MAHKOTA PENGUASA

Page 1

MAHKOTA PENGUASA Zein Panzer

Setelah menangnya hukum buatan manusia di Indonesia. Orang-orang yang sering dianggap sebagai Sultan atau Raja-Raja Islam, sebenarnya sudah tidak harus lagi dianggap sebagai Sultan atau Raja. Hal ini dikarenakan mereka sudah tidak lagi bergaun hukum Islam, bahkan mereka tunduk dibawah hukum buatan manusia. Padahal sejatinya Sultan atau Raja-Raja Islam dikenal sebagai yang bergaun hukum, dan hukum yang digaunkan adalah hukum Islam. Mereka sebaiknya dihargai dan diperlakukan sama saja seperti orang-orang biasa pada umumnya. Tidak perlu berlebih-lebihan dalam mengagung-agungkan mereka. Mereka sudah tidak lagi memiliki mahkota. Di mana mahkota yang dimaksud bukanlah penutup kepala yang dihias-hias dengan batu-batu mulia dsb, akan tetapi mahkota tersebut adalah hukum Islam. Seseorang baru bisa dianggap sebagai penguasa hanya apabila dia bergaun hukum, entah itu hukum buatan manusia ataupun hukum Islam. Sedangkan para Sultan dan Raja-Raja Islam di Indonesia saat ini sudah tidak lagi bergaun hukum, terlebih lagi hukum Islam. Kursi kesultanan bahkan diperebutkan hanya untuk menuai pujian masyarakat belaka, dan tidak terlihat tujuan mereka untuk menegakkan hukum Islam. Mereka tidak hanya tunduk pada hukum buatan manusia, tapi malah semakin merasa nyaman di bawah naungan hukum tersebut. Padahal Allah melarang para hamba-Nya untuk mengadakan serta menegakkan hukum selain hukum-Nya. Mereka seharusnya melihat kepada Sultan Brunei Darusalam, mahkotanya (hukum Islam) bersinar. Beliau tegas dalam menghukumi para pelaku LGBT sekalipun dikecam dunia. Dan sebaik-baik penguasa adalah penguasa yang berketetapan dengan ketetapan Al Quran dan As Sunnah. Generasi mendatang tidak boleh dibiarkan hancur lebur begitu saja. Maraknya kasus pembunuhan, pemerkosaan, perzinahan, pesta miras-narkoba, premanisme, seks antar sesama jenis dsb sepertinya telah menjadi hal yang biasa-biasa saja di negeri ini. Ketidak-adanya hukum Islam di negeri ini malah makin membuat banyak orang tidak berpikir dua kali dalam melakukan tindak kejahatan. Pelaku pemerkosaan dan pembunuhan hanya dihukumi kurungan penjara yang istilahnya “masuk pagi keluar sore”, pelaku LGBT dipuji-puji, sedangkan pelaku zina diberi semangat. Lalu di mana peran para Sultan dan Raja-Raja Islam yang dijunjung-junjung itu? Apakah iya mereka sibuk mempromosikan tempat-tempat pariwisata di wilayah-wilayah mereka? Apakah iya mereka sibuk membangga-banggakan keraton mereka? Atau apakah iya mereka sibuk mendarah-birukan diri mereka sendiri dilingkungan mereka? Semoga Allah Yang Tidak Beranak Dan Tidak Diperanak memberi jalan keberanian kepada para Sultan atau Raja-Raja Islam di Nusantara ini untuk kembali menggaunkan hukum Islam di wilayah-wilayah mereka.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.