Architecture Conservation Magazine | Museum Mandala Bhakti Semarang

Page 1

Konservasi Arsitektur

TABLE OFcontents 01 KONSERVASI ARSITEKTUR 02 03 04 05 06 CAGAR BUDAYA BANGUNAN KOLONIAL SEJARAH & LOKASI REVITALISASI DENAH 07 INTERIOR & EKSTERIOR 08 DETAIL ARSITEKTUR

K O N S E R V A S I A R S I T E KT U R

Konservasi adalah upaya untuk melestarikan, melindungi serta memanfaatkan sumber daya suatu

tempat, seperti gedung-gedungtua yang memiliki arti sejarah atau budaya, kawasan dengan kepadatan pendudukan yang ideal, cagar budaya, hutan lindung dan sebagainya. Berarti, konservasi jugamerupakan upaya preservasi dengan

tetap memanfaatkan kegunaan dari suatu

sepertikegiataan asalnya atau bagi kegiatan yang sama sekali baru sehingga dapatmembiayai sendiri kelangsungan eksistensinya (Danisworo, 1995)

Sementara itu, Piagam Burra menyatakan bahwa pengertian konservasi dapatmeliputi seluruh kegiatan pemeliharaan dan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Oleh karena itu, kegiatan konservasi dapat pula mencakupi ruang lingkup preservasi, restorasi, rekonstruksi, adaptasi, dan revitalisasi (Marquis-Kyle & Walker,1996; Alvares,2006).

Konservasi arsitektur merupakan suatu upaya untuk melestarikan bangunan dan lingkungan, mengatur penggunaan serta arah perkembangannya sesuai kebutuhan saat ini dan masa mendatang sedemikian rupa sehingga makna kulturalnya akan tetap terjaga (Budihardjo, 1989).

Memperkaya pengalaman visual

Memberi suasana permanen yang

menyegarkan

Memberi kemanan psikologis

Mewariskan arsitektur

Aset komersial dalam kegiatan wisata internasional

Lingkup Kegiatan Konservasi Arsitektur Skala atau lingkup konservasi dapat meliputi:

Suatu kota atau desa secara keseluruhan (historic town or village) misalnya desa adat Tenganan di Bali, Kampung Naga

Suatu daerah bagian kota (historic town distric) misalnya Kota Lama Semarang, Kompleks Keraton

Yogyakarta dan Kraton Surakarta

Bangunan atau karya arsitektur tunggal, misalnya Lawang Sewu dan mesjid Kauman

Rumah Museum (house Museum) rumah yang mempunyai sebuah sejarah baik historis namun fungsi

tidak lagi sebagai rumah tetapi

menjadi sebuah museum misalnya

Rumah George Washington, Rumah

Rengas Dengklok, Rumah Bung Karno di Peganggsaan Timur Jakarta.

Ruang Historic (Historic Room) sebuah

ruang yang mempunyai nilai sejarah

misalnya Surennder Room, ruang tempat jenderal jepang menyerah pada sekutu.

Mengembalikan wajah dari obyek pelestarian.

Memanfaatkan obyek pelestarian

untuk menunjang kehidupan masa kini

Mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan

perencanaan masa lalu, tercermin dalam obyek pelestarian

Menampilkan sejarah pertumbuhan

lingkungan kota, dalam wujud fisik

tiga dimensi Lingkup Kegiatan

1
5
2. 3. 4.
1
Sasaran Konservasi Arsitektur
2. 3. 4.
1. 2 3 4. 5.
Manfaat Konservasi Arsitektur

KONSERVASI DAN LINGKUNGAN

Prinsip-prinsip konservasi bangunan dan lingkungan : 1. 2

Tujuan akhir konservasi adalah mempertahankan „cultural significance‟ (nilai estetika, sejarah, ilmu pengetahuan dan sosial) sebuah “place‟ dan mencakup faktor pengamanan, pemeliharaan dan nasibnya di masa mendatang.

Konservasi didasarkan pada rasa penghargaan terhadap kondisi awal material fisik dan sebaiknya dengan intervensi sesedikit mungkin. Penelusuran penambahan-penambahan, perbaikan serta perlakuan sebelumnya terhadap material fisik sebuah “place‟

3. Konservasi sebaiknya melibatkan semua disiplin ilmu merupakan bukti-bukti sejarah dan penggunaannya.

yang dapat memberikan kontribusi terhadap studi dan penyelamatan “place‟ .

4. Konservasi sebuah “place‟ harus mempertimbangkan seluruh aspek “signifikansi kultural‟ tanpa mengutamakan pada salah satu aspek

5. Konservasi harus dilakukan dengan melalui penyelidikan yang seksama yang diakhiri dengan laporan yang memuat “signifikansi kultural‟ yang merupakan prasyarat penting untuk menetapkan kebijakan konservasi.

6 Kebijakan konservasi akan menentukan kegunaan apa yang paling tepat.

7 Konservasi membutuhkan pemeliharaan yang layak terhadap “visual setting", misalnya bentuk, skala, warna, tekstur dan material. Pembangunan, maupun perubahan baru yang merusak “setting‟ , tidak diperbolehkan. Pembangunan baru, termasuk penyisipan dan penambahan

bisa diterima, dengan syarat tidak mengurangi atau merusak tempat-tempat yang memiliki signifikansi cultural tersebut

8. Sebuah bangunan atau sebuah karya sebaiknya dibiarkan di lokasi bersejarahnya.

Pemindahan seluruh maupun sebagian bangunan atau sebuah karya, tidak dapat diterima kecuali hal ini merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkannya.

9 Pemindahan isi yang membentuk bagian dari signifikasi cultural dari sebuah tempat pada dasarnya tidak dapat diterima (Burra Charter, 2003).

p r i n s i p

PERAN SERTA DALAM KONSERVASI

Peran arsitek dalam konservasi

terbagi menjadi dua, yakni di lingkup internal dan eksternal

1. Lingkup internal

Lingkup internal bertendensi pada

prinsip serta gerakan seorang

arsitek. Arsitek wajib meningkatkan

kesadaran agar lebih mencintai

dan mau ikut memelihara warisan

budaya Untuk itu, mereka bisa

meneliti dan mendokumentasikan

kawasan bangunan yang dirasa

perlu dilestarikan Bagi yang ingin

berkecimpung lebih jauh dapat

mendalami serta meningkatkan

penguasaan teknis terkait

pemugarankawasan, khususnya

teknik adaptive reuse.

2. Lingkup eksternal

Dalam lingkup eksternal arsitek

dapat bersinergi dengan pihak

yang memiliki kuasa untuk kawasan

bangunan tersebut, seperti

pemerintah daerah Arsitek bisa

memberi pemerintah saran tentang

kawasan bangunan yang butuh

dilestarikan, bahkan bila perlu

membantu menentukan nilai atau

fungsi seputar hal itu Arsitek pun

bisa membantu pemerintah

daerahmenyusun Rencana Tata

Ruanguntuk pengembangan

kawasan yang dilindungi. Apabila

proyek pemugaran sukses, keyakinan para pengembang akan

tumbuh supaya tetap

mempertahankan identitas tetapi

bisa memperoleh keuntungan.

a r s i t e k

Aspek Konservasi

1.

2

Aspek Perlindungan

Aspek Pengawetan

3. Kriteria Konservasi

Aspek Pemanfaatan

a. Kriteria Ekologi

Keanekaragaman, varietas atau kekayaan (richness) ekosistem, habitat, komunitas dan spesies

Alamiah, yaitu ketidakadaan gangguan atau perusakan.

Ketergantungan, yaitu tingkatan yang mana suatu spesies tergantung pada daerah yang ditempati, atau tingkatan yang mana suatu ekosistem tergantung pada proses ekologis yang

terjadi di daerah tersebut.

Perwakilan (Representative ness), tingkatan

kerusakan oleh peristiwa alam atau aktivitas manusia.

b Kriteria Sosial

Penerimaan masyarakat, yaitu tingkat

dukungan masyarakat lokal

Kesehatan masyarakat, yaitu tingkat

kebersihan kawasan konservasi laut dari pencemaran atau penyakit pada manusia.

Rekreasi, yaitu tingkatan yang mana area bisa digunakan untuk rekreasi

oleh masyarakat sekitar

Budaya, yaitu nilai-nilai agama, sejarah, artistik atau nilainilai lainnya di lokasi

Estetika, yaitu panorama laut,

daratan, atau

lainnya.

Konflik

ASPEK,KRITERIA, DANPRINSIP

yang mana suatu daerah mewakili suatu tipe habitat, proses ekologis, komunitas biologis, kondisi fisiografis atau karakteristik alam lainnya. Keunikan, sebagai contoh adalah habitat dari spesies langka yang terdapat hanya di satu daerah.

lntegritas, yaitu tingkatan yang mana suatu daerah merupakan suatu unit yang berfungsi atau efektif, mampu melestarikan ekologis sendiri.

Produktivitas, yaitu tingkatan yang mana proses produksi di dalam area menyumbangkan keuntungankeuntungan kepada spesies atau manusia.

Kerentanan (Vulnerability), yaitu kerentanan daerah terhadap

kepentingan, daerah lindung

akan

memengaruhi

kegiatan

masyarakat

lokal

Penyelamatan, yaitu terkait pada

tingkat kebahayaan terhadap manusia dari arus deras, ombak, rintangan/halangan dari dasar laut, gelombang dan bahayabahaya lain.

Kemudahan, kemudahan yang dimaksud di sini adalah kemudahan lokasi untuk dijangkau baik melalui darat maupun laut oleh para pengunjung, mahasiswa, peneliti dan nelayan.

Penelitian dan pendidikan, terkait dengan kualitas pemanfaatan, yaitu area yang mempunyai berbagai sifat ekologis dapat dimanfaatkan untuk

penelitian dan praktek kerja lapangan.

Ko n s e r v a s i

Kesadaran masyarakat, yaitu tingkatan yang terkait pada pemantauan, penelitian, pendidikan atau pelatihan di dalam area, yang dapat memberikan pengetahuan dan apresiasi nilai lingkungan dan tujuan konservasi

Konflik dan kesesuaian, yaitu tingkatan yang terkait dengan manfaat area dalam membantu memecahkan konflik

antara nilai-nilai sumberdaya dan aktivitas-aktivitas manusia, atau tingkatan yang sesuai atau cocok di antara keduanya

Petunjuk (Benchmark), tingkatan yang mana area dapat dijadikan sebagai "lokasi kontrol" untuk penelitian ilmiah.

Urgensi, yaitu tingkatan dimana suatu tindakan harus segera dilakukan, nilai yang kurang penting pada suatu area harus ditransfer atau dibuang

Ukuran, yang mana dan berapa macam habitat harus dimasukkan ke dalam daerah perlindungan.

Tingkat Ancaman, keberadaan dari potensi ancaman dari eksploitasi langsung dan proyek pembangunan. Keefektifan, yaitu kelayakan implementasi program pengelolaan.

Peluang, tingkatan dimana kondisi yang telah ada atau kegiatan yang sedang berlangsung, mungkin akan mengalami aksi di kemudian hari.

Kepentingan untuk spesies, tingkatan yang terkait pada nilai penting spesies-spesies komersial tertentu yang ada di suatu area

Kepentingan untuk perikanan, tergantung pada jumlah nelayan dan ukuran hasil perikanan

Ancaman alam, yaitu perubahan

lingkungan yang mengancam nilai secara keseluruhan bagi manusia.

Keuntungan ekonomi, upaya perlindungan akan mempengaruhi ekonomi lokal jangka panjang.

Pariwisata, yaitu nilai potensi daerah yang ada saat ini untuk pengembangan pariwisata

Kriteria Regional

Pengaruh wilayah, tingkatan yang

mana daerah mewakili sifatsifat suatu

wilayah, baik kondisi alam, proses

ekologis atau lokasi budaya

Pengaruh subwilayah, tingkatan yang

mana suatu daerah mengisi gap dalam jaringan daerah-daerah

lindung dari perspektif subwilayah

Ketersediaan (Availability), tingkatan mengenai ketersediaan daerah untuk dapat dikelola secara memuaskan.

Pemulihan, tingkatan dimana daerah mungkin dikembalikan ke kondisi alam semula

Prinsip Konservasi

Prinsip konservasi yaitu perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari serta menyerasikan keterpaduan antara aspek ekonomi, ekologi dan lingkungan

c. Kriteria Ekonomi
k o n s e r v a s i
ASPEK, KRITERIA, DAN PRINSIP

METODE ATAU JENIS

TINDAKAN KONSERVASI

Menurut (Marquis-Kyle dan Walker, 1996; Al vares, 2006), konservasi dibagi menjadi

beberapa jenis, yaitu:

Preservasi

Preservasi adalah mempertahankan (melestarikan) yang telah dibangun disuatu

tempat dalam keadaan aslinya tanpa ada perubahan dan mencegah penghancuran

Restorasi

Restorasi adalah pengembalian yang telah dibangun disuatu tempat ke kondisi semula yang diketahui, dengan menghilangkan

tambahan atau membangun kembali

komponen-komponen semula tanpa

menggunakan bahan baru

Rekontruksi

Rekontruksi adalah membangun kembali

suatu tempat sesuai mungkin dengan

kondisi semula yang diketahui dan diperbedakan dengan menggunakan bahan

baru atau lama.

Adaptasi

Adaptasi adalah merubah suatu tempat

sesuai dengan penggunaan yang dapat

digabungkan

Revitalisasi

Revitalisasi adalah kegiatan

pengembangan yang ditujukan untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai penting cagar budaya dengan penyesuaian fungsi ruang baru yang tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai budaya masyarakat.

BUDAYA CAGAR

Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Cagar Budaya merupakan warisan budaya bersifat kebendaan yang berupa :

1) Benda Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.

2) Struktur Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia.

3) Bangunan Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap

4) Situs Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya.

5) Kawasan Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.

Peraturan Terkait Bangunan Cagar Budaya

1) Pasal 17 ayat (3) Undang - Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2008

tentang Kementerian Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4916);

3) Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2010

tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5168);

4) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2002

tentang Bangunan Gedung (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2021

Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6628);

5) Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2020

Nomor 40);

6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020

tentang Organisasi dan Tata kerja

Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 473);

Gereja Blenduk Semarang merupakan

Gereja yang dibangun pada 1753 ini

merupakan salah satu bangunan cagar

budaya di Kota Semarang Berbeda dari

bangunan lain di Kota Lama yang pada

umumnya memagari jalan dan tidak

menonjolkan bentuk, gedung yang

bergaya Neo-Klasik ini justru tampil

kontras. Bentuknya lebih menonjol . Lokasi

bangunan ini berada di Jalan Letjend

Suprapto No 32 Kota Lama Semarang dan

bernama Gereja GPIB Immanuel.

Bangunan gereja yang sekarang

merupakan bangunan setangkup dengan

facade tunggal yang secara vertikal

terbagi atas tiga bagian. Jumlah lantainya

adalah dua buah. Bangunan ini

menghadap ke Selatan Gereja ini masih

dipergunakan untuk peribadatan setiap

hari Minggu Gereja Protestan yang lazim

disebut Gereja Blenduk nama ini diberikan

merunut pada bentuk kubahnya yang

dalam bahasa Jawa disebut Blenduk (menggembung), sampai sekarang nama asli gereja ini tidak diketahui Mula mula

Gereja di bangun pada tahun 1753, berbentuk rumah panggung Jawa, dengan atap berarsitektur model Jawa. Pada

tahun 1787 rumah panggung ini dirombak

total. Tujuh tahun berikutnya diadakan kembali perubahan. Pada tahun 1894, gedung ini dibangun kembali oleh H P A

de Wilde dan W.Westmas. Gereja ini

dibangun pada abad ke-17 dan telah

mengalami 3 kali renovasi, yaitu pada

tahun 1753, 1894 dan terakhir tahun 2003.

GEREJA BLENDUK

a n g u n a n k o t a s e m a r a n g
CAGAR BUDAYA b

GEDUNG MONOD

Gedung Monod Diephuis merupakan

bangunan sejarah peninggalan masa

kolonial belanda Sejak Zaman Kolonial

Belanda, gedung megah ini merupakan

milik Raja Gula Oei Tiong Ham. Meskipun sempat terbengkalai selama 3 tahun, saat ini telah di hidupkan kembali oleh

pemerintah Kota Semarang Dengan

mengaktifkan kembali, gedung ini berfungsi sebagai tempat berbagai kegiatan kesenian dan kebudayaan, serta pengambilan gambar film layar lebar.

Gedung Monod ini terletak di Jalan

Kepodang kawasan Kota Lama Semarang, kawasan ini sekarang sudah Ramai

wisatawan. Pemilik gedung Monod

Diephuis, Agus S Winarto menjelaskan

bahwa sebelum adanya Revitalisasi

Bangunan ini, tahun 1921 Gedung Monod ini di dirikan dengan kondisi yang memperihatinkan, Sebab banyak yang harus di perbaiki antara lain Jendela yang

ada banyak yang hilang, Perabotan Rusak akibat faktor usia, dan sebagainya. Masuk ke dalam Ruangan nya saja seperti

Meskipun terdapat beberapa kendala

dalam revitalisasi Dengan di gunakan nya

Gedung Monod sebagai pusat berbagai

kegiatan kesenian dan kebudayaan, Pengelola mengajak kepada komunitas

budaya Kota Semarang untuk dapat memanfaatkan dan menggunakan gedung

tersebut. Setiap hari Sabtu dan Minggu, Para Remaja yang ada di sana melakukan kegiatan latihan wayang kulit.

Selain itu, hal yang menarik dari Gedung

Monod ialah pernah di gunakan untuk proses Pembuatan film “Wage”, film ini menceritakan tentang sosok W R

Supratman. Agus Winarto memiliki cita

cita agar bangunan sejarah di Kota Lama

Semarang memiliki beragam kegiatan budaya, sehingga membuat para wisatawan datang kesini untuk belajar kesenian daerah.

Masjid Layur merupakan salah satu bangunan kuno berupa masjid tua di kota

Semarang ini disebut pula Masjid Menara

Kampung Melayu Lokasi Majid Layur berada di Jl. Layur, Dadapsari, Kec.

Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa

Tengah Bangunan masjid sendiri tidak bergaya Arab, tetapi memiliki lebih banyak unsur lokal Lantai bangunan setangkup tersebut dinaikkan dan hanya dapat dicapai dengan tangga yang terdapat pada sisi muka. Walaupun sudah dimakan usia namun masjid ini masih kokoh dan masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah. Sampai sekarang masjid ini masih terus dirawat oleh yayasan masjid setempat sebagai upaya pelestarian sejarah dan sebagai masjid tua kebanggaan Kota Semarang. Secara menyeluruh Masjid Layur masih asli seperti pertama kali dibuat, hanya ada sedikit perbaikan seperti penggantian genteng dan penambahan ruang untuk pengelola pada sisi kanan kompleks masjid.

MAS JID LA YUR

Dinamakan Kampung Melayu karena sudah merupakan tempat hunian pada tahun 1743 yang sebagian besar orang yang mendiami kawasan tersebut adalah orang melayu. Pada masa tersebut di kampung ini terdapat tempat untuk mendarat kapal dan perahu yang membawa barang dagangan. Lokasinya yang sangat strategis mengundang orang untuk berdiam disitu pula. Dicatat bahwa orang-orang dari Arab kemudian menempati kampung tersebut. Pada masa itulah kiranya masjid yang telah ada dikembangkan lagi dan memperoleh pengaruh yang dapat dilihat sekarang. Berpengaruhnya orang Arab di situ

diperkuat oleh catatan Liem (1930) yang menyebutkan bahwa usaha pendirian klenteng oleh masyarakat Cina yang tidak begitu banyak jumlahnya di kampung

tersebut ditentang habis-habisan oleh

penduduk keturunan Arab pada tahun 1900 Penambahan menara pada bagian depan masjid menyebabkan masjid juga terkenal dengan nama masjid menara.

BANGUNAN KOLONIAL k

Arsitektur kolonial merupakan arsitektur yang memadukan antara budaya Barat dan Timur Arsitektur ini hadir melalui karya arsitek Belanda dan diperuntukkan bagi bangsa Belanda yang tinggal di Indonesia, pada masa sebelum kemerdekaan. Arsitektur kolonial di Indonesia menurut Handinoto (2012) terbagi menjadi tiga yaitu;

1) Gaya Arsitektur Indische Empire style (Abad 18-19)

Menurut Handinoto(2008), gaya arsitektur ini diperkenalkan oleh Herman Willen Daendels saat bertugas sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda (1808- 1811). Indische Empire Style (gaya Imperial) merupakan gaya arsitektur yang berkembang pada pertengahan abad ke18 sampai akhir abad ke-19 Gaya arsitektur ini dimulai pada daerah pinggiran kota Batavia (Jakarta), munculnya gaya tersebut akibat dari suatu kebudayaan di Belanda yang bercampur dengan kebudayaan Indonesia dan sedikit kebudayaan China. Milano dalam Handinoto (2012) mengungkapkan ciri-ciri arsitektur Indische Empire antara lain:

a. Denahnya berbentuk simetris penuh, ditengah terdapat “central room ” yang terdiri dari kamar tidur utama dan kamar tidur lainnya Central room tersebut berhubungan langsung dengan teras depan dan teras belakang (voor galerij dan achter galerij).

b. Teras biasanya sangat luas dan diujungnya terdapat barisan kolom yang bergaya Yunani (Doric, Ionic, Corinthian).

o
e
t a s
m a r a n g

c. Dapur, kamar mandi/WC, gudang dan daerah service lainnya merupakan bagian

yang terpisah dari bangunan utama dan letaknya ada dibagian belakang d Terkadang disamping bangunan utama terdapat paviliun yang digunakan sebagai kamar tidur tamu

2) Gaya Arsitektur Transisi (1890-1915)

Menurut Handinoto (2012), arsitektur transisi di Indonesia berlangsung sangat ingkat yaitu pada akhir abad 19 sampai awal abad 20 antara tahun 1890 sampai 1915.

b. Gevel-gevel pada arsitektur Belanda

yang terletak ditepi sungai muncul kembali, penambahan kesan romantis pada tampak dan membuat menara (tower) pada pintu masuk utama, seperti yang terdapat pada banyak gereja Calvinist di Belanda.

c Bentuk atap pelana dan perisai dengan

penutup genting masih banyak dipakai dan memakai konstruksi tambahan sebagai ventilasi pada atap (dormer).

Peralihan dari abad 19 ke abad 20 di Hindia

Belanda dipenuhi oleh perubahan dalam

masyarakatnya dikarenakan modernisasi

pada penemuan baru dalam bidang

teknologi dan kebijakan politik pemerintah

kolonial Ciri-ciri arsitektur transisi menurut

Handinoto (2012), antara lain:

a Denah masih mengikuti gaya Indische

Empire, simetri penuh, pemakaian teras

keliling dan menghilangkan kolom gaya

Empire, simetri penuh, pemakaian teras

keliling dan menghilangkan kolom gaya

Yunani pada tampaknya

3) Gaya Arsitektur Kolonial Modern (1915- 1940) Menurut Handinoto (1993), arsitektur modern merupakan sebuah

protes yang dilontarkan oleh arsitek

Belanda setelah tahun 1900 atas gaya

Empire Style. Arsitek Belanda yang

berpendidikan akademis mulai

berdatangan ke Hindia Belanda, mereka

mendapatkan suatu gaya arsitektur yang

cukup asing, karena gaya arsitektur

Empire Style yang berkembang di Perancis tidak mendapatkan sambutan di Belanda.

BANGUNAN KOLONIAL

Kota Semarang

GEREJA ST. YUSUF

Gereja St. Yusuf yang dibangun antara 1870 – 1875 ini terdiri atas bangunan-bangunan

Gereja, Pastoran dan gedung pertemuan. Gereja Katolik pertama di Semarang ini terletak disisi Timur Jl Ronggowarsito, sehingga bangunannya menghadap ke

Barat Ciri yang mencolok dari bangunan ini ialah bangunan bahan bata klinker. Bagian

Tengah bangunan menjulang tinggi dengan jendela yang membentuk busur yang meruncing ke arah puncak dan ruang altaran yang terletak di sebelah Timur dengan jendela kaca berbingkai timah berwarna-warni merupakan ciri gothik yang nyata. Sebagian dinding diplester dan di cat, sedangkan sebagian yang lain menonjolkan susunan bata. Bagian kaki dinding dilapisi dengan lempeng batu berwarna abu-abu Setiap kolom bangunan dipertegas dengan pembedahan bata. Bentuk atapnya pelana dan ditutup dengan sirap. Pada bagian pintu masuk dibuat

semacam menara dengan jendela kecilkecil. Pintu masuk yang mempunyai ambang

atas yang dasar, dibingkai oleh busur dengan ujung meruncing ke atas

JEMBATAN BEROK

Jembatan Berok berlokasi di Jl. Imam Bonjol, Dadapsari, Kec Semarang Utara, Kota

Semarang, Jawa Tengah. Pada masa lalu merupakan penghubung utama masyarakat yang tinggal di Kota Lama dengan kawasan

luar. Dulu kawasan Kota Lama dipagari

benteng berbentuk segilima yang pada zamannya dikenal dengan sebutan Benteng

Vijfhoek dan hanya melalui Jembatan

Mberok itulah akses keluar dan masuknya.

Jembatan Mberok juga merepresentasikan

simbol pembatasan antara golongan kaya

kolonialis Belanda dengan pribumi miskin.

Jembatan ini dibuat sekitar 1705 dan masyarakat biasa pada waktu itu hanya bisa memandang dari kejauhan kawasan

elit Kota Lama yang dulunya merupakan kawasan perkantoran, perumahan elit, dan pusat perdagangan orang Eropa (Belanda).

Pada awalnya jembatan itu disebut “Brug”

yang dalam bahasa Belanda artinya jembatan. Karena sulit dilafalkan, orang Jawa kemudian menyebutnya “Berok” yang kemudian berkembang menjadi Mberok.

Nama asli jembatan Mberok dahulunya adalah Gouvernementsbrug diganti dengan Sociteisbrug.

PURI GEDEH

Rumah dinas dengan nama Puri Gedeh ini merupakan rumah dinas yang dulunya rumah

pribadi orang Belanda yang bernama Helly yang berlokasi di Jl Gubernur Budiono, Gajahmungkur, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa

Tengah Rumah yang luas serta mewah tersebut dibangun sejak tahun 1925 yang diarsiteki oleh

T.TH. Van Oyen yang tertulis pada sebuah dinding di sudut rumah dinas tersebut Rumah

dinas yang sangat kental dengan gaya bangunan Belanda zaman dulu ini merupakan bangunan yang simetrin pada bangunan utamanya.

Gedung Peninggalan Belanda ini memiliki cerita unik dari sisi arsitektur bangunan nya. Puri Gedeh di bangun dengan luas lahan sebesar 400 meter

persegi Pada bagian Rumah Dinas Gubernur

Jawa Tengah ini terdapat 3 bagian Ruang, antara lain rumah induk untuk gubernur, sekretariat, kamar untuk ajudan, ruang staf dan tak lupa Ruang Tamu Gubernur yang menginap di sini. Koordinator Rumah Dinas Gubernur Jateng, Bima Sakti menjelaskan bahwa Sekarang ini Puri Gedeh merupakan tempat tinggal Gubernur

Jawa Tengah (Ganjar Pranowo) beserta keluarganya Ruang induk dari Puri Gedeh juga di lengkapi oleh beberapa fasilitas untuk membantu Gubernur dalam menjalankan pekerjaan nya

MUSEUM MANDALA BHAKTI

Museum Perjuangan Mandala Bhakti merupakan salah satu museum di Semarang yang menjadi tempat untuk mengenang dan menyimpan buktibukti sejarah perjuangan putra putri bangsa saat melawan para penjajah. Museum yang diresmikan pada tanggal 1 Maret 1985 oleh Mayor Jenderal Soegiarto ini didalamnya berisi berbagai senjata yang digunakan oleh para pahlawan saat menghadapi peperangan, mulai dari senjata tradisional seperti, keris, tombak, bambu runcing, dan busur, hingga senjata modern seperti, pistol (Luger, caliber, dsb), senjata pelontar, granat, senjata mesin berat, amunisi dan lain sebagainya yang dipajang dengan rapi di dalam etalase. Selain senjata, berbagai benda lainnya seperti, seragam yang digunakan oleh para TNI saat peperangan, kendaraan perang, data, dokumentasi perjuangan TNI, dan foto-foto pahlawan Indonesia Benda bersejarah ini diurutkan sesuai dengan peristiwa yang telah terjadi, salah satunya peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang dan Gerakan 30 September Di dalam museum ini juga terdapat lukisan-lukisan

Pangeran Diponegoro yang menghiasi dinding sebagai bentuk penghormatan kepada Pangeran

Diponegoro yang dianggap telah menjadi panutan bagi para pahlawan dalam memperjuangkan Bangsa Indonesia. Lukisanlukisan ini menceritakan secara runtut kisah

Pangeran Diponegoro sejak bayi hingga dewasa, termasuk kisah perjuangan dan pengorbanannya saat melawan penjajah.

MUSEUM MANDALA BHAKTI

Museum Mandala

Bhakti sebenarnya

merupakan bangunan

yang sarat sejarah di

Kota Semarang

Awalnya bangunan ini merupakan Pengadilan

Tinggi Hindia Belanda

atau Raad Van Justise

yang berdiri pada

tahun 1906 silam.

Perancangnya adalah

arsitek I. Kuhr E. dari

Firma Ooiman dan Van Leeuwen. Pada masa

penjajahan Jepang, Jepang menang pada

perang pasifik 1942

gedung ini digunakan

sebagai markas polisi

militer Jepang atau Ken

Pei Tai. Pada tahun

1947 - 1949 terjadi

agresi militer Belanda I

dan II, gedung tersebut

direbut oleh Belanda

lalu dijadikan sebagai

markas pusat angkatan

darat. Pada tahun 1950

pada masa

kemerdekaan, gedung

ini diambil alih TNI dan

dijadikan Markas Divisi

II Jateng pimpinan

Kolonel Gatot Subroto Setelah itu, pada 1

Maret 1985, gedung ini dialih fungsikan sebagai museum.

Tahun 1985 – 1987

proses pemasukan barang ke gedung

Pada tahun 1987

gedung ini diresmikan dan dibuka untuk umum

sebagai museum

perjuangan mandala bhakti.

gedung ini dialih fungsikan sebagai

museum. Tahun 1985 –1987 proses pemasukan barang ke gedung.

Pada tahun 1987

gedung ini diresmikan dan dibuka untuk umum

sebagai museum

perjuangan mandala bhakti. Museum

Mandala Bhakti

memiliki fungsi sebagai

ikon sejarah di Kota

Semarang dan juga untuk menyimpan data, dokumentasi, persenjataan TNI baik yang tradisional hingga senjata yang modern Salah satunya

kendaraan tempur

bernama Canon 2 PDR

Nomor 1061, kaliber 37 milimeter, serta alatalat yang digunakan untuk mempertahankan

kemerdekaan Republik

Indonesia

s e j a r a h

ARSITEKTUR DAN POTENSI PADA MUSEUM MANDALA BHAKTI

Site pada gedung Museum

Mandala Bhakti tersedia

cukup luas sehingga dapat

dipergunakan untuk membangun area yang dapat menarik perhatian

masyarakat seperti food court yang sudah ter bangun pada saat ini di sekeliling belakang

Arsitektur pada kondisi

awal gedung Museum

Mandala Bhakti bergaya

arsitektur kolonial

Belanda Perancanganya

yaitu arsitek I. Kuhr E. dari

Firma Ooiman dan Van

Leeuwen. Gedung Museum

Mandala Bhakti memiliki

ciri khas arsitektur kolonial

Belanda. Museum Mandala

Bhakti memiliki bentuk

denah dan komposisi fasad

yang simetris Fasad

bangunan Museum

Mandala Bhakti terbagi

menjadi tiga

bagian, yaitu bidang

tengah yang menunjukkan letak pintu masuk dan bidang dinding di sisi

samping bangunan Pada

bidang tengah terdapat

teritisan yang melindungi dan memperjelas artikulasi

pintu masuk utama.

Material fasad bidang

tengah menggunakan batu alam dan kisi-kisi krawang (tingkat refleksi sedang).

Bidang samping terbagi

dengan simetris dan memiliki komposisi yang sama

bangunan Museum

Mandala Bhakti. Pada bangunan Museum

Mandala Bhakti yang terlah

terbangun saat ini memiliki tanaman dan pepohonan

yang cukup memberikan

rasa nyaman. Aksesbilitas

menuju Museum Mandala

Bhakti cukup mudah

karena adanya jalan raya

dan banyak angkutan

umum dari dan menuju

Museum Mandala Bhakti

sehingga memudahkan

masyarakat mencapai

Museum Mandala Bhakti

LOKASI Museum Mandala Bhakti

Museum Perjuangan Mandala

Bhakti atau lebih dikenal Museum

Mandala Bhakti merupakan museum perjuangan TNI yang terletak di

Jalan Mgr Soegijapranata No.1, Barusari, Kec. Semarang Selatan, Kota

Semarang

tepatnya berada di sebelah selatan kawasan Tugu Muda Semarang. Museum Mandala Bhakti berbatasan dengan bangunan-bangunan heritage lainnya, yaitu

sebelahutara

Wisma Perdamaian

Dahulu dikenal dengan nama De Vredestein yang artinya istana perdamaian Dinamakan begitu karena

Belanda merasa situasi kehidupan saat

itu terasa begitu damai Wisma perdamaian dulunya digunakan sebagai

rumah dinas petinggi VOC yang

menjabat sebagai Gouverneur van Java's Noord-Oostkust (Gubernur Jawa

Utara Bagian Pesisir Timur)

Sewu

sebelahtimur Lawang

Dahulu merupakan markas perusahaan kereta api kolonial Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg

Naatschappij (NIS) yang dirancang oleh Prof. Jakob F. Klinkhamer, arsitek asal Amsterdam. Dinamakan Lawang

Sewu karena pada bangunan tersebut memiliki banyak pintu, lawang artinya pintu dan sewu artinya seribu.

sebelahtimur

Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosaria Suci

Dahulu dikenal sebagai “Dienst voor Volkgezondheid” atau kantor Dinas

Kesehatan Belanda lalu dibeli oleh pengurus

Gereja untuk digunakan sebagai lokasi

Gereja stasi ketiga dan menjadi Katedral ketika Albertus Soegijapranata diangkat

sebagai vikaris apostolik pertama di Semarang. Bangunan ini diarsiteki oleh T.H. van Oyen dan Anemer Kleiverde

Tugu Muda Semarang

Tugu Muda Semarang merupakan monumen untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang. Desain tugu dikerjakan oleh Salim, sedangkan relief pada tugu dikerjakan oleh seniman Hendro

Selain berbatasan dengan bangunan-bangunan heritage, Museum Mandala Bhakti juga berbatasan dengan fasilitas pendidikan yaitu

sebelahselatan

Stikes Kesdam IV Diponegoro Semarang

Merupakan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kesdam IV Diponegoro yang memiliki program studi Keperawatan D3 berakreditasi B

sebelahbarat Permukiman

tindakan konservasi pada bangunan heritage?

Kawasan konservasi Kota Semarang berperan sebagai landmark Kota Semarang sekaligus ikut berperan dalam meningkatkan dan memperbaiki kondisi perekonomian Kota Semarang. Di samping itu, kawasan- kawasan tersebut menyimpan nilai historis Kota Semarang Masingmasing kota memiliki nilai historisnya yang harus dijaga, karena salah satu faktor yang membedakan antara kota yang satu dengan kota yang lainnya yaitu dilihat dari latar belakang historisnya.

Yang paling dikenal oleh masyarakat di luar Semarang dari beberapa bangunan cagar budaya yang berdiri gagah di kawasan Tugu Muda yaitu Lawang Sewu, padahal di sekelilingnya pun berdiri bangunan-bangunan cagar budaya lain seperti Wisma Perdamaian, Gereja Katedral, kompleks Balaikota Semarang, dan Museum Mandala Bhakti.

Awal mulanya Museum Mandala Bhakti merupakan bangunan yang pada masa kolonial digunakan sebagai gedung pengadilan tinggi Hindia Belanda atau Raad van Justitie Mulai tanggal 1 Maret 1985 setelah pemindahan markas besar ke gedung baru, bangunan ini dijadikan sebagai museum yang dibuka untuk umum.

Keberadaan Museum Mandala Bhakti masih terdengar asing untuk beberapa orang yang belum pernah mengunjungi Kota Semarang karena memang jika dibandingkan dengan Lawang Sewu, informasi-informasi yang bisa diakses secara online tentang Museum Mandala Bhakti tidak begitu banyak

Museum Mandala Bhakti termasuk ke dalam bangunan cagar budaya yang mana tentunya perlu dijaga keorisinilan desainnya dan dijaga kelestariannya jangan sampai bangunan heritage tersebut hilang dengan mudahnya. Oleh karena itu, dilakukanlah beberapa upaya kegiatan konservasi yang diterapkan pada bangunan Museum Mandala Bhakti Adapun upaya-upaya tersebut yaitu berupa preservasi untuk menjaga keorisinilan bentuk dan desain bangunan dan revitalisasi untuk menyelaraskan lingkungan objek konservasi dengan dinamika perkembangan kebutuhan hidup masyarakat di sekitarnya.

Alasan mengapa perlu dilakukan

Museum Mandala Bhakti

REVITALISASI

BANGUNAN MUSEUM MANDALA BHAKTI

Konservasi arsitektur

Fasad Bangunan?

Desain fasad bangunan masih sama

layaknya desain awal sebagai gedung

Raad van Jastitie Semarang. Hanya

terdapat sedikit perubahan pada

bagian tengah (pusat perhatian)

tampak depan bangunan. Desain asli

bagian tengah tampak depan

merupakan repetisi dari bagian

samping kanan dan kiri yaitu berupa

jajaran kolom-kolom namun dengan

penekanan ukuran yang lebih tinggi

daripada jajaran kolom-kolom di bagian sampingnya. Hal tersebut

merupakan sebuah prinsip dominasi

yang dilakukan untuk menekankan

atau menandakan jika bagian tengah

merupakan point of interest dan center dari bangunan tersebut

Saat ini, fasad bangunan di bagian point of interest

tersebut semakin ditonjolkan

unsur pembedanya dengan

bagian bangunan yang lain.

Visual dari jajaran kolom - kolom

yang tinggi dan lebih terbuka

berubah menjadi desain baru

t a l i s a s i f i s i k

repetisi kolom di sebelah kiri
apa saja perubahan pada
repetisi kolom

Selain itu terdapat perubahan

bersifat non permanen yang juga berada di bagian tampak depan dari bangunan, pada salah satu bagian di samping point of interest, jajaran kolom-kolomnya ditutupi oleh elemen penutup ruang berwarna putih. Penutupan bukaan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan bentuk ruang museum berupa sebuah ruang tertutup.

DETAIL FASAD

Museum Mandala Bhakti Setelah Revitalisasi

Tampilan fasad yang dapat dilihat saat ini, di bagian point of interest berupa dinding

masif dengan finishing batu alam dan

marmer yang juga dilengkapi dengan

elemen-elemen lain seperti hiasan

Pangeran Diponegoro yang berada di atas

kudanya, satu bintang di bagian tengah

atas, ukiran relief, dan susunan besar ventilasi

denah

Denah gedung Raan van Justitie hanya berupa bangunan yang di dalamnya terdapat beberapa ruangan berukuran besar. Bentuk antara denah desain asli dengan denah setelah direvitalisasi menjadi museum mengalami perubahan Namun, perubahan bentuk denah tersebut sifatnya tidak permanen. Dilakukan pembagian ruang-ruang yang ada menjadi beberapa bagian ruang lagi, serta dilakukan penyekatan ruang.

p e r u b a h a n

DENAH BANGUNAN

KETERANGAN

Lukisan 3D masa kecil Pangeran Diponegoro s d dewasa;

Lukisan 3D Gua Selarong;

Lukisan 3D Pangeran Diponegoro dan pasukannya;

Lukisan 3D perundingan dan

penangkapan Pangeran Diponegoro;

Lukisan 3D masa pembuangan

Pangeran Diponegoro;

Ruang Koleksi Pangeran Diponegoro;

Ruang Koleksi Pangeran Diponegoro;

Ruang Koleksi Pangeran Diponegoro;

Ruang Koleksi Pangeran Diponegoro;

Ruang Sewa pakaian;

Ruang Studio;

Ruang Pengambilan foto dan souvenir;

Ruang Sejarah berdirinya Kodam IV/Dip;

ukisan 3D masa pe angeran Diponegoro; uang Koleksi Pangeran Dip uang Koleksi Pangeran Dip uang Koleksi Pangeran Dip uang Koleksi Pangeran Dip uang Sewa pakaian; uang Studio; uang Pengambilan foto da uang Sejarah berdiriny /Dip;

Ruang Sejarah Kodam Semarang Yakso Katon G atu); uang Panji-panji; Ruang Pejabat Pangda IV/Dip;

Ruang Pengabdian Kodam

Ruang Pengabdian Kodam I

Ruang Kafe VVIP;

Ruang Pengabdian Kodam I

Ruang G30S / PKI;

Ruang Gamad, Komunikasi Perpustakaan;

Ruang Spuvenir/Kafe; Pintu keluar dan parkir.

17 18 19 20 21. 22 23 24 25.
m u s e u m m a n d a l a b h a k t i
1 2. 3 4 5 6 7. 8 9 10 11. 12 13

Museum Mandala Bhakti

Desain eksterior museum Mandala Bhakti sangat kental dengan konsep bangunanbangunan konservasi arsitektur lainnya, yaitu memiliki nilai heritage tersendiri Dinding-dinding didominasi dengan cat berwarna putih. J a j a r a n K o l o m

pada dinding-dindingnya dan warna coklat yang berasal dari warna atap.

Layaknya bangunan-bangunan peninggalan masa kolon lainnya, desain Museum Mandala Bhakti tersusun at permainan pengulangan kolom-kolom dan jendela seca teratur. Sungguh desain yang sederhana, tidak rumit nam meninggalkan kesan estetika yang menakjubkan.

e k s t e r i o r
Konsep warna yang muncul pada eksterior Museum Mandala Bhakti hanya dua warna yaitu perpaduan antara warna putih

Sebelum revitalisasi

Dinding – dinding bagian awal lantai dua yang awal mulanya polos berwarna putih,

n t e r i o r

DESAIN

Desain interior disesuaikan dengan fungsinya saat ini yaitu sebagai gedung museum

Selarong Goa

Penciptaan dimensi ruang baru dengan konsep 3D goa Selarong.

i
p e r u b a h a n d r a s t i s i n t e r i o r 3
Munculnya interior ala teater di sekitar ruang pemutaran video.
t h e a t r e I n t e r i o r

Sedangkan interior di ruang lain tidak terdapat perubahan yang begitu mencolok. Seperti pada dasarnya sebuah ruangannya yang di dalamnya diletakkan beberapa benda-benda yang

memiliki kaitan dengan sejarah perkembangan TNI Angkatan Darat

Indonesia

REVITALISASI LINGKUNGAN

Area di sekitar bangunan

Museum Mandala Bhakti

yang awal mulanya hanya

berupa lahan kosong,

foodcourt

saat ini digunakan sebagai foodcourt yang di dalamnya terdapat beberapa tenant-tenant

terkenal. Meskipun jam operasional museum hanya

sampai jam 15.00 WIB, namun foodcourt yang ada di sekitarnya buka hingga jam 22 00 WIB

Pendirian bangunan baru

kebutuhan

Desain bangunan baru dibangun dengan konsep desain menyesuaikan terhadap desain bangunan

Museum Mandala Bhakti yang merupakan bangunan

cagar budaya bernilai sejarah

foodcourt

Starbuck dan café antarkata, keduanya memiliki bangunan

tersendiri yang terpisah dengan

tenant – tenant lain Meskipun

dibangun beberapa bangunan baru di sekitar bangunan Museum

Mandala Bhakti, namun kehadiran

bangunan baru tidak mengganggu

eksistensi bangunan Mandala Bhakti

sebagai fokus utamanya. Karena

secara skala, bangunan Museum

Mandala Bhakti memiliki skala ukuran

terbesar dan yang paling

mendominasi

Selain itu, terdapat perubahan pada bagian depan halaman Museum Mandala Bhakti. Namun, perubahan tersebut sangat disayangkan karena dinilai tidak memberikan dampak yang baik bagi Museum Mandala Bhakti. Bagian halaman depan museum yang awal mulanya merupakan taman-taman, saat ini berubah menjadi area parkir dengan perkerasan aspal. Perubahan alih fungsi tersebut dinilai tidak membawa ke dampak positif karena dengan dijadikannya lahan parkir, bagian depan museum selalu dipenuhi dengan kendaraan-kendaraan seperti mobil dan bus. Pemandangan tersebut tentunya mengganggu dan merusak citra bersih dan gagahnya bangunan Museum Mandala Bhakti.

a r e a
depan

detail Arsitektur

Museum Mandala Bhakti

Gedung museum Mandala

Bhakti awal mulanya merupakan gedung yang digunakan untuk kegiatan formal yaitu sebagai gedung pengadilan.

Salah satu skala yang digunakan untuk gedung-gedung formal yaitu menggunakan skala heroik/skala monumental. Jarak antara bidang lantai dan langit-lantai sangat tinggi.

Bahkan tinggi pintu yang terdapat pada bangunan ini cukup tinggi. Perbandingannya cukup jauh dari tinggi pintu pada umumnya.

Ornamen Bidang Datar

Ornamen yang ada pada

tampak bangunan terdiri dari

bentuk bidang datar khusunya

persegi panjang. Dimulai dari

bentuk jendela dengan

ventilasinya

D E T A I L ARSITEKTUR

Pada bagian ini dibuat semacam atap dak beton dengan bentuk sedemikian rupa yang memiliki fungsi sebagai estetika bangunan dan melindungi bukaan jendela dari cahaya langsung serta hujan.

Jendela pada bangunan ini berbentuk seperti jendela pada umumnya tapi memiliki ukuran yang cukup besar yang berfungsi sebagai bukaan sirkulasi udara.

Railing besi yang berfungsi sebagai partisi ini dibentuk lurus horizontal dikombinasi dengan bentuk seperti daun semanggi

Salah satu interior pada bangunan ini difinishing cat dengan suasana vintage kerajaan eropa masa kuno.

A n i m o masyarakat

Gedung yang terletak bersebrangan dengan

Lawang Sewu dan Tugu Muda ini dulunya

merupakan Gedung Pengadilan khusus bagi

orang-orang Eropa. Gedung peninggalan Pemerintah Hindia Belanda ini menyimpan benda bersejarah peninggalan perjuangan Bangsa Indonesia.

Ironisnya, Museum Mandala Bhakti kini mulai terpinggirkan. Banyak warga Kota Semarang, terkhusus generasi milenial yang lebih

mengenal citra Gedung Museum Mandala

Bhakti sebagai lokasi kuliner dibandingkan dengan tempat menyimpan benda-benda bersejarah.

Pada tahun 2019 lalu, pemerintah telah melakukan revitalisasi agar Museum Mandala Bhakti untuk menarik wisatawan Meskipun demikian, upaya ini tidak berjalan efektif. Kunjungan dari wisatawan masih terbilang minim.

Banyak warga yang memasuki kompleks

Museum Mandala Bhakti hanya untuk berburu kuliner atau sekedar nongkrong di kafe maupun restoran yang ada di sekitar museum

H a r a p a n setelah revitalisasi

Setelah dilakukannya Revitalisasi pada bangunan diharapkan Museum Mandala

Bhakti dapat menjadi destinasi wisata bukan hanya dipandang sebagai tempat untuk berburu kuliner saja

Museum Mandala Bhakti mempunyai potensi besar untuk dapat menjadi sebuah obyek wisata yang digemari masyarakat, melihat dari letaknya yang strategis yaitu di tengah kota, dekat dengan Tugu Muda dan Lawang

Sewu. Bila perlu dilakukan promosi-promosi kembali agar para pengunjung tertarik untuk datang mengunjungi museum.

Diharapkan juga bagi masyarakat dapat mengetahui dan memahami akan pentingnya sejarah kota Semarang dan pentingnya Museum Mandala Bhakti sebagai sarana dan prasarana untuk mengetahui sejarah kota Semarang.

NUR IKRIMAH AULIYANTI (5112421004) NADYA DEVIANTI DYAH P. (5112421022) VERONIKA JESSE MANIK (5112421036) ALDY FIRMANSYAH (5112421048) HAIKAL ARBI SULISTIYONO (5112421055) DIVAN MARTA SHAFADYATMA (5112421095) kelompok 2.4KELOMPOK 2.4 thank you

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.