LAPORAN PENELITIAN KECIL PL 2105 METODE ANALISIS PERENCANAAN I
ANALISIS PENGARUH KETANGGAPAN PSBB TERHADAP PERKEMBANGAN KASUS COVID-19 DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI
Oleh : Shofwan Hidayat (15419016)
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2020
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL................................................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
1.3
Tujuan dan Sasaran .......................................................................................................... 2
1.4
Ruang Lingkup .................................................................................................................. 3
1.4.1
Ruang Lingkup Materi .............................................................................................. 3
1.4.2
Ruang Lingkup Wilayah ............................................................................................ 3
1.5
Metodologi Penelitian....................................................................................................... 3
1.5.1
Metode Pengumpulan Data....................................................................................... 3
1.5.2
Metode Analisis Data ................................................................................................ 4
1.6
Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN LITERATUR ......................................................................................................... 6 2.1
Tinjauan Literatur terkait Kasus ...................................................................................... 6
2.1.1
Kebijakan PSBB ......................................................................................................... 6
2.1.2
Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia ........................................................... 7
2.1.3
Pertumbuhan Ekonomi Regional.............................................................................. 8
2.2
Tinjauan Literatur terkait Metode ................................................................................. 10
2.2.1
Analisis Asosiatif ....................................................................................................... 10
2.2.2
Analisis Deksriptif ..................................................................................................... 10
2.3
Penggunaan Software (STATA) (Metode yang Diambil)................................................ 11
BAB III ANALISIS DATA ................................................................................................................. 13 3.1
Input Data ....................................................................................................................... 13
3.2
Analisis Output Data ....................................................................................................... 15
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................... 23 4.1
Simpulan ......................................................................................................................... 23
4.2
Kelemahan Studi ............................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 25
i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kasus Pertama Dan Penerapan Psbb Provinsi ........................................... 7 Tabel 2.2 Jumlah Kasus Covid-19 Provinsi Per 15 Desember 2020 ..................... 8 Tabel 2.3 Pertumbuhan Ekonomi Regional Triwulan Ii 2020 ................................. 9 Tabel 3.1 Input Data Mentah ............................................................................................... 13 Tabel 3.2 Input Data Hasil Olahan ................................................................................... 14
ii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Pertumbuhan Ekonomi Regional Triwulan II 2020 ..................................... 9 Gmbar 3.2 Missing Value ......................................................................................................... 15 Gambar 3.3 Analisis Regresi ....................................................................................................... 15 Gambar 3.5 Analisis Regresi 2 .................................................................................................... 17 Gambar 3.7 Summarize TPSBB ................................................................................................... 18 Gambar 3.9 Summarize PPK ....................................................................................................... 19 Gambar 3.10 Summarize PER ..................................................................................................... 19
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan wabah virus corona sebagai pandemi global. Bersamaan dengan itu, WHO mengingatkan seluruh negara untuk mengaktifkan dan meningkatkan respons darurat. Negara di dunia kemudian merespon dengan mekanisme yang berbeda. Misalnya, penerapan lockdown yang dilakukan dengan tingkat keketatan dan jangka waktu yang tak sama. Bahkan, ada pula negara yang tidak menerapkan lockdown sama sekali atau dapat dikatakan pada negara tersebut diterapkan herd immunity. Pada saat yang sama, di Indonesia belum ada panduan khusus dalam merespons pandemi ini. Bahkan lonjakan kasus pada tanggal 15 Maret 2020, belum memicu pemerintah untuk segera merespon kejadian ini. Hingga akhirnya pada tanggal 31 Maret 2020, Presiden RI Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Barulah istilah PSBB sebagai respons Indonesia terhadap pandemi dikenal. Mempertimbangkan luas wilayah Indonesia beserta keberagaman daerahnya, membuat peraturan ini memungkinkan pemerintah daerah untuk menerapkan PSBB di wilayahnya dengan izin pemerintah pusat melalui kementrian kesehatan. Kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah ini membuat keberagaman keputusan di berbagai daerah. Keberagaman itu dapat dilihat dari tingkat ketetatan, waktu dimulai dan berakhirnya pelaksanaan, bahkan diterapkan atau tidaknya PSBB ini. Perbedaan ini dikarenakan PSBB adalah produk kebijakan, maka dari itu perlu banyak pertimbangan yang dilakukan pemerintah daerah. Pro dan kontra pun bermunculan. Pertimbangan yang mendukung PSBB mengatakan pelaksanaan PSBB dapat menekan penyebaran virus corona. Sedangkan, pertimbangan yang berlawanan mengatakan PSBB dapat berdampak buruk bagi ekonomi daerah. Kedua pertimbangan ini menjadi panas karena pemerintah daerah seakan dihadapkan oleh pilihan 1
menyelamatkan nyawa rakyatnya atau keberjalanan ekonomi daerahnya. Bahkan diskusi tersebut masih muncul hingga sekarang, banyak pihak yang beranggapan terlambatnya penerapan PSBB mengakibatkan banyaknya kasus saat ini. Ada pula yang beranggapan terlalu cepat dimulainya penerapan PSBB mengakibatkan turunnya pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, penelitian ini akan menganalisis pengaruh ketanggapan PSBB, terhadap kasus covid eksisting dan pertumbuhan ekonomi daerah. Ketanggapan yang dimaksud adalah jangka waktu dalam hitungan hari, antara kasus pertama Covid-19 dan pelaksanaan PSBB. Analisis dilakukan terhadap provinsi di Indonesia yang menerapkan PSBB. Penelitian ini diharapkan mampu menjawab apakah mulainya penerapan PSBB berpengaruh terhadap kedua variabel tersebut dan mana variabel yang paling dipengaruhi. Dengan terjawabnya pertanyaan ini, dapat ditentukan mana kebijakan yang tepat berdasarkan prioritas yang ditunjukan pada hasil analisis data. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ketanggapan pelaksanaan PSBB berpengaruh terhadap jumlah kasus eksisting Covid-19? 2. Apakah ketanggapan pelaksanaan PSBB berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi? 3. Apabila ketanggapan pelaksanaan PSBB berpengaruh terhadap jumlah kasus eksisting Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi, mana yang lebih dipengaruhi? 1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh ketanggapan pelaksanaan PSBB terhadap jumlah kasus eksisting Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia. Untuk mencapai tujuan, sasaran dari penelitian ini adalah mengetahui apakah ketanggapan pelaksanaan PSBB berpengaruh terhadap jumlah kasus eksisting Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia. Jika iya, sasaran berikutnya adalah mengetahui mana variabel yang lebih dipengaruhi.
2
1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi pada penelitian ini adalah kebijakan PSBB, perkembangan kasus covid, dan pertumbuhan ekonomi. Materi-materi tersebut berkaitan dengan variabel yang dipakai pada penelitian ini, yaitu ketanggapan PSBB dalam hitungan hari) sebagai variabel independen, jumlah kasus eksisting Covid-19 (Pasien Terkonfirmasi), serta pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen. Adapun materi yang berkaitan dengan mata kuliah ini adalah analisis deksriptif dan asosiasi. 1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah pada penelitian ini adalah provinsi di Indonesia yang menerapkan PSBB. Diantaranya, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, dan Gorontalo. 1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2012:141) sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen. Terdapat beberapa data sekunder yang didapatkan dari media yang berbedabeda, diantaranya : 1. Waktu dimulainya PSBB provinsi didapatkan dari wikipedia dan media populer. 2. Kasus pertama corona per provinsi didapatkan melalui website corona masing-masing provinsi. 3. Jumlah kasus eksisting corona per provinsi didapatkan melalui website corona masing-masing provinsi, update kasus eksisting corona ini diambil pada tanggal 15 Desember 2020. 4. Jumlah penduduk provinsi didapatkan melalui data BPS
3
5. Pertumbuhan ekonomi provinsi triwulan kedua tahun 2020 didapatkan dari laporan Bank Indonesia melalui dokumen Kajian Ekonomi Regional berjudul Laporan Nusantara Agustus 2020 1.5.2 Metode Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan 2 metode, yaitu analisis asosiatif dan dekstriptif. Analisis asosiatif dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Analisis asosiatif yang digunakan adalah regresi linear 1 variabel. Analisis deksriptif dilakukan untuk melengkapi analisis data. Analisis deksriptif yang digunakan antara lain ukuran persebaran data simpangan baku, serta reduksi data dalam bentuk tabel yang dilakukan untuk visualisasi data. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan menjawab apa dan mengapa penelitian harus dilakukan, serta gambaran dari penelitian. Pendahuluan memuat latar belakang mengapa penelitian dilakukan, rumusan masalah yang menjadi dasar analisis pada penelitian, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, ruang lingkup yang menjelaskan batasan materi dan wilayah penelitian, metodologi penelitian yang menjelaskan metode pengumpulan data serta analisis data yang dilakukan, dan sistematika penulisan yang memberi gambaran isi dari masing-masing bab. Bab II Tinjauan Literatur Bab ini menjelaskan teori dasar berkaitan dengan kasus, metode, serta penggunaan software. Berkaitan dengan kasus akan dijelaskan mengenai kebijakan PSBB, perkembangan kasus covid, dan pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan metode akan dijelaskan mengenai analisis deksriptif dan asosiatif. Berkaitan dengan penggunaan software akan dijelaskan mengenai stata serta analisis dekriptif dan asosiatif pada stata.
4
Bab III Analisis Data Bab ini akan menjelaskan proses input dan output data. Input data akan menjelaskan bagaimana input data dilakukan. Output data akan menjelaskan pengolahan data dari analisis stata serta interpretasinya dalam bidang perencanaan wilayah dan kota. Bab IV Penutup Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dan kelemahan studi. Kesimpulan didapatkan dari hasil analisis, kesimpulan akan menjawab rumusan masalah. Kelemahan studi akan menjelaskan kekurangan yang disebabkan oleh asumsiasumsi yang diadakan, serta kekurangan lainnya.
5
BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Tinjauan Literatur terkait Kasus 2.1.1 Kebijakan PSBB Penerapan lockdown mulai dilakukan negara di dunia sebagai respon atas himbauan WHO untuk melakukan mekanisme darurat dalam menanggapi wabah Covid-19 yang telah menjadi pandemi global. Namun, disaat yang sama Pemerintah Indonesia belum memutuskan penerapan lockdown. Bahkan, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada tanggal 16 Maret menyatakan bahwa kebijakan karantina wilayah adalah otoritas pemerintah pusat, dan mengingatkan pemerintah daerah untuk tidak menerapkan karantina wilayah tanpa izin pemerintah pusat. Selain itu, berbagai respon Menteri Kesehatan yang dianggap meremehkan virus ini terus disampaikan. Sehingga, muncul berbagai kritik dan saran dari epidemiolog, tokoh politik, dan masyarakat untuk menerapkan karantina wilayah. Akhirnya, pemerintah pusat mengeluarkan status bencana nasional dan kebijakan tentang karantina wilayah yang dinamakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah istilah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Definisi ini diambil dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Pada bagian lampiran dijelaskan bahwa PSBB merupakan salah satu tindakan kekarantinaan kesehatan yang paling sedikit meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Tambahan lainnya antara lain, pembatasan moda transportasi, pembatasan kegiatan sosial dan budaya, serta pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan. Kebijakan PSBB dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, melalui mekanisme pengajuan dan perizinan kepada Kementrian Kesehatan. Mentri Kesehatan 6
mengizinkan pengajuan tersebut apabila daerah yang terkait telah memenuhi kriteria tertentu. Kriteria tersebut antara lain peningkatan jumlah kasus dan/atau kematian secara bermakna dalam kurun waktu tertentu, penyebaran kasus secara cepat di wilayah lain dalam kurun waktu tertentu, dan terdapat bukti terjadi transmisi lokal. Sejak dikeluarkannya peraturan menteri tersebut, telah terdapat 43 daerah (provinsi, kabupaten, kota) yang menerapkan PSBB. Namun, seiring melandainya kasus Covid-19, beberapa daerah menerapkan relaksasi PSBB dengan pelonggaran pembatasan. Tak sedikit pula daerah yang kembali menerapkan PSBB karena lonjakan kasus. Daerah yang tidak melaksanakan PSBB pada umumnya hanya melakukan himbauan kepada masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan. Penerapan PSBB berdasarkan provinsi di Indonesia dijelaskan pada tabel berikut. PROVINSI DKI JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TIMUR JAWA TENGAH RIAU SULAWESI SELATAN SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN UTARA KALIMANTAN TENGAH GORONTALO
Kasus Pertama 02-Mar 02-Mar 08-Mar 17-Mar 09-Mar 18-Mar 19-Mar 26-Mar 24-Mar 22-Mar 28-Mar 20-Mar 09-Apr
Mulai PSBB 10-Apr 15-Apr 18-Apr 21-Apr 23-Apr 17-Apr 24-Apr 22-Apr 27-Mei 24-Apr 26-Apr 07-Mei 04-Mei
Tabel 2.1 Kasus Pertama dan Penerapan PSBB Provinsi (website covid pemda, 2020)
2.1.2 Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia Di Indonesia, kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di DKI Jakarta. Tepatnya di daerah permukiman elit Kemang, Jakarta Selatan pada tanggal 2 Maret 2020. Pada tanggal 9 April 2020, satu bulan setelahnya, virus ini telah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia. Walaupun tingkat kematiannya rendah, tingkat penyebaran virus yang tinggi menyebabkan kasus di berbagai 7
daerah meningkat dengan tajam. Bahkan Indonesia telah menjadi negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terbanyak di Asia Tenggara. Per tanggal 15 Desember 2020, jumlah kasus Covid-19 terbanyak berada di provinsi yang berada di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan oleh pulau jawa sebagai pintu masuk Covid-19 pertama, kepadatan dan tingkat mobilitas yang tinggi, serta faktor lainnya. Berikut tabel yang menjelaskan jumlah kasus Covid-19 provinsi per 15 Desember 2020. PROVINSI DKI JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TIMUR JAWA TENGAH RIAU SULAWESI SELATAN SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN UTARA KALIMANTAN TENGAH GORONTALO
Jumlah Kasus 154005 66810 15110 70634 67496 22762 24019 21972 10472 14243 2463 8119 3342
Tabel 2.2 Jumlah Kasus Covid-19 Provinsi per 15 Desember 2020 (website covid-19 provinsi, 2020)
2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi Regional Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi dihitung menggunakan data produk domestik bruto (PDB). PDB sendiri adalah total nilai pasar dari barang/jasa yang dihasilkan di dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun). Tingkat pertumbuhan ekonomi menghitung persentase kenaikan PDB pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan PDB pada tahun sebelumnya. (Astuningsih, 2017). Dalam skala daerah, PDB disebut PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto). Sehingga, pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan standar untuk mengukur perkembangan kondisi perekonomian suatu daerah.
8
Gambar 2.1 Peta Pertumbuhan Ekonomi Regional Triwulan II 2020 (Laporan Kajian Ekonomi BI, 2020)
Berdasarkan laporan pertumbuhan ekonomi yang dipublikasikan setiap triwulan (3 bulan). Pada triwulan II 2020, pertumbuhan ekonomi provinsi ratarata mengalami kontraksi sebesar 5,32%. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi ini, antara lain kontraksi konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Hal ini juga tercermin dari penurunan kinerja lapangan usaha (LU) utama di Jawa, seperti industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, transportasi, dan akomodasi dan makanan minuman. Dari sisi eksternal, penurunan permintaan global terutama dari mitra dagang juga memengaruhi kinerja ekspor berbagai daerah. Berikut adalah tabel yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi provinsi yang melaksanakan PSBB yang berasal dari data BPS yang diolah oleh Bank Indonesia. PROVINSI DKI JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TIMUR JAWA TENGAH RIAU SULAWESI SELATAN SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN UTARA KALIMANTAN TENGAH GORONTALO 9
PER -8,22 -5,98 -7,40 -5,90 -5,94 -3,22 -3,87 -4,91 -1,37 -2,61 -3,35 -3,15 -0,27
Tabel 2.3 Pertumbuhan Ekonomi Regional Triwulan II 2020 (Laporan Kajian Ekonomi BI, 2020)
(Lapo
2.2 Tinjauan Literatur terkait Metode Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 9), “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumplan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Adapun metode analisis yang dipilih adalah sebagai berikut. 2.2.1 Analisis Asosiatif Menurut Sugiyono (2013: 11) analisis asosiatif adalah “Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih.” Adapun metode asosiatif yang dipilih adalah regresi linear sederhana. Regresi linear sederhana berfungsi menguji sejauh mana pengaruh atau hubungan sebab akibat antara variabel bebas/independen/penyebab terhadap variabel terikat/dependen/akibatnya. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruh, sementara variabel dependen adalah bariabel yang dipengaruhi.. Analisis ini akan menjawab apakah ada hubungan antara dua variabel beserta sifat hubungannya. Selain itu, akan analisis ini juga menghasilakn perkiraan derajat keakuratan yang dihasilkan oleh persamaan regresi. Analisis regresi merupakan salah satu analisis asosiasi yang bersifat eksperimental. Analisis asosiatif eksperimental adalah penyelidikan hubungan antara variabel pada hasil percobaan yang menunjukkan hubungan yang bersifat sebab akibat. Metode analisis ini digunakan terhadap data dengan skala pengukuran rasio. Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak antara dua titik skala sudah diketahui dan mempunyai titik 0 absolut. 2.2.2 Analisis Deksriptif Menurut Sugiyono (2013: 11), analisis deksriptif adalah “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.” Analisis deksriptif yang digunakan antara lain ukuran
10
persebaran data simpangan baku, serta reduksi data dalam bentuk tabel untuk visualisasi data. Ukuran persebaran data akan menunjukan indikasi tingkat keragaman dalam distribusi nilai variabel. Untuk variabel dengan skala pengukuran rasio, persebaran data dilakukan dengan simpangan baku. Simpangan baku adalah akar dari nilai rata-rata kuadrat selisih nilai variabel setiap obyek dengan nilai rata-rata variabel dibagi jumlah populasi. Reduksi data adalah metode untuk meringkas sekumpulan data ke dalam kumpulan data yang lebih kecil yang menggambarkan pengamatan awal tanpa mengorbankan informasi penting. Reduksi data daat dilakukan dalam berbagai bentuk. Laporan penelitian ini akan menggunakan reduksi data dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel digunakan untuk meringkas distribusi nilai variabel dengan menunjukkan jumlah kejadian pada setiap kategori nilai variabel.. 2.3 Penggunaan Software (STATA) (Metode yang Diambil) Penelitian ini menggunakan software stata. Stata adalah program komputer untuk analisis statiska yang dapat melakukan managemen data, analisis statiska, grafika, simulasi, dan pemprograman. Secara umum, analisis data dengan stata meliputi tiga proses yakni memasukkan dataset ke memori, mengolah dataset dengan seperangkat perintah dan menyimpan atau menampilkan output (Heni, 2020). Stata memiliki beberapa kelebihan, antara lain dapat melakukan beragam analisis statistik, terdapat fitur pelaporan otomatis, dapat menghasilkan berbagai grafik, serta userfriendly. Analisis regresi pada stata dapat dilakukan untuk mengetahui persamaan garis regresi serta grafik regresi. Persamaan regresi dapat dimunculkan dengan memasukkan command regress variable. Dari persamaan garis dapat ditemukan nilai Adj R-squared yang menunjukan kekuatan hubungan. Selain itu akan didapatkan nilai Prob>F yang akan menunjukkan apakah regresi dapat dipakai atau tidak. Persamaan regresi dapat dibentuk dengan coef. sebagai koefisien dan _cons sebagai konstanta. Keberartian model dapat ditentukan dengan melihat signifikansi dari kolom “P > |t|� apabila nilainya lebih kecil dari 0,05 kedua koefisien memiliki keberartian dalam model. Grafik regresi dapat dibentuk dengan cara membentuk 11
variabel baru menggunakan command predict variable, xb . Kemudian memasukan command twoway (scatter variable variable1, sort)(line prediksi variable1, sort) untuk membentuk grafik. Analisis deksriptif dilakukan dengan memasukkan command summarize variable. Standar deviasi dapat ditemukan dengan melihat nilai pada Std. Dev.
12
BAB III ANALISIS DATA 3.1 Input Data Data mentah yang digunakan pada penelitian ini antara lain waktu dimulainya PSBB provinsi, kasus pertama corona per provinsi, jumlah kasus eksisting corona per provinsi, jumlah penduduk, dan pertumbuhan ekonomi provinsi triwulan kedua tahun 2020. Data tersebut ditunjukkan dengan tabel berikut.
PROVINSI DKI JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TIMUR JAWA TENGAH RIAU SULAWESI SELATAN SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN UTARA KALIMANTAN TENGAH GORONTALO
Kasus Pertama 02-Mar 02-Mar 08-Mar 17-Mar 09-Mar 18-Mar 19-Mar 26-Mar 24-Mar 22-Mar 28-Mar 20-Mar 09-Apr
Mulai PSBB 10-Apr 15-Apr 18-Apr 21-Apr 23-Apr 17-Apr 24-Apr 22-Apr 27-Mei 24-Apr 26-Apr 07-Mei 04-Mei
Jumlah Penduduk 10645000 49935700 131605000 39886300 34940100 3677900 8928000 5498800 8567900 4304000 695562 2769200 1219600
Per.Ekonomi (%) -8,22 -5,98 -7,40 -5,90 -5,94 -3,22 -3,87 -4,91 -1,37 -2,61 -3,35 -3,15 -0,27
Tabel 3.1 Input Data Mentah (website covid-19 provinsi & kajian ekonomi BI, 2020)
Data kemudian diolah menggunakan excel untuk mendapatkan data berikut : 1. Ketanggapan PSBB, yaitu selisih hari antara kasus pertama dan dimulainya PSBB Provinsi. Didapatkan dari jangka waktu kasus pertama corona per provinsi dan waktu dimulainya PSBB provinsi dalam hitungan hari. 2. Persentase penduduk terkonfirmasi Covid-19. Didapatkan dari hasil bagi jumlah kasus eksisting corona per provinsi dan jumlah penduduk provinsi.
13
PROVINSI DKI JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TIMUR JAWA TENGAH RIAU SULAWESI SELATAN SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN UTARA KALIMANTAN TENGAH GORONTALO
Ketanggapan PSBB (hari) 40 45 42 36 46 31 37 28 65 33 29 49 26
Per. Penduduk Terkonfirmasi Covid-19 1,45 0,13 0,01 0,18 0,19 0,62 0,27 0,40 0,12 0,33 0,35 0,29 0,27
Per.Ekonomi (%) -8,22 -5,98 -7,40 -5,90 -5,94 -3,22 -3,87 -4,91 -1,37 -2,61 -3,35 -3,15 -0,27
Tabel 3.2 Input Data Hasil Olahan (hasil olahan, 2020)
Data ini kemudian dimasukkan kedalam aplikasi stata menggunakan fitur import xls. Menu yang dipilih ditampilkan pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Import Excel (stata, 2020)
14
3.2 Analisis Output Data 3.2.1 Pengolahan Data 1. Analisis Asosiatif 
Uji Missing Value Uji Missing Value dilakukkan untuk memeriksa apakah terdapat data yang kosong atau tidak. Uji ini dilakukan dengan cara menuliskan command untuk masing-masing variabel seperti berikut.
Gambar 3.2 Missing Value (hasil analisis stata, 2020)
Gambar diatas juga menunjukkan tidak terdapat variabel yang datanya kosong. Sehingga analisis dapat dilanjutkan tanpa merubah apapun. 
Ketanggapan PSBB dan persentase penduduk terkonfirmasi. Untuk mencari ada atau tidaknya pengaruh ketanggapan PSBB terhadap persentase penduduk terkonfirmasi Covid-19. Dimasukkan command regresi, sehingga didapatkan hasil berikut.
Gambar 3.3 Analisis Regresi 1 (hasil analisis stata, 2020)
15
Dari gambar di atas didapatkan hasil analisis, yaitu koefisien ketanggapan PSBB adalah -0.007 dan konstanta 0.632. Sehingga dapat diketahui persamaan dari regresi ini adalah Y = 0.632 - 0.007 X Kemudian, didapatkan nilai R-squared adalah 0.0444. Nilai tersebut menunjkan bahwa terdapat hubungan yang cukup lemah, dimana ketanggapan PSBB hanya dapat menjelaskan 4.44% persentase penduduk yang terkonfirmasi Covid-19. Ini menunjukan terdapat pengaruh ketanggapan PSBB terhadap persentase penduduk terkonfirmasi Covid-19 dengan sifat tak searah serta hubungan yang lemah. Namun, nilai Prob>F yang lebih dari 0.05, serta nilai P > ItI pada kedua variabel yang juga lebih dari 0.05 mengakibatkan terdapat validitas yang kurang baik pada penelitian ini. Hasil analisis yang telah dipaparkan juga dapat dilihat dari garis regresi berikut.
Gambar 3.4 Scatter Plot (hasil analisis stata, 2020)
Grafik tersebut menunjukan persebaran persentase penduduk yang terkonfirmasi Covid-19 serta garis prediksi yang didapat dari persamaan regresi. Dapat dilihat sebagai besar persebaran persentase 16
penduduk yang terkonfirmasi Covid-19 berada di sekitar garis regresi. Garis regresi tersebut menurun, sehingga hubungan yang ada tidak searah. Semakin besar jangka hari ketanggapan PSBB (semakin tidak tanggap), semakin kecil persentase penduduk yang terkonfirmasi Covid-19. 
Ketanggapan PSBB dan pertumbuhan ekonomi regional. Untuk mencari ada atau tidaknya pengaruh ketanggapan PSBB terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Dimasukkan command regresi, sehingga didapatkan hasil berikut.
Gambar 3.5 Analisis Regresi 2 (hasil analisis stata, 2020)
Dari gambar di atas didapatkan hasil analisis, yaitu koefisien ketanggapan PSBB adalah -0.013 dan konstanta -3.386. Sehingga dapat diketahui persamaan dari regresi ini adalah Y = -3.386 - 0.013 X Kemudian, didapatkan nilai R-squared adalah 0.0033. Nilai tersebut menunjkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah, dimana ketanggapan PSBB hanya dapat menjelaskan 0.33% pertumbuhan ekonomi regional. Ini menunjukan terdapat pengaruh ketanggapan PSBB terhadap persentase penduduk terkonfirmasi Covid-19 dengan sifat tak searah serta hubungan yang sangat lemah. Namun, nilai Prob>F yang lebih dari 0.05, serta nilai P > ItI pada kedua variabel yang juga lebih dari 0.05 mengakibatkan terdapat validitas yang kurang baik pada penelitian ini.
17
Hasil analisis yang telah dipaparkan juga dapat dilihat dari garis regresi berikut.
Gambar 3.6 Scatter Plot 2 (hasil analisis stata, 2020)
Grafik tersebut menunjukan persebaran pertumbuhan ekonomi regional serta garis prediksi yang didapat dari persamaan regresi. Dapat dilihat sebagai besar persebaran persentase penduduk yang terkonfirmasi Covid-19 berada di sekitar garis regresi, namun tidak berkumpul secara dekat. Garis regresi tersebut menurun, sehingga hubungan yang ada tidak searah. Semakin besar jangka hari ketanggapan PSBB (semakin tidak tanggap), semakin kecil persentase pertumbuhan ekonomi regional. 2. Analisis Deksriptif 
Deksripsi Data Ketanggapan PSBB Analisis deksriptif pada variabel ketanggapan PSBB dapat dilihat dari tabel summarize berikut.
Gambar 3.7 Summarize TPSBB (hasil analisis stata, 2020)
18
Dari tabel hasil analisis diatas, dapat dilihat ke-13 provinsi memiliki keragaman data ketanggapan PSBB yang besar, dengan standar deviasi 10.7. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil regresi sebelumnya. Selain itu, dapat dilihat perbedaan yang cukup besar antara nilai tertinggi dan terendah. 
Deksripsi Data Persentase Penduduk Terkonfirmasi Covid-19 Analisis deksriptif pada persentase penduduk terkonfirmasi Covid-19 dapat dilihat dari tabel summarize berikut.
Gambar 3.9 Summarize PPK (hasil analisis regresi, 2020)
Dari tabel hasil analisis diatas, dapat dilihat ke-13 provinsi memiliki keragaman data persentase penduduk terkonfirmasi Covid-19 yang cukup besar, dengan standar deviasi 2.32. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil regresi sebelumnya. Selain itu, dapat dilihat perbedaan yang cukup besar antara nilai tertinggi dan terendah. 
Deksripsi Data Pertumbuhan Ekonomi Regional Analisis deksriptif pada persentase penduduk terkonfirmasi Covid-19 dapat dilihat dari tabel summarize berikut.
Gambar 3.10 Summarize PER (hasil analisis regresi, 2020)
Dari tabel hasil analisis diatas, dapat dilihat ke-13 provinsi memiliki keragaman data pertumbuhan ekonomi yang kecil, dengan standar deviasi 0.01. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil regresi sebelumnya. Selain itu, dapat dilihat perbedaan yang cukup besar antara nilai tertinggi dan terendah.
19
3.2.2 Interpretasi Pengolahan Data Dari hasil analisis diatas dilihat bahwa ketanggapan PSBB berpengaruh terhadap persentase penduduk terkonfirmasi Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi regional. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah pengaruh yang diberikan sangatlah kecil. Ketanggapan PSBB hanya mempengaruhi persentase penduduk terkonfirmasi Covid-19 sebesar 4.44% dan pertumbuhan ekonomi regional sebesar 0.33%. Ketanggapan PSBB memiliki pengaruh terhadap perkembangan kasus Covid-19 karena ketika suatu daerah telah menerapkan pembatasan sosial, maka pergerakan menjadi terbatas. Keterbatasan pergerakan ini yang mengakibatkan penyebaran virus menjadi terbatas pula. Masalah utama dari virus Covid-19 adalah penyebarannya yang sangat cepat dan mudah. Pada bagian tinjauan pustaka telah dijelaskan bahwa pembatasan sosial terdiri dari peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Tambahan lainnya antara lain, pembatasan moda transportasi, pembatasan kegiatan sosial dan budaya, serta pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan. Dapat digambarkan betapa interaksi antar manusia yang menyebabkan transmisi virus dapat dihentikan. Tentunya semakin tanggap/cepat pembatasan dilakukan, semakin cepat pula penyebaran virus dihentikan. Namun, ketanggapan PSBB tidak punya pengaruh yang besar terhadap perkembangan kasus Covid-19 karena terdapat banyak faktor yang lebih berpengaruh terhadap variabel ini. Faktor-faktor itu berupa kepadatan penduduk, tingkat mobilitas, ketetatan pelaksanaan PSBB, jangka waktu PSBB, dan lainnya. Apabila kita melihat standar deviasi persentase penduduk terkonfirmasi Covid-19, maka terdapat keragaman data yang cukup besar, yaitu sebesar 2.2%. Ini menunjukkan daerah di Indonesia memiliki kondisi perkembangan kasus Covid-19 yang berbeda-beda. Tentunya ini diakibatkan karena perbedaan profil kependudukan berupa kepadatan penduduk, tingkat mobilitas, dan lainnya. Misalnya, DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi yang tanggap melaksanakan PSBB, namun persentase penduduk yang terkonfirmasi Covid-19 paling tinggi. Ini dapat dijelaskan dengan tingginya angka kepadatan 20
penduduk, serta tingginya mobilitas yang diukur dari persentase penduduk komuter di DKI Jakarta. Begitupun faktor keberjalanan pelaksanaan PSBB. Pelaksanaan PSBB di berbagai daerah memiliki tingkat ketetatan yang bermacam-macam. Terdapat daerah yang menutup tempat hiburan sama sekali, namun ada yang tetap membukanya. Ada daerah yang sangat membatasi moda transportasi melalui pengurangan armada, terdapat pula daerah yang hanya menyesuaikan jadwal keberangkatan armada. Selain itu, PSBB juga sempat mengalami masa relaksasi yang berbeda-beda tiap daerahnya. Perbedaan ini lah yang perlu diperhatikan dalam kondisi perkembangan kasus Covid-19 di daerah. Selanjutnya,
ketanggapan
PSBB
berpengaruh
terhadap
kondisi
perekonomian suatu daerah karena seperti yang telah dijelaskan keterbatasan kegiatan yang diakibatkan oleh PSBB mengakibatkan terbatas pula kegiatan ekonomi. Kegiatan produksi terganggu dengan perusahaan yang perlu membatasi jam kerja serta jumlah tenaga kerja, sehingga terjadinya penurunan jumlah barang yang di produksi. Kegiatan distribusi terganggu karena keterbatasan mobilitas dari segi sarana maupun prasarana. Kegiatan konsumsi beserta daya beli masyarakat juga menurun dibuktikan dengan data yang telah dipaparkan pada bagian studi literatur. Tidak hanya itu, investasi yang biasa dilakukan berbagai pihak terhadap daerah juga menurun. Namun, ketanggapan PSBB tidak punya pengaruh yang besar terhadap kondisi perekonomian tersebut. Hal ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh faktor lainnya. Misalnya, kondisi ekonomi nasional bahkan global, keberjalanan PSBB, dan lainnya. Dapat dilihat bahwa standar deviasi ketanggapan PSBB sebesar 10-11 hari. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi pada penelitian ini diambil dari perhitungan 3 bulanan. Artinya 10 hari perbedaan ini tidak berpengaruh besar terhadap sisa hari keberjalanan ekonomi suatu daerah. Dapat dilihat pula standar deviasi pertumbuhan ekonomi regional tidak besar, yaitu 0.01%. Artinya antar satu daerah dan yang lain relatif tidak memiliki perbedaan dalam hal pertumbuhan ekonomi. Kemudian, ketanggapan PSBB mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap perkembangan kasus Covid-19 dibandingkan kondisi perekonomian suatu daerah. Ini adalah hal yang dapat dipertimbangan oleh pembuat keputusan. Artinya pembuat kebijakan perlu mengambil keputusan berdasarkan 21
data. Dalam hal ini, dapat ditentukan mana prioritas yang perlu diambil berdasarkan tingkat pengaruhnya. Maka, merupakan keputusan yang tepat apabila Pemerintah Daerah mengikuti saran epidemiolog, ahli ekonomi, masyarakat, serta elemen lainnya untuk ketika itu segera menerapkan PSBB.
22
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Dari hasil analisis beserta interpretasi pada bagian sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini antara lain : 1. Ketanggapan PSBB berpengaruh terhadap perkembangan kasus Covid-19 pada Provinsi di Indonesia. 2. Ketanggapan PSBB berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional pada provinsi di Indonesia. 3. Pengaruh ketanggapan PSBB terhadap perkembangan kasus Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi regional bersifat lemah. Namun,
pengaruh
ketanggapan PSBB terhadap perkembangan kasus Covid-19 lebih besar daripada pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Dari kesimpulan, rekomendasi kepada pihak terkait antara lain : 1. Dalam pengambilan keputusan, sebaiknya pemerintah memperhatikan saran dari para peneliti, karena tentunya saran tersebut berdasarkan data. Misalnya dalam kasus ini, ternyata saran untuk segera melaksanakan PSBB atau karantina wilayah terbukti berdasarkan data. 2. Pemerintah perlu meningkatkan ketanggapannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga pengambilan keputusan tidak terlambat karena diambil setiap preseden buruk telah terjadi. 3. Dalam kelanjutanya, untuk menekan angka kasus Covid-19 pemerintah perlu fokus kepada faktor lain yang telah disebutkan, misalnya ketetatan PSBB, jangka PSBB, dan lainnya. 4. Dalam kelanjutannya, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mana seluruh daerah mengalami kontraksi, pemerintah perlu fokus kepada faktor lain yang telah disebutkan, misalnya meningkatkan perbaikan investasi, konsumsi domestik, dan lainnya dengan tetap memerhatikan kebijakan yang berkaitan dengan pembatasan sosial.
23
5. Masih terdapat banyak daerah yang belum menerapkan PSBB, sedangkan angka kasus Covid-19 terus meningkat. Baiknya pemerintah pusat tidak hanya menjadi bagian yang memberikan izin saja, tetapi juga memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah. 4.2 Kelemahan Studi Kelemahan studi pada penelitian ini terdapat pada substansi dan metode. Pada sisi substansi, sumber data diambil dari sumber yang bermacam-macam, maka validasinya perlu ditinjau kembali. Selain itu, ada banyak asumsi yang digunakan dalam penelitian ini. Asumsi tersebut meniadakan beberapa perbedaan kondisi tiap daerah yang juga berpengaruh terhadap perkembangan kasus Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi regional. Misalnya, kepadatan penduduk, angka mobilitas, pelaksanaan PSBB, kondisi ekonomi provinsi di Pulau Jawa dan di luar Jawa, serta faktor lainnya. Pada sisi metode, nilai Prob>F yang lebih dari 0.05, serta nilai P > ItI pada kedua variabel yang juga lebih dari 0.05 mengakibatkan terdapat validitas yang kurang baik pada penelitian ini.
24
DAFTAR PUSTAKA Aida (2020). Laporan Nusantara Agustus 2020. Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Grup Sektoral dan Regional : Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional, 15(3). pikobar.jabarprov.go.id (2020). Pusat Informasi & Koordinasi COVID-19 Provinsi
Jawa Barat. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://pikobar.jabarprov.go.id/ dinkes.bantenprov.go.id (2020). Corona Virus (COVID-19). Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://dinkes.bantenprov.go.id/id/archive/coronavirus-covid-19/1.html infocovid19.jatimprov.go.id (2020). JATIM TANGGAP COVID-19. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://infocovid19.jatimprov.go.id/ corona.jatengprov.go.id (2020). Tanggap COVID-19 Provinsi Jawa Tengah. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://corona.jatengprov.go.id/ corona.riau.go.id (2020). Riau Tanggap Covid-19. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://corona.riau.go.id/ covid19.sulselprov.go.id (2020). Sulsel Tanggap COVID-19. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://covid19.sulselprov.go.id/ corona.sumbarprov.go.id (2020). SUMBAR TANGGAP CORONA. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://corona.sumbarprov.go.id/ corona.kalselprov.go.id (2020). KALSEL TANGGAP COVID-19. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://corona.kalselprov.go.id/ coronainfo.kaltaraprov.go.id (2020). Informasi Covid-19 Kalimantar Utara. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://coronainfo.kaltaraprov.go.id/ corona.kalteng.go.id (2020). Media Center Satuan Tugas Covid-19 Kalimantan Tengah. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://corona.kalteng.go.id/
25
dinkes.gorontaloprov.go.id (2020). GORONTALO TANGGAP DARURAT COVID-19. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://dinkes.gorontaloprov.go.id/covid-19/ corona.jakarta.go.id (2020). JAKARTA TANGGAP COVID-19. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://corona.jakarta.go.id/id wikipedia.org (2020). Pembatasan Sosial Berskala Besar Indonesia 2020. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pembatasan_sosial_berskala_besar_Indon esia_2020#:~:text=PSBB%20berlaku%20mulai%20tanggal%2024,pada %20tanggal%2023%20April%202020. wikipedia.org (2020). Pandemi COVID-19 di Indonesia. Diakses pada 15 Desember 2020, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID19_di_Indonesia#Garis_waktu cnnindonesia.com (2020). Warna Warni Negara Terapkan Lockdown Lawan Corona. Diakses pada 15 Desember 2020, https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200331133655-113488718/warna-warni-negara-terapkan-lockdown-lawan-corona nasional.kompas.com(2020). Mobilitas Penduduk DKI yang Tinggi Sebabkan Peningkatan Kasus Covid-19. Diakses pada 15 Desember 2020, https://nasional.kompas.com/read/2020/03/17/17244001/mobilitaspenduduk-dki-yang-tinggi-sebabkan-peningkatan-kasus-covid-19
26