3 minute read

2.3.Air Tanah

b. Right-lateral strike-slip fault, jika bidang pada sisi lain patahan bergerak ke

arah kanan.

Advertisement

Gambar 3. Strike Slip Fault (Left Lateral Strike Slip Fault dan Right Lateral Strike Slip Fault) Sumber: unsyiah.ac.id 2. Sesar tidak mendatar merupakan patahan yang memiliki arah pergerakan relatif

vertikal/ miring. Sesar tidak mendatar dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

a. Sesar turun atau normal faults merupakan patahan yang timbul akibat adanya

gaya tegasan tensional horizontal pada batuan yang memiliki sifat retas

dimana “hanging wall block” bergeser relatif ke arah bawah “footwall block” .

b. Sesar naik atau reverse faults merupakan patahan akibat adanya gaya tegasan

kompresional horisontal pada batuan yang memiliki sifat retas, dimana

“hanging wall block” bergeser relatif ke arah atas “footwall block” .

c. Sesar mendatar atau strike slip fault merupakan patahan yang bergerak relatif

mendatar pada bagian-bagian tersesarkan.

2.3Air Tanah

Berdasarkan Undang-Undang no 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, Air Tanah adalah

Air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah di bawah

permukaan tanah terperangkap diantara pori-pori materi penyusunnya, seperti tanah atau batuan.

Cekungan Air Tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua

kejadian hidrogeologis, seperti pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan Air Tanah berlangsung.

Secara geologis, berdasarkan kemampuannya dalam menyimpan dan mengalirkan air, struktur geologi

tanah terbagi menjadi dua, yakni akuifer dan akuitard. Akuifer merupakan lapisan di bawah tanah

yang mampu menyimpan dan mengalirkan air dengan baik serta dalam jumlah yang banyak.

Sedangkan akuitard merupakan lapisan di bawah tanah yang tidak dapat/kurang baik dalam

menyimpan maupun mengalirkan air. Keberadaan akuifer seringkali dijadikan sebagai patokan apakah

suatu wilayah memiliki potensi air tanah yang baik atau tidak. Berdasarkan kedudukannya, akuifer

terbagi menjadi 4, yaitu akuifer bebas, akuifer semi bebas, akuifer tertekan, dan akuifer semi tertekan.

Akuifer bebas merupakan akuifer yang terletak diatas lapisan kedap air (impermeable) sampai batas

teratas di bawah permukaan tanah. Akuifer semi bebas pada bagian bawahnya dibatasi lapisan kedap

air, namun bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga masih memungkinkan dalam

mengalirkan. Lapisan ini sering dikatakan sebagai peralihan dari akuifer bebas dengan akuifer semi

tertekan. Akuifer semi tertekan merupakan akuifer yang seluruhnya merupakan lapisan jenuh air.

Bagian bawahnya dibatasi lapisan kedap air, sedangkan atasnya dibatasi lapisan semi kedap air.

Akuifer tertekan merupakan akuifer yang pada kedua batasnya dibatasi oleh lapisan kedap air

(akuitard).

2.3.1 CekunganAir Tanah

Salah satu tahapan dalam siklus air adalah hujan. Ketika air hujan turun mengenai

permukaan tanah, sebagian air akan tersimpan di bawah permukaan tanah dan memenuhi

ruang-ruang yang dapat menyimpan air, sebagian lagi akan tergenang menjadi air permukaan

(misalnya danau, sungai, dll), sebagian akan berevaporasi kembali ke dalam wujud gas. Air

yang berada baik di bawah maupun di permukaan tanah pada akhirnya akan mengalir ke laut,

baik secara langsung maupun tidak langsung. hal tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi,

yakni air akan mengalir dari daerah yang lebih tinggi/hulu ke daerah yang lebih rendah/hilir.

Kemudian air laut tersebut akan berevaporasi kembali menjadi uap air dan menuju atmosfer

membentuk siklus air yang akan terus berulang.

Air yang berada di permukaan bumi terbagi menjadi 2, yakni air permukaan dan air

tanah. Air permukaan merupakan air yang berada diatas permukaan tanah, biasanya terdapat

pada daerah tangkapan atau daerah aliran sungai, sedangkan air tanah merupakan air yang

terdapat dibawah permukaan tanah, pergerakannya dibatasi oleh struktur-struktur

hidrogeologis seperti struktur batuan, lipatan, dll.

Terdapat dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan perilaku

masuk/keluarnya air tanah, yakni recharge(pengimbuhan air tanah) dan discharge(pengaliran

dan pelepasan air tanah). Recharge biasanya terjadi di daerah tinggi (hulu), sedangkan

discharge di daerah rendah (hilir). Peristiwa hidrologis seperti recharge dan discharge tersebut

terjadi di Cekungan Air Tanah (CAT). Cekungan Air Tanah menurut Undang-Undang no 17

tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, Cekungan Air Tanah adalah suatu wilayah yang

dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis, seperti pengimbuhan,

pengaliran, dan pelepasanAir Tanah berlangsung.

Posisi muka air tanah dan letak air tanah tentu akan mempengaruhi recharge dan

discharge air tanah. Muka pengeluaran air tanah tentu akan mendekati permukaan tanah,

sehingga daerah tangkapan aliran air tanah akan menjauhi muka air tanah.

This article is from: