War ta Ge re j a Mas ehi Adve nt Har i Ke tujuh 1 2 - 2016
Kasih Karunia Adalah Saat Anda Merasakannya
11 Bersyukur dan Transisi 14 Bagaimanakah Kita Harus Berdoa?
26 Aman di Tangan-Nya
12 - 2 0 1 6
C E R I TA
The International Paper for Seventh-day Adventists
D ec e mb e r 2016
Grace
11 Gratitude and Transition 14 How Shall We Pray? 26 Safe in His Hands
is Where You Find It
16
S A M P U L
Kasih Karunia adalah Saat Anda Merasakannya
Oleh Lael Caesar
Tidak disebut “kasih karunia yang luar biasa� jika tidak merasakannya.
14 Bagaimanakah Kita Harus Berdoa? R E N U N G A N
Oleh Frank A. Campbell
Kita tahu apa yang kita inginkan. Tapi apakah kita tahu apa yang paling baik?
22 Dari Korban Jadi Pemenang K E H I D U P A N
8 Mengingat Rencana Allah
P A N O R A M A
S E D U N I A
Oleh Ted N. C. Wilson
Tidak peduli di mana kita berada, kita dapat bersyukur kepada Tuhan yang sudah memimpin kita.
A D V E N T
Oleh Albert Kazako
Allah menggunakan orang lain untuk membimbing anak-anak-Nya.
Cerita Kebaikan Tuhan 24 K E P E R C AYA A N
D A S A R
Oleh Lael Caesar
Memilih cerita yang lebih baik.
12 Malaikat dengan Seragam KGB, Bagian II
W
A R I S A N
A D V E N T
Oleh Pavel Liberanskiy
Orang Kristen di Rusia jarang bernasib begitu baik.
D E PA R T E M E N TA L 3 L A P O R A N
SEDUNI A
3 Sekilas Berita 6 Fitur Berita
11 K E S E H A T A N S E D U N I A Bersyukur dan Transisi 20 R O H N U B U A T Bagimu Seorang Juruselamat
Adventist World | 12 - 2016
F O T O
J A W A B A N
S A M P U L :
D A N
A L K I T A B
Aman di Tangan-Nya
27 P E L A J A R A N A L K I T A B Apakah yang Alkitab Ajarkan tentang Kesehatan 28
www.adventistworld.org Tersedia daring dalam 12 bahasa
2
26 P E R T A N Y A A N
P E R T U K A R A N
I D E
G I N O S P H O T O S / I S T O C K / T H I N K S T O C K
Melampaui Kata-kata
LAPORAN SEDUNIA Oleh Kent Kingston
Para Misionaris yang Terbunuh
dan Ellen White
/
A DV E N T I S T
R E C O R D
Pelayanan Pertama di Pulau Solomon Menandai Tonggak Sejarah
K I N G S T O N
i dunia ini tidak ada yang mampu membuat kita mengerti sepenuhnya, memahami kasih karunia Allah secara jelas. Ketika kita menemukan suatu yang penuh kebaikan dan kasih yang begitu teguh, kita mencapai batas akhir suatu bahasa untuk menemukan kata-kata yang tepat. Artinya, Firman yang menjadi manusia selalu ada di luar jangkauan kata-kata kita. Kasih karunia yang luar biasa ketika Allah Bapa mengumumkan dari takhta surgawi bahwa Ia membebaskan kita dari hukuman dan membuka semua pintu penjara. Itu akan menjadi upah yang tidak terbayangkan dan yang tidak layak kita terima. Tapi Putra-Nya berkenan untuk turun ke gubuk kita, menjadi salah satu dari kita, mengalami kekotoran dan rasa sakit kita, dan merasakan buruknya kelemahan dan kekejaman, adalah lebih dari yang kita berani pikirkan atau doakan. Kasih karunia mengambil daging dan tulang, serta segala kesukaran dan misteri menjadi manusia, dengan harapan untuk mengikat kita kepada Bapa selamanya. Yesus adalah wujud dari kasih karunia Allah, agar kasih karunia dapat dibagikan kepada mereka yang tersakiti dan berduka serta berdosa. Kristus melewati portal terakhir kita—kematian—untuk membukakan bagi kita pintu takhta surga yang tidak akan ada lagi kematian. Sekarang Ia duduk lagi di sebelah kanan Bapa, menantikan bagian terakhir dari kasih karunia, ketika Dia berkata bahwa kita akan bersama-sama dalam kemuliaan-Nya dan dalam kerajaan-Nya. Saat Anda membaca halaman-halaman edisi Adventist World yang dipenuhi dengan kasih karunia ini, berhentilah sejenak dalam kekaguman dan dalam penyembahan atas kasih karunia yang telah menjangkau kisah hidup Anda dan datang di tempat di mana Anda berada. Oleh kasih karunia Allah, Anda telah dipanggil untuk menjadi anak-Nya, sahabatNya. Oleh kasih karunia Allah, Anda telah menemukan sebuah komunitas saudara dan saudari yaitu masing-masing memiliki cerita unik tentang kebaikan Allah yang tidak layak diterima. Oleh kasih karunia Allah, Anda dapat memiliki sukacita bersama dengan Yesus selamanya dalam kerajaan-Nya yang jauh lebih bahagia dan lebih lengkap dari apa yang pernah Anda tahu yaitu sesuatu yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata (1 Kor 2:9). Jadi tetaplah dalam kasih karunia.
K E N T
D
Peserta ulang tahun mengunjungi makam misionaris Advent yang terbunuh yaitu Mary Semi.
P
erdana menteri Kepulauan Solomon memberikan penghormatan yang mengesankan kepada para misionaris gereja Advent yang terbunuh dan mengutip dari salah seorang pendiri gereja yaitu Ellen G. White dalam pidatonya ketika merayakan ulang tahun kelimapuluh dari Rumah Sakit Advent Atoifi. Perdana Menteri Manasye Sogovare bergabung dengan ratusan orang untuk perayaan tiga hari di Rumah Sakit Advent Atoifi di bagian timur Pulau Malaita, sebuah lokasi yang dapat dicapai hanya dengan kapal atau pesawat. Ibukota negara, Honiara, berjarak sekitar 40 menit perjalanan jauhnya dengan menggunakan pesawat. Sogovare mengatakan kebijakan pemerintah telah sangat dipengaruhi oleh rumah sakit dan sekolah keperawatan yang dioperasikan di kampus Pacific Adventist University Papua Nugini. “Saya dapat menyaksikan akan kontribusi yang telah dibuat oleh gereja ini untuk membangun kapasitas Kepulauan Solomon,” katanya. “Model yang dikembangkan oleh Atoifi dan sekolah keperawatan telah terbukti tepat untuk digelar di daerah pedesaan.... Ini adalah salah satu rumah sakit terbaik di Kepulauan Solomon, salah satu yang paling dihormati dan dilengkapi dengan baik.” Hal yang mengejutkan, Sogovare memasukkan tema rohani yang kuat dalam sambutannya, bahkan banyak mengutip tulisan Ellen White.
Bersambung ke halaman berikut
12 - 2016 | Adventist World
3
LAPORAN SEDUNIA “’Dalam meninjau sejarah, kita telah menjalani setiap langkah maju sampai di tempat kita berdiri saat ini, saya dapat mengatakan, Puji Tuhan!’” Kata Sogovare, kemudian membaca sebuah bagian dari buku Ny. White yaitu Life’s Sketches. “‘Seperti yang saya lihat apa yang telah Tuhan buat, saya takjub, dan dengan keyakinan terhadap Kristus sebagai pemimpin. Kita tidak perlu takut untuk masa depan, kecuali kita melupakan cara Tuhan yang telah memimpin kita, dan ajaran-Nya pada waktu yang lalu.’”* Sogovare berbicara tentang pionir Advent yang telah banyak berkorban untuk memberitakan Injil dan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat lokal Kwaio, baik sebelum dan sesudah bangunan rumah sakit diresmikan dengan 91 tempat tidur pada tahun 1966. Sogovare sangat terharu saat ia ingat mereka yang telah memberikan begitu banyak, “bahkan pengorbanan tertinggi,” mengacu pada misionaris seperti Lens Larwood, yang meninggal dalam kecelakaan traktor pada tahun 1979, dan Mary Semi (meninggal tahun1929), Brian Dunn (1965), dan Lance Gersbach (2003), semuanya terbunuh oleh orang yang mereka usahakan untuk diselamatkan. Kemudian sekelompok tamu mengambil perjalanan singkat dengan menggunakan perahu ke sisi lain dari Uru Harbor dan naik ke atas bukit yang curam untuk memberikan penghormatan di makam Mary Semi, seorang misionaris Advent dari Solomon Barat yang dibunuh secara brutal sehubungan dengan perselisihan harga yang harus dibayar oleh seorang pengantin wanita lokal. Sejarah lisan warga setempat secara konsisten mengenang suami Mary, Pukekera Semi, juga berasal dari Ranongga di Solomon Barat, yang berlari menuruni bukit curam untuk menghindar menjadi korban berikutnya. Dia melompat dan secara ajaib melayang di udara, mendarat dengan selamat di laut, kemudian ia dijemput dengan perahu dari pantai seberang. Chester Kuma, Direktur Pelayanan Kesehatan Divisi Pasifik Selatan, yang wilayahnya meliputi Kepulauan Solomon, dan
4
Adventist World | 12 - 2016
seorang dokter di Atoifi bertugas sejak tahun 1988-1999, selama pidatonya ia mengingat bahwa tuntunan Tuhan sangat nyata di Atoifi. Pada tahun 1994 rumah sakit dan para pemimpin gereja Advent bertemu untuk membahas penutupan lembaga ini karena mengalami kesulitan keuangan. Penutupan tampaknya tak terelakkan setelah pertemuan sepanjang hari ketika berbagai strategi terakhir dipertimbangkan dan ditolak dan sesi doa yang tulus diadakan. Tapi sebelum keputusan akhir diambil, salah satu peserta menerima panggilan telepon. Dia kembali sambil menangis. Ini
membuatnya perlu beberapa saat untuk tenang dan dapat mengumumkan bahwa pemerintah Selandia Baru memperpanjang hibah, bahwa itu adalah jumlah yang cukup besar yang dibutuhkan Atoifi untuk tetap dibuka. Menceritakan tentang kisah ini membawa tepuk tangan dari kerumunan orang dan kebahagiaan yang terlihat di wajah duta Selandia Baru Kepulauan Solomon, Marion Crawshaw, yang duduk di podium VIP bersama dengan Duta Besar Australia Andrew Byrne. n * Ellen G. White, Life Sketches of Ellen G. White (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1915), p. 196.
Oleh Andrew McChesney
Menolong Pengungsi “Sama Pentingnya dengan Berkhotbah” Direktur ADRA di Serbia Membagikan Pelajaran-pelajaran Utama.
P
endeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Igor Mitrovic percaya bahwa panggilan kependetaan gereja adalah memberitakan kedatangan Yesus yang kedua kali. Tapi setelah bekerja di garis depan untuk membantu krisis pengungsi Eropa selama setahun terakhir, Mitrovic melihat panggilan kependetaan kedua dan sama pentingnya: Untuk membantu mereka yang tak berdaya. Kedua panggilan itu bukan tidak ada hubungannya, Mitrovic mengatakan dalam sebuah wawancara di sebuah pusat krisis pengungsi yang ia bantu jalankan di Ibukota Serbia, Belgrade. Dengan menjangkau mereka yang tidak dapat membantu diri mereka sendiri, orang Advent membagikan
Injil sama berkuasanya dengan seri penginjilan. “Setiap kali Anda menemukan orang asing, seseorang tak berdaya, Anda dipanggil untuk mengangkat suara Anda dan memberikan perlindungan,” kata Mitrovic, mengutip dari Perjanjian Lama, Nabi Amos dalam Amos 2:6-8 dan 8:4-7. Mitrovic, yang telah bekerja sebagai Direktur ADRA di Serbia selama lima tahun terakhir, juga menyatakan apresiasi untuk tokoh-tokoh Alkitab yang juga adalah pengungsi dan mengatakan pekerjaan gereja yang ada di garis depan adalah menolong baik pengungsi Advent maupun yang bukan Advent untuk dituntun kepada Injil. Ia menceritakan bagaimana seorang penerjemah baru-baru ini mulai menghadiri
T E D / H U L B E R T V I C T O R
Igor Mitrovic berbicara dengan wartawan di halaman pusat pengungsi di Belgrade, Serbia. gereja Advent. ADRA tidak sendirian dalam membantu pengungsi di Serbia. Banyak dari 6.000 anggota Advent negara Balkan itu langsung bertindak ketika pengungsi berdatangan dalam jumlah besar pada tahun lalu, mereka mengumpulkan makanan, pakaian, dan air, kemudian mendistribusikan persediaan tersebut. Para anggota gereja juga ingin membuka rumah mereka untuk para pengungsi, tapi pemerintah melarang hal itu, dan mengatakan bahwa mereka dapat membantu dengan menempatkan para pengungsi pada perumahan yang di fasilitasi oleh negara, kata Djordjija Trajkovski, ketua gereja Advent Uni Eropa Tenggara ini, yang wilayahnya termasuk Serbia, Bosnia dan Herzegovina, Makedonia, dan Montenegro. “Anggota gereja telah memiliki sikap yang sangat positif terhadap pengungsi yang datang ke Serbia,” kata Trajkovski. “Kami terkejut dengan kecepatan beberapa gereja yang melibatkan diri mereka untuk membantu. Banyak anak muda secara sukarela bersiaga di tempat di mana para pengungsi membutuhkan bantuan awal, terutama di awal ketika LSM lain tidak siap untuk membantu.” ADRA memimpin dalam membuka sebuah pusat krisis pengungsi dengan empat organisasi lain dekat stasiun kereta utama Belgrade pada bulan Juli 2015, tepat ketika krisis pengungsi Eropa berada di luar kendali. “ADRA telah berinvestasi secara signifikan dalam membangun respons terhadap
bencana baik tingkat internasional maupun tingkat nasiona,” kata Jonathan Duffy, Ketua ADRA internasional. “Situasi di Serbia menjadi contoh yang baik dari rencana kerja yaitu kita mampu memobilisasi dan menanggapi dengan cepat.” Sekitar 5.000 pengungsi tinggal di Serbia pada waktu tertentu, penurunan tertinggi terlihat pada tahun lalu ketika ribuan orang pergi melintasi perbatasan negara setiap hari, kata Mitrovic. Banyak dari para pengungsi mampir di Pusat Informasi Suaka ADRA, yang menyediakan makanan dan perlengkapan lainnya, dukungan psikologis, kegiatan untuk anakanak, dan informasi kepada orangtua dan remaja yang bertempat di lantai atas. Lantai dasar, dijalankan oleh organisasi lain, memberikan dukungan hukum dan internet gratis. Pusat pengungsi terbuka sepanjang waktu, dan ADRA memiliki tujuh karyawan yang dibayar untuk melayani 50 sampai 70 anak-anak, baik sendiri atau keluarga setiap hari. Mitrovic mengatakan, krisis pengungsi yang sedang berlangsung saat ini merupakan panggilan kepada orang Advent untuk bangun, bukan hanya berdandan dengan “pakaian bagus” dan memberitakan Injil kepada orang asing di “tempat yang bagus” tetapi juga untuk terlibat dengan orang asing yang tidak berdaya. Dia juga bisa menemukan dasar untuk sikapnya yaitu pada pelayanan Yesus selama di dunia, tercatat bahwa Yesus menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyembuhkan orang sakit dan merawat mereka
yang lemah daripada berkhotbah. Bekerja dengan pengungsi telah memungkinkan Mitrovic untuk melihat tokoh Alkitab seperti Yesus dalam terang yang baru. “Semua tokoh utama Alkitab telah menjadi pengungsi: Adam dan Hawa, Abraham, Yesus,” kata Mitrovic, yang memproyeksikan suatu gambaran yang sungguh-sungguh dengan tubuh berotot, kepala gundul, dan suara yang telah diatur.” Bila Anda memiliki pengalaman secara langsung, Anda dapat menghargai cerita-cerita Alkitab dengan sedikit berbeda.” Seperti para tokoh Alkitab, pengungsipengungsi saat ini memiliki cerita tentang kehilangan rumah dan sedang hancur dalam berbagai hal, katanya. Semua yang mereka miliki adalah barang-barang mereka sementara mereka mencari tempat untuk disebut milik mereka sendiri. “Mereka memiliki kesempatan yang indah untuk belajar bagaimana Allah dapat membantu,” katanya. “Sebagian besar dari mereka berasal dari latar belakang agama yang tepat. Saya pikir jika mereka menemukan sebuah komunitas Kristen yang otentik sepanjang perjalanan mereka, mereka akan sangat terbuka pada panggilan Tuhan.” Dia mengatakan bahwa dia telah melihat keterbukaan kepada panggilan Tuhan yaitu kerja sama antara non Advent dengan ADRA sebagai penerjemah dan pekerja sosial. Dia mengatakan bahwa meskipun ADRA memiliki kantor yang tergolong kecil di Serbia, krisis pengungsi meletakkannya dalam posisi untuk mendatangkan para profesional yang sangat berkualitas untuk membantu. Hasilnya, orang pertama yang melihat Injil dalam tindakan langsung adalah rekan mereka yang bukan Advent. Mitrovic mengatakan imannya belum menjadi topik diskusi di kantor, tapi para rekan kerja telah mengatakan kepadanya bahwa mereka mendengarkan khotbah gereja secara online yang dibawakannya dan oleh staff ADRA lainnya. “Kami akan bekerja sama dengan sukses bersama Tuhan dalam menjangkau orang lain,” katanya. “Orang pertama untuk dijangkau adalah mereka yang bekerja sama dengan kita setiap hari. Ini adalah pengalaman saya.” n
12 - 2016 | Adventist World
5
T E D / H U L B E R T
LAPORAN SEDUNIA
V I C T O R
Oleh Andrew McChesney
Seorang Penginjil
Sepakbola Polandia Dariusz Ginda Terkenal karena Menyucikan Sabat
B
agi beberapa orang Dariusz Ginda dianggap sebagai orang bodoh, dan buruk, oleh karena menolak kontrak sepakbola dengan nilai hampir 500.000 dolar per tahun di Polandia. Ginda, adalah seorang Advent sejak lahir, mengatakan bahwa ia tidak merasakan pergumulan atas keputusannya untuk memelihara hari Sabat daripada bermain di liga utama. Sebaliknya, ia mengatakan: “Saya tahu Anda tidak mengerti, tapi ini adalah apa yang saya percayai. Uang tidak pernah menjadi masalah. Adalah Tuhan yang selalu lebih penting. Tolong cobalah untuk memahaminya.” Keputusan Ginda untuk menempatkan Tuhan sebagai yang utama mungkin membuat dia kehilangan kesempatan untuk menjadi bintang sepak bola internasional. Tapi dia adalah pahlawan bagi banyak orang yang mencintai sepak bola Polandia, sebuah negara yang didominasi oleh Gereja Roma Katolik dengan keanggotaan 38,5 juta orang dan hanya 5.800 orang Advent. Dia menerima surat-surat hampir setiap hari dari mereka yang mengungkapkan rasa terima kasih atas teladan kesetiaannya. Anda dapat menyebut Ginda sebagai penginjil sepakbola secara tidak langsung. “Anda seharusnya tidak mencari hal-hal yang dunia ini beritahu Anda untuk cari,” Ginda, 46 tahun, mengatakan dalam sebuah wawancara di Ibukota Polandia, Warsaw. “Anda hanya akan memiliki hal-hal itu selama beberapa detik dan kemudian semuanaya akan hilang. Anda harus fokus pada Tuhan dan memiliki hubungan yang baik dengan-Nya. Itulah yang bertahan selamanya. “
6
Adventist World | 12 - 2016
Ginda, yang lebih dikenal oleh temanteman dan para penggemar olahraga sebagai Darek, bukan hanya seorang pemain sepak bola tetapi juga musisi Kristen dan juga pemimpin Sekolah Sabat di gereja dekat kampung halamannya Chojnow di barat daya Polandia. Dia bekerja penuh waktu sebagai sopir perusahaan dan pelatih serta bermain untuk tim sepak bola liga kelima, Skora Jadwisin, tiga hari seminggu. Tapi dia dikenal di seluruh Polandia karena menolak untuk bermain pada hari Sabat sejak menjadi pemain sepak bola profesional pada tahun 1989 pada usia 19 tahun. “Dia adalah seorang Advent yang sangat berdedikasi,” kata Jaroslaw Dziegielewski, Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Polandia.” Dia dapat memiliki karir yang hebat di sepak bola.”
Banyak Uang
Ginda, dibesarkan oleh seorang ibu Advent, menjadi anak yang penurut. Dia juga menghabiskan banyak waktu di lapangan sepak bola. “Saya dapat mencari karir lain, tapi saya cepat menyadari bahwa sepak bola adalah olahraga favorit saya,” kata Ginda, pria bersuara lembut dengan wajah tampan ini. Kontrak pertama Ginda, dengan Chojnowianka, tim liga keempat, ditetapkan bahwa ia tidak akan diperlukan untuk bermain selama jam Sabat yaitu dari matahari terbenam pada hari Jumat sampai matahari terbenam pada hari Sabtu. Hebatnya, tim membuat pengecualian untuk striker muda ini satu bulan sebelum pemerintah komunis Polandia runtuh dalam pemilihan parlemen
Sisipan: Dariusz Ginda berpose dengan seragam timnya pada tahun 2012.
pada bulan Juni 1989. “Saya dibaptis ketika saya masih berusia 16 tahun, dan saya tahu bahwa saya tidak akan pernah melanggar perintah Sabat,” kata Ginda. Pada tahun 1993 pemain sepak bola terkemuka dari tim papan atas Zagłębie Lubin mendekati Ginda, pada usia 23 tahun. Dari sembilan pemain yang diundang untuk uji coba, hanya dia dan satu lainnya menerima tawaran untuk bergabung. Kontrak dasar itu senilai 20.000 dolar per bulan, ditambah setidaknya 16.000 dolar bonus untuk gol dan memenangkan pertandingan. Totalnya, signifikan dengan standar apa pun, terutama pada saat demokratis baru Polandia berjuang di tengah gejolak ekonomi. Ginda berkata bahwa dia hampir menandatanganinya. “Saya mengambil pena, tapi kemudian saya melihat kontrak, dan saya tidak menandatanganinya,” katanya. Kaget, manajer tim bertanya apa yang salah. Ginda menjawab: “Saya adalah seorang anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, dan saya tidak bekerja pada hari Sabat. Ketika ada pertandingan pada hari Sabat, saya tidak akan bermain. Saya mencoba untuk mematuhi sepuluh perintah Tuhan.” Manajer tim menyatakan penyesalannya dan mengucapkan selamat tinggal.
Ulasan Keterkejutan Media
Ginda kembali ke tim Chojnowianka. Gajinya kecil di liga keempat, sehingga ia juga bekerja di pabrik, membuat pompa hidrolik. Kemudian pada tahun 1998 seorang wartawan olahraga Polandia yang terkenal
Oleh Andrew McChesney
Doa dan Iman
FA C E B O O K
meminta untuk mewawancarainya. Artikel yang dihasilkan tentang bagaimana ia telah menolak kontrak sepakbola yang menguntungkan pada lima tahun sebelumnya dimuat di salah satu koran terbesar di negara itu. Laporan ini menyebabkan terang besar. Lima belas surat kabar lainnya dan beberapa saluran TV mengangkat cerita tersebut. “Saya tidak tahu apa yang telah direncanakan Tuhan untuk saya,” kata Ginda. “Ini adalah kesempatan untuk berbicara tentang Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, keyakinan kita, dan fakta bahwa hubungan saya dengan Tuhan adalah hal yang paling penting bagi saya.” Pada saat itulah Ginda menyadari bahwa ia telah menjadi seorang penginjil sepakbola. “Saya pikir rencana Allah bagi saya adalah bukan sukses sebagai pemain sepak bola, tetapi untuk memberikan wawancara tersebut sehingga orang lain akan tahu tentang Allah,” katanya. Laporan berita dan program televisi tentang Ginda tetap online, dan ia menerima surat dari orang asing hampir setiap hari. “Setiap saat seseorang menghubungi saya melalui surat atau surel untuk bertanya tentang Tuhan dan mengapa saya tidak melakukan ini atau itu,” kata Ginda. “Ini adalah kesempatan besar bagi saya untuk menceritakan kisah saya.” Orang yang sebelumnya telah menyebut Ginda bodoh kemudian berubah pikiran. “Ketika semua artikel diterbitkan, mereka mulai berpikir ada sesuatu untuk ini,” katanya. “Bahkan mereka yang berbeda keyakinan menulis kepada saya, ‘Anda melakukan hal yang baik karena Anda berfokus pada hal-hal yang Anda percaya.'" n
R
isiko hujan merusak hari terbesar Pathfinder tahun itu di Latvia. Lima belas menit tersisa sebelum pertemuan tahunan Pathfinder dibuka dengan upacara kebesaran—Juli lalu. Tapi hujan itu membasahi perkemahan sehingga para Pathfinder meringkuk di tenda bersama teman-teman non-Advent. “Jadi kami mulai berdoa, ‘Engkau yang menciptakan hujan, dan Engkau juga yang dapat menghentikannya,’” kata Guna Rimane, direktur pathfinder gereja Advent di Latvia. Kemudian Rimane membunyikan alat woki-toki. Seorang pemimpin Pathfinder berada di sisi lain dari perkemahan. “Kita akan mulai,” katanya. “Guna, tolong berdoa untuk kita.” Semua anak-anak mendengarkan Rimane berdoa melalui pengeras suara. Kemudian pemain drum berbaris keluar. Ketika mereka melangkahkan kaki menuju ke tengah perkemahan, hujan tiba-tiba berhenti. “Itu dua menit sebelum upacara pembukaan,” kata Rimane. “Dan sejak itu tidak pernah hujan lagi.” Anak-anak keheranan—dan orangtua mereka—tidak dapat berkata apa-apa lagi. “Untuk anak-anak, itu adalah sesuatu yang lain,” kata Rimane. “Ada beberapa orangtua yang hadir dan berkata, ‘Apa yang terjadi? Allah begitu nyata.’” Tidak ada yang tahu berapa banyak hati yang tersentuh pada saat hujan itu berhenti. Tapi pemimpin gereja mengatakan bahwa cerita tersebut menggambarkan bagaimana Tuhan menggunakan Pathfinder menjadi saksi yang kuat di Latvia, sebuah negara
Baltik kecil dengan jumlah penduduk 2 juta orang dan hanya 4.000 orang Advent. “Anak-anak Pathfinder adalah misionaris yang sangat baik,” kata Vilnis Latgalis, Ketua Gereja Advent di Latvia. “Mereka sangat bersemangat.” Pathfinders mendistribusikan hadiah yang disediakan ADRA kepada anak-anak yang berpenghasilan rendah. Mereka membuat kue jahe. Mereka mengundang temanteman non-Advent untuk menjadi Pathfinder dan untuk bergabung dengan mereka di camporee itu. “Pertemuan camporee benar-benar menyatukan klub kami. Itu membuat kami seperti satu,” kata Maija Paulina, 22 tahun, pemimpin Pathfinder di Riga. “Beberapa anak datang dan beberapa tidak datang selama tahun sekolah. Tapi mereka semua datang ke camporee.” n
R I M A N E
/
G U N A
G I N DA
300 Pathfinders Mengubah Hati Orang Latvia
O F
DA R I U S Z
Menghentikan Hujan Saat Camporee
C O U R T E S Y
Atas: Pemain sepak bola Polandia dan pelatih “Darek” Ginda berbicara dengan Adventist World di Warsaw, Polandia.
Pathfinders menunggu meskipun hujan untuk upacara pembukaan camporee di Salacgriva, Latvia, Juli lalu.
12 - 2016 | Adventist World
7
P A N O R A M A
S E D U N I A
Mengingat
Oleh Ted N. C. Wilson
Rencana Allah di Gereja dan dalam Hidup Kita
Ini dipilih dari ringkasan khotbah Pendeta Wilson “Mengingat Rencana Allah,” disampaikan pada rapat tahunan pada tanggal 8 Oktober 2016. Hal itu disampaikan pada akhir konferensi yang berfokus pada pentingnya pendidikan Advent—Editor.
M
emori adalah hal yang indah. Bahkan hal terbaik yang kita miliki, namun kita dapat melupakan sesuatu entah saat ini ataupun kemudian. Allah tahu bahwa kita akan lupa, sehingga Ia memperingatkan kita dalam firman-Nya untuk “ingat.” Contoh yang paling penting adalah perintah keempat yaitu ingat untuk menjaga kesucian hari Sabat. Hal kedua yang berhubungan dengan kata ingat adalah “Ingatlah akan Penciptamu di masa mudamu” (Pengkhotbah 12:1). Tuhan ingin kita ingat bahwa Dia bertanggung jawab, dan bahwa di masa muda kita Dia mampu mengambil alih hidup kita. Bangsa Israel terus lupa akan pimpinan dan berkat Tuhan. Setelah menyeberangi Laut Merah dan menuju ke
8
Adventist World | 12 - 2016
Gurun Sinai, mereka terlibat dalam kasus amnesia. Mereka mengeluh tentang kurangnya makanan dan mengucapkan kata-kata aneh “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang!” (Kel.16:3). Mereka lupa bagaimana Allah memimpin mereka melalui Laut Merah; bagaimana Dia mengubah air pahit menjadi manis di Mara. Ingatan kita sangat singkat.
Jangan Pernah Lupa
Dalam menggambarkan pengalaman ini, Ellen White menulis: “Kalau saja mereka memiliki iman kepada-Nya, dalam pandangan semua yang Dia telah lakukan bagi mereka, mereka akan dengan riang menanggung ketidaknyamanan, kekurangan, dan bahkan penderitaan yang nyata; tapi mereka tidak mau memercayai Tuhan lebih jauh dari apa yang mereka dapat saksikan tentang bukti-bukti yang terus-menerus dari kuasa-Nya.
Mereka telah melupakan pengalaman perbudakan yang getir di Mesir. Mereka lupa akan kebaikan dan kuasa Allah yang dinyatakan bagi mereka dalam membebaskan mereka dari perbudakan. Mereka lupa bagaimana anak-anak mereka telah dipelihara pada waktu malaikat pembinasa membunuh semua anak sulung di Mesir. Mereka lupa dengan pertunjukkan besar kuasa Ilahi di Laut Merah. Mereka lupa bahwa sementara mereka telah menyeberang dengan aman di jalan yang telah dibuka untuk mereka, tentara musuh, mencoba untuk mengikuti mereka, telah dihancurkan oleh air laut itu.”1 Mereka lupa, mereka lupa, mereka lupa. Mari kita tidak pernah lupa akan belas kasihan tangan Tuhan yang mennuntun pergerakan Advent, dan dalam memberikan model pendidikan-Nya yang berharga. Mari kita tidak pernah lupa untuk bersandar sepenuhnya pada bimbingan Roh Kudus dalam pekerjaan kita untuk pendidikan Advent. Kita diberitahu, “Sejarah kehidupan bangsa Israel di
[Uzia]lupa memberikan kemuliaan untuk Tuhan, dan mengambil bagi dirinya sendiri kekuatan untuk membuat aturannya sendiri.
padang belantara itu telah dicatat untuk menjadi manfaat bagi Israel milik Allah sampai kesudahan zaman.” 2 Melupakan Tuhan dan pimpinan-Nya tampaknya menjadi masalah konstan bagi kita di setiap waktu, jika kita melihat diri kita sendiri dan dunia, tidak bersandar sepenuhnya pada Yesus. Kita terlalu banyak bersandar pada pengertian kita sendiri. Kita mulai berpikir bahwa kita cukup maju dalam kebijaksanaan kita sendiri bahwa kita tidak perlu mengingat teladan Allah.
Kemakmuran
Uzia baru berumur 16 tahun ketika ia menjadi Raja Yehuda. Dia memerintah selama 52 tahun. Dua Tawarikh 26 mencatat satu kasus amnesia yang aneh: “Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN.... Dan selama ia mencari Tuhan, Allah membuat segala usahanya berhasil.” (ayat 4, 5). Betapa suatu pelajaran bagi kita para pemimpin dalam pendidikan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dan dalam gereja secara umum pada hari ini.
Jika kita mencari Tuhan dalam semua yang kita lakukan, Dia akan membuat gereja-Nya berhasil dengan tugas misi besar untuk mewartakan pekabaran tiga malaikat. Uzia mendapat kemenangan atas orang Filistin, Arab, Meunim, dan Amon, dan bahwa ketenarannya menyebar jauh. Selanjutnya beberapa ayat merinci kekuatannya—menara-menara yang dibangun, sumur digali, petani dipekerjakan, pasukan 375.000 orang yang berjuang dengan “kekuatan besar” dengan pertempuran yang efisien dan alat-alat perang yang menembakkan anak panah dan batu besar (ayat 14, 15). “Namun raja itu termashur sampai ke negeri yang jauh, karena ia ditolong dengan ajaib sehingga menjadi kuat ” (ayat 15). “Selama dia mencari Tuhan, Allah membuatnya berhasil.” Sistem pendidikan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh kita telah berkembang dari awal yang kecil di Battle Creek menjadi sistem seluruh dunia yaitu 5.705 sekolah dasar, 2.336 sekolah menengah, sekolah pelatihan dengan 54 pekerja, 114 perguruan tinggi dan universitas, enam sekolah kedokteran, dan legiun guru berdedikasi dan para profesor yang terlatih dengan baik serta cemerlang . Kita telah menjadi sistem pendidikan Protestan terbesar di dunia. Para pendidik kita yang dikhususkan telah menjadi mahir dalam berbagai disiplin ilmu.
Dunia telah memperhatikan. Sekolah kita telah menghasilkan ribuan profesional di berbagai bidang studi. Kita telah menjadi kuat. Allah telah memberkati kita selama kita mencari Dia dan mengikuti model pendidikan-Nya.
Menjamah Hati
Tapi apa yang terjadi dengan Uzia? Alkitab berisi peringatan bagi kita untuk tetap rendah hati dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal. “Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada Tuhan, Allahnya, dan memasuki bait Tuhan dan membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan” (ayat 16). Azarya, seorang mam, pergi ke bait suci, mengingatkan Uzia bahwa bukan tugasnya untuk membakar dupa, tetapi hanya para imam. “Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari Tuhan Allah karena hal ini”(ayat 18). Raja Uzia sudah lupa kepada siapa yang memberinya kekuatan untuk menjadi kuat. Dia telah mengambil kemuliaan untuk dirinya sendiri, dan bahkan memiliki keberanian fasik untuk mengambil peran yang bukan wewenangnya untuk melakukan hal tersebut. Ia lupa aturan dan peraturan Allah. Dia lupa untuk memberikan kemuliaan hanya kepada Tuhan, dan mengambil bagi diri-
12 - 2016 | Adventist World
9
P A N O R A M A
S E D U N I A
nya sendiri kekuatan untuk membuat aturan sendiri. Dia melupakan teladan Allah. Setelah mendengar teguran dari imam, “Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbulah penyakit kusta pada dahinya” (ayat 19). Raja yang telah melakukan yang benar di mata TUHAN dan menjadi makmur karena hubungannya dengan Allah menjadi begitu yakin akan dirinya sendiri dan begitu penuh dengan keangkuhan diri sehingga dia meninggalkan jalan Tuhan dan teladan Allah untuk meninggikan dirinya sendiri dan dengan demikian menerima hukuman Allah. Dia tidak seharusnya berada di dalam Bait Allah; dia bukanlah seorang imam. Dan sekarang dengan kusta mencolok yang terlihat pada dahinya, para imam melemparkannya keluar dari Bait Suci. “dan ia sendiri tergesa-gesa keluar, karena Tuhan telah menimpakan tulah kepadanya” (ayat 20). Jika saja Uzia ingat dari mana dia berasal dan bagaimana dia berada di sana, dan telah memberikan kemuliaan kepadaTuhan dengan hormat dan rendah hati. Dia bisa terus digambarkan pada akhir pasal 26 sebagaimana di awal pasal ini: “Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN.”
Kristus adalah Pusat
Di dalam buku Nasihat kepada Orangtua, Guru, dan Siswa kita mendapat nasihat bahwa, “Kristus adalah pusat dari semua ajaran yang benar. Semua agama yang benar ditemukan dalam firman-Nya dan di alam. Dia adalah satu-satunya pusat harapan hidup kekal kita; dan guru yang belajar dari-Nya menemukan pelabuhan yang aman.”3 Pendidikan Advent berdiri sebagai pusat dalam pemberitaan kepada mahasiswa dan fakultas ketika kita memahami subyek pokok untuk dibagikan melalui pendidikan, dan kemudian ke seluruh dunia. Kita memuji Tuhan bagi guru-guru yang setia yang telah memberkati kita dan membawa kita berada di sini hari ini, dan bagi mereka yang saat ini mengajar ribuan orang muda di sistem sekolah Advent global kita.
10
Adventist World | 12 - 2016
Jangan pernah kehilangan ketergantungan yang rendah hati pada Tuhan untuk nasihat-Nya dan teladan-Nya. Jangan pernah berpikir bahwa Anda lebih baik dari Allah dan petunjuk-Nya yang kudus. Dalam pekerjaan pendidikan kita sesuai dengan teladan Allah, kita tidak mencari kebebasan degil, kebebasan akademik yang menarik kita menjauh dari tanggung jawab yang tinggi dan sakral untuk melatih siswa sebagai bagian dari pekabar akhir Allah yang besar dari kebenaran Alkitab dan pemahaman tentang nubuatan. Kita harus menolak setiap upaya untuk mengerjakan kritik yang lebih tinggi dan metode historis—kritis dalam pengajaran kita dan kaitannya dengan Alkitab hanya mengasingkan kita dari Allah dan meninggikan diri daripada meninggikan Yesus.
Alkitab Fondasi Kita
Dunia sedang berada dalam proses menetralkan Alkitab dan kebenaran Alkitab. Tahun depan kita akan merayakan ulang tahun ke-500 reformasi Protestan, ketika orang yang percaya Alkitab dan takut akan Tuhan mengatakan bahwa satu-satunya aturan iman adalah Alkitab saja, dan bahwa kita percaya pada keselamatan oleh kasih karunia saja, kepercayaan dan iman dalam kebenaran Kristus yang Dia tawarkan kepada kita. Para pendeta, para guru, para administrator, dan para anggota gereja, mari kita berdiri tegugh untuk prinsip-prinsip surgawi yang membimbing reformasi Protestan selama hampir 500 tahun. Prinsip-prinsip Alkitabiah akan membimbing kita ke hari-hari terakhir sejarah bumi dan memberikan kita kekuatan untuk menyatakan Kristus dan kebenaran nubuatan-Nya. Jangan lupa apa yang telah dilakukan Allah bagi gereja-Nya dan umat-Nya. Ketika kebanyakan dunia keagamaan mencampurkan kebenaran dan kesalahan dan kembali ke tradisi, emosionalisme, dan ekumenisme, berdirilah teguh untuk Firman Allah yang kuat. Jangan biarkan netralisasi atau dekonstruksi kebenaran menemukan pintu masuk ke sekolah-sekolah kita, gereja, atau kehidupan pribadi kita.
Tidak Pernah Ketinggalan Zaman
Tuhan berbicara melalui Ellen White untuk memberikan instruksi kepada pergerakan Advent. Roh Nubuat adalah salah satu karunia terbesar Allah kepada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Sayangnya, ada orang yang berpikir bahwa mereka tidak perlu Alkitab dan Roh Nubuat, yang entah bagaimana kita sekarang tiba di tingkat pemahaman yang lebih tinggi daripada apa yang instruktur surgawi dapat berikan kepada kita. Biarkan saya memberitahu Anda dengan segala kerendahan hati dan keyakinan: Alkitab dan Roh Nubuat adalah tetap berlaku dan sah hari ini sebagaimana ketika itu ditulis. Kebenaran Allah tidak pernah ketinggalan zaman; itu relevan saat ini dan akan relevan sampai Yesus datang. Suatu hari segera kita akan melihat ke atas dan melihat, awan gelap kecil sekitar setengah ukuran dari tangan manusia. Ini akan menjadi lebih besar dan lebih terang karena semua surga dicurahkan untuk acara puncak ini. Tepat ditengah awan adalah Seorang yang kita nanti-nantikan, Juruselamat kita dan Tuhan, Guru Agung, Yesus Kristus. Kita akan bergabung bersama Dia di udara dan tinggal bersama dengan-Nya selamanya—semua melalui kasih karunia dan kebenaran-Nya—ketika kita menuju ke surga yang kekal, belajar sepanjang kekekalan dari Guru Agung sendiri. Untuk transkrip lengkap dari khotbah ini, kunjungi adventistreview.org/churchnews/story4450-remember-gods-education-model-dont-forget.n 1 Ellen G. White, Alfa dan Omega (Indonesia Publishing hose Bandung), jld.1. hlm. 340, 341. 2 Ibid., p. 341. 3 Ellen G. White, Counsels to Parents, Teachers, and Students (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1913), p. 453.
Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Anda dapat bersahabat dengannya melalui Facebook and Twitter @pastortedwilson.
P A N O R A M A
S E D U N I A
Bersyukur dan Transisi
Dr. Allan Handysides
Oleh Peter N. Landless Dr. Zeno Charles-Marcel
K
olom kesehatan sedunia telah dimuat di Adventist World sejak edisi pertama dicetak pada bulan September 2005; dan bertanya kepada dokter telah dimulai bersamaan dengan penerbitan, Adventist Review, selama 14 tahun. William Johnson, sebagai editor Adventist Review, mendekati Dr.Allan Handysides dan saya pada akhir tahun 2001 untuk menulis secara reguler di kolom menjawab pertanyaan para pembaca dan mengatasi tren kesehatan saat ini. Dia sangat senang tentang gagasan itu tetapi jujur bahwa usaha semacam itu menuntut komitmen untuk kontribusi reguler dan seterusnya. Untuk saat ini, hampir 180 pertanyaan kepada dokter dan hampir 140 kolom kesehatan sedunia telah diterbitkan dalam majalah Adventist Review dan Adventist World. Adalah merupakan kebanggaan dan kehormatan untuk menyediakan pelayanan ini bagi gereja Advent. Ada banyak tanggapan; ada beberapa yang tajam, tetapi sebagian besar adalah sangat positif, dan telah menjadi suatu sukacita tersendiri untuk dapat menjawab serta membagikan tentang hal-hal penting untuk tetap hidup sehat bertahun-tahun lamanya. Apakah tujuan dari semuanya ini? Tim pelayanan kesehatan Advent yang bekerja penuh waktu telah dibentuk kembali sejak Dr. Handysides pensiun pada rapat General Converence di San Antonio, Texas, Amerika Serikat. Dengan penuh sukacita kami menyambut Dr. Zeno Charles-Marcel sebagai anggota baru di World Health
bertanya kepada dokter. Dr. CharlesMarcel adalah seorang internis dan spesialis dalam mengobati gaya hidup. Dia kaya akan pengalaman dalam akademik kedokteran, pernah menjadi dekan di Montemorelos School of Medicine, serta memenuhi tahun pelayanannya di seluruh Amerika Serikat. Dia telah bertekat untuk mengikut Yesus, mempraktikan kehidupan yang seimbang, dan seorang yang hangat serta suka bergurau. Selamat datang, Dr. Zeno! Pelayanan kesehatan Advent telah menjadi berkat untuk seluruh dunia melalui visioner, dedikasi, inovatif, dan kepemimpinan yang energik dari Dr. Allan Handysides selama karirnya sebagai dokter, pendeta yang diurapi, dan teladan hidup yang seimbang, praktis, berdasarkan Alkitab, sesuai Roh Nubuat. Dia adalah kunci dalam membimbing gereja untuk memahami bahwa pesan kesehatan Advent adalah berkat yang penuh rahmat untuk dipahami dan dipraktikkan oleh gereja dan membagikan kepada masyarakat. Selain itu, ia memiliki konsep bahwa setiap jemaat harus menjadi pusat harapan dan kesehatan, dan setiap anggota adalah promotor kesehatan—konsep yang telah menguatkan yaitu Comprehensive Health Ministry (CHM)dan Keterlibatan Seluruh Anggota sejak enam tahun yang lalu. Allan dan Janet Handysides adalah pasangan pensiunan yang bahagia dan tinggal enam bulan dalam satu tahun di pantai yang indah yaitu Pigeon Lake di
Kanada, dan musim dingin di Florida. Mereka terus aktif terlibat dalam penginjilan kesehatan, dalam kehidupan gereja di berbagai tempat, dan dalam tugas khusus untuk Pelayanan Kesehatan Advent di seluruh dunia. Baru-baru ini Dr. Handysides adalah pembicara utama pada acara pembukaan konferensi Wanita Kristen Sederhana yang diadakan di Ottawa, Ontario, Kanada. Saya pribadi merasa berutang kepada Dr. Allan Handysides yaitu saya sangat bersyukur dalam hidup saya atas kehadiranya sebagai pemimpin, panutan, mentor, administrator, kepercayaan, dan teman setia lebih dari 36 tahun. Terima kasih telah mempraktikan apa yang Anda khotbahkan, Allan—bertindak sesuai dengan yang dikhotbahkan dan tanpa lelah membagikan kasih dan karunia Yesus di samping tempat tidur pasien, melayani gereja sepanjang karir pelayanan, dan dalam kamar dan aula badan kesehatan sedunia dan kantor-kantor pemerintah! Anda dikasihi dan dihargai, dan tahun perjuangan Anda terus menghasilkan buah.n
Peter N. Landless,
seorang ahli kardiologi nuklir, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.
12 - 2016 | Adventist World
11
W A R I S A N
A D V E N T
Oleh Pavel Liberanskiy
M A L A IK A T DENG AN Pada bagian pertama Pavel mendaftar untuk wajib militer di Moldova. Seorang petugas KGB menunjukkan minat kepadanya.
S
aya menghabiskan Sabat pertama saya sebagai seorang tentara di ruangan Lenin. Sesungguhnya itu begitu asing. Sebelumnya saya telah menghabiskan hari-hari Sabat saya di gereja di kalangan pemuda, dan saudara-saudara seiman. Sekarang saya berada di antara potret para pemimpin komunis dan petinggi militer dan perlengkapan propaganda lainnya. Setiap kali seorang sersan datang dan meminta saya untuk melakukan sesuatu, saya menjelaskan bahwa saya tidak bekerja pada hari Sabtu. Pada hari Senin Mayor KGB memanggil saya ke kantornya. Dia bertanya apakah saya mempunyai SIM motor. Ada tapi di rumah. Dia menjelaskan bahwa saya tidak akan dipindahkan. Semua masalah tentang Sabat dan makanan akan diselesaikan. Tapi saya tidak punya keinginan untuk bekerja dengan perwakilan KGB setelah semua yang telah mereka lakukan kepada semua umat Tuhan. Saya menyatakan setiap keberatan semampu saya. Tapi tidak ada yang berhasil. Saya terjebak dengan KGB. Saya mengirim telegram ke rumah dan meminta SIM saya. Sulit untuk dipercaya. Itu merupakan strategi KGB untuk memasukan saya ke dalam penjara mereka. Saya terusmenerus berdoa namun tetap merasa khawatir. Tapi surat dukungan dari keluarga dan anggota gereja adalah berkat yang luar biasa.
Sebuah Kehidupan Militer
Tentara berpengalaman di barak saya memperlakukan dengan kejam para wajib militer “yang baru.” Jadi selain tekanan untuk mengkompromikan iman saya, mereka masih melecehkan saya. Tapi Tuhan menolong saya untuk berdiri teguh dan masih memiliki hubungan yang baik dengan semua orang. Pada malam hari saya bermain gitar milik seseorang dan menyanyikan lagu-lagu tentang kehidupan, ibu, persahabatan, dan
12
Adventist World | 12 - 2016
S ERAGAM
KGB
Tuhan Melakukan Banyak Hal yang Mustahil
BAGIAN 2 kasih Kristen. Itu membantu saya mendapatkan rasa hormat. Suatu hari, pada awal dinas militer saya, seorang mayor membawa saya ke sebuah kantin. Semua orang berdiri ketika perwira KGB ini masuk, dan saya berjalan di sampingnya. Dia mendekati juru masak: “Apakah yang menjadi makanan dari para tentara? Apakah disediakan makanan daging babi?” Lalu ia memerintahkan untuk menyediakan makanan bagi saya tanpa daging babi atau lemak. Hal itu mengejutkan juru masak dan semua orang yang mendengarnya. Alla Serdyukova, istri sang mayor, bekerja sebagai kepala juru masak di sebuah resort bernama Neptune. Menikmati makanan yang baik adalah hadiah tambahan dengan menjadi sopirnya; menikmati retret keluarga ke Laut Hitam adalah hadiah yang lain dari kebaikan sang mayor. Untuk melindungi saya dari tekanan bekerja pada hari Sabat, ia memberi saya kantornya: “Anda dapat datang ke sini pada hari Sabtu tepat setelah Anda bangun,” katanya. “Anda dapat membaca, tidur, atau berdoa di sini; tidak ada yang akan mengganggu Anda. “Kemudian dia memberi saya belasan surat izin kosong yang sudah di tanda tangannya dan cap. Saya dapat mengisi nama saya sebagaimana yang diperlukan dan pergi kemana saja di luar unit militer kami. Saya ingat ketika menghadiri ibadah di gereja Sukhumi untuk pertama kalinya. saya duduk di baris pertama dan mendengarkan
dengan cermat setiap kata. Saya sangat lapar akan hal ibadah dan hal-hal rohani! Berada di gereja lagi adalah berkat yang membahagiakan. Namun, pada hari Sabat saya biasanya tinggal di kantornya. Jika dia tiba setelah saya, dia akan mengetuk pintu, saya akan membukanya, dan biasannya ketika ia masuk dia akan berkata, “Silahkan, belajar, membaca, istirahat.” Jika kami bepergian pada hari Jumat, dia selalu memberi saya cukup waktu untuk mempersiapkan hari Sabat sebelum matahari terbenam. Dia tidak pernah meminta saya bekerja pada hari Sabat.
Alkitab
Suatu hari petugas ini menunjuk ke sebuah rak buku kosong dan mengatakan bahwa saya dapat meletakan buku-buku saya di rak tersebut. Jadi saya meminta orangtua saya untuk mengirimkan saya sebuah Alkitab, Alkitab berharga mereka yang merupakan hadiah mereka kepada saya pada hari ulang tahun kedua belas: Saya ingat hari Sabat malam ayah saya membawa saya ke rumah ketua jemaat kami dengan membawa tas belanja. Ketua jemaat Vasiliy tinggal di rumanya di desa kami. Para komunis sering memata-matai dirinya untuk mencari tahu bagaimana ia memberikan Alkitab dan literatur lainnya kepada anggota gereja. Saya memberinya pesan ayah saya, dan dia mengundang saya untuk menunggu sejenak di dalam rumah. Dari suatu tempat di luar rumah ia membawa sebuah bungkusan kecil, F O T O :
S TA F F
S G T.
D .
M Y L E S
C U L L E N
AU T H O R T H E O F C O U R T E S Y
Penulis adalah sebagai wajib militer tentara Soviet basah, berbau sebagai bawaan saya. Dia berdoa dengan saya dan meminta saya untuk langsung pulang dan tidak berbicara dengan siapa pun juga atau menunjukkan kepada siapa pun juga akan bawaan saya itu. Setibanya di rumah ayah saya membuka bungkusan kecil itu, sebuah Alkitab baru yang indah, lembab dan sedikit rusak, kemudian kami ketahui, Penatua Vasiliy menguburkan Alkitab di halaman belakang rumahnya. Alkitab mungkin telah sedikit lembab, tapi Alkitab itu aman, tak seorang pun menyitanya. Tapi saya tidak dapat membawa Alkitab saya ke kantor sang mayor. Itu termasuk barang selundupan: Halaman terdepan menunjukkan bahwa itu diterbitkan oleh “Bible Society.” Unisoviet tidak mencetak Alkitab. Pada suatu hari Pendeta Aleksey Sitnik mengunjungi saya dengan membawa majalah resmi Moskow yang telah mengizinkan penerbitan Advent. Saya membuka Alkitabnya dan membaca tanggal dan tempat penerbitan: “Moskow 1968.” Seperti pukulan yang tiba-tiba! Kami bertukaran Alkitab. Sekarang
saya dapat membawa Alkitab ke kantor mayor KGB bersama dengan majalah pelayanan Advent dalam bentuk kalender meja. Saya pergi ke tempat itu, tidak hanya pada hari Sabat, tetapi pada hari libur lainnya juga. Saya memiliki tempat untuk menggunakan waktu dengan Tuhan dan Firman-Nya! Mayor melihat buku-buku saya. Saya menempatkan buku-buku itu di tangannya. Ia melihat bahwa buku itu sah, dicetak di Moskow. Mungkin itu adalah motivasinya untuk “membawa semua yang saudarasaudara Anda berikan kepada Anda untuk dibaca” karena ia ingin melihat buku samizdat (buku yang tidak sah diketik dengan mesin ketik pada kertas rokok). Saya menyarankan dia mulai membaca Alkitab, dan ia hampir selesai membacanya sampai pada akhir dinas militer saya. Pada satu hari Sabat saat saya sementara membaca ia berbicara dengan suara keras di telepon. Tiba-tiba ia berhenti berbicara dan menutup telepon. Dalam keheningan kami saling bertatapan. Dengan sangat hormat ia bertanya: “Apakah saya mengganggu pembacaan Alkitab Anda?” Saya menjawab tidak masalah.
C O U R T E S Y
O F
T H E
AU T H O R
Penulis sementara merayakan kebaikan Tuhan bersama istrinya (sebelah kirinya), dua putrinya dan menantunya .
Pulang ke Rumah
Hanya para prajurit terbaik di militer dan indoktrinasi politik dari unit saya mendapat liburan pulang ke rumah. Tapi satu hari saya diberikan hadiah untuk pulang ke rumah dua minggu dengan uang saku! Pimpinan saya sangat membantu. Ia datang memberikan penghormatan dan kekaguman kepada orangtua saya, meskipun ia tidak mengenal mereka secara pribadi. Saya sangat senang berada di rumah bersama keluarga saya di gereja kampung halaman. Setelah dinas militer berakhir, saya kembali ke rumah untuk pelayanan pemuda, pekerjaan misionaris, dan kemudian, tiga tahun belajar di seminari teologi rahasia Moldovan. Pelayanan sukarela, menikah, dan mengikuti banyak pelayanan kependetaaan dan administrasi gereja. Tapi saya tidak pernah dapat melupakan malaikat KGB saya. Pada tahun 2011, 30 tahun setelah dinas militer, saya mengingat malaikat KGB saya dan menelepn mereka. Alla, isteri sang mayor tidak mengenali suara saya, tapi dia ingat nama saya. “Ya, saya ingat,” katanya, “bagaimana Oleg (nama panggilan orang yang dihormati) saya selalu mengatakan ‘Jangan berikan makanan babi kepada Pavel!’” Meskipun mereka tinggal jauh dari kami, saya mencoba untuk mengunjungi mereka setidaknya sekali setahun, berbagi bahan Kristen dengan mereka, dan berdoa serta mendukung mereka. Saya terus berdoa bahwa Tuhan akan mengungkapkan karakter-Nya kepada mereka dan memimpin mereka ke dalam hubungan yang lebih intim dengan-Nya. Saya bersyukur kepada Tuhan untuk mereka, dan untuk semua yang telah Dia lakukan bagi saya. Jalan-Nya selalu misterius dan baik. n
Pavel Liberanskiy adalah Direktur
Pelayanan Penerbitan, Penatalayanan dan Trust Services untuk Divisi Eropa Asia.
12 - 2016 | Adventist World
13
R E N U N G A N
Oleh Frank A. Campbell
Bagaimanakah Kita harus
Berdoa?
Iman Kita, atau Kehendak-Nya?
D
ia berusia 20 tahun dan hampir lulus dengan gelar sarjana sains dari Universitas McGill di Montreal, Kanada. Dia mengasihi sesama dan hewan peliharaan, dan ingin menjadi seorang dokter atau dokter hewan. Tapi bukannya sekolah, anak saya Adafih Campbell menghabiskan berbulan-bulan di tempat tidur. Dia menderita kanker otak.
Kisah dari Dua Ayat
Sahabat dan keluarga di banyak negara sedang berdoa. Banyak yang datang ke samping tempat tidurnya di rumah sakit atau di apartemennya. Salah satu anggota jemaat meyakini bahwa Tuhan harus menjawab doanya dengan menetapkan putri saya di atas kakinya hari itu. Dia amat kecewa. Bertahun-tahun kemudian, sekarat karena serangan kanker, dia masih tampak tidak cukup kuat untuk mengembalikan imannya dengan banyak berdoa untuk kesembuhannya. Yesus tampaknya memberikan kita instruksi kontras tentang doa. Dalam Mat. 6:10 Dia mengajarkan kita untuk berserah pada rencana surga: “jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Dalam Mrk. 11:24 Ia menyatakan tentang iman yang dapat menerima jawaban doa bahkan sebelum kita menerimanya: “Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” Jadi manakah yang benar? Apakah berserah pada kehendak surga berlawanan dengan iman? Berapa banyak penyerahan yang kita
14
Adventist World | 12 - 2016
serahkan kepada kedaulatan Tuhan—kesalehan kita dipertaruhkan pada masalah ketika saya tidak mendapatkan pekerjaan atau dia tidak mendapatkan kesembuhan; hati kita memohon, ingin sembuh jika itu adalah kehendak Tuhan, jika Tuhan di dalam kebijaksanaan-Nya memutuskan hal itu, jika...? Berapakah banyak permohonan yang benar-benar dari iman? Saya mengenal seorang pengkhotbah muda yang mendengar dari seseorang “jika” ada banyak yang ia sukai dari permintaan tua-tua jemaat. Jadi dia menyela mereka dan menyelesaikan doanya itu. Dia mengantarai dengan keberanian suci yang hanya seorang remaja dapat melakukannya. Dia menyampaikan apa yang disebut sebagai “doa iman” seperti yang dikatakan oleh Rasul Yakobus dalam Yakobus 5:15. Para pasien dapat hidup lebih lama. Jadi apakah dia benar? Atau perhatian dari para tua-tua yang menggerakan tangan Tuhan? Doa siapakah yang didengar oleh Tuhan?
Tuhan: Tidak Bertindak
Ketika dokter memberitahukan bahwa Pendeta Charles D. Brooks tidak akan bertahan dengan kanker pankreas, seorang penginjil Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang terkenal, seperti penginjil yang lain sebelum dia, menyatakan, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”(2 Tim. 4:7). Brooks menolak setiap usaha untuk mendorong dia untuk meminta kepada Tuhan, seperti yang dilakukan
F O T O :
F R A N K
M A R I N O
Raja Hizkia dalam Alkitab, selama beberapa tahun, atau bahkan beberapa hari lagi. Tetapi orang yang tak terhitung jumlahnya dari berbagai negara dan beberapa benua berdoa. Penginjil yang berumur 85 tahun, yang pelayanannya telah menyebabkan lebih dari 20.000 baptisan di enam benua, akhirnya meninggal juga.
Sebuah Perbedaan tanpa Perbedaan?
Mempelajari Alkitab berdasarkan pertanyaan kita memperlihatkan kebenaran bahwa membedakan penyerahan dan iman adalah pembedaan yang palsu, perbedaan tanpa perbedaan. Pembenaran oleh iman kita pada Tuhan adalah keyakinan kita bahwa Dia adalah Tuhan, Raja segala raja, Yang Maha Kuasa. Dalam konteks itu, iman dan penyerahan bukanlah pendekatan alternatif, tetapi bagian dari proses rasional yang sama: Jika Dia tidak menerima penyerahan kita, Dia tidak akan menerima iman kita. Di Getsemani Yesus menyatakan ketetapan antara iman dan penyerahan. Setelah meminta Bapa untuk “mengambil cawan ini jauh dari pada-Nya,” Dia juga menyatakan penyerahan-Nya: “tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” (Lukas 22:42). Dan Ibrani 11:6 membuatnya jelas bahwa kita juga perlu memantulkan baik iman dan penyerahan dalam doa-doa kita. Karena “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Tuhan. Sebab barangsiapa berpaling kepada Tuhan, ia harus percaya bahwa Tuhan ada, dan bahwa Tuhan memberi upah kepada orang yang sungguhsungguh mencari Dia.” Siapakah yang pernah mengerti atau merasakan hal ini lebih dari Sadrakh, Mesakh, dan Abednego? Jawaban mereka kepada Raja Nebukadnezar mendemonstrasikan titik temu antara iman dan penyerahan. Mereka tahu bahwa Tuhan mereka dapat membebaskan mereka dari api (Dan. 3:16, 17). Tapi mereka juga tahu bahwa Dia tidak perlu melakukannya, bahwa hal itu tidak ada bedanya bagi mereka, seperti yang mereka katakan kepada Nebukadnezar: Kami tidak akan “memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu” (ayat 18).
Sebuah Doa Baru
Setelah menjadi akrab dengan kisah “tiga anak laki-laki Ibrani,” Saya mulai berdoa untuk pemulihan putri saya “dalam semangat Daniel 3.” Saya mengatakan kepada Tuhan bahwa saya percaya Dia dapat, dan tahu bahwa Dia akan, menyembuhkan anak saya. Tidak ada ruang dalam pikiran saya untuk keraguan bahwa anak saya akan suatu hari nanti, entah bagaimana, keluar dari tempat tidur itu dan melanjutkan kuliahnya di McGill. Dan saya mulai menceritakan-Nya, dengan keyakinan yang sama, bahwa, bahkan jika ia tidak, saya akan tetap tidak sujud kepada dewa-dewa palsu atau menyembah patung. Dengan kasih karunia-Nya saya telah mengembangkan iman dan kesetiaan, kepastian dan penyerahan, dalam ukuran yang sama, dengan cara yang saya tidak sering lakukan, baik sebelum atau setelah itu.
Apakah Allah Menerima penyerahan Saya? Sabat, dan Seterusnya, dengan Adafih
Satu hari Sabat saya memilih untuk menghabiskan hampir sepanjang hari sendirian dengan Adafih untuk memberikan kesempatan kepada anggota keluarga lainnya beristirahat. Penyebaran penyakitnya telah memengaruhi cara berbicaranya. Dan, berada jauh di Ottawa, saya tidak punya kesempatan bercakap-cakap dengan dia dalam beberapa hari terakhir. Saya juga tidak yakin apa yang harus dikatakan, ketertarikannya terhadap pengenalan akan kebenaran tidak terlalu mendalam. Saya sendiri, baru saja menjadi setia setelah beberapa dekade menjadi kekeringan rohani, adalah sekali lagi menjadi bayi Kristen. Tapi setelah saya telah membaca Alkitab Perjanjian Lama baginya, putri saya berkata, sejelas saya telah mendengar dia berbicara dalam waktu cukup lama, “Saya ingin melihat Yesus ketika Dia datang kembali.” Saya senang dan kagum terhadap pernyataan imannya. Saya kemudian mengetahui bahwa selama ketidakhadiran saya di Ottawa, dia telah memberikan hatinya kepada Kristus. Pernyataan imannya di Sabat pagi itu menjadi hal yang terakhir saya dengar dia berbicara tentang kekekalan. Kemudian, setelah saya kembali ke Ottawa, bibinya menelepon untuk mengatakan, “Adafih telah meninggal.” Segera saya jatuh bertelut. Saya meminta Tuhan untuk membantu saya untuk hidup sampai bagian kedua dari doa saya. Saya memiliki keyakinan bahwa Dia akan menyembuhkannya. Dan meskipun Dia tidak melakukannya dengan cara yang saya harapkan dan maksudkan, saya bertekad, oleh kasih karunia-Nya, untuk menghormati Kemahakuasaan-Nya. Saya tahu sekarang bahwa jawaban yang tepat untuk pertanyaan iman atau kemahakuasaan bukan “atau,” tetapi “dan.” Tidak seorang pun perlu takut untuk mempraktikkan iman mereka, atau terlalu sombong untuk mengakui kemahakuasaan dan prerogatif Tuhan yang baik.n
Frank Campbell adalah ketua ARISE! Tulisannya
telah dimuat di Washington Post dan berbagai terbitan lainnya, baik Advent maupun sekuler.
12 - 2016 | Adventist World
15
C E R I TA S A M P U L
Kasih Karunia Oleh Lael Caesar
Adalah Saat Anda Merasakannya
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.
A
— Ef. 2:8
pakah kasih karunia itu? Pada awalnya itu tampaknya seperti sesuatu yang sangat abstrak. Bagi kebanyakan dari kita bahwa kasih karunia membawa keselamatan dan menjadi pelajaran utama untuk diimani. Tetapi kasih karunia juga adalah sesuatu yang harus dialami. Pelatih persekutuan penjara Chuck Colson membantu saya melihat berapa besar cahaya kentang dapat bersinar dalam kasih karunia. Saya tahu, jauh sebelumnya, bahwa Allah mengasihi dunia; bahwa saya tidak dapat bertahan hidup tanpa kasih karunia-Nya; dan bahwa Yesus adalah pusat dari segala sesuatu. Tapi saya tidak menghadiri kelas tentang bagaimana membagikan pekabaran kepada saudarasaudara saya yang dikurung di balik dinding penjara. Kemudian saya belajar tentang kasih Tuhan melalui “pelajaran kentang” dari pengurus persekutuan penjara Chuck Colson. Instruktur kami meletakkan beberapa kentang di atas meja dan mengatakan kepada masing-masing kami untuk mengambil satu. Setelah beberapa saat dia menyuruh kami semua mengembalikan kentang kami itu ke atas meja. Kemudian, yang membuat saya kaget, dia memerintahkan kami semua kembali ke meja untuk mengambil kentang yang kami ambil sebelumya. Rekan-rekan saya tahu akan kentang milik mereka. Mungkin itu karena ketajaman mata mereka. Atau kepercayaan diri mereka yang lebih besar. Mungkin itu karena kecintaan mereka terhadap kentang. Kasih adalah pelajaran utama yang ingin dibagikan oleh instuktur kami— kasih, penuh kepedulian, yang diperlukan untuk melayani mereka yang lemah atau tidak berarti; kasih Allah dapat membedakan lebih dari apa yang dapat kita lakukan; kasih yang konsisten memungkinkan Anda lebih mengenal setiap saudara kandung
Anda; kasih dari seorang ibu mengajarkan telinga seorang ibu untuk membedakan tangisan bayinya dari hiruk-pikuk dan keributan; kasih seorang bapa yang peduli terhadap semua anak-anak-Nya, tahu ketika salah satu dari anak-anak itu hilang, tahu di mana dia rentan menyimpang, dan tidak akan beristirahat sampai ia menyelamatkannya dari padang gurun (Lukas 15: 3-7).
Bagaimanakah Kasih Karunia Itu Dapat Terlihat?
“Sesi pelatihan kentang” saya adalah pelajaran penting yang saya butuhkan, yaitu bagaimana Allah mengasihi masing-masing kita, dengan cara yang unik sesuai dengan kebutuhan. “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata” (Titus 2:11) artinya bahwa setidaknya ada dua hal yang cukup kontras. Ini berarti bahwa kasih karunia menyelamatkan kita semua tanpa memperhatikan perbedaan yang kita tekankan diantara kita sendiri—tanpa memperhatikan pemikiran tentang keagungan atau kehinaan, kejayaan atau kesederhanaan. Kasih karunia Allah dinyatakan melalui kasih akan dunia ini (Yohanes 3:16), sekali untuk selamanya. Tapi itu juga berarti bahwa Allah mengasihi masing-masing kita, meskipun kita berbeda satu sama lain. Dia mengasihi masing-masing kita dan memberikan anugerah kepada masing-masing kita sesuai dengan keunikan setiap orang, apakah orang sombong, atau rendah hati atau sederhana dan sangat menginginkan kebenaran sehingga dia adalah orang berdosa yang diberikan kasih karunia oleh Tuhan. Demi satu orang berdosa “Kristus relah mati untuk orang tersebut.”1 Karena keunikannya, dan untuk seluruh umat manusia, kasih karunia Allah adalah keajaiban kita. Dan itu bukan sebuah keajaiban yang
12 - 2016 | Adventist World
17
C E R I TA S A M P U L
ditunggu untuk terjadi. Ini adalah sebuah keajaiban yang telah terjadi, sebelum kita berseru dan meminta kepada-Nya. Allah telah “menyinari” seluruh umat manusia yang dalam bahasa Yunani adalah epifainōo. Dia telah menyinari dalam sinar yang cemerlang: Pada saat teduh, malam yang sunyi ketika orang menggembalakan hewan mereka “tiba-tiba” dan “sangat ketakutan” (Lukas 2:9) dengan kehadiran seorang malaikat Tuhan dalam kemuliaan: Seorang malaikat Tuhan karena belaskasihannya yang tak berkesudahan, tidak memusnahkan kita (Rat. 3:22), melainkan meyakinkan kita tentang kelimpahan kasih karuniaNya. Kasih karunia tidak pernah membiarkan kepedihan; kasih karunia selalu berlimpah (Rm. 5:20). Dan bahwa setelah para gembala telah disesuaikan dengan terang rahmat yang muncul dalam kegelapan, “banyak penghuni surga” (Lukas 2:13) memenuhi surga dengan lagu dan terang yang lebih besar yang menunjukkan dan mengajarkan lebih lanjut tentang bagaimana kasih karunia yang luar biasa itu terus melimpah. Dia tetap bersinar dan tidak berubah dalam memelihara umat-Nya, “Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya” (Mzm. 145:15). Dia telah menyinari orang jahat dan yang baik, dan menurunkan hujan untuk yang adil dan tidak adil (Mat. 5:45). Sehingga orang bodoh mungkin memanfaatkan karuniaNya yaitu kehidupan dan pikiran, roti dan hujan serta sinar matahari, namun tetap mengatakan bahwa tidak ada Allah (Mazmur 14:1). Sekali lagi, kelimpahan kasih karunia dinyatakan. Untuk dapat memberitahu bagaimana orang bodoh yang mengandalkan penampilan mereka (1 Sam 16:7), sikap tenang dengan iman yang teguh dan sikap hormat akan bertahan terhadap terang malaikat Tuhan yang muncul di hadapan para gembala di padang rumput Bethlehem malam itu. Kabar baik dari malaikat Tuhan itu kepada Betlehem pada malam itu tidak akan pernah diulang lagi, dan suara yang menjaga manusia yang telah jatuh itu sepanjang siang dan malam, benar dan nyata, murni dan sederhana,
18
Adventist World | 12 - 2016
kasih karunia yang nyata, kasih karunia untuk semua, dan kasih karunia untuk masing-masing kita, aplikasinya sangat jelas dan sangat unik seperti kentang Irlandia.
Kepedulian yang Lebih Baik
Saat ini saya menyadari bahwa mengetahui kentang saya lebih baik adalah bermanfaat untuk menjaga kentang saya. Menjaga lebih baik lagi akan kentang saya akan membuat saya lebih memperhatikan: Saya akan ingat jumlahnya; saya akan mengetahui bentuk dan ukuran, dapat mengenalnya saat menyentuh dengan tangan saya, ketika berada di atas meja, memperlakukan dengan cara berbeda dari setiap kentang lainnya yang pernah saya kenal. Meskipun kentang X berada dalam kantong yang berisi 20 kentang, kentang saya akan memiliki identitas sendiri bagi saya. Entah mengapa dan bagaimana Bapa peduli tentang saya dan Anda. Mengapakah Dia peduli? Dia sangat peduli. Dia tahu semua tentang burung pipit yang pernah jatuh dari langit, tepat di samping kaki saya, dan mati. Tapi Dia ingin saya tahu bahwa saya di jaga lebih dari burung-burung itu (Mat 6:26.); Dia peduli akan setiap kebutuhan saya secara rinci (ayat 25-32). Dan mengapakah Dia begitu sangat peduli? Karena pemeliharaan-Nya adalah ekspresi dari sifat kasih-Nya (1 Yohanes 4: 8). Dan meskipun Dia mengasihi dunia ini (Yohanes 3:16), meskipun manusia dengan segalah perbedaannya namun itu telah menjadi tujuan kasih sayang-Nya (Kis. 17:28), meskipun kasih karunia-Nya adalah untuk pemulihan seluruh ciptaan— flora dan fauna (Rm. 8 :19-23)—Dia tetap mengasihi masing-masing kita yang mengisi dunia secara bebas dan saling membutuhkan satu dengan yang lain (Yes. 49:15). Saya belajar dari “pelajaran tentang kentang” akan tidak memadainya kasih saya. Setidaknya, jika saya lebih mencitai kentang saya, saya akan memiliki lebih sedikit kesulitan membedakannya dari kentang lain. Bapa saya tidak memiliki kesulitan membedakan anak-anak-Nya. Ketelitian-Nya bukanlah bukti sifat-Nya yang menghakimi. Ini adalah jaminan bahwa kasih karunia-Nya menuntun
secara sempurnah terhadap masalah saya. Kasihnya kepada saya membawanya turun ke setiap masalah yang terkecil sekalipun. Dia dapat menyelamatkan saya, karena ia sendiri mengetahui keadaan saya: Dia tahu rambut kepala saya; Dia tahu masalahmasalah khusus yang mengganggu saya di pukul 03:00 dan Dia tahu strategi yang tepat dalam melayani kebutuhan saya yang khusus dan berbeda dari Anda.
Kasih Karunia dan Nuh
Bagaimana kita membedakan keselamatan Tuhan dan membawa pengaruh dan kekuatan dari semua kelemahan atau kekuatan kita, maju atau mundur, memiliki keinginan atau perhitungan yang tampaknya memerintah dan mengarahkan realitas dari waktu ke waktu dalam hidup kita? Di antara “terlibat dan melawan kepentingan dan kekuatan serta keinginan manusia”2 yang tidak pernah berhenti bahwa kita terbangun setiap kali kita melakukannya, Bagaimanakah kita menjaga kasih karunia “Tuhan,” atau “keselamatan?” Jawabannya adalah jelas dan tidak jelas. Kasih karunia, anugrah Tuhan, mungkin tampak tidak jelas, karena “Tuhan mengizinkan pencobaan pada hati manusia melalui pernyataan rahmat-Nya dan kasih karunia yang melimpah.”3 Pernyataan itu mungkin terlihat membingungkan seperti kasih karunia membuat saya bertumbuh dan membawa saya maju meskipun Setan dan para pengikutnya mempersalahkan Tuhan dan menantang kasih karunia-Nya dengan menunjukkan semua kekurangan yang mereka dapat lihat dalam diri saya (Why. 12:10; Za. 3: 1-5). Mereka mungkin tidak selalu tahu, tapi Tuhan dalam kasih karunia-Nya membawa keselamatan selalu tahu bagaimana kasih karunia-Nya itu bekerja. Dia tidak putus asa terhadap campuran yang membingungkan antara dosa dan kebenaran. Dia tahu bahwa pada akhirnya akan “sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun” (Yak. 1:4). Sementara itu, kasih karunia yang membawa keselamatan tetap mejadi hal yang jelas dan tidak jelas seperti kebajikan yang terkenal dari kebimbangan Gideon, anak yang dikorbankan Yefta, dan Samson
Hampir semua orang mengenal kentang mereka sendiri. Allah dapat mengenal anak-anak-Nya.
yang bejat (Ibr. 11:34.); jelas dan tidak jelas seperti Abraham yang terus-menerus berdusta (Kej. 12:10-20; 20:1, 2) dan masih disebut sebagai bapa orang percaya (Ibr. 11:8-12; Rm. 4:11); jelas dan tidak jelas seperti kebaikan Nuh yang tidak tetap, yang menjadi orang pertama yang disebutkan Alkitab sebagai penerima keajaiban. Kasih karuni setidaknya tampak samar untuk analisis objektif karena Nuh dinyatakan sebagai contoh yang paling pertama (Kej. 6:8, 9). Tidak seorang pun yang bertobat pada saat itu dan lebih banyak amaran yang disampaikan untuk bergabung dengannya di bahtera keselamatan yang ia dibangun oleh petunjuk Allah; tidak ada, hanya Nuh dan isteri serta anakanaknya bersama dengan beberapa hewan. Kemudian, pada beberapa tahun setelah ia selamat dari air bah, kita tahu bahwa Nuh mabuk dan sangat memalukan (Kej 9:2025). Namun kita percaya bahwa ada kebaikan pada orang ini yang membuatnya menonjol di generasinya, dan yang membenarkan dia sebagai seorang yang “tidak bercela di masanya” (Kej. 6:9). Apakah alasan terhadap hal ini? Saya pasti ingin tahu. Karena jika tidak berhasil dan tanpa pengendalian diri Nuh sungguh-sungguh dapat diberkati dengan alasan seperti itu, maka biarkan saya berdiri dengan dia. Dan
jika Anda, yang membaca hal ini, mengetahui kekurangan Anda sendiri, Anda juga dapat berdiri dengan Nuh dan saya. Kitab Ibrani tahu dasar kedudukan Nuh: Itu adalah “kebenaran yang sesuai dengan iman” (Ibr. 11:7). Hal itu tergantung, bukan pada usaha, tetapi pada keyakinan. Yaitu percaya akan firman yang disampaikan oleh malaikat Tuhan dalam kemuliaan, bahwa intimidasi kita, meskipun dapat dimengerti, adalah tidak berguna, tidak pantas, dan bertentangan dengan realitas alam semesta. Kita harus menyambut dia, karena dia “memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan” (Luk. 2:10, 11). Sungguh suatu kabar baik, kabar baik untuk semua orang, kabar tentang keselamatan.
kehidupan yang fana yaitu 33½ tahun, tergantung di salib dalam keadaan telanjang, keajaiban tak terbantahkan melalui kebangkitan, dan janji yang jelas dalam Yoh. 14:1-3 adalah kasih karunia untuk seluruh umat manusia. Tetapi kasih karunia akan berguna jika kita mengakui kebutuhan kita, kekosongan yang Tuhan tahu dan mengerti; dan kekosongan yang hanya Dia dapat mengisinya. Jika kita merasa miskin dan rendah hati, orang miskin bersedia menerima kasih karunia yang tak terbatas itu, ia akan memberikan kepada masing-masing kita dari semua kebaikan akan kekekalan. n 1 Ellen G. White, Christ’s Object Lessons (Washington, D.C.: Review and Herald Pub. Assn., 1900), hlm. 187. 2 Ellen G. White, Education (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1903), hlm. 173. 3Ellen G. White, Testimonies to Ministers and Gospel Workers (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1923), hlm. 18.
Kasih Karunia dan Semua Orang
Kasih karunia telah diberikan kepada semua orang, seperti samar-samar dan belum senyata nafas hidup dalam hidung kita dan kekuatan di sistem saraf kita. Kasih karunia Allah telah datang dalam kepolosan seorang wanita perawan, kandungan yang lemah, kecanggungan,
Lael Caesar, seorang Associate Editor Adventist World.
12 - 2016 | Adventist World
19
R O H
N U B U A T
Bagimu
Seorang
Juruselamat Oleh Ellen G. White
R
aja kemuliaan sangat merendahkan diri untuk menjelma menjadi manusia.
Sungguh kasar dan buruk keadaan sekitarnya di bumi ini. Kemuliaan-Nya diselubungi, agar kebesaran-Nya secara lahir jangan menjadi pokok perhatian. Ia menghindarkan segala pertunjukan secara lahiriah. Kekayaan, kemuliaan duniawi, dan kebesaran kemunisiaan sekali-kali tidak akan dapat menyelamatkan satu jiwa pun dari maut; Yesus bermaksud supaya tidak ada satu pun penarikan yang bersifat duniawi menarik orang ke samping-Nya. Hanya keindahan kebenaran semawilah yang mesti menarik orang-orang yang mau mengikut Dia. Tabiat Mesias sudah lama diberitahukan dalam nubuatan, dan Ia menghendaki agar manusia menerima Dia atas kesaksian firman Allah.
Rencana yang Mengagumkan
Malaikat-malaikat bertanya-tanya dalam hati mengenai rencana penebusan yang mulia itu. Mereka menanti-nantikan untuk mengetahui bagaimana umat Allah akan menyambut Putra-Nya, yang berpakaikan jubah kemanusiaan. Malaikat-malaikat datang ke negeri umat pilihan itu. Bangsa-bangasa lain
20
Adventist World | 12 - 2016
sedang menganut kepercayaan yang bukanbukan dan menyembah berhala. Ke negeri tempat kemuliaan Allah telah dinyatakan, dan terang nubuatan telah bersinar, malaikatmalaikat datang. Mereka datang tanpa dilihat oleh Yerusalem, oleh para penafsir Alkitab yang telah ditentuntukan dan para pekerja dalam rumah Allah. Kepada iman Zakharia, sementara ia melayani di depan mezbah, dekatnya kedatangan Kristus telah diberitahukan. Sang pelopor sudah lahir, pekerjaannya diperkuat oleh mukjizat dan nubuatan. Berita tentang kelahirannya dan arti tugasnya yang indah itu telah tersiar ke mana-mana. Namun Yerusalem tidaklah bersedia untuk menyambut Penebusnya. Dengan sangat heran utusan-utusan semawi itu melihat sikap masa bodoh bangsa yang telah dipanggil Allah itu untuk menyampaikan terang kebenaran suci ke dunia ini. Bangsa Yahudi telah dipelihara sebagai suatu saksi bahwa Kristus harus lahir dari keturunan Abraham dan Daud; namun mereka tidak tahu bahwa kedatangan-Nya kini sudah dekat. Di dalam bait suci, korban-korban pagi F O T O :
dan petang setiap hari menunjuk kepada Anak Domba Allah; namun bahkan di sini pun tiada persiapan untuk menyambut Dia. Imam-imam dan guru-guru bangsa itu tidak tahu bahwa peristiwa terbesar segala zaman sudah hampir terjadi. Mereka senantiasa mengulangi doa mereka yang tidak mengandung arti, serta menyelenggarakan segala acara perbaktian agar dilihat orang akan tetapi dalam perjuangan mereka memburu kekayaan dan kemuliaan duniawi, mereka tidak bersedia untuk pernyataan Mesias. Sikap masa bodoh serupa itu sudah merajalela di seluruh negeri Israel. Hati yang mementingkan diri, dan yang dipenuhi dengan keinginan duniawi, tidak dapat lagi digetarkan oleh sukacita yang mengharukan segenap surga. Hanya sedikit orang yang rindu hendak melihat Yang Tidak Kelihatan itu. Kepada mereka inilah duta surga diutus. Malaikat-malaikat menyertai Yusuf dan Maria dalam perjalanan dari rumah mereka di Nazaret ke kota Daud.... Tetapi di kota di mana mereka menjadi keturunan raja, Yusuf dan Maria tidak dikenal dan dihormati. Dalam keadaan penat dan tidak mendapat tempat menginap mereka menyusuri jalan
I N T E L L E C T UA L
R E S E R V E ,
I N C .
L D S
M E D I A
Dia datang sebagai seorang yang merasakan penderitaan dan pencobaan kita, dan memberikan kita teladan dari kehidupan tanpa dosa. kota yang sempit dari ujung ke ujung sebelah timur kota, dengan sia-sia belaka mencari tempat beristirahat malam itu. Tidak ada tempat bagi mereka dalam rumah penginapan yang sudah penuh sesak. Di dalam sebhuah bangunan yang reyot di mana hewan-hewan ditempatkan, mereka akhirnya mendapat perlindungan, dan di sanalah Penebus duni dilahirkan. Manusia tidak mengetahuinya, akan tetapi berita itu memenuhi surga dangan sukacita. Dengan perhatian yang lebih dalam dan lebih halus, makhluk-makhluk suci dari dunia terang turun ke bumi. Seluruh dunia lebih gemerlap karena hadirat-Nya. Di atas bukit-bukit Betlehem berkumpullah sepasukan malaikat yang tak terhitung banyaknya. Mereka itu menantikan tanda untuk memaklumkan kabar gembira itu kepada duni. Sekiranya padar pemimpin Israel setia pada tugas yang diamanatkan kepada mereka tentu mereka dapat turut menikmati kegirangan menyiarkan kelahiran Yesus itu. Tetapi kini mereka terlewat begitu saja....
Saksi Rendah Hati
Di padang-padang rumput tempat Daud menggembalakan kawanan dombanya dahulu, gembala-gembala masih tetap berjaga pada malam itu. Sepanjang saat-saat hening itu mereka bersama-sama mempercakapkan hal Juruselamat yang dijanjikan itu, serta mendoakan kedatangan Raja itu ke takhta Daud. “Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitahukan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Mendengar kata-kata ini, khayal-khayal mulia memenuhi pikiran gembala-gembala yang tengah asyik mendengar dengan penuh perhatian itru. Sang pelepas itu sudah datang ke Israel! Kuasa, kemuliaan, kemenangan, dihubungkan dengan kedatangan-Nya itu. Tetapi malaikat itu mesti mempersiapkan mereka untuk mengenal Juruselamatnya dalam kepapaan dan kehinaan. “dan inilah
tandanya bagimu,” katanya: “Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Utusan surgawi itu sudah menenteramkan segala perasaan takut mereka. Ia telah memberitahukan kepada mereka bagaimana mencari Yesus. Dengan pengertian yang lembut akan kelemahan manusia, ia telah memberikan waktu kepada mereka untuk menjadi terbiasa dengan sinar Ilahi itu. Kemudian sukacita serta kemuliaan tidak dapat disembunyikan lagi. Seluruh padang rumput itu pun menjadi terang dengan cahaya yang gemerlapan dari bala terntara Allah. Bumi diam, dan surga membungkuk untuk mendengarkan nyanyian,—”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera manusia yang berkenan kepada-Nya.”...
Menyanyikan Lagu Surga
Surga tidak terpisah jauh dari bumi pada hari ini daripada tatkala gemabala-gembala di Betlehem itu mendengar nyanyian malaikatmalaitkat. Manusia masih saja merupakan sasaran ingatan surga sama dengan ketika rakyat jelata yang mempunyai pekerjaan biasa saja dahulu bertemu dengan malaikat-malaikat pada siang hari, dan berbicara dengan utusan surgawi di kebun anggur dan di ladang. Bagi kita dalam suasana hidup yang seba sederhana, surga boleh jadi dekat sekali Malaikat-malaikat surga akan menyertai setiap langkah orang-orang yang datang dan pergi melaksanakan perintah Allah. Cerita tentang Betlehem merupakan sebuah pokok pembicaraan yang tidak habishabisnya. Di dalamnya tersembunyi “limpah kekayaan dan hikmat dan pengetahuan Allah.” (Rm. 11:33). Kita merasa kagum akan pengorbanan Juruselamat dalam menukarkan takhta surga dengan palungan, dan persekutuan malaikat-malaikat yang senantiasa berhikmat dengan binatang di kandang. Kesombongan manusia dan rasa kecukupannya tercela di hadapan hadirat-Nya. Namun ini baru permulaan pengabdian-Nya yang ajaib itu. Sungguh merupakan suatu kehinaan yang tidak terhingga bagi Anak Allah untuk mengambil sifat-sifat manusia, sekalipun ketika Adam masih dalam keadaannya yang
tidak berdosa di Eden dahulu kala. Tetapi Yesus sudi menjadi manusia setelah umat manusia setelah umat manusia telah dilemahkan oleh dosa selama empar ribu tahun. Seperti setiap anak Adam, Ia menerima segala akibat dari bekerjanya hukum hereditas yang besar. Apa gerangan segala akibat ini, ditunukkan dalam sejarah nenek moyang duniwiNya yang pertama. Ia datang dengan sifat hereditas yang demikian itu untuk turut memikul segala duka dan segala pencobaan yang menimpa diri kita, dan untuk memberikan kepada kita teladan suatu kehidupan dari tanpa dosa. Setan di surga telah membenci Krisus karena kedudukan-Nya di istana Allah. Ia semakin membenci Dia setelah ia diturunkan dari kedudukannya. Ia membenci Dia yang telah menjanjikan diri-Nya sendiri untuk menebus suatu umat yang berdosa. Namun ke dalam dunia di mana Setan mengaku berkerajaan, Allah mengizinkan Anak-anak-Nya datang, seorang bayi yang tidak berdaya, yang tidak luput dari kelemahan manusia. Ia mengizinkan Dia menghadapi ancaman nyawa yang lazim berlaku atas tiap jiwa manusia, bertempur dalam peperangan sebagaimana tiap anak manusia wajib bertempur, atas risiko kegagalan dan kematian yang kekal. Hati bapa manusia penuh rasa kasih sayang dan iba akan anaknya. Ia memandangi wajah anaknya yang kecil itu, serta gemetar membayangkan ancaman nyawa anak itu. Ia ingin melindungi anak yang sangat dikasihinya itu dari kuasa Setan, menghindarkan dia dari pencobaan dan pergumulan. Untuk mengahadapi pertentangan yang lebih pahit lagi serta bahaya yang lebih ngeri, Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya jalan hidup dapat dipastikan bagi anak kita. “Inilah kasih itu.” Heranlah kamu, hai segenap langit! dan tercenganglah kamu, hai bumi! n
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) memiliki karunia nubuat Alkitab selama lebih dari 70 tahun pelayanan kepada masyarakat. Kutipan ini diambil dari buku Alfa dan Omega (Indonesia Publishing House, Bandung) jld. 5, hlm. 35-40.
12 - 2016 | Adventist World
21
A D V E N T
DARI
KORBAN JADI
O F C O U R T E S Y
Olleh Albert Kazako
T H E
AU T H O R
K E H I D U P A N
PEMENANG
SAHABAT SEJATI: Albert Kazako (tengah) berdiri dengan Dee dan Kevin Horn, yang digunakan Allah untuk membawa Albert dan keluarganya ke Amerika Serikat.
Perjalanan Iman yang Luar Biasa
S
aya menghabiskan 34 tahun pertama dalam hidupku di Malawi, Afrika, di mana saya menikah dengan isteri saya, Eunice, dan menyaksikan kelahiran dua orang putera saya, Albert, Jr., dan Davis. Kami bertahan hidup dengan cara mengelola sebuah klinik kesehatan sampai sebuah peristiwa yang mengguncangkan memporakporandakan hidup kami. Namun melalui peristiwa yang mengancam hidup kami ini, bahwa seakan tak ada seberkas sinar pun pada awan gelap yang menggantung di atas kami, Tuhan menunjukkan pada saya bahwa Dia baru saja memulai rencana-Nya atas kami sekeluarga.
Diteror oleh Perampok
Di bulan Maret 2001 itu, saya dan keluarga saya dalam suasana hati yang ceria sepulangnya kami dari “pertemuan Sabat� yaitu satu acara yang diadakan secara periodik ketika beberapa gereja dari pelbagai daerah merayakan Sabat bersama di sebuah taman atau lapangan olahraga. Beberapa saat ketika kami mulai tertidur, kami dikejutkan oleh suara gaduh yang bertambah nyaring, yang disusul suara tembakan pistol seraya masuknya segerombolan pencuri melalui pintu depan. Saya melompat dari tempat tidur dan menemukan mereka di dapur. Mereka berdelapan, dan bukan hanya bersenjatakan pistol tapi juga kapak dan pisau. Saya mencoba tetap tenang sambil bertanya apa yang mereka inginkan. Kami tidak berkelimpahan,
22
Adventist World | 12 - 2016
tapi saya akan berikan apa yang mereka mau semampu saya asalkan mereka tidak melukai kami. Mereka meminta uang, dan saya katakan dengan jujur bahwa kami tidak memiliki uang. Salah seorang dari mereka mengarahkan pistolnya ke kepala saya dan bertanya: “Apakah kamu pikir ini mainan?� Lalu ia memukuliku sambil menyuruhku memberi mereka uang. Karena saya tidak dapat memenuhi permintaan mereka, ia mengikat tangan saya, dan gerombolan itu masuk ke dalam kamar tidur, kemudian mereka mulai memukuli isteri saya, yangdua minggu lagi akan melahirkan anak kami yang kedua. Itu adalah saat yang sangat buruk dalam hidup saya. Saya tak dapat berbuat apa-apa kecuali memohon kepada mereka untuk berhenti memukulinya. Saya katakan kepada mereka untuk mengambil apa saja yang mereka mau di rumah kami. Akhirnya mereka menyerah dan mengambil barang-barang yang ada, termasuk alat dan bahan-bahan yang kami butuhkan di klinik kami. Kami kehilangan hampir segala yang kami miliki, tapi kami bersyukur karena Tuhan telah melindungi kami. Dua minggu kemudian kami kembali menerima anugerah-Nya ketika Davis anak kami lahir dengan tak kurang suatu apa pun.
Arah yang Baru
Perampokan itu menunjukkan kepada saya bahwa hidup kami tidak aman dan masa depan kami di Malawi terlihat suram. Saya
berharap untuk dapat membawa keluarga saya ke Amerika, tapi saya tidak memiliki cukup uang bahkan untuk membeli tiket pesawat, belum lagi mengingat banyaknya rintangan untuk berimigrasi ke Amerika Serikat. Perjalanan saya akhirnya banyak mukjizat dimulai saat saya mendapatkan pinjaman untuk membeli tiket pesawat. Saya masih ingat pagi dini hari itu naik taksi ke bandara. Mobil yang saya tumpangi berguncang-guncang, dan hanya dapat dengan susah-payah mencapai kecepatan 20 mil per jam. Akibatnya saya ketinggalan pesawat. Saya kecewa, tapi kemudian menjadi jelas bahwa ini semua adalah rencana Tuhan. Saya menjadwal ulang penerbangan saya. Salah satu rute pesawat yang saya tumpangi adalah dari Amsterdam ke Detroit. Setelah duduk dengan nyaman saya melihat judul halaman buku yang sedang dibaca pria di sebelah saya. Sesuatu tentang hari Sabat. Karena saya orang Advent, hal itu menarik perhatian saya. Saya memperkenalkan diri dan rupanya pria itu juga seorang Advent. Namanya Kevin Horn, dan ia baru kembali ke Michigan dari perjalanan bisnisnya ke Inggris. Sebelum berpisah di Detroit, ia memberiku kartu nama dan menyuruh saya menghubunginya jika saya membutuhkan sesuatu. Saya pun melanjutkan perjalanan ke Atlanta, Georgia.
Campur Tangan Tuhan Terus Berlanjut
C O U R T E S Y
O F
K E V I N
beberapa jemaat di gereja itu akan menyambut saya.
H O R N
Bergerak Maju
KELUARGA KAZAKO: (Dari kiri): Albert Kazako; anaknya Albert Jr.; istrinya, Eunice; dan anak Davis berpose bersama ketika Albert Jr. lulus SMA bulan Juni 2015.
Saya tiba di Atlanta dengan tujuan menumpang di rumah seorang kerabat sampai saya berhasil mendaftar di sebuah program perawat kesehatan. Saya adalah seorang asisten perawat di Malawi, dan mendengar kabar betapa mudahnya mendaftar sekolah di Amerika; tapi malangnya, kenyataannya jauh berbeda. Setelah tiga minggu saya masih belum beroleh kemajuan dalam pendaftaran sekolah, dan saya tak dapat lebih lama lagi menumpang di rumah kerabat. Tanpa tahu lagi mau ke mana, saya lalu menghubungi satu-satunya orang yang saya kenal di Amerika: Kenalan saya di pesawat. Setelah menjelaskan situasinya dengan singkat kepada Kevin, saya bertanya apakah saya boleh mengunjunginya selama satu pekan atau lebih sebelum pulang ke Malawi. Sejam kemudian ia menyuruhku naik bus ke Saginawi, Michigan. Setelah perjalanan hampir 24 jam, Kevin dan isterinya, Dee, menemui saya larut malam itu di terminal bus. Kami tiba di rumahnya hampir tengah malam, dan keempat anak mereka—Jeff,
Kristi, Katie, dan Josh—masih terjaga untuk menemui kami. Setelah tertidur lelap malam itu, saya terbangun dan mendapati si bungsu, Josh, telah membawakan saya bunga yang dipetiknya dari luar. Saya disambut dengan baik di rumah mereka! Setelah lewat tengah hari, Dee memberitahu saya bahwa mereka akan pergi pesiar selama dua hari, dan mereka mengizinkan saya tinggal di rumah mereka saat mereka pergi. “Maksud Anda, saya sendirian?” Tanya saya dengan sangat terkejut. Jawabnya “Ya. Bolehkah saya minta tolong pada Anda untuk mengurus hewan peliharaan kami saat kami pergi?” Saya tak habis pikir bagaimana mereka bisa percaya kepada saya yang baru mereka kenal. Lalu saya menyuruh mereka menahan paspor saya selama mereka pergi, tapi Dee berkata: “Tidak, Albert; jika kami tidak percaya pada orang, apalah artinya hidup ini.” Kemudian mereka memberikan kunci mobil mereka, memberi saya petunjuk arah ke Midland Adventist Church, dan mengatakan bahwa
Ketika keluarga Horn kembali dari liburan mereka, kami membicarakan tujuan kedatangan saya ke Amerika. Saya katakan pada mereka bahwa saya ingin belajar di sekolah perawat kesehatan, dan bahwa saya mengharapkan keluarga saya bisa bergabung di sini. Kevin dan Dee kemudian membantu saya untuk mencapai tujuan saya yang pertama. Mula-mula mereka menjadi sponsor dalam penerbitan visa pelajar saya dan segera setelah itu saya pun diterima di universitas setempat. Ayah Dee, Larry Butcher, mempekerjakan saya di pertaniannya, sehingga saya memiliki uang untuk hidup dan saya mulai menabung untuk kepindahan keluarga saya kelak. Namun gereja Advent Midland, ternyata, sudah mengumpulkan uang untuk membeli tiket pesawat bagi keluarga saya. Demikianlah tak lama kemudian isteri saya, Eunice, dan kedua putera saya tiba dari Malawi! Kami sekeluarga tinggal di sebuah rumah di pertanian milik Larry. Ia hanya membebani kami sewa sekadarnya, sementara jemaat gereja Advent Midland terus menyediakan makanan dan kebutuhan hidup lainnya. Kami merasa sangat bersyukur atas kehadiran mereka semua! Sekolah perawat kesehatan ternyata tidak mudah, tapi saya berdoa dan meminta pertolongan Tuhan agar saya bisa lulus. Pada tahun 2005 saya memperoleh gelar sarjana dalam keperawatan. Saat ini saya bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit John Hopkins di Baltimore, Maryland. Isteri saya pun bekerja sebagai perawat. Melalui perjalanan hidupku yang luar biasa, Tuhan telah mengajariku banyak pelajaran. Yang terpenting dari semuanya adalah bahwa ketika kita berpikir tidak ada lagi harapan dan kemungkinan untuk bisa lolos dari sebuah situasi yang sulit, Tuhan berkata, “Kita baru saja mulai!” n
Albert Kazako dan keluarganya telah menetap di Maryland sejak 2006. Mereka terus memuji Tuhan untuk berkat-berkat-Nya.
12 - 2016 | Adventist World
23
K E P E R C A Y A A N
D A S A R
M
embawakan Firman di tengah budaya kebohongan: Ini adalah judul yang berat dan menantang yang dilontarkan Marilyn Chandler McEntyre untuk kita semua “siapakah yang peduli pada bahasa dan cerita.”1 McEntyre meratap, “kita hidup dalam sebuah budaya yaitu pelbagai bentuk kebohongan bukan hanya sudah umum dipraktikkan, tetapi juga secara umum diterima.2 Taragedi yang lebih besar berfokus pada asal-muasal munculnya kebohongan. Jauh sebelum McEntyre, jauh sebelum adanya pencatatan akan abad dan milenium, kebohongan telah hadir menggunakan Firman Tuhan dan memutarbalikkan cerita tentang-Nya. Makhluk berakal, yang lahir dari kasih-Nya yang menghidupkan pun telah terperdaya dan dibuat percaya bahwa Pencipta mereka bukanlah penguasa jagat yang maha baik.
PASAL 8
Cerita Kebaikan Tuhan
Memilih Cerita yang Lebih Baik Oleh Lael Caesar
Pembohong yang Mula-mula
Jujur saja, pembohong yang mula-mula tidak mudah dikalahkan. Kita mengenalnya sebagai Lusifer, “si pembawa cahaya,” dengan segala kemuliaannya: “Ia dikasihi dan dihormati oleh penghuni surga, para malaikat merasa senang untuk melaksanakan perintahnya, dan ia dipenuhi oleh hikmat dan kemuliaan yang melebihi mereka semua.”3 Di atas kemahsyuran nama dan kemegahan karunianya, dalam tiap percakapan ia selalu dengan sungguh-sungguh mau “menghilangkan ketidakpuasan dan membantu para malaikat agar selaras dengan peraturan surgawi,”4 untuk mencapai “tujuannya yang semata-mata untuk menegakkan kesetiaan dan memelihara keselarasan dan kedamaian.”5 Sungguh sebuah cerita yang menyentuh! Dan ketika dalam suatu sidang surgawi Bapa meninggikan Yesus sebagai satu-satunya yang memiliki kuasa Ilahi,6 Anda dapat membayangkan apa kelanjutan cerita Lusifer: Telah terjadi suatu ketidak adilan, membeda-bedakan kasih satu dengan yang lain. Dan meskipun Lusifer sendiri nampak tidak terpengaruh oleh keputusan itu— “ia berdiri tegak bergeming”7—Anda dapat melihat bahwa membiarkan suatu masalah merasuk diam-diam ke dalam hati akan menelurkan sebuah cerita yang buruk. Dan perubahan ini tidak luput dari perhatian
24
Adventist World | 12 - 2016
para malaikat yang terbiasa dengan cerita yang baik. Pendirian mereka pun tak bergeming. Nampak mudah dan elok untuk sependapat dengan Lusifer. Berpihak padanya berarti membela kebenaran dan hakhak mereka. Lagi pula, ini adalah cerita milik mereka, bukan hanya Lusifer.8 Seperti yang mereka lihat kemudian, saat ia menjelaskan bahwa “kehidupan para malaikat... perlu perbaikan.”9
Sang Pedagang
Yehezkiel menggambarkan cerita bualan Lusifer adalah seperti bualan seorang pedagang: Lusifer adalah seorang pedagang, dan pedagang yang sangat sibuk, seperti ditulis oleh Yehezkiel: “Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa.” (Yehezkiel 28:16). Sungguh analisis yang jitu tentang lahirnya kekerasan. Lusifer di dalam “dirinya dipenuhi oleh kekerasan” karena kesibukannya berdagang: Gosip membuahkan cerita yang manis dengan muatan jahat yang tersembunyi, pertentangan sia-sia, sanjungan, tipuan, memutar-balikan Firman Tuhan. Lusifer mengarang sejumlah besar
narasi yang tak terpikirkan tentang Tuhan10 yang menjadi sebuah cerita buruk pertama yang abadi—cerita peperangan yang melahirkan semua peperangan lainnya, cerita yang sebenarnya tak perlu ada seandainya kasih Allah Bapa yang panjang sabar disambut baik oleh Lusifer. Uluran tangan Bapa yang tak terhitung jumlahnya tidak menghentikan Lusifer untuk melancarkan api perang abadi, yang berakibat pada ternodanya ciptaan Tuhan. Dan cerita bualan Lusifer yang merasa mewakili para malaikat, akhirnya berujung pada pengusiran manusia dari surga, pembunuhan Habel, menginspirasi nyanyian Lamekh (Kej. 4:23, 24), kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz, kamp kerja paksa Uni Soviet di Siberia, hingga senjata pembunuh masal. Betapa pun mempesona cerita yang dibawakan oleh Lusifer, kematian dan kebohongan selalu hadir sejak semula karena penyesatan jahat merupakan tujuan sejatinya (Yoh. 8:44). Sesuai dengan karakter-Nya yang penuh kasih, Tuhan mengetahui, namun tetap bersabar, serta berusaha keras untuk menolong Lusifer agar menyadari bahwa hasutan yang dikiranya terhormat itu dapat berakibat sungguh mengerikan.11
Tapi Lusifer tetap kukuh pada pendiriannya, dia tak bisa ditolong lagi, apalagi ketika bualannya memercikkan pertengkaran dengan mereka yang tidak sependapat. Ia tak sudi menerima nasihat, hingga muncullah kubu-kubu yang berseberangan di antara para malaikat Tuhan. Ia tetap bertahan bahkan ketika perseteruan antara kubu-kubu tersebut mencapai puncaknya antara roh-roh yang menjaga alam semesta. Lusifer si pembawa cahaya, yang telah menjelma menjadi Iblis, penentang Tuhan, haruslah diusir bersama-sama dengan seluruh pengikutnya (Why. 12:7, 8), karena “tidak layak lagi bagi siapa pun yang bersekutu dengan si Iblis dalam pemberontakannya untuk terus mendiami sorga.”12
Perang di Bumi
Tragisnya, cerita bualan Lusifer memperoleh tempat di telinga pendengarnya di bumi: Para penghuni pertama justru membuka hati mereka terhadap cerita yang diputarbalikkan tentang aturan Tuhan, dan menjadi bagian dari cerita buruk Lusifer hingga bab terakhir yang berisi malapetaka, yaitu di dalam diri Adam, semua mengalami kematian (1Kor. 15:22). Akan tetapi terpujilah Tuhan, karena cerita si Iblis nan hebat itu tak akan terdengar lagi dan tak akan menjadi akhir dari cerita kehidupan di dalam semesta ciptaan Tuhan. Dan karena tipuan aslinya adalah hujatan atas karakter dan hakikat Tuhan, maka puncak dari peperangan besar adalah penolakan serempak dari seluruh ciptaan atas potret Tuhan yang telah dirusak oleh Lusifer sebagai sebuah kebohongan yang menyesatkan. Kasih Tuhan yang panjang sabarlah yang menjadi akhir cerita. Sebagian orang yang berpegang teguh pada kebohongan, masih menemukan cara untuk terus mencemooh: Mereka mengatakan bahwa Tuhan adalah mahluk dewata yang lemah yang hanya mengumbar janji tanpa pernah menjatuhkan hukuman (2 Ptr. 3:9). Yang lain mengatakan bahwa Tuhan dalam kekuasaan-Nya terbukti telah bertindak kejam dengan adanya bayi-bayi yang terlahir cacat, kecelakaan pesawat terbang, dan peperangan yang menghancurkan. Diharu biru oleh semua penderi-
taan ini, semua kehidupan meratap “Mengapa?” Di hadapan bencana yang memporak-porandakan bumi sebagai bukti kekejaman Tuhan atau ketidakmampuan-Nya. Sementara itu, mereka yang berdiri di pihak Tuhan mematahkan serangan musuh dengan merayakan kedatangan Tuhan di Planet Bumi ini sebagai penebus bagi pelanggaran hukum Tuhan yang dilakukan oleh ciptaan-Nya.
Kesimpulan
Di balik semua kekacauan yang telah ditimbulkan oleh Lusifer, kerajaan Iblisnya sedang menemui ajal. Ia tahu bahwa cerita bualannya telah tamat karena ia ada di sana, di Golgota, ketika pengorbanan Putra Allah membungkam semua bantahan Lusifer terhadap kasih Tuhan. Ia akan sepenuhnya mengetahui hal ini segera, saat ia dan dosa dihapuskan dari semesta, dan nyanyian yang asli, harmonis, dan seirama dari semua makhluk akan dikumandangkan kembali, ketika segala sesuatunya, “dalam keindahan yang nyata dan sukacita sempurna, menyatakan betapa Tuhan adalah kasih.”13 n
1 Marilyn Chandler McEntyre, Caring for Words in a Culture of Lies (Grand Rapids: Eerdmans, 2009), hlm. xii. 2 Ibid., hlm. 56. 3 Ellen G. White, Alfa dan Omega (Indonesia Publishing House Bandung), jld., 1, hlm. 26. 4 Ibid., hlm. 27 5 Ibid. 6 Ibid., hlm. 36. 7 Ibid., hlm. 41. 8 Ibid.: “Pekerjaan yang seharusnya dikerjakannya sendiri, dibebankan kepada malaikat yang setia.” 9 Ellen G. White, The Story of Redemption, (Washington, D.C.: Review and Herald Pub. Assn., 1947), hlm. 19. 10E. G. White, Patriarchs and Prophets, hlm. 42: “God could employ only such means as were consistent with truth and righteousness. Satan could use what God could not.” 11 Ibid., hlm. 39. 12 E. G. White, The Story of Redemption, hlm. 17. 13 Ellen G. White, The Great Controversy (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1911), hlm. 678.
Lael Caesar
adalah Associate Editor majalah Adventist World.
Pertentangan
Besar
Seluruh umat manusia saat ini terlibat dalam sebuah peperangan besar antara Kristus dan Iblis berkenaan dengan karakter Tuhan, hukum-hukum-Nya, dan kedaulatan-Nya atas alam semesta. Pertentangan ini bermula di surga saat sesosok makhluk ciptaan, yang dilengkapi dengan kehendak bebas, mengagungkan dirinya sendiri sedemikian rupa sehingga berubah menjadi Iblis, penentang Tuhan, dan memimpin pemberontakan dari sebagian malaikat. Ia memperkenalkan sifat memberontak ke dalam dunia ini yang menuntun Adam dan Hawa ke dalam dosa. Dosa umat manusia ini berakibat kaburnya gambaran tentang Tuhan dalam diri manusia, kekacauan dunia, dan kehancurannya oleh air bah, seperti yang dipaparkan di dalam sejarah Kejadian 1-11. Disaksikan oleh seluruh ciptaan, dunia ini menjadi arena pertentangan semesta, di mana pada akhirnya kasih Allah yang akan menang. Untuk menolong umat-Nya dalam pertentangan ini, Kristus mengirim Roh Kudus dan para malaikat yang setia untuk membimbing, melindungi dan menjaga mereka di jalan keselamatan. (Kej. 3:6-8; Ayub 1:6-12; Yes. 14:12-14; Yeh. 28:12-18; Rm. 1:19-32; 3:4; 5:12-21; 8:19-22; 1Kor. 4:9; Ibr. 1:14; 1Ptr. 5:8; 2 Ptr 3:6; Why. 12:4-9.)
12 - 2016 | Adventist World
25
P E R T A N YA A N D A N J A W A B A N A L K I T A B
Aman Apakah bukti Alkitabiah untuk masalah zaman akhir bagi gereja?
di
Tangan-Nya
Di dalam Alkitab, istilah masa kesesakan merujuk pertama kali pada pengalaman Yakub pada malam sebelum bertemu saudaranya, Esau. Peristiwa di Perjanjian Lama ini digunakan sebagai gambaran pengalaman umat Tuhan sesaat sebelum terselenggaranya Kerajaan Allah di bumi. Dalam tulisan ini saya akan menyelidiki pengalaman Yakub dan ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan itu. 1. Pengalaman Yakub: Sebelum bertemu dengan Esau, Yakub mengalami perasaan bersalah yang sangat kuat atas apa yang telah diperbuatnya kepada kakaknya dan rasa takutnya akan kematian (Kej. 32:11). Ia merasa “sangat takut” dan “sesak hati [tsarar, “cemas, dalam masalah, dalam kesusahan”]” (ayat 7). Rasa bersalah menuntunnya untuk melakukan upaya meminta maaf dengan mengirimkan hadiah-hadiah untuk melunakkan hati Esau (ayat 4, 5, 20). Malam itu Yakub berdoa sendirian dengan rasa sedih yang mendalam, bergumul di hadapan Tuhan dengan rasa takut dan bersalahnya. Di kemudian hari, ketika mengenang pengalamannya itu, ia berkata: “Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku [tsarah, “kesusahan, kecemasan, masalah”]” (Kej. 35:3). Masa kesesakan Yakub dan kelepasannya dari masa itu merupakan harapan bagi mereka yang mengalami situasi yang sama (Mzm. 20:1). 2. Kitab Yeremia dan Daniel dalam Penerapan pada Akhir Zaman: Yeremia memaklumatkan kepada umat Tuhan suatu pengalaman di masa depan yang mirip dengan pengalaman Yakub. Konteks ayat-ayat tersebut adalah mengenai kepulangan umat Tuhan dari pengasingan (Yer. 40:1-3), yang disisipi pesan Tuhan tentang pelepasan dari masa kesesakan yang akan dialami umat Tuhan di waktu yang akan datang (ayat 4-9). Setelah “sisipan” tersebut sang nabi kembali pada harapan kepulangan umat Tuhan dari pengasingan (ayat 10-11). Masa kesesakan digambarkan sebagai hari yang penuh kepanikan dan teror, wajah-wajah pucat pasi, dan tiadanya shalom (ayat 5, 6).
26
Adventist World | 12 - 2016
Gambaran tentang kaum pria yang menderita dan bersusah payah menunjukkan ketakutan dan ketidak-mampuan manusia untuk mengatasi musuh mereka dengan kekuatan sendiri. Dan hari itu menjadi hari yang tiada taranya karena belum pernah terjadi sebelumnya (ayat 7). Secara khusus hari itu disebut “waktu kesusahan bagi Yakub,” yakni umat Tuhan (ayat 7). Tapi Tuhan akan turun tangan dan membebaskan mereka. Mereka tak akan lagi berada dalam cengkeraman musuh. Kerajaan Allah akan ditegakkan, dan mereka hanya akan melayani Raja dan Tuan penebus mereka (ayat 8, 9). 3. Masa Kesesakan Sesuai Kitab Wahyu: Kitab Wahyu menyebut masa kesesakan bagi umat Tuhan, dalam istilah Yohanes “hari pencobaan [thlipsis, “masalah, kesusahan”]” (Why 3:10). Ini adalah masa kesengsaraan yang berlaku global, tapi tidak sampai menghancurkan iman umat Tuhan. Mereka digambarkan sebagai orang-orang “yang keluar dari kesusahan yang besar [thlipsis]” (Why. 7:14) dan tetap setia berselubung darah Anak Domba (ayat 14). Mereka mengalami hal ini setelah dilepaskannya keempat angin yang membinasakan dan sesaat sebelum datangnya Kristus (Why. 6:17-7:3). Wahyu 13:11-17 menjelaskan bahwa selama masa itu, sama seperti Daniel, musuhmusuh Tuhan akan berusaha memusnahkan umat Tuhan, tapi Tuhan menolong umat-Nya. Mereka, seperti Yakub, akan mengalami rasa takut akan kematian dan perasaan tak berharga yang amat dalam. Akan tetapi penyebutan darah Anak Domba menunjukkan bahwa mereka akan menaruh kepercayaan yang mutlak pada kuasa Tuhan untuk menyelamatkan dan bahwa tak seorang pun dari mereka yang akan hilang. Tuhan mengizinkan mereka untuk melalui pengalaman yang sulit ini karena mereka aman di tangan-Nya (Why. 22:11). n
Angel Manuel Rodríguez telah pensiun
dan telah melayani gereja sebagai pendeta, pengajar dan ahli teologi.
P E L A J A R A N
A L K I T A B
Apakah yang Alkitab Ajarkan
tentang
Kesehatan Oleh Mark A. Finley
B
anyak orang mengira bahwa cara bagaimana mereka memperlakukan tubuh mereka, sepenuhnya adalah urusan pribadi. Mereka berpikir: Karena ini tubuh saya, tak seorang pun berhak mengatur apa yang saya makan, apa yang saya minum, atau hal-hal yang merupakan pilihan pribadi saya. Bahkan beberapa orang Kristen memiliki pendapat yang aneh, bahwa Kekristenan hanya mengenai dimensi rohani dari kehidupan dan sama sekali tidak berurusan dengan dimensi jasmani. Dalam pelajaran bulan ini kita akan menyelidiki apa yang dikatakan Alkitab tentang tubuh kita.
1
Apakah yang diserukan dengan penuh semangat oleh Rasul Paulus tentang bagaimana seharusnya orang Kristen memperlakukan tubuh mereka? Baca Roma 12:1. Perikop ini dimulai dengan kata-kata “aku menasihatkan kamu.” “Menasihatkan” di sini mengandung arti mendesak, mendorong, atau meminta dengan sangat. Hal itu menunjukkan sesuatu yang sangat penting dan harus didahulukan. Kata “tubuh” dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru berarti “keseluruhan, kumpulan, gabungan dari anggota-anggota tubuh Anda.” Terjemahan Perjanjian Baru versi J.B. Philips mengartikan frasa terakhir “ibadahmu yang sejati” sebagai sebuah laku “penyembahan.”* Terjemahan harafiah namun akurat dari ayat tersebut akan berbunyi demikian: “Saudara dan saudariku, aku meminta Anda dengan amat sangat, dengan belas kasihan Tuhan, bahwa Anda (tak seorang pun dapat melakukannya untuk Anda) mempersembahkan tubuh, mental, jiwa dan roh kepada Tuhan sebagai sebuah laku penyembahan. Memelihara tubuh kita adalah sebuah laku penyembahan kepada Tuhan.”
2
Bagaimanakah konsep bahwa memelihara tubuh adalah sebuah tindakan ibadah sehubungan dengan pekabaran akhir Tuhan bagi gereja-Nya dalam kitab Wahyu 14:7? Amanat terakhir Tuhan bagi dunia adalah panggilan untuk menyembah sang Pencipta. Jika kita menyembah-Nya sebagai Pencipta dengan sungguh-sungguh, akankah kita bekerja sama dengan-Nya dalam membangun apa yang telah diciptakan-Nya, atau malahan menentang-Nya dengan cara meng-
hancurkannya? Dari segala yang Dia ciptakan, tubuh manusia adalah salah satu yang paling menakjubkan.
3
Bagaimanakah cara rasul Paulus mendoakan kesehatan dalam terang kedatangan Kristus yang kedua kali? Baca 1 Tesalonika 5:23.
4
Apakah pertanyaan penting yang ditanyakan Paulus di dalam 1 Korintus 6:19? Dan bagaimanakah rasul menjawab pertanyaan itu sendiri dalam 1 Korintus 6:20? Rasul Paulus menyatakan bahwa kita bukanlah milik kita sendiri. Apa yang kita lakukan terhadap tubuh kita dan bagaimana kita merawatnya adalah hal yang penting, karena kita telah dibeli dengan darah Yesus yang tak ternilai harganya. Kita bertanggung jawab kepada-Nya untuk segala perlakuan kita pada tubuh ini yang dikaruniakan-Nya kepada kita.
5
Mengapakah kadang-kadang sulit untuk mengubah kebiasaan badani kita? Bandingkan dengan ayat-ayat berikut: Roma 7:18; Galatia 5:17; dan Efesus 6:14. Kita ada di tengah-tengah peperangan rohani antara kuasa Tuhan dan kuasa-kuasa Setan. Mengandalkan kekuatan sendiri, kita sama sekali tak berdaya.
6
Bagaimanakah kita dapat memenangkan perang yang berkecamuk di dalam pikiran dan jasmani kita? Rangkuman beberapa ayat ini berbicara tentang kepastian kemenangan kita atas Setan: Filipi 4:13; 2 Korintus 5:7; dan Roma 8:3-6. Dengan kekuatan sendiri kita tak berdaya mengatasinya. Tapi di dalam Yesus, kemenangan adalah milik kita. Dia tak pernah kalah dalam peperangan dengan Iblis dan kuasa-kuasa jahat. Kabar baiknya adalah bahwa di dalam Yesus kita juga bisa menang. n * Dari J. B. Phillips: The New Testament in Modern English, Revised Edition. © J. B. Phillips 1958, 1960, 1972. Digunakan dengan izin dari Macmillan Publishing Co.
12 - 2016 | Adventist World
27
PERTUKARAN IDE
T
MAZMUR 23
uhan, ketika kami mendaki bukit-bukit dalam gunung kehidupan kami, teruslah ingatkan kami bahwasanya Engkau sedang “mengawasi� kami seperti para gembala mengawasi domba-domba mereka; itu karena Engkau mengasihi kami, betapa pun tak berartinya kami dalam kekekalan. Bunga-bungaan liar di sepanjang bukit bebatuan menyatakan Engkau sebagai pencipta segala keindahan. Hijaunya padang rumput dan tenangnya danau yang bening bak kristal menceritakan kepada kami tentang kedamaian dan ketenangan roh-Mu. Puncak-puncak bersalju meneriakkan kebenaran dan keadilan-Mu. Jurang-jurang, yang gelap seperti maut, tidak menakutkan, karena kami dapat menengok ke atas, dan melihat cemerlangnya biru langit-Mu yang tak berbatas. Kami merasa nyaman oleh karena kami membawa tongkat
Alam
penuntun-Mu dan kompas iman kepada-Mu. Tenda kami adalah kuasaMu yang menaungi. Di dalamnya kami menikmati santap siang di tengah-tengah kilat yang menyambar, hujan es, dan angin musim panas yang dahsyat. Kami pergi tidur dengan sukacita di bawah bintang-bintang sambil menyadari betapa dekatnya kami dengan gerbang surga. Belas kasih dan cinta-Mu yang setia menyelimuti kami. Hati kami rindu untuk mengakhiri perjalanan hidup ini di depan pintu rumah-Mu; mengetuknya, dan bertemu dengan-Mu muka dengan muka, dan diam di pelataran-Mu selama-lamanya.
—
ndrew Hanson, A Chico, California, United States
Amerika Pronghorns, adalah spesies hewan yang berhubungan dengan rusa Afrika, dan merupakan penghuni asli taman nasional pertama di dunia, yaitu Yellowstone National Park, di Wyoming, Amerika Serikat Pronghorn dapat berlari 48 kilometer (30 mil) per jam tanpa berhenti untuk jarak tertentu, dan dapat berlari cepat hingga 96 kilometer (60 mil) per jam. Sumber: Smithsonian
DoaW
Pujian
Tolong doakan keluarga saya untuk bisa memiliki sebuah rumah, untuk kakak perempuanku agar mendapatkan pekerjaan, dan untuk adik-adikku agar berhasil di sekolah, juga untuk ibuku agar mendapatkan apa yang dibutuhkannya.
Patrick, Rwanda
28
Saya memohon kepada Tuhan untuk menunjukkan kepada kami orang Advent bagaimana menjangkau para pengungsi yang datang ke Jerman setahun belakangan ini, agar kami dapat memperkenalkan Yesus kepada mereka.
Jakob, Jerman
Isteriku telah kehilangan bayinya saat usia kandungan enam bulan. Kami mempunyai banyak hutang, dan tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya-biaya.
Mutundi, Uganda Tolong doakan agar Tuhan menolong saya supaya bisa mendaftar ulang pada tahun kedua studi teologi saya.
Daniel, Kamerun Adventist World |12 - 2016
Staf majalah Adventist World beristirahat di tengah-tengah sesi perencanaan yang panjang di awal tahun ini (dari kiri): Mark Kellner, Stephen Chaves, Sharon Tennyson, Wilona Karimabadi, Marvene Thorpe-Baptiste, Gaspar Colon, Kim Brown, Kristina Penny, Jared Thurmon, Andrew McChesney, Lael Caesar, Merle Poirier, Gerald Klingbeil, Sandra Blackmer (di smartphone Gerald), Bill Knott, Andre Brink. .
Saya adalah seorang pendeta magang di University of Eastern Africa. Saya perlu didoakan untuk biaya kesehatan dan rumah sakit, untuk biaya sekolah anak saya, dan kebutuhan pokok lainnya. Saya tidak pernah merasakan damai sebelum bertemu dengan sang Pangeran Kedamaian dan menerimanya sebagai Juruselamat pribadiku.
p
Karunia dan damai Tuhan untuk Musim Liburan Ini dan Sepanjang Tahun
Ingatlah saya dalam doa kalian. Hasil ujianku tidak seperti yang kuharapkan, dan saya harus mengulang setahun penuh. Mungkin Tuhan mempunyai rencana lain untukku. Terima kasih untuk doa kalian.
Jenson, India
Doa dan Pujian: Kirimkan permohonan doa rasa syukur saudara ke:
prayer@adventistworld.org. Kirimlah kepada kami permohonan doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa. Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan doa saudara akan di edit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan di cetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui: 1-301-680-6638; or mail them to Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.
Mohamed, Somalia 12 - 2016 | Adventist World
29
PERTUKARAN IDE S E B A N YA K
167
JUTA
yang Lalu A DV E N T I S T
P
D I G I TA L
L I B R A R Y
ada 20 Desember 1849, William Miller wafat di Low Hampton, New York. Ia adalah seorang petani dan pengkotbah awam dari Gereja Baptis, yang memaklumkan bahwa kedatangan Kristus telah dekat dan memulai sebuah gerakan yang terkenal dengan nama Gerakan Millerite. Sebagai seorang otodidak, ia hidup bersama isterinya di Poultney, Vermont, di mana ia terpilih sebagai anggota tentara sukarela. Dalam perang tahun 1812 dengan Inggris, Miller bertugas sebagai letnan dan kemudian kapten. Setelah perang berakhir ia pun pindah ke Low Hampton, New York, di mana ia berharap bisa hidup tenang sebagai seorang petani. Pada tahun 1816 ia mengalami pertobatan, dan menulis sepucuk surat, “Saya melihat bahwa Alkitab benar-benar menunjukkan seorang Juruselamat yang saya butuhkan; dan saya terheran-heran saat menemukan bagaimana sebuah buku yang tidak diwahyukan dapat menunjukkan prinsip-prinsip yang dengan sempurna cocok bagi kebutuhan dunia yang telah jatuh. Saya mengakui bahwa Alkitab pasti sebuah penyataan (pewahyuan) dari Allah; isinya menjadi kesukaan saya, dan di dalam Yesus saya menemukan seorang sahabat.” Pada tahun1818, setelah mempelajari Alkitab dari Kejadian sampai dengan Wahyu, ia menafsirkan Daniel 8:14— “Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar.”— dan menyimpulkan bahwa “kira-kira dalam waktu 25 tahun (sekitar tahun 1843)... segala sesuatu di dunia ini akan berakhir.” Miller menggunakan frasa “sekitar tahun 1843” dalam mengungkapkan keyakinannya tentang waktu penantian (Advent). Setelah lewat dari tanggal 22 Oktober 1844—bukan waktu yang ditentukan oleh Miller, tapi akhirnya ia setujui—Miller menulis kepada Joshua Himes: “Meskipun telah dua kali dikecewakan, namun saya tidak menyerah atau menjadi kecil hati.... Harapan saya akan kedatangan Kristus masih tetap kuat seperti semula.... Saya telah menentukan dalam pikiran saya waktu yang lain, dan saya akan bertahan di sini sampai Tuhan memberiku petunjuk. Dan waktu itu adalah hari ini, hari ini, dan HARI INI, sampai Dia datang, dan sampai saya lihat Dia yang saya rindukan dengan sepenuh jiwa.”
30
Adventist World | 12 - 2016
Jumlah orang di seluruh dunia yang mengalami kurang gizi. Sumber: The Rotarian
Jumlah ujung syaraf per inci persegi di telapak tangan manusia. Sumber: Smithsonian
5O 5O K A T A A T A U L E B I H
Janji Alkitab Favoritku...
n “Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku.” (Mikha 7:7). Sebelum terjadinya kemerosotan moral di Israel, sang nabi mendorong umat Tuhan untuk berpaling pada Allah dan menanti keselamatan dari-Nya. Dia akan memperhatikan jeritan hati kita. —Lucimagna Aguiar, Brazil n Janji Alkitab favoritku adalah Yoh 14:3: “Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku.” —Flavio Silva, via e-mail n “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku” (Mzm. 23:4). Saya mengandalkan ayat ini saat terjadinya kecelakaan yang hampir fatal ketika saya bekerja sebagai paramedic di Singapura.—Rudy Yap, Jr., Leeds, Inggris n Janji Alkitab favoritku adalah Wahyu 21:4: “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi” Ayat ini menguatkanku bahwa aka nada akhir dari segala kesedihan yang kita alami di dunia ini. —Abi, Iligan City, Filipina
Pada edisi berikut, kirimkan kepada kami 50 kata atau kurang lagu favorit Anda. Kirimkan kepada kami apa dan mengapa itu menjadi lagu favorit Anda. Kirimkan ke letters@AdventistWorld.org. Tuliskan dalam “50 kata atau kurang dari itu.”
“Lihatlah Aku datang Segera...” Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan. Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Guillermo Biaggi, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley-Hardy; Williams Costa; Daniel R. Jackson; Peter Landless; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol-Puesán; Ella Simmons; Artur Stele; Ray Wahlen; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott Wakil Penerbit Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Komite Koordinasi Adventist World Jairyong Lee, chair; Yutaka Inada, German Lust, Chun Pyung Duk; Han, Suk Hee Redaktur Bertempat di Silver Spring, Maryland André Brink, Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Andrew McChesney Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Pyung Duk Chun, Jae Man Park, Hyo Jun Kim Manajer Operasional Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley, John M. Fowler Penasihat Senior E. Edward Zinke Manager Keuangan Kimberly Brown Assisten Editorial Marvene Thorpe-Baptiste Dewan Management Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Yutaka Inada, German Lust, Ray Wahlen, Ex-officio: Juan Prestol-Puesán, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson Pengarah Seni and Disain Jeff Dever, Brett Meliti Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Juan Prestol-Puesán, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Mario Brito, Abner De Los Santos, Dan Jackson, Raafat A. Kamal, Michael F. Kaminskiy, Erton C. Köhler, Ezras Lakra, Jairyong Lee, Israel Leito, Thomas L. Lemon, Geoffrey G. Mbwana, Paul S. Ratsara, Blasious M. Ruguri, Samuel Saw, Artur A. Stele, Glenn Townend, Elie Weick-Dido Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 Surel: worldeditor@gc.adventist.org Situs: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brazil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, Argentina, Meksiko dan Amerika Serikat.
12 - 2016 |Adventist World
31
dari INDONESIA “Berbuah Banyak dalam Tuhan”
Adventist Care Group Medan Siap untuk Terjun kepada Masyarakat dalam Memberikan Pelayanan Kasih
P
ada tanggal 2-4 September 2016 diadakan retret Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Medan di Berastagi dan pada saat itu juga dibentuk Adventist Care Group (ACG) Medan. Untuk menindak lanjuti keputusan yang dibuat
pada acara retret maka pada Sabat, 8 Oktober 2016 ACG Medan telah mengadakan kegiatan peduli kasih kepada anak-anak yatim piatu di YAPI (Advent) Medan. Sabat, 22 Oktober 2016 ACG Medan melaksanakan peduli kasih kepada anak-anak di Panti Asuhan Santa Lusia (Katolik) Medan dan mendapat sambutan yang hangat. Dan setiap hari Selasa malam dilaksanakan ibadah Pendalaman Alkitab. Adventist Care Group (ACG) adalah para pemuda
32
Adventist World | 12 - 2016
Advent dan yang berjiwa muda yang tergabung dalam Kelompok Peduli Advent yang mempunyai moto: “Berbuah Banyak dalam Tuhan,” (Yoh. 15:5). Adventist Care Group juga sebagai wujud implementasi dari kebenaran yang telah diterima dan dimiliki serta kerinduan mewujudkan panggilan agung untuk menjadi jurukabar Allah dalam bentuk peduli kasih dan sosial kepada sesama. Adventist Care Group siap untuk terjun kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan kasih. —Dilaporkan oleh Loran Napitupulu, Ketua Jemaat Teladan dan Chaplain ACG.
Pathfinder dan Adventurer Jemaat Teratai Batam SKT Peduli lingkungan Masing-masing Anak Membawa Satu Tunas Bakau dan Ditanam
S
alah satu cara untuk menghentikan aktivitas tambang pasir ilegal yaitu menanam kembali bakau di area yang sudah gundul. Pada kesempatan ini Minggu, 11 September 2016 Pathfinder & Adventurer Club Jemaat Teratai Batam, sekitar 70 orang melakukan
kegiatan penanaman bakau sekaligus Outbound untuk mengenal lebih dekat dan mencintai lingkungan sekitar kita. Masing-masing anak membawa 1 tunas bakau dan ditanam. Sebagian anak membuat lubang, sebagian merobek polybag dan sebagian menanam bakau. Kemudian setelah menanam bakau kami berjalan menelusuri hutan kurang lebih 20 menit dan sampai pada dasar tebing yang tingginya sekitar 13 Meter.
Kegiatan selajutnya yaitu memanjat tebing batu. Satu persatu anak-anak memanjat dan dipandu oleh instruktur dan semua berhasil naik dengan sempurna. Kemudian perjalanan dilanjutkan kembali dengan menelusuri atas tebing atau masuk kembali ke hutan dan akhirnya tiba di tempat tujuan dengan selamat pada sore harinya. Bagi yang tidak biasa, perjalanan ini sangat menguras fisik namun tidak ada masalah selama perjalanan, semua dalam kondisi yang baik dan anak anak berharap kepada pembinanya bahwa kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap tahun. —Dilaporkan oleh Dandy Tambunan, Komunikasi GMAHK Teratai Batam.
12 - 2016 | Adventist World
33
dari INDONESIA “God’s Love For You” Delapan Jiwa Dimenangkan kepada Tuhan
M
emasuki penghujung tahun 2016, kembali diadakan pekan doa di SLA Mebali, mulai dari tanggal 10–14 Oktober 2016. Ibadah dilaksanakan setiap pagi dan malam di Murakami Chapel dan sebagai pembicara adalah Direktur 1000 Missionary Movement yaitu Pdt. Oh Joon Hee.
God’s Love For You itulah tema pekan doa kali ini dan menjadi sukacita bagi seluruh warga kampus SLA Mebali di sepanjang tahun 2016 karena telah diadakan 3 kali pekan doa, dan pada Sabat 15 Oktober 2016 ada 8 jiwa yang menyerahkan diri untuk dibaptis, semoga mereka tetap setia sampai Maranatha. —Dilaporkan oleh Olvi Koyogian, SLA Mebali-Tana Toraja.
Seiring berlalunya waktu, kebutuhan akan suatu tempat yang lebih memadai untuk melatih para orang muda dengan tempat dan fasilitas yang baik, maka melalui pimpinan Tuhan lewat hambanya Kel. P. Silalahi telah menyediakan suatu lokasi seluas 12.439 m2 untuk pembangunan kampus 1000 Missionary Movement West Indonesia di Desa Pengambatan, Kec.Merek-Tanah Karo. Pada tanggal 11 September 2016 telah dilaksanakan acara peletakan batu pertama kampus 1000 Missionary Movement West Indonesia di lokasi baru, dan pembangunan akan dimulaikan dengan estimasi biaya sebesar 6 miliar rupiah. Bagi saudara/i yang rindu membantu pekerjaan pembangunan ini, maka dapat mengirimkan donasi ke rekening 1000MM West Indonesia: A/n : Jin Koo Nam (Direktur) Bank BRI : 036.701.052.442.505 Bank Mandiri : 105.001.203.860.4 Bank BCA : 8430.2826.80. No. Hp : 0852-2626-7776
34
Adventist World | 12 - 2016
“Hope For Toraja” Dua Puluh Delapan Jiwa Dimenangkan kepada Tuhan
K
ebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dengan tema “Hope For Toraja” diadakan pada tanggal 12-15 Oktober 2016 bertempat di Gedung Art Centre, Rantepao —Toraja Utara. Acara ini dibuka oleh Kementerian Agama R.I, yang diwakili oleh Ibu Pdt. Monika Randa, S.Th. sebagai pimpinan masyarakat Kristen di Toraja Utara. Pembicara pada acara KKR ini tidak seperti biasanya karena ada beberapa pembicara yang mengambil bagian secara bergantian setiap malam. Sebagai pembicara malam pertama adalah Pdt. Jebba, Dir. Penatalayanan SS dan PP DLT, dengan topik pembahasan yaitu: “Yesus sebagai Pusat Pengharapan”. Malam berikutnya adalah Pdt. Djunaidi Muntu, M. Min., Dir. PA UKIKT membawakan materi tentang kehidupan orang yang akan ada di surga nanti. Dan pembicara pada malam panggilan adalah Pdt. Jobbie Yabut, M. Min., Dir. PA Divisi Asia Pasifik Selatan dengan topik yaitu: “Baptisan,” diterjemahkan oleh Ketua Daerah Luwu Tana Toraja Pdt. S. Salainti, M.Th. Pada malam panggilan telah berdiri 19 jiwa yang siap untuk dibaptiskan dan ada beberapa jiwa yang masih bergumul. Namun pada hari Sabat pembicara Pdt. J. Yabut yang diterjemahkan oleh Pdt. I. Lisupadang, S. Ag. mengadakan panggilan kembali dengan kuasa Roh Kudus yang menjamah hati sehingga tuaian yang dibaptiskan bertambah menjadi 28 jiwa. —Dilaporkan oleh Pdt. Frans Sisang, Gembala Jemaat Tikala, Rantepao dan SSC Tondon, Luwu Tana Toraja.
Penyerahan hadiah kepada para tamu yang hadir.
Ibadah penutupan KKR pada hari Sabat.
Para pembicara KKR bersama dengan 28 jiwa yang dibaptiskan.
12 - 2016 | Adventist World
35
dari INDONESIA
“Keluarga Setia Bahagia” Acara Sabat Gabungan Pasangan Usia 4o Tahun ke Atas
P
ada hari Sabat, 27 Agustus 2016 adalah Sabat gabungan bagi pasangan usia 40 tahun ke atas bertempat di GPA Air Bersih, Medan. Ada pun pasangan yang hadir adalah utusan dari beberapa distrik yang ada di Kota Medan. Sebagai pembawa seminar adalah Direktur Pelayanan RT & Anak-Anak UIKB, yaitu Pdt. Rindu Hutapea & Ibu Lady Hutapea. Ada tiga sesi seminar di Sabat pagi, dilanjutkan dengan khotbah yang disampaikan oleh pembicara Pdt. Rindu Hutapea dengan judul khotbah “Keluarga Setia Bahagia.” Acara dilanjutkan dengan dua sesi seminar pada Sabat siang. Seminar disampaikan dengan sangat menarik yang intinya adalah untuk membangun keharmonisan dan kebahagiaan keluarga di masa tua. Kemudian pada sore hari dilanjutkan dengan acara mendengarkan “ kesaksian dan pengalaman” bagi pasangan usia pernikahannya di atas 40 tahun. Di antara pasangan tersebut yang usianya paling tua dan paling lama menikah adalah pasangan Bapak & Ibu Silaban, anggota Jemaat Air Bersih Medan yang merayakan ulang tahun pernikahan ke-49. Sebagai penghargaan, Pdt. Rindu Hutapea memberikan kenang-kenangan berupa mug & pasmina kepada pasangan-pasangan yang berbahagia ini. Acara seminar berakhir sampai pkl. 17.00 dan ditutup dengan penuh sukacita serta rasa syukur kepada Tuhan. —Dilaporkan oleh Departemen Pelayanan Rumah Tangga dan Anak-Anak DSKU.
36
Adventist World | 12 - 2016
Retret Jemaat Bukit Karmel Ke Permandian Tirta Sayum Sabah Menikmati Alam Serta Mempererat Hubungan Antara Orangtua, Orang Muda, Serta Anak-anak
S
etelah tertunda beberapakali, doa kami pun dikabulkan, akhirnya Jemaat Bukit Karmel Mandala mengadakan retret ke Permandian Tirta Sayum Sabah 23-24 Juli 2016. Retret ini adalah untuk memper erat hubungan antara orangtua, orang muda, maupun sesama anggota Jemaat Bukit Karmel dan menikmati alam yang diciptakan Tuhan. Acara Sekolah Sabat dipandu oleh Bpk. K.Sinaga (sekr. Jemaat Bukit Karmel) Lidya Sitanggang dan Elvina Simanjuntak. Acara Pelayanan Perorangan oleh Bpk. L.Situngkir dan pembicara pada acara khotbah adalah Bpk. A.Simanjuntak (Ketua Jemaat Bukit Karmel, Mandala). Ada pun judul khotbah saat itu adalah: “Ebenhaezer, sampai di sini Tuhan menyertai kita.” Acara dilanjutkan dengan seminar yang berjudul “Apa Kerjamu di Sini Elia? Dan dilanjutkan dengan kuis Alkitab yang dibawakan oleh Bpk. F. Sitompul. Malam Gembira, dipandu oleh Bpk.Tria Tampubolon dan Christine Sitanggang, Semua peserta sangat bersukacita mengikuti acara yang dibawakan oleh Bpk. F. Sitompul. Pada Minggu subuh, diadakan doa bersama, renungan pagi, dilanjutkan dengan senam pagi bersama. Setelah senam pagi dilanjutkan dengan acara mandi di Sungai Tirta Sayum Sabah. Semua acara diakhiri dengan berfoto dilokasi Permandian Tirta Sayum Sabah, Deliserdang Sumatra Utara. —Dilaporkan oleh Tria Tampubolon S.Pd, Komunikasi Jemaat Bukit Karmel, Medan Timur.
Peserta retret Jemaat Bukit Karmel, Mandala berfoto di Permandian Tirta Sayum Sabah, Deliserdang Sumut.
Bapak F. Sitompul sementara membawakan renungan tutup sabat.
Acara kebaktian di permandian Tirta Sayum Sabah, Deliserdang Sumatra Utara.
12 - 2016 | Adventist World
37
dari INDONESIA
“Rahasia Hidup Berkelimpahan� Dua Puluh Sembilan Jiwa Dimenangkan kepada Tuhan
P
ada 31 Juli-6 Agustus tim Hope Channel Indonesia telah mengadakan KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) di Gedung Pertemuan Advent Sumbul, Tanah Karo. Dengan pembicara setiap malamnya adalah Pdt. Dr. Michael Palar (Dir. Hope Chanel Indonesia), dan pembicara RT/Kesehatan adalah Dr. Imanuel Sinuhaji, Sp.PA, Bpk. Efendy Sinukaban, SE dan Ibu Bunga Br. Pinem, S.Pd. Acara KKR ini diikuti oleh tiga distrik yaitu, Distrik Karo Pusat, Karo Utara dan Karo Timur. Acara dimulai dengan kata sambutan dari ketua panitia Dr. I. Sinuhaji, Sp. PA, selanjutnya kata sambutan oleh Pdt. D. Lingga, M. Min (Ketua GMAHK DSKU), dan KKR ini dibuka oleh Ibu Cory Sebayang sebagai Wakil Bupati Karo, dan setelah kata sambutan oleh wakil bupati maka seluruh pendeta yang hadir mendoakan secara khusus Ibu Cory Sebayang di atas mimbar yang dipimpin oleh Pdt. Michael Palar. Wakil Bupati Karo datang menghadiri KKR dua malam berturut-turut seperti yang beliau janjikan dalam malam pembukaan.
Nama-nama di bawah ini adalah anggota Jemaat IPH yang tidak aktif. Jika Anda membaca nama Anda atau mengetahui keberadaan mereka, tolong menghubungi: Sekretaris Jemaat IPH: Ibu Sefenth Sagala (082126742142); Gembala Jemaat: Pdt.S. Situmorang (085220181864). Jika dalam tiga bulan kami tidak mendapat informasi, maka akan dianggap telah pindah keanggotaan jemaat.
1. Salawaney Magda 2. Antow Markoni 3. Yunus Prayitno P 4. Syahailatua Netty 5. Soemardie Netty 6. Pasuhuk Hendra 7. Pasaribu Florentina 8. Murabit Mamiek 9. Murabit Nora 10. Kurniawan Franky 11. Pasaribu Tumpal 12. Siahaan Dosmaria 13. Syahalatua Kaatherine 14. Hotma Parulian Simajuntak 15. Romauli Simajuntak 16. Parlin Bajarnahor 17. Hilma Siahaan 18. Esther Ullirekke
38
Adventist World | 12 - 2016
19. Donce Silalahi 20. Vonny Antow 21. A.R. Pasaribu 22. B. Pasaribu 23. Ronald Antow 24. Anthonius Hidayat 25. Sidik Simbolon 26. Michael Pangau 27. Simbolon Hotmansi 28. Olin Purba 29. Elly Boyoh 30. Lieke Singal Boyoh 31. Lindawati 32. Fenny S. 33. Nermina Zebua 34. Demak Silalahi 35. Maria Dahlia 36. Wahyu Melkiansyah
Di Manakah Anda?
37. Maryoto Bambang Nugroho 38. Alwin Suryati Ambitan 39. Yakub Nikodemus 40. Meggy Virgynia Singal 41. Arthur Palapessi 42. Junaidi Siringo-ringo 43. Selvie M Siringo-ringo 44. Hendry Pattyranie 45. Asty Purwati 46. Dwi Setiawati 47. Juwita Bangun 48. Siahaan Mian Marlina 49. Siahaan Marojahan 50. Ellen Angelina Boyoh 51. Rini Remigus Pintubatu 52. Panatap Tindaon 53. Yohanes 54. Agus Supriyanto
55. Kurnadi 56. Rovini Buhai Panjaitan 57. Lusty Aprian Balengguru 58. Anisa Ambarita 59. Marciella 60. Uniza Januar 61. Yandri Rumusi 62. Yosina Jeffri Huadong 63. Bambang Rucita 64. Yayan Djuariah 65. Siti Dinnnar 66. Dadan 67. Kasih 68. Ruth 69. Febrianti
WARTA
GEREJA ADVENT
“Lihatlah, Aku Datang Segera” Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.
Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah W. Mandolang Ketua Bidang Usaha S. Manueke Bendahara W. Purba Pemimpin Redaksi J. Pardede Redaksi Pelaksana dan Desain Isi
Pembicara KKR yaitu Pdt. Dr. Michael Palar (Dir. Hope Chanel Indonesia).
Pada tanggal 1-5 Agustus 2016 diadakan juga pekan doa di sekolah TK-SD-SMP oleh Dept. Pendidikan DSKU dengan pembicara yaitu Pdt. Nikodemus Ginting dan pekan doa di sekolah TK-SD-SMP Advent Barusjulu oleh Dept. Rumah Tangga/ Anak-anak DSKU. Pada hari Sabat ada 44 jiwa yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka melalui acara baptisan kudus, yang dibaptis di kolam babtisan GPA Sumbul. Tim Hope Chanel Indonesia dan Pimpinan/staf DSKU, seluruh panita, semua yang melayani setiap malam, tua-tua jemaat dan anggota jemaat, guru-guru sekolah Advent di Sumbul, Ajijahe dan Barusjulu, dan tim Sound of Blessing oleh pertolongan Tuhan semuanya telah berupaya semaksimal mungkin sehingga acara KKR ini boleh sukses.
—Dilaporkan oleh Pdt. Nikondemus Ginting.
Angky Tumbal
Tim Redaksi F. Parhusip F. Ngantung J. Wauran F. Manurung A. Siahaan Komunikasi Uni D. Panjaitan, Uni Indonesia Kawasan Barat H. Waworuntu, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah M. Tambunan, Sumatera Kawasan Utara P. Hutapea, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan S. Simorangkir, DKI Jakarta dan Sekitarnya A. Naibaho, Jawa Kawasan barat S. Simangunsong, Jawa Kawasan Tengah E. Sembiring, Jawa kawasan Timur D. Kana Djo, Nusa Tenggara W. Tulong, Kalimantan Kawasan Timur B. Simanungkalit, Kalimantan Barat J. Tendean, Minahasa H. Wambrauw, Papua N. Lumoindong, Sulawesi Selatan Ch. Muaya, Sulawesi Tengah R. Pelafu, Nusa Utara D. Supit, Manado I. Lisupadang, Luwu Tana Toraja R. Frans, Minahasa Utara dan Kota Bitung T. Mayai, Papua Barat J. Frans, Bolaang Mongondow dan Gorontalo H. Ramba, Maluku Izin Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987 Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842
Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.
12 - 2016 | Adventist World
39
The all new Web site Español Français
is here
Deutsch Português 中文 한국어 Română Rom Bahasa русский
.org