Mari Mempelajari Sunnah
Sampai Tuhan Berkata
EDISI II
Adab dalam Berhutang
Al Fatihah
Minta Maaflah & Maafkan Saudaramu
Fiqih Ta'ziyah
Arwah Gentayangan yang Didatangkan
Waktunya Pulang
Fikih
Ba
nyak orang yang menyangka bahwa ketaqwaan hanya diraih oleh mereka yang beribadah sepanjang hari di masjid. Banyak orang yang menyangka bahwai slam hanya memerintahkan untuk berdo'a, shalat dan berpuasa. Dan banyak orang yang menyangka bahwa Islam hanya memerintahkan untuk mencari ilmu. Tak apa akhlak dan perbuatan buruk, yang penting berilmu dan rajin shalat. Benarkah? Tidak, saudaraku. Ternyata tidak. Islam juga mengatur hubungan antara satu muslim dengan muslim yang lain. Islam mengatur bagaimana seorang bergaul dengan kedua orang tuanya. Islam mengatur bagaimana seorang bergaul dengan seorang nonmuslim. Islam juga mengatur bagaimana bergaul dengan saudara sesama muslim. Bahkan tidak hanya ketika saudara semuslim tersebut masih hidup, tetapi ketika ia telah wafat. Ketika seorang muslim wafat, maka muslim yang lain disyariatkan untuk mengurus jenazahnya. Ketika kerabat seorang muslim wafat, maka muslim yang lain disyariatkan untuk bertaziyah kepadanya.
Di samping keutamaan tersebut, juga terdapat kebaikan dan hikmah di baliknya, sebagian di antaranya:
Ta’ziyah oleh : Ummu Hanif
Apaitu ta'ziyah?
-Meringankan beban musibah yang diderita oleh orang yang dilayat -Memotivasinya untuk terus bersabar menghadapi musibah, dan berharap pahala dari Allah Ta’ala -Memotivasinya untuk ridha dengan ketentuan atau qadar Allah Ta’ala, dan menyerahkannya kepada Allah
-Mendo’akannya agar musibah tersebut diganti oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan ta'ziyah yaitu memotivasi orang yang tertimpa musibah agar bisa lebih bersabar, menghiburnya supaya bisa melupakannya, dan meringankan tekanan kesedihan dan himpitan musibah yang menimpanya.
-Melarangnya dari berbuat niyahah (meratap), memukul, atau merobek pakaian, dan lain sebagainya akibat musibah yang menimpanya.
HikmahTa’ziyah
Kapan Ta’ziyahDilakukan?
Sebuah syariat turun dengan suatu maksud dan tujuan, benar? Sebuah syariat turun dengan keutamaan bagi orang yang mau melaksanakannya.
Sebagian besar ulama memandang bahwa ta’ziyah diperbolehkan sebelum dan sesudah mayit dikebumikan. Ada yang mengatakan bahwa ta’ziyah hanya dilakukan sebelum mayit dikuburkan, akan tetapi pendapat yang lebih kuat adalah pendapat sebagian besar para ulama. Karena orang yang tertimpa musibah memerlukan hiburan dan motivasi untuk mengurangi beban musibah yang menghimpitnya. Orang yang yang tertimpa musibah memerlukan kawan untuk menemaninya dalam dunia yang sepi karena satu orang di sana telah pergi.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda: “Tidaklah seorang mukmin berbelasungkawa (ta’ziyah) kepadas audaranya karena suatu musibah, melainkan Allah Yang Mahasuci memberinya pakaian dari pakaian-pakaian kemuliaan di hariKiamat.” (HR. IbnuMajah no. 1601, hasan. Lihat Shahiih Ibni Maajah no. 1601)
1
al-hidayah
EDISI 2
-Mendo’akanmayitdengankebaikan
Bagi kita, membayangkan bagaimana rasanya kehilangan orang dicintai saja rasanya tak sanggup. Lalu bagaimana kesedihan mereka yang benar-benar
Fikih kehilangan? Motivasi ini tentu saja diperlukan, sekalipun mayitnya sudah dikuburkan, sebagaimana ia memerlukannya sebelum dikuburkan. Bahkan ta’ziyah setelah mayit dikuburkan hukumnya lebih utama. Sebab, sebelumnya ia sibuk mengurus mayit. Sedangkan setelah mayit dikuburkan, keluarganya akan lebih kesepian dan sengsara karena betul-betul berpisah dengan saudara yang dicintainya. Sunnahnya, ta’ziyah dilakukan kepada seluruh orang yang tertimpa musibah, baik orang tua, anak-anak, kerabat, apalagi orang-orang yang lemah. Lebih khusus lagi kepada orang-orang tertentu dari mereka yang merasakan kehilangan dan kesepian karena ditimpa musibah tersebut. Tetapi, seorang lelaki tidak boleh berta’ziyah kepada seorang perempuan muda, sebab bisa menimbulkan fitnah (bahaya), kecuali jika ia mahramnya. Begitulah kata para ulama.
4.
5.
6.
Jika saat ta’ziyah ahlul musibah melakukan halhal yang dilarang oleh Allah, jika mereka mulai meratap dan merobek bajunya, menamparnampar pipinya maka ingatkan ia, tenangkan hatinya dan jangan biarkan ia terus melakukannya. Adab-AdabTa’ziyah Datang berta’ziyah bukan hanya datang kemudian mengucap belasungkawa kemudian pergi, ada adab-adab yang telah islam atur. Ya, begitu telitinya islam dalam mengatur hubungan antar manusia. Adab-adab dalam berta’ziyah yaitu: 1.
2.
3.
Dianjurkan untuk ta’ziyah terhadap keluarga yang tertimpa musibah (kematian). Kalimat yang diucapkan ketika berta’ziyah adalah: “Bersabarlah dan berharaplah pahala dari Allah, sesungguhnya adalah hak Allah mengambil dan memberikan sesuatu, segala sesuatu di sisi-Nya ada batas waktu yang telah ditentukan.” (HR. Al-Bukharidan Muslim) Boleh mengabarkan kepada orang-orang bahwa seseorang telah meninggal dan akan dishalatkan di tempat tertentu karena Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam memberitahukan kematian Raja Najasyi dan beliau memerintahkan para Sahabat untuk menyolatkannya. Bukan termasuk Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam melakukan do’a berjama’ah
7.
di sisi kuburan yang dipimpin oleh satu orang dan diaminkan banyak orang. Sebab Rasulullahshallallahu ‘alaihiwasallam hanya memerintahkan orang-orang yang mengantar jenazah untuk memintakan ampunan bagi mayit dan memohon agar mayit diberi keteguhan dan hal tersebut dilakukan sendiri-sendiri bukan secara bersama-sama. Tidak boleh berta’ziyah kepada ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) atau orang kafir lainnya ketika ada keluarga mereka yang meninggal, tidak boleh menghadiri jenazah, tidak boleh mengantarnya ke kubur. Boleh menerima ta’ziyah dari ahlul Kitab (Nasrani dan Yahudi) atau orang kafir lainnya ketika seorang muslim meninggal dunia. Dan kita mendo’akan mereka agar mendapatkan hidayah. Tidak disyari’atkan untuk mengkhususkan berpakaian tertentu ketika berta’ziyah misalnya memakai pakaian warna hitam, karena Rasulullah dan para salaf tidak pernah melakukannya. Justru dikhawatirkan mengkhususkan pakaian atau warna tertentu dalam ta’ziyah dapat menjadi hal baru yang diada-adakan dalam agama. Apalagi memakai pakaian khusus juga telah dilakukan oleh bangsa-bangsa non islam, dikhawatirkan malah termasuk ke dalam tasyabuh atau menyerupai bangsa-bangsa tersebut. Dianjurkan untuk menyegerakan mengurus mayit berdasarkan hadits: “Bersegeralah dalam mengurus jenazah, karena jika ia baik maka engkau telah melakukan suatu kebaikan dan jika tidak, maka engkau telah membuang suatu kejelekan dari lehermu.” (HR. Al-Bukhari no. 1315 dan Muslim no. 944 (50)) 14 Maret 2015 saudarimu yang sangat mengharap ampunan dan maghfirahNya UmmuHanif
Referensi: http://almanhaj.or.id/content/3067/slash/0/fiqihtaziyah/ http://almanhaj.or.id/content/4012/slash/0/ adab-adab-taziyah-bela-sungkawa-shalatjenazah-dan-tata-cara-penguburannya/
al-hidayah
EDISI 2
2
Adab
Adab
Kata utang dalam kamus bahasa Indonesia terdiri dari dua suku kata yaitu utang yang mempunyai arti uang yang dipinjamkan dari orang lain, sedangkan kata piutang mempunyai arti uang yang dipinjamkan (dapat ditagih dari orang lain). Adapun menurut ahli fiqih, Oleh : Ummu Ibadurrahman pengertian utang atau pinjaman adalah transaksi antara dua pihak dimana pihak pertama menyerahkan uangnya kepada pihak kedua secara sukarela untuk dikembalikan lagi kepada pihak pertama oleh pihak kedua dengan hal yang serupa atau seseorang menyerahkan uang kepada pihak lain untuk dimanfaatkan dan kemudian dikembalikan lagi dengan sejumlah yang diutanginya.
dalam
Berhutang
Mungkin, diantara kita pernah atau sering melakukan hal tersebut. Namun, tidak jarang kita cenederung menyepelekan perihal utang. Padahal dalam Islam, utang termasuk bagian dari ilmu fiqih. Jika kita pernah berutang, seharusnya kita telah memahami ilmu fiqih berutang secara benar sesuai syariat Islam. Sebagaimana yang terjadi pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab yaitu ketika ada orang yang tidak memahami ilmu fiqih dalam berdagang, saat itu juga Umar bin Khattab mengusir orang-orang untuk keluar dari pasar. Rukun utang piutang ada tiga, yaitu: 1. Ada yang berpiutang dan yang berutang, 2. Ada harta atau barang, 3. Ada lafadz kesepakatan. Misal, “Saya utangkan barang ini kepadamu”. Sementara
itu, yang berutang menjawab, “Terimakasih, saya utang dulu, beberapa hari lagi (sebutkan dengan jelas) atau jika sudah punya uang akan saya lunasi”. Jika salah satu dari rukun utang piutang di atas tidak ada, maka utang piutang tersebut dianggap tidak sah. Oleh karena itu, apabila kita hendak melakukan utang piutang, kita harus memperhatikan rukun-rukun utang piutang tersebut. Hukum asal berutang adalah boleh (jaa-iz). Allah subhaanahu wa ta’aala telah menyebutkan sebagian adab berutang di dalam Al-Qur’an, “Hai orang-orang yang beriman! Apabila kalian ber-mu’aamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya.” (QS AlBaqarah: 282). Namun, hukum utang piutang dapat be
rsifat fleksibel, tergantung kepada situasi dan
3
al-hidayah
EDISI 2
Adab toleransi diantara dua pihak. Akan tetapi, memberi utang atau pinjaman hukumnya dapat menjadi wajib ketika diberikan kepada orang yang membutuhkan. Contohnya, memberi utang kepada tetangga yang membutuhkan uang untuk berobat karena ada anggota keluarganya yang sedang sakit. Hukum memberi utang bisa menjadi haram. Contohnya, memberi utang untuk hal-hal yang dilarang dalam ajaran islam seperti untuk membeli minuman keras, menyewa pelacur dan sebagainya.
5.
Adapun etika berutang diantaranya:
1.
2. 3.
4.
Utang tidak boleh mendatangkan keuntungan bagi si pemberi utang Terdapat kaidah fiqih yang berbunyi: “Setiap utang yang membawa keuntungan, maka hukumnya riba”. Berutang dengan niat baik Jika seseorang berutang dengan tujuan buruk, maka dia telah zalim dan melakukan dosa. Wajib membayar utang Orang yang menahan utangnya, sedangkan ia mampu membayarnya, maka orang tersebut berhak mendapat hukuman dan ancaman. Imam Dzahabi mengategorikan penundaan pembayaran utang oleh orang yang mampu sebagai dosa besar dalam kitab Al-Kabair pada dosa besar no. 20. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Memperlambat pembayaran utang untuk orang yang mampu membayarnya adalah kezaliman.” (HR Al-Bukhaari no. 2288 dan Muslim no. 4002/1564). Mencatat setiap utang Banyak dari kita yang menganggap remeh dalam mencatat utang. Padahal mencatat utang termasuk salah satu sunnah. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 282 "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu)”.
6.
Apabila orang membayarkan utangnya dengan memberikan kelebihan atas kemauannya sendiri tanpa perjanjian sebelumnya, kelebihan tersebut halal untuk diterima oleh yang berpiutang, dan merupakan suatu kebaikan bagi yang berutang. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik kamu, ialah yang sebaik-baiknya ketika membayar utang.”(sepakat ahli hadis). Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata,”Rasulullah telah berutang hewan, kemudian beliau bayar dengan hewan yang lebih besar dari hewan yang beliau utang itu, dan 5Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang dapat membayar utangnya dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Bila orang yang berpiutang meminta tambahan pengembalian dari orang yang melunasi utang sesuai dengan yang telah disepakati bersama sebelumnya, hukumnya haram Tambahan pelunasan tersebut tidak halal sebab termasuk riba. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiap-tiap piutang yang mengambil manfaat maka ia semacam dari beberapa macam riba.”(HR. Baihaqi).
Dalam Islam, berutang bukan merupakan suatu hal yang tercela. Bahkan dapat menjadi pahala bagi si pemberi utang jika diniatkan untuk membantu saudaranya yang sedang mengalami kesusahan. Bagi si pemberi utang, jangan pernah malu untuk menagih utang karena sesungguhnya hal itu merupakan tanda kasih sayang kepada orang yang berutang. Apabila si pemberi utang malu untuk menagih utang justru akan dapat menimbulkan kemudhorotan baik bagi pemberi utang maupun si pengutang. Dari tulisan diatas dapat dipetik sebuah petuah, yaitu agar kita tidak membiasakan diri berutang, kecuali dalam kondisi yang sangat darurat. Berutang di zaman sekarang ini sangat rentan terkena riba.
al-hidayah EDISI 2
4
Tadabbur
Menghayati Makna Surat Al Fatihah(bag. 1) oleh : Faisal Ardhy Dalam sehari minimal 17 kali seorang muslim diharuskan membaca surat Al
صراط المستقيم صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب , }اهدنا ال:فإذا قال
Fatihah di dalam shalat 5 waktu. Namun seringkali dengan berbagai alasan
هذا لعبدي ولعبدي ما سأل:[ قال6-7 :ين{ ]الفاتحة,عليهم ول الضال
bacaan surat ini seakan mengalir begitu saja tanpa penghayatan. Karena itu
Saat ia membaca 'Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus yaitu (jalannya) orang-
marilah sejenak kita mendalami makna ringkasnya sebagai salah satu usaha
orang yang telah Engkau beri ni'mat atas mereka, bukan (jalannya) orang-orang
meningkatkan kekhusyu'an shalat kita. A. Keutamaan Surat Al Fatihah
yang Engkau murkai dan bukan (jalannya) orang-orang yang sesat-Al Fatihah:6-7', Dia berfirman, 'Ini untuk hambaKu, dan untuk hambaKu apa yang ia minta'”
Sahabat Abu Hurayrah radhiyallahu 'anhu mendengar Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda,
[Shahih Muslim] B. Ayat ke-1
ولعبدي ما سأل، قسمت الصلة بيني وبين عبدي نصفين:قال الله تعالى
بسم الله الرحمن الرحيم
“Allah ta'ala berfirman, 'Aku membagi 2 bacaan Al Fatihah dalam shalat antara
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang”
Aku dengan hambaKu dan bagi hambaku apa yang ia minta.’
Ayat ini disebut juga basmalah. Ayat ini merupakan bentuk permintaan tolong
حمدني: قال الله تعالى،[2 : العالمين{ ]الفاتحة, }الحمد لله رب:فإذا قال العبد
seorang hamba diiringi penyebutan nama Allah dan sifat-sifatnya yang terpuji. Kita
عبدي
dianjurkan membacanya sebelum melakukan setiap aktivitas yang baik dan
Maka saat seorang hamba membaca 'Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam-Al Fatihah:2', Allah ta'ala berfirman, 'HambaKu telah memujiKu'
bermanfaat agar Allah memudahkan dan memberkahinya. C. Ayat ke-2
أثنى علي عبدي: قال الله تعالى،[3 : }الرحمن الرحيم{ ]الفاتحة:وإذا قال
العالمين,الحمد لله رب
Dan saat ia membaca 'Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang-Al Fatihah:3', Allah
“Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam”
ta'ala berfirman, 'HambaKu telah menyanjungKu'
Ayat ini disebut juga hamdalah. Bacaan ini merupakan bentuk pengakuan seorang
وقال مرة < فوض إلي عبدي- مجدني عبدي: قال،{ين, }مالك يوم الد:وإذا قال-
hamba bahwa segala keni'matan yang ia dapatkan pada hakikatnya bersumber
Dan saat ia membaca 'Yang Menguasai hari pembalasan-Al Fatihah:4', Dia
dari Allah semata sehingga sudah sepantasnya Dia mendapat pujian yang
berfirman, 'Hambaku telah memuliakanKu' dan adakalanya berfirman 'hambaku
sempurna dari hambaNya. Ni'mat dari Allah tidak terhitung jumlahnya
telah menyerahkan dirinya padaKu'
sebagaimana dalam firmanNya,
، هذا بيني وبين عبدي:[ قال5 : }إياك نعبد وإياك نستعين{ ]الفاتحة:فإذا قال
, ن ك,وآتاكم م م N ه ل تحصوها إن النسان لظلوRوا نعمت اللS ل ما سألتموه وإن تعد
ولعبدي ما سأل
فار N ك
Saat ia membaca 'Hanya kepadaMulah kami beribadah dan hanya kepadaMulah
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
kami memohon pertolongan-Al Fatihah:5', Dia berfirman, 'Ini saat antara Aku
mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni'mat Allah, tidaklah dapat
dan hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang ia minta'
kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dhalim dan sangat
5
al-hidayah
EDISI 2
Tadabbur mengingkari (ni'mat Allah).” [Ibrahim 14:34]
tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
ساء والبنين والقناطير المقنطرة من الذهب, الشهوات من النSن للناس حب, زي
bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu
ه عندهRنيا واللS والفضة والخيل المسومة والنعام والحرث ذلك متاع الحياة الد
dan kepada dua orang tuamu, hanya kepadaKulah engkau kembali.” [Luqman
جنات تجري من هم, ن ذلكم للذين اتقوا عند رب, مfئكم بخير, حسن المآب قل أؤنب N
31:14]
بصير بالعباد هRه واللRن الل,ن م N ورضواN طهرةSج م N تحتها النهار خالدين فيها وأزوا N
Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
ل يشكر الله من ل يشكر الناس
diingini dari wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
“Tidak bersyukur pada Allah siapa yang tidak berterima kasih pada manusia”
perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan
[Sunan Abi Dawud, shahih]
hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
D. Ayat ke-3
Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang
الرحمن الرحيم
demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi
“Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang”
Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka
Ayat ini merupakan pengulangan bagian akhir ayat pertama. Timbul pertanyaan,
kekal didalamnya. Dan isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan
apakah perbedaan Ar Rahman (Yang Maha Pengasih) dan Ar Rahim (Yang Maha
Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” [Ali Imran 3:14-15]
Penyayang)? Para ulama menjelaskan bahwa Ar Rahman merupakan sifat kasih
Dalam ayat ini juga terdapat pengakuan keyakinan bahwa Allah adalah satu-
sayang Allah yang bersifat umum, mengasihi setiap makhluknya baik yang beriman
satunya Tuhan semesta alam yang menciptakan, memelihara, dan mengatur
maupun yang bermaksiat bahkan yang kafir. Karena itu kita lihat semua makhluk
segala hal yang ada di langit, di bumi, serta apa yang di antara keduanya. Hal ini
Allah mendapat rizki dariNya di dunia. Sedangkan Ar Rahim merupakan sifat Allah
biasa disebut Tauhid Rububiyah.
yang memberikan kasih sayang yang bersifat khusus bagi hambaNya yang
Termasuk bentuk bersyukur pada Allah adalah berterima kasih pada manusia
beriman. Hal itu dapat dirasakan di dunia yaitu berupa ni'mat ketenangan di
yang telah berbuat baik pada kita terutama kedua orang tua yang telah
dalam hati saat beribadah padaNya, saat doa terkabul, saat ditimpa masalah, dan
memelihara kita.
lain sebagainya. Dan di akhirat lebih banyak lagi yaitu berupa ampunan dan surga, kenikmatan yang sempurna dan kekal.
هن وفصاله في عامين أن اشكر f ه وهن <ا على وSووصينا النسان بوالديه حملته أم لي ولوالديك إلي المصير
InsyaaAllah bersambung di edisi berikutnya. Sumber rujukan : Tafsir Ibnu Katsir
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
al-hidayah
EDISI 2
6
Hikmah
Sampai Tuhan Berkata:
“Waktunya Pulang” oleh Ummu Kiram Based on true story
Senin, 8 Oktober 2012-Senin pagi di awal pekan yang terasa menjemukan. Padahal rasanya beberapa jam lalu masih hari sabtu, kenapa waktu berlalu dengan cepat? Hmm, dan hari ini akan ada kuis, huffft. Aku melangkahkan kaki ke dalam kelas dengan gontai. Suara riuh teman sekelas memecahkan kemalasanku. Ada yang sibuk belajar, menggosip pagi-pagi, membicarakan liburan 2 hari yang lalu, pun mereka yang sibuk ketawa-ketiwi dengan teman di sebelahnya. Dan tetiba dosen masuk ke kelas. Aku melihat ada seseorang yang mengikutinya dengan membawa amplop besar berwarna cokelat setebal kamus di tangan kanannya. Ahh, berarti kuis benar akan diadakan. Aku menggelusarkan pipi di atas meja, dan terdengar suara gumaman teman yang lain yang mungkin saja sama ingin berteriak, “Kenapa kuisnya jadi hari ini?” Tetiba handphone-ku berbunyi. message datang dari seorang teteh,
Sebuahshort
“Innalillaahi wa inna ilaihi roji’un. Telah meninggal dunia, saudari kita, Fitri Kurnia Handayani dini hari jam 3.40 WIB.....” DEG! Teh Fitri? Aku tak kuasa membaca kelanjutan pesan itu, dan handphone di tanganku seketika terjatuh. “Ada apa, Des?” tanya seorang teman di sebelahku yang menghentikan kekagetanku.
7
al-hidayah
EDISI 2
“Ouh, enggak. Enggak apa-apa,” jawabku sambil mengambil handphone. Padahal baru beberapa minggu yang lalu. Iya, baru beberapa minggu yang lalu. Aku sangat mengingatnya. Siang itu kami berjumpa di tempat duduk akhwat di selasar masjid Salman. Seperti biasa, ia selalu mengenakan pakaian panjang itu lengkap dengan cadarnya. Sesuatu yang kadang membuatku iri dengan penampilannya, diam-diam aku juga menyimpan keinginan kelak ketika aku pergi kuliah, aku bisa mengenakan pakaian yang seperti ia kenakan sekarang. “Assalamu’alaykum. Teteh ngapain?”aku menyalaminya dan duduk di sebelahnya. “Wa’alaykumussalam. Hehe, lagi nungguin temen nih. Abis dari Istek nganterin barang,” jawabnya. “Ohh, teh. Yang bros ‘Fikurhan’ di Istek itu produk Teteh ya?” tanyaku. “Kok tahu? Hehe” “Yaelahhh, orang itu juga nama Teteh. Fitri Kurnia Handayani. Wahh, Teteh ini diem-diem jadi enterpreneur juga toh?” candaku. Dan kamipun tertawa.
Hikmah “Ehh, btw kamu kapan mau main ke kosan? Ihh, kapan ihh? Katanya mau main?”tanyanya penuh manja.
kami alami sehari tadi, dan entah mengapa tetiba aku bertanya kepada Teh Lili, “eteh, kenal Teh Fitri?
“Iya nihh Teh, pengen banget. Huhu, tapi UTS di depan mata nih Teh. Pengen ihh sebenarnya masak bareng di kosan Teteh. Entar lah ya Teh, nunggu agak lowong. Hehe” jawabku. “Pokoknya kamu harus main ke kosanku ya!? Nanti kita masak-masak bareng. Beneran lhoh ya, aku tunggu!” katanya yang kemudian memelukku. Benar-benar tak kusangka jika pada akhirnya pertemuan kita kala itu menjadi pertemuan kita yang terakhir. Bahkan dengan segala kesibukanku, aku masih belum bisa menunaikan janji yang telah kubuat. Aku sangat sedih. Aku memang tak lama mengenalnya, hanya tak lebih dari satu semester. Ya, tak lebih. Tapi entah mengapa aku selalu merasa dekat jika berbicara dengannya. Sangat teringat waktu sepulang dari ta’lim, dia mengajakku pergi ke sebuah toko buku dengan mengendarai motornya. Di tengah jalan dia berkata dengan suara yang terdengar sangat manja dan lembut, “Dek, aku iri banget sama kamu” “Kenapa memang Teh?” tanyaku. “Aku iri sama semangatmu menuntut ilmu,” katanya. “Ahh, jangan gitu dong Teh. Bukannya kebalik? Justru aku yang seharusnya malu sama Teteh. Aku masih memprioritaskan banyak hal duniawi,” kataku sambil menunduk. Teteh, apa kuasaku? Jika ternyata Allahjuga telah merindukanmu dan ingin segera berjumpa dengamu. Februari 2015 Malam itu, seperti biasa aku dan teh Lili-teman sekosanku- membicarakan banyak hal kejadian yang
“Fitri TELKOM? Fitri Kurnia Handayani?” tanya teh Lili. “Iya iya. Rahimahallaah. Hmm, tetiba aku kangen banget sama dia,” jawabku. “Des, aku kenal banget sama dia. Dulu aku sering banget nginep di kosannya. Dia teman yang paling dekat sama aku saat aku baru pertama ‘ngaji’. Dia supel dan baik banget. Sering nganterin aku kemana-mana. Dia satusatunya orang yang manggil namaku Melani,” cerita teh Lili. “Iya Teh, dia emang baik banget. Pas baru kenal juga aku ngerasa deket banget sama dia. Pernah suatu ketika pas akhwat-akhwat sedang berkumpul dan membicarakan tentang sedekah, Ummu Malik tetiba cerita. Dulu ada seorang akhwat yang suka ngumpulin botol-botol bekas. Lalu botol bekas itu dia jual, dan uang hasil penjualan botol itu dia sedekahkan. Maa syaa Allah, saya menyaksikan sendiri, kata Ummu Malik. Dan kami tertegun mendengar cerita itu. Kemudian Ummu Malik berkata bahwa sayang akhwat itu sekarang sudah meninggal. Dan Teteh tau? Tetiba feeling-ku berkata kalau akhwat yang dimaksud Ummu Malik itu adalah teh Fitri,” sambungku. “Botol-botol bekas? Des, aku dulu sering nginep di kosannya, dan emang disana banyak botol bekas. Katanya itu emang sengaja dia kumpulin. Tapi aku gak kepo lebih jauh botol-botol itu mau dikemanakan.” “Yang bener Teh? Maa syaa Allah. Berarti feelingku bener. Aku merasa sangat malu kalau inget teh Fitri. Dia itu semangat banget ngajinya. Semangat banget berenterpreneur. Teh Ike pernah cerita ke aku, kalau teh Fitri itu sering ngebuka stand buat jualan baju syar’i dan produknya di sekitar Salman dan aku sempat tahu produknya bros “Fikurhan” di jual di Istek. Ahhhh, teh Fitri.....” “Ya Allah, Fitriiii. Sedih banget rasanya. Kamu tau gak, sebelum Fitri meninggal, beberapa bulan yang lalunya, sekitar bulan Juli kalau gak salah ayahnya meninggal. Kasian banget dia, aku sering bareng dia saat-saat itu. Dia tegar banget, gak mau keliatan sedih di depanku.”
al-hidayah
EDISI 2
8
Hikmah Aku merasa sedih mendengar kabar itu sekarang, “Berarti teh Fitri yatim dong?Maa syaa Allah, sesungguhnya betapa banyak kebaikannya yang belum kita ketahui. Semoga Allah mengampuni dosadosanya dan memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang Allah masukkan mereka ke dalam surga”
Aku menangis karena jika aku memandang diriku sendri, apakah aku akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti dia? Ketika aku telah meninggal nanti, akankah orang-orang mengenalku karena kebaikanku ataukah orang-orang mengenalku karena keburukanku selama aku hidup? Allahummaghfirliy..... mengingatkanku pada sebuah sabda yang pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamsampaikan,
“Aamiin....” Malam itu aku benar-benar tak bisa tidur, selalu terngiang segala hal yang pernah teh Fitri rahimahallaah katakan kepadaku. Aku merasa sangat merindukannya. Dengan sengaja aku membuka akun facebooknya. Ketikaaku melihat foto profilnya dan membaca beberapa status terakhirnya, seketika aku tak bisa menahan air mataku,
“Sesungguhnya Allah akan menghisab hamba-Nya pada hari kiamat, lalu Dia tunjukkan padanya dosa-dosa kecilnya dan Dia sembunyikan dosa-dosa besarnya. Kemudian Dia berkata, ‘Engkau telah melakukan perbuatan demikian dan demikian pada hari demikian?’ Dia (si hamba) menjawab, ‘Benar, wahai Rabbku.’ Hamba tersebut takut bila dosa-dosa besarnya ditampakkan, maka Allah berkata, ‘Sungguh telah Kuampuni kamu! Dan setiap dosamu Kuganti dengan kebaikan.’ Maka di sanalah dia (si hamba) berkata, ‘Tuhanku, aku punya dosa-dosa yang belum kulihat.’” (termaktub dalam Ash-Shahih) Sempat bertanya pada diri sendiri, "Teteh, jika Allah menghendaki waktuku secepat waktumu, apa yang bisa aku perbuat?? sementara tak banyak amal dan pahala yang kupunyai sebagai bekal..."Tidakada daya dan upaya kecuali hanya milik Allah.
“
Kesusahan akan pergi. Kesenangan akan hilang. Akhirnya hanya tinggal urusan kita sendiri dengan Allah saja nanti.” Fitri Kurnia Handayani rahimahallaahSeptember 2012
Kamis, 27
Begitu banyak cerita kebaikannya yang tak bisa aku tuliskan disini karena terbatasnya pengetahuan dan spasi. Dan banyak kebaikannya yang baru aku ketahui belakangan setelah dia meninggal. Ya Allah, beginikah cara-Mu memperlihatkan kebaikan hambaMu di hadapan orang lain? Aku menangis. Menangis bukan karena baru belakangan aku mengetahui kebaikan-kebaikannya.
9
al-hidayah
EDISI 2
Teteh benar-benar membuat aku sadar bahwa waktuku juga tak banyak. Entahsampai besok atau lusa.... Sesungguhnya manusia yang hidup, pasti akan mati. Sedangkan setiap orang yang datang, pasti akan pergi. Malam pergi pelan-pelan dan diam. Sementara siang datang menjelang. Aku menyaksikan mereka datang dan pergi. Berjumpa kemudian berpisah. Sampai akhirnya aku sendiri sadar, bahwa aku juga menunggu waktuku untuk PULANG
Ditulis oleh Ummu Kiram 22 Jumadil Awwal 1436 H/ 13 Maret 2015 Based on true story
muhasabah
Minta Maaflah & Maafkan Saudaramu Oleh : Agus Setiawan
Maaf, sebuah kata yang terkadang menjadi demikian berat terucap dari mulut kita apabila kita terlanjur berbuat salah, pun tak jarang
kata
dikeluarkan
maaf oleh
ini
berat
orang
yang
dimintai maaf, padahal Allah ﷻMaha Pemaaf dan Maha Penerima Taubat. Inilah kenyataaan yang kita hadapi dalam hidup bermasyarakat sekarang ini, sedikit sekali orang yang jujur mengakui kesalahan lantas meminta maaf, dan sedikit sekali orang yang pemurah dalam memberi maaf.
P
adahal, sudah kita ketahui bersama bahwa setiap manusia yang hidup di muka bumi ini pasti akan berbuat salah, baik besar maupun kecil. Ini sudah diberitakan oleh suri teladan kita, Nabi Muhammad ﷺdalam sebuah hadits yang berbunyi, ْ ُ َ خ ْي ُر الخَطَائْ ْينَ ال َت َوا ُب ْو َ م خَطَا َء َو َ ن آ َد ن ْ كل ا ْب “Setiap bani Adam (pasti akan) melakukan kesalahan dan sebaik-baiknya yang salah adalah yang bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. Hadits ini dihasankan Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ AlShoghir, No. 4391) Dalam hadits ini tidak ada celaan atas orang yang berbuat salah, apalagi pujian. Jadi pada asalnya adalah lumrah bin wajar kalau manusia berbuat salah.Maka sikapia setelahnyalah yang akan menjadi penentu orang tersebut tepuji atau tercela. Jika ia bertaubat setelah berbuat maksiat
dan dosa maka dia akan menjadi terpuji lantaran taubat dan permohonan maafnya yang ikhlas semata-mata karena Allah ﷻ. Sebaliknya seseorang menjadi tercela karena dia tidak bertaubat dan meminta maaf setelah berbuat salah. Tentu hadits ini tidak bisa dijadikan pembenaran untuk berbuat atau berucap sesuatu yang keliru menurut aturan syariat. Tetaplah kita berusaha menjauhi segala hal yang dapat menjerumuskan diri kita ke dalam jurang kesalahan. Manusia pasti berbuat salah Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tidak ada manusia ma’shum atau suci dari kesalahan setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Tadi sudah disampaikan bahwa setiap manusia pasti akan berbuat salah dan hal ini dipertegas melalui lisan manusia yang paling agung, Rasulullah ﷺdalam sebuah hadits,
al-hidayah
EDISI 2
10
muhasabah َ َلَ ْو أ ْ َن ْال ْعبَا َد ل ُم ُي ْذنْ ُب ْوا لَخَلَقَ ا ُ م َو َ ن ُث َ قا ُي ْذنْ ُب ْو/ خ َْل ْ م ي َْغ ْف ُر لَ ُه ه َو ُ ح ْي م ْ ْال َغ ُف ْو ُر ال َر “Seandainya seluruh hamba tidak berbuat dosa (sama sekali), tentulah Allah menciptakan makhluk lain yang berbuat dosa, kemudian Allah mengampuni mereka dan Ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (HR. Al-Hakim dan dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Al-Shahihah, no. 917) Kini kita tahu dan menyadari sepenuhnya bahwa setiap orang pasti akan berbuat kesalahan,baik besar mupun kecil, baik melalui lisan maupun anggota badan. Semua itu tidak terlepas dari kondisi bahwa manusia tersebut sedang melanggar syariat Allah ﷻ, baik kesalahan tersebut dilakukan berhubungan dengan Allah ta’ala saja maupun kesalahan terkait sesama manusia. Dua jenis kesalahan ini akan kami rinci sebagai berikut. 1.Kesalahan yang menyangkut diri sendiri dengan Allah ta’ala Kesalahan ini berkaitan antara diri kita dengan Allah ﷻ saja dan tidak berhubungan dengan manusia atau dengan kata lain, tidak ada bentuk kedzaliman langsung kepada sesama manusia. Murni kesalahan yang kita perbuat melanggar aturan Allah ﷻdan yang tahu hanyalah Allah ﷻdan diri kita. Ibu kita yang melahirkan dan merawat dengan penuh kasih sayang pun tidak tahu akan dosa yang kita perbuat ini, ayah kita pun tidak tahu, bahkan pasangan kita yang merupakan teman tidur kita tidak tahuakan kesalahan dalam jenis ini. Sekalipun demikian, sangat perlu bagi kita untuk segera meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan sekalipun orang lain tidak ada yang dirugikan secara langsung. Meminta maaf kepada Dzat yang Maha Kuasa itulah yang harus dilakukan dengan jalan taubat nasuha. Selain bertaubat dengan taubat yang sebenar-benarnya ada satu hal lagi yang sangat penting berkaitan dengan kesalahan dari jenis ini, yaitu tidak menyebarkan atau menginformasikan kepada siapapun kalau kita telah bermaksiat kepada Allah ﷻ, hal ini terlarang wahai saudaraku. Nabi ﷺbersabda, “Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang menampakkan perbuatan dosanya. Di antara bentuk menampakkan dosa adalah seseorang di malam
11
al-hidayah EDISI 2
hari melakukan maksiat, namun di pagi harinya –padahal telah Allah tutupi-, ia sendiri yang bercerita, “Wahai fulan, aku semalam telah melakukan maksiat ini dan itu.” Padahal semalam Allah telah tutupi maksiat yang ia lakukan, namun di pagi harinya ia sendiri yang membuka ‘aib-‘aibnya yang telah Allah tutup.” (HR. Bukhari No.6069 dan Muslim No. 2990) 2. Kesalahan yang menyangkut diri sendiri dengan sesama manusia Terkadang lisan kita yang tajam dan deras menghujani saudara kita dengan perkataanperkataan yang menyakitkan.Tak jarang anggota tubuh kita menggoreskan luka di hati saudara kita. Ada yang meminjam uang ke saudaranya dan sudah berlapang harta tapi enggan mengembalikan.Ada juga anak yang tega dan sampai hati menuntut orang tuanya sendiri ke meja hijau karena urusan dunia, naudzubillahi min dzalik. Semua yang disebutkan tadi merupakan contoh-contoh kesalahan yang dilakukan sesama manusia; kesalahan yang mebubuhkan sakit di hati saudara kita dan tentunya masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. Kesalahan dalam hubungannya sesama manusia juga tak lepas dari melanggar aturan Allah ﷻkarena semua perkara telah diatur oleh Islam yang merupakan ajaran sempurna lagi mencakup berbagai segi kehidupan. Jadi sudah pasti kalau kita berbuat dzalim kepada saudara kita berarti kita juga menyelisihi aturan Allah ta’ala. Kesalahan ini perlu disikapi sama seperti kesalahan yang pertama, yaitu taubat dan menjaga dari menyebarkan kesalahan tersebut. Akan tetapi, tidak selesai sampai disitu, kita perlu untuk meminta maaf kepada saudara yang kita dzalimi. Orang yang didzalimi pun terlarang menyebarkan kesalahan orang yang mendzaliminya, apalagi kalau sudah minta maaf. Maafkanlah Kesalahan Saudaramu
Sungguh mulia orang yang mau memaafkan karena dia berada di posisi yang dizalimi, yang dirugikan, yang disakiti. Allah ﷻmenyukai
muhasabah hamba-hambaNya yang pemaaf seperti yang Allah beritakan dalam kitab suciNya. ْ ظمْينَ ْال َغ ْيظَ و ْ و ْ َال َكا ْن ال َناس ْ ََالعَافْينَ ع ْ َال ُيح ُ ْب ْال ْ م َُ و َسنْين ْ ح
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orangorang yang berbuat kebajikan”. (Ali-Imran: 134) Rasulullah ﷺjuga mengabarkan kedudukan seorang yang pemaaf,“Dan tidaklah Allah menambahkanbagi hamba yang pemaaf melainkan KEMULIAAN ...”(HR. Muslim No. 2588)
Sungguh indah balasan bagi yang mau memaafkan. Kita juga diperintahkan memberi maaf sebanyak 70 kali dalam sehari kepada pembantu sesuai dengan hadits dari Rasulullah ﷺ,
Dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ, lalu ia berkata: "Wahai Rasulullah ﷺ, berapa kali kita memaafkan (kesalahan) pembantu?"Lalu beliau pun diam. Kemudian orang itu mengulang perkataannya. Dan Nabi ﷺpun masih terdiam. Lalu yang ketiga kalinya beliau ﷺbersabda, "Maafkanlah dia
Bayangkan apa yang diperintahkan oleh baginda Rasulullah ﷺkepada sahabat beliau perihal memberi maaf kepada pembantunya. Sahabat yang bertanya ini adalah seorang majikan atau tuan yang punya kuasa terhadap pembantunya, tetapi Rasulullah ﷺmemerintahkan sahabat beliau ﷺini untuk memaafkan pembantunya dalam sehari sebanyak 70 kali. Tidak peduli pembantu ini minta maaf ataupun tidak. Subhanallah, begitulah indahnya Islam, seorang majikan yang memiliki kuasa atas pembantunya saja tidak diperbolehkan untuk tidak memaafkan pembantunya dalam kondisi si pembantu minta maaf maupun tidak. Lantas bagaimanakah sikap kita terhadap kesalahan ibu kita? Atau bagaimana sikap kita mendapati kesalahan ayahanda kita? Pantaskah kita memendam amarah apalagi sampai membalas perlakuan atau perkataan kurang menyenangkan dari orang tua kita kepada kita. Sungguh kurang ajar kita, selaku anak, apabila sampai hati tidak memaafkan kesalahan orang tua kita, apalagi sampai membalasnya. Orang tua, guru, saudara atau kawan tentu lebih layak untuk kita beri maaf lebih dari 70 kali dalam sehari karena sudah barang tentu kedudukan mereka lebih tinggi daripada seorang pembantu. Sekali lagi maafkanlah kesalahan mereka wahai saudara dan saudariku. Demikian wahai saudaraku sedikit uraian mengenai maaf dan memaafkan. Semoga dengan memberi maaf akan membuat kita memperoleh ampunan dari Allah ﷻatas dosa dan kesalahan yang kita lakukan yang tak terhitung banyaknya selama hidup di dunia ini. Kita pun berharap dengan rajinnya kita meminta maaf kepada Allah ﷻdengan memperbanyak istighfar, taubat dan amalan-amalan lain penghapus dosa, kita dapat terbebas dari api neraka. Kita pun memohon pertolongan kepada Allah ﷻagar dimudahkan lisan kita dalam meminta maaf kepada saudara kita tatkala kita berlaku salah.
(pembantu) setiap hari tujuh puluh kali." (HR. Abu Dawud)
al-hidayah
EDISI 2
12
Trend
Arwah
Gentayangan
Oleh: Jatmiko Herjati
B
yang Didatangkan
enarkah orang yang meninggal secara tak wajar dapat menjadi arwah gentayangan? Benarkah bahwa arwah dapat merasuki diri manusia dan mengendalikannya? Benarkah orang yang telah meninggal dapat kembali lagi untuk menyelesaikan urusannya yang tertunda dan belum tuntas? Adakah semua itu benar adanya? Ataukah itu semua rekayasa dan mitos belaka? Permasalahan arwah gentayangan merupakan permasalahan yang telah sering diangkat oleh banyak pihak. Sebagian mereka menjadikannya komoditi dagang sebagai upaya untuk meraih yang sedikit dari perkara dunia. Betapa menjamurnya filmfilm yang mengangkat isu ini ataupun acara-acara malam di layar kaca. Lalu bagaimana kita bersikap dalam perkara ini? Sebagaimana dalam masalahmasalah lainnya, seorang muslim hendaknya menyandarkan keyakinan dan mencukupkan diri dengan jalan hidup Islam di setiap urusan yang dihadapi. Apalagi perkara ini termasuk dalam hal ghaib yang mana kita tidak mampu dan tidak diperbolehkan menetapkan sesuatu tentangnya tanpa dilandasi dalil yang kuat. Berikut sebuah kisah yang dapat menjawab pertanyaan kita tersebut. Kisah ini dituturkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan Ibnu Majah): "Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut 'alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia
segera berkata: "Wahai jiwa yang baik,bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah". Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya melainkan mereka akan bertanya: "Ruh siapakah ini? begitu harum." Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: â&#x20AC;&#x153;Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya)â&#x20AC;&#x153; Bila orang kafir, pada riwayat lain: Bila orang jahat hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Mereka berwajahkan hitam kelam, membawa kain yang kasar, dan selanjutnya mereka duduk
al-hidayah
EDISI 2
14
Trend darinya sejauh mata memandang. Pada saat itulah Malaikat Maut 'alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: "Wahai jiwa yang buruk, bergegas engkau keluarlah dari ragamu menuju kepada kebencian dan kemurkaan Allah". Segera ruh orang jahat itu menyebar keseluruh raganya. Tanpa menunda-nunda malaikat maut segera mencabut ruhnya dengan keras, bagaikan mencabut kawat bergerigi dari bulu domba yang basah. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat Maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkannya sekejap pun berada di tangannya. Para malaikat segera mengambil ruh orang jahat itu dan membukusnya dengan kain kasar yang mereka bawa. Dari kain itu tercium aroma busuk bagaikan bau bangkai paling menyengat yang pernah tercium di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruh itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: "Ruh siapakah ini? begitu buruk." Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: â&#x20AC;&#x153;Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terburuk yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya)." Kisah di atas secara gamblang menceritakan peristiwa-peristiwa yang akan dihadapi manusia setelah kematiannya. Dan dari dalil di atas kita tidak dapati satu pun keterangan yang menunjukkan keluangan dari si mayit untuk melakukan perkara-perkara lain selainnya. Sesungguhnya setiap manusia akan tersibukkan oleh urusannya sendiri, bagaimana dia akan mempertanggung jawabkan setiap tindakan di masa hidupnya, dan dia tak memiliki waktu sedikitpun untuk mengurusi urusan manusia lainnya, apalagi sesuka hati bergentayangan menggoda manusia. Jadi secara jelas, setanlah
15
al-hidayah EDISI 2
yang bertanggung jawab atas semua itu, atas setiap ketakutan akan penampakkan arwah yang merebak, atas setiap kerasukan yang terjadi, dan atas setiap takhayul yang muncul, ataupun bila suatu kebaikan yang nampak bisa jadi hal itu adalah dari golongan jin yang baik, akan tetapi kita sama-sama sepakat bahwa ruh yang telah memasuki alam kubur tak dapat kembali ke alam dunia. Dan jawaban ini sama dengan jawaban Syaikh Ibnu Jibrin ketika ditanya dengan pertanyaan yang serupa. Maka hendaknya orang-orang yang Allah beri akal sehat mulai mempergunakan akal tersebut untuk berpikir, bahwa sudah sepantasnya mereka lebih memperhatikan urusan mereka sendiri setelah kematiannya daripada membantu setan untuk menebar propaganda untuk menyesatkan manusia dalam perkara aqidah ini. Simak betapa kaum salaf saling menasihati dalam perkara kematian untuk menumbuhkan semangat mereka dalam meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah. Pada suatu hari sahabat Umar bin Al Khatthab Radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Ka'ab Al Ahbaar, "Wahai Ka'ab, ceritakan kepada kita tentang kematian!â&#x20AC;? Ka'ab pun berkata,â&#x20AC;?Wahai Amirul Mukminin! Gambaran sakitnya kematian adalah bagaikan sebatang dahan yang banyak berduri tajam, tersangkut di kerongkongan anda, sehingga setiap duri menancap di setiap syarafnya. Selanjutnya dahan itu sekonyong-konyong ditarik dengan sekuat tenaga oleh seorang yang gagah perkasa. Bayangkanlah, apa yang akan turut tercabut bersama dahan itu dan apa yang akan tersisa!" [Riwayat Abu Nu'aim Al Asfahani dalam kitabnya Hilyatul Auliya'] Allahu aâ&#x20AC;&#x2122;lamu
Doa Sebelum dan Setelah Tidur Doa Sebelum Tidur َ ك اللَ ُه ُ م أَ ُم ْ َوت وَأ ْ َب َ م حيَا َ اس “Dengan Nama-Mu, ya Allah. Aku mati dan aku hidup.” (HR. Bukhari dan Muslim) Doa Setelah Tidur ّ ه ُ الن ْ َي أ ْ ل الَ َذ ْ ح َ َ َ م ُد َ اَ ْل ش ْو َر َ حيَانَا ب َْع َد مَا أَمَاتَنَا وَإَلَ ْي “Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Bukhari dan Muslim) Pustaka: Doa dan Wirid, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, cet. Pustaka Imam Asy-Syafi’i
al-hidayah EDISI 2
16
INFO DONASI UDRUSSUNNAH BANK2MUAMALAT2INDONESIA NodRek2:2_[J[[_J958 adnd2Dimas2Ammar2Azhari Konfirmasi2Pengiriman2melalui2 SMS2ke2nomor2[85669[_97J82 fFadhli2RaisP2dengan2format2:2 [Nama__Jumlah2Transfer]
Udrussunnah Bandung _7
Tata2Cara2Shalat2Rasulullah