Aspek pertanahan dan perkotaan yang berpengaruh pada praktek arsitek Achmad D. Tardiyana PT Urbane Indonesia Program Studi Arsitektur ITB PKA 1 Strata 1: Perencanaan dan Perancangan yang Berkaitan dengan Pertanahan dan Ketatakotaan Ikatan Arsitek Indonesia Kalimantan Barat 23 April 2022
Lahan dan perangkat pengendaliannya pada bangunan
1/3 sampa dengan 1/2 daratan di permukaan bumi telah disentuh oleh manusia
Karakteristik lahan
• No cost of supply
secara absolut bisa dikatakan lahan merupakan ‘hadiah dari alam’ tanpa adanya biaya untuk pembuatannya, kecuali untuk kasus yang jarang berupa reklamasi. Pada kenyataannya terdapat biaya yang berkaitan dengan penyediaan infrastruktur dan usaha perbaikan lainnya
•
Unique/irreplaceable
Tiap plot lahan merupakan sesuatu yang unik secara ukuran, konfigurasi, karakteritik fisik dan lokasi. Oleh karena itu tidak ada satu plot lahan yang betul-betul bisa menggantikan plot yang lain
• Immobile
Lahan meupakan sesuatu yang permanen dan tidak bisa digerakkan
• Permanence
Lahan secara unik permnen. dia bisa mengalami kerusakan atau mengalami penurunan nilai secara pengembangan, tapi dalam konteks kota dia tidak bisa dihancurkan
Azas pengaturan lahan
• Keadilan pengalokasian lahan dalam perencanaan kota harus menjamin dipenuhinya kebutuhan seluruh warga dengan adil
• Fungsionalitas
Pentaan guna lahan direncanakan sedemikian rupa agar semua aspek kehidupan bisa berjalan dengan dengan baik, lancer dan nyaman
• Keserasian
Penataan pengunaan lahan harus mempertimbangakan kesesuaian penggunaan kegiatan tanpa menimbulkan efek ekesternalitas pada satu sama lain
• Keberlanjutan lingkungan
Penataan penggunaan lahan harus mempertimbangkan sumber-sumber daya perkotaan yang bisa menjamin keberlangsungan lingkungan secara jangka panjang
• Keseimbangan tujuan jangka pendek, menengah dan panjang
Perencanaan penggunaan lahan harus mempau mengidentifikasi kebutuhan jangka pendek, menengah dan panjang serta mengimplementasikannya dengan konsisten
Perencanaan tata guna lahan Pengendalian/ kontrol Perancangan bangunan dan kawasan Pemanfaatan/ penggunaan Akhli agraria/ pertanahan Perencana kota Akhli hukum dll Perencana kota Akhli hukum dll Urban designer Arsitek Arsitek lanskap Insinyur dll Pemilik Gedung Penghuni gedung Pengelola estate dll Proses penggunaan lahan
Transect
Natural Rural Suburban
General urban Urban centre Urban core
Perangkat pengendalian
Zoning merupakan metoda perencaan kota dimana pemerintah membagi lahan ke dalam bagian-bagian yang disebut zona dimana masing-masing memiliki seperangkat aturan untuk pengembangan baru yang berbeda dari zona lainnya
Zoning mengatur
• jenis kegiatan yang bisa diizinkan untuk area-area tertentu seperti ruang terbuka, perumahan, pertanian, komersial atau industri
• Kepadatan untuk masing-masing kegiatan yang diizinkan seperti perumahan landed berkepadatan rendah sampai ke pengembangan campuran berkepadatan tinggi
• Ketinggian bangunan
• Posisi bangunan di dalam tapak (sempadan-sempadan)
• Proporsi penggunaan lahan di dalam tapak (KDH, KTB, parkir, perkerasan)
• Jenis kegiatan yang bisa diizinkan untuk area-area tertentu seperti ruang terbuka, perumahan, pertanian, komersial atau industri
• Jenis kegiatan yang bisa diizinkan untuk area-area tertentu seperti ruang terbuka, perumahan, pertanian, komersial atau industri
• Jenis kegiatan yang bisa diizinkan untuk area-area tertentu seperti ruang terbuka, perumahan, pertanian, komersial atau industri
Kepadatan untuk masing-masing kegiatan yang diizinkan seperti perumahan landed berkepadatan rendah sampai ke pengembangan campuran berkepadatan tinggi
•
bangunan
• Kepadatan
Land use transformations
Urbanization has led to the conversion of forests, grasslands, and agricultural areas into roads, industrial and commercial spaces, houses, office buildings, parking lots, etc. Urbanization has also led to changes in the land use and alteration of the microclimate
The significant changes in land use and the transformation of natural landscapes into urban spaces can have disastrous effects on the urban ecosystems and result in the occurrence of floods, extreme heat events, and droughts
Kualitas ruang transisi gedung dan kota
Dominannya penggunaan kendaraan pribadi menyebabkan ruang untuk parkir yang berlebihan yang pada gilirannya merusak kualitas ruang antara bangunan
Dan kota. Kondisi ini menciptakan Ketidak nyamanan ruang kota
Airmas Asri, Sarinah
MBloc
PostBloc
Urbane
, Gramedia Suranaya
Urbane, Nipah Mall
Infrastruktur biru dan hijau
Pontianak
Blue-green infrastructure refers to the use of blue elements, like rivers, canals, ponds, wetlands, floodplains, water treatment facilities, and green elements, such as trees, forests, fields and parks, in urban and land-use planning
Madrid Rio, Madrid
Green and blue infrastructure can be thought of as the sum of all our natural resources. It includes all the interconnected natural systems in a landscape, such as intact forests, woodlands, wetlands, parks and rivers, as well as those agricultural soils that provide clean water, air quality, wildlife habitat and food
Urbane
, Masterplan Pengendalian Banjir Bandung Selatan
Urbane, Industrial Estate Subang
Bangkok
Malaka
Palangkaraya
Urban heat island
Amsterdam Hamburg
Beirut New York
WOHA, Kampung Admiralty
Achmad Tardiyana + LAPI Ganeshatama, Pusat Inkubasi Bisnis ITB Cirebon
Urbane + LAPI Ganeshatama, ITB Ganesha Campus Masterplan
Pengembangan mixed-use dan Transit Oriented Development (TOD)
Urbane , Pancoran TOD
Ben Wood , Xintiandi
Spatio-temporal/ruang public informal
Cibadak Street Food Bandung
Jalan Alor Street Food KL
Pontianak
Terima kasih