History Of Urban Development Magazine | Pesona Keagungan Puro Mangkunegaran Surakarta

Page 1

Sejarah

Puro Mangkunegaran

Pesona

Puro Mangkunegaran

Interior

Puro Mangkunegaran

Daya Tarik Wisata

Puro Mangkunegara

p e s o n a p e s o n a k e a g u n g a n k e a g u n g a n JUNI 2023 | SEJARAH PERKEMBANGAN KOTA
PURO PURO MANGKUNEGARAN MANGKUNEGARAN
ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI 0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 7 0 9 1 0 1 1 1 3 1 4 1 5 1 7 1 8 S E J A R A H P U R O M A N G K U N E G A R A N B A N G U N A N P U R O M A N G K U N E G A R A N P E S O N A P U R O M A N G K U N E G A R A N C A G A R K E B U D A Y A A N P U R O M A N G K U N E G A R A N L O K A S I P U R O M A N G K U N E G A R A N D E N A H P U R O M A N G K U N E G A R A N I N T E R I O R P U R O M A N G K U N E G A R A N D A Y A T A R I K W I S A T A P U R O M A N G K U N E G A R A N K E S I M P U L A N A R S I T E K T U R R E F E R E N S I T I M R E D A K S I S U A S A N A M A L A M H A R I P U R O M A N G K U E N A G A R A N P E N D I R I A N & P E R K E M B A N G A N K O T A S U R A K A R T A S E J A R A H K O T A S U R A K A R T A

KOTA SURAKARTA KOTA SURAKARTA

O T A B U D A Y A Y A N G B E R S A H A J A Y A N G B E R S A H A J A

K O T A B U D A Y A

Surakarta berkembang dari wilayah suatu desa bernama Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Sarjana Belanda yang meneliti Naskah Bujangga Manik, J Noorduyn, menduga bahwa Desa Sala ini berada di dekat (kalau bukan memang di sana) salah satu tempat penyeberangan ("penambangan") di Bengawan Solo yang

disebut - sebut dalam pelat tembaga "Piagam Trowulan I" (1358, dalam bahasa Inggris disebut "Ferry Charter") sebagai "Wulayu". Naskah Perjalanan Bujangga Manik yang berasal dari sekitar akir abad ke-15 menyebutkan bahwa sang tokoh menyeberangi "Ci Wuluyu" Pada abad ke-17 di tempat ini juga dilaporkan terdapat penyeberangan di daerah "Semanggi" (sekarang masih menjadi nama kampung/kelurahan di Kecamatan Pasarkliwon)

i 1
S E J A R A H
K

PENDIRIAN DAN PERKEMBANGAN

Kejadian yang memicu pendirian kota ini adalah berkobarnya pemberontakan Sunan

Kuning ("Gègèr Pacinan") pada masa

pemerintahan Sunan Pakubuwono II, raja

Kartasura tahun 1742. Pemberontakan

dapat ditumpas dengan bantuan VOC dan

keraton Kartasura dapat direbut kembali, namun dengan pengorbanan hilangnya

beberapa wilayah warisan Mataram

sebagai imbalan untuk bantuan yang

diberikan VOC Bangunan keraton sudah

hancur dan dianggap "tercemar". Sunan

Pakubuwana II lalu memerintahkan

Tumenggung Honggowongso (bernama

kecil Joko Sangrib atau Kentol Surawijaya, kelak diberi gelar Tumenggung

Arungbinang I) dan Tumenggung

Mangkuyudo serta komandan pasukan

Belanda, J.A.B. van Hohendorff, untuk

mencari lokasi ibu kota/keraton yang baru

Untuk itu dibangunlah keraton baru 20 km

ke arah tenggara dari Kartasura, pada

1745, tepatnya di Desa Sala di tepi

Bengawan Solo. Nama "Surakarta"

diberikan sebagai nama "wisuda" bagi

pusat pemerintahan baru ini. (Catatancatatan lama menyebut bentuk antara "Salakarta"). Pembangunan keraton ini

menggunakan bahan kayu jati dari

kawasan Alas Kethu, hutan di dekat

Wonogiri Kota dan kayunya dihanyutkan

melalui Bengawan Solo Secara resmi, keraton mulai di tempati tanggal 17

Februari 1745 (atau Rabu Pahing 14 Sura 1670 Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya).

Berlakunya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menyebabkan Surakarta menjadi

pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta, dengan rajanya Sunan Pakubuwono III

Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan

Kasultanan Yogyakarta, dengan rajanya

Mangkubumi ( Hamengkubuwono (HB) I).

Keraton dan kota Yogyakarta mulai dibangun pada 1755, dengan pola tata

kota yang sama dengan Surakarta yang

lebih dulu dibangun Perjanjian Salatiga

1757 memperluas wilayah kota ini, dengan diberikannya wilayah sebelah utara keraton

kepada pihak Pangeran Sambernyawa (Mangkunagara I) Sejak saat itu, Sala merupakan kota dengan dua sistem administrasi, yang berlaku hingga 1945, pada masa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

2
k
t
o t a k o t a s u r a k a r
s u r a k a r t aa
Surat Perjanjian Giyanti dari tahun 1755 yang sekarang disimpan di Arsip Nasional RI.

SSEJARAH EJARAH

Puro Mangkunegaran

Puro Mangkunegaran

didirikan pada tahun 1757

oleh Raden Mas Said, yang

kemudian dikenal dengan

gelar Pangeran

Sambernyawa, sebagai pusat

pemerintahan dan kediaman keluarga

kerajaan Mangkunegaran

Sejarah Puro Mangkunegaran bermula

pada masa pemerintahan Kesultanan

Mataram. Pada saat itu, terdapat dua

pusat kekuasaan, yaitu Kasunanan

Surakarta dan Mangkunegaran. Pada

awal abad ke-18, Pangeran

Sambernyawa yang merupakan cucu

dari Sultan Agung, pendiri Kesultanan

Mataram, memperoleh wilayah

kekuasaan di Mangkunegaran melalui

perjanjian dengan Kasunanan

Surakarta.

Setelah mendirikan Puro

Mangkunegaran pada tahun 1757, Pangeran Sambernyawa membangun

kerajaan kecil yang memiliki

pemerintahan sendiri di bawah proteksi

Kesultanan Mataram. Pangeran

Sambernyawa kemudian mengambil

gelar Pangeran Mangkunegara I dan

menjadi pemimpin pertama

Mangkunegaran

Selama masa pemerintahan

Mangkunegara I, Puro Mangkunegaran

mengalami perkembangan yang pesat. Istana tersebut diperluas dengan

penambahan bangunan dan taman yang indah Pada masa pemerintahan

Mangkunegara II, sejumlah bangunan baru dibangun, termasuk pendopo dan gedung-gedung lainnya.

Pada masa sekarang, Puro Mangkunegaran masih menjadi tempat tinggal bagi keluarga kerajaan

Mangkunegaran. Istana ini juga menjadi tujuan wisata sejarah yang populer di Kota Solo. Pengunjung dapat melihat berbagai bangunan dan artefak bersejarah, seperti kereta kencana, pakaian adat, dan koleksi seni rupa.

Puro Mangkunegaran memiliki keindahan arsitektur Jawa klasik dengan pengaruh gaya Eropa. Selain itu, puro ini juga menjadi pusat pelestarian dan pengembangan budaya Jawa, termasuk

seni tari, musik, dan kerajinan tradisional Pameran dan pertunjukan budaya sering diadakan di kompleks

Puro Mangkunegaran, sehingga memungkinkan pengunjung untuk mengenal dan mengapresiasi warisan budaya yang kaya dari Keraton Mangkunegaran.

3
Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia

BBANGUNAN ANGUNAN

Puro Mangkunegaran

Puro Mangkunegaran terdiri dari sejumlah bangunan yang dirancang dengan indah dan berarsitektur khas Jawa. Setiap bangunan memiliki peran dan fungsi tertentu dalam kompleks istana. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa bangunan penting di Puro

Mangkunegaran :

Pendopo Ageng : Pendopo Ageng adalah bangunan utama di Puro Mangkunegaran Bangunan ini merupakan aula terbuka dengan atap yang didukung oleh tiang-tiang kayu yang besar Pendopo Ageng digunakan untuk upacara, pertemuan penting, dan acara budaya. Bangunan ini memiliki ornamen dan ukiran yang indah di dinding dan atapnya.

Paseban Sri Manganti : Paseban Sri Manganti adalah bangunan yang digunakan sebagai ruang audiensi atau ruang penerima tamu penting. Bangunan ini memiliki arsitektur yang megah dengan atap berundak dan dinding yang dihiasi dengan ukiranukiran halus. Paseban Sri Manganti terdiri dari beberapa ruang, termasuk ruang utama yang biasa digunakan oleh raja atau keluarga kerajaan untuk menerima tamu

Dalem Ageng : Dalem Ageng adalah bangunan yang berfungsi sebagai kediaman pribadi raja atau pangeran Mangkunegaran. Bangunan ini merupakan bagian terpenting dalam kompleks Puro Mangkunegaran Dalem Ageng memiliki desain arsitektur yang elegan dengan ruang-ruang berhiaskan ukiran-ukiran dan hiasan-hiasan indah Bangunan ini juga dilengkapi dengan taman dan kolam yang menambah keindahannya.

Balairung Siti Hinggil : Balairung Siti Hinggil adalah ruang yang digunakan untuk pertemuan penting dan upacara keagamaan. Bangunan ini memiliki langit-langit yang tinggi dengan ornamen-ornamen indah. Balairung Siti Hinggil juga dihiasi dengan lukisan-lukisan dan hiasan-hiasan tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya Jawa.

Bangsal Kencono : Bangsal Kencono adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan koleksi kereta kencana atau kereta perang tradisional Mangkunegaran. Bangunan ini menampilkan kereta-kereta yang dirancang dengan indah dan dihiasi dengan ukiran dan emas. Pengunjung dapat melihat koleksi kereta kencana yang mengesankan di dalam Bangsal Kencono.

Selain bangunan-bangunan utama tersebut, kompleks Puro Mangkunegaran juga memiliki taman-taman yang indah, paviliun, dan bangunan-bangunan lain yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau ruang kerja. Setiap bangunan di Puro Mangkunegaran memiliki nilai sejarah dan keindahan seni yang mencerminkan warisan budaya Jawa yang kaya

1 2 3. 4 5
4

PESONA PURO MANGKUNEGARAN PESONA PURO MANGKUNEGARAN

Nuansa Jawa yang Kental Nuansa Jawa yang Kental

Sebagai salah satu bangunan

tradisional jawa, Pura Mangkunegaran

memiliki nuansa kebudayaan jawa yang

amat terasa. Penggunaan ornamental

dan ukiran khas jawa menambah

kemegahan istana ini. Seperti ornamen

kumudawati di pendhapa agung pura mangkunegaran

Penuh akan Nilai Filosofis Penuh akan Nilai Filosofis

Selain menambah nilai estetika

ornamen-ornamen yang ada di pura mangkunegaran memiliki nilai filosofis

yang sangat tinggi. seperti halnya

ornamen kumudawati dengan Istilah

kumudawati berasal dari dua kata, kumuda yang berarti teratai putih, dan wati yang berarti dunia, jagad; rahsa, nur, cahaya, atau sinar Arti

kumudawati juga tergambar dalam

wujud ornamennya. Kumuda sebagai

teratai dipercaya menjadi lambang

kesucian, dan keberkaitan dengan awal

keberadaan para dewa. Jumlah kelopak

kumuda yang berjumlah delapan juga

dikaitkan dengan dewa-dewa

penguasa penjuru mata angin Warna

putih teratai juga muncul sebagai latar

belakang warna ornamen kumudawati.

5 P O T R E T C A G A R B U D A Y A P U R A P O T R E T C A G A R B U D A Y A P U R A M A N G K U N E G A R A N M A N G K U N E G A R A N Istana Para Raja dari Jawa Istana Para Raja dari Jawa

Istana Para Raja dari Jawa Istana Para Raja dari Jawa

Mwngandung Nilai Kesakralan Mwngandung Nilai Kesakralan

Pura mangkunegaran juga digunakan sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah dan pusaka-pusaka kerajaan jawa. Tepatnya di salah satu

ruang yang disebut Dalem Ageng. Bahkan, pengunjung dilarang memotret ketika berada di ruang tersebut. Ruang tersebut berisi koleksi Pura

Mangkunegaran, seperti tempat sesaji untuk Dewi Sri, perhiasan, keris, medali, hingga harimau asli yang diawetkan.

Material Utama Istana Material Utama Istana

Uniknya seluruh bangunan Pura

Mangkunegaran menggunakan bahan material yang sangat

berkualitas yaitu kayu jati murni

Menggunakan kayu jati kian

menambah nilai keagungan pura

mangkunegaran ini, sebagai tempat

tinggal para raja yang menunjukan harga dirinya.

6
PESONA PURO MANGKUNEGARAN PESONA PURO MANGKUNEGARAN P O T R E T C A G A R B U D A Y A P U R A P O T R E T C A G A R B U D A Y A P U R A M A N G K U N E G A R A N M A N G K U N E G A R A N

M E N I L I K

M E N I L I K C A G A R C A G A R

K E B U D A Y A A N K E B U D A Y A A N

J A W A D I M A J A W A D I M A

M O D E R N M O D E R N

Ketika Tradisional & Modern saling Bersua

Akibat dari kedatangan bangsa barat yang menjajah Indonesia Kebudayaan di Indonesia disusupi oleh kebudayaan-kebudayaan barat. Tak terkecuali Pura Mangkunegaran, meskipun bangunan ini merupakan bangunan tradisional jawa yang megah akan tetapi tetap

terpengaruh budaya barat. Hal ini diakibatkan karena pertemuan para pemimpin Jawa dengan bangsa Barat di masa lalu. Meskipun masih mempertahankan pola ruang dan struktur Jawa, namun beberapa furnitur yang ada di Pura Mangkunegaran mwnggunakan gaya Barat

TETAP BERTAHAN DI TENGAH GEMPURAN

TETAP BERTAHAN DI TENGAH GEMPURAN

MMODERNISASI ODERNISASI

Dewasa ini perkembangan teknologi dan midernisasi membuat bangunan swmakin

bervariasi Manusia amat menginginkan bangunan yang efisien dengan fungsi yang maksimal. Pura Mangkunegaran sebagai cagar

konservasi kebudayaan jawa mengabaikan hal

tersebut demi mempertahankan nilai-nilai kebudayaan jawa yang tinggi. Tetap dipertahankan bentuk aslinya meskipun sudah

dilakukan beberapa renovasi pun menjadi usaha yabg dilakukan Pura Mangkunegaran

mewujudkan konservasi kebudayaaan Jawa.

7
A K U L T U R A S I K E B U D A Y A A N B A R A T A K U L T U R A S I K E B U D A Y A A N B A R A T

E N I L I

C A G A R C A G A R

K E B U D A Y A A N K E B U D A Y A A N

J A W A D I M A S A J A W A D I M A S A

M O D E R N M O D E R N

Ketika Tradisional & Modern saling Bersua

Sebagai salah satu tempat ikonik yang berada di Solo, Jawa Tengah yang sudah cukup mendunia membuat bangunan ini dijadikan tempat wisata kebudayaan Dengan banyaknya pengunjung yang datang membuat ekonomi masyarakat sekitar ikut terpengaruhi Oleh, karena itu perlu adanya penanganan khusus yakni revitalisasi kawasan mangkunegaran Hal ini dudukun karena fungsi beberapa spot di Pura mangkunegaran sudah berubah tidak sebagaimana mestinya Seperti wacana pemukiman para abdi dalem yang akan di relokasi demi menunjang fungsi pura mangkunegaran

SEBAGAI CAGAR KEBUDAYAAN SEBAGAI CAGAR KEBUDAYAAN

JJAWA AWA

Bangunan yang megah ini pun kian terkisis oleh waktu dan membutuhkan perbaikan di beberapa titik.

Meskipun, dilakukan telah dilakukan renovasi, Pura

Mangkunegaran tetap mempertahankan nilai

kebudayaan Jawa agar tidak mengurangi nilai

filosofisnya. Namun terdapat bangunan baru demi menambah kemegahan dan keindahan pura

mangkunegaran yaitu Taman Pracima.

Bangunan yang digunakan sebagai istana para raja ini dulunya digunakan pula sebagai markas pasukan Akan tetapi kini bangunan ini sudah tidak menjalankan semua fungsinya seperti dulu, meskipun masih digunakan sebagai tempat tinggal adipati mangkunegaran Dengan terdapatnya nilai-nilai kebudayaan jawa yang masih kental dan ornamenornamen kuno dari Jawa menyebabkan bangunan ini digunakan sebagai salah satu sarana konservasi kebudayaan Jawa Hal ini dilakukan karena masyarakat jaman sekarang kurang meminati kebudayaan tradisional Usaha menggunakan Pura Mangkunegaran sebagai wisata kebudayaan demi mengenalkan kebudayaan Jawa ke masyarakat luas pun semakin giat dilakukan

Agar kebudayaan jawa yang penuh akan nilai

historis dan filosofis tetap terjaga meskipun tekikis oleh waktu

M
M E N I L I K
K
8
R E V I T A L I S A S I K A W A S A N P U R A R E V I T A L I S A S I K A W A S A N P U R A M A N G K U N E G A R A N M A N G K U N E G A R A N
R E N O V A S I D I K A W A S A N R E N O V A S I D I K A W A S A N M A N G K U N E G A R A N M A N G K U N E G A R A N

L o k a s i L o k a s i Puro Mangkunegaran

Puro Mangkunegaran merupakan kompleks istana yang terletak di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia yang beralamat di Jalan Ronggowarsito No.83, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari. Kota Surakarta sebagai salah satu kota budaya dan bersejarah yang masih berdiri di Indonesia.

9

Puro Mangkunegaran terdiri dari beberapa bangunan dan area yang terletak dalam kompleks istana. Berikut adalah deskripsi denah dari tiap-tiap bangunan yang ada di Puro Mangkunegaran :

Pendopo Ageng : Merupakan bangunan utama dalam kompleks Puro Mangkunegaran Pendopo Ageng adalah ruangan terbuka dengan atap yang tinggi dan tiang-tiang yang megah. Tempat ini digunakan untuk pertemuan penting, upacara resmi, dan pertunjukan seni.

Dalem Ageng : Terletak di belakang Pendopo Ageng, Dalem Ageng adalah istana dalam kompleks Puro Mangkunegaran Ini adalah tempat tinggal pribadi keluarga

Mangkunegaran.

Pringgitan : Merupakan ruang terbuka yang digunakan untuk upacara adat dan pertunjukan seni Pringgitan biasanya dilengkapi dengan panggung atau tempat duduk untuk para penonton

Bangsal Kencono : Bangsal Kencono adalah ruangan yang terletak di sebelah utara Pendopo Ageng Ruangan ini digunakan untuk acaraacara penting seperti upacara pernikahan dan upacara adat lainnya

Bangsal Manis : Terletak di sebelah barat Pendopo Ageng, Bangsal Manis adalah ruangan yang digunakan untuk menerima tamu penting atau sebagai tempat pertemuan resmi.

Bangsal Gilang : Terletak di sebelah timur

Pendopo Ageng, Bangsal Gilang adalah ruang kecil yang digunakan sebagai tempat pameran seni dan artefak bersejarah.

Pola Tata Ruang Puro Mangkunegaran

Di dalam pola tata ruang kompleks bangunan pura Mangkunegaran mempunyai kesamaan khususnya pada pola tata ruang bangunan inti dengan bangunan rumah tradisional Jawa. Kesamaam secara kualitatif antara lain :

1) Adanya poros atau As yang dijadikan pengarah keseluruhan tata bangunan,

2) Adanya orientasi terhadap arah mata angin sebagai patokan arah hadap bangunan,

3) Adanya keseimbangan as/poros sebagai pembagi,

4) Adanya hirarki ruang dimana makin kedakam makin penting/ private, sedangkan makin keluar semakin umum,

5) Adanya inti atau pusat ruang/ bangunan yang mengikat keseluruhan gubahan ruang/ bangunan

10 P u r o M a n g k u n e g a r a n D E N A H D E N A H
2 3
1.
4.
5. 6

I N T E R I O R I N T E R I O R

PURO MANGKUNEGARAN

Pura Mangkunegaran adalah sebuah

kompleks pura yang terletak di Solo, Jawa

Tengah, Indonesia Desain interior pura ini menggabungkan elemen-elemen arsitektur

tradisional Jawa dengan sentuhan gaya

Eropa, mencerminkan perpaduan budaya

yang khas pada zaman keemasan Kerajaan

Mangkunegaran.

Secara arsitektur, istana ini memiliki bagianbagian utama, yaitu pamedan, pendhopo ageng, pringgitan, ndalem ageng, dan keputren, Seluruh bangunan ini dikelilingi oleh tembok tinggi dan kokoh.

PENDOPO AGENG

Pintu gerbang kedua menuju halaman dalam

berdiri Pendopo Ageng yang berukuran 3.500

meter persegi Bangunan ini berbentuk joglo

Diperkirakan pendopo ini dapat menampung

sekitar lima sampai sepuluh ribu orang Tiang-

tiang kayu berbentuk persegi yang

menyangga atap joglo diambil dari

pepohonan di Alas Kethu, Wonogiri Seluruh

bangunan ini didirikan tanpa menggunakan paku

Warna kuning dan hijau yang mendominasi pendopo adalah warna pare anom yang merupakan warna khas Mangkunegaran Di bagian langit-langit pendopo terbentang Batik Kumudowati. Terdapat delapan kotak dimana bagian tengahnya masing-masing memiliki warna dan arti yang berbeda. Kuning mencegah rasa kantuk, biru mencegah

musibah, hitam mencegah rasa lapar, hijau mencegah frustasi, putih mencegah pikiran seks birahi, orange mencegah perasaan takut, merah mencegah kejahatan, dan ungu mencegah

pikiran jahat

11

I N T E R I O R I N T E R I O R

PURO MANGKUNEGARAN

PRINGGITAN

Ruangan ini digunakan untuk menerima tamu agung atau pejabat Ruangan ini juga digunakan untuk mementaskan wayang kulit. Pada bagian dalam pringgitan juga digunakan untuk memajang berbagai koleksi barang peninggalan berharga yang bernilai seni dan sejarah yang tinggi Terdapat koleksi topeng, kitab kuni, perhiasan emas, dan potret Mangkunegoro.

DALEM AGENG DAN KEPUTREN

Adalah sebuah bangunan berbentuk limasan yang diperkirakan memiliki luas 1 000 meter persegi. Saat ini Dalem Ageng berfungsi sebagai museum

Di dalam Dalem Ageng, terdapat keputren yakni tempat kediaman keluarga Mangkunegaran. Di dalamnya terdapat taman yang ditumbuhi pohon, bunga, sangkar burung, patung patung klasik bergaya Eropa, serta kolam air mancur

Istana Mangkunegaran tetap memepertahankan pola dan struktur tradisionnal, namun dihiasi beberapa perabot rumah tangga yang sengaja didatangkan dari luar negeri, misalnya kursi dan sofa dari Eropa. Ruang- ruangnya dihiasi cermin dan jendela kaca, seperti yang terdapat di istana Barat

Penerangan dengan gas mulai diperkenalkan sejak 1860-an , kemudian digantikan dengan listrik menjelang akhir abad, serta lampu dari besi cor dan lentera jalan di datangkan dari Eropa Tiang- tiang yang tadinya terbuat dari kayu jati, sudah banyak diganti dengan pilarpilar dari batu bata bergaya Yunani Bebarapa barang yang didatangkann langsung dari luar negeri, antara lain : lantai marmer dari Venesia, perabot dapur kristal dari itali, peralatan makan dari Perancis, patung singa dari Berlin, lampu gantung dari Belanda.

12

PURO MANGKUNEGARAN I N T E R I O R I N T E R I O R

PRACIMOYASA

Menghadap ke taman terbuka, terdapat Pracimoyasa, yang merupakan sebuah ruang keluarga berbentuk segi delapan yang digunakan unttuk rapat

Di dalam bangunan terdapat perabotan dari Eropa Kaca- kaca berbingkai emas terpasang berjejer di dinding.

Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata

Pura Mangkunegaran di Solo, Jawa Tengah, memiliki sejumlah daya tarik wisata yang menarik bagi pengunjung. Berikut adalah beberapa daya tarik utama dari pura ini : Arsitektur yang Megah : Pura Mangkunegaran menampilkan arsitektur yang megah dan indah. Bangunan-bangunan pura ini dirancang dengan gaya tradisional Jawa yang klasik, dengan sentuhan Eropa yang memperkaya desainnya Ukiran kayu yang rumit, langit-langit yang indah, dan perpaduan warna yang kaya menciptakan suasana yang anggun dan mempesona.

Nilai Sejarah dan Budaya : Pura Mangkunegaran memiliki nilai sejarah dan budaya yang signifikan. Sebagai kerajaan Mangkunegaran, pura ini memainkan peran penting dalam sejarah dan kebudayaan Jawa Pura ini menyimpan koleksi seni dan artefak bersejarah yang memamerkan warisan budaya dan kehidupan kerajaan pada masa lampau Pengunjung dapat mempelajari lebih lanjut tentang sejarah kerajaan dan kehidupan tradisional Jawa melalui kunjungan ke pura ini

Keindahan Interior : Interior pura ini menampilkan keindahan yang luar biasa. Detail-detail ukiran kayu yang rumit, langit-langit yang dihiasi relief mitologi Jawa, dan penggunaan warna yang mencolok menciptakan suasana yang magis dan sakral Setiap sudut pura ini menawarkan pengalaman visual yang memikat dan memikat hati pengunjung.

Museum Seni dan Artefak : Pura Mangkunegaran juga menyediakan museum seni dan artefak yang menarik Museum ini menampilkan koleksi seni yang berharga, termasuk lukisan, patung, perhiasan, dan peralatan kerajaan. Pengunjung dapat menikmati melihat-lihat koleksi ini yang memberikan wawasan yang mendalam tentang seni dan budaya Jawa.

13
1. 2 3. 4.

S U A S A N A S U A S A N A

M

A L A M M A L A M

H A R I H A R I

14

?

Puro Mangkunegaran berada di Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Surakarta berkembang dari wilayah suatu desa bernama

Desa Sala, di tepi Bengawan Solo.

Sarjana Belanda yang meneliti Naskah

Bujangga Manik, J. Noorduyn, menduga

bahwa Desa Sala ini berada di dekat (kalau bukan memang di sana) salah

satu tempat penyeberangan ("penambangan") di Bengawan Solo

yang disebut-sebut dalam pelat

tembaga "Piagam Trowulan I" (1358, dalam bahasa Inggris disebut "Ferry Charter") sebagai "Wulayu". Naskah

Perjalanan Bujangga Manik yang

berasal dari sekitar akir abad ke-15

menyebutkan bahwa sang tokoh menyeberangi "Ci Wuluyu". Pada abad

ke-17 di tempat ini juga dilaporkan

terdapat penyeberangan di daerah

Semanggi (sekarang masih menjadi nama kampung/kelurahan di Kecamatan Pasarkliwon). Surakarta memiliki bangunan Puro

Mangkunegaran yang memiliki gaya arsitektur Jawa dan gaya arsitektur Empire, sebuah gaya arsitektur asal

Prancis yang berkembang pada abad ke-18 hingga abad ke-19 dan diperkenalkan ke Hindia Belanda pada awal abad ke-19 dan berkembang pada abad ke-20. Penggunaan arsitektur Eropa dapat dilihat dari beberapa adanya gable (struktur atap

yang tersusun dari dua bidang atap

yang saling berlawanan arah) dan dormer (jendela atau lubang angin

yang ditambatkan pada bagian atap) pada seluruh bangunan Pura

Mangkunegaran.

KESIMPULAN APA YANG KESIMPULAN APA YANG BISA DIAMBIL DARI BISA DIAMBIL DARI SEJARAH SEJARAH PURO PURO MANGKUNEGARAN DAN MANGKUNEGARAN DAN ARSITEKTURNYA ARSITEKTURNYA?
15

Kedua, penggunaan sususan atap

bersegi banyak pada bagian sayap

Pringgitan dan Pracimayasa. Ketiga, penggunaan tiang besi bergaya kolonial

sebagai penahan tambahan bagi atap

emperan di semua bagian Pura

Mangkunegaran. Keempat, penggunaan

ornamen hias yang cenderung

ditemukan di gedung-gedung

berarsitektur Eropa seperti relief

malaikat, kaca patri, lampu gantung, dan hiasan-hiasan bergaya Eropa.

S mentara itu, arsitekur Jawa pada Pura ngkunegaran dapat dilihat dari berapa hal. Pertama, penggunaan amen-ornamen arsitektur Jawa, erti bentuk atap, tiang saka, dan am hias Jawa Kedua, penggunaan sep aling-aling yang berfungsi agai perintang agar orang luar tidak a melihat bagian dalam Pura ngkunegaran secara langsung. iga, penggunaan kosmologi Jawa am fisik Pura Mangkunegaran. Posisi

ngunan utama Pura Mangkunegaran bagian inti menggambarkan posisinya agai pusat dari mandala. Bangunan a Mangkunegaran yang menghadap ke selatan, arah yang diasosiasikan dengan Ratu kidul sebagai penguasa

Laut Selatan, melambangkan hubungan

istana dengan entitas gaib. Keempat, pembagian ruang dalam Pura

Mangkunegaran yang berdasarkan

arsitektur Jawa. Dalam arsitektur Jawa, pembagian ruangan sebuah rumah

dibagi berdasarkan tingkat privasi. Semakin dalam sebuah ruang maka semakin tinggi privasinya.

16

R E F E R E N S I R E F E R E N S I

I Made Ratih Rosnawati. (2019). Arsitektur Barat dan Bangunan Pura Mangkunegaran Vol 1, No 1

https://puromangkunegaran.com/arsitektur/. Arsitektur Puro Mangkunegaran. Puro Mangkunegaran Official Website Diakses tanggal 26 Mei 2023

http://rosadesain.blogspot.com/2010/04/interior-design-andarchitecture html Desain Interior dan Arsitektur Puro Mangkunegaran di Solo (Indonesia), Rosa Zulfikhar (2010). Diakses tanggal 26 Mei 2023.

https://p2k stekom ac id/ensiklopedia/Sejarah Surakarta Sejarah Surakarta Ensiklopedia. Diakses tanggal 27 Mei 2023.

https://puromangkunegaran.com/sejarah-singkat-puro-mangkunegaran/. Sejarah Singkat Puro Mangkunegaran. Puro Mangkunegaran Official Website. Diakses tanggal 29 Mei 2023.

Eny Krisnawati (2014). Tinjauan Aspek Budaya Pada Pura Mangkunegaran

Surakarta Dalam Upaya Menggali Ide Konsep Rumah Tinggal Jawa Vol 15, No 19

http://kelurahankeprabon.blogspot.com/p/peta-wilayah.html. Peta Wilayah Keprabon Diakses tanggal 29 Mei 2023

https://rinnyhariani.wordpress.com/2014/04/29/planing-a-site-onmangkunegaran-solo-central-java/ Planning a Site on Mangkunegaran Solo, Central Java. Rinny Hariani (2014). Diakses tanggal 29 Mei 2023.

Ridwan Arbai Yusron, Ir Samsudin Raidi, M Sc (2010) Identifikasi Penerapan Arsitektur Tradisional Jawa Studi Kasus Pendhapa Pura Mangkunegaran Surakarta. Suarakarta : Fakultas Tkenik Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah.

https://news.republika.co.id/berita/rgrboe328/revitalisasi-puramangkunegaran-akan-dibantu-bumn. Revatalisasi Pura Mangkunegaran. Diakses tanggal 1 Juni 2023.

17

T

T

a k s i

18
e a m
e a m R e d a k s i R e d
Jonathan Frans Sitanggang (5112420041) Latief Nur Rahman (5112421014) Jessica Tiarma Hasty (5112421018) Probo Retno Tawang (5112421027) Veronika Jesse Manik (5112421036) Juvento Kelly Nggeradepas (5112421039) Ragata Izzan Shafa (5112421040)

JUNI

2023 |

SEJARAH PERKEMBANGAN KOTA

Redaktur :

Jonathan Frans | Latief Nur Rahman | Jessica Tiarma Hasty Probo Retno Tawang | Veronika Jesse | Juvento Kelly | Ragata Izzan

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.