Penilaian masyarakat sudut pandang si

Page 1

Penilaian Masyarakat Terhadap Pembangunan Hukum Sudut Pandang Survei Integritas

Direktorat Penelitian dan Pengembangan Jakarta, Rabu, 6 November 2013 Dipaparkan pada Seminar Background Study RPJMN Bidang Hukum dan HAM 2015-2019 “Penilaian Masyarakat Terhadap Pembangunan Hukum dan HAM 2010-2013


Agenda

Penilaian Masyarakat melalui Indeks Integritas Nasional

• Sekilas IIN • Indeks Integritas Pusat, Indeks Integritas Vertikal, Indeks Integritas Daerah • Indeks Integritas Kementerian/Lembaga Terkait Bidang Hukum

• Langkah-Langkah yang perlu dilakukan

Rekomendasi

2


Penilaian Masyarakat melalui Indeks Integritas Nasional

Sekilas Indeks Integritas Nasional

3


I. Sekilas Indeks Integritas Nasional Tujuan • Melakukan pengukuran ilmiah terhadap tingkat korupsi dan faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi di lembaga layanan publik dengan melakukan wawancara secara langsung kepada pengguna layanan publik; • Memberikan masukan bagi instansi pelayanan publik untuk mempersiapkan upaya pencegahan korupsi yang efektif pada wilayah atau layanan yang rentan terjadi korupsi

Metode Penelitian • Survei, penggunaan kuesioner sebagai instrumen. Pertemuan dan pengisian kuesioner dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung. • Responden adalah responden yang mengurus langsung layanan dalam satu tahun terakhir. • Skor Berkisar 0-10. Semakin mendekati nilai 10 menunjukkan kondisi yang ideal. • Pengumpulan Data dilakukan pada periode Juni – Oktober 2012 4


II. Responden Survei 2012 INSTANSI PEMDA

• 60 Pemerintah Daerah • 180 Unit Layanan (KTP, IMB dan SIUP) • Sampel sebanyak 5.640 responden (rata-rata 30 sampel per unit layanan kecuali Jakarta 110 sampel per unit layanan)

INSTANSI VERTIKAL

• 5 Instansi Vertikal di 33 Kota • 8 Unit Layanan Vertikal (total 264 unit layanan) • Sampel sebanyak 8.160 responden (rata-rata 30 sampel per unit layanan kecuali Jakarta 60 sampel per unit layanan)

INSTANSI PUSAT

• 20 Instansi Pusat • 40 Unit Layanan • Sampel sebanyak 1.200 responden

TOTAL

• 85 Instansi Pusat, Vertikal dan Daerah • 484 Unit Layanan • Sampel sebanyak 15.000 (rata-rata 30 responden per unit layanan kecuali Jakarta) 5


Penilaian Masyarakat melalui Indeks Integritas Nasional

Skor Indeks Integritas Nasional Pusat, Daerah, Vertikal

6


Perkembangan Nilai IIN 2007-2012

7


Nilai IIN 2010 -2012 2010

2011

2012

Keterangan

IIN

5.42

6.31

6.37

Trend meningkat

IIN Instansi Pusat

6.16

7.07

6.86

Ada penurunan

IIN Instansi Vertikal

5.26

6.40

6.34

Ada penurunan

IIN Pemerintah Daerah

5.07

6.00

6.32

Trend meningkat

IIN Instansi Terkait Bidang Hukum dan Ham

5.18 (4.975)

6.11 (5.985)

646

Trend Meningkat

Kepolisian

4.65

4.59 (EI)

5.74

4.62 (PI) Kementerian Hukum dan HAM

5.30

5.53 (EI)

-

-

6.23

5.60

6.11 (EI) 4.58 (PI)

6.23

6.36

6.63

6.57

Trend meningkat

7.12

Trend meningkat

5.47 6.34

5.83 -

7.06 5.32

5.80

Pengadilan Negeri

6.48

5.82

4.82 (PI) Mahkamah Agung

5.74

6.91 5.21

-

-

-

-

-

-

Stagnan


Indeks Integritas Nasional (IIN) 2012 • Rata-rata Indeks Integritas Nasional (IIN) di tahun 2012 adalah 6,37; • Secara nasional, rata-rata Indeks Integritas Pusat (IIP) lebih tinggi dibandingkan Indeks Integritas Daerah dan Vertikal; • Secara nasional, ada 45 persen (atau 38 instansi/pemerintah daerah) yang pencapaian nilai indeks integritasnya masih di bawah rata-rata nasional dan ada 20 persen (atau 17 instansi/pemerintah daerah) yang pencapaian indeks integritasnya masih di bawah standar yang ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu 6,00; 9


Detail Indeks Integritas Nasional (IIN) 2012 INTEGRITAS

VARIABEL

Pengalaman Integritas (0.667)

6.89

INDIKATOR Pengalaman Korupsi (0.250) Cara Pandang Terhadap Korupsi (0.750)

Lingkungan Kerja (0.127)

SUB-INDIKATOR Jumlah / Besaran Gratifikasi (0.210) Frekuensi Pemberian Gratifikasi 6.98 (0.550) Waktu Pemberian Gratifikasi (0.240) Arti Pemberian Gratifikasi (0.250) 6.86 Tujuan Pemberian Gratifikasi (0.750)

7.11

Integritas Total (1.00) = 6.37 Potensi Integritas (0.333)

5.34 Sistem Administrasi (0.280)

5.99

Perilaku Individu (0.280)

6.24

Pencegahan Korupsi (0.313)

3.23

Kebiasaan Pemberian Gratifikasi (0.392) Kebutuhan Pertemuan di Luar Prosedur (0.164) Keterlibatan Calo (0.221) Fasilitas di Sekitar Lingkungan Pelayanan (0.100) Suasana/Kondisi di sekitar Pelayanan (0.123) Kepraktisan SOP(0.281) Keterbukaan Informasi (0.584) Pemanfaatan Teknologi Informasi (0.135) Keadilan dalam Layanan (0.413) Ekspektasi Petugas terhadap Gratifikasi(0.327) Perilaku Pengguna Layanan (0.260) Tingkat Upaya Anti Korupsi (0.750) Mekanisme Pengaduan Masyarakat (0.250)

6.52 7.18 6.93 6.67 6.93 5.43 9.51 7.77 7.68 7.58 6.57 5.84 5.39 7.16 5.98 5.11 3.02

10 3.87


V. Indeks Integritas Pusat (IIP) 2012 • Rata-rata nilai integritas Instansi Pusat = 6,86 dengan nilai potensi integritas (5,97) yang lebih rendah dari nilai pengalaman integritas (7,31); • Pada instansi pusat, pemanfaatan teknologi informasi, tingkat upaya anti korupsi dan mekanisme pengaduan masyarakat nilainya masih rendah (di bawah 6); • 11 instansi pusat dari 20 sampel mendapatkan nilai integritas di atas rata-rata indeks integritas pusat. Unit layanan dengan nilai integritas di atas rata-rata indeks integritas pusat berjumlah 21 unit layanan dari 40 unit layanan yang disurvei; • Hanya 1 instansi pusat yang nilainya di bawah 6,00 dan juga hanya terdapat 1 unit layanan yang nilainya di bawah 6,00 11


Detail Indeks Integritas Pusat (IIP) 2012 INTEGRITAS

VARIABEL

INDIKATOR

Pengalaman Korupsi (0.250) Pengalaman Integritas 7.31 (0.667) Cara Pandang Terhadap Korupsi (0.750)

Lingkungan Kerja (0.127)

SUB-INDIKATOR Jumlah / Besaran Gratifikasi (0.210) Frekuensi Pemberian Gratifikasi 7.32 (0.550) Waktu Pemberian Gratifikasi (0.240) Arti Pemberian Gratifikasi (0.250) 7.31 Tujuan Pemberian Gratifikasi (0.750)

8.00

Integritas Total (1.00) = 6.86 Potensi Integritas (0.333)

5.97 Sistem Administrasi (0.280)

Perilaku Individu (0.280) Pencegahan Korupsi (0.313)

6.24

7.22

3.79

Kebiasaan Pemberian Gratifikasi (0.392) Kebutuhan Pertemuan di Luar Prosedur (0.164) Keterlibatan Calo (0.221) Fasilitas di Sekitar Lingkungan Pelayanan (0.100) Suasana/Kondisi di sekitar Pelayanan (0.123) Kepraktisan SOP(0.281) Keterbukaan Informasi (0.584) Pemanfaatan Teknologi Informasi (0.135) Keadilan dalam Layanan (0.413) Ekspektasi Petugas terhadap Gratifikasi(0.327) Perilaku Pengguna Layanan (0.260) Tingkat Upaya Anti Korupsi (0.750) Mekanisme Pengaduan Masyarakat (0.250)

7.01 7.42 7.33 7.18 7.35 7.23 9.66 8.34 7.80 7.78 6.69 6.10 5.95 7.58 7.15 6.73 3.63

12 4.28


VI. Indeks Integritas Vertikal (IIV) 2012 • Rata-rata nilai Integritas Instansi Vertikal = 6,34, dengan nilai potensi integritas (5,27) lebih rendah dibandingkan nilai pengalaman integritas (6,88); • Pada instansi vertikal, kebiasaan pemberian gratifikasi, keterbukaan informasi, pemanfaatan teknologi informasi, ekspektasi petugas terhadap gratifikasi, perilaku pengguna layanan, tingkat upaya anti korupsi dan mekanisme pengaduan masyarakat yang nilainya masih rendah (di bawah 6); • Ada 2 instansi vertikal (Kementerian Agama dan Badan Pertanahan Nasional) dari 5 sampel instansi vertikal yang disurvei mendapatkan nilai integritas di bawah rata-rata Indeks Integritas Vertikal (6,34); • Tidak ada instansi vertikal yang nilai indeks integritasnya di bawah 6,00 dan juga tak ada unit layanan yang nilainya di bawah 6,00. Hal-

13


Detail Indeks Integritas Vertikal (IIV) 2012 INTEGRITAS

VARIABEL Pengalaman Integritas (0.667)

6.88

INDIKATOR Pengalaman Korupsi (0.250) Cara Pandang Terhadap Korupsi (0.750)

Lingkungan Kerja (0.127)

SUB-INDIKATOR Jumlah / Besaran Gratifikasi (0.210) 6.95 Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0.550) Waktu Pemberian Gratifikasi (0.240) Arti Pemberian Gratifikasi (0.250) 6.85 Tujuan Pemberian Gratifikasi (0.750)

6.95

Integritas Total (1.00) = 6.34 Potensi Integritas (0.333)

Sistem 5.27 Administrasi (0.280) Perilaku Individu (0.280) Pencegahan Korupsi (0.313)

6.00

6.05

3.25

Kebiasaan Pemberian Gratifikasi (0.392) Kebutuhan Pertemuan di Luar Prosedur (0.164) Keterlibatan Calo (0.221) Fasilitas di Sekitar Lingkungan Pelayanan (0.100) Suasana/Kondisi di sekitar Pelayanan (0.123) Kepraktisan SOP(0.281) Keterbukaan Informasi (0.584) Pemanfaatan Teknologi Informasi (0.135) Keadilan dalam Layanan (0.413) Ekspektasi Petugas terhadap Gratifikasi(0.327) Perilaku Pengguna Layanan (0.260) Tingkat Upaya Anti Korupsi (0.750) Mekanisme Pengaduan Masyarakat (0.250)

6.47 7.15 6.91 6.74 6.89 5.17 9.45 7.63 7.64 7.53 6.51 5.89 5.40 7.08 5.77 4.76 3.10

14 3.70


IIV Tahun 2012

Skor IIV Berdasarkan Instansi

No. 1 2 3 4 5

Instansi Kementerian Hukum dan HAM Kepolisian Republik Indonesia Mahkamah Agung Badan Pertanahan Nasional Kementerian Agama

Indeks Integritas Pengalaman

Potensi

Total Instansi Vertikal

7.12 7.06 6.91 6.61 6.53

5.47 5.32 5.21 5.13 5.14

6.57 6.48 6.34 6.12 6.07

15


IIV Tahun 2012

Skor IIV Berdasarkan Unit Layanan Indeks Integritas

No. 1 2 3 4 5 6 7 8

Unit Layanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian Paspor Lembaga Pemasyarakatan Administrasi Persidangan Surat Izin Mengemudi Peralihan Hak Pendaftaran Tanah Administrasi Pernikahan di KUA Sertifikat hak atas Tanah

Instansi Kepolisian Republik Indonesia Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM Mahkamah Agung Kepolisian Republik Indonesia Badan Pertanahan Nasional Kementerian Agama Badan Pertanahan Nasional

Pengalaman

Potensi

7.40 7.25 6.99 6.91 6.73 6.78 6.53 6.44

5.43 5.50 5.44 5.21 5.23 5.09 5.14 5.16

Total Unit Layanan 6.74 6.67 6.47 6.34 6.23 6.22 6.07 6.02

16


VII. Indeks Integritas Daerah (IID) 2012 • Rata-rata Nilai Integritas Daerah = 6,32 dengan nilai potensi integritas (5,30) lebih rendah dari nilai pengalaman integritas (6,82). Nilai potensi integritas masih berada di bawah standar minimal yang ditetapkan KPK; • Pada tingkat daerah, masih terdapat 8 sub indikator yang nilainya masih di bawah 6, yaitu kebiasaan pemberian gratifikasi, keterbukaan informasi, pemanfaatan teknologi informasi, perilaku pengguna layanan, tingkat upaya anti korupsi dan mekanisme pengaduan masyarakat; • Terdapat 16 pemerintah daerah (dari 60) yang mendapatkan nilai integritas di bawah standar KPK (6,00). 17


Detail Indeks Integritas Daerah (IID) 2012 INTEGRITAS

VARIABEL

INDIKATOR Pengalaman Korupsi (0.250)

Pengalaman Integritas 6.82 Cara Pandang (0.667) Terhadap Korupsi (0.750)

Lingkungan Kerja (0.127)

SUB-INDIKATOR Jumlah / Besaran Gratifikasi (0.210) 6.95 Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0.550) Waktu Pemberian Gratifikasi (0.240) Arti Pemberian Gratifikasi (0.250) 6.78 Tujuan Pemberian Gratifikasi (0.750)

7.14

Integritas Total (1.00) = 6.32 Potensi Integritas (0.333)

5.30 Sistem Administrasi (0.280)

5.92

Perilaku Individu (0.280)

6.32

Pencegahan Korupsi (0.313)

3.09

Kebiasaan Pemberian Gratifikasi (0.392) Kebutuhan Pertemuan di Luar Prosedur (0.164) Keterlibatan Calo (0.221) Fasilitas di Sekitar Lingkungan Pelayanan (0.100) Suasana/Kondisi di sekitar Pelayanan (0.123) Kepraktisan SOP(0.281) Keterbukaan Informasi (0.584) Pemanfaatan Teknologi Informasi (0.135) Keadilan dalam Layanan (0.413) Ekspektasi Petugas terhadap Gratifikasi(0.327) Perilaku Pengguna Layanan (0.260) Tingkat Upaya Anti Korupsi (0.750) Mekanisme Pengaduan Masyarakat (0.250)

6.48 7.16 6.89 6.46 6.89 5.44 9.56 7.85 7.71 7.60 6.63 5.73 5.24 7.19 6.06 5.26 2.78 4.02

18


Penilaian Masyarakat melalui Indeks Integritas Nasional

Skor Indeks Integritas Kementerian/ Lembaga Terkait Bidang Hukum

19


Detail Indeks Integritas Kementerian/Lembaga Terkait Bidang Hukum 2012 INTEGRITAS

VARIABEL Pengalaman Integritas (0.667)

6.88

INDIKATOR Pengalaman Korupsi (0.250) Cara Pandang Terhadap Korupsi (0.750)

Lingkungan Kerja (0.127)

SUB-INDIKATOR Jumlah / Besaran Gratifikasi (0.210) 6.95 Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0.550) Waktu Pemberian Gratifikasi (0.240) Arti Pemberian Gratifikasi (0.250) 6.85 Tujuan Pemberian Gratifikasi (0.750)

6.95

Integritas Total (1.00) = 6.34 Potensi Integritas (0.333)

Sistem 5.27 Administrasi (0.280) Perilaku Individu (0.280) Pencegahan Korupsi (0.313)

6.00

6.05

3.25

Kebiasaan Pemberian Gratifikasi (0.392) Kebutuhan Pertemuan di Luar Prosedur (0.164) Keterlibatan Calo (0.221) Fasilitas di Sekitar Lingkungan Pelayanan (0.100) Suasana/Kondisi di sekitar Pelayanan (0.123) Kepraktisan SOP(0.281) Keterbukaan Informasi (0.584) Pemanfaatan Teknologi Informasi (0.135) Keadilan dalam Layanan (0.413) Ekspektasi Petugas terhadap Gratifikasi(0.327) Perilaku Pengguna Layanan (0.260) Tingkat Upaya Anti Korupsi (0.750) Mekanisme Pengaduan Masyarakat (0.250)

6.47 7.15 6.91 6.74 6.89 5.17 9.45 7.63 7.64 7.53 6.51 5.89 5.40 7.08 5.77 4.76 3.10

20 3.70


IIV Tahun 2012

Skor IIV Berdasarkan Instansi

No. 1 2 3

Instansi Kementerian Hukum dan HAM Kepolisian Republik Indonesia Mahkamah Agung

Indeks Integritas Pengalaman

Potensi

Total Instansi Vertikal

7.12 7.06 6.91

5.47 5.32 5.21

6.57 6.48 6.34

21


IIV Tahun 2012

Skor IIV Berdasarkan Unit Layanan Indeks Integritas

No. 1 2 3 4 5 6

Unit Layanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian Paspor Lembaga Pemasyarakatan Administrasi Persidangan Surat Izin Mengemudi Peralihan Hak Pendaftaran Tanah

Instansi Kepolisian Republik Indonesia Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM Mahkamah Agung Kepolisian Republik Indonesia Badan Pertanahan Nasional

Pengalaman

Potensi

7.40 7.25 6.99 6.91 6.73 6.78

5.43 5.50 5.44 5.21 5.23 5.09

Total Unit Layanan 6.74 6.67 6.47 6.34 6.23 6.22

22


Rekomendasi

Langkah-Langkah yang perlu dilakukan

23


Tantangan ke Depan ∗ Pola yang muncul adalah masih rendahnya nilai potensi integritas. ∗ Permasalahan integritas ∗ I = C1 + A + E – C2 ; ∗ I : integrity, C1: Competency, A: Accountability, E: Ethics, C2: Corruption (Fredrick Galtung)

Hal-

24


Permasalahan Integritas

Organisasi

Integritas

Budaya

Individu

25


Organisasi

26


Perbaikan Potensi Integritas Lingkungan Kerja •Kebiasaan Pemberian Gratifikasi •Kebutuhan pertemuan diluar prosedur •Keterlibatan calo •Fasilitas layanan

Sistem Administrasi •Kepraktisan SOP •Keterbukaan Informasi •Pemanfaatan TI

Perilaku Individu •Keadilan layanan •Ekspektasi petugas terhadap gratifikasi •Perilaku pengguna layanan

Pencegahan Korupsi •Tingkat upaya anti korupsi •Mekanisme pengaduan masyarakat


Integritas Organisasi Manajemen Resiko

Dukungan Sumber Daya

Struktur dan Fungsi Organisasi

Monitoring

Panduan dan Peraturan

Penegakan

Nilai, Visi dan Tujuan

Kepemimpinan

Komunikasi

Integritas Organisasi

Lingkungan/Budaya Organisasi


Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan

29


Kesimpulan dan Saran KPK dalam perannya sebagai trigger mechanism sangat mendorong upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui perbaikan layanan publik. Potret kondisi aktual pelayanan publik terkait dengan transparansi, suap, pungutan liar, gratifikasi, sistem administrasi, perilaku individu, lingkungan kerja dan upaya-upaya pencegahan korupsi ini dilakukan juga dalam upaya meningkatkan efektifitas pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK terutama di sektor layanan publik.

30


Kesimpulan dan Saran 1. Seluruh unit layanan publik dan instansi/pemerintah daerah memberikan perhatian yang serius pada upaya pencegahan korupsi di layanan publiknya, melalui edukasi anti korupsi dan pengelolaan pengaduan masyarakat pengguna layanan 2. Unit layanan publik meningkatkan upaya pemanfaatan teknologi informasi dalam rangka menciptakan pelayanan yang transparan, cepat dan adil bagi pengguna layanan 3. Unit layanan publik pusat, vertikal maupun di daerah dengan skor rendah, harus melakukan upaya yang lebih serius dan keras dalam mengendalikan pemberian/penerimaan gratifikasi dalam layanan publik. Sosialisasi kepada pemberi dan pengguna layanan sebaiknya dilakukan dengan lebih intensif

31


Terima Kasih

Direktorat Penelitian dan Pengembangan Jl. HR Rasuna Said Kav C1 Jaksel 12920 Telp. (021) 2557 8300 Fax. (021) 5289 2456 Email: informasi@kpk.go.id 32


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.