Dead Space Design

Page 1

ARS - 3063

PERANCANGAN KOTA RE-DESIGN DEADSPACE PADA KAWASAN CITRA RAYA ALVIN HANS SANTOSO 180117180 / I Dosen Pengampu : Dr. Rony Gunawan Sunaryo, S.T., M.T.

TUGAS BESAR PERANCANGAN KOTA SEMESTER GENAP T.A 2020/2021


ORIENTASI OBJEK KAWASAN CITRA RAYA CitraRaya merupakan pengembangan kota mandiri terbesar oleh Grup Ciputra di wilayah Cikupa dan Panongan, Tangerang, Banten. Kota Mandiri ini mulai dibangun sejak tahun 1994 dengan luas pengembangan mencapai 2.760 hektar (ha). CitraRaya telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dengan segala kelengkapan fasilitas umum dan retail dalam memenuhi segala unsur kebutuhan penghuni dan sekitarnya. CitraRaya kini telah menjelma sebagai salah satu regional and business center yang kuat di Barat Jakarta. Kini, di CitraRaya telah berdiri lebih dari 24.500 unit perumahan dan komersial, dengan jumlah penduduk lebih dari 65.000 jiwa.

POTENSI DAN MASALAH YANG ADA STRENGTHS

POTENSI YANG ADA PADA DAERAH TERSEBUT

PERMASALAHAN YANG ADA

WEAKNESS

OPPURTUNITIES

KESEMPATAN BERKEMBANG

BEBERAPA ANCAMAN YANG AKAN DIHADAPI

THREATS Untuk Jangka Pendek

Menyebabkan

Tingkat perekonomian masih menengah kebawah Akan menjadi distrik bisnis untuk jangka panjang

Investor semakin banyak

Perencanaan pembangunan jangka panjang

Perkembangan kawasan yang cukup pesat

Usaha start-up yang semakin lama semakin banyak

Tingkat perekonomian masih menengah kebawah

Minimnya lapangan pekerjaan yang diminati oleh masyarakat setempat

Investor semakin banyak

Karena imbas pandemi COVID-19 ada beberapa usaha yang harus mengulang dari awal

Isu sosial yang kental sehingga masi muncul kesenjangan sosial

Perilaku konsumen yang semakin lama semakin ingin yang lebih

Prediksi Jangka Panjang Mendukung Perkembangan Usaha Start-Up yang baru akan berkembang Minimnya lapangan pekerjaan yang diminati oleh masyarakat setempat

Ancaman Utama

Isu sosial yang kental sehingga masi muncul kesenjangan sosial

STUDI KASUS

Perencanaan pembangunan jangka panjang

Akan menjadi distrik bisnis untuk jangka panjang

Karena imbas pandemi COVID-19 ada beberapa usaha yang harus mengulang dari awal

Perilaku konsumen yang semakin lama semakin ingin yang lebih

Kesenjangan sosial dalam jangka pendek akan melahirkan kompetisi konsumerisme yang secara tidak langsung akan membuat sektor ekonomi kawasan ini menjadi agak kacau

Melalui hasil SWOT Analysis untuk lingkup kawasan Citra Raya ini, bisa dikatakan memiliki potensi yang cukup baik khususnya pada bidang bisnis UMKM mengingat kawasan ini merupakan kawasan yang bisa diprediksi sedang berkembang dan akan terus berkembang sampai 10 tahun kedepan. Namun kawasan ini memiliki sedikit kelemahan seperti tingkat perekonomian yang masih menengah kebawah, namun perilaku konsumen semakin meningkat seiring berkembangnya waktu. Isu sosial menjadi permasalahan pada kawasan ini diakibatkan oleh perilaku setiap orang yang memiliki sifat individualis yang besar sehingga interaksi sosial menjadi semakin hilang di kawasan ini. Dengan adanya potensi dan kelemahan ini bisa dimanfaatkan potensinya dan bisa menutupi kelemahan yang ada dengan memberi sarana yang pas yang dapat mendukung kegiatan primer maupun sekunder yang ada.

1


Di Antara Klinik Citra Sehat dan Toko Sepeda SK Bike Jl. Citra Raya Boulevard Mekar Bakti, Kec. Panongan, Kab. Tangerang, Banten, 15710 Lokasi merupakan kawasan baru yang mana merupakan area yang nantinya memiliki kepadatan yang cukup tinggi.

LOKASI 1

Pada lokasi ini tadinya digunakan sebagai area tempat makan. Namun karena perubahan peraturan akhirnya area tersebut saat ini terbengkalai dan menjadi area mati yang menjadikan kawa s a n m e n j a d i t i d a k sehat

Kawasan ini nantinya dekat dengan area permukiman cluster parkview yang mana permukiman ini banyak yang menampung masyarakat golongan produktif sehingga mobilitas akan sangat tinggi

VISI PROBLEM Dead space, terbengkalai, memiliki banyak potensi namun tidak tergali, menjadi pemicu terjadinya kriminalitas pada malam hari

Mewujudkan Masyarakat Kabupaten T a n g e r a n g Ya n g R e l i g i u s , Cerdas, Sehat Dan Sejahtera

MISI Meningkatkan Penerapan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Kehidupan Bermasyarakat Menuju Masyarakat Yang Religius.

Untuk akomodasi dan sebagainya area ini sudah banyak fasilitas mulai dari pom bensin, tempat tinggal, café, kos, dan semuanya sudah lengkap untuk menunjang kebutuhan hidup khususnya bagi kaum milenial

RDTW

VISI MISI KAB. TANGERANG

Meningkatkan Akses Mutu Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan Dan Kesehatan Untuk Mewujudkan Masyarakat Yang Cerdas Dan Sehat.

KABUPATEN TANGERANG

Mengembangkan Ekonomi Daerah Ya n g K o m p e t i t i f D a n B e r b a s i s Kerakyatan. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Yang Professional, Transparan Dan Akuntabel.

Sama halnya dengan lokasi 1, area ini tadinya digunakan sebagai food court kecil namun semakin lama semakin tidak ter-urus dan akhirnya menciptakan suatu deadspace akibat Berikut adalah RDTH-RTRW pada Kabupaten area yang ditinggalkan secara begitu Tangerang yang berlaku sampai tahun 2031 saja

kedepan. Diprediksi pada 10 tahun kedepan area di Citra Raya ini adalah area dengan kepadatan sedang - tinggi.

LOKASI 2

Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Yang B e r ke l a n j u t a n D a n P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n H i d u p B e rd a s a r k a n Rencana Tata Ruang Wilayah. Mengembangkan Inovasi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Daya Saing Daerah, Masyarakat Dan Pelaku Pembangunan Lainnya.

2


RUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara agar dapat meningkatkan aksesibilitas pada area pedestrian dengan tidak meninggalkan esensi sebuah trotoar namun tetap memberi wadah atau sarana untuk kegiatan pendukung yang ada pada kawasan tersebut? Bagaimana wadah yang sesuai untuk tetap membedakan namun tetap menyatukan antara kegiatan utama (pedestrian) dan kegiatan pendukung (duduk santai, berjualan, dan sebagainya)? Fungsi baru apa yang bisa digunakan untuk menunjang perkembangan khususnya pada kawasan tersebut (skala mikro)?

3


ANALISIS KAWASAN

Analisis kawasan kali ini menggunakan analisis metode Trancik dimana pada analisis ini terdapat 3 sub analisis yaitu • Figure Ground • Linkage • Place Dengan metode analisis ini maka dapat memudahkan menganalisis kawasan baik secara mikro, mezo, maupun makro

FIGURE GROUND Pada teori ini dapat dipahami melalui pola perkotaan dengan hubungan antara bentuk yang dibangun (building mass) dan ruang terbuka (open space). Analisis figure/ground adalah alat yang baik untuk: • Mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola-pola tata ruang perkotaan (urban fabric) • Mengidentifikasi masalah keteraturan masa atau ruang perkotaan.

AREA HIJAU

RUKO LOKASI 1 LOKASI 2 Kedua Lokasi m e m i l i k i tipikal site yang sama (450 m2)

RUMAH

Pola ruang yang ada di daerah Citra Raya ini cenderung Linier dimana jalan utama memiliki lebar yang cukup besar dan memiliki sirkulasi searah dimana sirkulasi s e c a ra ke s e l u r u h a n juga cenderung linier atau membentuk 1 garis dari entrance, bundaran 1, sampai ke area terujung kawasan ini. Fokus sekarang berada di antara Bundaran 1 sampai 2 dimana pola struktur tata ruang lebih mengarah ke linier. Kota juga cukup tertata dengan rapi mengingat perancangan dilakukan dengan perencanaan yang matang

RUKO

LOKASI 2

RUMAH

Teori pada kelompok kedua ini dapat dipahami dari segi dinamika rupa perkotaan yang dianggap sebagai pembangkit atau generator kota. Analisa linkage adalah alat yang baik untuk Memperhatikan dan menegaskan hubungan – hubungan dan gerakan – gerakan sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric).

LOKASI Lokasi lost space merupakan suatu area yang sering digunakan sebagai area pedestrian sekaligus area istirahat sejenak (khusus untuk yang jogging dan berolahraga) yang sekarang menjadi tidak optimal lantaran minimnya fasilitas umum yang ada pada lokasi tersebut. Fasilitas tersebut dikhususkan untuk para pedestrian dan pengguna lainnya untuk menunggu, duduk, dan sebagainya (fungsi pendukung). Namun seiring berjalannya waktu area tersebut semakin lama semakin berubah menjadi area yang tidak terawat dan tidak teratur sehingga menciptakan deadspace di tengah suatu kota yang hidup

AREA MATI

KLINIK CITRA SEHAT

PASAR TIONGHOA

VISUAL Linkage pada bagian visual kali ini didefinisikan sebagai visual yang bertipe line dimana secara penampakan dapat dilihat tata landscape cenderung linier. Hal ini diperjelas dengan sirkulasi utama khususnya untuk kendaraan yang memiliki tipe searah d a r i b u n d a ra n 1 s a m p a i b u n d a ra n 5 (menciptakan 1 garis lurus menyerupai sumbu imajiner)

STRUKTURAL Kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang berada di Citra Raya dimana merupakan suatu konsep kota mandiri yang memiliki nuansa seni. Pembangunan bisa dilakukan secara bebas namun tetap terpaku pada konsep bernuansa seni sehingga ada ornamen yang diharuskan ada pada area pedestrian ini sehingga ada kesan unity yang tercipta pada seluruh area trotoar nantinya Ciri khas yang ada pada pedestrian ini adalah memiliki jalur hijau pada kedua tepian trotoar. Jalur hijau ini memiliki fungsi sebagai sarana penyerapan air. Dengan demikian jalur hijau ini nantinya bisa digunakan sebagai area tempat vegetasi tumbuh sehingga bisa dilakukan perombakan penataan vegetasi agar memiliki kesan yang lebih teratur

KOLEKTIF

PLACE LOKASI 1

LINKAGE

Pada lokasi ini diketahui bahwa area ini dipadati oleh perumahan dan permukiman atau rumah tinggal. Kawasan ini merupakan kawasan yang padat penduduk. Maka dari itu jika area ini terdapat deadspace maka area itu akan menimbulkan kesan buruk dan nuansa yang negatif terhadap pengguna, pengunjung, maupun bagi para masyarakat setempat

Jika dilihat melalui satelit, bangunan dihubungkan secara langsung dari jalanan yang sudah ada. Jalanan dibentuk sedemikian rupa dengan tujuan safety sehingga rawan terjadinya kecelakaan pada area jalan. Namun pada kawasan ini bisa dikatakan pembangunan sudah ada di titik paling atas yang mana dimaksud tidak bisa membangun lagi. N a m u n d i s i n i d i te m u ka n a d a nya d e a d s p a ce ya n g s e i r i n g berkembangnya waktu malah menimbulkan keresahan terhadap masyarakat terutama malam hari

4


ANALISIS PENGEMBANGAN

A n a l i s i s kawa s a n ka l i i n i menggunakan analisis metode Shirvani dimana pada analisis ini terdapat 3 sub analisis yaitu • Land Use • Circulation and Parking • Building Form and Massing • Open Space • Pedestrian Ways • Activity Support • Signage • Preservation

KESIMPULAN Kawasan ini merupakan kawasan yang sedang berkembang. Kawasan ini masih tergolong baru mengingat tingkat perekonomian disini masih ada di taraf menengah kebawah. Dengan demikian pemberian s a ra n a b e r u p a co m m u n a l space dan area berjualan kecilkecilan untuk menghidupakan lagi fungsi lama dan menambah fuingsi baru sebagai area berkumpul untuk meningkatkan sosialisasi masyarakat sangat menjadi peluang untuk memajukan kawasan ini

LAND USE

Mulanya kawasan Citra Raya dipenuhi oleh permukiman warga khususnya kalangan menengah keatas sehingga untuk peraturan tata guna lahan hanya mengacu pada pilihan terbaik dalam mengelola fungsi yang sewaktuwaktu dapat berubah dan pada akhirnya sekarang menjadi salah satu kota mandiri yang bisa berdiri sendiri. Hal ini terlihat dari fasilitas pada area Citra Raya yang bisa dikatakan mampu untuk berdiri sendiri sebagai kota mandiri di kawasan yang berkembang. Namun karena hanya memperhatikan aspek komersial dan perkembangan sampai akhirnya melupakan aspek kenyamanan khususnya daerah pedestrian

CIRCULATION AND PARKING Sirkulasi di kawasan Citra Raya tergolong sirkulasi yang cukup padat dikarenakan aktivitas di kawasan ini cukup ramai. Angkutan umum juga cukup banyak memenuhi jalanan di kawasan ini. Sistem sirkulasi cenderung 1 arah dengan 2 arah jalan yang saling bertolakan. Untuk area parkir sendiri sudah menjadi hal yang lumrah jika kendaraan khususnya motor memarkir kendaraan secara sembarangan yang akhirnya muncul ada juru parkir ilegal yang selalu berjaga khususnya di depan area toko. Laju kendaraan rata-rata 40 - 60 km per jam

PEDESTRIAN WAYS

BUILDING FORM AND MASSING

Kawasan Citra Raya terdiri dari berbagai jenis bangunan dengan gaya arsitektur yang tipikal dan memiliki ciri khas di setiap areanya. Ketinggian bangunan yang ada pada daerah ini cukup monoton sesuai dengan gaya arsitektur pada setiap wilayah. Bangunan tinggi pada daerah Citra Raya hanya ada di beberapa titik saja seperti daerah yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan (Pembangunan dan pengembangan area masih membutuhkan waktu yang cukup lama) sehingga tercipta suatu skyline yang memiliki irama di setiap bagian kawasan Citra Raya ini

OPEN SPACE Di kawasan Citra Raya ini, Ruang terbuka atau open space hanya berupa area hijau dan taman kota yang ditumbuhi oleh pohon dan rumput yang sudah ditata dengan rapi oleh pihak pengelola. Hal ini disebabkan karena kawasan tersebut semakin lama semakin berkembang dan membutuhkan space yang semakin besar sehingga pada akhirnya menghilangkan esensi open space itu sendiri. Ruang terbuka ini hanyalah area hijau yang digunakan sebagai RTH. Dengan demikian banyak dimanfaatkan masyarakat untuk sekedar berjualan di pinggir jalan, nongkrong, dan sebagainya

ACTIVITY SUPPORT

Area ini memiliki luasan sebesar 450 meter persegi. Namun dengan area pedestrian atau trotoar yang besar akhirnya trotoar tersebut banyak disalahgunakan dan beralih fungsi menjadi area PKL berjualan dan area parkir. Terdapat aktivitas pendukung yang ada di kawasan Citra Raya ini seperti area berjualan PKL, area untuk jogging Pesebaran trotoar di kawasan ini juga tidak merata karena ada area yang dijadikan sebagai trotoar dan ada juga untuk hari Sabtu dan Minggu, dan masih banyak aktivitas lain. Namun seiring waktu aktivitas yang ada semakin area yang hanya rumput namun sering digunakan sebagai area pedestrian sehingga membuat area hijau menjadi lama semakin menjadi sehingga menghilangkan esensi dari trotoar itu sendiri tidak enak dipandang karena rusak

SIGNAGE

Penanda jalan di kawasan Citra Raya bisa dikatakan agak kurang karena minim sekali penanda jalan seperti area penyebrangan, zebra cross, dan sebagainya. Jalanan yang terlihat lurus memancing pengguna jalan untuk jalan dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan area ini menjadi rawan kecelakaan tanpa adanya papan penanda tersebut. Papan penanda tersebut juga walaupun ada namun kondisinya sangat tidak layak karena adanya vandalism yang dilakukan khususnya oleh para masyarakat desa pada waktu dulu. Namun sampai sekarang papan penanda jalan tersebut masih tak kunjung diperbaiki

PRESERVATION

Di kawasan Citra Raya ini tidak ditemukan gedung tua yang membutuhkan perlindungan terhadap fungsi dan keberadaan bangunannya. Fasilitas ini nantinya bisa dijadikan sebagai objek yang bisa dilindungi karena nantinya akan mendukung kegiatan primer dan sekunder yang akan dilakukan oleh masyarakat setempat. Selain itu, memberi konsep berupa communal space juga menjadikan area tersebut bisa lebih terawat dan minimal enak untuk dipandang

5


STUDI PRESEDEN

IDENTITAS Arsitek

: LAO Engenharia & Deesign Zoom Urbanismo Aequitetura e Design Sustainability Pendekeatan Tipologi : Public Space, Trotoar, Instalasi Tahun : 2018 Luas Area : 4305 ft²

PENDEKATAN

Arsitek memahami bahwa trotoar tidak hanya sebagai trotoar, namun juga bisa sebagai bagian dari keseluruhan lingkungan. Jalur tersebut memiliki beberapa infrastruktur seperti papan rambu, street furniture, dan vegetasi. Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa sebuah trotoar merupakan penghubung antara jalan dan ruang pribadi yang merupakan hal mendasar untuk membentuk tata kota yang sehat (aksesibilitas terjangkau memiliki energi positif untuk menyenangkan) dan ideal

PENJELASAN Pada preseden kali ini, Arsitek menetapkan bahwa trotoar bisa digunakan juga sebagai ruang publik asalakn memenuhi syarat seperti dapat didedikasikan untuk perpindahan harian khususnya bagi para pejalan kaki dan memiliki fungsi lain selain hanya sekedar untuk berjalan kaki. Studi kasus berikut berada di kota Sao Paulo, Brazil dimana memiliki iklim yang serupa dengan di Indonesia. Jika melihat studi kasus saat ini di Citra Raya, jarang sekali ada trotoar yang memiliki kondisi optimal. Dalam kebanyakan kasus jalur tersebut bisa dikatakan cukup lebar namun penggunaannya yang salah sehingga perawatan dan maintenancenya semakin tidak teratur dan menghadirkan banyak hambatan yang menghambat sirkulasi pejalan kaki

Studi kasus yang dimiliki oleh kawasan pada preseden mirip dengan studi kasus di kawasan Citra Raya. Banyak permasalahan yang diangkat seperti mobilitas kawasan, aksesibilitas, solusi berkelanjutan yang dapat mendukung peningkatan mutu tata kota, street furniture dan pemberian wadah

6


STUDI PRESEDEN KESIMPULAN

PENDEKATAN MATERIAL Elemen penting yang ada pada preseden kali ini adalah penggunaan struktur kayu yang secara tidak langsung akan membuat orang yang lewat menjadi penasaran. Instalasi ini memiliki fungsi sebagai area publik. Struktur kayu juga menjadi ferefensi visual landscape sekitar yang bentuknya berubah saat orang jalan melewati trotoar. Artinya selain menjadi perabot, karya ini juga memberikan lingkungan terbuka yang memungkinkan adanya interaksi sosial yang berbeda di kalangan masyarakat

P

emberian street furniture pada masterplan kawasan yang diberikan disini merupakan salah satu tindakan untuk mencoba meningkatkan kembali mutu tata kota di Sao Paulo, Brazil. Studi kasus ini sama seperti di Citra Raya. Mulai dari permasalahan aksesibilitas, mobilitas penduduk yang cukup tinggi, dan sebagainya menjadikan tata kota semakin tidak teratur. Oleh karena itu diperlukan suatu terobosan dalam perancangan sidewalk sehingga memberi energi positif yang menyenangkan khususnya bagi pengguna jalan tersebut Bagian perkerasan pada instalasi kali ini merupakan salah satu yang cukup penting dalam trotoar kali ini. Pemilihan lantai menggunakan lantai yang memungkinkan dapat menguras air hujan agar dapat kembali ke tanah menjadi pilihan yang dikombinasikan dengan taman air hujan untuk memasttikan permeabilitas dan substansial ke area trotoar. Penerapan tindakan ini memiliki fungsi untuk membantu drainase perkotaan untuk menghindari adanya banjir jika saluran air tidak bekerja secara optimal

Pemberian street furniture yang dirancang sedemikian rupa secara tidak langsung membentuk urban living room. Dengan adanya lebar yang sesuai, trotoar juga dapat menampung infrastruktur yang membuat pengalaman lebih menyenangkan dan mendorong orang untuk rehat sejenak. Pemberian street furniture ini memiliki fungsi untuk meningkatkan interaksi sosial sehingga orang secara tidak langsung diundang untuk duduk berbicara sambil menunggu atau sekedar rehat sejenak (menciptakan ruang hidup di tengah kota)

7


KONSEP PERANCANGAN SWOT ANALYSIS

ISU

Lokasi yang dipilih cukup strategis karena berada di tengah area yang termasuk dalam kategori kepadatan tinggi

WEAKNESS

Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang sudah lama terbengkalai sehingga perlu adanya penambahan fungsi baru

KURANG RUANG AKTIVITAS Kawasan Citra Raya bisa dikatakan kekurangan ruangan untuk aktivitas untuk menunjang perkembangan khususnya kaum muda

OPPORTUNITY

MASALAH

URBAN ENVIRONMENT Penambahan vegetasi yang lebih tertata agar landscape bisa tertata dengan baik

GOALS

SENSE OF PLACE Memberi ciri khas yang unik namun tetap pada konteks lokalitas yang ada

ABANDONED PLACE Ruang ini sekarang menjadi deadspace dan sudah tidak digunakan lagi

THREAT

ALWAYS MOVING Menjadi motor dari pergerakan baik sektor ekonomi, sosial, dan sebagainya

RAWAN KRIMINAL Lokasi ini menurut warga sekitar merupakan lokasi yang sering dijadikan sebagai area kriminal

Lokasi rawan kriminalitas di malam hari, Respon : Memberikan penambahan penerangan sehingga tempat tersebut tidak terkesan angker dan tidak memancing untuk menciptakan hal yang berbau dengan kriminalitas

RESTORATION Restorasi difokuskan pada keadaan site khususnya air tanah

MINIM AREA HIJAU Jika dilihat secara keseluruhan, kawasan ini jarang sekali ditemui Green Open Space

SOCIALINTERACTION Menciptakan hubungan sosial yang bagi dan dinamis antar individu maupun kelompok

EKONOMI MENENGAH KEBAWAH Kondisi perekonomian kawasan ini yang masih ada di tingkat menengah kebawah

TARGET PENGGUNA KA U

PEDESTRIAN FRIENDLY Pemaksimalan RTH dengan menciptakan open green space yang ramah pejalan kaki

FUNGSI AWAL YANG TUNGGAL Fungsi awal hanyalah sebagai area tempat nongkrong bagi para pekerja dan itu menjadikan area tersebut semakin tidak sehat

Respon : Penambahan fungsi baru namun tidak meninggalkan esensi bangunan tua agar sejarahnya tetap terjaga

PE S

OPEN GREEN SPACE Memperbaiki kualitas air tanah dengan pemberian lahan terbuka hijau

TERLUPAKAN AKIBAT MODERNISASI Kawasan ini semakin lama akan semakin bertambah tua. Semakin berumur maka zaman juga akan semakin maju dan masyarakan akan semakin meninggalkannya

Respon : Memanfaatkan lokasi yang strategis tersebut dengan memberi fungsi baru yang dapat mengikuti perkembangan zaman

Respon : Pemberian fasilitas berupa communal space dengan fasilitas lainnya untuk menjadikan area tersebut sebagai meeting point baru

COMMUNAL SPACE Menghidupkan kembali lokasi ini dengan pemberian fungsi baru yang lebih fleksibel

LAMA TERBONGKAR Kawasan ini sudah tidak maksimal secara fungsional sehingga seiring berkembangnya waktu jika tidak ada tindakan akan menciptakan deadspace yang buruk

STRENGTH

Lokasi yang strategis pada area ini menjadi salah satu point penting yang bisa dimanfaatkan agar tidak tercipta deadspace yang mengganggu

STRATEGI

ANG BER R O

O

PEN JU

A

LK

E C IL

IA

DA

HRAGA LA

NS

MU

A ED EP

M

LA

TARGET PENGGUNA Target pengguna kali ini bisa dikatakan untuk semua kalangan baik muda maupun tua, dengan fungsi yang universal sehingga para orang yang berolahraga maupun para pesepeda juga bisa bersantai di pagi hari. Lansia dan kaum muda juga terbuka untuk menggunakan area itu baik pagi sampai malam. Penjual kecil disitu berperan sebagai penggerak roda ekonomi sehingga area tersebut bisa kembali hidup

8


DESAIN SKEMATIK

MEJA KURSI OUTDOOR FASILITAS YANG DITAWARKAN (PUBLIC FACILITY)

PEDESTRIAN FRIENDLY Pemaksimalan RTH dengan menciptakan open green space yang ramah pejalan kaki

OPEN GREEN SPACE Memperbaiki kualitas air tanah dengan pemberian lahan terbuka hijau

AREA HIJAU MEMPERMUDAH PENYERAPAN AIR

AREA BERJUALAN TENANT BAGI PARA PEDAGANG KECIL

PERMANENT BENCH BISA DIGUNAKAN UNTUK BERSANTAI, OLAHRAGA DAN FUNGSI LAINNYA

OUTDOOR GYM AREA HIJAU

30,00

URBAN ENVIRONMENT Penambahan vegetasi yang lebih tertata agar landscape bisa tertata dengan baik

DIBERI UNTUK FASILITAS OLAHRAGA

COMMUNAL SPACE Menghidupkan kembali lokasi ini dengan pemberian fungsi baru yang lebih fleksibel

MEMPERMUDAH PENYERAPAN AIR

AREA HIJAU MEMPERMUDAH PENYERAPAN AIR

GARDEN BENCH FASILITAS YANG DITAWARKAN (PUBLIC FACILITY)

KONBLOK MEMPERMUDAH PENYERAPAN AIR

VEGETASI TANAMAN TANAMAN SEMAK DAN TEMPAT UNTUK MELETAKKAN TANAMAN SEMAK

POT PERMANENT TINGGI40 CM

SCUPLTURE KA U

O

SUDAH ADA LEBIH DULU DAN AKAN DIPERTAHANKAN O

HRAGA LA

DA

IA

MU

NS

M

LA

RANG BER

PEN JU

A LK ECIL

KA U

OR

ANG BER

MU

DA

HRAGA LA

M

O

15,00

AREA DALAM Pada area dalam dimulai dari tangga step 2 yang sudah ada namun dipertahankan. Pertama kali masuk sudah disajikan dengan alat olahraga outdoor khususnya pull up mengingat banyak komunitas muda mudi yang sering melakukan olahraga disini pagi, sore, atau malam hari. Kemudian disini diberi fasilitas untuk berjualan sehingga dapat membantu para pedagang kecil untuk menjalankan dagangannya. Pemberian permanent bench juga diberikan khususnya untuk para lansia sehingga mereka bisa duduk sambil menikmati pemandangan alam yang disajikan sedemikian rupa. Lokasi diapit oleh bangunan-bangunan sehingga dengan memberi unsur alam diantara padatnya bangunan bisa menjadi icon dan bisa menjadi tempat sirkulasi udara baru

ENTRANCE PE S

KA U

NS

DA

IA

MU

A ED EP

M

LA

Penjelasan dimulai dari bagian entrance dimana pada bagian tersebut terdapat 3 step tangga sebagai fungsi untuk membatasi area para pengguna kendaraan bermotor dan sebagainya sehingga dengan demikian fungsi dari lahan ini bisa difungsikan secara optimal.

Fasilitas umum yang diberikan pada area ini berupa bangku taman yang nantinya bisa difungsikan untuk area istirahat khususnya bagi para pesepeda, orang yang berolahraga, ataupun para lansia yang hanya sekedar menikmati angin segar. Bagian sculpture sengaja dipertahankan untuk menjadi icon kawasan Citra Raya yang identik dengan sculpture tersebut

9


DESAIN SKEMATIK

B

B’

30,00

A’

A 15,00

DENAH SKEMATIK 0.00

3.75

7.50

10


DESAIN SKEMATIK

TAMPAK DEPAN 0.00

3.75

7.50

11


DESAIN SKEMATIK

TAMPAK BELAKANG 0.00

3.75

7.50

12


DESAIN SKEMATIK

TAMPAK KANAN 0.00

7.50

15.00

13


DESAIN SKEMATIK

TAMPAK KIRI 0.00

7.50

15.00

14


DESAIN SKEMATIK

0.00

1.70

0.90 0.75 0.60 0.45 0.30 0.15 0.00

0.90

13.65

0.30

15.15

AREA TANGGA

AREA ENTRANCE SKEMATIK DESAIN DEADSPACE

AREA TANGGA

MAIN AREA SKEMATIK DESAIN DEADSPACE

POTONGAN A-A’ 0.00

7.50

15.00

15


DESAIN SKEMATIK

1.70

1.10 0.90

0.00

4.40

0.80

4.40

0.80

0.80

3.80

POTONGAN B-B’ 0.00

3.75

7.50

16


Gambar ini menunjukan kegiatan yang dilakukan oleh para pengguna nantinya. Pada kegiatan ini bisa dikatakan didesain sedemikian rupa sehingga area ini bisa terlihat hidup kembali. Area lama yang sudah mati diberi fungsi baru berupa communal open space dengan memberi area ruang hijau terbuka sehingga selain menambahkan unsur hijau di tengah kota juga memberi dampak untuk perbaikan kualitas air dan tanah di kawasan tersebut

17


Area ini terletak diantara 2 ruko yang bisa dikatakan masih sangat aktif penggunaan dan aktivitasnya. Fungsi kedua ruko tersebut adalah klinik dan area toko untuk sepeda. Dari fungsi rukonya saja bisa dikatakan area ini merupakan area yang padat. Area yang padat berarti area tersebut akan sering dilalui oleh kebanyakan orang baik individu maupun kelompok. Maka dari itu sangat disayangkan jika area ini dibiarkan mati begitu saja

18


Pada pagi ke siang hari aktivitas yang dilakukan bisa cukup banyak. Mulai dari bercengkrama, sampai dengan berjualan dan area ini terbuka bagi seluruh usia baik dari anak kecil maupun lansia. Tujuan diberi ini agar sesuai dengan konsep yaitu sosial. Maka dari itu pemberian wadah ini selain memberi unsur hijau ditengah padatnya kota juga meningkatkan rasa sosial antar individu (tata kerama, bercengkrama antar individu)

19


Sosialisasi merupakan suatu hal penting dalam kehidupan bermasyarakat. Seiring berkembangnya waktu, sosialisasi semakin jarang dilakukan akibat tingkat individualitas setiap individu yang sangat tinggi serta masih mementingkan ego masing-masing. Maka dari itu dengan adanya wadah ini diharapkan bisa menjadi salah satu sarana dan wadah untuk meningkatkan tingkat sosialisasi yang ada pada masyarakat

20


Aktivitas di malam hari juga bisa dikatakan sama dengan aktivitas pada siang hari. Namun pada malam hari tidak dimungkinkan sampai 24 jam mengingat setiap manusia membutuhkan istirahat. Untuk malam hari biasanya banyak komunitas yang bisa bercengkrama satu sama lain untuk saling bertukar pikiran sehingga dengan demikian area ini bisa dimanfaatkan oleh komunitas tersebut untuk menuju hal yang lebih positif

21


Area tempat makan dan area berjualan untuk pedagang kecil sengaja di[ersiapkan dengan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu padat dan masih bisa tertampung dan terjangkau minimal untuk 1 kawasan ini. Tujuan pemberian fasilitas ini adalah untuk memberi wadah para pedagang gerobakan agar mereka juga bisa terus berkembang dan bisa mengikuti perkembangan zaman

21


Suasana malam hari yang tadinya mencekam sekarang menjadi sangat ceria dengan diberi tambahan penerangan secara titik dengan penerangan lampu taman, atau bahkan dengan penerangan secara menyeluruh dengan diberi lampu yang cukup untuk menerangi seluruh kawasan ini sehingga jika malam hari pun area ini akan jauh dari tindakan kriminalitas dan hal buruk lainnya

21


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.