Taman Cerdas Panularan Surakarta

Page 1


Profil Profil Kawasan Kawasan


Konteks Urban Lokasi & Kondisi Taman Bermain di Surakarta e

a

e f

b

f g

a

g

`

c

i

SITE

b

c

d

h h d

i


Konteks Regional

0 100

Lokasi Site dengan radius 2,5 km dari pusat kawasan historikal kota Solo.

SITE

500m

1.0 km

1.5 km

2.0 km

2.5 km

300

500m


TO SRIWEDARI PARK

Konteks Kawasan

0 10

30

TO CITY CENTER hotel mosque

school

d

Kantor Kelurahan Panularan

school

c a

SITE

sport field

mosque church

b a.

b.

c.

d.

50m


Latar Latar Belakang Belakang Sejarah Sejarah


Konteks Sejarah Sekitar

0 50 100

200m

c

b

a de g

a. Kampung Batik Laweyan

b. Taman Sriwedari

c. Istana Mangkunegaran

f Kantor kelurahan

SITE

Bekas kediaman P.Harya Panular

d. Monumen Panularan e. Istana Kembang Banowati f. RS & Pasar Kadipolo

g. Makam Ki Padmosoesastro


Konteks Sejarah – Panoelaran

Peta diatas merupakan Peta Toponim Surakarta pada tahun 1873. Bisa diamati bahwa di area Kelurahan Panularan pada tahun 1873 sudah muncul toponim Baron dan Medalon (kemungkinan asal muasal dari toponim begalon). Toponim Penoelaran sudah muncul pada tahun 1873, Pangeran Haryo Panular merupakan menantu dari Sri Susuhunan Pakubuwono IX yang memerintah Keraton Surakarta pada tahun 1961 hingga wafat pada tahun 1893, jika dianalisis maka peta ini dibuat pada masa pemerintahan PB IX. Panoelaran merupakan tempat tinggal Kanjeng Bendara Pangeran Harya Panular, putera dari Kanjeng Pangeran Cakraningrat dari Madura, yang menjadi menantu Sunan Paku Buwana IX, selanjutnya tempat tersebut dinamakan kampung Panularan (Buku Toponim Kutha Sala Edisi 1, 2012).


Konteks Sejarah - Kediaman Pangeran Hayo Panular

Peta diatas merupakan peta pemanfaatan ruang Kota Solo tahun 1927 lengkap dengan berbagai toponim yang ada saat itu, khusus di area Kelurahan Panularan terdapat beberapa toponim yang sampai saat ini masih digunakan sebagai nama kampung. Di area sebelah timur klinik (RS Kadipolo) nampak ada pemanfaatan ruang dimana tata letak massa bangunannya mirip/tipikal dengan denah Ndalem Pangeran Keraton Surakarta Hadiningrat. Jika kita pelajari lagi sejarah dari Pangeran Haryo Panular, maka peta tahun 1927 ini semakin memperkuat bahwa Pangeran Haryo Panular bertempat tinggal di lokasi tersebut, dimana saat ini lokasi itu sudah menjadi kompleks Kampus Pratama Mulya di Jl. Haryo Panular. Demikianlah menjadi nama Panularan dari latar belakang kediaman Pangeran Haryo Panular.


Konteks Sejarah – Nama Kampung

Begalon:

Kadipala:

Kunden:

“Tempat tinggal pada abdi dalem keraton yang pekerjaannya membuat barang-barang dari intan permata. Begalon atau Pagalon berasal dari kata Pagaluhan-pagaluanpagalon-bagalon-begalon (pubacaraka) yang berarti intan permata. Sedangkan menurut Purwadarminta kata “Galuh” diartikan sebagai puteri raja yang cantik jelita seperti intan permata yang gemerlapan”

Daerah Kadipala tanahnya baik dan berbau wangi sehingga disebut “talawangi”. Tempat ini dipilih sebagai salah satu calon untuk mendirikan Keraton Mataram Surakarta yang baru karena keraton lama (Kartasura) sudah tidak mungkin lagi ditempati. Meskipun tanahnya baik dan berbau wangi, tetapi masih kurang luas untuk dapat dijadikan keraton sehingga rencana pendirian keraton di Kadipala dibatalkan.

Berasal dari kata “Pepunden” atau “para leluhur” yang dihormati dan akhirnya meninggal dan dimakamkan di tempat tersebut.

(Sumber: Buku Toponim Kutha Sala 2, Tahun 2013) (Sumber: Buku Toponim Kutha Sala 2, Tahun 2013)

(Hartoyo, 2017 >>> hasil wawancara)

Baron Gedhe Asal usul penamaan “Gedhe” : dahulu menjadi tempat tinggal kalangan militer Belanda yang berpangkat tinggi. (sumber: wawancara dengan budayawan setempat, 2023)

Barakan:

Cakraningratan :

Ditempat ini para prajurid VOC yang dipimpin Jenderal Baron Van Hogendrof membangun barak-barak (tempat istirahat para prajurit).

Tempat beristirahatnya Raja Cakraningratan IV dari Madura yang membantu VOC untuk merebut kembali Keraton Kartasura. Nama lain Cakraningrat adalah Abdul Kwarim Diningrat.

Dari kata Kanuragan tempatnya para pelatih atau guru dari para prajurit.

(Hartoyo, 2017 >>> hasil wawancara)

(Hartoyo, 2017 >>> hasil wawancara)

(Hartoyo, 2017 >>> hasil wawancara)

Karagan :


Konteks Sejarah – Pemilihan Lokasi Keraton Surakarta 1743

Keraton Kartasura rusak porak pornada akibat pemberontakan Sunan Kuning (Geger Pecinan) , sehingga PB II memerintahkan para Patih dan ahli nujum untuk mencari tempat pengganti Keraton yang sudah rusak. Mula-mula yang dipilih sebagai calon lokasi Keraton adalah Desa Kadipala, namun menurut ramalan meskipun tempatnya bagus dan tidak terlalu rendah tanahnya, tetapi tempat tersebut akan lekas rusak, (Babad Sala oleh RM. Sayid, 2001). Kisah tersebut senada dengan yang di tulis oleh (Supariadi, dkk, 2017) Pada saat proses pencarian lokasi awalnya para utusan (abdi dalem) menemukan tempat yang tanahnya berbau harum (wangi), tempat tersebut terrletak di sebelah timur laut Desa Sala, tempat tersebut akhirnya oleh para utusan diberi nama Talawangi (Tala=Tanah, Wangi = Harum) (Drs. Supariadi, M.Hum, dkk, 2017. Dinamika Kehidupan Religius Era Kasunanan Surakarta. Balitbangdiklat, Kementrian Agama RI. Litbangdiklat Press). Sehingga akhirnya pemilihan lokasi digeser lebih ke timur lagi dan ditemukan Desa Sala. Pada akhirnya pembangunan Keraton dimulai setelah rawa-rawa di Desa Sala berhasil dikeringkan dan dibersihkan, tanah yang dipakai untuk membangun Keraton diambil dari Desa Talawangi atau sekarang lebih dikenal dengan Kadipolo (Geschiephoria Magz #4 Edisi Februari-JUni 2016)

TALAWANGI (Tala=Tanah, Wangi = Harum) tempat yang tanahnya berbau harum/wangi

FRAGRANT LANDSCAPE


Konteks Sejarah – Pertunjukan Langendriyan (Babad Sala oleh RM. Sayid, 2001)

Adalah pertunjukan yang diperagakan oleh penari wanita semua. Dimana dalam tarian mencerutakan tentang “Damarwulan yang menyerbu Blambangan, menghaturkan putri boyongan kepada Raja majapahit, kemudian Damarwulan menikah dengan Sang Ratu Dewi Subasiti Kencanawungu, kemudian menjadi Raja di Majapahit”. Tari Langendriyan beserta lakon-lakonnya di kreasikan oleh KGPAA Mangkunegoro IV. Awal mula adanya hiburan Langendriyan adalah dari Saudagar Batik berkebangsaan Eropa, Jerman bernama Tuan Gotlieb. Beliau bertempat tinggal di Kadipala. Tuan Gotlieb memiliki banyak pegawai wanita yang mengerjakan batik di rumahnya. Pabriknya dinamakan Pabrik Batik Godliban. Kemudian Tuan Gotlieb hendak memepresembahkan hiburan yang layak bagi Kanjeng Gusti KGPAA Mangkunegara IV (1853-1881), kemudian seorang ahli tari di Pura Mangkunegaran BRM Tandakusuma memberi jawaban kepada Tuan Gotlieb untuk mempersilahkan sajian hiburan tari yang sebaiknya diperagakan oleh putri semua. Tuan Gotlieb pun menawarkan pegawai-pegawai pengrajin Batik nya yang semuanya adalah wanita untuk dapat dipilih sebagai penari. Setelah terpilih para penarinya, kemudian rutin melaksanakan latihan tari (menghafal lagu-lagu/nyanyian, menghafal percakapan/dialog, dan gerakan tarinya) selama kurang lebih satu tahun, baru kemudian dapat dipersembahkan hiburan tari langendriyan kepada KGPAA Mangkunegoro IV. Setelah menyaksikan persembahan Tari Langendriyan, Kanjeng Gusti sangat terpesona dan berkehendak untuk merubah sedikit pada bagian yang perlu diperhalus gerakannya. Dan pada akhirnya Tari Langendriyan diminta untuk menjadi Tari Hiburan di Pura Mangkunegaran.

STAGE (PERTUNJUKAN SENI)


Cagar Budaya di Panularan 1

1. Makam Ki Padmosoesastro (Sumber: Data Inventarisasi Daerah, Situs Cagar Budaya Kota Surakarta, Kode Registrasi Daerah : KBY/85/LWY/Si/01, Dinas Kebudayaan, 2021)

No. Registrasi Nasional : RNCB. 291 Surat Keputusan : Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 064/M/1985 Peringkat : Nasional)

2

Ki Padmosusastro adalah salah satu sastrawan jawa sekaligus jurnalis yang terkenal nama kecilnya adalah suwardi. Ki Padmosusastro juga merupakan murid dari R.Ng. Ronggowarsito, beliau lahir di Sraten pada 20 April 1843. Dikenal dengan tiyang mardika ingkang marsudi kasusastran jawi, beliau juga merupakan seorang Abdi Dalem Keraton Kasunanan Surakarta, Beliau memperdalam kesusastraannya dan menerbitkan kalawarti Djawi Kandha pada tahun 1886. Ki Padmosusastra juga terkenal dengan karya sastranya seperti Serat Rangsang Tuban, Serat Prabangkara, Serat Kandha Bumi, dan serat Kabar angin yang merupakan karya unggulan. Beliau meninggal dunia pada tahun 1926 dan dimakamkan di Panularan, Laweyan Surakarta. Pada Tahun 1899 (56 Tahun): Diangkat menjadi mantra Kepala Urusan yang bertugas di Kantor Radyapustaka Surakarta bergelar Ngabehi Wirapustaka. Pada Tahun 1919/1920 (umur 76 Tahun): Diangkat menjadi Panewu Garap (Kepala Tata Usaha) bergelar Ngabehi Prajapustaka.

2. Istana Kembang Banowati (Sumber: Naskah Rekomendasi Penetapan Istana Kembang Banowati, Tim Ahli Cagar Budaya Kota Surakarta, 2016)

Adalah tempat yang menjadi saksi perundingan Case Fire pada 3 Agustus 1949 antara Letnan Kolonel Slamet Riyadi dengan Kolonel Ohl dalam mempertahankan Surakarta dari Belanda. Membahas pelaksanaan gencatan senjata setelah serangan umum selama 4 hari di Solo. Dalam perundingan itu ditandatangani keputusan penyerahan kembali kekuasaan Surakarta pada pihak NKRI. Bangunan Istana Kembang Banowati dibangun pada tahun 1903 bergaya perpaduan Jawa Klasik, atap Sumatera dan Ornamen Jengki. Penggunaan warna didominasi oleh warna Hijau Telur Asin. Atap bangunan merupakan ciri khas dari Istana Kembang Banowati, dimana merupakan perpaduan bentuk atap limasan dan atap pelana berderajat kemiringan curam.

3

3. Monumen Panularan (Sumber: Naskah Rekomendasi Penetapan Istana Kembang Banowati, Tim Ahli Cagar Budaya Kota Surakarta, 2016)

Peristiwa perundingan dan penandatanganan gencatan senjata Pasca Case Fire 4 hari di Solo diabadikan dalam Monumen Peringatan yang saat ini dikenal dengan Monumen Panularan dibangun Tahun 1949

4. Bekas kompleks RS Kadipolo (Sumber: SK Walikota Surakarta No. 646/1-2/1/2013), (Naskah KAjian Penetapan Bangunan Eks RS KAdipolo, Tim Ahli Cagar Budaya Kota Surakarta, 2018)

4

1915: Pembangunan RS Kadipolo pada masa PB X 1960: Diserahkan ke Pemda Surakarta akibat kesulitan pembiayaan. 1976: Pemindahan Pasien dari RS KAdipolo ke RS Mangkubumen 1977: Difungsikan sebagai Sekolah Keperawatan (SPK) 1982: Departemen Kesehatan PUsat memerintahkan untuk mengosongkan bangunan RS Kadipolo 1985: Difungsikan sebagai asrama Pemain Klub Sepak Bola ARSETO Solo RS Kadipolo awalnya adalah Rumah Sakit Umum milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang didirikan oleh KSIS Paku Buwana X untuk melayani masyarakat umum. Awal pendiriannya ditujukan untuk menangani Wabah Pes yang melanda wilayah Kasunanan Surakarta

5. Lahan Bekas Ndalem (Kediaman) Kanjeng Pangeran Haryopanular (Sumber: Buku Toponim Kutha Sala Edisi 1, 2012)

Asal usul penamaan “Panularan”, adalah Kediaman Kanjeng Pangeran Haryopanular yang berada di lahan yang saat ini telah menjadi Kampus Pratama Mulia di Kelurahan Panularan. Kanjeng Pangeran Haryopanular adalah putera dari Kanjeng Pangeran Cakraningratan dari Madura, yang menjadi menantu Sunan Paku Buwana IX.


Permainan Permainan Berdasarkan Berdasarkan Tahapan Tahapan Tumbuh Tumbuh Kembang Kembang dan dan Kelompok Kelompok Usia Usia


Kebutuhan Bermain Anak Berdasarkan Usia “Play is the serious business of childhood,” Jerome Bruner (1976).

3 Types of Play 1. 2.

3.

Physical play involving movement and sensory experiences. Imaginative play involving generative creativity, visioning, and self-understanding. Screen play—the play youngsters do on hand-held electronics and computers.


6 Tahap Bermain menurut Mildred Parten (1929)

Perkembangan sehat seorang anak sangat bergantung pada permainan. Bermain memungkinkan anak-anak menjelajahi dunia di sekitar mereka melalui imajinasi dan kreativitas sambil mendorong perkembangan fisik, kognitif, dan sosialemosional. Saat mereka tumbuh, anakanak mengembangkan cara mereka bermain untuk berkoordinasi dengan tingkat perkembangan mereka.


Jenis Permainan menurut Seifert & Hoffnung (1994) Menurut Seifert & Hoffnung (1994), membagi permainan anak menjadi 4 jenis, yang dibagi berdasarkan pada tahap-tahap perkembangan kognitif, yaitu sebagai berikut: 1. Permainan fungsional (functional play). Permainan fungsional adalah permainan selama periode sensorimotorik dengan bentuk permainan yang bersifat fisik dan berulang. 2. Permainan konstruktif (constructive play). Permainan konstruktif adalah bentuk permainan yang menggunakan benda untuk membangun atau membuat sesuatu. 3. Permainan dramatik (dramatic play). Permainan dramatik adalah suatu bentuk permainan yang dilakukan secara berpura-pura. 4. Permainan dengan aturan (formal play). Permainan dengan aturan adalah suatu bentuk permainan yang dilakukan oleh anak dengan memiliki aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi oleh anak yang memainkannya.

or Formal Play

+


Jenis Permainan sesuai Usia Anak www.stanfordchildrens.org Apa sajakah tahapan permainan sesuai usia anak? Seperti yang diharapkan, anak-anak pada usia yang berbeda tidak semuanya bermain dengan cara yang sama. Ada tahapan berbeda yang dilalui anak-anak saat mereka tumbuh. Setiap tahap sangat penting untuk perkembangan selanjutnya. Meskipun tidak semua anak sama dan mungkin tidak berkembang melalui tahapan pada waktu yang sama, berikut adalah jenis permainan umum yang dikelompokkan menurut usia anak:

Infant/ Bayi

Toddler/Balita

Preschooler/ anak prasekolah

Bayi suka dihibur. Saat bayi tumbuh, mereka dapat bermain dengan mainan dengan lebih banyak tujuan.

Balita senang bermain sendiri dengan mainan. Mereka sangat menikmati bermain dengan mainan yang menyertakan gerakan tubuh atau kebisingan.

Seorang anak prasekolah senang melihat teman sebayanya dan meniru orang lain. Hanya ada beberapa interaksi saat benar-benar bermain.. Anak-anak prasekolah yang lebih tua mulai meminjam dan meminjamkan mainan. Kelompok usia ini sering memulai permainan khayalan

School-aged child/ Anak usia sekolah

Adolescent/ Remaja

Seorang anak usia Seorang Remaja sekolah menikmati menyukai permainan dan permainan dan olahraga olahraga kompetitif. kompetitif, dan Tujuan dari kelompok permainan papan formal. usia ini adalah kontak Dia masih terlibat dalam sosial. beberapa permainan fantasi. Aturan penting selama bermain dengan anak usia sekolah.


Ragam Permainan Berdasarkan Kelompok Usia Penyelenggaraan RBRA mengakomodasi kegiatan bermain anak sesuai kelompok usia: 1. Usia di bawah 3 tahun; 2. Usia antara 3-5 tahun; 3. Usia antara 5-8 tahun; 4. Usia antara 8-12 tahun; dan 5. Usia antara 12-18 tahun. Source: Pedoman Standar Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Tahun 2021

REFERENSI :

Pegasus Trail, China – “AN URBAN TOY FOR THE CITY” Area: 3,600sqm


Pendekatan Pendekatan Multiple Multiple Intelligence Intelligence


Pendekatan Multiple Intelligence mengadaptasi prinsip dan teori kecerdasan ganda oleh psikolog dan profesor Harvard, Dr. Howard Gardner (1999)


Pendekatan Multiple Intelligence mengenalkan 8 aspek kecerdasan anak pada masyarakat dengan desain yang ikonik dan alur program yang kreatif dan interaktif


Ragam Kecerdasan & Contoh Elemen Pendukung 1

2

3

4

5

6

7

8


Konsep Konsep & & Master Master Plan Plan


Konsep Keywords / Findings :

Kawasan Kawasan Bersejarah Bersejarah

Tanah Tanah Wangi Wangi

Seni Seni Tari Tari

Sastra Sastra

“Panularan Art Garden”


Zonasi Adaptasi Nama & Sejarah Kampung Panularan

Main Building (Library & Gallery)

BARON GEDHE

Jogging track

Garden Seating

BEGALON

KADIPALA Wastafel & shower

KARAGAN BARAKAN

KUNDEN

Main entrance

Buffer – Taman Bunga – Parkir sepeda entrance


Alur Sirkulasi

JOGGING TRACK SEATING NODES

IN UP

IN IN UP

SEATING NODES

MAIN ENTRANCE

BICYCLE & MOTORBIKE PARKING


Ground Floor Plan

IT

library

UP

staff wc wc wc storage

UP

cafe wc

Pop up market

Jogging Track

Stage

Tribune

Slope Play

Barrack hammock Fragrant garden

Gem bollards

Signage Map

Benches

Batik pattern


2nd Floor Plan

view terrace

gallery/hall

foyer

UP UP UP

UP

Floor Area 195sqm


Aerial View


Elemen Elemen Permainan Permainan


Zona Playground

BARON GEDHE

- begalon/batu intan; gem bollards, shadow/puppet play (kecerdasan spasial) - cakraningratan/raja; stage, musical instruments (k.linguistic verbal, k.musikal) - baron gedhe/militer; lapangan team/ formal play (k.interpersonal) - karagan/guru bela diri; body exercise

BEGALON CAKRA NINGRATAN

KARAGAN

(k.kinestetis) - kadipala/tanahwangi; nature walk, tree deck fragrant landscape (k.naturalis)

KADIPALA

BARAKAN

- barakan/barak; hammock & swing pavilions (k.intrapersonal) - kunden/leluhur; family tree, kepunden pelangi, find family maze (k.logical)

KUNDEN


Elements & Category (Name), (User), (Type of Intelligence)

BARON GEDHE CAKRANINGRATAN BEGALON

KARAGAN

Index A Infant >3 y.o. B Toddler 3-5 y.o. C Pre school 5-8 y.o. D School age 8-12 y.o. E Teenager 12-18 y.o. 1. Linguistic/Verbal 2. Musical 3. Spatial 4. Kinesthetic 5. Interpersonal 6. Naturalist 7. Intrapersonal 8. Logical

• Engklek • Gobag sodor • Dry Fountain • Jungkat jungkit • Rocking bee • Hanging xylophone • Animal house+mailbox • Amphitheater

C,D,E C,D,E All B,C,D A,B All All B,C,D,E

4,8 4,5,8 3 4,5 7 2 3 1,5

• Gem bollards • Shadow Play • Hand Pump • Musical Gravel • Rainbow tunnel

B,C B,C,D All All All

3,4 3,1 4 2 3

• Trampoline • Climb & Slide • Tunnel hill • Balancing Log • Rocking ladybug

B,C B,C B,C A,B,C A

4 4 4 4 7

KADIPALA

• Tree deck • Nature walk • Spider web • Net climbing

All All C,D C,D

6 6 6,4 4

BARAKAN

• Round swing • Belt swing • Regular swing • Hammock • Button drill/boxing sack

B,C,D A,B All All All

7,4 7,4 7,4 7,4 7,4

KUNDEN

• 3d model Panularan • Bukit kepunden • Family tree • Find family maze • Playground concept signage (with site historical background)

All B,C,D,E All All All

3 3,4 8 8 3

Other Facilities

LIBRARY

IT ROOM

GALLERY & HALL

SANITARY CORNER

HEALTHY FOOD STALL

POTLUCK SPACE

JOGGING TRACK

BIKE TO PLAY


Zona Kunden

View Deck

Bukit Pelangi

Tangga Silsilah

Café Jajanan Sehat

Denah & Konsep Playground

3D Model Panularan

Batik Pattern

Buffer Bambu


Zona Barakan

Swing with Belt Button Drill/ Kantung Tinju Mounding

Regular Swing

Hammock

Group Swing 1-2 children


Zona Kadipala Pink Flower Tabebuia

Net Climbing

Nature Walk

Tree Deck

Spider Web


Zona Begalon

Puppet Show Screen

Gravel Box

Euroflex Balls / Bollards


Zona Karagan

Balance Log h.30cm

Rocking Ladybug

Trampoline d.150cm

Hill Climb & Slide Balance Log h.40cm Tunnel d.65cm


Zona Baron Gedhe & Cakraningratan Gobag Sodor Dry Fountain

Amphitheater

Animal Silhouette House

Engklek

Rocking Bee

4 seats Seesaw

Hanging Xylophone


Prepared By: ARCHITECTURE Akbar Hantar Rochamadhon Deni Wahyu Setiawan

MASTERPLANNING + LANDSCAPE Cherya Mayndra Nurfeta

Prepared For: PEMERINTAH KOTA SURAKARTA KELURAHAN PANULARAN KECAMATAN LAWEYAN

Surakarta, 2023



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.