Pewara Dinamika Desember 2018

Page 1


Selamat Hari Ibu

IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA ∫ FOTO: 17THAVE.CA


PEWA RA D I N A M I K A / D E S E M B E R 2 0 1 8

T R A N S F O R M AT I F D A N PA R T I S I PAT I F

Pena Redaksi

Majalah ini dapat diakses pada laman issuu.com/unyofficial

DESEMBER 2017

Pewara Dinamika Desember tahun lalu menyajikan kalaedoskop Laporan Utama kami sejak bulan Januari hingga Desember 2017. Banyak momen-momen besar yang telah dilalui selama 2017 dan tentunya banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari tiap peristiwanya.

dan tentunya banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari tiap peristiwanya.

SALAM sejahtera dari segenap punggawa redaksi majalah Pewara Dinamika untuk semua pembaca yang budiman. Penghujung tahun 2018 tak terasa sudah di depan mata. Segala tantangan yang hadir telah dijawab selama setahun ini. Merupakan suatu kebanggaan yang luar biasa dari kami, yang selalu berupaya konsisten untuk terbit tiap bulannya serta menjaga kualitas sajian warta Pewara Dinamika di tengah gempuran tantangan sepanjang tahun 2018.

Komunikasi Publik, mewarnai edisi kali ini. Sebagai akhir prakata untuk edisi Desember, kami jajaran awak redaksi Pewara Dinamika mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika selama menyampaikan pemberitaan di sepanjang tahun 2018 terdapat kesalahan, maupun kealpaan yang tentunya tidak sengaja kami lakukan. Ucapan terima kasih juga tak lupa kami ucapkan atas masukan, kritik, serta saran dari sidang pembaca sekalian. Tentunya, segala kritikan yang masuk memberi suntikan energi kepada kami untuk selalu berbenah demi menyuguhkan laporan-laporan yang lebih baik.

Dimulai dengan pencanangan UNY masuk menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) dengan menggenjot prestasi, sehingga, paling tidak, 70% program studi akan terakreditasi A; bagaimana UNY berbenah dalam rangka menghadapi Era Disrupsi Revolusi Industri 4.0.; pembangunan perpustakaan digital; setahun kepemimpinan Sutrisna Wibawa; gelaran PIMNAS 31; semarak pesta Asian Games dan Asian Para Games di antara civitas akademika UNY; hingga usungan semangat pengabdian membangun negeri para guru di daerah terpencil.

Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tahun 2018. Sulit rasanya untuk abai dan memilih hanya satu dua untuk ditempatkan dalam porsi utama. Atas dasar itulah, Pewara Dinamika pada edisi Desember kali ini menyajikan kaleidoskop Laporan Utama kami sejak bulan Januari hingga November 2018. Kemudian, kami juga tak lupa menambahkan Laporan Utama sebagai sajian pamungkas di bulan dua belas yang menutup kaleidoskop perjalanan UNY dalam setahun.

Akhirnya, kami ucapkan selamat menikmati dan menilik kembali perjalanan UNY selama 2018 dalam sajian Pewara Dinamika edisi Desember ini. Melihat ke belakang, tak selamanya berarti enggan menoleh ke depan; justru, kita harus bisa menjadikannya pijakan serta meraup refleksi dari 2018 untuk masa depan yang lebih baik. Tabik. ď Ž

Rubrik-rubrik lain juga tidak kalah menarik untuk dibaca. Wawancara Khusus dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan mengenai peran perempuan dalam Revolusi Industri 4.0., serta imbauan untuk tidak golput kepada mahasiswa dan bahaya laten hoaks, yang diserukan oleh Direktur Jenderal Informasi dan

Banyak momen-momen besar yang telah dilalui selama 2018

SUSUNAN REDAKSI PENERBIT Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENASEHAT Sutrisna Wibawa (Rektor UNY) PENGARAH Margana (Wakil Rektor I)

Edi Purwanta (Wakil Rektor II) Sumaryanto (Wakil Rektor III) Senam (Wakil Rektor IV) Setyo Budi Takarina (Kepala Biro UPK) Sukirdjo (Kepala Biro AKI)

PEMIMPIN REDAKSI Sismono La Ode

PIMPINAN UMUM Anwar Efendi

REDAKTUR PELAKSANA Budi Mulyono

PEMIMPIN PERUSAHAAN Riska

REDAKTUR ARTISTIK Kalam Jauhari

unyofficial

REDAKTUR SENIOR Basikin, Else Liliani, Lina Nur Hidayati, Sigit Sanyata SEKRETARIS REDAKSI Nunggal Seralati

@pewara_uny l @unyofficial

3

Satya Perdana (FIK) Haryo Aji Pambudi (FT) Pramushinta Putri D (PPS) Muhammad Fadli (FE) Dwi Budiyanto (FBS) Binar Winantaka (LPPMP) Agus Irfanto (LPPM) Tusti Handayani (Kampus Wates)

REDAKTUR Rony K. Pratama Ilham Dary Athallah Ratna Ekawati Dedi Herdito Khairani Faizah Febi Puspitasari FOTOGRAFI M Arif Budiman, Prasetyo Maulana, Heri Purwanto REPORTER Anton Suyadi (FIP) Witono Nugroho (FMIPA) Nur Laily Tri Wulansari (FIS) @unyofficial

ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Laman: www.uny.ac.id.

unyofficial


Daftarisi

WAWANCARA KHUSUS

Perempuan harus bisa maju dan berperan aktif dalam pendidikan di era Revolusi Industri 4.0. » 18-19

DOK. UNY

Prestasi membanggakan telah diraup dalam kurun waktu setahun. Namun, bukan berarti UNY akan puas dan berhenti.

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA boleh jadi berbangga diri atas capaian fantastis yang berhasil diraih hanya dalam waktu setahun. Namun, bukan berarti capaian ini lantas memanjakan langkah UNY dalam menggapai asa sebagai perguruan tinggi berkelas internasional. Setahun sudah segala prestasi membanggakan berhasil mengukir senyum di raut para civi­tas aka­de­ mika. Dimulai dari naiknya nama UNY dalam peme­ ring­katan nasional, menjadi tuan rumah ajang adu kekre­atifan akbar para mahasiswa, PIMNAS 31,

perolehan akreditasi A program studi seba­nyak 62%, berada dalam jajaran univer­sitas Top 500 di Asia, tenaga pengajar bergelar doktor meningkat menjadi 35,44%, HAKI men­capai 248 karya, hingga me­­ nyum­­­bangkan sebanyak 591 artikel ilmiah tingkat in­ter­nasional. Posisi ini ditan­das­kan dengan masuk urut­an ke-17 nasio­nal de­ ngan sitasi scopus seba­ nyak 2469 serta 88407 sitasi Google Scholar . Tahun depan, Rektor UNY berdedikasi memompa posisi UNY menjadi Top 400 sesuai target Renstra 2017-2019.

4 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

3

PENA REDAKSI

5

REKTOR MENYAPA Mewujudkan UNY Unggul di Asia Tahun 2019

6

SURAT PEMBACA

Cetak Guru Profesional "Made in Yogyakarta" ∫ Digembleng Angkatan Udara dan Orientasi Kampus

60-63

SOSOK Asyifatul Madinah Saintis Jelita dari FMIPA

35-59

LAPORAN UTAMA Harus Memiliki Kemauan Untuk Belajar ∫ Dosen FT UNY ikuti Short Course Pendidikan Vokasi di Dresden, Jerman ∫ 4 Mahasiswa FIK Terpilih Timnas Rugbi 7S Indonesia

66

RESENSI Suzanna Bernapas Dalam Kubur

67

BINA ROHANI Natal: Kesetian dan Pengorbanan Sampai Akhir

68-69

64-45

OPINI Paradoks Pendidikan Moral: Surplus Karakter, Defisit Rasio

CERPEN Bangkai Daun Tembakau

70

GEGURITAN Kepangku marang Kapangku


Rektor Menyapa Prof. Dr. SUTRISNA WIBAWA, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta ¬ Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Jawa dan Filsafat Jawa Fakultas Bahasa dan Seni UNY

Mewujudkan UNY Unggul di Asia Tahun 2019

H

eraclitus, filsuf Yunani yang hidup 26 abad lalu, menyatakan bahwa tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri (Nothing endures but change). Hal senada dinyatakan oleh Sir Winston Churchill, there is nothing wrong with change, if it is in the right direction. Tidak terkecuali pula dalam organisasi, sebuah organisasi harus mampu berubah untuk mengikuti perkembangan teknologi, mengakomodasi kebijakan, dan memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholder­nya. Sebagai sebuah lembaga, UNY juga diha­ dapkan pada perubahan-perubahan itu de­ngan terus melakukan inovasi-inovasi pada semua aspek sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Meninggalkan tahun 2018 dan mema­ suki tahun 2019, UNY menapaki usia yang ke 55 tahun. Merujuk pada Grand Design Pengembangan UNY Periode 2017 – 2021 menuju World Class University, salah satu target yang ditetapkan pada tahun 2019 adalah unggul di Asia dengan ditandai capaian peringkat 75 QS Asia Tenggara dan 350 QS Asia. Untuk mencapai target tersebut telah ditetapkan beberapa program dan indikator capaiannya. Pertama, progran peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian, publikasi internasional, dan indeksasi. Indikator program ini adalah: (a) peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian (Dosen wajib meneliti); (b) peningkatan publikasi ilmiah di jurnal bereputasi nasional dan internasional; (c) peningkatan akses publikasi dosen dengan mengunggah karya dosen secara online untuk meningkatkan sita-

si karya buku, tesis, dan disertasi; (d) pe­ ningkatan akses terhadap lembaga-lembaga pengindeks melalui ketentuan semua dosen dan teknisi/laboran mempunyai account di lembaga-lembaga pengindeks, se­perti Scopus, Google Scholar, Research Gate, Sinta; (e) peningkatan capaian HAKI (fasilitasi pengurusan HAKI); dan (f ) afirma­si dan asistensi untuk dosen muda (model workshop dilanjutkan implementasi kegiatan). Kedua, program pengembangan bidang akademik, dosen, dan akreditasi program studi. Indikator program ini adalah: (a) dosen studi lanjut S3 (Program khusus izin belajar 45 tahun ke atas); (b) melanjutkan pemenuhan BKD sebagai dasar remunerasi (mengajar maksimal 16 SKS, dan harus ada kegiatan Penelitian dan PPM); (c) pengoptimalan rasio dosen:mahasiswa; (d) percepatan kenaikan jabatan dosen; (e) peningkatan proses belajar mengajar de­ ngan melakukan inovasi pembelajaran dan peningkatan atmosfir akademik (ada hibah inovasi pembelajaran); (f ) mengidentifikasi dosen-dosen yang berpotensi untuk naik jabatan dari lektor ke lektor kepala dan lektor kepala ke guru besar; (g) re-akreditasi prodi-prodi yang berpotensi untuk meningkatkan akreditasi PT dari B ke A; (h) terus mendorong peng-on line-an karya akademik dosen dan mahasiswa pada e-print; (i) pengembangan keilmuan guru besar; dan (j) afirmasi dan asistensi kemampuan akademik dosen muda. Ketiga, program peningkatan kegiat­ an kemahasiswaan. Indikator program ini ada­lah: (a) pemutakhiran kegiatan Soft Skills (pengganti ESQ ) dengan pola student

ori­ented; (b) pengembangan kegiatan pena­ laran, bakat minat, kesejahteraan, dan minat khusus; (c) peningkatan kegiatan pena­ laran: mobil listrik, robot, PKM, dan karya teknologi lainnya, bahasa Inggris; (d) pe­ ningkatan PIMNAS ke 3 besar; (e) peningkatan kegiatan internasional (mobil listrik, robot, PSM, dan lainnya). Keempat, program pengembangan wawasan internasional (Internasionalisasi Universitas). Indikator program ini adalah: (a) pemetaan negara asal mahasiswa internasional dan potensi negara-negara pengirim mahasiswa ke UNY; (b) mengidentifikasi bentuk kegiatan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa internasional; (c) mengoptimalkan program layanan bantuan bagi mahasiswa internasional, misalnya kursus bahasa Indonesia, orientasi budaya Indonesia; (d) melaksana­ kan staff and student mobility; (e) rintisan akreditasi prodi internasional; (e) bantuan kegiatan internasional (seminar terindeks, narasumber/tenaga ahli, joint research); dan (f ) kerja sama pendidikan (joint degree dan double degree). Kerja keras dan kerja sama seluruh sivi­ tas akademika menjadi salah kunci keberhasilan UNY untuk mencapai target ung­gul di Asia tahun 2019. Harapannya, UNY dapat terus berkontribusi untuk keberlangsungan dan keberhasilan pendidik­an di Indonesia. Semangat layanan smart and smile berdasarkan ketaqwaan, kemandirian dan kecendekiaan akan menjadi roh dari implementasi pendidikan keluarga besar UNY. Sekecil apa pun, marilah kita berupaya untuk memajukan UNY demi keberlanjutan dunia pendidikan Indonesia. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 5


 S U R AT P E M B A C A

WIRED.COM

Surplus Motor, Defisit Ruang Diskusi MENGAKHIRI tahun 2018 dan menyambut 2019 ada baiknya UNY punya resolusi. Sebagai universitas yang unggul, UNY perlu dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai demi menunjang proses pembelajaran dan kegiatan kampus. Beberapa sarana dan prasarana yang ada di UNY seringkali masih dikeluhkan oleh banyak mahasiswa, dosen maupun karyawan. Padahal, meski terkesan minor, sarana dan prasarana mumpuni mampu meningkatkan produktivitas kerja. Oleh LN HIDAYATI Dosen FE UNY

Pertama, tempat parkir kendaraan bermotor yang masih belum tertata dengan baik. Agaknya, mudahnya mendapatkan kendaraan pribadi di Daerah Istimewa Yogyakarta, selain banyaknya para pendatang dari kota lain, telah memberikan surplus kendaraan sekaligus menambah padat jalanan Yogyakarta. Mau tak mau, hal ini pun turut berimbas pada ramainya kendaraan di universitas, salah satunya UNY. Banyaknya motor berakibat menjamurnya parkir-parkir liar yang tidak semestinya. Parkir motor seperti ini mengganggu

akses beberapa jalan kampus, serta membuat area kampus tampak kurang rapi. Beberapa gedung baru di UNY juga tidak didesain dengan ruang parkir bawah tanah. Sudah semestinya gedunggedung tersebut juga dilengkapi dengan tempat parkir yang memadai. Akan lebih baik lagi ketika ada kantong parkir luas yang dapat menampung banyak kendaraan dan akses menuju kampus dengan berjalan kaki. Dengan demikian tujuan UNY untuk menuju green campus juga dengan mudah akan tercapai. Solusi lainnya, bisa juga pihak birokrasi kampus membuat regulasi baru mengenai

6 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

kepemilikan kendaraan pribadi mahasiswa. Harapannya, regulasi ini dapat menekan angka mahasiswa yang membawa kendaraan pribadi ke kampus, serta mengurangi kebutuhan akan kantong parkir yang semakin urgen. Kedua, masih kurangnya ruang publik atau ruang diskusi bagi mahasiswa. Masih banyak mahasiswa yang mengerjakan

tugas di selasar gedung, di mana selasar tersebut merupakan akses pejalan kaki, yang menghubungkan ruang yang satu dengan yang lain. Selain mengganggu civitas lain yang hendak lalu lalang, pengerjaan tugas serta proses diskusi pun akan terasa kurang nyaman. Sebaiknya, ketika mengadakan diskusi atau mengerjakan tugas, mereka dapat berada di ruangan khusus. Namun, saat ini ketersediaan ruang publik yang bisa digunakan mahasiswa juga masih kurang. Ketiga, masih ada ruang dosen (khususnya ruangan bersama di FE UNY) yang tidak kedap suara karena dinding/sekatnya terbuat dari bahan yang tidak dapat memblokade suara. Hal tersebut cukup mengganggu ketika ada kegiatan di luar ruangan tersebut yang menimbulkan suara gaduh. Besar harapan segenap civitas aka­demika UNY di tahun 2019, sara­na dan prasarana di UNY se­ ma­kin lengkap dan dapat me­ nun­­jang pembelajaran di UNY.

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Tulisan dikirim me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas Universitas Negeri Yogyakarta.


T I P S -T I P S

CROHNSANDCOLITIS.ORG

Oleh DEDY HERDITO Traveller

M

asa liburan tentu menye­ nangkan, ditunggu banyak orang untuk dapat bepergian ke suatu tempat bersama keluarga atau sendiri. Bagi yang punya uang saku berlebih tentu mudah menentukan untuk ke mana, naik apa, menginap dimana dan makan apa dengan budget tak terbatas. Namun bagi sebagian orang permasalahan diatas menjadi kendala untuk berlibur, apalagi bila bukan masalah dana. Namun tidak perlu kuatir karena sekarang banyak cara untuk bisa berlibur dengan biaya murah. Berikut ini tips untuk menikmati liburan dengan harga bersahabat.

1

Rencanakan perjalanan Tentukan tujuan perjalanan dahulu. Apakah di seputar Jawa, atau keluar Jawa bahkan ke luar negeri karena hal ini mempengaruhi budget anda.

2

Kendaraan Bila akan menggunakan mobil perhitungkan juga biaya bahan bakar dan biaya tol, apabila melewati jalan bebas hambatan tersebut. Bila menggunakan

Tips Traveling Murah Meriah

sepeda motor akan lebih baik bila sebelumnya telah diservis sehingga meminimalisasi resiko kerusakan di jalan. Penggunaan bahan bakar untuk sepeda motor jauh lebih hemat dibandingkan mobil. Namun tetap harus berhatihati demi safety di jalan. Akan lebih baik bila menggunakan transportasi umum seperti bis atau kereta karena biayanya cukup terjangkau, apalagi kelas ekonomi. Cara membelinya pun mudah dapat memakai aplikasi online.

3

Penginapan Manfaatkan semua yang ada, baik itu teman, relasi maupun sanak saudara. Di kota tujuan bisa menginap di rumah mereka. Bila terpaksa menginap di tempat lain, usahakan menginap di hostel, bukan hotel karena biayanya lebih murah. Di beberapa kota besar juga telah ada hotel kapsul dengan sharing bathroom yang berbanderol murah meriah. Siapa tahu bisa bertemu wisman backpacker dari beberapa negara bisa saling berbagi pengalaman yang menyenangkan.

4

Makanan Carilah warung makan sederhana yang biasanya berharga miring. Apabila menginap di rumah sanak saudara bahkan bisa ikut makan di sana. Bagi traveler yang menggunakan jalan darat memakai kendaraan pribadi, bisa memilih rumah makan yang dikehendaki selama perjalanan. Salah satu ciri rumah makan yang berharga murah dan enak rasanya adalah dari banyaknya mobil parkir. Selain itu tempat pangkalan truk biasanya juga menyediakan masakan murah meriah dan lezat. Bagi yang bepergian dengan transportasi umum akan lebih baik membawa bekal sendiri untuk mengatasi lapar di perjalanan. Bekal dapat berupa mie instan, roti, keripik dan sebagainya.

5

Waktu Pilihlah saat low season untuk berlibur. Misalnya sebulan setelah Idul Fitri atau Natal dan Tahun Baru. Saat itu hargaharga sudah mulai turun, baik harga moda transportasi maupun akomodasi. Bahkan obyek wisata

juga sering memberikan diskon. Inilah saat yang tepat untuk berlibur.

6

Buah Tangan Untuk piknik yang murah meriah, apabila membeli oleh-oleh tidak perlu ke mall atau pusat oleholeh. Cukuplah membeli di pasar setempat. Biasanya harga yang ditawarkan lebih murah dan bisa ditawar. Walau begitu tetap perlu survey harga karena ada beberapa pasar yang komersil pada turis.

7

Rajin cek tiket promo Di era milenial banyak situs travel yang menawarkan peme­san­an tiket pesawat atau hotel. Selain itu, kita juga perlu sering-sering mengecek promo dari tiap situssitus yang ada karena kadangkala promo ini cukup mem­bantu untuk mendapatkan harga tiket yang sesuai dengan kantong kita. Hal ini juga berlaku untuk pemesanan hotel. Diskon kartu kredit maupun poin dari berbagai situs yang ada. Promo dan diskon kartu kredit juga ampuh untuk mendapatkan tiket murah.

P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 7


Laporan Utama

FREEPIK.COM

8 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8


Laporan Utama

ANJANGSANA CAPAIAN SETAHUN UNY

A

Ada ungkapan klasik “akhir bukanlah berakhir� yang kerap dipercakapkan publik saat berada di ujung tahun. Kita tahu kalimat itu hendak menegaskan situasi tertentu manakala menutup suatu peristiwa yang barangkali terkenang bagi sebagian orang. Ungkapan ini makin menunjukkan titik relevansinya bila masuk bulan Desember. Penanda berakhirnya tahun masehi 2018, bagi UNY, adalah pijakan untuk mengingat masa silam, menengok rekam jejak sebuah ketercapaian perguruan tinggi, baik pada lanskap akademik maupun nonakademik. Dua komponen itulah yang memberikan penegasan kebermaknaan UNY di tengah poros laboratorium didaktik terkemuka di Republik Indonesia. Orang nomor satu di kampus ini, Sutrisna Wibawa, pernah mengatakan di awal Januari bahwa universitas mesti mengalami progres yang signifikan tiap tahunnya. Itikad ini memerlukan kerja keras dan cerdas, bahkan mesti didasarkan atas gelora kreativitas serta inovasi sebagai modal primer mengarungi era bernama Revolusi Indutri 4.0. Namun, menurut profesor filsafat Jawa itu, nilai keteladanan dan ketelatenan hendaknya juga dimanifestasikan ke dalam tiap laku menuju capaian-capaian yang direncanakan. UNY bak gerbong kereta yang diarahkan ke sana melalui lintasan visimisi Sutrisna Wibawa. Belum lama UNY menjadi buah bibir di masyarakat akademik, karena selain sebagai tuan rumah helatan prestisius PIMNAS ke-31, ia juga menyabet peringkat lima besar nasional. Capaian ini bukan main membanggakannya bagi civitas akademika. UNY naik peringkat lima poin dari tahun sebelumnya. Posisi ini menjadi bukti betapa UNY bukan hanya bersungguh-sungguh melayani sebagai tuan rumah, melainkan juga menyumbangkan prestasi saintifik buat negeri. Belum lagi kontribusi cendekiawan muda lain di level internasional. Setidaknya perlu dicatat antara lain di Jepang, Tiongkok, Filipina, Italia, dan lain-lain.

Akumulasi prestasi mahasiswa ternyata melejitkan posisi UNY di kancah internasional. Pada Oktober kemarin, UNY diumumkan sebagai universitas Top 500 di ASIA. Di tengah ribuan perguruan tinggi terbaik di kawasan tersebut nama UNY diperhitungkan. Tentu perhitungan ini dikarenakan makin besarnya minat mahasiswa internasional menempuh studi di UNY. Mereka tertarik untuk belajar bahasa Indonesia. Sebuah bahasa lingua franca yang berusia muda tapi kini dipelajari jamak orang. Capaian Top 500 akan Sutrisna perjuangkan hingga mencapai Top 400 sesuai target Renstra 2017-2019. Prestasi fantastis lain adalah perolehan Akreditasi A program studi sebesar 62%. Pencapaian ini dinilai berdasarkan banyak komponen. Salah satunya kualitas dan kuantitas penelitian dosen yang tiap tahun menunjukkan kenaikan luar biasa: tenaga pengajar bergelar doktor meningkat menjadi 35,44%, HAKI mencapai 248 karya, dan capaian sebanyak 591 artikel ilmiah tingkat internasional. Target-target tersebut tentu bukan titik final. Ia baru titik awal yang mesti ditingkatkan secara progresif. Kalender berikutnya semoga lebih hoki. RONY K. PRATAMA P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 9


Laporan Utama

Terobosan Digital di UNY UNY telah memiliki 42 jenis layanan elektronik untuk melayani warga kampusnya. Fasilitas tersebut diharapkan bisa melayani kebutuhan civitas, sekaligus menjadi stimulus dalam mendorong karya berbasis teknologi digital. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

M

ahasiswa boleh jadi ke­ rap mengasosiakan Kebun Apel sebagai simbol serta momentum digi­ talisasi hadir di UNY. Wajar dianggap demikian, kare­na Kebun Apel yang kerap men­jadi se­ butan para sivitas UNY atas fasilitas yang ada dalam Digital Li­brary UNY, sebenarnya merujuk pa­da wu­jud perpustakaan tersebut yang alih-alih menyediakan buku, jus­tru sepenuhnya menggunakan buku digital yang bisa diakses dari 500 iMac dalam jaringan Digital Library. Arsitektur komputerisasi yang mengedepankan format digital untuk keseluruhan koleksi perbukuan UNY tersebut, kemudian populer sebagai Kebun Apel karena tersedia komputer bermerek Apple. Namun disebutkan oleh Anwar Effendi selaku Kepala Humas Promosi Protokol UNY, gaung menyambut arus penggunaan teknologi telah dimulai jauh-jauh hari dengan penyediaan total 42 jenis layanan elektronik. Mulai dari E-Resources yang berisi database koleksi perpustakaan digital atau katalog konvensional, layanan hotspot dan email, borang akreditasi universitas, hingga aspirasi dan pengaduan online yang terintegrasi dengan Unit Layanan Terpadu. "Termasuk Siakad UNY untuk lihat nilai, itu juga layanan digital. Totalnya telah diluncurkan 42 jenis layanan e-service. Mahasiswa, dosen, pegawai, alumni dan stake holder dapat memanfaatkan e-service ini sesuai dengan kebutuhannya. Termasuk untuk berkarya," pesan Anwar guna menegaskan bahwa fasilitas layanan elektronik yang disediakan UNY dapat melayani kebutuhan civitas, sekaligus menjadi stimulus dalam mendorong karya berbasis teknologi digital. Pembelajaran Online Fasilitas-fasilitas yang telah 10 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

ARIF / HUMAS

disebutkan di atas, disebut Prof. Herman Dwi Sujono selaku Kaprodi S2 Teknologi Keguruan sebagai sarana online dalam melengkapi (komplemen) pembelajaran. Selain komplemen, ada juga sarana yang menurutnya bisa diaplikasikan sebagai tambahan (suplemen) fasilitas belajar mengajar. Sehingga makin mengintensifkan proses pendidikan dan transfer pengetahuan, yang selama ini masih berfokus di dalam kelas. Fasilitas suplemen berbasis teknologi tersebut, salah satunya adalah Be-Smart UNY. Portal ini memungkinkan UNY melakukan pembelajaran berbasis blended learning, yang memadukan pelaksanaan pembelajaran berbasis daring dengan pembelajaran tatap muka. Dengan portal ini, ujian serta bimbingan skripsi juga bisa dilangsungkan paperless lewat administrasi jaruk jauh. Misalnya mahasiswa tinggal mengunggah file skripsi, lalu dosen menyetujui atau memintanya revisi di portal yang sama. "Sangat memudahkan. Menggunakan teknologi tapi tetap dipadukan dengan kedekatan humanisme berbasis tatap muka, sehingga pendidikan karakter yang vital tetap tidak ditanggalkan," ungkap Herman. Beberapa fitur yang ada di Be-Smart secara garis besar, di antaranya

Digital Library UNY

adalah course catagories (kategori materi berdasarkan fakultas, jurusan, dan prodi), online users (tampilan user yang sedang aktif ), calendar (menampilkan kalender acara), pengingat waktu, UNY site (link-link yang berhubungan dengan UNY), web link, jurnal berlangganan, serta berita. Di dalam menu-menu materi tersebut pengguna bisa mengunduh materi, sehingga tidak harus selalu terhubung Be-Smart atau koneksi internet untuk memetik ilmu dari portal tersebut. Mendorong Startup Penggunaan fasilitas teknologi tersebut, kemudian juga diterapkan dosen dan peserta didik dalam karya. Pada event I3E Kemristekdikti yang digelar di Atrium City Mall, Weapon Robot V.1. tampil sebagai startup yang telah didanai dan dibina UNY. Produk yang dibuat oleh Ponco Walipranoto, M.Pd., Rizki Edi Juwanto, M.Pd., Rio Nurtantyana, S.Pd. dan Widiasto, S.Pd ini, berbentuk tank yang dilengkapi senjata. Namun tank tersebut berukuran kecil dan tidak perlu dikendarai, karena dapat mengenali musuh dan menyerang secara otomatis melalui artificial intelligence "Ini didanai oleh Ditjen Penguatan Inovasi Kemristekdikti. Kami diundang ke I3E sebagai inovator yang dibina," lanjut Ponco. UNY juga memiliki inkubator bisnis yang berdiri di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Di bawah badan ini, bisnis yang ditekuni oleh pengusaha pemula kemudian dibina, diberi modal, serta fasilitas untuk berkembang. Plaza UNY adalah salah satu bentuk fasilitas yang disediakan kampus. "Tentu ke depan akan diperluas lagi scope dari fasilitas pengembangan. Sehingga bisa inklusif dan banyak mengentaskan bisnis," ungkap Prof. Nahiyah Jaidi Faraz selaku Ketua Inkubator Bisnis LPPM UNY.


Laporan Utama

Kampus Unggul, Prodi Unggul 62% Program Studi di UNY kini berpredikat unggul dengan akreditasi A. Pencapaian ini akan terus digenjot di tahun-tahun berikutnya, seiring akreditasi institusi yang juga sudah menyabet predikat unggul. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

P

ada penghujung tahun 2018, UNY telah bercokol di peringkat 12 kampus terbaik versi Kemristekdikti. Hal ini seiring perolehan UNY di tahun 2017, saat UNY berhasil menggondol akreditasi A dengan predikat kampus unggulan. Akan tetapi, Prof. Margana selaku Wakil Rektor I UNY menyebut bahwa perjuangan masihlah panjang. Prestasi numerik perlu dimaknai le­ bih dalam. Di balik angka membanggakan itu tersirat rekam jejak perjuangan banyak pihak. Termasuk, perjuangan mengisi posisi unggul tersebut dengan cara menyabet akreditasi prodi A. Seperti akreditasi institusi yang telah diperolehnya. “Kita masih harus mempercepat akreditasi. Pada 2017, dari 102 Prodi sebanyak 60 Prodi diantaranya tera­ kreditasi A. Saat ini sudah 62%, ada tambahan tiga prodi baru,” ujarnya. Tambahan Prodi Berakreditasi A Salah satu prodi baru yang berhasil menyabet akreditasi A, adalah S1 Akuntansi. Diserahterimakan dan mulai berlaku sejak 12 Januari 2018, akreditasi prodi tersebut meningkat dari yang dulunya B. Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNY Indah Mustikawati, menyebutkan bahwa dukungan dari dekanat dan jajarannya, kerja sama yang baik, baik dari seluruh dosen dan mahasiswa di lingkungan Jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNY maupun dosen dan karyawan FE yang berkontribusi baik bagi pengembangan prodi. Dengan kolaborasi dan kemauan untuk melengkapi administrasi, sembari terus mengembangkan riset, Akuntansi UNY berhasil memperoleh pencapaian tersebut.

"Hasil akreditasi A tersebut merupakan capaian yang membanggakan dan hasil kerja keras Tim Task Force, baik Prodi Akuntansi dan Pendidikan Akuntansi," ungkap Indah. Pentingnya mendorong akreditasi A bagi UNY, disebut Margana terkait dengan jaminan mutu dan repurtasi prodi. Secara kualitas, prodi yang berakreditasi A pasti telah menjalankan proses belajar mengajar yang baik, dan oleh karenanya akan menghasilkan didikan serta karya-karya yang baik pula. Dengan hasil optimal tersebut, diharapkan akan ada efek samping yang baik bagi pengembangan keilmuan di UNY. "Termasuk, efek samping secara repurtasi. Anak yang lulus dari prodi berakreditasi A akan lebih dipandang dalam kompetisi kerja misalnya CPNS," ujar Margana. Strategi yang dilakukan UNY dalam meningkatkan akreditasi, adalah mengundang asesor sebelum sertifikat akreditasi berakhir. Seperti yang disebut Margana, masing-masing sertifikat akreditasi berlangsung empat atau lima tahun. Akan tetapi, sebelum sertifikat itu habis masa berlakunya, asesor yang berasal dari Tim BAN PT bisa didatangkan lebih awal. Sehingga UNY memperoleh sertifikat baru. "Misalnya dalam kasus Akuntansi yang nanti akan berakhir akreditasinya di tahun 2022, bisa saja prodi tersebut mengundang dan

Anak yang lulus dari prodi berakreditasi A akan lebih dipandang dalam kompetisi kerja.

menghadirkan kembali asesor di tahun 2019 jika ingin dinilai ulang," ungkapnya. Dorong Akreditasi Internasional Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa menyebutkan bawha UNY juga membidik program studinya bisa memperoleh akreditasi internasional. Akreditasi ini berbeda dengan nilai A yang biasa diperoleh dari Kemristekdikti, karena akreditasi internasional dilakukan oleh lembaga internasional. Misalnya, ASEAN University Network-Quality Assurance (AUNQA), yang dinilai oleh tim ASEAN dan punya standar serupa bagi seluruh prodi di kampus-kampus yang ada di ASEAN dan bersedia untuk mereka akreditasi. "Beberapa akreditasi lain juga ada, misalnya Accreditation Service for Internasional Schools, Colleges, and Universities (ASIC); Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/ Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics ( ASIIN); dan Foundation for International Business Administration Accreditation(FIBAA)," ungkap Sutrisna. Dengan mengikuti akreditasi internasional, maka kualitas pengajaran di UNY bisa ditingkatkan untuk sejajar dengan proses pengembangan ilmu di negara lain. Selain itu, akreditasi internasional seperti yang digelar AUN akan mempermudah pertukaran pelajar antar kampus se-ASEAN, karena masing-masing kampus dianggap telah memiliki kemampuan dan fasilitas pengajaran yang setara. "AUN itu seperti kerjasama. Jadi misal Prodi Linguistik yang ada di UNY, bisa pertukaran pelajar bahkan transfer kredit lebih mudah jdengan kampus-kampus yang ada di jaringan ASEAN," pungkas Sutrisna. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 11


Laporan Utama

Berkarya Jurnal dan Inovasi Terapan Per November 2018, UNY sudah punya 591 artikel internasional terindeks Scopus. Melesat bersama dengan tingginya sitasi, karya, hak kekayaan intelektual, serta capaian inovasi yang terus ditelurkan para cendekiawan kampus ini. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

UNY pada 2017 telah mendaftarkan 250 karya dan setahun kemudian menambah 248 koleksi baru. Untuk capaian karya inovasi, ada 254 judul yang didaftarkan pada tahun 2017 dan 46 lainnya di tahun 2018. Jumlah pada tahun 2018 tersebut, bisa tambah lagi karena banyak karya yang sedang dalam proses ataupun belum tuntas, karena belum tutup tahun.

A

da satu yang selama ini belum digenggam UNY, kala membicarakan diri sebagai Universitas Kependidikan Kelas Dunia (UKKD). Kealpaan tersebut, adalah tidak adanya nama UNY dalam pemeringkatan QS (Quacquarelli Symonds) World University Rangking (WUR), sebagai lembaga survei internasional yang memberi peringkat universitas di dunia berdasarkan karya ilmiahnya. Selama ini, UNY tidak ada di peringkat tersebut karena artikel karya para civitasnya berada di bawah batas minimal artikel terindeks Scopus: 500 artikel. Dengan telah tercapainya angka istimewa ini, sesegara mungkin UNY bisa merangsek dan unjuk gigi di kancah internasional. "Repurtasi akademik sangat mempengaruhi, hampir 40% menentukan World University Ranking. 500 is the lucky number (adalah angka tujuan, minimal artikel terindeks Scopus)," ungkap Mandy Mok selaku CEO QS Asia. Mengungkapkan apresiasinya atas UNY, seiring dengan meningkatnya pula buah karya lain yang ditelurkan cendekiawan kampus ini layaknya karya, hak kekayaan intelektual, serta capaian inovasi. Capaian Internasional 591 artikel internasional terindeks Scopus tersebut, diperoleh datanya dari SINTA selaku sistem pemeringkatan yang dibuat oleh Kemristekdikti. Capaian ini sementara waktu menempatkan UNY sebagai urutan ke-17 kampus dengan karya artikel jurnal internasional terindeks terbanyak secara nasional. Bagi Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY, pencapaian tersebut 12 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

"Saya berharap terus meningkat, dan sebagai dampak lanjutannya meningkatkan atmosfir akademik di UNY," ungkap Sutrisna.

AAL-EUROPE.EU

sejalan dengan apa yang selama ini diperjuangkan kampus. Dosen, mahasiswa, serta seluruh civitas akademia, terus didorong untuk berkarya di bidangnya masingmasing. "Dan akan terus didorong. Hasil yang baik itu akan terus ditingkatkan, jadi makin baik," tukas Sutrisna. Mendampingi jumlah artikel terindeks Scopus, adalah jumlah sitasi atas karya-karya civitas UNY yang terindeks di Scopus atau Google Scholar. Angkanya tak kalah fantastis: 2.469 artikel jurnal di Scopus mengutip karya civitas UNY, sedangkan di Google Scholar ada 88.407 artikel jurnal yang melakukan kutipan serupa. "Impact factor yang baik. Artinya, karya kita dibaca, disitasi, dan bermanfaat," ungkap Sutrisna. Selain dengan buah pemikiran tertulis, civitas UNY juga terjun dalam karya terapan. Dalam hak kekayaan intelektual misalnya,

Dosen dan Tendik Berprestasi Karya-karya yang dibuahkan civitas tersebut, kemudian tak hanya berperan pada peningkatan repurtasi dan publikasi kampus. Tapi juga mengembangkan pencapaian individu. Prof. Sutrisna Wibawa misalnya, meraih penghargaan sebagai tokoh publik berbahasa terbaik dari Balai Bahasa Yogyakarta. Penghargaan ini diberikan karena karya dan kepemimpinan Sutrisna dipandang konstruktif bagi pengembangan bahasa nusantara. Halili selaku Dosen PKn UNY, juga memperoleh best presentation prize dalam The 4th Asia Future Conference yang digelar Agustus lalu di Korea Selatan, dalam prosesnya melakukan publikasi karya ilmiah. Dalam penghargaan insan pendidik dan tenaga kependidikan, Kuswarsantyo memperoleh anugerah kategori Dosen Berprestasi bidang Soshum bersama dengan Heru Subekti selaku Tendik UNY yang berhasil menyabet gelar arsiparis terbaik di tingkat nasional. "Selain itu, ada juga dosen-dosen yang juara dalam kompetisi. Seperti Pak Afif juara karnaval internasional, dan banyak lagi. Kedepan akan dijaga untuk terus berprestasi," pungkas Sutrisna. 


Laporan Utama

Kinerja dan Prestasi Mahasiswa Terus Meroket UNY menyabet peringkat lima nasional untuk kinerja kemahasiswaan. Peringkat yang setimpal dengan keberhasilan mahasiswa UNY menyabet 1.114 prestasi dan rerata IP lulusan yang terus meningkat.

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

M

enjadi unggul dicanangkan UNY bukan tanpa­alasan. Bagi Prof. Sutrisna Wibawa, asa yang berelaborasi de­ ngan karakter kreatif dan inovatif dalam ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan tersebut, harus digapai agar mahasiswa bisa bersaing dan bersinar di tengah ketatnya kompetisi global. Salah satu cara bersinar, kemudian bisa dilakoni mahasiswa UNY le­ wat kinerja dan prestasinya yang terus meroket. Berdasarkan peme­ ringkatan Kemristekdikti, UNY menyabet peringkat lima nasional untuk kinerja kemahasiswaan. Peringkat yang setimpal dengan keberhasilan mahasiswa UNY menyabet 1.114 prestasi sepanjang tahun 2018, dan rerata IP lulusan yang terus meningkat. "Inilah bentuk keunggulan. Dan kita akan tingkatkan terus di tahun-tahun berikutnya sesuai dengan grand design UNY. Menjadi World Class University di tahun 2025," ungkap Sutrisna. Kemahasiswaan Berkualitas UNY secara konsisten mendorong mahasiswanya untuk meraih prestasi baik di tingkat internasional, regio­ nal, nasional, maupun dae­rah pada bidang penalaran, seni, olah­raga, kesejahteraan dan minat khusus. Untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan dukungan sinergis dengan berbagai elemen baik di tingkat Universitas, Fakultas, Program Studi, dan Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA). Dalam pemeringkatan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan tahun 2017 versi Kemenristekdikti, kinerja Kemahasiswaan UNY meraih peringkat ke 7. Penilaian kinerja

ISTIMEWA

Kamilia, kiri, juara kedua dalam kompetisi FISU World Wushu Championship 2018 di Macau, Tiongkok.

kemahasiswaan didasarkan pada prestasi mahasiswa dan kelembagaan kemahasiswaan. Pada tahun 2018, pencapaian itu kemudian kembali melesat. UNY naik ke peringkat lima dengan poin penilaian kinerja yang lebih tinggi. Peningkatan peringkat tersebut sedikit banyak disumbangkan dari prestasi para mahasiswa UNY kala berkompetisi. Disebutkan oleh Prof. Sumaryanto selaku Wakil Rektor III UNY, ada 1.114 prestasi yang telah diraih kampus ini sepanjang tahun 2018. Dengan rincian, kejuaraan internasional 171, regional 50, nasio­ nal 322, wilayah 101, dan daerah 470. "Data tersebut dihimpun pada Bulan November lalu. Tentu bisa lebih lagi," ungkapnya yakin. Beberapa prestasi mahasiswa tersebut diantaranya disabet dalam

UNY naik ke peringkat lima dengan poin penilaian kinerja yang lebih tinggi.

Shell Eco-marathon Asia (SEMA 2018). DIgelar di Singapura, ajang pada bulan Maret lalu ini kembali menjadi ajang pembuktian prestasi tim Mobil Garuda UNY dalam kompetisi tingkat internasional. Pada tahun kedua keikutsertaannya dalam ajang serupa, tim ini kembali berhasil menyabet Juara III Kategori Urban Concept Internal Combution Engine. Dari puluhan tim mobil dari seluruh penjuru benua Asia, prestasi tersebut mengantarkan tim Mobil Garuda UNY mendapatkan tiket ke DWC (Drivers’ World Championship) di London bulan Juli 2018. Kejuaraan dan IPK Tinggi Di bidang teknologi, ada juga Tim robot UNY berhasil menjadi juara 1 di kompetisi tingkat Nasional "ELTRACO". Tim ICHIBOT FF yang beranggotakan Fardiansyah Nur Aziz dan Furqon Nirwansyah. Untuk Juara ke 2 dari UGM, Juara ke 3 dari PENS dan juara 4 dari STTKD. Dalam Lomba ELTRACO (Electrical Line Tracer Contest) yang merupakan ajang kompetisi adu cepat dan adu strategi robot dalam mengikuti garis sebagai lintasan. "Dan banyak lagi prestasi di bidang olahraga, seni, sains, termasuk PIMNAS kemarin UNY memperoleh tiga emas, empat perak, dua perunggu," tukas Sumaryanto. Di dalam kelas, prestasi para mahasiswa juga tak kalah baiknya. Pada wisuda UNY yang digelar November lalu, IP lulusan mengalami peningkatan dan stabil pada rerata yang cukup baik. Termasuk prodi D3 dari 3,47 menjadi 3,44, S1 dari 3,49 menjadi 3,48, S2 dari 3,74 menjadi 3,75, dan S3 dari 3,71 menjadi 3,74. Sutrisna berharap prestasi baik para mahasiswa dapat senantiasa dilanjutkan. "Kampus selalu terbuka dan siap mendukung kemajuan kemahasiswaan dan mahasiswa UNY," pungkas Sutrisna. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 13


Laporan Utama

Kado Peringkat Penghujung Tahun Setahun terakhir torehan prestasi UNY di kancah internasional makin membanggakan. Kerja kolektif menjadi titik juang UNY demi mencapai itu Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

menyokong perjuangan mereka dari balik panggung. “Capaian ini,” jelas Sutrisna, “patut disyukuri tapi harus terus didorong agar kesempatan berikutnya lebih baik lagi.”

S

ebentar lagi kalender berganti. Tutup tahun tinggal menghitung jari. Memori setahun terakhir menjadi capaian berarti bagi UNY. Betapapun ia sebuah lembaga pendidikan tinggi yang ikut serta menuliskan sejarah. Ingatan silam melompat menjadi anjangsana capaian-capaian. Seperti ucapan Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, awal tahun, "Ketercapaian mesti diprioritaskan UNY agar tiap tahun berkembang menjadi lebih baik buat Indonesia." Orang nomor satu di lembaga ini betul. UNY berhasil membidik target yang sudah direncanakan matang. Masih segar ingatan itu. Agustus lalu UNY dipercaya Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan ilmiah prestisius tingkat nasional. PIMNAS ke-31 tahun ini diadakan di Yogya dengan UNY sebagai penyedia pikiran, tenaga, dan fasilitas. Perwakilan cenderkiawan muda lintas disiplin tiap perguruan tinggi berkumpul di sini. Mereka orang teripilih di kampusnya. Sebuah kehormatan tersendiri bagi UNY menerima tunas muda pemimpin bangsa di hari depan seperti mereka. Kali pertama menjadi tuan rumah PIMNAS tak menyurutkan gelora mengejar prestasi. UNY mampu menyeimbangkan antara melayani dan berprestasi. Di satu sisi memberi pelayanan maksimal, sedangkan di sisi lain tegas sekaligus fokus mengejar jawara. Pada penghujung pengunguman UNY dinyatakan masuk lima besar. Wakil Rektor III, Sumaryanto, menyatakan kalau perolehan rangking itu warta menggembirakan. “Soalnya tahun ini peringkatnya naik. Lima digit dari tahun sebelumnya dapat urutan ke-10,” tuturnya. UNY merupakah 14 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

Sepekan sebelum PIMNAS, berita baik sontak datang dari Jakarta. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengungumkan Hasil Klasterisasi Perguruan Tinggi Non-Vokasi Tahun 2018. Tempatnya di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek), Serpong. Baru disampaikan, berita itu lekas viral di media sosial. Terutama menjadi buah bibir di kalangan perguruan tinggi. Informasi itu bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-73 Republik Indonesia. DOK. CIPTO PRISNANTO RISTEKDIKTI.GO.ID

salah satu LPTK yang mampu mengimbangi kampus top seperti UGM, UB, UNDIP, dan UI.

Pengumuman hasill klasterisasi Kemenristekdikti

Lima besar bukan soal angka. Di sana tercitra jelas perolehan penghargaan: tiga medali setara emas, empat medali setara perak, dan dua medali setara perunggu. Semua itu berkat ketekunan dan kesungguhan 15 tim UNY. Tentu di balik itu dosen pembimbing berikut pegawai turut

Klasterisasi ini juga dapat dijadikan dasar bagi Kemenristekdikti untuk melakukan pembinaan perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas perguruan tinggi."

“Klasterisasi ini juga dapat dijadikan dasar bagi Kemenristekdikti untuk melakukan pembinaan perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia, penyusunan kebijakan untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi, serta memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai performa perguruan tinggi di Indonesia,” ungkapnya, seperti dilansir ristekdikti.go.id. UNY diumumkan masuk urutan ke-11 dengan skor total 2,83. Di atas UNY ada Universitas Andalas yang menyabet angka 2,88, sedangkan di bawah pada rangking 12 ditempati Universitas Brawijaya 2,82 poin. Capaian UNY sedemikian membanggakan karena di antara 100 perguruan tinggi kampus berbasis pendidikan di Yogyakarta ini termasuk kluster jempolan. Ristekdikti menandaskan parameter penilaian didasarkan atas evaluasi tahun 2017. Itupun sekadar untuk kelompok perguruan tinggi non


Laporan Utama

ISTIMEWA ISTIMEWA

vokasi, sekolah tinggi, universitas, dan institut. Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini Ristekdikti menambahkan satu indikator penilaian. Pihaknya menandaskan komponen Kinerja Inovasi hendaknya dimasukkan sebagai parameter. Kementerian yang dipimpin oleh Menteri Mohamad Nasir itu memublikasikan lima komponan utama penilaian. Pertama, kualitas SDM yang mencakup presentase jumlah dosen berpendidikan S3, presentase jumlah lektor kepala dan guru besar, dan rasio mahasiswa terhadap dosen. Kedua, Kualitas kelembagaan yang mencakup akreditasi institusi dan program studi, jumlah program studi terakreditasi internasional, jumlah mahasiswa asing, serta jumlah kerjasama perguruan tinggi Ketiga, kualitas kegiatan kemahasiswaan yang mencakup kinerja kemahasiswaan. Keempat, kualitas penelitian dan pengabdian pada Masyarakat yang mencakup

kinerja penelitian, kinerja pengabdian pada masyarakat, dan jumlah artikel ilmiah terindeks scopus per jumlah dosen. Kelima, kualitas inovasi yang mencakup kinerja inovasi. Semua poin itu dipublikasikan secara daring oleh Ristekdikti sebagai bukti transparansi informasi. “Urutan klasterisasi perguruan tinggi tersebut dipastikan merupakan data resmi dari Kemenristekdikti yang dapat digunakan sebagai informasi valid bagi masyarakat. Jadi, jangan percaya data hoaks yang tidak sesuai dengan daftar yang dikeluarkan Kementerian,� ujar Menristekdikti, Mohamad Nasir, di Jakarta.

UNY akan terus bekerja keras untuk meningkatkan reputasi akademik. Tahun ini 500 besar, tahun 2019 semoga Top 400."

Di samping berita dari dalam negeri, Sutrisna juga menyampaikan pencapaian internasional. Terhitung Oktober lalu UNY masuk Top 500 Asia. Angka itu menunjukkan eksistensi UNY di mancanegara yang kian memberi angin segar bagi civitas akademia. Posisi rangking di sana juga melejitkan spirit kolektif di internal UNY. Sutrisna gayung besambut atas kabar itu dan mengatakan, "UNY akan terus bekerja keras untuk meningkatkan reputasi akademik. Kalau tahun ini 500 besar, tahun 2019 semoga Top 400." Capaian tersebut ditambah produktivitas tulisan ilmiah dosen UNY makin meroket. Science and Technology Index (SINTA), khusus karya para dosen, terhitung 19 November 2018, mencapai 591 artikel internasional terindeks scopus. Posisi ini ditandaskan masuk urutan ke-17 nasional dengan sitasi scopus sebanyak 2469 serta sitasi Google Scholar sebanyak 88407. Suatu lompatan fantastis yang mengharumkan nama UNY.  P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 15


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS ROSARITA NIKEN WIDIASTUTI DIREKTUR JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK

Awak Kampus Jangan Golput dan Sebar Hoax! Merefleksikan tahun 2019 yang akan sarat urusan politik, Rosarita berpesan kampus beserta segenap awak harus aktif bersikap. Gunakan pengalaman yang ada di tahun 2018 ini, untuk sama-sama kawal dan bergerak untuk tidak golput dan melawan hoax.

MEDIA INDONESIA

Kepada Redaktur Pewara DInamika, Ilham Dary Athallah, Rosarita berkisah lebih lanjut atas apa yang disampaikan dalam Forum Dialog Pemuda Sadar Pemilu yang digelar di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY pada Kamis (8/11/2018), tentang bagaimana UNY sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan (LPTK) bisa mengambil hikmah dari fenomena negeri di tahun ini. Guna kedepannya, bisa mendorong kesadaran setiap diantara civitas guna menjaga kondusifitas bangsa di tahun politik.

lih pemula. Dan dalam keyakinan saya, pemilih pemula punya peranan penting dalam mewujudkan kedaulatan rakyat.

mewakilkan kebijakan saudara sejalan dengan aspirasi anda sebagai mahasiswa yang kerap punya pandangan-pandangan negeri.

Lihat statistik. Angka golput selama ini sangat tinggi Pada 2004, angka golput mencapai 15,93%. Puncaknya pada Pemilu 2009 sebesar 29,01% dan menurun di angka 24,89% pada Pemilu 2014. Dan akhir-akhir ini, kita lihat adanya informasi hoax yang begitu masif. Kebohongan, ujaran kebencian, marak di dunia maya dan lingkungan kita sehari-hari.

Dalam seminar, ibu menyebutkan awak kampus harus aktif bersikap dalam politik. Bisa dijelaskan apa yang dimaksud aktif? Aktif maksud saya adalah poin tentang posisi para mahasiswa sebagai awak kampus. Mereka ini tidak hanya punya tugas belajar. Di tahun politik, posisi mereka adalah pemi-

Lalu dari fenomena tersebut, apa yang awak kampus bisa lakukan? Pemilih pemula harus bisa menurunkan ang­ka golput. Perannya sangat penting untuk perwujudan kedaulatan secara konstitusional. Memilih berarti ikut menentukan siapa yang mengambil kebijakan di negeri ini,

Selama ini, mahasiswa saya pandang pu­ nya keinginan yang sangat tinggi maka berhak mengawal apabila, misalnya DPR atau pemerintah sedang mengodok undang-undang atau peraturan pemerintah. Jadi pu­ blik di undang-undang bisa untuk berpartasipasi di dalam pengambilan keputusan. Tentunya setelah keputusan itu disyahkan maka masyarakat harus mendukung kebijakan tersebut. Disinilah peran pemilih pemula. Memilih agar kebijakannya menyampaikan aspirasi mereka.

16 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

Hal ini agar penyelenggaraan kekuasaan dalam negara demokrasi dapat dipertanggungjawabkan dan kembali rakyat. Kebijakan


Laporan Utama pemerintah ingin terbuka secara sah dalam proses pengambilan keputusan. Mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam mengevaluasi setiap kebijakan yang diambil pemerintah, adalah penting. Intinya, ikutlah nyoblos. Kawal kebijakan pemerintah. Jadilah aktif. Kalau untuk fenomena hoax? Di era digital, semua orang menjadi pemilik media karena dapat memproduksi dan menyebarkan informasi. Pola perubahan inilah yang dinamakan dengan mediamorfosis. Mengubah kehidupan budaya, politik, dan ekonomi masyarakat, karena semua orang bisa jadi sumber informasi bagi orang lain. Kuasa ini disalahgunakan banyak orang untuk hoax.

diharapkan bisa jeli memaknai setiap informasi yang diterima. Jangan ciptakan permin­ taan itu, dan tangkal suplainya. Tapi kekuatan mahasiswa kecil, dibanding misalnya para elit? Apa keunggulan yang dimiliki para mahasiswa? Sumber informasi bermula dari ponsel. Sementara handphone jumlahnya sudah me­ lebihi jumlah penduduk Indonesia yang men­capai Rp250-an juta orang, yaitu sampai 400 juta handphone Bila kita dalami lagi angka-angka ini, Pengguna Internet di Indonesia juga cukup tinggi yaitu mencapai 143 juta orang. Sebesar 65% di antaranya adalah kaum milenial. Hoaks

2014 lalu, sebanyak 24,89% pemilih tidak menggunakan hak suaranya alias golput. Tapi jangan salah, badan-badan lain di peme­ rintah juga terus melakukan pengawasan. Bawaslu dan Ombudsman misalnya, terma­ suk Kemristekdikti dan Kemen PAN-RB, akan terus memastikan bahwa universitas sebagai institusi senantiasa netral. Diskusi dan kontemplasi politik sangat dibuka sebagai kebebasan mimbar akademik. Tapi kampus tidak dijadikan sarana untuk kampanye. Dan itu ada tindakannya apabila dilanggar. Harapan ibu dari keterlibatan awak kampus? Kominfo sebagai humas pemerintah akan bersama KPU dan Bawaslu melakukan liter­

Jika mau dirunut lagi, yang perlu diantisipasi pada mediamorfosisis ini informasi mengenai pornografi, paham radikalisme dan terorisme. Tahun lalu misalnya, Kemkominfo memblokir aplikasi Telegram karena memuat konten radikalime dan terorisme. Oleh karena itu, generasi milenial saya harapkan untuk bijak mematuhi rambu-rambu etika di media sosial dengan menjadi penyebar informasi yang positif, benar dan bertanggung jawab. Apa yang dimaksud dengan rambu-rambu etika? Ya bagikan info yang baik dan benar. Dan jika menemukan berita yang diduga hoax, silakan laporkan ke Kementerian Kominfo. Jangan sampai malah sebagai terpelajar, membohongi masyarakat. Jangan menyebarkan informasi apapun yang tidak dipahami karena hoaks hanya akan mencerai-beraikan bangsa. Kenapa mahasiswa penting? Kenapa tidak diingatkan calon-calon Presiden atau legislatifnya? Semuanya diingatkan. Ada penanganan di hulu, dan di hilir. Bila menyebar hoaks dan ujaran kebencian, tim kampanye juga dapat diproses oleh otoritas yang berwenang se­ suai dengan kaidah legal yang berlaku. Dan untuk mendukung hal tersebut, sekuat apapun pemerintah bekerja, memberi sanksi, akan percuma kalau permintaan informasi hoaks ini ada. Dan permintaan ini nyata. Ada memang orang yang ingin dengar baikbaik dari calon presiden, partai, dan legislatif yang ia dukung. Tapi dia juga ingin de­ngar hanya yang jelek-jelek, dari lawannya. Informasi yang sesuai dengan kehendak dia ini mereka serap, jadilah fenomena filter bubble. Ini menyuburkan hoax, karena ada permintaan. Implikasinya, berita bohong atau hoaks akan banyak bermunculan saat masa pemilu. Mahasiswa sebagai kalangan pemilih pemula

INFOPUBLIK.ID

akan mudah masuk ke aplikasi Whatsapp atau media sosial lain seperti Instagram dan Facebook. Untuk itu, sebagai kalangan yang paling sering mengakses Internet, mahasiswa berhati-hati dan cerdas bermedia sosial. Mahasiswa itu milenial kan? Cara untuk awak kampus taat dengan arahan-arahan tersebut? Yang saya dan Ditjen IKP (Direktorat Jenderal Informasi Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo) lakukan, adalah himbauan. Memberi informasi. Kominfo sebagai humas pemerintah akan bersama KPU dan Bawaslu melakukan litera­ si kepada kaum milenial agar melek pemilu. Hal ini dilakukan mengingat tren ma­ syarakat dalam berpartisipasi dalam pemilu masih kurang. Pada pilihan legislatif (pileg)

asi kepada kaum milenial agar melek pemilu. Hal ini dilakukan mengingat tren masya­ra­ kat dalam berpartisipasi dalam pemilu masih kurang. Selain itu, posisi UNY sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan (LPTK) harus dimanfaatkan. Pak Rektor (Prof. Sutrisna Wibawa, Rektor UNY dalam sambutan di Forum Dialog Pemuda Sadar Pemilu), sudah menerangkan posisi UNY sebagai pencetak pendidik. Untuk itu, ambillah hikmah dari fenomena negeri ini pada tahun 2018. Guna kedepan­ nya, bisa mendorong kesadaran setiap diantara civitas guna menjaga kondusifitas negeri di tahun politik. Lalu sebagai pendidik, didiklah Indonesia ke arah yang lebih baik. Mulai dari menyebarkan informasi yang tidak hoax, dan partisipasi dalam pemilu.  P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 17


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS Prof. YOHANA SUSANA YEMBISE MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Perempuan Pendidik Bangsa Perempuan punya potensi besar yang selama ini belum bisa dimaksimalkan untuk kemajuan bangsa. Lembaga Perguruan Tinggi Kependidikan (LPTK), punya kesempatan besar untuk turut andil memastikan pendidikan hadir untuk perempuan di masa Revolusi Industri 4.0

TEROPONG NTT

Kepada Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, Prof. Yohana Susana Yem­ bise selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) berkisah tentang bagaimana peran perempuan dalam kemajuan bangsa bisa terus ditingkatkan di tahun 2019 dan masa-masa yang akan datang. Di sela-sela Seminar Nasional Peran Wanita dalam Mendidik di Rektorat UNY pada Senin (23/04/2018), Yohana juga merefleksikan bahwa apa yang selama ini belum dimaksimalkan dari potensi perempuan, bisa diubah dengan andil dunia pendidikan yang menjadi jiwa LPTK. Dalam seminar, ibu menyebutkan bahwa LPTK bisa mencetak kartini-kartini baru. Bisa dijelaskan mengapa? Kita sebagai ibu-ibu, dan perempuan-perempuan hari ini, adalah kita yang melanjutkan 18 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

cita-cita daripada R.A Kartini dalam situasi yang berbeda. Bidang yang berbeda pada waktunya, yang sesuai dengan perubahan di masa itu. Dulu, perubahan yang dihadapi Kartini adalah kemerdekaan. Perjuangan hak wani­ta. Hari ini, perubahan itu hadir dalam bentuk revolusi industri. Membutuhkan kartini-kartini yang siap dengan kemampuan dan karakter untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Salah satunya, memimpin sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Kapasitas yang ada di LPTK, adalah pendidikan. Jebolan LPTK adalah para pendidik. Mereka punya kapasitas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, seiring posisi para perempuan yang ada di kampus ini sebagai mereka yang telah tercerdaskan. Mereka

(mahasiswi) akan jadi kartini-kartini baru. Tugas besar bangsa ada di pundak mereka. Apakah kesempatan mencetak kartini baru hanya dipunyai LPTK? Kartini sesuai kapasitasnya. Institut teknologi tentu mencetak perempuan-perempuan hebat di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Peran perempuan di bidang STEM juga perlu ditingkatkan, selama ini masih kurang karena adanya persepsi bahwa itu domain laki-laki, padahal keterlibatan perempuan sangat terkait jika kita ingin menaklukan revolusi industri 4.0. Tapi yang bisa mencetak pendidik, memang sesuai tupoksinya, adalah LPTK. Dan saya tahu ini karena sebelum Bapak Presiden menugaskan saya menjadi menteri hingga akhir­ nya keluar dari dunia pendidikan, saya juga


Laporan Utama dilahirkan dari rahim LPTK. Saya guru besar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih. Mereka kartini baru dari LPTK, berkiprah di dunia pendidikan, akan bisa memaksimalkan potensi perempuan di negeri ini dengan cara memaksimalkan potensi mereka dalam mengajar sekaligus memaksimalkan potensi murid perempuan yang mereka ajar. Perannya juga sangat vital untuk memastikan perempuan punya akses dalam melibatkan dirinya di era revolusi industri ini. Apa potensi perempuan yang menurut ibu belum terpenuhi sejauh ini? Terkait dengan belajar. Kita punya pilar-pilar penting dalam Sustainable Development Goals. Perempuan belum berada di ga­ris­ aman, terkait pendidikannya yang minim­. Ka­rena pendidikan kurang, perempuan bermasalah.

Bagaimana cara pendidik perempuan peran? Keterlibatan seperti yang saya sudah terangkan, sesuai dengan kapasitasnya. Secara umum definisi revolusi industri memang ke­majuan teknologi yang besar disertai de­ ngan perubahan sosial ekonomi dan budaya yang signifikan. Era ini diwarnai dengan kecerdasan buatan yang era super komputer rekayasa, genetika, teknologi nano, mobil otomatis inovasi yang perubahan yang terjadi dengan kecepatan eksponensial yang akan mengakibatkan dampat ekonomi industri, pemerintahan, dan juga politik. Situ­asi tersebut membuat dampak perubahan besar di masyarakat. Contoh sederhana televisi radio sudah tidak

perempuan lebih baik, diterima di kampus lebih banyak dibanding laki-laki, tapi partisipasi kerjanya lebih rendah. LPTK harus pastikan perempuan dapat akses mendidik dan dididik. Selama ini prodi keguruan banyak diminati perempuan. Apakah ini bisa mendukung kesetaraan gender? Memang paling banyak yang menjadi guru Indonesia, yang tertarik adalah perempuan dibanding laki-laki. Tapi dukungan pada kesetaraan gender hanya bisa terjadi kalau mereka yang studi mahal untuk bayar anak perempuan sekolah itu, tidak bera­khir di pekerjaan domestik. Gunakan ilmu untuk mendididik. Saya sangat memohon UNY

Terkena kekerasan dalam rumah tangga, anak-anak menjadi mangsa predator, pele­ ceh­an seksual, pencabulan. Ini terjadi karena perempuan masih punya porsi minim dalam relasi sosial. Porsi minim, akibat pendidikannya selama ini juga minim karena secara sistematis terbentuk demikian. Kementerian (PPPA) senantiasa berusaha mewujudkan banyak perempuan untuk ikut terlibat dalam pembangunan. Hal ini terkait fakta bahwa perempuan itu masuk semua lini bisa: ekonomi, sosial, posisi strategis politik pemerintah, ini satu hal konsen kami semua. Khusus di pemerintah daerah, baru 17% sekiranya perempuan di parlemen dan di eksekutif. Walikota dan Bupati baru sekitar 86 dari 516 yang perempuan. Rektor, Pembantu Rektor, Dekan, masih kurang dari perempuan. Banyak perempuan masih stuck jadi Kaprodi Jurusan. Mengangkat potensi aset perempuan 126 juta penduduk Indonesia, bergerak maju dan dilihat setara dengan 140 juta penduduk Indonesia lainnya yang dilahirkan sebagai laki-laki, adalah potensi yang perlu kita ang­ kat. Pendidikan bisa jadi awal yang baik untuk memenuhi potensi ini. Caranya? Secara umum, perempuan harus diberi akses. Berikan akses perempuan untuk peroleh pendidikan. LPTK bisa membuka akses itu, menyediakan kurikulum, mendidik gurunya. Bahkan lebih spesifik lagi, mendidik guru perempuan lebih banyak untuk mendo­ rong kesetaraan gender. Akan tetapi dalam memberi akses itu, atau dalam kacamata perempuan sebagai pihak yang mendapatkan akses, jangan lihat laki-laki sebagai musuh kita. Ajak bersama-sama bergerak untuk memberi kesempatan. Pendidikan keguruan di LPTK tidak bersentuhan langsung dengan ranah STEM.

AUSTRALIA AWARDS

banyak dipakai sebagai sumber informasi dan hiburan sudah amkin lama ditringgalkan. Sebaliknya semakin banyak konsumen yang beralih ke media sosial youtube, instagram, dan sebagainya. Namun, bukan berarti revolusi industri ini hadir tanpa sebab. Mereka para laki-laki, bisa menciptakan dan terlibat di bidang STEM karena punya akses. Di negara maju, STEMnya pesat karena semua laki-laki dan perempuan terlibat. Itulah mengapa Indonesia kalau mau mengejar, harus full power. Perempuan dan laki-laki yang berkapasitas, majukan STEM. Cara agar mereka bisa majukan STEM, beri ruang seluas-luasnya di tingkat pendidikan sejak paling rendah. Studi dari UNESCO telah menunjukkan bahwa nilai akademis

mengingatkan mahasiswi agar jangan seperti ini. Saya memang belum bisa memberi arahan spesifik, bagaimana cara mengingatkan perempuan agar tetap berkiprah di lapangan kerja. Secara umum, partisipasi perempuan bekerja hanya 55%. Laki-laki? 85%. Tapi yang paling penting, mulai sekarang, mulai tahun depan, lakukan perubahan. Perempuan tetap bisa menjalankan kodrat kita dengan tetap menggunakan aset ilmunya. LPTK telah membuka kesempatan akses untuk anda, serta memungkinkan anda untuk membuka akses bagi perempuan yang lain. Gunakan sebaik-baiknya untuk membuka kesempatan bagi perempuan berkarya, dengan cara anda berkarya pula sesuai bidang­nya. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 19


Laporan Utama

Sekali Dayung Selangkah Merengkuh PTNBH Belum lama tahun 2018 meluncur, UNY telah menyiapkan strategi dan siasat. PTNBH menjadi resolusi penting untuk dimanifestasikan. Koneksi digalakan, visi diteguhkan.

Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. PP ini mendasari terbukanya perguruan tinggi seIndonesia agar memiliki kedaulatan akademik maupun nonakademik.

A

lmanak masih menunjuk bulan Januari. Tapi sederet resolusi telah tersusun rapi. Pagi itu Wakil Rektor I, Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A., mengecek ulang daftar rencana setahun mendatang. “Tahun 2017 mengkaji, 2018 merumuskan dan mengakselerasi, tahun 2019 kita menargetkan UNY masuk Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH),” jelasnya. Nada optimis tercurah jelas dari penjelasan verbalnya. Tahun lalu UNY sudah menyabet akreditasi A. Tanda hoki semakin terwujud nyata. Menurut Guru Besar bidang linguistik itu, prasyarat utama PTNBH, adalah 70% program studi harus berpredikat A. “Termasuk juga kuantitas doktor dan publikasi.” Tahun 2018 Margana memprioritaskan percepatan akreditasi Prodi, HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), dan pelbagai keunggulan universitas. Strategi dan siasat dilakukan Bidang Akademik. Terutama mengidentifikasi kelebihan UNY untuk bisa ditawarkan ke khalayak sasaran. “PTNBH,” menurut Margana, “sama dengan dewasa.” Istilah dewasa yang digunakan Margana merujuk pada otonomi universitas. PTNBH memungkinkan pengelolaan kampus lebih mandiri. Baik dari segi pembiayaan, sarana dan prasaranan, maupun orientasi kebijakan universitas. Universitas yang berstatus PTNBH lebih independen dalam menentukan kebijakan. Sisi positif ini sangat menguntungkan bagi kampus yang hendak membuka Prodi baru. “Kelak jika ingin mendirikan Prodi apa pun

20 MRBI E2R0 1 28 018 12 P E WA R A D I N A M I K A D J AENSUE A

Mekanisme pendanaan PTN BH didasarkan atas prinsip fleksibilitas dan akuntabilitas. Karenanya, menurut PP 26 Tahun 2015, terdapat lima ciri mekanisme PTNBH: (a) struktur organisasi yang handal sesuai dengan kebutuhan dan strategi pengembangan PTN.

DOKUMEN INFORMASI UNY

pakainya S.K. Rektor,” tutur Wakil Rektor IV, Dr.rer.nat. Senam. Menurut dosen ahli Biokimia lulusan Technische Universtaet Dresden itu, UNY dengan statusnya sekarang, harus menunggu setahun bila ingin membuka Prodi baru. “Kalau revisi bisa dua sampai tiga tahun. Sisi baiknya juga pada pengelolaan kerja sama luar negeri lebih fleksibel.,” ungkapnya. *** Secara yuridis PTNBH menginduk pada Peraturan Pemerintah Republik

Menurut Prof. Dr. Margana, M.Hum, M.A., prasyarat utama PTNBH, adalah 70% program studi harus berpredikat A, kuantitas doktor dan publikasi.

Berkaitan dengan poin sebelumnya, butir (b) dijelaskan: setiap struktur organisasi dikendalikan oleh pejabat yang sesuai dengan kompetensi dan kapasitasnya sehingga manajemen pendidikan tinggi pada PTNBH dapat diselenggarakan secara dinamis dengan inovasi dan kreativitas tinggi. Selain itu, dilanjutkan butir (c) mengenai kualifikasi sumber daya manusia untuk menempati jabatan didasarkan pada kebutuhan dan kompetensi yang mendukung efektivitas dan efisiensi pada PTN BH; (d) sarana dan prasarana yang digunakan sesuai kebutuhan PTNBH; dan (e) anggaran sesuai skala prioritas PTNBH. Ide futuristik PTN BH menuai beragam pandangan. Selain segi positif yang mencakup kebernilaian kampus dalam mengembangkan ilmu pengetahuan lebih berdikari, kritik demi kritik yang dialamatkan mahasiswa turut memperkaya diskursus kebijakan PTNBH. Aktivis Ormawa menilai PTNBH akan membuka keran komersialisasi kampus. Mahasiswa mempetisikan, salah satunya, biaya mahal pendidikan. PTNBH dianggap tak bersahabat bagi mahasiswa menengah ke bawah.


Laporan Utama

KALAM / PEWARA

ARYA DAN NABILA, panitia OSPEK FIS

HERYJUJUNG

Kegelisahan ini telah dijelaskan pada Pasal 9 Ayat 2: “Tarif biaya pendidikan PTNBH yang harus dikonsultasikan dengan menteri adalah tarif biaya pendidikan jenjang diploma dan jenjang sarjana.” Uraian eksplisit itu membuka ruang dialog supaya kedua belah pihak, baik pro maupun kontra, duduk bersama dengan kepala dingin. PTNBH justru awal dari otonomi akademik. Pihak kampus mempunyai kewenangan total terhadap pengelolaan kampus. Tentunya hal demikian disusun berdasarkan pertimbangan pimpinan universitas dan masukan konstruktif dari civitas akademia. “Otonomi yang lebih luas inilah yang baik bagi pengelolaan akademik di UNY,” ujar Senam. *** Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor UNY periode 2009-2017,

merespons PTNBH lewat esainya bertajuk Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) Ditinjau dari Perspektif Filosofis dan Sosiologis. Profesor bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat ini meneroka PTNBH merupakan keniscayaan global sejak 90-an. Rochmat berangkat dari persaingan Sumber Daya Manusia (SDM) dan institusi yang semakin sengit di abad ke-21. Tanpa cetak biru yang penuh perhitungan, nasib universitas akan

Setiap sesuatu yang inovatif selalu menghadapi sikap bervariasi, karenanya perlu pemahaman dan pengkajian secara proporsional.

terhuyung-huyung. Akibatnya, kualitas lulusan kampus akan lemah bersaing di level internasional. Universitas dinilai Rochmat berperan penting dalam menyiapkan SDM. PTN, dengan demikian, perlu diberikan kemandirian dalam mengurus universitasnya berdasarkan rasa tanggung jawab. Perguruan Tinggi dipandang perlu menggeser manajemen pengelolaannya, yakni dari birokratis ke kooperatif. “Yang terakhir ini populer dengan PTNBH.” Rochmat memandang PTNBH masih mengundang silang pendapat. Ia menganggapnya wajar karena PTNBH berangkat dari inovasi manajemen perguruan tinggi. “Setiap sesuatu yang inovatif pada awalnya selalu menghadapi sikap yang variatif, dari yang pro dan kontra. Oleh karena itulah perlu pemahaman dan pengkajian secara proporsional terhadap PTNBH P E WA R A RDAI NDAI N MAI K P E WA MAI KDAE JSAENMUBAERRI 2 0 1 8 21 13


Laporan Utama

sehingga tidak terjadi kontra produktif,” tulisnya. Menurut Rochmat, PTNBH lahir dari tiga kunci antara lain keadilan, otonomi, dan adaptabilitas. Keadilan di sini dimaksudkan agar PTNBH menjamin perlakuan adil bagi civitas akademia. Dalam konteks pembiayaan atau insentif, baik dosen maupun mahasiswa, diperlakukan seimbang sesuai dengan produktivitas (tenaga pendidik) dan latar belakang sosial (mahasiswa). Sementara itu, dimensi otonomi, Rochmat menyatakan, “PTN yang memiliki potensi besar akan lebih produktif, manakala PTN itu diberikan kemandirian dalam pengelolaan program, tenaga, keuangan, aset, dan pengawasannya, akan mudah untuk mencapai keunggulan akademik (academic excellence) yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan civitasnya.”Otonomi kampus mengimplikasikan kedewasaan manajerial. Kecenderungan 22 MRBI E2R0 1 28 018 1 4 P E WA R A D I N A M I K A D J AENSUE A

universitas untuk selalu bergantung ini, menurut Rochmat, perlu diubah agar lebih produktif. “Kondisi demikian tidak berarti pemerintah melepaskan tanggung jawabnya karena dalam batas tertentu pemerintah juga masih ikut bertanggung jawab dalam mengatasi persoalan yang dihadapi PTNBH dengan diwujudkan pada pemberian subsidi yang relatif masih cukup tinggi.” Nilai ketiga yang disodorkan Rochmat adalah adaptabilitas.

Rochmat Wahab berpendapat bahwa perubahan global menuntut kemampuan sumber daya manusia yang handal, adaptif, lentur, kreatif, inovatif, dan mampu bekerja sama.

Nilai ini berpaut erat dengan kesungguhan kampus dalam menghasilkan kualitas pendidikan maupun penelitian yang mampu bersaing di level internasional. “Tradisi kualitas dalam kondisi ini diharapkan menjadi bagian kultur kampus yang sangat penting,” paparnya. Diksi adaptabilitas bersinggungan dengan perspektif sosiologis, sebagaimana disebut Rochmat dalam tulisannya. PTNBH, menurutnya, merupakan transformasi perguruan tinggi yang mendapat dampak dari globalisasi. Sistem dan kebutuhan pendidikan universitas di seluruh dunia, karenanya, mengalami perubahan besar-besaran. Konsekuensi logisnya berdampak signifikan bagi atmosfer kampus di Indonesia. “Perubahan global sungguh menuntut kemampuan sumber daya manusia yang handal, adaptif, lentur, kreatif, inovatif, dan mampu bekerja sama,” tutup Rochmat.


Laporan Utama

Jumpa Virtual, Komunikasi Maya Efek Revolusi Industri 4.0. Pola tatap muka manual terganti total lewat digital. Jarak membentang ribuan kilometer bukan halangan. Mereka tertautkan secara daring

Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

dosen, dan koordinator skripsi terlibat.

aptop bermerek Acer itu baru saja dilipat. Mesinnya masih hidup dan menuju detik-detik padam. Kuranglebih empat jam dia menatap layar. Jemarinya terdengar tik-toktik-tok menari di atas papan ketik. Mimik wajah yang semula merengut, sontak berubah sumringah. Baru saja dia mendapat surel. Di sana tertulis persetujuan. Skripsinya diteken pembimbing. Minggu depan, 19 Februari 2018, bisa pendadaran. Dia bernama Tyas Agung Pamungkas. Mahasiswa Penidikan Bahasa Inggris angkatan 2013.

Mahasiswa baru bisa mengusulkan topik manakala telah mencapai 110 SKS (S-1) dan 90 SKS (D-3). Beragam topik bisa diajukan selama relevan dengan mayornya. Tapi tahap final berada di tangan koordinator skripsi. Dia pula yang menetapkan dosen pembimbing. Mekanisme ini dilakukan secara koordinatif. Mahasiswa hanya mengikuti prosedur.

L

“Sudah lama menunggu saat-saat ini,” ungkap Tyas. Dia sujud syukur atas pencapaian yang panjang dan melelahkan itu. Tugas akhir, baginya, adalah sebuah proses menempa diri. Di luar konten proses bimbingan skripsi Tyas relatif unik. Selama itu dia lebih banyak, bahkan sepenuhnya, bimbingan daring. Masukan dari dosen pembimbing disampaikan lewat surel. Seminggu satu kali surel itu mampir. Di antara ribuan mahasiswa UNY, Tyas, kelahiran Kulonprogo itu, cukup beruntung. Dia tak perlu bertemu fisik. Cukup menavigasikan laptop—juga smartphone—problem skripsi lekas tuntas. “Positifnya ya saya bisa cepat bimbingan. Negatifnya mungkin harus mengetik panjang di e-mail,” ungkapnya sambil terkekeh. Komunikasi virtual di antara mahasiswa dan dosen pembimbing menandai era baru. Barat mencatatnya sebagai konsekuensi logis Revolusi Industri 4.0. Semua serba digital. Universitas berangsur sedang menuju era itu. Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, melakukan terobosan di wilayah birokrasi. Bila sebelumnya dilakukan serba tradisional, kini menyesuaikan zaman.

***

ILUSTRASI pertemuan secara virtual dan komunikasi maya.

Yang dimaksudkan Sutrisna antara lain kebijakan komunikasi dan pelayanan lewat dunia maya. Dia memandang koordinasi melalui daring tak sepenuhnya buruk. Efektif dan efisien menjadi pertimbangannya. “Tapi kita tetap mempertahankan cara lama. Tatap muka langsung juga penting sebagai laku bebrayan,” katanya. Bagi Sutrisna, semua metode harus diterapkan seimbang. UNY telah memfasilitasi bimbingan skripsi daring. Portalnya sudah dipersiapkan lama. Wakil Rektor I, Margana, menuturkan aplikasi itu dikembangkan guna menjembatani pembimbing dan mahasiswa. Pelayanan ini bukan berarti memutus proses tradisional seperti tatap muka, melainkan merespons tantangan global. “Kita kan sudah masuk era disrupsi. Apa-apa serba online. Jadi, kita terus mengikuti yang terbaik,” tuturnya. Praktis menjadi pertimbangan utama kenapa sistem informasi bimbingan sedemikian penting. Dari proses administrasi hingga pembimbingan penyusunan skripsi terpaket lengkap. Setidaknya terdapat lima tahap. Tahap praproposal, pembimbingan proposal, proposal, tugas akhir, dan ujian. Mahasiswa,

Status UNY baru Badan Layanan Umum (BLU). Kini sedang menuju PTNBH. Meraihnya dibutuhkan segenap kerja sama total. Militansi antarsivitas akademika menjadi keniscayaan. Sejumlah prasyarat mesi dipenuhi. Antara lain fasilitas informasi yang terkoneksi internet. “Teknologi menjadi jawabannya. Empat elemen seperti mahasiswa, dosen, pegawai, dan sarana-prasarana harus menjadi sasaran utama,” papar Priyanto, Kepala UPT Puskom. Prinsip teknologi adalah mempermudah. Priyanto mengatakan pelayanan berbasis daring dari mahasiswa baru hingga wisuda telah terprogram. “Dari SBMPTN versi CBT, SIAKAD, ujian sertifikasi guru, dan PPG tergabung ke dalam sistem informasi berbasis online,” ujarnya. Pelayanan di abad ke-21 ini, komentar Priyanto, lebih dari enak. Dia mengomparasikan dengan dua sampai tiga dekade lampau. “Semuanya dulu serba manual.” Referensi cetak berada di senjakala. UNY menawarkan portal jurnal ilmiah secara cuma-cuma. Tinggal cari, klik, dan unduh, masalah terpecahkan. Jurnal Diksi, Litera, Cakrawala Pendidikan, Vokasi, Pendidikan Karakter, Economia, Harmoni Sosial, dan lain sebagainya tersedia gratis. Hanya berselancar di journal.uny.ac.id kegelisahan karena kering pustaka teratasi. PP EE WA RR A ADD I NI N AA MM I KI K A ADFEESBE R MUBAERRI 22001188 23 WA 23


Laporan Utama

Digitalisasi, Menyelamatkan Buku Digital Library UNY hadir bukan untuk menggantikan buku. Semangat literasi tetap menjadi landasannya. Serta e-book dan digitalisasi karya tulis sebagai tiang pancang. Harapannya, digitalisasi justru menyelamatkan buku sekaligus minat baca generasi muda yang kerap memudar.

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

B

elasan ribu Skripsi, Tesis, Disertasi, dan karya ilmiah, pada Maret 2016 lalu berserakan di samping kiri Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. Tumpukan pengetahuan tersebut dilempar begitu saja dari lantai empat gedung, dan terhambur di tanah lapang. Tak lama, beberapa pekerja nampak mengangkat karyakarya tersebut layaknya seonggok kertas tak berguna. Dimasukkan ke truk bak terbuka, dan menurut Mantan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, Quraisy Mathar, kala itu hendak sengaja dimusnahkan. Namun pemusnahan tersebut, bukan berarti menghilangkan arsip yang berisi peluh keringat para civitas akademika begitu saja. Kampus, ungkap Quraisy, sangat menghargai perjuangan pembuatan karya ilmiah dan melakukan standar pengelolaan arsip. Pemusnahan arsip statis, diikuti dengan mempertahankan arsip dinamis yang telah mengalihmediakan karya-karya tua tersebut ke dalam format PDF. “Sehingga, bisa diakses online oleh siapapun dan di manapun, dan karya itu lebih abadi, sehingga ini (digitalisasi) menyelamatkan buku dan karya-karya. Bagi yang ingin mengakses skripsi mahasiswa UIN Alauddin versi online-nya di laman web opac.uin-alauddin.ac.id. Dan pada September 2016, UIN Alauddin bersama dengan Kota Makassar menjadi tuan rumah konferensi perpustakaan digital Indonesia (KPDI),” kenang Quraishy atas fenomena yang sempat viral di jagat maya tersebut.

24 10 P E WA R A D I N A M I K A D MEASREEM T B2E0R1 82 0 1 8

tertentu, di situ digitalisasi berperan sangat positif. Dan karena keterbatasan ruang memang, tidak semua Skripsi/Tesis/Disertasi (secara fisik) dapat dipajang di ruang layanan,” ungkap Zamtinah yang juga sepakat bahwa digitalisasi berkontribusi aktif dalam merawat koleksi perpustakaan.

KALAM / PEWARA

Digitalisasi dan penyediaan koleksi berbasis fisik secara terbatas, sebenarnya juga dilakukan di banyak kampus. Universitas Hassanudin Makassar misalnya, kampus yang bertetangga dengan UIN Alauddin, diungkapkan oleh Quraishy hanya menampilkan koleksi sejak tahun 2005 dan mendigitalisasi yang lama. Senada dengan hal tersebut, Dr. Zamtinah, Kepala UPT Perpustakaan UNY mengakui juga memiliki mekanisme pengarsipan dan penampilan koleksi serupa dengan apa yang dilakukan Quraisy.

Seorang mahasiswa yang menjadi dirijen lagu Indonesia Raya menunggu acara dimulai di luar ruang lantai 4 Digital Library UNY.

“Walaupun kita tidak pernah lho ya, melempar seperti itu. Kita arsipkan dan yang kita tampilkan di perpustakaan memang yang

Buku elektronik, jurnal internasional, serta Skripsi, Tesis, dan Disertasi sivitas UNY lintas zaman akan disediakan secara daring.

Menginklusifkan Buku Perpustakaan digital diproyeksikan akan berperan sentral dalam pengembangan universitas. Di dalam perpustakaan yang kelak diproyeksikan tak memiliki buku konvensional sama sekali tersebut, buku elektronik, jurnal internasional, serta Skripsi, Tesis, dan Disertasi sivitas UNY lintas zaman akan disediakan secara daring. Langganan jurnal UNY yang juga terus ditingkatkan seiring waktu, diharapkan dapat mendukung kualitas penelitian maupun tugas akhir para mahasiswa. Sehingga sebagai keluarannya lagilagi, ialah grand design universitas di tahun 2018 untuk meningkatkan kompetensi lulusan sekaligus memantaskan diri sebagai World Class University. “Perpustakaan dalam pandangan saya adalah jantung sekaligus urat nadi menuju World Class University, karena di sinilah lumbung ilmu kita, dan secara bertahap kita menyediakan untuk layanan sekitar 300-400 komputer sekaligus e-library. Sehingga dari mana saja, asal ada koneksi internet, mahasiswa bisa akses koleksi daring perpustakaan,” ungkap Dr. Zamtinah, Kepala UPT Perpustakaan UNY. Kemampuan untuk mengakses koleksi secara daring inilah, yang kemudian diungkapkan Zamtinah sebagai upaya menginklusifkan


Laporan Utama

KALAM / PEWARA

koleksi bagi semua. Data dari UPT. Perpustakaan menunjukkan bahwa walaupun UNY memiliki 132.327 judul koleksi buku cetak dengan 283.899 eksemplar, namun setiap harinya rata-rata baru dikunjungi sekitar 800-1500 setiap hari. Jumlah yang didapat pada tahun 2017 lalu, ungkap Zamtinah, baru meningkat sekitar 13,1% dalam setahun. Walaupun di momen-momen tertentu layaknya menjelang tahun ajaran baru maupun ujian dan musim sidang tugas akhir, angka tersebut bisa melonjak drastis. “Tapi itu kan hanya momen tertentu saja. Padahal, kita menargetkan peningkatan jumlah mahasiswa yang memanfaatkan fasilitas perpustakaan sebesar 20%. Jalan untuk mencapai optimal sesuai target, menginklusifkan perpustakaan, masih panjang,” ungkap Zamtinah. Selain itu, target-target yang

DIRJEN BELMAWA dalam sesi teleconference Peresmian Program Digial Library dan E-Learning.

tertaut dalam Laporan Pelaksanaan Program Tahunan UNY tahun 2017, juga menunjukkan belum terpenuhinya apa yang dicita-citakan oleh perpustakaan. Peningkatan jumlah dosen yang memanfaatkan fasilitas perpustakaan misalnya, hanya 4,3% dari target 6%. Sedangkan peningkatan pengunjung database yang dilanggam UNY melalui e-journal/e-book, yang hendak dipopulerkan UNY dengan adanya Digital Library, baru meningkat 12,1% dari target 20%.

Sifat teknologi saling berpaut. Keadaan ini kemudian mengimplikasikan banyak hal, terutama dalam perkembangan zaman.

Kekurangan tersebut menurut Zamtinah, selama ini berlangsung karena dua hal. Yang pertama, adalah kurangnya fasilitas komputer yang bisa digunakan untuk mengakses koleksi digital secara langsung di perpustakaan. Mahasiswa dalam mencari rujukan masih gemar mengunduh buku bajakan atau fotokopi milik teman, alih-alih berebut sekitar 20 komputer yang disediakan di lantai 3 gedung perpustakaan. Jumlah 20 komputer tersebut, pada dasarnya tidak proporsional dibanding jumlah pustakawan yang secara rutin mengunjungi perpustakaan UNY, maupun tambahan pengunjung yang sedang ditargetkan universitas. “Jadi kita berada di lingkaran dilema. Kita ingin meningkatkan pengunjung, tapi pengunjungnya juga susah didatangkan kalau komputer mau pakai saja harus rebutan. Ini sangat tidak seimbang,” ungkap Zamtinah. P E WA A DRIA N ADM EM 25 P ERWA I NI K AA M IDKEAS M AB RER T 2 0 1 8 11


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

Budaya dan Ketersediaan Literasi Alasan yang kedua, kemudian dikaitkan Zamtinah kepada tugas dosen yang kerap belum berbasis koleksi perpustakaan. Beberapa dosen ungkapnya masih lebih intensif membawa buku ajar sendiri maupun melakukan studi dalam kelas berbasis komunikas verbal maupun power point.

Sehingga menjadikan perpustakaan sebagai magnet dari mereka. Tapi kadang juga ada jurnal yang belum ada di perpustakaan, maupun koleksi buku yang ingin kita rujuk ternyata belum ada atau mencarinya butuh waktu. Alternatifnya kadang Scihub (website penyedia jurnal bajakan), atau konvensional saja semacam copy teman,” ungkap Herman

Walaupun hal tersebut tetap baik dan sejalan dengan kebebasan berakademik yang dimiliki para dosen, Zamtinah mengungapkan akan lebih konstruktif jika kegiatan belajar mengajar tersebut dilengkapi dengan kajian literatur yang lebih intensif layaknya me-review jurnal. Himbauan untuk meningkatkan basis budaya literasi telah terus disuarakan oleh Pimpinan UNY bersama dengan UPT Perpustakaan. Jurusan-jurusan di Program Pascasarjana UNY, layaknya diungkapkan Prof. Herman Dwi Sujono, Ketua Prodi S2 Teknologi Pembelajaran PPs UNY, telah rutin menjalankan hal tersebut.

Menyikapi hal tersebut, Zamtinah mengungkapkan bahwa penyediaan yang lebih masif melalui Digital Library UNY dapat menjadi solusi. Ketersediaan server berjaringan yang membuat para sivitas bisa mengakses koleksi dari mana saja, diungkapkan Zamtinah sejalan dengan peningkatan akses fasilitas

“Ya memang budaya literasi itu penting, dan di Pascasarjana sudah bagus karena tugas kuliah kita minimal review jurnal Scopus lah ya. 26 P E WA R A D I N A M I K A M D EASREEM 12 T B2E0R1 82 0 1 8

REKTOR UNY DAN DIRJEN BELMAWA sedang mengecek perangkat komputer yang tersedia.

Penyediaan yang lebih masif melalui Digital Library UNY dapat menjadi solusi. Ketersediaan server berjaringan yang membuat para sivitas bisa mengakses koleksi dari mana saja.

e-library dari gadget pribadi yang berdasarkan statistik sebesar 30% di tahun lalu. Beberapa koleksi UNY yang selama ini masih sulit diakses oleh khalayak sivitas, layaknya koleksi karya disertasi rektor maupun tokoh penting UNY di zaman lampau, juga akan difasilitasi untuk pencarian jejak dan digitalisasi oleh pihak perpustakaan. Sehingga nantinya, jurnal dan beberapa e-book lainnya yang dilanggam oleh UNY dapat mengakses literasi yang mereka kehendaki bahkan dari rumah masing-masing. Sedangkan beberapa koleksi yang lebih sensitif layanya Skripsi, Tesis, atau Disertasi tertentu, disediakan dalam bentuk softcopy (.pdf ) yang hanya bisa dibaca dan diakses secara langsung di Digital Library tanpa boleh di-copy/ diunduh. “Untuk koleksi seperti karya rektor maupun tokoh UNY terdahulu, akan diupayakan. Kalau perlu, kita sowan ke rumah keluarga. Men-digitalkan adalah mengabadikan, dan ini bisa jadi langkah kita bukan hanya memupuk budaya dan menyediakan literasi, tapi juga penghormatan kepada beliau,” pungkas Zamtinah.


Laporan Laporan Utama Utama

Perpus Asyik Anak Muda Digilib dibonsai cantik agar ramah bagi mahasiswa. Menyesuaikan tren milenial, digilib digadang-gadang menjadi perpustakaan favorit. Bejibun karya akademik diharapkan melejit setelah bervakansi ke digilib.

Oleh Oleh RONY RONY K. K. PRATAMA PRATAMA Editor Editor BUDI BUDI MULYONO MULYONO

D

ARIF ARIF // HUMAS HUMAS

inding inding kaca kaca utama utama lantai lantai pertama pertama digilib digilib tampak tampak kinclong. kinclong. Meski Meski dilihat dilihat sekitar sekitar tujuh tujuh langkah langkah kaki kaki dari dari rektorat, rektorat, fasilitas fasilitas bagian bagian dalam dalam terpampang terpampang jelas. jelas. Seakan Seakan tak tak ada ada sekat sekat pemisah. pemisah. Padahal Padahal kaca kaca itu itu cukup cukup tebal. tebal. Relatif Relatif tebal tebal dari dari kaca kaca konvensional. konvensional. Pengunjung, Pengunjung, sebagian sebagian besar besar mahasiswa mahasiswa UNY UNY itu, itu, bisa bisa melihat melihat keadaan keadaan dalam dalam digilib digilib dari dari kejauhan. kejauhan. Mulanya Mulanya Aya, Aya, mahasiswi mahasiswi Pendidikan Pendidikan Ekonomi, Ekonomi, tak tak mengira mengira kalau kalau gedung gedung bekas bekas parkiran parkiran perpustakaan perpustakaan pusat pusat itu itu hendak hendak dibangun dibangun digilib. digilib. Ia Ia hanya hanya mendapat mendapat kabar kabar lewat lewat tutur tutur tinular tinular teman teman kuliahnya. kuliahnya. DesasDesasdesus desus itu itu terbayar terbayar sudah sudah manakala manakala lewat lewat depan depan Museum Museum Pendidikan Pendidikan Indonesia Indonesia (MPI). (MPI). “Ternyata “Ternyata benar. benar. Ada Ada perpus perpus baru. baru. Bagus,” Bagus,” ucapnya. ucapnya. Aya Aya ikut ikut peresmian peresmian digilib digilib pada pada 8 8 Maret. Maret. Bersama Bersama kelima kelima sahabatnya sahabatnya ia ia mewakili mewakili Fakultas Fakultas Ekonomi. Ekonomi. Menyimak Menyimak penjelasan penjelasan Dirjen Dirjen Belmawa Belmawa dan dan Rektor Rektor UNY, UNY, Aya Aya tak tak sabar sabar memanfaatkan memanfaatkan fasilitas fasilitas digilib. digilib. “Kan “Kan dijelaskan dijelaskan kalau kalau perpus perpus baru baru itu itu enak enak buat buat diskusi diskusi dan dan mengerjakan mengerjakan tugas,” tugas,” katanya. katanya. Digilib Digilib dipercantik, dipercantik, tak tak sekadar sekadar bebas bebas WiFi, WiFi, tapi tapi juga juga fasilitas fasilitas canggih canggih sekaligus sekaligus ornamen ornamen kekinian. kekinian. Perpustakaan Perpustakaan megah megah ini ini sengaja sengaja dibangun dibangun sesuai sesuai selera selera milenial. milenial. Pandangan Pandangan perpustakaan perpustakaan yang yang dingin, dingin, kuno, kuno, dan dan tak tak ramah ramah bagi bagi pengunjung pengunjung segera segera ditampik. ditampik. Digilib Digilib menawarkan menawarkan kebaruan kebaruan ruang ruang dan dan suasana suasana yang yang memungkinkan memungkinkan pendatang pendatang bercengkerama bercengkerama secara secara intelektual. intelektual. Bahkan Bahkan juga juga memberikan memberikan ruang ruang khusus khusus berkontemplasi berkontemplasi sekaligus sekaligus diskusi diskusi aktif aktif agar agar semakin semakin bergairah bergairah untuk untuk berkarya berkarya secara secara akademik. akademik. Keempat Keempat lantai lantai dibonsai dibonsai sedemikian sedemikian rupa rupa dengan dengan tata tata kelola kelola modern modern dan dan profesional. profesional.

DIGITAL DIGITAL LIBRARY; LIBRARY; PRODUK PRODUK FASILITAS FASILITAS PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PALING ANYAR ANYAR PALING KHUSUS KHUSUS UNTUK UNTUK SIVITAS UNY UNY SIVITAS

Seratus Seratus unit unit komputer komputer bermerek bermerek Apple Apple bertengger bertengger di di lantai lantai pertama. pertama. Satu Satu musala, musala, dua dua ruang ruang diskusi, diskusi, dan dan ruang ruang kreatif kreatif bisa bisa dijumpai dijumpai di di lantai lantai kedua. kedua. Ruang Ruang kolaboratif, kolaboratif, audio-visual, audio-visual, dan dan konferensi konferensi mini mini ditempatkan ditempatkan di di lantai lantai tiga. tiga. Yang Yang terakhir, terakhir, lantai lantai empat, empat, terdapat terdapat gedung gedung pertemuan pertemuan berkapasitas berkapasitas 300300an an orang. orang. “Pembagian “Pembagian komputernya, komputernya, lantai lantai dua dua 70 70 unit unit dan dan lantai lantai tiga tiga 60 60 unit,” unit,” tutur tutur Zamtinah, Zamtinah, Kepala Kepala Perpustakaan Perpustakaan Pusat Pusat UNY. UNY. Konsep Konsep ruang ruang dan dan dekorasi dekorasi digilib digilib mendekati mendekati kantor kantor Google. Google. Ia Ia dibentuk dibentuk dan dan ditata ditata sesuai sesuai tren tren anak anak muda. muda. Asosiasi Asosiasi perpustakaan perpustakaan lampau lampau yang yang menakutkan menakutkan tak tak lagi lagi diteruskan. diteruskan. Menurut Menurut Sutrisna Sutrisna Wibawa, Wibawa, Rektor Rektor UNY, UNY, digilib digilib dikondisikan dikondisikan agar agar sivitas sivitas akademika akademika betah betah di di perpustakaan. perpustakaan. Untuk Untuk menjaga menjaga kenyamanan kenyamanan dibutuhkan dibutuhkan terobosan terobosan kreatif kreatif sesuai sesuai gaya gaya milenial. milenial. “Target “Target tahun tahun 2018 2018 seribu seribu artikel ilmiah!” artikel ilmiah!” tegas tegas Sutrisna. Sutrisna. Ia Ia mengharapkan mengharapkan dengan dengan adanya adanya

digilib, digilib, dorongan dorongan berkarya berkarya semakin semakin melejit. melejit. Apalagi Apalagi referensi referensi digital digital bebas bebas diakses diakses di di digilib. digilib. Ini Ini menegaskan menegaskan tak tak ada ada lagi lagi alas alasan an defisit defisit pustaka. pustaka. Semua Semua itu, itu, menumenurut rut Sutrisnya, Sutrisnya, semata-mata semata-mata memmemfasilitasi fasilitasi mahasiswa mahasiswa dan dan dosen dosen untuk untuk melanggengkan melanggengkan tradisi tradisi akademik. akademik. Komputer Komputer yang yang tersedia tersedia di di digilib digilib akan akan disambungkan disambungkan dengan dengan komputer komputer lain lain di di tiap tiap fakultas. fakultas. Zamtinah Zamtinah pula pula telah telah menyiapkan menyiapkan dua dua teknisi teknisi khusus khusus digilib. digilib. “Mereka “Mereka ditugaskan ditugaskan untuk untuk mengelola mengelola bagian bagian digilib,” digilib,” ujarnya. ujarnya. Digilib Digilib difungsikan difungsikan sebagai sebagai perpustakaan perpustakaan pusat, pusat, sedangsedangkan kan pascasarjana, pascasarjana, fakul fakultas, tas, dan dan gedung gedung utama utama lain lain akan akan menerima menerima percikan percikan literasi literasi digital digital itu. itu. Menjawab Menjawab tantangan tantangan zaman, zaman, UNY UNY berinovasi berinovasi dengan dengan membangun membangun sekaligus sekaligus mendandani mendandani digilib. digilib. Tak Tak sekadar sekadar bebas bebas WiFi, WiFi, tapi tapi juga juga fasilifasilitas tas canggih canggih sekaligus sekaligus ornamen ornamen keki kekinian. nian. Perpustakaan Perpustakaan megah megah ini ini se sengaja ngaja dibangun dibangun sesuai sesuai selera selera milenial. milenial.   P E WA A DR N AD 27 P II N II K M A R T PE ERWA WA RI A A DM NI KA AAM MD KEA AS E MM AB R EE R T 2 20 01 18 8 25 25


Laporan Utama

LDR Yogyakarta-Banjarmasin bersama E-Learning 7in1 Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

D

alam pertemuan kelima kelas Pengetahuan Bahan Pangan di Prodi Pendidikan Tata Boga, Dr. Mutiara Nugraheni menjabarkan struktur biologis ikan dan beragam produk hewani laut lainnya, sembari menyajikan cara mengolah produk-produk tersebut dengan baik tanpa menghilangkan nilai-nilai gizinya. Namun, kelas yang berisikan konsep teoritis, faktual, dan prosedural tentang sifat-sifat bahan pangan itu tak lagi diajarkan dengan tatap muka membosankan via buku diktat di dalam kelas. Jam kuliah justru dilakoni sang pengajar dari salah satu ruang di Fakultas Teknik (FT) sembari duduk di depan laptop. Menyaksikan para mahasiswa yang mengakses dan mengerjakan penugasan melalui aplikasi Be-Smart, serta sesekali memberi masukan dalam diskusi yang berlangsung melalui chat daring maupun video call. Hal serupa juga berlangsung ketika sang dosen memaparkan bagaimana pembelajaran jarak jauh (PJJ) tersebut berlangsung kepada Dirjen Belmawa Kemristekdikti Prof. Intan Ahmad bersama para rektor universitas yang tergabung dalam 7in1 lewat video conference dari FT. Menghubungkan Digital Library dengan fakultas yang terletak 5-10 menit jika berjalan kaki tersebut, termasuk dengan 20 mahasiswa asal Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang juga mengambil mata kuliah yang ia ampu dan membuatnya seakan tak berjarak. “Izin melaporkan Pak Intan. Saya Mutiara Nugrahaeni bersama dua dosen kelas ini (Ichda Chayati, MP., dan Andian Ari Anggraeni, M.Sc.), sudah tiga tahun mendapat amanah mengampu mata kuliah online. Semua melalui forum dan video conference daring, dan diikuti secara real time oleh 128 mahasiswa UNY dan 20 mahasiswa dari ULM,”

14 P E WA R A D I N A M I K A D MEASREEM T B2E0R1 82 0 1 8 28

KALAM / PEWARA

ungkap Mutiara disambut gemuruh tepuk tangan peserta soft launching sekaligus apresiasi dari sang Dirjen. Intan juga memandang, bahwa PJJ dapat menjadi terobosan di era disrupsi digital yang harus terus digaungkan agar Indonesia tak ketinggalan dengan bangsa lain. Dengan program PJJ, ia berharap proses belajar bisa menjadi universal, tak tersekat ruang, sembari membuat hubungan jarak

DIRJEN BELMAWA BERSAMA REKTOR UNY Saat penandatanganan prasasti peresmian Program Digital Library dan E-Learning UNY.

Intan juga memandang, bahwa PJJ dapat menjadi terobosan di era disrupsi digital yang harus terus digaungkan agar Indonesia tak ketinggalan dengan bangsa lain.

jauh serasa menyenangkan. “Jadi tidak ada nanti Long Distance Relationship (LDR) yang complicated seperti anak-anak muda kita biasa lihat. LDR dalam proses e-learning, serasa begitu dekat dan mendekatkan,” tegas Intan. Sistem Pembelajaran Daring Indonesia Sebagai program yang diinisiasi Ditjen Belmawa Kemristekdikti (sebelumnya Dit Belmawa Kemdikbud) untuk meningkatkan pemerataan akses terhadap pembelajaran bermutu di perguruan tinggi, Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA) diluncurkan oleh Wakil Presiden Boediono pada 2014 lalu. Mendikbud pada saat itu, Mohammad Nuh, mengungapkan bahwa kuliah daring merupakan langkah terobosan untuk penyediaan pendidikan bermutu dan terjangkau bagi segenap bangsa Indonesia dalam waktu singkat dengan biaya terjangkau yang tidak tersekati ruang dan tuntutan hadir di kelas.


ARIF / HUMAS UNY

Laporan Utama Rektor UNY membuka Festival Dalang Cilik sebagai bagian dari rangkaian acara Dies Natalis UNY 2017

KALAM / PEWARA

Pada 2014, enam perguruan tinggi memperoleh izin resmi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk menyelenggarakan kuliah online, yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Gadjah Mada, STMIK AMIKOM Yogyakarta, dan Universitas Bina Nusantara. Pada awalnya 30 mata kuliah dirilis guna penyelenggaraan kuliah online tersebut, dengan standar isi dan proses kuliah daring mengacu kepada standar nasional pendidikan, dan standar internasional untuk e-learning. “Sehingga pada awal dirilis, tujuannya memang meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK), yang pada 2017 lalu juga baru menyentuh 31,5%,” ungkap Intan. Kebanyakan dari mereka yang belum mampu menempuh Pendidikan

PROF. HERMAN DWI SUJONO saat memandu pembukaan teleconference dengan universitas jarngan UNY.

Tinggi, layaknya diungkapkan oleh Menristekdikti Mohamad Nasir dalam Rapat Kerja Kopertis Wilayah XIV Papua dan Papua Barat yang dilaksanakan di Indoluxe Hotel Yogyakarta (07/03/2018), berlangsung akibat banyak aspek yang sifatnya multidimensional. Termasuk di antaranya, tingkat ekonomi dan keterbatasan fasilitas perguruan tinggi yang ada di wilayah-wilayah tertentu.

Sang Menteri menjadi salah satu solusi tepat untuk meningkatkan akses Pendidikan Tinggi di daerah tersebut. Terlebih lagi, Kemristekdikti telah memiliki aturan yang dapat menjadi acuan dalam penyelenggaraan PJJ, sehingga baik perguruan tinggi negeri maupun swasta dapat menjalankan program tersebut tanpa menanggalkan kualitas yang mampu dihadirkan dalam tatap muka.

PJJ kemudian dipandang oleh

“Sehingga kami optimis, karena kalau kita sekadar kejar mengembangkan kampus secara konvensional rata-rata peningkatan APK hanya 0,5% per tahun, dengan PJJ saya optimis APK bisa di angka 40% pada tahun 2022-2023,” jelas Nasir.

Pengembangan PJJ kemudian dirintis UNY melalui BeSmart pada 2006 dengan mengusung konsep blended learning sejak saat itu.

Pengembangan PJJ tersebut, kemudian dirintis UNY melalui portal Be-Smart pada tahun 2006. Konsep blended learning yang memadukan pelaksanaan P ERWA I NI K AA MD I KEAS M AB RE R T 2 0 1 8 15 P E WA A DRI A N ADM EM 29


Laporan Utama

pembelajaran berbasis daring tanpa menanggalkan tatap muka, berlangsung sejak saat itu. Beberapa kelas yang mengambil fitur daring secara penuh layaknya Pengetahuan Bahan Pangan, juga mulai bermunculan. Pengembangan Digital Library dan infrastuktur berbasis digital yang didukung oleh proyek IDB, termasuk diantaranya mengembangkan jaringan internet yang baik, menjadi stimulus untuk hal tersebut. “Termasuk untuk terus mengoptimalisasi UNY yang sudah bergabung dalam kolaborasi berbasis SPADA. 102 kelas dan modul berbasis online course, sudah bisa diakses antar mahasiswa kampus 7in1. E-learning bareng-bareng lintas kampus,� ungkap Intan. Ambil SKS di Kampus Lain Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu kooperasi yang telah muncul dalam SPADA dan 30 1 6 P E WA R A D I N A M I K A D MEASREEM T B2E0R1 82 0 1 8

melibatkan UNY di dalamnya ialah melakukan semacam kerjasama transfer kredit berbasis e-learning. Kolaborasi antar kampus yang tergabung dalam kerjasama 7in1, memberikan mahasiswa dalam universitas-universitas tertentu untuk mengambil mata kuliah di kampus lain secara daring sesuai kesepakatan dan kebutuhan antar prodi. SKS yang diambil di kampus lain tersebut, nantinya akan diakui

Kolaborasi antar kampus yang tergabung dalam kerjasama 7in1, memberikan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di kampus lain secara daring sesuai kesepakatan dan kebutuhan prodi.

oleh masing-masing universitas dan masuk ke dalam transkrip ijazah. Kelas Pengetahuan Bahan Pangan misalnya, telah menerapkan pembelajaran berbasis e-learning ini untuk tahun ketiga. 20 mahasiswa ULM yang baru tahun pertama mengikuti pembelajaran berbasis e-learning di UNY tersebut nantinya akan memperoleh nilai setara dengan 3 SKS. Namun berbeda dengan transfer kredit biasa yang mewajibkan para mahasiswa untuk kuliah hanya di universitas tujuan, layaknya mahasiswa yang sedang pertukaran pelajar ke luar negeri, kerjasama berbasis SPADA ini memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di universitasnya sendiri dan di kampus lain secara simultan. “Sehingga walaupun dia mengambil mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan, para mahasiswa ULM ini tetap bisa mengambil mata kuliah


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

yang ada di universitasnya sendiri. Misal dia memiliki jatah total 24 SKS, maka 3 SKSnya sedang diambil di UNY dan 21 SKSnya diambil di ULM atau kampus-kampus 7in1 lainnya,” ungkap Prof. Herman Dwi Sujono, Ketua Prodi S2 Teknologi Pembelajaran UNY yang juga sempat menjabat sebagai Ketua Tim E-Learning Project IDB 7in1 Ditjen Belmawa. Beberapa dari 102 kelas dan modul yang saat ini digelar dalam kerjasama E-Learning 7in1, di antaranya adalah Matkul Inovasi Pendidikan di Universitas Gorontalo, Matkul Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) di Universitas Tanjung Pura Pontianak, dan Matkul Pengantar Statistika di Universitas Syiah Kuala Aceh. Masing-masing mata kuliah tersebut juga telah diambil mahasiswa lintas kampus, misalnya Matkul Inovasi Pendidikan yang juga diambil oleh 50 Universitas Negeri Surabaya, dan Matkul PSDA

TELECONFERENCE DENGAN UNIVERSITASUNIVERSITAS JARINGAN UNY.

yang diambil 10 mahasiswa ULM. “Ini baik bagi para mahasiswa untuk mendapat exposure sekaligus merasakan dan membandingkan kualitas kuliah antar kampus. Ke depan, harapannya semua karena terpapar, jadi makin berkolaborasi dan belajar satu sama lain agar berkembang. Sekaligus, kerjasama antar kampus 7in1 ini bisa jadi rujukan untuk kolaborasi yang lebih luas,” ungkap Intan.

Harapannya, semua karena terpapar, jadi makin berkolaborasi dan belajar satu sama lain agar berkembang. Sekaligus, kerjasama antar kampus 7in1 ini bisa jadi rujukan.

Trajektori UNY dalam upaya untuk mengembangkan inklusifitas perguruan tinggi sekaligus menyongsong era digital, juga diharapkan akan terus mengembangkan dan membuka akses PJJ seperti inisiasi Kemristekdikti. Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa mengungkapkan hal tersebut sejalan dengan upaya UNY untuk menyukseskan program pendidikan negeri sekaligus menghadirkan diri bagi masyarakat secara luas. “Apalagi waktu itu (Groundbreaking Gedung IDB, Juni 2017), Pak Menteri (Moh. Nasir, Menristekdikti) sudah ngendikan minta UNY menambah mahasiswa. Pesan tersebut akan kita kaji selalu dengan kapasitas yang ada. Apalagi Gedung IDB nantinya juga akan memberi ruang, dan kolaborasi e-learning IDB serta kemajuan pesat teknologi memberikan kita kesempatan untuk terus berkembang dan maju,” pungkas Sutrisna.  P E WA A DRI N P ERWA A ADMI NI KAAMDI KEAS EMMABREERT 22001188 31 17


Laporan Utama

Merebut Angka Hoki Internasional

Per 2017, 33,3% Dosen UNY kini telah bergelar doktor. 6,85% di antaranya juga mengemban amanah sebagai guru besar. Angka tersebut melampaui target tahunan yang dirumuskan Sutrisna. Namun, UNY tak pernah ingin berhenti meningkatkan kompetensi tiap insan dosennya. Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

Kompetensi (TUK) bidang tertentu. Adanya sertifikat ini diharapkan agar lulusan UNY diakui secara profesional di dunia kerja.Terutama menyangkut keahlian khusus. Bila ijazah memberi pengakuan universal, sertifikat kompetensi mencitrakan kecakapan partikular.

P

ergantian tahun 2017 ke 2018 membawa keberuntungan tersendiri bagi UNY. Dinyatakan masuk peringkat ketiga versi 4 Internal Colleges and Universities (4ICU), perkembangan UNY sedemikian pesat. Ia satusatunya kampus eks. IKIP yang duduk mentereng di sana. Status ini menjadi prestasi sekaligus kebanggan tersendiri. Warta lain turut bermunculan. Selain 4ICU, UNY juga masuk urutan ke-12 sebagai kampus terbaik menurut Top 25 Universities in Southeast Asia 2018. Selisih satu angka dengan Singapore Management University (13) dan Chulalangkorn University (14). Kabar baik ini lekas disambut bangga oleh Wakil Rektor I, Margana. Menurut profesor kampus ungu tersebut prestasi itu menyiratkan rekam jejak dan perjuangan UNY yang begitu total dan solid. Margana meneropong kesungguhan UNY untuk meningkatkan kualitas akademik harus terus dijaga dan dikembangkan. Dorongan kuat untuk bekerja sama ialah kunci utama menuju arah itu. Bagi Margana, di tengah kontestasi global yang begitu kuat, standar kualitas sudah semestinya didasarkan atas kebutuhan internasional. Menyoal posisi itu ia kemudian akan memproyeksikan program akademik di ranah mancanegara. Sosialisasi program dan profesi bagi mahasiswa mancanegara menjadi prioritas UNY di kawasan ASEAN. Modal eksternal itu juga didukung kualitas sarana dan prasarana UNY yang sudah terstandardisasi internasional. Margana melihat 32 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

*** Status akreditasi A UNY mesti menular secara integral. Prodi yang berstatus belum A akan didorong supaya naik predikat. “Kita masih harus mempercepat akreditasi. Dari 102 Prodi, sebanyak 60 Prodi terakreditasi A,” ujarnya. kesempatan ini sebagai perimbangan antara citra dan kualitas. “Di samping terus mengenalkan UNY, kita juga harus meningkatkan mutu pendidikan.” Eskalasi kualitas akademik masih diprioritaskan Margana pada 2018. Ia ingin UNY naik peringkat. Baik di level nasional maupun internasional. Setidaknya, bagi Margana, rangking yang telah disabet terus dipertahankan. “Yang perlu perjuangan itu menjaga prestasi dan posisi,” jelasnya. Tahun 2018 Bidang Akademik memiliki ketentuan bagi tiap lulusan agar menjadi sarjana plus. Selain punya ijazah, ia diharapkan memiliki sertifikasi kompetensi. “Misalnya sertifikat keterampilan khusus seperti tari, musik, rupa, jurnalistik, teknik, akuntansi, dan lain sebagainya,” ujar guru besar linguistik ini. Sertifikat ini dikeluarkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Agar mendapatkan sertifikat itu mahasiswa harus lolos uji kompetensi. Masing-masing Prodi, karenanya, akan memiliki Tes Uji

Penerimaan 89 orang mahasiswa internasional UNY tahun 2018.

Margana menargetkan tahun 2018 minimal lima Prodi naik predikat. “Sekalipun yang diakselerasi bisa 15 Prodi. Tapi kan semua butuh proses.” S-1 hingga S-3 sama-sama diutamakan. Margana berharap konsentrasi pengembangan akademik dilakukan secara seimbang. Semua diprioritaskan Margana dalam peningkatan akademik agar tak berat sebelah. Akreditasi berpengaruh terhadap penyelenggaraan Program Profesi Guru (PPG). Pemerintah mengutamakan Prodi berstatus A sebagai pelaksana PPG tiap bidang. “Tahun 2017 kami mengusulkan 37 Prodi pendidikan sebagai penyelenggara. Sekarang sudah ada 27 Prodi terakreditasi A. Yang 10 masih B. Tahun ini semoga bisa semua,” ungkap Margana. “Publikasi jelas,” tegas Margana, “dan akan terus menjadi concern kami.” Bimbingan pra-Scopus yang dicetuskan Rektor UNY sejak tahun lalu akan terus digencarkan. Pembinaan artikel ilmiah terbaik, mulai dari penerjemahan hingga insentif, niscaya digenjot. Ini karena perhatian dosen untuk publikasi internasional tahun 2017 semakin


Laporan Utama Kesenjangan antara produktivitas menulis dan beban mengajar disiasati Margana. Masalah klasik ini ia jawab dengan memutuskan agar dosen mengajar maksimal 16 SKS. “Ini supaya dosen bisa membagi waktu secara maksimal. Baik meneliti maupun mengajar,” jelasnya. *** Peringkat internasional membuka keran bagi status universitas. Seperti prioritas program Sutrisna pada setahun pertama, PTN BH tetap menjadi fokus ke depan. Menurut Margana, “Tahun 2017 mengkaji, 2018 merumuskan dan mengakselerasi, tahun 2019 kita menargetkan UNY masuk Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).” Prasyarat utama status ini antara lain 70% Prodi harus terakreditasi A. Kesempatan UNY masuk PTN BH semakin besar. Apalagi posisi UNY telah diperhitungkan di tingkat nasional dan internasional. Pada posisi itu, respons UNY terhadap era disrupsi juga positif. Ini membuktikan bahwa status PTN BH memungkinkan perguruan tinggi bersikap cari menghadapi disrupsi ala Revolusi Industri 4.0.

meroket tiap bulannya. Senada dengan dorongan publikasi jurnal terindeks, tahun ini UNY mengadakan 28 seminar internasional yang terintegrasi. “Seminar ini diorientasikan untuk dosen, mahasiswa, peneliti, dan umum. Mereka diharapkan produktif usai mengikutinya,” harapnya. Margana menyebut strategi seminar dan publikasi ini sebagai kesungguhan UNY terhadap student mobility dan staff mobility. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) tak luput dari perhatian. HAKI berpaut erat dengan produktivitas dan kualitas publikasi dosen. Jika karya ilmiahnya mengandung kebernilaian empiris sekaligus kebaruan praktis, potensi dipatenkan semakin besar. “Selama tahun 2017 sudah terdapat 350 judul yang dipatenkan. Tahun ini kami menargetkan 350 judul,” tuturnya. Selama menjabat sebagai Wakil Rektor I, Margana optimis menggolkan 1000 HAKI dan 1000

Capaian UNY versi 4ICU

buku. “Visi saya one lecture, one book. Kita kan punya 1060 dosen. Jadi, hal itu sangat mungkin,” ujarnya. Tekad Margana menginduk pada salah satu poin visi-misi Rektor UNY mengenai pencitraan akademik. “Tahun ini harus lebih kencang lagi risetnya. Karena itu, kita akan dikenal di dunia internasional. Bukan sekedar membangun reputasi dan popularitas, melainkan juga terkenal karena kontribusi kita bagi dunia akademik,” kata Prof. Dr. Sutrisna Wibawa.

Peringkat internasional membuka keran bagi status universitas. PTN BH tetap menjadi fokus ke depan.

Rochmat Wahab, mantan Rektor UNY (2009-2017), telah menyoal PTN BH dari segi teoretis melalui artikelnya berjudul Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) Ditinjau dari Perspektif Filosofis dan Sosiologis. Menurutnya, otonomi kampus berdampak pada kedewasaan manajerial. Kecenderungan universitas untuk selalu bergantung ini, menurut Rochmat, perlu diubah agar lebih produktif. “Kondisi demikian tidak berarti pemerintah melepaskan tanggung jawabnya karena dalam batas tertentu pemerintah juga masih ikut bertanggung jawab dalam mengatasi persoalan yang dihadapi PTN BH dengan diwujudkan pada pemberian subsidi yang relatif masih cukup tinggi.” Rochmat juga memberi sinyal supaya universitas terus meningkatkan daya adaptabilitas. Nilai ini berpaut erat dengan kesungguhan kampus dalam menghasilkan kualitas pendidikan maupun penelitian yang mampu bersaing di level internasional. “Tradisi kualitas dalam kondisi ini diharapkan menjadi bagian kultur kampus yang sangat penting,” paparnya. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 33


Laporan Utama

Sesuai Target, UNY Masuk 5 Besar PIMNAS 31 Kado milad Sutrisna ke-59 sungguh membanggakan. UNY diumumkan masuk peringkat lima PIMNAS. Prestasi ini naik lima tingkat dari rangking sepuluh pada 2017. Tahun depan ditargetkan tiga besar Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

M

edio tahun 2018 UNY ketiban hoki. Mulanya hanya sepercik harapan untuk masuk sepuluhtujuh besar PIMNAS. Namun, kenyataannya justru di luar ekspektasi. UNY Juara 5 PIMNAS. Tahun lalu UNY menempati urutan ke-10. Naik signifikan menjadi peringkat lima membuat Sutrisna Wibawa, Rektor UNY, bersyukur karena warta itu juga menjadi kado ulang tahunnya ke-59. Menurut Sutrisna, tahun 2018 UNY lolos 15 tim lintas bidang PKM. Jumlah itu dikatakan terbanyak dalam sejarah sepanjang UNY mengikuti aktif kompetisi PIMNAS. Sebelum diumumkan, orang nomor satu di di pucuk kepemimpinan itu sudah memprediksi UNY akan masuk lima besar. Dugaan itu bukan isapan jempol setelah panitia membeberkan hasil kompetisi. Torehan prestasi tim UNY di PIMNAS begitu fantastis. Meraih tiga medali setara emas (satu poster dan dua presentasi), empat medali setara perak (dua presentasi dan dua poster), dan dua medali setara perunggu (kategori poster) cukup membuat civitas akademia UNY senyum sumringah. “Perolehan hasil PIMNAS ini merupakan anugerah tapi juga sekaligus tantangan,” ucap Sutrusna. Kerja keras dan cerdas antarelemen merupakan kunci utama keberhasilan UNY di PIMNAS. Pendamping atau pembimbing PIMNAS dinyatakan Sutrisna sebagai pihak yang turut berkontribusi besar atas prestasi itu. Bila melihat lima besar pemenang PIMNAS, UNY merupakan satu-satunya LPTK yang bisa bersaing dengan universitas terkemuka lain seperti UGM, UB, UNDIP, dan UI. 34 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

ARIF / HUMAS

Peringkat ke-5 diharapkan melejit di tahun mendatang. Sutrisna akan mengerahkan tenaga dan kerja sama kepada semua elemen guna mendorong tim UNY untuk sukses PIMNAS di tahun 2019. “Semoga bisa naik peringkat lagi. Setidaknya tetap bertahan. Tapi kami tetap berusaha untuk meningkatkan perolehan rangking di tahun mendatang,” ujarnya.

Ismayan Dwi Prayoga dkk, sebagai salah satu penyabet medali dari UNY

Sumaryanto, Wakil Rektor III, menandaskan perolehan lima besar PIMNAS 2018 cukup membanggakan. Menurutnya, tahun lalu UNY mencapai peringkat sepuluh. “Kalau

Kerja keras dan cerdas antarelemen merupakan kunci utama keberhasilan UNY di PIMNAS.

tahun ini jadi lima besar, berarti naik lima poin itu berarti hasil yang sangat baik,” jelasnya. UNY menyumbangkan tujuh kategori PKM seperti PKMPE (Penelitian Eksata), PKMSH (Sosial Humaniora), PKM-K (Kewirausahaan), PKM-M (Pengabdian kepada Masyarakat), PKM-PT (Penerapan Teknologi), PKM-KC (Karsa Cipta), dan PKM-GT (Gagasan Tertulis). Tiap tim PKM UNY terdiri atas tiga sampai lima anggota, baik perfakultas maupun lintas fakultas. Salah seorang pembimbing PKM UNY, Pujianto, Dosen FMIPA, berharap agar tahun mendatang UNY bisa masuk tiga besar. “Target kami tahun depan bisa masuk tiga besar. Ini sangat mungkin selama keuletan dan sinergi antarmahasiswa dan pembimbing berjalan dengan baik. Tidak ada yang tidak mungkin,” jelasnya. 


Laporan Utama

Melayani Satu Pintu, Melayani Sepenuh Hati Pembentukan Unit Layanan Terpadu (ULT), bagi Universitas Negeri Yogyakarta tak sekadar menyatakan kesanggupan dalam penyelenggaraan reformasi birokrasi dan layanan informasi publik sesuai asas keterbukaan dalam undang-undang. Ia juga bukti kesungguhan untuk melayani lewat satu pintu, dengan sepenuh hati di tengah era kemajuan teknologi.

Sinergi ditengah Keberagaman Berangkat dari usaha guna menjawab kebutuhan masyarakat pengguna informasi dan layanan yang berkenaan dengan eksistensi Universitas Negeri Yogyakarta, Anwar mengungapkan bahwa ULT terlahir sejalan dengan Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia 20102025 dalam Peraturan Pemerintah No 81 Tahun 2010, yang diturunkan dari Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Terpadu. Nomenklatur dari badan koordinasi tersebut berbeda-beda, sejalan dengan tugas pokok fungsi yang dimiliki instansi tersebut sebagai unit satuan kerja dalam kesatuan pemerintahan.

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

G

ood governance boleh jadi telah lama didengungkan. Begitu pula reformasi birokrasi, dengan terminologi reformasi sendiri yang menekankan perubahan secara bertahap dan berkelanjutan guna mengubah yang sudah ada menjadi lebih baik. Namun, menurut Suharnanik Listiana, Komisioner Bidang Advokasi, Sosialisasi, dan Edukasi Komisi Informasi Pusat (KIP) DIY, ia kerap menjelma sebagai pungguk yang merindukan bulan. Alasannya, karena segala perubahan tersebut akan memiliki daya dampak minimal jika tak diketahui maupun tersaji dengan mudah oleh masyarakat. Tak terkecuali mahasiswa yang dalam melakukan demonstrasi maupun mengajukan satu dua tuntutan, karena merasa belum menerima pelayanan yang baik. Oleh karena itu, Unit Layanan Terpadu (ULT) yang disebut Anwar Effendi, Kepala Kantor Humas Promosi dan Protokol (KHPP) UNY sebagai anak kandung dari reformasi birokrasi dan upaya segenap aparatur sipil negara untuk menghadirkan pelayanan yang lebih mudah dan tersentral kepada masyarakat, sudah selayaknya berduet dengan keterbukaan informasi publik. Terlebih lagi, salah satu aspek dari delapan area perubahan reformasi birokrasi ialah peningkatan pelayanan publik. Sinergi dalam peningkatan keterbukaan informasi publik dengan ULT adalah dua mata koin yang memiliki selayang pandang tak hanya untuk melayani masyarakat lewat satu pintu dan lebih mudah.

REALCLEARLIFE.COM

Tapi juga dengan sepenuh hati, sebagai bagian atas amanah masyarakat dan negara kepada Universitas Negeri Yogyakarta untuk menggelar pendidikan tinggi keguruan yang berkualitas dan dapat diandalkan. “Kuncinya adalah, pelayanan itu tersedia. Tapi belum diketahui dengan betul dan penyajian kita utamanya dalam menyajikan informasi publik, kerap belum baik. Kalau sinergi dan informasi tersedia, harapan kami tentu lebih baik sehingga bisa menjadi ikon reformasi,� ungkap Suharnanik.

Bagi Pemerintah Daerah, pusat pelayanan serupa biasa diberi nama Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Pada umumnya, ia berfokus pada sistem penyederhanaan pembuatan dokumen legal, pembayaran pendapatan negara baik pajak maupun bukan pajak (PNBP), dan penyederhanaan izin. Pemroresan investasi dan pengurusan lembaga bisnis juga mampu dilakukan oleh badan ini sehingga selain dapat memperoleh informasi mengenai prosedur, waktu, dan biaya para investor juga dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh perizinan dan non perizinan hanya dalam satu pintu. Langkah tersebut merupakan pelayanan yang efisien khususnya terhadap pelayanan perizinan, yang selama ini diakui sebagai proses yang berbelit dan panjang. Walaupun berbeda secara substansi, prosedur tersebut dihadirkan dengan tujuan yang sama dengan P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 35


Laporan Utama

Unit Layanan Terpadu UNY, maupun badan-badan lain dengan nomenklatur yang berbeda: Menjadi solusi prima bagi masyarakat dan pemegang keputusan lainnya. Serta diharapkan memiliki keunggulan berupa cepat, mudah, transparan, bebas dari biaya tidak resmi, memiliki kepastian hukum, serta pelayanan yang profesional karena sumber daya manusia yang ditempatkan di situ memang didedikasikan sebagai garis depan pelayanan (street level bureaucracy). “Jadi nomenklatur membuat namanya beragam. Di Kemristekdikti, namanya adalah Pusat Informasi Terpadu. Disingkat PINTU. Tapi, semuanya punya niat sama. Agar orang datang, dan segala urusan selesai di situ,� ungkap Anwar. Guna mewujudkan tuntasnya segala kebutuhan masyarakat, ULT memiliki lima tugas fungsi utama terkait dengan informasi publik di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta. Yang pertama, ialah mengkoordinasikan pengelolaan 36 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

informasi tersebut di dalam seluruh lingkungan dan unit kerja. Untuk melakukan hal tersebut, sistem informasi berbasis daring kemudian dikembangkan agar disposisi maupun direktori informasi dapat diakses secara real time. Data mahasiswa misalnya, sebagai informasi publik yang paling banyak diminta sejak tahun 2016. Ketika perorangan maupun lembaga datang ke ULT untuk memohon informasi tersebut, maka data yang sebenarnya menjadi domain Biro Informasi dapat langsung disajikan kepada sang pemohon informasi di ULT. Jikapun data tersebut tidak tersedia secara real time, maka ULT berkewajiban untuk mencarikan data tersebut untuk disajikan kepada pemohon. Atau, mengarahkan pemohon informasi kepada unit kerja terkait yang sudah dipastikan oleh ULT memiliki informasi yang sedang dicarinya. Tujuannya, agar pemohon informasi tidak terkesan dilemparlempar atau malah diperumit, juga untuk memperoleh kepastian yang selama ini menjadi momok pelayanan birokrasi Indonesia.

“Idealnya memang ULT yang mengkoordinir dan menyajikan semuanya. Kami di Biro Akademik hanya mengirimkan data ke ULT, nanti dia yang berhadapan dengan pemohon. Idealnya demikian, namun kita masih menuju kesana,� ungkap Maryanto, Kepala Bagian Informasi UNY. Klasifikasi dan Menguji Informasi Tugas kedua yang diemban ULT ialah penyusunan dan klasifikasi atas informasi apa saja yang boleh disajikan bagi publik dan yang tidak. Untuk melakukan hal tersebut, ULT kemudian berkoordinasi dengan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di masing-masing institusi, serta personalia berbasis bidang-bidang yang ada di bawahnya sesuai dengan ketetapan rektor. Baik itu Bidang Pelayanan Informasi, Bidang Pengelolaann Informasi, Bidang Dokumentasi dan Arsip, serta Bidang Pengelolaan Website dan Bidang Pelayanan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa. Di samping itu, tetap berkoordinasi dengan arahan Tim Pertimbangan


Laporan Utama

Pelayanan ULT yang mengedepankan smart and smile.

yang lebih baik. Walaupun, rapat pimpinan tersebut tetap didampingi oleh rapat di masing-masing fakultas, maupun rapat koordinasi antara humas seluruh fakultas dengan humas rektorat. “Ini juga keniscayaan karena kami UPT Puskom tentu tidak memiliki hak mengatur unit kerja lainnya. Persuasif dan menghadirkan fasilitas memang penting, tapi yang lebih penting lagi adalah gerakan pimpinan. Alhamdulillah para pimpinan sangat concern untuk itu (menggerakkan keterbukaan informasi),” ujar Priyanto. Selain komunikasi, keharusan klasifikasi informasi yang berlangsung dalam rapat-rapat tersebut juga diungkapkan Anwar, terkait dengan tugas ketiga ULT yaitu melakukan uji konsekuensi terhadap informasi yang akan dikecualikan. Sejalan dengan amanat undang-undang, universitas berhak menolak penyediaan informasi dengan alasan-alasan tertentu. Misalnya, dalam Pasal 6 UU KIP yang menekankan bahwa badan publik tidak hanya berhak menolak informasi yang dikecualikan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, tapi juga berhak menolak memberikan informasi publik apabila tidak sesuai dengan ketentuan tersebut, maupun menolak informasi publik yang dapat membahayakan negara ataupun hakhak pribadi.

ARIF / HUMAS

Pelayanan Informasi yang terdiri atas para Dekan dan Wakil Rektor, Penanggungjawab yang terdiri atas Kepala Biro Akademik, Kepala KUIK, dan Wakil Rektor IV, serta Rektor sendiri sebagai Pengarah.

Dari situlah, masing-masing data maupun informasi, dibuatkan daftar dalam SK Rektor termasuk data mana saja yang perlu dikecualikan. Masing-masing pengecualian harus dicantumkan alasannya dalam SK Rektor, serta berdasarkan pertimbangan yang matang melalui rapat koordinasi PPID. Dengan demikian, UNY sebagai institusi layanan publik tidak hanya mampu melakukan uji konsekuensi, tapi juga memenuhi tugas keempat yaitu menyediakan, mengumumkan, dan memberikan layanan informasi terbuka. Dengan keterbukaan informasi dan upaya pelayanan publik yang sinergis, ULT dengan koordinasi dengan PPID diharapkan dapat menyelesaikan sengketa informasi publik secara komprehensif. Karena dalam setiap pengambilan keputusan terkait dengan pelayanan dan penyediaan informasi, didasari atas pertimbangan legal yang baik serta sejalan dengan asas pelayanan Smart and Smile yang sedang digadanggadang oleh universitas. Termasuk, ungkap Suharnanik, mampu menyeimbangkan proses pelayanan secara optimal baik melalui platform daring maupun tatap muka luring. “Harapannya bahwa apapun platform yang digunakan masyarakat, baik daring maupun luring, bisa berimbang semua dan mampu menghadirkan komunikasi dua arah,” pungkas Suharnanik.

Infografis seputar ULT UNY

Koordinasi tersebut kemudian berlangsung secara multilevel dan simultan. Di tingkat pengarah maupun tim pertimbangan pelayanan informasi, rapat pimpinan menjadi sarana untuk melakukan sinergi. Dari hasil rapat tersebut, para pimpinan dapat mengkomunikasikan dan mengkoordinir seluruh anak buahnya lebih lanjut agar bersinergi dengan sistem informasi yang hendak dihadirkan UNY. Priyanto, Kepala UPT Puskom mengungkapkan keniscayaan terkait hal tersebut karena aparatur senantiasa mengikuti arahan maupun petunjuk dari masingmasing atasannya. Sehingga kemauan politik (political will) para atasan, dapat menjadi tauladan bagi institusi yang dipimpinnya untuk menerapkan keterbukaan informasi P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 37


Laporan Utama

Setahun Menakhodai, Sekarung Progres Tercapai Momen 54 tahun UNY menandai rekam jejak prestasi dan progres program. Dipenggawai Sutrisna bentangan konsep dan prioritas kerja dimanifestasikan secara kolektif. Kerja bersama menjadi kunci utama. Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

S

etengah abad lebih empat tahun UNY eksis di tengah masyarakat lokal, nasional dan internasional. Usia yang tak lagi muda tapi belum begitu sepuh. Sepanjang lintasan waktu, kampus kependidikan negeri di Yogyakarta ini, dipertautkan oleh spirit yang sama, yakni memfasilitasi dan mengembangkan jagat pendidikan di ranah perguruan tinggi. Telah banyak yang UNY torehkan. Selain prestasi berskala internasional, pengabdian, pengajaran dan penelitian tak henti-hentinya dihela. Kerja sama antarkolega menjadi kunci utama. Pucuk kepemimpinan dari rektor hingga jajaran tingkat program studi disolidkan secara masif. Pada titik demikian, Rektor UNY (2017-2021), Sutrisna Wibawa, membawa sejumlah amanah itu. Tanpa koordinasi horizontal dan vertikal, alih-alih kemajuan didapatkan, malah yang terjadi justru kemunduran. Membawa cita-cita kolektif ini bukan perkara mudah tapi bukan pula mustahil. Ini karena Sutrisna punya jurus jitu melalui jargon Smart and Smile yang telah melegenda di antara civitas akademia UNY. Sutrisna membagi prioritas program kerja berdasarkan jangka pendek dan menengah. Ia dasarkan perencanaan itu secara inheren dengan visi-misi. Tentu visi-misi ini telah diterjemahkan dari induknya, yaitu Kemendikbud dan Nawacita Presiden Joko Widodo. Di situ terbentang tarik-menarik dialektis antara pemerintah Indonesia dan Rektor UNY. Navigasi ini, menurut Sutrisna, dimaksudkan agar program prioritas yang dibawanya tak lepas konteks. 38 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

DOK FIS UNY

Tahun lalu, ketika masih baru menjabat. Sutrisna mengatakan kedudukan IPTEKS dalam pengembangan program universitas sedemikian penting. Namun, Sutrisna mengkreatifi dengan menyisipkan variabel olahraga. “Jadi, sasaran kita bukan hanya

Rektor UNY menegaskan tiap program harus didasarkan atas nilai-nilai filosofis. Nilai itu antara lain ketakwaan, kemandirian, dan kecendekiaan.

IPTEKS, melainkan IPTEKSOR (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni, dan Olahraga),� ujarnya. Posisi olahraga ini dianggap profesor filsafat Jawa itu sebagai salah satu ikon unggulan yang dimiliki UNY. Ini dibuktikan dengan keberadaan fasilitas olahraga yang dinilai jempolan di Indonesia. Rektor UNY menegaskan tiap program harus didasarkan atas nilai-nilai filosofis. Nilai itu antara lain ketakwaan, kemandirian, dan kecendekiaan. Pertama, Sutrisna hendak membawa UNY melalui dorongan religius. Semua agama dan keyakinan warga UNY Sutrisna dukung. Tentu dengan konsisten dan menghormati praktik agama lain. Selain religiositas, Sutrisna menekankan kemandirian. “Baik


Laporan Utama

DOK. UNY

dosen, pegawai, maupun mahasiswa, mereka hendaknya mandiri dalam berpikir dan bertindak,” ungkapnya. Independensi ini merujuk pada profesionalisme dalam bekerja. Sutrisna menerjemahkan kemandirian itu sebagai bentuk inisiatif yang dilakukan dalam ranah individu dan komunal. Setelah takwa dan mandiri diterapkan, Sutrisna mengharapkan warga UNY mempraktikan pribadi yang cendekia. Poin terakhir ini sesuai dengan peran UNY sebagai kampus yang menjunjung tinggi ruh ilmiah dan bertanggungjawab. Konsekuensi logis butir ini, menurut Sutrisna, “Akan terdidik karakternya. Sebetulnya itu semua fondasi pendidikan karakter yang digalakan UNY.”

Rektor UNY Beserta Jajarannya

Bagi Sutrisna, ketercapaian program mesti jelas indikatornya. Untuk itu, selama setahun memimpin, ia mengacu pada cetak biru yang semula telah dirumuskan bersama. “Saya polanya pekerja. Bukan pewacana. Saya tidak ingin mewacanakan sana-sini tapi tidak

“Saya polanya pekerja. Bukan pewacana. Saya tidak ingin mewacanakan sana-sini tapi tidak dilakukan," tutur Sutrisna Wibawa, Rektor UNY.

dilakukan,” tuturnya. Karena itu, Sutrisna cenderung langsung merealisasikan target dan tujuan sehingga lekas dikerjakan. Dilansir dari Indikator World Class University (WCU) UNY versi RJP 2015-2025, terdapat tujuh sasaran strategis yang diperjuangkan Rektor UNY beserta pimpinan: (1) peringkat ke-1 universitas kependidikan versi webometrik; (2) peringkat ke6 universitas di Indonesia versi webometrik; (3) peringkat ke17 terbaik ASIA Tenggara versi THES; (4) peringkat ke-250 terbaik ASIA versi THES; (5) peringkat ke750 terbaik dunia versi THES; (6) tersebarluaskannya keunggulan UNY; dan (7) peningkatan pendapatan UNY melalui income generating activities (IGA). P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 39


Laporan Utama

DOK. HUMAS UNY

*** Predikat Akreditas A telah diraih UNY. Angin segar menyuburkan ranah-ranah lain. Sutrisna kemudian berfokus pada wilayah akademik yang diharapkan meningkat kualitasnya. Salah satu titik tembaknya adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). “Terus terang, perguruan tinggi memprioritaskan pengajar meraih gelar akademik doktor dan guru besar,” katanya. Kenyataannya justru berbeda. Menurut Sutrisna, UNY baru memiliki 27% doktor. Angka ini jauh di bawah perguruan tinggi lain. “Idealnya 70% dan ini kalau mau bagus,” tuturnya. Menjembatani problem akademik dapat dilakukan melalui membuka kesempatan seluas-luasnya bagi dosen untuk melanjutkan studi doktor. Terutama dosen yang berusia di bawah 40 tahun. Selain jumlah doktor yang masih di luar harapan, UNY baru memiliki 6% guru besar. Angka ini Sutrisna jadikan catatan ke depan. “Paling tidak kita memiliki 40 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

profesor sebanyak 15% supaya lazim seperti standar perguruan tinggi lain,” ungkapnya. Sementara itu, guru besar yang pensiun, diharapkan tetap mengajar. Menjadi profesor emeritus. “Jadi, mahasiswa bisa belajar kepada para ahli. Tapi regulasi emeritus itu jurusan yang mengajukan,” tambahnya.

Jargon smart and smile yang diusung Sutrisna dalam mewujudkan tujuan UNY

Musliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Predikat Akreditas A telah diraih UNY. Sutrisna kemudian berfokus pada wilayah akademik yang diharapkan meningkat kualitasnya. Salah satunya adalah peningkatan SDM.

(Wamendikbud), menyebut Indonesia baru memiliki 250.000 doktor. “Itu di tahun 2012 dan akan terus digenjot hingga seratus ribu doktor,” jelasnya. OECD (Organization for Economic Cooperation & Development) menyebutkan pada tahun 2014 Amerika Serikat meluluskan 67.449 doktor. “Selanjutnya diikuti 28.147 (Jerman), 25.020 (Inggris), dan 24.300 (India),” dilansir dari amp.weforum.org. Identitas akademik berbanding lurus dengan daya produktivitas sebuah karya. Untuk melejitkan jumlah riset dan publikasi yang terindeks, Sutrisna punya strategi secara sistemik. Antara lain memberi kesempatan besar bagi dosen untuk memublikasikan karya ilmiahnya melalui sistem terbimbing. “Saya menciptakan sistem ini agar para dosen siap dan pantas dipublikasikan ke jurnal terindeks,” ucapnya. Artikel saintifik yang terpublikasi kelak mendapat insentif dari universitas.


Laporan Utama

DOK. HUMAS UNY

Wakil Rektor I, Margana, mengatakan sistem bimbingan pra-scopus ini dilakukan dalam rangka mendorong kualitas dan kuantitas publikasi internasional. Ia mengharpkan agar selain menulis di forum dunia, karya para dosen itu juga didaringkan agar bisa diakses jamak orang. “Semua karya dosen harus ter-online-kan. Termasuk mereka wajib memiliki akun google scholar dan research gate sehingga karyanya terindeks,” harapnya. *** Setengah tahun kepemimpinan Sutrisna gagasan futuristik sekolah vokasi diwacanakan. Ia dimulai dari perumusan dan analisis kebutuhan. Meski baru sebatas konsep, Sutrisna telah menegaskan hendak membangun sekolah vokasi di Kulon Progo. Ia mengatakan bahwa kebutuhan sekolah vokasi itu merupakan respons atas kebutuhan zaman. Menurutnya, terobosan demikian sesuai dengan konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mendorong keterampilan praktis

Konferensi internasional untuk guru vokasi dan teknologi

sebagai modal utama. Tentu ini yang paling dibutuhkan. Putut Wirjawan, Pimpred Bernas, mendukung upaya rektor itu melalui penyosialisasian sekolah vokasi ke masyarakat. “Saya melihat bahwa UNY menempati peran strategis dalam membangun SDM dan profesional. Terutama calon mahasiswa yang akan menempuh pendidikan vokasi,” paparnya di depan forum media pertengahan Mei 2017. Putut menambahkan kedudukan UNY di Yogyakarta begitu strategis bagi atmosfer

Saya melihat bahwa UNY menempati peran strategis dalam membangun SDM dan profesional. Terutama calon mahasiswa vokasi.

pembelajaran. “Apalagi Indonesia dulu dibangun dari Yogyakarta. Kita ingat Soekarno dan Hatta pernah memindahkan ibu kota Indonesia di Yogyakarta. Jadi, kita harus mengulang semangat itu,” tegasnya. Ia berharap agar terjalin sinergi antarelemen antara UNY, masyarakat, dan media. Tanpa ketiga komponen itu, menurut Putut, “Tujuan luhur akan susah dicapai.” Senada dengan Putut, Octo Lampito, Ketua Dewan Kehormatan PWI Yogyakarta, melihat upaya UNY untuk mendirikan sekolah vokasi itu diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan di DIY. “Bayangan saya, Jogja itu daerah termiskin di Jawa, namun usia harapan hidupnya juga tinggi. Kita bisa berharap banyak dari sekolah vokasi itu,” katanya. Octo memberi lima poin mata kuliah untuk dipertimbangkan lebih lanjut: negosiasi, kerja tim, kepemimpinan, pemecahan masalah, serta etos kerja dan karakter. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 41


Laporan Utama

Festival Pancasila, Membangun Rumah Cinta Guru bangsa dan pimpinan universitas sepanggung. Mereka mengorasikan Pancasila secara kreatif dan persuasif. Hampir seribu mahasiswa mamadati halaman rektorat Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

R

atusan mahasiswa berjas biru itu melingkari tower Rektorat UNY. Mereka, sebagian besar, terdiri atas mahasiswa Bidik Misi dan Ormawa. Menghadap utara, tepat di panggung berukuran sedang, sorot mata mereka menyiratkan antusiasme karena menyaksikan orasi para petinggi perguruan tinggi se-Yogyakarta. Guru Bangsa, Ahmad Syafii Maarif, duduk diapit Sutrisna Wibawa dan Yudi Latif. Selebihnya para penggawa universitas duduk membanjar rapi. Mereka sama-sama menunggu giliran menyampaikan orasi dalam rangka Festival Pancasila pada Rabu, 6 Juni 2018. Gelayut awan yang makin menghitam kemerah-merahan tanda menjelang senja, meskipun juga di bulan ramadan, tak menyurutkan semangat cendekiawan muda UNY. Ketika mikrofon disabet salah seorang orator, sorak-sorai mahasiswa memecah halaman rektorat. Giliran Suminto A. Sayuti, budayawan sekaligus Guru Besar Bidang Sastra berorasi, tiba-tiba suasana hening. Mereka takjub dengan sebiji sajak yang dideklamasikan Suminto. “Dari Karangmalang menuju Indonesia, ngomong Pancasila, tidak harus dengan statement akademik, tetapi akan lebih indah untuk Anda semua melalui puisi,” ucap profesor kampus ungu itu. Ia mewacanakan Pancasila dengan puisinya berjudul Mari Membangun Rumah Cinta. Bagi Suminto, Pancasila serupa puisi yang ditenun pendiri bangsa. Wujud estetik penyampaian orasi itu kemudian ditekankan lewat karya sastra. Salah satu bait menegaskan, 42 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

ARIF / HUMAS

“Kitapun anak-anak khatulistiwa, mari kita bangun rumah cinta, dengan pintu dan jendela terbuka.” Penggalan sajak ini mengamsalkan Indonesia sebagai garis imajiner berupa khatulistiwa yang membentang dari Sabang sampai Merauke.

SUYANTO, Ph.D. Ketika memberikan sambutan dalam Festival Pancasila 2018

Di bawah khatulistiwa, beragam suku menginduk pada satu identitas

Pancasila serupa puisi yang ditenun pendiri bangsa. Wujud estetik penyampaian orasi itu kemudian ditekankan lewat karya sastra.

nasional yang menamai dirinya sebagai Indonesia. Diksi “pintu” dan “jendela” yang terbuka di sana memberi makna betapa Pancasila merangkul tiap golongan dengan keterbukaan seluas-luasnya. Suminto mafhum, puisinya itu, secara tersirat dapat ditafsirkan sebagai keterbukaan dan kebermaknaan Pancasila. Ia juga mengejawantahkan sila pertama seperti berikut. “Dengan atap rumbia patahan mega, dengan fondasi agama dan keyakinan diri menghujam tertancap di pekat bumi pertiwi. Dengan tiang keragaman budaya, huruf dan kata menjadi ornamen dinding, kalimat dan wacana menjadi pagar keliling, kita merumahkan diri lewat lintasan lintasan sunyi tapi abadi. Mari kita bangun rumah cinta tempat kita berbagi suka dan duka.” Senada dengan Suminto,


Laporan Utama

Mensyukuri Pancasila, Merayakan Kebhinekaan KITA (bangsa Indonesia) harus mengakui betapa jeniusnya para founding fathers yang telah menggali dan merumuskan dasar negara Indonesia, Pancasila. Jika ditelaah lebih jauh, Pancasila merepresentasikan kehendak umum rakyat Indonesia dari yang bersifat trensendental pada sila pertama, hingga yang berurusan dengan kebutuhan esensial manusia yaitu keadilan sosial pada sila ke lima. Rumusan dasar negara ini disusun dengan kalimat yang begitu indah hingga menghubungkan antar sila dan saling mengkualifikasi atau memberikualitas antar sila-nya. Keunggulan Pancasila tidak hanya terletak pada susunan kalimatnya dengan makna yang dalam, tapi Pancasila menjadi titik simpul yang menghubungkan kemajemukan yang ada di Indonesia sebagai salah satu negara dengan keberagaman yang paling kompleks di dunia. Indonesia ditakdirkan berdiri di atas hamparan samudra yang diatasnya bercokol belasan ribu pulau yang dihuni oleh ratusan juta rakyat dengan segala keberagamannya. Dengan kompleksitas yang dimilikinya, Indo­ nesia membutuhkan alat pemersatu yang tidak hanya kuat secara ideo­ logis, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman dalam praksis. Pada situasi inilah kita patut mensyukuri kejeniusan para founding fathers yang merumuskan Pancasila dan terjaga eksistensinya hingga kini. Bulan Juni merupakan bulan Pancasila yang merujuk pada pidato Soekarno di hadapan Sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Pada saat itulah untuk pertama kalinya istilah Pancasila diperdengarkan oleh Soekarno dalam pidatonya yang berapi-api dan penuh dengan optimisme bagi sebuah bangsa yang merdeka. Akan tetapi, menjelang perayaan kemerdekaan Indonesia ke 73, eksistensi Pancasila sebagai sebuah konsensus ideologi dan philosophische grondslag mendapat arus perlawanan dari sekelompok kecil kalangan yang ingin memecah belah bangsa dengan aksi terorisme. Rentetan teror yang dilakukan pada bulan Mei lalu yang

orasi Yudi Latif, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), keterbukaan Pancasila diandaikannya sebagai representasi jiwa lebar. “Kalau seluruh sila Pancasila itu kita peras dan kemudian kita rangkumkan prasyarat mentalnya, apa yang diperlukan agar Pancasila itu bisa dijalankan? Kejiwaan yang kita perlukan untuk memberikan Pancasila itu adalah jiwa jiwa lebar,” katanya. Yudi menguraikan lebih lanjut kalau Pancasila menampung pusparagam yang ada di Indonesia. Mengambil pilihan kata “keluasan samudera” yang menampung pelbagai jenis ikan, Pancasila diimajinasikan Yudi dengan mengambil anasir geografis. Penjelasannya relevan pula dengan keadaan teritori Indonesia yang terdiri atas bejibun pulau di tengah perairan lepas.

menyasar di Mako Brimob Depok, Gereja Pantekosta dan Polrestabes Surabaya, Bom di Rusun Wonocolo Sidoarjo, hingga penyerangan terduga teroris di Mapolda Riau, hanya ingin menebarkan ketakutan dan perpecahan di kalangan masyarakat. Teror tersebut, meski dilakukan oleh sekompok kecil orang, tetapi mengindikasikan belum sepenuhnya Pancasila diakui sebagai sebuah konsensus nasional. Pasca keruntuhan Orde Baru, yang menggunakan Pancasila sebagai alat kekuasaan dan alat tekan, Pancasila pada era Reformasi mengalami dekadensi dalam pengakuan dari rakyatnya. Penataran Pancasila yang pada masa Orde Baru sangat digelorakan, justru mengalami titik nadirnya pasca Reformasi karena diangap sebagai perpanjangan tangan Orde Baru. Akibatnya banyak generasi muda yang tidak dibesarkan oleh pendidikan Pancasila yang berkelanjutan laiknya pada masa Orde Baru justru mencari-cari nilai bahkan ideologi lain di luar Pancasila. Untuk itu, dibutuhkan gaung yang menggelorakan Pancasila khususnya kepada generasi muda yang sangat terbuka dengan gempuran ideologi asing melalui gedget-nya untuk menyadari bahwa Pancasila adalah konsensus nasional yang final. Merayakan bulan Pancasila, UNY ikut serta dalam menyuarakan akan pentingnya kita ber-Pancasila dengan menghadirkan tokoh-tokoh nasional dan tokoh pendidikan di Yogyakarta dalam acara yang bertajuk “Festifal Pancasila” pada 6 Juni 2018. Esensi dari kegiatan ini antara lain ingin menunjukkan kepada khalayak bahwa Pancasila adalah sebuah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada bangsa Indonesia. Untuk itu kita wajib mensyukuri keberadaanya, serta merayakan kebhinekaan yang kita miliki bukan meruncingkannya. Vamos Pancasila.

BUDI MULYONO

Dengan tegas, Yudi mengatakan, “Jiwa lebar adalah jiwa bersatu. Jiwa lebar adalah jiwa berbagi. Itulah semangat dasar Pancasila yang kalau kita bisa bersatu, bisa berbagi, itulah yang disebut jiwa gotong royong.” Nilai gotong royong ini adalah pembeda rumusan kenegaraan Indonesia dengan negara lain. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia, pernah

Nilai gotong royong ini adalah pembeda rumusan kenegaraan Indonesia dengan negara lain," ungkap Yudi Latif dalam orasinya.

mengatakan pula kalau gotong royong merupakan sikap kultural bangsa Nusantara sejak lampau. Itu kenapa Soekarno mengaku bukan pencetus Pancasila, melainkan sekadar penggali nilai-nilai sosiologis yang kemudian dipadatkan menjadi lima sila. Buya Syafii punya argumen lain manakala membincang soal multikulturalisme Indonesia. Bila orator lain hanya merujuk pada analekta suku, ia justru memilih kata kuliner. Pilihan tepat Buya ini acap kali luput diulas di tengah festival Pancasila. Kuliner yang akrab didengar jamak orang, namun kurang diperhatikan sebagai nilai pluralitas bangsa Indonesia. Pembukaan orasi yang ciamik itu dikemukakan Buya tak serta-merta dalam rangka glorifikasi, tetapi mengantarkan pada titik P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 43


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

kegelisahannya. “Sekarang kita sudah merdeka. Hampir 73 tahun. Banyak kemajuan. Banyak prestasi. Tapi sila kelima dan Pasal 33 UUD 1945 masih belum turun ke bumi sepenuhnya. Ini persoalan besar kita,” urai profesor emeritus Jurusan Sejarah UNY itu. Lebih tajam, Buya Syafii mengaitkan persoalan aktual yang mendera bangsa, yaitu gerakan radikal yang mengarah pada terorisme. Menurutnya, pemicu besarnya adalah ketimpangan sosial. Buya Syafii tak mencoba bersikap pragmatis. Orasinya, selain terdengar heroik, khusyuk, dan argumentatif, juga menyodorkan solusi praktis. “Kita berharap para konglomerat yang besar-besar itu. Jumlahnya ada 150 orang dengan aset sekitar 3000 dolar. Melebihi APBN. Mereka diharapkan juga turut mengelola Pancasila ini. Bukan dalam bentuk pidato dalam bentuk pesta ria tapi nilainya itu kita bawa turun untuk menyelamatkan bangsa dari segalam ancaman,” tuturnya. Ia mengalamatkan pelbagai ancaman 44 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

itu meliputi liberalisme, kapitalisme, terorisme.

Salam pancasila digemakan di Rektorat UNY

Di antara pimpinan universitas yang hadir—UGM, UIN Sunan Kalijaga, USD, UKDW, UPN, dan UST—orasi Sutrisna menggunakan retorika persuasif. Ia banyak menggunakan diksi ajakan. “Jangan katakan Pancasila ajaran thogut. Sebab sila pertamanya adalah ajaran ketauhidan. Jangan katakan Pancasila tidak pro kerakyatan sebab kemanusian dan keadilan

Sutrisna menyampaikan kalau sisi magis Pancasila itu menyatukan dan menggerakan kebhinekaan. Jika Pancasila tak lahir di bumi Indonesia, perpecahan horizontal terjadi.

sosial menjadi nyawanya Pancasila,” ungkapnya. Sutrisna menyampaikan kalau sisi magis Pancasila itu menyatukan dan menggerakan kebhinekaan. Baginya, jika Pancasila tak lahir di bumi Indonesia, perpecahan horizontal niscaya terjadi. Pancasila mengikat mereka di bawah satu payung yang, menurut Sutrisna, “Mengajarkan kita untuk mengutamakan musyawarah sebelum mufakat. Hari ini saya mengajak hadirin semuanya. Kita ber-Pancasila, kita bersatu, kita berprestasi untuk Indonesia Raya. Untuk Indonesia Jaya!” Festival Pancasila diselenggarakan dalam rangka memperingati Kelahiran Pancasila 1 Juni. Panitia di bawah koordinasi Pusat Studi Pancasila dan Konstitusi (PSPK) UNY. “Festival Pancasila merupakan salah satu bentuk untuk membangun kesadaran publik,” ujar Samsuri, Ketua PSPK.


Laporan Utama

Selebrasi Pancasila Ala Milenial Teater “Membumikan Pancasila tak harus menyodorkan argumen akademik. Cairnya Pancasila ternyata acap dikreativitaskan melalui seni pertunjukan. Di sana Pancasila dirayakan secara estetik” Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

W

ijil Rachmadani ditakdirkan lahir dan tumbuh di zaman teknologi siber. Gadis kelahiran Wonosobo itu lebih familier dengan gawai pintar. Baginya benda canggih serbaguna itu tak ubahnya seperti kebutuhan primer lain. Hanya ketakketik di papan layar, pusparagam pengetahuan hadir secara lekas. Penanda ini ternyata mengubah pemikirannya. Terutama soal memaknai Pancasila. Bagi Wijil, Pancasila, sebagai ideologi negara, tak seberat teori dan tafsir yang dikemukakan kalangan menara gading. “Pancasila itu ya wujud nyata keseharian kita. Memahami Pancasila semudah bermain Smartphone,” tuturnya. Wijil adalah contoh dari jutaan generasi milenial yang kini dijadikan buah bibir. Sebuah generasi yang digadang-gadang mengisi masa depan Indonesia lebih baik—sebagaimana dicitrakan bonus demografi. Wijil, seorang pegiat muda teater Yogya, alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2013, punya segudang argumen kenapa Pancasila mesti dibumikan. Pancasila, menurutnya, adalah fondasi negara yang sudah final. “Banyak orang mengartikan Pancasila. Malah banyak juga yang berdebat. Hingga meragukannya pula,” ucapnya. Tapi, menurut gadis manis berambut lurus sebahu itu, Pancasila diungkapkan sebatas katakata. Jamak orang melupakan bahwa Pancasila adalah ekspresi laku. Mempraktikkan Pancasila lebih penting. Setidaknya itu menurut pengalaman Wijil. “Di dunia teater,” lanjutnya, “banyak hal, yang menurut saya, justru menerapkan nilai-nilai Pancasila.” Ia mengungkap proses

seni pertunjukkan, dari pemilihan naskah hingga pementasan, secara implisit menginduk pada tiap sila. Salah satu contoh yang dikemukakan meliputi nilai toleransi. Poin ketiga, Persatuan Indonesia, sangat jelas diterapkan selama proses teater. “Ketika berproses, tiap pemain, sutradara, artistik, pimpinan produksi, dan elemenelemen lain, kan harus bahumembahu. Saling kerja sama. Saling melengkapi,” ujarnya. Wijil menyadari bila perteateran absen kebersamaan yang saling mengisi, alih-alih sukses, malahan bisa retak, bahkan dapat dikatakan gagal. Teater dan toleransi adalah sepaket yang tak bisa dipisahkan. Nilai guyub bukan hanya terjadi sebelum pementasan. Kala para pemain naik panggung, kerlap-kerlip lampu disorotkan, genta orkestrasi dimainkan, dan cakap saling-sambut, mereka niscaya masuk ke ruang harmoni. Sisi keselarasan ini, bagi Wijil, sangat Pancasialis. “Bayangkan kalau tiap elemen berdiri sendirisendiri. Kan tidak masyok,” jelasnya. Anasir kemanusiaan dalam sila kedua dibabar Wijil. Suatu ketika ia mementaskan monolog berjudul Surti dan Tiga Unggas karya Goenawan Mohamad. Naskah itu mengisahkan pergolakan seorang istri yang ditinggal suami. Sang suami pergi berjuang melawan kolonialisme Belanda. Cinta istri terhadap suami membuncah tapi demi nasionalisme ia merelakan belahan hatinya pergi.

Di dunia teater, banyak hal, yang menurut saya, justru menerapkan nilai-nilai Pancasila.”

“Ada sisi kemanusiaan di antara sepasang pasutri itu. Cinta direlakan demi kepergian menghadap mara bahaya. Sekali lagi, naskah itu tentang bela negara,” kata Wijil. Sila kedua yang secara lengkap berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, acap kali diejawantahkan lebih kreatif. Tanpa pernyataan denotatif, esensi Pancasila, ternyata dapat dipersembahkan lebih ciamik dalam seni pertunjukan. Sedangkan poin keadilan, sepengalaman Wijil di jagat seni panggung, pernah diejawantahkan manakala mementaskan naskah berjudul Game. Naskah itu ia geluti bersama komunitas Omah Teater Jogja. Secara ringkas naskah tersebut mengeksplanasikan sejumlah kritik sosial mengenai ketidakramahan Yogya sebagai kota pelajar dan budaya. “Posisi saya menjadi sutradara saat itu. Salah satu dari tiga sutradara. Menariknya, selama proses, saya menemui nilainilai keberadaban, di samping nilai keadilan, dalam melihat Yogya saat ini,” tuturnya. Setarikan napas dengan Wijil ihwal nilai kolektivitas di Pancasila, Yudi Latif, penjaga gawang Pancasila dalam koridor akademik, berpendapat kalau bangsa Indonesia menghadapi problem serupa. Menurut Yudi, persoalan itu spaya diurai benang merahnya, pertamatama Pancasila mesti diedukasikan secara praktik. Terutama melalui semangat gotong-royong. Analisis Yudi sampai pada titik kegagalan pendidikan karakter. “Saya curiga kalau karakter personal kita gagal, karakter kolektif kita juga gagal,” tegasnya. Apa yang digelisahkan Yudi bisa ditopang lewat pendidikan teater sebagaimana dijelaskan Wijil, “Teater memberi edukasi kolektivitas. Kebersamaan yang semacam ini ada di teater." P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 45


Laporan Utama

"Penunggu" yang Mengamankan UNY Kala Lebaran

UNY punya penunggu hebat. Keberadaannya menjaga keamanan kampus dari tangan-tangan culas maupun yang usil. Keamanan itu hadir bukan dengan kekuatan mistis. Tapi lewat semangat pengabdian para satpam, yang tetap hadir secara jiwa raga di kala cuti lebaran. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

H

endratno, salah satu satpam di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNY, masih ingat ketika ia bersua dengan sanak familinya kala hari kemenangan tiba. Silaturahim yang dilakukannya bersama para tetangga dan sanak famili, terkesan terbirit-birit. Sungkem, ngobrol sebentar, lalu hengkang secepat kilat dari Kotagede yang menjadi kampung tempatnya tinggal. Secara rata-rata, Hendratno mengungapkan bahwa ia hanya menghabiskan sepuluh hingga tiga puluh menit di tiap rumah yang disambanginya. Bisa lebih lama, ungkapnya jika dipaksa menyantap hidangan yang telah disajikan sang empu rumah. Tapi semua agenda berkeliling itu, telah berakhir kira-kira kala adzan dhuhur berkumandang. “Tapi kalau tidak disuruh, ngobrol bentar, terus ya ngacir (segera meninggalkan rumah) saja,” kenang Hendratno sambil terkekeh. Tujuan Hendratno kala bergegas waktu lebaran itu, selorohnya bercanda, untuk kembali menjadi penunggu FIP. Ia tak segan dan justru bangga ditugaskan turut serta mengabdi dalam mengamankan UNY kala lebaran. Bersama rekanrekan pengamanan di FIP, maupun di seluruh UNY sesuai penugasan yang diberikan oleh Subbag Rumah Tangga. Kenyamanan bekerja, dan kuatnya rasa persaudaraan dengan sesama 46 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

civitas hingga para mahasiswa, membuat pekerjaan begitu nikmat dan ikhlas ditunaikan. “Pokoke seneng niku berlanjut penak lan tentreming ati (Intinya, suasana kerja yang menyenangkan berujung pada pekerjaan dapat ditunaikan dengan nyaman dan menentramkan hati). Bahkan hingga dengan Pak Rektor dan Pak Wakil Rektor III, kami woo jan gojegan iku koyo ketemu koncone lawas (seperti bersenda gurau dengan kawan lama),” ungkap Hendratno yang menyatakan kebanggaannya bersama rekan sejawat, menjadi “penunggu” UNY di kala civitas lain sedang tak bekerja. Direncanakan Jauh-Jauh Hari Untuk mengintesifkan kerja-kerja keamanan tersebut, perencanaan sudah dicetuskan sejak akhir bulan Mei 2018 seiring dengan surat edaran dari Kemristekdikti, peraturan rektor, serta surat edaran Rektor nomor 03/SE/2018 tentang Perubahan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama UNY Tahun 2018. Keputusan Rektor kemudian meresmikan digelarnya panitia bukan hanya untuk pengamanan, namun sekaligus pemantauan dan kebersihan Kampus Universitas Negeri Yogyakarta pada cuti

Keputusan Rektor kemudian meresmikan pemantauan dan kebersihan Kampus Universitas Negeri Yogyakarta pada cuti lebaran 1439H.

lebaran 1439H. Prof. Edi Purwanta selaku Wakil Rektor II, dalam menerbitkan panduan dan tata kelola pengamanan lebaran, menyatakan pihaknya memiliki tiga tujuan utama dalam menggelar kegiatan tersebut. Yang pertama, adalah menjaga keamanan sarana dan prasarana kampus. Pengamanan yang selama ini telah digelar kampus setiap cuti panjang tiba oleh satpam serta staf-staf tertentu, dipandang mampu melaksanakan tugas pengamanan. Termasuk, menghadirkan tim pemantau sebagai bentuk pengawasan dan evaluasi untuk mengendalikan jalannya pengamanan. “Bahwa dalam rangka menjaga sarana dan prasarana pada hari libur hari raya idul fitri 1439 H tahun 2018 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, perlu dilakukan pengamanan kampus selama 24 jam selama libur hari raya dan cuti bersama yaitu dari shif II tanggal 10 Juni 2018 s.d. shif III tanggal 20 Juni 2018,” ujar Edi. Selain itu, tujuan kedua dari kegiatan pengamanan, pemantauan, dan kebersihan kampus, adalah untuk memastikan proses pengamanan dan kebersihan kampus berjalan dengan baik dan benar. Kampus sebagai aset negara yang peruntukannya vital bagi masyarakat, dalam pandangan Edi penting untuk dijaga kondisinya secara prima. Karena jika rusak, ataupun tidak memenuhi poin tujuan ketiga dari kegiatan ini berupa terjaganya kebersihan Gedung dan lingkungan kampus guna menjamin proses belajar mengajar setelah libur dapat segera berjalan dengan lancar, maka


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

mahasiswa dan masyarakatlah yang akan dirugikan. Padahal, fasilitas kampus hadir karena ada sumbangan masyarakat dan uang pajak mereka. “Bagi kami, kalau ada fasilitas yang rusak, atau tidak prima, diperbaiki atau dicat dan pengadaan lagi, itu kan ragad maneh (mengeluarkan biaya lagi). Jadi sayang uang mahasiswa dan uang masyarakat jika harus dikeluarkan hanya karena fasilitas yang tidak teramankan,” imbuh Ganjar Triyono, Kasubbag Rumah Tangga UNY. Tantangan Berat di Setiap “Medan” Dari perumusan tujuan-tujuan tersebut, tugas pengamanan dilakukan secara intensif dengan membagi zona-zona yang dipimpin oleh Bagian Rumah Tangga atau satuan pengamanan di masingmasing zona. Setiap fakultas misalnya, menjadi zona masingmasing dan diberi otoritas untuk membentuk tim pengamanan secara proporsional. Begitupula dengan zona-zona non fakultas layaknya rektorat, Plaza UNY, PerpustakaanDigital Library-Museum,

Para punggawa keamanan UNY yang selalu siaga

Auditorium-Rumah Dinas, LPPM, LPPMP, Puskom, dan LIMUNY. Semua zona tersebut dijadwalkan memiliki penjagaan dengan sistem bekerja tiga shift dalam sehari. Masing-masing berlangsung selama delapan jam, antara pukul 07-15, 15-23, dan 23-7. Pembagian shift ini berlangsung secara rutin bagi petugas keamanan. Namun diungkapkan oleh Winarso, Kasubbag Umum Kepegawaian dan Perlengkapan FIP, khusus pada hari H Idul Fitri pengamanan pada shift pagi diberikan khusus kepada petugas pengamanan yang beragama non-muslim.

Tugas pengamanan dilakukan secara intensif dengan membagi zona yang dipimpin Bagian Rumah Tangga atau satuan pengamanan di masing-masing zona.

“Itu berlangsung secara musyawarah, ada rembugan, menentukan tanggal. Toleransi hadir di FIP, yang muslim diberikan kesempatan untuk tidak shift waktu pagi lebaran guna menunaikan sholat ied,” kenang Winarso. Dalam satu shift tersebut, pada umumnya dijaga setidak-tidaknya dua orang petugas pengamanan. Dengan demikian, pengamanan dapat berlangsung optimal karena masing-masing zona memiliki cakupan luas yang variatif. Petugas kebersihan, tidak terlibat dalam shift ini karena hanya ditugaskan setiap dua hari sekali. “Ada yang sangat kecil, sebut saja auditorium dan rumah dinas, atau perpustakaan dan Museum UNY. Tapi ada juga yang sangat luas, seperti zona rektorat. Karena dari pintu masuk sampai gedung rektorat. Setiap hari, ada monitoring dan pejabat struktural dibagi sampai zona tersebut,” ungkap Ganjar. Walaupun demikian, tantangan dalam keamanan menurut Ganjar tak hanya tergantung dari cakupan luas P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 47


Laporan Utama

BAG. INFORMASI UNY

wilayah suatu zona. Aset yang ada di dalam setiap zona, juga menambah kerumitan tersendiri. Perpustakaan misalnya, walaupun kecil, namun menyimpan ratusan komputer termasuk “kebun apel” yang telah dikisahkan dalam Pewara Dinamika edisi April 2018. Penjebolan laboratorium komputer oleh sindikat kriminal layaknya dikisahkan pemberitaan-pemberitaan di masa lampau, menjadi perhatian tersendiri bagi tim keamanan untuk memastikan bahwa hal serupa tidak terjadi di kampus ini. “Terlepas dari perampokan seperti itu sudah jarang, tapi adanya pengalaman seperti itu tetap harus membuat kita waspada. Seperti kata Bang Napi (tokoh pembawa acara berita kriminal di salah satu stasiun TV swasta), kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan,” ujarnya. Selain itu, lokasi dari setiap zona juga menimbulkan tantangan yang variatif. Fakultas Ilmu Pendidikan, diungkapkan oleh Winarso, memiliki akses tembus ke Program Pascasarjana dan Plaza UNY yang dapat dilalui lewat jalan setapak. Bagi Wahana Yudha dan Heri 48 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

Herlambang, satpam Rektorat UNY, mengamankan zona rektorat juga tak kalah menantangnya dari zona lain karena terkait dengan keberadaan gedung rektorat sebagai simbol sekaligus lokasi perkantoran yang sifatnya menyerupai VIP.

Kelengangan Rektorat UNY kala libur

“Kampus Mandala dan UPP UNY di lokasi kampus lain, saya juga pernah jaga. Aman terkendali. Intinya kita sudah terbiasa, lillahi taala karena kita menjaga aset negara dan melayani ketika yang lain berlibur,” ungkap Heri yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara, dan tidak dapat menunaikan ritual mudik demi pengabdiannya kepada UNY. Di lain tempat, Fakultas Ekonomi, ungkap Ganjar, menjadi lokasi

Mengamankan zona rektorat juga tak kalah menantangnya terkait dengan keberadaan gedung rektorat sebagai simbol sekaligus lokasi perkantoran yang sifatnya menyerupai VIP.

yang juga cukup menantang karena adanya pagar yang menghadap akses jalan umum. Lalu lalang setiap kendaraan di jalan tersebut, tentu tak bisa sepenuhnya dipantau oleh satpam secara langsung. Sehingga sempat terjadi, adanya vandalisme berupa corat-coret yang dilakukan oleh oknum mahasiswa secara kucing-kucingan. Ketika para Satpam baru saja selesai berkeliling, mereka datang menggunakan motor lalu mencoretcoret tembok untuk menyuarakan aspirasinya. “Waktu itu ada aspirasi terkait uang pangkal. Memang ada yang masih berbeda pendapat. Ini seharusnya disampaikan langsung ke jalur yang formal, kepada pihak pimpinan langsung sampaikan. Karena keluarga dewe, paling ya mung kita ingatkan. Padahal orang luar bisa dipidana. Kalau dicoret-coret, lalu di cat lagi, kan biaya lagi,” tutur Ganjar seraya mengungapkan kekecewaannya atas kejadian vandalisme tersebut. Sembari berharap bahwa kedepan, seluruh civitas dapat berkontribusi lewat perannya masing-masing guna mendukung berlangsungnya keamanan dan penjagaan fasilitas. 


Laporan Utama

Juara-Juara Asia dari FIK UNY Demam olahraga, tak hanya hadir di Jakarta dan Palembang. Di Karangmalang, warga berkerumun tiap sorenya untuk menyaksikan latihan Timnas U-19 di Lapangan UNY. Sembari mendoakan 17 atlit FIK mampu mengharumkan bangsa. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

RUGBY_UNY

K

etekunan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahra­ gaan UNY dalam mene­ kuni aktivitas fisik, tak hanya tertuang melalui pengetahuan di bangku-bangku kelas. Mewakili Indonesia, Gilang Rama­dhan berhasil menyabet medali Perunggu dalam cabang olahraga Voli Pantai.

Dari 17 atlet tersebut, Rugby menjadi dominasi cabang olahraga yang diperkuat atlit UNY. Total, ada tujuh atlit. Dengan masing-masing empat anak untuk Rugby Putra, serta tiga lainnya untuk cabang olahraga Rugby Putri. Mereka yang memperkuat Timnas Rugby Putra adalah Handika H. W., Yusuf Satri Nugroho, Dionysius Oktavian dan M. Danial Al Fikri, sedangkan tiga atlit FIK UNY lainnya, Tri Sukma Nugraeni, Dian Wahyu Saputri, dan Fevi Susanti, menjadi punggawa Timnas Rugby Putri.

Medali Perunggu tersebut diperolehnya pada Selasa (28/08/2018) sore. Bersama dengan pasangannya Danangsyah, ia berhasil menaklukkan China dalam tiga set. “Alhamdulillah berhasil mengalahkan China 2-1. Walaupun kami sempat grogi tampil di Asian Games, karena Gilang dan Danang baru pertama kali tampil bersama, Alhamdulillah tetap menghaturkan yang terbaik,” ungkap Gilang didampingi Danang. Selain Gilang, tercatat total 17 mahasiswa akan turut bertanding dalam Asian Games ke 18. Bidangnya pun beragam, mulai dari Atletik, Balap Sepeda, Panahan, Kurash, Rugby, hingga Sepakbola. Selaina tlit yang berlaga di Asian Games, Kamilia Lituhayu sebagai jawara Wushu dalam FISU World Wushu Championship 2018 juga berkesempatan untuk memboyong obor Asian Games. Doa serta pembinaan yang terbaik, layaknya diungkapkan Wakil Rektor 3 dan juga Dosen FIK UNY Prof. Sumaryanto, senantiasa dihaturkan kampus ini kepada para atlit. Termasuk pesan bahwa mereka harus berjuang sekeras mungkin demi bangsa. “Seperti apa yang kita ajarkan di UNY, harus maksimal dalam melakukan segala hal. Apa lagi untuk

pantai, panahan, rugby, kurash, dan sepakbola.

Tim rugby UNY Asian Games.

Merah Putih, jiwa raga ini harus maksimal secara lahir dan batin demi bela bangsa. Disamping harus selalu memohon ridho kepada Allah SWT, karena hasil kita serahkan hanya kepadaNya,” pungkas Sumaryanto. 17 Atlit Kebanggaan Bangsa Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Humas Fakultas Ilmu Keolahragaan, Sebanyak 17 mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berlaga di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang yang diselenggarakan pada 18 Agustus – 2 September 2018. Mereka mewakili berbagai cabang olahraga (cabor) yang meliputi atletik, bola voli

Sebanyak 17 mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berlaga di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang pada 18 Agustus – 2 September 2018.

Sedangkan beberapa atlit FIK UNY yang memperkuat Timnas Indonesia pada cabang-cabang olahraga lain, diantaranya adalah Bayu Prasetyo (atletik), Aprilianda Adi Timur (kurash), Liontin Evangelina (balap sepeda),Vera Lestari (sepakbola putri),), Gilang Ramadhan dan Yokabed Purarie Eka (bola voli pantai), Prima Wisnu Wardhana dan Okka Bagus Subekti (panahan), serta Septian David Maulana dan Putu Gede Juni A. (sepakbola putra). Khusus dua nama terakhir yang bergabung dalam tim sepakbola putra, latihan digelar di Stadion I Wayan Dipta Bali. Namun, latihan untuk persiapan berlaga di Piala AFC U-19 pada Oktober 2018 mendatang, sudah dimulai sejak lama. Termasuk ditengah-tengah gelaran Asian Games. Itulah mengapa, Lapangan Atletik dan Sepakbola Universitas Negeri Yogyakarta menjadi ramai. Diungkapkan Indra Sjafri sebagai Pelatih Timnas Sepakbola U-19, demam Asian Games di Indonesia menimbulkan semangat dan ketertarikan atas olahraga yang begitu luar biasa. Termasuk, mendukung timnas yang kini sedang dibesutnya. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 49


Laporan Utama Medali Perunggu Voli Pantai Dari 17 atlet UNY yang berlaga di kompetisi tingkat Asia tersebut, Gilang Ra­madhan dalam cabang olahra­ga voli pantai menjadi atlet yang berhasil merengkuh gelar juara Asia. Medali perunggu disabetnya selepas berhasil menaklukkan duet China Yang Li/Peng Gao di JSC Beach Volley Palembang, Selasa (28/08/2018). Galang yang berduet dengan Danangsyah, bertarung selama tiga set. Memenangi dua set diantaranya. Ini menjadi medali perunggu kedua dari voli pantai usai sebelumnya pasangan Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utama meraihnya usai mengalahkan pasangan Kazakhstan, Senin (27/8). Total, bola voli pantai putra Indonesia, mengemas satu keping medali perak dan satu medali perunggu pada Asian Games 2018.

POCARISWEAT

“Semua dari kitapun demikian, ikut semangat. Kebut persiapan, termasuk sebagian pemain kita baru akan bergabung pasca mengikuti gelaran Asian Games 2018,” ungkap Indra. Dari pantauan Selasa (14/8) pagi, atau pada hari ketiga pemusatan latihan skuad timnas U-19, terdapat sejumlah pemain yang dipanggil dan sudah merumput. Namun, belum semua ikut serta berlatih di UNY. Mereka yakni kiper Barito Putera, M Riyandi, Rahmat Irianto (Persebaya), David Rumakiek dan Todd Rivaldo (Persipura), Asnawi Mangkualam (PSM), M Raffi Syarahil (Barito Putera) Saddil Ramdani (Persela), serta pemain asal klub Lechia Gdanks, Polandia, Egy Maulana Vikri. Saddil saat ini tengah bersama Timnas U-23 di ajang Asian Games 2018. Satu nama lain yang masuk dalam skuad Garuda Muda namun belum bergabung yakni, pemain asal klub Lechia Gdanks, Polandia, Egy Maulana Vikri. Saat ini, Egy dikabarkan masih membela klubnya. 50 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

Jika semuanya sudah berkumpul, sebayak 33 pemain dijadwalkan akan menjalani training camp (TC) yang digelar di Jogjakarta hingga akhir Agustus. Indra Sjafri menjelaskan, untuk pemain yang tengah bermain di Liga Indonesia, kemungkinan besar sudah bisa bergabung dalam waktu dekat. Sedangkan untuk pemain tampil dalam Asian Games, dipasatikan akan merapat sesuai gelaran kejuaran tingkat Asia itu usai.

Liontin Evangelina, bertanding dalam balap sepeda trek

”Kami memang masih seleksi. Untuk pemain yang belum bisa bergabung karena alasan tertetu terus kami pantau,” jelas Indra Sjafri.

Gilang Ramadhan dan Danangsyah menyabet medali perunggu selepas berhasil menaklukkan duet China Yang Li/Peng Gao di JSC Beach Volley Palembang.

“Kalau soal medali, hari ini saya cukup puas karena dapat dua medali. Untuk target pribadi, terus terang ada hal yang harus saya koreksi untuk Asian Games selanjutnya,” kata pelatih voli pantai putra Indonesia, Koko Prasetyo Darkuncoro dalam konferensi pers yang dihadiri BolaSport.com. “Untuk pasangan Danang/Gilang saya lihat cukup berani mengambil risiko untuk mencari medali perunggu karena itu strategi yang kami siapkan,” ujar Koko. Menurut Koko, untuk memenangi satu pertandingan, tim harus berani ambil risiko. “Gilang/Danang bisa mengambil risiko itu dan Alhamdulillah bisa memenangkan pertandingan,” ucap Koko. Selain Gilang, ada juga atlit-atlit lain dari FIK yang telah mencatatkan perjuangan kerasnya tersendiri. Tim rugby misalnya, Dari cabor rugby putra, Yusuf Satri Nugroho Bagong Putro, Handika H.W, M Danial Al Fikri memperkuat tim Indonesia. Tim Rugby ini menduduki peringkat 4 klasmen, kalah 2 kali melawan Jepang dan Taipei. Sementara itu, Dian Wahyu Saputri, Fevi Susanti, dan Tri Sukma Nugraeni sebagai bagian dari tim rugby putri Indonesia di Asian Games 2018, menempati posisi 4, klasmen grup B. Posisi tersebut dipetik sebagai hasil atas kalah 2 kali melawan Jepang dan Thailand.


Laporan Utama Dari cabor sepakbola putri, Vera Lestari yang memperkuat timnas Indonesia gagal lolos penyisihan grup A. Timnas sepakbola putri ini menempati peringkat 3, menang 1 kali melawan Maladewa dan kalah 2 kali melawan Korea Selatan dan Taipei. Sedangkan Septian David Maulana yang memperkuat cabor sepakbola putra pun harus terhenti di babak 16 besar. Tim sepakbola putra Indonesia kalah adu penalti dari Uni Emirat Arab. Di cabor bela diri asal Turki, kurash, Aprilianda Adi Timur terhenti di babak 32 besar. Mahasiswa FIK tersebut dikalahkan oleh atlet Uzbekistan, Maruf Gaybulloev dengan skor 0-10. Dari cabor panahan, Okka Bagus Subekti menduduki peringkat 11 dengan total skor 625. Sedangkan Prima Wisnu Wardhana menduduki peringkat 22 dengan total skor 688. Sedangkan Kamilia Lituhayu, walaupun tak mengikuti gelaran Asian Games, namun turut didapuk sebagai empat pemuda berprestasi yang telah membawa nama harum bangsa di tingkat dunia untuk turut membawa obor Asian Games. Pada Kamis (19/7), dari Pagelaran Keraton Yogyakarta menuju Tugu Pal Putih. Dari Tugu Pal Putih, api Asian Games kemudian dibawa ke Solo. Meski begitu, empat anak muda Indonesia yang berprestasi di tingkat internasional ini sepakat bahwa membawa obor Asian Games adalah momen bersejarah dalam hidup mereka dan bahkan mungkin tidak akan terulang kembali. Mereka berharap, kebanggaan yang dirasakan bisa menular ke banyak anak-anak Indonesia lainnya kedepan. ‘’Kami berada di sini karena hal yang kami buat di hidup kami. Semoga bisa membawa energi positif bagi semua anak di Yogyakarta dan Indonesia untuk berkarya di bidang yang disukai dan terus bersemangat menjalani prosesnya,’’ katanya. Perjalanan obor Asian Games 2018 di Yogyakarta, berakhir di Tugu Pal Putih dengan menempuh jarak 11,5 kilometer dari Pagelaran Keraton Yogyakarta. Api Asian Games 2018 merupakan gabungan api abadi Mrapen dan New Delhi India itu mengakhiri perjalanan di Tugu Pal Putih yang kemudian di bawa ke Solo. Tidak kurang 10 mantan atlet nasional yang mengharumkan nama

BAYU PRASETYO

Bayu Prasetyo Atletik Asian Games Jalan Cepat

Indonesia didaulat lari membawa obor tersebut di jalanan Yogyakarta. Secara estafet mereka membawa obor bersejarah bagi Indonesia hingga selesai di Tugu Pal Putih. Para atlet yang turut mengantar api Asian Games 2018, di antaranya Finarsih (badminton), Asep Santoso (taekwondo), Kamilia Lituhayu (wushu), dan beberapa atlit lainnya. Di Tugu Pal Putih, Obor dibawa oleh Sekjen INASGOC Eris Herryanto diserahkan kepada Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti sebagai simbol pemberhentian terakhir di Yogyakarta. Setelah resmi diakhiri

Perjalanan obor Asian Games 2018 di Yogyakarta, berakhir di Tugu Pal Putih dengan menempuh jarak 11,5 kilometer dari Pagelaran Keraton Yogyakarta.

perjalanannya, obor dipindahkan kembali ke tinder box (lentera) kemudian dibawa ke Solo Jawa Tengah sebagai pemberhentian berikutnya. Haryadi sempat mengungkap rasa bangga mewakili masyarakat Yogyakarta, karena menjadi kota pertama yang dilewati obor Asian Games. Masyarakat Yogyakarta merasa bangga lantaran nantinya obor event terakbar olahraga se-Asia ini bakal melintasi 53 kota lainnya di 18 provinsi Indonesia. Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY mengungkapkan apresiasinya kepada para mahasiswa. Sutrisna juga mengucapkan selamat atas kepercayaan yang diletakkan pada pundak mereka untuk mewakili Indonesia, dan mewakili civitas akademika UNY mengucapkan selamat bertanding kepada setiap diantara mereka. “UNY mendukung Asian Games, dan mendukung para atlit kita. Selamat bertanding mahasiswa UNY mewakili Indonesia dalam 18th Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.  P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 51


Laporan Utama

Gelorakan Semangat Peduli Disabilitas di Karangmalang Hampir 10% demografi Indonesia beranggotakan masyarakat dengan disabilitas. Dengan semangat sumpah pemuda dan Asian Para Games, mahasiswa juga harus bergerak untuk peduli dan inklusif. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

D

isabilitas bukanlah kekurangan, melainkan menjadi kekuatan. Itulah yang diyakini 40 tokoh, atlet, penari, musisi, dan penonton disabilitas dalam upacara penutupan Asian Para Games 2018. Bagi mereka, tak ada kata menyerah meski kondisi mental dan tubuhnya berbeda dari kebanyakan orang. 52 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

Layaknya dikisahkan Harian Kompas (7/10), keceriaan yang hadir diantara mereka yang terlibat di pembukaan Asian Para Games itu menular. Bahkan ketika Asian Para Games telah berakhir. Yulinardiantika, warga disabilitas yang tinggal di Pasar Minggu Jakarta misalnya, terharu karena keseluruhan Asian Para Games sangatlah mengharukan. Karena berhasil menunjukkan kepada bangsa bahwa para disabilitas punya semangat luar biasa di tengah keterbatasannya.

Sedangkan bagi Argo Pambudi sebagai Dosen FIS UNY yang sedang meneliti desa inklusi di Sleman, kepada Pewara Dinamika ia mengaku senang karena kaum disabilitas disuarakan. Selama ini, didapati adanya fenomena bahwa kaum disabilitas disembunyikan keluarga karena malu, dianggap aib. Padahal, mereka punya potensi luar biasa. Utami Dewi yang juga dosen FIS UNY, mengungapkan bahwa selama ini pihaknya bersama Angga


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

meneliti desa inklusi adalah guna Mengetahui dan menjelaskan pemberdayaan penyandang disabilitas melalui Program Desa Inklusi di Kabupaten Sleman serta menganalisis capaian program desa inklusi dalam mewujudkan inklusi sosial di Kabupaten Sleman. Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara, observasi, FGD, dan dokumentasi. Dari proses penelitian tersebut, diketahuilah bahwa masih ada banyak hal yang perlu dikerjakan untuk memperjuangkan inklusifitas. Momentum Asian Para Games, menurut Utami tak boleh disiasiakan. Karangmalang harus ikut menggelorakan semangat peduli disabilitas. "Riset menunjukkan bahwa di Sleman ini, Inklusi sosial sudah mulai terwujud. Tapi perjuangan belum selesai. Kita sebagai pelaku riset, dan sebagai warga negara, harus gelorakan ini semangat peduli disabilitas," tukas Utami. Menyediakan Kampus Ramah Disabilitas Salah satu langkah untuk menggelorakan semangat inklusif, dituturkan oleh Slamet WIdodo

selaku Direktur Eksekutif IDB UNY dapat dilangsungkan melalui penyediaan akses inklusif bagi disabilitas dalam infrastuktur kampus. Penyediaan fasilitas tersebut, sejatinya tak hanya menyangkut gerakan. Tapi sudah menjadi kewajiban berdasarkan regulasi. Di Indonesia, standar aksesibilitas bangunan gedung, fasilitas, dan lingkungan diatur melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 30 Tahun 2006. Regulasi itu ditentukan guna mewujudkan kedudukan, kesetaraan, kesamaan, hak kewajiban, dan peningkatan peran lansia dan penyandang cacat. “(Sehingga) Akses difabel ini proritas,” terang Slamet. Semenjak UNY meneken IDB pada 2013, gedung perdana berupa

Standar aksesibilitas bangunan gedung, fasilitas, dan lingkungan diatur melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 30 Tahun 2006.

Laboratorium Seni Tari dan Musik, telah dibangun denga penyediaan fasilitas yang sesuai dengan regulasi tersebut. Slamet Widodo, Direktur Eksekutif IDB UNY, menilai bahwa gedung baru disesuaikan dengan standar nasional yang ramah bagi mahasiswa difabel. UNY telah membangun berbagai fasilitas guna mengakomodasi kepentingan penyandang disabilitas seperti ramp, lift, dan berbagai fasilitas pembelajaran. “Semua gedung sudah dilengkapi. Aksesnya juga. Mulai dari toilet, tangga, lift, hingga penunjuk arah. Semua sesuai aturan,” katanya. Itu semua, menurut Slamet, didasarkan atas komitmen UNY terhadap pendidikan inklusif. Hal senada juga diungkapkan oleh Prof. Sutrisna Wibawa, Rektor UNY. Dikarenakan sifat dana IDB yang merupakan loan ataupun pinjaman yang dibebankan pada negara, maka UNY mencari titik temu dari prinsip yang telah ditelurkan oleh bank tersebut. Dalam perjanjian internasional, sifat saling menguntungkan memang penting agar hubungan antar pihak dapat terjalin lebih harmonis lagi. “Dan semua standar kita itu P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 53


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

menyesuaikan IDB. Standar lingkungan, standar pembangunan, dan tak terkecuali standar difabel. Karena semangat untuk inklusif kepada disabilitas ini juga sudah menjadi norma internasional. UNY secara prinsip, terus berkomitmen untuk inklusif," ungkap Sutrisna. Kegiatan-kegiatan Inklusif Disamping infrastuktur, pelaksanaan Tridharma Pendidikan baik pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, juga terus diupayakan berlangsung dalam kerangka inklusifitas. Dalam 10th Global Culture Festivalyang dilaksanakan di Monumen Serangan Umum 1 Maret misalnya, pada 10 Mei 2018, UNY menyumbangkan penggalangan dana dan penjualan tiket makanan untuk penyandang disabilitas di Yayasan Sayap Ibu. Sumbangan UNY tersebut, disebut Sutrisna selaras dengan visi Pemprov 54 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

DIY yang ingin menjadikan DIY sebagai pusat budaya. Dimana nilai inklusifitas, juga menjadi budaya yang harus ditanamkan kepada masyarakat.

PKM pengabdian masyarakat mahasiswa UNY yang melibatkan penyandang difabilitas

Kepada sekolah-sekolah mitra, UNY juga senantiasa melakukan riset maupun pembinaan kepada anak penyandang disabilitas. Di SLBN 1 Bantul misalnya, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Nilai inklusifitas menjadi budaya yang harus ditanamkan kepada masyarakat. Kepada sekolah mitra, UNY juga senantiasa melakukan riset maupun pembinaan kepada anak penyandang disabilitas.

Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) pada bulan Juli lalu, melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pengajaran menulis puisi. Para penyandang difabel juga diberi kesempatan untuk mementaskan puisi yang mereka tulis. Sekaligus, menghasilkan sebuah buku yang berisi kumpulan karya penyandang difabel yang dijual secara luas. Dengan demikian, diharapkan anak-anak disabilitas memiliki pengalaman, kemampuan, sekaligus keberanian untuk berkarya. "Kita buatkan buku antologi puisi untuk anak SLBN 1 Bantul. Sekaligus, ada modul-modul pembelajaran yang telah dirumuskan dalam kapasitas kami di Ilmu Komunikasi," ungkap Ahmad Abruron selaku Ketua Kegiatan. Kegiatan-kegiatan inklusif pada disabilitas, tak hanya berlangsung


Laporan Utama

ADISUSENO.COM

di luar ruang kelas. Di dalam kelas, UNY mengembangkan kapasitas keilmuan terkait disabilitas melalui Pusat Studi Layanan Disabilitas, yang didirikan pada 17 Juli 2017, guna menginisiasi peningkatan partisipasi penyandang disabilitas yang menempuh studi perguruan tinggi. Baik di UNY, maupun di kampus lain. Sutrisna Wibawa menegaskan “Kita perlu kerja multidispliner dalam pelayanan disabilitas, dan keberadaan pusat studi ini dapat mewadahi hal tersebut”. Selain pengembangan secara multidisipliner, langkah-langkah intradisiplin juga dilakukan. Berdasarkan SK Rektor IKIP Yogyakarta No. 05 Tahun 1965, 6 Desember 1965 menandainya dibuka Program Studi Pendidikan Luar Biasa. Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Yogyakarta atau bisa disebut dalam Bahasa Inggris dengan nama ‘Special Education ‘

Diffable fair, long march mahasiswa UNY di malioboro

adalah program studi yang bernaung dibawah Fakultas Ilmu Pendidikan. Prodi dengan akreditasi “A” ini, menembus angka animo sebanyak 1.909 pada tahun akademik 2017 yang lalu. Pada tahun akademik 2018 tersedia kursi bagi calon mahasiswa baru sebanyak 80 kursi yang siap diperebutkan dari segala penjuru Indonesia. Menurut Prof. Edi Purwanta, Wakil

Sutrisna Wibawa menegaskan “Kita perlu kerja multidispliner dalam pelayanan disabilitas, dan keberadaan pusat studi ini dapat mewadahi hal tersebut”.

Rektor II UNY yang juga Dosen PLB UNY, Sesuai dengan namanya, PLB akan membersamai mahasiswanya selama kurang lebih studi sarjana S1 selama empat tahun, untuk mengkaji dan mempraktekan penanganan pada anak-anak berkebutuhan khusus. Di mana dalam menangani ABK itu sendiri diperlukan kesabaran luar biasa sehingga mampu mengantarkan kita mengenal keu­ nik­an setiap orang. Sekaligus belajar menghargai ciptaan Tuhan serta mengasah rasa empati dan simpati serta menumbuhkan semangat peduli dan tolong menolong. "Beberapa mahasiswa disabilitas juga selalu ada tiap tahunnya di program studi ini. Pendidikan Luar Biasa menjadi chamber (ruang) akademik untuk mengembangkan keilmuan terkait inklusifitas. Di Indonesia, hanya ada 14 kampus yang memiliki jurusan ini," pungkas Edi. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 55


Laporan Utama

Cetak Guru Profesional "Made in Yogyakarta" Amanat undang-undang mendorong guru bersertifikat profesi lewat Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Dalam komitmen mencerdaskan kehidupan bangsa, UNY turut serta mencetak guruguru handal dengan cita rasa Yogyakarta. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

Sedangkan kategori kedua adalah PPG Luar Jabatan, yang boleh diikuti oleh masyarakat umum. Baik itu lulusan atau mahasiswa kependidikan, ataupun nonkependidikan dan ilmu murni.

S

ejak UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi merumuskan tentang pendidikan profesi, UNY sigap bak gayung bersambut. Setahun kemudian, UNY telah memperoleh izin serta menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru (PPG).

"Hal ini dilakukan UNY sesuai dengan amanat dari Pusat dan Keputusan MK. Bahwa memang guru dari nonkependidikan itu dimungkinkan. Harapannya saling melengkapi kebutuhan menjadi guru profesional. Kampus tidak dalam posisi untuk berkomentar terkait interpretasi ini," ujar Suyut.

Dengan kualitas ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan lewat pembinaan secara unggul, kreatif, dan inovatif, UNY secara konsisten menggelar PPG hingga kelima kalinya dimulai sejak Agustus 2018 lalu. Selama lima tahun itu pula, UNY menjadi satu-satunya kampus di Yogyakarta yang diberi izin menggelar PPG. DOK. CIPTO PRISNANTO

Bagi Paristiyanti Nurwardani, izin itu tak datang tiba-tiba. Kualitas dan ka­rakter pembinaan tersebut ada­ lah satu diantaranya banyak per­tim­ bangan yang membuat UNY men­ja­di The Best LPTK. Baik dalam peme­ ringkatan Kemristekdikti, ataupun pandangannya secara personal. "Sehingga Kemristekdikti tidak ragu lagi memberikan izin menggelar PPG kepada UNY. UNY adalah The Best LPTK. Guru profesional cetakan Yogyakarta, made in Yogyakarta, UNY yang pertama kali menggelar," ungkap Paris kepada Pewara Dinamika, Minggu (07/10/2018). Seraya menekankan bahwa UNY tak hanya berstatus sebagai LPTK terbaik, tapi juga punya konsekuensi besar untuk menghadirkan guru profesional yang terbaik pula. PPG Prajabatan dan Dalam Jabatan Guna menunaikan tugas mencetak guru profesional, UNY layaknya disebut oleh Suyud selaku Ketua Pusat Pengembangan Profesi 56 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Non-Kependidikan (P4TKN), melaksanakan PPG dalam dua kategori. Kategori pertama adalah PPG Dalam Jabatan, dimana mereka yang mengikuti PPG telah berstatus sebagai guru yang tercatat di Kemdikbud (PNS/PPPK/Honorer K2) dan menjalankan studi tersebut sebagai bagian dari penugasan instansinya.

TK mengeruda di NTT, salah satu daerah terluar Indonesia, yang dirintis oleh bule kanada

Kualitas dan ka­rakter pembinaan tersebut ada­lah satu diantaranya banyak per­tim­bangan yang membuat UNY men­ja­di The Best LPTK.

Dari pembagian antara Prajabatan dan Dalam Jabatan tersebut, ada juga pembagian terkait pembiayaan PPG. Yaitu jalur bersubsidi, dan reguler. Jalur bersubsidi berarti sebagian atau seluruh biaya keikutsertaan PPG (di luar akomodasi seharihari) ditanggung oleh pemerintah, sedangkan jalur reguler berarti biaya ditanggung secara swadana. Untuk PPG Prajabatan yang memperoleh subsidi, Prof. Margana selaku Wakil Rektor I UNY menyebutkan bahwa kuota diberikan sesuai dengan kapasitas anggaran dari pemerintah yang ditugaskan kepada UNY. Nantinya, kuota tersebut akan diberikan kepada pendaftar jalur reguler atau Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). "Untuk SM-3T, pasti dapat subsidi. Karena memang sudah janji dari Pemerintah Kemdikbud melalui penugasan mereka setahun di daerah terpencil. Jadi disuruh mengajar di pelosok dulu setahun, baru belajar lagi di UNY," tukas Margana. Hal yang sama juga berlangsung bagi PPG Dalam Jabatan. Ada yang bersubsidi, dan ada pula yang berasal dari jalur reguler. Mereka yang ikut


Laporan Utama

DOK. ISTI KOMARIAH

jalur PPG Dalam Jabatan Bersubsidi, diungkapkan oleh Widarto, selaku Dekan FT UNY, diseleksi bekerjasama dengan Kemristekdikti Ditjen GTK Kemdikbud lewat tes administrasi, dan tes berbasis komputer yang materinya mencakup tes potensi akademik, tes kemampuan bidang dan tes bahasa Inggris Terkhusus untuk Jalur Reguler pada PPG Dalam Jabatan, guru pada umumnya dapat tidak sepenuhnya membiayai studi tersebut secara pribadi. Mekanisme yang bisa dilakukan dan ditemui oleh UNY, diantaranya dengan cara dibiayai instansi tempat mereka mengajar, Dinas Pendidikan Kabupaten/ Provinsi, atau strategi-strategi lain seperti kebiasaan (custom) yang ada di daerah tersebut. "Pada Agustus 2016, kami khusus FT menerima total 60 guru PPG Dalam Jabatan Bersubsidi, terbagi menjadi dua kelompok yaitu 40 untuk jurusan otomotif dan 20 untuk Elektronika," ujar Widarto. Secara umum pada Agustus lalu dalam Kelompok III Tahun 2018, UNY menerima 132 orang peserta PPG Prajabatan Bersubsidi. UNY melaksanakan PPG untuk 6 program studi dari 18 perguruan tinggi

Peserta SM-3T besama peserta didiknya

negeri maupun swasta dari seluruh Indonesia yang seluruhnya berkuota 142 orang. Dengan rincian 23 orang Pendidikan Bahasa Indonesia, 20 orang Pendidikan Bahasa Inggris, 22 orang Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), 26 orang Pendidikan IPA, 23 orang Pendidikan Matematika dan 18 orang Pendidikan Teknik Otomotif. Sedangkan dalam PPG Dalam Jabatan, kuota yang diperoleh UNY adalah 540 orang. Dijelaskan oleh Suyud, delapan program studi yang diselenggarakan dalam PPG dalam Jabatan di UNY, yaitu : 1) Akuntansi dan Keuangan (60 guru), 2) Bahasa Indonesia (30 guru), 3) Guru Kelas TK (60 guru), 4) Guru Kelas SD (117 guru), 5) Ilmu Pengetahuan Alam (60 guru), 6) Ilmu Pengetahuan

Keluaran yang diharapkan ialah peserta PPG tak lagi belajar Sastra Indonesia ataupun Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia secara keseluruhan seperti saat kuliah.

Sosial (59 orang), 7) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (29 orang), 8) Teknologi Komputer dan Informatika (117 guru). Kegiatan selama PPG Mereka yang diterima dalam studi PPG, disebut oleh Paristiyanti akan mengikuti pembelajaran yang su­dah didesain khusus pada materi sesu­ai bidangnya. Bahasa Indonesia misal­ nya, akan mendalami materi-materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Sesuai dengan jenjang yang jadi tujuan mengajar, dan juga sesuai dengan kurikulum yang sedang digunakan yaitu Kurikulum 2013. Khusus untuk PPG Dalam Jabatan, studi bahkan dilakukan lebih spesifik lagi. Peserta PPG Dalam Jabatan yang mengajar Bahasa Indonesia di tingkat SMA misalnya, akan dikelompokkan dalam satu rombongan belajar. Mendalami khusus materi Bahasa Indonesia di jenjang tersebut. Inilah kenapa sistem kuliah PPG diberi sebutan Specific Subject Pedagogic (SSP). Keluaran yang diharapkan ialah peserta PPG tidak lagi belajar Sastra Indonesia ataupun Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia secara keseluruhan seperti apa yang dilakukan selama kuliah. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 57


Laporan Utama

DOK. CIPTO PRISNANTO

"Jadi misal Bahasa Indonesia, yang PPG akan belajar bagaimana materi mata pelajaran tersebut untuk anak kelas tujuh SMP sampai 12 SMA. Apa saja materinya di kurikulum. Belajar Bahasa Indonesia secara umum sudah cukup, di PPG waktunya mendalami keprofesiannya sebagai guru," ungkap Paris. Selain mendapatkan materi, metode pembelajaran juga akan diberikan intensif sebagai penekanan dalam keprofesian guru. Oleh karena itu dalam kegiatan PPG, layaknya dituturkan Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY, terdapat kegiatan-kegiatan pokok seperti: 1) Workshop Perangkat Pembelajaran, 2) Microteaching, 3) Praktik Lapangan Kependidikan, dan 4) Ujian Kelulusan PPG Digelar pada semester pertama, Workshop Perangkat Pembelajaran memuat pengenalan dan praktik merumuskan Silabus, Analisis KD (Kompetensi Dasar), Program Tahunan, Program Semester, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sesuai jenjang pendidikan yang diajarkan oleh bidang studinya. 58 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

Selain itu, dalam workshop juga membekali mahasiswa PPG dengan landasan hukum seperti Peraturan Pemerintah, UndangUndang, Keputusan Menteri, hingga perubahan kebijakan, dan lain sebagainya yang terkait dengan pendidikan. Hasil workshop akan dipresentasikan di depan kelas dan dinilai saat minggu Pleno.

Anak-anak DusunNunumeo, anak TK di Ngada.

Selanjutnya dalam Microteaching, secara sederhana bisa dimaknai sebagai praktek mengajar di depan kelas. Menghadap para mahasiswa lain serta dosen, peserta kelas akan mempraktekkan seolah-olah mengajarkan materi sesuai bidang studinya. Sesuai dengan silabus

Dalam kegiatan PPG, terdapat kegiatan-kegiatan pokok : Workshop Perangkat Pembelajaran, Microteaching, Praktik Lapangan Kependidikan, dan Ujian Kelulusan PPG.

dan RPP yang telah mereka rancang saat Workshop, dan peserta keras diibaraktkan siswa di sekolah yang sedang mendengarkan. Sehingga urutannya secara umum: Workshop - Presentasi - Revisi Peerteaching - Penjilidan. Sutrisna menyebut peserta PPG nanti kirakira melakukan peerteaching setidaknya selama lima kali. Satu SSP diibaratkan materi satu semester mengajar di sekolah, dengan semester 1-5 biasanya digunakan untuk materi, dan semester 6 adalah drill untuk Ujian Nasional sehingga tidak banyak materi baru. "Desain PPG sangat intensif. Pakem desain yang saya sebutkan tadi sejatinya fleksibel. Jumlah workshop bisa lebih dari itu, misalnya workshop untuk menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bisa disesuaikan sesuai bagaimana metode sang dosen mengajar atau kebutuhan bidang mapel itu," tutur Sutrisna. Di samping praktek dalam kelas, peserta PPG akan melaksanakan Praktek Lapangan Kependidikan di sekolah mitra pada semester


Laporan Utama

DOK. ISTI KOMARIAH

dua selama kisaran 4 bulan (satu semester). Selama praktik mengajar tersebut mahasiswa PPG akan menjalani tugas-tugas guru di sekolah berupa penyusunan perangkat pembelajaran, terlibat kegiatan ekstrakurikuler, hingga termasuk memenuhi tugas-tugas adminsitratif lainnya. Selain itu, selama praktik mengajar tersebut juga dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini nantinya akan diuji dan dinilai dalam Ujian Kelulusan PPG, yang juga memuat Ujian TUlis Lokal dan Ujian Tulis Nasional (UTN). Materi-materi dalam ujian ini diantaranya kompetensi Sosial, Kepribadian, Pedagogik, dan Profesional. "Itulah tahapan-tahapan PPG. Peserta PPG dinyatakan lulus UTN jika memenuhi nilai ambang batas yang ditentukan oleh Kemristekdikti. Bila belum lulus, berhak mengikuti ujian ulang. Yang lulus berhak ikut yudisium, Wisuda dengan pemberian gelar .Gr sebagai sertifikasi profesi keguruan yang diberikan Pemerintah," tukas Sutrisna.

Anak-Anak di Desa Hanowai, Kabupaten Belu

Disediakan Fasilitas Asrama Selain menjalani kehidupan akademik, peserta PPG prajabatan UNY disebut Sutrisna juga wajib tinggal di asrama. Baik itu Asrama Condronegaran yang terletak di Kampus FIP UNY Bantul, atau Asrama Wates. Kuliah PPG terdiri dari 2 tempat yaitu Kampus UNY Wates dan Kampus UNY Pusat. Kampus UNY Wates digunakan oleh prodi PGSD, PG PAUD, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, PJKR dan PKn. Kampus UNY Pusat digunakan oleh prodi Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

Jadi para calon guru profesional tidak hanya kita didik secara akademis, tapi juga karakter dari hubungan sosial. Lewat kehidupan berasrama," ungkap Sutrisna Wibawa.

Teknik Mesin, dan Teknik Otomotif. Jika memerlukan transportasi dari asrama menuju ke Kampus Pusat UNY di Karangmalang, disediakan bis shuttle. "Jadi para calon guru profesional tidak hanya kita didik secara akademis, tapi juga karakter dari hubungan sosial. Lewat kehidupan berasrama," ungkap Sutrisna. Tahapan tinggal di asrama kampus dimulai dari lapor diri dan orientasi. Akan ada tiga hari orientasi yang berisisi pendidikan wawasan kebangsaan dan seputar informasi kehidupan kampus serta akademik. Lalu, kehidupan asrama akan berlangsung seperti biasa. Mahasiswa beristirahat di asrama, mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah, dan tak lupa bangun pada pagi harinya untuk mengikuti kuliah PPG. "Untuk makan siang di Kantin Kampus Wates, kami sediakan. Intinya PPG dibuat padat, intensif, dan menyiapkan anda sebagai guru profesional jebolan UNY, jebolan Yogyakarta," pungkas Sutrisna. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 59


Asyifatul Madinah Madin SAINTIS JELITA DARI BIOLOGI 60 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

KALAM / PEWARA


S O S O K S A I N T I S J E L I TA

DOKUMEN PRIBADI ASYIFATUL MADINAH

Sebagai model dan bintang layar kaca, paras mahasiswi Biologi UNY Angkatan 2013 ini terpampang di sinema religi hingga baliho di Bandara Soekarno Hatta. Menghadirkan pariwara dan pesan-pesan baik bagi pemirsa nusantara. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

S

inema religi Pintu Berkah yang tayang pada penghujung 2017 lalu, membawakan pesat sarat makna lewat sosok Asyifatul Madinah. Sarah, demikian nama sapaannya dalam sinetron tersebut, digambarkan sebagai gadis desa sederhana yang merantau dan sukses di ibukota. Namun tiba-tiba saja, ia harus pulang kampung dan bertemu ibu serta Abi sebagai kakaknya. Di sana, sosok Sarah dengan sang kakak dinampakkan kontras. Sarah dengan gelimang hartanya justru angkuh dan lupa kewajibannya menyayangi orang tua, sedangkan Abi dengan segala kesederhanaannya tulus merawat sang ibu. Tak lama setelah pertemuan tersebut, sang ibu dikisahkan sakit. Karir Sarah juga tiba-tiba hancur dan ia menjadi gelandangan. Dalam saat-saat berat itulah, diirI­ ngi dengan lagu sendu yang khas dipu­tar dalam latar belakang sine­ tron bernuansa sedih, sang ibu me­ negas­kan bahwa kejadian yang sedang dihadapinya sebagai cobaan dan azab dari Allah. Juga sebagai

peri­ngat­an agar ia tak besar diri ka­la memperoleh kebahagiaan du­ ni­a­wi, dengan selalu bersikap ta­ wa­dlu dan hormat kepada orang tua.

Syifa dalam iklan Keluarga Berencana

"Sarah janji bu, akan selalu jadi anak berbakti untuk ibu," demikian ungkap Syifa, sapaan aslinya, sembari berlutut kepada sang ibu dalam sinetron. Sinema Pintu Berkah tersebut, adalah satu dari sekian banyak aksi peran yang dilakukan Syifa di layar kaca. Peran sebagai tokoh antagonis yang membawa pesan untuk kembali ke jalan kebaikan, juga pernah dilakoni Syifa lewat adegan tersambar petir. Sedangkan sebagai tokoh baik, ia pernah menjadi sosok dermawan dalam acara Bedah Rumah ketika

"Jalani dan maksimalkan apa yang kamu pilih, meluangkan waktu untuk menggali potensi yang ada."

mem­beri rumah baru secara cumacuma kepada seorang buruh tani musim­an di daerah Kampung Baru Ta­ng­erang. Juga dalam acara horor Jejak Pa­ranormal ANTV, beberapa sine­tron lain, video klip musik dan iklan singkat, hingga sebagai model dalam baliho dan tugas kedutaan sebagai Putri Pariwisata Indonesia DIY 2016. Dalam setiap peran tersebut, terselip pesan-pesan baik dari Syifa untuk para pemirsa di penjuru nusantara. Tak terkecuali pesan pribadi tentang profesionalitas yang senantiasa dilakoninya. Karena sepanjang kiprahnya tersebut, ia juga berhasil menuntaskan studi sebagai saintis jebolan Jurusan Biologi FMIPA. Melakukan praktikum dan penelitian sains, sembari terus mengasah bakatnya dalam dunia modelling. "Jalani dan maksimalkan apa yang kamu pilih, meluangkan waktu untuk menggali potensi yang ada, karena semua orang pasti punya potensi untuk digali. Membuka relasi dan jangan menutup diri," ungkap Syifa memaknai profesionalisme sebagai pesan yang bisa dipetik dari kiprahnya. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 61


S O S O K S A I N T I S J E L I TA

DOKUMEN PRIBADI ASYIFATUL MADINAH

Modelling dan Jogja Jauh sebelum kesehariannya menjadi model sembari menjalani kuliah, Syifa telah menekuni dunia ini sejak duduk di kelas dua SMA. Tinggal di Purbalingga, Syifa memulai asah bakatnya tersebut lewat mengikuti catwalk hingga kegiatan foto. Berawal dari ajakan dan kepercayaan yang diberikan seorang desainer, ia memandang profesinya sebagai hobi sekaligus sebuah kehormatan. Karena bisa memperoleh penghasilan sekaligus tampil dan membawa pesan kepada masyarakat. "Om Tarto (desainer asal Purbalingga), memberikan kepercayaan padaku untuk pertama kali. Catwalk pakai kebaya yang ia desain. Sebuah kehormatan karena dianggap berperawakan baik dan bertalenta, di situlah pertama kali aku masuk ke dunia modelling," kenang Syifa. Ketika menginjak kelas tiga SMA, Syifa sudah memiliki bayangan untuk melakukan studi lanjut. Ia ingin kuliah di Jogja. Orang tua Syifa juga memberi kepercayaan pada Syifa untuk 62 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

Lenggak-lenggok Syifa di atas catwalk

memilih apapun program studi yang dikehendakinya. Pilihan kemudian dijatuhkan pada Biologi FMIPA UNY, yang dipilih Syifa sebagai opsi pertama dalam ujian SBMPTN. "Aku pilih (Biologi FMIPA UNY), dan itu baru bilang kepada orang tua setelah diterima. Sempat dibujuk untuk kuliah di Jakarta saja, karena aku asli Tangerang dan tidak punya keluarga di Jogja. Tapi Aku kekeuh," kenang Syifa. Di Jogja, Syifa akhirnya tinggal di indekos. Sempat homesick karena perlu adaptasi dengan lingkungan baru, dua semester awal dihabiskannya penuh untuk kegiatan di kampus. Mulai dari praktikum,

Aku pilih (Biologi FMIPA UNY), dan itu baru bilang kepada orang tua setelah diterima."

perkuliahan, hingga menekuni fokus kajian kupu-kupu di jurusan bertajuk BSO Arwana UNY. Seiring waktu, perkenalannya dengan kegiatan event di Jogja membuatnya terdorong untuk menekuni kembali dunia modelling. Di semester tiga, ia telah rutin menjadi MC dan kegiatan foto. Hari yang biasa ia pilih untuk kegiatan tersebut adalah Senin, Kamis, Sabtu dan Minggu. "Aku pilih hari-hari itu supaya hari lain bisa tetap full fokus studi. Karena makin lama, karena aktif di event, sering tiap hari diajak. Padahal awalnya hanya seminggu sekali dua kali," kenang Syifa. Putri Pariwisata Indonesia DIY Di tahun 2016, Syifa menggebrak karirnya dengan menjajal ajang kontes kecantikan. Ia mengikuti kompetisi Putri Pariwisata Indonesia, yang mana menobatkannya sebagai perwakilan Provinsi DIY. Langkah untuk memperoleh titel tersebut tidaklah mudah. Bermula dari audisi di RRI Jogja, ratusan


seputar pariwisata, uji komunikasi, public speaking, hingga unjuk kebolehan atas brain, beauty, dan behaviour.

S O S O K S A I N T I S J E L I TA

"Alhamdulillah segalanya dilancar­ kan. Termasuk di sela-sela karanti­ na dan kesibukan sehari-hari ketika ngejob di Jakarta, aku juga masih bikin laporan. Di atas jam 11 malam biasanya," ujar Syifa yang pasca tuntasnya kompetisi tersebut memperoleh banyak permintaan pekerjaan di Jakarta. Termasuk ambil peran dalam sinema religi dan tayangan lain di televisi. Berjuang Meneliti Kesibukan membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan, kemudian berlanjut dalam proses pengerjaan skripsi. Walaupun sudah berkarir mapan, Syifa mengungkapkan masih berkomitmen penuh untuk menuntaskan studi. Hal tersebut ia siasati dengan mengambil obyek penelitian skripsi di Jakarta berupa Hutan Bakau Pantai Indah Kapuk. Di hutan bakau tersebut, Syifa harus masuk ke rawa-rawa untuk mengukur diameter pohon dan aneka data primer terkait habitat bakau tersebut. Termasuk harus menyelam dan berkecimpung di dalam lumpur untuk waktu yang agak panjang, karena luas hutan yang mencapai 90 hektar. "Itu luas banget dan aku dibantu tiga teman dari UIN (Syarif Hidayatullah) Jakarta. Mulai dari ngeplot, identifikasi hewan dan tumbuhan apa saja disitu, sampai ukurannya. Memahami isi hutan," kenang Syifa. DOKUMEN PRIBADI ASYIFATUL MADINAH

peserta diseleksi lewat catwalk, wawancara, dan penugasan hingga tiga bulan lamanya. Di tengah kesibukan kompetisi, Syifa juga harus melakoni kewajiban Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kulonprogo. "Di sana susah sinyal, padahal saya diberitahukan terpilih sebagai perwakilan DIY via email dan harus ada persiapan penugasan hanya dalam waktu dua minggu," kenang Syifa. Beruntung bagi Syifa, perjalanan kompetisi menuju tingkat nasional dipermudah dengan fleksibilitas yang diperoleh dari tim KKN serta kampus. Bersama dosen tata busana UNY Afif Ghurub Bestari,

ia memperoleh pelatihan dan kostum untuk digunakan kala unjuk kebolehan di tingkat nasional. Beliau juga menyediakan konsep dan sumbang pemikiran untuk pelaksanaan peragaan. Rektor UNY saat itu, Prof. Rochmat Wahab, juga disebutnya sangat konstruktif memberi semangat dan membantu perizinan. Dari persiapan-persiapan tersebutlah Syifa berhasil menjalani babak lanjut kompetisi tersebut yang digelar di DKI Jakarta. Selama tiga minggu, kompetisi tersebut diisi dengan pemberian materi

Wajah Syifa di Baliho Bandara Soetta

Atas perjuangannya meneliti, Syifa mengaku bangga berhasil menuntaskan skripsi sekaligus studinya dalam yudisium yang digelar FMIPA UNY pada penghujung Oktober lalu. Selepas wisuda November lalu, Syifa berfokus penuh dalam kegiatan entertainment yang selama ini telah ia lakoni. Namun hal tersebut takkan berlangsung lama. Tahun 2019, ia berencana untuk melanjutkan studi S2. Kali ini di Jakarta, karena ia ingin lebih mudah menjalani mobilitas atas pekerjaannya yang semakin banyak di ibukota. "Ingin ambil studi manaje­ men,sambil punya cita-cita mem­ be­­sar­kan usaha jual beli lukisan yang se­dang aku coba rintis. Mo­hon doanya ya," pinta Syifa kepada seluruh pembaca Pewara Dinamika. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 63


» Opini itu mengindikasikan suatu totalisasi nilai yang mesti ditanamkan pada peserta didik di sekolah melalui pengintegrasian dengan mata pelajaran. Praktik-praktik pembelajaran di kelas, dengan kata lain, wajib memuat semua butir itu tanpa terkecuali. Di sini terkuak jelas betapa pemerintah melakukan suatu bentuk internalisasi sepihak atas nama pemegang otoritas kepada objek di bawahnya.

Paradoks Pendidikan Moral: Surplus Karakter, Defisit Rasio Oleh Rony K. Pratama Alumnus PBSI UNY

T

ren paling viral dan acap menjadi buah bibir di kalangan akademik yang berkecimpung di ranah peda­ gogik dasar hingga menengah selama satu dekade terakhir tak terlepas dari wacana pendidikan karakter. Persoalan karakter peserta didik yang dianggap dekaden itu ditekankan sebagai tema sentral di ge­ langgang populer dan ilmiah. Percakapan pu­ blik di media massa, jurnal ilmiah, dan semi­ nar seakan-akan tak luput dari percakapan pendidikan karakter, baik memproblematisasikannya secara teoretis maupun praktis. Pendidikan karakter diproyeksikan sebagai antitesis sekaligus solusi praktis untuk mengatasi banalitas perilaku remaja. Kerangka ini kemudian diproduksi terus-menerus oleh para pengkaji dan pengonstruk pendi­dikan di tingkat regulasi pusat. Mereka meneroka masalah karakter individu yang dianggap kian hari makin menunjukkan keti­ dakberadaban sebagai peserta didik. Penanda paling kontras atas erosi karakter tersebut disinyalir karena kegagalan pendidikan karakter di sekolah. Situasi mencemaskan seperti tawuran antarremaja, pemukulan guru, tradisi mencontek, dan perilaku-perilaku negatif lain memberi sirene bagi denyut pendidikan nasional yang alih-alih menunjukkan kedewasaan, malah justru tenggelam ke liang kekalutan. Potret inilah yang mendorong lahirnya wacana konseptual maupun praksis pendi­ dik­an karakter di sekolah pada tiap jenjang. Mula-mula pendidikan karakter dianggap solusi cerdas sebab kerangka acuannya meng­

64 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

atasi problem mutakhir peserta didik, namun pada gilirannya ia menawarkan diri sebagai narasi doktriner yang cenderung muncul seperti polisi moral. Di balik narasi pendidikan karakter di sekolah, tersibak acuan fundamental mengenai Gerakan Revolusi Mental (GNRM) yang dicetuskan Joko Widodo. Fusi antara pendidikan karakter sebagai konsep dan GNRM sebagai diktum politik kemudian melahirkan kebijak­ an Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Kebijakan inilah yang sebetulnya merupakan derivasi praktis dari implementasi Nawacita. Kemdikbud (2016) menggarisbawahi orientasi PPK, yakni perubahan cara peserta didik dalam berpikir, bersikap, dan bertindak yang baik dan benar. Turunan nilai PPK terdiri atas lima cakupan antara lain religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong, dan integritas. Kelima poin

Kekuasaan Struktural Sebelum pemetaan dan penyibakkan bentuk-bentuk hegemoni di dalam nilai pendidik­ an karakter untuk peserta didik, ada baiknya memperjelas kedudukan pemerintah berikut aparatus instrumentalnya seperti perumus konseptual pendidikan karakter hingga pelaku di lapangan. Mereka, disadari atau tidak, terjerat ke dalam suatu sistem makro yang beroperasi untuk melancarkan penyuksesan pendidikan karakter. Posisi sekolah di dalam arena itu sekadar sebatas wilayah yang dipasifkan oleh kekuatan struktural. Sekolah, dengan demikian, adalah lahan strategis bagi proses objektivikasi yang dilakukan aparatus tanpa diberi kesempatan untuk negosiasi. Relasi antara pemerintah dan sekolah dalam konteks PPK berjalan searah. Pada konteks implementasi terungkap kalau gagasan mengenai pendidikan karakter meniscayakan praktik kekuasaan. Wujud kekuasaan dicitrakan melalui acuan yuridis PPK sampai bagaimana konsep itu diterapkan lewat diklat-diklat di tingkat daerah. Realitas demikian seolah-olah lazim terjadi di dalam praktik birorkatisasi pendidikan yang sesungguhnya telah dimulai sejak republik ini berdiri—tapi makin dikukuhkan sebagai sebuah sistem yang baku, beku, dan ketat pada masa kepemimpinan Soeharto. Proyeksi demikian memperkuat upaya pelemahan sekolah sebagai pihak yang subordinat. Sekolah di balik narasi-narasi pengembangan kualitas dan transformasi perubahan pendidikan yang disuntikkan aparatus itu mem­perjelas nihilisme otonomi akar rumput. Keadaan ini memunculkan ambivalensi baru di satu sisi sekolah digadang-gadang agar otonom tapi di sisi lain dicerabut independensinya secara perlahan dan subtil. Semua kebijakan atas nama dan untuk nasib sekolah direbut oleh aparatus semata-mata demi perbaikan kualitas.

Pendidikan karakter diproyeksikan sebagai antitesis sekaligus solusi praktis untuk mengatasi banalitas perilaku remaja. Mereka meneroka masalah karakter individu yang dianggap kian hari makin menunjukkan keti­ dakberadaban sebagai peserta didik.


Terdapat kehendak vertikal-hegemonik di sini bila meneropong bagaimana aparatus memosisikan sebagai pusat dan ‘mensubalternkan’ sekolah sebagai cabang. Tentu posisi cabang di sini dinyatakan sebagai pihak yang lemah sehingga perlu ‘diperkuat’ melalui wacana-wacana perbaikan. Posisi pendidikan karakter berada di situ dengan mengedepankan peserta didik selaku subjek yang perlu diberadabkan. Disorientasi Karakter Problem mendasar kebijakan pendidikan karakter bermula pada kesalahpahaman pemerintah dalam memosisikannya sebagai solusi praktis atas dekadensi moral peserta didik. Permasalahan ini menginduk pada ketidakjelasan pemerintah dalam menganalisis fenomena yang terjadi: apakah banalitas siswa berpaut erat dengan nihilnya pelajaran karakter? Persoalan karakter seolah-olah dimunculkan secara tergesa-gesa tanpa analisis mendalam terhadap subjek yang dipro­ blematisasikan itu. Upaya mendidik karakter tanpa pertimbangan kritis di balik preferensi ‘banalitas’ peserta didik sama artinya dengan menyederhanakan masalah dan menganggap problem itu hanya sebatas puncak dari gunung es. Kesimpulan semacam itu sekadar menandaskan apriori. Dengan kata lain, masalah dekadensi karakter peserta didik harus diteroka le­bih kritis sebab-musababnya sehingga diketahui lebih komprehensif duduk perkara yang hendak dimunculkan. Sebagai contoh, manakala seorang siswa mencuri makanan di sekolah, bukan berarti perbuatan ini dikatakan sebatas masalah karakter, sehingga pendidikan karakter merupakan solusi cemerlang. Di balik perbuatan mencuri tersirat banyak kemungkinan kenapa siswa tersebut melakukan demikian. Boleh jadi anak itu terjebak pada situasi yang dilem-

Pendidikan karakter, dalam perspektif Freirean cenderung menebalkan ‘budaya bisu’ yang lebih pada upaya ‘normalisasi’, ‘stablisasi’, dan ‘standardisasi’ atas karakter peserta didik. Pendidikan karakter cenderung bernuansa penyeragaman karakter peserta didik.

THERAIL.MEDIA

atis: kalau tak mengambil barang yang diincar, ia akan mengalami kelaparan karena tak memiliki finansial yang memadahi. Ia berlatar belakang yatim-piatu dan ti­ ap hari harus berbagi makanan dengan adiknya. Pemasukan utamanya, semisalnya dari beasiswa, sudah habis untuk keperluan lain seperti menyewa tempat tinggal. De­ sa­k­an keadaan membuat anak itu mencuri. Namun, perbuatan itu semata-mata karena kepeduliannya terhadap diri dan sang adik. Ia seperti berada pada situasi simalakama. Ilustrasi ini menandakan subjek yang dikatakan rusak karakternya oleh pihak luar. Tanpa analisis kritis terhadap perbuatan itu hanya stigma semata yang muncul dari jamak orang. Keadaan ini wajar terjadi karena baik subjek maupun khalayak terikat oleh norma-norma yang mengakar di masyara­ kat. Sekalipun norma-norma itu cenderung bersifat oposisi biner: benar-salah, hitam-putih, baik-buruk, dan lain-lain. Bagaimana jika keadaan sang anak tersebut dibenturkan pada pendidikan karakter yang diglorifikasikan oleh pemerintah sebagai solusi utama atas kebobrokan moral? Tentu malah tak akan menyelesaikan masalah. Malah justru sebaliknya, yakni makin memperkeruh masalah dan terus berlanjut pada lingkaran masalah yang sedemikian kompleks. Pada aras inilah pendidikan karak­ ter menemui jalan buntu. Paulo Freire, pemikir neomarxis, menga­ ta­kan problem pendidikan—terutama me­ nyang­kut peserta didik—harus diposisikan secara kritis. Ia membentangkan persoa-

lan dan solusi agar berada pada posisi link dan match. Tanpa kesadaran akan dua poin tersebut alih-alih masalah terjernihkan, malah justru makin merunyamkan. Pendidikan karakter, umpamanya, dalam perspektif Freirean cenderung menebalkan ‘budaya bisu’ yang lebih pada upaya ‘normalisasi’, ‘stablisasi’, dan ‘standardisasi’ atas karakter peserta didik. Kebisuan pembelajaran yang dilakukan atas nama pendidikan karakter itu menegasikan keanekaragaman dan kompleksitas masalah yang dihadapi sang subjek. Pendidikan karakter, dengan kata lain, cenderung bernuansa penyeragaman karakter peserta didik ke dalam satu standar yang dimapankan pihak dominan. Sebelum karakter dipersoalkan seharus­ nya pemerintah menelisik secara logis kenapa peserta didik melakukan perbuatan yang dikatakan banal. Posisi demikian memberi peluang bagi determinisme rasio untuk menyibak problem yang dihadapi subjek. Kalau langsung menjustifikasi secara mo­ ral maka makin memperkuat betapa analisis masalah terhadap karakter jauh dari kesan kritis—malah menegaskan kedangkalan analisis pedagogis. Wacana pendidikan karakter hendaknya diperiksa ulang karena selama ini jatuh pada justifikasi moral peserta didik. Kenyataan ini harus diuji secara kritis supaya tak jatuh pada sterotipe semata. Pendidikan karakter, dengan demikian, terlalu cepat menjadi solusi alternatif atas dekadensi karakter peserta didik. Selain cepat, kerangka epistemologis­ nya lemah, bahkan problematis. P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 65


Resensi

SUZANNA BERNAPAS DALAM KUBUR

M

embicarakan film horor memang selalu kan untuk merampok rumah Satria. Dimalam itu Suseru dan tidak ada habisnya, di Hollywood zanna serta para asisten rumah tangganya kebetuBERNAPAS DALAM KUBUR Sutradara: Anggy Umbara ∫ sering sekali film horor menjadi film falan sedang menyaksikan pertunjukan layar tancap, Pemain: Luna Maya, dkk. ∫ vorit di Box Office. Industri film di tanah Suzanna yang merasa kurang sehat lalu memutusProduksi: Soraya Intercine Films, air kita sangat menyadari itu, bahwa sankan untuk kembali pulang kerumah sendirian dan 2018 ∫ Durasi: 2,05 jam gat banyak orang yang menggemari film disinilah insiden mengerikan itu terjadi. Suzanna bergenre horor. Maka dari itu sebuah ruyang tanpa sengaja mendapati sekelompok perammah produksi Soraya Intercine Films dengan di Produpok dirumahnya membuat mereka panik lalu, aksi perampokan ini seri Sunil Soraya membuat sebuah karya film horor yang tudak berjalan mulus, karena Dudun secara tidak sengaja menuberjudul Suzanna ”Bernapas Dalam Kubur”. Walaupun ini suk Suzanna. Kelompok perampok yang sedang sangat panik ini hasil karya daur ulang, tetapi dengan di Sutradarai oleh Anggi Umka­rena khawatir aksinya diketahui polisi lalu memutuskan untuk bara dan Rocky Soraya, film yang dirilis pada 15 November 2018 me­ngubur hidup-hidup Suzanna. Disinilah kisah horor dan peini tetap saja menarik untuk ditonton. Sejatinya film “Bernapas nuh misteri ini mulai, benerkah mitos bahwa wanita yang sedang dalam kubur” ini mendaur mengandung memiliki dua keulang film lawas Suzanna hidupan? yang berjudul “Bernafas daSuzanna yang tengah halam Lumpur”. Suzanna sendimil lalu dibunuh serta dikubur ri merupakan ratu horor film hidup-hidup seketika mejelma Indonesia yang bernama asmenjadi sesosok sundel bololi Suzanna Martha Fredering, Sundel bolong sendiri daka Van Osch. Beberapa film lam masyarakat Indonesia horor terkenal pernah dibin­ digambarkan sebagai wanita tanginya seperti, Bernapas cantik, berambut panjang, dan dalam lumpur, Beranak dabergaun panjang berwarna lam kubur, Sundel bolong, putih dan bolong (berlubang Ratu ilmu hitam, Nyi blorong, tembus dibagian punggungnRatu buaya putih, Titisan deya) yang sedikit tertutup ramwi Ular. Sang Suzanna sendibut panjangnya. ri meninggal di usia 66 taSuzanna yang menaruh hun pada tanggal 15 Oktober dendam kepada pe­ rampok 2008 di kota Magelang, Jawa berniat menghabisi satu-perTengah. satu dari keempat perampok Film bernapas dalam ku­ itu. Di dalam film ini dikisahbur ini menceritakan tetang kan Suzanna berhasil memsepasang suami istri yaitu Subalaskan dendamnya kepada zanna (Luna Maya) dan Satria keempat perampok itu dengan (Herjunot Ali) yang hidupnya cara yang sadis, keempat persangat bahagia. Sepasang suaampok itupun mati di tangan mi istri ini sudah sangat lama Suzanna satu-persatu. menantikan seorang anak di­ Walaupun cerita dalam kehidupan mereka, sampai film ini sangat menyeramkan akhir­nya Suzanna pun hamil, na­mun terdapat juga unsur kodan Satria pun merasa bahamedi di dalamnya karena film gia. Namun nahas pada suatu ini di bintangi artis komedi malam kejadian tak diinginterkenal seperti, Asri Welas kan pun terjadi, disaat satria yang berperan sebagai Mia, sedang pergi keluar negeri, Opie Kumis sebagai Pak Rojali, beberapa anak buah satria dan Ence Bagus sebagai Tohir. dikantor nya yaitu Jonal (VerMereka inilah yang menghi­ di Solaiman), Umar (Teuku dupkan suasana komedi daRifnu Wikana), Dudun (Alex lam film ini. Abad), dan Gino (Kiki NarDi akhir cerita film ini, di­ endra), mereka adalah anak ki­sahkan juga akhirnya Satria buah dari Satria yang awal­ yang akhirnya mati terbunuh nya merasa kecewa karena sewaktu bertarung dengan sapermintaan kenaikan gaji lah satu perampok, akhirnya mereka tidak dipenuhi oleh bisa berkumpul di alam kubur Satria. Mereka pun memutusbersama istrinya. KHAIRANI 66 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2018


Bina Rohani

Natal: Kesetian dan Pengorbanan Sampai Akhir

H

ari Natal, identik dengan berita kelahiran Isa Almasih atau Yesus Kristus di palungan (semacam kandang ternak sapi/domba) karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Berita kelahiran itu disampaikan oleh Malaikat kepada para gembala. Bintang timur di la­ngit juga menuntun orang-orang Majus dari Timur untuk mencari keberdaan Yesus yang dilahirkan oleh Maria, Ibu Yesus. Mereka membawa persembahan yaitu emas,kemenyan, dan mur. Pada msa kini, peringatan lahirnya Yesus dirayakan dengan pesta pora, baju baru, dekorasi pohon terang yang indah, dan makanan melimpah. Bahkan provinsi yang berpenduduk Kristiani terbanyak di Indonesia merayakan Natal sebulan penuh pada awal sampai akhir­Desember. Mereka bersuka cita karena telah lahir Juru selamat manusia berdosa agar mereka hi­ dup yang kekal (Yohanes 3:16). Di balik gemerlap natal, se­ sung­guhnya ada peristiwa yang maha penting yaitu pesoalan keta­ atan manusia yang berada di balik kelahiran Tuhan Yesus. “ Sesungguhnya, anak dara itu akan me­ ngandung dan melahirkan anak laki-laki, dan mereka menamakan Dia Imanuel”—yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf ber­ buat se­perti yang diperintahkan Malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isteri­ nya, tetapi tidak bersetubuh de­ ngannya sampai ia melahirkan anak­nya laki-laki dan Yusuf me­na­ makan Dia Yesus (Matius 1:23-25. Kisah natal adalah kisah manusia yang memiliki ketaatan luar biasa. Yusuf berani mengambil Maria isterinya. Hal ini karena Yusuf adalah seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, maka ia bermasud menceraikannya dengan diam-diam. Namun malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, jangan engkau takut mengambil Maria menjadi isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.(Matius 1:20). Yusuf sebagai orang Yahudi tahu, jika ada perempuan mengandung tanpa suami

Oleh SUROSO Dosen Fakultas Bahasa dan Seni UNY

dia akan dirajam sampai mati. Dia taat untuk mengambil Maria sebagai isteri dan melaksanakan apa yang diperintahkan Malaikat sampai Yesus Lahir. Teolog liberal menyangkal kelahiran Yesus dari Roh Kudus. Namun Nabi Yesa sudah menubuatkan seorang anak akan lahir dari seorang perawan, anak yang dinamakan “Imanuel” dalam bahasa Iberani yang artinya Allah

DOMINICAN SISTERS OF HOPE

menyertai kita” (Yesaya 7:14) Nubuat sudah disampaikan 700 tahun sebelum Yesus dilahirkan. Pentingnya kehaliran Yesus dari so­ rang perawan Maria, Ia harus sepenuhnya manusia, tidak bersdosa, dan sepeuhnya Illahi (Iberani 7:25-26) Kelahiran Yesus dari seoran perawan memenuhi tiga syarat. Pertama, satu-satunya cara Yesus dapat lahir sebagai manusia dengan cara lahir dari seorang wanita. Kedua, Satu-satunya ia lahir tanpa dosa ia dikandung dari Roh Kudus (Matius 1:20; Iberani 4:15). Satu-satP E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2018 6 7

unya cara ia ia dapat sepenuhnya Ilahi adalah dengan Allah sendiri sebagai Bapa-Nya. Yesus tidak dikandung secara alamiah, me­ lainkan secara adikodrati, “anak yang akan kau lahirkan itu disebut kudus, Anak Allah ( (Ljukas 1:35) Karena itu Yesus Kristus dinyatakan kepada kita sebagai satu pribadi Ilahi dengan dua tabiat—ilahi dan manusiawi tanpa dosa (http://alkitab. Sabda.org). Sebagai manusia Yesus turut merasakan kelemahan kita, Sebagai Anak Allah yangh ilahi, ia berusaha untuk melepaskan kita dari perbudakan dosa dan kuasa iblis. Sebagai ilahi dan manusiawi, Ia memenuhi syarat untuk menjadi korban karena dosa setiap orang, dan menjadi Imam besar yang memohon syafaat untuk semua orang yang datang kepada Allah ( (Iberani 2:9-18, 5:19, 7:24-28, 10:4-14) Orang Kristiani, biasa disebut orang percaya, anak-anak Tuhan, me­yakini bahwa Yesus adalah Tuhan yang diturunkan ke Bumi Oleh Bapa di surga dalam wujud manusia yang tidak berdosa. Sebagai manusia ia juga merasa sakit, marah karena tempat suci digunakan untuk berdagang, empati, mengampuni, bah­kan terbiasa hidup dengan berba­gai ka­ langan, seperti para Imam besar, Ahli Taurat, ejabat, panglima, dan le­ bih banyak memberi pengajar­an pada orang-orang biasa. Sebagai Tuhan ia menunjukkan keilahian­nya dengan mujizat yang dibuat serta pengampunan pada orang-orang berdosa. Tanpa Yesus tidak seorang pun yang datang kepada Bapa (Yohanes 14:6). Tuhan Yesus adalah cermin, tela­ dan, guru, dan juru selamat orang percaya. Tanpa Dia tidak ada seorang pun bisa memperoleh jaminan keselamatan di Surga. Keselamatan bukan karena usaha manusia tetapi karena kasih Tuhan. Maria, Yusuf, Gembala, dan Orang Majus dan orang percaya adalah pengikutnya. Sebelum Dia naik kesurga ia berpesan, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptiskan mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dab ajarlah mereka me­lakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir Zaman (Matius 28:28-30). Selamat merayakan Natal. Damai di bumi damai di hati. 


Cerpen

Bangkai Daun Tembakau

S Oleh NURILLAH ACHMAD Penikmat literasi yang gemar mencicipi puisi

Sebetulnya, Matrawi tak mau menyalahkan Sidin atas kemalangan yang terjadi. Apalagi, dia kerap mendengar motivasi ala tivi-tivi, kalau salah satu kunci sukses adalah berani berkorban. Semakin besar pengorbanan, semakin besar pendapatan yang diperoleh. Tetapi, Sidin lupa. Selain kemungkinan pendapatan membesar, kemungkinan bangkrut juga tak kalah besar. Dua tahun lalu, Sidin sangat mujur. Rumah yang awalnya beralas semen, langsung dikeramik. Perabot rumah yang berhias tivi, bertambah menjadi kulkas dan mesin cuci. Berangkat umrah pun sekali. Sisanya, dibelikan lima sapi. Setahun kemudian, sapi-sapi dan perabotan tak lagi ada. Tahun ini, sertifikat tanahnya menginap di bank.

“Tolonglah, Wi. Aku tak punya uang buat bayar SPP si Arsan. Kalau besok tak bayar, dia tak naik kelas. Lusa sudah kujual tembakau-tembakau ini. Aku janji, demi persahabatan kita, orang pertama yang bakal kubayar adalah kamu. Tak peduli aku dengan bank itu,” Sidin mengulang kembali maksud kedatangannya. Sedang Matrawi hanya terdiam. Bagi Matrawi, menjadi petani tembakau harus pintar membaca. Baik membaca

senyuman Tuhan lewat cuaca, atau senyuman penguasa yang berkuasa membelokkan harga pasaran. Apalagi anjloknya tembakau bisa ditebak dari rumor halal haramnya rokok. Kalau rokok haram, lantas petani yang menanam tembakau ikut berdosa, begitu? Para kuli dan pekerja tembakau memikul dosa, begitu? Ah, sudah, sudah. Matrawi tak mau memikirkan halal-haramnya rokok. Ia sendiri pusing melihat harga pangan yang kian melonjak. “Aku tak punya harapan selain kamu, Wi.” Matrawi tak jawab. Hanya membuntuti istrinya yang melintas di ruang tamu. “Kamu sudah gila? Kamu tak lihat sisa beras di dapur? Kita saja mau jual kalung ini, kok, sekarang mau dipinjamkan ke Sidin.” Matrawi langsung menyumbal mulut istrinya. “Sidin jauh lebih butuh. Aku mohon, pinjamkan kalung ini, ya,” ucapnya dengan nada memelas dan merendah. “Kita juga butuh. Sangat butuh. Suruh pinjam ke yang lain saja.” “Sidin sudah menolong kita, sewaktu kamu lahiran, dan aku tak punya uang.” Lamat-lamat Misni menatap suaminya. Hutang budi yang terjadi empat tahun lalu, seakan menjadi bayangan kaki

68 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

yang terus mengintai. Apapun alasannya, baik Matrawi ataupun Misni, akan memiliki beban moral jika tak bisa membantu. “Katakan pada sahabatmu itu. Cukup sekarang kita berbaik hati!” ujar Misni sambil melepas kalung, tapi suaranya tetap ketus. “Lain kali, suruh si Sidin jual ginjal.” Sebetulnya, saat Matrawi menerima kalung dari Misni, lalu menyerahkan kepada Sidin beserta bukti surat pembelian, hatinya gamang dan berdebar. Bukan apa-apa, kalung ini satusatunya harapan Matrawi dan istrinya mengisi dapur. Apalagi, beras hasil panen lima bulan lalu tersisa seliter. Hanya cukup untuk dua hari. “Tenang saja. Kita masih punya jagung,” ujar Matrawi menghibur Misni. “Ya, jagung seharga sapi,” jawab Misni berlalu ke kamar. Lelaki yang berkulit hitam legam itu tersenyum getir. Matrawi mengenang kejadian tujuh tahun lalu, saat dia menjual satu-satunya anak sapi yang dimiliki untuk membelikan kalung yang diimpikan sang istri. Sayang­ nya, belum selesai Matrawi mengingat peristiwa bersejarah tersebut, Wak Dar datang dengan nafas tersengal-sengal. “Kera-kera turun dari gunung. Jagung kita habis, Wi.”

Matrawi menoleh. Mukanya pucat nan pasi. Tanpa banyak cakap dia langsung lari tanpa menghiraukan teriakan Misni. Ia terus lari sampai akhirnya tiba di pinggir ladang. Benar saja. Jagung-jagung yang bakal dipanen Minggu depan itu, kini menyisakan batangnya saja. Tetiba Matrawi berdiri lunglai, sampai dipapah orang-orang. “Sabar, Wi. Semua sudah digariskan Tuhan.” Matrawi dibopong pulang. Setiba di rumah, Misni tak kalah histeris. Keduanya saling menangis. Kini, mereka bertumpu pada harga tembakau. Dengan begitu, Sidin lekas bayar utang. “Bersabarlah. Besok lusa Sidin jual tembakau,” suara Matrawi terdengar gemetar. *** Demi persahabatan yang terjalin sejak kecil, Matrawi tak enak hati bertamu di malam hari. Apalagi, kedatangannya menagih utang. Kendati tak meminta Sidin melunasi utangnya, ia tak sampai hati mengusik kenyamanan persahabatan ini. Tetapi, Misni terus menggerutu. Menyuruh lelakinya cepat-cepat menemui Sidin, meminta uang meski lima puluh ribu. Setidaknya, bisa mengepulkan asap yang sedari pagi hanya memasak sedikit beras, itupun mengutang di warung Mak Ju. Lambat laun, gerutu Misni


terdengar menyesakkan. Ia segera berdiri, memutuskan menemui Sidin. Sayang, ia tercekat saat mendengar Wak Dar mengelilingi kampung sambil memberi kabar mengejutkan. “Sidin mati bunuh diri. Sidin mati bunuh diri. Gara-gara tembakaunya tak laku.”

bawahnya, tak dibeli. Mafhum saja kalau Sidin mengakhiri hidup. Maka, demi kebaikan bersama, lelaki paruh baya itu cepatcepat dimandikan dan dikebumikan. Agar tak semakin banyak yang menggunjing padahal jenazah belum didoakan. Tentu, kematian Sidin

Melihat kawan karib sekaribnya kawan tertutupi tanah, Matrawi berdiri termangu. Pikirannya tak menyatu. Cepat-cepat ia beranjak pulang. Ingin lekaslekas tidur. Di sepanjang jalan pun, Matrawi tak bertegur sapa dengan Misni. Kendati berjalan beriring, masing-masing sibuk dengan alam pikir. Apalagi kalau bukan tentang utang si

“Ada wasiat dari almarhum. Ha­ sil penjualan tembakau hari ini, untuk menyicil utang ke Pak Lek.” Matrawi tercekat mendengar penuturan Arsan. Tangannya gemetar saat menerima bungkusan koran itu. Ia tak menyangka, Sidin masih mengingat janjinya dua hari lalu. Bahkan, bungkusan koran

AP NEWS

Misni dan Matrawi saling pandang. Keduanya cepatcepat menuju rumah Sidin. Sesampainya di sana, orangorang mengerumuni jenazah Sidin. Tampak jelas gurat tali di lehernya. Konon, Wan Hamid mau tutup gudang. Tak kuat menanggung gempuran harga pasaran. Jadilah tembakau Sidin dihargai murah. Amat murah. Malah yang dibeli hanya kualitas G yang jumlahnya tak seberapa. Sedang tumpukan tembakau dengan kualitas di

mengundang keprihatinan. Sebelum dikuburkan, Ustad Gofur memberi pengumuman jikalau semasa hidup sang jenazah melakukan kesalahan, harap dimaafkan. Apabila almarhum memiliki utang, diimbau menghubungi ahli waris. Karena jika tidak, Sidin bakal tersiksa di alam kubur akibat menanggung utang. Usai memberi penjelasan singkat tersebut, ustad yang baru lulus dari Kairo ini memberi isyarat menutupi makam.

Sidin. Bagaimana mungkin dia menagih sedangkan Sidin baru saja mati? Meski dia menagih sebulan lagi, Sidin tak meninggalkan warisan apa-apa selain utang yang menumpuk, ditambah istri dan dua orang anak. Kalau tak ditagih, ia kebingungan sendiri menghidupkan mesin dapur. Di tengah suasana yang runyam itu, Arsan anak si Sidin yang paling tua, berlari dan memang­ gilnya dengan suara getir.

masih beraroma tembakau. Sangat khas dan menyengat. “Katakan pada ibumu. Utang Sidin aku anggap lunas. Tak perlu dikembalikan,” Matrawi menyodorkan kembali. Misni terperangah mendengar penu­ turan Matrawi. Tapi, ia cepatcepat tersenyum. Bayangan Sidin menyerahkan kalung istrinya sewaktu ia lahiran, datang melintas dan berbekas. 18 Agustus 2018.

P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8 69


PUISI TEMBANG G E G U R I TA N

Kepangku marang Jiwa kang Sepi Kapangku Kapangku kepangku rembulan Rembulan wengi iku sumunar cahya kang padhang Kiwaku blathi, tengenku kertas kosong durung dakisi Blathi meksa tembung anyambung rahsa katresnan Rah getih amujud dadi tembung kang ngleyang Nyambung nyumbang rahsa kang dadi gurit Gurit kang ginarit mbeksa sadhuwure kertas kosong Gurit iku daktulis amung miturut jiwa Jiwa anyep kang kena adheme kapang kang teka Teka ndadra saya ngelingake marang awakmu, cah ayu Rah getih kena blathi dadi seksi aku rila, mati Kepangku marang kapangku

Truk Truk Iku Truk-truk pasir padha seliweran Anggawa pasir ngalor ngetan Sopire udud, kemepul peluke Knalpot ngeden kabotan Angendhong dhuwit kanggo nyambung urip, pindhane Truk-truk iku mlaku alon Sopire karo kernet sakloron Ngusap kringet, tumetes Banyu udan lekas nutupi bolongan aspal kang wus rusak Truk-truk wus mudhun 70 P E WA R A D I N A M I K A D E S E M B E R 2 0 1 8

Dhuh jiwa kang sepi, Sun nglelana sajembare segara-Mu Dhuh jiwa kang sepi, Sun napaki dalan luhur tumuju luhuring Arasy-Mu Dhuh jiwa kang sepi, Anglantun doa kagawa malaekat-malaekat-Mu Dhuh jiwa kang sepi, Binarung gendhing alam tadabur marang ngalam-Mu Dhuh jiwa kang sepi, Sepi asamun suhud nyimpangi samaring donya semu-Mu Dhuh jiwa kang sepi, Sun nglelana kepengin bali Dhuh jiwa kang sepi, Pangku jiwaku, jiwa kang sepi

Saka redi anggawa wedhi Tanpa wedi, hamikul Wedhi kang bakal dadi beras lan lawuh maneka warni Truk-truk iku wus kesel, Rodaning urip kang terus mubeng Sopirku wis anteng, tandha Dompet kandel, atine seneng Truk truk iku nangis Andeleng becko nggaruk pasir Keruk, keruk, keruk ”Apa ora bakal ambrol?” truk-truk iku celathu.   * APRIYANTO DWI SANTOSO Alumnus Pendidikan Bahasa Jawa FBS UNY Editor Intan Pariwara, Klaten


#SeminarNasional #DharmaWanita #WawasanKesehatan FOTO-FOTO: DEDY HERDITO


Sedang dikerjakan

#kamibagian #UNY #Smart&Smile HERGITA SYI VADILLA (kiri) Mahasiswa Psikologi UNY (angkatan 2015) Diajeng Kota Jogja 2017

Selamat atas keberhasilan tim garuda di london

ROMANDHA EDWIN (kanan) Mahasiswa Akuntansi UNY (angkatan 2015) Dimas Kota Jogja 2017 FOTO: KALAM JAUHARI

W W W . U N Y . A C . I D


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.