Gema dakwah agustus 2014

Page 1



PENGARAH: Asisten Kesmas Sekda Provinsi DKI Jakarta, Ka. Biro Dikmental Provinsi DKI Jakarta, PENANGGUNGJAWAB: Drs. H. Sukanta, M.Si. PEMIMPIM UMUM: H. Anshori, SH, M.Pd.I. PEMIMPIN REDAKSI: Drs. H. Embai Suhaimi DEWAN REDAKSI: Drs. Salim Thohir, Herman, M.Si, H.A. Hariri, M. Latif, Taufiqur Rohman, Nadi Rahman, Hj. Khodijah, Hj. Mila Jamilah STAF REDAKSI: Raihan, Nasir, Dudu SEKRETARIS REDAKSI: H. Hadi Rosyadi BENDAHARA: Sudarmiyati SIRKUSLASI: Rafiudin, Ernawati, Sumaryono, Karsim, Endro, Andy Nurianto. ALAMAT REDAKSI: Kompleks Jakarta Islamic Centre, Jl. Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara EMAIL: kodijakarta@gmail.com

Salam Redaksi Assalamu`alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan Salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Perkenalkan, Majalah GEMA DAkWAH hadir edisi perdana untuk mengunjungi pembaca di mana pun berada. Majalah GEMA DAKWAH diterbitkan oleh Kordinasi Dakwah Indonesia (KODI) Provinsi DKI Jakarta. KODI merupakan salah satu lembaga keagamaan di bawah koordinasi Biro Pendidikan Dan Mental Spiritual Provinsi DKI Jakarta. Sebagai lembaga keagamaan yang memiliki misi dakwah, KODI menerbitkan Majalah GEMA DAKWAH dengan maksud dan tujuan untuk memperkenalkan lembaga KODI, juga untuk menyampaikan informasi dan program-program pembangunan pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada masyarakat secara luas. Selain itu, juga memberikan ruang komunikasi kapada para pemangku kepentingan di bidang dakwah serta menyediakan ruang apresiasi bagi para dai dan masyarakat pada umumnya. Pada edisi perdana ini kami mencoba menghadirkan beberapa tulisan yang memperkenalkan program KODI, diantaranya adalah kegiatan Wisuda Pendidikan Kader Muballigh (PKM) Angkatan XX/2013 dan Studium General PKM Angkatan XXI/2014. Selain itu, kami hadirkan pula peran ulama dan umara dalam menciptakan suasana hormonis dan kondusif melalui kegiatan Silaturrahim Ulama dan Umara Provinsi DKI Jakarta. Beberapa tulisan lain yang tak kalah menarik adalah memahami makna aliran dan faham paham radikal keagamaan, seperti ISIS. Selain itu, bertepatan dengan musim haji, kami hadirkan tips atau cara memelihara haji mabrur. Selamat membaca dan menikmati sajian kami. Wassalamu`alaikum wr. wb.

Redaksi Majalah GEMA DAKWAH menerima naskah berupa opini dan komentar, Setiap kiriman naskah disertai identitas pengirim, sangat dianjurkan bila disertai soft copy. Untuk keperluan editing, redaksi berhak mengubah susunan kalimat, tanpa mengurangi substansi. Setiap reporter/fotografer Tabloid GEMA DAKWAH dalam bertugas dibekali indentitas dan tidak diperkenankan menerima imbalan dalam bentuk apapun dalam menjalankan tugas jurnalistik

Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014 | 1


DAFTAR ISI

Hal. 15 - 20 OPINI

Hal. 3 BINCANG-BINCANG ●

Tugas Dan Fungsi KODI Provinsi DKI Jakarta

Dakwah Rahmatan Lil Alamin Pluralitas sebagai Sunnatullah Drs. H. Kurdi Mustofa MM.

Ketua Umum PP IPHI

Hal. 4 - 6 SEREMONIA ●

Refleksi Haji Sepanjang Hayat Oleh : H. Anshori, SH, MH, M.Pd.I

Pendidikan Kader Muballigh (PKM) Angkatan XXI Tahun 2014

● MoU KODI Dan BAZIS Provinsi

Hal. 21 - 22 PROFIL

DKI Jakarta ● ●

69 Th MERDEKA INDONESIA SEMAKIN MANDIRI

Alhamdulillah ... Jakarta Islamic Centre (JIC) Telah disetujui Perdanya ●

REVITALISASI KOTA TUA

Hal. 7 - 14 LAPORAN UTAMA ●

Memelihara Haji Mabrur

Hal. 23 - 24 REVIEW BUKU

Rumusan Sidang Pleno KODIFKLD-FMLDPI Provinsi Dki Jakarta

Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi`ah di Indonesia Bismillah Aku Menikah

Wisuda PKM Angkatan XX Tahun 2013 Dan Studium General PKM Angkatan XXI Tahun 2014

Ciptakan Ukhuwah Makhlukiyah

Hal. 25 - 27 WISATA

Wamenag RI, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA ●

Peran Prophetic Ulama Prof. Dr. Din Syamsuddin

Taman Waduk Pluit dan Menjaga Alam Ciptaan Allah SWT

Hal. 28 DAKWAH NABI ●

Berdakwah Bersama Nabi Muhammad Saw

2 | Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014

Islam Mengenal Sistem Kekuasaan Politik Negara Kesatuan


BINCANG-BINCANG

Tugas Dan Fungsi KODI Provinsi DKI Jakarta

Drs. H. Sukanta, Msi

Ketua Umum KODI Provinsi DKI Jakarta

Ketua Umum KODI Provinsi DKI Jakarta, Drs. H. Sukanta, M.Si, Dalam kesempatan Sidang Pleno KODI-FKLDFMLDPI mengatakan, bahwa

sinergitas dakwah antar potensi lembaga masih belum optimal, kemauan bekerjasama seringkali tidak berujung pada penguatan mutu dan intensitas dakwah. Selain itu, gerak dakwah yang lamban tidak seiring dengan dinamika sosial yang cepat beserta problematikanya. “Adanya lembaga dakwah sebenarnya bisa menjadi potensi besar dalam upaya pencapaian tujuan dakwah. Namun karena tidak dikelola dengan baik maka akan melemahkan proses dakwah itu sendiri,� ujarnya. Untuk membicarakan lebih dalam tentang permasalahan dakwah ini dan kaitannya dengan tugas serta Fungsi KODI Provinsi DKI Jakarta, berikut perbincangan Gema Dakwah dengan Ketua Umum KODI Provinsi DKI Jakarta, Drs. H. Sukanta, M.Si.: Apa itu KODI? KODI adalah singkatan dari Koordinasi Dakwah Islam. Kodi merupakan satu-satunya lembaga yang hanya ada di Provinsi DKI Jakarta. Apa Tugas dan Fungsi KODI? Tugas KODI adalah mengkoordinasikan lembaga-lembaga dakwah/Ormas Islam dalam bidang kegiatan dakwah. Adapun fungsinya adalah melaksanakan kegiatan dakwah bermitra den-

gan seluruh kekuatan lembaga dakwah/Ormas Islam yang meliputi dakwah bil lisan, dakwah bil hal dan dakwah bil mal dengan pendekatan bil hikmah menuju dakwah rahmatan lil alamin Kegiatan-kegiatan yang selama ini dilakukan ? Kegiatan yang dilakukan adalah Pendidikan Kader Muballigh (PKM) dengan tujuan mempersiapakan kader-kader dakwah yang militan dan professional. Disamping itu bersama dengan seluruh potensi masyarakat yang ada melakukan kajian-kajian dan seminar tentang berbagai hal yang berkaitan dengan materimateri dakwah. Sifat Organisasi KODI seperti apa? KODI dibentuk berdasarkan kebutuhan masyarakat dan umat sejak tahun 1969 pada saat Gubernur Ali Sadikin yang secara cerdas melihat ke depan sebagai upaya dalam mewujudkan masyarakat itu sendiri dimana masyarakat Jakarta dihuni oleh bermacam-macan suku, etnis dan agama. Sehingga memerlukan koordinasi dakwah yang secara implementasi dapat mewujudkan kesejukan dan kenyamanan bagi semua masyarakat. KODI ke depan bagaimana? Tentu dengan perkembangan dan kemajuan cara berpikir masyarakat dan kemajuan teknologi dan derasnya informasi, maka model dakwah harus sejalan dengan kondisi tersebut yang lebih menitikberatkan bukan saja pada dakwah bil lisan, tapi juga dakwah bil hal, terutama dalam menjaga stabilitas masyarakaty dari ancaman faham radikalisme maupun faham-faham lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sehingga perlu adanya penguatan kelembagaan KODI menjadi Badan Koordinasi Dakwah Islam.

Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014 | 3


SEREMONIA

Pendidikan Kader Muballigh (PKM) Angkatan XXI Tahun 2014

Kordinasi Dakwah Islam (KODI) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan program Pendidikan Kader Muballigh (PKM). Kegiatan yang berlangsung secara rutin tiap tahun telah memasuki tahun ke 21. Setelah meluluskan sebanyak 60 mahasiswa PKM angkatan XX pada tahun 2013 lalu, pada tahun 2014 ini KODI kembali menyelenggarakan program PKM angkatan XXI yang diikuti 60 mahasiswa. Dari 60 mahasiswa pesereta PKM angkatan XXI tahun 2014 berasal dari hasil seleksi dari 125 pendaftar. Pendaftaran dimulai dari ujian tulis (11/3) dan ujian lisan (12/3). Dilanjutkan kemudian pendaftaran ulang, ta`aruf dan kegiatan Orientasi Kader Muballigh yang berlangsung di Cisarua Bogor pada tanggal 27 – 28 Maret 2014. Selesai orientasi langsung memasuki perkuliahan secara regular yang dimulai pada 1 April 2014 dan akan berakhir pada 7 Nopember 2014. Kuliah berlangsung mulai pukul 13.30 dan berakhir pukul 15.30 di ruang kuliah Gedung Jakarta Islamic Centre Jakarta. Selain perkuliahan rutin, mahasiswa PKM juga harus mengikuti Studi Orientasi Dakwah, kemudian penulisan akhir dan ujian akhir berupa tulis dan lisan. Ujian akhir direncanakan berlangsung pada 2 s/d 11 Desember 2014. 4 | Gema Dakwah Edisi 1 � September 2014

Untuk menghasilkan lulusan yang berkulitas, KODI menghadirkan para dosen atau pengajar yang memiliki kemampuan akademik serta wawasan keagamaan yang luas. Para dosen tersebut memiliki kualifikasi mulai, S1, S2 hingga S3, bahkan ada yang sudah mencapai guru besar atau professor. Beberapa diantara para dosen tersebut adalah; Drs. H.M. Sukanta, AS, M.Si, H. Anshori, SH, MH, M.Pd.I, KH. Suhada Bachri, Lc. Drs. K.H. Ahmad Rohimin, DR. K.H Cholil Nafis, MA, Drs. H. Ningram Abdullah, M.Ag, Prof. Drs. H. Marzani Anwar, APU, Prof. Dr. K.H. Amin Suma, MA, K.H. Syarufuddin A. Ghani, MA, Dr. H. Adian Husaini, MA, Dr. Hj. Maesaroh Ali, MA, dan lainnya. Selain itu, untuk memberikan wawasan keilmuan yang diharapkan dapat memiliki bobot SKS serta kesetaraan dengan perguruan tinggi, para mahasiswa diberikan mata kuliah yang setara dengan perguruan tinggi agama. Dengan demikian, diharapkan setelah lulus nanti, para mahasiswa dapat melanjutkan jenjang S1 ke perguruan tinggi hanya dengan menambah beberapa mata kuliah saja. Beberapa mata kuliah yang diajarkan di PKM, antara lain; Fiqih dan Ushul Fiqih, Tasawuf, Tarikh Islam, Ulumul Quro`, Ulumul Hadits, Perkembangan Pemikiran Islam, Fiqhud Dakwah, Penelitian Dakwah, Psikologi Dakwah, Manajemen Pengelolaan Lembaga Dakwah, Teknik Mempelajari Bahasa Al-Qur`an, Kepemimpinan, Adab dan Akhlak Muballigh, Retorika Dakwah, Bimbingan Praktek Dalam kelas, Islam Dan gender, Islam Dan Permasalahan Aktual, Dialog Antar Agama, Islam dan Kebudayaan, Optimalisasi ZIS, Orientasi Praktek Tabligh, Orientasi Praktikum Ramadhan, Studi Orientasi Ddakwah, Teknik Dan Bimbingan Penulisan Risalah.


SEREMONIA

MoU KODI Dan BAZIS Provinsi DKI Jakarta

Bertempat di Balai Agung Balaikota DKI Jakarta, pada akhir Mei 2014 lalu berlangsung penandatanganan naskah kerjasama (MoU) antara Kordinasi dakwah Islam (KODI) Provinsi DKI Jakarta dan Badan Amil Zakat Infak Dan Shadaqah (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta. Penandatanganan dilakukan oleh Drs. H. Djubaidi Adih, M.Ag selaku ketua BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Drs. H. M. Sukanta, AS, M. Si., selaku Ketua Umum KODI Provinsi DKI Jakarta. Dalam naskah MoU tersebut kedua pihak sepakat untuk melakukan kerjasama di bidang Pendidikan Kader Muballigh (PKM) berdasarkan prinsip kemitraan dan kebersamaan. Selain itu, kedua pihak juga sepakat untuk mengoptimalisasikan peningkatan pengumpulan dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS). Menurut Ketua Umum KODI Provinsi DKI Jakarta, Drs. H. M. Sukanta, AS, M. Si, kerjasama dengan KODI ini diharapkan dapat membantu pandanaan bagi mahasiswa PKM

yang hendak melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. “Selain dengan BAZIS, kita juga menjalin kerjasama dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. dengan adanya kerjasama ini kiranya dapat memberikan peluang bagi mahsiswa PKM untuk melanjutkan studinya ke jenjang S1 maupun S2 di Fakultas Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,” ujarnya. Bersamaan dengan itu, KODI juga berupaya mencari peluang-peluang baru dalam rangka kerjasama dengan lembaga-lembaga lain untuk mendorong para dai agar dapat berdakwah sebaik mungkin. Selain dakwah bil lisan, juga perlu diikuti dakwah bil mal karena manfaatnya jauh lebih besar. Kerjasama juga terjalin dengan mitra KODI, seperti Forum Komunikasi Lembaga Dakwah (FKLD) Provinsi DKI Jakarta, FMLDPI, Forsimpta dan segenap potensi dakwah lainnya yang ada di DKI Jakarta, dan lembaga lainnya yang saling menguntungkan. Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014 | 5


SEREMONIA

69 Th MERDEKA INDONESIA SEMAKIN MANDIRI Harapan Gubernur DKI Jakarta untuk Indonesia pada usia yang ke-69 ini agar lebih mandiri, lebih mampu berdikari (berdiri diatas kaki sendiri) dalam segala hal.” kata Jokowi di Lapangan Silang Monas Jakarta Pusat pada saat upacara HUT 17 Agustus 2014. Kepada seluruh warga DKI Jakarta, Jokowi pun mengucapkan selamat merayakan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke 69 dengan penuh syukur dan sukacita. “Semoga Tuhan memberikan kekuatan lahir dan bathin untuk membangun Republik Indonesia dan kota Jakarta yang kita cintai bersama. Hikmah terbesar adalah melestarikan nilai perjuangan untuk membagun bangsa yang sejahtera”

Jokowi menjadi inspektur upacara terkait peringatan hari ulang tahun proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ke 69. Dalam upacara tersebut Jokowi turut di dampingi istri Iriana Joko Widodo. Selain itu hadir pula wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama beserta istri Veronika Tan. Dalam sambutannya Jokowi menyampaikan penghargaannya terhadap partisipasi segenap masyarakat ibukota selama berlangsungnya pemilihan umum 2014. Pada kesempatan tersebut, dia juga memberikan ucapan selamat kepada sebanyak 841 pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang berhasil memperoleh penghargaan Satya Lencana Karya Satya dari presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Sebanyak 841 PNS tersebut terdiri atas 300 pegawai yang telah mengabdi selama 30 tahun, 363 pegawai selama 20 tahun dan 109 pegawai selama 10 tahun.

REVITALISASI KOTA TUA Wakil Gubernur DKI Jakarta berkeinginan keras untuk merevitalisasi Kota Tua seperti aslinya. Proses tersebut akan dilakukan oleh Kementerian BMUN dan swasta. Sebagian besar gedung tua tersebut di lokasi milik BUMN, namun Pemda DKI Jakarta tidak tinggal diam Target revitalisasi tersebut akan dilakukan selama 2 tahun, yang direnovasi sebanyak 14 bangunan yang merupakan milik Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), seluruh gedunggedung tersebut akan difungsikan kembali, seperti : Kantor Pos, Toko Merah dan gedung BNI. Dikatakan Ahok panggilan akrab Wakil Gubernur hingga kini sudah 10 pengembang 6 | Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014

yang sudah komitmen kerjasama membangun itu, yang diharapkan dimulai tahun depan, termasuk membangun terowongan di belakang gedung BNI dengan pengerjaan secara bertahap. Tahap awal pemugaran sudah berjalan baik walaupun tidak optimal tapi sudah bagus, Cuma kalau dikit-dikit tidak ada efek. Tentu setelah gedung-gedung tua itu dipugar diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik domestik maupun luar. Wakil Gubernur bertekad Kota Tua yang belakangan seperti dilupakan masyarakat akan dikembalikan seperti aslinya, sehingga masyarakat akan mengenang kembali sejarah Indonesia dimasa lalu, inilah gaya dan penampilan wakil Gubernur kita yang arif dan memiliki wawasan ke depan.


LAPORAN UTAMA

RUMUSAN SIDANG PLENO KODI-FKLDFMLDPI PROVINSI DKI JAKARTA Grand Cempaka Hotel, 19 Agustus 2014 Bismillahirrahmannirrahim, Dengan memanjatkan puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, Koordinasi Dakwah Islam (KODI) Propinsi DKI Jakarta sejak kelahiranya Tahun1969 hingga saat ini berjalan sesuai yang diharapkan memiliki Tugas dan Fungsi mengkoordinasikan kegiatan Dakwah di DKI Jakarta melalui Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta tentang Organisasi dan Tata Kerja Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia memiliki kegiatan yang sarat dengan ragam dan dimensinya, baik pembangunan fisik maupun mental spiritual bermuara pada upaya membangun masyarakat sejahtera bermartabat, kontributif dalam pembentukan karakter bangsa dan umat. Dakwah di DKI Jakarta memiliki dimensi luas dan global, sehingga harus memiliki strategi dakwah yang membawa dinamisasi kegiatan umat melalui gerakan mobilisasi keumatan dan melalui kegiatan dakwah terintegrasi dengan potensi Lembaga Dakwah / Organisasi Masyarakat Islam menuju Dakwah Rahmatan lilalamin. Untuk itu kegiatan Dakwah perlu diupayakan secara terus menerus yang membawa kedamaian, kesejukan masyarakat DKI Jakarta dari berbagai lapisan masyarakat karena Jakarta sebagai pintu gerbang lalu lintas ekonomi, politik dan sosial budaya sehingga

strategi Dakwah harus nyata dalam mencapai keberhasilan. Sebagai kesepakatan hasil Sidang Pleno KODIFKLD-FMLDPI Propinsi DKI Jakarta dengan memperhatikan arahan : Askesmas Sekda Provinsi DKI Jakarta, Kepala Biro Dikmental Provinsi DKI Jakarta, Direktur III BNPT RI dan Ketua Umum KODI Provinsi DKI Jakarta Rumusan Hasil Sidang Pleno sebagai berikut : 1. Koordinasi Dakwah Islam (KODI) Propinsi DKI Jakarta adalah Lemba ga/Unit Kerja yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta memberikan peran aktifnya dalam mengkoordinasikan kegiatan Dakwah secara dinamis bersama dengan potensi Lembaga Dakwah/Ormas Islam secara terintegrasi dan berkelanjutan. 2. Kegiatan Dakwah di Provinsi DKI Jakarta melihat situasi dan karakter masyarakatnya tidak bisa dilakukan model Dakwah secara konvensional saja, namun harus dilakukan secara dinamis mengajak seluruh potensi dan keberagaman sehingga Dakwah menjadi penyejuk dan edukasi keumatan sehingga mampu menjembatani kepentingan umat dan program pembangunan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 3. Akhir-akhir ini beragamnya materi dakwah dan keinginan sebagian masyarakat yang berbeda, perbedaan tersebut harus menjadi hikmah bagi kepentingan masyarakat, jangan sampai masyarakat menjadi radikal tanpa adanya tujuan yang jelas bahkan dapat Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014 | 7


mendatangkan watak radikal seperti ISIS dan deradikalisasi yang tidak sejalan dengan Pancasila dan misi dakwah Islam yang rahmatanllilalamin. 4. Dalam mengamati situasi dan kondisi yang berkembang selama ini Dakwah radikal atau diluar kontek keislaman maupun faham yang menyimpang, KODI Provinsi DKI Jakarta mewaspadai kegiatan-kegiatan tersebut bersama dengan FKLD-FMLDPI bersama Ulama dan kekuatan umat Islam menolak dengan tegas kegiatan Dakwah berwatak radikal yang memecah belah keutuhan umat dalam bingkai Ukhuwah Islamiyah. 5. Mendorong peran dan keikutsertaan pemuda secara aktif sebagai objek maupun subyek dakwah terutama dalam pembinaan sesama pemuda dalam lingkup kewaspadaan, penanggulangan kenakalan, radikalisme dan ancaman merasuknya budaya asing yang tidak sesuai dan pemakaian obat-obat terlarang yang dapat

membunuh karakter dan ketaatan dalam pengamalan agama. 6. Dengan melihat cakupan yang sangat luas tantangan yang menghadang masyarakat dinamis sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi, maka perlu dilakukan reorientasi Program Dakwah Gerakan Keumatan dan kemaslahatan sehingga menuntut Perkuatan Kelembagaan KODI sebagai BADAN KOORDINASI DAKWAH ISLAM PROVINSI DKI JAKARTA, melalui Peraturan Gubernur yang merupakan unit pembantuan Biro Pendidikan Mental Spiritual Provinsi DKI Jakarta. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi ihtiar kita bersama menuju masyarakat BALDATUN TAYYIBATUN WARABBUN GHAFUR Jakarta, 19 Agustus 2014 Ketua Umum KODI dan Para Ketua FKLD dan FMLDPI Provinsi DKI Jakarta

Arahan Ka. Biro Dikmental Provinsi DKI Jakarta H. Budi Utomo, SH, MH. Kepala Biro Dikmental Provinsi DKI Jakarta sangat mendukung kegiatan yang sangat baik ini dalam mewujudkan kerjasama lintas lembaga/Ormas Islam di bawah koordinasi KODI Provinsi DKI Jakarta. Peran KODI di masa yang akan datang harus meningkatkan programnya sebagai lembaga yang bertugas mengkoordinasikan dakwah di DKI Jakarta. Maka Biro Dimental sangat berterima kasih karena akan memberikan dampak positif dalam membina kehidupan beragama secara persuasive dan kondusif. Ditekankan bahwa di tengah-tengah ramai dan maraknya kehidupan sosial ekonomi dan politik di ibukota ini, maka diperlukan kehidupan beragama yang begitu dinamis. Untuk itulah 8 | Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014

peran kita semuanya dalam memahami kehidupan ibukota yang penuh dinamika dan diperlukan adanya loyalitas dan integritas masyarakat yang multi kultural. Perlu dipahami bahwa struktur kependudukan di DKI Jakarta dan Indonesia pada umumnya jumlah angka populasi pemuda sangat besar, sehingga menunjukkan angka pengangguran yang cukup besar pula. Dengan demikian dari sisi dakwah perlu diwujudkan jalan keluar yang lebih edukatif dan memberikan solusi terhadap kebutuhan pemuda itu sendiri di bidang keterampilan dan kemandirian berusaha agar mereka mampu menjadi entrepreneurship yang diharapkan mampu secara mandiri.


LAPORAN UTAMA

Wisuda PKM Angkatan XX Tahun 2013 Dan Studium General PKM Angkatan XXI Tahun 2014 dan telah mengikuti kegiatan rutin perkuliahan. “PKM merupakan respon dan jawaban atas tuntutan masyarakat yang mengharapkan tersedianya para muballigh yang profesional, berwawasan luas dan berakhlak mulia,” ujar Drs. H.M. Sukanta, AS, M. Si.

Koordinasi Dakwah Islam (KODI) Provinsi DKI Jakarta, Rabu (21/5) lalu menyelenggarakan Wisuda PKM Angkatan XX Tahun 2013 Dan Studium General PKM Angkatan XXI Tahun 2014. Acara bertempat di Balai Agung Balaikota DKI Jakarta. Hadir pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri Agama RI, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA, Deputy Gubernur DKI Jakarta Bidang Kependudukan Dan Pemukiman, Dr. H. Sahrul Efendi, SH, MM, Ketua Umum KODI Provinsi DKI Jakarta, Drs. H.M. Sukanta, AS, M. Si, Ketua BAZIS Provinsi DKI Jakarta Drs. H. Djubaidi Adih, M. Ag.

Untuk memenuhi harapan masyarakat tersebut, kata Drs. H.M. Sukanta, AS, M. Si, KODI telah melakukan langkah-langkah kongkrit dengan menjadikan PKM sebagai salah satu program unggulan dengan menyajikan materi-materi keislaman dan materi lainnya yang kontemporer sesuai dengan perkembangan sosial kemasyarakatan terkini. PKM juga diasuh dan diajar oleh para dosen yang berpengalaman dan berwawasan keislaman yang luas dengan kualifikasi pendidikan S1, S2, S3 hingga guru besar atau professor.

Menurut Ketua Umum KODI Provinsi DKI Jakarta, Drs. H.M. Sukanta, AS, M. Si, acara wisuda diikuti oleh 60 mahasiswa lulus pada Program PKM angkatan XX tahun 2014. Sedangkan Studium general juga diikuti oleh 60 mahasiswa yang lolos seleksi pada tahun 2014

Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014 | 9


Wisuda secara resmi ditandai dengan penyerahan ijasah dan transkrip nilai kepada perwakilan mahasiswa angkatan XX oleh Wakil Menteri Agama RI, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA. Sementara itu untuk Studium General secara resmi ditandai dengan pemakaian jaket almamater kepada perwakilan mahasiswa angkatan XXI oleh Deputy Gubernur Bidang Kependudukan Dan Pemukiman DKI Jakarta. Dalam kata sambutannya, Wakil Menteri Agama RI, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA mengatakan bangga dan senang KODI Provinsi DKI Jakarta telah berhasil memanen hasilnya brupa diwisudanya mahasiswa PKM angkatan XX tahun 2013. Kepada para wisudawan dan wisudawati, Wamenag mengingatkan agar para muballigh mampu tampil sebagai seorang imam yang ada di barisan paling depan. Jika ada imam maka lawannya adalah makmum yang berada di barisan belakang. Antara imam dan makmun ada yang mengatur, yakni imamah. Iamamah merupakan suatu konsep yang mengatur antara imam dan makmum. “Antara imam dan makmum harus memiliki batasa-batasan tertentu, yakni jika imam memiliki sifat santun, maka makmum menjadi sopan,” ujar Menag. Sementara itu, Deputy Gubernur Bidang Kependudukan dan Pemukiman DKI Jakarta, Dr. H. Sahrul Efendi, SH, MM, dalam kata sambutannya mengatakan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati PKM angkatan XX tahun 2013. Dan juga selamat kepada para mahasiswa PKM angkatan XXI yang telah memasuki masa perkuliahn tahun 2014. Semoga ilmu dan pengalaman yang saudara dapatkan selama mengikuti Program PKM tahun 2013 lalu dapat dikembangkan lebih lanjut untuk kemajuan dakwah Islam pada umumnya,” ujar Dr. H. Sahrul Efendi, SH, MM. Sementara itu, kepada mahsiswa baru program PKM angkatan XXI tahun 2014, Deputy Gubernur Bidang Kependudukan dan Pemukiman DKI Jakarta, Dr. H. Sahrul 10 | Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014

Efendi, SH, MM, berpesan untuk menggunakan kesempatan pendidikan di PKM KODI dengan sebaik-baiknya. Dia juga berharap agar kelak berhasil menjadi muballigh yang professional dan penuh tanggung jawab. “Tugas sebagai muballigh sangat mulia. Karea itu teladani dakwah Nabi Muhammad SAW yang bertumpu pada 4 hal, yakni; jujur, dapat dipercaya, menyampaikan secara bijaksana dan cerdas,” ujarnya lagi. Adapun jumlah 60 mahasiswa Program PKM KODI Angkatan XXI tahun 2014 ini adalah sebagai berikut: Arwan Syah, Syahrudin Badaron, Wahyu Fauziyah, Zainal Abidin, Abdul Wahid, Asep Saepullah, Suanda, Noor Badriah, Ayu Lestari, Yuni Widi Mulatsih, Ahmad Baihaqi, S, Hafid, Nunung Fahriya, tarmidi, Masum, Dul Muhyi, Haris Nurdianto, Indah Fauziatun, Roys Qarbila, Andi Kaisar, Siti Roqoyah, Mohammad Maksum, Rasni, Enok Masliah, Suwaibah, Syaifullah Nur Ilham, Asraul azhar, Amarul Fadli, Dedi Suprianto, Ario Tejo Dewanggono, Dadang Suharja M, M. Qurotul Ainun Yaqin, Hifzillah Alaik, Umaryoto, Harwanto, Undang Syarif Abdullah, Syihabul Irham, Moh. Ilyas Al Uzairy, Tofik Pujiono, Darma Puspita, Muhammad Nurul, Muhammad Sahrurrozi, Agel saputra, Deti Zakiah Alawiyah, Abdurrahman Isa Bastomi, Nika Muthmainnah, Ade Ahmad, Azisd Pamungkas, Muhammad Saleh, Abdul Latif Assalam, Abdurrachman, Muhammad Subhan, Ahmad Kosasi, Mohammad Soleh, Abu Hanifah, Ahmad Dasuki, Mohamad Abu Salma, Heryanto, Syariafah Aaliyah, S. dan Bahroni.


LAPORAN UTAMA

Wamenag RI, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

CIPTAKAN UKHUWAH MAKHLUKIYAH “Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk selalu mengucapkan salam ketika masuk rumah, meski di rumah itu tidak ada orang. Tapi di sana ada tembok, ada dinding yang bisa menjawab salam Rasulullah tersebut,” ujarnya. Suatu hari, kata Wamenag, Rasulullah SAW, datang ke suatu daerah dan bertemu dengan seekor rusa yang tengah terikat lehernya pada seutas tali di sebuah pohon besar. Si rusa memohon kepada Nabi untuk melepaskan tali tersebut karena rusa harus menyusui anaknya yang tengah kehausan setelah lama ditinggal olehnya. Rusa berjanji akan kembali lagi jika telah menyusui anaknya.

Dalam konsep Ukhuwah (persaudaraan), selain ada ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia), juga perlu ditambah ukhuwah makhlukiyah (persaudaraan sesama makhluk). Para da`i atau muballigh dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya perlu menambahkan satu ukhuwah ini, yakni ukhuwah makhlukiyah atau persaudaraan diantara sesama makhluk Allah,” ujar Nasaruddin Umar saat menyampaikan orasinya di hadapan para wisudawan PKM Angkatan XX tahun 2013 dan Studium General PKM Angkatan XXI tahun 2014. Seluruh isi alam dunia ini merupakan makhluk Allah. Manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan, bahkan benda-benda mati yang tidak bergerak juga merupakan makhluk Allah. Dengan menciptakan ukhuwah makhlukiyah, maka manusia harus menjaga persudaraannya dengan makhluk lain, seperti hewan, tumbuhan dan benda-benda lainnya.

Mendengar permohonan itu, Rusulullah belum bisa menjawab karena ia tahu rusa itu telah dimiliki oleh seseorang, Rasulullah belum bersedia melepaskan tali yang mengikat leher rusa itu. Kebetulan tidak lama kemudian seorang pemburu yang juga pemilik rusa datang dan dengan gembiranya menyambut kedatangan Rasulullah. “Ya Rasulullah, jika engkau menyukai rusa itu, maka saya hadiahkan rusa itu kepada engkau ya Rasulullah,” ujar pemburu itu. Karena merasa sudah diberikan, Rasulullah segera melepas tali yang mengikat leher rusa dan segera melepasnya ke alam bebas. Dari kisah ini, Wamenag mengajak kepada manusia untuk mengasihi binatang. Termasuk juga mengasihi tumbuh-tumbuhan dengan cara tidak menebang pohon dengan sesuka hati. Adanya ukhuwah wathaniyah, ukhuwah basyariyah dan ukhuwah makhlukiyah ini, maka diharapkan di kemudian hari akan tercipta suatu kehidupan dan tatanan dunia yang aman, damai dan tentram. Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014 | 11


Berilmu Kepada para da`i dan muballigh, Wamenag juga mendukung adanya upaya untuk meningkatkan kemapuan di bidang akademiknya. Dia mendukung para lulusan PKM KODI Provinsi DKI Jakarta untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, baik S1 maupun program master. Tapi satu hal yang perlu diperhatikan oleh para da`I, kata Wamenag lagi, adalah masalah potret masyarakat sebagai sasaran dakwah. Saat ini komunitas dakwah pada umumnya diisi oleh mereka yang bukan berasal dari komunitas dakwah yang benar-benar ahli dan berilmu. “Hal ini bisa dilihat dari hasil pilihan masyarakat pemirsa TV yang ternyata memilih da`i favorit bukan dari kalangan ahli agama dan berilmu, melainkan dari kalangan yang memiliki kemampuan teatrikal. Meski kemampuan agamanya diragukan,” ujar Wamenag. Jadi mereka yang mampu membuat tertawa, mampu membuat nangis tersedu serta mampu mengaduk-aduk emosi yang jadi favorit. Tidak peduli ilmu agamanya dangkal dan hanya bisa pakai terjemahan saja. Karena itu tidak mengherankan kalau ada da`i yang sudah populer dan disapa ustadz tiba-tiba harus berurusan dengan polisi karena kasus penipuan atau pencurian yang dilakukannya.

Selain itu, kata Wamenag lagi, seorang da`I atau mubaligh harus mampu membedakan anatara khair (kebajikan) dan ma`ruf ebagaimana tercantum dalam terjemahan Surat Ali Imrah ayat 104. Dalam ayat tersebut dikatakan, “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” “Beda antara khoir dan ma`ruf. Kalau khoir bersifat local kontemporer, sedangkan ma`ruf bersifat permanen dan mutlak,” ujarnya lagi. Lebih lanjut dikatakan, kalau khair itu dari bawah ke atas, sedangkan ma`ruf itu dari atas ke bawah. Karena itu khair masih dapat diperdebatkan, sedangkan ma`ruf tidak bisa dan mutlak kebenarannya. Khair bisa dikompromikan, sedangkan ma`ruf tidak bisa dan harus ditegakkan, bahkan kalau perlu dengan pemaksaan. Contoh ma`ruf misalnya perbuatan mencuri, memperkosa dan lainnya. Seluruh dunia sepakat bahwa perbuatan itu salah dan dosa. Karena itu kebenarannya tidak mungkin diperdebatkan lagi. Para da`i harus mampu menyampaikan ini, agar tidak terjebak pada hal-hal yang memungkinkan terjadinya salah persepsi atau salah pengertian.

Mutiara Doa “Ya Allah tunjukkanlah kami (kalau) yang benar adalah benar dan lapangkanlah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami (kalau) yang salah adalah salah dan lapangkanlah kami untuk meninggalkannya.” “Ya Allah janganlah Engkau palingkan hati kami (kepada kesesatan) setelah Engkau memberi kami petunjuk, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (QS Ali Imran :8) “Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.”

12 | Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014


LAPORAN UTAMA

Prof. Dr. Din Syamsuddin

PERAN PROPHETIC ULAMA

Ulama sebagai pewaris nabi memiliki peran dan fungsi prophetic (kenabian) di tengah-tengah masyarakat. Selain harus memiliki pengetahuan agama yang luas, ulama juga harus memiliki keteladanan dan karisma sebagai pelanjut tugas prophetic atau fungsi kenabian tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua MUI Pusat dan juga Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin saat memberikan ceramah pada acara Silaturrahim Ulama dan Umara di Balai Agung Balaikota Jakarta beberapa waktu lalu. Silaturrahim dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Ketua MUI provinsi DKI Jakarta dan pejabat Pemprov DKI Jakarta serta alim ulama lainnya. Menurut Din, ulama sebagai pewaris nabi adalah ulama yang mewarisi dan melanjutkan tugas-tugas kenabian di bumi. Karena setelah wafatnya Rasulullah Muhammad SAW sebagai

nabi terakhir, maka tidak ada lagi nabi sesudahnya. Sehingga untuk melanjutkan tugastugas kenabian itulah, maka ulama perlu memainkan peran dan fungsinya sebagai penerus kenabian tersebut (prophetic). “Salah satu peran prophetic yang harus dilaksanakan ulama adalah seperti yang dicontohkan Rasulullah saat mengubah umat jahiliyah menjadi umat yang beradab. Mengubah dari yang tidak baik menjadi baik,” ujar Din. Dalam hal ini, kata Din lagi, Rasulullah memulai tugas perubahan tersebut dengan menggunakan istilah Madinah. Sebelum menjadi nama kota yang sangat terkenal di Arab Saudi, kata madinah sebenarnya diartikan sebagai “din” yang berarti agama Islam yang telah disempurnakan dan dilaksanakan di suatu tempat, maka tempat itu diberi nama Madinah. Jadi madinah merupakan tempat dilaksanakannya din atau

Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014 | 13


sistem dan atau tata aturan suatu negara. Dari akar kata “madana” itu kemudian lahir kata benda “tamaddun” yang secara literal berarti peradaban yang berarti juga kota berlandaskan kebudayaan atau kebudayaan kota.

Proyek-proyek besar juga segera dilankasanakan tahun 2014 ini, diantaranya pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), pembuatan 24 waduk dan embung serta normalisasi Sungai Ciliwung dan lainnya.

“Jadi peran dan fungsi ulama sebagai prophetic antara lain adalah mengubah tatanan masyarakat dari yang tidak baik menjadi baik, dari tidak teraratur menjadi teratur ini,” ujar Din lagi.

Dukungan dari para ulama, kata gubernur, sangat penting terutama dalam hal menyampaikan informasi atau sosialisasi kepada masyarakat mengenai programprogram Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tanpa adanya sosialisasi kepada masyarakat luas, maka program-program Pemprov DKI tidak akan dapat direalisasikan. Oleh karena itu, dengan adanya dukungan dari para ulama, kiranya dapat mempermudah sosialisasi ke tengah-tengah masyarakat.

Dukungan Ulama Di bagian lain, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang hadir pada acara silarurrahim tersebut meminta kepada para ulama yang ada di wilayah DKI Jakarta untuk memberikan dukungan terhadap program-program pembangunan yang ada ibu kota. Tanpa dukungan para ulama mustahil pembangunan dapat berlangsung dengan baik. “Saya mohon dukungan dari seluruh ulama, agar seluruh program pembangunan kita bisa berjalan dengan baik dan lancar,” kata Joko Widodo saat memberikan kata sambutan pada acara tersebut. Lebih lanjut dikatakan gubernur, dukungan dari para ulama tersebut sangat penting mengingat banyaknya proyek-proyek besar yang dilaksanakan, terutama sepanjang tahun 2014.

14 | Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014

Selain itu, kepada para ulama, gubernur juga meminta agar senantiasa melakukan pengawasan terhadap jalannya programprogram pembangunan, sehingga anggaran yang tersedia dapat terserap secara maksimal. Pengawasan sesungguhnya sangat diperlukan, apalagi jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI tahun ini mencapai Rp72 triliun. “kami tidak ingin jumlah anggaran yang cukup besar tidak terserap dan juga itu tidak tepat sasaran,” ungkap Jokowi.


OPINI

Dakwah Rahmatan Lil Alamin Pluralitas sebagai Sunnatullah Drs. H. Kurdi Mustofa MM. Ketua Umum PP IPHI Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi semua makhluk. Karena ia membawa rahmat, maka Islam harus disyiarkan kepada seluruh makhluk. Ketika Islam diturunkan sebagai sebuah agama, maka Islam bersifat universal. Ia tidak hanya milik umatnya Muhammad, tapi diperuntukkan untuk seluruh umat manusia. Islam bukan agama rasial seperti Yahudi. Islam bukan pula agama orang Arab saja. Islam tidak mengenal sekat rasisme. Yang perlu dicamkan bahwa dalam Islam, yang menjadi tolok ukur kemuliaan adalah dari kadar ketakwaan. “Inna akramakum ‘indallahi atqaakum”. Derajat seseorang juga akan diangkat oleh Allah karena kadar keimanan dan keilmuan. Yang dimaksud dengan keilmuan adalah ketakwaan itu sendiri. “Innama yakhsyallaha min ‘ibaadihil ‘ulamaa”.

tersebut, seorang dai dituntut memiliki pemahaman dan semangat untuk menjaga multikulturalisme itu. Apalagi dengan jelas Islam disebut sebagai agama yang mempunyai nilai-nilai universal. Sebagai dai yang mendakwahkan Islam berarti menyampaikan, menjelaskan, dan mengajak masyarakat melalui pesan-pesan suci serta berupaya menghindarkan atau mencegah dari berbagai hal yang terkait dengan pengingkaran dari esensi ketuhanan dan kemanusiaan. Konteks saat menyampaikan pesan kepada masyarakat tidak terbatas oleh ruang dan waktu, tetapi dapat menyentuh dan mengupas seluruh aspek kehidupan, demi kemaslahatan hidup umat manusia (amar makruf nahi munkar).

Ketika seorang dai mengajak masyarakat, hal pertama yang tertanam dalam sang pendai bahwa Islam bukan milik kelompok tertentu. Keyakinan tersebut senantiasa harus terngiang saat dakwah. Sehingga ajakan kepada Islam benar-benar akan mencerminkan Islam sebagai agama yang penuh rahmah bagi semua umat.

Oleh karena itu, penyampaian dakwah juga membutuhkan metode pendekatan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi objektif yang dihadapi. Dakwah tidak bisa kaku dan rigid dalam podium saja, melainkan merambah seluruh dimensi kehidupan. Baik melalui perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang batil, dapat memberikan pelajaran dan stressing yang baik. Yang lebih penting lagi berdakwah tidak semata dalam bentuk wacana (bil-lisan) tetapi juga mampu diaplikasikan dalam praktik sosial (bil-hal).

Indonesia dikenal sebagai rumah tinggal pluralisme. Semua agama hidup nyaman. Pancasila sebagai dasar negara menjamin keaneragaman tersebut. Karena keragaman

Saat berdakwah untuk menebarkan Islam maka yang dipupuk sifatnya yang universal. Jangan ada sekat-sekat kelompok tertentu sehingga cakupannya akan meluas tidak terbatas

Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014 | 15


dalam komunitas sosial tertentu, melainkan menyentuh seluruh strata sosial. Konsep pendekatan yang “berwawasan multikultural” perlu dikedepankan, mengingat bahwa saat ini masyarakat modern berada dalam komunitas yang tak terbatas (global), sehingga interaksi sosial tak terbendung lagi (borderless) akibat perkembangan teknolgi. Oleh karena itu, dengan dakwah yang universal kepada masyarakat modern semakin menyadari bahwa kehidupan kini sebagai sebuah masyarakat yang “multikultural”, yakni suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas budaya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dengan perbedaan konsepsi tentang kehidupan, dengan suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat, serta kebiasaan yang berbeda pula. Kondisi kehidupan masyarakat yang multikultural di atas kemudian berubah menjadi “multikulturalism”, yaitu mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan, dan tindakan oleh masyarakat suatu negara yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama, dan sebagainya. Namun, mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggaan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut.

ukur untuk mengetahui tingkat kepatuhan dan ketaatan, juga untuk memahamkan bahwa manusia itu berada dalam bentuk suku, bangsa, budaya, etnis yang berbeda-beda, tetapi tujuan dari komunitas sosial yang berbeda-beda itu adalah untuk saling berinteraksi, mewujudkan kehidupan yang aman dan damai berasaskan pada konsep ketuhanan. Para dai dituntut memiliki pemahaman tentang konsep dakwah yang berwawasan multikultural sebab hal itu penting dalam menghadapi komunitas sosial yang berbedabeda. Agar penyebaran dakwah tercapai, harus lebih mengedepankan konsep ukhuwah (persaudaraan), toleransi, pemberdayaan, humanisme, bukan radikalisme (pemaksaan) karena Indonesia dihuni berbagai latar belakang etnis, suku, ras, budaya, bahasa, dan agama yang berbeda-beda sehingga memerlukan suatu pendekatan yang lebih harmonis dan humanis. Dakwah rahmatan lil aamin merupakan suatu bentuk dakwah dalam memberikan kesadaran kepada masyarakat majemuk seperti di Indonesia baik dalam konteks etnik, agama, seni maupun subkultur. Oleh karena itu, upaya membangun masa depan bangsa, paham multikulturalisme bukan hanya sebuah wacana, melainkan bisa tertanam kuat sebagai landasan bagi tegaknya demokrasi, HAM, dan kesejahteraan hidup masyarakatnya.

Begitu sejatinya tugas seorang dai. Perlunya paham multikultural adalah untuk menjaga kehidupan agar tetap lestari dan berupaya menghindarkan dari konflik. Sebab saat ini yang tumbuh berkembang adalah konflik antarperadaban yang dipicu oleh masalahmasalah suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

Multikulturalisme sejalan dengan dakwah Islam yang rahmatan lil alamin. Dengan dakwah ini seorang dai dituntut menjaga warna-warni bunga dalam taman kehidupan. Karena itu, yang disampaikan adalah nilai-nilai yang universal, memiliki konteks luas dan mengikuti perkembangan zaman dan sesuai tempatnya.

Faham multikultural dalam Islam sudah termaktub secara tegas, misalnya dalam QS al-Baqarah [2]:213, Yunus [10]:19, al-Hujurat [49]13. Pada ayat tersebut, intinya menegaskan bahwa hakikat Allah menciptakan komunitas sosial yang berbeda-beda, selain menjadi alat

Islam sebagai way of life adalah nilai yang tertanam dalam diri setiap muslim. Bukan hanya sekadar menyampaikan perbuatan halal dan haram, tetapi dakwah Islam itu mencakup semua aspek kehidupan. Islam itu bisa menjadi nilai apa saja dan bagi siapa saja.

16 | Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014


Para dai harus mampu mengejawantahkan bahwa Islam sebagai ajaran yang rahmatan lil ‘alamiin, menjelmakan esensi ajarannya bagi keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan bagi seluruh alam. Islam bukan hidup dalam lingkup komunitas dan warna tertentu. AlQuran pun mengamini konsep multikultural tersebut, sebagaimana terungkap dalam QS. al-Hujurat [49]:13 bahwa Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Karena manusia berada dalam ruang yang berbeda-beda, maka dibutuhkan suatu pendekatan atau metode dakwah yang alami dan realistis sesuai dengan kondisi masyarakatnya, yakni konsep dakwah bilhikmah. Konsep ini berupa perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang batil. Juga disertai pelajaran yang baik, karena dakwah rahmatan lil alamin tidak semata-mata di lisan saja, tetapi harus dibuktikan dengan tindakan nyata. Dakwah rahmatan lil alamin itu harus mewujud dalam aksi yang toleran dan arif, bukan pemaksaan dan kekerasan. Kearifan Nilai-Nilai Islam Islam adalah agama yang sarat dengan sistem nilai, maka yang menerima Islam adalah orang yang melakukan dan menjadikan nilai-nilai itu sebagai pengikat pada Islam. Karena nilai Islam dengan orang Islam diikat dengan sebuah nilai universal, para ulama membuat rumusan sistem nilai dalam Islam menjadi ikatan. Pertama, nilai keimanan. Setiap yang mengaku Islam ia terikat untuk mengimani agama ini sebagai satu-satunya agama yang benar. Kebenarannya bersifat universal dan eternal. Sifat universal itu berlaku untuk seluruh manusia, dan bersifat eternal itu berlaku sampai hari kiamat. Nilai-nilai keimanan ini dijelaskan dalam surat Saba ayat 28. Kedua, nilai perbuatan. Berislam bukan hanya beriman, tetapi juga beramal. Dalam hal ini, setiap muslim dituntut untuk mengamalkan

apa yang diimaninya. Prinsip yang substansial di dalam komitmen amal adalah seperti Rasulullah diperintahkan oleh Allah dalam AlQuran. Memurnikan agama itu utuh, sepenuhnya, total, tidak ditambah-tambah, dan tidak dikurangi. Ibarat benda bulat, maka komitmen seseorang tidak dapat dibilang bulat kalau mengaku Islam, tetapi amalnya pilih-pilih, untuk ibadah dia ikuti ajaran Al-Quran, tetapi untuk muamalah, dia campakkan Al-Quran. Zakat wajib membayar, tetapi riba aktif mengembangkan. Ketiga, ikatan komitmen dakwah. Islam tidak hanya diinternalisasi menjadi iman dan pengetahuan, tidak hanya internalisasi dalam bentuk amal, tetapi Islam juga disampaikan kepada orang lain. Inilah dakwah Islam sebagai dakwah rahmatan lil alamin. Dengan begitu Islam dibuat menjalar kepada orang lain. Sang aktor memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, maka aktor ini diperlakukan oleh Allah sebagai aktor yang bebas, yang diberi kebebasan untuk memilih, tidak dipaksa. Kebebasan memilih itu diberikan Allah kepada manusia karena memiliki akal untuk membedakan mana yang baik dan buruk. Allah hanya memberikan bekal-bekal berupa hidayah indra, akal, dan wahyu. Setelah perangkat itu diberikan, maka mereka diberi kebebasan di atas panggung untuk mengekspresikan dan memilih perannya masing-masing. Dan, dalam memilih ini diharuskan untuk mengikuti prinsip tanggung jawab. Rasulullah adalah yang memulai dakwah rahmatan lil alamin. Dia adalah dai yang pertama dan utama dalam Islam. Dalam menghadapi kemajemukan umat, Allah sudah menyiapkannya. Pertama, bahwa realitas adanya orang beriman dan orang tidak beriman, itu merupakan manifestasi dari kehendak Allah Swt, yang menginginkan manusia berada dalam kondisi bebas memilih. Ini bekal kesadaran pertama yang diberikan oleh Allah Swt kepada dai pertama dan utama dalam Islam, Rasulullah Saw. Bersambung

Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014 | 17


OPINI

MEMELIHARA HAJI MABRUR Refleksi Haji Sepanjang Hayat Oleh : H. Anshori, SH, MH, M.Pd.I Haji mabrur harus dipelihara dengan sungguh-sungguh dan tetap dipertahankan dengan baik. Mabrur asal kata birrun yang berarti kebaikan atau kebajikan. Mabrur adalah bentuk isim ma’ful atau participle pasif atau kata sifat penderita berarti yang diberi kebaikan atau kebajikan. Jadi al-birru atau kebajikan adalah komitmen yang tulus kepada Allah SWT dan sesama manusia. Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW. Ketika ditanya oleh para sahabat tentang haji mabrur, beliau menjawab : memberi bantuan kepada mereka yang membutuhkan dan menyebarkan salam perdamaian. Hasan Al-Basri seorang ulama besar dan seorang sufi yang hidup pada abad ketiga hijrah mengatakan bahwa haji mabrur adalah mereka yang kembali ke tanah airnya bersikap zuhud terhadap kehidupan dunia, sederhana walaupun kaya dan ia mencintai kehidupan akhirat. (Al-Nawawi-Syarh-al-idhah-Fi-Manasik Haji, hal 15). Usaha yang harus dilakukan setelah haji, memelihara dan mempertahankan kemabruran hajinya dengan baik dalam bentuk amaliyah nyata, seperti : meningkatkan aqidah, syariah, dan akhlak (tasawuf) dan amalan sosial serta ekonomi yang membawa kepada kemaslahatan umat. Diantara ajaran pokok di atas, aqidah merupakan ajaran yang paling fundamental (Tauhid is the bedrock of Islam, its foundation its assence). Tauhid atau aqidah adalah akar landasan Islam, dasar dan pokoknya. 18 | Gema Dakwah Edisi 1 � September 2014

Syekh Mohammad Abduh juga mengatakan bahwa kebaikan dan keburukan manusia sangat bergantung pada aqidahnya. Jika aqidahnya benar dan lurus, maka dapat dipastikan ia akan menjadi orang yang baik, sebaliknya jika aqidahnya salah atau menyimpang pastikan ia akan menjadi orang yang jahat dan teraniaya hidupnya. Sehubungan dengan hal tersebut, pertama-tama yang harus ditingkatkan kualitasnya adalah ajaran tentang aqidah. Hal ini dapat ditelusuri dari pesan-pesan Al-quran tentang kisah Lukmanul Hakim sebagaimana difirmankan dalam Surat Lukman ayat 13-19, “Dan ( ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberi pelajaran Wahai anakku jangan kamu mempersekutukan Allah sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar. Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya : ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam 2 tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada orang tuamu, hanya kepada Ku-lah kamu kembali. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuannya tentang itu, maka jangan kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepadaKulah kembalimu, maka kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (lukman berkata) : wahai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi


dan berada dalam batu atau langit atau didalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah maha halus lagi maha mengetahui. Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan Allah. Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia (karena kesombongan) dan janganlah berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. Upaya meningkatkan kualitas aqidah, sejajar dengan amaliyah syariah dan akhlak dalam bentuk menanamkan keyakinan terhadap rukun-rukun iman yang intinya membersihkan iman dari kemusyrikan dan kekufuran. Sebagaimana telah ditegaskan dalam Surat Al-Zumar ayat 65 : “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-nabi) yang sebelum kamu ; jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan terhapuskanlah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” Dengan demikian para haji harus dapat memelihara iman yang telah tertanam dalam kalbu, bahkan ditingkatkan sampai akhir hayat secara sempurna, serta tetap menjaga keshalehan sosial dalam hidupnya. Membangun Al-Akhlakul Karimah Jika seseorang berhasil dalam melakukan jihad hawa nafsu, maka dapat dipastikan akan memiliki al-akhlak al-karimah yang tercermin pada pola pikir, sikap dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Professor Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya “Ushul alFiqih” menegaskan, bahwa tujuan utama disyariatkannya hukum Islam adalah untuk

mewujudkan 3 hal, yaitu : Pertama, Tahdzib Al-Nufus, yaitu membersihkan dan mensucikan jiwa manusia menuju akhlak mulia. Hal ini tercermin dari tujuan pelaksanaan ibadah mahdlah. Ibadah shalat misalnya yang merupakan ibadah mahdlah bertujuan mewujudkan ketenangan hati (tathmainu al-qulub) serta menghindari perbuatan keji dan mungkar (tanha’anil fahsyai wal munkar). Ibadah zakat tujuannya menjauhnkan jiwa manusia dari sifat rakus, serakah dan pelit serta membersihkan harta dari pencampuran dengan harta Assil wal mahrum serta untuk pemerataan kesejahteraan. Demikian juga dengan ibadah puasa di bulan Ramadhan menekankan latihan mental spiritual, bertujuan mewujudkan pribadi yang tegas yang selalu berusaha melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi laranganNya sepanjang hayat dengan penuh kesucian dan kesadaran. Kedua, Iqamatul’adalah al-ijtima’iyyah, yaitu menegakkan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Jika jiwa seseorang telah bersih dari perbuatan tercela dan berhias akhlak mulia, maka dapat dipastikan, dia akan berusaha menegakkan keadilan terhadap dirinya, keluarganya maupun orang lain, bahkan terhadap orang yang di benci sekalipun, sehubungan dengan ini, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-MAidah ayat 8 :”Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, serta menjadi saksi dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah, karena adil itu lebih dekat dengan taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Ketiga, Ri’ayatul maslahah al-ammah, yaitu menjaga dan memperhatikan kemaslahatan umat. Karena ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW tidak hanya bertujuan

Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014 | 19


untuk kemaslahatan bagi individu atau golongan tertentu, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Anbiya ayat 107. “Dan aku tidak mengutus, engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” Berdasarkan nash Alquran dan As-Sunnah diatas dapat diketahui, bahwa inti ajaran Islam adalah al-akhlakul karimah, atau akhlak mulia, dan orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang mulia akhlaknya.

dipecah belah oleh siapapun sehingga pada gilirannya diperhitungkan dan disegani.

Sebagaimana telah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang mukmin yang paling mulia akhlaknya.”

Sehubungan dengan pentingnya silaturahim, ada baiknya diperhatikan hasil renungan Imam Ja’far Al-Shadiq, yang telah melakukan pengkajian secara mendalam cirri-ciri calon penghuni surga yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Beliau berkesimpulan, bahwa calon penghuni surga adalah orang mukmin yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Membangun Silaturahim

Selesai menunaikan ibadah haji, maka untuk mempertahankan predikat Haji Mabrur harus mempererat silaturahim dengan keluarga, sahabat, dan masyarakat serta kolega karena silaturahim sangat bermanfaat bagi umat manusia terutama di era teknologi informasi seperti sekarang ini yang mendorong umat manusia dapat bersikap individualis bahkan egois. Untuk itu, di antara hikmah silaturahim adalah sebagai berikut. Pertama, mampu melaksanakan introspeksi sosial yang akan memberikan kepuasan ruhaniah yang sangat diperlukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Disinilah dapat menumbuhkan jiwa tolong menolong di antara sesama umat manusia dan mampu mendatangkan rizki sesamanya. Sebagai sarana menumbuhkan dan mempererat ukhuwah islamiyah yang merupakan syarat mutlak bagi terciptanya persatuan dan kesatuan umat, tumbuh dan berkembangnya ukhuwah islamiyah dalam komunitas umat, maka akan menjadi kokoh, dan tidak mudah 20 | Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014

Kedua, saling maaf memaafkan terhadap berbagai kesalahan dan kekhilafan yang dilakukan oleh sesama manusia, yang pada dasarnya tidak ada seorang pun manusia yang terbebas dari perbuatan salah dan dosa. Silaturahim mengantarkan pada kebersihan hati dan kesucian jiwa, kualitas hidup semakin meningkat sehat tanpa dihalangi oleh sekat dendam dan kedzhaliman.

Wajhun munbasith, wajah yang selalu berseriseri, jika dipandang menyenangkan sehingga orang-orang senang bersahabat dengannya, dengan penuh keakraban dan kesalehan sosial. Lisanun Afif, lisannya terpelihara dari ucapan bohong, keji, porno, dan angkuh yang dapat menyakitkan hati orang lain. Walaupun dalam keadaan marah lidah tetap terkendali. Ia selalu jujur dan sopan dalam bertutur kata sehingga menyejukkan hati orang lain menjadi sahabat dalam suka dan duka. Yadun Mu’tiyatun, tangan yang suka memberi dan menolong orang lain, tidak kikir, pelit, karena kikir dan pelit dapat menutup pintu keberkahan. Qolbun Rahim, hati yang penuh kasih sayang suka memberi maaf kepada sesama, bukan hati yang sadis dan pendendam, tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, bukan pula hati yang angkuh dan sombong tidak mau meminta maaf kepada orang lain, mulanya memang berat memelihara hati yang penuh kasih sayang ini, namun kebahagiaan akan dirasakan sepanjang hayat.


PROFIL

Alhamdulillah ...

Jakarta Islamic Centre (JIC) Telah disetujui Perdanya Jakarta Islamic Centre atau JIC merupakan lembaga yang menaungi masjid dengan segala fungsinya. Adapun fungsi utama JIC adalah sebagai pusat aktifitas keagamaan dan pusat pengkajian Islam. Ke depan JIC diharapkan mampu menjadi salah satu simpul pusat peradaban Islam di Indonesia dan Asia Tenggara yang merupakan wilayah konsentrasi baru kebangkitan Islam di dunia. JIC yang berlokasi di ibukota negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar diharapkan dapat menunjukkan peran strategisnya sebagai pusat pembaruan menuju tata nilai kehidupan yang lebih islami. Bekas Lokres JIC berdiri di atas lahan seluas 109.435 m2 di bekas Lokasi Resosialisasi (Lokres) Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Adanya desakan yang tidak henti-hentinya dari ulama dan masyarakat agar Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak ditutup, akhirnya terbit SK Gubernur DKI Jakarta No. 495/1998 tentang penutupan panti sosial tersebut selambat-lambatnya akhir Desember 1999. Setelah resmi ditutup dan lahannya dibebaskan olehPemprov DKI Jakarta, maka banyak muncul gagasan terkait dengan pembangunan lokasi tersebut. Ada yang mengusulkan pembangunan pusat perdagangan (mall), perkantoran dan lain sebagainya. Namun Gubernur H. Sutiyoso waktu itu memiliki ide lain yaitu membangun Islamic Centre. Sebuah ide yang cemerlang yang menyatukan kelompok-kelompok lain yang awalnya berbeda-beda. Pada tahun 2001 Gubernur Sutiyoso melakukan sebuah Forum Curah Gagasan dengan seluruh elemen masyarakat untuk mengetahui sejauhmana dukungan

masyarakat terhadap sebuah perubahan yang telah dicanangkan. Ternyata 24 Mei 2001 dukungan itu semakin menguat. Gagasan untuk membangun Jakarta Islamic Centre (JIC) Simpul Peradaban Islam Cita-cita JIC tak hanya berhenti pada sebuah masjid saja, melainkan lebih dari itu, yakni JIC diharapkan menjadi salah satu simpul pusat peradaban Islam di Indonesia dan Asia Tenggara yang menjadi simbol kebangkitan Islam di Asia dan Dunia. Ciri peradaban yang dimaksud adalah dengan adanya kelengkapan fasilitasi fungsi-fungsi kemakmuran masjid yang terdiri dari fungsi peribadatan, fungsi kediklatan dan fungsi pedagangan/bisnis. Untuk menggapai cita-cita menjadi salah satu simpul pusat peradaban Islam, JIC menjalankan fungsi utama berupa takmir masjid, Pendidikan dan latihan, Sosial budaya, Informasi dan komunikasi serta Pengembangan bisnis. Fungsi takmir masjid antara lain: mewujudkan kedisiplinan ibadah shalat dengan tertib (waktu, rukun shalat, shaf, bacaan imam), peningkatan kualitas penghayatan ibadah dalam kehidupan sehari-hari, membentuk masyarakat Islami yang Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014 | 21


terjangkau dan kesempatan memperoleh akses ke bursa kerja Fungsi Sosial Budaya, antara lain: mengembangkan keshalehan pribadi menjadi keshalehan sosial; Menanamkan nuansa keindahan dalam masyarakat Islam; melestarikan dan mengembangkan tradisi dan budaya Islam lokal dan Nusantara terkait dan menyatu dengan masjid (masjid sebagai sentrum pembinaan umat). Fungsi Pendidikan dan Latihan, antara lain: mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam perkembangan teknologi mutakhir pada berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan secara efektif, membentuk masyarakat muslim yang cerdas melalui penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan terpadu, menyelenggarakan pendidikan non formal terpadu berbasis teknologi dengan biaya

Fungsi Informasi dan Komunikasi, antara lain: penyediaan data dan informasi keislaman; penyelenggaraan perpustakaan Islam spesifik peradaban; menerbitkan karya-karya pemikiran, gerakan dan aksi yang dilakukan JIC baik dalam bentuk media cetak maupun media elektronik; mengembangkan sistem informasi manajemen terintegrasi di lingkungan JIC dan sistem informasi keumatan, terutama yang terkait dengan pengembangan jama’ah. Kini Ketua JIS dipercayakan kepada Drs. KH. A. Shodri

MENOLAK FAHAM RADIKALISME DAN ISIS ISTIQOMAH DALAM MEMPERTAHANKAN NKRI Deklarasi ISIS dikemukakan juru bicaranya Syaikh Abu Muhammad Addanani Asy Syami pada 29 Juni 2014. ISIS mempunyai wilayah Irak dan wilayah Syam dengan mengangkat Syaikh Ibrahim bin Awad Al Husaini Al Bagdadi atau yang dikenal dengan Abu Bakar Albagdadi sebagai Khalifah.

luar wilayah Irak dan Suriah yang menjadi basis utama pergerakan.

Misi Al Bagdadi ialah memperluas wilayah ISIS dari mulai kota Allepo di Suriah sampai Propinsi Yala, di Iraq Timur dengan tujuan ingin mendirikan kekhalifahan. Kabar deklarasi ISIS ini ramai diperbincangkan.

Di tanah air, dilaporkan beberapa warga negara Indonesia telah bergabung dengan kelompok radikal yang kerap menyebar teror ini. Hal tersebut menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia, bahkan Presiden SBY menyerukan agar menolak dan mencegah penyebaran ISIS di tanah air melalui berbagai pintu manapun, NKRI merupakan harga mati yang harus dipertahankan secara terus menerus sampai kapanpun.

Karena aksi teror dan milisi mereka menjadi bagian dari perjuangannya, mereka memiliki 15.000 pejuang dan diantaranya berasal dari

Sidang Pleno, KODI, FKID-FMLDPI DKI Jakarta (Direktur III BNPT)

22 | Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014


REVIEW BUKU Tentang sejarah Syi`ah dikemukakan bagaimana latar belakang pertumbuhan dan perkembangan Syi`ah sampai sekarang. Kemudian yang terkait dengan dengan Ayi`ah Imamiyyah atau Itsna Asyariyyah atau Rafidhah yang mengatasnamakan mazhab Ja`fariyah dan mazhab Ahlul Bait (versi mereka), sebagaimana yang ada di Indonesia. Lalu tentang penyimpangan Syi`ah dijelaskan apa saja yang dinilai oleh MUI menyimpang dan menyalahi akidah dan syariah berdasarkan dalil naqli (Al-Qur`an dan hadits), pandangan jumhur Ulama dan kriteria yang telah ditetapkan oleh Rakernas MUI dan semua keputusan fatwa, rekomendasi dan hasil-hasil Munas Ulama dan ijtima ulama komisi fatwa MUI.

Judul Buku : Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi`ah di Indonesia Penulis : Tim MUI Pusat Penerbit : Gema Insani Cetakan : Ke 2 Nopember 2013 Buku ini merupakan panduan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang tidak diperjualbelikan dan dapat diunduh secara gratis. Buku ini merupakan upaya dari MUI untuk menjalankan fungsi dan tujuannya untuk mengayomi dan menjaga akidah umat Islam dari segala bentuk penyelewengan dan penyimpangan. Selain itu juga sebagai silaturrahim yang menggalang ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhwuwah insaniyah. Secara garis besar buku memuat tentang sejarah syi`ah, penyimpangan syi`ah, pergerakan dan metode penyebaran Syi`ah di Indonesia dan sikap MUI terhadap Syi`ah.

Point penting buku ini adalah teridentifikasinya beberapa penyimpangan Faham Syi`ah dan sekaligus bertentangan dengan paham Ahlus Sunnah Waljamaah. Beberapa penyimpangan tersebut antara lain; menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh Ahlul Bait. Memandang imam itu maksum (terbebas dari segala dosa), tidak mengakui ijma` tanpa Imam, memandang bahwa menegakkan kepemimpinan (pemerintahan) adalah termasuk rukun agama, tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman. Adanya beberapa perbedaan pokok antara Syi`ah dan Ahlus Sunnah wal Jamaah itulah yang mendasari MUI untuk menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfahan Ahlus Sunnah wal Jamaah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya paham yang didasarkan atas ajaran Syi`ah tersebut. Selain itu kepada seluruh umat Islam di Indonesia harus senantiasa bergandengan tangan , harus selalu menjaga dan mengingatkan saudara seiman untuk menjaga akidah Islam dan melawan segala bentuk penyelewengan akidah yang mengatasnamakan Islam. Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014 | 23


REVIEW BUKU

Judul buku : Bismillah Aku Menikah Penulis : Leonardo al-Ghazy Penerbit : WAFA PRESS

Ragu untuk memasuki mahligai pernikahan, mungkin pernah dirasakan hampir semua orang yang mengalami masa muda. Merasa belum siap, belum mampu, belum ada kriteria yang cocok dan merasa kurang pede. Yang paling parah, menunda nikah sekedar ingin menikmati masa lajangnya. Memang tidak baik tergesa-gesa, lalu mengabaikan persiapan yang semestinya. Namun kekhawatiran yang berlebihan, atau menanti calon yang seratus persen ideal, persis sesuai keinginan, adalah mustahil. Karena ia sendiri juga bukan manusia sempurna, atau sosok yang ideal seratus persen bagi calon pasangannya. Justru, setelah menikah, harapanharapan itu bisa disatukan dan tidak mustahil keduanya mampu mewujudkan idealismenya seratus persen. Yang seperti itu hanya bisa diwujudkan dengan arahan dan petunjuk Islam. Bukan dengan pacaran dan nikah coba-coba yang telah terbukti kegagalannya. Seperti yang dialami sebagian besar selebriti yang biasanya mempopulerkan budaya pacaran melalui filmnya. Ingin menikah? Jangan berani coba-coba, kecuali mencoba resep syar’i seperti yang dipaparkan dalam buku ini. Setelah itu, bismillah, beranikan diri untuk menikah!

Mutiara Doa “Ya Allah, Tuhan kami terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau maha mendengar dan Mengetahui, dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau penerima taubat lagi Maha Penyayang,” “Ya Allah , kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi.” “Ya Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari sesuatu yang aku tidak mengetahui hakekatnya, dan sekiranya tidak Engkau ampuni dan belas kasih niscaya aku termasuk orang - orang yang merugi,” “Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, menyia-nyiakan usia dan dari sifat kikir. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah kehidupan serta kematian.”

24 | Gema Dakwah Edisi 1 ● September 2014


WISATA

Taman Waduk Pluit dan Menjaga Alam Ciptaan Allah SWT Allah SWT menciptakan alam semesta ini untuk manusia. Karena itu manusia harus menjaganya agar tercipta kehidupan yang harmonis antara alam dan manusia. Waduk Pluit yang dulunya kumuh dan kotor, kini telah berubah menjadi indah dan asri dengan hadirnya Taman Waduk Pluit. Kini menjadi tugas kita semua untuk menjaganya. Sejak dimulai program normalisasi Waduk Pluit pada pertengahan 2013 lalu, pembuatan taman merupakan salah satu prioritas, selain pengerukan waduk. Pembuatan taman dan pengerukan waduk langsung dimulai begitu warga meninggalkan tempat tinggalnya yang berada di bantaran waduk. Tapi dari sekitar 20 hektar lahan yang ditempati warga, baru sekitar 10 hektar yang berhasil dibebaskan yang lokasinya berada di sisi barat waduk. Tersisa 10 hektar lagi masih dihuni warga yang berada di sisi utara dan timur waduk. Normalisasi Waduk Pluit sendiri merupakan salah satu bagian dari 20 unggulan program Pemprov DKI Jakarta. Normalisasi Waduk Pluit masuk dalam program penataan pembangunan situ, waduk, dan tanggul pengaman pantai.

Termasuk di dalamnya juga pembangunan embung, pembebasan lahan dan pembangunan waduk, serta pembangunan tanggul pengaman di pantai utara Jakarta. Sebagai bagian dari sekitar 40 situ atau waduk yang ada di DKI Jakarta, Waduk Pluit termasuk waduk terbesar di Jakarta Utara, bahkan di wilayah DKI Jakarta. Waduk Pluit berlokasi di Jl. Pluit Selatan Raya atau di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Sebagaimana fungsi waduk yang ada di DKI Jakarta, Waduk Pluit berfungsi sebagai tangkapan air guna mengendalikan limpahan air hujan dan kiriman banjir dari wilayah hulu. Selain itu, juga berfungsi untuk penyediaan air bersih. Karena berlokasi di wilayah Penjaringan Jakarta Utara, maka Waduk Pluit berfungsi

Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014 | 25


untuk mengendalikan banjir di wilayah Pluit, Penjaringan, Muara Baru, Pejagalan dan sekitarnya. Upaya menormalisasi Waduk Pluit dilakukan Pemprov DKI Jakarta, selain sebagai salah satu cara untuk meminimalisir banjir di ibu kota, juga untuk mengembalikan fungsi waduk sebagai tempat penampungan air. Banjir besar yang melanda ibukota beberapa waktu lalu yang menjadi dasar untuk menormalisasi Waduk Pluit ini. Karena waktu itu Waduk Pluit tidak mampu menampung banyaknya debit air yang masuk ke waduk, baik yang berasal dari hujan maupun limpahan dari hulu. Taman Modern

Taman Kota Waduk Pluit didesain menyerupai taman modern yang memiliki fasilitas lengkap. Mirip Taman Ayodya Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang menyediakan fasilitas untuk interaksi warga. Namun Taman Kota Waduk Pluit lebih lengkap lagi karena adanya penambahan fasilitas lapangan olahraga Futsal, Sepakbola dan Basket. Sementara itu di Taman Ayodya hanya tersedia jogging track tanpa adanya lapangan olahraga. Lapangan olahraga Futsal tersedia dua lapangan yang berada di ujung selatan dengan ukuran standar. Sementara itu lapangan Sepakbola 26 | Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014

berukuran mini dengan ukuran 80 meter x 60 meter. Lapangan sepakbola ini dilengkapi pagar di sekeliling serta bangku penonton yang berkapasitas 100 orang. Lapangan basket ukuran standar tersedia satu lapangan yang berada di tengah-tengah taman. Baik lapangan Futsal, Sepakbola dan Basket ini dapat dipakai oleh pengunjung secara bebas. Satu lagi yang terkait dengan olahraga adalah adanya olahraga air atau perahu dayung. Olahraga air memanfaatkan air Waduk Pluit yang telah selesai dikeruk dan memiliki kedalaman hingga sekitar 10 meter. Selain itu juga menunggu selesainya pembersihan enceng gondok yang menutup sebagian besar air waduk. Untuk rencana ini, kini telah dibangun dermaga kecil untuk turun dan naik ke waduk. Dermaga ini berada persis di depan area plaza Taman Waduk Pluit.


Sebagaimana taman pada umumnya, Taman Kota Waduk Pluit memiliki aneka jenis pohon penghijauan yang beragam, termasuk juga beberapa jenis pohon langka yang didatangkan dari luar daerah. Pohon-pohon tersebut sengaja ditanam dalam keadaan sudah besar dan tinggi untuk membuat teduh Taman Kota Waduk Pluit. Ada banyak jenis pohon langka ditanam di Taman Waduk pluit, antara lain; anggur laut (Coccoloba uvifera), kalpataru/keben (Barringtonia asiatica), trembesi (Samanea saman), ficus daun kecil (Ficus lyrata), pohon jati (Tectona Grandis), pohon palem, kelapa sawit, bambu dan lainnya. Bahkan ada juga tanaman buah-buahan, yakni buah jambu jamaika dari berbagai jenis. Bagi pengunjung yang ingin duduk-duduk santai, tersedia bangku kayu yang bentuknya sama dengan bangku-bangku yang ada di sepanjang Jl. Sudirman-Thamrin. Bangku-bangku sengaja ditempatkan di dekat bawah pohon yang

rindang agar membuat teduh pengunjung. Sedangkan bagi mareka yang suka olahraga jogging juga tersedia track yang memanjang dari ujung utara ke ujung selatan. Taman Kota Waduk Pluit juga dilengkapi dengan kios mini atau City Kiosk persembahan dari Jakarta Propertindo. Kios ini disediakan untuk pedagang makanan dan minuman ringan bagi kebutuhan pengunjung. Tersedia juga Green Kiosk yang menggunakan teknologi solar cell atau system teknologi yang memanfaatkan sinar matahari menjadi tenaga listrik. Green Kiosk didesain sustainable yang memperhatikan seluruh aspek desain, mulai perancangan, eksekusi pemilihan material, pencetakan dan pendaurulangan setelah suatu produk dipakai. Kini setiap sore Taman Waduk Pluit ramai didatangi pengunjung. Terutama Sabtu dan Minggu pengunjung maikn banyak. Untuk mencapai ke Taman Waduk Pluit cukup mudah karena tersedia angkutan Busway hingga Waduk Pluit. Selamat berkunjung!

Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014 | 27


DAKWAH NABI

Berdakwah Bersama Nabi Muhammad SAW Dakwah Rasulullah SAW dalam menyampaikan pesan Allah SWT dibagi dalam beberapa periode. Masing-masing periode memiliki ciri yang berbeda. Setelah Rasululloh wafat, dakwah dilanjutkan oleh Kholafaur Rasyidin. Adapun periode tersebut adalah sebagai berikut : Periode Makkah Pada periode ini terdapat beberapa ciri khusus, antara lain: Dakwah dilakukan secara sembunyi- sembunyi pada kalangan terbatas karena jumlahnya masih sedikit. Dilanjutkan kemudian secara terang-terangan, sehingga semakin meningkat jumlahnya. Makin meningkatnya dakwah pada periode ini, memunculkan sifat permusuhan dan ancaman, bahkan banyak yang tidak tahan atas ancaman tersebut sebagai penderitaan Periode Madinah Dakwah pada periode ini ditandai dengan pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan suku Khazraj, Yatsrib di Aqabah Mina. Ada enam orang delegasi yang bertemu dengan Rasulullah SAW. Pertemuan ini dilatarbelakangi danya permusuhan suku Khazraj dengan Aus. Rasulullah perlu datang segera untuk merelai permusuhan tersebut. Pada pertamuan kedua ini diwakili

oleh 12 orang. Pertemuan berikutnya bertempat di Bait yang disebut sebagai Baiatul Aqabah. Baiat ini dinyatakan sebagai fondasi bangunan Negara Islam. Hal ini bertepatan dengan momentum hijrah Nabi bersama para sahabat ke Yatsrib yang kemudian berubah nama menjadi Madinah. Selanjutnya di Madinah dihuni oleh komunitas, Muhajirin dan Anshor. Anshor penduduk asli Madinah terdiri dari berbagai suku, yakni; Yahudi, Majusi, Nasrani, Islam dan orang Islam yang menyertai Nabi. Piagam Madinah Ada 47 butir dari Piagam Madinah yang intinya adalah: semua pemeluk Islam yang berasal dari berbagai suku merupakan satu komunitas; hubungan sesama komunitas Islam dan antara anggota komunitas Islam dengan anggota komunitas-komunitas lainnya. Hubungan komunitas ini didasarkan pada prinsip: Bertetangga baik, saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, membela yang teraniaya, saling menasehati, dan menghormati kebebasan beragama. Patut dicatat bahwa Piagam Madinah oleh banyak pakar politik sebagai konstitusi Negara Islam, tapi tidak menyebut Islam sebagai agama Negara.

Islam Mengenal Sistem Kekuasaan Politik Negara Kesatuan Pada awalnya Islam mengenal system kekuaasaan politik Negara kesatuan, yaitu kekuasaan di bawah Rasulullah SAW. Selanjutnya berkembang menjadi satu system kekuasaan khilafah atau kekhalifahan. Dalam system ini , negara dipisahkan dalam 3 kelompok : - Darussalam, yaitu negara Islam dengan berlakunya syariat Islam - Darul Harb, yaitu Negara non Islam yang kehadirannya mengancam Negara Islam dan bermusuhan dengan warga yang beragama 28 | Gema Dakwah Edisi 1 â—? September 2014

Islam - Dar Ashul, yaitu Negara non Islam selalu menjaga persahabatan dengan warga Negara beragama Islam Bagi faham Sunni, antara Darussalam dan Dar Ashul harus saling menjaga kedaulatannya, menghormati , kerjasama dan hidup bertetangga secara damai. Perang hanyalah untuk mempertahankan diri sebagai tindakan balasan, bukan pencetus perang yang lazim disebut Jihad (Munawir Syazali)




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.