Best practice Desa Teluk Nangka Provinsi Program GSC
: Kalimantan Barat
Kabupaten Program GSC : Kubu Raya Kecamatan
: Kubu
SELAYANG PANDANG GSC TA 2016 DI DESA TELUK NANGKA
I. BGambaran Umum erawal dari perkampungan transmigrasi yang mendiami kawasan wilayah daratan yang ada teluknya. Pada tahun1982 mulailah masuk program transmigrasi di KabupatenPontianak (sebelum pemekaran menjadi Kabupaten KubuRaya) dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat dan berlangsung secara bergelombang sampai tahun 1983 dan tahun 1992 ada transmigrasi sisipan. Pada tahun 1982, dengan adanya teluk tersebut jarak antara Kampung Olak-Olak dengan Kampung Teluk tersebut menjadi jauh, karena harus mutar-mutar mengikuti alur sungai untuk menuju kampung baik ke Teluk sendiri maupun keOlak-Olak. Sehingga pada masa itu mulailah dibuat terusan yang membelahantara dua kampung tersebut, namanya Terusan
Best practice Desa Teluk Nangka Olak-Olak. Terusan tersebutmenyebabkan satu daratan menjadi 2 (dua) pulau. Pulau yang satunya menjadiDesa Olak-Olak, sedangkan yang satunya menjadi Pulau Teluk. Di Pulau Teluk saatitu tumbuh sebatang pohonnangka yang sangat besar. Sehingga oleh Pak AbdulMuin selaku Ketua Unit Transmigrasi memberi nama pulau baru tersebut menjadiTeluk Nangka. Teluk Nangka sendiri terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Teluk Nangka Luardan Teluk
Nangka
Dalam.
Teluk
Nangka
Dalam
saat
itu
Kadesnya
bernamaSuharnoto dan Teluk Nangka Luar Kadesnya bernama Selamat Handoko. Kemudian pada tahun 1989 kedua kampung tersebut bergabung menjadi Desa Teluk Nangka dan yang menjadi Kadesnya Selamat Handoko. Selamat Handokomenjabat sebagai Kades sebanyak 3 (tiga) periode. Periode pertama tahun 1982-1989 sebelum Teluk Nangka Dalam dan Teluk Nangka Luar bergabung. Sedangkan 2 (dua) periode lagi setelah kedua desa bergabung yaitu periode tahun1989-1996 dan periode tahun 1996-2003. Selanjutnya Kades periode tahun 2003-2008 adalah Indra Sardi, Kades periode 2008-2015 dilanjutkan oleh Imam Susanto dan saat ini Kades periode tahun 1916-2022 adalah Sunyoto. (Sumber: Ahmad Supardi selaku Kadus Sidodadi)
Demografi Desa Luas wilayah Desa Teluk Nangka Âą 2.350 ha (23,5 km2), dengan jarak tempuh darI desa ke ibu kota kecamatan Âą 10 menit (3 km) dengan kendaraan roda dua (sepeda motor) dan 30 menit dengan berjalan kaki. Sedangakn perjalanan ke ibu kota kabupaten Âą 2,5 jam dengan sepeda motor (60 km) dan 3 jam perjalanan (67 km) ke ibu kota provinsi, dengan batas-batas wilayah desa meliputi: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Jangkang II b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kubu c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Terentang kecamatan Terentang
Best practice Desa Teluk Nangka d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Olak-Olak DESA Teluk Nangka terdiri dari 5 dusun meliputi: 1. Dusun Sidodadi batas wilayah dari TR 1 sampai TR 14 Blok A 2. Dusun Wanareja batas wilayah TR 1 sampai TR 25 Blok B 3. Dusun Mulya Asri batas wilayah dari TR 14 sampai TR 25 Blok A 4. Dusun Suka Mulya batas wilayah dari TR 25 sampai TR 44 Blok B 5. Dusun Sida Mulya batas wilayah dari TR 25 sampai TR 44 Blok A Status Desa berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM)2015. Indeks Desa Membangun (IDM) meletakkan prakarsa dan kuatnya kapasitas masyarakat sebagai basis utama dalam proses kemajuan dan keberdayaan Desa yaitu meliputi aspek ketahanan sosial, ekonomi dan ekologi. Sehingga indeks
inidifokuskan
pada
upaya
penguatan
otonomi
Desa
melalui
pemberdayaanmasyarakat. Saat ini Desa Teluk Nangka masih dikategorikan Desa Sangat Tertinggal.
Administrasi dan Pemerintahan Penduduk Desa Nangka berjumlah 3.395 jiwa, terdiri dari 1.708 jiwa laki-laki dan 1.687 jiwa perempuan. Terdapat 983 Kepala Keluarga dan sebanyak 471 KK dikategorikan sebagai Rumah Tangga Miskin.
Visi dan Misi Desa 1. VISI DESA
Menjadikan Desa Teluk Nangka Desa Teluk Nangka Menuju Kedepan yang Lebih Baik a. Nilai-nilai yang melandasi: 
Selama ini Desa Teluk Nangka menyandang gelar sebagai Desa Kategori desa Merah atau Miskin, padahal sumber daya yang ada cukup memadai, hanya saja penanganannya belum maksimal karena infrasrtuktur yang sangat tidak memadai.
Best practice Desa Teluk Nangka
Sebagian besar warga Petani dan buruh tani ada yang memelihara hewan ternak dalam jumlah yang cukup, biasanya hanya digunakan untuk investasi jangka pendek
Warga Teluk Nangka tidak biasa memaksimalkan hasil Pertanian dan
Perkebunannya karena kurangnya sarana dan prasarana dan kurangnya
kesadaran
masyarakat
itu
sendiri
dalam
memanfaatkan program yang diperuntukkannya.
Masyarakat desa yang masih belum bisa mandiri dalam menciptakan/ide ide yang bernilai ekonomi padahal potensi yang di desa sangat memadai.
Masyarakat masih mudah terpengaruh dengan informasi yang tidak jelas dari pihak lain sehingga sangat sensitif apabila mendengar program pemerintah baik pemerintah pusat, daerah maupun pemerintah desa karena SDM yang belum siap untuk bersaing
sehat
dan
kurang
dapat
memahami
sehingga
kecemburuan sosialnya tinggi. b. Makna yang terkandung:
Menjadikan: Terkandung didalamnya peran pemerintah dalam mewujudkan Desa Teluk Nangka yang mandiri secara ekonomi.
Desa Teluk Nangka: adalah satu kesatuan masyarakat hukum dengan segala potensinya dalam sistem pemerintahan di wilayah desa.
Mandiri: Adalah suatu kondisi kehidupan yang kreatif, inovatif, produktif
dan
partisipatif
sehingga
mampu
memenuhi
kebutuhannya sendiri
Sumber Daya Lokal: Memberdayakan potensi lokal sebagai potensi unggulan baik dalam SDM maupun SDA.
Best practice Desa Teluk Nangka
Infrastruktur: Kurangnya dukungan dari pihak pemerintah untuk mengembangkan potensi yang ada di desa, khusunya sarana jalan yang menghubungkan Desa Teluk Nangka dengan desa lain dan Kabupaten.
2. Misi Desa
Meningkatkan dibidang
pengetahuan
jasa
dan
danperdagangan.
keterampilan Membuka
masyarakat akses
dan
meningkatkan sarana dan prasarana Infrastruktur Jalan dan Jembatan
guna
memperlancar
transportasi
darat
untuk
mempermudah peningkatan ekonomi masyarakat.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Pengembangan ekonomi masyarakat
Meningkatkan pelayanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat.
Mempermudah proses pemberian Rekomendasi/ Keterangan Usaha dalam usaha kecil dan RTM dengan mengedepankan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
II. Pelaksanaan Kegiatan GSC Tahun Anggaran 2016
Best practice Desa Teluk Nangka Foto : Kegiatan MDST TA 2016 Desa Teluk Nangka merupakan salah satu desa di Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kaimantan Barat yan berpartisipasi dalam program Generasi Sehat dan Cerdas sejak tahun 2014. Pada tahun 2016 mendapatkan alokasi dana sebesar Rp. 164.635.000,-. Penggunaan dana BLM Kegiatan untuk kegiatan kesehatan sebesar Rp. 148.614.000 sekitar 90% dan untuk kegiatan pendidikan sebesar Rp. 16.021.000,- untuk Alat Permainan Edukatid PAUD seperti grafik di bawah ini :
Paud; 16,021,000 ; 10%
Kesehatan Pendidikan Paud
Kesehatan; 148,614,000 ; 90%
Jenis-jenis kegiatan bidang kesehatan untuk sasaran ibu hamil dan balita seperti Bantuan biaya persalinan , Penambahan kualitas pmt penyuluhan, pmt ih kek, Penyuluhan kelas ih, Bantuan transport kader sweeping, Perlengkapan posyandu dan ambulance desa.
Best practice Desa Teluk Nangka Jumlah
148,614,000
Ambulan Desa Perlengkapan Posyandu
69,149,000 15,532,000
Bantuan Transport Sweeping Kader Posyandu
10,747,000
Penyuluhan Kelas Bumil
11,228,000
PMT Bumil KEK
12,329,000
Penambahan Kualitas PMT Penyuluhan
13,345,000
Bantuan Biaya Persalinan Ibu RTM
16,284,000
Jenis kegiatan bidang pendidikan hanya bantuan pengadaan alat permainan edukatif (APE) untuk PAUD saja yang dilaksanakan karena keterbatasan dana dari gsc tahun ini :
Jumlah
16,021,000
Bantuan Alat Permainan Edukatif (APE) PAUD
16,021,000
Penerima manfaat kegiatan gsc di Desa Teluk Nangka sejumlah 58
untuk Ibu Hamil
orang, Bayi 0, Balita 298 , Kader posyandu 12 orang, Anak
PAUD sebanyak 30 siswa seperti grafik di bawah ini :
Best practice Desa Teluk Nangka 298 300 250 200 150 100
58
50 0
12 Ibu Hamil
Bayi 0
Balita
Kader Posyandu
30
PAUD
Capaian 12 indikator keberhasilan GSC di desa Teluk Nangka sebagaiberikut :
Indikator yang berhasil ada 9 dan yang belum berhasil 3 indikator. Indikator bidang kesehatan yan belum berhasil indikator 7 – 8 hal ini terkait dengan kondisi bangunan prasarana posyandu yang belum dimiliki satupun, ibu hamil banyak yang periksa ke rumah sakit , kesadaran ibu yang memiliki balita setelah selesai imunisasi malas untuk datang secara rutin di posyandu.
Best practice Desa Teluk Nangka Sedangkan indikator 11 juga belum berhasil terkait data sasaran yang masih belum invalid kurangnya pemahaman kpmd terhadap indikator tersebut. Desa Teluk Nangka pada tahun anggaran 2016 ini sangat mengucapkan terima kasih kepada program gsc karena ada ambulance desa berupa speed yang sangat menunjang transportasi ibu hamil menuju ke puskesmas atau rumah sakit apabila dalam proses persalinan ada masalah. Dengan demikian akan menurunkan angka kematian ibu pada saat melahirkan dan bayi. Pemerintah Desa bersedia untuk menanggung biaya operasional untuk pemeliharaan perahu dan mengelola untuk menuju desa siaga. Program gsc sangat dirasakan manfaatnya di Desa Teluk Nangka ini adanya peningkatan akses layanan dan kualitas terutama di bidang kesehatan. Kebersamaan kader – kader gsc dengan bidan desa , kader posyandu dengan pemerintah desa menjadi motivasi kami dalam pengabdian kepada desa untuk menjadi desa yang sehat, cerdas, sejahtera, mandiri, berdaulat dan merdeka.
MENYIAPKAN GENERASI EMAS INDONESIA Teluk Nangka, 12 Pebruari 2017
Best practice Desa Teluk Nangka