TQN News Bulletin 2014 02 Bencana

Page 1

NO. 2 VOL. 2

FEBRUARI 2014

Memahami Tuhan di Tengah Bencana “There are no greater treasures than the highest human qualities such as compassion, courage and hope. Not even tragic accident or disaster can destroy such treasures of the heart.” (Daisaku Ikeda)

SAJIAN: Memahami Tuhan 1/5 di Tengah Bencana Warga Jakarta, Banyak-banyaklah Berdoa

1

Musibah: Cermin bagi Diri Sendiri

2

Sang Pendiri TQN

3

Merawat Mobil Kala Musim Hujan

3

Belajar dari Bencana Kaum Saba

4

Runtuhnya Bendungan Ma’rib

4

Safari Dakwah Januari 2014 Dengan Hujan Kita Dipanggil

6-7

8

Bencana dalam terminologi Islam disebut dengan musibah. Bencana atau musibah itu tidak selamanya dapat diartikan sebagai alamat murka Allah. Begitu pula dengan nikmat, tidak selamanya sebagai pertanda mendapat keridhaan Allah. Tetapi, bahagia dan musibah keduanya merupakan sunnatullah terhadap makhluknya. Allah SWT bermaksud menguji iman

seorang mukmin dengan kebaikan dan kejelekan, agar dengannya Allah dapat mengetahui sampai di mana kebenaran imannya. Hal ini telah dituturkan oleh Allah dalam firman-Nya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya

Kami telah menguji orangorang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. 29 : 2 – 3). Manusia tidak hanya cukup mengatakan iman di mulut, kemudian menjadi orang yang terdekat dengan Allah sebelum mengalami ujian terlebih dahulu. Sebagai sunatullah, Allah menguji orangorang terdahulu dengan bebanbeban dan berbagai macam ujian untuk menguji kadar iman mereka. Untuk itu Allah SWT telah berfirman: “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarbenarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu kembalikan”. (QS. 21 : 35). (Bersambung ke hal 5)

Warga Jakarta, Banyak Banyak-banyaklah Berdoa Mungkin Firdaus Ali adalah satu-satunya pakar Tata Air di Indonesia yang mengimbau agar warga Jakarta banyak-banyak berdoa dalam menghadapi banjir. Bukan hanya pada bencana banjir di awal tahun 2014 ini saja ia mengimbau seperti itu. Pada tahun 2013 pun, ketika DKI Jakarta mengalami banjir besar, ia menyarankan hal yang sama. Pria kelahiran Pasir Pangiraian, Riau, 21 April 1962 yang memilki nama lengkap beserta gelar Firdaus Ali, M.Sc., Ph.D., seperti dikutip dari detik.com menilai pemerintah masih terlalu lamban menangani banjir. Sejumlah program yang kini dilakukan, seperti pembangunan waduk Ciawi, dan Sukamahi baru bisa dirasakan paling cepat lima tahun lagi. “Sampai 2018 banyak-

Rasulullah SAW bersabda :

banyaklah berdoa, sabarsabarlah menerima bencana ini. Memang pemerintah pusat sangat terlambat menangani masalah Ibu Kota, tidak pernah belajar dari banjir 2002, 2007, 2013,” kata pria yang mengajar di Universitas Indonesia (UI) ini. Jika Firdaus Ali sebagai pakar dibidang Tata Air saja sudah menghimbau warga Jakarta untuk banyak-banyak berdoa menghadapi bencana banjir yang akan terus terulang, apalagi kita yang orang awam.

“Orang-orang beriman itu memang sangat mengherankan semua perkaranya serba baik, dan tak ada seorang pun yang seperti orang yang mukmin. Apabila dianugerahi kesenangan ia bersyukur, dan apabila tertimpa musibah, ia berlaku sabar. Hal inilah yang menjadikan dia selalu dalam keadaan baik” ( Hadits riwayat Muslim).


HALAMAN 2

SALAM REDAKSI

Musibah: Cermin Bagi Diri Sendiri

Doa dan Bencana Pada awal tahun 2014 ini, bangsa Indonesia ditimpa bencana alam dalam berbagai bentuk; mulai banjir hingga gempa bumi, menelan korban jiwa dan harta benda. Banjir melanda tidak hanya Jakarta, tetapi juga Jawa Barat, Jawa Terngah, Jawa Timur, sampai Manado, Sulawesi Utara. Padahal, Manado dikenal sebagai wilayah aman bencana, Belum usai diterpa hujan lebat dan banjir bandang, gempa bumi terjadi di Jawa Tengah dengan pusat gempa di wilayah Kebumen. Gempa ini bahkan terasa sampai Jakarta. Sementara itu, Gunung Sinabung di Sumatera Utara belum juga berhenti beraktivitas menumpahkan material dan awan panasnya. Belasan orang pun telah menjadi korban. Tidak ada yang tahu persis apa yang sedang Allah SWT rencanakan untuk bangsa Indonesia dengan bencana yang datang silih berganti dalam berbagai bentuk ini. Terlebih tahun 2014 merupakan tahun politik, tahun Suksesi Kepemimpinan Nasional. Suksesi ini menurut Prof. Ahmad Syafi`i Mufid dalam sebuah kessempatan, bisa saja menimbulkan pertumpahan darah karena adanya “Sindrom Mataram”: Pergantian kepemimpinan nasional di Indonesia seperti pergantian raja-raja di Kerajaan Mataram Jawa yang sering berdarah-darah. Maka, sepanjang tahun 2014 ini, diprediksi bencana akan terus menimpa bangsa ini. Namun, kita semua tentu tidak menghendaki hal ini terjadi. Walau kemungkinan tersebut jelas ada. Jika semua upaya sudah dilakukan untuk mencegahnya, maka perbanyaklah berdoa karena tetaplah Allah SWT sebaikbaiknya pembuat rencana dan pembuat keputusan untuk seluruh makhluknya. Pada edisi kali ini, redaksi menjadikan doa dan bencana sebagai topik utama, tentunya diulas dengan pendekatan spiritualitas Islam yang dapat menambah wawasan dan mencerahkan Anda. Selamat membaca!

Setiap musibah datang dari Allah dalam dua kemungkinan, sebagai azab atau ujian. Jika itu ujian, maka kita wajib bersabar dan ikhlas dalam menjalaninya. Bagi yang tidak terkena, maka wajib bersabar dan ikhlas dalam membantu meringankan beban korban bencara, serta ikut membesarkan hati mereka. Musibah ini ialah ujian. Ujian ini ialah cara Allah menaikkan derajat kita di hadapan-Nya, jika kita mampu melewatinya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bukankah setiap yang menginginkan kenaikan tingkat harus melalui proses ujian? Musibah bisa juga berarti azab. Hukuman atas sikap dan tindakan kita selama ini yang sering menyalahi aturan Allah. Ironisnya, azab ini tak jarang j u s tr u d i s i k ap i d e n ga n kemungkaran. Kita merasa kecewa dan dendam kepada Allah atas musibah-musibah itu. Semakin dalam kita terperosok. Na’ûdzu billâh min dzâlik. Hidup itu adalah untuk belajar dan menjadi ahli ilmu. Bukan ilmu untuk mengejar dunia, tapi mengenal Allah. Jika pun tak ada kesempatan banyak belajar dan ilmu yang dimiliki hanya sekedarnya, yang pertama dan utama ialah menjadi orang yang banyak dzikir dan bergulat dengan apapun yang terkait dzikrullâh. Seorang ahli dzikir, qolbunya benar-benar menjadi raja yang kuat dalam dirinya. Qolbunya menggerakkan badan untuk bekerja dan mengarahkan pikiran untuk berpikir apapun, bukan untuk

dunia tapi untuk Allah SWT. Ia akan selalu sadar bahwa segala sesuatu, gerak badan dan pikirannya, digerakkan oleh Allah. Allah-lah yang menjadi sebab dirinya bersedekah, sebab datangnya ide-ide dan rencana, sebagai sebab air matanya mengalir, dan seterusnya. Yang demikian, lantaran dzikirnya telah tembus menghujam ke dalam sang qolbu. Kecuali kemaksiatan, yang timbul hanya dari kelalaian dan kelemahannya. Pelan tapi pasti, tumbuhlah cinta kepada Allah yang kian hari kian besar. Semakin hari, semakin takut mengecewakan Allah dengan keingkaran dan kemaksiatan. Semakin ia tak sanggup berlamalama terpisah/lupa dari kekasihnya, Allah SWT. Qolbu adalah raja. Masa-

lahnya, raja dalam diri banyak manusia ini menjauh dari Allah. Inilah awal dari berbagai kerusakan oleh umat manusia, terhadap sesamanya maupun terhadap alam. Qolbu yang jauh dari Allah senantiasa memerintahkan jasad untuk ingkar kepada-Nya. Inilah yang banyak terjadi di negeri ini. Qolbu terikat dengan dunia. dengan kekuatan duniawi yang dimiliki, pohonpohon ditebang. Bangunanbangunan tinggi dan villa dibangun. Sementara keseimbangan dan kelestarian alam diabaikan. Semuanya hanya demi memenuhkan pundipundi hartanya. Maka, Allah pun mengirim musibah banjir. Dengan banjir, Dia memangil kita untuk mendekat. Setiap kejadian hendaklah menjadikan setiap hamba Allah justru semakin dekat kepada-Nya. Bersabarkah kita menjalaninya atau justru berputus asa? Jika telah terisi penuh dengan dzikir, qolbu akan bersabar dan berpasrah diri kepada setiap kehendak-Nya. Al-Quran telah menjamin orang-orang bersabar: (QS Ali Imran (3): 146), (QS alBaqarah (2): 153), (QS al-Anfal (8): 46 dan 66). Dengan dzikir yang berkumandang tiada henti dalam qolbu, akan timbul sikap santun, budiman, tertib dan damai kepada sesama manusia dan alam semesta. Sekaranglah waktunya. Allah telah mengingatkan kita. Banjir mengepung kita. Karena Andaikan tidak demikian, pasti sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna. Bagaimana dengan Anda? (Hamzah A.)

DOA Semua agama dan kepercayaan memiliki ajaran berdoa. Kata doa berasal dari bahasa Arab yang memiliki banyak arti, yaitu: memohon, menyeru, memanggil, meminta kepada Tuhan. Dalam al-Qur’an terdapat 203 ayat yang memuat kata doa dengan arti yang beragam. Sedangkan di dalam khazanah Islam, doa berarti memohon kepada Allah SWT secara langsung untuk memperoleh karunia dan segala yang diridhai-Nya dan untuk menjauhkan diri dari kejahatan atau bencana.


TQN NEWS NO. 2 VOL. 2 EDISI FEBRUARI 2014

Sang Pendiri TQN Propinsi Kalimantan Barat adalah daerah kelahiran seorang ulama besar awal abad ke19, Syekh Ahmad Khatib al-Sambasi. Nama al-Sambasi dinisbatkan kepada tempat kelahirannya, Sambas, saat ini merupakan salah satu kabupaten di propinsi Kalimantan Barat. Kabupaten ini terletak di ujung barat pulau Kalimantan dan berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia Timur. Kabupaten Sambas berdiri di atas bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Sambas. Semula Sambas adalah sebuah kerajaan Hindu. Pengaruh Islam datang dari Kesultanan Brunei Darussalam. Akhirnya pada paruh pertama abad ke-17 berdirilah Kesultanan Sambas Islam di bawah pimpinan Raden Sulaiman, putra sulung Sultan Tengah yang merupakan salah seorang pangeran dari Kesultanan Brunei. Sejak itu, Islam mulai mengakar dan mewarnai budaya masyarakat Sambas. Seiring dengan penyebaran Islam di Sambas, semangat keilmuan dan keagamaan semakin meningkat. Pada paruh kedua abad ke-19 dibangunlah Masjid Agung Sambas dan

institusi-institusi pendidikan keagamaan. Dalam suasana masyarakat dan keagamaan seperti inilah Syekh Ahmad Khatib dilahirkan pada 1803 M. Syekh Ahmad Khatib dilahirkan di Kampung Dagang, Sambas, dari ayah bernama Abdul Ghaffar bin Abdullah bin Muhammad bin Jalaluddin. Sejak kecil beliau sudah menunjukkan bakat keagamaan yang tinggi, sehingga oleh orangtuanya beliau dikirim ke Makkah untuk melanjutkan studi agama. Berkat keunggulan intelektual dan ruhaninya, beliau diangkat menjadi imam di Masjidil Haram. Beliau tak pernah kembali ke Sambas hingga akhir hayatnya dan wafat di Makkah pada 1875. Syekh Ahmad Khatib masuk jajaran ulama nusantara yang kiprahnya cemerlang di Timur Tengah. Namun kisah hidup dan karyanya tidak banyak terekam sejarah. Satu karya monumentalnya adalah kitab Fath al‘Ārifîn yang merupakan kompilasi ceramahceramahnya terkait Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Yang terkenang hingga kini di hati jutaan umat Islam nusantara adalah, beliau pendiri

Merawat Mobil Kala Musim Hujan Hujan terus mengguyur. Perumahan, perkantoran maupun jalan dikepung air yang semakin meninggi. Sementara itu, aktivitas harus tetap berjalan. Mobilisasi antar tempat tak mungkin dihindari. Oleh karena itu, kita harus pintar-pintar merawat kendaraan, bukan hanya karena alasan efisiensi tetapi agar tetap dapat diandalkan saat diperlukan. Sebaiknya tidak memaksakan diri melewati genangan air atau banjir Mau cepat sampai tujuan dan tidak terkena banjir? Saat ini informasi semakin mudah diperoleh, termasuk mengenai titiktitik genangan air. Sebaiknya, sebelum berangkat carilah info terlebih dahulu kondisi jalan dan lalu lintas jalur yang akan Anda lewati. Biasanya, berita terkini dapat diperoleh melalui situs berita online, twitter atau mobile apps. Tidak ada salahnya juga menggunakan jalur alternatif jika jalur yang biasa dilewati terkendala. Jika terpaksa menerobos titik banjir, mengemudilah dengan hati-hati Pastikan Anda mengetahui ketinggian air yang akan dilalui. Sebaiknya lewati bagian tengah jalan karena biasanya genangannya lebih rendah. Apabila tinggi air telah melampaui knalpot, lebih baik berhenti di tempat yang aman dan menunggu surut atau putar balik dan cari jalan lain. Kendaraan harus dilajukan secara

TIPS

perlahan dan stabil. Kemudikan mobil pada gigi terendah, “1” atau “L” untuk menstabilkan putaran mesin. Pada transmisi manual, mainkan kopling untuk meminimalkan air yang masuk melalui knalpot atau lubang filter udara. Setelah melewati genangan air atau banjir, pastikan mobil berada dalam kondisi baik Mengeringkan permukaan di sekitar rem dan mengembalikan kinerjanya dapat dilakukan dengan melakukan pengereman halus beberapa kali setelah bebas dari genangan. Jangan lupa mengeringkan bagianbagian lain dan memeriksa apakah kendaraan berfungsi dengan baik. Bau apek dan pencegahan karat harus segera ditangani Ini dapat Anda lakukan sendiri, namun akan lebih baik jika dibawa ke bengkel atau salon kepercayaan Anda. Apabila mobil mogok saat melintasi banjir, tangani dengan aman Sebaiknya hindari menghidupkan kembali mobil yang mogok di tengah genangan. Lebih baik Anda mendorongnya ke tempat aman, buka kap dan keringkan bagianbagian yang basah, baru kemudian coba hidupakan mesin kembali. Jika perlu, Anda dapat menggunakan jasa derek resmi untuk membawa mobil ke bengkel terdekat. Selamat berkendara!

PROFIL

Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN). Thariqah yang didirikannya itu kini menjadi anutan jutaan umat Islam di Indonesia, bahkan hingga seantero dunia Islam Asia Tenggara. (CCP)

Selalu Bersyukur Suatu kali Rabi’ah al-Adawiyah bertemu seorang pria dengan perban terbalut di kepalanya. “Mengapa kau balut kepalamu?” tanya Rabi’ah. “Aku sakit kepala,” jawab pria itu. “Berapa umurmu?” tanya Rabi’ah. “Tiga puluh,” jawabnya. “Apakah engkau telah merasakan sakit dan penderitaan di sebagian besar hidupmu?” tanya Rabi’ah sekali lagi. “Tidak,” jawab pria itu. “Sudah tiga puluh tahun engkau menikmati kesehatan yang baik,” ungkap Rabi’ah, “tapi engkau tidak pernah membalut dirimu dengan perban syukur. Sekarang, hanya karena satu malam sakit kepala, engkau sudah membalut dirimu dengan perban keluh-kesah!” (CCP)

Rabi’ah al-Adawiyah adalah sufi perempuan terkemuka di dunia Islam. Ia memiliki nama asli Rabi’ah al-Adawiyah binti Ismail alAdawiyah al Bashriyah. Ia lahir di kota Basrah tahun 95 H/174 M dan meninggal sekitar tahun 185 H/801 M dan dimakamkan di tempat itu juga.


HALAMAN 4

Belajar dari Bencana Kaum Saba

SABA

Penanganan bencana tidak cukup hanya dengan perbaikan dan pembangunan fisik atau infrastruktur: menyodet sungai, membangun waduk, menormalisasi sungai serta kali dan sebagainya. Alangkah lebih baik jika ada perbaikan akhlak masyarakat, baik akhlak kepada Allah SWT, kepada sesama manusia, kepada makhluk hidup lainnya dan juga kepada alam. Ada satu kisah di dalam AlQur`an yang terkait dengan hal ini, yaitu kisah Kaum Saba. Kisah ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, terutama pemerintah, bahwa penanganan bencana dengan perbaikan

REDAKSI Chief Editor Rakhmad Zailani Kiki Editor Handri Ramadian Reporter Cecep Zakarias El-Bilad Informasi dan iklan: info@tqnnews.com Pengiriman naskah: redaktur@tqnnews.com http://tqnnews.com

Jalan Albesia V D-17 Cipinang, Jakarta 13240

dan pembangunan infrastruktur tidaklah cukup. Jika masyarakatnya kufur kepada Allah SWT, maka murka-Nya tetap saja turun. Sekuat apapun bendungan dan waduk yang dibangun manusia, jika Allah SWT sudah murka, maka tetap saja jebol. Begitu besarnya pelajaran yang dapat dipetik dari bencana Kaum Saba ini, sampai diabadikan sebagai salah satu nama surat dari Al-Qur`an, yaitu surat Saba, surat ke-34. Mereka dihancurkan karena sudah sangat-sangat kafir kepada Allah SWT.

Nama Saba' digunakan sebagai nama kaum dan kerajaan yang diambil dari nama raja pertamanya, yaitu Saba' bin Yasjib bin Ya'rib bin Qahthận. Kaum Saba' disebut juga Sabæ (bahasa Arab: ‫ )السبأيين‬atau disebut juga sebagai Kaum Tubba). Mereka adalah masyarakat kuno yang berbicara bahasa Arab Selatan Lama yang bemukim di tempat yang sekarang disebut Yaman, di barat daya Semenanjung Arab; dari 2000 SM hingga abad ke-8 SM. Sebagian kaum Saba’ juga tinggal di D'mt, yang terletak di utara Ethiopia dan Eritrea, karena hegemoni mereka mereka melampaui Laut Merah. Mereka tadinya merupakan kaum yang bertauhid, namun kemudian kufur dengan berpaling menyembah selain Allah SWT, seperti menyembah benda-benda langit, dan menjadikannya dewa. Gambar di samping adalah prasasti penduduk Saba, bukti kekufuran mereka. Prasasti itu ditujukan kepada dewa bulan Almaqah, menyebutkan lima dewa bangsa Arab Selatan, dua penguasa yang memerintah dan gubernur pada abad ke-7 SM Prasasti penduduk Saba yang ditujukan kepada dewa bulan Almaqah, menyebutkan lima dewa bangsa Arab Selatan, dua penguasa yang memerintah dan gubernur pada abad ke-7 SM.

Runtuhnya Bendungan Ma’rib Di dalam buku-buku tafsir disebutkan, seekor tikus yang lebih besar dari kucing sebagai penyebab runtuhnya bendungan Ma’rib atau dikenal juga dengan nama bendungan `Arim sehingga menimbulkan banjir bandang yang menghancurkan kebun-kebun mereka. Sebab lain yang disebutkan oleh sejarawan adalah terjadinya perang saudara di kalangan rakyat Saba’ sementara bendungan mereka butuh pemugaran karena dirusak oleh musuhmusuh mereka (at-Tahrir wa at-Tanwir, 22: 169). Perang saudara tersebut mengalihkan mereka dari memperbaiki bendungan Ma’rib. Bendungan ini hancur sekitar tahun 542 M. Setelah itu, masyarakat Saba’ hidup dalam kesulitan, tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh subur di tanah mereka tidak lagi menghasilkan buah seperti sebelum-sebelumnya dan Yaman saat ini termasuk salah satu negeri termiskin dan terkering di Jazirah Arab. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan

“Kekufuran dapat mengundang murka Allah SWT, mengundang bencana dariNya”

Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” (QS. Saba’: 16-17). Dalam firman-Nya yang lain: “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orangorang yang zalim.” (QS. An-Nahl: 112 – 113).


TQN NEWS NO. 2 VOL. 2 EDISI FEBRUARI 2014

Memahami Tuhan di Tengah Bencana (Sambungan dari hal 1) Umat Islam memahami bencana berdasarkan tiga pemahaman yang bersifat teologis; pendapat pertama mengatakan bahwa bencana adalah “kebetulan”, pendapat kedua mengatakan bahwa hal itu adalah “kebenaran” dan pendapat ketiga adalah “kebenaran yang terjadi karena kebetulan”. Ketiga pendapat tersebut, disadari atau tidak, ternyata bersandar kepada pemahaman teologi tertentu di dalam Islam. Teologi “Kebetulan” Teologi “kebetulan” adalah teologi Mu`tazilah. Menurut penganut teologi ini, Allah SWT memang telah menciptakan kondisi rawan bencana di tanah air. Jadi, tidak ada campur tangan-Nya lagi ketika bencana terjadi, apalagi dikait-kaitkan dengan murka-Nya. Kesalahan manusialah biang keladinya, baik kesalahan irigasi, konstruksi, kesalahan tata ruang, kesalahan karena merusak ekosistem serta alam dan sebagainya. Menurut penganut teologi ini, Allah SWT tidak menyukai kerusakan dan tidak menciptakan perbuatan hamba, tetapi hambalah yang melakukan apa yang diperintahkan dan yang dilarang dengan qudrah (daya) yang diberikan dan diletakkan Allah SWT. Kepada mereka Allah SWT mengayomi segala kebaikan yang diperintahkan dan berlepas diri dari segala kejahatan yang dilarang-Nya.

Kesalahan ada pada bangsa Indonesia yang tetap saja menghuni tanah airnya yang rawan bencana, jadi segala risiko harus mereka tanggung. Tidak perlu mengkait-kaitkan bencana dengan murka-Nya yang kebetulan cocok dengan surat dan ayat tertentu di dalam Al-Qur`an, karena sekali lagi, Allah SWT selalu menghendaki kebaikan kepada makhluk-Nya. Teologi”Kebenaran” Menurut penganut teologi ini, yang dikenal sebagai Asy`ariyyah, di muka bumi ini tidak terjadi suatu kejahatan maupun kebaikan kecuali dikehendaki Allah SWT. Segala sesuatu terjadi berdasarkan kehendakNya. Seseorang tidak akan s a n g g u p melakukan sesuatu sebelum Allah SWT melakukannya. Manusia tidak bisa melepaskan diri dari Allah SWT dan tidak mampu keluar dari pengetahuanNya. Penganut teologi ini mengimana qadha dan qadar

Allah SWT, yang baik maupun yang buruk, yang manis maupun yang pahit. Jadi, bencana tetap dalam kehendak-Nya yang buruk. Teologi”Kebenaran yang terjadi karena Kebetulan” Kebetulan Indonesia merupakan daerah rawan bencana. Namun, bencana yang terjadi sebenarnya dapat dihindari oleh para korban jika jauh-jauh hari melakukan ikhtiar untuk memperbaiki lingkungan dan perilaku, jika bencana itu seperti banjir dan tanah longsor. Atau hijrah dari daerah yang memang rawan bencana ke daerah yang tidak rawan bencana, sehingga manusia dapat melepaskan diri dari takdir Allah SWT yang buruk untuknya kepada takdir Allah SWT yang baik untuknya. Teologi ini dikenal dengan nama Maturidiyyah. Kita penganut yang mana? Dari tiga teologi di atas, yang moderat adalah Maturidiyyah, salah satu paham yang membentuk Ahlussunnah Wal Jama`ah, disamping Asy`ariyyah. Maka paham ini perlu kita pegang dan anut agar tidak tersesat secara pemikiran dan dalam menyikapi bencana yang tengah dan akan sering terjadi. Karena sekali lagi, nenek moyang kita telah memilih tanah air yang rawan bencana ini, sebagai tempat untuk bermukim dan menjalankan kehidupannya, sebagaimana kita telah memilihnya juga. Jika tidak berkenan, kita dapat pindah, karena bumi Allah SWT masih luas untuk hamba-hamba-Nya yang sholih. Wallaahu`alam bishowab. (QQ)


HALAMAN 6

SYIAR Hujan dan bencana banjir serta longsor pada bulan Januari 2014 tidak menyurutkan langkah Tim Muballigh TQN Suryalaya Korwil DKI Jakarta, bekerja sama dengan Radiks Training & Consulting di bawah pimpinan KH. Wahfiudin Sakam, untuk berdakwah. Menanamkan bibit dzikir dan menyebarkan Islam rahmatan lil `alamin ke berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Jambi dan Sumatera Selatan adalah amanah yang mereka emban.

Safari Dakwah (SD) di Jawa Tengah dan Yogyakarta pada 3-9 Januari 2014 adalah hasil kerja sama tim dengan TQN Suryalaya Korwil Jawa Tengah dan Korwil DI Yogyakarta. Daerah yang dikunjungi mencakup Semarang, Gunung Kidul, dan Batang, Di berbagai lokasi ini, tim melaksanakan Kursus Tasawuf (KT) dan tabligh. Jumat (3/1), KT dengan nama Kajian Ilmu Tasawuf diselenggarakan di Pondok Pesantren Mahirul Hikam Assalafi di Payudan, suatu wilayah di Semarang yang berbatasan dengan Salatiga. Para peserta berasal dari wilayah Semboga (Semarang, Boyolali dan Salatiga). Istimewanya, sebagian peserta adalah para kyai yang memiliki ponpes dan mereka mengikuti kursus ini dengan tekun dan sungguhsungguh. Pimpinan ponpes dan tuan rumah KH. M.Thoha S.Pd., M.Pd. memiliki komitmen tinggi untuk mensyiarkan TQN Suryalaya. Maka wajar jika KH. Wahfiudin Sakam berharap Ponpes Mahirul Hikam Assalafi dapat menjadi pusat dakwah TQN

Â

Suryalaya bagi ponpes-ponpes di Jawa Tengah. Di Gunung K i d u l , D I Yogyakarta, KT diselenggarakan di kediaman orang tua Ustadz Eko di Kel. Rejosari, Kec. Semin, Kab. Gunung Kidul, Minggu (5/1). Ratusan orang; ibu, bapak, remaja putra dan putri sampai anak-anak, hadir mengikuti acara ini. Luar biasa, dukungan bukan hanya dari masyarakat, tetapi juga pejabat dan tokoh setempat; Lurah Rejosari Bapak Paliyo yang menyampaikan sambutan, Wakil Talqin Semarang KH. Anhari serta shohibul bait KH. M.Thoha SPd. KT di Ponpes Bening Hati, Menteseh, Semarang, Senin (6/1) diperuntukkan bagi manula. Tabligh peringatan Maulid Nabi SAW dengan penceramah KH. Wahfiudin Sakam di Universitas Semarang (USM) berlangsung

sejak pagi hingga siang hari, Selasa (7/1). Usai maghrib diadakan Pelatihan Media Online Islam untuk mahasiswa dan mahasiswi USM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FOKMI) USM. Acara dilakukan di Masjid USM. Pada Rabu (8/1), tim memberikan KT di Ponpes Al-Ikhlas, Bawang, Batang, Jawa Tengah yang merupakan kegiatan terakhir dalam rangkaian safari dakwah di Jawa Tengah pada Januari 2014. Selama perjalanan, KH. Wahfiudin Sakam dan tim juga bersilaturrahim dengan para ikhwan Pekalongan. Silaturrahim dengan pimpinan Ponpes Sabilul Huda, Wonosalam, Demak berbuah pembicaraan mengenai penyelenggaraan KT di Demak. (QQ)


TQN NEWS NO. 2 VOL. 2 EDISI FEBRUARI 2014

Propinsi Seribu Sungai. Demikian Kalimantan Barat di j u l u k i , banyak sungai besar maupun kecil mengisi seluk beluk wilayahnya. Daerah yang berbatasan langsung dengan Sarawak Malaysia ini adalah tempat lahirnya ulama besar nusantara di Mekkah, Syekh Ahmad Khatib al-Sambasi (1803-1875), pendiri TQN. Ke tanah kelahiran Syekh Ahmad Khatib inilah KH. Wahfiudin dan timnya mengadakan SD sejak 19 hingga 27 Januari 2014. Dalam rangkaian dakwah di Pulau Borneo ini, tim SD berkeliling ke dua kota: Singkawang dan Pontianak. Singkawang, yang sebelum 2001 adalah bagian dari Kabupaten Sambas, menjadi tujuan pertama tim SD di Kalimantan Barat. Pelatihan Pendidikan Tranformatif (PPT) dimulai Senin (20/1) dan berlangsung selama 3 hari. PPT yang diperuntukkan bagi ratusan guru agama dan Bimbingan & Konsultasi (BK) se-Kota Singkawang dilaksanakan di Kantor Dinas Pendidikan Kota Singkawang. Peserta yang hadir mencapai 104 peserta orang, 30 orang di antaranya beragama Katolik, Protestan, Budha dan Hindu.

Para peserta lintas agama itu disuguhi materi-materi spiritualitas Islam yang dikemas dalam bahasa universal. KH. Wahfiudin sendiri membawakan materi Learning Ability, Mengubah Paradigma Materialisme, Sekulerisme dan Hedonisme serta Global Trend dan Mengenal Diri Menggapai Ilahi (MDMI). Mendapatkan materi-materi ke-Islaman, para peserta non-Muslim tidak lantas acuh, justru nampak khusyu mendengarkan. Sebagian peserta Katolik juga memperagakan cara berdzikir dalam agama mereka. Seusai pelatihan, kesan positif yang didapatkan dari PPT membuat Kepala Dinas Drs. H. M. Nadjib meminta tim SD memberikan pencerahan serupa kepada para kepala sekolah SD, SMP, SMA dan SMK seKota Singkawang pada malam hari, Rabu (22/1). Menurut H. M. Najib, diharapkan para kepala sekolah memiliki paradigma yang sejalan dengan para guru agama dan BK yang

“Kami sangat senang mengikuti pelatihan 3 hari ini. Uraian pak kyai banyak memberikan pencerahan. Kami juga menjadi lebih banyak tahu tentang Islam. Ada banyak kesamaan dalam hal ritual mendekatkan diri kepada Tuhan dengan kami di Katolik.” (Imelda, peserta PPT) dipimpinnya. “Pendidikan yang didasari oleh peningkatan karakter spiritual melalui dzikrullah akan melahirkan keberkahan dari Allah SWT,” ungkapnya. Kamis (23/1), tim SD menyeberangi Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Kalimantan, beralih Singkawang ke Pontianak. Sesampainya di Kota Katulistiwa itu, tim langsung menuju Masjid Raya Mujahidin Pontianak untuk mengisi Tabligh Akbar memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Masjid Raya Mujahidin sudah terbilang cukup maju karena telah memiliki sarana dakwah modern. Acara tersebut disiarkan langsung melalui Mujahidin Madani Televisi (M2TV) dan Radio Dakwah Al-Mujahidin. Dalam ceramahnya, KH.Wahfiudin menyampaikan materi MDMI. Perjalanan dakwah di Kalimantan Barat belum selesai. Pelatihan Dakwah Transformatif (PDT) dilakukan di rumah seorang ikhwan, Bapak Jay pada akhir minggu (2426/1). Diharapkan para aktivis di Pontianak dapat merangkul globalisasi dalam menyiarkan Islam, bukan menjadikannya hambatan. Melalui pelatihan ini mereka dibekali wawasan global dan keterampilan-keterampilan yang aplikatif. Tak lupa pula tim SD bersilaturrahim dengan berbagai majelis pengajian di sekitar Pontianak dan berbagi berita ibukota dengan masyarakat setempat, suatu kesempatan yang mungkin jarang mereka dapatkan. (HAN, CCP)

Tim beralih ke Jambi pada Senin (27/1) untuk m e n g i s i peringatan Maulid di Masjid Miftahul Jannah Pondok Pesantren Nurul Hikam, Desa Purwodadi, Kec. Tanjung Jabung Barat. Selama di Jambi, tim mengadakan KT dan mengisi peringatan Maulid di beberapa masjid. KH. Wahfiudin Sakam juga memberikan talqin dzikir kepada sekitar 100 orang jamaah. Perjalanan di Jambi berakhir pada Rabu (29/1) dan tim melanjutkan perjalanan ke Sumatera Selatan. Selama 2 hari diadakanlah KT kepada 100 penyadap karet PTPN VII di Betung, diikuti dengan ceramah kepada 200 orang ikhwan dan akhwat di Sungai Lilin - Musi Banyuasin, Jumat (31/1). Sumatera Selatan merupakan persinggahan terakhir dalam rangkaian kegiatan Safari Dakwah ke beberapa wilayah di Indonesia yang dilakukan oleh Tim SD di bawah pimpinan KH. Wahfiudin Sakam di bulan Januari 2014.

Alhamdulillah, kegiatan Safari Dakwah Januari 2014 mendapat tanggapan positif. Semoga bisa bermanfaat bagi banyak pihak. Sebenarnya, masih banyak wilayah yang perlu dikunjungi, namun dengan berbagai keterbatasan belum bisa dilaksanakan. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan kesempatan kepada Tim SD untuk melakukan dakwah ke wilayah lainnya di lain waktu. Aamiin Yaa Rabbal`aalamiin. (HAN)


HALAMAN 8

HIKMAH Menurut kamus bahasa Arab, hikmah adalah kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), dan al-Qur’anul karim.

Hikmah juga bermakna :

Dengan Hujan Kita Dipanggil Musibah tahunan ini patut dianggap sebagai peringatan Allah untuk kita semua. Selama ini banyak di antara kita semua lupa atau melupakan tuntunan-tuntunan hidup dari Allah. Hanya sedikit yang peduli dan patuh. Semua kemudahan hidup ada di Jakarta. Semua kemewahan hidup ada di Jakarta. Namun semua anugerah Allah tersebut justru menjadi sebab menjauhnya kita semua dari Allah. Adzan berkumandang di mana-mana, tapi hanya segelintir yang menyahut panggilan-Nya. Lebih sedikit lagi mereka yang menyahutnya dengan ketulusan lahir dan batin, bukan sekedar datang ke masjid dan melakukan gerakan shalat. Allah sayang kepada kita semua di Jakarta yang sudah jauh dari-Nya. Sementara jauh dariNya berarti kesengsaraan dunia dan akhirat. Maka, sering Dia memanggil kita semua. Ternyata dengan segala kelapangan dan kenyamanan hidup, kita tak juga mau kembali. “Terpaksa”, karena kasih sayang-Nya, Dia memanggil kita dengan kesulitan hidup yang bertubi-tubi.

َ ‫ﷲ ِبم‬ ‫ان‬ ِ ‫ُالطفا‬ ِ ‫َمنْ َل ْم ُي ْق ِب ْل ع َلى‬ ِْ ‫ت‬ ِ ‫ان قيِّدَ إِ َل ْي ِه ِبسَالسِ ِل اإلمْ ت َِح‬ ِ ‫االحْ َس‬ “Barangsiapa tidak menghampiri Allah dengan segala kenyamanan hidup yang Dia anugerahkan, ia akan diseret kembali kepada-Nya dengan ujian yang bertubi-tubi.” (Syekh Ibn ‘Ataillah as-Sakandari, dalam kitab Al-Hikam). (CCP)

kumpulan keutamaan dan kemuliaan yang mampu membuat pemiliknya menempatkan sesuatu pada tempatnya (proporsional/adi)

AL-HIKMAH juga merupakan ungkapan dari perbuatan seseorang yang dilakukan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat pula.

BEASISWA Tahfîzh al al--Qurân Dirâsah Islâmiyyah Leadership TQN Center adalah pusat pembelajaran, penga‐ malan dan informasi Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyah (TQN) Ponpes Suryalaya di DKI Jakarta. Di TQN Center, kini telah dibuka Pondok Pesantren Lathifah Mubarakiyah (PPLM) Li Tah‐ zh al‐Qurân. Pondok Pesantren ini bertujuan melahirkan para kader muballigh yang hafal al‐ Qurân, cerdas intelektual dan spiritual serta be‐ rakhlaqul karimah. Diharapkan para santri akan menjadi calon‐calon pemimpin dan pembimbing masyarakat di masa depan yang mumpuni.

Sekretariat Masjid Al‐Mubarok Jl. Balai Pustaka Baru (belakang RS. Dharma Nugraha) Rawamangun, Jakarta Timur Telp: 0856 4781 1808 / 0812 2647 6210

Fasilitas

 Kamar dur AC, ruang belajar mul ‐ media, masjid, perpustakaan, wifi dan lain‐lain  Makan 2 kali sehari  Bimbingan & pelajaran: Al‐Qurân , Bahasa Arab, Fikih, Tauhid, Tasawuf, dan sebagainya  Pela han: spiritualitas, keteram‐ pilan umum dan leadership Syarat

 Pria  Beragama Islam  Umur dak lebih dari 23 tahun pada saat penda aran

   

Belum menikah Tidak merokok Pendidikan minimal SMA/sederajat Bagi mahasiswa, maksimal semester 3 S1  Disiplin dan sungguh‐sungguh  Taat beribadah  Bisa baca al‐Qurân dengan baik Penda aran

 Mengisi berkas‐berkas: formulir, Surat Pernyataan Kesiapan & Surat Persetujuan Orangtua/Wali  Menyerahkan fotocopy Ijazah ter‐ akhir, KTP/KTM dan foto 3x4  Wawancara dan tes baca al‐Qurân


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.