi UMKM Pengembangan dan Pemberdayaan sentra, kualitas produk ragam corak dan desain batik UMKM di wilayah penghasil dan industri hasil tembakau (DBHCHT) Bantuan Sosial Perkuatan Koperasi Perdesaan/Perkotaan Peningkatan Kualitas Hidup Dan Perlindungan Perempuan Dan Anak Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) Yang Berbasis Pada Sumber Daya Lokal Pengembangan Sentra / Klaster Industri Potensial Penataan Struktur Industri Peningkatan Sdm, Pelatihan Dan Bantuan Peralatan Industri Pengendalian Dan Perusakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pengembangan Dan Pembinaan Teknologi Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perikanan Dan Kelautan Fasilitasi Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan Fasilitasi Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan Non Konsumsi Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis)

BAB III - 24


No.

SKPD

PROGRAM

KEGIATAN

3.

4.

5. 6. 7. 8. 9. 10.

2.

BAKORLUH

Bansos Gerbang Mapan

3.

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Dan Kependudukan

Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja

1. 2. 3. 4.

5. 6. 7. 8.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Penyediaan Prasarana Dan Sarana Air Bersih Kegiatan Fasilitasi Revitalisasi Kawasan Perkotaan Kumuh Sebagai Fungsi PKN Dan PKW Kegiatan Pembangunan Prasarana Dan Sarana Perumahan Penunjang Kawasan Wisata Dan Revitaslisasi Kawasan Tradisional/ Cagar Budaya Kegiatan Fasilitasi Prasarana Rumah Sederhana Sehat Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Perbatasan Kab/Kota Kegiatan Fasilitasi Dan Stimulan Perbaikan Rumah Akibat Bencana Alam Kegiatan Pembinaan Dan Pengendalian Pembangunan Perumahan Di Daerah Kegiatan Prasarana Dan Sarana Di Kawasan Pedesaan Kegiatan Fasilitasi Dan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya Bagi RTM Pembangunan Mandiri Pangan (Gerbang Mapan) Kegiatan Pelatihan Kerja bagi CTKLN Kegiatan Pelatihan di bidang pertanian dan UKM Kegiatan Pelatihan dan Pemberdayaan Penca Kegiatan Pelatihan berbasis kompetensi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau di BLKI Cilacap Pelatihan pertanian disektor rokok/cukai rokok Fasilitasi Pelatihan dan Pemagangan Dalam dan Luar Negeri Fasilitasi bagi calon tenaga kerja berbasis kompetensi dibidang industri Pelayanan penempatan, pembinaan dan pemberdayaan tenaga kerja BAB III - 25


No.

SKPD

PROGRAM

KEGIATAN 9. 10. 11.

4

5

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur 1.

2.

Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur

Pengembangan Energi Baru Terbarukan

1.

Kegiatan Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan

2.

Kegiatan Pembangunan Sumur Bor di Daerah Rawan Kering Kegiatan Pembangunan PLTMH di Kab. Pekalongan Kegiatan Pembangunan PLTS SHS di Jawa Tengah Pengembangan Desa Mandiri Energi di Jawa Tengah Kegiatan Pembangunan PLTS Komunal di Jawa Tengah Kegiatan Pensertipikatan Tanah Kas Desa di Kabupaten Se Jawa Tengah Kegiatan Pengembangan Kawasan Perikanan Kegiatan Penyediaan/Pengembangan Sarana dan Prasarana Produksi Perikanan Tangkap Pembangunan Kapal Perikanan > 30 GT Kegiatan Pengembangan Kewirausahaan Agribisnis Pengan di Kawasan Agropolitan Kegiatan Pengembangan Agropolitan (kambing/domba) Demplot biogas kecil Fasilitasi pengolahan limbah ternak (biogas)

1. 2. 3. 4.

6

Biro Tata Pemerintahan Setda

Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur

7

Dinas Kelautan dan Perikanan

Pengembangan Agropolitan dan Minapolitan

dalam dan luar negeri Penyebarluasan Informasi pasar kerja Peningkatan Penempatan melalui mekanisme AKL, AKAD dan AKAN Pendidikan Kemasyarakatan (Pelatihan berbasis masyarakat) Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air

1. 2.

3. 8

Badan Ketahanan Pangan

Pengembangan Agropolitan dan Minapolitan

1.

9

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Pengembangan Agropolitan dan Minapolitan

1. 2. 3.

Perincian besarnya dana masing-masing kegiatan tersebut dapat dilihat pada lampiran.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 26


D.

Penanganan Pengaduan Masyarakat Dalam rangka penanganan pengaduan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah

membentuk Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat pada organisasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah, sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 414.2//131/2010, tanggal 31 Agustus 2010, tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah. Kelompok kerja ini mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah dalam Penangangan Pengaduan masyarakat. Guna melaksanakan tugas tersebut Kelompok Kerja ini memiliki fungsi : a.

Perumusan dan penyiapan penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat terkait kegiatan penanggulangan kemiskinan;

b.

Perumusan dan penyiapan bahan kampanye penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat

terkait

dengan

penyelenggaraan

kegiatan

penanggulangan

kemiskinan; c.

Perumusan untuk penyiapan bahan sosilasiasi dan kampanye tentang perlunya pendampingan

masyarakat

dalam

penyampaian

pengaduan

pada

penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Sedangkan susunan organisasi kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat adalah : 1.

Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Masyarakat pada

Ketua

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah 2.

Sekretaris Inspektorat Provinsi Jawa Tengah

Wakil Ketua

3.

Inspektur Pembantu Wilayah III pada Inspektorat Provinsi

Anggota

Jawa Tengah 4.

Kepala Bagian Administrasi Pelaksanaan Pembangunan

Anggota

Wilayah pada Biro Administrasi Pembangunan Daerah Setda Provinsi Jawa Tengah 5.

Kepala Seksi Evaluasi dan Pengendalian Unit Pelaksanan

Anggota

Teknis Statistik Pengendalian dan Evaluasi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah 6.

Kepala

Sub

Bidang

Pengembangan

Jaringan

Anggota

Penanggulangan Kemiskinan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 27


7.

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial pada Dinas Sosial

Anggota

Provinsi Jawa Tengah 8.

Kepala

Bidang

Pemberdayaan

Koperasi

pada

Dinas

Anggota

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Tengah 9.

Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan

Anggota

Menengah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Tengah 10.

Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan pada Dinas

Anggota

Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat Program Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah selama periode Triwulan I sampai dengan Triwulan III 2013 adalah sebagai berikut : 1.

Penyusunan Surat Keputusan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah tentang Pembentukan Sekretariat Pokja Pengaduan Masyarakat Program Penanggulangan Kemiskinan dan tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat Program Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah;

2.

Penyusunan Pedoman Umum Pokja Pengaduan Masyarakat Program Penanggulangan Kemiskinan;

3.

Rapat Koordinasi Dalam Rangka Optimalisasi Peran, Fungsi dan Tugas Sekretariat Kelompok Kerja UPM Provinsi Jawa Tengah;

4.

Rapat Koordinasi Penguatan Kelembagaan Pokja Pengaduan Masyarakat Program Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten/Kota se Jawa Tengah; Sebagai tindak lanjut kegiatan rapat koordinasi ini, Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat Program Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah telah mengirim surat kepada Kepala Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat di 35 Kabupaten/Kota dengan tembusan

Bupati/Walikota se Jawa Tengah perihal

Optimalisasi Peran dan Fungsi Pokja Pengaduan Masyarakat di Kabupaten/Kota. 5.

Melaksanakan fasilitasi Kinerja Pokja Pengaduan Masyarakat pada periode Triwulan I di 15 Kabupaten/Kota dan Triwulan II di 20 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah serta pada periode Triwulan III melaksanakan pemantauan kelembagaan Pokja Pengaduan Masyarakat di 20 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yaitu : Kabupaten Pemalang, Brebes, Jepara, Tegal, Sukoharjo, Banjarnegara, Karanganyar, Klaten, Rembang,

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 28


Magelang, Temanggung, Purbalingga, Sragen, Wonogiri, Boyolali, Kota Pekalongan, Kota Tegal, Kota Salatiga, Kota Magelang dan Kota Surakarta; a.

Tujuan pemantauan adalah : 1) Mengetahui eksistensi kelembagaan Pokja Pengaduan Masyarakat di Kabupaten/Kota; 2) Mengetahui dampak adanya kelembagaan Pokja Pengaduan Masyarakat Kabupaten/Kota terhadap

penanganan

pengaduan

masyarakat

terkait

penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan; 3) Memperoleh

umpan

balik/masukan

dari

Kabupaten/Kota

untuk

penyempurnaan pelaksanaan kegiatan kelembagaan Pokja Pengaduan Masyarakat. b.

Hasil pematauan adalah sebagai berikut : 1) Pokja Pengaduan Masyarakat telah terbentuk melalui SK Bupati/Walikota tentang pembentukan TKPK di Kabupaten/Kota; 2) Dalam

upaya

mengoptimalkan

peran

dan

fungsi

Pokja

Pengaduan

Masyarakat dari 20 Kabupaten/Kota, 11 Kabupaten/Kota diantaranya telah membentuk Sekretariat Pokja Pengaduan Masyarakat yaitu Kabupaten Pemalang,

Jepara,

Tegal,

Banjarnegara,

Karanganyar,

Temanggung,

Purbalingga, Sragen, Boyolali dan Kota Pekalongan; 3) Sehubungan regulasi yang jelas dan merupakan program Nasional, maka Kabupaten/Kota yang belum mendapatkan dukungan untuk kegiatan Pokja Pengaduan Masyarakat akan mengupayakan dukungan anggaran pada Tahun 2014, berkoordinasi dengan Bappeda di Kabupaten/Kota masingmasing. 6.

Sebagai tindak lanjut Surat Menteri Dalam Negeri RI No. 412.25/4689/PMD tanggal 25 Juni 2013 perihal tindak lanjut Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 541/3150/SJ tentang pelaksanaan pembagian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan penanganan pengaduan

masyarakat,

Kelompok

Kerja

Pengaduan

Masyarakat

Program

Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah telah mengirimkan surat kepada Kepala Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat di 35 Kab/Kota se Jateng sebagaimana tertuang dalam Surat Kepala Bapermades Provinsi Jawa Tengah No. 412.25 tanggal 4 Juli 2013 dengan tujuan agar Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota selaku ketua Pokja Pengaduan Masyarakat untuk LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 29


berperan aktif dalam melakukan pemantauan proses pembagian KPS dan penanganan pengaduan masyarakat sekaligus melakukan pembinaan, pengawasan dan memfasilitasi forum penanganan pengaduan masyarakat di Kecamatan dan Pos Pengaduan Masyarakat di Desa dengan mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat. Selain itu Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat Program Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah melakukan koordinasi terkait penanganan pengaduan masalah pembagian KPS tahap I dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah serta telah mengirimkan laporan penanganan pengaduan masyarakat terkait pembagian KPS kepada Gubernur Jawa Tengah Cq. Kepala Bappeda Prov. Jateng dengan tembusan Ditjen PMD Kementerian Dalam Negeri RI sebagaimana tertuang dalam surat Kepala Bapermades Provinsi Jawa Tengah No. 800/4223 tanggal 22 Agustus 2013; 7.

Dalam rangka sosialisasi Pokja Pengaduan Masyarakat telah mencetak 2000 lembar poster dan 4500 lembar leaflet yang dibagikan kepada 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah dan selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat mengetahui wadah dan saluran untuk menyampaikan pengaduan;

8.

Melaksanakan fasilitasi penanganan pengaduan masyarakat di Desa Jondang Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara terkait permasalahan bantuan stimulan pemugaran rumah tidak layak huni. Beberapa upaya yang akan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kinerja

Pokja Pengaduan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah, yaitu : 1.

Sosialisasi keberadaan Pokja Pengaduan Masyarakat Program Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah kepada masyarakat di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

2.

Koordinasi, fasilitasi dan penguatan kelembagaan Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) di 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah.

3.

Pengembangan sistem penanganan pengaduan masyarakat agar dapat ditindaklanjuti dengan cepat, tepat, dan terkoordinasi.

4.

Komitmen bersama dalam mengoptimalkan peran dan fungsi Pokja Pengaduan Masyarakat.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III - 30


BAB IV PELAKSANAAN KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2013

Salah satu tugas dari TKPK adalah melakukan koordinasi, baik vertikal maupun horizontal, seperti diamanatkan oleh Permendagri Nomor 42 Tahun 2010 pasal 8, bahwa tugas dari TKPK adalah : 1) melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan, dan 2) mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan. Pelaksanaan koordinasi yang dilakukan TKPK Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 meliputi koordinasi tingkat provinsi dan kabupaten/kota, koordinasi tingkat provinsi dengan kelembagaan tingkat pusat (TNP2K dan Bappenas) dan koordinasi internal sekretariat TKPK. Pelaksanaan kegiatan koordinasi penanggulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan oleh TKPK Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 adalah : A. Rapat Koordinasi TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota 1. Rapat Koordinasi Dalam Rangka Evaluasi dan Sinkronisasi Program/Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Jawa Tengah Tahun 2013. Kegiatan

rapat

koordinasi

dalam

rangka

evaluasi

dan

sinkronisasi

program/kegiatan penanggulangan kemiskinan Jawa Tengah tahun 2013 dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2013, bertempat di Gedung Gradika Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan rakor ini menghadirkan unsur TKPK Provinsi Jawa Tengah dan TKPK Kabupaten/Kota se Jawa Tengah, dan bertujuan mengoptimalkan koordinasi secara terpadu antara TKPK Provinsi dan TKPK Kabupaten/Kota secara langsung dalam rangka peningkatan sinergitas program/kegiatan penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah. Kegiatan

rapat

koordinasi

dalam

rangka

evaluasi

dan

sinkronisasi

program/kegiatan penanggulangan kemiskinan Jawa Tengah Tahun 2013 tersebut dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Selaku Ketua TKPK Provinsi Jawa Tengah dengan moderator Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah, serta diikuti penyampaian materi oleh BPS Jawa Tengah dengan materi “Kondisi Kemiskinan di Jawa Tengah (Kemiskinan Makro)� dan Ketua Kelompok Program TKPK Provinsi Jawa Tengah, yaitu : 1) Ketua Kelompok Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga; 2) Ketua Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat;

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 1


3) Ketua Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil; 4) Ketua Kelompok Program Perluasan Kesempatan Kerja, Pemberdayaan Tenaga Kerja dan Perlindungan Sosial. Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah menyampaikan bahwa kegiatan rakor ini merupakan langkah awal sebelum perencanaan anggaran tahun 2013. Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah juga menghimbau kepada seluruh jajaran Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota se Jawa Tengah, bahwa dengan semakin kecilnya penurunan angka kemiskinan Nasional (termasuk juga Jawa Tengah yang merupakan 10 provinsi dengan jumlah penduduk miskin paling banyak se Indonesia) perlu dilakukan evaluasi program/kegiatan yang telah dilaksanakan tahun sebelumnya. TKPK Provinsi maupun Kabupaten/Kota perlu mengoptimalkan tugas dan fungsinya, mengambil langkah koordinasi secara terpadu dalam penyiapan perumusan dan penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan dengan penajaman beberapa aspek, yaitu seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, perilaku dan kebiasaan hidup masyarakat. Selain itu, TKPK Provinsi maupun Kabupaten/Kota dapat berperan aktif melakukan koordinasi secara intensif dalam penentuan sasaran dan keterpaduan program/kegiatan penanggulangan

kemiskinan,

sehingga

dapat

meningkatkan

sinergitas

antara

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka penurunan kemiskinan di Jawa Tengah. 2. Rapat Pemetaan Program/Kegiatan Desa Yang Berdampak Tinggi Terhadap Penanggulangan Kemiskinan. Menindaklanjuti hasil Rapat Koordinasi Bappeda Provinsi dengan Bappeda Kabupaten/Kota se Jawa Tengah pada tanggal 15 Januari 2013, selain melaksanakan kegiatan Rapat Peningkatan Kapasitas Liaison Officer (LO) Provinsi Jawa Tengah dalam Pemahaman Data Kemiskinan, TKPK Provinsi Jawa Tengah juga telah melaksanakan kegiatan Rapat Pemetaan Program/Kegiatan Desa yang berdampak tinggi terhadap Penanggulangan Kemiskinan pada tanggal 28 Februari 2013. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan

pemahaman

dan

kesadaran

kabupaten/kota

dalam

rangka

penanggulangan kemiskinan. Diikuti oleh Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Tengah dari unsur TKPKD. Materi yang disampaikan mengenai Data dan Strategi Penanganan Kemiskinan, yaitu definisi kemiskinan dan kondisi kemiskinan, perbedaan data makro dan mikro, metodologi pengukuran kemiskinan, kondisi kemiskinan makro dan mikro, kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan nasional dan kriteria data PPLS 2011 LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 2


serta hasil pemetaan kecamatan prioritas se Jawa Tengah berdasarkan klasifikasi kemiskinan data PPLS 2011. Hasil identifikasi dan analisis pemetaan kecamatan prioritas se Jawa Tengah berdasarkan klasifikasi kemiskinan data PPLS 2011 terdapat 50 Kecamatan di 15 Kabupaten dengan tingkat kemiskinan tinggi, 234 Kecamatan di 27 Kabupaten dengan tingkat kemiskinan sedang dan 289 Kecamatan di 30 Kabupaten/Kota dengan tingkat kemiskinan rendah. Dari hasil tersebut, diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui TKPKD dapat segera melakukan langkah-langkah strategis diantaranya melakukan validasi kebenaran data berdasar data PPLS 2011 (by name by address), merinci potensi wilayah dan mengidentifikasi permasalahan kemiskinan baik berdasarkan data PPLS 2011 maupun karakteristik kondisi daerah, menyusun analisis profil kemiskinan sesuai 4 klaster, dan merencanakan intervensi penyelesaian permasalahan kemiskinan melalui program/kegiatan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan (inisiatif daerah) secara lebih tepat sasaran (baik focus maupun locus) dengan mekanisme Rapid

Rural Apraisal (RRA) melalui skema pembiayaan daerah, provinsi ataupun pusat. Selain itu TKPK Kabupaten/Kota diharapkan dapat berperan aktif melakukan koordinasi secara intensif dan terpadu bersama SKPD, dunia usaha, perguruan tinggi/akademisi dan NGO dalam upaya pengentasan kemiskinan secara holistik, sistemik dan berkelanjutan sehingga

dapat

meningkatkan

keterpaduan

pelaksanaan

program/kegiatan

penanggulangan kemiskinan antara Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Provinsi dan mendukung tercapainya target Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional dalam penurunan angka kemiskinan. 3. Rapat Koordinasi Percepatan Pengurangan dan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Kecamatan Prioritas di Jawa Tengah Rapat Koordinasi Percepatan Pengurangan dan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Kecamatan Prioritas di Jawa Tengah merupakan kegiatan inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Badan Koordinator Wilayah (Bakorwil) III Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2013 dengan mengundang Kabupaten/Kota se Bakorwil III dari unsur Bappeda Kabupaten/Kota selaku Sekretaris TKPK Kabupaten/Kota dan Bapermades selaku Wakil Sekretaris TKPK Kabupaten/Kota. Pada kegiatan ini menghadirkan 3 narasumber dari Provinsi Jawa Tengah yaitu (1) Bappeda Provinsi Jawa Tengah dengan penyampaian materi “Data, Kebijakan dan Strategi Penanganan Kemiskinan�; (2) Bapermades Provinsi Jawa Tengah dengan materi “Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Best Practice LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 3


PNPM-MP); dan (3) BPS Provinsi Jawa Tengah dengan materi “Kondisi Sosial-Ekonomi Jawa Tengah”. Diharapkan dengan diselenggarakannya kegiatan rapat koordinasi ini program/kegiatan intervensi Kabupaten/Kota dapat tepat sasaran (locus dan fokus) dan tepat manfaat sehingga pengentasan kemiskinan Desa/Kecamatan/Kabupaten/Kota dapat lebih optimal, TKPK Kabupaten/Kota dapat berperan aktif melakukan koordinasi intensif dan terpadu bersama SKPD/instansi/dunia usaha dalam upaya pengentasan kemiskinan secara holistik/sistemik dan berkelanjutan, dan meningkatnya keterpaduan pelaksanaan pronangkis antara TKPK Kabupaten/Kota dengan Provinsi. 4. Rapat Optimalisasi Sinergitas Program Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah melalui TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota Guna Peningkatan Taraf Kesejahteraan Sosial Masyarakat Jawa Tengah. Kegiatan rapat koordinasi “Optimalisasi Sinergitas Program Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah melalui TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota Guna Peningkatan Taraf Kesejahteraan Sosial Masyarakat Jawa Tengah” dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 April 2013. Kegiatan rakor ini merupakan serangkaian kegiatan Provinsi Jawa Tengah melalui Biro Bina Sosial Setda Prov. Jateng yang diselenggarakan pada tiap Bakorwil di Jawa Tengah. Kegiatan dilaksanakan bertempat di Pendopo Kabupaten Demak dengan peserta yang terdiri dari unsur Bappeda, Bapermades, Dinas Sosial dan Bagian Kesra Setda Kabupaten/Kota se Bakorwil I. Kegiatan rakor ini menghadirkan 4 narasumber yaitu : (1) Bappeda Provinsi Jawa Tengah selaku Sekretaris TKPK Provinsi Jawa Tengah dengan materi “Kebijakan Perencanaan Pembangunan di Jawa Tengah Dalam Rangka Perwujudan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan melalui TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota”; (2) Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dengan paparan “Upaya Pemprov Jateng Melalui Kelompok Program Bansos Terpadu Berbasis Keluarga Dalam Rangka Implementasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2013”; (3) DPD IPSPI Jateng dengan materi “Membangun Komitmen dan Kemitraan Guna Peningkatan Kepedulian Dunia Usaha Dalam Rangka Meningkatkan Kesos Masyarakat Jateng”; dan (4) LP2M Jateng dengan materi “Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Dalam Rangka Perwujudan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2013”. Melalui kegiatan rakor ini diharapkan selain sebagai media koordinasi secara langsung antara TKPK Provinsi dengan Kabupaten/Kota se Bakorwil I juga sebagai upaya peningkatan kapasitas SDM unsur Bappeda, Bapermades, Dinas Sosial dan

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 4


Bagian Kesra/Sosial Setda Kabupaten/Kota se Bakorwil I membangun persamaan persepsi dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah. 5. Rapat Koordinasi TKPK Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Sosialisasi Seleksi PLP-BK PNPM Mandiri Perkotaan Tahun 2013 Kegiatan “Rapat Koordinasi TKPK Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Sosialisasi Seleksi PLP-BK PNPM Mandiri Perkotaan Tahun 2013” dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Mei 2013. Kegiatan ini dilaksanakan bertempat di Ruang Sidang Lantai VI A Bappeda Provinsi Jawa Tengah dengan peserta terdiri dari unsur Bappeda selaku Sekretaris TKPKD, Satker PIP/PPK dan Korkot/Askot Mandiri Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Kegiatan rakor ini menghadirkan 3 narasumber, yaitu : (1) Bappeda Provinsi Jawa Tengah dengan sambutan yang disampaikan oleh Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah; (2) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah dengan materi “Evaluasi PLP-BK”; dan (3) Team Leader OSP 5 Provinsi Jawa Tengah dengan materi “Seleksi PLP-BK Tahun 2013”. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam rangka percepatan penurunan angka kemiskinan melalui Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas (PLP-BK). Kegiatan PLP-BK di Jawa Tengah sudah dilaksanakan dalam 3 tahap tahun penetapan, yaitu Tahap I Tahun 2008 dengan jumlah lokasi PLP-BK 6 Kelurahan/Desa dan capaian kegiatan 83%; Tahap II Tahun 2009 di 151 lokasi PLP-BK dan capaian kegiatan 19%; dan Tahap III Tahun 2012 di 28 lokasi PLP-BK. Permasalahan yang mempengaruhi capaian kinerja PLP-BK Tahap I dan II, yaitu masih terdapat beberapa lokasi PLP-BK yang menunjukkan permasalahan kemitraan antar pelaku (Pemerintah Desa, BKM), tingkat partisipatif masyarakat miskin dan perempuan masih kurang, rendahnya tingkat pemanfaatan BLM dan kurangnya pemasaran RPLP ke pihak lain, terdapat BKM dalam pelaksanaan PLP-BK lebih dari skenario waktu 3 tahun per tahap, serta rendahnya tingkat pemanfaatan PLP-BK Tahap II di beberapa Kabupaten (Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar dan Batang). Pada Tahun Anggaran 2013, pola seleksi lokasi PLP-BK Tahap IV berpedoman pada Dokumen Petunjuk Teknis Tata Cara Seleksi (Reguler) dan Penetapan Lokasi Penerima Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLP-BK) Tahun

Anggaran

2013

yang

diterbitkan

oleh

Direktorat Jenderal Cipta Karya –

Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2013 dan seleksi khusus yang difokuskan pada LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 5


kawasan permukiman kumuh di perkotaan dan atau kawasan permukiman miskin yang memiliki karakteristik khusus/kearifan lokal seperti di wilayah Indonesia Timur. Jumlah dana BLM sebesar Rp.1 Milyar pada masing-masing kelurahan/desa yang telah ditetapkan menjadi lokasi PLP-BK Tahap IV dilakukan dalam 3 pentahapan pencairan dana, yaitu Tahap 1 (BLM-1) sejumlah Rp. 150 Juta dengan perkiraan waktu 8 bulan sejak ditetapkan, Tahap 2 (BLM-2) sejumlah Rp. 600 Juta dengan perkiraan waktu 12 bulan sejak tahap 1 selesai dan Tahap 3 (BLM-3) sejumlah Rp. 250 Juta dengan perkiraan waktu 12 bulan sejak tahap 2 selesai. Beberapa solusi perbaikan pelaksanaan PLP-BK dari hasil evaluasi pada tahapan sebelumnya, yaitu (1) Peningkatan keterlibatan kabupaten/kota pada seleksi lokasi PLPBK yang dilakukan Tim Seleksi Provinsi; (2) Optimalisasi dan peningkatan SDM fasilitator pendamping program PLP-BK; (3) Peningkatan dukungan Tim Teknis kabupaten/kota dalam

penyusunan

RPLP,

RTPLP,

Pelaksanaan

Pembangunan

sampai

dengan

Keberlanjutan; (4) Fasilitasi Tim Teknis kabupaten/kota dalam pemasaran RPLP pada Musrenbangdes, Musrenbangkec dan Musrenbangda. Pelaksanaan program PLP-BK di Jawa Tengah diharapkan dapat berjalan sesuai dengan skenario yang telah ditetapkan dan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah. 6. Rakor Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program PNPM Mandiri Tingkat Provinsi Tahun 2013 Rakor Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan melalui Program PNPM Mandiri Tingkat Provinsi Tahun 2013 diselenggarakan pada tanggal 20 Juni 2013 bertempat di Ruang Sidang Lantai VI/B Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Peserta rakor terdiri dari unsur Bappeda Kabupaten/ Kota, SKPD Provinsi Jawa Tengah, Perban-kan (BRI, Bank Jateng), Ketua Forum CSR Kesos, Suara Merdeka, Korprov. PNPM Mandiri Perdesa-an Provinsi Jawa Tengah dan Satker PBL PNPM Mandiri Perkotaan Provinsi Jawa Tengah, serta TKPK Provinsi Jawa Tengah. Narasumber pada kegiatan rakor ini adalah (1) Bappeda Provinsi Jawa Tengah dengan topik “Evaluasi Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Sampai dengan Triwulan II Tahun 2013”; (2) Dinas Cipkataru Provinsi Jawa Tengah dengan topik “Kontribusi PNPM Mandiri Perkotaan dalam Penanggulangan Kemiskinan”; dan (3) Bapermades Provinsi Jawa Tengah dengan topik “Kontribusi PNPM Mandiri Perdesaan dalam Penanganan Kemiskinan”; serta bertindak selaku moderator adalah Kepala Biro Bina Sosial Setda Provinsi Jawa Tengah. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 6


Evaluasi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan sampai dengan Triwulan

II

Tahun

2013

tergambarkan pada perkembangan tingkat kemiskinan terhadap target RPJMD dan RKPD tahun 2009 – 2013, evaluasi kinerja ekonomi makro 2008 – 2013 terhadap target RPJMD dan target RKPD tahun 2013, dan rata-rata penurunan

tingkat

kemiskinan

dan pengangguran dilihat dari pengaruh

kinerja

pertumbuhan

ekonomi tahun 2008 – 2013. 7. Magang & Konsultasi Tim Teknis TKPK Kabupaten/Kota mengenai Teknik Analisis Kondisi Kemiskinan dan Data PPLS 2011. Dalam rangka peningkatan kapasitas Tim Teknis TKPK Kabupaten/Kota mengenai penyusunan analisis kebijakan penanggulangan kemiskinan dan pemanfaatan basis data terpadu PPLS 2011, TKPK Provinsi Jawa Tengah mengadakan kegiatan magang dan konsultasi bagi tim teknis TKPK Kabupaten/Kota yang dilaksanakan pada hari kerja di Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah. Materi yang menjadi agenda kegiatan magang dan konsultasi penyusunan analisis kebijakan penanggulangan kemiskinan, meliputi : 1) Analisis Perbandingan Antar Wilayah (Posisi Relatif); 2) Analisis Perkembangan Antar Waktu; 3) Analisis Efektivitas dan Relevansi; 4) Analisis Prioritas Target Bidang dan Intervensi; 5) Analisis Efektivitas Anggaran Penanggulangan Kemiskinan. Sedangkan materi pemanfaatan basis data terpadu PPLS 2011 meliputi : 1) Data PPLS 2011 (By Name, By Address, By Case) berdasarkan rumah tangga dan individu. 2) Kriteria data PPLS 2011 yang meliputi informasi status kesejahteraan rumah tangga dan individu, informasi kepala rumah tangga perempuan, informasi pendidikan LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 7


kepala rumah tangga, informasi pekerjaan individu, informasi lapangan usaha dari pekerjaan utama kepala rumah tangga dan individu, informasi partisipasi sekolah dan ijasah tertinggi, informasi data kecatatan dan penyakit kronis, status bangunan/tempat tinggal, informasi sumber air minum rumah tangga, informasi sumber penerangan utama rumah tangga, informasi bahan bakar utama untuk memasak rumah tangga, informasi penggunaan fasilitas tempat buang air besar rumah tangga, informasi tempat pembuangan akhir tinja rumah tangga. 3) Indikator alternatif penanganan kemiskinan dalam pemanfaatan data PPLS 2011 yang dikelompokkan menjadi 5 sektor, yaitu (1) sektor ekonomi (kepala rumah tangga perempuan usia produktif 18-64 tahun, kepala rumah tangga yang bekerja pada sektor pertanian dalam arti luas, kepala rumah tangga dengan pendidikan di bawah 9 tahun (s/d SMP sederajat), penduduk usia kerja produktif 18-64 tahun yang tidak bekerja dan rumah tangga dengan bahan bakar memasak selain listrik/gas/elpiji); (2) sektor pendidikan (penduduk usia sekolah 7-18 tahun yang tidak bersekolah dan penduduk usia sekolah 7-18 tahun yang bekerja); (3) sektor kesehatan (penduduk yang menderita kecacatan dan penduduk dengan penyakit kronis); (4) sektor infrastruktur (Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) prioritas 1 – 3, rumah tangga dengan sumber air minum tidak terlindung dan rumah tangga tidak berlistrik); dan (5) sektor lingkungan (rumah tangga tidak ada fasilitas tempat Buang Air Besar (BAB) dan rumah tangga dengan pembuangan akhir tinja selain tangki/SPAL). 4) Pengolahan Data PPLS 2011 menggunakan Pivot Table pada Excel 2007. Tim Teknis TKPK Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan kegiatan magang dan konsultasi sampai dengan akhir tahun 2013, yaitu :

1.

Tanggal Pelaksanaan 21 Januari 2013

Kab. Pekalongan

2.

22 Januari 2013

Kab. Banyumas

3.

6 Maret 2013

Kab. Semarang

No.

Kabupaten/Kota

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Magang/Konsultasi Pivot Table Dalam Pemanfaatan dan Pengolahan Data PPLS 2011 Pivot Table Dalam Pemanfaatan dan Pengolahan Data PPLS 2011 Analisis Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan

BAB IV - 8


4.

Tanggal Pelaksanaan 2 April 2013

Kab. Tegal

5.

15 April 2013

Kab. Temanggung

6.

28 Mei 2013

Kab. Pemalang

7.

29 Mei 2013

Kab. Banjarnegara

8.

7 Juni 2013

Kota Semarang

9.

13 Juni 2013

Kab. Klaten

10.

20 Juni 2013

Kab. Banyumas

11.

1 Juli 2013

Kab. Demak

12.

30 Juli 2013

Kab. Demak

13.

14 Agustus 2013

Kab. Klaten

14.

21 Agustus 2013

Kab. Temanggung

15.

29 Agustus 2013

Kab. Pekalongan

16.

24 September 2013

Kab. Semarang

No.

Kabupaten/Kota

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Magang/Konsultasi Pemetaan dan Usulan Program/Kegiatan Desa Prioritas Penanggulangan Kemiskinan Sistematika Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Pivot Table Dalam Pemanfaatan dan Pengolahan Data PPLS 2011 Pivot Table Dalam Pemanfaatan dan Pengolahan Data PPLS 2011 Pivot Table Dalam Pemanfaatan dan Pengolahan Data PPLS 2011 Pengolahan Data Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Dalam Pemanfaatan Data PPLS 2011 Sistematika Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) dan Pivot Table Dalam Pemanfaatan dan Pengolahan Data PPLS 2011 Pivot Table Dalam Pemanfaatan dan Pengolahan Data PPLS 2011 Usulan Program/Kegiatan Quickwins 2014 Pivot Table Dalam Pemanfaatan dan Pengolahan Data PPLS 2011 Sistematika Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Analisis Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Aplikasi Analisis Kebijakan Penanggulangan BAB IV - 9


Tanggal Pelaksanaan

No.

Kabupaten/Kota

Magang/Konsultasi

17.

25 September 2013

Kab. Kendal

18.

8 Oktober 2013

Kab. Magelang

19.

16 Oktober 2013

Kab. Purworejo

20.

17 Oktober 2013

Kota Salatiga

Kemiskinan dan Pivot Table Pivot Table Dalam Pemanfaatan dan Pengolahan Data PPLS 2011 Pivot Table Dalam Pemanfaatan dan Pengolahan Data PPLS 2011 Data kondisi kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2012 Data PPLS 2011

21.

17 Oktober 2013

Kab. Klaten

Data RTLH PPLS 2011

22.

12 Desember 2013

Kab. Semarang

23.

13 Desember 2013

Kab. Wonosobo

Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Data PPLS 2011

24.

18 Desember 2013

Kab. Purbalingga

8. Rapat

Koordinasi

Penanggulangan

Pivot Table Dalam Pemanfaatan dan Pengolahan Data PPLS 2011

Kemiskinan

Daerah

Melalui

TKPK

Kabupaten/Kota Koordinasi kelembagaan TKPK Provinsi dengan TKPK Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah

salah

diselenggarakan

satunya oleh

dilaksanakan

TKPK

melalui

kegiatan

rapat

koordinasi

yang

Kabupaten/Kota.

Kegiatan

rapat

koordinasi

TKPK

Kabupaten/Kota selama tahun 2013, yaitu : No. 1.

Tanggal Pelaksanaan 22 Juli 2013

Kabupaten/Kota Kab. Demak

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Tema Rakor

Materi

Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Perencanaan Lokasi dan Dukungan Program/Kegiatan MP3KI Kabupaten Demak

Kebijakan Perencanaan Pembangunan Di Jawa Tengah Dalam Rangka Perwujudan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Melalui TKPK Provinsi dan BAB IV - 10


No.

Tanggal Pelaksanaan

Kabupaten/Kota

Tema Rakor

2.

28 Agustus 2013

Kota Pekalongan

Semiloka Upaya Bersama Membangun Kemandirian Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan Kota Pekalongan

3.

18 September 2013

Kab. Pekalongan

Lokakarya Midterm PNPM Mandiri Perkotan Kabupaten Pekalongan Tahun 2013

4.

16 Oktober 2013

Kab. Cilacap

Rakor Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Cilacap Tahun 2013

5.

11 Desember 2013

Kab. Purworejo

Rakor Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Purworejo Tahun 2013

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Materi Kabupaten/Kota Optimalisasi Penanganan Pengaduan Masyarakat Dalam Rangka Perwujudan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Melalui TKPK Provinsi Dan Kabupaten/Kota Kebijakan Perencanaan Pembangunan Di Jawa Tengah Dalam Rangka Perwujudan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Melalui TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota Kebijakan Perencanaan Pembangunan Di Jawa Tengah Dalam Rangka Perwujudan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Melalui TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota Kebijakan Perencanaan Pembangunan Di Jawa Tengah Dalam Rangka Perwujudan BAB IV - 11


No.

Tanggal Pelaksanaan

Kabupaten/Kota

Tema Rakor

6.

19 Desember 2013

Kab. Boyolali

Rakor Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Boyolali Tahun 2013

7.

30 Desember 2013

Kota Magelang

Lokakarya Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan daerah (TKPKD) Kota Magelang Tahun 2013

Materi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Melalui TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota Kebijakan Perencanaan Pembangunan Di Jawa Tengah Dalam Rangka Perwujudan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Melalui TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota Kebijakan Perencanaan Pembangunan Di Jawa Tengah Dalam Rangka Perwujudan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Melalui TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota

9. Pelatihan Pemanfaatan Data PPLS 2011 Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan

di

Jawa

Tengah

Bagi

Tim

Teknis

TKPK

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota Dalam rangka menyatukan pemahaman dan penyamaan persepsi, tujuan dan peningkatan kerjasama dalam penanggulangan kemiskinan, TKPK Provinsi Jawa Tengah melaksanakan kegiatan, yaitu “Pelatihan Pemanfaatan Data PPLS 2011 dalam rangka Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah bagi Tim Teknis TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota�. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk upaya TKPK Provinsi Jawa

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 12


Tengah dalam rangka peningkatan kapasitas tim teknis TKPKD se Jawa Tengah terkait pemanfaatan data PPLS 2011. Dukungan teknis kepada TKPK sangat diperlukan, sehingga pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan dapat lebih efektif dengan mempertajam prioritas per sektor dan intervensi program/kegiatan serta kesesuaian alokasi anggaran sehingga mampu mewujudkan percepatan penanggulangan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah secara lebih efektif dan efisien, tepat sasaran dan tepat manfaat. Pelatihan Pemanfaatan Data PPLS 2011 Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan Di Jawa Tengah Bagi Tim Teknis TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota yang diselenggarakan oleh TKPK Provinsi Jawa Tengah dikelompokkan berdasarkan Wilayah Bakorwil (Bakorwil I, Bakorwil II dan Bakorwil III), dengan rincian jadwal pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : WILAYAH BAKORWIL III

PELAKSANAAN TANGGAL LOKASI 5 – 6 Sept 2013 Kawasan Dieng, Kabupaten Banjarnegara (Gedung Soeharto – Witlam)

BAKORWIL I

19 – 20 Sept 2013

Kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang (Hotel Citra Dewi 3)

BAKORWIL II

3 – 4 Oktober 2013

Kawasan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar (Pondok Sari I Hotel & Restauran, Utara Taman

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

KETERANGAN 1. Cilacap 2. Banyumas 3. Purbalingga 4. Banjarnegara 5. Batang 6. Pekalongan 7. Pemalang 8. Tegal 9. Brebes 10. Kota Pekalongan 11. Kota Tegal 1. Grobogan 2. Blora 3. Rembang 4. P a t i 5. Kudus 6. Jepara 7. Demak 8. Semarang 9. Kendal 10. Kota Salatiga 11. Kota Semarang 1. Kebumen 2. Purworejo 3. Wonosobo 4. Magelang 5. Boyolali 6. Klaten BAB IV - 13


PELAKSANAAN TANGGAL LOKASI Balekambang)

WILAYAH

KETERANGAN 7. Sukoharjo 8. Wonogiri 9. Karanganyar 10. Sragen 11. Temanggung 12. Kota Magelang 13. Kota Surakarta

Materi yang disampaikan pada kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Data PPLS 2011 dalam rangka Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah bagi Tim Teknis TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota, yaitu : 1.

Kebijakan Perencanaan Pembangunan Di Jawa Tengah Dalam Rangka Perwujudan Percepatan

Penanggulangan

Kemiskinan

Melalui

TKPK

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota. 2.

Penyusunan dan Pemanfaatan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD).

3.

Teknis Pengolahan Data PPLS 2011.

4.

Simulasi Pemanfaatan Data PPLS 2011 Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan.

5.

Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL). Beberapa Kabupaten/Kota melalui TKPK Kabupaten/Kota juga berinisiatif

menyelenggarakan kegiatan pelatihan pemanfaatan data PPLS 2011 dengan beragam inovasi tema kegiatan. Peserta yang diikut sertakan pada pelatihan di Kabupaten/Kota selain dari unsur SKPD teknis juga dari unsur perwakilan kecamatan. Berikut rincian jadwal pelaksanaan pelatihan di Kabupaten/Kota, yaitu :

1.

Tanggal Pelaksanaan 4 – 5 Juli 2013

Kab. Cilacap

2.

22 – 23 Agustus 2013

Kab. Klaten

3.

9 – 10 Oktober 2013

Kab. Pekalongan

No.

Kabupaten/Kota

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Tema Kegiatan Workshop Penyusunan SPKD dan Pelatihan Analisis Data Kemiskinan Kab Cilacap Pelatihan Analisis Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Bintek Analisis Penanggulangan Kemiskinan BAB IV - 14


No. 4.

Tanggal Pelaksanaan 7 Desember 2013

Kabupaten/Kota Kab. Grobogan

Tema Kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Data PPLS 2011 Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan di Kab. Grobogan Bagi Tim Teknis TKPK Kab. Grobogan

Melalui kegiatan pelatihan yang dilaksanakan selama rata-rata dua hari diharapkan selain menjadi media koordinasi langsung antara TKPK Provinsi dengan TKPK Kabupaten/Kota dan upaya dalam peningkatan kapasitas Tim Teknis TKPK Kabupaten/Kota juga merupakan langkah awal Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan perencanaan program/kegiatan penanggulangan kemiskinan berbasis kewilayahan sebagai bahan masukan Musrenbang Provinsi 2014 dan bahan masukan penyusunan Renja SKPD Provinsi Jawa Tengah maupun Kabupaten/Kota Tahun 2015. B. Koordinasi TKPK Provinsi Jawa Tengah dengan Kelembagaan Pusat 1. Konsultasi dan Studi Orientasi Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah di Bappenas dan UPTD Bappeda Provinsi Jawa Barat. Pada tanggal 11 Maret 2013, Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah melaksanakan kegiatan Konsultasi Dan Studi Orientasi di Bappenas dan UPTD Bappeda Provinsi Jawa Barat. Konsultasi yang dilaksanakan di Bappenas terkait lokasi quick wins tahun 2013 dan tahun 2014. Lokasi quick wins di Jawa Tengah tahun 2013, yaitu di Kec. Bulakamba Kab. Brebes. Untuk tahun 2014, Nasional memperluas lokasi quick wins berbasis kecamatan dengan tingkat kemiskinan tinggi untuk masuk di dalam RKP 2014, yaitu 4 kecamatan tiap Provinsi yang terdiri dari 2 lokasi usulan pusat dan 2 lokasi usulan provinsi. Kriteria pembobotan lokasi quick wins tahun 2014 antara lain jumlah penduduk miskin tinggi, persentase penduduk miskin tinggi, kategori daerah tertinggal, merupakan lokasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), merupakan lokasi program perlindungan sosial dan kondisi infrastruktur dasar pendukung sektor (pendidikan, kesehatan, dll). Selain kriteria di atas, daerah juga dapat menyesuaikan atau menambahkan kriteria pendukung lainnya sesuai dengan karakteristik daerah. Pemerintah Pusat melalui Liaison Officer (LO) akan mensosialisasikan lokasi

quick wins dan kriteria penentuan lokasi. Kecamatan yang masuk sebagai lokasi quick wins selain mendapatkan intervensi program/kegiatan penanggulangan kemiskinan dari LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 15


pemerintah

pusat,

perlu

dukungan/komitmen

baik

dari

provinsi

maupun

kabupaten/kota. Usulan kecamatan prioritas dalam percepatan penanggulangan kemiskinan selain melalui quick wins juga dapat diusulkan melalui Kementerian/Lembaga terkait. Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian/Lembaga perlu dukungan daerah dalam mengidentifikasi permasalahan sehingga Kementerian/Lembaga dapat membantu daerah dalam mengintervensi permasalahan tersebut melalui program/kegiatan yang sesuai. Pemerintah daerah perlu mendorong pemerintah pusat terkait prioritas daerah yang belum masuk tahun ini. Sedangkan studi orientasi yang dilaksanakan di UPTD Bappeda Provinsi Jawa Barat terkait aplikasi kemiskinan disebut dengan 0 (nol) Kilometer. Aplikasi kemiskinan 0 (nol) Kilometer disusun, dibangun dan dikelola oleh UPTD – Bappeda Provinsi Jawa Barat. Yang dimaksud dengan 0 (nol) Kilometer adalah jarak lokasi Rumah Tangga Miskin dengan Pusat Pemerintahan Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam hal ini, 0 (nol) Kilometer dari Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, yaitu tiang bendera Gedung Sate, sedangkan untuk Pusat Pemerintahan Kabupaten/Kota berada di Kantor Bupati/Walikota. Aplikasi 0 (nol) Kilometer mencakup data agregat maupun data by

name by address Basis Data Terpadu PPLS 2011 hingga tingkat desa/kelurahan. Dalam mengakses aplikasi kemiskinan 0 (nol) Kilometer Provinsi Jawa Barat melalui alamat website http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/ppls2011/.

Namun aplikasi ini hanya

diperuntukkan bagi Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Barat dan akses tersebut masih sebatas kondisi agregat kriteria Basis Data Terpadu PPLS 2011. Selain menyajikan Basis Data Terpadu PPLS 2011, UPTB juga melakukan validasi data dengan pembiayaan Rp. 10.000 – Rp. 20.000 per KK. Namun karena keterbatasan anggaran, validasi tersebut hanya dapat dilakukan untuk sebanyak 26.000 KK. Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui UPTD juga telah membentuk Forum Data dalam rangka Satu Data Pembangunan Jawa Barat, dengan tugas menyajikan data yang tepat dari berbagai sumber data yang akan digunakan untuk kegiatan tertentu.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 16


2. Workshop dan pelatihan SIMPADU PNPM Mandiri Provinsi Jawa Tengah. Dalam rangka mengintegrasikan seluruh data berkaitan dengan PNPM

Mandiri

(perkotaan,

perdesaan, pariwisata, kelautan perikanan) dan data kemiskinan, TKPK

Provinsi

Jawa

Tengah

melaksanakan kegiatan “Workshop dan Pelatihan SIMPADU PNPM

Mandiri

Provinsi

Jawa

Tengah� pada tanggal 29 – 31 Juli

2013.

Kegiatan

ini

merupakan kegiatan tindaklanjut pasca sosialisasi SIMPADU PNPM Mandiri pada tanggal 10 Juli 2013 di Bappeda Provinsi Jawa Tengah dan difasilitasi oleh tim dari Bappenas. Tujuan dari kegiatan workshop dan pelatihan ini adalah mendorong Pemerintah Provinsi dan Kabupa-ten/Kota untuk terlibat secara aktif dalam PNPM Mandiri, khusus-nya dalam aspek pemantauan dan pe-laksanaan kegiatan; mengetahui secara detail seluruh kegiatan PNPM yang dilaksana-kan di Provinsi Jawa Tengah; dan

memu-dahkan

pemerintah daerah melalui TKPKD dalam melakukan koordinasi dan sinkronisasi PNPM Mandiri dengan program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah daerah, terutama yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan. Pelaksanaan workshop dan pelatihan SIMPADU PNPM Mandiri Provinsi Jawa Tengah, yaitu : Hari 1: Pemasangan server dan pelatihan menu yang terdapat pada aplikasi SIMPADU PNPM Mandiri Provinsi Jawa Tengah meliputi menu public dan fungsi-fungsi aplikasi, data mark, pivot dan chart; Hari 2: Pelatihan administrasi aplikasi dan sistem serta analisa data bagi administrator Bappeda Provinsi Jawa Tengah; Hari 3: Penyampaian materi pengantar aplikasi SIMPADU oleh Bappenas serta presentasi hasil pembuatan analisa data. Dengan diselenggarakannya kegiatan workshop dan pelatihan ini diharapkan ketersediaan data terkait dengan penanggulangan

kemiskinan

melalui

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

program

PNPM

Mandiri

dapat

BAB IV - 17


terkoordinasi

dan

dapat

dimanfaatkan

dalam

rangka

peningkatan

kesejahteraan masyarakat. 3. Sosialisasi Mekanisme Bantuan Siswa Miskin Melalui Kartu Perlindungan Sosial (KPS) Sosialisasi

Mekanisme

Bantuan Siswa Miskin melalui Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dilaksanakan

pada

tanggal

3

September 2013 di Hotel Horison Semarang merupakan kegiatan Tim

Nasional

Penanggulangan (TNP2K)

Percepatan Kemiskinan

bekerjasama

dengan

Bappeda Provinsi Jawa Tengah selaku Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah. Sebagai kompensasi

bagian kenaikan

dari BBM,

Pemerintah telah me-luncurkan Bantuan Siswa Miskin (BSM) melalui mekanisme Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Rumah tangga penerima KPS yang memiliki anak usia sekolah dari jenjang SD/SMP/SMA/SMK serta MI/MTs/MA berhak atas program BSM. Pemerintah meluncurkan program BSM yang menyasar 16,6 juta anak usia sekolah dari 15,5 juta Rumah Tangga Miskin dan Rentan penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Untuk mendapatkan BSM, Rumah Tangga Penerima KPS yang memiliki anak usia sekolah dapat membawa KPS dan bukti identitas lainnya seperti Kartu Keluarga atau Surat Keterangan dari RT/RW/Dusun/Setara ke sekolah tempat siswa terdaftar untuk dicalonkan sebagai penerima BSM paling lambat 31 September 2013. TNP2K menyampaikan besaran manfaat BSM yang akan diterima untuk SD/MI sebesar Rp 225.000/semester, SMP/MTs sebesar Rp 375.000/semester, dan SMA/SMK/MA sebesar Rp500.000/semester. Pada pertengahan Agustus dan akhir September 2013 telah dikeluarkan Surat Keputusan Penetapan Penerima Program BSM oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Agama dari rekapitulasi penerima BSM yang dibuat oleh Kepala Sekolah/Madrasah usai Rumah Tangga Penerima KPS mendaftarkan anaknya. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 18


Setelah penetapan dilakukan, dana BSM dapat diambil di Lembaga Penyalur pada akhir Agustus 2013 (tahap pertama) dan akhir September/awal Oktober 2013 (tahap kedua), dengan membawa dokumen pendukung seperti Surat Pemberitahuan Penerima BSM dari Kepala Sekolah/Madrasah, serta bukti identitas lain, seperti Akta, Kartu Keluarga, Rapor atau Ijazah. Selain melalui mekanisme KPS, Kepala Sekolah Madrasah bersama Komite Sekolah/Madrasah dapat mengusulkan penerima BSM untuk dimasukkan ke dalam Formulir Rekapitulasi Usulan. Siswa calon penerima BSM di luar mekanisme KPS ini setidaknya harus memenuhi syarat : (1) Orang tua siswa terdaftar sebagai Peserta Program Keluarga Harapan; (2) Siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya; (3) Siswa yatim, piatu atau yatim piatu; (4) Siswa berasal dari korban musibah; (5) Siswa memiliki kelainan fisik dan berasal dari Rumah Tangga Miskin; dan (6) Siswa memiliki 3 saudara yang berusia di bawah 18 tahun. 4. Pertemuan Kemiskinan

Tindak dan

Lanjut

Pemenuhan

Pembahasan

Strategi

Kebutuhan

Penanggulangan

Sinkronisasi

Penanggulangan

Kemiskinan di Lokasi Quick Wins dalam Mendukung Program MP3KI Pertemuan Tindak Lanjut Pemenuhan Kebutuhan Penanggulangan Kemiskinan dan Pembahasan Strategi Sinkronisasi Penanggulangan Kemiskinan di Lokasi Quick Wins dilaksanakan pada tanggal 27 November 2013 di Hotel Borobudur Jakarta. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bappenas dan mengundang dari unsur Kementerian dan Lembaga, Swasta dan BUMN serta Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Sesuai dengan Surat Menteri PPN No. 0309/M.PPN/11/2013 perihal Daftar Lokasi dan Alokasi Dana Percepatan Penurunan Kemiskinan dan Penghidupan Berkelanjutan MP3KI TA 2014, dan sebagai upaya untuk mempercepat penurunan tingkat kemiskinan diberbagai daerah dibutuhkan strategi dan kebijakan yang langsung menyentuh masyarakat miskin. Strategi MP3KI diarahkan untuk meningkatkan penghidupan masyarakat dan perbaikan tingkat kesejahteraan melalui peningkatan akses terhadap pelayanan dasar dan ekonomi, pembangunan infrastruktur, penguatan modal usaha dan peningkatan kapasitas masyarakat. Untuk mengetahui jenis kegiatan yang dapat mempercepat penurunan kemiskinan, Pemerintah Kabupaten melalui TKPK Kabupaten yang menjadi lokasi Quick

Wins telah mengirimkan usulan kegiatan ke Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat telah mengidentifikasi dan mengkategorikan usulan kegiatan Pemerintah Kabupaten kedalam 2 kelompok utama, yaitu kegiatan pemerintah yang akan didanai oleh dana percepatan

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 19


pengurangan kemiskinan MP3KI (Quick Wins) dan kegiatan yang akan diusulkan oleh Kementerian dan Lembaga. Dari hasil identifikasi usulan kegiatan, ada tiga kegiatan utama yang diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten, meliputi : 1.

Pembangunan infrastruktur dasar dikantong-kantong kemiskinan, terdiri dari pembangunan infrastruktur jalan, sanitasi dan air bersih serta infrastruktur lainnya termasuk pula infrastruktur pendidikan, kesehatan, irigasi tersier, dermaga, pelabuhan, pembangunan los pasar dan jenis infrastruktur yang mampu meningkatkan penghidupan masyarakat.

2.

Pemberian bantuan modal bergulir maupun hibah kepada kelompok masyarakat miskin.

3.

Pemberian pelatihan sesuai dengan kebutuhan kelompok masyarakat miskin. Diharapkan

melalui

Pertemuan

Tindak

Lanjut

Pemenuhan

Kebutuhan

Penanggulangan Kemiskinan dan Pembahasan Strategi Sinkronisasi Penanggulangan Kemiskinan di Lokasi Quick Wins, implementasi kegiatan utama yang diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten tidak hanya menjadi fokus dari Pemerintah saja namun dapat melibatkan pihak lainnya dalam hal ini BUMN dan Swasta. Selain itu, untuk menghindari terjadinya tumpang tindih jenis bantuan dan program yang akan diberikan, diperlukan adanya pensinergian langkah Kementerian/Lembaga, BUMN dan Swasta dalam program penanggulangan kemiskinan. C. Pelaksanaan Koordinasi Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 1. Rapat Koordinasi Internal Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah Mengenai Persiapan Rakor TKPK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013. Rapat internal Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah melalui Bidang Pemerintahan dan Kependudukan Bappeda Provinsi Jawa Tengah dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2013 guna membahas persiapan Rapat Koordinasi TKPK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013. Pembahasan tersebut diantaranya adalah draf pointers dan sistematika paparan Wakil Gubernur Jawa Tengah selaku Ketua TKPK Provinsi Jawa Tengah, susunan kegiatan rakor dan waktu pelaksanaan kegiatan rakor serta analisis kondisi eksisting tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Tengah pada periode September 2012 dan kondisi kemiskinan Kabupaten/Kota se Jawa Tengah sampai dengan periode September 2011.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 20


2. Rapat Koordinasi Internal Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah Mengenai Pembangunan Berbasis Kecamatan. Rapat koordinasi dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2013 dipimpin oleh Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah selaku Sekretaris TKPK Provinsi Jawa Tengah, dengan arahan meliputi : 1)

Kualitas perencanaan harus dikawal oleh pihak yang memahami ide-ide pokok atau perencanaan strategis ideal dalam hal ini SKPD terkait harus dapat menjabarkan target pada tahun-tahun berikutnya;

2)

Pemerintah Pusat dan Daerah melalui Bappenas dan Bappeda perlu mulai mengidentifikasi permasalahan di daerah dan fokus terhadap hal-hal strategis untuk ditangani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara lebih cepat dan tepat;

3)

Perlunya menentukan kecamatan dengan tingkat kemiskinan tinggi sebagai basis pembangunan

kewilayahan

dalam

rangka

penanganan

kemiskinan

melalui

pembangunan infrastruktur perdesaan dan kemudahan akses sarana prasarana pelayanan masyarakat miskin seperti sanitasi, air bersih dan rumah tidak layak huni. 4)

Perlunya

pengendalian

harga

kebutuhan

pokok

masyarakat

yang

dapat

mengakibatkan gejolak inflasi yang sangat berpengaruh terhadap kelompok rentan miskin. 5)

Mendorong terlaksananya pembangunan kewilayahan berbasis kecamatan dengan tingkat kemiskinan tinggi sebagai masukan dan usulan program/kegiatan kepada Pemerintah Pusat secara tepat dan akurat.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 21


3. Rapat Persiapan Pemetaan Program/Kegiatan Desa Tahun 2014 Yang Berdampak Tinggi Terhadap Penanggulangan Kemiskinan. Menindaklanjuti hasil Rapat Koordinasi dalam rangka Evaluasi dan Sinkronisasi Program/Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Jawa Tengah Tahun 2013, dilaksanakan Rapat koordinasi internal Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 1 Februari 2013 dengan mengundang dari unsur bidang internal Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Rapat koordinasi ini bertujuan untuk memperoleh masukan mengenai sistematika pemetaan program/kegiatan yang berdampak tinggi dalam rangka penanggulangan kemiskinan sampai dengan tingkat Desa/Kelurahan yang merupakan program/kegiatan pendukung MP3KI. Identifikasi pemetaan program/kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dikelompokkan menjadi 6 sektor, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, energi dan sarana prasarana infrastruktur. 4. Rapat Koordinasi Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja (Pokja) Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah. Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan kegiatan

Rapat

Koordinasi

Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja TKPK Provinsi Jawa Tengah yang dipimpin oleh Sekretaris Bappeda Provinsi

Jawa

Tengah

selaku

Kepala Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 19 Februari 2013. Rapat

koordinasi

ini

mengundang dari unsur Kelompok Kerja TKPK Provinsi Jawa Tengah, yaitu (1) Kabid Pengembangan Ekonomi Masyarakat Bapermades Prov. Jateng selaku Ketua Pokja Pengaduan Masyarakat; (2) Kepala UPTB Bappeda Prov. Jateng selaku Ketua Pokja Pendataan Informasi; (3) Kabid Pemerintahan dan Kependudukan Bappeda Prov. Jateng selaku Ketua Pokja Pengembangan Kemitraan; dan (4) Anggota Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah dilingkup Bappeda Prov. Jateng diantaranya Kabid IPW, Kabid Kesejahteraan Masyarakat, Kasubbag Program dan Fungsional Perencana. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 22


Kepala Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah menyampaikan dan lebih mengingatkan kembali bahwa telah diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor: 414.2/131/2010 pada tanggal 31 Agustus 2010 tentang Pembentukan TKPK Provinsi Jawa Tengah yang di dalamnya terdapat tugas dan fungsi struktur keanggotaan TKPK, diantaranya Tim Kelompok Kerja. Dari evaluasi tahun sebelumnya diperoleh data bahwa penurunan angka kemiskinan masih lambat pada tahun 2010 sebesar 16,21% dan pada tahun 2012 menjadi sebesar 14,98%, sehingga pasca pertemuan ini diharapkan Sekretariat Tim Koordinasi mengintensifkan kegiatan koordinasi dan pengendalian program penanggulangan kemiskinan di masing-masing bidang dan mengoptimalkan tugas dan fungsi Tim Kelompok Kerja serta melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretariat Tim Koordinasi sebagai bahan dukungan kebijakan dalam rangka penanggulangan kemiskinan. 5. Rapat Peningkatan Kapasitas LIAISON OFFICER (LO) Provinsi Jawa Tengah Dalam Pemahaman Data Kemiskinan.

Liaison Officer (LO) merupakan personil penghubung Provinsi dengan 35 Kabupaten/Kota pra Musrenbang Provinsi. Untuk itu mengingat pentingnya tugas LO Provinsi dan menindaklanjuti hasil Rapat Koordinasi Bappeda Provinsi dengan Bappeda Kabupaten/Kota se Jawa Tengah pada tanggal 15 Januari 2013, TKPK Provinsi Jawa Tengah melaksanakan kegiatan Rapat Peningkatan Kapasitas Liaison Officer (LO) Provinsi Jawa Tengah dalam Pemahaman Data Kemiskinan pada tanggal 26 Februari 2013. Kegiatan ini dipimpin oleh Kabid Pemerintahan dan Kependudukan Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Materi yang disampaikan pada rapat tersebut meliputi Data dan Strategi Penanganan Kemiskinan,

definisi kemiskinan dan kondisi kemiskinan,

perbedaan data makro dan mikro, metodologi pengukuran kemiskinan, kondisi kemiskinan makro dan mikro, kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan nasional dan kriteria data PPLS 2011 serta hasil pemetaan kecamatan prioritas se Jawa Tengah berdasarkan klasifikasi kemiskinan data PPLS 2011. Output kegiatan diharapkan pemahaman LO Provinsi mengenai data kemiskinan, sehingga dalam mengarahkan Kabupaten/Kota dalam penyusunan program/kegiatan dapat lebih tepat sasaran (baik focus maupun locus).

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 23


6. Rapat Koordinasi TKPK Provinsi Jawa Tengah Peran & Tupoksi Pokja Pengaduan Masyarakat. Kegiatan rapat koordinasi TKPK Provinsi Jawa Tengah dengan pembahasan tentang “Peran dan Tupoksi Kelompok Kerja (Pokja) Pengaduan Masyarakat� dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2013. Pokja Pengaduan Masyarakat biasa disebut dengan Unit Pengaduan Masyarakat (UPM), sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 414.2//131/2010, tanggal 31 Agustus 2010, tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah. Kelompok kerja ini mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah dalam Penangangan Pengaduan masyarakat. Guna melaksanakan tugas tersebut Kelompok kerja ini memiliki fungsi : 1) Perumusan dan penyiapan penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat terkait kegiatan penanggulangan kemiskinan; 2) Perumusan dan penyiapan bahan kampanye penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat terkait dengan penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan; 3) Perumusan untuk penyiapan bahan sosilasiasi dan kampanye tentang perlunya pendampingan masyarakat dalam penyampaian pengaduan pada penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Dalam rangka penguatan kapasitas Pokja Pengaduan Masyarakat melalui kegiatan rapat koordinasi ini diharapkan : 1) Pokja pengaduan masyarakat dapat mengkoordinasikan aspirasi dan pengaduan masyarakat terkait program-program perlindungan sosial, seperti PKH, RASKIN, JAMKESMAS, JAMPERSAL, JAMKESDA, BSM, PNPM, KUR dan program-program penanggulangan kemiskinan lainnya dengan SKPD pengampu; 2) Dapat memfasilitasi aspirasi dan penanganan pengaduan masyarakat terkait program-program penaggulangan kemiskinan dengan SKPD pengampu program; 3) Melakukan koordinasi secara berkala untuk secara bersama-sama membahas program kerja dan permasalahan yang mungkin timbul; 4) Melaporkan hasil penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat kepada TKPK Provinsi Jawa Tengah cq Ketua Pokja Pengaduan Masyarakat Provinsi secara periodik per semester.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 24


7. Rapat Pemantapan Usulan Kegiatan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun Anggaran 2014 Dalam pembahasan matrik usulan program/kegiatan desa tahun 2014 yang berdampak tinggi terhadap penanggulangan kemiskinan (mendukung program MP3KI) Kabupaten/Kota se Jawa Tengah, dilaksanakan pada tanggal 25 April 2014 di ruang rapat lantai V Bappeda Provinsi Jawa Tengah melalui Rapat Pemantapan Usulan Kegiatan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun Anggaran 2014. Kegiatan ini mengundang dari berbagai unsur SKPD Provinsi Jawa Tengah yang terkait usulan program/kegiatan Kabupaten/Kota hasil identifikasi lingkup bidang Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Masing-masing SKPD diharapkan dapat mencermati dan mengidentifikasi usulan program/kegiatan kabupaten/kota apakah dapat tertampung dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun Anggaran 2014 sebagai salah satu subtansi pada Musrenbang Provinsi Tahun 2014. 8. Rapat Koordinasi Internal Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah Tindak Lanjut Pasca Sosialisasi PLP-BK PNPM Perkotaan 2013 Kegiatan rapat koordinasi intenal Sekretariat TKPK Provinsi Jawa Tengah dengan Tim Seleksi Provinsi PLP-BK PNPM Perkotaan pasca kegiatan sosialisasi seleksi PLP-BK PNPM Mandiri Perkotaan Tahun 2013 dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu tanggal 28-29 Mei 2013. A. Hasil Rapat Hari I (Selasa, 28 Mei 2013) adalah : 1.

Tim Seleksi Provinsi telah menentukan lokasi desa/kelurahan yang masuk nominasi

PLP-BK

Tahun

2013,

yaitu

di

169

kelurahan/desa

(24

kabupaten/kota). desa/kelurahan yang masuk nominasi tersebut diperoleh dari 190 desa/kelurahan sesuai dengan kriteria pemilihan desa/kelurahan PLP-BK dan didalamnya terdapat 21 desa/kelurahan yang sudah pernah mendapatkan PLP-BK tahun sebelumnya dan replikasi PLP-BK kabupaten/kota, namun tim seleksi akan memverifikasi ulang akan hasil tersebut. 2.

Kriteria Pemilihan Desa/Kelurahan : 

Kelurahan yang menjadi lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan.



Kelurahan dengan tingkat kemiskinan min. 20% (berdasarkan data PPLS 2011).

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 25


Kelurahan/BKM yang

memiliki Kinerja Kelembagaan minimal ”BKM

Berdaya” (berdasarkan hasil Review Kelembagaan, tahun 2012) penjelasan pada lampiran 1. 

Telah melakukan audit keuangan BKM tahun buku 2011, dengan hasil/opini unqualified opinion/UO (wajar tanpa syarat) penjelasan pada Lampiran 2.

Kinerja pembukuan Sekretariat BKM dan UPK tanpa PAR sekurangkurangnya “memadai” berbasis data SIM bulan Desember 2012 sampai dengan Februari 2013 penjelasan pada Lampiran 2.

Lokasi BKM/Kelurahan merupakan lokasi yang telah atau sedang memanfaatkan BLM PNPM Mandiri Perkotaan tahapan/putaran ke 3.

B. Hasil Rapat Hari II (Rabu, 29 Mei 2013) adalah : 1.

dari hasil penentuan 169 desa/kelurahan yang layak masuk nominasi PLP-BK tahun 2013 di 54 kecamatan di 24 kabupaten/kota oleh Tim Seleksi Provinsi mempertimbangkan kategorisasi kecamatan prioritas kemiskinan terdapat 122 Desa/Kelurahan di 24 Kecamatan di 9 Kabupaten dengan Kecamatan Kuning.

2.

Informasi kepada kabupaten/kota mengenai hasil seleksi desa/kelurahan Layak menerima PLP-BK Tahun 2013 : a.

Surat

Kepala

Bappeda

Provinsi

Jawa

Tengah

kepada

Bappeda

Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. b.

Lampiran surat yang akan disiapkan oleh Tim Seleksi Provinsi : 

Informasi desa/kelurahan yang masuk nominasi/kriteria PLP-BK Tahun 2013.

Adanya

kesiapan/dukungan

dan

kesanggupan

pendampingan

kabupaten/ kota terhadap desa/kelurahan yang menerima PLP-BK Tahun 2013 pada tahun berikutnya. 

Kabupaten/kota

dengan

desa/kelurahan

yang

merupakan

nominasi/kriteria PLP-BK Tahun 2013 untuk dapat segera membentuk Tim Seleksi kabupaten/kota sesuai Petunjuk Teknis Tata Cara Seleksi paling lambat Minggu ke I bulan Juni 2013. 

Hasil seleksi desa/kelurahan PLP-BK Tahun 2013 yang layak oleh Tim Seleksi kabupaten/kota paling lambat Minggu ke III bulan Juni 2013 disampaikan ke Tim Seleksi Provinsi Cq. Bappeda Provinsi Jawa Tengah.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 26


9. Kunjungan Lapangan Pilot Project Quickwins Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Di Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Dalam rangka meningkatkan sinergitas dan koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah antara program Pusat dengan Daerah, TKPK Provinsi telah melakukan kunjungan kerja lapangan guna melihat perkembangan program Quick Wins di Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes pada tanggal 25 Juni 2013. Pelaksanaan program quick wins

terkait program BSPS dan pra sehat di Kecamatan Bulakamba

Kabupaten Brebes tahun 2013, yaitu : 1.

Program BSPS Rumah Tidak Layak Huni Kab. Brebes TA. 2013 Pemerintah Kabupaten Brebes mengajukan proposal Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya kepada Kementerian Perumahan Rakyat untuk sebanyak 4.328 unit, tersebar pada 18 desa di Kecamatan Bulakamba. Setelah dilakukan Verifikasi Administrasi lolos sebanyak 3.916 unit, kemudian ditindaklanjuti dengan Verifikasi Lapangan lolos sebanyak 3.842 unit. Dari jumlah yang lolos verifikasi lapangan hanya sejumlah 3.606 unit yang mendapatkan bantuan BSPS dengan diterbitkannya SK, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel-tabel di bawah ini. 1) SK. PPK. No. 09/PK-PRS.3/PPD-BSPS/04/2013 tanggal 26 April 2013 No 1 2 3 4 5 6

Desa/Kelurahan Bangsri Bulakparen Jubang Petunjungan Siwuluh Tegalglagah Total

Jumlah Unit 353 95 96 209 60 312 1.125

2) SK. PPK. No. 10/PK-PRS.3/PPD-BSPS/05/2013 tanggal 06 Mei 2013 No 1 2 3 4 5

Desa/Kelurahan Kluwut Pakijangan Cipelem Pulogading Bulakamba Total

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Jumlah Unit 305 157 103 101 90 756

BAB IV - 27


3) SK. PPK. No. 11/PK-PRS.3/PPD-BSPS/05/2013 tanggal 13 Mei 2013 No 1 2 3

Desa/Kelurahan

Jumlah Unit

Cimohong Bulusari Dukuhlo Total

165 218 221 604

4) SK. PPK. No. 12/PK-PRS.3/PPD-BSPS/05/2013 tanggal 20 Mei 2013 No 1 2 3 4 5

Desa/Kelurahan

Jumlah Unit

Banjaratma Rancawuluh Karangsari Luwungragi Grinting Total

95 205 154 155 512 1.121

Sosialisasi Pelaksanaan Program BSPS Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kab. Brebes TA. 2013 telah dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2013 bertempat di Kantor Kec. Bulakamba. Pencairan dana Bantuan BSPS oleh calon penerima harus dilaksanakan maksimal 15 hari sejak dana diterima BRI unit terdekat. Posisi dana bantuan telah diterima masing-masing unit BRI per tanggal 1 Juni 2013. Penerima dana BSPS harus menyelesaikan peningkatan kualitas rumah paling lambat selama 105 hari kalender sejak Penarikan bantuan dana pada tabungannya di Bank BRI unit cabang desa atau terdekat. Jadi dengan waktu penarikan dana dan pekerjaan tersebut diharapkan pada tanggal 28 September 2013 telah terlaksana semua pekerjaan perbaikan rumah tidak layak huni di Kec. Bulakamba. 2.

Program Pra Sertifikasi Hak Atas Tanah Kab. Brebes TA. 2013 Berdasarkan SK Menteri Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun 2013 tentang Penetapan Kabupaten/Kota Penerima Fasilitasi Pra Sertifikasi Hak Atas Tanah dan Pendampingan Paska Sertifikasi Tahun 2013, Kabupaten Brebes mendapatkan kuota 500 bidang tanah yang akan diberikan fasilitas sertifikasi tersebut. Dari ke 500 bidang tersebut terbagi di 7 desa di Kecamatan Bulakamba, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini. No 1 2 3

Desa/Kelurahan Cimohong Kluwut Grinting

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Jumlah Bidang 50 100 100 BAB IV - 28


No

Desa/Kelurahan

4 5 6 7

Jumlah Bidang

Bulakamba Pulogading Pakijangan Bangsri Total

50 50 50 100 500

Sosialisasi pelaksanaan Program Pra Sertifikasi Hak Atas Tanah Kab. Brebes TA. 2013 telah dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013 dengan mengundang ke-7 desa tersebut dan beberapa stakeholder terkait.

Pengumpulan

daftar

nominatif dan kelengkapan datanya di jadwal paling lambat akhir bulan Juni

2013.

Adapun

tahap

pengumpulan daftar nominatif di ke-7 desa per 10 Juni 2013 telah selesai

dilaksanakan,

mengumpulkan

tinggal

kelengkapan

dokumen yang lain berupa; Surat Permohonan,

Surat

Keterangan

Penghasilan,

Surat

Pernyataan

Subjek, Fotokopi KTP, Fotokopi KK, dan Fotokopi atas hak pada akhir bulan Juni 2013 syarat kelengkapan dokumen dapat selesai dikumpulkan, yang selanjutnya diserahkan ke Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes dan Kementerian Perumahan Rakyat. 10. Rakor

Penyusunan

Program/Kegiatan

Percepatan

Pengentasan

Dan

Penanggulangan Kemiskinan Berdimensi Kewilayahan Berdasarkan Basis Data Terpadu PPLS 2011 Rakor

Penyusunan

Program/Kegiatan

Percepatan

Pengentasan

dan

Penanggulangan Kemiskinan Berdimensi Kewilayahan Berdasarkan Basis Data Terpadu PPLS 2011 dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2013 di Ruang Rapat Lantai V Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Peserta rakor terdiri dari unsur SKPD Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan rakor ini bertujuan menyamakan persepsi dan komitmen penggunaan

basis

data

terpadu

PPLS

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

2011

sebagai

dasar

penyusunan

BAB IV - 29


program/kegiatan percepatan pengentasan dan penanggulangan kemiskinan. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini, yaitu : 1.

Terwujudnya penyamaan persepsi bagi SKPD Provinsi Jawa Tengah dalam menjabarkan RPJMD 2013-2018, Renstra dan Renja SKPD dalam kebijakan dan implementasi program/kegiatan percepatan pengentasan dan penanggulangan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah;

2.

Komitmen SKPD Provinsi Jawa Tengah tentang penggunaan basis data terpadu PPLS 2011 dalam implementasi percepatan program/kegiatan penanggulangan kemiskinan;

3.

SKPD Provinsi Jawa Tengah dapat menyusun program/kegiatan percepatan pengentasan dan penanggulangan kemiskinan berdimensi kewilayahan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 dan yang akan datang.

D. Permasalahan Pelaksanaan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah meskipun dari tahun ke tahun mengalami penurunan, namun jumlahnya masih banyak, yaitu 4,704 juta orang (14,44%) pada periode September 2013. Namun pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin di perdesaan mengalami kenaikan sebanyak 12,40 ribu orang atau menjadi 2,834 juta orang (16,05%) pada periode September dibandingkan periode Maret pada tahun yang sama dan juga lebih besar dibanding perkotaan (1,871 juta orang/12,53%). Distribusi penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah, yaitu pada periode September 2013 masih sebesar 60,24% berada di daerah perdesaan. Garis Kemiskinan Jawa Tengah pada periode September 2013 mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 261.881,- per kapita/bulan dari kondisi periode Maret sebesar Rp. 244.161,- per kapita/bulan. Untuk daerah perkotaan dan perdesaan juga mengalami kenaikan, daerah perkotaan sebesar 5,34% menjadi sebesar Rp. 268.397,- per kapita/bulan dan daerah perdesaan naik sebesar 9,00% menjadi sebesar Rp. 256.368,- per kapita/bulan. Banyaknya penduduk miskin di Jawa Tengah dikarenakan masih banyaknya penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Persoalan kemiskinan tidak hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin namun perlu memperhatikan dimensi kondisi kemiskinan lainnya, yaitu Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus dapat mengurangi Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Pada periode Maret – September 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 30


Keparahan Kemiskinan (P2) di Jawa Tengah mengalami kenaikan, yaitu Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) naik dari 2,209 (Maret) menjadi 2,374 (September). Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) naik dari 0,543 menjadi 0,594 pada periode yang sama. Peningkatan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) diakibatkan nilai indeks daerah perkotaan naik menjadi sebesar 2,058 dan daerah perdesaan naik menjadi sebesar 2,642. Sedangkan peningkatan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) diakibatkan kenaikan yang signifikan dari nilai indeks daerah perdesaan menjadi sebesar 0,661 dibandingkan daerah perkotaan yang mengalami penurunan menjadi sebesar 0,514. Peningkatan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin melebar, khususnya daerah perdesaan. Posisi relatif persentase penduduk miskin Kabupaten/Kota se Jawa Tengah (berdasarkan data BPS periode September 2012, rilis terakhir) terdapat sebanyak 15 kabupaten dengan persentase penduduk miskin di atas rata-rata angka Jawa Tengah (14,98%) dan Nasional (11,66%), yaitu Kabupaten Wonosobo (22,50%), Kebumen (22,40%), Rembang (21,88%), Purbalingga (21,19%), Brebes (21,12%), Banyumas (19,44%), Pemalang (19,27%), Banjarnegara (18,87%), Demak (16,73%), Sragen (16,72%), Klaten (16,71%), Purworejo (16,32%), Grobogan (16,13%), Cilacap (15,92%) dan Blora (15,10%). Selanjutnya hasil analisis yang mendasarkan 15 indikator kesejahteraan pada Basis Data Terpadu PPLS 2011 didapatkan permasalahan kondisi kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah yang dikelompokkan menjadi 6 sektor, yaitu : a. Bidang Ekonomi : 1) Kepala Rumah Tangga (KRT) Perempuan Usia Produktif : 267.267 Jiwa 2) KRT bekerja di Sektor Pertanian : 1.461.686 Jiwa 3) KRT dengan Pendidikan di bawah 9 Th : 2.389.393 Jiwa 4) Penduduk Usia Produktif tidak bekerja : (Lk: 467.191 Jiwa; Pr: 1.498.374 Jiwa) 5) Bahan Bakar Memasak Selain Listrik/Gas/Elpiji : 2.401.695 Ruta b. Bidang Pendidikan : 1) Penduduk Usia Sekolah tidak bersekolah : 703.097 Jiwa 2) Penduduk Usia Sekolah yang bekerja : 279.605 Jiwa c. Bidang Kesehatan : 1) Kecacatan : 198.629 Jiwa (Anak Usia < 18 Th : 19.185 Jiwa) 2) Penyakit Kronis : 337.568 Jiwa (Anak Usia < 18 Th : 12.282 Jiwa) LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 31


d. Bidang Infrastruktur : 1) Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) : 1.723.500 Ruta 2) Sumber Air Minum Tidak Terlindung : 679.975 Ruta 3) Tidak Ada Listrik : 36.610 Ruta e. Bidang Lingkungan : 1) Tidak Ada Fasilitas Tempat Buang Air Besar : 1.052.071 Ruta 2) Pembuangan Akhir Tinja Selain Tangki/SPAL : 2.203.382 Ruta Dari kondisi tersebut terlihat permasalahan kesejahteraan yang dihadapi penduduk miskin yaitu masih rendahnya pendapatan penduduk miskin, akses kesempatan kerja, berusaha dan permodalan, akses penduduk miskin terhadap pendidikan dan kesehatan. Disamping itu juga keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan rumah layak huni, air bersih, sanitasi dan kelayakan kecukupan pangan. Apabila dicermati lebih lanjut dalam kurun waktu tahun 2008-2013, tingkat penurunan penduduk miskin di Jawa Tengah cenderung mengalami perlambatan, berturutturut dari 1,51%, 1,16%, 0,35%, 1,23% dan terakhir 0,54%. Melambatnya penurunan angka kemiskinan dikarena luasnya cakupan wilayah keberadaan penduduk miskin yang akan ditangani, terbatasnya pendanaan, belum optimalnya peran dunia usaha/swasta, belum optimalnya program/kegiatan penanggulangan kemisinan dan pada kondisi tertentu keberadaan penduduk miskin semakin sulit untuk dientaskan dari kemiskinan. E.

Agenda Kegiatan TKPK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Agenda kegiatan TKPK Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 meliputi rapat

koordinasi TKPK Provinsi dengan SKPD dan Kabupaten/Kota, fasilitasi peningkatan kapasitas TKPK Kabupaten/Kota, penyusunan Laporan Kinerja TKPK 2013, penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Tahun 2014, penyusunan dokumen Strategi Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Periode 2013 – 2018, pengumpulan dan analisis data, publikasi data kemiskinan dan pengelolaan website TKPK Provinsi Jawa Tengah, ditunjukkan dalam Tabel 8.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 32


Tabel 8 Agenda Kegiatan TKPK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 NO. 1.

2.

3. 4.

5.

6. 7. 8.

KEGIATAN

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

BULAN JUN JUL

AGT

SEPT

OKT

NOV

Rapat Koordinasi TKPK Provinsi dengan SKPD dan Kabupaten/ Kota Fasilitasi Peningkatan Kapasitas TKPK Kabupaten/ Kota Penyusunan Laporan Kinerja TKPK 2013 Penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Tahun 2014 Penyusunan Dokumen Strategi Pelaksanaan Penaggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Periode 2013 – 2018 Pengumpulan dan Analisis Data Publikasi Data Kemiskinan Pengelolaan website TKPK Provinsi Jawa Tengah

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV - 33

DES


BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.

Kesimpulan 1. Jumlah penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah pada periode September 2013 di Provinsi Jawa Tengah terus mengalami penurunan menjadi sebanyak 4.704.870 orang (14,44%), dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada periode September 2011 sebanyak 5.255.990 orang (16,21%) atau mengalami penurunan sebanyak 551.120 orang. Namun pada tahun 2011 pernah mengalami kenaikan sebesar 0,45% atau sebanyak 148.630 orang yaitu pada periode Maret sampai dengan periode September. 2. Posisi relatif penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah dapat terlihat dengan membandingkan capaian persentase penduduk miskin dan jumlah penduduk miskin, yaitu pada periode September 2013 persentase penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah (14,44%) dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa dan Bali, Provinsi Jawa Tengah masih lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi DI Yogyakarta (15,03%), namun jumlah penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah sebanyak 4.704.870 orang merupakan tertinggi kedua tingkat Nasional setelah Provinsi Jawa Timur (4.865.820 orang) dari total Nasional sebanyak 28.553.970 orang. 3. Pada periode September 2013 nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Provinsi Jawa Tengah naik menjadi 2,374, diakibatkan daerah perdesaan dan perkotaan

mengalami

kenaikan

dari

periode

sebelumnya.

Nilai

Indeks

Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk daerah perdesaan menjadi sebesar 2,642 & perkotaan menjadi sebesar 2,058. Kondisi ini juga terjadi pada nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jawa Tengah yang mengalami kenaikan menjadi sebesar 0,594 dari periode sebelumnya sebesar 0,543 (Maret 2013) yang diakibatkan daerah perdesaan mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 0,102 menjadi sebesar 0,661. Kenaikan kedua nila indeks ini ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar khususnya di daerah perdesaan.

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB V - 1


4. Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah pada periode Maret 2009 sampai dengan periode September 2013 terus mengalami kenaikan. Sejak bulan Maret 2009 hingga bulan September 2013 Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah naik sebesar Rp.79.366,- yaitu dari Rp.182.515,- per kapita per bulan pada periode Maret 2009 menjadi Rp.261.881,- per kapita per bulan pada periode September 2013. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan yaitu beras, rokok kretek filter dan tempe. Komoditi bukan makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan yaitu biaya perumahan. 5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan yaitu pada periode Agustus 2009 menjadi sebesar 7,33% dan pada periode Agustus 2013 menjadi sebesar 6,02%. 6. Persebaran tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah pada periode September 2012 masih terdapat 15 Kabupaten di atas Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, yaitu Wonosobo 22,50%, Kebumen 22,40%, Rembang 21,88%, Purbalingga 21,19%, Brebes 21,12%, Banyumas 19,44%, Pemalang 19,27%, Banjarnegara 18,87%, Demak 16,73%, Sragen 16,72%, Klaten 16,71%, Purworejo 16,32%, Grobogan 16,13%, Cilacap 15,92% dan Blora 15,10%. Sedangkan persebaran Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) masih terdapat 13 Kabupaten/Kota di atas Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, yaitu Brebes 9,54%, Kota Tegal 9,25%, Kudus 8,01%, Pati 7,30%, Kota Surakarta 7,18%, Demak 7,04%, Batang 6,98%, Tegal 6,93%, Kota Magelang 6,80%, Cilacap 6,76%, Pemalang 6,55%, Kendal 6,42% dan Jepara 6,28%) 7. Perkembangan Tingkat Kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dibandingkan target RAD MDGs Provinsi Jawa Tengah, yaitu realisasi persentase penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah pada periode September tahun 2013 sebesar 14,44% dibandingkan dengan target MDGs tahun 2013 sebesar 11,88% masih jauh dari arah pencapaian penurunan, yaitu dengan gap pencapaian terhadap target sebesar 2,56%. Sedangkan realisasi tingkat pengangguran terbuka (TPT) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 periode Agustus sebesar 6,02% yang mengalami kenaikan dibandingkan periode Februari sebesar 5,57%, menjauh dari arah pencapaian penurunan target MDGs tahun 2013 sebesar 5,60%, yaitu dengan gap pencapaian terhadap target sebesar 0,42%. LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB V - 2


B.

Rekomendasi 1. Perlunya peningkatan koordinasi yang intensif dengan melibatkan berbagai pihak, tidak hanya dari unsur Pemerintah Daerah (SKPD) namun juga melibatkan peran perguruan tinggi dan dunia usaha melalui rapat-rapat koordinasi, focus group discussion (FGD) dengan tema pembahasan disesuaikan dengan kelompok program penanggulangan kemiskinan dan kondisi aktual yang terjadi. 2. Perlunya peningkatan komitmen dan konsistensi diantara SKPD Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi program/kegiatan penanggulangan kemiskinan berdimensi kewilayahan yang dituangkan di dalam dokumen perencanaan sektoral jangka pendek (Renja SKPD). 3. Perlunya pemantapan, peningkatan dan penguatan kapasitas SDM dan kelembagaan TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota secara berkelanjutan melalui berbagai kegiatan antara lain konsultasi, pelatihan, magang dan kunjungan kerja. 4. Perlunya dukungan LPPM Perguruan Tinggi melalui program KKN Tematik dalam rangka melakukan validasi basis data terpadu PPLS 2011 dan penggalian kondisi,

potensi

dan

permasalahan

pembangunan

sesuai

kebutuhan

desa/kelurahan sebagai dasar penyusunan program/kegiatan intervensi yang tepat sasaran, khususnya pada desa/kelurahan prioritas penanggulangan kemiskinan. ---o0o---

LAPORAN KINERJA TKPK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB V - 3


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.