rofil Wilayah Kecamatan Bringin Kab. Semarang
Studio Perencanaan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Semarang
2021
Buku ini dibuat untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Studio Perencanaan 2021. Buku ini disusun berdasarkan data dan analisis penulis selama satu semester dengan dibantu berbagai pihak dalam perumusannya. Untuk itu penulis memohon maaf bilasanya masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Studio Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Kelompok 1. Studio S
IndahC.531.19.0032 Yunita Sari Intan Dewi Cahaya C.531.19.0011
AdityaC.531.19.0046 Damanik Afif Nur Rochmandhoni C.531.19.0004
Nafila C.531.19.0002 Mahmudah
Bayudo Adjie P C.531.19.0021
Andi Candra Wijaya C.531.18.0008
HendyC.531.19.0022 Kurniaw
AmboC.531.18.0029 Hafiz Al MRegiesta Diaz N.R C.531.19.0050
n a r a b Gam
Kabupaten Semarang
Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Wilayah Kabupaten Semarang terletak di persimpangan menuju kearah Semarang, Yogyakarta dan Solo. Kabupaten Semarang dibatasi oleh : Utara : Kota Semarang dan Kabupaten Demak Timur : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Boyolali Selatan : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kendal. Kabupaten Semarang memiliki luas 95.020,674 Ha atau sekitar 2,92% dari luas Provinsi Jawa Tengah dan memiliki 19 Kecamatan, 27 Kelurahan dan 208 desa. Pusat Pemerintahan Kabupaten Semarang berada di Koya Ungaran. Kecamatan Bringin merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupatan Semarang. Jika dilihat dari letak wilayahnya Kecamatan ini berada di antara Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Purwodadi, dan Kabupaten Demak. Sehingga tak heran jika wilayah Kecamatan Bringin menjadi jalur penghubung (alternatif) para pengendara atau bahkan pemudik untuk menuju tujuan mereka masing-masing. Pada akhir tahun 2020 terjadi proyek peningkatan jalan Salatiga-Kedungjati dan menjadi fokus dalam perkembangan proyek infrastruktur pada jalan utama Kecamatan Bringin sehingga kepadatannya tidak dapat terelakkan lagi. Dengan wilayah yang cukup strategis ini menjadi penyebab konstelasi wilayah di kecamatan bringin begitu vital.
Kecamatan Bringin Kecamatan Bringin yang tergabung dalam sistem perwilayahan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dengan jarak sekitar 25km dari ibukota Kabupaten Semarang ke arah tenggara yang tentunya memiliki karakter baik fisik maupun non-fisik yang heterogen. • • • •
Kecamatan Bringin dibatasi oleh : Barat : Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Pringapus Timur : Kabupaten Purwodadi dan Kecamatan Bancak Utara : Kabupaten Purwodadi Selatan : Kecamatan Bancak dan Kecamatan Pabelan
Kecamatan Bringin mempunyai luas wilayah 6.189.10 Ha atau 6.9% dari luas Kabupaten Semarang dan memiliki 16 kelurahan yang terbagi atas 74 RW, 321 RT dan 87 dusun. Pusat Pemerintahan Kecamatan Bringin berada di Kelurahan Bringin. Kecamatan Bringin terletak di Kabupaten Semarang yang mana merupakan kecamatan yang cukup maju sejak zaman Hindia Belanda, karena di Kecamatan Bringin terdapat Stasiun Bringin yang sudah beroperasi kurang lebih sejak tahun 1918. Stasiun tersebut menghubungan dari Kedung JatiBringin-Tuntang-Ambarawa-Secang dan Magelang.
Kenapa dinamakan Menurut para sesepuh terdahulu di Kecamatan Bringin terdapat pohon “Bringin”? beringin yang sangat besar, yang sudah menjadi simbol dari Kecamatan Bringin, sehingga dinamakan Kecamatan Bringin.
y a l i W i s a l e t s n
Kecamatan Bringin Wilayah Kecamatan Bringin merupakan area perbukitan dan pegunungan yang memiliki kemiringan beragam. Area kemiringan 2-150 yang merupakan daerah perbukitan adalah sekitar 2.647,90 ha; daerah curam dengan kemiringan 15-400 yang merupakan pegunungan adalah sekitar 2.331,05 ha; dan area sangat curam 2.600,10 ha. Selain itu Bringin juga mempunyai luas lahan sawah lebih dari 2.000,00 ha. Sehingga dapat dikatakan Kecamatan Bringin merupakan daerah dengan mata pencaharian penduduknya didominasi oleh petani. Banyaknya penduduk yang bermata pencaharian di sektor pertanian mampu memberikan kontribusi pendapatan bagi penduduknya. Selain itu secara tidak langsung juga dapat mendukung ketersediaan pangan di Kabupaten Semarang dan luar Kabupaten Semarang seperti Kota Semarang dan daerah lainnya, yang mana akan berdampak pada ketahanan pangan di wilayah tersebut. Hal ini mengingat posisi Kabupaten Semarang yang merupakan salah satu daerah penunjang ketersedian pangan di Jawa Tengah.
Sumber : Survei Tim 1.Bringin
Sehingga… Ada keterkaitan antara wilayah Kecamatan Bringin dengan daerah yang menjadi lokasi penerima pasokan hasil bumi di wilayah Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.
ata dan Analisis
Fisik dasar Jenis Tanah Di Kecamatan Bringin Kab. Semarang ini memiliki 3 jenis tanah yang terbagi menjadi : • Mediteran coklat tua tanah ini sangat cocok untuk perkebunan. • Latosol coklat tua sering digunakan untuk perkebunan, sawah irigasi, sawah tadah hujan dan tegalan. • Kompleks regosol kelabu dan grumusol kelabu tua sering digunakan untuk sawah irigasi, sawah tadah hujan Berdasarka peta jenis tanah di samping, kecamatan Bringin didominasi jenis tanah “LATOSOL COKLAT TUA” jenis tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Kandungan bahan organik tanah ini bisa berubah-ubah dari sedang sampai tinggi. Tanah latosol mampu menyerap air dengan baik sehingga bisa menahan erosi dan cocok untuk tanaman tebu, cokelat, kopi dan karet
Fisik dasar Kelerengan Di Kecamatan Bringin Kab. Semarang ini memiliki 4 tipe kemiringan tanah yang terbagi menjadi : • 0-80 (Landai) sering digunakan sebagai permungkiman, sawah dan perkebunan. • 8-150 (Agak Curam) sering digunakan sebagai perkebunan, sawah irigasi dan tegala. • 15–250 (Curam) sering digunakan sebagai perkebunan dan sawah irigasi. Daratan ini termasuk dalam perbukitan. • 25-400 (Sangat Curam) sering digunakan sebagai sawah, tadah hujan, tegalan dan sawah irigasi. Dataran ini termasuk dalam pegunungan. 75 % kelerengan Kecamatan Bringin merupakan kelerengan datar dan landai sehingga sangat bagus untuk lahan pertanian dan perkebunan.
Fisik dasar Rawan Bencana Potensi bencana yang terdapat di daerah Kecamatan Bringin yaitu Bencana tanah longsor . Potensi rawan tanah longsor tersebut sering terjadi di dataran yang memiliki kemiringan lereng 15-400 yang didukung oleh curah hujan kapasitas yang tinggi. Selain longsor, Kelurahan Tempuran juga menjadi kawasan rawan banjir yang terhubung dengan wilayah tetangganya yaitu Boto. Jalur evakuasi yang dapat digunakan seperti dalam peta yaitu melalui jalur jalan Kedungjati-Salatiga dan Tuntang – Karanglo.
Foto tersebut merupakan terjadinya tanah longsor di jalan Bringin-Salatiga pada 23 November 2017. *sumber : detik.com
Fisik dasar Curah Hujan Kecamatan Bringin masuk dalam Hujan tipe lokal. Tipe lokal dicirikan oleh pengaruh kondisi lingkungan setempat yang kuat, seperti keberadaan laut dan badan air, pegunungan, serta pemanasan matahari yang lebih intensif. Curah Hujan di Kecamatan Bringin adalah 2000mm/tahun dengan jumlah hari pertahun 105 hari terjadi turun hujan. Menandakan bahwa Kecamatan Bringin mempunyai curah hujan yang agak rendah. Artinya Kecamatan Bringin memiliki kondisi iklim yang cukup kering tetapi juga basah.
Kondisi Eksisting Guna Lahan Wilayah Kecamatan Bringin Berdasarkan hasil penelitian dihasilkan delapan lahan eksisting Tahun 2019 yaitu: irigasi, Tadah ujan, tegal/kebun, perkebunan,Hutan Rakyat, rumah/bangunan, Hutan negara, Sungai/lainnya.Adapun luas presentasenya sebagai berikut:. 1,600.00 1479.6 1346.23 1,400.00 1182.5 1,200.00 1,000.00 819.22 800.00 561.87 506.43 600.00 400.00 165.68 124.42 200.00 0.00
Berdasarkan presentase penggunaan lahan terbesar yaitu irigasi sebesar 1.479,60ha (25%) hal tersebut berkaitan dengan dengan jumlah lahan tegal/kebun yang cukup luas dibandingkan dengan lainnya. 14% 25% 20% 9% 2% 8%
22%
irigasi tadah hujan tegal/kebun perkebunan hutan rakyat rumah bangunan hutan negara sungai/lainnya
Untuk mengukur kesesuaian lahan pada Kecamatan Beringin Kab.Semarang dilakukan teknik skoring. Terdapat tiga faktor yang dinilai sebagai penentu kemampuan lahan yaitu Kelerengan, Jenis tanah, Curah hujan. Klasifikasi dan nilai skor ketiga faktor sebagai berikut: Kelas
Tingkat Kelerengan
Klasifikasi
Nilai Skor
I
0% - 8%
Datar
20
II
8% - 15%
Landai
40
III
15% - 25%
Agak Curam
60
IV
25% - 40%
Curam
80
V
> 40%
Sangat Curam
100
Kelas
Tingkat Curah Hujan
Klasifikasi
Nilai Skor
I
< 13, 6
Sangat Rendah
10
II
13,6-20,7
Rendah
20
III
20,7-27,7
Sedang
30
IV
27,7-34,8
Tinggi
40
V
>34,8
Sangat Tinggi
50
Kelas
Tingkat Kelerengan
Klasifikasi
Nilai Skor
Rendah/tidak peka
15
I
Planosol,Tanah Glei,Oksisol
II
Latosol
Sedang/agak peka
30
III
Kambisol,mediteran
Tinggi/kurang peka
45
IV
Vertisol,Andosol
Sangat tinggi/peka
60
V
Litosol,Organosol
Sangat peka
75
Kondisi Eksisting Tata Ruang Wilayah Kecamatan Bringin Kondisi eksisting kecamatan Bringin Berdasarkan hasil skoring, Kecamatan Bringin Kab.Semarang memiliki 3 jenis kesesuaian lahan yaitu Kawasan lindung, Kawasan budidaya dan Kawasan permukiman dan tanaman semusim. Total Skor
Keterangan
>174
Kawasan Lindung
<125,Kelerengan <15%
Kawasan Budidaya
<125 kelerengan <8
Kawasan Tanaman Semusim dan Permukiman
Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan Bringin Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang bahwa penataan ruang wilayah Nasional, wilayah Provinsi dan wilayah Kabupaten/Kota dilakukan secara terpadu dan tidak dipisahpisahkan. Penataan ruang wilayah Provinsi dan wilayah Kabupaten/Kota, disamping meliputi ruang daratan, juga mencakup ruang perairan dan ruang udara sampai batas tertentu yang diatur dengan peraturan perundang-undangan. Wilayah Kabupaten Semarang meliputi daratan, perairan dan udara, terdiri dari wilayah Kecamatan yang masing-masing merupakan suatu ekosistem. Masing-masing subsistem meliputi aspek politik, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan kelembagaan dengan corak ragam dan daya dukung yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam Kecamatan Bringin berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang tahun 2011 – 2031 yang menyebutkan pembagian kawasan atas kawasan lindung seperti kawasan rawan longsor dan kawasan budidaya yang terbagi menjadi 6 bagian kawasan peruntukan hutan produksi, pertanian holtikultura, pertanian tanaman pangan, perkebunan, permukiman perkotaan, dan permukiman perdesaan. Pusat Pelayanan Kawasan yang disebut PPK adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa, yang mana pada RTRW Kecamatan Bringin akan dilokasikan di Kelurahan Sendang.
Rencana pembangunan terminal type C di Kelurahan Sambirejo
Pusat Pelayanan Kawasan yang direncanakan akan berlokasi di Kelurahan Sendang
Dalam RTRW Kab. Semarang Kecamatan Bringin kawasan perkotaannya akan lebih berfokus pada Kelurahan Bringin dan Kelurahan Pakis.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan Bringin Dalam RTRW Kab. Semarang tertulis program peningkatan jalan kolektor primer yang berada di Kecamatan Bringin yaitu ruas jalan Kedungjati (Grobogan) – Salatiga. Pada akhir tahun 2020 kemarin telah berjalan dengan pantauan langsung dari Pimpinan DPRD dalam proyek fisik lapangannya. Dewan perlu melihat perkembangan proyek infrastruktur ini mengingat dana yang dialokasikan dari APBD 2020 mengalami refocussing untuk penanganan pandemi Covid-19.
Sumber : dprd.jatengprov.go.id
Jalan ini sudah menjadi jalur utama di wilayah timur, dari arah Grobogan menuju selatan (Salatiga). Yang mana juga menjadi penghubung (alternatif) para pengendara atau bahkan pemudik. Dalam proses pelaksanaannya tetap memperhatikan drainase agar jalan tersebut nanti tidak bermasalah terlebih saat musim penghujan.
Sumber : dprd.jatengprov.go.id
Selain peningkatan jalan terdapat program lain yang tercantum dalam RTRW Kab. Semarang untuk Kecamatan Bringin yaitu pembangunan terminal type C baru. Terminal type C berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan pedesaan (ADES).
Peningkatan prasarana perkeretaapian seperti revitalisasi jalur rel kereta api dengan lokasi di Kedungjati-TuntangAmbarawa-Bedono yang melewati Stasiun Bringin, Stasiun Gogodalem dan Stasiun Tempuran
Pembangunan waduk/ bendung dan embung di sungai jambe yang berlokasi di Kelurahan Gogodalem Kecamatan Bringin dan sungai senjoyo yang berlokasi di Kelurahan Pakis Kecamatan Bringin.
Analisis Rencana Tata Ruang dengan Kondisi Eksisting Kecamatan Bringin RTRW Kecamatan Bringin Tahun 2011 - 2031
Kelurahan Tanjung yang pada kondisi eksistingnya masih merupakan tegalan/ ladang kosong menjadi perkebunan sesuai RTRW Kab.Semarang. Kelurahan Kalikurmo, menurut RTRW diperuntukan kawasan permukiman, namun pada eksisting masih penjadi perkebunan..
Kelurahan Tanjung yang pada kondisi eksistingnya masih merupakan tegalan/ ladang kosong menjadi perkebunan sesuai RTRW Kab.Semarang.
Pada Kelurahan Bringin kawasan yang diperuntukan untuk permukiman dan perkebunan. Yang berdasarkan kondisi eksistingnya masih sebagai tegalan/ladang kosong. Kelurahan Truko, wilayah yang diperuntukan untuk permukiman, pada eksistingnya menjadi perkebunan.
Pada Kelurahan Banding yang diperuntukan untuk kawasan pertanian tanaman holtikultura namun pada kondisi eksisting digunakan sebagai perkebunan.
Eksisting Kecamatan Bringin Tahun 2019
Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan Bringin DISTRIBUSI POLA RUANG KAWASAN LINDUNG Kawasan hutan lindung
1.593 ha
Kawasan rawan bencana alam
7.576 ha kawasan tanah longsor
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya
6.045 ha
Kawasan lindung geologi
-
Kawasan perlindungan setempat
24 ha kawasan sekitar waduk atau danau dan 2.067 ha kawasan RTH perkotaan
Kawasan suaka alam
2 ha dan 10 ha dan 1.270 ha kawasan pelestarian alam
*Sumber Perda 6 Tahun 2011 RTRW Kab. Semarang 2011-2031
Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan Bringin DISTRIBUSI POLA RUANG KAWASAN BUDIDAYA Kawasan peruntukan hutan produksi
9.0301 ha (1.690 ha hutan produksi terbatas dan 7.612 ha produksi tetap) dan 15.618 ha kawasan peruntukan hutan rakyat
Kawasan peruntukan industri
1.234 kawasan peruntukan industri dan kawasan industri
Kawasan peruntukan pertanian
24.340 ha dan 22.896 ha kawasan pertanian pangan dan 9.046 ha kawasan holtikultura dan 12.140 ha kawasan perkebunan
Kawsan peruntukan permukiman
19.839 ha (6.887 ha kawasan permukiman perkotaan dan 12.953 ha kawasan permukiman pedesaan)
Kawasan peruntukan perikanan
-
Kawasan peruntukan pertambangan
-
*Sumber Perda 6 Tahun 2011 RTRW Kab. Semarang 2011-2031
Peta Jumlah Penduduk per Kelurahan
Kependudukan Jumlah dan Distribusi Penduduk Kecamatan Bringin Jumlah penduduk Kecamatan Bringin pada tahun 2019 sebanyak
47.300 jiwa yang tersebar kedalam 16 Kelurahan. Penduduk terbanyak terletak di Kelurahan Bringin yang merupakan pusat kecamatan dan penduduk paling sedikit adalah Kelurahan Tanjung. Persebaran Penduduk Kecamatan Bringin Tahun 2019 6,000
5,418
5,000 4,000 3,000 2,000 1,000
3,609 2,087
3,390 3,354
1,629
75+
3,671 3,853
3,769
60 - 64
3,079 3,133 1,938 2,060
2,424 2,473
45 - 49 1,023
0 s ak ng ko oh an ru ng m es o ejo be ng i gin an ki i e in ong Pa Leb and Tru yem pur W nda dal emb kurm bir ijam anju r e B op o i l m R al B T S og N Tem P Sa K a K G
Sumber : BPS Kab. Semarang
30 - 34 15 - 19 0-4 3,000
2,000
1,000 Laki-laki
Piramida Penduduk
0
1,000
2,000
3,000
Perempuan
Sumber : BPS Kab. Semarang
Piramida penduduk Kecamatan Bringin menunjukkan piramida stasioner dilihat dari jumlah penduduk cukup banyak pada usia 0 – 14 tahun kemudian jumlahnya menurun di usia 14 – 25 tahun kemudian meningkat lagi di usia 25 – 70+ tahun.
Sex Ratio Sex ratio merupakan rasio perbandingan antara jumlah laki laki terhadap wanita di suatu wilayah dengan perhitungan :
Jumlah Laki− laki Jumlah Perempuan 23.726 x 100% = 101% 23.574 Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwasanya setiap 100 penduduk wanita terdapat 101 laki-laki
Kecamatan Bringin memiliki angka ketergantungan dibawah 50% sehingga menunjukkan rendahnya beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai hidup penduduk yang tidak produktif. Dapat disimpulkan juga perekonomian Kecamatan Bringin berada di tahap perkembangan yang cukup.
Komposisi penduduk Jenis Kelamin Jumlah penduduk Kecamatan Bringin berdasarkan jenis kelaminnya terbagi sejumlah :
23.726 Laki-laki 23.574 Perempuan
Dependency Ratio Dependency ratio atau rasio angka ketergantungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif dengan jumlah penduduk usia produktif untuk melihat seberapa besar ketergantungan penduduk usia non produktif di suatu kota terhadap penduduk usia produktif.
Penduduk usia 0−14+65++ Penduduk usia 15−65 10.477 + 4.436 x 100% = 46% 32.387 Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan angka ketergantungan Kecamatan Bringin sebesar 46% menandakan setiap 46 penduduk tidak produktif ditanggung oleh 100 penduduk produktif. Angka ketergantungan dapat menjadi indikator kasar terhadap perkembangan perekonomian suatu wilayah.
49,8% Laki-Laki Perempuan
50,2%
Sumber : BPS Kab. Semarang
Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa perbandingan jumlah laki-laki dan jumlah perempuan tidak terlalu besar, dengan laki-laki sebesar 50,2% sedangkan perempuan 49,8%.
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi yaitu pada Kelurahan Bringin dengan kepadatan 1.231 jiwa/km²
Kepadatan Penduduk Bruto Kepadatan penduduk bruto merupakan perhitungan jumlah penduduk per luas wilayah secara keseluruhan. Kepadatan penduduk bruto dapat dicari dengan rumus :
Peta Kepadatan Penduduk Bruto
Jumlah Penduduk Luas Wilayah Secara keseluruhan, kepadatan penduduk bruto Kecamatan Brngin sebesar :
47.300 = 7.64 jiwa / Ha 6.189
dimana masih termasuk wilayah dengan kepadatan penduduk rendah sesuai SNI-03-1733-2004. Kepadatan penduduk bruto juga dihitung berdasarkan setiap kelurahan untuk melihat kepadatan pada setiap kelurahan. Grafik Kepadatan Penduduk Bruto 1,400
1,231
1,200
1,003 1,031
1,000 800 600
Neto
1,027 764 618
768 743
683 507
856 660
720
618
635
507
Kepadatan penduduk neto merupakan perhitungan jumlah penduduk per luas wilayah terbangun. Kepadatan penduduk neto dapat dicari dengan rumus :
Jumlah Penduduk Luas Wilayah Terbangun
400 200 0 s ak ng ko oh an ru ng m es o ejo be ng i gin an ki i e in ong Pa Leb and Tru yem pur W nda dal emb kurm bir ijam anju r e B op l o i m R al B T S og N Tem P Sa K a K G
Sumber : Analisis Tim 1. Bringin
Secara keseluruhan, kepadatan penduduk neto Kecamatan Bringin sebesar :
47.300 = 40.02 jiwa / Ha 1.182
Fisiologis
Kepadatan penduduk neto juga dapat dilihat dari setiap kelurahannya. Grafik Kepadatan Penduduk Neto
120.00
Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan pertanian. Kepadatan penduduk fisiologis dapat dicari dengan rumus.
111.91
100.00
Jumlah Penduduk Luas Lahan Pertanian
80.00 60.00 40.00
57.69
57.34 45.06
55.99
50.12 49.45 37.67 35.61 33.86
38.08
33.46
27.58 24.89 27.44
31.08
Secara keseluruhan, kepadatan penduduk neto Kecamatan Bringin sebesar :
47.300 = 23, 2 jiwa / Ha 2.041,47
20.00 0.00 o ej o es an kis ak ing ko oh an i r u be ng em ng gin in ong Pa Leb and Tru yem pur W nda dal emb kurm bir ijam anju r B op l m R al i B T Se ogo N Tem P Sa K a K G
Sumber : Analisis Tim 1. Bringin
Peta Kepadatan Penduduk Neto
Grafik Kepadatan Penduduk Neto 300
265.51
250
221.23 188.36
200
157.1
150 100
119.85
104.2299.73
111.9
152.59
70.01 65.52
61.11
50
29.92
0 in br
132.01 129.8132.61
gi
n
po
p
g on
an
pa
ki
s le
ba
k b
d an
in
g
ko oh ran iru ang lem bes rmo rej o be ung w d m j i tru em pu da rem liku mb l ija tan n ny tem a a se ogo a k k s g
Sumber : Analisis Tim 1. Bringin
Peta Kepadatan Penduduk fisiologis
Laju Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk menjadi salah satu faktor utama dari pertumbuhan wilayah dimana dapat menjadi tolak ukur bagaimana wilayah itu berkembang. Pertumbuhan penduduk dapat dilihat dari perbandingan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Kecamatan Bringin memiliki pertumbuhan penduduk yang fluktuatif namun secara umum terjadi peningkatan dari tahun ke tahun.
Grafik Pertumbuhan Penduduk Tahun 2015 2019 47,000
46,030
46,910
47,300
45,000 43,000
41,770
42,804
41,000 39,000
2015
2016
2017 2018 2019 Sumber : Analisis Tim 1. Bringin
Berdasarkan grafik diatas, pertumbuhan penduduk paling tinggi terjadi pada tahun 2016 menuju tahun 2017 dengan kenaikan sebanyak 3.226 jiwa. Dari pertumbuhan penduduk pertahunnya dapat dihitung laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Bringin dengan rumus : R= Dari perhitungan tersebut menghasilkan laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Bringin sebesar 0,031571 per tahun.
Proyeksi Penduduk Proyeksi penduduk merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan suatu kota. Proyeksi penduduk dapat menjadi tolak ukur utama pelayanan suatu kota kedepannya seperti kebutuhan tempat tinggal, sarana prasarana, serta perkiraan daya dukung dan daya tampung lingkungan suatu wilayah. Proyeksi Kecamatan Bringin memakai proyeksi hitungan geometrik dimana diasumsikan pertuymbuhan penduduk konstan untuk jangka waktu tertentu. Proyeksi penduduk geometri menggunakan rumus : Pt = Proyeksi ini dilakukan selama 20 tahun kedepan dengan interval 5 tahun. Proyeksi 20 tahun dengan interval selama 5 tahun berguna untuk membuat RTRW selama 20 tahun dengan revisi setiap 5 tahunnya. Grafik Proyeksi Penduduk Kecamatan Bringin 20 tahun kedepan
Jumlah Penduduk
100,000
Daya tampung diperlukan dalam menganalisa proyeksi penduduk, menurut SNI setiap penduduk memerlukan 9,6 ruang, dengan Luas kecamatan bringin sebesar 61,89. Perhitungan dapat menggunakan rumus : Ketersediaan lahan = … 9,6 jiwa/m2 6.1890 9,6 jiwa/m2
= 6.449,875 jiwa
Berdasarkan perhitungan diatas, menjelaskan bahwa ketersediaan lahan masih menampung 6.446,875 jiwa untuk pemukiman.
47,300
55,253
Penduduk di kecamatan bringin 20 tahun mendatang sebanyak 88.073 jiwa
64,544
88.073 jiwa < 6.446,875 jiwa
40,000 20,000 0
Daya Tampung
88,073 75,396
80,000 60,000
Berdasarkan hasil proyeksi diatas menunjukkan selama 20 tahun kedepan Kecamatan Bringin mengalami peningkatan jumlah penduduk sebanyak 40.773 penduduk. Peningkatan yang terjadi cukup tinggi akibat laju pertumbuhan yang tinggi.
2019
2024
2029
2034
2039
Sumber : Analisis Tim 1. Bringin
Jadi dapat disimpulkan bahwa kecamatan bringin masih bisa menampung kebutuhan ruang penduduknya hingga 20 tahun kedepan.
Perekonomian
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor basis di kecamatan Bringin. Berikut hasil analisis LQ kecamatan Bringin tahun 2015-2020.
Kecamatan Bringin merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang bagian timur dan dilewati oleh Jalan Salatiga-Kedungjati (Grobogan) yang menjadi jalan penghubung tiga daerah yakni Grobogan, Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Jalan tersebut dapat mendukung kegiatan ekonomi di kecamatan Bringin meliputi industri, perdagangan, jasa dan lainnya. Berdasarkan data tata guna lahan kecamatan Bringin, sektor pertanian memiliki luasan hampir setengah luasan keseluruhan kecamatan Bringin. Berikut diagram tata guna lahan kecamatan Bringin.
C. Industri pengolahan
201 5 0,2 1 2,3 1 0,1 4
perhitungan LQ 201 201 6 7 2018 1,1 0,1 0 6 0,16 1,5 2,0 4 2 1,98 0,0 0,1 9 3 0,18
D. Pengadaan listrik gas
29, 52
7,6 7
44, 55
28,7 6
33, 06 0,5 7 0,3 8 1,2 7 1,8 2
78, 38 0,5 4 0,3 3 1,5 9 1,6 5
67, 80 0,5 1 0,3 7 2,0 8 2,2 2
2,0 3 3,1 5 3,6 0 28, 74 0,7 8 2,1 3
2,4 8 2,6 7 2,7 5 18, 65 0,7 2 1,6 6
2,1 7 1,2 8 2,8 2 22, 18 1,6 4 1,7 2
11, 56 5,6 0
8,7 7 6,0 1
9,3 6 5,3 8
Sektor PDRB Lapangan Usaha
A. Pertanian, kehutanan dan perikanan B. Pertambangan dan penggalian
E. Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang F. Konstruksi G. Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
HUTAN NEGARA 819,22 Ha 13%
H. Transportasi dan pergudangan I. Penyediaan akomodasi dan makan minum
LAINNYA 165,68 Ha 3% SAWAH 2.041,47 HA 33%
RUMAH BANGUNAN 1.182,5 Ha 19%
J. Informasi dan komunikasi K. Jasa Keuangan dan asuransi L. Real estate
PERKEBUNAN 506,4 Ha HUTAN 8% RAKYAT 124,42 Ha 2%
KEBUN 1.346,23 Ha 22%
*Sumber: BPS statistik kec. Bringin tahun 2019
M,N. Jasa perusahaan O. Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan P. Jasa pendidikan
Q. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial R,S,T,U. Jasa lainnya
*Sumber: analisis tim 1. Birngin
2019
Keterang an
0,07
BASIS
1,43
BASIS BASIS
62,3 8
0,64 137, 44 91,3 1
0,24
1,42
BASIS
0,41
1,82 32,1 0
BASIS
BASIS
1,36
9,78 15,6 2 2,92
2,89 25,5 6
3,59 59,1 6
BASIS
1,00
2,54
BASIS
1,88
BASIS
7,41
0,39 51,2 0
5,15
1,96
BASIS
2,60 2,54
2,14
NON BASIS NON BASIS
BASIS
NON BASIS NON BASIS
BASIS
NON BASIS
Primer Pertanian Dalam pemanfaatan lahan di Kecamatan Bringin, persawahan memiliki 33% dari keseluruhan total lahan di kecamatan Bringin. Pertanian kecamatan Bringin dalam tahun 2019 memproduksi 3.916 ton padi sawah dan 44 ton padi ladang. Jumlah rumah tangga pertanian (RTP) sebesar 7.035.
GRAFIK PRODUKSI PADI PERTAHUN
23700
25000 20000
14821
15000 10000 5000 0
3916 44 PADI SAWAH JUMLAH (TON)
PADI LADANG LUAS PANEN (HA)
*Sumber: BPS statistik kec. Bringin tahun 2019
Sumber : Survei Tim 1.Bringin
Sekunder Perkebunan Sektor ekonomi sekunder di kecamatan Bringin adalah sektor perkebunan. Perkebunan memiliki 22% dari keseluruhan total lahan di kecamatan Bringin. Salah satunya perkebunan karet di Desa Gogodalem dikelilingi oleh Kebun Karet milik PT PN Nusantara IX dan Hutan jati milik Perhutani. Perkebunan kecamatan Bringin dalam tahun 2019 memproduksi 2.892 ton Jagung, 128 ton ketela pohon, 207 ton kacang tanah, dan 165 ton kacang tanah GRAFIK PRODUKSI PERKEBUNAN PERTAHUN 16000 14821 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2892 2000 0
JAGUNG
2905 128
207 391
165 259
KETELA POHON
KACANG TANAH
KEDELAI
JUMLAH (TON)
LUAS PANEN (HA)
*Sumber: BPS statistik kec. Bringin tahun 2019
Sumber : Survei Tim 1.Bringin
Sarana Sarana pendidikan Kecamatan Bringin memiliki sarana pendidikan yang cukup lengkap. Berdasarkan data dan survey lapangan, Kecamatan Bringin memiliki 129 sekolah yang terdiri dari 59 TK, 53 SD, 15 SMP, 2 SMA. Analisis sarana pendidikan yang dilakukan adalah analisis tingkat kebutuhan sarana pendidikan terhadap penduduk yang ada di setiap kecamatan sehingga dapat menampung setiap penduduk yang berada dalam wilayah tersebut yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini yang di gunakan sebagai acuan standar kebutuhan sarana pendidikan.
No. Fasilitas yang di Jumlah
minimum
penghuni
yang
sediakan
dilayani ( Jiwa )
1.
TK
100 anak-anak usia 5-6 tahun sebanyak 8%
2.
SD
1600
3.
SMP
4800
4.
SMA
4800
Sumber : SNI 03-6981-2004
vv
Jumlah yang Seharusnya = • SD Jumlah yang Seharusnya = = 18,6 ~ 19 minimum SD • SMP Jumlah yang Seharusnya = = 8 minimum SMP • SMA Jumlah yang Seharusnya = = 1 minimum SMA
Sumber : Survei Tim 1.Bringin
Peta Sebaran Pendidikan Kecamatan Bringin
Berdasarkan hasil analisis tersebut, sarana Pendidikan di kecamatan Bringin MEMENUHI standar minimum sarana yang ada, sehingga kecamatan Bringin berpotensi menjadi wilayah yang maju dalam hal Pendidikan. Dapat juga dilihat peta persebaran sarana Pendidikan di samping, persebaran sarana Pendidikan di kecamatan Bringin bisa di bilang MERATA.
Sarana kesehatan Kecamatan Bringin memiliki sarana kesehatan yang tidak begitu lengkap. Berdasarkan data dan survey lapangan, Kecamatan Bringin memiliki 1 puskesmas 4 dan 11 praktik dokter. Analisis sarana kesehatan yang dilakukan adalah proyeksi 5 th dan th 10 yang akan dating sarana kesehatan terhadap penduduk yang ada di setiap kecamatan yang dapat menciptakan masyarakat dalam wilayah tesebut menjadi wilayah yang memiliki kesadaran dengan menggunakan pola hidup sehat dengan melihat kualitas pelayanan yang ada dalam wilayah tersebut. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan baik sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan merupakan bagian yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kecamatan Bringin. Berikut ini merupakan SPM standar penduduk pendukung dari tiap-tiap jenis sarana kesehatan. N
Fasilitas
yang
o.
disediakan
dilayani ( Jiwa )
1.
Posyandu
1000
2.
Balai Pengobatan
1000
3.
BKIA serta rumah bersalin
10000
4.
Puskesmas
30000
5.
Praktik Dokter
5000
6.
Apotek
10000
Sumber : SNI 03-6981-2004
Puskesmas ProyeksiPuskesmas 5th= ProyeksiPuskesmas 5th = = 1,84 ProyeksiPuskesmas 10th= ProyeksiPuskesmas 10th = = 2,2 PraktikDokter ProyeksiPraktikDokter 5th=
Jumlah minimum penghuni yang
ProyeksiPraktikDokter 5th = = 11 ProyeksiPraktikDokter 10th= ProyeksiPraktikDokter 10th = = 12,9
Peta Sebaran sarana kesehatan Kecamatan Bringin BerdasarkanperhitunganproyeksikebutuhansaranaKesehatan, di KecamatanBringindalam 5 tahunmendatangmempunyaipuskesmas 1,84 ataudibulatkanmenjadi 2 puskesmas, dan jumlahpraktikdoktersejumlah 11. sedangkandalam 10 tahunmendatangjumlahpuskesmassebanyak 2,2 atau 2 puskesmas dan jumlahpraktikdoktersebanyak 12,9 ataudibulatkanmenjadi 13 praktikdokter. Jumlah yang Seharusnya = Puskesmas: = 1,6 PraktikDokter: = 9.5 Berdasarkanstandarisasidiataskebutuhansarana Kesehatan BringinsudahTERCUKUPI dikarenakanjumlaheksistingsarana Kesehatan kecamatanBringinmelebihibatas minimum standarisasi.
Sumber : Survei Tim 1.Bringin
Sarana peribadatan Kecamatan Bringin memiliki mayoritas penduduk memeluk agama Islam yakni 46.792 orang, Kristen 366 orang, katholik 115 orang, dan Budha 24 orang berdasarkan data BPS kecamatan Bringin tahun 2020 kecamatan Bringin mempunyai 103 masjid, 249 musholla, 4 gereja, dan 1 vihara. Analisis sarana peribadatan yang dilakukan adalah analisis tingkat kebutuhan sarana peribadatan terhadap penduduk yang ada di setiap kecamatan. Ini berguna agar suatu masyarakat dalam suatu wilayah dapat memperhatikan pentingnya beribadat untuk lebih mendekatkan diri terhadap Sang Pencipta. Berikut ini merupakan SPM standar penduduk pendukung dari tiap-tiap jenis sarana peribadatan
Jenis sarana
Jumlah penduduk pendukung(Jiwa)
1
Mushola
250
2
Mesjid Warga
2500
3
Mesjid Lingkungan
30000
4
Mesjid Kecamatan
120000
5
Sarana Ibadah Agama Lain
Tergantung sistem kekerabatan/hirarki lembaga
No
Sumber : SNI 03-6981-2004 Jumlah yang Seharusnya =
Masjid : = 19 Musholla : = 199 BerdasarkanstandarisasidiataskebutuhansaranaperibadatanBringinsudahT ERCUKUPI dikarenakanjumlaheksistingsaranaperibadatan. KecamatanBringinmelebihibatas minimum standarisasi.
Sarana perekonomian Kecamatan Bringin memiliki sarana perekonomian yang tcukup lengkap. Berdasarkan data dan survey lapangan, Kecamatan Bringin memiliki 6 pasar yang salah satunya berada di jalan utama yaitu jl. salatiga-gubug, 8 minimarket, 445 toko, 113 warung, dan 4 restoran. Analisis sarana perdagangan dan jasa yang dilakukan dalam suatu wilayah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya dalam kegiatan ekonomi agar dapat memenuhi kebuthan masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya. Berikut ini merupakan SPM standar penduduk pendukung dari tiap-tiap jenis sarana perdagangan dan jasa.
1
Jenis sarana Pasar
Jumlah penduduk pendukung(Jiwa) 30000
2
Warung
250
3
Toko
2500
4
restoran
1500
5
Mini market
2500
No
Toko : = 19 Restaurant : = 32 Mini market: = 19 Berdasarkanhasilanalisis di atas, untuk pasar, toko dan minimarket sudahmemenuhistandar minimum akantetapiuntukreastauran dan warungbelummemenuhistandar minimum. Dilihatdarisaranaperekonomianterutama pasar Bringin yang terletak di jalanutamayaituJlSalatigaGubugdapatmenjadipusatperekonomianmasyarakatKecamatanBringin.
Sumber : SNI 03-6981-2004
Jumlah yang Seharusnya =
Pasar : = 1,5 ~ 2 minimum pasar Warung : = 189
Sumber : Survei Tim 1.Bringin
Sarana Pemerintahan Kecamatan bringin memiliki sarana pemerintahan yang tidak begitu lengkap. Berdasarkan data lapangan, kecamatan bringin memiliki 1 kantor polisi, 16 kantor kepala desa, 1 kantor camat, kantor RW 72, kantor RT 321 . Adanya sarana pemerintahan untuk meningkatkan kualitas pemerintahan di kecamatan Bringin. Berikut ini merupakan SPM standar penduduk pendukung dari tiap jenis sarana pemerintahan. No
Fasilitas yang disediakan
Jumlah minimum penghuni yang dilayani
2
Kantor RW
2000
3
Kantor RT
200
Sumber : SNI 03-6981-2004
Jumlah yang Seharusnya = Kantor RT : = 236,5 ~ 237 minimum Kantor RT Kantor RW: = 23,7 ~ 24 minimum kantor RW
Berdasarkan hasil analisis di atas, Kantor RT dan RW sudah MEMENUHI standar minimum. Untuk kantor Camta dan Kantor kepala desa tergantung dengan banyaknya Kecamatan dan Kelurahan/Desanya