Ekspresi seni, vol 16, no 1, juni 2014

Page 1

JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN:1412–1662 Volume 16, Nomor1,Juni 2014,hlm. 1-167

i


JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 16, Nomor1,Juni 2014,hlm. 1-167

Terbit dua kalisetahun pada bulan Juni dan November.Pengelola Jurnal Ekspresi Seni merupakan subsistemLPPMPPInstitut Seni Indonesia (ISI)Padangpanjang. Penanggung Jawab Rektor ISI Padangpanjang Ketua LPPMPP ISI Padangpanjang Pengarah KepalaPusat Penerbitan ISI Padangpanjang Ketua Penyunting Dede Pramayoza TimPenyunting Elizar Sri Yanto Surherni Roza Muliati Emridawati Harisman Rajudin Penterjemah Adi Khrisna Redaktur Meria Eliza Dini Yanuarmi Thegar Risky Ermiyetti Tata Letak danDesainSampul Yoni Sudiani Web Jurnal Ilham Sugesti ______________________________________________._________________________________ Alamat Pengelola Jurnal Ekspresi Seni:LPPMPP ISI Padangpanjang Jalan Bahder JohanPadangpanjang 27128, Sumatera Barat; Telepon(0752) 82077 Fax. 82803; e-mail;red.ekspresiseni@gmail.com Catatan.Isi/Materi jurnal adalah tanggung jawab Penulis. Diterbitkan Oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang


JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN:1412–1662 Volume 16, Nomor1,Juni 2014,hlm. 1-167

DAFTAR ISI PENULIS

JUDUL

HALAMAN

Enrico Alamo

Sampuraga: Penciptaan Opera Batak

1-17

Eko Wahyudi

Sasadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013

18-36

Yosi Ramadona & Nursyirwan

Pertunjukan Kompang Bengkalis: dari Arak-Arakan ke Seni Pertunjukan

37-48

Ipong Niaga

Membentuk Kemampuan Psikologikal Dasar Calon Aktor dengan Metode Latihan Bertutur

49-64

Nofrial

Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif

65–85

Elsa Putri E. Syafril

Diaspora Sedulur Sikep dan Keseniannya di Sawahlunto

86–97

Ranelis

Seni Kerajinan Bordir Hj.Rosma: Fungsi Personal dan Fisik

98–115

Maisaratun Najmi

Produksi dan Penyiaran Program Seni dan Budaya di Grabag Tv

116–132

Bahren, Herry Nur Hidayat, Sudarmoko, Virtuous Setyaka

Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

133–155

Zely Marissa Haque

Perkembangan Bengkulu

156-167

Musik

Dol

di

Kota

_______________________________________________________ Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49/Dikti/Kep/2011 Tanggal 15 Juni 2011 Tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. JurnalEkspresi SeniTerbitan Vol.16, No. 1 Juni 2014Memakaikan Pedoman Akreditasi Berkala Ilmiah Tersebut.

i


SAMPURAGA: PENCIPTAAN OPERA BATAK Enrico Alamo Prodi Seni Teater, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang godottwo@gmail.com ABSTRAK Opera Batak Sampuraga merupakan lakon yang bermula dari pengalaman melihat sebuah situs kolam Air Panas Sampuraga, di daerah Sirambas Mandailing- Natal, yang kisahnya dituturkan dari mulut ke mulut (satra lisan). Kemudian dilakukan penataan ulang baik dari aspek penokohan maupun peristiwa yang terjadi, menggunakan beberapa struktur teater modern Indonesia. Dikarenakan Opera Batak memiliki beberapa kesamaan dengan struktur lakon teater modern Indonesia. Opera Batak Sampuraga sebagai objek penciptaan karya seni, mengalami berbagai sentuhan kreatifitas baik hadirnya unsur-unsur kesenian dari daerah lain. Salah satunya gundala-gundala, teater tradisi dari daerah Karo. Lakon Sampuraga merupakan satu obsesi dan ambisi manusia dalam menggapai cita-cita, yang memerlukan pengorbanan, walaupun akhirnya sebuah kutukan yang akan menimpa. Lakon ini ditampilkan melalu pendekatan realisme dengan gaya representasi. Bentuk tragedi dipilih karena kejadian yang menimpa dua anak manusia, ibu dan anak. Penciptaan kali ini penting karena Opera Batak Sampuraga mirip dengan pola dan pengadegan dalam lakon-lakon teater modern Indonesia . Kata Kunci: Sampuraga, opera batak, teater modern Indonesia

ABSTRACT Opera Batak Sampuraga is a play that began from the experience of seeing the site Sampuraga Hot Spring, located in the area Sirambas Mandailing-Natal, and stories are told from mouth to mouth (oral literature). Then rearrangement is done regarding characterization and the occuring event by using some structures of Indonesian modern theater. As Batak Opera has some similarities with the structure of Indonesian modern theater, Opera Batak Sampuraga as an object of art creation, experiences a touch of creativity with the presence of various elements of art from other regions; one of them is gundala-gundala, a traditional theater of Karo region. Sampuraga play is a human obsession and ambition in reaching their goals, which requires sacrifice, although it eventually leads a curse. Opera This play is presented through a realism approach with representation style. The form of tragedy is chosen because of the incident happening to two human beings; mother and child. This creation is important because Opera Batak Sampuraga is similar to the pattern and characterization of plays in Indonesian modern theater. Keywords: Sampuraga, opera batak. Indonesian modern theatre

1


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Materi cerita yang ditampilkan

PENDAHULUAN Opera Batak adalah salah satu

dalam opera adalah sesuatu yang

seni pertunjukan dari daerah Sumatera

sangat

Utara yang eksistensinya sebagai teater

masyarakat

tradisi halak Batak semakin memudar

kehidupan masyarakat itu sendiri. Ada

dan

kisah nyata, ada legenda, dan ada juga

bisa

dikatakan

semakin

dekat

dengan yakni

kehidupan sendi-sendi

menghilang. Kalaupun ada pementasan

kiasan

Opera Batak, hanya dilakukan sesekali

dihadirkan sekiranya masih relevan

oleh kelompok yang itu-itu juga, dan

dengan

sifatnya hanya sebagai pelepas rindu

masyarakat. Salah satu cerita dalan

ataupun sebuah acara perayaan.

Opera Batak tersebut adalah kisah

Sementara

itu,

kehidupan

Guru Saman, yang diilhami kisah nyata

dan

melebihi

lain adalah kisah Si Singamangaraja,

tradisi

lainnya.

yang merupakan seorang pahlawan

masa

nasional. Selain itu, beberapa kisah lain

keemasan Opera Batak memang sangat

yang sering dipentaskan antara lain:

mendukung eksistensi Opera Batak.

Batu Gantung, Sampuraga, Simardan,

Masyarakat pada saat itu memang

yang terinspirasi dari situsnya, kisah

sangat membutuhkan hiburan sebagai

Siboru Napinaksa adalah kisah yang

sarana untuk melepaskan diri dari

menyerupai kisah Siti Nurbaya atau

rutinitas

yang

Romeo dan Juliet.

lakon

Opera

dikatakan

semarak

kesenian-kesenian Kondisi

masyarakat

lalu

problema

yang

yang terjadi di daerah Tarutung. Cerita

Batak

masa

perumpamaan

bisa

Opera

di

pementasan

atau

pada

monoton.

Beberapa

Batak

tersebut

Realitas

sosial

lain

yang

dipentaskan berulang-ulang lebih dari

acapkali menginspirasi kisah dalam

satu kali dengan tampilan artistiknya

Opera

yang

masyarakat

sangat

bervariasi.

Hal

ini

Batak

adalah

Batak

keberadaan

yang

terkenal

menunjukan bahwa: kadar seni yang

sebagai masyarakat perantau. Tidak

ditampilkan sesuai

sedikit laki-laki terlambat menikah

kemampuan

dan

dengan tingkat daya

masyarakatnya (Purba, 2002:30).

tafsir

karena

mengejar

cita-cita

dengan

berbagai ‘idealisme’ yang menurut mereka

akan

terpenuhi

dalam

2


Enrico Alamo, Sampuraga: Penciptaan Opera Batak

perantauan. Mereka merasa belum

sebagainya).

perlu

dihadirkan

menikah

sebelum

dapat

Pola

dialog

dengan

juga banyak

membahagiakan ibunya atau sebelum

pengulangan

merasa

‘menggurui’. Unsur-unsur lain seperti

memiliki

ekonomi

yang

dan

cenderung

musik dan tarian pun seolah menjadi

‘mapan’. Selain tema di atas, hampir

unsur pelengkap yang tidak pernah

seluruh sendi-sendi kehidupan disentuh

tergarap secara maksimal. Musik hanya

oleh opera. Itulah sebabnya Opera

dimaknai sebagai ‘musik’ saja (un

Batak sangat digemari atau bahkan

sich) bukan sebagai bagian yang ‘utuh’

sangat

Sayangnya

dari opera. Tarian juga mendapat

kekayaan tematik di atas tidak dikuti

perlakuan yang sama yakni seringkali

inovasi

lepas dari ‘dramatik’ perjalanan lakon

digandrungi.

(pertunjukan)

yang

lain.

Padahal, masyarakat masa kini yang

cerita.

merasa dirinya sudah berada dalam

Opera

Batak

adalah

karya

lingkaran ‘kemajuan’ (terutama kaum

adiluhung yang pernah mengalami

muda) beranggapan bahwa hal-hal

masa keemasan, tetapi kenyataannya

yang bersifat kedaerahan dianggap

kini di ambang kepunahan. Secara

ketinggalan jaman; adat, bahasa ibu,

kesejarahan Opera ini pernah eksis

benda-benda tradisi, makanan tradisi

tetapi

dan sebagainya, yang sudah dianggap

kepedulian yang besar. Penciptaan

tidak proporsional bagi kebutuhan

Opera

masyarakat modern.

mengakomodasi

Kenyataan tersebut, mestinya disadari

juga

bahwa

masyarakat

keberadaaanya

membutuhkan

setidaknya

Batak tiga

persoalan

penting: Pertama, mengapa Opera Batak yang adiluhung itu kurang

(sebagai basis penonton) di masa kini

diminati

lebih gemar menikmati sesuatu yang

pendukungnya. Kedua, Aspek apa saja

simple, dan tidak perlu berlama-lama.

yang perlu mendapatkan perhatian,

Visualisasi

yang

pertimbangan, dan penekanan. Ketiga,

berkembang di masa dulu juga terlihat

unsur apa saja yang harus ditambah

kurang

artistik

atau dikurangi, dan membutuhkan

dan

‘modifikasi’. Merujuk hal tersebut

(cahaya,

Opera

Batak

mempertimbangkan properti,

setting,

oleh

masyarakat

3


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

maka persoalan yang diangkat dalam

dan kehendak untuk mencari jatidiri

penciptaan

Bagaimana

dengan pergi merantau; berjuang, rajin,

mewujudkan pementasan Opera Batak

dan mencapai puncak keberhasilan

dalam kebaruan (inovasi) yang tetap

hingga jenjang pernikahan. Akan tetapi

berpijak pada akarnya namun mampu

ceritapun

mengakomodir

instrumen-instrumen

terwujud semua impiannya, Sampuraga

seni pertunjukan masa kini. Pilihan

pun berbalik menjadi durhaka, tidak

pertamanya adalah menciptakan lakon

hanya pada kekasih dan kampung

Opera Batak Sampuraga, sebuah cerita

halamannya di masa lalu, bahkan

rakyat dari Tapanuli. Karena hampir

kepada ibunya sendiri pun ia tak

keseluruhan cerita yang ada pada

mengakuinya. Lakon ini kemudian

pentas Opera Batak bersumber dari

diubah tidak sekedar bercerita tentang

cerita

kedurhakaan seorang anak pada ibu

adalah:

rakyat

maupun

legenda

masyarakat Sumatera Utara.

berakhir

kandungnya,

ironis:

tetapi

juga

setelah

durhaka

Opera Batak Sampuraga adalah

terhadap unsur-unsur yang ada di

lakon yang terinspirasi dari sebuah

kampung halaman (yang dianggap

situs telaga air panas yang berada di

‘kampungan’ atau ketinggalan jaman).

desa Sirambas Mandailing-Natal dan

Penciptaan

Opera

Batak

cerita legenda yang diturunkan secara

Sampuraga tidak mengubah esensi

lisan. Telaga air panas itu merupakan

cerita tetapi menambah sasaran tema

wujud dari kedurhakaan seorang anak

yang dianggap urgen pada masa kini,

yang bernama Sampuraga. Ia dikutuk

penggarapannya

karena tidak lagi mengakui ibunya

konvensi

yang

dikenal

Sampuraga

Na

mengacu

teater

modern,

pada serta

dengan

sebutan

memperhitungkan

Maila

Marina

mempertimbangkan aspek pertunjukan.

dan

(Sampuraga yang malu beribu). Opera

Opera

Batak Sampuraga adalah sebuah lakon

menitikberatkan

opera yang mengisahkan kehidupan

seorang anak kepada ibunya, tetapi

Sampuraga, mulai dari kehidupan yang

Penciptaan Opera Batak Sampuraga

miskin, pendirian yang teguh (gengsi

justru mengarahkan kedurhakaan itu

tinggi, harga diri yang selalu dijaga),

kepada hal lain juga yaitu pada kondisi

Batak pada

sebelumnya kedurhakaan

4


Enrico Alamo, Sampuraga: Penciptaan Opera Batak

sosial kampung halaman, kehidupan

mendirikan satuan masyarakat sendiri

tradisional

atau

yang

seringkali

membawa

‘kemajuan’,

pergesaran

‘nilai’

tak

dan

budaya.

pada

bergabung

dengan

satuan

masyarakat yang dikunjunginya. Kebudayaan

Tokoh

Batak

dapat

Sampuraga dikisahkan sebagai seorang

ditelusuri

pengrajin Boneka sigale-gale yang

perpindahan

gagal mendapatkan finansial karena

dari

kehilangan

penggemar,

sehingga

Vietnam sebelah Utara. Kemungkinan

pekerjaan

itu

ditinggalkannya

mereka adalah petani pengembara yang

sampai

pada

manusia

Cina

(orang-orang)

Selatan,

sekalipun sudah menjadi warisan turun

berpindah-pindah

temurun.

tumbuh-tumbuhan

rentetan

Yunnan,

dan

dan

memelihara

berumbi,

atau

masyarakat petani dengan teknologi PEMBAHASAN

yang tidak menggunakan alat logam.

Masyarakat Batak

Kepercayaan

Masyarakat Batak merupakan masyarakat

yang

keberagamannya.

mereka

memiliki

persamaan dengan kebudayaan Proto

dikenal

dengan

Melayu lainnya, yakni mengandung

Istilah

Batak

unsur-unsur pemujaan kepada kuasa-

mempunyai arti yang saling terkait,

kuasa

yakni antara beberapa sub suku yang

kepercayaan yang kuat kepada roh-roh

tersebar di Sumatera Utara. Batara

para leluhur. Kepercayaan ini pada

Sangti

akhirnya

(1978:62-93)

menjelaskan

alam

atau

okultisme

sangat

bahwa yang termasuk dalam kelompok

keturunannya.

masyarakat Batak adalah: (1) Pak-pak

Orang

dan

mempengaruhi

Batak

sangat

Dairi; (2) Karo; (3) Simalungun; (4)

menghormati arwah para leluhur yang

Toba;

meninggal dalam usia tua. Semakin tua

(5)

Angkola

Sipirok;

(6)

Mandailing; (7) Pardembanan; dan (8)

usia

Pesisir. 7 dan 8 terakhir merupakan

keturunannya, maka arwahnya semakin

kelompok masyarakat yang berasal dari

dihormati dan diagungkan, dan bahkan

salah satu atau beberapa masyarakat

mereka yakin bahwa arwah dapat

sub suku Batak (1-6) yang oleh sebab

memberkati

ekonomi

keturunannya dari segala macam mara

atau

merantau

lalu

dan

semakin

dan

banyak

menjauhkan

5


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

bahaya,

sehingga

Batak

ketentuan yang ketat terutama dalam

kematian

aturan perkawinan. Seseorang pria

merupakan suatu upacara yang wajib

harus mengawini wanita dari marga di

dilaksanakan demi ketenteraman jiwa

luar

keturunannya

keturunan

menganggap

orang

upacara

yang

sekaligus

memenuhi ketentuan adat.

kelompok

marganya. yang

mengakibatkan

Garis

patrilineal

wanita

harus

Cerita rakyat, dongeng, dan

meninggalkan marganya, dan anaknya

turut

langsung

menyandang

marga

Batak. Beberapa cerita rakyat memiliki

suaminya.

Konsekuensinya

adalah

kesamaan dengan cerita rakyat yang

setiap keluarga secara langsung masuk

ada di daerah lain yakni cerita rakyat di

ke dalam tiga kelompok adat sekaligus

nusantara terutama pulau Jawa. Dalam

yaitu dongan tubu/ dongan sabutuha,

bukunya Philip L. Tobing. ( 1956: 1-

hula-hula, dan boru yang membentuk

19) menjelaskan:

Dalihan Na Tolu

mitos

mewarnai

kebudayaan

Hal ini membuktikan luasnya pengaruh asing dan peleburan istilah asing ke dalam kosmologiagamaniah. Tetapi hubungan ini lebih dominan dalam hal sosial ekonomi, karena orang Batak menurut tabiatnya adalah konservatif (kolot), sehingga mereka hanya mau menerima unsur-unsur asing apabila ke dalam unsur itu dapat diberi tempat oleh kosmologi tradisional. Dalam

hal

kemasyarakatan,

salah satu ciri kebudayaan yang paling menonjol dari masyarakat Batak Toba adalah susunan kekerabatan mereka

bahwa Marga dalam masyarakat Batak membentuk keluarga dan menimbulkan

kaki

tungku nan tiga yakni suatu kedudukan yang kokoh). Dongan sabutuha sebagai kelompok pertama yang terdiri dari namarsaompu (segenap keturunan dari nenek moyang yang sama) dengan pengertian keturunan laki-laki dari satu marga. Kelompok hula-hula adalah kelompok marga dari ayah mertua dari seorang pria, yang memberinya isteri. Kelompok marga

boru

menantu

adalah

kelompok

laki-laki

keluarga

tersebut atau marga yang menerima anak perempuan sebagai isteri. Kepribadian

dalam sistem marga. Dalam hal ini Nalom Siahaan(1982:44) menjelaskan

(harafiah:

orang

Batak

amatlah memegang teguh kebudayaan nenek

moyang

merupakan

mereka,

sehingga

kewajiban

untuk

6


Enrico Alamo, Sampuraga: Penciptaan Opera Batak

mengikutinya. Adat dan kepercayaan

gale, lebih dikenal dari pulau Samosir

merupakan dua aspek yang saling

(Pangururuan). Sigale-gale merupakan

mendukung

dapat

mitos kisah sedih dalam kehidupan

dipisahkan. Adat, yang tidak sekedar

masa lalu masyarakat Batak, dan

bersifat kebiasaan, juga merupakan

berkaitan

suatu hukum yang sedikit banyaknya

kematian. Ketiga, onang-onang; tidak

mengandung unsur religius, sehingga

dapat

selalu

upacara

merupakan pencetusan kerinduan hati

keagamaan/kepercayaan akan diatur

kepada ibu kemudian berkembang pada

menurut kondisi adat yang berlaku, dan

kekasih.

dan

tidak

saja

sebaliknya setiap upacara adat akan disesuaikan

pula

dengan

sistem

kepercayaan.

erat

diartikan

dengan

upacara

secara

harafiah;

Secara eksternal, Kesenian pada akhirnya

juga

mengalami

proses

keterpengaruhan. Dalam kontek ini,

Upacara

merupakan

suatu

kolonialisme

cukup

membawa

wadah formal untuk melaksanakan

pengaruh terhadap kebudayaan Batak.

unsur-unsur

Dalam

Ismail Manalu (1985:8) menjelaskan:

kaidah

sebagian kesenian masih terpelihara

dan

dan sebagian lagi sudah berubah

demikian

(akibat kolonialisme) bahkan ada yang

dapat dikatakan bahwa di masyarakat

tidak terpelihara. Pengaruh lain adalah

Batak kesenian pun muncul hanya

berasal dari kawasan Timur Tengah,

dalam upacara.

Stanley Sadie (1980) mengatakan:

kebudayaan.

upacaralah

norma

kebudayaan

dipermasalahkan

disempurnakan.

dan

Dengan

Kesenian merupakan salah satu kebutuhan

bagi

masyarakat

Batak

terlebih jika itu merupakan bentuk peninggalan nenek moyang. Berbagai

bahwa

musik

orang

Batak

telah

mendapat pengaruh dari luar terutama dari Arab Persia. Opèra Batak yang semula

kesenian tersebut antara lain: pertama,

dirintis oleh Tilhang Oberlin Gultom

Teater gundala-gundala berasal dari

turut mengalami perubahan budaya

dataran tinggi Karo. Gundala-gundala

tersebut.

memiliki arti sebuah tarian topeng. Kedua, kesenian Boneka kayu sigale-

7


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Cerita Sampuraga yang berkisar

Sumber Penciptaan. Cerita Sampuraga adalah kisah yang

disampaikan

(bertutur)

dan

secara

lisan

ibunya,

kemudian

dikembangkan

di

menjadi cerita tentang seorang pelaku

masyarakat sejak lama. Hal ini diyakini

seni yang mulai goyah dengan apa

oleh masyarakat karena adanya sebuah

yang menjadi pekerjaannya. Hal ini

situs telaga air panas Sampuraga di

tidak semata-mata dicangkokan dalam

desa

Mandailing-Natal.

lakon tetapi merupakan respon pada

Cerita ini tak pernah lekang dan

kecenderungan masyarakat pelaku seni

berubah hingga saat ini. Masyarakat di

di masa sekarang yang mengalami

daerah Sirambas dan sekitarnya bahkan

kemunduran

masih memiliki otentitas dan subtansi

‘idealisme’ dalam proses kreatifnya.

cerita yang sama ketika menuturkan

Sebagai contoh, dapat dilihat pada

kejadian

pertunjukan sigale-gale (pertunjukan

Sirambas

sebenarnya

berkembang

pada persoalan kedurhakaan anak pada

tersebut.

Sampuraga

bermakna

teguran.

boneka

dan

kayu)

pergeseran

yang

mengalami

Sampuraga adalah cerita para orang tua

kemunduran akibat melemahnya minat

sejak dulu hingga sekarang yang

para kreator seni tersebut.

dipercaya

sebagai

kejadian

yang

‘mengandung kebenaran’.

Berbagai

acuan

pendukung

Opera

Batak

Sampuraga

dalam

dikumpulkan proses

untuk

penciptaan,

membuat

konsep

memperlancar antara Opera

lain; Batak

Sampuraga yakni, situs kolam air panas Sampuraga di desa Sirambas Mandailing-Natal

sebagai

sebuah

sumber Opera Batak Sampuraga. Ini Gambar 1. Situs Sampuraga di Desa Sirambas Kabupaten Mandailing-Natal (Foto: Enrico Alamo, 2009)

berarti bahwa legenda tersebut secara terpisah dibatasi oleh salah satu sub kedaerahan yang ada di tanah Batak. Kemudian

dikembangkan

menjadi

lakon berdiri sendiri tanpa dibatasi oleh

8


Enrico Alamo, Sampuraga: Penciptaan Opera Batak

sub-sub daerah, sehingga idiom yang

Konsep berikutnya diarahkan

ada di luar Mandailing-Natal pun dapat

untuk mendesain dan merencanakan

saja diadopsi dengan pertimbangan

kebutuhan pertunjukan yang sekaligus

masih termasuk rumpun Batak secara

akan dijadikan simbol dari pemaknaan-

umum.

pemaknaan

yang

didapat

melalui

penelitian dan pengolahan ruang. Salah satunya adalah dengan menghadirkan simbol domestik melalui beberapa sandang yang dikenal secara umum sebagai ulos. Tiga bagian penting dari setting

adalah

Sampuraga,

rumah

tinggal

dan

tempat

hutan

pernikahan. Unsur

cahaya

merupakan

elemen yang memberikan berbagai Gambar 2 Desain Sigale-gale

fokus pemaknaan; jenis-jenis lampu yang dipilih; lampu freshnel, lampu plano

conpeks,

lampu

ellipsoidal,

lampu freshnel memakai filter warna; green, blue, yellow, violet dan netral.

Gambar 3 Desain Gundala-gundala

Gambar 4 Desain Tata Cahaya

9


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Rias Opera Batak Sampuraga

Musik terdiri dari ansambel

menunjukan identitas psikologi, rias

gondang sabangunan dan ansambel

berfungsi sebagai penegas karakter dari

gondang hasapi.

setiap aktor dan aktris. Tata busana yang dipergunakan berbahan berbagai ulos; ulos ragi hotang(ulos corak rotan) Ulos ragidup(corak hidup).

Gambar 5. Desain Tata Rias Tokoh

Gambar 7.. Gondang Sabangunan dan ansambel Gondang Hasapi. (Foto: Enrico Alamo, 2010)

Materi

Cerita;

adapun

perancangan rangkaian adegan dalam Opera Batak Sampuraga dibagi dalam 2 Babak dengan 13 adegan, setiap pergantian babak dan adegan diselilingi oleh

musik

dan

nyanyian(opera).

Tokoh-tokoh didalamnya; Sampuraga, Umak, Rangkaya, Johana, Lisda, Johar, Nagaor, Gambar 6. Desain Tata Busana Tokoh

SeseorangI(Amalopas),

Seseorang II/ Oppung

10


Enrico Alamo, Sampuraga: Penciptaan Opera Batak

Kerja penciptaan Opera Batak Sampuraga dilalui dengan beberapa

pengiring cerita

(musik) ditambah

adanya tarian (tor-tor) dan lawakan.

tahapan dan menggunakan metode

Uraian secara konkret metode

kerja sebagaimana yang diterapkan

penciptaan pementasan lakon Opera

oleh

Tahapan

Batak Sampuraga secara berurutan

pertama adalah mewujudkan cerita

dapat dijelaskan sebagai berikut:(1)

yang bertitik tolak dari naskah dan

Pembacaan

merupakan

Reading,

Pavis

(1990:137).

identifikasi

ide.

Naskah

lakon

atau

merupakan

latihan

awal

Tahapan kedua, observasi artistik

dalam perancangan untuk menjajaki

budaya

Tahapan ketiga,

penafsiran naskah; (2) Bloking Kasar,

yaitu perspektif seniman. Tahapan

bloking kasar adalah teknik pengaturan

keempat, kongkretisasi pemanggungan.

langkah-langkah para pemain untuk

Tahap

kelima,

kongkretisasi

membentuk

resepsi.

Kemudian

dalam

kerja

dikarenakan perubahan suasana dalam

pencipta

lakon; (3) Bloking Halus, bloking halus

sumber.

penyutradaraan,

pengelompokan

menggunakan pendekatan kontemporer

merupakan

dalam menyampaikan gagasan dan

bertitik

cenderung melalui kekuatan simbolik,

Seluruh gerak dan gestur pemain yang

impresi-impresi dan daya kejut yang

membentuk blok (kelompok), telah

dihasilkan dari berbagai pengolahan

menjadi susunan pola lantai yang baku;

bentuk

(4)

konvensi

lama

ataupun

tahapan

tolak

Detailisasi,

dari

latihan

yang

bloking

kasar.

tahapan

detailisasi

peleburan berbagai genre seni yang

merupakan tahapan pematangan dari

ada, sehingga menghasilkan efek-efek

bloking halus yang telah dicapai

yang yang lebih inovatif.

sebelumnya.

Hal diatas dilakukan karena

Realitas pentas lakon Opera

lakon Opera Batak Sampuraga secara

Batak Sampuraga berpedoman pada

struktur mirip dengan lakon yang ada

tekstur lakon yang terdiri dari: dialog,

pada teater modern Indonesia, karena

suasana (mood) dan spektakel. Tekstur

adanya

lakon tersebut merupakan inspirasi

naskah

cerita,

lakuan

(pemeranan), latar cerita (artistik) dan

terhadap

desain

perancangan

pementasan secara keseluruhan.

11


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

NO

PENGADEGA N

1.

Babak I Adegan Satu

2.

Adegan Dua

TOKOH

PERISTIWA

Sampuraga

Sampuraga mengerjakan Boneka Sigale-gale

Sampuraga hatinya sedang gundah gulana Karena niatnya hendak berangkat merantau

Boneka Sigalegale yang sedang dikerjakan

Umak

Menghampiri Sampuraga sepulang dari bekerja Diawali dengan ritual sebelum pementasan Sigalegale

Umak sedikit riang sepulang bekerja

Mondar-mandir

Awalnya pentas ramai dikunjungi penonton, namun kemudian satu persatu penonton pergi meninggalkan pentas Sigale-gale

Pertunjukan Boneka Sigalegale

Sampuraga

Sampuraga duduk sambil memandangi boneka hasil buatan tangannya

Boneka Sigalegale yang sedang dikerjakan

Umak

Umak memandangi Sigale-gale

Sampuraga gelisah terus karena niatnya belum disampaikan pada Umak sementara Umak, memuji boneka Sigale-gale hasil buatan Sampuraga

Lisda

Lisda datang membawa makanan

Sampuraga

Sampuraga makan siang ditemani Umak

Makan dengan lahap dan memuji masakan Umak

Kursi panjang

Sampuraga pamit berangkat merantau

Tegang dan Sedih

Tangga rumah

Datu Penduduk

3.

4.

Adegan Tiga

Adegan Empat

Umak

5.

Adegan Lima

Umak

SUASANA

SPEKTAKLE

Sampuraga

6.

Adegan Enam

Seseorang I (Amalopas)

Menceritakan kelanjutan lakon

Mengitari sisi hutan

Pohon-pohon yang berdiri di tiga sisi

7.

Adegan Tujuh

Sampuraga Seseorang II

Sampuraga bertanya pada Seseorang II tentang arah menuju Mandailing

Seseorang penuh dengan keyakinan menceritakan pada Sampuraga perihal keadaan Mandailing

Pohon-pohon yang berdiri di tiga sisi

Seseorang I (Amalopas)

Menceritakan kelanjutan lakon.

Gembira

Pohon-pohon yang berdiri di satu sisi

Rangkaya

Sampuraga di hampiri Rangkaya.

8.

Babak II Adegan Satu

Suka cita

12


Enrico Alamo, Sampuraga: Penciptaan Opera Batak

Sampuraga

Pekerjaan yang dilakukannya mendapat pujian.

Nagaor

Nagaor menghampiri Rangkaya, sambil melirik kearah Sampuraga, terlihat ia kurang senang dengan Sampuraga

Johana

9.

Adegan Dua

Johar Johana

Johana mendekati Sampuraga yang sibuk bekerja, dan mengajak untuk bepergian, sementara Nagaor dan Johar mengintip dari balik semak

Sedikit gaduh

Johana terlihat memanjakan diri pada Sampurga sementara Nagaor dan Johar tebakar hatinya karena iri dan cemburu

Menonton pentas Gundala-gundala

Riang dan romantis

Mencegat Sampuraga di tengah hutan dan mempertanyakan hubungannya dengan Johana. Johar terbakar cemburu dan marah

Tegang dan gaduh

Sampuraga tersadar dari sakitnya, ia memegang kepala, Johana menghampiri

Johana dengan penuh perhatian memeriksa luka Sampuraga

Umak gelisah karena Sampuraga tak pernah ada kabar, sementara itu Lisda berharap agar Umak berangkat untuk mencari Sampuraga

Umak dan Lisda gelisah

Mencari Sampuraga ke Mandailing.

Sedih dan gembira karena telah mengetahui dimana Sampuraga namun belum bersua

Pohon tiga sisi

Suka cita karena Johana anak pertama

Singgasana pernikahan dan

Sampuraga

10.

Adegan Tiga

Johar Sampuraga

11.

Adegan Empat dan Adegan Lima

Johana Sampuraga

Perkelahian antara Sampuraga dan Johar tak terhindarkan. Johar dibantu anak buahnya

Umak Lisda

12.

Adegan Enam

Umak Lisda Seseorang II

13.

Adegan Tujuh

Sampuraga

Bertemu dengan Seseorang II dan menanyakan Perihal Sampuraga Sampuraga dan Johana menikah.

Pertunjukan Gundalagundala dan tarian Pohon dua sisi

Bulatan cahaya jatuh kelantai membuat fokus keberadaan masing-masing tokoh

13


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Johana Rangkaya

Mereka duduk dalam pelaminan yang penuh suka cita

Penduduk Umak Lisda

Seseorang I (Amalopas)

Umak dan Lisda yang baru saja tiba seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, kemudian mendatangi, memanggil Sampuraga. Sampuraga terkejut dan bingung, ia terlihat malu mengakui Umak sebagai ibu kandungnya Umak kecewa dan marah karena Sampuraga telah mempermalukan dirinya. Ia memohon pada sang kuasa untuk mendatangkan balasan.

Rangkaya menikah dengan Sampuraga.

Kemudian berubah gaduh ketika Umak datang menghampiri Sampuraga

umbul-umbul

Petir dan kilat sambar menyambar

Umak memohon untuk dibalaskan sakit hatinya dan

suasana pesta berubah menjadi suasan duka. Para tamu hadir kalang kabut meninggalkan Horja.

Keadaan kacau karena bencana yang datang tiba-tiba Tenang dan penuh kepercayaan,menyam paikan cerita pada seluruh penonton yang hadir

Menceritakan akhir dari lakon

Tabel 1. Pengadeganan

Pada tahap berikutnya, desain-

Suasana yang menjadi acuan

desain tersebut akan dijadikan titik dalam

pementasan

Opera

Batak

tolak perwujudan lakon, baik secara Sampuraga adalah terwujudnya situasi visual maupun auditif. Dialog dalam tragik dalam alur. Suasana tragik lakon merupakan kata-kata yang lazim tersebut ditemui

dalam

ditampilkan

dengan

perbincangan mengoptimalkan

keseharian. Hal ini memungkinkan pemeranan,

di

aspek-aspek samping

dukungan

ditampilkannya akting yang secara musik, penataan artistik dan penataan gestur dan pola ucap lebih menonjolkan lampu aksen ‘kedaerahan Batak’.

suasana.

yang

mewakili Secara

dinamika keseluruhan,

dihadirkan untuk menciptakan impresi 14


Enrico Alamo, Sampuraga: Penciptaan Opera Batak

kegalauan,

optimisme,

kesedihan,

sekaligus kemarahan.

dari Sumatera Utara yang semakin tergerus

oleh

zaman.

Melalui

Unsur-unsur tersebut meliputi, pendekatan kekinian (inovasi), Opera penataan setting, penataan kostum dan Batak dikemas ulang agar sesuatu yang rias dan penataan musik cerita dan dulu tidak hilang dan yang baru musik diluar cerita (ilustrasi). Secara menguatkan

eksistensinya

sebagai

khusus, penataan setting Opera Batak teater tradisi halak Batak. Seluruh Sampuraga menampilkan tiga tempat bagian-bagian visualisasi Opera Batak kejadian Sampuraga,

penting, Hutan

yaitu: dan

Rumah yang

tidak

ada

di

masa

Tempat dipertimbangkan

dulu

termasuk

Pernikahan Sampuraga. Properti yang pencahayaan, properti, dan setting. Pola digunakan

antara

lain:

beberapa dialog dengan banyak pengulangan dan

tongkat, oleh-oleh (sarundeng, sambal cenderung

‘menggurui’lebih

taruma), peralatan pertukangan dan disederhanakan tanpa menghilangkan ulos. Penataan Kostum dan Rias adalah makna. Unsur musik dan tarian pun kostum kreasi baru yang dibuat dengan digarap secara maksimal. berpedoman pada kain ulos. Penataan

Opera Batak pada dasarnya

Musik dan Ilustrasi Musik, secara memiliki kesamaan dengan penciptaan umum musik dibagi dua yaitu: musik seni teater lain yang menempatkan bagian dari cerita dan musik pengiring aspek penyutradaran sebagai bidang cerita(ilustrasi). Penataan Tari(tor-tor) penting. Seluruh jalinan materi-materi diperlukan sebagai salah satu unsur pementasan, baik lakon, tarian maupun dalam pementasan Opera Batak. Tari musik

dipengaruhi

yang yang ditampilkan adalah varian penyutradaraan. tor-tor,dikreasikan dengan pola-pola sendirinya, dan komposisi tari masa kini.

'polesan'

Sutradara

dengan

tidak

sekedar

harus

menguasai aspek-aspek pemanggungan tetapi

juga

harus

mampu

menerjemahkan secara tuntas gagasan-

PENUTUP Penciptaan

oleh

Opera

Batak gagasan dasar yang tersirat dalam lakon

Sampuraga merupakan satu kepedulian sebagai titik tolak yang akan melandasi terhadap seni pertunjukan khususnya wujud

pengemasan(gaya

lakon).

15


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Keberadaan lakon, dengan demikian karena adalah

ruang

terhadap

dipilih

sutradara

merealisasikan

dan

tuntutan

berbagai ekonominya yang besar.

kemungkinan artistik (estetis) yang kemudian

kebutuhan

Penciptaan

untuk Sampuraga

Opera

sesungguhnya

Batak memiliki

keseluruhan kesamaan dengan penciptaan teater

imajinasinya.

modern Indonesia yang berangkat dari

Lakon Opera Batak Sampuraga tiga

bidang

merupakan perwujudan lakon yang penyutradaraan

utama dengan

yakni: pemeranan

terinspirasi dari situs dan cerita lisan yang tercakup didalammya, Penataan Sampurga anak Durhaka. Dua inspirasi Artistik,

dan

Penulisan

lakon.

tersebut kemudian saling dikaitkan Perbedaan yang kemudian ditemukan untuk melahirkan lakon Opera Batak adalah adanya nyanyian(opera). Unsur Sampuraga sebagai lakon baru. Lakon nyanyian merupakan bagian penting, ini diwujudkan dengan memadukan karena merupakan unsur dari cerita keseluruhan unsur-unsur opera yang serta penanda musikal yang menjadi meliputi: akting, tarian, nyanyian dan nilai khas budaya Batak. Keseluruhan musikalisasi.

bidang

tersebut

memiliki

tahapan

Secara umum, lakon Opera kreativitas yang sama-sama spesifik. Batak Sampuraga merupakan lakon Jika

semua

bidang

tersebut

yang mengetengahkan sikap dan ambisi dihubungkan dalam satu rangkaian manusia untuk mendapatkan sesuatu penciptaan, maka diskripsi dan metode yang

dinginkannya

sekaligus penulisan

yang

menekankan harga ambisi tersebut semestinya

perlu

dalam meraih cita-cita. Sampuraga mendalam.

Hal

(pembuat

boneka

diaplikasikan dicermati

ini

penting

secara agar

sigale-gale) gagasan (ide), penuangan dalam bentuk

sesungguhya adalah manifestasi dari lakon dan pengejawantahannya dalam keinginan manusia untuk meninggalkan bentuk

materi

sejarahnya. Sebagai pewaris budaya tersetrukturkan

pementasan secara

runut

dapat dan

(pembuat sigale-gale) Sampuraga lebih sistematis. memilih untuk mencari pekerjaan lain

16


Enrico Alamo, Sampuraga: Penciptaan Opera Batak

KEPUSTAKAAN Anirun,

Suyatna. 2002. Menjadi Sutradara. Bandung: STSI Press Bandung. Carle, Rainer. 1988. Tenggara: Jurnal of Southeast Asian Literature. Dewan Bahasa Dan Pustaka Lot, Kuala Lumpur: Papers from the Sixth European Colluquium on Malay and Indonesia Studies. ISSN 0126 – 6373. Harahap, Basyral H. dan Siahaan, Hotman M. 1987 Orientasi Nilai-nilai Budaya Batak. Jakarta: Sanggar Willem Iskander. Meriam, Alan P. 1964. The Anthropology of Music. Northwestern: University Press. Pavis, Patrice. 1992. Theatre at the Crossroad of Culture. Transl. Loren Kruger. London and New York: Routledge. Parkin, Harry. 1978 Batak Fruit of Hindu Thought. Madras: Khristian Literature Society. Purba, Krismus. 2002. Opera Batak Tilhang Serindo:Pengikat Budaya Masyarakat Batak Toba di Jakarta. Yogyakarta: Kalika Bantul. Sangti, Batara. 1978. Sejarah Batak. Balige: Karl Sianipar.

Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan. Siahaan, Amanihut N. dan H. Pardede. 1964 Sejarah perkembangan Marga-marga Batak. Balige: Indra. Siahaan, Nalom. 1982. Adat Dalihan Na Tolu: Prinsip Dan Pelaksanaannya. Jakarta: Grafina. Siahaan, E. K, et al. 1976/1977. Ensiklopedi Musik Dan Tari Daerah Sumatera Utara. Medan: Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Sadie, Stanley (ed.). 1980. The New Grove Dictionary of Music and Musicians. 9 vols, Hongkong: Machmillan Publisher Limited. S. D. Gotein. 1972. Letters of Musical Jewis-Traders. Princetown: Princetown University Press. Tobing, Philip. L. 1956. The Structure of Toba-Batak Belief in The High God. Amsterdam: Jacob van Campen. Tambunan, Anggur P. 1977. Kamus Bahasa Batak Toba – Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta.

17


SASADU ON THE SEA WACANA SENI BUDAYA DALAM FESTIVAL TELUK JAILOLO 2013 Eko Wahyudi Program Penciptaan Seni Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta croserdance@gmail.com

ABSTRAK Sasadu On The Sea merupakan pergelaran karya tari yang diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wacana baru dalam mengenal lebih dekat tentang seni budaya yang dimiliki masyarakat setempat, khususnya masyarakat Jailolo Halmahera Barat. Selain itu pergelaran karya tari ini dapat berbagi dalam memberikan inspirasi atau motivasi kepada para kreator seni (khususnya seniman tari) terhadap pentingnya sebuah festival yang berpijak pada seni dan budaya lokal, serta dapat memberi alternatif bagi masyarakat dalam mengapresiasi karya-karya seni tari tradisional kerakyatan. Peranan rumah adat Sasadu sebagai tempat dimana masyarakat Jailolo dapat menyatukan rasa persaudaraan dan kebersamaan diangkat menjadi sebuah tema dan ikon dalam karya Sasadu On The Sea. Sasadu On The Sea merupakan satu rangkaian dalam acara Festival Teluk Jailolo yang selalu diselenggarakan setiap tahun di Jailolo, Halmahera Barat. Kata Kunci : Sahu, Sasadu dan Festival Teluk Jailolo

ABSTRACT Sasadu On The Sea is a dance performance that is expected to provide an understanding and a new discourse to know bettera bout thearts and culture owned by the local community, especially the community Jailolo West Halmahera. In addition, he performance of this dance can inspire and motivate art creators (especially dance artists) on the importance ofa festival that is grounded in local arts and culture, and can provide an alternative for people to appreciate the work of popular traditional dance. The roleSasadu traditional house as a place where the community can unite Jailolo sense of brotherhood and together ness was selected as a theme and icon in the work of Sasadu On The Sea. Sasadu On The Sea is a series in Jailolo Bay Festival which is always held every year in Jailolo, West Halmahera Keywords: Sahu, Sasadu and Festival Bay Jailolo

18


Eko Wahyudi, Sesadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013

Kecamatan Jailolo pun terdapat

PENDAHULUAN satu

daerah

beberapa rumah adat yang tetap berdiri

Halmahera

Barat

kokoh di tengah-tengah perkampungan

memiliki keragaman obyek wisata dan

masyarakat. Berdirinya Sasadu (rumah

daya tarik yang bisa dikatakan kaya.

adat suku Sahu) di kampung-kampung

Sebagai aset dearah, obyek wisata di

itu menandakan bahwa desa tersebut

kabupaten

Barat

didiami oleh masyarakat yang berasal

oleh

dari suku Sahu yang menjunjung tinggi

pemerintah kabupaten. Aset wisata

adat istiadat suku mereka.Dari sejak

yang sudah dikelola ini diantaranya

jaman

sebagian wisata tirta, wisata seni dan

kehidupan sosial suku Sahu sudah

budaya, dan wisata sejarah. Sedangkan

memahami bahwa manusia tidak bisa

aset wisata lainnya seperti wisata alam,

hidup tanpa manusia lain.

Sebagai tujuan

wisata,

sebagiannya

salah

Halmahera sudah

dikelola

dahulu

hingga

sekarang,

Pemerintah daerah Halmahera

wisata agro, wisata fauna dan sebagian wisata tirta masih dalam program

Barat

perencanaan

wisata

masyarakatnya untuk lebih arif dan

oleh pemkab Halmahera Barat. Salah

kreatif dalam mengenal seni dan

satu aset wisata yang diunggulkan

budaya yang dimiliki. Halmahera Barat

pemerintah Halmahera Barat (Halbar)

yang memiliki kecamatan Jailolo yang

adalah seni dan budaya, khususnya

bertepatan

adat istiadat suku- suku yang tumbuh

pelabuhan serta merupakan sebuah

dan terpelihara hingga kini. Suku Sahu

tempat

yang menjadi unggulan wisata adat di

goegrafis merupakan sebuah teluk. Hal

Halmahera Barat yang dapat ditempuh

ini yang pada akhirnya pemerintah

lewat jalur darat sepanjang 15 Km dari

daerah

ibukota kabupaten setelah melewati

membuat sebuah acara tahunan untuk

pintu masuk pelabuhan Ternate menuju

mengenalkan aset yang di miliki di

pelabuhan Jailolo. Sejak dahulu kala,

daerah tersebut.

daerah tersebut sangat memanjakan

Festival

pengembangan

mencoba

sebagai

dimana

Halmahera

acara

membawa

pintu

secara

Barat

Teluk tahunan

masuk

struktur

untuk

Jailolo

penghuninya dengan kekayaan alam

merupakan

yang

yang melimpah ruah.

diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata

19


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Halmahera Barat. Pada tahun 2013,

Fallasi (1987: 8) bahwa festival adalah

merupakan bentuk festival kelima yang

suatu peristiwa atau kejadian penting,

diselenggarakan

pemerintah

sesuatu fenomena sosial yang pada

daerah setempat dengan tujuan untuk

hakikatnya dijumpai dalam semua

mempromosikan potensi pariwisata,

kebudayan manusia.

oleh

sumber daya alam, budaya, juga bisnis

Sebagai salah satu kota yang

di daerah Jailolo, Halmahera Barat.

mempuyai banyak aset wisata, Jailolo

Festival Teluk Jailolo biasanya digelar

menjadi

selama

dengan

Teluk Jailolo yang bertemakan The

menyelenggarakan berbagai macam

Treasure of Islands Emas Spice.

bentuk kegiatan yang menyangkut

Perayaan festival dalam bentuk seni

perayaan atau pesta pesta seni dalam

pertunjukan musik drama dan tari di

bentuk pertunjukan tari dan musik,

sutradari oleh Eko Supriyanto, Oleg

pesta budaya ditepi pantai, parade,

Sanchabakhtiar sebagai Art director,

perlombaan, dan beberapa kegiatan

dan

lainnya yang diselenggarakan oleh

profesional

pemerintah dan masyarakat Jailolo.

Puncak acara Festival Teluk Jailolo

Berkaitan dengan festival W. J. S.

2013

Purwadarminta (2008) mengartikannya

drama dan tari berjudul “Sasadu On

dalam dua pengertian yaitu: 1) hari

The Sea”.

tiga

hari

atau pekan gembira dalam rangka peringatan

peristiwa

penting

dan

tempat

Dimas

adalah

perayaan

Festival

Leimana

sebagai

sutradara

panggung.

pertunjukan

musikal

Panggungnya berdiri di atas laut,

melibatkan

anak-anak

dan

bersejarah, dapat pula diartikan sebagai

pemuda

pesta rakyat. 2) perlombaan, dapat

“Sasadu On The Sea” mengangkat

diketahui atau disimpulkan bahwa sifat

cerita dan pesan tentang rumah adat

dasar

suku Sahu: Sasadu. Bagi mereka,

dari

semua

festival

adalah

Jailolo

sebagai

pemain.

sesuatu yang berhubungan dengan

“rumah”

perayaan dan juga pesta rakyat yang

kelahiran

pada umumnya ditentukan oleh sesuatu

keharmonisan antara anggota keluarga,

yang mempunyai nilai kebudayaan.

tempat

Hal tersebut senada dengan pernyataan

generasi-generasi

dianggap

sebagai

terjadi,

dilahirkan

dan

tempat

terjalinya

munculnya

penerus.

Sasadu

20


Eko Wahyudi, Sesadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013

adalah rumah adat yang memiliki

banyak

banyak kandungan makna dan filosofi,

dimanfaatkan dan dinikmati. Hutan dan

hal ini yang dapat mencirikan tentang

laut adalah dua tempat yang kaya akan

kebudayaan

harta dan keindahan di dalamnya,

dan

prilaku

masyarakatnya.

hasil

alam

yang

bisa

hutan yang kaya akan rempah-rempah,

Pergelaran karya ini diharapkan

dan laut dengan kekayaan ikan dan

dapat memberi pemahaman terhadap

baharinya. Suatu tempat yang indah di

penonton,

pulau

masyarakat

khususnya

masyarakat

setempat di

wilayah

Jailolo dan Suku Sahu mengenai seni

sebagai

tempat

dimana

Barat,

profinsi

Maluku Utara dan menjadi curahan inspirasi karya “Sasadu on the Sea�.

budaya daerah dan peranan rumah adat Sasadu

Halmahera

Karya ini berawal dari sebuah nama rumah adat suku Sahu, salah satu

masyarakat Jailolo dapat menyatukan

dari

rasa persaudaraan. Adapun manfaat

Halmahera Barat, yaitu Rumah Sasadu.

yang

acara

Nama dan bentuk rumah yang menjadi

Festival Teluk Jailolo dalam hal ini

ikon dari provinsi Maluku Utara,

pergelaran karya tari “Sasadu On The

Halmahera Barat ini, menjadi inspirasi

Sea�, adalah dapat berbagi dalam

untuk mewujudkan karya kreatif yang

memberikan inspirasi atau motivasi

berisi tari, drama dan musik. Cerita

kepada para kreator seni (khususnya

dari pertunjukan ini memiliki makna,

seniman tari) terhadap pentingnya

interpertasi dan pesan serta harapan

sebuah festival yang berpijak pada seni

untuk mewujudkan impian serta cita-

dan budaya lokal, serta dapat memberi

cita indah generasi pemuda dan seluruh

alternatif

dalam

masyarakat Jailolo. Anak yang sejak

mengapresiasi karya-karya seni tari

lahir menjadi tanggung jawab dari

tradisional kerakyatan.

keluarga, selanjutnya akan menjadi

dapat

dicapai

bagi

dalam

masyarakat

empat

suku

yang

ada

di

tanggung jawab Alam (Hutan/Hijau PEMBAHASAN

dan

Karya Sasadu On The Sea di Jailolo

menantang dan membentuk jati diri

Jailolo merupakan harta karun yang tak pernah ada habisnya, begitu

Laut/Biru)

untuk

menempa,

anak Jailolo menjadi kesatria yang sadar

akan

kekuatan

budayanya,

21


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

tangguh, tegar dan bijaksana. Alam

untuk anaknya. Orang tua, sanak

yang membuka ruang eksplorasi dan

saudara dan seluruh isi rumah, adalah

tempaan

sekolah dan sumber untuk menuntut

tanggung

jawab

untuk

menjadi pelindung, menghargai serta

ilmu

mencerdaskan. Alam jugalah yang

pertumbuhan mental dan pengetahuan

menentukan

me-

seorang anak. Rumah Sasadu dan

meraih

cermin keluarga sederhana di Teluk

harapan, mimpi dan cita-cita. Alam

Jailolo adalah menjadi tema utama dari

yang kuat dan tangguh menjadikan

penciptaan karya ini.

regristrasi

kekuatan semangat

dan

untuk

yang

paling

dasar

demi

anak Jailolo bersatu padu dengan

Selanjutnya, alam yang menjadi

masyarakatnya untuk menjadi yang

substansi proses lanjutan bagi anak

terbaik dan berani keluar menggapai

Jailolo. Alam di Jailolo yang secara

ilmu dan wawasan yang lebih luas.

nyata bersinggungan langsung dengan

Hingga pada akhirnya, pulang kembali

Hutan Hijau dan Laut Biru. Anak yang

ke rumah, ke alam yang menempanya,

sejak lahir menjadi tanggung jawab

ke Timur yang membentuk jati dirinya

seisi rumah, proses kehidupannya pun

dengan semangat kesadaran berbeda

selanjutnya menjadi tanggung jawab

untuk bersatu dengan indahnya tanah

Alam untuk menempa, menantang dan

air negeri.

membentuk anak Jailolo menjadi anak

Secara singkat penjabarannya

yang tangguh, tegar dan bijaksana.

adalah berawal dari sebuah bentuk

Alam

kelahiran

laki-laki

eksplorasi dan menuntut tanggung

yang

jawab untuk menjadi pelindung, dan

Jailolo.

seorang Sebuah

bermuara

dari

kesederhanaan yang

berasal

anak kelahiran sebuah

keluarga. dari

bentuk Keluarga

sebuah

rumah

yang

memberikan

menghargainya

serta

ruang

dapat

mencerdaskannya. Alam (hijau dan biru) ini, yang akan meneruskan proses

sederhana, keharmonisan, kehangatan,

kehidupan

serta kompleksitas proses pembelajaran

menentukan

dini untuk anak-anaknya. Keluarga

meregristrasi semangat dalam meraih

menjadi penting artinya bagi proses

harapan dan mimpi. Alam yang tegar

pendidikan dan tempaan paling dini

dan tangguh menjadikan anak Jailolo

anak

Jailolo kekuatan

untuk dan

22


Eko Wahyudi, Sesadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013

bersatu dengan lingkungan alam dan

Panggung

masyarakat untuk menjadi lebih baik.

festival ini bertempat di pinggir laut.

Di sisi lain, keluarga dan alam

yang

Pemilihan

lokasi

digunakan

dalam

tersebut

cukup

inilah yang akhirnya akan menantikan

representatif dan relatif dikenal luas

kepulangan sang anak dari perjalanan

oleh

panjang menguntai mimpi dan harapan.

apresiatif. Hal tersebut disebabkan

Keluarga dan alam yang akan terus

karena tempat yang digunakan dalam

memberikan semangat baru, gairah

festival merupakan pusat keramaian

baru untuk merestui sang anak pergi

masyarakat yang berlalu-lalang dari

meninggalkannya.

berbagai

Terus

bertahan

hidup demi kelangsungan masa depan

masyarakat

daerah

penonton

seperti

yang

Jailolo,

Ternate, dan beberapa daerah lainnya.

yang baru, ketika anak dan generasi

Panggung

pertunjukan

yang

penerusnya mampu mengembalikan

digunakan

keharmonisan, kemajuan dan untuk

Festival Teluk Jailolo 2013 berada

keduannya.

untuk

dipinggir laut. Pementasan ini berpusat

kembali lagi, membangunnya menjadi

kepada para penari, melalui pola gerak,

yang

bersahaja.

dan tidak banyak dikuasai kemewahan

Mengharapkannya untuk menuai panen

rupa dan cahaya panggung. Para penari

yang lebih baik untuk masa depan sang

menjalankan

anak, keluarga dan bumi pertiwinya.

eksplorasi bentuk tari tradisi daerah

Menjadi yang terbaik kembali lagi

yang teridentifikasi dari setiap elemen

kepangkuan tanah airnya.

artistik

Memimpikannya

lebih

baik

dan

Pertunjukan karya “Sasadu On The Sea� Karya Komposisi Tari dalam Festival

Teluk

Jailolo

untuk

acara

desain

pemanggungan

pergelaran

gerak

mulai

pada

dari

gerak, setting, tata rias sampai dengan konsep musikalitasnya.

2013

berlangsung di Teluk Jailolo yang bersebelahan

dengan

pelabuhan

Jailolo. Jailolo merupakan kecamatan di Halmahera Barat dengan luas sekitar 2.755 kilometer. Kecamatan tersebut berbatasan

langsung

dengan

laut.

23


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

rombongan team kreatif Festival Teluk Jailolo

2013.

Observasi

tersebut

dimaksudkan untuk lebih mengenal dan memahami kondisi wilayah. Hal tersebut

sangat

penting

dilakukan

berkaitan dengan terwujudnya karya yang melibatkan masyarakat antar suku Gambar 1. Desain panggung pertunjukan dalam Festival Teluk Jailolo tampak samping. (Foto: Oleg Sanchabakhtiar, 2013)

dan wilayah yang digunakan sebagai tempat untuk mempresentasikan karya tersebut. Selain pengamatan terhadap wilayah, juga melakukan pengamatan terhadap sosial budaya masyarakat setempat, baik mencakup seni, dan adat-istiadat

masyarakat

setempat,

terutama di wilayah teluk Jailolo sebagai Gambar 2. Desain panggung pertunjukan dalam Festival Teluk Jailolo tampak depan. (Foto: Oleg Sanchabakhtiar, 2013

lokasi

yang

nantinya

digunakan dalam pergelaran karya seni. Suku yang paling dekat dengan

Pendekatan terhadap Masyarakat Jailolo Menyelami

dan

memahami

masyarakat Jailolo tidaklah mudah, langkah awal yang lakukan untuk memperoleh

data

yang

berkenaan

dalam mewujudkan karya tersebut dengan

cara

observasi

aktif

atau

pengamatan pada obyek bertempat di wilayah Jailolo, Halmahera Barat. Observasi awal yang dilakukan pada bulan agustus 2012 bersama dengan

Jailolo adalah suku Sahu, di mana suku tersebut memiliki tarian yang bernama Sara Dabi Dabi dan Legu Salay, di mana tarian tersebut adalah tarian yang sering ditampilkan dari masyarakat suku Sahu sebagai tarian penyambutan. Selain tarian Sara Dabi Dabi dan Legu Salay, suku Sahu juga memiliki rumah adat bernama Sasadu, di mana rumah adat tersebut sekarang telah dijadikan ikon dari Halmahera Barat. Suku

24


Eko Wahyudi, Sesadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013

Gamkonora merupakan suku yang

pengetahuan,

masih berdekatan dengan Kecamatan

artistik

Jailolo. Suku tersebut memiliki tarian

Narasumber yang dimaksud adalah

Dodengo, sedangkan suku Wayoli

Fenny

memiliki tarian Manika, Hasa Hasa.

Gregorius Khrisna Wicaksono S.S.

Suku terjauh dari Kecamatan Jailolo

Kedua

adalah suku Tabaru, di mana suku

memberikan

Tabaru ini memiliki tarian khas perang

keperluan

yang bernama tari Cakalele.

dibutuhkan oleh pengkarya mengenai

Berbagai

informasi

baik

secara

maupun

Kiat

konseptual.

S.STP.,

narasumber

M.Si

tersebut

data dan

praktek,

dan

dapat

sesuai

dengan

keinginan

yang

yang

seni dan budaya masyarakat di wilayah

diperoleh dari hasil observasi selama

Halmahera yang tepatnya di Teluk

dua minggu di Halmahera Barat,

Jailolo.

khususnya di daerah Jailolo banyak

Wawancara

secara

pribadi

membantu dalam penciptaan karya

dengan beberapa tokoh masyarakat di

yang dipersiapkan dalam acara Festival

desa-desa yang juga dapat memberikan

Teluk

informasi

Jailolo

2013.

Observasi

tentang

kebiasaan

dan

kemudian dilanjtkan dengan langkah

berbagai

kedua, yang dilakukan dengan teknik

tersebut. Pendekatan secara personal

wawancara

mendalam

artinya

maupun

kelompok

wawancara

dilakukan

dengan

generasi

tua

hal

tentang

masyarakat

dengan

(masyarakat

para yang

pertanyan-pertanyaan yang fokus dan

mayoritas berusia sekitar 30 tahun

terkait dengan pokok permasalahan

sampai 60 tahun) dan generasi muda

yang ada pada kajian kepada beberapa

(remaja Jailolo yang mayoritas masih

orang-orang yang banyak mengetahui

duduk di bangku SMP dan SMA) tidak

tentang obyek penelitian. Data yang

kalah

diperoleh

dimaksudkan

dari

hasil

wawancara

pentingnya, untuk

hal

tersebut memahami

merupakan penguat dan pendukung

karakter, pola fikir, minat dan bakat

data

yang dimiliki, serta kepedulian dalam

yang

observasi. dilakukan kompetensi

diperoleh Pemilihan

dari

hasil

narasumber

berdasarkan pengalaman

mengenal kesenian daerahnya.

pada dan

25


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Penciptaan Karya Seni dapat berjalan

Langkah Proses Kekaryaan Menurut Wallas (1977: 53)

lancar dan tidak banyak mengalami

bahwa proses kreatif bisa dikatakan

kendala

identik dengan proses mencipta dan

tahapan yang dilakukan diawali dengan

menyusun.

tahap persiapan, tahap perenungan,

Hal

tersebut

ditempuh

yang

signifikan.

Adapun

melalui empat tahapan yaitu: (1) tahap

selanjutnya

preparasi adalah tahap persiapan ketika

pengarapan/penyusunan, dan terakhir

individu mengumpilkan informasi dan

tahap evaluasi. Beberapa tahap tersebut

data untuk memecahkan suatu masalah

dapat diuraikan sebagai berikut.

(2) tahap inkubasi adalah pengendapan

tahap

Pertama,

persiapan,

yang

atau perenungan atas ide-ide tersebut.

ditujukan untuk menunjang proses

(3) tahap ilimunasi adalah melakukan

kekaryaan

penyusunan ketika ide kreatif itu

dibutuhkan beberapa langkah kerja

diwujudkan dalam karya nyata. (4)

kreatif

tahap verifikasi adalah tahap evaluasi

observasi

dengan melakukan penilaian kembali

langsung) secara mendalam terhadap

atas karya yang diwujudkan. Dalam hal

budaya masyarakat Jailolo, melakukan

ini,

dan

wawancara dan studi pustaka yang

diwujudkan

digunakan sebagai proses penggarapan.

ada

proses

mengukur sesuai

hasil

dengan

menimbang yang

cara

(pengamatan

lancar,

melakukan lapangan

Bentuk seni tradisional kerakyatan

menggarap atau menyusun karya tari

tidak luput dari penelusuran. Beberapa

berdasarkan pada konsep yang di

di antara kesenian tari tradisi lokal

gunakan.

Halmahera Barat merangsang untuk kategorisasi

menyusun beberapa koreografi yang

proses kreatif yang diungkapkan oleh

lebih kompleks tanpa meninggalkan

Wallas

apabila

nilai dan unsur-unsur seni tradisi yang

dikaitkan dengan proses kreatif yang

sudah ada. Adapun langkah kreatif

telah dilakukan terdapat kesamaan.

yang dilakukan adalah tahap persiapan

Proses kerja kreatif tersebut telah

yang meliputi observasi, wawancara

dilakukan secara bertahap, dengan

dan

tujuan agar dalam proses dan tujuan

pencarian

tersebut

pada

awal

dengan

berjalan

dalam

Berpijak

ide

dapat

di

atas,

studi

pustaka, pendukung

eksplorasi, tari,

dan

26


Eko Wahyudi, Sesadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013

pemberian workshop. Langkah kerja

ini dilakukan untuk membantu dalam

kreatif seperti observasi, wawancara

mengkoordinasi

dan studi pustaka sudah dijelaskan

lainnya yang mempunyai karaketer

diatas.

keras, susah di atur yang disebabkan Eksplorasi terhadap materi tari

karena

dari

pendukung

sekian

tari

banyaknya

tradisi seperti Sara Dabi Dabi, Legu

pendukung mempunyai latar belakang

Salay,

budaya yang berbeda.

Dana

Dana

dan

Cakalele

dilakukan secara intensif. Berbagai

Tahap

kedua,

perenungan,

macam bentuk tari tradisi daerah

merupakan tahapan untuk mencoba

tersebut

berfikir

yang

akhirnya

digunakan

kembali

mencari

sebagai pijakan untuk penggarapan

kemungkinan-kemungkinan

karya

mengembangkan tafsir terhadap data-

dalam

pertunjukan

Festival

Teluk Jailolo 2013. Tahapan

dalam

data yang diperoleh berkaitan dengan yaitu

materi yang disiapkan dalam proses

proses memberikan worksop kepada

penggarapan karya. Dalam tahapan ini,

para

Sebagai

apa yang menjadi persoalan-persoalan

pemberian

yang melingkupi ide-ide dalam proses

workshop team tari memberikan materi

akhirnya mencoba untuk dipecahkan

pemahaman tentang apa itu tari, menari

dalam pola yang logis dan linear

dan gerak tari serta pengolahan gerak

berdasarkan persoalan-persoalan yang

tubuh

dihadapi.

pendukung

langkah

awal

yang

selanjutnya

sajian. dalam

diiringi

oleh

musik.

Langkah ke kedua mencari penari yang

Perenungan ini mencoba untuk

memiliki kemampuan dalam menari

mencari sebuah solusi atau teknik yang

tarian tradisi setempat secara selektif.

tepat

Hal tersebut dilakukan agar penari

penyampaian kepada pelaku dan penari

yang mempunyai kwalitas tersebut

yang dipersiapkan dalam pertunjukan

dapat dijadikan contoh, pemimpin dan

Festival Teluk Jailolo 2013. Tehnik

mengatur pendukung tari lain. Di sisi

dan solusi penyampaian ini sangat

lain juga melakukan proses pencarian

bermanfaat untuk mentransfer kepada

pendukung tari yang dapat disegani

para

oleh pendukung tari lainnya, demikian

pertunjukan tersebut. Mayoritas dari

sasaran

pelaku

dan

yang

efektif

terlibat

dalam

dalam

27


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

yang terlibat dalam acara ini adalah

inovasi pada tari tradisional kerakyatan

generasi muda yang memiliki perilaku

dengan sedikit merubah bentuk dan

dan karakter keras dan kurangnya

nilai yang sudah ada dalam tari

pengetahuan tentang tari, menari dan

tradisional tersebut.

bentuk

dari

sebuah

pertunjukan.

Adapun tahap keempat, yakni

Tahapan ini sangat bermanfaat dan bisa

evaluasi

menemukam ide kreatif dan solusi

dilakukan

untuk penggarapan karya. Ide kreatif

menyeleksi ragam gerak yang telah

tersebut

melakukan

dihasilkan pada tahap penguasaan,

pengembangan

pendalaman materi dan penafsiran

terhadap bentuk tari yang tampak pada

bentuk dan isi. Dalam tahapan ini,

visual bentuk pertunjukan.

team tari bersama dengan sutradara dan

berupaya

interpretasi

dan

Tahap

pengarapan

atau

team

merupakan dalam

kreatif

tahapan

yang

menilai

dan

lainnya

melakukan

penyusunan, yang merupakan tahap

evaluasi terhadap proses penguasaan

ketiga dalam proses kekaryaan ini tidak

dan penggarapan pada karya tari yang

lepas dari peran team yang berperan

akan ditampilkan. Adapun tahapan

dalam

evaluasi lebih ditekankan pada bentuk

pertunjukan

Festival

Teluk

Jailolo 2013. Dalam tahapan ini team

sajian

tari melakukan penguasaan materi tari

koreografi

tradisional kerakyatan Jailolo seperti

untuk

tari Sara Dabi-dabi, tari Legu Salay ,

kerakyatan yang didalamnya terdapat

tari Dana-dana dan tari Cakalele.

semangat

Penguasaan

toleransi antar suku atau berkelompok

memperdalam

materi

ini

untuk

penguasaan

bentuk,

koreografi. gerak

lebih

Dalam lebih

ini

ditekankan

menunjukkan

kegotong

hal

kondisi

royongan

dan

masyarakat.

teknik gerak, ruang, tema dan karakter

menselaraskan sajian dan pencapaian

Proses Kekaryaan Sasadu On The Sea Karya ini memadukan kesenian

konsep yang ingin dicapai. Sementara

lokal dari suku-suku di Halmahera

itu untuk proses penggarapan materi,

Barat yaitu: Suku Tobaru, Suku Sahu,

team tari secara kreatif mengolah,

Suku Wayoli dan Suku Gamkonora

mengembangkan,

dengan unsur tari-tari eksplorasi baru

tari yang disajikan, dengan tujuan

memberi

variasi,

28


Eko Wahyudi, Sesadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013

dan

kreativitas

pertunjukan

dari asli menjadi karya baru yang dapat

modern yang inovatif. Semua itu

meyakinkan penonton bahwa karya itu

terjalin menjadi satu kesatuan yang

berpijak pada latar belakang seni yang

utuh

jelas

antara

seni

seluruh

aspek

seni

tradisional dan kebaruannya.

bermuara

dari

menjadi

sebuah

hasil

pengembangan dengan hasil warna

Karya Sasadu On The Sea pada dasarnya

dan

Substansi

baru.

Melalui

percobaan

eksperimen

atau

sistematis

dan

yang

�Rumah� atau arti kata lain Sasadu

terencana dalam bentuk kreativitas

sebagai

seni, diharapkan dapat membuktikan

tempat

dimana

kelahiran

terjadi, keharmonisan antara anggota

kebenaran

keluarga

tempat

mendapatkan kesepakatan hasil dari

generasi-generasi

seluruh penggabungan motif gerak

terjalin,

dilahirkannya

dan

penerus. Substansi pembelajaran yang bermuara

dari

teori,

sehingga

maupun ide untuk mencapai tema.

kemudian

Dilandasi dari teori tersebut,

aspek-aspek

karya seni ini diilhami dari unsur

alam, dimana yang ada di alam

budaya masyarakat Jailolo yang masih

sebagian besar mencakup hutan dan

memegang teguh nilai-nilai tradisi

laut.

yang diwarisi secara turun temurun.

bersinggungan

Untuk

keluarga

suatu

dengan

sebuah

Adapun nilai-nilai tersebut diantranya:

gagasan dan menciptakannya menjadi

kegotong royongan, kebersamaan dan

sebuah karya seni tari yang masih

persatuan dalam membangun negeri.

berpijak pada tradisi yang sudah ada,

Dalam bahasa masyarakat Halmahera

demikian ini

Barat nilai- nilai yang tercermin dalam

transformasi. teori

mewujudkan

menggunakan teori Alasan

transformasi,

menggunakan

kebersamaan

antar

suku

sering

bahwa

dalam

diutarakan dengan sebutan mari moi

rakyat

masih

ngone future, arti dari kalimat tersebut

terdapat nilai-nilai estetis yang dapat

adalah menyatukan hati membangun

diungkapkan melalui gerak-gerak tari

negeri.

kesenian

tradisional

tradisional. Menurut Bandem (1996: 24) teori transformasi adalah perubahan

Karya tari ini berpijak dari bentuk-bentuk tari tradisi kerakyatan suku-suku

yang

ada

di

Jailolo,

29


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

kemudian dipadukan dengan unsur-

melestarikan bentuk kesenian daerah

unsur

tanpa

tari

eksplorasi

baru

dalam

meninggalkan

identitasnya.

kreatifitas seni pertunjukan modern

Penjelasan konsep garap pertunjukan

yang inovatif dan mengandung unsur

karya seni “Sasadu On The Sea� dibagi

edukatif. Hal tersebut terjalin menjadi

menjadi 7 (tujuh) bagian.

satu kesatuan yang utuh dalam seluruh

Bagian pertama, menampilkan

aspek seni tradisi dan kebaruan. Karya

para pekerja dengan koreografi krodit

ini berangkat dari eksplorasi bentuk

(lari, lompat, guling, dan beberapa

gerak tari tradisional rakyat Jailolo,

gerak lainnya). Kemudian atur posisi,

seperti tari Sara Dabi-dabi, tari Legu

mulai gerak dengan koreografi gotong

Salay, tari Dana Dana, tari Cakalele

royong, rampak dan gagah, selanjutnya

dan beberapa kesenian lainnya yang

koreografi rampak koordinasi tangan

kemudian berkembang dengan ruang

dan

penjelajahan

mengungkapkan

kreatif

dengan

kaki.

Dalam

bagian

semangat

ini

bekerja

memadukan beberapa unsur koreografi

keras dan semangat gotong royong

dan komposisi baru tanpa merubah

yang sangat di kedepankan.

bentuk

nilai

demi

Bagian Kedua, mengungkapkan

pendalaman intensitas. Dalam tahapan

tentang kelahiran yang terdiri dari

ini,

pada

beberapa adegan yakni: (1) Koreografi

eksplorasi gerak tari yang dilakukan

Kelahiran, memberikan substansi kasih

oleh pendukung tari dalam festival

sayang orang tua kepada anaknya,

seni.

dengan komposisi musik yang digarap

prosesnya

ketradisiannya

difokuskan

Adapun model penggarapannya

untuk mewujudkan suasana romantis,

adalah teknik dan idiom tradisi lokal

kemesraan yang membahagiakan; (2)

yang dikembangkan dan dijadikan

Tari Sara Dabi Dabi, yakni tarian

pijakan

dalam

bagian-

penyambutan yang bertujuan untuk

bagian

penyusunan

tari.

menyambut kelahiran seorang anak

Penggarapan instrumen dari berbagai

laki-laki yang kelak dapat membuat

kultur, secara kolaboratif dimaksudkan

daerahnya

untuk menghasilkan inovasi baru yang

Komposisi gerakan disamakan seperti

dapat

konsep aslinya, dengan musik Tari

menyusun karya

mempromosikan

dan

maju

dan

berkembang.

30


Eko Wahyudi, Sesadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013

Sara Dabi Dabi; dan (3) Legu Salay,

Bagian ketiga terdiri dari 6

sebuah tarian yang sama dengan tarian

(enam) adegan, dimana dalam adegan

sebelumnya,

tarian

ini menggambarkan keadaan hutan dan

penyambutan dalam kelahiran seorang

isinya yang berada di Jailolo, seperti

anak. Dalam adegan ini, musik digarap

berikut: (1) Hutan (pohon), koreografi

Musik

Standar

lebih menggambarkan gerakan pohon

instrumen musik Legu Salay. Kostum

yang kemudian masuk penari monyet.

yang digunakan dalam adegan ini pada

Pada adegan ini, musik digarap string

dasarnya disamakan atau hampir mirip

ensamble, cimes, harp dan ambience:

dari

gunakan

ocean floor dan tali dua; (2) Monyet

tarian,

dengan koreografi lincah dan rampak.

namun dalam hal ini ada sedikit

Musik digarap conga groove, clave, 4

penambahan untuk keperluan kwalitas

tifa, world triangle, ceramic drum,

dalam bentuk panggung pertunjukan.

pencon Jailolo dan ambience: ocean

Tari

kostum

selayaknya

yaitu

Legu

yang

bentuk

Salay,

di

masing-masing

floor dan tali dua; (3) Burung Hutan, koreografi

licah

dan

rampak

menggambarkan sebagaimana karakter aslinya burung hutan silam. Musik digarap 3 acous guitar, ukulele, shaker, ethnic shake loop, voice huming dan Gambar 3. Koreografi Opening tema kerja keras dan gotong royong (Foto: Rheza Adi Perwira, 2013)

ambience: ocean floor tali dua; (4) Laut (air), koreografi komposisi hutan berubah menjadi komposisi laut atau air (penari tetap). Koreografi laut atau air

menggambarkan

sebagaimana

ombak atau gelombang air, dari ombak atau

gelombang

pelan

kemudian

menjadi ombak atau gelombang cepat yang kemudian masuk penari ikan. Gambar 4. Tari Sara Dabi Dabi (Foto: Rheza Adi Perwira, 2013)

Komposisi musik yang digunakan syhnthesizer: string orchestra, taiko,

31


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

timpani,

cymbals

dengan

suasana

penghidupan, hutan dan laut adalah

memuncaknya gelombang keindahan

sebagai tempat mengasah ketangguhan

Jailolo dan anak itu mulai memahami

anak-anak Jailolo menjadikan seorang

esensi tanah kelahirannya; (5) Ikan,

yang

koreografi yang digunakan Rampak

gunakan

dan mengalir sebagaimana mengikuti

dasarnya untuk mengambarkan dan

arus gerak air. Ikan happy stream dan

memperkuat kateristik dalam setiap

depth dengan menggunakan piano, solo

bagiannya.

tangguh. dalam

Kostum

yang

adegan

ini

di pada

star shynt, vocal, ooh voice, maraca, dan syhnthesizer: string orchestra, taiko,

timpani,

cymbals,

menggambarkan gelombang keindahan Jailolo; dan (6) Kawah Bambu Gila, koreografi yang digunakan merupakan eksplorasi mengangkat papan yang akan

dinaiki

oleh

anak

yang

memainkan atraksi bamboo di atas papan.

Komposisi

musik

yang

digunakan adalah Ogoh-Ogoh Jailolo

Gambar 5. Adegan kelahiran anak masa depan Jailolo (Foto: Rheza Adi Perwira, 2013)

membara , menegangkan, mengejutkan dan mendewasakan. Electric bass, drum, 10 tifa, cow bells, choir, timpani, syhnthesizer: string orchestra, taiko, snare, timpani, tifa, vocal dan klimaks terbentuknya sebuah kedewasaan jiwa dan anak itu sudah bisa terbang sekarang.

Konsep

dalam

adegan

tersebut

adalah

menggambarkan

bagaimana keadaan alam seperti hutan,

Gambar 6. Tari Sara Dabi Dabi. (Foto : Rheza Adi Perwira, 2013)

laut dan isinya yang menjadi tempat masyarakat

Jaiolo

untuk

mencari

32


Eko Wahyudi, Sesadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013

sebelum lagu selesai perahu perahu dari laut menuju ke panggung. Musik yang digunakan syhnthesizer: srting pad,

harp,

violin,

vocal

dengan

relaxation . Bagian Enam terdiri dari dua adegan: (1) Kebahagiaan, koreografi

Gambar 7. Koreografi Kera (Foto: Rheza Adi Perwira, 2013)

tokoh anak Jailolo berdiri di depan pintu rumah yang terang dengan adanya cahaya lampu didalamnya. Transisi penari silam masuk kerumah, sementara itu, diatas atap rumah berdiri seorang penari Cakalele kecil dan pengkarya menarikan fokabuler dari tarian Cakalele. Setelah tarian Cakalele

Gambar 8. Koreografi kawah (Foto: Rheza Adi Perwira)

selesai, tokoh tersebut membuka pintu dan masuk kedalam rumah kemudian

Bagian Empat terdiri dari dua adegan yaitu: Konser Musik Jailolo Music Concert, Quintett Vocal, Yanger Big Band, Legu Sale & Sara Dabi Dabi futuristic

music,

Ensemble

Tifa,

Cakalele progresive music, dan tarian Cakalele. Sementara Bagian Lima, memiliki dua adegan yaitu Kedatangan sang tokoh yaitu anak Jailolo dan tarian

Dana

Dana

sebagai

tarian

lampu padam. Penggambaran dalam adegan ini adalah sebuah cerita bahwa sang tokoh yaitu anak laki-laki Jailolo yang dulunya pergi merantau akhirnya telah

membawa

daerahnya lebih maju. Pada adegan ini dinyanyikan lagu Kembali ke Timur,

kerumah

banyak

bekal

dengan dan

pengalaman untuk siap membangun daerahnya. Cobaan, godaan, gangguan yang pernah dia alami sanggup di lalui dengan baik. Adegan ini merupakan adegan

penyambutan telah kembalinya sang anak laki-laki yang bisa membangun

kembali

puncak dari semua rangkaian adegan dari

awal,

menggambarkan

suasana bentuk

yang

kebanggan

33


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

terhadap daerah dan negerinya pun

bentuk

disampaikan lewat lantunan musik dan

rumah adat suku Sahu, Rumah Sasadu.

suasana yang di dukung dengan setting

Nama dan bentuk ini menjadi inspirasi

panggung serta lighting panggung.

untuk mewujudkan karya kreatif berisi

Kostum yang digunakan sedikit dibikin

tari, musik drama dan kemasan seni

kontras antara sang tokoh dan dengan 2

pertunjukan

penari yang berada di atas rumah

Jailolo 2013. Selain nama rumah adat,

Sasadu,

Sasadu ini adalah ikon khas Halmahera

alasannya

adalah

sebagai

kesederhanaan

untuk

dari

nama

Festival

Teluk

penggambaran sang tokoh yang datang

Barat.

dari kota dengan tinggi peradaannya

membungkus seluruh adegan pada

dan

pertunjukan festival ini. Cerita dan

tetap

mau

kembali

untuk

Rumah

Sasadu

akan

membangun daerahnya yang terpencil

pertunjukan

dan berada di Timur Indonesia.

Jailolo 2013 ini, dijabarkan dengan pembagian masing

dalam

Festival

adegan mempunyai

yang

Teluk

masing-

pemaknaan,

interpreatasi, dan pesan serta harapan untuk

menjadikan

inspirasi

bagi

generasi muda dan seluruh lapisan masyarakat Jailolo khususnya dan Halmahera Barat pada umumnya. Gambar 9. Tari Cakalele, adegan kepulangan anak Jailolo dengan membawa pesan demi kemajuan daerahnya. (Foto : Rhez Adi Perwira, 2013)

PENUTUP Keindahan dan kekayaan alam

Pada Bagian Tujuh, semua penari masuk ke panggung dan menari tarian rakyat secara bersamaan. Dalam Komposisi bagian ini, musik yang digunakan yaitu: syhnthesizer: magic dan Moloku Kieraha new arrangement. Karya ini secara substansi berupa cerita dan pesan yang mencurahkan sebuah

serta budaya serta adat istiadat di Jailolo Halmahera Barat merupakan aset yang tidak ternilai harganya. Pemerintah daerah Halmahera Barat tidak menyianyiakan aset yang dimiliki untuk

memanfaatkan

dan

mengembangkan serta mencoba untuk

34


Eko Wahyudi, Sesadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013

mengenalkan kekayaan yang dimiliki

berbagai macam bentuk kegiatan yang

secara luas, selain itu juga Pemerintah

menyangkut perayaan atau pesta pesta

Daerah Halmahera Barat mencoba

seni dalam bentuk pertunjukan tari dan

membawa masyarakatnya untuk lebih

musik, pesta budaya ditepi pantai,

arif dan kreatif dalam mengenal seni

parade, perlombaan, dan beberapa

dan budaya yang dimiliki. Halmahera

kegiatan lainnya yang diselenggarakan

Barat yang memiliki kecamatan Jailolo

oleh

yang bertepatan sebagai pintu masuk

Jailolo.

pelabuhan serta merupakan sebuah tempat

dimana

secara

struktur

pemerintah

dan

masyarakat

Karya Sasadu On The Sea merupakan

refelksi

dari

sebuah

goegrafis merupakan sebuah teluk. Hal

ungkapan masyarakat Jailolo akan

ini yang pada akhirnya pemerintah

sebuah kekayaan lokal yang meliputi

daerah

untuk

seni budaya, adat istiadat dan kekayaan

membuat sebuah acara tahunan untuk

alam. Ungkapan yang digambarkan

mengenalkan aset yang di miliki di

dalam sebuah kearifan lokal yang akan

daerah tersebut.

selalu

Halmahera

Festival

Barat

merupakan

sebuah

membawa

menuju

sebuah

masyarakatnya kemajuan

dan

ajang yang dapat memunculkan bentuk

kesejahteraan.

eksperimen

merupakan simbol bagi masyarakat

berbagai

dengan

menjelajahi

kemungkinan

untuk

Halmahera

Barat

Rumah

sebagai

adalah

sebuah

menemukan ekspresi baru dengan lebih

kebersamaan, kerukunan dan saling

mengenal unsur seni dan budaya yang

membutuhkan satu sama lain.

ada di wilayah Jailolo. Festival Teluk Jailolo merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Halmahera Barat dengan tujuan untuk mempromosikan potensi pariwisata, sumber daya alam, budaya, juga bisnis di daerah Jailolo, Halmahera Barat. Festival Teluk Jailolo digelar selama tiga hari dengan menyelenggarakan

KEPUSTAKAAN Bandem, I Made. 1996. Etnologi tari Bali. Yogyakarta: Kanisius. Chandra, Julius. 1994. Kreativitas, Bagaimana Menanam, Membangun, dan Mengembangkannya. Yogyakarta: Kanisius. Purwadarminta, W J S. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 35


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Supriadi, Dedi. 1977. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alpabeta. NARASUMBER Fenny Kiat S.STP., M.Si. 45 tahun, Kepala dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Halmahera Barat, Ternate.

Pariwisata Halmahera Barat, Jailolo. DISKOGRAFI Dokumentasi vidoe Festival Teluk Jailolo 2012 karya team Metro TV, koleksi Dinas Pariwisata Halmahera Barat, tahun 2012. Dokumentasi video Jenis Tarian Halmahera Barat karya Khresna Martin, koleksi Khresna Martin, tahun 2010.

Gregorius Khrisna Wicaksono S.S. 37 tahun, Staf Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan

36


PERTUNJUKAN KOMPANG BENGKALIS: DARI ARAK-ARAKAN KE SENI PERTUNJUKAN Yosi Ramadona Nursyirwan Prodi Seni Budaya STIE Pekanbaru Prodi Seni Musik, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang yosiramadona@yahoo.co.id drnursyirwanmsn_sipisang@yahoo.com

ABSTRAK Tulisan ini adalah hasil penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan perkembangan kompang pada masyarakat Meskom Bengkalis, dari bentuk arakarakan menjadi Pertunjukan Atraktif. Tradisi arak-arakan kompang pada masyarakat Bengkalis sejak awal mula berkembang sebagai bagian syiar Islam, yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam setiap perayaan keagamaan ataupun perhelatan yang berkaitan dengan agama Islam. Namun sekarang telah dijumpai pengembangan dari tradisi arak-arakan kompang menjadi tontonan hiburan yang dikenal sebagai Pertunjukan Atraksi Kompang. Untuk melihat bentuk perkembangan kompang dari arak-arakan ke pertunjukan, maka penelitian menerapkan metode kualitatif yang bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan teori fungsi dan pertunjukan. Pengembangan pertunjukan kompang dari arak-arakan ke Atraksi Pertunjukan Kompang dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat akan sebuah suguhan seni pertunjukan yang lebih menarik dan bersifat hiburan. Pengembangan ini dilakukan dengan menambahkan gerak-gerak atraktif ke dalam pertunjukan yang digabungkan dengan atraksi permainan kompang tanpa menghilangkan hakikat dari pertunjukan itu sendiri, yaitu sebagai syiar Islam. Kata kunci : Pertunjukan, Atraksi, Kompang, Islam, Bengkalis

ABSTRACT This writing is the result of research with the purpose to describe the development of kompang music in Meskom community in Bengkalis, from the music of parade to Attractive Performance. The tradition of kompang parade in Bengkalis community was formerly part of Islamic religiuos teaching, an integral part of Islam-related ceremonies or parties. But now kompang music has developed from music of parade to music of entertainment known as Kompang Attraction Performance. In order to see the development of kompang from the music of parade to music of performance, this research used a qualitative method with descriptive

37


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

analysis using theories of function and performance. The development of kompang from music of parade to Kompang Performance Attraction was based on the needs of community for a more attractive art performance and entertainment. The development was done by adding some attractive movements into the performance combined with kompang game attraction without reducing the essence of the performance itself, the Islamic teaching. Keywords: Performance, Attractions, Kompang, Islam, Bengkalis

masyarakat Bengkalis. Kompang telah

PENDAHULUAN Bengkalis

adalah

sebuah

Kabupaten yang terletak di pesisir timur pulau Sumatera, yang dikenal kaya dengan ragam kesenian yang mendapat pengaruh dari agama Islam. Islam

dianut

oleh

mayoritas

masyarakat Bengkalis dan menjadi identitas yang tak terpisahkan dari kehidupan

masyarakatnya.

Sebagaimana masyarakat Melayu pada umumnya,

Islam

telah

menjadi

menjadi kesenian rakyat yang dapat dijumpai hampir di seluruh pelosok Bengkalis, dan meramaikan setiap perayaan keagamaan dan perhelatan di tengah masyarakat. sehingga tidak salah jika Bengkalis dijuluki sebagai “negeri seribu kompang”. Bahkan ada ungkapan

hampir dalam segala aspek

kehidupan masyarakat secara ideal disesuaikannya dengan norma dan nilai-nilai Islam (Mahdi Bahar, 2012:

tengah

masyarakat

setempat dimane ade orang melayu, disitu ade kompang (dimana ada orang Melayu, disitu ada kompang). Kompang adalah sebutan oleh

landasan ideal kebudayaan mereka, dimana

di

masyarakat setempat terhadap sejenis alat musik pukul ataupun pertunjukan musik

yang

dimainkan

oleh

sekelompok orang dalam bentuk arakarakan, sambil melafaskan sya’ir-sya’ir

44). Hal ini terlihat pada fenomena kesenian kompang yang hidup di tengah

masyarakat

Bengkalis.

Kompang adalah kesenian bernafaskan Islam yang begitu populer di tengah

dari

kitab

berzanji.

Nursyirwan

(2000:3), menjelaskan kitab berzanji adalah karya sastra Arab yang berisi cerita bernafaskan Islam berupa pujipujian kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan puji-pujian 38


Yosi Ramadona & Nursyirwan, Pertunjukan Kompang Bengkalis: dari Arak-arakan ke Seni Pertunjukan

kepada Allah SWT (Nursyirwan, 2000:

dikembangkan dengan menambahkan

3).

gerak-gerak

Instrumen

kompang

sendiri

atraktif

dalam

menyerupai rebana, terbuat dari kulit

pertunjukan, serta unsur-unsur lain

kambing dan kayu lebam sadang serta

yang

atau

sedak

rotan

yang

berfungsi

sebagai penyaring suara.

ada

dalam

sebuah

seni

pertunjukan. Artinya kemasan bentuk pertunjukan

telah

beralih

menjadi

Diihat dari sejarahnya, alat musik

sebuah suguhan seni pertunjukan, dan

kompang diperkirakan berasal dari

masyarakat setempat menamakannya

Arab dan

dengan Pertunjukan Atraksi Kompang.

masuk ke tanah Melayu

seiring dengan berkembangnya Islam

Berdasarkan

hal

tersebut,

di tanah Melayu, khususnya pada masa

menarik untuk mengkaji bagaimana

Kesultanan Melaka pada abad ke-13

pertunjukan kompang yang semula

oleh para pedagang India muslim

berupa

melalui

berkembang

pesisir

Selat

Malaka

arak-arakan

kompang

menjadi

Pertunjukan

(wawancara dengan Alwi di Meskom

Atraksi

Bengkalis pada tanggal 15 November

suguhan

2013). Sampai sekarang, arak-arakan

masyarakat Bengkalis, serta seperti apa

kompang

tradisi

bentuk perubahan tersebut. Radcliffe

kesenian pada masyarakat Melayu

Brown sebagaimana dikutip dalam

yang berfungsi sebagai syiar Islam.

Endaswara berpendapat bahwa sistem

dikenal

Namun

sebagai

sekarang,

arak-arakan

budaya

Kompang seni

dapat

sebagai

sebuah

pertunjukan

dipandang

pada

memiliki

kompang telah dikembangkan menjadi

“kebutuhan sosial�. Kebudayaan itu

sebuah

muncul karena ada tuntutan tertentu

suguhan

seni

pertunjukan,

sebagai sebuah tontonan. Fenomena ini

baik

dijumpai

pendukungnya.

di

daerah

Meskom,

oleh

lingkungan Tuntutan

maupun itu

yang

Kabupaten Bengkalis. Disini dijumpai

menyebabkan budaya semakin tumbuh

pertunjukan

dan berfungsi menurut strukturalnya

kompang yang berbeda

dari arak-arakan kompang pada umum dikenal pada masyarakat Bengkalis. Kompang

tidak

dimainkan

bentuk arak-arakan,

tetapi

dalam telah

(Suwardi Endaswara, 2003, 109). Sementara menjelaskan

itu, bentuk

untuk Pertunjukan

Atraksi Kompang, digunakan

teori

39


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

bentuk

dari

Soedarsono

pengkategorian budaya menurut warga

dimaksud

setempat (pemilik budaya), sedangkan

didalam penyajian meliputi unsur-

etik adalah kategori menurut peneliti

unsur yang saling berkaitan antara lain

dengan menagacu kepada konsep-

menyangkut hal teknis seperti: penari,

konsep yang sebelumnya.

(1977:21),

RM.

bentuk

yang

gerak, pola lantai, musik, rias dan busana, property, tempat dan waktu

PEMBAHASAN

pertunjukan (RM. Soedarsono, 1977:

Arak-Arakan Kompang

21).

Kompang Untuk mendapatkan pemahaman

dalam

setiap

selalu

dimainkan

acara

perayaan

yang lebih luas, serta interpretasi yang

keagamaan

layak,

ini

Bengkalis. Kompang atau yang dikenal

penelitian

juga dengan sebutan rebana adalah alat

kualitatif sebagaimana yang dikutip

musik yang melekat dengan tradisi

dari Miller, bahwa penelitian kualitatif

kesenian yang bernuansa Islam. Hal ini

adalah tradisi tertentu dalam ilmu

dikarenakan alat musik kompang pada

pengetahuan

maka

menggunakan

penelitian metode

masyarakat

yang

secara

awalnya dimainkan sebagai media

fundamental

bergantung

pada

untuk syiar atau dakwah Islam. Oleh

pengamatan

manusia

dalam

sebab itu, kompang senantiasa hadir di

wawasannya sendiri dan berhubungan

setiap perayaan keagamaan, seperti

dengan orang-orang tersebut, dalam

perayaan hari-hari besar Islam, khatam

bahasanya dan dalam peristilahannya

Qur’an, Satu Muharam, Maulid Nabi,

(Miller, 1995: 3). Artinya dalam

dan Khitanan.

melakukan sekaligus

sosial

pada

penelitian, menerapkan

peneliti

Sebagai

syiar

Islam,

pendekatan

pertunjukan kompang dilakukan dalam

emik dan etik agar hasil penelitian

bentuk arak-arakan. Disini permainan

menjadi

alat

layak

dan

dapat

musik

kompang

lebih

kesemarakan

bunyi

dipertanggungjawabkan. Kaplan dan

mengutamakan

Manner, sebagaimana dikutip dalam

kompang yang mengiringi nyanyian

Endaswara (2003: 34), menjelaskan

atau lafaz yang memuat syair-syair

bahwa

islami berisi puji-pujian terhadap Allah

pendekatan

emik

adalah

40


Yosi Ramadona & Nursyirwan, Pertunjukan Kompang Bengkalis: dari Arak-arakan ke Seni Pertunjukan

SWT dan shalawat terhadap nabi. Sambil

melakukan

arak-arakan

di

sepanjang perjalanan, para pemain terus memukul alat musik kompang dengan melafazkan syair puji-pujian. Hal ini adalah bagian dari tradisi masyarakat

Bengkalis

dalam

mensyiarkan agama Islam sebagai landasan kebudayaan mereka. Sebagai sebuah arak-arakan, pertunjukan

kompang

biasa

ditampilkan oleh beberapa kelompok kompang dari berbagai pelosok daerah di

Kabupaten

Bengkalis.

Dapat

dikatakan tradisi arak-arakan kompang adalah sebuah pertunjukan komunal yang cukup kolosal, karena melibatkan banyak para pemain kompang dari beberapa

kelompok.

Begitu

pula

dengan antusiasme dan riuh banyak penonton

yang

ikut

memberikan

dukungan bagi arak-arakan kompang yang

tengah

mereka

sepanjang rute perjalanan.

Gambar 1. Arak-arakan pertunjukan kompang dan antusiasme penonton (Foto: Yosi Ramadona, 15 November 2013)

tonton

di

Gambar di atas memperlihatkan semaraknya

arak-arakan

kompang

yang tampil di sepanjang jalanan kota Bengkalis,

yang

ikut

menambah

kemeriahan syiar Islam. Arak-arakan kompang biasanya dimainkan secara berkelompok dengan jumlah pemain yang

cukup

banyak

sehingga

mengundang keriuhan di sepanjang rute

arak-arakan.

Begitu

bunyi

kompang terdengar, masyarakat akan keluar

berduyun-duyun

menyaksikan

pertunjukan

untuk kompang

yang menambah nuansa religius dalam perayaan

keagamaan.

perayaan

keagamaan,

Diluar

dari

arak-arakan

pertunjukan kompang tetap membawa syiar

tersebut

meski

konteks

penampilannya telah berbeda.

41


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Sebagai sebuah tradisi pada masyarakat

melayu,

kompang

begitu

arak-arakan

ini

telah

mendapat

pengakuan dari masyarakat dengan

oleh

prestasi yang diraih oleh kelompok ini

lapisan

masyarakat.

yang meraih peringkat pertama pada

Kelompok-kelompok

kesenian

Festival Kompang se-Bengkalis tahun

kompang dijumpai hampir di seluruh

2012. Mereka juga sering diundang

pelosok

desa

untuk memeriahkan berbagai acara

memiliki kelompok kompang sendiri

perhelatan di Bengkalis dan luar

yang

berbagai

Bengkalis (Wawancara dengan Bapak

pesta

Zainuddin di Meskom Bengkalis pada

berbagai

digemari

pertunjukan

Bengkalis.

selalu

Setiap

meramaikan

perhelatan

rakyat

dari

perkawinan,

perayaan

keagamaan,

tanggal 15 November 2013).

sampai acara sunatan. Begitu pula para

Lebih jauh dijelaskan bahwa

pemain kompang yang terdiri dari

pengembangan arak-arakan kompang

berbagai

kelompok

menjadi sebuah pertunjukan atrakasi

kelompok

kompang

kompang

lapisan,

dari

anak-anak,

dilatarbelakangi

oleh

kompang remaja, sampai kalangan

tuntutan masyarakat akan suguhan

kelompok kompang tua ikut terlibat

pertunjukan

pada pertunjukan.

ditujukan sebagai tontonan hiburan.

kompang

yang

lebih

Dengan latar belakang sebagai seorang seniman

Pertunjukan Atraksi Kompang

zapin,

Bapak

Zainudin

Pertunjukan Atraksi Kompang

kemudian berusaha mengembangkan

adalah pengembangan dari arak-arakan

bentuk kompang agar lebih menarik

kompang

pada

lagi, dengan menambahkan atraksi

Menurut

gerak ke dalam pertunjukan. Hasilnya

Bapak Zainuddin,

adalah sebuah bentuk baru pertunjukan

seorang seniman tradisi yang aktif

kompang yang atraktif dan menarik

mengembangkan Pertunjukan Atraksi

karena

Kompang

agar

penambahan

masyarakat

Bengkalis,

masyarakat

umum

dijumpai

Bengkalis.

keterangan dari

dikenal

oleh

telah

dikreasikan atraksi-atraksi

dengan gerak

pertunjukan

digabungkan dengan suguhan musik

atrakasi kompang baru dikembangkan

kompang, serta elemen pendukung

sejak tahun 2012. Meski terbilang baru,

lainnya dalam pertunjukan.

42


Yosi Ramadona & Nursyirwan, Pertunjukan Kompang Bengkalis: dari Arak-arakan ke Seni Pertunjukan

Sebagai sebuah pertunjukan,

dengan baik, serta memiliki kepekaan

Pertunjukan Atraksi Kompang telah

dan keahlian dalam memperagakan

dilengkapi

gerak-gerak yang atraktif dan energik.

dengan

elemen-elemen

pendukung pertunjukan, sebagaimana

Dilihat

dikutip dalam Soedarsono (1977: 21),

pemain, beberapa diantaranya adalah

bahwa bentuk yang dimaksud didalam

juga penari zapin, seperti halnya Bapak

penyajian meliputi unsur-unsur yang

Zainudin sendiri yang juga dikenal

saling

sebagai

berkaitan

antara

lain

dari

latar

seniman

belakang

zapin

para

tradisi

di

menyangkut hal teknis seperti: penari,

Bengkalis.

gerak, pola lantai, musik, rias dan

mengapa mereka cukup mahir dalam

busana, property, tempat dan waktu

memainkan musik kompang disertai

pertunjukan.

dengan gerakan-gerakan atraktif.

Hal

ini

menjelaskan

Pertunjukan Atraksi Kompang

Pertunjukan Atraksi Kompang

beranggotakan laki-laki yang sudah

di Meskom menggabungkan formasi

baliqh, berjumlah empat belas orang

arak-arakan sebagai pembuka dengan

dengan

posisi pemain sambil berdiri atau

memakai

kostum

melayu

disetiap penampilannya. Laki-laki yang

duduk

sudah baliqh dipercaya masyarakat

berlangsung.

lebih cepat dalam menghafal isi dari

kedalam

kitab berjanzi untuk vocal pertunjukan

pembukaan, pengantar, dan bermain

dan lebih mampu melakukan gerakan-

kompang. Pembukaan diawali dengan

gerakan

arak-arakan para pemain kompang

tenaga

energik yang

serta

lebih

mempunyai

tiga

pertunjukan

Pertunjukan

dibagi

tahapan,

yaitu

dalam

yang berjumlah 14 orang memasuki

melakukan pukulan-pukulan terhadap

area pertunjukan. Setelah dilakukan

instrumen

pembukaan dalam bentuk menabuh

kompang

besar

selama

dalam

durasi

waktu yang cukup lama. Dengan kata

kompang secara

lain, para pemain kompang adalah

Pertunjukan Atraksi Kompang, dimana

seniman

karena

para pemain memainkan kompang

keahlian

dalam berbagai gaya baik dalam posisi

kompang,

berdiri ataupun duduk. Sumber pijakan

disamping memainkan

yang

berbakat

memiliki alat

musik

mereka juga mampu berolah vokal

gerak

dalam

serentak,

gerakan

dimulai

Pertunjukan

43


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Atraksi Kompang adalah silat, siku

kompang sambil duduk ataupun berdiri

kaluang dan tukar kaki. Ketiga gerakan

seperti terlihat pada gambar kedua

inti

gerakan-

dilakukan pada tahapan permainan

membuat

kompang.

itulah

gerakan

berkembang

lainnya

yang

Disini

para

pemain

Pertunjukan Atraksi Kompang jadi

menunjukkan keahlian mereka bermain

sangat menarik.

kompang sambil membentuk variasi pola lantai dengan posisi duduk dan berdiri. Atraksi ini jelas sangat menarik karena memecah fokus permainan ke dalam

dua

bentuk,

sehingga

pertunjukan menjadi lebih menarik dan tidak Gambar 2. Pembukaan Pertunjukan Atraksi Kompang oleh grup kompang Indah Budaya di Meskom Bengkalis (Foto: Yosi Ramadona, 15 November 2013)

monoton

pertunjukan

sekedar

musik

pukul

sebagai dengan

dikreasikannya gerakan-gerakan yang diatur sedemikian rupa. Permainan pola lantai dalam pertunjukan kompang memang cukup variatif. Pada permainan kompang yang umum dijumpai adalah para pemain berdiri berbanjar membentuk barisan.

Gambar 3. Permainan Atraksi kompang dalam posisi duduk dan berdiri oleh grup kompang Indah Budaya di Meskom Bengkalis (Foto: Yosi Ramadona, 15 November 2013)

Gambar diatas memperlihatkan ragam pola lantai permainan kompang. Pada pembukaan, para pemain berdiri membentuk garis lurus menghadap penonton. Adapun posisi para pemain

Atraksi

Namun

pada

Kompang,

Pertunjukan disuguhkan

berbagai pola lantai yang dikreasikan dengan gerakan-gerakan pemain yang atraktif mengiringi pukulan kompang. Ada saat-saat dimana fokus perhatian penonton dipecah dengan mengubah variasi pola lantai dalam berbagai bentuk, seperti memecah pola berjajar yang dikreasikan dengan gerakan para pemain yang saling menjauh dan

44


Yosi Ramadona & Nursyirwan, Pertunjukan Kompang Bengkalis: dari Arak-arakan ke Seni Pertunjukan

membelakangi

sambil

terus

memainkan kompang. Ada pula pola lantai melingkar, dimana para pemain kompang membentuk lingkaran sambil memainkan kompang dengan gerakangerakan yang atraktif. Gambar 5. Pola lantai melingkar oleh grup kompang Indah Budaya di Meskom Bengkalis (Foto: Yosi Ramadona, 15 November 2013)

Pola lantai melingkar, seperti tampak pada gambar diatas adalah bagian dari atraksi gerak yang cukup Gambar 4. Variasi pola lantai berbanjar oleh grup kompang Indah Budaya di Meskom Bengkalis (Foto: Yosi Ramadona, 15 November 2013)

Gambar diatas memperlihatkan

menarik.

Disini

para

pemain

menyuguhkan gerakan-gerakan yang beragam. Ada saat para pemain berdiri dengan

berbagai

pose

memukul

variasi pola lantai berbanjar dalam dua

kompang, ada pula saat para pemain

baris. Jika pada pertunjukan kompang

berjalan dengan posisi tegak dan

biasa

para

membentuk memainkan

pemain

hanya

berdiri

membungkuk.

garis

lurus

sambil

disesuikan dengan ritme pukulan yang

kompang,

disini

pola

dilakukan.

Setiap

Ada

kalanya

gerakan

gerakan

tersebut dikreasikan dengan gerakan

pemain lambat sesuai dengan irama

saling menjauh dan membelakangi

pukulan yang pelan, terkadang cepat

namun tetap dalam posisi berbanjar.

jika kompang dipukul dengan kuat dan

Hal

tempo yang cepat.

ini

menambah

keindahan

pertunjukan kompang sebagai tontonan

Secara

keseluruhan,

dalam

yang menggabungkan musik dengan

Pertunjukan Atraksi Kompang terjalin

atraksi visual gerak para pemainnya.

hamonisasi

antara

bunyi

pukulan

kompang, syair puji-pujian,

dengan

gerakan-gerakan

atraktif

yang

ditampilkan. Sebagai sebuah atraksi

45


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

kelompok,

Pertunjukan

Atraksi

serta syair puji-pujian, tetapi memberi

Kompang mempertunjukkan keahlian

tontonan yang lebih menarik dengan

para

adanya

pemain

dalam

memainkan

suguhan

gerakan-gerakan

kompang serta bergerak secara rampak

atraktif dan energik dalam memainkan

dan harmonis sambil para pemain terus

kompang.

melafalkan syair puji-pujian kepada

Penerimaan

Allah SWT dan Nabi Muhammad

terlepas

SAW.

Zainuddin Dilihat

kepiawaian

dalam

tak

Bapak

mempertahankan

sebuah

esensi dari pertunjukan itu sendiri,

Atraksi

yang tidak sekedar sebagai hiburan

Kompang secara keseluruhan telah

tetapi lebih sebagai bagian dari syiar

memenuhi

sebuah

Islam. Meskipun Pertunjukan Atraksi

pertunjukan. Semua elemen dalam

Kompang telah menggabungkan unsur

pertunjukan

dan

seni pertunjukan ke dalam pertunjukan,

tontonan.

namun pertunjukan itu sendiri tetap

pertunjukan,

menarik

sebagai

dari

masyarakat

Pertunjukan

estetika

begitu

sebagai

dalam

harmonis

sebuah

Gerakan atraksi yang dilakukan oleh

mengacu

kepada

pemain kompang sangat bervariasi

Melayu

yang

dengan menggunakan tenaga, ruang,

pertunjukan sebagai syiar Islam pun

waktu, level, arah hadap, pola lantai,

tetap

aksen

Pukulan

keseluruhan pertunjukan tetap memuat

bervariasi

puji-pujian terhadap Allah SWT dan

dan

terhadap

sebagainya.

kompangpun

etika

dan

Islami.

dipertahankan

adab Fungsi

karena

secara

terkadang pelan, sedang, kuat dan

Rasulnya.

sangat kuat. Gerakan dan pukulan

bahwa kelangsungan sebuah tradisi

kompang tersebut merupakan bagian

memang

dari atraksi.

adanya penyegaran atau inovasi yang

Pertunjukan Atraksi Kompang

Murgiyanto menjelaskan

sangat

bergantung

dari

terus menerus dari para pendukungnya

sebagai sebuah tontonan mendapat

dalam

sambutan

dari

perorangan, detail, kebiasaan, persepsi

Atraksi

intern, dan ekstern (Sal Murgiyanto,

masyarakat.

yang

antusias

Pertunjukan

Kompang yang menyuguhkan lebih

mengembangkan

keunikan

2004: 3).

dari sekedar keriuhan bunyi kompang

46


Yosi Ramadona & Nursyirwan, Pertunjukan Kompang Bengkalis: dari Arak-arakan ke Seni Pertunjukan

Pertunjukan Atraksi Kompang adalah

salah

satu

bentuk

menampilkan permainan alat musik kompang

disertai

nyanyian

yang

pengembangan dari seni tradisi arak-

memuat syair puji-pujian terhadap

arakan kompang, yang membuat tradisi

Allah SWT dan Rasulullah, maka

kompang tetap bertahan dan digemari

Pertunjukan Atraksi Kompang telah

di tengah masyarakat pendukungnya.

dikembangkan dengan menambahkan elemen-elemen dalam seni pertunjukan yang membuat pertunjukan menjadi

PENUTUP Fenomena

pertunjukan

lebih atraktif sebagai sebuah tontonan.

kompang pada masyarakat Bengkalis

Di samping sajian yang lebih menarik,

adalah sebuah gejala perkembangan

Pertunjukan Atraksi Kompang tetap

seni

mempertahankan

pertunjukan

dicermati.

yang

Tradisi

menarik

esensi

dari

arak-arakan

pertunjukan kompang, yaitu sebagai

kompang yang telah begitu dikenal

sajian estetis yang memuat syiar Islam,

pada

sehingga kemasan baru ini dapat

masyarakat

Bengkalis

bagaimanapun tidak luput dari tuntutan

diterima

perubahan.

Bengkalis.

masyarakat

Adanya akan

kebutuhan

sebuah

di

tengah

masyarakat

suguhan

pertunjukan yang lebih menarik, telah

KEPUSTAKAAN

mendorong

Bahar, Mahdi. 2012. Islam Landasan Ideal Kebudayaan Melayu. Padangpanjang: ISI Padangpanjang.

seniman setempat untuk

mengembangkan

sebuah

suguhan

tontonan

dikenal

dengan

yang

Pertunjukan Atraksi Kompang. Pertunjukan Atraksi Kompang di daerah Meskom adalah sebuah bentuk

pertunjukan

rakyat

yang

inovatif karena telah mengembangkan pertunjukan kompang yang berbeda dari

pertunjukan

kompang

pada

umumnya di Bengkalis. Jika tradisi arak-arakan

kompang

hanya

Barker, Chris. 2009. Cultural Studies Teori & Praktek. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Hadi,

Y. Sumandyo. 2012. Seni Pertunjukan dan Masyarakat Penonton. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

Hadi, Y. Sumandyo. 2000. Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia. Hermansyah, dkk. Tradisional

2005. Budaya Melayu Riau. 47


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan Tim Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau. Murgiyanto, Sal. 2004. Tradisi dan Inovasi. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Roys, Anya Peterson. 1977. The Anthropology of Dance. Bloomington: Indiana University Press. Salim,

Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Soedarsono. 1997. Tari-Tarian Indonesia I. Jakarta: Proyek Pengembangan Media

Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. _________. 1977. Kamus Istilah Tari & Karawitan Jawa. Jakarta: Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Saifullah & Yulika, Febri. 2012. Sejarah perkembangan seni dan kesenian dalam islam. Padangpanjang: ISI Padangpanjang. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

48


MEMBENTUK KEMAMPUAN PSIKOLOGIKAL DASAR CALON AKTOR DENGAN METODE LATIHAN BERTUTUR Ipong Niaga Prodi Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Gorontalo ipong_niaga@yahoo.com

ABSTRAK Akting dan beberapa masalahnya, terutama tentang bagaimana mempersiapkan aktor yang baik, mensyaratkan pencarian metode pelatihan terus menerus guna menemukan solusi yang tepat. Metode Stanislavski membedakan dua faktor yang perlu dilatih dalam akting, yakni faktor luar dan faktor dalam. Faktor-faktor luar mencakup tubuh dan suara, sementara faktor dalam adalah aspek psikologis. Masing-masing faktor mutlak harus terkombinasi dengan baik dalam menyajikan karakter di atas panggung. Dengan tingkat kesulitan khusus di masingmasingnya, hal tersebut meminta aktor untuk melatih kedua faktor ini agar memiliki keterampilan yang kompleks. Penelitian ini akan membahas salah satu dari faktor dimaksud, yaitu faktor dalam yang melibatkan persiapan keterampilan psikologis dasar seperti konsentrasi, observasi dan emosi. Melalui metode bertutur, penelitian dimaksudkan sebagai percobaan untuk menemukan metode yang tepat dan terukur dalam proses persiapan faktor dalam bagi seorang aktor. Kata Kunci: Metode Latihan, Akting, Bertutur

ABSTRACT Acting andsome of its problems, especiallyhow to prepare agood actor,requires continuous search of training methods to find appropriate solutions. Stanislavski’s methoddistinguishes twokinds of factorsthatneed to be trainedin acting, namey the external factor and internal factor. The external factor includes body and voice, while the internal factor refers to psychological aspects. Each factor should be absolutely combined in presenting characters on stage. With its own level of difficulty, actors are required to train both factors in order to achieve complex skills. This study will discuss one the two factors above, that is, the internal factor that calls for preparation of basic psychological skills such as concentration, observation, and emotion. Through the method of speech, this study is meant as an experiment in order to find a right and measurable method in the process of preparing the actor for the internal factor. Keyword: Exercise Method, Acting, speech

49


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Oleh sebab itu, penting kiranya

PENDAHULUAN Perkembangan

dunia

akting

menelaah kembali urgensi pelatihan

dewasa ini menjadi tidak sesederhana

persiapan

yang

metode-metode

dibayangkan

banyak

orang.

seorang

aktor

melalui

ilmiah

dalam

Dibutuhkan keterampilan tinggi dan

menciptakan aktor yang berkualitas.

kerja keras artistik berupa latihan vokal

Dalam persiapan seorang aktor, ada

yang tidak sederhana serta teknik

beberapa segmen latihan dan materi

menggerakkan tubuh yang baik. Semua

yang mesti dilewati dan dikuasai oleh

itu

mampu

para aktor, salah satunya adalah aspek

dengan

pskologikalnya. Jika tahap-tahap yang

lain,

telah dirancang secara sistematis dan

dibutuhkan suatu persiapan sistematik

terukur tersebut dilalui oleh para calon

dan ilmiah untuk mencapai tingkat

aktor

keterampilan akting yang tinggi.

keaktorannya.

bertujuan

menciptakan

agar

aktor

karakter

meyakinkan.

Dengan

kata

maka

terjaminlah

kualitas

seni

Tulisan singkat ini ditulis untuk

peran di Indonesia tidak dikenal dalam

tujuan tersebut, yakni untuk menguji

pengertian

keberhasilan metode dan materi latihan

Padahal,

pembelajaran

populer.

Banyak

para

bintang film maupun sinetron yang

bertutur

dalam

sama sekali tidak melalui proses

keterampilan psikologikal dasar yang

persiapan menjadi pemeran. Sementara

ilmiah

itu, banyak aktor-aktor teater yang

dan

membentuk

inspiratif.

Tujuan

selanjutnya,

ialah

untuk

belum bisa konsisten dalam memukau

menyempurnakan

atau

melengkapi

dan memuaskan kebutuhan estetik

metode dan materi pelatihan dasar

penikmatnya. Beberapa penghargaan di

keaktoran. Permasalahan yang hendak

bidang seni peran masih selalu menuai

dibahas menyangkut dua hal penting,

kontroversi atas kriteria penilaiannya

yaitu: (1) metode yang efektif untuk

maupun kompetensi para juri yang

membentuk kemampuan psikologikal

menilainya. Sehingga demikian, seni

dasar calon aktor di Indonesia; dan (2)

peran belum dapat tempat yang layak

Prosedur dan materi apa yang paling

di mata penonton sebagai bagian dari

efektif

kebutuhan estetik mereka.

segmen tersebut.

untuk

mengisi

salah

satu

Harapannya lebih

50


Ipong Niaga, Membentuk Kemampuan Psikologikal Dasar Calon Aktor dengan Metode Latihan Bertutur

jauh, tulisan ini dapat bermanfaat

Work A Student’s Diary (translated

untuk mempermudah para calon aktor

and edited by Jean Benedetti [2008], p.

untuk mengisi salah satu segmen

201), dapat dipahami bahwa prinsip

latihan dasarnya, dan lebih jauh,

dasar emotional recall, baik itu yang

metode dan materi yang diuraikan

bersifat visual maupun yang auditori

diharapkan dapat bermanfaat untuk

ialah sebagai penggerak awal yang

membentuk keterampilan psikologikal

membangkitkan

dasar calon aktor secara efektif.

aktor terhadap wujud tokoh yang akan

Stanislavsky

seorang

dua

dibawakannya. Oleh sebab itu, jelas

aspek dasar yang membentuk akting

bahwa untuk lebih mahirnya seorang

dalam diri seorang aktor. Pertama,

aktor

adalah aspek luaran (outer), yaitu

‘pemanggilan

sumber daya yang menyangkut suara

semacam pembiasaan diri yang lebih

dan

mengarah

fisikal

membagi

imajinasi

(tubuh

dan

bagian-

melakukan

proses-proses

kembali’,

pada

diperlukan

keterampilan

bagiannya) yang dinikmati penonton

psikologikal untuk memunculkan daya

secara kasat indera. Kedua adalah

yang membangkitkan citra-citra dalam

aspek dalam diri (inner), yaitu aspek-

imajinasinya menjadi nyata dan hidup.

aspek psikologikal yang hanya bisa dirasakan

setelah

telah meletakkan dasar-dasar prinsipil

melihat gejala fisiknya dan akan

tentang apa yang disebut akting, yang

mempengaruhi

bertujuan membantu kerja-kerja aktor

terhadap

oleh

penonton

Sementara itu, beberapa ahli

tingkat

yang

yang sedang mempersiapkan dirinya.

tersebut

Beberapa di antaranya yang dapat

harus dapat dikombinasikan dengan

disimak ialah pernyataan pernyataan

baik oleh aktor dan aktris dan untuk

Lee Strasberg dalam Strasberg at The

memperoleh

Actors

diperankan.

tampilan

kepercayaan

Kedua

tokoh aspek

keterampilan

tersebut

Studio

dan

pernyataan

maka mereka harus melewati latihan-

Constantin Stanislavsky dalam An

latihan dasar, baik fisikal maupun

Actor Prepares (via Edwin Wilson dan

psikologikal yang tidak mudah.

Alvin Goldfarb, 1991). Pada dasarnya,

Mengamati uraian Konstantin

kedua ahli tersebut memberikan kita

Stanislavski dalam buku An Actor’s

sebuah gambaran bahwa meski dalam

51


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

keseharian

kita

dapat

melakukan

suara dan ritme gerakan –alami dan

aktifitas dengan kondisi yang lebih

meyakinkan; (2) Membiarkan aktor

nyaman dan natural, tetapi di atas

dan aktris menyampaikan kebenaran

panggung

semua

berbeda.

Seorang

menjadi

sangat

dari dalam (inner) pada setiap peranan.

aktor

akan

Bahkan jika seluruh perwujudan yang

berhadapan dengan aktor lain dalam

terlihat dari seorang tokoh telah benar-

situasi fiksi yang penuh aturan dan di

benar

hadapan mereka ada banyak penonton

terlihat dangkal dan mekanis tanpa

yang sedang mengawasi dengan cermat

pengertian yang dalam dari rasa yakin

semua tindak tanduk mereka. Maka

dan

untuk memperoleh penampilan yang

kehidupan tokoh di atas panggung

memukau dan tidak biasa, para aktor

tidak hanya dinamik tetapi berlanjut.

dianjurkan untuk selalu melatih dirinya

Sebagian penyaji (aktor) cenderung

agar memiliki tata cara berlaku dengan

menekankan

baik di atas panggung.

tertinggi

dikuasai,

pertunjukan

kesungguhan;

(3)

hanya dari

akan

Membuat

pada

puncak

peranan

yang

Sementara itu, perihal metode

dimainkannya, sehingganya, kehidupan

pelatihan akting, sebagaimana dikutip

tokoh jadi berhenti. Dalam kehidupan

dari Wilson dan Golvarb (1993: 29),

nyata, bagaimanapun juga, orang tidak

untuk

berhenti hidup; dan (4) Membangun

memberi

isian

pemikirannya, mempelajari berlaku

Stanislavsky bagaimana

dalam

bagaimana

dalam

seseorang

kesehariannya

mereka

dan

rasa

pengertian

yang

kuat

dari

permainan ensambel dengan pemeran lain dalam suatu scene.

menyampaikan

Masih menurut Stanislavsky,

perasaan dan emosinya; dan kemudian

teknik yang harus dikuasai oleh aktor

ia

dalam

menemukan

jalan

untuk

mencipta

peran

yang

menyelesaikan masalah yang sama di

meyakinkan adalah: (1) Relaxations

atas

membangun

(keluwesan fisik), aktor harus membuat

rangkaian pelatihan dan teknik untuk

tubuh dan suaranya fleksibel sehingga

para aktor yang memiliki tujuan luas,

ia dapat mengalir dan hidup dalam

terdiri

setiap gerakannya; (2) Concentration

panggung.

dari:

(1)

Ia

Untuk

membuat

aktifitas luaran penyaji (aktor) –gestur,

(konsentrasi)

dan

observation

52


Ipong Niaga, Membentuk Kemampuan Psikologikal Dasar Calon Aktor dengan Metode Latihan Bertutur

(observasi),

konsentrasi

adalah

melalui imajinasi; (5) Emotional recall

perhatian penuh terhadap objek atau

(pemanggilan

orang yang ditemukan aktor di atas

perasaan yang telah lalu), aktor harus

panggung, Stanislavsky menyebutnya

aktif mengenang pengalamannya untuk

circle

(“lingkar

menciptakan kondisi perasaan yang

perhatian�). Observasi seorang aktor

sama ketika ia menghadapi perannya di

tidak sama dengan observasi seorang

atas panggung. Hal tersebut akan

ilmuwan yang membutuhkan kerangka

memudahkan ia dalam mendalami

ilmiah. Observasi yang dimaksud di

emosi tokoh.

sini

of

attention

adalah

perhatian

kembali

perasaan-

terhadap

kehidupan sehari-hari. Seorang aktor

PEMBAHASAN

harus terus mengamati orang atau

Seni Bertutur dan Akting

benda-benda

di

sekitarnya

dan

Sebelum

manusia

mengenal

membuat konsep peniruan referensial

sastra (tulisan), penuturan merupakan

dalam pikirannya; (3) Importance of

metode

cerita

yang

terhadap

sering dipakai dan paling purba dalam

aktor

sejarah publisistik. Dalam sejarah,

diharapkan tidak melakukan hal-hal

penutur, yang dalam bahasa Inggeris

yang umum saja dalam lakunya karena

disebut

perilaku manusia dalam kenyataan

penting dalam menyebarluaskan berita

keseharian selalu bersifat khusus maka

dan cerita. Pengertian bertutur sendiri

aktor

harus

adalah orang lain yang menceritakan

menekankan pada hal-hal konkrit dan

(sebagai ganti membacakan) suatu

khusus; (4) Inner truth (kesungguhan

kisah

dari dalam), yaitu kemampuan aktor

banyak.

dalam mendalami dunia pikiran dan

bahwa keterampilan bertutur ini adalah

perasaan

yang

salah satu cikal bakal keterampilan

disarankan Stanislavsky adalah �magic

berperan. Di Indonesia, kita mengenal

if� (pengandaian yang ajaib), dengan

kesenian seperti PM Toh di Aceh,

terus menerus mengandai-andaikan diri

Sahibul Hikayat di Betawi, Tupai

kita adalah orang lain atau objek lain

Janjang dan Bakaba di Minangkabau,

specifics

(penguasaan

penyampaian

perilaku-perilaku

dalam

khusus),

lakunya

tokoh.

juga

Pendekatan

story

teller,

tertentu Banyak

di

punya

hadapan ahli

andil

orang

mengatakan

53


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Gambang Rancak di Betawi, Pantun Sunda di Jawa Barat, Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Dalang Jemblung di Banyumas, Sinrili di Sulawesi Selatan, Cepung di Lombok dan di Bali. Itu semua merupakan warisan

nenek

moyang

orang

Indonesia yang berupa keterampilan bertutur. Berdasarkan penggambaran Ahmad (2006: 43 – 44), pekerjaan seni bertutur kurang lebih sebagai berikut: Pencerita (tukang cerita) dalam teater tutur adalah seorang seniman yang mengungkapkan gejolak jiwanya lewat media ungkap suara (vocal). Ia sama dengan actor. Ia seorang pemeran, sekaligus penyanyi, dan sutradara. Pencerita dengan kemahiran suaranya, dengan vocal yang ekspresif, harus sanggup menggambarkan berbagai karakter/watak tokoh yang sedang ia ceritakan. Untuk mendukung penceritaan, ia harus juga berlaku dengan menggunakan ekspresi wajahnya untuk lebih memperkuat penggambaran watak yang sedang ia ceritakan. Ia harus pula mempunyai suara yang merdu apabila sesekali harus bernyanyi. Apalagi kalau seluruh pengucapan cerita dilakukan dengan menyanyi. Gerakan tangan dan gerakan tubuh pencerita, digunakan untuk keperluan menghidupkan suasana bercerita dan meyakinkan penonton.

……………………. Masyarakat tradisi di masa lampau yang belum mengenal tulisan, hanya mengenal sastra lisan. Untuk menikmati dan mengembangkan atau menyebarluaskan sastra lisan, dilakukan dengan jalan perantara orang lain yang menceritakan (sebagai ganti membacakan). Sastra lisan hidup dan berkembang dari mulut ke mulut, dari seseorang diceritakan kepada orang lain. Pada zaman itu, tradisi bercerita merupakan salah satu alat komunikasi dan penyebaran sastra lisan kepada masyarakat secara luas. Dari sini lahirlah tukang cerita (story-teller) yang kemudian berkembang menjadi bentuk kesenian, yang kita namakan Teater Tutur. Perbedaan berakting

adalah

bertutur pada

dengan substansi

aktifitasnya. Bertutur adalah aktifitas penceritaan mengandung

yang

di

dalamnya

peragaan.

Peragaan

berupa suara dan gerakan ini hanyalah sebuah perumpamaan atas tokoh yang sedang

di

melakukan perumpamaan

ceritakannya.

Penutur

peniruan-peniruan untuk

sekedar

mewakilkan lakuan dari tokoh tersebut sehingga penonton terkesima dengan merasakan dinamika karakter dalam penuturan yang hanya dilakukan oleh satu orang tersebut. Dengan begitu, 54


Ipong Niaga, Membentuk Kemampuan Psikologikal Dasar Calon Aktor dengan Metode Latihan Bertutur

cerita yang dibawakan oleh tukang tutur ini terlihat dan terdengar sangat

Tahapan Pelatihan Bertutur untuk Calon Aktor

meyakinkan dan menarik. Sementara

Tulisan ini didasari oleh sebuah

dalam akting, seorang aktor dituntut

penelitian

untuk memerankan satu orang karakter

eksperimental

saja dan dalam hal ini aktor haruslah

kefektifan

menjadi

tersebut,

diduga peneliti memiliki kelebihan

asalnya.

dalam

karakter

meninggalkan

kepribadian

bersifat

kualitatif

untuk

metode

menguji

pelatihan

membentuk

yang

keterampilan

Ketika sedang bermain, aktor berada

psikologikal dasar calon aktor. Data

dalam

berupa

diperoleh melalui teknik sampling,

dekorasi panggung, ia dituntut untuk

yaitu dengan menggunakan subjek

menyatu secara organik dengan kondisi

percontohan

tersebut. Jelaslah, bahwa keterampilan

mahasiswa yang memiliki ketertarikan

seorang aktor memiliki kesulitan yang

terhadap seni peran dan akan lebih baik

lebih tinggi dibanding seorang penutur.

lagi

Aktor bukan memperagakan tetapi

pemahaman tentang bidang ini. Hal itu

masuk ke dalam dan mewujudkan

dipandang akan mempermudah peneliti

secara nyata karakter yang sedang ia

dalam menerima pengertian-pengertian

mainkan sehingga tokoh tersebut hidup

instruksional yang berkaitan dengan

dengan nafas, daging dan darah sang

penelitian.

aktor.

mempraktekan metode dan materi yang

kondisi

Sedangkan

fiksional

kesamaan

jika

berupa

mereka

empat

juga

Subjek

orang

memiliki

ini

akan

dari

diberikan peneliti dan pada saat itu

keduanya adalah prinsip penyajiannya.

peneliti akan mengambil data dari

Keduanya

penampilan

memiliki

kekuatan

penyajian pada ucapan, gerakan tubuh dan mimik wajah. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa

keterampilan

secara

langsung

dan

rekaman audio. Prosedur yang dilalui dalam kegiatan penelitian meliputi: (1) Tahap

bertutur merupakan atau mengandung

persiapan,

dasar-dasar dari keterampilan berperan.

rancangan penelitian serta menyiapkan fasilitas

berupa

dan

media

pembuatan

penunjang

penelitian (ruang latihan dan tape

55


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

recorder); subjek

(2)

Tahap

sampel;

dan

menentukan

tutur

(3)

keesokan harinya.

Tahap

Pelaksanaan.

dengan

materi

yang

sama

Memasuki hari kedua, pada

Tahap pelaksanaan eksperimen

tahap I subjek sampel diinstruksikan

dilaksanakan selama beberapa hari.

untuk

Pada hari pertama, pelatihan terdiri

penyempurnaan materi latihan tentang

atas tiga tahapan. Tahap I, subjek

pengalamannya. Peneliti mengamati

sampel diinstruksikan untuk bertutur

penuturannya dan mencatat detail laku

secara spontan tentang pengalamannya

dan

yang berkesan (sedih atau gembira).

suaranya.

Peneliti mengamati penuturannya dan

sampel diinstruksikan untuk bertutur

mencatat detail laku dan ucapannya

tentang puisi yang telah diberikan

serta

kemarin

merekam

suaranya.

Setelah

menuturkan

ucapannya

serta tahap

Pada

dengan

hasil

merekam II,

subjek

harapan

selesai, peneliti memberinya sebuah

pemahamannya tentang materi sudah

puisi

lebih

balada

yang

naratif

untuk

baik.

Peneliti

mengamati

dipelajari. Hal itu dilanjutkan dengan

penuturannya dan mencatat detail laku

tahap II, di mana subjek sampel

dan

diinstruksikan untuk bertutur tentang

suaranya. Sementara pada tahap III,

puisi yang telah dibacanya tadi, bukan

dilaksanakan diskusi tentang materi

mendeklamasikan tetapi menceritakan

yang telah dipraktekan tersebut dan

kandungan kisah dalam puisi tersebut.

peneliti menginstruksikan pada subjek

Peneliti mengamati penuturannya dan

sampel untuk lebih menyempurnakan

mencatat detail laku dan ucapannya

lagi pemahaman dan susunan dua

serta merekam suaranya. Adapun pada

materi latihan tersebut untuk persiapan

tahap III, dilakukan diskusi tentang

latihan tutur dengan materi yang sama

materi yang telah dipraktekan tersebut

keesokan harinya.

ucapannya

serta

merekam

dan peneliti menginstruksikan pada

Memasuki hari ketiga, pada

subjek sampel untuk menyempurnakan

tahap I subjek sampel diinstruksikan

pemahaman dan susunan dua materi

untuk

latihan tersebut untuk persiapan latihan

penyempurnaan materi latihan tentang

menuturkan

kembali

hasil

pengalamannya. Peneliti mengamati

56


Ipong Niaga, Membentuk Kemampuan Psikologikal Dasar Calon Aktor dengan Metode Latihan Bertutur

penuturannya dan mencatat detail laku

dicatat

dan

menyempurnakan keakurasian catatan

ucapannya

suaranya.

serta tahap

Pada

merekam II,

subjek

oleh

tersebut

peneliti

dengan

dan

mencocokkannya

sampel diinstruksikan untuk bertutur

dengan hasil rekaman; (b) analisis dan

tentang puisi yang telah diberikan

penilaian, yaitu menganalisis kualitas

kemarin

harapan

penuturan berdasar teori dan menilai

pemahamannya tentang materi sudah

kualitas kemajuannya berdasar kriteria

lebih

mengamati

yang telah ditentukan peneliti; dan (c)

penuturannya dan mencatat detail laku

jika kesimpulan awal menandakan

dan

bahwa

dengan

baik.

Peneliti

ucapannya

serta

merekam

kualitas

penuturan

tidak

suaranya. Hal tersebut dilanjutkan

meningkat dari hari ke hari, maka

dengan tahap III yang berisi diskusi

penelitian akan diulangi lagi dengan

tentang materi yang telah dipraktekan

memperhatikan

tersebut, untuk menghimpun masalah-

ditemukan.

masalah yang dialami subjek sampel

penyelesaian,

selama latihan.

kesimpulan

masalah

Kedua,

ialah

berupa dan

yang tahap

penyusunan

laporan

hasil

penelitian. Penilaian Pelatihan Bertutur untuk Calon Aktor Penelitian yang dilaksanakan selama

satu

November

bulan hingga

Materi diujicobakan

tuturan dalam

yang

penelitian

ini

adalah: (1) pengalaman pribadi subjek

(minggu

IV

sampel,

materi

minggu

III

emotional recall yang sangat berguna

mengandung

Desember 2009) di studio Teater

untuk

Jurusan

membiasakan diri pada kenangannya

Pendidikan

Sendratasik

calon

ini

aktor

dengan

ini

sendiri di samping itu ia juga dituntut

kemudian dilanjutkan dengan tahapan

untuk menyusun kembali kenangan

analisis data. Tahapan ini sendiri terdiri

yang mungkin diingatnya secara tak

atas dua bagian utama. Pertama, tahap

beraturan tersebut; dan (2) puisi balada

analisis data, berupa: (a) transkripsi,

Rumah Nyonya Abraham karya WS.

yaitu menyusun dengan baik hasil

Rendra, puisi ini tidak terlalu panjang,

penuturan subjek sampel yang telah

mengandung cerita, bahasanya sangat

Universitas

Negeri

Gorontalo

57


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

sederhana sehingga mudah dipahami

melibatkan diri secara utuh dalam

dalam waktu singkat, mengandung

kondisi fiksional (efek empati dan

penokohan dan perubahan suasana.

simpati bagi orang yang menyaksikan);

Hal-hal tersebut sangat berguna dalam

dan (6) kepercayaan diri dan tampilan

merangsang kemampuan imajinasi dan

yang meyakinkan.

intelegensia calon aktor. Adapun

Sebagai indikator keberhasilan, penilaian

peneliti menetapkan hal-hal berikut: (a)

merupakan

penelitian ini dianggap gagal apabila

turunan dari teori dan metode akting

hasil penelitian dari tahap satu hingga

yang

oleh

tahap ketiga mengalami kemunduran

batasan

(kriteria yang berhasil ditampilkan

aspek

subjek sampel berkurang) dan atau

psikologikal, maka kriteria penilaian

tidak mengalami perubahan (terus

merupakan turunan dari unsur-unsur

mengulangi sajian yang sama dari

psikologikal

berupa,

tahap ke tahap); dan (b) penelitian

konsentrasi,

penguasaan

dalam

kriteria

penelitian

telah

Stanislavsky. penelitian

ini

digariskan Mengingat ini

adalah

intelegensia, terhadap

dianggap

berhasil

perilaku khusus, faktor keyakinan dan

penelitian

dari

kepercayaan diri,

mengalami perkembangan signifikan

menampilkan kriteria

emosi.

tersebut

kemampuan

serta

bagaimana

Secara

terdiri

atas:

menciptakan

detil, (1)

berupa

apabila

tahap

peningkatan

ke

hasil tahap

penguasaan

kriteria dan atau kualitas kriteria.

dan

melibatkan diri dalam alur dan struktur dramatik cerita; (2) ketajaman dalam mendalami dan memperagakan tokoh

Perbandingan Transkripsi Penilaian

Antara Hasil dengan Kriteria

dalam suara, elokusi (gaya bicara) dan

Berdasarkan hasil pemindahan

gestur yang tepat; (3) penyusunan pola

data rekaman ke dalam data tulisan

kalimat

(transkripsi), peneliti akan memisahkan

dan

pemilihan

kata;

(4)

kemampuan mengekspresikan gejolak

analisa

jiwa sebagai bentuk respon terhadap

materi yang diberikan karena keduanya

situasi fiksional cerita melalui mimik

memiliki

wajah dan suara; (5) kemampuan untuk

menyebabkan

dan

penilaian

perbedaan

berdasarkan

isian

perbedaan

dan cara

58


Ipong Niaga, Membentuk Kemampuan Psikologikal Dasar Calon Aktor dengan Metode Latihan Bertutur

penyampaian. Berikut adalah hasil

fiksionalisasi tersebut, karena pada

analisa

peneliti

dasarnya pengalaman pribadi terjadi

berdasarkan kriteria yang telah dibuat

begitu saja dan tidak mengandung alur

oleh peneliti. Kriteria penilaian dalam

tetapi mengandung kronologis. Dalam

penelitian ini merupakan turunan dari

penuturan, kita membutuhkan alur agar

teori dan metode akting yang telah

penuturan tersebut punya dinamika

digariskan

oleh

estetik dan akan terasa enak untuk

Mengingat

batasan

dan

adalah

penilaian

aspek

Stanislavsky. penelitian

psikologikal,

ini maka

didengar

dan

dinikmati.

Proses

pengaluran ini merupakan bagian dari

kriteria penilaian merupakan turunan

proses

dari unsur-unsur psikologikal berupa,

pengalaman yang bersifat nyata.

intelegensia, konsentrasi, penguasaan terhadap

perilaku

khusus,

faktor

fiksionalisasi

terhadap

Dalam kehidupan nyata pun tidak

terjadi

penokohan

dan

keyakinan dan kepercayaan diri, serta

pengkubuan karena itu hanya terjadi

bagaimana menampilkan emosi.

dalam

dunia

penceritaan

fiksi.

Jika

pengalaman

dalam terjadi

Analisis dan penilaian terhadap materi tuturan pengalaman pribadi

penokohan dan pengkubuan, maka

a.

fiksionalisasi.

Penutur

akan

memposisikan

orang-orang

yang

Aspek cerita Pengalaman pribadi, meskipun

bersifat

nyata,

namun

ketika

ia

cerita tersebut telah mengalami proses

terlibat

dalam

materi

tuturannya

diceritakan kembali, apa yang kita lihat

sebagai tokoh termasuk dirinya sendiri

dan dengar hanya bersifat imajiner.

jika ia terlibat dalam peristiwa itu. Di

Dalam

penelitian

mempermasalahkan

ini

tidak

antara para tokoh itu, penutur secara

kejujuran

dari

disadari atau tidak meletakkan mereka

cerita itu dengan asumsi bahwa semua

dalam

subjek sampel bercerita dengan apa

bertentangan.

adanya. Jika ada penambahan tekanan pada

situasi

cerita,

hal

tersebut

kubu-kubu

yang

saling

Karena baik pengaluran cerita dan penokohan cerita, adalah proses

tergolong dalam fiksionalisasi cerita.

fiksionalisasi

Peneliti

memberikan kesan estetik pada sebuah

pun

berharap

adanya

cerita

yang

akan

59


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

cerita, hal tersebut menjadi penting

peristiwa. Namun kesalahan-kesalahan

dalam

penggunaan bahasa masih tetap ada.

proses

penuturan.

Dalam

mewujudkan hal ini, penutur harus

Semua

memiliki intelegensia yang baik dan

dirinya

kepekaan estetik yang baik pula serta

penceritaan dan pihak yang mengalami

imajinasi yang mampu mengatur itu

penderitaan. Pada hari kedua baru

semua.

terlihat bahwa cerita yang mereka Pada hari pertama penuturan

pengalaman pribadi, seluruh subjek sampel

bercerita

kronologis

karena

hanya peneliti

sampel

sebagai

menjadikan

tokoh

utama

bawakan adalah cerita-cerita yang mengharukan.

secara baru

subjek

Pada hari ketiga, para subjek sampel

sudah

semakin

menguasai

memberikan instruksi itu setengah jam

cerita pengalamannya sendiri yang

sebelum eksperimen di mulai. Cerita

pada hari pertama mereka sangat gagap

yang mereka bawakan masih sangat

untuk mengungkapkannya. Susunan

kacau dan terlalu banyak kesalahan-

cerita semakin jelas dan itu pertanda

kesalahan penggunaan bahasa. Belum

bahwa mereka telah menyusun dengan

ada penokohan dan pengaluran. Cerita

baik kenangan masa lalu yang mungkin

masih berupa laporan dari sebuah

selama

pengalaman.

pun

sepintas. Dalam materi cerita tampak

sangat datar dan tidak dinamis. Maka

jelas bagan yang konsisten antara hari

peneliti menginstruksikan agar detail

kedua dan ketiga, menandakan mereka

cerita

berusaha

Penyampaiannya

diperbaiki

dan

agar

penyampaiannya dibuat lebih menarik

ini

hanya

terus

teringat

mengingat

secara

dan

mengatur ingatan mereka.

untuk keesokan harinya (peneliti tidak menginstruksikan

penokohan

dan

b. Aspek Penuturan

pengaluran).

Sama halnya dengan penuturan

Pada hari kedua, penokohan

pengalaman pribadi, penuturan puisi

dan pengaluran sudah terlihat dan

pun tidak terdapat eksplorasi gestur,

muncul secara alamiah. Detail cerita

intonasi, mimik wajah dan warna

yang sudah semakin baik, terjadi

suara. Semua berjalan natural dan

penambahan dialog dan elemen-elemen

mereka

lebih

terkonsentrasi

pada

60


Ipong Niaga, Membentuk Kemampuan Psikologikal Dasar Calon Aktor dengan Metode Latihan Bertutur

situasi

puitik

Meskipun

dan

materi

arahan

untuk

cerita. bertutur

cerita, menghadirkan tokoh-tokoh dan memperbaiki detail cerita.

dengan sudut pandang orang pertama

Beberapa hal yang diharapkan

telah diberikan tetapi mereka masih

peneliti dan tidak terjadi atau tidak

belum

untuk

dikembangkan oleh subjek sampel

atau

adalah pendayagunaan intonasi, gestur,

terlalu

memperagakan

cerdas tokoh

menggambarkan

lain

suasana

dengan

menggunakan gestur.

mimik

wajah

dan

warna

suara.

Berdasarkan premis tersebut maka

Dalam hal ini, memang dituntut

peneliti menyatakan bahwa metode

kemampuan fisikal yang baik. Semua

bertutur

subjek

keterampilan psikologikal dasar calon

sampel

memang

belum

dapat

membentuk

melakukan atau mendapatkan pelatihan

aktor,

keterampilan fisikal dasar. Asumsi

emosional

peneliti bahwa dorongan imajinasi

pengalaman), membentuk kepekaan

yang kuat dapat menggerakkan tubuh

emosi,

dengan

konsentrasi

dan

terjadi. Ketegangan dan situasi formal

(intelegensia),

serta

yang diciptakan oleh subjek sampel

kekuatan imajinasi dalam memasuki

menghalangi hal itu terjadi.

kondisi

sendirinya

ternyata

tidak

terutama

yang

menyangkut (bertutur

recall

membentuk

fiksional.

kekuatan observasi membentuk

Peneliti

sangat

optimis jika latihan tersebut dilakukan Perbandingan Hasil Keseluruhan dengan Indikator Keberhasilan Berdasar dari analisa terhadap hasil eksperimen, peneliti mencatat beberapa

kemajuan,

yaitu

cerita

melalui

pengembangan pengaluran

dan

keterlibatan fiksional,

diri

penokohan, dalam

kepekaan

kondisi

emosi

dan

konsentrasi. Hal tersebut terlihat dari cara

mereka

menyusun

dinamika

secara terus menerus, dalam waktu yang

lebih

lama

dan

dengan

meningkatkan kualitas materi tuturan, maka keterampilan psikologikal dasar yang terbentuk akan semakin kuat dan dapat dijadikan pondasi keterampilan akting di tahap selanjutnya. Peneliti juga menyatakan bahwa, materi tuturan pengalaman pribadi sangat membantu dalam membangkitkan kepekaan emosi dari dalam diri seseorang, dan materi

61


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

tuturan puisi balada sangat membantu

yang baik, hal tersebut akan

imajinasi para calon aktor dalam

menyulitkannya

memasuki

memainkan

kondisi

fiksional

yang

paling sederhana.

ketika

ia

naskah-naskah

drama yang berbahasa nasional. Hal tersebut juga terlihat dalam penelitian ini. Para subjek sampel

Catatan di Luar Hasil Penelitian Beberapa catatan peneliti yang

masih sangat terpengaruh dan

berada di luar konteks penelitian ini

terikat pada bahasa ibu dan

tetapi dianggap mempengaruhi dalam

dialeknya. Pengucapan kalimat

proses latihan adalah sebagai berikut:

yang terputus-putus dan pola

1.

keterampilan

kalimat yang tidak baku selama

berbahasa bagi para calon aktor

penuturan juga disebabkan oleh

di

faktor bahwa mereka kurang

Pentingnya

Indonesia.

dipungkiri

Tak

bahwa

dapat manusia

menguasai

Indonesia berada dalam dilema budaya, terutama bahasa. Pada

keterampilan

berbahasa nasional dengan baik. 2.

Pentingnya

apresiasi

sastra

sisi satu, kita terikat pada bahasa

terhadap para calon aktor. Karya

ibu dengan dialek, sintaksis dan

sastra apa pun bentuknya dan

diksi yang berbeda-beda, di sisi

terutama yang fiksi akan sangat

lain kita harus menguasai bahasa

membantu

nasional yang baik dan benar

dalam mendalami keterampilan

yang terkadang pola sintaksis,

pengaplikasian

dialek dan diksinya bertentangan

mengembangkan imajinasi dan

dengan bahasa ibu kita. Untuk

membiasakan diri dalam situasi

naskah-naskah

imajiner dan kondisi fiksional.

drama

di

para

calon

aktor

bahasa,

Indonesia, antara yang berbahasa

Para

daerah

dengan naskah drama yang juga

dan

nasional

yang

kurang

berbahasa

lebih

sama

aktor

akan

berhadapan

merupakan teks sastra. Untuk

banyaknya. Maka bagi para calon

mencapai

aktor

tersebut, para aktor akan terbantu

yang

kurang

memiliki

tingkat

kesulitan

keterampilan berbahasa nasional

62


Ipong Niaga, Membentuk Kemampuan Psikologikal Dasar Calon Aktor dengan Metode Latihan Bertutur

dengan

apresiasinya

terhadap

kepercayaan diri calon aktor

karya sastra yang lain.

dalam

memasuki

kondisi

fiksional dan situasi imajiner. 3.

PENUTUP Beberapa

hal

yang

dapat

pengalaman

pribadi

yang

mengandung akan

recall

merangsang respon emosional

lain:

para calon aktor dari dalam diri Keterampilan psikologikal dasar calon

aktor,

menyangkut

terutama

yang

emosional

recall

(bertutur

mereka

kepekaan

observasi

serta

imajinasi

untuk mengingat dan menyusun

kondisi

memasuki

fiksional

merupakan

pondasi

penting

membentuk

dalam

keterampilan

berakting. Metode bertutur dapat dijadikan sebaga

metode

latihan

berfungsi

yang

membentuk

keterampilan psikologikal dasar calon

aktor

kembali

karena

dapat

ingatannya

kedepannya

kekuatan

dalam

dengan

para calon aktor akan terbiasa

emosi,

(intelegensia),

membentuk

dan

dengan materi emotional recall,

membentuk kekuatan konsentrasi dan

sendiri

seringnya latihan-latihan bertutur

pengalaman),

membentuk

2.

tuturan

emotional

disimpulkan dari penelitian ini, antara

1.

Materi

mudah

ia

akan

memanggil

perasaan

sehingga

tersebut

dengan perasaan-

ketika

ia

membutuhkannya. 4.

Puisi balada yang pendek akan membantu

para

berkenalan

secara

calon

aktor

mendalam

pada sebuah kondisi fiksional yang tidak terlalu panjang atau berlama-lama mengingat puisi ini memiliki deskripsi puitik tentang set dan perilaku tokohnya.

membentuk kekuatan konsentrasi dan daya

observasi, kepekaan

meningkatkan

KEPUSTAKAAN

emosional,

membentuk kekuatan imajinasi, serta membentuk keyakinan dan

Achmad, A. Kasim. 2006. Mengenal Teater Tradisional Di

63


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Indonesia. Jakarta: Kesenian Jakarta.

Dewan

Subjek Sampel

Anirun, Suyatna. 1998. Menjadi Aktor – Pengantar Kepada Seni Peran untuk Pentas dan Sinema: Cetakan Pertama.

Nama Maliki Tempat/tgl lahir Oktober 1989 Alamat

Barranger, Milly S. 2006. Theater, Microsoft ® Encarta © 19932005 Microsoft Corporation. Carlson, Marvin. 2006. Drama And Dramatic Art, Microsoft ® Encarta ®, © 1993-2005 Microsoft Corporation. Edwin Wilson dan Alvin Goldfarb. 1991. Theater The Lively Art. New York: Mc-Graw Hill Inc.

Nama Sarman Tempat/tgl lahir

Alamat

___________. 1993. Theater The Lively Art (Brief edition). New York: Mc-Graw Hill Inc. Gordon, Mel. 2006. Acting, Microsoft ® Encarta ®, © 1993-2005 Microsoft Corporation. Stanislavski, Konstantin, terj. Asrul Sani. 1980. Persiapan Seorang Aktor. Jakarta: Pustaka Jaya. __________. 2008. An Actor’s Work A Student’s Diary (translated and edited by Jean Benedetti). New York: Routledge Taylor & Francis.

Nama Tempat/tgl lahir Alamat

Nama Tempat/tgl lahir

Alamat

: Novita T. : Gorontalo, 30 : Jl. Al-ikhwan kel. Molosipat, Kota Gorontalo, Gorontalo

: MAN Arafah : Tikong (Maluku Utara), 6 Agustus 1986 : Asrama Putra UPP2 Gorontalo

: Syahrul Latapeng : Popayato, 2 Juli 1991 : Jl. Jend. Sudirman No.6 Kota Gorontalo : Anasrullah : Amasara (Silawesi Utara), 23 Februari 1991 : Jl. Pangeran Hidayat, Kota Gorontalo

64


UKIRAN AKAR KAYU PULAU BETUNG JAMBI MENUJU INDUSTRI KREATIF Nofrial Prodi Seni Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang nofcraft@gmail.com ABSTRAK Kerajinan ukiran akar kayu Pulau Betung menggunakan kayu lokal, yang produknya berfungsi untuk perabotan rumah tangga dan cenderamata. Keberadaan kerajinan ukir Pulau Betung dipengaruhi oleh peranan pengrajin, pendidikan, pariwisata, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, serta pasar. Dampak perkembangan seni ukir ini pada masyarakatnya, berupa perubahan mata pencarian sosial dan ekonomi, dari petani menjadi pengrajin ukir. Peningkatan perekonomian, membaiknya fasilitas hidup keluarga. Masyarakat dapat melanjutkan pendidikan anak-anak mereka hingga ke perguruan tinggi. Pengembangan industri kreatif seni ukir Pulau Betung melalui kerja sama cendekiawan, bisnis, dan pemerintah (Triple Helix), penggerak lahirnya kreativitas, ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hubungan tersebut saling menunjang dengan peran; (1) Cendekiawan, perannya pembentukan insan kreatif dan aktivitas penciptaan produk baru kompetitif, (2) Bisnis, berperan dalam konektivitas dalam rangka ekonomi serta transformasi hasil kreativitas menjadi bernilai ekonomi (pemasaran dan uang), (3) Pemerintah, pemegang kendali mekanisme pemberian program insentif, kendali iklim usaha yang kondusif dan peran edukatif. Kata Kunci: Kerajinan, Ukiran, dan Industri Kreatif.

ABSTRACT Woodroot handicraft of Pulau Betung uses local timber, whose products serve as house hold items and souvenirs. The existence of Pulau Betung of wood-carving handicraft is influenced by the role of it creators, education, tourism, nongovernmental organizations, government, and market. The impact of this development on the society is in the form of changes in the social and economic liveli hood, the famers became carvers. Economic development, improved living facilities of family. People can send their childen to university.The development of creative industry of craft through cooperation with Pulau Betung scholars, businesses, and government (Triple Helix), driver ofthe birth of creativity, ideas, science, and technology. The mutually supportive relationship with the role; (1) Scholars have a rolein formation of creative people and activity creation of new competitive products, (2) Business plays a role in connectivity in economy and the transformation of the creativity into economic value (marketing and money), (3) the Government, program delivery mechanisms in control incentives, conducive business climate controls and educative role. Keywords: Crafts, Carving, and the Creative Industries.

65


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

juga menjadi aset bagi Batang Hari.

PENDAHULUAN Kerajinan ukiran akar kayu di Desa

Pulau

Betung,

Kecamatan

Perkembangan

ini

ekonomi

meningkatkan

dan

kesejahteraan

Pemayung, Kabupaten Batang Hari,

pengrajinnya,

dipelopori oleh Syafar, di tengah

langsung ikut meningkatkan aspek

masyarakat yang tidak memiliki tradisi

sosial-budaya masyarakat setempat.

serta

secara

tidak

seni ukir. Kerajinan ukiran kayu ini

Kerajinan ukiran kayu Pulau

unik, produknya seperti; meja tamu,

Betung strategis dalam pengembangan

meja oshin, kursi tamu, kursi teras dan

industri kreatif, bagian dari kriya yang

cenderamata pada awalnya dibuat dari

mempunyai

kayu

tanpa

terdapat dukungan baik sumber daya

sambungan, penggunaan lem maupun

manusia, sumber daya alam serta

paku, serta memanfaatkan kayu limbah

budaya.

berupa akar dan pangkal pohon. Motif

Wicaksono

dan desain produk menyerupai akar-

berbasis pada kearifan lokal yang

akaran, sehingga dinamakan ukiran

merupakan warisan budaya bangsa,

akar

peluang

utuh

(gelondongan),

kayu.

Dalam

perkembangan

kearifan

lokal

Sebagaimana (2009:

seni

serta

diungkapkan 209),

kriya

karena

untuk

berikutnya, sesuai kebutuhan, maka

dikembangkan dan dilestarikan sangat

bahan baku yang digunakan tidak

besar baik sumber daya manusia

sepenuhnya kayu limbah, bagian akar

pendukung, nilai-nilai yang inheren

dan pangkal pohon, tetapi juga bagian

pada budaya disekelilingnya, teknik

pokok atau batang kayu.

pembuatan, lingkungan pendukung dan

Kerajinan ukiran kayu ditekuni

apresiator atau konsumennya.

beberapa keluarga di Pulau Betung, yang

berkembang

kerajinan

ukiran

menjadi

merupakan

salah satu industri yang diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah.

pada

Kebijakan industri nasional ditetapkan

pengrajin dan masyarakat dan daerah

melalui Peraturan Presiden Nomor 28

setempat.

kayu

Tahun 2008 tentang kebijakan Industri

menjadi usaha dan sumber ekonomi

Nasional (diterbitkan tanggal 7 Mei

pengrajin di Pulau Betung, demikian

2008).

dampak

Kerajinan

Hal

kreatif

ini

memberikan

kayu.

sentra

Industri

positif

ukiran

Industri

kreatif

mampu

66


Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif

meningkatkan

kualitas

masyarakat,

toleransi

menumbuhkan

citra

dan

hidup

di

sosial,

usahanya,

identitas

depan

Maka

pengembangan

Pada

Syafar

awal

menggunakan

peralatan seadanya.

bangsa serta mendorong pertumbuhan pariwisata.

rumahnya.

Usaha

Syafar

berkembang

dengan

kemudian banyaknya

industri kreatif kerajinan ukir Pulau

pesanan atas produk kerajinannya,

Betung memerlukan kolaborasi dan

sehingga Syafar mencari dan membina

kerjasama

anggota masyarakat Pulau Betung

yang

jelas

antara

cendikiawan, bisnis dan pemerintah.

untuk

menjadi

pekerja.

Syafar

membuka diri ketika sejumlah warga PEMBAHASAN

berminat

Sejarah Seni Ukir Pulau Betung

mengukir

Syafar,

memperoleh

belajar

membuka

memahat

padanya, usaha

dan

kemudian

sendiri.

Ketika

pengetahuan dan ketrampilan membuat

semakin banyak warga yang mulai

mebel serta mengukir selama 3 (tiga)

membuka usaha yang sama, desa Pulau

tahun bekerja sebagai buruh pada

Betung-pun menjadi sentra kerajinan

perusahaan pengolahan kayu di kota

ukiran kayu. Kemudian ada pengrajin

Jambi (M. Ali, wawancara 2013).

lainnya yang cukup terkenal seperti

Karena tidak mendapat gaji yang

Sulaiman, M. Ali, dan Jangtik.

memadai Syafar memutuskan berhenti,

Puncak

perkembangan

dan memulai usaha kerajinannya sejak

kerajinan ukir kayu di Pulau Betung

tahun 1989. Syafar memanfaatkan

tahun 2005, terdapat 40 hingga 50 kios

bonggol

dan

sisa

kayu

yang memajang produk ukiran. Produk

Rengas

dan

Tembesu

sekitar

yang dihasilkan beragam, tidak hanya

desanya, kemudian diolah menjadi

meja dan kursi tetapi juga berbagai

barang kerajinan berupa kursi taman,

cenderamata berbentuk ikan, dan naga.

dalam bentuk ukiran yang khas seperti

Konsumen

akar belit. Produk ukirannya dijual di

masyarakat

pasar, kemudian setelah mulai dikenal

umumnya, pulau Jawa, serta selain itu

dan

ada konsumen yang berasal dari luar

diminati

tebangan di

masyarakat

Syafar

memajang dan menjual hasil ukirannya

negeri.

selain

Meski

sekitar,

berasal

dari

Sumatera

menggunakan

kayu

67


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

rengas, tembesu dan kayu lainnya, kerajinan ini dikenal dengan nama kerajinan ukir betung, nama desa itu lebih

dikenal

ketimbang

nama

kayunya. Salah satu keunikan hasil

Gambar 2. Kampak, pahat, palu, patar dan gergaji besi (Foto: Nofrial, 2013)

pahatannya adalah jalinan ukir yang tak terputus, dibuat dari potongan kayu utuh. Setiap produk menjadi senyawa karena

saling

terhubung.

Gambar 3. Chain Saw (Foto: Nova Sriyanti, 2004)

Adapun

bentuk ukirannya memiliki nuansa

Pembuatan produk dimulai dari

alam.

penyiapan kayu, kemudian dipotong Proses Pembuatan Produk Kerajinan Seni Ukir Pulau Betung Peralatan

yang

dibutuhkan

sesuai

produk

menggunakan digambar/didesain

yang

akan

chainsaw.

dibuat Kayu

menggunakan

proses pembuatan kerajinan ukiran

spidol atau arang, dengan motif akar

kayu

belit, naga, motif ikan mas koki, motif

Pulau

meteran, pensil,

Betung

siku-siku, ketam,

diantaranya

palu,

gergaji,

jangkar,

bunga kol serta motif alami yang

ditambah

mengikuti alur/serat kayu. Kayu yang

peralatan pahat ukir, kampak, patar

besar

atau kikir, chainsaw, bor dan blowwer

menggunakan chainsaw, untuk benda

atau kompor tembak. Alat finishing

yang kecil menggunakan kampak dan

menggunakan kuas, spray gun dan

pahat. Kayu dipahat dan dilobangi

compresor.

sesuai dengan motif yang telah dibuat.

Gambar1. Penarah dan Pahat ukir (Foto: Nova Sriyanti, 2004)

dibentuk

secara

global

Gambar 4. Kayu Bahan Kerajinan (Foto: Nofrial, 2013)

68


Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif

Selanjutnya menutup dan mengilapkan dengan

melamin

clear

gloss.

Umumnya finisihing yang digunakan adalah natural, tetapi pada bagian tertentu

atau

keseluruhan

bagian

produk yang diinginkan terkadang juga diwarnai

untuk

memperindah

dan

menambah daya tarik produk. Proses Gambar 5. Pengolahan Kayu Bahan Kerajinan (Foto: Nova Sriyanti, 2004)

pewarnaan dan pengilapan dilakukan beberapa kali, sampai memperoleh hasil yang diinginkan. Finishing selain

Produk dibuat dari satu kayu utuh, tetapi dalam beberapa jenis produk, atau mensiasati ukuran dan kondisi

kayu

penyambungan,

juga

dilakukan

terutama

untuk

memperbesar dan memperlebar kayu.

menggunakan kuas juga disemprot dengan spray gun. Finishing selesai dilakukan, maka untuk produk tertentu dipasangkan kelengkapannya, seperti kaca untuk meja, karet untuk kaki meja, dan lainnya.

Setelah dipahat dan diukir, untuk menghilangkan

serat

yang

kasar,

sekaligus untuk pemberian warna khas dilakukan proses pembakaran pada bagian tertentu menggunakan blowwer (kompor tembak). Finishing

dimulai

dengan

pengamplasan menggunakan amplas kasar kemudian ampelas halus. Setelah itu produk dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada ruang terbuka Âą

Gambar 6. Kayu yang sudah dibentuk secara global untuk meja tamu (Foto: Nofrial, 2013)

2-3 minggu. Setelah kering kembali diampelas halus, bagian yang retak dan cacat kayu didompul serta diampelas.

69


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Fungsi Produk Seni Ukir Pulau Betung Produk seni ukir Pulau Betung digolongkan

menjadi

dua

fungsi,

pertama mebel dan perabotan rumah tangga, kedua benda cenderamata dan aksesoris. Gambar 7. Pemahatan kayu untuk tuas/handle persneling mobil (Foto: Nofrial, 2013)

1. Mebel dan perabotan rumah tangga diantaranya Kursi dan Meja Tamu, Kursi dan Meja Teras, Kursi dan Meja Taman, Kursi dan Meja Telpon, dan Meja oshin. Kursi dan meja tersebut dibuat dalam bentuk motif naga, motif kerawang, motif akar belit, motif daun, motif ikan mas koki, dan bentuk guci.

Gambar 8. Pembakaran menggunakan blowwer (kompor tembak) (Foto: Nova Sriyanti, 2004)

Gambar 10. Kursi Teras/Taman (Foto: Nofrial, 2013)

2. Cenderamata

dan

aksesoris,

diantaranya dudukan guci, tempat buah, vas bunga, asbak, tempat Gambar 9. Finishing tuas/handle persneling mobil (Foto: Nofrial, 2013)

tisu, tuas atau handle persneling mobil, patung ikan arwana, patung

70


Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif

naga, patung serigala, patung elang,

langsung.

patung rusa, dan patung angso duo.

berikutnya

Pada

perkembangan

pengerajin

memperoleh

pelatihan formal tentang kerajinan guna pendalaman pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki sebelumnya. Syafar, kerajinan

ukir

yang di

mempelopori Pulau

Betung,

memperoleh pengetahuan dan keahlian mengukir selain dari pengalamannya

Gambar 11. Patung Ikan (Foto: Nofrial, 2013)

menjadi karyawan pengolahan kayu dan pembuatan mebel, juga dengan menciptakan sendiri, meniru bentukbentuk alam terutama akar-akaran. Pengrajin

mengembangkan

kemampuan dan daya imajinasinya Gambar 12. Tuas/handle persneling mobil (Foto: Nofrial, 2013)

berdasarkan

kreativitas

sendiri.

Visualisasi hasil ukiran mulai dari bentuk motif yang paling sederhana,

Peranan Lembaga Budaya Terhadap Perkembangan Industri Kreatif Seni Ukir Pulau Betung

hingga mencapai bentuk yang rumit. Bentuk bagian tumbuhan; akar-akaran, daun, serta bentuk hewan seperti ikan,

a). Peranan Pengrajin

angsa, elang dan lainnya. Dalam

Pengrajin pelaku utama dalam menghasilkan

karya

seni

ukir.

Pengrajin ukir di Pulau Betung hanya terdapat

pengrajin

memperoleh

otodidak,

pengetahuan

yang dan

keterampilan mengukir serta membuat produk

kerajinan

sendiri,

meniru,

dengan berguru

belajar pada

seseorang baik langsung maupun tidak

penciptaan karya ukiran ini berlaku konsep imitasi, peniruan alam. Secara otodidak Syafar, mampu menemukan dan membuat ragam ukiran yang khas Pulau Betung, yang tidak ditemukan di daerah lain. Ditopang

kreativitas

dan

tuntutan industri pariwisata, pengrajin ukir di Pulau Betung seperti Syafar,

71


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

berusaha mencari sesuatu yang baru

itulah yang memberi corak, isi, bentuk,

yang

dan karakter produk yang diciptakan.

lebih

kreatif.

Pariwisata

merupakan angin segar bagi para

Pengrajin seni ukir di Pulau

pengrajin untuk berkarir lebih jauh

Betung dapat dikelompokkan menjadi

dengan potensi-potensi yang dimiliki,

tiga, yaitu pengrajin ahli, pengrajin

ber-inovasi

dan

pemula dan pengrajin pengusaha.

melahirkan

produk

berkreatifitas baru.

Peran

1). Pengrajin Ahli

pengrajin terhadap aktivitas berkarya

Pengrajin

seni, Thur dikutip oleh Astrid (1980:

pengetahuan dan keterampilan seni

90),

ukir,

bahwa

fungsi

seniman;

1)

ahli

baik

menguasai

menyangkut

desain,

Seniman sebagai pencipta dan penemu

pemilihan dan penyiapan bahan,

hal yang baru, 2) Seniman sebagai

proses produksi sampai finishing,

penemu dan penyebar nilai-nilai yang

seperti Syafar, Sulaiman, M. Ali dan

baru, 3). Fungsi sosialisasi dari nilai-

Jangtik. Dalam membuat produk

nilai yang baru dan lama.

tidak selalu berorientasi pesanan,

Pengrajin memiliki kemampuan menjadi pembaharu (inovator) namun mereka tidak dapat lepas dari pengaruh

tetapi lebih bebas sesuai dengan keinginan. 2). Pengrajin Pengusaha

lingkungan budaya tempat mereka

Pengrajin

pengusaha

hidup (Kusen, 1986: 83). Pengrajin

pengrajin

ahli

mengembangkan

kemampuan

berkat

daya

dorongan

kreativitas

memiliki mengelola

perhatian

(managerial), memiliki kemampuan

masyarakat. Sorokin (1976) dikutip

Leaderships, kemauan keras untuk

Supriadi (1997: 63), menempatkan

maju, dan memiliki wawasan ke

kreativitas

depan.

sebagai

dan

yang

merupakan

faktor

penting

dalam menciptakan produk seni yang membawa perubahan sosial budaya.

Di samping itu juga

mempunyai modal untuk usahanya. 3). Pengrajin Pemula

Kreativitas berlangsung dalam setiap

Pengrajin pemula adalah pekerja

dimensi

yang

dan

aktivitas

kehidupan

pengrajin. Adanya unsur kreativitas

hanya

mempunyai

kemampuan dan keahlian terbatas, pada bidang-bidang tertentu saja.

72


Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif

Pengrajin

pemula

bekerja

pada

pengetahuan seni rupa. Selain kedua

pengrajin pengusaha atau pengrajin

SMK tersebut, keberadaan Jurusan

ahli, dengan tujuan meningkatkan

Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain

keterampilan

dan

Institut Seni Indonesia Padangpanjang,

sekaligus mendapatkan penghasilan.

yang beberapa alumninya tersebar di

mengukir

Provinsi Jambi, yang turut memberi b). Peranan Pendidikan

andil dalam pengembangan seni ukir

Pendidikan diperlukan untuk

Pulau Betung.

memperdalam pengetahuan teori dan praktek yang berhubungan dengan seni ukir, managerial, entreprenuer dan

Pembangunan sektor pariwisata

lembaga

dengan tiga modal dasar, yakni budaya,

pendidikan yang berada di Muara

keindahan alam dan keramah-tamahan

Bulian, Kota Jambi dan Sumatera

penduduk. Bidang pariwisata menuntut

umumnya memberi andil terhadap

pengembangan; sarana dan prasarana

perkembangan seni ukir Pulau Betung.

serta kenyamanan dan keamanan. Di

Berupa pelatihan desain, keteknikan,

samping itu diperlukan tersedianya

finishing, promosi, serta penelitian.

cenderamata

leadership.

Keberadaan

c). Peranan Pariwisata.

Tahun 1991 dibangun Sekolah Menengah

Industri

khas

setempat.

Soedarsono (1999: 180), menyatakan

Kerajinan

seni yang dikemas untuk komunitas

SMIK Negeri Batang Hari, di Muara

wisatawan harus memiliki lima ciri: (1)

Bulian dan SMIK Kerinci (SMKN 4

tiruan dari aslinya, (2) bentuk mini atau

Sungai Penuh). SMIK ini memiliki

singkat dari aslinya, (3) penuh variasi,

empat jurusan; yaitu Jurusan Ukir

(4) tidak sakral, (5) murah harganya.

Kayu, Logam, Batik, dan Keramik.

Kerajinan

Pendirian

cenderamata di Batang Hari juga

SMIK

dan

yang

ini

untuk

mengembangkan seni dan kerajinan di

yang

dikemas

untuk

mengacu pada konsep tersebut.

tengah masyarakat, serta mendukung

Pulau Betung sebagai salah

perkembangan pariwisata, menyiapkan

satu jalur pariwisata Batang Hari

pengrajin yang terampil, terdidik, dan

mengembangkan diri sebagai sentra

terlatih,

seni ukir, yang menyediakan berbagai

didukung

oleh

dasar

73


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

macam produk untuk cenderamata,

d).

yang dipasarkan di beberapa kios seni

Peranan Lembaga Masyarakat

Swadaya

Pengembangan seni ukir di

di Pulau Betung dan kota Jambi. Seni ukir Pulau Betung berperan terhadap

Pulau

pariwisata, sebagai akibat maupun

tanggungjawab berbagai lembaga dan

tujuan (obyek) wisata. Posisi sebagai

organisasi

“akibat� ia dicari pada akhir suatu

masyarakat.

proses wisata, sedangkan dalam posisi

melatarbelakangi

“tujuan�

Koperasi Industri Kerajinan (Kopinkra)

peranannya

semakin

Betung

juga

yang

ada

Hal

di

tengah

inilah

yang

dibentuknya

monumental sebagai daya tarik wisata

Setia

(Anas,

Konsekuensinya

Kopinkra merupakan kesatuan sosial

pengrajin ukir Pulau Betung dituntut

pengrajin di Pulau Betung. Dibangun

mampu memenuhi selera konsumen,

dan melaksanakan tugas sesuai prinsip-

sehingga

ukir

prinsip dan tujuan yang diilhami oleh

membutuhkan kreasi yang lebih dari

kepentingan bersama. Berperan dalam

yang

Dilakukan

mengembangkan dan mempromosikan

dengan menciptakan jenis dan bentuk

produk, mediasi dan fasilitasi pengrajin

produk baru, melalui pengembangan

dengan buyer dan investor. Kopinkra

desain atau membuat bentuk baru.

menjadi jalur dan pintu masuk bantuan

199:

produksi

bersifat

Seni menjadi

3).

seni

massal.

ukir

destinasi

dikembangkan wisata

maka

dari

Kawan

menjadi

berbagai

maupun

swasta

di

Pulau

instasi kepada

Betung.

pemerintah pengrajin.

menumbuhkan aspek lain, munculnya

Termasuk pelibatan pengrajin dalam

hotel, penjual makanan dan minuman,

pameran dan pelatihan, membantu

perencana perjalanan wisata, agen

pengrajin dalam hal administrasi.

perjalanan, dan pramuwisata. Integrasi seni ukir Pulau Betung dan pariwsiata akan

memunculkan

perkembangan

prasarana ekonomi, seperti jalan raya, terminal, serta prasarana yang bersifat public utilities.

e). Peranan Pemerintah Pengembangan

kerajinan

sejalan dengan pola pembangunan daerah Batang Hari, yang dititik beratkan

pada

bidang

ekonomi

bertumpu pada sektor pertanian, sektor

74


Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif

pariwisata dan seni kerajinan. Lembaga

Stand di JCC ini difasilitasi pemerintah

pemerintah

Provinsi Jambi.

dan

swasta

yang

menunjang pengembangan seni ukir di Pulau Betung diantaranya bantuan

f). Peranan Pasar Pasar

pinjaman modal kerja dengan sistem kemitraan dari BUMN; PT. Pusri, PLN, Jasa Marga, PT. Pos Indonesia, Pertamina dan PT. Sarana Jambi Ventura.

Pemerintah

Batang

Hari

melakukan pelatihan pengembangan disain dan finishing untuk variasi produk sekaligus menyesuaikan kayu yang digunakan dengan jenis produk yang dihasilkan, mengirim pengrajin

Yokyakarta

dan

mendatangkan

Jepara,

pengrajin

Serta

ahli

dari

Jepara untuk membantu pengembangan

Betung merupakan bentuk transaksi jual beli antara pengrajin dan pembeli. Transaksi ini tidak mesti berlansung di tempat khusus, kios atau pasar pada umumnya, melainkan bisa di bengkel kerja atau tempat lainnya, bahkan tanpa tatap muka antara pengrajin dan pembeli. Pasar

Termasuk mengikutsertakan pengrajin pada berbagai pameran dan promosi lokal,

regional

maupun

nasisonal (Jangtik, wawancara 2013). Pameran berskala nasional diantaranya Pameran Otonomi Expo dan Forum 2012 Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh

Indonesia

menjadi

struktur

pendukung penting untuk penciptaan dan distribusi seni, menyalurkan dan mengembangkan

karya-karya

para

seniman (Zolberg, 1990: 180). Dengan adanya kegiatan tersebut, jangkauan

desain, teknik dan finishing.

ditingkat

mendukung

perkembangan kerajinan ukir Pulau

ke daerah yang mempunyai kerajinan sejenis dan lebih maju, seperti Bali,

yang

(APKASI),

di

Jakarta Convention Center setiap tahun mulai 2005 (Jangtik, wawancara 2013).

pemasaran produk seni ukir Pulau Betung semakin luas. Selain itu di tingkat provinsi juga didirikan pusat promosi

produk

kerajinan

oleh

Dekranasda. Meningkatnya permintaan pasar, semakin

membuat tekun

para

pengrajin

meningkatkan

produksinya. Pemasaran produk seni ukir Pulau Betung dilakukan di kioskios Pulau Betung. Konsumen dari dalam dan luar negeri, sebagaimana

75


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

diungkapkan Syafar, sejak tahun 1994

luang petani, tetapi menjadi pekerjaan

usahanya ramai, bahkan ada pembeli

khusus

dari Bali, Korea, Singapura dan Eropa.

pemikiran di samping keterampilan.

yang

memerlukan

suatu

Seni ukir mempunyai dampak yang Dampak Perkembangan Seni Ukir Pulau Betung terhadap masyarakat Sebagai hasil budaya yang

sangat luas pada kehidupan masyarakat yang dapat dilihat baik dari segi ekonomi,

sosial,

dan

budaya

kongkret, seni ukir Pulau Betung

masyarakat.

sangat

perilaku

perkembangan seni ukir kayu di Pulau

masyarakat pendukungnya baik dalam

Betung, pada awalnya tidak ada tradisi

berinteraksi maupun berkomunikasi,

seni

karena kerajinan ini merupakan bentuk

kemudian atas prakarsa dan kreativitas

ekspresi

anggota

berpengaruh

pada

pengrajinnya,

dan

sering

Terkait

ukir

di

dengan

tengah

masyarakat,

masyarakatnya

(Syafar)

sekali dipandang sebagai salah satu ciri

muncul seni ukir. Seni ukir ini mampu

kuat dari identitas kebudayaan, artinya

merubah Pulau Betung dari kawasan

dalam karya seni tercermin sistem

perkebunan menjadi sentra kerajinan

nilai, tradisi, sumber daya lingkungan,

ukir kayu, yang keberadaannya tidak

kebutuhan hidup, dan pola perilaku

hanya mengharumkan nama Pulau

manusia.

Betung, Kabupaten Batang Hari tetapi

Kontinuitas pengrajin dalam menciptakan seni ukir di Pulau Betung, menjadikan sebuah

kerajinan

karya

yang

ini

sebagai

sarat

dengan

juga Provinsi Jambi hingga ke tingkat nasional. Dampak perkembangan seni ukir

Pulau

Betung

terlihat

dari

keterampilan dan kreativitas. Kekayaan

kehidupan pengrajin. Semula bekerja

sumber

tuntutan

sebagai buruh di pembuatan mebel,

motivator

atau petani dan buruh perkebunan

berkembangnya

sawit beralih menjadi pengrajin ukir,

daya

alam

dan

kebutuhan

menjadi

terciptanya

dan

kerajinan ukir kayu di Pulau Betung.

yang sifat pekerjaannya lebih ringan

Perubahan pola hidup dibarengi

dengan penghasilan yang lebih baik.

perubahan kebutuhan, menjadikan seni

Perkembangan seni ukir Pulau Betung

ukir tidak hanya sebagai pengisi waktu

otomatis

memajukan

pola

hidup

76


Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif

masyarakat,

karena

perekonomian

Walaupun sudah berkembang

Pendapatan

dan memberikan sumbangan dalam

membaik bermuara pada kehidupan

memajukan sosial-budaya dan ekonomi

masyarakat yang baik pula, secara

masyarakat

tidak langsung mengubah pola hidup

kerajinan ukir Pulau Betung masih

masyarakat

mengalami

masyarakat

meningkat.

dalam

berbagai

segi.

Pulau

Betung,

beberapa

tetapi

permasalahan.

Wawasan masyarakat mulai terbuka

Terdapat lima kendala utama yang

karena berinteraksi dengan orang di

menjadi

luar lingkungannya.

pengembangan industri kreatif seni

perhatian

dalam

ukir Pulau Betung, diantaranya akses Strategi Pengembangan Seni Ukir Pulau Betung menuju Industri Kreatif.

bahan

baku,

dukungan

pemanfaatan

teknologi,

dan

permodalan,

perlindungan hasil hak cipta dan Industri kreatif di Indonesia didefinisikan sebagai industri yang

dukungan promosi serta pemasaran pihak terkait.

berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan

serta

bakat

individu

untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan

pekerjaan

menghasilkan

dan

dengan

mengeksploitasi

daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. kreatif

Pengembangan membutuhkan

industri

sekurangnya

empat pilar utama yakni resources, technology,

human

resource

dan

financial institutions. Kerajinan ukir Pulau

Betung

termasuk

kategori

industri kreatif berbasis sumber daya alam yang memanfaatkan bahan baku natural resources, yakni kayu.

Langkah yang dapat ditempuh pemerintah Batang Hari: pertama, memberikan dan mempermudah akses permodalan kepada pengrajin. Selain itu menciptakan iklim yang kondusif bagi

dunia

usaha,

birokrasi

dan

mekanisme perijinan yang mudah dan sesuai aturan. Ke-dua, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kerajinan melalui pendidikan, pelatihan, dan workshop. Pelatihan kewirausahaan, manajemen bisnis kerajinan, maupun skill teknis bidang kerajinan. Dalam peningkatan kualitas produk maka prinsip yang harus diperhatikan; (a) berorientasi

konsumen

(yang

77


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

dicari/dibutuhkan konsumen), (2) tidak

Pondasi

adalah

sumber

daya

terjebak mind-set harga murah, serta

manusia, aset utama dari industri

(3) paham terhadap nilai-nilai yang

kreatif.

dianut oleh pasar/konsumen (Sabar,

merupakan

2013).

penggerak utama sehingga kerajinan

Masyarakat/pengrajin kekuatan

dasar

dan

Ke-tiga, mengadakan promosi

ukir dapat berkembang. Agar produksi

baik di tingkat regional, nasional,

berjalan dengan baik, sanggar atau

maupun internasional. Mengiklankan

kelompok pengrajin harus memiliki

produk kerajinan di media massa,

pengrajin yang berpengetahuan dan

mengadakan

membuka

berketrampilan tinggi. Usaha kerajinan

showroom di tempat strategis, maupun

akan berjalan dengan lancar apabila

membuat situs dan prmosi di internet.

pengrajin dan pekerja menjalankan

Hal lain yang harus diperhatikan

tugas dan tanggung jawabnya secara

adalah menumbuh-kembangkan minat

proporsional, tepat dan berdaya guna

masyarakat terutama kaum muda Pulau

sesuai dengan aturan yang ada, dengan

Betung dan Batang Hari umumnya

adanya sumber daya manusia yang

terhadap kerajinan khas Pulau Betung,

baik maka akan ada peningkatan

untuk

produktivitas.

pameran,

menjaga

eksistensi

dan

kelestarian kerajinan ini di masa mendatang.

2) Pilar Utama Model Pengembangan Industri Kreatif Seni Ukir di Pulau

Pengembangan ekonomi kreatif

Betung

yang dikembangkan pemerintah terdiri

a. Industri

dari komponen pondasi, lima pilar, dan

Industri merupakan bagian dari

atap yang saling menguatkan, maka

kegiatan

pengembangan seni ukir Pulau Betung

dengan produksi, distribusi, pertukaran

sebagai industri kreatif, sub sektor

serta

kerajinan dapat dijelaskan sebagai

(Deperindag RI, 2008: 64). Terkait seni

berikut :

ukir Pulau Betung, industri yaitu

1) Pondasi Pengembangan Industri

kumpulan

Kreatif Seni Ukir Pulau Betung

masyarakat

konsumsi

sanggar, pengrajin,

dari

yang

produk

atau

sentra-sentra

Kopinkra maupun

atau

terkait

jasa

ukir,

kelompok

individu

yang

78


Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif

bergerak di bidang kerajinan ukir kayu

Penggunaan

di Pulau Betung. Peningkatan kualitas

mempermudah

dan kuantitas kelompok ini merupakan

menghemat

upaya yang harus ditempuh untuk lebih

produksi, serta hasil yang maksimal.

meningkatkan seni ukir di Pulau

Penggunaan sarana komunikasi dan

Betung.

media internet akan mempermudah

b. Teknologi

serta memperluas jangkauan promosi

Teknologi

merupakan

suatu

alat proses tenaga

c. Sumber Daya

aplikasi penciptaan dari proses mental

Sumber

fisik

untuk

dan

waktu

daya

yaitu

input,

nilai

tersedianya sumber daya alam berupa

tertentu. Teknologi bukan hanya mesin

kayu untuk bahan baku dan lahan

atau alat, melainkan juga teknik-teknik

untuk tempat usaha. Kondisi geografis

dan

Pulau

metode,

atau

mencapai

kerja,

dan proses transaksi.

entitas material atau non material,

atau

masinal

aktivitas

yang

Betung

maupun

Kabupaten

membentuk dan mengubah budaya

Batang Hari, terlihat bahwa bahan

(Deperindag RI, 2008: 64).

baku

Teknologi kaitannya dengan seni ukir Pulau Betung yaitu enabler untuk

mewujudkan

pengrajin

dalam

produk

tersedia

untuk

mengembangkan industri kreatif seni ukir.

kreativitas

bentuk

(kayu)

Antisipasi kelangkaan bahan baku

mutlak

segera

dilakukan,

kerajinan. Teknologi merupakan faktor

mengingat sumber daya alam ini juga

penting dalam pengembangan seni ukir

terbatas

Pulau

melalui penanaman di lahan khusus

Betung.

teknologi pertukangan mendukung

dalam dan

Perkembangan

ketersediaannya.

Pertama

bidang

desain,

maupun di lingkungan sekitar milik

finishing

sangat

masyarakat.

dan

penebangan

pengembangan

Kedua yang

melalui

selektif,

khusus

peningkatan kuantitas serta kualitas

pohon yang sesuai kebutuhan saja yang

produk kerajinan. Peralihan dari desain

ditebang.

manual ke desain komputer dengan

penggunaan kayu melalui efisiensi

software khusus dapat menghasilkan

pengolahan serta penggunaan bahan

desain yang kreatif dan inovatif.

sesuai desain. Keempat penggantian

Ketiga

penghematan

79


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

teknis pembuatan produk, tidak lagi

perdagangan

menggunakan kayu utuh/gelondongan

kesepakatan antara kedua belah pihak.

melainkan kayu olahan tetapi dibuat menyerupai penggunaan kayu utuh. d. Institusi Institusi yaitu tatanan sosial (norma,

nilai,

mengatur

dan

interaksi

pengrajin,

serta

hukum) antara

antara

yang sesama

pengrajin

dengan konsumen. Aturan atau norma antara

sesama

pengrajin

dibangun

melalui sanggar atau Kopinkra dalam bentuk anggaran dasar dan anggaran rumah tangga masing-masing sanggar atau kelompok pengrajin. Selain itu berupa

nota

pengrajin

kesepahaman

dan

atau

sesama

kelompok

pengrajin. Dalam lingkup yang lebih luas dapat pula menggunakan hukum negara

yang

diemban

melalui

pemerintahan desa, kecamatan serta instansi terkait. Di samping itu juga norma-norma sosial dan adat istiadat masyarakat

Pulau

Betung

yang

dinaungi oleh Lembaga Adat desa Pulau

Betung

dan

Kecamatan

Pemayung. Sementara itu norma yang mengatur interaksi dan relasi antara pengrajin

dengan

pembeli

atau

konsumen dapat menggunakan hukum negara, peraturan dan perundangan

serta

kontrak

atau

Norma atau aturan ini ditujukan agar tidak terjadi persaingan usaha yang tidak sehat, serta agar terjamin hak-hak pekerja. Di samping itu agar tercipta atmosfir yang kondusif bagi pengembangan kerajinan ukir kayu di Pulau Betung. Norma atau aturan yang mengatur

antara

pengrajin

dan

konsumen serta pihak yang terlibat dalam proses promosi, distribusi dan pemasaran ditujukan agar terjaminnya hak

masing-masing

terbangun

pihak

suasana

yang

serta saling

menguntungkan. e. Lembaga Intermediasi Lembaga keuangan

yaitu

intermediasi lembaga

penyalur

keuangan baik pihak pemberi modal maupun perbankkan yang menjadi media penyaluran keuangan oleh pihak konsumen kepada pengrajin. Dengan adanya

perbankkan

transaksi

keuangan

maka dapat

proses berjalan

dengan baik, aman serta lancar. Baik terkait

proses

jual

beli

produk

kerajinan, pembayaran jasa, maupun pemberian bantuan permodalan dari pihak

terkait.

Selain

perbankan,

80


Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif

terdapat lembaga Pemodalan Nasional

Meskipun di Kabupaten Batang

Madani (PNM). Hal penting yang

Hari

diperlukan dalam masalah ini adalah

infrastruktur dan lingkungan akademik

aturan

yang

yang

memudahkan

bagi

belum

cukup

memenuhi

memiliki

syarat

untuk

pengucuran modal khususnya untuk

pengembangan industri kreatif, tetapi

mendukung industri kreatif seni ukir

telah banyak putra-putri Batang Hari

Pulau Betung.

mengenyam pendidikan tinggi. Inilah aset yang perlu dimanfaatkan secara

Aktor Utama Pengembangan Industri Kreatif Kerajinan Ukir Pulau Betung

jeli oleh Pemerintah Daerah. Mereka

Industri kreatif ini dipayungi

bantuannya untuk membangun industri

oleh interaksi triple helix yang terdiri dari

Intellectuals,

Government

Business,

sebagai

aktor

dapat diundang, diajak, dan diminta

kreatif di Pulau Betung.

dan

SMK,

utama

kurikulumnya

seperti telah

SMIK

yang

dikembangkan

penggerak industri kreatif kerajinan

dengan tujuan menyiapkan tenaga

ukir Pulau Betung, bagi lahirnya

kerja siap pakai dalam bidang industri

kreativitas, ide, ilmu pengetahuan dan

kreatif. Mahasiswa dan dosen ISI

teknologi. Dengan sinergi ketiga unsur

Padangpanjang, serta perguruan tinggi

ini maka industri kreatif seni ukir

yang lain, dapat berperan serta dalam

Pulau

pengembangan seni ukir Pulau Betung.

Betung

akan

kokoh

dan

Melalui penelitian dan pelatihan di

berkesinambungan.

bidang bahan baku, peralatan, disain, a. Intelektual

keteknikan, finishing, promosi dan

Kaum

intelektual

atau

akademisi yang berada pada institusi pendidikan formal, informal dan non formal (empu bidang kerajinan) yang berperan sebagai pendorong lahirnya

pemasaran. Demikian pula institusi dan lembaga lainnya yang berada dalam bidang pendidikan, seperti balai latihan kerja

juga

dapat

berperan

dalam

pengembangan seni ukir Pulau Betung.

ilmu dan ide yang merupakan sumber kreativitas

dan

lahirnya

potensi

kreativitas para pengrajin.

81


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

b. Bisnis

workshop pelaku dapat berinteraksi

Pelaku

usaha

yang

langsung

dengan

wisatawan,

mentransformasi kreativitas menjadi

wisatawan dapat terlibat dalam proses

bernilai ekonomi. Nilai ide yang

produksi tersebut. Dalam model ini

absrtak dituangkan menjadi berbagai

terjadi pengenalan proses produksi dan

produk

bernilai

budaya lokal kepada para wisatawan

ekonomi. Salah satu faktor suksesnya

sekaligus mengembangkan pariwisata

industri kreatif seni ukir Pulau Betung

industri kreatif kerajinan ukiran kayu

adalah marketing. Pengrajin membuat

Pulau Betung yang berbasis pada

produk

kesulitan

partisipasi masyarakat. Oleh karena itu,

memasarkannya. Ketika pasar nasional

industri kreatif seni uki kayu Pulau

lesu, maka peluang pemasaran ke luar

Betung ini dapat disinergikan dengan

negeri

potensi yang lain dalam pengembangan

kerajinan

yang

tetapi

harus

digarap,

disinilah

diperlukan peran pemerintah sebagai

pariwisata

mediator.

Workshop industri kreatif seni ukir

Keberadaan showroom sebagai

lokal

di

Batang

Hari.

kayu Pulau Betung yang berbasis pada

salah satu media pemasaran dan media

masyarakat

display berbagai ragam produk penting

model penarik wisatawan untuk datang

keberadaannya. Membantu pengrajin

ke Pulau Betung.

merupakan

salah

satu

dalam memasarkan produk, sekaligus menjadi tempat tujuan pembeli. Dalam

c. Pemerintah Pemerintah

rangka menjadikan seni ukir Pulau Betung

tujuan

wisata,

maka

keberadaan showroom dan workshop bengkel proses produksi penting dalam mensinergikan

kerajinan

dengan

display

proses

sebagai

media

produksi

yang

melibatkan pekerja, peralatan, bahan baku,

hingga

finishing.

fasilitator dan regulator agar industri kreatif

tumbuh

Pemerintah

dan

berperan

berkembang. mensuport

pertumbuhan dan perkembangan, serta melindungi industri kreatif seni ukir

pariwisata berbasis masyarakat. Workshop

merupakan

Dalam

Pulau Betung. Support melalui instansi terkait dalam bentuk dukungan materi maupun non materi; bantuan sarana dan prasarana, pelatihan, perizinan,

82


Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif

permodalan dan lainnya. Memfasilitasi

Perkembangan seni ukir Pulau

pertemuan dengan buyer, dan promosi

Betung dipengaruhi

melalui pameran. Pemerintah juga

peranan sumber daya manusia, yakni

menyiapkan

pengrajin yang merupakan aktor utama

payung

hukum

bagi

oleh,

pertama

kerajinan ukir kayu Pulau Betung, agar

kegiatan produksi,

tercipta persaingan yang sehat dengan

pengrajin ahli, pengrajin pengusaha

usaha

dan

sejenis,

serta

menangkal

pengrajin

yang terdiri dari

pemula.

Kedua

perlakuan pihak tertentu yang dapat

pendidikan,

merugikan pengrajin.

memperdalam pengetahuan teori dan

sarana

untuk

praktek yang berhubungan dengan seni ukir, managerial, entreprenuer dan

PENUTUP Kerajinan

ukir

kayu

Pulau

leadership

pengrajin.

Ketiga

Betung menggunakan kayu Tembesu,

pariwisata, sentra seni ukir Pulau

Rengas, Sungkai, Meranti, Durian,

Betung sebagai salah satu tujuan

Nangka,

Jelutung.

wisata, dan atau produknya dicari pada

Peralatan yang digunakan: meteran,

akhir suatu proses wisata. Keempat

siku-siku, palu, jangkar, pensil, ketam,

lembaga

gergaji, pahat ukir, kampak, patar atau

Kopinkra yang mepromosikan produk

kikir, chainsaw, bor dan blowwer

seni ukir Pulau Betung, mediasi dan

(kompor tembak). Alat finishing kuas,

fasilitasi pengrajin dengan pemerintah,

spray gun dan compressor. Proses

buyer dan investor. Kelima pemerintah

pembuatan dimulai penyiapan bahan,

daerah membina pengadaan bahan,

mendesain, membetuk secara global

disain, proses produksi, pemasaran,

serta memahat sesuai desain. Produk

kemampuan berwira-usaha, bantuan

dikeringkan,

permodalan dan peralatannya. Keenam

diampelas

Ambacang

dan

kemudian dan

didompul

difinishing.

Secara

umum produk kerajinan ukiran kayu

swadaya

masyarakat;

pasar, transaksi jual beli pengrajin dan pembeli.

Pulau Betung terdiri dua fungsi, yaitu

Perkembangan seni ukir Pulau

pertama sebagai mebel dan perabotan

Betung berdampak terhadap kehidupan

rumah

masyarakat

tangga,

kedua

cenderamata dan aksesoris.

sebagai

pendukungnya.

Terjadi

perubahan pola hidup dan perilaku

83


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

masyarakat

karena

interaksi

dan

komunikasi dengan masyarakat luar. Berubahnya petani

mata

menjadi

Peningkatan

pencarian,

dari

pengrajin

ukir.

perekonomian

yang

ditandai dengan membaiknya fasilitas kehidupan

masyarakat.

mempunyai

Masyarakat

kemampuan

untuk

meningkatan taraf pendidikan anakanak mereka hingga ke perguruan tinggi. Pengembangan industri kreatif seni ukir Pulau Betung dipayungi oleh kerja sama antara cendekiawan, bisnis, dan pemerintah sebagai Triple Helix. Hubungan ketiga faktor itu merupakan penggerak lahirnya kreativitas, ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang vital bagi berkembangnya seni ukir Pulau Betung. KEPUSTAKAAN Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025: Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015, Jakarta: Deperindag RI. Feldman, Edmund Burke. 1967. Art As Image And Idea. New Jersey: Prentice-Hall, Inc, Englewood.

Kuntowijoyo. 2006. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana. Kusen.

1986. Kreativitas dan Kemandirian seniman Jawa Dalam Mengolah pengaruh Budaya Asing Studi Kasus Tentang Gaya Relief Candi Di Jawa antara Abad IX-XVI Masehi. Yogyakarta: Depdikbud, Dirjen Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi).

Sriyanti, Nova. 2004. Kerajinan Kayu di Desa Pulau Betung Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, Jambi. Skripsi. Padangpanjang: Jurusan Seni Kriya STSI Padangpanjang. SP. Gustami. 2000. Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara: Kajian Estetik Melalui Pendekatan Multidisiplin. Yogyakarta: Kanisius. _________. 2013. Industri Kreatif Berbasis Budaya Lokal dan Nasional Menuju Pasar Global. Makalah dalam Seminar Nasional Pendidikan Seni Budaya dan Industri Kreatif Menghadapi Tantangan Global, kerjasama PPS UNP dan Dinas Pariwisata Sumatera Barat, tanggal 10 sd 11 November 2013, di Taman Budaya Sumatera Barat. Wicaksono, Agung. 2009. Eksistensi Seni Kriya Indonesia di Era Gelombang Ekonomi Kreatif. dalam Seni Kriya Dan

84


Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif

Kearifan Lokal Dalam Lintasan Ruang dan Waktu Tanda Mata untuk Prof. Drs. Gustami, SU. Yogyakarta: BP. ISI Yogyakarta.

Sumber Internet: http://kompas.com. Diakses tanggal 02 Maret 2013

85


DIASPORA SEDULUR SIKEP DAN KESENIANNYA DI SAWAHLUNTO1 Elsa Putri E. Syafril Universitas Taman Siswa Yogyakarta elsaputri_es@yahoo.com ABSTRAK Sebagai sebuah kota yang diciptakan pemerintahan kolonial, Sawahlunto menyimpan berbagai narasi tentang modernisme, lompatan ruang-waktu serta endapan persoalan pengerahan ribuan buruh paksa, khususnya dari tanah Jawa. Menariknya, di bawah kekuasaan kolonial yang penuh kontrol dan pengawasan, dengan situasi sosial yang dibuat terkotak-kotak, masyarakat Sawahlunto di masa lalu justru berhasil memproduksi konsepsi tentang ’kita’ sebagai nation yang melampaui zamannya. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan tentang acuan nilai yang membuat proses menuju ’kita’ itu berlangsung di masyarakat pertambangan Sawahlunto. Penelitian menunjukkan bahwa selain diwarnai segregasi dan diferensiasi, masyarakat Sawahlunto juga ditandai oleh hibridisasi tak tersadari, yang tampak dalam bahasa, berbagai tradisi dan keseniannya. Sebuah kondisi yang merepresentasikan siasat kebudayaan dalam situasi kolonial, dalam sebuah konsep yang dinamakan’sedulur’, yang tidak sekadar mengacu ke pertalian darah, tetapi satu cara pandang memaknai pihak lain yang diposisikan sama dan sederajat, diikat oleh rasa kedekatan dan kekerabatan. Kata Kunci: Konsep Kebudayaan, sedulur, Sawahlunto

ABSTRACT As a town created by the colonial government, Sawahlunto retains a variety of narations about modernism, time-space leap, and remainder of problems of forced labour, especially from the Java island. It is interesting to see that during the colonial administration with its strict control and supervision, and concentrated social situation, the community Sawahlunto in past was successful in producing the concept of “we” asa nation beyond its time. The purpose of this writing to describe the reference of value in the process of becoming “we” occuring in Sawahlunto’s mining community. This research shows that apart from segregation and differentiation, the community of Sawahlunto is also marked by uninformed hybridation as seen in the language, some tradision and arts. It is a condition that represents a cultural strategy in the colonial time, a concept called ‘sedulur, which does not only refer to bloodline, but also a perspective to give meaning to other parties with equal position, bound by the feeling of closeness and kinship. 1

Artikel ini bersumber dari makalah yang disampaikan pada Seri Seminar Kebudayaan di Indonesia: “Masyarakat, Sejarah, dan Kebudayaan Sawahlunto”, tanggal 25 September 2013, Ruang Seminar Gedung Unit 1 Lt. 5, Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta.

86


Elsa Putri E. Syafril, Diaspora Sedulur Sikep dan Keseniannya di Sawahlunto

Keywords : cultural concept, sedulur, Sawahlunto

20 juta ton, Sigalut 80 juta ton, Sungai

PENDAHULUAN

adalah Durian 93 juta ton, di barat Lurah hamparan sawah yang dikelilingi bukit Gadang 12 juta ton, dan Lembah Segar dan dibelah sungai dinamai Batang belum diketahui jumlahnya. Informasi Sawahlunto,

awalnya

Lunto. Di ujung abad ke-19, hamparan lebih jauh, lihat Elsa Putri E. Syafril, sawah itu berubah jadi “ladang hitam” Menggali Bara, Menemu Bahasa: batu bara. Hal ini terjadi sejak de Groot Bahasa Tansi, Bahasa Kreol Buruh Sawahlunto (Yogyakarta: (insinyur Belanda) menemukan dari Timur Pemerintah Kota Sawahlunto, 2011) Singkarak (1851) yang dilanjutkan oleh dan Erwiza Erman, Membaranya Batu kandungan

batu

bara

di

de Greve (ahli geologi Belanda) yang bara: Konflik Kelas dan Etnik menemukan lapisan batu bara di Ulu Ombilin—Sawahlunto—Sumatra Barat tidak (1892—1996). (Depok, berpenghuni di daerah aliran Batang 2005). Perubahan pun Ombilin (1868).tahun 1871. (Erman, Aie,

lembah

gunung

yang

2005:29 dan Utama (ed.), 1998:1)

Desantara:

kemudian

terjadi, dari waktu komunal ke waktu

Hasil penelitian de Groot dan de kolonial, dari monoetnik ke multietnik, Greve itu diperkuat oleh laporan P. van dari kebudayaan berorientasi agraris ke Diest satu tahun kemudian tentang industrialis. Transportasi air (sungai) kualitas batu bara Ombilin yang tinggi

berubah menjadi rel kereta api berelasi

dan disusul penelitian Kals-Hoven dan dengan terjadinya gelombang migrasi Ir. Verbeek (1875) (Asoka, et al, sosial. Buruh kontrak (contractkoelies) 2005:9—10 dan Utama (ed.), 1998:1). Cina didatangkan melalui kongsiHasil penelitian Verbeek sangat kongsi pengerah tenaga kerja yang ada Penang dan Singapura. memperkirakan di kandungan batu bara di perbukitan Contractkoelies asal Jawa didatangkan sekitar Batang Lunto minimal 205 juta melalui kantor pengerah tenaga kerja mengejutkan,

dia

ton dan tersebar di sepanjang Batang yang ada di Semarang, Batavia, dan Ombilin, dengan rincian: Perambahan Surabaya (Erman, 2005:47, Asoka, et

87


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

al,

2005:

65—66,

2006:137—145).

dan

Sementara

Zubir, melahirkan

lompatan

ruang-waktu,

buruh tetapi juga mengendapkan persoalan

paksa (dwangarbeiders) didatangkan menyangkut pengerahan ribuan buruh dari

kelompok

yang

distempel paksa, khususnya dari tanah Jawa.

“kriminal” oleh penguasa kolonial. Para Istilah kriminalisasi manusia dengan dwangarbeiders ini, karena dianggap didasari berbahaya,

berada

dalam

alasan

yang

tidak

jelas,

kondisi bermula di sini, yakni pada kebutuhan

perantaian (kettingganger atau dalam untuk menciptakan limpahan tenaga bahasa setempat disebut ‘rang rante’).

kerja sebagai daya dukung utama industri pertambangan.

PEMBAHASAN

Batu bara, di era yang disebut

Mitologi Sawahlunto

’Abad Mesin Uap’, menjadi komoditas

Batu bara dan buruh paksa, penting. Sejalan dengan revolusi Ombilin dan kota industri modern industri dan penemuan mesin uap pada Sawahlunto merupakan pertemuan abad ke-18 di wilayah Eropa Barat, antara kondisi material dan kepentingan penggunaan batu bara sebagai sumber kekuasaan kolonial. Kota urban energi telah mendorong usaha berbentuk wajan penggorengan pencarian deposit batu bara. Penemuan dilingkari bukit-bukit purba menjadi dan pembukaan tambang batu bara di rekaman sejarah tentang bagaimana wilayah Ombilin, berdasarkan satu masyarakat industri modern penelitian dan eksploitasi yang dilahirkan dan bagaimana insfrastruktur dilakukan oleh pemerintah kolonial pendukung dibangun dengan sarat pada tahun 1871, dianggap ambivalensi dan ironi. Dari hal ini, menguntungkan untuk memasok konsesi eksplorasi sumber daya alam kebutuhan batu bara bagi kebutuhan dan eksploitasi sumber daya manusia bahan bakar mesin uap di dunia industri berserangkai dengan konsepsi tentang pada masa itu. Informasi lebih lanjut, masyarakat pertambangan di kota lihat Erwiza Erman ( 2005: 23-54) industri batu bara Sawahlunto. dalam Sawahlunto: Sebuah Warisan Pembangunan berbagai

kota

infrastruktur

dengan Untuk Masa Depan (Transformasi dan modern

88


Elsa Putri E. Syafril, Diaspora Sedulur Sikep dan Keseniannya di Sawahlunto

Konservasi Sebuah Kota Tambang) menyebutkan (2005: 6).

Sawahlunto

jumlah 7.367.

penduduk

anehnya,

data

Ia berada di balik gerak kapal- kependudukan di tahun 1918 itu tidak kapal uap dan lokomotif yang menderu menyertakan

jumlah

para

pekerja

dan mebelah tanah-tanah jajahan. Ia tambang sebagai bagian dari penduduk adalah si ’emas hitam’, bagian dari Kota Sawahlunto(?). Padahal, mengacu kemolekan sang ’Ratu dari Timur’ pada

penelitian

yang

dilakukan

(Koningin von het Oosten). Oleh karena Zaiyardam Zubir (2006), pada tahun itu, masuk akal jika Negara Pusat mau 1918,

jumlah

pekerja

tambang

berinvestasi besar untuk pembangunan mencapai 5.197 orang terdiri dari buruh infrastruktur dengan melakukan praktik paksa 3.250 dan buruh kontrak 1.947, dehumanisasi di sisi yang lain demi dan tidak termasuk buruh bebas yang janji keuntungan di balik eksplorasi jumlahnya batu bara.

2.800

orang.

Artinya, jumlah buruh paksa dan

Berawal tentang

mencapai

dari

’kita’,

satu

sini,

konsepsi kontrak

jauh

lebih

banyak

pun dibandingkan jumah orang Eropa yang

nation

terbangun. Batu bara tidak berhenti hanya 390 orang pada tahun yang sama. sebatas

kepentingan monopoli

dan Namun,

mengapa

mereka

tidak

akumulasi keuntungan kolonial, tetapi dimasukan dakam data kependudukan? juga menjadi awal sejarah pengendapan Apakah mereka sebagai satu kelompok konsepsi tentang ’kita’. Nation ’kita’ sosial sengaja diisolasi dan dianggap ini adalah terminologi satu kolektif dari absen? orang-orang yang disatukan di struktur

Berdasarkan data di tahun 1918,

dasar kolonial. Mereka yang berasal ada 3.250 buruh paksa yang mereka dari berbagai tempat di Pulau Jawa dari dinamai ’rang rante’ (kettingganger), sejumlah

pulau

lainnya,

seperti sejenis forced worker, hidup dalam

Madura, Bali, dan Sulawesi, baik dalam kondisi perantaian. Salah satu tempat status buruh kontrak maupun buruh yang

dijadikan

penampungan

para

paksa, ditemukan dalam kategori bukan pekerja dengan stempel ’huruf dan sebagai

warga

kependudukan

di

kota.

Data angka’ itu adalah penjara Sunge Duren.

tahun

1918 Penjara ini sudah ditumbuhi ilalang, di

89


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

sisa-sisa dinding penjara masih bisa kolonial

barangkali

satu-satunya

dilihat paku, pecahan batu bara yang sumber yang bisa menjawab ’rahasia’ tajam, dan pecahan beling ditempel. impersonaliti ini. Tujuannya

jelas,

pertikaian

dan

perkelahian antarsesama buruh paksa Sedulur sebagai Akar yang datang dari beragam etnik itu akan

Di

bawah

kekuasaan

yang

berujung pada kematian, hanya mereka penuh kontrol dan pengawasan, dan di yang ’sakti’lah yang akan bertahan.

dalam situasi sosial yang sengaja dibuat

Kondisi mereka mungkin lebih terkotak-kotak,

Sawahlunto

justru

buruk dari kaum pekerja paksa di memproduksi konsepsi tentang ’kita’ Karibia atau budak-budak Afrika yang sebagai dipekerjakan perkebunan

di di

California Brasil.

yang

nation

melampaui

atau zamannya. Proses menjadi ’kita’ jelas

Kondisi tidak mudah di tengah situasi sosial

perantaian dapat berarti denotatif, juga yang dikotak-kotakan, sengaja dipecahkonotatif. Penanda kondisi perantaian belah, dan disuntikan pandangan rasial ini ialah stempel di pergelangan tangan satu-sama lain. Apa acuan nilai yang kiri sebelah dalam. Stempel berupa membuat proses menuju ’kita’ itu ’huruf dan angka’ menjadi satu-satunya berlangsung

di

masyarakat

penanda identitas mereka yang berada pertambangan Sawahlunto? dalam kondisi perataian. Bahkan, di

Pertanyaan

tersebut

mulai

nisan mereka hanya ditulis identitas terjawab. Di Sawahlunto ada lubang berupa ’hurup dan angka’ itu. Batu- tambang

koridor

horizontal

yang

batu nisan bertulis ’huruf dan angka’ dinamai Lobang Mbah Suro. Penamaan banyak ditemui di Kota Sawahlunto. ini agaknya mengacu pada cerita lisan Salah satu yang dapat dilihat adalah tentang salah satu tokoh yang disegani, batu nisan berukuran kecil, seperti baik oleh sesama pekerja tambang pancang tanah, ditulis keterangan ’S’ di

maupun pihak pengawas kolonial di

bawahnya angka ’907’. Tidak ada daerah sumber rujukan, atau arsip yang bisa tambang

pusat

kota

ini

pernah

lama.

Lubang

ditutup

oleh

menjawab siapakah yang berada di Pemerintah Kolonial Belanda, saat ini balik

keterangan

’S-907’.

Arsip

90


Elsa Putri E. Syafril, Diaspora Sedulur Sikep dan Keseniannya di Sawahlunto

dibuka kembali dan menjadi salah satu tahun

1907.

Ada

banyak

versi

berkenanan tempat Samin Surosentiko

ikon wisata kota Sawahlunto.

Namun siapakah mbah Suro ini dibuang, versi masyarakat di Pati tidak

ada

penjelasan

jauh. dikatakan ia dibuang ke Sawahlunto;

lebih

Penjelasan itu justru saya temukan di menurut Titi Mumfangati, dkk. (2004), Blora dan Pati.2 Pertemuan saya dengan Samin dibuang ke Padang, sementara Lek Tejo dari Dusun Kemantren, Lek M.C. Ricklefs (2005), menyebut Samin Salim dari Dusun Tambak, Sumber, Surosentiko dibuang ke Palembang. Lek

Komari

dari

Balong, Penjelasan lebih jauh mengenai Gerakan Samin

Dusun

Kamituwo Desa Sumber, Mbah Kasbi dapat dilihat dalam Suripan Sadi Hutomo di Dusun Tambak, Lek Sariban di Dusun Tanduran, dan beberapa orang Samin di Sukolilo, Pati menyebutkan bahwa Samin Surosentiko disélong ke Sawahlunto

bersama

beberapa

pengingkutnya. Informasi ini diperkuat oleh foto yang mereka miliki yang juga pernah saya lihat di arsip foto kota Sawahlunto. Mereka mengenali salah seorang di foto tersebut sebagai Singo Tirto,

salah

satu

pengikut

Samin

Surosentiko yang ikut dibuang ke Sawahlunto. Dari

dua

tempat

ini,

ada

informasi mengenai Samin Surosentiko bersama delapan pengikutnya yang disélong (dibuang) ke Sawahlunto pada 2

Untuk riset di Blora dan komunitas Samin, saya ucapkan terima kasih pada FIB UGM yang berkenan memfasilitasi riset ”Tuturan Samin” dan khusus kepada Dr. Suhandano yang sudah bersama melakukan kerja penelitian.

(1996).

Alasan pembuangan

penangkapan Samin

dan

dan

beberapa

pengikutnya ke Sawahlunto terkait sikap antikolonial yang diwujudkan lewat gerakan menolak menyetor padi ke lumbung desa, menolak membayar pajak, dan menolak mengandangkan sapi

dan

kerbau

mereka,

dan

diangkatnya Samin Surosentiko oleh pengikutnya menjadi ratu adil dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam. Tanggal 8 November 1907, Ki Samin diangkat oleh pengikutnya menjadi ratu adil dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam, yang 40 hari kemudian, Ndoro Seten (Asisten Wedana, Camat) Randublatung,

Raden

Pranala,

menangkap dan menahannya di bekas tobong,

tempat

pembakaran

batu

gamping. Ia kemudian dibawa ke

91


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Rembang, diinterogasi, dan bersama 8 dari pulau-pulau lain di Indonesia. pengikutnya dibuang ke luar Jawa, Ikatan

kolektivitas

tepatnya Sumatera dengan tuduhan Indonesia penghasutan

dan

masyarakat

sangat

menekankan

pendurhakaan. pentingnya asal-usul. Setiap keluarga di

Penjelasan lebih jauh lihat Suripan Sadi Indonesia akan merekam jejak leluhur Hutomo, op. cit.

dan

asal-usul

mereka,

baik

Koneksitas sosok mbak Suro menuliskannya dalam pohon silsilah yang dikenal di Sawahlunto dengan keluarga atau sebatas pewarisan secara keberadaan Samin Surosentiko yang lisan. Tradisi mudik lebaran, sebagai (dikatakan) dibuang ke Sawahlunto contoh, merupakan manifestasi dari jelas

terlihat.

Masyarakat

Samin pentingnya pertalian sejarah dan tanah

meyakini Samin Surosentiko dibuang asal itu. Hal inilah yang tidak dimiliki ke Sawahlunto. Selain bukti foto ‘Singo masyarakat

Sawahlunto,

khususnya

Tirto’ dan cerita lisan masyarakat keturunan buruh paksa. Bagi yang Samin tentang Samin Surosentiko yang merasa dibuang

ke

Sawahlunto,

dari

Jawa,

anak-keturunan

seorang mereka hanya tahu ’datang dari Jawa’,

perempuan Samin di Sukolilo, Gunarti, tetapi persis di mana, mereka tidak bercerita bahwa beliau “bermimpi” mengetahuinya. Identitas yang lebih bertemu leluhurnya yang mengatakan jauh, menyangkut ranji kelurga jelas tentang 9 wilayah sebaran Samin, lebih sulit dilacak. Hal ini tergambar termasuk salah satunya Sawahlunto.

dari kisah Pak Ismet, wakil walikota

Namun, Identifikasi tentu sulit Sawahlunto, tentang sejarah dirinya. dilakukan

akibat

arsip

kolonial

Identifikasi kebudayaan menjadi

mengenai riwayat para buruh paksa strategi lain guna melihat koneksitas belum dibuka. Identitas personal para tersebut. Seperti disebut di atas, kondisi buruh paksa yang hanya berupa ’huruf perantaian serta dalam situasi absen, dan angka’ juga menyulitkan kita untuk justru konsepsi ’kita’ sebagai nation itu membuka riwayat personal mereka lahir. Karateristik nation di Sawahlunto yang

dituduh

’penghasutan

dan dibentuk oleh pertemuan antarmereka

pendurhakaan’ tersebut, baik mayoritas dalam

ketegori

one

down

dan

yang datang dari Pulau Jawa maupun antarmereka dengan tuan Putih yang

92


Elsa Putri E. Syafril, Diaspora Sedulur Sikep dan Keseniannya di Sawahlunto

disebut one up. Pertemuan yang selain merupakan

percampuran

dari

diwarnai segregasi dan diferensiasi, pertunjukan jaran kepang, barongsai, juga hibridisasi tak tersadari.

dan barongan tanpa mementingkan narasi, tetapi lebih pada performance.

Kesenian dan Budaya sebagai Petunjuk

Hibrida

Ia seperti ekspresi keterlepasan kolektif dan respon kreatif atas kekuasaan.

Narasi pertemuan keberbagaian

Situasi yang sama terekam jelas

itu masih tersaji di Sawahlunto sampai pada

bahasa

Tansi

yang

ada

di

hari ini. Jejeran rumah tansi, Goedang Sawahlunto. Bahasa Tansi menjadi Ransoem,

bekas

gedung

societeit, ’bank dari ingatan orang-orang’ yang

rumah-rumah berarsitektur Eropa dan tidak bisa dihapus oleh migrasi sosial, pecinan, terowongan dan rel kereta atau

pun

status

telah melahirkan kebudayaan campuran buangan’.

sebagai

’orang

Bahasa ini lahir di tansi-

seperti terlihat pada bahasa, kesenian, tansi itu, tempat para buruh tambang dan kuliner.

menjalani

kehidupan

sosial

yang

Dulu, di societeit, digelar toneel timpang dan selalu dalam kontrol. yang cuma bisa diintip para buruh dari Namun, dibandingkan di lokasi kerja ruang gelap mereka. Di goedang, aula dengan sistem kerja pengelompokan lepas yang acap jadi tempat pertemuan didasari kategori dan etnis, di tansi buruh, pertunjukan yang mirip toneel interaksi sosial antar buruh jauh lebih dilahirkan. Pertunjukan itu hadir dalam terbuka. Tansi pun menjadi ruang penamaan ’tonel’, tetapi ia bukan toneel sosio-kultural

bagi

mereka

yang

melainkan campuran antara sandiwara, menghuni bottom level di dalam waktu ketoprak,

ronggengan,

dan

slogan colonial itu.

kebangsaan. Kesenian seperti tonel

Mereka yang

berasal dari

merepresentasikan siasat kebudayaan berbagai etnik, bangsa, dan kategori dalam situasi kolonial. Hal

yang

sama

menjalin komunikasi, mulai dari yang terlihat

di sederhana sifatnya, sampai ke yang

kesenian ’jalan kepang’ (bukan ’jaran lebih kompleks. Di sinilah lahir satu kepang’ sebagaimana di kenal di Jawa ’bahasa’

berterima

Tengah). Jalan kepang Sawahlunto bersama.

Bahasa

dan itu,

dipahami

oleh

anak-

93


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

keturuan buruh tambang batu bara ganti ia mendapatkan cabe, bada (teri), Sawahlunto, dinamai sebagai bahasa dan beras dari para pedagang yang lain. (kreol) Tansi, berasal dari campuran Saat mengunjungi rumah Alm. Pak (mixture) beberapa bahasa asal buruh Jenayak

di

Tansi

Gunung,

saya

tambang seperti Minangkabau, Jawa, mendapatkan tradisi penyambutan yang Cina, Madura, Sunda, Bugis, Bali, dan sama seperti saat mengunjungi Lek Batak, dengan bahasa Melayu menjadi Tejo, Lek Salim, dan komunitas Samin bahasa dasar.

di Sukolilo. Setiap tamu yang datang

Kembali ke pertanyaan di atas: disambut dan dijamu seperti seludur, apa acuan nilai yang membuat proses dihidangkan

makan

dengan

sajian

menuju ’kita’ itu seperti berlangsung terbaik yang mereka miliki. Hal yang alami? Jawabannya ialah pada kata menarik lain yang saya temui, di tengah ’sedulur’. ’sedulur’

Di

Sawahlunto,

dikenal,

tidak

kata wawancara saya dengan Alm. Pak sekadar Jenayak, kami disela oleh kedatangan

mengacu ke pertalian darah, tetapi satu seorang perempuan yang tinggal di luar cara pandang memaknai pihak lain Tansi dan beretnik Minang. Perempuan yang diposisikan sama dan sederajat, itu meminta Pak Jenayak membuatkan diikat

oleh

rasa

kedekatan

dan parang untuk berladang. Pak Jenayak

kekerabatan.

yang

berprofesi

sebagai

pembuat

Semangat sedulur itu menjadi loyang (tukang besi) menyanggupi dan nilai dasar masyarakat Sawahlunto. sebagai gantinya kepada perempuan itu, Saat melakukan riset bahasa Tansi di Pak

Jenayak

meminta

dibawakan

Sawahlunto, saya mendapatkan cerita segandok (dua kelapa yang diikat jadi menarik tentang bagaimana interaksi satu) untuk istrinya membuat lontong. sosial antar pedagang yang berbeda etnik di Pasar Sapan sekitar awal 80-an. PENUTUP Laku sedulur hidup di tengah interaksi sosial-ekonomi para pedagang, seperti cerita

penjual

pecel

yang

membungkuskan pecel dagangannya untuk pedagang yang lain, sebagai

Narasi pertemuan keberbagaian itu masih tersaji di Sawahlunto sampai hari ini. Jejeran rumah tansi, Goedang Ransoem,

bekas

gedung

societeit,

rumah-rumah berarsitektur Eropa dan 94


Elsa Putri E. Syafril, Diaspora Sedulur Sikep dan Keseniannya di Sawahlunto

pecinan, terowongan dan rel kereta atau

pun

status

telah melahirkan kebudayaan campuran buangan’.

sebagai

’orang

Bahasa ini lahir di tansi-

seperti terlihat pada bahasa, kesenian, tansi itu, tempat para buruh tambang dan kuliner.

menjalani

kehidupan

sosial

yang

Dulu, di societeit, digelar toneel timpang dan selalu dalam kontrol. yang cuma bisa diintip para buruh dari Namun, dibandingkan di lokasi kerja ruang gelap mereka. Di goedang, aula dengan sistem kerja pengelompokan lepas yang acap jadi tempat pertemuan didasari kategori dan etnis, di tansi buruh, pertunjukan yang mirip toneel interaksi sosial antar buruh jauh lebih dilahirkan. Pertunjukan itu hadir dalam terbuka. Tansi pun menjadi ruang penamaan ’tonel’, tetapi ia bukan toneel sosio-kultural

bagi

mereka

yang

melainkan campuran antara sandiwara, menghuni bottom level di dalam waktu ketoprak,

ronggengan,

dan

slogan colonial itu.

kebangsaan. Kesenian seperti tonel

Mereka yang

berasal dari

merepresentasikan siasat kebudayaan berbagai etnik, bangsa, dan kategori dalam situasi kolonial. Hal

yang

menjalin komunikasi, mulai dari yang

sama

terlihat

di sederhana sifatnya, sampai ke yang

kesenian ’jalan kepang’ (bukan ’jaran lebih kompleks. Di sinilah lahir satu kepang’ sebagaimana di kenal di Jawa ’bahasa’

berterima

Tengah). Jalan kepang Sawahlunto bersama.

Bahasa

merupakan

percampuran

dan itu,

dipahami

oleh

anak-

dari keturuan buruh tambang batu bara

pertunjukan jaran kepang, barongsai, Sawahlunto, dinamai sebagai bahasa dan barongan tanpa mementingkan (kreol) Tansi, berasal dari campuran narasi, tetapi lebih pada performance. (mixture) beberapa bahasa asal buruh Ia seperti ekspresi keterlepasan kolektif tambang seperti Minangkabau, Jawa, dan respon kreatif atas kekuasaan.

Cina, Madura, Sunda, Bugis, Bali, dan

Situasi yang sama terekam jelas Batak, dengan bahasa Melayu menjadi pada

bahasa

Tansi

yang

ada

di bahasa dasar.

Sawahlunto. Bahasa Tansi menjadi

Kembali ke pertanyaan di atas:

’bank dari ingatan orang-orang’ yang apa acuan nilai yang membuat proses tidak bisa dihapus oleh migrasi sosial, menuju ’kita’ itu seperti berlangsung

95


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

alami? Jawabannya ialah pada kata menarik lain yang saya temui, di tengah ’sedulur’. ’sedulur’

Di

Sawahlunto,

dikenal,

tidak

kata wawancara saya dengan Alm. Pak sekadar Jenayak, kami disela oleh kedatangan

mengacu ke pertalian darah, tetapi satu seorang perempuan yang tinggal di luar cara pandang memaknai pihak lain Tansi dan beretnik Minang. Perempuan yang diposisikan sama dan sederajat, itu meminta Pak Jenayak membuatkan diikat

oleh

rasa

kedekatan

dan parang untuk berladang. Pak Jenayak

kekerabatan.

yang

berprofesi

sebagai

pembuat

Semangat sedulur itu menjadi loyang (tukang besi) menyanggupi dan nilai dasar masyarakat Sawahlunto. sebagai gantinya kepada perempuan itu, Saat melakukan riset bahasa Tansi di Pak

Jenayak

meminta

dibawakan

Sawahlunto, saya mendapatkan cerita segandok (dua kelapa yang diikat jadi menarik tentang bagaimana interaksi satu) untuk istrinya membuat lontong. sosial antar pedagang yang berbeda etnik di Pasar Sapan sekitar awal 80-an. KEPUSTAKAAN Laku sedulur hidup di tengah interaksi Amin, Samir. 2009. World Poverty, Pauperization, and Capital sosial-ekonomi para pedagang, seperti Accumulation, dalam Social Change. Brattleboro, VT: SIT cerita penjual pecel yang Graduate Institute. membungkuskan pecel dagangannya Asoka, Andi, et al. 2005. Sawahlunto untuk pedagang yang lain, sebagai Dulu, Kini, dan Esok: Menyongsong Kota Wisata ganti ia mendapatkan cabe, bada (teri), Tambang yang Berbudaya. dan beras dari para pedagang yang lain. Padang: Pusat Studi Humaniora Universitas Saat mengunjungi rumah Alm. Pak Andalas. Jenayak di Tansi Gunung, saya Erman, Erwiza. 2005. Membaranya mendapatkan tradisi penyambutan yang Batubara: Konflik Kelas dan Etnik Ombilin—Sawahlunto— sama seperti saat mengunjungi Lek Sumatra Barat (1892—1996). Tejo, Lek Salim, dan komunitas Samin Depok: Desantara. di Sukolilo. Setiap tamu yang datang Hutomo, Suripan Sadi. 1996. Tradisi dari Blora. Semarang: disambut dan dijamu seperti seludur, Penerbit Citra Almamater. dihidangkan makan dengan sajian Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto. terbaik yang mereka miliki. Hal yang 2005. Sawahlunto, Kota

96


Elsa Putri E. Syafril, Diaspora Sedulur Sikep dan Keseniannya di Sawahlunto

yang Utama, Edi (ed.). 1998. Sejarah 2020. Perjuangan Rakyat Kota Sawahlunto: Perlawanan Terhadap Penjajah dan Menegakkan Revolusi Ricklefs, M. C. 1981. A History of Kemerdekaan 1945—1949. Modern Indonesia (terj. Sawahlunto: DHC Angkatan Sejarah Indonesia Modern 45 Kodya Sawahlunto dan oleh Dharmono Pemda Kodya Sawahlunto. Hardjowidjono, 2005). Yogyakarta: Gadjah Mada Zubir, Zaiyardam. 2006. Pertempuran Nan Tak Kunjung Usai: University Press. Eksploitasi Buruh Tambang Syafril, Elsa Putri E., 2011. Menggali Batu Bara Ombilin oleh Bara, Menemu Bahasa: Kolonial Belanda 1891—1927. Bahasa Kreol Buruh dari Padang: Andalas University Sawahlunto. Yogyakarta: Press. Pemerintah Kota Sawahlunto. Wisata Tambang Berbudaya Tahun Sawahlunto: Pemda Sawahlunto.

97


SENI KERAJINAN BORDIR HJ.ROSMA: FUNGSI PERSONAL DAN FISIK Ranelis Prodi Seni Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang ranelis.nel@gmail.com ABSTRAK Kerajinan bordir Hj. Rosma terdapat di Ampek Angkek Canduang, sebuah nagari di kabupaten Agam Sumatra Barat yang merupakan salah satu daerah sentra seni kerajinan bordir yang sedang tumbuh dan berkembang. Kegiatan membordir merupakan kegiatan perekonomian yang selain memiliki fungsi personal yaitu ekspresi dari Hj. Rosma dalam membuat motif-motif baru yang cantik dan menarik, dan memiliki fungsi fisik. Seni kerajinan bordir Hj. Rosma sebagai salah satu bentuk budaya tradisional berawal dari memproduksi perlengkapan rumah tangga yang berkembang menjadi produk fasion. Corak ragam hias yang terdapat pada bordiran Hj. Rosma adalah motif tumbuh-tumbuhan dalam bentuk bunga mawar, melati, kaluak paku dan motif geometris. Produk yang dihasilkan Rosma diantaranya adalah: mukenah, jilbab, baju kurung dan kebaya. Semua itu menunjukkan kemampuan Rosma dalam menciptakan ragam hias yang diilhami dari konsep “alam takambang jadi guru�. Nilai-nilai keindahan kain bordir secara visual bisa dilihat dari bentuk ragam hias yang ditampilkan, maupun dari fungsi kain bordir yang dihasilkan. Kata kunci: bordir Hj. Rosma, motif, fungsi

ABSTRACT Hj Rosma embroidery craft located in Ampek Angkek Canduang, the name of a village in Agam regency of West Sumatra, one of the central areas where embroidered art is growing and developing. Activities embroidery is a function of economic activity in addition to having the personal expression of Hj. Rosma in creating new motifs that are beautiful and attractive, and has a physical function. Embroidery craft Hj Rosma as one of the traditional culture, which began producing household items developed into products of fasion. Decorative pattern contained in embroidery Hj. Rosma are motifs of plants in the form of roses, jasmine, florals nails and geometric motifs. Florals nails and geometric motifs are always used in embroidery products. The resulting product of Rosma is: mukenah, jilbab, baju kurung and kebaya. All that demonstrates the ability to create decorative Rosma inspired from the concept of "wide open nature is a teacher". Values visually beautiful embroidered fabrics can be seen from the form of decoration that is displayed, and from the resulting embroidery fabric functions. Keywords: embroidery Hj. Rosma, patterns, functions

98


Ranelis, Seni Kerajinan Bordir Hj. Rosma: Fungsi Personal dan Fisik

atau mesin jahit komputer (Suhersono,

PENDAHULUAN

Keahlian membuat barang seni 2007: 6). kerajinan,

secara

diperlukan

sosial

seiring

perkembangan

orientasi

mulai

Salah

dengan kerajinan

satu

bordir

penghasil yang

seni

telah

lama

atau berkembang di Sumatera Barat adalah

kekhususan pekerjaan sehari-hari yang kerajinan bordir Hj. Rosma di IV semakin beragam jenisnya (Rohidi, Angkek

Bukittinggi.

Canduang

2000: 197). Seseorang berkarya karena Kerajinan bordir Hj. Rosma ini tidak mempunyai tujuan bahwa hasilnya hanya terkenal di tingkat kabupaten dan dapat menunjang kehidupannya. Usaha kotamadya Bukittinggi saja namun itu berkaitan dengan aktivitas yang sudah sampai ke Mancanegara seperti dilakukan para perajin salah satunya Malaysia,

Singapura,

Brunai

adalah para perajin bordir yang ada di Darussalam, Arab Saudi dan negara Sumatera Barat. Seni kerajinan bordir lainnya (Ramli, 1995: 7). merupakan salah satu ekspresi budaya Minangkabau,

sekaligus ekonomi

Produk

menjadi Rosma bagi mukenah,

yang

dihasilkan

bermacam-macam

Hj

seperti

kekuatan

sosial

masyarakat

setempat yang mampu selendang, alas gelas, tutup dispenser

jilbab,

baju

kurung,

menunjang kepariwisataan di Sumatra dan lain sebagainya. Motif dan teknik Barat.

bordir yang ditampilkan mempunyai Istilah bordir identik dengan ciri khas tersendiri, dimana kerajinan

menyulam karena kata bordir diambil bordir Hj. Rosma sering kali memakai dari istilah Inggris embroidery (im- motif yang diambil dari alam berupa broide) yang artinya sulaman. Bordir motif tumbuh-tumbuhan seperti bunga dapat juga didefenisikan sebagai ragam melati, bunga Ros dan lain sebagainya. hias untuk asesoris berbagai busana Hj Rosma dalam menghias produk yang menitikberatkan pada keindahan yang dihasilkannya dengan teknik suji dan komposisi warna benang pada cair

dan

teknik

bordir

kerancang

berbagai medium kain, dengan alat Penempatan benangnya dijahit dengan bantu seperangkat mesin jahit bordir cara gradasi warna yang dimulai dari warna yang tua ke warna yang muda.

99


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Sehingga

membedakan

hasil PEMBAHASAN

bordirannya dengan perajin bordir yang Produk, Motif Dan Proses Produksi Bordir Hj. Rosma lain. Secara kuantitas dan kualitas

Seni kerajinan bordir Hj Rosma

produk seni kerajinan bordir Hj. Rosma merupakan cerminan ungkapan cita mengalami

perkembangan

dan rasa

estetik

dalam

bentuk

benda

merupakan dampak dari kreativitas fungsional, yang proses pembuatannya serta

aktivitas

yang

berasal

dari didukung

pengaruh internal maupun eksternal, keterampilan,

oleh

kemampuan,

pengalaman,

dan

yang secara langsung maupun tidak kecakapan teknis yang bertujuan untuk langsung

mempengaruhi

percepatan pemenuhan kebutuhan hidup. Berbagai

laju pertumbuhan sentral kerajinan upaya dilakukan untuk menghasilkan tersebut. Kerajinan bordir Hj. Rosma produk seni kerajinan yang unik, telah mendapat pengaruh banyak dari berkarakter,

dan

artistik.

Sedikit

luar, baik lewat konsumen, pemesan sentuhan penambahan ornamen atau maupun

pembinaan

dari

instansi motif pada bordiran menambah nilai

lainnya, sehingga muncul desain-desain estetik tanpa mengurangi nilai sebagai baru baik dari segi bentuk ataupun benda pakai sehingga mempermudah motif yang ditampilkan. Berdasarkan

mengenali asal dari produk tersebut

penjelasan

dari dengan ciri khas dari motif bordir yang

latar belakang di atas penulis tertarik dihasilkan. untuk

mengkaji

lebih

mendalam

Seni kerajinan bordir Hj. Rosma

tentang seni kerajinan bordir Hj. Rosma adalah kelompok benda pakai atau yang terdapat di daerah IV Angkek benda Canduang

Bukittinggi

salah

fungsional

yang

digunakan

satu dalam kehidupan sehari-hari. Produk

daerah sentral kerajinan bordir yang bordir yang dihasilkan Hj. Rosma sedang berkembang di Sumatra Barat. antara lain mukena, jilbab, selendang, Studi ini mengenai desain produk, alas meja, tatakan gelas, tas, baju motif, teknik, dan fungsi dari produk kurung, baju kebaya dan sarung bantal itu sendiri.

kursi.

100


Ranelis, Seni Kerajinan Bord ordir Hj. Rosma: Fungsi Personal dan Fisik

Gambar 1. 1 Bantalan kursi dengan motif otif kuciang lalok, pucuak rabuang dan kaluakk paku p menggunakan teknik suji penuh dan teknik ik bordir kerancang (Foto: Nel, 2012) 20

Gambar 4. Baju kebaya panjang motif bungaa melati,daun dan kaluak paku (Foto: Desi Trisnawati, 20 2012)

Gambar 2. 2 Jilbab dengan motif bung nga melati, bunga mawar, bunga anggrek rek, geometris dan kaluak paku teknik suji su cair dan bordir kerancang ng (Foto: Desi Trisnaw awati, 2012)

Merancang motif bor bordir tidak terlepas dari hubungan antar ntara manusia yang punya cita rasa keindaha ndahan dengan desain. Membuat menarikny iknya suatu produk diawali dengan desa sain. Untuk itu dalam merancang mot otif bordir diperlukan

tenaga

khusus

yang

menangani desain motif bordi bordir tersebut. Manusia

dalam

hidupny upnya

selalu

menuntut dua nilai sekaligus; us; pertama, nilai Gambar 3. 3 Mukenah menggunakan mo otif saik ajik/belah ketupat, lingkaran teknik nik suji cair, dan kerancang ng (Foto: Desi Trisnaw wati, 2012)

jasmaniah

yang

be berhubungan

dengan kenyamanan pakai,, da dan kedua, nilai

rohaniah

yang

m mempunyai

kedekatan dengan keindahan han.

Untuk

101


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

memenuhi semua itu peran desain

Kerajinan bordir Hj. Rosma

dalam merancang motif bordir sangat

dalam membuat desain motif bordirnya

diperlukan sekali. Desain merupakan dia lakukan sendiri. Penempatan motif bentuk rumusan dari suatu proses pada produk yang dihasilkan Rosma pemikiran, yang dituangkan dalam disesuaikan dengan unsur-unsur seni wujud

gambar

gagasan

sebagai

konkret

pengalihan rupa yaitu kesatuan, keseimbangan,

perancangnya. irama dan penekanan. Seperti yang

Klasifikasi motif yang terdapat pada dikemukan oleh Iswendi (2002: 8) kerajinan bordir antara lain: 1.

dalam menentukan komposisi desain

Motif naturalis, yaitu motif yang ragam hias bordir yang terpenting mempunyai

kedekatan

dengan dipertimbangkan

adalah

kesatuan

wujud aslinya, contohnya bunga, (unity), keseimbangan (balance), irama daun, rumput dan yang lainnya. 2.

Motif

dekoratif,

(ritme) dan penekanan (accentuation).

merupakan

Jenis motif bordir yang banyak

perwujudan bentuk yang terdapat digunakan di industri kerajinan Hj. di alam dan kedamaian, Dekoratif Rosma adalah jenis motif tumbuhberarti

membuat

keindahan. tumbuhan

dan

geometris.

Motif

Motif dekoratif ini lebih banyak tumbuh-tumbuhan ini umumnya terdiri bersifat menghias, dimana irama dari motif daun, bunga, dan buah. garis, titik, warna, bentuk dan Bentuk motif yang dihasilkan Hj. susunan yang harmonis sangat Rosma

lebih

memberikan

kesan

diutamakan. Bentuk asli dapat perulang-ulangan seperi motif bunga dirobah

dan

kedalam

bentuk

dikembangkan melati yang terdapat pada mukenah dan yang

menarik atau distilirkan 3.

Motif

geometris,

lebih pada produk lainnya. Kadangkala motif dapat dibuat secara tersendiri dan dapat adalah juga dibuat secara berjajaran, serta

pembagian bidang kain yang akan adapula yang saling melengkapi. Motif diberi motif bordir secara teratur, tumbuh-tumbuhan

ini

sering

pula

dapat disebut sebagai sifat dari dihubungkan dengan membuat akar karakteristik

bagi

tiap

motif yang halus. Susunan motifnya ada yang

(wachid, 1997: 123-124).

berlapis dan ada pula yang berselang-

102


Ranelis, Seni Kerajinan Bord ordir Hj. Rosma: Fungsi Personal dan Fisik

seling dengan motif lain. la Motif yang dibuat

Hj.

Rosma ma

bermacam-macam

ukurannya tergantung

keinginan konsumen jika jik musim motif bunga dengan ukuran kecil ke maka dibuat motif bunga yang berukuran be kecil, sebaliknya jika konsum umen lebih suka motif yang besar maka aka dibuat motif

Gambar 5 motif bunga matahari, melati dann kkaluak paku ditempatkan pada baju kur urung bagian pinggir bawahh 12) (Foto: Hj. Rosma: 2012

bunga dengan ukuran n besar. be Penamaan motif tumbuh-tumbuha buhan disesuaikan dengan jenis dari daun,, bunga b dan buah yang

menyerupai

bentuk be

tersebut

(Zulhelman, 2001: 83). ). Motif

tumbuhbuh-tumbuhan

ini

pada umumnya digunaka unakan untuk semua produk yang dihasilka lkan Hj. Rosma berupa bunga, daun, dan da buah. Motif

Gambar 6 motif bunga anggrek, melati dann kkaluak paku pada mukenah bagian pinggir ir bawah (Foto: Hj. Rosma: 2012 12)

ini biasanya ditempatka tkan pada bagian pinggir bawah baju u kurung, k lengan bawah baju kurung,, pada pinggir selendang, dan produk oduk lainnya. la

Gambar 7 motif bunga melati dan geometris is ditempatkan pada jilbab atau selendang se segi tiga (Foto: Hj. Rosma: 2012 12)

103


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, 16 No. 1, Juni 2014

(3) kebutuhan-kebutuhann fisik kita mengenai

barang-barang ng

dan

bangunan-bangunan yang be bermanfaat. Dari

kebutuhan-kebutuhann

itu,

ia

kemudian mengidentifikasi si sejumlah fungsi dari seni, yakni: ((1) fungsi personal (personal function on of art), (2) fungsi sosial (the social functi unction of art), dan (3) fungsi fisik (the the pshycal Gambar 8 motif bunga melati, daun n kaluak k paku dan geometris ditempatkan pada da dada baju kurung (Foto: Hj. Rosmaa: 2012)

function of art) (Feldman, 1967: 2-3). Namun, dari ketiga fungsi si kesenian seperti yang diungkapkan Fe Feldman itu, dalam mengkaji fungsi seni ni kerajinan

Fungsi Personal Dan Fungsi F Fisik Kerajinan Bordir Hj.R .Rosma Suatu benda dikatakan dika sebagai

bordir Hj. Rosma hanya di difokuskan pada fungsi personal dan fung ungsi fisik.

benda seni karena mempunya m dua 1. Fungsi personal fungsi selain benda pak akai juga sebagai Fungsi personal se seni dalam benda hias. Dapat dicon contohkan seperti kebutuhan individu adalah lah tentang baju kebaya, benda tersebut t dihiasi ekspresi pribadi. Seni seb sebagai alat dengan berbagai maca cam motif yang ekspresi pribadi tidak terb rbatas pada ditempatkan pada ujun jung lengan dan ilham saja, tidak se semata-mata pada bagian depan dan pinggir bawah berhubungan dengan emos osi pribadi, baju kebaya. Benda seni eni adalah benda tetapi mengandung seni juga me yang dibuat untuk memenuhi pandangan pribadi tentang ng peristiwa keindahan. bahwa

Feldman n kehidupan

menyebutkan dan objek umum dalam kehi hidupan dan seni terus situasi kemanusiaan yang mendasar,

berlangsung untuk memuaskan: m (1) misalya, cinta, perayaan dann ssakit, yang kebutuhan-kebutuhan individu kita terulang secara tetap, seba sebagaimana tentang ekspresi pribadi, di, (2) kebutuhan- dalam seni, namun tema-tem ma ini dapat kebutuhan sosial untuk unt keperluan dibebaskan dari kebiasa saan oleh display, perayaan, dan n komunikasi, k dan 104


Ranelis, Seni Kerajinan Bordir Hj. Rosma: Fungsi Personal dan Fisik

komentar-komentar pribadi yang secara dengan kata seni. Termasuk dalam hal unik

ditampilkan

oleh

seniman ini adalah barang-barang kerajinan

Feldman (terjemahan Gustami, 1991: 4- tangan (handicraft). Seni kerajinan 5).

bordir sebagai bagian dari seni rupa, Seni dipilih oleh seniman untuk bagi Hj. Rosma itu adalah salah satu

mengekspresikan

gagasan

atau media tersebut. Seni kerajinan bordir

pemecahan problem tertentu. Seperti sebagai seni tradisional, dan Hj Rosma yang dikemukakan oleh Sahman (1993: sebagai perajin sekaligus pengusaha 39)

bahwa,

setiap

gagasan bordir, ekspresinya dapat dilihat dari

mensyaratkan dipilihnya karya seni ketekunan

Hj.

yang relevan untuk gagasan tersebut. menyelesaikan Seorang

seniman

mengekspresikan

Rosma

setiap

motif

dalam yang

dalam terdapat pada kain yang akan dibordir.

perasaan

dan Hj. Rosma berusaha mengeluarkan ide

gagasannya menggunakan bermacam- dan kemampuannya dalam membuat macam

media.

Ekspresi

menurut bentuk ragam hias yang ditampilkan

Santayana, yang dikutip oleh Atmodjo dalam sebuah karya seni, yaitu berupa (1988: 52-53), makna ekspresi diartikan produk fasion dan perlengkapan hidup sebagai:

(a)

ekspresi

yang sehari-hari seperti baju kebaya, jilbab,

direncanakan, semacam tindakan yang tatakan gelas, tas dan produk lainnya. dilakukan seniman dalam mencipta

Motif bordiran yang dihasilkan

karya seni, (b) ekspresi dalam arti Rosma terinspirasi dari alam yaitu penampakkan, yaitu gejala, suatu tanda berupa

motif

flora

/bunga

yang

diagnostik, dan (c) ekspresi untuk kemudian distilisasi dan dijahit dengan membayangkan kapasitas objek, bila jahitan yang rapi dan padat dengan dikontemplasikan secara estetis akan teknik membangkitkan image-image tertentu.

suji

cair

dan

bordir

kerancang/terawang, sehingga bentuk

Menurut Djelantik (2004: 16- produk yang dihasilkan kelihatan lebih 18) menjelaskan bahwa hal-hal yang menarik dan indah. Pembuatan motif diciptakan

dan

diwujudkan

oleh yang dilakukan Rosma ini karena

manusia dapat memberi rasa senang kesukaannya dalam mengamati alam dan kepuasan dengan penikmat disebut terutama bunga-bunga yang ada di

105


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

sekeliling rumahnya dan kecendrungan maupun bagi orang lain. Pembuatan dalam

melihat

situasi

pasar

atau seni kerajinan bordir Rosma umumnya

konsumen.

bersifat

Rosma

dalam

fungsional,

menciptakan membantu

di

menuntut

dalam

dan

memuaskan

motif bordirnya lebih menekankan pada keinginan serta kebutuhan estetis orang pencapaian keserasian dan penyelesaian yang akan memakai karya seni tersebut, akhir suatu ekspresi. Salah satu fungsi di samping kepuasan estetis Hj. Rosma seni adalah mengekspresikan perasaan itu sendiri. Keunggulan sulaman Rosma dan memindahkan pengertian kepada adalah khalayak

ramai.

Seperti

kecantikan

motif-motif

yang (umumnya bunga) di atas aneka produk

dikemukan oleh Feldman (terjemahan kain. Kehalusan hasil sulaman dan Gustami, 1991: 61-62), menjelaskan, perpaduan warna bagaikan lukisan yang bahwa pada seni tradisional, material dibuat dengan benang. Motif –motif dibentuk supaya mereka dapat meniru tersebut

Rosma

sebagai

atau hiasan pada produk bordirnya mulai

penampilan-penampilan

gagasan-gagasan dari kebaya, selendang, alas meja,

mengekspresikan

mukenah, tatakan gelas, dan tas.

tentang kehidupan. Hj.

dijadikan

Rosma

lebih

banyak

Fungsi

personal

dari

setiap

memproduksi sebuah karya seni dan karya atau produk yang dihasilkan Hj. cendrung memakai nilai-nilai estetika Rosma dapat dilihat dari motif yang yang

mengarah

kepada

fungsi dihasilkannya. Dimana Rosma selalu

dekoratif, baik dari segi motif yang menampilkan

motif

bunga

yang

digunakan hanya sebagai hiasan saja mengagumkan seperti bunga melati dan pada bidang kain yang dibordir. Hj. bunga mawar pada setiap produk yang Rosma

sebagai

perajin

sekaligus dihasilkannya. Motif tersebut dibuat

pengusaha kerajinan bordir sebagai dengan bentuk yang indah dan dibordir pribadi, dalam memenuhi kebutuhan dengan bordiran yang rapi dan dengan estetisnya

berusaha

menciptakan pemakaian benang yang bermacam-

produk dan motif bordir yang seindah macam dengan teknik suji cair dan mungkin,

menyenangkan,

sekaligus terawang atau bordir kerancangnya.

bermanfaat baik bagi dirinya sendiri

106


Ranelis, Seni Kerajinan Bordir Hj. Rosma: Fungsi Personal dan Fisik

Keunikan dan keindahan bagi

Karya Hj. Rosma yang bersifat

Hj. Rosma, berbagai bentuk bunga personal itu, meskipun sebagian dari yang sejak kecil sering diamati itu, produk yang dihasilkan mengandung telah menimbulkan ketertarikan dan nilai-nilai spiritual seperti mukenah, membuat

dirinya

merasa

kagum. jilbab

bukanlah

tergolong

seni

Mungkin dari situlah timbul pada keagamaan, tetapi hanya sebagai seni dirinya

pengalaman

pribadi

yang yang

berdimensi

bersifat estetik, sebuah pengalaman fungsi

spiritual

dengan

komunikatif,

yaitu

personal bersifat intuitif yang timbul mengungkapkan dan menyampaikan dari perjumpaan manusia dengan alam, nilai-nilai

spriritual

yang

diyakini

yang hanya berlangsung sesaat dan sangat bermanfaat bagi dirinya dan selalu ingin dikenang. (Hartoko, 1991: orang lain. 14). Kiranya Hj. Rosma menciptakan

Bahan dan teknik bagi Rosma

karya tersebut karena didorong oleh seakan keinginan

untuk

memiliki

makna

tersendiri

mengabadikan untuk membantu mengekspresikan ide-

pengalaman pribadi tentang keindahan idenya yang bersifat individu secara yang dirasakan ketika menyaksikan konkret. beragam

bentuk

Hal

itu

sejalan

dengan

tumbuh-tumbuhan pendapat Feldman (1967: 6), bahwa

yang terdapat di alam yaitu bermacam- bahan dan teknik seni menjadi media macam bentuk bunga. Bentuk motif ekspresi seorang seniman; bahan dan bunga yang dia tampilkan akan dia teknik memiliki makna sejak digunakan ganti terus dengan posisi dan ukuran untuk membantu memberikan wujud yang berbeda pula. Kadangkala motif yang objektif. Menurutnya, tanpa bahan bunga

tersebut

kadangkala

dibuat

motif

kecil

tersebut

dan dan

teknik

dibuat kemungkinan

yang

spesifik,

seorang

kecil

seniman

dengan ukuran yang besar. Dengan mendapatkan ekspresi objektif dari demikian,

secara

personal

karya situasi tertentu tentang perasaan dan

tersebut berfungsi untuk mengabadikan kesadarannya. pengalaman keindahan yang pernah dirasakan dan selalu ingin dikenang.

2. Fungsi Fisik

107


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Seni kerajinan bordir Hj. Rosma praktis, namun hal itu tidak berarti adalah kelompok benda pakai atau karya seni kerajinan tidak memiliki benda

fungsional

yang

digunakan nilai estetis, simbol, dan spritual. Nilai-

dalam kehidupan sehari-hari, umumnya nilai tersebut seringkali sudah luluh di berupa wadah dan alat. Lebih jauh dalamnya, bahkan berada di atas fungsi ditegaskan bahwa fungsi fisik seni yang fisiknya (Gustami, 2000: 267) dimaksud adalah suatu ciptaan objek-

Fungsi

fisik

produk

seni

objek yang dapat berfungsi sebagai kerajinan umumnya ditentukan oleh wadah

dan

Feldman

alat

(Edmund

terjemahan

Burke nilai

kepraktisannya.

Selain

seni

Gustami, kerajinan dapat memenuhi kebutuhan

1991:127). Wadah dan alat perlu manusia yang bersifat spiritual, juga dibentuk khusus

dan yang

dikonstruksi disesuaikan

secara bisa berupa peralatan perlengkapan dengan kehidupan

persyaratan-persyaratan

dan

yang digunakan

peralatan

yang

sarana

untuk

sebagai

dikehendaki. Produk seni kerajinan memproduksi

berbagai

kebutuhan

dipergunakan sekaligus juga dilihat, hidup. Setiap hasil karya dan keahlian sehingga perlu didesain sebaik-baiknya seni

merupakan

perpaduan

antara

sehingga dapat berfungsi secara efisien. sistem alamiah, sebagai esensi yang Fungsi fisik itu, dihubungkan dengan mendasari saling ketergantungan dari penggunaan benda-benda yang efektif ketiga fungsi seni tersebut. sesuai dengan kriteria kegunaan dan

Produk bordir yang dihasilkan

efisiensi, baik penampilan maupun Hj.

Rosma

tuntutannya (permintaannya) (Feldman produk terjemahan Gustami, 1991: 128). Fungsi

fisik

produk

termasuk

fungsional

dalam

jenis

praktis

atau

memiliki fungsi fisik. menurut Solichin seni Gunawan

(1986:

74)

desain

kerajinan, di samping segi estetik dan mempertimbangkan faktor kegunaan, nilai simbol, nilai kepraktisan karya fungsi, yang

dihasilkan

juga

produksi,

sangat keuntungan, dan nilai rupa atau nilai

menentukan tingkat keberhasilan karya estetis

dari

tersebut. Seperti pada umumnya produk Barang-barang seni

kerajinan

memiliki

pemasaran,

benda yang

pakai

tersebut.

dihasilkan

Hj

kegunaan Rosma hampir semuanya memenuhi

108


Ranelis, Seni Kerajinan Bordir Hj. Rosma: Fungsi Personal dan Fisik

persyaratan dalam mendesain motif dan sehari-hari seperti mukenah, selendang, produk yang dihasilkan. Lebih jauh, jilbab, tatakan gelas, tempat tisu, tas Feldman juga menjelaskan bahwa, dan jenis produk lainnya. fungsi

fisik

seni

atau

desain

dihubungkan dengan penggunaan objek Lembaga Budaya Pendukung Seni Kerajinan Bordir Hj. Rosma (benda) yang efektif sesuai dengan Seni kerajinan bordir sebagai kriteria kegunaan dan efesiensi, baik tuntutannya seni tradisional dan warisan masa lalu sesuatu yang perlu Feldman (Terjemahan Gustami, 1991: merupakan dipertahankan oleh masyarakat 128). pendukungnya. Belajar kesenian bagi Berdasarkan fungsi fisiknya, masyarakat Minangkabau merupakan seni kerajinan bordir Hj. Rosma suatu media pencerahan untuk tumbuh atas dorongan naluri manusia menyalurkan perasaan hatinya, melalui untuk memiliki alat dan perlengkapan perkataan, perbuatan, di samping yang diperlukan dalam melangsungkan keharusan untuk menguasai adat. kehidupan. Fungsi fisik seni kerajinan Kreativitas masyarakat Minangkabau bordir sebagai produk yang mempunyai dalam berkesenian sangat bervariasi, nilai guna, dapat dilihat pada setiap salah satunya adalah kreativitas di upacara adat yang dilaksanakan oleh dalam membuat seni kerajinan bordir di masyarakat Minangkabau pada daerah IV Angkek Canduang. umumnya. Jenis produk bordiran yang Kelangsungan sentra seni dihasikan Hj. Rosma merupakan salah kerajinan bordir Hj. Rosma tidak satu perlengkapan adat yang selalu terlepas dari peran dan dukungan dari digunakan pada setiap upacara adat, masyarakat Panampuang sebagai terutama sekali dalam adat perkawinan masyarakat pendukung seni kerajinan dan acara keramaian lainnya. Produk bordir dan berbagai pihak atau bordir itu antara lain selendang, jilbab, lembaga. menurut Koentjaraningrat baju kurung, baju kebaya dan lain dalam Kebudayaan Mentalitas dan sebagainya. Selain itu produk bordir Pembangunan, lembaga atau institusi yang dihasikan Rosma juga berfungsi memiliki dua pengertian. Pertama, untuk pemenuhan kebutuhan hidup penampilan

maupun

109


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

lembaga

dalam

arti

organisasi

yang

mengatur

kehidupan

badan

berfungsi

atau sehingga seni kerajinan bordir tetap untuk tumbuh dan bertahan hingga menjadi

masyarakat. pekerjaan

pokok

untuk

menopang

Kedua, lembaga dalam arti pranata kehidupan para perajin. Beberapa pihak (2004: 14). Lembaga atau institusion, yang

berperan

merupakan sistem bentuk hubungan beberapa

dan

dukungan

memberikan terhadap

seni

kesatuan masyarakat yang diatur oleh kerajinan bordir Hj. Rosma antara lain: suatu budaya tertentu. Suatu lembaga harus

melalui

prosedur

1. Masyarakat

yang

Masyarakat adalah orang yang

menyebabkan tindakan atau perbuatan berperan sebagai pendukung terhadap masyarakat dibatasi oleh pola tertentu, pertumbuhan dan perkembangan seni dan diarahkan bergerak melalui jalan kerajinan bordir Hj. Rosma. Hal ini yang dianggap sesuai dengan keinginan ditandai dengan banyaknya masyarakat lembaga tersebut (Williams, 1981: 45).

kecamatan

IV

Perkembangan seni kerajinan terutama

Angkek

Canduang

masyarakat

daerah

bordir dewasa ini, tidak lepas dari Panampuang yang ikut menjadi perajin dukungan beberapa lembaga terkait bordir Hj. Rosma antara

lain

lembaga

lembaga

swasta,

pemerintah,

serta

2. Lembaga Pemerintah

lembaga

pendidikan menengah dan tinggi, yang satu

Pemerintah lembaga

ikut berperan dalam mengembangkan terhadap seni

kerajinan bordir Hj.

Dukungan

yang

diberikan

merupakan pendukung

salah utama

keberadaan

dan

Rosma. perkembangan seni kerajinan bordir Hj. oleh Rosma. Lembaga pemerintah sebagai

lembaga-lembaga tersebut bisa berupa bentuk lembaga yang teroganisir secara bantuan material atau pinjaman modal, resmi, bisa

juga

berupa

mempunyai

nonmaterial. signifikan

baik

peranan

sebagai

yang

fasilitator

Dukungan dari berbagai masyarakat maupun pelindung bagi keberadaan dan dan lembaga terhadap keberadaan dan kelangsungan usaha seni kerajinan kelangsungan seni kerajinan bordir bordir Hj. Rosma. telah memberi kekuatan bagi perajin

Salah

satu

dukungan

dan

bordir dalam melakukan aktivitasnya, perhatian pemerintah terhadap usaha

110


Ranelis, Seni Kerajinan Bordir Hj. Rosma: Fungsi Personal dan Fisik

seni kerajinan bordir Hj. Rosma adalah perkembangan seni kerajinan bordir Hj. bantuan pinjaman modal dari Bank BRI Rosma.

Lembaga

pendidikan

dan BNI. Bantuan mesin jahit dari menengah dan tinggi, yang secara tidak pemerintah serta selalu diikutsertakan langsung mendukung seni kerajinan Hj. pada setiap kegiatan pemerintah, seperti Rosma

adalah

Sekolah

Menengah

melakukan pameran tetap perdagangan, Industri Kerajinan (SMIK)/ Sekolah penataran

manajemen,

peningkatan

desain

dilakukan

produk,

oleh

Perindustrian

latihan Menengah Kejuruan (SMK 8 Padang) yang jurusan tekstil, SMIK Ampek Angkek

Departemen Canduang, ISI Padangpanjang jurusan

dan

Departemen seni Kriya dan Universitas Negeri

Perdagangan di Sumatra Barat.

Padang (UNP) jurusan seni rupa.

Kegiatan yang dilakukan oleh Kegiatan yang dilakukan itu bertujuan Departemen Perdagangan kegiatan

Perindustrian di

atas

positif

terhadap

dan untuk menunjang kelangsungan dan

merupakan perkembangan seni kerajinan Bordir

yang

berpengaruh Hj.

kelangsungan

Rosma,

dan penelitian

perkembangan seni kerajinan bordir Hj. Lembaga Rosma.

Kegiatan

yang

antara yang

lain

kegiatan

dilakukan

Pendidikan

Tinggi

oleh yang

dilakukan umumnya dilakukan oleh mahasiswa

pemerintah ini bertujuan sebagai tempat dan dosen, praktek lapangan (PL), dan mempromosikan produk, meningkatkan observasi

lapangan.

Selain

itu

di

kemampuan, mutu produk, dan sumber jurusan seni kriya ISI Padangpanjang, daya

manusia

yang

terlatih

serta dan SMK 8 Padang dan SMIK Ampek

terampil dalam menjalankan usaha seni Angkek Canduang dalam kurikulumnya kerajinan bordir yang secara tidak menjadikan

seni

kerajinan

bordir

langsung akan berpengaruh terhadap sebagai salah satu mata pelajaran pokok kesejahteraan perajin.

khususnya pada pilihan minat kriya

3. Lembaga Pendidikan Menengah tekstil. dan Pendidikan Tinggi

Dijadikannya

seni

kerajinan

Lembaga pendidikan menengah bordir sebagai mata pelajaran pokok dan pendidikan tinggi juga memberikan pada jurusan tekstil diharapkan, akan pengaruh terhadap kelangsungan dan lahir seorang kriyawan yang memiliki

111


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

keterampilan

teknik

dan

wawasan seni kerajinan bordir bagi sekelompok

dalam bidang seni kerajinan bordir masyarakat di lingkungan pedesaan. yang luas. Dengan adanya kegiatan Seni kerajinan bordir bukan hanya positif yang dilakukan oleh pendidikan sebagai ekspresi pribadi, tetapi dapat menengah dan pendidikan tinggi seni, dipandang

sebagai

usaha

yang

merupakan salah satu usaha untuk dilakukan oleh para perajin, untuk melestarikan dan mempromosikan seni pemenuhan kebutuhan hidup seharikerajinan bodir sebagai produk budaya hari. Tindakan tersebut tercermin dari tradisional masyarakat Sumatera Barat aktivitas yang dilakukan Hj. Rosma di tengah kehidupan modern.

dalam memproduksi bermacam-macam

4. Lembaga swasta Lembaga berperan

bagi

produk bordir.

swasta

juga

ikut

pertumbuhan

Kerajinan bordir Hj. Rosma

dan berawal dari kesulitan perekonomian

perkembangan seni kerajinan bordir Hj. keluargannya yang tidak mencukupi. Rosma. Seperti yang dikemukan oleh Dengan bekal dan keahlian menyulam Datuak mangiang anak dari Rosma yang dia miliki akhirnya usaha ini bahwa banyaknya travel biro yang berkembang sampai saat ini. Kerajinan datang berkunjung ketempatnya dengan bordir yang dihasilkan Rosma yang membawa orang-orang dari malaysia, pada awalnya hanya disulam sekarang thailand dan Singapura. Travel biro dapat dibordir dengan menggunakan yang pertama kali merintis kunjungan mesin

walaupun

mesinnya

masih

ketempat Rosma adalah P.T Tunas manual. Produk bordir yang dihasilkan Padang, Eka Sukma Tour, Shaan Rosma pada awalnya hanya berupa Holiday.

taplak

meja

sekarang

sudah

dikembangkan menjadi produk fasion. Produk bordiran yang dihasilkan Hj.

PENUTUP

Berdasarkan uraian pada seluruh Rosma dibuat dalam berbagai bentuk pembahasan yang telah diuraikan di produk sesuai dengan kebutuhan hidup depan,

maka

kesimpulan

dapatlah

bahwa

ditarik masa kini. Produk sulaman dibuat

penelitian

ini untuk

memenuhi

kebutuhan

hidup

mencoba untuk menunjukkan peran sehari-hari antara lain seperti mukenah,

112


Ranelis, Seni Kerajinan Bordir Hj. Rosma: Fungsi Personal dan Fisik

baju kurung, kebaya, jilbab, selendang, yang muda ke warna yang lebih tua, sarung bantal kursi, tas, tatanan gelas dengan dua tingkatan warna. dan lain sebagainya. Seni kerajinan bordir

terus

di

butuhkan

Proses produksi yang dilakukan

oleh oleh parajin Hj. Rosma masih memakai

masyarakat, baik sebagai barang-barang sistem tradisional yaitu menggunakan praktis maupun sebagai kelengkapan mesin yang masih digerakan dengan upacara adat, sehingga seni kerajinan kaki tidak dengan dinamo atau listrik. bordir akan selalu dibutuhkan di tengah Walaupun begitu tidak mengurangi masyarakat

Minangkabau

maupun nilai karya seni yang dihasilkan, baik

masyarakat luas. Bentuk motif pada dilihat dari segi bentuk, gaya, struktur, bordiran Hj. Rosma berorientasi dari maupun fungsi karya tersebut dalam bentuk-bentuk yang ada di alam, seperti kehidupan masyarakat pendukungnya, dari bentuk flora seperti motif bunga justru itulah yang menjadi ciri khas dari mawar, bunga melati, kaluak paku, bordiran Hj. Rosma. pucuak rabuang dan lain sebagainya. Motif

bentuk

geometris

Kreatifitas perajin merupakan

seperti modal

untuk

memasuki

era

lingkaran, setengah lingkaran zig-zag perdagangan bebas, tanpa mengabaikan dan lain-lain. Seni

kualitas produk. Desain yang selalu Kerajinan

botrdir

Hj. mengikuti

trend

maupun

isu

Rosma memiliki ciri khas tersendiri, perkembangan untuk merebut peluang baik dari segi teknik menghias, yang pasar bebas, inovasi yang dilakukan terkenal dengan bordir suji caia dan Rosma dengan cara menambah variasi bordir

terawang,

motif

yang jenis produk dan motif lebih banyak.

ditampilkan pada kain bordirannya Produk yang mampu bersaing di pasar dijahit

dengan

Pemakaian

rapi

corak

dan

cantik. global adalah produk yang desainnya

benang

dalam memenuhi syarat desain yang baik.

membuat bordirannya memakai teknik Dengan demikian desain dan mutu gradasi warna yaitu, dimulai dari menjadi titik pokok dalam pembinaan warna benang yang tua ke warna yang agar produknya mampu bersaing di lebih muda atau sebaliknya dari warna pasar global. Untuk dapat bersaing di pasar

global

tidak

hanya

dapat

113


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

membuat produk banyak dengan harga murah,

melainkan

desertai

besar maka Rosma akan membuat

dengan motif bordir dengan ukuran besar.

desain yang sesuai dan dengan kualitas barang yang baik.

KEPUSTAKAAN

Djelantik, A. A. M. 2004. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: seni kerajinan bordir Hj. Rosma tidak Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. lepas dari adanya peran serta dari lembaga yang berkompeten di Eswendi. 2002. Desain Ragam Hias Sulaman Bordir. Program bidangnya, seperti Lembaga Semi-que. Proyek Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: Pendidikan Menengah, Pendidikan Dirjen Dikti Depdiknas. Tinggi, Lembaga Pemerintahan, dan Feldman, Edmud Burke. 1967. Seni Lembaga Swasta. Selain itu Sebagai Ujud dan Gagasan, diterjemahkan oleh Sp. Pertumbuhan dan perkembangan seni Gustami, (1991), judul asli kerajinan bordir, mampu bertahan dan “Art As Image and Idea�, Yogyakarta: Fakultas Seni bersaing dengan produk bordir daerah Rupa dan Disain Institut Seni lain tidak lepas dari faktor sosioIndonesia Yogyakarta. kultural masyarakat pendukungnya, Gie, The Liang. 2004. Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Pusat seperti faktor sosial budaya, dan faktor Belajar Ilmu Berguna ekonomi, dan kegigihan Hj. Rosma (PUBIB). Tumbuh dan berkembangnya

sendiri untuk selalu membuat motif- Gustami SP. 2003. Metode Pendekatan dalam Kajian Seni Rupa, motif yang baru dan dengan dalam Bunga Rampai Kajian penempatan yang baru. Pembuatan Seni Rupa: Kenangan Purna Tugas Prof. Drs. Suwaji produk dan motif bordir Hj. Rosma Bastomi. Semarang: UPT tergantung pada selera pasar/ UNNES PRESS. permintaan dari konsumen. Jika mereka Hartoko, Dick. 1991. Manusia dan Seni, Yogyakarta: Penerbit menginginkan bentuk bunga yang Kanisius. dibuat kecil maka Rosma membuat Jumanta. 2005. Aneka pola Hias Tepi Untuk Sulam & Bordir: Flora, motif bordiran yang kecil pada produk Fauna, Dekoratif, dan bordirannya. Sebaliknya jika konsumen Geometris. Jakarta: Puspa Swara. meminta motif dibuat dalam ukuran

114


Ranelis, Seni Kerajinan Bordir Hj. Rosma: Fungsi Personal dan Fisik

Kartodirdjo, Sartono. 1982. Pemikiran Wachid, Abdul B.S., Nita Indrawati & dan Perkembangan Yusrizal K.W. 1997. Hj. Historiografi Indonesia, Rosma dan Nukilan Bordir Jakarta: PT. Gramedia. Sumatra Barat, Padang: Citra Budaya Indonesia. Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: PT. Williams, Raymond. 1981. Culture, Rineka Cipta. Glasgow: Fontana Paperback. Nawawi, Hadari. 1983. Penelitian Zulhelman. 2001. “Konsep Alam Bidang Sosial, Yogyakarta: Takambang Jadi Guru dalam Gajah Mada University Press. Ragam Hias Minangkabau�, Tesis, Yogyakarta: Program Ramli, Muhammad. 1995. Pelatihan Pasca Sarjana UGM. Keterampilan Menyulam di sentra sulaman Hj. Rosma: Studi Tentang Proses Latihan Menyulam dan Ragam Hias NARA SUMBER yang Dilatihkan, Padang: FPBS IKIP. Hj. Rosma (85 th), Pemilik usaha Hj. Rosma, wawancara tanggal 4 Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2000. September 2012, Ampek Kesenian dalam Pendekatan Angkek Canduang. Kebudayaan, Bandung: STSI Bandung Press. Suhersono, Hery. 2007. Desain Bordir Motif Flora dan Dekoratif, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Eddy R. Iskandar Dt. Mangiang (60 tahun) wakil dari Hj. Rosma, wawancara tanggal 7 Juni 2012, Ampek Angkek Canduang.

115


PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM SENI DAN BUDAYA DI GRABAG TV Maisaratun Najmi Prodi Televisi dan Film, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang ira.najmi@ymail.com ABSTRAK Grabag TV merupakan salah satu televisi komunitas yang relatif masih baru, dan belum memiliki peralatan yang begitu lengkap, SDM serta dukungan dana yang masih terbatas tetapi sudah bisa melaksanakan produksi dan penyiaran meskipun belum secara kontinuitas setiap hari dilaksanakan. Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap dan mengetahui bagaimana televisi komunitas di Grabag TV dalam penyelenggaraan siarannya terutama dalam program seni dan budaya. Dalam penyiaran program televisi bukanlah hal yang mudah, pada prosesnya memerlukan waktu yang relatif lama, peralatan yang kompleks, dana yang besar dan perlu dukungan profesi-profesi yang menguasai bidang penyiaran televisi. Untuk itu perlu diketahui bagaimana penyelenggaraan produksi dan penyiarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa televisi komunitas di Grabag TV dapat bertahan dan eksis karena dukungan yang penuh dari masyarakat komunitasnya. Disamping itu Grabag TV memiliki orang yang berpengaruh di dunia penyiaran televisi, sehingga dapat mempertahankan eksistensi dalam penyiarannya. Kata Kunci: Grabag TV, Televisi Komunitas, Produksi dan Penyiaran ABSTRACT Grabag TV is one of new community televisions which has no complete equipments, limited human resources and fund, but it can produce and broadcast although it is on a daily basis. The purpose of this research is to express and understand how The Grabag TV as a television community broadcasts its programs, specially those about the art and culture. It is not easy to produce and broadcast television programs, as there are many factors such as time of process, complexity of equpments, huge sum of money, and support from some people with expertise in television broadcast. Therefore, it is important to know how it implements production and broadcast. This research shows that community television in Grabag TV prevails due to support from their community. In addition, Grabag TV has some influential people who retain its existence in TV broadcast. 116


Maisaratun Najmi, Produksi dan Penyiaran Program Seni dan Budaya di GrabagTV

Keywords: Grabag broadcasting.

TV,

community

umumnya

TV

digunakan

Komunitas dalam

dua

konteks utama, yaitu: komunitas yang terbentuk

secara

geografis

atau

komunitas dengan batasan geografis tertentu, dan komunitas yang terbentuk atas dasar rasa identitas seperti minat, kepentingan dan/atau kepedulian suatu komunitas. Untuk melayani kebutuhan komunitas tertentu atas komunikasi dan

informasi

maka

dibentuklah

Lembaga Penyiaran Komunitas. Salah satu

alasan

terbentuknya

TV

Komunitas Grabag TV di desa Grabag Kecamatan

Grabag

adalah

karena

keadaan geografis daerahnya yang tidak bisa menerima siaran TV secara menyeluruh

atau

disebut

dengan

“blank spot area” sehingga munculah keinginan

beberapa

production

and

dimana daerah tersebut tidak bisa

PENDAHULUAN Penyiaran

television,

orang

untuk

mendirikan televisi komunitas yang diberi nama dengan Grabag TV. Pendirian Grabag TV di awali dengan kondisi geografis seperti yang dijelaskan di atas yaitu desa Grabag yang disebut dengan blank spot area,

menangkap

siaran-siaran

televisi

swasta nasional (Sudibyo, 2004:225). Hartanto sebagai salah satu pendiri Televisi ini juga menjelaskan bahwa jika

daerah-daerah

lain

dapat

menikmati paling sedikit 5 chanel siaran televisi nasional, maka warga Grabag cukup puas dengan menikmati siaran TVRI saja, kecuali bagi warga yang

berkecukupan

perangkat

bisa

parabola

membeli

sehingga

bisa

menerima seluruh siaran dari televisi swasta

nasional.

Melihat

kondisi

wilayah Grabag seperti ini, maka pendirian televisi komunitas memiliki kemungkinan

yang

luas

untuk

dikembangkan. Di samping itu Grabag TV juga dijadikan sebagai alat kontrol sosial

dan

literasi

media

bagi

masyarakat dari siaran televisi swasta nasional, terutama bagi masyarakat Grabag

yang

(wawancara

dgn

memiliki

parabola

Darwanto,

maret

2012). Dalam workshop “Masa Depan Televisi Komunitas di Indonesia” oleh Fakultas Film dan Televisi IKJ di 117


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Jakarta

pada

bulan

Mei

2007,

komunitas

di

Grabag

untuk

menghasilkan beberapa point penting

menyuguhkan tayangan alternatif bagi

diantaranya;

pemirsanya.

Televisi

komunitas

diharapkan menyuarakan kepentingan

Grabag TV dalam siarannya

dan kebutuhan warga dalam geografis

membagi

tersebut, baik televisi berbasis warga,

pertanian dan kewirausahaan, bidang

maupun

pendidikan dan bidang seni budaya.

televisi

sekolah/kampus.

Karenanya televisi komunitas tidak studio

tetapi

based,

sehingga

program

siaran

komunitas

tidak

harus

memenuhi

broadcasting�

field

terhambat

bidang

bidang

yaitu

bidang

program

yang

based

diselenggarakan relatif berjalan dengan

televisi

lancar serta cukup dapat respon dari

karena

masyarakat Grabag, meskipun dengan

“standard

sebagaimana

Semua

3

kesederhanaan menajemen yang ada. Dengan

stasiun

kesederhanaan

televisi swasta. Dengan menggunakan

manajemen dan lancarnya produksi

ruang publik sebagai studio siaran bagi

dan

televisi komunitas, ia justru sedang

budaya khususnya, Grabag TV layak

memenuhi keragaman isi (diversity of

dijadikan sebagai obyek penelitian

content) berdasar realitas kehidupan

karena itulah penulis tertarik untuk

komunitasnya.

melakukan penelitian di Grabag TV

penyiaran

program

seni

dan

Grabag TV dalam produksi

khususnya pada produksi program seni

acara telah menjalankan hal di atas

dan budaya. Maka dirasa penting untuk

seperti, tidak adanya kualifikasi dan

mengetahui

persyaratan

proses

penyelenggaraan program seni dan

seperti

budaya di Grabag TV menyangkut

televisi

segala aspeknya. Objek tersebut layak

swasta, tidak perlu persyaratan camera

untuk diteliti dan kemudian hasilnya

produksi layaknya

khusus siaran yang

dalam televisi

terjadi

bersuara

dapat dipergunakan sebagai referensi

menarik. Tayangan televisi komunitas

para penyelenggara TV komunitas dan

terlihat sangat natural, apa adanya.

juga masyarakat komunitasnya, serta

Keterbatasan

siapa pun yang memerlukan.

face,

berpenampilan

di

dan

bagaimana

peralatan

tidak

menyurutkan para penggiat televisi

118


Maisaratun Najmi, Produksi dan Penyiaran Program Seni dan Budaya di GrabagTV

Program

seni

budaya

dengan keadaan seperti di atas. Di

merupakan salah satu program yang

samping itu program seni dan budaya

diproduksi dan disiarkan oleh Grabag.

merupakan

Dalam

sangat penting untuk disiarkan, agar

produksi

dan

(penyelenggaraan) televisi

dan

penyiaran

program acara

biasanya

sebuah

dapat

program

melestarikan

yang

dan

sangat

menguras

mengembangkan nilai-nilai seni dan

pikiran,

dengan

budaya lokal yang masih ada, dan juga

broadcast

dengan adanya program ini dapat

yang mahal, melibatkan banyak kru

membatasi masyarakat dari pengaruh

produksi

arus budaya global yang tidak sesuai

materi

dan

menggunakan

peralatan

yang

profesional

dibidangnya. Banyak tuntutan yang harus

dijalankan

dengan kultur masyarakat Grabag.

dalam

Dalam program acara televisi,

acara

setiap program punya sasaran yang

televisi tersebut, bukanlah hal yang

jelas dan tujuan yang akan dicapai.

mudah

penyelenggaraannya,

Menurut P.C.S. Sutisno, ada lima

untuk itu dibutuhkan keseriusan dan

parameter yang harus diperhitungkan

ketelatenan bagi setiap orang yang

dalam penyusunan program siaran

terlibat didalamnya. Akan tetapi tidak

televisi, yaitu 1) Landasan filosofi

demikian yang dijalani oleh televisi

yang mendasari tujuan semua program;

komunitas, sebagai televisi komunitas

2)

yang

peralatan

sebagai pola umum tujuan program; 3)

produksi, mengapa bisa terselenggara

Siaran program; 4) Pola produksi yang

penyiaran tersebut, bagaimana dengan

menyangkut garis besar isi program; 5)

respon

karakter

penyelenggaraan

dalam

minim

program

biaya

dan

masyarakat

komunitasnya

terhadap program yang disiarkan. Hal ini semua perlu untuk di ketahui

bagaimana

dengan

Strategi

penyusunan

institusi

dan

program

manajemen

sumber program untuk mencapai usaha yang optimal. Di samping itu juga, dijelaskan

suasana

program

di

penyelenggaraan program acara yang

pengaruhi oleh komposisi usia, jenis

disiarkan oleh Grabag TV khususnya

kelamin, profesi, tingkat pendidikan,

dalam bidang seni budaya, hingga

dan persepsi. Siklus waktu secara

dapat

vertikal

bertahan

sampai

sekarang

dan

horizontal

juga

119


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

mempengaruhi,

hubungan

produksi yang bernilai atau berbobot

program

hanya dapat diciptakan oleh seorang

berikutnya dalam sequence yang diatur

produser yang memiliki visi. Akan

secara

dan

tetapi, masalahnya terletak pada visi itu

akhir

tumbuh dari suatu acuan mendalam

seluruh program dalam satu hari.

yang bermuara pada orientasi, ideologi,

Siklus

religi dan pemikiran-pemikiran kritis

dari

satu

misalnya

program

ke

konsisten

berkesinambungan

sampai

waktu

horizontal

memperhitungkan pola acara dari satu

atas

hari ke hari berikutnya, (Sutisno, 1991:

menampilkan materi produksi. Maka,

9-11).

visi itu sekedar mengikuti arus yang Teknik

Produksi

Program

menjelaskan

yang

dipakai

untuk

sedang mengalir.

Televisi yang ditulis Fred Wibowo (2007:24),

sarana

Dalam

setiap

penyusunan

bahwa

program diperlukan strategi, supaya

produksi

program dapat mengena ke khalayak

program televisi, seorang produser

atau audiens-nya. Penyusunan program

profesional akan dihadapkan pada lima

disesuaikan dengan kebutuhan maupun

hal

memerlukan

keinginan dari khalayak serta stasiun

pemikiran mendalam, yaitu materi

televisi dapat dikenal oleh khalayak

produksi, sarana produksi (equipment),

juga.

biaya produksi (financial), organisasi

program

pelaksana

perencanaan program suatu stasiun

merencanakan

sekaligus

sebuah

yang

produksi

dan

tahapan

Implementasi

dari

adalah

strategi

bagaimana

pelaksanaan produksi. Berpikir tentang

televisi,

produksi program televisi bagi seorang

program dan penentuan jam tayang

produser mengandung makna bahwa

program. Selain itu pula bagaimana

mengembangkan gagasan bagaimana

pengemasan program yang dimiliki

materi produksi itu, selain menghibur,

oleh stasiun televisi agar dapat menarik

dapat

audiens dan menjadi loyalitas audiens-

menjadi

suatu

sajian

yang

bernilai dan memiliki makna. Apa yang di sebut nilai itu akan tampil

yang

meliputi

pemilihan

nya. Melalui strategi program yang

apabila sebuah produksi acara bertolak

dimiliki,

dari suatu visi. Dengan kata lain,

menguatkan identitas stasiun televisi

bagaimana

hingga

dapat

120


Maisaratun Najmi, Produksi dan Penyiaran Program Seni dan Budaya di GrabagTV

terhadap

audiens

sebagai

stasiun

televisi lokal, yang juga berpengaruh

1. Program Informasi: berita-berita seputar kesenian Program berita seputar kesenian

terhadap kebijakan program stasiun. Berpikir tentang produksi program televisi

bagi

seorang

produser

profesional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu, selain menghibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki makna. Apa yang disebut nilai itu akan tampil apabila sebuah produksi acara bertolak dari suatu visi (Wibowo,

ini berisi tentang berita-berita yang baru berkembang tentang kesenian, adat istiadat, dan budaya yang ada di sekitar daerah Grabag pada saat itu. Misalnya dalam menyambut bulan suci Ramadhan, banyak sekali kegiatan dan ritual yang dilakukan, seperti acara nyadran. Nyadran yaitu ziarah ke makam

bersama

keluarga

dan

masyarakat desa dengan membawa

2007:23).

makanan dengan

PEMBAHASAN Jenis Program Seni dan Budaya di Grabag TV. Grabag

TV

memformat

khas

sambil

masyarakat

silaturahmi

desa

menyambut bulan puasa. Kemudian melaksanakan pengajian dan malam kesenian

yang

mendatangkan

program acara menjadi tiga bidang

kelompok-kelompok

seperti

qasidahan, rabana dan lain-lain.

yang

sudah

dijelaskan

dalam

seni

seperti

sebelumnya, diantaranya adalah bidang

Kegiatan kesenian dan budaya

Kesenian. Adapun bidang kesenian ini

ini biasanya terjadi berdasarkan even

juga disusun dari beberapa jenis materi

yang diadakan masyarakat Grabag

atau

diantaranya:

pada waktu-waktu tertentu. Pada bulan

informasi seputar kesenian, wawasan

Agustus misalnya, banyak dilakukan

dan dialog kesenian, pagelaran seni

kegiatan

tradisi, pertunjukan music dan video

kemerdekaan,

klip, instruksional berbagai cabang

setempat mengadakan berbagai macam

kesenian, dan cerita/fiksi berupa film

acara. Dari perlombaan untuk anak-

pendek, film seri.

anak, ibu-ibu rumah tangga, remaja

program

acara

dalam

menyambut

sehingga

hari

masyarakat

121


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

dan sebagainya, disamping itu juga diadakan acara musik.

2. Program wawasan dan dialog kesenian Program wawasan dan dialog

Semua contoh kegiatan seni dan budaya yang dijelaskan di atas merupakan

materi

dalam

program

informasi seputar kesenian dan budaya bagi stasiun Grabag TV. Sehingga dengan adanya dokumentasi kegiatan tersebut yang dikemas kedalam bentuk program acara televisi di Grabag TV, dapat

memberikan

hiburan

bagi

masyarakat komunitasnya pada malam hari.

Dimana

berlangsung

pada

mereka

saat

acara

tidak

dapat

menyaksikan secara langsung karena kesibukan mereka disaat itu. Dengan adanya program ini di Grabag TV maka mereka dapat menyaksikannya. Berikut ini adalah salah satu foto kegiatan kesenian yang diliput oleh Grabag TV.

kesenian adalah memberikan wawasan dan informasi tentang kesenian dan kebudayaan.

Biasanya

dilakukan

setelah pagelaran kesenian tradisi atau kegiatan

kesenian

lainnya.

Pihak

Grabag TV melakukan wawancara dan dialog seputar kesenian dan budaya yang ditampilkan ditempat kejadian. Biasanya

produksi

program

ini

dilakukan aut door atau ditempat pementasan diadakan. kedalam

pertunjukan Program

bentuk

menghadirkan

tersebut

ini

talk

disajikan

show

tokoh-tokoh

yang atau

seniman Grabag dan membahas tema yang hangat pada saat itu. Dengan tujuan memberikan wawasan yang luas tentang

seni

budaya

masyarakat

Grabag. 3. Pagelaran Seni Tradisi Program pagelaran seni tradisi di Grabag TV biasanya diproduksi mengikuti even/kegiatan masyarakat Grabag.

Jika

masyarakat

Grabag

mengadakan pagelaran seni, maka pada Gambar.1 Grabag TV berpartisipasi dalam Karnaval menyambut Peringatan HUT RI ke 62 (Sumber: Dok Grabag TV)

waktu itulah kesempatan bagi Grabag TV

untuk

kegiatan

mendokumentasikan

tersebut

dan

menyiarkan

122


Maisaratun Najmi, Produksi dan Penyiaran Program Seni dan Budaya di GrabagTV

kepada masyarakat komunitas yang

Program pertunjukan musik ini

tidak sempat menyaksikan pagelaran

Grabag TV menayangkan berbagai

tersebut diwaktu lain misalnya pada

macam jenis musik seperti musik-

malam hari menemani masyarakat

musik campur sari, lagu-lagu lawas

komunitasnya

atau

beristirahat.

Jika

lagu-lagu

kenangan

dan

masyarakat Grabag sudah lama tidak

sebagainya, bahkan mereka berinisiatif

mengelar seni tradisi, maka pihak

untuk menciptakan lagu-lagu baru. Di

Grabag

samping

TV

berinisiatif

untuk

itu

Grabag

TV

juga

mengundang salah satu kelompok seni

menayangkan video klip yang mereka

untuk mengadakan pertunjukannya ke

produksi sendiri. Bahkan video klip

desa Grabag. Seperti yang dilakukan

yang mereka tayangkan adalah lagu-

Grabag TV pada akhir bulan April

lagu yang diciptakan oleh masyarakat

2012, mengundang kelompok kesenian

komunitas Grabag itu sendiri.

tradisional Soreng “Satrio Utomo� (Hartanto, April 2012). Dengan tujuan untuk

menghibur

masyarakat

komunitas Grabag disamping itu juga dapat

melestarikan

kesenian

daerahnya. Pagelaran seni tradisi yang

Masyarakat komunitas Grabag juga dibina oleh pengurus dari Grabag TV sesuai dengan bidang yang mereka minati, seperti yang bakat dalam menciptakan lagu, menjadi penyanyi, presenter atau pembawa acara dan sebagainya.

Grabag

TV

bersedia

pernah di produksi oleh Grabag TV

menjadi

adalah kesenian Soreng, Kubrosiswo,

terpendam

Kuda Lumping, dan Topeng Ireng

menciptakan sebuah program TV dan

seperti yang sudah dijelaskan di atas.

disiarkan

Dan mereka memberi judul program

kembali. Hal ini membuat mereka

acara tersebut sesuai dengan kesenian

senang dan berbangga, karena dapat di

yang dipentaskan dan kelompok seni

nikmatinya. Sesuai dengan semboyan

yang tampil.

televisi komunitas: “dari masyarakat

4. Pertunjukan Musik

oleh

penyalur

bakat-bakat

tersebut

kepada

masyarakat

dengan

masyarakatnya

dan

untuk

masyarakat�.

123


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Berikut ini adalah foto kegiatan

Dari

program-program

yang

di bidang seni pertunjukan musik yang

sudah ditayangkan oleh Grabag TV

dilakukan Grabag TV:

khususnya di bidang seni dan budaya, dapat dilihat bahwa keinginan dan kesungguhan

Grabag

TV

dalam

melestarikan dan mengembangan seni dan

budaya

masyarakat

Grabag.

Walaupun belum semua bidang seni dan budaya yang ada di daerah Grabag Gambar 2. Para pemenang Golav (Grabag Olah Vokal), atau sering disebut Grabag Idol, bersama Camat Grabag. Disiarkan langsung oleh Grabag TV pada tahun 2007. (Sumber: Dok. Grabag TV)

terakomodir dengan lengkap. Maka dari

program

acara

yang

sudah

diuraikan di atas dapat dilihat Grabag TV telah melakukan visi dan misi yang

5. Program Fiksi dan Dokumenter Selain untuk penyiaran, Grabag

mereka buat. Tujuan utama dari penyiaran

TV juga melakukan dokumentasi video

program-program

dari karya-karya seni yang dimiliki

dilakukan oleh Grabag TV seperti yang

oleh daerah Grabag dan sekitarnya.

sudah dijabarkan diatas secara umum

Diantaranya kesenian Soreng, kesenian

adalah untuk melestarikan seni dan

Topeng

Ireng,

kesenian

yang

lomba

tari

Latar

budaya yang ada di Magelang pada

Magelang

dan

yang

umumnya dan Kec. Grabag pada

lainnya. Di samping itu crew Grabag

khususnya. Disamping itu juga untuk

TV juga sudah membuat dokumenter

mengembangkan

tentang pemandian air panas Candi

masyarakat komunitasnya di bidang

Umbul yang terdapat di kecamatan

kesenian.

sekabupaten

kreativitas

Grabag. Dokumentasi ini nantinya akan menjadi sebuah karya yang tidak ternilai harganya karena merupakan rekaman video yang bisa dijadikan perpustakaan

audio-visual

kesenian

Penyelenggaraan Program. Penyelenggaraan

atau

biasa

disebut juga dengan produksi dan penyiaran program di stasiun televisi

tradisi. 124


Maisaratun Najmi, Produksi dan Penyiaran Program Seni dan Budaya di GrabagTV

komunitas Grabag TV, dari format atau

produksi

jenis acaranya bersifat umum tidak

audiencenya sudah jelas apakah untuk

segmented. Sesuai dengan karakteristik

anak-anak muda, ibu-ibu, anak-anak

dan kebutuhan masyarakat Grabag.

dan

Dalam

program

mengetahui siapa targer yang akan

dalam setiap stasiun televisi tidak

dituju tentunya sudah diketahui seperti

mutlak sama seperti yang dilakukan

apa karakteristik dan kesenangan dari

Grabag

Mereka

target yang dituju. Agar program yang

membagi format kedalam 3 bidang,

dibuat tepat sasaran, bermanfaat dan

begitu juga dengan stasiun televisi

tidak sia-sia.

menyusun

TV

format

misalnya.

ini

untuk

sebagainya.

siapa,

Jika

kita

target

sudah

swasta dan TVRI mereka memiliki format yang berbeda dan sesuai dengan

Metode Produksi Program

kebutuhan masing-masing stasiun.

Dalam produksi acara televisi

Jenis atau format acara televisi

biasanya ditentukan terlebih dahulu

menurut Naratama (2004:63) adalah

metode

“sebuah perencanaan dasar dari suatu

pelaksanaan

konsep

akan

dijalankan. Metode produksi disusun

dan

dan ditentukan berdasarkan kebutuhan

desain produksi yang akan terbagi

dan tergantung pada naskah yang telah

dalam berbagai kriteria utama yang

dianalisis oleh seorang pengarah acara

disesuaikan dengan tujuan dan target

dan berkonsultasi dengan produse.

pemirsa acara tersebut�.

Adapun

acara

menjadi

televisi

landasan

kreativitas

Dari

pendapat

dijabarkan

bahwa

mengetahui

diatas

atau

produksi

karakter

penentuan yang

produksi

akan

dibagi

dapat

menjadi 3: (Darwanto, 1994:235),

pentingnya

yakni: (a) Produksi di dalam dan di

sebelum

luar studio, jenis produksi ini hasilnya

menciptakan acara tersebut. Dalam

dapat disiarkan secara langsung atau

menciptakan sebuah program acara

direkam

televisi, maka kita harus mengenal

penyelesaiannya dapat melakukan post

terlebih dahulu “makhluk� yang akan

production atau langsung pada saat

diciptakan.

produksi post production nya; (b)

mengetahui

format

yang

produksi

Terlebih acara

acara

dahulu yang

harus

akan

di

terlebih

dahulu.

Dan

Produksi gabungan, artinya sebagian

125


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

produksi di dalam (studio), dan diberi

keterbatasan waktu dan biaya dalam

insert yang bahannya diproduksi di luar

produksi dan siaran. Tidak menutup

studio; dan (c) Produksi rekaman, yang

kemungkinan bagi Grabag TV untuk

mana pelaksanaanya dapat dilakukan

melakukan siaran secara langsung,

dengan

yaitu:

karena sudah pernah dilakukan pada

(1)Rekaman dilakukan secara utuh

tahun 1997 yaitu menyiarkan secara

(live

langsung

pelaksanaan

bagian

Agustus

di

(recording in segments); (3) Rekaman

Grabag.

Kemudian

dengan menggunakan single camera;

pemilihan kepala desa Grabag, Grabag

dan

TV juga melakukan siaran langsung

berbagai

on

versi,

(2)

tape);

dilaksanakan

bagian

(4)

Rekaman

per

Rekaman

dengan

menggunakan multi camera. Dengan

dalam

adanya

metode

upacara

lapangan

pelaksanaan

17

kecamatan

dalam

rangka

pemilihan

dan

penghitungan suara. Hal ini disambut

produksi dalam pelaksanaan produksi

dengan

dan teknik rekaman di atas, akan

masyarakat Grabag.

meriah

dan

bangga

oleh

menimbulkan keuntungan dan kerugian

Adapun program pagelaran seni

dalam masing-masingnya, oleh sebab

tradisi dan program kesenian yang

itu produser harus mempertimbangkan

lainnya pada umumnya merupakan

dalam pemilihan metode produksi

program siaran tunda yang diproduksi

tersebut. Karena akan bergantung pada

secara live on tape, rekaman dan

kebutuhan peralatan, fasilitas, waktu

menggunakan multi camera (tiga buah

serta anggaran produksi.

kamera) dan single camera, prosesnya

Berdasarkan pembagian format

masih melewati proses editing sebelum

program televisi, program seni dan

ditayangkan untuk menyempurnakan

budaya dikategorikan sebagai program

hasil rekaman. Semuanya dilakukan

artistik. Pada umumnya program yang

tergantung pada jenis acara yang akan

ditayangkan

TV

diproduksi. Target penontonnya adalah

tunda/rekaman,

umum. Akan tetapi pada Grabag TV

merupakan karena

sifat

oleh siaran dari

komunitas

ini

komersial

dan

Grabag

stasiun

televisi

dalam pembentukan kerabat kerja,

bukanlah

siaran

mereka tidak mengenal yang namanya

memiliki

produser karena mereka merupakan

juga

126


Maisaratun Najmi, Produksi dan Penyiaran Program Seni dan Budaya di GrabagTV

kelompok paguyupan dengan sistim

pada saat acara yang disiarkan secara

kerjasama dan gotong-royong. Dan

live,

yang akan mempertanggung jawabkan

dilakukan adalah tahap produksi dan

hasil produksi yang ditayangkan adalah

pasca

kelompok paguyupan atau komunitas

bersamaan.

maka

tersebut. Jangkauan siaran program ini

tahap

produksi

Di

produksi

yang

dilakukan

Grabag

secara

TV

dalam

meliputi wilayah komunitas. Waktu

melaksanakan proses produksi mereka

tayang dari

bidang kesenian dan

juga menjalankan hal yang sama, akan

kebudayaan

ini

oleh

tetapi tidak begitu mendalam seperti

stasiun Grabag TV pada setiap hari

yang dilakukan oleh stasiun televisi

jum’at, pukul 14.00-16.00 dan 20.00-

swasta lainnya, karena keterbatasan

22.00.

terhadap

dijadwalkan

peralatan,

biaya

dan

pengalaman dan jam terbang dari kru. Proses Produksi Seni dan Budaya di Grabag TV Dalam sebelum

dunia

pertelevisian

melaksanakan

produksi

program, maka ada standar operasional prosedur

(SOP)

dalam

produksi

program televisi yang harus dilewati. Alan Wurtzel menguraikan prosedur kerja untuk memproduksi program televisi kedalam empat tahapan yang harus dilewati yaitu praproduksi, setup and rehearsal (persiapan dan latihan), produksi

dan

pascaproduksi

(Darwanto,

1994:156-160).

Dalam

pelaksanaan

tahap-tapan

tersebut

tergantung pada metode produksi yang akan dilakukan dan jenis program dan

Disamping

itu

tim produksi

dari

Grabag TV tidak mengenal dengan nama produser, karena sifat kerja mereka

tidak

paguyupan

komersial, dan

bersifat

gotong-royong,

sehingga dalam mengkonsep produksi program acara yang akan mereka lakukan

hanya

spontanitas,

dilakukan

dan

dibayangkan,

hasilnya

itulah

salah

dengan dapat satu

kelemahan dari tim produksi Grabag TV. Akan tetapi untuk kerabat kerja yang

lainnya

menggunakan tanggungjawab

mereka

masih

jabatan

dan

yang

sama

dalam

pelaksanaan kerja dalam setiap kerabat kerja yang sudah ditentukan.

naskah yang akan diproduksi. Misalnya

127


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Berpikir

produksi

dari stasiun televisi swasta tidak,

program televisi bagi seorang produser

mereka menggunakan standart stasiun

profesional, berarti mengembangkan

televisi komunitas, seperti equipment

gagasan bagaimana materi produksi

yang

itu, selain menghibur, dapat menjadi

produksi yang mereka gunakan adalah

suatu sajian yang bernilai dan memiliki

kamera Video Handycam sony seri

makna. Apa yang disebut nilai itu akan

HC-26, 28, dan 52. Standar peralatan

tampil apabila sebuah produksi acara

yang diterapkan Grabag TV lebih pada

bertolak dari suatu visi (Wibowo,

penekanan

2007:23). Hal inilah yang dikejar oleh

Dimana peralatan tersebut sudah dapat

pihak Grabag TV untuk mengabadikan

menangkap gambar dan suara dengan

setiap kegiatan yang ada di lingkungan

jelas, dapat disiarkan dan diterima oleh

komunitasnya,

kegiatan

masyarakat di rumah dengan jelas.

upacara

Menurut

pagelaran

seperti

seni

kenegaraan,

tentang

tradisi,

pada

audio

Hartanto

Peralatan

visualnya.

kamera

dan

peralatan (equipment) yang digunakan

bulan

dalam produksi program di televisi

Ramadhan yang juga sesuai dengan

komunitas tidaklah harus mahal dan

visi yang mereka emban/usung.

kualitas yang tinggi, akan tetapi yang

Fred

dalam

nyadran

diatas.

dan

padusan

tradisi

dimiliki

meyambut

Seperti yang dijelaskan oleh

penting adalah bagaimana program

Wibowo

acara yang diciptakan dapat diterima

di

atas,

dalam

perencanaan sebuah produksi program

dengan

televisi, ada lima hal yang harus

komunitas. Jika mengikuti peralatan

dipersiapkan, yaitu materi produksi,

yang canggih dan serba digital seperti

sarana produksi (equipment), biaya

adanya sekarang, televisi komunitas

produksi

(financial),

organisasi

tidak akan mampu karena sifat dari

pelaksana

produksi

tahapan

penyiaran mereka bukanlah komersial

dan

layak

oleh

masyarakat

pelaksanaan produksi. Lima persiapan

dan

diatas juga dijalankan oleh tim Grabag

komunitas

TV dalam produksi program, akan

perkembangan teknologi tersebut.

tidak

tetapi yang dikatakan dengan sarana produksi yang sesuai dengan standart

memiliki untuk

biaya

bagi

mengikuti

Biaya produksi (financial) di Grabag

TV

tidak

ditetapkan

128


Maisaratun Najmi, Produksi dan Penyiaran Program Seni dan Budaya di GrabagTV

sebelumnya seperti halnya stasiun televisi swasta. Grabag TV dalam setiap produksi selalu dilaksanakan dengan gotong royong atau patungan dalam biaya produksinya. Dalam pembentukan kru pada sebuah produksi di Grabag TV sifatnya sukarela, tidak ada suatu keharusan atau keterpaksaan untuk terlibat dalam produksi program apapun bentuknya.

Gambar 4. Salah satu kameraman Grabag TV dalam produksi program pagelaran seni tradisi Soreng (Foto: Najmi, April, 2012)

Tidak hanya kru saja, dalam masalah persiapan peralatan, transportasi dan akomodasi yang lain pun dibantu oleh masyarakat komunitas tanpa dipungut biaya, dalam artian bersifat gotong royong. Produksi program seni dan budaya misalnya, komunitas Grabag melakukan

produksi

program

ini

dengan sukarela. Siapa yang memiliki waktu pada saat acara di produksi maka

akan

membantu

jalannya

Gambar 5. Salah satu Pengarah Acara Grabag TV sewaktu produksi program pagelaran seni tradisi Soreng

(Foto: Najmi, April, 2012)

produksi acara. Hal ini dapat dilihat pada dokumentasi kegiatan berikut.

Gambar 3. Proses produksi pagelaran seni tradisi Soreng yang dilakukan kru Grabag TV dengan menggunakan multi kamera dan switcher. (Foto: Najmi, April 2012)

Gambar 6. Pagelaran seni tradisi Soreng, salah satu program Grabag TV (Foto: Najmi, April, 2012)

129


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

editing seperti penambahan kredit title, grafik dan sebagainya sehingga hasil produksi kelihatan lebih sempurna. Proses editing tim editor dari Grabag TV tidak memberikan efekefek yang berlebihan pada program Gambar 7. Switcherman Grabag TV (Foto: Najmi, April, 2012)

yang akan ditayangkan, karena konsep yang mereka terapkan dalam setiap program yang diciptakan adalah alami dan apa adanya seperti aslinya. Karena Grabag TV dalam menayangkan setiap programnya,

berusaha

untuk

memberikan sesuatu yang nyata tanpa polesan

grafis,

animasi

dan

komputerisasi lainnya, begitu juga Gambar 8. Peralatan swicther dan audio mixer yang digunakan Grabag TV (Foto: Najmi, April, 2012)

Pelaksanaan dilakukan

oleh

produksi Grabag

dengan

pada

program pagelaran seni tradisi Soreng ini adalah dengan rekaman secara live on tape yaitu produksi dilaksanakan dengan

multi

kamera

yang

lainnya.

Disamping dapat menghemat listrik,

yang

TV

setingan

dengan

tenaga

dan

biaya

produksi

yang

lainnya. Apalagi Grabag TV bukanlah sebuah stasiun televisi yang komersial dan memiliki sumber daya manusia yang terbatas dan kurang pengalaman pada bidangnya.

dikendalikan dari sub control dan PENUTUP

hasilnya direkam terlebih dahulu. Penyiaran

program

ini

merupakan siaran tunda, karena masih melewati proses pascaproduksi. Dalam pascaproduksi ini kru dari Grabag TV melakukan

penyempurnaan

dalam

Salah

satu

yang

membuat

Grabag TV masih bisa bertahan sampai sekarang adalah karena Grabag TV memiliki donatus tetap yang dapat di andalkan

dalam

pembiayaan

operasional siarannya, di samping kerja

130


Maisaratun Najmi, Produksi dan Penyiaran Program Seni dan Budaya di GrabagTV

sama yang dilakukan oleh masyarakat

mempertahankan

komunitasnya.

penyiarannya.

pendanaan

Jika

hanya

mengandalkan

dari

dalam

pembiayaan

KEPUSTAKAAN Burton,

Graeme. 2011. Membincangkan Televisi, Yogyakarta: Jalasutra.

Danesi,

Marcel. 2010. Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra.

Djamal,

Hidayanto & Andi Fachruddin. 2011. DasarDasar Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

produksi dan penyiaran seperti yang terjadi pada televisi komunitas lainnya, tidak dapat melakukan siaran secara konsisten. Keberadaan televisi komunitas di Grabag TV sangat bermanfaat bagi masyarakatnya, sesuai dengan visi dan misi yang diciptakan, walaupun belum semuanya terjalani, tetapi masyarakat sudah merasakan manfaatnya, seperti perkembangan

perekonomian,

informasi dan pendidikan di bidang audio visual. Karena bagi masyarakat yang mau dan berminat mempelajari produksi acara, Grabag TV selalu terbuka dalam melakukan pelatihan dengan gratis. Hasil

penelitian

ini

menunjukkan bahwa televisi komunitas di Grabag TV dapat bertahan dan eksis karena dukungan yang penuh dari masyarakat komunitasnya. Disamping itu Grabag TV memiliki orang yang berpengaruh televisi,

di

dunia

sehingga

dalam

masyarakat

komunitasnya, sangat susah dan akan kekurangan

eksistensi

penyiaran dapat

Effendi, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Gazali, Effendi et.al. 2002. Penyiaran Alternatif Tapi Mutlak. Jakarta: Departemen Komunikasi-Universitas Indonesia. Hartanto, et,al. 2008. Studi Kelayakan Lembaga Penyiaran Komunitas Grabag TV. Grabag. Hermanto, Budhi. 2010. “Mengapa Televisi Komunitas?� ditulis dalam Kombinasi.net Ishadi

SK., MSc. 1999. Dunia Penyiaran, Prospek dan Tantanganya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Maleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. McQuail, Denis. 1994. Mass Communication Theory. 5th 131


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

California: Edition. Publication.

Sage

Morissan, M.A. 2009. Manajemen Media Penyiaran (Strategi Mengelola Radio & Televisi). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nazaruddin, Muzayin & Budhi Hermanto, et.al. 2009. Televisi Komunitas, Combine. Jakarta: FPSB UII, FFTV-IKJ. Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo. Prasetiyowati, Tri Heni. 2010. “Respon Masyarakat Kliwonan terhadap Program Siaran di Stasiun TV KomunitasGrabag TV�, Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pringle, Peter K. Dan Michael F. Starr, dkk. (1991), Electronic Media Management (second edition), Fokal press, Bostan-London. Rakhmad, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soenarto, RM. 2007. Programa Televisi dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. Jakarta: FFTV-IKJ Press.

Stokes, Jane. 2006. How To DO Media and Culcural Sudies (Panduan untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya), Yogyakarta: Bentang. Subroto,

Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Televisi, Yogyakarta: Duta Wacana University Prees.

Sudibyo, Agus. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran, Yogyakarta: LkiS. Sutisno, P.C.S. 1991. Skenario Televisi dan Video. Jakarta: Grasindo. Wahyudi, J.B. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. . 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi, Grasindo: Yogyakarta. Sumber internet: http://www.m-edukasi.web.id

132


INDUSTRI KREATIF BERBASIS POTENSI SENI DAN SOSIAL BUDAYA DI SUMATERA BARAT Bahren, Herry Nur Hidayat, Sudarmoko, Virtuous Setyaka FIB dan FISIP Universitas Andalas, Padang bahren@fsastra.unand.ac.id ABSTRAK Tulisan ini ditujukan untuk menganalisis perkembangan dan konsep dasar industri kreatif berbasis potensi sosial budaya di Sumatera Barat, khususnya dalam bidang seni dan budaya. Secara umum, seni tidak memiliki posisi yang ideal dalam pengembangan industri kreatif. Akan tetapi, berdasarkan pada pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian ini, terdapat beberapa komunitas dan seniman yang menyiapkan diri dan menerapkan manajemen modern dalam produksi seninya. Seni memiliki hubungan yang dilematis dengan industri, antara nilai estetika dan nilai pasar. Dalam situasi seperti ini, manajemen memiliki posisi yang penting dalam upaya menghubungkan dan menjembatani antara seniman, pasar, pemerintah, kritikus dan para ahli. Dengan menggunakan metode triple helix, diketahui bahwa daerah terpilih dalam penelitian ini memiliki peluang besar untuk dikembangkan industri kreatifnya, baik itu karena potensi artistik, lokasi, seniman, pemerintah, masyarakat dan pihak terkait lainnya. Kata Kunci: industri kreatif, seni, sosial budaya, Sumatera Barat

ABSTRACT This article analyses the development and basic concept of creative industries based on social and cultural potencies in West Sumatra, in particular on arts and cultural practices. In general, arts have no ideal position in the development of creative industries. However, based on observation and interviews conducted in this research, there are some communities and artists prepared and more over implemented modern management in their arts production. Arts have dilemmatic correlation with industries, the problem of aesthetics and market values. In this regard, management has important position in order to connect and bridge between artists, markets, goverment, and critics or scholars. By using triple helix method, this article shows how three selected areas of research have big opportunities to be developed in the term of creative industries, based on artistic potential, place and landscape of areas, artists, goverment, society and other related parties. Keywords: creative industries, arts, West Sumatra, social and culture

133


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

dapat membantu keterusberlangsungan

PENDAHULUAN Akhir-akhir ini wacana industri kreatif

menjadi bagian pembicaraan

yang serius dalam dunia ekonomi, politik,

dan juga

budaya,

budaya,

tanpa

sebaliknya

merusak,

akan

tetapi

mendukung

kebudayaan itu sendiri.

karena

Industri kreatif memiliki segi

diyakini akan menjadi salah satu

intelektual

penyangga penting dalam pertumbuhan

dikembangkan melalui kajian-kajian

ekonomi.

dikaitkan

potensial, baik oleh pengelola dan

dengan industri pariwisata, dimana

pelakunya, maupun terhadap produk-

produk

kerajinan,

produk yang akan dihasilkan. Sejumlah

kesenian,

makanan,

Terutama

bila

pertunjukan situs

dan

budaya,

yang

wisata

bidang dan produk yang termasuk

bersejarah, dan lokasi yang diciptakan

dalam industri kreatif ialah karya sastra

untuk

(novel, puisi, drama), buku cerita,

mendukungnya

terus

berkembang.

penulisan kembali cerita rakyat, dan

Industri

kreatif

sebuah

sebagainya. Sementara dalam produk

daerah mensyaratkan adanya kelompok

lain, film dan musik menjadi salah satu

kreatif yang mengembangkan ide-ide

media yang berkembang dengan pesat,

dan produk kreatif berdasarkan pada

terutama yang berlabel indie atau

kekuatan

alternatif.

intelektual,

di

seni

budaya,

Dalam

bentuk

seni

teknologi sesuai perkembangan zaman,

pertunjukan, berbagai pertunjukan dan

yang muncul atas dasar kebutuhan

produksi tari, baik tradisional maupun

masyarakat yang berubah. Industri

kontemporer,

kreatif yang berbasis pada kebudayaan

menjadi kebutuhan, khususnya di kota-

dan kekayaan budaya lokal harus

kota. Demikian juga dengan festival

dikembangkan. Kekayaan budaya lokal

atau

menjadi bagian identitas penting dalam

karya-karya

industri kreatif, karena dapat menjadi

pariwisata, penting dicatat pertunjukan

ikon

masyarakat

seni dan kuliner, yang menyediakan

sehingga perkembangan industri dapat

seni dan makanan tradisional yang

dinikmati secara bersama. Industri

menjadi pilihan penting dalam dunia

kreatif yang berbasis budaya lokal juga

pariwisata.

yang

melibatkan

teater,

pameran,

musik,

yang

seni.

mulai

menampilkan

Dalam

bidang

134


Bahren, dkk, Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

Artikel beberapa

ini

berangkat

pertanyaan,

yaitu:

dari (1)

kekayaan

intelektual/HAKI

(intellectual property right). Subsektor

Bagaimana sejumlah komunitas seni

inkraf

dan aktivis kesenian mengembangkan

Departemen

usaha dan produktivitasnya sesuai

Indonesia (Depdag RI, 2008) ada 14

bidang dan keahlian mereka? Apa saja

yaitu: (1) periklanan: (2) arsitektur ;(3)

yang telah dicapai dalam perjalanan

pasar barang seni; (4) kerajinan; (5)

usahanya dan apa tantangan serta

desain; (6) fashion/fesyen; (7) film,

solusi dari berbagai masalah tersebut?;

video, fotografi; (8) permainan kreatif;

(2) Bagaimana potensi sumber usaha

(9) musik; (10) seni pertunjukan; (11)

dan

penerbitan

pengolahannya,

memungkinkan kreatif

yang

komunitas

melangsungkan

industri

di

layanan

Indonesia

menurut

Perdagangan

Republik

dan

percetakan;

komputer

dan

(12) piranti

usahanya

lunak/software; (13) televisi/TV dan

dengan menggali sejumlah potensi

radio dan (14) riset dan pengembangan

tersebut; (3) Bagaimana kelangsungan

(Departemen Perdagangan Republik

usaha

Indonesia,2008).

industri

kreatif

ini

dapat

ditularkan dan dikampanyekan, baik

Pengembangan Inkraf biasanya

pada lembaga pendidikan, pemerintah,

dilakukan dengan model triple helix

komunitas sosial, maupun masyarakat

yaitu

umum.

bisnis dan pemerintah. Beberapa hasil

kerjasama

antara

akademisi,

penelitian

yang

PEMBAHASAN

tersebut

di

Sektor, Subsektor dan Pengembangan Industri Kreatif

Leydesdorrf (1998), model triple helix

Wheny

antaranya

hal

adalah

terdiri atas universitas, industri dan

(2008),

pemerintah sangat dibutuhkan dalam

menyatakan bahwa subsektor Inkraf

menunjang terciptanya inovasi dalam

didasarkan pada tiga fokus basis

masyarakat.

industri yaitu: (1) lapangan usaha

Etzkowitz (2000), model triple helix

kreatif

and

digunakan sebagai model analitikal

creative industry); (2) lapangan usaha

menjelaskan hubungan antar institusi

kreatif (creative industry); (3) hak

serta kebijakan yang dapat dihasilkan

dan

Khristianto

memaparkan

budaya

(culture

Leydesdorrf

dan

135


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

institusi tersebut. Etzkowitz (2002),

distribusi

model triple helix memerlukan pola

(Departemen Perdagangan Republik

belajar baru dan komunikasi terpadu

Indonesia, 2008).

pada institusi untuk menghasilkan,

Khaterine

dan

komersialisasi

Champion

(2010)

mentransformasikan, menyimpan dan

melaporkan temuan dari studi kasus

mengatur

dan

yang diselidiki di sektor industri kreatif

penggunaan pengetahuan bermanfaat.

yang dipilih di Greater Manchester.

Leydesdorrf (2005), ekonomi berbasis

Studi ini menemukan bahwa, ketika

pengetahuan harus merubah hubungan

aktivitas

komunikasi antara pihak akademik,

terkonsentrasi di pusat kota, beberapa

industri

produksi

proses

dan

penciptaan

pemerintah

untuk

kreatif

masih

kreatif

sangat

melakukan

membentuk ulang sistem inovasi yang

desentralisasi untuk mengakses tempat

rentan diperdebatkan. Johnson (2007),

yang

kolaborasi triple helix merupakan kerja

berpendapat

sama yang melibatkan peran industri,

perusahaan industri kreatif dibatasi

akademik

dalam

oleh regenerasi pusat kota yang luas,

mengembangkan teknologi (Togar M.

dengan perusahaan-perusahaan yang

Simatupang, Dkk., 2008).

paling rentan, terutama perusahaan

dan

pemerintah

Pemerintah

murah. bahwa

Champion

pilihan

lokasi

dalam

yang masih kecil, menghadapi pilihan

Buku Pengembangan Ekonomi Kreatif

untuk dapat mengakses tempat murah

Indonesia

hanya di pinggiran.

Pengembangan

Indonesia

lebih

2025: Ekonomi

Rencana Kreatif

Karin

Drda-Kuhn

(2010)

Indonesia 2009-2015 (Depdag RI,

mengamati kondisi di mana manfaat

2008) pada bagian dua yaitu kerangka

ekonomi budaya (cultural economic)

kerja pengembangan Ekraf Indonesia

dapat dihasilkan sebanyak mungkin

menggunakan model triple helix yang

oleh pelaku lokal di kota-kota kecil di

melibatkan peran cendekiawan, bisnis

daerah

dan pemerintah sebagai faktor utama

menunjukkan bahwa jaringan utama

dan faktor penggerak. Selain itu juga

seperti

dipaparkan rantai nilai pada Inkraf

berkelanjutan

yaitu

keberhasilan utama dalam proses ini.

kreasi/originalitas,

produksi,

pedesaan.

sistem

Temuan

pembelajaran merupakan

yang faktor

136


Bahren, dkk, Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

Saat ini, hanya ada sedikit jaringan

termasuk

usaha (working network) yang berhasil

jaringan

di Jerman dengan fokus ekonomi

Pengembangan peluang kebijakan dan

budaya yang mungkin bisa berfungsi

jaringan penting dalam mendukung

sebagai panutan bagi kota-kota kecil di

pertumbuhan

berbegai tempat.

pedesaan.

Pauline White (2010) yang

akses

transportasi,

sektor

Pradel

dan

broadband juga

di

ada.

daerah

Pareja-Eastaway

dan

membahas potensi dan tantangan bagi

Marc

sektor kreatif di daerah pedesaan

menunjukkan

melalui kasus Wilayah Barat pedesaan

pemerintah dan bagaimana lembaga-

Irlandia

lembaga yang berbeda dan mekanisme

dan

kegiatan

Komisi

Pradel

i

Miquel

pentingnya

(2010) lembaga

Pembangunan Barat (Western Region

pemerintahan

of Ireland and the activities of the

mempromosikan industri kreatif dan

Western Development Commission).

ekonomi pengetahuan sebagai landasan

Sektor kreatif di rekening daerah

pertumbuhan ekonomi di Barcelona

sekitar 3 persen dari lapangan kerja

Metropolitan Region (BMR). Tidak

dan 1,3 persen dari Nilai Tambah

hanya akan keterlibatan aktor publik,

Bruto, didominasi oleh usaha mikro

swasta dan masyarakat dieksplorasi,

dan wiraswasta individu dan memiliki

tetapi juga hubungan antara kota yang

aktivitas ekspor yang rendah. Kualitas

berbeda dalam skala geografis.

hidup, lingkungan alam dan warisan

berkontribusi

Penelitian

untuk

tentang

industri

bagaimanapun,

telah

kreatif di kawasan ini merupakan

budaya,

faktor penting dalam menarik orang-

mengungkapkan

orang kreatif ini wilayah pedesaan.

antara

Tantangan untuk bisnis di sektor ini

komersial (Gua 2000; Cowen dan

termasuk kebutuhan untuk menarik dan

Tabarrok 2000; Kloosterman 2010a).

mempertahankan bakat kreatif saat ini

Amanda M. C Brandellero dan Robert

dan

ancaman

C. Kloosterman (2010) mengatakan

terhadap kekuatan utama di kawasan

sebagai industri budaya, yang hanya

itu tempat yang kreatif. Isu-isu seputar

bisa bertahan hidup jangka panjang

penyediaan dan kualitas infrastruktur,

melalui diferensiasi produk konstan

masa

depan,

serta

seni

ketegangan dan

laten

pertimbangan

137


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

dan inovasi, harus ditemukan cara

menjelaskan karakteristik umum dari

untuk

kreatif

tempat kreatif demikian, tapi masih ada

setidaknya dari tekanan pasar langsung

sedikit pengetahuan tentang mikro-

untuk dapat datang dengan ide-ide baru

interaksi yang kreatif dan praktisi

dan inovasi. Salah satu contoh industri

bisnis

budaya dapat dilihat dari studi kasus

spesifik.

yang terdapat dalam penelitian Petra

pertanyaan ini dari berbagai perspektif.

Rehling (2012). Rehling menganalisis

Selain hubungan antar kultural

melindungi

pekerja

dalam

konteks

Penelitian

potensi pasar untuk teks-teks fantasi

dan geografis,

internasional

Nanako

di

Taiwan,

dan

lokal

ini

yang

menjawab

Naoto Higuchi

Inaba

(2012)

&

memberi

memberikan latar belakang teoritis

perhatian

untuk memahami dinamika salah satu

transnasionalisme. Mereka mengatakan

genre

bahwa kita perlu mempertimbangkan

sastra

ini

mempertimbangkan penerimaan

dengan

tradisi

dan

pola

lokal,

konsumsi

jauh

transkultural

Meskipun

dalam

hubungan

antara

transnasionalisme dari atas dan dari

konsumen pekerja migran. Meskipun

perlu

transnasionalisme dari bawah dapat

geografis.

dianggap sebagai resistensi positif

juga

tetapi

hubungan

(baik

geografis)

masalah

masalah berbeda

diperhatikan wilayah

dari

tersebut,

diperhatikan

kembali

hubungan

bawah, dengan fokus pada perilaku

masyarakat Taiwan. Tak

pada

tetap

dari

kultural industri

dua

maupun kreatif.

terhadap ketergantungan pada negaranegara

dan

modal

global,

juga

memfasilitasi penggabungan ke dalam budaya konsumen global.

Caroline Chapain, Roberta Comunian,

Depdag

dan Nick Clifton (2010) menulis artikel

perkembangan

tentang bagaimana mengembangkan

(2009), belum memasukkan Sumatera

pemahaman yang lebih baik tentang

Barat dan kota-kota di dalamnya secara

dinamika

mempengaruhi

khusus. Sebab dalam pemaparan Inkraf

hubungan antara industri kreatif dan

di daerah, hanya disebutkan Daerah

konteks geografis. Sebuah literatur

Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Kota

yang

Solo,

luas

yang

telah

berusaha

untuk

Kota

RI

dalam

Inkraf

studi

Indonesia

Yogyakarta,

Kota

138


Bahren, dkk, Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

Denpasar, Kota Bandung, dan Kota

pelaku

Berpotensi yaitu Jember dan Batam

mengembangkan ekonomi kreatif, di

(Departemen Perdagangan Republik

Kota Payakumbuh adalah Komunitas

Indonesia,

2009).

Seni Intro, EO D’Cress, Lamante Kafe,

setidaknya,

memberikan

Penelitian

ini,

gambaran

yang

Pengelola

Saluang

berpotensi

Balega,

dan

potensi dan keberadaan industri kreatif

Sanggar

di Sumatera Barat.

kelompok-kelompok di Kota Padang:

Dengan mencatat peran penting pemerintah

dan

beberapa

pihak

lainnya, penelitian dari daerah sendiri (Sumatra Barat) sudah dilakukan oleh

Tari

Cahayo.

Sementara

Kelompok Pentassakral dan Kelompok Studi

Sastra

dan

Teater

(KSST)

Seni

Intro

Noktah. Komunitas

Hesti Pusparini (2011) memperlihatkan

Payakumbuh yang didirikan tahun

peran cendekiawan, pelaku bisnis, dan

1990 hingga kini tidak memperlihatkan

pemerintah dalam industri kreatif yang

perkembangan yang signifikan. Hal

dalam hal ini Pusparini memberikan

yang sama juga dialami KSST Noktah

gambaran

kreatif

dan Pentas Sakral. Setiap kegiatan dan

subsektor industri bordir/sulaman dan

program yang dilakukan Intro, selalu

pertenunan di Sumatra Barat dan

bermuara pada manajemen, sarana,

memberi gambaran tentang strategi

prasarana, dan sumber daya manusia,

paling tepat untk industri

kreatif

serta finasial, namun bersifat sporadis.

tersebut menggunakan teknis analisa

Belum terpikirkan untuk melakukan

SWOT

pengelolaan

umum

dengan

internal

indutri

melakukan

(Strengh,

analisi dan

Weakness)

eksternal (Opportunities, Threaths).

yang

serius

dan

profesional. Sebenarnya, Komunitas Seni Intro merupakan “rumah besar� tempat berkumpulnya para seniman,

Industri Kreatif Berbasis Budaya di Sumatera Barat Industri terpisahkan Serangkaian

kreatif

Sosial

budayawan, sastrawan, pelaku seni lainnya. Mereka ini banyak berproses

tak

dan bertukar pikiran di komunitas ini.

ekonomi

kreatif.

Polanya yang sangat terbuka menerima

wawancara

yang

anggota dari latar belakang apa saja,

dari

bagian

dilakukan tim peneliti dengan pelaku-

139


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

membuat nama Intro begitu terkenal di

intens menggelar seni-seni pertunjukan

Kota Batiah ini.

di markasnya itu, antara lain teater,

Iven budaya dan seni, bukan tak

musik, dan pembacaan karya sastra.

ada sama sekali yang dilakukan oleh

Selain itu, Komunitas Seni Intro kini

Komunitas Seni Intro. Ada beberapa

sudah

iven reguler yang setiap tahun digelar

Beberapa pihak telah mulai bersinergi

Intro, tapi memang masih sangat

bekerja sama dengan Intro. Pemda

sederhana dengan pengelolaan apa

mulai bisa menerima Intro dan mulai

adanya. Misalnya Lomba Baca Puisi

membantu

November.

dana

berbenah, Komunitas Seni Intro tetap

penyelenggaraan berasal dari bantuan

masih memiliki masalah besar, yakni

anggota dan simpatisan Intro. Ada juga

tidak memiliki manajer yang sungguh-

sedikit bantuan dana dari pemerintah.

sungguh bekerja mengelola kelompok

Kini, markas Komunitas Seni Intro

ini. Aktivitas dan kegiatan seni budaya

memiliki warung dengan lesehan yang

Intro tetap dilakukan, kendati masih

bersifat

sporadis

dan

ukuran 10x15 yang dikesankan tempat

dengan

baik.

pertunjukan. Warung yang mulai aktif

berkreativitas, tapi hasilnya belum

dua tahun terakhir ini diberi label

mampu untuk menopang kebutuhan

“Warung

hidup.

Biasanya

ekonomis.

Apresiasi

Ada

lapangan

Intro�.

Tapi,

memiliki

status

dana.

hukum.

Kendati

belum

mulai

teragendakan

Anggotanya

Minimnya

masih

dukungan

warung ini tidak menyediakan produk-

pemerintah, sulitnya mencari sponsor,

produk yang terkait dengan karya

dan belum terbiasanya penonton untuk

kreatif berupa souvenir, jersi, dan

membayar,

cindramata.

masih bersifat penyalur hobi semata.

Hadirnya “Warung

Apresiasi Intro� ini membuat markas

mengesankan

Selain itu, ada

kegiatan

Willy Sandra

komunitas ini terasa hidup. Ruang

Dinata, juga anggota Komunitas Seni

berkumpul tersedia

dan dengan

berdiskusi

sudah

Intro, kini membuka sebuah kafe di

fasilitas

yang

Kota Payakumbuh, Lamante Kafe.

sederhana.

Kafe ini memadukan iven-iven musik

Beberapa agenda budaya mulai

untuk segmen remaja. Kafe ini sudah

disusun. Setahun belakangan, Intro

beroperasi sejak dua tahun lalu, dengan

140


Bahren, dkk, Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

menampung grup-grup musik di Kota

kegiatan yang jenisnya subkontrak.

Payakumbuh dan sekitarnya. Namun

Setahun kemudian, EO ini melangkah

Willy sangat menyayangkan aturan

lebih maju menjadi vendor profesional

yang

Kota

dengan mendirikan perusahaan event

Payakumbuh yang melarang produsen

organizer D’Cress. Empat tahun sejak

rokok

Kota

didirikan, D’Cress sudah merambah

Payakumbuh. Akibatnya, kafe yang

tiga provinsi, Sumatera Barat, Riau,

dikelola

Willy

kesulitan

dan Sumatera Utara. D’Cress sudah

sponsor

untuk

iven-iven

diterbitkan

Pemerintah

berpromosi

di

mencari konser

memiliki

musiknya, sebab sponsor potensial

pagelaran

adalah produsen rokok.

system,

Uwan simpatisan beberapa

Safnir, Komunitas

juga

Seni

Intro,

berbagai

seperti dan

kebutuhan

rigging,

lighting.

sound

Selain

itu,

D’Cress juga melakukan dan terus memperluas

kerja

sama

dengan

terakhir,

bersama

komunitas. Demikian juga dengan

Yazid,

merintis

pihak sponsor, sinerginya D’Cress

komunitas pencinta saluang di Kota

sudah menampakkan perkembangan

Payakumbuah. Potensi dan apresiasi

dan kepercayaan. Untuk administrasi,

masyarakat yang dinilainya cukup baik

D’Cress

terhadap seni tradisi saluang, dinilainya

bertahap.

dengan

tahun

yang

aset

Sigid

A

merupakan

peluang

untuk

dikembangkan dalam industri kreatif. Sementara

Rike

Terkait pemerintah

membenahi

secara

dengan

posisi

(Pemerintah

Kota

dari

Payakumbuh), yang juga tak kalah

Sanggar Cahayo Payakumbuh, yang

banyak menggelar berbagai kegiatan

memokuskan grupnya pada seni tradisi

yang

Minang dan hiburan, juga menghadapi

kesuksesan

masalah yang sama, yakni manajemen.

pihak

Menurut Rahman, yang juga bekerja

mempercayakan penuh kepada EO

sebagai PNS di Dinas Pariwisata

yang ada di Kota Payakumbuh. Terkait

Pemuda

dengan

dan

itu,

terus

Olahraga

Pemko

membutuhkan

EO

untuk

kegiatannya,

terkesan

penyelenggara

tidak

pengembangan

ekonomi

Payakumbuh, EO D’Cress didirikan

kreatif, SDM Payakumbuh mungkin

pada tahun 2009, diawali dengan

tidak akan kehabisan ide dan gagasan.

141


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Tapi yang jadi masalah besar adalah

Safnir,

belum adanya persepsi yang sama

Saluang Luhak Limapuluh

dalam memahami apa itu ekonomi dan

menyebutkan tahapan dan perubahan

industri kreatif.

yang terjadi pada seni tradisi saluang

Wakil

Ketua

Komunitas Koto

Hal yang mungkin tak kalah

ini. Sebelum tahun 2007, saluang jo

pentingnya adalah masalah perizinan,

dendang di Payakumbuh, masih kental

konsistensi, dan komitmen.

D’Cress

dengan tradisinya, sering dimainkan

merasakan

sulitnya

pada helat perkawinan dan alek nagari.

pengurusan perizinan itu. Misalnya,

Setelah 2007, saluang jo dendang

D’Cress sudah membuat komitmen

perlahan terlempar karena masuknya

kontrak dengan sebuah perusahaan

organ tunggal dan adanya salung

klien dalam jangka satu tahun dengan

dendang dangdut yang sering disebut

melaksanakan iven di space yang telah

“Salut�, yang memiliki penggemar

disepakati. Namun, saat urusan izin,

cukup banyak.

selalu

bagaimana

berbenturan

dengan

pihak

Komunitas

Salung

Dendang

kepolisian dan juga SKPD terkait. Dan

jumlahnya sekitar 30-an. Pengurus

ini setiap iven yang mau digelar selalu

masih mendata detil dan aktivitasnya.

bermasalah dengan izin ini. Selain itu,

Aktivitas seniman tradisi ini masih

apresiasi pemerintah, terutama yang

jauh dari profesional. Kebanyakan,

terkait dengan pengembangan ekonomi

melakukan

kreatif, terkesan masih minim dan tak

permintaan warga untuk mengisi acara

memahami

alek atau pesta perkawinan. Menurut

potensi

yang

dimiliki

daerahnya.

Uwan

Sementara itu, terkait dengan

pertunjukan

Safnir,

selain

atas

dasar

tampil

di

perhelatan para pedendang saluang

potensi dan kekayaan seni tradisi yang

juga

dimiliki

dan

pelbagai lokasi di Payakumbuh, yaitu

Limapuluh Kota, dan masyarakatnya

di pelataran Kantor Pos, Pasar Ibuah,

yang apreasitif dengan keseniannya,

dan Pasar Panampuang. Selain itu juga

juga

di Ngalau, Padang Data, Kawabebe,

Kota

Payakumbuh

menghadapi

pengelolaan

dan

persoalan

minimnya

ruang

ekspresi seniman rakyat itu. Uwan

yang

melakukan

dilaksanakan

pertunjukan

pada

di

hari-hari

tertentu, dan bahkan dilakukan pada

142


Bahren, dkk, Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

setiap

malam.

Terkait

pengembangan

industri

dengan

penghasilan Rp. 400.000,00 – Rp.

kreatif,

600.000,00. Uang yang diperoleh ini

menurut Uwan Safnir, pihak dinas

dibagi

pawisata

saluang, dan pemilik lapau. Berbeda

membantu

menyediakan

lokasi pertunjukan sejak 2012. Galibnya

tiga:

pedendang,

tukang

dengan jika mereka diundang untuk

seni

tradisi,

tampil. Bayarannya sesuai dengan

pertunjukannya dikelola mandiri dan

kesepakatan.

sederhana. Penggemar saluang dan

membayar untuk tampil sehari itu

dendang pun berasal dari kalangan

berkisar

masyarakat

dengan Rp.1.500.000,00.

bawah.

Penyajian

dan

Biasanya

pengundang

Rp.1000.000,00

sampai

tampilnya tak rumit-rumit. Modal yang

Rata-rata, seniman tradisi ini

diperlukan adalah pengeras suara, tikar

tidak semata-mata menggantungkan

kecil untuk dua orang seniman itu:

penghasilannya dari sini. Umumnya

tukang

dendang

mereka bekerja sebagai petani dan

(penyanyi). Pemilik kedai—biasanya

berdagang. Kendati begitu, ancaman

mereka tampil di lapau-lapau kopi—

paling besar eksistensi seni tradisi

mempersilakan mereka tampil. Seni

Minang ini adalah organ tunggal dan

tradisi ini bersifat gurau (canda). Lagu

makin menyusutnya pelaku kesenian

yang dipertunjukkan penuh dengan

jenis ini. Pengelolaan komunitas ini

syair canda dan sindiran.

pun masih sangat sederhana. Anggota

saluang

dan

Pagarau (istilah bagi penonton

belum terdata dengan baik. Kelompok

dan penggemar saluang jo dendang)

ini juga tidak memungut iuran anggota.

biasanya “berkontribusi” dengan cara

Mekanisme

memesan

Satu

pun tidak jelas. Pengurus bekerja

request bisa mencapai Rp20 ribu

karena prihatin sebab seniman tradisi

sampai Rp50 ribu. Selain itu, ada juga

ini belum memiliki wadah. Koordinasi

“katidiang” (bakul) yang dijalankan

dan

untuk menghimpun uang. Penontonnya

dilakukan lewat telepon genggam.

berasal

lagu

dari

kesukaannya.

Kota

payakumbuh,

penghimpunan

komunikasi

bahkan

anggota

hanya

Rike, pengelola Sanggar Tari

Bukittinggi, dan Padangpanjang. Satu

Cahayo,

malam,

terkait dengan manajemen. Masalah ini

mereka

bisa

memperoleh

juga

mengalami

masalah

143


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

memang disadari pengelola sanggar

yang muda-muda. Dari kondisi itu

ini. Sanggar belum bisa memberi

kelompok

kepastian untuk menopang ekonomi

beberapa orang aktivis kesenian seperti

anggotanya, karena masih dikelola

Yusrizal KW, Lilik Zurmalis, Syafrina

sebagai

dan

kegiatan

sampingan.

ini

bersepakat

Thamrin

Ismail

dengan

mendirikan

Kelompok tari ini memiliki anggota

komunitas yang diberi nama KSST

mencapai

Noktah.

masing

puluhan. punya

Tapi

masing-

aktivitas

sendiri.

Dalam

perjalanan

Noktah,

Sanggar belum banyak memiliki aset,

Syafrina dan Thamrin Ismail tidak ikut

seperti kostum yang belum lengkap.

berproses.

Jika ada undangan untuk tampil,

mencari anggota, Noktah membuka

sanggar ini sering menyewa kostum.

pendaftaran

Untuk

cukup bagus. Banyak peminat seni

menjadikan

sanggar

ini

Dalam

usahan

dan

ternyata

untuk

respons

produktif dan mampu mendatangkan

teater

finansial, tentu masih membutuhkan

berkreativitas dan tergabung dalam

kerja keras. Kendati ada rekrutmem

kelompok-kelompok

anggota dengan iuran bulanan, serta

kajian

beberapa anggota jadi pelatih tari dan

diikutsertakan dalam proses latihan

musik di sekolah-sekolah, tapi itu

teater.

belum bisa dikatakan sebagai industri

didiskusikan secara mendalam. Saat

kreatif.

itu, Noktah fokus pada naskah-naskah

yang

studi

sebenarnya

teater.

sastra,

Naskah-naskah

ingin

Untuk polanya

drama

Syuhendri dari Kelompok Studi

Arifin C Noer. Pementasan pertama

Sastra dan Teater (KSST) Noktah

Noktah pada 1994 dengan mengangkat

Padang

naskah Arifin C Noor, Interogasi, di

menjelaskan,

awal

berdiri

Noktah pada Agustus 1993 sebenarnya

Teater

tidak untuk menjadi industri kreatif.

Sumatera Barat selama 3 malam.

Kehadirannya saat itu untuk menjawab

Respons publik teater cukup bagus.

Tertutup

Taman

Budaya

iklim kesenian di Sumatera Barat yang

Pada awal pendiriannya, KSST

dirasakan kurang kondusif. Pada waktu

Noktah konsentrasi pada naskah Arifin

itu, kelompok-kelompok seni cukup

C. Noer. Alasan pemilihan naskah-

banyak, tapi kurang mengakomodasi

naskah Arifin untuk pembelajaran dan

144


Bahren, dkk, Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

studi

naskah drama. Nyaris semua

dengan latar belakang profesi. Padahal

anggota yang masuk ke Teater Noktah

untuk perkembangan kesenian (teater)

tidak

pemahaman

memiliki

latar

belakang

seperti

itu

malah

pendidikan teater. Saat itu, Noktah

merugikan komunitas itu sendiri, dan

berpendapat,

memperkecil ruang lingkupnya. Kini,

naskah-naskah

Arifin

sudah memiliki standar yang jelas.

ketika

Kelompok

mementaskan

mampu membangkitkan industri dan

naskah-naskah asing dalam proses

ekonomi kreatif, Noktah merasa telah

selanjutnya.

jauh tertinggal dan memulai dari nol

ini

juga

Fase berikutnya KSST Noktah berusaha untuk merespons budaya sendiri,

yaitu

Sumatera

(Minangkabau),

tempat

seni

pertunjukan

dianggap

lagi untuk mengejar pengelolaan yang lebih profesional.

Barat

Hingga

tahun

2013,

KSST

dimana

Noktah telah memproduksi 23 kali

kelompok ini tumbuh. Persoalan yang

pertunjukan teater. Akan tetapi, jika

dibicarakan adalah konsep dasar adat-

dihitung jumlah pementasannya, sudah

istiadat,

mencapai

budaya,

dan

kebanyakan

ratusan

kali.

Selama

mengkiritisi banyak hal dan mencoba

produksi itu, Noktah tidak pernah

mengeksplorasinya

mendapat

hingga

menjadi

sponsor,

baik

itu

dari

bentuk-bentuk pertunjukan. Akhirnya

kalangan usaha maupun dana hibah

KSST Noktah dituntut untuk belajar

CSR. Jikapun ada, misal dari Hibah

tentang

itu

Kelola, itu lebih bersifat kompetisi.

sendiri, belajar tentang permainan anak

Sementara itu, pemerintah daerah lebih

nagari, tentang seni tradisional.

banyak membantu sebatas kemampuan

budaya

Minangkabau

Menurut Syuhendri, sejak awal

anggaran yang tersedia.

berdiri, Noktah tidak pernah diarahkan sebagai

suatu

wadah

untuk

bisa

Selama ini, menurut Syuhendri, dalam

mencari

biaya

produksi

Noktah

lebih

menghasilkan secara ekonomi dan

pementasan,

anggotanya bisa hidup dari kelompok

mengandalkan pada hasil sumbangan

ini. Sampai kini jumlah anggota yang

orang-orang yang memiliki perhatian

pernah ikut terlibat dan berproses di

pada

Noktah,

ditambah dengan sumbangan kerabat

mencapai

ratusan

orang,

kesenian.

Kadang

malah

145


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

dan keluarga anggota. Kelompok ini

Sebenarnya, sifat keanggotaan grup

menyadari, untuk membiayai sebuah

yang terbuka dan tak terikat tersebut,

produksi teater, memang cukup mahal.

disadari

Selain uang, juga menyita pikiran,

Noktah tak akan pernah memunculkan

waktu,

semua

aktor dan pemain teater yang handal

dikonversikan

dan kuat. Karena mereka datang dan

dengan uang, tentu menjadi sangat

pergi meninggalkan grup. Berangkat

mahal sekali. Persoalan manajemen

dari masalah ini pula, kelompok ini

kelompok menjadi kekhawatiran dan

kemudian merasa cukup gamang juga

kebutuhan

mendasar.

ikut-ikut iven khusus seperti IPAM

Beberapa produksi Noktah memang

(Indonesia Performing Art Mart) yang

pernah

digelar Kementerian Pariwisata dan

dan

kebutuhan

tenaga. tersebut

yang

Jika

paling

dikelola

dari

kalangan

wartawan sebagai pimpinan produksi, yaitu

Yurnaldi.

Tapi,

sangat

secara

Tak jauh beda dengan motif dan latar

sebuah

kelompok

teater.

Karena

Artinya,

Ekonomi Kreatif.

keseluruhan kerjanya bukan mengelola produksi

berisiko.

belakang seni,

berdirinya yang

sebuah

umumnya

jaringan seorang wartawan cukup luas,

berangkat dari keprihatinan stagnannya

maka

mengalami

seni itu sendiri. Pasangan suami istri

kesulitan menggalang dana. Proses

Alda Wimar (almarhum)-Nina Rianti,

sebuah

kelola

sejak Orkes Gumarang yang didirikan

administrasi, keuangan, meyakinkan

Oslan Husein tidak aktif, kondisi

sponsorship, tetap tak berjalan.

permusikan di Sumatera Barat, seperti

ia

tak

begitu

produksi,

tata

Selain itu pula, Noktah tidak mengikat

anggotanya

beraktivitas

dan

kehilangan gairah dan tak berkembang.

untuk

Meskipun ada sejumlah kelompok

mengembangkan

musik muncul setelah itu, seperti grup

potensinya di tempat lain. Beberapa

musik Balairung, pimpinan Asnam

anggota Noktah tetap berkiprah di

Rasyid. Kelompok ini tidak bertahan

tempat lain dan memilih profesi yang

karena

masih berkaitan dengan seni, seperti

Balairung tidak masuk dalam proses

fotografer, film dan kameramen, usaha

penciptaan, tapi lebih mengaransir lagu

distro,

yang sudah ada.

dan

lain

sebagainya.

masalah

manajemen

juga.

Saat itu, Orkes

146


Bahren, dkk, Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

Gumarang sebagai ikon grup musik

menjadi inspirasi bagi produksi musik

yang sukses menginspirasi keduanya

kelompok ini, sehingga karya pertama

untuk memilki kelompok musik yang

Pentassakral adalah lagu Pesta Desa

tentu saja beda dengan yang sudah ada.

yang

Selain itu, mendirikan kelompok musik

peristiwa

yang ideal, juga didukung AA Navis

berkisah tentang perang di Padang

(almarhum).

Karbala itu.

Kehadiran

Pentassakral

menceritakan Oyak

suasana

sakral

itu,

Tabuik

yang

Saat lagu Pesta Desa selesai,

memang unik. Awalnya, tutur Nina

sebenarnya

Rianti yang saat itu bekerja di Kanwil

memiliki alat-alat musik pendukung.

Departemen

(Deppen)

Beberapa seniman, salah seorang di

Sumatera Barat, kantornya berencana

antaranya Mak Etek Anduska dan

membeli alat-alat musik tradisional

Sexri

Minang. Tapi, peralatan musik yang

talempong.

yang dibeli mengecewakan. Berangkat

kawan ikut bergabung, antara lain

dari

Atong, Ar, In dan lain sebagainya.

Penerangan

kekecewaan

membicarakan

inilah,

persoalan

ia

tersebut

Pentassakral

Budiman, Dan

Pengalaman

belum

menyumbang beberapa

pertunjukan

kawan-

pertama

kepada Alda Wimar. Maka disepakati,

Pentassakral adalah saat diundang

untuk mendirikan kelompok musik

panitia

sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

Asrama Haji Padang. Pentassakral

Dari

membawakan dua lagu. Selain Pesta

sinilah

Pentassakral

menjadi

sebuah kelompok seni musik.

ada

acara

AMPI

Sumbar

di

Desa dan Laut Bernyanyi, Gelombang

Lalu, sekitar tahun 1990, di Pariaman

Musda

ritual

Pun Teduh.

Oyak

Penampilan Pentassakral yang

Tabuik. Kedua orang pendiri kelompok

dinilai banyak kalangan sukses itu,

ini ikut serta meneliti proses ritual

menjadi

tersebut, sejak mengambil tanah hingga

mengembangkan dan menggarap puisi-

membuang tabuik ke laut.

puisi menjadi bentuk aransemen musik,

Upacara

langkah

awal

untuk

religius dan sakral ini menjadi inspirasi

antara

lahirnya

Yusrizal KW, Alda Wimar, Leon

nama

kelompok

musik

Pantassakral itu. Prosesi tersebut juga

Agusta,

lain

puisi

dan

Chairil

lain

Anwar,

sebagainya.

147


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Selanjutnya,

Pentassakral

konten yang disampaikan cukup bagus.

mengukuhkan diri sebagai kelompok

Rud membantu dana yang cukup untuk

musik berbasis sastra hingga hari ini.

Pentassakral agar rekaman di studio

Selain menggarap aransemen puisi,

yang standar. Tahun lalu, Pantassakral

Pentassakral juga mengisi musik untuk

mendapat bantuan dana dari Balai

pertunjukan

Pelestarian

teater,

pertunjukan

salah

satunya

Antigone

yang

Padang,

Nilai

Budaya

(BPNB)

yang dimanfaatkan

untuk

disutradarai A Alin De dan Wayang

memperluas studio yang terlalu kecil.

Padang sutradara Wisran Hadi. Hingga

Kini, proses rekaman dan latihan bisa

kini, Pentassakral, telah mengaransir

dilakukan dengan leluasa di studio itu.

lebih kurang 60-80-an lagu.

Dalam

proses

kreatifnya,

Kelemahan lain yang dihadapi

Pentassakral selalu mengikuti tren

adalah minimnya dokumentasi proses

yang berkembang dan jadi ganre musik

dan

juga,

dunia, termasuk legenda-legenda yang

persoalan manajemen dan distribusi

tumbuh di tingkat lokal. Biasanya,

hasil kesenian yang belum ditata

proses kreatif Pantassakral itu dimulai

dengan baik.

Akibatnya, beberapa

mencari puisi yang cocok dengan aura

tahun terakhir Pantassakral stagnan, tak

dan marwah Pentassakral. Puisi itu

ada

dijadikan

pertunjukan.

karya

baru

Demikian

yang

diciptakan.

lagu,

dan

selanjutnya

Pementasan Pentassakral terakhir pada

dicarikan komposisinya. Terkadang,

Desember 2011 lalu di Taman Budaya

musik

Sumatera Barat. Mengenai peralatan

menggunakan

dan

dimiliki,

senandungnya saja. Musik seperti ini

proses

memiliki interpretasi yang beragam

fasilitas

Pentassakral

yang

masih

dalam

pembenahan. Enam tahun lalu, seorang pencinta musik dari Swiss, Rud, datang ke

Padang

yang

dihasilkan kata-kata,

tak hanya

saat menikmatinya. Musik-musik

tradisi

dan

menyaksikan

Minangkabau cukup kaya dan variatif.

Rud

mengatakan,

Ini merupakan aset penting bagi dunia

peralatan dan sound system yang

kesenian (musik) di Minangkabau

digunakan saat itu sangat jelek dan tak

(Sumatera Barat). Pentassakral sendiri,

berkualitas.

punya konsep mensenyawakan antara

Pantassakral.

Padahal,

garapan

dan

148


Bahren, dkk, Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

alat

musik

tradisi

dengan

Barat.

Keunikan alat musik tradisi Minang itu, nadanya

Analisis Peta Potensi dan Tantangan Industri Kreatif di Sumatera Barat Tantangan

yang minor, seperti

dalam

industri

saluang dan sampelong. Nada dasar

kreatif dapat dilihat dalam dua arena

minor ini merupakan tantangan proses

kajian, yaitu arena kajian ekonomi dan

kreatif komposer. Sebagai kelompok

arena kajian kreatifitas. Tantangan

musik yang memahami betul kondisi

utama yang paling mungkin menjadi

kesenian Indonesia yang belum berada

pertanyaan

di posisi penting bagi nmasyarakat,

semakin bergesernya makna kreatifitas

Pentassakral tak menerapkan tarif jika

dengan nilai-nilai yang lebih tinggi dari

diundang, malah bisa gratis jika iven

segi artistik sebagai karya seni budaya.

terkait dengan upaya aksi sosial dan

Di sisi lain, karya seni akan menjadi

kemanusiaan.

produk barang atau jasa yang laku

dan

perdebatan

adalah

terakhir,

dijual dalam pasaran seni budaya,

musikalisasi puisi menjadi tren di

tanpa mempertimbangkan lebih lanjut

sekolah-sekolah dan masuk dalam

aspek segi artistik sebagai karya seni

ekstra kurikuler. Program ini juga

budaya. Industri kreatif atau industri

dikembangkan Balai-balai Bahasa di

budaya

Indonesia. Badan Bahasa juga juga

bersangkutan dengan produksi dan

mengadakan festival musikalisasi puisi

pemasaran barang dan jasa yang

sejak tingkat kota hingga nasional.

memiliki

konten

Personil

seringkali

semiotika

(Scott,

menjadi instruktur dan terlibat dalam

penelitian

pengembangan

kemunculan industri kreatif sebagai

Lima

tahun

Pentassakral

ini.

Bekerja

sama

adalah

kegiatan

yang

estetika 2004).

atau

Berbagai

mengungkapkan,

dengan Balai Bahasa Padang, kini

mesin

upaya

mencerminkan

konjungtur

ekonomi

perkembangan positif dimana utusan

dan

di

produksi

Sumbar beberapa kali meraih juara

komoditas telah menjadi terikat dengan

nasional. Indikator ini memperlihatkan,

eksperimen artistik yang menghasilkan

potensi Sumbar untuk pengembangan

ketegangan laten antara seni dan

musikalisasi puisi cukup besar.

pertimbangan komersial (Gua 2000,

ini

memperlihatkan

pertumbuhan

budaya

mana

ekonomi

149


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

Cowen

dan

Tabarrok

2000,

Kloosterman 2010).

budaya yang mampu menawarkan potensi ekonomi yang cukup besar

Tantangan-tantangan yang lain di antaranya, pertama, untuk menarik

untuk dieksplorasi (Karin drda-Kuhn dan Dietmaw Wiegand, 2010).

dan mempertahankan bakat kreatif saat

Payakumbuh merupakan salah

ini dan masa depan (Pauline White,

satu

2010). Sebagai industri seni budaya,

pengembangan industri kreatif cukup

hanya bisa bertahan hidup jangka

banyak. Keadaan alam, luas wilayah,

panjang melalui diferensiasi produk

fasilitas umum dan tata ruang, sikap

konstan dan inovasi, sehingga harus

mental

ditemukan

pemerintahannya sangat mendukung

cara

untuk

melindungi

kota

yang

memiliki

manusianya,

dan

potensi

sistem

pekerja kreatif setidaknya dari tekanan

iklim

pasar

selalu

berkaitan dengan kehadiran industri

ide-ide dan inovasi-

modern, dalam bidang kesenian dan

langsung

mendapatkan inovasi

baru

Brandellero

untuk

(Amanda dan

Kloosterman,

M.

Robert

2010).

kreatif.

Ada

kekhawatiran

C.

sosial budaya, keberadaan kesenian

C.

tradisional menjadi berkurang terutama

Kedua,

pada pelakunya.

penggunaan manajemen dan akuntasi

Kelompok seni di Kota Padang,

kuantitatif ekonomi yang beriringan

memiliki peluang yang juga besar,

dengan

karena

manajemen

kualitatif

secara

geografis

mudah

kreativitas (C. Rachel Granger dan

dijangkau oleh orang luar, baik daerah

Christine Hamilton, 2010). Ketiga,

lain Sumatera Barat, maupun dari luar

keberadaan

Sumatera Barat. Sebagai kota pesisir,

konsumen

yang

akan

mengkonsumsi produk barang atau jasa

Padang

kreatifitas

tersebut.

Sehingga,

peluang untuk industri kreatif dalam

kebutuhan

atau

keinginan

bidang

sebenarnya

sosial

juga

budaya,

memiliki

karena

memasarkannya perlu memahami pola

keragaman dan keberterimaan ide-ide

konsumsi masyarakat sasaran atau

baru dalam bidang seni. Percepatan

konsumennya.

perubahan terkait media teknologi juga

Keempat,

jaringan

usaha (working network) yang fokus

ikut memengaruhi keberterimaan ini.

pada ekonomi kreatif atau ekonomi

150


Bahren, dkk, Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

Jika

menggunakan

tabel,

maka

berikut:

pemetaannya dapat diuraikan sebagai Kota Padang

Payakumbuh

Potensi 1. Masyarakat yang heterogen 2. Pengaruh dan perkembangan teknologi yang mudah diterima 3. Fasilitas untuk kreativitas yang cukup tersedia 4. Fasilitas pertunjukan, penonton, peralatan yang cukup 5. Ruang pertemuan ide-ide dan gagasan yang akan menjadi sumber penciptaan 6. Lokasi yang strategis sebagai ibu kota provinsi yang banyak dikunjungi 1. Keadaan alam yang nyaman dan segar untuk berkreativitas 2. Keadaan tata ruang dan luas wilayah memungkinkan perekayasaan dan penataan yang nyaman 3. Fasilitas umum dan tata ruang, sikap mental penduduk yang berada di perlintasan dengan daerah lain, menyangkut penerimaan ide dan gagasan 4. Dukungan pemerintah yang mendukung kondisi dan iklim kreatif. 5. Kekayaan seni, nilai, dan jenis kesenian berbasis adat dan budaya yang masih terjaga

Tantangan Tantangan yang dihadapi kedua daerah ini berdasarkan pada hasil penelitian ini adalah: 1. Pengelolaan atau manajemen yang perlu dibenahi 2. Dukungan dari pemerintah yang lebih besar, dan terutama memasukkan bidang ini dalam kebijakan dan anggaran 3. Pencarian ide dan gagasan cukup besar, namun perlu didukung oleh adanya tempat kajian, seperti perpustakaan, pusat penelitian, laboratorium seni, dan sebagainya 4. Peran institusi pendidikan, terutama pendidikan tinggi seperti Unand, UNP, ISI, IAIN IB, perlu dikembangkan, untuk mendukung kajian dan peningkatan mutu seni berbasis sosial budaya 5. Perlu keterlibatan media massa untuk mendukung kampanye dan pengenalan industri kreatif 6. Perlu adanya modul atau template bagi panduan pengembangan, administrasi, dan evaluasi kelompok seni

Tabel 1. Pemetaan Potensi dan Tantangan Industri Kreatif Di Sumatera Barat

151


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

helix

Menggunakan model triple

Kedua, perlu adanya perlindungan dan

secara

fasilitasi pada para pelaku kesenian

merupakan

sederhana,

model

dalam

paling

menjawab

pengembangan

yang populer

tantangan

industri

kreatif

di

tradisional

dan

menyerahkan mekanisme

tidak

serta

merta

ini

pada

persoalan pasar

semata.

Ketiga,

dunia, maka di dalamnya terkandung

Pemerintah Kota Padang Panjang juga

peran-peran

memfasilitasi

dan

fungsi

(1)

pertemuan

dalam

intelektual/akademisi/ universitas, (2)

jaringan kerja antara pihak universitas/

bisnis/swasta

akademisi/intelektual

yang

di

dalamnya

dengan

termasuk para pelaku industri kreatif,

bisnis/swasta dan para pelaku industri

dan (3) pemerintah baik pusat maupun

kreatif.

daerah. Maka jika dianalisis dari data

Bagi

para pelaku industri

di atas, secara umum jelas sekali

kreatif

upaya-upaya untuk mempertemukan

juga perlu memahami bahwa industri

ketiga pihak tersebut belum optimal.

kreatif sebagai mesin pertumbuhan

Meskipun dalam beberapa wawancara

ekonomi

dan

pernah

ekonomi dan budaya di mana produksi

pemerintah

komoditas telah menjadi terikat dengan

juga

dalam

disinggung

diskusi

keterlibatan

dalam dinamika industri kreatif.

di Sumatera Barat, mungkin

mencerminkan

konjungtur

eksperimen artistik yang menghasilkan

Kota Payakumbuh, misalnya,

ketegangan laten antara seni dan

dengan tantangan kehadiran industri

pertimbangan komersial (Gua 2000,

bidang kesenian dan sosial budaya

Cowen

modern, sehingga keberadaan kesenian

Kloosterman 2010). Dan nampaknya

tradisional menjadi berkurang terutama

ini terjadi di tiga tersebut dengan

pada pelakunya. Maka Pemerintah

perbedaan tingkat penyikapan di mana

Kota

Kota Padang lebih siap, salah satunya

Payakumbuh

mestinya

dan

Tabarrok

2000,

menghasilkan regulasi dan kebijakan

dikarenakan

yang berupa pertama, pemetaan dan

memengaruhi

mobilitas

dan

perncanaan

keberterimaan

pengaruh

dan

pengelolaan

dan

pengembangan industri kreatif baik yang

modern

maupun

letak

geografis

yang

perkembangan sosial budaya.

tradisional.

152


Bahren, dkk, Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

Sedangkan untuk menarik dan

Hamilton (2010) baru bisa dilihat di

mempertahankan bakat kreatif saat ini

Kota Padang, dan tidak di dua kota

dan

lainnya.

masa

depan

sebagaimana

Tantangan

keberadaan

disampaikan Pauline White (2010),

konsumen yang akan mengkonsumsi

sebagai industri seni budaya, hanya

produk barang atau jasa kreatifitas

bisa bertahan hidup jangka panjang

tersebut. Sehingga ketika dihadapkan

melalui diferensiasi produk konstan

pada kebutuhan atau keinginan untuk

dan inovasi, sehingga harus ditemukan

memasarkannya perlu memahami pola

cara untuk melindungi pekerja kreatif

konsumsi masyarakat sasaran atau

setidaknya dari tekanan pasar langsung

konsumennya menjadi masalah atau

untuk selalu mendapatkan ide-ide dan

tantangan di Kota Padang Panjang.

inovasi-inovasi baru (Amanda M. C.

Tantangan jaringan usaha (working

Brandellero

C.

network) yang fokus pada ekonomi

Kloosterman, 2010). Nampak bahwa

kreatif atau ekonomi budaya yang

Kota Padang lebih siap untuk hal

mampu menawarkan potensi ekonomi

tersebut meskipun peran pemerintah

yang cukup besar untuk dieksplorasi

minim.

Padang

sebagaimana Karin Drda-Kuhn dan

Panjang bahkan belum siap dengan

Dietmaw Wiegand (2010) nampaknya

media promosi dan pasar yang tidak

belum ditemukan pada para pelaku

jelas, artinya untuk tantangan yang

industri kreatif di Sumatera Barat

kedua ini, Padang Panjang belum

tersebut.

dan

Sedangkan

Robert

Kota

dirasakan tekanan pasar langsung. Sedangkan Kota Payakumbuh justru

PENUTUP

pasar yang baik buat industri kreatif

Komunitas seni yang berbasis

modern justru mengancam industri

sosial budaya memiliki peluang tidak

kreatif tradisional. Tantangan untuk

hanya dalam persoalan budaya secara

penggunaan manajemen dan akuntasi

umum, namun juga dalam bidang

kuantitatif perekonomian yang berjalan

industri

dan beriringan dengan manajemen

pentingnya peran komunitas seni, perlu

kualitatif kreativitas sebagaimana C.

dikampanyekan terus menerus, agar

Rachel

perkembangan dan pertumbuhannya

Granger

dan

Christine

atau

ekonomi.

Mengingat

153


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

innovation in the cultural industries, Creative Industries Journal: vol. 3:1.

menjadi lebih luas. Masing-masing daerah memiliki peluang dan tantangan yang berbeda, namun ada sejumlah permasalahan umum yang dialami oleh kebanyakan komunitas. Salah satu persoalan tersebut adalah manajemen atau pengelolaan. Rata-rata penggerak komunitas seni

Chapain, Caroline And Roberta Comunian And Nick Clifton. 2010. Location, location, location: exploring the complex relationship between creative industries and place, Creative Industries Journal, vol. 3:1.

akademisi, termasuk ahli manajemen,

Champion, Katherine. 2010. Hobson's choice? Constraints on accessing spaces of creative production in a transforming industrial conurbation, Creative Industries Journal, 3:1.

sangat diperlukan. Kerja sama ini

C.

adalah pekerja kreatif, dan kelemahan manajerial

sering

ditemui.

Dalam

konteks industri kreatif, keterlibatan pihak lain seperti pemerintah dan

memungkinkan

ditemukannya

pola

atau sistem manajemen komunitas, yang berbeda dengan perusahaan atau organisasi lain. Keunikan ini dapat menjadi bidang menarik yang dapat dibantu oleh ahli-ahli manajemen.

KEPUSTAKAAN Adam Jerusalem, Mohammad. 2009. Perancangan Industri Kreatif Bidang Fashion dengan Pendekatan Benchmarking pada Queensland’s Creative Industry, Prosiding Seminar Nasional Program Studi Teknik Busana. Amanda M. C Brandellero And Robert C. Kloosterman. 2010. Keeping the market at bay: exploring the loci of

Rachel Granger & Hamilton, Christine. 2010. Respatializing the creative industries: a relational examination of underground scenes, and professional and organizational lock-in, Creative Industries Journal, 3:1.

Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Pengembangan Eknomi Kreatif Indonesia 2025: Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015. Jakarta: Depdag RI. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2009. Studi Industri Kreatif Indonesia 2009. Jakarta: Depdag RI. Drda-Kuhn, Karin., Wiegand, Dietmar. 2010. From Culture to Cultural Economic Power: Rural Regional Development in Small German 154


Bahren, dkk, Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat

Communities, Creative Industies Journal, 3:1.

Pembangunan Pascasarjana Universitas Andalas.

Higuchi, Naoto & Nanako Inaba. 2012. Migrant workers enchanted with consumer society: transnationalism and global consumer culture in Bangladesh, Inter-Asia Cultural Studies.

Togar M. Simatupang, DKK. 2008. Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Kreatif di Kota Bandung, Jurnal Manajemen Teknologi (ISSN: 1412-1700), Volume 8 Number 1, 2008.

Khristianto, Wheny. 2008. Peluang dan Tantangan Industri Kreatif di Indonesia, Jurnal Bisnis dan Manajemen (ISSN 1411-9366), Volume 5 Nomer 1, September 2008, Bandar Lampung.

White,

Pareja-Eastaway., Pradel i Miquel, Marc. 2010. New economy, new governance approaches? Fostering creativity and knowledge in the Barcelona Metropolitan Region, Creative Industries Journal, 3:1.

Sumber internet

Petra Rehling. 2012. Harry Potter, wuxia and the transcultural flow of fantasy texts in Taiwan. Inter-Asia Cultural Studies, 13:1. Pusparini, Hesti. 2011. Strategi Pengembangan Industri Kreatif di Sumatra Barat (Studi Kasus Industri Kreatif Subsektor Kerajinan: Industri Bordir/Sulaman dan Pertenunan), Perencanaan

Pauline. 2010. Creative industries in a rural region: Creaive West: The Creative sector in the Western Region of Ireland. Creative Industries Journal, 3:1.

Creative Partnerships Arts Council England. 2007. Cultural and creative indutries: a review of the literature. London: Creative Partnerships Arts Council England. Diunduh dari www.creativepartnerships.com./literaturere views Florida, Richard. 2001. “The Rise of the Creative Class, Why Cities without gays and rock bands are losing the economic race�, dalam http://washingtonmonthly.com/f eatures/2001/0205.florida.html (dikunjungi 16 Juni 2009)

155


PERKEMBANGAN MUSIK DOL DI KOTA BENGKULU Zely Marissa Haque Program Studi Sendratasik FKIP Universitas PGRI Palembang. kazheya@gmail.com ABSTRAK Ensamble dol merupakan rangkaian musik untuk mengiringi dan sebagai pelengkap dalam upacara tabot. Berdasarkan aktivitas dan interaksi masyarakat Bengkulu mengenai peran musik dol tersebut, permasalahan untuk diteliti, yakni bagaimana perkembangan musik dol di kota Bengkulu. Adapun metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif untuk membantu membahas masalah tersebut dan memfokuskan deskripsi analisis. Perkembangan yang terjadi pada musik dol setelah dilakukan penelitian yakni pertama : musik dol yang sebelumnya sebagai media pendukung dalam suatu upacara, beralih fungsi menjadi sebuah pertunjukan komposisi musik yang disajikan untuk mengisi acara-acara umum di kota Bengkulu. Kedua : musik dol sebagai instrumen pelengkap dalam komposisi garapan baru. Ketiga : musik dol juga dijadikan sebagai bahan ajar di Sekolah dan Sanggar, hal ini berfungsi sebagai upaya pewarisan terhadap generasi baru dan juga merupakan upaya mendapatkan identitas kesenian tradisi kota Bengkulu serta menjadi aset bagi pariwisata kota Bengkulu. Kata Kunci : Tabot, Perkembangan Musik dol, Kota Bengkulu

ABSTRACT Dol ensemble is a series of music to go along with the tabot ceremony. Based on the activity and interaction of Bengkulu community about the role of dol music, the problem to be research is the development of dol music in the town of Bengkulu. The method used in this research was descriptive qualitative to help with the discussion focussing on analysis description. There are three developments occuring in dol music after the research was done. First, the dol music which was previously used to support a ceremony has now become a performance of music composition presented in general ceremonies in Bengkulu. Second, dol music as a complementary instrument in new composition. Third, dol music is also used as teaching material in schools and art groups, functioning as heritage for the new generation and as an effort to get a new identity of traditional art of Bengkulu and an asset for tourism in Bengkulu. Keywords: tabot, dol music development, town of Bengkulu

156


Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

berdakwah menyebarkan agama Islam

PENDAHULUAN Kota

Bengkulu

merupakan

dan

sebagian

dari

mereka

juga

salah satu daerah di pulau sumatra

melalukan perayaan atas wafatnya

yang penduduknya juga terbentuk atas

husein. Hasil pencampuran dua budaya

latarbelakang budaya melayu. Bentuk

tadilah

dari warisan budaya melayu yang

upacara tabot.

yang

dinamakan

dengan

berkembang dan dilestarikan tersebut

Sebagai satu kesatuan upacara,

adalah upacara tabot. Upacara tabot

upacara tabot dibentuk oleh bagian-

merupakan

bagian yang terangkai dalam bentuk

upacara

masyarakat

tradisional

Bengkulu

yang

tahapan-tahapan

upacara.

Beberapa

dilaksanakan setiap tahun, tepatnya

tahapan

pada tanggal 1-10 Muharram. Upacara

tanah, duduk penja, arak penja, arak

ini

jari-jari,

bertujuan

wafatnya

untuk

Husein

mengenang

ialah

menjara,

mengambik

arak

meradai,

Nabi

sorban, tabot besanding dan tabot

Muhammad SAW dalam perang tak

tebuang. Keseluruhan tahapan upacara

seimbang pada saat perang antara

tersebut dilaksanakan sesuai dengan

kaum

kelengkapan

syi’ah

cucu

tersebut

dengan

kaum

Bani

Umayah yang dipimpin oleh Yazid bin

aspek-aspek

pendukungnya.

Muawiyah serta Ubaidillah bin Ziyad

Adapun salah satu pendukung

di Padang Karbela wilayah Irak pada

dalam

tahun 61 Hijriah atau sekitar 680 M

adalah musik dol. Musik dol (ensambel

(Badrul Munir, 1993 : 63).

musik dol) terdiri dari dol, tassa dan

Pada awalnya upacara ini hanya

pelaksanaan

seruling.

Biasanya

upacara

musik

tabot

dol

di

dilakukan oleh keluarga Tabot (sipai),

gunakan pada upacara tahap ke empat

yakni masyarakat keturunan India yang

yakni upacara menjara, namun upacara

datang ke Bengkulu dan bekerja pada

ini juga kerap mengisi tahap upacara

pasukan Inggris sekitar tahun 1600-an

yang lainnya seperti upacara arak jari-

untuk

jari, arak sorban, tabot besanding dan

membangun

benteng

Marborought. Akhirnya para pekerja tersebut masyarakat

berasimilasi Bengkulu

dengan sambil

tabot tebuang. Sebaliknya masyarakat

tidak

hanya

Bengkulu

yang

157


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

melaksanakan

upacara

tabot,

masyarakat dari daerah lain juga

Bengkulu, seperti acara penyambutan tamu-tamu penting dan sebagainya.

merayakan tabot. Seperti daerah Aceh,

Berdasarkan

latar

belakang

Sumatra Barat meliputi Pariaman dan

masalah yang telah dijelaskan di atas,

Padangpanjang. Namun oleh karena

dapat

pergerakan budaya sangat dinamis

permasalahan

sehingga terjadilah perkembangan atau

perkembangan musik dol di kota

kepunahan

oleh

Bengkulu�.

pendukungnya,

maka

masyarakat

beberapa

yakni

Maka

“Bagaimana

penelitian

ini

hanya

memiliki tujuan untuk mengetahui

melaksanakan perayaan tersebut hanya

bagaimana perkembangan musik dol di

di Bengkulu dan Pariaman Sumatra

kota Bengkulu.

barat.

Bagi

yang

dirumuskan

masyarakat

Pariaman,

Dalam penelitian ini, penulis

upacara tabot sering disebut dengan

memilih penelitian deskriptif kualitatif

upacara

sebagai salah satu penelitian yang

Tabuik.

tersebut, juga

Dalam

terdapat

upacara gandang

dipandang

baik

tambua yang menjadi salah satu aspek

membahas

masalah

pendukung

memfokuskan

dalam

memeriahkan

untuk

membantu

tersebut,

deskripsi

dan

analisis

upacara tabuik (Asril Muchtar, 2002 :

sebagai

131). Pada dasarnya gandang tambua

dipakai dalam karya ilmiah ini. Metode

dan dol mempunyai kesamaan fungsi

deskripsi analisis yang dimaksudkan

dan kegunaan namun berbeda dalam

dalam

bentuk instrumen.

menguraikan

pilihan yang tepat yang

penelitian

ini

permasalahan

adalah setelah

Hal yang menarik terlepas dari

melakukan pengumpulan data yang

konteks ritual upacara, bahwa dol juga

diperoleh dari hasil penelitian maupun

digunakan sebagai kesenian tradisi

hasil wawancara dilanjutkan dengan

masyarakat

mentranskripsikan serta menganalisa

Bengkulu,

sebagai

instrument yang bisa dikembangkan

dengan

sesuai kebutuhan senimannya, serta

berhubungan

sebagai instrumen yang digunakan

kemudian menyusun dalam bentuk

pada setiap acara ceremonial di Kota

tulisan ilmiah.

pendekatan dengan

teori tulisan

yang ini,

158


Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

PEMBAHASAN

dalam

instrumen

klasifikasi

Bentuk Musik Dol Di Kota Bengkulu

membranophone yaang getaran suara atau bunyinya berasal dari kulit (kulit

Seiring berjalan waktu, dol mencapai suatu proses pengembangan dan penyelamatan identitas. Cara ini lah yang tepat, agar fungsi dan rasanya masih

tetap

penikmatnya.

dirasakan

oleh

para

Dengan

kata

lain

dibutuhkan suatu pewarisan terhadap generasi-generasi baru bahkan dengan bentuk-bentuk yang baru dalam hal ini bentuk instrument, melodi/ritme dan bentuk

pertunjukan

serta

perkembangannya di Kota Bengkulu. Dol adalah sejenis beduk yang

lembu atau kerbau), dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan kanan dan kiri. Tampilan fisik luar dari dol diwarnai dengan corak warna-warna terang seperti merah, hijau dan kuning menyala agar kelihatan lebih menarik. Dalam upacara tabot ada tiga repertoar lagu dol yaitu motif Tamatam, Suwena dan Suweri. Ketiga repertoar lagu ini berperan dalam

sebagai upacara

upacara

menjara

musik

pengiring

tabot

khususnya

dan

melengkapi

kebutuhan upacara lainnya.

terbuat dari bongkol tempat akar kelapa yang ditutupi kulit lembu atau kerbau,

dan

dibunyikan

dengan

memakai alat pukul yang terbuat dari kayu yang dilapisi kain. Gendang besar ini dibawa oleh orang Benggali dari India

bersamaan

dengan

tabot.

Bentuknya seperti tempayan besar, dengan bagian atas dipotong rata dan bagian bawahnya tidak berlubang. Bahannya terbuat dari bonggol kelapa yang sudah tua, namun pada saat ini telah dipakai pula bonggol pohon nangka atau pohon cempedak (Manalu luhut Dkk, 1995 : 35). Dol termasuk

Gambar 1. Upacara beruji dol saat pelaksanaan menjara dalam upacara tabot (Foto: Zelly, 2009)

Fungsi Dol di Kota Bengkulu Dalam

upacara

tabot,

dol

digunakan sebagai musik pendukung dalam upacara. Dol disajikan pada upacara arak sorban, menjara, tabot besanding dan tabot tebuang. Dalam

159


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

hal ini, dol merupakan bagian dari

mengiring upacara, musik dol juga

prosesi upacara yang sangat penting

berfungsi menghibur masyarakat kota

yang tak terpisahkan dari upacara

Bengkulu yang mengikuti proses tabot

tabot, selain memenuhi kebutuhannya

tebuang.

dalam mengiringi rangkaian upacara agar

rangkaian

upacara

tersebut

menjadi lengkap. Fungsi pertama dol

Dol sebagai Media Seremonial di Kota Bengkulu

dalam upacara tabot adalah mengiringi

Dol di luar dari konteks upacara

proses kegiatan mengarak sorban.

tabot, berfungsi sebagai musik yang

Fungsi dol yang kedua mengiringi

digunakan untuk mengisi acara-acara

kegiatan upacara menjara. Fungsi yang

yang bersifat umum di Kota Bengkulu.

ketiga adalah sebagai musik hiburan

Adapun acara tersebut yakni acara

dalam

besanding.

penyambutan tamu-tamu penting, acara

Adapun bentuk acara yang dikonsep

ulang tahun kota Bengkulu, acara

oleh panitia pelaksana, yakni berupa

menyambut

komposisi

Republik Indonesia dan acara-acara

upacara

tabot

musik

yang

dikemas

hari

dengan reportoar lagu dol dipadu

besar

dengan

kota

Berdasarkan hasil pengamatan yang

Sajian musik dol lainnya

dilakukan, bahwa perkembangan dol

kesenian

Bengkulu.

tradisi

di

lainnya

di

kemerdekaan

kota

adalah musik iringan tari Melayu

terus

Bengkulu, dalam hal ini dol hanya

kemajuan. serta kehadirannya direspon

sebagai pelengkap media instrumen

baik oleh pendukungnya. Dol sebagai

dan mengiringi musik dari tari-tarian

musik tradisi yang berfungsi sebagai

tersebut. Fungsi yang terakhir adalah

media

mengiringi upacara tabot tebuang.

menjadi suatu identitas kesenian dari

Dalam hal ini musik dol digunakan

daerah

dalam bentuk arak-arakan oleh masing-

mampu memberikan kekuatan musik

masing

yang ekspresif dan dinamis dengan

kelompok

tabot.

Mereka

meningkat

dan

Bengkulu.

seremonial

Bengkulu

ritmenya

yang

motif dol menuju tempat pembuangan

sehingga

mampu

Selain

fungsinya

menjelma

tersebut,

mengarak tabot dengan diiringi motif-

tabot.

dan

mengalami

telah

menghentak-hentak membangkitkan

untuk

160


Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

emosi

bagi

siapa

saja

yang

menyaksikannya.

yang

bersifat

Bengkulu.

Adapun

bentuk

penyajian

tradisi

seremonial

di

Agar aktifitas

itu

terus

kota

kesenian

berjalan,

maka

musik dol sebagai sebuah kebutuhan

dibutuhkan suatu pewarisan terhadap

acara

generasi-generasi baru yang nantiya

yang

bersifat

seremonial

biasanya tidak terlepas dari reportoar

akan

lagu yang digabung dengan repertoar

tersebut.

mewarisi

kesenian

tradisi

musik tradisi lainnya seperti gendang

Adapun bentuk pengembangan

serunai dan musik gamat melayu.

dol saat ini adalah digunakan untuk

Misalnya pada perayaan ulang tahun

bahan ajar mata pelajaran kesenian dan

kota Bengkulu, oleh para seniman

pelajaran

tradisi

kota

SMA di kota Bengkulu. Dalam hal ini,

Bengkulu, musik dol dikemas dalam

penulis mengambil contoh salah satu

bentuk

yang

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

berangkat dari reportoar lagu yang

kota Bengkulu. Adapun proses yang

dipadu dengan kesenian tradisi lainnya.

diajarkan adalah sebagai berikut.

Dalam hal ini agar tercipta sebuah

a. Mengenai

yang

berasal

komposisi

dari

musik

ektrakurikuler

latar

SMP

belakang

dan

sejarah

komposisi musik dengan suasana dan

upacara tabot, prosesi upacara tabot,

konsep yang berbeda dari sebelumnya.

maksud dan tujuan upacara tabot,

Selain itu, sebagai upaya pelestarian

waktu dan tempat penyelenggaraan upacara tabot.

kesenian tradisi musik dol agar dapat bermanfaat

dan

dilestarikan

oleh

b. Mengenai

c. Dol Sebagai Materi Pembelajaran di Sekolah dan Sanggar Seiring berjalannya waktu, dol mencapai suatu proses perkembangan fungsi

dan

perlengkapan upacara tabot.

masyarakat Bengkulu.

berdasarkan

persiapan

dalam

kebutuhannya sebagai musik upacara

Siswa

mempelajari

tari-tarian

dalam upacara tabot d. Siswa mempelajari dalam lagunya

upacara

motif dol

tabot

(Tamatam,

beserta Suwena,

Suweri) dan memainkan melodi dan ritmenya.

dan sebagai musik pelengkap acara

161


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

e. Membuat kerajinan tangan berupa bangunan berhubungan

yang

tersebut adalah berlatih memainkan dol

upacara

dan melatih tari-tarian dari daerah

dan

tabot

dengan

Aktivitas yang dilakukan oleh sanggar

Bengkulu. Salah satu contoh sanggar

tabot. Sebagai

dari

proses

yang masih eksis dan sedang gencar-

setiap

akhir

gencarnya mempromosikan kesenian

pergantian kenaikan kelas diadakan

tradisi dol dan kesenian tradisi lainnya

Pentas Seni atau Pensi. Tujuan dari

di kota Bengkulu adalah sanggar

acara ini adalah untuk melihat sejauh

Mayangsari. Dari beberapa sanggar

mana para siswa memahami dan

yang ada di kota Bengkulu sanggar

menguasai budaya tabot. Isi dari acara

Mayangsari memang sedang mendapat

pentas

perhatian khusus dari pemerintah kota

belajar,

hasil

biasanya

seni

adalah

mempraktekkan

para

bagaimana

siswa cara

Bengkulu.

Prestasi

yang

telah

bermain dol dan mempraktekkan tari-

diperoleh oleh sanggar Mayangsari

tarian tabot yang mereka dapatkan di

yakni mampu memperkenalkan dol

sekolah.

kepada

masyarakat

luar

Bengkulu

Berdasarkan penjelasan di atas,

untuk dipelajari sebagai wawasan seni

pengembangan dol pada hakekatnya

dan sebagai tontonan dari sebuah

adalah upaya pelestarian budaya agar

pertunjukan

terus hidup dan berkembang. Musik

dilakukan oleh sanggar Mayangsari

dol sebagai bahan ajar di Sekolah

tersebut,

adalah usaha untuk mempertahankan

mempertahankan dan mengembangkan

kesenian tradisi upacara tabot agar

kesenian tradisi musik dol agar tidak

dikenal

punah.

oleh

generasi

muda

dan

seni.

juga

Proses

merupakan

yang

cara

generasi baru berikutnya. Bentuk lain dari pengembangan musik dol lainnya adalah kegiatan sanggar atau komunitas yang berada

Dol sebagai Sumber Garapan Komposisi Baru Dalam kurun waktu yang lama

kota

musik dol mengalami perkembangan

Bengkulu dan yang berdiri sendiri

sesuai dengan kebutuhannya. Adanya

tanpa

proses perkembangan itu disebabkan

dalam

wilayah

campur

pariwisata

tangan

pemerintah.

162


Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

oleh

perubahan

kebudayaan

yang

mengiringi ritme dalam komposisi dol.

berarti (William Haviland, 1988 : 263).

Perkembangan yang terjadi terhadap

Maksud dari perubahan dalam tulisan

instrumen dalam komposisi dol yakni

ini adalah perkembangan yang berarti

adalah penambahan instrumen baru

bagi para pendukungnya agar kesenian

seperti seperangkat dol kecil, gendang

ini dapat terus bertahan dan bermanfaat

buatan yang berasal dari pipa paralon

bagi kesenian itu sendiri. Dol sama

dan berukuran kecil. Sehingga dalam

dengan musik tradisi lainnya juga

penambahan instrumen tersebut, fluit

harus dapat menyesuaikan dengan

yang

lingkungan

memberikan

sekitarnya,

sehingga

nantinya musik tradisi ini akan terus berkembang dengan baik. Berdasarkan

biasanya

digunakan

aba-aba,

untuk

tidak

lagi

digunakan dalam komposisi dol. Sumber daya manusia yang

di

dapat bergerak melalui ruang dan

sebagai alat musik tradisi,

waktu, dan bertindak sebagai pelaku

juga mengalami perkembangan yang

seni atau seniman. Dalam sebuah

akhirnya mengikuti fungsi dan bentuk

pertunjukan seni, pemain adalah faktor

yang terjadi pada gandang tambua di

pendukungnya.

Pariaman

merasakan

atas, dol

pemahaman

Sumatra

Barat.

Adapun

Pemain

adanya

kontak

dapat batin

bentuk-bentuk perkembangan musik

terhadap sistem norma dan nilai dari

dol di kota Bengkulu dapat dilihat dari

suatu kebudayaan serta subjek yang

konsep musik, instrumen, pemain dan

sedang dilakukannya maka pemain

tempat

Dalam

akan melakukannya berdasarkan proses

komposisi, konsep utama musik dol

yang terus berlangsung dari generasi

adalah tiga lagu dalam reportoar

sebelumnya

upacara

berikutnya.

penyajiannya.

tabot

yang

kemudian

berkembang sesuai dengan konsep dan keinginan komposer.

Pengembangan

hingga

generasi

Dalam proses tersebut budaya pun berubah oleh karena budaya

yang terjadi, berada pada wilayah ritme

bersifat

yakni adanya penambahan motif-motif

mengikuti alur yang telah terjadi di

baru dalam ketiga lagu dol dan

sekelilingnya. Perubahan ini adalah

penambahan

salah satu cara agar suatu kebudayaan

melodi

yang

bersifat

dinamis,

maka

pemain

163


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

itu akan terus hidup dan berkembang

Berdasarkan pengamatan yang terjadi,

maka pemain atau sebagai pelaku harus

hal ini mengundang para perempuan

mengikuti

untuk

alur

sesuai

dengan

kebutuhan komposisi dol.

mengaplikasikan

Sesuai dengan kebutuhannya, dewasa

ini

bentuk

dapat

memainkan musik

dan tradisi

tersebut.

perkembangan

dalam segi pemain musik dol, adalah anak-anak dan remaja. Anak-anak dan para remaja lebih menguasai dan mengekspresikan gaya dalam bermain Sementara orang yang telah

dol.

berumur

hanya

bertindak

sebagai

pelatih atau bertindak sebagai pengajar. Hal

ini

dapat

dilihat

pada

saat

permainan dol sedang berlangsung, anak-anak

sangat

agresif

Gambar 2. Anak-anak dalam permainan beruji dol ketika upacara tabot (Foto: Zelly, 2009)

dan Pertunjukan dol biasanya dapat

bersemangat dan lebih ekspresif dari pada

orang-orang

dewasa

pada

umumnya, yang terkesan monoton dan biasa-biasa saja. Umumnya anak-anak yang bermain dol, adalah pelajar dan anggota sanggar. Setiap akhir pekan mereka berlatih menabuh dol untuk mengikuti acara atau festival kesenian di

dalam

maupun

di

luar

kota

Bengkulu. Setelah ditelusuri lebih jauh dorongan semangat yang diciptakan atas pukulan-pukulan yang dinamis akhirnya mengundang para perempuan yang bergelut di dunia seni untuk ikut memeriahkan

pertunjukan

tersebut.

dinikmati

ketika

adanya

perayaan

upacara tabot oleh karena fungsinya dol sebagai pelengkap dan pendukung dari

proses

upacara

tersebut.

Contohnya pada saat menjara, yang intinya adalah acara bertanding dol. Adapun Bentuk pertunjukan dol pada saat upacara tersebut yakni saling mengarak

atau

saling

berkunjung

antara kelompok tabot yang paling tua dan kelompok tabot yang paling muda. Dalam kompetisi ini, mereka saling memperlihatkan ketangguhan dalam bermain dol. Pertunjukan dol tersebut

164


Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

biasanya diadakan di lapangan terbuka

komposisi dol tersebut. Pada saat itu

di Kota Bengkulu ( lapangan merdeka

juga

Bengkulu).

perkembangan pada instrumen dol

tampak

adanya

bentuk

Namun kurun waktu sepuluh

yakni terdapat dol yang ukurannya

tahun ini, dol menjelma menjadi

kecil dan berfungsi sebagai pelengkap

instrument yang lebih berenergi dan

dalam komposisi dol bentuk garapan

sangat agresif. Hal ini tampak jelas

baru.

pada acara festival music di solo berapa

tahun

yang

lalu.

Ketika

Pada akhirnya dol yang tadinya digunakan

sebagai

media

spritual

instrument ini bergabung dengan music

untuk

yang lebih bersifat popular seperti

beralih fungsi untuk mengisi acara-

music pop dan music jazz. Pertunjukan

acara yang sifatnya ceremonial dan

komposisi dol tersebut diringi oleh

sebagai hiburan. Hal ini tidak jauh

gitar

serta

bedanya dengan gandang tambua yang

pertunjukan

berada di Pariaman yang sudah sejak

tersebut juga diisi dengan atraksi

lama beralih fungsi sebagai kesenian

angkat

adalah

tradisi masyarakat Pariaman khususnya

beberapa pemain menabuh dol dengan

dan Sumatra barat pada umumnya.

cara mengangkatnya. Hal ini sungguh

Sehingga makna dan fungsi yang

berbeda dari biasanya dan tak tampak

awalnya sebagai ekpresif dari perang

bahwa instrumen tersebut berasal dari

yang terjadi di karbela telah berubah

upacara ritual.

menjadi

elektrik,

seksophone.

dol.

gitar

bass

Dalam

Maksudnya

Pertunjukan

dol

dengan

mendukung

upacara

fungsi

hiburan

tabot,

bagi

masyarakat pendukungnya.

kemasan yang lebih menarik tersebut ternyata juga diikuti oleh regenerasi

PENUTUP

baru (anak-anak). Mereka bermain

Hasil

dari

pembahasan

pada acara festival anak Nusantara di

Perkembangan Musik Dol di Kota

Taman Mini Indonesia. Permainan

Bengkulu, melahirkan berbagai makna

motif ritme dan pukulan dol yang

yang

bersifat dinamis dan bersemangat juga

perilaku budaya. Hal ini disebabkan

canda tawa mereka menambah natural

oleh

terkonteks

suatu

dalam

perubahan

perilaku-

yang

165


Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

menginginkan

musik

berkembang

tradisi

sesuai

itu

pengembangan musik tradisi. Sehingga

dengan

terwujudnya

pelestarian

dan

kebutuhannya.

Untuk

melihat

pengembangan budaya agar kesenian

perkembangan

terhadap

prilaku

tradisi tersebut dapat terus bertahan.

tersebut,

dapat

maka

disimpulkan

Selain

itu

dapat

diketahui

berdasarkan fungsi dan bentuknya.

bahwa perkembangan yang terjadi

Antara lain sebagai berikut.

pada dol bisa membawa dampak positif

1. Musik dol digunakan sebagai sarana

dan membuka peluang yang bagus bagi

ritual

para seniman untuk lebih bebas dalam

2. Musik dol sebagai presentasi estetis dan

pengikat

sesama Bengkulu

solidaritas

antar

digunakan pada acara ritual, namun

di

kota

dengan perkembangan tersebut dapat

sebagai

upaya

masyarakat serta

berkarya. Walaupun tadinya dol hanya

pewarisan.

mencegah

adanya

penurunan

atau

krisis kepunahan terhadap instrumen

3. Musik dol sebagai media seremonial

atau kesenian tradisi.

di kota Bengkulu 4. Musik

sebagai

dol

pembelajaran

di

materi

Sekolah

dan

Sanggar 5. Musik dol sebagai sumber garapan komposisi baru Perkembangan yang terjadi pada dol akhirnya mencapai suatu kepuasan bagi pemerintah kota Bengkulu, dan bagi masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur estetisnya dan pengikat solidaritas antar masyarakat kota Bengkulu serta sebagai musik dan instrumen yang memberikan

warna

baru

KEPUSTAKAAN Asril.

2002. Pertunjukan Gandang Tambua dalam Upacara Ritual Tabuik di Pariaman Sumatra Barat. Tesis, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Asril, Muctar . 2004. Upacara Tabuik dari Ritual Heroik ke Pertunjukan Heriok dalam Seni Tradisi Menantang Perubahan. Padangpanjang: Bunga Rampai STSI. Hadi Y, Sumandyio. 2006. Seni Dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Pustaka. Hanefi. 2002. Buku Ajar Musikologi Nusantara III. Padangpanjang: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI).

terhadap

166


Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

Haviland, William diterjemahkan oleh R.G Soekadijo. 1988. Antropologi Edisi ke Empat Jilid 2. Yogyakarta: Erlangga. Koenjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.

Pohan, Ronald dkk. 1995. Studi Komparatif Musik Dol Band Salah Satu Pengolahan Musik Dol dalam Upacara Tabot di Kota Bengkulu Propinsi Bengkulu. Bengkulu: Depdikbud Taman Budaya.

Martani, Marjani dkk. 1976. “Ensklopedia Musik dan Tari Daerah Sumatra Barat Padang,� dalam Studi Komparatif Musik Dol dalam Upacara Tabot Dikota Bengkulu oleh Luhut Manalu DEPDIKBUD. Bengkulu: Taman Budaya.

Smith, Huston. 1996. Ensiklopedia Islam. Jakarta: Raja Grafindo.

Munir, Badrul. 1991. Tabot di Kotamadya Bengkulu. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Bengkulu: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suka, Harjana. 2002. Coret-coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta: MSPI.

Soedarsono. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

167


EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni

Redaksi menerima naskah artikel jurnal dengan format penulisan sebagai berikut: 1. Jurnal Ekspresi Seni menerima sumbangan artikel berupa hasil penelitian atau penciptaan di bidang seni yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir, dan belum pernah dipublikasikan di media lain dan bukan hasil dari plagiarisme. 2. Artikel ditulis menggunakan bahasa Indonesia dalam 15-20 hlm (termasuk gambar dan tabel), kertas A4, spasi 1.5, font times new roman 12 pt, dengan margin 4cm (atas)-3cm (kanan)-3cm (bawah)-4 cm (kiri). 3. Judul artikel maksimal 12 kata ditulis menggunakan huruf kapital (22 pt); diikuti nama penulis, nama instansi, alamat dan email (11 pt). 4. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia) 100-150 kata dan diikuti kata kunci maksimal 5 kata (11 pt). 5. Sistematika penulisan sebagai berikut: a. Bagian pendahuluan mencakup latar belakang, permasalahan, tujuan, landasan teori/penciptaan dan metode penelitian/penciptaan b. Pembahasan terdiri atas beberapa sub bahasan dan diberi sub judul sesuai dengan sub bahasan. c. Penutup mengemukakan jawaban terhadap permasalahan yang menjadi fokus bahasan. 6. Referensi dianjurkan yang mutakhir ditulis di dalam teks, footnote hanya untuk menjelaskan istilah khusus. Contoh: Salah satu kebutuhan dalam pertunjukan tari adalah kebutuhan terhadap estetika atau sisi artistik. Kebutuhan artistik melahirkan sikap yang berbeda daripada pelahiran karya tari sebagai artikulasi kebudayaan (Erlinda, 2012:142). Atau: Mengenai pengembangan dan inovasi terhadap tari Minangkabau yang dilakukan oleh para seniman di kota Padang, Erlinda (2012:147-156) mengelompokkan hasilnya dalam dua bentuk utama, yakni (1) tari kreasi dan ciptaan baru; serta (2) tari eksperimen. 7. Kepustakaan harus berkaitan langsung dengan topik artikel. Contoh penulisan kepustakaan: Erlinda. 2012. Diskursus Tari Minangkabau di Kota Padang: Estetika, Ideologi dan Komunikasi. Padangpanjang: ISI Press.


Pramayoza, Dede. 2013(a). Dramaturgi Sandiwara: Potret Teater Populer dalam Masyarakat Poskolonial. Yogyakarta: Penerbit Ombak. _________. 2013(b). “Pementasan Teater sebagai Suatu Sistem Penandaan”, dalam Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian & Penciptaan Seni Vol. 8 No. 2. Surakarta: ISI Press. Simatupang, Lono. 2013. Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni Budaya. Yogyakarta: Jalasutra. Takari, Muhammad. 2010. “Tari dalam Konteks Budaya Melayu”, dalam Hajizar (Ed.), Komunikasi Tradisi dalam Realitas Seni Rumpun Melayu. Padangpanjang: Puslit & P2M ISI. 8. Gambar atau foto dianjurkan mendukung teks dan disajikan dalam format JPEG.

Artikel berbentuk soft copy dikirim kepada : Redaksi Jurnal Ekspresi Seni ISI Padangpanjang, Jln. Bahder Johan. Padangpanjang Artikel dalam bentuk soft copy dapat dikirim melalui e-mail: red.ekspresiseni@gmail.com



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.