War t a G e re j a Ad v e nt
1 0 - 2 01 1
Masukke
Kota Besar Lihat halaman 16
11
Terlalu Banyak tv?
14
Mosa覺k
Allah
26
Demi
Kemuliaan Allah
1 0 - 2011 P E K E R JA A N
G E R E JA
Pandangan Sedunia ...... 3 Laporan Sedunia
3 Berita & Pandangan 10 Sebuah One-Day Church
Panorama Sedunia
8 Kota Besar—Visi yang Lebih Besar K E S E H ATA N
S E D U N I A
Terlalu Banyak TV?.....11 Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless C E R I TA
S A M P U L
Masuk ke Kota Besar
Dengan Lengan Kasih Oleh Gary Krause............................ 16 Jutaan penduduk dunia yang tak terhingga banyaknya di kota-kota besar masih perlu tersentuh oleh kuasa Kristus melalui kehidupan para pengikut-Nya.
P E R TA N YA A N
A L K I TA B
Demi Kemuliaan Allah...................................26 Oleh Angel Manuel RodrĂguez
Tangisan Hati Yesus Oleh Mark A. Finley............................ 20 Kota-kota besar penting bagi kita karena itu penting bagi Dia.
P E L A JA R A N R E N U N G A N
Menunggu Oleh Frank M. Hasel.............................................. 12 Kita semua melakukannya; jadi tidakkah kita harus mengambil manfaat dari hal itu? K E P E R C A Y A A N
Bersama itu lebih indah daripada sendirian. N U B U A T
Membuat Dia Dikenal Oleh Ellen G. White........................ 23 Kita berbaur karena kita mengasihi: berbaur itu memenangkan jiwa. P E L A Y A N A N
A D V E N T
Walking in Their Shoes Oleh Rick Kajiura........................... 24 Cara terbaik untuk menjangkau kaum Navajo adalah dengan cara hidup seperti kaum Navajo.
2
Melewati Hari-hari Kelam ................................27 Oleh Mark A. Finley
D A S A R
Mosaik Allah Oleh Cheryl Doss............................................... 14 R O H
A L K I TA B
Adventist World | 10 - 2011
P E RT U K A R A N
S E D U N IA
29 Surat 30 Ruang Doa 31 Pertukaran Ide
Lokasi Masyarakat .......32
Pekerjaan Gereja PA N D A N G A N S E D U N I A Air Mata yang Tepat
S
ebagai seorang remaja yang dibesarkan di pinggir kota yang sangat kecil, saya ingat kebingungan yang saya rasakan ketika kelompok paduan suara kami melakukan kunjungan pertama ke Kota New York. Suara bising kota metropolitan yang terus-menerus melemahkan, seolah ada pengeras suara dalam telinga saya. Mata saya melihat-lihat jalan beraspal dan daerah teduh yang dipadati orang. Saya benar-benar kaget ketika sponsor kelompok nyanyi kami yang berusia paruh baya menghirup gas pembuangan bis diesel, sambil menikmatinya perlahan, dan kemudian berkata: “Oh, betapa rindunya saya dengan udara kota!” Saya melihatnya seolah sedang melihat semacam pemangsa aneh di kebun binatang: saya bertanya-tanya apakah ia sudah kehilangan akalnya. Dia, tentu saja, telah dibesarkan di daerah ini. Suara sirene polisi tidak lagi membuatnya terhentak, dan jalan setapak di hutan yang saya suka tempuh hanya membuatnya mengira telah tersesat di tengah rimba raya zaman purba. Masing-masing kita menganggap bahwa lingkungan yang kita sukai itu merupakan patokan bagi dunia. Mungkin ada masanya ketika orang Advent merasa nyaman dengan fakta bahwa sebagian besar mereka yang tinggal bersama di planet ini hidupnya di daerah pedesaan atau daerah pinggiran kota, tetapi masa itu sudah berlalu. Mengeluhkannya se-
bagaimana yang dilakukan beberapa orang, tidak akan mengubah data itu: jutaan orang setiap tahunnya, di semua wilayah dunia, sedang beralih dari gaya hidup yang dibangun atas dasar pertanian, untuk mencoba peruntungan mereka di metropolitan yang berkembang pesat seperti Seoul, Mexico City, Mumbai, Manila, dan Johannesburg. Kita tidak ingin melewatkan pergerakan ini—atau kesempatan ini. Bilamana kita ikut Yesus dalam menangisi kota-kota, yang terutama bagi kita bukanlah menangisi 3 juta orang yang harus tinggal di sana, tetapi karena orang itu, masing-masing, adalah sasaran kasih dan kelemahlembutan Juruselamat kita— dan dengan demikian, mau tak mau, merupakan sasaran kita juga. Surga tidak memiliki prasangka buruk dengan kota: sebenarnya, jika diukur seperti yang diindikasikan sebagian besar sarjana Alkitab, Yerusalem Baru itu lebih besar dari gabungan seluruh kota-kota besar dunia. Kota itu telah dirancang dengan skala raksasa karena surga masih berharap agar orang banyak yang tak terhitung besarnya seperti yang terlihat dalam penglihatan Rasul Yohanes akan tinggal di sana. Kalau begitu, tugas kita, adalah mengajak mereka untuk bergerak sekali lagi—dari satu kota ke kota yang kekal dan suci, di mana tidak ada lagi air mata. — Bill Knott
d e R i c h a r d b y p h o t o
ra peserta akan membagi-bagikan kartukartu janji perdamaian, yang meminta orang-orang menandatangani kartu-kartu itu untuk mempromosikan perdamaian di lingkungan mereka. Sejak pemberitahuan pertama, para pegawai konferens menyusutkan besarnya acara untuk alasan keamanan. Satu pernyataan resmi mengatakan, “Jangkauan keluar atau pelayanan komunitas mana pun harus ada di daerah anggotanya
f i l e
ӹӹ Para pemimpin pemuda Advent di London berkata mereka akan menggelar dua kegiatan perdamaian pada perte ngahan bulan Agustus, menanggapi situasi perampokan yang merajalela, yang dimulai tanggal 6 Agustus setelah protes masyarakat tentang penembakan seorang polisi. Acara itu, yang disponsori oleh Konferens Inggris Selatan, akan digunakan untuk mempromosikan perdamaian. Pa-
PEMIMPIN GEREJA: Sam Davis, Ketua Konferens Inggris Selatan, ikut dalam pawai Pathfinder Advent tanggal 23 Juli di jalanan London untuk mempromosikan perdamaian, satu tahun menjelang Olimpiade 2012.
S E C
Pemuda Advent London Marching untuk Perdamaian
L i sser
LAPORAN SEDUNIA
10 - 2011 | Adventist World
3
Pekerjaan Gereja LAPORAN SEDUNIA
4
Adventist World | 10 - 2011
Tibet Menerima Siaran Radio Advent yang Pertama
O lt h o f / s t o c k . x c h n g
ӹӹ Setelah dua tahun mencari seorang produser, Adventist World Radio tidak sabar untuk mulai menyiarkan programprogram gelombang pendeknya yang pertama di Tibet. AWR memiliki dua jadwal enam bulan siaran, yang berubah di musim semi dan musim gugur, dan bahasa-bahasa baru biasanya diperkenalkan pada saat perubahan jadwal. “Dalam hal ini, kami beranjak dari prosedur biasa dan memulai program baru ini di pertengahan musim kami,” kata Dowell Chow, Ketua AWR. “Sudah bertahun-tahun kami ing in memulai program-program berbahasa Tibet, dan sekarang karena kami sudah mempunyai seorang produser, maka kami ingin segera mulai menjangkau para pendengar sesegera mungkin dengan suara pengharapan.”
Fr a n k
sendiri, tidak boleh ke seluruh kota, dan dilaksanakan hanya dengan perintah langsung dari pemimpin gereja setempat yang secara langsung memahami situasinya.” Perampokan di sejumlah daerah di London dan kota-kota sampai ke Birmingham dan Liverpool, terus merebak sampai Senin malam tanggal 8 Agustus, tetapi kehadiran polisi yang bertambah banyak telah menenangkan situasi saat Adventist World edisi ini dicetak. Kekerasan itu mulai pada Sabtu malam setelah protes masyarakat tentang penembakan polisi di Tottenham. Penduduk setempat Mark Duggan tewas, dan seorang petugas polisi tertembak namun tidak tewas pada insiden itu, demikian berita melaporkan. Tottenham, juga lingkungan lain di mana kekerasan pertama kali pecah, seringkali dikaitkan dengan tingginya pengangguran dan ketegangan dengan polisi. Kejahatan segera meluas di banyak tempat dan kota, lapor BBC. BBC melaporkan bahwa Perdana Menteri David Cameron kembali dari berlibur di Italia untuk menangani situasi itu. “Kami sedih dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Tottenham,” Sam Davis, Ketua Gereja Advent di Inggris Selatan, berkata. “Hilangnya nyawa Mark Duggan telah menggerakkan banyak komunitas meminta jawaban yang benar terhadap apa yang terjadi, yang mengakibatkan hilangnya nyawa pemuda ini. Akan tetapi, ini tidak akan pernah membenarkan kekerasan dan penghancuran hak milik yang tanpa alasan, perampokan, dan pengrusakan yang terjadi setelah protes itu.” Davis berkata Departemen Pelayanan Pemuda dan Komunitas konferens tersebut bersedia bergabung dengan komunitas lain dalam operasi pembersihan dan sudah mulai bekerja di salah satu daerah yang terkena dampak untuk membantu keluarga-keluarga yang terlantar. —Adventist News Network dengan staf British Union Conference.
Tibet adalah provinsi pegunungan atau “wilayah otonomi” di Cina, tanpa adanya struktur Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dan hanya sejumlah kecil anggota gereja di tengah satu populasi yang berjumlah 3 juta penduduk. Ketika AWR mulai menyebarkan berita untuk mencari produser radio Tibet, beberapa pilihan datang melalui pelayanan pendukung lain. Akhirnya AWR menghubungi—melalui surat elektronika—seorang pria bernama Nurpu. Ia mengadakan perjalanan musim gugur lalu ke Nepal untuk bertemu dengan Chow pada reuni pendengar AWR Nepal pertama, dan memulai pelatihan dengan para produser dan teknisi kawakan di Nepal. Setelah mempelajari peralatan dan kemampuan menghasilkan suara, Nurpu kembali pulang dibekali dengan naskahnaskah radio dari tim Nepal, yang mulai diterjemahkannya dengan tangan dan disesuaikan dengan keadaan rakyat Tibet. Sejak saat itu ia telah mengadakan perja-
PELUANG TIBET: Pemandangan sebuah kuil Budha di Tibet. Provinsi otonomi di Cina sekarang mendapat siaran dari Adventist World Radio.
lanan kembali ke Kathmandu, Nepal, tiga kali untuk melakukan lebih banyak rekaman di studio AWR. Setelah programprogram itu dihasilkan, AWR mulai mengudarakannya sekali seminggu di stasiun FM di Nepal dekat perbatasan Tibet. Perjalanan Nurpu memerlukan ketekunan yang cukup besar: perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki dari rumahnya di sisi bukit menuju sebuah kota yang lebih besar, naik bus, setidaknya jalan selama sehari penuh menuju perbatasan Nepal, dan perjalanan panjang naik bus menuju Kathmandu. Ekspedisi itu, sekali jalan, bisa memakan waktu antara tiga sampai enam hari. Bahkan di rumah pun kehidupan Nurpu tidaklah mudah. Meskipun rumah kecilnya tidak mempunyai listrik dan ia bisa menggunakan komputer laptop yang disediakan oleh AWR, untuk akses e-mail ia harus berjalan menuruni bukit menuju desa yang lebih rendah untuk mengunjungi sebuah warung internet. Hari-harinya sangat sibuk karena memelihara beberapa hewan dan menanam tanaman pangan untuk keluarganya dan juga bekerja sebagai seorang pionir Gospel Outreach. “Tolong doakan Nurpu sementara ia terus melakukan kerja keras menghasilkan program-program bagi sukunya,” kata Chow, “agar ia boleh bersemangat dalam pelayanan yang masih baru ini.” —Shelley Nolan Freesland, Adventist World Radio.
Gereja Advent di Hungaria Harus Mendaftar Ulang
ӹӹ Di bawah perundang-undangan kontroversial yang baru-baru ini dikeluarkan, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Hungaria adalah salah satu dari 344 gereja Kristen dan kelompok keyakinan lain yang telah kehilangan status hukum mereka dan harus mendaftar ke Parlemen Hungaria. Hanya 14 organisasi keagamaan yang mempertahankan status mereka sebe-
lumnya di bawah aturan yang baru, yang disebut oleh para pendukung hak asasi manusia sebagai “draconian” dan “penindasan.” Tamás Ócsai, Ketua Gereja Advent di Hungaria, telah mengekspresikan kecemasannya, bahwa meskipun dengan adanya jaminan sebelumnya dari para pemimpin pemerintahan, gereja sekarang harus melakukan sejumlah tugas pendaftaran kepada parlemen untuk memperbarui pendataannya. “Baru-baru ini kami membahas permasalahan ini dengan para anggota gereja, para ahli hukum, Divisi Trans-Eropa, dan General Conference, dan kami bermaksud untuk membuat satu keputusan di bulan September mengenai cara terbaik untuk maju,” kata Ócsai. “Gereja kita di Hungaria memenuhi semua kriteria pendaftaran ulang di bawah perundang-undangan yang baru,” katanya. “Kami minta saudara-saudara di seluruh dunia mendoakan kami yang menghadapi tantangan ini.” Menurut Raafat Kamal, Direktur Departemen Urusan Publik dan Kebebasan Beragama (PARL) untuk Divisi TransEropa, perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Parlemen Hungaria pada pagi tanggal 11 Juli lalu sangat berbeda dari versi yang diperlihatkan kepada kelompok agama selama konsultasi di bulan Mei dan Juni tahun ini. “Proses mendaftar sekarang sudah bersifat politik,” kata Kamal. “Hasilnya kelak tergantung pada iklim politik, dan dapat membuka jalan bagi agama minoritas untuk menerima diskriminasi yang terselubung.” John Graz, Direktur PARL GMAHK sedunia mengatakan hukum yang baru telah merusak secara serius kedudukan Hungaria sebagai negara yang menghormati dan melindungi hak-hak asasi manusia. “Hukum ini tidak sejalan dengan nilai-nilai Eropa maupun dengan perjanjian internasional yang melindungi kebebasan beragama,” kata Graz. “Dengan segala hormat kami mendesak seluruh pembuat peraturan Hungaria untuk
T E D
f i l e
p h o t o
SEKARANG PERLU PENDAFTARAN: Tamás Ócsai adalah Ketua Gereja Advent di Hungaria.
mempertimbangkan pesan yang dibawa oleh hukum ini kepada komunitas internasional, dan mengambil langkah untuk melindungi agama minoritas.” Perundang-undangan itu, yang disebut “Law on the Right to Freedom of Conscience and Religion, and on Churches, Religions, and Religious Communities,” mewajibkan kelompok agama yang tidak termasuk dalam salah satu dari 14 kelompok agama yang “disetujui,” untuk melakukan satu proses pendaftaran meminta status hukum. Hukum yang baru itu juga mempersempit definisi hukum untuk “aktivitas keagamaan” dan mengharuskan sejumlah syarat ketat yang harus dipenuhi sebelum satu organisasi diberikan hak untuk menyebut dirinya sebagai satu “gereja.” Hukum itu diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2012. Gereja Advent di negara Eropa tengah ini memiliki lebih dari 100 jemaat dan sekitar 500 anggota. Sejak kekuasaan Komunis di Hungaria berakhir di tahun 1989, minat keagamaan meningkat, dengan sekitar 55 persen populasi sekarang mengaku menganut Katolik Roma. —Dilaporkan oleh Bettina Krause, IRLA, dengan Adventist News Network.
10 - 2011 | Adventist World
5
Pekerjaan Gereja LAPORAN SEDUNIA
P
ara pegawai komunikasi Advent dari seluruh Kuba baru-baru ini berkumpul di Gereja Advent La Víbora di Havana selama kongres jaringan kerja tiga hari, mempertajam kemampuan mereka, dan mempelajari cara yang lebih baik untuk menyampaikan pengharapan dalam komunitas mereka. Lebih dari empat puluh pegawai komunikasi hadir untuk mempelajari bagaimana menulis artikel-artikel baru, juga mendengar tentang tugas-tugas dan tanggung jawab komunikasi, arah media, komunikasi praktis, gereja sebagai organisasi super komunikasi dan jaringan kerja sosial. Tanpa akses internet dan peralatan kerja yang terbatas, gereja yang berkantor pusat di Havana berusaha keras berkomunikasi dengan empat kantor daerahnya yang mengawasi lebih dari 280 jemaat di 16 provinsi di pulau itu. “Melalui kongres ini kami ingin agar para pegawai komunikasi mengetahui dengan jelas mengenai membangun jembatan pengharapan yang obyektif di seluruh negeri,” kata Dayamí Rodriguez, direktur komunikasi untuk gereja di Kuba. “Setiap lokasi bangunan memerlukan para pembangun profesional untuk hasil yang memuaskan; hal yang sama berlaku bagi kita sebagai para pegawai komunikasi kebenaran. Kita harus dilatih untuk menggenapi misi gereja.” Bukan hanya tentang menjaga agar gereja tetap mendapat informasi, tetapi juga tentang menjangkau setiap sudut pulau, kata Rodríguez. Memberi informasi dan menjangkau itu masih merupakan satu proses yang memerlukan waktu, jelasnya. “Kami bekerja dengan apa yang tersedia,” kata Rodríguez. “Cara terbaik kami untuk berkomunikasi di tengah kantor daerah kami adalah melalui komunikasi telepon kabel dan surat kabar.” “Kami bisa mempromosikan inisiatif, rencana, strategi, dan aktivitas gereja dari departemen dan pelayanan berbeda-beda untuk menjangkau semua provinsi kami,” tambahnya. Rodríguez yang telah menjadi direktur komunikasi selama setahun lebih, mengatakan bahwa kongres itu juga merupakan satu kesempatan untuk mendorong para pegawai komunikasi agar membuat jaringan kerja dan membentuk lebih banyak dia log di antara mereka sendiri—kendati dengan tantangan-tantangan yang ada. Akan tetapi, tantangan-tantangan ini tidak mencegah gereja yang sedang berkembang, mendirikan satu struktur untuk menyampaikan dan menyebarkan kabar baik keselamatan melalui media cetak dan brosur, tambah Rodriguez. Coralia García telah menjadi seorang petugas komunikasi yang giat menyebarkan pengharapan di Santa Clara, wilayah pusat pulau itu. Selama 12 tahun García telah bekerja keras menghasilkan warta berita tiap bulan untuk menginformasikan para anggota tentang apa yang sedang terjadi di gereja di wilayahnya dan pulau itu, membagikan kisah-kisah yang membangkitkan semangat, dan membawa persatuan kepada keanggotaan gereja yang sebagian besar mengetahui apa yang terjadi di sekitar mereka. Ia bisa mencetak puluhan surat kabar untuk para anggota dan bukan anggota yang berlangganan kepada mereka.
6
Adventist World | 10 - 2011
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh,
Kuba Mempertajam
Keahlian Ber Keanggotaan telah berkembang sampai 31.000 jiwa dalam waktu 20 tahun, meskipun dengan sumber daya yang terbatas. Oleh Libna Stevens,
Divisi Inter-Amerika, melaporkan dari Havana, Kuba Ia senang berpartisipasi dalam kongres itu, yang pertama kalinya setelah bertahun-tahun diorganisasi. “Lokakarya ini telah benar-benar membantu saya dalam memperluas pengetahuan dan memperkuat keinginan saya untuk terus melakukan yang terbaik menyampaikan pekabaran kita,” kata García. Ia berharap bahwa jaringan kerja di tengah rekan-rekannya di bagian komunikasi Advent di pulau itu akan menghasilkan jangkauan keluar yang lebih banyak. Arnaldo Rodríguez, 30 tahun, menggembalai sekelompok Advent beranggota 30 orang di Batabanó, sebuah kotamadya di sebelah selatan Havana. Ia juga adalah direktur komunikasi di gerejanya. Rodríguez kagum dengan apa yang ia telah pelajari dalam kongres itu, tetapi kadang-kadang merasa kewalahan karena kurangnya sumber daya, seperti telepon, komputer, kamera dan lain-lain. “Saya suka dengan apa yang saya pelajari di kongres ini,” kata Rodríguez. “Alat yang mungkin kami miliki atau tidak kami miliki tidaklah penting; pekabaran yang harus kami bawa itulah yang paling penting.” Rodríguez, yang adalah seorang lulusan teknologi sistem informasi, meninggalkan pekerjaannya untuk menjadi seorang pendeta dua tahun yang lalu. Ia mengemukakan bahwa ia sudah bekerja dengan alat-alat canggih sebelumnya, tetapi ia dihiburkan oleh pentingnya pekabaran yang harus ia sampaikan. Ia senang menjadi bagian dari satu tim yang terdiri dari teknisi seperti dia dari seluruh gereja di Havana yang membantu ketika program-program gereja atau aktivitas khusus berlangsung dan produksi diperlukan. Reider Querol, direktur komunikasi untuk Konferens Timur di Kuba, berjuang dengan sumber daya terbatas, tetapi berusaha keras setiap bulan untuk menerbitkan satu serial surat selebaran
p h o t o s
komunikasi dengan berita dan informasi bagi masing-masing departemen dan pelayanan gereja. Yordángel Franco Navarro, yang mengawasi daerah pegunungan milik misi yang baru diorganisasi di bagian timur pulau itu, berharap segera menemukan cara-cara berkomunikasi yang lebih baik di wilayahnya. Sebagai seorang mantan wartawan, ia bermimpi suatu hari kelak bisa memakai kamera untuk memperoleh gambar-gambar apa yang terjadi di gereja-gereja yang diasuhnya. Ia melaporkan kemajuan-kemajuan di wilayahnya kepada rekan pegawai komunikasi dari sebuah notebook yang sudah usang dan menaruh foto-foto aktivitas dan cerita-cerita yang terjadi beberapa bulan yang lalu. “Foto-foto ini diambil oleh seorang anggota yang memberinya kepada saya,” kata Franco. Ia akui berita-beritanya tidak “segar,” tetapi itulah satu-satunya cara yang bisa dilakukannya sekarang. Sebagian besar pegawai komunikasi seperti Franco tidak memiliki kamera. García adalah salah satu dari sedikit orang yang memilikinya; seorang anggota gereja memberikannya sebuah kamera digital 7,2 megapixel beberapa tahun yang lalu sebelum anggota itu meninggalkan pulau tersebut. Banyak rekannya tidak seberuntung dia. Dayami Rodríguez memahami tantangan-tantangan yang dihadapi rekan-rekannya. Ia juga berusaha keras memproduksi bahan dengan peralatan terbatas. Staf studio kecilnya berusaha keras bekerja dengan sebuah video kamera yang sudah rusak, bekas kamera video rumah hasil sumbangan, sebuah mesin perekam CD, dan sebuah komputer. “Itulah yang bisa kami usahakan saat memproduksi program-program audio dan video untuk anggota kami,” kata Rodríguez. Namun ia mengemukakan bahwa pekerjaan menyebarkan pekabaran pengharapan dan menyampaikan aktivitas dan peristiwa masih tetap memperbanyak bukan membatasi gereja. Rodríguez, yang juga mengepalai Departemen Seni dan Budaya komunitas itu, baru-baru ini menggelar aktivitas seluas pulau itu di mana puluhan seniman Advent memperlihatkan lukisan dan karya-karya mereka. Ia berencana mengatur satu
b y
L i b n a
S t e v e n s
Atas: PENYAJIAN: Abel Márquez, Associate Director Komunikasi untuk gereja di Divisi InterAmerika, menyampaikan seminar di Gereja Advent La Vibora, Havana, Kuba, 1 Juli 2011. Kiri: JEMAAT: Para peserta dalam kebaktian tanggal 2 Juli 2011, selama seminar komunikasi di Gereja Advent La Vibora.
kompetisi fotografi untuk melibatkan anggota gereja di seluruh pulau dengan kamera apa pun yang mereka miliki. “Kami akan terus bekerja sebaik yang bisa kami lakukan untuk membagikan pengharapan,” kata Rodríguez. “Para pegawai komunikasi kami akan membagikan pengetahuan yang mereka telah pelajari di kongres ini dengan gereja dan wilayah masing-masing.” Rodríguez, sama seperti rekan-rekannya di bagian komunikasi, memimpikan kapan kiranya akses online tersedia di pulau itu untuk memuaskan keinginan mereka mengetahui apa yang sedang terjadi di Gereja Advent di sekitar Kuba dan di seluruh dunia. Untuk sekarang, mereka mengharapkan hari esok yang lebih baik dan bekerja keras untuk saling bekerja sama. Aldo Pérez, ketua gereja di Kuba, dengan tegas menyampaikan visi komunikasi di pulau itu. Dengan keanggotaan yang semakin bertambah melebihi 31.000 anggota, ia bersama rekan pengurus melihat dampak yang lebih besar dari para pegawai komunikasi di pulau itu. “Sekarang, lebih dari sebelumnya, kita melihat pentingnya menyampaikan lebih banyak kasih dan pengharapan, dan percaya dalam pekerjaan yang mereka sedang lakukan,” tambahnya. “Kita telah bertumbuh pesat dari 10.000 anggota di tahun 1990 sampai 31. 179 jiwa tahun ini dan percaya peran departemen komunikasi itu tak terhingga nilainya.” “Kita mengetahui betapa pentingnya memberi informasi kepada gereja dan berharap agar para pengurus dan pemimpin di masing-masing dari empat ladang kita menangkap visi tentang bagaimana komunikasi itu dapat membantu dalam strategi penginjilan yang terintegrasi dalam membagikan pekabaran kebenaran,” kata Pérez. “Kepemimpinan departeman komunikasi uni dan administrasi selama acara itu memungkinkan saya untuk melihat komitmen mereka membagikan kasih dengan menggunakan semua cara yang tersedia,” ia menambahkan. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Kuba didirikan pada tahun 1905. Gereja itu membawahi tiga konferens, satu misi, satu seminari, dan lebih dari 280 gereja dan jemaat. n
10 - 2011 | Adventist World
7
Pekerjaan Gereja PA NORAMA S EDUNI A
P
ara ahli sejarah dan sosiolog mengatakan bahwa sebagian besar penduduk di bumi selama 6.000 tahun terakhir ini tinggal di daerah-daerah pedesaan, suatu keharusan, karena pola hidup pertanian yang harus “dekat dengan lahan.” Di tahun 1800, hanya 3 persen populasi dunia yang tinggal di wilayah perkotaan. Pada tahun 1900, 14 persen yang tinggal di kota-kota, meskipun hanya 12 kota yang memiliki 1 juta atau lebih penduduk. Selama abad kedua puluh, dunia mengalami pertumbuhan kota yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada tahun 2007, untuk pertama kalinya, 50 persen populasi dunia tinggal di kotakota. Kini lebih dari 400 kota menampung sedikitnya 1 juta penduduk: setidaknya 20 kota memiliki populasi lebih dari 10 juta. Saya sudah pernah tinggal atau bekerja di beberapa kota terbesar dunia, termasuk Kairo, Washington D.C., metropolitan Los Angeles, New York, Abidjan, dan Moskow. Setelah mengamati wajah ribuan orang yang terlihat di tengah desakan kehidupan kota, saya semakin merasakan beban tertentu terhadap misi gereja ke kota-kota besar. Keprihatinan saya pada kota-kota besar merupakan bagian penting dari bagaimana saya mengikuti Yesus. Hampir 2.000 tahun yang lalu Yesus berhenti di puncak sebuah bukit dan memandang Ibukota Yerusalem. Meskipun Ia mengetahui apa yang akan terjadi pada-Nya, dan bahwa Ia akan ditolak oleh banyak orang di kota itu, Ia menangisi Yerusalem dengan semacam bahasa paling empati dalam Kitab Suci (Lukas 19:41-44). Mengikuti Yesus di dunia modern berarti mempelajari hati-Nya yang berbelas kasih bagi mereka yang tinggal di kota-kota metropolis yang padat sekarang ini—memahami kebutuhan mereka, mempelajari kebiasaan mereka, dan ya, menangisi kondisi mereka, jika mereka tanpa hubungan yang menyelamatkan dengan Dia. Memang jauh lebih mudah untuk tinggal di dalam zona nyaman kita daripada menjangkau keluar kepada orang banyak di pusat-pusat kota besar dunia.
8
Adventist World | 10 - 2011
Kota
Oleh Ted N. C. Wilson
Visi
Besar— yang Lebih Besar
Setiap anggota terlibat dalam setiap program jangkauan keluar yang memungkinkan. Melihat Gambar Besar
Satu komitmen kepada penduduk kota-kota besar sedunia bukanlah satu kecenderungan gerak hati modern, tetapi memang sesungguhnya berdasar pada pelayanan Kristus sebagaimana terlihat dalam Injil dan dengan jelas diterangkan dalam tulisan-tulisan Ellen White. Sebagai orang Advent kita seringkali memusatkan pekerjaan kita di daerah-daerah pedesaan dan pinggiran kota sementara banyak kota-kota besar tetap sebagian besar tak tertembus. Beberapa faktor menjadi alasannya, termasuk kesulitan nyata pelayanan kota dan fakta bahwa kita telah menerima nasihat ilham dari Ellen White tentang anjuran untuk tinggal di desa. Rencana Allah semula menempatkan manusia di taman yang menyenangkan, bukan sebuah kota yang padat, tetapi Ellen White sama jelasnya bahwa kita harus menerima dan bekerja dengan situasi yang kita temui sekarang ini. Roh Nubuat menawarkan kita satu pendekatan yang sangat seimbang untuk melayani kota-kota besar, dengan jelas menyadari bahwa banyak orang, termasuk banyak orang Advent, perlu atau memilih tinggal di kota-kota. Pendekatan “keluar masuk” oleh mereka yang melayani di kota-kota yakni yang dianjurkan untuk secara teratur memperbarui “baterai” rohani dan fisik mereka di lingkungan pedesaan, merupakan satu pendekatan realistik dan bersifat memulihkan terhadap kenyataan pahit pelayanan di kota. Sebagaimana yang digambarkan oleh
Ellen White, “pusat-pusat di luar pos”— termasuk sekolah-sekolah pelatihan, fasilitas pola hidup sehat, dan rumahrumah misionaris—akan didirikan tepat di pinggiran daerah-daerah kota. Satu siklus jangkauan keluar menggerakkan misionaris itu ke dalam kota untuk terlibat dengan penduduk pada tingkat kebutuhan mereka, mengajak orang-orang yang merespons keluar menuju pusat untuk menjalani rehabilitasi dan pemulihan, dan kemudian kembali bersama mereka untuk melanjutkan siklus kesaksian. Pergerakan keluar masuk ini penting bagi pekerjaan istimewa ini, karena Allah tidak pernah bermaksud agar orang percaya menghabiskan seluruh hidup mereka di daerah-daerah perkotaan yang padat, penuh dengan rangsangan berlebihan dunia modern.1 Penting, Luas dan Dapat Dipertahankan
Mari kita tegaskan fakta bahwa orang Advent memahami kalau kota-kota itu adalah tempat di mana Allah ingin kita memusatkan pekerjaan kita sekarang ini—karena di situlah orang-orang berada. Sementara kita meneruskan pekerjaan kita di daerah-daerah pedesaan dan pinggiran kota, kita harus menggiatkan pekerjaan kita untuk ratusan juta penduduk yang tinggal di kota-kota metropolis yang besar di planet kita. Lebih dari seabad silam Ellen White menulis bahwa “pekerjaan di kota-kota itu adalah pekerjaan penting untuk masa kini. Bilamana kota-kota bekerja sebagaimana yang Al-
c a r o l i n e
k e y z o r
Model Sarang Lebah
lah inginkan, hasilnya adalah akan terlaksananya satu pergerakan besar-besar an sebagaimana yang belum pernah kita saksikan sebelumnya.” Walaupun kita setuju bahwa setengah dari populasi dunia yang tinggal di kota-kota besar perlu dijangkau dengan pekabaran tiga malaikat, tugas tersebut tampak menakutkan. Strategi-strategi kota besar kita seringkali tidak teratur, dengan kampanye-kampanye penginjilan besar yang diikuti dengan berbulanbulan bahkan tahunan keheningan. Model Roh Nubuat itu sangatlah berbeda, dan melibatkan pendekatan yang tak henti-hentinya, Alkitabiah, dan penuh kasih sayang untuk melakukan penginjilan kota. Model ini paling bagus digambarkan sebagai “penginjilan kota yang luas”— dengan penekanan pada luas. Modelnya termasuk membentuk unit-unit kerja dan aktivitas-aktivitas di kota-kota yang menggunakan keahlian dan karunia dari gereja-gereja setempat, orang muda, kelompok-kelompok kecil, para pekerja misionaris kesehatan, para pendeta, para pekerja sosial, para penginjil literatur, dan semua saluran media yang tersedia. Diperlukan program-program yang beraneka ragam dan direncanakan dengan baik serta dilakukan terus-menerus untuk menginjili kota-kota di dunia. Sesekali kita harus tidak memiliki satu program yang besar dan kemudian melupakan penduduk kota itu.
Ellen White dengan bersemangat menggambarkan upaya gereja di San Francisco sekitar tahun 1906 sebagai aktivitas “sarang lebah.2 Ini, tulisnya, yang paling menyerupai rencana Tuhan untuk dilakukan di kota—semua orang bekerja bersama-sama, masing-masing dengan tanggung jawab spesifik, namun semua terintegrasi dengan tujuan yang sama menginjili kota. Ellen White menguraikan apa yang ia sebut “pusat-pusat pengaruh” dalam banyak komunitas yang membentuk satu kota. Pusat-pusat pengaruh ini bisa berupa gereja-gereja, toko buku atau ruang baca, berbagai jenis layanan di jalanan, restoran-restoran vegetarian, lembagalembaga pendidikan, pusat-pusat layanan komunitas, pusat-pusat pendidikan kesehatan, atau klinik-klinik. Mungkin ada metode-metode jangkauan keluar yang baru dan kreatif dari layanan komunitas atau strategi kesaksian berbasis internet dengan sasaran komunitas-komunitas khusus. Kunci kualitasnya adalah ketahanannya: Bagaimanakah kita bisa terus berinteraksi dengan komunitas dalam layanan Kristen yang membantu dan jangkauan keluar penginjilan, daripada tergelincir dalam aktivitas-aktivitas sporadis? Jenis penginjilan kota yang mencakup banyak hal semacam ini akan mengubah kota-kota, melalui kuasa Roh Kudus, sekaligus kita sebagai satu keluarga gereja. Dengan secara individu mempelajari Alkitab dan Roh Nubuat, kita akan menemukan landasan untuk bekerjasama dan kemampuan bertahan, dan mengalami kesatuan yang diilhami Roh di tengah umat-Nya sebagaimana yang didoakan Yesus (Yoh. 17:21). Meraih “Apel Besar”-nya
Sekarang ini para pemimpin gereja sedang berusaha mencoba meniru aktivitas “sarang lebah” dan bekerja di New York dan kemudian, melalui kuasa Allah, pada banyak pusat-pusat kota besar dunia. Banyak aktivitas-aktivitas penginjilan Advent yang bagus sedang terjadi di ratusan kota di seluruh dunia, tetapi kita
harus menggiatkan usaha kita menggunakan pendekatan “luas” yang digambarkan di sini. Meskipun banyak strategi berguna untuk bersaksi telah dilaksanakan di New York dan di mana pun selama abad terakhir, kita tidak pernah sanggup mempersatukan semua elemen yang Ellen White gambarkan. Beberapa orang mungkin mengajukan pertanyaan, “Mengapa New York?” Ellen White mengindikasikan bahwa New York haruslah menjadi simbol tentang bagaimana daerah perkotaan lain harus bekerja.3 New York adalah satu kehidupan dunia kecil unik dari populasi dunia, mengilustrasikan keanekaragaman yang luar biasa dari penduduk dunia juga tantangan khusus merancang metode-metode bersaksi yang akan menarik bagi mereka. Pada minggu-minggu dan bulan mendatang para pemimpin gereja akan mendiskusikan bagaimana merencanakan, melaksanakan, dan menggelar satu pendekatan multi dimensional bagi Kota New York dan pusat-pusat kota besar lainnya. Model “sarang lebah” ini menganjurkan serangkaian aktivitas: para penginjil, para pemimpin layanan kesehatan, dan jangkauan keluar kreatif yang menargetkan populasi spesifik diperlukan dari seluruh dunia jika rencana-rencana ini mau berhasil. Oleh kasih karunia Allah maka gereja akan menirukan pendekatan ini pada masing-masing dari 13 divisi dunia—memusatkan pada kota-kota besar dunia di masing-masing divisi, uni, dan ladang setempat dengan jangkauan keluar penginjilan yang bertahan lama. Untuk inisiatif New York, Divisi Amerika Utara, bersama dengan uni-uni dan konferens-konferensnya di daerah spesifik New York, akan memulai pekerjaan itu dalam dua tahun mendatang dan kemudian terus mengatur aktivitas-aktivitas sarang lebah yang akan meluas melampaui penginjilan publik. Upaya kesehatan dan “pekerjaan misionaris kesehatan” (satu pendekatan multidimensi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagaimana terlihat dalam pelayanan Yesus dan diuraikan dalam Roh Nubuat) harus lebih banyak ditonjolkan dari semua yang lain. Saya memperkirakan ke-
10 - 2011 | Adventist World
9
Pekerjaan Gereja PA NORAMA S EDUNI A sempatan luar biasa untuk memperlihatkan kerja sama yang lebih besar lagi dengan profesional-profesional kesehatan, lembaga-lembaga Advent kita, dan banyak pelayanan pendukung yang memperkaya misi Advent. Sekarang kita berada di zaman media multi platform, dan kita perlu menggunakan semua media yang tersedia sepenuhnya sambil membuat rencana untuk jangkauan keluar kota. Bilamana penduduk kota mendengar tentang sesuatu di radio, melihat pesan yang sama di TV, melihatnya di jalur internet yang berbeda atau facebook, kemudian kebetulan melihatnya pada tulisan cetak atau pada papan iklan, maka individu itu akan jauh lebih mudah menerima kontak perorangan. Di sinilah kita terutama memerlukan dukungan energik dari kaum muda gereja. Bayangkan ratusan pemuda Advent yang berdedikasi pergi ke Kota New York setiap tahun, menjual majalah-majalah dan buku-buku yang dipenuhi dengan kebenaran, menyusuri jalanan dan taman untuk bersaksi tentang kasih mereka kepada Yesus! Inilah yang ada pada inti dari penginjilan kota itu: kita harus membuat dan menjaga hubungan dengan orang-orang menggunakan metode interaksi Yesus (lihat artikel Roh Nubuat “Membuat Dia Dikenal,” pada halaman 23 edisi ini). Sekarang bayangkan ribuan pemuda Advent melakukan hal yang sama di ratusan kota di seluruh dunia! Bulan depan saya akan fokus pada populasi bertalenta ini—laskar pemuda “yang dengan benar dilatih”4—dan mengapa kita perlu memotivasi dan mendukung mereka saat mereka menginvestasikan waktu dan kasih mereka dalam menjangkau kota-kota besar dunia. n Ellen G. White, Medical Ministry, hlm. 304. Ellen G. White, Welfare Ministry, hlm. 112. Ellen G. White, Evangelism, hlm. 384. 4 Ellen G. White, Christian Service, hlm. 30. 1 2 3
Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh General Conference di Silver Spring, Maryland, AS.
10
Adventist World | 10 - 2011
Sebuah
OneDayChurch Olanchito, Honduras
J
emaat Advent Olanchito mengetahui apa yang mereka inginkan: tidak rumit, hanya pekerjaan membentuk kembali ruangan kelas beton yang berdiri di sekeliling bangunan utama gereja. Mereka sedang memikirkan cat: mungkin memperluas lahan untuk mendapatkan tempat bagi beberapa ruangan kelas baru. Itulah permintaan mereka kepada kantor konferens, uni konferens, dan divisi. Itu juga permintaan yang diterima oleh Maranatha Volunteers International. Darrell Hardy, Wakil Ketua Maranatha untuk Amerika Latin, mengunjungi Olanchito sambil melihat-lihat sejumlah lokasi potensial bagi bangunan One-day Church di Honduras. “Kelihatannya bagus,” kata Hardy, “tetapi saya rasa ada kemungkinan untuk yang lebih besar. Ini mungkin lokasi yang bagus untuk kampus sekolah One-day.” Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Camelback di Phoenix, Arizona, juga mengetahui apa yang mereka inginkan: Satu perjalanan misi yang akan membawa para anggota mereka semakin dekat satu sama lain; satu petualangan yang akan memusatkan mereka pada kebutuhan orang lain; sesuatu yang rumit; bukan hanya pekerjaan membentuk ulang, tetapi seluruh kampus sekolah dengan setidaknya 10 ruangan. Itulah permintaan yang diberikan kepada Maranatha, yang dengan cepat menghubungkan mereka dengan anggota-anggota gereja di Olanchito. Mereka menempatkan satu tim bersama dan terbang ke Honduras dengan serangkaian rencana yang sudah ditata dengan apik. Sebelum menyampaikan rencana-rencananya, mereka meminta para pemimpin jemaat dan sekolah untuk menggambarkan impian mereka dalam melayani di Olanchito. “Kami harus memperbaiki sekolah, tetapi apa yang kami benar-benar butuhkan adalah lapangan sepak bola,” kata kepala sekolah Denora Alvarado. “Jika kami mau menjadi sekolah terbaik di kota ini, maka kami memerlukan satu lapangan baru di mana semua akan datang untuk bermain fútbol.” Camelback dan Maranatha mendengar. Mereka mengubah rencana, membantu menemukan lapangan yang lebih baik, dan membangun sebuah lapangan untuk fútbol. Kemudian mereka membangun sekolah baru di sekitarnya. Mereka juga membentuk ulang sekolah yang lama! Semua orang mengetahui apa yang mereka inginkan. Tetapi Allah bahkan mengetahui lebih baik!
Program One-Day Church adalah upaya kerjasama antara Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Adventist-laymen’s Services and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Kisah-kisah ini datang kepada Anda tiap bulan dari seorang tukang cerita Maranatha, Dick Duerksen. p h o t o s
b y
d i c k
d u er k se n
W O R L D
tv
Terlalu Banyak
H E A L T H
Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless
Selama beberapa tahun kami tidak memiliki televisi, dan sekarang karena kami sudah memilikinya, saya khawatir suami dan anak-anak saya terlalu banyak menonton TV. Menurut saya, duduk di depan layar TV kelihatan tidak menyehatkan. Apakah Anda mempunyai saran?
S
ebenarnya, pertanyaan Anda memunculkan beberapa permasalahan, semuanya berkaitan dengan kita sebagai orang Kristen dan sebagai orangtua. Persoalan-persoalan media itu fokus pada beberapa bidang. Salah satunya adalah isi; yang lain adalah faktor waktu; yang ketiga adalah cara media itu mempengaruhi kehidupan kita dan mengganggu hubungan keluarga. Kita akan mendiskusikan ketiga hal ini, dan kemudian—sebagaimana biasanya—menyerahkan keputusannya, yang merupakan pilihan berat bagi Anda. Isinya begitu beraneka ragam sehingga sulit bagi seseorang untuk membuat satu pernyataan menyeluruh. Siapa pun yang menonton contoh TV komersial segera menyadari bahwa isi yang berhubungan dengan seksual, kekerasan, dan situasi-situasi etika yang sangat diperdebatkan terus-menerus disajikan dalam cara yang menggairahkan dan nyata. Program-program dokumenter, pendidikan, dan yang bersifat informasi tersedia, tetapi perlu secara saksama dicari dan diseleksi. Kilasan gambar TV yang berubah-ubah dengan cepat dari satu potongan gambar ke potongan gambar lainnya mengakibatkan memendeknya kapasitas perhatian kaum muda modern. Apa yang kita lihat mempengaruhi otak kita, dan beberapa penelitian baru-baru ini tentang kemampuan otak mengindikasikan bahwa hubungan-hubungan dan jaringan saraf yang baru, tergantung pada bagaimana kita memberi asupan kepada otak kita. Waktu yang digunakan di depan televisi berkaitan dengan peningkatan obesitas, ini diperkirakan berkaitan erat dengan keadaan tubuh yang tidak aktif (“couch potato”). Satu artikel baru-baru ini yang diterbitkan oleh Anders Grøntved dan Frank B. Hu dalam Journal of the American Medical Association, tanggal 15 Juni 2011, memperlihatkan hubungan langsung antara diabetes tipe 2, serangan jantung fatal, dan semua penyebab mortalitas dan lamanya menonton TV setiap hari. Keadaan tubuh yang tidak aktif bukan merupakan satu-satunya faktor, tetapi makanan yang dimakan selagi menonton itu berlebihan dan biasanya merupakan makanan dengan lemak, garam, dan kalori tinggi. Diperkirakan sekitar 40 sampai 50 persen waktu senggang di banyak negara digunakan menonton TV. Ini artinya menonton TV merupakan aktivitas ketiga paling banyak dilakukan, setelah bekerja dan tidur, dalam banyak populasi. Jumlah demikian menunjukkan bahwa sekitar tiga setengah jam sampai empat jam per hari digunakan menonton TV di Eropa dan Australia. Di AS, rata-rata jumlah jam diperkirakan lima jam sehari. Bidang perhatian ketiga—meskipun kita yakin ada lebih banyak lagi—adalah gangguan hubungan keluarga. Begitu banyak suami dan istri menjadi “e-hermits,” (petapa elektronik) tinggal dalam isolasi—dengan akibat-akibat yang membahayakan hubungan.
Tindakan perlindungan paling kuat melawan perilaku berisiko yang berhubungan dengan penyalahgunaan zat-zat berbahaya dan aktivitas yang merendahkan diri adalah membentuk hubungan yang kuat, percaya, dan mendukung bersama anak-anak kita. Berapa banyak kaum muda kehilangan hubungan ini karena para orangtua yang menenggelamkan diri dalam “surfing the Net” atau menonton program-program TV kesayangan? Beberapa anak “berdiam diri” di depan “kotak idiot” itu—alat pengganti pengasuh anak. Memang bodoh bila kita memagari diri terhadap teknologi modern; jauh lebih penting lagi bagi kita untuk mengatur dan menggunakannya untuk kegunaan positif, seraya menghindari efek negatifnya. Kami merekomendasikan agar Anda memilih isinya dengan sangat berhati-hati, batasi waktu yang digunakan untuk menonton, dan sediakan waktu untuk terlibat dalam interaksi keluarga yang benar. Anda tidak hanya akan mengurangi risiko obesitas, tetapi Anda juga akan menggiatkan interaksi yang bermakna yang akan menghasilkan manfaat seumur hidup bagi Anda dan keluarga Anda. Urbanisasi masyarakat modern telah menuntun pada kepercayaan yang lebih besar pada TV dan internet. Kesulitan-kesulitan mencari nafkah dan membayar teknologi terkini yang tak habishabisnya membuat banyak dari antara kita bersaing keras untuk memiliki telepon atau alat tercanggih. Barangkali kita harus mengadakan “puasa elektronik” setiap harinya, menentukan waktu untuk keluarga yang diabdikan khusus dan tak diganggu gugat. Kekhawatiran-kekhawatiran Anda itu benar adanya—tetapi Anda harus memutuskan perubahan bersama-sama, dan tetapkan waktu lepas dari TV (dan internet) menjadi satu waktu yang paling berharga dan bernilai. n
Allan R. Handysides, seorang ahli kandungan, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.
Peter N. Landless, ahli jantung nuklir, adalah Associate Direc-
tor Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.
10 - 2011 | Adventist World
11
R E N U N G A N
K
ita semua melakukannya. Semua orang mengetahui pengalaman itu—tanpa kecuali. Itu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Anak-anak kecil terbiasa dengan itu, sama seperti orangtua dan semua orang di antaranya. Entah Anda itu seorang siswa, seorang wanita pengusaha yang sukses, atau pengangguran, Anda harus berurusan dengannya. Tidak seorang pun terbebas. Pria mengalaminya sama seperti wanita, bujangan maupun pasangan yang menikah. Orang-orang yang bercerai harus hidup dengannya, dan para janda juga. Anda menghadapinya ketika sedang sehat atau ketika Anda sedang sakit. Tidak peduli di mana pun Anda hidup di dunia ini atau warna apa kulit Anda. Itu merupakan kondisi universal manusia. Saya tidak sedang membicarakan dosa. Dan saya sulit mencari seseorang yang belum mengalaminya. Apakah yang saya maksudkan selama ini? Saya sedang berbicara tentang menunggu.
Kita Semua Menunggu
Semua manusia menunggu. Kita berharap dan bermimpi—dan menunggu. Kita lapar dan haus—dan menunggu. Kita merindukan perubahan dan menantikan kebahagiaan—dan menunggu. Kita mengalami penderitaan dan sedang dalam merasakan sakit—dan menunggu kelegaan. Kita belajar dan bekerja—dan menunggu hasilnya. Beberapa hal yang kita harapkan tertunda—dan membuat kita tetap menunggu. Kita berdoa—dan menunggu jawaban. Kita menunggu dalam antrean di supermarket dan pompa bensin. Kita menunggu di kemacetan lalu lintas dan di pelabuhan udara. Kita menunggu surat datang. Kita menunggu agar hal-hal baik terjadi dan hal-hal buruk berlalu. Beberapa orang menunggu pada malam hari untuk tertidur, dan beberapa orang bahkan menunggu saatnya menghembuskan napas terakhir. Kelihatannya seolah seluruh kehidupan kita, sejak lahir sampai kematian, dicirikan dengan menunggu. Beberapa penantian tampak singkat, dan waktu berlalu dengan cepat. Untuk hal lain kita menunggu selama seumur hidup. Tampaknya menunggu itu membuat kita
Menunggu
12
Adventist World | 10 - 2011
Cara Allah untuk Perubahan Oleh Frank M. Hasel
tersadar bahwa hal-hal paling penting, paling bermakna, paling indah, dan paling bertahan lama dalam kehidupan kita adalah hal-hal yang berada di luar kendali dan kuasa kita. Jadi kita harus menunggu. Saya telah merenungkan dinamika menunggu dalam kehidupan saya sendiri selama dua tahun terakhir, terutama ketika istri saya didiagnosis dengan kanker tahap lanjut. Saya sudah banyak menunggu di rumah sakit sebelum pengobatan dimulai dan setelah berakhir. Kami harus menunggu hasil-hasil masuk dan menunggu perjanjian-perjanjian pertemuan dengan dokter. Dan di manakah kami menunggu? Di ruang tunggu, sebagaimana tempat itu biasa disebut. Saya tidak mengetahui tentang Anda, tetapi saya benci menunggu. Saya tidak suka antrean panjang atau kemacetan lalu lintas atau penundaan janji pertemuan. Saya tidak suka orang yang berlambat-lambat atau proses yang memanjang. Saya ingin segala sesuatu dilakukan dengan cepat dan efisien. Saya ingin maju terus. Dan biasanya saya tahu bagaimana bergerak dengan cepat dan mudah. Saya tahu apa yang perlu saya selesaikan, dan saya tahu bagaimana melakukannya. Seringkali menunggu itu tampak sebagai penundaan yang tak berarti dari sesuatu yang ingin saya capai dengan cepat. Tetapi selama saya tidak berada di surga, Allah memanggil kita untuk menunggu. Tidak ada kehidupan manusia tanpa menunggu. Menunggu adalah bagian dari keberadaan manusia. Itu mencirikan kita sebagai makhluk, yang berada dalam waktu. Menunggu adalah bagian dari kisah kita, sejarah kita. Tidak ada rangkaian sejarah tanpa menunggu. Tidak ada kehidupan tanpa menunggu. Orang yang hidup—menunggu! Orang yang menunggu—hidup! Menunggu Bersama Allah
Bahkan para penulis Alkitab mengetahui tentang pengalaman ini. Para nabi sering mengekspresikan penantian dengan pertanyaan: “Berapa lama lagi, TUHAN?” (lihat Hab. 1:2; Dan. 8:13). Para penulis Alkitab menggunakan gambaran kata yang cukup dapat dipahami hanya bilamana penantian menyediakan latar belakangnya.
Kita Semua
menunggu karena kasih karunia Allah belum berakhir.
Alkitab berbicara tentang pengharapan. Pengharapan Advent yang indah tentang kedatangan Yesus yang segera tiba (Titus 2:13). Pengharapan ada kaitannya dengan menunggu. Orang yang berharap itu—menunggu! Lalu ada ketekunan orang-orang kudus. “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus” (Wah. 14:12). Ketekunan dan kesabaran ada kaitannya dengan menunggu. Orang yang sabar itu—menunggu! Kitab Suci juga berbicara tentang kerinduan orang percaya kepada Allah. “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah” (Mzm. 42:1). Kerinduan ada kaitannya dengan menunggu. Orang yang rindu itu—menunggu! Camkan apa yang Kitab Suci katakan tentang penderitaan. Penderitaan ada kaitannya dengan menunggu. Orang yang menderita bertanya: “Berapa lama ini akan berakhir, Tuhan Yesus?” Orang yang menderita—menunggu! Dalam Alkitab, Allah juga mengajak kita untuk berjaga-jaga dan waspada, agar kita siap ketika Ia kembali (lihat 1 Petrus 5:8; Luk. 12:37). Orang yang berjaga-jaga itu—menunggu! Dalam analisis terakhir kita semua menunggu karena kasih karunia Allah belum berakhir! Bahkan Allah, dalam kemurahan dan kesabaran-Nya yang besar, menunggu. Ia menunggu kita. Ia menunggu Anda, dan Ia menunggu saya. Allah tidak ingin kehilangan siapa pun
yang dapat diselamatkan. Jadi Ia menunggu untuk mengulurkan karunia dan kemurahan-Nya. Menunggu Itu Mengubahkan
Menunggu itu sulit. Menunggu tanpa pengharapan dan tanpa arti itu hampir tak tertanggungkan. Hanya orang yang melihat tujuan berarti dan bermakna bisa sabar dan tekun sementara menantinya. Godaan saat menunggu adalah fokus pada hal-hal yang kita nantikan. Kita cenderung fokus pada rintangan-rin tangan yang perlu disingkirkan, atau halhal baik yang akan membawa perubahan. Tetapi ingat: Menunggu bukan hanya tentang apa yang Anda harapkan di masa mendatang. Dari sudut pandang Alkitabiah, menunggu juga tentang jadi apa saya kelak saat menunggu! Menunggu itu selalu memberikan saya pilihan rohani: Akankah saya membiarkan diri saya sendiri meragukan kebaikan Allah dalam apa yang saya alami, atau akankah saya meraih kesempatan melatih pengharapan hidup dalam masa-masa penantian? Pengharapan hidup adalah satu pengharapan yang hidup karena dilandaskan pada kesetiaan Allah dan percaya janji-janji-Nya yang tidak pernah gagal. Jika Allah telah mengizinkan saya hidup, maka Ia sedang menggunakan masa penantian saya sebagai satu kesempatan untuk mengubah saya menjadi seseorang yang tidak akan pernah demikian kalau saya tidak menunggu. Bukan lagi suatu hal yang membosankan dan satu rintangan, saya belajar melihat bahwa menunggu itu pada dasarnya tentang hendak menjadi apa saya kelak saat menunggu. Dalam pengertian ini, menunggu merupakan satu ekspresi kebaikan Allah. Itu sifatnya memulihkan karena merupakan salah satu alat unik dari Allah untuk mengembangkan karakter saya sehingga saya bisa menjadi orang yang Ia inginkan kelak.n
Frank M. Hasel adalah seorang dekan dan Profesor Theological Seminary di Seminar Schloss Bogenhofen, Austria. 10 - 2011 | Adventist World
13
K E P E R C A Y A A N
D A S A R
S
aya suka mosaik.1 Sejak kanak-kanak, sewaktu saya diberikan kertas warna dan gunting dan disuruh membuat sebuah gambar, mosaik telah memberikan tantangan kepada saya untuk menciptakan keindahan dari bagian-bagian yang beraneka ragam dan bentuk. Tidak seperti karya kertas saya, yang seringkali mulai berjatuhan dalam perjalanan pulang dari sekolah, banyak karya mosaik terbuat dari batu-batu permata dan bertahan selama berabad-abad. Beberapa bulan yang lalu saya bersama sekelompok orang sedang mengunjungi Masada, puncak pegunungan tempat pengasingan Raja Herodes Agung. Dari situ terlihat Laut Mati dan padang pasir yang mengeli-
Mosaık Allah
Keajaiban suatu persatuan di dalam perbedaan Oleh Cheryl Doss lingi, reruntuhan Masada sering mengingatkan pada penderitaan dan kebulatan tekad Bangsa Yahudi. Ketika kami menelusuri tempat-tempat galian, bangunan penyimpanan dan alunalun, kami melihat sejumlah mosaik. Masih indah, terbuat dari ribuan potongan bebatuan dari berbagai bentuk, ukuran, dan warna, benda-benda itu bertahan terhadap amukan peperangan, pengrusakan, dan terkikis oleh waktu. Benda-benda itu menakjubkan karena keanekaragamannya, kreativitasnya, dan ketahanannya. Karya Agung Allah
Gereja—sesungguhnya, semua ciptaan—mengingatkan saya tentang mosaik: Sangat beraneka ragam, sungguh berdaya cipta, dan diberkati sehingga bertahan lama. Pikirkan tentang makanan yang kita nikmati setiap hari—begitu bervariasi dalam cita rasa dan warna dan tekstur. Pikirkan kreativitas luar biasa dan berbagai jenis yang menakjubkan di dunia hewan— singa dan tenggiling, gajah dan orang utan, jerapah dan seterusnya. Kreativitas Allah yang luar biasa juga dinyatakan dalam cara Ia menjadikan manusia yang bermacam-macam—tinggi dan pendek, segala bentuk dan ukuran, mata cokelat, mata hitam, mata biru, rambut lurus, rambut keriting, rambut ikal, dan tidak berambut sama sekali. Beberapa kemampuan daya
14
Adventist World | 10 - 2011
cipta Allah yang Ia bagikan kepada anak-anak manusia-Nya, menyanggupkan mereka untuk menciptakan berbagai jenis budaya yang mengherankan. Ada begitu banyak perbedaan dalam cara makan dan berpakaian, mencari nafkah, berpikir, dan bekerja. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa keanekaragaman ciptaan ini akan bertahan sampai di kerajaan surgawi. Singa dan domba akan ada di sana, dan seluruh bangsa di bumi, sekumpulan orang tak terhitung banyaknya mengelilingi takhta (Yes. 11:6; Why. 7:9). The Hagia Sophia adalah gereja terbesar dari umat Kristen selama hampir 1000 tahun. Ketika para penjajah Muslim di Konstantinopel mengubahnya menjadi sebuah mesjid, banyaknya mosaik yang menghiasinya dilapis plester. Dengan lahirnya Negara Turki modern, Hagia Sophia menjadi sebuah Museum, dan plesternya dengan hati-hati dilepaskan dari mosaiknya. Mosaik kepala Kristus yang sebagian telah dipulihkan di salah satu balkon atas, indah memukau. Dengan emas dan perak, dan berbagai bahan berharga lainnya, sang seniman menciptakan satu karya indah yang bertahan lama yang tersembunyi selama berabad-abad di balik plester. Betapa seringnya kita juga memoles perbedaan-perbedaan, menyangkal kreativitas orangorang, melupakan sifat keanekaragaman manusia yang selalu ada.
Perbedaan dan Persatuan
Meskipun kita dengan mudah bersukacita dalam keanekaragaman dan kreativitas Allah di alam, variasi dalam diri manusia dan budaya menantang persatuan gereja. Terlalu sering hal ini memisahkan kita. Perbedaan manusia merupakan satu tantangan di gereja mula-mula juga. Namun kabar baik injil, kata Paulus dalam Galatia 3:28, adalah bahwa di dalam Kristus, perbedaan ini tidak lagi penting—“Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki maupun perempuan.” Paulus menantang gereja untuk menghapuskan setiap rintangan budaya—agama, masyarakat, jenis kelamin—untuk menjadi satu di dalam Kristus. Kiasan tubuh dalam 1 Korintus 12 mengilustrasikan apa yang ia maksudkan dengan kesatuan ini. Sama seperti tubuh memerlukan bagian-bagian tubuhnya yang berbeda-beda (“Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran?”),2 sama seperti penderitaan pada satu bagian menyebabkan penderitaan bagi semuanya (ayat 26), sama seperti bagian tubuh yang paling lemah yang sangat diperlukan, (ayat 22), begitu pula Paulus mengatakan, kita perlu menghargai perbedaan dalam gereja dan menggunakan setiap bagian bagi kebaikan semuanya. Kita memerlukan orang-orang yang kelihatan berbeda dan berpikir dengan cara yang berbeda. Kita memerlukan kreativitas dan perbedaan dalam peribadatan dan kesaksian. Kita memerlukan para rasul dan nabi, guru, tabib, semua karunia yang berbeda-beda (ayat 27-31). Yang paling penting dari semua itu, katanya, kita memerlukan karunia terbesar—karunia kasih bagi semua orang di mana saja (1 Korintus 13). Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memantulkan kreativitas yang berlangsung terus dari keanekaragaman dunia. Di dalam persekutuan kita ada bangsa dari berbagai bahasa, budaya, dan etnis. Ada orang yang memiliki beragam karunia, berbagai latar belakang, dan berbagai cara berpikir. Sama seperti batubatu mosaik yang masing-masing berbeda namun gambarnya hanya dapat terlihat bila semua batu dipandang secara bersamaan, begitu pula hanya bila kita datang bersama dalam kasih, menerima nilai kekal—sebenarnya, kebutuhan—dari perbedaan kita, maka kita dapat menjadi satu dalam Kristus. Hanya ketika kita secara kreatif menggunakan setiap bagian tubuh dan semua karunia berbeda yang Allah telah berikan kepada gere-
Persatuan di Tubuh kristus
ja-Nya maka kita bisa membagikan kabar baik kepada seluruh “bangsa dan suku dan bahasa dan kaum” (Why. 14:6) dan menyelesaikan mosaik dalam kerajaan-Nya. Pada suatu acara “The Concert of the Age,” seorang gospel artist (seniman Injil—red.) bernama Philips, Craig dan Dean bernyanyi, “the great IAM takes center stage (Allah ada di).” Satu pawai bangsa-bangsa akan berjalan dengan gaun dan jubah (saris, suits, dashikis, kaffiyehs), dan “raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka” (Why. 21:24). Di Concert of the Age, orang-orang India akan memainkan tablas mereka, orang kepulauan Pasifik memainkan gitar mereka, dan orang Afrika memainkan piano jari mereka. Orang Amerika akan ada di sana dengan marching band, orang Meksiko dengan mariachi bands, dan orang Filipina dengan anklong bands. Orang Cina akan memainkan pipa bambu, orang Brazil datang dengan akordion, dan tidak diragukan, orang Skotlandia akan ada di sana dengan bagpipes wailing. Itulah sebabnya mengapa orang Advent tetap menjadi gereja dunia dan mengapa kreativitas dan perbedaan itu begitu penting bagi kesatuan kita. Itulah sebabnya mengapa kita belajar dan beribadah, bersaksi dan melayani dalam berbagai cara yang berbeda. Kita ingin semua orang di mana saja menjadi bagian dari “kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba” (Why. 7:9), memuji Allah pada hari Sabat surgawi itu. Kemudian bersama-sama kita akan menjadi mosaik Allah yang paling mulia, beraneka ragam, berdaya cipta dan bertahan selamanya di surga. n 1 2
Kaca kecil atau batu kecil yang berwarna atau bahan yang lain yang disusun menjadi satu gambar. 1 Kor. 12:17.
Cheryl Doss, Ph.D., adalah misionaris kawakan dan Direktur Institute of World Mission of the General Conference of Seventh-day Adventist. Ia tinggal bersama suaminya, Gorden, di Berrien Springs, Michigan, AS.
Gereja adalah satu tubuh dengan banyak anggota, dipanggil dari setiap bangsa, suku bangsa, bahasa dan kaum. Di dalam Kristus kita adalah satu ciptaan baru; perbedaan ras, budaya, pengetahuan, dan kebangsaan, dan perbedaan antara tinggi dan rendah, kaya dan miskin, pria dan wanita, tidak boleh bersifat memecah belah di antara kita. Kita semua setara di dalam Kristus, yang oleh satu Roh telah mengikat kita menjadi satu persekutuan dengan Dia dan dengan satu sama lain; kita harus melayani dan dilayani tanpa pilih kasih atau berat sebelah. Melalui wahyu Yesus Kristus dalam Kitab Suci kita memiliki iman dan pengharapan yang sama, dan menjangkau dalam satu kesaksian kepada semuanya. Persatuan ini memiliki sumbernya dalam kesatuan dari trinitas Allah, yang telah mengadopsi kita sebagai anak-anak-Nya. (Rm. 12:4, 5; 1 Kor. 12:12-14; Mat. 28:19, 20; Mzm. 133:1; 2 Kor. 5:16, 17; Kis. 17:26, 27; Gal. 3:27, 29; Kol. 3:10-15; Ef. 4:14-16; 4:1-6; Yoh. 17:20-23).
10 - 2011 | Adventist World
15
C E R I TA S A M P U L
Masuk ke Kota Besar
Dengan
engan L asih K
Menggunakan metode Kristus untuk menjangkau kota-kota besar dunia Ladang Misi
Kota-kota besar (disusun secara alfabet) di dunia adalah : n Beijing, Cina n Buenos Aires, Argentina n Kairo, Mesir n Delhi, India n Dhaka, Bangladesh n Guangzhou, Cina n Istanbul, Turki n Jakarta, Indonesia n Karachi, Pakistan n Kolkata, India n Los Angeles, Amerika n Manila, Filipina n Mexico City, Meksiko n Moscow, Rusia n Mumbai, India n New York, Amerika n Osaka-Kobe, Jepang n Rio de Janeiro, Brazil n Sao Paulo, Brazil n Shanghai, Cina n Tokyo, Jepang
16
Adventist World | 10 - 2011
A
Oleh Gary Krause
khir pekan pertama setelah tanggal 11 September 2001, serangan teroris di New York dan Washington, D.C., Graydon Carter, editor Vanity Fair, sedang bertelepon dengan Christopher Hitchens, seorang rekan editor majalah itu. Carter sedang berada di rumahnya dekat Seventh Avenue, Manhattan; Hitchens berada di pelabuhan udara Denver, Colorado. Sementara berbincang, mereka berdua mendengar sekelompok musik memainkan “Battle Hymn of the Republic.” Karena tertarik, Carter keluar ke jalanan dan melihat sekelompok kecil pemain musik remaja Amerika-Afrika, sekelompok siswa Advent dari Oakwood College (sekarang Universitas Oakwood). Kelompok itu, di New York dari Huntsville, Alabama, telah menyentuh hati seorang editor sekular dari sebuah majalah sekular di tengah salah satu kota paling sekular di dunia. “sikap mereka yang berbudi luhur dan lagu mereka menahan orang-orang di sekeliling mereka seperti sepasang tangan penuh kasih,” tulis Carter. “Seketika itu juga, dan di tempat itu, hati yang kejam ini dilembutkan oleh pesonanya.”1 Kota-kota dunia sangat memerlukan
pelukan tangan kasih Injil. Lebih dari 100 tahun yang lalu Ellen White menulis: “Tuhan telah menarik perhatian kita kepada orang banyak yang dilupakan di kota-kota besar, namun sedikit perhatian diberikan pada masalah ini.”2
Tantangannya
Bayangkan berdiri di daerah New Market di Dhaka, Bangladesh, menyaksikan becak-becak menyusuri Pellkhana Road, masing-masing membawa satu orang, satu setiap menit. Berbicara melalui statistik, Anda akan berdiri di sana selama tujuh hari sebelum sebuah becak datang berlalu membawa seorang Advent.3 Skenario yang sama—beberapa bahkan lebih dramatis—terjadi di daerah-daerah perkotaan di seluruh dunia.4 Pada tahun 1880-an Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (MAHK) menempatkan prioritas tinggi pada misi kota di Amerika Serikat. General Conference menerbitkan satu laporan tahunan tentang misi kota dari tahun 1885 sampai 1899. Pada tahun 1886 laporan mengindikasikan ada 36 misi, yang mempekerjakan sejumlah total 102 pegawai denominasi, dan melatih 224 anggota awam sebagai peserta latihan.5 Pada peralihan abad satu proyek “mi-
Orang Advent di Kota
n Setidaknya ada
Besar
2O kota yang berpopulasi sedikitnya 10 juta penduduk.
sionaris medis” di Chicago, yang disponsori oleh Dr. John H. Kellogg, menyertakan “rumah sakit kecil, klinik gratis, dapur sup, program kunjungan perawat, tempat tinggal darurat bagi pria dan wanita, dan Life Boat Mission, di mana pekerjaan penginjilan dan sosial dilakukan.”6 Ketika mencari mana tempat terbaik untuk melakukan misi, Kellogg dan seorang penatua Olsen mendekati seorang kepala polisi dan menanyakan “lokasi paling kotor dan paling jahat di seluruh Chicago.”7 Namun beberapa tahun sesudahnya Ellen White berkata bahwa Gereja MAHK telah “melupakan” kota-kota. Kalau mau jujur, kita harus mengakui bahwa 100 tahun sesudahnya hanya sedikit yang berubah. Pada tahun 1910, populasi New York hampir 5 juta; kini hampir dua kali lipatnya. Pada tahun 1910, Ellen White menggambarkan pelayanan perkotaan sebagai “pekerjaan penting masa
kini.”8 Bagaimanakah ia akan menggambarkannya sekarang ini? Jalan Ke Depan
Menghadapi tantangan besar kotakota, bagaimanakah kita harus melangkah maju? Ellen White meringkaskan pelayanan Yesus di dunia, yang disebutnya “metode Kristus,” dalam lima langkah.9 Metode ini adalah kunci menuju pelayanan perkotaan. 1. Berbaur. Di akhir tahun 1990-an, di bawah pimpinan Mark McCleary, gereja MAHK Filadelfia barat daya, di Pennsylvania, membentuk tiga jemaat baru. McLeary memimpin anggota-anggota gerejanya dalam berbaur dengan orang-orang di komunitas mereka. Mereka membentuk satu kelompok setempat Sisters for Christ, satu program untuk mempersiapkan wanita muda menuju kedewasaan; mereka membantu korban banjir; mereka melatih orang-orang mu-
Tantangan Mısı Terbesar Kita Daerah-daerah perkotaan dunia adalah tantangan misi terbesar bagi kita untuk setidaknya tiga alasan. 1. Jumlah orang Advent yang sedikit. Di Stockholm, Swedia, 410 orang Advent tinggal di tengah populasi yang berjumlah 1,25 juta—satu rasio dari lebih 3.000 penduduk untuk setiap orang Advent. Di Kolkata, India, ada 558 orang anggota gereja di tengah populasi yang berjumlah 15 juta. Itu satu orang Advent untuk lebih dari 26.000 penduduk. Di Amerika Serikat 80 persen populasi tinggal di daerah-daerah perkotaan1— tetapi hanya satu dari tiga gereja Advent yang bertempat di daerah kota. Di Pittsburgh, Pennsylvania—daerah metropolitan dengan 2,4 juta penduduk— ada lebih sedikit orang Advent sekarang
da. Pendeta McCleary adalah seorang petugas di West Philadephia Partnership Board—sekelompok organisasi yang bekerja sama untuk meningkatkan kehidupan sipil dalam komunitas. Orang-orang gereja terlibat dalam segala sesuatunya mulai dari menolong orang-orang menemukan pekerjaan sampai pada pengurusan bayi dan Vacation Bible Schools. Ketika McCleary menerima panggilan untuk memimpin satu gereja di Washington, D.C., para pemimpin komunitas membujuk walikota Philadephia untuk mempertahankan McCleary di kota itu.10 Yesus meninggalkan surga, datang ke bumi, dan hidup di tengah kita. Ia mengenakan kulit manusia, mengotori tang an-Nya, menggosok bahu bersama kita. Para penulis Alkitab mencatat bagaimana Yesus secara fisik menyentuh orangorang. Dalam Matius 8 dan 9 saja Ia me-
ini daripada tahun 1948 ketika George Vandeman mengadakan pertemuan penginjilan di kota itu.2 Daerah-daerah perkotaan berkembang pesat di mana saja—Afrika, Asia, Pasifik, Eropa, dan Amerika. Daratan Cina memiliki hampir 40 kota dengan lebih dari 2 juta penduduk. Kota-kota memuat sebagian besar penduduk di wilayah 10/40 di Barat sekular. Mereka adalah masa depan dunia—satu masa depan yang bertumbuh dengan cepat. 2. Permasalahan kota yang unik. Di banyak bagian dunia, satu pionir Misi Global yang mengadakan satu usaha jangkauan keluar merupakan pertunjukan utama di kota kecil, yang membawa keluar hampir seluruh penduduk desa. Cobalah hal yang sama di kota Sydney, Australia,
Bersambung ke halaman sebelah
maka Anda akan bersaing dengan teaterteater, sinema, restoran, ruangan konser, klub, dan sejumlah tempat hiburan lain— bersama dengan berbagai macam urusan dalam hidup penduduknya. Bagi banyak orang, gereja adalah minat yang aneh, satu peninggalan zaman dulu. 3. Perpindahan orang-orang Advent dari kota-kota. Sementara sebagian besar orang tinggal di daerah perkotaan, sebagian besar orang Advent, gereja, dan lembaga berlokasi jauh dari ladang misi ini. Dalam banyak contoh, gereja-gereja kota adalah gereja-gereja singgahan—dengan banyak atau sebagian besar anggotanya datang ke gereja dari pinggiran kota. Bila tidak dekat dengan ladang misi, maka gereja itu merupakan pengamat yang jauh, kalau bisa dikatakan pengunjung sesekali. Stone and Wolfteich Sabbath in the City, hlm. 2. Monte Sahlin, Mission in Metropolis: The Adventist Movement in an Urban World (Lincoln, Nebr.: Center for Creative Ministry, 2007), hlm. 156. 1 2
10 - 2011 | Adventist World
17
Orang Advent di Kota
Besar
n Rasio populasi dengan orang Advent di kota-kota besar dunia adalah
953:1.
n Perbandingannya, rasio populasi dengan orang Advent di luar kota-kota besar dunia adalah
nyentuh lima orang, termasuk seorang penderita kusta—dengan demikian membuat Diri-Nya sendiri secara ritual najis menurut tradisi Yahudi.11 Membagi-bagikan bacaan itu baik, mendukung penginjilan publik, radio, dan jangkauan keluar internet. Tetapi ini hanya dukungan bukan menggantikan pelayanan berbaur langsung secara pribadi. Sama seperti kita mengirim para misionaris ke negeri-negeri dan budaya lain, begitu pula kita memerlukan para misionaris di kota-kota untuk membuat komitmen jangka panjang di lapangan untuk pelayanan kota. 2. Memperlihatkan simpati. Berbicara tentang Kota Niniwe, Allah bertanya dengan bijak: “Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu?” (Yunus 4:11).12 Berabad-abad kemudian Yesus memperlihatkan perhatian yang sama: “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (Mat. 9:36).
Wayne Krause menggembalakan sebuah gereja yang didirikannya bersama satu tim di daerah perkotaan sekitar satu jam jauhnya di sebelah utara Sydney, Australia.13 Tempat itu berada di tengah satu komunitas yang terdiri dari ribuan keluarga muda, kebanyakan di antaranya tidak pernah melangkahkan kaki ke gereja Kristen. Suatu hari beberapa orang dari gereja Wayne berbelanja di mall setempat ketika seorang pria muda mendekati mereka dan bertanya apakah mereka mau mengantarnya ke Klinik Methadone. Tanpa berpikir dua kali, mereka segera membawanya ke sana. Setelah itu mereka mengantarkan dia pulang dan memasakkan makanan hangat. Pemuda itu mulai menghadiri gereja setiap Sabat, dan setelah itu anggota-anggota mengantarnya ke Klinik Methadone. Di pengadilan, beberapa anggota gereja mengejutkan pemuda itu dengan muncul untuk mendukung dia. Beberapa minggu ke mudian seluruh keluarganya datang ke gereja.
Life Hope Center
Ellen White bermimpi mewujudkan metode Kristus di daerahdaerah perkotaan melalui pusat-pusat pelayanan holistik yang disebutnya “centers of influence” (pusat pengaruh). Di dalamnya termasuk berbagai aktivitas seperti pendidikan gaya hidup, pertemuan kelompok kecil, bacaan, restoran, ruangan pengobatan, pertemuan publik, dan pelayanan “penuaian.” “Melalui hubungan sosial itulah maka Kekristenan berhubungan dengan dunia,”1 tulisnya, dan mendesak orang-orang Advent untuk “berjuang menempatkan diri mereka sendiri di mana mereka akan berhubungan langsung dengan mereka yang memerlukan bantuan.”2
18
Adventist World | 10 - 2011
423:1.
Dengan mengenakan pakaian kebesaran heavy-metal, lengkap dengan rantai dan kulit, mereka duduk di bangkubangku depan gereja. Pacar salah seorang saudari perempuannya adalah penyanyi pemimpin heavy-metal band dan pada seluruh jarinya ditutupi dengan logam perak. Wayne melihat dari atas mimbar dan memutuskan untuk mengubah khotbahnya dan berbicara tentang kontroversi antara kebaikan dan kejahatan. Tidak satu pun dari keluarga itu yang Kristen, tetapi setelah kebaktian mereka datang kepada Wayne dan bertanya bagaimana mereka bisa berada di sisi Allah dalam peperangan antara kebaikan dan kejahatan. Setelah Wayne menjelaskan Injil kepada mereka, mereka semua meminta Yesus menjadi pusat dalam kehidupan mereka.
Kantor Misi Advent sedang berusaha membantu membuat satu jaringan kerja dari pusat-pusat pengaruh mandiri di daerah-daerah kota utama di seluruh dunia. Ini akan dicap sama, disiapkan dengan prinsip-prinsip teologi/rohani yang sama, tetapi akan beragam dalam bentuk, ukuran, dan kelengkapan tergantung pada kota itu. Penampilan, gaya, dan cita rasanya akan dibentuk sesuai lokasilokasi setempat, tetapi filosofi dan prinsip-prinsip pengelolaan akan sejalan. Pusat-pusat ini akan memiliki tujuan swadaya secara finansial, dan kalau mungkin semua berhubungan dengan semacam klinik medis atau klinik gigi. Pusat ini akan menggunakan para pekerja dan relawan Advent setempat, dan bekerja sama dengan departemendepartemen gereja, lembaga gereja, dan organisasi awam. Meskipun pusat-pusat ini terutama ditujukan untuk penaburan benih, mereka harus berhubungan dengan kelompok-kelompok kecil dan inisiatif pendirian gereja. Proyek ini haruslah bersifat jangka panjang dan terjun langsung ke lapangan. 1 2
Ellen G. White, The Ministry of Healing, hlm. 496. Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 8, hlm. 76.
Masuk ke Kota Besar Orang Advent di Kota
n Tahun 2010 ada
3. Melayani kepada yang membutuhkan. Dikatakan bahwa ketika Rasul Paulus tiba di Athena, ia menghabiskan beberapa waktu sebagai seorang wisatawan. Ia “berjalan-jalan... dan melihat-lihat ...” apa yang disembah orang-orang Athena (Kisah. 17:23). Seperti Paulus, kita harus berhenti, melihat-lihat, dan mendengar. Beberapa tahun yang lalu gereja Wayne mendapati bahwa beberapa siswa tiba di sekolah umum setempat setiap harinya tanpa sarapan pagi yang benar. Para pemimpin gereja mulai bekerja dengan pengurus sekolah, dan segera GMAHK ini melayani kebutuhan anak-anak yang kelaparan ini. Lalu, ketika Wyong Grove Public School memutuskan untuk mempekerjakan seorang pendeta sekolah, mereka segera berpaling ke gereja Wayne. Rochelle Madden dari Wayne’s Central Coast Community Church dipekerjakan sebagai pendeta sekolah untuk sekolah umum ini, yang sepenuhnya didanai oleh pemerintah Australia. “Peran saya sebagai pendeta adalah menjadi sebuah jendela bagi Yesus,” kata Madden. “Saya benar-benar ingin anakanak, orangtua, dan para guru melihat seorang Kristen itu adalah seorang yang benar-benar peduli kepada mereka dan apa yang terjadi dalam hidup mereka.”14 Orang-orang Advent harus berada di baris terdepan membuat kota-kota menjadi tempat yang lebih baik. Dalam buku Yeremia, Allah mengin struksikan orang-orang buangan Yahudi tentang bagaimana mereka harus berperan ketika tiba di Babilon: “Usahakanlah kesejahteraan [shalom] kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya [shalom] adalah kesejahteraanmu [shalom].” (Yer. 29:7). Kata Ibrani shalom adalah kata yang berkekuatan dengan berlapis-lapis makna. Mengandung makna kedamaian, kesehatan, dan kesejahteraan. Orang Ad-
1
Besar
orang Advent untuk setiap
405 orang.
vent harus berada di baris terdepan membuat kota-kota menjadi tempat tinggal yang lebih baik. Semua orang di kota harus memiliki seorang teman karena orang Advent tinggal di situ, bekerja di tengah-tengahnya, dan berdoa bagi kesejahteraan [shalom] kota itu. Yesus memberi teladan tentang satu pelayanan menyeluruh, yang dengan sempurna menyeimbangkan rohani dan fisik: “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan” (Mat. 9:35). Untuk memenuhi kebutuhan fisik seseorang sementara dibutakan pada kesempatan membagikan kabar baik tentang Yesus berarti menjual murah pelayanan itu. Hanya membicarakan tentang hal-hal rohani dan mengabaikan kebutuhan fisik juga mengabaikan teladan Kristus dan merusak kesaksian kita.
4. Memenangkan kepercayaan. Pada tahun 2004 Andrew Clark dipanggil ke Pittsburgh, Pennsylvania, untuk memimpin Adventist Community Services setelah kejadian badai angin Ivan dan Francis. Itu adalah pos pertamanya setelah lulus dari Columbia Union College (sekarang Washington Adventist University) dengan gelar teologia. Clark dan timnya membantu keluarga-keluarga membangun kembali rumah-rumah dan kehidupan mereka. Setelah banjir mereda dan bisnis kembali normal, dewan kota setempat bertemu untuk mendiskusikan apakah hendak memberikan izin bagi Adventist Community Services. Dengan penghormatan yang kuat kepada gereja kita, lebih dari 100 orang dari komunitas itu datang mendukung Clark dan gereja: para pendeta dari denominasi lain, para pimpinan bisnis, para ibu, dll. Bersambung ke halaman sebelah
Hidup di Pedesaan Impian orang Advent hidup di daerah pedesaan seringkali berdasarkan nasihat Ellen White yang mereka temukan. Namun satu tinjauan menyeluruh dari tulisan-tulisannya menghadirkan satu pandangan yang lebih luas tentang kewajiban kita terhadap kota. Monte Sahlin, direktur riset dan proyek khusus bagi Konferens MAHK Ohio, menemukan 107 artikel dalam indeks majalah Ellen White di mana ia membahas topik tentang pelayanan di perkotaan. Ia mendapati 24 artikel yang memberi instruksi tentang pindah ke luar kota dan mendirikan lembaga-lembaga di luar kota-kota. Tetapi 75 persen dari artikel itu memberikan instruksi spesifik untuk masuk ke kota-kota menjangkau mereka yang tinggal di sana.1 Misalnya, ia menulis: ”Akan ada anggota awan yang masuk ke... kota-kota... agar mereka dapat memancarkan terang yang Allah telah berikan kepada mereka kepada orang lain.”2 “Mengapa keluarga yang sudah mengetahui kebenaran tidak boleh tinggal di kotakota ini?”3 Monte Sahlin, Mission in Metropolis: The Adventist Movement in an Urban World (Lincoln, Nebr.: Center for Creative Ministry, 2007), hlm. 16. Ellen G. White, in Advent Review and Sabbath Herald, 29 Sept. 1891. 3 Idem. 1 2
10 - 2011 | Adventist World
19
Ta
Orang Advent di Kota
n Tahun 1880 ada
Besar
1 orang Advent untuk setiap 89.768 orang.
5. Mengajak orang-orang untuk mengikuti Dia. Mengajak orang-orang untuk mengikuti Yesus bukanlah semacam hal yang dibuat-buat, yang ditaruh di atas semua langkah yang lain. Itu merupakan satu pertumbuhan alami. Akankah semua orang menerima Yesus? Tidak. Apakah itu artinya kita berhenti berbaur dengan mereka dan melayani mereka? Tentu saja tidak. Sebagaimana Clark dan timnya berbaur, memperlihatkan simpati, melayani mereka yang membutuhkan, dan memenangkan kepercayaan, mereka menerima banyak kecaman dari orang Advent lain. “Kalian sudah berbaur selama ini; mana hasilnya?” Tetapi Allah memiliki waktu-Nya sendiri. Satu hari seorang remaja bertato yang selama ini belajar dari Clark berkata, “Pendeta Clark, saya sudah menjadi seorang Advent atau bagaimana?” Saya menerima pesan dari Clark yang meminta bantuan menemukan seorang pekerja Alkitab. Permohonan belajar Alkitab mulai mengalir masuk. “TOLONG BANTU!!!!” Tulis Andrew, dalam gaya antusiasnya yang khas. “Kami hanya berempat dan sudah terlalu berat mengurus 70orang sejauh ini!” Ellen White menulis bahwa metode Kristus, bila disertai dengan kuasa bujukan, doa, dan kasih Allah, “tidak akan, tidak mungkin tanpa hasil.” Akankah Kita Memiliki Keyakinan itu?
Ketika Musa mengutus mata-mata ke Negeri Kanaan, ia menyuruh mereka untuk menyelidiki tiga hal: (1) negerinya (2) penduduknya, (3) kota-kotanya. Mata-mata itu kembali dengan laporan tentang hasil-hasil tanah yang menakjubkan tetapi juga gambaran menakutkan tentang orang-orang dan kota-kotanya (Bil. 13:26-30). Orang-orangnya kuatkuat, kota-kotanya “berkubu dan sangat besar” (ayat 28). Hanya Kaleb dan Yosua
20
Adventist World | 10 - 2011
yang berani berbicara tentang kebenaran melawan rintangan yang demikian hebat. Kota-kota di abad kedua puluh satu sekarang ini juga “berkubu dan sangat besar.” Kubunya tidak dibuat dari batubatu; tetapi dipagari dengan benteng sekularisme, posmodernisasi, dan konsumerisme. Akankah kita memiliki keyakinan Kaleb dan Yosua untuk mengatakan bahwa, dengan bantuan Allah, “kita pasti akan mengalahkannya!” (ayat 30)?
n
Vanity Fair, November 2011. Dalam Advent Review and Sabbath Herald, 11 Nov. 1909. Ini dihitung berdasarkan 730 orang Advent yang sudah dibaptis di tengah populasi Dhaka yang berjumlah 7 juta penduduk. Ini adalah gambaran konservartif; banyak pejabat berwenang memperkirakan populasi Dhaka sampai 15 juta orang. 4 Tentu saja, ada beberapa pengecualian tertentu pada kecenderungan ini. Banyak Gereja Advent di dalam kota telah menjadi rumah terang untuk menyampaikan kabar baik selama beberapa dekade. 5 Ivan Warden, “Ellen G. White Speaks on Urban Ministries.” 6 Idem. 7 Dikutip dari Amy Lee Sheppard, “Doers of the Word: Seventhday Adventist Social Christianity in Thought and Practice During the Gilded Age” (unpublished B.A. honors thesis, Department of History, University of Michigan, 26 Maret 2007), hlm. 67. 8 Ellen G. White, Medical Ministry, hlm. 304. 9 Ellen G. White, The Ministry of Healing, hlm. 143. 10 Lihat www.advantagetechsolutions.net/SW2001_html/history. htm dan Monte Sahlin, Mission in Metropolis: The Adventist Movement in an Urban World (Lincoln, Nebr.: Center for Creative Ministry, 2007), hlm. 128, 129. 11 Ia juga memperhatikan dalam desakan orang banyak sentuhan seorang wanita yang sakit selama 12 tahun. 12 Kutipan Kitab Suci berasal dari Alkitab Terjemahan Baru. 13 Untuk informasi lebih banyak tentang gereja ini, kunjungi www.cccc.org.an. 14 Rochelle Madden, “My Ministry Idea,” South Pacific Record, 4 Juni 2011, hlm. 12. 15 Satu video peristiwa itu, “Finding Carnegie,” dapat disaksikan di www.youtube.com/watch?v hatzzdAIIs4co. Untuk melihat lebih banyak video misi Advent tentang inisiatif pendirian gereja ini, kunjungi www.AdventistMission.org dan ketik “Carnegie” pada kotak pencari. 16 Ellen G. White, The Ministry of Healing, hlm. 144. 1 2 3
Gary Krause adalah Direktur Adventist Mission.
ati H P
emandangan itu terpatri dalam ingatan saya selamanya—sama jelasnya sekarang ini sebagaimana lebih dari 40 tahun yang silam. Waktu itu harihari berpeluh di bulan Juli pada musim panas tahun 1968. Ketika itu kami sedang menunggu lampu merah berganti di persimpangan jalan di New York City’s Bo wery. Kami sering kembali dari rumah kami di Connecticut selatan ke New York untuk mengunjungi lingkungan masa kecil Ayah. New York ada dalam darah Ayah. Entah mengapa ia menginginkan anakanaknya memahami warisan mereka. Kisah-kisah ayah dibesarkan di kota merupakan harta keluarga yang berharga, pusaka yang harus diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Di akhir tahun 1960-an daerah-daerah dari Bowery itu merupakan tempat bercokolnya pria dan wanita yang menggunakan alkohol untuk lari dari kenyataan hidup. Apartemen-apartemen kecil yang sudah rusak, jeruji-jeruji teras yang kotor, dan jalanan yang penuh dengan sampah mengisahkan cerita-cerita tragis dari kehidupan yang hancur, rumah tangga yang berantakan, dan masa depan yang telah suram. Ketika saya sedang memandang keluar jendela memikirkan tentang kehidupan orang-orang bermata muram, tak bercukur yang berbaring di sisi jalan dalam keadaan mabuk, saya memperhatikan seorang pria berwajah merah dengan kemeja petak-pe tak yang lusuh berjalan sempoyongan menuju mobil. Setelah dekat ia hanya berkata, “Maukah Anda memberikan satu dolar?” Satu dolar untuk membeli minuman keras lagi, tidak! Tetapi makanan, ya! Kami mencari berkeliling dan akhirnya mendapatkan sebungkus makanan siang.
ngisan Yesus Oleh Mark A. Finley
Setelah menyerahkan padanya, ia mengulurkan kedua tangan melalui jendela yang terbuka, memegang kepala saya dan menarik ke arahnya. Bau alkohol pada nafasnya sangat menyengat. Sambil menatap mata hijau biru yang sudah memerah, ia perlahan berkata, “Terima kasih, Yesus,” dan berpaling, berjalan terhuyung-huyung menjauh. Meskipun sudah bertahun-tahun yang lalu sejak pertemuan kami itu, kata-kata nya melekat dalam ingatan. Saya bertanyatanya: Kalau Yesus ada di sini sekarang ini, di manakah Ia akan berada? Apakah Ia akan bersenang-senang dalam kenyamanan rumah di pinggir kota menulis bukubuku tentang menjangkau penduduk kota? Akankah Ia menyiapkan DVD berisi ilustrasi tentang bagaimana menjangkau penduduk kota? Akankah Ia melakukan penelitian demografis untuk mengkaji kebutuhan kota? Atau akankah Ia ada di sana dalam rangka melayani kebutuhan manusia bagi orang miskin, kaum terlantar, dan yang cacat? Akankah Ia ada di sana mengingatkan orang yang terdidik, yang terpelajar, dan yang kaya tentang makna hidup yang sesungguhnya? Yesus dan Kota-kota Yesus mengasihi kota-kota. Ia suka kota karena di sanalah tinggal orang-orang, dan Yesus mengasihi orang-orang. Kota tidak kekurangan satu hal, dan itu adalah manusia. Mereka ada di mana-mana. Injil Matius mencatat: “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan” (Mat. 9:35).
Masuk ke Kota Besar
Apakah yang dilihat oleh Yesus ketika Ia memandang kota-kota sekarang ini?
Catatan Injil itu terlalu sederhana untuk disalah mengerti: Yesus menyibukkan Diri-Nya sendiri dalam kehidupan penduduk kota. Ia membawa pengharapan kepada yang putus asa, kedamaian kepada yang bermasalah, pengampunan kepada yang bersalah, dan kekuatan kepada yang tak berdaya. Hati-Nya penuh dengan kasih kepada orang-orang yang patah hati, terpukul, dan terluka yang tinggal di kota-kota. Pelayanan-Nya di kota-kota bukan hanya kepada mereka yang secara ekonomi cacat. Tetapi juga kepada orang kaya yang secara rohani miskin. Orang kaya tertarik dengan penying kapan-Nya yang asli tentang kasih Bapa. Nikodemus, seorang pemimpin keagamaan terhormat, diam-diam mencari-Nya keluar pada satu malam. Matius, seorang pemungut cukai yang licik, menjawab panggilan-Nya. Seorang perwira Roma diubahkan di Kalvari. Yesus berseru kepada orang muda dan tua, kaya dan miskin, yang terpelajar maupun yang tidak, yang beragama maupun yang skeptis. Pria dan wanita, Orang Yahudi dan bukan Yahudi, tertarik kepada-Nya. Kepedulian, belas kasih, dan perhatian-Nya bagi masing-masing indivi-
Mau
du tak sama. Injil Matius menyatakan bahwa Ia tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak (Mat. 9:36). Lukas menambahkan, “Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya” (Lukas 19:41). Anda tidak akan pernah menangis sampai Anda datang dekat. Hati Anda tidak akan pernah hancur dalam kasih terhadap kota itu sampai Anda “melihat” sendiri dengan mata telanjang. Kota-kota adalah tempat di mana terjadi perbedaan yang sangat menyolok. Kota adalah tempat-tempat bagi kesenangan berlapis gula dan kesedihan yang menyayat hati; kemiskinan yang hina dina dan kekayaan yang menggiurkan; ketamakan yang membelalakkan mata dan pengorbanan yang tidak memikirkan diri sendiri; kegirangan yang melonjak-lonjak dan kejenuh an yang mutlak; keluwesan berbudaya dan ketidaksopanan yang terang-terangan. Penuh dengan orang-orang percaya yang jujur hatinya dan setia, juga orang-orang skeptis dan mereka yang tidak peduli dengan agama. Hati Yesus yang penuh kasih mengalir kepada mereka masing-masing. Pernahkah Anda menangisi kemiskinan anak yang bukan milik Anda, tetapi milik-Nya? Pernahkah hati Anda hancur atas kehampaan hidup yang tak bermakna oleh ketamakan? Pernahkah Anda menangisi “air mata jiwa” untuk jutaan orang di kotakota dunia yang mencoba bersusah payah memperlihatkan diri tanpa mengetahui arti keberadaan mereka sendiri? Mereka mengetahui sedikit atau bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang Injil kekal Allah kepada generasi akhir zaman. Mendengarkan Hati Yesus Jika kita berhenti cukup lama, kita mungkin mendengar sedu-sedan-Nya—tangisan Yesus yang patah hati dan menderita bagi orang-orang tersesat yang tinggal di
Tahu Lagi?
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Global Mission Center for Secular and Postmodern Studies, kunjungilah www.secularandpostmodern.com. Lebih dari 50 persen populasi dunia sekarang ini tinggal di kota-kota. Untuk menjangkau daerah perkotaan ini, gereja mendirikan pusat-pusat pengaruh yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan fisik dan rohani mereka dan menuntun mereka kepada Kristus. Untuk membantu mendanai pusat-pusat pengaruh ini, seperti New Seed Church Project di Brazil, dukunglah “Project Fund 9730.”
10 - 2011 | Adventist World
21
Masuk ke Kota Besar kota-kota. Ellen White menulis: “Dunia kita adalah rumah kaum hina dina yang luas, satu pemandangan kesengsaraan sehingga kita bahkan tidak berani menaruh pikiran kita tinggal di dalamnya. Kalau saja kita menyadarinya sebagaimana adanya, maka bebannya akan terlalu berat. Namun Allah merasakannya semua” (Education, hlm. 264). Dan nabi Perjanjian Lama menulis: “Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka” (Yes. 63:8, 9). Yesus mengalami sakitnya dosa dunia ini dalam cara-cara yang tidak pernah kita bayangkan. Orang-orang yang tersesat adalah obyek dari kasih-Nya. Ia “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (1 Tim. 2:4). “Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Pet. 3:9). Satu hal yang penting bagi-Nya lebih dari segala sesuatu adalah agar manusia diselamatkan dalam kerajaan-Nya selamanya. Jika kita memiliki sedikit minat dalam menjangkau orang yang tersesat, apakah kita benar-benar mengikuti Dia yang datang “datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10)? Jika
beban hati-Nya tidak menjadi beban hati kita, apakah kita benar-benar berserah kepada Dia? Jika kita merasa tidak perlu membagikan kasih-Nya kepada orangorang yang tersesat, dapatkah kita benarbenar mengaku bahwa kita adalah muridmurid-Nya? Panggilan ke kota-kota adalah panggilan untuk melakukan doa yang bersungguh-sungguh. Itu adalah satu panggilan untuk mengumpulkan puluhan ribu orang Advent untuk menyisihkan waktu yang cukup setiap minggu mendoakan nama-nama pusat populasi dunia ini. Itu adalah satu panggilan kepada anggota-anggota yang tinggal di kota-kota untuk bersaksi dengan penuh kasih kepada teman-teman dan tetangga mereka. Itu adalah satu panggilan kepada kaum muda untuk mengabdikan satu tahun hidup mereka kepada misi di kota-kota. Itu merupakan satu seruan kepada para pemimpin gereja pada semua tingkatan untuk merencanakan strategi jelas yang luas untuk menjangkau kota-kota di wilayah mereka dengan pekabatan tiga malaikat. Itu merupakan satu seruan genting untuk menyisihkan kembali sumber dana kita. Pelayanan di kota-kota itu tidaklah murah, namun sangat penting sekali ji-
Menjangkau yang Tidak Terjangkau dengan
Pengharapan
Dimulai dengan sebuah impian.... Segala sesuatu mulai pada tanggal 4 Mei, 2005. Itulah hari di mana Kleber Gonçalves dan keluarganya kembali ke Brazil setelah menghabiskan waktu hampir sembilan tahun belajar di Universitas Andrews. Misinya? Untuk memulai satu gereja baru di São Paulo, salah satu pusat kota terbesar di dunia, dengan populasi sekitar 20 juta orang. New Seed (Nova Semente) akan menjadi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh pertama di Amerika Selatan yang dirancang untuk menjangkau orang-orang sekular/postmodern bagi Yesus. Gonçalves segera mulai merekrut orang-orang dari gereja-gereja Advent yang ada untuk melayani sebagai kelompok inti New Seed. “Prasyarat utama bagi mereka yang ingin bergabung dengan pendirian gereja kami,” kata Gonçalves, “adalah hasrat bagi Allah, hasrat bagi gereja-Nya,
22
Adventist World | 10 - 2011
dan hasrat bagi jiwa-jiwa yang hilang.” Kelompok itu mulai dengan 16 anggota dan bertemu di fasilitas Konferens São Paulo. Selama enam bulan mereka bertemu setiap minggu untuk berdoa, bermimpi, dan merencanakan gereja baru mereka. Selama waktu ini kelompok mereka bertambah menjadi sektiar 45 orang. Mereka memutuskan untuk membuka resmi New Seed di bulan November tahun 2005. “Sejak pelayanan ibadah publik kami yang pertama, pekerjaan itu jadi lebih giat dan sangat menghasilkan,” kata Gonçalves. Untuk dua bulan pertama mereka memiliki sekitar 180 sampai 200 orang yang beribadah bersama mereka setiap Sabat—45 sampai 60 dari mereka adalah orang-orang pasca modern. Tetapi jumlah ini bertambah dengan cepat saat para tamu mulai membawa teman-teman dan sanak keluarganya ke kebaktian penginjilan itu.
ka gereja ingin memberikan dampak kepada kota-kota. Seruan genting kepada misi kota ini merupakan satu seruan kepada pelayanan Yesus yang mengorbankan diri. Di masa krisis ini, ketika kita hidup di masa akhir zaman, kita tidak boleh tinggal diam. Keberhasilan apa pun yang dimiliki gereja di masa lalu dalam menjangkau orang-orang di kota tidaklah cukup untuk sekarang ini. Inilah saat untuk tindakan yang agresif. Inilah waktunya berpikir kreatif. Sekaranglah waktunya membuat komitmen untuk bertindak. Usaha yang setengah hati tidak akan menjangkau kota di masa akhir ini. Allah meminta segenap usaha terbaik kita dan semua komitmen kita. Dalam terang kasih-Nya yang ajaib dan pengorbanan besar yang Ia berikan bagi kita, dapatkan kita melakukan yang kurang dari itu? n
Mark A. Finley adalah Asisten Ketua GMAHK, General Conference.
Di tahun 2006 mereka telah berkembang begitu besar sehingga mereka menyewa ruang pertemuan di dekatnya. Tidak lama sebelum 750 sampai 900 orang menghadiri salah satu dari tiga layanan mereka setiap Sabat. Sudah waktunya untuk pindah lagi! Pada tahun 2010 New Seed menyewa fasilitas yang lebih luas yang menyanggupkan mereka mengadakan dua kebaktian Sabat. Dan mereka terus bertumbuh. “Selama beberapa tahun terakhir ini Roh Kudus telah mengubahkan banyak orang melalui New Seed dan pelayanannya,” kata Gonçalves. Lebih dari 90 orang telah dibaptiskan sejauh ini, dan 60 lainnya sedang mengikuti kelas belajar Alkitab yang diadakan empat kali seminggu di New Seed. “Saya percaya betul bahwa melalui pembentukan komunitas peka—pasca modern seperti New Seed dan aksi lainnya yang didukung oleh Global Mission, maka gereja semakin menyadari besarnya tantangan dan kesempatan yang ada dalam menuntun orang-orang sekular/postmodern kepada Kristus.”
R O H
N U B U A T
Dıa Dikenal Membuat
Oleh Ellen G. White
Menghormati Kristus berarti hidup sebagaimana Ia hidup
D
unia sekarang memerlukan apa yang diperlukan seribu sembilan ratus tahun yang lalu—satu wahyu tentang Yesus Kristus. Pekerjaan besar reformasi dituntut, dan hanya melalui kasih karunia Kristus maka pekerjaan pemulihan, secara fisik, mental, rohani, dapat dicapai. Metode Kristus cukup memberi kesuksesan sejati dalam menjangkau orang. Juruselamat bergaul di tengah [pria dan wanita] sebagai orang yang menginginkan kebaikan mereka. Ia memperlihatkan simpati-Nya bagi mereka, melayani kebutuhan mereka, dan memenangkan keyakinan mereka. Kemudian Ia mengajak mereka, “Ikuti Aku.” Ada kebutuhan datang dekat kepada orang-orang oleh usaha pribadi. Jika lebih sedikit waktu diberikan untuk berkhotbah, dan lebih banyak waktu digunakan dalam pelayanan pribadi, maka hasil yang lebih besar akan terlihat. Orang miskin harus dibantu, orang sakit dirawat, yang sedih dan berduka dihibur, yang bodoh diajari, yang tak berpengalaman dinasihati. Kita harus menangis bersama mereka yang menangis, dan bergembira bersama mereka yang bergembira. Disertai dengan kua-
Juruselamat bergaul [dengan pria dan wanita] sebagai orang menginginkan
kebaikan
mereka. Dia memperlihatkan
simpati-nya
kepada mereka, melayani kebutuhan mereka, dan memenangkan kepercayaan mereka. Kemudian Ia mengajak mereka, “Ikutilah Aku.”
sa kepercayaan, kuasa doa, kuasa kasih Allah, pekerjaan ini tidak akan, tidak bisa, tanpa menghasilkan buah.... Banyak yang tidak memiliki iman kepada Allah dan telah kehilangan keyakinan [pada manusia]. Tetapi mereka menghargai perbuatan simpati dan sifat suka menolong. Ketika melihat orang yang tidak mengharapkan pujian duniawi atau pamrih datang ke rumahrumah mereka, melayani orang sakit, memberi makan yang lapar, memberi pakaian yang telanjang, menghibur yang sedih, dan dengan lembut mengarahkan semua orang kepada Dia yang memiliki kasih dan belas kasihan pada pekerja manusia yang adalah utusan— saat mereka melihat ini, hati mereka tersentuh. Rasa syukur berkembang. Iman dihidupkan. Mereka melihat bahwa Allah peduli kepada mereka, dan mereka sudah bersedia saat FirmanNya disampaikan. n Ini adalah kutipan dari bab “Teaching and Healing” dari buku The Ministry of Healing. Orang Advent percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mempraktekkan karunia bernubuat Alkitabiah selama lebih dari 70 tahun pelayanan publik.
10 - 2011 | Adventist World
23
P E L A Y A N A N
A D V E N T
M
engadakan perjalanan melalui padang pasir sebelah utara Arizona bagian tengah di sisi barat daya Amerika Serikat, Anda akan tiba di Kota Page. Dari sini ke selatan, dan Anda masuk ke dataran suku Navajo. Ini adalah tempat tinggal dari suku Amerika asli yang terbesar di Amerika Serikat. Tidak ada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Page—setidaknya belum ada. Tetapi satu keluarga sudah berharap dan berdoa untuk adanya sebuah gereja di sana. “Penduduk asli Amerikalah yang pada awalnya menduduki negeri ini,” kata Dan Jackson, Ketua GMAHK di Amerika Utara. “Kami yang lainnya benar-benar imigran. Namun suku bangsa pertama kami atau rakyat Aborigin, adalah populasi yang tidak mendapat perhatian khusus dalam jangkauan keluar pelayanan kita di Amerika Utara.” Gereja Advent terdekat berada dua jam berkendaraan di Flagstaff. Di Utah ada gereja Monumen Valley (dua setengah jam perjalanan ke timur) dan St. George (tiga jam ke utara). Ke arah barat Page tidak ada gereja selain Grand Canyon.
Kembali ke Kampung Halaman
Allen dan Kelley Fowler datang bersama keluarga mereka ke daerah ini beberapa tahun yang lalu. Bagi Kelley dan anak-
da, tidak ada alasan mengapa Anda tidak bisa mengubah cara hidup Anda.’ Anda bisa langsung berbicara kepada mereka dan mereka tidak memiliki alasan untuk tidak benar-benar menanggapinya. Itu benar-benar mempengaruhi mereka.” Satu Pelayanan Telah Lahir
Ketika keluarga Fowler pertama kali pindah ke Page, mereka tinggal di sebuah pondok tradisional Navajo. Sekarang mereka hidup di sebuah rumah yang belum selesai karena pelayanan mereka diutamakan. Allen dan Kelley tidak hanya pindah ke lokasi baru—mereka juga menemukan satu pelayanan bagi bangsa Navajo. Kelley berkata, “Semua metode mendatangi pintu ke pintu dan bertanya, ‘Apakah Anda ingin belajar Alkitab?’ tidak berlaku di sini, karena mereka harus melihat bahwa Anda peduli kepada mereka dan bahwa Anda benar-benar menarik perhatian mereka. Kemudian mereka akan mempercayai Anda.” Sesudah keluarga Fowler melihat kebutuhan di sekitar mereka, maka mereka memutuskan untuk membangun sebuah pusat komunitas agar mereka bisa membantu teman-teman dan tetangga baru mereka. “Pusat komunitas itu sudah berjalan dengan demikian baiknya,” kata Kelley. “Bagi kami itu terasa lama sekali, tetapi semua
Walking in Their * Shoes
Oleh Rick Kajiura
Datang dekat dengan rendah hati melayani mereka.
anak, itu adalah satu petualangan baru. Bagi Allen, yang berasal dari Navajo, itu seperti pulang ke kampung halaman. Pada tahun-tahun sejak ia pergi, Allen bertemu dan menikahi Kelley, memulai sebuah keluarga, dan menjadi seorang Advent. Keluarga Allen mengharapkan dia kembali dalam keadaan sama seperti ia pergi. Ketika ia kembali sebagai seorang Kristen, mereka terkejut. Setelah tiga tahun, mereka mulai terbiasa dengan itu. Karena Allen berasal dari suku Navajo, ia membawa satu sudut pandang dan pemahaman yang unik kepada pelayanan mereka. “Untuk memahami kaum Navajo, Anda harus Walking in Their Shoes (menjadi seperti mereka—red), ikut bersedih dengan mereka, ikut menjalani cara hidup mereka,” kata Allen. “Kemudian mereka tidak akan berkata, ‘Anda tidak pernah melakukan ini; Anda tidak akan pernah mengalami ini.’ Bila Anda hidup di sana, dibesarkan di sana, maka Anda bisa berkata, ‘Saya mengenal Anda. Saya tahu apa yang terjadi dan bagaimana itu terjadi. Saya merasakan pengalaman yang sama dengan An-
24
Adventist World | 10 - 2011
rencana sudah dilakukan dan diperlukan dua setengah tahun saja untuk menyelesaikannya dengan semua perjalanan misinya kelak. “Tujuan kami untuk pusat komunitas ini adalah mengadakan kelas memasak setidaknya sekali seminggu. Kami senang orang-orang berdatangan dan membantu kami, pindah ke sini dan membantu hal-hal dasar; mengadakan kelas memasak setiap minggu dan memastikan orang-orang akan selalu mengetahui kalau itu akan diadakan pada hari Selasa malam. Kami senang memiliki sebuah sumur. Sumurnya sedang dikerjakan. Begitu sumurnya selesai, akan semakin menjadi daya tarik, karena penduduk harus melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan air.” Pusat komunitas itu hampir selesai berkat bantuan para relawan yang datang dalam perjalanan misi untuk membantu Allen dan Kelley. Jim Glenn adalah salah seorang dari relawan ini yang menggunakan talenta membangunnya untuk bekerja di tengah kaum
Navajo. “Semua orang memiliki satu talenta,” katanya. “Jika Anda menyerahkan talenta Anda kepada Allah, maka Ia akan memberitahu Anda talenta apa itu. Mungkin di sini mengeruk pasir, memalu paku, atau mengirim uang—apa saja.” Beberapa orang, seperti Francis Browning, menemukan satu ladang misi di halaman belakang rumah mereka sendiri. “Kami pergi ke Meksiko beberapa kali, sampai sulit sekali menyeberangi perbatasan. Sekarang sudah tidak aman lagi pergi ke sana, jadi kami mulai mencari sesuatu yang dekat dengan rumah. Di sini kami tidak harus memiliki paspor, kami tidak harus membeli tiket pesawat untuk penerbangan panjang. Ada ladang misi di mana-mana jika kita mencarinya.” Sesuatu untuk Semua Orang
Mengapa orang-orang seperti Jim dan Francis membantu proyek-proyek seperti ini? o f f i ce o f a d v e n t i s t m i ss i o n
Meskipun sebagian besar pelayanan mereka ada di daerah penampungan di mana mereka tinggal, Allen dan Kelley merasakan panggilan Allah untuk memulai sebuah gereja di Page, kota terdekat. Bagi Allen itu seperti pulang ke rumah, dalam lebih dari satu pengertian. “Rasanya nyaman ada di sini dan bekerja bagi Allah. Allah menempatkan Anda di mana harus berada, karena pengalaman, dan segala sesuatu dalam hidup adalah untuk menyiapkan Anda bagi pekerjaan yang tidak Anda ketahui tetapi Allah akan tunjukkan pada waktunya. Ketika saya berjalan di sini, saya jadi terkenang dengan masa kecil saya. Itulah sebabnya Allah mengizinkan saya menjalani pengalaman itu—agar saya disanggupkan untuk disiapkan sekarang.” “Mendengar pasangan muda pindah ke Page, Arizona, dan membangun satu pusat komunitas di mana akan ada pelajaran, ibadah, dan seterusnya merupakan satu proyek yang menyenangkan,” kata Dan Jackson. “Melihat penduduk pribumi kita bekerja di seluruh Amerika Utara merupakan satu hal positif karena itu memang satu pekerjaan yang berkembang. Tetapi kita harus mendukung proyek yang sangat berguna ini.” Dua puluh lima persen dari Persembahan Sabat Ketigabelas triwulan ini akan membantu mendanai proyek-proyek di Divisi Amerika Utara, termasuk pelayanan ke penduduk asli Amerika
Dari kiri ke kanan: BANGUNAN UNTUK MASA DEPAN: Allen dan Kelley Fowler berharap pusat komunitas ini akan menyediakan satu jalan bagi teman-teman mereka agar bisa mengikuti kelas-kelas kesehatan, keluarga, dan kerohanian. BERSATU DALAM PELAYANAN: Bersama kedua anak mereka, Allen dan Kelley Fowler berharap membawa pekabaran kasih Kristus kepada bangsa Navajo. “[Proyek-proyek] ini bukan milik saya,” kata Jim. “Itu proyek Tuhan.” Sekalipun belum selesai, pusat komunitas itu sudah membuat satu perbedaan dalam lingkungan Allen dan Kelley. “Sekarang karena sudah hampir selesai, kami melihat bahwa komunitas sudah mulai mengetahui bahwa kami ada di sini untuk membantu mereka,” kata Kelley. “Kami hanya ingin bantuan misi tetap berdatangan. Kami memerlukan bantuan misi untuk segala sesuatu yang Anda dapat bayangkan—misionaris medis, bangunan, kesehatan gigi, apa saja. Mereka memerlukan bantuan kita.” Beberapa dari mereka yang dibantu tertarik untuk mempelajari lebih jauh apa yang dipercayai Allen dan Kelley. Mereka memiliki begitu banyak permintaan sehingga mereka meminta seorang guru Alkitab untuk datang dan membantu mereka. Pengajar Alkitab, Carla Clare, melaporkan, “Saya di sana beberapa minggu saja, dan saya telah menyadari bahwa kita memiliki lebih dari 200 nama.” p h o t o s
b y
R i c k
K a j i u r a
dan populasi imigran. Terima kasih telah mendukung Misi Advent. Untuk laporan lebih jauh tentang Misi Advent di seluruh dunia, kunjungi www.AdventistMission.org.n * Walking in their Shoes, adalah salah satu idiom dalam Bahasa Inggris yang artinya, Anda harus hidup seperti mereka dan mengerti kebiasaan mereka sebelum Anda memutuskan, melakukan sesuatu kepada mereka—red.
Rick Kajiura adalah seorang penulis/ produser untuk Kantor Misi Advent.
10 - 2011 | Adventist World
25
P ERTA NYA A N A L K I TA B
P E R TA N YA A N :
dar/peraturan gereja?
Apakah tujuan dari stan-
P
eraturan gereja menjawab satu pertanyaan penting: Bagaimanakah orang Kristen harus hidup? Sebagian besar isi Alkitab adalah tentang bagaimana kita harus hidup—bagaimana kita harus berhubungan dengan Allah, manusia, dan alam. Gereja Kristen selalu mengajarkan nilai dan perlunya standar-standar Alkitabiah dan Gereja Advent telah melanjutkan tradisi Alkitabiah ini. Bila orang Advent menyatakan bahwa Alkitab adalah satu-satu nya pernyataan iman, artinya apa pun yang Alkitab katakan tentang kehidupan Kristen harus diterima dan dipraktikkan. Kita telah mengetahui sejumlah standar Alkitabiah sehingga mereka yang bergabung atau telah bergabung dengan gereja diharapkan memperlihatkan itu dalam kehidupan Kristen mereka. Dengan ini kita memperlihatkan bahwa kita telah menerima Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita.
Demi
Kehidupan Fisik: Karena Allah tertarik dengan tubuh kita dan kegunaannya yang benar, praktik prinsip-prinsip kesehatan yang baik itu penting. Cara kita berpakaian dan menghiasi diri itu penting dalam memperlihatkan nilai-nilai kita. Kita mempraktikkan kesederhanaan, kebersahajaan, dan kemurnian dalam cara kita berpakaian dan menghiasi tubuh kita. Kehidupan Sosial: Allah tertarik dengan bagaimana kita berinteraksi kepada orang lain setiap harinya. Ini berlaku kepada keluarga (suami dan istri, anak-anak dan orangtua), kepada keluarga gereja, dan kepada masyarakat pada umumnya. Sumber Daya Materi dan Keuangan: Allah ingin memberkati kita dan menuntun kita dalam hal penggunaan sumber keuangan yang benar supaya membantu kita menanggulangi sifat alamiah kita yang mementingkan diri. Secara konsekuen, kita menerapkan prinsip-prinsip Alkitabiah tentang penatalayanan melalui cara kita mengelola apa yang kita miliki dan pada penggunaan sumber daya alam.
Kemuliaan allah
1. Peraturan Gereja dan Injil: Meskipun kita ti-
dak boleh menyamakan standar Alkitabiah untuk kehidupan Kristen dengan Injil, itu tidak merendahkan Injil. Justru mengisyaratkan Injil dan membuatnya menjadi pusat. Dengan kata lain, standar gereja harus berperan pada pengungkapan makna salib dan implikasinya kepada kehidupan orang-orang percaya. Itu adalah respons kita kepada kasih Allah bagi kita yang dinyatakan di salib Kristus. Allah tidak membiarkan kita yang menentukan bagaimana hidup Kristen itu seharusnya. Ia memberitahu kita melalui teladan Yesus, Kitab Suci, dan tuntunan Roh. Ketika dipraktikkan, standar gereja menyatakan pekerjaan yang sedang dilakukan oleh Roh Kudus di dalam diri kita. 2. Isi peraturan itu: Standar Alkitabiah mencakup semua aspek kehidupan kita. Kehidupan Rohani: Kehidupan rohani kita diperkuat dan bertumbuh melalui doa, belajar Alkitab, pernyataan Injil, kehadiran di kebaktian gereja, dan pemeliharaan Sabat. Kehidupan Moral: Allah tertarik pada kemurnian moral kita dan dalam komitmen kita kepada satu kehidupan yang suci. Oleh sebab itu, apa yang kita perhatikan, kita dengarkan, dan pikirkan itu penting. Secara konsekuen, kita dengan sukarela berserah kepada kehendak-Nya sebagaimana dinyatakan dalam sepuluh hukum dan di atas semua itu, dalam kehidupan Yesus.
Oleh Angel Manuel Rodríguez
3. Standar-standar Kolektif dan Pribadi:
Agar gereja kita sedunia bekerja bersama ke arah tujuan yang sama, harus setuju tidak hanya pada doktrin-doktrin dan misinya tetapi juga pada standar-standar kehidupan yang diwajibkan dari para anggotanya. Standar-standar itu, yang diterima oleh seluruh komunitas iman, merupakan yang terkecil, bukan yang terbesar dari apa yang diharapkan. Itu didasarkan ayat-ayat Alkitab atau pada prinsip-prinsip Alkitabiah (misalnya, tidak merokok, juga tidak menggunakan obatobatan terlarang, didasarkan pada prinsip-prinsip kesehatan yang ditemukan dalam Alkitab). Hubungan dengan Alkitab seperti itu membuatnya sah untuk komunitas orang percaya sedunia. Beberapa standar individu atau pribadi tidak perlu dipromosikan atau diwajibkan oleh gereja kita sedunia. Dalam hal itu orang percaya tidak boleh mencoba memaksakannya kepada orang lain. Itu hanyalah keputusan pribadi (misalnya, mau atau tidak mau makan keju atau telur, atau memiliki TV di rumah). Individu-individu harus berhati-hati agar tidak mengembangkan sikap unggul dan sombong. Apa pun yang kita lakukan harus dilakukan untuk kemuliaan bagi Tuhan kita, yang adalah Pencipta dan Penebus kita. n
Angel Manuel Rodríguez baru-baru ini pensiun, sebagai Direktur Biblical Research Institute of the General Conference.
26
Adventist World | 10 - 2011
P E L A JA R A N A L K I TA B
Melalui
Hari-hari Kelam
Oleh Mark A. Finley
Kita semua memiliki masa-masa kelam dari waktu ke waktu, hari-hari di mana kita berharap hanya berbaring di tempat tidur. Seperti awan gelap, keputusasaan bergantung di atas kita. Kita susah; kita kesulitan. Mungkin berupa hubungan yang retak, beban keuangan, masalah kesehatan, atau hal-hal lainnya. Namun apa pun itu, kita tidak boleh menyingkirkannya dari pikiran. Dalam pelajaran ini kita akan mempelajari prinsip-prinsip yang mengubahkan hidup untuk melalui masa-masa sulit dan hari-hari yang kelam. Prinsip-prinsip Alkitabiah ini akan membuat satu perbedaan positif dalam kehidupan Anda. Berikut satu hal yang harus diingat: Anda tidak sendirian dalam perasaan Anda itu. Tokoh-tokoh besar iman, raksasa-raksasa Alkitab, merasakan hal yang sama. Mereka telah menemukan satu cara melalui kesulitan mereka, dan Anda juga bisa.
1. Perasaan apakah yang diungkapkan Daud dalam Mazmur 6:7, 8?
“Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku. Mataku mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku.” Ayat –ayat ini menyatakan Daud.
2. Di manakah Daud menemukan sumber kekuatannya? Perasaan baru apakah yang meliputi jiwanya?
“Terpujilah TUHAN, karena Ia telah mendengar suara permohonanku. TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya” (Mazmur 28:6-8). Sumber kekuatan Daud adalah . Perasaan baru Daud adalah .
3. Apakah maksud dari cobaan dan kesulitan yang Allah izinkan agar kita alami dari waktu ke waktu?
“Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita” (Mazmur. 62:9). “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku” (Mazmur. 119:67, 68). Maksud Allah dalam cobaan dan kesulitan adalah untuk: a. b. c.
Allah tidak membawa kesedihan dan kepedihan dalam hidup kita; Ia hanya menginginkan yang terbaik bagi kita. Tetapi karena kita hidup di dunia di mana kebaikan dan kejahatan ada, maka Allah seringkali tidak menghindarkan kesulitan datang kepada kita. Namun meskipun dengan adanya cobaan, Ia memperkuat kita untuk bertumbuh melaluinya, dan menuntun kita kepada ketergantungan yang lebih dekat kepada Dia dalam cobaan itu. 10 - 2011 | Adventist World
27
4. Bagaimanakah Paulus, seorang tahanan Roma dalam masa cobaan yang berat, menasihati orang-orang percaya di Filipi?
“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Fil. 4:4). “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Fil. 4:6). Paulus menasihati orang-orang Kristen di Filipi untuk : .
Perhatikan bahwa Paulus tidak mendorong orang percaya untuk bergembira karena mereka mengalami masa pencobaan. Ia memusatkan perhatian mereka, bukan pada pencobaan itu, tetapi pada Tuhan. Ia mendesak mereka untuk “bersukacita dalam Tuhan” meskipun dengan cobaan mereka dan menyampaikan permohonan mereka kepada Tuhan “dengan ucapan syukur.” Seperti yang dikatakan seorang yang kemudian menjadi penyair: “Memandang cobaan kita, maka masalah kita bertambah; memandang pada Yesus, maka masalah kita hilang.” Yesus menyediakan kekuatan bagi setiap cobaan, dan keberanian untuk menghadapi setiap kesulitan.
5. Jaminan apakah yang membuat Paulus “bersukacita” sekalipun di masa sulit? “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Fil. 4:13).
.
6. Setelah kemenangan hebat di Gunung Karmel melawan nabi-nabi Baal, Elia begitu kelelahan
sehingga ia jadi patah semangat dan lari dari ancaman Raja Ahab. Bagaimanakah Allah mendukung dia? Apakah yang bisa kita petik dari pengalaman ini?
“Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: ‘Bangunlah, makanlah!’ Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula” (1 Raja-raja 19:5, 6).
Kadang-kadang perasaan patah semangat kita adalah karena kita kelelahan. Akarnya dari keadaan kita yang terlalu letih. Mungkin kita terlalu memaksakan diri untuk waktu yang lama. Mungkin kita memerlukan tepat seperti apa yang Elia butuhkan—sedikit dorongan, makanan yang sehat, dan istirahat malam yang nyenyak.
7. Janji apakah yang diberikan Tuhan kepada kita pada setiap pencobaan?
“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti” (Mazmur 46:2). Allah adalah dalam kesesakan sangat terbukti. Apakah itu artinya bagi Anda?
Allah tidak berjanji bahwa semua hari-hari kita akan bebas dari pencobaan, tetapi ia berjanji bahwa Ia akan menyertai kita dalam tiap cobaan hidup. Ia akan memperkuat, menghibur, menuntun, dan memelihara kita. Itulah hal yang bisa membuat kita senang.
“Menghadapi Kekhawatiran dan Takut” adalah topik pelajaran Alkitab bulan depan.
28
Adventist World | 10 - 2011
Dari Pelosok Dunia S U R AT berbunyi: “Menjalani Kemenangan Setiap Hari yang Disediakan oleh Kristus.” Saya berterima kasih karena sudah diingatkan untuk membuka Alkitab saya. Di sana saya menemukan penangkal perasaan saya hari itu. Ya! Sungguh tidak ada kedamaian dan hiburan yang lebih besar daripada berada tepat bersama Allah. Lebih banyak berkat kepada pelayanan penerbitan ini.
Sheena Dawn Lovel Edrial Negros Oriental, Filipina Kampore Advent
Menaklukkan Rasa Takut
Setelah tugas rumah sakit, saya meraih sebuah salinan majalah Adventist World bulan Juli 2011 di meja informasi di mana majalah ini dibagikan kepada pasien kami juga. Saya begitu gelisah hari itu. Saya tidak tahu harus melakukan apa dan ke mana harus pergi untuk meredakan kegelisahanku—dan saya takut Setan mendapatiku dalam keadaan hampa, kemudian menuntunku melakukan dosa terhadap Bapaku di surga. Kebetulan yang pertama kali saya baca adalah artikel “Menaklukkan Rasa Takut,” oleh Victor Samwinga. Sub judulnya
Saya benar-benar senang membuka terbitan Adventist World bulan Juli 2011 dan membaca laporan tentang Kampore di Meksiko, di mana lebih dari 200.000 Pathfinder dari 34 negara membuat sejarah (lihat artikel oleh Alfredo García-Marenko pada halaman 6 dan 7). Sebagai pemimpin pathfinder ketika di Gereja Advent, saya menghadiri kampore dan perayaan di IAD tahun 1970-an dan 1980-an. Jumlahnya sekarang fantastik! Kita puji Allah atas pertumbuhan luar biasa dari program pathfinder di InterAmerika dan di seluruh dunia. Saya mengikuti Kampore NAD pertama di Camp Hale, Colorado, 1985, di mana 17.000 orang hadir. Kemudian di Oshkosh, Wisconsin, di mana lebih dari
Saya bersyukur karena telah diingatkan untuk membuka Alkitab. Di sana saya menemukan penangkal bagi perasaan saya hari itu. Ya! Sungguh tidak ada kedamaian dan penghiburan yang lebih besar daripada berada tepat bersama Allah. — S heena Dawn Louel Edrial, Negros Oriental, Filipina
22.000 orang datang pada tahun 1999; 32.000 di tahun 2004; dan pada tahun 2009, lebih dari 33.000 orang berkumpul bersama. Saya memang menghadiri Kampore SAD terbesar di Santa Helena, Parana, Brazil, pada tahun 2005, di mana 22.000 orang hadir. Mungkin jumlahnya hampir 30.000, tetapi penduduk kota takut menampung orang muda sebanyak itu di kota mereka. Di akhir kampore walikota dan pejabat kotanya berkata: “Biarkan mereka datang lain kali; mereka ini adalah anak-anak terbaik yang pernah kami lihat.” Hari yang sama saya membaca majalah itu saya menerima surat elektronik yang memberitakan kabar menyedihkan bahwa Henry Bergh telah meninggal dunia pada tanggal 15 Juli 2011. Dari kegirangan dan sukacita hari itu, saya menjadi sedih oleh kematian salah seorang pio nir program pathfinder. Di antara hal lainnya, Bergh adalah salah seorang yang menuliskan lagu pathfinder. “We Are the Pathfinders Strong” adalah pesan kita kepada dunia saat memuji Tuhan bagi perwakilan gereja yang besar ini menuntun anak-anak laki-laki dan perempuan kepada Yesus. Pada peristiwa yang baru saya baca di Meksiko, 258 orang dibaptiskan. Dan ribuan orang lagi dibaptiskan setiap tahun untuk kemuliaan Allah.
Leo Ranzolin, Sr.
Estero, Florida, Amerika Serikat. Sangat Tersentuh
Saya sangat tersentuh oleh artikel Chantal J. Klingbeil yang berjudul “Blessed Is She” dan ide bertumbuh di balik rasa takut (Juni 2011). Klingbeil menulis: “Allah memiliki cara yang aneh mengatasi rasa takut. Ia tidak menawarkan keadaan atau hal-hal baru. Ia hanya memberitahu kita
10 - 2011 | Adventist World
29
Dari Pelosok Dunia S U R AT agar tidak takut... kebahagiaan berarti menghadapi rasa takutnya dan kemudian memilih untuk mematuhi perintah Allah agar tidak takut. Itu artinya menerima Firman Allah, meminta janji-Nya.” Saya dituduh yang tidak benar melakukan sesuatu oleh penduduk desa di mana saya bekerja bagi salah satu proyek ADRA di Burkina Faso. Saya telah menerima ancaman diusir dari desa itu dan bahkan ancaman kematian. Dalam situasi yang penuh tekanan seperti ini pendeta dan istri saya merupakan dukungan besar bagi saya. Sekarang saya telah belajar untuk lebih mempercayai Allah daripada sebelumnya.
Musabimana Alexis Bazéga Burkina Faso
The International Paper for Seventh-day Adventists
S e p te m b e r 2 01 1
Meet
THE
The Kingdom Belongs toThese
12
Future
The 24TeacherWho Chose to Stay
26
Choice or
Coercıon
apa pun!
Setiap Kata Dibaca
Terima kasih atas Adventist Worldnya! Kami suka majalah itu dan kami membaca setiap kata, sampai kepada huruf paling akhir. Saya tidak melewatkan
Cano Family
harap bisa mendapatkan majalah ini di sana.
Yong Shin Chee Victoria, Australia
Nasihat kami kepada pembaca ini dan yang lainnya, dengan maksud yang sama adalah hubungilah kantor uni konferens atau divisi GMAHK di wilayah Anda. Kami bersyukur majalah ini memenuhi kebutuhan Anda.
—Editor.
Argentina
Saya benar-benar diberkati dengan membaca artikel dalam Adventist World! Terima kasih! Saya baru saja meninggalkan Amerika Serikat menuju Australia—saya
Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: letters@adventistworld.org. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 250 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang akan ditampilkan.
Tolong doakan seorang teman saya yang sedang mengalami kebangkrutan. Rumah mereka sedang disita, dan bisnisnya bangkrut. Stella, Afrika Selatan
tuk membantu kami “sehati” dan menjangkau komunitas. David, Australia
RUANG DOA Allah itu baik! Panen padi kami terkena dampak serius oleh pembasmi hama tertentu yang dianjurkan untuk kami semprotkan. Setelah berdoa dan melakukan yang terbaik untuk menanggulangi kerusakannya, para ahli yang datang melihatnya nyaris tak mampu berbicara. Kerdil dibandingkan dengan daerah lain, tetapi masih bertumbuh, bagus dan hijau. Terlalu dini mengetahui apa hasilnya, tetapi pasti tidak rugi sama sekali. Terima kasih untuk doanya Ronald, Zambia
Doa saya untuk komitmen-komitmen baru yang diputuskan oleh gereja untuk tahun berikut. Mungkin kita bisa menjalani standar-Nya dan melakukan pelayanan yang akan sesuai kehendak Allah. Juanita, Amerika Serikat.
Tolong doakan keluarga saya. Kami sedang mengalami masa yang sangat sulit. Tolong doakan saya, untuk karier masa depan saya. Christiane, Perancis
Tolong doakan agar putra saya bisa meneruskan pendidikannya di sekolah menengah atas, dan agar saya mendapatkan pekerjaan dan menyelesaikan masalah keuangan saya. Ulo, Estonia
Tolong doakan menantu laki-laki saya, yang bukan Advent. Juga doakan suami saya, agar Allah bekerja dalam hatinya sehingga menemukan kembali jalan kepada Yesus. Petra, Jerman
Saya menulis atas nama sebuah gereja kecil di Australia Utara. Jemaatnya berkurang selama 10-15 tahun terakhir dari keanggotaan yang berjumlah 60 sampai 10-15 saja. Kami memerlukan Roh Kudus dicurahkan ke dalam hati kami un-
30
Adventist World | 10 - 2011
Teman saya yang berumur 37 tahun adalah orangtua (ibu) tunggal, baru-baru ini didiagnosis kanker. Tolong doakan dia. Serge, lewat surat elektronik Saya dari Kongo tetapi sekarang berada di Uganda sebagai seorang pengungsi. Tolong saya dalam doa—saya banyak menderita. David, Uganda
Tata cara untuk Ruang Doa: Kirimkan permohonan doa saudara ke: prayer@adventistworld.org. Kirimlah kepada kami permohon an doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 75 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas dan disesuaikan dengan kolom yang tersedia. Walaupun kami akan mendoakan setiap permohonan doa yang masuk pada saat kami mengadakan pertemuan staf mingguan, tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.
“Lihatlah, Aku Datang Segera…”
PERTUKARAN IDE
aki yangDibasuh Kuruselamatku J
Bulan ini seorang pembaca membagikan satu pengalaman pembasuhan kaki yang istimewa.
S
G i l l es
va n
Lee u w e n
abat Perjamuan Suci? Hari Ini? Itu adalah hal terakhir yang saya ingin dengar selagi berjalan menuju gereja dengan rok sepanjang pergelangan kaki yang sudah bernoda lumpur. Satu badai tropis baru-baru ini telah menimbulkan kerusakan di kota Honduran kecil El Suyatal. Karena jauh dari rumah, saya mencoba untuk tidak gelisah setelah melihat kaki yang penuh lumpur melangkah di lantai gereja yang kotor. Di tengah suara klakson mobil, gonggongan anjing, kokok ayam jantan, dan pengeras suara yang selalu mendengungkan produk “segar,” saya mendengar pembicara dalam Bahasa Spanyol yang mengatakan ruangan mana yang harus dimasuki untuk membasuh kaki. Lynette, seorang teman sesama dari Honduras yang baik, mendekati saya dengan tersenyum dan bertanya apakah ia boleh mencuci kaki saya. Jawaban saya yang tegas dan yakin tidak sesuai dengan pandangan saya yang ragu-ragu. Setelah mencelupkan kaki saya yang besar ke dalam baskom air, saya perhatikan betapa cepatnya air berubah menjadi warna cokelat berlumpur. Sambil berharap mendapatkan percikan dua detik yang biasa, saya terkejut ketika Lynette mulai membasahi kaki saya dengan air dan dengan pelan membersihkan lumpurnya. Selama beberapa menit ia menggosok sela-sela jari kaki saya dan di sekeliling kuku saya hanya untuk memastikan bahwa setiap noda kotoran telah dibersihkan. Ia tidak harus melakukan ini! pikir saya. Tidak adil. Saya bisa mengurusnya! Lagipula, siapa yang mau menyentuh kotoran seperti itu dengan tangan telanjang mereka? Tetapi diam-diam saya merasa sesuatu berubah. Saya mulai menahan air mata saat menyadari kasih tulus dan pengorbanan yang ia perlihatkan. Pada saat itu semua mulai masuk di akal. Melalui air berlumpur yang mengeliling kaki saya, saya melihat gambaran yang lebih jelas dari Yesus. Saya melihat diri saya sendiri sebagai Petrus: Percaya diri, berpuas diri, dan berorientasi pada perbuatan. Namun teladan Lynette memberikan gambaran lain juga. Saya merasakan hangatnya kehadiran Allah saat Ia memberitahu bahwa Ia melakukan ini dan lebih banyak hal lagi bagi saya! Dia tidak harus begitu, saya tidak pantas menerima Dia—tetapi Ia mengasihi saya! Sewaktu saya merasa air mata mulai bercucuran di pipi, saya berdoa kepada Allah, “Saya mohon, bersihkanlah semua dalam diri saya! Saya mohon, berilah saya hati penuh kasih itu juga. Tuhan, saya menyerahkan segalanya.” Saya tidak menginginkan saat ini berakhir—saya merasa begitu dekat dengan Kristus. Saya tidak pernah menyadari sebelumnya betapa indah pelayanan itu jadinya—tetapi sekarang saya tahu. Sejak kembali dari Honduras, dengan sejujurnya, saya telah menghindari acara merendahkan hati itu. Pengalaman tulus yang saya alami di ruangan berdinding bata itu masih begitu segar dalam ingatan. Namun lain kali saya berpartisipasi, saya berencana mencari seorang asing yang bisa saya basuh kakinya. Bukan jenis orang dengan perawatan kaki yang baik, tetapi yang kotor yang terlihat seolah mereka telah mengarungi banyak jalanan yang berat. Anda tahu, seperti kaki yang dibasuh Juruselamat saya.
—Carissa McSherry, Amerika Serikat
Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.
Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif Bill Knott Wakil Penerbit Claude Richli Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbitan Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum Komite Koordinanasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee Pemimpin Redaksi Bill Knott Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editor), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Park Jan Mae Editor Online Carlos Medley Koordinator Teknik Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley Senior Advisor E. Edward Zinke Asisten Eksekutif Redaksi Rachel J. Child Para Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste Alfredo Garcia-Marenko Pelayanan Pembaca Merle Poirier Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Fatima Ameen Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander Kepada Para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 E-mail: Internet: worldeditor@gc.adventist.org Situs: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, dan Amerika Serikat. Jld. 7, No. 9
10 - 2011 | Adventist World
31
L DI
B EL A H AN
KASI DUNIA
P h o t o
MANAK AH
s u b m i t t e d
KEHIDUPAN ADVENT Seorang pria menyampaikan khotbah dengan seorang penerjemah. Khotbah itu baru hendak mencapai puncaknya ketika si pengkhotbah berkata, “Gereja Allah, Zakharia naik ke atas pohon untuk melihat Yesus!
b y
M A S YA R A K AT
KUTIPAN BULAN INI
IN I?
N n a d o z i e
“Usaha misi sejati adalah menemui orang-orang di tempat mereka berada dan menanggapi kebutuhan mereka.”
W o g u
—Pendeta Busi Khumalo, Direktur Pelayanan Pemuda dan Kependetaan di Southern Africa Indian Ocean Division, yang menekankan pentingnya peran orang muda dan keterlibatan mereka dalam komunitas.
Saya katakan Zakharia naik ke pohon....” Pria yang menerjemahkan berbisik kepada si pengkhotbah. “Bukan Zakharia, tetapi Zakheus.” Pengkhotbah yang berpikir cepat itu segera berkata, “Oke,
kalau begitu Zakharia turun dari pohon dan Zakheus naik ke atas untuk melihat Yesus.” —Tovimbanashe Sayi, baru-baru ini di Adventist University of Phillipines, menceritakan satu peristiwa yang terjadi di kamp. pemuda Advent di Zimbabwe.
K O TA K S U R AT Apakah Anda tahu bahwa Adventist World telah digunakan untuk penginjilan? Baru-baru ini saya mengetahui nilai dari sesuatu yang banyak diabaikan oleh kita. Sementara memimpin satu tim yang terdiri dari 14 orang muda dewasa dan sponsor mereka dari Pennsylvania Conference dalam mengkhotbahkan ShareHim pada musim panas ini saya menyaksikan pendeta distrik ketika membagikan majalah Adventist World (yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Spanyol) kepada anggota gerejanya—dan terutama kepada mereka yang belum menjadi Advent. Saya mendapat keistimewaan mengamati calon-calon penginjilan ini dengan semangat membaca terbitan terkini dari majalah Adventist World. Sungguh satu pekerjaan yang indah sedang dilakukan majalah ini dalam menjangkau seluruh dunia dengan pekabaran Advent! —Ray Hartwell, Pembaca, Pennsylvania, Amerika Serikat Di Diedo, Douala, Kamerun, Nnadozie Wogu, jurusan teologi dari Babcock University di Nigeria, berfoto bersama temanteman dekatnya di gereja yang dilayaninya sambil menjadi penginjil literatur selama musim panas 2010 di Kamerun.
JAWA B A N :
32
Adventist World | 10 - 2011
Berita Dalam Negeri
You + Me = Us!
P
ada tanggal 18-21 Agustus 2011, di Blessing Hills Family Resort, Trawas, Pemuda Advent Gabungan Surabaya dan Dir. PA Konferens Jawa Kawasan Timur mengadakan Acara Retret Dewasa dengna tema “YOU + Me = US! Bukan Ajang Cari Jodoh!” Acara ini dikhususkan untuk seluruh orang muda dewasa Advent se-Indonesia dengan tujuan untuk mempersatukan orang muda. Pada acara pembukaan, Pdt. David Panjaitan (Dir. Pemuda UIKB) dalam kata sambutannya menyampaikan banyaknya tantangan dan halangan bagi panitia untuk melaksanakan retret ini, juga kendala yang dirasakan oleh peserta untuk hadir. Seperti dalam Filipi 4:13; Hanya dengan kuasa-Nya kita bisa melaksanakan acara ini. Pdt. Leonard Mamentu, Dir. Pemuda KJKT juga menyampaikan bahwa kegiatan ini semoga dapat menjadi sarana untuk mengumpulkan dan menyatukan setiap orang muda dari berbagai latar belakang, sehingga orang muda Advent bisa saling mengenal satu sama lain dan dapat saling mendukung untuk menjadi laskar Kristus. Dalam amanat yang disampaikan oleh Pdt. J. H. Rantung, beliau menyampaikan tentang orang muda dan permasalahannya, khususnya dalam mencari pasangan hidup. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan, dipikirkan dan dipersiapkan dalam mencari pasangan hidup, khususnya bagi orang muda Advent saat ini. Pada hari Jumat tanggal 19 Agustus 2011, Pdt. David Pan jaitan & Pdt. J. H. Rantung selaku sekretaris UIKB berkesempatan untuk membagikan dua seminar orang muda. Para peserta sangat antusias sekali dalam mengikuti acara seminar yang dibawakan oleh kedua pendeta ini. Kemudian acara dilanjutkan
Retret Dewasa Pemuda Advent Gabungan se-Surabaya, Konferens Jawa Kawasan Timur dengan sesi perkenalan “Who Know Who,” dan juga “TreasureHunt” yang juga bermanfaat untuk mempererat hubungan antar peserta dan panitia. Acara vesper itu di hadiri oleh VG. The Messenger yang membawakan 2 buah lagu pujian yang mengangkat hati seluruh hadirin. Renungan singkat dibawakan oleh Pdt. Ebenezer Sembiring dan acara dilanjutkan dengan ruang diskusi antara orang muda dan para pendeta seperti : Pdt. Leonard Mamentu, Pdt. Ebenezer Sembiring, Pdt. Susilo Mundhiarto yang diadakan di alam dengan api unggun yang menghangatkan suasana malam yang dingin itu. Topik yang menjadi bahasan adalah mengenai masalah anak muda yang tentunya dalam hubungan mencari pasangan hidup. Sabat, 20 Agustus 2011, kebaktian khotbah disampaikan oleh Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur, Pdt. Albert Saroinsong dan dua bintang tamu yaitu Sandy Nayoan bersama istri dan putra putrinya, dan Dirly Idol yang masing-masing memberikan lagu pujian yang benar-benar membuat peserta yang hadir mendapatkan berkat yang luar biasa. Acara PA diadakan pukul 16.00 WIB di alam dan kesaksian yang dibawakan oleh Sandy Nayoan mengingatkan kita anak muda agar tidak malu memulai dari hal yang kecil agar dapat berhasil. Takut akan Tuhan, setia, dan menemukan pasangan hidup yang seiman dapat membuat kita berhasil. Beliau menekankan bahwa yang harus kita cari adalah harta surgawi bukanlah harta duniawi. Beliau bersaksi bagaimana beliau dapat bertemu dengan istrinya, yang ditemuinya 20 tahun yang lalu dan dipersatukan oleh Tuhan dalam ikatan pernikahan kudus di Gereja Advent, di Seattle, Amerika Serikat. Suatu kesaksian yang luar biasa untuk menutup kebaktian tutup Sabat sore itu. Acara puncak malam itu diisi dengan Candlelight Dinner, acara “Take Me Out,” pemilihan King & Queen dan sesi foto bersama. Acara penutupan pada hari Minggu, 21 Agustus 2011 disambut dengan semangat para peserta dan panitia untuk mengadakan acara yang sama pada tahun depan. Kita mengucap syukur kepada Tuhan atas pertolongan-Nya dalam kesuksesan acara ini. n —Dilaporkan oleh Johanes Handriadi, Jawa Timur.
10 - 2011 | Adventist World
33
Berita Dalam Negeri Meditasi dan Doa Semalam-malaman Pemuda Advent Gabungan (PAG), Palembang dalam rangka Revival & Reformation
P
ada tanggal 10 September 2011 telah diadakan Doa Bersama dan Membaca Alkitab yang diadakan oleh Pemuda Advent Gabungan Palembang digedung Sekolah Advent Ratna. Acara dihadiri kurang lebih 30 peserta yang tergabung dari Pemuda Advent se Kota Palembang (PA Sekojo, PA Pakjo dan Talangbetutu, PA Indralaya, dan PA Ratna). Bertempat di Aula Gedung Sekolah Advent Ratna, Acara dimulai pada pukul 20.00 WIB yang dimulai dengan doa buka dan dipimpin oleh Ketua PAG Palembang, Sdr. Eka Nurcahyadi. Acara selanjutnya adalah bernyanyi dari Lagu Sion, dan dilanjutkan dengan membaca Alkitab bersambung dari buku Matius. Setelah selesai membaca Alkitab dari buku Matius, para peserta diberikan kesempatan untuk istirahat sejenak dengan menikmati makanan yang disediakan oleh sponsor. Kurang lebih pada pukul 23.15 WIB acara dimulai kembali dengan sesi acara Kesaksian. Banyak sekali kesaksian dari pemuda yang sangat membangun iman dan percaya kita semakin dekat kepada Tuhan. Pada pukul 00.20 WIB, acara dilanjutkan dengan doa berpasangpasangan. Setiap pasangan terdiri dari 2 pemuda, dan saling mendoakan satu sama lain dan diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Direktur Pemuda Advent Sumatera Selatan, Pdt. Victor J. Sinaga. Setelah acara doa selesai, para peserta diberikan kesempatan untuk beristirahat. Pada pukul
34
Adventist World | 10 - 2011
04.00 WIB di pagi hari, peserta dibangunkan kembali untuk melanjutkan membaca Alkitab dari kitab Mazmur 1 sampai
Mazmur 23. Acara dilanjutkan dengan bernyanyi dari beberapa lagu dari Lagu Sion. Pada pukul 06.00 WIB diadakan renungan pagi dengan cara masing-masing peserta memberikan ayat hafalan atau ayat kesukaannya di dalam Alkitab, dan memberikan kesaksian bagaimana ayat tersebut dapat memotivasi diri kita masing-masing untuk lebih berserah kepada Tuhan. Dan kemudian acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Pdtm. P. Sitorus. Setelah acara Doa Bersama dan Membaca Alkitab selesai, seluruh staff PAG Palembang yang hadir di malam itu mengadakan rapat untuk mempersiapkan acara-acara selanjutnya yang akan dibuat. Rapat selesai pada pukul 10.25 WIB dan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Sdr. Ince, Pemuda Advent Cab. Talangbetutu. Kiranya pelayanan yang telah dilaksanakan dapat menguatkan iman dan percaya kita, dan semakin banyak orang muda yang akan diselamatkan. Tuhan memberkati. n —Dilaporkan oleh Louis Ray Hutapea, Humas PAG Palembang
Menjangkau dengan “Pengharapan Ajaib” Kebaktian Kebangunan Rohani di Jemaat Batusaiki
D
i tengah kemelut yang tidak menentu, di mana manusia berlomba mencari kebahagiaan sejati di tengah tawaran dunia yang tidak menjanjikan ini, GMAHK Wilayah Manado Utara I menawarkan satu solusi melalui Pengharapan Ajaib dalam Kebaktian Kebangunan Rohani yang dilaksanakan di GMAHK Jemaat Batusaiki, Molas, pada tanggal 21-27 Agustus 2011. Oleh kuasa dan pertolongan Allah, Pdt. J. Tendean (Pendeta Wilayah Manado Utara I), Pdtm. G. Rume ngan (Pendeta Muda Wilayah) dan Pdt. Ray Ruhupatty, M.Si (Kepala SMK Discovery Manado) yang menjadi pembicara dalam rangkaian KKR ini, telah membagikan dengan jelas dan mengagumkan dari malam ke malam tentang bagaimana Yesus Kristus menjadi satusatunya Pengharapan Ajaib dalam kehidupan dan tidak ada yang lain. Pasukan besar anak-anak SMK Disovery yang umumnya bukanlah anak-anak Advent, dikoordinasi dan dikerahkan oleh Kel. Pdt. R. Ruhupatty (Pengasuh Sekolah) untuk hadir dan terlibat langsung dalam penginjilan ini setiap malam. Ditambah warga sekitar Pdt. R. Keni, Dir. Pelayanan PA, Pathfinder dan Komunikasi medan tamu-tamu dari Meras dan Molas sekitarnya serta nyerahkan hadiah penghargaan kepada tamu yang hadir dalam semua anggota jemaat menjadikan KKR “Pengharapan KKR Ajaib” tidak pernah sepi dari pengunjung. Pengeras suara yang dibentangkan di luar melalui Yesus Kristus. Dan akhirnya, bukan oleh kuat, bukan oleh gaTOA, terdengar merambah setiap gunung, bukit dan gah, tetapi hanya oleh kuasa Allah, 3 jiwa dibawa kepada Allah lembah, mengumandangkan Keajaiban Pengharapan di dalam dalam baptisan. Yang juga menarik dalam program ini adalah KKR ini diakhiri dan ditutup dalam sebuah Program Retret Wilayah yang dilaksanakan pada Jumat 26-28 Agustus di Lokasi Perkemahan Rasa Raja, tepi Pantai Tateli, Minahasa. Pdt. J.H. Woy, MPTh (Dir. Pelayanan Kesehatan Konferens Minahasa Utara) yang menjadi pembicara malam terakhir dan pembicara Sabat pada penutupan KKR “Pengharapan Sejati” merasa memiliki pengalaman tersendiri menyaksikan umat Allah bersuka dalam pelayanan penginjilan. Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan, jerih payahmu tidak akan pernah sia-sia! n
Doa Penyerahan anggota yang baru dibaptis oleh Pdt. J. Tendean
—Dilaporkan oleh Ellen Tendean Kambey, seorang istri dari Pdt. J. Tendean, Gembala Wilayah Manado Utara I. 10 - 2011 | Adventist World
35
Berita Dalam Negeri Duet Rohani “SS/PM/SG Leaders Convention” dan Pelepasan Para Misionaris Angkatan ke-12 Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur (UKIKT)
D
aerah Konferens Minahasa Selatan kembali menjadi tuan rumah digelarnya Duet Acara Akbar Rohani, “SS/ PM/SG Leaders Convention” yang dilaksanakan tanggal 14-17 Sept 2011 di Gedung Pertemuan Advent dan “12th Batch Missionary Dispatching” yang di laksanakan tanggal 17 September 2011 di Kampus Pergerakan 1000 MM Indonesia. “SS/PM/SG LEADERS CONVENTION”
Dalam sambutan selamat datang yang di laksanakan hari Rabu petang, Direktur SS/AB DKMS, Pendeta Buang Manoppo, selaku Ketua Panitia Konvensi menyambut baik acara yang dihadiri oleh kurang lebih 700 utusan se UKIKT ini. Dalam renungannya, Ketua GMAHK UKIKT, Pendeta Noldy Sakul, mengimbau seluruh utusan dan anggota jemaat untuk lebih berserah dalam doa untuk memohon kuasa Roh Kudus agar dapat menolong jemaat lebih aktif dalam kegiatan menarik jiwa. Beliau juga mengajak seluruh partisipan jangan hanya ikut seminar saja untuk cari keramaian atau reuni keluarga dan teman, tetapi juga harus menaruh perhatian yang serius atas setiap program penginjilan yang diinstruksikan oleh para narasumber sehingga mampu untuk menerapkannya di jemaat masing-masing sehingga jemaat mampu untuk menghadapi tantangan-tantangan dari dalam (gerakan-gerakan sempalan) dan dari luar (gerakan saksi Yehovah & Mormon). Bertemakan “Love God, Love People” pada hari Kamis dan Jumat, 15-16 September 2011 di buka oleh renungan yang di bawakan oleh Sekretaris Eksekutif UKIKT, Pdt. Yotam Bindosano. Secara gamblang beliau membuka mata para utusan untuk memperhatikan statistik tingkat kemurtadan yang terjadi dalam gereja dewasa ini dan partisipasi jemaat untuk mencari solusi atas masalah tersebut. Acara sepanjang hari dilanjutkan dengan pembahasan-pembahasan mengenai “The Art of Listening” dan “Visitation” oleh Direktur Department SS/AB Divisi, Pdt. Dr. Hermogenes C. Villanueva yang dialihbahasakan oleh Direktur Departemen SS/AB UKIKT, Pdt. Dr. Ferry Rachman yang melanjutkan dengan materi “Revival, Reformation and Beyond” yang berfokus pada bagaimana cara untuk memperta-
36
Adventist World | 10 - 2011
hankan anggota agar setia. Kualitas pelayanan para utusan juga ditantang dengan materi “Revival & Prayer Fellowship” yang di bawakan oleh Bendahara UKIKT, Bpk Herry Sumanti, serta materi “Cara Bijak dan Cerdas Menjadi Pemimpin Rohani” yang didengungkan oleh Direktur Kependetaan UKIKT, Pdt. Nofry Kaumpungan, MA. Tak ketinggalan dosen senior Fakultas Teologi Universitas Klabat, Pdt. Dr. Ventje Lumowa juga memaparkan di hadapan para utusan pentingnya keterlibatan gereja dalam melaksanakan Amanat Penginjilan yang diwariskan oleh Yesus Kristus. Selain itu workshop “Metode Memimpin Pertemuan dan Memimpin Diskusi di KPA” serta “Prinsip-prinsip Dasar Menjalankan KPA yang Efektif ” juga disampaikan oleh Pdt. Dr. Marolop Sagala selaku Direktur Departemen SS/PM UIKB yang diundang secara khusus oleh panitia penyelenggara. Acara puncak dari “SS/PM/SG Leaders Convention” ini ditutup dengan ibadah Sabat gabungan yang di hadiri oleh hampir seribu lima ratus anggota jemaat yang memadati ruang GPA tersebut sampai keluar gedung. Dalam ibadah puncak ini, Pdt. Dr. Hermogenes C. Villanueva, membakar semangat para partisipan dan anggota jemaat untuk mempraktikkan “Love God, Love People,” ini bukan hanya sebagai suatu slogan saja, tapi lebih dari itu sebagai gaya hidup umat-umat yang mengasihi Allah yang sudah ditebus dan dipulihkan. Pelepasan Para Misionaris Angkatan ke-12
Dalam saat yang sama di tempat terpisah juga diadakan Acara Akbar Rohani Pelepasan Para Misionari Angkatan ke-12 ke ladang penginjilan. Ibadah Sabat dan Pelepasan Misionaris Angkatan ke-12 yang mengambil tema: “Ebenezer: Thus far as the Lord Helped Us” ini dibuka dengan prosesi Bendera 12 Negara yang terlibat dalam pelatihan misionaris di seluruh dunia serta prosesi bendera Senior Misionaris angkatan 1-10, diikuti dengan prosesi 17 misionaris yang akan dikirim ke ladang penginjilan. Menurut Wakil Direktur 1000 MM Indonesia yang baru, Pdt. Nelson Neno, bahwa para misionaris yang bergabung sejak awal pelatihan ada 26 orang, namun setelah melewati proses pelatihan yang ketat dan berat, akhirnya ada 17 misionaris yang bertahan dan siap untuk ditempatkan di daerah/konferens yang sudah meminta misionaris, di antaranya adalah Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Bolaang Mongondouw, Minahasa Selatan dan Papua. Acara pelepasan berjalan dalam suasana yang penuh air mata dan gembira. Dalam amanat pelepasannya Pdt. Park Kwang Soo, mengatakan bahwa kesempatan yang istimewa bagi tiap orang muda adalah menjadi misionaris yang rela menyerahkan
hidup dan matinya hanya untuk Tuhan. Bertolak dari Filipi 2:8, di mana beliau mengimbau bahwa tanpa memiliki hati-Nya yang penuh kasih kita tak diizinkan menjadi misionaris dan hati-Nya itu adalah: “Hati yang taat sampai mati.”
Acara Pelepasan ditutup oleh pengumuman pasangan dan ladang penginjilan yang dibawakan langsung oleh dua orang mantan Sekretaris Eksekutif 1000 MM Indonesia, yaitu: Pdt. Stenly Karwur (2006-2009) dan Pdt. Jolly Suoth (2009-2010).
n
—Uni Konferens Indonesia kawasan Timur
14 Tahun Jemaat Maranatha, Bandung Retret Keluarga 2011, Pangandaran
R
etret jemaat Maranatha untuk tahun 2011 diselenggarakan melalui Departemen Rumah Tangga. Ibu Jeammie Saerang selaku Pemimpin Departemen Rumah Tangga Jemaat Maranatha 2011, sekaligus sebagai Ketua Panitia Retret, dalam keterangannya menjelaskan bahwa ’Retret’ memiliki arti: Mundur atau Kembali ke tempat semula. Jadi apa maksudnya ’retret’? Kita sudah bekerja keras, masing-masing dengan tugasnya yang jemaat sudah tentukan baginya, maupun tugas yang dia lakukan dengan sukarela. Semua sudah ‘maju’ dalam tugas mencapai tujuan dalam berbagai lingkup. Sekarang adalah waktunya bagi kita untuk ‘undur’ sejenak, kembali dulu, untuk disegarkan kembali, mengadakan kebersa-
Pemotongan Kue HUT ke 14 Jemaat Maranatha Bandung. Dalam gambar, mewakili officers jemaat bersama ketua dan wakil panitia
maan, persekutuan, tinggal bersama, tidur bersama, makan bersama, bernyanyi bersama, berdoa bersama, bermain bersama, dan bersukacita bersama sambil mengumpulkan kembali kekuatan baru untuk ‘maju’ lagi melakukan tugas kita masing-masing. Pada kesempatan lain, gembala jemaat, Pdtm. K. Manullang memberikan imbauan agar anggota belajar dari sejarah jemaat Maranatha, suatu riwayat yang di dalamnya penuh dengan anugerah dan campur tangan Tuhan. Sementara Ketua Jemaat Charley Neil Sakul menambahkan sebagaimana yang tertulis dalam 1 Tes. 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Memang banyak hal yang membuat jemaat patut menaikkan syukur bagi Tuhan. Segenap peserta Retret langsung mengaplikasikan dalam acara retret keluarga ini. Berbagai acara disajikan dengan mengutamakan kebersamaan dan dalam suasana kegembiraan bersama. Family Retret 2011 yang juga sekaligus memperingati Ulang Tahun ke 14 Jemaat Maranatha, Bandung pada tanggal 17 Agustus ini, bertambah menarik dengan diadakannya Meditasi dan Doa Getsemani subuh di tepi pantai, berbagai permainan dan perlombaan olahraga pantai, Malam Budaya, serta berbagai perlombaan dalam menggunakan Bahasa Inggris. Kita bersyukur dan memuji Tuhan atas karunia-Nya bagi Jemaat Maranatha sehingga dapat menikmati retret jemaat ini dengan baik dan lancar. n —Departemen Komunikasi GMAHK Jemaat Maranatha, Bandung
10 - 2011 | Adventist World
37
Berita Dalam Negeri Bakti Sosial Kepada Keluarga Kaluntas Linelean Keluarga korban rumah yang terbakar
K
ota Mobagu, hari Sabat, 6 Agustus 2011, para pemimpin dan staf Daerah Bolaang Mongondow, Gorontalo dan Kec. Mododoinding mengadakan Kegiatan Bakti Sosial dengan mengunjungi anggota jemaat yang mengalami musibah kebakaran. Dalam kunjungan pada hari Sabat pagi terse-
Pemberian Sumbangan Sosial diserahkan langsung oleh Ketua GMAHK Wil. Bolmong, Gorontalo dan Kec. Modoinding, Pdt. Frangky Sepang.
Lokasi rumah Keluarga Kaluntas Linelean, di Atoga, Boltim.
but para pemimpin dan staf yang dipimpin oleh Pdt. Frangky Sepang (Ketua) dan Bpk. Stanly Kuhu (Sekben), bersama seluruh staf memberikan sumbangan berupa, baju, peralatan dapur, beras dan lain sebagainya. Peristiwa tragis menimpa Kel. Kaluntas Linelean dari Jemaat Atoga. Di mana pada bulan Juni 2011 pada jam 3 siang, rumah keluarga ini mengalami kebakaran, peristiwa tersebut dialami karena adanya arus pendek listrik dan kebakaran rumah tersebut tidak memakan waktu yang lama, hanya sekitar 15 menit rumah tersebut habis terbakar karena di dalam rumah tersebut ada beberapa galon bensin yang digunakan untuk keperluan mesin paras. Kejadian tersebut terjadi begitu cepat sehingga
38
Adventist World | 10 - 2011
membuat keluarga tidak sempat menyelamatkan semua harta benda yang berada di dalam rumah mereka. “Torang samua hanya tinggal baju di badan� sahut Ibu Olva Kaluntas Linelean, yang memang pada waktu kejadian tersebut, keluarga hanya memprioritaskan untuk menyelamatkan anak-anak mereka yang paling bungsu berumur sekitar 5 tahun. Peristiwa tersebut walaupun menghabiskan harta benda dari keluarga namun keluarga tetap bersyukur kepada Tuhan karena tidak ada korban jiwa yang terjadi di tengah-tengah keluarga mereka. Dan keluarga merasa bersyukur atas kunjungan dari para pemimpin dan staf yang telah memberikan kekuatan rohani dan materi. Dan lebih dari itu keluarga korban menyaksikan bahwa iman mereka tetap kuat walaupun musibah kebakaran yang menghabiskan rumah serta harga materi lainnya yang menimpa keluarga mereka. n —Dilaporkan oleh Maikel J. Makarewa
Buka Puasa Bersama di Lapas GMAHK Magelang
T
epatnya hari Rabu 24 Agustus 2011 siang Bpk. Sunaryo petugas dari Lapas Magelang mengirimkan surat undangan dari pemimpin Lapas Magelang (Bpk. Toga Efendi, Bc, IP, SH, MH) untuk menghadiri acara buka puasa bersama para penghuni lembaga pemasyarakatan yang berjumlah 506 warga binaan lapas. Semenjak GMAHK Magelang melayani para warga binaan yang berada di dalam Lapas Magelang, maka semenjak itulah persahabatan terjalin harmonis, baik antara warga binaan yang Kristiani maupun yang dari kaum mayoritas juga terhadap para penjaga dan para pembina. Semenjak pelayanan GMAHK Magelang terhadap para warga binaan yang ada di dalam lapas maka banyak warga binaan yang kristiani yang sudah menamatkan kursus suara nubuatan. Pada hari itu siraman rohani disampaikan oleh Bp. KH. Usman Ali dari Magelang. Siraman rohani yang menitikberatkan bahwa semua manusia sama di mata Tuhan. Doakan, semoga melalui pelayanan gereja kita yang ada di Magelang banyak warga binaan yang telah mendapatkan pelajaran kebenaran Alkitab bukan saja menjadi anggota Advent, melainkan mereka bertobat dan menjadi penurut perintah Tuhan Yesus. n
Pdt. Rusdiantho bersama Bpk. Toga Efendi, Bc, IP, SH, MH (Kalapas) dan KH. Usman Ali setelah siraman rohani disampaikan.
—Dilaporkan oleh Pdtm. S. Rusdiantho, Gembala GMAHK Jemaat Magelang.
Satu Komit dalam Pelayanan Sebuah Supporting Ministry
K
eluarga Dr. Jansen Siburian merasa terpanggil dalam pelayanan penginjilan khususnya sejak tahun 2004. Pelayanan ini bergerak di pesisir Danau Toba; Parapat, Balige, Muara, Bakara, Porsea; bahkan dengan membiayai dalam mengundang Pdt. V.R. Bermudez dari divisi memimpin KKR di Perguruan Parulian Porsea. Tempat ibadah permanen telah dibangun di Parapat, Bakara dan Muara. Komitmen ini kemudian dikembangkan dengan melibatkan orang muda dan membentuk Supporting Ministry “Satu Komit.” Dan sebagai penasihatnya adalah Dr. Jansen Siburian dan Ibu Siti Marba Siburian. Satu dalam Komit, Komit dalam Satu untuk Indonesia menjadi target berikut; dan sebagai pelayanan perdana mengadakan KKR di Perguruan Parulian Teladan dan Perguruan Anugerah, Sidikalang, tanggal 24-30 Juli 2011. Keluarga Bpk. Sopar Siburian, pemilik per-
Calon Baptisan di Sidikalang 10 - 2011 | Adventist World
39
Berita Dalam Negeri guruan tersebut sangat mendukung pelayanan ini. Dr. Jansen Siburian dan ibu mendampingi Dr. Wilson Nadeak dan Dr. Edi Siregar sebagai penceramah rohani, pembinaan karakter; juga Sdr. Pardosi dan Friska Pardosi sebagai penceramah kesehatan, mereka juga adalah salah satu pengurus Satu Komit. Minggu yang sama, Pdt. J.B. Banjarnahor bersama Andre Tampubolon, sebagai ketua Satu Komit melayani di Sidikalang, dan dibantu Ibu Indrawati Marbun dari Surabaya serta Patricia Silalahi dalam Pelayanan APTA dan Musik. Walaupun usaha menabur menjadi proyek Satu Komit di perguruan yang serba majemuk keyakinan ini, namun Tuhan menuntun 23 jiwa di dua KKR tersebut menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi
mereka. Puluhan siswa lain masih mengikuti pendalaman Alkitab karena memerlukan pelajaran yang lebih lengkap. Semoga semangat Satu Komit berkesinambungan. Di kemudian hari, Jawa Tengah telah disepakati dalam rencana tahun 2012 karena Satu dalam Komit, Komit dalam Satu untuk Indonesia menjadi target pelayanan Satu Komit. Mohon bantu dalam doa, agar semangat Satu Komit ini berlanjut menuntun jiwa-jiwa bagi Tuhan, serta berpengaruh positif kepada umat Tuhan di Indonesia. n —Dilaporkan oleh Ralem Damanik, Direktur Penerbitan Daerah Sumatera Utara.
Pengharapan yang Sejati Bergema di Wilayah Rerer
K
KR Pengharapan yang Sejati yang dilaksanakan di Jemaat Pioneer Rerer, berlangsung mulai tanggal 20-30 April 2011. Pdt. Jimmy G. Senewe sebagai Gembala Wilayah Kombi Rerer, bersama dua pembicara lainnya yaitu Ev. Yance Selah (Ass. Penerbitan UKIKT) dan Pdt. Sonny Syafirudin (Dir.
Pel. Penatalayanan DKM) bersama dengan seluruh panitia dan anggota jemaat bekerja keras disertai dengan doa dan puasa sehingga KKR ini boleh berhasil. Hasilnya, delapan jiwa telah dibaptiskan dan dua di antaranya dari jemaat tetangga. Pekerjaan Tuhan di wilayah Kombi Rerer bukan hanya berhenti di situ saja tetapi berlangsung terus. Pada tanggal 29 Juni 2011 TK/SD/SMP Advent Rerer mengadakan reuni dan penamatan dengan di hadiri oleh para alumnus baik yang ada di Rerer bahkan ada yang datang dari Singapura, juga ada yang datang dari RSA Bandung. Bulan berikutnya tepatnya tanggal 10-17 Juli 2011 bertempat di bangsal KKR desa Kinaleosan kembali Firman Tuhan dikumandangkan. Pdt. Ch. Manoppo (Dir.Penerbitan UKIKT) dibantu oleh Pdtm. J. Rumalag (Dir. Penerbitan Konferens Minahasa Selatan) dan Pdt. Jemmy. G. Senewe sebagai pembicara
40
Adventist World | 10 - 2011
KKR. Dengan menggunakan sistem pengeras suara dan dua corong yang dipasang di atas bangsal, sehingga semua masyarakat bisa mendengar. Meskipun mendapat tantangan dari gereja tetangga tetapi puji Tuhan karena kepala Desa Kinaleosan, Bpk.
KIRI: Pdt. Ch. Manopo, Pdt. Jimmy.G.Senewe, Pdtm. J. Rumalag bersama dengan jiwa-jiwa yang sudah dibaptis dan anggota-anggota jemaat pada hari Sabat penutupan KKR di jemaat Kinaleosan. KANAN: Pdt. Sonny Syafirudin dan Pdt. Jimmy G. Senewe bersama dengan 5 jiwa yang di baptis di penutupan KKR di jemaat Rerer Pioneer.
Rexon Rumbay adalah anggota jemaat GMAHK sehingga KKR ini boleh berjalan dengan lancar dan aman. Pada penutupan KKR ini 18 jiwa telah dibaptiskan di pantai Kolongan. n —Dilaporkan oleh Pdt. Jimmy G. Senewe, Konferens Minahasa Selatan
Dr. KH. Hasyim Muzadi dan Perizinan GMAHK Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur
S
ejak bulan Mei 2011 hingga sekarang umat Kristiani bergumul dan terus berdoa memohon kepada Tuhan agar diberikan pertolongan dan kebebasan beribadah oleh karena lebih dari 24 gereja se-Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur telah ditutup karena belum memiliki izin beribadah termasuk Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Sidoarjo.
ATAS: Tokoh2 Agama Kota Sidoarjo. BAWAH: DR. HK. Hasyim Muzadi meninjau lokasi rencana pembangunan GMAHK Sidoarjo
Dengan pertolongan Tuhan, sekarang kelihatannya sudah ada titik terang ketika para tokoh agama dan tokoh masyarakat berdialog dan bersilahturahmi bersama apalagi atas kehadiran Dr. KH. Hasyim Muzadi selaku Presiden World Conference of Religion for Peace (WCRP) pada hari Senin 19 September 2011 di Sidoarjo. Pada kesempatan pertemuan dan silahturahmi ter-
sebut Dr. KH. Hasyim Muzadi memberikan pencerahan kepada semua tokoh agama dan masyarakat penuh dengan rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang tujuannya agar umat antar beragama di Kabupaten Sidoarjo rukun dan kondusif termasuk kebebasan memeluk dan menjalankan agama dan keyakinannya. Hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Eksekutif Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT), Pdt. Henky Wijaya, Direktur IRLA/Legal, Pdt. M. Ngatino, Direktur SS/PP/Komunikasi KJKT, Pdt. Ranap Situmeang, dan tokoh-tokoh GMAHK Sidoarjo. Mari kita doakan semoga dengan adanya pertemuan antar tokoh agama dan masyarakat di Kota Sidoarjo dapat membuahkan hasil yang baik di mana GMAHK dan yang lainnya dapat diberikan izin mendirikan rumah ibadah. Rumah ibadah GMAHK Sidoarjo rencananya akan didirikan di Jl. Pahlawan, No. 86 di tengah Kota Sidoarjo. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang.
10 - 2011 | Adventist World
41
Berita Dalam Negeri Bali Bible Camp Tema: New Heart and New Spirit
P
uji Tuhan kegiatan Bali Bible Camp 1 berjalan dengan baik, kegiatan ini berlangsung selama 5 hari dan 4 malam, dari tanggal 10-14 Agustus 2011 di tempat yang sejuk jauh dari suasana perkotaan yaitu Wisma Nangun Kerti, Bedugul, Bali Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong dan memberikan pengalaman akan pencurahan Roh Ku-
dus melalui penyatuan hati dalam kegiatan doa, belajar Alkitab, dan bersaksi. Tema "New Heart and New Spirit" diambil dari kitab Yehezkiel 36:26 “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.� Rabu petang acara ini dibuka oleh Pdt. Leo Ma mentu, Direktur Pemuda KJKT melalui renungan in-
42
Adventist World | 10 - 2011
spirasionalnya. Sedangkan dari sesi ke sesi diisi oleh pembicara-pembicara dari Amerika Serikat: Dawn Moffit, Ev. Peter Gregory, Pastor Michael Lemon, Steve Chang, Jeff Ings. Kemudian Bambang Kadarman (dari Jemaat Dieng-Malang). Sepanjang acara juga dibarengi dengan program Prayer Room di mana semua peserta yang bergumul boleh menuju ruang doa tersebut untuk didoakan, di mana kami berterima kasih atas komitmen dari Helena serta sahabat kami Arlaine dan Irene (Jakarta) yang memandu doa sepanjang program ini berlangsung. Di setiap sesi siang kita juga telah melihat bagaimana pelayan Tuhan dari berbagai daerah dan talenta memberikan dorongan dan promosi pelayanan seperti: Chinese Ministry Center, Jakarta (Arlaine Djim), Bali Community Services, Bali, His Coming Broadcasting, Jakarta, Health Medical Missionary, Malang dan FAST. Sungguh memberikan inspirasi dan dorongan pelayanan. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 70 peserta berasal dari Sumatera, Jawa, Lombok, Sumba dan Bali. Mereka telah menyelesaikan program ini dengan penuh sukacita dan pembaruan juga di antara mereka adalah misionaris-misionaris yang terpanggil kembali untuk melayani. Puji Tuhan diakhir kegiatan ini pada hari Sabat saat Peter Gregory memberikan renungan dan panggilan terdapat 3 orang yang berkomitmen untuk dibap-
tis di mana 1 orang dari Surabaya yang dilanjutkan untuk dilayani di Jemaat Anjasmoro dan 2 orang dibaptiskan dari Jemaat Nusa Dua oleh Pdt. Michael Lemon di pantai Nusa Dua. Acara ini berjalan atas
berkat Tuhan dan doa serta dukungan saudara-saudara semuanya, terima kasih dan Tuhan memberkati. n —Dilaporkan oleh IB Suwardana, Ketua GMAHK Jemaat Nusa Dua, Bali.
Kisah Lain dari KKR Wilayah V, Jakarta Keputusan itu adalah anugerah Allah yang sering kita sebut gratis
B
eberapa tamu di Kelompok Pendalaman Alkitab (KPA) Cabang Kampung Dua, Cabang Jemaat Pondok Kopi Blok U di bawah koordinasi Ibu Lusi, selalu dengan setia hadir sesuai jadwal. Setiap kali diskusi berlangsung, tamu-tamu KPA dengan antusias bertanya dengan berbagai latar belakang soal kebenaran. Ada yang bertanya, seperti menguji, ada yang bertanya seperti memberi tantangan tetapi ada juga yang bertanya dengan tulus karena mereka ingin tahu kebenaran yang sebenar-benarnya. Dalam perjalanan KPA ini, setelah belajar selama kurang lebih enam bulan, beberapa tamu mulailah ditanyakan soal kesediaan mereka untuk dibaptis sesuai dengan baptisan Alkitab. Mereka belum memberikan jawaban secara pasti soal baptisan ini, namun tandatandanya menyatakan bahwa mereka siap sedia untuk dibaptis. Lalu saat rapat majelis dilakukan berkaitan dengan program penginjilan, penanggung jawab Cabang Kampung Dua Ibu Teti Rory mengutarakan bahwa di KPA Ibu Lusi Cabang Kampung Dua ada beberapa jiwa yang tampaknya siap untuk dibaptis. Diharapkan mereka yang sudah bersedia, untuk segera dibaptis. Majelis kemudian mengambil keputusan untuk membawa mereka ke Kebaktian Kebangunan Rohani(KKR) Wilayah V yang diadakan di Gedung Veteran Jl. Raden Inten, Jakarta Timur dengan pembicara Pdt. Jimmy R. Havelaar. Sebelum KKR berlangsung, ada seorang pria berperawakan sedang, datang bergabung di KPA Cabang Kampung Dua, pria ini kemudian dengan bekal seadanya dari KPA, diikutsertakan untuk mengikuti KKR Wilayah V. Di KKR, setiap kali Pdt. Jimmy Havelaar menyampaikan materi pelajaran pada KKR ini, pria itu duduk dengan mata tertutup dan tangan
kanan selalu diangkat untuk memegang keningnya. Saya (penulis) mengira, pria ini tertidur saat khotbah berlangsung. Ternyata pria ini tetap terjaga dan menutup diri dengan suara-suara di sekitarnya dan berkonsentrasi penuh untuk mendengarkan paparan pembicara. Dengan demikian dirinya hanya mendengar suara pembicara. Tibalah pada hari kelima KKR, saat panggilan dilakukan. Tamu-tamu KPA yang telah diajar berbulanbulan, tidak seorang pun maju menyatakan diri bersedia dibaptis. Kita semua ‘harap-harap cemas’ menunggu kesediaan tamu-tamu KPA untuk maju. Dalam benak, saya berkata, jika mereka maju inilah keberhasilan penginjilan kami. Ternyata tetap saja tidak ada yang maju. Saya berkata dalam hati “kami gagal.” Pdt. Havelaar kembali memanggil, “saudara-saudara yang masih bergumul, saya memberikan waktu dua menit lagi bagi saudara semua.” Tiba-tiba berdirilah seorang pria berbaju merah hati, dia adalah tamu KPA Cabang Kampung Dua yang baru bergabung sebulan yang lalu. Dia maju, dia menyatakan bersedia menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Hal ini membuktikan iman itu adalah anugerah Allah, setelah Allah memberikan iman di dalam hatinya, ia langsung percaya dan menyerahkan diri. ‘Aku gagal, tetapi Tuhan-ku tidak.’ ‘Gereja gagal, tetapi Tuhan tidak.’ Timotius Lalu Meja adalah nama pria itu dia mendapatkan anugerah. Keputusannya adalah anugerah. Dia selamat oleh anugerah dari Allah. n —Dilaporkan oleh Dinis Ginting, Pemimpin Departemen Komunikasi GMAHK Pondok Kopi Blok U
10 - 2011 | Adventist World
43
Berita Dalam Negeri Perkemahan Penginjilan Pathfinder Manado, Minahasa Utara dan Bitung 2011
P
erkemahan Penginjilan Pathfinder se-Manado, Minahasa Utara dan Bitung tahun 2011 yang digelar oleh Departemen Pelayanan Pemuda dan Pathfinder, Konferens Minahasa Utara (KMU) yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Desa Kalinaun, Likupang Timur pada 30 Agustus-4 September 2011, telah berlangsung sukses dan penuh kesan. Diikuti oleh lebih dari 500 peserta yang terdiri dari klubklub pathfinder jemaat dan sekolah serta para pembina se-Manado, Minahasa Utara dan Bitung, acara perkemahan yang dipadukan dengan penginjilan melalui KKR “Menyingkap Tabir Kebenaran” bersama Tim Pemuda Advent Taman Harapan dibuka secara langsung oleh MG. Pdt. Ritus Keni, Dir. Pelayanan Pemuda dan Pathfinder KMU pada Selasa, 30 Agustus 2011. MG. Steven dan MG. Chenny selaku panitia inti mengatakan bahwa perkemahan pathfinder kali ini memang hanya di fokuskan pada pengasahan keahlian dalam berbagai lomba kepahaman pathfinder, bakti sosial dan penginjilan. “Tidak ada kelas teori, yang ada hanyalah praktik lapangan!” Dalam setiap sesi kegiatan, adik-adik pathfinder tampak begitu aktif dan bersemangat. Para pembina dan orangtua yang hadir, menyaksikan setiap lomba dan begitu terkesima melihat adik-adik pathfinder yang mandiri dan optimis. Pada hari pertama kegiatan lomba, sebagian orangtua dan pembina bahkan ada yang ragu ketika melihat beberapa klub yang didominasi oleh kelas sahabat berusaha untuk membuat api alam. Tetapi mereka akhirnya dapat membuktikan diri ka-
lau mereka bisa walaupun mereka bukan menjadi regu pertama yang berhasil menyalakan api alam. Ketika lomba membuat menara pun digelar, suasana nampak begitu meriah. Masing-masing regu begitu antusias dan penuh kerja sama berusaha untuk mendirikan menara dari tongkat regu yang ada. Semua puas ketika menyaksikan satu persatu menara bisa berdiri. Ada yang kokoh, namun ada juga yang rubuh karena berdiri di atas pasir. Perserta lain pun berkomentar: “Si bodoh dirikan rumah di pasir!” Semua tertawa dan lelah pun hilang. Hari kedua dalam lomba kepahaman, para peserta diuji dalam kemampuan sandi, tanda jejak, semaphore dan materi kepahaman lain melalui hiking beregu di pagi hari. Sedikitnya ada 45 regu yang mengikuti hiking itu. Sorenya mereka dipersilahkan untuk menikmati alam sekaligus berenang di Pantai Pasir Putih yang indah. Jumat pagi, para peserta dibagi dalam dua kelompok. Kelompok A diarahkan untuk terlibat dalam bakti sosial dan kelompok B melakukan perlawatan rohani di rumah-rumah penduduk di sekitar lokasi perkemahan. Esok harinya, dalam perbaktian Sabat yang dipimpin oleh Tim Pemuda Advent Taman Harapan dengan pembicara Sabat, Pdt. H. Tielung (Taman Harapan, Jakarta), semua peserta, anggota jemaat sekitar dan para tamu, tumpah ruah memenuhi kemah induk tempat acara KKR dari malam ke malam dilaksanakan. Dan puji Tuhan, 9 jiwa dibawa kepada Tuhan dalam baptisan kudus. Sorenya, acara dilanjutkan dengan lomba Story Telling dan berkhotbah. Aldy Karundeng (peserta terkecil dalam lomba khotbah, kelas sahabat) tampil begitu memukau membawakan Firman Tuhan dengan penuh semangat mengalahkan kakak kelasnya dari kelas pemimpin. Dan Melisa Kamuh, wakil dari Regu SMK Discovery menjadi pembawa cerita terbaik. Acara perkemahan penginjilan ditutup dalam sebuah atraksi api unggun yang diawali dengan sebuah komitmen untuk terus mengumandangkan kabar baik ke seluruh dunia. n —Konferens Minahasa Utara
Atraksi Membuat Tali Komando oleh Pathfinder
44
Adventist World | 10 - 2011
Hujan Berkat Guyur Seminar Wahyu di Taende Hujan lebat tidak menurunkan niat untuk menghadiri Seminar Wahyu
W
alaupun tetap diguyur hujan deras tiap hari, namun Seminar Wahyu dan Pendalaman Alkitab yang bertemakan “Kebahagiaan Sejati” ini tetap berlangsung tanpa halangan. Acara Seminar Wahyu ini dilaksanakan tanggal 11-17 September 2011, dipaparkan oleh Sekretaris Eksekutif Daerah Misi Sulawesi Tengah (DMST), Pdt. Ramli Mende, M.Min, bertempat di Balai Desa Taende, Kec. Mori Atas, Kab. Morowali. Menurut Pendeta Wilayah Pendolo dan Moro wali, Pdt. Okto Badrun, ini adalah Seminar Wahyu yang memberikan pengalaman kerohanian yang unik bagi anggota jemaat. Pasalnya, meski di bawah curahan hujan lebat yang tidak pernah berhenti, namun para tamu yang hadir rata-rata berjumlah 150 orang tiap malam. Yang lebih unik lagi, di malam kedua ada kedukaan di desa, namun karena para tamu yang hadir sangat rindu untuk mendengarkan seminar, maka acara kemudian dipindahkan ke tempat duka tersebut dan mungkin inilah malam ibadah duka terpanjang yang pernah dihadiri di tempat itu. Tidak ketinggalan juga lagu-lagu pujian yang di sampaikan setiap malam, yang sebagian besar adalah
sumbangan dari gereja-gereja dari denominasi lain di sekitar tempat tersebut, seperti Koor GKST Jemaat Calvary dan Jemaat Pantekosta Taende. Acara tersebut juga dihadiri oleh babinsa, penatua dan para gembala dari jemaat sekitar yang selalu berakhir dengan tanya jawab dan diskusi yang menarik. Pada akhir Seminar Wahyu tersebut, 7 jiwa dengan rela menyerahkan diri untuk dibaptiskan setelah ibadah Sabat. Mohon doakan jiwa-jiwa yang telah dibaptiskan agar semakin dikuatkan dan tetap setia sampai Tuhan datang. n —Dilaporkan oleh Pdt. Stenly Karwur, DMST
10 - 2011 | Adventist World
45
Berita Dalam Negeri Banyak Berdoa Banyak Kuasa Daerah Kalimantan Kawasan Timur (DKKT)
N
apas hidup seorang Kristen adalah doa, oleh karena diluar Kristus kita tidak dapat berbuat apa-apa. Itulah sebabnya pada tanggal 23 Agustus 2011 maka officers, staf dan juga para gembala jemaat Distrik Balikpapan bersatu hati untuk berdoa semalam-malaman untuk menyerahkan kehidupan mereka kepada Tuhan, memohon kecurahan Roh Kudus. Doa ini diadakan di kantor Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Daerah Kalimantan Kawasan Timur lantai 3 yang di koordinasi oleh Pdt. J. Sinaga, Sekretaris Kependetaan Daerah Kalimantan Kawasan Timur. Acara doa ini memohon agar mereka dikuasai oleh Roh Kudus sekaligus untuk mempersiapkan satu acara “KKR BIG City” di Kota Balikpapan, yang akan dimulai dengan KKR Satelit mulai tanggal 11 September-17 September dan dilanjutkan dengan KKR akbar yang pembicaranya adalah salah satu pemimpin Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Divisi Asia Pasifik Selatan yang berkantor pusat di Filipina, yaitu Pdt. Bermudes. n
Officers, staf DKKT,gembala distrik Balikpapan sedang berdoa
—Daerah Kalimantan Kawasan Timur
Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konfe rens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi
majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana mem butuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar. Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap text naskah berita yang ka mi terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microsoft Word/Word Perfect, tanpa ada gambar/foto/image di dalam file dokumen tersebut (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file text dokumen tersebut). gambar/foto/image untuk naskah berita tersebut kami harapkan terpisah dari dalam file dokumen text naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta beresolusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/ foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam text naskah berita tersebut. Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pe ngirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk me masukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemung kinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan. Kirimkan ke: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan dalam edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.
46
Adventist World | 10 - 2011
Info Penting! bagi Para Penulis Setia Adventist World Indonesia
WARTA
GEREJA ADVENT
“Lihatlah, Aku Datang Segera…”
Peringatan Kemerdekaan RI ke-66 Bersama BWA Kota Manado
Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan. Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah J. S. Peranginangin Ketua Bidang Usaha A. Ricky Bendahara S. Manueke Pemasaran S.P. Rakmeni Produksi S. M. Simbolon Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit Redaksi Pelaksana J. Pardede Tim Redaksi S.P. Silalahi, R.C.A. Raranta, J. Wauran Desain Isi J. Pardede Komunikasi Uni S. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan Barat S. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur
D
alam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke66, Bakti Wanita Advent Kota Manado menggelar acara FunBike, FunWalk and FunTogether pada hari Minggu, 21 Agustus 2011. Berpusat di Lapangan Parkir Kantor GMAHK Konferens Minahasa Utara (KMU), acara ini diawali dengan ibadah bersama dan dilanjutkan dengan pembukaan dan pelepasan regu FunBike dan FunWalk oleh Direktur Pelayanan BWA KMU, Ibu F. Rattu dan Ketua BWA Kota Manado, Dr. Merry Mailangkay tepat pukul 06.06 waktu setempat. Mengambil rute Kantor Advent Paal Dua, Martadinata, Dendengan, Paal 4, Ranomuut dan kembali ke Paal Dua. Rombongan FunBike dan 26 regu FunWalk dengan penuh semangat menyanyikan lagu dan meneriakkan yel-yel kemerdekaan. Dari anak-anak sampai oma-oma terlihat semangat menikmati kegiatan ini. Usai FunBike dan FunWalk, acara Peringatan Kemerdekaan RI dilanjutkan dengan FunTogether melalui senam bersama, rekreasi bersama dan aneka lomba. Acara berlangsung sangat meriah dan begitu berkesan. Mam Ida, sapaan akrab Dir. Pelayanan BWA KMU, di sela-sela acara mengatakan: “Kemerdekaan Indonesia sudah kita capai. Para pejuang bangsa telah bersatu dan berkorban sampai titik terakhir untuk merebut kemerdekaan ini. Semangat persatuan untuk kemerdekaan itulah yang harus terus kita jaga. Bukan saja untuk terus mengisi kemerdekaan tetapi untuk terus bekerja bagi kemerdekaan yang sejati, yaitu keselamatan dalam Yesus Kristus!” Sampai jumpa dalam perayaan kemerdekaan Indonesia tahun depan! Maju Terus BWA! n —Dilaporkan oleh Ellen Tendean K ambey, seorang istri dari Pdt. J. Tendean, Gembala Wilayah Manado Utara I.
Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah D. Lingga, Sumatera Kawasan Utara H. Sihaloho, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan A. Sagala, DKI Jakarta dan Sekitarnya Slamet Nappoe, Jawa Barat W. Siringoringo, Jawa Tengah R. Situmeang, Jawa Kawasan Timur P. Pasaribu, Kalimantan Kawasan Timur J. Sihotang, Kalimantan Barat Denny Kana Djo, Nusa Tenggara J. Legoh, Minahasa Utara Dj. Muntu, Minahasa Selatan F. Sepang, Bolaang Mangondow, Kotamobagu dan Gorontalo A. Lumowa, Sulawesi Tengah S. Salainti, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara R. Wurangian, Maluku N. Tambani, Nusa Utara Hugo Wambrauw, Papua Izin
Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987
Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Alamat Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842 Email: sirkulasi_iph@yahoo.com (Sirkulasi)
Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.
10 - 2011 | Adventist World
47
FAITH CAMP I 2011 L
ebih dari 500 orang hadir dalam program FAITH CAMP II, 16-18 September 2011 di GMAHK Jemaat Dieng Malang yang narasumbernya David Gates, Stephen Dickie, Jon Wood dan Team HCBN Indonesia. Adapun tema Faith Camp tersebut “WHERE IN SHALL WE RETURN?” How to Escape Lukewarmness?
Program Faith Camp ini mengajak umatumat Tuhan terlibat dalam penginjilan/misionaris baik di lingkungan di mana kita berada maupun keluar negeri dan mengalami hubungan yang lebih dalam dengan Kristus. Walaupun acara Faith Camp II ini gratis selama tiga hari, namun sangat memuaskan semua hadirin. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang