TentangJakarta

Page 1

Mata Kuliah Praksis Rancang Kota | RK 5103

tentang

jakarta. Tantia Hariyani | 25611009

Program Magister Rancang Kota Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung 2012


tentang

jakarta. photograph

| Jakartascape. Originally posted by myws_2507 - flickr.com

Sebuah catatan perjalanan 8 jam di Ibukota. Jakarta, sebuah kampung besar, dengan luas sekitar 661,52 km²; dan jumlah penduduk sekitar 10.187.595 jiwa. Merupakan salah satu kota terpadat di Dunia. Dengan populasi yang kompleks, beragam pola kehidupan dan tingkat sosial masyarakat ada di dalamnya. Beragam bentuk ruang yang akhirnya membentuk kawasan berdesakan memadatinya.

Kelapa Gading - Living in Insecurity | Perjalanan dimulai dari Utara Jakarta, Kelapa Gading

menjadi destinasi pertama. Kelapa Gading merupakan perwujudan ruang yang mewadahi suatu sifat manusia yang selalu ingin hidup berdampingan dengan sesamanya, kawasan ini dirancang dengan memperhatikan kebutuhan suatu etnis tertentu. Pada awalnya, Kelapa Gading dirancang sebagai kawasan perumahan yang sebagian besar dihuni oleh warga keturunan Tionghoa. Seiring berkembangnya kebutuhan manusia, kawasan ini berkembang menjadi sebuah kawasan mixed-use dengan program kawasan yang cukup lengkap. Kawasan perumahan dibentengi oleh ruko-ruko sebagai pemenuh kebutuhan warga. Dalam rangka peningkatan kepadatan, belakangan kawasan ini membangun apartemen-apartemen jangkung dengan berbagai macam fasilitas pendukungnya. Ruko-ruko yang dahulu berfungsi sebagai area perkantoran mulai berubah bentuk menjadi retail-retail yang menjual berbagai makanan, kebutuhan sehari-hari, sepeda, sampai showroom mobil-mobil mewah. Sedangkan Central Business District mulai dibangun untuk mewadahi kegiatan perkantoran. Sudah terdapat beberapa gedung perkantoran sebagai tanda bahwa kawasan ini berpotensi menjadi market bagi perkantoran perusahaan-perusahaan besar. Selain itu, warga Kelapa Gading dimanjakan dengan keberadaan Mall Kelapa Gading (MKG) yang berseri mulai dari 1-3, mungkin akan muncul lagi yang ke 4 dan 5. Kawasan ini juga banyak disesaki pengunjung yang tidak hanya datang dari Jakarta Utara, tapi bahkan dari Jakarta Timur dan Bekasi untuk menikmati sajian kuliner yang ditawarkan kawasan ini. Dilihat dari sisi kepadatan aktivitasnya, kawasan ini mencerminkan kawasan yang sustainable berkonsep work – live – play. Di sisi lain, kawasan ini memiliki urban control yang sangat ketat. Mengingat mayoritas penduduk di Kelapa Gading adalah komunitas etnis keturunan Tionghoa, mereka mempunyai ketakutan sendiri akan sekuritas. Berangkat dari rasa trauma mereka akan kejadian kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, warga etnis keturunan menjadi salah satu sasaran amukan warga, banyak anggota keluarga mereka menjadi korban, saat itu, sebagian dari mereka memilih menyelamatkan diri keluar dari Indonesia, tetapi sebagian dari mereka tetap bertahan di Ibukota dengan segala upapraksis rancang kota | RK 5103

01


ya. Hasilnya, mereka menjadi introvert, menutup diri dari ruang khalayak. Hal tersebut tercermin dalam bentuk-betuk ruang publik di kawasan ini. Ruang-ruang publik tidak lagi menjadi publik, justru malah terkesan sebagai ruang semi publik. Konsep keamanan benar-benar diterapkan dikawasan ini, jalanjalan menuju kompleks perumahan selalu diawali dengan pemeriksaanan oleh petugas-petugas keamanan di setiap gerbang bagian depan kompleks. Anehnya, taman kota yang fungsinya sebagai ruang publik di kawasan ini juga dikelilingi pagar setinggi 3 meter dan di lengkapi dengan pos satpam. Faktor sekuritas juga mempengaruhi desain ruang publik dalam kawasan. Karena ketakutan warganya untuk berada di ruang publik, maka desainnya tidak terlalu diperhatikan. Dikawasan ini jelas terlihat tidak terdapat pedestrian yang memadai, bangunanbangunan seperti mall, ruko, dan apartment tidak saling terintegrasi dengan pedestrian yang baik. Area garis sempadan bangunan dimanfaatkan sebagai ruang-ruang parkir. Sama sekali tidak terlihat kontribusi dari bangunan-bangunan tersebut terhadap kota, padahal, kawasan ini memiliki potensi ekonomi yang besar, dan ruang publik dapat meningkatkan investasi ekonomi kawasan tersebut. Untuk hal transportasi, lagi-lagi karena alasan keamanan dan kemudahan, mayoritas warga Kelapa Gading bermobilitas dengan kendaraan bermotor, infratruktur jalan di kawasan ini didesain cukup baik, jalan raya dengan 2-3 lajur dengan median sebagai pemisah antar jalur, terkadang terdapat kanalkanal sebagai median, sehingga skala manusianya tetap terjaga, tetapi, siapa yang merasa menikmatinya? Toh, turun dari mobil mereka langsung masuk ke dalam bangunan. Kelapa Gading memang merupakan sebuah kawasan yang didesain tanpa Urban Design Guidelines, hanya mengandalkan peraturan Land Use, sehingga ruangruang terjadi karena faktor-faktor fungsional tidak mengedepankan faktor leisure, kenyamanan dan estetika. Tetapi, apabila pada masa yang akan datang kawasan ini didesain dengan lebih manusiawi, dengan pedestrian yang lebar dilengkapi dengan ruang-ruang terbuka publik yang nyaman, akankah warganya merasa aman menggunakannya? Maukah mereka berjalan kaki? Akankah mereka menikmati ruang-ruang tersebut? Dapatkah urban desain memaksakan perubahan budaya manusia?

Sunter – Undiscovered Public Space | Perjalanan dilanjutkan menuju ke

arah Selatan Jakarta, melewati 3 kawasan penting di Jakarta, yang pertama adalah kawasan Sunter. Terdapat tiga buah waduk di kawasan Sunter yang memegang peran penting dalam pengendali banjir di kawasan Jakarta Utara. Apabila dilihat sekilas dari atas kendaraan, tepian Waduk Sunter sangat berpotensi untuk dijadikan ruang publik. Seperti halnya Clark Quay di Singapura, atau tepian sungai Chao Praya di Bangkok, tepian waduk Sunter dapat dijadikan objek pariwisata dengan di sediakan fasilitas-fasilitas ruang publik yang nyaman, arena-arena watersport, ataupun cafĂŠ-cafĂŠ di sepanjang tepian waduk. Selain menaikkan nilai investasi, hal tersebut bisa menaikkan aktivitas ekonomi warga disekitarnya. Sayang, kenyataannya saat ini tepian Waduk Sunter tidak dikelola. Hanya terdapat beberapa warung kopi dan spot-spot pemancingan yang tak terurus. Sebenarnya, Jakarta memiliki wilayah-wilayah yang potensial untuk dijadikan ruang publik yang menarik, hanya saja potensi tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik.

Kemayoran – the Scale Factor | Dilanjutkan elewati kawasan kemayoran,

suatu kawasan di pusat kota Jakarta yang semula dikenal karena fungsinya sebagai bandar udara internasional pertama di Indonesia. Dari waktu ke waktu setelah Indonesia merdeka, kota Jakarta sebagai ibukota negara tumbuh dengan cepatnya ke segala penjuru, tidak terkecuali daerah Kemayoran. Karena makin padatnya hunian di sekitar Kemayoran dan lokasi bandara yang semakin dekat ke pusat kota, serta bertambah padatnya volume penerbangan, maka

02 praksis rancang kota | RK 5103


fungsi bandara dipindahkan dengan alasan keselamatan penerbangan, kebisingan, terbatasnya lahan, dan demi kepentingan pembangunan kota jakarta. Selanjutnya, kawasan dengan luas 454 ha eks bandara Kemayoran yang terletak tepat di pusat kota Jakarta, dalam keadaan kosong, sepenuhnya dikuasai oleh pemerintah pusat dan perlu dimanfaatkan secara optimal agar hasil akhirnya dapat dinikmati selutuh rakyat indonesia. Sesuai arahan yang digariskan Presiden RI pada masa itu, diwujudkanlah Kota Baru Bandar Kemayoran sebagai “Indonesia International Trade Center� Sialnya, desain tipikal bandara internasional yang menjadi landasan pesawatpesawat dengan ukuran besar ini tidak boleh diubah. Hanya dialih fungsikan menjadi bagian dari kota, tanpa boleh merubah desain. Sehingga yang terjadi adalah, kawasan ini salah skala. Jalan raya menjadi sangat lebar karena dulunya merupakan landasan pesawat terbang. Kavling-kavling dikawasan ini berskala sangat besar, sehingga bangunan-bangunannya pun mengikuti skala tersebut, gigantis. Hal tersebut diperburuk dengan tidak tersedianya pedestrian yang memadai, sehingga antar bangunan di dalam kawasan sama sekali tidak terintegrasi. Tentu saja kawasan ini menjadi kawasan yang car oriented, bagaimana tidak, jarak tempuh akan menjadi sangat jauh untuk pejalan kaki. Kawasan ini sangat buruk dalam hal desain, sama sekali tidak manusiawi. Sebagai dampak dari pemaksaan skala, ruang publik sama sekali tidak terbentuk di kawasan ini. Manusia tidak berinteraksi di pedestrian ataupun di ruangruang luar bangunan. Kawasan ini menjadi sepi, luas lahan dan lebar jalan tidak sesuai dengan kepadatan penggunanya. Saat malam, aktivitas semakin berkurang, kawasan menjadi gelapdan tidak jarang terjadi kejahatan dan kriminalitas di kawasan ini, selain itu, jalan-jalan skala pesawat terbang tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh gang motor untuk adu balap motor liar.

Ancol – Political Dream Land | Perjalanan dilanjutkan melewati kawasan An-

col dari atas tol dalam kota. Kawasan Ancol ternyata sudah berdiri sejak abad ke-17. Di antara nama kampung-kampung tua yang ada di Jakarta, salah satunya adalah Ancol. Kawasan Ancol terletak disebelah timur Kota Tua Jakarta, sampai batas kompleks Pelabuhan Tanjung Priuk. Saat Jakarta mulai dengan berbagai proyek pembangunan Presiden Soekarno ingin membangun kawasan itu sebagai daerah wisata. Bung Karno memerintahkan kepada Gubernur DKI Jaya waktu itu, dr. Soemarno, sebagai pelaksana pembangunan proyek Taman Impian Jaya Ancol. Proyek pembangunan ini baru terlaksana di bawah pimpinan Ali Sadikin yang ketika itu menjadi Gubernur Jakarta. Pembangunan Ancol dilaksanakan oleh PD Pembangunan Jaya di bawah pimpinan Ir. Ciputra. Sarana rekreasi yang terus dibangun makin mempopulerkan keberadaan Taman Impian Jaya Ancol, tidak saja di kalangan masyarakat Ibukota, tetapi juga seluruh Indonesia. Pembangunan berbagai proyek terus berlanjut hingga kini. Pedagang kaki lima ditata, hotel dibangun, lapangan golf, dan beragam permainan dihadirkan. Hal itu berarti sarana rekreasi dan hiburan di Taman Impian Jaya Ancol akan semakin lengkap. Pada tahun-tahun berikutnya, pengadaan sarana rekreasi dan hiburan diarahkan pada sarana hiburan berteknologi tinggi. Serupa dengan kawasan-kawasan lainnya di Ibukota, kawasan ini akan kemudian dikembangkan sebagai kawasan mixed use; dengan dibangunnya apartmentapartment dengan mall menjadi podiumnya, gedung-gedung perkantoran, hotel dan fasilitas penunjang lainnya. Yang membedakan adalah kawasan ini sudah mempunyai potensi awal yang besar, yaitu sektor pariwisata.

Rasuna Epicentrum – Media and Lifestyle |

Sampai di Kawasan Rasuna Epicentrum yang terletak di Kuningan, Jakarta Selatam. Kawasan ini merupakan pengembangan baru dari sebuah kawasan lama. Saat berjalan di kawasan rasuna epicentrum, penerapan konsep compactness

03 praksis rancang kota | RK 5103


pada pendekatan kawasan Rasuna Epicentrum sebagai pencapaian bentuk kota yang berkelanjutan melalui pendekatan konektifitas dapat dilihat dari terhubungnya berbagai fungsi yang ada baik itu penataan jalur pedestrian, jarak antara bangunan yang satu dengan bangunan yang lain tanpa kavling, serta desain bangunan itu sendiri dimana fungsi beragam bisa menyatu dan terintegrasi dengan baik dalam suatu lingkup yang harmonis. Jarak antara bangunan dengan fasilitas layanan kota yang saling berdekatan pada kawasan ini sangat berkaitan dengan efisiensi waktu yaitu bagaimana orang dapat mengakses dari bangunan satu ke bangunan lainnya dengan waktu yang relatif singkat. Hampir sebagian besar fasilitas atau layanan kota dapat diakses dengan mudah dan cepat. Didukung dengan penataan jalur pedestrian yang terintegrasi dengan baik maka telah mendorong keinginan orang pada kawasan tersebut untuk berjalan kaki dan bersepeda. Selain itu tersedianya fasilitas transportasi yang memadai seperti shuttle bus telah memberikan kontribusi yang besar dalam mengurangi tingkat penggunaan kendaraan pribadi. Pada Rasuna Epicentrum, konsep mixed land use dipergunakan untuk menyatukan keragaman fungsi-fungsi yang berbeda ke dalam satu kawasan yang terintegrasi. Sebagai contoh, di kawasan Epicentrum Walk dimana di sini mencoba memadukan berbagai fungsi baik itu perkantoran, permukiman (apartemen), perdagangan dan jasa menjadi sebuah kesatuan yang diikat oleh ruang publik dan jaringan transportasi (tram). Hasilnya adalah sebuah area yang mixed, dimana ruang publik menjadi daya tarik yang merangsang interaksi warga untuk berjalan kaki dan berdampak kepada peningkatan citra keseluruhan. Kawasan ini secara umum dapat dijadikan percontohan bagi pengembangan kawasan-kawasan lainnya di Indonesia.

Mega Kuningan – Office and Embassy |

Tidak jauh dari kawasan Rasuna Epicentrum, terdapat kawasan Mega Kuningan. Sebuah kawasan kawasan terpadu dengan mengutamakan fungsi perkantoran dan kantor-kantor wakil kedutaan besar luar negeri. Dengan luas sekitar 55 ha, pembangunan Mega Kuningan dibagi menjadi blok-blok yang lebih kecil. Dalam kasus Mega Kuningan, perencanaan yang matang terlihat di lingkaran blok pusat (di sisi utara) dan blok yang berhadapan di sepanjang photograph

04

praksis rancang kota | RK 5103

| RasunaEpicentrum. Originally posted by SellyKay - flickr.com


jalan lingkar utama. Lokasi blok ini adalah fokus utama dari distrik bisnis di kawasan terpadu Mega Kuningan karena juga merupakan pintu masuk utama seluruh wilayah dengan akses dari Jl. Satrio atau Jl. Rasuna Said. Pada awalnya, konsep superblok di kawasan ini mampu menghilangkan sistem blok yang biasanya memisahkan antar kavling. Hubungan antara fungsi yang berbeda dapat dicapai lebih baik dengan penyediaan jalur pedestrian yang nyaman sebagai penghubung antar bangunan, dan mengurangi titik konflik antara pejalan kaki dan kendaraan bermotor. Namun masih ada beberapa kesulitan dalam pelaksanaan konsep superblok ini, saat ini, sebagian penghuni kawasan ini masih merasa trauma akan kejadian yang menimpa kawasan ini beberapa waktu lalu, yaitu pemboman Hotel J.W Marriot yang terjadi karena ada kekurangan dari batas antara wilayah publik dan properti swasta. Maka pada kenyataannya saat ini area GSB masih digunakan sebagai area parkir, bukan sebagai ruang publik Gerakan pejalan kaki utama dipusatkan di Blok Komersial Tengah dan di daerah sekitarnya, melingkar, memutar kedua daerah menjadi ‘ruang sosial’ raksasa bagi pengunjung serta penghuni superblok Mega Kuningan. Untuk melengkapi kondisi yang nyaman bagi pejalan kaki, terdapat beberapa wall street yang sudah terbentuk. Wall street terbentuk dari garis podium berbentuk konstruksi dengan ketinggian tidak lebih dari 4 lantai untuk mempertahankan skala yang tepat dengan lantai dasar sebagai fungsi retail. Kendala dari kawasan ini adalah, tidak adanya retail atau mal-mal dalam sektor kecil. Sehingga, pada jam makan siang, para pegawai yang bekerja di gedung-gedung perkantoran di kawasan ini, lebih memilih berjalan kaki keluar kawasan Mega Kuningan, untuk mendapatkan makan siang yang lebih terjangkau, sehingga menimbulkan konflik bagi kawasan lain, dalam hal ini menimbulkan kemacetan di Jl Casablanca.

Sudirman – the Business District |

Setelah kawasan Rasuna Epicentrum sebagai kawasan media and lifestyle dan kawasan Mega Kuningan sebagai kawasan Office and Embassy, berbeda dengan kawasan Sudirman Central business District yang mengutamakan fungsi pekantoran bisnis di dalamnya. Banyak bangunan-bangunan perkantoran mewah yang menjulang tinggi di kawasan ini Kawasan ini dikenal dengan kawasan bisnis tersibuk di Indonesia. Kawasan ini di desain dengan skalaskala kavling yang besar. Tidak lebih baik dari kawasan Mega Kuningan, kawasan ini tidak memiliki jalur pedestrian yang nyaman dan terintegrasi. photograph

05 praksis rancang kota | RK 5103

| SCBD. Originally posted by Relan - flickr.com


Kemang – 24 hours | Destinasi

terakhir adalah kawasan kemang. Pada tahun 1950-an kawasan Kemang masih merupakan daerah perkebunan. Disini banyak dijumpai pohon bernama Kemang (Mangifera Kemangcaecea) sehingga kemudian kawasan ini dikenal dengan sebutan itu. Tahun 1960-an, mulai berkembang permukiman yang ditinggali oleh penduduk Betawi.Tahun 1970an, ekspatriat mulai masuk ke areal permukiman di Kemang. Posisi yang strategis mejadikan kawasan ini lokasi incaran orangorang asing yang bertempat tinggal di Jakarta, dengan penduduk yang tinggal disana dan tergolong ke dalam masyarakat kaya sehingga fasilitas-fasilitas yang dibangun disesuaikan dengan gaya hidup mereka. Kawasan ini juga diarahkan menjadi tempat komersial untuk kalangan menengah ke atas. Masuknya para pekerja asing itu diikuti dengan pertumbuhan layanan kebutuhan bagi mereka seperti hotel, restoran, kafe, dan minimarket mulai tahun 1980an. Wajah Kemang telah bermetamorfosis sedemikian rupa sehingga sampai saat ini jalan yang membentang sepanjang 3 kilometer itu ditumbuhi puluhan bahkan mungkin ratusan cafe, resto, dan rumah makan. Daer| KampungAlley. Originally posted by AroyDee - flickr.com ah Kemang kini lebih dikenal sebagai the most popular hangout places yang menyuguhkan musik hingar-bingar di malam hari. Saat ini beberapa rumah tinggal lama di kawasan tersebut telah disulap menjadi bar,restoran, factory outlet kantor cabang bank tertentu, studio foto, dan lainnya. photograph

Dari segi urban desain, kawasan ini belum di desain secara menyeluruh, berbeda dengan beberapa kawasan terpadu yang sebelumnya telah dibahas, kawasan ini tidak dikelola oleh satu developer tertentu, jadi, hanya beberapa bangunan baru saja yang terlihat usahanya dalam kontribusi terhadap ruang publik.

Kampung Kota – Juga Jakarta | Jakarta yang metropolitan. Jakarta yang hutan beton. Tapi dibalik itu, proyek-proyek skala besar di Ibukota seringkali berbatasan langsung dengan kampungkampung kota, sebuah pagar atau jalan layang membatasi dua ruang yang berbeda. Terjadi dikotomi sosial yang kontras terlihat di beberapa wilayah Ibukota. Mereka juga warga Jakarta, seharusnya mendapatkan hak kehidupan dan hak ruang-ruang yang sama. Bagaimana nasib mereka?

Tantia Hariyani | 25611009

Program Magister Rancang Kota Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung 2012

06 praksis rancang kota | RK 5103


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.