PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PROMOSI TRANSPORTASI WISATA JELAJAH PESISIR JAKARTA UTARA
TUGAS AKHIR Oleh :
Nama : ADITYA FITRIADI NIM : 2006-25-018
JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS DESAIN DAN INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2010
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PROMOSI TRANSPORTASI WISATA JELAJAH PESISIR JAKARTA UTARA
TUGAS AKHIR Oleh :
Nama : ADITYA FITRIADI NIM : 2006-25-018
JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS DESAIN DAN INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2010 i
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PROMOSI TRANSPORTASI WISATA JELAJAH PESISIR JAKARTA UTARA
Nama : ADITYA FITRIADI NIM : 2006-25-018
TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA DESAIN Jenjang Pendidikan Strata-1 Program Studi Desain Komunikasi Visual
JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS DESAIN DAN INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2010 ii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Nama
: ADITYA FITRIADI
NIM
: 2006-25-018
Fakultas
: DESAIN DAN INDUSTRI KREATIF
Jurusan
: DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Judul Tugas Akhir : PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL -
PROMOSI TRANSPORTASI WISATA - JELAJAH PESISIR JAKARTA UTARA. Tugas Akhir diatas telah disetujui dan diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Desain, Jenjang Pendidikan Strata-1 Program Studi Desain Komunikasi Visual.
Jakarta, 4 Maret 2010
Ahmad Fuad S.sn. Dosen Pembimbing I
Mengetahui,
Dipl.-Des. Christophera R.Lucius, ST.
Ir. Azis Luthfi. MSc
Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual
Dekan Fakultas Desain dan Industri Kreatif
iii
TANDA LULUS MEMPERTAHANKAN TUGAS AKHIR
Nama
: ADITYA FITRIADI
NIM
: 2006-25-018
Fakultas
: DESAIN DAN INDUSTRI KREATIF
Jurusan
: DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Judul Tugas Akhir : PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL -
PROMOSI TRANSPORTASI WISATA - JELAJAH PESISIR JAKARTA UTARA. Dinyatakan LULUS mempertahankan Tugas Akhir pada Ujian Tugas Akhir yang dilaksanakan di Universitas Esa Unggul tanggal 4 Maret 2010.
Jakarta, 4 Maret 2010
Ahmad Fuad S.sn. Ketua Penguji
iv
ABSTRAK
Pada tahun 2009 Kota Administrasi Jakarta Utara mencanangkan suatu kawasan wisata yang dinamakan 12 Jalur Wisata Pesisir Jakarta Utara. Sebagai suatu kawasan wisata, kawasan wisata pesisir Jakarta Utara harus menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang baik, agar wisatawan yang berkunjung merasa nyaman pada saat mengunjungi obyek-obyek wisata yang ada. Salah satu sarana dan prasarana yang penting pada Kawasan Wisata Pesisir adalah sarana dan prasarana transportasi yang nyaman dan memadai. Oleh karena itu penulis membuat suatu gagasan untuk membuat suatu transportasi bus khusus wisata sebagai sarana dan prasarana penunjang 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir ini. Transportasi wisata ini dinamakan Jelajah pesisir. Suatu transportasi yang memiliki konsep “self arrangement tour“. dimana nantinya transportasi wisata ini memiliki rute bus yang tetap, teratur, berjadwal, terus menerus beroperasi menyinggahi objek wisata. Dan wisatawan cukup membayar satu kali saja, berlaku untuk satu hari, namun dapat turun naik ditempati-tempat yang memang menjadi tujuan wisata. Dalam tugas akhir ini penulis akan merancang komunikasi viÂsual promosi untuk transportasi wisata Jelajah Pesisir. dengan tujuan agar dapat menarik para pengunjung dan wisatawan unÂtuk mau datang mengunjungi kawasan Wisata pesisir dengan menggunakan transportasi wisata Jelajah pesisir. Perencanaan promosi ini dirancang dengan menggunakan media above the line dan below the line agar dapat menjangkau masyarakat luas.
v
KATA PENGANTAR
Tiada kata utama yang pantas terucap selain segala puji dan syukur yang penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PROMOSI TRANSPORTASI WISATA PESISIR JAKARTA UTARA“ Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Sarjana Desain Program Studi Desain Komunikasi Visual pada Fakultas Desain dan Industri Kreatif Universitas Esa Unggul Jakarta. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penyusanan tugas akhir sulit untuk terwujud. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tua yang selalu dan terus memberikan support serta motivasi. 2. Mba Uut, Mba ari dan Mas Dede, Kakak-kakak ku yang juga terus membantu dan memberikan support. 3. Bapak Ahmad Fuad, S.Sn. Selaku dosen pembimbing Tugas Akhir dan dosen fotografi Jurusan Desain Komunikai Visual. 4. Ibu Dipl,- Des. Christophera R.L. ST. ketua jurusan Desain Komunikasi Visual. 5. Bapak Nuryadi, S.Sos. selaku Dosen bagian Desain Film/TV pada Jurusan Desain Komunikasi Visual.
vi
6. Suku Dinas Pariwisata Jakarta Utara yang telah membantu memberikan informasi dan data yang dibutuhkan. 7. Rizka Mahardika, Desain Industri 2006 yang sudah membantu dalam proses pembuatan 3D. 8. Teman-teman DKV angkatan 2006. Roni, Alfi, Aan, Daud, Haryono, Franklin, Tina, Eva, Rona, Nura, dan Icah. 9. Semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang sudah membantu dan memberikan support selama mengerjakan Tugas Akhir ini . Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan untuk penulis agar kedepannya penulis dapat lebih baik lagi. Akhirnya penulis berharap semoga penyusunan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya pembaca sebagai pengetahuan dan pembelajaran yang berguna.
Jakarta, 4 Maret 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI Hlm. HALAMAN JUDUL ....................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................
iii
ABSTRAK ...................................................................................
v
KATA PENGANTAR ..................................................................
vi
DAFTAR ISI ...............................................................................
viii
DAFTAR TABEL .........................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................... 40
1.3 Batasan Masalah .................................................
1.4 Tujuan dan Manfaat ............................................. 41
1.5 Metodologi Perancangan .................................... 41
1.5.1 Metode Pengumpulan Data ........................
41
1.5.2 Metode Analisa Data ...................................
41
1.6 Sistematika Perancangan .................................... 42
40
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Komunikasi ................................................... 44 2.1.1 Pengertian Komunikasi ..............................
44
2.1.2 Proses Komunikasi ....................................
45
2.1.3 Tujuan Komunikasi .....................................
45
2.2 Teori Pemasaran ..................................................
46
2.2.1 Pengertian Pemasaran ..............................
46
2.2.2 Tujuan Pemasaran ..................................... 48
2.2.3 Strategi Pemasaran ................................... 48 viii
2.3 Promosi ................................................................... 48
2.4 Iklan ......................................................................... 50
2.5 Media ....................................................................... 52
2.6 Semiotika ................................................................ 53
2.7 Teori Persepsi ......................................................... 54
2.8 Prinsip-Prinsip Estetika ......................................... 55
2.9 Teori Warna ............................................................ 56
2.9.1 Pengertian dan Unsur Warna ................... 56
2.9.2 Lingkaran Warna ........................................
57
2.9.3 Pencampuran Warna .................................
59
2.9.4 Model Warna ............................................... 60 2.10 Tipografi ..................................................................
61
2.10.1 Anatomi huruf ............................................. 62
2.10.2 Sistem Pengukuran Dalam Tipografi ....... 66
2.10.3 Memilih Huruf ............................................ 71
2.11 Ilustrasi ................................................................... 73
2.12 Ergonomi ............................................................... 74
2.12.1 Definisi Ergonomi ....................................... 74
2.12.2 Dasar Keilmuan Dari Ergonomi .............. 75
BAB 3
KONSEP DESAIN 3.1 Konsep Komunikasi dan Pemasaran .................... 77
3.1.1 Tujuan Komunikasi ........................................ 77
3.1.2 Strategi Komunikasi.......................................
3.1.3 Tujuan Pemasaran ....................................... 78
77
3.1.4 Strategi Pemasaran ..................................... 79 3.1.5 Khalayak Sasaran ........................................ 81 3.2 Konsep Media .......................................................... 82
3.2.1 Tujuan Media .................................................. 82
3.2.2 Strategi Media ............................................... 83 xi
3.2.3 Pemilihan Media ........................................... 84 3.3 Konsep Kreatif .......................................................... 107 3.3.1 Tema Pokok ..................................................... 107 3.3.2 Pendukung Tema
....................................... 108
3.3.3 Konsep Penamaan Jelajah Pesisir .............. 108 3.3.4 Konsep Dan Filosofi Logo Jelajah Pesisir .. 108 3.3.5 Konsep Tipografi ............................................ 113 3.3.6 Konsep Warna ................................................ 113 3.3.7 Additional Graphic ........................................ 115 BAB 4
LAYOUT DESAIN
4.1 Hasil Akhir Perancangan Logo .............................. 116
4.2 Hasil Akhir Perancangan Grafis Bus....................... 117
4.3 Hasil Akhir Perancangan Signage ........................ 120
4.4 Hasil Akhir Perancangan Informasi Grafis ........... 123
4.5 Hasil Akhir Perancangan Halte .............................. 124
4.6 Hasil Akhir Perancangan Tiket ............................. 128
4.7 Hasil Akhir Perancangan Uniform T-shirt ............. 129
4.8 Hasil Akhir Perancangan Uniform ID Card ........ 130
4.9 Hasil Akhir Perancangan Iklan Surat Kabar ......... 131
4.10 Hasil Akhir Perancangan Billboard ...................... 132
4.11 Hasil Akhir Perancangan Poster .......................... 134
4.12 Hasil Akhir Perancangan Travel Pack/ Panduan Wisata ..................................................................... 135
4.13 Hasil Akhir Perancangan Standing Banner / X Banner .................................................................. 137
4.14 Hasil Akhir Perancangan Marchandise.................. 138
x
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................. 140
5.2 Saran ....................................................................... 141
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................
xi
DAFTAR TABEL Hlm. Tabel 1
Bauran pemasaran .............................................
xii
49
DAFTAR GAMBAR Hlm. Gambar 1
Proporsi eksternal dan internal ...........................
55
Gambar 2
Lingkaran Warna/ Colour Wheel ......................
58
Gambar 3
Warna additive .....................................................
59
Gambar 4
Warna substractive .............................................
59
Gambar 5
Anatomi huruf ......................................................
63
Gambar 6
Bagian-bagian huruf ............................................
63
Gambar 7
Stroke pada huruf ................................................
64
Gambar 8
Kelompok alfabet ditinjau dari sudut geometri ..
64
Gambar 9
Kelompok ruang negatif pada suatu huruf ........
66
Gambar 10 Blok metal ............................................................
67
Gambar 11 Bagian-bagian blok metal ...................................
67
Gambar 12 Jarak antar kata, pengukuran dengan em dan en ...........................................................................
68
Gambar 13 Pembagian segmen pada pengukuran jarak antar huruf (kerning) ................................................. 69 Gambar 14 Helvetica 10 pt dengan leading 2 pt. Cara penulisan untuk set ini adalah Helvetica 10/12. Angka 12 berasal dari baseline ke baseline (10 pt ukuran huruf ditambah dengan leading 2 pt) ..........
69
Gambar 15 Perencanaan layout iklan surat kabar ...............
86
Gambar 16 Perencanaan layout Billboard ............................
88
Gambar 17 Perencanaan layout Bus Graphic ......................
90
Gambar 18 Sketsa bentuk halte Jelajah Pesisir ..................
92
Gambar 19 Pengembangan bentuk halte Jelajah Pesisir ..
92
Gambar 20 Sketsa bentuk signage pada halte ....................
93
Gambar 21 Pengembangan bentuk signage pada halte ....
94
Gambar 22 Perencanaan layout informasi grafis pada halte 95 xiii
Gambar 23 Perencanaan layout tiket tampak depan ............ 97 Gambar 24 Perencanaan layout tiket tampak belakang ....... 98 Gambar 25 Perencanaan layout Uniform T-shirt ..................
99
Gambar 26 Perencanaan layout Uniform ID Card tampak depan ..................................................................... 100 Gambar 27 Perencanaan layout Uniform ID Card tampak belakang ................................................................ 101 Gambar 28 Perencanaan layout travel pack/ panduan wisata ............................................................................. 102 Gambar 29 Perencanaan layout poster .................................
104
Gambar 30 Perencanaan layout x banner .............................. 106 Gambar 31 Tiga unsur objek dari logo Jelajah Pesisir ......... 109 Gambar 32 Prses sketsa bentuk logo ....................................
110
Gambar 33 Pengembangan bentuk logo 1 ............................ 111 Gambar 34 Pengembangan bentuk logo 2 ............................ 111 Gambar 35 Pengembangan bentuk logo 3 ............................ 111 Gambar 36 Pengembangan bentuk logo 4 ............................ 112 Gambar 37 Pengembangan bentuk logo 5 ............................ 112 Gambar 38 Pengembangan bentuk logo 6 ............................ 112 Gambar 39 Pengembangan bentuk logo yang terpilih ......... 112 Gambar 40 Warna biru Jelajah Pesisir ................................... 114 Gambar 41 Warna oranye Jelajah Pesisir .............................. 114 Gambar 42 Aditional graphic Jelajah Pesisir ......................... 115 Gambar 43 Hasil akhir perancangan logo full colour ........... 116 Gambar 44 Hasil akhir perancangan logo monochrome .....
116
Gambar 45 Hasil akhir perancangan bus grafis tampak depan .........................................................................
xiv
117
Gambar 46 Hasil akhir perancangan bus grafis tampak belakang ...................................................................
117
Gambar 47 Hasil akhir perancangan bus grafis tampak samping kanan ............................................................ 118 Gambar 48 Hasil akhir perancangan bus grafis tampak samping kiri ..................................................................
118
Gambar 49 Hasil akhir perancangan bus grafis tampak perspektif kanan depan ............................................. 119 Gambar 50 Hasil akhir perancangan bus grafis tampak perspektif kiri belakang ............................................
119
Gambar 51 Hasil akhir perancangan bus grafis tampak perspektif kiri depan .................................................
119
Gambar 52 Hasil akhir perancangan signage tampak depan 120 Gambar 53 Hasil akhir perancangan signage tampak belakang .......................................................................
120
Gambar 54 Hasil akhir perancangan signage tampak samping ........................................................................
121
Gambar 55 Hasil akhir perancangan signage tampak atas .
121
Gambar 56 Hasil akhir perancangan signage tampak perspektif ......................................................................
122
Gambar 57 Hasil akhir perancangan informasi grafis ........ 123 Gambar 58 Hasil akhir perancangan halte tampak depan ... 124 Gambar 59 Hasil akhir perancangan halte tampak belakang 124 Gambar 60 Hasil akhir perancangan halte tampak samping
125
Gambar 61 Hasil akhir perancangan halte tampak atas ...... 125 Gambar 62 Hasil akhir perancangan halte tampak perspektif depan ..................................................................... 126
xv
Gambar 63 Hasil akhir perancangan halte tampak perspektif samping ................................................................
126
Gambar 64 Hasil akhir perancangan halte tampak perspektif samping kanan ...................................................... 127 Gambar 65 Hasil akhir perancangan halte tampak perspektif samping kanan atas ............................................. 127 Gambar 66 Hasil akhir perancangan tiket tamapak depan Gambar 67 Hasil akhir perancangan tiket
128
tamapak bela-
kang ........................................................................ 128 Gambar 68 Hasil akhir perancangan uniform T-shirt tampak depan ..................................................................... 129 Gambar 69 Hasil akhir perancangan uniform T-shirt tampak belakang ................................................................ 129 Gambar 70 Hasil akhir perancangan uniform ID Card depan 130 Gambar 71 Hasil akhir perancangan uniform ID Card belakang .......................................................................
130
Gambar 72 Hasil akhir perancangan uniform Iklan surat kabar .......................................................................... 131 Gambar 73 Hasil akhir perancangan billboard .....................
132
Gambar 74 Hasil akhir perancangan billboard tampak perspektif ....................................................................
133
Gambar 75 Hasil akhir perancangan poster .......................... 134 Gambar 76 Hasil akhir perancangan travel pack/ panduan wisata bagian depan ............................................ 135 Gambar 77 Hasil akhir perancangan travel pack/ panduan wisata bagian belakang ....................................... 136 Gambar 78 Hasil akhir perancangan x banner ...................... 137 Gambar 79 Hasil akhir perancangan marchandise mug ...... 138 Gambar 80 Hasil akhir perancangan marchandise pin ......... 139 xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah „ Secara Etymologis kata pariwisata“ yang berasal dari bahasa „ Sansekerta, sebenarnya bukanlah berarti tourisme“ (baha„ sa Belanda) atau tourism“ (bahasa Inggris). Kata pariwisa„ ta, menurut pengertian ini, sinonim dengan pengertian tour“. Pendapat ini berdasarkan pemikiran sebagai berikut: kata pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu masing-masing kata „ „ pari“ dan wisata“. •
Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap (ingat kata paripurna).
•
Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata “travel“ dalam bahasa Inggris.
„ Atas dasar itu, maka kata pariwisata“ seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputarputar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa „ Inggris disebut dengan kata tour“, sedangkan untuk pengerti„ „ an jamak, kata kepariwisataan“ dapat digunakan kata touris„ me“ atau tourism“. Hal semacam ini sudah menjadi kebiasaan untuk memberi pengertian yang lebih luas bagi suatu kata. Biasanya kata tersebut „ „ diberi awalan ke-“ dan akhiran -an“, seperti juga dilakukan dalam bahasa Inggris dan bahasa Belanda dengan menam„ „ bahkan akhiran -ism“ atau -isme“. 1
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, perhatikanlah penyebaran kata-kata sebagai berikut: • •
Wisata
= perjalanan; dalam bahasa Inggris dapat „ disamakan dengan perkataan travel“.
Wisatawan
= orang yang melakukan perjalanan; da-
•
Para wisatawan = orang-orang yang melakukan perjalanan
•
Pariwisata
= perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain dan dalam -
bahasa Inggris disebut dengan istilah „ tour“.
pariwisatawan = orang yang rnelakukan perjalanan tour
•
dan dalam bahasa Inggris biasa disebut „ dengan istilah travellers“ (jamak). „ Dapat disebut dengan istilah traveller“.
•
lam bahasa Inggris dapat disebut - „ dengan istilah traveller“.
dan dalam bahasa inggris disebut - „ dengan istilah tourist“.
ke-pariwisata-an = hal-hal yang berhubungan dengan pariwi
sata dan dalam bahasa Inggris disebut - „ dengan istilah tourism“.
Demikianlah seharusnya pengertian dari istilah-istilah tersebut di atas bila ditinjau dari segi asal-usul kata atau etymologis. Namun pengertian tersebut seringkali dikacaukan oleh kebanyakan orang, „ „ sehingga kata pariwisata“ seringkali diucapkan dengan kata parawisata“ (keliru). Pengertian pariwisata memiliki batasan dalam artiannya, Hermann V. Schulalard, seorang ahli ekonomi orang Austria, dalam 2
tahun 1910 telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut: „ Tourism is the sum of operations, mainly of an economic nature, which directly related to the entry, stay and movement of foreigner inside Certain country, city or region“. Menurut pendapatnya, yang dimaksudkan dengan kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara. Karena batasan ini diberikan oleh seorang ahli ekonomi, maka batasan ini lebih banyak ditekankan pada aspek-aspek ekonomi, tetapi tidak secara tegas menunjukan aspek-aspek sosiologi, psikologi, seni-budaya maupun aspek geografis kepariwisataan. E.Guyer Freuler merumuskan pengertian pariwisata dengan mem„ berikan batasan sebagai berikut: Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan“. Batasan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf dalam tahun 1942, di mana batasan yang „ diberikannya berbunyi sebagai berikut: Tourism is the totally of the relationship and phenomena a rising from the travel and stay of strangers (Ortsfremde), provide the stay does not imply the establishment of a permanent resident“. Di sini yang dimaksudkan dengan kepariwisataan adalah keseluruhan dari pada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan 3
dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu. Batasan yang diberikan oleh Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf ini merupakan batasan yang diterima secara ofisial oleh The Association Internationale des Experts Scientifique du Tourisme (AIEST). Kemudian Prof. Salah Wahab (bangsa Mesir), dalam bukunya yang berjudul An Introduction on Tourism Theory mengemukakan bahwa, batasan pariwisata
hendaknya memperlihatkan
anatomi dari gejala-gejala yang terdiri dari tiga unsur, yaitu: manusia (Man), yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata; ruang (Space), yaitu daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjaianan dan waktu (Time), yakni waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata. Berdasarkan ketiga unsur itu (Man, Space, Time) Prof. Salah Wa„ hab merumuskan pengertian pariwisata sebagai berikut: A proposeful human activity that serves as a link between people either within one same country or beyond the geographical limits or states. It involves the temporary displacement of people to another region, country or continent for the satisfaction of varied needs other than exercising a renumerated function. For „ the concerned tourism is an industry who product“ are consu„ med on the spot forming invisible-exports“. The benefit accuring there from can be withnessed in the economic, cultural and social life of its community“. Menurut Prof. Salah Wahab, suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri (di luar negeri), 4
meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu, suatu negara atau benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya di mana ia memperoleh pekerjaan tetap. Bagi suatu negara yang menganggap pariwisata sebagai suatu industri yang menghasilkan produk yang dikonsumir di tempat tujuan, maka ini dapat dianggap sebagai suatu exsport yang tidak kentara (invisible-exports). Dan manfaat yang diperoleh dapat berpengaruh positif dalam perekonomian, kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakatnya. Sebagai perbandingan, di bawah ini diberikan beberapa batasan tentang pariwisata yang diberikan oleh beberapa orang ahli di luar negeri, sebagai berikut: (1) Prof. Hans Buchli. Kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut. Dalam batasan ini Prof. Hans Buchli menekankan bahwa setiap perjalanan untuk pariwisata adalah merupakan tempat untuk sementara waktu dan mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata. (2) Prof. Kurt Morgenroth. Kepariwisataan, dalam arti sempit, adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah basil perekonomian dan kebudayaan, guna memenuhi kebutuhan hidup dan 5
budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya. (3) Dr. Hubert Gulden. Kepariwisataan adalah suatu kegiatan dari lalu lintas orang, dalam mana manusia-manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan. (4) Dr. R. Gluckmann Dengan kepariwisataan dapat artikan keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada, sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia yang tinggal di tempat itu. Dari beberapa batasan pengertian yang disebutkan di atas, tampak bahwa pada prinsipnya kepariwisataan dapat mencakup semua macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut berhubungan dengan pertamasyaan dan rekreasi. Dalam hal ini diberikan suatu garis pemisah yang mengatakan bahwa perjalanan tersebut di atas tidak bermaksud untuk memangku suatu jabatan di suatu tempat atau daerah tertentu, sebab perjalanan terakhir ini dapat digolongkan ke dalam perjalanan bukan untuk tujuan pertamasyaan atau pariwisata. Suatu hal yang sangat menonjol dari batasan-batasan yang dikemukakan di atas ialah bahwa pada pokoknya, apa yang menjadi ciri dari perjalanan pariwisata itu adalah sama atau dapat disamakan (walau cara mengemukakannya agak berbeda), yaitu dalam pengertian kepariwisataan terdapat beberapa faktor penting yang mau tidak mau harus ada dalam batasan suatu definisi pariwisata. 6
Faktor-faktor yang dimaksudkan antaranya ialah: 1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu. 2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya. 3. Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi. 4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut. Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas dapat disimpulkan untuk „ memberikan definisi pariwisata sebagai berikut: Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.“ Tentu saja pengertian pariwisata tersebut di atas dalam pengertian pariwisata yang murni. Dengan perkataan lain, suatu perjalanan pariwisata, yang tidak diperuntukan dengan keperluan atau maksud-maksud lain, selain mengisi waktu luang dalam masamasa liburan. Namun dalam pengertian kepariwisataan modern seperti sekarang ini, dapat dikatakan semua perjalanan termasuk perjalanan pariwisata. Pendapat ini bertitik tolak dari pemikiran bahwa kebanyakan orang selalu memperuntukan perjalanan dinasnya dengan perjalanan pariwisata, di mana setelah urusan dinasnya selesai, maka sebagiana waktunya digunakan untuk melihat atau menyaksikan obyek dan atraksi wisata di tempat yang „ ia kunjungi. Akhirnya timbul suatu istilah business tourist“, yaitu 7
orang-orang yang melakukan perjalanan untuk keperluan dinas atau business, tetapi setelah tujuannya semula selesai, sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan perjalanan wisata di tempat yang dikunjunginya. Dalam mencoba menganalisa pariwisata untuk merumuskan suatu konsep dari kerangka kepariwisataan, timbul beberapa kesan dalam pikiran. Pariwisata dapat dilihat sebagai sesuatu yang relatif (abstrak), katakanlah sebagai suatu gejala yang mencakup pemindahan orang-orang dalam negaranya sendiri (domestic tourism) atau melewati perbatasan negara lain (international tourism). Perpindahan ini berarti sebagai unsur interaksi individu dan rombongan atau dapat pula dikatakan sebagai: persahabatan, saling pengertian, kesenangan, kepuasan sebagaimana motivasi dari perjalanan itu sendiri. Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku manusia yang menimbulkan gejala dalam kepariwisataan, dapat dilihat dari gejala manusia dan peranannya sebagai jembatan di antara orang-orang yang terdiri dari bermacam-macam bangsa itu. Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan nenek moyang pada suatu negara, maka timbulah bermacam-macam jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama kelamaan mempunyai cirinya tersendiri. Untuk keperluan perencanaan dan pengembangan kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata dengan jenis pariwisata lainnya, karena dengan demikian akan dapat ditentukan kebijaksanaan apa yang perlu mendukung, sehingga jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan akan dapat berwujud seperti diharapkan dari kepariwisataan itu.
8
Ditinjau dari segi ekonomi, pemberian klasifikasi tentang jenis pariwisata itu dianggap penting, karena dengan cara itu kita akan dapat menentukan berapa penghasilan devisa yang diterima dari suatu macam pariwisata yang dikembangkan di suatu tempat atau daerah tertentu. Di lain pihak kepentingannya juga sangat berguna untuk menyusun statistik kepariwisataan atau untuk mendapatkan data penelitian yang diperlukan dalam perencanaan selanjutnya dimasa yang akan datang. Hingga sekarang jenis dan macam pariwisata yang dikenal di antaranya ialah: 1. Menurut letak geografis, di mana kegiatan pariwisata berkembang: a. Pariwisata Lokal (Local Tourism). Pariwisata lokal adalah pariwisata setempat, yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. Misalnya, kepariwisataan kota Bandung atau kepariwisataan di daerah DKI Jakarta saja. b. Pariwisata Regional (Regional Tourism). Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas bila dibandingkan dengan “local tourism“, tetapi lebih sempit jika dibandingkan dengan “kepariwisataan nasional“ (national tourism). Contohnya, kepariwisataan Sumatera Utara, Bali, dan lain lain. c. Kepariwisataan Nasional (National Tourism). •
Kepariwisataan Nasional daiam arti sempit.
Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang dalam wilayah suatu negaranya. penelitian ini sinonim dengan pengertian “pariwi9
sata dalam negeri“ atau domestic tourism, di mana titik beratnya orang yang melakukan perjalanan wisata adalah warga negara sendiri dan orang-orang asing yang berdomisili di negara tersebut. •
Kepariwisataan Nasional dalam arti luas.
Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang dalam suatu „ wilayah suatu negara, selain kegiatan domestic tourism“ juga „ dikembangkan foreign tourism“ dimana di dalamnya termasuk „ „ in bound tourism“ dan out going tourism“. Jadi disini, selain adanya lalu lintas wisatawan di dalam negeri sendiri, juga ada lalu lintas wisatawan dari luar negeri, maupun dari dalam negeri ke luar negeri. d. Regional International Tourism. Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah international yang terbatas, tetapi melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut. Misalnya kepariwisataan ASEAN, Timur Tengah, Asia Selatan, Eropa Barat dan lain-lain. e. International Tourism. Pengertian ini sinonim dengan kepariwisataan dunia (world tourism) yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di seluruh negara di dunia, termasuk di dalamnya, selain “regional-international tourism“ juga kegiatan “national tourism“. 2. Menurut pengaruhnya terhadap Neraca Pembayaran. Dapat dibagi atas dua jenis penting, yaitu: a. In Tourism atau Pariwisata Aktif. Yaitu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala masuknya wisatawan asing ke suatu negara tertentu. Disebut sebagai 10
pariwisata aktif, karena dengan masuknya wisatawan asing tersebut, berarti dapat memasukkan devisa bagi negara yang dikunjungi yang dengan sendirinya akan memperkuat posisi Neraca Pembayaran negara yang dikunjungi wisatawan tersebut. Bila ditinjau dari segi pemasukan devisa maka jenis pariwisata ini harus mendapat perhatian pertama untuk dikembangkan, karena sifatnya yang “quick yielding“ tersebut. b. Out-going Tourism atau Pariwisata Pasif. Yaitu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala keluarnya warga negara sendiri bepergian ke luar negeri sebagai wisatawan. Disebut sebagai pariwisata pasif, karena ditinjau dari segi pemasukan devisa bagi negara, kegiatan ini merugikan negara asal wisatawan, karena uang yang seharusnya dibelanjakan di dalam negeri dibawa ke luar negeri dan tidak ada anti ekonominya bagi negara sendiri. Karena itu jarang suatu negara berkeinginan untuk mengembangkan pariwisata semacam ini. 3. Menurut alasan / tujuan perjalanan. a. Business Tourism. Yaitu jenis pariwisata di mana pengunjungnya datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannya, kongres, seminar, convention, simposium, musyawarah kerja. b. Vacational Tourism. Yaitu jenis pariwisata di mana orang-orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur atau cuti.
11
c. Educational Tourism. Yaitu jenis pariwisata di mana pengunjung atau orang melakukan perjalanan untuk tujuan studi atau mempelajari sesuatu bidang ilmu pengetahuan. Termasuk ke dalamnya adalah darmawisata „ (study-tour). Dalam bidang bahasa dikenal istilah polly glotisch“, yaitu untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing, seseorang memerlukan tinggal untuk sementara waktu di negara yang bahasanya sedang dipelajari (agar lebih dapat menghayatinya). 4. Menurut saat atau waktu berkunjung. a. Seasonal Tourism. Yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya berlangsung pada musimmusim. tertentu. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah Summer Tourism atau Winter Tourism, yang biasanya ditandai dengan kegiatan olah raga. b. Occasional Tourism. Yaitu jenis pariwisata di mana perjalanan wisatanya dihubungkan dengan kejadian (occasion) maupun suatu events, seperti misalnya: Galungan dan Kuningan di Bali, Sekaten di Yogya atau Panjang Jimat di Cirebon, Cherry Blossom Festival di Tokyo atau Washington, pesta air di negara-negara yang beragama Hindu (India, Burma, Muangthai, Kamboja, Hongkong atau Singapore). 5. Pembagian menurut obyeknya. a. Cultural Tourism. Yaitu jenis pariwisata, di mana motivasi orang-orang untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari senibudaya suatu tempat atau daerah. Jadi obyek kunjungannya ada12
lah warisan nenek moyang, benda-benda kuno. Sering perjalanan wisata semacam ini dengan kesempatan untuk mengambil bagian dalam suatu kegiatan kebudayaan itu sendiri di tempat yang dikunjunginya. b. Recuperational Tourism. Biasanya disebut sebagai pariwisata kesehatan. Tujuan daripada orang-orang, untuk melakukan perjalanan adalah untuk menyembuhkan sesuatu penyakit, seperti mandi di sumber air panas, mandi lumpur seperti yang banyak dijumpai di Eropa. c. Commercial Tourism. Disebut sebagai pariwisata perdagangan, karena perjalanan wisata ini dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional atau internasional, dimana sering diadakan kegiatan Expo, Fair, Exhibition dan lain-lain. d. Sport Tourism. Biasanya disebut dengan istilah pariwisata olah raga. Yang dimaksud dengan jenis pariwisata ini ialah perjalanan orang-orang yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olah raga di sesuatu tempat atau negara tertentu, seperti Olimpiade, All England, Pertandingan Tinju atau sepak bola. Atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu sendiri. e. Political Tourism. Biasanya disebut sebagai pariwisata politik, yaitu suatu perjalanan yang tujuannya untuk melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara,
13
apakah ulang tahun atau peringatan hari tertentu, seperti Hari Angkatan Perang di Indonesia, Parade 1 Mei di Tiongkok atau 1 Oktober di Rusia. f. Social Tourism. Pariwisata sosial jangan hendaknya diasosiasikan sebagai suatu pariwisata yang berdiri sendiri. Pengertian ini hanya dilihat dari segi penyelenggaraannya saja yang tidak menekankan untuk mencari keuntungan, seperti misalnya Study Tour, Picnic atau Youth Tourism yang sekarang kita kenal dengan Pariwisata Remaja. g. Religion Tourism. Yaitu jenis pariwisata di mana tujuan perjalanan yang dilakukan adalah untuk melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan, seperti kunjungan ke Lourdes bagi orang beragama Katolik, atau ke Muntilan pusat pengembangan agama Kristen di Jawa Tengah, ikut Haji Umroh bagi orang Islam atau upacara Agama Hindu Bali di Sakenan, Bali. Prof. Salah Wahab, dalam bukunya Tourism Management, membagi bentuk pariwisata sesuai dengan motivasi perjalanan yang dilakukan serta obyek yang dikunjungi, sebagai berikut: 1. Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan, yang dapat dibedakan dengan dua bagian penting, yaitu: a. Individual Tourism. Di sini yang melakukan perjalanan wisata itu adalah seorang wisatawan atau satu keluarga yang melakukan perjalanan secara bersama.
14
b. Group Tourism. Yaitu jenis pariwisata di mana yang melakukan perjalanan wisata itu terdiri dari banyak orang yang tergabung dalam satu rombongan (group) yang biasa diorganisasi oleh sekolah, organisasi atau satu Tour Operator/Travel Agent. Adapun jumlahnya bervariasi, ada yang 15 orang dan ada yang sampai 20 orang. 2. Menurut maksud dari perjalanan yang dilakukan, yang dapat dibagi sebagai berikut: a. Recreational Tourism atau Leisure Tourism. Yaitu sejenis pariwisata yang maksud perjalanannya untuk mengembalikan kekuatan fisik maupun mental setelah melakukan pekerjaan/tugas rutin sehari-hari. b. Cultural Tourism. Yaitu jenis pariwisata yang maksud dan tujuan perjalanannya adalah dalam rangka memperkaya informasi dan menambah pengetahuan tentang negara-negara lain, di samping ingin mendapat kepuasan, entertainment dari hasil kebudayaan suatu bangsa, seperti tari-tarian tradisional serta tata cara hidup (the way of life) dari masyarakat setempat. c. Health Tourism. Yaitu jenis pariwisata yang tujuan perjalanannya adalah dalam rangka pengobatan atau memulihkan kesehatan di suatu negara atau tempat, seperti mengunjungi: hot spring, mud-bath, treatment by mineral water, treatment by hot sand dan sebagainya. d. Sport Tourism. Yaitu jenis pariwisata yang bertujuan memenuhi kepuasan untuk 15
melakukan kegiatan olah raga yang disenangi, seperti misalnya: fishing, hunting, deep-sea diving, skiing, hiking, boating, dan olah raga lainnya. e. Conference Tourism. Di Indonesia dikenal dengan istilah Pariwisata Konvensi. Yang dimaksudkan dengan jenis pariwisata ini, ialah perjalanan yang dilakukan untuk suatu pertemuan, konferensi, convention, di mana para pesertanya juga memerlukan fasilitas kepariwisataan seperti transportasi, akomodasi, pre and post conference tour serta pembelian souvenir sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang sebagai kenang- kenangan. 3. Menurut alat pengangkutan yang digunakan dan dapat dibagi atas: a. Land Tourism. Yaitu jenis pariwisata yang dalam kegiatannya menggunakan kendaraan bus, taxi atau kereta api. Jadi dalam tour ini yang penyelenggaraan pengangkutan dari dan ke daerah tujuan juga menggunakan pengangkutan darat. b. Sea and River Tourism. Yaitu kegiatan kepariwisataan yang menggunakan kapal laut dan perahu untuk pesiar atau mengunjungi tempat-tempat obyek wisata. c. Air Tourism. Yaitu jenis pariwisata yang menggunakan pengangkutan udara dari dan ke daerah tujuan wisata yang hendak dikunjungi.
16
4. Menurut letak geografinya. a. National Domestic Tourism. Yaitu jenis pariwisata yang dikembangkan dalam wilayah suatu negara, di mana para pesertanya tidak saja terdiri dari warganegara sendiri tetapi juga orang asing yang berdiam di negara tersebut. b. Regional Tourism. Yaitu kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan dalam suatu wilayah tertentu, dapat regional dalam lingkungan nasional dan dapat pula regional dalam ruang lingkup internasional. c. International Tourism. Yaitu kegiatan kepariwisataan yang terdapat atau dikembangkan di banyak negara di dunia dan dalam hal ini sinonim dengan pariwisatata dunia (World Tourism). 5. Menurut umur yang melakukan perjalanan. a. Youth Tourism. Di Indonesia dikenal dengan istilah Pariwisata Remaja. Yaitu jenis pariwisata yang dikembangkan bagi para remaja yang suka melakukan Perjalanan wisata dengan negara relatif murah yang biasanya menggunakan akomodasi Youth Hostel. b. Adult Tourism. Yaitu kegiatan pariwisata yang diikuti oleh orang-orang yang berusia lanjut. Biasanya orang-orang yang melakukan perjalanan ini adalah orang-orang yang sedang menjalani masa pensiunnya.
17
6) Menurut jenis kelamin. a. Masculine Tourism. Yaitu sejenis pariwisata yang kegiatannya hanya diikuti oleh kaum pria saja, seperti misalnya Safari Hunting Adventure yang sering dilakukan di Afrika. b. Feminine Tourism. Yaitu jenis pariwisata yang hanya diikuti oleh kaum wanita saja, seperti misalnya tour yang diselenggarakan khusus untuk menyaksikan
demonstrasi
kecantikan,
masak-memasak,
hias-
menghias, dan lain-lain. 7. Menurut harga dan tngkat sosial. a. Delux Tourism. Yaitu perjalanan wisata yang menggunakan fasilitas standard lux, baik alat pengangkutan hotel maupun atraksi yang hendak disaksikannya. b. Middle Class Tourism. Yaitu perjalanan wisata Yang diperuntukkan bagi mereka yang menginginkan fasilitas dengan harga dan fasilitas tidak terlalu mahal, tetapi. juga tidak terlalu jelek pelayanannya. c. Social Tourism. Yaitu jenis pariwisata yang penyelenggaraannya dilakukan secara bersama dengan biaya yang diperhitungkan semurah mungkin dengan fasilitas yang cukup memadau selama perjalanan.
18
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi yang mendorong wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata adalah sebagai berikut: 1. Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan berekreasi, 2. Dorongan kebutuhan penelitian, 3. Dorongan kebutuhanan keagamaan, 4. Dorongan kebutuhan kesehatan, 5. Dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian, 6. Dorongan atas minat terhadap keamanan, 7. Dorongan kepentingan hubungan keluarga, 8.
Dorongan kepentingan politik.
Suatu tempat tujuan wisata, kegiatannya tertunjang dari berbagai komponen pariwisata. Untuk memandang kompleksifitas dalam kepariwisataan, Drs. Happy Marpaung, SH, MH, dalam bukunya yang berjudul, Pengetahuan Kepariwisataan (2002), mengatakan bahwa komponen pariwisata itu terdiri dari tiga komponen, yaitu: 1. Wisatawan Wisatawan merupakan pelaku utama dalam sistem ini. Pariwisata merupakan suatu pengalaman manusia yang menyenangkan dan membantu membuang rasa jenuh dari kehidupan sehari-hari yang bersifat rutin dan membosankan. 2. Letak Geoorafis Dalam sistem ini, terdapat 3 daerah utama, yaitu: a. Daerah Asal Wisatawan. Daerah ini adalah daerah asal wisatawan, yaitu daerah yang 19
membangkitkan kunjungan wisatawan menuju daerah atau Negara tertentu. Di daerah ini wisatawan dirangsang dan dimotivasi untuk pergi kesuatu obyek dan daya tarik wisata tempat wisatawan memperoleh segala informasi yang dibutuhkan menyangkut kepergiannya dalam melakukan perjalanan wisata. b. Daerah Tujuan Wisata Dalam banyak hal, daerah tujuan wisata merupakan akhir dari perjalanan wisata. Di tempat wisata pengaruh yang kuat dari kepariwisataan akan banyak dirasakan. Di tempat inilah wisatawan mengimplementasikan tujuan perjalanan wisatanya. c. Daerah rute transit Daerah ini merupakan daerah antara tempat persinggahan sementara bagi wisatawan yang sedang, melakukan perjalanan. tidak menutup kemungkinan bahwa daerah ini manjadi tujuan akhir dari perjalanan wisatawan dikarenakan beberapa alasan sehingga wisatawan tidak melanjutkan perjalanannya kedaerah wisata yang dituju. 3. Industri Pariwisata Bagian ini dipandang sebagai kegiatan perusahaan dari organisasi yang menyangkut pengantar produk kepariwisataan. Adapun yang termasuk dalam industri pariwisata adalah industri yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan wisata untuk melayani wisatawan sejak keberangkatan dari tempat asal hingga tiba ditempat tujuann, seperti: biro perjalanan wisata, transportasi, hotel, toko, cinderamata, dan lain-lain.
20
Dalam upaya memuaskan kebutuhan dan selera wisatawan, lahirlah unsur baru yang harus diperhatikan oleh orang-orang yang bergerak di sektor wisata, yaitu unsur pelayanan. Persiapan atas jasa dan produk harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan wisatawan. Hal ini mengakibatkan timbulnya spesialisasi pelayanan yang akhirnya membentuk suatu distribusi pelayanan pada pendukung industri wisata. Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5 unsur, yaitu: 1. Objek dan daya tarik wisata Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam: •
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam,
•
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya,
•
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.
Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka daya tarik wisata harus dirancang dan dibangun/dikelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu objek wisata hares dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu. b. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada: •
Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih. 21
•
Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengun-junginya.
•
Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
•
Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
•
Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
•
Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian,upacaraupacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
2. Prasarana wisata Adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya. Untuk kesiapan objek-objek wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu dibangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan. Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksebilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. Di camping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat perbelanjaan, barbier, dan sebagainya. Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlukan koordinasi yang mantap antara instansi terkait bersama dengan instansi pariwisata di berbagai tingkat. Dukungan instansi terkait 22
dalam membangun prasarana wisata sangat diperlukan bagi pengembangan pariwisata di daerah. Koordinasi di tingkat perencanaan yang dilanjutkan dengan koordinasi di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya pembangunan pariwisata. Dalam pembangunan prasarana pariwisata pemerintah lebih dominan karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus lalu-lintas ekonomi, arus mobilitasi manusia antara daerah, dan sebagainya, yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja masyarakat. 3. Sarana wisata Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. Tak semua objek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kuantitatif yang menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu standar wisata yang 23
baku, baik secara nasional dan secara internasional, sehingga penyedia sarana wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakannya. 4. Tata laksana/ infraStruktur Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas permukaan tanah dan di bawah tanah seperti: •
Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah yang membantu sarana perhotelan/restoran.
•
Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusinya yang merupakan bagian vital bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang memadai.
•
Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akan memudahkan wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata.
•
Sistem komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk mendapatkan informasi maupun mengirimkan informasi secara cepat dan tepat.
•
Sistem keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan diberbagai sektor bagi para wisatawan. Keamanan di terminal, di perjalanan, dan di objek-objek wisata, di pusat-pusat perbelanjaan, akan meningkatkan daya tarik suatu objek wisata maupun daerah tujuan wisata. Di sini perlu ada kerjasama yang mantap antara petugas keamanan, baik swasta maupun pemerintah, karena dengan banyaknya orang di daerah tujuan wisata dan mobilitas manusia yang begitu cepat membutuhkan sistem keamanan yang ketat dengan para petugas yang selalu siap setiap saat. Infrastruktur yang memadai dan 24
terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata, sekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya. 5. Masyarakat dan lingkungan Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik wisata akan mengundang kehadiran wisatawan. a. Masyarakat Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan sekaligus akan memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan. Untuk ini masyarakat di sekitar objek wisata perlu mengetahui berbagai jenis dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Dalam hal ini pemerintah melalui instansi-instansi terkait telah menyelenggarakan berbagai penyuluhan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata. Dengan terbinanya masyarakat yang sadar wisata akan berdampak positif karena mereka akan memperoleh keuntungan dari para wisatawan yang membelanjakan uangnya. Para wisatawan pun akan untung karena mendapat pelayanan yang memadai dan juga mendapatkan berbagai kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya. b. Lingkungan Di samping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan alam di sekitar objek wisatapun perlu diperhatikan dengan seksama agar tak rusak dan tercemar. Lalu-lalang manusia yang terns meningkat dari tahun ke tahun dapat mengakibat-kan rusaknya ekosistem dari fauna dan flora di sekitar objek wisata. Oleh sebab itu perlu ada upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu objek wisata. 25
c. Budaya Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu lingkungan budaya inipun kelestariannya tak boleh tercemar oleh budaya asing, tetapi hares ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kenangan yang mengesankan bagi setiap wisatawan yang berkunjung. Masyarakat yang memahami, menghayati, dan mengamalkan Sapta Pesona Wisata di daerah tujuan wisata menjadi harapan semua pihak untuk mendorong pengembangan pariwisata yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam dekade ini, perkembangan pariwisata sudah sedemikian pesat dan terjadi suatu fenomena yang sangat global dengan melibatkan jutaan manusia, baik kalangan masyarakat, industri pariwisata maupun kalangan pemerintah, dengan biaya yang cukup tinggi. Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, dorongan orang untuk melakukan perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Prospek perkembangan kepariwisataan dikawasan Asia Pasifik sangat baik. Hal ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara dikawasan ini yang terhitung paling tinggi di dunia. dengan demikian Pacific Rim merupakan kawasan yang paling menjanjikan pada dekade 2000-an.
26
Globalisasi di dunia telah merombak format politik pembangunan kepariwisataan diseluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Terobosan teknologi disegala bidang telah mempengaruhi pembangunan dan pengembangan kepariwisataan. Demikian juga tentang konsep-konsep dan teoriteori tentang pemberdayaan sumber daya manusia pariwisata. Agar Indonesia mampu menghadapi persaingan intraregional maupun internasional, maka peran pemerintah sebagai pelaku dan fasilitator dipandang sangat perlu untuk menjamin terlaksankannya pembangunan dan pengembangan yang berkelanjutan dengan mengikut sertakan dan mengoptimalisasikan semua pelaku pembangunan (stake holders) disektor ini. Dengan demikian diharapkan dapat terciptanya produk wisata yang berdaya saing tinggi. Hal tersebut sangat mungkin terjadi mengingat Indonesia merupakan negara bahari dan kepulauan (Archipelagic state) terbesar didunia, yang terdiri dari 17.508 pulau serta memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km. Dengan garis pantai yang panjang ini, maka Indonesia menempati negara kedua yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada. Dengan garis pantai sepanjang ini, wilayah pesisir Indonesia (termasuk perairan dan daratan) mencakup daerah yang sangat luas. Wilayah pesisir yang dimiliki Indonesia adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi salah satu sektor pariwisata. salah satunya menjadikannya objek wisata bahari, berbagai jenis organisme yang ada didaerah itu dapat menjadi nilai jual seperti terumbu karang, hutan bakau serta adanya keindahan pantai. Disaat Indonesia mengalami masa 27
krisis berkepanjangan sektor pariwisata merupakan salah satu aset negara dalam menanggulangi masalah tersebut. Dengan pemanfaatan dan pengembangan wilayah pesisir kita dapat kontribusi yang positif yaitu menjadikan wilayah pesisir dan laut sebagai kawasan wisata pesisir atau wisata bahari. Wisata pesisir merupakan suatu bentuk wisata potensial. Suatu daerah dapat dikatakan berhasil menjadi tempat wisata pisisir apabila memenuhi berbagai komponen terkait dengan kelestarian lingkungan alami, kesejahteraan penduduk yang mendiami wilayah tersebut, kepuasan pengunjung yang menikmatinya dan keterpaduan komunitas dengan area pengembangannya. Belakangan ini setiap daerah yang memiliki wilayah pesisir berusaha untuk memanfaatkan wilayah pesisir menjadi tempat atau objek wisata karena sebagai daya tarik untuk wisatawan datang ke daerah tersebut sehingga menambah pemasukan bagi pemerintah daerah, namun dalam pengembangannya dibutuhkan strategi yang terencana dan sistematis sehingga wilayah pesisir yang dijadikan wisata pesisir bermanfaat juga bagi masyarakat di daerah tersebut. Salah satu daerah yang berusaha untuk mengangkat wilayah pesisirnya menjadi suatu objek wisata pesisir adalah daerah Kota Administrasi Jakarta Utara. Jakarta Utara memiliki sumber daya alam pantai atau pesisir yang garis pantainya membentang kurang lebih 32 km 2 , sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tujuan wisata. Jakarta Utara merupakan Kota Administrasi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta yang memiliki jumlah penduduk yang padat dan sangat heterogen dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi dari jumlah penduduk yang mencapai 1,2 juta jiwa. Sesuai data dari Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2009 ada 28
sekitar 54.000 keluarga miskin yang tersebar di 31 kelurahan atau pada 6 kecamatan yang ada di Jakarta Utara. Banyaknya jumlah warga miskin tentunya menimbulkan banyak masalah yang ditimbulkan, seperti masalah kesehatan, tempat tinggal, tenaga kerja, kriminalitas, serta daya beli masyarakat yang sangat kurang. Sejak dulu beberapa daerah di Jakarta Utara dikenal sebagai daerah yang kumuh dan dengan kriminalitas yang tinggi. Namun disisi lain, Kota Administrasi Jakarta Utara menyimpan banyak potensi yang cukup besar, diantaranya, memiliki kekayaan sejarah, seni dan budaya yang cukup banyak, memiliki alam pantai yang membentang sepanjang kurang lebih 32 km 2 , memiliki pusat perbelanjaan grosir terbesar di Jakarta, serta memiliki pelabuhan internasional sebagai pintu masuknya perdagangan. Menyadari potensi-potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan daerah, kota administrasi Jakarta Utara membuat suatu gagasan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jakarta Utara khususnya. Maka dari itu jajaran pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara tahun 2009 ini membangun dan meluncurkan brand image “Jalur Wisata Pesisir“, dimana Jalur wisata ini memiliki 12 destinasi sebagai objek utama dari wisata ini. Diharapkan dengan dicanangkannya Jalur Wisata Pesisir ini, dapat menarik para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara untuk datang berwisata ke Jakarta Utara. Sehingga, dapat menciptakan & meningkatkan kegiatan perekonomian baru yang dapat mensejahterakan masyarakat Jakarta Utara dengan cara menjual dagangan atau dengan membuat suatu atraksi budaya. 29
Wisata pesisir ini dirancang atau dibuat sedemikian rupa untuk menawarkan pengalaman berbagai jenis wisata, dalam artian ke-12 objek wisata yang ada di wisata pesisir ini mencakup berbagai jenis wisata, mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata spiritual, wisata sejarah, wisata kuliner, serta wisata olahraga air. Hal inilah yang akan menjadikan Wisata Pesisir Jakarta Utara ini menjadi unik, menarik dan berbeda dari objek-objek wisata lainnya. ke-12 destinasi objek wisata pesisir Jakarta Utara adalah sebagai berikut: 1. Taman Suaka Marga Satwa Muara Angke. Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) adalah sebuah kawasan konservasi di wilayah hutan bakau (mangrove) di pesisir utara Jakarta. Secara administratif, kawasan ini termasuk wilayah Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kawasan yang berdampingan dengan perumahan Pantai Indah Kapuk ini, hanya dibatasi kali Angke dengan pemukiman nelayan Muara Angke. Pada sisi utara SMMA terdapat hutan lindung Angke-Kapuk yang berada di dalam wewenang Dinas Kehutanan DKI Jakarta. Tercatat sekitar 30 jenis tumbuhan dan 11 di antaranya adalah jenis pohon mangrove yang hidup di SMMA. Pohon-pohon mangrove itu di antaranya adalah jenis-jenis bakau (Rhizophora mucronata, R. apiculata), api-api (Avicennia spp.), pidada (Sonneratia caseolaris), dan kayu buta-buta (Excoecaria agallocha). Beberapa jenis tumbuhan asosiasi bakau juga dapat ditemukan di kawasan ini seperti ketapang (Terminalia catappa) dan nipah (Nypa fruticans). Selain jenis-jenis di atas, terdapat pula beberapa jenis pohon yang ditanam untuk reboisasi. Misalnya asam Jawa (Tamarindus indica), bintaro (Cerbera manghas), kormis (Acacia auriculiformis), nyamplung (Calophyllum inophyllum), tanjang (Bruguiera gymnorrhiza), dan waru laut (Hibiscus tiliaceus). 30
2. Sentra Perikanan Muara angke Muara Angke adalah pelabuhan kapal ikan atau nelayan di Jakarta Utara. Ditandai dengan dioperasikannya penunjang kebutuhan nelayan seperti pelelangan ikan (struktur dan fasilitasnya) selain kelaziman sebuah bandar yang dikelola seorang syahbandar. Secara administratif pemerintahan, Muara Angke terletak di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Lokasinya berdekatan dengan Muara Karang. Di areal seluas 65 hektar ini juga terdapat pusat kegiatan Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT). Berbagai jenis ikan asin, pindang dan asap dihasilkan di sini. Selain tempat pengolahan dan penjemuran ikan, di bagian ini juga terdapat beberapa toko yang menjual ikan asin dalam partai besar maupun eceran. Sebagian ikan asin yang dihasilkan dikirim antar pulau atau diekspor. 3. Kawasan Sunda Kelapa a. Pelabuhan sunda Kelapa Pelabuhan Sunda Kelapa telah dikenal semenjak abad ke-12 dan kala itu merupakan pelabuhan terpenting Kerajaan Sunda yang beribu kota di Pajajaran. Kemudian pada masa masuknya Islam dan para penjelajah Eropa, Sunda Kelapa diperebutkan antara kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa. Akhirnya Belanda berhasil menguasainya cukup lama sampai lebih dari 300 tahun. Para penakluk ini mengganti nama-nama pelabuhan Sunda Kelapa dan daerah sekitarnya. Namun pada awal tahun 1970-an, nama kuno “Sunda Kelapa“ kembali digunakan sebagai nama resmi pelabuhan tua ini. 31
b. Museum Bahari Dibangun secara bertahap dan dipakai sebagai gudang selama masa penjajahan Belanda, Jepang dan setelah kemerdekaan. Bangunan pertama dibuat pada tahun 1652 dan terakhir dibangun pada tahun 1718 - 1773. Masa penjajahan Belanda bangunan ini dipergunakan sebagai (gudang pala, lada dan kopi) sehingga disebut Westzijasch Pakhuizen (gudang barang ditepi barat kali). Pada masa kolonial Belanda, bangunan ini merupakan bagian bangunan yang terdapat di dalam tembok kota Batavia. Pada masa pendudukan Jepang (1942 - 1945) hingga masa kemerdekaan bangunan ini masih berfungsi sebagai gudang. Sejak tahun 1962 - 1977 bangunan ini tetap sebagai gudang dan dikelola oleh Perumtel. pada tanggal 7 Juli 1977 diserahkan ke pemerintah DKI Jakarta kemudian dijadikan Museum Bahari. Tembok keliling bangunan merupakan tembok kota Batavia. Bagian atas pagar terdapat pos pengintai musuh dan juga terdapat lorong tempat melakukan patroli. c. Menara Syahbandar Menara Syahbandar (Uitkjk) dibangun sekitar 1983 yang berfungsi sebagai menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar masuk kota Batavia lewat jalur laut serta berfungsi sebagai kantor “pabean“ yakni mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di Pelabuhan Sunda Kelapa. d. Galangan Kapal VOC Diperkirakan galangan kapal VOC ini berdiri tahun 1628 yang semula dijadikan kantor dan tempat dagang VOC. Untuk melestarikan gedung bersejarah ini kini dikelola oleh swasta yaitu 32
PT. Sunda Kelapa lestari dan sempat direnovasi pada tahun 1997 sampai 1999. Pengembangan dari pelestarian berwuju restoran dan kafe. 4. Kampung Luar batang Dibangun pada tahun 1739, oleh Syeh Sayid Husein Bin Abu Bakar Alaydrus. Semula hanya berupa Mushola sekaligus tempat pengajian. Terdapat Makam pendiri Masjid yang wafat pada 29 Ramadhan 1169 (24 Juni 1758) yaitu Khatib Sayid Husein Bin Abu Bakar Bin Abdillah Al-laydrus. Bangunan telah banyak berubah, tetap terdaftar karena faktor kesejarahan. Pada Zaman VOC, lokasi ini merupakan tempat pemeriksaan barang sebelum masuk ke Sunda Kelapa. Hingga Kini, Masjid dan Makam Luar Batang banyak didatangi peziarah dari dalam dan luar kota, bahkan dari luar negri untuk berdoa. 5. Sentra Belanja Grosir Mangga Dua Merupakan pusat perbelanjaan grosir terbesar di Indonesia. Di Mangga dua terdapat banyak barang atau peralatan yang dijual, mulai dari pakaian sampai peralatan elektronik.
Ada
beberapa tempat belanja atau penjualan di daerah komplek mangga dua, diantaranya: ITC Mangga Dua, Harco Mangga dua, Dusit Mangga Dua, Mall Mangga Dua, Mangga Dua Square, dan WTC Mangga Dua. Salah satu tempat terbesar di kawasan Mangga Dua adalah Mangga Dua Square, Mangga Dua Square adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Mangga Dua, Jakarta Pusat. Mangga Dua Square dibuka pada tanggal 18 Juni 2005 oleh Gubernur Jakarta Sutiyoso bersamaan dengan peresmian Jakarta Great Sale. Beberapa tenant besar yang ada di mal ini antara lain Novotel, Carrefour, 33
Toko Buku Jayakarta, dan Gramedia. Mangga Dua Square juga memiliki sebuah ruang serbaguna, dinamakan JITEC (Jakarta Int‘l Event & Convention Center). Beberapa event besar yang pernah diadakan disini adalah konser penyanyi asal Amerika, Beyonce dan Asian International Stamp Exhibition. 6. Taman Impian Jaya Ancol Taman Impian Jaya Ancol merupakan sebuah objek wisata di Jakarta Utara. Pada 2006, Taman Impian Jaya Ancol berubah nama menjadi Ancol Jakarta Bay City. Sebagai kawasan wisata, Taman Impian Jaya Ancol ternyata sudah berdiri sejak abad ke-17. Waktu itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Adriaan Valckenier, memiliki rumah peristirahatan sangat indah di tepi pantai. Seiring perjalanan waktu, kawasan itu kemudian berkembang menjadi tempat wisata. Sayangnya, ketika Perang Dunia II meletus disusul perang kemerdekaan, Ancol terlupakan. Sungai Ciliwung secara leluasa menumpahkan air dan lumpurnya ke sana sehingga mengubah kawasan tersebut menjadi kotor, kumuh, dan berlumpur. Kawasan yang semula cantik, berubah menjadi menyeramkan. Lalu, muncul usulan agar kawasan itu difungsikan menjadi daerah industri. Namun, usul itu ditolak mentah-mentah oleh Presiden Soekarno. Sebaliknya, Bung Karno ingin membangun kawasan itu sebagai daerah wisata. Lewat keputusan Presiden pada akhir Desember 1965, Bung Karno memerintahkan kepada Gubernur DKI Jaya waktu itu, Dr. Soemarno, sebagai pelaksana pembangunan proyek Taman Impian Jaya Ancol. Proyek pembangunan ini baru terlaksana di bawah pimpinan Ali Sadikin yang ketika itu menjadi Gubernur Jakarta. Pembangunan Ancol dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Pembangunan Jaya di bawah pimpinan Ir. Ciputra.
34
7. Bahtera Jaya Ancol Dibangun pada abad ke-20. Semula bangunan ini berfungsi sebagai kantor Sekretariat Perkumpulan Olah Raga Air yaitu “Yacht Club�. Dahulu bernama Kuninkluke Bataviasche Yacht Club (KBYC) atau Klub Yacht Kota Batavia, khusus untuk orang-orang Belanda yang hobby olah raga kayak (Yacht) yaitu olahraga sampan/perahu dengan satu penumpang. Bangunan ini pernah menjadi markas Badan Keamanan Rakyat Laut Tanjung Priok Jakarta (BKR-Laut Jakarta) pimpinan Mayor Matmuin Hasibuan. Markas BKR-laut diambil alih dari tangan Jepang tanggal 29 September 1945 dan digunakan sampai tanggal 3 Oktober 1945, kemudian ditinggalkan karena gencarnya gempuran pihak Belanda yang bermarkas di Pelabuhan Tanjung Priok. Yacht Club dikenal dengan nama Bahtera Jaya. Bangunan ini sudah dibongkar dan dibangun kembali di lokasi yang baru di Jl. Ketel Jati Japat, Ancol Timur, untuk difungsikan sebagai Pusat Pembinaan Olah Raga Air Pemda DKI Jakarta. Bangunan ini tetap terdaftar karena merupakan rekonstruksi dari bentuknya semula dan beberapa elemen asli masih dipakai. 8. Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Dibangun pada tahun 1924-1925, oleh PJKA, Stasiun baru dibuka pada 6 April 1925, sekarang dibawah naungan PT. KAI. Peranan stasiun Tanjung Priok meningkat setelah dibukanya Pelabuhan Tanjung Priok yang letaknya jauh dari stasiun, menggantikan pelabuhan lama di Batavia. Pada masa revolusi fisik stasiun Tanjung Priok menjadi ajang pertempuran antar pasukan sekutu dengan tentara RI, dibantu oleh penduduk setempat. Dari Stasiun Tanjung Priok ini juga dikirim senjata, pa35
kaian dan bahan makanan untuk para pejuang yang berada di daerah perbatasan. 9. Jakarta Islamic Center Pusat pengkajian dan pengembangan Islam Jakarta atau yang lebih dikenal dengan Jakarta Islamic Center adalah organisasi non struktural di bawah PEMDA Provinsi DKI Jakarta yang berdiri eks lokalisasi Kramat Tunggak, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jakarta Islamic Center diharapkan menjadi salah satu simpul pusat peraaban Islam di Indonesiadan Asia Tenggara yang menjadi simbol kebangkitan Islam di Asia dan Dunia. 10. Kampung Tugu Dalam Buku Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta terbitan Yayasan Cipta Loka Caraka 1997 karangan Adolf Heuken SJ, disebutkan bahwa Prasasti Tugu merupakan peninggalan arkeologis paling tua, yang membuktikan pengaruh Hindu di Jawa Barat. Batu-batu besar serupa, yang bertuliskan nama Raja Purnawarman, ditemukan di tempat-tempat lain di Jawa Barat. Raja ini memerintah sebuah kerajaan yang disebut Taruma (negara). Di kampung Tugu, saat ini masih tersisa orang keturunan Portugis. Beberapa rumah bergaya Betawi dengan sentuhan Portugis masih berdiri di sana, termasuk rumah yang pada tahun 1661 digunakan sebagai tempat berkumpul untuk berlatih Keroncong Tugu. Gereja tugu di Kampung Tugu saat ini masih berdiri tegak dengan bentuk bangunannya yang asli meski telah beberapa kali direnovasi. Sepintas, bentuk bangunannya memang sangat sederhana. Dinding gereja dicat putih, dengan jendela dan pintu berwarna coklat. Di depan gereja terdapat kuburan, konon, pendiri Gereja Tugu, Melchior Leydecker, di36
makamkan di situ. Gereja yang dibangun tahun 1678 tersebut awalnya terbuat dari kayu, namun lama kelamaan rusak dan lapuk. Tahun 1738, gereja diperbaiki dan disebut sebagai Gereja Tugu yang kedua. Lonceng yang dibangun di sisi gereja makin melengkapi penampilan gereja kedua ini. 11. Kampung Marunda a. Masjid Al Alam Masjid ini didirikan oleh Fatahillah dan pasukannya pada tahun 1527, setelah mengalahkan Portugis di Sunda Kelapa. b. Rumah Si Pitung Konon merupakan rumah orang kay Marunda yang dirampok oleh si Pitung, Legenda “Robin Hood“ Betawi pada masa penjajahan Belanda di abad 19. 12. Sentra Belanja dan Pusat Kuliner Kelapa Gading Mall Kelapa Gading adalah salah satu mall terbesar di Jakarta dengan luas sekitar 130,000 m 2 yang berada di daerah Kelapa Gading, tepatnya di daerah Sentra Kelapa Gading yang berdekatan dengan The Summit Apartment, Gading Food City dan La Piazza Lifestyle Center. Mall ini dibangun dan dioperasikan oleh PT. Summarecon Agung. Mall ini berdiri pada tahun 1990 dan dikenal dengan nama Plaza Kelapa Gading. Luas awal mall ini hanya sebesar 32.000 m² dengan Diamond Departement Store dan Supermarket sebagai tenan utama. Seiring dengan tumbuhnya permintaan, pada tahun 1995 Mall ini diperluas dengan phase 2 yang menambahkan 40.000 m² sehingga luasnya menjadi 72.000 m². Jumlah tenan pada saat itu sebanyak 250 tenan. Pada 10 April 2003, Mall Kelapa Gading 3 dibuka 37
untuk masyarakat. Dengan luas 130.000 m², Mall Kelapa Gading menjadi salah satu pusat pembelanjaan paling mewah di Jakarta. Dengan lebih dari 600 toko, Mall Kelapa Gading bisa melengkapi kebutuhan sehari-hari. Untuk menjadikan daerah tujuan Wisata Pesisir ini menjadi salah satu objek wisata yang menarik dan dapat memuaskan kebutuhan wisatawan yang berkunjung. Objek Wisata pesisir ini harus memenuhi berbagai unsur-unsur pokok pembangunan dan pengembangan objek pariwisata, sebagaimana yang sudah dijelaskan di awal, bahwa terdapat 5 unsur pokok yang menyangkut perencanaan, pembangunan dan pengembangan suatu objek wisata. 5 unsur pokok tersebut adalah: 1. Objek dan daya tarik wisata 2. Prasarana wisata 3. Sarana wisata 4. Tata laksana/ infrastruktur 5. Masyarakat. Pada suatu tujuan wisata sangatlah penting tersedianya suatu sarana dan prasarana yang memadai, demikian juga pada kawasan Jelajah Pesisir Jakarta Utara, sarana dan prasarana mutlak dibutuhkan agar para pengunjung atau wisatawan mudah dan nyaman pada saat mengunjungi 12 destinasi Wisata Pesisir. Salah satu sarana dan prasarana yang penting pada kawasan Wisata Pesisir ini adalah sarana transportasi yang nyaman dan memadai, hal tersebut dikarenakan kawasan Wisata Pesisir Jakarta Utara, memiliki 12 destinasi wisata, yang jarak dari satu destinasi ke destinasi lainnya memiliki jarak yang tidak dekat. Jarak keselurahan destinasi Wisata Pesisir Jakarta Utara bisa 38
mencapai kurang lebih 30 Km. Oleh karena itu, pada kawasan Wisata Pesisir diperlukan sarana transportasi yang akan mempermudah para pengunjung atau wisatawan mengunjungi 12 destinasi wisata tersebut. Atas dasar hal tersebut dalam Tugas akhir ini penulis mempunyai gagasan untuk membuat suatu sistem transportasi buswisata sebagai sarana dan prasarana penunjang dari 12 Jalur Destinsai Wisata Pesisir Jakarta Utara ini. Suatu sistem tranportasi wisata dengan konsep “self arranggement tour“, yaitu tour pariwisata dengan konsep rute bus pariwisata yang tetap, teratur, berjadwal, terus menerus beroperasi menyinggahi objek wisata. Dan wisatawan cukup membayar satu kali saja, berlaku untuk satu hari, namun dapat turun naik ditempat-tempat yang memang menjadi tujuan wisata. Transporatasi wisata ini dinamakan dengan Jelajah Pesisir, Transportasi bus wisata ini nantinya akan memiliki rute tetap yang melewati destinasi wisata pesisir serta memiliki jadwal kedatangan bus yang teratur yaitu setiap 10 menit sekali. Dalam tugas akhir ini penulis juga akan membuat suatu strategi pemasaran atau strategi promosi agar transportasi wisata Jelajah Pesisir ini dapat diterima dan diketahui masyarakat sehingga masyarakat ingin menggunakan transpotasi wisata Jelajah Pesisir ini. Strategi yang dilakukan untuk promosi transpotasi wisata Jelajah pesisir ini adalah menggunakan media above the line dan below the line. Perancangan promosi Jelajah Pesisir ini nantinya akan dibuat semenarik dan seinformatif mungkin, agar para pesan yang ingin disampaikan tercapai.
39
1.2 Rumusan Masalah 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir Jakarta Utara ini merupakan kawasan Wisata yang ada di Jakarta Utara, kawasan Wisata Pesisir ini terdapat 12 destinasi wisata. Untuk menjadikan kawasan Wisata Pesisir ini menarik dan banyak dikunjungi wisatawan, kawasan Wisata Pesisir ini harus memenuhi berbagai unsur-unsur pokok pembangunan dan pengembangan objek pariwisata, salah satu unsur pokok tersebut adalah penyediaan sarana transportasi yang baik dan memadai. Dalam masalah ini penulis merancang suatu sistem transportasi bus wisata yang dinamakan transportasi wisata Jelajah Pesisir. Konsep dari transportasi wisata ini adalah self arranggement tour. Karena konsep transportasi ini tergolong baru di Jakarta ataupun Indonesia, maka sistem transportasi ini membutuhkan suatu strategi promosi yang tepat agar masyarakat sadar akan keberadaan transportasi wisata ini. Atas dasar hal tersebut penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana merancang strategi dan desain promosi yang tepat, menarik dan informatif agar masyarakat sadar akan keberadaan transportasi wisata Jelajah Pesisir? b. Bagaimana menentukan image atau tampilan visual yang sesuai sehingga bisa diterima masyarakat? 1.3 Batasan Masalah a. Topik yang diangkat meliputi daerah Jakarta Utara. b. Objek yang di teliti adalah 12 lokasi dan tempat yang menjadi destinasi Wisata Pesisir Jakarta Utara. d. Perancangan difokuskan pada perancangan strategi dan desain promosi dengan menggunakan media above the line dan below the line. 40
1.4 Tujuan dan Manfaat a. Menghasilkan rancangan desain promosi yang menarik dan unik untuk transportasi wisata Jelajah Pesisir sehingga memberikan rasa nyaman dan pengalaman yang unik dan menarik bagi wisatawan. b. Untuk dapat menarik wisatawan untuk berwisata mengunjungi 12 destinasi Wisata Pesisir. c. Perancangan desain promosi transportasi wisata Jelajah Pesisir ini menjadi masukan dan referensi bagi pengelola Wisata Pesisir dalam meningkatkan pelayanan dan kualitas Wisata Pesisir ini. 1.5 Metodologi Perancangan 1.5.1 Metodologi Pengumpulan Data 1.5.1.1 Data Primer Penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak yang terkait dengan kawasan wisata pesisir (Suku Dinas Pariwisata Kota Administrasi Jakarta Utara). Selain itu penulis melakukan observasi/berkunjung langsung ke 12 destinasi wisata pesisir. 1.5.1.2 Data Sekunder Data sekunder dalam Pengerjaan tugas akhir ini didapatkan dengan mencari informasi yang dibutuhkan melalui berbagai media, misalnya buku, majalah, jurnal, dsb. Sumber media didapat melalui perpustakaan. 1.5.2 Metode Analisa Data 1.5.2.1 Metode Analisa Kualitatif Metode ini berkaitan dengan kegiatan pemrosesan kesatu41
an, kategorisasi dan penafsiran data. Dalam metode kualitatif, proses pengumpulan data melalui kepustakaan yang mengacu kepada fisik, visual suatu rancangan yaitu pengumpulan informasi melalui literatur, buku-buku dan artikel yang berkaitan yang dapat dijadikan landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian berupa buku-buku yang menunjang perancangan promosi transportasi Jelajah Pesisir, selain itu metode kalitatif dilakukan terhadap data-data hasil wawancara yang dilakukan dengan Suku Dinas Pariwisata Kota Jakarta Utara. 1.5.2.2 Metode Analisa SWOT Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis melalui analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan untuk memprediksi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi transportasi wisata Jelajah Pesisir secara internal maupun internal. 1.5.2.3 Metode AIDCA Model ini memberikan gambaran dampak atau hasil komunikasi yang terjadi pada seseorang setelah ia menerima sesuatu pesan akan menyangkut lima hal, yaitu: perhatian (attention), minat (interest), keinginan (desiere), rasa percaya (conviction) aerta tindakan (action). Diasumsikan bahwa tindakan yang diambil paa dasarnya didorong oleh adanya perhatian, minat dan keinginan. 1.6 Sistematika Perancangan BAB I PENDAHULUAN Meliputi pokok pembahasan yang menjelaskan hal-hal yang melatar belakangi timbulnya suatu perkembangan pariwisata di negara berkembang dan di Indonesia, menjelaskan poten42
si wisata pesisir di Indonesia, setelah itu menjelaskan tentang program pariwisata baru yang dicanangkan Pemerinta Kota Administrasi Jakarta Utara yaitu 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir Jakarta Utara. Bagian rumusan masalah menerangkan ruang lingkup masalah, kedalaman masalah yang melatar belakangi timbulnya pembahasan mengenai transportasi wisata pesisir serta bagaimana menentukan strategi dan desain promosi untuk Jelajah Pesisir. Bagian tujuan dan manfaat menjelaskan sebuah tujuan yang ingin diperoleh yaitu membuat strategi dan promosi transportasi wisata Jelajah Pesisir. Lalu menjelaskan manfaat yang didapat dari perancangan promosi Jelajah Pesisir ini. Bagian batasan perancangan menjelaskan tentang batasan-batasan perancangan yang akan dibuat oleh penulis. BAB 2 Analisis dan Tinjauan Teori Berisikan landasan teori yang memuat hasil studi pustaka tentang teori dan konsep yang digunakan dalam perancangan strategi dan desain promosi Jelajah pesisir. BAB 3 Konsep Perancangan Menjelaskan tentang proses dan konsep perancangan dalam pembuatan strategi dan desain promosi Jelajah Pesisir BAB 4 Karya Desain Menjelaskan mengenai hasil akhir dari desain promosi Jelajah Pesisir. BAB 5 Kesimpulan Berisikan kesimpulan dari penulisan laporan ini. Saran-saran yang mendukung juga di jabarkan dalam bab ke lima ini. 43
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Dalam bukunya yang berjudul ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Prof. Drs. Onong Uchjana Effendi menerangkan mengenai pengertian komunikasi sebagai berikut, Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Laswell dalam karyanya, The Stucture and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
1. 2. 3. 4. 5.
Komunikator (communicator, source, sender) Pesan (message) Media (channel, media) Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) Efek (effect, impact, influence)
44
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. 2.1.2 Proses Komunikasi Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. (Onong Uchjana Effendi, 1997:11) a. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan“ pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. b. Proses komunikasi sekunder Proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. 2.1.3 Tujuan Komunikasi Tujuan Komunikasi mengacu pada apa yang ingin dicapai perusahaan atau organisasi dengan program promosi yang dilakukan. Tujuan komunikasi sering dinyatakan dengan sifat-sifat pesan 45
yang akan disampaikan atau efek seperti apa yang diharapkan terjadi pada diri konsumen. Termasuk dalam tujuan komunikasi adalah menciptakan kesadaran atau pengetahuan mengenai produk dengan berbagai atributnya, menginformasikan kelebihan produk, menciptakan citra produk, atau menciptakan sikap yang positif, preferensi dan keinginan membeli atau menggunakan produk bersangkutan. (Morrisan, 2007:33) 2.2. Teori Pemasaran 2.2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing anda melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karir, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri. (Morrisan, 2007). Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari ke kegiatankegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton:5). Pemasaran adalah keinginan manusia yang diarahkan untuk meÂmuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Menurut Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial dan melÂalui proses itu individu-individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelomÂpok lain (kotler: 1992). Lembaga pemasaran terkemuka yang ada di Inggris, yakni BCIM. mendefinisikan pemasaran sebagai proses manajemen yang bertanggung jawab terhadap identifikasi, antisipasi, serta pemenuhan 46
kebutuhan konsumen, dan dalam waktu bersamaan, menciptakan keuntungan bagi perusahaan. (Jeffkins 4). Konsep yang paling fundamental dan menggaris bawahi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan yang dirasa dan ingin diperoleh oleh seseorang. Kebutuhan manusia itu sangat banyak dan kompleks, meliputi kebutuhan pokok akan pangan, sandang, dan papan. Bila suatu kebutuhan itu tidak terpuaskan maka orang itu tidak bahagia, semakin besar kebutuhan tidak terpuaskan maka semakin mendalam dan semakin sentral kebutuhan itu. Seseorang yang tidak bahagia akan melakukan sesuatu yang akan dapat memuaskan kebutuhannya atau meniadakan hasratnya (Kotler: 4). Pemasaran terjadi bilamana orang memutuskan untuk memuas足 kan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran. Pertukaran (exchange) adalah tindakan seseorang untuk memperoleh suatu benda yang diinginkannya dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan konsep inti dari disiplin studi pemasaran. Untuk berlangsungnya suatu pertukaran, maka terdapat lima syarat yang harus dapat dipenuhi (Kotler: 10): a. Setidak-tidaknya ada dua pihak. b. Tiap pihak mempunyai sesuatu yang dapat bernilai bagi pihak lain. c. Tiap pihak mampu berkomunikasi dan menyerahkan. d. Tiap pihak bebas menerima ataupun menolak tawaran pihak lain, e. Tiap pihak yakin bahwa berhubungan dengan pihak lain adalah tepat dan diperlukan.
47
2.2.2 Tujuan Pemasaran Tujuan pemasaran mengacu kepada apa yang akan dicapai oleh program pemasaran secara keseluruhan. Tujuan pemasaran sering dinyatakan dalam nilai penjualan dan pangsa pasar yang ingin dicapai serta tingkat keuntungan yang diinginkan. (Morrisan, 2007). 2.2.3 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah pendekatan pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu, didalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan produk di pa sar, bauran pemasaran dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan (Kotler: 1992). Strategi pemasaran merupakan kombinasi dari berbagai tahapan atau elemen yang diperlukan mulai dari tahap perencanaan sampai pada tahap eksekusi (Jefkins: 8). 2.3. Promosi Michael Ray mendefinisikan promos! sebagai: “The coordination of all seller intimated efforts to set up channels of information and persuasion to sell goods and services or promote an idea“, (koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan). Walaupun komunikasi antara perusahaan dan konsumen secara implisit berlangsung pada setiap unsur atau bagian dari marketing mix sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya namun sebagian besar komunikasi perusahaan berlangsung sebagai bagian dari suatu program promosi yang diawasi dan direncanakan dengan 48
hati-hati. Instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran pemasaran atau promotional mix.
Promosional Mix
Iklan
Direct Marketing
Interactive Media
Promosi Penjualan
Publikasi Iklan
Personal Selling
Tabel 1. Bauran pemasaran
Secara tradisional, bauran promosi mencakup empat elemen yaitu: iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publikasi/Humas dan personal selling. Namun George dan Mi足chael Belch menambahkan dua elemen dalam promotional mix yaitu direct marketing dan interactive media. Dua elemen yang terakhir ini telah digunakan secara luas oleh pengelola pemasa足ran dewasa ini untuk berkomunikasi dengan khalayak sasarannya sebagaimana empat elemen sebelumnya. Masing-masing elemen dari promotional mix tersebut dipandang sebagai suatu instrumen komunikasi pemasaran terpadu yang memainkan peran penting dalam program IMC (Integrated Marketing Communication). Masing-masing elemen dapat menggunakan berbagai macam bentuk dan masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangannya. (Morrisan, 2007:13)
49
2.4 Iklan Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form of non-personal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor, (bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, senvis atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Adapun maksud “dibayar“ pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata “non-personal‘ berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian sifat non-personal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising). Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan bagaimana audient akan menginterpretasikan dan memberikan respon terhadap pesan iklan yang dimaksud. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkauannya yang luas. Iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bag! perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Belanja iklan di Indonesia pada tahun 2005 tercatat sebesar sekitar Rp 23 triliun rupiah. Televisi mendominasi 70 persen (Rp. 16 triliun) dari nilai belanja iklan tersebut, surat kabar Rp 6 triliun, majalah dan tabloid sekitar Rp 1 triliun. Apa alasan perusahaan atau pemasang iklan memilih iklan di me dia massa untuk mempromosikan barang atau jasanya? Terdapat sejumlah alasan untuk ini. Pertama, iklan di media massa dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai audient dalam jumlah besar. 50
Iklan di media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek. Hal ini menjadi sangat penting khususnya bagi produk yang sulit dibedakan dari segi kualitas maupun fungsinya dengan produk saingannya. Pemasang iklan harus dapat memanfaatkan iklan di media massa untuk memposisikan produknya di mata konsumen. Keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah, kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya popular atau sangat dikenal masyarakat. Hal ini tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan penjualan. Misalnya, perusahaan batu baterai Eveyready menggunakan maskot boneka kelinci yang selalu muncul pada setiap iklan produk tersebut di media massa, khususnya televisi, sebagai identifikasi merek. Konsumen yang sudah sangat mengenal boneka kelinci melalui, media massa akan langsung mengetahui keberadaan merek batu-baterai tersebut melalui display atau pajangan boneka kelinci yang diletakkan di rak-rak di toko atau supermarket dimana produk tersebut dijual. Keberadaan maskot boneka kelinci itu akan meneruskan efek iklan produk bersangkutan di lokasi dimana produk bersangkutan dijual. Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, antara satu jenis industri dengan industri lain-nya, dan antara satu situasi dengan situasi lainnya. Demikian juga, konsumen yang menjadi target suatu. iklan juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. Suatu perusahaan berikan dengan tujuan untuk mendapatkan respon atau aksi segera melalui iklan media massa. Perusahaan lain mungkin bertujuan untuk lebih mengembangkan kesadaran atau ingin membentuk suatu citra positif dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang dihasilkannya. (Morrisan, 2007: 14)
51
2.5 Media 2.5.1 Pengertian Media Pengertian media (Balai Pustaka 346): a. Alat sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk. b. Yang terletak diantara 2 pihak atau golongan. c. Perantara, penghubung. Dalam pemasaran. tidak cukup hanya menciptakan produk yang baik, menetapkan harga yang menarik dan membuat produk tersedia bagi pelanggan. Perusahaan juga perlu mengkomunikasikan produk dan perusahaan kepada pelanggannya. Dalam proses komunikasi, ada dua elemen utama yang terlibat, yaitu pengirim pesan dan penerima pesan. Ada dua perangkat yang digunakan, yaitu pesan dan media. Media merupakan saluran komunikasi yang mengantarkan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan (the communica足 tions channel through which the message mores from sender to receiver). Media terbagi dua, yaitu media personal (melalui orang secara langsung) dan media non-personal (media massa, Surat. telepon, papan pengumuman dan lain-lain). 2.5.2 Tujuan Media Tujuan Media menurut seorang ahli komunikasi bernama Harold d. Laswell, yaitu : the surveillance of the environment, artinya, media mempunyai tujuan sebagai pengamat lingkungan, atau dalam bahasa sederhana sebagai pemberi informasi tentang hal-hal yang berbeda di luar jangkauan penglihatan masyarakat luas.
52
2.6 Semiotika Semiotics berasal dari Bahasa Yunani, yaitu sema yang berarti tanda, sementara istilah semeiotikos berarti penafsiran tanda-tanda. (Adi Kusrianti, 2009 : 58) Semiotika merupakan suatu pendekatan teoretis yang sekaligus berorientasi kepada kode (sistem) dan pesan (tanda-tanda dan maknanya), tanpa mengabaikan konteks dan pihak pembaca (audients). (Kris Budiman, 2003:12) Charles Morris seorang filosof yang menaruh perhatian atas ilmu tentang tanda-tanda mengatakan semiotika pada dasarnya dapat dibedakan kedalam tiga cabang penyelidikan (branches of inquiry), yakni sintaktik, semantik, dan pragmatik. (Kris Budiman, 2003:4) a. Sintaktik (syntactics) atau sintaksis (syntax) Suatu cabang penyelidikan semiotika yang mengkaji “hubungan formal diantara satu tanda dengan tanda-tanda yang lain“, dengan kata lain, karena hubungan-hubungan formal ini merupakan kaidah-kaidah yang mengendalikan tuturan dan interprestasi, pengertian sintaktik krang lebih adalah semacam “gramatika“. b. Semantik (semantic) Suatu
cabang
penyelidikan
semiotika
yang
mempelajari
“hubungan diantara tanda-tanda dengan designata atau objekobjek yang diacunya“. Bagi Morris, yang dimaksudkan dengan designata adalah makna tanda-tanda sebelum digunakan didalam tuturan tertentu. c. Pragmatik (pragmatic) Suatu cabang penyelidikan semiotika yang mempelajari “hubungan diantara tanda-tanda dengan interpreter-interpreter atau para pemakainya“. Pragmatik secara khusus berurusan dengan aspek-aspek komunikasi, khususnya fungsi-fungsi situasional yang melatari tuturan. 53
2.7 Teori Persepsi Dalam bahasa Inggris: perception; dari latin perceptio, dari percipere (menerima). Gambaran indrawi atas ciri-ciri struktural dari objek-objek dan proses-proses dunia material yang langsung mempengaruhi organ-organ indrawi. Objek persepsi adalah apa saja yang hadir dalam kesadaran, termasuk data indrawi, gambaran (image), ilusi, visi, ide dan konsep. Persepsi dianggap pual sebagai organisasi dan interpretasi atas data indrawi kasar. Dalam bukunya Desain Komunikasi Visual Terpadu, Yongky Sofanayong mengatakan Bahwa komunikasi visual mengandalkan pada mata yang berfungsi dan pada otak yang dapat memahami semua informasi sensori yang diterima. Ahli jiwa yang mendalami bidang persepsi menetapkan bahwa akan menemukan makna yang paling cocok dengan fakta atau kenyataan. Asas ini disebut hukum kesederhanaan (law of simplicity) Persepsi visual melibatkan sesuatu yang saling mempengaruhi yang kompleks dari tanggapan baik lahiriah maupun yang dipelajari terhadap stimulus visual. Bebeapa teori persepsi: 1. Teori kausal : Persepsi mempunyai dan disebabkan oleh objek-objek yang ada secara eksternal yang merangsang organ-organ indra kita. 2. Teori kreatif, konstruktif : Persepsi-persepsi disebabkan oleh pikiran dan hanya sejauh pikiran memilikinya. 3. Teori selektif : Persepsi merupakan kompleks lensa (kumpulan hasil pengin deraan) yang diseleksi pikiran secara sadar atau tidak sadar dan dijadika teratur.
54
2.8 Prinsip-Prinsip Estetika Dalam bukunya yang berjudul Desain Komunikasi Visual Terpadu, Yongky Safanayong, mengatakan bahwa Kualitas estetika merupakan salah satu aspek dalam mendesain pesan visual. Interpretasi dari kualitas estetis terhadap komposisi dapat bervariasi tergantung pada latar belakang dan preferensi individu desainer dan juga dari latar belakang dari prefensi pelihat atau sasaran. Kualitas estetik sebagai suatu kesatuan yang harmonis atau perasaan yang lengkap (completeness) disebut unity. Unity mempunyai ciri-ciri: memberikan keseimbangan, kontras, harmonis, aksen, penekanan, proporsi kesederhanaan, pengulangan, dominasi irama gerak. Proporsi dapat membantu kita mengenal bentuk-bentuk visual yang kita lihat setiap hari, proporsi juga berkenaan dengan halhal non-visual seperti berapa lama waktu yang digunakan untuk bekerja setiap hari. Dalam bentuk visual atau non-visual, proporsi dapat dibandingkan, diukur dan dianalisa. Dalam bentuk visual, istilah proporsi berkenaan dengan hubungan ukuran antara bagian-bagian suatu bentuk. Lebar dan tinggi dapat dibandingkan untuk menentukan proporsi dalam bentuk dua dimensi, perbandingan tersebut mengunci hubungan antara bentuk dimensi eksternal dan juga internal. Misalnya lebar dan tinggi dalam hal ini adalah dimensi luar (eksternal), sedangkan lebar kolom teks dan ruang kosong pada sisi kiri adalah dimensi internal.
Gambar 1. Proporsi eksternal dan internal
55
Selain menciptakan harmoni, proporsi dapat membantu kita lebih mengerti tempat kita dalam alam semesta. Bagi orang-orang tertentu, bentuk harmoni memberi kesan ekspresi tingkat keteraturan yang lebih tinggi atau bahwa alam semesta yang teratur. Proporsi selain mampu membuat sesuatu bentuk lebih menarik secara visual, juga dapat meningkatkan fungsi dan komunikasi makna dan juga dapat digunakan untuk membujuk atau menciptakan impresi tertentu. 2.9 Teori Warna Dalam bukunya yang berjudul Colour Basic, Anne dameria menjelaskan beberapa prinsip atau teori dasar tentang warna. 2.9.1 Pengertian dan Unsur Warna Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu, cahaya (1), objek (2), dan observer (dapat berupa mata kita ataupun alat ukur) (3). Di dalam ruang yang gelap dimana tidak ada cahaya, manusia tidak bisa mengenali warna. Demikian juga jika seseorang menutup mata, tidak dapat melihat warna suatu objek, sekalipun ada cahaya. Begitu juga halnya bila tidak ada sesuatu objek yang kita lihat maka kita pun tidak bisa mengenali warna. a. Cahaya Cahaya yang kita lihat melalui mata kita sekarang sebenarnya merupakan suatu bagian dari spectrum gelombang elektromagnetik. Seberapa terangnya cahaya dinyatakan dalam color temperature dengan satuan derajat Kelvin. Standar internasional menyatakan cahaya putih dengan angka 5000 derajat Kelvin (D50). Semakin tinggi nilai color temperature warna akan menghasilkan warna bluish (kebiruan) dan semakin rendah nilai color tempraturenya akan 56
menghasilkan warna yellowish (kekuningan). Sumber cahaya yang berbeda tentu akan memberikan warna yang berbeda pula terhadap objek yang kita lihat. b. Objek/benda Objek hanya memantulkan, meneruskan, atau menyerap cahaya yang datang mengenainya. Objek dipengaruhi oleh bahan pembentuknya maupun permukaan objek tersebut seperti mengkilap, doft, plastic, metal, tekstil, cat metalik dan sebagainya. Sebuah cahaya yang mengenai sebuah mobil berwarna merah, maka seluruh warna akan diserap oleh mobil kecuali warna merah. c. Observer / pengamat Untuk melihat suatu warna, tentu harus ada mata. Mata sebagai panca indera mempunyai strukur yang begitu unik dan kompleks didalamnya. Ada retina, pupil dan receptor serta komponen lainnya. Panjang gelombang yang diterima oleh mata selanjutnya diteruskan ke otak manusia sebagai memori dan diberi deskripsi. Namun demikian mata manusia sangat bersifat subjektif. Sebuah warna objek yang sama dapat memberikan persepsi yang berbeda bagi setiap orang. Hal-hal yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat melihat warna antara lain: warna background gambar, usia/jenis kelamin, kondisi fisik mata seseorang, perbedaan emosional (stres, jatuh cinta, lelah, marah dan sebagainya), besar kecil suatu objek, dan juga sudut pandang. 2.9.2 Lingkaran Warna Dalam pembagian warna, dapat menggunakan lingkaran warna (color wheel). Warna-warna dalam lingkaran warna terdiri atas tiga bagian yaitu: 57
a. Warna primer terdiri atas warna merah, kuning, dan biru. Warna primer merupakan warna dasar dalam lingkaran warna. b. Warna sekunder terdiri dari oranye, hijau dan ungu. Warna sekunder merupakan pencampuran dua warna primer dengan perbandingan yang sama. Warna oranye merupakan pencampuran warna merah dan kuning, warna hijau merupakan pencampuran warna biru dan kuning, sedangkan warna ungu adalah pencampuran warna merah dan biru. c. Warna tersier merupakan pencampuran warna primer dan sekunder disebelahnya dengan perbandingan yang sama. Warna tersier terlihat unik dan cantik, seperti warna hijau limau (lime green), dihasilkan dari campuran warna hijau dan kuning. Ada warna hijau toska dihasilkan dari campuran hijau dan biru. Warna indigo dihasilkan dari campuran ungu dan biru.
Gambar 2. Lingkaran Warna/ Colour Wheel
58
2.9.3 Pencampuran Warna Dalam proses pencampuran warna yang diterapkan dalam peralatan atau perangkat input maupun output, kita mengenal ada 2 macam cara, yaitu: pencampuran warna additive dan warna substractive.
Gambar 4. Warna substractive
Gambar 3. Warna additive
a. Warna Additive Pencampuran warna additive adalah pencampuran warna primer cahaya yang terdiri atas warna red, green dan blue dimana pencampuran ketiga warna primer dengan jumlah yang sma akan menghasilan warna putih. Kombinasi antara dua warna primer akan menghasilkan warna sekunder. Warna sekunder tersebut yaitu: cyan (gabungan warna green dan blue), magenta (gabungan warna blue dan red) dan yellow (gabungan warna red dan green). Prinsip pencampuran warna additive diterapkan pada monitor, televisi, video, scanner dan lain-lain. b. Warna substractive Warna substractive adalah warna sekunder dari warna additive, namun secara material warna substractive berbeda dengan warna additive. Warna additive dibentuk dari cahaya, sedangkan warna 59
substractive dibentuk dari pigmen warna yang transparan. Tinta cetak adalah contoh dari pencampuran warna substractive. Warna substractive terdiri atas Cyan, Magenta dan yellow. Secara teori pencampuran ketiga warna substractive akan menghasilan warna hitam, tetapi kenyataan di lapangan adalah warna cokelat tua (karena keterbatasan pigmen cetak), oleh sebab itu ditambahkan warna hitam (black dinyatakan dengan simbol K berasal dari kata key) untuk menambah kepekatannya. Saat ini warna CMYK menjadi standar dalam proses cetak separasi warna di industri grafika. 2.9.4 Model Warna Mode warna merupakan suatu metode untuk menjelaskan metode pembentukan warna. Pada Adobe Photoshop, ada beberapa model warna yang disediakan, antara lain: RGB, CMYK, Lab dan Grayscale. Setiap pilihan model warna akan menentukan jenis output dan jenis koreksi warna yang dilakukan. Gambar yang diolah untuk website akan menggunakan model warna RGB, Sementara gambar yang diolah untuk cetak offset akan menggunakan model CMYK. a. Model Warna RGB Model warna RGB menggunakan 3 channel, yakni red, green, blue dalam memproduksi warna. Digital camera, scanner, monitor, televisi adalah contoh peralatan yang bekerja secara RGB. Gambar dalam bentuk RGB bekerja dengan 24 bit dimana tiap channel warna (red, green, blue) mengandung 8 bit. Desainer pada umumnya mendesain, menscan, manipulasi gambar dengan menggunakan format RGB, namun bila desain tersebut akan dicetak maka harus diconvert ke CMYK, untuk memastikan warna dimonitor sama dengan hasil output maka desainer harus mengkaibrasikan peralatan yang mereka gunakan. 60
b. Model Warna CMYK Model warna CMYK menggunakan 4 channel yakni cyan, magenta, yellow dan black dalam memproduksi warna. Tinta cetak, toner printer adalah contoh peralatan yang bekerja secara CMYK. Pada umumnya gambar dalam bentuk CMYK bekerja dengan 32 bit dimana tiap channel warna (CMYK) mengandung 8 bit. Tampilan warna dimonitor yang menggunakan model CMYK berbeda dengan model RGB, dimana hasilnya warna CMYK lebih redup dibandingkan dengan RGB, hal ini dikarenakan perbedaan warna gamut / colorspace antara RGB (monitor) dan CMYK (cetak offset). c. Model Warna Lab Model Lab merupakan model warna 3 dimensi yang terdiri atas L= lightness, a= jangkauan dari red-green, b= jangkauan warna dari blue= yellow. Lightness menandakan terang atau gelap, sementara a* dan b* adalah koordinat chromaticity, yaitu menunjuk kepada derajat intensitas warna. Satuan Lab dibuat oleh badan internasional (CIE) pada tahun 1976 dengan tujuan agar ada satu standar warna utana yang bisa membantu komunikasi warna dari berbagai peralatan yang berbeda. Model warna Lab memiliki colorspace / gamut paling besar dan banyak digunakan dalam penyimpanan data gambar dari photodisk. Selain itu Lab merupakan standar pengukuran warna dalam color management sistem dan pengukuran warna dengan spectrophotomaker. 2.10 Tipografi Dalam bukunya yang berjudul Tipografi Dalam Desain Grafis , Danton Sihombing mejelaskan beberapa prinsip atau teori dasar tentang tipografi. 61
2.10.1 Anatomi huruf Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Seperti halnya tubuh manusia, huruf memiliki berbagai organ yang berbeda. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antara huruf yang satu dengan huruf yang lain. Apabila kita telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah kita dapat mengenal sifat dan karakteristik setiap jenis huruf. Berikut ini adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam setiap jenis huruf. a. Baseline Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian terbawah dari setiap huruf besar. b. Capline Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian teratas dari setiap huruf besar. c. Meanline Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian tertas dari setiap huruf kecil. d. x-Height Jarak ketinggian dari baseline ke meanline. X-height merupakan tinggi dari badan huruf kecil. Cara yang termudah mengukur ketinggian badan huruf kecil adalah dengan menggunakan huruf ‘x’. e. Acender Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat diantara meanline dan capline.
62
f. Decender Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah baseline.
Gambar 5. Anatomi huruf
Setiap individu huruf, angka, dan tanda baja dalam tipografi disebut sebagai karakter. Seluruh karakter secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap character apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal.
Gambar 6. Bagian-bagian huruf
63
Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic strokes) dan guratan garis sekunder (secondary strokes).
Gambar 7. Stroke pada huruf
Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu: dalam alphabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu: a)
Kelompok garis tegak-datar;
b)
Kelompok garis tegak-miring;
c)
Kelompok garis tegak-lengkung;
d)
Kelompok garis lengkung.
Gambar 8. Kelompok alfabet ditinjau dari sudut geometri
Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum persepsi dari teori Gestalt, figure dan ground. Apabila kita menelaah keberadaan ruang negatif dari seluruh huruf maka secara garis besar 64
dapat dipecah menjadi tiga kelompok, yaitu: a)
Ruang negatif bersudut lengkung;
b)
Ruang negatif bersudut persegi empat;
c)
Ruang negatif bersudut segitiga.
Gambar 9. Kelompok ruang negatif pada suatu huruf
Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal, matematis, dalam pengertian bahwa dalam perhitungan angka, beberapa huruf dalam alfabet memiliki tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis keseluruhan huruf terlihat sama tinggi. Huruf yang memiliki bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau terbawah dari badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan yang memiliki bentuk datar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara berdampingan akan mencapai kesamaan tinggi secara optis.
65
2.10.2 Sistem pengukuran dalam tipografi Apabila diperhatikan susunan huruf-huruf pada sebuah naskah dalam majalah, buku ataupun brosur, maka akan terlihat bahwa susunan dari huruf-huruf tersebut memiliki suatu disiplindalam ukuran dan proporsi. Hal tersebut biasanya mencakup pengukuran tinggi huruf, panjang baris huruf, jarak antar huruf yang satu dengan yang lain, serta jarak antar baris. a. Point dan pica Tiga dasar sistem pengukuran dalam tipografi adalah: point (biasa disingkat pt), pica (dibaca: paika), dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang baris. Pengukuran dari lebar persatuan huruf serta jarak antar huruf dihitung dengan satuan unit. Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses yang menggunakan teknologi phototypesetting dan digital composition, teknologi yang digunakan untuk pengetikan dan pencetakan huruf agar dapat hasil cetak yang tajam dan presisi. Pada tahun 1737, Pier Fournier, seorang pembuat huruf (type founder) dari perancis menemukan sistem pengukuran huruf dalam point. Sistem pengukuran huruf yang lain diperkenalkan 40 tahun kemudian oleh francois Ambroise Didot dari Prancis. Acuan yang dipakai sekarang adalah system Anglo-Saxon dengan perhitungan 72 pt setara dengan 1 inch atau 2,539 cm. Sistem pengukuran tipografi diatas berawal dari teknik cetak movable type yang pada perkembangan berikutnya diciptakan standarisasi pengukuran dan satuannya. Untuk lebih memperjelas gambaran terhadap sistem pengukuran huruf, kita dapat melihat gambar potongan metal type seperti terlihat pada gambar dibawah
66
Gambar 10.Blok metal
Blok metal ini memiliki bidang permukaan cetak pada bagian teratas. Keseluruhan dari blok metal ini disebut sebagai face. Lebar dari body adalah set-width, yang memiliki berbagai macam ukuran tergantung dari lebarnya masing-masing huruf. Kedalam dari body adalah dimensi yang dipakai untuk mengukur tinggi huruf yang disebut body size. Satuan pengukuran yang dipakai untuk mengukur tinggi huruf adalah point. Satu hal yang perlu diingat bahwa acuan pengukuran tinggi sebuah huruf bukan dihitung dari tinggi huruf yang telah tercetak, namun dihitung dari kedalaman body size. Sebagai gambaran, 10 pt dari kedalaman body size akan menghasilkan hutuf setinggi 10 pt.
Gambar 11. Bagian-bagian blok metal
67
b. Pengukuran Ruang Tipografi Istilah spasi sering kita gunakan dalam pekerjaan pengetikan naskah. Pengertian istilah ini sebenarnya adalah berupa interval antar elemen tipografi yang mencakup: jarak antar huruf yang disebut kerning, jarak antar kata yang biasa disebut word spacing, dan jarak antar baris atau yang disebut leading. c. Jarak antar kata Teknik tradisional yang digunakan untuk pengukuran ruang jarak antar kata adalah penyisipan potongan metal yang diletak kan di antara huruf yang satu dengan yang lain. Potongan metal ini disebut quad. Sebuah quad berbentuk persegi empat merupakan kotak sebesar ukuran huruf. Quad memiliki satuan yang disebut sebagai em. Ukuran setengah dari em adalah en. Apabila huruf dengan ukuran 10 pt. maka ukuran em-quadnya berukuran 10 pt x 10 pt. Untuk memperjelas gambaran tentang teknik tradisional ini, berikut adalah contoh pengenaan pengukuran dengan satuan em dan en.
Gambar 12. Jarak antar kata, pengukuran dengan em dan en
d. Jarak antar huruf Pengukuran jarak antar huruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital composition dihitung dengan sistem unit. Sistem ini ti68
dak memiliki tidak memiliki acuan pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung pada sistem yang diguanakan. Em berupa kotak seukuran besarnya huruf, kemudian jika kotak ini dibagi beberapa segmen yang sama besar, maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf “U� memiliki lebar 12 unit, sementara huruf “t� dapat memiliki lebar 6 unit.
Gambar 13. Pembagian segmen pada pengukuran jarak antar huruf (kerning)
e. Jarak antar baris Pengukuran jarak antar baris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antara baris. Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam.
Gambar 14. Helvetica 10 pt dengan leading 2 pt. Cara penulisan untuk set ini adalah Helvetica 10/12. Angka 12 berasal dari baseline ke baseline (10 pt ukuran huruf ditambah dengan leading 2 pt)
Helvetica 10 pt dengan leading 2 pt. Cara penulisan untuk set ini adalah Helvetica 10/12. Angka 12 berasal dari baseline ke baseline (10 pt ukuran huruf ditambah dengan leading 2 pt). 69
Penambahan leading tidak mempengaruhi tampilan besarnya huruf, namun mempengaruhi besarnya kepekatan ruang (grayness) antar baris. Sperti terlihat pada contoh set Helvetica 10/10, ruang antar baris terlihat solid dan pekat, semakin besar leading semakin berkurang kepekatannya.
70
2.10.3 Memilih Huruf Memilih jenis huruf dapat dianalogikan seperti memilih sepasang sepatu pesta. Pertimbangannya adalah apakah tampilannya sesuai dengan pakaian yang akan dikenakan, bagaimana kenyamanannya, dan mungkin juga bagaimana trend-nya. Melihat dari fugsi dan penampilannya, sebuah sepatu pesta tidaklah layak digunakan untuk mendaki gunung, bermain sepak bola, ataupun bertamasya. Perwajahan huruf adalah sebuah konsep yang abstrak, seperti halnya musik. Dengar mendengarkan sebuah lagu kita dapat merangkum karakteristik, kesan, suasana hati, ataupun atmosfiratmosfir yang terdapat didalamnya, seperti perasaan gembira, sedih, optimis, tentram, ataupun romantis. Intrepetasi tersebut adalah sebuah bentuk asosiasi terhadap suatu realita yang didapat dari berbagai macam referensi serta rekaman beragam pengalaman. Sebuah trend dalam tipografi lahir karena terkonfrontasi oleh kebutuhan zaman. Sebelum menggunakan jenis huruf yang dianggap trendi sebaiknya dilakukan investigasi terlebih dahulu terhadap trend yang sedang berlangsung. Jenis-jenis huruf tersebut juga sebaiknya digunakan sesuai dengan kebutuhan dari rancangan. Untuk mengangkat citra up-to-date dalam sebuah rancangan grafis tidak selamanya harus menggunakan jenis-jenis huruf yang dianggap trendy, huruf - huruf mainstream seperti Garamond, Bodoni, ataupun Helvetica yang memiliki long life span, masih banyak digunakan dalam dunia desain grafis masa kini. Sebuah rancangan tipografi yang isi pesannya memiliki korelasi dengan periode waktu tertentu sebaiknya memunculkan fenomena-fenomena yang hadir pada zaman tersebut dengan menampilkan karakteristik huruf yang menjadi perwakilan visual dari sebuah masa. 71
Custom typeface adalah huruf-huruf yang khusus diciptakan untuk keperluan sebuah rancangan grafis. Sebagai catatan, hal ini bukanlah sesuatu yang baru, seperti dapat dilihat kembali dalam perjalanan desain huruf, mulai dari Alcuin of York yang ditugaskan pada masa pemerintahan Charlemagne untuk menciptakan Corongillian Minusculle Script, atau Aldus Manutius (Yang bertindak sebagai art director) menugaskan fransesco Griffo dalam pembuatan huruf Bembo, hingga akhir abad ke-20, Roger Black, art director dari majalah Rolling Stone, yang menggagas diciptakannya huruf khusus guna memberikan perwajahan baru dari majalah tersebut. Huruf-huruf yang memiliki perlakuan efek khusus (special effect), biasanya digunakan dalam periklanan sebagai penguat agar rancangan dapat tampil lebih vokal serta menambah nilai dramatik dari sebuah pesan. Dalam sebuah rancangan grafis, penggunaan huruf dengan efek khusus sebaiknya diputuskan bukan sebagai sebuah pilihan utama, selama jenis huruf-huruf lain (yang tanpa efek) masih dapat mengakomodasi karakter ataupun atmosfir-atmosfir dari citra atau pesan yang ingin disampaikan. Kini, teknologi digital telah memungkinkan diciptakannya berbagai macam bentuk efek visual denga menggunakan teknologi komputer. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah bahwa penggunaan efek-efek khusus pada huruf harus disesuaikan dengan kebutuhan desain. Penerapan efek-efek yang eksesif akan mempengaruhi legibility serta merusak estetika dari rancangan.
72
2.11 Illustrasi Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Desain Komunikasi Visual, Adi Kusrianto menjelaskan tentang pengertian dan salah satu teknik ilustrasi. Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tuju-an secara visual. Dalam perkembangannya, ilustrasi secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong. Misalnya da足lam majalah, koran, tabloid, dan lain-lain. Ilustrasi bisa berbentuk macammacam, seperti karya seni sketsa, lukis, grafik, karikatural, dan akhir-akhir ini bahkan banyak dipakai image bitmap hingga karya foto. Salah satu media dalam teknik ilustrasi adalah dengan Computer Graphic. Pada saat teknologi komputer sudah popular, goresan ilustrasi berwarna yang terutama dibuat dengan pena dan tinta hitam maupun cat air, kini digantikan dengan program-program gambar berbasis vektor seperti CorelDraw, Illustrator, Canvas ataupun Freehand. Salah satu teknik yang banyak digunakan oleh para illustrator ada足 lah pembuatan sket di atas kertas menggunakan pensil, yang kemudian dibuat outline bentuknya dengan tinta hitam. Skets tersebut kemudian di-scan sehingga menghasilkan image bitmap. Image hasil scan selanjutnya di-Trace untuk mengonversi dari for足 mat bitmap yang terdiri dari titik-titik menjadi vektor. Dari situlah akhirnya hasil tracing dari outline diproses menggunakan fasilitas yang terdapat dalam program tersebut sehingga diperoleh hasil akhirnya.
73
2.12 Ergonomi Dalam bukunya yang berjudul Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Ir Eki Nurmianto menjelaskan beberapa hal tentang ergonomi. 2.12.1 Definisi Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergon (kerja) dan Nomos (hukum alam dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engginering, manajemen dan desain/ perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan maÂnusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Didalam erÂgonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya sating berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai “Human Factors“. Ergonomi juga digunakan oleh berbagai macam ahli/ profesional pada bidangnya, misalnya: ahli anatomi, arsitektur, dan teknik industri. Definisi diatas adalah berdasar pada International Ergonomics Assiciation). Selain itu ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang fisiologi, psikologi, perancangan analisis, pemerintahan, militer, dosen, mahasiswa. Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches) platform, kursi, pegangan alat kerja (work holders), sistem pengendali (control), alat peraga (disÂplay), jalan/ lorong (access way), pintu (doors), jendela (windows), dan lain-lain. Masih dalam kaitan dengan hat tersebut diatas adalah bahasan mengenai rancang bangun lingkungan kerja (working environment), karena jika sistem perangkat keras berubah maka 74
akan berubah pula lingkungan kerjanya. Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya: penentuan jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan lain-lain. Ergonomi dapat pula berfungsi sebagai desain perangkat lunak karena dengan semakin banyaknya peker足jaan yang berkaitan erat dengan komputer. Penyampaian informasi dalam suatu sistem komputer harus pula diusahakan sekompetibel mungkin sesuai dengan kemampuan pemrosesan informasi oleh manusia. Disamping itu ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual (visual display unit station). Hal itu ada足 lah untuk mengurangi ketidak nyamanan visual dan postur kerja, desain suatu perkakas kerja (hand tools) untuk mengurangi kelelahan kerja, desain suatu peletakkan instrumen dan sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi dengan dihasilkannya suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, serta supaya didapatkan optimasi, efisien kerja dan hilangnya risiko kesehatan akibat metoda kerja yang kurang tepat. Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah untuk desain dan evaluasi produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan (dimengerti dan digunakan) pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa mengakibatkan bahaya/ risiko dalam penggunaan.
75
2.12.2 Dasar Keilmuan Dari Ergonomi Banyak penerapan ergonomi yang hanya berdasarkan sekedar “common sense“ (dianggap suatu hal yang sudah biasa terjadi), dan hal itu benar, jika sekiranya suatu keuntungan yang besar bisa didapat hanya dengan sekedar penerapan suatu prinsip yang sederhana. Hal ini biasanya merupakan kasus dimana ergonomi belum dapat diterima sepenuhnya sebagai alat untuk proses desain, akan tetapi masih banyak aspek ergonomi yang jauh dari kesadaran manusia. Karakteristik fungsional dari manusia seperti kemampuan penginderaan, waktu respon/ tanggapan, daya ingat, posisi optimum tangan dan kaki untuk efisiensi kerja otot, dan lainlain adalah merupakan suatu hal yang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat awam. Agar didapat suatu perancangan pekerjaan maupun produk yang optimum dari pada tergantung dan harus dengan “trial and error“ maka pendekatan ilmiah harus segera diadakan. Ilmu-ilmu terapan yang banyak berhubungan dengan fungsi tubuh manusia adalah anatomi dan fisiologi. Untuk menjadi ergonom diperlukan pengetahuan dasar tentang fungsi dari sistem kerangka otot. Yang berhubungan dengan hal tersebut adalah Kinesiologi (mekanika pergerakan manusia/ mechanics of human movement) dan Biomekanika (aplikasi ilmu mekanika teknik untuk analisis sistem kerangka otot manusia). ilmu-ilmu ini akan memberikan modal dasar untuk mengatasi masalah postur dan pergerakan manusia di tempat dan ruang kerjanya. Disamping itu, suatu hal yang vital pada penerapan ilmiah untuk ergonomi adalah Antropometri (kalibrasi tubuh manusia). dalam hal ini terjadi penggabungan dan pemakaian data antropometri dengan ilmu-ilmu statistik yang menjadi persyaratan utamanya.
76
BAB III KONSEP DESAIN
3.1 Konsep Komunikasi dan Pemasaran 3.1.1 Tujuan Komunikasi
Karena transportasi wisata Jelajah Pesisir ini termasuk
jenis sistem transportasi baru bagi masyarakat Jakarta ataupun Indonesia, maka Tujuan komunikasi dari Jelajah Pesisir ini adalah untuk menginformasikan dan memperkenalkan kepada masyarakat luas mengenai apa itu transportasi wisata jelajah pesisir, bagaimana cara membeli tiket Jelajah Pesisir, dimana saja terdapat halte Jelajah Pesisir, dsb. Selain itu tujuan komunikasi ini adalah untuk membujuk wisatawan untuk mengikuti atau menggunakan bus jelajah pesisir untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata yang ada di kawasan wisata pesisir. 3.1.2 Strategi Komunikasi a. Attention (perhatian) Komunikasi harus menarik perhatian khalayak sasarannya. Dalam hal ini, komunikasi mengenai promosi Jelajah Pesisir harus menarik perhatian target merket yang dituju. b. Interest (minat) Perhatian harus ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa ingin tahu lebih rinci didalam diri calon pengunjung. Dalam hal ini, target market menjadi berminat untuk lebih mengetahui lebih dalam lagi mengenai Kawasan Wisata Pesisir dan Transportasi Wisata Jelajah Pesisir. 77
c. Desire (kebutuhan/keinginan) Kebutuhan atau keinginan calon pengunjung untuk meningkatkan rasa percaya terhadap obyek yang diiklankan. Dalam hal ini, adanya kebutuhan atau keingininan yang diciptakan dari iklan agar khalayk percaya pada obyek yang ditawarkan. d. Conviction (rasa percaya) Bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya terhadap obyek yang diiklanakan. Dalam hal ini image fasilitas bus, halte, pelayanan, dsb. yang ada di Jelajah Pesisir membuat khalayak percaya. e. Action Upaya terakhir untuk mengajak calon pengunjung agar segera mungkin melakukan tindakan pembelian. Dalam hal ini, diupayakan agar target market atau wisatawan segera mungkin melakukan perjalanan wisata menggunakan Transportasi Jelajah Pesisir. 3.1.3 Tujuan Pemasaran Tujuan dari Pemasaran Jelajah Pesisir adalah: •
Agar dapat menarik wisatawan untuk datang mengunjungi Kawasa wisata Pesisir serta menggunakan Transportasi Wisata Jelajah Pesisir ketika ingin mengunjungi destinasi-destinasi kawasan Wisata Pesisir.
•
Dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang, baik wisatawan lokal maupun Internasional.
•
Menambah pemasukan pendapatan daerah administrasi kota Jakarta Utara.
78
3.1.4 Strategi Pemasaran 3.1.4.1 Strategi Pemasaran Jangka Pendek Strategi pemasaran jangka pendek meliputi : a. Strategi Produk
Strategi ini dilakukan untuk memperkuat image dan po-
sisi Jelajah Pesisir di mata masyarakat khususnya target market. Untuk mewujudkannya dapat disesuaikan dengan pola pikir target market yang merupakan masyarakat kalangan menengah ke atas yang memiliki pola pemikiran yang maju dan modern. Jadi untuk jangka pendek ini, yang perlu dilakukan adalah memberikan fasilitas dan pelayanan yang harus nyaman dan aman. Dari segi fasilitas, dapat dilakukan dengan menyediakan atau menggunakan kendaraan bus, halte, dsb yang tidak hanya menarik tetapi juga harus bersih dan nyaman. Dari segi pelayanan, seluruh staff dan petugas Jelajah Pesisir harus dapat memberikan pelayanan yang ramah dengan cara selalu memberikan senyuman kepada para wisatawan yang menggunakan Jelajah Pesisir. b. Strategi Harga •
Penetapan harga tiket,
Harga tiket Jelajah pesisir adalah sebesar Rp 25.000. Sebagai perbandingan, jika menggunakan Bus Way atau Transjakarta, harga sekali naik sebesar Rp.3.500, jika untuk 12 kali naik (sesuai dengan jumlah destinasi kawasan Wisata Pesisir) maka untuk dapat mengunjungi semua destinasi, penumpang/ wisatawan akan membayar sebesar Rp. 42.000. Sedangkan jika dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum, biaya untuk 1 kali naik sebesar Rp.2.500, maka untuk 12 kali naik, penumpang akan membayar Rp. 30.000, hal ini belum mempertimbangkan keadaan keamanan di dalam angkutan umum. Melihat perbandingan harga 79
tersebut, maka penetapan harga sebesar Rp 25.000 dirasa tepat sesuai dengan target market. •
Harga promosi,
Pemberian harga promosi atau potongan harga dari harga normal dengan wisatawan yang mengadakan perjalanan wisata bagi mereka yang rombongan atau bagi wisatawan yang melakukan kerja sama dengan pihak yang mensponsori Jelajah Pesisir. Selain itu juga pemberian potongan harga pada saat bulan juni-juli dimana merupakan hari jadi Kota Jakarta. c. Strategi Promosi Untuk promosi jangka pendek promosi dilakukan dengan menggunakan periklanan informatif, yaitu periklanan yang bertujuan untuk menyampaikan informasi terhadap pasar/ konsumen dengan menggunakan media Above The LIne dan Below The Line, selain itu strategi promosi lainnya adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berkaitan dengan pariwisata, misalnya hotel, travel agency, dsb. 3.1.4.2 Strategi Pemasaran Jangka Panjang Strategi pemasaran jangka panjang meliputi : a. Strategi Produk Untuk strategi jangka panjang, strategi yang dilakukan yaitu untuk semakin meyakinkan masyarakat yang ingin menggunakan Jelajah Pesisir untuk mengnjungi destinasi-destinasi kawasan wisata pesisir. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan berbagai peningkatan mutu, diantaranya dengan memberikan fasilitas yang dapat lebih memuaskan kepada pengunjung atau wisatawan, menambah kendaraan bus, merawat dan menjaga kualitas dan kebersihan berbagai fasilitas, serta meningkatkan mutu pelayanan. 80
b. Strategi Harga Untuk jangka panjang, nominal harga yang telah ditetapkan terus dipertahankan agar mempertahankan kedudukan di mata masyarakat luar Jakarta. Tetap memberikan harga promosi pada saat Juni-Juli tepat pada hari jadi kota Jakarta, dan tetap memberikan potongan bagi wisatawan yang melkukan perjalanan secara rombongan. c. Strategi Promosi Strategi jangka panjang untuk promosi atau periklanan adalah dengan cara pembuatan periklanan persuasif, yaitu periklanan yang bersifat merayu, membujuk atau mengajak calon wisatawan agar tercipta brand image maupun brand royalty terhadap Transportasi wisata Jelejah Pesisir dengan penggunaan media peiklanan Above The Line dan Bellow The Line. 3.1.5 Khalayak Sasaran 3.1.5.1 Primer a. Demografis Meliputi seluruh masyarakat di luar Kota Jakarta, baik laki-laki maupun perempuan yang tergolong status ekonomi sosial menengah keatas, yang berusia berkisar 15- 60 tahun, dengan pendidikan yang memadai. Status pekerjaan pelajar-masyarakat dewasa yang mampu hidup mandiri. b. Geografis Meliputi masyarakat di luar kota Jakarta (Nasional), khususnya mereka yang tinggal di kota-kota besar. c. Psikografis Meliputi masyarakat yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, aktif, dinamis, dan menyukai segala wisata, memiliki kesukaan terhadap 81
suatu budaya daerah yang khas. d. Behavior Meliputi masyarakat yang senang melakukan perjalanan pariwisata dan tertarik untuk mengunjungi berbagai tempat, khususnya yang memiliki karakteristik dan berciri khas kuat. 3.1.5.2 Sekunder a. Demografis Meliputi seluruh masyarakat di luar Kota Jakarta, baik laki-laki maupun perempuan yang tergolong status ekonomi sosial menengah keatas, yang berusia berkisar 24- 50 tahun, dengan pendidikan yang memadai. Status pekrjaan pelajar-masyarakat dewasa yang mampu hidup mandiri, dan mapan dalam berusaha. b. Geografis Meliputi masyarakat di luar kota Jakarta (Nasiona), baik mancanegara maupun domestik. c. Psikografis Meliputi masyarakat yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, aktif, dinamis, menyukai segala wisata, dan ingin ikut serta dalam mengembangkan potensi yang ada di kota Jakarta, tertarik membangun perkebangan promosi pariwisata di wilayah Jakarta dan ingin bekerja sama. d. behavior Meliputi masyarakat yang potensial, menyukai penelitian dan riset 3.2 Konsep Media 3.2.1 Tujuan Media Tujuan media menurut seorang ahli komunikasi bernama Harold D. Laswell (pada buku Televisi Sebagai Media Pendidikan, karangan Darmawan Sustro Subroto), adalah : surveillance of the 82
environment, artinya, media mempunyai tujuan sebagai pengamat lingkungan, atau dalam bahasa sederhana sebagai informasi tentang hal-hal yang berbeda diluar jangkauan penglihatan masyarakat luas. Dengan penggunaan media sebagai sarana periklanan dan promosi Transportasi Wisata Jelajah Pesisir. dalam hal ini, secara khusus tujuan media tersebut meliputi: a. Meningkatkan persepsi yang baik tentang semua fasilitas yang ada pada Jelajah Pesisir serta dapat mengajak masyarakat lainnya luar Jakarta untuk berkunjung ke kawasan Jelejah Pesisir lalu menggunakan Transportasi Jelajah Pesisir. b. Mencapai khalayak sasaran selengkap mungkin, dengan peningkatan promosi secara maksimal. c. Membangun daya ingat yang tinggi mengenai kelebihan dari obyek-obyek yang ada di Kawasan Wisata Pesisir dan mempunyai daya ingat tinggi untuk fasilitas dari Jelajah Pesisir. d. Menyampaikan pesan sejelas-jelasnya sehingga pesan dapat sampai kepada khalayak ramai. e. Dengan promosi melalui media, diharapkan image dari Transportasi Wisata Jelajah Pesisir dapat tertanam dibenak masyarakat terutama target market dengan baik sehingga tidak ragu-ragu untuk datang mengunjungi destinasi Wisata Pesisir menggunakan Transportasi Wisata Jelajah Pesisir. 3.2.2 Strategi Media Untuk mencapai tujuan media dari promosi Transportasi Wisata jelajah Pesisir ini, dilakukan strategi media dengan pemasangan iklan-iklan pada beberapa media baik yang above the line maupun below the line yang menggunakan karakter dan kelebihan yang khas dari obyek untuk dipaang di iklan-iklan tersebut dalam jangka 83
waktu tertentu. Pada semua media tersebut, terkandung sebuah pesan pokok yang ingin disampaikan ke masyarakat mengenai fasilitas serta pelayanan dari Jelajah Pesisir ini, dimana mediamedia tersebut mempunyai ciri dan tema yang sama satu dengan yang lain. Strategi media ditentukan oleh pertimbangan terhadap esensi media: a. Coverage (jangkauan) Coverage adalah target sasaran wilayah yang ingin dijangkau. Jangkaun yang diharapkan dari promosi Transportasi Wisata Jelajah Pesisir ini adalah masyarakat diseluruh Indonesia terutama yang tinggal di kota-kota besar. •
Pemilihan media memberi kesempatan jangkauan target, audience sebanyak mungkin.
•
Memperluas jangkaun terhadap target audience untuk membangkitkan dan memelihara top mind awarness.
b. Frekuensi Jadwal pemasangan media promosi bagi Transportasi Wisata Jelajah Pesisir secara berkala dan terus menerus hal tersebut memungkinkan produk semakin dikenal dengan baik. c. Continuity (kesinambungan) Keterkaitan antara satu elemen desain dengan yang lain, dan terpasang pada media yang berbeda, untuk meningkatkan image Transportasi Wisata Jelajah Pesisir sebagai alat transoprtasi wisata dalah fasilitas untuk semua masyarakat. 3.2.3 Pemilihan Media Media yang digunakan untuk perancangan komunikasi visual pariwisata kota tanggerang adalah media ATL (above the line) dan BTL (below the line).
84
3.2.3.1 Above The Line. a. Surat Kabar Pemilihan media surat kabar didasarkan pada kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, dan media ini merupakan media informasi yang selalu dikonsumsi masyarakat setiap hari. Spesifikasi : Media
: surat kabar KOMPAS
Ukuran
: 25 x 33 cm (setengah halaman surat kabar)
Format
: Landscape
Headline
: Jelajahi Beragam Pesona Wisata Pesisir Jakar-
Tipografi
ta Utara Dengan Bus Jelajah Pesisir. :
1. Teks
: - Jenis huruf: Museo
- Family: Museo 500
- Ukuran: 11 pt
- Leading: 13 pt - Tracking: 25 pt 2.. Headline : - Jenis huruf: Museo - Family: Museo 700 - Ukuran: 44 pt - Leading: 27 pt - Tracking: 25 pt
Software
: Adobe Illustrator CS4 dan Photosop CS4
Deskripsi
: Iklan pada surat kabar KOMPAS ini akan dipa-
sang full colour, menggunakan ilustrasi guna menjelaskan informasi dan pelayanan mengenai Jelajah Pesisir, di iklan ini terdapat informasi mengenai penjelasan tentang apa itu Jelajah Pesisir, informasi 12 destinasi Wisata Pesisir, serta informasi tentang tata cara pembelian dan penggunaan tiket.
85
Alasan pemilihan surat kabar KOMPAS: Karena surat kabar ini merupakan surat kabar yang paling diminati masyarkat serta memiliki jangkauan luas dan dibaca hampir di seluruh Indonesia. Perencanaan layout:
1 3
4
5
2
6
7 Gambar 15. Perencanaan layout iklan surat kabar
Keterangan: 1. Logo 2. Ilustrasi 3. Headline 4. Teks informasi tentang Jelajah Pesisir 5. Teks informasi tentang 12 Destinasi Wisata 6. Teks informasi tentang cara pembelian dan penggunaan tiket 7. Sponsor area 86
b. Billboard Billboard merupakan media yang berukuran besar dan dibuat untuk dilihat oleh orang-orang yang melakukan perjalanan dengan kendaraan. Spesifikasi : Ukuran
:4x6m
Format
: Landscape
Headline
: Jelajahi Beragam Pesona Wisata Pesisir Jakar-
Tipografi
ta Utara Dengan Bus Jelajah Pesisir. :
1. Teks
: - Jenis huruf: Museo
- Family: Museo 500
- Ukuran: 260 pt
- Leading: 290 pt
- Tracking: 25 pt 2.. Headline : - Jenis huruf: Museo - Family: Museo 700 - Ukuran: 480 pt - Leading: 510 pt - Tracking: 25 pt
Software
: Adobe Illustrator dan Photosop CS4
Deskripsi
: Billboard ini dibuat dengan ilustrasi dari Bus Je-
lajah Pesisir yang mengelilingi destinasi wisata, di billboard ini juga terdapat informasi dari 12 destinasi Wisata Pesisir Jakarta Utara. Perencanaan layout:
87
1
5 2
6 3 4
7 Gambar 16. Perencanaan layout Billboard
Keterangan: 1. Logo 2. Ilustrasi 3. Teks informasi tentang 12 Destinasi Wisata 4. Teks alamat website 5. Headline 6. Ilustrasi 7. Sponsor area c. Bus wisata Merupakan fasilitas utama dari transportasi Wisata Jelajah Pesisir, bus ini sebagai sarana untuk mengantarkan para wisatawan ke destinasi-detinasi yang ada di kawasan Wisata Pesisir. Bus ini akan berkeliling melewati tiap halte di tiap destinasi setiap 10 menit sekali. 88
spesifikasi: Model bus
: Hino Poncho ADG - HX6JLAE
Jenis bus
: Route Bus
Seat Layout
: Urban
Kapasitas Penumpang : 36 penumpang ( 11 duduk + 24 berdiri + 1 driver) Body Dimensions
: Full Length : 6.990 mm Full Width : 2,080 mm Full Height : 3,100 mm
Teknik
: Cutting sticker dan one way sticker
Warna
: Biru, Oranye
Deskripsi
: Bus akan diberi grafis ilustrasi suasana
pesisir, dibagian samping kanan ada ilustrasi menara syahbandar, monumen ancol dan rumah sipitung, dibagian kiri akan dibuat ilustrasi pohon-pohon kelapa agar mendukung dari kesan peisir. dibagian depan dan belakang didesain dengan additional graphic. Alasan pemilihan bus Hino Poncho: •
Bentuk desain bus yang menarik dan berbeda dari bentuk bus yang biasa yang ada di Indonesia. Hal tersebut menjadi penting karena transportasi wisata ini bukan transportasi umum biasa, transportasi wisata ini harus memberikan pengalaman tersendiri bagi pengunjung atau wisatawan, karena bentuknya yang unik dan menarik.
•
Ukuran kendaraan yang tidak terlalu besar. Keadaan jalan yang dilewati rute Jelajah Pesisir sangat beragam ada beberapa tempat yang keadaan jalannya tidak lebar atau sempit. Dengan ukuran bus Hini Poncho ini masalah tersebut tidak terlalu menjadi masalah. 89
•
Ukuran kaca jemdela yang lebar, hal ini agar para pengunjung pada saat menaiki bus dapat melihat pemandangan keluar dengan jelas.
•
Fasilitas yang lengkap, salah satunya adalah penyediaan tempat duduk untuk pengunjung yang menggunakan kursi roda.
•
Ramah lingkungan.
3,100 mm
Perencanaan Layout:
6.990 mm
2,080 mm
Gambar 17. Perencanaan layout Bus Graphic
90
d. Halte / bus transit Merupakan tempat transit dari bus wisata sekaligus merupakan tempat pembelian tiket dari Transpotasi Wisata Jelajah Pesisir ini. Spesifikasi : Ukuran
: lebar 2.5 m
panjang 4 m
tinggi 3 m
Material
: Plastik, kayu dan besi
Tempat duduk : 1 tempat duduk (untuk 3 orang) Kapasitas
: 15 orang
Deskripsi
: Bentuk halte didesain simple, bentuk terinispi-
arasi dari bentuk ombak, dapat dilihat dari bagian atap yang melengkung, sedangkan untuk grafisnya ditambah elemen dari additional graphic agar memberi kesan kontinuitas dari keseluruhan grafis. Sketsa bentuk:
91
Desain Terpilih Gambar 18. Sketsa bentuk halte Jelajah Pesisir
Pengembangan bentuk:
Gambar 19. Pengembangan bentuk halte Jelajah Pesisir
92
e. Signage Merupakan media petunjuk tempat yang memberikan informasi mengenai dimana pengunjung atau wisatawan berada. Spesifikasi : Media
: Arclyric
Ukuran
: 80 x 30 cm
Format
: Landscape
Jenis font
: Museo
Software
: Adobe Illustrator dan Photosop CS4
Deskripsi
: Bentuknya melengkung di bagian bawah dan di-
beri elemen grafis, dibuat simple agar mudah dilihat dan dibaca. Signage ini ditempatkan pada halte Jelajah Pesisir. Sketsa bentuk:
Desain Terpilih
Gambar 20. Sketsa bentuk signage pada halte
93
Pengembangan bentuk:
Gambar 21. Pengembangan bentuk signage pada halte
f. Grafis Informasi (Information Graphic) Merupakan media informasi yang memberikan informasi tentang dimana pengunjung dan wisatawan berada. Media ini juga memberikan penjelasan tentang sejarah atau keunikan dari salah satu Destinasi Wisata. Spesifikasi : Media
: Arclyric
Ukuran
: 120 x 80 cm
Format
: Landscape
Tipografi
: 1. Teks
: - Jenis huruf: Museo
- Family: Museo 500
- Ukuran: 30 pt
- Leading: 48 pt
- Tracking: 25 pt 2. Headline (informasi Jelajah pesisir):
- Jenis huruf: Museo - Family: Museo 700 - Ukuran: 122 pt
94
3. Headline (anda sedang berada di...):
- Jenis huruf: Museo - Family: Museo 700 - Ukuran: 106 pt
Software
: Adobe Illustrator dan Photosop CS 4
Deskripsi
: Media grafis informasi ini diletakkan pada halte
Jelajah Pesisir, pada media ini terdapat ilustrasi peta dari 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir Jakarta Utara. Selain itu pada media ini juga terdapat penjelasan tentang destinasi yang dituju mengenai sejarah dan keunikan dari destinasi wisata tersebut. Perencanaan layout:
1
2
5 3
4 Gambar 22. Perencanaan layout informasi grafis pada halte
95
Keterangan: 1. Teks “Informasi Jelajah Pesisir“ 2. Teks “Anda sedang berada di..“ 3. Peta ilustrasi 4. Sponsor 5. Teks mengenai informasi tentang salah satu Destinasi Wisata Jakarta Utara. h. Tiket Merupakan media yang berfungsi sebagai tanda untuk dapat menaiki atau menggunakan Bus Jelajah Pesisir. Spesifikasi : Media
: Kertas Fancy 176 gr
Ukuran
: 13 x 5 cm
Format
: Landscape
Tipografi
: 1. Teks
: - Jenis huruf: Museo
- Family : Museo 500
- Ukuran: 5 pt
- Leading: 6 pt
- Tracking: 25 pt
2. Keterangan harga/ tempat/ no tiket:
- Jenis huruf: PF Ronda Seven
- Family : Reguler
- Ukuran: 11 pt
Software
: Adobe Illustrator dan Photosop CS 4
Deskripsi
: Tiket dibuat dengan kertas yang bertekstur agar
tiket ini tidak dapat diperbanyak dengan mudah oleh orang lain. Tiket ini dibuat dengan dua warna, warna biru pada bagian depan tiket dan warna oranye pada bagian belakang, hal itu untuk membedakan yang mana bagian depan dan bagian belakang. Di 96
tiket ini terdapat informasi harga tiket, tempat dimana membeli tiket serta tanggal pembelian tiket. Sedangkan dibagain belakang diberikan informasi tentang 12 Jalur Wisata Jelajah Pesisir Jakarta Utara. Perencanaan Layout: Tampak depan
3 1
5
2 6 4
Gambar 23. Perencanaan layout tiket tampak depan
Keterangan: 1. Sponsor 2. Ilustrasi 3. Logo 4. Keterangan harga, tanggal pembelian, dan tempat pembelian tiket 5. Barcode 6. Keterangan harga, tanggal pembelian, dan tempat pembelian tiket
97
Tampak belakang
1
2
3
Gambar 24. Perencanaan layout tiket tampak belakang
Keterangan: 1. Logo 2. Copy/ teks keterangan mengenai 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir Jakarta Utara 3. Ilustrasi 3.2.3.1 Below The Line. a. Uniform (T-shirt, ID Card) Merupakan media untuk para staff dan petugas jelajah pesisir yang berada dilapangan, misalnya, staff penjualan tiket, driver bus, serta petugas keamanan. Spesifikasi T-shirt: Media
: Polo shirt
Ukuran
: M, L dan XL
Jenis bahan
: Katun
Teknik
: Sablon
Software
: Adobe Illustrator CS4
Deskrpsi
: Dibagian depan terdapat logo Jelajah Pesisir 98
dan bagian belakang selain ada logo Jelajah Pesisir juga terdapat tulisan staff sebagai identitas petugas Jelajah Pesisir. Perencanaan layout: Tampak depan
Tampak belakang
1 2 1
Keterangan: 1. Logo
Keterangan: 1. Keterangan “Staff“ 2. Logo
Gambar 25. Perencanaan layout Uniform T-shirt
b. ID Card Media yang digunakan sebagai tanda pengenal dari para petugas Jelajah Pesisir. Spesifikasi ID Card: Media
: Kertas fancy 210 gr
Ukuran
: 8.8 x 5.5 cm
Format
: Portrait
Tipografi
: 1. Teks
: - Jenis huruf: Museo
- Family : Museo 500
- Ukuran: 5 pt 99
- Leading: 6 pt
- Tracking: 25 pt
2. Keterangan nama:
- Jenis huruf: Museo
- Family : Museo 700
- Ukuran: 18 pt
Teknik
: Digital Printing
Software
: Adobe Illustrator CS4 dan Photosop CS4
Deskripsi
: ID Card ini diRANCANG dengan warna biru ser-
ta diberi ilustrasi Bus Jelajah Pesisir yang menarik. Dibuat melengkung di bagian bawah. Dan diberikan foto dari para staff dan petugas. Perencanaan layout Tampak depan
1 Keterangan: 2
1. Logo 2. Keterangan “staff“
3
3. Foto petugas 4. Nama petugas 5. No. petugas
6
4 5
6. ilustrasi 7. Sponsor area
7 Gambar 26. Perencanaan layout Uniform ID Card tampak depan
100
Tampak belakang
Keterangan:
1
1. Logo 2. Teks
2
3. Barcode 4. Ilustrasi
3
4
Gambar 27. Perencanaan layout Uniform ID Card tampak belakang
c. Travel Pack/ Panduan Wisata Travel pack merupakan informasi yang didapat lebih rinci, lengkap, mudah dibawa dan memberi kemudahan untuk melakukan perjalanan mandiri. Spesifikasi: Media
: Art paper 150 gr
Ukuran
: 50 x 40 cm
Format
: Landscape
Tipografi
: 1. Teks
: - Jenis huruf: Museo
- Family : Museo 500
- Ukuran: 10 pt
- Leading: 12 pt
2.Judul
- Tracking: 25 pt : - Jenis huruf: Museo - Family : Museo 700 101
- Ukuran: 18 pt
- Leading: 20 pt
- Tracking: 25 pt
Software
: Adobe Illustrator CS4 dan Photosop CS4
Teknik
: Cetak offset
Deskripsi
: Travel pack dirancang dengan berisi keterangan
secara terperinci mengenai informasi destinasi-destinasi wisata yang ada di Kawasan Wisata Pesisir. Travel pack ini juga dibuat dilengkapi dengan foto-foto dari obyek-obyek wisata dan gambar peta ilustrasi Kawasan Wisata Pesisir. Perencanaan Layout
Gambar 28. Perencanaan layout travel pack/ panduan wisata
102
Keterangan: 1. Margin atas: 1 cm 2. Margin samping: 1 cm 3. Margin Bawah : 1 cm 4. Lebar kolo: 8 cm 5. Jarak antar kolom: 2 cm d. Poster Merupakan media informasi yang dibuat untuk masyarakat luas dengan cara yang efektif, efisien dan dengan biaya yang relatif murah. Spesifikasi : Media
: Art paper 120 gr
Ukuran
: A3 (29,7 x 42 cm) dan A2 (59.4 x 84 cm)
Format
: Portrait
Headline
: Jelajahi Beragam Pesona Wisata Pesisir Jakar-
Tipografi
ta Utara Dengan Bus Jelajah Pesisir. : 1. Teks
: - Jenis huruf: Museo
- Family : Museo 500
- Ukuran: 14 pt
- Leading: 16 pt
- Tracking: 25 pt
2.Headline : - Jenis huruf: Museo
- Family : Museo 700
- Ukuran: 44 pt
- Leading: 46 pt
- Tracking: 25 pt
Software
: Adobe Illustrator CS4 dan Photosop CS4
Teknik
: Cetak offset
103
Deskripsi
: Poster Jelajah Pesisir ini menggunakan ilustrasi
dari bus Jelajah Pesisir yang mengelilingi 12 destinasi wisata. Poster ini akan disebar ditempat-tempat strategis, ramai dan padat. Perencanaan layout:
1
2
3
4
5
Gambar 29. Perencanaan layout poster
Keterangan: 1. Margin atas: 1 cm 2. Margin samping: 1 cm 3. Margin Bawah : 1 cm 4. Lebar kolo: 8 cm 5. Jarak antar kolom: 2 cm 104
e. Standing Banner/ X Banner Merupakan media yang memberikan informasi-informasi singkat tentang Jelajah Pesisir, diletakkan ditempat-tempat yang strategis sesuai target yang dituju. Spesifikasi : Media
: Syntatic paper
Ukuran
: 160 x 60 cm
Format
: Portrait
Headline
: Jelajahi Beragam Pesona Wisata Pesisir Jakar-
Tipografi
ta Utara Dengan Bus Jelajah Pesisir. : 1. Teks
: - Jenis huruf: Museo
- Family : Museo 500
- Ukuran: 48 pt
- Leading: 60 pt
- Tracking: 25 pt
2.Headline : - Jenis huruf: Museo
- Family : Museo 700
- Ukuran: 120 pt
- Leading: 132 pt
- Tracking: 25 pt
Software
: Adobe Illustrator CS4 dan Photosop CS4
Teknik
: Digital Printing
Deskripsi
: Pada perancangan standing banner ini meng-
gunakan ilustrasi yang menarik guna mendapatkan perhatian dari target, pada banner terdapat informasi-informasi tentang Jelajah Pesisir, 12 Destinasi Wisata pesisir jakarta Utara, serta informasi tentang cara pembelian dan penggunaan tiket.
105
Perencanaan layout:
1
Keterangan: 1. Logo 2. Headline
2
3. Keterangan informasi Jelajah Pesisir 4. Ilustrasi
3
5. Keterangan 12 Destinasi Wisata Pesisir Jakarta Utara.
4
6. Keteranga cara pembelian
5
dan penggunaan tiket - Jelajah Pesisir
6
7
Gambar 30. Perencanaan layout x banner
106
f. Marchandise (pin dan mug) Merupakan media kegiatan promosi yang bersifat khusus, biasanya berjangka pendek, yang dilakukan diberbagai tempat untuk titik-titik penjualan atau titik-titik pembelian. Bentuknya sangat bervariasi, berfungsi untuk mengingatkan masyarakat akan keberadaan suatu perusahaan atau produk. Spesifikasi pin: Media
: Plastik
Ukuran
: berdiameter 5.5 cm
Jenis font
: Museo
Teknik
: Digital printing
Software
: Adobe Illustrator CS4
Deskripsi
: Desain ilustrasi dari masing-masing destinasi
Wisata Peisir Jakarta Utara. Spesifikasi mug : Media
: Gelas atau mug
Teknik
: Sablon
Headline
: Jelajahi Beragam Pesona Wisata Pesisir Jakar-
ta Utara Dengan Bus Jelajah Pesisir.
Software
: Adobe Illustrator CS4
Deskripsi
: Desain visual ilustrasi dari Bus Jelajah Pesisir
dan ilustrasi susana pantai. 3.3 Konsep Kreatif 3.3.1 Tema Pokok Tema pokok yang diangkat pada perancangan promosi ini adalah kegembiraan dan keceriaan. Hal tersebut dipilih karena sesuai dengan beragamnya destinasi wisata pesisir yang didalamnya menyimpan pesona daya tarik dan keunikan tersendiri. Dengan hal 107
tersebut pengunjung dapat menikmati hal-hal unik dan berbeda sehingga dapat membuat suasana hati menjadi gembira dan ceria. 3.3.2 Pendukung Tema Sebagai pendukung tema dalam perancangan promosi ini adalah: •
Susana pesisir yang dipresentasikan dengan suasana pantai
•
Keadaan kultur budaya dan sejarah dari Kota Administrasi Jakarta Utara.
3.3.3 Konsep Penamaan Jelajah Pesisir Penamaan transportasi wisata ini dengan Jelajah Pesisir, berdasarkan pada beragamnya obyek-obyek wisata yang ada di Kawasan Wisata Pesisir dan beragamnya jenis wisata yang ada di kawasan Wisata Pesisir. Berdasarkan hal tersebut suasana yang dirasakan ketika mengunjungi berbagai destinasi adalah suasana berjelajah. Karena pengertian dari jelajah itu sendiri adalah melakukan kunjungan ke berbagai tempat yang berbeda. 3.3.4 Konsep dan Filosofi Logo Jelajah Pesisir Penggambaran logo Jelajah Pesisir Jakarta Utara dipresentasikan dengan masing-masing unsur yang berkaitan dengan jelajah pesisir yaitu, alat transportasi bus, suasana pantai atau pesisir, serta Menara Syahbandar. Alat transportasi bus adalah representasi dari fasilitas dan pelayanan utama dari Jelajah Pesisir, untuk unsur suasana pantai adalah representasi letak geografis dari Jelajah Pesisir yaitu berada dikawasan Pesisir Jakarta Utara, sedangkan Menara Syahbandar merupakan representasi dari keadaan kultur budaya dan sejarah kota madya Jakarta Utara. Ketiga unsur tersebut di leburkan dengan teknik gambar ilustrasi serta ditambahakan dengan tipografi yang dibuat dinamis tidak kaku sehingga tercapai 108
kesan ceria dan unik. elemen visual berupa kertas menggulung dan garis putus-putus yang mengelilingi logo memperkuat dari kesan jelajah itu sendiri. Secara keseluruhan kesan yang ingin didapat dari pembuatan logo Jelajah Pesisir adalah, unik, ceria, dinamis, serta inspiratif. 1. Bus Jelajah Pesisir
+ 2. Suasana Pesisir
3.
Menara Syahbandar
Gambar 31. Tiga unsur objek dari logo Jelajah Pesisir
109
Sketsa bentuk logo:
Gambar 32. Sketsa bentuk logo
Gambar 32. Proses sketsa bentuk logo
110
Gambar 33. Pengembangan bentuk logo 1
Gambar 34. Pengembangan bentuk logo 2
Gambar 35. Pengembangan bentuk logo 3
111
Gambar 36. Pengembangan bentuk logo 4
Gambar 37. Pengembangan bentuk logo 5
Gambar 38. Pengembangan bentuk logo 6
Desain Terpilih Gambar 39. Pengembangan bentuk logo yang terpilih
112
3.3.5 Konsep Tipografi Pemilihan jenis huruf untuk promosi ini adalah jenis huruf slab serif yaitu huruf Museo, hal ini didasarkan pada karakter dari huruf tersebut merepresentasikan kesan historical dan modern tradisional, selain itu huruf ini memiliki karakter huruf yang kuat, tegas, dan jelas, sehingga mudah telihat dan terbaca.
aAbBcCdD01234 Museo 500:
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 Museo 700:
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 3.3.6 Konsep Warna Penggunaan warna pada promosi ini terinspirasi dari warna-warna alam tropis khususnya warna alam di daerah pantai. Berdasarkan hal tersebut, maka dipilihlah warna-warna yang akan digunakan pada promosi ini adalah:
113
a. Warna Biru
75 %
50 % 25 %
CMYK = 5, 0, 90, 100 RGB
= 249, 237, 50
Gambar 40. Warna biru Jelajah Pesisir
Warna biru terinspirasi dari warna laut yang ada di pantai, Warna ini menggambarkan kesan keceriaan, keterbukaan, konsisten, aman, jujur dan bersih. Warna biru dalam psikologi berpengaruh untuk menenangkan perasaan. a. Warna oranye
75 %
50 % 25 %
CMYK = 0, 35, 85, 0 RGB
= 251, 176, 64
Gambar 41. Warna oranye Jelajah Pesisir
Warna ini terinspirasi dari warna matahari yang terbit ataupun terbenam, situasi yang erat kaitannya dengan suasana pantai atau pesisir. Warna ini menggambarkan kesan semangat, enerjik serta kreatif dari Jelajah Pesisir.
114
3.3.7 Additional Graphic Additional graphic adalah elemen visual tambahan sebagai pelengkap dari keseluruhan desain promosi ini, tujuan dari dibuatnya additional graphic adalah sebagai elemen visual pembentuk kontinuitas visual promosi. Bentuk desain additional graphic ini terinspirasi dari bentuk ombak.
Gambar 42. Aditional graphic Jelajah Pesisir
115
BAB IV LAYOUT DESAIN
4.1 Hasil Akhir Perancangan Logo a. Logo full colour
Gambar 43. Hasil akhir perancangan logo full colour
a. Logo Monochrome
Gambar 44. Hasil akhir perancangan logo monochrome
116
3,100 mm
4.2 Hasil Akhir Perancangan Grafis Bus
Gambar 45. Hasil akhir perancangan bus grafis tampak depan
2,080 mm Gambar 46. Hasil akhir perancangan bus grafis belakang
117
3,100 mm
Gambar 47. Hasil akhir perancangan bus grafis tampak samping kanan
6.990 mm
Gambar 48. Hasil akhir perancangan bus grafis tampak samping kiri
118
Gambar 49. Hasil akhir perancangan bus grafis tampak perspektif kanan depan
Gambar 50. Hasil akhir perancangan bus grafis tampak perspektif kiri belakang
Gambar 51. Hasil akhir perancangan bus grafis tampak perspektif kiri depan
119
4.3 Hasil Akhir Perancangan Signage
40 cm
17 cm
Gambar 52. Hasil akhir perancangan signage tampak depan
120 cm Gambar 53. Hasil akhir perancangan signage tampak belakang
120
57 cm
40 cm
8 cm
20 cm
8 cm
Gambar 54. Hasil akhir perancangan signage tampak samping
120 cm Gambar 55. Hasil akhir perancangan signage tampak atas
121
Gambar 56. Hasil akhir perancangan signage tampak perspektif
122
80 cm
4.4 Hasil Akhir Perancangan Informasi Grafis
120 cm Gambar 57. Hasil akhir perancangan informasi grafis
123
4.5 Hasil Akhir Perancangan Halte 4m
3.5 m
Gambar 58. Hasil akhir perancangan halte tampak depan
Gambar 59. Hasil akhir perancangan halte tampak belakang
124
3.5 cm
2.5 m
Gambar 60. Hasil akhir perancangan halte tampak samping
Gambar 61. Hasil akhir perancangan halte tampak atas
125
Gambar 62. Hasil akhir perancangan halte tampak perspektif depan
Gambar 63. Hasil akhir perancangan halte tampak perspektif samping
126
Gambar 64. Hasil akhir perancangan halte tampak perspektif samping kanan
Gambar 65. Hasil akhir perancangan halte tampak perspektif samping kanan atas
127
5 cm
4.6 Hasil Akhir Perancangan Tiket
Gambar 66. Hasil akhir perancangan tiket tampak depan
13 cm Gambar 67. Hasil akhir perancangan tiket tampak belakang
128
4.7 Hasil Akhir Perancangan Uniform T-shirt
Gambar 68. Hasil akhir perancangan uniform T-shirt tampak depan
Gambar 69. Hasil akhir perancangan uniform T-shirt tampak belakang
129
5 cm
4.8 Hasil Akhir Perancangan Uniform ID Card
Gambar 70. Hasil akhir perancangan uniform ID Card depan
13 cm Gambar 71. Hasil akhir perancangan uniform ID Card belakang
130
25 cm
4.9 Hasil Akhir Perancangan Iklan Surat Kabar
33 cm Gambar 72. Hasil akhir perancangan Iklan surat kabar
131
25 cm
4.10 Hasil Akhir Perancangan Billboard
33 cm Gambar 73. Hasil akhir perancangan billboard
132
Gambar 74. Hasil akhir perancangan billboard tampak perspektif
133
42 cm
4.11 Hasil Akhir Perancangan Poster
29.7 cm Gambar 75. Hasil akhir perancangan poster
134
40 cm
4.12 Hasil Akhir Perancangan Travel Pack/ Panduan Wisata
50 cm Gambar 76. Hasil akhir perancangan travel pack/ panduan wisata bagian depan
135
40 cm
50 cm Gambar 77. Hasil akhir perancangan travel pack/ panduan wisata bagian belakang
136
160 cm
4.13 Hasil Akhir Perancangan Standing Banner/ X Banner
60 cm Gambar 78. Hasil akhir perancangan x banner
137
4.14 Hasil Akhir Perancangan Marchandise a.Mug
Gambar 79. Hasil akhir perancangan marchandise mug
138
a.Pin
5.5 cm
Gambar 80. Hasil akhir perancangan marchandise pin
139
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Kawasan wisata pesisir Jakarta Utara merupakan kawasan wisata yang baru dicanangkan Pemerintah Kota Administrasi Kota Jakar ta Utara, kawasan wisata ini memiliki 12 destinasi sebagai objek utama wisata. Sebagai suatu kawasan wisata, kawasan wisata pesisir Jakarta Utara harus menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana baik agar wisatawan yang berkunjung merasa nyaman pada saat mengunjungi objek-objek wisata yang ada. Salah satu sarana dan prasarana yang penting pada kawasan Wisata Pesisir adalah sarana dan prasarana transportasi yang nyaman dan memadai, hal tersebut karena wisata pesisir ini memiliki 12 Destinasi wisata yang jarak dari satu destinasi ke destinasi lainnya memiliki jarak yang tidak dekat, sehingga perlu adanya transportasi untuk mengantarkan pengunjung atau wisatawan ke berbagai objek wisata. Saat ini sarana dan prasarana transportasi yang dapat digunakan untuk menuju destinasi wisata dirasa sangat kurang memadai, mulai dari kendaraannya yang tidak terawat, pengemudi yang suka ugal-ugalan, serta masalah keamanan yang rawan kriminalitas. Atas dasar hal tersebut penulis mempunyai gagasan untuk membuat suatu sistem transportasi bus khusus wisata yang aman, nyaman, serta memadai pada kawasan Wisata Pesisir Jakarta Utara. TransÂportasi bus khusus wisata ini dinamakan dengan Jelajah Pesisir. Suatu transportasi wisata yang memiliki konsep “self arrangement tour“, dimana nantinya transportasi wisata ini memi140
liki rute bus yang tetap, teratur, berjadwal, terus menerus beroperasi menyinggahi objek wisata. Dan wisatawan cukup membayar satu kali saja, berlaku untuk satu hari, namun dapat turun naik ditempati-tempat yang memang menjadi tujuan wisata. Dalam Tugas Akhir ini penulis akan merancang komunikasi visual promosi untuk transportasi bus wisata Jelajah Pesisir. dengan tujuan agar dapat menarik para pengunjung dan wisatawan untuk mau datang mengunjungi kawasan Jelajah pesisir dengan menggunakan transportasi wisata Jelajah pesisir. Perencanaan promosi ini dirancang dengan menggunakan media above the line dan below the lain agar dapat menjangkau masyarakat luas. 5.2 Saran •
Untuk menjadikan kawasan Wisata Pesisir Jakarta Utara ini ramai atau banyak dikunjungi pengunjung atau wisatawan, hendaknya perlu dilakukan kerja sama antar berbagai pihak yang terkait termasuk dengan masyarakat sekitar destinasi wisata untuk mengembangkan kawasan wisata ini.
•
Diharapkan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara dapat konsisten dan serius mengenai pembangunan dan pengembangan kawasan Wisata Pesisir ini.
•
Diperlukan perbaikan infrastruktur-infrastruktur pada atau disekitar destinasi wisata, misalnya perbaikan dan pelebaran jalan untuk rute destinasi-destinasi wisata pesisir, selain itu perlu dilakukan pemugaran atau renovasi pada objek-objek wisata yang memang sudah perlu di pugar.
141
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Kris. “Semiotika Visual“. Yogyakarta: Buku Baik Yogya, 2004. Dameria, Anne. “Color Basic“. Jakarta: Link & Match Graphic, 2007. Hahn.E, Fred dan Mangun G. Kenneth. “Beriklan dan Berpromosi Sendiri“. Jakarta: PT Grasindo, 1999. Jeffkins, Frank. “Periklanan“. Jakarta: Erlangga, 1997. Suwantoro, Gamal, SH. “Dasar-Dasar Pariswisata“. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2004. Kasali, Rhenald. “Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia“. Jakarta: Pustaka Rafiti, 1992. Kusrianto, Andri.“ Pengantar esain Komunikasi Visual“. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2009 Morrisan. “Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu“. Tanggerang: Ramdina Prakarsa, 2007. Philip, Kotler. “Manajemen Pemasaran“. Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997.
Nurmianto, Eko, Ir, M.Eng.Sc. “Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya“. Jakarta: Candimas Metropole, 1998. Safanayong, Yongky. “Desain Komunikasi Visual“. Jakarta: Arte Intermedia, 2006. Sihombing, Danton. “Tipografi Dalam Desain Grafis“. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001. Uchjana Effendy, Onong, Prof.Drs. MA. “Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek“. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997. Wahab, Salah. “Manajemen Kepariwisataan“. Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1989.
.