Dokumentasi Program
Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 2020-2021
www.waste4change.com
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R dan Bank Sampah Kab. Bogor 2020-2021 Dokumen Pembelajaran Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah di Kab. Bogor Copyright © 2021, Waste4Change 123 hlm, 17.6 cm x 25 cm
Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh PT Waste4Change Alam Indonesia, 2021 Alun-Alun Utara, Vida Bumipala Jl. Raya Bekasi, RT 02/ RW 01, Padurenan, Kec. Mustika Jaya Bekasi, Jawa Barat Indonesia 17156 Telp : +6221 29372308 Email : contact@waste4change.com Konten : Bilqis Rulista Al Zahra, Amira Rizky Nadhifa, Albert Magnus Dana Suherman, Noor Adrishya Aishvari, Muhamad Muharam Sanusi Editor : Bilqis Rulista Al Zahra, Nur Azizah Didukung oleh
Berkolaborasi dengan
Dow DLH Kabupaten Bogor
KSM TPS 3R Green Altari KSM Bank Sampah Ganesha Lestari KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi
Dilarang memperbanyak atau menggunakan tanpa seizin Waste4Change
Daftar Isi 01
Selayang Pandang Latar Belakang Tujuan Timeline Program
11
02
TPS 3R Green Altari Kelembagaan Teknis Operasional Peraturan Partisipasi Masyarakat Pembiayaan
23
03
Bank Sampah Ganesha Lestari Kelembagaan Teknis Operasional Peraturan Partisipasi Masyarakat Pembiayaan
49
04
Bank Sampah Lisan Bumi Kelembagaan Teknis Operasional Peraturan Partisipasi Masyarakat Pembiayaan
81
05
Penilaian Program Pengurangan Sampah ke TPA Peningkatan Daur Ulang
103
06
Lesson Learned Pembelajaran 5 Aspek Bunga Rampai Pendampingan Aditokoh
107
Glosarium Black Soldier Fly (BSF) Jenis serangga yang dinilai tepat mengolah sampah organik, dengan cara mengkonversi menjadi produk ramah lingkungan Tempat Pengelolaan Sampah 3R (TPS 3R) Tempat untuk dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang dan pendauran ulang skala kawasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan Kampung Ramah Lingkungan (KRL) Sebuah program lingkungan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Bogor menuju daerah yang bersih dan hijau. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sebuah program lingkungan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Bogor menuju daerah yang bersih dan hijau
Bogor Kabupatenku Green dan Clean (BKGC) Implementasi pengelolaan lingkungan pemukiman dan sekolah di Kabupaten Bogor menuju lingkungan yang sehat melalui budaya ramah lingkungan. Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) Arah kebijakan dan strategi dalam pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga tingkat daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota yang terpadu dan berkelanjutan. Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati untuk mengenang tragedi longsor sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, pada 21 Februari 2005 Multi Layer Packaging (MLP) Bahan multilayer atau komposit menggunakan teknologi inovatif yang bertujuan untuk memberikan sifat penghalang, kekuatan dan stabilitas penyimpanan untuk bahan makanan, bahan baru serta bahan berbahaya
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor
5
KATA PENGANTAR Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Partisipasi masyarakat merupakan aspek yang krusial untuk kesuksesan penerapan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Waste4Change percaya bahwa sampah adalah tanggung jawab semua orang, mulai dari pemerintah, sektor swasta, industri, konsumen – dan semua lapisan masyarakat. Penelitian kami telah membuktikan bahwa cara yang paling efisien untuk menerapkan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab adalah dengan mengedukasi orang-orang untuk bertanggung jawab terhadap sampah mereka dimulai dari lingkungan yang paling kecil: keluarga dan komunitas. TPS 3R merupakan konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat untuk mengelola sampah skala kawasan, yang diinisiasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR). Hingga tahun 2018 diperkirakan telah dibangun sekitar 1.000 TPS 3R di seluruh Indonesia, Namun, tidak semua TPS 3R beroperasi baik akibat terkendala dari isu kelembagaan. Persiapan kelembagaan sebagai pengelola lembaga pengelolaan sampah menjadi penting karena KSM menjadi motor penggerak sebuah sistem. Kelompok Komunitas bernama Komunitas Swadaya Masyarakat (KSM) TPS 3R ini pun perlu berperan sebagai edukator yang membantu warga dalam pemilahan sampah, mengatur tata kelola persampahan TPS 3R sekaligus melakukan pengembangan dari potensi sumber daya yang dimiliki. Kelembagaan dengan pemahaman yang baik mengenai penerapan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab untuk bisnis dapat menumbuhkan kinerja TPS 3R untuk terus melakukan penyesuaian dalam merencanakan dan menentukan strategi pengelolaan sampah yang paling efektif dan cocok.
Ridho Malik Ibrahim Head of Research & Program Education Waste4Change 6
Melalui program Optimalisasi TPS 3R, kami mengupayakan pemanfaatan dengan baik aset yang tersedia di lapangan agar dapat menjalankan tata kelola persampahan di kawasan secara bertanggung jawab. Waste4Change juga memberikan pendampingan dalam mengidentifikasi tantangan yang dialami dalam penerapan 5 aspek pengelolaan sampah yang mendukung pada keberlanjutan.
Waste4Change | www.waste4change.com
Potensi Implementasi Ekonomi Sirkuler di TPS 3R & Bank Sampah Berbicara tentang sampah, maka kita bisa melihat dunia sedang berubah. Dulunya kita memakai pendekatan ekonomi linier, yakni kumpul-angkut-buang dan sekarang, perlahan-lahan menerapkan pendekatan ekonomi sirkuler, yakni mengolah sampah sebagai produk baru yang bernilai ekonomi. Pendekatan ini dipercaya untuk menjadi solusi efektif menjawab permasalahan sampah di berbagai negara, termasuk Indonesia. Indonesia pun kini mulai berbenah, terlihat dari upaya pemerintah, dan berbagai kolaborasi baik dari dunia industri, pendidikan, pemerintah, dan tentunya, masyarakat. Seperti yang diungkapkan pada laporan studi “The Economic, Social, and Environmental Benefits of Circular Economy in Indonesia” oleh BAPPENAS dan UNDP di tahun 2021. Disebutkan bahwa, ekonomi sirkular dapat meningkatkan PDB Indonesia pada kisaran Rp 539 triliun hingga 638 triliun pada 2030. Nilai ini menggambarkan potensi besar Indonesia untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi, sekaligus melindungi lingkungan. Salah satu tantangan utama tentang sampah adalah kemampuan mengolah sampah, yang saat ini masih belum sebanding dengan jumlah sampah yang dihasilkan. Akan sulit menerapkan ekonomi sirkuler, jika kemampuan pengumpulan sampah ini masih rendah, belum lagi kualitas sampah itu sendiri. Menjawab permasalahan ini, kita memiliki bank sampah dan TPS3R yang berbasis masyarakat mampu menjangkau sumber sampah, yakni rumah tangga. Dow melihat potensi kedua fasilitas ini untuk turut membenahi pengelolaan sampah di Indonesia. Kemampuan KSM Bank Sampah dan TPS3R harus ditingkatkan, sehingga Bank Sampah dan TPS3R mampu berjalan optimal, berkelanjutan, serta dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat. Kami mengucapkan terima kasih atas komitmen dan kerja keras rekan-rekan KSM Bank Sampah Ganesha Lestari, Bank Sampah Lisan Bumi, dan TPS3R Green Altari selama ini. Kami yakin ini hanya permulaan, dan rekan-rekan KSM dapat terus berkarya dan menjadi pahlawan lingkungan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor yang telah mendukung program. Dengan disusunnya dokumen ini, kami berharap pelajaran yang dipetik selama program berjalan, dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang memiliki misi yang sama. Kolaborasi ini juga merupakan bagian dari komitmen dari Target Keberlanjutan Dow, yang salah satunya adalah komitmen kami untuk mengurangi sampah sebanyak 1 juta MT pada tahun 2030 dimana kami berada dan menciptakan ekonomi sirkuler, baik itu melalui inovasi produk kami, maupun bekerja sama dengan mitra, seperti Waste4Change dan KSM Ganesha Lestari, Bank Sampah Lisan Bumi, dan TPS3R Green Altari untuk mengurangi sampah dan meningkatkan daur ulang.
Riswan Sipayung Presiden Direktur, Dow Indonesia
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor
7
KATA PENGANTAR
Pengelolaan Sampah dengan TPS 3R di Kabupaten Bogor Program Optimalisasi TPS 3R di Kabupaten Bogor berperan besar dan sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan fungsi TPS 3R. Disamping itu, program ini pun mendukung Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) terkait pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga di Kab. Bogor dengan mengintegrasikan 5 aspek pengelolaan sampah, di antaranya ialah aspek peraturan, kelembagaan, teknis operasional, aspek pembiayaan dan partisipasi masyarakat. Secara umum peran DLH terkait pengelolaan sampah adalah merumuskan kebijakan pengelolaan sampah se-Kabupaten Bogor yang dapat dijadikan acuan bagi pegiat persampahan, melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri, melakukan pembinaan dalam pengelolaan sampah berbasis 3R, dan mengapresiasi pegiat lingkungan atas dedikasi dan komitmennya mengelola sampah masing-masing. Penting untuk kita menaruh perhatian kepada pengelolaan sampah termasuk optimalisasi TPS 3R di dalamnya. Saya sangat senang melihat lembaga pengelola sampah masyarakat dapat bergerak mandiri dan optimal bahkan di tengah kondisi pandemi untuk mewujudkan Kab. Bogor yang bersih, indah, dan nyaman sekaligus dengan mentransformasikan sampah sehingga bernilai guna dan ekonomi.
Asnan AP., M. Si Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor
8
Saya harap seluruh masyarakat Kab. Bogor dapat bergerak bersama mewujudkan pengelolaan sampah yang baik dengan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat. Mari kita sama-sama wujudkan Kabupaten Bogor bersih dari sampah.
Waste4Change | www.waste4change.com
Pengelolaan Sampah berbasis Masyarakat Program Optimalisasi TPS 3R dan Bank Sampah di Kabupaten Bogor ini mendukung keberlanjutan dari prasarana pengolahan sampah yang sudah dibangun baik oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disamping itu, program ini bisa meningkatkan kinerja para pengelola persampahan dalam hal ini masyarakat yang mengelola TPS 3R maupun Bank Sampah sebagai salah satu upaya bersama dalam menyelesaikan permasalahan persampahan. Pada akhirnya, program ini diharapkan dapat mendukung upaya untuk mengurangi volume sampah yang dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah. Untuk menjaga keberlanjutan pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini, diperlukan intervensi seluruh pihak. Dalam hal pembangunan TPS 3R, salah satu usaha yang dilakukan pemerintah pusat adalah dengan perekrutan tenaga fasilitator lapangan (TFL) yang mendampingi masyarakat mulai dari persiapan, pelaksanaan konstruksi, sampai pasca konstruksinya. Hal krusial yang perlu terus dilakukan adalah pembinaan teknis dari dinas terkait setelah konstruksi dilaksanakan. Pendampingan tersebut mutlak diperlukan dalam rangka peningkatan kinerja kelompok masyarakat pengelola. Salah satu bentuk pembinaan adalah dengan cara pengarahan dan pengambilan kebijakan sehingga kompos yang dihasilkan oleh masyarakat yang mengelola TPS 3R dapat mempunyai pasar yang bisa menyerap. Termasuk juga mencarikan akses pasar untuk jenis material sampah lainnya yang memiliki nilai untuk bisa dimanfaatkan di industri daur ulang. Ini adalah tugas bersama baik pemerintah maupun institusi diluar pemerintah. Direktorat Jenderal Cipta Karya, khususnya Direktorat Sanitasi memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada kelompok masyarakart pengelola baik TPS 3R maupun Bank Sampah, karena dedikasi dan kontribusi kelompok ini tentu sangat membantu dalam menangani masalah persampahan. Pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah berkomitmen untuk bisa memberikan pembinaan yang dirasa perlu untuk bisa menjaga kinerja kelompok masyarakat pengelola terhadap pengelolaan sampah. Mudah mudahan para pengurus, pengelola persampahan, juga para stakeholder lainnya tetap punya semangat yang tinggi untuk menangani permasalahan sampah yang ada.
Ir. Prasetyo, M. Eng Direktur Sanitasi, Kementerian PUPR
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor
9
01 Selayang Pandang Program Optimalisasi TPS 3R
Latar Belakang Program Optimalisasi TPS 3R Timbulan Sampah Domestik
Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 175 ribu ton. Sekitar 40% dari sampah tersebut bersumber dari sampah domestik. Hal ini menjadi sebuah kewajaran, mengingat aktivitas sehari-hari manusia menghabiskan waktu cukup banyak di dalam rumah melakukan kegiatan rumah tangga. Mulai dari makan tiga kali sehari, mencuci pakaian, memasak di dapur hingga beristirahat. Dengan kondisi saat ini pun cukup jelas bahwa masyarakat diwajibkan untuk bekerja dari rumah, sehingga mengakibatkan timbulan sampah terus meningkat selama pandemi.
Penyelenggaraan TPS 3R
Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, yang menekankan bahwa pengurangan sampah dari sumbernya adalah tanggung jawab seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan pengurangan dari sumber belum terealisasi secara masif. Hal ini mendorong kegiatan yang muncul melalui tokoh masyarakat atau kelompok swadaya perlu didukung untuk ditingkatkan agar berjalan sinergis. Penyelenggaraan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) merupakan pola pendekatan pengelolaan persampahan pada skala kawasan dengan melibatkan peran aktif masyarakat sebagai pengelola dan pemerintah sebagai penyedia infrastruktur. Sebagai sumber penghasil sampah yang cukup banyak, masyarakat dapat dimulai dengan pemilahan sampah dari sumber dan pengangkutan ke TPS3R untuk dikelola lebih lanjut. Hal ini mendorong pengurangan angka timbulan sampah yang dikirim ke TPA.
12
Waste4Change | www.waste4change.com
Keberfungsian TPS 3R
Bangunan TPS 3R sebagai salah satu usaha untuk memfasilitasi warga di pemukiman agar memiliki sarana pemulihan sampah, terus digencarkan pembangunannya oleh PUPR. Hingga tahun 2021, telah dibangun sekitar 1.200 TPS 3R di seluruh Indonesia dengan nilai keberfungsian yang beragam. Tantangan terbesar pada konsistennya sebuah pengelolaan sampah ada pada komitmen dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk terus mengembangkan program dan jasa yang menunjang keberlanjutan TPS 3R. Tidak hanya pengembangan program, dukungan stakeholder terkait, seperti pengurus RT/RW, pemerintah desa dan warga setempat perlu ikut andil dalam mendorong pengelolaan sampah yang lebih baik.
Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bogor
Peliknya permasalahan sampah di Indonesia tidak akan pernah habis saat ekosistemnya belum dibenahi. Di desa maupun di kota, permasalahan sampah kerap jadi sorotan, mulai dari kebiasaan membakar sampah di depan rumah dan buang sampah sembarangan yang bocor ke lingkungan. Permasalahan ini menjadi kondisi universal yang terjadi di seluruh daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Bogor. Sebagai daerah satelit ibukota DKI Jakarta, Kabupaten Bogor menyimpan sejuta potensi kekayaan alam dan sumber daya manusia, dengan populasi lebih dari 5,8 juta jiwa menjadikan Kabupaten Bogor sebagai daerah dengan penduduk terbanyak se-Indonesia. Kepadatan penduduk ini, tentu berimbas pada angka timbulan sampah. Tercatat, sekitar 2.850 ton sampah dihasilkan setiap harinya dan hanya 700 ton saja yang mampu diangkut ke TPA, sisanya tidak terkelola (dibuang sembarangan, dibakar, dan lainlain). Kemampuan pengelolaan sampah yang belum maksimal ini mendorong peran serta masyarakat dan semua pihak untuk
melakukan pengurangan angka timbulan sampah. Andil tersebut dapat mulai dilakukan pada skala rumah tangga dan kawasan dengan memaksimalkan fungsi TPS 3R
Keberfungsian TPS 3R di Kabupaten Bogor
Terdapat sekitar 14 TPS 3R di daerah kabupaten Bogor yang bersumber dari dana APBN, APBD, dan bantuan provinsi. Dari 14 lokasi TPS 3R di Kabupaten Bogor, hasil penilaian keberfungsian TPS 3R ditunjukkan pada grafik dibawah ini:
KSM tidak aktif 28.6%
Bangunan rusak 21.4%
Lahan sengketa 14.3%
Bangunan dialihfungsikan 14.3%
Sebanyak 3 dari 14 TPS 3R di Kabupaten Bogor menjalankan kegiatan operasionalnya dengan sistem seadanya, dengan tujuan sampah dari warga terangkut dan tidak mendapat komplain. TPS 3R lainnya yang sudah terbangun malah tidak digunakan sebagaimana fungsi utamanya (dialihfungsikan), 3 bangunan lainnya rusak tergerus aliran air sungai, dan 2 lokasi memiliki kasus sengketa dan 4 lainnya tidak dikelola karena KSM yang sudah tidak aktif. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tantangan utama di TPS 3R bukan terkait pengembangan awal, tapi mempertahankan antusiasme dan komitmen dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk dapat menjalankan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dalam mengelola sampah di kawasan.
Berjalan 21.4%
Berdasarkan hal tersebut, maka pendampingan optimalisasi TPS 3R kabupaten Bogor menjadi program yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan fungsi TPS 3R. Selain itu, program ini pun secara tidak langsung mendukung kebijakan dan strategi daerah (Jakstrada) terkait pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga di Kabupaten Bogor. Dengan mengintegrasikan 5 (lima) aspek pengelolaan sampah, diharapkan optimalisasi TPS 3R ini dapat terus berkelanjutan dan menjadi “percontohan” bagi TPS 3R di kota/kabupaten lainnya.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 13
Tentang Program Optimalisasi TPS 3R Kegiatan pendampingan masyarakat dalam program optimalisasi TPS 3R Kabupaten Bogor, Jawa Barat merupakan tindak lanjut dari riset penilaian keberfungsian TPS 3R yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor pada akhir tahun 2019. Sebanyak 3 TPS 3R menjadi sasaran penerima manfaat untuk dilakukan pendampingan. Bekerja sama dengan DOW Indonesia, Waste4Change, hadir untuk mendampingi 3 (tiga) lokasi di Kabupaten Bogor selama satu tahun. Untuk memaksimalkan implementasi dan hasil akhir program yang dimulai sejak 24 Januari 2020 ini, keterlibatan yang aktif dari para pemangku kepentingan sangat dibutuhkan. Program ini diharapkan dapat memberikan pembekalan pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) selaku pengelola untuk membenahi tata kelola persampahan di kawasannya. Hal ini didorong agar dapat menjadi aksi nyata dalam meningkatkan keberfungsian TPS 3R. Selain itu, program ini juga mendorong pada pencapaian strategi regional terkait pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga dan sejenis di Kabupaten Bogor. Dalam mengupayakan peningkatan keberfungsian tersebut, program mengupayakan pencapaian pada lima aspek pengelolaan sampah, yang diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek kelembagaan Aspek peraturan Aspek teknis operasional Aspek partisipasi masyarakat Aspek pembiayaan
Dengan pencapaian pada lima aspek tersebut, keberfungsian TPS 3R akan meningkat dan menuju pada pengelolaan sampah skala kawasan yang berkelanjutan.
14
Waste4Change | www.waste4change.com
Tujuan Program Optimalisasi TPS 3R Dalam menciptakan TPS 3R yang berkelanjutan, program optimalisasi TPS 3R disusun dengan melibatkan beberapa stakeholder untuk ikut terlibat dalam program. Melalui pendampingan masyarakat, dalam kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas KSM, audiensi program, advokasi peraturan dan asistensi langsung pada KSM, diharapkan mampu menghubungkan pemerintah daerah serta masyarakat untuk mengatasi permasalahan sampah kawasan dan mempermudah jalan untuk mengurangi timbulan sampah ke TPA. Secara umum, tujuan program dirangkum dalam tiga komponen Objective Key Result, sebagai berikut:
Membangun ekosistem ekonomi sirkular Pengurangan sampah ke landfill dengan target 30% dari batas awal Kenaikan tingkat daur ulang hingga 30% dari batas awal Membuat rencana bisnis untuk mengelola sampah dengan partner bisnis terkait
Membangun pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan berkelanjutan di TPS 3R Tanggung jawab yang jelas untuk setiap divisi dalam stakeholders Mempunyai regulasi pengelolaan limbah skala perumahan Mampu melakukan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab Kondisi keuangan yang sehat Partisipasi masyarakat dalam sistem pengelolaan sampah
Mendokumentasikan pembelajaran program pendampingan Merumuskan hasil pendampingan untuk program optimalisasi TPS 3R yang bisa dibagi kepada stakeholder terkait Berbagi pengetahuan kepada pemerintah setempat, pemerintah pusat (PUPR), dan stakeholder lainnya
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 15
Tujuan 1.
Membangun Ekosistem Ekonomi Sirkular Alur ideal pengelolaan sampah di TPS 3R
Ekosistem ekonomi sirkuler dirancang untuk mengurangi sampah dan polusi; memperpanjang waktu pakai produk dan material dan mendukung regenerasi sistem alami. Dalam membangun ekosistem ekonomi sirkular, tatanan pengelolaan sampah di suatu lokasi TPS 3R harus memiliki alur pengelolaan sampah yang ideal. Upaya mewujudkan tatanan ekonomi sirkular ini membantu dalam pelestarian lingkungan dan mitigasi krisis iklim.
• •
Petani Agrikultur +pendapatan dari penjualan produk
+pendapatan dari penjualan produk
Rumah Tangga Usaha Masyarakat (warung, kios, rumah makan)
+pendapatan dari retribusi warga
• • • • •
Sampah Organik (Produk Olahan)
TPS 3R Pengumpulan sampah dari sumber Pemilahan sampah lebih detail Pengolahan sampah organik menjadi kompos Penyimpanan sampah anorganik terpilah Pengangkutan sampah residu ke ke TPA
-biaya operasional
Sampah Daur Ulang +pendapatan dari penjualan produk
Sektor Informal (Lapak)
Industri Daur Ulang
Barang daur ulang dapat digunakan kembali oleh masyarakat (secara umum : Masyarakat membeli produk daur ulang untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari)
Catatan +pendapatan untuk TPS 3R -pengeluaran
16
Waste4Change | www.waste4change.com
Sampah Residu -biaya pengangkutan ke landfill
Lahan Urug/ Landfill
Tujuan 2.
Membangun Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan di TPS 3R Perincian target berdasarkan pada 5 aspek manajemen persampahan
Dalam turunan membangun pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, lima dasar aspek perlu jadi fokus utama dalam perubahan tata kelola pengelolaan sampah di TPS 3R. Berdasarkan acuan dari Buku Petunjuk Teknis Tempat Pengelolaan Sampah 3R (TPS 3R) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, keberfungsian TPS 3R dapat dinilai dengan 5 aspek pengelolaan sampah Kelima aspek pengelolaan persampahan yang menjadi penilaian merupakan kunci dalam pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
Indikator Peraturan Indikator Partisipasi Masyarakat • • •
• • •
Pemilahan sampah oleh masyarakat Iuran persampahan Peningkatan jumlah pelanggan
20%
Ketersediaan peraturan/ kebijakan Penerapan peraturan/ kebijakan Ketersediaan SOP untuk pengelolaan sampah di TPS 3R
10%
Regulasi
Partisipasi Masyarakat
20%
Kelembagaan
20%
Pembiayaan
Indikator Pembiayaan • •
30%
Teknis Operasional
Kondisi keuangan Pengelolaan keuangan
Indikator Kelembagaan Indikator Teknis Operasional • • • • •
Pengelolaan sampah di TPS 3R Kepemilikan 3 jenis wadah sampah terpilah Kondisi bangunan dan infrastruktur memadai Kondisi peralatan Penggunaan peralatan
• • • •
Lembaga pengelola Struktur organisasi Sumber daya manusia Administrasi pengelolaan
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 17
Kabupaten Bogor & Lokasi Penerima Manfaat Optimalisasi TPS 3R Terpilihnya ketiga lokasi sebagai penerima manfaat program melalui alur yang panjang. Dimulai dengan dilakukannya survei lokasi, penilaian keberfungsian, peningkatan kapasitas dan penguatan komitmen untuk menjalankan program selama satu tahun penuh. Berdasarkan nilai keberfungsian yang mungkin untuk ditindaklanjuti dan kesepakatan kedua belah pihak, maka terpilih 3 lokasi TPS 3R diantaranya : 1. TPS 3R Kahadean yang terletak di Perumahan Telaga Kahuripan dengan potensi pihak developer yang mendukung dalam pengelolaan sampah kawasan dan tantangan mengelola sampah eksisting dalam bangunan. 2. TPS 3R Berseri dengan tantangan penguasaan lapak daur ulang oleh salah satu operator dan bangunan yang dialihfungsikan menjadi gedung serba guna dan lokasi penyimpanan sampah kering. 3. TPS 3R Green Altari dengan lokasi TPS 3R yang strategis dengan area layanan disertai tantangan tata kelola SDM.
Peta 3 Lokasi Bank Sampah dan TPS 3R Pendampingan Program Kec. Kemang
Bank Sampah Ganesha Lestari Jl. Perum Ganesa No. 35
Kec. Sukaraja
Bank Sampah Lisan Bumi GSG RW 14, Perum. Bumi Pertiwi 2
Kec. Ciomas Kab. Bogor
18
Waste4Change | www.waste4change.com
TPS 3R Green Altari Jl. Flamboyan No. 3 Kota Bogor
Dinamika Perubahan Strategi Optimalisasi TPS 3R Dari ketiga lokasi TPS 3R yang sudah ditetapkan, dinamika di lapangan saat keberlangsungan program selalu terjadi. Adanya tantangan yang berbeda-beda di masing-masing lokasi, membuat adanya penyesuaian perubahan pengimplementasian strategi dalam program ini. Strategi dibuat dengan menimbang tantangan, akar masalah yang ada, solusi, dan beberapa pertimbangan lain yang telah didiskusikan bersama dengan KSM di masing-masing lokasi.
TPS 3R Kahadean
Kondisi eksisting bangunan TPS 3R Kahadean yang sudah overcapacity dengan dipenuhi oleh sampah yang tercampur (residu). Pengelolaan sampah dengan peralatan yang terbatas yang dilakukan tidak sebanding dengan sampah masuk setiap harinya, sehingga sebelum dioptimalisasi, diperlukan banyak waktu, tenaga, serta biaya untuk mengosongkan bangunan TPS 3R. Adanya oknum yang menjadikan pengelolaan sampah di TPS 3R Kahadean sebagai bisnis pribadi juga menyebabkan manajemen TPS 3R tidak bisa diambil alih sepenuhnya oleh KSM. Dengan adanya hal ini, strategi yang dilakukan adalah mengoptimalisasi Bank Sampah Ganesha Lestari yang diprakarsai oleh salah satu anggota aktif di KSM. Adanya transparansi yang lebih jelas dalam manajemen Bank Sampah menjadi salah satu strategi yang dilakukan.
TPS 3R Berseri
Bangunan yang tidak difungsikan sebagai TPS 3R menjadi salah satu hambatan dalam optimalisasi ini. Selain itu, pengelolaan dan penanganan sampah yang tidak dipegang oleh KSM dan dijadikan kepentingan pribadi oleh beberapa pihak juga membuat optimalisasi akan sulit untuk dilakukan. Dengan adanya hal ini, strategi yang dilakukan adalah untuk mengoptimalisasi Bank Sampah Lisan Bumi yang sudah berjalan deng.an sistem yang cukup baik. Selain itu, KSM membantu berjalannya pengembangan pengelolaan sampah organik yang ada dan melakukan sosialisasi dalam meningkatkan awareness masyarakat terhadap sampah.
TPS 3R Green Altari
Minimnya pengolahan yang dilakukan di TPS 3R menjadi salah satu tantangan dalam dilaksanakannya program ini. TPS 3R Green Altari memiliki beberapa penyesuaian strategi terkait 5 (lima) aspek pengelolaan sampah, seperti kelengkapan teknis operasional dan perluasan area layanan.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 19
Pandemi & Situasi Program Program dengan jangka waktu yang cukup panjang, membuat program ini berada pada masa sulit saat pandemi melanda. Dalam akhir kuartal pertama program ini berjalan, secara terpaksa program ditunda untuk keamanan dan keselamatan bersama. Kegiatan pendampingan hanya dilakukan secara daring untuk bertukar kabar dengan para anggota KSM. Untuk beberapa waktu, pengelolaan sampah di masing-masing lokasi sempat tertunda untuk mengurangi penyebaran virus di daerah masing-masing. Setelah pemerintah mengeluarkan peraturan terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ditetapkan, pengangkutan dan pengelolaan sampah mulai kembali berjalan dengan biasa. Dengan meningkatnya aktivitas warga di rumah, sampah yang masuk juga meningkat dengan cukup signifikan. Selain itu, operator disediakan berbagai macam APD dan kelengkapan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan dari kemungkinan virus yang tersebar dari sampah yang diangkut. Program dilanjutkan seiring dengan mengimplementasikan protokol kesehatan yang berlaku, serta membatasi kegiatan yang melibatkan banyak orang. Hal ini berpengaruh pada agenda sosialisasi yang dilakukan oleh KSM. Dengan semangat untuk kian mengoptimalisasi TPS 3R, KSM masih gencar untuk melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat secara daring.
Pak Sugiono merumuskan konsep pengembangan Program Jelantah
20
Waste4Change | www.waste4change.com
Susunan Program Bulan ke-1 (2 bulan)
Pra dan Persiapan • • •
Pemilihan TPS 3R Studi Awal (Baseline) Sosialisasi dan Pemetaan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
Bulan ke-3 (1 bulan)
Fase 01 : Penguatan KSM sebagai Organisasi • •
Pelatihan peningkatan kapasitas (terkait SWOT, Capacity building training (about SWOT, Tujuan, dan Perencanaan Bisnis Model TPS 3R) Pendampingan dalam penguatan internal KSM
Bulan ke-4 (8 bulan)
Fase 02 : Peningkatan Sistem Teknis Operasional TPS 3R •
•
Bulan ke-6 (3 bulan)
Pelatihan peningkatan kapasitas (terkait SWOT, Capacity building training (about SWOT, Tujuan, dan Perencanaan Bisnis Model TPS 3R) Pendampingan dalam penguatan internal KSM
• •
Bulan ke-9 (3 bulan)
•
Fase 04 : Inovasi Model Bisnis • • •
Fase 03 : Peningkatan Partisipasi Masyarakat Pelatihan berbicara di depan umum (Public Speaking) Anggota KSM melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga didampingi oleh fasilitator (untuk sampah dan bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri) Penyediaan dan pengaturan kit edukasi dan tempat sampah terpilah
Pelatihan tentang pembiayaan TPS 3R (termasuk pembuatan proposal dan bisnis model) Pendampingan untuk menambah klien pengumpulan dan memaksimalkan penjualan produk (penukaran) Percobaan pengajuan proposal kepada pihak terkait (lembaga, perusahaan, dkk)
Bulan ke-9 (3 bulan)
Terminasi Program • • •
Monitoring dan Evaluasi Studi Akhir (Endline) Event Diseminasi
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 21
Timeline Program Optimalisasi TPS 3R
Q1 2020 Kick-off Program Optimalisasi TPS 3R Sosialisasi awal di ketiga lokasi Studi Baseline Data Pelatihan Peningkatan Kapasitas #1 : Penguatan KSM sebagai Organisasi Fase 1 : Penguatan kelembagaan dan pemahaman regulasi setempat Asistensi Fase 1 : Penguatan kelembagaan dan pemahaman regulasi setempat Persiapan Fase 2 : Peningkatan Sistem Operasional TPS 3R
Q2 2020 Asistensi Fase 1 : Penguatan kelembagaan dan pemahaman regulasi setempat Asistensi Fase 2 Online : Aspek Teknis Operasional Penundaan Program
Q3 2020 Pelatihan Peningkatan Kapasitas #2 : Peningkatan Sistem Operasional TPS 3R Asistensi Fase 2 : Peningkatan Sistem Operasional TPS 3R Asistensi Fase 3 : Peningkatan Partisipasi Masyarakat Perubahan Strategi Optimalisasi Bank Sampah Ganesha Lestari Perubahan Strategi Optimalisasi KSM Berseri & Bank Sampah Lisan Bumi Pelatihan Peningkatan Kapasitas #3 : Pelatihan Literasi Iklim dan Edukasi Sampah
Q4 2020 Pelatihan Peningkatan Kapasitas #4 : Inovasi Bisnis Model Asistensi Fase 2 : Peningkatan Sistem Operasional TPS 3R Asistensi Fase 3 : Peningkatan Partisipasi Masyarakat Asistensi Fase 4 : Pengembangan Bisnis Model
Q1 2021 Asistensi Fase 2 : Peningkatan Sistem Operasional TPS 3R Asistensi Fase 3 : Peningkatan Partisipasi Masyarakat Asistensi Fase 4 : Pengembangan Bisnis Model
Q2 2021 Asistensi Fase 3 : Peningkatan Partisipasi Masyarakat Asistensi Fase 4 : Pengembangan Bisnis Model Studi Endline Diseminasi Program Optimalisasi TPS 3R
22
Waste4Change | www.waste4change.com
02 TPS 3R Green Altari Perumahan Alam Tirta Lestari, Jln Nusa Indah, RT 007 RW XIV, Desa Pagelaran, Kec. Ciomas, Kab. Bogor 16610
Selayang Pandang
TPS 3R Green Altari
TPS 3R Green Altari Jl. Flamboyan No. 3
Kec. Ciomas
Nama
Area Layanan
Nama Pengelola
Timbulan Sampah
Keterangan Pembangunan
Kegiatan Operasional
TPS 3R Green Altari KSM Green Altari Dana APBD tahun 2012 Keterlibatan
KRL Green Altari Bank Sampah Pisah Ranjang Lokasi
Perumahan Alam Tirta Lestari, Jalan Nusa Indah, RT 007 RW XIV, Desa Pagelaran, Kec. Ciomas, Kab. Bogor 16610
Waste4Change | www.waste4change.com
Kab. Bogor
RT 07 dengan 62 KK 200 kg/hari
Pengangkutan setiap hari, pemilahan sampah, Pengomposan dengan metode BSF (Black Soldier Flies) dan Heksa-komposter. Program & Jasa
Angkut & Olah Sampah - Olah Organik - Mitra Bank Sampah - Gemerincing Rupiah dari Jelantah - Jasa Pembuatan Lubang Biopori Edukasi & Konsultasi Kelola Sampah Ketua KSM
Bapak Sugiono
24
Kota Bogor
Berdiri sejak tahun 2012, TPS 3R Green Altari mengalami dinamika tantangan menghadapi masyarakat sekitar. Keberadaan TPS 3R di tengah pemukiman warga mengundang berbagai tanggapan dari warga RT 07, RW 14 Perumahan Alam Tirta Lestari. Setelah hampir 2 tahun berjalan, keluhan mengenai bau yang tidak sedap diutarakan oleh warga terdekat kepada petugas sampah. Tumpukan sampah yang tidak terkondisikan dengan rapi, serta air lindi yang menggenang di sekitar TPS 3R menjadi alasan dari bau yang ditimbulkan. Buruknya sistem manajemen persampahan saat itu, mengakibatkan TPS 3R akhirnya harus mengurangi area layanan untuk mengatasi keluhan. Area layanan berkurang dari awalnya 4 RT (sekitar 200 KK) menjadi 1 RT (terdiri dari 62 KK). Kegiatan di TPS 3R pun menjadi pasif, hanya sekedar kegiatan pengangkutan dan penyimpanan sampah oleh operator. Terkadang, ada kegiatan Bank Sampah untuk ikut melakukan penimbangan dalam bangunan TPS 3R. Adanya program Kampung Ramah Lingkungan yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor membangkitkan kembali semangat dan partisipasi warga. Kampung Ramah Lingkungan (KRL) menjadi sebuah program pemeliharaan lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bogor kepada pemerintahan daerah yang tadinya kumuh dan kotor menjadi daerah yang bersih dan hijau. Sebagai program yang bersifat terstruktur dan berkelanjutan, KRL harus dikelola secara tersistem dalam suatu wadah organisasi yang memiliki nilai hukum sesuai dengan Surat Keputusan (SK) dari Pemerintah Desa. Hal tersebut mendorong warga untuk membentuk kelompok yang fokus membenahi lingkungan, termasuk menangani sampah kawasan melalui TPS 3R. Dengan terbentuknya struktur kepengurusan KRL, secara perlahan TPS 3R menjadi sorotan yang mulai ditata dari segi fisik bangunan, namun belum dalam tatanan operasional.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 25
Aspek Kelembagaan
Hiruk Pikuk Kelembagaan TPS 3R Green Altari
Salah satu fokus pada program KRL adalah pengelolaan sampah. Sebagai salah satu masalah terbesar bagi lingkungan, masyarakat diupayakan sadar akan pentingnya mengelola sampah secara mandiri maupun secara struktural. Dalam aspek ini, pengurus akan mengedukasi mengenai pengelolaan sampah secara benar mulai dari pentingnya pemilahan sampah dari rumah, pembentukan bank sampah, komposting hingga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi. KRL diurus oleh Pak Sukaryanto beserta koleganya. Pembentukan kepengurusan yang diresmikan dalam Surat Keputusan Pemerintah Desa, membawa beberapa pergerakan dan pencapaian yang baik untuk mencapai target program. Nilai yang diperoleh dari setiap hasil kunjungan tim KRL pusat tentunya baik. Secara bertahap KRL, antusias kepengurusan pun semakin menemukan penurunan semangat dan kegiatan rutin karena kesibukan masingmasing pengurus.
Logo KRL lama menunjukkan semangat luar biasa dari para pengurus dan RW 14, berupaya untuk mewujudkan Perumahan Alam Tirta Lestari yang lebih asri dan bersih. Hal tersebut didukung oleh tone warna yang digunakan dalam logo, hijau muda dan hijau tua.
26
Waste4Change | www.waste4change.com
Keterlibatan masyarakat dalam sebuah kepengurusan sangat dipengaruhi oleh prioritas utama. Komitmen alokasi waktu untuk turut andil melakukan pengembangan program dan jasa harus menjadi catatan bersama untuk kesepakatan. Hal ini bisa saja untuk dilakukan, namun hal bisa menyelesaikan pekerjaan dengan lebih jelas dan tegas untuk peran dalam struktur. Setelah 2 tahun dalam satu kepengurusan, struktur dilakukan penyesuaian. Bermula dari pengunduran diri Ketua KRL karena alasan kesehatan. Hal tersebut membuat situasi kepengurusan mulai bangkit dan mengamankan posisi baru pada salah satu anggota. Struktur kembali disesuaikan sesuai kebutuhan agar tepat sasaran. Struktur KSM TPS 3R yang baru akhirnya diputuskan berdasarkan diskusi yang cukup panjang.
Struktur Kepengurusan TPS 3R Green Altari
Pengembangan tim untuk perubahan yang bertahap. Dalam mengelola organisasi, struktur harus dipegang kuat oleh orang yang terlibat didalamnya. Dengan memetakan peran, hal ini bertujuan untuk berbagi tanggung jawab dalam penanganan sampah. Pokja pengelolaan sampah bersama unit Bank Sampah dan unit minyak jelantah akan berperan dalam mendorong penduduk untuk memilah dan secara mandiri mengolah sampah mereka di sumber melalui berbagai metode edukasi dan kegiatan. Sementara itu, unit lainnya akan mendorong untuk pengelolaan sampah organik pada fasilitas yang akan terus berkembang, mulai dari pengembang biakan BSF dan komposting dalam komposter skala kawasan. Peran yang lain dalam struktur akan secara aktif mengelola aspek lingkungan lainnya di Perumahan Alam Tirta Lestari, seperti sanitasi, lubang resapan dan ruang terbuka hijau. Peran lainnya yang tidak kalah penting dipegang pada bagian hubungan masyarakat juga media dan informasi. Sebagai supporting system, sekretaris dan bendahara berperan untuk menguatkan sistem dan mengukuhkan organisasi. Pengawasan semua kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh setiap orang dalam struktur kepengurusan akan dilakukan oleh kepengurusan RW 14 bersama pembina yang merupakan ketua RW 14. Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 27
Peran & Fungsi Struktur Organisasi TPS 3R Green Altari Ketua Melakukan pengawasan pekerjaan tim dan menetapkan target pengembangan pengembangan kegiatan operasional TPS3R. Sekretaris Bertanggung jawab atas pengarsipan data dan pengembangan pencatatan sampah dan aset TPS 3R. Bendahara Bertanggung jawab atas keuangan dan pengelolaan kas operasional TPS 3R Pokja : LRB Melakukan pengelolaan dan pemetaan lubang resapan biopori di sekitar untuk membantu mengelola limpahan air hujan atau air mata air. Pokja : Sanitasi Melakukan perencanaan pengelolaan dan pemeliharaan sanitasi di lingkungan TPS3R. Pokja : Pengelolaan Sampah Melakukan pengelolaan sampah dan kegiatan edukasi kepada masyarakat dan melakukan perencanaan efisiensi kegiatan operasional TPS3R. Pokja : Penghijauan Melakukan pengelolaan ruang terbuka hijau dan pemanfaatan hasil kompos dari kegiatan operasional TPS3R. Pokja : Humas Bertanggung jawab menyebarkan informasi aktivitas TPS3R dan membangun kerjasama mitra. Pokja : Media & Informasi Bertanggung jawab terhadap penyediaan konten dan pengembangan media informasi serta perencanaan strategi marketing untuk branding TPS3R.
28
Waste4Change | www.waste4change.com
Menarik, tentang struktur baru dan beberapa orang baru yang terlibat. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme dan andil peran orang tersebut dalam pekerjaan bersama. Kepercayaan dan komitmen menjadi salah satu hal yang harus dikuatkan dalam berorganisasi. Diskusi terkait ekspektasi yang diharapkan dari kepengurusan perlu diutarakan, agar tidak menimbulkan kekecewaan saat realita tidak sejalan. Penjelasan visi misi kedepan TPS 3R menjadi acuan untuk menyamakan persepsi tentang apa yang sedang menjadi tujuan utama dalam berorganisasi.
Peran dan fungsi dalam kepengurusan
Dengan struktur yang lebih jelas, fungsi dan peran harus secara jelas disampaikan pada tim terlibat. Ruang lingkup dan batasan yang perlu dikerjakan pun diberikan penjelasannya. Fungsi setiap peran dalam struktur kepengurusan harus dipahami oleh semua tim yang terlibat untuk keberjalanan alur koordinasi sebuah organisasi.
Logo baru, semangat baru
Dalam suasana kepengurusan yang baru, branding KSM Green Altari pun diperbaharui. Tampilan logo dibuat lebih sederhana dengan makna yang kuat untuk menunjukkan semangat kepengurusan dan menggapai jangkauan masyarakat yang lebih luas. Diinisiasi oleh ketua KSM, logo berhasil diresmikan oleh pembina.
Makna logo baru TPS 3R Green Altari
Warna hijau tua yang digunakan menunjukkan suasana hangat dalam internal organisasi. Sedangkan hijau muda melambangkan suasana yang segar & dukungan masyarakat sekitar yang cinta lingkungan. Pada logo sekilas terlihat huruf G dan A yang merupakan akronim dari Green Altari. Makna lain dimiliki dalam huruf A membentuk rumah-rumah atau pemukiman selayaknya perumahan Alam Tirta Lestari. Selain itu rumah melambangkan tempat belajar & berkarya. Lambang recycling pada tengah logo berarti kegiatan yang dilakukan mengutamakan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Penguatan Kelembagaan TPS 3R Green Altari Selain kebutuhan untuk menyesuaikan struktur pengelolaan sampah di TPS 3R Green Altari, ada beberapa elemen yang perlu dipertimbangkan untuk mendukung manajemen TPS 3R, yaitu sebagai berikut. 1. Memperkuat koordinasi antara KSM dan RW serta pemerintah daerah. Pemerintah daerah merujuk kepada Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Koordinasi dengan pemerintah diperlukan untuk membantu memfasilitasi operasional TPS 3R yang lebih baik melalui dana tambahan serta untuk meningkatkan kesadaran lebih banyak penduduk tentang pentingnya partisipasi mereka dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab untuk mendukung TPS 3R. 2. Membuat mekanisme kontrol : penghargaan dan sanksi dalam pengelolaan sampah. Jika implementasi prinsip 3R belum diterapkan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari, maka untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung operasional TPS3R diperlukan mekanisme kontrol. Mekanisme ini bisa dalam bentuk sanksi sosial bagi penduduk yang tidak memilah sampah mereka di rumah atau hadiah bagi penduduk yang secara konsisten bergabung dengan kegiatan pengelolaan sampah selama periode tertentu, yaitu secara konsisten memilah dan menyimpan sampah di bank sampah dalam tiga bulan. 3. Mengevaluasi pengelolaan sampah secara berkala di TPS 3R. Evaluasi berkala terhadap implementasi pengelolaan sampah di TPS 3R dan di dalam masyarakat dapat dilakukan oleh KSM dan pengurus RW. Ini bermaksud untuk memantau operasi dan dampak yang dicapai oleh kegiatan TPS 3R. Evaluasi dapat dilakukan setidaknya sebulan sekali. Hasil evaluasi harus dibagikan kepada warga dan semua elemen yang terlibat dalam pengelolaan TPS 3R untuk memotivasi peningkatan pengelolaan sampah di daerah tersebut.
Inovasi dalam aspek kelembagaan
Status Kelembagaan
Administrasi Pelaporan
Dalam melakukan pengembangan aspek kelembagaan perlu memperhatikan status kelembagaan, administrasi pelaporan dan manajemen dan kualitas SDM dalam organisasi. Ketiga poin tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut:
Manajemen & Kualitas SDM
1. Status Kelembagaan yang sudah terdaftar dan tercatat dalam akta notaris 2. Kerjasama dengan program CSR perusahaan untuk pelatihan pengelolaan organisasi dan SDM yang profesional 3. Kerjasama dengan Pemda untuk pelatihan pembuatan laporan dan administrasi yang baik
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 29
Aspek Peraturan Dalam keberjalanan kegiatan TPS 3R Green Altari selalu melibatkan peran pemerintah desa untuk ikut andil mengambil peran dalam pengelolaan sampah di kawasan perumahan Alam Tirta Lestari. Hal ini disambut baik oleh Kepala Desa Pagelaran yang antusias dengan kelompok swadaya masyarakat yang inisiatif melakukan perubahan untuk tata kelola persampahan di kawasannya.
Peraturan / Kebijakan Daerah Eksisting
Saat ini, TPS 3R Altari Ciomas belum memiliki kebijakan secara tertulis mengenai pengolahan sampah secara keseluruhan. Namun, sudah ada kesepakatan bersama antara pengurus KSM dengan warga yang menjadi kebijakan setempat. Kesepakatan tersebut antara lain: 1. Pemilahan Sampah di RT 7 RW 14 Perumahan Alam Tirta Lestari Kebijakan ini disusun oleh KRL (Kampung Ramah Lingkungan) Green Alam Tirta Lestari diperuntukkan kepada RT 7 RW 14 sebagai RT Pilot Pemilahan Sampah. Pemilahan dari sumber dilakukan dengan membedakan kantong sampah plastik dari jenis sampah terpilah. Ditinjau dari observasi, pelaksanaan pemilahan sampah di RT 7 belum terlaksana dengan optimal, masih terdapat warga yang mencampur sampah organik dan anorganik. 2. Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah di Perumahan Alam Tirta Lestari dilakukan oleh TPS 3R Altari di bawah tanggung jawab KSM Green Alam Tirta Lestari. Kebijakan internal lainnya terkait pemilahan sampah dan program untuk pengelolaan sampah di Perumahan Alam Tirta Lestari merupakan kebijakan dari KSM.
Kepatuhan terhadap regulasi pusat/daerah dan petunjuk teknis
Terdapat Peraturan Daerah Kabupaten Bogor nomor 2 tahun 2014 tentang pengelolaan sampah mengatur beberapa aspek terkait regulasi kemitraan, hak dan kewajiban masyarakat, lembaga pengelolaan sampah dan teknis operasional pengangkutan sampah. Peraturan tersebut menjadi acuan KSM Green Altari dalam menjalankan kegiatan yang dapat dikontrol langsung oleh KSM. Namun, kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di rumah, seperti memilah sampah masih perlu dilakukan pendekatan melalui kebijakan turunan yang mengikat warga berupa penegakan aturan. 30
Waste4Change | www.waste4change.com
Namun, pandemi menjadi perhatian penuh setiap daerah sehingga dana dipangkas habis untuk situasi waspada pandemi COVID-19 di Desa Pagelaran.
Audiensi Update Program bersama DLH Kab. Bogor
Dukungan Pemerintah Daerah
Dalam rangka mewujudkan aspek pengelolaan sampah yang berkelanjutan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor mendukung pencapaian dengan menyiapkan surat edaran yang meneruskan kebijakan yang sudah diatur oleh pemerintah kabupaten Bogor kepada pemerintah desa. Surat edaran untuk membuat kebijakan turunan menjadi landasan KSM dalam melakukan kegiatan edukasi yang lebih masif dan dengan menitikberatkan pada implementasi pemilahan sampah oleh warga. Selain itu, adanya Peraturan Bupati Bogor Nomor 88 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategis Kabupaten Bogor Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga, juga menjadi acuan penentuan target KSM dalam melakukan agenda pengurangan sampah dari rumah tangga. Hal ini dilakukan agar sejalan dengan ketetapan daerah yang mengacu pada strategi kebijakan nasional.
Menggaet Pemerintah Desa
Komunikasi antara KSM Green Altari dan Pemerintah dinilai cukup intens, karena update kegiatan selalu disampaikan pada pemerintah desa. Keterbukaan akan kebutuhan dana operasional juga disampaikan oleh KSM dan dipahami oleh pemerintah setempat. Kegiatan operasional pengelolaan sampah sebuah kawasan membutuhkan dana yang tidak sedikit agar berjalan optimal. Oleh karena itu, alokasi dana sempat dipetakan oleh pemerintah desa untuk pengelolaan sampah di perumahan alam tirta lestari pada pertengahan 2020.
Diskusi media developmet bersama KSM
Hal tersebut tidak membuat KSM Green Altari putus asa untuk terus melakukan koordinasi pada Pemerintah Desa. Dengan melibatkan pemerintah desa untuk setiap kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan sampah, juga terus mengadvokasi tentang urgensi dari pengelolaan sampah yang bertanggung jawab perlu dibangun dan dimulai dari sumber. Upaya yang terus dilakukan KSM Green Altari ini selalu disambut baik, hingga pihak pemerintah desa merespon dan mulai memikirkan peran apa yang bisa dilakukan. Saat kunjungan yang dilakukan ke TPS 3R, BPD (Badan Permusyawaratan Daerah) Desa Pagelaran mengungkapkan tentang pentingnya peraturan yang dapat diterapkan untuk perubahan perilaku masyarakat dalam suatu kawasan. Hal tersebut dinilai sudah menjadi best practice di salah satu kelurahan di Denpasar Bali. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika mulai diterapkan di kawasan Desa Pagelaran, tuturnya.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 31
Kiri ke Kanan : Pak Trisna selaku Ketua BPD Desa Pagelaran, Pak Yusuf Maulana selaku Kepala Desa Pagelaran, Pak Dede Firdaus selaku Ketua RW 14 dan pembina KSM Green Altari
Manajemen Stakeholder
Kunjungan yang dilakukan dihadiri pula oleh Kepala Desa Pagelaran dan Ketua RW 14 sebagai pembina TPS 3R Green Altari. Agenda mengenalkan TPS 3R pada stakeholder terkait menjadi ajang untuk menyatukan pemerintah desa, pemerintah setempat dan masyarakat. Untuk keterbukaan dan pemahaman kondisi eksisting kegiatan yang dilakukan KSM Green Altari, mulai dari kegiatan operasional dan program yang sedang berjalan. Agenda penanaman pohon simbolis oleh stakeholder yang hadir dalam acara cucurak
Kehadiran perwakilan RT dari 12 wilayah di RW 14 melengkapi tamu undangan sebagai salah satu stakeholder terkait TPS 3R. Perwakilan RT diajak untuk menuliskan harapan bagi TPS 3R Green Altari sebagai bangunan milik bersama yang dapat memberikan manfaat yang nyata untuk seluruh RT. Melibatkan RT dalam agenda ini menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap bangunan, untuk menjaga dan ikut andil dalam setiap program yang dihadirkan untuk kebaikan lingkungan. Pemetaan stakeholder penting dilakukan untuk mengetahui peran masing-masing dan mengupayakan partisipasinya. Setelah terpetakan, manajemen stakeholder pun harus dilakukan untuk menjaga ritme dan meningkatkan kesadaran dalam mendukung setiap kegiatan di TPS 3R. Kegiatan dan inisiatif yang terus dihadirkan TPS 3R diupayakan untuk melibatkan setiap RT, agar partisipasi masyarakat mulai tumbuh secara perlahan dan konsisten meningkat. 32
Waste4Change | www.waste4change.com
Aspek Teknis Operasional Penanganan sampah termasuk kedalam komponen utama dalam upaya pengelolaan sampah. Penanganan sampah tersebut biasa disebut sebagai teknis operasional yang terdiri dari pewadahan/pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir. Dalam keberjalanan kegiatan penanganan ini, kegiatan operasional TPS 3R Green Altari berjalan tanpa adanya acuan dan standar tata cara yang mengatur alur pengelolaan sampah. Kegiatan berjalan tanpa target dan capaian yang perlu dikejar. Hal ini menghambat pengembangan kinerja operasional TPS 3R yang masih menerapkan business as usual. Kehadiran program dengan dorongan target yang perlu dikejar secara perlahan, membawa perubahan pada tata kelola ruangan dan teknis operasional TPS 3R. Sistem pengelolaan sampah diarahkan menuju berkelanjutan, hingga membentuk sebuah ekosistem yang mendorong pada implementasi ekonomi sirkular. Untuk mengurangi angka timbulan sampah yang dibuang ke TPA, dan untuk meningkatkan angka daur ulang, sebagaimana target program yang akan dicapai, dibutuhkan alur kegiatan operasional yang memadai. Manajemen SDM perlu diperhatikan untuk
menangani sampah dan memenuhi target yang dikejar. Konsep desain pembenahan sistem perlu direncanakan dengan matang, hingga kemungkinan pencapaian target lebih efektif dan efisien. Melibatkan KSM dalam perumusan perencanaan menjadi sebuah keharusan dalam penyusunan konsep desain. Segala kemungkinan untuk perombakan alur dan renovasi akan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas atau efisiensi ruangan. Kesepakatan itu harus dihadiri oleh semua pihak yang akan terlibat. Untuk menata sebuah alur kegiatan operasional, hal ini dimulai pada sumber sampah masuk. Dimulai dari pewadahan di area layanan yang menjadi wilayah percontohan dalam memulai pemilahan sampah dari sumber. Distribusi kantong pilah pada area layanan dan memberikan sosialisasi. Ditindaklanjuti pada tahap pemindahan dari sumber ke TPS 3R, dengan menganalisa alur yang paling efektif untuk diterapkan. TPS 3R harus siap secara kapasitas untuk mengolah dan mengelola sampah masuk.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 33
Bangunan TPS 3R TPS 3R Green Altari
Bangunan Sebelum Program Bangunan Setelah Program
Bangunan TPS 3R yang menjadi tempat operasional untuk mengelola sampah di RW 14 Perumahan Alam Tirta Lestari, belum secara maksimal difungsikan saat awal pendampingan. Tata letak alat dan barang yang belum teratur, kurangnya ventilasi udara dalam bangunan dan peralatan yang tidak bisa digunakan, membuat suasana ruangan pengap dan sempit. Keberadaan bangunan yang sempat memberikan dampak negatif pada warga sekitar, perlahan dibenahi untuk membangun citra yang baik pada warga sekitar.
operasional. Aspek ini menjadi hal penting, sebagai pondasi awal dalam membuat TPS 3R yang berkelanjutan. Ilmu dari pelatihan peningkatan kapasitas ini digunakan sebagai modal awal dalam melakukan perencanaan pembenahan tata kelola operasional TPS 3R. Dimulai dari memahami alur proses pengelolaan sampah, mulai dari hulu ke hilir. • •
Pelatihan Peningkatan Kapasitas
Dalam memulai sistem tata kelola yang baik di dalam bangunan, Waste4Change mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas untuk mendalami praktik alur operasional TPS 3R yang melibatkan KSM dan operator. Memperkenalkan komponen yang terkait dalam sistem yang dibahas dalam Standar Operasional Prosedur TPS 3R untuk efektifitas dan efisiensi aspek teknis 34
Waste4Change | www.waste4change.com
•
Alur pengambilan sampah dari sumber ke sumber Alur pengelolaan di TPS 3R (Pemilahan, penyimpanan, pengolahan) Alur pengangkutan ke TPA
Efektifitas dari ketiga aktivitas utama perlu dipertimbangkan, mengingat kegiatan operasional harus dilakukan dengan efektif dan efisien, untuk menghemat sumber daya yang tersedia. Setelah dianalisa, dengan armada pengangkut eksisting yang digunakan saat ini, sudah dinilai sesuai
dengan efektivitas jalur area pengangkutan. Namun, kendala dirasa saat sampah sudah masuk ke TPS 3R. Operator melakukan pengelolaan tanpa arahan dan acuan, hanya kebiasaan tidak tertulis yang terus dilakukan operator angkut sekaligus pilah, yaitu Pak Iman. Hal ini membuat alur di TPS 3R belum ditetapkan standar untuk acuan kegiatan pengelolaan sampah.
contoh : Timbangan harus dekat dengan meja pilah, rak penyimpanan juga terletak di sekitar area pemilahan. Hasil pemetaan tersebut ditindaklanjuti dengan pengkondisian langsung di dalam bangunan TPS 3R.
Gambaran Analisis Elemen
Maket Bangunan TPS 3R
Dalam tahapan selanjutnya, pemahaman terkait alur ideal yang harus terjadi dalam sebuah TPS 3R digambarkan dalam maket / mock up. Dengan melakukan visualisasi bangunan dan sistem TPS 3R yang diintegrasikan dengan perancangan Standar Operasional Prosedur, akan memudahkan untuk diimplementasikan oleh operator yang bertugas. Setiap komponen kegiatan dalam alur memerlukan elemen yang diharapkan tersedia dalam mendukung efektivitas kerja. Masing-masing elemen tersebut diantaranya: Komponen : Area sortir Elemen : Meja pilah, timbangan, karung, dan buku/papan pencatatan Penentuan elemen untuk masingmasing komponen alur dilakukan agar pemetaan berikutnya dapat tepat sasaran sebagaimana kebutuhan yang diperlukan. Setiap komponen harus memiliki uraian elemen untuk mendukung kinerja yang lebih optimal.
Penentuan elemen untuk masingmasing komponen alur dilakukan agar pemetaan berikutnya dapat tepat sasaran sebagaimana kebutuhan yang diperlukan. Setiap komponen harus memiliki uraian elemen untuk mendukung kinerja yang lebih optimal. Dengan elemen yang lengkap, pemetaan dilakukan dengan lebih menyeluruh berdasarkan pengaturan tata letak dan keberfungsian. Pemetaan posisi elemen dipetakan dalam bagan keterkaitan sebuah alat dalam kegiatan operasional. Sebagai contoh : Timbangan harus dekat dengan meja pilah, rak penyimpanan juga terletak di sekitar area pemilahan. Hasil pemetaan tersebut ditindaklanjuti dengan pengkondisian langsung di dalam bangunan TPS 3R. Hasil pemetaan analisis elemen
Dengan elemen yang lengkap, pemetaan dilakukan dengan lebih menyeluruh berdasarkan pengaturan tata letak dan keberfungsian. Pemetaan posisi elemen dipetakan dalam bagan keterkaitan sebuah alat dalam kegiatan operasional. Sebagai Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 35
Tindak Lanjut Pelatihan Peningkatan Kapasitas Teknis Operasional
Pelatihan konsep, perencanaan dan operasional sarana prasarana telah diberikan pada para peserta. Bekal dari pelatihan adalah sebuah rencana dan maket sederhana. Namun pada prakteknya tidak sesuai dengan rencana. Perubahan pengurus membuat proses asistensi dan renovasi terkendala. Langkah yang dilakukan oleh Waste4Change adalah : 1. Merancang ulang dengan pemodelan 3 dimensi secara lengkap, interior dan eksterior bahkan secara bertahap mengakomodasi perubahan dari masyarakat. 2. Bekerjasama dengan kontraktor lokal yang bersedia membantu renovasi dengan tim yang lengkap. Dilanjutkan dengan tim Handyman Waste4Change. 3. Komunikasi hasil perencanaan, visualisasi, dan progres pada pengurus, terutama pada pemangku wilayah seperti Ketua RT, Ketua RW, bahkan pada Kepala Desa. 4. Bertahap mengajak warga sekitar untuk bisa menyumbangkan ide, tanaman, atau material lainnya untuk mewujudkan rencana yang telah dibuat. 5. Mendorong KSM Green Altari untuk memiliki strategi penggunaan fasilitas yang telah tersedia secara maksimal.
36
Waste4Change | www.waste4change.com
Sarana Prasarana yang dibangun secara bertahap dirancang untuk mendukung proses pengurangan transfer sampah ke TPA dan kemudahan operasional dalam mengolah sampah menjadi produk bernilai guna. Mensinergikan aspek teknis operasional dengan empat aspek pengelolaan sampah lainnya merupakan sebuah tantangan untuk mewujudkan keberlanjutan TPS 3R dengan menyediakan media komunikasi, edukasi, awareness raising, fundraising, dan pengembangan bisnis mitra potensial. Zona Interior 2 dirancang untuk fungsi Community Engagement TPS 3R yaitu Education Center yang terdiri dari:
Zona Eksterior pengelolaan lingkungan pekarangan yang diberi nama Taman Bijak Kelola Sampah. Terdiri dari : • • • •
• • • •
Meja rapat Meja kerja Display wall untuk beberapa contoh sampah Media Edukasi dari mulai ukuran A0 hingga A4 dengan menyediakan beberapa frame kayu
Model ukuran 1:1 komposter berbentuk heksagon Fasilitas pengembangbiakan Maggot BSF Taman Fasilitas cetak tutup dan casing LRO
Zona Ekterior 2 sebagai Wajah TPS3R Green Altari. Fungsi branding atau membangun citra lembaga dan fungsi TPS3R harus mampu menarik calon customer dan warga. Terdiri dari: • Zona Interior dirancang untuk fungsi utama TPS 3R yaitu recycling center berupa penyimpanan, pemilahan, dan recycling anorganik. Fasilitas yang tersedia antara lain: • • • •
• •
Tanaman dalam kotak, pot , dan vertical garden. Neon Sign sebagai identitas utama. Komunikasi visual bagi audience umum atau yg lewat
Meja pilah Rak penyimpanan French cleat untuk penyimpanan perkakas Toolbox untuk penyimpanan hasil recycling Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 37
Sampah Organik untuk Maggot BSF TPS 3R Green Altari
Pengembangbiakan larva black soldier flies diinisiasi oleh KSM sebagai salah satu pengembangan fasilitas dalam pengolahan sampah organik. Sekitar 54% sampah sisa makanan dihasilkan oleh warga RT 07 yang sampahnya diangkut ke TPS 3R. Potensi sampah organik yang melimpah menjadi salah satu yang mendorong dibangunnya fasilitas BSF ini.
Hermetia Illucens : Lalat Tentara Hitam Lalat ini memiliki siklus hidup larva dari telur hingga menjadi lalat selama kurang lebih 40 hari. Lifecycle seekor BSF : 1. Eggs/telur (Seekor lalat betina menghasilkan telur hingga 400-800 buah dan menetas dalam kurun 4 hari) 2. 5-DOL (Larva umur lima hari yang baru menetas dan siap mengolah sampah organik sebagai sumber makanannya. 3. 17-DOL/Maggot (Larva dewasa yang siap memasuki fase istirahat menjadi prapupae) 4. Pupae (Fase perubahan menjadi lalat) 5. Flies (Tahap terakhir yang siap untuk berkembang biak)
38
Waste4Change | www.waste4change.com
Seperti yang diketahui, BSF dapat mengelola sampah organik selama proses maggot. Maggot menyukai berbagai jenis sampah organik basah. Dalam proses set-up pengelolaan sampah berdasarkan standar, untuk mengelola 10 kg sampah organik dibutuhkan 6,5 gram larva BSF berumur lima hari. Dengan pengolahan sampah organik melalui BSF, sekitar 65 - 80% sampah dapat direduksi dalam dua minggu, karena siklus hidup larva dari telur hingga menjadi lalat selama kurang lebih 40 hari. BSF ini menjadi potensi bisnis yang menguntungkan selain menjadi solusi dari masalah sampah organik. Sebagai sumber protein yang tinggi dan penyeimbang bagi lingkungan, maggot BSF dapat menjadi pakan ikan dan ternak unggas. KSM masih terus mengembangkan peluang bisnis dari maggot BSF ini. Selain penjualan produk yang dihasilkan oleh siklus BSF itu sendiri, KSM berencana untuk mengembangkan BSF learning center yang menyediakan jasa training dan pelatihan untuk badan usaha atau TPS 3R lain yang akan berencana mengembangkan BSF di tempatnya.
Heksa-komposter TPS 3R Green Altari
Perumahan Green Altari merupakan tempat paling cocok untuk pengembangan komposter untuk mengolah sampah organik di tempat. Fasilitas olah sampah organik yang dikembangkan adalah heksa-komposter. Fasilitas olah organik berupa lubang resap organik menghadapi kendala struktur tanah dan BSF dengan skala besar akan membutuhkan tempat. Terdapat 3 (tiga) ruang terbuka publik yang memungkinkan jadi lokasi pembuatan Heksa komposter, diantaranya : di taman TPS 3R, bundaran dekat balai RW, dan lapang RT 07. Sebuah komposter berukuran heksagonal sudah berdiri tegak dan kokoh di samping bangunan TPS 3R. Heksa-komposter dengan radius 60 cm dan tinggi 160 cm ini memiliki kapasitas maksimal sekitar 1500 L. Dilengkapi dengan pintu panen kompos di dasar komposter yang dibuat untuk memudahkan proses panen kompos. Lubang yang dibuat di setiap sisi komposter untuk mengalirkan udara karena proses pengomposan bersifat aerob. Sampah organik rumah tangga dan sampah organik pekarangan dituangkan ke mulut heksa-komposter secara acak dengan proporsional. Dengan komposisi yang sepadan antara kedua jenis sampah organik, akan menghasilkan kompos yang baik. Heksagonal menjadi bentuk yang tidak umum pada bangunan yang tersedia di masyarakat. Hal ini baik untuk menumbuhkan rasa penasaran masyarakat agar mencari tau fungsi bangunan tersebut. Namun, banyak sekali yang berasumsi sendiri dengan menyebut bangunan ini sebagai cerobong pembakar sampah. Untuk mengantisipasi kesalahan yang berlanjut di masyarakat, KSM menyiapkan media edukasi tentang heksakomposter yang bisa dilihat oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat menjadi tau jenis sampah yang diterima oleh bangunan heksagonal tersebut. Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 39
Aspek Partisipasi Masyarakat Kondisi ideal sebuah masyarakat melakukan pengelolaan sampah dengan mengurangi dan memilah sampah atau kemudian mampu mengolah sampah. Pola pikir sebagian masyarakat ketika membayar retribusi menjadi suatu kewajiban yang sudah dilakukan dalam pengelolaan sampah. Retribusi yang relatif kecil ditarik setiap bulan pada area layanan RT 07, sekitar Rp 10.000 dirasa tidak sebanding dengan banyaknya volume sampah dengan jenis sampah yang terkumpul. Butuh waktu 4 tahun untuk menaikkan jumlah retribusi yang dibebankan kepada masyarakat. Berikut beberapa gambaran pola pikir negatif yang umumnya ada di Altari : •
Tidak ada sense of urgency dari TPA, bahkan beberapa pengangkut sampah ke truk mengatakan pada warga bahwa TPA Galuga masih datar tidak menggunung seperti TPST Bantargebang, Bekasi. Dampak dari kelola sampah dengan sistem kumpul-angkut-buang tidak akan berdampak pada masyarakat secara langsung. Cukup membayar iuran, pengangkut sampah dilakukan dan masalah sampah di rumah selesai. Tidak ada waktu untuk menerapkan prinsip 3R pada sampah, karena merasa tanggung jawab ada pada kewajiban membayar retribusi.
• •
Agenda Sosialisasi Program kepada Masyarakat 40
Waste4Change | www.waste4change.com
Upaya menumbuhkan peran serta masyarakat menjadi tantangan tersendiri bagi KSM setempat. Berbagai jenis pendekatan perlu dilakukan, namun perlu disesuaikan dengan kondisi personal. Berdasarkan temuan dari KSM, kecenderungan individualis dan kesibukan yang dialami oleh warga perumahan Altari menjadikan tokoh masyarakat tidak dapat berperan banyak dalam mengontrol perubahan perilaku. Hal ini mempengaruhi usaha yang perlu dikerahkan oleh KSM,
menyusun perencanaan secara bertahap untuk merangkul dan mengedukasi seluruh masyarakat di sekitar lokasi TPS 3R. Perubahan perilaku melalui kebijakan Kerjasama dengan pemerintah desa dapat dilakukan untuk memberikan keputusan yang mengatur kebiasaan warga. Hal ini dikarenakan pemerintah desa memiliki kewenangan untuk mengeluarkan kebijakan yang mengikat, tentu dengan disertai penegakan hukum. Dengan begitu, partisipasi masyarakat akan meningkat seiring dengan berlakunya suatu kebijakan di lokasi tersebut.
Teori sederhana Social Exchange adalah tentang manfaat yang diperoleh untuk pribadi dari setiap kerjasama antar manusia dalam melakukan sesuatu. Manfaat inilah yang harus dikelola sehingga tak ada lagi kesan dimanfaatkan atau diperdayai. Manfaatmanfaat inilah yang harus dipahami lebih dalam untuk mendapatkan peningkatan partisipasi.
Pemerintah
Dorongan program dari lingkup RW : Semangat menjadi RT terbaik
Perubahan lainnya, dapat didorong dengan adanya program yang diinisiasi oleh pengurus RW untuk RT-nya. Dorongan bersaing untuk kebaikan bisa dilakukan, agar lebih merangkul satu kawasan. Karena lingkup yang lebih kecil akan meningkatkan rasa kepemilikan warga terhadap wilayahnya, semangat perubahan secara masif dapat dirasa oleh setiap RT.
“Warga RT 07 sudah memilah sampah dari rumah” Sebuah poster dengan tajuk di atas akan memberikan kesan merasa bersalah jika salah satu warga 07 tidak memilah sampah di rumah. Peleburan identitas individu pada identitas massa. Masyarakat yang tinggal di RT 07 setidaknya mendapat tekanan untuk memilah sampah, terlepas melakukan dengan benar atau tidak.
DLHK
Masyarakat
Inovasi lain dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam dilakukan melalui pendekatan-pendekatan kolaborasi, seperti : • • • • •
Peningkatan partisipasi masyarakat melalui sistem bank sampah; Kolaborasi dengan Pemda terkait promosi kesehatan, Kolaborasi dengan Pemda terkait lomba kebersihan, Kolaborasi dengan pihak desa untuk kelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), Bermitra dengan Pemda untuk dukungan operasional pengelolaan TPS 3R.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 41
Cucurak
TPS 3R Green Altari Sebagai upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dan rasa kepemilikan TPS 3R di wilayah RW 14, KSM Green Altari mengadakan acara Re-launching TPS 3R yang dibalut dalam agenda “Cucurak” atau agenda makan bersama menyambut bulan suci Ramadhan. Pada tanggal 11 April, agenda ini dihadiri oleh perwakilan dari 9 RT di RW 14 dan jajaran pemerintah Desa Pagelaran. Kepala Desa Pagelaran, Bapak Yusuf Maulana, turut hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Pak Yusuf berkomitmen akan mendukung program-program dari KSM Green Altari yang mendorong
pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di Perumahan Alam Tirta Lestari. KSM menanggapi dengan penjelasan programprogram yang sedang dikembangkan dan program yang sudah berjalan sembari mengenalkan kepengurusan baru yang bertugas. Harapan-harapan dituliskan oleh setiap perwakilan yang hadir memberikan bahan bakar semangat untuk KSM dalam mengembangkan kegiatan operasional, kegiatan edukasi dan kegiatan lain yang membangun ekosistem ekonomi sirkular di kawasan Alam Tirta Lestari.
Acara diakhiri dengan penanaman tanaman simbolis oleh perwakilan RT di Taman Bijak Kelola Sampah. Hal ini sebagai upaya mendorong rasa kepemilikan oleh setiap RT di RW 14, bahwa bangunan TPS 3R menjadi tempat pengelolaan sampah yang bertanggung jawab milik bersama. Setiap RT dapat turut andil mengikuti setiap program yang diselenggarakan TPS 3R dan mendukung kesuksesannya.
42
Waste4Change | www.waste4change.com
Aspek Pembiayaan Belajar dari para pelaku bisnis sampah di Indonesia dari mulai skala kecil hingga besar menunjukkan bahwa adanya pelaku yang memiliki pola pikir wirausaha. Berjuang menghasilkan produk atau memberikan layanan kemudian berjuang untuk mencari pelanggan dan memberikan layanan terbaik. Mereka fokus pada produk yang cepat laku dijalankan dengan biaya rendah dan minimalis seperti tempat, tenaga kerja, dan fasilitas lainnya. Namun demikian KSM Green Altari memang berbeda dengan tukang rongsok. Benefit Generator lebih dominan dibanding profit maker. Tantangan pengembangan bisnis dalam aspek pembiayaan KSM ini antara lain: •
•
•
Lubang resapan organik tidak bisa diandalkan sebagai jasa baru untuk dijual ke setiap rumah karena kawasan permukiman di Ciomas berbatu dan muka air tanah dangkal. Hanya sedikit lahan yang merupakan urugan atau tidak berbatu, seperti halnya lapangan sebagai fasilitas umum. Menaikkan retribusi sampah menjadi sangat berat karena akan menimbulkan pertentangan pada warga walaupun untuk menaikkan Rp 3000 butuh waktu beberapa tahun. Memperluas wilayah layanan untuk mendapatkan retribusi sampah sebagai income akan membutuhkan
koordinasi lebih lanjut, SDM, tempat penyimpanan dan armada pengangkutan.
Dalam diskusi yang diputuskan KSM Green Altari, alternatif pengembangan yang akan dilakukan dimulai dengan pengembangan edukasi tentang urgensi pengelolaan sampah mandiri di kawasan kepada perwakilan RT. Dengan menumbuhkan kesadaran secara bertahap pada masyarakat, maka akan tumbuh juga keinginan untuk ikut andil dalam program- program yang ada dan bahkan menciptakan inovasi baru yang akan hadir dari masing-masing RT. Melalui pengembangan tersebut akan membutuhkan waktu yang cukup lama, namun akan terjamin keberlanjutannya. Hal ini karena implementasi dibangun dari kesadaran yang tumbuh dengan sendirinya oleh setiap individu bahwa masalah sampah di kawasan harus ditangani secara bertanggung jawab oleh setiap kawasan. Selain menumbuhkan kesadaran secara organik, perwakilan RT akan mengupayakan untuk melakukan hal serupa pada masyarakat di wilayahnya. Dengan kondisi tersebut, KSM akan memiliki lebih banyak SDM untuk mengedukasi masyarakat. Jika ini berjalan dengan lancar, pencapaian target akan meningkat secara eksponensial.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 43
Pembiayaan dan Pengembangan Menuju TPS 3R yang berkelanjutan, KSM harus terus melakukan pengembangan yang signifikan agar terus beranjak mengikuti perkembangan zaman. Pengembangan program dan jasa yang ditawarkan atau pengembangan metode edukasi yang disosialisasikan. Pengembangan dimaksudkan untuk memperluas jangkauan pelanggan, penerima manfaat dan jumlah masyarakat teredukasi. Selain untuk mengupayakan perubahan perilaku warga dalam mengelola sampahnya, hal ini pun ditujukan pada potensi kerja sama untuk kelangsungan masa depan TPS 3R Green Altari. KSM Green Altari mulai secara perlahan mengembangkan program yang bisa merangkul semua warga RW 14. Program diramaikan dengan sistem reward bagi RT yang paling aktif mengajak warganya dan individu yang banyak memberikan kontribusi. Hal sederhana seperti ini disambut baik oleh beberapa RT yang sudah merasakan dampak dan antusiasme ikut andil dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Pengembangan Model Bisnis
Bermula dengan mempelajari model bisnis kanvas yang dapat dengan mudah memetakan gambaran kasar sebuah bisnis model dalam 9 kotak. Dengan metode diskusi antar anggota dan fasilitator lapangan, KSM cukup memetakan dengan baik apa yang menjadi value proposition TPS 3R Green Altari. Meski dapat dilihat beberapa poin masih umum dan sesuatu yang biasa dilakukan di lokasi manapun. Namun, dengan pendekatan berbeda yang ditawarkan dari program dapat menjadi unggulan dan menjadi ciri khas tersendiri. Setiap program yang umum ini diupayakan dapat dikonsepkan oleh KSM agar dibalut dengan hal-hal unik untuk menarik masyarakat. 44
Waste4Change | www.waste4change.com
Dalam kotak lain yang terisi, jika diperhatikan, setiap kotak akan saling berkaitan satu sama lain. Hingga akhirnya berujung pada dua kotak terbawah, yaitu cost structure dan revenue streams. Setiap pengembangan membutuhkan rencana pembiayaan dan pemetaan proyeksi pendapatan agar tau posisi aman sebuah organisasi. Kerangka ini menjadi dasar dalam pengambilan langkah untuk pengembangan model bisnis dan program agar tepat sasaran, tentu setelah diskusi mendetail dengan seluruh anggota KSM.
Pengembangan Program
Pengembangan program yang diajukkan oleh KSM Green Altari dari perencanaan bisnis model kanvas membutuhkan penyesuaian dengan tim yang akan bertugas. Pembagian peran dan pengkondisian waktu pelaksanaan didiskusikan lebih lanjut agar mendapat konsep detail sebuah program untuk keberlanjutan. Perumusan timeline memberikan sebuah opsi prioritas yang harus dikerjakan dan dikembangkan lebih dahulu. Dengan keterbatasan SDM, pengerjaan prioritas menjadi lebih fokus dan maksimal. Dalam penyusunan konsep program, pertimbangan pengembangan dapat dimulai dari sudut pandang user/customer, yaitu aspek ketertarikan masyarakat untuk melibatkan diri. Seperti halnya kemudahan dalam mengikuti program dan seberapa besar usaha yang dikeluarkan dan manfaat yang akan diterima. Dengan mengkondisikan dalam sudut pandang user, KSM akan jauh lebih mudah membayangkan strategi komunikasi program yang tepat untuk disampaikan kepada masyarakat. Skema
pemberian reward dapat dijadikan opsi di awal untuk menjaring masa dalam mengikuti program. Hal lain yang jauh lebih penting adalah keberlanjutan program. Perencanaan program yang dirancang memiliki target akhir, perlu disiapkan dalam tahapan pengerjaan untuk kestabilan keberlangsungan program. Milestone dalam setiap tahapan harus direncanakan dapat ditempuh dengan kurun waktu tertentu. Pembagian tahapan ini untuk memudahkan langkah KSM, sebagai pelaksana dalam mencapai target akhir. Dilengkapi dengan timeline detail dari setiap sub-kegiatan dan budget yang dibutuhkan, sebuah konsep program selesai dirancang dan masuk pada tahap persetujuan untuk eksekusi turun ke lapangan. Dalam tahap eksekusi, keberjalanan program secara berkala perlu dilakukan monitoring dan evaluasi.
Pemaparan Update Program terkait Pelatihan Aspek Teknis Operasional
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 45
Gemerincing Jelantah Minyak jelantah menjadi salah satu limbah yang dihasilkan dalam kehidupan berumah tangga. Masyarakat yang belum menyadarinya bahaya kerusakan ekosistem akibat pembuangan minyak jelantah sembarangan, terkadang mereka hanya membuangnya ke saluran air pembuangan (wastafel) atau selokan. Hal ini menjadi momen yang baik bagi KSM untuk melakukan edukasi dan menjadi mitra pengumpul minyak jelantah. Melalui program gemerincing rupiah dari jelantah, KSM mensosialisasikan pada seluruh ibu RT di RW 14 dalam agenda arisan yang biasa dilakukan setiap satu bulan sekali.
Gemerincing rupiah dari jelantah merupakan program rintisan yang dikembangkan saat peningkatan kapasitas inovasi model bisnis. Salah satu program unggulan KSM Green Altari ini menargetkan rumah tangga terlebih dahulu untuk memulai latihan perubahan perilaku sebelum nanti menuju tingkatan berikutnya yaitu memilah sampah. Minyak jelantah yang telah dipisahkan dari rumah, dapat disetorkan pada ibu RT nya masingmasing untuk dilakukan pencatatan besaran minyak jelantah yang terkumpul. Koordinator pokja minyak jelantah akan berkeliling membawa timbangan untuk mengumpulkan minyak jelantah dari setiap RT
Pencatatan Hasil Setor Minyak
Masyarakat dapat menukarkan minyak jelantah dengan minyak baru jika memenuhi syarat minimum berat yang harus terkumpul. Selain ditukar, minyak jelantah dapat ditabung dengan harga Rp 2.500 / kg, atau dapat disedekahkan untuk kegiatan operasional TPS 3R. Dalam penimbangan pertama kegiatan penyetoran minyak jelantah, tercatat sekitar 45 kg minyak jelantah dari 23 nasabah terkumpul. Dengan 25% diantaranya disedekahkan untuk uang operasional TPS 3R. Partisipasi 5 dari 12 RT ini cukup antusias dan terus mendorong agar warganya 46
Waste4Change | www.waste4change.com
mengumpulkan minyak jelantah. Inisiatif kerja sama dengan pedagang UMKM pun mulai dilakukan oleh salah satu RT kepada UMKM yang mengandalkan minyak goreng untuk barang jualannya. Untuk meningkatkan antusiasme warga dan bentuk apresiasi keikutsertaan masyarakat, maka KSM memberikan reward pada RT dan individu yang mengumpulkan minyak jelantah paling banyak. Dengan ini, warga dapat terpacu untuk terus meningkatkan partisipasinya dan menjadi semangat dalam terus berkontribusi.
Dokumentasi Program Sosialisasi
Selain menyebarkan media edukasi terkait program, sosialisasi dari RT ke RT pun secara berkala terus dilakukan, agar dapat mengedukasi dan mengajak warga dalam berkontribusi membenahi lingkungan di skala rumah tangga. Sesederhana bijak dalam mengelola minyak jelantah. Rekaman saat sosialisasi sempat direkam dalam bentuk video dan dimuat dalam salah satu akun youtube anggota KSM. Dengan ini, cakupan jangkauan edukasi program dapat disebar lebih luas. Penyesuaian pada era digital, KSM Green Altari mengembangkan pencatatan dengan sistem pengisian data melalui fitur form dalam website. Pengisian secara online memudahkan pengumpulan data dari setiap RT untuk melihat data jumlah minyak jelantah yang terkumpul dari warga. Data yang berhasil diinput akan terupdate secara
real time dalam laman program tersebut. Karena penanggung jawab setiap RT perlu beradaptasi dengan sistem pencatatan digital, tidak jarang pelaporan dilakukan dalam bentuk tulis tangan dalam lembaran kertas yang sudah disiapkan pula oleh KSM. Dalam mengantisipasi kehilangan data, KSM merekap data minyak jelantah yang disetorkan oleh setiap RT ke dalam form online. Secara langsung, warga dapat melihat jumlah yang mereka tabung, barter atau disedekahkan. Selain itu, data ini digunakan KSM untuk mencatat angka minyak jelantah yang berhasil dikelola untuk dimanfaatkan lebih lanjut oleh pihak yang bertanggung jawab untuk mengelolanya. Form dan pendataan ini masih dalam tahap pengembangan dan akan terus diupayakan untuk disosialisasikan tata cara pengisiannya agar warga lebih mudah untuk menggunakannya.
Scene Sosialisasi Gemerincing Rupiah dari Jelantah pada akun youtube Ade Irwan Anugrah Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 47
www.greenaltari.com
Branding via
W E B S IT E
48
Situasi pandemi dan sulitnya orang berkumpul di satu tempat dalam jumlah banyak, membuat KSM perlu terus mengembangkan berbagai inovasi program dan jasa. Secara bertahap, KSM meluncurkan platform edukasi melalui website, agar mencapai jangkauan edukasi yang lebih luas dan merata di seluruh kawasan. Memaksimalkan website sebagai media branding mampu memperluas potensi bisnis yang dimiliki KSM. Hal ini guna mendorong keberlanjutan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di Perumahan Alam Tirta Lestari. Website yang dapat diakses oleh semua orang dalam laman greenaltari. com ini terdiri dengan beberapa menu yang memudahkan pengunjung berselancar dalam website ini. Selain informasi tentang TPS 3R Green Altari, pengunjung dapat mengakses blog sebagai referensi dan konten video yang berkaitan dengan kegiatan KSM Green Altari. Program yang saat ini diunggulkan dalam website adalah program terkait pengumpulan minyak jelantah. Sementara program yang lain masih dalam tahap pengembangan.
Waste4Change | www.waste4change.com
03 Bank Sampah Ganesha Lestari Jl. Perum Ganesha No. 35, Tegal, Kec. Kemang, Kab. Bogor, Jawa Barat
TPS 3R Kahadean di Telaga Kahuripan TPS 3R Kahadean Telaga Kahuripan berlokasi di Jalan Boulevard Talaga Kahuripan, Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. TPS 3R Kahadean Telaga Kahuripan dibangun dengan dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) pada tahun 2013 dan ditunjang oleh dana PT. Kuripan Raya yaitu pihak developer Komplek Telaga Kahuripan. Luas lahan TPS 3R Kahuripan sebesar 800 m2 dan luas bangunan utama sebesar 16m x 10m. Dalam operasionalnya, TPS 3R Kahadean Telaga Kahuripan berada di bawah tanggung jawab Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan Pengelola Kompleks (developer). Untuk menangani sampah yang masuk dari 2.400 rumah sebagai area layanan, kegiatan operasional hampir dikelola dengan sistem kumpul-angkut-buang. Namun sebelum dibuang, ada sedikit kegiatan pemilahan pada material daur ulang yang bernilai dan kegiatan pembakaran sampah pada tungku bakar bercerobong pendek. TPS 3R Kahadean sudah mencapai batas maksimumnya. Karena mengingat dalam bangunan telah dipenuhi sampah dan lahan di sekitar bangunan pun sudah dipenuhi sampah pula. TPS 3R Kahadean ini menjadi salah satu dari 3 bangunan yang beroperasi dengan sangat tidak optimal, dan menjadi lokasi penerima manfaat untuk dioptimalisasi. Hal ini menjadi tantangan terberat dalam mengupayakan optimalisasi TPS 3R.
50
Waste4Change | www.waste4change.com
Tampak atas TPS 3R Kahadean
TPS 3R Kahadean ini memiliki aset bangunan dan beberapa fasilitas seperti alat cacah dan alat ayak yang sudah tidak dapat berfungsi. Di dekat bangunan juga terdapat tungku bakar untuk mengurangi volume sampah yang semakin hari semakin menggunung. Upaya pengosongan sampah di TPS 3R.Pada pertengahan tahun 2020, developer dan KSM berencana melakukan pengosongan area timbunan sampah di luar bangunan. Beberapa armada truk dikerahkan untuk mengangkut sampah ke TPAS Galuga. Namun, usaha tersebut tidak sebanding dengan jumlah sampah yang masuk setiap harinya. Tumpukan sampah kembali terbentuk di halaman bangunan TPS 3R Kahadean. Upaya ini kembali dibahas pada pertengahan tahun 2020. Program optimalisasi TPS 3R Kahadean ini sulit dilakukan jika bangunan operasional TPS 3R dalam keadaan dipenuhi sampah setinggi 2 meter. Dengan maksud menata dan membenahi sistem teknis operasional, TPS 3R perlu dilakukan pengosongan terlebih dahulu. Oleh karena itu, diadakan agenda pertemuan antara Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, UPT (Unit Pelaksana Teknis) Parung bersama KSM dan pihak Developer Telaga Kahuripan untuk mencari solusi bersama dalam program ini. Hasil pertemuan menunjukan kemungkinan pengosongan dapat dilakukan atau tidak dalam waktu dekat agar dapat dioptimalisasi. Skenario rencana pengosongan TPS 3R sudah disusun. Kebutuhan penyediaan armada truk, excavator dan forklift serta SDM yang bertugas perlu didukung dengan dana yang besar pula. Nominal ini menjadi kendala semua pihak dan menjadi hal yang perlu didiskusikan oleh pihak developer. Tindak lanjut dari hasil pertemuan skenario pengosongan TPS 3R diberi batas waktu hingga satu bulan. Untuk menentukan keberlanjutan kegiatan optimalisasi di TPS 3R Kahadean. Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 51
Tantangan Kegiatan Optimalisasi
Waktu dan biaya menjadi kendala terbesar dalam melakukan optimalisasi pada bangunan yang dipenuhi sampah. Selain itu, sampah yang masuk ke TPS setiap hari senilai dengan 3,5 ton sampah tercampur. Dengan sampah sebanyak itu, dibutuhkan SDM yang memilahnya dan mengelola dengan baik. Sebagai hasilnya, TPS 3R ini sudah melebihi kapasitas. Dalam alur pengelolaan sampah di TPS 3R Kahadean, dengan potensi sampah yang cukup besar ini, KSM tidak bisa melakukan intervensi banyak, karena dikelola oleh individu yang menjadikan ini sebagai bisnis pribadi.
Strategi Optimalisasi Bank Sampah Ganesha Lestari menjadi opsi yang paling mungkin diterapkan.
Alternatif solusi kegiatan optimalisasi. Terdapat 3 opsi dalam melakukan pemetaan masalah dan solusi untuk menjawab tantangan mengoptimalisasi TPS 3R Kahadean. •
•
•
Untuk tetap mempertahankan lokasi sebagai penerima manfaat, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menunggu dikosongkan. Optimalisasi TPS 3R akan dimulai pada waktu yang belum bisa ditentukan, jika menunggu konfirmasi persetujuan dari pihak terkait. Karena tidak ada waktu yang pasti untuk mendapat persetujuan. Oleh karena itu, strategi ini tidak dapat dijadikan pilihan, mengingat program ini punya keterbatasan waktu. Perencanaan pembangunan TPS 3R lokal di salah satu cluster, Griya Ganesha. Skema desain dan alur pengelolaan sampah telah disampaikan pada developer untuk dibantu teknis pembangunannya. Opsi ini menjadi pilihan jika pembangunan TPS 3R sesuai dengan timeline pembangunan. Optimalisasi Bank Sampah Ganesha Lestari. Sulitnya mengelola dan mengambil alih pengelolaan sampah dari oknum pengelola, menjadikan TPS 3R sulit untuk dioptimalisasi. Bank Sampah Ganesha Lestari menjadi salah satu penerima manfaat yang dapat dilakukan untuk kegiatan optimalisasi, dengan membenahi kegiatan operasional dan mendorong penerapan bisnis model berkelanjutan. 52
Waste4Change | www.waste4change.com
Sampah di dalam Bangunan TPS 3R
Sampah di luar bangunan TPS 3R
Lokasi perencanaan pembangunan TPS 3R lokal di Cluster Griya Ganesha
Optimalisasi Bank Sampah Ganesha Lestari
Sebagaimana alur bank sampah pada umumnya, Bank Sampah Ganesha Lestari memiliki kegiatan penyaluran sampah terpilah dari sumber ke pihak daur ulang. Tata kelola ruang dan manajemen operasional Bank Sampah sedikit demi sedikit perlu ditata dan dibenahi. Perubahan penerima manfaat dalam kegiatan optimalisasi ini perlu dilakukan penyesuaian, diantaranya :
Tampak Depan Bangunan Bank Sampah Ganesha Lestari
Neon-sign Bank Sampah Ganesha Lestari
Ketiga opsi ini menjadi bahan pertimbangan yang diputuskan oleh KSM dan pihak developer, serta diketahui oleh pihak Bank Sampah, Waste4Change dan juga DOW Indonesia. Dengan mempertimbangkan kesediaan waktu dan upaya dalam menyediakan alternatif solusi, opsi optimalisasi bank sampah disepakati sebagai solusi untuk tindak lanjut optimalisasi TPS 3R Kahadean. Opsi ini dipilih tanpa menyampingkan upaya pengosongan TPS 3R Kahadean, untuk terus didorong upaya penanganannya. Hingga pada awal tahun 2021, pihak developer kembali melakukan pembahasan dalam upaya pengosongan TPS 3R Kahadean yang melibatkan Waste4Change.
1. Baseline Study Bank Sampah. Melakukan peninjauan terkait komponen dan alur manajemen sampah yang ada serta peninjauan terhadap 5 Aspek Pengelolaan Sampah 2. Pengembangan media edukasi. Sebagai upaya peningkatan jumlah nasabah bank sampah, pengurus mempersiapkan konten media edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah dan merasa memiliki urgensi menjadi nasabah bank sampah. 3. Pembenahan sarana prasarana Bank Sampah. Pengadaan beberapa sarana pendukung guna meningkatkan efektivitas kinerja Bank Sampah, seperti timbangan duduk/digital yang cukup besar dan rak untuk penyimpanan sampah terpilah. 4. Penambahan nasabah bank sampah. Bank Sampah akan menambah layanan dengan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada seluruh RT di cluster Griya Ganesha. Jika perlu, membuka Bank Sampah baru di cluster lain di Perumahan Telaga Kahuripan. 5. Penambahan jaringan mitra daur ulang. Penambahan jaringan mitra daur ulang untuk menambah peluang tambahan jenis sampah yang dapat diterima dan banyak tersebar di masyarakat. Contohnya: bermitra dengan Waste4Change untuk menjual material UBC/MLP.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 53
Selayang Pandang
Bank Sampah Ganesha Lestari
Bank Sampah Ganeshsa Lestari Jl. Perum Ganesha No. 35
Nama
Bank Sampah Ganesha Lestari Keterangan Bangunan
Sewa Individual Keterlibatan
KRL Laskar Gatar RW 013 Desa Tegal Lokasi
Jl. Perum Ganesha No. 35, Tegal, Kec. Kemang, Bogo, Jawa Barat 16310 Area Layanan
Perumahan Telaga Kahuripan dan area sekitar perumahan Timbulan Sampah
500 kg/ bulan
54
Waste4Change | www.waste4change.com
Kec. Kemang
Kota Bogor
Kab. Bogor
Kegiatan Operasional
Penyetoran sampah oleh para nasabah setiap 2 minggu sekali, penjemputan sampah ke nasabah, bekerjasama dengan pengepul setempat, dibantu oleh 1 orang operator dan 1 orang driver jemput sampah Program & Jasa
Angkut sampah dari pindah rumah, penjualan barang bekas, les pembuatan kerajinan dari barang bekas, tempat sampah - dropbox, pembuat an komposter, event waste management dan edukasi, sedekah sampah Ketua Bank Sampah
Chefira Inda Pranoto
Berdiri sejak 19 April 2018, diinisiasi oleh warga setempat dengan SK yang didapatkan dari Desa Tegal pada nomor SK 141.1/12/KPTS/V/2019 yang diresmikan pada 20 Mei 2019. Keberadaan Bank Sampah Ganesha Lestari disambut baik oleh sebagian warga yang mengeluhkan tentang keterlambatan pengangkutan sampah oleh TPS 3R Kahadean. Sebagaimana tujuan didirikan, Bank Sampah Ganesha hadir untuk mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke TPS, menyelamatkan material yang masih dapat didaur ulang agar tidak menambah beban ke TPA. Dengan adanya Bank Sampah ini, warga mulai belajar memilah sampah agar dapat ditabung atau disedekahkan. Kehadiran Bank Sampah Ganesha Lestari memberikan dampak baik terhadap perubahan perilaku masyarakat sekitar. Bank Sampah Ganesha Lestari yang terletak di dalam Perumahan Telaga Kahuripan ini, memiliki kurang lebih 170 nasabah yang tercatat. Nasabah berasal dari berbagai cluster dan bahkan luar perumahan. Meski angka jumlah nasabah tercatat banyak, namun nasabah aktif hanya 40%. Para pengurus bank sampah melakukan peran secara aktif sesuai dengan fungsinya. Dalam kegiatan penjualan, Bank Sampah Ganesha Lestari bekerjasama dengan BSP (Bank Sampah Pusat) dan beberapa pelapak anorganik setempat serta rutin melakukan kegiatan upcycle dengan para nasabahnya. Dalam kesehariannya, kegiatan operasional Bank Sampah Ganesha Lestari ini dibantu oleh 1 orang operator sortir sampah dan 1 orang driver untuk jemput sampah. Kegiatan operasional bank sampah diantaranya, nasabah melakukan penyetoran sampah daur ulang setiap dua minggu sekali, kemudian penjemputan sampah ke nasabah setiap dua minggu sekali. Bekerja sama dengan BSP (Bank Sampah Pusat) Kabupaten Bogor dan pengepul setempat, sampah yang sudah terkumpul dijual secara berkala saat ruang penyimpanan penuh.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 55
Aspek Kelembagaan Komposisi struktur yang kuat
Dalam keberjalanan melakukan pendampingan, Bank Sampah Ganesha Lestari memiliki komposisi tim yang kuat dan stabil. Terdiri dari ibu-ibu rumah tangga, di sela-sela kesibukan ibu-ibu ini meluangkan waktunya untuk mengurus operasional Bank Sampah. Dengan menjalankan peran yang tertuang dalam struktur kepengurusan, membuat sistem manajemen SDM Bank Sampah Ganesha Lestari berjalan sesuai rencana. Fungsi setiap peran dalam kepengurusan berjalan sebagaimana mestinya. Dengan komposisi tim yang kuat, bisa saling melengkapi kekosongan dan kekurangan di peran lainnya. Pengembangan menuju optimalisasi Bank Sampah yang melibatkan seluruh fungsi berjalan dengan efektif.
Struktur kepengurusan yang bertahan
Diresmikan tahun 2019, struktur kepengurusan Bank Sampah Ganesha Lestari sudah disahkan dalam Surat Keputusan Kepala Desa Tegal. Struktur ini bertahan selama keberjalanan Bank Sampah hingga 2 tahun. Dengan pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas sejak awal kepengurusan berdiri, setiap orang memahami ruang lingkupnya. Peran dan tanggung jawab pengurus Bank Sampah ditunjukkan dalam beberapa contoh, diantaranya: 1. Ketua memiliki peran dan tanggung jawab diantaranya: melakukan pengawasan secara langsung terhadap pekerjaan Divisi Pengolahan Sampah, 2. Sekretaris memiliki peran dan tanggung jawab diantaranya : melakukan pencatatan operasional, meliputi pencatatan sampah masuk dan keluar serta pencatatan buku tabungan nasabah Bank Sampah Ganesha Lestari 3. Bendahara memiliki peran dan tanggung jawab diantaranya : melakukan pencatatan keuangan/ cash flow uang kas Bank Sampah Ganesha Lestari 4. Hubungan masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab diantaranya : melakukan penyebaran informasi terkait aktivitas Bank Sampah Ganesha Lestari meliputi jadwal penimbangan, sosialisasi program dan inovasi produk/ jasa bank sampah secara offline maupun online
56
Waste4Change | www.waste4change.com
5. Penelitian dan pengembangan memiliki peran dan tanggung jawab diantaranya : melakukan penelitian produk/jasa yang bisa dikembangan untuk bank sampah 6. Inovasi memiliki peran dan tanggung jawab diantaranya : melakukan inovasi kelas pelatihan art and craft untuk nasabah dan masyarakat umum
Struktur Kepengurusan Bank Sampah Ganesha Lestari Ketua Chefira Inda
Sekretaris Maila R
Bendahara Pitriyanti
Penelitian dan Pengembangan Farhatun
Humas Maryani
Inovasi Yulianti
Analogi Sebuah Kelembagaan
Kelembagaan jika dianalogikan ibarat sebuah pohon, ada akar, batang, daun, buah, bunga yang melengkapi satu sama lain. Para pengurus Bank Sampah Ganesha Lestari adalah pohon kehidupan bagi bank sampah. Masing-masing peran memiliki makna penting dalam memberikan sumber kehidupan untuk tata kelola sampah yang baik dan benar. Tidak ada yang lebih atau yang kurang, semua adalah penting. Menjalani masing-masing peran dan tanggung jawab yang diemban, bagi para pengurus bank sampah adalah kurikulum belajar. Bersyukurnya, meskipun di awal pendampingan diterpa kekhawatiran tidak maksimal dalam mengoptimalkan setiap aspek, namun antar tim bisa saling mendukung dan saling back up satu sama lain. Hal ini terjadi dalam cerita program yang diinisiasi Bu Mar, sebagai penanggung jawab acara pelatihan ecobrick. Beliau mengaku tidak percaya diri karena kurangnya pengalaman menjadi penanggung jawab sebuah kegiatan. Namun, setelah dijalani rasa gugup pun memudar karena dukungan pengurus yang lain. Beliau semakin berani ambil langkah dan semakin optimal menjalani peran dan tanggung jawab nya sebagai pengurus bank sampah. Contoh lainnya juga ibu Maila, sekretaris bank sampah yang mengaku tidak akrab dengan sistem pencatatan online. Selama ini, pencatatan dilakukan secara manual untuk mencatat data nasabah, data sampah yang masuk ke bank sampah. Bahkan, bisa dibilang pencatatan manual pun masih sulit dipahami. Dengan pemberlakukan sistem pencatatan digital, Ibu Maila dibantu Ibu Inda mempelajari microsoft excel sebagai tools pencatatan. Secara bertahap, pencatatan dipindahkan dalam data digital. Dukungan transformasi pencatatan ini didukung penuh oleh pengurus yang lain, karena pencatatan bank sampah menjadi lebih rapi dan mudah dipahami, terlebih dapat diakses dari jarak jauh.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 57
Aspek Peraturan Keterlibatan Developer
Bank Sampah Ganesha Lestari yang berlokasi di dalam cluster Griya Ganesha, Perumahan Telaga Kahuripan, masuk ke dalam administrasi Desa Tegal. Saat ini, developer Telaga Kahuripan masih aktif dalam menata ulang kawasan perumahan. Sehingga, kegiatan masyarakat masih menjadi fokus pengembang. Pada awal dibentuknya KSM Kahadean di awal program, sebelum perubahan strategi, ketua KSM dipimpin oleh salah satu ketua harian developer. Keterlibatan ini dapat membantu mendorong perubahan perilaku masyarakat melalui peraturan yang diberlakukan oleh developer, sebagai pengelola kawasan.
Program Pilah Sampah
Di awal program, telah diluncurkan program PIS (Pilah Sampah) untuk diterapkan di 4 RT Cluster Griya Ganesha. Program ini didukung dengan surat edaran dari developer yang mengimbau warga melakukan aksi nyata dengan mengikuti gerakan PIS ini. Untuk mendukung berjalannya program ini, developer menyediakan tempat sampah terpilah bagi setiap KK di wilayah percontohan. Tempat sampah pilah tersebut berupa tong plastik 20L untuk sampah organik, reusable trash bag untuk sampah anorganik (warna oranye) dan karung putih untuk sampah residu. Jadwal pengangkutan diatur secara terjadwal untuk antisipasi intensitas sampah tercampur. Dengan jadwal angkut organik dua kali seminggu (hari Selasa dan Jumat) dan sampah anorganik dan residu hanya pada hari Sabtu.
58
Waste4Change | www.waste4change.com
Dalam surat edaran pun diberlakukan reward and punishment dalam implementasi program. Punishment berlaku jika warga tidak melakukan pemilahan, maka pengangkutan ditunda hingga jadwal angkut residu. Sedangkan reward berlaku jika warga disiplin dalam pemilahan sampah tiga bulan berturut-turut, maka akan mendapat voucher layanan kesehatan gratis dan tanpa antri di Puskesmas Jampang.
Tindak Lanjut Program PIS
Penanganan pandemi menjadi fokus utama developer dan warga sekitar. Kebiasaan memilah bertahan di sebagian warga, karena monitoring tidak dilakukan secara rutin dan langsung. Selama 3 bulan, sistem dalam masa pandemi tidak berjalan sesuai perencanaan, karena jadwal pengangkutan berubah dan tutupnya bank sampah sementara.
Surat edaran dari pihak developer Perumahan Telaga Kahuripan menjadi acuan dalam mengajak atau menghimbau masyarakat agar memilah sampah dari sumber. Para pengurus Bank Sampah Ganesha Lestari menindaklanjuti surat ini dengan memberikan edukasi dan sosialisasi berkala. Dengan disediakannya fasilitas, warga tidak punya pilihan lain untuk tidak melakukan pemilahan sampah di sumber. Dalam kurun tiga minggu pertama setelah peluncuran program, pengurus Bank Sampah melakukan monitoring terhadap perubahan kebiasaan masyarakat. Adaptasi warga terhadap perubahan ini cukup baik dan terus ada peningkatan. Namun, minggu keempat memasuki masa pandemi, kegiatan monitoring terhenti, sehingga penegakan reward and punishment tertunda.
Pada awal bulan Agustus, kondisi berangsurangsur melakukan penyesuaian dalam masa new normal. Sistem tata kelola sampah yang direncanakan mulai kembali didorong untuk diimplementasikan kembali pada pihak developer. Hal yang didorong sebagai tindak lanjut dari Peraturan PIS, mendapat kabar baik pada tahun berikutnya. Pertemuan dalam audiensi dilakukan setelah mengadakan kegiatan HPSN (Hari Peduli Sampah Nasional), dengan agenda launching dropbox di Plaza Haihoo pada Februari 2021. Pada pertemuan tersebut, Bank Sampah Ganesha Lestari berkenalan kembali pada kepengurusan baru dari pihak developer Telaga Kahuripan. Penjelasan tentang program, ketercapaian dan kegiatan operasional.
Pihak Developer Telaga Kahuripan mendukung dan akan menindaklanjuti program Pilah Sampah, dengan harapan jangka panjang akan menyebar ke seluruh kawasan perumahan.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 59
Dalam proses audiensi, pihak developer menyambut baik dan mendukung keberlanjutan program PIS untuk sampah organik dan anorganik yang bisa dimulai dari cluster Griya Ganesha. Aktivasi heksa-komposter di 40 titik yang tersebar di area cluster Griya Ganesha, menjadi salah satu dukungan konkrit dalam mewujudkan cluster tempat Bank Sampah berdiri menjadi cluster percontohan.
60
Waste4Change | www.waste4change.com
Teknis Operasional Kegiatan operasional Bank Sampah umumnya lebih sederhana dibanding TPS 3R. Menerima sampah anorganik terpilah menjadi hal yang biasa untuk dilakukan sebuah bank sampah. Oleh karena itu, Bank Sampah Ganesha Lestari mengupayakan untuk ikut andil dalam mengolah sampah organik dari sekitar area Bank Sampah. Berdiri pada lahan sewa, Bank Sampah Ganesha Lestari melakukan kegiatan operasional seperti pemilahan setiap hari Senin, Selasa, Rabu dan Sabtu pada pukul 10.00 - 16.00 WIB. Sedangkan kegiatan penimbangan sampah secara rutin terjadwal setiap hari Sabtu. Kegiatan operasional lainnya yang dilakukan adalah penjemputan sampah kepada nasabah yang memiliki kendala jarak dan kendaraan untuk menyetorkan sampah.
Sumber
Pemindahan
Pemilahan Sampah
Penyimpanan Sampah
Penyetoran sampah
Penimbangan sampah
Kardus/ Kertas
Penjemputan sampah
Pencatatan sampah
Plastik & detailnya
Sedekah sampah
Pengangkutan sampah
20 jenis lainnya
Penjualan Sampah Sampah terpilah dijual secara berkala
Disimpan berdasarkan rak penyimpanan
Penjualan disertai penimbangan dan pencatatan Dijual Bank Sampah Pusat & Pengepul Individu
Sampah anorganik yang berasal dari berbagai sumber ini akan masuk ke tahap selanjutnya yaitu pemindahan sampah ke tahap berikutnya. Alur sampah anorganik berjalan sebagaimana proses diatas dan diatur lebih detail dalam sebuah Standard Operating Procedure (SOP).
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 61
Dokumen SOP Dokumen Standard Operating Procedure disusun secara umum untuk mengatur standar dalam proses pengelolaan sampah di Bank Sampah Ganesha Lestari. Standar tersebut diatur untuk mewujudkan teknis operasional yang lebih bertanggung jawab dengan tata kelola yang teratur. SOP yang dijadikan pedoman saat operator melakukan penanganan sampah dengan tata cara penanganan sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga bagi pengelola Bank Sampah.
Dokumen SOP ini memuat beberapa bab, diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Profil Bank Sampah Ganesha Lestari Peran dan Tanggung Jawab Peralatan dan Perlengkapan Bank Sampah Definisi Prosedur Pengelolaan Sampah Anorganik Prosedur Pengelolaan Sampah Organik Perawatan Peralatan dan Perlengkapan
62
Waste4Change | www.waste4change.com
Lubang Resapan Organik Pengembangan kegiatan operasional dalam pengolahan sampah organik dilakukan dengan melakukan riset pembuatan lubang resapan organik sebagai prototype di depan lokasi Bank Sampah Ganesha Lestari. Kondisi muka air tanah yang cukup tinggi di area Bank Sampah Ganesha Lestari membuat lubang resapan organik tidak cocok untuk diimplementasikan. Alternatif pengolahan sampah organik dalam fasilitas yang dibangun di atas permukaan tanah menjadi opsi untuk dikembangkan. Komposter berbentuk heksagonal menjadi pilihan fasilitas yang akan dijadikan andalan.
Dafit memasang tutup Lubang Resapan organik Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 63
Andil Pengolahan Sampah Organik : Heksa-komposter Untuk meningkatkan angka pengelolaan sampah, Bank Sampah Ganesha Lestari mengajak warga sekitar untuk mengelola sampah organik melalui heksa-komposter. Lewat edukasi dan praktik langsung, warga dapat dengan mudah mengolah sampahnya pada heksa-komposter yang diinisiasi pengurus. Komposter berbentuk heksagonal disimpan di depan Bank Sampah Ganesha Lestari, untuk digunakan oleh warga ketika akan membuang sampah organik. Hasil desain salah satu pengurus bank sampah, menunjukkan ukuran tinggi 120 cm dan dengan panjang juring adalah 30 cm. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa volume sampah yang bisa masuk sekitar 0,228 m3.
Tidak hanya untuk memfasilitasi warga mengolah sampah organik tapi keberadaan heksa-komposter juga membantu meningkatkan kesadaran warga terhadap pengelolaaan sampah rumah tangga. Untuk mengurangi mispersepsi bangunan heksa-komposter sebagai fungsi yang lain, pengurus melakukan dekorasi dan info lewat graffiti yang bertuliskan “Organik Aja”. Selain itu, disediakan juga media edukasi yang berisi informasi terkait jenis-jenis sampah organik yang dapat dibuang ke dalam heksa-komposter. Dengan adanya media edukasi, warga bisa mengenal jenis-jenis sampah organik yang bisa didapat dari kegiatan rumah tangga. Pemilahan sampah organik memudahkan langkah berikutnya yaitu pemilahan anorganik. Sampah organik yang sudah terkelola tidak akan mengkontaminasi sampah anorganik. Nilai sampah anorganik dapat terjaga dan memudahkan operator pilah untuk dikelola lebih lanjut. Fasilitas heksa-komposter ini idealnya dimiliki oleh setiap tiga rumah dalam satu cluster. Kapasitas dan proses pengomposan akan seimbang dan tidak akan overload. Pengajuan pembangunan heksa-komposter di 40 titik yang tersebar di cluster Griya Ganesha sedang didorong kepada developer agar masyarakat mulai secara sadar melakukan pengolahan sampah organik secara mandiri pada fasilitas umum yang sudah disediakan.
64
Waste4Change | www.waste4change.com
Fasilitas Tempat Sampah Terpilah Selain fasilitas olah organik, Bank Sampah Ganesha Lestari pun menginisiasi fasilitas pengumpulan sampah anorganik. Selain meningkatkan partisipasi masyarakat, hal ini dilakukan untuk meningkatkan sarana prasarana teknis operasional. Bank Sampah Ganesha Lestari mengaktivasi dropbox sebagai tempat sampah terpilah yang ditempatkan di titik strategis. Dropbox pertama bank sampah diletakkan di area Plaza Haihoo dan diluncurkan pada tanggal 27 Februari 2021 dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Dropbox yang dibuat terdiri dari 3 warna, orange untuk sampah plastik, biru untuk sampah beling/kaca dan juga, merah untuk sampah kertas. Secara berkala, Bank Sampah Ganesha Lestari melakukan pengecekan dropbox dalam dua minggu sekali. Apabila dropbox sudah terisi penuh, biasanya dilakukan pengangkutan dengan gerobak motor oleh operator. Bulan Maret merupakan bulan pertama pengambilan sampah yang ditampung dalam dropbox. Banyak pembelajaran dan evaluasi dari pengalaman pertama ini. Jumlah sampah yang terkumpul dalam dropbox untuk bulan pertama terhitung sebanyak 5,5 kg sampah botol obat/ minuman suplemen dan 2,2 kg sampah gabrukan. Evaluasi dari penempatan dropbox di tempat umum tanpa pengawasan ini jenis sampah yang masuk tidak dapat terkontrol. Dropbox belum dapat memberikan pesan kepada warga untuk memilah sampah dengan benar. Ditemukan sampah organik membusuk dalam dropbox dan ditemukan larva lalat didalamnya.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 65
Fasilitas Pendukung Bank Sampah Selain manajemen sistem, fasilitas di Bank Sampah dilengkapi untuk mendukung efektifitas kerja dan tata ruang yang dimiliki Bank Sampah. Fasilitas tersebut dibantu diupayakan selama proses optimalisasi bank sampah. Mulai dari penambahan luasan area Bank Sampah dengan menambahkan kanopi dan pintu khusus untuk kegiatan loading-unloading sampah dalam jumlah yang besar, fasilitas rak penyimpanan untuk memaksimalkan ruangan karena sampah terpilah memiliki volume yang cukup besar juga meja pilah agar operator dapat memilah dengan posisi kerja yang ergonomis. Selain itu, alat penyimpanan perkakas disediakan agar tidak memakan ruang. Perluasan area operasional, berdampak pada peningkatan kapasitas sampah yang dapat dikelola di area Bank Sampah. Para pengurus bank sampah pun mengaku merasakan dampak yang maksimal setelah mendapatkan fasilitas yang menunjang kegiatan operasional, perluasan jangkauan layanan tidak menjadi kendala lagi. Alur operasional sampah pun menjadi lebih tertib dan jelas dengan adanya gerbang baru di samping bangunan bank sampah.
French Cleats untuk Penyimpanan Perkakas
Rak Penyimpanan
Sebuah upaya untuk menyiapkan sebuah sistem penggantung alat dasar, mulai dengan kayu lapis 5-10 cm yang dipotong menjadi strip dengan lebar 20 cm dengan panjang setidaknya 30 cm. Potongan ini akan menjadi gerigi dudukan yang akan dipasang ke dinding. Difungsikan sebagai area penyimpanan perkakas kecil maupun besar.
Rak penyimpanan dengan ukuran yang cukup besar dibuat secara sengaja agar dapat menampung jumlah sampah dengan volume karung besar berisi sampah. Material yang ada dimanfaatkan sebagai alas dan pembatas rak. Pintu bekas dan sekat ruangan yang terkumpul dari nasabah, juga teralis jendela yang sudah tidak digunakan berguna dan kokoh saling menopang satu sama lain.
66
Waste4Change | www.waste4change.com
Partisipasi Masyarakat Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah memiliki peran yang cukup besar. Di beberapa negara maju, bentuk sistem dan teknologi yang akan diterapkan di sebuah kota biasanya melalui tahap survey pada masyarakat setempat. Penempatan lokasi sebuah sarana yang memiliki risiko bau, misalnya. Andil masyarakat dalam penyampaian komplain cukup memberikan dampak besar terhadap bertahan atau tidaknya sebuah sistem. Keberadaan heksa-komposter, sebuah komposter besar yang diletakkan pada hook jalan seberang Bank Sampah Ganesha lestari dekat dengan beberapa rumah warga, memberikan tanggapan positif, karena lingkungan sekitar mendukung keberadaan fasilitas tersebut. Jika tidak mendapat dukungan masyarakat, sebagus apapun fasilitas tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Masyarakat menjadi salah satu pemegang kunci keberhasilan sebuah sistem. Hal tersebut diperhatikan oleh pengurus Bank Sampah Ganesha Lestari yang memulai dengan melakukan edukasi dan pemberitahuan informasi terlebih dahulu pada warga tetangga dan pengurus RT/RW.
Tanpa adanya partisipasi dari penghasil sampah, semua program pengelolaan sampah yang direncanakan akan sia-sia. Keterlibatan aktif masyarakat sekitar dalam setiap program pengelolaan sampah menjadi penting untuk diperhatikan oleh setiap lembaga. Kesadaran masyarakat perlu ditumbuhkan agar mendapatkan simpati dan andil dari masyarakat. Mengambil hati masyarakat menjadi cukup sulit saat metode yang digunakan tidak tepat. Pemahaman karakter, mengenali kebiasaan, peran tokoh masyarakat dapat dianalisis sebelum terjun langsung ke lapang. Bank Sampah Ganesha Lestari yang sudah hadir sejak tiga tahun lalu, sudah lama bergerilya dalam membangun citra dan mendapatkan kepercayaan. Jam terbang mengedukasi dan mengajak masyarakat memilah sampah, mengurangi jumlah sampah sudah banyak dimiliki Bank Sampah Ganesha Lestari, hingga akhirnya mendapat 167 nasabah. Nasabah yang tersebar di wilayah dalam perumahan dan luar perumahan. Manfaat dirasakan oleh sebagian nasabah yang secara rutin penyetoran sampah. Selain manfaat yang dirasa, terdapat faktor yang membuat
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 67
masyarakat ikut andil dalam sebuah program, misalnya benefit yang diperoleh, fasilitas yang disediakan, kemudahan dalam melakukan/mengikuti program. Hal tersebut menjadi catatan Bank Sampah dalam melakukan kegiatan pengembangan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
Kolaborasi Multipihak Sebagai upaya meningkatkan partisipasi masyarakat, Bank Sampah Ganesha Lestari menyelenggarakan berbagai kegiatan yang melibatkan warga. Baik secara langsung, seperti halnya workshop dan PIS program, atau tidak secara langsung yaitu penempatan fasilitas olah sampah. Setiap kegiatan yang melibatkan masyarakat memiliki tujuan untuk melihat perubahan perilaku, sekaligus memberikan edukasi untuk lebih bijak dalam mengelola sampah. Dalam proses menjalankan aspek partisipasi masyarakat, Bank Sampah Ganesha Lestari mengupayakan untuk melibatkan beberapa stakeholder terkait. Kolaborasi dapat mendorong pada kontribusi dan andil yang terbaik dari masingmasing pihak. Rasa kepemilikan terhadap program pun akan semakin tinggi dan perencanaan tindak lanjut yang lebih signifikan. Seperti halnya, Bank Sampah Ganesha Lestari melibatkan pihak developer sebagai mitra pengelola kawasan yang turut berperan sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah. Keberadaan fasilitas lain di lingkungan kawasan juga diikutsertakan, seperti Puskesmas, Polsek dan Sekolah. Selain itu, Pemerintahan Desa, dan Pemerintah Daerah dalam lingkup pengelolaan sampah diwakili oleh Dinas Lingkungan hidup Kabupaten Bogor.
68
Waste4Change | www.waste4change.com
Ibu Nur sebagai perwakilan DLH menyampaikan sambutan dalam launching Program Pilah Sampah
Rencana Aksi Launching Program PIS
Program PIS disosialisasikan dan diresmikan pada tanggal 23 Februari 2020 di sebuah bengkel yang terletak di depan lokasi TPS 3R Kahadean. Lokasi ini dipilih sekaligus untuk menstimulasi semangat warga dari melihat langsung kondisi pengelolaan sampah yang terjadi di Kawasan Telaga Kahuripan. Acara PIS ini dihadiri oleh perwakilan RT pilot project sebanyak 10 warga, pihak developer perumahan Telaga Kahuripan, dan pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. Komitmen untuk mendukung program PIS ini dituangkan dalam petisi program dengan membubuhkan tanda tangan setiap pihak. Momen ini menjadi momentum perubahan perilaku masyarakat dalam lingkup terkecil yaitu rumah tangga. Dengan demikian, misi memilah sampah dari rumah dapat dijalankan oleh semua warga di Perumahan Telaga Kahuripan. Tentu, hal tersebut bisa mengurangi timbulan sampah yang dibuat ke TPAS Galuga dan TPS 3R Kahadean.
Dropbox “Pisahkeun gaesss”
Bank Sampah Ganesha Lestari menyediakan fasilitas pemilahan di tempat umum untuk mengkampanyekan belajar memilah sampah. Dropbox “Pisahkeun gaesss” yang mengadaptasi bahasa sunda ini berarti ajakan untuk memisahkan ini diletakkan pertama kalinya di Plaza Haihoo, Telaga Kahuripan. Plaza Haihoo sebagai area komersil dipilih karena letaknya yang cukup strategis sebagai tempat orang berkumpul dan singgah. Dropbox ini hadir dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) untuk menjawab
keresahan masyarakat yang ingin memilah sampah, namun sistem pengangkutan belum mendukung. Dibuat dengan warna yang berbeda di setiap jenis sampah dan menggunakan bahasa yang santai menjadi perhatian pengunjung dan menumbuhkan rasa penasaran. Dengan label yang tertera pada dropbox memudahkan masyarakat untuk menyimpan sampah berdasarkan jenisnya. Bekerjasama dengan developer, dropbox diharapkan dapat diduplikasi untuk ditempatkan di beberapa titik dalam cluster Telaga Kahuripan.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 69
Workshop dan Edukasi Pendekatan pada masyarakat melalui workshop, sosialisasi dan edukasi menjadi tepat untuk memberikan dasar pengetahuan yang mendorong rasa penasaran warga, hingga akhirnya bertumbuh dan mengimplementasikan berdasarkan ilmu yang sudah dimiliki. Bank Sampah Ganesha Lestari secara rutin melakukan edukasi mulai dari ilmu dasar pemilahan sampah hingga praktik pengolahan sampah. Dua diantaranya sebagai berikut:
Workshop Ecobrick
Bermitra dengan salah satu trainer ecobrick, Bank Sampah Ganesha Lestari mengajak nasabahnya untuk mengikuti workshop ecobrick. Dengan mengaplikasikan ilmunya dan membuat ecobrick secara rutin, nasabah dapat menjualnya ke bank sampah yang nantinya akan ditindaklanjuti menjadi sebuah produk yang dapat digunakan seperti kursi. Sehingga wujud pengelolaan sampah residu di Bank Sampah dikelola dengan bijak. Dengan mengetahui metode membuat ecobrick yang baik dan benar, warga dapat dengan mudah mempraktikkan langsung di rumah. Dari pelatihan tersebut hingga saat ini sudah dibuat 432 ecobrick, yang telah mengurangi sekitar 60 kg sampah sachet, atau Multi-Layer Packaging.
Sosialisasi Pemilahan Sampah
Edukasi pemilahan pada warga selalu gemar dilakukan dari satu RT ke RT lainnya yang belum terbiasa melakukan pemilahan sampah. Pembahasan yang dijelaskan oleh pengurus adalah pengenalan jenis-jenis sampah yaitu organik-anorganik-residu, penginformasian fasilitas pendukung untuk olah sampah yang tersebar di beberapa titik di Kawasan Telaga Kahuripan (seperti halnya Heksa-komposter dan dropbox) dan termasuk jasa dan program yang dimiliki oleh Bank Sampah Ganesha Lestari, seperti program jasa pindah rumah, jasa penjemputan sampah dan lain-lain. Sosialisasi Program Pilah Sampah Lanjutan kepada warga RT 03
70
Waste4Change | www.waste4change.com
Kunjungan dari Ibu-ibu pengajian Mesjid Raya
Melebarkan S AYA P ke Masjid Raya
Pada awal April, Bank Sampah Ganesha Lestari kedatangan kelompok ibuibu pengajian dari Masjid Raya Telaga Kahuripan. Ibu-ibu tersebut sudah menginisiasi bank sampah baru bernama Bank Sampah Berkah di wilayah Masjid Raya. Lahirnya bank sampah ini atas dasar hasil konsultasi bersama pengurus Bank Sampah Ganesha Lestari. Bank Sampah Berkah ini akan ada di area layanan Masjid Raya Telaga Kahuripan, yang selanjutnya secara operasional sampah akan dijemput secara rutin oleh Bank Sampah Ganesha Lestari. Harapan kedepan, semakin banyak lagi ‘anak’ yang dilahirkan oleh Bank Sampah Ganesha Lestari. Semakin banyak agen yang turut menyebarkan semangat mengelola sampah secara bertanggung jawab. Dan seiring berjalan waktu juga jumlah nasabah bank sampah terus meningkat.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 71
Konten dan Desain untuk Masyarakat Jasa dan program baru atau kegiatan yang ditawarkan Bank Sampah akan sulit tersampaikan pada masyarakat tanpa adanya media yang informatif. Ketersediaan informasi lebih mudah dengan adanya konten dan desain. Selain menyampaikan informasi, konten dan desain dibutuhkan dalam rangka meningkatkan awareness dan partisipasi masyarakat. Dalam pelatihan partisipasi masyarakat yang diadakan pada bulan September 2020, memberikan wawasan baru bagi para peserta. Tak hanya membahas mengenai teknis public speaking yang efektif untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam gerakan pilah sampah dari rumah, namun juga lebih detail cara mengajak masyarakat melalui konten dan desain dalam sebuah infografis atau poster.
Konten dan desain yang dibuat hasil pelatihan memiliki gambar yang bagus dan kontras. Poster tersebut menjadi bahan sebagai media awareness untuk disampaikan pada masyarakat. Bank Sampah Ganesha lestari terus mengembangkan konten dan desain dalam mengajak masyarakat sekitar. Karena dengan konten dan desain yang menarik, akan membuat perasaan pembaca lebih baik dibanding harus membaca narasi yang panjang.
72
Waste4Change | www.waste4change.com
Poster Pengenalan Jasa Baru
Media Edukasi
Media Awareness dan Edukasi
Media Awarenss
Media Development
Wawasan yang didapatkan dari pelatihan diimplementasikan dalam keseharian Bank Sampah Ganesha Lestari. Dalam penginformasian program baru, dalam memberikan informasi dan edukasi seputar pengelolaan sampah dan mengajak masyarakat untuk belajar memilah sampah, pengurus menyiapkan media informasi berupa poster digital maupun media cetak. Informasi yang dituangkan dalam bentuk desain yang menarik akan lebih mudah dicerna masyarakat dan mempercepat pemahaman terkait informasi yang dimaksud. Penyampaian informasi dalam bentuk infografis disambut baik oleh masyarakat dan memudahkan Bank Sampah Ganesha Lestari dalam mengedukasi masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas dengan menyebarkan pada grup dalam aplikasi pesan dalam ponsel cerdas. Media edukasi akan memiliki umur yang panjang saat konten dibuat universal. Konten yang bersifat eventual perlu dilakukan penyesuaian. Namun, media informasi ini akan lebih berkelanjutan dan memiliki manfaat yang cukup besar. Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 73
Aspek Pembiayaan Ibu Inda dan Ibu Farha mempresentasikan BMC Bank Sampah Ganesha Lestari, pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas : Inovasi Bisnis Model, 5 Desember 2020
74
Waste4Change | www.waste4change.com
Aspek Nilai Ekonomi, Finansial, dan Pembiayaan Komponen pembiayaan sistem pengelolaan sampah di Bank Sampah Ganesha Lestari secara ideal dihitung dengan alokasi biaya gaji operator yang layak, biaya investasi, biaya operasional dan biaya untuk pengembangan. Biaya sosialisasi dan edukasi sebagai pembinaan pada masyarakat juga perlu dimasukkan dalam kegiatan rutin. Aspek pembiayaan merupakan sumber daya
penggerak agar roda sistem pengelolaan persampahan di setiap lembaga pengelolaan sampah tersebut dapat berfungsi dengan baik. Dengan dasar informasi tersebut, Bank Sampah Ganesha Lestari menyusun langkah dan strategi capaian dengan menuangkan ide-ide mereka dalam media Business Model Canvas.
Perumusan Bisnis Model Canvas Perencanaan dan proyeksi jangka panjang dilakukan untuk menentukan apa yang akan dikejar dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan. Dengan melihat target market, potensi sumber daya yang tersedia dan jejaring yang dimiliki memudahkan dalam menentukan nilai apa yang bisa diberikan pada penerima manfaat. Inovasi dan terobosan baru yang menjadi ide-ide terbaik didiskusikan untuk menjadi usulan program untuk ditawarkan sebagai jasa/ program unggulan. BMC ditindaklanjuti dalam pelatihan pengembangan kapasitas finansial.
2020, mengajak para peserta Bank Sampah Ganesha Lestari untuk merumuskan rencana aksi untuk meningkatkan pendapatan operasional bank sampah. Pasalnya, selain kita membahas mengenai ide-ide yang akan dilakukan untuk pengembangan bisnis, kami juga mengajak mereka menyiapkan alat serta jadwal yang tepat untuk membuat ide tersebut menjadi nyata. Pun Bank Sampah Ganesha Lestari ini juga memiliki produk unggulan, yaitu Move On Aja dimana jasa ini menyediakan angkut sampah pindahan rumah dan membantu beres-beres rumah pindahan tersebut.
Pelatihan pengembangan kapasitas finansial yang diadakan pada bulan Desember Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 75
Eksistensi Bank Sampah Ganesha Lestari
Kehadiran Bank Sampah Ganesha Lestari kepada masyarakat sekitar ditunjukan dengan fisik bangunan operasional dan signage yang dipasang di depan bangunan. Tetangga sekitar mengetahui persis lokasi dan kegiatan yang dilakukan. Selain menunjukkan diri dengan bangunan fisik di cluster Griya Ganesha, Bank Sampah Griya Ganesha juga menampakkan diri dalam bentuk media cetak berupa banner yang tersimpan di diletakkan di beberapa titik lokasi area Perumahan Telaga Kahuripan, diantaranya Kantor Pemasaran, Plaza Haihoo, Puskesmas Jampang. Perkenalan profil melalui banner untuk mengenalkan warga pada layanan yang dimiliki Bank Sampah. Selain melalui offline, Bank Sampah Ganesha Lestari dapat dijangkau dalam sosial media instagram. Dalam akun instagram yang bernama @banksampahganeshalestari, kegiatan operasional dan pengenalan kegiatan/program/ jasa baru selalu dipublikasikan. Dalam media instagram tersebut, Bank Sampah Ganesha Lestari meletakkan detail alamat, nama produk/ jasa mereka, dan aktif mengkampanyekan edukasi untuk bijak dalam mengelola sampah melalui akun instagram tersebut. 76
Waste4Change | www.waste4change.com
IG : banksampahganeshalestari
Pengembangan Program Hasil pemetaan bisnis model kanvas yang ditindaklanjuti dengan implementasi, telah dikembangkan beberapa program yang sudah melalui tahap perumusan detail sebuah konsep program. Bank Sampah Ganesha Lestari dengan jumlah SDM yang cukup banyak mengembangkan program dalam jumlah yang cukup banyak juga diimplementasikan secara paralel. Dengan waktu yang terjadwal, membuat beberapa program dapat dilaksanakan sesuai rencana. Ini tentang manajemen proyek, mengalokasikan waktu pengurus bank sampah dan agenda keberjalanan kegiatan. Dengan memanfaatkan jasa penjemputan dan pengangkutan
sampah anorganik bagi warga secara personal atau bagi tenant area komersil di wilayah Telaga Kahuripan dan sekitarnya. Jasa penjemputan dan pengangkutan sampah ini biasanya menjemput sampah dari warga yang mau mendonasikan sampah ke bank sampah. Dengan jasa sedekah sampah ini, bisa membantu para warga mengurangi timbulan sampah daur ulang di rumah mereka dengan tanpa perlu repot mengantarkan sampah atau membuang sampah. Selain itu juga membantu bank sampah, karena tentunya sampah yang disedekahkan adalah sampah yang ada nilai ekonomi sehingga bisa dikelola oleh bank sampah dan mendapat pemasukan dari jasa sedekah sampah ini.
Zulfi dan Gerobak Motornya Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 77
MOVE ON AJA Mengangkut dan Mengelola Sampah Hasil Pindah Rumah Ide untuk memberikan kemudahan warga dalam pengangkutan dan pengelolaan sampah hasil pindah rumah, diinisiasi Bank Sampah Ganesha Lestari sebagai sebuah peluang inovasi jasa. Pengangkutan sampah dan barang rongsokan yang diperoleh menjadi tanggung jawab Bank Sampah, yang kemudian akan dikelola secara bertanggung jawab. Selain itu, layanan yang termasuk ke dalam jasa ini adalah bersih-bersih dan beres-beres rumah. Target konsumen dari jasa ini adalah warga area perumahan dan area komersil di Telaga Kahuripan dan sekitarnya yang akan pindah rumah. Dari awal inovasi ini diluncurkan sudah ada 5 pelanggan jasa move on aja dengan total sampah yang dihasilkan kelima pelanggan tersebut sekitar 1 ton dan dikelola langsung oleh bank sampah. Sampah daur ulang yang dihasilkan dari pindah rumah tersebut diantaranya adalah sampah kertas, kayu, emberan, dan beberapa perabot bekas lain seperti meja dan kursi. Sampah daur ulang tersebut kemudian dipisahkan secara detail oleh pengurus bank sampah agar meningkatkan nilai ekonomi, sehingga menambah pemasukan operasional mereka selain mendapatkan pemasukan dari jasa beberes rumah.
THRIFT STORE Mengelola dan Memodifikasi Barang Bekas Bernilai Jual untuk Dijual Kembali Pembuatan dan penjualan barang bekas dan hasil kerajinan daur ulang yang sesuai dengan tuntutan pasar merupakan salah satu upaya dalam mengurangi timbulan sampah anorganik rumah tangga dan meningkatkan kemandirian ekonomi ibu rumah tangga warga Telaga Kahuripan dan sekitarnya. Para pengurus menyadari bahwa, sampah kain cukup sulit untuk mencari pasarnya. Dan pengurus tidak bisa menolak warga yang menyetorkan sampah kain/ baju bekas ke bank sampah. Dikarenakan pengurus merasa sangat bersyukur atas intensi 78
warga yang sudah mau memilah sampah, maka dari itu tugas bank sampah lah yang harus mengelola sampah tersebut secara bertanggung jawab. Sehingga, baju tersebut diperbaiki, dirapikan kemudian dijual kembali. Penjualan baju bekas berkolaborasi dengan salah satu toko bernama Toko O yang ada di Plaza Haihoo Perumahan Telaga Kahuripan. Kedepannya, para pengurus berharap bisa mengoptimalkan media online untuk membantu memasarkan produk thrift shop mereka. Hingga pada akhirnya mereka bisa mendapatkan benefit ekonomi secara optimal.
Waste4Change | www.waste4change.com
meningkatkan image dan integritas perusahaannya di mata masyarakat umum terkait awareness terkait pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
GO WASTE Training Gratis Mengelola Sampah Jasa penanganan, pengelolaan dan edukasi sampah yang terpadu dalam sebuah event (buka booth) yang diadakan oleh suatu komunitas atau perusahaan, agar timbulan sampah dapat dikelola dengan baik dan bertanggung jawab sekaligus untuk
Sebagai wujud menebarkan nilai untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab sekaligus sebagai media branding, Bank Sampah Ganesha Lestari membuat kurikulum training untuk mengajak para warga dan atau lembaga lainnya mengelola sampah secara bertanggung jawab. Para pengurus kerap diundang untuk menyajikan edukasi bijak kelola sampah seperti ke sekolah sekolah. Hal ini menjadi kebanggaan dan prestasi tersendiri bagi pengurus Bank Sampah Ganesha Lestari karena mendapat kepercayaan untuk mengisi training. Dan juga membuka kerjasama untuk inovasi lainnya dan potensi menambah nasabah.
JASA LES UPCYCLING
PRODUK UPCYCLING
Meningkatkan Skill dan Mengasah Kreativitas Jasa diberikan oleh ibu-ibu relawan yang tergabung dalam tim pemenang lomba KRL BKGC 2019-2020 dengan tujuan untuk meningkatkan skill dan mengasah kreativitas serta mendorong kesadaran upcycling ibu-ibu rumah tangga komunitas di Perumahan Telaga Kahuripan dan sekitarnya, sehingga disamping bisa mengurangi sampah yang dihasilkan rumah tangga, membina kerjasama dan kekompakan tim, juga dapat mengajak ibuibu komunitas untuk menghabiskan waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.
Menyesuaikan dengan kebutuhan pasar Menghasilkan dan memasarkan hasil produk daur ulang yang sesuai permintaan pasar dengan cara menggali potensi pasar, berupa ecobrick, tas & dompet kemasan, tikar, souvenir, dan lain-lain. Hasil karya ini dibuat oleh para pengurus bank sampah dan dipasarkan secara offline berkolaborasi bersama Toko O di Plaza Haihoo. Tindak lanjut kedepannya, produk upcycling ini diupayakan akan dipasarkan secara online, sehingga bisa menghemat ongkos biasa sewa tempat dan menjangkau pasar yang lebih luas. Produk upcycling ini dibuat dari barang bekas dari hasil sampah daur ulang yang disetorkan warga ke bank sampah. Dengan tangan yang ulet dan telaten, barang bekas tersebut bisa dikemas menjadi barang yang bernilai. Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 79
04 Bank Sampah Lisan Bumi Gedung Serba Guna RW 14, Perum. Bumi Pertiwi 2, Desa Cilebut Timur, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor
Selayang Pandang
TPS 3R Berseri
TPS 3R Berseri
Kec. Sukaraja
Nama
Timbulan Sampah
Keterangan Bangunan
Kegiatan Operasional
TPS 3R Berseri APBD
Keterlibatan
KSM Berseri Bank Sampah Unasa Bank Sampah Lisan Bumi Gedung Serbaguna Lokasi
Gedung Serba Guna RW 14, Perumahan Bumi Pertiwi 2, Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, 16710. Area Layanan
Perumahan Bumi Pertiwi 2 (RT 01 - RT 09)
82
Waste4Change | www.waste4change.com
Kota Bogor
Kab. Bogor
350 kg/ bulan
Penyetoran sampah oleh para nasabah setiap 1 minggu sekali, penjemputan sampah ke nasabah. Program & Jasa
Penjemputan sampah dan edukasi persampahan Ketua Bank Sampah
Ratna Indayani
Bangunan TPS 3R yang ada di Perumahan Bumi Pertiwi II dibangun oleh dana APBD pada tahun 2013. Bangunan ini sempat menuai pro dan kontra di antara warga. Bangunan dengan luas 10 x 12 m tersebut berlokasi di RT 02 dan berdekatan dengan rumah warga. Meskipun bangunan tersebut cukup memadai untuk melakukan kegiatan operasional pengelolaan sampah, warga yang bermukim di sekitar bangunan menolak atas rencana operasional TPS 3R di bangunan tersebut. Oleh karena itu, pengurus RW menjadikan bangunan tersebut sebagai Gedung Serba Guna. Dengan tidak digunakannya bangunan TPS 3R sesuai keberfungsiannya, pengurus RW menunjuk salah satu operator untuk menangani pengelolaan sampah yang ada di perumahan tersebut. Pengelolaan sampah dilakukan di area luar perumahan secara konvensional oleh dua operator. Operator tersebut mengangkut sampah warga setiap hari dan melakukan pemilahan seadanya.
Mangkraknya Infrastruktur Sejak didirikan tahun 2013 dari dana APBD, bangunan TPS 3R Berseri tidak difungsikan sesuai perencanaan. Bangunan ini dibangun di tengah pemukiman warga dengan jarak rata-rata 8 meter dari rumah warga. Infrastruktur berukuran 10 x 12 meter yang sudah dibangun ini langsung menuai penolakan dari warga. Penolakan ini disebabkan oleh kekhawatiran warga akan bau yang ditimbulkan dari operasional pengelolaan sampah di gedung tersebut. Atas dasar penolakan warga itu, pengurus RW menjadikan bangunan TPS 3R itu menjadi sebuah Gedung Serba Guna yang implementasinya digunakan sebagai tempat kumpul warga seperti rapat RW, Posyandu, juga tempat penyimpanan inventaris RW. Nasib yang sama juga menimpa fasilitas di dalamnya. Satu buah mesin pencacah dan satu buah mesin pengayak juga mangkrak tidak digunakan. Berdasarkan penolakan itu juga, organisasi yang akan mengelola bangunan tersebut tidak terbentuk.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 83
“Lalu dimana pengelolaan sampah warga Perumahan Bumi Pertiwi 2 dilakukan?”
U
ntuk menangani produksi sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh warga, pengurus RW menunjuk seorang petugas bernama Pak Sadri. Petugas kebersihan ini setiap harinya mengangkut sampah dari depan rumah warga, kemudian ia bawa ke sebuah bangunan semi permanen (bilik) yang ia bangun diujung perumahan berukuran kurang lebih 6 x 6 meter persegi.
84
Waste4Change | www.waste4change.com
Di dalam bilik tanpa dinding ini, sampah yang ia angkut menggunakan gerobak setiap harinya dan ia bongkar selama 2-3 jam setelah pengumpulan. Bersama dengan rekan kerjanya Pak Kus, ia memungut sampah yang masih bernilai, ia kumpulkan kemudian dijual. Sampah tercampur lainnya yang tidak bernilai, ia tumpuk untuk 3 - 5 hari sekali diangkut ke TPA. Hasil penjualan ia bagi dua dengan Pak Kus dan sebagian masuk untuk biaya penyewaan tanah bilik tersebut.
Kegiatan Bank Sampah Unasa, dicuplik dari Facebook.
Dinamika Organisasi Program Kampung Ramah Lingkungan (KRL) yang digagas oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor membawa secercah harapan. Warga perumahan Bumi Pertiwi 2 menyambut baik inisiasi program ini. Difasilitasi oleh Pemerintah Desa Cilebut Timur, organisasi KRL Berseri dibentuk dengan Bapak Dewobroto sebagai ketuanya. KRL Berseri bergerak dalam pemeliharaan lingkungan secara umum dalam kawasan Desa Cilebut Timur yang memiliki beberapa fokus kegiatan antara lain penghijauan untuk pencegahan banjir dan tanah longsor, pemanfaatan lahan rumah untuk ketahanan pangan, sanitasi, dan pengelolaan sampah untuk kebersihan kawasan. Melalui KRL, dibentuklah sebuah Bank Sampah yang beroperasi di perumahan ini yaitu Bank Sampah Unasa. Bank Sampah yang digagas oleh ibu-ibu PKK ini beroperasi menggunakan gedung serbaguna RW 14 (bekas gedung TPS 3R Berseri). Operasionalnya sebagai organisasi berfokus pada penanganan sampah anorganik untuk
dijual dan dikreasikan menjadi barangbarang kerajinan. Dalam kiprahnya, Bank Sampah ini sering diundang dalam pameran untuk memamerkan hasil kerajinannya. Sayangnya, Bank Sampah ini akhirnya berhenti beroperasi karena kesibukan masing-masing pengurus. Semenjak kegiatan Bank Sampah Unasa di Perumahan Bumi Pertiwi 2 tidak beroperasi, kegiatan pengelolaan sampah dilakukan oleh pengurus Kampung Ramah Lingkungan Berseri. Kepengurusan KRL berinisiatif membuat lubang biopori di rumah-rumah warga. Namun karena lubang biopori dibuat dengan ukuran yang relatif kecil, banyak dari lubang tersebut yang tidak berfungsi dengan baik. Ada yang tertimbun tanah, ada juga yang penuh dalam waktu sebentar saja. Upaya-upaya tersebut terus dilakukan para pengurus KRL agar mendapatkan solusi yang tepat untuk pengelolaan sampah. Disamping program-program lain yang juga harus dilaksanakan seperti penghijauan, sanitasi, dan kebun pangan.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 85
Profil Organisasi
KSM Berseri KSM Berseri berdiri pada akhir tahun 2019 atas inisiasi warga Perumahan Bumi Pertiwi 2 yang dibentuk khusus untuk menangani masalah persampahan di perumahan tersebut. Pendiriannya tidak lepas dari peran Kampung Ramah Lingkungan (KRL) yang menangani urusan lingkungan hidup. Didukung oleh Kepala Desa Cilebut Timur melalui pengesahan legalitas dan SK Organisasi Nomor 25/KEP/CT/Tahun 2020 pada bulan Februari 2020 kemarin, KSM Berseri fokus pada penanganan sampah organik warga perumahan Bumi Pertiwi 2.
Bank Sampah Lisan Bumi Bank Sampah Lisan Bumi yang terbentuk melalui Surat Keputusan Nomor 025/SK/XIV/ IX/2019 dengan Ibu Ratna Indayani sebagai Ketua. Sekretariat sekaligus tempat operasional Bank Sampah Lisan Bumi berada di Gedung Serba Guna Perumahan Bumi Pertiwi 2. Dengan kurang lebih 60 nasabah aktif yang menabungkan sampahnya setiap Hari Sabtu pagi, Lisan Bumi mencoba mengurangi sampah yang dihasilkan oleh warga. Dimotori oleh para pegiat PKK RW, Bank Sampah Lisan Bumi menjadi secercah harapan bagi warga perumahan untuk menyelesaikan masalah sampah anorganik.
86
Waste4Change | www.waste4change.com
Latar Belakang
Optimalisasi KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi Sejak diresmikan oleh Pemerintah Daerah, TPS 3R tidak dinaungi oleh lembaga khusus yang dipersiapkan untuk mengelola TPS 3R. Bangunan TPS 3R yang digunakan pengurus RW oleh Gedung Serba Guna ini menerima penolakan dari warga atas kegiatan operasional dengan alasan bau yang tidak sedap. Ini menjadi sebuah tantangan besar bagi pengelolaan sampah di Perumahan Bumi Pertiwi 2. Pengelolaan secara umum dilakukan oleh 2 (dua) operator yang tidak melakukan pencatatan terhadap sampah yang masuk. Pengelolaan ini juga tidak memiliki transparansi dana dan digunakan untuk kepentingan pribadi, sehingga perubahan strategi perlu dilakukan. Strategi optimalisasi TPS 3R Berseri yang tidak menggunakan bangunan permanen dan masih menjalankan cara konvensional diubah menjadi Optimalisasi KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi. Bank Sampah Lisan Bumi sudah beroperasi dari 2019 secara rutin. Kegiatan bank sampah biasa dilakukan di Gedung Serba Guna dan didukung oleh jumlah SDM yang memadai, serta pencatatan operasional yang dilakukan memiliki potensi untuk dikembangkan. Sehingga, berdasarkan strategi ini, ruang lingkup kegiatan optimalisasi akan dibagi menjadi 2, yaitu anorganik dilakukan oleh Bank Sampah dan organik dilakukan oleh KSM.
Rincian Strategi 1.
2.
3.
4.
5.
Studi Awal (Baseline) Timbulan Sampah. Tim fasilitator akan melakukan peninjauan terkait komponen dan alur manajemen sampah dan 5 Aspek Pengelolaan Sampah yang ada Pembenahan proses pencatatan Bank Sampah. Tim fasilitator dan pengurus Bank Sampah akan melakukan pembenahan proses pencatatan melalui program Ms. Excel agar lebih efektif untuk melakukan rekap data Pembenahan sarana dan prasarana pengelolaan sampah. Melakukan pengadaan beberapa sarana pendukung guna meningkatkan efektivitas kinerja Bank Sampah dan KSM, seperti meja kerja, meja pilah, bak penyimpanan, seragam, dan alat pelindung diri, bata terawang, bor lubang resapan organik. Penambahan nasabah pada bank sampah dan layanan edukasi KSM Berseri. Bank Sampah dan KSM Berseri akan menambah layanan dengan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada seluruh RT di Perumahan Bumi Pertiwi 2, kemudian melakukan ekspansi layanan ke perumahan Mahameru Land dan Bumi Pertiwi 1. Penambahan jaringan mitra daur ulang. Penambahan jaringan mitra daur ulang untuk menambah peluang tambahan jenis sampah yang dapat diterima dan harga yang lebih baik. Penambahan mitra ini misalnya dengan bekerja sama dengan Waste4Change atau pelapak di sekitar Cilebut Timur.
Area pemukiman Bumi Pertiwi 2, Cilebut Timur
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 87
Aspek Kelembagaan KSM Berseri
Struktur Organisasi
Selama program pendampingan, struktur ini telah berganti sebanyak 3 kali. Mulai dari perubahan atau penambahan bidang seksi, perubahan nomenklatur, hingga perubahan formasi SDM di dalamnya. Perubahan formasi ini disebabkan oleh kesibukan masingmasing individu sehingga belum dapat berkontribusi bagi pengembangan organisasi KSM. Perombakan struktur organisasi ini menyebabkan beberapa program kerja KSM hanya dijalankan oleh SDM yang terbatas dan pelaksanaan program beberapa kali terhambat. Dengan legalitas yang diakui oleh Desa, KSM saat ini memiliki struktur organisasi dengan pengelola yang kompeten dan aktif sesuai tupoksinya masing-masing. KSM Berseri juga aktif dalam melakukan sosialisasi dan mendorong warga Perumahan Bumi Pertiwi 2 untuk memilah sampah dari rumah, khususnya organik. Salah satu jasa yang mereka kembangkan adalah pembuatan lubang biopori atau lubang resapan organik di rumah warga.
Peran & Fungsi Struktur Organisasi Ketua dan Wakil Ketua Raphael Soediarto dan S. A. Dewobroto Melakukan pengawasan terhadap kinerja organisasi termasuk menginisiasi program kerja, dan menjalin relasi keluar kawasan untuk melebarkan. Sekretaris dan Wakil Sekretaris Supari dan Henggar Pramono Menyelenggarakan rapat pengurus, termasuk merekap data timbulan sampah organik dari warga Perumahan Bumi Pertiwi 2, dan melakukan surat menyurat dengan relasi atau entitas lain. Bendahara Fahmi Bachtiar dan Nabilla Dewi S. Bertanggung jawab atas mengatur arus kas keuangan KSM dan melaporkannya ke ketua KSM. Seksi Informasi Teguh Wardani dan Saadah Nurrus Putri Mengelola media informasi KSM melalui instagram untuk melakukan kampanye, sekaligus merancang desain-desain kampanye pengelolaan sampah. Seksi Pengelolaan Sampah Anorganik Tini, Laniwati, dan Nuryati Berkoordinasi dengan pengurus Bank Sampah untuk melakukan kegiatan upcycling.
Logo KSM Berseri
88
Waste4Change | www.waste4change.com
Seksi Pengelolaan Sampah Organik Rachmad dan Fredison Toroan Mengelola fasilitas pengelolaan sampah organik di Perumahan Bumi Pertiwi 2 seperti Biopori, Ember komposter, Bata terawang, dan budidaya larva BSF.
KSM Berseri yang bergerak di pengelolaan sampah organik dari rumah juga berjalan berdampingan dengan Bank Sampah Lisan Bumi yang menangani sampah anorganik di Perumahan Bumi Pertiwi 2. Secara kelembagaan, Bank Sampah Lisan Bumi belum memiliki SK Organisasi dari pemerintah desa Cilebut Timur. Saat ini, SK yang dimiliki adalah SK penunjukan ketua Bank Sampah kepada Ibu Ratna Indayani. Meski begitu, secara kinerja organisasi, Lisan Bumi menunjukan level kerjasama yang tinggi antara satu dengan yang lain. Setiap anggota bergerak dan berkontribusi sesuai dengan tugas dan perannya masing-masing. Sehingga meski di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga, kegiatan operasional Bank Sampah tetap berjalan. Bank Sampah Lisan Bumi
Peran & Fungsi Struktur Organisasi Ketua dan Wakil Ketua Ratna Indayani dan Tasniah Memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja organisasi termasuk menginisiasi program kerja. Sekretaris Widia Astuti Menyelenggarakan rapat pengurus, termasuk melakukan pencatatan tabungan sampah dari nasabah hingga merekap data timbulan sampah. Bendahara Gayatri Mengatur arus kas Bank Sampah, termasuk merekap uang tabungan nasabah. Seksi Penimbangan Siti Syamsiah dan Neny Melayani nasabah dalam menimbang sampah yang disetor nasabah. Seksi Pemilahan Ibu Samsinar Melakukan pemilahan sampah yang disetor oleh nasabah. Anggota Asrofa, Safana, Umi Santi, dll. Mendukung segala kegiatan operasional maupun program yang diadakan oleh Bank Sampah Lisan Bumi.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 89
Aspek Kelembagaan Peraturan dan Administrasi
Anggota KSM Berseri rutin melakukan komunikasi dengan pihak Desa dalam meminta dukungan terkait pengelolaan sampah yang ada di Bumi Pertiwi 2. Salah satu dukungan dari Desa adalah dengan mengeluarkan pengesahan legalitas, selain itu, pihak Desa juga turut hadir dalam kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan dan menyuarakan aspirasi dan dukungannya dalam program yang akan diinisiasi oleh KSM. Pembuatan peraturan Desa terkait pengelolaan sampah juga terus didorong oleh KSM, mulai dari pembuatan konsep hingga pemberian draft peraturan kepada pihak Desa. Audiensi dan usulan peraturan yang akan diajukan ke pemerintah desa masih dalam tahap penyusunan. Koordinasi dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan Badan Pertimbangan Desa (BPD) akan terus digencarkan demi terwujudnya peraturan mengenai pengelolaan sampah yang diharapkan dapat menekan masyarakat menjadi lebih patuh.
pembuatan regulasi pengelolaan sampah harus ditunda terlebih dahulu.
Surat Edaran RW
Pada pertengahan Maret 2020, Ketua RW setempat Alm. Bapak Samidjo mengeluarkan surat edaran yang menghimbau warga untuk melakukan pemilahan sampah di rumah. Surat edaran ini dibarengi dengan brosur yang menjelaskan cara-cara melakukan pemilahan sampah di rumah. Hal ini disambut baik oleh warga untuk berusaha melakukan pemilahan sampah di rumah. Surat edaran yang sifatnya himbauan ini tidak mampu untuk mengikat warga untuk melakukan pemilahan sampah. Sehingga para pengurus KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi harus merancang strategi lain untuk menjangkau warga melalui sosialisasi dan edukasi.
Namun, dengan datangnya pandemi pada Maret 2020 kemarin, kegiatan tersebut harus dihentikan sehingga pendorongan Brosur Edaran RW 90
Waste4Change | www.waste4change.com
Teknis Operasional Alur pengelolaan sampah seringkali dipandang dengan gampang oleh pihakpihak yang kurang paham. Pengelolaan yang terdiri dari pengumpulan, pemilahan, pewadahan, pengolahan, dan penanganan adalah rincian kegiatan operasional yang idealnya dilakukan oleh TPS 3R Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi. Dalam kenyataannya, kegiatan selama ini berlangsung tanpa adanya acuan dan standar tata cara yang mengatur alur pengelolaan sampah. Kegiatan berjalan dengan seadanya tanpa pengawasan dan peralatan yang layak. TPS 3R Berseri yang beroperasi di antara bangunan semipermanen tanpa lantai dan peralatan yang terbatas tidak berfungsi secara ideal dan sulit untuk dikembangkan. Hal ini menghambat terjadinya pengembangan kinerja operasional TPS 3R. Program yang kemudian melakukan perubahan strategi menjadi optimalisasi Bank Sampah Lisan Bumi. Kegiatan Operasional Bank Sampah lebih sederhana dibanding dengan TPS 3R. Terbatasnya bangunan tidak menghalangi semangat para pengurus untuk selalu memberikan yang terbaik bagi para nasabah. Pendampingan
ini ada untuk membantu meningkatkan kegiatan operasional yang lebih efektif dan efisien. Sketsa 3D Ba
ngunan Revi
talisasi
Perencanaan Optimalisasi Bangunan
Bangunan Gedung Serbaguna yang digunakan berbarengan dengan kegiatan warga lainnya membuat peralatan yang digunakan oleh Bank Sampah tidak diletakkan dengan rapi dan penyimpanan dilakukan seadanya. Bangunan operasional Bank Sampah Lisan Bumi kemudian direvitalisasi. Penambahan perlengkapan seperti French Cleats, meja dan kursi pilah, rak penyimpanan, rak upcycle, serta meja dan kursi untuk kantor perlahan-lahan mulai dilengkapi untuk meningkatkan kegiatan operasional yang dilakukan di Bank Sampah Lisan Bumi. Selain itu, sebagai penunjang alat kesehatan dan keselamatan bagi para pengurus dan operator, berbagai macam alat pelindung diri (APD) juga disiapkan, mulai dari sarung tangan, sepatu boots, hingga apron.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 91
Implementasi SOP Dalam implementasinya, untuk mewujudkan kegiatan operasional yang sesuai standar dan pengawasan yang ada, diperlukan sebuah acuan, sehingga dibuatlah Standar Operasional Prosedur (SOP). SOP dibuat untuk menciptakan suatu prosedur umum dalam pemilahan dan pemanfaatan kembali limbah dalam penerapan yang bertanggung jawab, bersih, edukatif dan sustainable. Pedoman dan tata cara penanganan sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga bagi pengelola sampah organik dan anorganik ini nantinya dapat membantu masyarakat dalam mengetahui proses pengelolaan sampah di Bumi Pertiwi 2.
Daftar Isi Dokumen SOP 1. 2. 3. 4.
Profil organisasi KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi Peran dan Tanggung Jawab Peralatan dan Perlengkapan Definisi
5. 6. 7. 8.
Prosedur Pengelolaan Sampah Anorganik Prosedur Pengelolaan Sampah Organik Perawatan Peralatan dan Perlengkapan Pembiayaan Pengelolaan Sampah dan Pembiayaan Petugas
Dengan tersusunnya SOP untuk acuan, implementasi mulai diterapkan di Bank Sampah Lisan Bumi, baik dalam proses pengolahan sampah anorganik dan organik. Sebagai pengurus sekaligus operator yang menjalankan kegiatan operasional di Bank Sampah Lisan Bumi, implementasi SOP ini lebih mudah dilakukan untuk mendukung kegiatan operasional yang lebih sesuai. Salah satu hal yang sering dilewatkan adalah penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam berkegiatan, sehingga implementasi secara bertahap ini perlu dilakukan monitoring agar dapat berjalan. Seiring implementasi tersebut, akan dilakukan monitoring dan evaluasi untuk penyesuaian isi dan bahasan SOP.
92
Waste4Change | www.waste4change.com
Alur Pengelolaan Sampah ORGANIK
Pengelolaan sampah organik di Perumahan Bumi Pertiwi 2 dilakukan oleh pengurus KSM Berseri. Warga melakukan pemilahan dari sumber dengan memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang dihasilkan dapat dikelola melalui beberapa metode yaitu ember komposter, bata terawang, lubang resapan organik, dan pengembangbiakkan larva BSF. Kompos yang dihasilkan dari ember komposter dan lubang resapan organik dapat digunakan langsung sebagai pupuk tanaman rumahan. Sedangkan bata terawang, hasil komposnya akan dikemas kemudian dijual. Serupa dengan bata terawang, hasil panen larva BSF akan dijual kepada pemilik ternak ayam atau ikan.
ANORGANIK
Pengelolaan sampah anorganik di Perumahan Bumi Pertiwi 2 dilakukan oleh pengurus Bank Sampah Lisan Bumi. Warga perumahan ini melakukan pemilahan dari sumber dengan memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik yang dihasilkan akan disetor atau ditabungkan ke Bank Sampah Lisan Bumi. Disini sampah-sampah tabungan warga akan dipilah menjadi lebih detail kemudian dikemas dan dijual kepada Bank Sampah Pusat Kabupaten Bogor atau pelapak yang sudah menjadi mitra. Dengan begitu para offtaker tersebut akan menjualnya ke industri daur ulang. Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 93
Fasilitas Pengelolaan Sampah
Bata Terawang
Bata terawang dibangun dengan 3 bak yang berjejer, yang di tiap sisinya dibuat berlubang sebagai tempat mengalirnya udara. Masing-masing bak dibuat berukuran 1,2 meter kubik. Bata terawang ini dibuat khusus untuk menampung sampah sampah pekarangan rumah yang berasal dari pepohonan seperti daun kering, ranting, dan lainnya. Dalam mengoperasionalkan bata terawang, KSM menunjuk seorang operator untuk melakukan pengumpulan sampah pekarangan tersebut kedalam bata terawang, kemudian melakukan proses komposting dengan menggunakan cairan EM 4, dan diaduk berkala setiap 7 hari sekali. Operator menemukan tantangan tersendiri dalam mengoperasionalkan komposting dengan metode bata terawang. Bahan kompos yang didapat dari daun bambu membuatnya sulit terurai karena sifat daun bambu yang keras dan kering. Dalam hal ini, operator memberi cairan EM4 lebih banyak, kemudian mencampurnya dengan sampah organik rumah tangga seperti sisa makanan yang lebih banyak mengandung air untuk mempercepat penguraian. Fasilitas pengelolaan sampah ini juga dilengkapi dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan panduan untuk operator. Bata Terawang ini kini telah dioperasikan selama 3 bulan dan masih dalam proses pengembangan.
94
Waste4Change | www.waste4change.com
Fasilitas Pengelolaan Sampah
Lubang Resap Organik
Lubang resapan organik dibuat di halaman rumah warga, dimulai dari halaman rumah pengurus KSM dan Bank Sampah. Lubang resapan organik ini sebagai alternatif pembuangan sampah organik rumah tangga, khususnya sisa makanan dan sampah taman. Dengan dibuatnya contoh lubang biopori, KSM juga mengembangkan jasa pembuatan LRO sebagai tambahan pemasukkan, sekaligus meningkatkan kepedulian warga terhadap pengolahan sampah dari sumbernya. Untuk mendukung jasa tersebut, KSM disediakan sebuah mesin bor tanah selama pendampingan untuk mempermudah pembuatan lubang. Dengan begitu pembuatan lubang dapat dilakukan dengan lebih hemat waktu dan energi. Lubang resapan yang dibuat, disarankan memiliki kedalaman 1 meter dengan diameter lubang sebesar 20-25 cm. Setiap rumah didorong untuk memiliki minimal 2 lubang resapan ini agar dapat difungsikan secara bergantian. Dalam pembuatan lubang resapan organik, ditemukan berbagai tantangan terkait kondisi tanah di Cilebut sendiri. Beberapa percobaan pembuatan lubang ini mendapatkan mesin bor yang terlilit akar pohon, sehingga harus dilakukan pemotongan pada akar pohon yang tersangkut. Belum lagi struktur tanah yang dipenuhi batu kali pada kedalaman 40 cm pengeboran. Hal ini cukup menyulitkan pembuatan lubang resapan organik. Namun dengan menggunakan alat bantu linggis atau seblang, masalah tersebut dapat lebih mudah diatasi, dan pengeboran sampai sedalam satu meter dapat lebih mudah dilakukan. Sejauh ini sudah terdapat 62 lubang resapan organik di Bumi Pertiwi 2.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 95
Fasilitas Pengelolaan Sampah
Kantong Pilah
Untuk mempermudah pemilahan sampah anorganik yang dilakukan warga. Bank Sampah Lisan Bumi menyediakan kantong pilah yang dijual dengan harga murah. Kantong ini dapat didapatkan seharga Rp. 10.000,- (Sepuluh ribu rupiah) untuk dua kantong sampah berwarna biru dan merah. Kantong biru untuk jenis sampah kertas, dan kantong merah untuk jenis sampah non kertas seperti plastik, kaca, dan logam. Pembuatan ini diprakarsai oleh Seksi Pengolahan Anorganik KSM, Ibu Tini, dibantu oleh ibu-ibu PKK lainnya.
Contoh Kantong Sampah Terpilah
Kantong sampah ini dibuat dari kain berukuran 60 x 30 cm dengan beberapa keterangan penunjuk, seperti sampah kertas dan sejenis (duplex, kardus, dan UBC) serta sampah non-kertas (plastik, kaca, dan logam)
96
Waste4Change | www.waste4change.com
Partisipasi Masyarakat Kondisi ideal masyarakat mengurangi dan memilah sampah atau kemudian mampu mengolah sampah. Pola pikir sebagian masyarakat ketika membayar iuran dan membuang sampah pada tempatnya maka mereka sudah melakukan kewajiban tersebut. KSM dan Bank Sampah memulai dari peningkatan kesadaran. Kondisinya, warga belum memahami urgensi dan kepentingan dari melakukan pemilahan sampah di sumber. Sampah warga sejauh ini masih dibuang dalam kondisi tercampur di tempat sampah. Ketidaktahuan terhadap TPA Galuga yang semakin berkurang kapasitasnya setiap hari dan tidak ada rasa tanggung jawab dalam melakukan pengelolaan sampah mengharuskan KSM melakukan perubahan persepsi sebelum meminta partisipasi. Dengan rutin melakukan sosialisasi dan edukasi, KSM Berseri juga berharap dapat mengajak warga sekitar untuk lebih peduli terhadap sampah yang mereka hasilkan. Setelah mengenal klasifikasi jenis sampah dan cara pemilahan, KSM Berseri menjelaskan kepada warga mengenai cara melakukan penanganan terhadap sampah organik dengan melakukan komposting pada ember komposter dan membuat lubang biopori di halaman rumah. Dalam perjalanannya, KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi juga memperluas area edukasi mereka ke perumahan lain, yaitu Mahameru Land dan Bumi Pertiwi 1 dengan berkoordinasi dengan RW di wilayah tersebut. Dalam meningkatkan partisipasi masyarakat,
kami belajar bahwa sosok panutan yang dapat diterima oleh berbagai macam kalangan masyarakat merupakan salah satu peran yang penting. Peran tersebut harus memahami kondisi masyarakat dengan pola pikirnya masing-masing dan perlahan merubah persepsi masyarakat. Pembentukan peran yang dibarengi dengan pendekatan rutin, penyediaan media, dan visi yang kuat dapat menumbuhkan rasa bertanggung jawab warga. Persepsi masyarakat bukanlah sesuatu yang mudah diubah, sehingga mengenali pola pikir masyarakat secara umum tentang penanganan sampah dari sumber adalah salah satu hal yang perlu terus diedukasi. Penyorotan manfaat dan hasil kepada masyarakat juga harus disorot, agar masyarakat selalu terinformasikan. Pengolahan sampah tidak hanya membutuhkan partisipasi masyarakat, namun juga para pemangku kepentingan lain, dimana semua gotong royong untuk menyelesaikan penanganan sampah yang ada di Perumahan Bumi Pertiwi 2.
Sosialisasi oleh Karang Taruna
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 97
Keterlibatan Karang Taruna Karang Taruna yang aktif di Bumi Pertiwi 2 diajak terlibat dalam program kerja yang telah disusun oleh KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi dalam menjangkau masyarakat. Para anggota Karang Taruna ikut serta secara langsung dalam melaksanakan program yang telah dibuat, khususnya sosialisasi kepada masyarakat. Karang Taruna melakukan kegiatan penanaman pohon di rumah-rumah warga yang masih memiliki lahan kosong. Lahan kosong tersebut ditanami oleh Karang Taruna oleh tanaman-tanaman pangan seperti sawi, selada, cabai, tomat, dll. Kegiatan penanaman ini bertujuan untuk mendorong pemanfaatan lahan rumah sebagai kebun ketahanan pangan. Selain itu, Karang Taruna juga ikut serta dalam pembuatan ecobrick sebagai solusi dalam pengelolaan sampah kemasan yang sulit di daur ulang. Selain itu, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar, KSM dan Karang Taruna juga melakukan banyak sosialisasi dan edukasi untuk memperluas layanan dan menambah pelanggan Bank Sampah Lisan Bumi.
Rizal memaparkan rencana aksi Karang Taruna Berseri
98
Waste4Change | www.waste4change.com
Aspek Pembiayaan Salah satu hal fundamental dalam keberlanjutan Bank Sampah adalah dengan keadaan arus keuangan yang mereka miliki. KSM Berseri dan pengurus Bank Sampah Lisan Bumi. Keuangan yang dikelola dengan baik secara sehat merupakan aspek terpenting pada pembiayaan. Saat ini, keuangan dipegang oleh Bendahara dengan keadaan surplus dan ditulis di buku kas.
Bisnis Model
Pemasukan Bank Sampah berasal dari profit penjualan sampah anorganik yang telah dikumpulkan serta beberapa jasa yang dilakukan oleh KSM dan Pengurus Bank Sampah. Untuk meningkatkan hal tersebut, program ini membantu KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi membuat Business Model Canvas (BMC) dan pemetaannya sesuai dengan kebutuhan. BMC ini akan dibuat menjadi patokan dan rencana aksi dalam meningkatkan jasa yang ada di Perumahan Bumi Pertiwi 2.
Bank Sampah Lisan Bumi yang sudah beroperasi sejak tahun 2019 mulai mempelajari apa value proposition yang akan mereka jual. Didampingi oleh fasilitator, mereka membuat beberapa program unggulan dan menyusun setiap kegiatan dan program yang dilakukan memiliki target nasabah dan value yang jelas. Setiap kotak BMC akan saling berkaitan satu sama lain, dimana semuanya akan berujung pada struktur keuangan dan pendapatan Bank Sampah. Kerangka ini digunakan menjadi dasar dalam pengambilan langkah dalam pengembangan model bisnis dan program yang dibuat oleh KSM Berseri dan para pengurus Bank Sampah Lisan Bumi. Untuk meningkatkan dan menjalankan BMC ini, diperlukan strategi dalam meningkatkan dan memperluas wilayah layanan dari KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 99
Pengembangan Program Pengembangan program dan jasa yang ditawarkan dimaksudkan untuk memperluas jangkauan pelanggan, penerima manfaat dan jumlah masyarakat teredukasi. Selain itu, pengembangan juga dilakukan untuk mengupayakan perubahan perilaku warga dalam mengelola sampahnya, hal ini pun ditujukan pada potensi kerja sama untuk keberlanjutan Bank Sampah. Dalam penyusunan konsep program, pertimbangan pengembangan dapat dimulai dari sudut pandang user/customer, yaitu aspek ketertarikan masyarakat untuk melibatkan diri. Seperti halnya kemudahan dalam mengikuti program dan seberapa besar usaha yang dikeluarkan dan manfaat yang akan diterima. Dengan mengkondisikan dalam sudut pandang user, KSM akan jauh lebih mudah membayangkan strategi komunikasi program yang tepat untuk disampaikan kepada masyarakat. Skema pemberian reward dapat dijadikan opsi di awal untuk menjaring masa dalam mengikuti program. Hal lain yang jauh lebih penting adalah keberlanjutan program. Perencanaan program yang dirancang memiliki target akhir, perlu disiapkan dalam tahapan pengerjaan untuk kestabilan keberlangsungan program. Beberapa program dan jasa yang dilakukan oleh KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi, adalah :
Jasa Edukasi Pengelolaan Sampah Kegiatan edukasi dan sosialisasi yang dilakukan kepada warga sekitar oleh para anggota KSM dan pengurus Bank Sampah dibantu oleh Karang Taruna mengundang berbagai macam tawaran untuk melakukan jasa edukasi pengelolaan sampah di Desa lain. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan contoh pengelolaan sampah skala perumahan dan pemanfaatan sampah pada penerapan ekonomi melingkar. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan peserta edukasi akan pentingnya pengelolaan sampah. 100
Waste4Change | www.waste4change.com
Poster Jasa Waste Pick-Up
Jasa Penjemputan Sampah Menurunnya jumlah nasabah yang menabung, utamanya saat masa pandemi, membuat para pengurus berinisiatif untuk tetap melakukan pelayanan, kali ini dengan cara menjemput sampah ke rumah nasabah. Penjemputan ini awalnya direncanakan dilakukan dengan gerobak motor yang dimiliki RW. Namun karena gerobak motor milik RW rusak, para pengurus melakukan penjemputan dengan menggunakan kendaraan sepeda motor pribadi dengan tambahan aksesoris tas obrok di bagian belakang agar mudah dalam mengangkut sampah dari rumah nasabah. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi warga yang sudah memilah sampah anorganik serta mengakomodir warga atau nasabah yang belum bisa hadir pada jadwal penimbangan. Inisiatif ini disambut baik oleh warga, sehingga bukan hanya nasabah aktif yang dijemput sampahnya, tetapi juga menjadi daya tarik bagi nasabah-nasabah baru. Selain itu, bertambahnya nasabah baru juga dapat pengurangan jumlah sampah yang masuk ke TPA.
Proses pembuatan lubang resapan organik Cetakan tutup lubang resapan organik
Ibu Ratna mengompos
Jasa Pembuatan Lubang Resapan Organik Dalam hal keuangan, KSM Berseri belum memiliki uang kas untuk menghidupi organisasinya. Dalam aspek pembiayaan ini, KSM Berseri berinovasi membuka jasa pembuatan lubang resapan organik (LRO) untuk rumah-rumah warga sebagai solusi penanganan sampah organik. LRO ini diharapkan menjadi solusi penanganan sampah organik dari sumber, dan dapat menjadi lubang resapan air untuk sumber air tanah. LRO juga dibuat sebagai alternatif bagi penanganan sampah organik rumah tangga selain ember komposter yang sudah disebar di beberapa titik di Perumahan Bumi Pertiwi 2. Warga yang membeli jasa ini, dikenakan biaya Rp. 100.000,- untuk 2 lubang di halaman rumah. Harga tersebut termasuk tutup lubang yang sudah dicetak menggunakan semen dan pasir, juga pelatihan cara penggunaannya. Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 101
05 Penilaian Program Nilai hasil dan temuan pendampingan
Tujuan Membangun Ekosistem Ekonomi Sirkuler a. Data Pengelolaan dan Penanganan Sampah Dengan target menurunkan pengurangan sampah hingga 30% dan meningkatkan tingkat daur ulang sebesar 30%, jumlah keseluruhan sampah yang telah ditangani untuk mengurangi sampah ke TPA adalah sebesar 20,154 Ton untuk sampah organik dan anorganik, dengan rincian sebagai berikut :
Organik
Anorganik
TPS 3R Green Altari
7,387 ton
4,278 ton
Bank Sampah Ganesha Lestari
0,021 ton
4,038 ton
Bank Sampah Lisan Bumi
4,490 ton
1,940 ton
Total
9,898 ton
10,256 ton
b. Pengurangan Jumlah Sampah dan Peningkatan Daur Ulang Target 30% diambil mengacu kepada hasil Baseline Study yang dilakukan pada Januari 2020. Dengan penyesuaian pada strategi untuk TPS 3R dan Bank Sampah, berikut merupakan hasil pencapaian program terhadap tujuan tersebut. TPS 3R Green Altari Target pengurangan sampah dan peningkatan daur ulang diwujudkan seiring dengan berjalannya program. Dengan nilai target mengacu pada masing-masing Baseline, TPS 3R Green Altari telah berhasil mencapai pengurangan sampah dengan meningkatkan pengolahan sampah menggunakan fasilitas organik yang dibuat. Selain itu, dengan sistem operasional yang sudah dicanangkan dengan lebih matang, tingkat daur ulang juga kian meningkat, dengan rincian data sebagai berikut :
104
Hasil Baseline
Target Pengurangan Sampah (30%)
Pengurangan Eksisting
Pencapaian
73,12 kg/hari
21,936 kg/hari
44,55 kg/hari
60,93%
Hasil Baseline
Target Peningkatan Daur Ulang (30%)
Peningkatan Eksisting
Pencapaian
22,8 kg/hari
29,64 kg/hari
29,80 kg/hari
30,70%
Waste4Change | www.waste4change.com
Bank Sampah Ganesha Lestari Kegiatan operasional yang lebih baik didukung dengan SDM yang mumpuni membuat Bank Sampah Ganesha Lestari semakin berkontribusi dalam penanganan sampah di Perumahan Telaga Kahuripan. Sampah anorganik yang kian bertambah seiring dengan jumlah nasabah membuat semakin banyak sampah yang dikelola oleh Bank Sampah Ganesha Lestari. Selain itu, dengan mengembangkan pengolahan sampah organik, saat ini Bank Sampah Ganesha Lestari ikut menarik pihak Developer untuk menyediakan fasilitas pengolahan sampah organik di Komplek Telaga Kahuripan. Heksa komposter yang dicanangkan masih dalam proses pengembangan, namun dukungan dari Developer sudah nyata di depan. Dengan selalu berusaha meningkatkan dan mengembangkan jasa layanan, Bank Sampah Ganesha Lestari berhasil untuk berdampak pada lingkungan, dengan rincian sebagai berikut :
Hasil Baseline
Target Pengurangan Sampah (30%)
Pengurangan Eksisting
Pencapaian
208,06 kg kg/hari
62,418 kg kg/hari
102,33 kg kg/hari
49,18%
Hasil Baseline
Target Peningkatan Daur Ulang (30%)
Peningkatan Eksisting
Pencapaian
420,285 kg/bulan
546,37 kg/bulan
515,91 kg/bulan
22,75%
Bank Sampah Lisan Bumi Pembagian fungsi pengolahan sampah di Bumi Pertiwi 2 antara KSM dan Bank Sampah Lisan Bumi membuat keduanya bisa berjalan secara bertahap. Dengan nilai target mengacu pada Baseline, KSM melakukan peningkatan dengan membangun fasilitas-fasilitas organik yang bisa dilakukan baik secara komunal maupun pribadi. Di lain sisi, Bank Sampah Lisan Bumi yang fokus ke dalam penanganan sampah anorganik juga mencoba meningkatkan kegiatan daur ulang dan menambah nasabah serta memperluas area layanan mereka. Dari hasil optimalisasi tersebut, keduanya kian meningkat, dengan rincian data sebagai berikut :
Hasil Baseline
Target Pengurangan Sampah (30%)
Pengurangan Eksisting
Pencapaian
2,55 kg
0,765 kg
0,63 kg
24,51%
Hasil Baseline
Target Peningkatan Daur Ulang (30%)
Peningkatan Eksisting
Pencapaian
210,3 kg/bulan
273,39 kg/bulan
263,27 kg/bulan
25,19%
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 105
Tujuan Membangun Pengelolaan Sampah yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan Berdasarkan acuan dari Buku Petunjuk Teknis Tempat Pengelolaan Sampah 3R (TPS 3R) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, keberfungsian TPS 3R dapat dinilai dengan 5 aspek pengelolaan sampah yakni peraturan, teknis operasional, kelembagaan, keuangan, dan partisipasi masyarakat. Kelima aspek pengelolaan persampahan yang menjadi penilaian merupakan kunci dalam pengelolaan sampah secara berkelanjutan. Oleh karena itu, metode dasar dalam penilaian progres pendampingan TPS 3R akan dinilai dengan indikator dari masing-masing aspek dengan bobot yang disesuaikan. Grafik 5 Aspek Pengelolaan Sampah
Selama pendampingan berlangsung, optimalisasi mengacu kepada peningkatan 5 (lima) aspek tersebut. Dengan kondisi dan strategi masing-masing lokasi, beberapa hal tidak dapat mendapatkan nilai yang sempurna, namun dengan semangat dan teguh dari masing-masing lokasi, para pengurus tetap bahu membahu didampingi oleh fasilitator untuk meningkatkan sistem pengelolaan sampah. Berdasarkan grafik dibawah, dapat dilihat bahwa banyak hal yang sudah sangat meningkat dibanding penilaian awal.
106
Waste4Change | www.waste4change.com
06 Lesson Learned • • •
Pembelajaran 5 Aspek Bunga Rampai Pendampingan Aditokoh
Pembelajaran 5 Aspek Berinovasi untuk Berkembang
Agar sistem yang dibangun dapat berkelanjutan, inovasi menjadi sebuah kunci utama dalam pengembangan lembaga pengelolaan sampah. Dari kelima aspek, inovasi akan menjadi dasar untuk menentukan tujuan dalam penentuan arah dan target pencapaian. Inovasi merupakan proses dari buah pemikiran dan upaya dalam pemanfaatan potensi, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki proses yang lama menuju sistem yang baru sehingga dapat memberikan nilai secara signifikan dalam peningkatan sosial ekonomi.
Kegiatan penimbangan di Bank Sampah Ganesha Lestari
Pembelajaran Teknis Operasional Pembelajaran dari proses sarana dan prasarana di ketiga lokasi adalah : • •
• • • • • • • •
108
Perancangan model 3D memudahkan pimpinan KSM untuk mengkomunikasikan visi pembangunan secara keseluruhan, media promosi pada stakeholder setempat. Proses perencanaan harus memahami karakter masyarakat sekitar bangunan untuk antisipasi penolakan. Demikian juga dengan hak lahan yg sebenarnya, jangan sampai puing dan B3 dibuang di belakang TPS3R yang merupakan milik orang lain. Melakukan konsultasi dengan calon pengguna TPS3R dari mulai perencanaan, renovasi dan operasi sehingga teridentifikasi kendala dan kemungkinan masalah yang timbul. Mengantisipasi situasi eksternal yang bisa merusak fasilitas baik binatang maupun manusia. W4C atau siapapun pelaksana optimalisasi harus memiliki tim pelaksana teknis yang kooperatif dalam pelaksanaan ( tukang kayu, bangunan, listrik, dan pembuatan prasarana lainnya. populer disebut dengan Handyman. Sulit mendapatkan tukang setempat yang tepat skill dan tepat waktu yang dibutuhkan. Tukang yang kompeten kadang harus menunggu berbulan-bulan antrian untuk mendapat jasa mereka. Hasil perancangan sistem dan visualisasi 3D harus di’jual’ pada stakeholder lain untuk mendapatkan dukungan penyediaan fasilitas yang belum terwujud. Peningkatan kapasitas pengolahan sampah dengan menata ruang operasional dan menyediakan fasilitas olah organik sederhana untuk membantu mengurangi angka timbulan sampah. Standar operasional prosedur yang diimplementasikan dan diberlakukan pada operator dan pengelola sampah. Peningkatan efektifitas dan efisiensi dari alur pengelolaan sampah di lokasi pengelolaan sampah.
Waste4Change | www.waste4change.com
Pembelajaran Aspek Pembiayaan •
Lembaga pengelolaan sampah membutuhkan aktor utama yang mau menjalankan lembaga ini secara fokus. Sangat memungkinkan memberikan peran kepada pengangkut sampah sebagai pemilah dan satu orang ibu PKK sebagai manager Bank Sampah. Ini terjadi di Bank Sampah Ganesha Lestari Parung yang mampu berjalan dengan dua orang khusus untuk memilah, mencatat dan menjual. Dukungan Hibah, Pemerintah, atau non commercial support masih diperlukan mengingat beban untuk edukasi, penyadaran, dan setup KSM membutuhkan dana, sementara kegiatan tersebut tidak langsung menjadi sumber income. Tantangannya adalah memposisikan diri agar lembaga menjadi layak dan banyak pendukung berminat mendanai atau mengembangan fasilitas lembaganya. Menyiapkan proposal kerjasama dengan perusahaan swasta nasional maupun multinasional dengan syarat branding dan portofolio lembaga memadai untuk didukung. Donasi sampah anorganik yang bernilai dapat dipromosikan lewat Website yang telah tayang selama beberapa bulan ini. Membangun konten copywriting yang menyentuh masyarakat yang peduli sampah dan mampu menjadi target utama ini. Menyiapkan fasilitas olah sampah organik di luar TPS 3R untuk langsung diolah di sumber. Sementara itu, sampah Anorganik semakin mudah dikelola jika tidak bercampur. Pengembangan jasa jemput sampah anorganik dengan memanfaatkan gerobak motor dapat menjadi alternatif untuk menambah volume material anorganik. SDM yang bertugas mendapatkan persentase bagi hasil dari sampah terkumpul yang telah ditetapkan dari awal. Branding tetap digaungkan di media sosial untuk memudahkan dukungan warga dan lembaga lain untuk menjalankan rencana keberlanjutan finansial.
•
• • • •
•
PRO TIPS
Desain Proposal dibuat semenarik mungkin, dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan juga tepat sasaran. Dengan memaksimalkan visual (Gambar, Tabel, dll), akan meningkatkan kualitas proposal. Tuangkan dampak yang dapat diterima dengan adanya bantuan.
Proposal lembaga pengelolaan sampah •
•
Latar Belakang Alasan mengapa dibutuhkan pengembangan TPS 3R. Misal: Semakin tingginya permintaan masyarakat untuk penambahan cakupan layanan pengelolaan sampah Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari pengajuan pengembangan TPS 3R. Misal: Perluasan area TPS 3R untuk menampung sampah lebih banyak lagi.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 109
•
•
• •
Gambaran Umum Kondisi Pengelolaan TPS 3R Uraian deskripsi pengelolaan TPS 3R yang sedang berjalan sedetail mungkin, diantaranya teknis-operasional, kelembagaan, pembiayaan eksisting, penjualan produk. Misal: Layanan eksisting saat ini 400 KK dan angka-angka pencapaian target. Rencana Pengembangan Uraian rencana pengembangan kedepan dan kebutuhan yang diperlukan. Misal: Target penambahan layanan selama 3 tahun kedepan adalah sebanyak tambahan 400 KK sehingga dibutuhkan tambahan luasan hangar sebanyak 400 m2 Rencana Kebutuhan Biaya Pengembangan Uraian kebutuhan biaya untuk pengembangan TPS 3R. Misal: kebutuhan tambahan 2 unit motor pengumpul sampah senilai Rp 50.000.000,Bentuk Kerjasama yang Ditawarkan Berisikan usulan kerjasama yang dapat dilakukan dengan pihak sponsor/ donatur. Misal: Logo sponsor dapat dipasang di spot selfie/foto Bersama di TPS 3R dan juga seluruh unit motor pengumpul sampah.
Pembelajaran Aspek Partisipasi Masyarakat Edukasi secara bertahap
Untuk meningkatkan efektifitas dalam mengedukasi masyarakat untuk pemilahan sampah perlu dilakukan secara bertahap, karena dibutuhkan waktu adaptasi pada kebiasaan baru. Diawali dengan penyediaan fasilitas tempat sampah terpilah, memberikan edukasi pemilahan, penyesuaian sistem pengangkutan terjadwal berdasarkan jenis dan dievaluasi pada rentang waktu tertentu. Edukasi berikutnya dilakukan untuk pemantapan kebiasaan dan lebih melakukan sesi konsultasi kendala yang dirasakan setiap warga. Tahapan ini memberikan waktu pada masyarakat untuk menyesuaikan diri dalam pembentukan kebiasaan yang baru.
110
Waste4Change | www.waste4change.com
Menggencarkan media edukasi
Sebuah banner atau spanduk jalan di area perbatasan RT 07 dan RT lain yang berisikan highlight “Warga RT 07 sudah memilah sampah dari rumah” akan memberikan kesan merasa bersalah jika salah satu warga 07 tidak memilah sampah di rumah. Hal tersebut ialah peleburan identitas individu pada identitas masa. Masyarakat yang tinggal di RT 07 setidaknya mendapat tekanan untuk memilah sampah, terlepas melakukan dengan benar atau tidak. Setidaknya masyarakat akan melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang seharusnya terjadi pada lingkungannya.
Pembelajaran Aspek Kelembagaan Pengelolaan sampah berbasis masyarakat menjadi tantangan tersendiri untuk mengukuhkan kelembagaannya. Aspek kelembagaan menjadi kegiatan multi disiplin yang bertumpu pada prinsip teknik dan manajemen yang menyangkut aspek ekonomi, sosial, budaya dan kondisi fisik sebuah wilayah/kota, serta masyarakat yang dilayani. Poin tersebut menjelaskan bahwa peran kelembagaan perlu dirumuskan dan dibentuk dengan baik. Perancangan dan pemilihan bentuk organisasi kelembagaan pun perlu menyesuaikan dengan peraturan pemerintah yang membinanya. Dengan memperhatikan pada konteks seperti : pola sistem operasional yang diterapkan, kapasitas kerja sistem, lingkup pekerjaan dan tugas yang harus ditangani oleh setiap peran. Hal-hal tersebut dapat dikuasai dengan memperkuat koordinasi antar KSM, dengan RW serta pemerintah desa, membuat mekanisme kontrol dalam pengelolaan sampah dan mengevaluasi keterkaitan konteks.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 111
112
Waste4Change | www.waste4change.com
Pembelajaran Aspek Peraturan Manajemen persampahan kawasan membutuhkan dasar hukum, seperti pembentukan organisasi, penarikan retribusi, dan penegakan hukum. Peraturan yang diperlukan dalam penyelenggaraan sistem yang baik antara lain mengatur ketertiban umum, rencana induk pengelolaan, lembaga dan organisasi pengelola, tata cara penyelenggaraan pengelolaan, besaran tarif jasa pelayanan, kerjasama dengan berbagai pihak termasuk kerjasama antar daerah. Hal ini menjadi sebuah tahapan yang cukup panjang untuk direncanakan dan dilaksanakan KSM. Untuk memudahkan implementasi yang perlu diatur, secara bertahap strategi pendekatan pada pemerintah perlu dilakukan paling awal oleh KSM. sekaligus menyiapkan rancangan susunan pengelolaan sampah yang ideal untuk dilakukan. Dengan melibatkan pemegang kewenangan kawasan dalam setiap kegiatan, dan mendesak tentang situasi persampahan, peraturan dapat didorong disertai dengan penegakan kebijakan.
Analisa SWOC oleh KSM Kahadean pelatihan aspek kelembagaan
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 113
Bunga Rampai Pendampingan Tantangan yang dilalui KSM menjadi cerita tersendiri untuk dijadikan pengalaman yang sarat akan pembelajaran. Dalam proses pendampingan, setiap langkahnya pasti ditemukan tantangan yang terasa. Mulai dari pembentukan kelembagaan, hingga merumuskan rencana keberlanjutan dan peningkatan partisipasi masyarakat. Secara perlahan, KSM melalui proses tersebut melakukan yang terbaik untuk setiap langkah yang diambil. Beberapa proses tersebut diceritakan dalam subbab ini.
Perumahan Alam Tirta Lestari, Pagelaran Membangun kembali citra pengelolaan sampah kawasan
tempat
Pengelolaan sampah di TPS 3R Green Altari diperlukan dukungan yang kuat dari para stakeholder, terutama pemerintah setempat. Masalah yang dihadapi oleh TPS 3R ini menyangkut kapasitas yang berkurang. Disamping itu, pemahaman masyarakat akan kewajiban pengelolaan sampah masih harus ditingkatkan. Bahwa bukan hanya tugas pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu, namun juga menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu, KSM yang tiada hentinya mengedukasi masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah, perlahan akan merubah sudut pandang masyarakat yang harus mengambil peran dalam pengelolaan sampah.
Bangunan sebelum program
114
Waste4Change | www.waste4change.com
Pembenahan juga dilakukan pada bangunan TPS 3R. Bangunan yang semula terkesan tidak terawat, bahkan tidak difungsikan secara ideal juga perlahan dibenahi oleh KSM. Pelan-pelan pembenahan mulai dilakukan. Ruangan-ruangan operasional ditata rapi. Ruangan-ruangan yang semula hanya difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang diberi gantungan agar inventaris yang dimiliki dapat lebih terawat. Ruangan lainnya juga difungsikan sebagai tempat edukasi. Sehingga TPS 3R tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengelolaan sampah, tetapi juga sebagai sentra edukasi pengelolaan lingkungan hidup. Tampilan depan juga dilengkapi dengan warna cat yang cerah sehingga memberi kesan hidup. Ikhtiar dalam membenahi sistem dan tampilan TPS 3R ini akan membangun citra TPS 3R yang ramah dan dekat di masyarakat.
Bangunan setelah program
Pak Yusuf Maulana, Kepala Desa Pagelaran bersama pembina KSM Green Altari juga perwakilan RT
Perwakilan dari beberapa RT secara simbolis melakukan penanaman
Harapan yang Baik, Menumbuhkan Rasa Memiliki
beliau berharap sistem pengelolaan sampah yang baik yang dilakukan oleh TPS 3R Green Altari juga dapat ditularkan ke seluruh masyarakat Desa Pagelaran.
Kegiatan cucurak yang dilaksanakan di TPS 3R Green Altari dihadiri oleh aparatur desa, dan perwakilan dari 8 RT. Kehadiran para pemangku kepentingan tersebut memberikan kehangatan tersendiri. Tiap-tiap perwakilan menuliskan harapannya pada pengelolaan sampah di TPS 3R Green Altari. Harapan yang dituliskan dalam selembar kertas kecil ini berarti besar bagi para pengurus KSM Green Altari juga bagi masa depan pengelolaan sampah di kawasan tersebut. Kepala Desa Pagelaran Bapak Yusuf Maulana misalnya,
Segala harapan yang diutarakan oleh hadirin tersebut menjadi sebuah pertanda baik bagi perbaikan citra TPS 3R yang lebih ramah, memasyarakat, dan mampu membawa perubahan bagi kawasannya. Penanaman pohon yang dilakukan menjadi simbol munculnya rasa memiliki terhadap tumbuh dan berkembangnya sistem tata kelola sampah ke arah yang lebih baik.
Harapan Tamu Undangan Cucurak
Doa dan harapan tentang pengharapan pada ekosistem persampahan di kawasan Alam Tirta Lestari yang lebih baik dipanjatkan untuk kebaikan bersama.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 115
Telaga Kahuripan, Tegal Tata kelola yang buruk dan perilaku masyarakat
Kondisi TPS 3R Kahadean begitu memprihatinkan. Fakta yang sebenarnya terjadi adalah, bangunan ini terpaksa menampung sampah yang tercampur dari seluruh area perumahan dengan 2.200 rumah dan sekian banyak area komersil. Perilaku masyarakat yang semenamena dalam menangani sampah menjadi soal. Kemudian, terbatasnya operator yang bertugas untuk menyortir sampah yang masuk makin memperburuk situasi. Para operator ini memisahkan sampah yang mereka anggap bernilai dengan pengetahuan dan keterampilan yang terbatas, sehingga dampaknya tidak signifikan. Dalam tata kelola persampahan, seyogianya semua pihak turut mengambil peran dalam berkontribusi untuk mengurangi sampah.
Penerimaan warga terhadap ide pembangunan TPS 3R Unit Cluster
Menumpuknya sampah di TPS 3R Kahadean membuat TPS tersebut tidak berfungsi seperti idealnya sebuah TPS 3R. Sehingga pada Bulan September 2020, pihak developer, Waste4Change, dan para pengurus Bank Sampah sepakat untuk membangun TPS 3R unit cluster. Tempat pengelolaan sampah terpusat yang dapat mengakomodir timbulan sampah dari cluster Ganesha. TPS 3R unit cluster ini akan melakukan pengelolaan sampah organik dengan metode aerator bambu dan bata terawang dengan operator dari pihak developer. Perancangan bangunan dan sosialisasi warga dilakukan secara paralel untuk mempercepat proses dimulainya pembangunan. Namun setelah sosialisasi dilakukan, muncul penolakan dari warga atas rencana pembangunan tersebut. Warga khawatir akan bau tidak sedap yang akan ditimbulkan dari pengelolaan sampah organik yang dilakukan. Penolakan tersebut disampaikan warga melalui surat yang dibuat oleh pengurus RT kepada pihak developer. Setelah audiensi dilakukan, akhirnya disepakati bahwa TPS 3R Unit Cluster ini batal dibangun.
116
Waste4Change | www.waste4change.com
Lokasi rencana pembangunan TPS 3R unit cluster
Batalnya pembangunan TPS 3R Unit Cluster ini membuat para pengurus Bank Sampah harus mencari solusi alternatif untuk menyelesaikan pengelolaan sampah organik di Cluster Griya Ganesha. Pengurus Bank Sampah Ganesha Lestari akhirnya membangun sebuah heksa-komposter di depan gedung Bank Sampah. Sebuah wadah berbentuk segi enam yang dapat digunakan untuk mewadahi sampah organik rumah tangga untuk kemudian dijadikan pupuk. Heksa-komposter dibuat eye catching agar dapat menarik perhatian warga, sekaligus membuktikan bahwa pengelolaan sampah organik yang dilakukan dengan metode yang benar tidak akan menimbulkan bau yang mengganggu. Kedepannya, bekerja sama dengan developer, pengurus Bank Sampah Ganesha Lestari akan membangun heksa-komposter di beberapa titik yang tersebar di seluruh area Cluster Griya Ganesha.
“Karena partisipasi dan inisiatif dari warga itu penting” Perubahan strategi penerima manfaat merupakan langkah terbaik yang dipilih oleh semua pihak yang terlibat. Bank Sampah Ganesha Lestari menjadi penerima manfaat yang akhirnya terpilih untuk didampingi dan dioptimalkan. Dari 3 opsi pilihan yang ada, hanya satu opsi yang memiliki dorongan kuat dari partisipasi multipihak. Opsi pengosongan TPS 3R menjadi tantangan terbesar dalam mengoptimalisasi karena dukungan multipihak belum bisa diperoleh, butuh waktu yang lama untuk melibatkan banyak stakeholder dan dana yang mendukung. Opsi pembangunan TPS 3R baru pun sama, proses mendapatkan persetujuan warga akan membutuhkan waktu yang lama hingga akhirnya TPS 3R terbangun untuk sekedar fasilitas olah organik. Meski KSM sudah bersedia untuk menanggung kegiatan operasional, pembangunan belum dapat dilakukan saat seluruh warga mendukung sepenuhnya.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 117
Melihat kondisi tersebut, opsi terakhir menjadi satu-satunya jalan yang bisa dilakukan. Karena ternyata, kesuksesan program terjadi saat masyarakat sekitar mendukung. Partisipasi aktif masyarakat menjadi poin utama dalam program ini. Dukungan penuh masyarakat dan pihak lainnya pada Bank Sampah kian ramai. Dengan beberapa inovasi dan pencapaian yang dibuat, Bank Sampah Ganesha Lestari semakin melebarkan sayap pada jangkauan yang lebih luas. Beranggotakan ibu-ibu rumah tangga, secara bertahap, setiap aspek dibenahi dan inovasi lahir dari pada pengurus. Partisipasi aktif setiap pengurus pun juga berjalan optimal sesuai dengan perannya. Dengan setiap program yang ditawarkan, dukungan datang terus menerus dari berbagai pihak tak terduga, diantaranya : sekelompok ibu-ibu yang datang dari kelompok pengajian untuk konsultasi pembuatan bank sampah cabang, juga pihak developer Perumahan Telaga Kahuripan yang mengapresiasi dan mendukung inisiasi heksa komposter untuk ditempatkan di seluruh kawasan Cluster Griya Ganesha.
Perumahan Bumi Pertiwi 2, Cilebut Timur Sejak awal KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi berdiri, seorang perempuan yang bertempat tinggal di Perumahan Bumi Pertiwi 2 diam-diam menaruh perhatiannya pada pergerakan organisasi ini. Nabila Dewi Septiani, seorang mahasiswa lulusan Teknik Kimia Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta ini memang sudah sejak lama punya concern terhadap isu lingkungan hidup. Setelah mengikuti peningkatan kapasitas yang diadakan pada Bulan September lalu, Nabila mulai terlibat aktif dalam program-program pengelolaan sampah. Nabila bersama Karang Taruna menjadi pemateri dalam sosialisasi yang dilakukan oleh KSM Berseri dan Bank Sampah Lisan Bumi kepada warga RW 14 Perumahan Bumi Pertiwi 2, hingga akhirnya ia diamanahkan menjadi Bendahara KSM Berseri. Dalam kegiatan penimbangan yang dilakukan Bank Sampah Lisan Bumi juga, Nabila membantu ibu-ibu dalam melakukan pencatatan secara daring. Model pencatatan yang lebih efektif dan efisien, sehingga mudah dalam melakukan rekap data yang akan berguna bagi operasional Bank Sampah Lisan Bumi. Keterlibatan Nabila dalam program-program ini menjadi harapan dan inspirasi bagi kaum muda untuk ikut ambil bagian dalam pelestarian lingkungan dan pembangunan masyarakat. Semoga!
Nabila : “...yang muda harus terlibat”
118
Waste4Change | www.waste4change.com
Kegiatan sosialisasi oleh Karang Taruna
Memasuki Bulan Maret 2021, kabar duka cita datang dari Perumahan Bumi Pertiwi 2. Bapak Samidjo atau yang akrab disapa Pak Sam, tutup usia di RSUD Cibinong. Beliau adalah Ketua RW 14, Desa Cilebut Timur, tempat dimana program pendampingan ini berjalan sekaligus pembina KSM Berseri. Melalui dukungannya terhadap pengelolaan lingkungan di RW 14, para aktor penggerak seperti KRL Berseri, KSM Berseri, dan Bank Sampah Lisan Bumi dapat melaksanakan program-programnya dengan baik. Hal ini dirasakan langsung oleh Pak Dewobroto, Ketua KRL Berseri dan Wakil Ketua KSM Berseri. Bagi Pak Dewo, beliau selalu memberikan contoh pengelolaan lingkungan di skala hunian dan selalu beliau banggakan ke warga dan tamu yang datang. Hal serupa juga dirasakan oleh para fasilitator Waste4Change yang sejak awal program ini dijalankan selalu berkoordinasi dengan Pak Sam. Beliau adalah sosok humble yang selalu terbuka terhadap segala bentuk kolaborasi. Terima kasih Pak Sam atas ruang, waktu, dan energi yang kau berikan untuk pelestarian lingkungan di Bumi Pertiwi 2. Biar para aktor ini yang melanjutkan. Selamat jalan!
Selamat Jalan, Pak Sam!
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 119
Kolaborasi dengan BMKG Pada Bulan September 2020, Waste4Change mengadakan acara peningkatan kapasitas yang berfokus pada bahasan aspek partisipasi masyarakat. Dalam perencanaan pelatihan tersebut, kami bertemu dengan Bapak Siswanto, seorang warga Perumahan Bumi Pertiwi 2 tempat lokasi pelatihan dan aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh KSM khususnya dalam hal edukasi. Beliau adalah Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang kemudian menawarkan kolaborasi dengan Waste4Change dalam acara peningkatan kapasitas tersebut.
120
Rencana kolaborasi ini memiliki satu tujuan yang sama, yaitu mengajak masyarakat untuk menjaga dan peduli dengan lingkungan. Rapat demi rapat, mulai dari pembahasan materi hingga keperluan logistik kami koordinasikan. Dengan 2 orang pembicara dari BMKG yaitu Mbak Nurul yang membawakan materi tentang perancangan media kampanye, dan Pak Siswanto yang memberikan materi untuk meningkatkan kesadaran peserta tentang krisis iklim sebagai salah satu penyebabnya adalah pengelolaan sampah yang kurang bertanggung jawab. Bapak Muharam sebagai trainer Waste4Change melanjutkan penyampaian
Waste4Change | www.waste4change.com
materi kepada peserta mengenai pentingnya menganalisa segmentasi masyarakat, kemudian komunikasi yang persuasif, dan praktik turun ke masyarakat melakukan edukasi menggunakan alat peraga. Kolaborasi ini memberi contoh nyata bagi peserta, bahwa dalam penyelesaian masalah persampahan dibutuhkan peran aktif semua pihak agar masalah dapat terselesaikan secara holistik. Dengan berbagai cara dan sudut pandang yang ditawarkan, juga dengan berbagai manfaat yang dapat diperoleh ketika pengelolaan sampah yang bertanggung jawab berhasil diwujudkan.
Aditokoh Bank Sampah Lisan Bumi diketuai oleh Ibu Ratna Indayani. Ibu rumah tangga kelahiran Jatiroto, 14 Desember 1971 ini membangun kembali kegiatan Bank Sampah bersama dengan ibu-ibu PKK RW 14. Melalui Bank Sampah, beliau ingin meningkatkan peran serta warga dalam mengelola sampah. Ia percaya bahwa peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan sampah dapat mewujudkan kebersihan lingkungan. Di tengah kesibukannya dalam mengurus rumah tangga, Ibu Ratna menyempatkan diri untuk membangun sistem kerja Bank Sampah yang lebih baik lagi. Masa pandemi menjadi masa yang penuh tantangan baginya. Ratna Indayani Bank Sampah Lisan Bumi yang umurnya masih Ketua Bank Sampah Lisan Bumi muda harus dihadapkan dengan kondisi dimana operasional harus dihentikan sementara, juga beberapa kegiatan seperti sosialisasi yang tertunda. Padahal di umur yang muda ini, sistem kerja organisasi sedang dibentuk. Namun hal ini tidak menyurutkan semangatnya, sehingga bersama para pengurus Bank Sampah yang lain, Ibu Ratna tidak tinggal diam, dan akan terus berinovasi untuk bisa melakukan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal.
Bapak kelahiran Magelang, 8 Januari 1946 ini bernama Raphael Soediarto, atau warga biasa menyapanya dengan panggilan ‘kakek’. Usia yang senja tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berkarya bagi masyarakat. Pada Februari 2020, beliau diamanahkan menahkodai sebuah organisasi pengelolaan sampah yaitu KSM Berseri. Baginya urusan sampah adalah tentang menjalin kemitraan. Ia sadar bahwa partisipasi semua pihak dapat membantu mewujudkan pengelolaan sampah menjadi lebih baik. Ia masih memiliki ambisi, bahwa KSM Berseri harus melebarkan sayap lebih luas lagi. Upayanya untuk mendapatkan Surat Keputusan Raphael Sudiarto Ketua KSM Berseri Organisasi dari Pemerintah Desa Cilebut Timur berbuah baik dengan keluarnya SK Organisasi KSM Berseri. Beliau dikenal sebagai sosok yang senang berdiplomasi, menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. Warga Bumi Pertiwi 2 yang bekerja sebagai dosen beliau minta kesediannya untuk memberikan peningkatan kapasitas bagi para pengurus KSM dan Bank Sampah. Belakangan Pak Diarto menyambangi Kepala Desa Cilebut Barat untuk menebar semangat bijak kelola sampah sekaligus melebarkan sayap bisnis KSM Berseri.
Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 121
Seorang ibu rumah tangga kelahiran Surakarta, 29 September 1973, Ibu Inda mendedikasikan dirinya untuk membangun bank sampah bersama para ibu lainnya di cluster Ganesha Lestari. Menurut beliau di perumahan Telaga Kahuripan, penduduknya sangat banyak kurang lebih 2000 KK dengan area yang luas dan latar budaya beragam. Disitu menjadi tantangan dan potensi untuk mengembangkan bank sampah. Beliau banyak belajar tentang mimpi itu sangat penting, pada saatnya ketika Tuhan berkehendak mimpi akan terwujud. Saat ini pun bank sampah berkembang juga dengan tantangan, tapi punya mimpi untuk tidak hanya handal dalam Chefira Inda pengelolaan sampah. Bank Sampah Ganesha Ketua Bank Sampah Ganesha Lestari Lestari kedepannya punya brand, punya keunikan sehingga bisa menjadi contoh bagi bank sampah yang lain di Kabupaten Bogor. Strateginya tentunya ingin pengembangkan marketing dan sosialisasi online dan offline yang familiar bagi masyarakat luas. Ibu ketua RT di cluster Griya Ganesha dan seorang pengajar kelahiran Brebes 25 Mei 1980, ibu Farha bergabung dengan Bank Sampah Ganesha Lestari karena ingin membiasakan hidup berkesadaran lingkungan terutama untuk dirinya sendiri, keluarga, kemudian lingkungan sekitar. Bagi beliau setiap orang bertanggungjawab terhadap sampah yang ditimbulkannya setiap hari. Hanya saja, kesadaran mengelola sampah masing-masing masih sangat rendah di masyarakat. Kebanyakan sudah merasa cukup hanya dengan mengumpulkan sampah di tempat sampah. Pendidikan kita pun hanya menyentuh hingga ke tataran teori saja, tak sampai Fakhratun Nikmah membentuk kebiasaan hidup. Namun demikian, RnD Bank Sampah Ganesha Lestari dalam perjalanannya, BSGL dipertemukan dengan banyak pihak yg memiliki visi yang sama. Hal ini memberi semangat dan keyakinan bagi beliau bahwa cita-cita akan selalu menemukan jalan dan kawan, yang berjejaring dan saling bekerja sama, untuk dunia yang lebih baik. Ibu Rumah Tangga kelahiran Jakarta 5 September 1977, akrab disapa dengan ibu Maila, bagi beliau bisa belajar bagaimana caranya memilah sampah antara sampah organik dan anorganik, berawal dari diri sendiri dan keluarga inti. Tantangan menyadarkan orang-orang akan artinya lingkungan bersih dan sehat, bebas dari sampah. Tentunya, menyadarkan lingkungan juga perlu dimulai dari usia dini. Harapan beliau dapat mengajarkan anak-anak dari sejak dini untuk membuang sampah pada tempatnya dan menjadikan lingkungan tempat tinggal bersih dan sehat. 122
Waste4Change | www.waste4change.com
Maila Rochaini Sekretaris Bank Sampah Ganesha Lestari
Bapak dari 4 orang anak ini baru saja ditunjuk sebagai pemimpin Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Green Altari. Sejak dulu Pak Sugi sudah aktif dalam kegiatan pengelolaan lingkungan dalam kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh Kampung Ramah Lingkungan (KRL). Ditengah kesibukannya menjadi Ketua RT, beliau punya perhatian khusus pada permasalahan pengelolaan sampah di Perumahan Alam Tirta Lestari. Baginya memaksimalkan fungsi dari sarana dan prasarana yang tersedia bisa menjadi solusi. Dengan kegigihan Pak Sugiono, beliau tetap Sugiono memberikan yang terbaik dalam setiap pelayanannya Ketua KSM Green Altari pada masyarakat. Tiap langkahnya dalam menumbuh kembangkan TPS 3R kerap menemukan tantangan. Mulai dari pembentukan pengurus yang solid, hingga merumuskan rencana keberlanjutan TPS 3R yang melibatkan masyarakat. Kepercayaannya pada usaha tidak akan akan pernah mengkhianati hasil, meyakinkan pengurus yang lain bahwa ketulusan membenahi lingkungan akan terasa oleh anak cucu kelak. “Bu eRTee!” Begitulah beliau akrab disapa. Ibu Endar seperti sapaannya adalah istri dari Pak Topo, Ketua RT 07 yang wilayahnya menjadi area layanan TPS 3R Green Altari. Bu Endar dikenal aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti kegiatan PKK, Posyandu, juga kegiatan pengelolaan sampah pada Bank Sampah Pisah Ranjang. Bank Sampah yang melayani warga RW 14, dengan kepanjangan Pilah Endar Yanuk Sampah Rejeki Manjang. Bu Endar punya harapan Ketua RT 07, Anggota KSM besar bagi pembenahan tata kelola persampahan di Perumahan Green Altari. Baginya kehadiran TPS 3R Green Altari dan Bank Sampah Pisah Ranjang dapat menjadi solusi bagi warga perumahan yang ingin menjadikan sampah rumah tangganya sebagai tambahan pendapatan. Dalam kesehariannya, beliau menjaga toko buah dan sayur miliknya. Sisa kulit buah atau sayuran yang sudah tidak layak jual menjadi sumber pakan bagi larva BSF yang dikembangbiakkan oleh pengurus TPS 3R Green Altari.
Pelatihan Aspek Kelembagaan : Strengthening KSM as an organization Dokumentasi Program Optimalisasi TPS 3R & Bank Sampah Kabupaten Bogor 123
Waste4Change adalah perusahaan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dari hulu ke hilir dengan visi mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA
Waste4Change PT WasteforChange Alam Indonesia Tel: +6221 29372308 Email: contact@waste4change.com www.waste4change.com