CRTD_115 1/5
TOILET BERNAFAS
-Hutan pinus asri mangunan
LATAR BELAKANG Wisatawan milenial pada masa kini cenderung mencari tempat wisata kreatif instragammable. Hutan Pinus Mangunan merupakan salah satu tempat yang hal tersebut. Beberapa tahun belakangan ini, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Hutan Pinus Mangunan terus meningkat. Peningkatan jumlah wisatawan tersebut ditanggapi dengan perbaikan dan penambahan fasilitas penunjang seperti keberadaan toilet umum dibeberapa titik lokasi. Namun sayangnya, fasilitas yang ada seolah-olah hanya mementingkan kuantitas daripada kualitas, seperti aksesibilitas sehingga diperlukan penataan dan perancangan yang lebih ideal terutama bagi penunjang utama yaitu toilet umum. LOKASI TAPAK
PROBLEM
STRATEGY
Susah dijangkau oleh Fasilitas Toilet Difabel & Manula Tidak Sesuai Standar
Pemindahan Lokasi Toilet
Kenyamanan Pengguna dan Efektivitas Pengelolaan
Cross Ventilation
Peningkatan Reputasi Hutan Pinus Asri
Kebersihan Toilet Masih Kurang
Hutan Pinus Asri Luas tapak: 100 m2
Kelembapan Toilet Yang Tinggi
Hutan Pinus Asri menawarkan suasana wisata alam yang alami tanpa penambahan atraksi yang berlebih. Pengelola : Kelompok Tani Hutan (Koperasi Notowono)
ANALISIS KONTEKS TAPAK Pengunjung Jumlah Pengunjung 2,5 juta / tahun Hari Libur mencapai 24.117 orang Pengunjung didominasi oleh: Kondisi Existing
Legibilitas Toilet masih rendah
Penggunaan Fasilitas yang Sesuai Standar
Peningkatan Pengunjung Hutan Pinus Asri Mudah Dikenali dan Dicapai
KONSEPRombongan Wisatawan
Manula
Keluarga
Pasangan
TOILET BERNAFAS PASSIVE DESIGN TOILET UMUM STANDAR KONTEKSTUAL
Akses Menuju Toilet
Area sekitar Toilet
Pengunjung harus menuruni tangga untuk mencapai lokasi toilet
Keberadaan Toilet tidak mengganggu lingkungan hutan pinus
Potensi Kontur pada tapak yang dapat dimanfaatkan Material pohon pinus sebagai ciri khas utama Wisata Hutan Pinus yang makin diminati
Low Maintanance Material
GOALS
Interior Toilet
Jumlah Bilik Toilet
Menggunakan toilet Tersedia 13 bilik jongkok dan bak air. toilet tanpa Biaya perawatan perbedaan toilet pria Rp 2000,00 dan wanita Permasalahan Tidak ada uniformitas pada kawasan hutan pinus, ada yang terbilang layak namun ada yang tidak Persepsi toilet umum kawasan wisata alam yang kotor dan tidak layak
KEBERADAAN TOILET SEBAGAI ACTIVITY SUPPORT CITRA KAWASAN YANG BAIK PENINGKATAN JUMLAH PENGUNJUNG
Konsep Toilet yang mendepankan pencahayaan dan penghawaan alami sehingga toilet tidak terkesan lembab seperti toilet umum kebanyakan. Toilet sehat tersebut kemudian didukung oleh penggunaan fasilitas toilet umum sesuai standar Asosiasi Toilet Indonesia. Toilet umum ini diharapkan nantinya dapat diterapkan diseluruh kawasan hutan pinus Mangunan agar tercipta keseragaman standar demi mendukung pemajuaan kawasan wisata Mangunan. Pasive desain yang digunakan adalah mengoptimumkan pencahayaan dan penghawaan alami. Hal ini sesuai dengan konsep toilet bernafas dimana toilet yang sudah standar perlu hemat energi dan memiliki sirkulasi yang baik. Bernafas artinya pengawaannya tidak terhambat dimana udara mampu dimasukan dan kemudian dikeluarkan atau disilangkan (cross ventilation). Pada prinsipnya udara bergerak dari suhu dingin ke panas. jika suhu di luar panas maka bagian dalam perlu dibuat dingin jika diluar dingin makan bagian dalam dibuat panas. pada site ini udara panas ketika siang hari maka bagian dalam perlu dibuat dingin agar udara mengalir. Dengan adanya pergantian udara maka toilet ini akan menjadi toilet yang lebih sehat karena udara berganti. Toilet bernafas sangat cocok di terapkan di negara yang beriklim tropis sehingga menjadi konsep yang sangat kontektual selain kaitannya dengan Citra kawasan hutan pinus mangunan sendiri.
CRTD_115 2/5 TRANSFORMASI DESAIN Massing berdasarkan pembagian zona toilet pada umumnya secara vertikal. Mengambil bentuk dasar kotak untuk mengesiensikan besaran ruang Entrance Toilet wanita
Toilet wanita
Entrance Toilet pria
Toilet pria
Penambahan zona ruang baru sebagai fungsi tambahan, yaitu toilet difabel dan nursery room Fungsi Tambahan
Bentuk atap pelana sebagai pendekatan kontekstual bangunan sekitar hutan pinus serta sebagai respon iklim
TAMPAK UTARA 0
8
4
2
Penambahan akses entrance utama berupa jembatan serta transportasi vertikal sebagai akses toilet pria Skylight Pada Atap Sebagai Pendukung Pencahayaan Serta Penghawaaan Alami Pada Toilet Wanita
Entrance toilet yang terbuka yang dilengkapi dengan tritisan sebagai penanda jalur masuk toilet pria yang berada di lantai bawah dari entrance utama yang berada di lantai 2
B
TAMPAK SELATAN
7.50 2.00
0
1.50
8
4
2
1.50
2.50
1.20
1.20 A
1.20
1.20 FFL ± 0.00
1.20
4
3
1.80
C’ 9.20 2.50
C 9.2
5
FFL ± 0.00
3.00
2 FFL ± 0.00
3.00 1
2.00
B’ A’
1 2.00
1.50
3
TOILET DIFABEL NURSERY ROOM FAMILY TOILET
4
LADIES RESTROOM
5
WASTAFEL
2
2.50 7.50
TAMPAK TIMUR 0
DENAH LT. 2-TOILET WANITA 0
2
4
2
4
8
4
8
8
B 5.50 1.75
2
1.75 10
2.40
1.20
9 FFL -2.75
11
1.20
8
1.80
1.20
C 9.20
7
FFL -2.75
1.50
C’ 8.60
2.00
FFL -2.75
6
3.00
3.50
6 8
R. TUNGGU PRIA WASTAFEL FAMILY TOILET
9
URINOIR
7 B’
1.50
4.00 5.50
10 TOILET JONGKOK PRIA 11 TOILET DUDUK PRIA DENAH LT. 1-TOILET PRIA 0 4 2
8
TAMPAK BARAT 0
2
CRTD_115 3/5
SIRKULASI 7.50 2.00
1.50
1.50
2.50
1.20
1.20
1.20
1.20 1.20
4
3
1.80
9.20 9.2 3.00
Penggunaan motif tegel kunci dimaksudkan untuk mengarahkan pengguna untuk mencuci tangan setelah memakai toilet.
2.50
5 2 DOWN
3.00 1
2.00
LEGENDA: WANITA PRIA 1
INTERIOR TOILET WANITA
2.00
1.50
3
TOILET DIFABEL NURSERY ROOM FAMILY TOILET
4
LADIES RESTROOM
5
WASTAFEL
2
2.50 7.50
DENAH LT. 2- TOILET WANITA 0
5.50 2
1.75
9 1.20
11
1.20
8
1.80 9.20
8.60
7
1.50
2.00
6
LEGENDA: WANITA PRIA
3.00
6
3.50
8
R. TUNGGU PRIA WASTAFEL FAMILY TOILET
9
URINOIR
7
1.50
10 TOILET JONGKOK PRIA
4.00
11 TOILET DUDUK PRIA
5.50
DENAH LT. 1- TOILET PRIA 0 4 2
INTERIOR TOILET PRIA
Ukuran dan jumlah bilik toilet serta fasilitas yang tersedia mengikuti standar dari Asosisasi Toilet Indonesia.
Atap Rumbia Rangka Kayu dan Gunungnan Bata
70
Skylight
20
90
53 90
Skylight
140
90
Kaca Warna
50
300 100 50
Finishing Beton DETAIL BILIK TOILET 17
20
Tanaman Khas Mangunan 120
Panel yang terbuat dari kayu Pinus yang tidak terpakai
20 120 120
Finishing Bata Ekspos bagi ruang menyusui DETAIL BILIK TOILET DIFABEL
Struktur rangka kaku beton bertulang
Gabion sebagai penguat struktur
30 53
190
60 60 70
50 70
95
Tanah berkontur dengan ketingginan....
8
DETAIL
DETAIL NURSERY ROOM
MATERIAL
8
1.20
10 2.40
4
2
1.75
105
120
CRTD_115 4/5 SISTEM SANITASI DOWNFEED WATER SYSTEM Sistem sanitasi downfeed dipilih karena sumber air bersih pada tapak masih berasal dari air tanah, sehingga dengan pemakaian sistem downfeed, pemakaian air tanah dapat dihemat.
Sumur
Tangki Atas
Pompa Air
Jet Washer
Wastafel
RENCANA AIR BERSIH LANTAI 1 SISTEM DOWN FIT
22
0
40
2
4
8
RENCANA AIR BERSIH LANTAI 2 SISTEM DOWN FIT 0
LEGENDA:
120
8
LEGENDA: PIPA AIR BERSIH
200
220
SUMBER AIR PIPA AIR BERSIH
SHAFT AIR BERSIH 20
65
4
2
20
50
SHAFT AIR BERSIH
60 50 60
50
180
SISTEM AIR KOTOR WATER RECYLE Air dari pemakaian wastafel kemudian di olah kembali (lterisasi) untuk di gunakan kembali sebagai pengairan untuk tanaman dikawasan hutan pinus asri.
Wastafel Jet Washer
Filterisasi 60
127
Penyiraman Tanaman
72 158
42 80
80
POTONGAN A-A 0
0
2
4
0
8
2
4
SHAFT AIR KOTOR PIPA BLACK WATER PIPA GREY WATER
POTONGAN B-B 8
0
2
8
4
2
SEPTIC TANK
SHAFT AIR KOTOR PIPA BLACK WATER PIPA GREY WATER
80 80
RENCANA AIR BERSIH LANTAI 2 SISTEM DOWN FIT
RENCANA AIR BERSIH LANTAI 1 SISTEM DOWN FIT
4
POTONGAN C-C 8
0
2
4
8
CRTD_115 5/5 STRATEGI THERMAL Stack Effect
STRATEGI THERMAL ANALISIS SOLAR RAY PUKUL 10.00 Sinar matahari pagi masuk Kedalam massa bangunan secara tidak langsung dan secara langsung melalui ventilasi. Hal ini di perlukan untuk mengurangi kelembapan dan bakteri.
Angin panas dan hawa lembab bergerak dari bawah ke atas dengan dibantu cross ventilation. Cross ventilation dicapai dengan adanya bukaanbukaan berupa exhaust fan, jendela, serta dinding partisi kayu pinus pada sisi timur tapak.
ANALISIS SOLAR RAY PUKUL 12.00 Penggunaan cahaya alami pada siang hari secara tidak langsung. Penggunaan tritisan lebar sebagai respon iklim.
ANALISIS SOLAR RAY PUKUL 14.00 Penggunaan cahaya alami pada siang hari secara tidak langsung. Penggunaan tritisan lebar sebagai respon iklim. Tr i t i s a n p a d a t a n g g a b e r f u n g s i mengurangi suhu pada entrance di siang hari
Penggunaan jendela krepyak kaca dan skylight krepyak memudahkan penghawaan alami mengalir dari barat-timur atau timur-barat secara silang (cross ventilation), serta massa toilet yang dinaikan (panggung) dapat mengurangi kelembapan udara pada lantai 1
INTERIOR TOILET DIFABEL
EKSTERIOR
ANALISIS SOLAR RAY PUKUL 16.00 Sinar matahari sorei masuk Kedalam massa bangunan secara tidak langsung dan secara langsung melalui ventilasi. Hal ini di perlukan untuk mengurangi kelembapan dan bakteri.
INTERIOR NURSERY ROOM
EKSTERIOR