TaMu Edisi XXI November - Desember 2011

Page 1

Edisi XXI/NOVEMBER-DESEMBER/2011

Denny Monke Bekas y Boots: Tukang Aki!

S E O G Z Z A J S U P M A C O T 2011

LOKAL BRAND h a l a k k ga

PL FAIR 2011 CHEERS PARTITIT

e-paper. www.issuu.com/tabloidtamu


3

CONTENT CONTENT BRAND LOKAL GAK KALAH!

BRAND LOKAL GAK KALAH!

TEEN ATTITUDE MOMENT URBAN

Indonesia punya lagu-lagu yang cakep! itulah yang dibilang sama Buzz Bros. mereka aja sampe cover lagu “Burung Kakaktua�. Salut juga buat anak-anak Pangudi Luhur yang sukses bikin PL Fair 2011. Ga lupa, salut juga buat Cheers PL! SMA 3, walau divisi tarinya kalah di kandang sendiri, tapi pensinya adem, jauh dari ujan, dan bertebaran nama besar. Penampilan prima bukan di Agnes Monica ternyata. Tapi malah di Steven Jam. Mengenang Ima lebih asik daripada liat Agnes jingkrak-jingkrak. Selamat buat Universitas Pelita Harapan, khususnya anakanak desain 2009 yang sukses bikin Titik Temu 3 x 3, pameran seni rupa keren. Jazz Goes To Campus juga juara. ujan-ujan pun masih rame. Baca juga Gerakan Indonesia Membaca Sastra, Erasmus Huis Closing Act, Festival Teater Jakarta. Terakir, baca perjuangan Denny Monkey Boots. dari jadi tukang aki sampai jadi vokalis band yang bakal main London Ska Festival 2012. Selamat natal dan tahun baru. Semakin panjang dan besar!

PL FAIR 2011!

4 8

TITIK TEMU 3 X3 TELETUBIES KRIBO

10&11

Lala Karmela akan pacaran sama saya di 2012, Leo Utomo.

ERASMUS CLOSING AC DENNY MONKEY BOOTS

dapur tamu!

14

Page!

LABIL 3-4 XTRA 5,6 FACEBOOKERS 7 GAUL 8,10 FASHIONISTA 11 GOES TO CAMPUS 12,13 KOMUNITAS 14 15 OLDIG 15

EDITORIAL Chief Editor Dedy Pristiwanto GM Business Christina M.S. Indiarti Marcomm Manager Dani Ardana K Editor: Thesa Nuansyah Graphic Designer Sugara Adi, Paulus Trigo Advertising Manager Erika Oktoviani

OLDIG Redaksi menerima karya berupa artikel, kartun, foto, dan humor. Untuk artikel diketik dalam format MS Word berukuran maksimal 3.000 karakter, 1,5 spasi jenis huruf calibri dengan 11 pt. Pengiriman karya ke Redaksi Tabloid Tamu di Gedung Kompas Gramedia Unit I Lantai 2-3 Jalan Palmerah Barat No 33-37, Jakarta 10270 disertai fotocopy KTP/ kartu pelajar dan nomor telepon atau ke alamat email: tabloidtamu@ gmail.com naskah paling lambat diterima minggu kedua setiap bulan. Karya yang dimuat akan diberi imbalan/suvenir.

Account Executive Nanda Arkys Marketing Support Elissa Dwi Lestari, Hieronimus Rama Agnes Hermin Publisher PT Metrogema Media Nusantara Gedung Kompas Gramedia Unit I Lantai 2-3 Jalan Palmerah Barat No 33-37, Jakarta 10270. Telp (hunting): 021-5367 7881/82. (Ext : 4842/4805) FAX: 021-5367 6972 (Redaksi), 021-53677011 (Iklan).

Model: Vega Karina Digital Imaging : Sugara Adi Fotografer & : Iwan Setiyawan, & Sugara Adi Stylish: Paulus Trigo Make Up: Tiarnita. Lokasi: DISTRO OR-K689

Facebook: wartamuda@yahoo.co.id Twitter : @tabloidtamu Email: tabloidtamu@gmail.com Hotline : 0857 18395136


3

Edisi XXI/November-Desember 2011

Brand lokal

ga kalah! Leo Utomo

ilihan erita P

nB Lapora

Saya sempet heran pas lewat Tebet Utara Dalam di awal Desember lalu. Temen-temen kita rela antre lamalama cuma buat masuk Ouval Research dan Gummo. Padahal antriannya udah nyaris mau ke Bloop! Itupun bentuk antriannya labirin. Kalo bentuk antriannya dilurusin, mungkin udah bisa sampai Endorse. Sudah capek-capek nunggu, masuknya pun dijatah. Cuma boleh berdua-dua. “Ini mau beli baju atau antri beras subsidi,” pikir saya.

Memang sih di toko itu lagi ada diskon gede-gedean akhir tahun. Tapi, pikir saya lagi, kenapa harus dibelabelain? Padahal gak semua item didiskon. Dan diskon gede-gedean itu gak berlaku buat semua item. Ada yang potongannya kecil. Lalu, masih banyak toko lain, dengan diskon akhir tahunnya juga, dengan koleksi brand lainnya, dengan lokasi yang mungkin lebih dekat sama rumah temen-temen yang antre itu. Apalagi, temen-temen kita yang antre itu kan mau beli, masak disuruh menunggu di luar, dalam antrian lagi... Hanya barang spesial yang belinya harus dibela-bela begitu. Bertanyalah saya sama Sutan dan Desi, yang saat itu sudah ngantre sampai 1 jam. Apa sih spesialnya, sampai mereka rela ”date in a queue”? Jawab mereka, ”sepatu Gummo beda. Kerennya, kuatnya, nyamannya udah kayak M.....H, tapi harganya lebih murah Gummo. Jaket Ouval juga keren-keren. Dan mumpung lagi diskon, harganya jadi semakin murah. Gak apa apa deh antre sebentar,” tambah Desi. Singkat kata, ikut antrilah saya. Dan ternyata memang benar yang dibilang Sutan. Barang-barangnya keren, kuat, dan nyaman dipakai. Kalau dihitung-hitung, sebenarnya harga produk-produk tersebut lebih mahal daripada produk-produk pasar dan pusat grosir. Perbedaannya ada di satu hal abstrak yang namanya seni. Produk-produk tersebut dibuat oleh desainer. Karena itu, desainnya lebih terkonsep. Yang akhirnya bikin produk itu jadi bisa dibilang fashion. Style anak muda yang ada dalam produkproduk itu juga bisa jadi lifestyle kita. Produk itu memang ada yang sengaja dicetak terbatas, ada juga yang karena keterbatasan modal, akhirnya jadi dibuat terbatas. Tapi itu lah yang bikin produk-produk ini punya nilai sendiri yang disebut eksklusif. Lalu, yang paling bikin bangga adalah ternyata produk-produk itu semuanya buatan lokal! Istilahnya, local fashion brand. Gak cuma tempat-tempat tadi aja yang ada local fashion brand yang kerenkeren. Coba tengok Mazee yang ada di mall FX, Senayan. Dalam concept store itu, ada Mouton. Brand asal Bandung yang nyediain tas sampai aksesoris dari kulit. Ada Canvas Living, brand asal Dadap yang nyediain sandal dan beach bag dari kanvas dan kain kepar. Untuk kaos, Mazee punya Sky buat cowok dan Koffka buat cewek.

Casa Elana, brand dari desainer Anneeke Scorpy, Fifi Alvianto, dan Hanna Faridl juga asik buat ditengok. Buat kita yang suka scooter, punk-culture, Mazee punya Oink!, asal Bandung. Maine St. Footwear bikin rame zona sepatu di Mazee. Letaknya deket banget sama area Archa Jeans. Kalau belum cocok sama Archa, Born in 2009 bisa jadi pertimbangan. Koleksi dry jeans-nya bakal bikin kantong gatel! Buat pembaca cewek, YenSyahhegar, Auntie Gets Dregged, dan Dua Yosafat bisa banget buat nambah koleksi. ”Ada rencana, kami mau gandeng desainer dari negara ASEAN. Tapi yang pasti, sejauh ini Mazee full local fashion brand. Mazee sangat mendukung desainer muda lokal, membantu mereka supaya karyanya terlihat, bahkan bisa memperbesar usahanya. Mazee bangga jadi bagian dari perkembangan karya anak bangsa, khususnya dalam bidang fashion,” kata Bobby. humas Mazee. Level One di Grand Indonesia juga punya segudang local fashion brand. 16DS dengan koleksi denimnya (ya, brand yang sukses datengin Vampire Weekend, Phoenix, dan Temper Trap). Buat penggemar fashion modern, unik, “cantik”, Danjyo Hiyoji dari desainer Dana Maulana, Liza Mashita, dan Adrianus Rama asal Kebayoran Baru ini bisa jadi pertimbangan. DH dianggap brand lokal paling inovatif menurut Cleo Fashion Award. Dan sekarang mereka punya cabang di Singapura! Pemenang Esmod Best Interpretation Design juga ada di Level One. Dia adalah Kle, milik desainer Kleting Titis. Desainer Mel Ahyar juga gak ketinggalan lewat brand Happa. Batik dengan gaya modern, inovatif, anak muda? Iwet Ramadhan punya jawabannya di TikShirt! Lupain dulu deh batik-batik formal ala upacara. Batik Tikshirt pas diajak gaul! “Gue lebih pilih local fashion brand. Lebih murah, pasti. Coba lo bandingin sama brand luar (negeri). Sepatu kulit-dalam aja udah bisa 900 ribu. Local brand kisaran 300 ribu. Kuat? Kuat lah, bahannya ’sama’. Desain gak kalah keren. Trus ada perasaan bangga juga pake produk desainer lokal,” jelas Tomy, mahasiswa desain interior Trisakti. Masih banyak tempat-tempat yang nyediain local fashion brand lain. Robinet, Mejiku, Wondershoe yang ada deket SMA 78 Kemanggisan; Olt, Mendawai; Sir, Gunawarman; Manekineko di mall Epicentrum; The Goods Dept di Plaza Indonesia; dan masih banyak lagi. Brand lokal atau luar? Coba tengok lokal dulu! foto-foto: Tomy Agusta & Adi Sugara

Gue lebih pilih local fashion brand. Lebih murah, pasti. Coba lo bandingin sama brand luar (negri). Sepatu kulit-dalam aja udah bisa 900 ribu.


4

Edisi XXI/November-Desember 2011

PL Fair 2011: Cheers Asuhan Partitit!

Almarhum Raafi Aga, alias Bolpan jadi motivasi anakanak SMA Pangudi Luhur buat suksesin PL Fair kali ini. Surat-surat ancaman gak bikin panitia surut. Isu-isu negatif mereka jawab dengan sistem pengamanan yang lebih menjanjikan. PL Fair 2011 lengkap pengamanannya. Polisi, anjing terlatih, pasukan bersenjata, angkatan militer, bahkan intel! Ditambah lagi seksi keamanan PL Fair 2011 sudah jaminan mutu karena seleksi dan pelatihan yang lebih berat dibanding tahun lalu.

Leo Utomo. BURGERKILL

foto-foto: Martinus Barmantyo

BESOKBUBAR

Line up artis juga digeber. Burgerkill, Sir Dandy, Besok Bubar, Shape of Stone dirasa belum cukup. PL Fair 2011 akhirnya sampai import Shaggy Dog jauh-jauh dari Jogja, dan Pure Saturday dari Bandung. Pure Saturday bahkan bawain 1 single terbaru mereka pertama kali di PL Fair 2011! Gigi didaulat jadi band puncak acara PL Fair kali ini. Tapi masih ada satu band lagi yang ngisi di PL Fair 2011. Voiceless and Soulastic! Band pop jazz yang dulunya kayak Kahitna (punya 3 vokalis!) sekarang mulai naik daun dengan formasi mereka yang lebih kompak. 1 vokalis aja cukup. Uap (nama beken dari Widya Ayu), yang ternyata masih anak SMA, sore itu tampil kompak sama drummmer Edgar, bassis Tegar, keyboard Jeremiah, dan gitaris Caraka. Dengan dress biru plus cardigan merah, Uap bareng VnS langsung hajar pengunjung PL Fair dengan ”Yang pertama”. Uap hayatin banget pas nyanyi ini. Selidik punya selidik, lagu ini ternyata emang ditulis sama Uap dan Jordan pas mereka lagi mengenang saat-saat jatuh cinta pertama, nembak lawan jenis, gemeteran abis. “Inikah cinta” sukses bikin pengunjung sing along bareng VnS. Lagu ini emang populer banget karena udah sempet dibawain boyband lawas, ME. Lagu ini punya kenangan sendiri sama VnS. Mereka bawain lagu ini pas awal-awal naik panggung. ”Kami belum top, kami mau ngajak penonton nyanyi bareng. ’Inikah cinta’ rumus suksesnya, hahaha,” cerita drummer Edgar.

Selesai sing along, VnS lagu maenin lagu galau jagoannya, ”Bukan dirimu”. Kali ini giliran drummer Edgar yang bengong. Maklum, selain main santai di lagu ini, Edgar lah yang bikin lagu ini. Berasal dari pengalaman pribadi dia sama PHP, pemberi harapan palsu! Ternyata lagu ini ditulis pas lagi telponan curhat sama Uap. Gak nyampe 30 menit, jadi tuh lagu hits! Pengunjung sontak girang pas VnS maenin intro lagu keempatnya, ”Move like Jagger”, yang mereka cover dari Maroon 5. ”Nendang banget buat nyetir penonton!” curhat Tegar. Pengunjung pun goyang-goyang badan di tanah stadion Bulungan yang becek karena ujan sebelumnya. Pas ”Move like Jagger” selesai dan VnS siap-siap sama lagu berikutnya, panitia minta mereka turun karena kendala teknis. Maklum, jeda ujan gede emang bikin jadwal dan keadaan sekitar panggung jadi berantakan. ”Padahal lagu terakhir kita, ’Tak kan ada lagi kita’ itu upbeat. Sayang banget gak bisa dimaenin,” kenang Raka. Lagu ini sendiri ceritanya soal co-

SIRDANDY

wok yang masih mikirin cewek lain pas lagi pacaran. Kok cowok? Karena penulisnya adalah Uap!

Cheers!

Selain band-band keren, PL Fair 2011 juga ada bazar komunitas (ada komunitas Zombie yang anggotanya dandan ala Zombie trus jalan-jalan gak jelas!), kampanye narkoba bareng Badan Narkotika Naional, jajanan, pameran foto dari ekskul fotografi PL, dan… the one and only, CHEERS PL! Tahun ini mereka tampil dengan bulu ketek gondrong, rambut lepek dari awal, bikini kuning-biru! Formasi mekar di stand-pose terakirnya sukses bikin pengunjung histeris. Atraksi-atraksi lompatan gak terduga juga sukses bikin pengunjung ketawa-ketawa-tega. Salut untuk pelatih tahun ini: Partitit! Bravo Partitit!


5

Edisi XXI/November-Desember 2011

foto-foto: Brama Putra

SMA 3 ANTTIC 2011:

Belum Hoki di Kandang Sendiri! Leo Utomo.

Raisa, Souljah, Steven Jam, Maliq and The Essential, Netral, Glenn Fredly, bahkan Agnes Monica ada di ANTTIC 2011, pensi dari SMA 3. Pensi ini di hari Sabtu, 17 Desember 2011 cukup nyaman karena jauh dari ancaman hujan. Tempatnya di Hall A, Basket, Senayan. Adem! Steven Jam, dengan gaya khasnya, tanpa diduga sebelumnya, sukses bikin pensi ini jadi santai tapi juga menyentuh. Dalam penampilannya kali ini, Steven ngajak pengunjung buat mengenang Nirmala Achmad, atau yang akrab dipanggil Ima. Ima adalah temen kita dari SMA 3 yang dipanggil Tuhan 30 Januari 2011 lalu karena kanker. ”Kalau Ima masih ada, dia udah kelas 3 dan bisa seneng-seneng sama kita sekarang,” kenang Astrid Ditha sedih. Lagu pertama dari Steven Jam adalah ”Truly kawan”. Walaupun musiknya reggae, saya ngeliat ada 1 siswi yang nangis haru di pundak temennya. Seseorang di samping saya bilang, dia adalah temennya Ima. Lagu ini emang liriknya soal persahabatan banget. Wajar kalo bikin siswi itu sedih. ”Bebas merdeka” dimainin sebagai lagu selanjutnya buat bikin suasana lebih riang. Pengunjungpengunjung cowok terlihat banyak yang joget-joget ringan. Begitu ”Bertahan” dimainin, 1 siswa yang ada di belakang saya 2 baris malah bengong. Tersihir musik Steven Jam mungkin! ”Kembali” nyoba naikin mood pengunjung kembali. Steven juga mulai goyang-goyang asik lebih atraktif di lagu ini. Sambil sesekali nyapa pengunjung dengan ramah. Selesai ”Kembali”, Steven ngajak pengunjung buat bikin seremoni kecil-kecilan buat mengenang Ima secara spesial. Suasana langsung berubah. Mendadak hall A jadi syahdu. Sekitar 3 siswi yang duduk deket saya mulai sesenggukan. Suasana jadi bener-bener haru pas Steven dan crowd nyanyiin ”Selamat jalan kawan”. Koor di lagu milik Steven & Coconut Trees ini bikin merinding! Rest in peace, Ima...

Saman, cheers, modern dance.

Sebelum pensi, ANTTIC ngadain lomba tari juga. Ada saman, cheers, dan modern dance. MD SMA 3 keliatan ciamik sebenernya. Gimana gak, mereka latihan seminggu 2x, di salah satu studio tari profesional di Kalibata. Pakai pelatih yang hebat juga. Kostum dibikin custom. Lagu yang dipake ada Lady Gaga dan Pussycat Doll. Tapi sayangnya, keputusan juri lebih milih Alse SMA 8 buat jadi juara 1, PKC SMA 70 buat jadi juara 2, dan SMA 81 buat jadi juara 3.

Buat Cheers, juaranya adalah: 1. FTC (SMA 53) 2. Dazzle (SMA 47) 3. VBC Gold (SMA 21) Buat Saman, juaranya adalah: 1. SMA 6 Bekasi. 2. SMA 46. 3. SMA 38.


6

Edisi XXI/November-Desember 2011

“Shoot Your Aim”

“Shoot Your Aim” Bedah Kampus UI Bedah Kampus Universitas Indonesia hadir lagi tanggal 3 dan 4 Desember 2011 yang lalu. Acara yang terkenal foto-foto: bedahkampusui2011.com selalu dipadati masa dari SMA-SMA seJabotabek ini kali ini mengangkat tema “Shoot Your Aim”. Shoot Your Aim diangkat menjadi tema karena dianggap untuk masuk ke Universitas Indonesia perlu perjuangan yang keras dan tidak mudah. Makanya maskot dari Bedah Kampus UI tahun ini adalah ksatria. Dan buat kalian yang dateng, pasti sering tuh ngeliat orang dengan dandanan seorang ksatria yang membawa tombak dan memakai perisai. Sebenarnya acara Bedah Kampus itu acara apaan sih? Pasti diantara kalian ada yang bertanya-tanya seperti itu. Bedah Kampus adalah acara tahunan yang sudah dilaksanakan 12 kali dan tujuannya adalah untuk memberikan edukasi kepada murid-murid SMA atau SMK atau sederajat tentang bagaimana melanjutkan pendidikan ke Universitas Indonesia. Mengedukasi? Ah pasti bosenin. Eit tunggu dulu, edukasi yang ada di Bedah Kampus ini nggak ngebosenin kok. Banyak macam-macam cara yang disediakan oleh panitia agar kamu bisa menerima informasi dengan baik tanpa rasa bosan. Contohnya kalo kalian bosan ada satu tempat yang ditujukan untuk kalian mendapat hiburan berupa game yaitu battle field. Ditempat itu kalian bisa bermain mini golf, tembak-tembakan, dan ada juga foto booth. Permainannya juga nggak sembarang permainan kok. Permainannya bisa bantu para pengunjung untuk lebih mengenak UI. Nah selain permainan disana juga ada 60 stand jurusan yang terdiri dari 13 fakultas. Di stand jurusan itu para peserta bisa nanya apa aja. Mulai dari gimana masuk UI sampai serba-serbi soal jurusan. Ada juga lho informasi tentang biaya kuliah. Booth – booth di Bedah Kampus ini juga unik-unik lho. . . siapa sangka di dalam Balairung UI ada penjara? Hahaha itu sih kerjaan anak Kriminologi UI yang membuat stand menjadi seperti penjara. Trus ada juga jam Big Ben yang di London. Nah lho. Kalo itu sih kerjaanya anak Sastra Inggris. Tunggu dulu, di stand Sastra Jawa ada yang unik. . . kalian bisa minta diajarin aksara jawa dan bisa minta ditato nama kalian dengan aksara jawa. Wah seru juga ya. . . Nah untuk di panggung utama acaranya adalah talkshow dari narasumber-narasumber yang berkompeten. Selain ada talkshow para peserta juga diberikan motivator training pada hari Sabtu. Oh ya acara Bedah Kampus UI yang diadakan tanggal 3 dan 4 Desember ini sebenarnya adalah acara puncak. Sebelumnya telah ada acara seperti publikasi ke 200 sekolah dan mengunjungi 95 sekolah seJabotabek. Oh ya karena Bedah Kampus berlangsung dari pagi sampai sore, pihak penitia juga menyediakan bazzar di luar Balairung. Dan jangan kira makan di sana akan bete, ternyata nggak lho, kalian disana tetap terhibur karena ada supporting stage. Isinya ada talkshow dan hiburan. Terus buat kalian yang mau keliling UI, enggak mungkin dong kalian jalan kaki? Secara UI luas banget. Makanya dari pihak panitia menyediakan UI Tour, di mana kalian bisa berkeliling UI dan berhenti di fakultas yang kalian mau menggunakan Bis Kuning.

Oh ya apa sih keuntungan kita dateng ke bedah kampus UI ini? Kalau menurut kak Norma Oktaria selaku ketua dari acara Bedah Kampus UI ini kita yang dateng jadi tau tentang macam-macam jurusan dan fakultas yang ada di UI. Menurutnya, acara Bedah Kampus UI ini juga bisa memberi gambaran tentang uang kulaih ataupun beasiswa

di UI. Nah yang nggak kalah seru, di acara yang meraup 13.000 orang ini menampilakn guest star dari Petra Sihombing, Indo Beat Box, dan Endah & Rhesa. So, buat kalian yang nggak dateng kemarin, silahkan aja dateng untuk Bedah Kampus tahun depan. Edukatif tapi juga fun hehehe. . .


7

Edisi XXI/November-Desember 2011

z z a J s e s a r o t u x E p G e h T m , e u a g a C V e l l o e v t 011 Nouge… Owh Boy… 2

foto-foto: leo utomo

Leo Utomo.

Lar

Biar kuyup, nonton Nouvelle Vague mah teteup… Begitulah pengunjung di Jazz Goes To Campus 2011. Dari pukul 16, gerimis memang sudah setia nemenin pengunjung. Dan begitu Nouvelle Vague main, gerimis malah tambah gede! Tapi penonton bukannya makin sepi, malah makin rame. 1/4 penonton sudah siap dengan payung. Sebagian penonton cukup mengubah jaket, handuk, atau sapu tangannya menjadi penutup kepala. Sisanya? Cuek ujan-ujanan! Karna Nouvelle Vague isinya cuma 2 musisi multi instrumen, Mareva Galanter dan Olivia Ruiz diimpor buat nyanyi kali ini. Marc Collin dan Oliver Libaux dibantu 2 musisi additional. Nouvelle Vague terkenal dengan lagu-lagu cover-nya. Konser NV malam itu dibuka dengan adegan pembasahan rambut Mareva. Sambil ngegguyur rambutnya sedikit-sedikit, Mareva bilang, ”what’s wrong with getting wet...” Sebagai lagu pertama, dihajarlah “Master and servant” milik Depeche Mode. Duet Mareva dan Olivia kompak sekaligus apik. Mereka saling mengisi dan kadang melengkapi dengan pecah harmoni dua suara. “God save the queen” milik Sex Pistols dibawain dengan format akustik minimalis. Petikan gitar, sepi, suara meleret, gerakan-gerakan malas, you name it! Berbeda total dengan ”God save the queen” yang dibawain sebelumnya, ”Too drunk too fuck” milik Dead Kennedys dibawakan dengan gaya akustik yang energik. ”Dancing with myself” milik Billy Idol jadi momen tersendiri buat penonton. Karna Mareva dan Olivia bmemberi komando dansa bersama dengan penonton! Dalam wawancara singkat dengan pers, NV bilang kalau mereka seneng banget sama penonton. Buat informasi, NV membatalkan satu konsernya di Paris demi datang ke JGTC! JGTC kali ini kembali mengundang Barry Likumahua buat keempat kalinya. Beruntung penonton JGTC kali ini, karna kita bisa

Jazz itu menyenangkan kok, dan banyak subgenre dari jazz yang bisa mewakili personality orang... Lilia Zuhara

Project Officer JGTC 2011

menyaksikan salah satu dari penampilan terakhir Benny Likumahua. Benny bermain flute diiringi Barry. Glenn Fredly juga punya kejutan. Setelah meng-cover ”Pelangi” milik Koes Plus, dan ”Cukup sudah”, Glenn ngebawa tamu spesial: Ras Muhammad. Mereka nyanyiin ”Tanah perjanjian”. Di tengah lagu, ada 9 orang yang berasal dari yayasan Kontras dan temen-temen kita dari Papua, masuk ke panggunng, dan ngangkat tulisan ”Save Papua”. Penampilan Glenn ditutup sama ”Kisah Romantis” dan ”You are my everything”. Numpang neduh! JGTC diawali dengan roadshow ke Institut Teknologi Bandung bareng Hollywood Nobody dan ke Universitas Lampung bareng Idang Rasjidi Syndicate. Lalu dilanjutkan dengan JGTC competition di Grand Indonesia, dengan juri Benny Likumahua, Denny Sakrie, dan Sandy Winarta, serta penampilan dari Adhitia Sofyan, Andre Harihandoyo and Sonic people, Soul of Magnolia, Bard Shuffle, Dimas Wibisono, 414, 7th Sway, Fifteen Plus. Ada juga free jazz clinic dari Oele Pattiselano, Donny Joesran, Kristian Dharma, dan Dimas Pradipta, serta children workshop yang dibawain sama Idang Rasyidi. Puncak JGTC kali ini digelar di hari Minggu, 4 Desember 2011, di pelataran fakultas ekonomi Universitas Indonesia. Ada 3 panggung, yaitu panggung Levi’s, Ford Fiesta, panggung utama Jazz the way it is. Panggung Levi’s mulai dari pukul 11 dengan penampilan dari Revival, Mildness, BSO, Caniday, Projecthree, Extra Large, Idang Rasjidi Syndicate, Barry Likumahua Project, Parkdrive, Gugun and The Blues Shelter. Panggung Ford dimulai dari pukul 12 dengan penampilan dari Sailendra Sextet, Easy Tiger, Stereotitude, Drrag Jam, Halfwhole Project, Indra Aryadi, Sketsa, Trio Escapes, Sierra Soetedjo, dan White Shoes and The Couples Company. Kali ini White Shoes ngegandeng Oele Pattiselanno! Panggung utama dimulai dari pukul 13 dengan penampilan dari Voyage Quarter, Kunokini, FEUI Reunion Project, Andre Harihandoyo and The Sonic People, Jazz The Way It Is Project, Nouvelle Vague, LLW featuring Dira Sugandi, dan terakhir Glenn Fredly. Selain daerah sekitar panggung, ada satu spot lagi yang sangat rame: arena pameran foto! Arena ini harusnya jadi tempat pameran foto-foto JGTC tahun-tahun sebelumnya. Tapi karna hujan melulu, ditambah banyak yang ga bawa payung, arena pameran sukses jadi tempat neduh!


8

Titik Temu 3x3:

Edisi XXI/November-Desember 2011

Teletubies

Kribo! Leo Utomo.

budaya Korea pop sama Indonesia. Restoran cepat saji M, contohnya lagi. Pas buka di Indonesia, restoran itu jadi punya menu nasi. Dengan bimbingan dari alumni Andro Kristian dan Irene Natalie, Titik Temu ngemas pameran ini dengan acara-acara pendukung. Ada diskusi yang dibawain sama David Tarigan, Max Suriaganda, dan Eric Liem. David adalah seorang tokoh dalam scene musik lokal, pernah menangani Aksara record. Di sesi diskusi, David ngejelasin inspirasi musiknya, media dan musik yang dia baca, dengerin dari

kecil. Dengan kata lain, budaya-budaya yang ditemui David sampai akhirnya ngebentuk dia sekarang. Max adalah pentolan dari Whiteboard Journal. Karya-karyanya bisa dinikmati di The Goods Dept. Eric adalah kakak kelas peserta pameran TT. Dia juga merupakan tokoh dalam urban toys. Ga sampai situ. Selama liat pameran, ada segerombolan band yang manjain kuping kita. Ada Ohno, Ocha, Payon Percussion, Sapphira Singgih, Young The Brock, dan... Dried Cassava!

1. Karya Alula Sumenap, “Molly” terpengaruh dari kesukaannya pada unicorn dan ceritacerita bintang. Karna itu Molly memiliki tanduk unicorn.

foto-foto: Audrey Ayuni

Titik Temu 3x3 adalah pameran seni rupa dari anak-anak desain komunikasi visual dari mahasiswa desain komunikasi visual Universitas Pelita Harapan. Mereka adalah anak-anak angkatan 2009 yang lagi ngambil mata kuliah cross cultural. Ada 3 kelas. Kelas Senin, kelas Kamis, dan kelas Jumat. Karna itulah pameran ini namanya Titik Temu 3x3. karna pameran ini mempertemukan 3 kelas. Karna ada 3 kelas, maka ada 3 bagian ruang pamer. Setiap ruangan melambangkan 1 kelas. Kelas Senin anak-anaknya di dalam kelas rame, berisik, ceria, suka bercanda, kreatif. Koleksi dari kelas ini jadinya ditaruh di bagian yang disebut ruang anak. Letaknya di utara dari pintu masuk. Kelas Kamis anak-anaknya tenang banget. Koleksi dari kelas ini jadinya ditaruh di bagian yang disebut ruang meditasi. Letaknya ada di timur dari pintu masuk.

Kelas Jumat anak-anaknya cuek. Koleksi dari kelas ini jadinya ditaruh di bagian yang disebut ruang santai. Letaknya ada di selatan dari pintu masuk. Lalu, sebagai penghubung ketiga ruangan itu, ada ruang yang disebut ruang tengah. Kelas Senin yang dibimbing Salima Hakim dan kelas Kamis yang dibimbing Evelyn Huang, ngebuat karya berupa boneka karakter beserta booklet yang ceritain boneka karakter tersebut. Sedangkan kelas Jumat yang dibimbing Lala Palupi, ngebuat karya berupa benda dengan sentuhan seni rupa, dan zine atau kumpulan ilustrasi. Karna tema pameran ini adalah cross cultural, maka karya-karya peserta sangat memperhatikan 2 ”teori” penting, yaitu Transformasi dan Mimikri. Transformasi adalah pencampuran 2 budaya menjadi 1 budaya baru. Akulturasi, bahasa kerennya. Contohnya adalah budaya bahasa Jawa dengan budaya musik hip-hop, menghasilkan budaya baru bernama hip-hop-diningrat. Ada perubahan dari budaya dasar. Gaya pakaiannya hip-hop tapi dengan unsur batik, lalu, nge-rap-nya pakai bahasa Jawa. Kalo mimikri, itu adalah pertemuan 2 budaya. Contohnya boyband Smash, yang merupakan pertemuan

2. Karya Jonathan Ronaldo, “Mocodo” terpengaruh dari kesukaannya pada tamiya dan mainan rakitan. Mocodo dibuat dari kartonkarton yang digunting secara terukur. 3. Karya Joanna Saanjaya, “Podme” terpengaruh dari budaya nonton Sailor Moon, Doraemon-Doarami, dan Toy Story yang ngetop banget di lingkungan masa kecilnya. Karna itu, Podme bermata Sailor Moon, berkantong Doraemon, rambut Dorami, memakai pin Sheriff Woody, badan Mr Potato Head. Karna Joanna juga suka karakter Star Wars, Padme, nama karyanya jadi juga mirip, Podme. 4. Karya Wangsit (sumpeh namanya emang Wangsit!) Firmantika, „Teleternbo“ terpengaruh dari kebiasaannya nonton Teletubbies, kain etnik pattern dari Mongolia, Tibet, dan Indian; kesukaannya pada rambut kribo yang adalah rambutnya sendiri. Jadilah Teleternbo: teletubbies pattern kribo! 5. Karya Samantha Dodds, „Camelina“ terpengaruh dari elemen-elemen yang

mempengaruhi Samantha, pembuatnya, sejak ia kecil. Misalnya, ia terpengaruh oleh Harry Potter, maka ia menggantung beberapa golden snitch pada badan onta. Karena adanya pengaruh dari etnis Belanda, maka Camelina dipakaikan klompen, yaitu sepatu tradisional Belanda. 6. Hoti adalah karakter yang dibuat oleh Cynthia, yang merupakan sebuah karakter hasil dari gabungan elemen-elemen seperti Tigger dari Winnie The Pooh yang sangat ia sukai. Oleh karena itu, karakter ini berwarna orange dan memiliki garis-garis hitam seperti Tigger. Untuk elemen etnis, Hoti ini dipakaikan topi bulat tradisional Cina.

7. Karya Audrey Suchaeri, ”Ganguro” terinspirasi sama budaya Ganguro di Jepang. Budaya Jepang jadi bule AfroAmerican itu loh. Karna itu, karya Audrey dominan berwarna ungu dengan sedikit warna kuning, khas budaya Ganguro. Audrey membuat kain rajutan dari wol yang ditambah dengan aksen bunga.


9

Festival Teater Jakarta 2011:

Milik Teater Amoeba! Leo Utomo. foto-foto: In

drayana

S

elamat buat teater Amoeba! Mereka baru aja jadi grup terbaik 1 di Festival Teater Jakarta 2011. walaupun secara kategorial, Amoeba cuma menang di 3 nominasi, tapi secara keseluruhan, Amoeba yang the best. Itu menurut DEWAN JURI. Hanya grup aja yang ada sistem ranking. Sisanya unggulan aja. ”Aktor unggulan”, misalnya, berisi daftar aktor-aktor utama yang unggul, tanpa urutan atau ranking. Teater Amoeba yang bawain ”Tikus dan manusia” menang di kategori aktor unggulan lewat Haikal Sanad yang meranin George Milton, sutradara unggulan lewat Joind Banyuwinanda, penata artistik unggulan lewat Deni, dan penata musik unggulan lewat Geri Gunawan. Teater Ghanta yang bawain ”Pesta sampah” keluar sebagai grup terbaik 2. Aktris unggulan didapat oleh Diah Lestari yang berperan sebagai Mulung. Selain itu, mereka nyabet penata musik terbaik lewat Mulyana, penata artistik, sutradara, dan naskah unggulan lewat Yustiansyah Lesmana. Naskah unggulan adalah naskah yang dibuat sendiri buat pementasan kali ini, atau naskah milik teater tersebut, bukan saduran. Teater Popcorn yang bawain ”Bongkar” menang sebagai grup terbaik 3. dari Teater Popcorn, Ulung Debe berhasil jadi penata artistik unggulan. Diding Zeta menang sebagai sutradara dan penulis naskah unggulan. Teater Popcorn punya aktris unggulan yaitu Rieke

Fresiawati yang cakep banget pas maenin Ratini. Teater Anam yang bawain ”Roman” punya Jay Surawijaya yang menang sebagai aktor unggulan karna meranin karakter Roman dengan oke banget. Selain Jay, Herman Rasyd juga menangin penulis naskah unggulan. Teater Indonesia lewat drama ”Jerit tangis di malam buta” menang aktor unggulan lewat Olis Tegal yang meranin Parno, penata artistik terbaik lewat Budi Sumantri, dan penata musik terbaik lewat Kopponk (ini nama apa dengkul?!) Teater Nonton lewat ”Te(n)tangga(ng)” menang penata musik unggulan lewat Grace, sutradara unggulan, penulis naskah unggulan lewat Diky Sumarno; dan aktris unggulan lewat Riska Kurniati yang meranin Risty. Teater Stage Corner lewat ”Techno Ken Dedes” menang sebagai penata musik unggulan lewat Didit Alamsyah, penata artistik unggulan lewat Indrasitas dan Sangaji, sutradara unggulan dan penulis naskah unggulan lewat Dadang Badoet, dan aktris unggulan lewat Y Threnov yang maenin Dedes Techno (Ken Dedes versi modern nih!) Studi Teater 24 lewat ”Hah” menang sebagai penata musik unggulan lewat Tile, penata artistik unggulan lewat Ikan Paus, sutradara unggulan lewat Rizal Nasty, dan Reni K sebagai aktris unggulan yang meranin Si Istri. Teater Pangkeng lewat ”Bek” menang sebagai penulis naskah unggulan lewat Yamin Azhari.

Edisi XXI/November-Desember 2011


10

Edisi XXI/November-Desember 2011

Erasmus Closing Ac:

The Fingers, Buzz Bros, dan dinosaurus! Leo Utomo.

foto-foto: Leo utomo

Sabtu, 17 Desember 2011 jadi hari terakhir

judulnya jadi bahasa Sunda. ’panon hideung’ deh

rocker dan musisi elektronik. Simon Gray? Ups.

buat ngadain acara di Pusat Kebudayaan Belanda,

jadinya,” cerita bassis Fajar. Lagu itu belum masuk

Erasmus. Dan buat nutup tahun 2011 ini, Erasmus

album. Lagu itu dibawain sebenernya sebagai latihan

gung juga. Wah, mereka bakal maen bareng, pikir

bikin closing act berupa konser jazz plus parade dino-

sebelum The Fingers main di Rusia 11 Januari 2012

saya seru! Ternyata Indro cuma ambil kacamatanya

saurus. Dinosaurus?!

nanti. Karna lagu ini ada unsur Rusia dan Indonesia-

yang ketinggalan. Gubrak! Tanpa basa-basi, Buzz

nya. Pas deh.

Bros ngebuka dengan ”White valley”. Keybordis Bert-

Konser jazz malam itu ngundang Buzz Bros, diimpor langsung dari Belanda! Selama konser ber-

”Rencong” jadi sajian berikutnya. Nada-nada

Buzz Bros naik panggung. Indro naik pang-

hil ngebuka lagu ini dengan fresh. Sound clean dari

langsung, ada free flow minuman soda dan beer

musik Aceh jadi inspirasi buat lagu ini. Secara kom-

gitar vintage-nya Marnix juga langsung bikin penon-

dingin, you name it! Sebelum Buzz Bros main, Indro

posisi, lagu ini punya idealisme tersendiri, dengan

ton terhisap.

and The Fingers ngebuka konser. „Andong“ langsung

kata lain ribet. Tehnik-tehnik bass yang unik dikelua-

digebrak buat ngebuka penampilan band dengan duo

rin di lagu ini. Nada-nadanya di beberapa bagian juga

muji keramahan orang Indonesia, dan langsung dis-

bassis ini. Lagu ini sukses bikin penonton jadi mepet

terdengar ngejelimet. Fajar bilang, tiap-tiap part di

amber gebukan berenergi dari drummer Chris. ”This

ke panggung semua. Setelah itu, „The fingers“ yang

lagu ini, selain terinspirasi sama musik Aceh, lagu

one called ’Buzz battle’,” seru Marnix. Lagu ini seru

dimaenin. Selesai lagu, Indro nyapa penonton, dan

ini juga ”belajar” dari lagu-lagu Paganini dan Bach.

banget karna setiap personil maen solo, lalu langs-

penonton udah banyak yang mulai mundur ke tengah

Karna itulah, ada beberapa bagian yang terdengar

ung disamber sama yang lain.

dan duduk di lantai.

unik di kuping.

Indro malam itu pake bass asli buatan Indo-

”Drum and bass” bener-bener atraktif. Serasa

Selesai lagu Marnix nyapa penonton sebentar,

“Little boy on the hill” dimulai dengan ambience yang terkesan sakral. Chris taro bushes-nya,

nesia. Buatan Mojokerto. Masih dengan ciri khasnya

nonton duel Fajar dan Indro. Ada bagian di mana Fa-

dan nabuh sner drumnya dengan telapak tangan di

yaitu bersenar 6. Kali ini dia pakai kayu walnut,

jar petikin bass Indro, dan sebaliknya secara colong-

lagu ini. Permainan bass Frans cukup minimalis di

dilapis maple, dengan fingerboard ebony. Suaranya

colongan! Bagian yang paling asik adalah pas Fajar

lagu ini. Magisnya, penonton hening sepanjang lagu,

dalem baget, dan jadi sangat pas di lagu „Panon hi-

dan Indro ganti-gantian main melodi, yang berarti

khidmat.

deung“. Fajar, bassis yang satu lagi, yang juga bassis-

ganti-gantian ngiringin juga. Keyboardist Gomez juga

nya Dira Sugandi, juga pakai bass lokal bikinan Alam

unjuk gigi di lagu ini. Percaya atau ga, lagu ini dibuat

yakin kamu tahu. Please sing along with us,” ajak

Sutra. Dia pakai kayu sungkai yang khas Indonesia.

pas The Fingers lagi banyak dengerin Mozart!

Marnix. Chris langsung maenin melodi diiringi key-

Dua-duanya ga pake effect sama sekali malam itu. Lagu Rusia, „Panon hideung“ dimaenin. La-

Buat nutup penampilannya, The Fingers maenin ”Titik awal”. Drummer pengganti sementara

”Judul lagu berikutnya rahasia. Tapi saya

board aja. Dan spontan penonton langsung nyanyi bareng. Ternyata lagu “Burung kakaktua”!

gunya terkesan gelap. Kok judulnya malah terkesan

Yesaya “Echa” Soemantri, Yandi pamer kebolehan

Sunda ya? „Ini adalah lagu Rusia yang ditambahin

di lagu ini. Siapa sangka, suara simbal cepat itu di-

dan langsung bikin geger! Ada yang penasaran trus

liriknya sama orang Sunda. Jadi dulu ada big band

maenin sama Yandi yang usianya baru 15 tahun! Kita

nyamperin, ada yang diem ketakutan sampe nangis ,

Rusia yang bawain lagu ini secara instrumental di

doain supaya 11 Januari nanti The Fingers bisa nge-

ada juga yang nyamperin dan nangis!

Jawa Barat. Judul asli lagu ini, dalam bahasa Inggris

banggain tanah air di Petro Jazz Festival di Rusia. Dan

adalah ”dark eyes”. Lalu ditambahin lirik, dan diganti

kalo lancar, di album berikutnya, akan ada sentuhan

Selesai Buzz Bros, 4 dinosaurus tinggi masuk


Interview eksklusif sama Buzz Bros

11

Edisi XXI/November-Desember 2011

lagu rakyat Indonesia sangat bagus! Leo Utomo. Hi guys, what’s up? How’s Indonesia? Buzz Bros: hi Leo, we’re fine. So fine, we think. Kami sangat senang di sini. Orang-orangnya ramah. Kami jarang disenyumin sih di Belanda, hahaha! 12 Desember kami main di Jogjakarta, lalu ke Jogjakarta, sekarang (17 Desember) di Jakarta, dan kami pulang besok. Terlalu cepat ya? Yeah, that’s so bad. Gimana panggung Jogja dan Surabaya? Berthil Busstra (keyboard): Jogja dan Surabaya penontonnya lebih seru! They stand and dance. Jakarta, di luar dugaan kami, malah lebih jaim. BTW, kalian bersaudara ya? Marnix adalah anak pianis Jan Busstra? Marnix Bussra (gitar): yup! Berthil adalah kakak saya. B: tapi muka saya lebih terlihat muda ya, hahaha! M: Buzz Bros adalah ”plesetan” dari Busstra Brothers. Frans, you’re silent and too much beer, hahaha! Kok ga bawa double bass? Frans Van Geest (bassis): elektrik saja selama di sini,

lebih praktis. Toast! Then, about the brush… Chris Strik (drummer): that’s Buzz Bros. Konsepnya dari MarnixBerthil. M: P-Funk with double bass and brushes, we go. (P-Funk = band Parliament Funkadelic) Instrumen apa yang kamu pakai, Marnix? So vintage. Or is it just the look? M: umurnya sudah 20 tahun. That’s Gibson, Howard Roberts Fusion. Saya pakai efek reverb, delay, chorus, dan sesekali overdrive. Kok bisa burung Kakaktua? M: pas kami mau dateng ke Indonesia, kami googleing lagu-lagu rakyat Indonesia. Wow! Kalian memiliki komposer-komposer hebat. “Burung kakaktua” adalah salah satu yang terenak. Melodi sangat mengalir. Mudah, ringan, tapi tidak murahan. (bersenandung) what a great

Hobi Menulis, Datangkan Hoki

melody. There’s one great lullaby also…

foto: Leo utomo

“Nina bobo”? Di album kalian, ”Ppff unk”, ada 2 lagu dengan vokal. ”I will” dan ”Wanderers”, kenapa ga ngajak adik kalian, penyanyi Margreet Busstra? B: ya! Lagu itu bagus banget. Not like Dutch lullaby. Dutch music is actually boring, hahaha! M: untuk kali ini, kami sama vokalis Simone Roerade dan dibantu Karin Bloemen di lirik. Kapan ke Asia lagi? Buzz Bros: November lalu kami ke India, Maret depan akan ke Filipina dan China. Doain lancar ya, pembaca!

Era informasi dan tek nologi menjadi sebu ah tantangan da sekaligus peluang n applaus peserta bagi masyarakat du karena presentasi nia. Arus informasi dan komunikasi sa seminar yang dibawakan Arswend at ini tak lagi terba siapa “Saya pernah o kerap mengocok tas oleh ruang dan waktu. Disebut mengirimkan karya perut dan sedikit menyentil peserta. tantangan, karena ke media cetak tap i pake nama palsu. kecepatan dan kegesitan mutlak dib Eh diterbitkan juga Presentasi penulisan utuhkan bila ingin loh. Jadi yang pe nti ng me itu sk mperoleh karyanya, bukan kit enario yang dibawak informasi terbaru. Di arswendo demikian a itu siapa” tegasny an sisi lain, tantangan Ketika ia ditahan pa a. sederhana, sehingg dimaksud juga menyediakan ruang da 1990 selama lim a para peserta pun dapat mengert dan peluang. a tahun karena kasus jajak i apa yang disampa Mengetahui inform pendapat “siapa ya ikan pemilik rumah produksi PT Atmoc asi perkembangan ng menjadi tokoh pembaca” pa hademas Persada terkini pada akhirnya bisa meng da tabloid Monitor, yang telah membua sejumlah sinetron se hasilkan sebuah pe ia menghasilkan t tuj uh pe bu lua rti ah “K ng novel, puluhan ar tik eluarga Cemara” ya untuk selangkah lebih ma memperoleh Panaso el, tiga naskah sken ng ju dibanding yang lai dan sejumlah cerita nic Award 2000 se ario n. Media cetak atau media ele bersambung lainnya ba ga i ac an ara ak favorit. ktronik merupakan anak. Sebagian dik irimkannya ke berba penyedia jasa informasi seperti be gai surat kabar, de Materi seminar yang rita, iklan, dan hibura ngan menggunakan alama ia beri judul Menulis n. Dengan demikian, kehadiran t dan identitas palsu skenario itu gampang sekali, ap media baik cetak ma , seperti cerita be rsa ala mb gi un ka up lau hobi, yang penti gnya, “Sudesi” (Suks un elektronik merupakan salah sa lobi, dari situ datan ng punya es dengan Satu Ist tu jenis pekerjaan ya menggunakan nama g hoki” ini lebih me ri), ia ng diidamkan banyak orang. “Sukmo Sasmito”. mberi pengetahuan mendalam tentang dunia penulisan, ya Nama-nama lain pe Media televisi adala ng menurutnya rnah dipakainya ad susah-susah gamp h salah satu jenis me alah “Lani Biki”, “Said Saat” dan “B ang. dia yang menjanjikan untuk .M.D Harahap”. Se bidang pekerjaan. “M en cara keseluruhan uli s sk en se ari mi o na Sa itu r, lah ya su ng sah-susah gampan satu program acara yang belakan didominasi oleh pa tergantung kita puny g, ra siswa ini, mamp gan makin diminati memotivasi para pe a niat dan kemaua u adalah sinema elektronik (sinetron). serta untuk lebih me n me nu ng lis ga apa ” katanya ketika me Animo masyarakat ngenal dunia pe nu lisan terutama menu yang demikian, njawab salah satu tentu saja memberi lis skenario. Menurut pertanyaan dari peserta. “Langs kan peluang bagi pe salah satu peserta Randika ung saja tulis apa ya nulis skenario. Penulis skenario kin dari SMU 107, acara ng ada dibenak mu, pelan-pelan da i menjelma menjadi ini kaya akan ilm u n da na n nti se pe lih bu ng at sendiri hasilnya” ah pekerjaan etahuan yang menja yang menggiurkan. budayawan dengan tambah Pemahaman itulah di patokan bagi dir dan teman-temann nama kecil Sarwen i yang menjadi dasa kegiatan Seminar Me ya untuk dapat me do itu r . Ia juga menjawab be njadi Penulis Skenari nulis dengan baik. “P en galaman Arswendo berapa pertanyaan o dan Peluang Kerja di Media Telev sangat menarik da yang cukup krusial dari sebagia isi. Acara ini sendiri n berharga bagi kita melihat lebih jau n besar peserta ya diselenggarakan oleh Fakultas Sastr h ke depan tentang ng bertanya, seperti bagaimana mengem a Universitas Kristen du nia penulisan ter uta ba ma ng Ind me ka on n nulis skenario” katan tulisan untuk dipub esia dalam rangka Bulan Baha kepada masyarakat, likasikan sa di Ruang Semina ya. Lain lagi diungkapk terutama mengirim r Lantai III Kampus UKI Cawang, ter tan an oleh Nadia dari kan naskah dan tulisan kepada pene ggal 12 November SMU 74 yang menurutnya kemasa rbit. “Kirim dan coba 2009, dengan narasumber budaya n acaranya yang dis saja. Ngga usah malu-malu. Pe wan yang juga penu aji kan sangat me na nu rik lis lis dan materi membua “Laskar Pelangi” An ternama, Arswendo Atmowilo drea Hirata tnya terpacu untuk atau Rendra (WS Re to. leb mengenal ih nd jau ra) h se me ka ngenai dunia penu lipun dulu ngga pede Acara ini demikian ngirim ke penerbit, lisan.”Acaranya keren buat menariknya hingga apalagi materi sken tapi gara-gara teman , ruangan seminar sejak puku arionya menarik ba nya yang ngirim akhirnya sukses dim l 9 pagi telah dipad nget” katanya. Acara yang disertai uat loh,” paparnya ati oleh kurang lebih 200 peserta dengan pemberian kepada peserta. Pemaparan lebih jau yang terdiri dari sis kenangkenangan kepada h adalah pengalama wa/i perwakilan 25 sekolah menengah Arswendo dari pihak n dirinya bahwa hobi menulis perlu umum Jakarta dan kampus UKI be rup dil iha a ma luk t se ha isa ba sis n karay Ni Wayan Ha Tingginya animo pa gai suatu prospek ce wa/i UKI. masa depan yang da ra peserta dalam me ndoko yang juga rah alumnus FS UKI. Di pat mendatangkan ngikuti seminar terlihat dengan deras ujung acara penamp ho ki jik da a pa kit t mengelolanya deng nya pertanyaan yang a ilan memukau Joy To bing mampu menyihi an baik. ditujukan kepada Arswendo. r peserta untuk tur Seminar yang dimod Penjelasan paling me ut menyanyi. Ad a ke ce era ria narik dari Arswend tori oleh Dekan n dari para peserta Fakultas Sastra UK o adalah mengenai banyakny karena mereka pulan I ini sesekali pecah dengan membawa a masyarakat yang g oleh gelak tawa ilmu dan motivasi be enggan mengirimkan karya rharga yang dapat mengubah hobi me nya karena menilai njadi hoki. (Niel) dirinya bukan siapa -


? n i g n a c a k i d h a Kok mal

Penulis Ayu Utami bikin gerakan yang namanya ”Gerakan Indonesia membaca sastra”. Gerakan ini sebenarnya simpel banget dengan tujuan yang mulia, yaitu ngenalin, bahkan ngelestariin sastra Indonesia. Caranya dengan ngumpul di satu tempat, lalu membaca 1 atau lebih karya sastra Indonesia. Supaya ga pegel, 1 karya biasanya dibacain sama beberapa orang. Dibagi 1 orang baca berapa halaman. Gerakan ini jadi identik sama pusat seni Komunitas Salihara. Sebenernya karya Ayu Utami adalah komite sastra di sana. Padalah mah gerakan ini murni independen. Gerakan ini sebelumnya sudah sering terlihat di Kopitiam Oey Sabang dan Salihara. 2, 9, 16 Des lalu, komite sastra Dewan Kesenian Jakarta bikin gerakan ini di Kafe Tjikini. Supaya ga bingung, di pekan yang sama, Komunitas Salihara emang bikin juga. Jadi dengan kata lain, inti gerakan yang sama oleh 2 kelompok yang berbeda. Karya yang dipilih adalah ”Atheis” karya Akhdiat Mihardja dan ”Bukan pasar malam” karya Pramoedya Ananta Toer. ”Atheis” dipilih karna menurut komite sastra DKJ, karya ini adalah mutiara sastra Indonesia. Terbit pada tahun 1949, karya ini dianggap mewakili satu masa revolusi Indonesia. Saat ideologi berpikir bebas mulai berkembang di kaum intelektual. ”Bukan pasar malam” yang terbit di 1951 juga dianggap karya emas dalam kesusastraan Indonesia. Karya ini juga mewakili revolusi. Ceritanya soal kehidupan pejuang di masa revolusi, tinggal di Jakarta, dan melihat perubahan. Dia bertemu dengan perbedaan antara harapan dan kenyataan, antara masa lalu dan kini, antara kiri dan kanan, dan akhirnya dia dihadapkan pada ironi getir bahwa hidup bukanlah sebuah

pasar malam. Acaranya 3 sesi, tapi kok bukunya cuma 2? ”Atheis” ketebelan buat 1 sesi. Maklum, di tiap sesi, cuma 2 jam aja durasinya. Kalo dipadetin, bisa sampe pagi nanti! 2 dan 9 Desember dipakai buat baca ”Atheis”. Ada 7 pembaca di sesi ini. 16 Desember dipakai buat baca ”Bukan pasar malam”. Ada 6 pembaca di sesi ini. 1 adalah pengamen sastra (itu loh yang suka ngamen di angkutan umum, bukan nyanyi, tapi bacain sastra, kayak puisi), 3 adalah peserta Lokakarya Baca Sastra 2011 (workshop dari komite sastra DKJ. Pelatihnya adalah Iswadi Pratama dari Teater Satu dan Madin Tyasawan dari Road Theatre), dan 2 mahasiswi! Ehm! Kita bahas yang mahasiswi aja ya. Kebetulan saat itu, keduanya sama-sama dari Universitas Indonesia, jurusan sastra Indonesia. Namanya Alfi Yustina dan Maudy Kautsar. Alfi jadi pembaca urutan kedua yang baca ”Bukan pasar malam”. Dia sempet kelabakan. Karna Alfi emang udah baca buku itu, tapi di perpustakaan. Di sela kesibukan kuliah dan kerja sambilannya, Alfi nyari buku itu tapi ga ketemu. Akhirnya minjem lah dia ke temennya. Selesai baca, Alfi keliatan buru-buru mau pergi. Pas ditanya, Alfi bilang mau ke stasiun Gambir lalu ke Jogja karna kakeknya meninggal. We’re so sorry buat Alfi. Zen Hae, dari komite sastra DKJ berharap lewat gerakan ini, membaca sastra bisa jadi gaya hidup masyarakat Jakarta yang baru, bisa bikin kita jadi lebih rileks, dan sukursukur sastra Indonesia bisa dicintai dan lestari di negrinya sendiri, ga seperti beberapa karya. Zen juga nantang kita buat bikin kita acara sejenis. ”Kalian bisa saja baca buku Twilight bersama. Atau baca buku Si Pocong itu. Termasuk karya sastra

juga loh itu,” tantang Zen. Selain jadi bisa tau sastra Indonesia, ngelestariin, acara ini juga bisa bantu temen-temen kita yang tunanetra. Karna acara kemarin direkam dan menghasilkan audio book buat temen-teman kita. Acara kemarin yang ga asik justru beberapa pengunjungnya. Ada yang seru ngobrol. Ada yang reuni kecil-kecilan. Ada yang seru makan. Jadi kasian para pembacanya, dikacangin. Trus kasian juga buat

12

Edisi XXI/November-Desember 2011

Le o Ut om o.

penonton ”yang beneran”. Suasana rada berisik jadi ganggu mereka nikmatin pembaca. ”Jadi ada yang ke-skip, padahal part-nya lagi seru. Mana ada yang ngerokok juga lagi,” curhat Denis. Padahal Kafe Tjikini ada 2 ruangan, di mana ruang belakang bisa dipake buat umum, buat ngobrol, buat ngerokok. Ga karya sastranya, ga gerakannya, ironis...

foto-foto: Leo utomo

PICK UP POINT SMA Negeri 29 SMA Asisi SMA Bakti Idhata SMA Bakti Mulya 400 SMA Charitas SMA Labschool Kebayoran SMA Tirta Marta SMA Gonzaga SMA N 87 SMA N 47 SMAN 8 SMA Pangudi Luhur SMA Negeri 24 SMA Negeri 10 SMA Negeri 25 SMA KANISIUS SMA THERESIA SMA N 78 SMA Sangtimur SMA Abadi Siswa SMA Regina Pacis SMA Negeri 65 SMA Negeri 112 SMA Ipeka Tomang SMAK 1 BPK SMA Yadika 1 SMA N 2 SMA Negeri 14 SMA Fons Vitae 1 SMA Negeri 11 SMA Negeri 50 SMA Negeri 103 SMA Negeri 59 SMA Negeri 89 SMA Negeri 12 SMA Negeri 100 SMA Negeri 31

SMA Negeri 91 SMA Negeri 102 SMA Negeri 76 SMA Negeri 9 Jakarta SMA Negeri 53 SMA Diponegoro 1 SMA Negeri 76 SMA Negeri 80 SMA Negeri 75 SMA Negeri 13 SMA Negeri 52 SMA AL AZHAR SMA N 8 Bekasi SMA Negeri 6 Bekasi SMK Malidar SMA Negeri 1 Depok SMA PGRI Depok SMA Negeri 6 Depok SMA N 3 Depok SMA N 2 Tangsel SMA N 7 Tangsel SMA Kristen Ora et Labora SMA Mater Dei MA ISLAMIC CENTER SMA Tarakanita Gading Serpong SMA BPK PENABUR SMA STELLA MARIS TOKO BUKU GRAMEDIA BINTARO JAYA STRAWBERRY CAFE OUTLET SPINSHOP MOOSE BELIEVER STORE GOETHE INSTITUT JAKARTA COMIC CAFE

TEEN ATTITUDE MOMENT URBAN


13

Edisi XXI/November-Desember 2011

Ekspedisi Cincin Api

Hadaplah Selatan dan Rinjani Bersamamu Gunungnya ada dua trus

foto-foto: Kompas/Iwan Setyawan

Buat masyarakat Lombok,

tinggi-tinggi, eh, maksudnya,

apalagi suku Sasak, gunung

gunung tertinggi kedua di

Rinjani dipandang suci banget.

Indonesia adalah Gunung Rinjani

Semua tujuan upacara, prosesi

yang ada Nusa Tenggara Barat.

tujuannya adalah Rinjani.

Gunung tertinggi pertama adalah

Masyarakat Lombok manggil

Kerinci. Karna beberapa letusan

Rinjani dengan ”Gumi dalam”,

gede di jaman dulu, Rinjani jadi

yang artinya bumi yang suci.

ngalamin sedikit perubahan.

Karna itu, masyarakat Lombok

Rinjani jadi gunung bergunung.

punya upacara tersendiri, yang

Nama gunung kecil ini adalah

rutin dilakuin supaya Rinjani

gunung Barujari. Perubahan

tetep ”adem”, bahkan kasih

lainnya adalah, gunung Rinjani

rejeki. Temen kita di sana kalau

jadi punya kaldera, alias lekuk

ada permohonan, mereka

gede yang bisa nampung air.

bakal ngadap ke selatan dan

Karna lekuknya gede, nampung

berdoa. Karna utara adalah

airnya juga jadi gede. Masyarakat

laut, sedangkan selatan adalah

setempat sebut ini dengan danau

Rinjani. Berarti kalo mau nembak

Segara Anak.

cewek, liat selatan dulu dong yak!


14

Edisi XXI/November-Desember 2011

What

op Hot T

Denny : s t o o B y e Monk ! i k a g n a k u t bekas unik, gampang dinikmatin, dan percaya sama gue, punya efek magis bikin kita jadi Monkey

Boots

udah

mulai

santai...” katanya si sulung ini.

nunjukin taringnya. MB sukses jadi

Hidup mulai gak ramah sama Denny begitu dia lulus SMA. Keluarganya

satu-satunya finalis band dari Asia

cerai. Denny baru sempat didaftarin di Surabaya Hotel School sama bokapnya. Dia

yang bakal main di The London

punya 2 adik dan 1 ibu buat dia ”hidupi”. Dia pun ngambil keputusan besar: dia

International

Ska

Festival,

3

tinggalin kuliahnya dan bekerja.

sampai 6 Mei 2012 nanti.

Hal pertama yang langsung dia lakuin adalah ngamen. Dari pukul 12,

Setelah berdiri dari 2004 dan

dia berangkat ke Sidoarjo, ke daerah pabrik buat ngamen di jam makan siang.

gonta-ganti personil, prestasi

Setelahnya, dia ke daerah rumah kos sampai sore. Malamnya, dia ke alun-alun kota

MB yang satu ini pasti gak

Surabaya buat jadi resident band (caelah resident!) di satu kedai nasi pecel. ”Sejak

lepas dari peran vokalisnya,

gue dan temen-temen gue maen, nasi pecel itu jadi rame! Hahaha,” kenangnya.

Denny.

Denny sampai di rumahnya lagi pukul 3 dini hari. Dia terus ngelakuin begini sampai satu hari, satu adiknya mau masuk SMA, yang berarti butuh biaya lebih besar dari

Cascades ke Nirvana.

biasanya...

Denny adalah arek Suroboyo, alias anak Surabaya. Vokalis yang ulang

Jadi kuli!

tahun tiap 18 November ini dari kecil udah

Denny ngambil semua kesempatan yang ada. Dia akhirnya jadi salah satu

dicekokin papinya dengan The Everly Brothers,

kuli yang bikin gedung Akademi Polisi di Mojokerto. Jadi tukang ngelopekin cat

The Cascades, sampai Procol Harum (“Winter

gedung, jadi tukang jahit karung goni, jadi tukang angkut aki, sampai jualan alat

sade of pale”!). Karena itu, dari kecil Denny udah

teknik kayak martil dan engsel. Tapi Denny gak pernah ninggalin musik.

kenal musik dan jago nyanyi. Buktinya, di pekan

Perjuangan MB perlu dibantu sama dukungan kita. Karna pesaingnya

olahraga dan seni SD-nya, Denny sukses nyabet

ga nanggung-nanggung! Dari Amerika Serikat ada Bigger Thomas, Green Room

juara vokal. “Dulu gue doang yang jago nyanyi

Rockers, Maddie Ruthless, See Spot, The Forthrights. Dari Kanada ada Los Furios,

lagu-lagu evergreen barat, hahaha...”

dari Meksiko ada Jamaica 69, dari Spanyol ada The Kinky Coo Coo, The Oldians,

Pas SMP, prestasinya di bidang vokal

Akatz, dari Denmark ada Babylove and The Van Dangos, dari Swedia ada The

makin menonjol. Lomba-lomba karaoke banyak dia

Liptones. Sedang dari pihak tuan rumah, Skotlandia punya Bombskare, Inggris

sikat. Hal ini bikin minat musik Denny jadi semakin

punya The Simmertones, The Riffs, Jeramiah Ferrari, Offbeat Offence, dan… The

tinggi juga. Punya band jadi impiannya saat itu.

Downsetters! Ngeri gak tuh. Kita bisa mendukung MB dengan masuk ke website

Tapi sayang, dia tinggal di daerah Kedinding-Bulak

The London International Ska Festival, dan voting MB buat main di sana, sekalian

Banteng-Suramadu, Surabaya Utara, tempat yang

kasih tau kalo Indonesia punya banyak band bagus!

menurutnya kurang ngedukung buat bermusik. Teman-teman sepantarannya lebih hobi sama burung dara, gak ada studio musik, daerahnya rawan kalo ngajak teman dari daerah tetangga buat latihan musik. ”daerah gue banyak carok (penjahat dengan pisau carok),” kenangnya sedih. Denny gak patah arang. Berbekal semangat yang gede, sepulang sekolah, dia ke kota Surabaya (kotanya nih) buat bermusik. Akhirnya dia punya band ”Dancing Alaska”. Mereka main di acara-acara sekolah dengan lagulagu Nirvana, Pearl Jam, dan sebagainya. Broken home Denny masuk SMAN 19, Surabaya. Di sini dia ambil penjurusan bahasa, sambil terus aktif nge-band dan mulai berkenalan sama anak-anak Es Coret (sounds like Skatalites, atau The Dragonaires), Arigato (sekarang kita kenal dengan Souljah), dan Shaggy Dog. Dia pun mulai tertarik sama Jamaican music. ”Musiknya

Sejak gue dan tementemen gue maen, nasi pecel itu jadi rame! Hahaha

foto-foto: Leo utomo


15

Edisi XXI/November-Desember 2011

Olah Digital

Oleh:

Sigit Saputra

Membuat Efek Vector Brush dengan Adobe Illustrator

1 Ambil file image jpg yang akan di tracing

2 Buat Path area menggunakan tool path pada masing2 area yang nantinya akan diwarnai

3 Ubah path ke dalam bentuk brush, F5 (bisa dipilih sesuai keinginan)

Before

4 Beri warna pada bidang yang sudah di path

After

5 Untuk menghasilkan gambar yang menarik berikan efek gelap terang dengan menggunakan color picker



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.