i
MANTEK (Mahasiswa Intelektual)
ii
MANTEK #Seri-1
Literasi, Diskusi & Intelek Intelektualitas Forum Komunikasi dan Diskusi Mahasiswa Intelektual UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Mei, 2017
iii
MANTEK #Seri-1
Literasi, Diskusi & Intelektualitas FKD-MANTEK © 2017
Penulis: Ahmad Zainuri Andika Dwi Pradityo Andika Putra Adi Prasetyo Erin Wijayanti Fathur Rohman Firda Rakhmayanti Hikam Hulwanullah M. Zia Aighar Misnoto Muhammad Afriansyah Muhammad Nashrul Ulum Nabilatul Mardatillah Naila Nafahatus SAU Qurota A’yunin Fitriyah Zumrotul Mukhriza Editor: Ahmad Makki Hasan Layouter: Tim FKD-MANTEK Design Cover: Yusril Iza Farhani
Diterbitkan Pertama kali oleh: Forum Komunikasi dan Diskusi (FKD) Mahasiswa Intelektual (Mantek) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Jalan Gajayana 50 Malang 65144
iv
Sekapur Sirih
T
idak banyak mahasiswa yang peduli akan urgensitas budaya literasi. Terlebih mereka yang masih berpredikat sebagai mahasiswa baru atau maba. Istilah diskusi saja bisa menjadi momok tersendiri bagi mereka. Apalagi jika disodorkan ungkapan intelektual. MANTEK (Mahasiswa Intelektual) Adalah forum komunikasi dan diskusi yang digagas oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang angkatan 2016. Sebuah komunitas sederhana yang dihuni oleh mahasiswa dari berbagai jurusan. Tujuan utamanya adalah untuk mengairahkan budaya literasi dan diskusi. Harapannya akan terbangun wawasan intelektual bagi mereka yang bergabung dalam forum ini.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, mereka telah banyak melaksanakan agendanya. Tidak sekedar kegiatan rutin untuk berdiskusi namun juga beberapa acara insidentil telah mereka gelar. Salah satunya adalah upgrading FKDMANTEK. Follow up kegiatan ini diantara adalah melahirkan karya tulis ilmiah populer yang ditulis langsung oleh beberapa anggota FKD-MANTEK. Buku “Literasi, Diskusi dan Intelektualitas� ini adalah karya bersama pertama mereka. Ditulis dengan bahasa yang ringan dan sederhana. Mengajak pembaca untuk
v
melek terhadap budaya literasi, diskusi dan intelektualitas. Bagi seorang pemula dalam dunia tulis-menulis, karya mereka ini kita dapat katakan lebih dari sekedar layak. Bagi FKD-MANTEK saya mengucapakn Selamat Berliterasi dan Berdiskusi. Saya memiliki keyakinan besar bahwa intelektualitas mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang akan berkembangan pesat ditangan Anda. Dan bagi para pembaca yang budiman, nikmatilah sajian karya sederhana ini. Semoga berkenan dan bermanfaat. Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga apa yang kita rencanakan dan kita cita-citakan beriringan dengan ketetapan-Nya dan semoga kesuksesan senantiasa kita genggam erat-erat. Amin
Malang, 20 Mei 2017 Ttd, Ahmad Makki Hasan (Pembina FKD-MANTEK)
vi
Daftar Isi Sekapur Sirih ~ v Daftar Isi ~ vii
Baper Melalui Literasi dan Diskusi ~ 1 Diskusi Untuk Kemajuan Intelektual ~ 8 Hidup dalam Berdiskusi ~ 14 Literasi dan Akar Peradaban ~ 21 Literasi dan Diskusi dari Kaca Mata Mantek ~ 29 Mantek; Diskusi Rumah Peradaban ~ 36 Memaknai Literasi dan Diskusi ~ 44 Nikmati Kopi, Tarik Inspirasi ~ 52 Berliterasi dengan Dua Jendela Dunia ~ 60 Mantek sebagai Kantong Diskusi ~ 68 Kombinasi Diskusi dan Literasi ~ 74 Mantek; Menuju Budaya Literasi ~ 80 Mahasiswa, Diskusi dan Dunia Intelektual ~ 87 Sahabat sebagai Sumber Pendapat ~ 94 Mantek, Daksi dan Diskusi ~ 100
vii
viii
| 127 |
BAPER MELALUI LITERASI DAN DISKUSI “Tinggalkan sesuatu yang bermanfaat, sehingga ketika kita sudah tidak ada, karya kita masih tetap menghidupkan jiwa kita� --Naila Nafahatus SAU--
M
ahasiswa adalah agent of change, agent social control, penggagas revolusi dan penerus bangsa. Melihat kondisi dunia dan negara saat ini, mahasiswa sudah saatnya unjuk gigi dalam mensejaterahkan masyarakat. Sudah kita sadari, bahwa dibangku kuliah saja, kurang cukup untuk mencari ilmu. Mahasiswa perlu melihat lingkungan dari segala kacamata dan bertukar pikiran. Belum tentu apa yang telah orang lain ketahui kita juga sudah mengetahui dan belum tentu apa yang kita anggap benar juga dianggap orang lain benar. Tapi sayangnya masih banyak mahasiswa yang buta akan hal tersebut. Setiap kampus telah berdiri berbagai organisasi atau komunitas yang di dalamnya terbungkus kegiatan literasi dan diskusi, salah satunya adalah FKD-MANTEK di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dimana komunitas itu lahir dari kumpulan mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan.
| 1 |
Membaca Kata, Membaca Dunia Banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita. Tetapi banyak orang yang kurang peka dalam hal itu, entah acuh tak acuh atau mereka memang tidak mengetahui informasi tersebut. Akibatnya mereka kurang mampu untuk mengartikulasikan fenomena sosial yang ada. Mereka tidak mampu berpikir kritis, tidak peka terhadap lingkungan sekitar, tidak mampu mengatasi masalah yang ada, tidak kreatif dan hanya ikut-ikutan, dan lebih parah lagi mereka tidak melek teknologi. Berpikir kritis dan peka terhadap lingkungan dalam hal ini adalah kemampuan melihat wacana yang sedang berkembang. Mereka terlihat lesu terhadap perkembangan isu global. Maka akhirnya, timbullah fenomena seperti pembicaraan tak berbobot, tindakan ikut-ikutan, tidak kreatif, dan tidak produktif. Padahal manusia adalah makhluk sosial. Sudah selayaknya untuk sadar bahwa segala kejadian adalah pengalaman dan pelajaran. Zaman modern yang serba canggih, mendapatkan informasi sangatlah mudah. Di manapun bisa diakses melalui internet dan toko buku juga telah dibuka di berbagai tempat. Untuk memperoleh informasi maka harus ada tindakan seperti membaca, mendengar, dan menggali informasi. Dalam membaca kata maupun duniapun harus selektif. Tidak semua informasi benar, terkadang ada beberapa informasi tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Sebagai mahasiswa juga perlu belajar berfikir kritis. Ingatlah setiap orang adalah khalifah. Salah satu ciri pemimpin sejati adalah mereka yang peka terhadap masalah, baik itu pada dirinya maupun sekitarnya. Lalu dengan mantap bergerak berpikir menyelesaikannya.
2 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
Orang yang selalu merasa nyaman dan tidak ada masalah di sekitarnya. Sejatinya orang yang paling bermasalah. Karena ia kehilangan kepekaan dalam mendeteksi masalah di sekitarnya. Pekalah kamu sebelum dibutakan kepekaannya. Peka atau suatu kondisi ketika kita harus peduli kepada suatu hal baik itu benda hidup maupun benda mati bukanlah merupakan bawaan dari lahir atau semacamnya. Kepedulian kita terhadap hal-hal tersebut tak bisa lepas dari sesuatu yang terus menerus dilatih. Peka terhadap sesuatu juga bisa diartikan membaca, karena apapun kejadian adalah ilmu. Kepekaan kita nantinya akan menentukan kualitas diri kita dihadapan orang lain. Hidup akan selalu dipenuhi masalah. Karena masalah adalah lompatan yang mengasah pikiran dan hati kita agar tertempa dan matang dalam menjalani hidup. Mari kita coba menyelesaikan masalah yang tingkat kompleksitasnya meninggi. Agar keahlian kita juga meningkat. Budaya Literasi dan Diskusi Bagi Mahasiswa Betapa banyak mahasiswa melupakan tradisi intelektual seperti membaca, menulis, diskusi dan riset. Aktivitas mahasiswa banyak dipusatkan kegiatan hedonisme dan nongkrong tanpa kejelasan. Saya sempat berpikir, jika mahasiswa malas membaca mau jadi apa bangsa Indonesia di masa depan? Budaya literasi merupakan kunci memajukan suatu bangsa sebab membaca dan menulis adalah roh dalam dunia pendidikan. Tetapi budaya literasi dan diskusi masih belum berkembang di kalangan mahasiswa bukanlah tanpa dasar. Kita dapat melihat minat membaca, menulis, dan mendengar mahasiswa masih sangat kurang. Sangat mudah
Literasi, Diskusi & Intelektualitas | 3
menjumpai mahasiswa yang hanya nongkrong pada waktu di luar jam kuliah. Waktu mereka lewatkan hanya dengan bercerita dan bercanda tanpa kegiatan yang produktif. Literasi bisa diartikan sebuah gerakan membaca dan menulis. Literasi juga dapat diartikan melek teknologi, melek informasi, berpikir kritis, peka terhadap lingkungan, bahkan juga peka terhadap politik. Seorang dikatakan literat jika ia sudah bisa memahami sesuatu karena membaca informasi yang tepat dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahamannya terhadap isi bacaan tersebut. Dan diskusi adalah kegiatan bertukar fikiran, saling beradu pendapat untuk memperbanyak informasi dan mencari kebenaran. Kepekaan atas literasi pada seseorang tentu tidak muncul begitu saja. Tidak ada manusia yang sudah literat sejak lahir. Jiwa tersebut dapat muncul dengan proses, pembiasaan dan fasilitas. Selain itu juga di dukung oleh lingkungan keluarga, lingkungan kampus, lingkungan pergaulan. Orang yang berpendidikan tinggi dan orang yang rajin membaca biasa lebih cenderung memiliki jiwa literat lebih tinggi. Mahasiswa sebagai Pembawa Perubahan Sudah tidak asing lagi didengar tentang “Mahasiswa sebagai Pembawa Perubahan�. Tapi tampaknya action para mahasiswa masih belum terlihat. Buktinya kantong – kantong diskusi di kampus ada yang belum tampak. Ketika seseorang pergi merantau guna menimbah ilmu, tetapi di tempat tersebut kurang tersedia tempat budaya diskusi dan berliterasi. Maka dari beberapa
4 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
mahasiswa berkumpul membentuk komunitas karena mereka haus akan ilmu pengetahuan. MANTEK (Mahasiswa Intelek) adalah salah satu forum komunikasi dan diskusi (FKD) di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. MANTEK di perelopori oleh mahasiswa baru UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun pelajaran 2016 yang ingin membawa perubahan bangsa. Berbicara sesuai fakta dan referensi, tidak asal celometan. Ketika mahasiswa yang lain menghabiskan waktunya untuk hal yang tidak produktif, maka MANTEK melakukan kajikan – kajian ilmu pengetahuan, memperluas ilmu untuk mendukung segala kegiatan akademik di kampus. Disaat mahasiswa jurusan A mempelajari mata kuliah A saja. Maka MANTEK bisa mempelajari mata kuliah A,B,C sampai Z, dan Itulah uniknya MANTEK. Mahasiwa Intelek membawa perubahan di kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, komunitas yang berbeda dengan organisasi lain, salah satunya adalah netral dalam menerima ideologi dan saling toleran terhadap seluruh paham yang ada Menciptakan generasi bangsa yang siap terjun masyarakat bukan hal mudah. Perlu adanya perjuangan keras untuk mencapainya. Setidaknya telah diawali dengan gerakan mahasiswa melalui gerakan literasi dan diskusi. Diharapkan melahirkan generasi yang unggul dan mempunyai daya saing yang tinggi dengan mahasiswa di luar sana. Literasi dan diskusi merupakan salah satu momen BAPER yaitu bawa perubahan bagi mahasiswa. Tentunya dilakukan dengan niat yang tulus dan ikhlas, bukan sekedar mengejar eksistensi pribadi. Menjadi salah satu cara
Literasi, Diskusi & Intelektualitas | 5
perwujudan nilai luhur perjuangan bangsa. Komitmen, konsistensi dan implementasi adalah modal utama untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera di masa yang akan datang.
6 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
NAILA NAFAHATUS SAHARIYAH AL-ULYA doa orang tua saya. Terlahir di Pulau Jawa Timur tepatnya dikota Lamongan, tanggal 23 desember 1997. Saat ini, saya menetap di Jalan Gajayana No.5o Malang. Berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ilmu Keguruan jurusan pendidikan agama islam semester dua. Hobi saya mendengarkan musik dari segala jenis musik yang pastinya enak didengar, motto hidup saya ialah berani bertanya tahu mana-mana.
Literasi, Diskusi & Intelektualitas | 7
DISKUSI UNTUK KEMAJUAN INTELEKTUAL “Saya, Kamu dan Kita untuk Semua� --Erin Wijayanti--
D
unia kampus merupakan dunia yang menyimpan begitu banyak potensi dimana mahasiswa dapat mengeksploitasi segala potensi dan kemampuan saat bergelut didalamnya. Berinteraksi sesama mahasiswa, dosen, dan akademisi lainnya dapat menciptakan interaksi positif dan kemajuan intelektual. Mahasiswa yang disebut sebagai agen of change mampu membuat perubahan dengan potensi dan wawasan keilmuan yang dimilikinya. Kegiatan akademik adalah kegiatan dimana setiap individu berusaha mengembangkan setiap potensi yang ada pada dirinya untuk memperluas wawasan. Namun kegiatan akademik tidaklah lepas dari budaya diskusi, dimana kita dapat bertukar pikiran sehingga kita memperoleh berbagai tanggapan dan ide didalamnya. Kegiatan diskusi dipadu dengan budaya diskusi bagus dikembangkan dan diterapkan untuk menjawab tanggung jawab generasi muda di masa mendatang. | 8 |
Mahasiswa dan budaya diskusi Mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki peranan penting dalam proses maju dan berkembangnya suatu bangsa. Tanggung jawab untuk meneruskan keberlangsungan negara merupakan tugas generasi muda, termasuk mahasiswa di dalamnya. Sehingga mahasiswa dituntut untuk memiliki potensi dan semangat yang luar biasa. Menjadikan mahasiswa yang luar biasa, cerdas, serta berbudi pekerti luhur yang sejalan dengan negara dan bangsa Indonesia memang tidaklah mudah, untuk itu mahasiswa harus benar-benar menghayati dimana dirinya ditempatkan. Budaya diskusi merupakan budaya yang bagus dikembangkan dan dilestarikan untuk menjawab tanggung jawab generasi muda mendatang. Diskusi merupakan proses belajar yang mana suatu proses yang membuat suatu informasi yang diperoleh melalui proses persepsual menjadi punya arti dan makna bagi proses pemilihan tindakan. Proses belajar dalam sebuah diskusi pada organisasi dapat membuat seseorang mengubah perilakunya.
Diskusi sarana memperluas wawasan keilmuan Diskusi adalah pertukaran pikiran, gagasan dan pendapat antara dua orang atau lebih. Yang bertujuan untuk mencari kesepakatan pendapat. Tapi tidak semua kegiatan yang bertukar pikiran bisa disebut dengan diskusi, diskusi dilakukan jika ada permasalahan yang hendak dicari
Literasi, Diskusi & Intelektualitas | 9
solusinya dan persioalan tersebut dijadikan sebagai bahan diskusi. Biasanya diskusi sering dilakukan dalam bentuk kelompok, seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan diskusi bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan dan untuk mencari keputusan mengenai suatu persoalan yang dibahas dalam diskusi dan dalam diskusi biasanya akan terdapat proses tanya jawab. Dalam proses inilah kesempatan untuk terus menggali wawasan yang dimiliki teman diskusi dalam pengetahuan terhadap suatu hal. Diskusi merupakan sarana memperluas wawasan melalui pernyataan pendapat masing-masing anggota diskusi. Saat berdiskusi kita akan mendapat tanggapan yang berbeda terhadap satu masalah dari masing-masing anggota diskusi. Dari situlah kita menemukan berbagai ide dan gagasan baru yang dapat mengembangkan wawasan kita tentang suatu hal. Dengan diskusi kita dapat menyampaikan pemahaman dan gagasan kita. Saat tidak ada diskusi guna menyamakan pemahaman dan gagasan tidak akan tersampaikan dengan baik. Bukannya pemahaman yang diperoleh melainkan kebingungan karena informasi yang didapat simpang siur.
Diskusi tolak ukur intelektualitas mahasiswa Mahasiswa merupakan penggerak dan agen of change , dengan tentunya membawa perubahan yang baik. Mahasiswa menjadi sosok yan kritis, logis, berkemauan tinggi dan dapat memandang persoalan kebangsaan dan
10 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
kemasyarakatan, ciri mahasiswa terletak pada gagasan atau ide dalam menawarkan solusi atas persoalan yang ada Budaya diskusi dapat mengembangkan kebebasan berpikir, keterbukaan, berpikir kritis . dari sini mahasiswa mampu mempertajam keintelektualitasanya. Mahasiswa yang mempunya wawasan keilmuan yang tinggi, dapat mengamalkan ilmunya, mampu berbicara di depan umum, serta dapat membawa perubahan yang baik menjadi salah satu tolak ukur menjadi mahasiswa intelektual. Sebagai seorang akademisi dalam proses diskusi sangat penting untuk mengedepankan etika diskusi. Hal ini untuk mencegah jalannya diskusi yang kacau dan tidak terkendali. Beberapa etika dalam diskusi seperti menggunakan bahasa yang baik, menyampaikan pendapat dengan sopan santun, menghargai pendapat orang lain, dan menjaga sikap adalah poin-poin penting dalam etika diskusi. Banyak faktor yang bisa menjadikan seseorang tidak mau berdiskusi sebelum menyampaikan materi, antara lain : merasa bisa, tidak tahu permasalahan apa yang akan diajukan audience, tidak tahu audience yang dihadapi, menganggap audience sudah paham mengenai apa yang akan dipresentasikan atau tidak adanya waktu untuk berdiskusi. Adapun diskusi sendiri memiliki banyak manfaat yakni diantaranya membiasakan sikap saling menghormati dan menghargai, dapat mengembangkan daya pikir serta pengetahuan dan pengalaman, melatih untuk berpikir kritis,
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 11
Menumbuhkan kreatifitas, berbicara di depan umum
dan
melatih
kemampuan
Disini kita dapat menarik kesimpulan, mahasiswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya tanpa membaca, diskusi dan menulis selayaknya perang tanpa membawa senjata. Karena dari tiga tradisi tersebut mahasiswa dapat memperoleh banyak pengetahuan. Salah satunya dengan diskusi mahasiswa mampu menyampaikan pemahaman dan gagasan yang ada didalam pikiran mereka untuk mengembangakan wawasan terhadap suatu hal. Perkembangan wawasan tersebut menjadi tolak ukur intelektualitas mahasiswa. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar seperti diskusi telah muncul dan berkembang pesatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mahasiswa dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam dunia pengajaran tersebut.
12 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
ERIN WIJAYANTI itulah nama pemberian orang tua saya. Terlahir di Desa Pilang Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan . pada tanggal 7 mei 1998. Saat ini, saya menetap di Jalan Gajayana No.5o Malang. Berasal dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas ekonomi Jurusan manajemen semester dua. Hobi saya mendengarkan musik dari segala jenis musik yang pastinya enak didengar dan hobi saya yang kedua adalah makan, motto hidup saya ialah sambut masa depan cemerlang dengan berilmu.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 13
HIDUP DALAM BERDISKUSI “Berdiskusilah, maka kamu akan menemukan suatu hal yang baru� --Misnoto--
S
uatu kegiatan yang sering menjadi hal yang tidak disukai oleh para Mahasiswa yakni berdiskusi. Apalagi berdiskusi dalam kelas sebagaimana yang ditugasi oleh para dosen. Semua itu menjadi beban terberat yang dibebani oleh para dosen mereka. Entah apa yang lantas menjadi masalah dalam berdiskusi, apa mungkin karena mereka harus berhadapan dengan beberapa buku, sehingga mereka merasa minder jika nantinya ada suatu pertanyaan dari dosen atau dari temannya sendiri. Jika kita berpikir dengan lebih positif lagi, maka kita akan menemukan suatu manfaat yang sebenarnya dari berdiskusi. Dimana, kita akan menemukan suatu ilmu yang tentunya lebih luas lagi dari yang disampaikan oleh para dosen. Ilmu yang terkadang belum tersampaikan oleh dosen dengan kita berdikusi maka ilmu tersebut kita akan mendapatinya. Bahkan beberapa ide yang mungkin saja
| 14 |
masih terkendala dalam benak pikiran kita, dengan sendirinya ide tersebut akan keluar.
Budaya Berdiskusi Kegiatan berdiskusi di kalangan para remaja merupakan suatu hal yang sangat menekan bagi mereka. Mereka diharuskan untuk membaca beberapa buku untuk dijadikan sebagai literatur dalam menyampaikan suatu pendapat. Bahkan mereka juga harus menghafal dalam setiap apa yang mereka baca. Sehingga semua itu menjadikan para mahasiswa merasa terbebani untuk berdiskusi. Budaya untuk berdiskusi merupakan suatu hal yang terpenting bagi mereka. Terutama bagi mereka yang seringkali menginginkan suatu perubahan bagi dirinya. Dengan berdiskusi maka mereka akan lebih menajamkan pemikiran yang awalnya masih dalam kendala yang sering menghambat mereka untuk berpikir. Terutama dalam sebuah perbincangan kecil yang sering mempunyai masalah besar yang terkadang mereka tidak menemukan jalan keluar dalam hal tersebut. Bahkan mereka tidak dapat berikir panjang untuk menuntaskan masalah tersebut.
Berdiskusi Tumpas Masalah Sebagian orang banyak berpikir bahwa berdiskusi itu tidak terlalu penting bagi mereka. Mereka beranggapan kalau diskusi itu hanya menyita waktu mereka untuk mendapatkan suatu penghasilan. Terutama bagi orang tua yang terkadang merasa kesal terhadap anak-anaknya yang
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 15
hanya berbincang-bincang bersama teman-temannya di suatu tempat tertentu. Bagi mereka berdiskusi itu tiada gunanya, bahkan menyita waktu untuk mendapat penghasilan. Pemikiran seperti itu harus kita tumpas. Hal itu merupakan pemikiran yang sangat keliru dan sangat salah besar. Terlebih bagi orang tua yang memang tidak mempunyai pendidikan yang mempuni dalam suatu pendidikan. Mereka akan selalu beranggapan salah terhadap anak-anak mereka yang sedang duduk-duduk santai bersama teman-temannya dengan membahas suatu keadaan alam sekitarnya. Untuk menumpas pemikiran tersebut, berawal dari kita yang selaku anak-anak mereka. Kita seharusnya memberikan suatu penjelasan kepada orang tua kita tentang pentingnya berdiskusi. Berdiskusi sebenarnya bukan suatu hal yang menyita waktu dengan tidak berguna. Sebenarnya dengan kita berdiskusi maka akan menemukan suatu jalan keluar untuk beberapa masalah yang sedang kita hadapi dalam setiap kehidupan kita. Masalah itu bukan lantas hanya yang berkaitan dengan materi dalam sekolah (bagi para siswa) dan juga materi yang ada dalam perkuliahan (bagi mereka yang meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi), namun sebenarnya dengan kita berdiskusi maka kita akan bisa menupas segala masalah yang kita hadapi. Masalah tersebut akan terselesaikan dengan jalan berdiskusi dengan teman-teman mereka, apalagi bagi remaja yang sedang terancam asmara cinta. Dengan kita
16 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
berdiskusi, maka kita akan mendapat ilmu baru tentang yang namanya cinta tersebut. Karena dengan kita berdiskusi maka teman-teman yang kita ajak berdiskusi akan memeberikan suatu arahan kepada kita untuk menjalan ini dan itu. Bahkan mereka akan juga memberikan jalan keluar untuk mendapatkan seseorang yang sedang menghuni dalam hati kita. Jadi dengan demikian jika kita berdiskusi kita akan bisa menumpas suatu masalah yang sedang kita hadapi. Bukan lantas kita berdiskusi malah membuang-buang waktu begitu saja.
Mahasiswa harus berdiskusi Berdiskusi merupakan suatu hal yang terpenting dalam sebuah kehidupan. Terlebih bagi mereka yang telah berpridikat sebagai mahasiswa. Dalam setiap berbagai masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dalam setiap mejalankan kehidupan di dalam kampus, maka wajib bagi mereka untuk melakukan diskusi bersama teman-teman mereka. Berdiskusi bagi mahasiswa itu tidak hanya dapat dilakukan dalam ruangan kelas. Namun bagi mahasiswa, sudah menjadi kewajiban untuk melakukan diskusi walaupun itu diluar kelas. Forum Komunikasi dan Diskusi Mahasiswa Intelektual yang biasa di singkat dengan MANTEK merupakan suatu wadah untuk berdiskusi bagi para mahasiswa. Dimana, kita akan selalu diajak untuk mengeluarkan segala masalah yang sedang kita hadapi dalam keadaan kita yang tertekan dalam kampus kita. Bahkan, di sini kita akan selalu diajak untuk selalu berdiskusi tentang masalah akademik yang kurang
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 17
kita pahami dan juga masalah kehidupan yang sedang kita alami. Mahasiswa jika tidak melakukan diskusi maka mereka bukanlah sosok mahasiswa yang baik. Bagi mahasiswa, diskusi merupakan suatu kewajiban yang memang setiap kali harus dilakukan oleh mahasiswa. Dengan adanya FKD MATEK ini maka mereka selalu tertarik untuk selalu berdiskusi, bahkan mereka menggunakan tempat yang hanya beralaskan keadaan yang entah mau dibilang apa. Mereka itu akan mengkaji segala masalah yang dialami oleh setiap anggota yang duduk dersama mereka. Bahkan mereka mengundang beberapa orang yang sudah berintelektual tinggi untuk mendapakan ilmu baru bagi mereka. Berdiskusi bagi mahasiswa merupakan suatu kewajiban yang tentunya harus dijadikan budaya dalam setiap kehidupannya. Dimana mereka harus membiasakan untuk selalu berdiskusi dalam setiap hal terutama jika mereka mempunyai masalah. Entah itu masalah yang berkaitan dengan suatu pelajaran yang belum mereka pahami, ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan mereka secara pribadi. Adanya diskusi ini, mereka akan menemukan suatu pemecahan yang tentunya akan membawa mereka kepada suatu perubahan. Mahasiswa jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah didapatinya di ruang kelas. Mereka akan selalu merasa menjadi orang yang sudah mendapatkan segalanya dari dosen. Bahkan mereka selalu beranggapan kalau dirinya sudah menemukan segala hal yang sangat diperlukan dalam diri mereka. Padahal, mereka sebenarnya masih belum mendapatkan keseluruhan ilmu. Karena ilmu itu sebenarnya
18 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
bukan hanya yang dipaparkan oleh para dosen di dalam ruangan, namun juga ada dalam berbagai jejak kehidupan ini. Entah itu ilmu yang berkaitan dengan pelajaran yang setiap hari di pelajari, ataupun ilmu yang berkaitan dengan keadaan alam. Semua itu akan ditemukan titik temunya dengan jalan berdiskusi.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 19
MISNOTO, sosok pemuda yang lahir di Pulau Madura tepatnya di Kabupaten Sumenep pada tanggal 16 Juli 1998. Saat ini sedang merantua di sebuah kota yang merupakan kota penuh dengan berbagai ilmu, yakni Kota Malang untuk mencari sebuah ilmu baru di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tetapnya di Jurusan Matematika. Ia juga menyukai sebuah sastra terutama di bidang Puisi.
20 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
LITERASI DAN AKAR PERADABAN “Pelajarilah sejarah, niscaya kau mampu menguasai masa depan.� - M. Zia Alghar –
W
aktu akan terus berputar, manusia akan terus berkembang, dan berbagai peristiwa akan terus berlalu. Perubahan wajah dunia tak lepas dari peranan manusia untuk selalu menemukan hal-hal baru. Eksistensi sekelompok manusia sebagai makhluk sosial dan sikap tidak puasnya, melahirkan sistem tertentu yang mempengaruhi alam sekitar dan manusia lainnya. Sistem itu disebut sebagai peradaban. Suatu kelompok yang memiliki peradaban rendah akan mencoba mengikuti kelompok yang peradabannya lebih tinggi darinya. Sebagai contoh peradaban bangsa Phoenix yang mengikuti peradaban bangsa Mesir Kuno, ataupun peradaban Eropa yang mengikuti peradaban Islam. Namun sejarah mencatat, bahwa kebangkitan peradaban suatu bangsa selalu berbanding lurus dengan budaya literasi yang mengiringinya. | 21 |
Hakikat Peradaban dan Budaya literasi Keberadaan manusia di dunia, telah membawa perubahan besar bagi terbentuknya warna-warni dunia. Sikap manusia yang tidak pernah puas serta nalurinya untuk berkumpul dengan sesamanya, telah melahirkan sebuah sistem yang disebut peradaban. Berkaca dari ilmu sejarah, kemajuan suatu bangsa diketahui dari keberadaan tulisannya. Tulisan tersebut dapat berupa bangunan, artefak, simbol, maupun tulisan dalam arti sesungguhnya. Keberadaan sebuah simbol sebagai bahasa tulisan dalam suatu peradaban, telah memberi tanda bahwa peradaban tersebut sudah mengalami kemajuan. Pengalaman manusia, fenomena alam, maupun kejadian-kejadian penting yang ditulis oleh manusia terdahulu, telah memberi dampak signifikan bagi manusia yang hidup sesudahnya. Adanya tulisan-tulisan dari suatu generasi, membuat generasi sesudahnya ‘melek huruf’ terhadap peristiwa di generasi sebelumnya. Selanjutnya generasi tersebut akan melakukan hal yang sama, yaitu mendokumentasikan apapun yang terjadi melalui tulisan bagi generasi berikutnya. Hal tersebut secara tak langsung merupakan awal lahirnya budaya literasi. Budaya literasi merupakan kebiasaan membaca, menganalisis, dan menulis akan suatu hal. Dapat dikatakan bahwa budaya literasi merupakan pembiasaan dari aktivitas literasi yang berkelanjutan. Sejarah menunjukkan bahwa
22 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
budaya literasi menjadi indikator dari eksistensi suatu peradaban. Misalnya peradaban Mesir Kuno, peradaban Yunani Kuno, maupun peradaban Islam. Literasi dan Kejayaan Peradaban Aktivitas membaca, menganalisis, dan menulis, merupakan kegiatan yang disebut sebagai aktivitas literasi. Aktivitas ini menjadi populer pada peradaban Mesir Kuno. Peralatan penunjang seperti ditemukannya kertas dan pena sederhana, membuat bangsa Mesir Kuno mampu menjaga eksistensinya melalui tulisan-tulisan maupun ukiran heliograf di piramida. Bahkan bukti otentik tersebut, dapat kita lihat di museum-museum Mesir hingga saat ini. Pentingnya aktivitas literasi, dapat kita lihat pula pada peradaban Yunani Kuno. Kemajuan bangsa Mesir Kuno, membuat bangsa Yunani Kuno meniru kebiasaan mereka, yaitu aktivitas literasi. Salah satu tokoh Yunani yang gemar melakukan budaya literasi adalah Aristoteles. Kegemaran Aristoteles dalam mencatat pernyataanpernyataan Plato, membuat keduanya dikenal sebagai tokoh besar hingga saat ini. Literasi dan Kendali Peradaban Budaya literasi terus berkembang seiring berjalannya waktu. Peradaban Islam merupakan peradaban yang menunjukkan jati dirinya dengan budaya literasi. Berdasarkan asal-usulnya, Agama Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi aktivitas literasi. Hal tersebut dibuktikan dengan wahyu pertamanya yang berisi seruan
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 23
kepada umatnya untuk melakukan aktivitas literasi, tercantum dalam surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Peradaban Islam telah membawa perkembangan yang berbeda terhadap budaya literasi, yaitu mengintegrasikan antara budaya literasi dengan unsur agama, serta menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Hal tersebut diawali dari perintah agama Islam untuk melakukan literasi, yang hasilnya berupa generasigenerasi melek huruf dan pandai menulis. Selanjutnya, kegiatan penerjemahan tulisan tokoh-tokoh terdahulu seperti Yunani maupun Mesir, merupakan aktivitas literasi yang dibudayakan dalam awal peradaban Islam. Tepatnya saat kepemimpinan Dinasti Umayyah. Adapun hasil penerjemahan tulisan tokoh-tokoh Yunani dan Mesir ke dalam bahasa Arab, telah membuat bangsa Arab terbuka cara berpikirnya. Ilmu filsafat, Ilmu Astronomi, hingga Geometri Euclid, telah membuat bangsa Arab tersadar akan pentingnya keberadaan sebuah Ilmu. Selain itu, perintah aktivitas literasi dalam ruang lingkup agama, semakin membuat budaya literasi berkembang pesat. Puncaknya adalah ketika budaya literasi dan agama Islam telah berbaur menjadi satu, sehingga melahirkan prinsip-prinsip mencari suatu kebenaran dengan menggunakan rasionalitas akal dengan tidak melanggar aturan-aturan agama. Prinsip tersebut dikenal dengan aktivitas eksperimen atau percobaan.
24 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
Keberadaan pemerintahan yang cinta akan ilmu dan budaya literasi, membuat peradaban Islam menjadi peradaban yang mampu bertahan hingga 13 abad. Kecintaan akan ilmu dari pejabat setempat, melahirkan suatu tempat pelestarian budaya literasi atau yang dikenal dengan perpustakaan. Sehingga, peradaban Islam merupakan peradaban yang mengukuhkan budaya literasi yang ditandai dengan adanya perpustakaan. Budaya literasi mengalami modernisasi ketika bangsa Eropa mulai mengenal pentingnya arti sebuah ilmu. Hal tersebut disadari Eropa ketika mereka mencoba belajar kepada peradaban Islam. Sistem yang sama, yaitu menerjemahkan, mempelajari, dan eksperimen, dilakukan Eropa terhadap karya-karya peninggalan peradaban Islam. Puncak modernisasi budaya literasi adalah ketika ditemukannya alat cetak oleh bangsa Jerman, serta ditemukannya media tulis yang menggunakan bubur kayu (kertas). Hal tersebut membuat karya-karya literasi seperti buku, makalah, dan artikel eksperimen semakin mudah diperbanyak. Sehingga perkembangan keilmuan Eropa semakin pesat hingga saat ini. Jika kita berkaca pada peradaban-peradaban kuno hingga sekarang, literasi memiliki peranan penting sebagai indikator kejayaan suatu peradaban. Selain itu, semakin berkembangnya budaya literasi suatu kelompok, akan menentukan sejauh mana kelompok tersebut dapat menunjukkan eksistensi di mata kelompok lain.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 25
Mahasiswa sebagai Pilar Peradaban Modernisasi dan kemajuan suatu bangsa yang didasarkan pada perkembangan budaya literasi, telah mempengaruhi aktivitas sosial dan gaya hidup suatu generasi. Bidang pendidikan merupakan bidang yang paling mengalami transformasi akibat budaya literasi. Meningkatnya jumlah lembaga pendidikan, banyaknya keberadaan tenaga pengajar, hingga mekarnya jumlah mahasiswa, membuktikan akan pentingnya budaya literasi. Kesadaran akan pentingnya budaya literasi semakin terlihat, ketika seluruh negara-negara maju saat ini memiliki tingkat kecintaan yang sangat tinggi terhadap ilmu. Salah satu bukti yang mendukung adalah rasio angka buta huruf negara-negara berkembang yang lebih tinggi dibandingkan negara maju. Indonesia adalah negara berkembang yang saat ini keberadaannya mulai diakui dunia. Potensi kekayaan alamnya yang melimpah, budayanya yang mengenal kesatuan, keyakinan terhadap agamanya yang kuat, serta jumlah penduduknya yang besar, membuat bangsa Indonesia berpotensi menjadi pemimpin peradaban dunia. Isu bonus demografi 2045 merupakan pisau bagi Indonesia. Jika Indonesia mampu memanfaatkannya, maka tidak mustahil bagi Indonesia untuk memimpin dunia. Sebaliknya, jika Indonesia gagal memanfaatkannya, bukan
26 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
tidak mungkin Indonesia akan kembali diambil alih oleh negara-negara penguasa. Potensi pemuda Indonesia yang saat ini sebagian besar merupakan golongan terpelajar seperti mahasiswa, memiliki peranan penting dalam menentukan masa depan Indonesia kedepannya. Oleh sebab itu, budaya literasi haruslah diaplikasikan secara penuh kepada semua pihak, terutama mahasiswa. Hal tersebut perlu dilakukan agar Indonesia dapat dijuluki sebagai Macan Asia, bahkan Macan Dunia. Berkaca dari sejarah mengenai peradaban suatu bangsa, sudah seharusnya bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dan memuncaki peradaban dunia. Kekayaan alam, bonus demografi, serta merekahnya budaya literasi, sudah cukup menjadi modal bagi kemajuan peradaban bangsa Indonesia. Akhir kata, penulis berharap kepada pembaca dan seluruh rakyat Indonesia agar senantiasa menerapkan budaya literasi dalam setiap kehidupannya. Terkhusus kepada para mahasiswa Indonesia. Kalian adalah pilar-pilar peradaban bangsa. Namun, jangan pernah lupakan pondasi dari sebuah pilar. Pondasi tersebut adalah budaya literasi.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 27
MUHAMMAD ZIA ALGHAR, sebuah nama pemberian orang tuaku yang terinspirasi dari tokoh politik ternama Pakistan dalam memperjuangkan Agama Islam. Saya hanyalah hamba Allah yang mencoba untuk selalu bersama dengan nabinya, Rasulullah SAW, meskipun tidak akan pernah mampu mendekatinya.
28 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
LITERASI DAN DISKUSI DARI KACA MATA MANTEK “Cukupkan Mengeluh, Maksimalkan Usaha. Man Jadda wa Jadda� --Qurota A’yunin Fitriyah --
B
eranjak dari kata literasi, pasti tak jauh-jauh dari diksi membaca dan menulis. Dilihat dari lingkungan yang dipandang paling produktif dalam hal ini adalah salah satunya lingkungan mahasiswa. Mahasiswa yang notabennya makhluk yang punya cara berpikir yang lebih luas dari masyarakat pada umumnya, harusnya mempunyai jiwa intelektual yang tinggi dan salah satu jalan yang mau tidak mau harus ditempuh adalah dengan berliterasi. Berpikir Intelektual mahasiswa haruslah berbeda dengan cara berpikir orang yang berpendidikan rendah. Namun banyak mahasiswa yang masih enggan menyentuh dan belum pula menyadari tentang pentingnya hal itu. Banyak mahasiswa anti membaca dan sulit menulis menuangkan sesuatu, hanya orasi namun sempit pengetahuan. Terkait dari literasi, diskusi juga sangat berperan penting dalam hal ini. Tak ada diskusi maka tak ada tukar | 29 |
pikiran antar individu. Dalam hal lain, perkembangan zaman yang serba modern ini juga menjadi tantangan yang membentuk sikap mahasiswa yang apatis dan pragmatis. Diskusi yang sebelumnya dipandang tidak bermanfaat dalam implementasi di kehidupan keseharian. Ataupun dianggap buang-buang waktu tanpa memberikan kamanfaatannya secara matrealistis. Jawaban dari hal tersebut yakni dengan adanya MANTEK, MANTEK memberikan kombinasi antara literasi dan diskusi dengan suguhan lebih menarik tanpa adanya hal yang harus tindakan adanya timbal balik antar suatu forum ataupun memberikan pemahaman yang berbeda. Literasi Membuka Cakrawala Berpikir Sangat berbeda sekali ketika kita menilik mahasiswa di zaman sebelum adanya internet. Semua harus dilakukan dengan waktu yang lama, perlengkapan yang sederhana dan keterbatas dalam mencari pengetahuan. Namun sekarang ketika kita sudah difasilitasi dengan teknologi yang semakin maju, kita hanya terbatas dari acuan internet saja, pengetahuan yang sebenarnya bisa luas terbatasi dengan kemajuan teknologi yang tidak bisa dimanfaatka secara bijaksana, manusia menjadi terdoktrin ingin mendapatkan hasil yang instan dan cepat. Banyak mahasiswa yang lebih memilih browsing atau copy paste di internet dari pada meminjam buku ke perpustakaan. Tak sedikit pula mahasiswa yang lebih memilih berbelanja di mall daripada mengikuti pelatihan kepenulisan. Jika dibiarkan terus-menerus hal ini akan mengikis secara perlahan jiwa-jiwa intelektual yang ada.
30 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
Literasi adalah satu jawaban dari hal tersebut, ketika manusia yang sikapnya telah terpengaruh oleh akulturasi budaya modern yang semakin mengikis jiwa intelektual manusia. maka membaca dan menulis ini haruslah diwajibkan. Pemerintahlah yang seharusnya harus turun tangan atas hal ini kepada masyarakatnya. Namun, yang paling penting adalah adanya kesadaran dari setiap individu tentang literasi ini. Jika ditinjau dari agama, dalam agama islam sendiri telah dibahas kewajiban membaca dalam surat yang diturunkan pertama kali sebelum adanya kewajian sholat, yakni dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al‘Alaq ayat 1-5. Bisa disadari bahwa membaca membuka pengetahuan lebih luas dan membuat pemahaman lebih dalam. Luasnya pengetahuan memicu kita berpikir lebih kritis dan lebih menjadikan lebih intelektual. Menuangkan dalam bentuk tulisan juga menjadi andil yang sangat penting dalam hal berfikir intelektual. Cuapan Diskusi Menambah Melek Dunia Pandangan sebelah mata tak jarang dilontarkan untuk suatu diskusi. Dimana mahasiswa masa kini di mempunyai konsep berpikir yang sempit tentang forum diskusi. Diskusi sejauh ini tampak sebagai pembahasan yang jauh dari kehidupan keseharian. Diskusi juga dipandang tidak mampu memberi manfaat karena tidak adanya keuntungan materil. Pergulatan intelektual sekedar memaksa mahasiswa berkutat pada persoalan yang
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 31
melelahkan. Kegiatan tanpa berpikir lebih disukai daripada berkutat pada pembahasan yang membutukan pemikiran. Sebagai mahasiswa yang harusnya mempunyai pemikiran yang luas dan kritis dalam membentuk yang dikenalkan agent of change yang unggul, dalam diskusi haruslah bersikap aktif di dalam maupun di luar kelas, dalam diskusi lokal maupun nasional. Secara otomatis ketika mahasiswa akan berdiskusi tentang sesuatu hal pasti haruslah mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang hal itu. Semakin banyak diskusi yang dilakukan, semakin banyak perbedaan pendapat yang dihadirkan maka akan semakin menambah kemampuan dalam berpikir kritis. Selain itu dapat membuat para mahasiswa lebih peka tentang lingkungan sekitar dan menyadarkan mereka tentang tantangan yang harus mereka hadapi dalam kancah tak hanya bangsa itu sendiri tapi dunia. Mahasiswa dan Cita-cita Bangsa Tanpa disadari, kini mahasiswa kurang peduli pada perkembangan kampus dan bangsa ini. Kampus sebagai tempat menempuh pendidikan tidak lagi menjadi tempat yang perlu dikritisi kebijakannya. Birokrasi seolah telah menangani kampus dengan baik dan mahasiswa tidak perlu lagi terlibat dalam menentukan nasib kampus kedepan. Padahal sebagai agen perubahan mahasiswa seharusnya tanggap terhadap perkembangan lingkungan disekitarnya. Bila lingkup kampus saja telah dibiarkan dan tanpa kritik. Mahasiswa biasanya juga melupakan keadaan bangsa ini. Maka sangat perlu sekali perguruan tinggi ataupun
32 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
pemerintah mendukung penuh munculnya forum-forum diskusi dan tidak membatasi pergerakan aksi mahasiswa yang berdampak positif. Bisa diabaratkan suatu lingkungan kampus adalah sebagai miniatur kecil suatu bangsa. Dimana dalam miniatur tersebut dibutuhkan bibit-bibit pembawa perubahan yang lebih unggul dalam memajukan suatu bangsa. Lewat Forum diskusi mantek ini memberikan wadah untuk mahasiswa berproses lebih baik dengan mengkombinasikan berliterasi dan berdiskusi. Jadi, secara tidak langsung MANTEK memberikan suntikan semangat literasi dan diskusi untuk mengembangkan sikap kritis mahasiswa, selain itu MANTEK adalah forum yang mewadahi mahasiswa dari berbagai pemikiran yang berbeda, pengetahuan yang berbeda, dari jurusan yang berbeda maupun universitas yang berbeda dapat bersatu menjadi satu tujuan yang tidak lain untuk membangun cita-cita bangsa. MANTEK juga dapat juga dikatakan sebagai forum yang menghidupkan lingkungan kampus yang haus dan kering akan adanya kantungkantung diskusi yang positif. Sehingga pengaruhnya dapat dirasakan, tak hanya untuk jangka pendek yang dapat berpengaruh ke dunia akademik mahasiswa. Namun juga berpengaruh dengan cita-cita bangsa, karena ketika mahasiswa lebih kritis dalam berpikir maka akan terbentuk tingkat pemahanan dan kepedulian terhadap bangsa. Dengan sikap mahasiswa
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 33
sebagi penerus bangsa yang unggul sehingga dapat tercapainya tujuan dan cita-cita bangsa.
34 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
QUROTA A’YUNIN FITRIYAH. perempuan itu terberikan nama di tahun 1997 tepatnya hari Kamis hampir tengah malam di tanggal 29 Agustus, nama panjang penuh makna harapan si orang tuanya, Dia hanyalah semungil perempuan desa dari Kabupaten Lamongan. pernah nyantren di Darul Ulum Jombang yang kental oleh ilmu agamanya. Dia sedang menikmati jalan hidup yang dilukis Tuhan untuknya, yakni tersesat di jalan yang benar guna mencari ilmu di kota perantauan, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang di jurusan PAI semester dua. Sekali-sekali mencoba keberuntungan dengan sedikit keahliannya di bidang kepenulisan. Motto hidupnya Cukupkan Mengeluh, Maksimalkan Hasil.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 35
MANTEK; DISKUSI RUMAH PERADABAN “Engkau Akan Kembali Bersama Keberhasilan, Selama Engkau Masih Memiliki Ribuan Macam Usaha� --Ahmad Zainuri--
M
ungkin kita telah banyak mengenal tentang kata mahasiswa, bahkan merupakan sebuah dinamika yang terus menjadi generasi harapan bangsa. Mahasiswa ialah seorang pelajar yang belajar diperguruan tinggi. Bagi setiap orang mereka mengenal bahwa mahasiswa ialah sebagai Agent Of Change dan Agent Of Control, agnet of change ialah dimana mahasiswa mampu merubah paradigma berfikirnya dengan pola pemikiran yang lebih dinamis dan progresif, agent of control ialah mahasiswa sebagai bagian dalam ikut andil mengontrol setiap hiruk pikuk aktifitas negaranya sendiri. Namun mengenalisis tentang dinamika saat ini ialah mahasiswa sebagai bagian dalam sorotan setiap mulut kemulut, kultur budaya dari mahasiswa itu sendiri sudah menyimpang dari keadaan eksistensinya dan esensi itu sebagai seorang mahasiswa. Masalah krusial seperti ini | 36 |
merupakan masalah yang harus dimutilasi untuk mengembalikan kembali tentang siapa mahasiswa itu sendiri. Apakah mahasiswa yang nangkring diwarung kopi, dengan bergandul puluhan pasword wifi, ngeceng pacar kesana kemari, dan lain sebagainya sudah menjadi kegiatan yang melebihi pentingnya sebagai mahasiswa itu sendiri. Masalah krusial lainnya semacam budaya kantong diskusi, waktu luang menulis, bahkan juga semacam membaca telah menjadi budaya basi dan tidak laku dikalangan mahasiswa itu sendiri. Dengan permasalahn seperti ini maka kita akan megetahui khususnya juga sebagai mahasiswa bahwa mahasiswa merupakan generasi yang harus memiliki progresifitas dan akademik yang mapan, dimana mahasiswa itu sendiri sebagai harapan dan anak bangsa kedepan dalam menuju cita-cita bangsa.
Mahasiswa, Diskusi dan MANTEK Pepatah dalam bahasa arab mengatakan dalam artinya “pemuda masa kini ialah harapan masa depan”, harapan masa depan bangsa, masa depan keluarga, dan masa depan dunia. Pemuda dalam artian ini diantara ialah mahasiswa. Mahasisawa bukanlah segandulan “MAHA” seperti tuhan yang mengetahui segalanya, menguasia segalanya, bahkan juga mampu menciptakan segalanya, sehingga tidak membutuhkan makhluknya untuk membantunya, akan tetapi “MAHA” dalam konsep mahasiswa ialah semacam makhluk ciptaan tuhan yang masih bergantung kepada segalanya. Istilah menggantung ini seperti diantaranya masih membutuhkan berbagai
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 37
macam ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai salah satu cara dalam merekonstruksi pribadi setiap mahasiswa untuk menjadi pribadi yang lebih kreatif dalam membentuk karakter yang progresif. Ketika mahasiswa berbicara, akan ada banyak cara pandang yang mampu memperbaharui setiap apa yang ada dalam lingkungan dekatnya, termasuk juga negaranya itu sendiri. Dalam hiruk pikuk lingkungan mahasiswa kita mengenal yang namnya semacam diskusi. Diskusi bukan segandulan nongkrong dalam artian berbicara di warung kopi dengan ngomong berbagai bentuk ragam wajah cewek, nongkrong dengan bebagai macam kumpulan chatingan dalam sosmed. Namun diskusi semacam ini ialah pertukaran ilmiah mengenai berbagai masalah, dalam tanda kutip ialah masalah-masalah akademik yang membangun kualitas pendidikan mahasiswa itu sendiri. Pertanyaan sederhananya, ialah kenapa harus diskusi? Maka, kita tahu bahwa bagaimana seorang mahasiswa bisa lebih berkembang dalam budaya membaca dan menulis jika diskusi saja hanya sebagai formalitas pemenuhan SKS saja. Disamping dalam membangun peradaban budaya diskusi, maka selayaknya mahasiswa memliki semacam wadah yan menampung berbagai aspirasi dalam pola pengembangan kratifitas berfikir mahasiswa itu sendiri. diantara wadah tersebut ialah seperti MANTEK (Mahasiswa
38 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
Intelektual). MANTEK ialah merupakan semacam komunitas yang juga menjadi wadah terhadap pemenuhan kantongkantong diskusi, pemenuhan dalam membangun kultur akademik bersama dengan konsep kekeluargaan. MANTEK dengan empat macam pilar yang dibangunnya, ialah seperti berani berbicara, berani membedah, berani mengkritisi, bahkan berani memberi solusi juga merupakan kebutuhan yang urgen bagi mahasiswa. Kita tahu bahwa dinamika terhadap mahasiswa sekarang ialah dimana mahasiswa hanya mampu berbicara dengan lantang dalam demo yang hanya menunjukkan eksistensinya namun kualitasnya hanya semacam pemikiran yang seperti sumbu pendek. Dengan ini MANTEK juga memberikan beragam macam perubahan yang signifikan dalam menuju proses bersama dengan membangun kulturasi akademik yang progres.
Membangun Diskusi Bersama MANTEK Diskusi itu adalah seni, seni dalam membangun karakter diri, seni dalam memodifikasi masa depan, seni dalam mengkolaborasi antara kepentingan individualis denga kepentingan bersama. Dengan berdiskusi kita telah membangun rumah peradaban bagi kita sebagai sebuah solusi dalam memperbaiki jati diri kita. Efisiensi cara semacam ini adalah dimana mahasiswa mau kembali beridiskusi, menghidupkan kesepian pohon-pohon untuk bernaung dengan berdiskusi, mengganti pola warung kopi denga berdiskusi, khususnya
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 39
juga dengan MANTEK (Mahasiswa Intelektual ). Bersama MANTEK kita membangun seni dalam menciptakan rumah warna-warni dari berbagai macam pola pikir yang berbeda, menuju kesatuan dan kesepahaman dalam membangun budaya diskusi. Kita akan mengenal bahwa betapa indahnya keragaman menjadi persatuan, ibarat lidi yang bersatu menyapu setiap butiran debu, yaitu butiran kebodohankebohan
Meraih Mimpi Bersama MANTEK Pernahkah kita berangan-angan ingin menjadi presiden, ingin menjadi pilot, polisi, dan lain sebagainya. Seberapa besarkah usahamu? Hanya sebatas diangankah? Atau hanya sebatas lukisan saja yang kau tinggalkan begitu saja?. Dengan mimpi kita akan membentuk sebuah ideologi yang akan kita capai dengan seberapa besar usaha kita yang dilakukan. Kenapa masih banyak orang yang menganggur padahal mereka banyak memiliki mimpi?. Pertama, mereka tidak yakin bahwa angan meraka merupakan sebuah pondasi sederhana yang harus kita terus lakukan untuk kita capai keberhasilannya. Kedua, mereka yakin namun mereka tidak memiliki kemauan untuk berubah dalam mendapatkan mimpinya, sehingga usaha hanya sebatas diujung angan saja. Ketiga, yakin dan usaha sudah menjadi komitmen, namun takdir tak memberikan hak kepada kita sebagai manusia yang selalu mengejar citacitanya.
40 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
Maka, manusia sejati seberapa besar kegagalan maupun usaha kita capai, jangan pernah mengtakan bahwa saya sudah menyerah. Sebab, kita masih memiliki ribuan kesempatan yang terus mendorong kita pada keberhasilan. Seorang Thomas Alfa Edison yang merupakan pakar terkenal memliki ribuan semangat dalam mendapatkan keberhasilannya meskipun sering dihantui dengan berbagai macam ribuan kegagalan. Dengan MANTEK kita tahu bahwa kegagalan adalah kewajiban setiap manusia, dengan itu kita akan Taubatan Nasuha untuk terus mencoba merubah diri kita menjadi pribadi yang lebih baik, dengan berproses kita tahu bahwa tak selamanya kegagalan bekutat dipangkal hidup kita, selama proses dan kemauan masih menjadi prinsip utama. Mahasiswa sebagai salah satu garda terdepan pemuda dalam membangun negara, bangsa, dan tanah air. Ialah harus merubah cara pandang pola pikirnya secara dinamis. Hingga kreatifitas bukan hanya sebatas label yang menjadi sebuah eksistensi belaka, namun memiliki berbagai bentuk esensi atau kualitas yang bisa dipertanggung jawabkan. Sebagai mahasiswa kita perlu membangun, budaya kantong diskusi, peluang membaca, dan peluang waktu meulis. Dengan ini esensi beserta makna dari mahasiswa itu sendiri bukanlah semacam kode-kode wifi yang menjadi serbuan hanya untuk diambil manfaatnya.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 41
Dan cara yang juga menjadi wadah dalam menampung segala prose ini, ialah MANTEK (Mahasiswa Intelektual). Wadah ini akan terus berproses menjadi rumah dalam membangun kualitas akademik yang lebih maju dan terpercaya.
42 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
AHMAD ZAINURI, kelahiran Sumenep, 08 Januari 1997. Merupakan alumni TK, MI, Mts di Nasy-Mut Candi, MA di PP Nurul Islam Karangsempaka Bluto. Sekarang mengambil kuliah dijurusan Hukum Tata Negara UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, sekaligus Ketua Umum FKD MANTEK periode 2016-2017
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 43
MEMAKNAI LITERASI DAN DISKUSI “Lebih baik dikenal tapi dikenang, daripada dikenal tapi menyerah� --Firda Rakhmayanti--
D
alam kehidupan masyarakat terdapat banyak sekali budaya masyarakat yang berseragam. Budaya yang
melekat disetiap daerah masing-masing tersebut dapat menentukan kemana arah peradaban masyarakat pada saat itu. Perpaduan budaya yang ada tersebut, memaksa masyarakat untuk mengetahui dan memahami situasi serta kondisi terhadap masyarakat saat itu hingga sekarang ini.
Terkait dengan budaya masyarakat yang semakin tak menentu tersebut, mendorong generasi penerus terutama mahasiswa untuk terus melakukan pembaharuan terhadap bagaimana mencairkan suasana dalam budaya
| 44 |
masyarakat. Memberikan pemahamaan yang jelas dan singkat apakah itu semua sudah sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat terutama mahasiswa saat ini ketika berbicara mengenai budaya mahasiswa apalagi masalah literasi. Dengan melalui kegiatan diskusi yang dapat menghasilkan sebuah perencanaan yang baik dan benar terhadap budaya saat ini. Untuk memberikan pembaharuan secara terang dan jelas. Budaya Literasi dan Diskusi Banyak sekali perubahan-perubahan yang diberikan oleh mahasiswa sebagai agent of change dalam menjunjung budaya literasi dan diskusi. Bentuk dari keseluruhan dalam pencapaian tersebut tidak lain untuk memantapkan kebenaran terhadap sistem literasi dan diskusi tersebut. Termasuk
adanya
kegiatan-kegiatan
yang
menjadi
kebiasaan dalam mendalami dan mempelajari mengenai budaya literasi dan diskusi. Beberapa pelajaran yang dapat diambil
dari
budaya
literasi
dan
diskusi
dalam
mengembangkan suatu sistem yang baik dan benar. Karena mahasiswa akan terbuka pikirannya ketika mahasiswa itu melaksanakan budaya berdiskusi dan menjalankan budaya
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 45
literasi yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Keadaan yang dapat merubah suatu keberadaan akan adanya budaya literasi dan diskusi. Dalam membenahi peristiwa seharusnya
serta ada
permasalahan dorongan
terhadap
yang
mahasiswa,
mampu
membawa
mahasiswa tersebut untuk melakukan proses-proses diskusi dan literasi agar dapat dimaknai kembali terhadap permasalaahan tersebut. Tidak memungkinkan untuk memperbarui dan melaksanakan tindakan-tindakan yang dapat
menolong
mahasiswa
yang
tidak
mampu
merongrong budaya akan literasi dan diskusi. Terlebih dalam menghadapi era di zaman sekarang, dimana zaman semakin canggih akan teknologi yang dapat melalaikan budaya literasi dan diskusi tersebut. Literasi dan Diskusi Bagi Mahasiswa Mahasiswa mampu menopang aspirasi-aspirasi mahasiswa lainnya dalam hal penunjang akademik dalam perkuliahan. Dan mahasiswa pula lah mampu berinspirasi dan mencetak hal-hal inovatif dalam menyelesaikan permasalahan kampus yang telah marak di akhir-akhir ini. Tertarik atau tidak itu sebuah amanat yang hak dan harus
46 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
dipertanggungjawabkan atas terjadinya suatu peristiwa tersebut. Adaptasi mahasiswa terhadap budaya literasi dan diskusi memang tidaklah mudah karena butuh kebiasaankebiasaan yang mampu menarik perhatian mahasiswa untuk dapat melaksanakan serta memberlangsungkan budaya-budaya literasi dan diskusi. Beradaptasinya
seorang
mahasiswa
dalam
berpendapat dapat merangkai kerangka sebuah solusi yang menarik dan solutif. Dengan cara merubah budaya yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam mencapai tujuan bersama
terutama
masalah
pentingnya literasi
dan
kegiatan-kegiatan diskusi bagi mahasiswa. Berdasarkan apa yang sudah direncakanan hingga rencana itu benar-benar terlaksana secara matang. Pentingnya budaya literasi dan diskusi bagi mahasiswa adalah sebagai bentuk perencanaan yang dapat memberikan hal-hal menarik terhadap situasi dan kondisi mahasiswa. Tidak menutup kemungkinan bahwasanya mahasiswa nantinya akan membutuhkan agenda-agenda diskusi dan akan membiasakan budaya literasi agar dapat bertindak sesuai dengan sistem yang ada di dunia perkuliahan terhadap mahasiswa. Tidak hanya berbicara mahasiswa yang menganggap budaya literasi dan diskusi
ini
penting,
masyarakat
yang
cerdas
akan
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 47
membutuhkan solusi-solusi inovatif pula agar dapat menjadikan masyarakat lainnya tidak tersesat dalam tujuan pembentukan sebuah budaya terhadap masyarakat. Literasi dan Diskusi Bagi Mantek Intelektual telah menjadi momok akan pemahaman bagi mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan. Namun literasi dan diskusi sudah menjadi makanan sehari-hari bagi mahasiswa intelektual karena bagi mahasiswa intelektual sebuah budaya literasi dan diskusi itu sangatlah penting dalam menunjang kehidupan bermasyarakat. Didalamnya dapat berproses mengenai ketertindakan untuk berani berbicara, berani mengkritisi, berani membedah, dan berani memberi
solusi.
Ketika
mahasiswa
ingin
bertindak
seharusnya ia tahu bahwa sebelum bertindak harus mengetahui dasar dan telah melakukan diskusi dalam perencanaan solusi yang akan dilaksanakan. Tidak berlaku bagi mahasiswa intelektual hanya melakukan tindakan yang tidak penting bagi mereka. Setiap apa yang akan dilakukan oleh mahasiswa tak jauh dengan perencanaan solusi yang matang. Mahasiswa tidak hanya memikirkan permasalahan mengenai mata kuliahnya saja. Mahasiswa ikut andil dalam
48 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
hak-hak pelaksanaan budaya literasi dan diskusi. Dengan cara
tersebut
mahasiswa
akan
terbentuk
menjadi
mahasiswa intelektual yang mampu mengembangkan bagaimana literasi dan diskusi yang baik bagi seorang mahasiswa intelektual nantinya. Beberapa sikap dan perilaku mahasiswa intelektual seharusnya sudah mulai diterapkan agar tahu bahwasanya menjadi mahasiswa itu tidak hanya melakukan pembelajaran didalam kelas saja, akan tetapi dengan melakukan kegiatan budaya literasi dan diskusi yang mampu memberikan nilai tambah yang tinggi bagi mahasiswa untuk berani berproses. Karena intelektual tidak hanya diberlakukan kepada mahasiswa-mahasiswa tertentu, terjadi atau tidaknya, berani atau tidaknya seorang mahasiswa harus mampu dan berani mengambil resiko yang ada ketika dia terjun ke dunia perkuliahan. Dunia perkuliahan tidaklah mudah seperti orang lain katakan yang hanya berbicara, berbicara, dan berbicara. Namun mereka tak memberi solusi akan permasalahan yang terjadi pada saat itu.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 49
Dengan adanya perilaku yang mendukung terhadap kegiatan mahasiswa, akan memberikan dampak positif. Dengan
mencontohkan
bahwasanya
budaya
literasi
terhadap diskusi-diskusi yang ada itu sangat penting. Berkaitan dengan perencanaan kegiatan yang berlangsung pada saat itu pula. Dalam pentingnya diskusi-diskusi tersebut dapat meningkatkan
budaya-budaya
yang
baik.
Dengan
kesesuaian terhadap perkembangan zaman yang semakin maju dan semakin tinggi teknologi yang ada. Terutama terhadap budaya literasi yang tampak jelas akan sangat dibutuhkan bagi genarasi penerus yakni mahasiswa.
50 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
FIRDA RAKHMAYANTI, saya dilahirkan di Sidoarjo tepatnya pada tanggal 06 September 1997. Saya lahir dari 4 bersaudara dari ayah bernama Fachrul Umam dan ibu yang bernama Sri Islmulyani. Saat ini saya tinggal di Ds. Ngaban Rt 13 Rw 05, Kec. Tanggulangin, Kab. Sidoarjo, Prov. Jawa Timur. Saya telah menempuh pendidikan di SD MA’ARIF NU pada tahun 2004-2010, SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo pada tahun 2010-2013, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo pada tahun 2013-2016, dan saat ini saya masih menempuh di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pada tahun 2016-sekarang. Email firda10rakhma@gmail.com
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 51
NIKMATI KOPI, TARIK INSPIRASI
“Seekor singa menggelengkan kepala ketika melihat kucing melahirkan srigala.� --Andika Putra Adi Prasetyo--
K
etika telinga mendengar kata mahasiswa yang selalu teringat adalah seorang pelajar yang berada di kampus dengan intelektul yang tidak dapat diragukan. Aktivitas yang sehari-hari di jalani tak pernah kosong dari sebuah bentuk pembelajaran dan ilmu untuk menunjang nilai IPK yang seharusnya sebanding dengan kemampuan yang dimiliki. Buku-buku yang mereka beli memenuhi rak koskosan untuk penghias ruangan sebagai bentuk ciri kas seorang pelajar yang sedang duduk di bangku perkuliahan. Karena suatu hal yang tidak masuk akal ketika seorang mahasiswa tidak mempunyai buku pribadi atau mungkin bahkan dalam satu semester masuk perpustakaan umum kampus hanya satu kali. Kegiatan perkuliahan yang di jalini selama lima hari dalam satu minggu dengan jumlah sks tertentu, tentu tidak | 52 |
seimbang dengan banyaknya waktu kosong yang mahasiswa buang dengan sia-sia. Terkecuali bagi mereka yang dari latar belakangnya memang dari seorang yang tergolong masuk dalam kelas ekonomi menengah kebawah, biasanya mereka mengisi waktu jam diluar perkuliahannya untuk bekerja guna mencari uang untuk kebutuhan sehari hari atau meringankan beban orang tua untuk membyar biaya ukt. Maka bagi mereka yang sebenanya di beri kesempatan oleh orang tuanya untuk fokus pada kuliah, seharusnya benar-benar memaximalkan waktu kosongnya untuk belajar atau mengikuti kegiatan yang bisa mengembangkan bakatnya. Diskusi sebagai salah satu cara untuk menunjang nilai akademik menjadi pilihan untuk mengisi waktu kosong diluar jam perkuliahan. Bertukar pikiran dari setiap kepala yang memiliki pengetahuan yang berbeda-beda akan membuat kantung ilmu semakin berisi. Karena dengan adanya kantong-kantong diskusi akan membuat waktu di luar jam perkuliahan menjadi lebih bermanfaat dari pada digunakan untuk bermain gadget di kamar atau pergi bermain dengan teman-teman yang dampak negatifnya lebih banyak. Seperti fakta kebanyakan mahasiswa zaman sekarang yang di juluki sebagai mahasiswa kupu-kupu yaitu mahasiswa yang kesehariannya hanya pergi ke kampus setelah itu balik lagi ke tempat tinggalnya tanpa ada kegiatan lain yang menunjang keberadaannya sebagai seorang mahasiswa. Cangkruan Segerombolan Pemikiran
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 53
Nimbrung adalah kegiatan yang hampir setiap malam di lakukan oleh kalangan remaja di warung kopi. Hampir setiap warung kopi di pinggir-pinggir jalan, depannya nampak penuh dengan motor-motor yang di parker rapi. Canda tawa dalam obrolan teman semeja, menjadi suara kas yang terdengar di telinga ketika melintas di samping warkop tersebut. Hangatnya kopi serta asap yang menari-nari terkena hembusan udara malam semakin membuat mereka tidak ingin beranjak dari tempat duduknya walapun ayam jantan sudah mulai berkokok. Karena ngopi adalah hal yang sangat di gemari oleh kalangan remaja di zaman sekarang, maka dari situ bisa di gunakan hal tersebut diisi dengan sesuatu yang lebih positif dengan membangun forum diskusi literasi. Maka dari situ, selain obrolannya lebih bermanfaat, tapi perbincangan yang mereka dapat dari duduk ber jam jam, bahkan hampir sampai menghabiskan malam, bisa lebih berbobot dan menghasilkan ilmu yang lebih bermanfaat. Ketika seseorang hanya terbiasa menyendiri tanpa adanya diskusi, maka hasilnya akan bisa di bedakan dengan orang-orang yang terbiasa dengan kegiatan bertukar pikiran dalam forum-forum kecil dengan bekal referensi yang telah di siapkan dari rumah mereka masing masing. Maka cangkruan di warung kopi tidak lagi menjadi ajang untuk kuat-kuatan melek di waktu malam dengan tema bincangan yang tidak jelas. Melainkan dengan adanya warung kopi kita bisa manfaatkan dengan membaha keilmuan baik yang mencangkup mata perkuliahan kampus atau di luar materi perkuliahan. Maka dari situ ketika
54 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
seorang melihat teman-temannya yang begitu lancer mengeluarkan sebuah argumen, maka hal tersebut akan menarik atau membangkitkan nafsu seseorang untuk berusaha bisa seperti orang yang dia lihat. Dari situ, barulah seseorang akan merasakan betapa pentingnya membaca sebuah buku untuk dijadikan referensi ketika kita sedang berdiskusi dengan teman-teman yang memiliki keilmuan yang begitu kuat. Menggali esensi dari argumentasi Dari pengalaman yang telah penulis dapat selama mampir di berbagai warung kopi, di situ penulis bisa merasakan atsmosfir yang beda ketika penulis duduk satu meja dengan seorang yang gemar membaca buku dengan orang yang hanya bisa berbicara tanpa alur pembicaraan yang jelas. Ketika orang yang tidak suka atau tidak sering membaca akan terlihat berbobot tidaknya argumen yang dia lontarkan. Bahkan biasanya ketika seseorang berbicara tanpa adanya referensi yang jelas, maka orang tersebut akan semakin ngotot dengan jawabannya ketika ada seseorang yang mengkritisi atau menyanggah argumennya dengan sebuah pertanyaan atau sanggahan yang lebih berbobot. Sebagian dari mereka juga ada yang biasanya membaca buku dan nilai akademiknya di kampus bagus, tetapi ketika berbicara di hadapan orang-orang masih terlihat canggung dan kalimat yang dia ucapkan tidak jarang masih terpatah-patah. Maka berbicara dan membaca adalah dua hal yang harus di miliki oleh semua mahasiswa sebagai
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 55
seorang pelajar yang sering di bilang sebagai kaum intelektual. Karena kedua hal tersebut perlu pembiasaan dan keseriusan, tidak akan bisa dia berbicara yang berbobot bdengan referensi yang kuat tanpa adanya pembiasaan dan keseriusan membaca, begitu juga sebaliknya ketika dia senang membaca tapi tidak suka berdiskusi maka yang dia sampaikan akan berkurang dengan pemahaman yang ada di pikirannya, karena sekali lagi menyampaikan argumen atau berbicara di depan muka umum butuh suatu pembiasaan. Ketika kita di hadapkan pada suatu forum diskusi, meskipun hanya sekedar forum kecil dalam warung kopi, maka jiwa-jiwa literasi akan mulai tumbuh dari situ. Termasuk seseorang yang mulanya hanya sekedar ingin nimbrung, lama kelamaan akan terbawa nikmatnya arus pembicaraan yang sering dia ikuti dalam forum satu meja di warung kopi. Maka pentingnya budaya berdiskusi perlu dilakukan seorang mahasiswa untuk mengisi waktu kosongnya dengan hal yang bersifat santai tapi bermanfaat. Pagi pulang, mengantongi bintang Terkadang juga tidak masuk akal ketika melihat warung kopi yang buka 24 jam tanpa sepinya para penikmat kopi walaupun sampai terbitnya mentari pagi. Namun jarang sekali saya menjumpai seorang mahasiswa yang duduk berjam-jam di dalam perpustakaan, duduk konsentrasi dengan buku bacaan yang mereka sukai. Apalagi sulit di temui, khususnya di UIN MALIKI seorang
56 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
mahasiswa yang sedang asyik menyendiri membaca buku di bawah pohon atau di pojok-pojok ruangan, berkumpul bersama teman-temannya dengan suatu tema hangat yang sedang di permasalahkan atau pembahasan tentang mata kuliah yang belum di pahami. Padahal yang seperti itu adalah pemandangan yang seharusnya dapat kita jumpai di kampus. Karena diskusi dan literasi adala suatu simbol tentang keberadaannya mahasiswa seperti yang telah penulis paparkan di atas lagi. Warung kopi sebagai rumah kedua mahasiswa untuk berkumpul bisa kita jadikan sebagai lahan untuk bertukar pikiran dan berbagi ilmu dengan lebih santai dan menyenangkan. Terkadang pembelajaran yang terlalu serius akan membuat seseorang tertekan dan ahirnya merasa malas untuk berfikir. Maka dari itu untuk memanfaatkan malam dengan lebih santai tapi menghasilkan sesuatu yang bernilai positif, perlunya suatu bentuk diskusi kita laksanakan. Melalui diskusi tentu berbagai ilmu akan lebih banyak seseorang kantongi, karena dalam diskusi terdapat berbagi pemikiran-pemikiran yang menyimpan atau mengandung ilmu yang dapat seseorang ambil dari pada dari membaca kita hanya bisa mengambil ilmu berdasarkan pemikiran yang seseorang alami tentunya jauh berkualitas dari pemikiran-pemikiran banyak orang melalui jalur diskusi. Mengisi malam dengan diskusi dan literasi dari argumen dan referensi yang mereka miliki, akan menjadikan seseorang jauh berkualitas dalam hal keilmuanya.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 57
Dari sini bisa tarik kesimpulan, bahwa seorang mahasiswa tidaklah cukup jika hanya di suguhkan dangan jam perkuliahan. Karena banyaknya waktu kosong diluar jam perkuliahan hanya akan terbuang sia-sia tanpa adanya kegiatan-kegiatan lain yang bisa menunjang bakat seorang mahasiswa. Maka, salah satu kegiatan yang bisa mengisi waktu kosong tersebut adalah diskusi di luar jam-jam perkuliahan untuk menambah ilmu dengan sistem belajar yang lebih santai tapi manfaatnya jauh lebih besar dari pada 2 sks di dalam kelas. Dilain itu melalui diskusi kita bisa belajar banyak hal, salah satunya adalah ketika ada teman yang memiliki pendapat atau argument yang berbeda dengan kita. Disinilah kepribadian seseorang bisa terbentuk untuk menanamkan jiwa toleransi yang seharusnya di miliki seluruh elemen masyarakat indonesia dalam menghormati perbedaan-perbedaan yang ada di negara kita, seperti perbedaan agama, organisasi atau pendapat. Dengan kata lain diskusi adalah sebagai bentuk kegiatan obrolan manfaat seorang mahasiswa dalam hal memacu semangat membacanya untuk menambah referensi ketika sedang berargument di dalam forum. Karena yang sering kita dapati sekarang adalah ketika literasi tanpa adanya referensi adalah sama saja bunuh diri di depan umum, karena tanpa adanya referensi argumen dengan mudah bisa saja di patahkan atau mungkin literasi tanpa referensi akan menimbulkan banyak tanda tanya di kalangan orang-orang kritis. Maka segeralah berdiskusi untuk membangun literasi dengan banyak referensi.
58 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
ANDIKA PUTRA seorang anak desa dari ujung kota malang yang mencoba meneruskan jenjang pendidikannya untuk membuat suatu perubahan baik secara spiritual, intelektual dan mental.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 59
BERLITERASI DENGAN DUA JENDELA DUNIA
“Orang yang bisa bertahan adalah orang yang mau menerima perubahan dan orang yang mau menerima perubahan adalah orang yang bisa menjadi bunglon di setiap peradaban� -- Nabilatul Mardatillah --
L
iterasi adalah pemahaman terhadap sesuatu melalui bacaan, pengelihatan, dan pendengaran sehingga tercipta suata pemahaman. Literasi secara umum sering diartikan membaca menulis, dan berdiskusi. Dengan membaca ilmu pengetahuan akan semakin meluas sehingga pemahaman terhadap sesuatu akan meluas. Dengan tulisan pesan akan tersampaikan sedang dengan berdiskusi hal yang tidak diketahui dari buku akan di pahami melalui diskusi. Literasi biasa disangkut pautkan dengan buku dan membaca. Membaca adalah ilmu dasar yang wajib dimilik semua orang yang bebas dari dunia kebodohan. Membaca adalah modal untuk bisa menghadapi kehidupan. Dengan
| 60 |
membaca ilmu pengetahuan sesulit apapun akan di kuasi. Berbicara membaca maka tak akan lepas dari buku.
Jendela Ilmu; Buku atau Elektronik Buku memang salah satu alternatif pertama yang menarik pada jaman dahulu setelah jaman prasasti, dimana tulisan hanya di ukir di batu, dinding goa, bahkan tulang belulang. Saat jaman beralih ke kertas yang saat itu Masih Kasar tak semua orang menerima keberadaan alternatif tersebut. Namun semakin berkembangnya waktu semua orang mulai dapat menerima kertas yang berkembang menjadi buku. Bagi semua orang yang masih terperangkap didalam dunia purba maka dia akan punah akan kerasnya jama. Bahkan sampai ada pepatah yang mengatakan BUKU ADALAH JENDELA ILMU. Iya buku memang jendela ilmu Pada Waktu Itu sebelum adanya jendela ilmu yang lebih praktis dan inofatif. Dunia itu bisa dibilang dunia GLOBALISASI. Duni globalisasi adalah awal dari adanya inofasi lain yang semakin diminati. Tak bisa dipungkiri kalangan muda lebih senang dengan elektronik dari pada buku. Hal ini juga tak bisa di pungkiri kini jendela duni terbagi menjadi dua BUKU dan TEKNOLOGI. Berliterasi dengan Buku dan Gadget Berliterasi bukan hanya diam tapi bergerak. Bergeraknya anak literasi tidak bisa lepasa dari intelek tanpa intelek yang kuat pemahaman hanyalah sampah di dunia yang semakin keras. Berbicara intelek, berbicar ilmu
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 61
pengetahuan. ilmu pengetahuan dapat di miliki dengan membaca. Berbicar membaca maka akan berbicara tentang buku. Namun sayangnaya buku bukan satu-satunya alternatif dijaman globalisasi saat ini. Buku memang sanagt penting untuk mendukung peluasn pengetahuan namun, tidak bisa di pungkiri saat ini elektronik juga dapat menyokong pengetahuan yang jongkok. Mahasiswa seharusnya lebih paham bagaimana mengaplikasikan alternatif yang saat ini berkembang. Memang tidak semua orang satu pendapat ada yang pro dan ada yang kontra sama seperti jaman dulu saat prasati di geser oleh buku saat ini hal ini kembali lagi. Bukan penulis menyerankan untu tidak membaca bukua namun, penulis menyerankan untuk bisa memahami kondisi yang ada. Jika kebanyakan orang hususnya mahasiswa pada jaman globalisasi ini lebih condong terhadap enlektronik maka manfaat kan kesukaan itu menjadi sebuah kelebihan walau hal negatif yang di akibatkan elektronik juga tak sedikit. Oleh karena itu hal negatif ini dapayt kita ubah menjadi hal positis. Seperti dunia sosmet enajdai dunia diskusi jakur sosmet hal ini lebih inofatif daripada kita menggunaakna elektronik itu dengawn kegiatan negatif. Mari kita tingkatakn minat baca yang semain jonkok di negri kita kembali lagi. Baca lah buku sebanayk mungkin jika tak bisa membaca buku makan gunakan elektronik untuk mengembangkakn intelek tualmu. Berkembang denagn fleksibel. Itulah salah satu prinsip penulis dalam buku artikel ini.
62 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
Pintar Memilih Patner Berliterasi Saat kau telah mendapat intelektual atau ilmu yang cukup banyak. Maka jangan berhenti disitu kembangkan lah denagn berbagi pengetahuan salah satunya dengan berdiskusi. Berdiskusi merupakan salah satu alternatif termudah untuk mendapatkan bermacam waran penegetahuan karena diatas ilmu masih ada ilmu dan di atasnay masih ada ilmu terus begitu jadi bediskusi juga salah satu hal penting yang harus di terapkan Berdiskusi boleh dengan siapa saja bahkan ada rumus dalam berdiskusi ada kesamping, Keaatas, dan kebawah. Maksudnya kita harus bisa berdiskusi disetiap kalang mau dengan sepantaran (panah diskusi mengarah ke kanan dan ke kiri). Lebih rendah dari kita (Saat mengarah kebawah) kita diajarkan untuk bisa memamahmi bahwa ilmu kita sudah lebih dari cukup dibandingkan dengan beberapa orang yang memiliki pengetahuan lebih rendah dibanding kita, dan yang terakhir lebih tinggi dari pada kita (panah yang mengarah ke atas) yaitu berdiskusi dengan orang yang lebih atas atau orang yang memiliki pengetahuan lebih tinggi dibanding kita. Hal ini perlu agar ras sombong dan keinginan berhenti belajar terurungkan. Oleh karena itu kita dituntut tak hanya pintar dala membaca buku atau elektronik kita juga didtuntuk untuk dapat membaca patner atau teman. Dengan adanya rumus diskusi yang penulis dapat dari beberapa forum. Kita bisa senyimpulkan bahwa kita juga harus pintar memilih patner berliterasi. Maksud dari
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 63
pintar mencari patner berliterasi bukan berarti kita harus memilih teman maksud penulis dari pintar mencari patner berliterasi agar kita sebagai penerus bangsa dapat flesibel dan menjadi bunglon di setiap kalangan. Mau dari yang lebih bawah, sedang, dan lebi tinggi. Kita harus bisa diterima disetiap kalangan. Salah satu forum diskusi yang dibangun dari kesadaran maba uin malang adalah forum komunikasi mantek. Mantek adalah suatu wadah baru bagi mahasiswa UIN Malang yang haus akan ranah diskusi. Saat berbicara pengetahuan semua mahasiswa pasti telah memiliki ilmu pengetahuan yang cukup luas namun, saat berbicara diskusi makan UIN Malang sangat memprihatikan dengan setatus UIN terbagus se Indonesia. UIN Malang memang memiliki status lebih tinggi dari pada UIN lain. Semisal UIN Jakarta. Namun, itu hanya sebuah setatus, nyatanya, mahasiswa UIN Jakarta lebih berliterasi daripada UIN Malang mengapa seperti itu? UIN Jakarta atau biasa disebut UIN Suka adalah salah satu Universitas unggulan di indonesia. Karena mahasiswa UIN Suka tak hanya menuntut ilmu di bangku kuliah. Kebanyakan dari mereka akan memperluas ladang ilmu dengan berdiskusi sehingga pengetahuan mereka lebih meluas dibanding mahasiswa UIN Malang yang nyaris tidak adanya forum diskusi. Perkumpulan yang ada di UIN Malang lebih condong terhadap gerakan atau ukm semata. sedangkan untuk forum diskusi UIN Malang kalah jauh dengan UIN Suka.
64 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
MANTEK adalah solusi bagi mahasisawa yang suka berliterasi. Karena mengerti tak hanya berhenti dengan adanya ilmu yang didapat di bangku kuliah saja, namun harus berkembang menjadi pengetahuan yang tak terbatas. MANTEK adalah wadah baru yang tercipta karena adanya kesadaran dari beberapa mahasiwa yang sadar akan pentingnya berliterasi dengan dengan meningkatakan intelektual mereka. MANTEK tak hanya wadah berdiskusi dan pergi tanpa adanya prestasi. Namun, MANTEK juga menjadi solusi untuk bisa mengembangkan literasi dalam dunia kepenulisan. Hal ini terbukti dengan adanya produk buku yang di ciptakan. Oleh karena itu tak usah ragu untuk bergabung dengan MANTEK. MANTEK bukan sebuah organisasi, namun sebuah forum diskusi yang mencetak mahasiswa intelek agar dapat berliterasi. Ber-intelek dalam MANTEK bukan berarati harus menjadi kutu buku namun, ber-intelek yang di maksud adalah manusia yang dapat berliterasi dan bisa fleksibel dengan dunia globalisasi. Kegiatan membaca memang banyak di tinggalakan, karena gadget yang ada di genggaman lebih menarik dibandingkan dengan buku yang dari jaman dulu sampai sekarang sama saja. Apa kita harus menolak dengan adanya globalisasi?. Tidak bisa, kita harus dapat menjadi bunglon agar dapat bertahan hidup di dunia yang semakin kejam. Apalagi jendela ilmu saat ini terbagi menjadi dua yaitu BUKU dan ELEKTRONIK sehingga kita harus dapat menyesuaikan diri. Oleh karena itu MANTEK menjadi wadah untuk bisa menciptakan mahasiswa intelek dengan sistem fleksibel.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 65
Dengan adanya forum diskusi MANTEK mahasiswa yang sibuk juga dapat berdiskusi dalam gadget kesayaangan mereka. Jendela ilmu telah terpecah menjadi dua sehingga tak bisa dipungkiri bahwa kita harus bisa menyesuaikan diri. MANTEK adalah solusi bagi mahasiswa yang suka berliterasi. Karena mengerti tak hanya berhenti dengan adanya ilmu yang didapat di bangku kuliah saja, namun harus berkembang menjadi pengetahuan yang tak terbatas. MANTEK adalah wadah baru yang tercipta karena adanya kesadaran dari beberapa mahasiswa yang sadar akan pentingnya berliterasi dengan meningkatakan intelektual dan diskusi.
66 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
NABILATUL MARDATILLAH. Adalah nama kedua yang diberikan orang tua saya setelah tragedi yang hampir merenggut nyawa saya. Terlahir dipulau Madura tepatnya dipojok pulau garam, tanggal 25 Mei 1998. Saat ini saya menetap di jalan gajah yana No.50 Malang. Berasal dari fakultas Ekonomi jurusan Manajemen semester dua. Hobisa saya mencoba hal baru yang menurut saya menarik, motto hidup saya ialah berusa sampai tiadalagi yang bisa diusahakan.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 67
MANTEK SEBAGAI KANTONG DISKUSI “percayalah kalian akan sukses jika kalian berusaha� -- Zumrotul Mukhriza --
K
ita sebagai mahasiswa yang akan merubah dunia dan akan memimpin masa depan yang sering dikenal dengan again of change. Akan tetapi kurangnya wadah diskusi untuk menyalurkan aspirasi dari mereka. Berangkat dari permasalahan yang ada ini, beberapa sekelompok teman yang sadar akan kekurangan kantong diskusi. Kemudian muncullah MANTEK untuk menjadi salah satu jawaban dari permasalahan ini. Tidak semua siswa yang keluar dari SMA sudah memiliki kemampuan lebih untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan, untuk meraih apa yang dibutuhkan, butuh dengan adanya proses. Dari proses inilah saya berharap MANTEK bisa memenuhi apa yang dibutuhkan oleh para mahasiswa yang baru berproses tersebut.
| 68 |
MANTEK Sebagai Agen Literasi Di era globalisasi ini marak sekali mahasiswa yang minat bacanya kurang sekali sehingga banyak mahasiswa yang setelah keluar dari kuliah pengangguran. Salah satunya yaitu kurangnya memahami dan sempitnya pengetahuan selama kuliah atau kuliahnya kurang serius karena keterbatasan pengetahuan dan rasa ingin mereka itu membawa dampak yang berkepanjangan. Pada hakikatnya mengapa ada yang namanya literasi? karena peran literasi sangat penting bagi mahasiswa. Seperti satu contoh, mahasiswa harus berpresentasi di hadapan teman-temannya sampai mereka paham dengan apa yang disampaikan tadi. Jika mahasiswa tidak berliterasi lalu ilmu dari mana yang akan disampaikan terhadap temantemannya tadi. Untuk mendapatkan ilmu yang dibutuhkan mahasiswa kurang lebih hanya 20% yang bisa mereka dapat dari dalam kelas. Sedangkan yang 80% mereka dapatkan dari luar kelas. Lalu bagaimana dengan anak yang kuliah-pulang, kuliahpulang itu yang dijuluki dengan kupu-kupu dan tidak mau membuka cakrawalanya untuk menambah pengetahuan mereka tadi? Dari sini kita bisa mengetahui jawaban meski anak tersebut tidak memberi jawaban. Karena kita tahu betapa pentingnya literasi bagi kita. Literasi dan mahasiswa intelek Peran Mahasiswa penting sekali bagi masa depan bangsa ini, jika mereka acuh tak acuh dengan literasi dari
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 69
mana mereka akan mengetahui dan mendapatkan ilmu. Padahal sumber dari ilmu adalah buku sebagaimana juga ada yanag mengatakan bahwasannya ilmu adalah jendela dunia. FKD MANTEK disini akan membantu mahasiswa yang ingin mewuujudkan cita-cita tersebut. Meski kami mengikuti OMEK atau OMIK namun itu tidak menjadi alasan untuk kita mengembangkan FKD MANTEK ini. Karena kami bersatu dari daerah yang berbeda-beda, jurusan maupun fakultas kami pun berbeda. Jika dilihat dari kemampuan berfikir kita juga berbeda-beda, ada yang tau dan ada yang tidak mengetahui bagaimana cara berdiskusi bahkan ada juga anak yang keluaran dari pondok dan dilihat dari kemampuan nya itu sebenarnya tidak tau dan tidak bisa sama sekali, akan tetapi dia tahu kelemahannya dia mau berusaha mencoba dan berproses di MANTEK. Dari kita juga tidak pernah membeda-bedakan antara satu dengan yang lain. Berat memang mengemban kata-kata mahasiswa intelek jika tidak diimbangi dengan ilmu yang mumpuni. Maka dari itu harapan MANTEK kedepannya bisa membentuk mahasiswa yang berwawasan intelek dan diimbangi dengan akhlak yang baik. Mantek Sebagai Wadah Diskusi dan Komunikasi Awal dari pertama kali kuliah dan disuruh presentasi didepan kelas yang dimana saya tidak mengetahui dan tidak bisa memahamkan orang public speaking juga tidak bisa sama sekali, kemudian ada salah satu teman yang mengajak
70 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
untuk mengikuti suatu forum diskusi, awalnya ragu karena saya sebelumnya tidak pernah mengikuti organisasi apapun di SMA dan basic saya pondokan yang salaf Jika dibilang bisa saya belum bisa akan tetapi saya mau berproses didalamnya. Dalam sebuah organisasi banyak kemanfaatan yang bisa kita ambil. FKD MANTEK ini tak dapat memberikan apaapa terhadap kita karena ini merupakan forum diskusi akan tetapi orang-orang didalamnyalah yang akan memberi banyak manfaat terhadap diri kita. Jadi tinggal melihat kita aja bisa serius apa tidak dalam menjalaninya. Meski masalah eksistensi juga tidak bisa. Untuk melatih kemampuan setiap anak, kita mengadakan follow up upgrading MANTEK.dan mengikuti itupun tidak mudah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satunya yaitu membuat artikel dengan tema yang telah ditentukan dengan menyertakan buku referensi minimal 5 buku. Itulah beberapa agenda kegiatan yang dilakuakan oleh FKD MANTEK yang sampai sekarang telah melakukan dua kali upgrading yang bertempat di salah satu SD di sengkaling dan yang kedua bertempat di UPT PENDIDIKAN KAB. MALANG lokasinya terletak di Malang kota.
Dalam sebuah organisasi butuh yang namanya pengobanan, namun jika di MANTEK jangan ditanya lagi. Di FKD MANTEK kami tidak pernah membedakan satu sama
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 71
lain semuanya sama dan saling membantu satu sama lain. Dalam hal keilmuan dan maupun kebersamaan. Sekalilagi di FKD MANTEK tidak mencari eksistensi. Dari pembahasan ini, harapan saya MANTEK bisa menjadi salah satu kantong diskusi yang bermanfaat. Karena kajian yang diadakan setiap minggunya itu sub tema yang disajikan bersifat universal sehingga bisa diterima dari semua kalangan.Dengan diskusi kita bisa belajar bersama, saling tukar pikiran ide dan belajar dari yang belum kita ketahui. Meski MANTEK ini hanya sebuah forum diskusi tetapi kita memiliki prinsip dan tujuan yang sama yaitu berani berbicara, berani membedah, berani mengkritisi dan berani memberi solusi. Inilah empat prinsip FKD MANTEK yang harus kita jaga dengan baik salah satunya yaitu dengan mengikuti diskusi yang diadakan setiap minggunya.Lebih hebatnya lagi FKD MANTEK ini anggotanya tak hanya dari satu jurusan maupun satu fakultas, namun anggota didalamnya terdapat dari berbagai jurusan dan fakultas yang ada di UIN MALIKI MALANG. Penyesalan itu tidak datang didepan akan tetapi penyesalan itu datang setelah kita berleha-leha.mungkin kita sekarang bisa tidak mempermasalahkan itu dan tidak peduli, akan tetapi diakhir nanti past kita kerepotan. Maka bersungguh-sungguhlsh kalian mahasiswa karena skipsi bukanlah akhir dari segalanya.
72 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
ZUUMROTUL MUKHRIZA adalah nama lengkap yang diberi kan oleh kedua orang tua saya. Saya lahir di Pasuruan pada tanggal 3 juni 1998 dan sekarang saya menempuh pendidikan di UIN MALIKI MALANG di fakultas syariah tepatnya jurusan al ahwal as syakhsiyyah.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 73
KOMBINASI DISKUSI DAN LITERASI In world we just doing God work -- Andika Dwi Pradityo--
D
iskusi adalah suatu kegiatan menyelesaikan suatu masalah dengan cara membahas yang dilakukan oleh dua orang maupun lebih. Sedangkan, Literasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menambah wawasan keilmuan kita. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diskusi dan literasi adalah kegiatan yang ditujuakan untuk menyelesaikan dan menambah wawasan kita. Dari softskill yang didapatkan dari berdiskusi yaitu bagaimana caranya kita berbicara dengan lawan bicara kita. Maupun hardskill yang didapar dari membaca buku (literasi). Diskusi dan literasi dapat dikatakan mampu untuk dikombinasikan karena salah satu tidak dapat berdiri sendiri. Diskusi tidak akan menyelesaikan masalah jika kita tidak mempunyai wawasan yang kita dapat dari literasi. Sedangkan, literasi tidak dapat menyalurkan wawasannya jika tidak ada lawan bicara yang diajak untuk mengadu argumen. | 74 |
Diskusi adalah suatu kegiatan menyelesaikan suatu masalah dengan cara membahas yang dilakukan oleh dua orang maupun lebih. Sedangkan, Literasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menambah wawasan keilmuan kita. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diskusi dan literasi adalah kegiatan yang ditujuakan untuk menyelesaikan dan menambah wawasan kita. Dari softskill yang didapatkan dari berdiskusi yaitu bagaimana caranya kita berbicara dengan lawan bicara kita. Maupun hardskill yang didapar dari membaca buku (literasi).
Antara Diskusi dan Literasi Di atas tadi udah dijelaskan tentang gambaran umum tentang diskusi dan literasi. Sekarang akn membahas secara mendalam. Diskusi dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara menyampaikan argumen-argumen yang kita miliki. Dalam diskusi sendiri tidak dapat dilakukan secara personal. Tapi harus minimal dua orang dan maksimal sebanyak-banyaknya. Dari diskusi sendiri kita akan mendapatkan penyelesaian yang berbeda-beda tapi satu tujuan. Karena setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda dan penyelesaian yang berbeda pula. Sedangkan, Literasi suatu kegiatan yang dapat menambah wawasan kita dengan salah satunya dengan membaca buku. Literasi dapat dilakukan secara personal dan dianjurkan jika dua orang ataupun lebih. Karena jika berliterasi bersama-sama maka akan terjadi interaksi antar personal yang mengakibatkan lebih memahami sumber yang kita baca. Literasi sendiri sebagai sumber awal kita
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 75
bersidkusi dengan orang lain. Karena jika tidak adanya wawasan dari literasi maka kita tidak dapat berargumen. Jika tidak dapat berargumen maka diskusi yang dimaksud untuk menyelesaikan masalah akan sia-sia.
Urgensi Diskusi dan Literasi Urgensi dalam budaya berdiskusi dan berliterasi disini jika setiap individu tidak melakukan hal tersebut. Takutnya individu itu akan menjadi orang yang apatis dan tidak peka akan lingkungan sekitar. Ini telah terlihat disetiap elemen masyarakat. Dimana setiap individu sudah mulai bersikap apatis dan tidak peka dengan lingkungan sekitar. Dengan adanya budaya tersebut maka diharapkan setiap individu mampu peka setiap lingkunga sekitar dan tidak bersikap apatis. Karena dengan budaya tersebut kita mendapatkan ilmu baru, teman baru, skill baru dan masih banyak lagi yang kita dapatkan di budaya berdiskusi dan berliterasi.
Diskusi dan Literasi Terhadap Mahasiswa Mahasiswa adalah agent of change, agent of control, dan sebagai penyambung lidah antara masyarakat dengan pemerintah. Mahasiswa sendiri harus dituntut mempunyai softskill dalam public speaking dan hardskill dalam wawasan yang luas. Karena mahasiswa sejatinya akan terjun langsung dimasyarakat luas. Sedangkan, realita sekarang banyak sekali mahasiswa bersifat apatis dan tidak peka lingkungan karena
76 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
kurangnya budaya berdiskusi dan berliterasi yang merangsang mahasiswa untuk melakukan hal tersebut. Ini terjadi di kampus yang “Katanya” sebagai World Class University. Dimana dikampus tersebut banyak sekali terlihat mahasiswa yang sangan apatis dan tidak mau tahu akan lingkugan sekitar. Oleh karena itu, FKD MANTEK lahir di kampus tersebut untuk merubah budaya yang berada disana. FKD MANTEK muncul dari kesepahaman yang tidak sepaham. Dimaksudkan disini bahwa ada beberapa mahasiswa memiliki kesepahaman bahwa kampus yang “Katanya” sebagai World Class University kurang memiliki budaya berdiskusi dan berliterasi. Tidak sepaham karena untuk melaksanakan setiap individu memiliki padangan yang berbeda-beda. Mahasiswa yang tergabung disana dituntut untuk merubah dirinya dahulu sebelum merubah orang lain. Karena ingin meubah orang lain tanpa merubah dirinya dahulu hanyalah omong kosong. Diskusi dan literasi sangat penting karena dari keduanya kita akan meningkatkan sofskill dari diskusi dan hardskill dari literasi. Dari diskusi dapat menyelesaikan masalah bagaimanapun jalannya tapi tetap akhir dari masalah tersebut tetap sama. Dari literasi dapat menambah ilmu dan wawasan kita yang dapat dipakai untuk menunjukkan hasil kepada masyarakat apa yang kita dapat selama bersekolah dikampus. Dengan adanya FKD MANTEK yang memiliki tujuan untuk merubah budaya di kampus yang “Katanya” sebagai
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 77
World Class University. Diharapkan bahwa setiap mahasiswa mampu untuk peka terhadap lingkungan, dapar bersosialisasi dan tidak apatis dalam segala hal. Seperti dikatakan Ir. Soekarno “Berikanlah aku 10 pemuda akan kuguncang Dunia�. Dari perkataan Ir. Soekarno dimaksud bahwa setiap pemuda dalam koteks mahasiswa diharapkan untuk peka setiap lingkungan untuk dapat merubah budaya yang menurut mereka telah buruk atau usang.
78 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
ANDIKA DWI PRADITYO, kelahiran Jayapura 17 Oktober 1997. Saya seorang yang menyukai game dan teknologi. Berkuliah dijurusan fisika di kampus yang katanya World Class University
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 79
MANTEK; MENUJU BUDAYA LITERASI “Kebaikan itu tidak akan hilang, dosa itu takkan terlupakan, dan Tuhan takkan pernah sirna. Berbuatlah sesukamu didunia ini tapi ingat hari pembalasan menunggumu.� --Muhammad Nashrul Ulum--
B
erbicara soal MANTEK kita harus mengetahui terlebiih dahulu apa itu MANTEK. Suatu wadah organisasi kemahasiswaan yang dihuni oleh para mahasiswa dengan berbagai macam pemikiran yang haus akan ilmu pengetahuan itulah mahasiswa intelektual. salah satu tujuan dari MANTEK adalah mengupayahkan adanya budaya dalam ber literasi. Dimana sejarah berdirinya MANTEK itu sendiri berawal hasil pengamatan dari sebgaian mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Mereka merasa kurangnya wadah mahasiswa untuk berdiskusi dan berliterasi. Literasi itu sendiri adalah kemampuan dalam kepenulisan dan mebaca. dimana seorang mahasiswa mebiasakan diri dalam mebaca supaya menambah wawaswan dalam berfikir agar ketika mahasiswa berfikir | 80 |
tentang sesuatu bisa ter arah dan tidak terkesan dangkal. Dalam membaca itu sendiri tidak terpaku kepada membaca buku saja akan tetapi juga membaca keadaan sekitar juga bisa dijadikan acuan dasar dalam ber argumentasi dari hasil analisis dari data yang diperoleh dari membaca baik itu membaca buku atau mebaca lingkungan sekitar. Setelah didiskusikan dan hasilnya itu bisa ditulis, baik berupa data ataupun sudah berupa hasil dari penganalisisan, agar bisa menjadi sebuah karya ataupun bacaan semata. Hal seperti diatas lah yang dirasa kurang ada di diri sebagian mahasiswa. Dimana kurangnya kesadaran dalam diri mahasiswa untuk membaca dimana pada zaman globalisasi ini bnayak dari mahasiswa terpaku kepada media sosial dan gaget. Sehingga budaya untuk membaca dari seorang mahasiswa kurang terlihat karena sering merasakan suatu hal yang ada secara instan dalam media sosial. Disinilah MANTEK ingin menjadikan literasi itu menjadi budaya bagi mahasiswa zaman ini agar eksistensi mahasiswa yang cinta mebaca dan berkarya itu tidak terkikis.
Pentingnya Membaca Dan Mengamati Dalam membaca kita tidak hanya ,mebahas tentang membaca buku saja akan tetapi membaca keadaan sekitar kita bisa juga disebut mengamati keadaan sekitar sebagai acuan pertama dalam mencari informasi atau data. Membaca itu sangat penting karena dariman kita mendaopatkan sebuah data kalau bukan dari mebaca dan
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 81
mengamati keadaan. Sehingga kita dapat dengan mudah tambahan ilmu dan wawasan. Ilmu dan wawasan yang kita peroleh tersebut menjadi acuan sebagai data yang bisa kita ambil untuk di analisis. Kita menganalisisi sesuatu yang perlu Bukannya Kita tidak menganalisi sesuatu yang tidak perlu. Akan tetapi sesuatu yang tidak perlu tersbut bisa jadi suatu hal penting yang kita lupakan. Maka dari itu mebaca dan menganalisis secara menyeluruh itu juga diperlukan. Kita tidakbisa menyepelehkan suatu hal sekecil apapun dalam penganalisisan karena biasanya jika meninggalkan sala satu hal saja akan membuat data yang sudah kita analisis terasa ada yang kurang aatau terputus. Sebagai mahasiswa intelektual kita tidak boleh mengutarakan sebuah argumen tanpa adanya landasan Dari data- data yang kita peropleh dari hasil membaca kita. Jikalau potensi membaca mahasiswa meningkat maka bisa di pastikan akan banyak mahasiswa yang ingin mendiskusikan pendapat dari hasil pemikiran mereka masing- masing. dengan memiliki landasan yang jelas dari suatu objek bacaan yang kita analisis.
Saling Tukar Menukar Pemikiran Saling tukar menukar pemikiran dari hasil analisis yang sudah kita lakukan juga bisa disebut dengan diskusikemudian timbul suatu opini pribadi. Opini pribadi tersebut akan lebihbaik didiskusikan berasama teman kita masing- masing. Dengan tukar menukar pemikiran tersbut
82 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
kita dapat mngetahui kelebihan dan kekurangan dari hasil pemikiran kita. sehingga kita mendapatkan tambahan ilmu dan wawasan guna dapat mengoreksi opini kita dan membenarkannya jikalau ada kesalahan didalamnya Tidak hanya mengoreksi akan tetapi dari saling tukar menukar pemikiran atau opini kita dapat menyatukan pandangan dan tujuan yang berbeda- beda. Dari hasil diskusi tersebut kita bisa mengambil sebuah teori sebagai hasil dari aap yang kita diskusikan. dari teori tersebutlah opini dan tujuan yang berbeda- beda tersebut menjadi satu. ketika terjadi perbedaan pandangan antar dua kelompok atau lebih, maka ajak duduk kelompok-kelompok tersebut dan diskusikan bersama apa-apa saja yang membuat mereka berbeda. Forum diskusi yang merupakan sebuah wadah untuk membantu mahasiswa mengembangkan potensipotensi yang ada khususnya dalam bidang akademik. Sebenarnya budaya berdiskusi ini dibutuhkan oleh semua elemen masyarakat bukan hanya mahasiswa, tapi mahasiswa sebagai kaum intelektual adalah elemen yang paling membutuhkan aktivitas diskusi. Mahasiswa harus menjadi contoh bagi seluruh elemen masyarakat untuk melestarikan budaya berdiskusi. Dewasa ini budaya berdiskusi sudah sangat langka ditemukan di kampuskampus.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 83
Kreatif Dalam Mengelolah Pemikiran Dalam mengelolah pemikiran kita harus kreatif untuk meperluasnya. Tidak hanya meng angan angankannya. Akantetpai mulailah dengan menulisnya kemudian carilah data data yang tertuju padanya setelahitu analisis dan temukan permasalahannya. Tidakhanya berhenti disan kita juka harus mendiskusikan guna memperluas dan menjabarkannya kemudian di pilah manjadi beberapa teori dan dipilih teori mana yang paling tepat untuk menjadi penyelesai dari suatu masalah yang kita pikirkan. Hasil dari apa yang kita diskusikan seyogyanya bisa kita bukukan atau kita publikasikan. Agar dapat bermanfaata bagi orang lain dan kita juga akan mendapatkan folbac tidak hanya di dunia saja tapi diakhirat juga jikalau hasil permikiran kita tersebut bermanfaat. Sehingga nama kita tidak hilang di dunia ini akan tetapi nama kita akan terukir selama tulisan kita tidak hilang dan masi dibaca oleh sebagian orang. Sebagai mahasiswa mari kita mengaca pada diri kita masing- masing saling intropeksi diri kelebihan dan kekurangan kita agar kita dapat mengetahui jati diri kita. Di MANTEK (Forum Mahasiswa Intelektual) ingin menjadikan literasi sebagai budaya kita. Disana kita akan mendapatkan tambahan ilmu dan stimulus untuk lebih sering mebaca. Didalam membaca kita akan mendapatkan informasi tentang jati diri kita baik itu membaca keadaan dan lingkungtan sekitar kita ataupun mebaca buku- buku sebagai panduan yang menuntun kita kepada jati diri kita. MANTEK tidak hanya sebagai wadah untuk kita ber literasai akan tetapi juga wadah untuk kita berdiskusi.
84 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
Semoga temen- temen dapat mendapatkan ilmu baru dari membaca kemudian kita dapat saling tukar menukar pendapat agar mendapatkan sautu titik tempuh yang bisa jadi menjadi pertanyaan kita sejak lama. setelah itu kita olah dengan kreatif sebagai sebuah tulisan agar dapat bermanfaat bagi orang banyak. Mungkin hanya itu yng bisa saya sampaikan.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 85
MUHAMMAD NASHRUL ULUM: seorang putra kelahiran Gresik Jawa Timur dilahirkan pada tanggal 29 september 1997. Nama pemberian kedua orang tua tecinta.nama yang diambil dari seorang hamba yang mulia yaitu Nibi agung Muhammad SAW. Sebagai sesosok penolong segala ilmu di dunia yang tercantum dalam kalam tuhannya yang maha muliya Allah SWT. Al- faqiir hanyalah orang biasa yang masi membutuhkan bimbingan dalam mendekatkan diri kepada robnya. seorang hamba yang masih merasa kurang keilmuannya dan masi ingin untuk terus mencari dan mengamalkannya.
86 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
MAHASISWA, DISKUSI DAN DUNIA INTELEKTUAL
“Harus lebih baik dari hari kemarin� --Muhammad Afriansyah--
ahasiswa sering disebut sebagai sebuah agen perubahan. MPernyataan ini tentunya tidak bisa lepas dari dunia keintelektuan seorang mahasiswa. Hal yang wajar ketika mahasiswa dekat dengan literasi dan diskusi. Tapi faktanya mahasiswa saat ini memiliki minat dalam keilmuan sangat minim. Sungguh hal miris dikarenakan mahasiswa kita terjadi problematika seperti ini. Selain fakta tersebut kita dapat melihat dengan nyata bahwa mulai mundurnya kegiatan-kegiatan literasi di kalangan kampus. Dan tentunya ini berdampak bagi mahasiswa yang meyandang agen perubahan (changes). Suatu hal yang kita tidak bisa pungkiri dari problem tersebut bahwa salah satu penyebabnya ialah kurangnya wadah-wadah keilmuan yang dapat membangkitkan ghirah(semangat) mahasiswa dalam aktif pada keilmuan. Dalam dunia intelektual diskusi merupakan salah satu cara | 87 |
dalam menemui keilmuan yang bisa meningkatkan daya pikir bersama antara mahasiswa, hal seperti adalah hal yang mulai dirindukan dalam lingkup intelektual. Keilmuan dapat dicapai ketika terbiasanya mahasiswa dalam membuka pikiran dan melihat problematika yang terjadi saat ini. Dalam hal ini semua element perguruan tinggi berperan penting dalam terwujudnya dunia keilmuan. Maka suatu hal yang menarik apabila kita membahas mahasiswa dan diskusi dalam dunia intelektual. Sosok Mahasiswa Ideal Sosok mahasiswa ideal?, Bagaiamana sih sosok mahasiswa ideal itu?. Mahasiswa ideal adalah mahasiswa yang senantiasa menjadikan buku sebagai landasan berpikir dan peka terhadap segala kejadian social. Menjadikan buku sebagai landasan berpikir berarti dalam setiap membangun kerangka berpikir berpatokan kepada ide dan akal pikiran teori-teori para ahli yang ada di buku. Tentunya mahasiswa yang senantiasa membaca buku maka pikirannya akan terbuka terhadap luasnya keilmuan. Peka terhadap kejadian social merupakan bukti penerapan aplikatif dari terbiasanya mahasiswa dalam membaca buku dan biasanya muncul akan kegelisahan kita terhadap problematika yang terjadi. Mahasiswa sebagai element penting dalam mengawal kesejahteraan rakyat. Maka sikap kepekaan social sebagai salah satu cara dalam kepedulian bermasyarakat. Karna sebagai mahasiswa memerlukan transisi sebelum beranjak ke masyarakat secara menyeluruh.
88 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
Maka dari itu maksud dari sosok mahasiswa ideal merupakan penggabungan antara pemahaman teori dan sifat kepekaan social. Suatu hal yang miris jika kita menyatakan bahwa sudah menjadi mahasiswa ideal tapi sayang belum memahami konsep dari kedua tadi. Pada dasarnya mahasiswa ideal bukan cuma dari kedua hal tadi, tapi banyak hal selain kedua tadi yang tentunya dapat menyempurnakan sebagai mahasiswa ideal sebagai contoh aktif dalam keorganisasian, berperestasi di kelas dan lainlain. Pemahaman ilmu pengetahuan suatu hal wajib bagi mahasiswa dalam membentuk pribadi yang berilmu. Pembangunan karakter juga suatu hal yang tidak boleh terlupakan bagi mahasiswa. Maka tentunya buakan cuma kedalam keilmuan yang didapatkan. Melainkan juga pemahaman spiritual dalam mencetak sosok mahasiswa ideal. Diskusi Bagi Mahasiswa Metode diskusi merupakan salah satu metode aktraktif dalam pembelajaran. Dikarenakan dalam metode diskusi setiap mahasiswa diajak untuk berbaur/berbagi dalam pemikiran, berpikir kritis dan menemukan jalan keluar solutif bersama. Kegiatan diskusi biasanya lebih menarik perhatian mahasiswa dikarenakan metode pembelajarannya yang tidak monoton dari satu orang. Melainkan setiap peserta(mahasiswa) berperan dalam sikap respon akan kegiatan berlangsungnya diskusi. Mahasiswa sebaiknya di bebaskan dalam berpendapat agar mampu berpikir kritis, solutif dan tentunya rasional. Pembiasaan
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 89
diskusi akan menciptakan siklus keilmuan yang tentunya bermanfaat juga bagi mahasiswa itu sendiri. Masalah yang hendak digunakan sebagai pemancing diskusi sebaiknya masalah terkini yang bersifat mendidik dan pemecahan masalah terhadap masalah itu sendiri. Dalam diskusi formal biasanya diperlukan bahanbahan materi penunjang agar kegiatan diskusi dapat aktif dan adanya pembagian pencarian masalah yang akan dicapai. Sebelum diskusi tentunya mesti menggali keilmuan terlebih dahulu yaitu dengan cara membaca dan menulis. Maka setelah itu penerapan keilmuan dilakukan dalam diskusi. Dimana dalam diskusi penyamaan persepsi untuk mencapai tujuan. Intelektualitas Seorang Mahasiswa Intelektual merupakan berpikir jernih yang berlandaskan ilmu pengetahuan. Yang bisanya dikatakan sebagai mempunyai kecerdasan. Mahasiswa sebagai calon cendekiawan tentunya harus senantiasa berproses dalam keilmuan dan ilmu pengetahuan. Suatu hal yang tentunya melekat dari mahasiswa ialah dekantnya mahasiswa kepada pemikiran dan pemahaman masa kini. Intelektualitas mesti sering dibarengi akan kecanduan dalam membaca buku. Kecanduan akan membaca buku menciptakan mahasiswa yang mampu berpikir jernih dan rasional. Dan tentunya akan menunjang proses pencarian ilmu seseorang. Titik kecerdasan sesesorang mahasiswa dapat dilihat dari cara penyelesaian masalah yang dihadapinya. Bagaimana dia bersikap dan berpikir untuk mencapai jalan keluar. Suatu hal
90 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
yang lumrah bagi mahasiswa ialah mengalami kegagalan. Karna dengan kegagalan tersebut akan menjadi batu loncatan dalam peningkatan kecerdasan dalam penyelesaian masalah. Selain penyampaian melalui ide dengan cara lisan. Salah satu cara pembagian budaya intelektual ialah kepenulisan. Dimana mahasiswa mampu menyampaikan pesan, ungkapan, keluh kesan, dan solusi untuk penyelesaian suatu masalah. Mahasiswa di tuntut penuh untuk mampu menjawab/memberikan solusi efektif dalam permasalahan bangsa. Inilah contoh mahasiswa yang intelek yang memanfaatkan ilmunya bukan hanya dirinya sendiri melainkan untuk kepentingan nusa dan bangsa. Mahasiswa intelek juga dipahami bahwa bukan cuma memahami ilmu hanya sebatas di akal. Melainkan juga ilmu itu diterapkan dalam setiap kegiatan sehingga inilah yang dimaksud bahwa mahasiswa intelektual sesungguhnya. Disini kita menarik kesimpulan bahwa mahasiswa yang intelek merupakan mahasiswa yang mampu menjadikan dunianya dalam kegiatan diskusi dan tidak membatasi pikiran dalam satu hal saja. Biasanya kita melihat banyaknya ruang-ruang diskusi dalam menampung pemikiran dan saling bertukar pendapat. Hal ini tentunya menjadi warna dalam dunia keintelektualan dan menjadi variasi sendiri bagi mahasiswa. Maka sebagai mahasiswa yang dekat akan dunia keilmuan maka membiasakan diri untuk terbiasa dalam literasi akan memebentuk dunia keilmuan sendiri. Peka terhadap social merupakan ciri mahasiswa yang siap berbaur kepada masyarakat karna L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 91
mampu memahami, merasakan, dan peduli terhadap masyarakat. Tentunya kita tidak lupa bahwa peningkatan intelektualan mahasiswa tidak sebatas diskusi. Melainkan ada juga dengan cara lain yaitu kepenulisan. Dimana diskusi berfungsi berbagi ilmu dalam hal pemikiran dan mengungkapkannya di depan orang, sedangkan kepenulisan penyampaian kepada orang melalui tulisan dan karya. Kedua hal ini akan membangun intelektualitas bagi mahasiswa dalam lingkup kampus maupun dalam mendobrak tingkat keilmuan di Indonesia. Tapi inti dari intelektual bukan hanya cara berpikir ilmiah tapi juga mampu menerapkan budaya intelek dalam kehidupan sehari-hari.
92 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
MUHAMMAD AFRIANSYAH adalah seorang Mahasiswa yang sedang berkuliah di UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG angkatan 2016, seorang memiliki motivasi untuk senantiasa belajar. Anak ke-4 dari 4 bersaudara yang lahir di Ujung Pandang, 16 Desember 1997. Tamat Sekolah Dasar pada tahun 2010 di SDN Sudirman II, Makassar. Dan melanjutkanNya di MTS Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum dan lulus pada tahun 2013 di Maros. Terus melanjutkan studinya di MAN 2 MODEL MAKASSAR dan lulus pada tahun 2016 di Makassar. Penulis memiliki motto “Harus lebih baik dari hari kemarin�. Dan bercita-cita menjadi manusia yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 93
SAHABAT SEBAGAI SUMBER PENDAPAT “karna hidup untuk tiada maka selagi ada teruslah berkarya hingga kau mati meninggalkan nama“ --Fathur Rohman--
H
idup bukan hanya sekedar untuk hidup. Jika sekedar hidup hewan pun juga hidup. Kita sebagai manusia yang dikaruniai akal fikiran, maka kita harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Berada dalam lingkungan masyarakat yang berbeda ras,suku,dan budaya kita harus pintar-pintar dalam memilih sahabat agar kita bisa terbawa kedalam hal-hal yang bermanfaat. Bukan sebaliknya bersahabat dengan orang yang salah maka kita akan terjerumus kepada hal-hal yang negatif pula. Di zaman yang serba butuh ilmu pengetahuan semua orang berbondong-bondong mencari bangku pendidikan,sebagai mahasiswa intelektual kita harus mampu berkelut dalam semua bidang ilmu dengan mempersiapkan diri dan memantapkan hati kita harus berani berpendapat bukan hanya diam tak ada karya, dengan adanya sahabat-sahabat kita manfaatkan sebagai | 94 |
tempat mengadu argumentasi dan tempat untuk saling memberi motivasi, berawal dari sahabat berakhir dengan hidup yang bermanfaat.
Manfaat bersahabat Sudah tak bisa di pungikri ketika kita berbicara sahabat maka yang terlintas dalam benak kita adalah teman dekat yang ada setiap saat dan rela berkorban demi sahabatnya, didalam hadis nabi yang berbunyi:
Artinya: Siapa yang ingin dimudahkan rezkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia memperbanyak melakukan silaturrahmi. Dengan adanya hadis ini kita bisa mengkaji bahwasannya dengan memperbanyak sahabat kita akan mendapatkan banyak hal-hal yang bermanfaat Ketika kita melangkahkan kaki dari rumah menuju tanah perantauan demi menimba ilmu maka yang harus kita punya adalah sahabat karna berjalan sendiri di tanah orang itu sulit, dengan adanya seorang sahabat kita bisa bertukar fikiran kita bisa saling berpendapat bahkan kita bisa saling melengkapi salah satu cara untuk mendapatkan sahabat yakni dengan berorganisasi, didalam kampus kita akan banyak menjumpai organisai dari berbagai macam warna dan berbagai macam idiologi, pada dasarnya semua tujuan organisasi itu adalah mengumpulkan mahasiswa untuk menambah wawasan namun dilain hal kita bisa mendapatkan sahabat, sahabat sebagai kantong literasi yang bermanfaat.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 95
Coba kita bayangkan seandainya kita hidup sendiri tanpa seorang sehabat dari mana kita akan bisa menambah wawasan sedangkan menurut para dosen-dosen ilmu yang kita dapatkan didalam kelas atau kampus itu hanyalah 30% sedangkan 70% nya itu kita harus cari diluar yaitu dengan cara meperbanyak literasi, organisasi, komunitas diskusi, seperti contoh di UIN MALANG ada sebuah kantong diskusi yaitu (FKD MANTEK forum komunikasi dan diskusi mahasiswa intelektual ) diamana di dalam forum tersebut menyediakan lahan untuk kita berdiskusi, beradu argument bahkan kita dipaksa untuk berfikir kritis dan solutif dan yang tidak kalah penting (FKD MANTEK) mengedapankan system kekeluargaan dimana kita akan dituntut untuk saling menguatkan satu sama lain, dan peka terhadap masalah yang sedang terjadi, dan inilah yang sangat kita butuhkan dimana sebuah komunitas yang memprioritaskan keintelektualan sebuah pemikiran dan kekeluargaan, disinilah kita akan menemukan sahabat dalam ikatan kekeluargaan karena sangat penting sahabat dalam hidup kita karena sebagai mahasiswa kita harus mempunyai banyak jaringan yaitu dengan memperbanyak sahabat sebagai bekal ketika kita sudah keluar dari kehidupan kampus, jika sahabat kita sudah banyak mengisi setiap sudut bumi maka kemanapun kita berjalan kita akan mendapatkan ketenangan, sahabat sebagai tempat kita beradu pendapat karna dengan sahabat kita bisa saling mengkoreksi bahkan kita bisa mengkolaborasi pemikiran kita dengan sahabat-sahabat kita .
96 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
Dan yang terpenting adalah mengeluarkan pendapat dalam sebuah diskusi karena ketika kita suadah berani mengeluarkann pendapat sebenarnya kita telah berproses untuk sukses dan yang terpenting juga adalah menghargai pendapat orang lain karena kita sering berbeda pendapat dengan sahabat kita sendiri, namun kadang kita tidak mau mengalah himgga akhirya timbulah sebuah percekcokan yang mengakibatkan ricuh, kejadian ini kerap terjadi disetiap organisasi ataupun forum diskusi hal seperti ini sebenarnya penting untuk kita kaji kembali karna pada dasarnya kita berdiskusi,dan mengeluarkan pendapat hanya untuk satu hal yaitu mencari sebuah kebenaran namun realitanya yang sering terjadi malah sebuah pertengkaran, kita sebagai mahasiswa yaitu agent of change and agent of control harus bisa menyelesaikan permasalahan seperi ini bukan menambah panas keadaan dan sebagai mahasiswa intelektual kita harus peka terhadap masalah masalah yang terjadi di negara ini bukan hanya diam ditemani secangkir kopi dan hembusan asap rokok yang tak berguna, namun setidaknya jadikanlah secangkir kopi itu sebagai inspirasi untuk mengubah negri menjadi lebih baik, Senja di sore hari akan terus datang tak perduli panas ataupun hujan namun setelah itu kau akan melihat keindahan malam bersama sang bulan purnama yang dihiasi bintang-bintang, begitulah sahabat yang kadang tak sengaja berbuat salah karna memang sudah kodratnya sebagai manusia yang tak pernah luput dari kesalahan namun sebagai sahabat yang intelektual sudah selayaknya kita saling memaafkan, berjalan bersama golongan yang
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 97
dicintai itu jau lebih baik daripada berjalan sendiri, dan mari kita hitung sudah berapa banyak yang engkau berikan kepada negri jangan hanya ngopi tanpa arti, rapatkan barisan bersama golongan mu pelajari semua ilmu yang telah ALLAH SWT berikan dan siapkan diri untuk menghadapi masa depan. Berani layaknya faruq krisitis dengan pemikiran yang radikal (mendalam) menimbulkan identitas sendiri di kampus tercinta Universitas Islam Negeri Maulan malik Ibrahim Malang.
98 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
FATHUR ROHMAN lahir Madura 29 agustus 1997. Pernah belajar di pondok pesantren Attahririyah bangkalan. Sekarang sedang menempuh kuliah jurusan hukum tata negara di universitas islam maulana malik Ibrahim.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 99
MANTEK, DAKSI DAN DISKUSI “Emas sekalipun ditempat sampah, dilumpur yang penuh darah. maka tetaplah berharga dan dicari setiap manusia,� --Hikam Hulwanullah--
I
ndonesia negara besar yang terpencil, negeri subur yang miskin, negeri yang memiliki banyak suku dan budaya namun hampa dalam pembangunan daerah dan bangsa. Begitu banyak riset mengenai dampak mengapa banyak negeri berpotensi (Baca: Brazil, Venezuela, Kamboja, dan Afrika) termasuk didalamnya Indonesia mengalami kemunduran diberbagai sektor vital pemerintahan. Tidak lain karena kurangnya minat baca masyarakatnya, ini tidak sefatal masalah energi dan pangan, tapi inilah yang membuat SDM (Sumber Daya Manusia) belum bisa menyeimbangi dan mengoptimalkan SDA (Sumber Daya Alam) di Negara kita tercinta ini. Negara kita haus akan ilmuan berkualitas, agamis yang nasionalis, ekonomis yang profesional, dan akademis yang tidak apatis. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
| 100 |
Ibrahim Malang sebagai kampus yang berkelas dunia, World Class University (WCU), kampus yang mengkolaborasi dan mengintegrasi sistem pondok pesantren dan perguruan tinggi pada umumnya kondusif sebagai tempat pengembangan Intelektual dan Spritual, tempat mengolah dan menghasilkan SDM yang berintelektual, mempunyai nilai spritual tingga, dan kematangan emosional yang mumpuni. SDM yang mampu mengolah dan mengoptimalkan SDA diNegara kita. Maka perlu dimasifkan gerakan-gerakan diskusi dan literasi sebagai esensi dari mahasiswa dalam mengejawantahkan tri bakti perguruan tinggi, lahirnya kantong-kantong diskusi menjadi cita-cita MANTEK untuk menampung haus keilmuannya para mahasiswa, pengembangan keilmuan dan pembelajaran/mata kuliah diluar kelas yang bersifat terbuka untuk siapa saja, dengan pemateri yang profesional dan pakar dibidangnya.
Sejarah dan Filosofi Mantek Orientasi Pengenalan Akademik Mahasiswa UIN Malangpun berjalan. Berawal dari kesepahaman sebuah ketidak sepahaman, diperkenalkanlah budaya-budaya dikampus hijau itu. Mulai dari akademik sampai budaya organisasi, mulai gerbang timur sampai gerbang barat kampus, mulai mabna Alfaraby sampai Mabna Arrazy, mulai masjid tarbiyah sampai masjid ulil albab. Tangga besar yang menjadi simbol kokohnya kampus ini begitu sejuk tatkala cahaya mentari terasing didedaunan pohon pinggiran gedungpun menjadi sejarah bisu perjuangan para Maba.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 101
Maba adalah julukan untuk Mahasiswa Baru, mereka mulai saling menyapa. Berlatar belakang daerah berbeda, warna pemahaman berbeda, dipaksa melebur menjadi satu bagian. Tiba sekelompok orang yang gopoh mengejar tuntutan tugas OPAK mulai membahas dan membicarakan kampus mereka, pertanyaan-pertanyaanpun mulai bermunculan. Dimana saya bisa aktif menjadi kakakkakak romantis dikampus nanti? Bagaimana saya bisa menjadi mahasiswa yang berkualitas hingga bisa cepat lulus kuliah nanti? Dimana saya bisa mengembangkan potensi diri? Dari pertanyaan-pertanyaan tadilah timbul keraguan dan kemauan untuk mencari tahu lebih, namun nihil. Tidak ada wadah yang cocok, wadah dimana semua orang bisa leluasa untuk saling berbagi rasa keilmuan, wadah semua yang berbeda jurusan bisa bertemu, wadah yang semua pemikiran bisa semeja bercakap, dan wadah yang bisa membawa potensi diri berkembang diluar koridor dan konteks birokrasi politik yang berujung pada pragmatisme individu mahasiswa. Lahirlah gagasan dan konsep untuk berkumpul dan saling berpadu, dengan tujuan penguatan akademik diluar kelas, komunitas ini berdiri dengan istiqomah. Mereka yang berambisi untuk memenuhi haus keilmuan dari berbagai jurusan berkumpul untuk menyatukan tujuan dan minat individu tadi menjadi kolektif, berbagai konsep dan gagasan dikumpulkan dan diwadahi. Lahirlah komunitas literasi dan diskusi FKD MANTEK dengan semangat, usaha, dan niat bulat para penuntut
102 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
Daksi dan Mantek Menilik sejarah, menjelajah waktu, pesat berkembang komunitas ini tidak lain adalah berawal dari warung kopi yang selalu menjadi tempat nongkrong dan angkringan para pelopor dan penuntut haus keilmuannya (para maba tadi), beberapa warung kopi sudah dipelacuri kelompok-kelompok pengembara diskusi. Namun satu yang berkesan menjadi tempat favorit adalah DAKSI Caffe, tempt yang strategis secara geografis, tempat para mahasiswa UIN berbondong-bondong untuk nongkrong, gambar kampus 3 UIN terpajang didinding menjadi sesuatu yang khusus dan elok. Disinilah gagasangagasan MANTEK hadir menyertai dan menyelimuti hangat seruput kopi DAKSI. Disinilah sekiranya tempat yang membuat gagasangagasan hidup, ditemani segelas coklat dan secangkir kopi, lantunan diskusi kian menghangat, semangat literasi kian membara, masalahpun seiring sejalan datang dan pergi namun entah kenapa, kopi dan coklat tadi seakan jadi obat penangkal setiap konflik dan problem yang terjadi. Hangat kopi semakin membulat tatkala semangat kekeluargaan tadipun ikut membara, kian hari kian terlewati, wadah inipun seakan lebih dari sekedar wadah diskusi, aura kekeluargaan berkuda. Dan sekali lagi DAKSI merekam kenangan itu.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 103
Mahasiswa, Literasi, dan Diskusi Mahasiswa adalah makhluk tuhan (masyarakat) yang berintelektual, sering julukan agen perubahan menjadi simbol identitas kebanggaan mereka. Padahal sejogyanya agen pasti ada aktor pemikir (bos) dibalik layar yang mengontrolnya. Sejarah tertuliskan 1998 mahasiswa dengan bangganya menurunkan soeharto menyerong orde lama menjadi orde baru. Inilah awal mula agent of change lahir sebagai julukan para singa podium tadi, pertanyaan simpelnya siapa aktor/bos dari para agen-agen tadi?. Dulu mahasiswa berjuang dengan semangat idealisnya namun sekarang tidak, sedikit yang berteriak lantang dengan semangat pragmatis. Aksi, agitasi, dan propaganda menjadi makanan empuk sehari-hari, dengan senang mereka lewatkan literasi dan diskusi sebagai filter awal analisis sosial dan wacana. Miris ketika kita melihat pemandangan mahasiswa sekarang yang hedonis, bengis, rakus akan ambisi pribadi. Apatis menjadi pakaian rapi terbungkus semangat perjuangan tidak jelas mengatasnamakan rakyat. Berteriak layaknya pemimpin yang ideal namun pantang untuk sepatu dan celana kotor bila terpercik becek sawah. Berkaca pada cermin yang lebih besar, Indonesia dilanda bencana besar, bencana krisis budaya membaca dan berdiskusi. Ini persoalan dan perkara penting namun juga genting, Permasalahan minat baca memang terlihat tidak mendesak seperti persoalan energi atau pangan, tapi bagaimana menyiapkan masa depan negeri ini jika tingkat
104 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
literasi begitu rendah (Najwa Sihab, Kompas, 18 Agustus 2016). Mahasiswa terkadang luput dengan semangat palsu tendensi politik mengatas namakan kepentingan. Semua berbondong-bondong atas populariti dan kemegahan duniawi. Diskusi dan literasi hanya menjadi kebutuhan tersier. Konflik kampus menjadi bahan perdu untuk mereka. Mantek hadir menjadi solusi atas problem krisis kantong diskusinya kampus Islam terbaik di Indonesia ini. Walaupun prematur usianya namun masif dan konsistenlah yang membuat gerakan komunitas diskusi dan literasi (Mantek) menjadi gerakan sentral pemicu lahirnya kantongkantong diskusi lain sebagai wujud atas cita-cita gubuk keilmuan kecil Mantek. “Saya bangga, selama 1998 sampai dengan saat ini (2017) saya menjadi bagian dari Kemahasiswaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, motivasi dan cita-cita saya ingin mendirikan sebuah gerakan atau wadah yang melingkupi semua warna dan pemikiran dari berbagai jurusan tidak pernah berhasil, namun cita-cita dulu kini terwujud dengan adanya Mantek. Maka ketika ditanya apakah saya bersedia untuk menjadi penasihat dan pembina Mantek maka tentu saya sangat bersedia menjadi peran penasihat dan pembina untuk wadah ini�. Jaiz Kumkelo Berkaca pada perkataan Habiburrahman Elsirazy menulislah kau karena sejarah menunggumu, maka diskusi diyakini menjadi solusi pengembangan intelektual yang diikat dengan kesungguh-sungguhan literasi. Imam Syafii
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 105
pun pernah menyampaikan hal yang sama, dan lagi-lagi daksi menjadi memori tersendiri lahirnya perjuangan kecil dari para pelopor budaya diskusi dan literasi kawan-kawan Intelektual FKD MANTEK.
106 | M a h a s i s w a
I n t e l e k t u a l
HIKAM HULWANULLAH adalah seorang yang besar, besar akan spirit, motivasi, dan tujuan. Terlahir dari keluarga sederhana di kota Bitung, 300 KM dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara (Manado). Terlahir dengan bobot 3 kg pada tanggal 11 Juni 1998, saat ini merantau di kota Malang, pahit dan pedihnya ilmu takkan bisa dirasa tanpa merantau, itu menjadi motivasi tersendiri baginya Kuliah di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Syariah, Jurusan Hukum Tata Negara, Membaca, dan Berorganisasi jadi hobi, mottonya sudah tercatat diawal kalimat tadi. Bertemulah maka kalian akan kenal diri kalian.
L i t e r a s i , D i s k u s i & I n t e l e k t u a l i t a s | 107
MANTEK (Mahasiswa Intelektual)
i
ii
| 127 |