War ta Ge re j a Mas ehi Adve nt Har i Ke t ujuh
0 4 - 2 01 5
D I A N TA R A
Saduki & Farisi 14
Sebuah
Jawaban bagi
Panitia Pemilih
24
Malaikat Bekerja
di Afrika Selatan
27
Simbol
Roh Kudus
04 - 2015
War ta Ge re j a Mas ehi Adve nt Har i Ke t ujuh
CERITA SAMPUL
16
04 - 2015
Yesus Klaim di Tengah
Oleh Gerald A. Klingbeil
Yesus selalu terlalu banyak untuk kategori agama kecil.
Saduki FariSi &
Sebuah
Jawaban bagi
Komite Nominasi
Malaikat Bekerja di Afrika Selatan
24
27
K E P E R C AYA A N
DASAR
Oleh Daisy Hall
Ini bukanlah pekerjaan, ini adalah panggilan.
20 Kepala, Hati, dan Tangan K E H I D U PA N
ADVENT
D I A N TA R A
14
14
Sebuah Jawaban bagi Panitia Pemilih
Lambang
Roh Kudus
Oleh Yousri Guirguis
8 Bekerja Bersama
Pelayanan sepenuh hati menyertakan hal itu semua.
Sebuah tugas besar sehingga kita membutuhkan keterlibatan semuanya.
12 Jadi Anda Juga Berada di Sana
Misionaris pertama Afrika menghadapi tantangan yang luar biasa dan penghargaan yang indah.
PA N O R A M A
SEDUNIA
Oleh Ted N. C. Wilson
WARISAN
RENUNGAN
24 Malaikat Bekerja di Afrika Selatan
ADVENT
Oleh Elaine Tarr Dodd
Oleh Chantal J. Klingbeil
Karakter di sekitar salib memiliki kemiripan yang nyata bagi wajah di cermin.
D E PA R T E M E N TA L
Sesi General Conference 2015 Pemberitahuan resmi diumumkan bahwa
3 L A P O R A N
SEDUNIA
3 Sekilas Berita 6 Komentar Berita 10 One-Day Church
P E R T A N YA A N 26
DAN JA-
WA B A N A L K I TA B
Diintai
2
Adventist World | 04 - 2015
lenggarakan tanggal 2-11 Juli 2015, di 足A lamodome di San Antonio, Texas. Pertemuan per足t ama akan dimulai
27 11 K E S E H A T A N S E D U N I A Simbol Roh Kudus Sengatan Lebah 28 P E R T U K A R A N I D E R O H N U B UAT 22 Merenungkan 32-40 D A R I I N D O N E S I A Kesempurnaan Warta Gereja Advent Kristus (WGA) PELAJARAN
Sesi General Conference keenam puluh akan dise-
ALKITAB
I L U S T R A S I
pada 08:00, 2 Juli 2015. Seluruh delegasi yang terakreditasi dimohon hadir pada waktu itu. Ted N. C. Wilson, Ketua General Conference G. T. Ng, Sekretaris General Conference
www.adventistworld.org Tersedia daring dalam 10 bahasa
S A M P U L
O L E H
J e f f
D e v er
D A N
B rett
M eliti
Memilih Tim ni adalah salah satu tradisi lama yang terjadi di sebuah taman bermain sekolah.
K E P E R C AYA A N D A S A R
Gereja Advent Resmikan
Grup Kebebasan Beragama di Jamaika C astell
Hampir sebelum bel istirahat berbunyi, dua orang kapten membariskan mereka yang bersedia dan yang tidak terlalu bersedia untuk “membentuk tim.” Apakah dalam permainan “sepak bola” (dalam versi AS, Australia, atau umum), bisbol, basket, atau beberapa permainan yang dilakukan di halaman lainnya, kita menunggu mereka yang dipilih menjadi satu tim, yang akan bermain “melawan” tim yang lain. Pada suatu kelompok kanak-kanak, untuk memilih dan membentuk suatu tim hanya merupakan urusan yang dapat dilakukan dalam beberapa jam saja. Ya, mungkin ada kegembiraan pada saat gol dimenangkan, pada saat bola basket akhirnya jatuh di ring dan menghasilkan 3 poin, atau drive garis rendah yang menerobos sampai akhirnya tiba di lapangan bisbol sebelah kiri. Tapi rasa kemenangan dan perpecahan biasanya segera dilupakan, luntur oleh perasaan puas dan senang setelah bermain bersama-sama. Tapi tim yang semakin terbawa seiring dengan bertambah dewasanya kita, tidak terhapus dengan mudah begitu saja, karena mereka menarik pada aspek sejarah kita, budaya kita, bahasa kita, dan bahkan iman kita yang tidak memudar ketika sang guru memanggil kita ketika istirahat atau pencatat waktu mengumumkan bahwa pertandingan berakhir. Kita mulai mendapatkan suatu makna—terkadang makna yang dalam—terhadap tim yang telah kita bentuk bersama mereka yang telah membagikan identitas pilihan kita. Kita beranggapan bahwa mereka yang telah bergabung dengan kita adalah “orang yang lebih baik,” tidak seperti “orang lain” yang memiliki bahasa, budaya, atau sudut pandang agama yang berbeda dengan kita. Bahkan di antara umat Allah yang sisa, “tim” hampir terus-menerus dibentuk, tidak lagi untuk tujuan bermain atau merasakan kebahagiaan sederhana, tetapi untuk menandai wilayah teritorial atau poin agama atau perilaku yang berhasil dicetak. Ketertarikan kepentingan bersama, keyakinan yang dianut bersama, dan persekutuan, adalah pemberian terbesar Kristus untuk jemaat-Nya, tetapi Dia juga harus menangis karena perbuatan kita yang membelenggu tubuh-Nya dengan perpecahan yang tidak perlu terjadi, bahkan seringkali bukanlah perpisahan Alkitabiah yang menyatakan keinginan kita untuk menang dibandingkan seperti doa-Nya “supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita” (Yohanes 17:11). Ketika Anda membaca persepsi fitur sampul bulan ini, “Antara Saduki dan Farisi,” berdoalah memohon hati yang terus dihangatkan oleh kasih pemersatu Kristus dan disirami oleh hujan Roh Kudus.
P hillip
I
KEBEBASAN BAGI PIKIRAN MEREKA: Ribuan orang menghadiri Festival Kebebasan Beragama di Arena Nasional di Kingston, Jamaika. nn Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah meresmikan Asosiasi Kebebasan Beragama Internasional cabang Jamaika, yang membela hak-hak dari semua agama, di sebuah festival yang dihadiri oleh para pejabat senior pemerintah dan ribuan orang lainnya di Kingston. Para pemimpin cabang yang baru saja diresmikan, yang disebut Asosiasi Kebebasan Beragama Nasional, mengatakan bahwa kelompok ini diperlukan supaya Jamaika tidak merampas kebebasan beragama mereka begitu saja. Kebebasan beragama adalah apa yang di pikiran oleh banyak orang di Jamaika setelah pemerintah mengesahkan undang-undang minggu kerja yang fleksibel beberapa bulan yang lalu, yang membuat sejumlah organisasi keagamaan takut tidak memperoleh cukup perlindungan atas hari ibadah mereka. Bagaimanapun, pemerintah telah menegaskan bahwa hukum bukanlah ancaman bagi kebebasan beragama karena memberikan karya wan waktu selama 24 jam untuk digunakan sebagai hari ibadah. Asosiasi Kebebasan Beragama Nasional baru-baru ini diresmikan yaitu ketika berlangsungnya Festival Kebebasan Beragama pertama di Arena Nasional Jamaika yang diikuti oleh ribuan orang Advent dan anggota dari denominasi lainnya. “Misi kami adalah untuk melindungi, mempromosikan, dan membela kebebasan beragama dari semua agama di mana-mana. Sekarang menjadi
Bersambung ke sebelah
04 - 2015 | Adventist World
3
nn Gereja Advent sebagai pemilik Hope Channel, bersiap-siap untuk meluncurkan tayangan lokal di Papua Nugini dengan tayangan 300 program televisi berdurasi setengah jam dalam rentang waktu satu bulan. Sebuah tim yang terdiri dari 30 orang teknisi Hope Channel dari berbagai daerah baru-baru ini berkumpul di Pacific Adventist University, untuk bergabung bersama ratusan sukarelawan dalam pembuatan program yang menampilkan talenta, khotbah, dan program lainnya. “Dengan kasih karunia Allah kita akan membuat sejarah di gereja Advent,”
4
Adventist World | 04 - 2015
Sierra Leone: Kasur ADRA nn Adventist Development and Relief Agency (ADRA) berpartisipasi dalam satu-satunya program dekontaminasi Sierra Leone yang melakukan penyemprotan rumah dan penggantian kasur dan selimut terinfeksi dalam upaya untuk mencegah penyebaran Ebola. ADRA mengatakan bahwa korban Ebola berisiko mendapatkan infeksi kembali karena banyak yang lebih suka menyembunyikan tempat tidur mereka dari tim dekontaminasi pemerintah daripada harus membeli kasur yang baru lagi. Tapi tim dari ADRA dan Plan Sierra Leone sebagai mitra nonpemerintah/ LSM, mengganti kasur dan selimut di lingkungan yang berisiko tinggi Ebola, tepatnya di pinggiran Freetown, ibukota negara Afrika Barat.
A d v entist
“Sekarang mereka sangat ingin membuang semua barang yang terkontaminasi itu, setelah mereka tahu akan diberikan gantinya,” kata Gabriel Dankyi, koordinator respons Ebola di kantor ADRA setempat. “Hal ini telah membuat dampak populasi yang signifikan. Mereka terus mengungkapkan rasa terima kasih mereka.” ADRA telah mendekontaminasi hampir 1.000 rumah sejak bulan November yang lalu. —staf ADRA dan ANN.
kata Edgard Lopez, seorang veteran produser televisi dan manajer proyek dari inisiatif yang disebut dengan MEGA Project Hope PNG. Sebuah proyek Hope yang berperan sebagai dasar pengembangan Hope Channel di setiap negara yang menyiarkannya, dan dalam hal ini akan membantu untuk menyebarkan Injil di Papua Nugini dan seluruh Pasifik Selatan. “Ini adalah proyek Hope terbesar yang pernah dilakukan Hope Channel hingga saat ini,” kata Kandus Thorp, Vice President International Development Hope Channel. —Shania Lopez, South Pacific Adventist Record I nternational
Papua Nugini: Harapan Membuat Sejarah
SIARAN BERSEJARAH: Para penyunting Hope bekerja pascaproduksi di Pacific Adventist University.
A D R A
misi Anda juga, “John Graz, Sekretaris Asosiasi Kebebasan Beragama Internasional dan Direktur Kebebasan Beragama dari gereja Advent sedunia, berkata kepada seluruh peserta yang hadir. Robert Pickersgill, yang menjabat sebagai Menteri Perairan, Tanah, Lingkungan, dan Perubahan Iklim, yang mewakili perdana menteri, mengatakan bahwa pemerintah mengakui “dampak yang sangat besar” terhadap kebebasan beragama dalam perkembangan Jamaika dan telah mencantumkan hak-hak dalam amandemen undang-undang Jamaika tahun 2011. Seorang anggota parlemen yang bernama Pearnel Charles, mewakili pemimpin oposisi Andrew Holness, mendesak orang Kristen untuk berbicara menentang ketidakadilan manusia. “Sebuah serangan terhadap kebebasan di suatu tempat merupakan serangan terhadap kebebasan di mana-mana,” katanya. Jamaika bergabung dengan lebih dari 80 negara di seluruh dunia yang membentuk asosiasi kebebasan beragama nasional. Baru-baru ini Papua Nugini meresmikan asosiasi yang sama dalam sebuah festival pada bulan Desember. —Rhoma Tomlinson, Uni Konferens Jamaika
R ecord
LAPORAN SEDUNIA
MEMBERANTAS EBOLA: Tim dekontaminasi ADRA siap melakukan penyemprotan rumah dan mengganti kasur dan selimut yang terinfeksi di lingkungan di pinggiran Freetown, Sierra Leone.
DI DANAU MALAWI: Sebuah perahu berlayar saat matahari terbenam di Nkhata Bay, di mana Vipya tenggelam saat melakukan perjalanan terakhirnya pada tahun 1946. G eo f f
G allice
/
W i k icommons
Oleh Andrew McChesney, editor berita, Adventist World
Pendeta di Malawi, Berusia 100 tahun,
Menyesalkan Tragedi Kapal Patrick Ziba menceritakan bagaimana empat mahasiswa tewas setelah mencuri di sebuah sekolah Advent.
T
ampaknya suatu pesta perayaan ulang tahun ke-100 adalah waktu yang tepat untuk merayakan kehidupan yang telah dijalani dengan baik. Tapi Patrick Ziba, seorang pensiunan pendeta dan guru Advent di Malawi, melihat ulang tahunnya yang ke-100 sebagai kesempatan untuk berbagi pelajaran yang tragis tentang pentingnya untuk selalu menurut kepada sekitar 150 para undangan yang hadir dalam perayaan ulang tahunnya, termasuk seorang pejabat negara. Ziba menceritakan bagaimana empat orang siswa dari sekolah Advent tewas bersama dengan sekitar 150 orang lainnya dalam sebuah kapal yang terbalik di Danau Malawi setelah menolak permohonan untuk menerima hukuman atas pencurian yang mereka lakukan. Tragedi itu terjadi saat Ziba berusia 31 tahun, telah menyiksanya selama bertahun-tahun. “Ayah kami tidak pernah lelah untuk bercerita kepada anak-anaknya suatu kisah yang menjadi pelajaran moral yaitu tentang pentingnya untuk selalu taat dalam hidup,” Margaret Limbe, anak kelima dari sembilan orang anak Ziba, berbicara kepada Kantor Berita Malawi. “Tak dapat
terhitung berapa kali ia telah menceritakan kisah itu kepada kami, sejak tragedi itu terjadi.” Kisah ini dimulai ketika 14 mahasiswa tertangkap mencuri kacang dari gudang di Luwazi Mission School pada bulan Juli 1946, menurut sebuah kantor berita yang menerbitkan ulang tahun Ziba. Pencurian kacang sekolah sudah berlangsung beberapa kali dan dapat ditemukan setelah penyelidikan menemukan penyusutan pasokan kacang di gudang. Kepala sekolah memberikan dua pilihan kepada 14 siswa itu, dikeluarkan dari sekolah atau menjalani hukuman yaitu dengan menggali kakus. Para siswa yang semuanya berasal dari desa yang sama, memilih untuk pulang. Ziba, yang waktu itu adalah seorang guru, berpikir bahwa para siswa itu telah membuat keputusan yang salah. Ia mengundang mereka ke rumahnya, di mana ia dan istrinya membujuk mereka untuk menerima hukuman. Para siswa menolak dan meninggalkan kampus pada tanggal 27 Juli menuju Pelabuhan Nkhata Bay, kapal yang akan membawa mereka pulang. Ziba tidak menyerah. Keesokan harinya
ia berjalan 15 mil (24 kilometer) dari sekolah ke pelabuhan. “Dia menemukan para siswa itu di pelabuhan dan sekali lagi membujuk mereka untuk kembali ke sekolah,” kata putrinya. “Dia menghabiskan waktu sehari penuh untuk mencoba dengan berbagai alasan agar para siswa itu mengubah keputusan mereka.” Para siswa tetap menolak nasihatnya dengan keras. Enam orang siswa di antaranya membeli tiket dan pergi berlabuh dengan kapal MV Vipya. Delapan lainnya tersebar, mencari pekerjaan sambilan untuk membayar ongkos mereka. Kapal berukuran 130 kaki (40 meter) melakukan perjalanannya yang keempat sejak diluncurkan sebulan sebelumnya, berlayar dari pelabuhan dengan 194 orang penumpang dan awak kapal, termasuk enam orang siswa di dalamnya. Kapal Vipya dibuat khusus di Belfast oleh galangan kapal yang sama yang membangun kapal Titanic, mulai bergulir dengan berat di tengah angin kencang selama pelayaran, menurut Bradt, pemandu perjalanan di Malawi. Tiba-tiba, suatu gelombang yang besar membuat kapal terbalik. Setidaknya 145 orang tenggelam dalam bencana tersebut, ini merupakan suatu kecelakaan terburuk yang pernah terjadi di Danau Malawi. Hanya ada dua siswa Luwazi di antara 49 orang yang selamat. Kabar mengenai tenggelamnya kapal membuat hati Ziba hancur. Dia menga takan kepada para tamu yang hadir pada perayaan ulang tahunnya yang ke-100 di Hotel Mzuzu di Kota Mzuzu, sekitar 28 mil (45 kilometer) barat laut dari pelabuhan, bahwa ia masih menyalahkan dirinya sendiri karena tidak berusaha lebih keras untuk menahan para siswa tetap di sekolah. Kantor Berita Malawi, dalam penjelasannya pada ulang tahun Ziba, 28 Desember 2014, menegaskan bahwa keinginan Ziba untuk membantu 14 siswa adalah contoh kehidupan tanpa pamrih. “Adalah suatu kesediaan untuk berbuat kebajikan kepada orang lain yang membuat seorang pensiunan pendeta dikenal di mana pun dia berada, dalam kesediaannya untuk melakukan pekerjaan Tuhan,” katanya. “Walaupun kini dia telah pensiun untuk berkhotbah, namun orang masih membicarakan dan kagum pada dirinya.” n
04 - 2015 | Adventist World
5
K O M E N TA R B E R I TA
B
eberapa tahun yang lalu saya dan istri saya Melissa sedang mengemudi di Idaho ketika kami berhenti untuk menggunakan telepon umum. Kotak telepon ditutupi dengan brosur merah muda yang ternyata adalah kutipan dari sebuah buku yang ditulis oleh seseorang yang mengaku telah berkunjung ke neraka. Penulis menerangkan neraka sebagian melalui grafik, agak menghibur, sangat luar biasa, tapi sama sekali tidak Alkitabiah. Deskripsi yang sama diterapkan pada buku yang diluncurkan pada tahun 2010 tentang kunjungan seorang anak lelaki ke surga ketika ia “sekarat” akibat kecelaka an mobil yang membuatnya lumpuh. Alex Malarkey, dialah yang dimaksud dengan The Boy Who Came Back From Heaven, bukunya telah terjual lebih dari 1 juta eksemplar dan dikembangkan menjadi sebuah film televisi, yang mencengkeram hati di seluruh dunia. Alex yang berusia enam tahun menghabiskan waktu selama dua bulan lama nya dalam kondisi koma setelah kecelaka an yang hampir merenggut nyawanya. Keajaiban yang terjadi ketika Alex ba ngun dari komanya setelah dibayangi oleh sesuatu yang luar biasa saat ia tak sadarkan diri. Menurut pengakuannya, malaikat-malaikat telah mengantarnya ke pintu gerbang surga, di sanalah ia mendengar musik surgawi, melihat Setan, bahkan berbicara langsung dengan Yesus. Namun baru-baru ini Alex mengakui bahwa kisahnya tidak lebih dari sekadar tipuan (hoax) surgawi. “Saya tidak mati,” katanya dalam sebuah surat terbuka. “Saya mengatakan bahwa pergi ke surga karena saya pikir itu akan membuat saya menjadi diperhatikan.” Buku ini telah ditarik keluar oleh penerbit, dan toko-toko buku telah berhenti menjualnya. Tentu saja pertanyaan yang lebih besar adalah perlukah buku tersebut diterbitkan. Dari sudut pandang Alkitabiah, jawabannya jelas tidak. Alkitab mengatakan tidak terjadi apa
6
Adventist World | 04 - 2015
Tipuan
Mengenai
Surga:
Bagaimana seorang anak 6 tahun membodohi dunia Sebuah perspektif Alkitab tentang buku terlaris The Boy Who Came Back From Heaven Oleh John Bradshaw, pembicara dan direktur, It Is Written pun bagi orang yang sekarat, tentang pergi ke surga, dan kembali ke bumi membicarakan tentang apa yang mereka lihat di surga. Paulus berbicara tentang pengalamannya ketika mendapatkan penglihatan tentang surga (2 Kor. 12:2-4), demikian pula Nabi Daniel dan Yohanes menulis mengenai pengalamannya dalam penglihatan mengenai surga (Dan. 7:9,10; Wahyu 4). Yesus kembali dari surga ke bumi setelah kebangkitan-Nya un-
tuk menghabiskan beberapa hari bersama murid-murid-Nya. Tetapi Yesus—sama seperti Musa, satu-satunya orang yang meninggal dalam Alkitab, yang pergi ke surga dan kembali ke bumi—tidak mengatakan apa-apa tentang surga. Apa yang Alkitab Katakan
Apa yang dikhawatirkan dalam The Boy Who Came Back from Heaven, dan cerita lain yang serupa, adalah bahwa
photo :
W a v ebrea k
M edia
/
T hin k stoc k
mereka secara langsung bertentangan dengan apa yang dikatakan Alkitab dengan jelas. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kematian adalah tidur, bukan suatu kondisi di mana orang dapat melakukan perjalanan ke surga atau tempat lain. Yesus berbicara tentang Lazarus yang tidur (Yohanes 11:11), yang menjadi arti atas “Lazarus sudah mati” (ayat 14). Alkitab sangat konsisten mengenai hal ini. Paulus menulis bahwa orang mati tidur sampai Yesus membangunkan me reka pada saat kedatangan-Nya yang ke dua kali (1 Kor. 15:51, 52), dan bahwa mereka yang selamat, yang hidup ketika Yesus datang akan masuk surga pada saat itu, bersama dengan orang yang sebelumnya telah meninggal dalam iman dan tidur dalam kematian. Berkali-kali Alkitab merujuk kematian sebagai tidur tanpa mimpi yang berlangsung dari saat kematian sampai kebangkitan pertama terjadi (Wahyu 14:13; Yohanes 5:28, 29). Selama bertahun-tahun, si musuh sengaja telah melakukan kampanye dan mengatur dengan hati-hati untuk membingungkan orang mengenai kematian dan kehidupan setelah kematian. Sama seperti kebanyakan orang Kristen lainnya, saya diajarkan sebagai seorang anak untuk percaya bahwa mereka yang mati akan diantar langsung ke surga atau ke neraka, atau dalam kasus lainnya ke dalam api penyucian atau limbo. Bukannya menjadi titik perdebatan atau diskusi yang ringan, memutarbalikkan kebenaran ini menyebabkan setidaknya dua masalah teologi yang sangat serius: Membatasi Yesus, dan sebagai pintu gerbang spiritualisme. Spiritualisme adalah masalah serius. Jutaan dolar uang yang dihabiskan untuk paranormal, media, dan bahan terkait. Seseorang yang menghubungkan pikirannya dengan media spiritisme sedang membawa pikiran ke dalam kontak yang sangat dekat dengan Setan. Seperti halnya pengalaman Raja Saul (lihat 1 Sam. 28). Alkitab menjelaskan bahwa spiritisme akan menjadi pengaruh besar pada hari-
hari terakhir bumi, untuk mempersiapkan orang agar menerima tipuan akhir Setan (Wahyu 16:13). Baru-baru ini seorang teman mengatakan kepada saya bahwa setelah kematian tragis putrinya yang berusia 23 tahun, ia tentu akan berusaha untuk menghubungi putrinya melalui media spiritisme jikalau ia tidak mengerti apa yang Alkitab katakan tentang kematian. Menjadi terlibat dengan musuh akan mendatangkan bencana sebagai konsekuensinya. Suatu kesalahpahaman mengenai kematian juga membuat Yesus menjadi rendah dari Yesus yang sebenarnya. Dalam Yohanes 11:25 Yesus menjelaskan kepada adik Lazarus bahwa Dia adalah “kebangkitan dan hidup.” Tanpa Yesus, orang mati tidak memiliki harapan untuk memiliki kehidupan setelah kematian. Hanya melalui intervensi langsung yang Yesus lakukan pada saat kedatangan-Nya yang kedua, siapa pun dapat dibangkitkan dari antara orang mati. Jika Yesus tidak membangunkan orang mati dari tidurnya, kuburan tidak akan terbuka. Bahkan para tokoh iman yang tercantum dalam Ibrani 11 selain Musa dan Henokh “tidak memperoleh apa yang dijanjikan” (Ibr. 11:39). Mereka juga menunggu kembalinya Yesus sebelum mereka diangkat dari berbagai tempat di mana mereka beristirahat (ayat 40). Seandainya orang mati langsung pergi ke surga, maka kebangkitan tidak perlu, dan Yesus bukan lagi “kebangkitan dan hidup.” Pertanyaan Paulus dalam 1 Korintus 15: 55, “Hai maut di manakah kemenanganmu?” Adalah pertanyaan yang tidak perlu dipertanyakan. Keuntungan di Balik Buku-buku Tur Surga
Kisah-kisah seperti yang diceritakan Alex Malarkey menjadi sangat populer. Sebuah buku berjudul 90 Minutes in Heaven (90 Menit di Surga), yang diterbitkan pada tahun 2004, selama lebih dari lima tahun menduduki posisi best seller di New York Times dan terjual lebih dari 6 juta eksemplar. Heaven is for Real, kisah
seorang anak berumur 4 tahun yang diduga telah berkunjung ke surga, telah terjual lebih dari 10 juta eksemplar dan melahirkan sebuah film pada tahun 2014 yang meraup keuntungan lebih dari 100 juta dolar AS. Peluncuran kisah-kisah seperti ini sekarang telah menjadi jenis yang dikenal sebagai “tur surga.” Berbagai dampak atas tur surga ini telah mengganggu ibu Alex Malarkey, yang tampaknya mencoba agar buku mengenai kisah anaknya ditarik untuk sementara waktu. “Ada banyak kebohongan dan penya lahgunaan Firman Tuhan dalam penulisannya,” kata Beth Malarkey dalam suatu tulisan blog-nya. “Mereka lihai, apalagi jika Anda tidak menggali Alkitab Anda dan benar-benar tidak mempelajarinya.” Jadi bagaimanakah tipuan mengenai surga ini dapat terjadi? Ada yang bilang bahwa ayah Alex, yang menjadi “penulis bayangan” buku itu, melihat bahwa ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk menghasilkan uang. Penerbit buku tidak tertarik dan berhenti mencetak buku yang menguntungkan itu. “Ide bahwa Alex tiba-tiba menarik kembali buku-bukunya adalah tidak benar,” kata Phil Johnson, direktur eksekutif dari pelayanan media yang dipimpin oleh penulis dan penyiar John MacArthur, menurut Washington Post. “Ada bukti di mana-mana bahwa ia tidak bertanggung jawab atas isi buku ini. Tapi buku itu sangatlah laris. Tak seorang pun dalam industri media mau kehilangan kesempatan dalam meraup keuntungan dan membuangnya.” Kini, Alex yang telah berusia 16 tahun memiliki beberapa nasihat: Orang “harus membaca Alkitab, dan itu sudah cukup,” katanya dalam sebuah surat terbuka. “Alkitab adalah satu-satunya sumber kebenaran. Apa pun yang ditulis oleh manusia bisa saja salah.” Saya berharap bahwa akan banyak orang yang mendengar nasihat Alex dengan serius, sebagaimana mereka membaca kisahnya dengan serius. n
04 - 2015 | Adventist World
7
PA N O R A M A S E D U N I A
Bekerja
H
anya dalam beberapa minggu ke depan, rapat General Conference dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh keenam puluh akan berlangsung di San Antonio, Texas. Selain 2.571 orang yang terdaftar sebagai delegasi resmi, puluhan ribu lebih umat Advent akan datang untuk berpartisipasi dan menikmati persekutuan dengan saudara-saudara mereka dari seluruh dunia. Ini adalah waktu yang selama ini mendapatkan perhatian khusus dari berbagai aspek di seluruh dunia melalui gerakan yang telah ditetapkan Allah, yang kini berjumlah lebih dari 18 juta anggota, yang tersebar di 216 negara di seluruh dunia. Tetapi sebagaimana hebatnya kita berpikir tentang bagaimana Allah memimpin dan memberkati gerakan ini dalam pengaturan global, mari kita ingat juga peran yang sangat penting dari para anggota gereja dan pendeta dari 75.184 Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh saat itu. Infrastruktur Praktis
Landasan spiritual kita, tentu saja adalah hubungan pribadi kita dengan Kristus sebagai Batu Karang kita. Persatuan gereja hanya akan ditemukan jika kita semua terhubung dengan Yesus Kristus. Tapi infrastruktur praktis gereja dibangun di atas pekerjaan pendeta, mereka yang terlibat dalam penjangkauan penginjilan yang dinamis, memelihara anggota gereja, dan berbagi Firman Tuhan dalam ibadah setiap hari Sabat. Mereka menginspirasikan anggota untuk membagikan iman mereka dan kedatangan Kristus yang tak lama lagi, dan terlibat dalam pekerjaan yang sangat penting sebagai pelatih misionaris kepada seluruh anggota gereja. Kita perlu mendukung, menghormati, dan mendorong para pendeta kita di seluruh dunia, banyak di antaranya yang bertanggung jawab atas distrik yang sangat besar yang mencakup sejumlah gereja dan ribuan anggota gereja. Dalam hal ini pendeta harus bergantung sepenuhnya pada Roh Kudus dan kepada para pemimpin gereja setempat. Sangat penting bagi kita untuk menghormati pendeta dalam fungsinya untuk melatih para pekerja gereja untuk penjangkauan penginjilan yang lebih efektif. Kita Dipanggil
Sebagaimana kita menghormati dan berdoa bagi para pendeta, mari kita meminta Tuhan untuk membantu kita masing-masing, apakah kita berada di gereja-gereja kecil di pedesaan, atau di gereja di kota-kota besar, untuk mendukung para pendeta dengan meringankan beban mereka. Allah telah memanggil masing-masing kita, termasuk saya, karena saya adalah juga anggota dari sebuah gereja, untuk menjangkau ladang misi di sekitar kita: Masyarakat setempat di mana kita berada, tetangga, dan teman yang kita kenal, melayani kebutuhan mereka, dan berbagi pesan Alkitab yang istimewa yang diberikan Tuhan kepada kita. Sebagai anggota gereja, kita telah dipanggil untuk melakukan pekerjaan ini dan seharusnya tidak hanya mengandalkan pendeta untuk melakukannya. Salah satu cara terbaik untuk mendukung para pendeta kita adalah dengan mengatakan, “Pendeta, suruhlah saya untuk bekerja.” Berdoalah untuk para pendeta kita. Berdoalah agar Tuhan akan menempatkan pagar perlindungan di sekitar mereka dan
8
Adventist World | 04 - 2015
Oleh Ted N. C. Wilson
Bersama Panggilan khusus bagi para pendeta dan anggota
keluarga mereka. Berdoa agar mereka akan sepenuhnya dan benar-benar terfokus sepenuhnya pada Firman Tuhan, karena akan tiba waktunya otoritas Alkitab diserang. Pekabaran yang dibawakan dari mimbar kita harus berisi kejelasan Alkitab bukan materi falsafah, psikologi, dan budaya. Nasihat bagi Para Pendeta
Para pendeta, salah satu dari peran Anda yang terpenting adalah untuk melatih dan meluncurkan anggota gereja dalam pekerjaan penginjilan misionaris sehingga Anda dapat bebas untuk merencanakan bagaimana untuk memperbesar perbatasan kerajaan Allah. Tentu saja, ini bukanlah hal yang baru. Kita telah mendengar, “Para pendeta jangan melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh orang awam, sehingga melelahkan diri mereka sendiri dan mencegah orang lain melakukan tugasnya. Mereka harus mengajar anggota bagaimana bekerja di gereja dan masyarakat, untuk membangun gereja, untuk membuat pertemuan doa yang menarik, dan untuk melatih kemampuan para misionaris muda. Para anggota gereja harus bekerja sama secara aktif dengan para pendeta, menjadikan suatu bagian dari tempat di sekitar mereka sebagai ladang pekerjaan misionaris.“1 Lima belas tahun setelah rapat General Conference pada tahun 1901, Ellen White memberikan nasihat bagi para pendeta: “Siapakah yang dapat merasakan beban bagi jiwa yang tidak dapat menerima kebenaran sampai beban itu dibawakan kepada mereka? Para pendeta kita memiliki peran penting bagi gereja-gereja, seolah-olah malaikat kemurahan tidak melakukan upaya untuk menyelamatkan jiwa. Allah menuntut tanggung jawab para pendeta atas jiwa yang masih berada di dalam kegelapan.... Dirikan jemaat Anda dengan pemahaman bahwa mereka tidak perlu mengharapkan pendeta untuk menunggu mereka dan untuk menyuapi mereka terus-menerus. Mereka memiliki kebenaran; mereka tahu apa itu kebenaran.... Mereka harus berakar dan berdiri di dalam iman.“2 Seruan Nyaring
Pesan yang kuat Paulus berikan bagi kita di dalam 2 Timotius 4 yang menjadi seruan nyaring bagi kita: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya“ (ayat 2), sehingga kita dapat mengatakan bersama dengan Paulus, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik”(ayat 7). Yesus berkata, “Gembalakanlah domba-domba-Ku” (Yoha-
sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.” Ayat 2 dan 3 memberitahu kita bahwa kita dipanggil “selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara Roh oleh ikatan damai sejahtera.” Kita harus dengan menunjukkan kasih kepada orang lain dalam ikatan perdamaian dalam praktik nyata. Ruang Lingkup Persatuan yang Lebih Besar
nes 21:17). Untuk melakukannya, kita perlu mengenal Allah dan memiliki hubungan sehari-hari dengan-Nya. Rajin belajar Firman Tuhan dan Roh Nubuat. Jadilah seorang penasihat yang kuat dalam doa pribadi dan kelompok. “Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!” (2 Taw. 20:20). Para pendeta, kita dipanggil untuk menjadi hamba-hamba Allah yang berkenan kepada Allah. Dalam Yeremia 3:15 Tuhan berkata, “ Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian.” Roh Kudus akan menolong Anda untuk dapat membedakan kebutuhan orang yang sebenarnya. Mari kita mengikuti teladan Kristus dan mencari jiwa-jiwa. Kita telah dipanggil oleh Allah untuk suatu pekerjaan khusus yang hanya dapat dilakukan jika kita bekerja sama dengan surga dalam pekerjaan mulia yang dipercayakan kepada kita, dengan demikian, ini adalah suatu usaha yang dilakukan bersama-sama dengan surga. Allah ingin agar kita melakukan yang terbaik. Rasul Paulus menulis, “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. “(Kolose 3:23, 24). Jadilah Seorang Hamba
Karya nyata yang ditunjukkan seorang pendeta adalah dengan menjadi seorang hamba, seseorang yang memberi terusmenerus. Untuk menjadi seorang hamba yang nyata, kita harus dekat dengan Tuhan dan menyerahkan hidup kita setiap hari kepada-Nya. Paulus berbagi konsep ini dalam cara yang dinamis dalam Efesus 4:1-6. Dia mulai dengan menyebut dirinya sebagai “dipenjarakan karena Tuhan,” dan meminta kita “supaya hidupmu photo :
I P G G utenberg U K L td / thin k stoc k
Paulus kemudian membantu kita memahami ruang lingkup yang lebih besar dari kesatuan. Sesuatu yang lebih besar dari keyakinan kita, pribadi kita sendiri dengan mengangkat kita ke pengadilan surgawi dan dengan tema-tema kekal yang diciptakan oleh Allah sendiri. Efesus 4:4-6 mendengungkan kata-kata yang mulia: “Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.” Sebagai seorang pendeta, pastikan bahwa Anda mendengarkan suara Roh Kudus yang memimpin Anda ke dalam persatuan sejati yang hanya dapat terwujud jika Anda menjadi satu dengan Tuhan dalam kehidupan, kesaksian, pemeliharaan, pelatihan, dan bekerja untuk memelihara kerohanian orang lain. “Mereka yang memperoleh hasil yang terbesar adalah orang yang bergantung sepenuhnya kepada Lengan Yang Mahakuasa.“3 Luangkan Waktu bagi Orang Lain
Jadilah administrator yang baik dan luangkan waktu untuk mengunjungi anggota gereja Anda dan kenalilah mereka. Tuhan menghabiskan waktu untuk mengenal orang. Dia makan bersama mereka, berbicara kepada mereka, mendengarkan permasalahan mereka, dan bersimpati terhadap mereka. Anda mungkin bukanlah seorang pembicara atau pendeta terbaik, tetapi jika Anda mengunjungi anggota gereja Anda dan mendorong mereka secara rohani, mereka akan mencintai Anda! Tetap dekat dengan pasangan dan keluarga Anda. Biarkan hubungan keluarga Anda menjadi contoh kepada dunia tentang apa artinya untuk menjadikan Kristus sebagai kepala keluarga dan gereja melalui Anda sebagai pemimpin rohani di dalam keluarga dan gereja. Biarkan anak-anak Anda tahu bahwa Anda mencintai dan menghargai mereka. Biarkan kehidupan keluarga Anda juga menunjukkan tanda-tanda tatanan surgawi dan pelayanan Kristiani. Jadilah pemimpin yang menunjukkan kepada orang bagaimana untuk bergantung sepenuhnya pada Tuhan dalam setiap kebutuhan, dan menjadi seorang pelayan yang setia akan diberkati oleh surga di luar apa yang kita bayangkan. Pada 3 Yohanes 2 kita membaca, “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.” Kesehatan jasmani dan rohani kita saling terkait, dan kita harus mengikuti hukum alam Allah serta hukum moralnya. Jadilah seorang pendukung pelayanan kesehatan yang aktif dan komprehensif, menolong orang yang tinggal di kota-kota dan daerah pedesaan untuk dapat menemukan Yesus sebagai sumber kehidupan dan kesehatan.
04 - 2015 | Adventist World
9
Sebuah
PA N O R A M A S E D U N I A
One-DayChurch Doa 35 Tahun
Oleh Carrie Purkeypile
1 Ellen
G. White, dalam Review and Herald, 12 Okt. 1886. G. White, Pastoral Ministry (Silver Spring, Md.: General Conference of Seventh-day Adventists, 1995), hlm. 100. 3 Ellen G. White, Alfa dan Omega (Bandung: Indonesia Publishing House, 1999), jld. 2, hlm. 116. 2 Ellen
Ted N. C. Wilson adalah
Ketua Gereja Masehi Advent Hati Ketujuh General Conference.
10
Adventist World | 04 - 2015
Volunteers M aranatha P H OTO S :
Para pendeta dan anggota gereja, sebagaimana kita menghadapi masa depan, kita akan menghadapi banyak tantangan dan cobaan. Kita mungkin saja diganggu dan diejek. Tetaplah memandang kepada Kristus dan bukan kepada manusia. Allah ingin agar kita memiliki hubungan yang bertumbuh dan stabil bersama-Nya; inilah rahasia kekuatan rohani yang sesungguhnya. Setiap pagi, tempatkan diri Anda di tangan Tuhan, mintalah agar Ia memimpin segala sesuatu yang Anda lakukan. Ketika Anda membiarkan Tuhan memimpin Anda setiap hari, Anda akan menjadi berkat yang besar bagi semua orang yang Anda temui. Menjadi seseorang yang percaya kepada Yesus Kristus bukanlah seperti penonton olahraga; tapi berpartisipasi untuk pekerjaan penjangkauan secara aktif. Tidak perlu merasa bersalah karena mereka tidak pergi dari pintu ke pintu; ada banyak cara (termasuk usaha pintu ke pintu) untuk bersaksi bagi Yesus dengan cara yang aktif. Jika Anda memiliki hubungan dengan Kristus, Anda memiliki sesuatu untuk dikatakan; bukan untuk disembunyikan. Dengan cara ini Anda akan mendukung pekerjaan pendeta dan seluruh pergerakan Advent. Ingatlah juga bahwa pendeta Anda membutuhkan waktu untuk keluarganya, dan tidak selalu untuk Anda. Peliharalah agar iman Anda kuat di dalam Tuhan. Yesus akan segera datang. Jika kita tetap setia kepada-Nya dan kepada firman-Nya, Dia akan memberi undangan yang indah kepada kita, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Mat. 25:34). n
I nternational
Menghadapi Masa Depan
Kiri: PENANAM GEREJA: Selama 35 tahun Ibu Victoria menceritakan Yesus kepada teman-teman dan tetangganya. Kanan: SABAT PERESMIAN: Sebuah bangunan baru di Oyarifa menyaksikan saksi Kristen yang setia dan jawaban Tuhan atas doa-doa. Pada tahun 1978 Ibu Victoria pindah ke Oyarifa, Ghana. Dia tidak menunggu lama sebelum ia mulai mengetuk pintu, menawarkan pelajaran Alkitab. Dengan perasaan yang antusias tentang Yesus, ia ingin memulai sebuah gereja Advent di lingkungannya. Tapi ada penyabot dalam perjalanannya. Ke mana saja ia pergi, ada seorang pria yang mengikutinya dengan sepeda. Pria itu memperhatikan apa yang dilakukannya, dan setelah Ibu Victoria berbicara dengan orang di rumah mereka, dia mengatakan kepada mereka bahwa Ibu Victoria adalah seorang pembohong. “Jangan percaya padanya!” Katanya kepada keluarga demi keluarga. Tetapi Ibu Victoria terus berdoa dan mengadu kepada Kristus. Setelah berbulan-bulan, ada dua jiwa yang menyerahkan diri untuk dibaptis. Mereka bergabung dengan Ibu Victoria untuk beribadah di dalam rumah kecilnya. Beberapa tahun kemudian ada tujuh orang yang terkumpul dan tekun beribadah. Bersama-sama mereka membangun empat dinding lumpur dengan lalang yang diikat untuk atapnya: Itulah gereja pertama mereka! Mereka berterima kasih atas tempat itu, tetapi mereka terus meminta agar Tuhan memberikan tempat yang lebih baik, tempat yang lebih bermartabat untuk mengundang orang lain. Kemudian selama satu tahun hujan deras datang dan merembes melalui atap rumput, merendam dinding, dan membuat seluruh bangunan gereja meleleh menjadi tumpukan lumpur. Ibu Victoria terus berdoa dan terus membagikan mengenai kesukaannya: Yesus. Dia telah menjadi seorang misionaris bagi tetangga terdekatnya, tapi juga menceritakan Allah dari kota ke kota, membagikan perlengkapan memasak secara gratis. Kemudian, setelah 35 tahun pindah ke Oyarifa, Ibu Victoria menerima kabar bahwa Maranatha Volunteers International berkunjung untuk membangun sebuah gereja untuk jemaatnya! Segera tim tiba dan memasang fondasi gereja dengan begitu cepat sehingga dia hampir tidak bisa percaya! Doanya selama 35 tahun dijawab hanya dalam satu hari singkat. ASI dan Maranatha Volunteers International membayai dan memfasilitasi proyek One-Day Church dan OneDay School. Sejak 2009 lebih dari 1.600 bangunan OneDay telah dibangun di seluruh dunia. Carrie Purkeypile adalah perencana proyek bagi Maranatha Volunteers International.
K E S E H ATA N S E D U N I A
Sengatan Lebah Oleh Peter N. Landless dan Allan R. Handysides
Cucu saya disengat tawon atau lebah—saya tidak yakin yang mana—dan dia memperoleh reaksi buruk. Tangannya membengkak, dan tampak ada cukup banyak kemerahan. Apakah menurut Anda ia berisiko terhadap anafilaksis?
G
igitan atau sengatan serangga dapat menyebabkan berbagai reaksi berat, tapi kelompok serangga yang disebut Hymenoptera merupakan salah satu yang lebih serius. Tiga keluarga Hymenoptera sering menyebabkan reaksi alergi: Ini adalah Apidae (lebah madu dan lebah besar), Vespidae (tawon, lebah, dan bertanda kuning), dan Formicidae (semut api). Hanya Hymenoptera betina yang menyengat, dan biasanya hanya sebagai mekanisme pertahanan ketika ia merasa terancam. Racunnya berisi amina dan kinin, bahan kimia yang membuat kita merasa sakit, bengkak, dan gatal-gatal di lokasi sengatan. Lebah madu meninggalkan stinger (alat penyegat) pada korban, namun meskipun dapat dihapus oleh gesekan dengan kuku, penghapusan tidak mengurangi reaksi. Hal ini karena racun biasanya habis dalam waktu 20 sampai 30 detik, atau pada saat stinger akan dihapus. Kehadiran reaksi lokal yang kuat tidak mengakibatkan reaksi demam (sistemik), yang kondisi beratnya lebih dikenal sebagai anafilaksis. Setelah seseorang memiliki reaksi sistemik dengan manifestasi alergi yang kuat, maka seseorang dapat mengantisipasi dan siap untuk reaksi utama dengan sengatan berikutnya. Reaksi tersebut biasanya sangat cepat, meskipun sesekali dapat tertunda. Siapa saja korban yang telah memiliki reaksi yang serius harus dirujuk ke ahli alergi/imunologi dan diperiksa antibodi racun IgE tertentu. Antibodi ini secara khusus berkaitan dengan reaksi alergi dari berbagai tingkatan. Perlu dipertimbangkan apakah pasien harus di-
photo :
Y ann
B oi x
desensitization, yang mungkin memerlukan sekitar tiga tahun paparan berulang terhadap antigen tertentu agar pengobatan berhasil. Insiden kematian akibat sengatan lebah bervariasi di seluruh dunia, dari yang paling sedikit yaitu dua per tahun di Swedia menjadi sekitar 40 di Amerika Serikat. Lebah madu memiliki urutan serangga Hymenoptera sebagai penyebab yang paling umum. Lebah yang disebut sebagai lebah pembunuh tidak lebih berbisa melainkan lebih agresif dalam menyerang kadang-kadang dengan bergerombol. Jika ini terjadi, zat beracun (poisonous)–seperti untuk melawan reaksi alergi reaksi dapat terjadi. Biasanya reaksi lokal sementara membutuhkan sedikit perawatan selain kompres dingin, es, atau anestesi lokal/ topikal dan krim kortikosteroid. Jarang sekali antibiotik diperlukan, dan munculnya goresan merah pada awal menunjukkan reaksi racun dan bukan reaksi infeksi. Reaksi sistemik jauh lebih serius dan memerlukan perhatian medis yang cepat. Sumbatan jalur napas bagian atas dan kolaps kardiovaskular dapat mengancam jiwa. Injeksi langsung epinefrin (adrenalin) ke dalam otot pertengahan paha harus dilakukan dengan menggunakan EpiPen, atau dosis 0,5 miligram untuk orang dewasa dan 0,3 miligram untuk anak-anak. Tidak ada kontraindikasi untuk penggunaan adrenalin/epinefrin; bilamana anafilaksis terjadi, ini dapat dipakai sebagai penyelamat. Jika gejalanya tidak berkurang, dosis yang sama dapat diulangi dalam interval
lima sampai 15 menit. Kebanyakan pasien akan membutuhkan hanya satu kali injeksi, tetapi transportasi cepat untuk mendapatkan perawatan medis sangatlah penting. Antihistamin juga membantu menangkis gejala yang dapat ditimbulkannya. Sangatlah penting untuk melakukan observasi setidaknya selama 12 jam menyediakan perlengkapan untuk menangani gejala yang dapat terulang. Baik orang dewasa maupun anakanak dengan riwayat anafilaksis harus memperoleh auto-injektor epinefrin. Perhatikan untuk menghindari daerah berisiko sangatlah penting bagi pasien tersebut, dan mungkin lebih bijaksana untuk memiliki lebih dari satu auto-injektor yang dapat tersedia setiap saat. Pesan yang harus diperhatikan adalah bahwa perbedaan antara reaksi lokal (nyeri, pembengkakan, kemerahan di sekitar daerah sengatan) dan reaksi sistemik (pembengkakan jaringan di tenggorokan, kesulitan pernapasan, atau kolaps) harus diketahui dengan jelas, karena reaksi sistemik adalah yang paling berbahaya. n
Peter N. Landless, seorang ahli kardiologi nuklir,
adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.
Allan R. Handysides, seorang ahli ginekologi, baru
pensiun, sebelumnya adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.
04 - 2015 | Adventist World
11
R E N U N G A N
Oleh Chantal J. Klingbeil
Jadi Anda Juga Berada
di sana Percakapan di sekitar salib
“Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus” (Mat. 27:55, 56). Mengapa engkau melihat dari jauh? Apakah engkau takut untuk terlibat? Apakah terlalu besar risiko yang diambil? Saya rasa saya tahu bagaimana rasanya menonton dari kejauhan. Saya bertumbuh sampai dewasa dalam keluarga Advent. Saya telah menjadi pengikut Yesus selama ini, namun tampaknya seiring dengan berjalannya waktu semakin jauh jarak bertambah. Berada dekat dengan Yesus adalah suatu kerja keras, di samping kenyataan yang berbahaya. Tidak, saya tidak pernah harus berhadapan dengan ancaman salib, tapi adalah begitu mudah untuk tergelincir di dalam rutinitas, untuk berjalan dengan Yesus dengan autopilot, dan kemudian mengatur jarak.
dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia” (ayat 57-60). Tiba-tiba saja Anda masuk ke dalam kisah ini. Anda mengalami suatu kisah yang tak terduga, dan tampak gelap seolaholah tidak ada harapan. Semua murid, mereka paling intim dengan Yesus, bersembunyi dalam ketakutan, dan di sinilah Anda merasa ingin melangkah keluar dari bayang-bayang. Menyingkirkan seluruh rahasia kehidupan Anda, Anda melangkah maju dan berani meminta mayat Yesus. Anda memilih Yesus pada saat ketika ia tidak bisa memberikan apa-apa. Tapi Anda menawarkan sesuatu kepada-Nya: Kuburan baru milik Anda. Apakah yang terjadi jika dengan memilih Yesus artinya Anda menjauh dari kelompok sahabat kita? Bagaimanakah jika kita tidak bisa melihat kembali pada pilihan untuk mengikuti-Nya? Apakah kita mengikuti-Nya untuk mendapatkan apa yang dapat kita peroleh, atau untuk memberikan apa yang bisa kita berikan?
“Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusuf pun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu,
“Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: ‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit’”(ayat 62, 63). Ingatkah Anda? Sungguh aneh bahwa murid-murid-Nya tampaknya memiliki penyakit amnesia tentang hal ini, mes-
12
Adventist World | 04 - 2015
Anda Memilih Yesus pada suatu saat ketika tidak ada yang dapat Dia berikan. kipun Yesus telah mempersiapkan mereka untuk kejadian ini sebelumnya. Kita tahu bahwa kita telah menghubungkan titik-titik, tapi itu tidak ada manfaatnya jika hati kita tetap bersikeras. Kita pikir kitalah yang benar, yang membela kebenaran, padahal kita baru saja membunuh Manusia yang sebenarnya adalah Allah! Sungguh... sebenarnya saya mengetahui ada banyak kecurangan. Saya kira melalui Alkitab, saya dapat membuktikan bahwa Sabat adalah hari Sabtu dan saya tahu tentang bait suci dan keadaan mati manusia, tapi semua pengetahuan ini tidak akan ada gunanya jika saya tidak belajar untuk mengetahui Guru secara pribadi. Tanpa hubungan dengan Yesus saya dapat terbangun pada suatu pagi dan menemukan bahwa saya telah melawan Allah selama ini. “Kata Pilatus kepada mereka: ‘Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya.’ Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya”(ayat 65, 66). Ayolah, Pilatus! Apakah engkau benar-benar berpikir bahwa segel pada makam dan penjaga akan melakukan sesuatu? Engkau tidak tahu dengan siapa kau sedang berurusan. Dia bukan hanya Raja orang Yahudi. Dia yang menciptakan bintang dan membentuk seluruh galaksi. Setelah saya pikir-pikir, mungkin saya tidak boleh terlalu keras pada Pilatus. Saya rasa saya memiliki potongan-potongan yang lebih dari sekadar teka-teki sejarah dan gambaran yang lebih jelas dari Tuhan daripada yang Pilatus ketahui, akan tetapi saya sering menemukan diri saya memperlakukan Allah seolaholah Ia yang sangat kecil. Dalam doa, saya menemukan diri saya memberitahu Dia apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Mungkin sudah waktunya saya berhenti berusaha untuk membatasi, memanipulasi, atau mendikte Tuhan dan bukan membiarkan Pencipta saya untuk melakukan apa yang terbaik yang akan dilakukan-Nya dengan penuh kasih. “Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuanperempuan itu: ‘Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu’” (Mat. 28:5). Anda takut. Saya kira itu adalah normal. Hampir setiap kali kita sebagai manusia bertemu dengan kekudusan yang kita takuti. Paradoks di mana kita ditarik dari kekudusan dan kemudian ditolak olehnya ketika kita menyadari betapa asingnya itu bagi diri kita sebagai manusia. Ini adalah “tarik ulur” di dalam
hati saya, peperangan atas siapa dan ingin menjadi siapa saya ini. Mungkin Anda adalah “perempuan yang ada di makam” yang mencari sesuatu. Anda menyadari bahwa semua harapan hilang kecuali Anda bisa menemukan Yesus. Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman’” (ayat 16-20). Anda melihat Yesus. Namun beberapa dari Anda masih ragu. Terkadang saya berpikir bahwa jika saya hanya bisa melihat surga sekilas, melihat sesuatu yang supranatural, memiliki malaikat yang mengunjungi saya, maka saya tidak akan pernah ragu lagi. Keraguan Anda terhadap murid-murid menunjukkan bahwa melihat bukan berarti percaya. Iman bukanlah tujuan. Ini adalah bagian dari perjalanan. Ini dimulai dengan pilihan untuk percaya kepada Firman Allah dan bergerak untuk maju. Bagi kita semua, bahkan bagi mereka yang telah ragu, terimalah Yesus sebagaimana firman-Nya, dan berbaliklah. Saya tidak perlu menunggu gereja saya untuk memulai program penjangkauan yang saya gemari. Saya tidak perlu bergantung pada inisiatif atau kata hati yang merasa bersalah untuk dapat menjadi saksi. Saya tidak perlu berdiri dan mengamati dari kejauhan. Yang saya butuhkan adalah untuk mengklaim janji-Nya bahwa Dia akan selalu menyertai saya, dan itu artinya hari ini dan hari esok. Dengan penuh percaya saya dapat berkata, “Yesusku tidak mati. Dia hidup. Lihatlah bagaimana Dia mengubah hidupku. Marilah, aku ingin engkau bertemu dengan Yesusku.” n
Chantal J. Klingbeil melayani sebagai As-
sociate Director Ellen G. White Estate General Conference. Dia menikah dengan Gerald dan memiliki tiga anak perempuan remaja yang dikasihinya.
04 - 2015 | Adventist World
13
K E P E R C AYA A N
DASAR
M
ereka duduk membentuk lingkaran, menundukkan kepala, berdoa untuk tugas yang terbentang di depan mereka. Setelah mengucapkan “amin� mereka saling memandang, kemudian berhadapan dengan lembaran yang penuh celah kosong. Setengah dari guru Sekolah Sabat telah mengundurkan diri, Direktur Klub Adventurer sudah tidak ada, dan pasangan yang sebelumnya memimpin pelayanan perorangan telah pergi. Daftar nama anggota gereja ada di tangan, panitia pemilih merenungkan siapa yang bersedia untuk mengisi salah satu celah kosong itu. Kemudian mereka mulai membuat panggilan telepon, memohon anggota jemaat untuk mempertimbangkan salah satu jabatan resmi gereja. Semua orang yang mereka hubungi setuju bahwa seseorang harus melakukan pekerjaan ini; tetapi sebagaimana yang diketahui oleh panitia pemilih, adalah sangat sulit untuk menemukan mereka yang bersedia mengisi celah kosong itu dengan sungguh-sungguh.
Jawabannya
Kitab Perjanjian Baru memberikan nasihat tentang bagaimana mengisi para pekerja gereja kita sehingga komite panitia pemilih tidak dibiarkan putus asa mencari siapa saja yang bersedia untuk mengisi posisi. Bahkan, Tuhan memberi kita cara yang mengagumkan untuk menghindari situasi ini sekaligus juga menganugerahkan karunia rohani kepada anggota gereja. Karunia rohani adalah kemampuan yang diberikan kepada pengikut Allah oleh Roh Kudus. Karunia ini bisa disebut talenta/bakat, tapi sesungguhnya itu jauh lebih dari sekadar talenta. Orang bisa saja memiliki bakat dalam teka-teki silang atau berdiri dengan satu kaki, tetapi berbagai karunia rohani adalah kemampuan khusus yang diberikan kepada setiap orang dengan
maksud agar mereka menggunakannya untuk mendukung dan mengembangkan gereja Tuhan dan melakukan bagian mereka untuk memenuhi tugas mulia. Semua orang Memiliki Karunia
Setiap anggota gereja Tuhan memiliki karunia rohani, dan kita diperintahkan untuk menggunakan karunia kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Dalam 1 Petrus 4:10 mengatakan bahwa, “layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.� Karunia rohani bukanlah sifat yang dapat kita miliki. Itu datang langsung dari Allah, yang dipilih untuk setiap orang secara khusus oleh-Nya. Allah mengharapkan kita untuk memelihara karunia itu dan menggunakannya untuk tujuannya. Karunia kita mungkin tidak tetap sama dalam sepanjang hidup kita. Jika kita setia melayani dengan satu karunia, Tuhan akan memberkati kita dengan karunia yang lain, seperti halnya hamba yang bijaksana yang menginvestasikan talenta mereka dalam perumpamaan Yesus. Pada beberapa titik dalam hidup, karunia kita dapat benar-benar berubah. Situasi dan kebutuhan masyarakat kita berubah, dan Allah selalu mampu membentuk kita menjadi sesuatu yang sangat berguna dalam memajukan kerajaan-Nya. Meskipun ada berbagai macam karunia, Roh yang sama bertanggung jawab untuk seluruh karunia. Paulus berkata: “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.... Tetapi semuanya
Sebuah
JAWABAN bagi Panitia Pemilih
PASAL 17
Oleh Daisy Hall
Karunia rohani untuk menyelamatkan
14
Adventist World | 04 - 2015
KARUNIA ROHANI dan pelayanan Pada setiap zaman, Allah mencurahkan karunia rohani kepada semua anggota gereja-Nya agar mereka bekerja dalam pelayanan penuh kasih untuk mendatangkan kebaikan bersama bagi jemaat dan manusia. Dicurahkan melalui Roh Kudus, membagikan kepada setiap anggota sebagaimana yang Dia kehendaki, karunia menyediakan semua kemampuan dan pelayanan yang dibutuhkan oleh gereja dalam memenuhi fungsi yang diurapi. Menurut Alkitab, karunia ini termasuk pelayanan iman, penyembuhan, nubuat, menyatakan, mengajar, administrasi, rekonsiliasi, kasih sayang, dan pelayanan dan amal untuk memberikan bantuan dan dorongan kepada banyak orang. Beberapa anggota dipanggil oleh Allah dan diberkati oleh Roh untuk suatu tujuan yang diakui gereja dalam penggembalaan, penginjilan, kerasulan, dan mengajar khususnya yang dibutuhkan untuk melengkapi anggota untuk melayani, membangun gereja kepada kedewasaan rohani, dan mendorong kesatuan iman dan pengetahuan mengenai Allah. Ketika anggota menggunakan karunia rohani sebagai pelayan setia terhadap berbagai anugerah Allah, gereja dilindungi dari pengaruh destruktif doktrin palsu, tumbuh dengan pertumbuhan yang berasal dari Allah, dan dibangun dalam iman dan kasih. (Roma 12:4-8; 1 Kor. 12:9-11, 27, 28; Efesus 4:8, 11-16; Kisah Para Rasul 6:1-7; 1 Tim. 3:1-13; 1 Petrus. 4:10, 11.)
Karunia rohani bukanlah sifat yang dapat kita miliki. Karunia rohani adalah cara Allah melengkapi kita menunaikan tugas. ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya� (1 Kor. 12:4-11). Sama seperti buah Roh, karunia rohani adalah hasil dari Roh Kudus yang bekerja dalam hidup kita. Jika kita telah menerima Roh Kudus ke dalam hati kita untuk mengubah kita menjadi lebih seperti Kristus dan untuk melakukan pekerjaan-Nya, kita juga menerima karunia dari Roh untuk membantu kita menyelesaikan pekerjaan itu. Beberapa karunia rohani yang tercantum dalam Kitab Suci meliputi kebijaksanaan, pengetahuan, penyembuhan, nubuat, mengajar, administrasi, memberi, belas kasihan, iman, penginjilan, dan hasil karya tangan, dan itu hanya sebagian (1 Kor. 12: 8-10, 28; Rm. 12:6-8; Efesus 4:11; Kel. 31:3). Ada berbagai macam karunia, dan masing-masing karunia sangat penting perannya bagi kerajaan Allah.
Menggunakan Karunia Anda
Ada tempat di dalam pelayanan gereja kita bagi orang dengan segala macam karunia yang menurut Allah dapat menjadi berkat bagi sesama. Beberapa karunia mungkin memiliki aplikasi yang lebih jelas daripada yang lain. Mereka yang memiliki karunia penyembuhan dapat menjadi pekerja perawat kesehatan. Mereka dengan karunia untuk mengajar dapat menggunakan karunia itu dengan berbagai cara baik di dalam atau di luar gereja Advent. Karunia untuk memberi, belas kasihan, dan iman tidak sesuai dengan pelayanan tertentu; sebaliknya saling mempengaruhi pelayanan dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks yang berbeda. Tidak ada karunia yang lebih besar dari yang lain, dan Allah mengharapkan semua karunia digunakan. Dalam 1 Korintus 12: 12-31 Paulus membandingkan gereja dengan tubuh manusia. Tubuh terdiri dari banyak bagian yang berbeda yang semuanya memiliki peran yang berbeda. Jika beberapa bagian tidak berfungsi dengan benar, seluruh tubuh menderita. Di gereja, setiap anggota tubuh memainkan peran penting dalam misi yang dipercayakan oleh Yesus. Jika kita mengantisipasi kedatangan Yesus dengan penuh sukacita, kita tidak bisa menyerahkan misi hanya kepada para pendeta, guru, atau pemimpin. “Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya“(ayat 17, 18). Tubuh dalam gereja membutuhkan setiap anggotanya untuk sepenuhnya berfungsi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan Tuhan. Karunia rohani merupakan bagian yang sangat penting dari dasar keyakinan kita. Kita sebagai anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa Allah telah memberi kita pekerjaan yang harus dilakukan, dan karunia rohani adalah caraNya melengkapi kita untuk menunaikan tugas itu. Dengan demikian, kita perlu menemukan apa karunia rohani kita, kemudian menempatkan karunia itu dengan baik. Dengan cara berkonsultasi dengan para pemimpin gereja dan dengan Tuhan dalam doa, setiap anggota jemaat dapat menemukan karunia rohani mereka dan mulai bekerja dalam pelayanan mereka. Kesempatan untuk mendapatkan suatu peran yang unik dalam gereja akan menjadi sesuatu yang membingungkan. Namun, dengan memberi kita berbagai karunia ini, Allah telah memungkinkan kita tidak hanya untuk melakukan pekerjaan ini, tetapi untuk dapat berhasil. Kita dapat mempercayakan kepada-Nya untuk memilih setiap karunia secara pribadi dan dengan tepat. Ketika kita mengerjakannya, kita akan memperoleh hasil lebih banyak untuk kerajaan-Nya daripada apa yang kita bayangkan. n
Daisy Hall adalah seorang siswa senior homeschooled (belajar di rumah) Sekolah Menengah Atas, ia tinggal bersama keluarganya di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dia gemar menulis, mempelajari teori, dan melakukan perjalanan. 04 - 2015 | Adventist World
15
CERITA S A M PU L
S
Oleh Gerald A. Klingbeil
“
angatlah rumit,” Anda mungkin mendengar seorang petani yang hidup pada masa Roma saat orang Palestina menghela napas ketika ditanya tentang politik dan agama di kotanya. Selain perjuangan sehari-hari untuk bertahan hidup, orang Palestina yang hidup pada abad pertama tarikh masehi harus bersaing dengan penindasan penjajah Romawi, para pemimpin setempat putus asa karena kurangnya kekuatan, partaipartai nasional pun siap untuk memulai pemberontakan yang dilakukan keesokannya, dan juga berbagai permasalahan agama. Agama memainkan peran utama dan terlibat dalam segala hal. Agama mempengaruhi gaya berpakaian; mempengaruhi apa, kapan, dan cara makan seseorang; cara melakukan hubungan dengan orang lain; dan bahkan memikirkan apa yang harus ditanam di ladang seseorang. “Sangatlah rumit” adalah kalimat yang sering diulang-ulang dalam kehidupan sehari-hari di Romawi yang dikuasai Palestina, ketika Yesus lahir setelah ”genap waktunya” (Gal. 4: 4). “Sangatlah rumit” menandai interaksi Yesus dengan kepemimpinan Yahudi, termasuk ahliahli Taurat, orang Farisi, dan Saduki. “Sangatlah rumit” juga terdengar akrab bagi orang yang hidup di abad kedua puluh satu, terlepas dari di mana Anda tinggal. Apakah di Eropa sekular atau di Favela Brasil; entah dalam suasana politik di Washington, D.C., atau dalam gejolak peperangan antara Suriah atau Irak: kita hidup di dalam dunia yang terpecah, dibelah oleh keyakinan agama, politik, atau ekonomi yang mendalam. Bahkan di dalam gereja kita sendiri, kita dapat melihat peningkatan perpecahan, bukannya berkomitmen untuk suatu interaksi dan integrasi sebagaimana yang Yesus doakan dalam Yohanes 17:21. Singkirkan isu-isu yang panas diperbincangkan seperti halnya “pengurapan perempuan,” “formasi spiritual,” atau “penciptaan, evolusi dan Kejadian 1” dalam percakapan persekutuan makan siang setelah gereja, dan kemungkinan besar akan menjadi bagian dari diskusi yang serius, terlalu sering menimbulkan kecurigaan pada orang dengan pendapat yang berbeda. Apa yang Yesus lakukan dalam menghada-
yesus TENGAH KLAIM DI
Di antara Saduki dan Farisi
pi konteks perpecahan seperti ini? Bagaimanakah Ia berhubungan dengan pendapat keagamaan orang di “kanan” atau “kiri?” Bagaimana Juruselamat dunia kita (tidak hanya Romawi atau Mediterania dunia yang dikenal) berhasil untuk tetap setia dengan prinsip Ilahi yang diyakini-Nya, namun tetap sepenuhnya terlibat dalam dunia ini? Yesus dan Konflik
Konflik adalah pokok pelayanan Yesus. Bukan berarti Dia hadir untuk itu; tetapi tampaknya kehadiran-Nya menyebabkan orang untuk mengambil sikap. Sebagian orang sangat menentang Bintang Kejora dari Nazaret. Yang lainnya hanya tertarik atau hanya menonton konflik yang telah terungkap. Kebanyakan sifat antagonis Yesus adalah milik lingkaran kepemimpinan Yerusalem. Yohanes menyebut mereka “orang-orang Yahudi” (Yohanes 1:19; 2:18; 5:16-18; 6:41; dll); pada kesempatan lain mereka juga diperkenalkan sebagai ahli-ahli Taurat, orangtua, atau penguasa (Matius 9:3; 16:21; Markus 3:22; Lukas 23:35; dll.), atau, lebih khusus, sebagai orang-orang Farisi dan Saduki (Mat. 3: 7; 9:11; 16:1, 12; Markus 12:18, karena ada banyak kelompok agama pada masa abad pertama Palestina, lihat keterangan hlm. 18-19). Konflik juga muncul dalam diri Yesus. Beberapa kali kita menemukan bahwa Dia menegur murid-murid-Nya sendiri karena mereka berupaya untuk memahami dunia mereka, misi Guru mereka, tradisi yang membesarkan mereka, dan kemanusiaan diri mereka sendiri (dan akhirnya jatuh). Ingat saja diskusi yang diulang-ulang tentang siapa yang akan menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Allah (Markus 9:34; Lukas 22:24). Namun, di tengah-tengah konflik, Yesus selalu bersedia untuk melibatkan semua orang, bahkan mereka yang dianggap sebagai lawan-Nya. Sebagai contoh, kita dapat lihat ketika Yesus melakukan percakapan yang akrab dengan Nikodemus di tengah malam, ia adalah seorang Farisi dan salah satu pemimpin Sanhedrin (Yohanes 3:1). Kita pun dapat melihat ketika Yesus berada di rumah Simon, orang Farisi lain, yang mengadakan pesta untuk menghormati-Nya (Lukas 7:3650). Ahli agama, Farisi, Saduki, penguasa, dan ahli Taurat tampaknya selalu berada di sekitar Yesus, mendengarkan penjelasan-penjelasan yang diberiI llustration
by
J e f f
kan-Nya, memperberdebatkan keyakinan mereka, dengan keras menentang, dan akhirnya, bersekongkol dengan sekuat tenaga untuk membungkam Dia yang kepada-Nya mereka tidak dapat menang. Beberapa kali Yesus merespons perangkap yang dibuat oleh lawan-Nya dengan cara yang kreatif dan mengejutkan. Ingat saat rombongan suci dari orang Farisi dan Herodian yang ingin tahu apakah “sah untuk membayar pajak kepada Kaisar, atau tidak” (Matius 22:17; Lihat ayat 15-28)? Mereka pikir mereka akan membuat-Nya terpojok, namun respons-Nya yang tak terduga membuat mereka kagum dan membuat mereka meremas-remas tangan mereka dengan penuh frustrasi. Salah satu alasan mengapa Yesus membuat para pemimpin Yahudi diliputi begitu banyak kesedihan adalah karena Ia tidak dapat dijebak dengan mudah di beberapa titik dalam masa spektrum teologi-Nya. Satu ketika Dia “membisu” kepada orang Saduki saat menanggapi pertanyaan sesat mereka tentang kebangkitan (ayat 23-33); kemudian Dia menavigasi dengan piawai suatu pertanyaan yang rumit dan halus mengenai “perintah terbesar dalam Hukum” (ayat 36) yang diajukan oleh orang Farisi. Lagi-lagi ia menolak untuk menjawab permintaan kurang iman mereka mengenai tanda mukjizat (Mat 12:38-45; 16:1-4),1 namun pada kesempatan lain melibatkan mereka secara langsung dalam diskusi (Mat. 22:41-46). Injil Matius adalah yang paling lengkap menceritakan interaksi terpenting antara Yesus dengan orang Farisi, ahli Taurat, dan ahli agama. Dalam rangkaian tujuh “celaka” Yesus menyesalkan kebanggaan spiritual dan kebutaan lawanNya (Mat. 23). Dalam budaya Ibrani celaka menunjukkan pernyataan berkabung dan kematian yang segera (atau baru) terjadi. Hanya dengan membaca kalimat itu tanpa mendengar nada suara-Nya, kita dapat memiliki kesimpulan bahwa ini adalah perkataan marah dari Yesus. Padahal kita tahu bahwa misi Yesus pada saat itu bukanlah untuk pembalasan, amarah, atau kekesalan; sebaliknya, teguran-Nya ini ditandai dengan semangat kasih sayang dan permohonan-Nya agar mereka kembali. “Belas kasihan Ilahi kelihatan pada wajah Anak Allah,” tulis Ellen White, “ketika Ia menatapi bait suci dan kemudian pada para pendengar-Nya. Dalam suara yang tertahan-tahan oleh dukacita yang
D e v er
and
B rett
M eliti
dalam dan air mata kepahitan Ia berseru, ‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi, dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anakanaknya di bawah sayapnya,...?’ Itulah ucapan perpisahan yang sukar dipahami dari kasih Ilahi yang panjang sabar.“2 Mengklaim bahwa Yesus adalah pusat di mana Allah berinteraksi dengan orang yang ada di sekitar-Nya tidak dipandu oleh “kebenaran politik” atau peluang strategis. Sebaliknya, didorong oleh “kasih yang tidak akan membiarkan aku pergi (love that will not let me go),” sebagaimana yang ditulis oleh pendeta abad ke-19 di Skotlandia yang bernama George Matheson. Dia tahu bahwa diriNya berada di tengah kehendak Allah. Hal inilah yang menarik orang kepadaNya. Yesus benar-benar berbeda: Dia berbicara dengan berbeda; teologinya mudah untuk dimengerti dan bagaikan jenis garam dan tanah yang dapat dihargai setiap orang; Kerendahan hatinya adalah teladan; upaya-Nya untuk meringankan penderitaan tampak tak kenal lelah. Bertahan saja, Anda mungkin berkata, tidakkah Anda mencatat setiap saat ketika terjadi konflik dalam kehidupan Yesus, dan sekarang Anda menyatakan bahwa, meskipun konflik tampaknya konstan, tapi Ia berhasil menjangkau dunia-Nya? Ya— dan sekali lagi ya. Sementara Yesus tidak mengelak akibat konflik, terutama konflik teologi, Dia melakukan pertarunganNya dengan hati-hati, dan Dia tidak pernah jatuh ke dalam perangkap yang dibuat oleh orang itu dengan rapi. Anda mengetahui, mereka yang menyebut dirinya “liberal,” “konservatif,” “ultrakonservatif,” “arus utama,” atau “tidak peduli.” Apakah itu Farisi atau Saduki, kaya atau miskin, berpendidikan atau buta huruf, Yesus memandang kepada diri seseorang, bukan teologinya. Namun Dia tidak pernah goyah pada kebenaran dan prinsipprinsip Ilahi yang dimiliki-Nya. Setahun yang lalu saya menghabiskan musim panas dengan membaca Injil. Pada masa liburan; Saya mempunyai lebih banyak waktu bersama firman daripada saat bekerja di kantor redaksi yang sibuk, dan merasa tertarik dengan bagaimana Yesus terlibat dengan para ahli agama dan pemimpin selama masa kehidupanNya di dunia. Enam prinsip penting
04 - 2015 | Adventist World
17
CERITA S A M PU L muncul ketika saya mengikuti Yesus melalui buku Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. 1 Yesus tidak pernah memihak— gantinya, Dia gunakan Kitab Suci. Se-
mentara orang Farisi difokuskan pada Taurat, kemurnian upacara dan seluk-beluk hukum yang berkaitan dengan adas manis dan jintan (Mat. 23:23), dalam sisi spektrum teologi yang lain, orang Saduki mengabaikan Firman karena mereka meragukan inspirasinya. Pemikiran Helenistikal mereka tidak menyukai primitif literal dari lawan teologi mereka. Dengan jelas Yesus mengidentifikasikan hal ini ketika Dia menyimpulkan dilema orang Saduki sebagai “kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah” (Markus 12:24). Ketika kita memikirkan Yesus, tentu kita akan mendengar kepada-Nya yang terus mengutip dan melibatkan seluruh Kitab Suci. 2 Yesus berfokus pada misi-Nya, misi Allah, dan tidak teralihkan oleh permainan kekuasaan dan perdebatan teologi. Setelah menyembuhkan ibu
mertua Simon, dan banyak orang lain, Yesus berdoa di tempat yang tenang (Markus 1:29-39). Para murid masih ter-
pesona dengan apa yang mereka lihat hari sebelumnya. Ini adalah saat di mana dampak yang mereka lakukan semakin kuat di Kapernaum. Semua orang mencari Yesus. Namun, bukannya semakin memperkuat, Yesus malah berpindah untuk suatu misi jauh lebih besar daripada Kapernaum. “Marilah kita pergi ke tempat lain,” kata Yesus kepada Petrus, “supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang” (Markus 1:38). Entah bagaimana, tampaknya fokus misi berjalan jauh untuk mengatasi kebuntuan teologi. 3 Yesus gunakan semua orang , bahkan musuh-musuh-Nya. Kita sudah mengetahui bahwa kasih-Nya bagi semua orang dinyatakan melalui tindakan. Berikut ini adalah contoh besar lainnya. Kita dapat menemukan cerita dalam Matius 19:16-24: Seorang penguasa yang melemparkan pertanyaan yang sulit kepada Yesus: “Apakah yang harus aku lakukan agar memiliki hidup yang kekal?” Saya yakin semua orang mengetahui kisah yang satu ini. Yesus menyoroti hukum kedua dari Sepuluh Hukum, perintah-perintah yang mengatur hubungan manusia. “Semua ini telah aku lakukan
Konflik adalah inti dalam pelayanan Yesus. sejak masa mudaku,” jawabnya. Yesus tidak pernah mempertanyakan pernyataan ini, tetapi menempatkan jari-Nya tepat di tempat yang sakit: “Juallah segala sesuatu yang kau miliki....” Anda pasti tahu kisah selanjutnya. Pemuda itu berpaling dengan sedih karena ia memiliki harta yang besar. Yesus tidak berpaling; Dia memandang pemuda—dengan sedih dan penuh kasih. 4 Yesus mengakui pentingnya apa yang dinubuatkan. Dia datang tepat waktu; Ia melayani tepat waktu; dan Dia mati tepat waktu (lih. Dan 9:24-27). Dalam khotbah-Nya, Yesus mengidentifikasi rencana Allah yang diberitakan oleh para nabi zaman dahulu. Setelah pemen-
KELOMPOK DI ABAD PERTAMA Abad pertama T.M. Palestina membual berbagai kelompok agama dan sekte. Kita mengetahui Alkitab; beberapa kelompok tidak disebutkan dalam ayat Alkitab tetapi diketahui dari sumber di luar Alkitab (seperti sejarawan Yahudi Josephus, filsuf Yahudi Philo, penulis Romawi, atau teks rabi kemudian hari). Keberadaan mereka menggarisbawahi fakta bahwa kehidupan di Palestina benar-benar kompleks.
18
Adventist World | 04 - 2015
FARISI: Suatu kelompok yang kebanyakan terdiri dari orang awam, bukan imam, kelompok yang berfokus pada penafsiran hukum baik yang tertulis maupun lisan. Mereka tertarik pada kemurnian upacara dan persepuluhan, percaya pada kehidupan setelah kematian dan penghakiman, dan menekankan pengajaran hukum lisan. Seperti semua kelompok Yahudi pada waktu itu, mereka sangat tertarik pada masa depan Israel dan menjanjikan harapan mesianis. SADUKI: Sebuah kelompok yang lebih kecil dari pemimpin yang kebanyakan adalah orang kaya, sering disebut dengan kelas elit imam. Rupanya mereka sangat Helenis (disebut dan digunakan filsafat Yunani), sementara pada saat yang sama mendukung agenda nasionalis. Mereka tidak percaya pada kehidupan setelah kematian yang melibatkan penghakiman atau hukuman dan imbal-
jaraan Yohanes, Yesus meninggalkan Nazaret dan membuat Kapernaum sebagai pusat operasi-Nya. Matius 4:14 mengatakan bahwa Ia melakukan ini untuk memenuhi nubuatan (lih. Yes. 9:1, 2). Ketika Yesus sedang melakukan perjalanan di luar Palestina, di sepanjang pantai Mediterania di daerah Tirus dan Sidon, ada seorang wanita yang meminta kesembuhan bagi putrinya yang sakit sedang mengikuti-Nya, Dia mengakui bahwa pelayanan-Nya terutama “bagi domba-domba yang hilang dari... Israel“ (Mat. 15:24). Setiap pelayanan-Nya selaras dengan nubuatan. 5 Jesus berbicara dengan cara yang berbeda. Entah mengapa, di luar mukjizat dan tanda-tanda yang diberikan-Nya, para pengikut Yesus menyadari perbedaan ini. Matius merangkum-Nya seperti ini: “Takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat” (Matius 7:28, 29). Yesus tidak hanya menggunakan bahasa yang segar dan mudah dimengerti. Dia berbicara dengan otoritas, sesuatu yang dapat dilakukan oleh lawan-Nya. Orang Farisi adalah ahli dalam tradisi hukum lisan; orang Saduki berbicara bahasa Yunani dengan lancar dan mencoba untuk mengasimilisasi bu-
daya Helenistis. Namun Yesus berbicara dengan otoritas yang tidak berkesan resmi atau yang telah ditunjuk. 6 Yesus akhirnya menunjukan kuasa Allah. Perkataan-Nya diikuti oleh tindakan. Dia menunjukkan kuasa Allah, dan orang “takjub” (Mat. 12:23; Mrk. 1:27). Alih-alih bagaikan tong kosong, pelayanan penyembuhan Yesus menyentuh saraf orang yang mendambakan Tuhan yang eksis untuk mereka: Tuhan yang akan menyentuh dan merangkul ciptaan-Nya dan berjalan dengan mereka di jalan-jalan yang berdebu dan kotor dari dunia yang telah (dan masih) mencari kebenaran.
orang yang saya sukai, dan acuh terhadap orang yang tidak saya sukai. Fokus-Nya terhadap misi-Nya, misi kita, dan pengakuan terhadap nubuatan adalah yang pertama yang perlu diingat. Akhirnya, ada suatu pertanyaan penting yang dipertanyakan, apakah keterlibatan kita berdasarkan pada otoritas Allah (bukan kepada kita) dan disertai dengan kuasa Allah (atau tidak sama sekali)? Tidak diragukan lagi: Ini sangat kompleks. Tidak diragukan lagi: Kita telah disakiti. Namun, kita dipanggil, bersamasama, untuk bergerak maju dan mengklaim tempat di mana Yesus berada: Tepat di dalam kehendak Allah. n
Sangatlah Kompleks
1 Yesus menjanjikan mereka “tanda Yunus” (Lukas 11:29; Mat. 12:39; 16:4). 2 Ellen G. White, Alfa dan Omega (Bandung: Indonesia Publishing House, 1999), jld. 2, hlm. 251.
Dapatkah kita belajar dari Guru ketika kita mencoba untuk menjelajahi kompleksitas dari gereja kita yang sedang menghadapi pertemuan penting General Conference di San Antonio tahun ini? Maukah kita melakukan sebagaimana Ia melibatkan semua orang dari semua garis dan warna? Fokus Yesus terhadap Firman Allah, dalam Firman yang diungkapkan secara keseluruhan berdasarkan penafsiran, kemampuan-Nya untuk melanjutkan pembicaraan dengan semua orang, sungguh menantang saya. Saya cenderung hanya mendengarkan orang-
Gerald A. Klingbeil
melayani sebagai Associate Editor Adventist World. Seorang yang terkadang menjadi Farisi dan Saduki, Gerald bersyukur karena ia menemukan Yesus sebagai pusat.
AGAMA T.M. Palestina an. Tulisan rabi memberitahu kita bahwa mereka memiliki idealisme kemurnian yang berbeda dari orang Farisi. Mereka menentang tradisi lisan. Essenes: Kelompok ini tidak disebutkan dalam Perjanjian Baru. Beberapa ahli telah menyatakan bahwa kelompok ini tinggal di tepi Laut Mati di Khirbet Qumran, tempat di mana gulungan terkenal ditemukan pada tahun 1947, diidentifikasi sebagai Essenes. Mereka memiliki aturan ketat yang pada awal tiga tahun, membagi harta bersama, (mungkin) tidak menikah, kemurnian upacara, pekerjaan masyarakat, dan tertarik pada Alkitab dan interpretasinya. Herodian: Sebuah kelompok yang bersekutu dengan dinasti Herodes yang aktif secara politik dan teologi yang hampir selaras dengan Saduki.
Zealot: Kelompok ini secara resmi dibentuk pada tahun 67- 68 T.M. Namun, sikap anti-Romawi mereka dan rasa mesianis terhadap pembebasan dari Romawi dan penindasan aristokrat Yahudi sudah hadir selama zaman Yesus. Fanatik lebih terfokus pada politik dan aksi militer daripada bidang teologi, meskipun tindakan mereka berdasarkan pada alasan teologi.
04 - 2015 | Adventist World
19
K E H I D U PA N
ADVENT
A
pakah yang dimaksud dengan misi? Kamus Noah Webster mendefinisikan kata “misi” sebagai “yang dikirim atau didelegasikan oleh otoritas, dengan kuasa tertentu untuk melakukan bisnis; komisi; diutus.“1 Istilah teologi Kristen Latin adalah missio Dei,2 memberi kita sumber misi. Hal ini menunjukkan bahwa misi dimulai Allah, yang mengirimkan misionaris itu sendiri. Mengacu pada bidang misi. Stefan Paas mengatakan, “kita tidak harus membatasi ‘misi’ ke negara-negara jauh.”3 Dengan kata lain, “misi tidak boleh didefinisikan oleh alamat atau lokasi geografis.”4 Agar semua misionaris dapat menjadi sukses di ladang misi, “seorang yang bertotalitas”—yaitu kepala, hati dan tangannya harus dilibatkan. Kita harus berkomitmen penuh kepada Tuhan, melayani orang lain, dan membagikan kabar untuk mengubah kehidupan, termasuk kehidupan kita sendiri. Kepala
Misi dimulai dari kepala, di mana otak dan kesadaran kita terletak, dan di mana pemikiran kita berlangsung. Untuk menjadi orang percaya, kita harus menerima Yesus dalam pikiran kita.5 Rasul Paulus berkata: “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4: 7). Kata “segala akal” adalah nous, Yunani, yang berarti “pikiran.” Kata ini mengacu pada kemampuan untuk berpikir, bernalar, mengerti, dan memahami. Hal ini juga menggambarkan pikiran sebagai sumber dari segala emosi. Dalam bahasa Yunani, kata “pikiran” mewakili kekuatan batin seseorang. Ini adalah pusat kontrol manusia.6 Dengan demikian diketahui bahwa kondisi pikiran adalah apa yang menentukan kondisi hidup seseorang. Mengomentari pentingnya pikiran, Ellen G. White menulis: “Bila pikiran manusia dihubungkan dengan pikiran Allah, yang terbatas dengan yang Tidak Terbatas, pengaruh pada tubuh dan pikiran dan jiwa tidak ada batasnya. Dalam hubungan itu didapati pendidikan yang paling tinggi. Itulah cara Allah sendiri untuk memperkembangkan.”7 Ini berarti bahwa sikap positif terhadap Allah akan berdampak dan mempengaruhi pikiran, perasaan, dan cara kita berperilaku atau melakukan sesuatu.
20
Adventist World | 04 - 2015
Kepala, Hati, dan Tangan
Oleh Youssry Guirguis
Misi menggunakan ketiganya
Hati
Hati adalah “dasar,” atau pusat emosi. Di sinilah kita dapat merasa dan mengantisipasi apa yang kita percaya, dan di mana Firman Tuhan mulai melakukan pekerjaan iman. “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Rm. 10:17). Iman bukan hanya aplikasi mekanik kebenaran; tapi juga mempengaruhi apa yang kita rasakan. Seorang misionaris harus memiliki gairah untuk misi. Siegfried H. Horn mendefinisikan “hasrat” sebagai “emosi atau keinginan yang kuat.”8 The Cassell Concise Dictionary memberikan arti yang mirip: “Emosi yang kuat menaklukkan akal budi” dan memerlukan “hasrat antusias.”9 Dengan demikian, hasrat adalah “perasaan yang kuat, yang mendorong, yang tak dapat diatasi oleh perasaan atau keyakinan.”10 Bagaimanapun juga adalah sangat penting untuk mengingat bahwa meskipun iman akan mempengaruhi bagaimana perasaan seseorang, tetapi perasaan kita seharusnya tidak mempengaruhi iman kita. Ini adalah suatu hal yang berbeda. Ketika Rasul Petrus menulis surat kepada kaum wanita dalam 1 Petrus 3:4, ia menginstruksikan mereka untuk memberikan perhatian khusus pada kata “manusia batiniah”. Kata “batin/heart” adalah kardia (jantung) dalam bahasa Yunani.
Meskipun Petrus tidak mengacu pada organ yang sebenarnya, organ jantung adalah organ vital serta pusat tubuh. Meskipun jantung tidak terlihat oleh mata biasa, tubuh manusia tidak bisa hidup tanpanya. Ini memiliki dampak besar pada setiap bagian dari tubuh manusia karena memompa darah melalui arteri dan kepada sekian banyak mil pembuluh darah. Dengan demikian jantung mempengaruhi kemampuan seseorang untuk hidup dan berfungsi. Petrus memberikan pemahaman yang kuat bagi jiwa manusia kepada para pembaca. Demikian pula, orang Mesir kuno percaya bahwa “setiap firman datang melalui isi hati dan perintah lidah.”11 Sebagaimana yang digunakan oleh bangsa Mesir kuno, kata “hati” memiliki makna kiasan untuk menyebut batin seseorang, yaitu perasaan tinggal dan mendorong tindakan kita. Dengan kata lain, jika hati seseorang diisi oleh kehidupan Allah, ia akan memompa kehidupan ke setiap bagian dari orang tersebut. Oleh karena itu, apa yang berada di dalam hati akan terlihat dari kehidupan dan perilaku seseorang, dan akan mempengaruhi cara kita berhubungan dengan orang lain. Jiwa manusia merupakan kekuatan kehidupan setiap orang. Sebagaimana yang Ellen White amati: “Masing-masing orang yang dalam hatinya Kristus tinggal, akan menunjukkan kasih-Nya kepada dunia,
P hoto :
D ube
M tho k o z isi
WISUDA SOLUSI: Solusi University di Zimbabwe, Afrika Selatan, di mana penulis tinggal, belajar, dan bertugas selama 12 tahun, merupakan inspirasi bagi artikel ini. “Para profesor, staf, dan mahasiswa di Solusi memberi contoh semangat misi sejati yang berdasarkan kasih, kesabaran, ketabahan, sukacita, komitmen, kebaikan, dan pelatihan mereka,” kata Youssry Guirguis. adalah pekerja bersama-sama dengan Allah membawa berkat bagi manusia. Sementara ia menerima dari Juruselamat rahmat untuk dibagikan kepada orang lain, dari dirinya sendiri akan mengalir pasang dari kehidupan rohani.“12 Kristus mengatakan bahwa” dari hati timbul pikiran jahat, pembunuhan, perzinaan, percabulan, pencurian, sumpah palsu, hujatan” (Mat. 15:19). Hal-hal seperti inilah yang merusak misi dan persatuan kita. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah gereja yang berorientasi pada misi. Jadi tidak mengherankan jika Ellen White meminta perhatian gereja untuk tetap bersatu bukannya terpecah. Dia memperingatkan gereja untuk “berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk mencapai persatuan. Doakanlah dan kerjakanlah hal itu. Hal itu akan mendatangkan kesehatan rohani, meninggikan derajat pemikiran, memuliakan tabiat, selalu memikirkan surga, menyanggupkan kamu mengalahkan sifat mementingkan diri dan prasangka jahat, dan menjadi pemenang melalui Dia yang mengasihi kamu dan menyerahkan diriNya bagi kamu.13 Russell Brownsworth menceritakan kisah Lord Nelson dari Inggris ketika ia memasuki pertempuran penting. Lord Nelson mendengar bahwa ada dua orang perwiranya yang berselisih, sehingga ia menyebut memanggil dan berkata, “Tuan-tuan, berikan padaku tangan kalian.” Kedua perwira itu pun meletakkan tangan mereka di atas tangan sang komandan, dan komandan pun memeras dengan kuat tangan mereka. “Tuan-tuan,” katanya, “ingat, musuh ada di luar sana!” Ini adalah kisah yang besar mengenai kekuatan atas persatuan dalam tindakan. Supaya kita memiliki kesatuan dalam tindakan ketika kita terlibat dalam pekerjaan misi, kita harus menjadi pengikut Kristus dan memberitakan-Nya ke seluruh dunia. Kita harus berakar di dalam Firman Tuhan dan menghabiskan banyak waktu untuk berdoa. Dengan cara ini kita akan membawa “khotbah di sepatu” dan membawa jiwa-jiwa yang hilang kepada Yesus (lihat Matius. 28:19).
Tangan
Tangan melambangkan tindakan. Kita bekerja, berbicara, dan melayani dengan menggunakan tangan kita. Bahkan kita bertarung dengan tangan kita. Kita menggunakan tangan kita untuk menandatangani kontrak, untuk menggunakan mikroskop, atau memainkan alat musik. Tangan bisa menunjukkan kegembiraan atau kejijikan. Maka, ketika kepala dan hati yang selaras dengan misi Allah, tangan pun akan ikut selaras juga. Kita tidak boleh berdiam. Kita harus aktif dalam pelayanan masyarakat dan membantu orang lain. Tidak perlu menunggu sampai semua kondisi menjadi “benar” ketika kita terlibat dalam pelayanan. Seorang penerbit dan penulis Amerika yang bernama William A. Feather menjelaskan dengan baik ketika ia berkata: “Kondisi tidak akan pernah tepat. Orang yang menunda suatu tindakan/pekerjaan sampai semua kenyataan tampak menguntungkan, sesungguhnya mereka tidak melakukan apa-apa.“14 Ellen White juga menekankan tentang pentingnya bekerja: “Dalam pekerjaan, kita harus menjadi pekerja bersama dengan Allah. Ia mengaruniakan dunia ini kepada kita dan segala harta yang terdapat di dalamnya; akan tetapi kita harus menyesuaikannya kepada kegunaan dan kesenangankita. Ia membuat pohon-pohon bertumbuh; dan kita mendapat kayu untuk membangun rumah. Ia telah menyembunyikan dalam bumi ini emas dan perak, besi dan batu bara; akan tetapi hanya melalui kerja keras kita dapat memperolehnya.... Tidak ada pria atau wanita yang turun martabatnya hanya oleh melakukan pekerjaan yang jujur. Yang dipandang hina itu adalah kemalasan dan ketergantungan diri sendiri.”15 Menjaga Semuanya Tetap Seimbang
Kita harus memiliki pemahaman yang seimbang mengenai misi, yang melibatkan seseorang secara keseluruhan: Kepala, hati, dan tangan. Ketika kita sungguh-sungguh mempelajari kehen-
dak Allah akan misi, kita akan bertahan dalam melakukannya. Peran setiap orang dalam misi tentu bervariasi dari individu ke individu, tetapi kita semua harus memiliki hati yang benar-benar berkomitmen kepada Allah dan bersedia untuk melayani setiap diperlukan. “Biarlah semua orang yang menyembah Allah membuka mulutnya untuk pujian, hatinya untuk menerima, pikirannya untuk merenungkan, materinya untuk dedikasi, dan tangannya dalam persekutuan.”16 Pada akhirnya, semua ini adalah mengenai kasih, yang dinyatakan melalui tindakan pengorbanan. Ini berarti memberikan diri kita untuk menolong orang lain dan membagikan kepada orang banyak pekabaran Injil. Mungkin Anda akan dirugikan untuk mengasihi dengan cara seperti ini, tetapi keuntungannya pasti kekal.17 n 1 Noah Webster, An American Dictionary of the English Language (1828), s.v. “mission.” 2 “Misi Allah” atau “Diutus Allah” 3 Stefan Paas, “Prepared for a Missionary Ministry in 21st Century Europe,” European Journal of Theology 20, no. 2 (2011): 119-130. 4 Ibid. 5 Beberapa buah pikiran dan judul diambil dari khotbah “The Head, the Heart, and the Hands,” oleh W. Alderman. 6 Rick Renner, Sparkling Gems From the Greek: 365 Greek Word Studies for Every Day of the Year to Sharpen Your Understating of God’s Word (Tulsa, Okla.: Rick Renner, 2003), hlm. 751. 7 Ellen G. White, Alfa dan Omega, (Bandung: Indonesia Publishing House, 1998), jld. 7, hlm. 107. 8 Siegfried H. Horn, Seventh-day Adventist Bible Dictionary, rev. ed. (1979), s.v. “passion.” 9 The Cassell Concise English Dictionary (1989), s.v. “passion.” 10 Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary, 11th ed. (2003), s.v. “passion.” 11In MindReach Library, www.cosmic-mindreach.com/Egypt_ Part1.html, diakses 27 Januari 2014. 12 Ellen G. White, Alfa dan Omega, (Bandung: Indonesia Publishing House, 1998), jld. 7, hlm. 12. 13 Ellen G. White, Nasihat Bagi Sidang, (Bandung: Indonesia Publishing House, 1998), hlm. 184. 14 www.worldofquotes.com/author/William+Feather/1/index.html. 15 Ellen G. White, Membina Pendidikan Sejati, (Bandung: Indonesia Publishing House, 2005), hlm. 200, 201. 16 Oleh Keith Huttenlocker. Lihatlah www.churchesofchrist.net/ authors/Grady_Scott/thingsbeforeworship.htm. 17 Saya sangat berutang budi pada Canaan Mkombe (pengajar senior di Solusi University) untuk mengoreksi aksara artikel ini dan menambah pandangan di dalamnya.
Youssry Guirguis
memegang gelar S2 dalam agama dari Solusi University. Dia sedang mengambil gelar S3 dalam studi Alkitab di Adventist International Institute of Advanced Studies di Filipina.
04 - 2015 | Adventist World
21
ROH
NUBUAT
K
ristus sangat bijaksana, memberikan keputusan yang terbaik ketika Ia menerima Yudas menjadi salah satu murid-Nya, meskipun Dia tahu ketidaksempurnaan karakter Yudas. Yohanes tidak sempurna; Petrus menyangkal Tuhannya; namun dari orang seperti inilah gereja Kristen awalnya terbentuk. Yesus menerima mereka agar mereka juga bisa belajar dari Dia sebagai yang miliki karakter Kristen yang sempurna. Tugas setiap orang Kristen adalah untuk mempelajari karakter Kristus. Pelajaran yang Yesus berikan kepada murid-
kebenaran; dan sementara ia berlatih mengkritik dan mengutuk orang lain, ia mengabaikan jiwanya sendiri, memuja dan memperkuat sifat-sifat jahat alami yang semakin lama semakin mengeras sampai membuatnya tega menjual Tuhannya seharga tiga puluh keping perak. Marilah kita membawa jiwa kita untuk melihat pada Yesus! Memberitahu setiap orang betapa berbahayanya mengabaikan kesehatan jiwa kekalnya sendiri dengan hanya melihat kepada jiwa orang lain yang sakit, membicarakan tentang karakter yang tidak biasa yang ditemukan pada mereka yang
Oleh Ellen G. White
Merenungkan
Kesempurnaan
Kristus
Mempelajari karakter Kristus adalah tugas kita. murid-Nya tidak selalu selaras dengan pertimbangan mereka. Ada perbedaan besar antara kebenaran yang Dia ajarkan, yang menjangkau surga dan mengelilingi kekekalan, dan halhal yang berkaitan dengan umum, yang hanya sementara, dan hanya kehidupan duniawi. Sang Penebus dunia pernah berusaha untuk membawa pikiran dari duniawi ke surgawi. Kristus terus mengajar murid-murid, dan pelajaran-Nya yang kudus memiliki pengaruh yang terserap pada karakter mereka. Hanya Yudas yang tidak menanggapi penerangan Allah. Dia kelihatannya benar, namun ia cenderung untuk menuduh dan menyalahkan orang lain. Yudas datang kepada Kristus bersama dengan semangat pembenaran dirinya; dan jika ia bertanya, “Apakah yang masih kurang?” Yesus akan menjawab, “Mematuhi perintahperintah.” Yudas adalah seorang yang egois, tamak, dan pencuri, namun ia masuk di antara murid Yesus. Dia cacat dalam karakter, dan ia gagal untuk mempraktikkan firman Kristus. Dia memperkuat jiwanya untuk melawan pengaruh
22
Adventist World | 04 - 2015
menyatakan nama Kristus. Jiwa kita tidak akan menjadi lebih seperti Kristus dengan mengamati kejahatan, malah kita akan seperti si jahat yang menonton. Cinta diri, pemanjaan diri, tidak dapat mengekang diri, emosi yang meluap, perasaan sensitif dan mudah marah, sifat sensitif dan membanggakan pendapat, sulit menerima nasihat, tidak kudus, penilaian independen, semua ini akan nyata di dalam diri orang yang mengkritik sebagaimana pada orang yang mereka kritik. Mereka bertindak seolah-olah bukan Kristus yang menjadi pola dan teladan mereka. Betapa kita perlu waspada terhadap perangkap Setan. Melayani Allah
Rasul Paulus menulis tentang orang pilihan Allah, dan mengatakan, “Banyak dari mereka yang membuat Allah tidak senang, karena mereka dapat digulingkan ketika berjalan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita
P hoto :
C é lio
S il v eira
menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat.” Dan kepada sejumlah dosa yang mendukakan Roh Allah; kembali rasul mengatakan, “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!” Bukanlah suatu hal yang tidak biasa ketika kita melihat ketidaksempurnaan pada diri mereka yang melakukan pekerjaan Tuhan. Pergi saja ke tempat di mana ada sebuah ge-
rasa bingung dan putus asa. Ketika kita melihat kelemahan manusia, sesungguhnya adalah tujuan Allah untuk membawa kita berpaling kepada-Nya, dan tidak ada alasan apa pun untuk bersandar pada manusia, atau membuat sifat daging menjadi senjata kita. Mari kita ingat bahwa Imam Besar kita akan mengakui kita dan mencurahkan kasih kemurahanNya bagi umat tebusan-Nya. Dia senantiasa ada untuk menjadi Pengantara kita. Jika kita berdosa, kita memiliki Pembela di hadapan Bapa, Yesus Kristus yang benar. Darah Yesus tercurah dengan penuh kuasa bagi mereka yang hilang, bagi mereka yang memberontak, bagi mereka yang berdosa terhadap sinar dan kasih. Setan berdiri di sebelah kanan kita untuk menuduh kita, dan Pembela kita berdiri di sebelah kanan Allah untuk memohon bagi kita. Dia tidak pernah kalah dalam segala kasus yang telah dibawa kepada-Nya.... Dia mengatakan, “Dan Aku
Kita adalah bagian dari jaringan manusia yang besar. Kita berubah menjadi gambar apa yang kita pikirkan. reja besar, di mana kepentingan yang penting dipertaruhkan, sebagai mana yang terjadi di Battle Creek, di sana kita bisa melihat persekongkolan Setan; namun janganlah kiranya hal ini membuat kita berkutat pada ketidaksempurnaan mereka yang telah menyerah pada godaan itu. Bukankah akan lebih menyenangkan bagi Allah untuk mengambil pandangan yang tidak memihak, dan melihat berapa banyak jiwa yang melayani Tuhan, memuliakan serta menghormati Dia dengan talenta dan kecerdasan yang mereka miliki? Bukankah lebih baik bagi kita untuk memikirkan mukjizat kuasa Allah yang indah dalam mengubah si pendosa yang dirusak oleh dosa, yang terpolusi secara moral, mereka yang telah berubah sehingga karakter Kristus ada dalam diri mereka, mengambil bagian dalam kodrat Ilahi, yang telah luput dari dunia yang penuh nafsu? Jaringan Manusia
Kita adalah bagian dari jaringan manusia yang hebat. Kita berubah menjadi gambar apa yang kita pikirkan. Jadi adalah sangat penting untuk membuka hati kita kepada hal-hal yang benar dan informasi yang indah dan baik. Biarkan sinar Matahari Kebenaran masuk ke dalam hati. Jangan mengagumi salah satu akar pahit yang dapat membuat sekitarnya rusak. Hal-hal buruk yang berkembang di Battle Creek atau di tempat lain seharusnya tidak menyebabkan kita me-
tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.... Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.... Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia,” sehingga mereka akan mengambil bagian bersama Aku dalam hal penyangkalan diri, pengorbanan diri, dan dalam penderitaan-Ku. Ya, Dia memandang pada umat-Nya yang berada di dunia ini, dunia yang penuh dengan kesesakan, yang telah dirusak dan terkutuk, dan Ia tahu bahwa mereka membutuhkan simpati dan kasih-Nya. Para pendahulu kita telah masuk dalam tabir, namun dengan rantai emas kasih dan kebenaranNya, ia terhubung dengan umat-Nya dalam simpati yang lebih dalam. n
Diambil dari artikel “Contemplate Christ’s Perfection, Not Man’s Imperfection,” telah terbit dalam Review and Herald, 15 Agustus 1893. Umat Advent percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mempraktikkan karunia bernubuat Alkitabiah selama lebih dari 70 tahun pelayanan publik.
04 - 2015 | Adventist World
23
WARISAN
ADVENT
Oleh Elaine Tarr Dodd
Malaikat Bekerja di
Afrika Selatan
Dua Jam Belajar Bersama Orang Asing
M
embaca bukanlah hal yang disukai Ida, tetapi kisah yang ditemukan dari buku-buku ketika ia duduk di bangku kelas empat, menarik dan sangat berkesan baginya. Dengan judul “The Transport Rider,” suatu kisah mengenai Fletcher Tarr yang tumbuh di Afrika Selatan selama tahun 1800-an, bekerja untuk mengangkut barang ke pertambangan berlian, dan selama proses itu ia pun belajar tentang Sabat hari ketujuh. Ketika Ida membaca kisah itu, ia merasa suatu kehadiran yang begitu kuat seolah-olah berada di belakangnya.... Latar Belakang para Pionir David Fletcher Tarr lahir pada tahun 1861, ia adalah anak keduabelas dari enambelas bersaudara James dan Hannah (Brent) Tarr, seorang Kristen Methodist Wesleyan yang setia. Keluarga Tarr dan Brent telah memilih Afrika Selatan di antara mereka yang sekarang dikenal sebagai Settlers 1820. Sebagai imigran baru mereka mengubah tempat seperti hutan menjadi suatu tempat yang dapat mereka sebut sebagai rumah, membangun rumah, sumur, dan kebun, dan sebuah gereja dekat sebuah bukit yang mereka beri nama Clumber, yang hingga saat ini masih digunakan orang untuk berbakti. Fletcher Tarr, seorang atlet yang handal dan penembak ulung juga adalah seorang yang mencintai Alkitab, menjadi guru sekolah Minggu pada usianya yang ke-15, dan kemudian seorang pengkhotbah awam. Pada tahun 1887 sepupunya Albert Davies dan istri Albert memutuskan untuk mengangkut persediaan menggunakan gerobak lembu ke tambang berlian Kimberley, sekitar 800 mil ke arah barat laut. Suatu kesepakatan memanggil Fletcher: Sesuatu telah memanggil ia ke utara.
Menempuh Perjalanan ke Tempat Baru Dengan menggunakan gerobak yang penuh, mereka mulai keluar, membuat jalan mereka sendiri. Beberapa minggu kemudian mereka sampai di Beaconsfield di pinggiran Kimberley pada hari Jumat sore. Saat mencari tempat untuk berkemah dan memberi rumput bagi lembu mereka, Albert diarahkan kepada seorang petani yang bernama Pieter Wessels, yang mengatakan bahwa mereka bisa tinggal selama tidak ada kegiatan yang berlangsung di kediamannya selama hari Sabat, yaitu selama 24 jam ke
24
Adventist World | 04 - 2015
depan. “Hari Sabat dimulai saat matahari terbenam, hari ini dan berlangsung hingga matahari terbenam esok harinya,” Pieter menjelaskan. Albert terheran-heran dengan seorang yang cerdas yang mengasingkan satu hari dari yang lain, ini membuatnya berta nya-tanya. Ketika itu Wessels segera memulai pelajaran Alkitab, ketika menyimak, Albert tampak tergesa-gesa untuk memberitahu sepupunya mengenai penafsiran Alkitab yang baru. Fletcher siswa Alkitab yang baik, dengan mudah menolak apa yang diajarkan Wessels dan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak stabil. Tetapi pada undangan Wessels keesokan harinya, ia pergi bersama Wessel untuk memberikan khotbah kepada sejumlah besar anggota Salvation Army di Beaconsfield. Keesokan harinya pada saat Fletcher melakukan renungan pribadi, ada seorang asing muncul di tenda. Fletcher mengundangnya masuk. Orang asing itu ingin belajar, ia berkata, “tentang kesucian hari pertama dalam seminggu.” Tapi setelah lebih dari dua jam belajar tentang kesucian hari Minggu dengan tidak puas, pria tersebut tiba-tiba menghilang. Fletcher tidak pernah melihatnya lagi. Tidak ada penduduk setempat yang pernah melihatnya. Fletcher menjadi yakin bahwa orang asing itu adalah malaikat yang dikirim untuk meyakinkannya tentang Sabat yang benar. Setelah berjam-jam berdoa ia memutuskan untuk menjadi pemelihara Sabat hari ketujuh. Akhirnya ia sadar mengapa ia merasa didesak untuk melakukan perjalanan ke utara dengan gerobak lembu. Allah sedang menyatakan melalui pelayanan Fletcher bahwa dorongan itu bukan demi dirinya sendiri. Sekitar empat bulan kemudian Albert dan istri Albert dibaptis dengan air dalam bendungan milik Wessels. Segera setelah ini, pelajaran Alkitab yang dilakukan bersama kerabat dan teman-teman, didukung oleh pembicara umum I.J. Hankins, membuahkan hasil sebuah gereja yang kuat. Anggotanya adalah mereka yang baru menerima kebenaran Sabat termasuk lima orang di antaranya adalah pengkhotbah lokal. Rumah ibadah yang dimiliki didirikan oleh Fletcher dengan lahannya sebagai sumbangan dari saudara sepupunya yang bernama Ebenezer Purdon, hingga kini masih digunakan oleh umat Advent di sana. Gereja lain di Beaconsfield di mana ia turut berperan dalam mendirikannya adalah monumen nasional yang merupakan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh pertama di Afrika Selatan. Ini adalah tempat P hotos
C ourtesy
o f
the
A uthor
Kiri: David dan Olive kelima anaknya: Floyd, paling kiri, pernah menjadi seorang Wakil Ketua General Conference. Tengah: Olive Philips Tarr, pernah menjadi perawat pribadi di John Harvey Kellogg, menikahi David Fletcher Tarr di tahun 1893. Kanan: David Fletcher Tarr, pionir pendeta Afrika Selatan, penginjil, dan seoarang penanam gereja.
yang mengesankan di mana ia bertemu dengan seorang malaikat di tendanya pada pagi hari. Beberapa minggu belajar bersama kakak tertuanya yang bernama James, akhirnya mengakibatkan 15 anak dalam keluarganya bergabung dengan gereja Advent, lalu diikuti oleh saudara tertua keduanya yang bernama Walter yang adalah seorang duda, bersama anak-anaknya. Dari dua keluarga tersebut, 17 menjadi pekerja gereja, termasuk empat orang menjadi pendeta yang diurapi. Lalu masih banyak keturunan lain yang bekerja bagi gereja Advent. Memperluas Pelayanan Pada tahun 1890 Fletcher dan dua keponakannya berlayar ke Amerika untuk menghadiri Battle Creek College, di mana ia berkenalan dengan seseorang yang kemudian menjadi sahabatnya, yaitu dengan Ellen White. Dia kembali ke Afrika Selatan pada tahun 1893 beserta dengan seorang wanita yang baru dinikahinya, Olive Phillips, seorang kepala perawat di John Harvey Kellogg. Karena fasih dalam bahasa Xhosa sebagaimana ia fasih dalam bahasa Inggris, Fletcher bekerja dengan penduduk asli setempat, ia sering meninggalkan Olive sendirian di rumah mereka, rumah seng dengan hanya dua kamar, yang terasa sangat panas pada musim panas dan dingin pada musim dingin. Suatu malam saat mengeringkan buah di meja dapur, Olive membuka bagian atas pintu untuk ventilasi. Tiba-tiba seorang yang berwajah marah muncul di ambang pintu. Dengan cepat ia membanting dan mengunci bagian atas pintu, kemudian berlari ke jendela yang terbuka, berteriak memanggil Peter, seekor anjing peliharaannya yang besar, tetapi orang itu muncul di jendela dan segera Olive menutup jendelanya. Jendela kamar tidur telah ditutup, tapi saat ia menutup tirai jendela, sebuah batu besar menghantam. Dalam beberapa saat Peter tiba dan menangkap penyusup dengan menarik celananya. Dengan berteriak kencang, pria itu menghilang ke dalam kegelapan. Pada pagi hari tampak pakaiannya yang robek terletak di luar jendela kamar tidur. Kemudian Tarrs dan anaknya Percy sedang pindah ke Cape Town, di mana Fletcher menggembalakan jemaat Inggris dan Belanda. Pekerjaan penginjilan dan penggembalaan di berbagai kota besar kemudian di gaji seperti pekerja nasional lainnya yaitu 7 poundsterling per bulan, ini setara dengan 7 dolar AS per minggu. Olive harus memberi makan kelima anak-anak mereka dan membalik pakaian kusam mereka yang tadinya bagian luar menjadi bagian dalam, agar kelihatan lebih baru. Keluarga ini biasa berjalan bermil-mil daripada naik kereta untuk menghemat beberapa sen dari uang mereka. Sekitar tahun 1916, ketika para pekerja konferens dan suaminya mengalami kecemasan, Olive menerima tugas yang diberikan oleh Kota Port Elizabeth untuk mengawasi kesejahteraan para janda miskin. Bekerja jauh di lereng bukit Port Elizabeth menambah pendapatan mereka hanya 3 dolar AS per minggu. Teta-
pi kesehatannya menurun. Terlepas dari itu, suatu epidemi flu besar yang terjadi pada tahun 1918 menunjuknya sebagai kepala perawat di kota itu, berdasarkan atas pengalamannya dengan Battle Creek Sanitarium. Ketika ia turut melakukan pelayanan pada hari Sabat bersama Fletcher, ia pun memainkan organ tua, memimpin nyanyian, dan duduk di mimbar, selama itu juga ia melihat dua putranya yang duduk sambil ribut dan jahil di barisan depan selama kebaktian. Cuti dan Selamat tinggal Pada tahun 1921 Olive mengambil cuti pertama dan terakhirnya setelah menghilang selama 24 tahun dari teman-temannya dan keluarganya di AS. Mantan bosnya, Dr. Kellogg, mengamati bahwa Olive membutuhkan operasi dan bersikeras bahwa ia sendiri yang akan melakukan operasi pada Olive. Dia kembali untuk melayani selama belasan tahun lagi, dan meninggal pada tahun 1933 di East London pada usianya yang ke-63. Setelah kematiannya Fletcher tinggal bergantian dengan anakanaknya saat masih menggembalakan sebuah gereja lokal. Fletcher membagikan kisahnya kepada cucu-cucu dan komitmennya yang meluap-luap untuk membagikan imannya. Ketika ia tinggal di Durban tahun 1947 ia terserang pneumonia, dan meninggal pada usia 86. Pada batu nisannya tertulis: “Awaiting the Lifegiver� (Menantikan Si Pemberi Kehidupan). Hingga hari ini tak terhitung jumlah jiwa yang percaya yang sedang menunggu bersama dengannya, yang menelusuri iman Advent atas kombinasi pelayanan 99 tahun David dan Olive Tarr bagi Tuhan di Afrika Selatan. Kembali ke California Ida kecil bertumbuh dan terdaftar di Sekolah Terapi Fisik di Loma Linda University, benar-benar melupakan pengalaman anehnya sambil membaca kisah Fletcher Tarr. Di Loma Linda ia bertemu seorang mahasiswa kedokteran gigi bernama David Otis, kepada siapa ia membagi cintanya. Mereka menikah dan memulai sebuah keluarga. Suatu hari David menemukan di antara buku-buku bacaannya ketika ia duduk di bangku kelas empat kisah mengenai kakek buyutnya, David Fletcher Tarr, seorang pendeta Advent yang berbahasa Inggris pertama di Afrika Selatan. Dia menunjukkan kisah itu kepada Ida dan kesan itu datang kembali. Tentulah kehadiran surgawi yang membuatnya terpesona dengan kisah yang dibacanya yang akan berpengaruh pada masa depannya. n
Elaine Tarr Dodd adalah mantan Direktur Humas “For It Is Written.� Kisah ini adalah versi pertama yang dibuatnya atas apa yang ditulis oleh ayahnya, W.F. Tarr, yang meninggal pada tahun 1994. Elaine tinggal bersama suaminya yang berusia 56 tahun di Collegedale, Tennessee, Amerika Serikat. 04 - 2015 | Adventist World
25
P E R T A N YA A N D A N J A W A B A N A L K I T A B
Apakah Adam dan Hawa tahu musuh Allah akan datang mencobai mereka?
Diintai
Tidak jelas dalam Alkitab yang menyatakan apa yang terjadi, tetapi ada beberapa rincian yang kita harus teliti. Mari kita teliti narasi untuk melihat apakah teks Alkitab memberikan beberapa bukti yang menunjuk kepada arah tersebut. Saya juga akan mempertimbangkan ajaran Alkitab secara keseluruhan mengenai musuh Allah.
1. Makhluk Surgawi Sebelum Adam dan Hawa: Alkitab menunjukkan bahwa Allah menciptakan makhluk surgawi sebelum Dia menciptakan Adam dan Hawa. Menurut Ayub, “anak-anak surgawi Allah bersorak-sorai” ketika Allah menciptakan bumi (Ayub 38: 4-7), dan Kitab Kejadian menunjukkan bahwa Tuhan sudah menciptakan kerub sebelum Adam dan Hawa (Kej. 3:24). Salah satu kerub inilah yang memberontak melawan Allah dan diusir dari surga (Yes 14:12-14; Yeh. 28:1318). Kerub inilah yang menjadi musuh di taman.
2. Tanggung Jawab Adam dan Hawa: Cerita Penciptaan menunjukkan bahwa setelah penciptaan mereka, Tuhan memberi Adam dan Hawa petunjuk khusus tentang fungsi dan tanggung jawab mereka. Mungkin seorang dari antaranya berharap bahwa instruksi yang diberikan juga mencakup informasi tentang musuh Allah. Pada waktu pertama kali Allah berbicara dengan mereka, Ia memberkati Adam dan Hawa dan memerintahkan mereka untuk “memenuhi bumi” (Kej. 1:28). Mereka diperintahkan untuk menguasai seluruh ciptaan dan menikmati makanan tertentu berbeda dari hewan (ayat 29, 30). Dia juga memerintahkan Adam dan Hawa agar tidak makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat atau mereka akan mati (Kej. 2:16, 17; 3:3). Hampir tidak ada petunjuk apa pun tentang musuh Allah. Tapi mereka jelas bertanggung jawab kepada Allah sebagai pemelihara bumi. Ada referensi mengenai kemungkinan kematian, dan ini tentu saja dengan sendirinya menyatakan adanya unsur bahaya: Jika membuat pilihan yang salah. Namun sejauh ini tidak ada tanda-tanda spesifik tentang musuh yang harus mereka waspadai. Namun ada lagi. Tuhan meminta mereka “mengelola [‘Abad] itu [kebun] dan merawat [Shamar] itu” (Kej. 2:15, NIV). Kata kerja ‘Abad (“untuk bekerja, untuk melayani”) bisa berarti dalam beberapa konteks “untuk menumbuhkan, untuk
26
Adventist World | 04 - 2015
bekerja pada” tanah (Kej. 4: 2, 12). Kata kerja Shamar berarti “untuk mengawasi, melindungi, untuk berjaga-jaga.” Penggunaan kata kerja ini menunjukkan bahwa Adam dan Hawa harus waspada, menjaga dan melindungi kebun; itu berarti bahaya dan potensi adanya musuh. Tuhan pasti telah memberitahu mereka tentang sifat musuh. Interpretasi dari kata kerja ini didukung dengan fungsi kedua dalam Kejadian 3:24. Setelah kejatuhan, pemeliharaan taman, khususnya pohon kehidupan diberikan ke tangan kerub. Sejak manusia gagal, Allah mengalihkan tanggung jawab mereka kepada hal lain.
3. Ada Penggoda di Taman: Bahaya yang tersirat dalam Kejadian 2:15 secara eksplisit diidentifikasi dalam Kejadian 3. Si musuh Allah secara terang-terangan menentang firman-Nya dan menuduh Dia sengaja membatasi perkembangan Adam dan Hawa (ayat 4). Dia mengatakan kepada mereka bahwa dengan menolak Firman Allah mereka “akan menjadi seperti Allah” (ayat 5). Apa yang diperkenalkan oleh musuh dalam percakapan ini adalah apa yang diinginkan kerub yang jatuh itu bagi dirinya sendiri: “Aku akan menjadi seperti Yang Mahatinggi” (Yes. 14:14.). Sekarang kita tahu identitas sebenarnya dari musuh ini: Perjanjian Baru mengidentifikasi dia sebagai “Iblis, atau Setan” (Wahyu 12:9, BIS). Rincian ini cukup untuk menunjukkan bahwa Adam dan Hawa telah diingatkan mengenai dia dan diminta untuk waspada. 4. Penipuan di Taman: Ada informasi lain lagi yang dapat membantu menjawab pertanyaan ini. Hawa mencoba untuk membela diri, dengan alasan bahwa ia ditipu oleh ular (Kej. 3:13). Tidak diragukan lagi, dia tertipu (2 Kor. 11:3; 1 Tim. 2:14), tetapi penipuan tidak diterima sebagai alasan yang sah untuk ketidaktaatannya. Kenapa tidak? Menurut saya alasannya adalah karena mereka telah diberitahu tentang kedatangan musuh Allah untuk menggoda mereka. Hawa berharap bahwa musuh bekerja dengan cara lain, dan musuh itu membuatnya terkejut dan menipunya. Jika saja ia tidak terlibat dalam percakapan dengan ular, dia akan aman. n
Angel Manuel Rodríguez pernah melayani sebagai pendeta, profesor, dan ahli teologi. Dia terus melayani gereja pada masa pensiunnya.
PELAJARAN
ALKITAB
Oleh Mark A. Finley
Simbol Roh Kudus A
lkitab menggunakan berbagai simbol/lambang untuk menggambarkan pelayanan dan pekerjaan Roh Kudus, masing-masing lambang mengungkapkan peran yang berbeda. Berbagai Lambang ini mengkomunikasikan aspek pelayanan Roh Kudus bagi hati kita. Allah berbicara kepada kita melalui berbagai lambang ini untuk mendorong dan memperkuat iman kita. Dalam pelajaran bulan ini kita akan mempelajari empat lambang Roh Kudus: Angin, air, api, dan minyak. Ketika Anda mempelajari setiap lambang, berdoalah untuk meminta agar Allah menerapkan kebenaran yang Anda temukan dalam hidup Anda sendiri.
1
Bagaimanakah Yesus menggambarkan misteri kelahiran baru kepada Nikodemus? Menurut Anda mengapakah Yesus menggunakan simbol angin? Baca Yohanes 3: 7, 8.
2
Bacalah penglihatan yang Allah berikan dalam Yehezkiel 37:1-10. Kondisi rohani apakah yang dijelaskan di sini? Solusi apakah yang Allah tawarkan? Bagaimanakah hal ini berlaku bagi kita? Ketika Yehezkiel melihat lembah tulang kering, yang mewakili kematian rohani, ia dipenuhi dengan keputusasaan. Menanggapi pertanyaan Tuhan, “Hai anak manusia, dapatkah tulangtulang ini dihidupkan kembali? Jawaban nabi adalah “Ya Tuhan Allah, Engkaulah yang mengetahui” (Yeh. 37:3). Apa yang tampak mustahil untuk nabi adalah mungkin bagi Allah. Allah meniupkan kehidupan baru ke dalam kehidupan mati secara rohani. Simbol napas merupakan kekuatan yang memberi hidup milik Allah melalui Roh Kudus untuk mengubah kematian rohani dalam kehidupan rohani.
3
Ketika masa kekeringan yang hebat janji apakah yang Allah berikan kepada umat-Nya? Apakah makna yang lebih dalam dari janji ini, dan apakah hubungannya dengan pencurahan Roh Kudus? Baca Yoel 2:2123, 28, 29 dan Kisah Para Rasul 2:1-3, 16-21. Curahan hujan selama bencana kelaparan dan kekeringan di Israel kuno melambangkan pencurahan perkasa Roh Kudus pada hari Pentakosta untuk mengawali masa kelegaan Kristen. Pencurahan Roh Kudus dalam kuasa peristiwa Pentakosta mengakibatkan puluhan ribu orang datang kepada Kristus dalam kitab Kisah Para Rasul. Allah berjanji untuk mencurahkan Roh Kudus-Nya lagi pada akhir zaman untuk menggenapi Injil. P hoto :
M ichael
S chwar z enberger
4
Nasihat apakah yang Allah berikan kepada umatNya yang hidup pada akhir zaman tentang pencurahan Roh Kudus dan kuasa hujan akhir? Baca Zakharia 10:1 dan Yakobus 5:7, 8. Ellen White menulis: “Pekerjaan besar pengabaran Injil tidak akan ditutup dengan manifestasi kuasa Allah yang kurang dari yang menandai pembukaan penyiarannya. Nubuatan-nubuatan yang telah digenapi pada pencurahan hujan awal pada pembikaan penyiaran Injil, sekali lagi akan digenapi pada hujan akhir pada penutupan penyiaran Injil itu.“(Kemenangan Akhir, hlm. 644).
5
Mengapakah Allah menggunakan simbol api untuk melambangkan Roh Kudus? Apakah yang digambarkan oleh api? Baca Maleakhi 3:2, 3, dan Ibrani 12:29. Dalam Alkitab, api mewakili pemurnian kehadiran Allah melalui pelayanan Roh Kudus. Allah mengajak kita untuk berdoa setiap hari agar api kehadiran Roh Kudus akan melahap keduniawian dalam hidup kita.
6 Aspek pelayanan Roh Kudus manakah yang diwakili oleh minyak dalam Alkitab? Bacalah ayat-ayat berikut ini dan temukan makna minyak: Yakobus 5:14, 15 dan Lukas 10:33, 34. Dalam seluruh Alkitab simbol minyak dikaitkan dengan pengudusan dan penyembuhan. Melalui Roh Kudus, Yesus rindu untuk menyembuhkan bekas luka yang dalam dan membuat kita utuh secara fisik, mental, emosional, dan spiritual.
7
Bagaimanakah kita menerima kepenuhan karunia Allah yang berharga ini bagi kita? Baca Lukas 11:13. Ketika kita datang kepada Yesus, percaya bahwa Dia rindu mencurahkan Roh-Nya untuk memberi kita hidup baru, memurnikan jiwa kita, dan menyembuhkan kita, kita dapat memiliki keyakinan penuh bahwa Dia rindu untuk memberi kita karunia Roh-Nya bahkan lebih lama dari keinginan kita untuk menerimanya. Datang kepada-Nya dalam iman, kita dapat memiliki jaminan bahwa Dia selalu mendengar permohonan anak-anakNya dalam meminta Roh, dan akan memberkati kita melampaui harapan kita. n
04 - 2015 | Adventist World
27
PERTUKARAN IDE
Surat
Ng Khawatir Mengenai “Kehilangan Serius” Anggota
Mengenai kekhawatiran G.T. Ng tentang hilangnya keanggotaan dalam gereja Advent (Desember 2014): Saya setuju bahwa mempertahankan dan memelihara Adalah penting. Namun, pemimpin gereja kita secara keseluruhan perlu mengevaluasi kembali metodologi untuk pertumbuhan gereja. Melanjutkan suatu metode yang gagal tidak akan menghasilkan hasil yang lebih baik. Para pemimpin gereja harus mengindahkan nasihat Ellen G. White dalam Membina Kehidupan Abadi: “Sinar-sinar yang terakhir dari terang pengasihan, pekabaran pengasihan yang terakhir yang disampaikan kepada dunia, adalah suatu pernyataan dari tabiat-Nya yang penuh kasih” (hlm. 321). Mungkin kita perlu menyesuaikan penekanan/pendekatan kita dari sangat menyukai doktrin menjadi sangat menyukai Oknum di balik doktrin—Ketuhanan. Kita perlu menghabiskan waktu lebih banyak untuk membantu individu agar mengenal Allah. Saya berdoa dengan sungguh-sungguh bagi pendekatan baru dalam penginjilan, yang akan mengurangi “kehilangan besar” yang dimaksud dalam artikel ini. Mengenai program Breathe-Free 2 Stop Smoking, Saya telah mengikuti komentar pembaca di bagian surat menyurat. Menurut saya tujuan Daniel Handysides (dalam artikel berita Andrew McChesney di September 2014 “Gereja Advent Meluncurkan Breathe-Free 2, Program Berhenti Merokok Baru”) adalah pendekatan yang sehat, ramah terhadap perokok. Tentunya, tidak akan ada orang yang berpikiran terbuka akan menyuguhkan gagasan bahwa gereja Advent
Doa w
Yesus meninggalkan pada kita warisan kasih dan penerimaan; dan kita perlu menemukan cara menjangkau semua orang dengan belas kasihan dan rahmat. — J oanne Rector, Battle Creek, Michigan, Amerika Serikat mendukung kebiasaan merokok! Selain itu juga, anak-anak dapat diajarkan bahwa Tuhan menemui seseorang di tempat mereka berada dan membantu mereka bertumbuh. Yesus meninggalkan pada kita warisan kasih dan penerimaan; dan kita perlu menemukan cara menjangkau semua orang dengan belas kasihan dan rahmat, dan memberikan mereka solusi bagi kebiasaan yang tidak sehat. Semoga metode Kristus menjadi metode kita. Mungkin kita juga perlu melihat dosa ketidaktaatan, sikap perfeksionis kita. Joanne Rector Battle Creek, Michigan, AS Memercayai Allah yang Mahakuasa
Saya baru saja membaca artikel Ted N.C. Wilson “Mempercayai Allah Yang Mahakuasa” (Desember 2014). Setan disebutkan setidaknya 21 kali dalam lembaran yang relatif singkat ini. Apakah kita harus memikirkan Setan begitu banyak? Bukankah kita lebih baik untuk fokus pada Kristus dan kabar baik yang dibawaNya? Kita tidak dapat meyakinkan orang dengan cara menggambarkan Setan dengan menakutkan, dan saya ragu akan banyak umat Advent berpindah kepada iman yang lebih berkomitmen ketika akan menjalaninya hal ini. Saya turut bersedih mendengar bahwa keluarga Wilson saat ini sedang mengalami banyak ujian keluarga. Saya sangat menantikan surga, di mana tidak
akan ada lagi rasa sakit. Lieselotte Petersen Mölln, Jerman Mengurapi Wanita Lagi?
Saya menulis sehubungan dengan artikel Andrew McChesney “Pertanyaan pada Pengurapan Wanita Dikirim ke Sidang GC” (Desember 2014). Mengapa kita masih diminta untuk berdoa memohon bimbingan Roh Kudus mengenai masalah ini? Kita diminta untuk berdoa memohon bimbingan mengenai hal ini sebelum pertemuan General Conference tahun 1990 dan 1995, memungut suara mengenai hal ini, yang hasilnya adalah bahwa sebagian besar menentang pengurapan kaum wanita. Apakah kita berpikir bahwa Allah telah memberikan bimbingan yang salah? Apakah kita sedang meminta-Nya untuk mengubah pikiran-Nya? Apakah kita akan terus meminta dan memungut sua-
PUJIAN
Tolong doakan agar saya lulus ujian keperawatan dan dapat melanjutkannya kepada tahun kedua. Lorritta, United Kingdom Tolong doakan saya dan istri saya dalam mengatasi tantangan kesehatan. Merlin, Amerika Serikat
28
Adventist World | 04 - 2015
Tuhan memberkati saya dengan seorang istri dan empat orang anak, ditambah dengan 17 anak yatim dalam tanggung jawab saya. Saya juga memimpin sekelompok orang Kristen yang berniat untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia. Tolong doakan saya dan pekerjaan saya. Benard, Kenya
Tuhan telah memimpin saya melalui banyak situasi yang menunjukkan bahwa Allah mengasihi saya dan Dia ada bagi saya. Dia hidup, dan Dia adalah Juruselamat dan sahabat saya! Saya telah menjadi orang Kristen palsu terlalu lama, dan tidak memiliki hubungan dengan Tuhan. Tapi kini semuanya telah berubah! Terima kasih atas doa-doa saudara. Galeva, Papua Nugini
ra sampai mereka yang mendukung pengurapan terhadap wanita mendapatkan bimbingan yang “benar”? Dengan meminta kita untuk kembali mendoakannya, maka seolah-olah gereja tidak percaya bahwa kita telah memperoleh tuntunan atau bimbingan yang memang benar. Derald Barham melalui e-mail Ketika saya berumur 12 tahun, saya ingin menjadi seorang ketua jemaat dan pendeta. Saya harus menghilangkan citacita itu karena gereja sangat ketat dalam hal ini. Saya mengubah arah saya dan menjadi seorang insinyur makanan. Kini saya berusia 38 tahun, dan saya sangat senang membaca artikel mengenai pengurapan kepada para wanita ini. Allah tidak membedakan orang. Panggilan Allah adalah untuk kaum laki-laki dan kaum wanita. Saya yakin ada banyak wanita yang telah dipanggil oleh Allah, dan memiliki keinginan turut mengambil bagian dalam pelayanan di dalam hati mereka, yang akan memiliki kesempatan untuk mewujudkan panggilan mereka bagi kehormatan dan kemuliaan Allah. Hulda Naomi Chambi Mamani Hortolandia, Brasil
Langkah Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Oklahoma (Amerika Serikat), orang yang berjalan setidaknya 10.000 langkah sehari memangkas peluang mereka memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular sebesar 69 persen. Sebuah penelitian di Australia menemukan bahwa orang yang menggunakan aplikasi pedometer 20 kali lebih mungkin untuk melampaui target langkah mereka. Aplikasi pedometer tersedia secara gratis untuk sebagian besar smartphone. Sumber: Men’s Health
Koreksi
Menjelang akhir Januari 2015 Berita Adventist World “Tiongkok: Refleksi,“ kata “terkenal” telah digunakan sebagai pengganti kata yang tepat, “ditolak.” Kami mohon maaf. Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: letters@adventistworld.org. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 100 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang masuk akan terbitkan.
Revived by His Word Perjalanan Menemukan Bersama melalui Alkitab Allah berbicara kepada kita melalui firman-Nya. Bergabung dengan orang percaya lainnya di lebih dari 180 negara yang sedang membaca pasal Alkitab setiap hari. Untuk mengunduh Panduan Bacaan Alkitab setiap hari, kunjungi RevivedbyHisWord.org, atau mendaftar untuk menerima pasal Alkitab setiap hari melalui e-mail. Untuk bergabung, mulai di sini: 1 MEI 2015 • Kolose 3
Ingatlah saya dalam doa Anda. Saya berdoa untuk bebas dari masa lalu dan memiliki kehidupan yang diubahkan, kesehatan yang dipulihkan, dan kedamaian dalam hati saya. Fenix, Brasil Tolong berdoa agar saya mendapatkan sponsor untuk pendidikan saya. Jacob Uganda
Anak-anak saya telah berhenti pergi ke gereja. Mereka minum alkohol, merokok, dan minum obat-obatan terlarang. Tolong doakan agar mereka mengubah hidup mereka lalu mengikuti dan bekerja bagi Allah untuk sisa hidup mereka. Barwana, Singapura
Doa & Pujian: Kirimkan permohonan doa rasa syukur saudara ke: prayer@adventistworld.org. Kirimlah kepada kami permohonan doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.
04 - 2015 | Adventist World
29
PERTUKARAN IDE
105
Tahun Lalu
top Lima bahasa teratas dalam melakukan bisnis di dunia adalah: 1 Inggris 2 Mandarin 3 PERANCIS 4 Arab
P
ada tanggal 2 April 1910, Judson S. James membaptis umat Advent pertama di India selatan, 14 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.
James pergi ke India pada tahun 1906, dan pindah ke Distrik Tirunel veli di negara bagian Tamil Nadu pada tahun 1908, ia tinggal di sebuah gedung sekolah yang terletak di tengah-tengah desa. Dia dan istrinya mengoperasikan sebuah apotik medis di beranda rumah mereka. Suatu wabah kolera memaksa mereka untuk menghabiskan sebagian besar waktu mereka bekerja bagi orang sakit, dengan bantuan seorang perawat yang bernama Belle Shryock. Penduduk setempat memberi James 0,8 hektar lahan di luar desa, di mana ia membangun tempat tinggal dari bata; yang merupakan bungalow misi pertama yang dibangun di India dengan dana misi Advent. Salah satu dari mereka yang dibaptis pada bulan April 1910 adalah Edward Duraiswamy Thomas, yang ayahnya memiliki hubungan dengan Church of England Training School. Thomas kemudian menjadi orang India pertama yang diurapi menjadi pendeta Advent. James Memorial Higher Secondary School dinamai untuk menghormati Judson James, dan E. D. Thomas Memorial Higher Secondary School dinamai untuk menghormati Edward Thomas.
F O T O :
A R S I P
5 SpanYOL Berbicara lebih dari satu bahasa dapat membantu memperlambat gejala penyakit Alzheimer. Sumber: The Rotarian
G C
Brain Gain
Altruisme—tidak mementingkan diri, melayani orang lain—telah terbukti meningkatkan ukuran amygdala, bagian dari otak yang bereaksi terhadap rasa takut dan kesenangan. Amigdala mungkin lebih besar dan lebih responsif pada altruis. Sumber: Proceedings of the National Academy of Sciences/The Rotarian
SMS
Melawan Malaria Sembilanpuluh dua persen dari kematian akibat malaria di dunia terjadi di sub-Sahara Afrika, di mana rendahnya tingkat kedisiplinan terhadap pengobatan rejimen mengancam penyembuhan. Namun para peneliti dari University School of Public Health Harvard menemukan bahwa SMS meningkatkan kemungkinan selesainya pengobatan sekitar 5 persen. Sumber: The Rotarian
Di Belahan
Dunia
Manakah Ini?
JAWABAN: Di bangunan gereja Central San Francisco di California, Amerika Serikat, umat Advent memakai kostum zaman dulu, menggambarkan visi Ellen White tentang apa yang mungkin terjadi pada sesi General Conference 1901 di Battle Creek, Michigan, mengirim delegasi pada pertemuan yang menunjukkan kesederhanaan. Pertemuan tahun 1901 bergumul dengan isu-isu yang rumit yang berkaitan dengan kepemimpinan dan organisasi gerakan yang berkembang pesat. Hasil produksi yang telah selesai, “What Might Have Been,” difilmkan pada bulan Januari, akan dipresentasikan pada sesi General Conference 2015 di San Antonio, Texas, Amerika Serikat, 2-11 Juli.
Alasan Lain untuk
BERHENTI Orang yang berhenti merokok merasa bahwa kecemasan, depresi, dan stres mereka berkurang daripada mereka yang masih merokok. Mereka yang menderita depresi menemukan suasana hati mereka lebih terangkat dengan berhenti merokok dari pada dengan cara meminum obat antidepresan. Biasanya membutuhkan waktu enam minggu setelah siklus merokok rusak sebelum suasana hati membaik. Sumber: British Medical Journal/Women’s Health
“Lihatlah, Aku Datang Segera” Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan. Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott Wakil Penerbit Claude Richli Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee Redaktur Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Kimberly Luste Maran, Andrew McChesney Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Pyung Duk Chun, Jae Man Park, Hyo Jun Kim Editor Online Carlos Medley Koordinator Teknik dan Pelayanan Pembaca Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley, John M. Fowler Senior Advisor E. Edward Zinke Manajer Finansial Rachel J. Child Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Brett Meliti Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 E-mail: Internet: worldeditor@gc.adventist.org Situs Web: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, dan Amerika Serikat. Vol. 11, No. 4
04 - 2015 | Adventist World
31
dari INDONESIA Bakti Wanita Advent ke Pesantren Konferens Sulawesi Selatan Barat dan Tenggara (KSSBT)
M
engakhiri tahun 2014, Bakti Wanita Advent Konferens Sulawesi Selatan Barat dan Tenggara Chapter Kantor mengadakan kunjungan ke sebuah pesantren di daerah Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Bermula ketika Ibu Mientje Kaumpungan selaku Direktur Bakti Wanita Advent KSSBT beribadah Sabat di Jemaat Sungai Yordan dan bertemu dengan seorang ibu yang anaknya bersekolah di pesantren Nur Fadhilah. Secara spontan Ibu Kaumpungan bertanya apakah bisa berkunjung di pesantren tersebut, dan ternyata diizinkan oleh pihak sekolah dan yayasan yang menaungi sekolah tersebut. Akhirnya pada tanggal 14 Desember 2014 Bakti Wanita Advent Chapter kantor KSSBT berkunjung ke pesantren tersebut dan disambut oleh murid-murid, guru bahkan ketua yayasan juga turut hadir. Setelah memberikan sambutan dan ucapan terima kasih, BWA memberikan bantuan berupa alat-alat olahra-
ga dan sembako untuk panti asuhan yang ada di pesantren itu. Anak dari anggota jemaat yang bersekolah di situ, satu-satunya Kristen tetapi dia diizinkan untuk tidak bersekolah pada hari Sabat dan setiap hari hanya dia yang tidak menggunakan jilbab. Setelah berbincang-bincang para guru di sana baru mengetahui jika ada komunitas Kristen yang tidak makan yang haram dan berbakti pada hari Sabat. Sebelum pulang kami diizinkan untuk berdoa bersama yang dilayangkan oleh Pdt. A. Inaray selaku ketua konferens. n —Dilaporkan oleh Pdt. Danny Sumajow, Dir. Komunikasi KSSBT.
Health Expo SSC Tanjung Bunga Konferens Sulawesi Selatan Barat dan Tenggara (KSSBT)
P
ada tanggal 13 Desember 2014, Sekolah Sabat Cabang (SSC) Tanjung Bunga Makassar mengadakan Health Expo di Wilayah Barombong yang komunitasnya kaum mayoritas, tepatnya di daerah perumahan Pesona Barombong. Di sana hanya ada satu keluarga Advent yaitu Bpk. Billy Kabenaran yang juga sebagai Kepala Sekolah Durian dan Dir. Pendidikan KSSBT. Rumahnya digunakan sebagai tempat pelayanan kesehatan.
32
Adventist World | 04 - 2015
Malam harinya mereka sudah membagikan undangan untuk hadir dalam acara pemeriksaan. Sambutan dari masyarakat sangat baik, mereka ingin memeriksakan kesehatannya karena mereka jarang ke dokter, dan yang pertama berkonsultasi adalah Bapak Rukun Tetangga (RT). Mereka sangat senang karena belum pernah ada kegiatan seperti itu di wilayah mereka. Hadir juga dr. L.K. Djimesha sebagai Dir. Kesehatan KSSBT sebagai konsultan dan dibantu oleh Farly Kaumpungan. Setiap masyarakat yang hadir jika mereka selesai diperiksa, mereka diberikan makanan sehat. n —Dilaporkan oleh Pdt. Danny Sumajow, Dir. Komunikasi KSSBT.
Ibu Camat Membawakan Cerita Anak-anak Ibadah Sabat se-Pulau Tagulandang dan Biaro
C
amat Tagulandang Utara, Betsy R. Makinggung, S.Pd., membawakan cerita anak-anak di ibadah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) se-Pulau Tagulandang dan Biaro yang diadakan di Jemaat Lumbo pada hari Sabat, 14 Februari 2015. Ibu Camat yang bukan Advent itu memberikan cerita yang menarik kepada semua anak-anak anggota jemaat yang datang menghadiri ibadah pertemuan pada hari Sabat itu.
Peristiwa ini spontan terjadi ketika Pdt. W. Wukala, gembala wilayah Tagulandang ingin mengundang istrinya untuk membawakan cerita anak-anak tetapi ketika melihat Ibu Camat yang saat itu duduk di depannya ia segera meminta Ibu Camat memberikan cerita kepada anak-anak dan permintaan itu diterima dengan baik. Di dalam ceritanya, Ibu Camat menceritakan tentang dua bersaudara yaitu Esau dan Yakub. Melalui cerita itu Ibu Camat
04 - 2015 | Adventist World
33
dari INDONESIA
menasihatkan agar anakanak harus menjadi anakanak yang rajin dan penurut kepada orangtua. Di akhir ceritanya, Ia meminta anak-anak untuk mencium saudaranya dan ibu mereka, dengan gesit beberapa anak segera berlari menghampri saudara dan ibunya untuk menciumi mereka. Dalam ibadah pertemuan itu Ibu Camat juga memberikan sambutan mewakili pemerintah. Di dalam sambutannya ia berterima kasih kepada anggota jemaat khususnya yang ada di Kecamatan Tagulandang Utara yang selalu mendukung program pemerintah kecamatan. Ia juga berkata bahwa ia merasa senang dengan ibadah Sabat khususnya dengan acara Sekolah Sabat dan cerita untuk anak-anak. Ibadah pertemuan Sabat itu dihadiri juga oleh Pdt. W. Su-
Sekilas Awal “Sobat Sehat� Klub Sehat Perguruan Advent XI Tanjung Barat
P
erguruan Advent XI Tanjung Barat dapat menjadi sebuah pusat pengaruh (Center of Influence) bagi lingkungan sekitar karena jumlah orangtua yang relatif banyak menunggu anak mereka di sekitar sekolah. Para orangtua adalah penduduk di sekitar sekolah yang dapat membagikan ceritanya kepada para tetangga, ketika mereka mendapatkan
34
Adventist World | 04 - 2015
leh, Sekretaris GMAHK Daerah Misi Nusa Utara, Ibu Lusye Mutia, Pejabat Kapitalau Kampung Lumbo dan Bapak Albert Singal, Kepala Kepolisian Sektor Tagulandang, yang adalah seorang Advent yang setia. Lebih dari 400 anggota jemaat menghadiri ibadah pertemuan itu pada hari Sabat itu. n —Dilaporkan oleh Pdt. B. Soriton, Daerah Misi Nusa Utara.
pelayanan yang prima melalui lembaga pendidikan ini. Untuk itu sekitar bulan September 2014, Direktur Global Mission Konferens DKI Jakarta & Sekitarnya, Pdt. L. Situmorang; dan Direktur Pelayanan Kesehatan, Pdt. Paul Emerson Zai mengunjungi Perguruan Advent XI melihat kemungkinan untuk membuka sebuah Klub Sehat di sekitar Jakarta Selatan. Pada hari itu juga digagas dan disetujui pembukaan klub sehat di sekolah yang didukung oleh semua guru, dewan sekolah dan gembala jemaat, Pdt. K.Y. Limbong. Sebelum dibuka pada tanggal 20 Desember 2014, bebera-
pa ibu di lingkungan sekitar sekolah mengadakan latihan senam sehat di lapangan sekolah. Kegiatan senam yang diadakan dua kali seminggu (tiap hari Minggu dan Rabu), diikuti oleh kurang lebih 25 orang termasuk beberapa guru dan orangtua murid. Ketika tanggal 18 Desember 2014 Klub Sehat ini diresmikan oleh Pdt. R. Hutapea, Ketua Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya, maka peserta senam dan hampir semua orangtua menghadiri acara tersebut yang disatukan dengan acara syukuran tutup tahun 2014. Saat ini, Klub Sehat sudah menjalankan senam jantung sehat, pemeriksaan kesehatan gratis, menjual bahan makanan sehat dan seminar kesehatan dengan narasumber Bapak Edy Nurhan, pembicara seminar kesehatan di radio dan televisi. Perguruan Advent XI Tanjung Barat, sama seperti perguruan Advent lainnya memiliki misi memperkenalkan Yesus kepada siswa-siswinya serta mengembalikan peta Allah yang hilang. n —Dilaporkan oleh, Beatrix Marbun, Humas Perguruan Advent Tanjung Barat.
“Pengharapan di Akhir Zaman” KKR di Jemaat Salibabu
T
elah dilaksanakan KKR dengan tema “Pengharapan di Akhir Zaman” di Distrik Talaud Selatan, tepatnya di Jemaat Salibabu. Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang dilayani oleh Pdt. Angky Tumbal selaku Gembala Distrik Talaud Selatan 1 ini sangat disyukuri oleh Jemaat Salibabu, oleh karena jemaat ini hanya berjumlah 4 kepala keluarga, namun acara KKR yang mengupas pembahasan tentang buku Wahyu ini dipadati oleh para tamu. Banyak tamu dari malam ke malam. Karena jumlah anggota Jemaat yang sedikit dan semua sibuk sebagai panitia, maka yang pertama datang mengisi bangku yang kosong ialah para tamu. Berlangsungnya acara KKR ini berkat kerja sama anggota GMAHK di Distrik Talaud Selatan, di antaranya Jemaat Bitunuris dan Lirung yang selalu hadir setiap malam meskipun harus menempuh jarak yang cukup jauh. Pada penutupan KKR, Pdt. Hartje Sandil memimpin ibadah Sabat dan selesai ibadah Sabat, ada dua jiwa yang menyerahkan hidupnya bagi Yesus melalui baptisan. Salah seorang yang dibaptis ialah seorang ibu bukan Advent. Kesaksian dari ibu ini sangat menyentuh, ia mengatakan, “saya telah melalangbuana pergi dari gereja satu ke gereja yang lain untuk menemukan kebenaran yang sesuai Alkitab, dan puji Tuhan saya
menemukan kebenaran itu dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.” Masih ada cukup banyak simpatisan yang rindu untuk mengikuti Yesus namun masih bergumul dengan tantangan yang ada. Salah seorang ibu yang lain pula, meskipun belum mengambil keputusan untuk dibaptis, namun sejak diadakanya KKR ini, ia rajin belajar Alkitab dan buku Kemenangan Akhir serta rajin mengunjungi ibadah yang dibuat oleh Jemaat Salibabu. Kita terus berdoa, semoga baik jiwa yang baru menerima Yesus maupun yang sementara belajar senantiasa dituntun oleh Roh Kudus. n
—Dilaporkan oleh Vinenda Tumbal-Takasanakeng, Panitia KKR Distrik Talaud Selatan, Daerah Misi Nusa Utara.
04 - 2015 | Adventist World
35
dari INDONESIA Pelayanan Injil Serentak Tanah Karo Oleh Global Outreach Fellowship (GOF), Loma Linda California
M
emasuki tahun 2015, Daerah Sumatera Kawasan Utara (DSKU) mendapat berkat melalui pelayanan Injil yang dimotori oleh Global Outreach Fellowship (GOF) yang datang dari Jemaat Azure Hills dan beberapa jemaat di California, Amerika Serikat. Tim ministry ini mengambil tempat pelayanan di Tanah Karo mulai tanggal 7-14 Februari 2015. Seluruh anggota tim yang berjumlah 32 orang disebar di 11 titik pelayanan di Tanah Karo sebagaimana yang telah dirancang sebelumnya oleh tim survei pada bulan Mei 2014 yang lalu. Sepuluh titik tempat KKR yang dilayani antara lain: (1) Kaban Jahe, oleh Pdt. Johnny Lubis dan Pdt. Dr. J.S. Perangin angin; (2) Sukanalu, oleh Pdt. John Butar-butar dan Robert Butar-butar; (3) Gongsol, oleh Pdt. Charles Pakpahan; (4) Aji Jahe, oleh Ev. Barita Sitompul; (5) Barus Julu, oleh Dr. Daniel dan Sherley Injo; (6) SD-SMP Barus Julu, oleh Pdt. Clifford Lim; (7) Barus Jahe, oleh Ev. Herry Legoh; (8) Lau Rakit, oleh Ev. Maksa Marpaung dan Richard Tamba; (9) Kuta Male, oleh Pdt. K.E. Ginting dan Pdt. Roiman Siagian; (10) Kuta Mbaru, oleh Pdt. Purasa Marpaung dan Ester Marpaung; (11) Lembaga Pemasyarakatan Kaban Jahe, oleh Pdt. Mardi Sinaga. Mengawali pelayanan penginjilan sepanjang minggu, pada hari Sabat tanggal 7 Februari telah diadakan kebaktian Sabat gabungan di Gedung Serbaguna Advent Sumbul. Hamba Tuhan Pdt. Johnny Lubis melayani dalam khotbah siang dan memotivasi seluruh anggota jemaat. Pdt. Dr. J.S. Peranginangin bersama Pdt. Dr. Joseph Sianipar dan Dr. Mardi Marpaung dari kantor uni juga turut bergabung bersama tim sepanjang minggu untuk menopang seluruh pelayanan. Demikian juga tim dari kantor daerah di bawah koordinasi Pdt. D. Nainggolan juga turut bergabung sepanjang minggu. Dan tidak ketinggalan Ladies VG dari Jakarta yang dikoordinasi Ibu Jeany Tarigan juga bersafari sepanjang minggu di berbagai titik KKR untuk melayani lagu-lagu pujian. Pelayanan GOF bukan hanya KKR pada malam hari tetapi juga Pelayanan Kesehatan (Charity Clinic) di berbagai tempat yang ditopang oleh tim Rumah Sakit Advent Medan, Bandar Lampung dan Bandung. Dan setiap hari pada pukul 10.00-12.00 WIB juga diadakan seminar kese-
36
Adventist World | 04 - 2015
hatan dan Rohani yang mengambil tempat di Hotel Miki Holiday, Berastagi. Ada pun pembicara pada acara seminar tersebut adalah Dr. Daniel Injo (Bendahara GOF) dan Pdt. Dr. Ron Clouzet (Dosen dari Andrews University) yang khusus datang memenuhi undangan tim GOF dalam melengkapi pelayanan di Tanah Karo. Selama di Tanah Karo Tim GOF juga berusaha untuk menampung permohonan jemaat-jemaat dalam hal peningkatan sarana dan prasarana di jemaat maupun sekolah, sehingga berbagai bantuan mereka berikan, baik bantuan organ gereja, komputer sekolah, dan dana bantuan pembangunan ruangan asrama di Sekolah Lau Rakit, maupun untuk para guru se-Tanah Karo. Bahkan tim GOF masih berjanji untuk memberikan perhatian dalam memajukan pekerjaan Tuhan di Tanah Karo pada waktu mendatang. Pada hari Sabat terakhir, kembali kebaktian Sabat gabungan diadakan di Gedung Serba Guna Sumbul, Kaban Jahe yang dipenuhi oleh seluruh umat Tuhan se-Tanah Karo. Lebih kurang 1.500 orang jemaat berkumpul menikmati sajian Firman Tuhan melalui khotbah yang dilayani oleh Pdt. Dr. Ron Clouzet yang dialihbahasakan oleh Pdt. Dr. Purasa Marpaung. Seusai acara khotbah, dilanjutkan dengan upacara baptisan kudus untuk seluruh jiwa yang sudah dimenangkan baik melalui KKR sepanjang minggu maupun melalui care group yang sudah dijalankan selama beberapa bulan sebelumnya yang berjumlah total 168 jiwa. Tim meninggalkan Tanah Karo pada keesokan harinya dan menyempatkan diri berkunjung ke Danau Toba sebelum berangkat ke Bandara Kuala Namu, dan pulang ke California. n —Dilaporkan oleh Pdt. Des Han Lingga, Dir. Komunikasi Daerah Sumatera Kawasan Utara.
Pelayanan ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi Pelayanan Pemuda Advent (PA) Rawamangun
P
ada tanggal 14 Desember 2014 PA Rawama ngun mengadakan Pelayanan Kasih ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi. Pemuda Advent Rawamangun diterima dengan sangat baik oleh pihak panti dan bertemu dengan Ibu Susan selaku pembimbing rohani di panti tersebut. Acara dimulai pukul 13:30 WIB setelah kakek dan nenek berkumpul di Gereja Toraja. Acara ibadah melalui renungan Firman Tuhan dibawakan oleh Ketua PA, Sdr. Tevan Lontaan yang bertema persahabatan. Diakhir renungan dilakukan kelompok doa bersama
Lansia mereka saling berbagi cerita dan saling mendoakan satu sama lain. Acara berakhir pukul 15:00 WIB dengan pembagian bingkisan kepada para lansia. Pemuda Advent Rawamangun sangat berbahagia dapat melayani dan melihat keantusiasan para kakek dan nenek di panti itu. Kiranya pelayanan ini bukan yang terakhir tetapi menjadi awal semangat dari para orang muda untuk semakin giat dalam melayani di mana pun berada. n —Dilaporkan oleh Tevan Lontaan, Dep. PA Jemaat Rawamangun.
Seminar Ketua dan Bendahara Jemaat Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya
P
eranan ketua dan bendahara jemaat dalam Penginjilan Kota (City Evangelism) dan Pusat Pengaruh (Center of Influence). Itulah topik yang dibahas dalam seminar yang diselenggarakan oleh Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya selama tiga hari di Hotel Grand Ussu pada tanggal 6-8 Maret 2015. Melihat semangat dari para pemimpin jemaat, maka yang hadir menjadi peserta adalah 300 orang terdiri dari para ketua dan bendahara jemaat dari 163 jemaat di Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya. Penekanan dari seminar yang dibawakan oleh Pdt. H.E. Sinaga yang khusus diundang dari Divisi Asia Pasifik Selatan (SSD) adalah: Bagaimana menjadi se-
orang murid yang sejati. Sinaga menekankan, bahasa Yunani untuk murid adalah Mathetes yang berarti “seorang murid atau pengikut“ itu berasal dari kata kerja mantana, belajar, jadi seorang murid adalah seorang yang mengikuti ajaran seseorang, itu juga berarti meneladani. Maka kata Mathetes adalah belajar dari Yesus, mengikut Yesus, meneladani Yesus, menjadi seperti Yesus. Selama seminar ini semua bendahara jemaat dipisahkan dari para ketua, dan yang menjadi narasumber kepada para bendahara adalah Bendahara Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB), Bapak B.F. Sihotang; Bpk. B.Aritonang dan UIKB; Bpk. P. Doloksaribu, Bendahara Konferens DKI Jakarata dan Sekitarnya. Pembahasan mereka adalah peraturan tentang rencana persembahan terpadu. Harapannya adalah ketika sepulang dari seminar ini maka terselnggara penginjilan kota dan pusat pengaruh melalui jemaat yang ada di Kota Jakarta yaitu Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). n —Dilaporkan oleh Pdt. Arbeni Sagala, Dir. Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya.
04 - 2015 | Adventist World
37
dari INDONESIA Catat dan Rekam! Workshop Penginjilan NET 2015 KJKT
S
uatu kesempatan yang sangat menyenangkan dan membangun kerohanian jemaat se-Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT), karena mulai Jumat, 27 Februari sampai Minggu, 1 Maret 2015 di Roemah YWI Batu Malang dilaksanakan Workshop Penginjilan–NET 2015 yang dihadiri 64 utusan perwakilan dari Jemaat se-KJKT. Workshop di mulai pukul 18.30 WIB, renungan pembukaan dibawakan oleh Pdt. Henky Wijaya selaku Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur. Dalam renungannya yang berjudul Greatest Joy, ditekankan kesenangan yang terbesar dalam kehidupan jika seseorang dalam hidupnya menyampaikan Injil. Hal ini sesuai dengan kesaksian Rasul Paulus dalam 1 Korintus 9:16 yang berkata “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitahukan Injil.” Setelah renungan para peserta mengikuti seminar yang disampaikan oleh Pdt. Dr. Marolop Sagala. Pembicara membagi materi dalam empat sesi dengan materi antara lain: Integrated Evangelism Life-Style (Penginjilan Pola Kehidupan Terpadu), Mission to the City Concept and System (Konsep dan Sistem Penginjilan Kota), Sabbath School Unit Action Revitalization (Revitalisasi Unit Kerja Sekolah Sabat), Care Group–Small Group Dinamic (Dinamika Kelompok Kecil–Kelompok Peduli). Kata kunci yang selalu disampaikan oleh pembicara adalah “Catat,” walaupun mereka diberikan materi dalam bentuk CD peserta selalu dimotivasi agar jangan lupa mencatat.
38
Adventist World | 04 - 2015
Pada Sabat sore para peserta kembali berkumpul pukul 14.00 WIB, pembicara seminar Pdt. Dr. Samuel Simorangkir, dalam pemaparannya menyampaikan pertanyaan yang menggelitik pemikiran peserta “Apakah semua yang hadir adalah komunikasi jemaat?“ Pertama-tama yang mengangkat tangannya hanya empat orang sampai akhirnya setelah diulang pertanyaan tersebut maka seluruh peserta menyadari bahwa seluruh yang hadir adalah komunikasi jemaat. Inti pemaparan yang berkaitan dengan NET–2015 yang disampaikan adalah program penginjilan NET 2015 yaitu program penginjilan dari UIKB yang disiarkan langsung melalui Internet, 2 TV Satelit yang mendukung yaitu Hope Channel Indonesia dan ARN TV atau HCBN. Serta di sampaikan frekuensi untuk mendapatkan dua siaran tersebut adalah Hope Channel Indonesia Telkom 1-108.2 E, Frekuensi: 3830, Pol: H, Simbol Rate: 3000 dan ARN TV atau HCBN Telkom 1-108.2 E, Frekuensi: 3735 (range: 3734-3736), Pol: H, Simbol Rate: 1200. TV Internet: http://www.hcbn-indonesia.org dan TV Internet: http://www.useetv.com/livetv/hopetv. Kata kunci yang selalu disampaikan oleh pembicara adalah “Rekam,” setiap kesempatan yang ada di gereja jangan lupa direkam dan hasilnya ditayangkan ke media sosial dan juga disampaikan ke Direktur Komunikasi UIKB. —Dilaporkan oleh David Maart, Departemen Komunikasi KJKT.
WARTA
GEREJA ADVENT “Lihatlah, Aku Datang Segera”
Pengobatan Gratis Jawa Timur Kerja Sama Pundi Amal SCTV, Obor Berkat Indonesia dan KJKT
P
utat Jaya merupakan salah satu kelurahan di Surabaya. Tepatnya di Jalan Kupang Gunung Jaya III Nomor 8, RW 7 yang terdiri dari 9 RT adalah lokasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Kupang Gunung. Senin, 2 Maret 2015 di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tersebut telah menjadi pusat perhatian warga karena di tempat ini diadakan pengobatan gratis yang dilakukan oleh Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT), bekerja sama dengan Pundi Amal SCTV, dan Obor Berkat Indonesia. Sejak pukul 07.30 WIB warga telah berdatangan, setelah tim medis yang terdiri dari 3 dokter umum dan 3 dokter gigi selesai mempersiapkan peralatan maka kegiatan segera dimulai. Pukul 08.00 WIB, Pdt. Henky Wijaya selaku Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur memimpin doa pembukaan kegiatan tersebut. Pada saat mendengar kata “amin,” semua warga segera beranjak dan menuju meja pendaftaran. Karena animo masyarakat sangat tinggi maka panitia segera berinisiatif untuk menyediakan 2 meja tambahan sebagai tempat pendaftaran. Pukul 12.00 WIB seluruh tim beristirahat dan dilanjutkan kembali pukul 13.00 WIB. Walau panas dan hujan deras mengguyur namun tidak sedikit pun menyurutkan semangat warga yang rindu untuk berobat. Pukul 15.00 WIB pemeriksaan dihentikan sejenak guna mendengarkan kata sambutan oleh Ketua RW, Bapak Sunar; mewakili Pundi Amal SCTV, Bapak Catur; dan mewakili Konferens Jawa Kawasan Timur, Pdt. Leonard Mamentu. Tanpa disadari waktu terus berjalan, sebagian warga berdatangan di detik-detik terakhir penutupan. Panitia dan tim medis tetap memberikan kesempatan guna warga yang datang terakhir tersebut untuk tetap berobat. Akhirnya pada pukul 16.00 WIB seluruh rangkaian acara diakhiri dengan total peserta sebanyak 469 orang. —Dilaporkan oleh David Maart, Departemen Komunikasi KJKT.
Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.
Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah J. S. Peranginangin Ketua Bidang Usaha S. Manueke Bendahara W. Purba Pemasaran S.P. Rakmeni Produksi S. M. Simbolon Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit Redaksi Pelaksana dan Desain Isi J. Pardede Tim Redaksi F. Parhusip, R.S. Keni, F. Ngantung, J.W.S. Wagiran J. Wauran, F. Manurung, A. Siahaan Penerjemah Naomi Hutajulu Komunikasi Uni S. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan Barat B. Sumendap, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah D. Lingga, Sumatera Kawasan Utara H. Sihaloho, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan A. Sagala, DKI Jakarta dan Sekitarnya N. Siringoringo, Jawa Barat A. Pender, Jawa Tengah D. Maart, Jawa Kawasan Timur D. Juniarto, Kalimantan Kawasan Timur J. Sihotang, Kalimantan Barat D. Kana Djo, Nusa Tenggara R. Keni, Minahasa Utara Dj. Muntu, Minahasa F. Kasenda, Bolaang Mangondow-Gorontalo Ch. Muaya, Sulawesi Tengah M. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara A. J. Uniana, Maluku F. Macpal, Nusa Utara H. Wambrauw, Papua I. Lisupadang, Luwu Tana Toraja Izin
Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987
Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842 www.iphbdg.org Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.
04 - 2015 | Adventist World
39
Jika Anda tidak dapat hadir di San Antonio, gunakan tanganmu. Like
Jangan kehilangan momen Sesi General Conference. (2-11 Juli 2015) Ikuti tim reporter kami secara live blog di www.adventistreview.org Dapatkan kisah dan foto di Facebook, dan kicauan di Twitter
Likes us on Facebook
Follow us on Twitter