Khutbah 2-11-2001 Khu-O Di dalam khutbah sebelumnya, topik subbuwhiyyat-kemahasucian yang tengah berjalan pada waktu itu, kini sedikit bagiannya masih tersisa,yang kurang lebih bahannya cukup untuk satu khutbah atau kurang.Akan tetapi, karena hari ini akan ada pengumuman tahun baru Tahrik Jadid,oleh karena itu topik bahasan khutbah yang saya pilih yang ada keterkaitannya dengan topik razzaaqiyyat-(Tuhan) Maha Pemberi rezeki. arraaziqu warrazzaaqu tertulis dalam Mufradaat Imam Ragib bahwa kata rizqun kadangkala di gunakan untuk anugerah/pemberian yang berlaku/berjalan, apakah itu anugerah dunia atau anugerah ukhrawi atau kadangkala di gunakan untuk nasiyb- bagian atau kadangkala untuk makanan yang masuk ke dalam perut.Di dalam Al-Quran Allah berfirman wattaquw minmaa razaqnaakum maksudnya adalah belanjakanlah harta, kehormatan , ilmu dll milikmu. Kata Raaziq(un) digunakan untuk yang menciptakan kemudahan/kelancaran atau yang memberikan rezeki/pencaharian dan yang menjadi penyebab rezeki/ pencaharian dan itu adalah Allah.Begitu juga kata raaziq digunakan juga untuk manusia/orang yang menjadi perantara untuk sampainya rezeki kepada orang lain. Namun kata razzaaq digunakan hanya untuk Allah. Jadi Allah yang memberikan rezeki, seterusnya yang memberi itu pun menjadi raaziq-pemberi rezekinya.Namun tidak bisa menjadi razzaaq. Razzaaq-Maha Pemberi rezeki hanya khusus untuk Allah.Di dalam (Lisanu.arab) raaziq warrazzaaq adalah sifat-sifat Tuhan. Dan sesuai dengan Lisanul ’Arab raaziq dan razzaaq adalah sifat-sifat Tuhan. Karena Dia memberi rezeki kepada semua makhluk. Ayat pertama dalam seri ini adalah ayat ke tiga dan ke empat surah AlBaqarah:dzaalika.........yunfiquwn- Inilah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya pemberi petunjuk kepada orang-orang yang muttaqi, orang yang beriman pada yang gaib dan menegakkan shalat dan rezeki apa yang kami berikan pada mereka dari itu mereka belanjakan. Hadhrat Sa’id Aththai berkata bahwa Abu Kabsyah Al-Ansri menerangkan padanya bahwa beliau mendengar Rasulullah saw. bersabda:�Harta seseorang tidak menjadi kurang karena memberikan sedekah� Ini merupakan pengalaman kita bahwa selalu akibat dari sedekah harta menjadi bertambah, tidak berkurang. Kapan saja seorang hamba teraniaya dan dia bersabar atas hal itu maka Allah akan menambah kemuliaannya.Apabila seorang membuka pintu meminta-minta untuk dirinya maka Allah membuka pintu kemiskinan/kemelaratan untuknya.Inipun merupakan pengalaman setiap hari/umum.Satu kali seseorang memulai kebiasaan meminta,maka akan selalu menjadi lapar dan telanjang/kekurangan dan akibat dari meminta di dalam rezekinya tidak terjadi penambahan. Kemudian bersabda:Saya memberitahukan lagi padamu ingat pula itu. Yakni yang meriwayatkan menerangkan bahwa saya memberitahukan hal lain lagi kepadamu ingatlah pula itu.Kemudian Rasulullah saw. bersabda:Di dunia ini ada empat macam orang. Satu adalah orang yang Allah anugerahkan ilmu dan harta dan berkenaan dengan itu dia bertakwa pada Tuhan dan berlaku baik pada sanak keluarga dan dia mengetahui bahwa di dalam itu ada juga hak Tuhan,orang semacam ini menempati kedudukan/tempat yang paling tinggi. Kedua, adalah orang yang memang Allah telah anugerahkan ilmu, tapi harta tidak Dia anugerahkan.Namun, niatnya baik dan dia menginginkan bahwa jika saya memiliki harta maka sayapun akan melakukan amal seperti si fulan. Jadi,dia akan diperlakukan sesuai dengan niatnya dan keduanya akan meraih ganjaran yang sama. Ketiga, adalah orang yang Allah anugerahkan harta tapi ilmu tidak Dia anugerahkan.Dia membelanjakan hartanya tampa fikir-fikir.Berkenaan dengan itu dia tidak menempuh jalan takwa dan tidak pula memperlakukan keluarga dengan baik dan dia tidak juga mengatahui bahwa di dalam itu juga ada hak Tuhan. Orang serupa ini berada di tempat yang terburuk. Keempat, adalah orang yang Allah tidak anugerahkan harta dan tidak pula ilmu, namun dia menginginkan bahwa jika saya memiliki harta maka saya pun akan beramal seperti si fulan,kepadanyapun akan diperlakukan sesuai dengan niatnya dan beban keduanya akan sama. Hadhrat Khalifatul Masih 1 dalam menafsirkan ini menerangkan: Sifat orang muttaqi yang ketiga di tempat ini yang diterangkan bahwa minma razaqna hum yunfiquwn-Rezeki apa yang kami telah anugerahkan padanya dari itu mereka membelanjakan di jalan Allah. Beliau mengeluarkan satu point/pokok bahasan dari