Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Page 1

War t a G e re j a Ad v e nt

0 5 - 2 01 1

Satu

Tangan

Terulur dan Satu

Tangan

Terangkat 8 Kebebasan Memilih

14 Rumah Allah dan Rumah yang Tersesat

27 Lambang Roh Kudus untuk Akhir Zaman


0 5 - 2011 P E K E R JA A N

G E R E JA

Pandangan Sedunia.......... 3 c e r i ta

s a m p u l

Satu Tangan Terulur dan Satu Tangan Terangkat Oleh Adugnaw Worku....................... 16

N i all

C r o tt y

Pemeliharaan Allah menempatkan dia di tempat-tempat yang tidak pernah dibayangkannya. R E N U N G A N

Pinggiran yang Kasar

Oleh Gerald A. Klingbeil.................... 12

Laporan Sedunia

3 Berita & Pandangan

Panorama Sedunia 8 Kebebasan Memilih

K E S E H ATA N

S E D U N I A

Hipertensi.......................... 11 Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless

Ia tahu bagaimana memperindah harta benda-Nya.

P E R TA N YA A N K E H I D U P A N

A D V E N T

Rumah Allah dan Rumah yang Tersesat

Oleh Kim Papaioannou................................................................. 14

A L K I TA B

Bebas Memilih................. 26 Oleh Angel Manuel Rodríguez

Pelajaran-pelajaran rohani dari sebuah gereja dan sebuah kasino. K E P E R C A Y A A N

D A S A R

“Oh, Betapa Kucintai Taurat-Mu!”

Oleh A. Rahel Schafer.................................................................... 20 Beberapa orang kesal dengan hukum Allah. Yang lain mengenalnya lebih baik. R O H

P E L A JA R A N

A L K I TA B

Lambang Roh Kudus untuk Akhir Zaman. ..... 27 Oleh Mark A. Finley

N U B U A T

Mengadaptasikan Tulisan Ellen G. White

P E RT U K A R A N

S E D U N IA

Oleh William Fagal........................................................................ 22

29 Surat 30 Ruang Doa 31 Pertukaran Ide

P E L A Y A N A N

Lokasi Masyarakat......... 32

Waktu, situasi, dan bahasa berubah-ubah—tetapi prinsip tidak berubah. A D V E N T

Membangun Gereja dan Anak-anak

Oleh Laurie Falvo........................................................................... 24 Membawa Injil ke wilayah yang luas dan penuh tantangan itu tidak mudah.

2

Adventist World | 05 - 2011


Pekerjaan Gereja PANDANGAN SEDUNIA Yang Menyatukan Kita

B

unga-bunga bakung dengan indahnya memamerkan warna kuningnya di belakang rumah saya, dan saya tergoda untuk menguraikan tentang sukacita kuncup-kuncup yang bermekaran dan sarisari tumbuhan yang bergerak. Namun setengah belahan bumi jauhnya, mereka yang sama-sama memiliki keyakinan Advent sedang mengumpulkan kayu bakar untuk musim dingin yang akan tiba, memanen padi, dan mencari pakaian yang lebih hangat. Saya berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris, satu bahasa campuran yang banyak diambil dari Bahasa Perancis, Jerman, Latin, dan puluhan bahasa lainnya. Tetapi jutaan orang yang membaca kata-kata ini akan mencari makna yang disampaikan dalam setidaknya 14 bahasa yang tidak saya baca atau pun saya pahami. Dalam rencana surga, iman mereka tidak tergantung pada bahasa asli saya yang bagi mereka aneh. Saya mengendarai sebuah mobil setiap Sabat, dan menyuarakan keluhan tentang kenaikan harga bahan bakar. Namun bagi jutaan saudara-saudari saya di dalam Kristus, jarak bermil-mil antara rumah dan tempat ibadah mereka, ditempuh dengan langkah setapak demi setapak sepanjang padang rumput yang luas, melewati hutan, menuju jalanan kota yang padat. Bahan bakar yang mereka perlukan diperoleh dari acara makan bersama yang mereka adakan seusai acara kebaktian. Saya keturunan dari orang-orang dengan asal muasal di Inggris, Italia, dan Amerika. Tetapi bagi jutaan orang Advent Hari

Ketujuh, sulit memikirkan bangsa-bangsa ini tanpa mengenang pula kebodohan dan konflik-konflik yang telah merusak kedamaian dan sukacita negeri mereka. Ketika kita menyelidiki hal-hal yang dapat memisahkan kita—bahasa, budaya, sejarah nasional, bahkan siklus musim— maka hal itu merupakan satu keajaiban dari sudut pandang manusia bahwa umat sisa ini memang ada. Banyak keyakinan lain tidak mengusahakan apa yang sedang kita lakukan: sebagai gantinya mereka mengurusi apa yang ada di sekitarnya, yang unik, istimewa, atau bersifat etnik. Namun prinsip yang terutama dalam pergerakan ini tidaklah berupa kebiasaan dari pengalaman hidup kita dan tidak akan pernah demikian. Keyakinan yang mengitari dunia, akan menemukan satu-satunya pusat yang memuaskan di dalam Tuhan yang tidak dikenal hanya dalam satu bahasa, satu budaya, atau dalam satu identitas bangsa saja. “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu,” Rasul Paulus menulis beberapa abad silam, “segala sesuatu ada di dalam Dia. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu” (Kol. 1:17, 18). Bila Anda berdoa, mintalah berkat Allah pada sesama orang percaya di seluruh dunia ini yang tidak kelihatan seperti Anda, berbicara seperti Anda, memakan apa yang Anda makan, atau bernyanyi sebagaimana Anda bernyanyi. Jadilah perantara bagi kesetiaan mereka kepada Tuhan, Dia yang Agung yang sama-sama kita sembah.

— Bill Knott

LAP ORAN SEDUNIA

dan Yosua. Tentunya akan mudah berkecil hati dengan kerangka bangunan yang hangus terbakar itu, tetapi dengan menggunakan prinsip “gelas setengah penuh,” ia mengimbau jemaat, yang termasuk orang-orang yang bekerja di kantor itu, untuk melihat hal positif sambil menggunakan sumber daya kantor untuk membagikan pekabaran Advent lebih baik di Kepulauan Britania. Arsitek, para tukang bangunan, dan para perencana semua memiliki cerita untuk diceritakan, tetapi Alan Burtenshaw, anggota dewan kota Watford, meringkaskannya dalam komentarnya,

V i ct o r

■■ Hanya dalam waktu dua tahun dan empat bulan setelah kebakaran hebat di kantor British Union Conference (BUC) di Watford, England, Ketua General­ Conference Pdt. Ted N.C. Wilson bisa berdiri di luar pintu kantor yang dibangun kembali itu dan memotong pita—dengan tepuk tangan meriah dari ratusan tamu yang hadir dari wilayahwilayah sejauh Skotlandia dan Irlandia untuk pada kesempatan itu. Wilson mengenang pengalaman 12 mata-mata yang menyelidiki Tanah Perjanjian, sikap pesimis dari 10 orang ditutupi dengan sifat positif dari Kaleb

H u l b e rt / BU C

Wilson Meresmikan Kantor Advent Britania yang Baru Dibangun Kembali

PEMOTONGAN PITA: Pendeta Ted N.C. Wilson (ketiga dari kiri) bersiap memotong pita pada peresmian kantor British Union Conference yang baru dibangun kembali di Watford, Inggris.

05 - 2011 | Adventist World

3


Saluran TV Advent Menarik Banyak Pemirsa di Timur Tengah

■■ Sebuah saluran televisi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh berbasis di Beirut, Libanon, sedang menarik perhatian yang luar biasa. Segera setelah peluncurannya Al Waad Media Center’s Audience Relations Department, telah disaksikan adanya lonjakan jumlah surat elektro­nik dan kunjungan ke situs web Al Waad (Promise Channel), (www.al-waad.tv). Saat para penonton mulai menyaksikan siaran Al Waad, mereka jadi senang dengan saluran Kristen yang baru ini. Begitu senangnya sehingga banyak dari mereka mulai mempromosikan saluran Al Waad di situs web mereka sendiri.

4

Adventist World | 05 - 2011

Un i o n Br i t i s h H u l b e rt , J .

bahwa bangunan baru itu telah memadukan yang terbaik dari yang lama dengan gaya modern baru, sebagaimana yang dikatakan oleh bendahara BUC, Victor Pilmoor, memperlihatkan “rangkaian iman Advent, menarik pandangan seseorang ke arah surga, dan membuka pemandangan ‘Eden’ yakni Stanborough Park estate.” “Itu adalah hari yang sempurna,” kenang Audrey Balderstone, seorang anggota komunitas Watford yang aktif. Ia tidak berbicara tentang cuacanya, yang kadang-kadang mendung dan gerimis, tetapi tentang nasihat dari Wilson, musik yang mengangkat jiwa dari Adventist Vocal Ensemble, sejarah pekerjaan gereja di Kepulauan Britania, dan peresmian kembali kantor BUC. Ketua BUC, Don McFarlane menyatakan sukacitanya bahwa proses pembangunan ulang itu telah menghasilkan sebuah kantor yang mencakup kebutuhan­kebutuhan gereja di abad kedua puluh satu. “Tantangan bagi kita yang ada di kantor sekarang ini adalah membuatnya bukan sekadar tempat kerja yang menyenangkan,” katanya, “tetapi satu tempat di mana Allah memberi pengaruh kuat kepada para pemimpin gereja, dan di mana kita membiarkan Roh Kudus membuat rencana-rencana dan ide-ide dan membuatnya ke dalam pengalaman yang hidup bagi kemuliaan Allah.” —Dilaporkan oleh Victor Hulbert, Direktur Komunikasi British Union Confe­ rence.

V i ct o r

LAPORA N SEDUNIA

C o n f e r e nc e

Pekerjaan Gereja

TIM AL-WAAD: Para pegawai jaringan televisi baru Al Waad (Promise Channel) di Beirut, Lebanon, diperkenalkan pada upacara pembukaan.

“Saya terkejut sekali mendapati begitu banyak dari situs web lain yang telah menyaksikan Al Waad di TV dan mempromosikannya di situs web mereka sendiri. Mereka menaruh gambargambar siaran itu, membuat sambungan (link) ke situs web kami, memasang frekuensi bagaimana menemukan Al Waad, dan rekomendasi-rekomendasi tertulis tentang isi saluran ini,” kata Tawfik Megally, manajer relasi audio di Al Waad Media Center. Beberapa situs web yang menganjurkan orang untuk menyaksikan Al Waad itu bukanlah orang Advent; beberapa dari mereka adalah Coptic Orthodox, tetapi sebagian besar dilakukan oleh kaum Muslim. “Saya terkagum-kagum karena peluncuran Al Waad telah membuat pengaruh sedemikian besar di Timur Tengah ini. Al Waad disebarluaskan dari mulut ke mulut, oleh berbagai situs web, oleh para anggota gereja, dari surat elektronik, dan lebih banyak lagi,” kata Megally. —Dilaporkan oleh Amir Ghali, tedNEWS

Situs Web Adventus 21 Membawa Buku-buku Advent ke Lebih Banyak Orang

■■ Menemukan buku-buku pendidikan dan buku Advent, terutama dalam Bahasa Spanyol lebih mudah bagi para pelanggan internasional, syukurlah ada

www.Adventus21.com, satu situs web baru yang ditujukan untuk penjualan dan penyebarluasan judul-judul semacam itu. “Redaktur Adventus mewakili kerja sama antar universitas yang diciptakan untuk mempromosikan, menyebar luaskan, dan menerbitkan buku-buku akademis, majalah, dan video-video riset

Situs Web Adventus 21


Neal Wilson—“Penasihat,” “Pria dengan Visi,” dan “Ayah”—Dikenang pada sebuah acara di Kantor Pusat GMAHK Oleh Mark A. Kellner, Editor Berita

■■ Neal Clayton Wilson, seorang mantan Ketua General Conference (GC) dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh selama 11 tahun, dikenang pada acara peringatan tanggal 19 Januari 2011 sebagai seorang yang “obsesi besar”-nya adalah pada “pengharapan berkat kedatangan Yesus bagi anak-anak-Nya.” Wilson, yang melayani sebagai Ketua GC dari tahun 1979 sampai 1990 dan berperan penting dalam perluasan Adventist World Radio, Adventist Development and Relief Agency (ADRA), dan pada gereja di bekas Uni Soviet, meninggal dunia pada tanggal 14 Desember 2010 di usia 90 tahun, setelah cukup lama sakit. Istrinya, Elinor, masih bertahan hidup, sebagaimana dua orang saudara perempuan, seorang saudara lakilaki, seorang putra, seorang putri, empat cucu dan empat cicit.

Ol i v e r / A N N A n s e l

dan pendidikan yang disusun dengan sudut pandang Kristen dan Alkitabiah, berguna untuk para pendidik, perpustakaan, para siswa, profesional, dan pembaca lain,” situs itu mengindikasikan dalam satu pernyataan. “Tujuan kami adalah merangsang pikiran dan memelihara semangat klien internasional dengan bacaan-bacaan dan video dalam berbagai bahasa. Katalog elektronik, yang diatur sesuai dengan kategori-kategori, membuatnya mudah bagi pengunjung untuk membeli produk berkualitas dengan harga terjangkau.” Usaha itu adalah gagasan dari Humberto M. Rasi, seorang direktur pendidikan pensiunan untuk General Confe­ rence. Ia mengatakan tujuan lain dari proyek itu adalah “menciptakan kerja sama universitas-universitas Advent di Amerika Latin untuk memperoleh dana menerbitkan buku-buku panduan dan monograf yang diperlukan dalam institusi pendidikan kita.” —Staf Adventist World

atas: PENGHORMATAN KELUARGA: Shirley Wilson Anderson, kiri, seorang profesor di Walla Walla University, dan Pendeta Ted N.C. Wilson, kanan, Ketua General Conference Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, berbicara pada tanggal 19 Januari 2011, di acara peringatan ayah mereka, Mantan Ketua GC, Neal C. Wilson, yang tutup usia tanggal 14 Desember 2010. Kiri: Sampul Adventist Review.

Total 14 pemimpin Advent atau anggota-anggota keluarga Wilson memberi penghormatan kepada Neal Wilson di hadapan jemaat yang hadir yang terdiri lebih dari 500 orang di Kantor Pusat GMAHK Sedunia. Hope Church Channel, salah satu jaringan Hope Channel menyiarkan acara itu, yang juga dapat disaksikan di internet. “Ini bukanlah waktu di mana kita memberikan kesempatan pada kematian untuk menguasai kita,” kata Charles D. Bradford, yang mengikuti Wilson sebagai Ketua Divisi Amerika Utara. “Neal Wilson telah menaklukkan semuanya melalui Tuhan dan Juruselamatnya, Yesus Kristus.” Selama dua setengah jam acara itu, satu persatu pembicara menguraikan dedikasi Wilson kepada misi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, yang mendominasi pelayanannya yang berpuluh-puluh tahun kepada pergerakan ini. Sebagai seorang anak misionaris, dan menjadi misionaris, dan sebagai pemimpin konferens, uni konferens, divisi, dan gereja Advent sedunia, fokus Wilson pada proklamasi pekabaran malaikat ketiga— dalam Wahyu 14 yang menandai kedatangan Yesus kembali—merupakan yang paling penting. Ia “berdiri sebagai menara kebenaran di tengah padang belantara keputusasaan dan ia membawa pengharapan ke hati kita,” kata C. D. Brooks, yang disebut Wilson sebagai penginjil uni konferens. Brooks berkata Wilson disukai dalam komunitas Afrika-Amerika atas pendirian terhadap rasisme dan untuk

kerukunan di dalam pergerakan Advent. “Orangtua kami adalah orangtua yang hebat, dan kami diberkati dibesarkan dalam rumah tangga Kristen,” kata Pdt. Ted N.C Wilson, putra Neal Wilson dan Ketua General Conference saat ini. Sambil mengatakan keyakinan teguh yang sama-sama dianutnya bersama ayahnya dalam ajaran Alkitab tentang kebangkitan orang benar pada kedatangan Yesus yang kedua kali, Wilson berkata dengan yakin, “Saya akan melihat ayah saya lagi.”

Adventist World Radio Mengadakan Pertemuan Advisory se-Asia-Pasifik

■■ Lima belas negara di wilayah Asia Pasifik dihadirkan pada pertemuan advisory sekali dalam lima tahuna Adventist World Radio (AWR), tanggal 22 dan 23 Februari, di pulau Batam Indonesia. Wilayah Asia Pasifik terdiri dari tiga divisi sedunia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: Southern Asia Pacific Division (SSD), dengan kantor pusat di Filipina; Northern Asia-Pacific Division (NSD), Korea Selatan; dan Southern Asia Division (SUD), India. Yang hadir pada acara yang berlangsung selama dua hari ini adalah para direktur komunikasi, para Direktur Studio AWR, dan para produser program. Para penyaji pada advisory ini termasuk Dowell Chow, Ketua AWR Sedunia; Greg Scott, Wakil Ketua AWR; Kent Sharpe, Wakil Ketua AWR untuk keuangan; Claude Richli, direktur untuk pemasaran dan Associate Publisher Adventist Review dan majalah Adventist World;

05 - 2011 | Adventist World

5


Pekerjaan Gereja LAP O RA N SE D U N IA

D

dan dua anggota dewan AWR, Dyane Pergerson dan Don Martin. Jonathan Wagiran, Direktur AWR Asia Pasifik; dan Anniston Mathews, Direktur Program AWR, mengatur aca­ ra itu dan membuat presentasi. AWR menggunakan frekuensi radio gelombang pendek sebagai medianya, dan melibatkan media lain, seperti internet, podcast, iTunes, dan jaringan sosial, seperti facebook dan twitter. Greg Scott menekankan pentingnya menuruti hukum hak cipta. Pada topik ini Don Martin menekankan bahwa “para produser siaran harus ekstra hatihati dengan menggunakan bahan-bahan hak cipta dengan izin dan penghargaan yang benar.” Informasi tentang ketersediaan dana diberikan oleh Kent Sharpe, untuk menetapkan proyek baru bagi kemajuan pelayanan AWR. Wagiran memberikan laporan luas tentang kemajuan AWR di wilayah Asia Pasifik dan menguraikan rencana-rencananya di masa mendatang. Selama sesi tersebut diumumkan bahwa Indonesia masuk urutan kedua setelah Amerika Serikat dalam penggunaan jaringan sosial seperti facebook, yang dapat dilibatkan dalam penyebarluasan program AWR yang dengan mudah diakses melalui telepon genggam. —Dilaporkan oleh Samuel Simorangkir, Divisi Asia Pasifik Selatan.

igerakkan oleh fokus untuk mengembangkan pendidikan di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Inter-Amerika, para ketua dan wakil ketua dari insitusi pendidikan tinggi, juga para ketua dewan yang mengawasi, bertemu untuk acara puncak khusus meninjau fungsi-fungsi yang mengatur, manajemen, dan prosedur evaluasi bagi universitas-universitas di 13 universitas di wilayah itu. Lebih dari 70 para pemimpin pendidikan bertemu untuk memperbarui komitmen mereka pada pendidikan Kristen saat berkumpul di kampus Universitas Central American Adventist di Alajuela, Costa Rica, tanggal 2 dan 3 Maret 2011.

Di Divisi

Inter-Amerika , Para Pemimpin Berfokus

Secara khusus meninjau fungsi dan Oleh Libna Stevens,

SEMINAR AWR: Para delegasi dari 15 negara menghadiri seminar Adventist World Radio di Indonesia. SS D

6

Adventist World | 05 - 2011

P h o t o

“Pertemuan ini merupakan langkah pertama untuk menetapkan praktik manajemen yang baik sebagaimana yang diperkenalkan oleh para pengurus institusi kita,” kata Gamaliel Florez, direktur pendidikan bagi gereja di Inter-Amerika. Para pengurus universitas bisa melihat dengan jelas peran dan tugas dari masing-masing dewan atau badan pengawas dan fungsi-fungsi sebagai manajer dari institusi semacam itu, jelas Florez, yang bergabung dengan tim pembicara dari Kantor Pusat Divisi Inter-Amerika (IAD). “Dewan harus mengetahui peran mereka untuk mengawasi dan bukan mengatur langsung,” tambah Florez. “Dalam cara yang sama, para pengurus diingatkan bahwa fungsi mereka adalah untuk melaksanakan tugas-tugas administratif mereka tanpa menyentuh bidang-bidang yang ditetapkan untuk dijalankan dewan pengawas.” Masing-masing institusi Advent di IAD diawasi oleh dewan atau badan pengawas dari uni konferensnya masing-masing. Satu-satunya pengecualian adalah Montemorelos University di Meksiko Utara, yang dikelola oleh divisi. Para pemimpin universitas juga menetapkan parameter untuk mengevaluasi institusi-institusi dengan mengidentifikasi praktik administrasi yang paling efisien bekerja di institusi-institusi me-


A rg u m e d o / I A D J o nathan

PERTEMUAN PARA PENGURUS: Para pengurus universitas dari seluruh Divisi Inter-Amerika mengadakan pertemuan berfokuskan memajukan praktik manajemen institusi pendidikan tinggi. Pertemuan itu diadakan di Central American Adventist University di Alajuela, Costa Rica, tanggal 2 dan 3 Maret 2011.

pada Pengembangan Institusi Pendidikan prosedur untuk 13 universitas

Asisten Direktur Komunikasi Divisi Inter-Amerika, melaporkan dari Alajuela, Costa Rica

reka. Semua itu adalah bagian dari satu proses untuk memajukan pendidikan Advent bagi hampir 17.000 siswa yang terdaftar di 13 universitas Advent dan satu perguruan tinggi di Inter-Amerika, kata Florez pada pertemuan itu. Memajukan manajemen institusi bukan satu-satunya fokus dari pertemuan itu tetapi merupakan satu kesempatan bagi para pemimpin untuk melakukan komitmen ulang membentuk orang muda bertumbuh secara rohani, agar mereka dapat memenuhi rencana yang Allah sediakan bagi mereka. “Anda tidak diajak untuk mempertanyakan filosofis pendidikan Kristen Advent,” kata Florez, “tetapi untuk menjamin bahwa institusi yang dipercayakan kepada Anda dapat terus memenuhi misinya. Institusi-institusi kita harus dijaga dari pengaruh negatif yang dapat mengganggu keyakinan siswa atau menghindarkan mereka dari keselamatan.” Ini tentang menyediakan satu pendidikan yang membentuk profesional-profesional yang sesuai untuk bekerja di ladang pengetahuan mereka, jelas Florez. “Apakah universitasuniversitas kita memusatkan pendidikan bagi dunia ini dan bagi kekekalan? Apakah kita sedang membantu para siswa untuk mempelajari persekutuan yang lebih dekat dengan Allah? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi bagian dari

evaluasi menyeluruh dari institusi-institusi kita,” ia menambahkan. Para pemimpin mengambil keputusan pada pernyataan komitmen “mempromosikan reformasi dan kebangunan rohani di semua universitas kita, menempatkan Kitab Suci di tempat utama, norma-norma kebenaran yang sempurna, sebagai sumber segala pengetahuan, dan doa sebagai alat memperkuat kerohanian,” di tengah pernyataan lainnya. Penguatan kerohanian adalah yang difokuskan para pemimpin universitas sambil memimpin institusi mereka pada hari-hari aktivitas kebangunan rohani yang khusus di kampus mereka pada bulan April. Pertemuan itu diakhiri dengan acara yang menghormati para pemimpin universitas atas tahun-tahun pelayanan mereka di pendidikan Kristen Advent. Para pembicara yang memimpin selama acara spesial itu termasuk Lowell Cooper, Wakil Ketua Gereja Advent Sedunia, dan dari Divisi Inter-Amerika: Israel Leito, ketua; Elie Henry, sekretaris eksekutif; Filiberto Verduzco, bendahara; Myrna Costa, wakil ketua; Gamaliel Florez, direktur pendidikan; Efrain Velasquez, dekan akademis seminari teologi; dan Ekel Collins, wakil ketua urusan kemahasiswaan di Montemorelos University.

05 - 2011 | Adventist World

7


Pekerjaan Gereja PA NORAMA SEDUNIA

ebebasan K Memilih Oleh Ted N. C. Wilson

Yesus mati untuk membela hak kita dalam memilih

S

alah satu yang paling mendasar dari keyakinan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang mencolok, berdasar pada Kitab Suci, adalah kepercayaan dalam kebebasan memilih. Kebebasan memilih benar-benar merupakan tema pusat dari pertikaian besar antara kebaikan dan kejahat­ an. Menjangkau jauh kembali pada sebelum permulaan waktu. Sistem pemerintahan Allah selalu berdasarkan pada karakter-Nya; lagipula, “Allah itu kasih” (1 Yoh. 4:8). Penurutan apa pun yang dipaksakan atau karena takut, itu bertentangan dengan prinsip-prinsip Allah. Iblis menyerang dasar sistem pemerintahan Allah dengan menyatakan bahwa tidak ada yang menyembah Allah karena kasih, hanya karena takut. Jadi Allah menaruh pohon pengetahuan baik dan jahat di Taman Eden, menyediakan kebebasan memilih bagi manusia—pilihan untuk menuruti Dia atau tidak. Setelah orangtua pertama kita terbujuk memilih kepemimpinan Setan, maka sebagai akibatnya mereka kehilangan kekuasaan untuk memilih. Tidak ada jalan kembali kepada keadaan sempurna penurutan penuh kasih kepada Allah. Ini­ siatifnya harus berasal dari luar. Allah memiliki satu solusi. Sebelum penciptaan bumi, Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus telah merumuskan rencana keselamatan, di mana Yesus yang akan mengambil tempat kita. Jadi Kristus da-

Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference.

8

Adventist World | 05 - 2011

tang ke dunia ini dan menjalani satu kehidupan menurut yang tulus kepada Bapa-Nya, membuktikan kesalahan pernyataan Setan bahwa hukum kasih Allah tidak dapat dituruti. Kemudian Ia mati bagi kita dan membayar harga bagi dosadosa kita agar kita sekali lagi dapat memiliki kekuatan memilih. Pekerjaan Kristus bagi keselamatan kita tidak berakhir dengan kematian-Nya di salib. Ia sedang mengantarai kita sekarang di bait suci surgawi. Penghakiman penyelidikan mulai di tahun 1844 (Daniel 8:14) berkisar di seputar pilihan, sebagai catatan untuk masing-masing individu dalam menurut atau melawan Allah sedang dilaksanakan.

Hati Harus Ada di Dalamnya

Inilah sebabnya mengapa komunitas Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dengan giat mempromosikan perlindungan hak-hak keagamaan semua orang. Kita ingin melindungi hak setiap orang untuk membuat keputusan bagi Allah. Tentu saja, kita tidak ingin melindungi hal-hal yang tidak pantas yang sama sekali menentang hukum Allah, tetapi kita ingin semua orang sanggup memiliki pilihan mempercayai Allah yang penuh kasih dan kuasa yang telah menyediakan keselamatan bagi masing-masing kita. Sementara kita mengharapkan semua orang mengetahui dan mengasihi Allah dari Kitab Suci, kita tidak memaksakan ini kepada siapa pun. Memaksa seseorang melakukan hal-hal baik sekalipun menentang kehendak Allah dan bermain di tengah kebohongan Setan tentang Allah. Allah harus dituruti karena kasih. Inilah intisari kebebasan beragama itu. Di sebagian besar tempat orang-

orang biasanya berpikir bahwa kebebas­ an beribadah itu adalah satu hal yang baik. Sebagian besar orang akan berkata bahwa mereka percaya kepada kebebasan beragama. Ketika mengunjungi berbagai negara di mana kebebasan hati nurani diizinkan, saya berterima kasih kepada para pegawai pemerintahan atas kebebasan beragama yang disediakan bagi warganya, mengindikasikan bahwa prinsip ini adalah dasar dari masyarakat dan bangsa yang kuat. Tetapi aplikasi dari prinsip ini seringkali sangat berbeda. Di beberapa tempat di mana dulunya tidak ada penekanan keagamaan diizinkan, pemandangan politiknya telah berubah, hanya untuk digantikan oleh agama dominan yang mungkin memusuhi agama lain. Sepertinya beberapa orang menginginkan kebebasan beragama bagi diri mereka sendiri tetapi bukan untuk orang lain. Penerapan selektif bagi kebebasan beragama ini adalah sesuatu yang harus diwaspadai oleh orang Advent dan jangan pernah merasa bersalah karenanya, sekalipun kita bertumbuh dalam jumlah dan dalam pengaruh. Sambil memandang kepada sejarah masa lalu, kita bisa melihat bahwa kapan pun agama dan politik erat berkaitan, ada potensi untuk penyalahgunaan. Seringkali bilamana organisasi agama yang berkuasa memiliki akses kepada pengaruh politik dan sosial, ada potensi mengurangi kebebasan pribadi bagi mereka yang mungkin tidak berada dalam pihak mayoritas. Itulah sebabnya penting bagi masyarakat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia secara terus-menerus mengambil inisiatif untuk mengakrabkan kepercayaan-kepercayaan yang kita miliki dan kebutuhan bagi kebebasan


G a b r i e lla

Fa b b r i

beragama kepada pemerintahan setempat dan nasional, para pemimpin sipil, organisasi-organisasi gereja lain, dan para pemimpin bisnis. Ini harus lebih jauh daripada hanya satu daftar kepercayaan, dan harus menyertakan pendekatan kita kepada kehidupan sebagai para penganjur kebebasan hati nurani. Ketika orang mendapat gambaran yang lebih baik tentang siapa orang Advent itu, pemerintah-pemerintah, organisasi-organisasi agama lain, dan para pemimpin di berbagai bidang aktivitas akan mampu melihat bahwa orang Advent bukanlah semacam kelompok aneh yang tidak harmonis tetapi adalah orang yang memiliki kesejahteraan manusia di hatinya, dan bahwa kita berkomitmen untuk membangun masyarakat dan bangsa. Dengan cara ini seruan kita untuk kebebasan beragama akan jauh lebih baik dipahami dan diterima. Mengetahui Siapa Kita

The Public Affairs and Religious Liberty Department (PARL) atau departemen urusan publik dan kebebasan beragama dari General Conference memproduksi bahan-bahan dan pekerjaan yang bagus dengan teratur untuk membangkitkan

kewaspadaan tentang permasalahan kebebasan beragama di seluruh dunia dengan mempengaruhi para pemimpin yang bijak. Akan tetapi ini tidaklah cukup. Kita memerlukan setiap orang Advent untuk mengerti, terlibat di dalamnya, dan mempromosikan permasalahan kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani. Kita semua harus mengkomunikasikan pemahaman kita bahwa kehidupan adalah satu karunia yang mencakup segalanya, diciptakan oleh Allah, melibatkan segi fisik, mental, sosial, dan spiritual dalam kehidupan kita. Dari semua bangsa di bumi, masyarakat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh haruslah yang paling bersahabat dan paling giat dalam memperlihatkan siapa diri kita, apa kita ini, apa pendirian kita, dan bagaimana kita bisa membantu mendirikan satu masyarakat yang positif. Ke mana pun kita, harus mencari kesempatan untuk bergaul dengan orang tanpa meninggalkan kepercayaan-kepercayaan kita yang berbeda dalam cara apa pun. Meskipun kita tidak percaya kepada ekumenisme, kita harus mencari kesempatan untuk bekerja bersama orang dalam membantu mereka membuat keputusan-keputusan yang baik. Sambil berte-

man kita akan diminta menjelaskan kepercayaan kita yang berbeda dan pilihan pola hidup kita. Ini akan menyediakan kesempatan bagi kita untuk menjelaskan diri sendiri, dan membantu orang untuk mengetahui siapa kita ini dan mengapa kita menganjurkan kebebasan beragama sedemikian rupa. Kita akan memiliki kesempatan untuk membagikan iman kita secara pribadi dan membagikan bacaan Kristen, termasuk buku yang bagus The Great Controversy, di mana penulisnya, Ellen White, mengindikasikan keinginannya agar buku inilah yang paling banyak disebarluaskan daripada bukunya yang lain. Buku yang istimewa ini secara dramatis memperlihatkan pentingnya kebebasan beragama dan kebutuhan untuk membuat pilihan-pilihan yang benar dalam mengikuti Allah. Mengapa tidak membaca ulang buku ini, tahun ini, dalam menyiapkan program penyebarluasannya di tahun 2012 dan 2013? Sekalipun di tempat-tempat di mana kebebasan beragama dipraktikkan selalu ada ancaman kehilangan apa yang tidak dihargai dan tidak dianggap penting. Inilah sebabnya kewaspadaan yang konstan merupakan harga dari kebebasan beraga­ ma. Kebebasan beragama tidak hanya istimewa bagi orang Advent—itu adalah sesuatu yang secara unik dimenangkan oleh masyarakat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bagi sebagian besar di dunia. Memperlihatkan Siapa Kita

Seorang teman saya memiliki sebuah tanda yang bertuliskan, “Selalu Kabarkan Injil—Bila Diperlukan, Gunakan Firman.� Menjadi seorang Advent itu lebih memiliki arti yang dalam dari sekadar memiliki sekumpulan kepercayaan atau satu pola hidup pilihan. Pada akhirnya

05 - 2011 | Adventist World

9


Pekerjaan Gereja PA NORAMA SEDUNIA

ini tentang hubungan pribadi kita dengan Allah dan perlakuan kita kepada orang lain. Ini tentang pilihan-pilihan yang kita buat yang pada akhirnya menempatkan kita seutuhnya di tangan Allah bila kita membiarkan Dia bekerja di dalam diri kita melalui Roh Kudus. Kita harus dengan jelas memahami bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia, dan sepenuhnya tergantung dan berutang pada Allah yang penuh kasih dan kuasa yang tidak hanya menciptakan kita tetapi juga menebus kita. Apabila ini terjadi, kehidupan kita tidak memiliki pendekatan mekanis, legalistik pada iman kita. Akan tetapi kehidupan kita akan berdinamika yang dipenuhi dengan Roh karena rasa syukur kita dan penyerahan seutuhnya kepada Allah. Ada ungkapan: “Ada lebih banyak agama dalam sepotong roti daripada yang mungkin dipikirkan oleh seseorang.” Ketika kita membagikan sepotong roti kepada tetangga, atau membantu kebutuhan dasar seseorang, seseorang yang ada dalam penjara, seseorang yang memiliki masalah di rumah mereka atau dalam pernikahan mereka—di mana pun itu, bila kita secara aktual membantu orang, di situlah kita dengan kuat memberitahu dunia siapakah gerangan masyarakat Gereja Advent Hari Ketujuh itu. Memenangkan Kebebasan

Sekalipun kini kita memenangkan kebebasan beragama, kita mengetahui dari nubuatan bahwa di suatu masa kelak sejumlah faktor akan muncul bersamaan yang akan mulai membatasi kebebasan beragama di seluruh dunia. Akan tetapi, kita masih harus optimis tentang masa depan, karena kita mengetahui akhir dari kisah itu. Alkitab meyakinkan kita tentang nasib nubuatan bagi umat Allah. Ketika saya membaca buku-buku seperti The Great Controversy, saya mengetahui bahwa gereja Allah akan bertahan sampai akhir, dan bahwa Allah menaruh tangan-Nya ke atas gereja-Nya. Saat kita menjaga dan memenangkan karunia indah kebebasan beragama, mari kita gunakan kebebasan itu untuk mengarahkan orang kepada Pemberi kebebasan, Allah yang penuh kasih dan ajaib.

10

Adventist World | 05 - 2011

Sebuah

OneDayChurch D

alam satu komunitas kecil di luar Choluteca, Honduras, satu bangunan One Day Church yang terbuat dari kerangka besi baja, tiang-tiang baja, dan atap dari baja berdiri tegak di atas lantai beton. Jemaatnya terlalu miskin untuk menambahkan dinding-dinding, tetapi hal itu tidak menghentikan mereka dari menggunakan gereja sebagai pusat bagi pelayanan anak selama liburan Natal tahun lalu. Tim Proyek Keluarga Natal Maranatha 2010 ada di sana untuk membantu membangun sebuah sekolah baru dengan 900 murid. Meskipun aktivitas bangunan sedang berlangsung di sekeliling mereka, sekelompok pengajar Vacation Bible School (VBS) menghabiskan sebagian besar waktu setiap harinya mengadakan serial petualangan Christmas VBS bagi anak-anak di komunitas setempat. Tujuh puluh lima anak berjalan menuju One Day Church pada satu petang. Mereka pastilah telah menyebarluaskan “kabar baik” itu karena yang hadir dengan cepat bertambah menjadi lebih dari 200 anak pada hari-hari berikutnya. Keluarga-keluarga setempat bergabung dengan para sukarelawan dari Kanada, Australia, New Zealand, dan Amerika Serikat untuk menyampaikan cerita-cerita Alkitab secara langsung, mengajarkan praktik-praktik sehat mendasar, dan membantu anak-anak membentuk rantai doa untuk mengisi tiang-tiang baja gereja itu. Pada petang terakhir gereja itu dipadati dengan anak-anak yang bernyanyi dengan begitu nyaring sehingga seluruh kota datang untuk mendengarkan. Anak-anak membuat potongan-potongan gambar malaikat dari kertas, memberikan mahkota yang terang, dan menyanyikan tentang surga dengan sungguh-sungguh sehingga membuat air mata semua orang bercucuran. Tim itu telah menyediakan hadiah hanya untuk 200 anak, tetapi lebih dari 230 anak muncul pada pertemuan terakhir. Para relawan remaja bertanya apa yang harus mereka lakukan, dan salah satu relawan dewasa berkata, “Ingatkah bagaimana Yesus memberkati ikan dan roti? Mari kita minta Dia untuk memberkati kantong-kantong hadiahnya!” Ketika ke-200 kantong telah dibagi-bagikan, dua kantong tambahan yang terisi dengan lebih banyak kantong hadiah muncul—beberapa bertanda “anak laki-laki,” dan yang lain bertanda “anak perempuan.” Semua anak yang berjumlah 230 itu menerima kantong hadiah hari itu, dan masih banyak sisa. Dan rantai doanya? Rantai yang sudah selesai hampir dua kali mengelilingi gereja, masing-masing mata rantai berisi doa khusus: “Allah, bantu mamaku supaya sembuh.” “Terima kasih karena telah membawa teman-teman baru ke kotaku.” “Yesus, bawalah aku pulang segera—seperti hari ini!” Program One Day Church adalah usaha kerja sama antara Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Adventist-laymen’s Services and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Insiatif One Day Church awalnya diciptakan dan dikembangkan oleh pengusaha Minnesota dan anggota ASI Garwin McNeilus. Kisah-kisah ini datang kepadamu tiap bulan dari “tukang cerita” Maranatha, Dick Duerksen.


K ES EHATAN

S ED U N IA

Hipertensi

Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless

Saya didiagnosis dengan tekanan darah tinggi, dan dokter saya memberikan pengobatan. Tekanan darah saya sepertinya membaik dan lebih terkendali. Salah seorang tetangga makan siang bersama saya baru-baru ini dan prihatin dengan diet saya. Tentu saja saya dapat memakan apa saja yang saya inginkan jika saya sedang menjalani pengobatan dan tekanan darah membaik?

T

etangga Anda memiliki pengetahuan yang baik; obat saja bukan satu-satunya aspek penanganan darah tinggi. Sangat penting menerapkan perubahan gaya hidup yang menyertakan diet yang menyehatkan, memelihara berat badan ideal, olahraga teratur, dan tanpa tembakau atau alkohol. Tekanan darah tinggi merupakan masalah yang umum. Kira-kira 1 milyar penduduk di seluruh dunia memiliki tekanan darah yang tinggi, dan angka ini diproyeksikan pada kenaikan hampir 1,6 milyar di tahun 2025. Ini memperlihatkan kenaikan yang cepat terhadap kondisi yang berbahaya ini. Tekanan darah tinggi bertanggung jawab di seluruh dunia atas 7,6 juta kematian dari jantung dan penyakit pembuluh darah setiap tahunnya. Tekanan darah dihasilkan oleh interaksi jantung yang memompa darah melalui pembuluh-pembuluh darah dan berbagai fase dari proses ini, sebagaimana oleh arteri-arteri dan vena-vena yang dengan ajaibnya diciptakan. Ada dua angka yang digunakan untuk mengukur tekanan darah: angka yang di atas, atau bacaan sistolik, dan angka yang di bawah, atau bacaan diastolik. Tekanan diastolik dihasilkan oleh aksi pompa jantung (kontraksi ventrikel), yang mendorong darah masuk ke seluruh pembuluh darah tubuh. Ini mencerminkan kerja yang jantung lakukan untuk memelihara kehidupan. Tekanan diastolik mencerminkan turunnya tekanan ketika jantung beristirahat selama diastol (fase istirahat) dan terisi kembali dengan darah antara tiap denyut jantung. Tekanan ini tergantung pada struktur otot, terutama arteri yang kecil (arteriol atau pembuluh darah resistan), yang membantu mempertahankan aliran darah. Penting meninjau dan mengetahui

angka yang menetapkan tekanan darah normal dan kapan intervensi diperlukan untuk menaikkan bacaan tekanan darah. Ada empat kategori angka: 1. Normal—di bawah 120/80 2. Prahipertensi—Sistolik 120139, atau diastolik 80-89. 3. Tahap 1 Hipertensi—sistolik 140-159, atau diastolik 90-99 4. Tahap 2 Hipertensi—sistolik 160 atau lebih tinggi, atau diastolik 100 atau lebih tinggi Mengetahui angka tekanan darah Anda itu penting karena masing-masing kategori memiliki rekomendasi untuk langkah-langkah yang perlu diambil mengenai penanganannya, mulai dengan perubahan gaya hidup untuk pra hipertensi dan pengobatan yang diperlukan. Tekanan darah tinggi dikenal sebagai “silent killer” (pembunuh diam-diam) karena seringkali tidak ada gejalagejalanya. Oleh karena itu penting mengetahui angkanya. Diet dan Hipertensi

Pertanyaan Anda tentang diet itu ada kaitannya dan penting. Sebagaimana telah disebutkan tadi, tekanan darah tinggi itu sudah semakin sering terjadi. Dalam populasi yang terdiri sebagian besar dari negara-negara industri, tekanan darah tinggi meningkat secara dramatis seiring usia. Namun beberapa kelompok termasuk vegetarian ketat yang dietnya terutama terdiri dari produk sayuran dan rendah asupan garam (sodium), memperlihatkan tidak adanya kenaikan dalam insiden tekanan darah pada penuaan. Hubungan dari hipertensi yang membaik dan diet sekarang ini secara luas telah dipelajari. Pola diet yang terbukti menurunkan tekanan darah dite-

kankan pada buah-buahan dan sayuran dan produk susu rendah lemak. Selain itu, termasuk padi-padian utuh, kacangkacangan, dan minyak sayur tak jenuh. Hasil terbaik diperoleh bila asupan garam dibatasi juga (1,2 gram atau 1.200 miligram per hari). Dalam satu penelitian klasik Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) menyertakan unggas dan ikan, meskipun ini bisa dengan aman ditiadakan. Minuman-minuman mengandung gula dan manisan tidak dianjurkan. Para pasien yang mengikuti DASH dan diet serupa lainnya memiliki pengendalian tekanan darah yang lebih baik, dan bila pengobatan diperlukan— sebagaimana sering terjadi—maka itu lebih efektif dan dosis dapat diturunkan. Pesan yang harus dicamkan adalah bahwa pengobatan saja bukan satu penanganan yang memadai bagi hipertensi tanpa intervensi gaya hidup, dan langkah-langkah diet itu sangatlah penting dalam pendekatan secara keseluruhan. Referensi: New England Journal of Medicine, 3 Juni 2010, hlm. 2102-2112.

Allan R. Handysides, M.B.,

Ch.B., FRCPC, FRCSC, FACOG, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

Peter N. Landless, M.B., B.Ch., M.Med., F.C.P.(SA), F.A.C.C., adalah Direktur Eksekutif ICPA dan Associate Director Departemen Pelayanan Kesehatan GC. 05 - 2011 | Adventist World

11


R E N U N G A N

B

enda-benda itu kelihatan tidak menarik, kasar dan jelek— tidak ada yang perlu ditulis. Seorang pegawai pabrik industri yang kami kunjungi menyekop­ nya ke dalam sebuah tong yang besar. Kemudian ia menambahkan pasir, abu kayu, dan air, dan menutup tong itu ra­ pat-rapat. Ia menekan sebuah tombol, dan goyangan tong itu pun mulai. Tong itu bergoyang, berputar, dan berbelok. Suaranya menyakitkan telinga namun membuat penasaran. Puluhan tong bergerak dan bergoncang di pabrik itu, dan saat kami memandang dari tempat

Batu-batu Permata yang Dijungkirbalikkan dan Gereja

Melihat perubahan dari sebuah batu jelek menjadi batu permata yang halus mengingatkan saya secara visual tentang gereja. Bukan bangunan, bukan satu organisasi, tetapi satu komunitas orangorang percaya dari segala latar belakang kehidupan dengan etnis dan ras yang berbeda-beda. Ada sisi-sisi kasar dari setiap orang, dan mereka semua menemukan dirinya bercampur baur bersama—dalam gereja. Dibesarkan di Black Forest Jerman, yang diberkati dengan hujan salju yang

Menghaluskan Sisi-sisi yang Kasar

Apakah saudara-saudari Anda yang duduk di sebelah Anda di gereja, kadang-kadang suka menyinggung perasaan Anda? Apakah Anda mendapati diri menghela napas ketika melihat nama tertentu dalam buletin (“dia lagi, dia lagi!”)? Apakah kesenangan seseorang dalam teologi di gereja menyebabkan Anda menarik napas dalam? Saya yakin sebagian besar kita pernah merasakan emosi-emosi ini, sekalipun kita senang menjadi bagian dari gereja Allah di akhir zaman dan merasa mengabdi pada misi Gereja Masehi Advent Hari

Pinggiran Kasar Oleh Gerald A. Klingbeil

yang

Bagaikan Alat Allah yang Mengejutkan

tinggi yang menguntungkan, tidak ada yang mengisyaratkan kandungan indah dalam tong-tong ini. Ya, batu-batu itu kelihatan tidak menarik, kasar, dan jelek ketika masuk ke dalam tong, tetapi saat melihat tong lain dibuka setelah berminggu-minggu dalam gerakan yang konstan, perubahannya mengejutkan. Setelah tertutupi oleh debu dan lumpur, muncullah batu-batu berharga paling menakjubkan. Tigereye, rose quartz, amethyst (batu kecubung), batu akik, jasper, dan puluhan lainnya, pinggiran kasarnya hilang, bulat dan bersinar, dengan hati-hati dipilah-pilah menurut ukuran dan kualitas. Warna merah muda, biru tua, putih, merah, hijau tibatiba terasa menerangi ruangan itu.1

12

Adventist World | 05 - 2011

besar, sebagai seorang remaja saya suka main ski lintas daerah dan bergabung dengan satu klub. Semua orang dalam klub suka bermain ski lintas daerah dan bersedia berlatih keras untuk melakukan pertandingan yang baik. Namun demikian, gereja tidak seperti sebuah klub. Tetapi—Kitab Suci menggunakan kiasan ini (Ef. 1:5, 17; 2:18, 19)—seperti keluarga. Bayangkan saja pemain ski yang tidak menyukai pelatihnya atau beberapa dari rekan pemainnya. Mereka bisa berhenti begitu saja dari klub dan menemukan klub lain yang mereka sukai. Dalam satu keluarga (juga dalam gereja) kita tidak memiliki pilihan ini. Kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar yang tidak dibangun menurut rasa suka dan tidak suka kita.


m o d i f i e d kl i ng b e i l / d i g i tall y g e rald

Ketujuh. Akan tetapi konflik, sakit hati yang kecil maupun yang besar kelihatannya menjadi bagian dari keluarga (dan gereja) di seluruh dunia. Secara alamiah kita ini tidak tertuju kepada Allah tetapi berpusat pada diri sendiri dan manusia. Perjanjian Baru berisi sejumlah cerita yang mencerminkan konflik di awal gereja. Dalam beberapa kasus ketegang­ an-ketegangan ini mungkin akibat dari kepribadian-kepribadian yang bermasalah atau perasaan direndahkan oleh seseorang (lihat Kisah. 15:37-40; 13:13 mengenai Yohanes Markus). Di lain waktu konflik disebabkan oleh perbedaan-perbedaan teologi. Kisah 15 mengatakan bahwa dewan Yerusalem pertama disertai dengan banyak sekali diskusi dan argumen (ribut dan bertentangan).2 Akan tetapi ada satu kisah yang menyoroti sedikit tentang proses menghaluskan yang menjadi bagian dari menjadi gereja. Ingat Petrus di Antiokhia dan perselisihannya dengan Paulus? Kitab Suci menyediakan hanya sekilas ke dalam episode yang tak menyenangkan dari konflik di Galatia 2:11-14. Kesimpulannya dalam catatan suci mengingatkan kita bahwa tidak seorang pun yang sempurna—tidak Petrus, tidak Paulus, tidak juga Anda dan saya. Komentar Ellen White tentang kisah ini menyoroti satu alur umum dalam konflik-konflik gereja, di mana posisi kepemimpinan (pada setiap tingkatan) dapat mengarah pada ego yang menggelembung dan perspektif yang melengkung:; “Sejarah dari menyimpangnya [Petrus] dari prinsip yang benar berlaku sebagai satu peringatan serius bagi orang-orang yang berada dalam posisi yang dipercayai dalam pekerjaan Allah, agar mereka tidak gagal dalam integritasnya, tetapi dengan teguh taat pada prinsip.”3 Ketika Petrus mengubah kebiasaan-

nya makan bersama orang-orang kafir yang percaya karena tekanan saudarasaudara dari Yerusalem, Paulus tidak dapat tinggal diam dan “menentang” (lihat ayat 11)4 Petrus. Istilah Yunani yang digunakan di sini kuat: Yakobus 4:7 menggunakan istilah yang sama yang mendesak orang-orang Kristen untuk “melawan kejahatan.” Bagaimanakah Petrus menerimanya? Galatia tidak memberitahu cerita selengkapnya. Paulus menggunakan kesempatan ini untuk sekali lagi mengangkat Injil, kabar baik keselamatan oleh kasih karunia. Saya bayangkan Petrus memahaminya—dan bertobat. Ia siap menerima kritikan. Ia adalah bagian dari “tong” besar yang disebut gereja yang berisi “batu-batu semi berharga” dengan pinggir-pinggir yang kasar dan keras.

Pekerjaan Allah Menghaluskan

Tatkala merenungkan pekerjaan Allah dalam menghaluskan pinggirpinggir kehidupan saya (dan gerejaNya) yang kasar, saya telah memungut sejumlah pelajaran dari Kitab Suci yang juga bisa berguna bagi orang-orang Advent di abad kedua puluh satu. 1. Kerendahan hati adalah bahan kandungan yang utama bagi “tong” gereja itu. Yesus Sendiri mengundang kita untuk belajar dari Dia yang adalah lemah lembut dan “rendah hati” (Mat. 11:29).5 Petrus sendiri mengajak kita untuk “tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain” (1 Pet. 5:5). Kerendahan hati adalah seperti balsem mujarab ketika ujungujung yang tajam menyebabkan luka, dan merupakan cara yang sempurna sekalipun untuk kritikan langsung. 2. Pengakuan terhadap kesalahan dan pertobatan tidak datang dengan mudah, tetapi perlu menjadi bagian dari kehidupan gereja kita. Ketika kritikan diajukan dalam kerendahan hati dan menurut prinsip Kitab Suci, sudah waktunya berkata, “Saya bersalah; tolong maafkan saya.” Ketegangan antara saudara dan saudari dapat terluka kadangkadang, tetapi pada akhirnya harus membawa kita lebih dekat satu sama lain. 3. Menurut garis pedoman Yesus dalam Matius 18:15-20, konflik dan dosa di dalam gereja memerlukan pende-

katan solusi dengan banyak cara. Mendekati seorang saudara secara langsung akan memberikan hasil yang lebih baik daripada pertikaian di hadapan umum. Akan tetapi ada prinsip lain yang memerlukan perhatian: dosa yang dilakukan di hadapan umum juga memerlukan teguran dan resolusi di hadapan umum. Paulus berhadapan muka dengan Petrus “di hadapan mereka semua” (Gal. 2:14), karena ini mengenai permasalahan teologi yang penting yang menyangkut seluruh gereja. 4. Sejajar dengan ilustrasi tong tadi, penting mengingat bahwa di balik pinggiran yang kasar itu, sudut-sudut yang keras, tingkah laku yang seringkali mengecewakan, dan banyak gangguan kecil dan besar lainnya terletak sesuatu yang berharga—seorang saudara atau saudari, yang dijadikan dalam gambar Allah dan ditebus oleh darah Yesus, seseorang yang melebihi keindahan dan nilai dari batu permata yang indah. Paulus yang tak mengenal takut itu, yang jarang memperhalus kata ketika ia melihat perlunya tindakan tegas, mengingatkan kita tentang satu prinsip penting dalam Filipi 2:3: “dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang siasia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.” Itu adalah nasihat yang baik untuk “tong” gereja yang senantiasa bergerak dan terus berputar. 1 The Mineral World,owned by Topstone, in Simonstown, dekat Capetown, Afrika Selatan, sangat cocok dikunjungi. Singgah secara online di www.scratchpatch.co.za/index.html dan www.topstones.co.za/index.html dan baca tentang proses menakjubkan menjungkir balikkan batu-batu permata. 2 Istilah Yunani dalam Kisah 15:2 bahwa diterjemahkan NKJV sebagai “dispute=perselisihan” dapat juga diterjemahkan sebagai “kontroversi, debat, diskusi.” 3 Ellen G. White, The Acts of the Apostles, hlm. 199. 4 Ayat edisi Bahasa Inggris diambil dari New Internasional Version. 5 Versi Bahasa Inggris (lowly in heart) lain diterjemahkan “humble” (NIV, NASB, NRSV).

Gerald A. Klingbeil adalah seorang associate editor majalah Adventist World dan tinggal bersama istrinya, Chantal, dan ketiga putri mereka di Silver Spring, Maryland, AS. 05 - 2011 | Adventist World

13


KE H IDU PA N

A DV E NT

B

eberapa waktu yang lalu, tanggung jawab kerja membawa saya ke Hongkong selama tiga minggu. Saya seorang profesor teologi, dan saya diundang untuk mengajar satu kelas tentang empat Injil kepada sekelompok pendeta Cina. Dua pengalaman dari kunjungan itu menarik perhatian saya pada realitas yang lebih dalam tentang pergumulan antara kebaikan dan kejahatan yang terjadi di sekitar kita. Sebuah Rumah Allah

Pada Sabat terakhir di Hongkong saya diundang untuk berkhotbah di Filipino Adventist Church. Hongkong itu megah, jadi saya membayangkan sebuah bangunan gereja yang menarik dengan fasilitas fungsional yang memadai. Kenyataannya agak berbeda. Jalan yang kami lewati adalah blok apartemen yang sederhana di mana ruangan pertemuannya— nyaris tidak lebih besar dari ruang tamu saya. Sekitar 70 orang, yang sebagian besar adalah wanita, duduk berdekatan bersama-sama. Sekolah Sabat baru saja dimulai. Setelah mengambil tempat duduk, saya disambut dengan senyuman-senyuman hangat dan jabatan tangan. Pelajarannya dipimpin oleh seorang pemimpin awam. Para jemaatnya telah belajar dengan baik, dan diskusinya bersemangat dan bersifat pribadi. Saya memperhatikan bahwa beberapa orang berlinang air mata. Kehidupan tidak mudah bagi mereka. Banyak orang telah meninggalkan keluarga di pedesaan untuk menemukan pekerjaan—yang seringkali sangat meletihkan—agar mereka dapat memperoleh uang untuk dikirim ke rumah. Melihat ke sekeliling ruangan, pada orang-orang terkasih ini, saya nyaris mencucurkan air mata. Setelah kebaktian kami makan siang bersama. Makanannya sederhana tetapi enak. Kemudian saya akan bebas kembali ke kamar tamu untuk beristirahat, tetapi beberapa orang meminta saya tinggal untuk program siang. Meskipun istirahat kedengarannya menyenangkan, saya putuskan untuk tinggal. Waktunya sudah pukul 1:57 siang, dan acara siang pun segera mulai. Tiba-tiba saya menyadari bahwa sebagai pembicara tamu, saya mungkin diminta untuk berkhotbah kembali. Pikiran saya mulai mengolah kembali salah satu khotbahkhotbah saya belakangan ini—dan waktunya tepat sekali. Pada pukul 2:00 acaranya mulai dengan doa dan lagu; pemimpinnya kemudian mengumumkan bahwa waktu akan diserahkan kepada saya. Saya berkhotbah dari Injil Matius tentang kasih Allah, dan sekali lagi saya melihat orang-orang menangis. Kemudian kami belajar Alkitab tentang kehidupan Kristus. Acaranya mungkin sudah selesai sekarang, saya pikir, tetapi sekali lagi pemimpin acara mengumumkan bahwa waktu akan diserahkan kembali kepada saya. Saya benar-benar tidak siap. Diam-diam saya berdoa dan berkata bahwa kami akan mengadakan sesi tanya jawab. Ini diikuti dengan sebuah khotbah tentang nubuatan. Lalu kami bernyanyi, berdoa, dan menutup pertemuan itu. Sekarang sudah malam, dan salah satu anggota menyertai saya ke penginapan. Satu jam perjalanan jauhnya. “Apakah kau akan pulang ke rumah?” saya bertanya ketika

14

Adventist World | 05 - 2011

umah R Allah dan Rumah Tersesat Oleh Kim Papaioannou

yang

Betapa kontras!


sudah tiba di tujuan. “Tidak,” jawabnya. “Saya akan kembali ke gereja.” Tiba-tiba saya menyadari bahwa bagi orang-orang ini, gereja bukanlah sesuatu yang mereka lakukan di luar kebiasaan sekali seminggu. Gereja adalah tempat berteduh bagi mereka. Mereka menjalani kehidupan yang sulit, seringkali dalam keadaan-keadaan yang menantang. Gereja adalah rumah me­ reka—tempat di mana mereka diterima dan dikasihi, di mana mereka merasa menjadi bagian dari keluarga Allah yang luas dan indah. Mereka datang dengan keletihan, kadang-kadang patah hati, tetapi pergi dengan kerohanian yang sudah diperbarui dengan keberanian baru untuk menghadapi minggu yang baru. Saya mengenang kembali hari yang lalu. Saya telah mengkhotbahkan tiga khotbah. Dalam satu hal saya merasa keletihan, namun saya juga merasa disegarkan kembali—secara rohani disegarkan kembali dan diperkuat. Saya telah merasakan kehadiran Allah dalam kasih, kebaikan, dan pengalaman rohani yang dalam dari saudara saudari dalam Kristus ini yang baru pertama kalinya saya jumpai. Kunjungan gereja ini benar-benar merupakan pengalaman satu rumah Allah. Sebuah Rumah Orang yang Sesat

Pagi berikutnya seorang pendeta setempat membawa saya untuk mengunjungi Macau, yang dikenal atas arsitektur masa penjajahan Portugis yang indah dan banyaknya kasino. Ketika pertama kali tiba, para penjaja menjejali kami dengan selebaran dan voucher untuk kasino-kasinonya. Kemudian kami memperhatikan sebaris bus yang menawarkan tumpangan gratis menuju kota. Tumpangan gratis kedengarannya menarik, jadi kami naik ke satu bus dan beberapa menit kemudian diturunkan di depan sebuah kasino. Kami memutuskan masuk hanya untuk melihat seperti apa di dalam dan menemukan tempat untuk makan. Teman pendeta saya itu bersama saya telah diberikan dua voucher bernilai total 30 dolar AS. Segera setelah masuk ke tempat itu, seorang wanita mendekat dan kami telah dipilih secara acak untuk menerima sebuah hadiah. Ia memberikan kami dua amplop. Di dalamnya ada nilai yang sebanding dengan 150 dolar AS beserta voucher-voucher. Kami berdua sekarang memiliki voucher senilai 180 dolar AS. Jelas mereka menginginkan kami tinggal dan berjudi. Sebagai gantinya, kami menggunakan voucher-voucher itu untuk membeli makanan vegetarian di restoran Jepang di kasino itu. Kami juga mengambil kesempatan untuk mengunjungi juru masaknya dan membagikan pekabaran Injil kepadanya. Kembali di lobi hotel, segala sesuatu berkilau dalam kemewahan, lantai, dekorasinya, dinding-dindingnya, ruang yang luas. Sekelompok penyanyi berkeliling di gang-gang memikat para tamu dengan musik Asia-Latin. Kami memperhatikan sebuah patung anak sapi emas yang dikelilingi dengan hadiah dan cahaya gemerlap. Pikiran saya segera tertuju pada anak sapi emas di Keluaran 32. Anak sapi ini tidak dipamerkan untuk mengenang Keluaran; Tahun Baru Cina akan segera tiba, dan itu akan menjadi Tahun Sapi. Namun kesejajaran dengan

Keluaran 32 terlalu kuat untuk diabaikan. Orang-orang yang sedang berjudi di kasino tampaknya sedang menyenangkan diri sendiri. Alkohol dan minuman-minuman ringan ditawarkan dengan gratis. Tetapi kendati beberapa orang tertawa dan bergembira, teman pendeta saya bersama saya memperhatikan beberapa individu yang tampaknya mengalami kerugian finansial yang besar dan menyakitkan. Beberapa orang, sepertinya, baru saja membuang semua tabungannya. Kesedihan tidak pernah jauh-jauh dari sebuah kasino, juga potensial untuk kekerasan, saya berpikir pada diri sendiri sembari melihat alat pendeteksi logam di pintu-pintu. Sungguh Satu Perbedaan Nyata!

Saat itulah ironisnya muncul dalam benak saya. Semua jebakan-jebakan ini—voucher-voucher, makanan dan minuman gratis, musik indah, kemerosotan ini—tidak lain merupakan kait untuk menangkap calon korban. Seluruh muslihat ini bukan untuk menghibur tetapi untuk memisahkan orang-orang dari uang mereka. Baru satu hari sebelumnya, pada hari Sabat, dalam lingkungan yang bersahaja dari sebuah ruangan kecil di bangunan apartemen yang sederhana, saya merasakan kehadiran Allah. Orang-orang masuk ke bangunan itu terluka tetapi pergi dengan keadaan sembuh. Akan tetapi, dalam kemegahan dan kemewahan kasino, banyak orang masuk dalam keadaan utuh tetapi pergi dalam keadaan terluka dan sedih. Sungguh satu perbedaan yang mencolok antara cara-cara Allah dan Setan bekerja. Allah—senantiasa mengasihi, selalu benar—akan bekerja dalam lingkungan mana pun, entah itu miskin atau kaya, untuk menyembuhkan, memberkati, dan memberikan satu kedamaian yang melampaui segala pengertian. Sebaliknya, Setan adalah seorang yang akhirnya kalah. Tidak memiliki apa pun yang bermakna untuk diberikan, ia fokus pada memuaskan indera dan kemudian menghancurkan kedamaian dan kesempurnaan. Ia menuntun korban-korbannya yang tak sadar menuju kehancuran. Rumah-rumahnya adalah tempat bagi orang-orang yang kalah dan sakit. Dan mereka ada banyak sekali. Syukurlah kepada Allah atas kenyataan yang bertentangan ini: atas tempat-tempat ibadah seperti Filipino Adventist Church di Hongkong dan ribuan fasilitas serupa lainnya di seluruh dunia bagi para anggota kekasih yang mengasihi Tuhan dan orang-orang di sekitar mereka. Selama ada orang-orang dan tempat ibadah seperti ini, maka ada pengharapan bagi dunia ini. Semoga setiap gereja Advent menjadi satu rumah Allah di mana orang-orang terluka dapat dipulihkan.

Kim Papaioannou adalah profesor Perjanjian Baru di Adventist International Institute of Advanced Studies (AIIAS) di Filipina.

05 - 2011 | Adventist World

15


CERITA SAMPUL

Satu

Tangan Adugnaw Worku membuat presentasi berikut (diringkas) kepada para tamatan Southwestern Adventist University di Keene, Texas, Amerika Serikat, pada tanggal 17 Desember 2009.—Editors.

S

ungguh satu perbedaan besar yang dapat diberikan oleh pendidikan—terutama pendidikan Kristen! Sebagian besar tamatan siswa memulai pendidikan mereka di tingkat pertama ketika mereka berusia 6 atau 7 tahun. Mereka menyelesaikan sekolah dasar pada umur sekitar 13 atau 14 tahun, dan sekolah menengah atas di usia 18 tahun. Pada umur sekitar 22 atau 23 tahun mereka lulus dari sekolah tinggi. Namun pengalaman saya sendiri selama tahun-tahun pembentukan itu, sangatlah berbeda. Masa Kanak-kanak di Etiopia

Pada usia 7 tahun saya menjadi seorang gembala. Saya menjelajahi padang rumput yang luas dan perbukitan di pedalaman Etiopia barat laut bersama-sama dengan kambing, domba, sapi, dan beberapa keledai. Ini adalah tugas sehari-hari saya mulai dari fajar menyingsing sampai menjelang malam, sampai saya berumur 12 tahun. Kemudian saya menyerahkan tugas

16

Adventist World | 05 - 2011

Terulur dan Satu

Tangan

Terangkat Pendidikan Advent Telah Membuat Perbedaan

Oleh Adugnaw Worku


menggembala kepada adik laki-laki saya dan pindah bekerja di pertanian keluarga. Di sana saya belajar membajak sawah dengan sepasang lembu jantan dan menanam, menyiangi, dan menuai. Saya mendapati martabat pekerjaan sejak dini dalam kehidupan dan memikul tanggung jawab yang lebih besar seiring berlalunya waktu. Keluarga kami hidup dari pertanian. Kami menanam segala sesuatu yang kami perlukan untuk bertahan hidup. Pekerjaannya berat sekali, dan kami secara harfiah hidup dari hasil keringat kami. Ini bukan masalah pilihan, tetapi masalah bertahan hidup. Karier saya sebagai seorang petani desa berakhir sampai saya berumur 15 tahun. Peristiwa yang Mengubahkan Hidup

Pada usia 15 tahun saya mengalami kecelakaan berat yang mengakibatkan saya buta dan cacat di mata kiri. Para ahli pengobatan di desa saya mencoba membantu dengan obat-obatan tradisional, tetapi tidak ada yang berhasil. Jadi keluarga saya memutuskan untuk mengirim saya ke sebuah rumah sakit modern. Saya berjalan bersama sekelompok pedagang ke rumah sakit terdekat, satu perjalanan yang memerlukan waktu dua hari. Rumah sakit itu kebetulan adalah rumah sakit misi Advent Hari Ketujuh. Keluarga saya dan saya bukanlah orang-orang Advent, tetapi banyak dari sanak keluarga ibu saya adalah orang Advent. Oleh karena itu saya mengetahui sedikit tentang keyakinan itu. Ketika saya tiba di halaman misi itu, saya menemukan tiga hal: sebuah gereja, sebuah sekolah, dan sebuah rumah sakit. Falsafah dan praktik membangun sebuah gereja, sebuah sekolah, dan sebuah pusat kesehatan sudah lama menjadi ciri khas orang-orang Advent Hari Ketujuh sedunia. Begitulah Gereja Advent memulai pekerjaannya di tahun 1860-an dan 1870-an— membangun sebuah gereja, sanitarium, dan sebuah perguruan tinggi di Battle Creek, Michigan, Amerika Serikat. Praktik ini berakar kuat dalam filosofis Advent tentang mencapai pengembangan yang harmonis dari kekuatan rohani, fisik, dan mental.

s o u th w e s t e rn

adv e nt i s t

u n i v e r s i t y / c o u rt e s y

o f

Oleh sebab itu bukan hal aneh bagi saya menemukan tiga fasilitas ini di lingkungan misi di Etiopia barat laut sekitar 50 tahun yang lalu. Sementara berada di sana untuk diobati, saya memperhatikan para siswa sekolah itu dari dekat. Saya memperhatikan apa yang sedang mereka lakukan, bagaimana mereka berpakaian, dan bagaimana mereka berperilaku. Saya segera merasakan bahwa mereka memiliki sesuatu yang istimewa yang tidak saya miliki. Secara insting saya mengetahui bahwa pendidikan merupakan hal yang berguna untuk masa depan. Dan di sanalah saya yang sudah berumur 15 tahun tak mampu menulis nama sekalipun. Saya seorang petani buta huruf, dan saya mengetahuinya. Keinginan untuk bersekolah jadi bertambah besar, dan saya memutuskan untuk mencari jalan untuk bersekolah. Tetapi ada dua masalah besar: saya tidak mendapat izin dari orangtua, dan saya tidak memiliki uang sama sekali. Hanya ada pakaian di badan. Dalam budaya di desa kami, izin dari orangtua itu sangat penting. Orangtua di pedesaan Etiopia mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang cukup besar atas anak-anak mereka. Mereka yang memilih karier anak-anak mereka, pasangan mereka, agama mereka, dan tempat tinggal mereka. Tetapi meskipun pemikiran tentang menentang keinginan orangtua sangat membebani saya, keinginan besar saya untuk bersekolah lebih besar lagi. Allah Menjawab Doa Seorang Anak Muda

Tidak adanya izin dari orangtua dan uang tampaknya merupakan masalah yang tak dapat diatasi, dan pada masa-masa itu saya tidak mengetahui bagaimana berdoa secara resmi. Tetapi saya ingat memberikan doa yang sangat singkat berulang kali: “Allah, tolong bantu saya.” “Allah, tolong bantu saya.” Tuhan

Adugnaw Worku adalah kepala perpustakaan di Pacific Union College, Angwin, Kalifornia, Amerika Serikat.

pac i f i c

u n i o n

c o ll e g e

05 - 2011 | Adventist World

17


CERITA SAMPUL

mendengar doa sederhana itu dan menjawabnya secara ajaib. Pada usia 15 tahun saya menjadi seorang anak kelas satu yang bangga di tengah tahun sekolah. Saya sangat senang dan bersyukur, dan saya masih menganggap saat itu adalah kelahiran saya yang kedua. Waktu itu saya berumur 20 tahun ketika mengenal Allah yang mengasihi dan mengampuni dan bergabung dengan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh melalui baptisan. Saya belajar di kelas Alkitab dan di Sekolah Sabat dan gereja bahwa Allah pribadi ini memiliki pengharapan dan standar yang sangat tinggi, tetapi Ia tidak pernah mengusir seorang berdosa yang bertobat dari hadapan-Nya. Ia mengampuni dan berkata, “Pergilah, dan jangan berdosa lagi,” tetapi Ia tidak pernah berkata, “Pergilah jauh-jauh.” Tidak pernah! Penemuan itu telah memberikan arah, makna, tujuan, kedamaian, dan stabilitas dalam hidup saya. Bantuan dari Para Misionaris

Pada usia 22 tahun saya lulus dari kelas delapan—peringkat pertama di kelas saya dan di pemerintah setelah mengikuti ujian nasional. Itu tidak terlalu buruk bagi seorang anak petani! Tahun yang sama saya bertemu dengan satu keluarga misionaris Amerika yang baik dari Kalifornia selatan di dalam lingkungan misi itu, dan mereka membawa saya masuk ke rumahnya sebagai salah satu anggota keluarga mereka sendiri. Dr. Harvey Heidinger adalah dokter medis di rumah sakit itu. Saudari iparnya, Carolyn Stuyvesant, adalah seorang perawat. Elizabeth Heidinger, istri Dr. Heidinger adalah “mama” kami di rumah. Keluarga misionaris ini meninggalkan kenyamanan dan kesenangan di Kalifornia selatan dan mengadakan perjalanan menuju pos misi terdepan di Etiopia barat laut itu di mana hanya ada sedikit fasilitas. Saya begitu bersyukur mereka melakukannya, karena mereka telah mengubah hidup saya. Mereka membiayai pendidikan saya, juga pendidikan saudara-saudara saya, sampai ke perguruan tinggi. Dan sungguh suatu perbedaan besar telah diberikan pendidikan pada umumnya—dan pendidikan Kristen khususnya—dalam kehidupan kami! Sebagai-

18

Adventist World | 05 - 2011

mana sebagian besar orang, saya mengukur keberhasilan saya dalam hidup oleh tingginya saya mendaki. Tetapi saya tidak pernah melupakan kedalaman asal muasal saya. Penggolongan ini telah membuat rasa syukur saya bahkan lebih dalam dan lebih besar kepada Allah dan kepada orang-orang saleh. Terimakasih kepada para misionaris yang murah hati itu, saya jadi bisa bersekolah di sebuah sekolah akademi Advent berasrama selama empat tahun, dan lulus peringkat pertama di kelas dan sebagai ketua kelas di usia 25 tahun. Setelah sekolah menengah atas didaftarkan di Avondale College di Australia. Saya lulus dari sana pada usia 30 tahun dan kemudian ke Universitas Andrews di Berrien Spring, Michigan, Amerika Serikat, untuk sekolah tingkat sarjana. Jadi saya adalah produk keluar masuk pendidikan Advent. Dan saya tidak hanya bersyukur karenanya, tetapi juga bangga dengan hal itu. Mungkin kelihatannya saya terlambat untuk segala sesuatu, tetapi pada akhirnya saya melewati semua itu. Saya menikah di usia 36 tahun dan menjadi seorang ayah pada usia 40 tahun. Yah, apa boleh buat? Sebut saja saya seorang yang lambat berkembang. Manfaat-manfaat Pendidikan Advent

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengerahkan banyak sekali sumber daya keuangan, manusia, dan bahan untuk mendidik anak mudanya. Menyediakan kesempatan bagi anak muda untuk menemukan Allah pribadi dalam lingkungan yang aman dan mendukung, di mana mereka dapat mempelajari dan mengungkap permasalahan hidup mendasar dalam kehidupan. Tujuan dari pendidikan Kristen adalah membantu anak-anak muda menemukan Allah pribadi yang mengasihi, mengampuni dan mengembangkan iman yang tak tergoyahkan di dalam Dia. Juga untuk membantu pemuda kita mengembangkan talentatalenta mereka yang diberikan Allah dalam cara Kristen Advent yang berbeda, dan kemudian melayani Allah dan umat manusia. Dalam bukunya Education, Ellen G. White dengan jelas menyatakan misi sekolah-sekolah Advent. Ia menulis: “Pendidikan yang benar berarti lebih dari sekadar mengikuti satu mata pela-


pria dan wanita yang berpendidikan baik yang memegang gelar dari lembaga-lembaga pendidikan bergengsi tetapi hanya memiliki sedikit integritas. Penelitian-penelitian tentang penipuan bisnis eceran di Amerika Serikat menyatakan jutaan dolar kerugian setiap tahunnya melalui pencurian.4 Dan 60 persen dari pencuri itu dilakukan oleh para pegawai.5 Lebih dari 30 persen dari bisnisbisnis baru gagal karena ketidakjujuran pegawai.6 Tragisnya, semua ini bukanlah kejadian-kejadian yang tersendiri. Semua Anak-anak Allah

jaran tertentu. Tetapi berarti lebih dari satu persiapan bagi kehidupan yang sekarang. Ada kaitannya dengan keseluruhan diri, dan dengan seluruh periode keberadaan yang mungkin bagi manusia. Itu adalah satu perkembangan harmonis dari kekuatan fisik, mental, dan rohani. Mempersiapkan siswa bagi sukacita pelayanan di dunia ini dan untuk sukacita yang lebih tinggi dari pelayanan yang lebih agung di dunia yang akan datang.”1 Beberapa lembar berikutnya ia menambahkan: “Adalah hasil dari pendidikan sejati... melatih pemuda untuk menjadi pemikir, dan bukan sekadar mengungkapkan pemikiran orang lain.”2 Dirangkumkan dalam pernyataan ini adalah pemikiran bulat dan renungan tentang pendidikan, kasih kepada Allah dan sesama manusia, dan pelayanan bagi keduanya. Inilah alasan keberadaan sekolah-sekolah Advent dan mengapa gereja mengeluarkan begitu banyak sumber daya untuk mengelolanya. Integritas yang Tak Berkompromi

Sekali lagi dalam buku Education, Ellen White menggambarkan tujuan penting lain dari sekolah-sekolah Advent: “Kebutuhan terbesar dunia adalah kebutuhan akan [pria dan wanita]... yang tidak akan dapat diperjualbelikan, [pria dan wanita] yang dalam batinnya jujur dan tulus,... [pria dan wanita] yang kata hatinya tertuju pada tugas sebagaimana jarum dengan lubangnya, [pria dan wanita] yang akan berdiri bagi kebenaran meskipun langit runtuh. Tetapi tabiat seperti itu tidak terjadi secara kebetulan. Satu tabiat yang mulia adalah hasil dari mendisiplin diri... [dan] penyerahan diri bagi pelayanan kepada Allah dan [umat manusia].”3 Apakah Anda mempunyai integritas pribadi yang tak tergoyahkan? Jika memang demikian, pastikan menyertakannya dalam data diri Anda. Para pegawai berpotensi dan komite penerimaan sekolah akan menerima Anda dengan sungguh-sungguh dan kemungkinan besar akan memberi keputusan sesuai keinginan Anda. Dunia sangat membutuhkan pria dan wanita yang memiliki integritas pribadi yang tak tergoyahkan. Krisis ekonomi sekarang ini di Amerika Serikat yang telah membuat jutaan penduduk menganggur dan tuna wisma disebabkan oleh

Sekolah-sekolah Advent mengajarkan bahwa kita semua adalah anak-anak Allah. Jika kita menerima Allah sebagai Bapa kita, maka kita tidak dapat memilih siapa yang menjadi saudara dan saudari kita. Anda adalah saudara saya, dan saya adalah saudara Anda, tidak peduli siapa kita, atau dari mana asal kita. Kita tidak selalu menghidupkan cita-cita tinggi ini, tetapi itulah cita-cita kita. Itulah sebabnya para misionaris menyeberangi lautan dan membantu orang-orang di belahan bumi lain. Saya adalah contoh hidup dari kasih persaudaraan seperti itu. Banyak ilmuwan, juga Alkitab, memberitahu kita bahwa hanya ada satu ras manusia, tidak banyak. Kita orang-orang Advent menerimanya satu langkah lebih jauh dan menegaskan bahwa kita semua adalah anak-anak Allah, dan oleh sebab itu bersaudara. Dan karena itu, kita adalah penjaga saudara-saudara kita. Allah akan selalu bertanya kepada kita, “Di manakah saudaramu? Di manakah saudarimu?” Apa pun yang kita lakukan pada anak-anak-Nya yang “hina” ini, maka Ia akan menganggapnya telah dilakukan pada-Nya. Saya telah menerjemahkan 102 lagu anak-anak dari bahasa Inggris ke bahasa Etiopia, dan saya ada tiga kesukaan saya. Lagunya adalah “Jesus Loves Me,” “Jesus Loves the Little Children,” dan “This Little Light of Mine.” Lagu-lagu ini bukan hanya untuk anak-anak; pesannya untuk sepanjang masa dan bagi semua orang di segala usia dan ras. Itulah yang kita ajarkan di sekolah-sekolah kita.

Belajar Tidak Pernah Berakhir

Belajar itu tidak berakhir saat kelulusan dari sekolah, atau bahkan dari sekolah sarjana. Itu adalah satu proses seumur hidup. Sebagai orang-orang Kristen Advent, kita percaya bahwa kehidupan ini merupakan satu latihan bagi kehidupan yang akan datang, dan yang sama pada keduanya adalah belajar. Sepanjang kehidupan ini—dan kekekalan—kita belajar tentang Allah, alam semesta-Nya yang luas dan rumit, dan diri kita sendiri. Para pelajar seumur hidup percaya bahwa mendapatkan pengetahuan baru dan memperoleh keahlian baru itu berguna. Lagipula, secara praktis ini bernilai. Penelitian-penelitian mengindikasikan bahwa pekerja di antara usia 18 dan 38 tahun akan berubah pekerjaan sekitar rata-rata 10 kali.7 Jadi jangan pernah berhenti belajar. Para pelajar seumur hidup akan dilayani dengan baik di dunia yang senantiasa berubah ini.

Ellen G. White, Education, hlm. 13. Idem, hlm. 17. Idem, hlm. 57. 4 http://ezinarticles.com/?Employee-Theft-Higher-in-the-United-States&id=5406092. 5 Ww.Ipinnovations.com/page/16-incident_resolution/?utm_campaign=Employee-TheftIncidents-PPC&utm_source=adwords&gclid=CLrfrprwkacCFYnd4AodZCxMbg. 6 www.quickbackgroundchecks.com/blog/tag/employee-background-check 7 http://careerplanning.about.com/b/2006/07/28/how-often-do-people-change-careers.htm 1 2 3

05 - 2011 | Adventist World

19


K E P E R C AYA A N

D A S A R

Oh

PASAL 19

B

anyak orang Kristen sekarang ini memikirkan hukum dalam pengertian penghakiman dan hukuman yang diakibatkan dari ketidakmenurutan. Sayangnya, kita jadi lupa untuk mencintai hukum itu! Sebagai mazmur terpanjang dalam Alkitab, Mazmur 119 bukanlah tentang kasih Allah atau bahkan kesucian-Nya, tetapi didedikasikan untuk menyukai hukum Allah. Kegembiraan ini mencerminkan hasil perenungan pada kata pengantar dari Sepuluh Hukum: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan” (Kel. 20:2). Meskipun sering dilewatkan, ayat pengantar ini menentukan sifat dari rangkaian hukum Allah ini. Maksud dari hukum ini bukanlah penurutan pada raja lalim yang keras, atau menyenangkan dewa yang berubahubah. Tetapi, Allah Sendiri memberikan alasan utama bagi pemeliharaan hukumNya: rasa syukur pribadi atas penebusanNya. Buku Ulangan (Deuteronomy) memperluas dan menguraikan secara rinci Sepuluh Hukum dalam bentuk khotbah. Kata “Deuteronomy” berarti “hukum kedua,” tetapi dalam Bahasa Ibrani, buku itu sebenarnya mengacu pada “instruksi” (atau Torah). Setiap tujuh tahun, Bangsa Israel membaca seluruh buku bersamasama (Ul. 31:10-13). Bahkan yang lebih penting, Ulangan 17:14-20 menyuruh setiap raja, sebagai perwakilan/ atau teladan bangsa, untuk menulis sendiri seluruh salinan hukum itu pada permulaan pemerintahannya. Ayat ini memperlihatkan dengan jelas empat alasan utama pentingnya hukum Allah.

A. Rahel Schafer adalah

seorang mahasiswa Ph.D dalam pelajaran Alkitab dan teologi di Wheaton College. Ia bersama suaminya, Kirk, suka mendaki gunung, dan memimpin kelompok pemuda gereja.

20

Adventist World | 05 - 2011

Betapa ,

Kucintai Oleh A. Rahel Schafer

1.

Penurutan adalah respons rasa syukur bagi kelepasan—“Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu,... maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kau angkat atasmu.... Apabila ia [raja itu] duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi” (Ul. 17:14-18). Pemeliharaan oleh Allah tetap membentuk fondasi bagi penurutan; negeri dan kerajaan itu sendiri didapatkan hanya melalui pekerjaan Allah. Hukum itu menggambarkan satu perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Memang, seluruh buku Ulangan disusun seperti banyak perjanjian politik di masa itu, mulai dengan menceritakan kembali semua pertolongan yang Suzerain (Allah) lakukan bagi para budak (Israel) dalam melepaskan mereka (dari Mesir), dan kemudian menetapkan ketentuan-ketentuan perjanjian sebagai satu respons rasa syukur. Dalam Perjanjian Baru juga, Yesus mengingatkan para murid-Nya bahwa penurutan kepada hukum Allah erat kaitannya dengan kasih kepada Dia; Ia berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yoh. 14:15).

2.

Melalui perenungan akan Firman Allah, Allah menyanggupkan kita untuk menurut—“Itulah [salinan hukum yang ditulisnya] yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya” (Ul. 17:19). Merenungkan instruksi Allah terjadi sebelum penurutan. Melalui waktu yang digunakan dalam Firman Allah, Allah menyanggupkan sang raja untuk menuruti hukum. Sejak permulaan, umat Allah selalu merupakan orang-orang yang memelihara hukumNya sementara hatinya berhubungan dengan Dia. Allah Sendiri berjanji menyunat hati mereka, agar mereka bisa mengikuti peraturan-Nya (Ul. 30:6). Jadi, Sepuluh Hukum dapat dibaca sebagai 10 janji (mis., “[Aku berjanji] kau tidak akan menyembah allah lain di ha­ dapan-Ku”). Yesus mengulangi prinsip ini dalam Perjanjian Baru dengan menyebut diri-Nya sendiri pokok anggur dan para pengikut-Nya sebagai rantingranting, yang akan menghasilkan buah hanya bila mereka tinggal di dalam Dia, dan Ia membentuk mereka ke dalam gambar-Nya (Yoh. 15:1-8).


3.

Hukum menyediakan perlin­ dungan—“supaya jangan ia tinggi hati terhadap saudara-saudaranya, supaya jangan ia menyimpang dari perintah itu ke kanan atau ke kiri” (Ul. 17:20). Hukum juga berguna untuk menyatakan kejahatan dosa. Tanpa hukum, manusia tidak akan mengetahui kapan mereka

dari perbudakan hukum di dalam Kristus, ia menyamakan kebebasan di dalam Kristus ini dengan perhambaan kepada Allah (Roma 6:15-22). Perhambaan yang dimaksudkan Paulus adalah perbudakan dosa yang mencegah kita dari menuruti hukum, tetapi yang dipatahkan oleh menerima penurutan sempurna Kristus untuk kita (Roma 8:3, 4),

telah dicemari oleh umat-Nya di hadapan dunia, Allah berjanji memberikan hati yang baru kepada umat-Nya, dan menyebabkan mereka berjalan di jalan-jalan-Nya (Yeh. 36:22). Dalam cara yang sama, sudut pandang kita pada hukum Allah harus mencakup arti kosmik dari penurutan kita. Bila kita menuruti hukum Allah, yang merupakan pantul­ an dari tabiat-Nya, maka kita adalah seorang saksi kepada alam semesta bahwa Allah kita itu setia, adil, dan benar (Mat. 5:16; Rm. 7:12; Ibr. 8:8-10; 1 Yoh. 5:2, 3). Orang-orang Kristen seharusnya tidak fokus pada kesulitan-kesulitan menuruti hukum Allah, tetapi dengan semangat mencari segala cara yang mungkin menunjukkan rasa syukur kita kepada Juruselamat kita. Tidak ada harapan menuruti hukum dengan kekuatan sendiri, tetapi kita telah ditebus oleh darah Anak Domba, dan sedang diubahkan menurut gambar Kristus oleh Roh Kudus. Hukum melindungi kita dari perbudakan dosa, dan bahkan menyediakan banyak kesempatan untuk bersaksi dan membawa kehormatan bagi nama Allah. Gantinya memandang hukum sebagai persyaratan yang membebani bagi keselamatan, kita bisa dengan sukacita menceritakan bagaimana Allah telah melepaskan kita dari dosa, dan bahwa melayani Dia itu merupakan satu keistimewaan bagi kita. “Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari” (Mzm. 119:97).

Taurat-Mu! telah menyimpang dari jalan sempit dan lurus menuju gambar Allah. Dan tidak seperti persyaratan dewa-dewa lain, hukum Allah tidak membingungkan atau berubah-ubah (Ul. 30:11-16). Ditulis dalam kepentingan orang lain, hukum melindungi kehidupan dan martabat, hubungan dan hak milik. Jadi, hukum itu tidak menjadi rintangan yang menahan kita dari menikmati dunia dan kesenangannya, tetapi merupakan satu pagar yang melindungi kita dari dunia dan bahaya-bahayanya. Sesungguhnya, hukum Allah itu kekal dan tidak berubah-ubah. Sepuluh Hukum dikenal sebelum Sinai (mis., Kej. 2:2, 3; 4:8-12; 26:7; 39: 7-9). Meskipun Paulus bergembira karena ia bebas

aurat T

allah

Yohanes pewahyu mengulangi bahwa mereka yang mengikut Allah di akhir zaman akan menuruti hukum-Nya (Wahyu 14:12).

4.

Reputasi Allah dipertaruhkan—“agar lama ia memerintah, ia dan anak-anaknya di tengah-tengah orang Israel” (Ul. 17:20). Akhirnya, menuruti hukum itu tentang memulihkan nama dan tabiat Allah yang telah dinodai oleh dosa-dosa umat-Nya. Bangsa-bangsa di sekitar menghargai dewa-dewa berdasarkan pada pandangan mereka tentang kemampuan dewanya itu untuk melindungi dan memberkati bangsa dan negeri mereka. Jadi, demi nama-Nya yang

Prinsip-prinsip besar hukum Allah tercakup dalam Sepuluh Hukum dan diperlihatkan dalam kehidupan Kristus. Hukum itu mengekspresikan kasih, kehendak, dan maksud Allah mengenai perilaku dan hubungan manusia dan mengikat semua orang di segala usia. Aturan-aturan ini merupakan dasar dari perjanjian Allah dengan umat-Nya dan standar dalam penghakiman Allah. Melalui perwakilan Roh Kudus, hukum menunjukkan dosa dan membangkitkan satu pengertian terhadap kebutuhan akan Juruselamat. Keselamatan itu dari kasih karunia dan bukan dari perbuatan, tetapi buahnya adalah penurutan kepada hukum. Penurutan ini mengembangkan tabiat Kristen dan menimbulkan satu pemahaman tentang kesejahteraan. Itu adalah bukti dari kasih kita kepada Tuhan dan perhatian kita kepada sesama manusia. Penurutan dari iman memperlihatkan kekuatan Kristus untuk mengubah kehidupan, dan oleh sebab itu memperkuat kesaksian Kristen (Kel. 20: 1-17; Mzm. 40:7, 8; Mat. 22: 36-40; Ul. 28: 1-14; Mat. 5:17-20; Ibr. 8:8-10; Yoh. 15: 7-10; Ef. 2:8-10; 1 Yoh. 5:3; Rm. 8:3, 4; Mzm. 19:7-14).

05 - 2011 | Adventist World

21


R O H

N U B U A T

D

i tahun 1895 James Edson White menghubungi ibunya, Ellen G. White, tentang satu kebutuhan khusus. Di kedalaman selatan Amerika ada banyak budak yang sudah dibebaskan dan keturunan mereka, yang tinggal dalam kemiskinan dan kebodohan. Dengan risiko besar Edson mengadakan perjalanan ke selatan untuk membawakan pengajaran rohani dan pengharapan serta memulai pendidikan bagi orang-orang hitam Amerika. Ia memproduksi sebuah buku untuk digunakan dalam mengajar membaca, dan kemudian mencari bahan keagamaan untuk mempraktikkan keahlian baru mereka. Buku-buku ibunya memiliki pesan-pesan rohani yang indah, tetapi bukan bacaan yang mudah, jadi Edson meminta izin darinya untuk mengadaptasi tulisan-tulisannya bagi penggunaan semacam itu. Ia menulis: “Edson, kau bebas memilih bahan dari tulisan-tulisan saya

mas telah menulis Messiah (2002) dan Blessings (2008), parafrasa dari The Desire of Ages dan Thoughts From the Mount of Blessing. Semua ini telah menarik banyak pembaca, tetapi ini bukan satu-satunya pendekatan pada permasalahan ini. Adaptasi Terkini

Dalam mencoba memperkenalkan para pembaca baru kepada pandangan-pandangan ilham Ellen White, selama beberapa dasawarsa terakhir The White Estate telah memproduksi sejumlah adaptasi dari buku-bukunya atas permintaan berbagai departemen gereja. Menjelang peringatan seratus tahun buku Education, Departemen Pendidikan Divisi Amerika Utara meminta White Estate untuk mengeluarkan edisi baru, menyesuaikan bahasa seperlunya. Hasilnya adalah True Education, diterbitkan tahun 2000. Sampulnya memberi catatan

Mengadaptasikan

Tulisan

Oleh William Fagal

yang diperlukan untuk traktat dan brosur sederhana yang dimaksud untuk ladang di selatan. Engkau sendiri mungkin bisa menyederhanakan dengan cara yang menurutmu lebih baik� (The Publishing Ministry, hlm. 209). Sebagai jawabannya, tahun berikutnya Edson mengeluarkan buku Christ Our Saviour dengan nama Ellen White, di mana ia menyederhanakan beberapa bahannya tentang kehidupan Kristus supaya mudah dipahami pembaca, termasuk anak-anak, yang tidak bisa dengan mudah membaca The Desire of Ages. Kini kita juga melihat satu kebutuhan khusus. Meskipun banyak orang membaca tulisan-tulisan standar Ellen G. White dengan nyaman dalam ekspresi Bahasa Inggris aslinya, yang lain kesulitan dengan beberapa kata dan bergumul dengan kalimat-kalimat panjang atau rumit ekspresi bacaan abad kesembilan belas. Sebagian orang Advent, terutama orang Advent muda, di Amerika Utara yang membaca tulisan-tulisan Ellen White secara teratur telah berkurang selama bertahun-tahun, dan beberapa orang percaya ini karena kesulitan yang dialami beberapa orang dalam membaca tulisan-tulisan ini. Parafrasa Modern

Satu respons pada masalah ini dengan dibuatnya parafrasa tulisan-tulisan Ellen White untuk menyampaikan konsepkonsepnya tanpa perlu mengikut kata-katanya. The White Estate telah memproduksi A Call to Stand Apart (2002), satu himpunan parafrasa bagi orang dewasa muda, dan Jerry Tho-

William Fagal adalah Associate Director

Ellen G. White Estate di General Conference Masehi Advent Hari Ketujuh, Silver Spring, Maryland, AS.

22

Adventist World | 05 - 2011

Ellen

bahwa itu adalah adaptasi dari Education, oleh Ellen G. White. Sama halnya, atas permintaan Departemen Kesehatan General Conference, di tahun 2005 White Estate mengeluarkan satu adaptasi yang disebut The Ministry of Health and Healing untuk peringatan seratus tahun buku The Ministry of Healing. Kedua judul ini menyatakan hubungannya dengan karya asli, tetapi seperti semua judul adaptasi, berbeda dari yang asli untuk menjelaskan perbedaannya. Judul-judulnya meniru teladan yang ditetapkan hampir 30 tahun lalu dengan penerbitan Steps to Jesus, satu adaptasi dari Steps to Christ bagi orang muda dan mereka yang kemampuan berbahasa Inggrisnya terbatas. Adaptasi Bukanlah Parafrasa

Buku-buku ini bukanlah parafrasa. Karena sebagian besar, mengikuti karya asli kalimat demi kalimat dan menggunakan sebagian besar kata-kata asli Ellen G. White, meskipun kadang-kadang dengan urutan kata yang berbeda. Kata-katanya akan terasa akrab bagi mereka yang mengetahui buku-buku aslinya, tetapi mungkin terbaca lebih halus bagi beberapa orang. Ayat-ayat Alkitabnya dikutip dari New King James Version.

Conflict Serial baru bagi Kaum Remaja The White Estate juga sedang mengembangkan satu adaptasi lima jilid serial Conflict of the Ages—penyajian Ellen White tentang tema pertikaian besar. Buku-buku itu tak disangkal lagi merupakan karya sastra dan sumbangsih teologinya yang terbesar bagi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Sekitar lima tahun yang lalu para pimpinan Departemen Sekolah Sabat General Conference mengadakan pendekatan pada White Estate dengan satu permintaan untuk menyesuaikan perbendaharaan kata dari Conflict Serial. Mereka sedang mengembangkan satu kurikulum baru untuk pelajaran Sekolah


LAMA DAN BARU: Sebuah adaptasi awal dari buku The Desire of Ages dan hasil adaptasi yang baru secara khusus bagi para remaja. Manfaat-manfaat Adaptasi

White

Wakil dari The White Estate berharap kelima jilid ini akan memperkenalkan lebih banyak remaja pada konsep-konsep dan pandangan yang membuka mata yang ditemukan dalam tulisan-tulisan Ellen White, dan agar ini mendorong mereka berusaha membaca Ellen White yang asli. Menggunakan banyak perbendaharaan kata Ellen White dan New King James Version, jilid-jilid ini menyediakan semacam “langkah maju” ke arah tulisan-tulisan aslinya, membuat peralihan ke arah yang asli lebih mudah. Manfaat tambahannya adalah bahwa buku-buku ini terbukti menarik bagi lebih banyak remaja. Orang dewasa dari berbagai kemampuan membaca telah berespons dengan baik padanya. Lebih jauh, ada minat untuknya dari negara-negara di mana Bahasa Inggris merupakan bahasa kedua dan versi yang lebih mudah akan diterima dengan baik. Di berbagai

Adakah itu suatu kebutuhan?

Sabat remaja, dan mereka ingin menyertakan bacaan anjuran dari buku-buku Ellen White. “Dapatkah Anda memberikan kami sesuatu yang lebih mudah dibaca?” Tanya mereka. “Kami mendengar orang-orang muda yang berkata mereka kesulitan memahami perbendaharaan kata asli dari Ellen White dan bergumul dengan struktur kalimatnya.” Perwakilan The White Estate memutuskan untuk menyiapkan edisi-edisi jilid-jilid ini yang diadaptasi bagi remaja. Titik awal bagi rangkaian yang baru diajukan itu adalah Conflict Serial yang disingkat diproduksi awal tahun 1980-an, yang telah berkurang tiap pasalnya sebanyak 40 persen. Jadi jilid-jilid adaptasi itu lebih kecil dari buku-buku asli Ellen White, membuatnya lebih menarik bagi para pembaca muda. Empat dari lima jilid itu sudah dicetak (tersedia di www. adventistbookcenter.com): The Beginning of The End (2007), yang sama dengan Patriarchs and Prophets; Royalty and Ruin (2008), menggantikan Prophets and Kings; Humble Hero (1009) menceritakan kisah Yesus dari The Desire of Ages; dan Unlikely Leaders (2010) sama dengan The Acts of the Apostles. Jilid akhir, berdasar pada The Great Controversy, sedang disiapkan.

tempat berbeda para pimpinan gereja bisa membeli jilid yang lebih singkat ini lebih ekonomis, dan bahasanya lebih sederhana dan lebih langsung. Adaptasi Mengisi Satu Kebutuhan

Adaptasi tidak akan pernah menggantikan yang aslinya, jilid utuhnya. Kekayaan dan kekuatan tulisan-tulisan Ellen White paling baik didapati dalam tulisan-tulisan aslinya, dan gereja tidak bermaksud menggantikannya dengan edisi-edisi lain. Tetapi adaptasi mengisi satu kebutuhan yang akan membantu dan menarik perhatian kepada karya aslinya. Buku-buku itu mengingatkan kita bahwa dalam tulisan-tulisan ini ada nilai tinggi yang tidak boleh kita lewatkan. Semua ini akan membantu satu generasi baru mengetahui dan menghargai tulisan-tulisan yang sudah sangat memberkati jutaan orang.

Pahami Visinya: Dalam Bahasa Anda

The Ellen G. White Estate baru-baru ini telah mengeluarkan satu situs web interaktif baru dan bersahabat (egwwritings.rg) membahas tulisan-tulisan Ellen White dalam Bahasa Inggris asli, adaptasi Inggris modern, Jerman, Perancis, Spanyol, Italia, Portugis, Rusia, Cina, dan Roma. Bahannya tersedia dalam berbagai format termasuk e-book, audiobooks, PDF file, dan lebih banyak lagi. Perangkat yang didukung oleh situs itu termasuk Amazon Kindle, iPad, dan Barnes dan NobleNook. Situs itu juga memberikan aplikasi yang

dapat diunduh untuk iPhone dan iPad. Pilihan media sosial seperti Facebook dan Twitter tersedia untuk dibagikan. Untuk memperoleh terjemahan perangkat kerasnya (hard-copy) dalam bahasa-bahasa yang belum didukung oleh situs baru, kunjungi http://publishing.gc.adventist.org/publ_houses.html untuk daftar lengkap dari 62 percetakan yang beroperasi di seluruh dunia oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

05 - 2011 | Adventist World

23


P E L A Y A N A N

A D V E N T

D

ivisi Euro-Asia secara geografis adalah wilayah Masehi Advent Hari Ketujuh yang terbesar di dunia. Terbentang sepanjang hampir setengah belahan bumi, dari Eropa Timur ke Samudera Pasifik, dan dari atas lingkaran daerah Kutub utara ke Asia Tengah. Jika Anda harus mengadakan perjalanan sejauh lebar divisi ini, maka Anda harus menyesuaikan jam Anda pada 11 zona waktu yang berbeda-beda! Euro-Asia terdiri dari 12 negara, termasuk negara-negara yang mayoritas Kristen yakni Armenia, Belarus, Georgia, Moldova, Rusia, dan Ukraina; dan negara-negara yang mayoritas Muslim, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgystan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Masing-masing dari negara-negara ini sangat beraneka ragam, dengan campuran kelompok etniknya, agama, dan bahasa. Namun mereka memiliki masa lalu yang sama: mereka semua pernah menjadi bagian dari bekas Uni Soviet. Bangkitnya Komunisme di tahun 1917 menuntun pada hilangnya kebebasan beragama di wilayah ini. Di tahun 1929 banyak Gereja Advent Hari Ketujuh disita atau ditutup. Publikasi Advent dilarang dan pertemuan-pertemuan keagamaan di rumah-rumah pribadi dilarang keras. Ratusan orang Advent ditahan, dipenjarakan, atau dikirim ke kamp kerja paksa karena telah membagikan imannya. Beberapa orang bahkan kehilangan nyawa mereka. Di tahun 1938 tidak ada kebaktian jemaat di mana pun di Rusia. Namun para anggota gereja tetap setia kepada Allah. Ketika komunisme rubuh di tahun 1991, warga negara Soviet mengalami banyak kebebasan baru. Ribuan orang merindukan Allah, dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bertumbuh pesat. Namun lonjakan minat pada keagamaan ini segera berkurang saat masyarakat mulai mengadopsi gaya hidup sekular dari Barat. Kini gereja terus bertumbuh, tetapi kemajuannya lambat. Dari 280 juta penduduk di Divisi Euro-Asia, kurang dari 140.000 adalah penganut Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Karena agama sangat dilarang selama zaman Soviet, banyak orang percaya Kristen yang berupa nama saja. Sedikit orang yang membaca Alkitab. Ate-

24

Adventist World | 05 - 2011

Olesia

Gereja Anak-anak Margeurita

membangun

dan

Oleh Laurie Falvo

Di wilayah yang luas dan penuh tantangannya berat

isme dan agnotisme kuat. Kekacauan politik, inflasi, dan pengangguran mengakibatkan jutaan orang kecewa dan tidak tertarik pada agama. Namun banyak yang mencari sesuatu yang bersifat rohani dan yang tidak akan mengecewakan mereka. Orang Advent di Divisi Euro-Asia sedang menjangkau para pencari ini dengan sesuatu yang istimewa. Melalui penginjilan dan jangkauan keluar perorangan mereka sedang menyentuh hati bagi Yesus.

Siberia

Diliputi dengan hutan yang masih perawan dan padang rumput yang melambai-lambai, Siberia adalah bagian Rusia yang kosong dan luas sampai ke sebelah timur Pegunungan Ural. Kehidupan bisa jadi keras di sana, dengan musim dingin yang sangat menggigit. Namun gereja-gereja Advent sedang menarik orang-orang menuju kehangatan kasih Allah. Krasnoyarsk adalah sebuah kota dengan sekitar 1 juta penduduk dan hanya lima jemaat Advent. Salah satunya


Alexande r mengadakan pertemuan dalam sebuah rumah gereja yang sederhana. Olesia sedang mencari jalan untuk menceritakan Yesus kepada teman-teman dan tetangganya dan merasa terkesan untuk memulai satu kelompok kecil belajar Alkitab. Ia mengajak Margeurita, yang sudah mengikuti selama satu setengah tahun. “Inilah keluarga saya,” kata Margeurita. “Mereka adalah orang-orang terdekat bagi saya ... [karena mereka] saya mengetahui Yesus mengasihi saya dan selalu bersama saya.” Kini Margeurita adalah seorang Advent dan sedang membagikan imannya kepada orang lain. Pertemuan-pertemuan penginjilan dan kelompok-kelompok kecil seperti yang dimulai Olesia sedang memenangkan hati bagi Yesus. Tetapi bilamana keanggotaan bertambah, tidak ada rumah gereja permanen untuk tempat bergabung anggota yang baru. Guillermo Biaggi, Ketua Divisi EuroAsia, menekankan kurangnya bangunan gereja itu: “Tantangan terbesar kami adalah memiliki lebih banyak kapel di sini di wilayah divisi yang luas ini, agar para anggota gereja dan para tamu dapat menyembah Allah yang benar dan di­ siapkan bagi surga.” Orang percaya di Krasnoyarsk telah membeli sebidang tanah dan telah membuat rencana untuk membangun sebuah gereja. Daerah lain di Siberia di mana ke­ lompok-kelompok kecil dan penginjilan sedang membantu mengembangkan gereja adalah Tomsk, satu kota universitas dengan populasi sekitar 500.000. Tetapi hanya ada satu rumah gereja, tersembunyi di belakang jalan, mewakili Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di sana. Sekitar 180 orang Advent tinggal dan

beribadah di Tomsk. Sementara gereja rumah kecil itu hanya dapat menampung sekitar 90 orang, banyak lagi yang sering berdesak-desakan. Tidak ada lagi tempat bagi anggota yang baru! Alexander sekarang adalah penatua setempat di rumah gereja di Tomsk. Tetapi beberapa tahun yang lalu ia berencana menimbulkan masalah di jemaat di Tomsk. Karena yakin bahwa itu adalah satu sekte, ia pergi ke gereja dengan tekad “menyelamatkan” seorang sanak sau­dara. Tetapi ternyata tidak terjadi seperti yang direncanakan. “Saya datang sebagai musuh ke tempat ini; saya datang untuk menciptakan peperangan antara saya dan gereja,” kata Alexander. “Tetapi saya telah memutuskan untuk mengikuti gaya hidup ini, karena Allah menunjukkan kasih-Nya, senyum-Nya kepada saya melalui saudarasaudara ini. Saya terkagum-kagum oleh hubungan-hubungan yang saya kembangkan itu.” Orang Advent di Tomsk telah membeli sebidang tanah dan sedang berusaha membangun sebuah gereja baru yang cukup besar untuk menampung dua jemaat. “Kami benar-benar membutuhkan satu bangunan baru dan bagus untuk beribadah yang akan menjadi satu saksi di kota ini agar orang lain dapat bergabung dengan kami,” kata Alexander. Azerbaijan

Republik Azerbaijan terletak di sepanjang Laut Caspian di selatan Rusia. Sekitar 8 juta penduduk tinggal di negara ini, tetapi kurang dari 5 persennya adalah orang Kristen, dan hanya sekitar 700 orang yang Advent. Orang-orang Advent beribadah dalam kelompok-ke­ lompok kecil dan sedikit gereja-gereja yang tersebar di seluruh negeri itu. Membagikan iman seseorang di Azerbaijan itu sulit. Kebebasan beragamanya dibatasi, dan mereka yang menganut agama minoritas, atau mengubah kepercayaan mereka, seringkali dianiaya. Di satu kota, sekitar 300 orang percaya Advent telah membeli sebuah bangunan yang mereka harap bisa diubah menjadi satu pusat yang membantu masyarakat di komunitas mereka. Baru-baru ini mereka menjalankan Good News Cafe dan mengadakan seminar-seminar

pelatihan bagi para anggota. Rencana ke depan termasuk sekolah berbahasa Inggris dan sebuah klinik kecil di mana mereka dapat menyampaikan pekabaran kesehatan. Mereka berharap segera mengadakan pertemuan jemaat Advent kedua di kota mereka. Sesuatu untuk Anak-anak

Negara-negara Armenia, Azerbaijan, dan Georgia membentuk satu wilayah Gereja Advent yang disebut Uni Misi Trans-Caucasus. Lebih dari 16 juta penduduk yang tinggal di tiga negara ini, tetapi hanya 2.000 dari mereka yang Advent. Di seluruh desa tidak ada orang Advent. Anak-anak di negara-negara ini tidak memiliki akses pada bahan-bahan sekolah Sabat dalam bahasa mereka sendiri. “Sangatlah penting memiliki ba­ han-bahan untuk anak-anak, karena ge­ nerasi-generasi baru sedang terbentuk sekarang ini,” kata Srego Namoradze, pendeta gereja Advent di Tbilisi, Georgia. “Saya bagian dari generasi di Uni Soviet di mana tidak ada bacaan keagamaan. Kalau tadinya saya punya, mungkin saya akan bertobat lebih awal. Generasi baru ini harus memiliki bahan-ba­ han tentang Alkitab dan Yesus, sebanyak mungkin bahan.” Gereja di Euro-Asia menghadapi banyak tantangan pada misi. Tetapi penginjilan perorangan sedang memenangkan hati bagi Yesus. Ribuan orang datang kepada Dia dan ingin sekali membagikan imannya. Tetapi mereka me­ merlukan bangunan gereja untuk beribadah, dan bahan-bahan Sekolah Sabat yang cocok dengan bahasa mereka dan tingkat pengertian mereka. Kita dapat membantu menyediakan sumber daya ini agar lebih banyak orang bisa mengenal kasih Yesus. Doa-doa Anda dan dukungan yang bermurah hati dari Persembahan Sabat Ketigabelas dapat membuat perbedaan kekal di Divisi Euro-Asia. Berikanlah dengan murah hati. Untuk informasi lebih banyak tentang tantangan menjangkau orang lain bagi Kristus, kunjungi www.AdventistMission.org.

Laurie Falvo adalah manajer proyek komunikasi untuk Kantor Misi Advent 05 - 2011 | Adventist World

25


PERTA NYAA N AL K ITA B

Apakah dosa telah sama sekali menodai kita? Bagaimanakah dengan kemauan bebas kita? Apakah kita tidak bisa memilih antara kebaikan dan kejahatan?

maupun di luar, yang tidak dapat kita kendalikan. Jika benar bahwa kita diperbudak oleh dosa, maka sulit berbicara tentang kebebasan kemauan. Tetapi bila itulah yang benar-benar terjadi, maka tidak akan mungkin berbicara tentang pertanggungjawaban kita terhadap tindakan-tindakan kita. Namun doktrin Alkitabiah tentang penghakiman dan balas jasa menganggap bahwa kita memiliki kemauan bebas. Kita boleh berkata bahwa dosa tidak menghapuskan gamaya tidak dapat menjawab tiga pertanyaan Anda dalam kolom singkat ini. Sebenarnya, topik tentang efek dosa bar Allah di dalam diri kita, dan oleh sebab itu kita memang pada kita dan sifat dari kemauan bebas telah dipelajari memiliki kemauan bebas (Roma 3:23). Jika itu bagian dari dan didiskusikan selama berabad-abad, tanpa kebulatan pemi- gambar Allah dan dari kemanusiaan kita, maka kita masih memilikinya. Tetapi ini harus kiran. Saya akan bagikan bedengan benar dipahami. Kita berapa gagasan untuk mememiliki kemauan bebas darangsang pemikiran Anda. lam satu kondisi yang rusak Perkenankan saya mulai deatau ternoda. Pertanyaannya ngan sebuah paradoks: Alkiadalah Seberapa rusakkah tab menganggap bahwa kita Oleh itu? memiliki kemauan bebas teAngel Manuel Saya berikan satu saran: tapi mengajarkan bahwa kita Rodríguez Dosa mengarahkan ulang diperbudak oleh dosa. Berpefungsi kemauan bebas dari ganglah pada paradoks itu keputusan-keputusan yang dan pikirkan tentang itu. tak mementingkan diri yang 1. Diperbudak oleh akan menguntungkan orang Dosa: Kejatuhan Adam dan lain kepada pemeliharaan Hawa ke dalam dosa secara diri. Situasinya sedemikian radikal mengubah sifat marupa sehingga tidak ada yang nusia. Pusat kemauan dan radapat kita lakukan dengan sional manusia, hati, dinodai: hal itu. Kemauan bebas ma“Betapa liciknya hati, lebih lisih di bawah kendali dosa! cik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: sia3. Allah Bersama Kita: pakah yang dapat mengetaJika kemauan bebas itu adahuinya?” (Yer. 17:9). Kerusaklah satu alat untuk mewujudannya tidak dapat diperbaiki; kan sifat mementingkan diri manusia bukan saja tidak sanggup memahami diri mereka sen- saya, kejahatan saya, maka itu bukanlah kebebasan sama sediri, mereka juga menipu diri sendiri. Tidak ada dimensi sifat kali, dan oleh sebab itu pertanyaan tentang pertanggungjamanusia yang tak tersentuh oleh dosa; oleh sebab itu tidak ada waban kita tidak dipecahkan. Bagaimanakah kita keluar dari orang yang benar (Roma 3:10) atau secara alami mencari Allah dilema ini? “Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan (Mzm. 53: 2,3; Ef. 2:1-3). Dosa adalah satu kondisi manusia. kita” (Roma 7:25). Yesaya menulis: “Demikianlah kami sekalian seperti seorang Setelah kejatuhan, Anak Allah tidak meninggalkan kita najis [ini adalah kondisi alamiah kita] dan segala kesalehan (Wahyu 13:8). Sejak saat itu Allah telah bekerja dalam hati kami seperti kain kotor [tindakan kita]” (Yes. 64:6); bahkan manusia, memanggil setiap individu kepada kebebasan sejati yang terbaik dari mereka terkontaminasi oleh kondisi kita yang dari kuasa dosa. Melalui pekerjaan Roh, Allah telah menciptaberdosa. Ada permusuhan alamiah dalam hati manusia mela- kan keinginan dan kesediaan untuk memilih yang baik di dawan Allah yang membuat kita tidak mampu berusaha dan me- lam hati manusia. Kasih karunia Ilahi yang sama ini meliputi lakukan yang baik, atau berserah pada kehendak-Nya (Roma planet, mengambil inisiatif, menyentuh setiap individu (Yoha8:7). Kita dikendalikan oleh keinginan mementingkan diri nes 1:9) dan membangkitkan kemauan bebas, menyanggupyang penuh dosa dari sifat kita yang sudah bobrok (ayat 6-8). kan manusia memilih Kristus atau bertahan dalam perbuSituasinya sangat menyedihkan karena tidak ada yang dapat dakan mereka pada dosa, yang merupakan kondisi alamiah kita lakukan untuk mengubahnya (Yer. 13:23). Manusia ada di mereka. Pekerjaan Roh yang diam-diam ini membuat kita bawah kekuasaan dosa, dikuasai oleh kelaliman dan barangkali bertanggung jawab atas keputusan-keputusan kita. tidak mampu melakukan apa yang mereka ingin lakukan (RoKebebasan sejati hanya ada di dalam Kristus. ma 6:16; bandingkan 7:18-23). Kemauan bebas? 2. Kondisi Kemauan Bebas: Perkenankan saya memberikan Anda satu definisi kemauan bebas yang berlaku (jangan Angel Manuel Rodríguez adalah Direktur Biblical Research simpan dalam hati!): Kemauan bebas adalah kekuatan untuk Institute di General Conference. memilih, terlepas dari paksaan atau kondisi-kondisi di dalam P E R TA N YA A N :

S

Bebas

Memilih

26

Adventist World | 05 - 2011


P E L A JA R A N A L K I TA B

Oleh Mark A. Finley

Roh Kudus untuk Akhir Zaman

Lambang

Roh Kudus itu merupakan misteri bagi banyak orang Kristen. Mereka bingung tentang siapa Dia dan tentang bagaimana Dia bekerja dalam kehidupan kita. Tetapi Alkitab sangatlah jelas memberikan identitas Roh Kudus itu. Roh Kudus itu Ilahi, oknum kekal ketiga dari Keallahan. Ia bagian yang sama dari trio surgawi itu sebagaimana Bapa dan Anak (lihat Matius 28:19, 20; Ef. 2:18; 2 Kor. 13:14). Di dalam pelajaran ini kita akan menemukan simbol-simbol dari Roh Kudus ini yang digunakan di seluruh Alkitab.

1. Simbol Roh Kudus apakah yang Yesus sampaikan kepada murid-murid-Nya?

“‘Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan” (Yoh. 7:37-39). Pelayanan Roh Kudus dilambangkan sebagai aliran-aliran

.

2. Mengapa Yesus memilih air sebagai lambang Roh Kudus? Pelajaran-pelajaran rohani apakah yang dapat kita temukan dalam simbol ini?

“Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu” (Yes. 44:3). “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhalaberhalamu Aku akan mentahirkan kamu” (Yeh. 36:25). Air memuaskan

kita dan mentahirkan kita dari

­­­kita.

Tidak ada yang dapat memuaskan individu yang kehausan selain air. Air memuaskan rasa dahaga batin. Begitu Roh Kudus memasuki kehidupan kita, menyatakan kasih dan kebenaran Yesus, maka Ia memuaskan kerinduan kita yang terdalam dan menenangkan kegelisahan kita. Roh Kudus memuaskan dahaga kita selamanya. Air juga membersihkan. Ketika Roh Kudus mengisi kehidupan kita, Ia memulai satu proses membersihkan kita dari perilaku memberontak kita. Kebiasaan-kebiasaan yang mencemarkan kehidupan kita dibersihkan melalui kekuasaan Roh Kudus. Air juga memberi pertumbuhan. Ketika hujan Roh Allah jatuh ke atas kita, maka kita dipenuhi dengan kehidupan rohani dan bertumbuh setiap hari di dalam kasih karunia Yesus (lihat Mzm. 1:3).

3. Simbol apakah yang Yesus gunakan tentang pekerjaan agung Roh Kudus dalam kunjungan malamnya dengan Nikodemus?

“Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh. 3:8). Pelayanan Roh Kudus seperti

.

05 - 2011 | Adventist World

27


Angin itu kuat. Dalam ayat ini melambangkan kekuatan Allah yang mengubahkan hidup melalui Roh Kudus yang berada di luar pengertian kita. Pekerjaan Keilahiannya penuh mukjizat. Dalam penglihatan Yehezkiel tentang “lembah tulang-tulang kering” (Yeh. 37), ketika Roh Kudus menghembuskan kehidupan baru ke dalam tulang-tulang yang mati, maka mereka segera hidup. Melalui Roh Kudus kita jadi hidup pada kehidupan rohani di dalam Kristus.

4. Minyak digunakan di seluruh Alkitab sebagai satu simbol Roh Kudus. Aspek pekerjaan Roh Kudus apakah yang dilambangkannya?

“Engkau harus juga mengurapi dan menguduskan Harun dan anak-anaknya supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku. Dan kepada orang Israel haruslah kaukatakan demikian: Inilah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus bagi-Ku di antara kamu turun-temurun” (Kel. 30:30, 31). “Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa; Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis” (Kisah. 10:38). Minyak digunakan untuk

Harun dan anak-anaknya untuk pelayanan di

tempat kudus duniawi. Allah Bapa mengurapi Yesus dengan Roh Kudus, memberi kuasa pada-Nya untuk dan

semua orang yang dikuasai Iblis.

Minyak melambangkan kuasa menyucikan dari Roh Kudus dalam hidup kita. Mengasingkan kita sebagai hamba-hamba Kristus yang dikuduskan. Sama seperti minyak digunakan untuk menguduskan imam dan tempat kudus dunia bagi pelayanan Allah, demikian pula Roh Kudus menyucikan kita untuk bersaksi bagi Tuhan kita.

5. Apakah yang sangat diperlukan anak-anak dara yang bodoh dalam perumpamaan

Yesus tentang 10 anak dara itu? Apa pelajaran yang dipetik darinya bagi gereja Allah di akhir zaman?

“Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ” (Mat. 25:8, 9). Gadis-gadis bodoh tidak siap atas penundaan kedatangan Pengantin laki-laki dan kehabisan

.

6. Bagaimanakah Yesus mengidentifikasi masalah rohani dari para gadis bodoh ini?

“Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya” (Mat. 25:12, 13). Gadis-gadis bodoh itu tidak mengetahui an Tuhan mereka, dan mereka

kedatang­ ketika itu terjadi.

Minyak Roh Kudus memisahkan, mengasingkan, menyucikan, menyembuhkan. Gadis-gadis yang bodoh itu menerima pengalaman keagamaan yang dangkal. Mereka tidak memiliki pengalaman yang dalam dan dekat dengan Yesus. Itulah sebabnya Yesus berkata, “Aku tidak mengenal kamu.” Simbol-simbol Roh Kudus ini berbicara ke hati kita sekarang ini. Simbol air mengajak kita membersihkan batin dari segala sesuatu yang dapat menghalangi pikiran mengenal Yesus secara dekat. Simbol tentang angin mengajak kita membuka pikiran kita pada napas Allah untuk menerima kehidupan yang baru. Dan simbol minyak berseru kepada kita untuk menjalani kehidupan suci, persekutuan yang intim dengan Allah.

28

Adventist World | 05 - 2011


Dari Pelosok Dunia SURAT Motivator

Saya telah menjadi seorang Advent selama hampir lima tahun sekarang, dan membaca majalah-majalah gereja seperti Adventist World tidak pernah berhenti memperkuat iman saya kepada Allah dan Firman-Nya. Ibu saya, saudara saya, dan saya saja yang beragama Advent dalam keluarga di sebuah kota di mana Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh masih berkembang. Membaca tentang kisah orang lain yang menemukan iman yang sama selalu membesarkan hati, dan bagaimana mereka me­ ngutamakannya di atas hal lainnya. “The Little Diamond,” (Berlian Kecil) oleh Chantal Klingbeil (Desember 2010), merupakan satu ilham bagi saya sebagai orang muda untuk terus memiliki citacita tinggi bagi kemuliaan Allah dan kemajuan kerajaan-Nya. Saya suka membaca kisah tentang para pionir, karena memberikan saya pengharapan untuk cobaan-cobaan saya sendiri dan menantang saya untuk sepenuhnya mengabdi pada Allah. Saya berterima kasih kepada staf dan para penulis karena telah membuat satu perbedaan dalam hidup saya. Kalian adalah suara Allah dan surat cinta kepada banyak orang. Semoga Allah terus memberkati Anda.

Rochelle Stander

Nelspruit, Afrika Selatan Panggilan Doa

Saya sangat bersyukur atas publikasi Adventist World. Akhir-akhir ini ketika orang-orang berlari ke sana kemari mencari penghiburan dan pengharapan, ketika orang-orang kehilangan iman mereka kepada Allah, majalah berisi kisahkisah nyata tentang bagaimana Allah masih dalam kendali merupakan satu berkat. Terbitan bulan Desember 2010 mendorong dan mengilhami saya. Artikel

dari Charlotte Ishkanian berjudul “One Man and His God” (Seorang Pria dan Allahnya) menyentuh hati saya. Pembicaranya, Golden Lapani, sedang melakukan pekerjaan besar di Malawi. Ia mengingatkan saya tentang rasul Paulus dengan hasratnya, dedikasinya, dan tekadnya untuk menyebarkan kebaikan keselamatan melalui kuasa Yesus Kristus. Tidak diragukan lagi bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang melakukan mukjizat. Saya mengimbau orang-orang di seluruh dunia untuk mendoakan Saudara Lapani dan orang lain yang sedang membahayakan hidup mereka untuk melayani Allah. Mari kita bersemangat menyelamatkan jiwa-jiwa, untuk kesembuhan luka-luka hati yang patah, dan menuntun mereka yang tersesat kepada Yesus.

Litton Prosad Mowalie Dhaka, Bangladesh

Kekuatan Tak Terbatas

Saya suka setiap artikel dalam Adventist World, tetapi ada artikel unik yang berguna sebagai jembatan yang mengisi celah kehampaan kami. “The ‘Invisible’ Piano,” (Piano yang Tak Terlihat) oleh Wilhelmina Dunbar (Desember 2010), memperkuat iman saya pada kekuatan Yang Mahatinggi. Ketika manusia berdoa, Allah merespons kepada kebutuhan mereka dari sumber kekayaannya yang melimpah. Selama kita berhenti memba-

tasi kekuasaan Allah, maka kita bisa berterima kasih bahwa Ia senantiasa ada di sana mendengar seruan-seruan kita di saat membutuhkan. Lebih banyak kuasa untuk Adventist World.

Larry R. Valorozo

Taguig City, Metro Manila, Filipina Mempengaruhi Atlanta

Saya suka Adventist World. Artikel “Community Service With a Twist,” (Layanan Komunitas dengan Jalinan Persahabatan) oleh Kimberly Luste Maran (September 2010), benar-benar mengesankan. Saya berterima kasih kepada Allah atas pelayanan yang mempersatukan dunia Advent.

Jean Marie Sadio Cosendai, Kamerun

Penghargaan di Seluruh Dunia

Saya seorang Advent berumur 19 tahun, dan yang gemar sekali membaca Adventist World. Saya senang mengetahui tentang saudara-saudara saya di seluruh dunia dan bangga dengan pekerjaan misio-

Akhir-akhir ini ketika orang-orang berlari ke sana ke mari mencari penghiburan dan pengharapan, ketika orang-orang kehilangan iman mereka kepada Allah, majalah yang berisi kisah-kisah nyata tentang bagaimana Allah masih dalam kendali ini merupakan satu berkat.

— L itton Prosad Mowalie Dhaka, Bangladesh

05 - 2011 | Adventist World

29


Dari Pelosok Dunia SURAT naris. Biarlah Tuhan bersama dengan semua anak-anak-Nya dan menuntun kita.

Elom Tagbede Lome, Togo

Saya seorang pembaca setia Adventist World. Menarik sekali mengetahui apa yang terjadi di gereja kita di bagian lain dunia.

Rebeca Ruiz Laguardia Zaragoza, Spanyol

Salam kepada pimpinan Adventist World, yang saya temukan dan baca di internet. Artikel-artikel dan kesaksian dari banyak orang di seluruh dunia merupakan dorongan untuk bergerak maju di jalan yang disediakan Tuhan kita Yesus Kristus dengan menjadi bagian dari umat sisa. Saya telah menjadi anggota gereja sejak masa kanak-kanak di kota Guadalajara, Meksiko. Saya bertanya kepada Tuhan apa lagi yang dapat dilakukan oleh gereja, dan saya setuju kita memiliki pekerjaan istimewa dalam pekerjaan reformasi dan kebangunan gereja. Saya merasakan kebutuhan mendesak di dalam gereja untuk bersiap bagi apa yang akan terjadi di

masa depan. Saya menyambut inisiatif gereja untuk kebangunan dan reformasi.

Enrique Martin Del Campo Tepic, Nayarit, Meksiko

Adventist World adalah salah satu majalah kesukaan saya. Majalah ini memberikan banyak pengetahuan dan kekuatan rohani. Artikel-artikelnya telah mengubah kehidupan banyak orang untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Sejak diterbitkan tiap bulan, majalah ini tidak pernah berhenti memperbarui kerohanian kami. Kapan pun saya membaca majalah itu saya terilhami untuk bekerja lebih keras bagi gereja dalam memenangkan jiwa.

buran dan dorongan sejak saya berada dalam penjara dengan keamanan tertinggi.

Boxten T. Kudziwe Malawi

Salam dari para anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Uganda. Terima kasih atas pekerjaan baik yang sedang Anda lakukan. Allah memberkati mereka yang turut berperan dalam majalah ini. Doakan agar suatu hari saya datang dan mengunjungi Anda di Maryland!

Eva Namugere Uganda

Naw Moo Kapaw

Taungngu, Myanmar Terima kasih untuk Adventist World. Majalah ini membantu kapan pun saya merasa kecil hati. Pikirkan saja berapa banyak orang yang mendapat manfaat dari usaha Anda. Saya salah seorang pembaca setia, dan akan membaca dan menantinanti terbitan selanjutnya sampai Yesus datang. Majalah-majalah ini merupakan hi-

Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: letters@adventistworld.org. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 250 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, propinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang akan ditampilkan.

RUA N G D O A Tolong doakan kebangunan di provinsi kami di tengah pemuda Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Angka persekutuan pemuda kami semakin berkurang. Semoga Allah memberkati dan membiarkan gereja kami bertumbuh lebih kuat. Doakan pekerjaan Injil di Cina dan agar maksud Allah digenapi di Cina dan sekitarnya.

Jin, Cina Tolong doakan agar masalah tanah yang melanda gereja kami bisa selesai. Kami terancam kehilangan gereja kami. Kami tidak memiliki dana untuk membayar biaya pengurusan hukumnya.

Ann, Filipina Kami diminta untuk menyediakan pela-

30

Adventist World | 05 - 2011

jaran Alkitab Jewish Heritage Scripture Study Lesson kepada para tahanan. Kami mendapat beberapa permintaan dalam satu bulan. Di bulan Desember dan Januari saja kami sudah menerima hampir 70 permintaan pelajaran Alkitab. Kami menghargai doa-doa Anda untuk pelayanan baru kami ini, Jewish Heritage.

Jeff, Amerika Serikat Baru seminggu yang lalu saya didiagnosis glaukoma. Saya meminta doa kalian. Tolong doakan agar Tuhan melakukan satu mukjizat bagi penglihatan saya. Terima kasih karena telah “menjadi perantara� atas nama saya dan orang lain.

Naomi, Virgin Islands Saya seorang warga Zimbabwe yang

tinggal di Afrika Selatan. Tahun ini saya menanti-nantikan izin kerja sementara. Tolong doakan agar Allah memberi jalan bagi saya untuk mendapatkan dokumen ini.

Sharon, Afrika Selatan Tolong doakan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Myanmar

Gin, Myanmar Tata cara untuk Ruang Doa: Kirimkan permohonan doa saudara

ke: prayer@adventistworld.org. Kirimlah kepada kami permohon­ an doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 75 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas dan disesuaikan dengan kolom yang tersedia. Walaupun kami akan mendoakan setiap permohonan doa yang masuk pada saat kami mengadakan pertemuan staf mingguan, tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.


PERTU K ARA N I D E

Di Luar Pemikiran Manusia Bulan ini seorang pembaca menceritakan bagaimana Allah menanggulangi satu bencana.

W

aktu itu tanggal 19 April 2010. Saya baru saja kembali dari pertemuan kebaL a w r e nc e D o m i ng o ngunan Advent di daerah Falam.* Saya tiba di kampus Upper Myanmar Adventist Seminary, di mana saya melayani sebagai kepala sekolah. Sebagaimana biasa, kami makan pada pukul 7 malam itu. Tak diduga, hujan turun dengan angin yang amat kencang. Kami berlarian ke sana kemari, menutupi jendela-jendela dan pintu. Badainya begitu kencang sehingga kami tidak bisa menghabiskan makanan. Sementara kami sibuk mengeringkan lantai, Thang Sawm Tung, kepala asrama pria, kembali dari mengunjungi para anggota. Tung berkata bahwa kami akan sangat sibuk besok. “Apakah yang terjadi?” Saya bertanya. Tung menjelaskan bahwa bangunan utama di kampus, yang digunakan untuk ruangan kelas dan perpustakaan, tidak lagi memiliki atap. Kami memeriksa bangunan itu. Memang benar, tidak ada atapnya—segala sesuatu yang ada di dalam terlihat. Kami dengan cepat bekerja menaruh buku-buku perpustakaan di satu tempat, ditutupi dengan penutup yang tahan hujan. Setelah itu saya mengumpulkan para relawan di satu tempat dan berdoa kepada Allah, dengan mengatakan, “Tuhan, kami sedih atas kerusakan ini, tetapi pada saat yang sama, kami senang karena Engkau akan mengubah kutukan ini menjadi satu berkat.” Sebenarnya, kata-kata tidak bisa mengekspresikan betapa sedihnya kami saat itu. Hujan badai itu tidak saja menghancurkan bangunan tetapi juga rencana kami untuk membeli sebuah Jip murah buatan lokal—satu keputusan yang telah dibuat dewan sekolah pada tanggal 12 April 2010. Saya melaporkan berita kerusakan itu kepada Upper Myanmar Mission dan Uni Misi Myanmar (MYUM). Suak Khaw Ngin, Direktur Pendidikan MYUM, mengindikasikan bahwa kami harus menghubungi divisi untuk membuat klaim asuransi. Saya segera dikirimi formulir asuransi, yang segera kami kembalikan. Akan tetapi proses klaim itu memerlukan waktu berbulan-bulan. Pembangunan kembali dimulai tanggal 26 April 2010. Kami harus menyelesaikannya sebelum tanggal 25 Mei 2010, karena pendaftaran sekolah akan mulai pada tanggal 26 Mei. Sekarang kami tidak memiliki anggaran untuk Jip, tetapi pembangunan ulang itu masih berlangsung. Allah memberkati kami saat sumbangan-sumbangan mengalir dari alumni dan anggota gereja. Pembangunan kembali itu berlanjut, dan selesai dengan penghasilan tambahan dari tahun ajaran 2010-2011. Akhirnya uang asuransi datang pada tanggal 4 Oktober 2010. Uang itu memenuhi kembali anggaran untuk Jip—dan lebih banyak lagi. Sekolah telah merencanakan untuk membeli sebuah Jip, tetapi Allah telah mengubah jalan dan menyanggupkan kami membeli sebuah truk yang dapat digunakan dalam berbagai cara untuk pelayanan-Nya. Di luar pengertian manusia saya, Allah memang telah mengubah kerusakan menjadi berkat.

“Lihatlah, Aku Datang Segera…” Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif Bill Knott Wakil Penerbit Claude Richli Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbitan Ted N. C. Wilson, chair; Benjamin D. Schoun, vice chair; Bill Knott, secretary; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, legal advisor Komite Koordinanasi Adventist World Lee, Jairyong, chair; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee Pemimpin Redaksi Bill Knott Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Gerald A. Klingbeil (associate editor), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran, Gina Wahlen Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Choe, Jeong-Kwan Editor Online Carlos Medley Koordinator Teknik Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley Senior Advisor E. Edward Zinke Asisten Eksekutif Redaksi Rachel J. Child Para Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste Alfredo Garcia-Marenko Pelayanan Pembaca Merle Poirier Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Fatima Ameen Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander Kepada Para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 E-mail: Internet: worldeditor@gc.adventist.org Situs: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, dan Amerika Serikat. Vol. 7, No.5

—Kap Lian Thang, Myanmar * Falam adalah sebuah kota kecil di sebelah utara wilayah bagian Chin, Myanmar.

05 - 2011 | Adventist World

31


L

KASI

DI BELAHAN DUNIA MANAKAH INI?

M A S YA R A K AT

K UTI PAN

BULAN

I N I

“Ketika Tuhan ada dalam kendali, orang bergembira, tetapi ketika Setan yang memerintah, orang berdukacita. Jadi marilah kita memberikan kesempatan kepada Allah dalam kehidupan kita.” —Zvikomborero Zihanzu, selama kelas Sekolah Sabat di awal tahun 2011, di Kamp pemuda Chitungwiza Federation di Chipinge, Zimbabwe. J u n e

K E H I D U PA N A D V E N T Selama beberapa tahun saya menjadi seorang chaplain (pendeta) rumah sakit untuk Florida Hospital System. Di beberapa fasilitas saya melayani sebagai direktur untuk para chaplain relawan dan untuk relawan pendukung. Beberapa rumah sakit memiliki sampai 500 relawan yang melayani banyaknya kebutuhan pasien dan membantu para pegawai biasa. Rumah sakit tidak dapat maju tanpa para relawan setia kami. Jadi suatu hari di tahun 1989 saya merasa terilhami untuk duduk dan menuliskan kata-kata ini dalam rasa syukur:

C o o m b s

“Hidup para relawan! Kemajuan besar dalam sejarah manusia ada di bahu para relawan yang tulus.” Saya masih percaya ini benar.

B y d e nd y k

b y

—Chet Damron, Karolina Utara, Amerika Serikat

Cucu perempuan saya yang berumur 7 tahun dan saya sedang menyaksikan TV tentang kehidupan alam liar bersamasama. Kami berdua gusar melihat seekor singa yang sedang mengejar-ngejar seekor kijang kecil. Saya berkata kepadanya bahwa di surga tidak akan ada pembunuhan dan bahwa para singa akan makan rumput.

J o nathan

S u b m i tt e d

“Ya, Nenek,” jawabnya, “dan anjing-anjing akan mendapat pil-pil.” Sungguh satu jawaban yang indah dari seorang anak, yang berpikir kreatif tentang surga! —Wilhelmina Dunbar, Heidelberg, Gauteng, Afrika Selatan.

JAWA B A N : Di Inggris, di Stanborough Park Seventh-day Adventist Church, penatua gereja Neilson Roberts memeriksa air panas yang akan digunakan untuk membuat minuman panas dan sup instan untuk membantu memberi makan populasi tunawisma di London. Para relawan gereja membawa air panas, minuman dingin, makanan yang cukup untuk memberi makan 40 orang, pakaian, perlengkapan mandi, selimut dan kantung tidur ke jalanan.

32

Adventist World | 05 - 2011


Berita Dalam Negeri

KKR Mesuji Jaya, Distrik Belitang Tema: Mengikuti Jalan yang Lurus

J

emaat Mesuji Jaya, Distrik Belitang yang terletak di Kabupaten Ogan Komring Ilir (OKI) melaksanakan acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) pada tanggal 03-09 April 2011 yang bertemakan “Mengikuti Jalan Yang Lurus” dengan pembicara adalah : 1. Pdtm. S. Purba, Gembala Distrik Belitang 2. Pdt. T.F. Tampubolon, Dir. SS/PP Daerah Sumatera Kawasan Selatan. 3. Acara APTA dipimpin oleh ibu Eva Purba dan ibu Vemi Wangke Kadarusman. Acara KKR tersebut diadakan daerah pemukiman baru dan nama tempat itu adalah “Desa Seberang” sekitar 2 KM dari lokasi Gereja Advent, Mesuji Jaya. Semua anggota dengan penuh semangat mengikuti acara tersebut sejak malam pertama dan yang menambah sukacita mereka adalah dengan kehadiran tamu-tamu rata-rata 35-40 orang dewasa dan 10-15 orang anak tiap malam. Dan tamu yang hadir tersebut 85 persen Muslim, 10 persen Hindu dan 5 persen Katolik dan Protestan. KKR “Mengikuti Jalan yang Lurus” tersebut membahas mengenai “Apa Arti Islam yang Sebenarnya dan Siapakah Jalan yang Lurus Itu.” Pdtm. S. Purba dan Pdt. T.F. Tampubolon dengan tegas menjelaskan bahwa Isa Almasih (Yesus Kristus) adalah “Jalan Keselamatan dan tidak ada nama lain yang olehnya manusia dapat diselamatkan” dan “Menguduskan Sabat (Sabtu) adalah suatu keharusan karena itu adalah tanda kepemilikan Allah.” Pelajaran demi pelajaran setiap malam disampaikan dalam bentuk slide dengan memakai LCD projektor walaupun hanya menggunakan mesin genset kecil. Setiap malam acara diakhiri dengan memutar video dan menonton bersama mengenai pertobatan Rasul Paulus dan

kehidupan Petrus serta malam terakhir menampilkan kesaksian mantan seorang anggota FPI yang telah bertobat menjadi Kristen. Dari malam ke malam para tamu-tamu hadir dan mengikuti dan mengikuti acara KKR dengan setia walaupun acara baru selesai pukul 22,00 WIB. Semua anggota sempat merasa khawatir karena beberapa malam sempat datang hujan namum tamu-tamu dengan setia tetap datang ke acara KKR walau jalan licin dan becek. Beberapa orang dari tamu tersebut adalah tokoh masyarakat sekitar yaitu suku pribumi asli (Suku Komering, Lampung) dan menurut mereka pelajaran yang mereka dengarkan dari malam ke malam sangat bagus yang dapat memberikan pemahaman baru karena selamai ini hal tersebut belum pernah mereka ketahui. Pada malam keempat beberapa orang dari sebuah pesan­ tren datang mereka dalah guru-guru ngaji yang bertugas di pesantren tersebut. Mereka merasa heran karena anak-anak yang hadir di acara APTA tiap malam adalah anak-anak pengajian yang biasa mereka ajar. Dan orangtua anak tersebut sangat senang karena pada malam terakhir anak-anak tersebut tampil membawakan acara yaitu menyanyi, menghafalkan ayat hafalan. Pada akhir KKR ada 5 jiwa yang menyerahkan diri walau ada beberapa orang yang masih dalam pergumulan dan bersedia dibaptis. Acara baptisan diadakan pada hari Sabtu, tanggal 9 April 2011 dan yang membaptis adalah Pdt. T.F. Tampubolon. Pada acara doa bersama pada Sabat pagi pukul 04.30 semua Jemaat di Mesuji telah berkomitmen untuk mendoakan tamu-tamu yang hadir di KKR. Nama-nama tamu itu di bagi ke setiap keluarga untuk didoakan. Dan jemaat merencanakan akan mengadakan KKR penuaian kembali pada bulan Juni 2011 yang akan datang. Mari kita doakan agar semua anggota jemaat di Mesuji Jaya tetap bersemangat untuk terlibat dalam pengijilan dan semakin banyak jiwa yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Jalan Keselamatan. —Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS

05 - 2011 | Adventist World

33


Berita Dalam Negeri

Penginjilan Melalui Radio Maestro FM GMAHK Jemaat Cihampelas, Bandung

S

ebagai anggota GMAHK, menginjil adalah salah satu tugas kita, sebagaimana yang tertulis dalam Matius 28:19, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus�. Untuk itu, terhitung sejak tanggal 15 Februari 2011, GMAHK Jemaat Cihampelas yang diprakarsai oleh Kelompok Doa Getsemani dengan ketuanya Dr. Alvin Rantung Sp. RM, bekerja sama dengan Radio Maestro FM, Jl. Kacapiring No. 12, mengadakan suatu program penginjilan melalui radio, yang diadakan setiap hari Selasa malam mulai pukul 19.30 s/d 20.00. Bagi seluruh anggota GMAHK khususnya yang berada di daerah Kota Bandung dan sekitarnya dapat mengikuti program ini melalui pesawat radio pada gelombang 92.5 FM. Ceritakanlah kepada teman, saudara, sahabat, rekan kerja, tetangga atau siapa saja tentang kabar baik ini. Pembicara yang berpartisipasi pada program ini tidak hanya pendeta, tetapi juga orang awam dan para dokter yang bekerja di RS Advent Bandung. Puji Tuhan, program yang baru 2 bulan ini berlangsung, cukup banyak mendapat respons dari pendengar yang minta untuk didoakan dan bahkan dikunjungi. Mari kita doakan program ini agar dapat berlangsung terus dan dapat menyiarkan kabar baik kepada seluruh warga kota Bandung khususnya.

Pdt. A. Naibaho (kiri) sedang berdoa bagi pendengar Radio Maestro yang mengirim SMS. Bagi yang ingin didoakan atau berpartisipasi pada program ini dapat mengirim SMS ke Radio Maestro FM 081321000-925 atau kepada Gembala Jemaat Cihampelas, Pdt. Tjutju Elia, 081-321-872-291. —Oleh Beny Pasuhuk, Komunikasi Jemaat Cihampelas

Wakil Ketua GC mengunjungi Rumah Sakit Advent Bandung Pada tanggal 20 Maret 2011

P

ada Tanggal 20 Maret 2011, Rumah Sakit Advent Bandung, mendapat suatu kehormatan atas kunjungan resmi dari salah satu pimpinan tertinggi Gereja Masehi Advent sedunia yaitu Elder Michael L. Ryan. Beliau adalah Vice President of General Confrence of Seventh-Day Adventist Church. Dengan didampingi oleh Vice President of SSD, Pdt. Johny Lubis MBA, beliau diterima langsung oleh Ketua Yayasan Rumah Sakit Advent Bpk. Thomas Trisno SH., MBA., Direktur Rumah Sakit Advent Dr. Jay Tombokan MBA, seluruh jajaran Direksi dan para Pemimpin Staff Pelaksana (PSP). Setelah acara

34

Adventist World | 05 - 2011

Elder Michael L. Ryan (no. 5 dari kiri) berfoto bersama Pengurus Yayasan dan Direksi RS. Advent Bandung.


penerimaan yang dilaksanakan di Gedung Serba Guna Rumah Sakit Advent Bandung, Elder Michael L. Ryan berkenan untuk berkunjung dan melihat beberapa bagian dari layanan2 unggulan rumah rakit dan diakhiri dengan melihat langsung gedung baru berlantai tujuh yang akan diresmikan penggunaannya pada bulan Juni 2011 mendatang. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan kesan yang sangat baik atas keramahtamahan, sambutan dan penerimaan seluruh jajaran direksi dan karyawan rumah sakit. Beliau juga sangat terkesan dengan kemajuan dan pencapaian yang telah diraih oleh Rumah Sakit Advent Bandung selama ini, terutama bagaimana selama ini Rumah Sakit Advent sangat aktif dalam pekabaran Injil yang dilaksanakan bekerja sama dengan seluruh konferens yang ada di Indonesia. Semoga Lembaga

yang sangat penting bagi GMAHK di Uni Indonesia Kawasan Barat ini semakin maju dan berkembang baik dalam pelayanan kesehatan maupun dalam pekabaran Injil. Demikian harapan dari Elder Michael L. Ryan pada sambutan yang diberikan, yang diterjemahkan oleh Pdt. J. Rantung, Sekretaris Uni Indonesia Kawasan Barat. Kunjungan yang sangat singkat ini diakhiri dengan jamuan makan siang yang diadakan setalah Elder Ryan selesai melihat langsung fasilitas dan layanan dari Rumah Sakit Advent Bandung. Semoga kunjungan ini semakin mengakrabkan persaudaraan antara Pimpinan Pusat GC dan Rumah Sakit Advent Bandung. —Oleh Benyamin Sopandi, Humas RS Advent, Bandung

TAGANA Advent Peduli Gunung Berapi Bromo

O

ne Commend, one rule, one corp untuk menjalankan misi kemanusiaan. Hal ini ditegaskan oleh Pembina Pelatihan TAGANA (Taruna Sigap Bencana Indonesia), Melky Seleti (dari Jakarta) pada pelatihan Tagana angkatan ke-12 yang diadakan tanggal 9-11 Februari 2011 yang lalu di Markas Angkatan Laut Marinir Karang Pilang Surabaya. Ada 10 orang dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Jawa Timur (GMAHK) turut serta dalam pelatihan dan pelantikan menjadi Tagana Indonesia tersebut antara lain: Pdt. Ranap Situmeang, Pdt. Leonard Mamentu, Pdt. Hendri Malau, Pdt. Jerry Pamungkas, Pdt. Ebenezer Sembiring, Pdt. Susilo Mundriharto, Johanes Handriadi, Hendra Kurniawan, Joanne Wagiran, Novembrine Ngatino. Pada tanggal 28 Maret 2011 yang lalu 4 dari 10 orang Tagana Advent antara lain: Pdt. Ranap Situmeang, Pdt. Leo­ nard Mamentu, Joanne Wagiran, Novembrine Ngatino bergabung dengan Tagana Rajawali (terdiri dari beberapa denominasi atau gereja-gereja) se-Jawa Timur menjalankan misi kemanusiaan bagi para korban letusan gunung berapi Bromo Jawa Timur. Lebih dari 1700 paket sembako dibagikan kepada 1700 keluarga di tiga desa yang terparah akibat letusan Merapi yang hingga sekarang masih terus menyemburkan hujan abu sehingga aktifitas penduduk khususnya pertanian telah lumpuh total. Para korban sangat mengharapkan uluran tangan siapa saja untuk membantu mereka dalam hal sandang pangan dan obat-obatan. Anggota GMAHK Cabang Sekolah Sabat Sapikerep, Probolinggo juga mendapatkan paket bantuan sembako tersebut.

—Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Direktur Komunikasi GMAHK Konferens Jawa Kawasan Timur

05 - 2011 | Adventist World

35


Berita Dalam Negeri

PBSTC Surabaya

Di GMAHK Dukuh Kupang, Surabaya Kelas Pelatihan Dasar Staff Pathfinder (PBSTC) sewila­ yah Surabaya 1 berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin-pemimpin baru yang handal dan akan berdaya guna aktif dalam memajukan pelayanan keselamatan jiwajiwa melalui kegiatan Pathfinder. Acara ini berlangsung sejak hari Jumat 8-10 April 2011 di GMAHK Dukuh Kupang Surabaya. Selain kelas Pelatihan Staf Pathfinder, juga diadakan peresmian dan pengukuhan Klub Pathfinder yang baru dan pelantikan Master Guide. Dalam amanat yang disampaikan oleh Direktur PA Konferens Jawa Kawasan Timur, Pdt. Leonard Mamentu menekankan agar semua yang telah menerima materi dan tanggung jawab yang sudah dipercayakan, agar dijalankan dengan sungguh-sungguh dan tulus. Dengan demikian pelayanan pekerjaan Tuhan, khususnya di Departemen Pemuda Advent dapat bertambah maju dan banyak orang muda menjadi alat-alat Tuhan yang lebih handal di masa akan datang. —Dilaporkan oleh Ranap Situmeang, Komunikasi KJKT

Dekan Fakultas Pendidikan UNAI Sebagai Pembicara KKR Perguruan Advent Salemba Tujuh jiwa menerima Yesus melalu baptisan

C

anadian Z. Panjaitan, Ph.D., Dekan Fakultas Pendi- walaupun masih muda, seperti Louis Braille, Jesse Owens, dikan, Universitas Advent Indonesia, menjadi pem- William Colgate, J.L. Kraft, dan lain-lain. Kembar, Maria Angelika dan Martha Adebora Br. Silabicara pada KKR SMP-SMA Perguruan Advent Salahi (tadinya HKBP) adalah 2 dari 75 jiwa yang dibaptis lemba, Jl. Salemba Raya No.47, Jakarta Pusat. Beliau memaparkan pelajaran tentang tokoh-tokoh Alkitab yang mau dipakai Tuhan walaupun masih sangat muda, seperti Daud, Ester, Yosia, dan lain-lain, serta contoh tokoh-tokoh dunia yang melakuTujuh siswa yang menyatakan diri untuk dibaptis bersama Pdt. Niemand Sinaga, Canadian Z. Panjaitan, kan hal-hal besar Jerry Numberi, Drs. Robis Siman

36

Adventist World | 05 - 2011


menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi mereka hasil KKR SMP-SMA Perguruan Advent Salemba 7-12 Maret 2011 lalu. Lima jiwa lainnya adalah: Ananda Kumba Bhakti (GMAHK), Bella Aprillia Nelwan (Protestan), Falentina Togatorop (HKBP), Lilis Feronicha Ambarita (Protestan), dan Johan Mauritz Imbenay (GMAHK). Pemeriksaan baptisan oleh Pdtm. Denny Komaling dan baptisan dilaksanakan oleh Pdt. Nieman Sinaga. Ketujuh jiwa mendapatkan bekal untuk pembinaan rohani, yakni Alkitab, Lagu Sion dan Buku Sekolah Sabat. Diakhir sambutannya Pdt. Niemand Sinaga menyerahkan ketujuh jiwa ini kepada masing-masing kelompok kerja untuk mendapat pendamping rohani sebagai bentuk pemeliharaan jiwa yang baru dibaptis. —Oleh Daniel M. Sitompul, Departemen Komunikasi Jemaat Salemba

Pdt. Niemand Sinaga membaptis salah satu siswi hasil KKR Canadian Z. Panjaitan, Ph.D.

Baptisan di Penjara Salemba Memasuki Tahun ke-27

H

ampir setiap tahun pelayanan Jemaat Salemba di Penjara Salemba (Rumah Tahanan Salemba), Jl. Percetakan Negara, Jakarta Pusat, mengadakan 3 kali baptisan, di awal, pertengahan, dan akhir tahun. Itu dimulai sejak 1984 yang dimotori oleh Pdtm. Buce D. Ruhulessin, Bpk. Ferry Massie dan dilanjutkan oleh Bpk. Deddy Siregar dan timnya tahun 1986. Tahun 2011 ini adalah tahun ke-27 Jemaat Salemba telah melayani di Penjara (Rutan) Salemba. Tahun 2011 ini kembali Jemaat Salemba mengadakan baptisan awal tahun di

Ketua B.P. Nainggolan, Pdt. Niemand Sinaga, Sdr. Sampe Hutagaol bersama 7 calon baptisan di Rutan Salemba 05 - 2011 | Adventist World

37


Berita Dalam Negeri

Penjara Salemba, 26 Maret 2011 lalu, dengan hasil 7 jiwa dibaptis. Pdt. Niemand Sinaga melaksanakan Upacara Baptisan Kudus di kolam baptisan Gereja Bethesda, Penjara Salemba. Ketujuh jiwa tersebut adalah: Jadiatmaja, Kiung Fung bin Bong Chin Tin, Bun Kim Hiung, Tjay Korna, Willy Sutanto, Muljadi Syarif, dan San Lay. —Oleh Daniel M. Sitompul, Departemen Komunikasi Jemaat Salemba Pdt. Niemand Sinaga membaptis salah satu jiwa di kolam baptisan Gereja Bethesda Rutan Salemba

Seminar Komunikasi

Konferens Jawa Kawasan Timur

D

epartemen Komunikasi adalah sangat penting untuk pelayanan memberitakan Injil keselamatan kepada semua orang. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT), Pdt. Albert Saroinsong, MA, dalam seminar Komunikasi dan Kebebasan Beragama se-Distrik Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Malang, Lawang, Pasuruan di Surabaya, Sabat, 26 Maret lalu. Seminar tersebut berlangsung dari hari Sabat, 26 hingga Minggu 27 Maret 2011 di GMAHK Tanjung Perak Jl. Teluk Kumai Barat 2 Surabaya. Ungkapan tersebut disampaikan berkaitan dengan observasi bahwa de-

38

Adventist World | 05 - 2011

partemen komunikasi sering di nomor sekiankan di beberapa jemaat-jemaat bahkan di sebagian daerah atau konferens. Hal tersebut dapat terlihat dari minat dan kehadiran anggota bahkan pemimpin komunikasi jemaat pada seminar-seminar yang sudah berlangsung maupun pada saat seminar komunikasi yang sedang diadakan saat ini. Namun demikian kita bersyukur karena masih ada lebih dari 53 peserta yang hadir pada seminar komunikasi dan kebebasan beragama kali ini. Materi-materi yang sangat baik dan penting telah disampaikan oleh Direktur Komunikasi dan Kebebasan Beragama GMAHK Uni Indonesia Kawasan Barat, Pdt. S. Simorangkir dan Ass. Komunikasi/Hope Channel, GMAHK Uni Indonesia Kawasan Barat, Bruce Sumendap. Seluruh peserta dan Konferens Jawa Kawasan Timur sangat berterima kasih atas seminar ini. —Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Direktur Komunikasi GMAHK Konferens Jawa Kawasan Timur


Majalah Adventist World adalah

Alkitab Kedua bagi Umat Advent

M

ajalah Adventist World adalah Alkitab kedua. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Komunikasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) untuk wilayah Indonesia Kawasan Barat, Pdt. Samuel Simorangkir, D.Min, dalam seminar komunikasi di Surabaya, Sabtu, 26 Maret 2011. Ungkapan tersebut berkaitan dengan observasi bahwa majalah Adventist World kurang diminati dan digemari oleh anggota gereja di beberapa daerah. “Banyak stok majalah tersebut tertahan dan menumpuk di gudang-gudang kantor dan gudang gereja,” lanjut Pdt Simorangkir. “Padahal media ini adalah sarana penginjilan yang sangat baik.” Manfaat yang besar dari media ini ternyata belum dirasakan oleh mayoritas umat Advent di daerah dan di jemaat lokal. Hal ini disebabkan oleh rendahnya apresiasi anggota terhadap majalah ini. Hasilnya, majalah tersebut tidak dibaca dan tidak dibagikan ke orang lain. Menanggapi ungkapan tersebut, salah seorang peserta seminar, membantah bahwa majalah Adventist World dapat dijadikan Alkitab kedua, “sebagai gereja kita meyakini Alkitab kedua adalah tulisan Roh Nubuat, bukan yang lain,” kata peserta seminar tersebut.

Pertanyaan tersebut berkaitan dengan materi kepenulisan Kristen oleh Sdr. Bruce Sumendap yang mengatakan bahwa tulisan yang dianggap berita harus memenuhi empat kriteria, yaitu aktual, faktual, penting dan menarik. “Apakah pernyataan ‘Alkitab kedua’ sesuatu yang ‘faktual’ dan berdasarkan fakta yang diterima secara luas?” tanya peserta seminar tersebut. Menanggapi hal ini, secara terpisah Pdt. S. Simorangkir mengatakan bahwa, konsep ‘Alkitab Kedua’ layak didukung oleh sebab materi majalah Adventist World juga adalah uraian tulisan Roh Nubuat dan Firman Tuhan. Kita bisa jumpai ini dalam artikel-artikel rohani di media tersebut. Adventist World adalah majalah bulanan resmi GMAHK Sedunia yang bertujuan untuk memberikan inspirasi dan informasi. Diterbitkan dalam 13 bahasa, media cetak ini menduduki peringkat kedua dalam anggaran General Conference of SDA atau Kantor gereja Advent sedunia. —Oleh Pdt. Samuel Simorangkir D.Min, Dept. Komunikasi, PARL, AWR dan Jakarta Studio Director UIKB

05 - 2011 | Adventist World

39


Berita Dalam Negeri

Tatap Muka dengan Hayono Isman Salah Seorang Anggota DPR RI

H

menceritakan latarbelakang bangunan tersebut dan seluruh pengHayono Isman, angalaman yang mereka alami dalam gota DPR RI Fraksi pembangunan ini, dan Bapak Ha­ Demokrat. yono Isman sangat memahaminya dan berjanji akan menindaklanjuti kepada pemerintah setempat dengan pendekatan yang baik. Beliau juga mengatakan dalam belasan hari atau dalam waktu dekat ini akan ada berita dari tindak lanjut yang sudah dibuat, yang akan disampaikan kembali kepada majelis GMAHK Jemaat Thamrin. Semua foto-foto kegiatan sosial yang telah dilakukan Jemaat Thamrin di lokasi bangunan tersebut telah diperlihatkan kepada Bapak Hayono Isman, dan Bapak Hayono Isman sangat senang menerimanya. Dengan bersahabat beliau menceritakan pengalaman dalam menjalankan tugas di pemerintahan dengan baik, dan beliau pun mengharapkan kita sebagai umat Kristiani turut mendoakan Negara Kesatuan RI agar tetap dalam keadaan damai dan terkendali. Bangunan Sekolah Pinang Ranti, Taman Mini, yang hampir selesai dibangun. Hayono Isman adalah anggota DPR RI dari Partai Demokrat, dari daerah pilihan Jakarta Timur. Pertemuan ini berakhir dengan baik, beliau kembali sana keakraban dan persahabatan. Sebagai mediatornya menjalankan kegiatan sosial, dan kami pun melanjutkan adalah Bapak Benaya Tampubolon yang merupakan sahaperjalanan menuju ke lokasi bangunan tersebut di daerah bat dari Bapak Hayono Isman. Issue yang dibicarakan adalah agar Bapak Hayono Isman membantu kelancaran peng- Taman Mini, Pinang Ranti. Dengan semangat ibu-ibu BWA Jemaat Thamrin telah gunaan bangunan GMAHK Jemaat Thamrin yang ada di berada di sana untuk meyambut para tamu, dan kembali daerah Pinang Ranti yang sangat strategis itu. menerangkan hasil pertemuan bersama dengan Bapak Pertemuan ini dihadiri oleh Officers UIKB, yaitu Pdt. J. Hayono Isman, serta berdoa khusus agar Tuhan menolong S. Peranginangin, sebagai Ketua UIKB, dan Bapak B. F. Sisegala daya upaya yang telah dibuat demi kelancaran penghotang, sebagai Bendahara UIKB, dan beberapa staffnya. gunaan bangunan tersebut. Hadir juga Officers dari Konferens DKI Jakarta, yaitu Pdt. Bangunan tersebut cukup megah dan kokoh, serta ruL. Situmorang, sebagai Ketua Konferens DKI Jakarta, dan ang kebaktian yang cukup mengagumkan, harapan kita sePdt. Ronny Wenas, sebagai Sekretaris Konferens DKI Jakarta & Sekitarnya. Berikut juga Anggota Majelis GMAHK mua mari kita doakan Jemaat Thamrin agar Tuhan yang menolong semuanya ini, karena bagi Tuhan tidak ada yang Jemaat Thamrin dan semua team pembangunan. mustahil. Pada saat itu Bapak Albert Sondakh memberikan pernyataan permohonan agar bapak Hayono Isman sebagai —Dilaporkan oleh Pdt. Arbeni Sagala, Direktur Komuniperwakilan rakyat di DPR RI membantu kelancaran pengkasi dan Kebebasan Beragama GMAHK Konferens DKI dan gunaan bangunan tersebut, dan Bapak Albert Sondakh Sekitarnya ari Minggu, tanggal 20 Maret 2011, diadakan tatap muka antara Pemimpin GMAHK dengan salah seorang Anggota DPR RI Bapak Hayono Isman di Ruang Rapat Kantor Pusat UIKB, Jl. MT. Haryono Kav. 4-5, Jakarta Selatan. Pertemuan ini penuh dengan sua-

40

Adventist World | 05 - 2011


Sabat 4 in 1 di Saradan

Sabat gabungan dari Jemaat Saradan, Jemaat Caruban dan Jemaat Ngawi

A

da empat acara istimewa yang penuh sukacita dan berkat rohani yang terjadi pada hari sabat 19 Maret 2011 di Jemaat Saradan. Pertama, Sabat tersebut adalah Sabat gabungan Jemaat Saradan, Jemaat Caruban dan Jemaat Ngawi. Kedua, Sabat itu adalah Sabat yang dihadiri oleh Ketua Konfrens Jawa Kawasan Timur Pdt. Albert Saroinsong. Ketiga, Sabat tersebut juga adalah Sabat perjamuan kudus untuk tiga jemaat yang hadir. Keempat, Sabat tersebut juga adalah hari penyerahan bayi dari keluarga gembala jemaat Pdt. Dale Sompotan yaitu Sabbathian Joachim Sompotan. Seluruh jemaat bersukacita atas kunjungan dari Pdt. Saroinsong dan malahan selain berkhotbah sekaligus juga memimpin perjamuan kudus pada siang hari Sabat itu didampingi oleh Ketua Jemaat Saradan, Bpk. Sunaryo dan Ketua Jemaat Caruban

Bpk. Difat JK. Lagu-lagu pujian juga dilantun足kan oleh grup nyanyi dari jemaat masing-masing, dari grup anak-anak Saradan dan Caruban dan grup para bapak Caru足ban. Setelah seluruh rangkaian acara selesai dilanjutkan kemudian dengan makan bersama di ruang belakang Gereja Advent Saradan dengan menu yang sudah disiapkan oleh keluarga besar Jemaat Saradan.

05 - 2011 | Adventist World

41


Berita Dalam Negeri

Seminar Komunikasi di Bandung Di Aula Percetakan Advent Indonesia

P

ara pemimpin komunikasi jemaat se-Konferens Jawa Kawasan Barat mengikuti Seminar Komunikasi dan Kebebasan Beragama yang digelar selama dua hari, mulai Sabtu hingga Minggu 13 Maret 2011 yang lalu. Acara ini diadakan di Aula Percetakan Advent Indonesia, Cimindi, Bandung. Seminar yang diselenggarakan oleh Departemen Komunikasi Konferens Jawa Barat (KJB) ini dibuka oleh Pdt. Dr. S. Tjakrapawira, sebagai ketua konferens. Sebagai pembicara sesi pertama, Pdt. Dr. S. Tjakrapawira, menekankan peranan Global Mission yang berfokus pada kegiatan komunikasi sebagai mitra kerja gembala jemaat. Menurut Direktur Komunikasi KJB, Pdt. Slamet Nappoe, “workshop ini menekankan begitu pentingnya komunikasi dan kebebasan beragama di jemaat.” Direktur Komunikasi Uni Indonesia Kawasan barat, Pdt. Dr. S. Simorangkir, memaparkan penginjilan melalui semua sarana yang dapat dipergunakan untuk memberikan informasi tentang kebenaran Allah. Beberapa sarana yang dapat digunakan adalah telepon genggam, televisi, media masa, radio dan lain sebagainya. Selama 4 jam para peserta menyimak dan mendengarkan

42

Adventist World | 05 - 2011

Pdt. Simorangkir memaparkan tugas-tugas pemimpin komunikasi jemaat. Acara ini diselingi kesaksian oleh anggota jemaat mengenai bagaimana media menjadi berkat dan dapat memperkenalkan Gereja Advent kepada yang tidak seiman. Dalam materinya, Associate Director Komunikasi UIKB, Bpk. Bruce Sumendap, memberikan teori dan praktek merancang serta membuka website mulai dari fasilitas sederhana HTML, memperkenalkan HTML Editor sampai bagaimana cara mengirim berita dengan cara upload langsung ke situs web UIKB. Bpk. Sumendap juga membagikan tips seputar etika berkomunikasi menggunakan email dan penulisan berita. Selanjutnya, Editor Indonesia Publishing House, Pdt. R.M. Hutasoit membawakan materi tentang penulisan yang baik, dan penggunaan kartu wartawan. Acara kemudian ditutup pada hari Minggu sore dengan renungan oleh Pdt. Nappoe. Melihat peluang penginjilan yang sangat luas dan penuh tantangan ini, maka Dept. Komunikasi dan Kebebasan Beragama, merasa sangat perlu untuk meningkatkan kemampuan anggota dalam memanfaatkan teknologi yang semakin digemari oleh masyarakat luas dewasa ini. Melihat pengguna internet di Indonesia yang semakin bertambah, maka sangat penting sekarang ini bagi setiap anggota dapat menggunakan semua fasilitas berteknologi terkini untuk digunakan bagi pekerjaan Tuhan. Menurut salah seorang peserta seminar, Vandy Pandeiroth, “saya berharap setiap jemaat maupun setiap anggota memiliki kerinduan dalam memperkenalkan Advent ke banyak orang yang kemudian menuntun lebih banyak jiwa mengenal dan mengetahui lebih banyak tentang kebenaran.” —Dilaporkan oleh Pdt. S. Nappoe, Direktur Komunikasi GMAHK Konferens Jawa Barat dan Vandy Pandeiroth dari Jemaat Maranatha Bandung.


Perkemahan Pemuda Advent

P

Distrik Natar, Lampung Selatan, 21-24 April 2011

uji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus, yang setia mendengar dan menjawab doa kita, sehingga acara Perkemahan Pemuda Advent Distrik Natar, Lampung Selatan berjalan baik dan sukses mulai hari Kamis, 21-24 April 2011.

Pdt. B. Sembiring memimpin kuis SS dan diskusi SS

Ini juga berkat doa dan dukungan banyak pihak. Hari Kamis sore, daftar ulang dimulai sembari mendirikan dua tenda peleton yang dipinjam dari TNI AD Candi Mas. Acara pembukaan oleh gembala distrik disertai motivasi

dan film kesaksian. Pukul 22.00 WIB, istirahat tidur dan ada juga yang jaga malam. Pukul 00.00 WIB diadakanlah doa P4 (Puji-pujian, Pengakuan, Pengucapan syukur dan terima kasih dan Permohonan) atau yang dikenal dengan doa 777 (Adoration, Confession, Thanksgiving, dan Supplication).

Pagi harinya pukul 05.00 WIB dilaksanakanlah pembacaan Alkitab Follow The Bible (FTB), diikuti dengan olah raga bersama dan serapan pagi. Seminar dengan materi Bantuan Hidup Dasar disampaikan oleh Ibu Yohana Bolang dan suaminya Anton Bolang (Senior Perawat RSABL). Dan setelah makan siang bersama hujan deras melanda. Mengganggu agenda acara yang telah dijadwalkan. Namun anak-anak PA tetap semangat mencari 45 telur paskah yang disembunyikan. Dalam acara vesper usai makan sore, Bung Melvin

Tim Palembang yang hadir meramaikan perkemahan. Israel N, Billy Manawan dan Eka Nurcahyadi 05 - 2011 | Adventist World

43


Berita Dalam Negeri

Cornelius membawakan acara yang cukup mengharukan, agar pemuda Advent lebih mencintai dan menyayangi ibu masing-­masing. Beberapa orang cukup terharu dengan menitikkan air mata. Khususnya bagi Yuli Yunus yang berasal dari Muslim. Sudah hampir 5 bulan tidak bertemu orangtuanya setelah ia menikah dan menjadi anggota GMAHK Mawar Sharon Natar. Pada kebaktian gabungan se-Distrik Natar, Sabat pagi pukul 09.00 WIB, Pdtm.Victor Joe Sinaga dan tim hadir di perkemahan. Didahului seminar PA oleh beliau, kemudian Pdt. Sembiring memimpin diskusi SS. Khotbah oleh Direktur PA Daerah Sumatera Kawasan Selatan, Pdtm. Victor Sinaga dengan judul “Dari Bejana Tanah Liat kepada Kemuliaan.” Usai khotbah, makan nasi liwet bersama umat dengan piring daun pisang. Seru dan menarik. Pukul 14.00 WIB, peserta berkumpul kembali di bawah tenda, mendengarkan pencerahan Adventurer and Pathfinder oleh Bpk. Asep Supriatna, Ketua PAG dan Ketua Korwil Lampung. Dilanjutkan seminar dan workshop mengenai “Youth Problem” oleh pasangan Pdt. B. Sembiring dan Ibu Helda Sembi­ring. Malam harinya, acara games, api unggun, bakar jagung, singkong, menari dan joget bersama dilaksanakan dengan sukacita, tetapi tidak terasa malam telah larut hingga pukul 00.30 WIB Minggu pagi, kembali hujan mengguyur, tetapi anakanak tetap semangat mau mengikuti “track and trail,” yang telah dipersiapkan oleh Eka, Billy dan Israel. Pukul 12.30 WIB peserta makan siang bersama, hujan pun kembali mengguyur. Untung, ada satu tenda peleton yang belum sempat dibongkar sebelum pulang. Pukul 16.00 semua peserta pulang menaiki truk. Puji Tuhan, kebanyakan peserta sehat-sehat. Terima kasih atas doa dan dukungan semua pihak. Tuhan memberkati kita. —Dilaporkan oleh Pdtm. Dickson Simanungkalit, Gembala Distrik Natar, Bandar Lampung, Daerah Sumatera Kawasan Selatan

44

Adventist World | 05 - 2011


Retret Pemuda Advent Distrik Bandar Lampung Timur

Rumah Doa Narwastu, 25-27 Maret 2011

A

cara ini diadakan sehubungan dengan pelaksanaan acara Minggu Sembahyang Pemuda yang secara serentak dilaksanakan mulai tanggal 20-26 Maret 2011 di jemaat masing-masing. Bertemakan, “Identity: Don’t Give Up.” “Pemuda Advent: Be the light, don’t give up, go, go, go,...!” adalah yel-yel retret pemuda Advent GMAHK Distrik Bandar Lampung Timur (Jemaat Kedaton I dan Jemaat Jatimulyo), yang diadakan di Rumah Doa Bukit Narwastu pada tanggal 24-27 Maret 2011. Para peserta beserta panitia cukup antusias dan semangat dalam mengikuti setiap sesi seminar yang dibawakan para narasumber, di antaranya : Pdt. Victor Joe Sinaga (Direktur Pemuda Advent DSKS), Pdt. Samuel Pardede (Gembala Distrik), Pdt. Herlen Yang (Chaplain RSABL), Bpk. Aristarkus, Dr. Larry Tumalun (Dokter RSABL) dan Di sela-sela acara yang padat. Dr. Ronald Lisal (Direktur RSABL). Retret ini diikuti tidak hanya oleh orang-orang muda Jemaat Kedaton I tapi juga oleh jemaat Jatimulyo dan BKP dan para perawat Rumah Sakit Advent Bandar Lampung, beserta para orang tua yang berjumlah kira-kira 30 orang. Hari Jumat malam acara didahului dengan doa sesuai dengan program Doa 777 oleh Bpk. Aristarkus, yang dilanjutkan dengan Firman yang dilayani oleh Pdt. S. Pardede mengenai bagaimana orang muda dapat menjadi terang (Mat. 5:14) dan menjadi pintu. Setelah itu acara pembukaan retret ditandai dengan penyalaan lilin oleh Pdt. V. Sinaga yang diteruskan kepada ketua panitia yang juga ketua PA Jemaat Kedaton, Sdr. Edward Ginting dan kepada seluruh peserta. Acara penyalaan lilin ini dimaksudkan agar para peserta bahkan semua orang-orang muda dapat mempertahankan Doa kelompok ACTS. IDENTITAS mereka

sebagai orang muda Advent dan menjadi terang di mana pun berada. Acara dilanjutkan oleh Dr. R. Lisal yang membawa para peserta untuk merenungkan cinta Yesus bagi umat manusia. Doa kelompok di alam. Pada hari Sabat, para peserta dan panitia ba­ ngun pagi-pagi untuk mengikuti renungan pagi oleh Pdt. S. Par­ dede mengenai bagaimana menjadi Roti Hidup Bernyanyi bersama. (Yoh 6:48). Kemudian para peserta keluar dari aula dan membentuk prayer circle. Udara segar, pemandangan laut yang indah serta makanan enak yang disediakan panitia menambah nikmatnya berkat pada hari Sabat itu. Pukul 08.00 acara kebaktian Sabat dimulai dengan diskusi Sekolah Sabat yang dipimpin oleh Pdt. V. Sinaga yang langsung dilanjutkan dengan sesi seminar tentang identitas orang Farisi vs identitas Yesus. Acara semakin meriah karena diselingi dengan diskusi dan energizer serta games dari seksi aca­ ra. Pada jam khotbah, peserta dilayani oleh Pdt. Herlen Yang dengan judul “Who Am I.” Setelah makan siang, acara kembali dilanjutkan oleh Dr. Larry Tumalun dengan tema yang cukup menarik, yaitu: Orang-orang Stres dalam Alkitab. Dr. Larry membagikan apa

05 - 2011 | Adventist World

45


Berita Dalam Negeri yang dimaksud dengan stres dan mekanisme pertahanan ego dengan contoh tokoh-tokoh dalam Alkitab. Sesi terakhir dibawakan oleh Bpk. Aristarkus yang membagikan teknik-teknik berkomunikasi yang baik dan benar terutama bila orang muda hendak berkomunikasi dengan orang luar berkaitan dengan penginjilan. Beliau juga menyampaikan berbagai pengalamannya bekerja di Radio Heartline dan persahabatannya yang luas dengan orang-orang dari berbagai aliran agama. Renungan tutup Sabat disampaikan kembali oleh Pdt. S. Pardede. Pada aca­ ra malam minggu panitia menggelar berbagai games seru dan juga bakar ikan. Acara retret diakhiri pada hari Minggu pukul 09.00 oleh Pdt. V. Sinaga yang memberikan nasehat dan roh semangat kepada seluruh peserta dan panitia. Para peserta juga diberi kesempatan untuk memberikan kesan dan pesan mereka terhadap acara ini. Ketua panitia, Sdr. Edward juga menyampaikan harapannya agar semangat peserta tidak berakhir saat ret­ ret ini berakhir tetapi terus menyala termasuk rajin dating mengikuti acara PA tiap Sabat sore. Semoga acara retret ini dapat menjadi saluran berkat bagi semua peserta dan panitia sehingga di mana pun kita berada orang-orang muda Advent boleh memegang teguh identitas mereka dan menjadi terang sampai kedatangan Yesus yang kedua kali. —Dilaporkan oleh Melisa Rani Lisal dan Victor J Sinaga

Foto bersama beberapa peserta dgn pembicara dan pendeta.

Pemberian plakat ucapan terimakasih kepada pemilik rumah doa.

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konferens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi

majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar. Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEXT naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microsoft Word/Word Perfect, TANPA ADA GAMBAR/FOTO/IMAGE DI DALAM FILE DOKUMEN TERSEBUT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file text dokumen tersebut). GAMBAR/FOTO/IMAGE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TERPISAH DARI DALAM FILE dokumen text naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta beresolusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/ foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam text naskah berita tersebut. Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan. Kirimkan ke: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan dalam edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

46

Adventist World | 05 - 2011

ơȼȴȽΎƨȳȼɂȷȼȵ˻ ȰȯȵȷΎƨȯɀȯ ƨȳȼɃȺȷɁΎƫȳɂȷȯ ƙȲɄȳȼɂȷɁɂΎƯȽɀȺȲΎ ơȼȲȽȼȳɁȷȯ


WARTA

GEREJA ADVENT

“Lihatlah, Aku Datang Segera…”

Kerja Bakti di Lingkungan Gereja

GMAHK Jemaat Ratna, Palembang

S

ebagai bagian pelaksanaan ”Reach Out,” pada hari Minggu, 10 April 2011, Anggota Jemaat Ratna yang dimotori oleh pembina dan siswa Pathfinder & Adventurer melaksanakan kegiatan kerja bakti dan mengisi tanaman hijau di pekarangan gereja. Kegiatan dimulai siswa Pathfinder dengan apel pagi, pada jam 06.00 Wib acara dimulai dengan olahraga bersama dan dilanjutkan dengan upacara resmi yang dipimpin oleh Sdr. Eka Nurcahyadi dan Pdtm. Panahatan Sitorus. Kemudian berlanjut dengan seluruh siswa dan didampingi beberapa pembina dan orangtua memulai kegiatan dengan mengumpulkan sampah-sampah di sepanjang jalan umum di sekitar lingkungan gereja. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat di lingkungan sekitar gereja dapat menikmati jalan yang bersih dan bebas sampah. Dan mengajarkan kepada anak-anak untuk menjaga kebersihan di lingkungan sekitarnya. Bagian kedua dilanjutkan kembali membersihkan halaman pekarangan gedung gereja, dengan mengumpulkan sampah, mencabut rumput dan menyiapkan tempat untuk menanam tanaman hijau dan berbagai jenis kembang yang telah disiapkan ibu-ibu. Pada kesempatan ini juga kita bersyukur karena Pdt. E. Simanjuntak (Ketua Daerah) dan Bapak AH. Sagala & Ibu (Bendahara Daerah) menyempatkan hadir dan turut membantu pekerjaan pada pagi itu. Salah satu yang berkesan ialah, oleh karena ada dua orang bernama Sdr. Yohanes dan Sdri. Yulie, yang beberapa bulan ini sudah aktif belajar Alkitab dengan gembala jemaat, mereka berdua juga turut hadir dan membawa beberapa bibit tanaman untuk ditanam di lingkungan gereja. Dan kebetulan

Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan. Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah J. S. Peranginangin Ketua Bidang Usaha A. Ricky Bendahara S. Manueke Pemasaran S.P. Rakmeni Produksi S. M. Simbolon Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit Redaksi Pelaksana J. Pardede Tim Redaksi S.P. Silalahi, R.C.A. Raranta, J. Wauran Setting dan Desain J. Pardede Komunikasi Uni S. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan Barat S. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah D. Lingga, Sumatera Kawasan Utara H. Sihaloho, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan A. Sagala, DKI Jakarta dan Sekitarnya Slamet Nappoe, Jawa Barat W. Siringoringo, Jawa Tengah R. Situmeang, Jawa Kawasan Timur P. Pasaribu, Kalimantan Kawasan Timur J. Sihotang, Kalimantan Barat Denny Kana Djo, Nusa Tenggara J. Legoh, Minahasa Utara Dj. Muntu, Minahasa Selatan F. Sepang, Bolaang Mangondow, Kotamobagu dan Gorontalo A. Lumowa, Sulawesi Tengah S. Salainti, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara R. Wurangian, Maluku N. Tambani, Nusa Utara Hugo Wambrauw, Papua Izin

Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Alamat Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842 Email: sirkulasi_iph@yahoo.com (Sirkulasi)

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

05 - 2011 | Adventist World

47


Sdr. Yohanes ini adalah ahli pertanian dan berencana akan terus mendukung keindahan di lingkungan gereja, walaupun saat ini mereka berdua masih sebagai simpatisan gereja Advent. Mari kita doakan agar dalam waktu dekat mereka siap mengambil keputusan untuk menerima baptisan kudus dan bersatu dengan umat-Nya. Setelah pekerjaan selesai, lingkungan gereja sudah tampak lebih indah, bersih, rapi dan lebih hijau dari waktu-waktu sebelumnya. Acara berakhir pada pukul 10.00 Wib dengan makan bersama, walaupun makanan yang sederhana tetapi sangat dinikmati karena ada kebersamaan yang indah sepanjang hari itu. Kita berharap agar kegiatan yang sederhana ini akan membawa nilai yang positif bagi kebersamaan di jemaat dan di saat yang sama juga membawa berkat bagi seluruh masyarakat di lingkungan gereja ini. Demikian laporan kegiatan kerja bakti yang telah terlaksana di Jemaat Ratna, dan mudah-mudahan akan menjadi kemuliaan bagi Tuhan. —Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.