Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
Artinya: “Segala puji bagi Allah Ta’ala. Kami memuji Dia dan meminta tolong dan ampun kepada-Nya. Dan kami berlindung kepada Allah Ta’ala dari kejahatan-kejahatan nafsu kami dan dari amalan kami yang jahat. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah Ta’ala, tak ada yang menyesatkannya. Dan barangsiapa yang dinyatakan sesat oleh-Nya, maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Kami menjadi saksi bahwa tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Kami menjadi saksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain dari Allah Ta’ala dan kami menjadi saksi bahwa Muhammadsaw. itu adalah hamba dan utusan-Nya. Wahai hamba-hamba Allah Ta’ala! Mudah-mudahan Allah Ta’ala memberi rahmat kepada kalian. Allah Ta’ala menyuruh supaya kalian berlaku adil dan berbuat baik (kepada manusia) dan memenuhi hak kerabat dekat. Dan Dia melarang kalian berbuat kejahatan (yang berhubungan dengan dirimu) dan kejahatan (yang berhubungan dengan masyarakat) dan dari pemberontakan terhadap pemerintah. Dia memberi nasehat supaya kalian mengingat-Nya. Ingatlah Allah Ta’ala, Dia akan mengingatkan kalian dan berserulah kepada Dia. Maka Dia akan menyambut seruan kalian dan mengingat Allah Ta’ala (dzikir) itu lebih besar (pahalanya).
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010 Diterbitkan oleh Sekretariat Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia Badan Hukum Penetapan Menteri Kehakiman RI No. JA/5/23/13 tgl. 13 Maret 1953
Penanggung Jawab: Ahmad Supardi Alih Bahasa: Qomaruddin, Shd.
Editor: H. Abdul Basit, Shd. H. Sayuti Aziz Ahmad, Shd. Penyunting: C. Sofyan Nurzaman Desain Cover & type setting: Isa Mujahid Islam Muharim Awaludin Alamat: Jln. Balik Papan I/10 Jakarta 10130 Telp. (021) 6321631, 6837052, Faksimili (021) 6321640; (021) 7341271
Percetakan: Gunabhakti Grafika BOGOR
ISSN: 1978-2888
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
28
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
[Sahabat Allah Ta’ala]
DAFTAR ISI • •
Judul Khotbah Jum’at: Sahabat Allah Ta’ala Khotbah Ke-Î
Khutbah II
ﻪ ﻴﻋﹶﻠ ﻮ ﱠﻛ ﹸﻞ ﺘﻧﻭ ﻪ ﻦ ﹺﺑ ﻣ ﺆ ﻧﻭ ﻩ ﺮ ﻔ ﻐ ﺘﺴ ﻧﻭ ﻪ ﻨﻴﻌ ﺘﺴ ﻧﻭ ﻩ ﺪ ﻤ ﺤ ﻧ ﷲ ِ ِ ﺪ ﻤ ﺤ ﹶﺍﹾﻟ
3-26 27-28
ﻨﺎﻟﻤﺎ ﻋ ﺕ ﹶﺃ ﺳّﹺﻴﹶﺌﺎ ﻦ ﻣ ﻭ ﻨﺎﺴ ِ ﻧ ﹸﻔﻭ ﹺﺭ ﹶﺃ ﺮ ﺷ ﻦ ﻣ ﷲ ِ ﻮ ﹸﺫ ﹺﺑﺎ ﻌ ﻧﻭ ُ ﻩ ﺍ ﺪ ﻬ ﻳ ﻦ ﻣ ﻪ ﻱ ﹶﻟ ﺩ ﻫﺎ ﻪ ﹶﻓﹶﻠﺎ ﻠ ﹾﻠﻀ ﻳ ﻦ ﻣ ﻭ ﻪ ﻀ ﱠﻞ ﹶﻟ ﻣ ﷲ ﹶﻓﹶﻠﺎ ﻪ ﻮﹸﻟ ﺳ ﺭ ﻭ ﻩ ﺪ ﺒﻋ ﺪﺍ ﻤ ﺤ ﻣ ﺪ ﹶﺃ ﱠﻥ ﻬ ﺸ ﻧﻭ ﷲ ُ ﻪ ﹺﺇﱠﻟﺎ ﺍ ﺪ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻟﺎ ﹺﺇ ٰﻟ ﻬ ﺸ ﻧﻭ ﺑﻰﺮ ﺫﻯ ﺍﹾﻟ ﹸﻘ ﺘﺎ ِﺀﻳﻭﹺﺇ ﻥ ﺴﺎ ﺣ ﻭﺍﹾﻟﹺﺈ ﺪ ﹺﻝ ﻌ ﺮﹺﺑﺎﹾﻟ ﻣ ﻳ ﹾﺄ ﷲ َ ﷲ! ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍ ُ ﻢ ﺍ ﻤ ﹸﻜ ﺣ ﺭ !ﷲ ِ ﺩ ﺍ ﺒﺎﻋ ﻭ ﹶﻥ ﺮ ﺗ ﹶﺬ ﱠﻛ ﻢ ﻌﱠﻠ ﹸﻜ ﻢ ﹶﻟ ﻌ ﹸﻈ ﹸﻜ ﻳ ﻐ ﹺﻲ ﺒﻭﺍﹾﻟ ﻨ ﹶﻜ ﹺﺮﻤ ﻭﺍﹾﻟ ﺸﺎ ِﺀ ﺤ ﻋ ﹺﻦ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﻬﻰ ﻨﻳﻭ ﺮ ﺒﷲ ﹶﺃ ﹾﻛ ِ ﺮ ﺍ ﺬ ﹾﻛ ﻭﹶﻟ ﻢ ﺐ ﹶﻟ ﹸﻜ ﺠ ﺘ ﹺﺴ ﻳ ﻩ ﻮ ﻋ ﺩ ﻭﺍ ﻢ ﺮ ﹸﻛ ﻳ ﹾﺬ ﹸﻛ ﷲ َ ﺮﻭﺍ ﺍ ﹸﺃ ﹾﺫ ﹸﻛ Alhamdulillâhi nahmaduhû wa nasta’înuhû wa nastaghfiruhû wa nu-minu bihî wa natawakkalu ‘alayhi wa na’ûdzubillâhi min syurûri anfusinâ wa min sayyi-âti a-’mâlinâ may-yahdihil-Lâhu fa lâ mudhilla lahû, wa may-yudhlilhû fa lâ hâdiya lah – wa nasyhadu al-lâ ilâha illal-Lôhohu wa nasyhadu annâ muhammadan ‘abduhû wa rosûluhû – ‘ibâdal-Lôh! Rohimakumul-Lôh! Innal-Lôha ya-muru bil‘adli wal-ihsâni wa iytâ-i dzil-qurbâ wa yanhâ ‘anil-fahsyâ-i wal-munkari walbaghyi ya’idzukum la’allakum tadzakkarûn – udzkurul-Lôha yadzkurkum wad’ûhu yastajiblakum wa ladzikrul-Lôhi akbar.
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
2
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
27
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
simpati pada orang-orang miskin dan sangat mukhlis. Di dalam acara pemakaman beliau, banyak orang-orang ghair Ahmadi yang hadir dan mereka mengatakan bahwa ‘kami pun kini telah menjadi yatim’. Beliau biasa menablighi orang-orang melalui MTA dan melalui kaset dan dengan perantaraan beliau banyak orang yang telah bai’at. Keempat adalah seorang muballigh kita, Muzaffar Ahmad Mansur Sahib yang wafat. Beliau wafat karena serangan jantung, pada tanggal 9 Oktober 2009 dan secara tiba-tiba beliau wafat. Umur beliau adalah 60 tahun. Beliau lama melakukan pengkhidmatan di Everycost dan di Burkina Faso. Dan kini beliau bekerja di Ishlah wa Irsyad. Beliau merupakan sosok yang sangat tekun bekerja. Saya mengenal beliau dari sejak masa muda. Di Athfalul Ahmadiyah dan di Khuddamul Ahmadiyah kami biasa bekerja sama. Beliau merupakan sosok pekerja keras dan mempunyai perhatian yang penuh. Semoga Allah Ta’ala meninggikan derajat mereka semua dan memberikan kesabaran pada keluarganya. Keluarga Muzafar Mansur Sahib yang ditinggalkan adalah selain istri, ada dua putri dan dua putra. Semoga Allah Ta’ala senantiasa melindungi semua dalam perlindungan-Nya.7
[Sahabat Allah Ta’ala]
ÉΟŠÏm§9$# Ç⎯≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0 Khotbah Jum'at Hadhrat Khalifatul Masih Vatba Tanggal 23 Oktober 2009/Ikha 1388 HS Di Baitul Futuh, London, U.K.
ُﻚ ﹶﻟﻪ ﻳﺷ ﹺﺮ ﺪﻩُ ﻟﹶﺎ ﺣ ﻭ ﷲ ُ ﻪ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﺍ ﻬﺪُ ﹶﺃ ﹾﻥ ﻟﹶﺎ ﹺﺇ ٰﻟ ﺷ ﹶﺃ ُﻮﻟﹸﻪ ُﺭﺳ ﻭ ُﺒﺪُﻩ ﻋ ﺍﻤﺪ ﺤ ﻬﺪُ ﹶﺃ ﱠﻥ ُﻣ ﺷ ﻭ ﹶﺃ ﻴ ﹺﻢ ﺮ ﹺﺟ ﻥ ﺍﻟ ﻴﻄﹶﺎ ﺸ ﻦ ﺍﻟ ﻣ ﷲ ِ ﻮﺫﹸ ﺑﹺﺎ ُﻌﺪُ ﹶﻓﹶﺄﻋ ﺑ ﺎﹶﺃﻣ ∩⊄∪ š⎥⎫Ïϑn=≈yèø9$# Å_Uu‘ ¬! ߉ôϑysø9$# ∩⊇∪ ÉΟŠÏm§9$# Ç⎯≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0 ∩⊆∪ É⎥⎪Ïe$!$# ÏΘöθtƒ Å7Î=≈tΒ ∩⊂∪ ÉΟŠÏm§9$# Ç⎯≈uΗ÷q§9$# tΛ⎧É)tGó¡ßϑø9$# xÞ≡uÅ_Ç9$# $tΡω÷δ$# ∩∈∪ Ú⎥⎫ÏètGó¡nΣ y‚$−ƒÎ)uρ ߉ç7÷ètΡ x‚$−ƒÎ)
Penterjemah: Mln. Qomaruddin Syahid
Ÿωuρ óΟÎγø‹n=tæ ÅUθàÒøóyϑø9$# Îöxî öΝÎγø‹n=tã |Môϑyè÷Ρr& t⎦⎪Ï%©!$# ∩∉∪ xÞ≡uÅÀ ∩∠∪ t⎦⎫Ïj9!$Ò9$# Satu sifat Allah Ta’ala adalah
7
Terjemahan dari Al Fazl Jilid 16 Jum’at 13 Nopember 2009/24 Dzulqaidah 1430 H/13 Nubuwwah 1388 HS
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
26
waliyyun tertera dalam kamus yang merupakan satu sifat dari antara sifat-sifat Allah Ta’ala. Artinya adalah penolong. Sebagian mengartikannya bahwa Dia merupakan wujud yang menangani semua urusan alam semesta dan segenap
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
ٌﻟﻲﻭ - walî dan kata ٌﻟﻲﻭ -
3
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
makhluk-Nya yang dengan perantaraan-Nya alam semesta ini berdiri. Dan dari antara sifat-sifat Allah Ta’ala, satu sifat-Nya adalah
ﻲ ﻟﻮ ﹶﺍﹾﻟ
-al-waliyyu
-
artinya
adalah
Dzat
yang
merupakan pemilik segala sesuatu dan memiliki wewenang serta kekuasaan atasnya. Ibnu Atsir mengatakan bahwa hak kewalian adalah menyatu dengan upaya, kekuasaan, perbuatan dan zat yang di dalamnya perkara ini tidak terhimpun, maka kata
ﻲ ﻟﺍﻭ
-wâlî - tidak mengacu pada perkara tersebut. Kemudian
tertera dalam Lisânul Arab bahwa maksud dari kata
ﻲ ﻟﻮ ﹶﺍﹾﻟ- al-
waliyyu - adalah sahabat yang menjadi penolong. Sesuai dengan pendapat Ibnu Arabi, arti dari walî ialah pencinta yang setia. Allah Ta’ala berfirman:
( Í‘θ–Ψ9$# ’n<Î) ÏM≈yϑè=—à9$# z⎯ÏiΒ Οßγã_Ì÷‚ム(#θãΖtΒ#u™ š⎥⎪Ï%©!$# ’Í<uρ ª!$# -- Allôhu Waliyyul-ladzîna âmanû Yukhrijuhum minazhzhulumâti ilan-nûr -“Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya.” (AlBaqarah [2]:258) Berkenaan dengan itu Abu Ishak menjelaskan bahwa Allah Ta’ala merupakan penolong orang-orang mukmin untuk memenuhi keperluan-keperluannya, memberikan petunjukpetunjuk dan menegakkan dalil-dalil serta hujjah-hujjah. Oleh karena itulah petunjuk senantiasa bertambah bagi orang-orang yang beriman. Sebagaimana Allah Ta’ala sendiri berfirman:
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
4
beliau mengatakan, “sudah cukup! Apabila perintah itu turun, maka urusan menjadi tuntas. Sekarang, hal tersebut merupakan keputusan.” Pada masa Khilafat yang ke IV, sebagian orang-orang Ahmadi dituntut di pengadilan. Dalam sidang-sidang itu beliau sebagai pengacaranya dan Allah Ta’ala menciptakan sarana-sarana kebebasan untuk mereka. Beliau begitu spontan dalam memberikan jawaban. Satu kali pada masa permulaan di masa muda, beliau dituntut di sidang pengadilan. Walaupun begitu beliau menggunakan juga saragam pengacara, karena ada pengacara muda sang hakim bertanya apakah anda ini pengacara? Beliau dalam sidang itu hanya seorang diri yang merupakan pengacara yang diajukan di sidang, tidak ada yang lain dan sedang dalam keadaan mengenakan pakaian pengacara, beliau dengan segera bertanya, apakah anda hakim? Maka konon hakim tersebut menjadi terdiam dan terdengar bahwa sang hakim harus terpaksa menahan rasa malu. Para muballigh kita yang tergabung dalam lembaga khusus bidang bahasa Arab yang terus pergi untuk belajar, beliau memperlakukannya dengan sangat penuh kasih sayang kepada mereka. Dan dalam memperbaiki bahasa mereka, beliau banyak memberikan bantuan. Semoga Allah Ta’ala meninggikan derajat beliau dan semoga untuk seterusnya dalam generasi beliau juga Ahmadiyah tetap berdiri. Salah satu keturunan beliau adalah Muhammad Awis Assu’udi Sahib, pegawai MTA kita dan Muhammad Mulis Sahib, sekarang ini berada di Inggris dan keduanya ini adalah keponakan beliau. Jenazah ketiga adalah jenazah Mia Ghulam Rasul Sahib yang merupakan putra dari Mia Sirajulhaq Sahib dari Mirak, kabupaten Okarah. Beliau adalah bapak dari Muzaffar Ahmad Khalid Sahib, muballigh kita di Trinidad. Beliau seorang mushi. Beliau dimakamkan di Bahesyti Maqbarah. Beliau ini adalah cucu paling besar dari Mia Muhammad Din Sahib(r.a.), sahabat Hadhrat Masih Mau’ud as.. Beliau merupakan sosok yang memiliki keistimewaan yang sangat luar biasa. Beliau seorang yang soleh, rajin melakukan shalat tahajjud, seorang yang
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
[Sahabat Allah Ta’ala]
25
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
beliau, bahwa sebelum bai’at, setelah kenal dengan Jamaat, beliau menjumpai seorang ulama terkenal Nasir Albani yang merupakan penentang keras Jamaat dan ia adalah seorang ulama besar dalam ilmu Hadits dan juga merupakan tokoh yang sangat terkenal di dunia Arab. Beliau mulai menjumpainya dan bertanya padanya berkenaan dengan akidah-akidah Jamaat. Dan beliau memberi-tahukan sambil memberikan referensi pada sebuah peristiwa padanya bahwa seorang padri sama sekali tidak berdaya di hadapan seorang Ahmadi. Bagaimana sang padri meletakkan senjatanya dan bagaimana perkataan seorang Ahmadi itu dapat mematahkan salib. Atas hal itu Nasiruddin Albani mengatakan, “kita bisa mengatakan pada mereka bahwa Isa Ibnu Maryam telah wafat untuk membungkam mulut orang-orang Kristen.” Muhammad Assawa Sahib menanyakan masalah tersebut, “Apakah pada hakikatnya Nabi Isa (a.s.) telah wafat?” Maka Albani Sahib mengatakan, “tidak”. Atas jawabannya itu beliau mengatakan padanya bahwa sekarang saya akan pergi untuk bai’at kepada Jemaat Ahmadiyah. Karena akidah itu tidak perlu disebarkan dengan cara yang tidak bersih dan kemudian beliau ba’iat. Beliau juga pernah menjabat sebagai anggota Majlis Amillah Nasional. Ketika Hadhrat Mushlih Mau’ud ra. pergi ke Syam, maka beliau memperoleh karunia untuk pergi ke Libanon bersama Hadhrat Mushlih Mau’ud ra.. Beliau menerangkan bahwa pada saat perjalanan itu, beliau juga jalan-jalan di tempat peninggalan Ba’labak. Ba’labak merupakan sebuah tempat ibadah tua. Pada saat melakukan perjalanan di sana, Hadhrat Khalifatul Masih Tsani ra. bersabda bahwa di sini senantiasa disembah wujud selain Allah. Tetapi hari ini, dari antara kita setiap orang sambil beribadah pada Tuhan Yang Esa, di sini kita melakukan shalat nafal dua rakaat. Demikianlah semuanya melakukan seperti itu. Beliau adalah seorang pengacara yang sangat baik. Dan sedemikian rupa ikatan beliau dengan Khilafat. Karena sebagai pengacara maka untuk segala perkara, beliau menghendaki dalil. Tetapi tatkala dikatakan kepadanya bahwa ucapan ini dari Khalifah, maka
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
24
“W‰èδ óΟèδyŠ#y— (#÷ρy‰tG÷δ$# t⎦⎪Ï%©!$#uρ -- Wal-ladzînah-tadaw zâdahum hudâ -“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah Ta’ala menambah petunjuk itu kepada mereka.” (Surah Muhammad [47]:18) Demikian juga Dia merupakan penolong bagi orang yang beriman dalam menghadapi musuh-musuh mereka dan memberikan kemenangan pada agama orang-orang yang beriman di atas agama-agama para penentangnya. Sedikit bagian surah Al-Baqarah yang telah saya beritahukan inilah ayat selengkapnya sebagai berikut:
( Í‘θ–Ψ9$# ’n<Î) ÏM≈yϑè=—à9$# z⎯ÏiΒ Οßγã_Ì÷‚ム(#θãΖtΒ#u™ š⎥⎪Ï%©!$# ’Í<uρ ª!$# ’n<Î) Í‘θ–Ψ9$# š∅ÏiΒ ΝßγtΡθã_Ì÷‚ムßNθäó≈©Ü9$# ãΝèδäτ!$uŠÏ9÷ρr& (#ÿρãxx. š⎥⎪Ï%©!$#uρ ∩⊄∈∠∪ šχρà$Î#≈yz $pκÏù öΝèδ ( Í‘$¨Ψ9$# Ü=≈ysô¹r& šÍׯ≈s9'ρé& 3 ÏM≈yϑè=—à9$# -- Allôhu Waliyyul-ladzîna âmanû Yukhrijuhum minazhzhulumâti ilan-nûr, wal-ladzîna kafarû awliyâ-u humuththôghûtu yukhrijûna-hum minan-nûri ilazh-zhulumât, ulâ-ika ash-hâbun-nâr, hum fîhâ khôlidûn -“Allah adalah sahabat orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, sahabat-sahabat mereka adalah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah[2]:258)
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
[Sahabat Allah Ta’ala]
5
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
Jadi pada hakikatnya, sebagaimana Allah Ta’ala telah terangkan bahwa Dia menjadi sahabat orang-orang yang beriman yang sedemikian rupa imannya tidak terkontaminasi dengan dunia. Sesudah beriman, mereka merupakan orangorang yang terus berusaha maju melangkahkan kaki ke arah kemajuan dalam mencari nur Allah Ta’ala. Kemudian Allah Ta’ala menganugerahkan kesuksesan-kesuksesan kepada mereka. Di sini maksud mengeluarkan dari kegelapan kepada cahaya adalah mengeluarkan dari kelemahan ruhani dan jasmani, lalu membawa kepada kemajuan dan keteguhan ruhani dan jasmani. Oleh karena itu Allah Ta’ala tengah mengumumkan bahwa barangsiapa yang beriman maka Allah Ta’ala akan memberikan kemajuan-kemjauan ruhani dan jasmani serta memberikan keselamatan dari kesulitankesulitan dan kesedihan-kesedihan kepada mereka, baik secara individu maupun secara berjamaah. Namun syaratnya adalah beriman dan berusaha meraih kemajuan. Kemajuan itu adalah membaca dan memahami perintah-perintah Allah Ta’ala, serta mengamalkannya. Dan barangsiapa yang berusaha mengamalkan seperti itu, maka Allah Ta’ala akan menjadi
ﻰ ﻟﻮ ﹶﺍﹾﻟ-sahabat mereka. Tidak ada penentang, musuh,
dan pemerintahan dunia yang dapat menghancurkan orangorang seperti itu. Tetapi di sini perkara ini pun menjadi jelas bahwa Allah Ta’ala berfirman bahwa kesulitan-kesulitan dan musibah-musibah juga menimpa atas orang-orang yang beriman. Mereka pun harus bersabar dalam menanggung kerugian jiwa, harta dan anak-anak. Jika semua ini terjadi maka Dia mengatakan bahwa Dia juga lah yang akan mengeluarkan dari kesulitan-kesulitan jasmani. Apa maksudnya? “Memang membawa kepada cahaya dari kegelapan” itu bisa diartikan bahwa dalam kemajuan ruhani, orang-orang yang beriman langkah-langkah mereka maju ke depan dan Allah Ta’ala setelah menjadi sahabat mereka, Dia terus menganugerahkan kemajuan dalam keruhanian kepada mereka. Kemudian di akhirat -sebagaimana Dia telah
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
6
melakukan kontak dan uang pun tengah disediakan. Akan tetapi pada satu hari akhirnya dapat diketahui bahwa mayat beliau diketemukan di sebuah hutan dan bersama itu diketemukan juga sebuah catatan bahwa “dikarenakan kalian ini telah banyak menjadikan orang-orang menjadi Qadiani (Ahmadi) oleh karena itu kami tidak akan membiarkan dia hidup”. Sebelum di-syahid-kan pun beliau cukup lama disiksa secara fisik. Dengan menembak tepat di satu mata, wajah beliau benar-benar menjadi rusak. Beliau merupakan seorang khadim yang sangat aktif. Seorang yang sangat jujur dan kini kedudukan beliau sebagai naib Qaid Khuddamul-Ahmadiyah. Sebelumnya paman beliau, Abbas Ahmad Sahib, di-syahid-kan pada bulan April 2008 dan pada bulan Juni tahun 2009 satu lagi paman beliau, Khalid Rasyid Sahib di-syahid-kan. Pemuda ini merupakan cicit dari Hadhrat Munsyi Abdul Karim Sahib(r.a.), sahabat Hadhrat Masih Mau’ud as. Beliau meninggalkan keluarganya, terdiri dari ibu beliau yang sudah lanjut usia dan seorang istri serta dua orang anak. Seorang putra berumur 9 tahun dan seorang putri berumur 6 tahun. Semoga Allah Ta’ala menganugerahkan kepada mereka semua kesabaran dan meninggikan derajat almarhum. Kedua adalah sahabat kita Muhammad Assawa Sahib dari Syam meninggal pada tanggal 14 Oktober 2009
tβθãèÅ_≡u‘ ϵø‹s9Î) !$¯ΡÎ)uρ ¬! $¯ΡÎ) Beliau adalah seorang sesepuh yang mukhlis di Syam dan merupakan contoh Ahmadi teladan. Hubungan beliau dengan Khilafat dan nizam Jemaat begitu fana, setia dan tertanam rasa hormat. Beliau merupakan insan yang soleh dan muttaqi. Tatkala ada pekerjaan diserahkan pada beliau, maka beliau melakukannya dengan penuh rasa tangung jawab. Beliau fana kepada Masih Mau’ud as.. Dengan mendengar nama Hadhrat Masih Mau’ud as., beliau senantiasa timbul perasaan semangat. Pada tahun 1950 beliau mendapat gelar LLB dan merupakan pengacara yang sangat terkenal. Demikianlah kronologis bai’at
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
[Sahabat Allah Ta’ala]
23
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
“penghuni neraka”. Semoga Allah Ta’ala mengasihani dan menganugerahkan akal kepada orang-orang tersebut. Allah Ta’ala adalah Penolong kita dan Dia merupakan wâlî dalam setiap langkah, sebagai sahabat, sebagai penolong dan Dia menzahirkan diri-Nya dengan menganugerahkan karuniakarunia-Nya yang tak henti-hentinya dan Dia memperlihatkan pemandangan-pemandangan karunia-karunia itu. Semoga Allah Ta’ala senantiasa menganugerahkan taufik pada kita untuk menunaikan hak-hak Allah Ta’ala, supaya kita senantisa memperoleh karunia dari Allah Ta’ala yang telah memberikan kepuasan dan telah menghibur kita:
çÅÁ¨Ζ9$# zΝ÷èÏΡuρ 4’n<öθyϑø9$# zΝ÷èÏΡ ﻢ ﻛ ﻮ ﹶﻻ ﹸ ﻣ
ﷲ َ ﺍ ﱠﻥ ﺍ
-- Innal-Lôha Mawlâ-kum ni’mal-mawlâ wa ni’man-nashîr -“Ketahuilah sesungguhnya Allah adalah pelindung kalian dan sahabat kalian. Dia sebaik-baik sahabat dan Dia sebaikbaik penolong.” Sesudah shalat Jum’ah, saya akan melakukan shalat jenazah untuk beberapa jenazah. Setelah itu, sekarang berkenaan dengan mereka akan saya umumkan. Pertama Mukram Zulfiqar Mansur Sahib putra Mukaram Mansur Ahmad Sahib dari Quetta, yang pada tanggal 11 Oktober, beberapa orang garis keras telah melepaskan tembakan sehingga mensyahid-kan beliau.
tβθãèÅ_≡u‘ ϵø‹s9Î) !$¯ΡÎ)uρ ¬! $¯ΡÎ) -- Innâ lil-Lâhi wa innâ ilay-Hi rôji’ûn -(Sesungguhnya kita adalah milik Allah Ta’ala dan kepadaNya-lah kita kembali). Sebulan sebelum di-syahid-kan, ketika beliau keluar dari rumah mengendarai mobil, beliau diculik dan para penculik itu meminta uang, “berikan sejumlah uang.” Cukup banyak uang yang diminta dan terus menerus
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
22
janjikan - bahwa Dia akan menganugrahkan ganjaran kepada mereka. Tetapi hendaknya diingat bahwa tatkala orang mukmin beriman dengan teguh kepada-Nya, maka tujuannya adalah bukan untuk keuntungan pribadi dan bukan untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan pribadi. Melainkan dia senantiasa melihat ke arah hidup secara berjamaah. Tidak diragukan lagi, seorang mukmin secara pribadi harus menghadapi kesulitan-kesulitan jasmani, material dan ekonomi. Dia juga harus menghadapi kerugian-kerugian. Tetapi kerugian-kerugian secara individu ini pun jika demi untuk agama, maka kebanyakan masa-masa tersebut menjadi faktor kemajuan Jamaat. Pada masa permulaan Islam di Makkah, kaum Muslimin tidak dapat bertabligh dengan bebas dan mereka menjalani kehidupan dalam keadaan yang sangat teraniaya. Pada zaman itu tatkala orang-orang Islam telah memberikan pengorbananpengorbanan, maka apakah pengorbanan-pengorbanan tersebut telah menjadi sia-sia? Orang-orang Islam yang dijadikan sasaran penganiayaan pada masa itu, apakah mereka itu tidak berfaedah? Tidak, sama sekali tidak. Pada saat itu pun, ketika jumlah orang Islam sangat sedikit, setiap pengorbanan mereka menjadi faktor untuk menciptakan keteguhan dalam iman-iman mereka dan seiring dengan itu juga terus menerus menjadi faktor kemajuan Jemaat sehingga dengan demikian tabligh menjadi tidak terhenti. Oleh karena itu, orang-orang terus-menerus bergabung ke dalam Islam. Walaupun kezaliman terjadi, mereka terus melangkah dalam kemajuan-kemajuan. Kemudian diakibatkan kezalimankezaliman tersebut, mereka melakukan hijrah. Karena hijrah itulah Allah Ta’ala telah lebih membukakan lagi pintu kemajuan. Jumlah dan harta orang-orang Islam pun terus bertambah, sehingga orang-orang kafir Makkah yang dulu menganiaya kaum muslimin, setelah itu mereka menjadi orang-orang yang berada di bawah kekuasan orang-orang Islam.
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
[Sahabat Allah Ta’ala]
7
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
Perhatikan pula sejarah Jama’at Ahmadiyah. Setiap cobaan dan ujian, sejauh ini telah menjadi faktor kemajuan keruhanian Jemaat dan hal itu pun menjadi faktor kemajuan secara jasmani maupun materi. Jika kondisi pada tahun 1974 tidak terjadi, maka sebagian warga Jemaat yang hijrah dari negara Pakistan dan tersebar, maka mereka itu tidak bisa keluar. Ada yang melakukan bisnis kecil-kecilan; ada yang menjadi petani kecil; dan ada yang menjadi pegawai. Sarana-prasarna untuk pendidikan formal anak-anak pun sebagian tidak tersedia dengan baik atau jika sarana-prasarana ada, maka lingkungan pendidikan tidak tersedia. Setelah sampai di Eropa anak-anak menempuh jenjang pendidikan dan meraih gelar Msc dan Phd atau mereka telah meraih menjadi dokter dan insinyur padahal keluarganya yang ada di Pakistan tidak mampu meraih pendidikan setinggi itu. Atau karena tidak adanya kecenderungan ke arah sana atau karena sarana-prasarananya memang tidak ada. Jadi mengenai hijrah ke luar negeri, hendaknya timbul di dalam benak setiap orang Ahmadi bahwa karena iman mereka lah, mereka harus ke luar dari negerinya, maka Allah Ta’ala telah menyediakan bagi mereka kondisi yang lebih baik dan juga dalam bentuk kelapangan harta benda sehingga status mereka menjadi berubah. Lingkungan pendidikan bagi anak-anak yang bagus juga telah tercipta dan dari segi jumlah Jamaat serta harta Jamaat pun telah meraih kemajuan. Demikian juga ketika secara individu mereka melangkah maju dalam dunia pendidikan, maka di dalam Jemaat juga, standar pendidikan duniawi menjadi sangat tinggi. Karena hal ini, hendaknya setiap Ahmadi menjadi orang yang lebih dekat dengan Allah Ta’ala dan menjadi faktor kemajuan dalam iman. Oleh karena itu jangan sampai timbul ketakaburan, bangga diri atau rasa angkuh dalam bentuk apapun. Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menyatakan dirinya sebagai
ﻰ ﻟﻭ - walî atau - sahabat. Kita pun
keadaan tidak adanya sarana-prasarana dan sebelum mulai tersedianya sarana-prasarana tersebut, setelah ia mendapat khabar dari Allah Ta’ala lalu mengumumkan: “Aku akan sampaikan tabligh engkau ke seluruh penjuru dunia. Atau Aku akan sampaikan dakwah engkau ke seluruh dunia.” Seratus tahun sebelumnya, maka ini merupakan perkara yang besar. Sekarang adakah seseorang mulai mengumumkan beberapa bulan atau setahun sebelumnya bahwa ‘Allah Ta’ala telah memberitahukan kepadaku bahwa pekerjaan engkau itu akan Aku sampaikan ke seluruh dunia.’ Jika benar-benar ada yang mendakwakan seperti ini, maka umumkanlah dengan sejelasjelasnya bahwa: Ya, Allah Ta’ala telah memberi-tahukan kepadaku bahwa sampaikanlah amanat-Ku ke seluruh dunia. Sampaikanlah melalui website atau sampaikanlah melalui televisi dan Aku akan menolong engkau. Namun tidak pernah ada yang bisa tampil ke depan untuk menyampaikan keberatan atas setiap perkara seperti itu, maka sangatlah mudah. Dan demikianlah keadaan para cendekiawan serta para ulama dewasa ini, sambil duduk-duduk apa yang dia inginkan dalam mulutnya dan melontarkan keberatan. Pada dasarnya, ini merupakan dampak dari api kebencian yang kini sudah tidak tertahankan lagi, sehingga akibatnya permusuhan-permusuhan terus bertambah besar. Setelah melihat Jama’at terus berkembang, api kebencian pun terus menyala di dalam diri mereka dan api kebencian ini timbul, karena sebelumnya Allah Ta’ala telah berfirman berkenaan dengan itu bahwa mereka akan pergi ke arah kegelapan dari cahaya. Tatkala ada pendakwaan seseorang yang diutus Allah Ta’ala, maka para penentang akan bangkit. Dan sekiranya para penentang itu memiliki akal, maka akibat perlawanan itu akal mereka akan mati dan bukannya masuk ke dalam cahaya justru mereka akan terus hilang ditelan kegelapan dan kemudian mereka akan terus menjadi:
ﻨﺎ ﹺﺭﺏ ﺍﻟ ُ ﺤﺎ ﺻ ﹶﺍ
telah menjadi hamba yang hakiki, sambil memperlihatkan contoh-teladan untuk menjadi hamba yang hakiki, dan
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
8
—ash-hâbun-nâr –
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
[Sahabat Allah Ta’ala]
21
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
[Sahabat Allah Ta’ala]
sekali ilham-ilham yang telah sempurna dengan sangat agungnya sambil diperlihatkan kepada beliau as.. Dan dalam kesempatan yang tidak terhitung, Allah Ta’ala telah membuktikan diri-Nya sebagai sahabat atau pelindung. Sedemikian rupa terangnya bukti itu sehingga seorang yang tuna netra pun dapat menyaksikannya. Allah Ta’ala berfirman kepada beliau as.: “Aku bersama engkau, Aku bersama orang yang engkau cintai.” Hingga hari ini kita tengah menyaksikan pemandangan itu dan insya Allah selanjutnya juga kita akan menyaksikannya. Allah Ta’ala berfirman kepada beliau as.: “Dakwah engkau akan Aku sampaikan ke seluruh penjuru dunia.” Ada sebuah ilham lain lagi: “Aku akan sampaikan tabligh engkau ke seluruh penjuru dunia”. Dan selain itu ada juga ilham: “Seruan engkau akan Aku sampaikan ke seluruh penjuru dunia.” Ilham ini turun pada tahun 1886. Bagaimana kondisi Qadian saat itu? Tidak ada kemungkinan akan adanya sarana transportasi dan ramainya lalu lintas. Tidak ada perjalanan macam apa pun, baik berupa transportasi maupun komunikasi. Untuk naik kendaraan pun harus berjalan atau naik delman ke Batala. Qadian adalah sebuah kampung kecil, tidak ada siapa pun yang datang ke sana dan dari kampung itulah beliau as. menyampaikan sebuah pendakwaan. Yang pada saat itu, orang-orang tertawa setelah mereka mendengar pendakwaan itu. Dan kini kita menyaksikan bahwa dakwah beliau as. telah sampai ke seluruh penjuru dunia. Orang-orang yang berkeberatan mengemukakan keberatannya bahwa “Apanya yang hebat? Kami pun dengan sarana website atau melalui saluran TV kami, program kami yang menentang Ahmadiyah atau sedikit banyak tabligh Islam yang kami tengah lakukan, kami juga tengah menyampaikannya ke seluruh dunia. Maka kalau dengan perantaraan MTA atau dengan perantaraan tabligh telah sampai maka hal ini bukanlah merupakan perkara besar.” Akan tetapi bagi orang-orang yang berfikir, mereka hendaknya merenungkan, apakah ada seseorang yang dalam
kemudian semoga perkara ini terus-menerus menjadi wali/sahabat yang menampakkan lebih banyak lagi cahayacahaya kepada kita. Kemajuan tidak hanya didapatkan oleh orang-orang yang hijrah ke luar. Bahkan akibat dari kezaliman-kezaliman yang terjadi di Pakistan pada tahun 1974, Allah Ta’ala pun telah menganugerahkan karunia kepada orang-orang yang tinggal di Pakistan. Bisnis mereka yang diupayakan untuk dihancurkan, maka Allah Ta’ala telah memberikan kemajuan-kemajuan di dalam bisnis mereka. Sebagaimana kita telah melihat di dalam
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
20
arti-arti kata
. - walî yakni diartikan sebagai – sahabat,
kata itupun bisa diartikan sebagai penolong. Jadi seseorang yang telah memberikan pengorbanan demi Ahmadiyah, Allah Ta’ala telah menganugerahkan kemajuan-kemajuan sambil menjadi sahabat sejati dan penolong baginya serta anak keturunannya. Kemudian perhatikanlah pada tahun 1984, ketika bumi ini dipersempit atau diusahakan untuk dipersempit bagi Jama’at, sehingga Khalifah saat itu terpaksa harus hijrah dari sana. Maka kemudian siapa yang datang membantu? Itulah Dzat Walî, yakni sahabat dan penolong yang memiliki kekuasaan dan wewenang atas segala sesuatu. Waktu itu selama perjalanan dalam berbagai kesempatan, Dia telah sedemikian rupa melindungi Hadhrat Khalifatul Masih IV rh. dan memberikan pertolongan yang mana tidak ada sahabat duniawi dapat melakukannya. Kemudian sejauh itu peristiwa tersebut telah menimbulkan keteguhan dalam iman secara individu bagi warga Jemaat di sana. Hasil dari hijrah itu terjadi peningkatan jumlah anggota Jamaat dan kemudian dengan perantaraan MTA, Allah Ta’ala telah menyediakan juga sarana tabligh dan sarana untuk kemajuan ruhani. Dalam satu waktu ada satu suara di dunia yang didengar untuk menarik perhatian orangorang pada tabligh dan tarbiyat. Kemudian di dalam ayat itu sejauh dengan kemajuan iman, dijanjikan pula kemajuan
ﻰ ﻟﻭ
9
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
jasmani. Di sini berkenaan dengan orang yang beriman, Dia berfirman:
’n<Î) Í‘θ–Ψ9$# š∅ÏiΒ ΝßγtΡθã_Ì÷‚ムßNθäó≈©Ü9$# ãΝèδäτ!$uŠÏ9÷ρr& (#ÿρãxx. š⎥⎪Ï%©!$#uρ
“Dan Allah adalah sebagai Walî (sahabat) engkau dan Pemelihara engkau.” Kemudian turun sebuah ilham kepada beliau as. pada tahun 1883 di dalam ilham itu Allah Ta’ala berfirman :
š χ θçΡ“t tø † s Ν ö δ è ω Ÿ ρu Ο ó γ Î Šø =n æ t ’ ê θö z y ω Ÿ ! « #$ ™u $! uŠ9Ï ρ÷ &r χ )Î ω I &r
ÏM≈yϑè=—à9$#
-- Alâ inna awliyâ-al-Lôhi lâ khowfun ‘alayhim wa lâ hum yahzanûn –
-- Walladzîna kafarû awliyâu-humuth-thôghûtu yukhrijûna-hum minan-nûri ilazh-zhulumât -Artinya: “Dan orang-orang kafir, sahabat mereka adalah syaitan yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan.” Jadi Allah Ta’ala telah mengambil keputusan mendasar bahwa orang-orang yang ingkar kepada firman-firman Allah Ta’ala adalah teman syaitan dan syaitan mengeluarkan dari cahaya kepada kegelapan. Kadang-kadang orang-orang yang berjalan mengikutinya tidak bisa melihat pemandangan cahaya. Tatkala Rasulullah saw. mendakwakan diri dan menyeru orang-orang Makkah kepada petunjuk, maka para pemuka Quraisy yang sebagian dari antara mereka sangat bijak dan disebut sebagai manusia yang baik dan sebagian dari antara mereka juga melakukan kebaikan-kebaikan tetapi setelah terperdaya atau tertipu oleh syaitan, akibatnya mereka ingkar kepada Rasulullah saw., mereka mahrum dari kebaikan-kebaikan dan pada akhirnya kehancuran merupakan sebuah keniscayaan bagi mereka. Pertama Abu Al-hakam (bapak yang bijak) lalu julukannya berubah menjadi Abu Jahal (bapak orang-orang jahil) dan ia menemui kematian yang hina. Pada khutbah yang lalu, saya juga telah menyebutnya dan sampai hari ini pun dia tetap disebut Abu Jahal. Bahkan sampai hari kiamat ia hanya akan disebut sebagai Abu Jahal. Sahabatnya adalah syaitan yang sedikit pun tidak bisa menolongnya. Dia terus tenggelam
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
10
“Senantiasa waspadalah, sesungguhnya para wali Allah, orang-orang yang dekat dengan Allah, tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka berduka cita.”6 Selain itu juga tidak terhitung wahyu-wahyu yang turun kepada beliau as. yang berkaitan dengan kandungan tersebut. Berkenaan dengan seorang pendusta yang mendakwakan diri menjadi nabi, Allah Ta’ala berfirman:
È⎦⎫Ïϑu‹ø9$$Î/ çµ÷ΖÏΒ $tΡõ‹s{V{ ∩∪ È≅ƒÍρ$s%F{$# uÙ÷èt/ $oΨø‹n=tã tΑ§θs)s? öθs9uρ -- Wa-law taqowwala ‘alay-Nâ ba’dhol-aqôwîl. La-akhodz-Nâ minhu bil-yamîn – “Seandainya dia (Muhammad) mengada-ngada dusta atas sebagian perkataan Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.” (Al-Haqqah:45-46). Dan setelah Hadhrat Masih Mau’ud as. menerangkan wahyu-wahyunya, maka dengan karunia Allah Ta’ala beliau as. masih hidup 25-26 tahun setelah itu dan tidak hanya sekedar hidup bahkan beliau as. dapat menyaksikan kemajuankemajuan Jama’at. Dan tidak hanya itu saja tetapi banyak 6
Barahin Ahmadiyah, jilid 4, Ruhani Khazain, jilid 1, hal 620-621; Sisa catatan kaki di bawah catatan kaki nomor 3
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
[Sahabat Allah Ta’ala]
19
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
nabi apapun yang memansukhkan syariat Hadhrat bukan dari ummat beliau saw.” Hadhrat Aisyah ra berkata:
saw.
dan
dalam kegelapan-kegelapan. Akan tetapi Bilal ra. seorang hamba sahaya yang berkulit hitam, akibat dari nur iman telah menjadi
ُﺪﻩ ﻌ ﺑ ﻲ ﻧﹺﺒ ﺍ ﹶﻻﻮﹶﻟﻮ ﺗﻘﹸ ﻭﻟﹶﺎ ﺎ ِﺀﻧﹺﺒﻴﻢ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﺗﺎﻧﻪُ ﺧﺍ ﻮﺍ ﻮﹸﻟ ﹸﻗ - Qûlû khôtamal-anbiyâ wa lâ taqûlû lâ nabiyya ba’dahu “Katakanlah bahwa Rasulullah saw. adalah khôtaman nabiyyîn tetapi jangan pernah mengatakan bahwa sesudah beliau saw. tidak ada nabi yang akan datang.” 5 Jadi dari rujukan-rujukan tersebut terbukti bahwa pandangan para ulama salaf kita bukanlah sebagaimana apa yang para ulama dewasa ini telah ciptakan. Renungkanlah ayat-ayat Allah Ta’ala dan renungkanlah pula referensireferensi tersebut, maka setiap perkara akan menjadi jelas dan terang. Kemudian renungkanlah juga hal ini bahwa bagaimana Allah Ta’ala bisa memberikan tempo kepada seseorang yang dengan menisbahkan kedustaan kepada-Nya, setelah dia menerangkan tengah menerima ilham-ilham dan mendakwakan diri diutus dari sisi-Nya. Maka di sini kita sedang menyaksikan perkara yang bertolak belakang bahwa Hadhrat Masih Mau’ud as. mendakwakan diri datang dari Allah Ta’ala, maka nampak pada kita di setiap langkah adanya dukungandukungan Allah Ta’ala. Nampak kepada kita tanda yang jelas bahwa Allah Ta’ala sebagai sahabat dan pelindung. Pada satu kali Allah Ta’ala berfirman kepada beliau as:
ﻚ ﺑﺭ ﻭ ﻚ ﻴﻟﻭ ﷲ ُ ﻭﺍ
– Wal-Lôhu Waliyyuka wa Robbuka –
ﻰ ﻟﻮ ﹶﺍﹾﻟ
-Al-Walî - sahabat Allah. Dan sebagai dampak
dari persahabatan serta pertolongan Allah Ta’ala, sampai hari kiamat, beliau mendapatkan kedudukan “Sayyidina Bilal ra.”. Seperti itu juga di zaman Hadhrat Masih Mau’ud as., walaupun beliau as. merupakan wujud yang mendakwakan kerohanian dan kebenaran, orang-orang yang ingkar kepada beliau as. bangkit melakukan perlawanan terhadap beliauas., mereka terus tenggelam dalam kegelapan demi kegelapan. Tetapi sebaliknya, banyak orang yang demikian jahil, benarbenar bodoh, koruptor dan memiliki catatan hitam dalam sejarah. Tatkala Allah Ta’ala menganugerahkan karunia kepada mereka, maka dikarenakan mereka beriman dan sesuai dengan janji Allah Ta’ala, mereka menjadi orang yang meningkat dalam keruhanian. Jadi orang-orang yang ingkar kepada para nabi, akibat keingkaran itu mereka terus-menerus jatuh dalam kegelapan dan syaitan pun sedemikian rupa memenuhi dada mereka dengan kebencian, iri hati, ketidak-adilan dan sifat pemarah sehingga mereka terus menjadi tambah tenggelam lagi dalam kegelapan. Dan kemudian Allah Ta’ala berfirman bahwa akibat dari hal itu, mereka menjadi sangat buruk. Di dunia ini pun mereka akan terus terbakar di dalam api kebencian dan api permusuhan. Dalam setiap langkah kemajuan Jemaat, hal itu akan terus membakar kemarahan dan kebencian mereka. Tetapi kebencian dan kemarahan mereka itu tidak sampai merugikan orang-orang yang mana Allah Ta’ala telah mejadi walî -atau sahabat mereka. Kemudian saya kembali pada lughat yang tertulis dalam Lisanul’Arab bahwa sebagian menerangkan arti
5 Durrul Mantsur, Tafsir Surat Al Ahzab ayat 40; Takmilah Majmaul bihar, jilid 4, hal. 85
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
18
ﻢ ﻟُﻴ ُﻬﻭ
--
waliyyu-hum berarti - “Memberi ganjaran pada orang-orang yang beriman dan memberikan balasan kepada mereka atas amal-amal baiknya yang ada dalam kewenangan Allah Ta’ala.”
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
[Sahabat Allah Ta’ala]
11
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
Kemudian tertulis
dalam kata
ﷲ ِ ﻟ ُﻲ ﺍﻭ - waliyyul-Lôh - sahabat Allah. Di
ﻰ ﻟﻭ -waliyyun atau - sahabat, dengan arti kiasan
yang mustaqil (berdiri sendiri), sehingga diperoleh kupasan yang berarti mengerjakan suatu pekerjaan sambil taat kepada Allah Ta’ala. Hamba Allah Ta’ala yang terpilih dan yang diterima oleh Allah Ta’ala merupakan penampakan karuniakarunia dan nikmat-nikmat yang berkesinambungan.
ﻮﻟﹶﻰ ﻭﹾﺍ ﹶﳌ ﻰ ﻟﻮ ﹶﺍﹾﻟ
penjelasan
dari
– waliyyu wal mawla - Saya tinggalkan tata
bahasanya.
Selajutnya
keterangan bahwa orang mukmin bisa dikatakan waliyyul-Lôh - sahabat Allah, tetapi mengucapkan
terdapat
ﷲ ِ ﻟ ُﻲ ﺍﻭ
–
ﻱ ﺪ ﻌ ﺑ ﻲ ﻧﹺﺒ ﹶﻻ
tertutup. Inilah arti dari :
ﻢ ﻮﹶﻟﺎ ُﻫ ﻣ ﻭ ﻦ ﻴ ﻣﹺﻨ ﺆ ﻟ ُﻲ ﺍﹾﻟ ُﻤﻭ
Rasulullah
hum - diucapkan dengan kedua cara juga adalah benar. Kemudian Dia menjelaskan dengan berbagai rujukan ayat-ayat seperti misalnya:
… (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# ’n<öθtΒ ©!$# ¨βr'Î/ y7Ï9≡sŒ -- Dzâlika bi-annal-Lôha Mawlal-ladzîna âmanû -“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman.” (Surah Muhammad [47]:12) Kemudian tertera:
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
12
saw.
ﻱ ﺪ ﻌ ﺑ ﻲ ﻧﹺﺒ ﹶﻻ
yang berbunyi:
-- Lâ nabiyya ba’dî –
‘sesudahku tidak akan ada lagi nabi’ adalah dalam arti itu, yakni secara khusus tidak akan ada lagi nabi yang akan datang membawa syariat sesudahku. Karena sesudah Rasulullah saw. tidak ada lagi nabi lain. Ini persis sebagaimana Rasululah saw. bersabda: “Apabila Kaisar Roma telah wafat maka tidak akan ada lagi Kaisar sesudahnya dan tatkala Kisra Iran telah wafat maka tidak ada lagi Kisra sesudahnya. 2 ” 3 Hadhrat Imam Sya’rani rh. bersabda:
ﻱ ﺪ ﻌ ﻉ َﺑ ﺸ ّﹺﺮ ﻪ ﹶﻻ ُﻣ ﺍ ُﺩ ﹺﺑﻮ ﹶﻝ ﹶﺍﹾﻟﻤُﺮ ُﺭﺳ ﻭ ﹶﻻ ﻱ ﺪ ﻌ ﺑ ﻲ ﻧﹺﺒ ﻮﻟﹸ ُﻪ ﺻﻠﻌﻢ ﹶﻻ ﻭ ﹶﻗ
ﷲ ِﱃﺍ ﻮ ﹶ ﻣ --–
- waliyyul mu-minîn wa mawlâ-
– Lâ nabiyya ba’dî --
Tidak ada nabi sesudahku. Jadi kami mengetahui bahwa sabda
- wa qowluhû (saw) lâ nabiyya ba’dî wa lâ rosûlal-murôdu bihî lâ musyarri’a ba’dî –
maulal-Lôh tidak ada bukti. Namun yang terkait dengan Allah Ta’ala terdapat kalimat:
“Sabda Rasulullah saw. ‘sesudahku tidak ada lagi nabi dan tidak ada Rasul’. Maksudnya adalah bahwa sesudahku tidak ada nabi yang membawa syariat.” 4. Kemudian Hadhrat Mulla Ali Alqari rh. dalam Maudhua’at Kabir hal 58-59 menulis: “Saya mengatakan bahwa adanya sabda Rasulullah saw. berkenaan dengan Hadhrat Ibrahim bahwa jika anak saya Ibrahim hidup maka dia akan menjadi nabi dan demikian pula apabila Umar ra. menjadi nabi maka dia adalah dari para pengikut Rasulullah saw.. Jadi perkataan ini tidak bertentangan dengan khôtaman nabiyyîn. Karena arti khôtaman nabiyyîn adalah sesudah nabi saw. tidak bisa datang 2
Padahal banyak Kaisar-kaisar yang berkuasa sesudahnya, maka artinya adalah yang seperti itu. pent. 3 Futuhatulmakiyah, jilid, 2, Bab 73, soal 15 4 Alyawaqit waljawahir, jild 2, hal 42
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
[Sahabat Allah Ta’ala]
17
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
hanya pada perkara bahwa pintu kenabian telah ditutup dan sekarang tidak ada nabi lagi yang bisa datang, bukanlah merupakan hal yang bijaksana. Lihatlah perkataan-perkataan para ulama salaf dan lihatlah dengan seksama apa yang mereka katakan. Hanya para ulama dewasa ini, yang menjadi ulama sekedar nama saja dan merupakan ulama yang tidak profesional, janganlah mengikuti mereka. Sebagian referensi para tokoh tua akan saya kemukakan - yang mana kebanyakan ada di dalam literatur Jama’at. Bahkan itu terdapat di dalam kitab-kitab mereka sendiri dan kami kemukakan kepada mereka. Hadhrat Muhyiddin Ibnu Arabi(r.h.) mengatakan: “Nubuwat (kenabian) yang telah berakhir di dalam wujud Rasulullah saw. itu hanya kenabian syariat, bukan kedudukan kenabian. Oleh karena itu, tidak bisa datang syariat yang akan memansukhkan syariat Rasulullah saw. dan tidak ada yang bisa menambah hukum di dalamnya dan inilah arti sabda Rasulullah saw. bahwa kerasulan dan kenabian telah terputus dan
ﻲ ﻧﹺﺒ ﻭ ﹶﻻ ﻱ ﺪ ﻌ ﺑ ﻮ ﹶﻝ ﺭ ُﺳ ﹶﻻ-- lâ rosûla ba’dî walâ nabiyya, yakni sesudahku tidak ada nabi bagaimana pun yang bertentangan dengan syariatku dan membawa syariat lain. Ya, nabi bisa datang dalam corak bahwa dia datang di bawah perintah syariatku dan sesudahku tidak ada rasul, yakni sesudahku tidak ada rasul apapun bisa datang dari antara manusia di dunia yang datang membawa syariat kemudian menyeru orang-orang lain kepada syariat yang dibawanya. Jadi kenabian jenis inilah yang telah tertutup dan pintunya telah ditutup. Dengan demikian kedudukan kenabian tidak tertutup.”1 Kemudian ada lagi satu rujukan lain bahwa kenabian secara keseluruhan tidak terangkat. Dengan alasan itu, kami mengatakan bahwa hanya kenabian syariat yang telah
[Sahabat Allah Ta’ala]
∩∪ çÅÁ¨Ζ9$# zΝ÷èÏΡuρ 4’n<öθyϑø9$# zΝ÷èÏΡ 4 -- Ni’mal-Mawlâ wa Ni’man-Nashîr -“Dia adalah Sebaik-baik penolong.” (Al-Anfal [8]:41).
pelindung
dan
Sebaik-baik
Kemudian dalam surah Al-Jumu’ah ayat 7:
Èβρߊ ⎯ÏΒ ¬! â™!$uŠÏ9÷ρr& öΝä3¯Ρr& ôΜçFôϑtãy— βÎ) (#ÿρߊ$yδ š⎥⎪Ï%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ ö≅è% t⎦⎫Ï%ω≈|¹ ÷Λä⎢Ψä. βÎ) |NöθpRùQ$# (#âθ¨ΖyϑtFsù Ĩ$¨Ζ9$# -- Qul yâ ayyuhal-ladzîna hâdû in za’amtum annakum awliyâu lil-Lâhi min dûnin-nâsi fa-tamannawul-mawta in-kuntum shôdiqîn -Katakanlah: "Hai para penganut agama Yahudi, jika kalian mendakwakan bahwa sesungguhnya kalian sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kalian adalah orang-orang yang benar". Selanjutnya:
Èd,ysø9$# ãΝßγ9s9öθtΒ «!$# ’n<Î) (#ÿρ–Šâ‘ §ΝèO -- Tsumma ruddû ilal-Lôhi Mawlâ-humul-Haqq -“Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah Ta’ala, Penguasa mereka yang sebenarnya.” (Al-An’am:63) Kemudian Dia berfirman dalam surat (Ar-Ra’ad: 12)
1
Futuhatul Makiyyah, jilid 2, hal. 73
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
16
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
13
Khotbah 23 Oktober 2009
Khotbah 23 Oktober 2009
[Sahabat Allah Ta’ala]
∩∪ @Α#uρ ⎯ÏΒ ⎯ϵÏΡρߊ ⎯ÏiΒ Οßγs9 $tΒuρ -- Wa mâ lahum min dûni-Hî miw-wâl -“Dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” Di sini arti
@Α#uρ - Wâlin - adalah ﻰ ﻟﻭ ْ- Waliyyun -- sahabat.
Kemudian selanjutnya dengan rujukan ayat itu Dia membahas tata bahasanya. Maka daripada larut dalam pembahasan, saya kemukakan ayat. Yang pertama adalah surat Muhammad ayat 12 yang lengkapnya sebagai berikut:
∩∪ öΝçλm; 4’n<öθtΒ Ÿω t⎦⎪ÍÏ≈s3ø9$# ¨βr&uρ (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# ’n<öθtΒ ©!$# ¨βr'Î/ y7Ï9≡sŒ -- Dzâlika bi-annal-Lôha Mawlal-ladzîna âmanû wa annalkâfirîna lâ mawlâ lahum -“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai pelindung.” (Surah Muhammad [47]:12) Dari antara ayat-ayat sebelum ayat ini, di dalam satu ayat Allah Ta’ala beriman:
∩∪ ö/ä3tΒ#y‰ø%r& ôMÎm6s[ãƒuρ öΝä.÷ÝÇΖtƒ ©!$# (#ρçÝÇΖs? βÎ) (#þθãΖtΒ#u™ z⎯ƒÏ%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ -- Yâ ayyuhal-ladzîna âmanû in tanshurul-Lôha Yanshur-kum wa Yutsabbit aqdâma-kum --
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
14
“Hai orang-orang mukmin, jika kalian menolong Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan langkahlangkahmu.” (Q.S. Muhammad:8). Di dalam ayat ini terdapat juga nasihat untuk orang-orang yang ada sesudah zaman nabi saw. dan sekaligus merupakan peringatan bahwa hanya dengan beriman saja, itu tidak cukup. Bahkan wajib bagi kalian juga untuk menolong agama Allah Ta’ala dan hal inilah yang kemudian, dengan menarik karuniakarunia Allah Ta’ala, Dia akan menjadikan kalian orang yang meraih bagian dari pertolongan Allah Ta’ala. Iman kalian akan menjadi teguh dan kalian akan dikatakan sebagai sebuah Jamaah dan khususnya pada zaman Hazrat Masih Mau’ud as.. Tatkala terdapat pembaharuan agama, maka merupakan kewajiban umat Islam menolong wujud pilihan Allah Ta’ala tersebut. Jika mereka ini membantunya, maka mereka akan melihat pemandangan-pemandangan pertolongan Allah Ta’ala. Dan kondisi mereka yang tidak beriman, mereka akan seperti kondisi orang-orang yang mengingkari nabi-nabi sebelumnya. Sekarang pun kedudukan orang-orang Islam merupakan hal yang patut direnungkan. Sebelumnya telah saya katakan beberapa kali bahwa janji Allah Ta’ala adalah bantuan dan pertolongan. Maka Janji Allah Ta’ala itu membawa kepada cahaya. Akan tetapi meskipun mereka disebut sebagai orangorang yang beriman, di dalam media surat-surat kabar, para kolumnis telah menulis bahwa “dalam hal iman kita tengah maju ke arah kelemahan, dari cahaya kita tengah bergerak menuju kepada kegelapan, dari segi material pun kita bukannya meraih kemajuan, malah tengah bergerak menuju kemunduran. Siapakah yang pada saat ini di antara kita tidak ada keburukan yang sedemikian rupa?” Itulah yang ditulis. Jadi jangan-jangan ada perilaku kita telah membuat Tuhan marah - yang merupakan sahabat orang-orang yang beriman. Sekarang juga masih ada waktu untuk merenungkan. Ciptakanlah cahaya iman di dalam diri kalian. Majulah ke depan untuk menolong agama Allah. Kenalilah imam pada zaman ini. Sampaikanlah salam Rasulullah saw.. Bersikeras
Khotbah Jum’at Vol. III, Nomor 17 Tanggal 8 Sulh/Januari 2010
[Sahabat Allah Ta’ala]
15