desember-20-2002

Page 1

Al Rauf – Maha Penyayang (Bagian 2) Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad Khalifatul Masih Ar-Rabbi ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz 20 Desember 2002

َّ َّ‫أ ْش َه ُد أ ْن ال إله إِال‬ ، ُ‫اَّللُ َو ْح َدهُ ال َش ِريك لَه‬ َّ ‫وأ ْش َه ُد‬. ُ‫أن َُُم َّمداً عَ ْب ُدهُ َوَر ُسولُه‬

‫ أما بعد فأعوذ ابهلل من الشيطان الرجيم‬. ِ * ‫عني‬ َّ ‫ْحن‬ َّ * ‫َمني‬ َّ ‫ْحن‬ َّ ‫بس ِم هللا‬ ُ َ​َ‫س‬ َْ ‫الر‬ َ ‫الرحيم * ا ْ​ْلَ ْم ُد هلل َر ِب ال َْعال‬ َْ ‫الر‬ ْ َ‫الرحيم * َمالك يَ ْوم الدين * َّإَّي َك نَ ْعبُ ُد َو َّإَّي َك ن‬ ْ ِ َّ ِ ِ ‫دَن‬ َّ ‫هم َوال‬ ‫ (آمني‬.‫ني‬ َ ‫الص َر‬ َ ‫ين أَنْعَ ْم‬ َ ِ‫الضال‬ َ ‫اه‬ ْ) ْ ْ‫ت عَلَيْ ِه ْم غَ ْ​ْي ال َْمغْضُوب عَلَي‬ َ ‫قيم * ص َراط الذ‬ َ َ​َ‫س‬ ْ ‫ْم‬ ُ ‫اط ال‬ ِ ‫وف ِابلْعِب‬ َِّ ِ‫ضاة‬ ِ َّ ‫اَّلل َو‬ ِ ‫َوِم َن الن‬ ‫اد‬ َ ‫اء َم ْر‬ ْ َ‫َّاس َم ْن ي‬ َ ٌ ُ‫اَّللُ َرء‬ َ ‫سهُ ابَْ َغ‬ َ ‫ش ِري نَ ْف‬

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.(Al-Baqarah 208) Dalam kitab Bukhari, Hadhrat Abdullah bin Abu Qatadah meriwayatkan dari Bapaknya Abu Qatadah bahwa Rasulullah saw bersabda: Tatkala saya berdiri melakukan shalat maka hati saya menghendaki mengimami shalat yang panjang, tetapi tatkala saya mendengar suara seorang anak yang menangis maka dengan itu hati saya merasa kasihan dan terfikir oleh saya jangan-jangan ibu anak itu menderita..Oleh karena itu, saya memendekkan shalat.( Bukhari Kitabul Jemaah wal imamah bab min akhaffishshalat ‘inda bukaaish-shibyi) Hadhrat Allamah Fakhruddin Razi dalam menafsirkan ayat surah Baqarah ِ ‫ ) َوِم َن النَّا‬di bawah ayat ‫وف ِابلْعَِباد‬ )‫ اىل االخر‬.…‫ش ِري‬ ٌ ُ‫ َرء‬menulis :Allah adalah ْ َ‫س َم ْن ي‬

‫وف ِابلْعَِباد‬ ٌ ُ‫( َرء‬Maha Penyantun/penyayang pada hamba-hamba-Nya) ini merupakan

dampak dari ra’ft-sifat penyantun Tuhan bahwa dengan nikmat-nikmat yang kekal abadi Dia telah berjanji menganugerahkan sebagai ganjaran untuk amal-amal yang yang sedikit dan yang terputus/terbatas. Dan dari antara ra’ft-kasih sayang-Nya terdapat pula bahwa Dia tidak membebankan pada jiwa manapun lebih dari kemampuannya;. dan dari antarqa ra’ft dan rahmat-Nya terdapat juga bahwa seorang yang bersikeras dalam kekufuran selama seratus tahun jika untuk sesaat sekalipun dia bertobah maka dari itu semua azab menjadi gugur dan Allah mengaugerahinya ganjaran yang kekal; dan dari antara kasih sayang –Nya juga tardapat bahwa jiwa dan harta merupakan milik Allah, pemberian Dialah semua itu. Sebagaimana ada sebuah ungkapan: jaan di di hui usiyki thi ,hak to yeh he keh hak ada nah hua-Hingga jiwa pun diserahkan,namun yang telah diserahkan pun milik_nya juga dan ternyata hak(Nya) tidak juga bisa terbayar. Allamah Abul-Hayyan dari Andalusia menulis: Kata ra’ft adalah lebih fasih dibandingkan dengan kata rahmat. Akan tetapi, itu saya tidak setuju. Rahmat itu yang lebih fasih ketimbang ra’ft ,karena ra’ft hanya untuk orang –orang yang beriman,sementara berkenaan dengan rahmat Allah berfirman . ِ ‫ْحةً لِلْ َعال‬ ‫ني‬ َ ‫َم‬ َْ ‫ َر‬-Rahmat bagi sekalian alam. Oleh karena itu, sejauh misal-misal yang saya senantiasa ingat/hafal itu akan saya sajikan di hadapan kalian, yang dari itu kalian akan heran bahwa sampai batas mana beliau itu rahmat untuk orang-orang besar , orang-orang kecil,untuk anak-anak, untuk hewan-hewan dan untuk segala sesuatu,


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.