IKRAR PERJUANGAN PLATFORM KETUA UMUM HMS ITB 2018/2019 ANGGI RENALDY PRATAMA (15015100)
#HMSReborn #Explore HMS #HMSkuRumahku
TUJUAN HMS ITB 1. Membina kekeluargaan antaranggota khususnya dan antarmahasiswa pada umumnya. 2. Mengusahakan dan memperjuangkan kepentingan anggota dalam bidang studi, keprofesian, kreativitas, dan kesejahteraan. 3. Membimbing, menampung, dan menyalurkan potensi anggota untuk pengabdian, perjuangan, dan pembangunan negara Republik Indonesia.
DAFTAR ISI TUJUAN HMS ITB .............................................................................................................................. 0 ESSAI PENCALONAN KETUA UMUM HMS ITB ........................................................................ 3 SEKAPUR SIRIH UNTUK HMS ...................................................................................................... 5 BAB I Alur Berpikir ........................................................................................................................... 7 BAB II Latar Belakang .................................................................................................................. 12 Ingat Janji kita kawan! ..................................................................................................................... 12 Mimpi & Kegelisahan ....................................................................................................................... 17 BAB III Nilai Dasar ........................................................................................................................ 19 Komitmen dan Pergerakan .............................................................................................................. 19 Teori Kebutuhan ............................................................................................................................... 20 BAB IV Koridor ................................................................................................................................ 24 4.1 Kondisi Ideal......................................................................................................................... 29 4.2 Kondisi Aktual ...................................................................................................................... 33 BAB V Analisis Kebutuhan ........................................................................................................... 41 BAB VI Visi dan Misi ...................................................................................................................... 50 6.1 Visi dan Misi HMS ITB 2018/2019 ................................................................................ 50 6.2 Penjabaran Visi .................................................................................................................... 50 6. 2 Misi .......................................................................................................................................... 52 BAB VII Implementasi Misi ........................................................................................................ 55 BAB VIII DESAIN ORGANISASI ................................................................................................... 60 a.
WORK SPECIALIZATION .................................................................................................. 62
b.
DEPARTMENTALIZATION ............................................................................................... 66 a.
Badan Pengurus Harian ........................................................................................................ 66
b.
Badan Fungsional Utama (Main System) .......................................................................... 67
c.
Badan Fungsional Pendukung (Supporting System)......................................................... 69
d.
Badan Semi Otonom ........................................................................................................... 70
e.
Tim Kerja ............................................................................................................................ 72
I. Analisis Fisibilitas...................................................................................................................... 73 IA. Analisis Fisibilitas BSO ............................................................................................................ 74 IB. Analisis Fisibilitas Tim Riset .................................................................................................... 78 c.
SPAN OF CONTROL ............................................................................................................ 80
d.
CHAIN OF COMMAND........................................................................................................ 81
e.
CENTRALIZATION AND DECENTRALIZATION ......................................................... 84
1 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
f.
FORMALIZATION ............................................................................................................... 85
ORGANOGRAM .............................................................................................................................. 100 BAB IX PENCAPAIAN ORGANISASI ......................................................................................... 101
2 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
ESSAI PENCALONAN KETUA UMUM HMS ITB Tulisan ini adalah sebuah ikrar perjuangan dari anggota yang punya angan besar ntuk HMSnya kelak menjadi yang lebih baik. Sebuah Geliat anak negeri dalam menempa diri, tak dibatasi waktu, tak dibatasi hari. Semoga menjadi refleksi untuk setiap kata yang dibaca oleh masing – masing nurani.
Saatnya Bergerak dan Menggerakkan ! “ Lebih baik mati terlupakan daripada dikenang karena menyerah ”
Aku terlahir sebagai seorang pengamat di HMS, dimana banyak kejadian yang terjadi membuatku sadar arti berhimpun disini. Ekspektasi awalku seakan melambung tinggi saat akan masuk ke dalam HMS, dikarenakan mimpi besar dan komitmen dahulu. Berawal dari kegelisahan pribadi untuk merubah diri sendiri, lalu bertransformasi menjadi sebuah tekad kuat untuk merubah angkatan sebagai core utama dari semua ini. Aku masih berpegang prinsip ‘jika aku bisa berubah, maka mereka juga pasti mampu berubah’. Tapi realisasi mimpi memang tak semudah itu. Banyak kendala yang harus dihadapi dalam usaha mewujudkannya. Apalagi ditengah tuntutan akademik yang semakin mencekik, semua cita itu terlihat seperti hal yang mustahil. Ya, mungkin itu juga yang dialami oleh teman – temanku, aspek yang menjadi momok mahasiswa saat ini,. Jadi tak aneh, jika terkadang komitmen kita tak bisa dijadikan sebuah jaminan untuk HMS yang lebih baik. Sebagai pengamat, aku hanya bisa berontak dalam diam. Mengingat keadaan yang semakin tak berujung membaik, aku hanya bisa berharap sosok yang berada di puncak kekuasaan saat itu dapat merubah keadaan ini. Sembari, tetap berjuang melalui jalan yang kumampu.Ya, Entah pengorbanan yang besar maupun kecil, baik kontribusi yang terlihat maupun yang tak terlihat oleh orang lain. Hingga semua itu bermuara pada klimaks nya saat ini, dan aku harus tegas mengatakan HMS tidak sedang baik – baik saja. Di tengah arus globalisasi terkadang pengembangan anggota sulit untuk dipaksakan terjadi. Sehingga membuat hasrat kepemilikan dan rasa bangga terhadap HMS hanya tersisa oleh segilintir orang yang rela berkorban dari awal untuk himpunan sepuh nya ini. Dan semua problema itu mengarah ke satu akar masalah yaitu HMS belum bisa melaksanakan penjaminan diri anggota di awal. Bagaimana anggota dapat berkembang jika dia merasa bahwa kebutuhan dasar nya belum dapat terselesaikan di sini. Kebutuhan itu dapat
3 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
berupa akademik, kesejahteraan, rohani dan lainnya, yang mana jika tidak terjamin pemenuhannya maka semua orang akan terbatas dalam hal aktualisasi dirinya. Ya, semua itu kutahu karena aku juga pernah mengalaminya. Ketika aspek kebutuhan diri berbenturan dengan hakekat untuk berkontribusi. Untuk itu HMS perlu sebuah revolusi baru dimana penjaminan diri anggota sebagai dasar tujuan dalam melanjutkan ke tahap aktualisasi diri anggotanya. Dan, kita dapat menunggu kelak HMS menjadi sebuah organisasi yang dapat menjadi rumah eksplorasi yang berdasarkan minat dan potensi. Oleh karena itu dengan dasar mimpi yang harus ditularkan, nilai yang harus diturunkan, jiwa berkorban yang harus diasah, dan ‘hutang’ yang harus dibayar, maka atas semua gagasan dan kegelisahan ini saya memberanikan diri untuk berjuang menjadi Ketua Umum HMS ITB.
Anggota biasa HMS ITB,
Anggi Renaldy Pratama
4 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
SEKAPUR SIRIH UNTUK HMS “Alam semesta terdiri atas kisah, bukan atom.” Muriel Rukeyser (Penyair & aktivis USA)
Lalu Bila semesta adalah kisah yang berproses, demikian pula HMS.
Memandangi waktu yang terus berputar maju terkadang membuat kita berhati – hati menentukan pilihan dalam setiap kesempatan. Ya, orang bilang kesempatan itu sangat berharga. Bahkan, harga sebuah kesempatan lebih bernilai dari waktu itu sendiri. Beruntung, Tuhan memberikan kita banyak kesempatan yang dapat kita pilih dengan berbagai pertimbangan. Ada yang memilih karena suka, ada karena duka , ada juga karena sebuah emosi belaka dan segala macam problema hati & pikiran. Aku sendiri akhirnya memilih untuk menjadi seorang pengamat kehidupan. Ya, Aku hanyalah pengamat! Dalam suatu proses panjang yang tak bisa ku ceritakan singkat, hidupku membawaku dalam sebuah perjalanan pikiran yang rumit. Tapi pilihan ini membuatku terlibat dalam segala kontemplasinya. Ibarat seseorang yang sedang menonton sebuah film, aku adalah penonton dengan zero expectation terhadap semua hal ke depannya. Sehingga ketika selesai, selalu saja ada hal yang menjadi insight kehidupanku. Hingga seiring perjalanan waktu memanggil, aku dipertemukan pada sebuah Rumah yang memiliki paronama keindahan dan kekhasan yang tinggi sehingga menarik untuk kuamati. Aku termenung lama sejenak, apakah memutuskan mengamatinya lebih dalam atau hanya dari luar saja. Karena semua pilihan ini butuh komitmen dalam pelaksanaannya. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengamatinya lebih dalam dan menikmati segala kehikmatan dan resiko di dalamnya. Dan mungkin ini adalah sebuah keputusan yang tepat, dimana aku selalu dapat memandanginya dengan nikmat, tanpa sekalipun melepas rasa hormat. Rumah ini sungguh misterius namun memiiki segudang cerita sejarah panjang didalamnya. Rumah ini kemudian aku sebut dengan HMS. Entah apa yang membuatku tertarik kepada HMS. Ia tak pernah memberikan apa- apa kepada yang mencoba masuk ke dalamnya, kecuali dia yang benar – benar terjun dan berkomitmen terhadap apa yang dia cari selama ini. It’s fair, siapa yang menuai dia yang menyemai. Aku benar – benar menikmati proses ini. Namun, Sampai suatu masa dimana apa yang kutahu membuatku sontak kecewa dengan hal yang kuperjuangkan dulu. Bahwa keluarga yang di elu-elu kan hanyalah keluarga yang rela berkorban, dan yang lain diam tanpa alasan. Semua cerita – cerita indah masa dulu tentang rumahku yang hebat tak sesuai
5 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
kenyataannya zaman sekarang. Rumahku seakan mampu mengurus anggota keluarganya yang banyak ini. Rumahku tak bisa menjamin setiap kebutuhan anggota keluarganya sekarang sehingga menjadi masalah yang tak terelakkan. Dari luar kami terlihat hebat dengan banyak anggota, namun dari dalam kami sekarat seolah tak ada lagi yang rela tuk menderita. Hingga bermuara pada suatu kesimpulan bahwa sekarang si nyonya tua ini seperti kehilangan taji nya. Tapi semua kekecewaan itu tak bisa ditimpakan kepada rumahku ini. Aku paham bahwa HMSku sekarang adalah bentukan dari anggota – anggotanya. Ya semua yang ada saat inilah yang bertanggung jawab akan kondisi HMS sekarang. Tapi mungkin sebagai refleksi siapa yang bersalah itu kembali kepada pribadi masing – masing. Tidak ada yang bisa disalahkan di dunia ini selain diri sendiri, karena diri lah yang paling kita sadari dari apapun. Untuk itu apa yang harus dirubah saat ini adalah diri sendiri dengan semangat untuk memperjuangankan rumah ini menjadi yang lebih baik. Bersatu saling peduli, bersama menyemangati. Apa yang HMS perlukan sekarang adalah orang – orang yang berani bermimpi untuk keidealan HMS dan mengusahakan sekeras mungkin untuk mewujudkannya. Semakin kuat idealismenya, semakin kuat ia bisa mempertahankan konsistensinya, semakin baik pula ia bisa menjalankan suatu proses dengan stabil. Dan semua itu mari kita perjuangkan mulai sekarang, Kawan!
Status hanyalah penghias, pengabdian adalah bukti - Anonim –
Untuk HMS yang lebih Baik, 1 2 3 Ijo Ijo Ijo!
6 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
BAB I Alur Berpikir START
TINJAUAN
PERUMUSAN LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG PENENTUAN NILAI DASAR
NILAI DASAR
PENENTUAN KORIDOR
KORIDOR
ANALKON IDEAL
KONDISI IDEAL
ANALKON AKTUAL
KONDISI IDEAL
ANALISIS KEBUTUHAN
KEBUTUHAN
A
7 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
A
PERUMUSAN VISI
VISI
PERUMUSAN MISI
MISI
PERUMUSAN IMPLEMENTASI MISI
IMPLEMENTASI MISI
PENDESAINAN ORGANISASI
DESAIN ORGANISASI
PERUMUSAN PROGRAM KERJA
PROGRAM KERJA
EVALUASI
END
8 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
1.1 Kamus Alur Alur berpikir merupakan rangkaian sistematika proses berpikir efektif seseorang yang dimulai dari dasar dan diakhiri hingga mencapai tujuan akhir. Alur berpikir membantu menjabarkan sebuah proses berpikir menjadi sebuah tahapan yang memiliki kesinambungan. Dalam dokumen platform ini, alur berpikir berguna menggali dasar berpikir dari seorang calon ketua umum HMS ITB dalam proses perumusan visi dan misi untuk HMS hingga mencapai tahapan akhir dari tujuan gagasan itu. Alur berpikirnya adalah sebagai berikut: a. Latar Belakang latar belakang/la·tar be·la·kang/ dasar (alasan) suatu tindakan (perbuatan); motif:
Latar belakang merupakan landasan awal dari proses perumusan Latar belakang yang mendasari proses penurunan visi dan misi. Dalam tahap ini dilakukan peninjauan sehingga didapatkan latar belakang atau alasan yang mendasari penurunan visi dan misi. Dalam latar belakang terdapat gabungan janji, mimpi, dan kegelisahan dari diri sendiri yang diharapkan dapat terwujud kelak dan menjadi landasan yang kuat bagi perumusan nilai dasar. b. Nilai Dasar nilai/ni·lai/ banyak sedikitnya isi; kadar; mutu: dasar /da·sar/ alas; fondasi:
Nilai dasar merupakan hal yang dapat dijadikan sebagai pegangan oleh seseorang untuk dipegang sebagai prinsip dalam menjalankan organisasi ke depan. Nilai dasar sendiri merupakan sebuah acuan dalam penentuan dokumen di koridor. c. Koridor koridor/ko·ri·dor/ tanah (jalan) sempit yang menghubungkan daerah terkurung:
Koridor merupakan batasan minimum yang bertujuan menghubungkan dan mengarahkan penurunan visi misi secara efektif dan efisien. Efektif merupakan dampak yang sesuai dengan yang diinginkan, dan efisien merupakan proses yang maksimal dalam ketercapaian dampak yang diinginkan. Dalam tahap ini dilakukan analisis dokumendokumen dengan filter latar belakang dan nilai dasar sehingga didapatkan koridor yang berlandaskan alasan berupa latar belakang.
9 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
d. Kondisi Ideal HMS ITB Analisis /ana·li·sis/ penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan kondisi/kon·di·si/ keadaan; ideal/ide·al/ /idéal/ sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki.
Analisis kondisi merupakan langkah yang diperlukan bagi calon ketua dalam hal merumuskan kebutuhan apa yang menjadi akar permasalahan dengan berbagai objek yang diperlukan. Kondisi ideal merupakan kondisi yang ingin dicapai dengan batasan koridor berlandaskan alasan berupa latar belakang. Dilakukan analisis kondisi ideal HMS ITB berupa tinjauan dokumen dan historis yang telah dibatasi oleh koridor yang ada. e. Kondisi Aktual HMS ITB aktual/ak·tu·al/ betul-betul ada (terjadi); sesungguhnya:
Kondisi aktual merupakan kondisi nyata yang ada di HMS ITB pada zamannya. Kondisi ideal digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kuisioner dan aspirasi masa. Data yang berkaitan langsung terhadap kondisi aktual HMS ITB seperti GBHP HMS ITB 2017 digunakan sebagai data tambahan f. Kebutuhan kebutuhan/ke·bu·tuh·an/ n yang dibutuhkan
Kebutuhan merupakan suatu hal yang merupakan kesimpulan dari analisis kondisi yang perlu untuk dipenuhi dan menjadi landasan menentukan tujuan atau arahan gerak kedepan. Dengan meninjau kondisi ideal dan aktual, akan dianalisis penyebab tidak tercapainya kondisi ideal. Lalu akan muncul analisis kebutuhan yang harus dipenuhi dalam sebuah gambararan visi besar. g. Visi visi/vi·si/ kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; pandangan atau wawasan ke depan:
Visi merupakan pandangan ke depan yang ingin dicapai. Visi juga merupakan dasar idealisme yang menjadi penggerak sekaligus pegangan dalam merumuskan organisasi ke depan.Pada tahap ini dilakukan penurunan visi sesuai dengan kebutuhan sebelumnya.
10 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
h. Misi misi/mi·si/ tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dan sebagainya
Misi merupakan hal-hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan visi.Misi adalah
penjabaran dari visi yang menjadi arahan – arahan yang harus dilakukan agar tujuan organisasi/kelompok dapat tercapai. i.
Implementasi Misi implementasi/im·ple·men·ta·si/ /impleméntasi/ pelaksanaan; penerapan
Implementasi misi merupakan sebuah penerapan dari misi besar yang akan dibawakan. Implementasi mengandung gagasan teknis dalam mengatur agar misi dapat diaplikasikan dengan nyata. j. Desain Organisasi desain/de·sain/ /désain/ n kerangka bentuk; rancangan: organisasi/or·ga·ni·sa·si/ n kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagianbagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu;
Desain Organisasi merupakan output dari pendesainan organisasi. Desain Organisasi didefinisikan sebagai hasil dari proses sistematika perancangan berbentuk kerangka organisasi yang mengelompokkan arahan sesuai bidang – bidang tertentu guna mencapai tujua bersama dalam organisasi yang bersangkutan. k. Program Kerja program/prog·ram/ n rancangan mengenai asas serta usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang akan dijalankan: kerja /ker·ja / n kegiatan melakukan sesuatu; yang dilakukan (diperbuat):
Program kerja merupakan output dari perumusan program kerja. Program Kerja didefinisikan sebagai rancangan kerja yang diberikan kepada setiap bidang yang ada di dalam suatu organisasi. l.
Evaluasi evaluasi/eva·lu·a·si/ /évaluasi/ n penilaian:
Evaluasi merupakan penilaian dalam segala aspek program kerja yang telah dijalankan dalam bentuk tertulis.
11 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
BAB II Latar Belakang Latar belakang pencalonan ini hanyalah sebuah suar yang ditunjukkan kepada seluruh anggota HMS yang masih memiliki kepedulian di dalam hatinya, bahwa kondisi HMS saat ini sedang tidak baik – baik saja. Seluruh isi platform ini diharapkan dapat membantu peningkatan rasa kegelisahan terhadap HMS dan terrealisanya gagasan tertulis yang ada di sini. Hidup ibarat hujan sekali dalam setahun: cepat lupa, cepat terlupakan, dan teramat banyak yg tanpa jejak. Menulis adalah mencoba membuat air hujan itu dapat ditampung dan dialirkan. Dan aliran yang telah dibuat ini semoga dapat bermuara sampai jauh. Selamat meniikmati dan semoga tak bosan merenunginya. "karena kau menulis, suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari." - Pramodeya Ananta Toer
Ingat Janji kita kawan! Layaknya sebuah perjalanan, tiap langkah dalam alurnya selalu memiliki alasan dan motivasi tertentu yang menjadi sebab utama seseorang mengikuti langkah tersebut sebagai salah satu bagian dari perjalanannya. Dan awal perjalanan panjang ini kita mulai dari Indonesia, sebuah negara yang memiliki beragam suku dan budaya dimana para pendahulunya memperjuangkan lewat pertumpahan darah dan air mata. Memiliki beragam kekayaan, negara Indonesia dibangun di atas sebuah perjuangan tanpa lelah. Dibutuhkan tekad yang tak pernah padam, persatuan semua rakyat dan kesabaran luar biasa kuat untuk mempersatukan lebih dari 1.340 suku bangsa dari berbagai ras, 1158 bahasa daerah, dan lebih dari 17.000 pulau untuk menjadi kesatuan, Indonesia. Hingga akhirnya, perjuangan ini terwujud dengan sebuah deklarasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Indonesia sudah merdeka. Sudah 72 tahun, dan hal itu merupakan waktu yang cukup lama untuk sebuah usia suatu negara. Lalu apa yang harus kita lakukan? Menilik sejarah, perjuangan untuk bebas atas sistem kolonialisme dan penjajahan telah memberikan hasil pada tahun 1945. Namun tantangan tak kan pernah selesai. Tantangan itu datang kepada pemimpin saat itu, “Ke mana kapal ini akan berlayar dan bagaimana membuat kapal ini terus berlayar?� Kita patut bersyukur memiliki para pemimpin dengan
12 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
pemikiran luar biasa saat itu. Untuk itu tantangan kita bukan sekadar untuk menggulung kolonialisme, tapi juga untuk menggelar keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Republik hadir untuk melindungi, mensejahterakan, dan mencerdaskan rakyatnya serta memungkinkan berperan dalam tataran dunia. Dan semua itu tercantum dalam sebuah pembukaan dokumen yang disusun oleh semua ras/golongan di Indonesia yaitu UUD 1945. Maka isi pembukaan UUD 1945 adalah sebuah janji. Terkait UUD, berikut kutipan naskah yang bisa menjadi refleksi kita bersama. Disadur dari naskah resmi UUD 1945 Alinea ke – 2. "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
Terdapat pesan luhur dari kumpulan kata – kata perjuangan yang tertulis di dalamnya. Ya, Kita sebagai penerus bangsa hanya diantarkan oleh pejuang – pejuang revolusi dahulu ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Selanjutnya? Merupakan tugas kita yang membawa Indonesia lebih jauh maju daripada hanya terpaku di depan pintu gerbang. Namun realitanya? Sejenak kita lupa akan cita – cita pengembangan bangsa dan fokus pada pengembangan diri dan egoisme pribadi. Hampir setiap saat kita mendengar dan mengucapkan UUD tersebut. Tapi apalah daya, sesuatu yang tidak dihayati hanya akan menjadi sebuah ironi. Janji yang telah diikrakan suci melalui perjuangan tumpah darah sekarang terasa sia - sia. Padahal Indonesia sebagai rumah ibu pertiwi mendambakkan kontribusi lebih. Sekarang sudah sadarkah kau akan janji ini kawan? Sekarang Indonesia menumpu harapan di bahu – bahu pemuda – pemuda nya. Merefleksikan diri sejenak, melalui sumpah pemuda lah bangsa ini berubah. Dengan kata lain, melalui pemuda – pemudanya lah bangsa Indonesia dapat merdeka dan berkembang sejauh ini. “Satu tonggak utama dalam sejarah berdirinya Indonesia”. Dari kalimat ini kita bisa mengetahui sebegitu besarnya peranan Sumpah Pemuda dalam Kemerdekaan dan Keberlanjutan NKRI. Pernyataan dalam rumusan sumpah pemuda ini memegang makna yang sangat dalam, keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada “Tanah Air Indonesia”, “Bangsa Indonesia” dan “Bahasa Indonesia”. Sumpah ini bukan hanya memegang janji pemuda Indonesia satu atau dua orang tapi memegang janji seluruh pemuda dan pemudi bangsa dari sabang sampai merauke ini di masa lalu, sekarang dan juga generasi masa yang akan datang.
13 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Dahulu, ketika sumpah ini dirumuskan yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928, perwakilan-perwakilan pemuda dari seluruh penjuru Indonesia bertemu dan berdiskusi sehingga lahirnya tiga janji yang sampai sekarang kita ketahui. Para Pemuda-Pemuda ini terpisah oleh jarak, adat, bahasa dan berbagai faktor lainnya tapi hal itu tidak menghentikan mereka dari keinginan untuk mempersatukan Indonesia sehingga lahirlah tiga ikrar ini: “Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.” “Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.” “Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.”
Namun kembali dipertanyakan, bagaimana realitanya? Sekarang pertentangan suku dan agama semakin marak terjadi. Dalam kehidupan kecil di sekitar kita, pengotak – kotakan antar suku dan agama nampak terlihat. Padahal jika kita ingat, bahwa dengan perbedaan itulah negara kita terbentuk. Karena perbedaanperbedaan itulah yang membuat Indonesia menjadi memiliki berbagai potensi yang beragam. Hal lain, seperti tidak mencintai produk bangsa sendiri, menganggap bahasa asing lebih baik daripada bahasa Indonesia, berbuat curang selama kehidupan sehari – hari, sampai yang ekstrim seperti membiarkan negara kita direndahkan negara/orang lain menampakkan betapa tidak cintanya kita terhadap perjuangan ini. Sekali lagi kita lalai dalam hal ini hanya karena egoisme diri masing – masing. Padahal Hampir setiap saat kita mendengar atau bahkan mengucapkan janji ini. Tapi apalah daya semua hal berlalu begitu saja. Janji yang telah diikrakan suci melalui perjuangan terbilang sia – sia. Padahal pemuda sebagai sebuah identitas diri kita sanggup dieksplorasi lebih perannya. Sekarang sudah sadarkah kau akan realita dan janji ini kawan? Waktu terus berjalan hingga pemuda – pemuda terbaik bangsa ini bergabung dalam satu lingkar komunal besar kampus – kampus terbaik bangsa. Institut Teknologi Bandung, salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia yang sedang mengejar gelar World Universities-nya ini (yang selanjutnya disebut ITB) merupakan kampus dengan fasilitas terbaik, dihuni oleh mahasiswa pilihan dari seleksi berkualitas yang diseduh dengan keberuntungan. Mahasiswa diproses dalam empat sampai enam tahap, tergantung keseriusan mereka. Seluruh mahasiswa yang baru masuk langsung diseleksi
14 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
lagi pada tahap satu dan akhirnya terpilih dan masuk dalam Program Studi dambaan mereka. Disinilah mahasiswa dididik dengan karakter dan independensinya masing – masing. Sebagaimana definisi pendidikan umum yang diterima bahwa pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan manusia, maka perguruan tinggi adalah proses penyempurnaan itu, untuk menjadi sosok intelek, manusia yang seutuhnya. usia di pendidikan tinggi pun adalah fase di mana seseorang bisa melakukam eksplorasi diri hingga menemukan titik batas dan jati diri. Semua itu terangkum dalam sebuah ikrar mahasiswa ITB yang dulu sorak dan serentak diucapkan secara bersama – sama dengan lantang dalam sebuah panji penerimaan mahasiswa baru. Berikut naskah ikrar mahasiswa ITB : Kami… Segenap mahasiswa Institut Teknologi Bandung Demi Ibu Pertiwi, berjanji akan menuntut ilmu Keterampilan dan watak penghayatan dengan ketekunan dan kesadaran bagi kesejahteraan bangsa Indonesia Peri kemanusiaan dan peradaban berdasarkan pancasila Kami berjanji… Akan menegakkan dan menjunjung tinggi kejujuran dan keluhuran pendidikan serta susila mahasiswa Kami berjanji… Akan setia pada almamater Institut Teknologi Bandung serta Bangsa dan Negara kami, Republik Indonesia Demi itu kami mohon Tuhanku, rahmat dan tuntunan-Mu Kami. Segenap mahasiswa Institut Teknologi Bandung Sadar, bahwa kami hanyalah sebagian kecil dari rakyat Indonesia Yang berkesempatan menikmati pendidikan atas beban rakyat Indonesia Sadar, bahwa kami dituntut untuk berperan dalam perbaikan dan pembaharuan masyarakat Indonesia Sadar, bahwa pada pundak kami ini tertumpu harapan masa depan Indonesia Karenanya: Kami tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri, harus mendahulukan kebutuhan masyarakat Kami tidak akan menunda-nunda tindakan kami untuk berperan dan membuat perubahan mulai dari diri kami sendiri
15 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Kami bekerja keras untuk mewujudkan harapan rakyat bangsa, dan Negara Indonesia serta almamater Institut Teknologi Bandung Ikrar ini akan segera kami buktikan, dalam tindakan nyata dari kami
Namun bagaimana realitanya? Ya, kita cenderung bergerak untuk tujuan diri sendiri. Tidak salah, namun alangkah baiknya tujuan bergerak untuk orang lain. Seperti yang telah dibaktikan pada sebuah ikrar di atas, bahwa pada pundak kita tertumpu harapan masa depan Indonesia. Oleh karena itu ubah pola pikir "Nanti aja berkarya, yang penting mah sekarang belajar dulu.�, “Udah
nyaman kok di zona ini dengan melakukan segala rutinitas yang ada�, "Ngapain ngurusin orang lain dulu, urus aja diri sendiri". Hingga serba – serbi ini membuat sebuah kesimpulan yang bermuara bahwa dia yang kuliah teknik cenderung tidak mengambil kesempatan dgn persentase keberhasilan kecil, karena begitulah cara mereka dididik. Sekarang sudah sadarkah kau akan ikrar ini kawan? Selanjutnya, Proses dan upaya mendidik diri sendiri ini tidak akan berjalan efektif apabila dilakukan sendiri-sendiri dan tidak sistematis. Oleh karena itu mahasiswa butuh alat untuk mengorganisasikan dan mensistematiskan upaya - upaya untuk mendidik diri sendiri. Alat itu adalah organisasi kemahasiswaan. Oleh karena itu organisasi kemahasiswaan muncul karena adanya kebutuhan dari mahasiswa sendiri untuk menjamin efektivitas dan efisiensi upaya – upaya mereka dalam mendidik diri sendiri. Maka dibutuhkanlah supreme
power berbentuk Himpunan Mahasiswa Jurusan yang berfungsi untuk menyediakan lingkungan yang sesuai oleh mahasiswa satu jurusan untuk lebih mengembangkan dirinya secara akademik (ko-kurikuler dan ekstrakurikuler). HMJ sebagai pemilik supreme power tersebut bertugas untuk memastikan bahwa organisasi mereka dapat menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa ITB, agar mahasiswa menjadi versi terbaiknya masingmasing. HMS ITB adalah organisasi kemahasiswaan yang mewadahi mahasiswa S-1 dalam program studi teknik sipil untuk mengembangkan diri dan menemukan media yang tepat untuk tumbuh. Namun dalam prosesnya tidak semua mahasiswa dengan mudah dianggap sebagai anggota HMS ITB. Perlu proses pendidikan bertingkat, berjenjang, dan berkelanjutan bagi para mahasiswanya untuk mendapat status sebagai anggota HMS ITB. Hal inilah yang disebut jenjang kaderisasi.
16 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Masuk ke dalam HMS merupakan idaman sebagian besar anggota muda. Harapan tentang bagaimana HMS membumbung tinggi setelah impresi awal dipertontonkan panitia kaderisasi. Terlihat anggota biasa menggunakan jaket himpunan tiap hari. Belum lagi salut melihat mentor yang tidak memegang secarik kertas pun mampu menguasai materi dengan dansa dialektikanya (menggiring suatu kesepakatan dengan logika). Pelantikan pun menjadi pintu masuk rumah, dengan prosesi terakhir penarikan komitmen dari calon anggota baru. Lalu sekarang apakah kita masih ingat janji kita waktu kaderisasi pasif dulu? Sudah berapa jauh kau merealisasikannya. Ayolah kawan, cukup jika kita tidak dapat memberikan kontribusi untuk Indonesia, pemuda, dan ITB. Tetapi kita masih punya kesempatan membanggakan nama organisasi kecil kita ini. Hingga, retorika ini membawa kita pada kesimpulan, Sadarlah Kawan!. Masih ada waktu melaksanakan janji – janji kita dahulu. Janji adalah kesediaan, kesanggupan untuk berbuat, untuk memenuhi dan untuk mencapai. Janji adalah utang yang harus kita lunasi. Janji memberikan komponen kepastian. Dan HMS ada, karena janji – janji yang diusahakan dan akhirnya terealisasikan.
Mimpi & Kegelisahan Semua orang pasti punya ekspektasi masing – masing ketika masuk dalam sebuah organisasi. Alasan itupun bermacam – macam plus dengan dibumbui target pribadi. Dan itu pula yang terjadi pada organisasi kita, HMS ITB. Impresi awal yang dapat kita lihat dari HMS
adalah himpunan dengan anggota terbanyak yang cinta dan bangga dengan
himpunannya. Seketika muncul perasaan semangat untuk berusaha menjadi anggota HMS. Namun, itu hanya untaian sejarah semu. Dimana HMS masih menjadi sebuah himpunan jaya karena anggotanya juga jaya. Dan sekarang realitanya, kita bisa lihat HMS berada di antara transisi, ada namun tiada. Maksudnya, HMS ada sebatas nama dan organisasi resmi kemahasiswaan ITB, namun semua ini tidak nampak di hati para anggotanya. Sehingga, jika semua orang punya impresi dan pilihan yang sama terkait HMS, lalu kenapa akhirnya memilih masuk menjadi HMS? HMS sekarang tinggal menyisakan sejarah kebesarannya yang bahkan tak semua anggotanya tahu itu. Penurunan nilai yang tidak seratus persen inilah yang membuat HMS sekarang tidak sebesar hegemoninya dulu. Keterbatasan pola pikir & wawasan dalam hal menjadi bagian dari sebuah organisasi dengan tanpa mengetahui seluk beluk
17 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
organisasi mungkin hal yang membingungkan juga. Namun seperti di statement di awal, semua tidak bisa dipaksa karena HMS adalah organisasi yang berlandaskan kesukarelaan. Namun pada akhirnya kembali lagi, HMS hanyalah sebuah wadah kosong. Dan akan menjadi bermanfaat apabila setiap individu di dalamnya memberikan kontribusinya, dan menjadikannya wadah aktualisasi diri yang memberikan manfaat bagi orang yang terlibat di dalamnya. Lalu dengan kegelisahan yang kita punya apakah ini semua salah anggotanya? Belum tentu. Karena anggota selalu datang dan pergi jadi mereka tidak berhak untuk disalahkan atas semuanya. Namun HMS lah yang abadi. Jadi akar masalah paling besar ada di HMS yang tidak dapat menjawab kegelisahan – kegelisahan itu. Sejauh
ini
HMS
tidak
dapat
mengolaborasikan
2
aspek
penting
bagi
keberjalanannya kehidupan anggota, yaitu pengembangan dan penjaminan diri anggota. Ketika di satu sisi HMS mengarahkan haluan arah untuk mengembangkan diri anggotanya di satu sisi anggota merasa khawatir ketika dia dikembangkan apakah aspek kehidupan lain terjamin di sini, hal ini hanya akan menyisakan orang – orang yang rela dan berani mengorbankan waktunya saja. Di sisi lain ketika anggota sudah merasa terjamin, namun tidak ada aspek pengembangan diri yang menonjol membuat anggota terpaku di zona itu – itu lagi. Semua orang punya perlakuan yang berbeda – beda, namun itulah yang tidak HMS lihat. Dan untuk merubah organisasi, perjuangan keras dimulai dari anggotanya sendiri. Oleh karena itulah dengan latar belakang ini saya ingin mengajak dan membuka mata kita terhadap kondisi HMS sekarang. Bawa janji kita dulu dan mari kita memajukan HMS bersama - sama. Tetes keringat yang keluar, air mata yang tertumpah, dan waktu yang berjalan ini akan selalu menjadi saksi yang mengamini dalamnya pembelajaran yang tersemat di setiap keberjalanan kita ber-HMS-ITB. Dan biarlah kisah di Ganesha tetap memandu kita untuk tetap berpegang teguh bahwa setiap lulusan yang telah ditempah di Candradimuka Himpunan Jurusan masing – masing harus tetap membawa ikrar seperti yang dituliskan di Plaza Widya Nusantara "Agar setiap tanya tentang bangsa ini mendapatkan
jawabannya”. Hingga suatu masa hal ini terjadi, kita tidak akan ragu merancang sebuah mimpi untuk HMS kita yang lebih baik.
18 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
BAB III Nilai Dasar Telah 63 tahun himpunan kita berdiri dan dari masa ke masa HMS ITB tetap menjadi himpunan yang agung dan memiliki anggota yang banyak. Namun dibalik itu semua HMS bukan tanpa masalah. Ya, beragam masalah selalu mucul seiring berjalannya waktu. Apalagi memasuki zaman milenial yang semakin ditantang dengan kemudahan akses informasi dan teknologi, himpunan – himpunan dipaksa memutar otak untuk mengambil alih peran terhadap anggotanya. Banyak sekali contoh kasus yang menandakan susahnya berpacu menjadi sebuah organisasi di zaman transisi seperti ini. Banyak hal contohnya dimulai dari krisis rasa bangga terhadap identitas sendiri, gap angkatan yang selalu susah untuk ditindaklanjuti, mindset yang terlanjur buruk terhadap osjur, hingga wadah pengembangan diri yang kurang jelas perannya. Hal – hal itu seolah menjadi sebuah lingkaran setan bagi keberjalanan HMS ITB. Ya, suatu hal yang berputar – putar dan tidak menenemukan jawaban ataupun titik temu.
Komitmen dan Pergerakan Tapi sebenarnya apa yang menjadi titik kunci dari semua permasalahan ini kawan? Jawabannya adalah karena tak semua orang sadar peran/niche-nya masing – masing di HMS ini. Dan semua polemik ini berujung pada 2 hal yang harus menjadi dasar pergerakan ke depan yaitu komitmen dan pergerakan. Ya, komitmen dan pergerakan lah yang merupakan nilai dasar yang akan dibawa dan berusaha diyakinkan kepada seluruh anggota HMS bahwa dengan ruh inilah kita bisa membawa HMS ke arah lebih baik. Komitmen lebih dari sekedar kata – kata. Komitmen adalah sebuah pelaksanaan dari kata – kata. Dan Pergerakan adalah sebuah tindakan nyata dari sebuah hal yang telah dirancang sebelumnya.Pergerakan hanya akan terjadi jika didasari komitmen yang kuat dari pribadi masing – masing. Sejenak terlintas momen dimana seluruh anggota muda HMS harus menyatakan komitmen sebelum dilantik menjadi anggota biasa HMS ITB. Semua tampak menghasilkan asa yang melambung tinggi untuk masa depan HMS kelak. Tapi permasalahannya apakah yang mereka katakan dulu benar – benar mereka realisasikan saat ini?. Apakah perkataan mereka adalah murni dari lubuk hati masing – masing? Mungkin kita semua akhirnya percaya bahwa semua ini adalah bualan indah semata. Ya, semata – mata hanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan ke-identitas-an. Karena jika memang 160 janji itu
19 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
terealisasi, maka HMS mungkin sekarang sudah menjadi himpunan yang disegani baik di dalam HMS sendiri maupun di luar HMS.
Teori Kebutuhan Akhirnya semua pergolakan ini merujuk pada suatu hipotesa sederhana mengenai akar masalah yang terjadi. Bahwa sebenarnya ada hal yang selama ini tidak dipandang penting untuk dicukupi terlebih dahulu sehingga mereka tidak bisa berkembang maksimal di HMS. Yaitu, kebutuhan dasar anggota. Ya, kebutuhan dasar kita sebagai mahasiswa dan anggota HMS yang tercantum dalam AD/ART pasal 2 bagian tujuan HMS. Angota tak sepenuhnya salah karena mereka pasti datang dan pergi, tapi HMS lah yang tetap abadi dan menjaga setiap dari cita dan mimpi kita disini. Dari dasar itu saya meninjau teori dari Abraham Maslow tentang tingkat kebutuhan seseorang maka penjabarannya sebagai berikut : a. Level 1 : Fisiologis Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen (sandang, pangan, papan). Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Dan secara hakekatnya kebutuhan ini harus dipenuhi masing – masing indiviu melalui caranya masing – masing. b. Level 2 : Rasa Aman Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncul apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya - daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Serta kebutuhan secara psikis yang mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stres, dan lain sebagainya. c. Level 3 : Sosial Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncul kebutuhan akan sosial dalam hal cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia 20 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antar pribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. d. Level 4 : Penghargaan Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise. Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow. e. Level 5 : Aktualisasi Diri Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukkan dirinya kepada orang lain. Pada tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya
Penjelasan teori kebutuhan Maslow diatas harus dapat terpenuhi secara sistematis. Dan jika hal ini tidak terpenuhi maka akan ada segmen kehidupan yang akan timpang.
21 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Jika dikaitkan dengan HMS, meninjau tujuan HMS sebagai organisasi sendiri, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan dari 3 tujuannya dalam AD/ART adalah : 1. Kekeluargaan 2. Pengembangan diri berbasis studi, keprofesian, kreativitas, dan kesejahteraan 3. Kontribusi untuk NKRI Dalam tujuan garis besar ini, terdapat 2 pandangan dimana yang pertama memposisikan tujuan 1 sebagai goals besar dari tujuan – tujuan yang lain dan yang kedua memposisikan tujuan 1 sebagai tools untuk mencapai tujuan lain. Berdasarkan teori Maslow maka kecenderungan realisasi berpihak pada pandangan yang kedua dimana memposisikan tujuan 1 sebagai tools untuk mencapai tujuan lain. Tapi sebenarnya sebelum mencapai tahap keluarga inilah terjadi missing link terkait penjaminan kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Kedua hal itu bisa disebut kedepannya sebagai penjaminan diri. Dan inilah yang selama ini kurang di HMS. Dengan langsung memandang jauh bahwa pondasi utama adalah keluarga sehingga bisa muncul sebuah aktualisasi diri, sekiranya mungkin HMS tidak pernah meninjau penjaminan diri anggota. Dalam penerapannya penjaminan diri anggota dimaksudkan dalam level ke 2 yaitu bagaimana mencapai rasa aman dalam diri setiap individu. Aman yang dimaksudkan adalah terjamin kebutuhannya dalam proses mengaktualisasikan dirinya kelak. Keamanan dalam ranah mahasiswa yang ada seperti hal : akademik, ekonomi, dan beberapa faktor eksternal lain tentunya. Rasa aman ini merupakan modal penting dalam bisa mencapai tujuan organisasi yang dibawa ketua himpunan nantinya. Berdasarkan kedua aspek itu sebenarnya HMS itu harus mengusahakan 2 hal yaitu, penjaminan diri dan pengembangan diri. Agar nantinya tercipta sebuah sinergisasi antara lembaga itu sendiri dan anggotanya.
Penjaminan diri
HMS sebagai wadah kebutuhan anggota
Pengembangan diri
22 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Keterangan :  Penjaminan diri mencakup pemenuhan teori maslow LVL 1 dan LVL 2  Pengembangan diri mencakup pemenuhan teori maslow LVL 3 sampai LVL 5
Oleh karena itu, dengan penjaminan diri anggota maka diharapkan pengembangan anggota bisa tercapai secara maksimal. Dan diharapkan dapat meningkatkan angka partisipasi dari anggota terkait kegiatan dari HMS sebagai wahana eksplorasi diri. Karena banyaknya sumber daya anggota untuk kepanitiaan, tidak ada lagi orang yang terpaksa mengorbankan prestasi akademik untuk bekerja total di kepanitiaan sementara ada orang lain yang enak-enakan belajar. Semua kegiatan di tiap divisi dan tiap acara dilakukan dengan pembagian kerja yang baik sehingga semua orang memiliki waktu belajar yang sama dan juga waktu berorganisasi yang sama. Tumbuhnya minat kepada bidang keilmuan, diiringi bagusnya prestasi akademik, membuat anggota himpunan tertarik untuk terjun langsung dalam aplikasi setiap harinya. Jika hal tadi benar – benar dapat terjadi di HMS maka statement bahwa HMS ada karena anggotanya, akan dibuktikan dengan anggota HMS yang benar - benar ada di balik keberjalanan ber-HMS ria. Untuk itu nilai dasar inilah yang akan dibawa dalam rangka perumusan proses berikutnya dan menjadi sebuah prinsip yang akan setia untuk dipegang teguh oleh pelaksana kelak.
23 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
BAB IV Koridor Koridor merupakan batasan minimum yang mengarahkan penurunan visi misi secara efektif dan efisien. Efektif merupakan dampak yang sesuai dengan yang diinginkan, sedangkan efisien merupakan proses yang maksimal dalam ketercapaian dampak yang diinginkan. Untuk menentukan koridor, diperlukan filter yang dapat menjadi syarat dokumen dijadikan koridor. Filter tesebut adalah sebagai berikut: a. Mempunyai tingkat keabsahan yang tinggi. Dimana tingkat keabsahan yang tinggi berarti dokumen tersebut disahkan dan disepakati oleh banyak orang sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tingkat keabsahan tinggi mengidentifikasikan bahwa dokumen yang ditinjau merupakan sebuah dokumen resmi yang telah diakui sebelumnya. b. Mempunyai ruang lingkup langsung dengan HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan berbasis keteniksipilan secara khusus. Tolak ukur ini diperlukan agar terciptanya keselarasan dari suatu perumusan dengan jenis organisasi. Dengan adanya tolak ukur ini, HMS ITB mendapatkan pandangan gerak yang seharusnya dilakukan ke depannya untuk menghadapi tantangan masa depan. c. Memiliki relevansi terhadap nilai dasar yang akan dibawa. Relevansi ini sangat penting agar dokumen yang ditinjau sesuai dengan gagasan dan cita yang akan diwujudkan dan tidak melebar terlalu jauh dari konteks yang akan dibawa. Berdasarkan filter tesebut, maka dilakukan peninjauan terhadap dokumen yang ada pada lingkup HMS ITB, Program Studi Teknik Sipil ITB, KM ITB, ITB, Indonesia, ABET (American Board for Engineering and Technology). Didapatkan beberapa dokumen yang ditinjau yaitu: a. AD/ART HMS ITB Amandemen 2015 Sebagai organisasi, HMS ITB memiliki dasar atau landasan yaitu AD/ART HMS ITB. Oleh karena itu sudah pasti AD/ART HMS ITB memiliki relevansi langsung dengan HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan dan sudah selayaknya digunakan sebagai acuan untuk nilai dasar. Serta AD/ART HMS ITB telah disahkan maka dianggap memiliki tingkat keabsahan tinggi, sehingga dokumen ini dijadikan sebagai koridor. b. Jenjang Kaderisasi HMS ITB Sebuah organisasi tidak akan lepas dari yang namanya sebuah kaderisasi. HMS sendiri sebagai sebuah orgnanisasi kemahasiswaan juga mengeluarkan sebuah rujukan mengenai
24 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
sebuah jenjang kaderisasi. Jenjang Kaderisasi HMS ini sangat berkaitan dengan kondisi HMS dan memiliki relevansi langsung dengan nilai dasar platform yang akan dibawa. c. Garis Besar Haluan Program HMS-ITB 2017 - 2018 Dokumen ini berisi tentang pendefinisian tujuan HMS ITB secara lebih mendetail, adanya data evaluasi bidang, kuesioner & analisis, strategi & parameter arahan, serta strategi & harapan, membuat validitas dokumen ini sah. Dokumen ini memiliki relevansi langsung dengan HMS ITB, karena adanya arahan & parameter arahan yang merupakan poin kondisi yang seharusnya dilakukan kedepannya, dan memiliki korelasi dengan nilai dasar yang akan dibawa, sehingga dijadikan koridor. d. Kurikulum 2013-2018 Program Studi Teknik Sipil ITB Dokumen ini berisi tentang segala uraian kurikulum kegiatan pendidikan tahun 2013-2018 yang ada di Program Studi Teknik Sipil ITB. Di dalam dokumen ini berisi standar kompetensi lulusan sarjana teknik sipil ITB agar dapat menghadapi tantangan kedepannya. Walaupun demikian, dokumen ini dianggap tidak relevan dengan HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan karena kompetensi tersebut sepenuhnya sudah dikejar oleh Program Studi Teknik Sipil sehingga tidak dijadikan koridor. e. AD/ART KM-ITB Amandemen 2015 AD/ART KM ITB adalah suatu dokumen yang ditujukan sebagai dasar dari pergerakan dan tujuan adanya organisasi kemahasiswaan Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung. Di dalam AD/ART KM ITB dijelaskan juga mengenai keberadaan, hak dan kewajiban dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). AD/ART KM-ITB memiliki korelasi yang banyak terhadap nilai dasar yang akan dibawa, maka dari itu dokumen ini dianggap relevan dengan HMS ITB sebagai salah satu HMJ di KM ITB. Serta AD/ART KM ITB telah disahkan maka dianggap legal, sehingga dokumen ini dijadikan sebagai koridor. f.
Konsepsi KM ITB Amandemen 2015 Konsepsi KM ITB berisi tentang landasan bergerak kelengkapan organisasi yang berada dalam lingkup KM ITB. Di dalam Konsepsi KM ITB ada konten tentang orientasi, sifat organisasi serta tujuan dari badan kelengkapan KM ITB. Maka dari itu dokumen ini dianggap relevan dengan nilai dasar yang akan dibawakan untuk HMS ITB sebagai salah satu badan kelengkapan KM ITB di tingkat jurusan yang juga memiliki kewajiban yang terdapat pada Konsepsi KM ITB ini. Serta Konsepsi KM ITB telah disahkan maka dianggap legal, sehingga dokumen ini dijadikan sebagai koridor.
25 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
g. Garis Besar Haluan Program KM ITB 2016 Dokumen ini berisi konten mengenai garis besar haluan program untuk KM ITB yang akan dibawa kedepannya. Dalam dokumen GBHP KM ITB tidak menyebutkan mengenai HMJ secara jelas. GBHP juga tidak memiliki korelasi dengan nilai dasar yang akan dibawa untuk HMS ITB sehingga dokumen ini tidak dijadikan koridor. h. RUK KM-ITB RUK KM ITB adalah perangkat tambahan kelengkapan kemahasiswaan di ITB, yang sebagai pegangan bersama organisasi kemahasiswaan berdasarkan program studi, jurusan, dan studio spesifik yang ada di ITB yang kehadirannya berdasarkan kesadaran akan nilai kaderisasi yang perlu diperhatikan penuh dengan memastikan profil-profil anggota pada masing-masing tingkatannya. Namun dalam pencapainnya dokumen ini tidak relevan mengingat setiap HMJ memiliki karakteristik kaderisasi dan jenjang yang berbeda - beda periodesasinya, sehingga dokumen ini tidak dijadikan koridor. i.
Renstra ITB 2016-2020 (Rencana Strategis) Renstra atau rencana strategis ini berisi tentang penjabaran visi misi sampai program prioritas Rektor ITB dan berpedoman pada RENIP (Rencana Induk Pengembangan) ITB. Secara umum, Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan, strategi, dan program yang dilakukan ITB dan organisasi/lembaga yang ada di dalamnya. Dokumen ini memuat poin – poin dan harapan ideal untuk organisasi kemahasiswaan hingga tahun 2020, sehingga dokumen ini layak dijadikan koridor.
j.
UU No. 12 Tahun 2012 (Pendidikan Tinggi) Pada UU No. 12 tahun 2012 ini ditinjau Pasal 77 yang berisi tentang Organisasi Kemahasiswaan. Dalam pasal ini dijelaskan bahwa organisasi kemahasiswaan memiliki fungsi-fungsinya. Dokumen ini mempunyai relevansi dengan HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan dan korelasi langsung terhadap nilai dasar yang akan dibawa, sehingga dokumen ini layak dijadikan koridor.
k. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan Di Perguruan Tinggi Dokumen Kepmendikbud mengenai organisasi kemahasiswaan di tingkat perguruan tinggi berisi mengenai aturan mendetail mengenai keberadaan organsisasi kemahasiswaan di tingkat kampus. Dokumen ini memiliki relevansi dengan HMS ITB sebagai HMJ namun hal itu sudah dijelaskan pada dokumen yang lebih tinggi jenjangnya yaitu UU no.12 Tahun 2012 sehingga tidak perlu dijadikan koridor.
26 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
l.
UU No. 11 Tahun 2014 (Keinsinyuran) Pada UU No. 11 tahun 2014 ini berisi segala tentang keinsinyuran seperti dasar, tujuan, cakupan, standar, hak dan kewajiban, pidana, dan pembinaan keinsinyuran. Tidak ditemukan konten yang terkait langsung dengan organisasi kemahasiswaan ataupun memuat poin kondisi-kondisi yang harus dicapai oleh organisasi kemahasiswaan maupun secara khusus pada bidang ketekniksipilan. Maka dari itu, UU No. 11 tahun 2014 tidak memiliki relevansi langsung dengan HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan maupun secara khusus pada bidang ketekniksipilan, sehingga tidak digunakan sebagai koridor.
m. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Dalam Pembukaan UUD 1945 hanya dijelaskan tentang tujuan dan dasar Negara Indonesia secara umum. Dokumen ini tidak ada relevansi langsung dengan HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan dan terlalu luas cakupannya yaitu untuk Indonesia, sehingga tidak digunakan sebagai koridor. n. Tracer Study 2016 Dokumen Tracer Study berisi gambaran aktual mahasiswa ITB yang lulus pada tahun 2009. Dokumen ini hanya berisi kondisi aktual bukan kondisi ideal yang dijadikan tujuan, walaupun sudah memiliki keabsahan untuk digunakan khalayak tetapi karena tidak ada relevansi dengan HMS pada khususnya maka tidak digunakan sebagai koridor. o. ABET (American Board for Engineering and Technology) Dokumen ini berisi tentang kualifikasi lulusan teknik sipil untuk bersaing pada dunia kerja dalam skala nasional maupun internasional. Dokumen ini memiliki relevansi dengan nilai dasar yang akan dibawa dan tingkat keabsahannya tinggi, sehingga layak untuk dijadikan koridor.
27 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
No.
Dokumen
1 2
AD/ART HMS ITB Jenjang Kaderisasi HMS ITB Garis Besar Haluan Program HMS-ITB 20v7 - 20v8 Kurikulum 20v3-20v8 Program Studi Teknik Sipil ITB AD/ART KM-ITB Amandemen 20v5 Konsepsi KM ITB Amandemen 20v5 Garis Besar Haluan Program KM ITB 20v6 RUK KM-ITB Renstra ITB 20v6-2020 (Rencana Strategis) UU No. v2 Tahun 20v2 (Pendidikan Tinggi) Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan Di Perguruan Tinggi
3 4 5 6 7 8 9 10
11
12 13 14 15
Tingkat Keabsahan Tinggi (20%) v
Tolak Ukur Lingkup terdekat dengan HMS ITB (30%) v v
Relevansi dengan nilai dasar (50%) v v
v
v
v
Nilai 100% 80% 100%
v v v
v v
v v
20% 50%
v
v
v
v
v
70% 70%
v 20%
UU No. vv Tahun 20v4 (Keinsinyuran)
v
Pembukaan Undang-Undang Dasar v945 Tracer Study ITB 20v7 ABET (American Board for Engineering and Technology )
20%
v
20% 20%
v v
v
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dokumen-dokumen yang sesuai dengan filter yaitu yang persentase penilaian diatas atau sama dengan 70% akan dijadikan koridor, sedangkan yang tidak sesuai dengan kriteria hanya dijadikan referensi. Referensi adalah dokumen yang digunakan sebagai masukkan. Referensi dapat digunakan dalam langkah-langkah lain di alur sesuai dengan kebutuhannya. Dokumen-dokumen dijadikan koridor adalah: a. AD/ART HMS ITB b. GBHP HMS ITB 2017 c. Jenjang Kaderisasi HMS ITB d. AD/ART KM ITB Amandemen 2015 e. Konsepsi KM ITB Amandemen 2015 f.
20% 70% 70%
UU 12 Tahun 2012 (Pendidikan Tinggi )
g. Renstra ITB 2016 - 2020 h. ABET (American Board for Engineering and Technology)
28 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
70%
4.1 Kondisi Ideal Kondisi ideal merupakan kondisi yang ingin dicapai dengan batasan koridor berlandaskan alasan berupa latar belakang. Dilakukan analisis kondisi ideal HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan. Kondisi ideal yang dipilih dari koridor adalah yang berbentuk kondisi yang ingin dicapai HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan secara umum maupun terkhusus pada bidang ketekniksipilan. Berikut ini adalah tinjauan dokumen yang digunakan dalam analisis kondisi ideal : 1. AD/ART HMS ITB Dari AD BAB II tentang Asas, Prinsip, dan Tujuan dan ART BAB II tentang Keanggotaan (Ps. 1: Asas, Ps. 2: Prinsip, Ps. 3: Tujuan, dan Ps. 4: Hak dan Kewajiban Anggota Biasa): 1) HMS ITB didasarkan pada kemahasiswaan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan kebenaran akademik. 2) HMS
ITB
menjalankan
prinsip
kemandirian,
keadilan,
persamaan
dan
pemberdayaan kepada anggotanya. 3) HMS ITB selalu berusaha mencapai tujuannya yaitu: a. Membina kekeluargaan antaranggota khususnya dan antarmahasiswa pada umumnya. b. Mengusahakan dan memperjuangkan kepentingan anggota dalam bidang studi, keprofesian, kreativitas, dan kesejahteraan. c. Membimbing,
menampung,
dan
menyalurkan
potensi
anggota
untuk
pengabdian, perjuangan, dan pembangunan negara Republik Indonesia. 4) HMS percaya dan memandang setara terkait Hak dan Kewajiban Anggotanya yaitu: a. Setiap Anggota Biasa berhak mendapat perlakuan yang sama dengan Anggota Biasa lain. b. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih. c. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak suara dan mengeluarkan pendapat. d. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak kontrol, recall, dan mosi tidak percaya. e. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak bela diri. f.
Setiap Anggota Biasa berkewajiban manaati AD/ART serta peraturan lainnya yang berlaku di HMS ITB.
g. Setiap Anggota Biasa wajib memelihara, menjaga, dan bertanggung jawab atas nama baik HMS ITB. 29 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
h. Setiap Anggota Biasa wajib membayar iuran. 2. GBHP HMS ITB 2017 Dari GBHP HMS ITB 2017 BAB 3 tentang Arahan, HMS ITB diharapkan mampu dalam melaksanakan beberapa arahan di bawah ini terkait bidang : 1) Bidang Kesejahteraan dan Hubungan Internal a. Pengoptimalan program kerja yang mengakomodasi minat dan bakat anggota HMS ITB. b. Pengoptimalan
program
kerja
yang
membantu
anggota
mencapai
kekeluargaan pada tingkat kenal. c. Pengoptimalan interaksi yang baik antar anggota HMS ITB. 2) Bidang Pengembangan Keprofesian a. Pengoptimalan pengembangan keprofesian anggota HMS ITB. 3) Bidang Hubungan Eksternal dan Pengabdian Masyarakat a. Pengoptimalan akomodasi wadah pengabdian kepada masyarakat anggota HMS ITB. b. Pengoptimalan pengaruh hubungan HMS ITB dengan pihak eksternal. 4) Bidang Kelengkapan Organisasi a. Melakukan pendataan HMS ITB secara terpusat. b. Mengolah data HMS ITB secara terpusat. c. Mengolah data HMS ITB secara berkelanjutan. d. Menyusun rencana anggaran keuangan lembaga HMS ITB secara transparan, kredibel, berkelanjutan, dan tepat waktu. 5) Kaderisasi a. Peninjauan ulang proses perancangan kaderisasi pasif HMS ITB. b. Peninjauan ulang proses penjaminan kaderisasi pasif. 3. Jenjang Kaderisasi HMS ITB HMS ITB mampu menerapkan metodologi pengaderan sebagai berikut : mampu menjamin para kader mencapai target masing – masing dan mencari jawaban atas permasalahan sendiri. 4. AD/ART KM ITB Dari AD BAB VII Kelengkapan Organisasi (Ps. 13) & ART BAB VI Himpunan Mahasiswa Jurusan (Ps. 54, Ps. 59): 1) HMS ITB yang memiliki hubungan baik di dalam lingkup KM ITB.
30 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
2) HMS ITB menjadi wadah kebutuhan sektoral mahasiswa dalam bidang keilmuan dan keprofesian. 3) HMS ITB berkewajiban melaksanakan dan menjunjung tujuan KM ITB: a. Ikut serta mengusahakan tujuan pendidikan untuk membentuk sarjana yang berbudi
pekerti, cakap, mandiri, berwawasan luas, demokratis, dan
bertanggung jawab. b. Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan penggerak dalam kehidupan bangsa. c. Ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa. d. Mengusahakan kesejahteraan material dan spiritual serta memperjuangkan kepentingan mahasiswa di lingkungan kampus. 5. Konsepsi KM ITB Amandemen 2015 a. Dari Bagian A Konsep Organisasi Kemahasiswaan ITB 1) HMS ITB yang mampu menghasilkan manusia yang memiliki visi masa depan dan mampu menjawab tantangan zaman. b. Dari Bagian B Konsep Organisasi Kemahasiswaan ITB 2) HMS ITB menjadi wadah kebutuhan mahasiswa di tingkat jurusan dalam bidang profesi dan hal-hal khusus yang menyangkut jurusan masing-masing. c. Dari Bagian C Konsep Organisasi Kemahasiswaan ITB Orientasi Organisasi: 3) HMS ITB menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa untuk membentuk lapisan masyarakat masa depan yang profesional, intelek, humanis, dan religius. 4) HMS ITB menjadi wadah dalam upaya mewujudkan karya nyata mahasiswa dalam perjuangan menata kehidupan bangsa. Untuk itu maka akar aktivitas mahasiswa, yaitu intelektualitas, kemandirian, dan kebenaran ilmiah harus dijaga dalam roda gerak organisasi kemahasiswaan. 5) HMS ITB menjadi wadah dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar mahasiswa yang meliputi pendidikan, kesejahteraan, dan aktualisasi diri. 6. UU 12 Tahun 2012 (Pendidikan Tinggi ) Dari UU 12 Tahun 2012 Paragraf 3, Pasal 77 ayat (2) tentang Organisasi Kemahasiswaan 1) HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan paling sedikit memiliki fungsi untuk: 31 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
a. mewadahi kegiatan mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi mahasiswa; (8) b. mengembangkan
kreativitas,
kepekaan,
daya
kritis,
keberanian,
dan
kepemimpinan, serta rasa kebangsaan; (6) c. memenuhi kepentingan dan kesejahteraan mahasiswa; dan (1) d. mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. (9) 2) Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan
Tinggi
untuk
menyelenggarakan
pendidikan,
penelitian,
dan
pengabdian kepada masyarakat. 7. Renstra ITB 2016 - 2020 1) Inkubasi Karya dan Disemininasi Hasil Riset HMS ITB sebagai organisasi di bawah naungan ITB hendaknya dapat meningkatkan sinergi (co-creation) antara riset yang dilakukan dengan kebutuhan masyarakat (demand driven), sehingga hasil riset dapat menciptakan nilai tambah dan dimanfaatkan oleh masyarakat. 2) Peningkatkan peran kepeloporan HMS ITB dalam memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara Dalam menghadapi globalisasi dan perkembangan sains & teknologi, HMS ITB tidak saja dipaksa untuk mampu beradaptasi terhadap perubahan tetapi juga diharapkan untuk terus berkontribusi dengan ide dan pemikiran mutakhir untuk kemajuan kehidupan bangsa, masyarakat, industri dan pemerintah. ITB juga diharapkan untuk menghasilkan lulusan yang diperlukan oleh sistem ekonomi baru dan berkontribusi terhadap adanya inovasi ekonomi dan social. 8. Criteria for Accrediting Engineering Programs from ABET (American Board
for Engineering and Technology) Dari Program Criteria For Civil and Similarly Named Engineering Programs – Lead
Society: ASCE (American Society of Civil Engineers): 22) HMS ITB memenuhi kriteria untuk anggota agar bisa menjadi modal awal untuk menghadapi tantangan global: a. Mampu
melakukan
inovasi
tentang
ketekniksipilan,
menganalisa
dan
menginterpretasikan data yang diperoleh. b. Mampu merancang sebuah karya yang memiliki sistem, komponen, atau proses lebih dari 1 konteks teknik sipil. 32 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
c. Mampu menjelaskan konsep dasar dari manajemen, bisnis, kebijakan publik, serta, menerapkan konsep kepemimpinan. d. Mengerti tentang pentingnya lisensi profesional. Selanjutnya akan dilakukan pemetaan keterkaitan poin-poin kondisi ideal yang diturunkan dari koridor. Prinsip yang digunakan yaitu prinsip MECE (Mutually Exclusive &
Collectively Exhaustive). Mutually exclusive berarti poin-poin pengelompokkan kondisi ideal memiliki pokok pemikiran yang saling terpisah. Collectively exhaustive berarti semua poin-poin hasil pengelompokkan sudah mencakupi seluruh kondisi ideal yang ada. Berikut hasil dari pemetaan keterkaitan poin-poin kondisi ideal: 1. HMS ITB yang dapat menjamin kebutuhan dasar anggotanya dalam bidang studi dan kesejahteraan Turunan dari 3a, 3b,11, 12d, 14, 17 2. HMS ITB dapat mensinergiskan kaderisasi berbasis penjaminan target dari kader Turunan dari 8a, 8b, 9 3. HMS ITB dapat membudayakan apresiasi dan kepercayaan kepada sesama anggota Turunan dari 2, 4, 5b, 5c 4. HMS ITB dapat mengembangkan jaringan kolaborasi yang baik terhadap mitra HMS ITB Turunan dari 7b, 10 5. HMS ITB dapat mendorong kreativitas anggota sehingga mampu menghasilkan karya yang bermanfaat Turunan 3b, 3c, 12c, 16 6. HMS ITB dapat mengoptimalkan wawasan dan kemampuan anggota dalam rangka penjaminan profil keprofesian Turunan dari 3b, 6a, 11, 12a, 14, 9, 22 7. HMS ITB dapat membangun harmonisasi arah gerak dalam upaya melaksananakan tri dharma perguruan tinggi Turunan dari 12a, 7a, 19, 20, 21 8. HMS ITB dapat menjadi wadah aktuliasasi yang integralistik Turunan dari 1, 5a, 11, 14, 17, 18 9. HMS ITB dapat membangun kesadaran kritis bagi anggota HMS ITB agar mampu berperan untuk masyarakat secara nyata Turunan dari 3c, 7a, 12b, 13, 16, 22
4.2 Kondisi Aktual Kondisi aktual adalah sebuah kondisi nyata yang terjadi pada anggota HMS sekarang. Kuesioner yang dilakukan mendapatkan 260 responden. Dengan rincian sebagai berikut: Angkatan 2014 sebanyak 29 orang, angkatan 2015 sebanyak 105 orang, dan angkatan 2016 sebanyak 126 orang. Dengan jumlah responden sebanyak 260/487 orang total
33 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
jumlah massa maka didapat error menggunakan metode slovin sebesar 4.23%. Penggolongan kriteria adalah sebagai berikut: kriteria belum cukup baik terdiri dari responden yang mengisi sangat kurang ditambah kurang dan ditambah cukup, kriteria sudah baik adalah gabungan dari responden yang mengisi baik dan sangat baik. Berikut ini data hasil kuisioner yang didapatkan. a. Menjamin kebutuhan dasar anggota
Kesimpulan: 4 responden mengisi sangat kurang, 50 responden mengisi kurang, dan 148 responden mengisi cukup. Responden yang mengisi baik dan sangat baik berjumlah 58 orang. Dapat disimpulkan HMS belum cukup baik untuk menjamin kebutuhan dasar bagi anggotanya (202/260 atau 77,69%). b. Mensinergiskan kaderisasi berbasis penjaminan target dari kader
34 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Kesimpulan: Bos/bis masih mengingat komitmen saat kaderisasi pasif (233/259 atau 89,96%), dengan HMS belum cukup baik mewadahi komitmen tersebut agar dapat terealisasi (166/260 atau 63,84%) dan usaha dari bos/bis untuk merealisasikan komitmen tersebut dapat dikatakan belum cukup baik (183/260 atau 70,38%).
35 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
c. Apresiasi dan kepercayaan
Kesimpulan: secara umum, kepercayaan kepada sesama anggota belum cukup baik (151/260 atau 58,07%) dan apresiasi kepada anggotanya sudah baik (141/252 atau 55,95%).
36 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
d. Mengembangkan jaringan kolaborasi
Kesimpulan: kolaborasi HMS ITB dengan pihak luar HMS ITB seperti prodi, ITB, FKMTSI, dll dapat dikatakan belum cukup baik (187/260 atau 71,92%). e. HMS ITB dapat mendorong kreativitas anggota sehingga mampu memberikan karya yang bermanfaat
Kesimpulan: HMS ITB belum cukup baik mendorong kreativitas anggota sehingga mampu memberikan karya yang bermanfaat (190/260 atau 73,07%).
37 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
f.
HMS ITB dapat mengembangkan wawasan dan kemampuan anggota dalam rangka penjaminan profil keprofesian.
Kesimpulan: HMS ITB sudah baik dalam hal mengembangkan wawasan dan kemampuan anggota dalam rangka penjaminan profil keprofesian (156/251 atau 62,15%). g. HMS ITB dapat membangun harmonisasi arah gerak dalam upaya melaksanakan tri dharma perguruan tinggi
Kesimpulan: HMS ITB belum cukup baik dapat membangun harmonisasi arah gerak dalam upaya melaksanakan tri dharma perguruan tinggi (152/252 atau 60,31%).
38 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
h. HMS ITB dapat menjadi wadah aktualisasi yang integralistik
Kesimpulan: HMS ITB belum cukup baik menjadi wadah aktualisasi diri yang integralistik (163/252 atau 64,68%). i.
HMS ITB dapat membangun kesadaran kritis bagi anggota HMS ITB agar mampu berperan untuk masyarakat secara nyata
Kesimpulan: HMS ITB belum cukup baik dapat membangun kesadaran kritis bagi anggota HMS ITB agar mampu berperan untuk masyarakat secara nyata (174/250 atau 69,6%)
39 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Sehingga, berdasarkan data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. HMS belum cukup baik untuk menjamin kebutuhan dasar bagi anggotanya. 2. HMS ITB belum cukup baik dapat mensinergiskan kaderisasi berbasis penjaminan target dari kader. 3. HMS ITB belum cukup baik memberikan kepercayaan kepada sesama anggota namun memberikan apresiasi kepada anggotanya sudah baik. 4. Kolaborasi HMS ITB dengan pihak luar HMS ITB dapat dikatakan belum cukup baik. 5. HMS ITB belum cukup baik mendorong kreativitas anggota sehingga mampu memberikan karya yang bermanfaat. 6. HMS ITB sudah baik dalam hal mengembangkan wawasan dan kemampuan anggota dalam rangka penjaminan profil keprofesian. 7. HMS ITB belum cukup baik dapat membangun harmonisasi arah gerak dalam upaya melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. 8. HMS ITB belum cukup baik menjadi wadah aktualisasi diri. 9. HMS ITB belum cukup baik dapat membangun kesadaran kritis bagi anggota HMS ITB agar mampu berperan untuk masyarakat secara nyata.
40 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
BAB V Analisis Kebutuhan
Kondisi Ideal
Kondisi Aktual
HMS ITB yang dapat menjamin 1. kebutuhan dasar anggotanya dalam bidang studi dan kesejahteraan
Gap
HMS ITB belum cukup baik untuk menjamin kebutuhan dasar bagi anggotanya.
Analisis HMS ITB sebagai organsisasi non-profit dengan anggota yang banyak sudah barang tentu harus memerhatikan pemenuhan kebutuhan dasar anggotanya. Tapi dalam penerapannya hal itu belum cukup baik dilakukan. Analisis mengenai kondisi yang ada menuju sebuah sintesis bawa HMS ITB saat ini terlalu memiliki banyak program maupun kegiatan namun kepedulian terhadap kebutuhan dasar anggota sendiri tidak diimbangi. Hal ini menjadi sebuah hambatan yang akan semakin membesar jika tidak segera diselesaikan. Sehingga HMS ITB dalam mencapai tujuan organisasi nya terkendala karena pemenuhan kebutuhan dasar anggotanya belum cukup terpenuhi.
Kebutuhan HMS ITB dapat menjamin kebutuhan dasar anggota dalam bidang studi dan kesejahteraan
41 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
2. 3.
Kondisi Ideal
Kondisi Aktual
Gap
HMS ITB dapat mensinergiskan kaderisasi berbasis penjaminan target dari kader
HMS ITB belum cukup baik dapat mensinergiskan kaderisasi berbasis penjaminan target dari kader
Analisis HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan sudah barang tentu memerlukan sebuah regenerasi dalam bentuk kaderisasi. Kaderisasi yang dilakukan di HMS ITB selama ini belum mampu secara optimal memenuhi target profil dari program kaderisasi itu sendiri. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya keterkaitan antara departemen yang menjadi wadah pengembangan diri anggota selanjutnya. Oleh karena itu HMS ITB kedepannya dituntut menyusun sebuah sistem kaderisasi berbasis penjaminan target anggotanya. Sistem ini tidak adalah bentuk follow up selanjutnya dari sebuah program kaderisasi yang telah dilaksanakan
Kebutuhan HMS ITB dapat menjalin sinergisasi & kesepahaman kaderisasi berbasis penjaminan target pada anggotanya
42 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
4.
Kondisi Aktual
Kondisi Ideal
Gap
HMS ITB dapat memberikan apresiasi dan kepercayaan tinggi kepada sesama anggota
HMS ITB belum cukup baik memberikan kepercayaan kepada sesama anggota namun memberikan apresiasi kepada anggotanya sudah baik.
Analisis HMS ITB yang memiliki anggota banyak haruslah mampu menempatkan apresiasi dan kepercayaan sebagai sebuah kebutuhan dasar yang harus terpenuhi untuk anggotanya. Dalam keberjalannya HMS ITB telah cukup mampu untuk menumbuhkan apresiasi dan kepercayan terhadap sesama anggota. Oleh karena itu untuk saat ini sudah saatnya HMS ITB meningkatkannya dalam bentuk budaya apresiasi dan kepercayaan.
Kebutuhan HMS ITB dapat membudayakan apresiasi dan kepercayaan kepada sesama anggota.
43 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
5. 6.
Kondisi Ideal
Kondisi Aktual
HMS ITB dapat mengembangkan jaringan kolaborasi yang baik terhadap mitra HMS ITB
Gap
Kolaborasi HMS ITB dengan pihak luar HMS ITB dapat dikatakan belum cukup baik
Analisis Sebagai sebuah organisasi non-profit sudah barang tentu HMS ITB tidak dapat berdiri sendiri dalam melaksanakan programnya, oleh karena itu HMS ITB dituntut untuk menjalin dan mengembangkan kolaborasi dengan pihak luar. Tetapi, dalam kenyataanya HMS ITB belum cukup baik dalam menjalin hubungan kolaborasi dengan pihak luar. Hal ini dikarenakan kurangnya menyediakan dedikasi untuk acara – acara yang di luar internal HMS ITB. Oleh karena itu, HMS ITB dituntut untuk dapat mengembangkan jaringan kolaborasi yang baik terhadap mitranya
Kebutuhan HMS ITB dapat mengembangkan Jaringan Kolaborasi yang baik terhadap mitranya
44 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
8.
Kondisi Ideal
7.
Kondisi Aktual
Gap
HMS ITB dapat mendorong kreativitas anggota sehingga mampu menghasilkan karya yang bermanfaat.
HMS ITB belum cukup baik mendorong kreativitas anggota untuk mampu memberikan karya yang bermanfaat.
Analisis HMS ITB searah dengan tujuannya seharusnya dituntut untuk mengupayakan terciptanya kreativitas dalam anggotanya. Tetapi, dalam hal pengaplikasiannya aspek ini belum terasakan dengan baik. Analisis kondisi meninjau bahwa kreativitas dari generasi ke generasi semakin tergerus jika tidak diimbangi dengan pengembangan khusus terhadap aspek ini. Oleh karena itu, sudah saatnya HMS ITB dapat mendorong kreativitas anggota sehingga mampu menghasilkan karya yang bermanfaat.
Kebutuhan HMS ITB dapat mendorong kreativitas anggota sehingga mampu menghasilkan karya yang bermanfaat.
45 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
9. 10.
Kondisi Ideal
Kondisi Aktual
HMS ITB dapat mengoptimalkan wawasan dan kemampuan anggota dalam rangka penjaminan profil keprofesian
Gap
HMS ITB sudah baik dalam hal mengembangkan wawasan dan kemampuan anggota dalam rangka penjaminan profil keprofesian.
Analisis HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan yang menampung mahasiswa S1 Teknik Sipil sudah barang tentu mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan keilmuan keprofesian bagi anggotanya. HMS ITB sudah cukup baik dalam hal mengembangkan keprofesian anggotanya. Maka untuk saat ini HMS ITB sudah saatnya mengoptimalkan dalam pengembangan keprofesian anggotanya disertai wawasan yang luas pula.
Kebutuhan HMS ITB mampu mengoptimalkan wawasan dan kemampuan anggota dalam rangka penjaminan profil keprofesian.
46 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Kondisi Ideal
11.
Kondisi Aktual
12. HMS ITB dapat membangun harmonisasi arah gerak dalam upaya melaksananakan tri dharma perguruan tinggi
Gap
HMS ITB belum cukup baik dapat membangun harmonisasi arah gerak dalam upaya melaksanakan tri dharma perguruan tinggi
Analisis HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan sudah seharusnya mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai dasar dalam keberjalanan organisasi. Tapi dalam keberjalanannya, HMS ITB belum cukup baik menerapkan hal tersebut secara merata. Oleh karena itu, HMS ITB dituntut kedepannya dalam membangun harmonisasi pelaksanaan tri dharma di dalam tubuh organisasinya.
Kebutuhan HMS ITB dapat membangun gerakan dalam upaya pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi.
47 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
13. 14. Kondisi Ideal 15. HMS ITB dapat menjadi wadah aktualiasi 16.
Kondisi Aktual
Gap
HMS ITB belum cukup baik menjadi wadah aktualisasi diri.
yang integralistik
Analisis HMS ITB sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan sudah harunsya mampu menempatkan diri sebagai wadah aktualisasi yang menyeluruh dalam mencapai tujuannya. Tapi dalam keberjalannya HMS ITB bekum cukup baik menjadi wadah aktualisasi diri anggotanya. Analisis kondisi yang ada menghasilkan sintesis bahwa HMS ITB kurang mampu menyinergiskan pengembangan anggota disetiap aspek dan wadahnya. Padahal, pengembangan secara satu kesuluruhan merupakan aspek penting dalam mencapai hasil yang maksimal. Oleh karena itu HMS ITB dituntut untuk menjadi wadah aktualisasi yang integralistik bagi anggotanya
Kebutuhan HMS ITB yang mampu menjadi wadah aktualisasi yang integralistik bagi anggotanya
48 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
17.
Kondisi Ideal
Kondisi Aktual
Gap
HMS ITB dapat membangun kesadaran kritis bagi anggota HMS ITB agar mampu berperan untuk masyarakat secara nyata.
HMS ITB belum cukup baik dalam membangun kesadaran kritis bagi anggota HMS ITB agar mampu berperan untuk masyarakat secara nyata.
Analisis HMS ITB sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan ITB yang menampung mahasiswa S1 Teknik Sipil ITB sudah seharusnya dapat membangun kesadaran bagi anggotanya dalam rangka berkontribusi untuk masyarakat. Namun kesadaran kritis itu kurang dirasakan bagi anggota HMS ITB saat ini. Padahal sebagai organisasi kemahasiswaan yang menampung mahasiswa S1 Teknik Sipil ITB, HMS ITB diharapkan mampu mencetak generasi yang menjadi penopang pembangunan bangsa ke depan. Untuk itu HMS ITB dituntut mampu membangun kesadaran kritisi itu bagi anggotanya.
Kebutuhan HMS ITB yang mampu membangun kesadaran kritis bagi anggotanya agar mampu berperan aktif untuk masyarakat secara nyata.
49 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
BAB VI Visi dan Misi 6.1 Visi dan Misi HMS ITB 2018/2019
VISI “ Merangkai HMS ITB sebagai kontributor nyata bangsa melalui usaha penjaminan kebutuhan anggota serta rumah eksplorasi diri sesuai minat dan potensi. “
MISI 1. #HMSReborn, Upaya merekonstruksi ulang HMS ITB menjadi sebuah wadah yang terintegrasi dalam upaya penjaminan kebutuhan dan profil anggota dalam ranah kekeluargaan. 2. #Explore HMS, Mengoptimalkan wahana eksplorasi kepada anggota HMS ITB untuk dapat berkembang dan berkarya sesuai dengan minat dan potensi. 3. #HMSku Rumahku, Merintis HMS sebagai rumah sentral pergerakan anggotanya dalam upaya meningkatkan rasa kepemilikan terhadap HMS ITB. 6.2 Penjabaran Visi 1. Merangkai HMS ITB sebagai kontributor nyata bangsa Rangkai merangkai/me·rang·kai/ v menyusun (mengatur) menjadi berangkai-rangkai:
Merangkai adalah sebuah proses menyusun suatu hal menjadi berangkai – rangkai. HMS ITB adalah sebuah wadah aktualisasi yang harus dirangkai kembali, disusun sedimikian rupa hingga menjadi sebuah kepingan yang utuh dan indah. Sehingga membuat orang – orang memandang binar HMS ITB sebagai sebuah wadah besar. Kontributor Nyata kontribusi/kon·tri·bu·si/ n sumbangan nyata/nya·ta/ a 2 benar-benar ada; ada buktinya; berwujud: 3 terbukti:
Kontributor adalah orang atau sekelompok orang yang mau berkontribusi. Nyata berarti terbukti dalam artian beewujud, tampak, dan berdampak. Sedangkan Bangsa yang dimaksud di sini adalah seluruh semesta rakyat yang ada di Negara Indonesia. 50 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
HMS ITB adalah sebuah wadah besar yang diharapkan dapat memberikan sumbangsih terbaiknya untuk mempelopori pembangunan bangsa. Sehingga hegemoni besar bukan hanya sekedar tampilan luar tapi ada bukti konkret dan berasa bagi para insan yang ada di dalam dan di luarnya. Dalam hal ini merangkai HMS ITB sebagai kontributor bangsa menjawab kebutuhan 8 dan 9. nyata/nya·ta/ a 2 benar-benar ada; ada buktinya; berwujud: 3 terbukti:
2. Usaha penjaminan kebutuhan anggota penjaminan/pen·ja·min·an/ n proses, cara, perbuatan menjamin. kebutuhan/ke·bu·tuh·an/ n yang dibutuhkan
Penjaminan adalah sebuah proses dalam rangka menjamin suatu hal tersebut ada ataupun terjadi. Kebutuhan adalah sebuah hal yang dibutuhkan oleh setiap orang, butuh dalam artian benar – benar membutuhkan dan urgensinya penting sekali. Usaha penjaminan kebutuhan anggota dalah sebuah upaya dalam rangka menjamin telebih dahulu kebutuhan anggota yang beraneka ragam sehingga nantinya dapat dibuat sebuah penajminan diri agar harapannya mereka, anggota, dapat nyaman dan bebas untuk aktulaisasi dalam keberjalannya ber-HMS ITB. Dalam hal ini usaha penjaminan kebutuhan anggota menjawab kebutuhan 1, 2, 3, dan 4. 3. Rumah eksplorasi diri sesuai minat dan potensi. Rumah Eksplorasi
rumah/ru·mah/ n bangunan untuk tempat tinggal; eksplorasi/eks·plo·ra·si/ /éksplorasi/ 1 n penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan:
Rumah adalah sebuah tempat ternyaman untuk tinggal dan tumbuh kembang. Eksplorasi diri sebuah proses menjelajahi diri untuk memperoleh sebuah pengetahuan yang lebih banyak terhadap seuatu hal yang dipelajari. Rumah Eksplorasi diri sebagai sebuah fasilitas pengembangan diri yang nyaman dalam mencapai aktualisasi yang optimal. Minat dan Potensi minat/mi·nat/ n kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan: potensi/po·ten·si/ /poténsi/ n kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya;
51 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Minat adalah sebuah ketertarikan yang luar biasa tinggi terhadap sesuatu hal yang ada. Potensi adalah kemampuan ataupun daya yang merupakan kelebihan yang dapat dikembangkan lebih jauh kedepannya. Minat dan potensi menjadi sebuah parameter dalam mengelompokkan anggota sesuai wadahnya masing – masing. Rumah eksplorasi minat dan potensi adalah sebuah tempat dimana kita dengan nyaman dan bebas dapat mengembangkan diri lebih jauh sesuai ketertarikan diri dan bakat yang ada dalam diri sendiri. Rumah eksplorasi diri dimaksudkan agar mewadahi cita dan mimpi dari berbagai keinginan anggota yang beragam agar didapatkan
upgrade diri yang sama. Dalam hal ini Rumah eksplorasi sesuai minat dan potensi menjawab kebutuhan 5, 6, dan 7. KONKLUSI DARI VISI Merangkai HMS ITB sebagai kontributor nyata bangsa melalui usaha penjaminan kebutuhan anggota serta rumah eksplorasi diri sesuai minat dan potensi berarti sebuah cita besar untuk merangkai HMS ITB sebagai organiasi yang mewadahi mahasiswa S1 teknik sipil itb agar dapat kelak menjadi sebuah kontributor nyata untuk bangsa. Karena dari HMS ITB lah cita – cita banyak orang tertumpu dan sudah seharusnya sebagai ujung tombak oragnasisi keilmuan teknik sipil wadah ini berkembang dan berdampak untuk bangsa dan seluruh masyrakat. Cita besar itu akan terasa berat jika tidak melauli upaya perbaikan diri organisasi ini sendiri. 2 aspek penting yang dilalui adalah penjaminan kebutuhan diri anggota dan aktualisasi sesuai minat dan potensi. Oleh karena itu HMS ITB harus berkonsentrasi dalam hal penjaminan kebutuhan dasar anggotanya sehingga nantinya ketika semua anggota sudah merasa terjamin dan aman terhadap diri sendiri terciptanya aktualisasi sesuai minat dan potensi anggota merupakan hadiah besar bagi proses tadi. 6. 2 Misi Misi merupakan Penjabaran atau langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai / mewujudkan visi tersebut. Dalam melaksanakan visi besar diatas maka dilakukan beberapa misi guna mencapai keidealan tujuan. Misi ini dirangkum dalam sebuah tujaun yang disebut tri asa yang berarti 3 cita. Tri Asa
52 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
1. #HMSReborn, Upaya merekonstruksi ulang HMS ITB menjadi sebuah wadah yang terintegrasi dalam upaya penjaminan kebutuhan dan profil anggota dalam ranah kekeluargaan. rekonstruksi/re·kon·struk·si/ /rékonstruksi/ n penyusunan (penggambaran) kembali: integrasi/in·teg·ra·si/ n pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat; kekeluargaan/ke·ke·lu·ar·ga·an/ n perihal (yang bersifat, berciri) keluarga:
HMSReborn adalah sebuah cita untuk merangkai HMS menjadi sebuah himpunan seperti tujuan muasalnya. Dimana Himpunan ada untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Upaya ini dilakukan secara bertahap hingga menjadi sebuah kesatuan yang utuh dan saling berintegrasi satu sama lain. Cita ini dilakukan dengan langkah yaitu penjaminan kebutuhan dan profil diri anggota. Karena setiap kebutuhan individu yang berbeda – bedalah potensi gagasan ini muncul. Semua tak bisa disamaratakan. Oleh Karena itu, anggota butuh pelayanan khusus dalam rangka membentuk profil yang ingin mereka capai di HMS dan melalui ranah kekeluargaan. Karena kekeluargaan lah dasar dari hidup seseorang dan dasar beroganisasi HMS. Diharapakan penjaminan dalam ranah kekeluargaan merupakan metode terbaik untuk membuat individu benar – benar mencapai profil yang diinginkan. 2. #Explore HMS, Mengoptimalkan wahana eksplorasi kepada anggota HMS ITB untuk dapat berkembang dan berkarya sesuai dengan minat dan potensi. Wahana /wa·ha·na/ alat atau sarana untuk mencapai suatu tujuan Berkembang /ber·kem·bang/ menjadi bertambah sempurna (tentang pribadi, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya): Berkarya /ber·kar·ya/ v mempunyai pekerjaan tetap; berprofesi; 2 mencipta (mengarang, melukis, dan sebagainya)
Explore HMS adalah sebuah cita yang mana merupakan tahapan selanjutnya dari tahap penjaminan. Dimana anggota digiring untuk mengeksplorasi diri secara optimal dalam wahana yang telah disiapkan di HMS. Dengan tujuan untuk dapat mengembangkan diri dan juga berkarya sesuai minat dan potensi. Penting sekali perkembangan sesuai minat dan potensi karena eksplorasi yang benar – benar optimal adalah yang sesuai minat (ketertarikan) dan potensi.
53 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
3. #HMSku Rumahku, Merintis HMS sebagai rumah sentral pergerakan anggotanya dalam upaya meningkatkan rasa kepemilikan terhadap HMS ITB. Sentral /sen¡tral/ /sÊntral/ 3 n pusat; sentra; Pergerakan /b (untuk perjuangan atau perbaikan): Milik /mi¡lik/ n 1 kepunyaan; hak;
HMSku Rumahku adalah sebuah goal besar dimana disini harapanya seluruh anggota HMS bisa turut berpartisipasi aktif dalam berkemahasiswaan dan menjadikan HMS sebagai rumah sentral pergerakan bersama. HMSku rumahku sekaligus menjawab tantangan dalam penumbuhan interaksi yang terjalin secara kaku dalam internal HMS dan juga mengatasi problema beraktivitas di sekretariat yang semakin lama makin pudar. Semua dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan rasa kepemilikan dan rasa bangga terhadap himpunan bersama, HMS ITB. HMSkuRumahku diharapkan dapat menjadi motivasi yang tertanam di setiap sanubari anggota biasa HMS ITB. Dan semua itu akan direpresentasikan dengan partisipasi dalam ber-HMS ke depan.
54 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
BAB VII Implementasi Misi Misi merupakan penjabaran atau langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai / mewujudkan visi tersebut. Dalam melaksanakan misi besar diatas maka dilakukan breakdown misi dalam ranah impelmentasi misi guna mencapai misi – misi besar diatas. Misi ini dirangkum dalam sebuah tujaun yang disebut Nawa Kridha yang berarti 9 Gerakan.
Nawa kridha Dalam koridor 1 : #HMS ITBReborn, Upaya merekonstruksi ulang HMS ITB menjadi sebuah wadah yang terintegrasi dalam upaya penjaminan kebutuhan dan profil anggota dalam ranah kekeluargaan. 1. Penjaminan kebutuhan dasar anggota dalam bidang studi dan kesejahteraan. Kebutuhan dasar anggota HMS ITB yang notabene adalah mahasiswa S1 ITB saat ini yang paling dasar ada 2 aspek, yaitu bidang studi (akademik) dan bidang kesejahteraan (kesehatan, ekonomi, kebahagiaan, dll). Dalam rangka tujuan besar untuk aktualisasi diri anggota maka sudah seharusnya HMS ITB concern terlebih dahulu untuk memenuhi 2 aspek ini. Karena 2 aspek ini merupakan hal dasar yang harus dilakukan anggota sebelum menuju kebutuhan puncak untuk aman dan nyaman dalam beraktualisasi. Penjaminan kebutuhan sesuai dengan teori Maslow yang dijadikan acuan juga merupakan dasar penting bagi anggota dalam meningkatkan kekeluargaan setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi. Oleh karena itu penting bagi HMS ITB kedepannya agar dapat mengusahakan penjaminan kebutuhan dasar ini terpenuhi. Ket : *Menjawab arahan GBHP terkait bidang kesejahteraan dan hubungan internal. 2. Sinergisasi & kesepahaman kaderisasi berbasis penjaminan target. Menilik sejarah HMS ITB yang sudah 63 tahun, program yang selalu ada dalam setiap keberjalanan kepengurusan adalah kaderisasi. Kaderisasi menjadi penting karena proses ini mendidik kader agar sesuai dengan tujuan organisasi. Tetapi akar masalah terjadi karena tidak ada follow up tentang kaderisasi ini kedepannya. Oleh karena itu kaderisasi yang notabene selama ini berbasis kekeluargan hendaknya diupgrade menjadi sebuah kaderiasi yang bersinergi dan memiliki
55 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
kesepahaman agar tercipta penjaminan target baik dari kader maupun kebutuhan pengkader. Sinergisasi dalam artian semua aspek tidak hanya BP Kaderisasi yang merumuskan, tapi semua saling bahu membahu merumuskan profil bagaimana kader akan dibawa kedepannya. Kesepahaman yang dimaksud bahwa proses kader ini milik bersama dan alangkah baiknya semua pihak memahami proses kaderisasi (penurunan nilai) ini dalam rangka follow up selanjutnya. Sistem kaderisasi yang ideal adalah sisem kaderisasi yang berbasis penjaminan target, dengan kader dapat mencari jawaban atas permasalahannya sendiri secara mandiri. Sehingga dalam keberjalanannya BP kaderisasi dapat memfokuskan diri dalam aspek kekeluragaan, kaderisasi, interaksi, kegiatan yang terintegrasi dan penjaminan profil kader dan dengan tetap mengoptimalkan sistem kaderisasi aktif dengan meninjau ulang kurikulum dan standar kompentensi dari kader. Ket : *Menjawab arahan GBHP terkait bidang kaderisasi. 3. Membudayakan apresiasi dan kepercayaan kepada sesama anggota. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar sudah selayaknya diimbangi dengan sebuah apresiasi atas sebuah pencapaian yang diraih. Kepercayaan juga dimaksudkan agar pemenuhan profil diri yang diberikan adil dan sama rata walau nantinya setiap individu memiliki pengembangan berbeda – beda. HMS ITB sebagai sebuah
organisasi
yang
memiliki
anggota
melimpah
sudah
seharusnya
membudayakan rasa apresiasi terhadap semua anggotanya agar tercipta suasana kekeluargaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar. Dan hal itu diimbangi juga dengan memberikan kepercayaan kepada sesama anggota yang dirasa belum berkembang karena mungkin tak diberi kesempatan untuk mencoba menempa diri. Kepercayaan disini dimaskudkan ke ranah menyadarkan kepada semua aspek anggota bahwa mereka punya peran dan tanggung jawab di HMS ITB. 2 aspek ini (Apresiasi dan Kepercayaan) merupakan aspek dasar yang penting sebelum tercipta aktualisasi diri yang masif di sana. Ket : *Menjawab arahan GBHP terkait bidang kesejahteraan dan hubungan internal. 4. Mengembangkan Jaringan Kolaborasi yang baik terhadap mitra HMS ITB. Sebagai organisasi yang berisi mahluk sosial di dalamnya sudah seharusnya HMS ITB tidak bisa lepas dari hubungan baik terhadap jaringan – jaringan yang terkait. Mitra HMS ITB juga beragam mulai dari di dalam kampus seperti : KM ITB, HMJ, UKM dan lembaga pendidikan seperti Prodi, Fakultas, hingga Rektorat hingga pihak 56 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
eksternal seperti : FKMTSI, ALSI, dll. HMS ITB sudah terhubung dengan mitra itu telah lama tapi terkesan hanya sekadar kebutuhan sesaat. Sudah saatnya tali silahturahmi harus ditegakkan dan tetap berjalan dengan pihak – pihak terkait. Dan untuk saat inilah HMS ITB butuh sebuah pengembangan ke arah hubungan yang lebih dalam terkait mitra – mitra yang ada agar tercipta harmonisasi kolaborasi antara kedua belah pihak. Diharapkan nantinya mengembangkan bukan dalam sekedar artian menjalin hubungan keterikatan saja tapi juga untuk mencoba mengambil peran yang dapat diampu oleh HMS ITB sebagai organisasi mahasiswa teknik sipil. Ket : *Menjawab arahan GBHP terkait bidang hubungan eksternal. Dalam koridor 2 : #Explore HMS ITB, Mengoptimalkan wahana eksplorasi kepada anggota HMS ITB untuk dapat berkembang dan berkarya sesuai dengan minat dan potensi. 5. Mendorong kreativitas anggota sehingga mampu menghasilkan karya yang bermanfaat. Pengembangan Kreativitas merupakan tujuan dasar dari HMS ITB. Aspek kreativitas merupakan hal penting ditengah krisis dan moral plagiarisme sekarang. HMS ITB sebagai sebuah wadah eksplorasi sudah seharusnya mendorong kreativitas anggotanya sehingga mampu menghasilkan karya yang bermanfaat. Disini HMS ITB harus memantik potensi anggotanya sehingga bisa menciptakan karya, dan karya yang dihasilkan pun menjadi tak sekedar karya usang dan tak terpakai namun menjadi bermanfaat baik untuk sekitar maupun bangsa. Ket : *Menjawab arahan GBHP terkait bidang kesejahteraan dan hubungan internal. 6. Mengoptimalkan wawasan dan kemampuan anggota dalam rangka penjaminan profil keprofesian. Basis anggota dari HMS ITB adalah mahasiswa S1 Teknik Sipil ITB dan HMS ITB ada karena kebutuhan pengembangan keprofesian di luar ranah belajar mengajar. Untuk itu sudah selayaknya HMS ITB kembali pada jalurnya melayani kebutuhan dalam rangka pengembangan wawasan pengetahuan dan kemampuan (soft-skill) anggota agar tercipta sebuah penjaminan profil keprofesian. Dalam rangka menjamin ketercapaian itulah maka sistem yang digunakan berbasis follow up dan jenjang, agar ilmu yang didapatkan semakin tahun semakin naik kelas sehingga
57 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
profil keprofesian dapat terjamin pencapaiannya. Profil keprofesian disini adalah profil yang akan dibutuhkan ke depannya sebagai sarjana teknik sipil. Ket : *Menjawab arahan GBHP terkait bidang pengembangan keprofesian. 7. Membangun harmonisasi arah gerak dalam upaya pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi. Sudah seharusnya sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan Perguruan Tinggi maka HMS ITB harus dapat melaksanakan pemenuhan aktualisasi dalam bidang tri dharma. Tri dharma adalah sebuah eksplorasi diri mahasisawa dalam bidang pendidikan,
penelitian,
dan
pengabdian
masyrakat.
Dan
porsi
dalam
pengembangan tri dharma ini haruslah seimbang tidak timpang salah satu. HMS ITB selama keberjalanan kurang bisa menyamaratakan aspek ini apalagi penelitian. Untuk itu nantinya dapat dibentuk sebuah wadah yang dapat menaungi penjaminan aktualisasi ini dalam rangka membangun arah gerak organisasi yang harmonis. Ket : *Menjawab arahan GBHP terkait bidang Pengembangan Keprofesian dan Pengabdian Masyarakat.
Dalam koridor 3 : #HMS ITBku Rumahku, Merintis HMS ITB sebagai rumah sentral
pergerakan
anggotanya
dalam
upaya
meningkatkan
rasa
kepemilikan terhadap HMS ITB. 8. Menjadikan HMS ITB sebagai infrastruktur aktualisasi yang integralistik. Integralistik adalah satu keseluruhan. HMS ITB sebagai sebuah organisasi memiliki banyak aspek yang harus dikembangkan dari anggotanya. Untuk itu, dibutuhkan sebuah sinergisasi aktualisasi yang menyeluruh dan saling terkait agar pengembangan anggota tidak terpencar – pencar dan menyatu menjadi sebuah wadah yang utuh. Infrastruktur disini berarti adalah fasilitas (baik fisik maupun non fisik) yang dikembangkan agar tercipta sebuah aktualisasi anggota yang optimal. Seperti peningkatan dalam hal - hal SOP departemen, pendesainan arah gerak departemen, dan pengelolaan data terpusat agar tercipta wadah aktualisasi yang integralistik. Menjadikan HMS ITB sebagai wadah aktualiasi yang saling memiliki keterkaitan merupakan sebuah tugas penting untuk mencapai visi yang telah dirumuskan sebelumnya. Ket : *Menjawab arahan GBHP terkait badan kelengkapan organisasi.
58 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
9. Membangun Kesadaran kritis bagi anggota HMS ITB agar mampu berperan aktif untuk masyarakat secara nyata. Mahasiswa adalah agen perubahan masyarakat. Mahasiswa adalah orang – orang yang diharapkan masyarakat untuk berkembang. Maka, sudah sepantasnya bahwa aktualisasi diri dapat diarahkan dalam proses kebermanfaatan ke masyarakat. Bentuknya banyak, mulai dari karya, inovasi penelitian, kegiatan yang berdampak untuk masyarakat, dll. Semua ini dilakukan dan menjadi sebuah goal besar agar mahasiswa sadar bahwa mereka merupakan sarjana teknik sipil yang diharapkan dapat mengentaskan problema bangsa kedepannya. Ket : *Menjawab arahan GBHP terkait bidang pengabdian masyarakat.
59 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
BAB VIII DESAIN ORGANISASI Desain Organisasi didefinisikan sebagai hasil dari proses sistematika perancangan berbentuk kerangka organisasi yang mengelompokkan arahan sesuai bidang – bidang tertentu guna mencapai tujuan bersama dalam organisasi yang bersangkutan. Dalam konteks desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian keputusan atau tindakantindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi. Terlepas dari definisi desain organisasi secara harfiah, dalam keberjalanannya ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam penyusunannya. Dalam buku panduan A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide ), ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam mendesain suatu organisasi. Hal – hal tersebut merupakan faktor yang patut dijadikan acuan keputusan dalam penyususunan desain organisasi yang optimal. Berikut beberapa faktor yang dipilih sebagai koridor yang tepat dalam analisis desain organisasi adalah : a.
SDM
b. Waktu c.
Biaya / Finansial
d. Lingkup e.
Teknologi
f.
Peluang dan Resiko
Pada desain kali ini digunakan referensi dari buku Organizational Behavior edisi ke-15 oleh Stephen P. Robbins dan Effective Organization Structural Design dari The Bridgespan Group. Dari literatur yang ada didapatkan 6 langkah penyusunan yang perlu dilaksanakan dalam mendesain organisasi yaitu : 1. Work Specialization atau spesialisasi kerja adalah tahap dimana mendefinisikan tugas-tugas yang dibagi ke dalam pekerjaan-pekerjaan yang terpisah. Dalam tahap ini didefinisikan sejauh mana tugas – tugas dalam organisasi dibagi –bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.. Work Specialization mengambil langsung turunan dari misi yakni implementasi misi. Pada tahap ini breakdown dari implementasi misi dijabarkan menjadi sebuah penjabaran yang lebih detail. 2. Departmentalization atau departementalisasi adalah tahap dimana mengelompokan pekerjaanpekerjaan yang telah diturunkan dari work specialization. Pada tahap ini spesialisasi kerja yang telah dirancang merupakan landasan dasar dari sebuah departemen yang terbentuk dalam melaksanakan arahan kerja.
60 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
3. Span of Control atau rentang kendali adalah tahap dimana jumlah departemen yang sebenarnya dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efektif dan efisien. Jangkauan dari pengelompokkan departemen didasarkan pada kebutuhan organisasi untuk mencapai bidang – bidang yang ingin dicapai dari visi dan misi yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Chain of Command atau rantai komando adalah tahap dimana mendefinisikan jalur melapor dari individu/kelompok ke individu/kelompok lain. Pada tahap Chain of Command, garis wewenang yang membentang dari atas ke unit terbawah menjelasakan mekanisme siapa yang bertanggung jawab kepada siapa. 5. Centralization and Decentralization atau sentralisasi dan desentralisasi adalah tahap dimana mendefinisikan tingkat wewenang pengambilan keputusan. Disini didefinisikan sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi 6. Formalization atau formalisasi adalah tahap dimana mendefinisikan aturan dan pengaturan untuk mengarahkan karyawan dan manajer. Pendefenisian formalisasi dimaksudkan untuk menjelaskan araha kerja dan mengusahakan ketercapaian visi dan misi secara jelas.
61 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
a. WORK SPECIALIZATION Work specialization adalah adalah tahap dimana pendefinisian tugas-tugas (dalam konteks ini adalah misi) yang dibagi ke dalam pekerjaan-pekerjaan yang terpisah yang dilakukan oleh individu-individu berbeda. Work specialization diturunkan dari masingmasing misi yang selanjutnya menjadi main system untuk mencapai visi misi Badan Pengurus secara langsung. Work Specialization dilakukan untuk mengoptimalkan dan mengefisiensikan pelaksanaan dari misi yang telah ditentukan dengan membaginya ke beberapa sub-bagian (spesialisasi ). Work Specialization memiliki syarat umum yaitu MECE (Mutually exclusive dan Collectively exhaustive ) ,memiliki alur pencapaian misi yang jelas, dan semua turunan dari work specialization dapat menjawab dari misi yang telah dijabarkan di atas. Berikut ini adalah
penurunan tugas – tugas dari implementasi misi: 1. Penjaminan kebutuhan dasar anggota dalam bidang studi dan kesejahteraan. a. Menyediakan wadah pemenuhan kebutuhan dasar anggota dalam bidang studi. b. Menyediakan wadah pemenuhan kebutuhan dasar anggota dalam bidang kesejahteraan. c. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar anggota di bidang studi secara berkala. d. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar anggota di bidang kesejahteraan secara berkala. *Penjelasan : Dalam mencapai penjaminan kebutuhan dasar anggota dalam bidang studi dan kesejahteraan maka dibutuhkan 2 alur pencapaian yaitu menyediakan wadah mengevaluasi secara berkala. Hal ini dimaksudkan agar tujuan penjaminan tercapai sepanjang kepengurusan. 2. Sinergisasi dan kesepahaman kaderisasi berbasis penjaminan target a. Merumuskan target profil kaderisasi bagi anggota HMS ITB. b. Menyinergikan dan menyamaratakan pemahaman mengenai target kaderisasi di setiap elemen1 HMS ITB. c. Menyediakan wadah penjaminan dalam pemenuhan target kaderisasi bagi anggota HMS ITB. d. Mengevaluasi ketercapaian target kaderisasi di setiap elemen HMS ITB. *Penjelasan : Untuk mencapai sinergisasi dan kesepahaman kaderisasi berbasis penjaminan target maka diperlukan alur pencapaian yang dimulai dari merumuskan profil menyamaratakan pemahaman target menyediakan wadah mengevaluasi ketercapaian.
62 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
1
Elemen disini dimaksudkan kepada setiap peran yang ada di HMS ITB. Seperti : BP, BPA, Senator, dan Angkatan.
3. Membudayakan apresiasi dan kepercayaan kepada sesama anggota a. Menumbuhkan budaya apresiasi kepada sesama anggota HMS ITB b. Mengapresiasi anggota HMS ITB atas setiap pencapaian karya c. Menumbuhkan rasa dan sikap saling percaya kepada seluruh elemen HMS ITB terkait pengembangan minat dan potensi. d. Memberikan wadah kepercayaan untuk berperan kepada setiap anggota HMS ITB. *Penjelasan : Dalam mencapai implementasi misi akan membudayakan apresiasi dan kepercayaan kepada sesama anggota maka dibutuhkan metode pelaksanaan dengan jalan menumbuhkan ďƒ melaksanakan. Menumbuhkan disini berarti memantik untuk tumbuh di dalam diri anggota HMS ITB dengan inisiasi yang berkelanjutan. Sedangkan bentuk melaksanakan adalah dengan mengapresiasi (untuk rasa apresiasi) dan memberikan wadah (untuk rasa kepercayaan). 4. Mengembangkan jaringan kolaborasi yang baik terhadap mitra HMS ITB. a. Meningkatkan hubungan dengan lembaga2 di dalam ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. b. Memperluas jaringan dengan pihak di luar3 ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. c. Meningkatkan peran dalam setiap kolaborasi dengan mitra4 HMS ITB. *Penjelasan : Penjelasan poin a) adalah untuk menekankan bahwa hubungan dengan lembaga di dalam ITB yang sudah terjalin harus lebih ditingakatkan, sedangkan untuk poin b) pihak luar ITB masih dalam tahap memperluas jaringan. Dan untuk mengembangkan kolaborasi yang baik maka dilengkapi dengan pelaksanaan poin c) di setiap elemen baik di dalam maupun di luar ITB. 2
Lembaga yang dimaksudkan adaah HMJ, KM ITB, MWA-WM, UKM, Dosen, Prodi, Fakultas, Rektorat, dan instansi lain yang memiliki keterkaitan hubungan dengan HMS ITB. 3 Pihak luar yang dimaksudkan adalah Universitas Lain, FKMTSI, Alsi, Lembaga – lembaga pemerintah maupun non pemerintah lain yang memiliki keterkaitan hubungan dengan HMS ITB. 4 Mitra HMS ITB yang dimaksud adalah lembaga dalam ITB dan Pihak Luar HMS ITB yang telah didefinisikan sebelumnya.
5. Mendorong kreativitas anggota sehingga mampu menghasilkan karya yang bermanfaat. a. Menumbuhkan semangat anggota HMS ITB dalam menghasilkan karya5 yang inovatif dan bermanfaat. b. Menyediakan wadah kepada setiap anggota HMS ITB untuk pengembangan karya yang inovatif dan bermanfaat.
63 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
c. Mengusahakan setiap karya anggota HMS ITB agar bermanfaat di lingkup yang lebih luas6. *Penjelasan : Guna mendorong kreativitas anggota sehingga mampu menghasilkan karya yang bermanfaat maka alur pencapaian yang dibutuhkan adalah menumbuhkan semangat anggota menyediakan wadah dalam pengembangan karya lalu mengusahakan karyanya dapat berguna pada lingkup yang lebih luas. 5
Karya yang dimaksud adalah dalam hal buah cipta sendiri/kelompok dari anggota HMS ITB yang dapat berdampak positif bagi lingkungan sekitar baik mahasiswa maupun masyarakat. 6 Luas disini tidak dibatasi lingkupnya baik lingkup kampus, Jawa barat, Indonesia, bahkan dunia. Selama mampu untuk mengusahakan kebermanfaatan nya maka HMS ITB akan memafasilitasinya.
6. Mengoptimalkan wawasan dan kemampuan anggota dalam rangka penjaminan profil keprofesian a. Merancang kebutuhan pengembangan keprofesian teknik sipil dari anggota HMS ITB. b. Mengoptimalkan7 wawasan terkait bidang keprofesian teknik sipil bagi anggota HMS ITB. c. Memberikan wadah aplikatif8 dalam bidang pengembangan keprofesian teknik sipil. d. Mendorong semangat aktualisasi diri dalam berkompetisi terkait pengembangan keprofesian. *Penjelasan : Dalam mengoptimalkan wawasan dan kemampuan anggota dalam rangka penjaminan profil keprofesian maka yang pertama dilakukan adalah merancang jenjang pengembangan keprofesian mengoptimalkan wawasan memberikan wadah aplikatif mendorong beraktualisasi diri. 7
Mengoptimalkan disini adalah mengembangkan dasar yang telah ada ke dalam ranah yang bisa lebih bermanfaat Wadah aplikatif mencakup sarana pengaplikasian ilmu secara praktik dan bisa berdampak langsung kepada pihak yang terlibat. 8
7. Membangun harmonisasi arah gerak dalam upaya pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi a. Membimbing9 kebutuhan akademik anggota HMS ITB untuk terpenuhi dengan baik secara peranggota maupun menyeluruh. b. Mewadahi pengoptimalan penelitian anggota HMS ITB dalam bidang teknik sipil. c. Mengoptimalkan pengabdian masyarakat bagi anggota HMS ITB di bidang teknik sipil d. Mengelola10 pemerataan, pemberdayaan, dan pencapaian tri dharma perguruan tinggi dalam setiap bidang di HMS ITB.
64 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
*Penjelasan : Dalam membangun harmonisasi dalam pelaksanaan tri dharma maka alur pencapaian berjalan paralel antara poin a),b),c) dan dilengkapi dengan poin d) di setiap alur pencapaian tri dharma di masing – masing poin. 9
Membimbing memiliki artian menuntun, membantu, memberi petunjuk dan penjelasan terkait kebutuhan akademik yang diperlukan. 10 Mengelola dalam artian menyelaraskan pencapaian nilai tri dharma disetiap elemen dalam keberjalanan arah gerak HMS ITB ke depan.
8. Menjadikan HMS sebagai infrastruktur aktualisasi yang integralistik a. Mengoordinasi pengembangan anggota HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. b. Mengatur11 fungsi kerja dalam setiap elemen pengurus HMS ITB secara berkala. c. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam kepengurusan dan menentukan solusi dari massalah yang ada. *Penjelasan : Dalam mencapai tujuan menjadikan HMS sebagai infrastruktur aktualisasi yang integralistik maka alur pencapaiannya dimulai dari mengoordinasi kepada setiap elemen yang ada ďƒ mengatur fungsi kerja secara benar ďƒ lalu mengevaluasi ketercapaian yang ada. 11
Mengatur dalam artian melaksanakan fungsi manajerial dan menyinergikan setiap fungsi kerja dari setiap elemen penguruh HMS ITB agar sesuai dengan arahan yang dirancang di awal.
9. Membangun kesadaran kritis bagi anggota HMS ITB agar mampu berperan aktif untuk masyarakat secara nyata a. Menanamkan nilai kemasyarakatan kepada seluruh anggota HMS ITB. b. Mewadahi anggota HMS ITB untuk berkontribusi langsung ke masyarakat. c. Mengkaji realitas mengenai kondisi kemasyarakatan yang berkaitan dengan keilmuan teknik sipil. *Penjelasan : Dalam upaya membangun kesadaran kritis bagi anggota HMS ITB agar mampu berperan aktif untuk masyarakat secara nyata maka diinisasi dari menanamkan nilai kemasyarakatan sehingga selanjutnya dapat dilaksanakan 2 jalur yang berbeda dalam membangun kesadaran kritis yaitu terjun langsung ke masyarakat dan mengkaji realitas mengenai kondisi kemasyarakatan. Agar seluruh work specialization tersebut dapat dipenuhi dengan baik, dibutuhkan juga work specialization yang berfungsi sebagai pendukung ketercapaian implementasi misi. Work specialization ini disebut sebagai supporting system. 1. Mengelola jadwal kegiatan HMS ITB. 2. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan HMS ITB. 3. Mengelola pengarsipan12 terkait kegiatan yang dilaksanakan HMS ITB. 4. Mengelola aliran kas dalam HMS ITB. 5. Membantu menyediakan dukungan keuangan untuk keberjalanan HMS ITB. 6. Meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB. 7. Mengelola pemerataan ketersampaian informasi kepada seluruh anggota HMS ITB. 8. Mengelola penyampaian informasi ke pihak di luar HMS ITB. 65 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
12
Pengarsipan disini mengacu pada semua dokumen dalam bentuk apapun yang dikeluarkan oleh HMS ITB, disimpan dan dipelahara guna dijadikan referensi ke depannya.
b. DEPARTMENTALIZATION Setelah dilakukan Work Specialization, pembagian kerja tersebut dikelompokkan agar masing – masing arahan tersebut dapat dikoordinasikan. Departmentalization adalah tahap dimana mengelompokan pekerjaan-pekerjaan yang sudah dilakukan sebelumnya. Pengelompokkan yang ada berdasarkan kebutuhan kerja dan output yang ingin dihasilkan ke depannya. Jadi adalah hal yang wajar jika ditemui pengelompokkan departemen yang memiliki arahan yang sama, dikarenakan semata – mata spesialisasi kerja mereka didasari oleh kebutuhan kerja yang identik namun akan dibedakan dengan arahan – arahan lain yang melengkapi sehingga memiliki arah gerak masing - masing. Hal yang umum dijadikan parameter dalam pengelompokkan kerja adalah fungsi (functions), jenis produk atau jasa (product or service), daerah (area), dan konsumen (customer). Namun dalam departmentlization saat ini, dugunakan 3 acuan dasar , yaitu : Fungsi, daerah, dan produk. Daerah yang dimaksudkan disini lingkup kerja dari masing – masing kelompok kerja. Ketiga acuan itu menjadi filter dalam mengelompokkan pembagian kerja yang ada. Pada bagian Departementalization ini terdapat 5 elemen utama dimana a terdapat departemen-departemen hasil pengelompokan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Lima elemen yang ada tersebut adalah Badan Pengurus Harian, Badan Fungsional Utama (Main System), Badan Fungsional Pendukung (Supporting System), Badan Semi Otonom, Tim Kerja.
a.
Badan Pengurus Harian Badan pengurus harian adalah badan yang mengelola, mengawasi, mengeksekusi dan menilai keberjalanan badan pengurus secara keseluruhan. Badan pengurus harian menempati ranah strategis dalam keberjalanan seluruh sistem badan pengurus. 1. Wakil Ketua Umum a. Menyinergikan dan menyamaratakan pemahaman mengenai target kaderisasi di setiap elemen1 HMS ITB. (2b) b. Mengelola pemerataan, pemberdayaan, dan pencapaian tri dharma perguruan tinggi dalam setiap bidang di HMS ITB. (7d) c. Mengoordinasi pengembangan anggota HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. ( 8a) d. Mengatur11 fungsi kerja dalam setiap elemen pengurus HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. (8b) e. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam kepengurusan dan menentukan solusi dari massalah yang ada. (8c)
66 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Elemen yang dimaksud dalam WS di wakil ketua umum adalah departemen – departemen di bawah bidang yang dipegang. *SS adalah poin Supporting System 1
2. Sekretaris Jenderal a. Mengelola jadwal kegiatan HMS ITB. ( SS1) b. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan HMS ITB. (SS2) c. Menyinergikan dan menyamaratakan pemahaman mengenai target kaderisasi di setiap elemen1 HMS ITB. (2b) d. Mengoordinasi pengembangan anggota HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. (8a) e. Mengatur fungsi kerja dalam setiap elemen pengurus HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. (8b) f. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam kepengurusan dan menentukan solusi dari massalah yang ada. (8c) Elemen yang dimaksud dalam WS di kesektariatan adalah departemen – departemen di bawah bidang yang dipegang. 1
3. Sekretaris Umum a. Mengelola pengarsipan terkait kegiatan yang dilaksanakan HMS ITB. (SS3) 4. Bendahara Umum a. Mengelola aliran kas dalam HMS ITB (SS4)
b.
Badan Fungsional Utama (Main System) Badan fungsional utama adalah badan yang menjawab impelementasi organisasi secara
langsung. Badan fungsional utama mengeksekusi program yang diturunkan dari kebutuhan kerja organisasi. 5. Departemen Kaderisasi a. Merumuskan target kaderisasi bagi anggota HMS ITB. (2a) b. Menyinergikan dan menyamaratakan pemahaman mengenai target kaderisasi di setiap elemen1 HMS ITB. (2b) c. Menyediakan wadah penjaminan dalam pemenuhan target kaderisasi bagi anggota HMS ITB. (2c) d. Mengevaluasi ketercapaian target kaderisasi di setiap elemen HMS ITB. (2d) Elemen yang dimaksud dalam WS di kaderisasi adalah departemen – departemen yang ada di badan pengurus, BSO, Senator, dan BPA dengan sistem koordinasi antar stakeholder yang bersangkutan 1
67 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
6. Departemen Akademik a. Menyediakan wadah pemenuhan kebutuhan dasar anggota dalam bidang studi. (1a) b. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar anggota di bidang studi secara berkala. (1c) c. Membimbing kebutuhan akademik anggota HMS ITB untuk terpenuhi dengan baik secara peranggota maupun menyeluruh. (7a) 7. Departemen Kesejahteraan Serta Apresiasi a. Menyediakan wadah pemenuhan kebutuhan dasar anggota dalam bidang kesejahteraan. (1b) b. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar anggota di bidang kesejahteraan secara berkala. (1c) c. Menumbuhkan budaya apresiasi kepada sesama anggota HMS ITB ((3a) d. Mengapresiasi anggota HMS ITB atas setiap pencapaian karya. (3b) 8. Departemen Minat dan Potensi a. Menumbuhkan rasa dan sikap saling percaya kepada seluruh elemen HMS ITB terkait pengembangan minat dan potensi. (3c) b. Memberikan wadah kepercayaan untuk berperan kepada setiap anggota HMS ITB. (3d) 9. Departemen Pengembangan Keprofesian a. Merancang kebutuhan pengembangan keprofesian teknik sipil bagi anggota HMS ITB. (6a) b. Mengoptimalkan wawasan2 terkait bidang keprofesian teknik sipil bagi anggota HMS ITB. (6b) c. Memberikan wadah aplikatif3 dalam bidang pengembangan keprofesian teknik sipil. (6c) 2
Mengoptimalkan wawasan dalam Departemen Pengembangan Keprofesian yang dimaksudkan memfasilitasi pengembangan seperti contoh penyebaran informasi isu ketekniksipilan, seminar ataupun hal lain bersifat teknis. 3 Wadah Aplikatif dalam Departemen Pengembangan Keprofesian yang dimaksudkan adalah pengaplikasian dari apa yang telah departemen ini berikan sebelumnya untuk aktualisasi secara nyata.
10. Departemen Kompetisi dan Karya a. Menumbuhkan semangat anggota HMS ITB dalam menghasilkan karya yang inovatif dan bermanfaat.(5a)
68 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
b. Mengusahakan setiap karya anggota HMS ITB agar bermanfaat di lingkup yang lebih luas.(5b) c. Mendorong
semangat
aktualisasi
diri
dalam
berkompetisi
terkait
pengembangan keprofesian. (5c) 11. Departemen Intra Kampus a. Meningkatkan hubungan dengan lembaga di dalam ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. (4a) b. Meningkatkan peran dalam setiap kolaborasi dengan mitra HMS ITB. (4c) 12. Departemen Ekstra Kampus a. Memperluas jaringan dengan pihak di luar ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. (4b) b. Meningkatkan peran dalam setiap kolaborasi dengan mitra HMS ITB. (4c) 13. Departemen Kajian dan Aksi Strategis a. Meningkatkan peran dalam setiap kolaborasi dengan mitra HMS ITB. (4c) b. Mengkaji realitas mengenai kondisi kemasyarakatan yang berkaitan dengan keilmuan teknik sipil. (9c)
c.
Badan Fungsional Pendukung (Supporting System) Badan fungsional pendukung adalah badan yang menunjang kebutuhan organisasi.
Badan fungsional pendukung tidak menjawab visi misi organisasi secara langsung, namun menjadi bagian yang mendukung keberjalanan organisasi tersebut. 14. Departemen Dana Usaha a. Membantu menyediakan dukungan keuangan untuk keberjalanan HMS ITB. (SS5) 15. Departemen Rumah Tangga a. Meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB. (SS6) 16. Departemen Media Komunikasi dan Informasi a. Mengelola pemerataan ketersampaian informasi kepada seluruh anggota HMS ITB.(SS7) b. Mengelola penyampaian informasi ke pihak di luar HMS ITB. (SS8)
69 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
d.
Badan Semi Otonom Badan semi otonom adalah badan yang mempunyai kewenangan tersendiri terkait
manjerial sumber daya dan keuangannya. Struktur dan kebijakan badan semi otonom bersifat saling berkoordinasi terhadap Badan Pengurus lainnya . Dibentuknya badan semi otonom bertujuan agar pengelolaan keuangannya mandiri dan pemberdayaan sumber daya manusia lebih maksimal. 17. SIBADES a. Mengusahakan setiap karya anggota HMS ITB agar bermanfaat di lingkup yang lebih luas. (5b) b. Memberikan wadah aplikatif3 dalam bidang keprofesian teknik sipil. (6c) c. Mengoptimalkan pengabdian masyarakat bagi anggota HMS ITB di bidang teknik sipil (7c) d. Menanamkan nilai kemasyarakatan kepada seluruh anggota HMS ITB. (9a) e. Mewadahi anggota HMS ITB untuk berkontribusi langsung ke masyarakat (9b) 3
Wadah aplikatif dalam SIBADES dimaksudkan dalam ranah pengaplikasian nyata ilmu teknik sipil dalam melaksanakan pengabdian masyarakat.
SIBADES diadakan kembali untuk kepengurusan tahun ini dan dijadikan Badan Semi Otonom dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: I.
menjawab implemetasi misi dalam ranah Membangun harmonisasi arah gerak dalam upaya pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi bidang pengabdian masyarakat.
II.
Sibades dapat menjadi wadah aktualisasi keprofesian anggota secara masif dan secara langsung dapat menjadi bentuk kontribusi ke masyarakat.
III.
Harapan kepada SIBADES untuk dapat menjadi wadah pemenuhan kebutuhan dalam hal pengabdian masyarakat dan ajang menanamkan nilai dan kepedulian terhadap kemasyarakatan kepada setiap anggota HMS ITB.
18. ICEE (ITB Civil Engineering Expo) a. Memperluas jaringan dengan pihak di luar ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. (4b) b. Menumbuhkan semangat anggota HMS ITB dalam menghasilkan karya yang inovatif dan bermanfaat. (5a) c. Mengoptimalkan wawasan2 terkait bidang keprofesian teknik sipil bagi anggota HMS ITB. (6b) d. Memberikan wadah aplikatif3 dalam bidang keprofesian. (6c)
70 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
c. Mewadahi pengoptimalan penelitian4 anggota HMS ITB dalam bidang teknik sipil. (7b) 2
Mengoptimalkan wawasan dalam ICEE dimaksudkan dalam hal kegiatan teknis yang ada dalam rangkaian acara ICEE dapat mengoptimalkan wawasan anggota. 3 Wadah Aplikatif dalam ICEE adalah atualisasi dalam bentuk kompetisi dan riset lomba. 3 Pengoptimalan penelitian dalam ICEE dimaksudkan masih termasuk dalam lingkup rangkaian acara ICEE dan aktualisasi kompetisi.
ICEE diadakan kembali untuk kepengurusan tahun ini dan dijadikan Badan Semi Otonom dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: I.
ICEE dapat menjadi sarana untuk memaksimalkan ketertarikan anggota terhadap perkembangan wawasan ketekniksipilan bagi mahasiswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
II.
ICEE dapat menjadi ajang untuk mempersembahkan karya anggota HMS ITB dan berkoordinasi terhadap Departemen – departemen lain yang ada.
III.
Sarana paling tepat menjalin hubungan baik dengan pihak eksternal dalam rangka mengembangkan
keprofesian anggota HMS ITB dalam bidang ketekniksipilan melalui
rangkaian acara yang ada. IV.
Dampak positif dari tahun – tahun sebelumnya untuk menjalankan ICEE untuk tahun kepengurusan saat ini. Dampak tersebut berupa : Resource anggota, dana, relasi, dll. 19. Cremoa
a. Memperluas jaringan dengan pihak di luar ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB.(4b) b. Mengusahakan setiap karya anggota HMS ITB agar bermanfaat di lingkup yang lebih luas. (5b) c. Mengoptimalkan wawasan2 terkait bidang keprofesian teknik sipil bagi anggota HMS ITB. (6b) d. Memberikan wadah aplikatif3 dalam bidang keprofesian. (6c) 2
Mengoptimalkan wawasan dalam Cremona yang dimaksudkan dengan melalui pelatihan dan penyebaran isu
ketekniksipilan di majalah. 3
Wadah aplikatif di Cremona dalam bentuk karya media jurnalistik bidang teknik sipil.
Cremona diadakan kembali untuk kepengurusan tahun ini dan dijadikan Badan Semi Otonom dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: I.
Cremona merupakan wadah yang bisa menjadi aktualisasi keprofesian anggota dalam wujud karya jurnalistik
71 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
II.
Cremona bisa menjadi sarana untuk mengembangkan wawasan ketekniksipilan melalui peningkatan minat literasi anggota.
III.
Peninjauan terhadap Cremona yang dirasa kurang cocok jika ditempatkan sebagai departemen hanya pada satu bidang, sehingga akan menyempitkan pengembangan lingkup Cremona. Dari tahun ke tahun Cremona dapat menjadi karya potensial HMS ITB yang mencakup 3 aspek : Cremona untuk internalisasi di HMS ITB, sarana aktualiasi keprofesian, dan mengenalkan kepada mitra HMS ITB mengenai karya HMS ITB.
e.
Tim Kerja Tim Kerja adalah adalah badan yang mempunyai kewenangan tersendiri terkait
manjerial sumber daya dalam rangka pelatihan anggota agar dapat mempersiapkan diri lebih dini terkait target yang telah ditentukan. Tim kerja merupakan bagian dari badan pengurus dan masuk dalam struktural resmi HMS ITB 2018/2019. Tim Kerja dinaungi dalam suatu departemen berdasarkan lingkup yang sesuai dan bersifat saling berkoordinasi satu sama lain. 20. Tim Riset a. Menyediakan wadah kepada setiap anggota HMS ITB untuk menciptakan karya yang bermanfaat .(5c) b. Memberikan wadah aplikatif3 dalam bidang keprofesian teknik sipil. (6c) c. Menwadahi pengoptimalan penelitian4 anggota HMS ITB dalam bidang teknik sipil. (7b) 3
Wadah Aplikatif dalam Tim Riset yang dimaksudkan adalah pengaplikasian dari apa yang telah tim ini persiapkan dalam pelatihan - pelatihan sebelumnya untuk aktualisasi dalam berkompetisi di bidang ketekniksipilan. 4 Mewadahi pengoptimalan dalam Tim Riset dimaksudkan dalam pengembangan tim untuk dipersiapkan dalam kompetsisi terkait.
72 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
I. Analisis Fisibilitas Analisis ini merupakan proses untuk mengukur sejauh mana kelayakan suatu gagasan usaha yang akan dilaksanakan. Harapannya agar wadah yang dirancang dapat dinyatakan layak atau tidak dalam pelaksanaannya. Pengertian layak disini adalah peluang yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial benefit. Berbagai tinjauan dilakukan dan didapatkan beberapa faktor sebagai batasan-batasan yang ada berdasarkan dari A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide ) dengan sedikit perubahan yang dibutuhkan, yaitu :
1. Fisibilitas SDA Fisibilitas Sumber daya anggota merupakan tinjauan dari Jumlah resource yang dibutuhkan dan optimal dalam pelaksanaan kegiatan yang ada. Fisibilitas SDA juga ditinjau dari kualitas atau kuantitas penerus untuk melaksanakan acara tersebut pada kepengurusan berikutnya. 2. Fisibilitas Waktu Fisibilitas waktu melihat kelayakan waktu yang ada untuk melaksanakan kegiatan tersebut dalam satu tahun kepengurusan di HMS ITB. 3. Fisibilitas Finansial Fisibiitas finansial melihat kuantitas sumber daya terkait modal/finansial dalam menunjang acara yang akan dilaksanakan selama setahun kepengurusan di HMS ITB. Fisibilats finansial juga memeperhatikan aspek peninggalan – peninggalan finansial dari tahun sebelumnya baik berupa modal , relasi, dan barang berbentuk fisik lainnya yang dapat menunjang kegiatan tersebut pada tahun kepengurusan saat ini. 4. Fisibilitas Lingkup Fisibilitas lingkup melihat kelayakan tersebut berdasarkan aspek – aspek jangkauan dari kegiatan tersebut yang memberi dampak terhadap keberjalanannya. Fisibilitas Lingkup disini terkait dengan pemassaran, wilayah cakupan, sasaran, dan lain – lain tergantung dari jenis kegiatannya. 5. Fisibilitas Teknologi Fisibilitas Teknologi terkait dengan pemanfaatan sarana teknologi yang ada pada perkembangan zaman saat ini. Aspek ini lebih meninjau pada pengembangan kegiatan yang efektif dan efisien dengan teknologi yang ada. 6. Fisibilitas Peluang & Ancaman Fisibilitas Peluang & Ancaman terkait opportunity dan treat dalam melaksanakan kegiatan dari pihak eksternal yang tidak termasuk dalam 5 fisibilitas studi yang telah ada sbeelumnya.
73 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
IA. Analisis Fisibilitas BSO 1. Analisis Fisibilitas CREMONA a) Fisibilitas SDA Dalam kepengurusan Cremona sebelumnya sebagai departemen membutuhkan SDA yang banyak, sehingga mengurangi porsi perekrutan anggota dalam departemen yang menggunakan sistem open recruitment. Meninjau kebutuhan anggota dalam beberapa tahun kebelakang, Cremona membutuhkan banyak sekali anggota diatas kebutuhan rata – rata departemen. Lalu sistem oprec BSO yang tidak berdasarkan prioritas pilihan dibanding departemen meminimalisir beberapa anggota yang ditempatkan di Cremona karena bukan pilihan utama. Hal ini menjadikan Cremona ada untuk memenuhi minat anggota dalam bidang jurnalistik. Sehingga akhirnya diputuskan bahwa Cremona sudah seharusnya dikembalikan kepada fungsi awalnya sebagai Badan Semi Otonom yang mewadahi minat anggota dalam bidang jurnalistik secara lebih optimal b) Fisibilitas Waktu Dengan otonomi organisasi yang dapat diatur sendiri, maka timeline dari Cremona bisa dibuat seoptimal mungkin. Dalam persiapannya, Cremona tidak terlalu memakan banyak waktu sehingga concern waktu sering digunakan untuk launching dan bundling Cremona itu sendiri. Sebelumnya, Acara – acara penting Cremona harus berbagi waktu dengan acara departemen lain. Kedepannya jika menjadi sebuah BSO, Cremona akan mengatur timeline sendiri, dan sudah seharusnya timeline HMS saling mendukung satu sama lain setiap elemen yang ada. Sehingga kedepannya diharapkan ada sebuah timeline besar yang terintegrasi antara BP dengan BSO, maupun BSO dengan BSO lainnya. c) Fisibilitas Finansial Cremona yang sudah berdiri sejak lama memiliki track record yang bagus dalam menjaga sumber dana finansial nya. Dan Cremona pun memiliki prospek yang lumayan baik dalam segi pendapatan finanisal. Sehingga ketika Cremona masih dikemas dalam bentuk departemen maka aka nada batasan – batasan dalam hal pengumpulan dana. Padahal dana merupakan motor penggerak dalam keberjalanan Cremona. Oleh karena itu, kedepannya jika Cremona diberikan keleluasaan dalam mencari sumber finansial sendiri, maka kinerjanya akan lebih bagus.Namun, Sebisa mungkin proposal yang ada teritegrasi dengan sesame BSO lain. d) Fisibilitas Lingkup Terkait Cremona yang sudah memiliki nama bagus di luar HMS ITB, maka pangsa pasarnya pun sudah bisa terdeteksi. Cremona sebenarnya majalah ketekniksipilan yang pemassaran nya dibebaskan untuk banyak kalangan namun tetap terkhusus individu/kelompok yang memiliki background teknik sipil di dalamnya. Oleh Karena itu akan sayang sekali jika Cremona tidak terbit untuk tahun kepengurusan yang sekarang. 74 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
e) Fisibilitas Teknologi Semakin majunya teknologi, produksi Cremona sejatinya telah dibantu dengan keberadaan internet. Majalah Internet pun merupakan satu peluang bagi Cremona untuk berkembang. Terobosan – terobosan baru pun bisa dilakukan daripada sekedar hanya majalah cetak bisa. Seperti peliputan kegiatan – kegiatan terkait HMS maupun teknik sipil itu sendiri. Sehigga Cremona dapat menjadi media jurnalistik yang up to date. f) Fisibilitas Peluang & Ancaman Dari sisi peluang, nama Cremona sudah memiliki track record yang bagus dan beberapa kali dijadikan benchmark oleh majalah – malajal universitas bahkan HMJ lain di ITB. Dosen pun sudah seharusnya dapat berkontribusi lebih melalui penulisan karya maupun liputan data dari para pakar yang ahli. Pemilihan pembimbing yang cocok selama tahun – tahun sebelumnya juga menjadi modal penting dalam Cremona tetap berjalan. Sedangkan Ancamannya adalah dunia jurnalistik dalam bentuk cetak sedang dalam kondisi krisis dalam dunia globalisasi saat ini. Dimana pengemasan majalah cetak sudah mulai mengalami penurunan minat dibanding majalah online yang sangat mudah diakses dari gadget. Hal ini merupakan tantangan sendiri bagi Cremona untuk membuktikan diri sebagai media informasi terdepan dalam menyajikan isu keteknisipilan dari HMS ITB. Mungkin Cremona dapat belajar dengan majalan – dunia kampus lain yang masih sustain mengajak anggotanya dalam mendukung majalahnya sendiri. Seperti Clapeyron UGM yang membiayai liputan – liputan yang ada demi mendapatkan berita yang hangat dan faktual. Dan hal pendukung karena anggota – anggota nya sangat berminat untuk mengembangakn wawasan terkait isu teknik sipil. 2. Analisis Fisibilitas SIBADES a) Fisibilitas SDA Sibades pada kepengurusan tahun ini memiliki penerus yang dapat dibilang cakap dalam mengurusi hal – hal terkait pengabdian masyrakat sendiri. Kader pengmas yang berasal dari Alumni KKN Tematik ITB sangat bisa diandalkan dalam melanjutkan Sibades kedepannya. Dan dengan hanya adanya Sibades dalam kepengurusan tahun ini sebagai wadah dalam beraktualisasi diri di dunia pengabdian masyarakat, maka diharapkan partisipasi massa akan lebih tertarik untuk menjawab rasa gundahnya terkait pengmas. Terkait urusan jumlah SDA yang dibutuhkan, kebutuhan dari Sibades sendiri terkait pengelolaan pengmas sebenarnya tidak terlalu banyak dan cukup fisibel untuk diadakan kembali tahun ini. b) Fisibilitas Waktu Waktu ideal yang dapat diambil dalam pelaksanaan Sibades adalah waktu setelah ujian akhir semester, mengingat kegiatan akademik yang sudah selesai, dan sebagai sarana
75 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
penyegaran bagi anggota untuk terjun ke masyrakat secara langsung. Tapi Sibades sebagai wadah aktualisasi anggota juga harus menyesuaikan jadwal mana yang paling bagus dan dapat diikuti oleh banyak massa HMS ITB agar tujuan dari Sibades sendiri dapat tercapai. Mengingat timeline dari kepengurusan BP setiap tahun yang padat selama massa sebelum liburan, maka untuk membawa banyak anggota dalam terjun langsung ke pengmas adalah saat ketika selesai ujian akhir. c) Fisibilitas Finansial Kegiatan pengabdian masyarakat sejatinya sangat didukung oleh berbagai pihak terutama pihak dalam kampus. Bantuan dana pengmas dari pihak dalam kampus pun selalu ada, entah dari program studi yang bersangkutan hingga rektorat. Dan dapat juga sebenarnya menggunakan alternative bantuan dana fundraising dari CSR perusahaan. d) Fisibilitas Lingkup Dalam mencari tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian masyrakat sebenarnya cukup susah. Bandung pun masih ditinjau lagi fleksibilitasnya mengingat indeks pembangunan sudah cukup tinggi sekarang. Ketika mencari wilayah cakupan untuk yang benar - benar membutuhkan pengmas agak cukup susah, mungkin alternatifnya jika targetnya dalah mengaktualisasi ilmu keprofesian maka dapat juga melakukan perbaikan terkait akses untuk infrastuktur di desanya contohnya jalan. e) Fisibilitas Teknologi Teknologi sekarang sudah canggih, dan mahasiswa pun sudah dapat menghandle pekerjaan yang dilakukan oleh lulusan sarjana teknik sipil. Maka Sibades pun dapat melakukan kerjasama dengan pihak kontraktor jika ingin membangun sebuah sarana infrastrukrur yang cukup besar. Dan beberapa task dapat kita pegang dalam membantu keberjalanan kegiatan, seperti proses design dan perhitungan struktur. f) Fisibilitas Peluang & Ancaman Terkait peluang, Sibades merupakan salah satu kegiatan yang didukung sendiri oleh Kaprodi Teknik Sipil. Karena untuk melakukan kegiatan pengabdian amsyrakat secara masif, kalau bukan Sibades siapa lagi. Namun ancamannya adalah pengabdian masyarakat merupakan kegiatan yang cenderung sensitive, maksdnya masyarakat sebagai objek kerjasama dalam melaksanakan kegiatan ini harus diterapkan metode – metode yang terkhusus sehingga dapat terjalin silahturahmi yang harmonis. Jadi beanr – benar harus ada individu/tim yang memang dari awal sudah terjun ke masyarkata membukakan akses untuk diadakannya suatu acara nantinya.
76 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
3. Analisis Fisibilitas ICEE a) Fisibilitas SDA Dari segi kuantitas dari tahun ke tahun sebenarnya ICEE memiliki resource anggota yang cukup. Namun dibalik kuantitas yang sudah tercukupi, di sisi lain terkadang kualitas kerja dinilai kurang. Pada beberapa kasus banyak anggota yang tidak dapat dijamin kontribusinya, ataupun kinerjanya dinilai kurang baik. Oleh karena itu untuk menanggulangi hal inilah ICEE selalu mengambil jumlah maksimal anggota agar dapat back up kasus – kasus seperti di atas. ICEE pun akan lebih optimal dengan perekrutan berbasis minat dengan BSO – BSO lain b) Fisibilitas Waktu Timeline main event ICEE sudah sangat cocok dengan partisipasi massa dan merupakan ajang lomba besar pembuka awal tahun. Hal ini juga didukung dari timeline HMS ITB yang minim di awal semester baru. Namun dalam persiapannya yang perlu dijadikan catatan, yaitu resource anggota yang selama semester ganjil memiliki banyak hambatan dalam hal akademik, dan acara HMS ITB sendiri. Pre – event yang ada harus cocok dengan timeline juga sehingga ada sisi acara internal yang dapat diusahakan. c) Fisibilitas Finansial Dalam segi pendanaan, ICEE cukup banyak potensi dalam segi sumber dana. Dari Dosen ITB sendiri bayak yang mendukung acaranya dan mau membantu di awal sebagai penyokong modal utama. Relasi dengan alumni HMS juga banyak dan hubungan dengan ALSI pun sudah berjalan dengan baik.Penyebaran proposal pun sebaiknya dilakukan dan dicoba merata ke semua dosen dan alumni sipil. Peninggalan dana yang besar dari ICEE tahun seblumnya juga menjadi faktor penting penunjang untuk diadakan kembali tahun kepengurusan sekarang. d) Fisibilitas Lingkup Lingkup lomba dan seminar ICEE pun sudah mulai memasuki ranah nasional. Dari besarnya acara sudah bisa menyaingi acara SIBE dari fakultas yang pernah diadakannya juga pada tahun sebelumnya. Kedepannya ICEE dapat dikembangkann transisi menjadi skala Internasional. Sehingga dapat menunjang kompetisi yang semakin ketat di antara kompetitor yang ada. e) Fisibilitas Teknologi Dengan semakin canggihnya teknologi ICEE dapat lebih mengembangkannya dalam segi website. Bahkan ICEE dapat mencoba juga ke ranah aplikasi yang dapat diaksesdi smartphone. Promosi pun sebaiknya dilakukan gencar – gencaran mengingat agar informasi dapat tersebar di seluruh wilayah di Indonesia juga internasional. Dalam penyebaran informasi melalui poster pun tak usah tanggung dan harusnya dapat menyebarkan informasi ke semua
77 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
universitas and alamat yang ada. Ada Facebook dan twitter dan juga media lain yang dapat menunjang penyebaran informasi nya. f) Fisibilitas Peluang & Ancaman Peluang dari ICEE adalah tema ICEE sebisa mungkin berdasarkan isu terpopuler yang ada sehingga ketertarikan dari pengunjung akan lebih meningkat. ICEE pun selama 2 tahun keberjalanannya sudah memiliki nama besar. Sehingga jika diadakan lagi dapat memberi kesempatan untuk mengahrumkan nama HMS dan ITB juga menjaga hubungan baik HMS ITB dengan pihak eksternal yang ada. Selain itu peninggalan finansial memang cukup membantu keberjalan ICEE itu sendiri. Untuk ancaman yang ada adalah timeline yang ada harus disusun secara terintegrasi dengan kegiatan HMS ITB yang ada termasuk persiapan juga. Seharusnya kegiatan yang ada dapat dipaparkan ke massa sehingga semuanya dapat turut membantu. Terkait pemilihan tema yang kadang menjadi ancaman tersendiri ketika tema yang dipilih kurang menarik minat individu/kelompok yang ada. Sarannya mungkin acara yang ada jangan telalu kaku dan dikemas sedemikian mungkin untuk menarik ketertarikan massa. Kesiapan secara attitude dari anggota HMS ITB pun perlu diperhatikan ketika berbicara ingin untuk meningkatkan ICEE secara lebih besar, seperti halnya kesopanan, kesigapan, disipiln, dll.
IB. Analisis Fisibilitas Tim Riset a) Fisibilitas SDA Meninjau dari segi peminat dalam lomba, maka anggota HMS ITB sangat potensial untuk dipersiapkan dalam hal kompetisi – kompetisi ketekniksipilan. Sudah banyak kompetisi ketekniksipilan yang diikuti oleh anggota HMS ITB dalam ranah mencari aktualisasi keprofesian dalam ranah nyata di luar kelas. Namun, HMS ITB maupun prodi teknik sipil tidak menyediakan wadah pengembangan dan pelatihan secara intensif terkait lomba – lomba yang ada. Atas dasar itu, maka sudah selayaknya HMS ITB memliki tim pengembangan dan penelitian dalam ranah kompetisi untuk mempersiapkan kader – kader yang siap lepas landas dalam berprestasi di ajang kejuaraan ketekniksipilan. Dari segi jumlah SDA tidak akan cukup menganggu keberjalanan HMS ITB dikarenakan perekrutan diadakan berdasarkan kebutuhan anggota yang benar – benar berkomitmen dalam pelatihan dan pengembangan penelitian. b) Fisibilitas Waktu Diadakannya tim riset diharapkan menjadi solusi bagi kendala – kendala terkait persiapan tim yang kurang matang. Ketika nantinya tim riset ini berjalan dan yang akan difokuskan ke lomba – lomba terkait jembatan, maka persiapan merupakan aspek penting jika mau berbicara lebih jauh dalam kmpetisi tersebut. Oleh karena itu persiapan dini dari Tim Riset
78 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
ini semoga dapat menjadi ajang berkarya lebih jauh dalam kompetisi jembatan ketekniksipilan. Terkait waktu pelaksanaan tidak terlalu menganggu timeline dari HMS ITB karena program kerjanya akan berdasarkan pelatihan mandiri yang hanya dikhususkan kepada anggotanya. c) Fisibilitas Finansial Dalam ranah finansial pihak – pihak di luar HMS ITB sendiri banyak yang mendukung terkait partisipasi di kompetisi ketekniksipilan ini. Prodi, LK ITB, dan Alsi pun merupakan pihak – pihak yang siap membantu dalam ranah keikutsertaan di kompetisi ini. Dan harapannya dapat menjadi dukungan juga ke Tim Riset itu sendiri. d) Fisibilitas Lingkup Tim Riset ini sudah selayaknya mencakup ke semua anggota HMS dalam hal pengembangan kompetensi terkait perancangan jembatan dan analisisnya. Dan bentukan tim ini sendiri sudah seharusnya juga diformalkan dan perlu sekali dibimbing dari awal dalam pengembangan keilmuannya. Berkaca pada universitas lain yang memiliki tim yang sama dan dikembangkan juga lebih awal, maka HMS ITB sudah sepantasnya berkaca pada kesuksesan universitas lain dalam ranah kompetisi ketekniksipilan ini. Tim riset kelak merupakan sebuah wadah nyata dan merupakan pengembangan dari Departemen Kominov yang memiliki otonomi sendiri dalam kepengurusan anggotanya. e) Fisibilitas Teknologi Pengembangan Tim ini sangat potensial ditinjau dari sisi teknologi yang ada sekarang. Pelatihan Softskill dan keterampilan merancang dari material asli harus dibentuk dari awal sehingga dapat menghasilkan output yang optimal. Sumber daya teknologi sekarang pun sudah sangat potensial untuk mendukung ketercapaian hasil tadi. Pelatihan di workshop perusahaan yang bergerak di bidang ketekniksipilan pun merupakan metode mutakhir dalam menghasilkan kompetensi anggota yang maksimal. f) Fisibilitas Peluang & Ancaman Tim Riset ini merupakan ranah baru dalam sturktur organisasi HMS ITB. Karena merupakan hal yang baru maka memiliki keunggulan dan kekurangan masing – masing. Keunggulannya adalah dapat menjadi sebuah jawaban akan minimnya kita berprestasi dalam ajang kompetisi terkait. Dan dapat menjadi jawaban dari pihak – pihak eksternal HMS ITB yang terkait dengan komeptisi ini terkait pengembangan tim yang professional. Ancamannya adalah karena merupakan hal baru sehingga mungkin animo massa harus perlu ditingkatkan terkait minat berkarya dalam kompetisi. Selain itu prosedur pembimbingan yang masih belum mempunyai standar jelas dalam pendesainannya.
79 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
c. SPAN OF CONTROL Span of Control adalah tahap dimana jumlah departemen sebenarnya yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efektif dan efisien. Span of Control ini mempengaruhi jumlah dan tingkatan manajer dalam organisasi, semakin
lebar rentangnya, maka semakin efisien
organisasi tersebut. Prinisip inilah yang kemudian diterapkan dalam desain dimana didesain untuk tidak memiliki struktur yang tinggi. “By keeping the span of control to five or six employees, a manager can maintain close control.� Ranah span of control meninjau ranah kerja yang berhubungan secara teknis dengan pimpinan, sehingga pimpinan mempunyai peran mengawasi keberjalanan kerja masing – masing bidang yang ada. Maka, dilakukan pengelompokkan departemen-departemen ke dalam bidang-bidang berdasarkan kesamaannya demi kemudahan pengawasan dan optimasi pelaksanaan kerja. Dalam pengelompokkan dipertimbangkan bahwa bidang yang ada dapat mencakup keseluruhan nilai yang ingin dibawa dalam ranah pencapaian masing - masing. Terdapat 5 bidang yaitu Kaderisasi, Internal, Keprofesian, Eksternal, Kesekretariatan. Dimana Pengelompokkan ini didasarkan dari acuan GBHP HMS ITB 2018 dalam ranah kebutuhan teknis anggota dan departemen yang harus tercapai. Pengelompokkan ini diharapkan dapat menunjang sinergisasi departemen-departemen dalam satu bidang. a. Kaderisasi (bagian ini dimanajeri oleh Ketua Departemen Kaderisasi) b. Internal (bagian ini dimanajeri oleh Wakil Ketua Umum II) I. II. III.
Departemen Kesejahteraan serta Apresiasi Departemen Minat Potensi Departemen Akademik
c. Keprofesian (bagian ini dimanajeri oleh Wakil Ketua Umum III) I. II.
Departemen Pengembangan Keprofesian Departemen Kompetisi dan Karya 
Tim Riset
d. Eksternal (bagian ini dimanajeri oleh Wakil Ketua Umum IV) I. II. III.
Departemen Intra Kampus Departemen Ekstra Kampus Deparemen Kajian Aksi dan Strategis
e. Kesekretariatan (bagian ini dimanajeri oleh Sekretaris Jenderal) I.
Sekretaris Umum
II.
Bendahara Umum 80 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
III.
Departemen Dana Usaha
IV.
Departemen Rumah Tangga
V.
Departemen Media Komunikasi dan Informasi
d. CHAIN OF COMMAND Chain of command adalah tahap dimana mendefinisikan jalur melapor dari individu/kelompok
ke
individu/kelompok
lain.
Tahap
ini
menunjukkan
jalur
pertanggungjawaban dalam suatu struktur organisasi. Pada tahap ini dilakukan linking antar kelompok kerja yang telah didapat dari departmentalization. Prinsip yang harus diperhatikan adalah authority dan unity of command. Terdapat macam-macam garis seperti garis wewenang (menunjukan hubungan tanggung jawab), garis komando (menunjukan hubungan manager ke bawahannya), dan garis koordinasi (menunjukan hubungan saling berkoordinasi satu sama lain). Terdapat 4 tipe linking yaitu Liaison Roles, Cross-Unit Groups, Integrators, dan Dotted Lines. Pada
pendelegasian
kewenangan ini digunakan tipe Liaison Roles yang berarti kontak langsung dan komando, sedangkan untuk hubungan horizonal bersifat koordinasi. 1. Wakil Ketua Umum I a. Bertanggung jawab pada Ketua Umum b. Memanajeri setiap kepala departemen di Bidang Internal c. Berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum II, Wakil Ketua Umum III, dan Sekretaris Jenderal dalam keperluan main system lintas bidang. d. Berkoordinasi dengan Departemen Kaderisasi dalam keperluan penjaminan target kaderisasi dalam pengembangan anggota. 2. Wakil Ketua Umum II a. Bertanggung jawab pada Ketua Umum b. Memanajeri setiap kepala departemen di Bidang Keprofesian c. Berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua Umum III dan Sekretaris Jenderal dalam keperluan main system lintas bidang. d. Berkoordinasi dengan Departemen Kaderisasi dalam keperluan penjaminan target kaderisasi dalam pengembangan anggota. 3. Wakil Ketua Umum III a. Bertanggung jawab pada Ketua Umum b. Memanajeri setiap kepala departemen di Bidang Eksternal 81 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
c. Berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua Umum II dan Sekretaris Jenderal dalam keperluan main system lintas bidang. d. Berkoordinasi dengan Departemen Kaderisasi dalam keperluan penjaminan target kaderisasi dalam pengembangan anggota. 4. Sekretaris Jenderal a. Bertanggung jawab pada Ketua Umum b. Memanajeri setiap kepala departemen di Bidang Kesektariatan. c. Berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua Umum II dan Wakil Ketua Umum III perihal supporting system.Berkoordinasi dengan Departemen Kaderisasi dalam keperluan penjaminan target kaderisasi dalam pengembangan anggota. 5. Bendahara Umum a. Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal 6. Sekretaris Umum a. Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal 7. Departemen Kaderisasi a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Ketua Umum d. Berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua Umum II dan Wakil Ketua Umum III, dan Sekretaris Jenderal perihal pencapaian target kaderisasi di setiap departemen. b. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen. 8. Departemen Kesejahteraan serta Apresiasi a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum I b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 9. Departemen Minat Potensi a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum I b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 10. Departemen Akademik a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum I b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang.
82 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 11. Departemen Pengembangan Keprofesian a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum II b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 12. Departemen Kompetisi dan Karya a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum II b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 13. Tim Riset a. Koordinator Tim bertanggung jawab kepada Departemen Kompetisi dan Karya b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya melalui kepala Departemen Kompetisi dan Karya. 14. Departemen Intra Kampus a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum III b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 15. Departemen Ekstra Kampus a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum I b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 16. Departemen Kajian Aksi dan Strategis a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum I b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 17. Departemen Dana Usaha a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 18. Departemen Rumah Tangga a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal. b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang.
83 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 19. Departemen Media Komunikasi dan Informasi a. Kepala Departemen Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal. b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 20. Ketua SIBADES a. Bertanggung Jawab pada Ketua Umum b. Memanajeri anggota organisasi dalam strukutur kerja sendiri. 21. Ketua ICEE a. Bertanggung Jawab pada Ketua Umum b. Memanajeri anggota organisasi dalam strukutur kerja sendiri. 22. Ketua Cremona a. Bertanggung Jawab pada Ketua Umum b. Memanajeri anggota organisasi dalam strukutur kerja sendiri.
e. CENTRALIZATION AND DECENTRALIZATION Centralization and Decentralization adalah tahap dimana mendefinisikan tingkat wewenang pengambilan keputusan. Centralization yaitu hanya pemegang komando tinggi yang dapat menentukan keputusan organisasi. Namun, dengan adanya decentralization, pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh decision maker yang paling dekat lingkupnya. Organisasi yang terdesentralisasi lebih tanggap menyelesaikan massalah karena keputusan dapat diambil dengan tanggap dan tanpa birokrasi yang panjang serta lebih fleksibel dan responsif. Oleh karena itu, desentralisasi diterapkan agar tidak semua decision-making dipegang oleh Ketua Umum sehingga HMS ITB dapat bergerak lebih fleksibel. 1. Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua Umum II dan Wakil Ketua Umum III a. Mengambil keputusan taktis dalam bidang yang dinaunginya b. Berkoordinasi dengan Ketua Umum untuk keputusan strategis c. Mewakili ketua umum jika berhalangan di kegiatan yang sesuai dalam bidang yang dinaunginya 2. Sekretaris Jenderal a. Mengambil keputusan taktis dalam bidang yang dinaunginya b. Berkoordinasi dengan Ketua Umum untuk keputusan strategis
84 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
c. Mewakili ketua umum jika berhalangan di kegiatan yang sesuai dalam bidang yang dinaunginya d. Mewakili ketua umum jika berhalangan dalam agenda terkait. 3. Kepala Departemen a. Mengambil keputusan taktis dalam departemennya b. Berkoordinasi dengan wakil ketua umum bidang yang berkaitan untuk keputusan strategis c. Khusus Kepala Departemen Kaderisasi dapat berkoordinasi dengan departemen lain terkait penjaminan profil target kaderisasi. 4. Wakil Kepala Departemen a. Mengambil keputusan taktis dalam departemennya jika kepala departemen berhalangan. b. Membantu kepala departemen dalam desain departemen dan keberjalanannya c. Wewenang dan arahan lainnya diberikan oleh kepala departemen disesuaikan kebutuhan masing-masing departemen 5. Ketua BSO a. Mengambil keputusan taktis dalam badan semi otonomnya b. Berkoordinasi dengan Ketua Umum untuk keputusan strategis. c. Wewenang dan arahan lain yang menjadi tambahan dalam kepengurusan berjalan dilaksanakan oleh ketua badan semi otonom masing – masing.
f. FORMALIZATION Formalization adalah tahap dimana mendefinisikan aturan dan pengaturan untuk mengarahkan anggota dan manajer agar penafsiran desain departemen sesuai dengan visi misi dan kebutuhan kerja yang telah ditetapkan dan dapat berjalan optimal. Pada tahap formalization ini didefinisikan kembali work specialization dan arahan yang jelas bagi setiap kepala manajer. Di tahap ini juga didefinisikan status, wewenang, fungsi dan tugas. 1. Wakil Ketua Umum a. Menyinergikan dan menyamaratakan pemahaman mengenai target kaderisasi di setiap elemen HMS ITB. b. Mengelola pemerataan, pemberdayaan, dan pencapaian tri dharma perguruan tinggi dalam setiap bidang di HMS ITB.
85 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
c. Mengoordinasi pengembangan anggota HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. d. Mengatur11 fungsi kerja dalam setiap elemen pengurus HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. e. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam kepengurusan dan menentukan solusi dari massalah yang ada. Arahan: a. Menganalisis kondisi dan penyebab permasalahan ketercapaian kejaran departemen dan perkembangan anggota
di dalamnya serta menemukan solusi yang ada..
(menjawab poin e ) b. Mengawasi dan memastikan proses rancangan dan keberjalanan departemen agar kejaran tercapai sesuai bidang masing – masing*. (menjawab poin a,b,d) *Bidang Internal : Penjaminan anggota untuk dapat dengan aman dan nyaman beraktualisasi di HMS ITB. *Bidang Eksternal : Menjadi penghubung dan sosok utama HMS ITB dengan mitra di luar HMS ITB. *Bidang Keprofesian : Memastikan jenjang keprofesian terpenuhi dalam rangka pengembangan keprofesian berbasiskan karya nyata c. mengoptimalkan wahana eksplorasi kepada anggota agar dapat berkembang dan berkarya sesuai dengan minat dan potensi dalam departemen masing – masing. (menjawab poin b,c) d. Memantau dan mengevaluasi perkembangan departemen dalam bentuk progress report berkala. (menjawab poin c) 2. Sekretaris Jenderal a. Mengelola jadwal kegiatan HMS ITB. b. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan HMS ITB. c. Menyinergikan dan menyamaratakan pemahaman mengenai target kaderisasi di setiap elemen HMS ITB. d. Mengoordinasi pengembangan anggota HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. e. Mengatur11 fungsi kerja dalam setiap elemen pengurus HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. f. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam kepengurusan dan menentukan solusi dari massalah yang ada.
86 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Arahan: a. Menyusun dan Mewujudkan sinergisasi arah gerak setiap departemen dalam sebuah timeline yang ter-integrasi penuh antar departemen,bidang dan BSO. (menjawab poin a) b. Menjamin kesesuaian pelaksanaan timeline kegiatan HMS ITB secara keseluruhan. (menjawab poin b) c. Berkoordinasi dengan lembaga lain yang ada di HMS ITB terkait timeline keseluruhan HMS ITB (menjawab poin b) d. Menganalisis kondisi dan penyebab permasalahan ketercapaian kejaran departemen dan perkembangan anggota
di dalamnya serta menemukan solusi yang ada..
(menjawab poin e ) e. Mengawasi dan memastikan proses rancangan dan keberjalanan departemen agar kejaran tercapai. (menjawab poin a, b, d) f. Memantau dan mengevaluasi perkembangan departemen dalam bentuk progress report berkala. (menjawab poin c) 3. Bendahara Umum a. Mengelola aliran kas dalam HMS ITB Arahan:
a. Mengoordinasi, mengevaluasi dan menyetujui Rencana Anggaran Biaya selama kepengurusan dari setiap lembaga yang ada di HMS ITB. b. Melakukan transparansi laporan keuangan HMS ITB secara menyeluruh. c. Membantu pemenuhan kebutuhan pendanaan program kerja HMS ITBselama kepengurusan.
4. Sekretaris Umum a. Mengelola pengarsipan terkait kegiatan yang dilaksanakan HMS ITB. Arahan: a. Mengakomodasi segala pengarsipan dan kebutuhan administratif di Badan Pengurus. b. Mengoordinasi pengelolaan administrasi secara terpusat dan menyeluruh.
87 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
c. Menyelesaikan
permassalahan
administratif
selama
keberlangsungan
kepengurusan. 5. Departemen Kaderisasi a. Merumuskan target kaderisasi bagi anggota HMS ITB angkatan 2016 dan 2017. b. Menyinergikan dan menyamaratakan pemahaman mengenai target kaderisasi di setiap elemen1 HMS ITB. c. Menyediakan wadah penjaminan dalam pemenuhan target kaderisasi bagi anggota HMS ITB angkatan 2016 dan 2017. d. Mengevaluasi ketercapaian target kaderisasi di setiap elemen HMS ITB. Arahan: a. Merancang Grand Desain Jenjang Kaderisasi HMS ITB yang terintegrasi satu sama lain di setiap departemen. (menjawab poin a) b. Memastikan pemenuhan profil anggota sesuai dengan desain penjenjangan dan standardisasi profil anggota. (menjawab poin b,c) c. Memantau departemen lain dalam pemenuhan profil anggota berdasarkan desain penjenjangan dan standarisasi. (menjawab poin c) d. Mendata dan mengevaluasi setiap perkembangan anggota dalam mencapai target yang ada di setiap departemen. (menjawab poin d) 6. Departemen Kesejahteraan serta Apresiasi a. Menyediakan wadah pemenuhan kebutuhan dasar anggota dalam bidang kesejahteraan b. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar anggota di bidang kesejahteraan. c. Menumbuhkan budaya apresiasi kepada sesama anggota HMS ITB d. Mengapresiasi anggota HMS ITB atas setiap pencapaian karya. Arahan: a. Menjadi inisiator dari interaksi keberlanjutan antaranggota yang menunjang peningkatan rasa kekeluargaan . (menjawab poin a) b. Mengusahakan kesejahteraan setiap anggota terpenuhi agar dapat beraktualisasi dengan baik di HMS ITB. (menjawab poin b) c. Menginisiasi anggota HMS ITB untuk terbiasa mengapresiasi anggota lainnya. (menjawab poin c)
88 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
d. Menjadi wahana apresiasi kepada setiap anggota HMS ITB atas setiap pencapaian yang diraih. (menjawab poin d) 7. Departemen Minat dan Potensi a. Menumbuhkan rasa dan sikap saling percaya kepada seluruh elemen HMS ITB terkait pengembangan minat dan potensi.. b. Memberikan wadah kepercayaan untuk berperan kepada setiap anggota HMS ITB. Arahan : a. Meningkatkan ketertarikan anggota dalam beraktualisasi dan berpartisipasi di HMS ITB melalui penyaluran minat dan potensi. (menjawab poin a ) b. Menyalurkan minat dan potensi anggota terkait pengembangan secara lebih jauh di luar lingkungan HMS ITB. (menjawab poin a) c. Menyediakan wadah penyaluran minat dan bakat anggota dalam bidang seni dan olahraga. (menjawab poin b ) d. Memfasilitasi wadah pengembangan minat yang ada di HMS ITB sebelumnya. (menjawab poin b ) 8. Departemen Akademik a. Menyediakan wadah pemenuhan kebutuhan dasar anggota dalam bidang studi b. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar anggota di bidang studi c. Membimbing9 kebutuhan akademik anggota HMS ITB untuk terpenuhi dengan baik secara peranggota maupun menyeluruh. Arahan: a. Mengusahakan wadah pemenuhan kebutuhan dasar anggota sebagai penunjang dalam bidang akademik terpenhi dengan baik. (menjawab poin a) b. Mengusahakan evaluasi ketersampaian urgensi dari prinsip kemandirian dan integritas akademik (menjawab poin b) c. Membantu kebutuhan dan pelayanan1 akademik anggota dapat terpenuhi dengan baik sehingga dapat meningkatkan partisipasi aktif massa terhadap aktualisasi diri di HMS ITB. (menjawab poin c ) 1
Kebutuhan dan pelayanan disini dimaksudkan pada beasiswa, tutorial, konseling, beasiswa dan fasilitas
– fasilitas lain yang bisa diusahakan HMS ITB
89 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
9. Departemen Pengembangan Keprofesian a. Merancang kebutuhan pengembangan keprofesian teknik sipil bagi anggota HMS ITB. b. Mengoptimalkan7 wawasan terkait bidang keprofesian teknik sipil bagi anggota HMS ITB. c. Memberikan wadah aplikatif8 dalam bidang pengembangan keprofesian teknik sipil. Arahan: a. Memfasilitasi jenjang pengembangan keprofesian teknik sipil berdasarkan kebutuhan bagi anggota HMS ITB. (menjawab poin a ) b. Meningkatkan wawasan terhadap isu-isu keprofesian ketekniksipilan. (menjawab poin. (menjawab poin b) c. Mengembangkan dan menyediakan sarana penunjang aktualisasi keprofesian anggota HMS ITB (menjawab poin c) 10. Departemen Kompetisi dan Karya a. Menumbuhkan semangat anggota HMS ITB dalam menghasilkan karya yang inovatif dan bermanfaat. b. Mengusahakan setiap karya anggota HMS ITB agar bermanfaat di lingkup yang lebih luas. c. Mendorong semangat aktualisasi diri dalam berkompetisi terkait pengembangan keprofesian. Arahan: a. Memantik dan mendorong semangat berkompetisi dan berinovasi anggota HMS ITB untuk berkarya secara nyata baik di bidang teknik sipil maupun non-teknik sipil. (menjawab poin a) b. Mewadahi setiap karya yang inovatif untuk dikembangkan ke arah yang lebih jauh. (menjawab poin b) c. Memfasilitasi keikutsertaan anggota dalam rangka aktualisasi diri pada ajang kompetisi nasional ataupun internasional (menjawab poin c) 11. Tim Riset a. Menyediakan wadah kepada setiap anggota HMS ITB untuk menciptakan karya yang bermanfaat .
90 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
b. Memberikan wadah aplikatif dalam bidang keprofesian teknik sipil. c. Mengoptimalkan penelitian anggota HMS ITB dalam bidang teknik sipil. Arahan : a. Memfasilitasi pembelajaran dalam pengembangan skill terkait penelitian ketekniksipilan. (menjawab poin a dan b) b. Memanajemen tim dalam rangka pengembangan anggota sebagai upaya meraih prestasi dalam kompetisi. (menjawab poin c) 12. Departemen Intra Kampus a. Meningkatkan hubungan dengan lembaga di dalam ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB b. Meningkatkan peran dalam setiap kolaborasi dengan mitra HMS ITB Arahan: a. Membina hubungan baik dengan dengan lembaga kemahasiswaan rektorat dan mahasiswa yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. (menjawab poin a ) b. Meningkatkan minat anggota HMS ITB dalam berelasi maupun berpartisipasi aktif di setiap peran dan berkolaborasi dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup kampus ITB. (menjawab poin b ) c. Menyebarkan informasi secara merata kepada anggota HMS ITB terkait informasi dalam bagian intra kampus. (menjawab poin b) 13. Departemen Ekstra Kampus a. Memperluas jaringan dengan pihak di luar ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB b. Meningkatkan peran dalam setiap kolaborasi dengan mitra HMS ITB Arahan : a. Menjalin hubungan baik dengan pihak luar HMS ITB yang telah ada sebelumnya luar lingkup kampus ITB. (menjawab poin a) b. Meningkatkan partisipasi aktif dan relasi anggota HMS ITB di setiap peran dan kolaborasi dalam kegiatan yang dilaksanakan bersama pihak luar HMS ITB di luar lingkup ITB. (menjawab poin b) c. Menyebarkan informasi secara merata kepada anggota HMS ITB terkait informasi dalam bagian ekstra kampus. (menjawab poin b) 14. Departemen Kajian Aksi Strategis
91 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
a. Meningkatkan peran dalam setiap kolaborasi dengan mitra HMS ITB b. Mengkaji realitas mengenai kondisi kemasyarakatan yang berkaitan dengan keilmuan teknik sipil Arahan: a. Menginternalisasi dan menyampaikan kajian isu sosial politik dan kemasyarakatan terkait bidang ketekniksipilan kepada anggota HMS ITB. (menjawab poin a) b. Melakukan kajian terhadap isu-isu terkait kajian aksi dan strategis dalam meningkatkan peran dan kontribusi terhadap pihak eksternal. (menjawab poin a) c. Memfasilitasi aktualisasi potensi anggota dalam kegiatan yang bermanfaat terkait sosial politik kemasyarakata dalam meningkatkan sense of crisis anggota. (menjawab poin a) d. Menggerakkan massa HMS ITB agar peka dan peduli terhadap kondisi masyarakat yang ada pada umumnya dan isu – isu keteknik sipilan pada khususnya. (menjawab poin b) 15. Departemen Rumah Tangga a. Meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB Arahan: a. Menciptakan suasana fisik yang rapi dan bersih di lingkungan HMS ITB yang mendukung partisipasi dan semangat beraktivitas anggota b. Membuat kegiatan yang melibatkan anggota dalam mewujudkan kenyamanan dan kebersihan di lingkungan HMS ITB. c. Mengiventarisasi barang – barang yang ada di sekretariat tetap aman dan terkendali. 16. Departemen Media Komunikasi dan Informasi a. Mengelola pemerataan ketersampaian informasi kepada seluruh anggota HMS ITB b. Mengelola penyampaian informasi ke pihak di luar HMS ITB. Arahan: a. Mengelola penyebaran informasi secara terpusat, merata dan mendalam kepada seluruh anggota HMS ITB (menjawab poin a) b. Melaksanakan pensuasanaan dan propaganda program kerja pada keberjalanan kepengurusan di media yang dimiliki HMS ITB. (menjawab poin a) c. Menjadi penyalur komunikasi dan informasi kepada pihak luar HMS ITB melalui media yang dimiliki HMS ITB. (menjawab poin b)
92 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
17. Departemen Dana Usaha a. Menyediakan dukungan keuangan untuk keberjalanan HMS ITB Arahan: a. Membuat inovasi nyata dalam mendapatkan dukungan dana b. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan dana setiap program kerja dalam kepengurusan tetap terjaga 18. SIBADES a. Mengusahakan setiap karya anggota HMS ITB agar bermanfaat di lingkup yang lebih luas. b. Memberikan wadah aplikatif4 dalam bidang keprofesian teknik sipil. c. Mengoptimalkan pengabdian masyarakat bagi anggota HMS ITB di bidang teknik sipil d. Menanamkan nilai kemasyarakatan kepada seluruh anggota HMS ITB. e. Mewadahi anggota HMS ITB untuk berkontribusi langsung ke masyarakat Arahan: a. Mengusahakan
tercapainya
aktualisasi
keprofesian
dalam
bentuk
karya
keteknikisipilan yang bermanfaat bagi masyarakat secara nyata. (menjawab poin a, b,c) b. Menanamkan nilai dan pengetahuan kemasyarakatan kepada seluruh anggota HMS ITB akan pentingnya peran mahasiswa di masyarakat. (menjawab poin d) c. Membuat kegiatan yang melibatkan anggota untuk dapat berkontribusi langsung ke masyarakat berwujud pengabdian masyarakat. (menjawab poin e) d. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat sebagai mitra selama menyusun hingga melaksanakan kegiatan pengabdian masyakrat(menjawab poin e) 19. ICEE a. Memperluas jaringan dengan pihak di luar ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. b. Menumbuhkan semangat anggota HMS ITB dalam menghasilkan karya yang inovatif dan bermanfaat. c. Mengoptimalkan wawasan terkait bidang keprofesian teknik sipil bagi anggota HMS ITB.
93 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
d. Memberikan wadah aplikatif4 dalam bidang keprofesian. e. Mewadahi pengoptimalan penelitian anggota HMS ITB dalam bidang teknik sipil. Arahan: a. Menjalin relasi yang baik dengan pihak luar HMS ITB dalam pemenuhan pelaksanaan kegiatan. (menjawab poin a) b. Memantik ketertarikan anggota HMS ITB untuk dapat mengoptimalkan karya dan inovasi dalam ranah aktualisasi keprofesian teknik sipil. (menjawab poin b) c. Membuat kegiatan yang dapat menjawab tantangan dan permassalahan bangsa terkait isu-isu ketekniksipilan sehingga bermanfaat bagi masyarakat. (menjawab poin c) d. Mewadahi pengembangan anggota HMS ITB dalam meningkatkan sense of crisis terhadap keprofesian teknik sipil. (menjawab poin d,e) 20. Departemen Cremona a. Memperluas jaringan dengan pihak di luar ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. b. Mengusahakan setiap karya anggota HMS ITB agar bermanfaat di lingkup yang lebih luas. c. Mengoptimalkan wawasan terkait bidang keprofesian teknik sipil bagi anggota HMS ITB. d. Memberikan wadah aplikatif4 dalam bidang keprofesian. Arahan: a. Menjadi media informasi terdepan HMS ITB dalam isu ketekniksipilan baik untuk anggota maupun pihak eksternal. (menjawab poin a, b. Menjadi wadah aktualisasi keprofesian yang mewadahi karya anggota HMS ITB dalam bentuk jurnalistik. (menjawab poin b dan d) c. Menciptakan karya jurnalistik yang dapat menjadi pembelajaran serta pengetahuan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. (menjawab poin c)
94 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Kemudian pada tahap formalization ini juga dilakukan pendefinisian status, wewenang, fungsi, dan tugas dari masing-masing kelompok kerja berdasarkan bagian-bagian yang telah dijelaskan sebelumnya untuk menjadi standardisasi dan kemudahan dalam pengawasan dan pengukuran kerja.
status/sta·tus/ n keadaan atau kedudukan (orang, badan, dan sebagainya) dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya;
wewenang/we·we·nang/ n hak kewenangan; kekuasaan
dan
membuat
kekuasaan keputusan,
untuk
bertindak;
memerintah,
dan
melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain
fungsi/fung·si/ n jabatan (pekerjaan) yang dilakukan
tugas/tu·gas/ n yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan; pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang; pekerjaan yang dibebankan
1. Wakil Ketua Umum Status
Bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Wewenang 1) Berkoordinasi dengan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal untuk keputusan strategis 2) Mengambil keputusan taktis dalam bidang yang dinaunginya 3) Mewakili ketua umum jika berhalangan di kegiatan yang sesuai dalam bidang yang dinaunginya Fungsi 1) Sebagai manajer yang bertanggung jawab terhadap kegiatan departemen di bidang yang dinaunginya 2) Menjadi penanggung jawab perihal pemberdayaan dan kinerja anggota di bidang yang dinaunginya Tugas 1) Menjamin program kerja yang dilaksanakan oleh departemen yang dinaunginya sesuai dengan arahan 2) Menjamin optimasi pelaksanaan program kerja dari departemen yang dinaunginya 3) Melakukan kontrol terhadap timeline dari departemen yang dinaunginya
95 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
4) Merancang pemerataan pemberdayaan sumber daya sesuai dengan penjenjangan dan pencapaiannya dengan meninjau analisis karakteristik anggota 5) Melakukan rekapitulasi rapor anggota dari departemen yang dinaunginya terkait ketercapaian perkembangan, keberaktivitasan, dan kinerjanya 6) Menganalisis dan mencari solusi dari penyebab permassalahan pemberdayaan dan perkembangan anggota dari departemen yang dinaunginya 7) Mengevaluasi ketercapaian kejaran dari setiap departemen yang dinaunginya dengan melakukan analisis kondisi dan risiko 8) Menganalisis dan mencari solusi dari penyebab permassalahan ketercapian kejaran dari departemen yang dinaunginya 9) Berkoordinasi dengan Wakill Ketua Umum lain dan Sekretaris Jenderal dalam pelaksanaannya .
2. Sekretaris Jenderal Status 
Bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Wewenang 1) Berkoordinasi dengan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum perihal keputusan strategis 2) Mengambil keputusan taktis dalam lingkup kesekretariatan. 3) Mewakili ketua umum jika berhalangan di kegiatan yang sesuai dalam bidang yang dinaunginya
4) Mewakili ketua umum jika berhalangan dalam keseluruhan agenda yang ada. Fungsi 1) Menjadi penanggung jawab keberlangsungan agenda kegiatan keseluruhan BP HMSITB 2) Menjadi penanggung jawab perihal pemberdayaan dan kinerja anggota dari kesekretariatan Tugas 1) Membuat desain timeline kegiatan BP HMS-ITB yang saling terintegrasi antardepartemen dan antarlembaga lain yang ada di HMS ITB
96 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
2) Menjamin pelaksanaan program kerja seluruh departemen sesuai dengan timeline BP HMS ITB 3) Menjamin program kerja yang dilaksanakan oleh departemen yang dinaunginya sesuai dengan arahan 4) Menjamin optimasi pelaksanaan program kerja dari departemen yang dinaunginya 5) Melakukan rekapitulasi rapor anggota dari departemen yang dinaunginya terkait ketercapaian perkembangan, keberaktivitasan, dan kinerjanya 6) Menganalisis dan mencari solusi dari penyebab permassalahan pemberdayaan dan perkembangan anggota dari departemen yang dinaunginya 7) Mengevaluasi ketercapaian kejaran dari setiap departemen yang dinaunginya dengan melakukan analisis kondisi dan risiko 8) Menganalisis dan mencari solusi dari penyebab permassalahan ketercapian kejaran dari departemen yang dinaunginya 9) Bekerja sama dengan Ketua dan Wakil Ketua Umum dalam mengatur timeline keseluruhan BP HMS-ITB
3. Sekretaris Umum Status 
Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal
Wewenang 1) Menentukan kebijakan umum terkait keperluan administratif Fungsi 1) Sebagai penanggung jawab perihal segala urusan administratif selama keberjalanan kepengurusan Tugas 1) Mengakomodasi segala kebutuhan administratif . 2) Menjadi pusat arsip administratif masuk dan keluar dari HMS ITB. 3) Menerima dan mengelola laporan administratif dari setiap bagian pada badan pengurus HMS ITB
4. Bendahara Umum Status
97 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100

Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal
Wewenang 1) Menentukan kebijakan umum terkait keperluan finansial Fungsi 1) Sebagai penanggung jawab perihal segala urusan finansial selama keberjalanan kepengurusan Tugas 1) Menyusun Rencana Anggaran Biaya terpusat selama kepengurusan 2) Mengatur dan mengarsipkan cashflow HMS ITB selama kepengurusan 3) Melakukan transparansi laporan keuangan selama kepengurusan 4) Menerima laporan keuangan dari setiap bagian pada badan pengurus yang menggunakan dana dari Bendahara Umum
5. Kepala Departemen Status 
Bertanggung jawab kepada kepala bidang masing-masing
Wewenang 1) Menentukan kebijakan umum dan mengambil keputusan taktis dalam lingkup departemen masing-masing Fungsi 1) Sebagai penanggung jawab dari segala kegiatan departemen masing-masing selama keberjalanan kepengurusan Tugas 1) Melaksanakan arahan kerja yang telah diberikan pada departemennya 2) Membuat timeline dan RAB atas kegiatan yang akan dilakukan oleh departemennya 3) Mendesain kelengkapan departemen yaitu visi, misi, struktur, alur pencapaian, lini massa hingga program kerja 4) Menjaga ketercapaian proker di setiap departemen yang ada.
6. Wakil Kepala Departemen Status
98 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100

Bertanggung jawab kepada Kepala Departemen
Wewenang 1) Berkoordinasi dengan Kepala Departemen terkait menentukan kebijakan umum dan mengambil keputusan taktis dalam lingkup departemen masing-masing Fungsi 1) Sebagai penanggung jawab dari segala kegiatan departemen masing-masing selama keberjalanan kepengurusan bersama Kepala Departemen Tugas 1) Membantu Kepala Departemen dalam melaksanakan tugasnya 2) Mengawasi sumber daya anggota untuk tetap menjalankan tugasnya
7. Ketua BSO Status 
Bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Wewenang 1) Berkoordinasi dengan Ketua Umum untuk keputusan strategis. 2) Mengambil keputusan taktis dalam badan semi otonomnya 3) Wewenang dan arahan lain yang menjadi tambahan dalam kepengurusan akan diatur dan dijalankan oleh ketua badan semi otonom masing – masing. 4) Mengatur kebutuhan sumber daya anggota dan keuangannya sendiri Fungsi 1) Sebagai penanggung jawab dari segala kegiatan dalam keberjalanan BSO Tugas 1) Memenuhi arahan yang diberikan oleh ketua umum 2) Membuat timeline dan RAB atas kegiatan yang akan dilaksanakan di BSO masing – masing 3) Melaporkan progress report kepada ketua umum secara berkala 4) Mendesain kelengkapan BSO yaitu visi, misi, struktur, alur pencapaian, hingga program kerja 5) Menempatkan ranah kerja
yang seimbang dalam ranah internal, eksternal dan
keprofesian.
99 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
ORGANOGRAM
Kesekjenan bertindak sebagai supporting system bagi bidang – bidang lain Departemen Kaderisasi berada di leher organogram untuk memantau penjaminan target kaderisasi di setiap bidang Badan pengurus yang ada BSO memiliki otonomi dalam mengatur organisasi sendiri, saling berkoordinasi dengan BSO lainnya, dan bertaggung jawab pada ketua umum.
100 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
BAB IX PENCAPAIAN ORGANISASI Dalam keberjalanan organisasi, pencapaian organisasi dikejar secara paralel karena setiap departemen memiliki kejaran masing-masing sesuai dengan program kerja yang dilakukan. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana cara penilaian kerja (pengukuran kerja) dalam mendeteksi ketercapaian visi misi yang dibawa oleh organisasi dengan menggunakan Balance Scorecard. Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategis atau lebih tepat dinamakan "Strategic Based Responsibility Accounting System” yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja organisasi tersebut. Terdapat 4 perspektif dalam Balance Scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses usaha internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Kemudian hal ini diterapkan sesuai dengan latar belakang dan kondisi organisasi apakah itu organisasi profit atau non-profit HMS sendiri tergolong pure non-profit organization, maka aspek perspektif nya disesuaikan sesuai dengan visi HMS ITB selama setahun dan arahan GBHP 2018. Oleh karena itu 4 perspektif tersebut diterjemahkan dalam HMS sebagai berikut: 1. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Aspek Pengembangan Anggota & Aspek Keprofesian 2. Perspektif Proses Usaha Internal Aspek Kesejahteraan Anggota 3. Perspektif Pelanggan Aspek Hubungan dan Kontribusi pada Eksternal 4. Perspektif Keuangan Aspek Keuangan dan Administratif (Supporting System)
101 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Sehingga pencapaian organisasi di tahap ini di jabarkan pada 5 pilar, sebagai berikut :
Gambar 5. 1Penjabaran pencapaian Organisasi
Setelah itu dilakukan pembobotan terhadap kelima aspek tersebut dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) atau biasa disebut metode perbandingan pasangan. Sebelum membandingkan, ditentukan terlebih dahulu skala nilai penting. Pada referensi digunakan skala 1-9 yang menjabarkan dari sama penting hingga kepentingannya amat sangat tinggi, namun pada pembobotan kali ini digunakan skala 1-5 untuk mempermudah prosesnya dan sesuai dengan pilar yang ditentukan. Pembobotan dengan AHP sendiri terdiri dari 4 langkah, yaitu: 1. Memberikan penilaian terhadap matriks pilar 2. Perbandingan matriks 3. Menentukan bobot parameter 4. Uji Konsistensi Oleh karena itu, ketercapaian BP HMS ITB 2016 akan dinilai dari 5 pilar utama yang berdasarkan penilaian ketercapaian atas program kerja. 5 pilar utama tersebut terdiri dari kesejahteraan anggota, pengembangan anggota, keprofesian, hubungan terhadap eksternal dan supporting system. Pengelompokkan arahan kerja setiap departemen didasarkan pada keterkaitan terhadap pilar yang telah ditentukan. Pembobotan dari 5 pilar tersebut, melalui analisis AHP (Analisis Hierarki Prioritas) adalah sebagai berikut: 1. Memberikan penilaian terhadap masing-masing pilar dengan ketentuan: “1-5 (Sangat diprioritaskan – prioritas umum)�
102 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Pengembangan Anggota -> Kesejahteraan Anggota -> Keprofesian -> Eksternal -> Supporting System . Pertimbangan pemilihan skala prioritas berdasarkan analisis sebagai berikut : 1. Pengembangan Anggota Berdasarkan visi untuk merangkai HMS ITB sebagai kontributor nyata maka hal yang dasar paling dibutuhkan adalah pengembangan anggota 2. Kesejahteraan Anggota Dalam ranah memenuhi penjaminan kebutuhan dasar anggota dan rumah eksplorasi diri maka kesejahteraan anggota merupakan stand untuk ditingkatkan terlebih dahulu 3. Keprofesian Dalam rangka memenugi rumah eksplorasi diri maka keprofesian menjadi salah satu karakteristik pengembangan anggota di HMS ITB yang merupakan Himpunan Mahasiswa Jurusan. 4. Eksternal Setelah tercapai beberapa aspek dasar maka sudah saatnya pengembangan juga difokuskan pada aspek luar yang dapat berdampak ke HMS ITB itu sendiri 5. Supporting System Supporting System berfungsi membantu aspek – aspek di atasa terpenuhi dengan maksimal. Sehingga didapatkan seperti tabel berikut: Tabel 5.1 Pembobotan Skala Prioritas Pilar Pengembangan
Pengembangan Kesejahteraan Anggota Anggota
Keprofesian
Eksternal
Supporting System
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
0.50
1.00
2.00
3.00
4.00
Keprofesian
0.33
0.50
1.00
2.00
3.00
Eksternal
0.25
0.33
0.50
1.00
2.00
0.20
0.25
0.33
0.50
1.00
2.28
4.08
6.83
10.50
15.00
Anggota Kesejahteraan Anggota
Supporting System Total
103 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
2. Membagi setiap cell dengan total cell dalam kolom yang sama Contoh: cell Keprofesian vs Total cell Pengembangan Anggota = 1/2,28 = 0,44 Dengan cara yang sama diperoleh tabel sebagai berikut : Tabel 5.2 Perhitungan rasio pembobotan Pilar
Pengembangan Kesejahteraan
Keprofesian
Eksternal
Supporting
Anggota
Anggota
0.44
0.49
0.44
0.38
0.33
0.22
0.24
0.29
0.29
0.27
Keprofesian
0.15
0.12
0.15
0.19
0.20
Eksternal
0.11
0.08
0.07
0.10
0.13
0.09
0.06
0.05
0.05
0.07
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
Pengembangan Anggota Kesejahteraan Anggota
Supporting System Total
System
3. Menentukan urutan bobot Contoh: perhitungan Pengembangan Anggota = (0,44 + 0,49 + 0,44 + 0,38 + 0,33) / 5 * 100 = 41,62 Dengan cara yang sama diperoleh urutan bobot sebagai berikut : Tabel 5.3 Hasil Pembobotan Pilar
Pembobotan
Pengembangan Anggota
41.62%
Kesejahteraan Anggota
26.18%
Keprofesian
16.11%
Eksternal
9.86%
Supporting System
6.24%
104 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
4. Uji Konsistensi Parameter pada uji konsistensi yaitu RI, CI, dan CR RI (Ratio Index) didapatkan dari tabel berikut: Tabel 5.4 Tabel Indeks Rasio
Matriks yang kita gunakan yaitu ordo 5x5. Maka urutan Matriksnya yaitu 5 dengan RI = 1,12 CI (Consistency Index) didapatkan dari rumus berikut:
Dengan,
Tabel 5.5 Perhitungan λ GM
χ
GM * χ
2.28
0.42
0.95035175
4.08
0.26
1.068967618
6.83
0.16
1.100511114
10.50
0.10
1.035014115
15.00
0.06
0.935645798
λ
5.090490397
GM didapatkan dari tabel yang pertama, dimana GM merupakan total dari setiap kolomnya.
X didapatkan dari tabel yang kedua, dimana X merupakan rataan dari jumlah setiap barisnya.
105 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Maka didapatkan nilai λ maksimumnya yaitu 5,09049.
Lalu didapatkan juga nilai CI sebesar 0,022523
Apabila C.I bernilai nol, berarti matrik konsisten. batas ketidakkonsistensi yang ditetapkan Saaty, diukur dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR), yakni perbandingan indek konsistensi dengan nilai pembangkit random (RI). CR (Consistency Ratio) didapatkan dari rumus berikut:
Simpulan ada pada tabel berikut: Tabel 5.6 Simpulan Hasil perhitungan faktor AHP λ
5.090490397
RI
1.12
CI
0.022622599
CR
0.020198749
Jadi dengan nilai CR = 0,020199 < 0,1 (10 % ), maka tingkat konsistensi cukup rasional.
1. Pengembangan Anggota ( 41.62% ) a. Merumuskan target kaderisasi bagi anggota HMS ITB. (Kaderisasi) b. Menyinergikan dan menyamaratakan pemahaman mengenai target kaderisasi di setiap elemen1 HMS ITB. (Kaderisasi, Wakil Ketua Umum, Kesekjenan) c. Menyediakan wadah penjaminan dalam pemenuhan target kaderisasi bagi anggota HMS ITB. (Kaderisasi) d. Mengevaluasi ketercapaian target kaderisasi di setiap elemen HMS ITB. (Kaderisasi) e. Menanamkan nilai kemasyarakatan kepada seluruh anggota HMS ITB. (Sibades) f. Mewadahi anggota HMS ITB untuk berkontribusi langsung ke masyarakat (Sibades). g. Menumbuhkan budaya apresiasi kepada sesama anggota HMS ITB. (Kesra)
106 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
h. Menumbuhkan rasa dan sikap saling percaya kepada seluruh elemen HMS ITB terkait pengembangan minat dan potensi. (Mipot) i. Merancang jenjang pengembangan keprofesian teknik sipil berdasarkan kebutuhancbagi anggota HMS ITB. (Pengprof) j. Mendorong
semangat
aktualisasi
diri
dalam
berkompetisi
terkait
pengembangan keprofesian. (Kominov) k. Mengelola10 pemerataan, pemberdayaan, dan pencapaian tri dharma perguruan tinggi dalam setiap bidang di HMS ITB. (Wakil Ketua Umum) l. Mengoordinasi pengembangan anggota HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. (Wakil Ketua Umum) m. Mengatur11 fungsi kerja dalam setiap elemen pengurus HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. (Wakil Ketua Umum) n. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam kepengurusan dan menentukan solusi dari massalah yang ada. (Wakil Ketua Umum) 2. Kesejahteraan Anggota ( 26.18% ) a. Menyediakan wadah pemenuhan kebutuhan dasar anggota dalam bidang studi. (Akademik) b. Menyediakan wadah pemenuhan kebutuhan dasar anggota dalam bidang kesejahteraan. (Kesra) c. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar anggota di bidang studi. (Akademik) d. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar anggota di bidang kesejahteraan. (Kesra) e. Mengapresiasi anggota HMS ITB atas setiap pencapaian karya. (Kesra) f. Memberikan wadah kepercayaan untuk berperan kepada setiap anggota HMS ITB. (Mipot) g. Membimbing9 kebutuhan akademik anggota HMS ITB untuk terpenuhi dengan baik secara peranggota maupun menyeluruh. (Akademik) 3. Keprofesian ( 16.11% ) a. Menumbuhkan semangat anggota HMS ITB dalam menghasilkan karya5 yang inovatif dan bermanfaat. (Kominov, ICEE)
107 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
b. Mengusahakan setiap karya anggota HMS ITB agar bermanfaat di lingkup yang lebih luas6. (Kominov, Sibades, Cremona) c. Menyediakan wadah kepada setiap anggota HMS ITB untuk menciptakan karya yang inovatif dan bermanfaat. ( Tim Riset) d. Mengkaji realitas mengenai kondisi kemasyarakatan yang berkaitan dengan keilmuan teknik sipil. (Kastrat) e. Mengoptimalkan7 wawasan terkait bidang keprofesian teknik sipil bagi anggota HMS ITB. (Pengprof, ICEE, Sibades) f. Memberikan wadah aplikatif8 dalam bidang pengembangan keprofesian teknik sipil. (Pengprof, Tim Riset, Sibades, ICEE, Cremona) g. Mewadahi pengoptimalan penelitian anggota HMS ITB dalam bidang teknik sipil. (Tim Riset, ICEE ) h. Mengoptimalkan pengabdian masyarakat bagi anggota HMS ITB di bidang teknik sipil. (Sibades) 4. Eksternal ( 9.86% ) a. Meningkatkan hubungan dengan lembaga2 di dalam ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. (Intra Kampus, Cremona ) b. Memperluas jaringan dengan pihak di luar3 ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. (Ekstra Kampus, ICEE, Cremona) c. Meningkatkan peran dalam setiap kolaborasi dengan mitra4 HMS ITB. (Intra Kampus, Ekstra Kampus) 5. Supporting System (6.24% ) a. Mengelola jadwal kegiatan HMS ITB. (Sekjen) b. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan HMS ITB. (Sekjen ) c. Mengelola pengarsipan12 terkait kegiatan yang dilaksanakan HMS ITB. (Sektum) d. Mengelola aliran kas dalam HMS ITB. (Bendum) e. Membantu menyediakan dukungan keuangan untuk keberjalanan HMS ITB. (Danus) f. Meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB. (DRT) g. Mengelola pemerataan ketersampaian informasi kepada seluruh anggota HMS ITB. (Medkominfo) h. Mengelola penyampaian informasi ke pihak di luar HMS ITB. (Medkominfo)
108 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Pilar
Pembobotan
Parameter
a.
Pengemb angan Anggota
41.62%
Persentase
Merumuskan target kaderisasi bagi anggota HMS ITB. (Kaderisasi)
b. Menyinergikan dan menyamaratakan pemahaman mengenai target kaderisasi di setiap elemen1 HMS ITB. (Kaderisasi, Wakil Ketua Umum, Kesekjenan) c. Menyediakan wadah penjaminan dalam pemenuhan target kaderisasi bagi anggota HMS ITB. (Kaderisasi) d. Mengevaluasi ketercapaian target kaderisasi di setiap elemen HMS ITB. (Kaderisasi) e. Menanamkan nilai kemasyarakatan kepada seluruh anggota HMS ITB. (Sibades) f. Mewadahi anggota HMS ITB untuk berkontribusi langsung ke masyarakat (Sibades). g. Menumbuhkan budaya apresiasi kepada sesama anggota HMS ITB. (Kesra) h. Menumbuhkan rasa dan sikap saling percaya kepada seluruh elemen HMS ITB terkait pengembangan minat dan potensi. (Mipot) i. Merancang jenjang pengembangan keprofesian teknik sipil berdasarkan kebutuhan bagi anggota HMS ITB. (Pengprof) j. Mendorong semangat aktualisasi diri dalam berkompetisi terkait pengembangan keprofesian. (Kominov) k. Mengelola10 pemerataan, pemberdayaan, dan pencapaian tri dharma perguruan tinggi dalam setiap bidang di HMS ITB. (Wakil Ketua Umum) l. Mengoordinasi pengembangan anggota HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. (Wakil Ketua Umum) a. Mengatur11 fungsi kerja dalam setiap elemen pengurus HMS ITB secara terpusat dan menyeluruh. (Wakil Ketua Umum) b. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam kepengurusan dan menentukan solusi dari massalah yang ada. (Wakil Ketua Umum) a. Menyediakan wadah pemenuhan kebutuhan dasar anggota dalam bidang studi. (Akademik)
Kesejaht eraan Anggota
26.18%
b. Menyediakan wadah pemenuhan kebutuhan dasar anggota dalam bidang kesejahteraan. (Kesra) c. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar anggota di bidang studi. (Akademik) d. Mengevaluasi ketercapaian kejaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar anggota di bidang kesejahteraan. (Kesra) e. Mengapresiasi anggota HMS ITB atas setiap pencapaian karya. (Kesra) f. Memberikan wadah kepercayaan untuk berperan kepada setiap anggota HMS ITB. (Mipot) g. Membimbing9 kebutuhan akademik anggota HMS ITB untuk terpenuhi dengan baik secara peranggota maupun menyeluruh. (Akademik)
5.819%
7.618%
10.008% 2.048% 1.569% 0.308% 4.472% 3.449% 1.193% 0.901% 0.509%
2.661% 0.677% 0.388% 6.217% 9.173% 0.832% 1.208% 1.823% 4.162% 2.763%
109 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100
Keprofes ian
16.11%
a. Menumbuhkan semangat anggota HMS ITB dalam menghasilkan karya5 yang inovatif dan bermanfaat. (Kominov, ICEE) b. Mengusahakan setiap karya anggota HMS ITB agar bermanfaat di lingkup yang lebih luas6. (Kominov, Sibades, Cremona) c. Menyediakan wadah kepada setiap anggota HMS ITB untuk menciptakan karya yang inovatif dan bermanfaat. ( Tim Riset) d. Mengkaji realitas mengenai kondisi kemasyarakatan yang berkaitan dengan keilmuan teknik sipil. (Kastrat) e. Mengoptimalkan7 wawasan terkait bidang keprofesian teknik sipil bagi anggota HMS ITB. (Pengprof, ICEE, Sibades) f. Memberikan wadah aplikatif8 dalam bidang pengembangan keprofesian teknik sipil. (Pengprof, Tim Riset, Sibades, ICEE, Cremona)
Eksternal
9.86%
g. Mewadahi pengoptimalan penelitian anggota HMS ITB dalam bidang teknik sipil. (Tim Riset, ICEE ) h. Mengoptimalkan pengabdian masyarakat bagi anggota HMS ITB di bidang teknik sipil. (Sibades) a. Meningkatkan hubungan dengan lembaga2 di dalam ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. (Intra Kampus, Cremona ) b. Memperluas jaringan dengan pihak di luar3 ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. (Ekstra Kampus, ICEE, Cremona) c. Meningkatkan peran dalam setiap kolaborasi dengan mitra4 HMS ITB. (Intra Kampus, Ekstra Kampus, Kastrat) a.
Supporti ng System
6.24%
Mengelola jadwal kegiatan HMS ITB. (Sekjen)
b. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan HMS ITB. (Sekjen ) c. Mengelola pengarsipan12 terkait kegiatan yang dilaksanakan HMS ITB. (Sektum) d. Mengelola aliran kas dalam HMS ITB. (Bendum) e. Membantu menyediakan dukungan keuangan untuk keberjalanan HMS ITB. (Danus) f. Meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB. (DRT) g. Mengelola pemerataan ketersampaian informasi kepada seluruh anggota HMS ITB. (Medkominfo) h. Mengelola penyampaian informasi ke pihak di luar HMS ITB. (Medkominfo)
5.263% 1.734% 2.526% 0.802% 1.182% 3.661%
0.548% 0.389% 1.758% 0.969% 3.188% 1.418% 2.038% 0.672% 0.458% 0.212% 0.311% 0.978% 0.151%
110 Anggi Renaldy Pratama /HMS15100