Gratisan
Vol. I/2,Juni 2008
Berbeda untuk Lebih Bergairah
Backpacking Pusing kuliah? Liburan Murah yuk... Bangsa Penyampah Kebiasaan buang sampah tidak pada tempatnya
Tetap Berkelas dengan Barang Bekas Tren Bergaya dari Pasar Loak www.mapalaui.info
10
JEJAK UTAMA
Bangsa Lu, Ya Sebangsa Penyampah Lah!
Mengapa pembeli yang lain boleh bebas membawa keluar minuman yang dibelinya?! “You, orang Indonesia, suka buang sampah di mana saja!�
gaya lo, gaya gue
6
Tetap Berkelas dengan Barang Bekas Menggunakan barang bekas berarti telah ikut serta menggalakkan program 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).
J ejak alam
16
22
Pusing Kuliah? Liburan Murah Yuk...
KOTAK SURAT
3
TAHUKAH KAMU?
2
JEJAK WAKTU
2
KELILING KAMPUS
3
REKOMENDASI
4
DAUR ULANG
5
AGENDA
24
Backpacking sebagai salah satu alternatif liburan murah dan nyaman, lengkap dengan tips dan triknya.
Jejak inspirasi
22
Lebih Baik Menyalakan Lilin daripada Menutupi Kegelapan Di saat kebanyakan orang berlomba-lomba merusak lingkungan sekitar ia justru lebih senang bergumul dengan lubang biopori. Itulah yang Ayu Utami lakukan guna merespon masalah-masalah lingkungan saat ini.
FOTO SAMPUL Mencari baju bekas untuk bergaya Lokasi: Pasar baju bekas Senen, Jakarta Pusat Foto oleh Seto Wardhana
Halo-halo! Dulu, waktu SPMB, pilihan pertama saya adalah Teknik Lingkungan. Kenapa saya bisa minat ke situ? Karena sampah. Ya, isu sampah memang nggak pernah basi. Sejak SMA saya memerhatikan permasalahan sampah kian hari kian serius. Bahkan, permasalahannya bukan lagi hanya tentang sampah yang berserakan tetapi juga tentang jumlah banyaknya sampah. Slogan “Buanglah Sampah pada Tempatnya” pun kini meningkat menjadi “Pilahlah Sampah pada Tempatnya”. Ternyata bukan cuma untuk anak teknik lingkungan, masalah sampah pun sudah saatnya masuk area kepedulian kita. Tanpa sadar, aktivitas kita sehari-hari menghasilkan sampah dalam jumlah berkali lipat. Styrofoam bekas sarapan bubur kita, botol air mineral bekas, kantong plastik belanjaan kita, kertas fotokopian, dan lain sebagainya semakin menumpuk dan menunggu untuk diolah. Masalahnya adalah waktu pemakaian benda tersebut tidak sebanding dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengolah setelah menjadi sampah. Lagi-lagi, jika sampah harus dikurangi, yang penting adalah memulai. Mulai berkata tidak jika ditawari plastik padahal belanjaan kita cuma sedikit, mulai mengumpulkan baju bekas untuk disumbangkan, mulai membawa botol minuman ke kampus, mulai memilah sampah, mulai mengakali barang bekas agar bisa digunakan lagi, dan yang paling penting mulai dari diri sendiri. Jika gaya hidup kita menentukan nasib bumi kita, kamu juga pasti mau ikutan mengurangi sampah, kan?
Oke deh, selamat menjejak!
Dien Nurdini P.S: Atas nama Redaksi dan BP Mapala UI, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan tinggi untuk Rudy Suparman (M-212-UI), Ade Rahmat (M-192-UI), dan Tantyo Bangun (M-335-UI) untuk bantuan material demi kelancaran terbitnya Jejak. Dan terima kasih pula kepada segenap anggota Mapala UI yang hadir pada Gathering Peluncuran Jejak, 9 Mei 2008, khususnya kepada Suwardi Hagani (M-464-UI).
majalahjejak@gmail.com
Kami mencintai alam, karena tanpa alam, kami bukan apa-apa ayatrohaedi (M-084-UI) DITERBITKAN OLEH: BIRO PEMINATAN BP MAPALA UI 2008; BEREDAR GRATIS TIGA BULANAN
Berbeda untuk Lebih Bergairah
Pemimpin Redaksi: Dien Nurdini N.; Redaktur Pelaksana: Andromeda M. F. K; Senior Editor: Adiseno, Tantyo Bangun; SEKRETARIs REDAKSI: prihandoko; Koordinator Artistik: Seto Wardhana; tata letak: agung nugroho, wahid n.; Pemasaran: Supriyanto, Yulia Shadrina, Marsiana; Produksi dan Distribusi: Ade Sulaeman; Fotografer: Seto Wardhana, Sugi B.J., fikri m.a., m. fauzan; Kontributor: Virginia Samantha, Zulbahrie, Enos Primo, Wahid N., Amelia Safitri, Nurmulia Rekso, Dian Ekawati, Barita, Sofyan Nurhadi, Sulung Prasetyo, Rizky Fitrahadi, Astri Vionna, Hendra Fahri Alamat redaksi: Sekretariat Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) Kampus Baru UI, Depok. telp. (021) 788 84872.
majalahjejak@gmail.com
TAHUKAH ANDA? Setiap ton kertas daur ulang dapat menyelamatkan 17 pohon, 380 galon minyak, 3 yard kubik tempat pembuangan sampah, 4.000 kilowatt energi, dan 7.000 galon air. Ini menunjukkan penghematan 64% energi, 58% air, dan 60 pon polusi udara berkurang. 17 pohon yang terselamatkan, dapat menyerap 250 pon
karbondioksida dari udara tiap tahunnya. Membakar dalam jumlah yang sama dapat menciptakan 1.500 pon karbondioksida. Mendaur ulang satu kaleng alumunium dapat cukup menyelamatkan energi untuk menjalankan TV selama 3 jam atau setara dengan setengah galon bensin. Tak ada batasan berapa kali sebuah kaleng alumunium dapat didaur ulang.
Jika kamu memiliki pohon berumur 15 tahun dan dibentuk menjadi kantong makanan, kamu akan mendapatkan sejumlah 700 kantong. Sebuah supermarket besar menghabiskan kantong itu hanya dalam waktu satu jam! Ini berarti dalam setahun supermarket membuang 60.500.000 kantong! Bayangkan berapa jumlah supermarket yang ada di AS! Sampah plastik atau bendabenda yang mengandung plastik (tas kresek, kantong plastik, bungkus permen, kemasan styrofoam atau gabus) jika dibuang begitu saja kedalam tanah, baru akan hancur dalam waktu sekitar 200 hingga 400 tahun.
JEJAK WAKTU
April Jejak 2 Vol. 1/2, Juni 2008
Mei
Di Indonesia, Bike to Work Day diperingati pada 7 September 2007 lalu.
7 April
2 / 1989
29 / 1953
World Health Day, untuk memperingatinya di tahun 2008 WHO mengambil tema: Protecting Health from Climate Change.
Lahirnya seorang pejuang besar, Ki Hadjar Dewantoro yang mendarmabaktikan seluruh hidupnya bagi kemajuan pendidikan nasional. 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Edmund Hillary dari Inggris dan Tenzing Norgay, pemandunya dari Nepal menjadi manusia pertama yang mampu berdiri di puncak tertinggi di dunia, Everest (8.848m)
12-16 Mei 12 / 1985
The League of American Bicyclists mempromosikan minggu Bike to Work dan Bike to Work Day pada 16 Mei.
Pencapaian Puncak Kilimanjaro, Afrika oleh Mapala UI yang kemudian menjadi bagian dari Ekspedisi Puncak Tujuh Benua Universitas Indonesia
31 / 1987 WHO menetapkan Hari Anti Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day)
22 April Seorang senator Amerika Serikat Gaylord Nelson mencetuskan ide Hari Bumi pada 22 april 1970. sejak saat itu tanggal 22 april diperingati sebagai Hari Bumi. 23 / 1616 Hari Buku Sedunia (World Book and Copyright Day) merupakan tanggal wafatnya penulis William Shakespeare dan Miguel de Cervantes, pada tahun 1616. Tanggal 23 April juga sebagai tanggal lahir William Shakespeare pada tahun 1564.
Juni 5 Juni Konferensi PBB mengenai lingkungan hidup tanggal 5 Juni 1972 di Stockholm. Tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. 14 Juni Hari Donor Darah Sedunia (WBDD/ World Blood Donor Day)
dirayakan sesuai hari kelahiran Karl Landsteiner yang mendapat hadiah Nobel karena menemukan sistem kelompok darah ABO. 25 / 1989 Mapala UI menapakkan kakinya di Puncak Mt. Cook, Selandia Baru.
KOTAK SURAT Selamat atas terbitnya Jejak! Mengingat judulnya Jejak, sepertinya relevan kalau majalah ini membahas soal footprint atau jejak kita di alam, yang diakibatkan oleh konsumsi sumber daya alam. Dewi Satriani Campaign Manager WWF Indonesia Seneng banget ketika terbit majalah yang ada artikel tentang alam dan lingkungan (selama ini saya mengoleksi Buletin Wanadri). Cuma sayang, saya tidak bisa mendapatkan majalah Jejak di Balikpapan. Saya bukan keluarga besar UI. Dapatkah saya mendapatkan majalah ini secara rutin. Biaya administrasi yang timbul menjadi tanggungan saya. Saat saya juga sudah punya buku 40 Tahun Mapala UI. Salam dari Borneo. Endah Balikpapan Senang sekali juga mendengar tanggapan Endah dari Balikpapan. Untuk memperoleh Jejak versi hardcopy, mohon Endah email data alamat pengiriman dan nomor telepon,
nanti kami beritahu berapa biaya pengiriman dan gimana pembayarannya. Untuk versi softcopy, Jejak dapat diunduh di http:// mapalaui.info/jejak.
Terima kasih Fahmi, kami juga berharap majalah Jejak ini dapat menjadi pemicu para pembacanya untuk dapat berbuat lebih untuk lingkungan dan masyarakat.
Saya ingin menyumbang tulisan untuk Jejak. Saya tinggal di Pekanbaru dan bekerja di perusahaan yang bergerak di penyedia jasa lingkungan. Mohon infonya, terima kasih.
Sebenarnya apa yang menjadi ciri khas majalah Jejak dalam melihat suatu permasalahan? Majalah Jejak mengambil posisi sebagai apa?
Adbillah Lubis Pekan Baru via majalahjejak@gmail.com
Muhammad Iqbal FISIP Sosiologi 2006
Kontribusi tulisan bisa dikirim ke majalahjejak@ gmail.com dengan subjek kontributor tulisan. Jangan lupa mencantumkan identitas diri.
Iqbal, kami melihat hubungan masalah dan kedekatannya dengan gaya hidup kita pada umumnya. Jejak menjadi sebuah media yang dapat mendorong para pembacanya untuk memiliki gaya hidup yang ramah lingkungan.
Selamat menjejak buat Jejak. Semoga jejak langkah baru yang sudah diayunkan bisa menjadi picu bagi Mapala UI untuk bangkit dan kembali menapakkan kakinya di puncakpuncak tertinggi. Menjadi teladan bagi jagad petualangan Indonesia. Fahmi Arrasuli Bukittinggi
Jangan ragu untuk menuliskan surat kepada Redaksi Jejak ke: Sekretariat Mapala UI, Gedung Pusgiwa, Kampus UI Depok atau majalahjejak@ gmail.com, disertai identitasmu yang jelas.
KELILING KAMPUS
Letih sudah kaki berjalan mengelilingi kampus tercinta ini, dan inilah hasil pengamatan sekilas redaksi jejak mengenai jumlah tempat sampah di Kampus UI Depok. Pengamatan ini dilakukan sebagai penunjang tema edisi kali ini. Chelsea, BIPA‘07 Menurut saya Kampus UI sudah cukup bersih, tapi Nindia Nahardita, FPsi’06 kalau dibandingkan dengan kampus saya di Menurut saya penempatan tempat Amerika, jelas di sana lebih bersih. Kampus di sampah di Psikologi sudah bagus, Amerika penempatan tempat sampah berada gampang ditemukan, tapi kalau di dekat orang biasa berkumpul. Kalau melihat UI keseluruhan sih belum terlalu lingkungan sekitar Depok, secara keseluruhan banyak. kampus UI sudah sangat bersih. Sofyan Nurhadi, FMIPA’05 Tempat sampah di UI masih belum mengakomodir, tapi sudah cukup baik. Tapi sih sebenarnya itu gak masalah kalo kesadaran orang untuk buang sampah tinggi, tapi kan kenyataannya jarang yang kayak gitu. Hendra, FT’04 Tempat sampah di FT sih saya rasa belum banyak, dan hanya terfokus di beberapa titik saja, tapi buat di UI keseluruhan sih sudah baik. Endah Eliana, FISIP’05 Tempat sampah di FISIP sudah sangat-sangat banyak sekali, namun permasalahannya ada pada kelakuan mahasiswanya yang suka membuang sampah sembarangan. FISIP bersih karena FISIP memiliki karyawan kebersihan yang rajin. Bila berbicara UI secara keselurahan, jumlah tempat sampahnya sangatlah kurang, kalau pun ada hanya terkesan seperti pajangan. Survei tempat sampah dilakukan hanya di luar gedung fakultas
3
REKOMENDASI
The Naked Traveler Catatan Perjalanan Seorang Backpacker Penulis: Trinity Penerbit: C-Publishing, Jakarta2007 Pengalaman pribadi memang menyenangkan, oleh karenanya banyak orang yang menulis pengalamannya entah itu dalam bentuk diari atau dalam sebuah catatan perjalanan. Seorang pengarang bernama Trinity (pseudonym, bukan nama sebenarnya alias nama samaran) mencatatkan seluruh perjalanannya saat dia keliling Nusantara dan dunia dengan berprinsipkan backpacking. Kisahkisahnya cukup lengkap bahkan bisa dibilang detil. Kita bisa tahu kebiasaan orang di luar bagaimana, makanan apa yang disukai di berbagai negara dan kita pun menjadi paham. Menggunakan bahasa yang gaul dan enak di baca buku ini dapat menjadi panduan perjalanan kamu. Siapa bilang kalau backpacking itu mahal? Karena menurut pengakuan penulis yang nama aslinya Perucha Hutagaol, yang adalah pegawai perusahaan telekomunikasi, bukanlah orang kaya. Banyak sekali pengalaman-pengalaman yang dapat menjadi panduan bagi kamu yang ingin menjadi traveller atau menambah tips dan trik dalam bepergian.
Bilangan Fu Penulis: Ayu Utami Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Jejak 4 Vol. 1/2, Juni 2008
Yuda, “si iblis”, seorang pemanjat tebing dan petaruh yang melecehkan nilai-nilai masyarakat. Parang Jati, “si malaikat”, seorang pemuda berjari dua belas yang dibentuk oleh ayah angkatnya untuk menanggung duka dunia. Marja, “si manusia”, seorang gadis bertubuh kuda teji dan berjiwa matahari. Mereka terlibat dalam segitiga cinta yang lembut, di antara pengalaman-pengalaman keras yang berawal dari sebuah kejadian aneh—orang mati yang bangkit dari kubur—menuju penyelamatan perbukitan gamping di selatan Jawa. Di antara semua itu, Bilangan Fu sayup-sayup menyingkapkan diri. Si pengarang menamai nafas novelnya “spiritualisme kritis”. Yaitu, yang mengangkat wacana spiritual—keagamaan, kebatinan, maupun mistik—ke dalam kerangka yang menghormatinya sekaligus bersikap kritis kepadanya; yang mengangkat wacana keberimanan, tanpa terjebak dalam dakwah hitam dan putih.
Walking Pole Merk : Warna : Harga : Produksi :
Adventuridge merah, hijau, biru Rp 250.000 China (Lisensi Perancis)
The Complete Book of Knots Penulis: Geoffrey Budworth Simpul? Kalian pasti sering mendengar tentang simpul. Dari zaman dahulu tali, simpul merupakan bagian dari kehidupan manusia untuk mendukung aktivitasnya dalam bekerja. Simpul digunakan antara lain dalam pelayaran, penangkapan ikan, kegiatan dalam rumah tangga hingga untuk kebutuhan perlindungan atau keamanan dalam bergiat di alam bebas. Karena itulah rekomendasi buku kali ini yang ditulis secara detail dan lengkap oleh Geoffrey Budworth akan sangat membantu kalian. Karena dalam buku yang ditulis dalam bahasa inggris ini berisi tentang tips-tips penggunaan simpul, jenis-jenis tali yang dapat digunakan hingga teknik pembuatan 89 macam simpul yang meliputi banyak jenis aktivitas dalam kegiatan sehari-hari. Buku ini merupakan buku yang paling lengkap dari Budworth dibandingkan dengan buku-buku tentang simpul lain yang pernah ditulis olehnya. Dengan harga Rp 108.500 tentunya sangatlah sebanding dengan manfaat yang akan kita dapat jika memiliki buku ini sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Buku ini dapat kita temukan di Etno Gallery Jl. Gatot Subroto kav 72 Hanggar Teras Jakarta Selatan.
Bagi pecinta alam dan pendaki gunung tentunya sering mendengar istilah walking pole atau disebut pula hiking stick. Walking pole berguna untuk menjaga keseimbangan tubuh kita saat mendaki dan juga saat kita menuruni gunung. Dengan walking pole maka perjalanan saat menuruni gunung pun yang notabenenya lebih berbahaya daripada mendaki dapat lebih terjaga, karena tumpuan tubuh kita bertambah satu, ya walking pole itu. Panjang walking pole ini juga dapat disesuaikan dengan tinggi-rendah pemakainya dan medan yang dilalui. Untuk medan mendaki biasanya diatur lebih pendek dibanding untuk medan menurun. Walking pole ini juga dilengkapi teknologi per untuk menambah nyaman penggunaannya. Karena jumlahnya yang terbatas, kalian dapat segera membelinya di Etno Gallery, Jl. Gatot Subroto Kav. 72 , Hanggar Teras, Jakarta Selatan.
DAUR ULANG
Plastik Sekitar Kita Oleh Amelia Safitri Sheyna mengambil sebotol susu asam (yoghurt) yang berada di lemari pendingin. Kemudian dia mendekati Lia yang sedang duduk di meja makan sambil berkata, “Eh, kenapa botol plastik ada simbol kayak gini, ya?” tanyanya pada Lia. Pertanyaan seperti itu mungkin sering terjadi dalam kehidupan sehari–hari. Lihat saja bagian bawah air mineral yang sering dikonsumsi kita. Ada simbol segitiga dengan angka di dalamnya. Sebenarnya, apa sih makna dari simbol ini? Tahun 1970, sebuah kontes desain simbol daur ulang diselenggarakan. Kontes ini sekaligus dimaksudkan untuk memperingati Hari Bumi yang pertama. Gary Anderson, seorang mahasiswa Universitas Southern California, menjadi pemenangnya
dengan memperkenalkan simbol daur ulang dengan tiga panah melingkar tak terputus, seperti yang diketahui oleh banyak orang saat ini. Simbol ini kemudian dikenal dengan sebutan Möbius Loop. Daur ulang, dikenal juga dengan sebutan recycle, merupakan proses pembuatan kembali dari sebuah benda lama menjadi benda baru. Plastik merupakan bahan yang diproses dari rangkaian rantai polimer yang panjang. Setiap kombinasi berbeda dari polimer tersebut akan membentuk jenis plastik yang berbeda pula. Plastik adalah bahan yang digunakan dalam jumlah besar sebagai pembungkus dan kontainer makanan. Sebagai pembungkus makanan, plastik menjaga agar makanan tetap aman tanpa kerusakan saat distribusi dan tetap segar saat tiba di tangan pembeli. Sebagai kontainer, seperti botol atau mangkuk, plastik adalah bahan yang ringan dan anti pecah. Walaupun begitu, bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan
plastik dapat berpindah ke makanan selama penggunaan. Jumlah bahan kimia yang berpindah ini tergantung dari bahan dasar makanan, tingginya temperatur, dan lamanya waktu bersentuhan dengan makanan. Styrene, Bisphenol A, dan Phthalates merupakan bahan kimia berpindah lewat plastik yang paling banyak menarik perhatian. Informasi yang berkembang pun masih simpang siur tentang bahaya ketiga bahan kimia tersebut. Meskipun demikian, otoritas keamanan pangan internasional telah mempertimbangkan bahwa bahan–bahan tersebut aman untuk digunakan. Selain itu, ketiga bahan kimia tersebut tidak berpengaruh bagi kesehatan manusia selama masih dalam batasbatas tertentu.
Kode identifikasi plastik yang dibagi menjadi tujuh kelompok: Polyethylene Terephthalate (PET, PETE) • Botol plastik transparan biasanya dipakai untuk botol minuman ringan • Direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan digunakan untuk air hangat atau air panas. Buang botol yang sudah terlihat tergores. High Density Polyethylene (HDPE) • Berwarna putih, biasa dipakai untuk susu, jus, yoghurt, tas plastik sampah, dan tas plastik belanjaan. • Hanya untuk sekali pakai. (Sama seperti PET/ PETE) Polyvinyl Chloride (V) • Ditemukan pada plastik pembungkus dan botol. • Merupakan plastik yang paling sulit di daur ulang. • Berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati, dan berat badan.
Low Density Polyethylene (LDPE) • Terdapat di tempat makanan dan botol yang lembek. • Dapat didaur ulang. • Tidak mudah hancur, tetapi tetap baik untuk makanan. Polypropylene (PP) • Botol transparan yang tidak jernih atau berawan. • Pilihan terbaik untuk bahan plastik. Terutama yang berhubungan dengan makanan dan minuman. Polystyrene (PS) • Bahan tempat makan styrofoam. • Jika bersentuhan dengan makanan dapat membocoran styrine yang berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Other (Biasanya polycarbonate) • Sering terdapat pada botol minum olahraga. • Dapat berpotensi merusak sistem hormon • Hindari bahan polycarbonate.
5
GAYA LO, GAYA GUE
Dengan
Barang Bekas
Tetap Berkelas
dengan Barang Bekas Teks oleh Agung Nugroho dan Ghali; Foto oleh Seto Wardhana
Semua kegiatan mahasiswa baik di bangku kuliah atau di luar kuliah seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) maupun sekadar nongkrong di kampus tidak lepas dari gaul dan gaya. Dunia gaul dan gaya marak diimbuhi beragam barang-barang kebutuhan mahasiswa. Dari yang menunjang perkuliahan sampai yang hanya sekadar terlihat trendi, dengan berbagai jenis dan harga. Tulisan ini mencoba membahas tentang aneka rupa barang yang beredar di kalangan mahasiswa yang tergolong ke dalam barang bekas.
Untung-Untungan Para pembeli harus gesit untuk bisa mendapatkan baju dan kaos di antara tumpukan-tumpukan yang hampir ada di tiap kios di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Vol. 1/2, Juni 2008
penjualan buku-buku bekas biasanya terpusat misalnya di Pasar Senen, Jakarta Pusat ataupun di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dekat anjungan Provinsi Papua, yang merupakan pusat dari buku-buku langka. Biasanya para mahasiswa pencari buku bekas rajin mengunjungi tempat-tempat ini. Dan masih banyak lagi barang-barang bekas yang banyak dicari seperti baju bekas, kamera, tas, bahkan laptop. Untuk mengakali pemakaian barang bekas, sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik: “Apakah barang-barang bekas selalu murah?” Pertanyaan ini mempunyai jawaban, tidak selalu. Dari pengamatan Jejak didapat keterangan, ada beberapa barang bekas yang harganya malahan lebih tinggi dari harga barang barunya. Biasanya kita sebut sebagai barang antik ataupun barang langka yang hampir tidak ada lagi di pasaran. Penjualan barangbarang ini tidak seperti barang bekas seperti biasanya, melainkan melalui hubungan pertemanan ataupun melalui pelelangan seperti dalam pelelangan benda antik bersejarah atau benda-benda milik orang terkenal. Selain yang sudah disebutkan di atas masih ada beberapa barang bekas yang tergolong sudah berubah bentuk (daur ulang). Barang-barang tersebut termasuk dalam barang yang recycle. Biasanya dibuat dari sampah ataupun benda yang sudah tidak dipakai lagi. Yang seperti ini sudah banyak dijual dan banyak pula peminatnya dari kalangan mahasiswa. Ketika mengamati beberapa fakultas, Jejak menemukan kecenderungan mahasiswa memakai barang bekas adalah agar terlihat unik, nyentrik dan beda dari yang lain. Terkadang para mahasiswa pemakai barang daur ulang, membeli barang tersebut dengan harga yang tidak murah. Hal ini jelas karena bukan dari harga bahan untuk pembuatannya tetapi karena nilai kreativitas yang dituangkan pembuatnya untuk membuat barang daur ulang (handycraft) tersebut. Masih ingat dengan konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle), konsep pemanfaatan sampah secara maksimal? Nah, kita seharusnya
7
Jejak
s
Barang bekas, yang lebih sering kita sebut barang “seken” atau re-furbish, sekarang marak sekali penggunaannya di kalangan mahasiswa. Tren tersebut ternyata bukan baru-baru ini, melainkan sejak dahulu mahasiswa sudah banyak yang menyukai barang bekas. Alasan utama tentunya, untuk menghemat biaya, yah tak bisa dipungkiri bahwa barang bekas memiliki nilai jual yang lebih rendah daripada barang yang baru. Seorang mahasiswa rata-rata memiliki keterbatasan dalam hal keuangan, sehingga mau nggak mau untuk memenuhi kebutuhan baik kuliah ataupun pergaulannya, lebih banyak mencari barang–barang yang bukan baru tetapi masih oke, yah minimal nggak malu-maluin deh. Sejauh pengamatan Jejak, banyak mahasiswa yang memilih mencari barang bekas ketimbang barang baru–termasuk tim Jejak sendiri. Kembali lagi pada prinsip ekonomi, pengeluaran yang sedikit untuk mencapai hasil yang maksimal. Motif ini melekat habis pada mahasiswa hingga menggunakan barang bekas sudah merupakan gaya hidup. Yang penting–walaupun bekas–tetap gaya, unik, dan selalu update. Sepengamatan Jejak, ternyata ada juga mahasiswa yang tidak menyukai barang bekas, tetapi prosentasenya sangat kecil. Alasannya mereka pun cukup beragam, seperti malu pakai barang bekas ataupun barang tersebut gampang rusak karena bekas, dan katanya beli barang bekas resikonya gede, soalnya nggak ada garansinya. Beberapa jenis barang bekas yang cukup diminati kalangan mahasiswa adalah telepon seluler (HP) dan segala pernik-perniknya. Hal ini bisa dilihat dengan banyak beredarnya HP seken yang ditawarkan dengan harga murah yang sesuai dengan kantong mahasiswa. Indikator lainnya adalah banyak toko atau kios HP yang berjualan HP bekas di sekitar Depok dan juga di tempat lain. Kedua adalah yang tidak kalah menariknya, buku bekas. Meskipun tidak sama dengan HP, buku-buku bekas menjadi pilihan mahasiswa untuk menunjang perkuliahannya, selain harga miringnya, buku tersebut biasanya penting bagi mahasiswa. Tidak seperti HP, lokasi
Harga Murah Murahnya harga barang bekas yang dijual di beberapa pasar membuat barang-barang ini menjadi pilihan untuk bergaya. (dari atas kebawah) Pasar Baju Bekas Senen, Pasar Buku Kwitang, Pasar Pagi Monas
Jejak 8 Vol. 1/2, Juni 2008
bisa melihat dan memahami bahwa ternyata kebanyakan para mahasiswa setidaknya sudah melakukan dua hal dari konsep 3R secara tidak sadar (bagi yang belum, ayo mulai dari sekarang). Yaitu menggunakan ulang barang bekas (reuse) dan menggunakan produk daur ulang (recycle). Memang dalam prakteknya kedua hal ini belumlah maksimal namun, ada satu hal yang belum dilakukan secara terang-terangan yaitu reduce. Reduce, artinya mengurangi. Mengurangi penggunaan barang yang mampu membuat gunungan sampah tak terdaur ulang seperti elektronik, baterai, dan lainnya, belum bisa kita lakukan. Kebayang nggak, harus menahan diri untuk tidak beli gadget edisi terbaru
(padahal yang lama masih oke), menahan diri untuk mengurangi penggunaan baterai berlebihan, bahkan menahan diri untuk mengurangi belanja baju, sepatu, dan lainnya. Padahal barang-barang ini, apabila dibuang sembarangan akan menimbulkan ancaman secara tidak langsung (kita baru merasakannya setelah berpuluhpuluh tahun kemudian yang terkena adalah anak cucu kita, hiks..). Barang bekas elektronik seperti HP atau laptop sangat berbahaya kalau dibuang sembarangan, bahkan baju maupun sepatu, karena memiliki kandungan zat kimia yang berbahaya jika terlepas di alam terbuka. Zat kimia ini akan mencemarkan tanah dan lambat laun mencemarkan air tanah, air yang kita minum sehari-hari.
Reduce juga bukan saja terbatas pada menahan diri, tapi juga pilih-pilih. Semakin kamu berpikir dua-tiga kali untuk membeli barang, semakin baik lah kamu. 3R mengajarkan kita untuk jadi seorang pembeli yang smart! Pembeli yang smart akan tahu apa, kapan, dan bagaimana ia bisa berkontribusi terhadap pengurangan sampah tapi tetap gaya, nyentrik, dan beda dari yang lain. Ya udah, jangan malu deh pake barang bekas dan barang hasil daur ulang karena sekarang banyak barang bekas yang kualitasnya nggak jauh beda sama yang baru kok. Dan ayo, Kita jadi pembeli yang smart. Mulai dari sekarang. Viva barang bekas! Hidup daur ulang! Goodbye old habit!.
Tips dan trik belanja barang bekas 1. Usahakan punya rujukan atau rekomendasi pedagang. Dan ketika berada di pasar barang bekas pompa ke-pede-an supaya nggak kelihatan ‘orang baru’. 2. Jangan takut menawar. Tawar-menawar dalam pasar loak bukanlah yang tidak boleh dilakukan alias diperbolehkan, dan pandai-pandailah untuk hal ini. Dianjurkan ketika menawar 50%-75% dari harga yang dibuka oleh penjual. 3. Apabila sudah sreg dengan pasar barang bekas dan ingin kembali lagi, usahakan mendapatkan pedagang yang cocok dengan kamu. Hal ini penting karena kemungkinan mendapatkan potongan harga dan mendapatkan informasi yang penting dalam pencarian barang bekas yang kamu inginkan.
4. Luangkan cukup waktu untuk membandingkan harga di kios sebelah atau kalau perlu pasar yang lain, supaya benar-benar dapetin harga yang murah. 5. Tidak memakai perhiasan yang mencolok dan jangan sendirian.Yang namanya pasar loak hampir dipastikan cenderung rawan kejahatan. 6. Rencanakan dari awal. Ini sangat penting, kenapa? Karena dalam proses pencarian barang bekas ini banyak pilihan sehingga rencana sangat penting termasuk rencana keuangan. 7. Teliti sebelum membeli. Sebelum membeli barang yang diinginkan, jangan lupa mengecek kondisi barang tersebut. Apakah barang tersebut kondisi fisiknya masih layak digunakan, atau belum, dan tidak cacat. Jika ada sedikit cacat, malah bisa membuat posisi tawar kita jadi kuat.
Dimana mencari barang bekas di Jakarta
Sanitari dan keramik, Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Pusat, di sini tempatnya barang sanitari bekas (kloset, sink, wastafel, kran) dan keramik dengan merek ternama dan harga terjangkau. Walaupun bekas, kadangkala kondisinya masih bagus dan memadai, makanya pasar ini punya penggemar tersendiri. Furnitur kantor, lokasinya ada beberapa, misalnya di Jalan Cideng dan Jalan Saharjo di Jakarta Pusat. Ada juga di Jakarta Timur, tepatnya di Jalan I Gusti Ngurah Rai dekat Klender. Kalau di Jakarta Selatan sekitar Jalan Lenteng Agung. Furnitur yang tersedia cukup lengkap dari meja, kursi, rak, filing cabinet, brankas sampai loker. Jika ingin mencari kayu bekas peti kemas dengan kualitas bagus bisa dicari di Klender dan Lenteng Agung. Kaset dan piringan hitam kuno, pastinya di Jalan Surabaya, Jakarta Pusat yang juga menjadi pasar barang
Pasar Rumput, Manggarai, persisnya sepanjang trotoar menuju Pasar Rumput. Di lokasi ini banyak dijumpai kios yang menjual barang keperluan orang sakit, seperti kursi roda, kruk, tempat tidur, sampai tabung oksigen. Selain itu dijual juga aneka peralatan olah raga mulai dari golf, tenis, dan alat kebugaran (fitness). Pasar ini juga terkenal dengan pasar segala jenis sepeda bekas. Pasar Poncol, Jakarta Pusat, di sini dijual barang yang bervariasi, mulai dari kaset bekas, batu akik, jam kuno, lampu taman, kamera atau alat elektronik bekas, HP, aksesoris mobil atau motor, telepon rumah, blender, dan lain-lain. Biasanya disebut juga pasar loak, tapi jangan salah, karena banyak juga barang dengan kualitas bagus, harga murah, seperti blender bagus yang di Carrefour Rp 200 ribu di sini Rp 80 ribu saja. Di Jakarta Selatan ada juga pasar yang model begini, yaitu di Pasar Taman Puring, Mayestik yang juga banyak menjual peralatan pertukangan baik yang manual maupun yang elektronik. Toko barang bekas, adalah toko yang memiliki konsep seperti pasar poncol, hanya saja berbentuk toko. Menjual barang dari lelang kantor atau hotel yang mau ganti furnitur atau orang asing yang mau ‘cabut’ dari Indonesia. Di sini banyak furnitur, juga buku, bahkan mobil. Salah satunya Toko BarBeKu (Barang Bekas Berkualitas) di Jalan Purnawarman, Cirendeu.
Selain itu ada juga ‘pasar’ barang bekas di dunia maya yang memudahkan kita untuk mencari barang bekas tanpa perlu keluar rumah dan berkeringat. ‘Pasar’ yang bisa di telusuri antara lain: kaskus.com Bisa dibilang situs ini merupakan situs barang bekas yang paling besar di Indonesia. Kita bisa membeli (dan menjual) berbagai macam barang bekas. Beberapa barang yang bisa didapatkan di situs ini antara lain adalah baju bekas, kaset, laptop, hingga mobil, tanah, atau rumah. BERBAGAI MACAM Barang-barang yang diperdagangkan di pasar loak memiliki jenis yang beragam dari baju, buku, CD dan piringan hitam, tas, peralatan olahraga, sanitari, peralatan pertukangan, hingga peralatan rumah sakit
chip.co.id Berbeda dengan Kaskus, di Chip kita harus menjadi member terlebih dahulu untuk dapat melihat barang yang dijual secara detil. Selain itu barang yang dijual di sini lebih spesifik terhadap yang serba gadget saja. Member yang berhasil menjual barang dapat meminta komentar positif dari pembelinya sehingga mendapatkan poin khusus (bit) yang menandakan ia penjual terpercaya.
Vol. 1/2, Juni 2008
Buku, Jalan Kwitang Raya, Jakarta Pusat, di sini tempatnya buku-buku atau majalah bekas. Dengan 50 ribu rupiah saja kita bisa mendapatkan lima buah novel atau buku pelajaran yang ukurannya cukup tebal. Mau buku baru dengan harga miring juga ada. Buku apapun ada di sini, bahkan buku yang belum ada di toko buku besar.
antik dan kuno. Di beberapa kios bisa didapat juga aneka koper atau travel bag. Oleh Pemda DKI wilayah ini ditetapkan manjadi objek turis.
9
Jejak
Baju, ada di berbagai tempat, yang paling terkenal adalah Pasar Senen, Pasar Baru di Jakarta Pusat, pakaian yang dijual di sini relatif bervariasi dan murah (sekitar Rp 10-20 ribu, walau terkadang baju yang benar-benar unik atau bermerek bisa berharga di atas Rp 50 ribu).
JEJAK UTAMA
a s ng
Ba Ya S
eba
ngs
aP
eny
, u L
amp
ah,
Lah
Seorang rekan wartawan Indonesia pernah bercerita saat berlibur ke Singapura. Suatu ketika ia belanja minuman dalam kemasan di sebuah toko. Setelah membayar, ia bergegas hendak pergi. Tetapi, sebelum jauh melangkah, pemilik toko memanggilnya kembali, “Anda dari Indonesia?” “Benar,” kata wartawan. “Kalau begitu, Anda harus meminumnya di sini!” Si wartawan heran. Mengapa pembeli yang lain boleh bebas membawa keluar minuman yang dibelinya? “Kenapa?” “You, orang Indonesia, suka buang sampah dimana saja!” Hiks. Label memalukan: ‘Orang Indonesia suka buang sampah di mana saja’. Namun, tak ada waktu berargumentasi. Terpaksa sang wartawan itu meminum minumannya di toko itu juga, dan langsung membuang botol bekasnya ke tong sampah yang tersedia di sana. (Harian Pikiran Rakyat, 30 Mei 2005).
Teks oleh Astri Vionna dan Rizky Fitrahadi, Foto oleh Fikri M. dan M. Fauzan
Jejak 12 Vol. 1/2, Juni 2008
Cerita tadi mencerminkan betapa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang kurang peduli lingkungan karena kebiasaan membuang sampah dimana saja. Bahkan pada ajang Green Festival yang digelar 20 April 2008 lalu, yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar cinta dan lebih peduli pada lingkungannya pun tampak sampah berserakan di semua sudut. Tumpukan sampah plastik bekas kemasan makanan dan minuman, juga kertas dan tisu berserakan di sekitar stand penjual makanan dan di dekat panggung Green Festival. Padahal tidak jauh dari lokasi terdapat tempat sampah yang telah diberi tanda sampah organik dan sampah anorganik untuk memudahkan pengunjung. Tampaknya memang sulit untuk menyadarkan masyarakat Indonesia agar membuang sampah di tempat yang semestinya. Kebiasaan membuang sampah sembarangan tidak hanya dimiliki oleh masyarakat Indonesia kebanyakan, yang berpendidikan rendah dan memiliki kemampuan ekonomi menengah ke bawah. Bahkan kaum mahasiswa yang notabene merupakan masyakarat dengan strata pendidikan tinggi pun memiliki kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan.
Tak pernah habis Sampah-sampah yang menumpuk di selokan UI berasal dari luar lingkungan kampus. Petugas kebersihan membersihkan penyaringan sampah dua kali sehari, namun sampah itu pun tidak pernah habis.
Sampah dan Kampus
Di sepanjang jalan menuju kampus UI saja, di koridor antar ruang kuliah serta tempat-tempat yang biasanya digunakan sebagai tempat berkumpul mahasiswa seringkali ditemukan sampah bekas konsumsi. Jumlah ini bahkan bisa lebih banyak dan lebih beragam apabila di kampus tersebut sedang diadakan acara seperti pentas musik atau acara kampus lainnya. Herannya, hal ini tidak berlaku bagi masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri. Dengan patuhnya mereka membuang sampah di tempat yang semestinya walaupun tidak ada petugas yang mengawasi. Dengan patuhnya mereka bahkan tidak meludah sembarangan di tempat umum atau merokok dan membuang puntung rokok di jalan. Sampah di kampus UI bervariasi dan berasal dari berbagai sumber
antara lain sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah seperti kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain yang ternyata dihasilkan oleh hampir semua elemen yang ada di kampus ini. Sampah jenis ini tidak dapat terurai secara alami. Selain itu UI bahkan menghasilkan sampah bahan berbahaya beracun (B3) yang dihasilkan oleh laboratoriumlaboratorium di kampus penelitian ini. Sumber sampah di danau UI berasal dari parit-parit yang mengaliri sampah-sampah warga di sekeliling kampus. Sampah tersebut banyak yang berasal dari Pasar
Kemirimuka. Sedangkan sampahsampah yang berada di pinggir danau banyak disumbang oleh para penjual makanan dan minuman keliling, para pemancing yang sering berada di sekitar danau. Sampah yang dihasilkan oleh pemancing biasanya berupa bangkai ikan yang tidak mereka inginkan sehingga seringkali bila kita melewati pinggir danau tercium bau amis yang tak sedap. Sedangkan sampah yang dihasilkan pedagang asongan terdapat beberapa sampah yang tergolong anorganik yang membutuhkan waktu lama untuk terurai sehingga mengganggu nilai estetika di sekitar danau.
Pengolahan Sampah
Pada dasarnya pihak UI sendiri tidak melarang keberadaan pedagang dan pemancing selama aktivitas tersebut tidak merugikan. Padahal dari sampahnya saja mereka patut dicap merugikan. Apalagi pengolahran sampah di UI masih tertinggal dari ITB, misalnya. Kampus UI Depok memiliki banyak peran penting bagi lingkungan sekitarnya. Salah satu peran utamanya adalah sebagai kawasan hijau yang mengurangi polusi udara di kota yang sedang berkembang dengan pesat ini. Selain itu, danau UI juga digunakan sebagai buffer atau daerah resapan air untuk penanggulangan banjir Jakarta. Walaupun demikian, tampaknya kampus ini kewalahan dalam mengelola sampah yang
tempat-tempat sampah yang dipilah berdasarkan jenis sampahnya. Namun sayangnya fasilitas tersebut merupakan inisiatif dari fakultas masing-masing. Walaupun begitu sampahsampah yang telah dipilah tersebut ternyata pada akhirnya akan digabung kembali ke dalam satu kontainer. Jadi, dapat dikatakan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya yang telah dilakukan tersebut tidak berperan apa-apa dalam upaya pengolahan sampah yang baik. Fasilitas yang dibuat oleh pihak UI sendiri hanyalah incinerator atau alat pembakar sampah. Namun program itu kini tidak dioperasikan lagi, sehingga alat itu terlihat seperti pajangan saja. Awalnya incinerator ini dibuat untuk membakar sampah-
dilengkapi saluran udara untuk sistem tradisional. Kemudian sampah dibiarkan terurai secara alami oleh aktivitas mikroorganisme. Sedangkan pada sistem windrow dipercepat, digunakan reaktor dengan pasokan oksigen dan air agar proses yang terjadi tetap aerob. Selanjutnya hasil dari pengomposan ini dijual kembali untuk membiayai operasional PPS. Untuk mendukung sistem ini, pihak ITB telah menyediakan tong sampah yang telah dibedakan berdasarkan jenis sampahnya. Sementara itu, kampuskampus di luar negeri seperti UBC (University of British Colombia) yang berada di Vancouver, Kanada menerapkan sistem yang hampir sama seperti yang diterapkan oleh ITB. Universitas ini menerapkan
dihasilkan oleh warganya. Apalagi di tahun-tahun belakangan ini, jumlah mahasiswa yang diterima di UI semakin bertambah. Secara logika, tentu saja jumlah sampah yang dihasilkan juga meningkat setiap tahun. Mekanisme pembuangan sampah di UI dan fakultas dilakukan oleh perusahaan lain yang telah dipilih melalui open tender. Pengolahan sampah di tiap fakultas berbeda-beda karena kebijakan tiap fakultas dalam pengolahan sampahnya pun berbeda. Di UI sendiri belum ada fasilitas untuk mengolah sampah yang dihasilkan oleh aktivitas warganya. Sampai saat ini hanya ada fasilitas
sampah yang ada di UI, yang nantinya hasil pembakaran sampah tersebut dapat digunakan untuk pupuk. Di kampus lain seperti ITB, sampah telah dikelola dengan cukup baik. Mereka telah menerapkan konsep pemilahan sampah menurut jenisnya. Di kampus ini, telah dibangun PPS (Pusat Pengolahan Sampah) yang diprakarsai oleh Laboratorium Buangan Padat dan B3. Pada PPS ini sampah dikomposkan dengan sistem windrow tradisional dan dipercepat. Sampah organik yang berasal dari sisa-sisa makanan dari kantin dan daun-daun yang berserakan di lingkungan kampus dikomposkan di dalam wadah yang
tak terurus Banyak bisa kita temui tempat sampah yang tidak terawat dengan baik, terbengkalai bahkan tak dapat digunakan lagi.
Sam Apa dan pah na a m Ke Kita...
Jejak 14 Vol. 1/2, Juni 2008
Sebelum kita membahas lebih jauh, mari segarkan kembali ingatan kita mengenai pengertian sampah itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa sampah adalah bahan terbuang atau dibuang yang telah berkurang nilai ekonomisnya yang berasal dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari rumah tangga atau tempat perdagangan biasa dikenal dengan sampah municipal yang tidak berbahaya. Sampah bervariasi dan berasal dari berbagai sumber. Sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah atau organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dan lain-lain. Sampah jenis ini biasanya dihasilkan dari pepohonan yang terdapat di lingkungan kampus dan juga kantin-kantin fakultas serta warung makan yang berada di sekitarnya. Sampah ini dapat membusuk dan terurai secara alami serta dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Sampah kering atau anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton. Sampah bahan berbahaya beracun (B3) merupakan hasil dari laboratorium, pelayanan kesehatan, dan industri.
BELUM JELAS Sekitar asrama UI telah ada bangunan untuk mengolah sampah (insenerator), tapi hingga kini belum jelas mengapa peralatan ini belum diaktifkan
sistem pengolahan sampah berskala besar dan skala kecil. Sistem dengan skala besar yang diterapkan secara keseluruhan hampir sama dengan yang dilakukan oleh ITB yaitu dengan pusat pengolahan sampah. Bahkan pada pengomposan sampah skala besar yang dilakukan UBC juga mengkomposkan sampahsampah kertas, seperti piring dan cangkir kertas, bungkus teh, dan kertas tisu. Sistem pengolahan sampah yang pertama di lingkungan kampus Kanada ini telah mendapat penghargaan di sana. Sedangkan pengolahan sampah skala kecil dilakukan dengan pengomposan sampah secara tradisional dengan bantuan cacing sebagai dekomposer. Pengolahan ini biasa dilakukan oleh komunitaskomunitas kecil yang peduli terhadap pengolahan sampah yang ada di lingkungan kampus. Dengan sistem pengolahan sampah ini, UBC dapat mendaur ulang 1.900 ton sampah organik yang dihasilkan tiap tahunnya.
Mengejar Ketinggalan
Melihat contoh kampus-kampus tersebut mengapa di UI sendiri belum melakukannya? Ternyata ada banyak sebabsebab yang masih menghalangi upaya kampus untuk menjadi kampus yang bersih. Menurut Direktur Umum dan Fasilitas UI, Donanta Dhaneswara, letak kampus yang menjadi transit antara wilayah Depok dengan Jakarta sehingga banyak warga dari kedua kota itu yang berlalu-lalang setiap hari. Hal ini menyebabkan masyarakat yang bukan warga UI merasa tidak memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan kampus UI. Hasilnya adalah makin bertambahnya jumlah sampah di paru-paru Depok sekaligus Jakarta tersebut. Selain itu, menurut Donanta, pemilahan sampah di kampus penting, tetapi hingga saat ini, kegiatan ini masih belum didukung oleh warga UI. Di sisi lain, pemilahan sampah yang telah dilakukan oleh salah satu fakultas di UI ternyata belum efektif. Ini karena pada akhirnya pemilahan tersebut
akhirnya dibebankan lagi ke pihak kampus. Pihak kampus dibebankan lagi karena ada beberapa kebijakan pengolahan sampah yang dilakukan oleh beberapa fakultas yang dilakukan hanyalah memindahkan sampah ke tempat lain namun masih di dalam lingkungan kampus. Salah satu mahasiswa yang penulis wawancara mengenai kebiasaannya membuang sampah sembarangan menjawab bahwa nantinya juga akan ada petugas kebersihan yang akan membersihkan atau diambil oleh pemulung. Sedangkan mahasiswa lain beralasan bahwa di sekitar tempatnya berada tidak disediakan tempat sampah. Ada banyak alasan yang dapat dicari bila ingin melakukan kebiasaan buruk. Namun hanya satu hal yang dapat mencegah manusia melakukan kebiasaan buruknya, yaitu niat dan tekad untuk tidak melakukan. Seperti halnya ikan yang tidak menjadi asin hanya karena tinggal di laut yang airnya mengandung garam, manusia Indonesia yang tinggal di Indonesia pun dapat menjadi pribadi yang disiplin dalam membuang sampah dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kebersihan lingkungannya. Hanya diperlukan niat dan tekad untuk tidak membuang sampah sembarangan dan bersedia menyimpan sampah sampai akhirnya menemukan tempat sampah, serta kepedulian untuk memunguti sampah yang berserakan di jalan. Bila setiap pribadi masyarakat Indonesia mau bertekad dengan memulai dari diri sendiri maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan tidak hanya jalanan dan kampus Indonesia namun juga lingkungan perumahan dan tempat umum lainnya bersih dari sampah. Dengan begitu masalah sampingan yang timbul akibat sampah yang berserakan sembarangan seperti banjir akibat saluran air yang tidak lancar atau wabah penyakit akan dapat diatasi. Indonesia pun dapat dijadikan contoh bagi negara lain dan label memalukan ‘orang Indonesia suka buang sampah di mana saja’ akan hilang dengan sendirinya.
Dimanjakan Sistem Sistem yang dimiliki Indonesia memang masih menganut sistem yang berorientasi pada mass waste-producing society, dimana pemerintah berperan sebagi aktor utama dalam kegiatan pembersihan sampah, sedangkan TPA dan insinerator dijadikan solusi untuk mengatasi limbahnya. Sistem ini merupakan pilihan yang paling mudah dijalankan namun akibatnya tingkat kepedulian masyarakat sangat rendah terhadap kebersihan lingkungan. Masyarakat dimanjakan oleh sistem yang akhirnya menumbuhkan kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan. Singapura memang salah satu negara yang terkenal dengan kebersihan dan kesadaran warga negaranya yang tinggi untuk membuang sampah pada tempatnya. Negara berlambang singa itu bahkan berani menetapkan dan menjalankan denda yang cukup tinggi bagi siapa saja yang membuang sampah sembarangan. Lain halnya dengan Jepang. Negara yang berkembang sangat pesat sejak dimulainya Restorasi Meiji ini bahkan telah memiliki sistem pengolahan sampah yang disebut sound-material-cycle society. Sistem ini berorientasi pada masyarakat yang dapat melakukan siklus material secara menyeluruh dalam pengolahan sampah melalui kebijakan mengurangi semaksimal mungkin arus sampah menuju TPA (reduce), memanfaatkan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan (reuse), dan mendaur ulang material tertentu (recycle). (www.kompas.com, 20 Juni 2006). Dengan sistem ini, masyarakat Jepang dididik untuk disiplin dan sadar serta berperan aktif dalam menanggulangi masalah sampah.
Acuh Sampah yang berserakan sudah menjadi pemandangan yang lumrah sehingga para pejalan kaki maupun pengendara motor di pintu Kukusan, Depok
15
JEJAK ALAM
“Kisanak mau kemana?� Demikian salah satu pertanyaan yang sampai sekarang masih saya ingat dari film Si Buta dari Gua Hantu. Teks Oleh : Nurmulia Rekso Foto Oleh : Sugi B. J, Peni Wulandari, Marchelie Brigitta
Jejak 6
Kisanak sendiri adalah sebutan untuk orang yang tidak dikenal, dan dalam film pendekar semacam Si Buta dari Gua Hantu sampai Jaka Sembung yang sering bawa golok, orang asing tersebut kebanyakan adalah pengembara, seseorang yang melakukan perjalanan jauh penuh tantangan untuk mencari sesuatu, mulai dari pedang keramat sampai balas dendam. Para pengembara tersebut melakukannya dengan barang bawaan yang minim.
Pusing Kuliah? Liburan Murah, Yuk...
Vol. 1/1, Maret 2008
‘KITAB’-Nya backpackers
hanya bermodalkan ilmu demi mengejar sesuatu yang mereka yakini. Orang-orang semacam itu masih dapat kita temui hingga kini. Orangorang yang berkelana dalam jangka waktu tertentu untuk mengejar sesuatu. Entah itu kesenangan, ilmu maupun perbaikan hidup. Konsep perjalanan yang dilakukan para pendekar jaman dahulu mungkin di jaman modern ini dapat didefinisikan sebagai backpacking. Dalam situs Wikipedia.org backpacking adalah sebuah konsep perjalanan low-cost dan independen dengan barang bawaan minimal. Untuk alasan efisiensi serta kemudahaan bergerak maka umumnya para backpackers (sebuatan untuk orang yang melakukan backpacking) menggunakan tas backpack. Seperti yang umumnya sehari-hari kita lihat di kampus, tas yang didesain menggelantung di punggung agar tubuh dapat lebih lama menoleransi berat barang bawaan lebih lama dari tas jenis lainnya seperti koper atau tas samping. Walaupun pada kenyataanya sebagian orang tidak menggantungkanya di punggung, melainkan di samping dengan hanya mengaitkan salah satu strap (tali yang mengait tangan untuk menahan beban). Setiap orang bebas menentukan alasanya untuk melakukan backpacking asal tidak melanggar hukum, bisa saja seseorang beralaskan rasa patah hati, hingga mengasah nasionalisme. Melihat Indonesia dari lebih dekat, bukan hanya dari berita di koran dan televisi. Tetapi terjun langsung dan berinteraksi dengan masyarakat di sudut-sudut Indonesia, Merasakan vitalitas dan permasalahan mereka langsung dari saudara satu bangsa yang berbeda nasib. Salah seorang rekan teman kuliah termotivasi untuk segera lulus agar dapat segera berbackpacking ria keliling Indonesia. Ia sudah merasa muak dengan semua rutinitas yang selama ini ia
alami hidup di seputaran Ibu kota. Ia berencana untuk menjangkau Indonesia sejauh yang ia mampu untuk melihat dari dekat masyarakat serta alam bumi Indonesia yang konon katanya pernah mengundang berbagai bangsa asing untuk datang dan menguasai. Semua kelebihan yang didapatkan dari berlibur dengan backpack ini bukan sesuatu yang gampang. Berbeda dengan melakukan liburan yang menggunakan jasa agen wisata (klien tinggal terima beres), backpacking memerlukan suatu persiapan yang matang. Uang memang perlu, tapi bukan yang utama. Pemahaman atas tujuan wisata dan cara mencapai tujuan tersebut menjadi prioritas utama. Sehingga seorang backpacker dipaksa untuk mampu mengatur perjalanannya dengan detail dan efektif. Bahkan menurut penuturan seorang backpackers, ia pernah dengan terpaksa harus tidur di terminal sampai menumpang sebuah truk tinja. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan tujuan backpacking adalah tempat yang belum terekspos. Bahkan Pemda setempat pun mungkin belum mempersiapkan wilayahnya untuk dijadikan tujuan wisata, sehingga infrastrukturnya sangat terbatas. Menurutnya, pengalaman yang didapat dalam tiap perjalanan telah merubah pandangannya, dan ia merasa lebih baik dalam menjalani rutinitas sehari-hari. Pengalaman tidur di terminal bis antar kota di pedalaman Sumatera membuat ia lebih menghargai tempat tinggalnya yang jauh lebih layak di Jakarta. Pengalama bertemu orang-orang baru dengan karakter yang berbedabeda membuatnya dapat lebih menghargai orang-orang baru yang ia temui dimana pun. Dengan tujuan tertentu, backpacking dapat menawarkan hal yang berbeda dibandingkan perjalanan konvensional pada umumnya. Perjalanan ke Surabaya dengan kereta api paket ekonomi
Vol. 1/2, Juni 2008
Buku tebal ukuran A5 terbitan Lonely Planet adalah buku panduan para backpackers. Hampir tiap negara diliput oleh penerbit ini dan diuraikan dalam format wisata backpacking. Filosofi Lonely Planet sendiri mengacu pada komunitas yang maunya ‘asik-asik aja sendiri’ dan diluar jalur umum (mainstrame).
17
Jejak
Jika hanya menilai dari penampilan di film, bahkan Si Buta pun hanya mengenakan pakaian dari kulit naga dengan membawa tongkat dari batu, serta lutung alias monyet yang cerdas. Tanpa jaket, tempat air, baju ganti atau uang saku. Tetapi mungkin kita dapat menyimpulkan bahwa mereka berani untuk melakukan perjalanan ‘paket adventurir’ dengan segala konsekuensi yang mereka siap terima,
SEGALANYA HARUS MENJADI MUDAH
Jejak 18
Prinsip murah dan semuanya mungkin saja terlaksana harus dipegang teguh seorang backpakers, yang penting tujuan utama tercapai. Tapi tentunya prinsip keselamatan dan keamanan juga perlu diperhatikan, dan tidak musti bergaya gembel. Soal makan? Kalau kamu bermasalah dengan aneka rupa makanan yang tersebar di Nusantara ini, jangan kuatir. Karena di pelosok manapun selalu ada ‘selera umum’, atau paling tidak pasti ada mi instan.
Vol. 1/2, Juni 2008
tentunya akan lebih banyak menawarkan pengalaman dibandingkan naik pesawat langsung ke Surabaya. Salah satu hal menarik yang dapat kita temui dari menaiki kereta api dari Jakarta menuju Surabaya adalah para pedagang dengan setidaknya empat logat yang berbeda. Betawi, Sunda, Jawa Tengah sampai jawa timuran. Jadi kita bisa mengira-ira sudah sampai dimana perjalanan kereta melalui keberadaan pedagang. Tetapi tentunya perjalanan kereta menuju Surabaya akan jauh lebih menyita waktu dengan segala ketidakpastiannya dibandingkan dengan pesawat. Dan tidak ada yang mengharamkan seorang backpacker untuk naik pesawat. Mungkin semuanya dikembalikan lagi kepada konsep awal perjalanan masingmasing backpackers. Tergantung target dan tujuanya.
Jalan-jalan keliling Indonesia
Seorang backpacker biasanya tidak hanya mendatangi tempat-tempat terkenal, seperti Bali, Hawaii, pesisir di Mediterania, atau tempat wisata lainnya. Mereka terkadang lebih senang untuk datang ke tempattempat yang belum terlalu terekspos, seperti pedalaman Kalimantan, pegunungan Papua, Sulawesi, dan tempat-tempat yang tidak dijadikan tujuan wisata oleh wisatawan pada umumnya. Selain tempat wisata yang dituju, jerih payah dan pesona dalam perjalanan pun memberikan sebuah kenikmatan tersendiri. Banyaknya tempat-tempat menarik yang belum dikelola dan dipublikasi dengan baik, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan para backpacker. Tidak hanya itu, biaya hidup yang tidak terlalu mahal dan masyarakatnya yang ramah menjadikan para backpacker itu merasa nyaman untuk berlamalama di Indonesia. Berkeliling Indonesia memang gampang-gampang susah. Bahkan persiapan yang dibutuhkan
MODAL DASAR
membangun koneksi atau relasi yang baik dengan masyarakat setempat. Melalui relasi yang baik itulah berbagai kemudahaan dan kemurahan akan didapatkan. Keragaman budaya, bahasa, dan tradisi yang ada di Indonesia membuat seorang backpacker –sekalipun ia seorang Indonesia– menjadi kewalahan. Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut terkadang akan menjadi penghalang bagi seorang backpacker untuk mengunjungi suatu tempat yang dihuni oleh masyarakat tertentu. Dalam hal ini uang sama sekali tidak berguna. Hanya kemampuan untuk beradaptasi dan memahami tradisi setempat sajalah yang menjadi jalan keluar. Berbagai keunikan tradisi dan alam yang terhampar luas di atas
tanah air Indonesia ini menjadikan Indonesia sebagai permata dunia. Selain keanekaragaman hayati yang hanya bisa ditemui di Indonesia, keragaman budaya tradisional yang masih melekat kuat pada tradisi sebagian besar masyarakatnya menjadikan Indonesia semakin nikmat dipandang dan indah dikenang. Sehingga tidak salah jika menghabiskan liburan untuk mengexplore semua keunikan yang hanya ada di Indonesia.
19
Jejak
pun tidak lebih mudah dengan mempersiapkan perjalanan wisata ke luar negeri, seperti Cina atau Jepang. Sulitnya mendapat sarana transportasi murah menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi para backpacker yang berkeliling Indonesia. Tidak hanya transportasi saja yang menjadi kendala, penginapan, dan shock culture juga menjadi sederet kendala yang akan hadapi. Solusi dari kesulitan itu bukan lantas hanya dapat diselesaikan dengan uang. Pendekatan yang baik dengan masyarakat setempat menjadi salah satu jalan keluarnya. Oleh sebab itu, persiapan fisik, mengumpulkan uang dan mencari informasi saja tidak cukup. Backpacker pun harus mampu
Vol. 1/2, Juni 2008
Peta adalah modal dasar seorang backpakers. Dengan peta ia bisa mengenal arah dan nama tujuan wisatanya. Setelah itu, bertanya ke orang sekitar, alat angkut apa yang paling murah menuju tempat yang dimaksud. Angkot adalah pilihan nomor satu. Kalau ‘ilmu’ itu sudah dikuasai, pelosok-pelosok yang eksotik bisa dicapai. Seperti pasar tradisional musiman yang menjual kerajinan langsung dari pembuatnya. Sudah pasti harga murah, kualitas mahal.
Antara Pepohonan dan Galeri Seni Ubud Oleh Asanti Astari
Jejak 20
Bosan dengan Kuta dan Seminyak, kunjungan saya kali ini ingin menyusuri sisi lain dari Bali. Saya ingin berteduh dan bukan berjemur, ingin memandang hijau sawah alih-alih biru laut, serta hendak merasakan ketenangan dan menghindari semarak pesta. Maka, kaki ini pun melangkah ke sebuah kota sejuk di jantung Pulau Dewata, Ubud.
Vol. 1/2, Juni 2008
Dikenal sebagai kota seni dan budaya, Ubud adalah tempat dimana galeri seni berjejer tak terkira. Lukisan, arca, patung, pahatan, kerajinan, semua ada di sini. Selain itu, lokasi Ubud yang terletak di dataran tinggi dengan medan berbukit, lanskap sawah hijau, sungai jernih, dan rimbunan pohon, membuatnya jadi tempat pelarian sempurna dari segala kebisingan kota. Ubud memang kota kecil, namun ada banyak tempat menarik yang patut dikunjungi tergantung minat dan hobi kamu. Mau apa? Makan, mengunjungi tempat wisata, memicu adrenalin, memuaskan jiwa seni, berbelanja? Saya kasih bocorannya.
Restoran Bebek Bengil
Pertama kali saya menginjakkan kaki di restoran ini, saya sangat terkesan dengan pemandangan ruang terbuka yang disuguhkan mereka. Restoran ini sebenarnya tidak menyediakan makanan khas Bali, namun sajian bebek mereka amat terkenal karena kelezatannya yang luar biasa. Rasanya, hmmm… slurp… love it!
Namun bagi yang ingin mencicipi makanan khas Bali atau sajian western, jangan khawatir karena ada banyak restoran lain yang juga berdesain ruang terbuka. Sambil menyantap hidangan, kita dapat menikmati hawa dingin dan suasana Ubud yang tenang. Beberapa restoran yang saya referensikan adalah Restoran Mosaic, Cafe Lotus, Lamak Restaurant and Bar, dan Naughty Nuri’s.
Monkey Forest Ubud
Kamu pecinta binatang? Coba mainmain ke Monkey Forest Ubud. Ini salah satu tempat favorit turis yang menawarkan pesona hutan tropis di dalam kota dengan monyetmonyet berloncatan antarpohon raksasa. Sebelum memasuki area hutan sebaiknya tanggalkan barang-barang berharga kamu. Lantaran, monyet-monyet ini senang merampas barang-barang berharga pengunjung, jadi, amankan sebelum terlambat!
Museum Antonio Blanco
Oke, siapa yang tak kenal Antonio Blanco? Pelukis tersohor dari Catalonia, Spanyol yang menikahi penari Bali, Ni Ronji dan melahirkan banyak masterpiece sejak tinggal di Ubud. Lukisannya—berbingkai klasik, penuh pahatan, dan berkesan mewah—mayoritas mengenai sosok manusia. Ekspresi tiap guratan Blanco yang amat hidup dan seolah-olah bernyawa, membuktikan bahwa Blanco benar-benar seorang ekspresionis. Baik itu pecinta seni atau bukan, siapapun dia tak akan menyesal telah mengunjungi galeri Blanco.
Hmm... masih bingung juga hendak melakukan apa di kota kecil nan sepi ini? Berikut sejumlah opsi untuk kamu: Bersepeda. Karena saya hanya punya waktu sehari di Ubud, maka saya memanfaatkannya dengan bersepeda berkeliling kota. Sehat dan menyenangkan. Trekking. Ada beragam rute trekking yang bisa kamu pilih mulai dari rute persawahan—misalnya kaki bukit Gunung Batakaru sampai Gunung Batur atau Kintamani— hingga hutan hujan tropis—misalnya Taman Nasional Bali atau pedesaan di Danau Bedugul. Keduanya sama menarik, menantang, dan merakyat. 4 WD Rides. Trip di atas 4 WD (four wheel drive) akan memberikan kamu petualangan gila dan liar yang berlangsung sekitar 8 jam/hari. Kamu akan diajak menyusuri jalan setapak hutan, ladang sawah, lintasan kampung berlumpur, dan bahkan menguak lembahan secara off-road. Bumpy, rocky, but merry! Menunggang gajah dan kuda. Di atas langkah kalem hewan ini, keindahan alam Bali dapat dinikmati secara perlahan, hening, dan tanpa bisingnya kendaraan. Mengirup udara segar lebih dalam, menyegarkan mata dengan warna hijau yang membentang, dan menyimak suara alam lebih lekat. Hanya kamu dan alam. Perfect! Whitewater rafting.Petualangan yang juga liar dan fun bisa didapat lewat arung jeram di Sungai Ayung. Jeram menengah, air terjun, hingga arus deras dengan putaran hebat akan menanti kamu di sepanjang trip. Jantung akan dibuatnya berdebar dan adrenalin memuncak. Tapi pada saat yang bersamaan, sungai ini menawarkan suasana tenteram serupa semilir angin, sulur dahan menjuntai, serta suara alam.
Mau Nyoba “Backpacking�? Perhatikan dulu ini: 1. Tentukan tujuan wisata yang akan memberi hal baru buat kamu. Backpacking dapat mengeksplor tempat-tempat yang sebelumnya tidak dianggap sebagai tempat wisata. Sebut saja menikmati sensasi beristirahat di musolla. Atau bisa juga menggali potensi wisata yang baru, seperti ikut berburu ikan paus di Nusa Tenggara Timur. Kamu bisa mendapat gambaran tentang liburan kamu sekaligus menentukan anggaran selama berlibur melalui informasi tersebut. Persiapkan juga plan B karena bisa jadi plan A kamu mengalami masalah.
3. Cari contact person dan cek kebenaran informasi. Contact person ini biasanya merupakan warga setempat. Jika bisa melakukan pendekatan yang baik, maka biasanya ia dapat dibujuk menjadi guide kamu. Sebaiknya contact person yang kamu tunjuk adalah kerabat kamu. Tapi kalau tidak ada kamu bisa membangunnya. Biasanya mahasiswa atau orang sepantaran yang enak diajak ngomong.
4. Tentukan waktu yang kamu butuhkan untuk berlibur. Hei, jangan khawatir bila kamu bukan seorang adrenaline junkie dan lebih tertarik melakukan wisata belanja. Deretan toko dari yang kelas murah hingga butik mahal terpampang di Ubud. Yang berminat benar dengan kerajinan perak, di sepanjang jalan Desa Celuk—tak jauh dari pusat Ubud—berjejer toko-toko perak dari yang termurah hingga termahal dengan varian desain yang unik tentunya. Sedangkan para pencari kaus, sarung, kerajinan tangan, dan semua oleh-oleh berharga miring, patut mendatangi pasar tradisional Sukawati. Walaupun, menurut saya, warna dan motif produk yang ditawarkan di Pasar Kuta lebih baik meski dengan harga yang lebih mahal. Singkat kata, Ubud adalah satusatunya tempat dimana saya ingin me-recharge diri saya ketika berlibur di Bali. Di antara pepohonan dan galeri seni di Ubud, saya menemukan kedamaian. Ditulis kembali oleh Putri Kitnas I.
Waktu ini biasanya bergantung pada masa liburanmu dan target tempat yang perlu dieksplor. Biasanya satu minggu sudah cukup.
5. Buat daftar kebutuhan dan biaya dengan detail dan akurat. Peralatan yang kira-kira dibutuhkan nggak semuanya harus dibawa dari rumah. Hal ini bisa saja memanfaatkan tempat peminjaman yang tersedia di lokasi. Jangan pernah juga melupakan detail pengeluaran selama liburan seperti harga angkot, harga makanan, dan kebutuhan camilan.
6. Bangun relasi dengan orang setempat. Kamu harus terus membangun relasi yang baik dengan contact person-mu. Jangan pernah meremehkan hubungan ini, karena si contact person akan merasa dimanfaatkan jika hubungan yang kamu bangun hanya sebatas tempat mencari informasi dan panduan.
7. Pastikan semua data yang kamu olah sudah akurat. Kesalahan dalam akurasi data ini bisa membuat liburanmu tidak nyaman. Misalnya saja naiknya harga BBM pasti berpengaruh ke semua bidang perekonomian di tempat tersebut. Dengan terus meng-update data, kesalahan semacam ini bisa dengan mudah dihindari.
8. Persiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. Persiapan ini perlu dilakukan beberapa hari sebelum kamu berangkat. Kesalahan pada bagian perlengkapan akan mengganggu liburan dan anggaran yang sudah kamu persiapkan.
9. Beri tahu orang terdekatmu tentang rencana liburan ini. Bisa saja liburan kamu mengalami masalah seperti kehabisan uang atau kejadian tidak terduga seperti kecelakaan. Dengan adanya orang terdekat yang mengetahui liburan kamu, mereka dapat segera menerima informasi dalam keadaan darurat dan memberi bantuan yang tepat.
Vol. 1/2, Juni 2008
2. Cari informasi secara detail tentang tujuan wisatamu.
21
Jejak
Jika tertarik kegiatan di atas, kamu bisa menghubungi operator atau travel agent. Mereka umumnya menyediakan sejumlah paket lain sesuai kebutuhan dan kocek turis. Tapi pastikan bahwa agen yang kamu pilih bersertifikat, profesional, dan menjalankannya sesuai standar keamanan yang telah ditetapkan pemerintah.
JEJAK INSPIRASI
Ayu Utami
Lebih Baik Menyalakan Lilin daripada Menutupi Kegelapan Ketika kebanyakan orang berlombalomba merusak lingkungan, ia justru lebih senang bergumul dengan lubang biopori. Itulah yang Ayu Utami lakukan guna merespon masalah-masalah lingkungan saat ini.
Jejak 22
Siapa yang tidak kenal Ayu Utami? Lulusan Sastra Rusia UI ini cukup disegani di dunia sastra. Saman, Larung, dan menyusul Bilangan Fu, yang segera terbit, adalah novel yang menjadi bukti dari kehebatan menulisnya. Kini, Ayu sedang getolgetolnya membuat lubang sampah organik di halaman belakang rumah. Berikut kutipan bincang-bincangnya dengan Jejak di Utan Kayu, rumahnya,
Vol. 1/2, Juni 2008
Apa kesibukan sekarang ini? Aku sih lagi bikin novel. Dengar-dengar novel yang terbaru nanti bertemakan lingkungan? Ya, aku memang lagi memerhatikan persoalan tentang lingkungan, kalau Walhi kan lebih ke skala besar seperti hutan dan pencemaran berat. Kalau aku lebih tertarik dengan perilaku orang kota. Sudah berapa lama bikin novel berbau lingkungan tersebut? Novelnya akan terbit bulan Juli, tapi prosesnya sangat panjang. Aku mulai berniat menulis sejak 2003 dan akhir tahun itu aku kursus Skygers (red. Organisasi Panjat Tebing). Aku angkatan 17 dan bangga karena siswa tertua di angkatan, lainnya mahasiswa semua. Jadinya kalau yang lain pada tidur di tenda gua di hotel, haha‌ Desember 2003, aku coba menulis tapi susah. tiga tahun lebih aku tidak dapat bentuknya, nulis gagal lagi, nulis gagal lagi. Ya kayak orang manjat lah atau naik gunung
mesti dapat jalurnya. Dan kalau dipaksa nanti hasil tulisannya malah jelek. Dan saya ingin yang clean. Terus, katanya lagi sering naik Gunung Gede? Ke Gede sih saya tiga kali sebulan, tapi ga kemping. Jadi berangkat dari bawah sekitar jam 5 pagi, makan siang di Kandang Badak dan turun jam 1 siang biar nggak kemaleman di jalan. Apa komentarmu soal sampah di gunung? Bagaimana tuh anak-anak pecinta alam, menurut saya nggak boleh lagi anak-anak pecinta alam naik gunung karena nggak mampu lagi Gunung Gede nampung kalau perilaku pendakinya kayak gitu! Tapi kan yang naik gunung bukan hanya anak pecinta alam saja? Ya, mereka ngakunya pecinta alam, kecuali Wanadri dan Mapala UI yang tidak ada ‘pala-pala’ yang lain ada semua coretannya di sana kecuali FBR yang bukan pecinta alam. Ya menurutku sih naikin aja harganya, biar mereka tahu bahwa harus bayar mahal buat ngedaki gunung. Sejak kapan mulai peduli terhadap lingkungan?
Belum terlalu lama, dari dulu saya prihatin tapi nggak tahu mau ngapain, saya dulu lebih concern pada kebebasan pers, kebebasan berpikir dan berekspresi. Tapi saya selalu merasa kurang. Saya merasa harus ada yang lebih dekat dengan lingkungan, lingkungan kan bukan hanya gunung dan hutan saja, tapi termasuk lingkungan kota yang kita rasa semakin lama semakin buruk. Saya merasa sekarang kejahatan tidak hanya dilakukan oleh negara melainkan oleh masyarakat juga. Jadi pendeknya kalau pada Orde Baru musuh kita adalah negara sekarang tuh musushnya ada di antara kita juga yang membiarkan kesalahankesalahan terjadi. Selain itu saya juga aktif mengkampanyekan perubahan kebiasaan orang dikota dengan memilah sampah, bisa dari komposter atau melalui lubang biopori.
Menurutmu apa lubang biopori efektif untuk mencegah kerusakan lingkungan? Gini ya, daripada kamu menutupi kegelapan lebih baik kamu menyalakan lilin, sederhana saja. Ini sebenarnya hanya perubahan habit saja. Apa lubang biopori mudah diterapkan semua orang? Bisa dengan mudah, memang saya susah meyakinkan orang-orang apabila ada yang tanya “Ada tikus nggak?� Tapi pengalaman saya nggak pernah ada tikus, tuh.
Vol. 1/2, Juni 2008
Tahu lubang biopori dan komposter dari mana? Kebetulan saya mempunyai jaringan yang banyak dan sudah ada teman yang lebih dulu mempraktekannya, jadi saya panggil ke sini untuk ngajarin. Apakah ada hal lain yang dilakukan berkait dengan lingkungan? Ada, misalnya saya lagi mengkampanyekan lingkungan Gunung Gede, kan itu termasuk ecological footprint-nya Jakarta. Saya kalau ngomong masalah lingkungan orang terkadang mereka bilang ini urusan pemerintah. Tentu saja pemerintah salah terus, saya selalu mencari cara sederhana yang bisa saya lakukan dan saya menganjurkan untuk membuat lubang biopori ini.
Jejak
23
Apa kita bisa memilah sampah? Kalau di tempat umum memang susah karena terlalu banyak tradisinya dan terlalu terbuka, susah mengharapkan orang lain bergerak. Oleh karena itu paling mudah di rumah saja. Andromeda M.F.K
Kuis 5 orang pemenang pertama akan mendapatkan novel Bilangan Fu dengan menjawab pertanyaan: Bilangan Fu adalah novel karya Ayu Utami yang ke berapa? a. 2
b. 3
c. 4
Kirim jawaban ke: majalahjejak@ gmail.com. Ditunggu paling lambat 31 Juli 2008, jangan lupa identitas diri ya.
Bergaya di jalur air panas menuju Gunung Gede Pangrango. (Foto dok. pribadi)
AGENDA
JAKARTA FAIR DAN JAKARTA GREAT SALE 14 Juni-14 Juli 2008, Jakarta International Expo, Kemayoran Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) kali ini sudah yang ke-41 dan berisi banyak sekali informasi seputar kemajuan teknologi dan perkembangan produk-produk lokal maupun internasional dari berbagai bidang. Selain itu, menyambut musim libur pertengahan tahun ini, hampir semua pusat perbelanjaan di Jakarta mengadakan diskon besar-besaran, atau yang biasa disebut Jakarta Great Sale. Malahan di beberapa mal elit menggelar Midnight Sale dengan potongan harga hingga 70%.
HOMECOMING DAY UI 2008 26-27 Juli 2008, Kampus UI Depok Bisa jadi ini akan menjadi reuni Universitas Indonesia paling heboh, karena melibatkan seluruh angkatan dan fakultas semenjak UI berdiri 58 tahun lalu. Pusat acara di Balairung dan sekitarnya, berlangsung dua hari, menyuguhkan acara dari yang serius macam talkshow, pameran, tur kampus Depok, nostalgia jajanan, sampai panggung hiburan yang menampilkan artis-artis dulu dan kini yang pernah kuliah di UI.
Jejak 24
PAMERAN DAN FESTIVAL FLORA & FAUNA
Vol. 1/2, Juni 2008
Agustus 2008, Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat Acara yang diadakan setiap tahun ini diselenggarakan oleh Park Office dari Jakarta dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan. Selain menampilkan berbagai tipe tumbuhan dan bunga, ada workshop juga lho, aneka lomba, seperti melukis, fotografi, kontes Miss Flora juga berbagai atraksi olahraga tradisional. Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi 021 383 8167
INDONESIAN TRAVEL AND TOURISM FAIR 11-14 September 2008, Hall A&B Jakarta Convention Centre, Jakarta Kegiatan ini merupakan acara tahunan yang mengangkat berbagai destinasi wisata di berbagai provinsi. Meski para eksibitornya banyak berasal dari pemerintahan; beberapa lembaga swadaya masyarakat, hotel, dan agen perjalanan akan turut pula ambil bagian. Selain pameran, Indonesia Travel and Tourism Fair juga akan diselingi dengan konvensi, seminar, dan pertunjukan kesenian. Untuk info lanjut hub 021 383 8167.
Mengembangkan konsep baru dalam pertamanan: Instant Forest Garden, akan segera menghijaukan ruang terbuka Anda. Butuh bibit pohon langka atau pohon keras dengan ukuran besar, hubungi ahlinya: HAGANI FLORA Jl. Jombang Raya, Parigi Lama No. 8 Pondok Aren, Tangerang 15227
Tel. (021) 745 4172 HP 0817 710 464
SEE U...
Pohon tinggi menjulang ke angkasa, udara segar menyehatkan dan kicauan burug-burung yang menenangkan hati. Alangkah indahnya kehidupan apabila dipenuhi lingkungan asri, jauh dari buruknya udara akibat hingar bingar kendaraan bermotor disetiap sudut kota.
MENYANGGA BETON DENGAN POHON Impian yang mungkin hinggap di benak setiap warga perkotaan yang rindu akan hijaunya pepohonan dan nikmatnya bau tanah dikala hujan reda. Hutan kota sebagai kawasan hijau penyangga ekosistem perkotaan hampir tidak pernah diperhatikan. Padahal potensi yang terkandung di dalamnya amatlah besar, dari pelestarian plasma nutfah sampai rekreasi. Inspirasi dari sebuah kreatifitas pun terkadang didapat dari sana Jika direnungi sepintas mungkin kurangnya birokrat-birokrat cerdas, mandulnya para ilmuwan dan seniman dalam berkarya di negara ini berkaitan dengan minimnya wilayah hijau. Kita terkadang butuh rehat sejenak dari kepungan pemandangan beton-beton, kembali ke alam.
OLAHRAGA UNTUK SEMUA Membahas olahraga sebagai kebutuhan untuk hidup sehat yang dilakukan oleh mahasiswa dan penduduk sekitar UI.
GO GREEN! Efek dari menguatnya isu pemanasan global membuat semakin banyak pula orang yang peduli pada lingkungan tempat kita tinggal ini. Apakah kepedulian ini merupakan ketulusan ataukah hanya sebuah tren?
Jejak bisa diambil di: • Kantin, Perpustakaan, dan Koperasi Mahasiswa semua fakultas di UI • Asrama UI Depok • Masjid Ukhuwah Islamiyah • Alfamart Psikologi UI • Perpustakaan Pusat UI • Gramedia Margonda Depok • TM BookStore • Starbucks Coffee Margo City • J.Co Margo City • Roda Link Margonda • Obonk Steak • Pidie 2000 • Sami Moro • The Patch • Barra de Cafe • Comic Zone • Warteg Shinta • Bloc Cafe • Stasiun UI dan Pondok Cina • Zoe Cafe • Burger n Grill • Buku Kafe • D’space Cafe • English First • Nurul Fikri English Course • Waroeng Steak n Shake
Tertarik pasang iklan? Hubungi: Fachrie 0813 1893 9803 Yulia 021 9276 8150 Supri 0813 8109 1431
Back p “Pus acking : in Libu g Kulia
Berb
eda
Vol. I
untu
k Leb
ih Be
rgair ah