Nabi Muhammad SAW Sebagai Utusan Allah Untuk Umat Akhir Zaman
Oleh Irzal Chaniago
Penulis adalah alumni SMANSA angkatan 1959
I. Riawayat Singkat Nabi Muhammad SAW 1. Nabi Muhammad SAW keturunan Nabi Ibrahim melalui Nabi Ismail, dan dilahirkan pada 12 Rabiul Awal (22 April 571 M), Tahun Gajah. Bapaknya Abdullah meninggal ketika beliau masih dalam kandungan ibunya Aminah, dan kemudian ibunya meninggal pada saat beliau berusia 6 tahun. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Namun pada saat beliau berusia 8 tahun, kakeknya meninggal dan selanjutnya beliau diasuh oleh pamannya Abu Thalib, yang selalu memperhatikan dan memeliharanya dengan penuh kasih sayang. Setelah mulai beranjak dewasa beliau membantu pamannya berdagang, dimana akhirnya beliau bertemu Khadijah dan membantu perdagangannya. Akhirnya pada saat beliau berusia 25 tahun, beliau menikah dengan Khadijah dimana usia Khadijah ada saat itu 40 tahun. Pernikahan beliau dengan Khadijah dikaruniai 6 (enam) orang anak, 2 putra dan 4 putri. 2. Pada hari senin, tanggal 21 Ramadhan (10 Agustus, 610 M), ketika beliau di Gua Hira, Jabal Nur, Mekah. Disitu beliau mendapat wahyu dari Allah melalui malaikat jibril, yang berbunyi. “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS 97, 1-5). Itulah Firman Allah yang pertama kali turun kepada Muhammad, dan mulai saat itu beliau diangkat menjadi Nabi. Setelah peristiwa itu, Rasulullah bergegas pulang kerumah dan segera menemui istrinya Khadijah. Setelah mendengar cerita Rasulullah, Khadijah percaya dan mendukungnya untuk menjadi Nabi. 6 (Enam) bulan setelah wahyu pertama, turunlah wahyu ke dua yang berbunyi, “ Hai orang yang berselimut, bangunlah lalu berilah peringatan ! Dan Agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah perbuatan dosa menyembah berhala (QS 74, 15). Peristiwa ini terjadi sebelum shalat diwajibkan dan setelah itu wahyu turun secara teratur. Ayat-ayat tersebut diatas menandai awal mula masa kerasulan Muhammad SAW. 3. Turunnya wahyu kedua tersebut diatas membuat Rasulullah memulai tahap baru dalam berdakwah. Tidak ada lagi waktu untuk beristirahat dan bersantai bagi Nabi hingga akhir hayat. Beliau berkata kepada Khadijah, “Waktu tidur telah berlalu wahai Khadijah”. Bahwa telah turun ayat ini. “Bangunlah lalu berilah peringatan “ (QS 74,2). Rasulullahpun mulai berdakwah, dan setelah Khadijah, kemudian Ali bin Abi Thalib (sepupu beliau), Abu Bakar (saudagar yang kaya raya), Usman bin Affan dan sepuluh orang yang lain masuk islam. Selama 3 (tiga) tahun dakwah dilakukan secara sembunyi melalui pendekatan individu, dan sudah membentuk komunitas orang-orang yang beriman kepada Allah. Seiring dengan itu turunlah wahyu yang memerintahkan Rasulullah untuk berdakwah secara terang-terangan dan menghadapi kebathilan dengan kebaikan. “ Maka sampaikanlah Muhammad secara terangterangan segala apa yang diperintahkan kepadamu” (QS 15,94). “ Dan berilah peringatan kepada keluarga yang terdekat” (QS 26,214).
Dakwah secara terbuka itu tentu saja membuat cemas kaum Quraisy yang masih menyembah berhala. Mereka berupaya dengan segala cobaan untuk menghalangi Rasulullah dan pengikutnya untuk berdakwah, menyembah Allah, berbuat kebajikan dan meninggalkan berhala. Ancaman, gangguan dan siksaan kepada sahabat dan pengikut Rasulullah tak hentihentinya dilakukan, sampai teror fisik kepada Rasulullah juga dilakukan. Paman beliau Abu Thalib selalu membela dan melindungi Rasulullah. 4. Disaat kegentingan sedang memuncak, Rasulullah mendapat musibah berturut-turut : Abu Thalib, paman dan sekaligus pelindung beliau, meninggal dunia. Disaat menjelang ajalnya , Rasulullah masih membimbing Abu Thalib untuk mengucapkan kalimat tauhid, “La illaha illallah” , namun walaupun Abu Thalib sangat sayang kepada Rasulullah, dia tetap berpegang kepada agama Abdul Muthalib. Rasulullah sangat sedih dengan peristiwa itu “Aku akan meminta ampunan untukmu selama aku tidak dilarang melakukannya” kata Muhammad dihadapan jenazah Abu Thalib, lalu turunlah ayat menjawab perkataan Rasulullah. “ Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampunan kepada Allah bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang itu adalah kaum kerabatnya, setelah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam” (QS 9,113). Tiga bulan setelah wafatnya Abu Thalib, Khadijah meninggal dunia dalam usia 65 tahun, pada bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian Muhammad SAW. Rasulullah tidak mampu menyembunyikan kesedihannya. “Dia telah beriman kepadaku saat manusia tidak ada yang beriman, dia membenarkannya saat manusia mendustakan, dia membantuku dengan hartanya saat manusia menahannya” 5. Setelah Abu Thalib meninggal, teror, ancaman dan penyiksaan kaum Quraish kepada Nabi Muhammad dan para sahabat serta pengikutnya semakin menjadi –jadi, namun Rasulullah tak pernah surut dan tetap menjalankan dan mengembangkan dakwah baik di Mekkah dan diluar Mekkah. Pada tahun ke-11, masa Kenabian, Rasulullah mendapat perintah Allah melalui malaikat Jibril, untuk melakukan Isra’ dan Mi’raj, yaitu perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha menerima perintah Sholat dari Allah SWT. Perjalanan dilakukan dalam satu malam mengendarai Buraq dan selama perjalanan Rasulullah didampingi oleh Jibril. “Allah SWT memberangkatkan jasad dan ruh nabi Muhammad SAW dari Mesjid Alharam ke Mesjid Al Aqsha, lalu melanjutkannya kelangit ketujuh hingga ke Suratul Muntaha. Rasulullah kembali ke Mekkah pada malam yang sama “ (QS 17.1 dan QS 53, 13-18). Setelah menjalani Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW tidak takut lagi untuk menampakkan kebenaran dakwah di depan musuh-musuhnya. Namun karena tekanan dan penyiksaan di Mekkah semakin berat, maka untuk terus dapat mengembangkan syiar keimanan kepada Allah, Rasulullah mengajak pengikutnya untuk hijrah ke Madinah. Beliau berkata : “ Allah telah menjadikan untuk kalian tempat tinggal yang lebih baik daripada tempat tinggal kalian dan keluargayang lebih baik dari keluarga kalian. Sesungguhnya Allah telah memberi izin kepada kita untuk hijrah. Marilah kita selalu melakukan hijrah.”
Setelah semua sahabat dan pengikut sampai di Madinah, maka pada tahun ke-12 , Kenabian ( 12 September 622M) Rasulullah bersama Abu Bakar meninggalkan Mekkah menuju Madinah. Saat itu ditetapkan sebagai tahun pertama Hijrah atau Tahun 1 H. 6. Berita tentang hijrahnya Kaum Muslim ke Madinah dan mendapatkan rasa aman disana, telah menyebar ke seantero Mekkah. Orang-orang Quraisy sangat geram mendengar ini. Mereka mulai mengatur siasat dan rencana untuk menyerang dan menumpas kaum Muslim disana. Namun Rasulullah berhasil memperkokoh persatuan kaum muslim dan mengembangkan Islam. Mesjid Nabawi dibangun di Madinah sebagai wadah persatuan umat dan tempat beribadah. Piagam Madinah mempersatukan seluruh kelompok yang ada di Madinah dan sekitarnya, seperti kelompok Muhajirin, Anshar, orang-orang Yahudi dan suku-suku di Madinah. Kaum Quraisy Mekkah tetap meneruskan upayanya menyerang kaum Muslim di Madinah. Pada saat itu turun Firman Allah yang memberi izin kepada kaum Muslim untuk melakukan perlawanan bukan cuma bertahan : “ Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena sungguh mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya menolong mereka itu.” (QS 22,39). Setelah itu kaum Muslim mulai melakukan perlawanan, dan berbagai perang terjadi, antara lain perang Badar dan perang Uhud. Hampir semua peperangan dimenangkan oleh kaum Muslim karena perlindungan Allah dan ketinggian semangat kaum Muslim dibawah pimpinan Rasulullah. 7. Selama 10 tahun di Madinah kondisi kaum Muslim sudah sangat kuat. Pada bulan Ramadhan tahun 8H, akhirnya Rasulullah dan pasukan Muslim memasuki Mekkah dan membebaskan Mekkah dari kekuasaan kaum Quraisy. Semua berhala disekitar Ka’bah dimusnahkan dan Masjid Al Haram selanjutnya bersih dari berhala dan perbuatan-perbuatan syirik. Setelah Mekkah dikuasai hampir seluruh daerah Arab serta beberapa negara tetangga sudah masuk Islam. Tuntas sudah pekerjaan dakwah dan pembangunan masyarakat baru berlandaskan tauhid. Sepertinya ada bisikan halus yang masuk ke kalbu Rasulullah SAW yang membuatnya merasa bahwa masa hidupnya didunia ini telah mendekati akhir. Pada saat itu beliau mengumumkan niatnya untuk menunaikan ibadah haji. Demikianlah pada Dzulhijjah, tahun 10 H, Rasulullah menunaikan ibadah Haji di Mekkah, yang diikuti banyak kaum Muslim. Pada kesempatan ini Rasulullah memberikan contoh yang benar bagaimana seharusnya beribadah, termasuk sholat, membaca Al-Quran dan beribadah Haji. Rasulullah juga memberikan khutbah di Arafah yang diikuti kira-kira 124.000 jamaah. Dalam Khutbah tsb. beliau mengatakan : • “ Wahai manusia, dengarkanlah ucapanku, karena aku tidak tahu mungkin saja aku tidak bisa lagi berjumpa dengan kalian setelah tahun ini, ditempat ini lagi, untuk selamanya.” (Ibnu Hasyara)
•
•
“Bertaqwalah kepada Allah dan perhatikanlah kaum wanita. Aku telah tinggalkan kepada kalian sesuatu, yang jika kalian berpegang teguh padanya, kalian tidak akan sesat selamanya, yaitu Kitabullah.” (HR Muslim) “Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada Nabi setelah aku, dan tidak ada umat baru setelah kalian. Ketahuilah, sembahlah Tuhan kalian, Shalatlah lima waktu, Puasalah dibulan Puasa kalian,Tunaikan zakat harta kalian dengan sukarela dari jiwa lapang kalian, taatilah pemimpin kalian, niscaya kalian akan masuk surga Tuhan kalian.” (Ibu Jarir dan Ibnu Asahir).
Setelah Rasulullah selesai menyampaikan khutbahnya, turunlah firman Allah : “ Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS 5,3) 8.
Ibadah Haji dan Khutbah Rasulullah tsb. diatas ternyata memang merupakan Ibadah Haji dan Khutbah terakhir, sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat itu, oleh karena itu peristiwa tsb. dikenal dengan Haji Wada’ dan Khutbah Wada’ ( Haji dan Khutbah perpisahan). Senin 29 Shafar tahun 11H Rasulullah menderita sakit setelah menghadiri prosesi jenazah di Baqi. Penyakit beliau setiap hari semakin parah dan tidak ada tanda-tanda akan sembuh. Istri-istri beliau semua sepakat agar Aisyah yang mengurus Rasulullah disaat seperti itu. 5 (lima) hari dalam perawatan Aisyah, akhirnya Rasulullah wafat pada saat Dhuha, Senin 12 Rabiul Awal tahun 11H, dalam usia 63 tahun lebih 4 hari. Para sahabat dan para pengikut sangat berduka dengan wafatnya Rasulullah, namun ditengah-tengah kesedihan yang mendalam itu, Abu Bakar mengingatkan dan berbicara kepada orang-orang yang mengerumuninya, “ Wahai manusia, siapa yang menyembah Muhammad, maka sungguh Muhammad telah mati. Siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha hidup dan tidak akan mati.” Kemudian Abu bakar melanjutkan dengan Firman Allah : “ Muhammad hanyalah seorang rasul, sebelumnya telah berlalu beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik kebelakang (murtad)? Barang Siapa yang berbalik kebelakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikitpun. Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS 3,144). Itulah kalimat-kalimat tauhid yang membuat umat muslim tidak pernah mengkultuskan Nabi Muhammad SAW, namun tetap mencintai, menghormati dan selalu memberi shalawat serta beriman kepada beliau sebagai utusan/rasul Allah SWT.
II. Hikmah 1.
Nabi Muhammad selain sebagai rasul Allah adalah juga manusia biasa seperti kita semua, sejak kecil sampai akhir hayat selalu menghadapi masalah hidup. Punya perasaan, kadang gembira, kadang sedih, bisa marah, bisa senang, punya nafsu dsb: Namum semuanya itu bisa dihadapi beliau dengan baik, sehingga tidak memppengaruhi jalan kehidupannya, baik yang berhubungan dengan Allah maupun dengan manusia,
karena beliau selalu berpedoman pada Firman Allah. Semenjak kanak-kanak sampai dewasa beliau sudah mempunyai moral yang baik dan selama 23 tahun menjalani masa kenabian selalu mendapat petunjuk bimbingan dan perintah langsung dari Allah melalui Malaikat Jibril, bagaimana menjalankan kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Jadi sebenarnya Firman Allah dalam AlQur’an itu benar-benar untuk manusia bukan untuk malaikat. Semua orang mampu melaksanakannya. 2.
Rasulullah telah membuktikan bahwa AlQur’an telah membawa beliau sukses dalam semua dimensi kehidupan manusia, sukses sebagai pribadi, sukses materi, kehidupan sosial, dan kehidupan akhiratnya. Jika manusia ingin sukses dalam arti sesungguhnya, maka manusia tidak punya pilihan lain kecuali meneladani kehidupan Rasulullah baik sikap, karakter dan keteguhannya dalam beribadah.
3.
Walaupun kehidupan Rasulullah terjadi 14 abad yang lalu, tetapi tak pernah usang, sebaliknya justru selalu relevan dalam kehidupan kini dan masa depan, karena beliau memberikan contoh nyata yang substantif dan aplikatif, bukan aksessories. Rasulullah memberikan teladan modern yang langsung menusuk pada substansi kemanusiaan yang sangat dibutuhkan manusia modern saat ini yang hidup di zaman serba canggih. Simaklah pesan-pesan Rasulullah pada saat Khutbah Wada’ “ Bertaqwalah kepada Allah dan perhatikannlah kaum Wanita.” Bertaqwa kepada Allah membuat kita akan selalu mengingatNya setiap saat, sehingga kita akan berfikir kalau akan melakukan hal-hal yang tidak baik. Kalaupun sudah terlanjur melakukannya, karena kalah dengan godaan setan, hati nurani suatu saat akan menyesal dan mohon ampun kepada Tuhan. Perhatikan wanita, karena kualitas suatu keluarga, bangsa dan negara sangat tergantung pada wanita. Mereka mempunyai hubungan batin yang sangat dalam dengan calon manusia sejak masih dalam rahim, sampai masa menyusui 2 (dua) tahun. Kalau perasaan wanita dirusak pada masa kritis itu, maka hal itu akan sangat berpengaruh kepada kualitas manusia yang dilahirkannya.
•
•
“Kalian tidak akan sesat selamanya, jika kalian berpegang teguh kepada Kitabullah (AlQur’an).” AlQur’an mengatur keseimbangan dan kesempurnaan hidup dunia akhirat, melalui 2 hal : Hubungan yang baik dengan Allah (Habluminallah) dan hubungan baik dengan manusia (Habluminannas) Petunjuk dan peringatan bagaimana menghadapi godaan setan yang terkutuk yang akan menyerang manusia setiap saat, dalam setiap kondisi dan dari segala arah. Ingat Nabi Adam yang sudah hidup nikmat disurga beserta istrinya Hawa juga masih bisa tergoda oleh setan.
•
“Tidak ada Nabi setelah aku, dan tidak ada umat baru setelah kalian. Sembahlah Tuhan kalian, Shalatlah lima waktu, Puasalah dibulan Puasa kalian, Tunaikan Zakat Harta kalian dengan sukarela dan jiwa lapang, Taatilah pemimpin kalian.� Disisni beliau mengingatkan bahwa agama yang dibawanya (Islam) adalah agama terakhir yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya yang dibawa oleh rasulrasul Allah sejak Nabi Nuh, Ibrahim, Daud, Musa sampai Nabi Isa. Oleh karena itu manusia jangan sampai tersesat dengan agama-agama dan ajaranajaran baru, serta orang-orang yang mengaku Nabi.
Jakarta, 25 Maret 2015 Irzal Chaniago