11 minute read

Barca v Bayern01/05/2013

Waspada/Ali Amran/B WARGA membantu memadamkan api yang membakar enam rumah di Kute Suka Maju Kute Tengah, Kecamatan Lawe Sigalagala, Aceh Tenggara, Rabu (12/8) sekira pukul 15:00.

Suksesi Ketua Golkar Agara Sengit

Advertisement

KUTACANE (Waspada): Suksesi ketua DPD II Partai Golkar Aceh Tenggara yang kini dijabat mantan bupati dua periode Hasanuddin B kian sengit, menyusul semakin dekatnya musyawarah daerah (Musda).

Informasi diterima Waspada dari beberapa sumber, Kamis (13/8) menyebutkan, beberapa minggu sebelumnya santer disebutkan dua nama kandidat ketua DPD II yang bakal bersaing ketat, yakni M Salim Fakhri dan Ketua DPRK Agara saat ini Deny Febrian Roza, ditambah beberapa nama kader partai beringin lainnya.

Deny Febrian Roza yang juga menantu Ketua DPD II Partai Golkar Agara Hasanuddin B yang akrab disapa Sanu tersebut, diperikarakan bakal mendapat dukungan kuat dari kader partai yang menjadi ketua pengurus kecamatan.

Pasalnya, lebih dari setengah ketua pengurus partai kecamatan di 16 wilayah merupakan orang lama dan sangat setia kepada Sanu, dan hanya beberapa orang pengurus partai kecamatan mendukung M Salim Fakhri.

Bahkan, ujar sumber Waspada lainnya, jika langkah Ketua DPRK Agara itu terganjal di Musda 18 Agustus mendatang, telah mempersiapkan beberapa strategi agar tampuk kekuasaan tidak lepas dari kubunya.

Langkah diambil tersebut, diantaranya mengusulkan nama dan menguatkan dukungan pada sosok tokoh muda Partai Golkar dari daerah pemilihan 5, yakni Samsuariadi, peraih suara terbanyak kedua dari Partai Golkar pada pemilu legislatif lalu.

Keyakinan memenangkan pertarungan menjadi ketua DPD II Partai Golkar Aceh Tenggara dari kubu Deni Febrian Roza tersebut, karena banyaknya pengurus partai masih loyal pada ketua Golkar saat ini, mulai dari ketua Partai Golkar Kecamatan Darul Hasanah, Ketambe, Bambel, Lawe Sumur, Lawe Bulan, Lawe Alas dan kecamatan lainnya.

Kendati dilihat dari komposisi kepengurusan di tingkat kecamatan peluang Deni Febrian Roza lebih besar, namun kepiawaian M Salim Fakhri sebagai dedengkot Golkar dalam memainkan politik di Bumi Sepakat Segenep, patut diperhitungkan dan diwaspadai, menyusul kesuksesannya meraih posisi dan mengambil peran strategis di Partai Golkar maupun di Aceh Tenggara.

Terkait suhu politik Golkar menjelang Musda, 18 Agustus, Salim Fakhri kepada Waspada, Kamis (13/8) mengatakan, hal biasa dan lumrah tejadi. Bahkan Ia menanggapi dingin terkait

Ruang Pinire RSUTP Abdya Diresmikan

BLANGPIDIE (Waspada): Pemkab Aceh Barat Daya meresmikan penggunaan ruang isolasi Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging (Pinere) di Rumah Sakit Umum Tengku Peukan (RSUTP) Abdya, Kamis (13/8).

Peresmian penggunaan ruang Pinere itu ditandai pemotongan pita oleh Wakil Bupati Abdya Muslizar MT, didampingi Sekda Drs Thamrin, Direktur RSUTP dr Ismail Muhammad, SpB, Kepala Dinas Kesehatan Safliati, SST M.Kes, Kepala BPBK Amiruddin, serta unsur terkait lainnya.

Wabup Muslizar MT menyebutkan, penyiapan ruang Pinere untuk pasien Covid-19 tanpa gejala yang dilakukan RSUTP Abdya merupakan langkah tepat dan cepat yang patut diapresiasi. “Langkah itu merupakan bentuk keseriusan pihak rumah sakit menekan angka penularan Covid-19 di Abdya,” ujarnya.

Wabup berharap, jika ada masyarakat dinyatakan positif Covid-19 tanpa gejala, bersedia diisolasi dan dirawat di ruang tersebut. “Dengan fasilitas penunjang yang telah disiapkan, diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama bagi yang positif Covid-19.”

Sekda Abdya Drs Thamrin menambahkan, peresmian ruang Pinere menindaklanjuti hasil pertemuan dengan Sekda Aceh dr Taqwallah, M.Kes, beberapa waktu lalu. Berdasarkan hasil pertemuan itu, seluruh rumah sakit diwajibkan memiliki ruang pinere.(b21/C) isu bakal bergabung dan menguatnya kubu Deni Febrian Roza mematahkan peluangnya menjadi ketua DPD II Partai Golkar Aceh Tenggara. “Itulah demokrasi,” ujar anggota DPR RI dari Komisi IV tersebut.

Namun, Ia mengaku bangga munculnya banyak nama kandidat pimpinan DPD II Partai Golkar Aceh Tenggara, karena hal itu membuktikan kader Golkar berkualitas dan merakyat, serta tidak bertumpu pada ketokohan perorangan. “Siapa pun nantinya terpilih, merupakan kader terbaik yang pantas didukung,” ujarnya.

Kamalul Ketua DPD II Golkar Aceh Selatan Sementara itu, Kamalul terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Kabupaten Aceh Selatan periode 2020-2025 dalam Musda XI, Rabu (12/8)

Ketua pelaksana Musda, Masri Affandi kepada Waspada, Kamis (13/8) mengatakan, Kamalul terpilih secara aklamasi, dan Musda berjalan lancar dan tertib diikuti DPD I Aceh, DPD II Aceh Selatan, 18 Pengurus Kecamatan (PK) serta sayap dan ormas partai.

Kamalul selaku ketua DPD II Partai Golkar Aceh Selatan terpilih mengatakan, pemindahan estafet kepemimpinan partai beringin kepadanya bukanlah kemenangannya secara pribadi.

“Ini kemenangan kader Golkar dan untuk masyarakat Aceh Selatan. Saya juga ucapkan terima kasih kepada PK, Ormas dan OKP yang telah mempercayai saya,” ucapnya.(b16/cfai)

Sat Lantas Dan Dishub Bireuen Tertibkan Odong-odong

BIREUEN (Waspada): Pengemudi odong-odong yang masih beroperasi dalam Kota Bireuen diberi peringatan terakhir oleh Sat Lantas Polres Bireuen dan Dinas Perhubungan.

“Akan ditilang jika tidak memiliki kelengkapan surat, termasuk izin laik jalan serta perubahan bentuk asli kendaraan tersebut,” kata Kasat Lantas AKP Widya Rachmat Jayadi didampingi Kabid Lalulintas Dishub Bireuen Syafriadi kepada wartawan, Selasa (11/8) malam.

Kasat Lantas dalam operas itu, menyampaikan pengarahan bagi empat sopir mobil odong-odong yang saat itu menunggu calon penumpang di ruas jalan sekitar Subdenpom Bireuen.

Namun Ia mengatakan, odong-odong masih dibenarkan beroperasi di ruas jalan desa seputaran Bireuen. “Jika beroperasi di kawasan Kota Bireuen ditilang,” katanya lagi. Sementara, Kabid Lalulintas Dishub Syafriadi mengatakan, para sopir odong-odong sudah pernah dipanggil untuk pemberitahuan larangan mengoperasikan odong-odong di jalan kawasan kota Bireuen.(cb01)

Berkah Buruh Angkut Abdya Di Musim Panen

PANDEMI Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) yang mewabahi seluruh belahan dunia, bukan sebuah hambatan bagi manusia dalam mengais rezeki. Tidak terkecuali buruh angkut padi di wilayah ‘Nanggroe Breuh Sigupai’ Aceh Barat Daya (Abdya).

Bila musim panen tiba, menjadi berkah bagi para pekerja yang mengandalkan kekuatan otot itu. Dimana saat musim panen, penghasilan didapat mereka berkali lipat jika dibandingkan penghasilan seharisehari di luar musim panen.

Bagi pemilik sawah yang berlokasi jauh dari jalan lintas penduduk, sangat mengandalkan tenaga para buruh angkut. “Jika tidak ada buruh angkut, hasil panen kita tidak bisa kita bawa pulang dari tengah sawah,” ungkap Khairunnas, seorang pemilik sawah di Desa Ladang Tuha II, Kecamatan Lembah Sabil.

Pemilik sawah lainnya, Bukhari mengatakan, tenaga buruh angkut sangat diperlukan untuk mengangkut hasil panen dari tengah sawah ke lokasi yang bisa dilalui mobil atau beca barang. Ia mengaku, jarak sawah miliknya dengan jalan sekira 900 meter. “Ongkosnya tergantung kesepakatan, yang dekat agak murah. Kian jauh, ongkosnya kian mahal,” sebutnya.

Biasanya, tambah Bukhari, paling jauh letak areal persawahan dengan jalan sekira 1 kilometer, ongkos angkut dipungut para buruh angkut berkisar Rp15 ribu per goni (isi sekira 50 kilogram). “Rata-rata Rp15 ribu, ada juga yang Rp13 ribu, tapi agak dekat,” katanya.

Dilain pihak, Dayat, pemilik sawah lainnya mengharapkan

pemerintah, dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pangan Abdya dapat membangun jalan pertanian di areal persawahan wilayah itu, agar memudahkan petani mengangkut hasil panen.

“Luas lahan di daerah ini seratusan hektare lebih. Jika ada jalan, kita mudah mengangkut hasil panen. Hal ini kita rasakan sudah dari jaman dahulu, susah sekali. Makanya kita sangat mengharapkan di tempat ini segera dibangun jalan pertanian,” harapnya.

Dokaha, seorang buruh angkut di Lembah Sabil mengatakan, musim panen merupakan berkah bagi kelompoknya (kelompok buruh angkut), memperoleh rezeki. “Dalam setahun ada dua kali musim panen. Artinya, dalam setahun kami memperoleh berkah dua kali,” ujarnya saat beristirahat sejenak, mengangkut padi.

Mengapa dikatakan berkah ? Menurut Johan, buruh angkut lainnya, penghasilan yang didapatnya dan kawan-kawan di musim panen padi berlipat ganda, bisa empat kali lipat lebih dibandingkan penghasilan sehari-hari diluar musim panen padi.

“Kelompok kami ada 20 orang, rata-rata penghasilan kami per hari di musim panen padi sekira Rp450 ribu per orang. Kalau di luar musim panen, penghasilan kami kurang dari Rp100 ribu per hari,” jelasnya.

Samsul, buruh angkut paling tua diantara 19 rekannya yang lain menambahkan, di luar musim panen padi, ia dan rekanrekannya bekerja serabutan. Ada kerja kuli bangunan, tukang beca, kernek truk, juga buruh tani. Makanya penghasilan didapat juga jauh dari cukup untuk menafkahi keluarga.

“Jika pemilik sawah gagal panen, kami sedih juga. Karena dengan sendirinya kami juga tidak ketularan berkah,” sebutnya, sambil bersiap melanjutnya pekerjaan angkut padi dari tengah sawah.

Pertanyaannya, manakah yang harus diutamakan, antara keluhan dan harapan petani untuk pembangunan jalan guna memudahkan mengangkut hasil pertanian, dengan raupan berkah masyarakat kelas bawah yang senantiasa menunggu tibanya musim panen dalam memperoleh rezeki lebih ?

Jika jalan pertanian tidak dibangun, para petani yang memiliki lahan di lokasi itu, selalu kesulitan mengangkut hasil panen dan terpaksa menggunakan jasa buruh angkut. Sebaliknya, jika jalan dibangun, maka petani pemilik lahan diuntungkan. Akan tetapi, berkah lebih didapat para buruh angkut dua kali dalam setahun akan hilang, karena petani sudah mudah mengangkut hasil panen dari sawah menggunakan kenderaan. Syafrizal

Enam Rumah Terbakar Di Agara

KUTACANE (Waspada): Enam rumah rata dengan tanah, dan satu rumah lainnya terpaksa dirusak menghindari meluasnya kobaran api, ketika kebakaran terjadi di Suka Maju Kute Tanah Baru, Kecamatan Lawe Sigalagala, Aceh Tenggara, Rabu (12/8) sore.

Beberapa saksi mata mengatakan, kebakaran terjadi sekira pukul 15:00, membuat warga Lawe Sigalagala tersentak.

Disebutkan, dari arah gang di Kute Tanah terdengar teriakan minta tolong, seraya menyebutkan kebakaran disertai munculnya asap tebal. Teriakan itu membuat warga sekitar menuju lokasi kebakaran.

Warga berupaya memadamkan api menggunakan peralatan sederhana, namun api tak bisa dipadamkan. Bahkan kedatangan mobil pemadam kebakaran tak bisa membantu memadamkan jilatan api. “Air mobil pemadam kebakaran sempat macet, bahkan pancaran air yang keluar dari slang mobil Damkar hanya mampu membasahi jalan dan mobil damkar saja,” kata warga.

Pantauan Waspada di lokasi kebakaran, kehadiran mobil Damkar tak banyak membantu. Kerja keras warga membuat kobaran api bisa dipadamkan.

Camat Lawe Sigalagala Rahmadani kepada Waspada, Kamis (13/8) mengatakan, rumah warga yang terbakar milik Munthe, Hablet Manalu, Marlen Sinaga, Mulia Siburian, Andi Siregar, Sinaga dan satu rumah warga yang dirusak milik boru Sihombing. Bantu korban

Sementara, Pemkab Aceh Tenggara melalui Kadis Sosial Sadli Desky, Rabu (12/8) sore menyerahkan bantuan masa panik kepada para korban kebakaran. Bantuan diberikan, yakni beras, minyak goreng, sarden dan perlengakapan alat mandi.

“Bantuan ini jumlahnya memang tidak seberapa, namun kami berharap bantuan ini bisa meringankan beban para korban,” ujar Sadli.(b16/C)

4 Tersangka Perdagangan Kulit Satwa Liar Diserahkan Ke Jaksa

IDI (Waspada): Setelah merampungkan berkas pemeriksaan terhadap empat tersangka kasus perdagangan kulita satwa liar dilindungi, penyidik Tindak Pidana Tertentu Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Aceh akhirnya menyerahkan tersangka dan barang bukti ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Timur di Idi.

Empat tersangka, yakni ADB, 47, dan MR, 43, warga Kabupaten Aceh Timur. Kemudian SS, 44, dan MDS, 49, warga Kabupaten Gayo Lues. Bersama tersangka, penyidik juga menyerahkan barang bukti berupa kulit, tulang dan taring harimau sumatera serta kuku beruang madu.

“Berkas perkara kasus perdagangan kulit harimau, tulang belulang harimau dan kuku beruang madu sudah masuk tahap dua. Bahkan ke empat tersangka bersama sejumlah barang bukti sudah diserahkan ke kita,” kata Kepala Kejaksaan Negeri Aceh Timur Abun Hasbulloh Syambas, SH, MH, melalui Kasi Pidana Umum Ivan Najjar Alavi, SH kepada Waspada, Kamis (13/8).

Ke empat pelaku dikenakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.

“Saat ini ke empat tersangka yang diserahkan penyidik Polda Aceh itu sudah dititipkan ke sel tahanan Polres Aceh Timur, dan dalam waktu tidak lama akan kita limpahkan ke PN Idi,” kata Ivan.

Ia menambahkan, barang bukti diserahkan ke penyidik Kejari Aceh Timur, rinciannya kulit harimau sumatera, empat taring harimau Sumatera, tulang belulang harimau, empat taring beruang madu dan 20 biji kuku beruang madu. Pengungkapan

Dalam berkas pemeriksaan perkara perdagangan kulit, taring dan tulang belulang harimau itu dijelaskan, kejadian berawal dari penangkapan empat tersangka bersama barang bukti di depan SPBU Lhok Nibong, Kec. Pante Bidari, Aceh Timur, Rabu (17/6).

Ketika itu, seluruh kulit, tulang dan taring harimau sumatera dan kuku beruang madu rencananya akan dijual ke salah seorang pembeli yang telah memesan. Namun sesaat sebelum dilakukan transaksi, ke empat tersangka ditangkap petugas kepolisian dan diamankan ke Polda Aceh.

Berdasarkan pengakuan tersangka dalam berkas pemeriksaan, ADB dan MDS mengambil kulit harimau, taring dan tulang ke salah satu tempat di Langkahan, Aceh Utara, Selasa (16/7). Setelah memberikan uang muka Rp5 juta, ADB dan MDS menuju Aceh Timur. Kulit harimau dan barang bukti lainnya tiba SPBU Lhok Nibong, Kec. Pante Bidari sekira pukul 01:00.

Tidak lama SDB, MDS, RMK dan SS tiba di SPBU Lhoknibong, lalu disergap pihak kepolisian dari Polda Aceh. Setelah melakukan penangkapan dan pemeriksaan barang bukti, ke empat tersangka dibawa dan diamankan di Polda Aceh di Banda Aceh.(b11/B)

Waspada/M. Ishak/B PETUGAS Kejari Aceh Timur memperlihatkan barang bukti kulit, tulang dan taring harimau sumatera setelah selesai proses tahap II di Kantor Kejari Aceh Timur di Idi, Kamis (13/8).

RSUD SIM Nagan Raya Sediakan Gedung Pasien Covid-19

NAGAN RAYA (Waspada): Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Iskandar Muda (RSUDSIM) Nagan Raya menyediakan gedung khusus perawatan pasien positif Covid-19, di Ujong Fatihah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya, Kamis (13/8).

Saat penandatanganan batu prasasti dan pemotongan pita, Bupati Nagan HM Jamin Idham berharap gedung tersebut dimanfaatkan untuk mengisolasi dan merawat warga terpapar Covid-19, sehingga mencegah penularan kepada pasien lainnya.

Untuk diketahui, penyediaan ruang isolasi Covid-19 dilakukan berdasarkan surat edaran gubernur, dimana mewajibkan penyedian

kamar 10 persen dari jumlah kamar yang ada di masing-masing rumah sakit seluruh kabupaten/kota di Aceh. Sementara Direktur RSUD SIM Nagan Raya drg Doni Asrin mengatakan, penyediaan kamar tidur melebihi target yang seharusnya 10 persen dari kamar tersedia. “Di RSUD SIM ada 143 kamar, seharusnya menyediakan 14 kamar isolasi, tapi kami sediakan 16 kamar isolasi terdiri 5 bed dalam setiap kamarnya,” ujarnya. Ia menambahkan, apabila nantinya kasus Covid-19 sudah hilang, maka ruangan itu digunakan untuk penempatan pasien dengan penyakit menular.(b22) Sambut HUT RI, Taman Tugu Kota Juang Diperbaharui

BIREUEN (Waspada): Menyambut HUT RI ke-75 taman tugu Kota Juang di pusat Kota Bireuen diperbaharui oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rabu (12/8). “Untuk persiapan HUT RI ke-75, satu blok taman tugu Kota Juang ini kami tata, dan pagar di cat merah putih,” ujar Kadis LHK dan Kehutanan Drs Murdani melalui Kabid Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Pertamanan Said Faisal. Ia menjelaskan, penataan itu untuk menambah nuansa keindahan taman hijau, terutama di malam hari. Dibagian taman juga dipasang ornamen lampu yang disesuaikan dengan kondisi di lokasi.

Diharapkan dengan penataan itu memantik minat masyarakat Bireuen maupun pendatang singgah sejenak bersama keluarga di area tugu Kota Juang, sekalian berswafoto di tempat itu.

Kata Said Faisal, taman tugu saat pagi sering disinggahi warga yang berolahraga, dan malam hari banyak warga singgah menikmati taman. Untuk menjaga kebersihan taman, disiapkan petugas khusus dan mengimbau warga dapat menjaga fasilitas itu dengan baik.(cb01/B)

This article is from: