Aw june 2014 indonesian

Page 1

War ta Ge re j a Mas ehi Adve nt Har i Ke t ujuh

0 6 - 201 4

ARUS LAUT DAN

LANGIT

Angkat kepalamu—lihat apa yang Tuhan lakukan 8

Bagaimana

Gereja Anda Bekerja, Bagian 3

14

Esensi Ransel

27

Bagaimana Iman

Bertumbuh


06 - 2 01 4

16

12 Ibadah Ular—di Gereja? RENUNGAN

c e r i ta s a m p u l

Arus Laut dan Langit

Oleh Bill Knott

Jalan raya yang digunakan oleh para misionaris ini tidak terbuat dari beton.

Oleh Atuanya Cheatham DuBreuil

Bahayanya menyembah tradisi lebih daripada Allah segala sejarah.

14 Esensi Ransel

K E P E R C AYA A N D A S A R

Oleh Chantal J. Klingbeil

Ini adalah perjalanan panjang; kita harus melakukan perjalanan dengan cahaya.

Seorang Hamba Setia 22 Gereja Anda Bekerja, 8 Bagaimana Bagian 3 K E H I D U PA N A DV E N T

PA N O R A M A S E D U N I A

Oleh Ted N. C. Wilson

Tubuh Kristus memiliki banyak anggota, dan semuanya adalah penting.

Oleh Erna dan John Siregar

Melayani Tuhan terlepas dari kesukaran.

24 Di Ghetto

KISAH ORANG ADVENT

Oleh Benjamin Baker

Beginilah Injil bertumbuh.

D EPARTEME N TAL 3 L A P O R A N

SEDUNIA

3 Sekilas Berita 6 Fitur Berita 10 Sebuah One-Day Church

11 K E S E H A T A N S E D U N I A Diagnosis Kanker Payudara

R O H N U B UAT 21 Menjangkau yang Tidak Percaya P E R T A N YA A N 26

DAN

JAWA B A N A L K I TA B

Hanya Dua?

www.adventistworld.org

Tersedia dalam 11 bahasa secara daring

2

Adventist World | 06 - 2014

27 P E L A J A R A N A L K I T A B Bagaimana Iman Bertumbuh 28

PERTUKARAN IDE

32-48 D A R I I N D O N E S I A Warta Gereja Advent (WGA)

PADA SAMPUL: Panorama Arial dari Desa Pulau Saibai. F O T O

D A R I

k e b ai k a n

D arr e n

P e a k h a l l


Misi untuk Terbang

LAP O RA N SE D U N IA

Pada Konferensi Seksualitas,

Ketua Gereja Advent Merefleksikan

“Kehancuran Manusia” ■■ Berbicara kepada hampir 350 pemimpin gereja di Cape Town International Convention Centre pada tanggal 17 Maret 2014 Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sedunia, Ted N.C. Wilson mendesak mereka untuk menyadari “kehancuran manusia“ yang terjadi di mana-mana, tergantung pada penyembuhan yang datang hanya melalui kuasa restorasi Kristus. “Mari kita membuat tujuan pribadi kita, dan tujuan dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ini, untuk berbicara kebenaran sebagaimana Yesus berbicara mengenai kebenaran—untuk mengingat bahwa setiap kata murid-murid-Nya harus menjadi kata yang membantu orang lain menjadi murid Kristus,“ kata Wilson. “Ada cara untuk JELAS DAN BERHIKMAT: membicarakan kebenaran yang menuju kepada Ketua Gereja Masehi kehidupan, jadi mari kita bicara dan berbagi dan Advent Hari Ketujuh, Ted belajar dari satu sama lain dengan cara itu,“ kaN.C. Wilson memaparkan tanya. intisari utama pada pemIntisari Wilson—“Kebenaran Sebagaimana di Dalam Yesus“—diberikan selama pembukaan bukaan KTT “In God’s KTT Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh pada Image: Scripture. Sexualseksualitas, di mana para pendeta Advent, chapity. Society.” di Cape Town lain, akademisi, profesional kesehatan, ahli huInternational Convention kum, dan direktur sumber daya manusia berteCentre pada tanggal 17 mu di Cape Town, Afrika Selatan. Maret 2014. Pemimpin gereja sedunia ini datang untuk menentukan parameter dari KTT ini. Tujuannya, dia berkata, tidak termasuk merevisi perspektif gereja Advent atau pernyataan tentang kehancuran manusia untuk menyesuaikan “semangat perubahan“ dari nilai tren sosial saat ini. “Juga tidak datang untuk menggambarkan kehancuran manusia dalam setiap cara yang lebih besar dari Firman Allah yang menyatakan setiap dosa manusia,“ kata Wilson. Dosa bukanlah hirarki kegagalan manusia, katanya—dengan beberapa kekurangan “tidak terlalu berbahaya atau tidak terlalu merusak“ daripada yang lain—tetapi ekspresi kehidupan yang tidak selaras dengan Tuhan. Dia menyebutnya keduanya “tidak konsisten dan salah secara moral “ bagi gereja Advent untuk mengisolasi anggota dari komunitas LGBT untuk disiplin “sementara kita mengabaikan mereka yang terlibat dalam seks pranikah heteroseksual atau perzinaan. Standar Allah bagi perilaku seksual mensyaratkan bahwa hanya dalam persatuan seorang pria dan seorang waO l i v e r / A NN

mpat puluh delapan jam dari sekarang saya akan berangkat menempuh perjalanan 425 mil (684 kilometer)—ke gereja Advent yang telah merayakan 150 tahun di mana saya dibaptis pada usia 12. Jika saya menjumlahkan semua potongan perjalanan sebenarnya—20 menit berkendara ke bandara; 1 jam dan 15 menit dalam penerbangan; 58 menit lagi berkendara ke tujuan akhir—totalnya hanya 2 jam dan 33 menit. Jika Ellen atau James White, Stephen Haskell, atau J.N. Andrews telah membuat perjalanan yang sama ketika Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh South Lancaster Village dibentuk pada tahun 1864, mereka akan melakukan perjalanan hampir 16 jam dengan kereta api dan tidur malam di New York City—jika kereta mereka sangat cepat dan tidak ada sapi yang berada di rel menghalangi lokomotif uap itu. Saya akan bekerja sehari penuh pada hari Kamis, menghadiri komite, mengedit artikel, menjawab email, dan kemudian terbang ke tujuan saya saat gelap. Ide-ide saya tentang apa yang dapat saya capai untuk hari itu—misi saya—dibangun di atas pengetahuan tentang teknologi yang akan membawa saya ke sana. Metode membentuk imajinasi kita tentang apa yang bisa kita capai dalam satu misi. Ketika seluruh dunia berjalan atau naik kuda—yang merupakan kasus untuk sebagian besar dari 6.000 tahun lalu—Injil melakukan perjalanan pada kecepatan di saat murid-murid itu bepergian, sekitar empat mil (6,4 kilometer) per jam dengan berjalan kaki atau 15 mil (24 kilometer) per jam di atas kuda. Tapi ketika metode berubah, begitu pula perkiraan kita tentang apa yang bisa kita lakukan dalam menyebarkan Injil. Saat ini, saya tidak hanya dapat membuat perjalanan panjang di sebagian kecil dari waktu yang dibutuhkan para pionir Advent untuk perjalanan jarak jauh itu, tapi saya tidak lagi harus selalu pergi ke sana secara pribadi. Dengan konferensi video, Skype, FaceTime, atau bentuk digital yang sama, saya bisa melihat dan dilihat setengah dunia yang jauh dari tempat saya duduk di kursi kantor saya. Misi sedang berubah karena metode dalam melakukan misi berubah. Dan itu hal yang baik. Tidak, sebenarnya, itu hal yang luar biasa! Saat Anda membaca cerita sampul bulan ini, “Naik Turun dan Langit,“ berdoalah untuk visi dalam menggunakan metode terbaik menjangkau misi terbesar yang diinspirasikan Roh Kudus pada Anda.

A n s e l

E

Bersambung ke halaman berikut

06 - 2014 | Adventist World

3


Z e h

nita dalam suatu pernikahan heteroseksual dapat menerima karunia untuk menikmati seksualitas secara tepat dan Alkitabiah. Setiap hal di luar standar itu harus diatasi dengan keseriusan yang sama dan upaya serupa dalam membawa koreksi, pertobatan, dan pemulihan.“ Tujuan utama dari KTT ini, kata Wilson, adalah untuk mengembangkan kesadaran tentang bagaimana secara kasih mengarahkan mereka yang hidup tidak selaras dengan Tuhan menuju “keselamatan dan pemulihan.“ “Kita datang ke sini karena kita berkomitmen sebagai orang yang membicarakan kebenaran satu sama lain dan di dunia sekitar kita, dan karena kita berkomitmen untuk belajar bagaimana membicarakan kebenaran seperti yang Yesus lakukan,“ katanya. Intisari Wilson mengandalkan signifikan pada Kitab Suci dan tulisan-tulisan dari salah seorang pendiri gereja, Ellen G. White untuk menggambarkan pendekatan Yesus dalam berbagi kebenaran. “Kristus tidak pernah kasar, tidak pernah berbicara sia-sia, tidak pernah memberikan rasa sakit yang diperlukan untuk jiwa yang sensitif. Dia tidak mengecam kelemahan manusia. Dia membicarakan kebenaran, tapi selalu dalam kasih,“ kata Wilson, saat membaca sebuah pasal dari Steps to Christ, terbitan klasik Ellen G. White tentang pertobatan dan kelahiran kembali secara rohani. Pada KTT ini juga ada kesaksian dari mantan anggota komunitas LGBT yang bergumul dengan kehancuran kemanusian dan sekarang menggambarkan diri mereka sebagai yang “ditebus“ dari pola hidup itu. “Kita harus mendengarkan saat mereka memberitahu kita tentang perjuangan dan penderitaan mereka; dan kita tidak membiarkan kesombongan kita berpura-pura bahwa kesalahan mereka lebih buruk di mata surga daripada yang kita sendiri telah lakukan,“ kata Wilson. —Buletin berita harian dari KTT tersebut yang disediakan oleh Adventist Review dan Adventist News Network (ANN) tersedia di adventistreview.org dan news.adventist.org.

4

Adventist World | 06 - 2014

D o m i n i c

LAP O RA N SE D U N IA

KETERLIBATAN MASYARAKAT: Para dewasa muda Advent melibatkan orang di masyarakat dengan beberapa aspek nubuatan Alkitab yang lebih bercorak di Kongres Youth in Mission di Jerman.

“Kita Datang pada Tuhan dan Kita Pergi bagi Tuhan“ ■■ Itu adalah salah satu hari libur paling penting di Eropa. Toko-toko ditu­ tup, konser sakral di mana-mana, dan gereja melaporkan rekor pengunjung selama akhir pekan Paskah. Selama delapan tahun terakhir para dewasa muda Advent dari seluruh Jerman dan Eropa telah bertemu untuk bersekutu, inspirasi, pelatihan, dan penjangkauan di kota Mannheim. Moto dari pertemuan yang diselenggarakan tahun ini, 17-21 April 2014, adalah “Lift Up Your Heads.” Pembicara difokuskan pada kesiapan pribadi dalam konteks peristiwa akhir zaman sebelum kedatangan Yesus Kristus. “Kita datang pada Tuhan dan kemudian kita pergi bagi Tuhan,“ tegas Doug Batchelor, presi­ den Amazing Facts dan salah satu pembicara utama, selama khotbah pada pembukaan Kamis malam saat ia membawa pendengarnya pada panggilan Yesaya untuk pelayanan. Organisasi kongres YiM (Youth in Mission) tahun ini dilanda beberapa kesulitan dan tantangan yang tidak biasa, dilaporkan oleh Direktur Pelayanan Pemuda Konferens Baden-Württemberg, Marc Engelmann selama upacara pembukaa. Perwira tinggi kebakaran kota telah mengurangi kapasitas penyelenggaraan auditorium utama sekolah dari 1.200 menjadi 200 peserta. Pejabat kota telah mengirimkan catatan yang menunjukkan struktur biaya perubahan, yang berpotensi menambah€ 50.000 euro tagihan akhir, hanya beberapa minggu sebelum acara itu dimulai. Namun kendati ada tantangan ini, peserta dapat menikmati persekutuan, lokakarya, dan musik inspirasional dan

khotbah di sebuah tenda yang didirikan dengan cepat yang terisi dengan lebih dari 1.500 orang. Membawa ke depan sekarung penuh “beban“ Engelmann berbagi, “Saya sangat senang bahwa saya bisa mengangkat kepala saya dan melihat pada Yesus—kami berharap Anda mengalami pengalaman ini dalam beberapa hari mendatang.“ Tertantang oleh pembicara dari lima hari itu, dewasa muda yang menghadiri YiM merespons dengan kuat: 67 jiwa memutuskan untuk dibaptis; 58 jiwa berko­ mitmen untuk memberikan satu tahun pelayanan kepada Yesus; dan 12 jiwa menerima panggilan Tuhan untuk mempersiapkan pelayanan sepenuh waktu. Pelayanan kepada orang lain adalah komponen penting dari YiM. Para dewasa muda berbagi makanan dan berharap dengan mereka yang tunawisma di jalanan Mannheim dan mengunjungi rumah penduduk di sejumlah panti jompo yang terlihat tertutup. Pada hari Jumat terlihat ratusan pemuda yang terlibat dalam jangkauan misionaris. Lebih dari 500 relawan, kira-kira sepertiga dari semua peserta, menunjukkan komitmen. Mereka melayani di manamana—menyiapkan makanan, membersihkan toilet dan kamar mandi, membantu sebagai penerima tamu dan aparat keamanan, bekerja dengan audio dan video dari kongres, dan membantu dalam banyak cara lainnya. Setelah khotbah terakhir pada Senin pagi, mereka, bersama-sama dengan peserta lain, memindahkan 1.500 kursi kembali ke ruang kelas dan gudang, menyapu 129.000 kaki persegi (12.000 meter persegi) ruang kelas, lorong-lorong, auditorium, dan ruang lainnya, dan mengembalikan kompleks sekolah itu kembali pada keadaannya yang semula—semuanya terjadi da-


lam dua jam. Joachim Broegaard, seorang mahasiswa kedokteran dari Denmark, mengadakan perjalanan lebih dari 600 mil (1.000 kilometer) untuk bertemu teman-teman lama dan terinspirasi oleh program ini. Dia juga senang untuk berhubungan dengan orang lain yang tertarik dalam pelayanan medis di Eropa. Penerjemahan khotbah ke dalam bahasa Inggris, Ceko, dan Polandia di tenda utama menggarisbawahi status internasional dari acara tersebut. Sebelum khotbah pada Kamis malam itu, Michael Dörnbrack, seorang pendeta dan salah satu pendiri dari YiM, memperkenalkan Benny dan dua temannya John dan Elli. Beberapa tahun yang lalu Benny, seorang pemanjat tebing batu dan seorang Advent yang bergairah, telah membawa seorang teman pemanjat tebing ke grup Pathfinder dan kemudian mulai belajar Alkitab dengan dia. John, pada gilirannya, telah mengundang pacarnya, Elli—jadi seorang teman membawa teman. Dörnbrack menantang para peserta untuk “tidak memiliki iman kapal selam,“ yang hanya menunjukkan dirinya pada hari Sabat pagi selama dua jam. Sebelum para partisipan YiM 2014 mengemas ransel dan koper mereka pada hari Senin, mereka sekali lagi menyanyikan lagu tema kongres: “Lift up your heads, see Jesus our King.” Ini adalah suasana kecil surga. —Oleh Gerald A. Klingbeil, associate editor, bersama kontribusi Marcus Witzig, Konferens Baden-Württemberg.

Rincian Dirilis pada Serangan Maya yang Menipu Gereja Advent Hingga Setengah Juta Dolar AS ■■ Rincian baru telah dirilis dalam investigasi yang sedang berlangsung dari pencurian maya canggih yang menipu

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sekitar 500.000 dolar Amerika selama periode empat minggu akhir tahun lalu. Para pemimpin gereja mengatakan kata sandi tampaknya dikompromikan sehingga memungkinkan scammers online untuk meretas account Gmail dari karyawan gereja yang berwenang untuk melakukan instruksi transfer uang. Meniru menjadi seolah-olah karyawan— dan tanpa sepengetahuannya—scammers itu mengirim email ke personil keuangan di kantor pusat gereja Advent sedunia, menyetujui transfer dana atas nama denominasi itu. Sebuah sistem filtrasi yang rumit dibentuk oleh scammers menandai semua respons dari kantor pusat sebagai “telah dibaca“ dan “dihapus,“ sehingga melewati kotak masuk karyawan itu. Sementara itu, para scammers mengadakan pencucian dana dari 16 transaksi penipuan melalui rekening bank pribadi dari lima korban ternyata terjadi tanpa disadari, kata petugas keuangan gereja. “Kami telah memodifikasi prosedur untuk melakukan yang terbaik untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi,“ kata Robert E. Lemon, bendahara gereja Advent sedunia. Lemon mengatakan insiden penipuan di mana scammers menggunakan internet untuk email yang memberikan instruksi “membayar, transfer, atau mengirim dana“ sedang terjadi. Dalam kasus seperti itu scammers secara hati-hati mempelajari email pemegang rekening sehingga mereka dapat mengirim permintaan transaksi yang erat isinya dengan nada dan isi email yang sah. Beberapa peretas komputer bahkan mungkin memasukkan komentar pribadi—seringkali pekerjaan atau rincian keluarga yang dikumpulkan dari email sebenarnya—untuk membuat permintaan transaksi tampak asli. “Kami mendesak karyawan gereja dan anggota untuk ekstra hati-hati saat bertindak atas instruksi untuk menangani dana yang datang melalui email

tanpa verifikasi independen keduanya melalui cara lain, seperti telepon, pesan teks, atau fax,“ kata Lemon. Di kantor pusat, pengendalian internal harus ada bahwa para pemimpin gereja mengatakan harus memperingatkan personil keuangan akan masalah transaksi pertama. Namun beberapa karyawan utama yang akan mempertanyakan transaksi itu sedang bepergian atau sedang keluar kantor pada saat itu, kata Lemon. Selain itu, jumlah transfer dan penjelasannya “dalam batas normal” bagi denominasi ini, katanya. Personil keuangan gereja menemukan penipuan yang terjadi setelah tumbuh kecurigaan terhadap tingginya tingkat permintaan transaksi dan peringatan dari salah satu bank yang terlibat. Para scammers dengan cepat menghentikan kegiatan penipuan terkait dengan kedua account email dan rekening bank terkait. Sementara gereja dapat memulihkan sebagian dana yang masih dalam rekening bank itu sebelum dana itu dibekukan, petugas keuangan Advent mengatakan mereka tidak yakin apakah kerugian yang tersisa dapat dikembalikan. Kerjsama dengan pemerintah federal Amerika Serikat dalam investigasi yang sedang berlangsung diperkirakan akan terus berlanjut, kata mereka. “Tidak ada indikasi bahwa setiap karyawan terlibat dalam perilaku tidak etis ini, dan tidak ada server email gereja atau rekening bank yang diakses atau dikompromikan dalam skema ini,“ kata Lemon. “Memiliki sesuatu seperti ini terjadi pada pantauan kita, sangat menyulitkan bagi kita dalam pelayanan perbendaharaan,“ tambah Lemon.” Kami ingin mengucapkan terima kasih pada setiap anggota gereja untuk kesetiaan mereka dan meminta doa mereka bahwa Allah akan membantu kami mengelola danaNya dalam pandangan penipuan online yang selalu berubah.“ —Oleh Elizabeth Lechleitner/ANN

06 - 2014 | Adventist World

5


LAP O RA N SE D U N IA

MOTIVASI: Orang muda di Athena, Yunani, bersiap-siap untuk melibatkan komunitas mereka dengan tindakan pelayanan pada Hari Pemuda se-Dunia.

S

atu hari tahunan yang ditujukan untuk tindakan kasih sayang oleh orang muda Advent di seluruh dunia telah berkembang pesat di tahun kedua ini. Tanggal 15 Maret 2014, ditetapkan menjadi Global Youth Day (GYD)—Hari Pemuda Sedunia—oleh Departemen Pelayanan Pemuda di kantor pusat gereja Advent sedunia, hari pelayanan masyarakat untuk memulai Pekan Doa Pemuda tahunan. Tertantang untuk “menjadi khotbah“ untuk setidaknya satu hari Sabat, bukan hanya seorang pendengar, sebanyak 8 juta orang muda Advent melangkah keluar dari gereja mereka dan ke dalam komunitas mereka, mengunjungi pasien di rumah sakit dan orang tua, membawa senyum ke anak yatim, memberi makan yang lapar, donor darah, melakukan program kesadaran kesehatan, berdoa dengan orang di jalan, dan menawarkan pelukan gratis. “Serta menekankan pentingnya pelayanan kepada masyarakat kita, tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran global untuk pekan doa, saat orang muda Advent di seluruh dunia bersatu sebagai sebuah kelompok yang tangguh,“ jelas Gilbert Cangy, Direktur Departemen Pelayanan Pemuda untuk gereja Advent sedunia. Menurut Cangy, siaran ini dan situs pendukungnya dan kehadiran media sosial adalah bagian integral dari acara GYD. “Siaran langsung, Facebook kami, tweet, situs GYD dan beberapa aplikasi

6

Adventist World | 06 - 2014

G e n e ra l

Co n f e r e n c e

Y o u t h

Global

Mi n i s tri e s

Oleh Nathan Brown, Signs Publishing Company, Warburton, Victoria, Australia

Youth Day Naikkan Momentum Inisiatif tahun kedua melihat inovasi, profil yang lebih tinggi

menjadi ruang di mana pemuda kita bertemu untuk berbagi cerita dan merayakan kebaikan Tuhan.“ Merintis Teknologi untuk Konektivitas Global Youth Day perdana pada tahun 2013 menampilkan tiga jam siaran langsung. Hal ini menaikkan sampai 23 jam siaran langsung pada tahun 2014 dari 20 lokasi produksi di enam benua, dikoordinasikan dari Adventist Media Center Stimme der Hoffnung di Jerman

dan disiarkan di Hope Channel internasional milik gereja Advent. “Transmisi sinyal dari lokasi produksi lokal untuk mengelola kontrol dilakukan dengan peralatan IP-streaming melalui internet,“ jelas Direktur Produksi Wolfgang Schick. “Ini adalah hal yang baru mengenai produksi dan satu hal, demi pengetahuan kita, karena tidak ada yang pernah mencoba sebelumnya.“ Schick mengakui bahwa ada pertanyaan tentang menghubungkan lokasi


produksi yang berbeda dan kemungkinan berbagai tingkat kualitas gambar.“ Tetapi semuanya sukses besar, dan koneksi dari semua lokasi produksi bekerja dengan baik,“ katanya. Siaran maraton GYD diperkaya dengan kehadiran media sosial secara daring dan diperluas, serta aplikasi GYD untuk ponsel Android dan iPhone. Dikoordinasikan oleh Daryl Gungadoo, insinyur distribusi dan ja-

Inter-Eropa, yang berbasis di Bern, Swiss, GYD 2014 juga bertumbuh karena pengalaman positif banyak anak muda yang menikmatinya tahun sebelumnya. “Hari Pemuda Dunia 2014 tumbuh hanya dari mulut ke mulut,“ katanya. “Orang muda yang terlibat pada tahun 2013 menyebarkan kegembiraan, dan sekarang lebih kepada kelompok-kelompok pemuda dan pemuda tersebut ingin menjadi terlibat da-

KEHADIRAN GLOBAL: Pemuda dari Kamerun bergabung dengan 8 juta orang muda di seluruh dunia yang dalam satu hari mengulurkan tangan untuk membantu, melayani, dan berdoa bagi orang di komunitas mereka. G e n e ra l

ringan untuk Radio Advent se-Dunia yang berbasis di Inggris, bentuk multi interaktivitas ini menyebabkan keterlibatan hampir tiga kali lipat dengan orang muda di seluruh dunia, dibandingkan dengan jumlah dari GYD tahun 2013. Pergerakan Bertumbuh Menurut Stephan Sigg, Direktur Departemen Pelayanan Pemuda Divisi

Co n f e r e n c e

Y o u t h

Mi n i s tri e s

lam kegiatan layanan mereka dan direncanakan dengan baik. Karena banyak pengalaman dan dampak GYD membuat kesan di antara orang muda yang terlibat, namun kita masih jauh untuk menjangkau puncak keterlibatan.“ Ditanya tentang kisah favorit dari GYD di wilayahnya, Sigg menyebutkan penjangkauan masyarakat kreatif di Mesir dan Dubai, tapi kemudian ia me-

ngatakan ada terlalu banyak hal menarik yang ingin dikemukakan. “Melihat orang muda berbagi kabar baik dengan cara yang kreatif dan terlibat dalam begitu banyak cara yang berbeda untuk menunjukkan kebaikan kepada orang di jalanan, di rumah sakit, atau rumah jompo, apakah itu di Jerman, Perancis, Rumania, Bulgaria, Spanyol, dan Portugal, sangatlah menakjubkan!“ katanya. “Itulah kisah favorit saya—bahwa kita memiliki Tuhan yang menggerakkan orang muda untuk memperluas kerajaan-Nya.“ Visi Terpenuhi Konsep Global Youth Day bertumbuh di dalam respons yang telah dilihat dengan bertumbuhnya masyarakat di seluruh dunia dan bahkan mungkin di gereja. “Saya sedang memikirkan ide keseluruhan pemuda Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menjadi pergerakan global, kepada mereka yang disebut ‘pasukan pemuda,’” kenang Cangy. “Saya bertanya-tanya bagaimana kita bisa merebut kembali rasa memiliki global dari para pemuda kita.“ Cangy percaya bahwa ibadah tradisional akan selalu menempati peran penting dalam iman komunitas Advent. Tapi dia yakin sekali bahwa GYD dengan sendirinya “pada dasarnya adalah suatu tindakan ibadah global, meskipun dalam bentuk yang berbeda-beda. Jika Yesus harus datang kembali pada Global Youth Day, Ia akan menemukan umat-Nya pada posisi yang tepat [lihat Matius 25:34-38].“ n

Lihat lebih banyak foto dan laporan dari Global Youth Day 2014 di globalyouthday.org. Bacaan Pekan Doa Pemuda dapat diakses di gcyouthministries.org/MediaPublications/YouthWeekOf Prayer/tabid/100/Default.aspx.

06 - 2014 | Adventist World

7


PA N O R A M A S E D U N I A

Oleh Ted N. C. Wilson

Bagaimana Gereja Anda BAGIAN 3

Bekerja

Mengerti kesatuannya, struktur dan otoritas Tiga bagian dari seri ini menekankan bagaimana kesatuan, struktur, dan otoritas bekerja sama untuk misi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di seluruh dunia. Untuk kenyamanan pembaca yang mungkin tidak memiliki kesempatan untuk membaca bagian 1 dan 2, secara ringkas kami paparkan di bawah ini.—Editor.

T

uhan memimpin pembentukan dan organisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Meskipun gerakan dimulai dengan sekelompok kecil orang percaya yang “mencari kebenaran sebagai harta karun yang tersembunyi,“1 dengan cepat bertumbuh menjadi beberapa ribu anggota pada saat General Conference secara resmi diselenggarakan pada tahun 1863. Sebagai gereja yang terus berkembang, begitu pula struktur gereja, dengan tujuan “ketertiban dan tindakan yang harmonis dapat dipertahankan.“2 Organisasi gereja tidaklah dapat cepat dibentuk, tapi dibangun dengan serius dan penuh doa, karena Tuhan memberikan hikmat dan bimbingan melalui Kitab Suci dan karunia nubuat. Organisasi gereja kita eksis sebagai sistem pelayanan, menjaga ketertiban dan tindakan yang harmonis sebagai gereja yang bergerak maju dalam misinya yang diberikan Allah untuk mewartakan kebenaran-Nya sebagaimana terungkap dalam firman-Nya untuk zaman akhir. Ini adalah sebuah sistem

8

Adventist World | 06 - 2014

perwakilan di mana tidak ada seorang pemimpin, atau sekelompok pemimpin, menentukan kebijakan, tindakan, dan kegiatan gereja. Karena setiap tingkat gereja bekerja dalam harmonis dengan semua tingkat lainnya, inisiatif dapat berasal dari tingkat manapun dan diproses melalui komite. Terkadang inisiatif itu dimulai di tingkat akar rumput dan menjadi bagian dari kebijakan. Kita adalah sebuah sistem yang dinamis. Setiap anggota gereja memiliki suara dalam organisasi ini. Pentingnya Gereja Lokal Peran gereja lokal benar-benar penting. Gereja memelihara kita, dan membantu dalam menjaga ajaran dan praktik kita. Sebuah gereja lokal yang kokoh adalah kunci untuk bentuk yang solid dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Jika Anda memiliki masalah, jangan hanya melihat ke General Conference, dengan berpikir, bahwa mereka akan memastikan semuanya oke. Ketepatan demi pekabaran dan misi kita di-

mulai di gereja lokal. Oleh kasih karunia Allah, berpartisipasi dalam kehidupan dan misi gereja lokal Anda. Salah satu tanggung jawab pertama Anda adalah untuk berdoa bagi gereja lokal Anda: Pendeta Anda, para pemimpin yang dipilih secara lokal, dan untuk penjangkauan misi gereja Anda. Jadilah bagian dari proses dan aktiflah. Terlibat. Perlu diingat bahwa terlibat itu bukan hanya dalam pertemuan publik di mana hal-hal dapat dipengaruhi; itu adalah dalam pertemuan pribadi dengan para pemimpin utama. Jika Anda memiliki beban, berbicaralah pada pendeta atau ketua; berbicaralah dengan pengurus Sekolah Sabat; berbicaralah dengan orang yang terlibat dalam membuat sesuatu terjadi. Ikuti dengan hati-hati, garis metode pendekatan. Jika Anda tidak puas pada satu tingkat, pergi ke tingkat berikutnya. Setiap orang harus menjadi bagian dari proses. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, di tingkat mana pun, bukan pengaturan otoritas dari atas ke bawah, di mana hanya beberapa orang yang memutuskan apa yang akan terjadi. Ketika Anda berbicara, curahkan isi hati Anda secara sederhana, secara satu demi satu, Roh Kudus dapat membantu untuk mempengaruhi sang pemimpin. Jangan pernah berpikir bahwa


General Conference

Divisi

Uni konferens atau uni misi konferens atau DAERAH misi

gereja lokal

Maksud diberikan organisasi kepada kita adalah untuk perlindungan, sehingga tidak seorang pun, atau kelompok kecil memiliki pengaruh yang tidak semestinya terhadap gereja Tuhan dan misi gereja itu. email yang Anda kirim, atau percakapan sederhana itu tidak memiliki beberapa efek pada orang kepada siapa Anda berbicara. Saya tahu itu terjadi. Banyak kali email yang saya terima dan percakapan pribadi dengan orang lain memiliki efek pada saya. Harmonis secara Keseluruhan Bekerjalah dalam semangat doa, pelajaran Alkitab, dan nasihat dari Roh

Nubuat. Ingatlah sedapat mungkin, gereja kita bekerja atas dasar konsensus. Tidak ada alasan kita harus mengatur sisi dan selalu berjuang satu sama lain; itu bukanlah cara kerja gereja yang Tuhan inginkan. Kadang-kadang kita harus menggunakan hak pilih untuk mengetahui bagaimana keadaan seluruh kelompok, tapi secara umum, cara terbaik untuk mendekati tantangan adalah bertelut, dalam mempelajari Alkitab secara intens, meminta Roh Kudus untuk membantu kita. Hak memilih

datang di bawah bimbingan Tuhan ketika keputusan harus dibuat. Kita menggunakan sistem itu secara efektif dalam gereja. Beberapa orang mungkin mengkritik struktur gereja yang telah digandakan pada tingkatan yang berbeda dan tidak perlu pada pendekatan administratif zaman ini. Ketika saya menjabat sebagai Ketua Divisi Euro-Asia, saya melihat nilai yang besar, bahwa setiap ketua divisi akan katakan pada Anda, mengenai struktur organisasi gereja kita, di mana masalah-masalah lokal diselesaikan di tingkat konferens lokal. Hal-hal sehubungan dengan konsekuensi yang lebih besar dibawa ke tingkat regional—uni konferens atau uni misi. Hal-hal yang lebih besar lagi dibawa ke tingkat divisi, dan kadang-kadang diteruskan ke Ge­ neral Conference. Pada akhirnya, pertanyaan-pertanyaan yang bersifat global dibawa ke sidang General Conference, di mana lebih dari 2.000 perwakilan gereja Advent di seluruh dunia membahas dan memberikan hak suara pada pertanyaan-pertanyaan itu. Kita menggunakan bentuk perwakilan dari kepengurusan gereja ini dengan sangat serius, dan telah diberitahukan bahwa “ketika, dalam sesi Ge­ neral Conference, penilaian dari sauda06 - 2014 | Adventist World

9


PA N O R A M A S E D U N I A

1  Ellen G. White, Testimonies to Ministers (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1923), hlm. 24. 2  Ellen G. White, The Acts of the Apostles (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1911), hlm. 92. 3  Ellen G. White, Testimonies for the Church (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1948), jld. 9, hlm. 260, 261. (teks miring ditambahkan.)

Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.

10

Adventist World | 06 - 2014

Sebuah

One-DayChurch

F i e s s

Porto Seco, Angola

Ky l e

ra-saudara yang berkumpul dari seluruh bagian lapangan tersebut dilakukan, pandangan pribadi dan penilaian pribadi tidak dapat dengan keras kepala dipertahankan, tetapi harus berserah... Allah telah mengurapi wakilwakil gereja-Nya dari semua area di bumi, ketika berkumpul dalam sesi General Conference, akan memiliki otoritas. Kesalahan dari beberapa orang yang berada dalam bahaya dalam melakukannya diberikan kepada pikiran dan pertimbangan dari satu orang, atau pada sekelompok kecil, ukuran penuh otoritas dan pengaruh yang Allah telah berikan pada gereja-Nya dalam penilaian dan suara General Conference dikumpulkan untuk direncanakan demi kemajuan dan peningkatan pekerjaan-Nya.“3 Maksud diberikan organisasi kepada kita adalah untuk perlindungan, sehingga tidak seorang pun, atau kelompok kecil memiliki pengaruh yang tidak semestinya terhadap gereja Tuhan dan misi gereja itu. Ini menyediakan cara agar semua anggota dimungkinkan memiliki suara dan pengaruh dalam misi gereja, sehingga “segala sesuatu... berlangsung dengan sopan dan teratur.“ (1 Kor. 14:40). Alkitab penuh dengan prinsip-prinsip hubungan interpersonal, organisasi, manajemen, dan instruksi dalam menjalankan misi Allah. Mengulangi tema ini, sebagian besar Roh Nubuat adalah nasihat untuk melaksanakan misi gereja. Sementara kita datang bersama-sama, mengikuti rencana indah Allah yaitu organisasi dan kesatuan dalam gereja-Nya, kita akan maju bersatu dalam menyelesaikan misi yang Dia telah berikan untuk kita lakukan. n

Gereja One-Day telah tiba di Angola. Eder Lucca, kontraktor Brazil yang bekerja sebagai direktur negara Angola untuk Maranatha, membongkar truk besar pertama berisi “Besi One-Day” dan mulai bekerja membangun 40 dari 1.000 gereja pertama yang diminta pemimpin Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Tahun lalu pendeta muda dari gereja Pentakosta di tengahHARAPAN DIREALISASIKAN: Anggota tengah area daur ulang kaleng jemaat di Porto Seco Angola ini, mencari dan kardus Porto Seco, membaca dana demi tanah dan fondasi bangunan tentang Sabat hari ketujuh daini dengan membuat roti dan mencuci lam Kitab Keluaran. Kagum pada pakaian. penemuannya, ia menghabiskan berminggu-minggu meneliti Sabat, kemudian mengatakan kepada jemaatnya tentang penemuannya itu. Itu dimulai dengan doa dan studi yang intensif. Salah satu anggota yang memperkenalkan pendetanya kepada penginjil literatur gereja Advent, dan segera seluruh jemaat itu memilih untuk menjadi bagian dari komunitas Advent. Kelompok ini menyewa satu bangunan bergantian, dengan cepat bertumbuh. Kemudian salah satu wanita mendengar tentang Maranatha Volunteers International dan One-Day Church. Dia mengatakan kepada teman-temannya, dan mereka mulai berdoa secara khusus untuk One-Day Church yang akan dibangun di Porto Seco. “Kami tahu Tuhan akan mengatakan ya,“ katanya. “Jadi kami mulai memanggang roti dan mencuci untuk mengumpulkan uang untuk sebidang tanah.“ Para wanita menawar harga tanah dari si pemilik dari 40.000 dolar menjadi 30.000 dolar yang mereka telah kumpulkan, maka mereka membeli semen dan membuat lantai untuk gereja yang mereka percayai dikirim Allah. Pada tanggal 3 September 2013, Eder dan krunya memasang baja Porto seco. Sebelum mereka selesai, para wanita itu mulai meletakkan blok bata untuk temboknya. Empat ratus tetangga diundang oleh para wanita menghadiri pembukaan gereja Porto Seco yang baru.

ASI dan Maranatha Volunteers International berkolaborasi mendanai dan memfasilitasi proyek One-Day Church dan One-Day School. Sejak proyek itu dilaksanakan pada Agustus 2009, lebih dari 1.600 proyek One-Day Church telah dibangun di dunia. Kisah ini datang from juru cerita Maranatha Dick Duerksen.


K E S E H ATA N S E D U N I A

Diagnosis

Kanker Payudara Oleh Peter N. Landless dan Allan R. Handysides

Saya baru-baru ini didiagnosis dengan stadium 1 kanker payudara. Saya seorang wanita 70 tahun, dan keadaan ini sudah 19 tahun sejak saya menopause. Sepuluh tahun yang lalu ibu saya—dalam usia 90 tahun—sedang mengidap kanker payudara, tapi baik-baik saja. Bisakah Anda memberi saya beberapa informasi tentang faktor risiko dan penyebabnya? Juga, bagaimanakah dengan perawatannya?

K

anker payudara telah menjadi lebih mudah didiagnosis dalam beberapa tahun terakhir ini karena meluasnya penggunaan mamografi. Mungkin penginderaan tersebut telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan kejadian bentuk kanker, dan itu yang ditemukan pada tahap awal. Diagnosis dini tersebut telah menghasilkan hasil yang lebih baik. Bahkan, ada yang mempertanyakan apakah kanker tertentu yang ditemukan memerlukan perawatan intensif sama seperti kasus-kasus yang lebih berat. Setidaknya 75 persen dari kasus perempuan yang memiliki kanker payudara, tidak ada faktor risiko dapat diidentifikasi. Dari faktor-faktor di tempat kerja adalah awal dari kanker payudara, ada pula yang lebih jelas daripada yang lain. Kecenderungan genetik merupakan faktor dalam sekitar 10 persen kasus, dan melibatkan gen kanker payudara 1 dan 2 (BRCA1 dan BRCA2), serta gen protein minor (TP53). Ada juga beberapa kondisi yang memiliki dasar genetik, seperti sindrom Cowden (gen PTEN), yang terkait dengan insiden yang lebih tinggi pada kanker payudara. Pada peristiwa pertama haid dalam

hidup, sebelum usia 12 tahun, terkait dengan peningkatan kecil kanker payudara, sementara wanita yang mengalami menopause dini, sebelum usia 30, hanya memiliki risiko 50 persen dibandingkan dengan wanita memasuki masa menopause pada usia 55 tahun. Wanita yang mengambil estrogen dan terapi penggantian hormon progesteron memiliki sekitar 20 persen peningkatan risiko kanker payudara. Perempuan mengkonsumsi estrogen saja, bagaimanapun, tidak terbukti memiliki peningkatan risiko kanker payudara setelah tujuh tahun penelitian di National Institutes of Health (NIH). Konsumsi alkohol dalam jumlah moderat tampaknya meningkatkan risiko kanker payudara, dengan meningkatnya jumlah alkohol dikaitkan dengan peningkatan risiko. Diet tinggi lemak hewani juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Masalahnya adalah menentukan apakah risiko itu adalah karena lemak atau karsinogen lainnya dalam diet tersebut. Obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Sebuah penelitian di Inggris yang diikuti lebih dari 1 juta perempuan, usia 50-64 tahun, dari tahun 1996 sampai 2001. Dalam peneliti-

an ini lebih dari 45.000 kanker baru diidentifikasikan, dengan sekitar 17.000 kematian yang terjadi. Penelitian ini mencatat peningkatan risiko kanker payudara dengan peningkatan massa tubuh. Penyesuaian dibuat untuk menjelaskan efek dari indeks massa tubuh, usia, lokasi geografis, status merokok, kemiskinan, usia kelahiran pertama, dan penggunaan terapi hormon pengganti. Dari informasi ini kita menyimpulkan bahwa kelebihan berat badan, minum alkohol, tahap awal menstruasi dini dan terlambat selesai menstruasi, atau sedang terapi hormon pengganti estrogen dan progesteron mungkin akan menjadi faktor dalam menyebabkan kanker. Kecenderungan genetik merupakan faktor kuat tetapi tidak umum. Kita akan membahas pengobatan untuk kanker payudara dalam edisi berikutnya dari Adventist World. n

Peter N. Landless, seorang ahli kardiologi nuklir, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference. Allan R. Handysides, seorang ahli ginekologi, baru pensiun, sebelumnya adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

06 - 2014 | Adventist World

11


R E N U N G A N

S

aya pernah melihat sebuah program televisi tentang beberapa gereja kecil di Pegunungan Appalachian di Amerika Serikat yang mempraktikkan penanganan ular sebagai bagian rutin dari pelayanan ibadah mereka. Jemaat mengutip Markus 16:18 dan pertemuan Paulus dengan ular berbisa dalam Kisah Para Rasul 28:1-6 yang menjadi alasan mereka berpartisipasi dalam aktivitas berbahaya tersebut; itu menunjukkan iman mereka kepada Allah dan perlindungan-Nya. Narator acara itu, bagaimanapun, menyatakan bahwa setiap tahun beberapa anggota gereja digigit ular itu, beberapa orang keadaannya fatal. Interpretasi yang salah dari Kitab Suci ? Iman yang sombong? Mungkin, tetapi orang Appalachia berani ini bukanlah yang pertama menyertakan ular dalam pengalaman ibadah mereka. Dalam 2 Raja-raja 18 kita bertemu Hizkia, Raja Yehuda. Ayahnya, Ahas, pernah menjadi jahat, raja berhala yang memimpin bangsa ke dalam kemurtadan spiritual dan pembusukan moral. Akibatnya, Allah mengizinkan Asyur untuk menangkap dan menduduki beberapa kota besar Yudea. Hizkia, tidak seperti ayahnya, “melakukan apa yang benar di mata Tuhan” (2 Raja-raja 18:3). Dia tahu bahwa untuk menyelamatkan umat-Nya, ia harus menyingkirkan bangsa yang tergila-gila dengan penyembahan berhala dan memutar hati umatNya kembali kepada Allah. Oleh karena itu, ia memulai reformasi besar di tanah itu, menghancurkan tempat-tempat tinggi, menghancurkan batu suci, dan menebang tiang berhala. Ia juga memerintahkan orang Lewi untuk memurnikan Bait Allah, menghapus “segala sesuatu yang najis“ yang telah didirikan di rumah Allah untuk menyembah berhala! Di antara halhal yang ada di daftar pembongkaran ini, ada yang merupakan peninggalan sejarah yang menarik: “Ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu” (ayat 4). Ibadah ular—di gereja?

Oleh Atuanya Cheatham DuBreuil

Ibadah

Ular

—di Gereja?

Ketika lambang melebihi bayangan hal yang sebenarnya

Iman dan Tujuan Pelajaran

Anda mungkin ingat cerita di balik ular tembaga. Beberapa abad sebelumnya, Israel telah menjadi bangsa mantan budak yang sedang bertanya-tanya mengikut Tuhan dan pemimpin yang dipilih-Nya, Musa, melalui perjalanan padang gurun ke tanah Kanaan. Meskipun Tuhan selalu menyediakan setiap kebutuhan untuk Israel, Ia juga menguji iman mereka beberapa kali dengan mengizinkan persediaan mereka secara drastis kurang, atau membiarkan mereka menghadapi hambatan yang menakutkan. Sayangnya, Israel sering gagal dalam ujian ini dan mengeluh pahit terhadap Allah dan para pemimpin mereka. Sebagai tanggapan, “TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati“ (Bilangan 21:6). Bangsa Israel mendapat pekabarannya. Mereka berseru kepada Musa dan meminta dia untuk berbicara kepada Tuhan atas nama mereka. Dalam kasih-Nya dan rahmat bagi anakanak-Nya yang tersesat, Allah memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Siapa pun yang digigit ular dapat memandang dalam iman pa-

12

Adventist World | 06 - 2014

PADA PERBATASAN: Patung di Gunung Nebo, situs di mana tradisi mengatakan bahwa Musa melihat tanah perjanjian, mewakili ular tembaga di padang gurun yang membawa kesembuhan, dan Anak Manusia yang membawa keselamatan.


da simbol dosa ini dan disembuhkan; mereka yang menolak arti keselamatan Allah, bagaimanapun, ditakdirkan untuk mati. Di dalam dan dari dirinya sendiri, ular tembaga ini tidak memiliki sifat menyembuhkan. Seperti pelayanan di bait suci, korban bakaran dan korban sembelihan, dan hari-hari perayaan suci, ular itu juga memiliki tujuan pelajaran lain bahwa Tuhan mengungkapkan kesederhanaan dan keindahan rencana keselamatan-Nya. Sama seperti ular asli telah menggigit orang dan membawa kematian, demikianlah Iblis, ular yang asli, telah menipu orangtua pertama manusia dan meracuni mereka dengan racun dosa mematikan. Gantinya meninggalkan kita pada nasib yang kita pilih sendiri, bagaimanapun, Kristus menjadi ular pada tiang. Ia menjadi dosa karena kita. Dia menukarkan kodrat kita yang beracun menjadi karakter-Nya yang murni dan suci. Dia menerima kematian yang lambat, menyakitkan, dan tak terelakkan yang sebenarnya adalah milik kita, agar kita bisa memiliki hidup yang berkelimpahan milik-Nya. Yang orang Israel perlu lakukan adalah memandang dalam iman kepada Juruselamat dan menerima penyembuhan dan keselamatan yang Ia tawarkan. Dan hanya itu yang juga kita harus lakukan. Tahun-tahun berlalu, namun, Israel tidak bisa melihat ilustrasi kasih dan keselamatan Allah yang ini indah. Beberapa orang mulai melihat ular sebagai pesona keberuntungan, pertanda nasib baik. Mereka memulai atribut penyembuhan mereka, berkat mereka, dan kesejahteraan mereka tidak kepada Allah tetapi kepada ular tembaga itu. Mereka mulai menghormati dan mengandalkan lambang itu lebih daripada Juruselamat yang sedang dilambangkan. Ketika mereka membakar dupa harum di Bait Allah mewakili doa dan syukur mereka kepada-Nya, mereka sebenarnya sekarang membakar korban untuk ular tembaga itu. Hizkia tahu ia harus menghancurkan saingan ini di hati umat-Nya jika mereka pernah berpaling kepada Allah yang benar. Ibadah Ular Diulangi

Pada saat Yesus datang sebagai guru yang rendah hati di Israel, orang Yahudi telah menyingkirkan penyembahan berhala dengan sepenuh hati, tetapi mereka telah menciptakan sebuah bentuk halus baru “ibadah ular“ sebagai gantinya. Mereka adalah pengawas tradisi yang waspada, adat istiadat, dan “ibadahnya... hanyalah perintah manusia,“ (Yesaya 29:13). Pada beberapa titik orang Yahudi, terutama orang Farisi, telah menyimpulkan bahwa keselamatan mereka tidak didasarkan kepada Allah dan anugerah-Nya, tetapi merupakan akibat langsung dari warisan mereka dan kebangsaan mereka, kepatuhan teliti mereka terhadap hukum (yang tertulis dan tradisi), dan keagungan bait suci di mana mereka menyembah. Kristus tidak mengkritik sebagian besar praktik tersebut. Tidak ada yang mengandung salah pada sebagian besar mereka, kecuali bagi mereka yang mengandalkan diri mereka sebagai sarana keselamatan “tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan“

P h oto

b y

D a v id

B j org e n

(Matius 23:23). Orang Yahudi telah memperlakukan hukum dalam bentuk yang paling literal dan teknis, dan mewariskannya dengan menguduskan dan menyimpan kuasa yang sebenarnya tidak dimiliki. Yesus menunjukkan bahwa orang Yahudi ini hanya menghormati Allah dengan mulut mereka, tapi hati mereka jauh dari-Nya. Mereka berbicara tentang Allah, tetapi sedikit dari mereka yang benar-benar berbicara kepada-Nya atau mengenalNya secara pribadi. Mereka menyembah hukum Allah, sementara mengabaikan Allah menjabarkan hukum itu. Pandanglah dan Hiduplah!

Pada satu malam yang hangat, Nikodemus, seorang anggota terkemuka dari pemimpin agama Yahudi, diam-diam mencari kesempatan berbicara dengan Yesus. Seperti banyak rekan Farisi nya, Nikodemus bersalah karena membakar dupa untuk “ular tembaga“ buatan sendiri. Setelah menjelaskan pekerjaan Roh Kudus dalam hati, Yesus menyatakan: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal“ (Yohanes 3:14, 15). Yesus mengingatkan Nikodemus bahwa bukan simbol suci atau tradisi lama; bukan pekabaran nubuatan atau bahkan nabi suci; bukan sesuatu yang kita lakukan (atau tidak lakukan) yang menyelamatkan kita. Kristuslah yang menyelamatkan (lihat Ef. 2:8, 9)! Apakah kita memiliki ular tembaga lain yang kita bakar dipedupaan? Hal itu bisa saja benda, orang, ide dan ajaran, tradisi dan kebiasaan, sikap atau praktik, bahkan pelayanan dan kegiatan, pada permukaan hal itu terlihat saleh, dan bahkan mungkin memiliki riwayat melayani tujuan-tujuan Allah; tetapi hal itu sekarang telah berdiri sebagai berhala, memblokir akses kita ke dan menyembah satu Allah sebelumnya pernah mereka sembah. Adalah hal yang sangat mudah bagi kita untuk menilai jauh lebih tinggi apa yang kita lakukan (atau tidak lakukan), gereja apa yang kita hadiri, atau apa yang kita ketahui dibandingkan dengan mengasihi “Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu“ dan menulis perintah yang Dia telah berikan pada hati kita (Ulangan 6:5, 6). Ketika Raja Hizkia menghancurkan ular tembaga, ia membantu orang Israel melihat yang sebenarnya, Allah yang hidup. Sementara kita mengangkat Kristus—bukan pada hal yang melambangkan atau mewakili-Nya—kita juga dibebaskan untuk mengalami kesembuhan Allah, dan merasakan sukacita keselamatan yang ditemukan dalam Kristus, Juruselamat dan Penebus kita. n

Atuanya Cheatham DuBreuil, berdomisili di Wesley Chapel, Florida, Amerika Serikat. Ia menikah kepada John-Antony, dan seorang ibu dari tiga anak. 06 - 2014 | Adventist World

13


K E P E R C AYA A N D A S A R

Oleh Chantal J. Klingbeil

PASAL 13

Esensial

RANSEL

Menyelamatkan krisis dunia krisis mendatang

S

aya sedang berpikir tentang beberapa keperluan ketika saya berjuang mendaki jalur pendakian yang curam dengan ransel berat. Kami telah diperingatkan untuk membawa hanya keperluan yang benar-benar penting untuk pendakian lima hari kami. Kami akan jauh dari toko mana pun, sehingga masing-masing dari kami harus memutuskan apa yang diperlukan, dan kemudian bersedia untuk membawa makanan, pakaian, dan kantong tidur masing-masing di dalam perjalanan. Sakit bahu dan kaki yang melepuh memaksa banyak dari kami untuk memikirkan kembali apa yang penting pada perhentian tengah hari pertama kami. Malam itu semua orang mengevaluasi kembali hal-hal penting dalam ransel mereka. Tiba-tiba suatu nama merek mahal kehilangan daya tariknya bagi mereka. Tidak ada seorang pun tertarik untuk memiliki sesuatu untuk dipamerkan. Semuanya dievaluasi ulang dengan set standar baru. Apakah itu ringan? Apakah itu berguna? Bahkan toples madu organik mahal tidak diminati. Keesokan paginya, ketika kami semua mau berangkat, sangatlah menakjubkan untuk melihat apa yang kami semua rela tinggalkan di tempat sampah. Hanya yang diperlukan yang tetap dalam ransel kami. Hanya barang yang benar-benar penting yang tinggal di ransel kami. Lebih daripada Sekadar Mendaki di Taman

Alkitab berbicara tentang suatu waktu di masa depan yang akan lebih menantang daripada pendakian yang berat. Bahkan, Alkitab menggambarkannya sebagai dimensi krisis bencana dahsyat. Secara ekonomi, lingkungan, dan spiritual kita akan menghadapi “suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu.” (Daniel 12:1). Ini tidak akan menjadi peristiwa lokal.

14

Adventist World | 06 - 2014

Ini akan menjadi krisis di seluruh dunia di mana semua harus memutuskan apa yang benar-benar penting. Ini akan menjadi waktu di mana kita tidak akan membawa keyakinan orang lain atau berjalan dengan apa yang orang lain katakan. Akan ada sekelompok kecil “sisa” yang akan tergantung pada apa yang benar-benar penting. Sementara kita bersiap-siap untuk krisis terbesar di bumi, apakah yang kita miliki untuk dapat bertahan? Apa yang akan bertahan—dan siapa yang akan bertahan? Apa yang Bertahan

Mungkin Anda ingat ketika suatu tim dipilih di sekolah. Tidak terlalu atletis, saya merasa takut ditinggalkan setelah orang lain terpilih. Sangatlah tidak terpuji bila Anda dibiarkan sebagai yang terakhir. Kadang-kadang terlihat bahwa “orang-orang yang tersisa” (atau umat sisa) tidak masuk hitungan. Kemudian lagi, setelah badai sangatlah baik untuk menjadi umat sisa. Ini berarti bahwa Anda adalah korban selamat. Sepanjang sejarah, Allah selalu memiliki umat sisa. Selalu ada orang yang pergi melawan arus. Mereka menerima Allah pada firman-Nya dan lebih bertekad untuk dekat dengan Allah daripada bergaul dengan yang tinggi dan kuat. Ingat Nuh. Dia


adalah salah satu yang aneh. Dia menerima Allah pada firmanNya dan menghabiskan waktu dan uangnya untuk membangun kapal dan mengundang orang lain untuk bergabung dalam pelarian yang dijanjikan. Dia juga merupakan bagian dari umat sisa—satu-satunya keluarga yang tersisa ketika seluruh bumi dihancurkan oleh banjir (lihat Kej. 6-9). Jadi apa yang dibutuhkan untuk bertahan ketika dunia kita akan sekali lagi dihancurkan—kali ini dengan api (2 Petrus 3:10-12) dan bukan oleh banjir? Apakah yang diperlukan untuk menjadi selamat, untuk menjadi bagian dari umat sisa? Memiliki Orang yang Tepat

Mereka yang bertahan hidup tahu bahwa bukan apa yang mereka bawa di ransel yang akan menjamin keberlangsungan hidup mereka. Mereka mengetahui bahwa hal itu bukanlah apa yang Anda ketahui tapi siapa yang Anda kenalilah yang akan masuk hitungan. Mereka tahu Pemenangnya. “Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi” (Wahyu 14:4). Kitab Wahyu melanjutkan dengan memberikan karakteristik lain yang dapat diidentifikasi dari umat yang selamat tersebut. Mereka mengikuti Yesus ke mana pun karena mereka memiliki “iman kepada Yesus” (Wahyu 14:12). Mereka mencer-

UMAT SISA dan

Misinya

Gereja universal ini terdiri dari orang yang benar-benar percaya kepada Kristus, tetapi pada hari-hari terakhir, saat kemurtadan merajalela, sebuah umat sisa dipanggil keluar untuk menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Umat sisa ini mengumumkan kedatangan saat penghakiman, menyatakan keselamatan melalui Kristus, dan mewartakan semakin dekat kedatangan-Nya yang kedua. Proklamasi ini dilambangkan oleh tiga malaikat dari Wahyu 14; bertepatan dengan pekerjaan penghakiman di surga dan menghasilkan sebuah karya pertobatan dan reformasi di bumi. Setiap orang percaya dipanggil untuk memiliki bagian pribadi dalam kesaksian ini di seluruh dunia. (Wahyu 12:17; 14:6-12; 18:1-4; 2 Kor. 5:10; Yudas 3, 14; 1 Petrus 1:16-19; 2 Petrus 3:10-14; Wahyu 21:1-14.)

minkan keyakinan Yesus yang tak tergoyahkan pada Allah dan otoritas Kitab Suci. Iman mereka mencakup semua kebenaran Alkitab, yang Yesus percayai dan ajarkan. Wahyu 14:12 juga mengatakan bahwa orang ini “menuruti perintah Allah.” Mereka tahu bahwa “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga”(Matius 7:21). Umat sisa ini tahu bahwa keberlangsungan hidup mereka sangat tergantung pada Yesus, dan mereka bersedia untuk melakukan banyak hal dengan cara-Nya (Yohanes 15:10). Mereka tidak siap untuk menukar bagian dari hukum Allah bagi tiruan buatan manusia. Wahyu 12:17 mengatakan bahwa hal “istirahat”—selain memelihara “perintah Allah”—juga “kesaksian Yesus Kristus.” Yohanes tidak membiarkan kita dalam kegelapan dalam memahami apa “kesaksian Yesus” itu; kemudian dalam bukunya ia mengatakan bahwa itu adalah “roh nubuat” (Wahyu 19:10). Bimbingan nubuatan membantu umat sisa selamat.* Misi yang Penuh Semangat

Umat sisa adalah didorong dengan tujuan. Umat sisa ini bukanlah anggota klub eksklusif yang merasa dirinya lebih baik dari orang lain dan mengunci diri di dunia keanggotaan mereka sendiri. Mereka memiliki pernyataan misi yang dengan jelas ditandai untuk mereka dalam kitab Wahyu. Pekabaran tiga malaikat dari Wahyu 14:6-12 adalah jawaban Allah atas penipuan Setan yang menutupi dunia sebelum kedatangan Kristus (Wahyu 13:14-16). Karena mereka antusias tentang Yesus, mereka bergairah tentang mendapatkan dunia telah disiapkan untuk bertemu Yesus yang mereka kasihi dan ikuti ke mana saja. Jadi apakah yang tersisa dalam ransel Anda? Apakah Anda mengisinya dengan hal-hal yang “penting?” Mengapakah tidak membuang ransel itu secara keseluruhan dan mengikuti Anak Domba itu? Kita akan menemukan-Nya membawa kita kepada dunia dalam krisis yang perlu menyadari bahwa mereka juga dapat selamat, siap untuk menyambut Yesus dengan tangan terbuka sebagaimana Dia kembali pada saat yang tepat. n * Ellen G. White, The Great Controversy (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1911), hlm. vii.

Chantal J. Klingbeil melayani sebagai Asso-

ciate Direktur Ellen G. White Estate di General Conference di Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat. Dia menikah dengan Gerald dan memiliki tiga remaja perempuan.

06 - 2014 | Adventist World

15


ARUS LAUT L Oleh Bill Knott

DAN

Angkat kepalamu—lihat apa yang Luaslah area pelayanannya, banyak rumah terpencar, Namun ia tidak pernah gagal, apakah karena hujan atau petir, sakit, atau dalam dosa, atau karena apa pun, untuk mengunjungi yang terjauh, kecil dan besar. . .*

L

ebih dari 9.000 kilometer di langit—dan 600 tahun—memisahkan “gembala wilayah,“ dari Kisah Canterbury Geoffrey Chaucer dan pendeta Advent bernama Darren Peakall di Selat Torres di lepas pantai utara Queensland, Australia. Pendeta pada abad pertengahan, Chaucer adalah terkenal adil dengan setia mengunjungi umatnya yang tersebar pada semua jenis cuaca untuk membawa Firman Tuhan kepada semua orang di wilayahnya,“ kecil dan besar.” Dan Darren Peakall—sama sekali tidak di abad pertengahan—yang setia melakukan hal yang sama, dalam segala cuaca, di belahan dunia lain, dan untuk alasan yang sama. Tapi orang Australia yang hebat tidak berjalan kaki atau naik kuda, seperti yang dilakukan rekannya dari Inggris. Menjangkau anggota gereja yang tersebar di antara 274 pulau di Selat Torres membutuhkan pesawat dan kapal. Lebih tepat dengan pesawat daripada kapal.

Kehadiran Pelayanan

“Mengunjungi anggota gereja benar-benar kunci untuk pelayanan saya,“ kata Darren lembut, dengan wajah kecokelatan dengan kerutan konsentrasi di wajah. “Bagaimanakah saya bisa membantu mereka—seperti yang Yesus lakukan—jika saya tidak bisa benar-benar duduk dengan mereka dan mencari tahu apa masalah mereka? “Orang bertemu Yesus di samping sumur, di pesta pernikahan, di perahu, atau berjalan di jalanan. Di situlah hidup mereka harus berubah. Kita berfokus pada khotbah-Nya di publik— kisah-Nya yang luar biasa dan kebenaran kekal-Nya. Tapi mempelajari Injil biasanya membutuhkan waktu pribadi—berjalan di jalan yang sama, berbagi makanan yang sama, duduk bersama di dasar perahu.“

16

Adventist World | 06 - 2014

PULAU BERLIKU-LIKU: Selat Torres menghubungkan Laut Coral di timur dengan Laut Arafuru di barat. Likuliku terumbu karang dan banyak pulau sering membuat navigasi kapal menjadi lamban dan sulit.

Sebuah kilas pada geografi pelayanan pastoral Darren di distrik yang luas menggambarkan mengapa dia berfokus pada pelayanan kehadirannya lebih banyak dari penginjilan publik skala besar. Ratusan pulau menandai 150 kilometer (93 mil) dari laut yang memisahkan Cape York Peninsula Australia dari Papua New Guinea (PNG) yang sebagian besar tidak berpenghuni, banyak dari mereka tinggal di dataran tinggi gunung berapi sekarang dikelilingi oleh rawa yang lebat. Di 14 pulau berpenghuni adalah rumah bagi hanya 8.000 jiwa, sebagian besar dari mereka adalah orang Kepulauan Melanesia yang secara sejarah dan buP h oto s

c o u rt e s y

of

D arr e n

P e a k h a l l


CERITA SAMPUL

ANGIT

Tuhan lakukan

daya berbeda dari penduduk asli Australia. Menurut pendeta itu, orang Advent tersebar di lima dari 14 pulau yang berpenghuni itu—Saibai, Moa, Hammond, Prince of Wales, dan Thursday Island, di mana Darren dan istrinya, Robbie (Robyn), berdomisili di tingkat atas yang memiliki rumah gembala dan tempat ibadah. Kehadiran Sabat di gereja pulau itu dapat dihitung pada dua tangan: Sebuah pertemuan besar, termasuk pengunjung yang kadang-kadang datang dengan perahu dari gereja Advent di Papua New Guinea, mungkin membawa jumlah lebih besar sekitar 30 orang. “Dibutuhkan waktu yang lama untuk melakukan hampir semua hal di kepulauan ini,“ kata Robbie prihatin. “Saya telah belajar bahwa membangun hubungan tidak terjadi secepat yang kita harapkan. Dan lokasi yang jauh sangat menentukan—lima setengah jam setiap perjalanan dengan perahu untuk perjalanan 150 kilometer dari rumah kami ke Saibai—artinya bahwa kita tidak bisa melihat anggota gereja pada siklus mingguan rutin yang biasanya sering kita lakukan. Anda harus mengubah harapan Anda dari suatu gereja untuk menjadi sukses di sini.“ Memikirkan Kembali Hubungan

Anda juga harus mengubah harapan Anda dari dukungan yang mungkin dapat Anda harapkan dari keluarga dan temanteman, kata Darren dan Robbie . “Rumah” bagi mereka adalah di Perth, Australia Barat, lebih dari sekitar 4800 kilometer (3.000 mil) jauhnya—“setidaknya dengan dua kali penerbangan,“ sebagaimana yang Darren katakan, dengan menyadari bahwa tidak mungkin mengendarai mobil dengan jarak jauh seperti itu dalam waktu liburan tahunan yang diberikan. Empat anak mereka, berusia akhir belasan hingga pertengahan 20-an, ting-

TERHUBUNG: Di Pulau Moa, Darren melakukan kunjungan rutin kepada mereka dengan siapa ia telah membangun hubungan. Perahu Lightbearer II terlihat di belakang.

gal di dekat Perth. Kabar atau komunikasi misionaris dari orangtua mereka tidak selalu mudah untuk diperoleh. “Anak bungsu laki-laki saya merasakan jarak jauh ini cukup sulit,“ kata Darren, dengan sedikit terisak, “karena dia dan saya memiliki hubungan khusus. ‘Saya akan merindukanmu: Saya benci tidak memiliki engkau di sini,’ ia katakan itu pada saya ketika kami datang ke sini. Dan meskipun semua anak-anak dan anggota keluarga lainnya pernah datang mengunjungi kami beberapa kali, Anda menginginkan orang yang Anda kasihi lebih dekat daripada sisi lain dari negeri itu.“ “Saya menelepon ibu saya dua kali sehari,“ kata Robbie. “Dia sendirian—ayah saya telah meninggal beberapa tahun yang lalu dan kami saling menguatkan.” Darren awalnya ingin saya bersemangat tentang pekerjaan ini sebagaimana ia—dia gembira, belum pernah benar-benar goyah sejak kami sampai di sini. Dia benar-benar menyukai apa yang dia lakukan dan telah menggapainya dengan segala sesuatu yang dia miliki. “Suatu hari ia menyadari betapa saya kehilangan keluarga, dan dia bertanya, ‘Apakah kamu tidak ingin berada di sini?’ Dan saya katakan, ’saya ingin bersamamu, dan saya ingin melayani Tuhan. Apakah hal itu tidak cukup? Saya tahu engkau merindukan anak-anak, tapi aku sangat rindu pada anak-anak!‘“ Kisah Robbie diselingi oleh kenangan dari tiga kali rawat ­inap dirinya pada 18 bulan pertama di Selat Torres. Sebuah antibiotik menyusul bakteri dalam aliran darahnya, yang melemah kekebalan tubuhnya, dan entah bagaimana ia diserang infeksi serius, clostridium difficile (C-diff), yang mengganggu irama jantungnya dan mengirimnya ke lokasi perawatan jantung secara langsung diterbangkan ke pulau-pulau itu. Memulihkan ener­ginya tidak mudah karena jadwal panggilan yang sering terjadi baginya untuk melakukan perjalanan selama beberapa hari dengan kapal bersama Darren demi anggota gerejanya yang tersebar atau, secara bergantian, tinggal di rumah tanpa dukungan dan dorongan suaminya.

06 - 2014 | Adventist World

17


DENGAN SEGALA TUJUAN: Ketua Konferens Australia Utara, Brett Townend di Pulau Saibai sedang memegang kendali perahu “Lightbearer II.” DUKUNGAN KELUARGA: Anggota gereja di Thursday Island berbagai generasi dan kelompok etnik.

Belajar bagaimana mengetahui batas-batas yang tepat sebagai pasangan seorang pendeta juga telah menjadi bagian dari pelatihan dalam praktik untuk Robbie. Sekarang, telah lebih dari dua tahun pertama penggembalaan di distrik di mana pasangan itu melayani, dia ingat tantangan minggu pertama ketika semuanya—rumah, pulau, gereja, dan iklim—tampak baru dan asing. “Beberapa anggota mengatakan kepada saya persis setelah kami tiba, bahwa istri pendeta sebelumnya bisa membuatkan mereka cokelat éclairs,“ Robbie tertawa kecil. “Mereka bertanya, ‘Oh, mengapa Anda tidak melakukan hal sama yang dia lakukan? ‘Jadi, saya memang suka memasak dan menawarkan keramahtamahan, tetapi untuk membuat éclairs—itu bukanlah karunia saya. Saya lebih suka kapan saja saya bisa bekerja bersama Darren dan hanya berkonsentrasi pada hal-hal yang dia fokuskan.“ Pelayanan di Tahap Air

Apa yang sering menjadi konsentrasi Darren adalah kesulitan logistik untuk bergerak di sekitar daerah penggembalaan yang melintasi 48.000 kilometer persegi (18.500 mil persegi), tetapi di mana hanya sedikit lebih dari 1 persen dari area itu adalah lahan kering atau daratan. “Waktu dan arus pasang surut tidak menunggu seorang pun,“ pepatah lama katakan. Sama-sama benar, bagaimanapun, pengamatan waktu dan arus pasang surut yang sering menjadi penghalang yang menghambat hal-hal yang paling perlu dicapai. Hanya untuk dapat pergi ke tempat-tempat di mana anggota tinggal dan beribadah memerlukan kewaspadaan yang tepat tentang bagaimana kehidupan di pulau-pulau itu tergantung pada pasang surutnya arus. Beberapa pulau yang Darren kunjungi selama dua tahun pertamanya di Selat Torres dikelilingi oleh dataran lumpur yang luas dengan arus kecil yang mencegah bahkan bagi dasar perahu kecil untuk mendekat. Jika tiba di waktu yang salah, Anda akan menunggu satu kilometer atau lebih dari lokasi pantai, menyaksikan pasang surut siang hari dan peluang demi pelayanan. Mengisi perahu kecil dengan penuh atau membawa pe-

18

Adventist World | 06 - 2014

numpang terlalu banyak, Anda akan terkena risiko tenggelam di rawa bakau yang dangkal penuh dengan buaya air asin. “Mengetahui bahwa ada buaya di luar sana pasti akan membuat Anda terjaga dan waspada,“ kata Darren, menyeringai. “Suatu ketika Brett Townend (Ketua Konferens Australia Utara) mengunjunginya, dengan perahu kami bermanuver sepanjang pantai, saat mulai memasuki air itu persis setelah kami melewati sekelompok buaya. Saya mengakui bahwa saya tidak akan segera melupakan ekspresi wajah bos saya!“ Lebih khas lagi, bagaimanapun, ada waktu dan pelayanan yang kemungkinan akan hilang karena tantangan di atas air tersebut. Perjalanan 11 jam dengan perahu dari Thursday Island ke Saibai, hanya empat kilometer (dua setengah mil) di lepas pantai PNG, biasanya membutuhkan dua hari dan menginap semalam di pulau itu hanya untuk melakukan kebaktian, mengunjungi beberapa anggota keluarga, dan bercerita untuk anakanak di pulau itu. Sebanyak 440 liter (115 galon) bahan bakar solar dibutuhkan untuk pulang pergi ke Saibai dengan biaya 800 dolar Australia (sekitar 745 dolar AS; 540 euro) setiap kali. Angka itu tidak termasuk biaya untuk pemeliharaan dan perbaikan atas kapal. Biaya pada saat bepergian di air sama-sama beban berat. “Setiap tiga minggu kami biasanya berkemas untuk akhir pekan dan mengadakan perjalanan ke Pulau Moa dengan perahu,“ kata Darren. “Untuk membuatnya cukup berharga, kami pergi ke sana dan tinggal selama tiga atau empat hari, kadangkadang lebih lama.“ “Seseorang pernah bertanya kepada kami,“ Seperti apa keadaannya? “Mereka mungkin berpikir bahwa bepergian melalui air selama berjam-jam ke sebuah pulau tropis terdengar cukup romantis. Jangan salah paham—Selat Torres sangat indah. Tapi ini bukan pulau romantis: Ini adalah pulau bekerja, di mana orang hidup di dunia nyata dan sulit. Saya mengatakan kepada orang yang bertanya kepada saya, “Ini benar-benar tidak seindah kedengarannya! Ini seperti kita sedang berkemah setiap beberapa minggu untuk akhir pekan yang diperpanjang. Anda harus berkemas dan membawa semua makanan Anda, dan tahu segala sesuatu yang Anda akan butuhkan sebelumnya. Yang cenderung membawa di luar suasana romantis!‘“


CERITA SAMPUL Menghadirkan Pesawat

Meskipun ia telah memberikan lima minggu pelatihan penuh waktu saat masih di Perth untuk mendapatkan lisensi kapten komersial yang diperlukan untuk mengoperasikan kapal misi di Selat Torres, dan empat minggu orientasi di perahu dengan pendeta yang lebih dulu melayani di situ, tidak butuh waktu lama bagi Darren untuk menyadari bahwa dengan berada di belas kasihan dari arus pasang surut itu, akan menghambat misi gereja di wilayah itu. Seorang pilot yang berpengalaman, dia telah menghabiskan beberapa bulan untuk terbang masuk dan keluar dari komunitas pribumi yang terpencil di Australia Barat, saat itu ia sebagai penginjil literatur swadaya yang menawarkan buku-buku dan DVD untuk penduduk kota-kota terpencil itu. Memperhatikan bahwa setiap pulau yang berpenghuni di Selat Torres utama memiliki landasan pacu pesawat yang dikembangkan dengan baik, Darren mulai menyadari bahwa ia bisa memajukan misi gereja ke depan jauh lebih cepat jika ia bisa menjangkau anggota gereja yang terisolasi dan jemaat keluarga dengan pesawat terbang gantinya oleh perahu. “Kita bisa berharap bahwa pekerjaan Advent di daerah ini telah berkembang sedikit berbeda,“ katanya, “tetapi kenyataannya adalah bahwa kelompok-kelompok ibadah kecil benarbenar membutuhkan seorang pendeta untuk membantu mereka tetap terhubung dengan iman mereka—dan kadang-kadang, bahkan untuk satu sama lain. ‘Gereja‘ kadangkala terjadi hanya ketika pendeta mampu hadir untuk memimpin. Dalam minggu-minggu di antara kunjungan pendeta, aktivitas melambat, dan kadang-kadang bahkan berhenti. Ketika Anda hanya melihat anggota setiap hari Sabat ketiga atau keempat selama bebe-

rapa jam, hal itu hampir mustahil untuk melakukan pelatihan yang akan menciptakan pemimpin lokal yang stabil di tempattempat terpencil.“ Setelah hampir 18 bulan di daerahnya, Darren mulai memimpikan cara untuk memindahkan keberadaan gereja dan misi di Selat Torres ke tingkat yang lebih tinggi—secara harfiah, ke udara. Dengan bantuan seorang rekan gembala dari Konferens Australia Utara yang juga adalah seorang pilot berpengalaman, Darren menyusun proposal untuk komite eksekutif konferens yang menyerukan penyewaan pesawat baling-baling untuk 100 jam kerja penggembalaan dalam enam bulan terakhir tahun 2013. Konferens Australia Utara adalah yang terkecil kedua dari sembilan konferens di Uni Australia, meskipun wilayahnya adalah yang kedua terbesar secara geografis, termasuk seperempat dari benua di kuadran timur laut dari negara bagian—Ayers Rock di padang pasir sampai ke pulau di Selat Torres. Dengan hanya 2.500 anggota, 35 jemaat, dan 18 pendeta, Konferens jarang memiliki dana tambahan untuk proyek-proyek yang inovatif. Dan dengan bergerak dari waktu pelayanan yang dihormati tetapi dengan metode yang sangat lambat di atas air untuk proposal untuk melayani distrik Selat Torres melalui udara awalnya menyebabkan para pemimpin setempat mengevaluasi kembali iman mereka dalam apa yang Tuhan dapat lakukan di area paling utara di konferens ini. “Bila Anda tidak memiliki banyak sumber daya—atau persepuluhan—Anda pasti berpikir sangat hati-hati tentang kemungkinan-kemungkinan baru,” kata Brett Townend, ketua dari Konferens Australia Utara sejak Mei 2012. “Sebuah kesalahan dalam perencanaan atau biaya tak terduga bisa berarti bahwa Anda tidak akan memiliki sumber daya untuk memelihara pendeta di lapangan atau jemaat yang bergerak maju dengan misi mereka. Anda harus menjaga seluruh gambar dalam pandangan, bahkan ketika Anda mencoba untuk memastikan Anda menanggapi apa yang Roh Kudus tampaknya berkati di satu ­area.“ Pelayanan Menggunakan Sayap

MEMULAI PERJALANAN: Darren Peakhall menerima kiriman pesawat baru yang akan mengubah cara pelayanan di bagian dunia ini.

Setelah hati-hati bekerja melalui rincian rencana dari Darren, komite eksekutif memberikan izin percobaan untuk bergerak maju. Pada saat June 2013 Big Camp (pertemuan tahunan), dana telah dialokasikan untuk membayar 100 jam waktu terbang dan bahan bakar yang diyakini Darren akan secara dramatis mendorong misi untuk maju di Selat Torres. “Rencana itu berhasil, bahwa 11 jam perjalanan ke Saibai, ke titik paling utara di distrik itu, gantinya 800 dolar yang biasanya kami dihabiskan untuk bahan bakar solar, kita bisa mengurangi biaya bepergian melalui udara turun menjadi kurang dari 500 dolar untuk perjalanan yang sama,“ kata Darren dengan antusias seorang mantan penginjil literatur itu. “Dan kemudian untuk waktu yang diperlukan, hanya membutuhkan sekitar satu jam penerbangan dari Thursday Island ke Saibai, bahkan dengan pesawat tua lambat, dan jug tidak ada yang spektakuler

06 - 2014 | Adventist World

19


CERITA SAMPUL memiliki tempat yang biasa dan penting dalam komunitas mereka. Calon yang akan dibaptis tetap di jalur menuju keputusan yang baik; pemuridan terjadi sebagai iman yang terus dipelihara. Iman kita pada apa yang Tuhan ingin capai di Selat Torres mulai meningkat sebagaimana saat kita melihat misi ini mulai berangkat dari tanah.“ Masih Lebih Tinggi

SEMUA DIKERAHKAN: Darren dan Robbie Peakhall telah investasikan finansialnya sendiri, juga waktu dan energi mereka, dalam membawa Injil ke area luas itu. tentang hal pesawat ini. Pesawat itu dibuat pada tahun 1958, telah berusia 55 tahun ketika kami pertama kali menemukannya. Saya menatap panel instrumennya, dan pada awalnya saya berkata, “Anda pasti bercanda!“ Tapi masalahnya, pesawat ini bekerja baik, dan dapat diandalkan.“ Sekarang perjalanan putaran ke titik paling jauh di distrik yang sangat luas itu dapat dicapai hanya dalam waktu sekitar satu jam, mengurangi waktu perjalanan lebih dari 90 persen dengan perahu. Pertemuan doa pertengahan minggu dengan jemaat Advent kecil di Desa Kubin, di Pulau Moa, tiba-tiba menjadi mungkin dilakukan. Pemahaman Alkitab dengan individu yang tertarik dalam iman Advent yang sebelumnya mendekam ketika dilakukan hanya setiap minggu ketiga atau keempat sekarang bisa tetap aktif dan berkembang melalui kontak mingguan. Untuk pertama kalinya, seorang pendeta dengan rutin dapat mencapai Weipa, sebuah kota pertambangan pantai terpencil di sisi barat Cape York, di mana gereja Advent kecil dari 15 jiwa sekarang sering menerima kunjungan penggembalaan dari Darren melalui pesawat. Selama ini sudah tidak praktis dengan perahu, dan anggota sekarang merasa menjadi bagian dari persaudaraan yang lebih luas dari gereja ini, meskipun mereka terisolasi secara geografis. “Hal ini adalah sesuatu seperti adrenalin yang ditembakkan demi pelayanan distrik ini,“ kata Darren, sekarang melihat kembali hampir setahun penuh perjalanan melalui udara.“ Anda mulai berpikir tentang pelayanan dengan cara yang berbeda ketika Anda benar-benar dapat mulai menghubungkan titiktitik lebih sering dari sekali sebulan. Dan anggota juga—mereka mulai mengharapkan lebih dari diri mereka sendiri dan gereja mereka ketika mereka melihat bahwa jemaat mereka dapat

20

Adventist World | 06 - 2014

Pada bulan Januari tahun 2014, Darren dan Robbie mengambil langkah yang lebih besar setelah konsultasi yang hati-hati dan penuh doa dengan pemimpin konferens. Menggadaikan barang pribadi yang cukup besar, mereka berencana untuk membeli, pesawat baru yang lebih cepat (pesawat tahun 1976, Piper 235) yang dapat membawa beban tambahan dan membawa tiga orang di samping pilot. Melalui kontrak yang disetujui oleh komite eksekutif, mereka telah menyewa pesawat baru bagi Konferens Australia Utara, dan menggunakannya beberapa kali seminggu untuk melakukan kunjungan anggota, melakukan pertemuan doa, dan memimpin ibadah di seluruh distrik mereka yang luas. Mengatur finansial bagi pengeluaran sendiri—dan berisiko—menyebabkan keluarga Peakall berpikir dan berdoa. Sedikitnya, keputusan itu akan menunda investasi mereka sendiri di sebuah rumah dan perencanaan mereka untuk pensiun. “Kami sudah kerahkan semuanya,“ kata Darren dengan ciri khas senyum lebarnya. “Kami menempatkan uang kami sendiri di tempat yang kami pikir Tuhan inginkan. Dan kami percaya bahwa Tuhan akan bergerak dalam hati di tempat-tempat yang kami belum kenali untuk memelihara pesawat ini tetap terbang dan misi ini tetap berkembang.“ Tidak lagi terikat dengan irama arus pasang surut, pelayanan telah menggunakan penerbangan di Selat Torres. Dari udara—di atas—Anda dapat melihat lebih jauh, grafik tujuan dengan lebih hati-hati, dan sampai di sana lebih cepat. Itulah jenis misi yang surga selalu berkati. n * Geoffrey Chaucer, The Canterbury Tales, (Barnes and Noble, 2007), hlm. 27.

Jika Anda tertarik dengan informasi lebih lanjut mengenai proyak penerbaangan di Selat Torres, atau ingin mendukung pelayanan ini dengan doa dan sumber daya Anda, hubungi Konferens Australia Utara di: https://na.adventist.org.au atau kirim surat ke: Northern Australian Conference—Torres Strait Project PO Box 51, Aitkenvale QLD 4814 AUSTRALIA Phone: 07 4779 3988

Bill Knott adalah editor dan Penerbit Eksekutif Adventist World.


R O H

N U B U A T

PERKUMPULAN SABAT: Anggota dan warga masyarakat berkumpul untuk kebaktian Sabat pada di Pulau Saibai.

Oleh Ellen G. White

MENJANGKAU

yang

TIDAK PERCAYA

Hidup baru, rencana baru, dan metode baru

D

alam pemeliharaan Allah, mereka yang menanggung beban pekerjaannya telah berusaha untuk menempatkan kehidupan baru pada metode kerja lama, dan juga untuk menciptakan rencana baru dan metode baru untuk membangkitkan minat anggota gereja dalam usaha bersama untuk menjangkau dunia.... Dalam beberapa tahun terakhir, saya telah berbicara dalam mendukung rencana untuk mempresentasikan karya misi kami dan kemajuannya di hadapan teman-teman dan tetangga kami, dan telah merujuk kepada satu contoh yaitu Nehemia. Dan sekarang saya ingin mengajak saudara-saudara kita untuk mempelajari lagi pengalaman seorang manusia penuh doa dan iman dan pertimbangan yang baik, yang membuatnya berani untuk meminta temannya, Raja Artahsasta, demi bantuan yang dapat digunakan untuk memajukan kepentingan Allah. Biarkanlah semua memahami bahwa dalam menyajikan kebutuhan pekerjaan kita, orang percaya dapat memantulkan cahaya kepada orang lain hanya karena mereka, se-

P h oto

c o u rt e s y

of

D arr e n

P e a k h a l l

perti Nehemia yang tua, mendekat kepada Allah, dan hidup dalam hubungan dekat dengan Pemberi semua terang. Sementara kita meninggikan salib Kalvari di hadapan orang lain, kita akan menemukan bahwa hal itu sedang meninggikan kita juga. Biarkanlah setiap orang percaya sekarang berdiri di areanya dan tempatnya, mengambil inspirasi dari pekerjaan yang Kristus lakukan bagi jiwa ketika Ia berada di dunia ini. Kita membutuhkan semangat pahlawan Kristen yang bertahan sampai akhir, selalu mengamati Dia yang tidak terlihat. Iman kita harus memiliki kebangkitan. Di mana pun kita berada, dan apa pun peluang kita, apakah terbatas atau luas, kita harus memberikan pengaruh positif untuk kebaikan. Dalam rangka memenuhi tujuan Allah sementara para pekerja bersamasama dengan Dia, adalah tidak perlu semua orang percaya bekerja dengan cara yang sama atau di baris yang sama. Tidak ada garis yang tepat harus ditetapkan. Biarkan Roh Kudus mengarahkan setiap pekerja: dan membiarkan ma-

sing-masing bersedia untuk mendengarkan nasihat dari orang yang telah dipilih untuk memimpin dalam berbagai kegiatan gereja. Dengan demikian kebenaran akan selamanya berdiri di atas lahan yang menguntungkan. Beberapa orang dapat merekomendasikan kebenaran yang terbaik, bukan dengan argumen atau berbicara, tetapi dengan menghidupkan prinsip-prinsip kebenaran, dengan menjalani kehidupan yang sederhana dan rendah hati sebagai murid yang konsisten dari Kristus yang lemah lembut dan rendah hati. Hal ini adalah benar secara khusus bagi mereka yang tidak mampu memberikan alasan cerdas bagi iman mereka, dan bagi mereka yang memiliki kerajinan yang tidak sesuai dengan pengetahuan. Orang percaya tersebut harus berbicara lebih sedikit dalam pembenaran iman kita, dan mempelajari Alkitab mereka lebih banyak, membiarkan sikap mereka memberikan kesaksian yang fasih kepada kuasa untuk kebaikan di mana kebenaran itu hadir dalam hati dan kehidupan.... Allah menginginkan setiap orang percaya untuk menjadi pemenang jiwa; dan Ia akan memberkati semua orang yang berpaling kepada-Nya dalam kepercayaan demi hikmat dan bimbingan. Ketika mereka bergerak dengan waspada, berjalan dengan cara kebijaksanaan dan tetap setia kepada TUHAN, Allah Israel, kemurnian dan kesederhanaan Kristus, terungkap dalam praktik hidup, akan menjadi saksi kepada kepemilikan kesalehan sejati. Dalam semua yang mereka katakan dan lakukan, mereka akan memuliakan nama-Nya yaitu yang mereka layani. n Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mempraktikkan karunia bernubuat Alkitabiah selama lebih dari 70 tahun pelayanan publik. Bahan ini pertama kali diterbitkan di The Church Officers ‘Gazette, 1 September 1914.

06 - 2014 | Adventist World

21


K E H I D U PA N A DV E N T

PEKERJAAN PARA PIONIR: Salem (paling depan, ketiga dari kiri) dan Dina (baris kedua, kedua dari kiri), bersama pelayan Advent lainnya sebelum pergi menghadapi tantangan pelayanan misionaris.

N

amanya adalah Salem Hamo足 nangan Panjaitan. Lahir di Desa Siabal-abal di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, Salem berasal dari suku Batak. Para misionaris Kristen mengunjungi suku Batak pada sekitar awal tahun 1900, dan banyak yang ikut menjadi Kristen.

Tahun Permulaan

Salem menyelesaikan pendidikan dasar, tapi ia merasa tidak senang tinggal di desanya; ia ingin mengenal dunia lebih jauh lagi. Suatu hari ia mengemasi barang-barangnya dan memulai perjalanan yang akan membawanya ke banyak tempat dan kepada berbagai petualangan. Tujuan pertamanya adalah Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatera Utara, yang terletak beberapa ratus kilometer dari desanya. Itu merupakan suatu perjalanan panjang, dan pada malam hari ia tidur di penginapan yang ditemuinya. Di Medan, seorang pria Belanda yang memiliki rumah mewah menawarkan Salem pekerjaan sebagai tukang kebun. Salem merawat bunga dan tanaman, memangkas rumput, dan menjaga kebersihan halaman. Pemilik rumah itu memberinya kamar di mana ia dapat tinggal dan memberikan gaji. Ini adalah pertama kalinya bagi Salem menerima gaji. Salem bekerja keras dan rajin melakukan tugas-tugasnya. Pemilik rumah melihat bahwa ia tidak hanya karyawan yang setia tetapi juga sangat cerdas. Dia mengajarkan Salem untuk mengetik dan melakukan tugas-tugas kantor lainnya. Akhirnya dia menyarankan agar Salem mencari pekerjaan di kota di mana ia bisa mendapatkan upah yang lebih tinggi. Salem mendapatkan posisi administrasi kantor dan juga mengikuti kelas malam untuk menjadi lebih fasih dalam bahasa Belanda. Beberapa bulan kemudian Salem diberi kesempatan untuk menghadiri seko-

22

Adventist World | 06 - 2014

Oleh Erna dan John Siregar

Seorang Hamba

Setia

Sekilas kehidupan yang berarti

lah perawat di Padang, Ibukota Provinsi Sumatera Barat. Dia selalu ingin menjadi perawat dan membantu orang sakit, sehingga bersama-sama dengan dua orang temannya, Karel Tambunan dan Partompuan Gultom, Salem memulai pelatihan keperawatan. Setelah menyelesaikan program ini, ketiga orang tersebut mendapatkan posisi sebagai perawat dan mereka sangat senang dengan profesi baru mereka. Akan tetapi Tuhan memiliki rencana yang lebih besar bagi mereka. Seorang misionaris Advent datang ke kota, dan ketiga pemuda ini menghadiri pertemuan itu, ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh

misionaris dari Amerika mengenai nubuatan Alkitab. Awalnya ketiga orang tersebut meragukan ajaran Advent. Akan tetapi melalui pekerjaan Roh Kudus, mereka menerima kebenaran yang diajarkan dan dibaptis menjadi anggota gereja Advent. Pertanyaannya sekarang adalah: Apa selanjutnya? Permulaan Baru

Ketiga pria ini sangat bersemangat dengan iman yang baru mereka peroleh, dan mereka berdoa memohon petunjuk mengenai peran mereka sebagai anggota gereja yang baru. Organisasi Advent baru saja didirikan di Hindia Belanda (yang

P h oto

Co u rt e s y

of

t h e

a u t h or


sekarang disebut Indonesia), dan banyak pekerja pribumi yang diperlukan untuk menyebarkan Injil kepada masyarakat Indonesia. Jadi pada tahun 1924 gereja mengirim Karel, Partompuan, dan Salem untuk mengikuti pendidikan pendeta di Malayan Union Seminary di Singapura. Setelah lulus mereka ditugaskan untuk melayani di Jawa. Salem akhirnya bekerja untuk gereja dalam berbagai kapasitas di banyak kota. Pada tahun 1925 ia menjadi asisten pendeta, dan ia dan pendeta senior memulai sebuah gereja di Semarang. Kemudian pada tahun 1927 Salem dikirim ke Surabaya, Jawa Timur, untuk membantu dalam program penginjilan literatur. Tahun berikutnya ia berangkat ke Kalimantan untuk membuka ladang di sana dan memulai gereja. Salem kemudian melakukan perjalanan darat di sepanjang Sungai Barito dan Kapuas dengan menggunakan perahu kecil, satu-satunya transportasi yang tersedia pada waktu itu. Orang Dayak yang tinggal di wilayah tersebut adalah kanibal dan memeluk animisme pada saat itu. Buaya menghuni sungai, dan sebagian besar hutan dipenuhi oleh binatang-binatang liar. Terlepas dari segala ketidaknyamanan, Salem percaya bahwa Tuhan akan menuntun pekerjaan-Nya dalam menyebarkan Injil di wilayah yang tidak mungkin dimasuki. Karena latar belakang keperawatannya, ia mampu mengobati berbagai sakit penyakit dari orang Dayak; pada saat yang sama, ia membagikan tentang kasih Yesus kepada mereka. Tidaklah biasa bagi Salem berada jauh dari rumah selama berminggu-minggu, bertahan dalam kehidupan yang keras di sebuah pedalaman dengan kondisi yang tidak sehat dan banyak penyakit seperti malaria dan tifus. Sementara itu Dina, istri Salem sibuk di rumah membesarkan anak-anak mereka. Karena rumah mereka dekat dengan tepi sungai, Dina merancang sebuah alat untuk mengambil kelapa yang jatuh di sungai. Daging kelapa kemudian diparut dan dimasak, dan minyaknya diperas dan dijual sebagai penghasilan tambahan. Dina tidak dapat berkomunikasi dengan suaminya saat suaminya melakukan

perjalanannya, ia percaya bahwa Tuhan akan melindungi suaminya. Dia selalu bersyukur dan lega ketika Salem tiba di rumah dengan aman dan sehat. Pada tahun 1929 gereja mengirim Salem ke Surabaya di Jawa Timur dan kemudian ke Bandung, Jawa Barat, untuk memimpin pekerjaan penginjilan literatur di sana. Pada tahun 1938 ia diurapi sebagai seorang pendeta Advent. Pada tahun 1940, tak lama sebelum Perang Dunia ke-II, Salem—yang sekarang dikenal sebagai Pendeta Panjaitan— dipanggil untuk melayani di Semarang, Jawa Tengah. Pada tahun 1942 tentara Jepang pindah ke selatan dan menyerang banyak negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Perang mendekat ke Semarang, dan pemerintah Belanda mulai membakar rumah dan bangunan lain untuk memperlambat pendekatan dari Jepang, sedangkan orang mundur dari daratan. Panjaitan pertama-tama membawa keluarganya ke tempat yang aman di sebuah desa di luar kota, dan kemudian setelah malam tiba ia kembali ke kota untuk menyelamatkan jemaat lainnya. Ia tidak akan berhenti sampai anggota terakhir aman. Selama tiga setengah tahun gereja Advent tidak memiliki kontak dengan dunia luar, bahkan dengan kantor divisi sekali pun. Pendeta lokal melakukan urusan gereja dan keuangan, juga merawat anggota gereja. Panjaitan terus melayani umat-Nya dan membantu mereka dengan kebutuhan mereka. Tahun Selanjutnya

Kesehatan Panjaitan memburuk sebagai akibat dari kesulitan selama perang, dan ia kehilangan berat badan banyak sekali. Ketika perang berakhir, para pemimpin gereja memanggil Panjaitan ke kantor pusat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Jakarta dan menyarankan agar dia mengambil cuti untuk memulihkan kesehatannya. Mereka juga menawarkan memberikannya sebuah sepeda motor untuk mempermudahnya mengunjungi anggota-anggota jemaat. “Bagaimana mungkin saya mengunjungi anggota saya dengan menggu-

nakan sepeda motor, sementara banyak dari mereka tinggal di tempat yang sederhana dan tidak memiliki banyak materi dunia?” Panjaitan menjawab. “Saya tidak tega melakukannya.” Tak lama setelah perang, Panjaitan diberikan tugas pada wilayah yang lebih besar—seluruh gereja di Jawa Tengah— namun ia tetap menolak untuk menggunakan mobil atau sepeda motor dalam melakukan tugasnya. Sebaliknya, ia terus mengendarai sepeda dan transportasi umum lainnya dalam mengunjungi anggota dan gereja lainnya. Tetapi kondisi kesehatan Panjaitan terus menurun dan dia dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan. Ia tidak pernah sembuh, sampai akhirnya ia meninggal pada usia 50 tahun. Pada saat pemakamannya, keluarganya baru menyadari betapa banyak teman yang Panjaitan miliki di Kota Semarang. Suatu prosesi iring-iringan panjang mengantarkan jasad Pendeta Panjaitan hingga ke tempat peristirahatannya. Tiga puluh tahun kemudian istrinya Dina meninggal dan dikuburkan di samping suaminya di Kota Semarang. Kemudian kedua jasad digali untuk dikebumikan kembali di sebuah bukit kecil di Desa Siabal-abal. Seperti halnya Panjaitan, beberapa anak dan cucunya terus melayani gereja Advent, Salem dan Dina Panjaitan mewariskan teladan mengenai nilai kehidupan. Meskipun Salem Panjaitan memiliki umur yang singkat, tapi kehidupannya penuh pengalaman menarik yang menyelamatkan banyak jiwa bagi kerajaan Tuhan. Kini Salem dan Dina sedang menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali. n

Erna dan John Siregar adalah anak perempuan dan menantu Salem dan Dina Panjaitan.

06 - 2014 | Adventist World

23


E l l e n

The

G .

W h it e

E s tat e

Kisah Orang Advent DIVISI

A m e ri k a

UTARA

Ghetto Oleh Benjamin Baker

Di

Frederick Carnes Gilbert

Seorang pionir Yahudi Advent di Amerika Utara

S

ementara lebih dari 18 juta orang Advent di seluruh dunia memperingati 150 tahun tuntunan perkasa Allah bagi pergerakan Kedatangan Yesus yang Kedua yang besar ini, kita mencoba mengingat, dari Divisi Amerika Utara, kisah keberanian yang menginspirasi dalam perjalanan kita ke masa depan yang belum bisa dipastikan. Sebuah Asuhan Ketat

Frederick Carnes Gilbert lahir di London, Inggris, pada tanggal 30 September 1867. Orangtuanya yang adalah orang Rusia Yahudi telah menemukan tempat perlindungan di negara itu setelah melarikan diri dari permusuhan terhadap agama dan etnis di tanah kelahiran mereka dan di benua Eropa. Gilbert memiliki pendidikan Yahudi yang ketat, dilatih oleh seorang rabi, pergi melalui konfirmasi, memiliki mitzvah (sebuah tempat untuk seluruh hukum Yahudi), dan bahkan mengenakan phylacteris (bentuk hiasan pakaian tradisi Yahudi). Dia membenci Kristen, bukan hanya karena ajaran yang ia terima, tetapi oleh karena penganiayaan terhadap nenek moyangnya— dan terlebih orangtuanya—di tangan orang Kristen. Ketika ia melewati sebuah gereja Kristen, ia akan meludahi jijik, dan jarijarinya gatal ingin mencekik setiap orang Kristen yang mungkin dihadapi. Gilbert memiliki masa kecil yang bergolak. Dia memiliki kesehatan yang buruk, dan, hampir mati, dirawat di rumah sakit pada beberapa kesempatan. Pada satu kesempatan ia jatuh ke dalam perapian dan hampir dibakar hidup-hidup. Pada saat Gilbert remaja, ayahnya meninggal. Penyakit asma pengancam jiwa yang diderita dan penyakit paru-parunya menyebabkan seorang dokter merekomendasikannya pergi ke Amerika: Pelayaran laut akan meningkatkan kondisinya, dan iklim di Amerika akan lebih kondusif untuk kesehatannya. Tapi Gilbert gemetar memikirkan Amerika. Ayahnya telah memperingatkan kefasikan Amerika. Namun demikian, ia naik perahu, mengalami kecelakaan yang buruk, dan, setelah tiba di New York City, langsung dibawa ke rumah sakit. Di Amerika

Amerika Utara memang seperti tidak bertuhan, Gilbert sim-

24

Adventist World | 06 - 2014

pulkan. Pada pekerjaannya di pabrik ia dianiaya karena keyakinan Yahudinya yang khas. Meskipun telah bergabung dengan serikat pekerja dan membayar iuran, ia dipecat dari pekerjaan yang menjanjikan tanpa ada jalan keluar. Imigran muda itu pergi dari satu tempat ke yang lain untuk kerja, sering berjalan-jalan di New York pada malam hari tanpa makanan, pakaian yang tidak memadai, dan menggigil kedinginan. Pindah ke Boston pada usia 21 dengan harapan sesuatu yang lebih baik, Gilbert menetap dengan keluarga Fiskes, satu keluarga Advent. Mereka aneh: Mereka tidak makan daging babi dan terus memelihara hari ketujuh, tetapi mereka percaya kepada Yesus. Keluarga itu memenangkan iman Gilbert pada Yesus karena “mereka menghidupkan agama mereka lebih banyak daripada membicarakannya. “Ia memasuki rumah tangga Fiske sebagai pengamat agama Yahudi tetapi dua tahun kemudian meninggalkannya dan menjadi seorang Kristen Advent yang berkomitmen. Setelah pertobatan Gilbert pada tahun 1889, kehidupan menjadi lebih mengerikan—di tempat kerja, di jalan, dengan kerabat di Inggris dan New England, termasuk ibu tercinta, yang tidak mengakui dirinya lagi karena menjadi seorang murtad yang telah memeluk agama penindas. Pernah bekerja di sebuah pabrik sepatu pada saat itu, Gilbert berhenti dari sana dan menjadi penginjil literatur. Setelah sembilan bulan, ia masuk South Lancaster Academy (yang berasosiasi kemudian dengan Atlantic Union College), untuk mempersiapkan pelayanan. Demi Sebangsanya

Setelah kuliah Gilbert bekerja di antara orang Goyim (nonYahudi) di New England selama 10 tahun. Pada tahun 1896 ia menikah dengan Ella Graham, selama hampir setengah abad. Pada tahun 1898 ia diurapi menjadi pelayan Injil. Pada tahun-tahun pertama abad kedua puluh, Gilbert memeluk peristiwa reorganisasi tersebut, mengkontekstualisasikan etika Advent yang mencari cara khusus untuk membuat Injil menarik bagi masyarakat tertentu. Dia melaksanakan pertemuan penginjilan menyeluruh untuk menjangkau 300.000 orang Yahudi dari New England yang ada di Amerika Serikat dengan metode yang didukung dari da-


G e n e ra l

G e n e ra l

Co n f e r e n c e

A r c h i v e s

sar oleh suatu pendekatan ‘turun tangan’ dan berbau masyarakat demi melahirkan penginjilan kasih kemanusiaan. Dia dapat ditemukan di Ghetto sedang berdiskusi dengan para rabi; berkhotbah dalam bahasa Yahudi pada peti kotak sabun yang besar; menawarkan buku dari rumah ke rumah; memelihara anak yatim; merawat orang sakit; mencari pekerjaan bagi pengangguran; dan melobi masalah hukum hari Minggu (yang mengancam kebebasan beragama bagi orang Yahudi). Gilbert mendirikan pusat pengungsian bagi orang Yahudi yang dianiaya oleh keluarga dan teman tanpa sarana pendukung; ia memulai majalah Injil dalam bahasa Yahudi—The Good Tidings Messiah, The Messenger, traktat dan buku lainnya; dan ia berbicara dalam sinagog dan ruang lainnya. Sebagai imbalannya ia dicemooh, diserang secara fisik, dan dikirimi surat ancaman mati. Kadang-kadang kepalanya bersimbah darah; di waktu lain tubuhnya didera rasa sakit dari pukulan. Semua ini ia perhitungkan sebagai sukacita, menderita bagi Mesiasnya. Pada tahun 1907, atas desakan Gilbert, Central New England Conference membentuk Departemen Yahudi. Gilbert, direktur pertama, mengembangkan strategi dan menggalang dana untuk menjangkau populasi Yahudi di New England, yang tumbuh jauh pada saat di Greater Boston dan kota-kota lain di sepanjang pesisir Timur. Dia juga wakil Yahudi pertama untuk Atlantic Union Conference, bergabung bersama M.L. Andreasen (perwakilan dari Skandinavia) dan J.K. Humphrey (perwakilan dari kulit hitam) sebagai spesialis misiologi etnik. Ellen White memotivasi Gilbert pada tahun 1908: “Saudaraku, orang Yahudi bukan satu-satunya orang yang sedang dibantu oleh pekerjaan Anda. Komunitas kami sendiri membutuhkan teladan bagi mereka. Saya undang Anda menjadi seorang yang kuat. Dalam pekerjaan Anda, jangan menunggu untuk suat pembukaan pekerjaan yang besar dan indah, tapi rebutlah peluang itu saat ada. Kuasa kebenaran akan terbukti sementara hamba Allah yang setia memanfaatkan peluang yang muncul dengan sendirinya bagi pekerja.“ Pada tahun 1913, atas perintah Gilbert, North American Foreign membentuk Jewish Department Advisory Committee, Gilbert menjabat sebagai superintendent. Lima tahun kemudian ia menjadi superintendent Jewish Advisory Committee di General

Co n f e r e n c e

A r c h i v e s

Kiri: SEKRETARIS DISTRIK: F. C. Gilbert (baris depan, tengah), seorang sekretaris distrik di General Conference, berfoto dengan anggota Eksekutif Komite Divisi Asia Selatan di India sekitar tahun 1935. Atas: MISI BOSTON: Gilbert memulai misi menjangkau orang Yahudi di Boston. Fotografi ini diperoleh sekitar tahun 1905.

Conference. Ketika usia lanjutnya tidak lagi mengizinkan ia kerja di Ghetto di antara komunitasnya, ia menulis buku bagi orang Yahudi, menunjukkan segudang kesamaan antara Yudaisme dan Advent. Karya luar biasanya, seperti Practical Lessons From the Experience of Israel, Messiah in His Sanctuary, and Judaism and Christianity, menghadirkan Kristus sebagai puncak dan realisasi ritual budaya Ibrani dan mempertahankan kekuatan mereka sampai saat ini. Gilbert menjabat sebagai sekretaris lapangan untuk General Conference dari tahun 1922 sampai kematiannya pada tanggal 31 Agustus 1946. Metode Kristus

Divisi Amerika Utara telah menerapkan model penjangkauan dari enam blok bangunan yang berasal dari pelayanan Kristus untuk menjangkau 350 juta orang di divisi dengan Injil. Kehidupan dan pelayanan Gilbert mewujudkan segala sesuatu saat ini. Dia mengingat, “Pada awal pekerjaan misi ini, kita merasa bahwa kita harus mengikuti metode yang ditetapkan oleh Juruselamat sedapat mungkin.“ Hasilnya luar biasa, menjangkau “puluhan ribu orang Yahudi di Boston“ dan seterusnya. “Orang Yahudi akan datang demi misi ke kota dari Boston, dan memberitahu kita bahwa mereka telah mendengar tentang pekerjaan yang sedang dimulai untuk saudara-saudara mereka.“ Penegasan kesaksian yang mengagumkan sari seorang bukan Kristen Advent yang menghadiri pertemuan itu, satu hari memberikan catatan pelajaran bagi kita saat ini. “Bagi saya,“ katanya kepada Gilbert, “bahwa saya bisa melihat Perjanjian Baru dihidupkan kembali, dan hal itu sangatlah indah. Hal ini sangat meyakinkan pikiran saya.“ n

Benjamin Baker adalah Asisten Arsip Gereja

Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference. Versi lengkap dan panjang dari artikel ini didokumentasikan di situs web Adventist World Amerika Utara.

06 - 2014 | Adventist World

25


P E R T A N YA A N D A N J A W A B A N A L K I T A B

Hanya

Mengapa ada dapat membeorang yang percaya bahwa Manusia rikan semacam buktiAllah sebenarnya mencipta- bukti untuk mendukung hampir semua hal kan lebih dari satu yang mereka ingin percayai. Oleh karena itu pasangan di Taman perlu membangun suatu dasar untuk mendefinisikan Eden? dan menentukan apa yang benar. Gagasan memiliki sejarah, dan dengan mengetahui sejarahnya bisa membantu kita memahami mengapa orang memeluk gagasan itu, dan ke mana gagasan itu akan membawa mereka. Mengapa beberapa orang percaya bahwa Allah pada awalnya menciptakan lebih dari satu pasangan di Taman Eden? 1. Asal Usul Polygenesis: Kata besar ini secara sederhana menunjukkan bahwa pada mulanya Allah menciptakan beberapa pasangan. Kebalikannya adalah Monogenesis—yang menyatakan bahwa pada awalnya Allah hanya menciptakan satu pasangan. Monogenesis adalah apa yang diajarkan Kristen hingga abad ketujuh belas, sampai akhirnya beberapa orang mulai mengajarkan bahwa ada berbagai manusia yang diciptakan Tuhan. Hal ini terutama merupakan upaya untuk menjelaskan keberadaan ras manusia. Dengan kata lain, perbedaan antara ras begitu luar biasa yang selanjutnya mereka pahami sebagai hasil dari polygenesis (Allah menciptakan pasangan yang berbeda). Tapi gagasan itu tidak bersifat statis. Gagasan ini kemudian digunakan untuk membenarkan rasisme, bahkan perbudakan dan perbedaan warna kulit. Dalam pemikiran Kristiani monogenesis secara teologi digunakan untuk mendukung doktrin asal mula dosa: Dosa adalah universal, dan diturunkan melalui prokreasi dari satu pasangan pertama kepada semua manusia. Di bawah pengaruh evolusi alam, Katolik tidak lagi menggunakan paham monogenesis untuk mendukung doktrin asal mula dosa. 2. Argumen Lain: Beberapa orang telah mencoba menggunakan argumen Alkitabiah untuk mempromosikan polyge­ nesis. Dikatakan bahwa ketika Tuhan menciptakan ikan, hewan, dan burung, Dia menciptakan masing-masing bukan hanya satu pasang, tetapi sejumlah besar atau sangat signifikan. Untuk menghormati manusia Dia dapat melakukan hal yang sama. Bahkan dijelaskan bahwa dalam bahasa Ibrani, Adam berarti “manusia,” belum tentu satu atau dua dari mereka, ini dapat menyiratkan bahwa pada mulanya Allah menciptakan banyak manusia. Selanjutnya dinyatakan bahwa gagasan penciptaan lebih dari satu pasangan akan menjelaskan dengan manis asal-usul

26

Adventist World | 06 - 2014

Dua? istri Kain. Menurut teori ini, istri Kain dilahirkan dari salah satu pasangan lain yang Allah ciptakan dan ditempatkan di suatu tempat lain di bumi. Beberapa mitos penciptaan dari Timur Tengah kuno menunjukkan bahwa para dewa menciptakan manusia sebagai suatu massa. Menurut salah satu mitos Babilon, manusia diciptakan untuk mengambil tempat dewa-dewa kecil yang bekerja keras untuk melayani dewa besar. Tentu saja ini memerlukan penciptaan lebih banyak manusia, atau penciptaan secara kolektif. 3. Bukti Alkitabiah: Apa yang tertulis dalam Alkitab adalah unik dalam memperkenalkan awal penciptaan manusia sebagai pria dan wanita—pasangan tunggal. Sejauh yang saya tahu, literatur Timur Tengah kuno tidak berisi narasi tentang penciptaan perempuan. Terbukti bahwa Kejadian 1 dan 2 berdiri bersama-sama menunjukkan bahwa kita tidak berurusan dengan dua catatan yang berbeda dari ciptaan manusia, tetapi dengan tindakan Tuhan yang sama. Kejadian 1 menyatakan dengan cara singkat bahwa Tuhan menciptakan manusia sebagai pasangan (pria dan wanita), dan Kejadian 2 memberikan rincian penciptaan mereka. Hawa bukanlah ciptaan tambahan yang tidak direncanakan sejak awal, tapi merupakan ekspresi dari tujuan Allah yang sesungguhnya karena Allah berupaya untuk menciptakan mereka menurut gambar-Nya sendiri. Alkitab sangat jelas menyatakan: Hawa menjadi “ibu semua yang hidup” (Kej. 3:20). Paulus menyatakan: “Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi“ (Kisah Para Rasul 17:26). Kain jelas menikah dengan salah satu kerabatnya dari banyak putra dan putri yang Adam dan Hawa miliki (lihat Kej. 5:4). Ajaran Alkitabiah harus diizinkan, melalui kuasa Roh, menembus hati manusia yang penuh dengan kesombongan dan keangkuhan, berteriak jauh ke dalam hati nurani kita: Kita semua milik sebuah ras tunggal! Tidak ada tempat bagi gradasi nilai manusia. Barangkali tidak ada generasi lain yang menyaksikan kekejaman akibat gradasi bagi umat manusia lebih dari apa yang kita saksikan. Dalam terang salib Yesus, gereja sebagai komunitas iman global menyatu dari berbagai bangsa, suku, dan manusia, adalah tempat di mana keajaiban rahmat ini terbukti dengan sendirinya. n

Angel Manuel Rodríguez telah pensiun, setelah melayani gereja sebagai pendeta, profesor, dan pakar Alkitab.


P E L A JA R A N A L K I TA B

Bagaimana

Oleh Mark A. Finley

Iman Bertumbuh B

aru-baru ini saya mengadakan serangkaian pekan doa untuk para mahasiswa mengenai Roh Kudus dan kebangunan rohani. Setelah salah satu presentasi seorang mahasiswa bertanya, “Pendeta Finley, bagaimanakah agar saya bisa memiliki iman yang lebih besar? Iman saya sekarang tampaknya lemah. Saya ingin memiliki iman yang lebih besar, tapi saya tidak tahu bagaimana cara mendapatkan iman yang lebih besar.” Pertanyaan mahasiswa itu bukanlah hal yang baru bagi saya. Selama bertahun-tahun saya sering mendengar pertanyaan seperti itu. Dalam pelajaran bulan ini kita akan membahas bagaimana untuk memiliki iman yang bertumbuh, bersemangat, dan iman yang hidup.

1

Apakah yang Yesus katakan tentang iman pada akhir zaman? Untuk menemukan jawaban Yesus tentang iman pada akhir zaman, bacalah Lukas 18:8. Sangatlah jelas, ketika Yesus datang kembali Ia akan mendapati sangat sedikit orang yang memiliki iman sejati. Pada banyak hal kita mungkin dapat lulus dalam iman, tetapi pada bagian ini Yesus mengingatkan kita dengan pertanyaan tentang perlunya iman yang otentik dan Alkitabiah.

2

Apakah yang dimaksud dengan iman Alkitabiah? Bagaimanakah Alkitab mendefinisikannya? Temukan jawabannya dalam Ibrani 11:1. Iman adalah dasar dari pengalaman Kristen kita. Ini adalah jaminan bahwa Tuhan mengasihi kita, dan Ia menginginkan yang terbaik bagi kita. Iman percaya janji Allah secara mutlak. Iman adalah hubungan dengan Allah sebagai seorang sahabat yang kita kenal dengan baik yang akan membawa kita untuk melakukan apa pun yang Dia kehendaki.

3

Apakah sebutan lain untuk iman? Apakah yang Anda temukan dalam Amsal 3:5,6? Bagaimanakah bagian ini membantu Anda memahami iman? Ellen White mendefinisikan iman seperti ini: “Iman adalah memercayai Allah, percaya bahwa Dia mengasihi kita dan tahu yang terbaik bagi kita. Dengan demikian, sebagai gantinya keinginan kita, iman menuntun kita untuk memilih jalan-Nya. Sebagai ganti kebodohan kita, iman memberikan hikmat-Nya; sebagai ganti kelemahan kita, kekuatan-Nya; untuk mengganti dosa kita, kebenaran-Nya. Hidup kita, diri kita sendiri, adalah milik-Nya; iman mengakui kepemilikan-Nya dan menerima berkatnya.“*

4

Siapakah sumber segala iman? Bagaimanakah kita menghubungkan ketika kita merasa seolah-olah kita memiliki sedikit atau tidak ada iman? Baca Roma 12:3. Iman adalah karunia Allah kepada setiap orang percaya. Ini bukan perasaan yang emosional, atau sejenis humanistis, pola pikir yang positif. Ketika kita dengan sadar memutuskan untuk

R iya s

Ha m za

menyerahkan hidup kita kepada Kristus dan menjadi anakanak Allah melalui Roh Kudus-Nya, Dia memberi kita karunia iman. Iman tumbuh saat kita melatih iman yang kita miliki.

5

Jika iman adalah karunia yang Allah berikan bagi kita, bagaimanakah kita dapat meningkatkan iman kita? Baca Roma 10:17 dan 2 Korintus 1:18-20. Ketika kita membaca Firman Tuhan dengan penuh doa, Roh Kudus memperkuat iman dalam diri kita. Saat kita menerima janji-janji Allah sebagai “Ya”-Nya yang kekal, iman kita bertumbuh.

6

Apakah dengan sekadar membaca Alkitab dapat memberikan manfaat bagi kita? Apakah kebenaran mengejutkan yang kita pelajari dari Ibrani 4:2? Dengan hanya membaca Alkitab tidak akan menumbuhkan iman kita. Mungkin saja kita membaca Alkitab dengan cara sembarangan atau terpisah. Ketika kita membaca Alkitab dengan hati yang percaya, mengakui janji-janji Tuhan sebagai milik kita sendiri, iman kita akan tumbuh.

7

Renungkan mengenai kisah wanita yang “menderita pendarahan” yang disembuhkan Yesus dalam Lukas 8:4348. Hal apakah yang dijelaskan kepada kita tentang iman melalui pengalamannya? Setidaknya ada dua kebenaran penting tentang pertumbuhan iman yang terkandung dalam kisah ini: Pertama, wanita ini percaya bahwa Kristus dapat dan akan membantunya dalam keputusasaannya. Imannya tidak tergantung pada dirinya sendiri; juga tidak pada imannya; tetapi di dalam Yesus. Iman Alkitabiah selalu memiliki fokus, dan fokus itu adalah Yesus. Kedua, ketika wanita ini melatih imannya, iman itu bertumbuh. Jika Anda menginginkan iman yang hidup dan bertumbuh, sadarilah bahwa sebagai anak Allah, Yesus telah memberikan karunia iman. Percaya pada Firman-Nya; isi pikiran Anda dengan janji-janji-Nya; latihlah iman yang Anda miliki. Kemudian lihatlah iman Anda akan bertumbuh. *Education (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1903), hlm. 253.

06 - 2014 | Adventist World

27


PERTUKARAN IDE

Surat

Yesus mengubah air menjadi jus anggur.

Mark Brown Winnipeg, Manitoba, Canada Sebuah Panggilan Nubuatan yang Mendesak

Gambaran Besar Teologi

Terima kasih atas dimuatnya artikel Lothar Wilhelm “Gambaran Besar Teologi” (April 2014). Sungguh luar biasa! Hal ini memang penting, dan Wilhelm sangat fasih dalam menjelaskannya. Saya sepenuhnya setuju bahwa umat Advent harus menerima “Alkitab” sebagai satu-satunya “aturan iman dan kehidupan kita.”

Jen H. Oregon, Amerika Serikat Moderat?

Saya menulis sebagai tanggapan terhadap artikel kesehatan “Moderat?” Oleh Peter N. Landless dan Allan R. Handysides (Maret 2014). Peminum alkohol sering menunjuk bahwa mukjizat Yesus mengubah air menjadi anggur untuk membenarkan kesenangan mereka. Tidak ada yang dapat melebihi kebenaran! Kata Yunani untuk “anggur” dapat bermakna anggur beralkohol dan jus anggur nonalkohol. Pastinya kita dapat mengartikan bahwa Yesus tidak akan pernah memberi orang minuman yang merendahkan pantangan mereka pada titik yang membawa mereka untuk melakukan dosa seperti pencurian, perzinaan, dan pembunuhan, hal-hal yang kita ketahui bersama dapat terjadi sebagai akibat dari mengonsumsi alkohol.

Doaw

Terima kasih untuk memuat artikel Ted N.C. Wilson “Sebuah Panggilan Nubuatan yang Mendesak” (Februari 2014). Wilson mengekspresikan yang saya coba katakan melalui tulisannya! Tidak ada seorang pun, baik gereja maupun keluarga saya yang mendengarkan, dan saya merasa sendirian. Saya menyadari bahwa saya harus berubah seperti apa yang saya inginkan, dan saya menyadari bahwa ada kalanya sebagai seorang pemimpin saya harus berdiri sendiri. Saya akan ikut ke mana saja Allah memimpin saya dan tetap menjadi seorang juru bicara Allah. Tolong doakan saya. Tuhan memberkati!

Linda Eskridge via email Immanence!

Ada dua pengejaan yang salah dari artikel Tim Matsis, “Pagar” (Januari 2014). Pertama, dan paling penting, adalah kata “imminence” (kedekatan) yang artinya kedekatan, dalam arti waktu, terjadi, seharusnya dibaca “immanence” (imanensi atau keberadaan) bawah dalam penggunaan Kekristenan (paling tidak, keutamaan Kekristenan: lihat Reader’s Digest Word Power Dictionary) mengindikasikan bahwa Allah hadir bersama ciptaanNya. Konsep Kristen akan Allah selalu memandangnya sebagai melampaui (di

Banyak sekali yang disebut penyembahan kontemporer itu lebih mengarah kepada konser pop dengan religiositas di kulit. — Barry Gowland, Fishermead, Milton Keynes, Inggris atas, lebih dari, berbeda dari ciptaanNya, tidak untuk diidentifikasikan dengan ciptaan) dan imanen. Kesalahan lain adalah ejaan kampung Matsis: Seharusnya Invercargill, bukan Invergargill! Pemujaan dan menghormati dalam menyembah Allah? Ya! Banyak sekali, yang disebut penyembahan kontemporer itu, lebih mengarah kepada konser pop dengan religiositas di kulit. Kalau Roma Katolik, High Anglicans, dan Eastern Orthodox melakukannya terlalu jauh ke arah yang lain, hal itu setidaknya juga punya arti. Di sinilah letak kemungkinan bahayanya: Beberapa dari mereka yang dibesarkan di Advent akan pergi ke kelompok di mana standar perilaku yang lebih tinggi di dalam gereja adalah norma.

Barry Gowland F ishermead, Milton Keynes, Inggris Anda benar, dua kali! Kami mohon maaf untuk kesalahan, yang mengubah maknanya, dalam renungan ini.—Editor.

PUJIAN

Meskipun ayah saya adalah pencari nafkah dalam keluarga kami, saya berdoa bahwa dia akan mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, daripada memberi memprioritas kebutuhan kami dan melanggar hukum Allah. Brian, Kenya

28

Adventist World | 06 - 2014

Tolong doakan putri kami dan keluarganya, dan putra kami dan keluarganya, bahwa mereka akan menyadari bahwa mereka membutuhkan Yesus dalam hidup mereka. Saya memuji Tuhan bahwa setelah 59 tahun doa, suami saya menerima Yesus dan bergabung dengan gereja Advent. Betty, Amerika Serikat

Tolong doakan keluarga saya. Istri dan tetangga saudara saya membenci kami tanpa alasan. Dick, Kenya Tolong doakan saya. Saya membutuhkan penyembuhan Tuhan. Angelita, Filipina


Le-Roy Alomía Direktur Humas dan Corporate Image

A u s tria F e rr e ira , H e l d e r

Terima kasih untuk fitur Anda pada ulang tahun institusi kami (“95 Tahun lalu,” Pertukaran Ide, April 2014). Itu adalah kejutan yang menyenangkan. Paragraf terakhir berbunyi: “Saat ini Union Adventist Educational Complex (Complejo Educativo Adventista Union) memiliki tiga kampus, termasuk kampus di Nana yang mencakup Peruvian Union University dan Peruvian Union Academy.” Union Adventist Pendidikan Complex (Complejo Educativo Adventista Unión) tidak ada lagi, dan tidak memiliki tiga kampus yang meliputi universitas dan akademi. Ia telah bertumbuh menjadi Peruvian Union University, yang memiliki tiga kampus universitas yang salah satunya adalah di Nana, Lima, Peru. Di kampus Peruvian Union University (Universidad Peruana Unión) adalah sekolah milik universitas bernama “Union School” (Colegio Unión).

Dunia

JAWABAN: Di Porto, Portugal, Direktur Pelayanan Pemuda General Conference, Gilbert Cangy (kiri) berfoto bersama pemimpin pemuda Divisi Inter-Eropa, Stephan Siegg dan beberapa orang lain selama upaya penjangkauan pada acara Geracão Adventista em Missao (GAM) pada awal tahun 2014. Kelompok ini saat itu berada di stasiun São Bento.

95 Tahun Lalu—dan Saat Ini

Di BelahanManakah Ini?

Dibangunkan oleh Firman-Nya Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor

Adventist World: letters@adventistworld.org. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 100 kata. Letters Policy: Please send to: letters@adventistworld.org. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal Letters must clearlyartikel written, 100-word maximum. Include the diterbitkan dan be halaman tersebut. Juga informasikan name of the article and the of publication with your letter. nama Anda, kota, provinsi dandate negara dari mana Anda mengirim Alsotersebut. include Surat your name, theakan town/city, and country from surat tersebut diedit state, dan disesuaikan which you are writing. Letters will be edited for space and clardengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak ity. Not all yang lettersmasuk submitted be published. semua surat akanwill terbitkan.

Perjalanan Menemukan Bersama melalui Alkitab Allah berbicara kepada kita melalui firman-Nya. Bergabung dengan orang percaya lainnya di lebih dari 180 negara yang sedang membaca pasal Alkitab setiap hari. Untuk mengunduh Panduan Bacaan Alkitab setiap hari, kunjungi RevivedbyHisWord.org, atau mendaftar untuk menerima pasal Alkitab setiap hari melalui e-mail. Untuk bergabung, mulai di sini: 1 JULI 2014 • Yehezkiel 4

Terima kasih telah mendoakan saya. Saya dapat masuk universitas! Elo, Kamerun Terima kasih untuk doa bagi ibu saya. Tuhan bekerja pada situasi itu bagi kami, dan saya memuji nama-Nya yang kudus. Ann, Amerika Serikat

Saya memiliki paman yang menderita kanker. Dia meninggalkan gereja dan sekarang, hampir 80 tahun, ia merasa tidak siap mati. Tolong doakan agar dia menyerahkan jiwanya kepada Yesus sebelum kematiannya. Doakan juga istri dan keluarganya untuk memiliki penghiburan dari Allah. Milene, Brazil

Doa & Pujian: Kirimkan permohonan doa rasa syukur saudara ke: prayer@adventistworld.org. Kirimlah kepada kami permohon­an doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.

06 - 2014 | Adventist World

29


PERTUKARAN IDE

71

tahun lalu

Pada tanggal 2 Juni 1943, Choi Tae Hyun (1888-1943) meninggal dunia setelah disiksa oleh pasukan yang menduduki Korea selama Perang Dunia II. Dia adalah lulusan dari Won Heung Middle School dan belajar di Korea Baptist Seminary. Pada tahun 1910 ia bergabung dengan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dan memasuki pekerjaan penginjilan, menjabat sebagai pendeta berlisensi di misi Central and West Chosen (1910-1922). Setelah pengurapannya pada tahun 1922, Choi Tae Hyun menjabat berbagai pelayanan sebagai pemimpin distrik di Manchuria, seorang guru Alkitab di Korean Union Training School, dan sebagai ketua daerah. Selama Perang Dunia II dia adalah ketua dari semua pekerjaan Advent di Korea. Tapi pasukan yang dikendalikan negara memiliki kebijakan untuk menekan Kristen. Dia dipenjarakan, bersama dengan banyak pemimpin Kristen lainnya, dan disiksa sampai mati. Dia mungkin adalah seorang martir pertama Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Korea. Sumber: Seventh-day Adventist Encyclopedia

33 persen Di seluruh dunia, satu dari tiga wanita tidak memiliki akses ke toilet atau fasilitas untuk merawat kesehatan feminin. Studi kasus menunjukkan bahwa kehadiran di sekolah menurun bagi wanita muda ketika mereka mulai menstruasi, dan diperkirakan bahwa perempuan secara kolektif kehilangan 97 miliar jam per tahun mencari tempat agar mereka dapat memiliki privasi. Sumber: The Rotarian

Li b rary

persen orang memiliki tekanan darah tinggi tetapi tidak menyadarinya.

Periksalah tekanan darah Anda setidaknya dua kali setahun. Tekanan Normal adalah 120/80. Apa pun yang lebih tinggi dari itu bisa menunjukkan awal tekanan darah tinggi. Konsultasikan pada dokter jika Anda memiliki pertanyaan. Sumber: Journal of the American Medical Association/Women’s Health

Adventist World | 06 - 2014

Co n gr e s s

Banyak

Buku!

Perpustakaan terbesar di dunia adalah Perpustakaan Kongres Amerika Serikat, didirikan pada tahun 1800. Dengan lebih dari 155 juta jenis buku dikoleksi, rak bukunya saja, jika diletakkan dari ujung ke ujung, akan tersebar sepanjang dari Switzerland ke Irlandia Utara. Sumber: The Rotarian

30

of


5O K A T A A T A U K U R A N G Janji Alkitab

Favorit Saya...

“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.... Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu“ (Yohanes 14:1, 2). Ayat-ayat ini mengingatkan saya bahwa meskipun saya menghadapi cobaan, Allah menyertai saya. Juga, Yesus akan datang kembali dan membawa anakanak-Nya ke surga. n

—ABI, Asia Selatan

“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Kata-kata ini sangat berarti bagi saya karena saya ingat kematian anak saya, Leif. Dia mengasihi Yesus dan meninggal pada usia 18 dalam kecelakaan mobil saat ia melakukan perjalanan pulang dari pertemuan penginjilan di Queensland Selatan pada September 2008. n

—Geofrey, Queensland, Australia n Sebagai orang yang baru menjadi Advent, menderita berbagai trauma, saya memiliki keberanian untuk menulis surat pada Ketua General Conference Robert Pierson, meminta janji Alkitab yang bisa membantu seseorang saat membutuhkan. Saya menerima balasannya dengan kata-kata: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:7).

—Margaret, Australia Berikutnya, beritahu kami mengenai lagu himne favorit Anda dalam 50 kata atau kurang. Kirimkanlah ke letters@ AdventistWorld.org dan tulis di kolom subyek “50 Words or Less.”

“Lihatlah, Aku Datang Segera” Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott Wakil Penerbit Claude Richli Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Park, Jae Man Editor Online Carlos Medley Koordinator Teknik dan Pelayanan Pembaca Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley Senior Advisor E. Edward Zinke Manajer Finansial Rachel J. Child Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste Asisten Editor Gina Wahlen Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Brett Meliti Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 E-mail: Internet: worldeditor@gc.adventist.org Situs Web: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, dan Amerika Serikat. Vol. 10, No. 6

06 - 2014 | Adventist World

31


dari INDONESIA Rekonsiliasi dan Pembaruan Komitmen Rumah Tangga Jemaat Sumber Harjo Distrik Belitang

P

ada tanggal 15 April 2014, Jemaat Sumber Harjo menyelenggarakan acara Rumah Tangga, yang bertema: “Rekonsiliasi dan Pembaruan Komitmen Rumah Tangga.” Acara ini merupakan bentuk tindakan nyata dari Jemaat Sumber Harjo dalam mempraktikkan teori Win-Wellness di KPA masing-masing. Acara yang seyogyanya dimulai pukul 17.00 tetapi terlambat sehingga dimulai pukul 17.45 karena hujan deras, sehingga harus menunggu sebagian anggota jemaat hadir di gereja. Dokter Fransisca Trijayanti yang bertindak sebagai pemandu acara memimpin acara yang diarahkan oleh Ibu Marista Robin dan Pdt. John Wesley Marbun sebagai narasumber. Acara dimulai dengan permainan “tusuk balon” dan “lipat koran bersama.” Kemudian dilanjutkan dengan renungan oleh Pdt. John Wesley Marbun. Dalam renungannya, diingatkan kembali bahwa Allahlah yang membentuk rumah tangga yang terdiri dari dua orang berbeda jenis kelamin yang diberkati oleh Allah sendiri, dengan visi dan misi Ilahi. Seringkali ada kesalahan-kesalahan kecil yang sering diabaikan tetapi ibarat “gunung es” yang bisa saja membawa perpecahan. Kesalahan-kesalahan inilah yang dipaparkan dan sekaligus harus cepat dibereskan oleh masing-masing rumah tangga.

32

Adventist World | 06 - 2014

Puncak acara: “Ingat janjimu dan maafkan saya!” Sebagai puncak acara pada malam itu, Pdt. J.W. Marbun memanggil semua pasangan suami istri untuk saling berhadapan, kemudian Pdt. J.W. Marbun dan ibu (sebagai perwakilan) bergantian membacakan “ikrar” suami kepada istri demikian juga sebaliknya, yang diikuti dengan penyerahan sekuntum bunga oleh para suami kepada istri. Ada rasa haru yang menyeruak ketika masing-masing suami atau istri mengucapkan ikrar. Masing-masing seperti merasa diingatkan oleh kekurangan dan kesalahan masing-masing kepada pasangan tetapi sekaligus diingatkan bahwa kasih dalam keluarga adalah yang terindah dan mampu menutupi segala kekurangan. Acara ini memang dibuat istimewa, berbeda dengan acara-acara rumah tangga lainnya, sehingga gereja pun didekorasi secara khusus. Acara rumah tangga ini ditutup dengan santap bersama secara sederhana yang sudah disediakan oleh rumah tangga yang ditunjuk. n —Dilaporkan oleh dr. Yunita Fenilho, Departemen Komunikasi Jemaat Sumber Harjo Distrik Belitang, Sumatera Selatan.


Deklarasi Anti Narkoba PAG Distrik Madiun

S

abat sore, 19 April 2014 di Jemaat Kalasan Madiun telah diselenggarakan Deklarasi Anti-Narkoba dalam acara Pertemuan Pemuda Advent Gabungan (PAG) Distrik Madiun. Acara berlangsung dengan baik dimulai pukul 16.00 WIB dengan sambutan dari ketua panitia dan Wakapolres Madiun Kota Kompol Soegijoto, dalam sambutannya beliau memberikan motivasi kepada anak muda untuk selalu setia kepada Tuhan dengan menjauhi narkotika, selain itu banyak nasihat lainnya yang diberikan. Dilanjutkan dengan pemaparan makalah Bahaya Narkoba oleh AKP Sigit Siswanto selaku Kasat Binmas Polres Madiun Kota. Setelah itu sesi yang menarik yaitu kesaksian dari mantan pengguna dan pengedar narkoba yang sudah bertobat, yang begitu luar biasa menyentuh hati para hadirin yang datang pada sore hari itu.

Peserta yang datang adalah dari Jemaat Poncol, Magetan, Saradan, Caruban, Ngawi dan Kota Madiun sendiri menyertakan grup nyanyi untuk lagu-lagu pujian untuk kemuliaan nama Tuhan dalam acara tersebut. Acara ini turut dihadiri oleh seluruh gembala Jemaat Distrik Madiun dan Bpk. David Maart selaku Direktur Pendidikan dan Komunikasi Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT). Di akhir acara diadakan pembacaan Deklarasi AntiNarkoba dan dilanjutkan dengan penandatanganan banner anti narkoba oleh hadirin yang datang. n —Dilaporkan oleh Dale D. Sompotan, Madiun

Sekilas BWA Makassar Konferens Sulawesi Selatan Barat dan Tenggara (KSSBT)

D

alam rangka memperingati Hari Kartini tanggal 21 April 2014 maka Bakti Wanita Advent (BWA) Makassar dan Shepherdess International (SI) Chapter Makassar mengambil bagian dalam seluruh acara Sabat sekaligus penutupan KKR dengan pakaian khas Raden Ajeng Kartini yaitu kebaya, pada Sabat, 19 April 2014. Firman Tuhan Sabat itu disampaikan oleh Ibu Mientje Kaumpungan selaku Direktur Bakti Wanita Advent Konferens Sulawesi Selatan Barat dan Tenggara (KSSBT), yang diberi judul “Berjalan dengan Yesus.� Pekabaran itu menguatkan agar kita bersifat adil bila mendapatkan apa pun kebijakan Allah atas kehidupan kita, jangan hanya mau menerima yang baik saja te-

tapi tidak mau menerima yang buruk. Karena Dia adalah Allah yang sama yang memberikan kepada kita yang terbaik dan mengizinkan kita menerima yang buruk, agar kita semakin kuat dalam iman. Pujian dari Adventist Volunteer Ministry/AVM, koor BWA dan SI dan BWA Junior Chapter Sekolah juga mengisi acara saat itu. KKR BWA dan Shepherdess International

Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) oleh Bakti Wanita Advent KSSBT bekerja sama dengan Shep06 - 2014 | Adventist World

33


dari INDONESIA herdess International telah barlangsung atas pertolongan Tuhan pada tanggal 13-19 April 2014 di Jemaat Sungai Yordan. Sebelum KKR, kegiatan diawali dengan acara APTA dan pengobatan gratis oleh dr. Naomi Inaray selaku koordinator SI dengan perawatnya Ibu Jacklin Sakul. Pada akhir acara KKR tersebut ada 5 jiwa yang menyerahkan diri kepada Yesus untuk dibaptiskan. Acara baptisan dilaksanakan di aula kantor konferens oleh gembala jemaat Pdt. Bun Hok Pasulatan. BWA Junior KSSBT

Telah dibentuk pada hari Sabat, 19 April 2014 di aula kantor konferens pengurus Bakti Wanita Advent Junior chapter sekolah yang didampingi langsung oleh Ibu Delly Sumajow sebagai pembina dengan pengurus yaitu: Keke Wullur (ketua), Glavinia Auwardy (wakil ketua) Olinda Siraw (sekretaris), Camelia Lie (bendahara). Yang menarik dari BWA Junior ini karena ada 3 anggotanya yang bukan Advent dan mereka sangat semangat dan

aktif dalam kegiatan. Pada acara khotbah mereka membawakan lagu pujian dan langsung diadakan doa pengukuhan oleh Pdt. Wendell Runturambi. Setelah acara makan siang BWA Junior mengadakan kunjungan ke panti asuhan. Mereka mengadakan ibadah singkat di aula panti asuhan dan dihadiri oleh semua penghuni panti. Sesudah ibadah mereka langsung membagikan kenang-kenangan kepada semua penghuni panti berupa sembako dan tidak ketinggalan buku penginjilan Melampaui Imajinasi. Acara telah berlangsung dengan baik berkat pertolongan dan penyertaan Tuhan. n —Dilaporkan oleh Ibu M. Kaumpungan, Direktur BWA Konferens Sulawesi Selatan Barat dan Tenggara (KSSBT).

Seminar Wahyu Jemaat Tumoutou Imperium-Kuningan Jakarta

T

anda-tanda zaman semakin jelas, dunia sedang dalam perubahan yang sangat cepat dan semakin ber­ tambah-tambah menunjukkan bahwa hari besar itu yaitu kedatangan Tuhan Yesus semakin dekat. Itu sebabnya Seminar Wahyu yang diadakan selama 3 hari tersebut, 2224 April 2014, disampaikan oleh Pdt. J.S. Peranginangin, Ketua Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB) dan Pdt. J. Sianipar dari Departemen Roh Nubuat UIKB.

34

Adventist World | 06 - 2014

Diilustrasikan oleh Peranginangin, tentang anak dara yang bijaksana dan anak dara yang bodoh, kedua mengantuk dan juga tertidur dalam menunggu kedatangan mempelai pria, tetapi apa yang membuat 5 anak dara yang bijaksana tersebut berhasil adalah karena mereka telah mempersiapkan minyaknya terlebih dulu—hal ini melambangkan Roh Kudus. Ilustrasi ini menggambarkan situasi kerohanian umat Tuhan pada saat ini menjelang penutupan ak-


hir sejarah dunia yang juga tertidur kerohaniannya. Kehadiran Roh Kudus sangat dibutuhkan. Pada pembahasan itu juga dipaparkan kembali kronologi kejadian-kejadian yang akan terjadi sampai kedatangan Yesus yang kedua kalinya dan pembahasan Wahyu pasal

13 oleh Pdt. J .Sianipar. Seminar Wahyu tersebut berjalan dengan sangat baik setiap anggota jemaat yang hadir merasa diberkati dan kerohaniannya disegarkan kembali. n —Dilaporkan oleh Ralfie Maringka, GMAHK Jemaat Tumoutou Imperium Jakarta.

Cabang Sekolah Sabat Babelan Mas Permai GMAHK Jemaat Rawamangun, Jakarta

P

eresmian cabang Sekolah Sabat (SS) Babelan Mas Permai dilaksanakan oleh Pdt. P. Sihombing, Direktur SS/PP Konferens DKI Jakarta, pada tanggal 18 Januari 2014. Cabang ini berlokasi di Babelan Mas Permai, Blok A 334, Bekasi Utara, dan merupakan cabang pertama yang diresmikan oleh konferens di tahun 2014. Peresmian tersebut dihadiri oleh anggota SS Babelan Mas Permai, anggota KPA Rawakalong, pendeta dan beberapa anggota GMAHK Rawamangun sebagai jemaat induk, yaitu: Pdt. M. Pandiangan, Bpk. Frans Manuel (Ketua Jemaat), Bpk. B. Pandiangan (Pimpinan PP), Bpk. Edo Sihotang dan Herold Richardo. Di tengah berita sukacita akan rencana peresmian cabang SS Babelan Mas Permai, pada pagi hari Sabat sebelum peresmian, Bpk. Frans Manuel menerima informasi beberapa anggota KPA Rawakalong terkena musibah banjir. Mendapat informasi tersebut, pada pagi hari sebelum ibadah Sabat, Frans Manuel, Edo Sihotang dan Herold Richardo menuju lokasi yang terkena musibah banjir. Dalam kunjungan tersebut, juga disiapkan makanan (nasi bungkus) dan pakaian layak pakai. Setelah tiba di tempat tujuan, genangan air di jalan sudah setinggi lutut orang dewasa, dan genangan tersebut lebih tinggi lagi di gang lokasi perumahan. Mereka sangat senang atas kunjungan dari anggota di Jemaat Rawamangun. Kemudian setelah makan nasi bungkus yang disiapkan, para anggota KPA dengan sema-

ngat ikut bersama menuju Cabang Babelan Mas Permai untuk mengikuti kebaktian Sabat sekaligus peresmian cabang tersebut. Sejarah Cabang SS Babelan Mas Permai

Dimulai dengan dibentuknya 3 KPA pada pertengahan Januari 2013. Kemudian pada bulan April 2013 KPA ini disponsori oleh Kelompok Kerja (KK) Eden (salah satu KK di Jemaat Rawamangun), dan berkembang menjadi program majelis, hingga kemudian KPA ini disatukan di Babelan Mas Permai dengan menyewa gedung GBI. KPA diadakan setiap hari Kamis malam yang dihadiri 30-35 orang tamu. Seluruh KK dan anggota Jemaat Rawamangun mendukung dan membantu pendanaan pelaksaanan KPA dan biaya pemeliharaan jiwa. Setelah diadakan beberapa kali KKR dan pelayanan, akhir bulan Desember 2013, Majelis GMAHK Rawamangun memutuskan untuk membuka Cabang Sekolah Sabat di Babelan Mas Permai dan memperpanjang kontrak gedung GBI tersebut untuk 2 tahun lagi. Kami mohon doa dan dukungan dari saudara sekalian agar cabang yang baru dibentuk ini dapat bertumbuh dengan baik. n —Dilaporkan oleh Herold Richardo, Departemen Komunikasi, Jemaat Rawamangun, Jakarta. 06 - 2014 | Adventist World

35


dari INDONESIA Stop Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Wanita Advent Kampanye di Bundaran HI Jakarta

W

anita Advent di Jakarta mengadakan kampanye yang bertema "Stop Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).� Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh kaum wanita dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, tapi dilakukan oleh wanita Advent di seluruh dunia dengan tema "End it Now." Kampanye kali ini dilakukan di daerah bundaran Hotel Indonesia dan Thamrin City, Jakarta pada hari Minggu pagi tanggal 27 April 2014. Ibu

Linda Peranginangin, Ketua Bakti Wanita Advent Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB) memimpin rombongan wanita Advent UIKB dan bergabung bersama wanita Advent dari berbagai jemaat di Jakarta. Dalam kegiatan ini, dilakukan juga seminar anti-kekerasan terhadap wanita yang dibawakan oleh Dr. Irawati Harsono, pensiunan Kombes Polwan. Berbagai poster ditunjukkan di jalan dan banyak orang diajak untuk memberikan tanda tangan di spanduk panjang sebagai tanda, masyarakat Jakarta setuju agar kekerasan alam rumah tangga dihentikan. Pesan ini disampaikan juga kepada banyak orang melalui pelepasan balon ke udara dan berita kegiatan ini diberitakan oleh berbagai media yang ada di lokasi. KDRT dapat dihindari bilamana anggota keluarga memiliki kepercayaan yang baik kepada Tuhannya yang membentuk dan memberkati rumah tangganya. n —Dilaporkan oleh Samuel Simorangkir, Communication, PARL, AWR & Jakarta Studio Director, Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB).

36

Adventist World | 06 - 2014


Membagikan “Melampaui Imajinasi” Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB) membagikan buku misionaris

S

ekitar 700 buku "Melampaui Imajinasi" dibagikan para pemimpin dan pelayan yang bekerja di kantor UIKB kepada banyak orang di Puncak, Bogor pada hari Sabat, 19 April 2014. Di hari yang sama, seluruh Jemaat GMAHK di Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB) juga melakukan hal yang sama di wilayahnya masing-masing. Hal ini dilakukan sesuai dengan program GMAHK sedunia. Buku Melampaui Imajinasi mengajak pembaca untuk berpikir tentang, adakah lebih banyak kehidupan daripada yang kita ketahui? Berapa banyakkah bintang yang dapat dilihat ketika menatap langit di malam hari? Dan berapa banyakkah yang tidak dapat dilihat? Pdt. J.S. Peranginangin, Ketua UIKB bersama istri membagikan buku ini ke beberapa orang yang ditemui, umumnya banyak yang tertarik apalagi saat pembagian buku ini adalah masa di mana orang Kristen baru saja mengingat tentang kematian Isa Almasih. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwasanya dunia ini dijadikan oleh Tuhan sesuai dengan apa yang tertulis di dalam Alkitab, dijadikan selama enam hari dan di hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan (hari Sabtu). Dengan mengingat sejarah penciptaan maka kita sebagai manusia akan menghargai kehidupan yang diberikan oleh Tu-

han. Di saat yang sama, telah disediakan video tentang sejarah penciptaan akan dunia ini, silakan mengunjungi link di berikut: http://www.youtube.com/watch?v=3cB-K-4o8QU &index=11&list=PL1SDvJt0ePRrJVvosrE_k28V3ClzjZfxk. n —Dilaporkan oleh Samuel Simorangkir, Communication, PARL, AWR & Jakarta Studio Director, Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB).

Shepherdess Bersaksi Daerah Misi Nusa Utara (DMNU)

D

engan mengambil tema “Kasih Gembala Agung” tim Shepherdess DMNU mempersiapkan Kebaktian Kebangunan Rohani yang dipimpin oleh Ibu Johana Takasanakeng-Bawole selaku Koordinator Shepherdess International (SI) DMNU. Sejak tanggal 20-26 April 2014 dan bertempat di wilayah Lapango, Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. Para pembicara KKR saat itu adalah Ibu Paula Ticoalu-Panambunan, Ibu Frida Kairupan-Kilapong, Ibu Dolly Sandil-Makatipu, Ibu Verra Macpal-Maramis, Ibu Vanda Karel-Item dan Ibu Helly Suleh-Manengkey. Para istri pendeta ini sangat cakap dan terampil dalam menyajikan pelajaran rohani dari malam ke malam. Demikian pula acara seminar rumah tangga yang dibawakan oleh para suami dari para istri ini sangat memukau hadirin. Oleh karena itu kehadiran pengunjung KKR ini juga lu-

ar biasa. Tak ketinggalan juga acara pelayanan bagi pengembangan tabiat anak setiap sorenya sebelum acara KKR dimulai pada malamnya selalu menarik perhatian bagi anak-anak yang datang.

06 - 2014 | Adventist World

37


dari INDONESIA “Kita harus berbangga karena Allah telah memilih kita untuk menjadi saluran bagi pekerjaan-Nya, kita harus pergi menyampaikan kabar selamat dan terus menghasilkan buah yang baik bagi orang lain,” tutur Ibu Johana Takasa­ nakeng-Bawole pada khotbah penutupan KKR pada Sabat itu.

Acara berakhir dengan baptisan dan piknik bersama dengan semua anggota GMAHK Jemaat Lapango sekaligus pembubaran panitia KKR. n —Dilaporkan oleh Fery Macpal, Departemen Komunikasi Daerah Misi Nusa Utara.

Seminar dan Workshop Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya

M

enulis itu adalah hal yang menyenangkan,” seperti yang dikutip dari salah satu sesi seminar yang diadakan oleh departemen komunikasi pada hari Minggu, 2 Maret 2014 yang lalu. Seminar yang berlokasi di lantai 4 Gedung Kantor Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya ini dihadiri lebih dari 80 utusan yang datang dari berbagai jemaat di lingkungan wilayah konferens. Sebagian besar peserta yang hadir adalah para pemimpin komunikasi jemaat, dan sebagian lagi adalah para peminat media yang datang dari berbagai jemaat. Seminar ini dilaksanakan mengingat adanya kebutuhan yang lebih besar akan pelayanan di bidang media di konferens dan adanya kesempatan yang lebih terbuka dalam bidang media. Menjawab kebutuhan ini, Departemen Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya melaksanakan seminar dengan menghadirkan beberapa nara sumber yang menguasai bidangnya masing-masing. Mereka adalah Pdt. Dr. E.H. Tambunan yang membahas tentang bagaimana menulis berita di majalah Mahkota, kemudian Bapak Edi Surachmat membahas tentang fotografi dan hal praktis yang bisa dilakukan dan Bapak Philips Marbun membahas tentang mengelola website maupun blog, baik dalam tingkat konferens maupun dalam skala jemaat. Bersama para narasumber ini, turut memberikan seminar adalah Pdt. A. Sagala yang membahas tentang tugas dan tanggung jawab para pemimpin komunikasi jemaat mengingat cukup banyak peserta yang baru melayani sebagai pemimpin komunikasi jemaat. Pdt. A. Daymbani yang membahas tentang bagaimana membuat Audio Library di jemaat mengingat begitu banyak kesempatan yang terbuka dalam bidang media, dan begitu banyaknya khotbah yang dapat dibuat menjadi perpustakaan audio di jemaat ma-

38

Adventist World | 06 - 2014

sing-masing. Dalam pembahasan tentang menulis, Tambunan menjabarkan tentang hal apa saja yang perlu diperhatikan bilamana kita menulis berita, apa saja yang harus kita perhatikan supaya dapat memenuhi unsur berita. Hal apa yang bisa dimuat sebagai berita, bagaimana agar tulisan kita menarik dibaca oleh para pembaca majalah Mahkota. Seminar ini mendapat sambutan yang cukup baik, kalau dilihat dari segi kehadiran peserta seminar maupun respons yang diberikan selama seminar berlangsung. Banyak pertanyaan yang diberikan oleh para peserta baik saat pembahasan bagaimana menulis, maupun pertanyaanpertayaan sehubungan dengan website dan blogspot. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi seminar yang akhirnya disepakati untuk melanjutkan sesi ini pada bulan April. Seminar ini berakhir pada sore hari dengan komitmen yang dibawakan oleh Pdt. A. Sagala yang mengajak semua peserta agar dapat melaksanakan semua yang telah diterima dalam seminar sehari itu. Sehingga diharapkan pelayanan media di jemaat dapat semakin meningkat. n —Dilaporkan oleh Andrey Daymbani, Departemen Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya.


Workshop bagi Para Sekretaris Adventist Church Management System (ACMS)

A

dventist Church Management System (ACMS) adalah program baru yang dirancang khusus untuk mengelola data keanggotaan gereja. Sistem daring baru ini sudah diperkenalkan kepada para pemimpin dan tim IT di tingkat uni pada beberapa bulan lalu oleh para narasumber dari General Conference. Kemudian seminar ini diteruskan pada tingkat konferens dan jemaat pada hari Minggu, 13 April 2014 yang lalu. Dalam workshop ini, hadir lebih dari 80 peserta yang hampir semuanya adalah sekretaris jemaat. Hadir dalam seminar ini sebagai narasumber adalah Pdt. R. Wenas dan Pdt. A. Daymbani dari konferens, Pdt. W. Mandolang dari UIKB. Sebelum mengikuti pelatihan, Pdt.W.L. Limbong membuka dengan renungan yang mengimbau agar para sekretaris mengatahui tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan mengambil sumber dari kitab Musa tentang pentingnya catatan dalam Alkitab seperti kitab Bilangan. Anjuran juga diberikan agar para sekretaris jemaat dapat melaksanakannya dengan baik, sehingga data terkini tentang jumlah anggota gereja bisa diperoleh dan bisa didapat jumlah yang paling dekat dengan jumlah yang sebenarnya. Sementara itu Pdt. W. Mandolang, Sekretaris UIKB, memberikan data statistik gereja baik pada tingkat uni, divisi maupun GC, bahwa jumlah anggota gereja kita da-

lam statistik 2012 yang lalu sudah melebihi 17 juta jiwa. Hal ini membutuhkan pengelolaan data yang baik sehubungan dengan keanggotaan baik perpindahan, penambahan maupun halhal lain sehubungan dengan keanggotaan jemaat. Menjawab kebutuhan ini, maka Sekretaris Konferens DKI Jakarta memperkenalkan sistem daring baru ini yaitu ACMS. Sistem ini nantinya hanya dapat diakses oleh para sekretaris di jemaat masing-masing dengan mengunjungi https://acmsnet.org. Dan untuk inilah para sekretaris jemaat dikumpulkan dan diperkenalkan dengan sistem ini. Secara prinsip, sistem ini sebenarnya sama saja dengan yang biasa dilakukan yaitu dengan menggunakan kertas. Tetapi yang berbeda dengan ACMS ini adalah dilakukan dalam bentuk daring. Seminar ini berlangsung hingga sore hari dan mendapat sambutan yang baik dari para peserta seminar. n —Dilaporkan oleh Andrey Daymbani, Departemen Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya

06 - 2014 | Adventist World

39


dari INDONESIA Buku Melampaui Imajinasi Akhirnya Berada di Tangan Masyarakat Batam

S

abat, 26 April 2014, anggota kelas kemajuan, bersama orang muda Jemaat Batam Mas membagikan buku yang berjudul Melampaui Imajinasi, titik tempat pembagian buku ini adalah di tempat keramaian yang ada di daerah Batu Aji baik itu Top 100 Tembesi, SP, Aviari, Mitra 10 dan pusat belanja yang baru dibangun Giant Store. Antusias masyarakat Kota Batam sangat baik dalam menerima buku-buku yang dibagikan oleh anakanak kelas kemajuan dan juga orang muda Batam Mas, ada sekitar 200 buku yang dibagikan pada saat itu dan ternyata mereka tidak mendapatkan kesulitan membagikan buku-buku ini, hanya memakan waktu sekitar satu setengah jam, mulai dari pukul 16.00 dan berakhir sampai pukul 17.30. Dan setelah membagikan buku, tidak lupa juga tim pembagi buku meminta nomor telepon dan

alamat tempat tinggal bagi mereka yang sudah menerima buku Melampaui Imajinasi. n —Dilaporkan oleh Simson Siallagan, Departemen Komunikasi Jemaat Batam Mas.

Seminar Penatalayanan Daerah Nusa Tenggara (DNT) Distrik Kupang, Distrik Soe, Distrik TTU, Distrik Atambua dan Alor

T

elah diadakan seminar empat distrik oleh Pdt. Djoko Soewarso, Dir. Penatalayanan Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB), didampingi Direktur Pelayanan Penatalayanan Daerah Nusa Tenggara (DNT). Kunjungan ini begitu menarik oleh karena kedua pemimpin ini memilih untuk berkunjung ke setiap jemaat walaupun jarak yang harus ditempuh 7 jam menuju Kota Soe, Kefa, ­Atambua. Tanggal 5-6 Februari 2014, pelayanan di mulai dari Distrik Kupang dilanjutkan dengan seminar pada ibadah permintaan doa bertempat di Jemaat Kupang dihadiri 120 anggota jemaat. Kedua hamba Tuhan melanjutkan pelayanan sejak tanggal 7-9 Februari ke Distrik Alor untuk mengadakan seminar penatalayanan dan pendidikan bertempat di Jemaat Maimol dihadiri 254 orang. Seminar penatalayanan Distrik Atambua dilaksanakan di salah satu wilayah baru pelayanan dua missionaris Rafly Sumual dan Marthen Gabriel di Inggureo Desa Tualene yang dihadiri oleh para simpatisan yang berjumlah 30 orang. Selama pelayanan kedua hamba Tuhan didampingi oleh keluarga Bapak Jembry Mamengko selaku Danramil bersama keluarga Yance Wewengkang. Adapun tujuan dari

40

Adventist World | 06 - 2014

seminar penatalayan dan pendidikan yang disampaikan oleh Pdt. Djoko Soewarso dan Pendeta G. Penna bertujuan untuk peningkatan kerohanian anggota jemaat, wawasan Alkitab yang benar tentang persembahan dan cara agar anggota jemaat dapat melipatgandakan pendapatan mereka sesuai bidang kerja masing-masing. Anggota jemaat yang ada di Soe begitu antusias dengan seminar yang dipaparkan dengan sederhana, mudah dimengerti dan sangat mudah diaplikasikan. n —Dilaporkan oleh Pdt. D. Kana Djo, Direktur Komunikasi Daerah Nusa Tenggara (DNT).


“Waktunya Sudah Dekat” KKR Pemuda Advent Jemaat Kalasan “

W

aktunya Sudah Dekat” adalah tema yang dipilih oleh Pemuda Advent Jemaat Kalasan ketika mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), 20-26 April 2014 bertempat di GMAHK Jl. Kalasan 9 Kota Madiun Jawa Timur. Panitia yang bekerja, yang mengambil bagian setiap malam serta pembicara rohani KKR diisi oleh pemuda yang rindu melayani Tuhan sejak masih muda. Diakhir KKR telah dibaptiskan 1 jiwa yaitu Erwin oleh Pdt. Gunawan Nabut, Gembala Jemaat Blitar yang diundang khusus untuk membaptiskan 1 jiwa tersebut pada hari Sabat, 26 April 2014. Para pembicara dari malam ke malam untuk seminar kesehatan diisi oleh pendeta jemaat yang ada di Distrik Madiun yang berjumlah 8 jemaat dan digembalakan oleh 4

pendeta. Setiap malam dihadiri oleh cukup banyak anggota dan tamu, dan dimeriahkan dengan lagu pujian dari semua jemaat dan grup musik yang ada di Distrik Madiun. KKR ini terlaksana dengan baik berkat dukungan penuh dari majelis jemaat. n —Dilaporkan oleh Pdtm. Dale Sompotan, Gembala Jemaat Kalasan Madiun dan Gracia Magetan.

Peresmian dan Penahbisan Bangunan Gereja Rumah Ibadah Jemaat Pangala dan Jemaat Batu

G

edung gereja di Pangala telah diresmikan dan ditahbiskan oleh Pdt. Noldy Sakul, Ketua GMAHK Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur (UKIKT) pada hari Senin, tanggal 14 April 2014. Pdt. N. Sakul dalam khotbahnya menyampaikan bahwa tujuan gereja dibangun adalah sebagai sarana untuk menyembah Tuhan dan menyampaikan firman-

Nya. Sejarah Pekabaran Advent masuk ke Pa­ ngala (Toraja Utara) pada tahun 1980 dibawakan oleh Pdt. Manembu, ada 5 jiwa yang dibaptis. Gereja Advent Pa­ ngala berdiri pada tahun 1988, Jemaat Pa­ ngala diorganisasikan pada tanggal 25 Maret 1989 oleh Pdt. Zeth Palangan. Pada tahun 1999 dibuat peletakan batu pertama oleh Pendeta Semuel Wullur da06 - 2014 | Adventist World

41


dari INDONESIA ri Konferens Sulawesi Selatan, dan atas berkat Tuhan gedung gereja Advent Pangala yang berukuran 10 x 20 meter diresmikan dan ditahbiskan. Jemaat Batu

Tanggal 15 April 2014, bangunan gereja yang kedua yang diresmikan dan ditahbiskan adalah bangunan gereja Advent Batu. Dalam sambutannya, Ketua DPRD Kotamadya Palopo yang sudah banyak mengetahui tentang Advent karena pernah tinggal di keluarga Advent, mengatakan bahwa keberadaan gereja Advent di Batu adalah penting sebagai sarana ibadah untuk pembinaan kerohanian umat. Demikian juga dengan sambutan dari Sekretaris Daerah Kotamadya Palopo, bahwa gereja adalah rekan kerja pemerintah dalam pembinaan umat untuk mendukung pemerintah dalam menyukseskan setiap program kerja pemerintah daerah. n

—Dilaporkan oleh Imanuel Lisupadang, Luwu Tana Toraja.

Pathfinder Camporee Pertama Distrik Luwu Tana Toraja

D

engan mengambil tema “Faith on Fire,” Perkemahan Pathfinder Pertama Distrik Luwu Tana Toraja dilaksanakan pada tanggal 17-20 April 2014 di Bumi Perkemahan Agro Wisata Puncak Pango-pango, Makale, Tana Toraja. Di bawah arahan ketua panitia pelaksana perkemahan, M.G. Pdt. Redy Kadang, semua panitia telah bekerja keras untuk suksesnya perkemahan ini. Peserta pathfinder yang mendaftar berjumlah sekitar 300 orang.

42

Adventist World | 06 - 2014

Pada hari Jumat pagi diadakan ­acara hiking, walaupun tantangan cukup berat dan menantang (medan menuju lokasi perkemahan), apalagi pada malam Sabat tendatenda peserta perkemahan diguyur hujan lebat yang disertai angin kencang namun semangat pathfinder tetap berkobar. Pada hari Sabat, Pdt. Imanuel Lisupadang dalam khotbahnya menyampaikan agar para peserta perkemahan meneladani iman dari 3 pemuda Ibrani yaitu Sadrak, Mesak dan Abednego


yang tetap berdiri teguh pada kebenaran walaupun diancam untuk dibakar hidup-hidup jika tidak menyembah patung Raja Nebukadnesar dalam kitab Daniel pasal 3. Melalui perkemahan ini telah diajarkan beberapa tanda kepahaman. Pada hari Minggu diadakan upacara penutupan dan pelantikan oleh M.G. Pdt. Imanuel Lisupadang selaku Direktur PA Distrik Luwu Tana Toraja. Setelah mengi-

kuti ujian tertulis dan ujian kepahaman, maka jumlah anggota pathfinder yang lulus untuk dilantik adalah 65 orang. n —Dilaporkan oleh Imanuel Lisupadang, Luwu Tana Toraja.

Perkemahan dan Pelantikan GMAHK Jemaat Bumi Serpong Damai (BSD)

P

ada tanggal 21-23 Februari 2014 di Buny Ropes Camp yang bertemakan “Laskar Kristus Masa Depan” perkemahan dan pelantikan Jemaat BSD dilaksanakan. Selama acara perkemahan, seluruh anggota pathfinder dan CMG memasak sendiri sesuai dengan menu yang sudah dipilih masing-masing kelompok. Sepanjang Sabat hujan turun dengan sangat deras tetapi tidak mengurangi semangat kebaktian dari seluruh peserta perkemahan. Acara khotbah pada Sabat pagi dibawakan oleh Guntur Siboro

menitikberatkan, ”bagaimana mejadi laskar Kristus masa depan supaya menang dalam peperangan melawan

musuh, yaitu dosa dengan cara rajin berdoa, membaca Firman Tuhan. Setelah makan siang acara perkemahan diisi dengan pembelajaran kelas kepahaman di saung karena hujan turun dengan sangat deras. Setelah selesai makan malam, ­acara malam minggu diisi oleh acara api unggun dan talent show oleh adventurer, pathfinder dan CMG. Pada hari Minggu subuh semua anggota pathfinder dan CMG dibangunkan pukul 03.00 untuk melakukan ‘jurit subuh.’ Mereka dibawa ke TPU yang tidak jauh dari lokasi perkemahan untuk melatih mental dan keberanian. Acara track and trail; flying fox dan berenang pun dilakukan. Setelah makan siang, seluruh peserta perkemahan melakukan acara pelantikan pukul 15.00 yang dipimpin oleh MG Arbeni Sagala. Pada acara pelantikan, anggota dari klub adventurer yang dilantik sebanyak 15 orang. Sedangkan klub pathfinder yang dilantik sebanyak 9 orang dan CMG yang dilantik sesuai persyaratan sebanyak 7 orang. Acara pelantikan kelas kemajuan Jemaat BSD selesai pukul 17.00 WIB. n —Dilaporkan oleh Fredy Sitorus, GMAHK Jemaat Bumi Serpong Damai (BSD).

06 - 2014 | Adventist World

43


dari INDONESIA “Menikah dengan Seorang Pendeta” Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT)

M

enikah dengan Seorang Pendeta” merupakan subtema pertemuan Shepherdess International GMAHK Konferens Jawa Kawasan Timur pada tanggal 9-10 Mei 2014 di Blessing Hills Resort, Trawas, Jawa Timur yang dihadiri lebih dari 30 orang istri pendeta sekonferens dengan narasumber Ketua Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB), Pdt. Dr. J.S. Peranginangin dan Koordinator Shepherdess International UIKB, Ibu Linda Peranginangin; Direktur Komunikasi UIKB, Pdt. Dr. Samuel Simorangkir; Ketua KJKT, Pdt. Henky Wijaya; Koordinator Shepherdess International KJKT, Ibu Laste Wijaya; Sekretaris Asosiasi Kependetaan KJKT, Pdt. Ranap Situmeang. Dalam khotbah pada Sabat itu, Ibu Linda Perangina­ ngin menekankan bahwa menjadi pelayan Tuhan secara khusus menjadi istri pendeta adalah sangat menyenangkan walau ada rintangan atau pergumulan dalam keluarga dan

pelayanan di ladang Tuhan. Pada akhir pertemuan, Pdt. Dr. J. S. Peranginangin mengadakan khotbah komitmen yang menekankan agar sekembalinya dari acara pertemuan selama 3 hari, para istri pendeta dapat pulang ke ladang pelayanan dan ke keluarga menjadi istri pendeta yang lebih berkomitmen dan lebih maju dan semakin diberkati Tuhan. n —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Sekretaris Asosiasi Kependetaan Konferens Jawa Kawasan Timur.

Kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan SP 5 Jemaat Pioneer Timika Papua

S

abat, 10 Mei 2014, sebagian anggota Jemaat Pioneer Timika mengadakan pelayanan kerohanian dan pelayanan kasih di Lembaga Pemasyarakatan SP 5. Acara ini terselenggara atas kerja sama dari Departemen Pria Advent yang dikoordinasi oleh Irland Waworuntu dan Purnama Sembiring dan Departemen Pelayanan Perorangan Pemberian kasih yang dibawakan oleh Jemaat Pioneer Timika berupa: Supermi, sabun mandi, sikat gigi, odol, susu sekaligus dengan 130 kotak kue beserta aqua yang dibagikan kepada penghuni setelah ibadah berakhir. Acara ibadah dilaksanakan di ruang Oikumene yang ada di kompleks lembaga dan dimulaikan pada pukul 10.30. Khotbah dalam pelayanan kerohanian disampaikan oleh Maxy Ma­ nueke dengan kesimpulan bahwa jangan membiarkan kekayaan, pendidikan, popularitas, kedudukan atau apa pun

44

Adventist World | 06 - 2014

menentukan nilai diri Anda. Ketahuilah bahwa Anda sangat berharga bagi Allah karena Anda adalah milik-Nya. Sesudah ibadah siang dilanjutkan dengan ruang kesaksian untuk menguatkan iman bagi yang hadir. Mewakili pengurus Lapas, dalam sambutannya mengatakan, “Saya berharap, ini adalah bukan kali yang pertama dan terakhir, biarlah ini akan berjalan terus-menerus sampai Tuhan da­ tang.” Setelah ibadah berakhir, dilanjutkan dengan foto bersama dan membagi buku Kemenangan Akhir dan majalah Adventist World. n —Dilaporkan oleh Maxy Manueke, Ketua Jemaat Pioneer Timika Papua.


Pemuda Advent Gabungan Distrik Medan Selatan

P

ada Hari Sabat, 10 Mei 2014 telah dilaksanakan Pemuda Advent Gabungan (PAG) Distrik Medan Selatan di GMAHK Teladan Medan. Distrik Medan Selatan sendiri terdiri dari 3 gereja besar yaitu GMAHK Teladan, GMAHK Air Bersih dan GMAHK Bromo. Acara PA Gabungan ini adalah bagian dari kegiatan BAKORPASM (Badan Koordinasi Pemuda Advent Sekota Medan) di mana pada Sabat itu ada 7 Gabungan PA se-Kota Medan. Acara PAG ini dimulai pada pukul 15.30 dengan Pembicara Pdt. Oh Joon Hee dari One Thousand Missio­ nary yang berkebangsaan Korea dan diterjemahkan oleh Pdt. Maxi Nelson Neno dan acara ini dihadiri kurang lebih

70 anggota yang ada di 3 jemaat. Dalam acara tersebut disuguhkan pembahasan yang luar biasa yang membuka mata orang muda akan bahaya pada saat ini seperti: Cara berpakaian, makanan, musik dan teknologi yang tanpa disadari bisa merusak iman percaya orang muda dan dalam kesempatan itu juga pembicara mengajak orang muda yang bersedia memberikan waktunya untuk mengikuti program One Thousand Missionary. Acara PAG ini berakhir pada pukul 19.30 dengan kepuasan orang muda atas kebenaran yang telah disuguhkan dan menguatkan iman percaya. n —Dilaporkan oleh Loran Napitupulu, Penasehat BAKORPASM.

06 - 2014 | Adventist World

45


dari INDONESIA Doa subuh, Sunday Meals Service dan Pelmas Unceasing Cantica Bandung di GMAHK Mataram, Semarang Jawa Tengah

P

ada hari minggu, 11 Mei 2014, Jemaat Mataram Semarang dengan gembala jemaat Yusak Subagiyanto, bekerja sama dengan Unceasing Cantica dari UNAI Bandung, di bawah Pimpinan Samuel Joas dan Pdt. Gery Takaria, mengadakan pelayanan bersama di GMAHK Mataram yang dihadiri juga oleh masyarakat yang ada di sekitar komplek gereja. Acara dimulai dengan doa subuh pukul 05.00, dilanjutkan dengan senam sampai saat pengobatan gratis yang dimulai pukul 08.00 WIB. Acara Pelmas melalui pengobatan gratis dibuka langsung oleh Lurah Iswadi, Kelurahan Sarirejo, Semarang. Pengobatan gratis dilayani oleh dr. Hanny, dr. Elijawati Sp.A , dr. Grace dan perawat Dewi Purba dan Roger Haumahu, yang melayani di bagian pengambilan obat. Setelah itu seluruh pasien diberikan traktat kesehatan dan undangan KKR yang diadakan malam harinya.

Ada 60 masyarakat yang mendapat pelayanan pengobatan gratis, di antaranya ada satu pasien anak yang dirujuk ke rumah sakit oleh karena harus mendapat pelayanan dari rumah sakit. Bagi masyarakat yang sedang menunggu pengobatan gratis mendapat pelayanan tambahan, ‘pijat’ oleh anak-anak asrama yang telah mengikuti pelatihan Healing Way. n —Laporan oleh Yanita Sarjono, Koordinator BWA Daerah Jawa Kawasan Tengah (DJKT).

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konferens/ daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar. Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap teKS atau naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microsoft Word/ Word Perfect, tanpa ada gambar/foto/imagE di dalam file dokumen tersebut (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file teks dokumen tersebut). Gambar/foto/image untuk naskah berita tersebut kami harapkan terpisah dari dalam file dokumen teks naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere­solusi minimal 640x428 (lebih besar lebih baik). Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam teks naskah berita tersebut. Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan diterbitkan bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk menerbitkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan diterbitkan. Kirimkan ke: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan ke edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada saat kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

46

Adventist World | 06 - 2014

Info Penting! bagi Para Penulis Setia Adventist World Indonesia


WARTA

GEREJA ADVENT “Lihatlah, Aku Datang Segera…”

Paduan Suara Gloria Jakarta dan Rio Febrian Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT)

P

elayanan rombongan Paduan Suara Gloria Jakarta di bawah pimpinan David Siagian, dr. Marthin Walean, SpOG, sebagai pembicara khotbah dan seminar yang bertemakan “Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Leher Rahim,” dan Rio Febrian, artis Indonesia, telah melayani dengan baik dan luar biasa di Surabaya secara khusus di Jemaat Dukuh Kupang, Surabaya. Pada hari Sabat, 3 Mei 2014, acara Pemuda Advent Gabungan se-Distrik Surabaya merupakan acara yang luar biasa di mana Paduan Suara Gloria Jakarta menyanyikan lagu yang sungguh mengangkat kerohanian dan kesaksian Rio Febrian, artis Advent Indonesia dapat memberikan motivasi dan semangat kepada hadirin yang lebih kurang 300 orang, bangku gereja sudah tidak muat. Rio Febrian menekankan bahwa orang muda dapat bertahan menghadapi dunia sekular, bilamana dari kecil sudah dididik prinsip-prinsip kebenaran di dalam diri dan itu yang membuat Rio Febrian dapat bertahan di gereja Advent sampai saat ini. Dalam renungan tutup Sabat, Pdt. Ranap Situmeang membacakan Mazmur 119:9, rahasia bagaimana agar orang muda dapat menjaga diri mereka bersih dan tetap setia dan diakhir renungan tersebut Pdt. Ranap Situmeang dengan Rio Febrian melantunkan Lagu Sion edisi lama nomor 37, “Apabila Damai Perjalananku.” n —Dilaporkan Pdt. Ranap Situmeang, Konferens Jawa Kawasan Timur.

Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan. Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah J. S. Peranginangin Ketua Bidang Usaha A. Ricky Bendahara S. Manueke Pemasaran S.P. Rakmeni Produksi S. M. Simbolon Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit Redaksi Pelaksana dan Desain Isi J. Pardede Tim Redaksi F. Parhusip, R.S. Keni, F. Ngantung, J. Wauran F. Manurung, A. Siahaan Komunikasi Uni S. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan Barat S. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah D. Lingga, Sumatera Kawasan Utara H. Sihaloho, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan A. Sagala, DKI Jakarta dan Sekitarnya N. Serang, Jawa Barat A. Pender, Jawa Tengah D. Maart, Jawa Kawasan Timur D. Juniarto, Kalimantan Kawasan Timur J. Sihotang, Kalimantan Barat D. Kana Djo, Nusa Tenggara R. Keni, Minahasa Utara Dj. Muntu, Minahasa F. Kasenda, Bolaang Mangondow-Gorontalo Ch. Muaya, Sulawesi Tengah M. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara A. J. Uniana, Maluku F. Macpal, Nusa Utara H. Wambrauw, Papua I. Lisupadang, Luwu Tana Toraja Izin Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987 Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Alamat Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842 Email: sirkulasi_iph@yahoo.com (Sirkulasi) www.iphbdg.org Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

06 - 2014 | Adventist World

47


LIKE LIKE US! US! Kami memiliki 84.096 friends. Masih ada ruang untuk lebih banyak. Friend kami hari ini!

facebook.com/AdventistWorldMagazine facebook.com/AdventistWorldMagazine Bukan friend kami di Facebook? Kamu itu hilang!

Selalu bersama keluarga besar Advent Anda. Friend kami hari ini!

Berita, links ke artikel, #7wordproverbs, kutipan, buah pikiran inspirasi, dan banyak lagi!

www.adventistworld.org www.adventistworld.org


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.