Edisi: 6 - Juli 2011
JUARA UMUM PIMNAS XXIV 2011
SEGEPOK EMAS DAN GELAR DARI MAKASSAR Frederick Batti Sorring
Terapkan Ilmu Kampus dan Ilmu Kampung Obat Diabetes dari FKH Kopi Bekatul Berbuah Emas Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, M.Sc.
Membidani Kelahiran Fakultas Baru
Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Boediono, melepas 4.217 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) UGM, (16/6).
Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM melakukan pengobatan gratis bagi 400 warga, Senin (27/6)
PELINDUNG: Rektor UGM
tajuk
PENANGGUNGJAWAB: Djoko Moerdiyanto PEMIMPIN REDAKSI: Suryo Baskoro REDAKSI: Gusti Grehenson, Agung Nugroho, Satria Ardhi Nugraha, Kurnia Ekaptiningrum
S
ebuah tradisi bagi UGM untuk menjadi lebih baik; lebih baik dari perguruan tinggi yang lain dan lebih baik dari waktu ke waktu. Falsafah itu diyakini betul oleh segenap civitas akademika dan diaplikasikan melalui karya-karya nyata, baik yang bertumpu pada dunia akademis murni maupun kerja-kerja untuk masyarakat. Sesungguhnya, menjadi lebih baik adalah target dari Tuhan. Sebagai manusia, kita semua memiliki target itu dan sebenarnya berkewajiban untuk memenuhinya. Seberapa besar kita menjadi lebih baik untuk memenuhi target itu sangat tergantung pada kemauan untuk berusaha. Pada akhirnya, kita sendiri yang bisa menilai apakah dari waktu ke waktu kita terus berupaya untuk menjadi lebih baik atau tidak. Karena itu, keberhasilan civitas akademika UGM dalam berbagai ajang sungguh patut diapresiasi. Selamat untuk mereka semua karena telah turut mengharumkan nama UGM dan tentu saja terima kasih atas karyanya. Termasuk yang terakhir, prestasi UGM sebagai juara umum dalam Pimnas di Makassar. Di luar itu, kepada seluruh civitas UGM yang merayakan, kami mengucapkan Selamat Idul Fitri 1432 H, mohon maaf lahir dan batin. Sesungguhnya kita juga patut bertanya pada peristiwa ini, sudahkah kita lebih baik dari kemarin? Salam
EDITOR BAHASA: Farida Yuliani FOTOGRAFER: Budi Harjana PEMASARAN/IKLAN: Diah B. Listianingsih KEUANGAN: Sudarmana SIRKULASI: Suharno, Artha Wahana
ALAMAT REDAKSI: HUMAS UGM Gedung Pusat Lt. 1 Sayap Selatan, Bulaksumur, Sleman Yogyakarta 55281 Telp/fax. (0274) 649 1936 email: humas@ugm.ac.id
kabar ugm - juni - 2011
03
daftar isi
06 16. Liputan 18. Prestasi 20. Esai Foto 22. Civitas 24. Suara 26. Prestasi 12 28. Feature 04
kabar ugm - juli - 2011
30. Liputan 32. Peristiwa 34. Tamu 36. Gelanggang 37. Mereka 38. Tempo Doeloe
laporan utama
UGM DAN PRESTASI TIADA HENTI
P
restasi tiada henti. Benar, itulah yang senantiasa diraih oleh mahasiswa UGM, yang kita baca, lihat, atau dengar di koran, televisi, radio, laman ugm.ac.id, atau media lainnya. Beberapa prestasi internasional mahasiswa UGM tahun 2011 yang baru memasuki paruh keduanya, antara lain: 1. 1st & 2nd Winners, Trinity College Fire Fighting Robot Contest, Hartford, Connecticut, USA. 2. Gold Medal & Best Award, International Invention and Innovation Exhibition, Malaysia 3. 2nd Winner, Student Competition, International of Food Technology, New Orleans, USA. 4. 3rd Winner, International APEX Global Busines-IT Case Challenge 2011, Singapore. 5. The Best Technical Innovation Award, Shell Eco-Marathon (SEM), Malaysia. 6. 1st Winner, P7G Asean Business Challenge, Singapore. Jika pada level internasional mahasiswa UGM sudah unjuk gigi, apalagi di level nasional. Tahun ini mereka merebut posisi terbaik pada beberapa ajang kompetisi bergengsi, misalnya: 1. Juara Umum, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional,
2. 3.
4. 5. 6. 7. 8.
9.
Makassar (mempertahankan prestasi tahun 2010). Juara 1, Indonesian Varsities English Debate, Unhas. Juara 1, Indonesian Undergraduate Geophysics Competition, ITB. Juara 1, LKTI Nasional Geografi, Bali. Juara 1, Lomba Debat MK, Jakarta. Juara 1 & Technopreneur Award, Bandung. Juara Umum 2, MTQ Mahasiswa, Makassar. Juara 1, Lomba Karya Tulis Mahasiswa Farmasi, Surabaya. Juara 1, Kejurnas Bridge, Yogyakarta.
internasional. Caranya? Banyak; antara lain dengan menerapkan paradigma pembelajaran STAR (Student-Teacher Aesthetic Role Sharing) yang memberikan peluang luas kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan secara maksimal, bertanggung jawab, aktif, kreatif, inovatif, dan dinamis. Di samping itu, Universitas memfasilitasi pula pelatihan-pelatihan soft skills yang amat dibutuhkan di dunia profesional setelah mahasiswa lulus, seperti pelatihan kepemimpinan dan kewirausahaan, serta penanaman moral-moral kegadjahmadaan. Input yang bagus, pemberian hard skills dan soft skills, fasilitasi teknologi informasi dan komunikasi yang berkombinasi dan bersinergi dengan dedikasi para tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas inilah rupanya yang menjadi kunci semua sukses di atas. Salam prestasi tiada henti!
Mengapa prestasi-prestasi hebat dapat diraih oleh mahasiswa UGM? Jawabannya sederhana saja: kompetisi masuk ke UGM sangat ketat sehingga mereka yang lolos adalah yang memang berkualitas. Dekan Fakultas Teknik, Ir. Tumiran, M.Sc., Ph.D., menyodorkan data bahwa UGM, Agustus 2011. rerata nilai Ujian Tulis SNMPTN 2011 yang lolos masuk ke Program Studi Teknik Elektro adalah 92, dari maksimal 99. Luar biasa! Nah, sebagai universitas riset kelas dunia, tentunya UGM ingin mengasah input yang bagus itu agar mampu memberikan kontribusi sebesar-besarnya kepada bangsa dan negara serta agar menjadi lebih berbinar di kancah nasional, regional, dan
kabar ugm - juni - 2011
05
laporan utama
JUARA UMUM PIMNAS XXIV 2011
SEGEPOK EMAS DAN GELAR
DARI MAKASSAR Gedung Baruga Andi Pangerang Petta Rani, Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis, 21 Juli lalu bergemuruh. Setiap kali nama pemenang masing-masing kategori disebut, suara kontingen riuh bersahutan. Raut wajah mereka tegang, terutama karena UGM dan ITS Surabaya saling bekejaran dalam perolehan medali.
06
kabar ugm - juli - 2011
“Hal yang seharusnya tidak diurus, terpaksa kami urus, misalnya kondisi kamar yang kotor dan tidak mendapatkan konsumsi, kita ikut mengurus juga,”
K
etegangan baru mencair setelah Ketua Dewan Juri Pimnas 2011, Prof. Dr. Ir. Ronny R. Noor, M.Rur.Sc., menyebut nama UGM sebagai juara umum tahun ini. Sorak-sorai seluruh kontingen UGM, baik mahasiswa maupun dosen pembimbing, tak terbendung lagi. Kegembiraan pun meluap karena perjuangan untuk menjadi juara harus melalui kerja keras hampir satu tahun lamanya. Akhirnya, piala yang tahun lalu tersimpan di kampus UGM, tahun ini kembali dibawa pulang ke Bulaksumur. Ini adalah salah satu pembuktian UGM sebagai yang terbaik di tingkat nasional. Kemenangan ini juga bermakna kerja keras, strategi, pengorbanan para mahasiswa dan dosen pembimbing terbayar seimbang. Apalagi, selama ajang Pimnas di Makassar akhir Juli lalu, ada saja hambatan yang dijumpai masing-masing kelompok yang bertanding. Dengan keyakinan bahwa semua dapat diatasi, akhirnya gelar juara umum pun diraih dengan penuh kebanggaan. Ketua Tim Kontingen Mahasiswa Pimnas XXIV Makassar, Danis Sri Wijaya, tahu betul perjuangan yang harus dilakukan kali ini. Meskipun telah dipersiapkan sejak lama, ternyata ada saja kekurangan yang baru ditemui ketika lomba hampir dimulai. Danis bercerita saat kontingen berada di Makassar, banyak hal yang belum siap sehingga urusan pengurus kontingan menjadi banyak sekali. “Hal yang seharusnya tidak diurus, terpaksa kami urus, misalnya kondisi kamar yang kotor dan tidak mendapatkan konsumsi, kita ikut mengurus juga,” ujar Danis sambil tersenyum. Tekanan selama bertanding memang cukup berat bagi anggota kontingen. Target untuk menjadi juara tentu saja menjadi beban tersendiri. Di samping itu, ada pula ketidaksesuaian jadwal sehingga ada mahasiswa yang ikut dalam dua tim yang berbeda, tetapi harus presentasi dalam waktu bersamaan di ruangan yang berbeda. Tekanan-tekanan semacam itulah yang
membuat sebagian anggota tim mengalami sakit. Dari 169 mahasiswa anggota kontingen, lebih dari 20 orang sempat terserang diare. Untung saja, tim sudah menyiapkan obat-obatan yang diperlukan, termasuk untuk beberapa anggota yang sakit radang menjelang lomba. "Ada juga yang sakit parah, misalnya sakit lambung sampai harus masuk rumah sakit,” tambah Danis. Tidak hanya ketika di Makassar, perjuangan sebenarnya sudah dihadapi sejak masa-masa persiapan. Koordinasi dengan seluruh anggota kontingen menemui banyak kendala karena ada yang tengah mengikuti KKN PPM. Selain sakit, ada bentuk pengorbanan lain yang harus dilakukan beberapa anggota kontingan UGM. Salah satu misalnya, Raehana Saria Gahari, anggota Tim Beckham, peramu es berbahan bekatul yang meraih medali emas kategori presentasi Pimnas XXIV. Raehana menceritakan anggota timnya, Sari Yuslia dan Dyah Tri Wilujeng, sering membolos dari program semester pendek dan bahkan sama sekali tidak masuk demi mempersiapkan materi dalam Pimnas kali ini, padahal mereka sudah membayar biaya semester pendek. “Saya sendiri juga harus merelakan untuk menunda pelaksanaan PKL untuk tugas akhir dan agak menunda target lulus juga. Ya, memang pasti selalu ada pengorbanan,” tutur Raehana. Tak hanya itu, kesulitan terkadang juga kerap ditemui dalam mempersiapkan materi untuk dibawa ke Makassar. Raehana mengisahkan pada H-2 menjelang kabar ugm - juni - 2011
07
laporan utama Semangat itulah yang kemudian memotivasi setiap anggota tim untuk menjadi pemenang. Pemateri yang bagus selama masa pembekalan, diakui Arini menjadi salah satu faktor pendorong tumbuhnya kreativitas anggota kontingen secara umum. Ditambah lagi, adanya kebebasan berkreasi dengan berbagai masukan dan perbaikan, membuat Arini mampu menghasilkan karya yang berbuah medali emas itu. Baik Raehana maupun Arini berharap ada reward yang seimbang dari Universitas bagi anggota kontingen yang sudah membawa prestasi istimewa bagi UGM ini. “Harapan kami, jika mungkin diberikan reward seperti di ITB, yaitu jika mahasiswanya berhasil lolos Pimnas, maka mahasiswa tersebut bebas skripsi dan KKN. Hal berperan, menurut Raehana, ialah ini tentu akan sangat memotivasi,” pembekalan yang diberikan kepada anggota kontingen. Pembekalan dari kata Arini. Menurut salah satu dosen Direktorat Kemahasiswaan diakui pembimbing tim UGM, Dr. Med. Raehana cukup mempengaruhi dr. Indwiani Astuti, banyak faktor kesiapan materi dan mental di yang membuat UGM berjaya tahun Pimnas, terutama pada saat masa ini. Salah satunya ialah karena UGM karantina 3 hari di Kaliurang. Hal telah memiliki sistem pembinaan itu karena mereka memperoleh yang memicu kreativitas mahasiswa. tambahan pengetahuan mengenai pembuatan laporan akhir yang benar, “Karena dalam kompetisi semacam Pimnas ini bukan hanya persoalan pembuatan poster, pembuatan slide presentasi yang baik, dan cara membawakan presentasi yang baik, serta tentu saja pembekalan mental dan penumbuhan kepercayaan diri. Arini Giska Safitri, anggota tim sepatu diabetes, peraih medali emas kategori poster di Pimnas XXIV, juga menyampaikan hal yang senada. Menurutnya, sejak awal para pembimbing memang sangat mendorong mereka untuk hanya beorientasi mendapatkan emas. “Kami sendiri sangat termotivasi. Sebenarnya tidak terlalu menargetkan, kami hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk almamater kami,” kata Arini.
“Kami sendiri sangat termotivasi. Sebenarnya tidak terlalu menargetkan, kami hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk almamater kami,”
keberangkatan, timnya baru sempat untuk membuat produk. Dalam waktu yang semepet itu, tim justru menemui kendala karena alat yang biasa dipakai rusak. Selain itu, bahan baku penting yang biasa mereka gunakan, yakni lesitin, tiba-tiba menghilang dari pasaran. “Sudah dicari ke seluruh toko kue di Jogja, nggak ada yang jual, semuanya kehabisan. Sampai akhirnya kami bikin tanpa lesitin dan hasilnya nggak banget,” kenang Raehana. Akhirnya, H-1 menjelang keberangkatan, mereka baru memperoleh lesitin yang dicari-cari. Padahal, proses produksi membutuhkan waktu lama. Hari itu, pukul 23.30, mereka baru bisa pulang dari laboratorium untuk memproduksi Beckham dan esok paginya, pukul 06.00, mereka harus ke bandara untuk penerbangan ke Makassar. Namun beruntung, pengorbanan dan kerja keras tim Beckham itu berbuah manis. Mereka pulang dengan membawa medali emas. Salah satu faktor penting yang 08
kabar ugm - juli - 2011
kelengkapan maupun administrasi saja, justru yang utama adalah kreativitas,” tutur Indwiani. Dengan kreativitas yang tinggi, dosen pembimbing lebih mudah untuk membangkitkan kepercayaan diri mahasiswa anggota kontingen. Hal ini penting karena dulu diketahui kepercayaan diri mahasiswa UGM terbilang rendah. Faktor lain yang turut mendukung adalah tingginya minat mahasiswa untuk mengikuti kegiatan ini dan ketersediaan dana. Semua itu membuat proses persiapan kontingen UGM dari bulan ke bulan berjalan cukup lancar. Setiap kelemahan dapat diketahui dan diatasi, sedangkan kelebihannya dapat ditampilkan agar lebih maksimal. Namun, Indwiani yang sehari-hari bekerja sebagai dosen di Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran (FK) UGM, dan telah menjadi dosen pembimbing sejak 1998, mencatat ada beberapa hal yang masih harus dibenahi, antara lain masih adanya mahasiswa yang diberi bimbingan, tetapi tetap saja bandel atau bahkan menganggap remeh masukan dari dosen. Terkadang, anggota kontingen belum menyadari bahwa presentasi sebuah karya di Pimnas adalah bagian dari kompetisi dan bukan sekadar mempresentasikan karya tulis akademik biasa. Indwiani berpesan prestasi dan kejayaan ini harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. “Yang perlu diingat, jangan sampai kemudian kita menjadi sombong. Dulu kita sempat lengah dan kemudian kalah di Pimnas, bahkan hanya masuk enam besar. Itu yang harus menjadi cambuk agar kita tetap hati-hati dan selalu disiplin. Prestasi yang sekarang diraih UGM ini bukanlah puncak dari segalanya karena kompetisi masih akan terus berlangsung,” ujarnya.
“Yang perlu diingat, jangan sampai kemudian kita menjadi sombong. Dulu kita sempat lengah dan kemudian kalah di Pimnas, bahkan hanya masuk enam besar. Itu yang harus menjadi cambuk agar kita tetap hati-hati dan selalu disiplin. Prestasi yang sekarang diraih UGM ini bukanlah puncak dari segalanya karena kompetisi masih akan terus berlangsung,”
Kurnia Ekaptiningrum, Satria Ardhi Nugraha
Data Pimnas XXIV Makassar Peserta: 1.714 mahasiswa dari 91 perguruan tinggi Lokasi: Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan Waktu: 18-22 Juli 2011 Cabang: 16 kejuaraan dari lima kategori Jumlah proposal masuk: Lebih dari 10.000 Jumlah proposal lolos: 350 karya penelitian kreativitas mahasiswa dan 107 karya tulis. Kontingen UGM: 169 mahasiswa dan 70 dosen pendamping dalam 39 tim PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), 4 tim penunjang, dan 1 kelompok pameran Sepuluh besar: UGM, ITS, Universitas Negeri Semarang, IPB, Unibraw, Universitas Airlangga, STIE Malangkucewara, Universitas Muhammadiyah Surakarta, ITB, dan Universitas Padjadjaran.
kabar ugm - juni - 2011
09
laporan utama
Buah Perjuangan Panjang Ada banyak strategi yang harus diterapkan UGM agar dapat terus meraih prestasi di ajang Pimnas. Untuk tahu lebih dalam, Kabar UGM mewawancarai Prof. Ir. Jamasri, Ph.D., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik UGM. Ia adalah anggota tim penalaran UGM, yang juga menjadi juri Pimnas sejak tahun 2002. Berikut ini petikan wawancaranya.
urutan kelima. Jadi, kalau melihat itu, kita tidak favorit untuk juara. Namun, tahun yang lalu juga seperti itu. Tahun lalu (2010), kita urutan ketiga. Sekarang (2011), urutan kelima. Kita itu di bawah IPB, UNS, Unair, bawahnya lagi ITS, dan baru kita. Kita itu nomor lima, artinya kita sebenarnya tidak nominasi, tapi kita punya pengalaman. Jadi, tidak apa-apa. Meski nomor lima, kita memiliki keyakinan dengan pengalaman kita mampu menjuarai lagi.
jumlah dengan yang lain, namun ketika sampai tahap monev berhasil lolos menjadi tim yang terbesar. Di situlah kata kuncinya.
Kita bayangkan ada sekian banyak perguruan tinggi di Indonesia memperebutkan 16 emas. Dari presentasi, kita dapat 7 emas. Ini yang betul-betul luar biasa. Sekali lagi, memang kunci sukses itu terletak pada pengalaman. Kedua, kita sudah tahu, maka bisa membuat perencanaan yang bagus karena setelah dinyatakan lolos di Pimnas Nah, sepanjang menjalankan masih butuh arahan-arahan lagi, kegiatan PKM-nya kita evaluasi, kita seperti misalnya kita karantina sarankan, dan sebagainya supaya beberapa hari di Kaliurang. Mereka hasil akhirnya menjadi baik sehingga melakukan outbound dan mampu ketika masuk tahap monev memiliki kebanggaan akan UGM. (monitoring dan evaluasi), hasilnya Ini upaya untuk meningkatkan rasa Apa sebenarnya kunci sukses UGM kita paling bagus se-Indonesia. Jadi, percaya diri. bisa kembali meraih juara umum monev di bulan Mei itu kita paling Pimnas 2011 ini? bagus sehingga ketika lolos ke Proposal yang dibiayai tidak banyak, Kalau kita lihat, kunci suksesnya itu Pimnas, UGM menjadi tim yang tapi saat monev kita lolos menjadi tim memang dari pengalaman. Kita terbesar, yaitu terbesar. Kira-kira faktor apa saja yang punya pengalaman panjang sehingga sebanyak 39 tim. Ini mendorong? tahu tips dan triknya Pimnas itu luar biasa. Walaupun seperti apa. Dari pengalaman itulah dari proposal Nilai yang bisa meloloskan ke kita membuat persiapan karena PKM yang Pimnas itu ada dua, kualitas proposal Pimnas ini merupakan proses dibiayai kalah yang memiliki kontribusi 45% dan perjalanan panjang hampir satu nilai monev yang memiliki tahun. Kan kita mulai dari kontribusi 55%. Artinya, walaupun pendaftaran PKM, yang itu biasanya proposal yang lolos tidak banyak, jatuh di bulan Oktober. Kemudian, namun nilainya tinggi-tinggi. Itulah setelah itu diseleksi, PKM yang lolos yang menyebabkan UGM banyak diumumkan di bulan Januari. Lantas, yang lolos menuju Pimnas. Ada yang kegiatan dimulai pada bulan jauh di atas kita, tapi yang lolos ke Januari sampai Juni. Di situlah Pimnas sedikit, seperti Unnes, sesungguhnya menjadi yang lolos hanya 13 tim, masa-masa kritis. padahal proposal yang dikirim 1.400 Secara nasional, dibanding dengan PKM kita kan UGM hanya 922. kalah dengan yang Jadi, ini lain. Kita tahun ini 10
kabar ugm - juli - 2011
laporan utama menunjukkan sebuah kualitas. Itu strategi yang UGM buat sehingga proposal sebelum dikirim, tim penalaran UGM membaca terlebih dahulu. Dari situ dinilai apakah proposal nantinya mampu berkompetisi. Jadi, kalau belum bagus, tim penalaran akan mengarahkan untuk memperbaiki dan mahasiswa kita kan mudah karena mereka pintar-pintar. Ini masih kurang gini, kurang itu. Kalau pembekalan dan pendampingan untuk masing-masing tim intensif berapa lama? Pendampingan kita sesungguhnya pendek walaupun saat monev sebetulnya juga sudah dilakukan pendampingan. Kita telah melakukan monev internal. Monev internal ini tujuannya melihat seberapa yang telah dilakukan mahasiswa. Kita takut jangan sampai dari universitas yang besar ini dilakukan monev dari Dikti, ternyata belum apa-apa. Yang terlibat monev ini ada sekitar 50 orang dari Jakarta untuk seluruh Indonesia. Mereka dikirim satu-satu. Di monev, mahasiswa diminta presentasi kurang lebih 10 menit dan diskusi selama 10 menit. Dari situ akan dinilai semua pekerjaan, berapa persen yang sudah terselesaikan. Kalau saya sebagai juri senior, maka teman-teman juri saya briefing. Kalau mau meloloskan, maka harus dibalik pertanyaan, dalam bahasa Jawa: apakah wangun (pantas) ditampilkan di Pimnas? Kita menghindari komentar, “Kayak gitu kok masuk Pimnas.� Demikian juga kepada para mahasiswa, “Kalau seperti itu, kira-kira pantas tidak masuk Pimnas?� Jadi, minimal harus pantes dahulu. Tapi setelah monev, maka semua tidak lagi sekadar pantas, harus lebih matang lagi. Karenanya harus ada pembinaan
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik UGM)
yang berjenjang. Alhamdulillah, kita bisa mempertahankan itu. Lima tahun terakhir kan kita hampir secara berturut-turut menjuarai Pimnas, dua kali di Universitas Brawijaya, kemudian di Bali, dan tahun ini di Makassar. Ini sungguh luar biasa. Padahal, persaingan semakin lama semakin berat. Meski berhasil, adakah kendala yang dihadapi? Mengenai kendala yang sama, tetap ada. Saya juri, jadi sms yang masuk ke HP saya juga banyak, mereka mengeluh. Sebetulnya tidak terkendala, tapi ada faktor kepanikan. Misalkan, karena saya jadi juri, banyak sms masuk untuk protes tentang kondisi kelas dan lain-lain. Tapi saya anggap itu wajar, makanya saya tanggapi dengan sedikit intermeso. Misalnya saja, keluar angka undi 13, mereka menganggap angka itu sial dan sebagainya. Kebetulan UGM yang PKMGT nomor undiannya 13. Ada juri yang nyeletuk, tapi kemudian
ditanggapi peserta dengan serius dan masalah semacam ini bisa-bisanya sampai ke Jakarta. Jadi, protesnya sampai ke Jakarta. Ini menunjukkan bahwa kita semua ini masih memiliki kepanikan. Kalau mahasiswa panik wajar, tapi sebagai dosen pembimbing mestinya ya bisa menenangkan. Persaingan ke depan tentu lebih berat. Saran apa yang dapat disampaikan? Ini rata-rata kejadian ketika akan menuju Pimnas. Banyak dosen pembimbing justru malah sibuk. Ini tentu perlu dirancang jauh lebih baik dan kita berharap memiliki strategi yang lebih bagus agar bisa mempertahankan predikat juara. Karena target PT lain juga inginnya mengalahkan UGM karena ada perasaan tersendiri bagi banyak PT lain ketika bisa menyingkirkan UGM. Waktu di Makassar kemarin, banyak masyarakat jauh-jauh hari sudah memprediksi UGM pasti juara lagi, tapi bagi UGM sendiri kan masih tetap was-was. Agung Nugroho
kabar ugm - juni - 2011
11
Sosok dua tempat yang berbeda. Saat itu, jarang sarjana mengabdi di Papua, mengapa Anda memilih ke sana? Justru kita harus datang ke Papua dan melihat Papua adalah wilayah bumi Indonesia yang butuh sentuhan dari kita semua.
“Sebagai alumnus UGM, saya laporkan bahwa saya sudah melaksanakan Visi dan Misi UGM, yaitu memberi pelayanan di kampung, karena dari dulu UGM terkenal alumninya berorientasi di kampung. Itu sudah saya lakukan mulai dari Papua hingga Toraja. Karena memang sentuhan pelayanan dan pengabdian itu sesungguhnya yang sangat membutuhkan adalah masyarakat yang ada di kampung.�
I
nilah kalimat yang muncul dari Bupati Toraja Utara, Frederick Batti Sorring, saat menerima dosen-dosen UGM, yang dipimpin Ir. Gatot Murdjito, saat berkunjung ke kediaman pribadinya di pinggiran kota Rantepau, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Sebagai bupati baru yang belum satu tahun menjabat, alumnus Fakultas Filsafat UGM ini berhasil membuktikan bahwa untuk menjadi pemimpin tidak harus punya uang yang berlimpah atau aktif lama di sebuah partai. Namun, didasarkan atas dedikasi dan pengabdian yang tulus untuk selalu dekat dengan 12
kabar ugm - juli - 2011
rakyat kecil. Berikut petikan wawancara Gusti Grehenson dengan pria yang menyebut dirinya spesialis mengalahkan caretaker bupati dalam dua kali pemilihan kepala daerah di
Anda lama bekerja di birokrasi, apa prinsip yang selalu dipegang teguh? Bekerja yang terbaik. Dalam jabatan dan pekerjaan apa pun, harus yang terbaik untuk itu. Saya lama dan terbiasa bekerja di BKKBN. Orang yang di BKKBN dibesarkan dengan program, bukan dengan uang. Membuat program itu berangkat dari analisa data yang akurat, apalagi di lembaga ini dekat dengan rakyat. Menurut ilmunya, itu yang saya ambil. Saya mendekatkan diri ke mereka. Mereka sudah menganggap saya sebagai bagian dari diri mereka. Banyak hal yang saya lakukan. Sebagai pengabdi masyarakat, ketika di BKKBN saya mencontohkan ke mereka, anak saya dua, jaraknya lima tahun. Jadi, saya harus konsisten dengan apa yang saya lakukan. Saya tidak bisa mengatakan jika anak saya banyak. Berapa lama di BKKBN? Ya sejak jadi CPNS. Saya 17 tahun menjadi Kepala BKKBN di Jayapura dan Merauke. Pengalaman di BKKBN membantu Anda memimpin daerah?
BUPATI TORAJA UTARA, FREDERICK BATTI SORRING
Terapkan Ilmu Kampus dan Ilmu Kampung
Ilmu komunikasi massa dan komunikasi personal, bagaimana membangun motivasi seseorang. Latar pendidikan saya dari Filsafat juga membantu saya. Paling tidak, kita mendalami sesuatu dengan sebaik-baiknya. Harus bisa memahami sesuatu di balik kebijakan yang akan diambil.
adalah uang rakyat. Misalnya, saya ambil 10 juta rupiah untuk uang saya pribadi, tapi jika uang itu disalurkan ke masyarakat, berapa obat yang bisa dibeli dengan uang itu? Sampai sekarang, saya meninggalkan jabatan dengan kepala tegak (bangga).
Itu yang Bapak sampaikan ke bawahan? Anda melewati masa jabatan itu tanpa Iya, harus kerja jujur dan transparan, tidak boleh mengambil yang bukan kasus negatif tampaknya? Saya jadi Kepala BKKBN, lalu wakil haknya. Saya sudah kasih ancam mereka, yang mengambil bukan hak, bupati. Saya meninggalkan jabatan maka saya tidak akan berpikir dua itu dengan kepala tegak. Karena kali untuk melakukan tindakan. prinsip saya, kalau Tuhan beri saya satu jengkal, jangan pernah coba Ada yang mendorong Anda ketika menambah satu inci pun dengan mencalonkan diri sebagai wakil bupati cara yang tidak wajar. Saya bangga di Asmat? dan bersyukur kepada Tuhan, saya Inisiatif sendiri. Padahal, saya bukan meninggalkan tanah Papua tanpa asli Papua. Waktu itu sudah muncul ada beban karena saya tidak pernah figur incumbent wakil bupati, sekda, melakukan sesuatu yang merugikan ada bupati caretaker. Saya kemudian masyarakat. kaji dan ukur kemampuan mereka. Kalau dari sisi finansial, jelas saya Bagaimana sampai Anda punya kalah. Tapi, dari sisi kemampuan prinsip semacam itu? berkomunikasi dengan masyarakat, Semua jabatan ini kan anugerah saya memiliki kelebihan di situ. Tuhan, harus kita syukuri. Kalau Ternyata kami menang mutlak. Tuhan memberi seperti itu dan kita coba tambah, maka di luar kehendak Pasangan saya putra asli daerah Tuhan. Nah, kalau di luar kehendak Asmat. Sampai 2010, berakhir masa bakti. Waktu itu berpikir lagi, lanjut Tuhan, maka ditangkaplah oleh sebagai wakil bupati atau tidak, tapi KPK. Saya ingin melanjutkan akhirnya saya memilih pulang pengabdian. Semoga Tuhan terus menuntun saya, semoga tidak pernah kampung ke Toraja Utara. berpikir atau bertindak untuk Frederick Batti Sorring dilahirkan di mengambil sesuatu yang bukan hak Tanah Toraja, 28 Mei 1950. Ia anak saya. Tidak boleh! ketiga dari empat bersaudara. Ia Saya takut kepada Tuhan. takut menyebut sang ayah, yang berprofesi kepada rakyat, karena semua itu
sebagai guru, dan ibunya sebagai orang yang sangat berperan dalam hidup karena ajaran mereka tentang sopan santun, etika, dan kerja keras serta kesabaran. Pria yang hobi sepakbola ini rajin menerima beasiswa selama kuliah di UGM. Ia bahkan berseloroh, beasiswanya ketika itu lebih besar daripada biaya kuliah yang harus dibayarkan. Masuk UGM tahun 1976, Frederick Batti Sorring lulus pada 1984. Menurutnya, urusan kelulusan kala itu jauh lebih sulit dibandingkan dengan saat ini. “Dulu, mau lulus kuliah masih susah. Dulu diajarkan liang gie, ada satu pelajaran yang tiga tahun baru bisa lulus,� ujar penyuka mata kuliah Filsafat Politik dan Filsafat Sosiologi ini. Kisahnya dimulai setelah lulus UGM. Ia memilih merantau ke tanah Papua. Setelah mengabdikan diri selama 36 tahun menjadi PNS di Kota Jayapura dan Merauke, pria asal Toraja, Sulawesi Selatan, ini memilih untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Kabupaten Asmat periode 2005-2010. Kemudian, satu bulan sebelum selesai menjalankan tugasnya, ia memutuskan untuk pulang kampung dan mencalonkan diri sebagai Bupati Toraja Utara. Sekarang menjadi bupati, dulu sempat terpikirkan atau bercita-cita duduk di posisi ini? Barangkali saya mulai dari akarnya. Saya alumnus Filsafat UGM. Ada yang selalu saya simak dalam
kabar ugm - juni - 2011
13
Sosok perkuliahan maupun KKN, salah satu butir dalam Tridarma UGM, yaitu pengabdian. Oleh karena itu, setelah lulus, saya kemudian langsung ke tanah Papua karena saya pikir di sanalah lahan pengabdian untuk saya. Sampai di sana, saya menjadi pegawai negeri Kabupaten Jayapura, kemudian pindah ke Kabupaten Merauke. Saya jadi Kepala BKKBN di dua kabupaten selama 17 tahun. Kemudian tahun 2005, saya berpikir dan mengambil keputusan untuk mencoba mencalonkan diri menjadi wakil bupati di Kabupaten Asmat.
masih harus didorong terus sehingga diproses di sini. Awalnya tujuh kandidat, tetapi saya di peringkat pertama (suara paling banyak), tapi kurang dari 30 persen. Akhirnya masuk dua putaran, lalu unggul lagi. Tapi akhirnya, berurusan lagi dengan MK hingga akhirnya sampai tiga putaran. Jadi visi saya, di Toraja Utara ini kan tidak punya laut, tidak punya hutan yang bisa diproduksi, tidak punya perkebunan dan tidak punya pabrik. Yang ada adalah keindahan alam dan budaya yang unik. Oleh karena itu, pariwisata sebagai penggerak dan pemerataan pembangunan di Toraja Setelah sukses menjadi wakil bupati di Utara. Bicara pariwisata di sini, Asmat, mengapa kemudian memilih termasuk didalamnya perbaikan pulang ke Toraja Utara? infrastruktur, pelayanan kesehatan Ini dia. Ada kerinduan untuk pulang, yang lebih baik, pemberdayaan mengabdi ke kampung halaman, ekonomi, dan peningkatan kulitas karena saya meninggalkan Toraja pendidikan. Sejak dilantik tiga Utara sebagai tanah kelahiran saya, bulan, suasana sangat kondusif bagi sudah hampir 36 tahun. Mengambil saya. keputusan dengan diskusi dengan keluarga, bagaimana untuk mencoba Apa yang menginspirasi Bapak untuk mendapat ruang sebagai pelayan di pulang saat itu? Toraja Utara karena saya memaknai Ingin mendorong Toraja Utara agar jabatan bupati adalah sebagai jabatan bisa lebih maju. pelayanan untuk rakyat. Saya melihat, banyak sentuhan harus kita Siapa orang yang mendorong? lakukan, seperti yang pernah saya Keluarga, terutama kakak saya, Abe lakukan di Papua. Secara geografis Parung. Dia meminta (saya) pulang. Dia dulu lebih dulu di Papua. lebih sulit, tingkat SDM-nya juga
14
kabar ugm - juli - 2011
Pertama kali, ia yang mengajak saya ke Papua. Jadi, beliau sebagai pionir di keluarga kami. Setelah dari Jogja, saya diajaknya ke Papua. Setelah lama di Papua, ia mengajak saya pulang kampung. Bapak lama di Papua, tiba-tiba kembali mencalonkan diri jadi bupati. Seberapa jauh masyarakat Toraja Utara mengenal Bapak? Awalnya kurang, karena total saya meninggalkan Toraja Utara 36 tahun. Tapi melalui kunjungan dan sosaliasasi, dari sebelumnya tidak tahu, menjadi tahu. Apa yang sebenarnya Anda lakukan? Melakukan pendekatan yang sesuai dengan budaya, kultur yang ada di sini, hadir di upacara-upacara kematian. Kehadiran tertinggi kualitasnya di Toraja adalah ketika kita hadir di upacara kematian. Hampir semua saya datangi dan memang keluarga saya banyak juga di sini sehingga saya juga banyak dibantu oleh keluarga. Pengalaman bekerja di Papua hingga jadi wakil bupati, apakah itu modal Bapak untuk menang? Nah, ini. Tugas sebagai wakil bupati, tapi kadang saya banyak melakukan peran sebagai bupati. Adalah tugas dan tanggung jawab harus dilakukan dengan hati agar pengabdian yang betul-betul saya bawa mendapatkan hasil yang maksimal. Kemudian, selalu dekat dengan rakyat karena yang mau kita bangun adalah rakyat. Jadi, kita harus tahu persis apa yang terjadi dalam kehidupan rakyat kita. Dari sanalah muncul perencanaan, program, pelayanan. Inilah yang saya lakukan di Toraja Utara. Saya dekat dengan rakyat saya karena sekali lagi saya memaknai diri saya betul-betul sebagai pelayan, maka sebagai pelayan saya harus tidak boleh jauh dari sasaran pelayanan. Saya harus dekat dengan mereka.
Di Toraja sendiri apa saja yang sudah dilakukan? Tiga bulan ini lebih banyak konsolidasi internal birokrasi dengan DPRD, tokoh masyarakat, dan masyarakat pada umumnya. Ini langkah yang pertama. Selanjutnya yang kedua, sudah barang tentu sebelum melaksanakan berbagai program, harus dipayungi dengan berbagai regulasi. Harus dirancang dengan DPRD, ada Perda yang menjadi payung hukum kita dalam mengemban tugas.
belum ada, dibuatkan jalan baru. Sesungguhnya kekayaan alam Toraja Utara ini ada di pinggiran, selama ini belum tersentuh akses jalan, contohnya Samarilo. Terong belanda dan kopi itu adanya di pinggiran. Tapi, hasil kekayaan alam ini sangat mahal jika dibawa ke kota karena terkendala biaya transportasi. Prioritas saya membuka akses untuk objek dan daerah, di samping menjadikan Toraja Utara sebagai objek wisata. Toraja Utara ini indah semua. Hanya saja, akses jalan belum terbangun Di banyak tempat, caretaker berhasil sehingga yang bisa dinikmati jadi bupati, ternyata Anda malah wisatawan hanya sebagian kecil saja, sebaliknya? mungkin hanya 15 persen. Tapi sesungguhnya keindahan Toraja Di Papua, saya juga kalahkan Utara ada di luar Kota Rantepau caretaker. Mungkin saya spesialisasi sebagai ibukota kabupaten. Di sana mengalahkan caretaker he..he.... Jargon saya, bahwa pembangunan ini terdapat view yang sangat luar biasa yang mungkin di tempat lain tidak hanya bisa dilakukan dengan bisa didapati. kebersamaan. Karena kita ingin menjadikan Toraja Bagaimana strategi kampanye yang Utara sebagai daerah tujuan wisata, Anda biasa lakukan? maka kita akan memperluas akses penerangan dan kesehatan. Di Pertama, saya gunakan slogan bersama kita membangun, bahwa samping itu, kita juga akan pekerjaan ini bisa dilakukan bersama membangun sektor pendidikan dan orang lain. Bukan saya yang ekonomi yang lebih baik dengan membangun. Saya tidak pernah keberpihakan kepada petani. mengatakan, “Saya akan membangun Toraja Utara�, tapi, Apa tantangan terbesar Anda sebagai “Mari kita membangun Toraja bupati? Utara�. Karena semua yang Harus sabar, harus mampu dedikasikan dalam bentuk-bentuk mengambil solusi terhadap berbagai berbagai program adalah hasil masalah. Harus mengambil pemikiran dari banyak orang. Saya kebijakan yang tepat lebih dulu, kedepankan, sesuai dengan falsafah jangan menunggu orang lain. Saya Toraja Utara, bahwa dengan hidup harus selalu berdiri paling depan, bersama, kita bisa meraih sukses mau baik, mau tidak baik. Saya tidak yang lebih besar. Ini yang menarik pernah berpikir, ini tanggung jawab masyarakat terhadap berbagai bagian dan dinas di bawah saya. program-program itu. Saya tidak Apapun kegiatan pembangunan di pernah menjanjikan akan membuat Kabupaten Toraja Utara merupakan bangunan fisik. seluruh tanggung jawab saya. Jika ada miss management atau kesalahan Apa yang ingin Anda lakukan untuk apapun, itu sebagai tanggung jawab Toraja Utara ke depan? saya. Prioritas pembangunan di sini Sebagian waktu saya dihabiskan di infrastruktur jalan harus dibenahi; lapangan. Saya ingin menjadi bupati yang sudah, ditingkatkan; yang yang benar-benar 'melihat', bukan
bupati yang hanya mendengar laporan dari bawahannya, bisa termasuk tipe yang tidak akan pernah senang mendapat laporan dari pejabat yang berada di samping saya. Saya justru senang mendapat laporan dari rakyat langsung. Dalam satu hari bisa empat kecamatan yang saya datangi, menengok fasilitas umum, sekolah-sekolah, puskesmas, dan tokoh masyarakat. Seberapa besar ilmu yang Anda dapatkan di UGM membantu? Terlalu besar. Paling tidak, menyandang predikat alumni UGM itu sudah punya nilai tersendiri. Alumni UGM itu harus dekat dengan masyarakat, siap bekerja dengan masyarakat, jadi pengabdi. Menjadi bupati, saya menerapkan ilmu kampus dan ilmu kampung. Dari kampus, kita punya bekal, berbagai metoda, strategi taktik pembangunan masyarakat. Namun, dalam ilmu kampung, kita menggandeng orang tua dan masyarakat. Keduanya dipadukan untuk membangun Toraja Utara. Sebagaimana kita ketahui, budaya Toraja Utara unik dan berbeda dari tempat yang lain sehingga di perlukan sentuhan yang spesifik. kabar ugm - juni - 2011
15
liputan
Menengok ASRAMA MAHASISWA Tinggal di asrama kini jadi alternative utama disamping kos atau kontrak rumah. Apalagi, UGM menyediakan asrama yang representative, tidak hanya satu tapi ada empat lokasi pilihan.
16
kabar ugm - juli - 2011
K
e empat asrama mahasiswa itu adalah Bulaksumur Residence yang terletak di Jalan Fauna Kompleks L embah UGM, Cemara Lima R e s i d e n c e d i J a l a n We l i n g Karanggayam, Catutunggal, Dharmaputra Residence di Jalan Andung 1 Baciro, serta Ratnaningsih Residence di Jalan Kartini 2 Sagan. Dari empat asrama mahasiswa UGM ini, hanya Cemara Lima Residence dan Dharmaputra Residence dikhususkan bagi mahasiswa, sedang dua yang lain khusus untuk mahasiswi. Ke empat residence ini masuk dalam naungan UGM Residence. Keempat residence ini memiliki fasilitas yang lengkap seperti kamar full furnished, ruang belajar, ruang bersama, dapur, mushola, kantin, kamar mandi (dalam/luar), layanan
laundry, parkir, ruang pertemuan, lapangan olahraga, aula gedung pertemuan, hotspot internet serta keamanan 24 jam. Disamping itu, untuk melengkapi fasilitas yang disediakan tersebut juga digelar beberapa kegiatan unggulan seperti pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan, dan pelatihan nilainilai Kegadjahmadaan. Seperti dikemukakan oleh Bahari Suharto, S.S, selaku supervisor bidang softskill UGM Residence, kegiatan softskill bagi mahasiswa yang tinggal di asrama mahasiswa UGM tahun ini jumlahnya ditambah. Jika di tahun 2010 jumlah kegiatannya hanya sebanyak 12 kali, maka di tahun 2011 ini ditambah menjadi 48 kali. “Baik itu kegiatan pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan, komunikasi efektif, kegadjahmadaan, dan lain-lain jumlahnya untuk tahun ini ditambah
Nyoto Sutr isno
Riski Amelia
menjadi 48 kali kegiatan,”papar Bahari. Senada dengan Bahari, Nyoto S utr isno, selaku super visor Bulaksumur Residence menambahkan peminat mahasiswa UGM yang mau masuk ke Bulaksumur Residence cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya mahasiswa yang antri serta ditolak karena kuota yang disiapkan terbatas hanya untuk 336 tempat tidur. Nyoto mengatakan untuk setiap kamar di Bulaksumur Residence ini diisi oleh dua orang mahasiswi. Selain mahasiswi asal Indonesia di Bulaksumur Residence, imbuh Nyoto, juga menampung mahasiswi asing seperti dari Malaysia, Thailand, Korea, Jepang, dan Australia. “Tentu mahasiswa asing ini dikenakan tarif yang sedikit lebih tinggi dibandingkan mahasiswa Indonesia,” kata Nyoto. Biaya bagi mahasiswi dalam negeri kata Nyoto sebesar Rp 300.000,00/bulan sedangkan mahasiswi asing Rp 450.000,00/bulan.“Ini dilakukan agar ada keseriusan bagi mahasiswi untuk tinggal di asrama dan tidak seenaknya pergi karena akan merugikan jatah bagi mahasiswi lainnya,” tambahnya. Di Bulaksumur Residence sampai saat ini juga tetap ada program beasiswa bagi mahasiswi yang lolos dalam seleksi internal yang dilakukan. Bagi yang lolos seleksi dan
Kusuma W.
Intan Prat
iwi Ahadi
mendapatkan beasiswa, dia bisa tinggal selama 1 tahun lagi dengan gratis di asrama Bulaksumur residence. Selama gratis tinggal di asrama mahasiswi yang bersangkutan wajib mendampingi adik-adik angkatan misalnya dalam beberapa seri pelatihan yang diadakan. Seperti penuturan Riski Amelia Kusuma Wardani, mahasiswi D3 Ekonomi angkatan 2010. “Dapat beasiswa, ya kita ikut terlibat mengontrol dan membantu mendampingi adik-adik mahasiswi angkatan baru misalnya dalam beberapa pelatihan yang telah diagendakan seperti kepemimpinan,” papar mahasiswi asal Purwokerto tersebut. Senada dengan Riski, Intan Pratiwi Ahadi, mahasiswi jurusan
Kesehatan Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan, angkatan 2008 mengatakan suasana di Bulaksumur Residence sangat kondusif. Lokasinya yang jauh dari hiruk pikuk kendaraan dan privasi yang terjaga juga memudahkannya untuk berkonsentrasi dalam belajar. Fasilitasnya juga lengkap seperti kamar mandi dalam, lobi yang memudahkannya menemui temanteman dan sahabat, baik perempuan maupun laki-laki tanpa harus masuk kamar, mushola, areal parkir yang luas untuk mobil dan motor, layanan delivery makanan dari kantin, laundry, pulsa, bahkan internet dengan voucer. “Untuk keamanan ada satpam 24 jam. Dan untuk kebersihan sudah lumayan baik. Setiap pukul 09.00 house keeping membersihkan lorong dan tangga, sehingga tiap pulang kuliah suasana asrama sudah bersih. Taman di area parkir juga selalu di rawat dengan baik,”urai mahasiswi yang juga mendapatkan beasiswa tinggal di asrama ini. Jadi, kalau sulit cari kos, jangan raguragu tinggal di asrama mahasiswa UGM. Satria Ardhi Nugraha
kabar ugm - juni - 2011
17
prestasi
KOPI BEKATUL BERBUAH EMAS
Bekatul, yang selama ini dikenal sebagai pakan ternak, berhasil disulap sejumlah mahasiswa UGM menjadi produk minuman “Ricebran Coffee� atau yang lebih dikenal sebagai kopi bekatul. Kopi ini bahkan mengantarkan mereka meraih medali emas pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXIV di Universitas Hasanuddin, 18
kabar ugm - juli - 2011
A
nda penggemar kopi? Tidak ada salahnya jika mencoba Ricebran Coffee. Kopi yang satu ini memberikan alternatif bagi para penikmat kopi yang ingin mencari sensasi baru. Ricebran Coffee merupakan inovasi produk minuman kopi dengan menambahkan bekatul di dalamnya. Minuman ini mengombinasikan unsur 'nikmat' dari kopi dengan
'kesehatan' yang diperoleh dari bekatul. Kopi ini terlahir dari tangan-tangan kreatif sejumlah mahasiswa UGM. Mereka adalah Fuad Assani , Mathias Mahendra , Mila Permatasari, Sieta Rahmawati, dan Yuntia Astutisari. Ricebran Coffee mungkin belum begitu familiar di masyarakat. Produk ini baru beredar sekitar Maret 2011 lalu. Usaha pembuatan kopi bekatul berawal dari
keprihatinan kelima mahasiswa muda tersebut akan kondisi bekatul yang cukup melimpah, namun belum begitu banyak dimanfaatkan, apalagi untuk dijadikan makanan atau minuman yang dapat dikonsumsi manusia. Kondisi itulah yang pada akhirnya menginspirasi Fuad Assani bersama keempat rekannya untuk mengolah bekatul menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis. “Bekatul memiliki sekitar 80% vitamin yang terkandung dalam gabah. Kandungan gizinya juga cukup tinggi dan ditambah komponen bioaktif oryzanol, tokoferol, dan asam ferulat menjadikan bekatul sebagai bahan baku yang berpotensi untuk
Bekatul yang akan digunakan sebagai campuran kopi disaring terlebih dulu hingga diperoleh bekatul halus. “Biasanya, dari 1 kg bekatul kasar diperoleh 500 gram bekatul halus,” jelas Fuad Assani. Bekatul halus tersebut kemudian dikukus, lalu disangrai. “Bekatul yang sudah dikukus dan disangrai inilah yang selanjutnya siap untuk diracik bersama dengan kopi dan susu menjadi 'kopi bekatul',” imbuh Fuad. Yuntia menambahkan dalam satu kali produksi Ricebran Coffee digunakan 1 kg bekatul dan 250 gram kopi robusta yang akan menghasilkan 40 cup kopi bekatul. “Pada setiap penyajiannya, racikan kopi bekatul diberi tambahan 150 ml susu segar,” kata Yuntia. Untuk sementara, pemasaran Ricebran Coffee baru terbatas di kantin Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Dalam sehari, lima sekawan ini dapat menjual 2030 cup Ricebran Coffee yang dibanderol Rp5.000,00 per cup. "Kami menawarkan tiga variasi rasa, yaitu coklat, strawberry, dan blueberry," pungkasnya. Kurnia Ekaptiningrum
dijadikan pangan fungsional,” kata Fuad Assani. Lalu mengapa kopi yang dipilih? Mereka menciptakan Ricebran Coffee karena melihat kecenderungan anak muda saat ini yang sangat dekat dengan kebiasaan minum kopi. “Kopi telah menjadi sarana untuk bersosialisasi dan bagian dari gaya hidup bagi anak muda,” ujarnya. Kopi bekatul yang lahir melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2011 ini dibuat dengan mencampurkan kopi dan bekatul yang telah dihaluskan. Cara pembuatannya pun cukup mudah.
kabar ugm - juli - 2011
19
esai foto
S
ejak tiga bulan lalu, para ilmuwan Biologi UGM melakukan proses ekskavasi dan pengawetan tulang Nyi Bodro, gajah milik Keraton Yogyakarta yang mati pada 2000 lalu. Kerangka tulang gajah itu kini ada di laboratorium untuk direkonstruksi menjadi rangkaian utuh seperti rangka gajah yang masih hidup. Hasil rekonstruksi ini akan menambah koleksi spesimen Museum Biologi UGM yang kini memiliki lebih dari 4.000 koleksi awetan, hewan dan tumbuhan. Koleksi ini menjadi salah satu media pembelajaran bagi siswa, guru, dan masyarakat umum.
MENGAWETKAN Nyi Bodro 20
kabar ugm - juli - 2011
kabar ugm - juni - 2011
21
civitas
Membidani Kelahiran FAKULTAS BARU Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, M.Sc., akhir-akhir ini kian sibuk. Di sela-sela aktivitas sebagai dekan, kesibukan Bambang semakin bertambah karena ia juga berperan membidani pendirian fakultas kedokteran hewan baru di lima perguruan tinggi di Indonesia. Aktivitas ini merupakan bagian dari jabatannya sebagai Ketua Asosiasi FKH seIndonesia.
22
kabar ugm - juli - 2011
K
arena itu, Bambang Sumiarto kerap diundang untuk mengevaluasi sejauh mana kesiapan infrastruktur dan SDM masingmasing perguruan tinggi yang ingin membuka fakultas kedokteran hewan. “Sudah ada lima fakultas kedokteran hewan baru, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Nusa Cendana, Universitas Wijaya Kusuma, dan Universitas Nusa Tenggara Barat,”
sebut Bambang. Menurutnya, penambahan lima fakultas baru akan menambah jumlah lulusan dokter hewan yang selama ini dirasakan masih sangat kurang di tengah semakin dibutuhkannya dokter hewan di masyarakat. “Penambahan lima FKH baru ini akan melengkapi dari lima fakultas yang sudah ada sebelumnya,” kata Bambang. Tidak hanya ikut serta menambah fakultas baru di dalam negeri, FKH UGM berkerja sama dengan Jepang, Vietnam, dan Thailand juga tengah mendukung perintisan pendirian fakultas kedokteran hewan di Laos dan Kamboja. “Sampai saat ini, proses ke arah itu masih berjalan,” tuturnya. Upaya penambahan jumlah lulusan dokter juga dilakukan dengan menggandeng pemerintah daerah dan lembaga internasional
untuk membiayai putra daerah guna mengenyam pendidikan di FKH UGM, salah satunya ialah pengiriman calon mahasiswa asal Jambi Timur, Provinsi Jambi, dan calon dokter hewan asal Nusa Tenggara Timur. “Program tujuannya meningkatkan akses dan pemerataan tenaga paramedis dan dokter hewan di daerah,” tambahnya. Memasuki periode tiga tahun sebagai dekan, Bambang mengaku dirinya terus melakukan banyak hal. Salah satu yang sangat menonjol ialah meningkatkan nilai akreditasi pendidikan kedokteran hewan, yang sebelumnya berakreditasi B, pada 2010 lalu berhasil mendapatkan akreditasi A. Pengalaman selama empat tahun menjadi wakil dekan bidang akademik sangat membantu dirinya untuk menjalankan tugastugas sebagai dekan. Pengalaman
itulah yang memotivasinya untuk melakukan penataan sistem pembelajaran hingga akhirnya mendapatkan pengakuan akreditasi. “Satu hal yang menantang saya dan teman-teman di dekanat adalah menaikkan akreditasi FKH dari B jadi A. Yang terakreditasi A itu tidak hanya S-1, tapi juga S-2, sedang S-3 masih dalam proses,” ujar Bambang sumringah. Menurut Bambang, keberhasilan menaikkan akreditasi ini tidaklah mudah. Dibutuhkan waktu
bertahun-tahun dan upaya keras serta partisipasi para tenaga pendidik dan kependidikan dalam menerapkan sistem pembelajaran student centered learning atau dikenal dengan sistem blog yang menjadi salah satu entri poin penilaian akreditasi.
diambil,” tuturnya.
outbound dan rekreasi bersama.
lama-lama jadi terbiasa,” kenang Bambang.
Disiplin Polisi
Bambang Sumiarto yang dilahirkan di Brebes, 18 Februari 1953, merupakan anak pertama dari 9 bersaudara. Meski lahir di Brebes, pendidikan sekolah dasar hingga Say Hello lulus SMA diselesaikannya di Memimpin sebuah lembaga tentu Magelang. Setelah lulus SMA tahun 1972, ia kemudian melanjutkan studi tidak mudah, terutama untuk di FKH UGM dan lulus pada 1978. menyamakan visi dan misi antar Ayahnya yang seorang polisi telah civitas akademika. Bagi Bambang, pro dan kontra dari setiap kebijakan mengajarkan disiplin sejak kecil. Setiap pukul 4 pagi, Bambang yang dibuat merupakan risiko yang bersama dengan adik-adiknya harus diterima sebagai seorang diharuskan bangun untuk belajar. dekan. Namun, Bambang selalu Menurut sang ayah, di waktu pagi mengedepankan prinsip kebersamaan dalam setiap kebijakan lebih mudah untuk menghafal semua pelajaran. “Jam 4 pagi dibuka yang diambil demi kemajuan semua jendela oleh bapak. Pokoknya, fakultas. Untuk meningkatkan rasa anak-anaknya harus belajar bersama. kebersamaan itu, ia melakukan Walau kita sempat kedinginan, tapi segala cara, antara lain melalui
Di beberapa kesempatan, Bambang juga tidak segan-segan berkeliling ke setiap ruangan untuk sekadar 'say hello' kepada setiap warga fakultas yang ditemuinya. Sementara itu, untuk urusan pekerjaan kantor, Bambang selalu membiasakan tidak ada kertas atau berkas menumpuk di ruang kerjanya. Itu yang ia sebut 'clean desk'. “Setiap berkas yang saya sudah tandatangani saya serahkan langsung, jangan sampai menumpuk atau menunggu
Saat itu, karena rumah yang ditempati berada di lingkungan asrama polisi, Bambang harus membiasakan untuk pulang tepat waktu. Kebiasaan disiplin yang ditanamkan sang ayah sejak kecil, diakui Bambang, telah membentuk karakter dirinya sekarang ini. Setidaknya, ia terbiasa untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan segera dan secepat mungkin. Gusti Grehenson
kabar ugm - juni - 2011
23
suara
Ayo Nyepeda! Bersepeda memang lagi naik daun. Bermacam variasi sepeda datang silih berganti. Aneka kegiatan kini dilakukan dengan alat transportasi sehat dan murah ini. Kalau dulu sepeda murni menjadi alat transportasi, belakangan sepeda sudah menjadi bagian dari mode dan gaya hidup.
M
eningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan turut mendukung naiknya pamor sepeda. Jamak diyakini bahwa bersepeda dapat mengurangi risiko serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Karena itulah bersepeda sangat bermanfaat dan menjadi salah satu cara untuk hidup sehat. Sebagai bentuk dukungan terhadap program ramah lingkungan dan untuk menciptakan kampus yang educopolis, yakni suatu ingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam
konteks pengembangan kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologis demi mencapai visi universitas, UGM telah mencanangkan gerakan bersepeda yang telah dirintis sejak tahun 2005 melalui 'sepeda hijau'. Pertengahan Juli 2011, UGM juga mencanangkan layanan sepeda kampus 'UGM Ngepit'. Dalam pencanangan itu disediakan 200 unit sepeda kampus dan 20 rak sepeda bantuan PT Gama Multi Usaha Mandiri (GMUM). Nah, bagaimana tanggapan warga UGM tentang gerakan sepeda di kampus ini? Berikut rangkuman tanggapan warga UGM yang dirangkum dalam Rubrik SUARA.
Jeni Roxy Mahasiswa D-3 Jurusan Teknik Elektro
L
ebih asyik rasanya bersepeda ke kampus, apalagi banyak teman yang juga beraktivitas dengan menggunakan sepeda. Saya tentu mendukung program sepeda di kampus. Selain menyehatkan badan, melalui program ini suasana kampus UGM semakin lama juga semakin nyaman, sejuk, dan bebas polusi udara. Bersepeda saat ini juga kembali booming dan menjadi tren sehingga tidak ada lagi istilah malu atau minder ketika bersepeda, khususnya di kampus. Apalagi ada aturan mahasiswa baru 2011 tidak boleh membawa kendaraan bermotor ke dalam kampus. Suasana kampus jadi nyaman dan sejuk. Saya sudah bersepeda ke kampus sejak semester II. Pada semester I, saya berangkat ke kampus dengan jalan kaki, waktu masih kos di kawasan Pogung Dalangan. Kalau ke kampus memang lebih ringan karena jalannya menurun. Pulangnya lumayan sih, tapi karena sudah terbiasa jadi tidak masalah. Ngomong-ngomong soal sepeda di kampus, saya berharap agar gerakan ini bisa membumi bagi seluruh warga UGM, bukan saja bagi mahasiswa, tapi juga dosen dan juga karyawan. Sayangnya, sosialisasi gerakan sepeda di 24
kabar ugm - juli - 2011
kampus ini belum seluruhnya sampai kepada mahasiswa. Masih banyak yang belum tahu secara pasti prosedur peminjaman sepeda tersebut. Di sisi lain, saya juga menilai gerakan itu lebih banyak dijalankan oleh para mahasiswa. Seharusnya, para dosen dan Pimpinan Universitas juga bisa memberikan contoh menjalankan gerakan tersebut. Kenyataan kan masih banyak dosen yang tetap memakai motor atau mobil di kampus. Ya, kasih teladan kepada mahasiswa. Syukur Pak Rektor juga sering bersepeda ketika di kampus. Satria Ardhi Nugraha
suara
Ana Rositawati
Mahasiswa D-3 Jurusan Pengelolaan Hutan, Angkatan 2010
G
erakan sepeda kampus atau UGM Ngepit memang sangat bagus apabila bertujuan untuk menciptakan suasana yang selalu hijau. Tapi di samping itu, pihak Universitas juga perlu memikirkan beberapa hal, seperti bagi mahasiswa yang rumah atau kosnya jauh. Dengan bersepeda ketika rumah atau kosnya jauh tentu akan sedikit merepotkan, berlainan dengan mahasiswa yang rumahnya dekat. Menurut saya, jika pihak Universitas serius dengan program gerakan bersepeda, maka segala fasilitas dan infrastruktur pendukung harus dipastikan siap. Contohnya, jika mahasiswa baru angkatan 2011 dilarang membawa kendaraan bermotor ke dalam kampus, maka areal parkir yang strategis di luar kampus harus disiapkan. Jangan sampai kemudian areal parkir justru lokasinya jauh atau tidak strategis sehingga tidak akan efektif.
Selain itu, saya juga berharap pencanangan gerakan bersepeda ini tidak hanya difokuskan kepada para mahasiswa, namun juga seluruh warga UGM lainnya, baik dosen dan karyawan. Dengan demikian, gerakan bersepeda di UGM akan lebih hidup dan penuh kekompakan. Jika itu tercapai, dengan suasana kampus yang nyaman, secara otomatis akan menjadikan tujuan kegiatan belajar dan mengajar akan tercapai Satria Ardhi Nugraha
Maya Purwanti, S.E. Staf Direktorat Perencanaan dan Pengembangan UGM
S
aya menyambut gembira dengan adanya peluncuran layanan sepeda kampus beberapa waktu lalu. Program tersebut merupakan sebuah terobosan baru yang dapat membantu mengurangi polusi dalam kampus. Namun, untuk sosialisasi UGM Ngepit ini, saya rasa masih kurang menyentuh ke seluruh lapisan warga UGM. Sepertinya memang prioritas utama sosialisasi sepeda kampus ini adalah untuk mahasiswa baru, padahal kami karyawan
pun membutuhkan informasi tersebut. Saya kira tidak sedikit yang masih bingung tentang prosedur peminjaman sepeda kampus, termasuk saya. Sebenarnya ingin menggunakan fasilitas sepeda sebagai sarana trnasportasi di dalam kampus, tapi masih bingung cara pinjamnya karena di stasiun sepeda sepertinya tidak ada petugas penjaganya. Mau ambil kunci di mana? Tidak tahu harus ke mana. Menurut saya, untuk ke depan sebaiknya ada petugas penjaga di setiap setasiun sepeda kampus, sehingga bisa membantu pengguna mengetahui prosedur pemakaian sepeda kampus. Cara lain mungkin dengan menempelkan brosur mengenai prosedur peminjaman sepeda di setiap stasiun, di mana bisa mendapatkan kunci sepeda, lama pemakaian, daftar stasiun, dan lainnya. Kurnia Ekaptiningrum
Andri Prima Nugroho, S.T.P.
menggunakan kendaraan bermotor ke kampus. aya melihat UGM Ngepit adalah program yang Kadang-kadang jika tidak ada bagus. Adanya program tersebut selain agenda yang membutuhkan mengajarkan kesederhanaan kepada mobilitas tinggi, saya ngonthel ke mahasiswa, juga mengajak untuk lebih peduli kampus, namun dengan terhadap lingkungan. Di samping itu, dengan menggunakan sepeda sendiri. bersepeda di kampus juga sebagai sarana berolahraga Sebenarnya, ada keinginan mencoba yang menyehatkan. juga sepeda yang baru diluncurkan kemarin, tapi untuk operasional Universitas sendiri sepertinya cukup serius dalam tetap memilih sepeda punya sendiri menangani program UGM Ngepit ini. Hal ini dapat dilihat dari penyiapan infrastruktur pendukung, seperti agar mengurangi penggunaan jalur sepeda kampus, rambu-rambu, pengaman, serta shelter/stasiun. fasilitas umum dan memberikan Selanjutnya dari segi sistem, sepengetahuan saya sudah dibuat sebuah sistem kesempatan bagi yang lebih informasi pengelolaan sepeda kampus. Kemudian dari kebijakan, Universitas membutuhkan. Kurnia Ekaptiningrum telah mengeluarkan kebijakan yang melarang mahasiswa baru untuk
Dosen Jurusan Teknik Pertanian FTP
S
kabar ugm - juni - 2011
25
prestasi
OBAT DIABETES
DARI FKH Diabetes masih menjadi salah satu penyakit dengan jumlah penderita yang cukup besar di Indonesia. Ada sejumlah obat tradisional yang biasa dipakai oleh masyarakat, namun sayang terkadang belum didukung dengan penelitian mengenai khasiat yang sebenarnya. Kini, ada alternatif lain yang teruji dan dapat dipakai untuk mengobati diabetes, yakni dengan memanfaatkan labu parang.
A
dalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Muhammad Rijki, yang telah melakukan penelitian khasiat labu parang untuk mengobati diabetes mellitus tipe 2. Sebuah penghargaan prestisius pun diberikan kepadanya atas keberhasilan itu. Penghargaan yang
dimaksud adalah Alltech Young Scientist Award. Medali dan piagam diserahkan langsung oleh General Manager PT Alltech Biotechnology Indonesia , drh. Isra Noor, M.M., di Ruang Seminar FKH UGM. Disaksikan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni FKH UGM, drh. Setyo Budhi, M.P., Rijki menuturkan labu
Foto: www.sxc.hu
26
kabar ugm - juli - 2011
parang mengandung senyawa saponin dan flavanoid, yang keduanya berkhasiat untuk menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki sel beta pancreas untuk menghasilkan insulin kembali. Berdasarkan hasil penelitian Rijki, kandungan saponin secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah. Meskipun percobaan ini dilakukan pada tikus, telah terlihat hasil yang cukup menggembirakan. “Semakin tinggi dosis saponin akan secara signifikan menurunkan kadar glukosa,” kata pria asal Sukabumi, Jawa Barat, ini. Menurut Rijki, untuk mengobati penyakit diabetes pada manusia, diperlukan 400-800 gram labu parang yang telah diekstraksi untuk dikonsumsi tiap hari. Namun, bila itu terlalu repot, ia menyarankan untuk mengonsumsi labu parang secara langsung dengan cara diblender. “Saponin larut dalam air. Jika dimasak, maka kadar saponin akan berkurang,” jelasnya.
Mahasiswa semester delapan ini mengaku munculnya ide menggunakan labu parang berawal saat ia tengah mengisi liburan di kampung halamannya, Desa Caringin, Sukabumi, Jawa Barat. Menyaksikan banyak petani yang membudidayakan labu parang, Rijki pun tertarik untuk mencoba mencari informasi tentang khasiat labu ini. Lantas, ia mencoba searching di internet. Tidak puas dengan informasi yang didapat di dunia maya, ia mencoba melakukan penelitian lebih lanjut dengan menguji di laboratorium menggunakan tikus sebagai kelinci percobaan. “Tapi sekarang di desa saya sudah jarang yang menanam labu parang. Semoga dengan temuan ini produksi labu parang semakin bertambah,” kata anak kelima dari delapan bersaudara ini. Setyo Budhi mengaku gembira dengan penghargaan yang didapatkan oleh Rijki. Ia mengharapkan penghargaan ini semakin menambah motivasi bagi mahasiswa FKH lainnya untuk memperoleh penghargaan yang sama. “Prestasi ini sebagai tolok ukur atas keberhasilan pembelajaran yang diterapkan selama ini,” ujarnya. General Manager PT Alltech Biotechnology Indonesia, Isra Noor, mengatakan Rijki merupakan satu-satunya mahasiswa dari Kedokteran Hewan yang berhasil meraih penghargaan ini. “Tahun ini, banyak dari jurusan peternakan dan mahasiswa pascasarjana,” katanya. Gusti Grehenson
kabar ugm - juni - 2011
27
feature
Menyelisik Kehidupan HUNIAN SEMENTARA Seberkas sinar mentari menyelinap di antara lubang-lubang kecil di dinding anyaman bambu. Sekilas tampak seperti neon-neon kecil yang menerangi ruangan di gubug itu. Sebuah papan tulis terpajang, beberapa tikar pandan lusuh terbentang seadanya, dan selembar kain bekas spanduk dipasang untuk membagi ruangan itu menjadi dua bagian.
D
i gubuk inilah biasanya Fatan (5) bersama dengan puluhan teman sebayanya menghabiskan sore untuk bermain seraya menunggu waktu berbuka puasa. Di sini pula, tempat mereka belajar mengaji, tiga kali seminggu. Mereka asyik bersenda gurau dan berlari-lari kecil sambil meledek satu sama lain. Tiba-tiba, seorang perempuan berjilbab datang menghampiri mereka. Sontak beberapa anak lakilaki berhamburan keluar, berlari meninggalkan gubug itu. Kini yang tersisa hanya beberapa anak dan
28
kabar ugm - juli - 2011
kebanyakan perempuan. “Seperti itulah tingkah mereka. Kita harus sabar mengajak mereka belajar,� kata Wina Diana Sari, mahasiswa Psikologi yang tengah mengikuti program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) di hunian sementara (huntara) Kuwang, Cangkringan, Sleman. Wina bercerita dirinya harus sabar untuk mengajak anak-anak mengikuti berbagai kegiatan. Padahal, kegiatan itu diselenggarakan untuk mengalihkan perhatian anak-anak terhadap kondisi yang mereka hadapi saat ini. Konon, memori yang masih
membekas di benak anak-anak itu ialah suasana panik saat Merapi meletus dan kondisi tinggal di pengungsian. “Bila diajak bercerita atau menggambar, yang diceritakan tentang pengalaman Merapi meletus, suasana di pengungsian, makanya kita coba alih perhatian mereka lewat kegiatan lain,� tambah Wina. Di Kuwang, sedikitnya terdapat 40-50 anak-anak. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN PPM adalah pemulihan sosial dan ekonomi warga korban erupsi Merapi di huntara. Setiap mahasiswa memiliki lima program berbeda sesuai dengan kemampuan ilmu masing-masing. Wina yang mahasiswa Psikologi mempunyai program peningkatan daya sensorik dan motorik anak. Program-program itu bertujuan untuk menggali kreativitas, membenarkan pola pikir, dan meningkatkan motivasi belajar anak.
feature Di huntara Kuwang, terdapat 28 mahasiswa KKN PPM yang melakukan pendampingan untuk program pemulihan sosial ekonomi warga. Salah satunya ialah melakukan pendampingan usaha budidaya lele dengan membangun 137 kolam. Namun, menurut pengamatan Christoper Joutua, mahasiswa UGM yang juga sedang melakukan KKN, setelah lima bulan program ini berjalan belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pasalnya, ditemukan banyak ikan lele yang mati sebelum waktu panen. “Tiap hari, ditemukan lebih dari 50 kilogram lele yang mati. Secara umum, ditemui beberapa masalah yang hampir mirip, di antaranya kualitas bibit yang buruk dan terkena penyakit,” katanya. Selain menghadapi masalah lele yang mati, warga juga mengalami kesulitan karena harga pakan yang terlalu tinggi, pembelian bibit yang tidak mencukupi akibat keterbatasan dana, belum adanya penyuluhan secara intensif, dan tim pendamping yang belum ahli.
Untuk memastikan kasus kematian ikan lele, upaya yang dilakukan ialah mendatangkan peneliti dari UGM. Memang masih banyak yang harus dilakukan untuk mengembalikan kondisi warga lereng Merapi seperti sedia kala. Tentu ada banyak kendala, seperti masalah Wafirudin, 52 tahun, selaku ketua kelompok yang dihadapi warga ketika mencoba beternak lele. pengelola 21 kolam lele milik warga Bakalan yang Namun, UGM dan seluruh mahasiswa yang tergabung tinggal di huntara Kuwang pun mengakui hal itu. “Sudah dalam program KKN PPM akan terus berupaya sebaik gunakan macam-macam obat, tapi belum berhasil,” kata mungkin untuk memperbaiki keadaan ini. bapak tiga anak ini. Gusti Grehenson Ia menyebutkan dari hasil panen 30 kolam hanya diperoleh uang hasil penjualan sebesar 14 juta rupiah. Artinya, dalam satu kolam rata-rata hanya dapat panen di bawah satu kuintal dengan harga jual lele 10 ribu per kilogram. Ketua Kormanit KKN Unit 81 PPM UGM, Ardiansyah Jombat, menuturkan kasus gagal panen ikan lele ini berdampak pada menurunnya semangat warga yang sebelumnya sangat antusias memulai usaha budidaya kolam lele. “Minimnya penyuluhan dan hasil panen yang tidak maksimal dikhawatirkan berdampak tidak ada usaha kuat dan kemauan keras warga dalam melanjutkan program ini,” ujarnya. Jombat mengatakan pihaknya telah melaporkan kondisi ini kepada Dinas Perikanan Provinsi DIY dan dijanjikan untuk ditindaklanjuti.
liputan
Lokasi Baru, PELAYANAN LEBIH BAIK Menempati gedung baru di Sekip Blok L-3, GMC Health Center semakin lengkap menyediakan fasilitas dan layanan terbaik bagi pasien. Kenyamanan itu bisa dirasakan saat pasien mendaftar hingga menunggu Tercatat 1.033 warga Fakultas Teknik mengikuti fitness pada bahkan mirip seperti di hotel. Januari-Juni 2011, disusul dengan Fakultas MIPA yang mencapai 503 ebelum menempati untuk fitness, GMC berencana orang. “Jadi, ada dua hal yang bangunan baru, GMC memperluas dengan menyewa dilakukan dalam rangka promotif menempati gedung gedung sebelah milik PT GMUM. preventif, yaitu MCU, medical check kecil dan sumpek. Kini, Inilah program yang tengah up, yang masih terus dilakukan, dan di tempat baru yang digencar-gencarkan GMC; kemudian senam. Untuk senam ini, lebih luas, ada cukup banyak ruang mencegah agar mereka yang sehat yoga dua kali, khusus untuk sehingga memberikan kepuasan bagi tidak jatuh sakit. “Itu yang menjadi karyawan dan dosen dan satu lagi pasien. “Kebutuhan saat ini sangat ciri kami saat ini, yaitu fokus pada untuk mahasiswa,” imbuh Yulita. tinggi, maka kemudian pindah. upaya promotif preventif sehingga Kepindahan poliklinik pelayanan Tempat lama tidak lagi memadai. Itu tidak saja melakukan tindakanGMC dari Bulaksumur Blok H-6 ke yang menjadi alasan mengapa tindakan kuratif dengan mengobati, Sekip Blok L-3 pada 17 Februari kemudian GMC pindah. Alasan melainkan berusaha keras 2011 lalu juga dimaksudkan sebagai kedua, GMC sejak dulu memiliki melakukan upaya promotif upaya untuk meningkatkan kualitas program promotif preventif , antara preventif,” jelas Yulita Hendrawati. pelayanan bagi pasien. Gedung lama lain fitness, senam aerobik, dan Data menyebutkan rata-rata dinilai tak mampu lagi menampung yoga,” terang Dr. drg. Yulita kunjungan fitness pada Januari-Juni kunjungan pasien yang mencapai Hendrartini, M.Kes. selaku Direktur 2011 mencapai 695 per bulan. Pada kisaran 250-300 orang setiap hari. GMC Health Center . bulan Februari-Maret, jumlah Demikian pula berbagai jenis Program promotif preventif ini dulu tersebut bahkan mencapai angka layanan GMC semakin berkembang. tidak berjalan karena keterbatasan 886. Fakultas Teknik menjadi Di samping melayani kesehatan lahan. Kini di gedung baru, di atas fakultas yang paling banyak tingkat primer, GMC juga lahan 1.000 meter persegi, program melibatkan warganya dalam kegiatan memberikan layanan rawat inap, ini dapat diselenggarakan. Bahkan fitness yang diselenggarakan GMC. yang meliputi rumah sakit (RS)
antrean untuk diperiksa. Suasana di beberapa sudut
S
30
kabar ugm - juli - 2011
pemerintah dan swasta di DIY. Beberapa RS yang telah bermitra dengan GMC HC, di antaranya RSUP Dr. Sarjito, RS Panti Rapih, RS Bethesda, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, RS Ludiro Husodo, RS Gigi dan Mulut FKG UGM, RS Hidayatullah, dan RSUD seluruh DIY. Fasilitas klinik GMC HC kini dilengkapi dengan ruang praktik dokter ber-AC, ruang tunggu berAC dan TV, juga pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh para tenaga kesehatan profesional, didukung dengan prosedur administrasi yang mudah dan cepat, serta premi sangat terjangkau. Selain itu, letak klinik yang berada di tengah-tengah kampus UGM memudahkan akses mahasiswa, tenaga pendidik dan kependidikan bila memerlukan pelayanan kesehatan. “Apapun fasilitas yang dimiliki, yang terpenting GMC Health Center merupakan badan pengelola santunan kesehatan civitas akademika UGM bersifat not for profit. Bahkan, GMC Health Center diharapkan menjadi pusat pelayanan kesehatan primer yang biasa disebut dengan system managed care, yang didukung oleh dokter-dokter umum berkualitas dan dokter-dokter spesialis,” tutur Yulita. Di GMC, setiap hari terdapat 6-7 dokter dengan dua shift yang selalu siap memberikan pelayanan kesehatan meskipun untuk layanan dokter spesialis tidak setiap saat dalam posisi stand by. “Yang pasti, dokter umum pagi ada tiga dokter, sore hari ada 2-3, sementara untuk spesialis biasanya sore. Pagi layanan dimulai pukul 08.00-14.00 dan sore pukul 15.00-20.00,” terang Yulita. Yulita merasa senang sebab akhirakhir ini kepercayaan para tenaga pendidik dan kependidikan UGM terhadap GMC mengalami
peningkatan. Data terakhir memperlihatkan sekitar 25%-30% tenaga pendidik dan kependidikan mempercayakan perawatan kesehatan di GMC. Angka ini menunjukkan tingkat kesadaran untuk memanfaatkan keberadaan GMC sangat tinggi. “Tapi sayangnya, banyak dari mereka inginnya minta layanan dokter spesialis, padahal prosedurnya kan tetap harus ke dokter primer terlebih dulu. Saya pun pernah dikomplain, dikatakan kok berbelit-belit. Ya saya jawab, bukan berbelit-belit karena GMC menerapkan insurance berdasar konsep managed care,” sambungnya. Insurance berdasar konsep managed care mematok premi untuk tenaga pendidik (dosen) Rp10.000,00, mahasiswa Rp40.000,00 per semester dan tenaga kependidikan Rp30.000,00 per bulan. Premi ini hanya untuk layanan di klinik GMC saja. Dengan premi itu, mereka juga mendapatkan layanan kesehatan dari dokter spesialis, antara lain spesialis mata, spesialis kulit, spesialis penyakit dalam, dan lain-lain. Di luar itu, GMC cukup prihatin
atas tingginya angka kecelakaan di kampus. Angka kecelakaan yang dialami mahasiswa saat ini mencapai 60-70% atau sekitar 100 peristiwa kecelakaan per bulan. Di samping mendapat perawatan di GMC, tidak sedikit dari mereka harus mendapat rujukan ke RS Panti Rapih, RS Bethesda atau RSUP Dr. Sardjito. “Data kecelakaan mahasiswa, karyawan honorer, rerata kasus tahun lalu (2010) total 102 pasien, 94 kecelakaan ringan masuk UGD lalu boleh pulang, tapi yang harus rawat inap berat sampai 8. Jika menilik grafik, maka di beberapa ruas jalan, seperti di Jalan Kesehatan depan Sardjito, di Jalan Colombo barat Kosudgama, bundaran atau di perempatan MM UGM menjadi lokasi yang rawan. Nampaknampaknya faktor karena pengaturan lalu lintas menjadi sumber penyebab. Namun, jika nanti muncul kebijakan menyatukan kampus barat dan timur serta pencanangan UGM Ngepit, saya kira bisa mengurangi angka kecelakaan di kampus,” pungkas Yulita. Agung Nugroho
kabar ugm - juni - 2011
31
peristiwa
Juara Kompetisi
Tingkat Nasional Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika UGM berhasil meraih dua penghargaan sekaligus di tingkat nasional. Mereka berjaya meraih juara ketiga dalam kompetisi Chip-Nokia Mobile Games Developer War Final Kedua dan menjadi tiga besar dalam kompetisi Windows Phone 7 Challenge. Dalam kompetisi Chip-Nokia Mobile Games Developer War Final pada 4 Juni 2011 di FX Mall, Jakarta, Rifauddin Tsalitsy dan Muhammad Lathif Pambudi yang tergabung dalam tim Omah TI Mobile Games (OMG) berhasil menjadi jawara dengan mengusung game 'Arjuna Sang Pemanah'. Peringkat pertama diraih oleh tim Dramit asal Bandung dengan game 'School Escape', episode Jurit Malam. Berikutnya, posisi kedua diduduki oleh tim Enlight Games, ITS, dengan game 'Waroeng Express Jawa'. Ika
Juara LKTI
Geografi Nasional Tim Fakultas Geografi UGM berhasil mendominasi lomba karya tulis ilmiah yang digelar di Undiksha, Bali , 4 Juni 2011. Tiga dari empat tim yang dikirim berhasil menyabet tiga gelar sekaligus, yakni juara pertama, kedua, dan keempat. Untuk juara kedua kompetisi ini diraih oleh Undhiksa. Tim yang beranggotakan Ahmad Cahyadi dan Anggit Priatmodjo sukses meraih juara pertama dengan mempresentasikan karya berjudul Pengelolaan Sanitasi sebagai Salah Satu Upaya Konservasi Air Tanah di Kawasan Karst Gunung Kidul, DIY. Sementara itu, Muhammad Sufwandika berhasil meraih juara tiga dengan makalah berjudul Aplikasi SIG Berbasis Cellular Automa untuk Prediksi Urban Growth Menggunakan Citra Penginderaan Jauh Resolusi Menengah: Studi Kasus Kota Semarang dan Sekitarnya. “Sedangkan tim terakhir menduduki tempat keempat. Hanya juara kedua yang terlepas dan direbut tim Undiksha Bali,� kata Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni Fakultas Geografi, Dr. Luthfi Muta'ali, S.Si., M.T. Ika
Desain Terbaik
Komurindo 2011 Tim Gama-Sat 1 UGM meraih juara kategori desain terbaik Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) 2011 yang digelar di Bantul, 2527 Juni 2011. Tim Gama-Sat 1 beranggotakan tiga mahasiswa dari Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Mesin UGM, yakni Luiz Rizki Ramelan, Fahmi Bashar, dan Hari Maghfiroh, dengan dosen pembimbing Eka Firmansyah, S.T., M.Eng., Ph.D. Kemenangan tersebut disampaikan perwakilan dewan juri Komurindo 2011, Dr. Ir. Endra Pitowarno, ketika mengumumkan para pemenang Komurindo 2011 di Kompleks Parasamya, Pemda Bantul, Senin (27/6) sore. Hadir dalam acara penutupan dan pengumuman pemenang Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Dikti, Prof. Dr. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Direktur Kemahasiswaan UGM, Drs. Haryanto, M.Si., Sekda Bantul, Drs. Riyantono, M.Si., dan perwakilan dari AAU dan Lapan. Satria AN
32
kabar ugm - juli - 2011
Juara P&G
Business Challenge Mahasiswa UGM kembali menunjukkan prestasi di tingkat regional. Kali ini, prestasi dipersembahkan oleh Mas Imam Aulia Azmi, mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, yang berhasil menjadi juara dalam P&G ASEAN Business Challenge (PG-ABC) regional final yang digelar 1-4 Juni lalu di Singapura. Mas Imam bersama dengan lima rekannya dari ITB dan UI, yang tergabung dalam tim Aurum, sebagai wakil Indonesia sukses menyisihkan tiga tim dari Malaysia , Vietnam , dan Thailand . PG-ABC merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh perusahaan Procter & Gamble (P&G). Kompetisi ini bertujuan untuk memperkenalkan secara lebih mendalam proses bisnis perusahaan yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods* (FMCG), jenis industri yang digeluti oleh P&G. Kompetisi dibagi menjadi dua fase, yakni country final di Indonesia dan regional final di Singapura. Ika
Berjaya dalam
Lomba Debat
Lagi, UGM meraih juara di tingkat nasional. Kali ini, dua penghargaan berhak dibawa pulang, yakni juara I lomba debat politik, lomba esai, dan karikatur tingkat Jawa, serta juara II lomba debat pendidikan tingkat nasional. Untuk lomba debat politik tingkat Jawa, kompetisi dilaksanakan di IPB pada 28-29 Mei lalu. Tim UGM diwakili oleh M. Reza S. Zaki (Fakultas Hukum, 2008), Gresika Bunga S. (Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2009), dan Faisal Arief K. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2009). Menurut Gresika, kompetisi tersebut merupakan acara tahunan yang telah diselenggarakan sebanyak 4 kali. Dalam proses menuju perempat final, para peserta diwajibkan mengikuti seleksi esai dengan tema pemberantasan korupsi di Indonesia . Dari hasil seleksi, terpilih delapan tim yang masuk ke perempat final. Satria A.N.
Manfaat jamur begitu besar dan luas, khususnya untuk industri pengolahan hasil pertanian. Meski begitu, perjalanan industri yang menggunakan jamur secara komersial sebagian besar masih belum memuaskan. Penyebabnya ialah rendahnya produktivitas dan masalah-masalah teknis pemanfaatan jamur di bidang industri bioteknologi. Sebanyak 70% biaya produksi digunakan untuk bahan mentah, demikian pula untuk material handling yang menyedot biaya produksi cukup besar. "Harga jual produk fermentasi pangan oleh jamur ini pun biasanya tidak begitu tinggi sehingga menjadikan Break Even Point (BEP) begitu tinggi. Dari beberapa penelusuran yang dilakukan, diketahui bahwa besaran BEP berkisar antara 65-70%," kata Prof. Dr. Ir. Sardjono, M.S. di Balai Senat, Selasa (21/6), saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Jamur untuk
Industri Pengolahan
Agung
kabar ugm - juni - 2011
33
tamu
Bibit Samad Rijanto
Banyak 'Penjahat' yang jadi Pejabat
W
akil ketua KPK, Bibit Samad Rijanto, makin prihatin dengan maraknya praktik politik uang dalam pemilihan kepala daerah. Praktik itu membuat kian banyak 'penjahat' korupsi yang terpilih menjadi pejabat. Dampak lanjutannya, tindak pidana korupsi semakin sulit diberantas. “Karena itu, jangan pilih penjahat jadi pejabat. Kini, banyak penjahat yang jadi pejabat. Sistem politik kita yang sarat money politic menjadikan pemberantasan korupsi semakin sulit,” kata Bibit saat memberikan pengarahan kepada 234 lulusan baru Profesi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Praktik politik uang menyebabkan masyarakat diajari pragmatisme dalam memilih kepala daerah. Kepala daerah terpilih pun menjadi koruptor karena ingin mengembalikan uang yang dikeluarkan pada saat proses pemilihan. “Kita juga temukan semakin banyak juga pejabat yang kaya karena hibah,” katanya. Selama tiga tahun menjadi Wakil Ketua KPK, menurut Bibit, korupsi di Indonesia makin sistematik dan meluas ke semua sektor, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi hak sosial ekonomi masyarakat. “Pengaduan tindak pidana korupsi yang disampaikan ke KPK mencapai 48.206 pengaduan. Semua yang dilaporkan hampir terjadi di setiap strata sosial,” tuturnya. Selanjutnya Bibit berpesan, "Akuntan harus punya integritas dan kompetensi. Jangan sampai dimanfaatkan untuk memanipulasi data keuangan karena yang banyak terjadi kasus mark up dan manipulasi data.” Siap, Pak Bibit! Gusti Grehenson
Rieke Diah Pitaloka
Bukan 'Oneng' lagi
R
ieke Diah Pitaloka hadir di kampus UGM dalam diskusi 'Berantas Mafia Pajak dan Pornografi Keuangan Negara'. Mengenakan kemeja putih lengan panjang, Rieke tidak menolak saat diajak berfoto bersama dengan sebagian peserta diskusi. Maklum, perempuan kelahiran Garut, Jawa Barat, ini masih punya banyak penggemar sehubungan dengan aktingnya sebagai 'Oneng' dalam serial komedi Bajaj Bajuri. Dalam serial itu, Oneng digambarkan sebagai perempuan lugu, polos, dan agak sedikit oon, tetapi taat dengan suami. Namun, Rieke menolak jika dipersepsikan dengan Oneng sebab pekerjaannya saat ini jelas berbeda, yakni sebagai politisi yang harus tampil cerdas dan memperjuangkan nasib rakyat. “Pokoknya, sekarang memperjuangkan semua hal untuk rakyat,” ujarnya bersemangat. Tidak seperti Oneng yang hanya sibuk melayani suami, Rieke kini tengah mengawal pembentukan lembaga pelaksana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang sedang dibahas di kalangan anggota DPR RI. Menurutnya, BPJS bukanlah lembaga yang profitable. Jaminan sosial juga tidak bersifat charity, tetapi menerapkan konsep social security system yang mapan. “Presiden mungkin bisa berganti, tapi lima jaminan dasar harus diterima oleh rakyat selama mereka hidup,” kata Rieke. Rieke berharap wakil rakyat di DPR benar-benar serius melakukan pengawalan dengan ketat pengesahan RUU BPJS yang seharusnya disepakati pada 22 Juli 2011 ini. Namun, karena ada perbedaan pendapat delapan menteri yang mewakili pemerintah akhirnya pembahasan molor. Rieke khawatir pembahasan tidak segera selesai tahun ini dan harus menunggu tahun depan. Gusti Grehenson
34
kabar ugm - juli - 2011
Silih Agung Wasesa
Unblocking Tokoh Politik
K
onsultan Public Relations, Silih Agung Wasesa, mempunyai kesibukan baru. Beberapa kali, ia harus mengatur jadwalnya untuk berkeliling ke berbagai daerah. Bukan untuk mengurusi branding merek-merek produk komersial perusahaan yang selama ini menjadi pekerjaannya, melainkan mengurusi komunikasi pencitraan calon kepala daerah, mulai dari walikota, bupati, hingga gubernur. “Posisi saya sebagai konsultan, bukan tim sukses,” kata alumnus Psikologi UGM angkatan 1988 ini. Silih tidak menyebutkan siapa saja calon kepala daerah yang kini tengah ditanganinya. Silih mengaku hanya mengurusi konsep komunikasi tokoh politik untuk mendapatkan tempat di hati masyarakat calon pemilihnya. Menurutnya, citra tokoh politik di tengah masyarakat sangat rendah. “Blocking terhadap tokoh politik parah banget, bagaimana kita melakukan unblocking calon kepala daerah ini,” katanya sedikit promosi. Meski sedang sibuk mengurusi pencitraan para calon kepala daerah, Silih mengaku tidak akan mendirikan perusahaan khusus untuk mengurusi tim sukses pencitraan para calon kepala daerah. “Saya tetap di commercial branding. Kalau untuk politik, sudah ada yang main di situ. Kita sudah punya sawah sendiri,” katanya merendah. Maraknya politik uang juga menjadi keprihatinan Silih. Menurutnya, untuk dapat menjadi kepala daerah tidak harus mengeluarkan uang banyak, tetapi melalui kampanye politik yang cerdas dan bersih. Belum lama ini, ia pun menulis buku Political Branding & Public Relations-Hemat Dana Kampanye hingga 70% dengan Political Public Relations. Gusti Grehenson
Pong Hardjatmo
Tidak Senang Politik
M
asih ingat ulah aktor senior Pong Harjatmo yang mencoret-coret atap gedung kura-kura DPR? Kali ini, ia pun berulah di kampus UGM. Namun, kali ini tidak lagi dengan melakukan aksi corat-coret atau protes dengan membentangkan spanduk sebagaimana yang ia lakukan dalam rakornas sebuah partai. Pong hadir dalam sebuah diskusi yang menyampaikan keprihatinan terhadap ketidakpuasaan kinerja pemerintah dan perilaku elit politik. “Kita ingin menggerakkan mahasiswa karena rakyat mengharapkan mahasiswa mulai berpikir, tidak hanya teori. Kok mereka tidak bergerak?” ujarnya. Pria kelahiran Solo, 68 tahun lalu, ini mengaku aksi tunggal yang dilakukan selama ini murni atas inisiatif sendiri, bukan untuk mencari nama ataupun kerena berambisi menjadi politisi. Namun, saat ditanya apabila kelak ada partai yang melamar dirinya untuk ikut bergabung, Pong masih pikir-pikir. “Ya, monggo saja. Saya tidak senang politik. Saya tidak punya pamrih, tidak punya ambisi,” katanya. Kendati tidak senang dengan politik, kepada para calon pemimpin dan calon politisi, Pong mempunyai pesan khusus. “Dalam politik harus punya jiwa sportivitas. Kalau menjabat janganlah berpikir kekayaan pribadi, tapi pikirkanlah negara ini. Kalau mau mengabdi, mengabdi kepada negeri ini, seperti pak Dirman (Panglima Besar Jenderal Soedirman-red),” pungkasnya. Gusti Grehenson
kabar ugm - juni - 2011
35
gelanggang
TEMBANG CINTA BERUJUNG PIALA Asmarandhana adalah salah satu jenis tembang macapat. 'Asmara' bermakna cinta, sedangkan 'dhana' atau 'dahana' adalah api. Tembang cinta ini baru saja membawa harum nama UGM dalam International Javanese Gamelan Festival.
A
dalah Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) yang menorehkan prestasi dalam International Javanese Gamelan Festival. Dalam pergelaran di Institut Teknologi Bandung (ITB), 11-12 Juni 2011, UKJGS menjadi jawara di bidang karawitan Jawa klasik sebagai The Best Traditional Performance setelah bersaing dengan 9 kelompok gamelan lainnya. Pada festival kali ini, UKJGS UGM menampilkan dua repertoar, Asmarandhana Sekar Rinonce Laras Pelog Pathet Barang pada kategori karawitan Jawa klasik dan Gongso Dewo Gegalungan pada kategori karawitan Jawa kontemporer. “Kami memenangkan kompetisi ini pada kategori karawitan Jawa klasik. Gending tersebut diaransemen oleh Joko Suwito, pelatih kami,” kata Purwa Dani, anggota UKJGS. Sementara itu, menurut pelatih UKJGS, Joko Suwito, penampilan UKJGS memang jauh lebih unggul dibandingkan dengan kelompok gamelan lain. Disebutkan Joko bahwa gending Asmarandhana Sekar Rinonce Laras Pelog Pathet Barang merupakan pengembangan dari gending Asmarandhana klasik. Pengembangan dilakukan pada vokal dan balungan. “Gending ini menceritakan pujian seseorang terhadap keindahan bunga. Bunga di sini tidak selalu diartikan sebagai bunga yang sesungguhnya, tetapi juga bisa diartikan sebagai orang-orang yang kita sayangi,” ujarnya. Dalam kompetisi tersebut, UKJGS mengirimkan 18 36
kabar ugm - juli - 2011
personil. Mereka adalah Purwa Dani (vokal), Galih Adhi (bedhug), Tatag Waruju dan Anisa Windhitiastuti (demung), Ferdian Wahyu (saron), Lita Sudiati (kenong), dan Angga Dwi (kempul). Berikutnya, Ratna Pradipta (saron), Sekar Damarjati (pelung), Fragadean (bonang barung), Rizkia (bonang penerus), Nindya Putri (slenthem), Joko Suwito (siter), dan lima lainnya sebagai tim produksi. Internasional Javanese Gamelan Festival diselenggarakan oleh Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan-Jawa (PSTK) ITB dan diikuti oleh 9 kelompok seni gamelan, antara lain, Gamelan Asmarandhana dari Singapura, Kelompok Gamelan dari Bandung, Laras Udan Asih dari Universitas Indonesia, dan Kelompok Seni Gamelan dari Universitas Teknologi Petronas, Malaysia. Kompetisi ini memperlombakan dua kategori, yakni karawitan Jawa klasik dan karawitan Jawa kontemporer. Kategori karawitan Jawa kontemporer dimenangkan oleh Laras Udan Asih dari Universitas Indonesia. Selain dua kategori tersebut, juga dipilih juara terfavorit ialah Gamelan Asmarandhana dari Singapura. UKJGS adalah unit kegiatan mahasiswa di bidang seni Jawa, khususnya gaya Surakarta, yang dibentuk pada 19 Desember 1968. Terbentuknya UKM ini berawal dari Keluarga Kesenian Mahasiswa UGM yang bergerak di bidang kesenian, baik seni tari, karawitan, maupun pedhalangan. Beberapa waktu kemudian, KKM berganti
mereka
nama menjadi UKJGS atau Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta yang lebih banyak memperkenalkan budaya Jawa dari Surakarta. Saat ini, setidaknya terdapat 100 mahasiswa yang tergabung dalam keanggotaan UKJGS. Selain rutin berpentas, mereka berlatih rutin setiap Selasa dan Kamis pada pukul 15.00-22.00 di Ruang Kesenian Gelanggang UGM. Latihan dibagi dalam lima kategori, yakni tari dasar, tari lanjutan, karawitan dasar, karawitan lanjutan, dan pedhalangan. Berbagai pementasan telah dilakukan oleh UKM ini, antara lain pementasan rutin Sendratari Ramayana di Candi Prambanan. Dalam satu tahun, UKJGS dijadwalkan melakukan 12 kali pementasan tertutup dan 3 kali pementasan terbuka di panggung Ramayana Candi Prambanan. Beberapa prestasi yang telah diraih sebelumnya ialah juara I Selekda Tari (2006), juara harapan I Pekan Seni Mahasiswa Nasional (2006), juara I Tari Badui dan juara II Tari Greget Kawula Alit dalam lomba tingkat nasional Tari 76 (2007), serta juara III Selekda Tari (2008). Kurnia Ekaptiningrum
dalam kotak penyimpanan. Saat awal bekerja pada 1989, Mulyana sempat merasa ngeri saat ditugaskan untuk mengurus kadaver. Ketika itu, ia diajarkan untuk mengenal anatomi kadaver mulai dari nama-nama tulang hingga organ, otot, dan daging serta menyuntik formalin ke tubuh kadaver. Karena sudah terbiasa mengurusi kadaver, Mulyana tak merasa takut lagi. Menurutnya, kadaver memberikan manfaat yang tak terhingga untuk ilmu pengetahuan, terutama bagi para calon dokter. Meski sudah berbentuk jasad mati, tidak lantas diperlakukan semena-mena. Sebaliknya, kadaver mendapatkan penghormatan sebagaimana seharusnya. “Saat praktikum, mahasiswa tidak boleh nda pernah menggunakan masker atau memandikan mayat? menggunakan sarung tangan untuk Atau pernah menghormati mayat itu,� kata mengurusi mayat Mulyono. yang sama setiap hari Bagi Mulyono, setiap hari selama bertahun-tahun? mengurusi mayat justru semakin Tentu Anda akan mendekatkan dirinya kepada Tuhan. membayangkan betapa 'ngeri'-nya Di kampung, ia pun aktif menjadi pekerjaan yang satu ini. Tapi, inilah takmir masjid. “Alhamdulillah, saya yang dilakoni Mulyana, 47 tahun. sudah menunaikan rukun Islam Pria kelahiran Bantul ini bahkan kelima (ibadah haji),� katanya tanpa tiap hari mengurusi sekitar 6-10 bermaksud sombong. kadaver (mayat manusia yang Ia menyebutkan untuk satu diawetkan), yang digunakan kadaver dapat digunakan hingga 2mahasiswa untuk praktikum 3 tahun sebagai bahan praktikum anatomi di Laboratorium Anatomi para calon dokter. Setelah tidak Fakultas Kedokteran (FK) UGM. digunakan, jasad akan dikubur Bapak dua anak ini sudah melakoni dengan sebaik-baiknya dan pekerjaannya selama sekitar 20 kemudian diganti dengan mayat tahun. yang baru lagi. Satu jam sebelum praktikum, Salah satu kadaver di FK UGM Mulyana mengeluarkan kadaver saat ini merupakan jasad mantan dari kotak penyimpanan. Kemudian, dosen UGM yang mendedikasikan ia menyiram dengan air satu per tubuhnya untuk disumbangkan satu kadaver untuk mengurangi bau guna kepentingan penelitian dan formalin. Setelah dua jam, ia pengembangan ilmu pengetahuan. Gusti Grehenson menyimpan kembali kadaver ke
Setia Mengurusi Kadaver
A
kabar ugm - juni - 2011
37
tempo doeloe
M
eski dengan bangunanbangunan yang sifatnya darurat, UNGM pada tahun 1950 telah mendirikan rumah sakit untuk menolong rakyat. Sampai dengan tahun 1953, rumah sakit darurat yang didirikan UNGM sudah kewalahan karena membanjirnya pasien. Penderita yang berobat pada tahun 1953 berjumlah 4.386 pasien dan membutuhkan 51.478 hari perawatan inap (rata-rata inap 12 hari). Sementara itu, yang berobat ke Poliklinik Mangkubumen, Poliklinik Mata, dan datang untuk berkonsultasi berjumlah 27.084 orang, dengan kedatangan untuk konsultasi/periksa sebanyak 95.306
38
kabar ugm - juli - 2011
Mendirikan Rumah Sakit UNTUK MENOLONG RAKYAT consult (rata-rata tiap pasien datang konsultasi 3-4 kali). Untuk Bagian Kedokteran Gigi, dalam satu tahun kedatangan 17.136 pasien. Pada tahun 1951, Rumah Sakit UNGM dikunjungi Perdana Menteri India,
Jawaharlal Nehru, bersama dengan putrinya (Indira Gandhi) didampingi Presiden RI, Dr. Ir. Soekarno, beserta Ibu Fatmawati. (Sumber: 60 Tahun Sumbangsih UGM Bagi Bangsa).
Selamat Idul Fitri 1432 H Mohon Maaf Lahir Batin
ALAMAT REDAKSI: HUMAS UGM Gedung Pusat Lt. 1 Sayap Selatan, Bulaksumur, Sleman Yogyakarta 55281 Telp/fax. (0274) 649 1936 email: humas@ugm.ac.id