Majalah Detik

Page 1

MISTERI KEMATIAN JAYA KOMARA

gempar INNOCENCE OF MUSLIMS

JUALAN PARPOL KLAN CENDANA IK M O to K Mar

Agusgamuk N

Gosok pada Foto

EDISI 42 17 SEPTEMBER 2012


majalah detik Table of Contents

Favorite

Back

Share FB

Home

Table of Contents

Memutar ipad:

Untuk melihat majalah dalam tampilan horizontal atau vertikal

Rubrik:

Geser kekiri dan kekanan untuk melihat rubrik

Gunakan icon berikut sebagai petunjuk membaca majalah ini Kebawah

Galeri Image

Tap

Audio

Close

Video

Geser

360

3600 View

Artikel:

Geser keatas dan kebawah untuk membaca artikel

Putar

Map

Kumpulan edisi yang sudah dan belum didownload Pindah halaman lewat scroll

Menampilkan majalah yang sedang dibaca


Edisi 42 17 - 23 september 2012

Nasional

Apa yang Dicari Tommy & Ari? Keluarga Cendana tampil kembali dalam pentas politik nasional. Ari Sigit dan Tommy Soeharto, muncul lewat Pakar dan Partai Nasrep. Apa yang dicari?

album

SBY Ulang Tahun ke-63

Fokus Pertemuan Terakhir Keluarga Imam DI/TII Istri dan anak-anak Kartosoewirjo dibawa ke Jakarta dari Bandung. Diberitahu vonis mati terhadap sang imam DI/ TII. Untuk bertemu terakhir kali.

Internasional

Dikecewakan Pemanasan Hong Kong

people

Darius Sinathrya, Keira Knightley, Barack Obama

gaya hidup

Ajari Si Kecil Hemat Listrik

interview

Hukum

Seram, Masih Banyak Teman Si Amatiran Kelompok Thorik cs merupakan kelompok teroris  amatiran. Namun sangat berbahaya karena mereka lebih nekat dan mampu bikin bom dengan dana cekak. Masih ada 9 kelompok sejenis.

Din Syamsuddin: Tak Usah Kaitkan Teroris dengan Agama

wkwkwk

Patuh Buta pada Mertua

seni dan hiburan

Aksi Kolosal Pelaut Mandar

bisnis

Kelit Bakrie Mengadang Badai

Cover: Kiagus Aulianshah

ik kommarto s agu amuk ng

ekonomi

Rapor Merah di Tengah Pertumbuhan

Lensa

Peringatan 11 September

Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Deden Gunawan, M Rizal, Irwan Nugroho, Ken Yunita, Mulat Esti Utami, Silvia Galikano, Bahtiar Rifai, Evi Tresnawati, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Rahmayoga Wedar, Aryo Bhawono Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo Product Management: Rohalina Gunara, Sena Achari, Eko Tri Hatmono Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran: appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp. Majalah detik 23 - 29 APRIL 2012


Album

Peringatan 10 tahun Bom Bali I

SBY Ulang Tahun ke-63 setpres

Tragedi bom Bali I pada 12 Oktober sepuluh tahun silam masih menyisakan duka bagi keluarga korban yang mayoritas berasal dari Australia. Untuk itu, pemerintah Australia menggelar upacara peringatan 10 tahun tragedi bom Bali I pada 12 Oktober 2012. Upacara tersebut digelar di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jimbaran, Bali. Upacara yang dimulai pukul 08.00 WITA tersebut dihadiri oleh Perdana Menteri (PM) Australia, Julia Gillard. Warga Australia dan warga Indonesia yang menjadi korban juga turut hadir dalam upacara tersebut. (Monique)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono rayakan hari ulang tahunnya yang ke-63 saat menghadiri KTT-APEC di Rusia. Acara syukuran berupa pemotongan tumpeng digelar pada Minggu, 9 September malam waktu setempat di Gedung Far Eastern Federal University, Pulau Russky, Vladivostok, Rusia. Acara syukuran ini tidak dihadiri oleh anak-anak, menantu dan cucunya. SBY hanya didampingi oleh sang istri, Ny. Ani Yudhoyono. Presiden Vladimir Putin beserta pemimpin negara anggota APEC yang hadir turut mengucapkan selamat kepada Presiden SBY. (Monique)

Penghargaan BPK Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menerima penghargaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Penghargaan yang diserahkan oleh Wakil Presiden

Boediono pada Selasa 11 September lalu, diperoleh karena laporan keuangan mereka tahun 2011 mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pemberian penghargaan dilakukan pada pembukaan Rapat Kerja Nasional Akun-

tansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah 2012 di Kementerian Keuangan. Hadir dalam acara, Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Wakil Ketua BPK Hasan Bisri. (Monique)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012



Fokus

Kartosoewirjo

Pertemuan Terakhir Keluarga Imam DI/TII Istri dan anak-anak Kartosoewirjo dibawa ke Jakarta dari Bandung. Diberitahu vonis mati terhadap sang imam DI/TII. Untuk bertemu terakhir kali. Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari Hikmat, dan Monique Shintami foto repro: buku hari terakhir Kartosoewirjo, fadli zon

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Fadli mendapatkan dokumen sejarah itu dari seorang kolektor. Dalam buku yang terbit 5 September 2012.

Y

a, ini saya,” ucap Tahmid Basuki Rahmat. Jari telunjuknya menunjuk pada seorang pemuda berumur 20-an tahun dalam foto lawas bersama pemimpin gerakan DI/TII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Tahmid mengenakan kemeja bergaris di foto hitam putih itu. Rambutnya sedikit ikal. Foto lainnya menggambarkan Tahmid ikut bersantap siang. Ia juga terlihat serius menyimak pembicaraan orang-orang yang duduk di sekitar Kartosoewirjo. Tahmid mengenali betul wajah dan posisinya di setiap foto. “Tapi rasanya tidak difoto waktu itu. Ternyata ada fotonya,” ucap Tahmid kepada majalah detik seraya keheranan. Tahmid juga tertegun, sebab setelah 50 tahun berlalu, pertemuan itu kembali terungkap. Sesungguhnya, pertemuan itu adalah jamuan terakhir Kartosoewirjo dengan keluarganya sebelum dieksekusi pada 12 September 1962. Tahmid, yang kini berusia 70 tahun, adalah salah satu anak Kartosoewirjo yang hadir saat itu. Foto-foto eksklusif itu tersaji dalam buku karya politikus Partai Gerindra Fadli Zon. Buku itu dibanderol cukup mahal, Rp 200 ribu. Fadli mendapatkan dokumen sejarah itu dari seorang kolektor. Dalam buku yang terbit 5 September 2012 lalu, ia mengaku belum tahu asal usul 81 foto koleksinya itu. "Tadinya dia kolektor. Masih muda, 7 tahun di atas saya. Saya nggak pernah nanya dapat dari mana," ucap Fadli Zon kepada majalah detik. Selain Tahmid, ikut juga dalam pertemuan itu ibunya, Dewi Siti Kalsum, yang meninggal pada 1992. Sementara anak-anak Kartosoewirjo yang juga hadir adalah kakak Tahmid, Mohammad Darda alias Dodo, dan adik-adiknya: Kartika, Komalasari, dan Sri Danti Herawati. Sementara si bungsu Sardjono tidak diajak, Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Keluarga Kartosoewirjo tengah menikmati santap siang. foto repro: buku hari terakhir Kartosoewirjo, fadli zon

karena masih kecil. “Saya baru berusia 5 tahun saat itu,” kata Sardjono. Dodo dan Komalasari sekarang sudah meninggal. Tahmid dan ketiga adiknya yang masih hidup kini menetap di Kampung Bojong, Desa Cisitu, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut. Malangbong adalah kampung halaman Dewi sekaligus tempat Kartosoewirjo mulai mewujudkan Negara Islam Indonesia (NII). Tahmid sudah lupa di mana dan kapan persisnya pertemuan terakhir dengan bapaknya itu. Namun, kuat dugaan sebelum tanggal 5 September 1962 di Gedung Kejaksaan Agung yang lama, Jl. Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Sebab, saat itu oditur militer memberitahukan Kartosoewirjo akan dieksekusi tanggal 5 September 1962. Ia bersama rombongan keluarga berangkat ke Jakarta dari Wisma Siliwangi, Jl. Ciumbuleuit, Bandung, Jawa Barat (Jabar). Pascadilumpuhkannya gerakan DI/TII oleh pasukan TNI pada Juni 1962, Kartosoewirjo dan anak istrinya memang ditahan di wisma milik Kodam VI Siliwangi (sekarang Kodam III/Siliwangi) itu. Di tempat itu, Kartosoewirjo disembuhkan oleh dokter supaya kesehatannya layak untuk menjalani sidang di Jakarta. 13 tahun bergerilya di hutan, tubuhnya menderita sakit kronis dan renta. Padahal saat itu usianya baru 57 tahun. Sebelum ditangkap pada 4 Juni 1962 di antara Gunung Geber dan Pedang, Majalaya, Kartosoewirjo tertembak tiga peluru di pinggang kanan. “Itu masih April 1962 tertembaknya,” ujar Tahmid. Keluarga Kartosoewirjo tidak dikumpulkan di WisMajalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Dari tiga tuduhan itu, hanya satu yang diakui oleh Kartosoewirjo, yaitu mendirikan negara Islam (makar).

ma Siliwangi secara berbarengan. Sebab, mereka tercerai-berai akibat gempuran pasukan TNI. Selain itu, mereka menderita kelaparan luar biasa akibat operasi “Pagar Betis” TNI yang memblokade aliran logistik ke kelompok bersenjata Kartosoewirjo. Tahmid misalnya, baru turun gunung pada 25 Juni 1962 atau 21 hari setelah ayahnya ditangkap. Sebelum ke Wisma Siliwangi, ia ditampung di Hotel Bima Sakti, Jl. Setiabudi, Bandung, dan sebuah bangunan di depan Gedung Sate. Ia sering diajak jalan-jalan dan menonton film di bioskop. “Tiap malam dibawa CPM nonton. Kan harus bermasyarakat katanya,” kenang Tahmid. Anak-anak seperti Komalasari, Kartika, dan Sardjono disuruh turun gunung lebih dahulu oleh Dewi karena menderita kelaparan. Sardjono mengingat, ia turun gunung di dekat Tambak Baya bersama Komala dan Kartika serta para pengasuh. Mereka dibawa TNI ke Kodim Garut untuk “diverbal” (diperiksa). Dari situ, ia dan kakaknya dibawa ke Cicalengka sebelum akhirnya disatukan dengan Kartosoewirjo di Bandung. “Mereka (TNI) menggelar syukuran, karena menangkap anak imam,” kata Sardjono. Di Wisma Siliwangi, Kartosoewirjo dan anak-anaknya dipisah ruangan. Menurut Danti, meski ruangannya berdekatan, anak-anak jarang sekali bertemu dengan bapaknya. Mereka hanya bisa melihat ketika Kartosoewirjo dijemur di bawah tiang bendera. Itu pun dari jauh dan tak jelas, karena imam DI/TII itu dikelilingi pasukan TNI. “Di situ sekitar dua atau tiga bulan,” kata Danti. Bulan Agustus 1962, setelah sembuh dari sakitnya, Kartosoewirjo dibawa ke Jakarta untuk disidangkan oleh Mahkamah Angkatan Darat dalam Keadaan Perang (Mahadper). Persidangan berlangsung kilat. Hanya tiga hari, pria kelahiran Cepu, Jawa Tengah, 7 JaMajalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Sri Danti Herawati rizal/detikfoto

nuari 1905 itu dijatuhi hukuman mati atas tiga dakwaan: berbuat makar, pemberontakan terhadap kekuasaan yang sah, dan berupaya membunuh Presiden Sukarno. Dari tiga tuduhan itu, hanya satu yang diakui oleh Kartosoewirjo, yaitu mendirikan negara Islam (makar). Tuduhan kedua (menggulingkan kekuasaan yang sah) dan ketiga (berencana membunuh Sukarno) dibantahnya. Vonis dijatuhkan pada 16 Agustus 1962. Sekitar awal September, sebuah mobil jip buatan Rusia sudah bersiap di Wisma Siliwangi. Mobil itu yang membawa istri dan anakanak Kartosoewirjo ke Jakarta untuk dipertemukan terakhir kali. Rombongan berangkat subuh. Lewat Cianjur. Mereka tiba di Jakarta sekitar pukul 11.00 WIB. Menurut Danti, untuk masuk ke ruang pertemuan, ia harus berjalan di sebuah lorong yang di kiri-kanannya dipenuhi tahanan. “Orangnya gendut-gendut,� katanya. Rombongan tiba dulu di ruangan yang dipenuhi buntalan-buntalan berisi pakaian. Hawanya sangat panas. Dewi membuka kerudung putih yang dipakainya karena gerah. Setelah semuanya duduk, baru Kartosoewirjo dibawa masuk oleh tentara. Tahmid mengatakan, tentara yang berjaga sekitar 10 orang. Di antara mereka ada pasukan Tjakrabirawa, pasukan pengawal presiden. Selain mereka, hadir pula oditur, hakim, jaksa dan pengacara Kartosoewirjo bernama Mr. Wibowo. Pertemuan keluarga itu di awal-awal berlangsung haru. Dewi menangis. Anak-anaknya pun ikut terisak. Lalu, mereka disuguhi makan siang oleh TNI. Semua makan, kecuali Kartosoewirjo. Menu makan siang itu Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Sebulan lebih, tibalah pemberitahuan resmi dari Siliwangi kalau telah dieksekusi.

adalah nasi padang, tetapi Tahmid mengaku lupa-lupa ingat. Kartosoewirjo hanya minum kopi dan menghisap rokok. “Dagingnya keras. Sendok saya sampai patah,” kenang Tahmid. Meski dijaga ketat, tetapi tentara yang berjaga umumnya berlaku ramah. Setelah makan siang selesai, kemudian oditur memberitahu vonis mati Kartosoewirjo dan ditolaknya grasi oleh presiden. Oditur lantas memberikan kesempatan kepada Kartosoewirjo untuk menyampaikan pesan-pesan terakhir. Menurut Tahmid, Kartosoewirjo mengatakan kematian adalah keniscayaan. Dengan cara apa pun. Lalu, ia berpesan kepada anak-anak agar menjaga ibunya. Kedua, agar mereka menjadi mukmin dan mujahid yang baik. Ketiga, agar seluruh keluarga tidak jauhjauh dari Siliwangi. “Tidak ada pesan-pesan perjuangan DI/TII” ucapnya. Pada saat itu, keluarga Kartosoewirjo meminta beberapa hal. Yakni, agar eksekusi mati disaksikan keluarga atau wakil keluarga. Kemudian, mayat Kartosoewirjo supaya diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan di Malangbong. Atau bila tidak, keluarga diberitahu di mana jasad Kartosoewirjo dikuburkan supaya bisa berziarah. “Semuanya ditolak oleh Mahadper,” katanya. Meski kecewa, tapi keluarga Kartosoewirjo pasrah. Sekitar pukul 14.00 WIB, pertemuan diakhiri. Keluarga kembali ke Bandung via Karawang. Sejak saat itu, mereka tak tahu lagi apa yang terjadi. Dari koran, tersiar kabar bahwa eksekusi diundur. Namun, juga tak jelas kapan eksekusi itu dilakukan. “Sebulan lebih, tibalah pemberitahuan resmi dari Siliwangi kalau telah dieksekusi,” ucap Tahmid.(WAN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Tembakan Pemecah Pagi di Pulau Ubi Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo ditembak mati di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu. Ia sempat meminta agar ditembak dengan mata terbuka. Lima timah panas mengakhiri hidup sang Imam DI/TII. Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari Hikmat, dan Monique Shintami foto repro: buku hari terakhir Kartosoewirjo, fadli zon

D

etik-detik eksekusi mati yang terhampar dalam serial foto itu terasa begitu menegangkan. Dimulai ketika Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, pemimpin gerakan DI/TII di Jawa Barat, bangun dan melakukan salat. Saat itu subuh, tapi dijelaskan dalam foto koleksi Fadli Zon itu, Kartosoewirjo salat tobat. Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Kartosoewirjo menyempatkan merokok sebelum berangkat ke Pulau Ubi. foto repro: buku hari terakhir Kartosoewirjo, fadli zon

Banyak peneliti meyakini hari itu adalah tanggal 5 September 1962. Namun, Fadli mengungkap fakta baru, eksekusi itu dilakukan pada 12 September 1962. Data itu didapatkan dari buku tentang Kartosoewirjo karangan Pinardi H.Z.A dan Gerakan Operasi Militer VI Penumpasan DI/TII. “Tentara memakai tanggal 12 September dari berita ANTARA,” kata Fadli Zon kepada majalah detik. Hal itu didukung oleh Tahmid Basuki Rahmat (70), anak Kartosoewirjo. Sepulang dari bertemu terakhir kalinya dengan Kartosoewirjo di Jakarta, Tahmid mendengar eksekusi itu diundur. Padahal saat bertemu itu, oditur memberitahu eksekusi akan dilakukan 5 September. Memang masih perdebatan. Namun entah kebetulan atau tidak, Fadli Zon sendiri me-launching buku itu pada tanggal 5 September 2012. “Dalam pidato peluncuran buku saya bilang, tanggal 5 September hari terakhir makan bersama,” katanya. Usai salat, Kartosoewirjo diborgol. Badannya yang terlihat kurus dan tua, dibawa ke ruang tunggu. Di situ, barang-barang miliknya dilepas untuk diserahkan kepada keluarga. Sempat minum kopi dan merokok, Kartosoewirjo lalu dimasukkan ke mobil tahanan. Identitas pasukan yang mengawal pendiri Negara Islam Indonesia (NII) itu tak dijelaskan. Namun, hampir dipastikan, mereka adalah tentara dari kesatuan Angkatan Darat (AD). Ada yang menduga sebagian di antara mereka merupakan pasukan khusus pengawal presiden atau Tjakrabirawa. Setelah dari mobil, Kartosoewirjo dinaikkan ke kapal PGM. Hari terlihat masih gelap. Menggunakan kapal milik Angkatan Laut (AL), pasukan AD yang di antaranya beratribut Polisi Militer (PM) itu membawa Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Pulau Ubi memang sering dipakai untuk eksekusi mati kalangan pemberontak republik di masa pergolakan.

Kartosoewirjo ke sebuah pulau di Kepulauan Seribu. Kapal bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tujuannya adalah Pulau Ubi. Pulau Ubi memang sering dipakai untuk eksekusi mati kalangan pemberontak republik di masa pergolakan. Alasannya, karena Pulau Ubi satu-satunya pulau kosong yang dekat dengan Jakarta. Sampai sebelum ditemukannya foto itu, lokasi eksekusi Kartosoewirjo memang masih dirahasiakan. Keluarga Kartosoewirjo suatu ketika pernah bertanya kepada Presiden Sukarno, tapi tak pernah dijawab secara spesifik. “Katanya sudah dieksekusi di Kepulauan Seribu,” ujar anak bungsu Kartosoewirjo, Sardjono Kartosoewirjo, kepada majalah detik. Kapal terus melaju meninggalkan Jakarta. Pasukan yang menemani Kartosoewirjo dalam kapal itu masih mirip ketika saat masih di darat. Menurut seorang saksi yang turut serta dalam kapal itu, sebagian besar pasukan berasal dari AD. “Hanya sekitar tujuh orang yang berasal dari AL,” katanya. Di tengah perjalanan, Kartosoewirjo dipindahkan ke sebuah kapal Landing Craft Mechanized (LCM). Kesehatannya diperiksa, dan di kapal itu pula ia mulai diganti bajunya dengan baju eksekusi. Seperti yang terlihat di foto, matanya juga ditutup rapat dengan kain berwarna putih. Hari mulai terang ketika kapal LCM itu mendarat di Pulau Ubi. Kartosoewirjo lantas dibawa dan diikat di papan tiang penembakan untuk menunggu eksekusi dari para regu tembak. Dari penelusuran majalah detik, kedatangan regu tembak Kartosoewirjo terbagi ke dalam dua versi. Versi pertama, mereka diberangkatkan dari kawasan Ancol sehari sebelum eksekusi. Dari Ancol, mereka Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Dengan mata tertutup Kartosoewirjo tiba di Pulau Ubi foto repro: buku hari terakhir Kartosoewirjo, fadli zon

tidak diberitahu sedikit pun tentang tujuan dan tugas apa yang akan mereka jalankan. Supaya tak mengetahui pulau apa yang mereka tuju, konon mata mereka juga ditutup. Para tentara ini juga diberangkatkan dalam suasana gelap alias malam hari. Setibanya di Pulau Ubi, mereka tidur di bawah tenda atau sleeping bag. Ada pun versi kedua, regu tembak itu diperkirakan datang bersama kapal yang membawa Kartosoewirjo. Saksi yang kini telah purnatugas itu mengaku tak begitu banyak bertanya saat berada di kapal. Di dalam perjalanan sekitar 30 menit itu, semua orang lebih banyak diam. Majalah detik berhasil menemukan salah satu tentara yang dipilih menjadi anggota regu tembak. Ia masih hidup. Saat ini usianya sekitar 70 tahunan. Bekas tentara itu masih ingat Kartosoewirjo dieksekusi di Pulau Ubi. Sayangnya, begitu ditunjukkan foto-foto eksekusi, ia tak mengakuinya. Namun, sumber majalah detik yang pernah mendengar langsung cerita dari sang eksekutor itu mengatakan, regu tembak memang didatangkan satu hari sebelumnya ke Pulau Ubi. Merekalah yang menyiapkan untuk eksekusi. Di antaranya, membabati rumput ilalang yang hendak ditanami tiang tembak. Holk H. Dengel, seorang sejarawan asal Jerman dalam bukunya menulis, sehari sebelum pertemuan antara Kartosoewirjo dan keluarganya tanggal 4 September 1962, regu tembak itu telah terbentuk. Perintahnya berasal dari Panglima Kodam Jaya. Regu tembak itu berasal dari empat angkatan, yang berarti termasuk dari kepolisian. Dengel tak menyebut berapa jumlah regu tembak ekMajalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Sebelum eksekusi dijalankan, datang sejumlah pejabat atau tamu VIP yang akan menyaksikan jalannya eksekusi.

sekutor Kartosoewirjo itu. Literatur lainnya mencatat regu tembak itu berjumlah enam orang. Mereka berdiri di hamparan pasir dengan sikap siap menembak. Namun, dari foto eksekusi, jelas terlihat regu tembak itu berjumlah 13 orang dengan satu komandan regu tembak. Para anggota regu tembak itu berangkat dengan tidak memanggul senjata. Senjata laras panjang itu dijejerkan di tempat yang agak jauh dari garis tembak. Tak pula semua senjata itu berisi peluru. Mereka memilih senjata itu secara acak, sehingga tidak tahu senjata mana yang berisi peluru. Ini agar mereka tidak pernah merasa bersalah sepanjang hidupnya. Bahkan personel yang bertugas menjejerkan senjata untuk eksekusi itu pun juga sama “buta”nya. Kepada sumber majalah detik eksekutor itu bercerita, sebelum eksekusi dijalankan, datang sejumlah pejabat atau tamu VIP yang akan menyaksikan jalannya eksekusi. Ia tak tahu dari mana mereka. Yang jelas mereka datang ke Pulau Ubi naik helikopter. Adhe Firmansyah yang menulis biografi Kartosoewirjo menyatakan, eksekusi itu disaksikan oleh tujuh orang jenderal. Kartosoewirjo sempat meminta eksekusi dilakukan dengan mata terbuka. Namun, permintaan itu tak dikabulkan. Setelah semuanya siap, eksekutor pun mengarahkan moncong senjatanya ke target. Situasi terasa menegangkan saat menunggu aba-aba dari komandan itu. Beberapa saat kemudian, terdengarlah kata “bak” dari komandan sambil mengibaskan pedang ke bawah. Lalu, masing-masing personel menarik pelatuk senjatanya. Lima timah panas menembus dada kiri Kartosoewirjo. Komandan kompi pun menyusulnya dengan tembakan di kepala. Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Dokter memeriksa jasad yang sudah rebah di papan sasaran tembak. Jenazah Kartosoewirjo dimandikan dengan air laut. foto repro: buku hari terakhir Kartosoewirjo, fadli zon

Dengel mencatat, eksekusi itu dijalankan pada pukul 05.00 WIB. Namun, menurut sumber majalah detik, eksekusi itu dilakukan sekitar pukul 06.00 WIB, saat Matahari mulai terbit. “Berangkat dari Tanjung Priok sekitar pukul 04.30 WIB dan sampai di Pulau Ubi sekitar satu jam kemudian,” kata dia. Beberapa menit kemudian saat Matahari terbit, eksekusi Kartosoewirjo baru dilakukan. Sebelum dieksekusi, Kartosoewirjo diperiksa oleh seorang dokter AL. Setelah dokter memastikan kondisi Kartosoewirjo dalam kondisi fit, proses eksekusi pun dilakukan. Dokter kemudian kembali memeriksa tubuh Kartosoewirjo setelah eksekusi untuk memastikan bahwa terpidana mati itu memang telah mati. Dokter menempelkan stetoskopnya di dada kiri yang berdarah tertembus peluru. Dokter memastikan bahwa jantung Kartosoewirjo sudah tidak berdetak. Informasi yang diterima majalah detik, dokter AL yang memastikan kematian Kartosoewirjo itu adalah dr. Kartono Mohamad. Penelusuran majalah ini, pada tahun 1962, Kartono memang baru saja menyelesaikan studi kedokteran di Fakultas Kedokteran UI. Meski belum resmi berstatus dokter, Kartono saat itu sudah menjalani ikatan dinas TNI AL dengan menjadi dokter di Kepulauan Seribu. Benarkah dia Kartono Mohamad? Bila benar, Kartono tahu persis dan detail bagaimana eksekusi terhadap Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Kartono Mohamad asy/detikfoto

Kartosoewirjo dilakukan. Pekan lalu, majalah detik telah menemui Kartono di sebuah tempat di Jakarta Selatan. Ia melihat-lihat foto eksekusi Kartosoewirjo dengan mimik muka serius. Namun, begitu dikonfirmasi apakah dokter AL itu adalah dirinya, Kartono, tidak mau menjelaskan apa pun. Saat didesak untuk bercerita mengenai eksekusi imam DI/TII itu, Kartono benar-benar mengunci rapat mulutnya. “Maaf, saya tidak tahu. Saya baru pertama kali melihat foto-foto ini,” kata dokter yang kini berusia 73 tahun itu. Di Pulau Ubi, setelah eksekusi, jenazah Kartosoewirjo dimandikan dengan air laut. Kemudian jenazah itu dikafani dan dikuburkan di pulau itu juga. Kuburan itu masih menjadi kontroversi, meski foto-foto eksekusi Kartosoewirjo sudah terungkap. Melihat foto eksekusi itu untuk pertama kali saat launching buku Fadli Zon di Taman Ismail Marzuki (TIM), anak Kartosoewirjo, Kartika, mengaku terpukul. Tangis pun sempat tak terbendung mengingat peristiwa 50 tahun lalu itu. Namun, itu hanya perasaan sesaat saja. Menurut Kartika, keluarga sudah mengikhlaskan kematian Kartosoewirjo, entah dengan cara apa pun. Seperti yang dia dengar langsung dari bapaknya itu, semua orang akan menghadapi kematian. Kalaupun harus melalui eksekusi mati, itu sudah menjadi risiko perjuangan. Bagi sejarawan Asvi Warman Adam, foto itu telah menjawab pertanyaan apakah eksekusi itu benar- benar telah dijalankan terhadap Kartosoewirjo. Tahmid bercerita, hingga tahun 2010 kemarin, masih ada saja orang yang menyangsikan kematian pendiri NII itu. Hal itu memaksanya bolak-balik ke Kodim untuk memberi penjelasan. “Nah, sekarang dikasih saja foto ini kalau ada yang bertanya,” ucapnya. (WAN/YOG) Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Tetap Kelabu Meski Ada Bukti Baru “Sekarang apakah kuburnya di Pulau Ubi, kemudian digali dan dipindahkan ke Onrust? Atau memang dibuat saja di Pulau Onrust itu kuburan fiktif?� Reporter: Irwan Nugroho, Deden Gunawan, Isfari Hikmat, dan Monique Shintami dok.detikfoto

S

peedboat itu membelah teluk Jakarta pada pagi hari yang cerah. Sardjono Kartosoewirjo (55) duduk di belakang nakhoda, Kapten Abdullah. Terpaan angin laut tak menghilangkan raut tidak sabar yang melekat di wajahnya. Senin 10 September 2012 itu adalah hari yang mendebarkan bagi Sardjono. Untuk pertama kalinya, ia akan melihat langsung Pulau Ubi. Pulau di gugusan Kepulauan Seribu itu dikabarkan menjadi lokasi eksekusi dan penguburan tokoh DI/TII Sekarmadji Maridjan Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Sardjono Kartosoewirjo detikfoto

Kartosoewirjo, yang juga ayah kandungnya. Wajar Sardjono penasaran, sebab selama lima dasawarsa, informasi itu ditutup rapat. Barulah teka-teki lokasi eksekusi imam DI/TII itu terkuak setelah terbit foto-foto eksklusif Fadli Zon. Foto itu memuat kronologi eksekusi Kartosoewirjo di Pulau Ubi secara lengkap. “Saya berharap sekali bisa ketemu kuburnya,” ujar Sardjono kepada majalah detik di atas speedboat itu. Sardjono bercerita, sejak dieksekusi pada 12 September 1962, keluarga terus mencari di mana lokasi eksekusi dan makam Kartosoewirjo. Namun, informasi yang didapatkan tak lebih bahwa bapaknya itu dieksekusi di Kepulauan Seribu. Padahal Kepulauan Seribu mempunyai 110 pulau. Makam Kartosoewirjo itu memang hanya diketahui kalangan terbatas, utamanya TNI. Sebab, kalau kuburan Kartosoewirjo diketahui, makam itu bisa dikeramatkan oleh pengikut DI/TII atau Negara Islam Indonesia (NII) yang diproklamasikannya. Makam itu juga bisa menjadi simbol bangkitnya kembali gerakan NII. Sardjono mengungkapkan, setitik terang muncul pada 2008 yang lalu. Saat itu, dia mendengar ada sebuah makam petinggi DI/TII yang dikuburkan di Pulau Onrust, sekitar 3 km dari Pulau Ubi. Ia pun sudah berkunjung ke pulau peninggalan Belanda itu untuk berziarah. Padahal, makam Kartosoewirjo di Pulau Onrust itu sebetulnya juga tak jelas benar punya siapa. Ada tiga makam di cungkup yang berada di tepi pantai. Tak ada nama di pusara makam. Salah satu penandanya hanya plakat yang disandarkan di depan cungkup. Bunyinya: “Salah satu dari makam ini adalah tokoh DI/TII yang dihukum mati oleh pemerintah RI tahun 1964.” Sardjono menganggap makam sementara Kartosoewirjo telah ditemukan. Menurutnya, makam bapakMajalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

nya adalah yang sebelah tengah, karena jarang diziarahi orang. Kini, ada bukti baru Kartosoewirjo dikubur di Pulau Ubi, bukan di Pulau Onrust. Sardjono makin dibuat pusing, namun sebaliknya juga menyimpan harapan besar. lll

Pulau Onrust dok detiktravel

Setelah berlayar 20 menit, Kapten Abdullah memberitahu bahwa speedboat hampir tiba di tujuan. Namun, tak ada tanda-tanda pulau yang hendak didarati rombongan. Segunduk pasir pun nihil. Speedboat itu mendekat ke sebuah tiang pemancang yang menyembul di tengah laut. Tiang besi setinggi 2 meter itu adalah penanda agar kapal tidak terlalu dekat karena adanya area dangkal. Area dangkal itu ternyata bekas sebuah pulau yang kini sudah tertutup oleh air. Jadi, Pulau Ubi telah tenggelam. Namun, permukaannya masih terlihat di bawah air yang agak jernih. Air di atas pulau itu berwarna hijau. Dari sebaran air tersebut, dapat terlihat Pulau Ubi tidak terlalu luas. Hanya sekitar 1 hektare saja. Selama 20 menit, speedboat berputar-putar di sekeliling pulau itu. Abdullah mengatakan, Pulau Ubi sudah lama tenggelam, tetapi ia tidak mengetahui kapan persisnya. Gara-gara terancam tenggelam itu, menurut cerita yang dia dengar, para penduduknya migrasi ke pulaupulau lain seperti Untung Jawa. “Ada teman saya yang lahirnya di Pulau Ubi ini,â€? ujarnya. Namun, Yahya, bekas penduduk Pulau Ubi yang ditemui majalah detik di Pulau Untung menuturkan, Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Seorang dokter yang pernah bertugas di Kepulauan Seribu tahun 1960-an mengatakan, Pulau Ubi masih terlihat saat itu.

perpindahan penduduk itu terjadi sekitar 1945. Penyebabnya karena pulau kecil itu penuh orang. Pulau Ubi baru benar-benar tenggelam sekitar 1985, ketika terjadi pembangunan Bandara Soekarno-Hatta. Pasir Pulau Ubi dikeruk untuk pembangunan bandara, sehingga pulau dan segala isinya itu rata dengan air. “Pulaunya pindah ke Soekarno-Hatta,” tutur kakek berusia 96 tahun itu. Sebelum Pulau Ubi tenggelam, Yahya masih sempat mondar-mandir ke pulau itu untuk menziarahi makam leluhurnya. Ia membenarkan Pulau Ubi seperti tergambar dalam foto eksekusi Kartosoewirjo. Ia juga mengenali pohon yang menjadi penanda bagi makam bekas aktivis PSIHT itu. “Itu pohon keresek,” kata dia. Yahya mengaku sempat mendengar ada kegiatan eksekusi mati di Pulau Ubi, tetapi tak pernah jelas siapa. Namun, di Pulau Ubi ia tak pernah melihat makam lain selain makam kampung penduduk yang pernah tinggal di sana. Dokter Kartono Mohamad yang pernah bertugas di Kepulauan Seribu tahun 1960-an mengatakan, Pulau Ubi masih terlihat saat itu. Namun, bentuk Pulau Ubi tinggal hamparan pasir dan sering timbul tenggelam. Tak ada lagi penduduk maupun pepohonan seperti dalam foto eksekusi Kartosoewirjo. Karena Pulau Ubi tenggelam, Sardjono pun kini bertanya-tanya lagi apakah kuburan Kartosoewirjo juga ikut terbenam di laut? Atau ada upaya memindahkan kuburan Kartosoewirjo ke Pulau Onrust, seperti makam yang diziarahinya selama ini? “Sekarang apakah kuburnya di Pulau Ubi, kemudian digali dan dipindahkan ke Onrust? Atau memang dibuat saja di Pulau Onrust itu kuburan fiktif?” tanya Sardjono. Pemprov DKI Jakarta saling lempar saat dikonfirMajalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Patok Pulau Ubi asy/detikfoto

masi keberadaan makam pimpinan DI/TII di Onrust itu. Juga kapan plakat makam petinggi DI/TII itu ditempatkan di Onrust. Penjaga Pulau Onrust pun mengaku tidak tahu-menahu riwayat makam DI/TII itu. Namun, menurut Rahmat, penjaga pulau itu, makam pemimpin DI/TII bukanlah yang sering diziarahi Sardjono. Makam itu adalah makam Haji Hassan, seorang ulama kenamaan yang meninggal di pulau itu sebelum berangkat ibadah haji ke Mekkah. Onrust pada zaman dahulu memang menjadi lokasi karantina calon jemaah haji. Seorang saksi yang mengetahui jalannya eksekusi Kartosoewirjo mengungkap pengakuan yang sama sekali berbeda. Menurutnya, jenazah Kartosoewirjo tak dikubur di Pulau Ubi. Sebab, lapisan tanah atau pasir pulau tersebut cukup dangkal. Ditambah timbul tenggelam, maka jenazah tak dikuburkan di Pulau Ubi karena takut hanyut. Sumber itu mengatakan, setelah dieksekusi, jenazah Kartosoewirjo dimasukkan ke dalam sebuah peti mati. Peti mati itu dibawa dari Jakarta bersama kapal yang ditumpangi oleh Kartosoewirjo ke Pulau Ubi. “Saya dengar mau dimakamkan di suatu tempat di Jakarta. Tak akan ditandai dan tak boleh ada yang tahu,” katanya. Belakangan muncul kabar jenazah imam DI/TII itu dikuburkan di Pulau Nyamuk. Secarik kertas yang kini tersimpan di Arsip Nasional menjadi bukti. Namun, Fadli Zon menyangsikan bukti itu, karena tidak ada pihak berwenang yang menandatanganinya. Sardjono mengaku akan mengerahkan segala Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Tap untuk melihat video pembacaan puisi oleh Sardjono, putra bungsu Kartosoewirjo. detiktv

Saya dengar mau dimakamkan di suatu tempat di Jakarta. Tak akan ditandai dan tak boleh ada yang tahu.

upaya untuk menemukan makam Kartosoewirjo. Jika mungkin, dia ingin dilakukannya tes DNA terhadap jenazah yang sudah terkubur di Pulau Onrust. Tujuannya, untuk memastikan apakah jasad yang dikubur di situ benar-benar Kartosoewirjo. Bila iya, maka ia akan meminta izin kepada pemerintah untuk memindahkan makam itu ke pemakaman keluarga di Kampung Bojong, Desa Cisitu, Kecamatan Malangbong, Garut, Jawa Barat. Di makam itu, dikubur pula istri Kartosoewirjo, Dewi Siti Kalsum, yang meninggal tahun 1992. Hari itu, Sardjono juga menengok kembali makam keramat di Pulau Onrust. Setelah berdoa, lelaki berusia 55 tahun itu membacakan sebuah puisi yang dipersembahkan kepada Kartosoewirjo. Inilah sebagian syair puisi berjudul “Bapakku Di Mana Kuburmu?” itu: Aku sudah mencarinya ke mana-mana, Namun belum juga membuahkan hasil Kini kulitku mulai keriput, rambutku mulai beruban, Dan tulang-tulangku mulai keropos... Namun Aku tak pernah merasa lelah... Apalagi bosan, untuk terus menelusuri jejakmu.. (WAN/YOG) Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Negara Islam Pemilik Keris Ki Rompang Kartosoewirjo berhasil mewujudkan cita-citanya menakhlikkan Negara Islam Indonesia (NII). Kecewa dengan politik diplomasi pemerintah dengan Belanda. Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari Hikmat, dan Monique Shintami istimewa

1

7 Januari 1948. Sebuah perjanjian ditandatangani oleh pemerintah RI dan Belanda di atas geladak kapal Amerika Serikat (AS), USS Renville. Pertama, Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai wilayah RI. Kedua, sebuah garis demarkasi dibentangkan untuk memisah kedua teritorial itu (garis van Mook). Ketiga, tempat-tempat strategis di daerah yang Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

dikuasai Belanda harus dikosongkan. Konsekuensi dari itu, sebanyak 29.000 tentara Divisi Siliwangi ditarik dari Jabar ke Jateng. “Hijrah”, adalah sebutan yang akrab saat itu. Kalau republik tak Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, saat sanggup membatalkan itu menjadi PB Masyumi Jabar, bertemu dengan Raden Oni Syahroni, Panglima LasPerjanjian Renville, kar Sabilillah bentukan Masyumi. Keduanya lebih baik dibentuk sepakat laskar itu tak ikut hijrah dan tetap pemerintahan baru. bertempur melawan Belanda di Wilayah Priangan. Keduanya juga geram lantaran TNI hijrah berikut senjata-senjata mereka. Amat sedikit yang ditinggal untuk para anggota laskar. Kartosoewirjo dan Oni sepakat untuk membuat konsolidasi yang lebih luas. 10 Februari 1948, 160 organisasi Islam se-Jabar dikumpulkan di Cisayong. Di antara organisasi yang hadir itu adalah Hizbullah, yang juga milisi Masyumi. Pertemuan berlangsung riuh. Seperti ditulis Holk H. Dengel dalam bukunya, Komandan Sabilillah, Kamran, misalnya, berorasi kalau republik tak sanggup membatalkan Perjanjian Renville, lebih baik dibentuk pemerintahan baru. Secara lantang dia menyebut negara Islam. “Timbulnya negara (Islam) ini yang akan menyelamatkan negara,” ucap Kamran. Para peserta langsung meminta Kartosoewirjo menjadi imam perjuangan. Meski awalnya menolak, Kartosoewirjo kemudian menerima. Disepakati pemerintahan Islam dalam pertemuan Cisayong itu baru bersifat sementara. Namun, Tentara Islam Indonesia (TII) hasil peleburan Hizbullah dan Sabilillah diresmikan. Dengel mengatakan, keraguan Kartosoewirjo disebabkan karena ia menginginkan terbentuknya negara Islam secara legal. Rencana itu kian konkret setelah

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

H.O.S. Cokroaminoto istimewa

diadakan berbagai pertemuan pasca-Cisayong. Dalam pertemuan di Cijoho, 1-5 Mei 1948, disepakati dibentuk Majelis Imamah --kemudian jadi Dewan Imamah-- atau kabinet. Sementara, Kartosoewirjo tetap menjalin komunikasi rahasia dengan kantor PP Mas­ yumi di Yogya. Ia meminta dukungan kepada Masyumi agar NII yang hendak didirikannya itu ‘konstitusional’. Kartosoewirjo juga mengirim surat kepada Jenderal Sudirman dan minta diangkat sebagai Panglima Jabar serta minta suatu daerah untuk percobaan negara Islam. Kartosoewirjo mulai melakukan pengiriman surat dengan kop Pemerintah Negara Islam pada 6 Juli 1948. Namun, supaya gerak-geriknya tak kentara, saat mengirim surat ke PP Masyumi, ia masih menggunakan jabatannya selaku PB Masyumi Jabar. Tak lama setelah itu, keluarlah maklumat pertama dari negara Islam rancangan Kartosoewirjo, yang saat itu memakai nama samaran "Kalipaksi". Tanggal 27 Agustus 1948, selesailah penyusunan Qanun Azasi atau Undang-Undang Dasar Negara Islam Indonesia. Salah seorang anak Kartosoewirjo, Tahmid Basuki Rahmat mengatakan, negara Islam sudah menjadi cita-cita Kartosoewirjo sejak muda. Bapaknya memang berasal dari keluarga abangan di Cepu, Jawa Tengah, dan tak pernah hidup di pesantren. Namun ia banyak menyerap pemikiran Islam dari H.O.S. Cokroaminoto. Kartosoewirjo sempat menjadi sekretaris pribadi tokoh Sarekat Islam (SI) itu di Surabaya. Saat Cokroaminoto pindah ke Cimahi sekitar 1927, Kartosoewirjo diajak. Di kota itulah ia bertemu Sukarno dan sering berMajalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Presiden Sukarno istimewa

diskusi tentang politik. Lalu, keduanya ikut Konferensi Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Sukarno-Kartosoewirjo berdebat tajam tentang nasionalis Islam dan nasionalis sekuler. Kelak, Sukarno menolak grasi hukuman mati yang diajukan sahabatnya itu. Kartosoewirjo ingin meneruskan program tandhim yang pernah digagas Cokroaminoto. Tandhim adalah persatuan seluruh pejuang nusantara untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah merdeka tercapai penuh, maka dibentuklah pemerintahan Islam. Setelah pemerintahan Islam berdiri, masih harus dilakukan revolusi Islam. “Revolusi Islam harus dikawal pasukan. Itulah akhirnya Hizbullah, Sabilillah, dan laskar-laskar Islam masuk menjadi TII,” terang Tahmid saat ditemui di tempat tinggalnya di Malangbong, Garut. Kartosoewirjo disebut sempat akan merealisasikan negara Islam saat Jepang menyerah. 14 Agustus 1945, ia meminta Jusuf Taudjiri, rekannya di PSII, untuk memproklamasikan. Namun, Jusuf menolak. Demikian dikatakan Adhe Firmansyah dalam bukunya tentang biografi Kartosoewirjo. Tahun 1948, NII dipersiapkan apabila Indonesia jatuh atau Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota r­ epublik mau mengakui. Namun, ketika Sukarno dan Hatta ditangkap saat Agresi Militer Belanda, Kartosoewirjo belum buru-buru memproklamasikan NII. Justru ia memberlakukan “perang suci” semesta yang mewajibkan rakyat mengikuti jihad. Jatuhnya Yogya membuat tentara Siliwangi bergerak kembali ke Jabar. Namun, kembalinya tentara Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

itu menimbulkan ketegangan yang tinggi dengan TII. Tercatat, sebuah pertempuran pecah antara TNI-TII pada 25 Januari 1949. Pertempuran tersebut menjadi awal dari 13 tahun perang antara TNI NII dipersiapkan apabila versus TII. Indonesia jatuh atau Kartosoewirjo menemukan waktu Yogyakarta yang saat itu yang tepat untuk mengambil tindakan, menjadi ibu kota republik yakni ketika Wapres Muhammad Hatta berangkat ke Den Haag, Belanda, unmau mengakui. tuk mengikuti Konferensi Meja Bundar (KMB). Ia juga tak setuju dengan perjanjian penyerahan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) itu. Tanggal 7 Agustus 1949, di Desa Cisampah, Cisayong, Negara Islam Indonesia diproklamasikan oleh Kartosoewirjo. Susunan Dewan Imamahnya adalah Kartosoewirjo (Imam), Kamran (Wakil Imam), Sanusi Partawidjaja (Mendagri), Toha Arsjad (Menteri Penerangan), Udin Kartasasmita (Menkeu), dan Ghazali Thusi (Menteri Kehakiman). Pada awalnya, gerakan NII Kartosoewirjo memperoleh dukungan yang luas. Bahkan, gerakan itu berkembang ke Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, hingga ke Aceh. 20 Januari 1952, Kahar Muzakkar menerima tawarannya untuk memimpin TII Sulsel. Berikutnya, 21 September 1953, muncul gerakan DI/TII Daud Beureuh. Sebuah statistik mengatakan, pengikut DI/TII sampai tahun 1962 berjumlah 40 ribu orang, 20 ribu di antaranya bersenjata. Kartosoewirjo memang memiliki kadar intelektual yang tinggi dan pintar dalam memanajemen gerakan. Namun kepopulerannya di kalangan orang pedesaan juga didorong oleh desas-desus bahwa dia punya kekuatan gaib. Bahkan, ia dianggap sebagai Ratu Adil atau Imam Mahdi. Menurut Dengel, Kartosoewirjo pernah mengaku mendapat “wahyu cahaya” saat ber-

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Kartika Rizal/detikfoto

ada di Gunung Galunggung. Kepemilikan dua harta pusaka, yaitu keris Ki Dongkol dan Ki Rompang membuatnya sering disebut akrab dengan mistis. Namun, hal itu dibantah oleh Kartika, anak perempuan Kartosoewirjo, yang ikut bergerilya di hutan sejak lahir hingga berusia 12 tahun. Kartika mengatakan, bapaknya punya pengikut yang sangat loyal. Namun, pengikut itu akan dihukum berat apabila kedapatan melakukan praktik black magic. “Dulu, supaya tidak dipuja-puja dan jadi musyrik, keris itu disimpan sama bapak,” kata Kartika kepada majalah detik. Berbagai upaya pemerintah untuk membujuk agar Kartosoewirjo menyerah selalu gagal sepanjang NII atau DI/TII berdiri hingga tahun 1960. Sementara, gangguan-gangguan keamanan yang diduga dilakukan para pengikut gerakan itu makin banyak, baik berupa pembakaran rumah, sabotase kereta api, perampokan, maupun pembunuhan. Pada tahun 1959, di depan Parlemen, Jenderal Nasution mengatakan tidak ada tanda-tanda DI/TII di Jabar akan meletakkan senjata. Setelah itu, Kodam Siliwangi membuat operasi Wilayah Gerak, Tanah, dan Godam untuk melumpuhkan Kartosoewirjo. Mulai tahun 1960, DI/TII diisolasi dengan operasi “pagar betis” yang mengikutsertakan masyarakat. Dengan pagar betis itu, jaringan logistik ke pasukan DI/TII diblokade dengan jarak antarpos 5 sampai 10 meter. Pada 4 Juni 1964, sang imam ditangkap di sekitar Gunung Geber dan Pedang, Majalaya, oleh Kompi C Batalyon 328 Kujang Siliwangi. (WAN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Misteri Blue Diamond di Bawah Pohon Saninten Harta Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dan Negara Islam Indonesia selalu menjadi bahan pergunjingan. Tak sedikit pula yang berusaha memburunya. Padahal masih misterius. Reporter: Irwan Nugroho, M. Rizal, Isfari Hikmat, dan Monique Shintami Rizal/detikfoto

J

am tangan merek Rolex itu tampak melingkar di tangan kanan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo yang diborgol. Menjelang eksekusi pada 12 September 1962, benda mewah itu dilepas oleh aparat. Sekitar sebulan kemudian, datang utusan Kodam Siliwangi ke kampung keluarga Kartosoewirjo di Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Saya simpan di lemari dan dikunci, lemarinya ada laci dikunci lagi, eh kemasukan maling.

Bojong, Desa Cisitu, Kecamatan Malangbong, Garut, Jawa Barat (Jabar). Utusan itu memberitahu bahwa eksekusi terhadap Imam DI/TII di Jawa Barat itu sudah dilakukan. Ia juga menyerahkan barang-barang pribadi milik Kartosoewirjo, seperti baju, pipa rokok dan jam tangan Rolex itu. Adalah Sardjono Kartosoewirjo, anak bungsu Kartosoewirjo, yang beruntung mewarisi jam tangan itu. Namun sayang, meski disimpan dengan rapat di rumahnya, jam itu hilang karena digondol pencuri. Bersama jam warisan itu, ada sebuah benda lagi yang hilang. Sardjono mengakui itu cuma mainan anakanak. “Saya simpan di lemari dan dikunci, lemarinya ada laci dikunci lagi, eh kemasukan maling,” ujarnya saat ditemui majalah detik di Malangbong, pekan lalu. Sardjono juga mengaku tidak tahu dari mana asal jam tangan milik Kartosoewirjo. Sebab, saat bapaknya dieksekusi, ia masih berumur lima tahun. Namun, menurutnya, amat wajar seorang Kartosoewirjo pada waktu itu mengoleksi benda mahal. “Kalau setingkat atau sekelas bapak, standarlah,” ujarnya tanpa menjelaskan kelas atau standar yang bagaimana. Sejarawan Holk H. Dengel mengatakan, Kartosoewirjo menerapkan infak sebagai pemasukan pajak untuk Negara Islam Indonesia (NII) bentukannya. Kesatuan-kesatuan DI/TII biasanya masuk ke desa-desa pada saat matahari terbenam untuk menagih pajak. Namun ketika rakyat tidak mampu membayar pajak, mereka mengambil secara paksa. Uang pajak itu dibagi sesuai komandemen. Komandemen tertinggi, di mana terdapat imam DI/TII, mendapat bagian paling besar. Sumber pemasukan lainnya adalah yang disebut Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Suasana rumah Kartika di Garut Rizal/detikfoto

“fai�, yakni barang-barang yang dirampas dari musuh, maupun orang-orang di wilayah kedaulatan NII yang dianggap kafir. Dalam berita-berita kemenangan DI/ TII yang dikutip Dengel, disebutkan barang-barang apa saja yang dirampas dari musuh. Antara lain pada September 1956, mereka menyerang sebuah kota di Kuningan. Hasilnya 18 pucuk senjata dirampas dan emas 7,5 kg senilai Rp 3 juta. Menurut Sardjono, tak ada satu pun harta yang dibawa saat menyerah kepada TNI tahun 1962. Satu-satunya kekayaan keluarga adalah tanah keluarga seluas 13 hektare di Malangbong. Tanah itu pun kini masih ada dan ditempati oleh keturunan Kartosoewirjo. Malangbong adalah kampung halaman Kartosoewirjo dan keluarganya. Merantau ke Jawa Barat ikut H.O.S. Cokroaminoto, Kartosoewirjo menikahi putri rekannya di PSIHT Ajengan Ardiwisastera, Dewi Siti Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Dulu di sini kembali menjadi hutan. Terus kita buka. Tanahnya dibagi-bagi ke anak-anak.

Kalsum. Ajengan Ardiwisastera adalah ulama dan bangsawan yang terkenal di Malangbong. Tahun 1939, Kartosoewirjo mendirikan sebuah madrasah, yang dinamai “Institut Suffah”, di dekat rumahnya. Ini adalah semacam lembaga pendidikan kader, khususnya bagi anggota PSII yang laki-laki. Tahun 1945, salah satu lahan juga dijadikan penggemblengan laskar-laskar Hizbullah dan Sabilillah. Tahun 1947, mereka terpaksa mengungsi dari tempat itu akibat gempuran tentara Belanda. Rumah dan seluruh bangunan hangus dibakar. Kemudian, Kartosoewirjo membawa keluarganya keluar masuk hutan untuk bergerilya selama DI/TII. Dewi dan anakanaknya baru kembali lagi ke kampung itu 16 tahun kemudian, pascasuaminya dieksekusi. “Dulu di sini kembali menjadi hutan. Terus kita buka. Tanahnya dibagi-bagi ke anak-anak,” kata anak Kartosoewirjo lainnya, Tahmid Basuki Rahmat, yang ditemui majalah detik. Kartosoewirjo mempunyai 12 anak. Tiga di antaranya lahir di hutan. Pada tahun 1962, anak-anak yang tinggal di Malangbong antara lain Muhammad Darda (Dodo), Tahmid, Komalasari, Kartika, Sri Danti Herawati, dan Sardjono. Kini Dodo dan Komalasari telah meninggal. Tahmid, yang belakangan ikut menghidupkan kembali NII, bekerja sebagai petani. Sedangkan Kartika merupakan ibu rumah tangga bersuamikan seorang guru SMP. Rumahnya yang tak bersemen terletak di sebelah rumah Sardjono. Sardjono sehari-hari mengaku bekerja di perusahaan otobus di Jakarta. Sedangkan Danti, yang rumahnya berada di bawah, bersuamikan seorang pria keturunan Keraton Solo. Tahmid juga mengaku heran dengan isu-isu yang masih beredar sampai sekarang mengenai harta karun revolusi. Disebutkan, kunci dana revolusi untuk Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Kartika, putri Kartosoewirjo. Rizal/detikfoto

kaum nasionalis dipegang Sukarno, sementara untuk Islam kuncinya dipegang Kartosoewirjo. Ia meyakini isu itu tidak ada kebenarannya. “Saya tunjukkan saja di halaman saya ada harta karun. Kalau ada silakan, ambil semuanya. Nggak kebagian juga nggak apa-apa, karena yakin itu bohong,” kata Tahmid, yang kini berusia 70 tahun. Namun, mengenai perhiasan, Kartika mengatakan, ibunya selalu mengenakan emas saat bergerilya di hutan pegunungan Garut. Perhiasan emas itu jenisnya bermacam-macam, antara lain 7 giwang. “Ada juga Berlian jenis Blue Diamond,” katanya. Namun, benda-benda itu adalah mahar yang diberikan Kartosoewirjo saat menikahi Dewi, bukan didapat dari cara lain. Di hari-hari menjelang dilumpuhkannya DI/TII, April-Juni 1962, ibunya terpisah dari rombongan. Selama 40 hari, Dewi hidup sendirian di hutan. Karena putus asa dan takut benda-benda itu menyulitkan kematian, Dewi menguburkannya di hutan. Belakangan banyak pihak, terutama TNI, yang menanyakan keberadaan perhiasan itu. Namun tak diketahui lagi di mana emas dan berlian itu dikuburkan. Suatu hari, Dewi memang pernah bercerita bahwa benda-benda itu dikuburkan di bawah pohon Saninten. Saninten adalah sejenis buah yang manis. Selama di hutan, Kartika sering memakan buah itu. “Sekarang pohon Saninten sudah tidak ada di hutan,” kata Kartika. Kartika mengatakan, ia mendengar Kartosoewirjo mempunyai sebuah rumah di Jl. Pegangsaan Timur No. 23 Jakarta. Namun, seumur-umur, dia baru ke Jakarta pada tanggal 5 September 2012. Itu pun untuk menghadiri peluncuran buku Fadli Zon yang berisi foto eksekusi bapaknya tahun 1962. “Saya belum pernah ke rumah itu,” kata Kartika. (WAN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Putra Kartosoewirjo:

Bapak Tak Ajukan Grasi “Pengacara, kalau tidak salah Mr. Wibowo, yang mengajukan grasi. Cuma ditolak presiden,� Reporter: Irwan Nugroho dan M. Rizal foto-foto: Rizal/detikfoto

S

ekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dituduh melakukan tiga perbuatan: makar terhadap negara, pemberontakan terhadap pemerin­ tahan yang sah, dan rencana pembunuhan Presiden Sukarno. Atas upayanya mendirikan Negara Islam Indonesia (NII), ia divonis mati oleh pengadilan militer. Kartosoewirjo dieksekusi setelah grasinya ditolak Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Waktu itu perjalanan agak lama pakai jip. Berangkat lewat Cianjur. Sampai di Jakarta siang. Saya tidak ingat tanggalnya.

Presiden Sukarno. Namun, menurut anaknya, Tahmid Basuki Rahmat, ayahnya tak pernah mau meminta pengampunan kepada Sukarno. Pengacaralah yang berinisiatif mengajukan grasi itu. “Pengacara, kalau tidak salah Mr. Wibowo, yang mengajukan grasi. Cuma ditolak presiden,” kata Tah­ mid. Berikut wawancara Irwan Nugroho dan M. Rizal dari majalah detik dengan Tahmid, putra ketiga Kartosoe­ wirjo, di rumahnya, Kampung Bojong, Desa Cisitu, Malangbong, Garut, Jawa Barat, pekan lalu. Tahmid mengenakan baju koko abu-abu, sarung, dan sepatu kets. Di usianya yang ke-70 tahun, dia sering terkena vertigo dan beberapa kali stroke. Na­ mun demikian masih jernih menceritakan kembali pengalaman bergerilya selama 12 tahun (1950-1962) serta mengingat pertemuan terakhir dengan ayahnya sebelum dieksekusi, akhir 1962. Bisa diceritakan awal mula pertemuan (dengan Kartosoewirjo) itu? Pada waktu itu kami ditampung di Kodam Siliwangi setelah turun gunung. Usia saya 20-an, jadi sudah besar. Subuh itu sudah ada yang menjemput. CPM dari Kodam Siliwangi. Katanya diundang mau pergi ke Jakarta untuk pertemuan keluarga sehabis vonis. Vo­ nisnya tidak tahu apa. Waktu itu perjalanan agak lama pakai jip. Berangkat lewat Cianjur. Sampai di Jakarta siang. Saya tidak ingat tanggalnya. Cuma sebelum hari H (eksekusi) itu. Sampai ke situ, kalau tidak salah ini tempatnya di Kejaksaan Agung di Lapangan Banteng. Di situ, oditur, hakim, semuanya lengkap. Kita dikawal Tjakrabirawa dan CPM. Mahadper memberi tahu bahwa bapak su­ dah divonis dan vonisnya hukuman mati. Kemudian, menurut keterangan bapak saya, dia itu tidak mengajukan grasi. Pengacara, kalau tidak Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

salah Mr. Wibowo, yang mengajukan grasi. Cuma ditolak presiden. Maka eksekusi akan dilakukan 5 September 1962. Jadi mungkin hari itu sebelum 5 September. Terakhir kali bertemu bapak di mana? Terakhir ya di Bandung, di Mess Perwira di Cium­ buleuit. Itu cuma sekali bertemu. Setelah itu, ketemu lagi di Kejaksaan Agung, sekitar dua atau tiga jam siang itu. Yang masih ingat, dia berpesan antara lain, harus menjaga ibu. Kedua, jadilah mukmin, muslim, dan mujahid yang baik. Kemudian, yang lainnya kalau tidak salah jangan jauh dari Siliwangi. Artinya harus bersama. Sebelum mengungsi ke gunung-gunung, orang tua kami di sini (Malangbong), latihan Hizbullah dan Sabilillah di sini. Pelatihnya dari Siliwangi. Waktu itu kondisi Kartosoewirjo bagaimana? Sebenarnya dia mulai sakit ketika masih di gunung. Terakhir dia juga tertembak pada April 1962. Kemu­ dian ditangkap 4 Juni 1962. Nah, ke Bandung diobati. Agustus sudah sembuh dan dibawa ke Jakarta. Kita tahu sudah sembuh itu dari Kodam Siliwangi. Dokter melapor kepada Pangdam Siliwangi, Ibrahim Adjie. Katanya Pak Karto sudah sehat, lukanya sudah sem­ buh. Ibrahim Adjie menangis waktu itu. Ditanya kenapa kok menangis? Kata Ibrahim Adjie, “Kalau sembuh bukan lagi wewenang saya. Berarti Pak Karto harus diserahkan ke Jakarta. Saya tidak bisa apa-apa lagi.” Waktu oditur menyampaikan Kartosoewirjo divonis mati apa reaksi keluarga? Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Keluarga nggak terlalu mencari. Jelas sudah dikubur, biar di mana saja, kalau berdoa ya sampai. Cuma tentu saja lebih afdal kalau melihat di mana kuburnya.

Kami sedih. Tapi waktu itu kita sudah pasrah. Ini termasuk pesannya. Semua yang hidup ini mesti mati, dan itu merupakan risiko hidup. Kalau tidak mau mati ya jangan hidup. (Eksekusi) mau tidak mau harus di­ lalui. Itu proses dari manusia hidup kepada mati. Jadi semua pesan waktu itu masalah keluarga saja. Tidak ada masalah perjuangan. Ibu Anda menyampaikan apa kepada Kartosoewirjo atau Oditur? Ibu tidak bicara apa-apa. Kakak saya yang bicara. Minta kepada Mahadper agar eksekusi ini disaksikan oleh keluarga. Kata Mahadper tidak bisa. Kalau tidak bisa seluruh keluarga ya wakilnya saja, itu pun tidak bisa. Katanya kalau tidak bisa, ya sudah mayatnya saja diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan keluarga. Itu juga tidak bisa. Yang terakhir kalau itu semua tidak bisa, nanti keluarga diberitahu saja di mana jenazah dikubur karena untuk berziarah. Itu pun tidak bisa. Tidak lama kemudian dikirim barang-barang: baju, jam, dan pipa rokok. Kami cuma diberitahu eksekusi sudah dilaksanakan. Tidak diberi tahu di mana jena­ zahnya. Dikuburkan di mana tidak tahu. Apakah keluarga mencari-cari di mana kuburnya? Keluarga nggak terlalu mencari. Jelas sudah diku­ bur, biar di mana saja, kalau berdoa ya sampai. Cuma tentu saja lebih afdal kalau melihat di mana kubur­ nya. Dulu ada cerita-cerita dikubur di Pulau Onrust. Katanya ada plang “Di sini dimakamkan imam DI/ TII Kartosoewirjo,” tapi saya dan keluarga belum ada yang pergi ke sana. Sekarang keluarga sudah jelas masalah eksekusi. Tapi masih ada juga pertanyaan, karena waktu lalu keluarga mendengar dikubur di Onrust, sekarang di Pulau Ubi, ini mana yang benar? Bisa saja eksekusi di Ubi, dikuburnya di Onrust. Atau bisa juga eksekusinya Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

di Onrust tapi disebut di Ubi. Sebelum eksekusi, Kartosoewirjo salat tobat. Anda yakin salat tobat? Salat tobat itu macammacam. Ada salat tobat sesudah melakukan kesalahan, atau mung­ kin merasa salah. Atau mungkin salat tobat itu peralihan keyakinan mi­ salnya dari non-Islam kepada Islam. Ada juga salat tobat itu memang harus terus-menerus untuk mem­ bersihkan diri, karena manusia ini tempatnya salah. Nah salat tobat yang mana tidak tahu. Cuma, orang tua saya itu biasanya rutin salat tobat. Itu diturunkan kepada anak-anaknya. Mengapa Kartosoewirjo mendirikan DI/TII atau NII? Ceritanya bapak saya itu pegang program tandhim dari Pak Cokroaminoto. Program tandhim itu setelah persatuan para pejuang seluruh Nusantara ini, harus dicapai Indonesia merdeka. Setelah Indonesia merde­ ka, perjuangan tidak boleh berhenti, yaitu mendirikan pemerintahan Islam. Jadi umat Islam bangsa Indonesia harus siap menjadi pelopor tegaknya kembali khilafah fil ardli. Makanya, setelah revolusi nasional itu harus ada revolusi Islam. Itulah titiknya. Tapi revolusi Islam ini harus dikawal pasukan dan tentara. Itulah akhirnya Hisbullah, Sa­ bilillah, laskar-laskar Islam, termasuk GPII, dijadikan Tentara Islam Indonesia (TII). Setelah itu Masyumi Jawa Barat menjadi lembaga perjuangan revolusi Is­ lam yang disebut Majelis Islam. (WAN/YOG) Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

Fadli Zon:

Foto Ini Beban Buat Saya

Fadli Zon menunjukkan foto-foto asli proses eksekusi Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Fadli Zon Library, Jakarta. Namun, tetap saja ia tak mau membuka siapa yang menyerahkan foto hari terakhir tokoh gerakan DI/TII itu. Reporter: Irwan Nugroho foto: detikfoto

B

etul ini adalah foto aslinya? Ini sudah saya perbaiki (albumnya). Arsip nasional kalau nggak salah punya 28 foto, ini ada 81 foto. Tapi di Arsip Nasional ada 2-3 foto yang tidak saya miliki, tapi bukan foto eksekusi. Bedanya apa lagi? Foto di Arsip Nasional kayaknya repro. Kalau ini asli Majalah detik 17 - 23 september 2012


Fokus

Kartosoewirjo

“

Yang sangat bersejarah dari ini adalah rangkain eksekusinya lengkap. Yang kedua ketikannya itu asli.

cetakan dari klise (negatif film). Yang sangat bersejarah dari ini adalah rangkaian eksekusinya lengkap. Yang kedua ketikannya itu asli. Foto di Arsip nasional tidak ada caption-nya, ini ada caption. Kalau tidak ada caption ini, buta kita. Itu yang Arsip Nasional tidak bisa lakukan. Arsip di ANRI itu sumbangan dari Marzuki Arifin. Sudah tua sekali. Dia meyakinkan apa yang saya punya ini autentik. Apakah bisa mendapatkan foto ini di instansi TNI? Kalau di TNI masuk klasifikasi tertutup. Nggak boleh. Ada ancaman yang Anda terima nggak? Kan ini rahasia tentara? Kan sudah 50 tahun berlalu. Kalau di zaman Orde Baru mungkin masih sangat sensitif. Pertama kita mikir juga. Tapi kan ketika mendapatkan ini jadi beban buat saya. Jadi utang. Kalau satu album ini hilang, hilanglah semua. Ini saya punya sudah dua tahun. Saya memang tunggu momen 50 tahun eksekusi. Siapa saja yang pernah melihat foto ini? Taufik Abdullah (sejarawan) lihat ke sini. Dia terharu. Sejarawan-sejarawan saya kasih lihat. Tapi memang saya belum mau publikasi. Saya tunggu 50 tahun eksekusi. Saya kira itu angka psikologis yang wajar. Kita harus berdamai dengan sejarah. Adakah keluarga yang sudah melihat foto asli? Sardjono (anak Kartosoewirjo) waktu saya undang ke sini tiga hari sebelum launching, saya telepon. Di sini dia terkaget-kaget, gemetar. Saya sempat ragu, takutnya saya salah. Bener nggak ini. Ya siapa tahu saja kan, walau saya yakin 99 persen. Sardjono menyebut ini ibu saya, ini Komala, ini Darda. Lalu dia minta dua foto dan keliling ke saudarasaudaranya di Malangbong. Makanya keluarganya Kartosoewirjo datang pada saat peluncuran buku. Majalah detik 17 - 23 september 2012

“


Fokus

Kartosoewirjo

Foto asli eksekusi Kartosoewirjo detikfoto

Anak tiga orang dan cucu-cucu mereka. Banyak yang menganggap eksekusi itu di Pulau Onrust, bukan Pulau Ubi? Kalau lihat posisi ini jelas bukan Onrust. Kemarin tiba-tiba di Arsip Nasional menyebut Pulau Nyamuk. Saya sudah tahu. Tapi itu cuma selembar kertas. Saya punya kopinya. Bahwa telah dilakukan hukuman mati, tapi nggak ada tanda tangan, nggak ada tanggal, nggak ada apa-apa. Ini foto-foto dapat dari mana? Ini kalau nggak saya beli mungkin sudah di Jerman. Saya kan suka numismatika, kolektor koin, prangko dan segala macam. Ada seseorang yang menyerahkan ini. Masih muda kok. 7 Tahun di atas saya. Tadinya dia kolektor. Saya nggak pernah tanya dapat dari mana. Berapa harganya? Lupa. Tapi dia (penjual) cukup patriotik juga. Orang luar itu mau beli mahal, saya lebih murah, tapi bukan untuk komersial, tapi untuk perpustakaan. Kata dia, "Ya sudah bang, buat perpustakaan saja." Akhirnya saya ambil. (WAN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


lensa

Masyarakat ambil bagian dalam sesi yoga sore di dekat Jembatan Brooklyn untuk memperingati 11 tahun serangan 11 September di New York, 11 September 2012. REUTERS/Brendan McDermid

peringatan 11 september Tap untuk melihat foto lebih besar

Tap untuk mendengarkan musik Wake Me Up When September EndGreen Day

Majalah Majalah detik 17 detik - 23 SEPTEMBER 23 - 29 juli 2012


lensa

Petugas pemadam kebakaran Boston memberi hormat saat pengibaran bendera menjelang pertandingan baseball American League di Green Monster. Pengibaran bendera ini dalam rangka memperingati serangan 11 September 2001 atas World Trade Center. REUTERS/Jessica Rinaldi

peringatan 11 september Tap untuk melihat foto lebih besar

Tap untuk mendengarkan musik Wake Me Up When September EndGreen Day

Majalah Majalah detik 17 detik - 23 SEPTEMBER 23 - 29 juli 2012


lensa

Tugu peringatan Empty Sky untuk mengenang korban serangan atas World Trade Center di Liberty State Park, Jersey City, 10 September 2012. REUTERS/Gary Hershorn

peringatan 11 september Tap untuk melihat foto lebih besar

Tap untuk mendengarkan musik Wake Me Up When September EndGreen Day

Majalah Majalah detik 17 detik - 23 SEPTEMBER 23 - 29 juli 2012


lensa

The Tribute in Light menyinari langit Manhattan dalam peringatan serangan 11 September di New York, 11 September 2012. REUTERS/Eric Thayer

peringatan 11 september Tap untuk melihat foto lebih besar

Tap untuk mendengarkan musik Wake Me Up When September EndGreen Day

Majalah Majalah detik 17 detik - 23 SEPTEMBER 23 - 29 juli 2012


BERITA KOMIK

Agus Marto Ngamuk Sikap DPR yang berlarut-larut dalam pembahasan kebijakan memang sering menyulut amarah. Kini amarah itu dirasakan oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Ia pun mengamuk. Begini kisahnya: Reporter: Ramadhania El Hida

ilustrator: kiagus

Senin 10 September 2012, Komisi XI DPR menggelar rapat dengan Menteri Keuangan di Ruang Rapat Komisi XI Gedung Nusantara I DPR, Senayan, Jakarta.

Agus Marto duduk di depan bersama dengan keempat stafnya. Ketua Komisi XI dari Fraksi PDIP Emir Moeis membuka rapat disertai tiga pimpinan komisi lainnya, Harry Azhar Azis dari Fraksi Partai Golkar, Timo Pangerang dari Partai Demokrat, dan Zulkieflimansyah dari PKS.

hmmm baiklah

Agus Marto membuka paparan tentang RAPBN 2013. “Kita buka rapat pembahasan RAPBN 2013. Silakan Bapak Menteri untuk membuka dengan paparan,

Namun usai paparan, anggota DPR berebut memberikan tanggapan. Tanggapan ini tidak sesuai yang diharapkan Menteri Agus. Agus Marto sendiri tetap ingin mengingatkan jika lebih baik DPR fokus pada permasalahan.

… Jadi kita perlu bahas beberapa masalah penting dulu seperti pertumbuhan ekonomi, suku bunga, inflasi, lifting minyak, serta nilai tukar rupiah

Izin ketua...

bla bla bla...

Sepakati dulu pembahasan ini, jangan melantur

Salah seorang anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Kamaruddin Sjam mengancam bahwa DPR tidak akan melanjutkan pembahasan. Ia meminta data indikator kemakmuran, kesejahteraan dan kemiskinan dalam target pertumbuhan ekonomi yang tertuang dalam asumsi makro RAPBN 2013.

hhhh...

..........

Agus Marto menggebrak meja. Ia jengkel karena suasana rapat yang bising dan ancaman dari DPR.

Saya ketua...

Selama ini pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi ukuran rakyat sejahtera apa? Banyak yang belum merasakan langsung pertumbuhan ekonomi

! ! ! k k k a a br

Bahan bakar minyak tidak jadi naik, tapi inflasi terjadi. Siapa yang menderita?

Rakyat!”

hmm...

Aksi ini membuat suasana hening terhadap semua anggota DPR. Rapat terus berlanjut, namun DPR belum memberikan keputusan apa pun atas rapat ini.

Agus Marto lalu mencairkan suasana. Aksi yang dilakukan sebenarnya hanya meniru Harry Azhar Azis yang menggebrak meja pada saat pembahasan RAPBN Ya, mari 2012 tahun kita lanjut- lalu. kan rapat

Ini saya ngikutin Pak Harry saja ya gebrak meja

Ya namanya kalau diputar-putar itu tidak benar

Namun usai rapat, Agus Marto ternyata memang masih jengkel dengan sikap anggota DPR. (ARY/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Apa yang Dicari Tommy & Ari? Keluarga Cendana tampil kembali dalam pentas politik nasional. Ari Sigit dan Tommy Soeharto, muncul lewat Pakar dan Partai Nasrep. Apa yang dicari?

Tommy Soeharto

Reporter: Bahtiar Rifai ramses/detikfoto

K

antor di ruko berlantai 4 di Jalan Salemba Raya Kav. 34-36 BC itu terlihat kosong. Sebuah papan nama bertuliskan Kantor DPP Partai Karya Republik (Pakar) terpampang di halaman depan. Gedung itu didominasi cat warna merah jambu. Dominasi warna ini sampai ke dalam ruangan. Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Kehadiran Pakar memang untuk membayar kerinduan sebagian rakyat atas kenangan zaman Presiden Soeharto berkuasa.

Soeharto, Presiden RI ke-2

Warna bersifat ceria tetapi tak mampu mengusir sepi kantor yang seperti tak berpenghuni itu. Satu-satunya penghias adalah gambar lambang Pakar menutupi tembok bagian belakang resepsionis. Meja resepsionis dibiarkan tanpa ada orang yang menjaga. “Saya itu merangkap sebagai sekuriti, staf, sekaligus sekjen,” ujar Sekretaris Jenderal Pakar, Puspito Adi Wibowo. Pakar merupakan partai milik cucu mantan Presiden Soeharto, Ari Haryo Wibowo Sigit Hardjojudanto. Senyap melingkupi kantor itu saat majalah detik datang bertandang, Selasa 11 September 2012. Satusatunya anggota partai yang beraktivitas adalah Adi. “Ya beginilah Pakar,” sambungnya. Keluarga Cendana memang kembali menampakkan muka dalam pesta politik lima tahunan. Kini mereka mulai hadir dalam verifikasi partai politik (parpol) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dua partai mengusung keluarga Cendana, yakni Pakar yang dimotori oleh Ari Sigit dan Partai Nasional Republik (Nasrep) yang dimotori Tommy Soeharto. Adi mengaku kehadiran Pakar memang untuk membayar kerinduan sebagian rakyat atas kenangan zaman Presiden Soeharto berkuasa. Pembangunan jaringan di daerah menunjukkan masyarakat masih menginginkan stabilitas ala pemerintahan Soeharto. Bekal inilah yang dipakai oleh Pakar untuk membangun basis dukungan. Nama keluarga Cendana masih laik jual dalam pentas politik nasional. “Tetapi bukan untuk membandingkan zaman. Kami tetap bekerja dengan militansi ala Pakar,” jelasnya. Namun hadirnya keluarga Cendana ini cukup mengundang tanya. Mereka kini hadir Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Hartono dan Tutut detikfoto

melalui dua partai politik. Padahal pada kehadiran mereka sebelumnya hanya melalui satu parpol, yakni Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) yang lahir pada 2002. PKPB diketuai oleh mantan KSAD dan mantan Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Pembangunan VII R. Hartono. Partai ini mampu menembus DPR dengan dua kursi dalam pemilu 2004. Perolehan suara yang kecil (2,11%) mengurungkan niat PKPB untuk mengusung putri Presiden Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana atau kerap disapa Tutut, untuk maju sebagai calon presiden. Ari Sigit sebelumnya sudah mengantongi dukungan keluarga Cendana. Restu ini didapatkannya dua bulan sebelum verifikasi parpol oleh Kementerian Hukum dan HAM. Restu ini didapat dari Tutut, Siti Hediati Haryadi (Titik), bahkan dari Ketua Dewan Pembina Partai Nasional Republik, Tommy Soeharto. “Makanya dalam struktur pendiri ada beberapa nama dari Cendana seperti Ibnu Hartono, adik dari Ibu Tien Soeharto, yang juga sebagai Dewan Pembina,� jelasnya. Kekuatan Pakar pun di awal verifikasi sudah cukup kuat untuk melakukan akuisisi. Partai Islam Indonesia (PII) sudah diakuisisi hingga melebur ke dalam Pakar. Menurutnya kekuatan Cendana di Partai Nasrep justru kecil. Penuturan Ari Sigit yang diterima Adi menunjukkan Tommy akan hengkang ke Pakar jika Nasrep tak lolos. Jika lolos kedua-duanya, maka pilihan ada di Tommy. Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Ari Sigit ari saputra/detikfoto

Namun informasi itu dibantah oleh Ketua Umum Partai Nasrep, Jus Usman Sumanegara. Menurutnya strategi partai yang dibangun oleh keduanya berbeda. Namun eksistensi Tommy di Nasrep tetap terjaga. “Sebenarnya peran Tommy di partai ini banyak: dari pemikiran, motivasi, acara internal, bahkan memimpin rapat. Hanya saja belum waktunya untuk muncul, nanti pada saatnya,� jelasnya. Menurutnya harapan terhadap Partai Nasrep tidak sekadar lolos pemilu, melainkan pembangunan kekuatan politik dengan dukungan riil. Pada saatnya, kedua partai akan saling mendekat karena kesamaan visi. Kemunculan kekuatan Orde Baru ini dirasakan lucu oleh Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti. Menarik simpati melalui performa Orde Baru justru bertolak belakang dengan reformasi. Pendidikan politik yang dibawa oleh kedua parpol ini kacau. Ia tidak khawatir dengan kehadiran keduanya, karena kekuatan politik yang didapatkan tidak akan terlalu besar. Mereka hanya akan menjadi juru meriah dalam pentas politik nasional. “Satu-satunya bekal yang mereka bawa adalah kekayaan mereka tidak diusut pascareformasi. Jadi di kekuatan logistik saja,� tandasnya. (ARY/YOG) Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Jokowi Vs Foke

Saling Serang Saling Langgar Kubu Foke dilaporkan karena pidato Nachrowi yang menyatakan silakan keluar dari Betawi jika tidak memilih orang Betawi. Kubu Jokowi dilaporkan melakukan kampanye di luar jadwal. Reporter: Hans Henricus dan Aryo Bhawono Ari Saputra /detikfoto

L

ima anggota DPRD dari Fraksi PDIP tersenyum memandangi dua lembar kertas yang sedang mereka baca bersama. Ketua fraksi, H.E. Syahrial, menggelengkan kepala sambil menunjuk salah satu poin di kertas itu. Geram tersimpan di balik senyum yang dikulumnya. Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Mereka memosisikan Fraksi PDIP, sebagai anggota DPRD yang menolak Jamkesda.

Mereka bersiap memasuki ruangan rapat fraksi di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu 12 September 2012 itu. Partai pendukung pasangan calon Gubernur DKI Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) ini merasa dipecundangi oleh lawan mereka dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Tim lawan yang juga calon petahana, pasangan calon Gubernur Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli (FokeNara), telah memanfaatkan pembagian kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) sebagai kampanye. Laporan yang diterimanya, menyebutkan sejumlah rukun warga (RW) di delapan kelurahan mendapatkan intervensi untuk memilih calon petahana jika mau mendapatkan kartu Jamkesda. Delapan kelurahan itu antara lain Kapuk-Cengkareng, Tugu Selatan-Koja, Makassar, Palmeriam, Kebon Manggis, Utan Kayu Selatan, Jatinegara-Cakung, dan Cipinang Besar Utara. “Ini laporan yang kami terima. Mereka melakukan intervensi sekaligus memfitnah kami. Mereka memosisikan Fraksi PDIP, sebagai anggota DPRD yang menolak Jamkesda,” ujarnya. Padahal justru PDIP yang mendukung kenaikan alokasi Jamkesda pada penganggaran APBD Perubahan 2012. Alokasi Jamkesda yang tadinya hanya Rp 677 miliar dalam APBD 2012 dinaikkan jadi Rp 716 miliar. Namun mereka masih menyimpan temuan ini. Staf Pengaduan Tim Sukses Jokowi-Ahok, Denny Iskandar, menyebutkan mereka telah menginventarisasi temuan pelanggaran oleh tim sukses Foke-Nara. Satu-satunya aduan yang dilakukan oleh timnya pascaputaran pertama adalah pidato calon Wakil Gubernur Nara dalam acara Lebaran Betawi pada Senin 10 September 2012 lalu. “Saya mengingatkan kepada kaum Betawi, tidak ada Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Mereka memosisikan Fraksi PDIP, sebagai anggota DPRD yang menolak Jamkesda.

pilihan lain, selain satu untuk semua. Silakan keluar dari Betawi jika tidak memilih orang Betawi,” tegas Nachrowi dalam pidatonya. Pidato ini dinilai mengandung unsur SARA. Iskandar sendiri juga termasuk orang Betawi, ia terancam dicabut KTP-nya jika tidak memilih pasangan Foke-Nara. Padahal, selaku tim sukses, pasti memilih pasangan Jokowi-Ahok. Memang petahana rawan melakukan pelanggaran melalui kebijakan. Salah satu dugaan pelanggaran dari hasil inventarisasi tim sukses sendiri paling besar dilakukan melalui pemasangan spanduk di kantor RT dan RW. Padahal, RT dan RW di DKI dibiayai melalui APBD. “Sejauh ini, itu yang terbesar dan tersebar merata. Selain itu terkait intimidasi pembagian hak seperti Jamkesda, semua kami kumpulkan,” jelas Iskandar. Tim Jokowi-Ahok baru akan mengajukan aduan menyeluruh ke Panwaslu pada menit-menit akhir pencoblosan. Ia tidak ingin terjadi kegaduhan akibat aduan itu, tetapi tidak dilengkapi bukti yang kuat. “Lihat saja, mendekati 20 September nanti, kami akan beberkan temuan kami ke Panwaslu,” jelasnya. Foke membantah telah melakukan penyalahgunaan kebijakan sebagai ajang kampanye. Ia menyatakan tidak ada pesan dalam pembagian kartu Jamkesda. Kebijakan ini merupakan program pemerintah untuk kesehatan. “Pelajari, jangan asal bunyi. Yang jelas itu (Jamkesda) ada di dalam program pemerintah daerah, silakan baca,” tegasnya. Sekretaris Tim Sukses pasangan Foke-Nara, Budi Siswanto, mengaku telah mengantongi 10 pelanggaran yang dilakukan oleh tim lawan. Ia tak khawatir jika tim sukses Jokowi-Ahok menyimpan aduan di menit akhir. Pelanggaran itu antara lain pelanggaran atribut, Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


nasional

Spanduk Foke ari saputra/detikfoto

kampanye melalui televisi, dan pembagian suvenir kepada masyarakat dengan menyertakan batik. “Kami ikuti saja proses yang berlangsung di Panwaslu. Toh, kami juga mengantongi pelanggaran yang mereka lakukan kok,” ungkapnya. Memang pasangan Foke-Nara berada di atas angin dalam masalah pengaduan. Setidaknya putusan Panwaslu menyatakan satu aduan dalam putaran II yang merugikan pasangan Jokowi-Ahok. Putusan tersebut adalah pelanggaran kampanye di luar jadwal oleh Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Panwaslu menyatakan APPSI telah menayangkan iklan layanan yang memiliki muatan kampanye. APPSI telah melanggar Pasal 116 ayat (1) UU Tahun 2004 tentang Pemda yang berisi larangan kampanye di luar jadwal. “Kami rekomendasikan untuk menindaklanjuti kasus ini ke tindak pidana pemilu. Jadi ke polisi,” jelas Ketua Panwaslu Ramdhansyah. (ARY/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Seram, Masih Banyak Teman Si Amatiran Kelompok Thorik cs merupakan kelompok teroris  amatiran. Namun sangat berbahaya karena mereka lebih nekat dan mampu bikin bom dengan dana cekak. Masih ada 9 kelompok sejenis. Reporter: Evi Tresnawati, Khairul Ikhwan rachman haryanto/detikFoto

P

ria yang terluka parah itu akhirnya meninggal di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Anwar, nama pria itu, meninggal dunia karena luka bakar yang diderita akibat ledakan bom racikan yang dibuatnya. Bom itu meledak secara tidak sengaja di sebuah rumah kontrakan yang menjadi safe house kelompok yang diduga teroris  di wilayah Beji, Depok, Jawa Barat, Sabtu malam, 8 September 2012. Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Anwar, si peracik bom akhirnya tewas. hasan alhabshy/detikfoto

Anwar adalah sang peracik bom yang meledak itu. Saat kejadian, Anwar tengah merakit bom yang berbahan asam nitrat dicampur urea, belerang, dan aluminium. Bahanbahan itu kemudian dimasukkan ke dalam tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram yang sudah dimodifikasi. Namun saat bom dimasukkan ke dalam tas gendong, bom elpiji itu mengeluarkan asap. Beberapa teman Anwar yang ada di rumah petakan itu sudah mengingatkan Anwar untuk pergi meninggalkan bom itu, tapi Anwar memilih menjinakannya dengan menyiramkan air ke bom itu. Duar! bom itu pun akhirnya meledak. Anwar, yang disebut-sebut pernah jadi polisi namun dibantah oleh Mabes Polri, langsung semaput dengan luka bakar di sekujur tubuh. Bahkan tangannya nyaris putus. Sementara kawan-kawannya, Thorik, Arif, dan Yusuf Rizaldi berhasil lolos dari ledakan itu. Mereka kabur beberapa menit sebelum bom meledak. Belakangan satu per satu jaringan teroris yang ada di Depok itu menyerahkan diri. Awalnya Thorik, buronan bom Tambora, Jakarta Barat, menyerahkan diri sehari setelah ledakan di Depok. Ia menyerahkan diri ke Pos Polisi Tambora, Minggu, 9 September 2012. Setelah Thorik menyerah, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap Arif di daerah Susukan, Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari persembunyian Arif ditemukan sejumlah bahan baku bom yang mirip dengan temuan di Tambora dan Depok. Selain itu ada pula senjata api dan peluru. Beberapa hari berselang, Rabu, 12 September 2012, Yusuf Rizaldi, alias Rizal menyerahkan diri. Pria pengontrak rumah di Depok yang meledak itu, meMajalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Thorik (kiri) dan Yusuf Rizaldi (kanan), teroris yang menyerah ke polisi. detikfoto

nyerahkan diri ke Polsek Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara. Ahli bekam itu mengaku takut ditangkap Densus, sehingga memilih menyerahkan diri. Begitu menyerahkan diri, tepat tengah malam, Rizal langsung dibawa ke Polda Sumatera Utara. Ia diangkut dengan mobil Honda CRV warna abu-abu, bersama Wakil Direktur (Wadir) Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Sumut AKBP Mashudi. Pemindahan Rizal dilakukan dengan pengawalan ketat. Begitu turun dari mobil, dia dibawa masuk ke gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Reskrimum). Seterusnya, dibawa masuk ke ruangan Wadir Reskrimum. Sekitar 10 menit kemudian, dia dimasukkan ke ruang tahanan tersendiri di Reskrimum. Meski jaringan teroris Tambora dan Depok sudah diciduk, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, mengingatkan, masih ada sejumlah jaringan serupa yang ada di Jakarta. “Kelompok sel teroris mirip Thorik cs ini diduga bukan hanya satu-satunya di Jakarta. Masih ada sel-sel lain yang bergerak. Mereka semua terhubung dengan kelompok jaringan lama,� jelas Ansyaad Mbai kepada majalah detik. Menurutnya, paling tidak ada 9 kelompok yang sudah terdeteksi, dan yang belum ketahuan ada beberapa lagi. Mereka berasal dari kelompok Medan, Solo, Poso, dan Depok. Secara kelompok, mereka kelihatan terpisah. Namun yang mengerikan, mereka terhubung dengan kelompok besar. Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Sasaran mereka bisa ke manamana, dan jauh lebih nekat dibanding jaringan lama. Ini sangat membahayakan

Pengamat intelijen Wawan Purwanto juga mensinyalir kelompok teroris seperti Thorik cs, jauh lebih berbahaya. Sebab mereka umumnya masih berusia muda dan lebih berani. Mereka bisa menyerang ke mana saja. Tidak hanya kepentingan asing, kepentingan nasional pun jadi sasaran mereka, seperti kantor polisi, serta objek-objek vital lainnya. Masalah lain, mereka masih amatiran dalam merakit bom dan menyasar target. Sehingga yang jadi korban bisa siapa saja. Misalnya, banyak bom rakitan yang meledak sebelum digunakan. Alhasil yang jadi korban tentu bukan sasaran mereka. “Sasaran mereka bisa ke mana-mana, dan jauh lebih nekat dibanding jaringan lama. Ini sangat membahayakan,” ujar Wawan kepada majalah detik. Mereka bisa disebut amatiran karena dalam merakit bom hanya belajar secara mandiri dari internet. Berbeda dengan kelompok lama yang dididik membuat bom oleh orang terlatih di medan konflik, seperti Afganistan dan Filipina. “Mereka belajar dari internet dan mengumpulkan bahan sendiri. Kemudian mereka bereksperimen, lalu meledak sedikit, sering gagal. Sering kali bom yang mereka rakit menjadi senjata makan tuan,” kata pengamat teroris, Al Chaidar. Meski sering gagal, tetapi tidak membuat mereka patah arang. Bahkan, ujar Chaidar, mereka sangat bangga jika tangannya putus akibat salah merakit bom. Pengalaman itu justru bisa dijadikan penyemangat buat jaringan yang diindikasi sebagai jaringan Darul Islam (DI). Rumitnya lagi, lanjut Chaidar, kelompok seperti Thorik cs mengumpulkan dana secara swadaya. Sehingga tanpa dana besar sekalipun mereka bisa membuat bom dan meledakannya di mana saja. Karena target mereka bisa ke mana saja. (DEN/YOG) Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


interview

interview

Din Syamsuddin:

Tak Usah Kaitkan Teroris dengan Agama Saya heran kenapa sudah ada lembaga negara untuk memberantas terorisme dan anggaran yang besar, kok masih ada terorisme. Reporter: Isfari Hikmat rengga sancaya/detikfoto

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


interview

M Dalam kaitan dengan terorisme, ironis sekali kelompok terbesar dalam bangsa ini, yakni umat Islam, menjadi tertuduh.

asalah terorisme kembali menjadi sorotan setelah terjadi ledakan di safe house teroris di Depok, Jawa Barat. Mengapa terorisme tidak kunjung berhasil diberantas? Apa yang salah? Pertanyaan tersebut pun menjadi perhatian Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Ia heran terorisme tidak kunjung berhasil diberantas padahal sudah ada lembaga Antiterorisme yang mendapat anggaran besar. “Kok masih ada terorisme? Ini membuat kita harus introspeksi, berarti ada penanganan cara yang belum tepat,â€? kata Din. Din pun sedih terorisme sering dikait-kaitkan dengan agama. Bagaimana sebaiknya menangani terorisme? Apa pula peran tokoh agama dalam hal ini? Berikut wawancara Isfari Hikmat dari majalah detik dengan Din Syamsuddin: Aksi terorisme di Tanah Air masih terus terjadi. Bagaimana tanggapan Anda? Terorisme ancaman kita semua. Cuma saya berpikir kenapa terorisme masih terus terjadi di Indonesia, sementara di banyak negara lain sudah tidak ada. Dalam kaitan dengan terorisme, ironis sekali kelompok terbesar dalam bangsa ini, yakni umat Islam, menjadi tertuduh. Saya juga heran kenapa sudah ada lembaga negara untuk memberantas terorisme dan anggaran yang besar, kok masih ada terorisme. Ini membuat kita harus introspeksi, berarti ada penanganan cara yang belum tepat. Harus bersama-sama, masing-masing dapat peran, kalau tokoh agama jelas sudah menjalankan perannya menyebarkan dakwah yang rahmatan lil alamin. Itu tema yang luas. Apakah penanganan terorisme selama ini sudah Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


interview

Din Syamsuddin rengga sancaya/detikfoto

cukup baik? Dalam pikiran sederhana saya, lingkaran yang dituduh potensial terorisme sudah ada data, kenapa tidak dilakukan pembinaan atau penyelesaian dengan mereka? Yang sering mati terbunuh itu (hanya) kroco-kroconya, ini yang kemudian oleh sebagian orang ada teori konspirasi. Memang sulit dibuktikan, tapi mudah dirasakan, karena terulang-terulang lagi. Terutama kalau ada hal yang penting dan besar. Sehingga teori konspirasi ini untuk mengalihkan perhatian, ada kaitan dengan kunjungan tokoh negara besar. Selama tokoh teroris tidak pernah ditangkap, ditanya, terorisme akan tumbuh lagi. Yang saya herankan lagi, kenapa yang tertuduh teroris itu selalu mati terbunuh? Kita tidak bisa tanya kepada mereka, kemudian muncul surat yang sulit kita verifikasi. Kita berada di opini semacam itu, sehingga Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


interview

Kita belum profesional. Seyogianya ditangkap, dan yang sudah ditangkap diinterogasi hingga bisa terbongkar jaringannya.

kurang tertarik pada kasus terorisme lagi. Selesaikan saja, kalau itu kriminal tangkap dan hukum seberatberatnya. Banyak pihak mengaitkan masalah terorisme dengan agama. Menurut Anda? Tidak usah dikaitkan dengan agama, tidak usah ini disebut terorisme. Bisa tidak aparat itu tangkap dulu (pelakunya), jangan main tembak dulu, agar kita bisa tahu mereka itu siapa. Saya tidak mau berspekulasi ini faktor apa, karena korbannya mati terbunuh. Kita belum profesional. Seyogianya ditangkap, dan yang sudah ditangkap diinterogasi hingga bisa terbongkar jaringannya. Kenapa tidak bisa membongkar jaringan terorisme itu? Saya bukan penganut teori konspirasi, bisa bersetuju dengan orang yang berpendapat ini bagian dari rekayasa. Kesalahan fatalnya, Islam lagi yang disudutkan. Selama masih mengaitkan dengan Islam, saya yakin tidak bisa menangani terorisme di Indonesia ini. Selain masalah terorisme, masalah intoleransi juga semakin memprihatinkan. Bagaimana tanggapan Anda? Masalah ini serius, ternyata didorong oleh banyak sekali faktor: ekonomi, politik, budaya, liberalisasi yang melanda Indonesia. Sementara kita belum mampu me-manage demokrasi, dan juga negara tidak cukup hadir dalam mengatasi masalah. Inilah yang menggoyahkan sendi kesatuan dan persatuan serta nilainilai kehidupan masyarakat, sehingga agama pun tergoyahkan, tokoh agama pun sebagian mengalami kegamangan menghadapi situasi ini. Kemudian harus segera kita tarik ke titik normal. Kita perlu membangun aliansi kebaikan di berbagai tubuh bangsa ini yang saya yakin ada watak-watak kearifan.  Bagaimana Anda melihat sikap intoleransi di tengah masyarakat saat ini? Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


interview

Kita harus bersamasama mengatasi intoleransi ini. Pemuka dan tokoh agama, ulama, pendeta, biksu, dan lain sebagainya.

Ada bom waktu bara-bara api yang boleh jadi akan membara di masyarakat karena masyarakat ini bagaikan rumput kering. Pembiaran (dalam masalah intoleransi) ini kosakata lama, pengabaian, dan bahkan kalau boleh disinggung dalam melihat masalah ada penyederhanaan masalah. Penyederhanaan masalah dalam bentuk reduksi, ada masalah konflik di Sampang misalnya, memang ada dimensi (masalah) keluarga, tapi tidak bisa dimungkiri ada dimensi teologis. Karena ini direduksi jadi masalah keluarga, kita lari dari masalah. Ini berbahaya. Lari dari masalah itu tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan akan menimbulkan masalah, konflik, ketegangan. Bagaimana mengatasi sikap intoleransi yang mengemuka saat ini? Ada peran masing-masing, jadi bisa dikatakan la sunni la syi’i wal Islami, tidak suni tidak syiah tapi Islam. Perbedaan yang ada itu seharusnya menjadi wilayah toleransi dan dialog. Kemajemukan dan keberagaman ini adalah anugerah Ilahi dan kita hidup dalam kemajemukan ini. Keberagaman ini adalah ketentuan Ilahi. Maka di dalam kemajemukan itu, di dalam keragaman itu, ada ujian Tuhan. Siapakah yang dapat hidup berdampingan dengan damai dalam konfigurasi kemajemukan? Mereka yang tidak lulus adalah mereka yang menampilkan intoleransi. Kita harus bersama-sama mengatasi intoleransi ini. Pemuka dan tokoh agama, ulama, pendeta, biksu, dan lain sebagainya untuk menunaikan tanggung jawabnya memberikan dan melakukan pencerahan ke masyarakat tentang pentingnya prinsip dan nilai-nilai kemajemukan. Seyogianyalah khotbah keagamaan menekankan pentingnya kemajemukan dan kita bertemu pada satu titik sebagai bangsa Indonesia. (SIL/YOG) Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Jaya Komara (paling kiri) saat diperiksa polisi.

Wasiat Rahasia

Jaya Komara 
 Kematian mendadak bos Koperasi Langit Biru (KLB) sampai saat ini masih misterius. Bagaimana dengan uang nasabah KLB yang triliunan rupiah itu? Reporter: Bahtiar Rifai, Chazizah Gusnita foto: istimewa

P

agi itu, Kamis 13 September 2012, Jaya Komara terlihat pulas tertidur. Waktu saat itu menunjukkan pukul 06.30 WIB. Abar, Nurul Fahmi, dan Pranto Siregar, teman satu sel Komara di Polres Kota Tangerang, berusaha membangunkannya. Sebab biasanya pagi-pagi sekali Komara sudah bangun untuk salat Subuh.

 Namun mereka terkejut. Begitu dibangunkan, pria berjenggot itu diam saja tidak menunjukkan reaksi. Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Komara menjadi tahanan titipan Polda karena terjerat kasus penggelapan uang nasabah Koperasi Langit Biru.

Begitu juga saat tubuhnya digoyang-goyang, Komara tetap saja dengan posisi tidurnya yang telentang. 

 Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, kepada majalah detik, menjelaskan, petugas jaga tahanan kemudian melakukan pemeriksaan bersama-sama dengan anggota SPK, dan Pawas Polres. Mereka mendapati posisi Jaya Komara tidak bernapas. Petugas piket pun kemudian menghubungi dokter Polresta Tangerang Kota, dr. Anin Dyah, untuk memeriksa Komara. Setelah diperiksa ternyata Komara telah meninggal dunia.

 Komara menjadi tahanan titipan Polda karena terjerat kasus penggelapan uang nasabah Koperasi Langit Biru. Jaya Komara ditangkap Kepolisian Tangerang bersama Polda pada Selasa 24 Juli 2012 silam di Purwakarta.

 Komara ditetapkan sebagai tersangka pada tanggal 27 Juli 2012, kemudian dilakukan penahanan di Rutan Bareskrim Polri sejak tanggal 27 Juli hingga 1 Agustus 2012. Guna kepentingan penyidikan dan efektivitas waktu, kemudian penahanan Jaya Komara dialihkan ke Rutan Polresta Tangerang sejak 2 Agustus 2012 lalu. 

 Namun belum juga sidang perkara penggelapannya digelar, Komara keburu mengembuskan napas terakhirnya. Kematiannya dianggap misterius karena sebelumnya ia tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sakit.

 Berdasarkan keterangan Polda Metro Jaya, Komara diperkirakan meninggal dunia sekira pukul 05.00 WIB. Dari keterangan sesama tahanan, sekira pukul 02.00 WIB, Jaya Komara masih melakukan aktivitas zikir. Pada pukul 03.00 WIB, ia juga masih berkomunikasi dengan tersangka Titi Suwito yang berada di samping sel Jaya Komara.

 Pun pada pukul 04.30 WIB, pria beristri sembilan itu Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Ratna Cempaka dan Jaya Komara. foto: istimewa

masih berkomunikasi dengan tersangka Entun. Namun pada pukul 05.00 WIB saat petugas piket jaga tahanan melakukan kontrol terhadap tahanan, melihat Jaya Komara dalam keadaan tertidur, siapa sangka ternyata Komara telah meninggal dunia. 
Meninggalnya Komara yang misterius terang saja membuat nasib uang triliunan rupiah yang diduga digelapkan Komara juga semakin tidak jelas. 

 Namun menurut Sunaryanto, Ketua Forum Komunikasi Investor, Komara saat ditemui mengaku tidak membawa uang sebanyak itu. “Uangnya dimakan orang-orang dekat saya. Yang bertanggung jawab itu Pak Patriot (Wakil KLB),” ujar Jaya komara seperti ditirukan Sunaryanto. 
Selain itu Komara juga bercerita tentang Marisa, anak sulungnya yang pergi ke Kalimantan dengan membawa sejumlah uang. Namun Komara mengaku tidak tahu berapa uang yang dibawa Marisa ke Kalimantan. “Tapi memang membawa uang,” kata Komara saat itu.

 Kepada majalah detik, Sunaryanto mengaku sempat Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Menurutnya mukanya memang pucat dan ada beberapa perubahan fisik yang terlihat di hidung, pipi dan bekasbekas yang bisa saja bekas pemukulan.

menemui Komara saat di tahanan Bareskrim, pada 30 Juli 2012. Saat itu diakuinya, Komara banyak cerita soal alasan ia kabur dan masalah uang KLB. 

 Pada pertemuan itu, kata Sunaryanto, Komara menegaskan, dirinya ingin menyejahterakan warga di Solear dan sekitarnya. Bahkan Komara sempat meminta Sunaryanto untuk menyampaikan permintaan maafnya kepada semua investor. “Saya nggak kabur, cuma menghindar saja,” begitu kata Komara. 

 Komara kepada Sunaryanto juga membantah dirinya menghindar dari kejaran investor yang ingin menagih janjinya. Ia kabur karena memang tidak memegang uang sama sekali. Sebab uangnya “dimakan” orangorang dekatnya. Bahkan Komara mengaku saat kabur tidak membawa uang. Jumlah uangnya adalah sama seperti saat polisi melakukan penangkapan terhadap dirinya di Purwakarta, 24 Juli 2012. Saat penangkapan di Hotel Khalsa Indah, Purwakarta, polisi menyita uang sebesar Rp 41.716.000 dari tangan Komara. Selain itu satu buah handphone miliknya juga disita. 

 Jadi, kata Sunaryanto, alasan kabur Komara karena dirinya sedang ada masalah hukum dengan Sofwan Haji, rekan bisnisnya di bidang air dalam kemasan. Karena masalah itu, Komara jadi buronan polisi. 

 Kini Sunaryanto mengaku terkejut dengan kematian Komara yang tiba-tiba. Sepengetahuannya, Komara tidak mengidap penyakit berat. Apalagi Komara selama ini dikenal bisa mengobati berbagai penyakit lewat jalur alternatif. “Saya pernah diobati Komara saat KLB masih aktif. Makanya saya kaget ketika mendengar Jaya Komara meninggal karena sakit,” Ujar Sunaryanto.

 Namun, diakui Sunaryanto, saat bertemu Jaya Komara di tahanan Bareskrim Mabes Polri, ada perbedaan fisik pada Komara dibanding dengan sebelumnya Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


kriminal

Nasabah mendatangi Koperasi Langit Biru. isfari hikmat/detik foto

ketika ia masih aktif mengurusi KLB. 
Menurutnya mukanya memang pucat dan ada beberapa perubahan fisik yang terlihat di hidung, pipi dan bekas-bekas yang bisa saja bekas pemukulan. “Pokoknya beda, dia terlihat pucat, tertekan, lemas dan hidungnya terlihat agak bergeser,” ujar Sunaryanto. 

 Hal senada juga dikatakan Ahmad Saefi Sobur, mantan pegawai Komara. Kepada majalah detik, Sobur mengatakan, Komara tidak memiliki riwayat penyakit berat. “Sewaktu saya bekerja di KLB, sepengetahuan saya tidak ada keluhan sakit berat, jadi belum tahu penyakit pak Jaya,” jelas Sobur.

 Sampai saat ini belum ada pihak keluarga yang mau buka mulut. Isma dan Uchok, keponakan Komara, saat dihubungi majalah detik, tidak mengangkat teleponnya. Namun menurut Dadang, anggota Forum Komunikasi Investor KLB, sebenarnya ada pesan penting untuk para nasabah KLB yang disimpan Ratna Cempaka istri keempat Komara. Sayangnya, perempuan yang kini tinggal di Kecamatan Maja, Rangkasbitung, Banten, itu, belum mau menyampaikannya. 

 Ratna adalah perempuan yang ditemui Komara di salah satu Hotel di Jakarta, sebelum ditangkap di Purwakarta. Menurut Dadang, Ratna pernah bilang, “Ada satu beban pesan, cuma belum bisa diungkapkan,”. Hingga saat ini pun Ratna belum bisa mengungkapkan apa pesan Komara tersebut. (DEN/YOG) Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


gaya hidup

tap dan matikan listrik untuk berhemat

Ajari Si Kecil Hemat Listrik Mengajarkan anak-anak berhemat listrik sejak dini memang gampang-gampang susah. Cara menyenangkan seperti bermain, tetap paling efektif. Jangan memaksa anak. Reporter: Ken Yunita thinkstock

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

W

ita, kalau nggak ditonton tv-nya dimatiin ya,” begitu ujar Merry pada anak semata wayangnya. “Nggak mau, Wita kan mau main sambil nonton,” ujar anak usia tiga tahun itu sambil manyun lucu. Merry pun tak kuasa menolak keinginan buah hatinya. Meski ia tahu pasti, apa yang dilakukan Wita adalah salah satu bentuk pemborosan energi. Namun demi ‘kesenangan’ si kecil, Merry memilih tak cerewet. Dilema seperti yang dialami Merry mungkin juga dialami orang tua lain. terkadang, para orang Peran orang tua tua sering terlalu ‘berkompromi’ dengan sangat penting, anaknya yang masih kecil. Termasuk soal jangan sampai pemborosan energi tadi. orang tua justru “Peran orang tua sangat penting, jangmembiarkan anakan sampai orang tua justru membiarkan anak tumbuh menjadi anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang pribadi yang tidak tidak peduli dengan penghematan enerpeduli dengan gi,” kata pengamat perkembangan anak penghematan energi sekaligus psikolog Seto Mulyadi.

Jangan Paksa Anak

Memberi pengertian kepada anak-anak, khususnya mereka yang masih di bawah lima tahun sebaiknya dengan cara yang menyenangkan. Pembentukan perilaku anak tidak akan efektif jika dilakukan dengan ‘pemaksaan’. Hukuman, sanksi atau teguran keras justru akan membuat anak-anak semakin melawan orang tua. Hal itu karena usia di bawah lima tahun adalah masa negatifistik atau masa melawan kepada orang tua. “Anak usia itu egonya masih kuat, kalau dia merasa tertekan, dia malah akan melawan. Makanya sering kan anak yang dilarang malah seperti disuruh,” kata pria yang akrab disapa Kak Seto itu. Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

Menurut Kak Seto, memberi contoh adalah cara yang paling efektif untuk memberi pengertian tentang pentingnya berhemat energi. Karena itu, peran orang tua di sini sangat penting. Jangan sampai orang tua yang mengajarkan hemat energi, tapi tidak melakukan sendiri. “Misalnya ajarkan anak berhemat listrik dengan mematikan lampu kamar saat tak terpakai. Orang tua harus memberi contoh melakukan itu,” katanya. Dengan melihat contoh-contoh perilaku hemat energi dari orang tuanya, anak-anak juga akan terbiasa melakukan. Hal ini akan terbawa hingga dia dewasa nanti. Selain itu, orang tua bisa memberi penjelasan dengan memakai analogi menabung uang. Bahwa listrik itu sama dengan uang yang suatu saat bisa habis jika dipakai terus-menerus. “Jadi, baik air maupun listrik itu bisa habis seperti uang. Kalau boros akan cepat habis, tapi kalau hemat akan awet dan bisa dipakai lebih lama,” kata Kak Seto memberi contoh.

Jadi Secret Agent

Anak kecil mungkin tidak tahu apa arti hemat energi. Mereka mungkin juga tidak peduli dengan kampanye ‘go green’ yang akhir-akhir ini sering dikampanyekan. Nah, tugas orang tualah untuk mengenalkannya pada anak-anak. Pengenalan bisa dilakukan lewat permainan. Salah satunya semisal dengan alat Power-Hog. Peralatan ini bisa digunakan oleh anak-anak usia balita ataupun yang sudah agak besar. Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

Cara kerjanya mirip meteran listrik di rumah. Alat berbentuk seperti kepala babi lucu ini bisa mengatur berapa banyak listrik yang digunakan anak-anak, karena untuk memakainya, si anak perlu memasukkan uang koin. Orang tua bisa mengajarkan pentingnya hemat listrik dengan alat ini. Contohnya, dengan menyambungkan televisi ke Power-Hog. Televisi akan menyala selama waktu yang ditentukan oleh alat tersebut. Jadi secara tidak langsung, anak-anak akan dilatih untuk peka terhadap pemakaian listrik di rumah karena dia tahu berapa harus membayar untuk menonton televisi selama waktu tertentu. Kemudian juga ada permainan yang menyenangkan sekaligus bisa membuat anak belajar soal pentingnya berhemat energi. Wahana permainan itu misalnya Establishment Cosmos Secret Agent di KidZania, Jakarta. Dalam arena seluas 89 meter persegi itu, anakanak akan berperan sebagai anggota agen rahasia

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

bermisi menghidupkan lampu kota yang padam karena sabotase. Mereka akan melewati beberapa tahap dan rintangan. Mulai dari lorong penuh jebakan laser, lorong berangin, hingga sungai berbatuan terjal. Di bagian akhir, anak-anak akan diminta mencocokkan soket yang tepat agar lampu menyala. Selain mengenalkan aktivitas agen rahasia, anakanak juga akan belajar bagaimana sebuah lampu bisa menyala terang benderang. Secara tidak langsung anak-anak akan belajar soal energi listrik. “Dari permainan itu, orang tua bisa menjelaskan kepada anak-anak tentang perlunya berhemat listrik. Jika tidak hemat, energi lama-lama akan habis dan lampu akan padam,� ujar Marketing Communication Manager KidZania, Anggita Vela Lydia. Apakah memberi permainan edukatif seperti di atas efektif untuk mengajari anak? Menurut Kak Seto, permainan edukatif memang diperlukan untuk merangsang anak-anak. Namun bukan berarti mengajari anak-anak dengan memberi mainan mahal. Cara-cara sederhana di rumah juga sangat baik dilakukan. Yang terpenting, orang tua bisa mendampingi anak-anaknya agar lebih sadar soal hemat energi. Nah, selamat mencoba ibu-ibu. (KEN/YOG) Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

wisata

Seoul Reporter: Ken Yunita Foto: thinkstock

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

wisata

K

orea semakin terkenal seiring kepopuleran K-Pop. Tak heran jika setahun terakhir, wisatawan kota bersih nan indah itu meningkat tajam. Sama seperti musik dan makanannya yang mengguncang dunia. Waktu terbaik mengunjungi negeri ginseng ini adalah musim semi, antara akhir Maret hingga Juni. Selain cuacanya yang hangat, kota ini juga tampak lebih indah karena bunga-

bunga sedang bermekaran. Kota ini nyaman untuk para pelancong karena moda transportasinya yang modern. Jika tersesat, wisata­ wan akan mudah kembali ke hotel atau penginapan. Segala tujuan relatif mudah dituju dengan subway, moda transportasi utama di negeri ginseng ini. Juga bus kota yang siap mengantar para turis berwisata. Siap-siap terbang ke negeri Suju?

visitseoul.net

visitseoul.net Majalah detik 17 - 23 september 2012

visitseoul.net


gaya hidup

wisata

What to Do What to Eat

Tap pada text untuk melihat penjelasan

Where to Stay Shopping Area

visitkorea.org

N Seoul Tower

Ini menara tertinggi di Seoul yang dibangun pada 1969. Letaknya di Gunung Namsan, dekat pusat kota Seoul. Masuk dalam lima besar yang tertinggi di dunia. Pengunjung bisa menumpang cable car --seperti di drama “Boys Before Flower”-- sambil menikmati keindahan kota dari atas. Biayanya sekitar 6 ribu won. Seoul Tower banyak dikunjungi pasangan muda-mudi. Mereka percaya, dengan datang berpasangan, menulis pesan di gembok akan membuat jalinan cinta mereka abadi.

nseoultower.co.kr

Anak Sungai Cheonggye

Ahli tata kota Jakarta sepertinya wajib belajar ke kota ini. Pemerintah Seoul benar-benar layak mendapat acungan jempol untuk hal tata kota. Anak sungai sepanjang 5,8 km itu disulap menjadi taman ekologi di tengah kota yang sibuk. Indah, apalagi di malam hari. Lampu yang berpendar berwarna-warni menjadikannya ini semakin indah dipandang. Ramai pada sore hingga malam.

visitkorea.or.kr

Istana Changdeokgung

Dibangun pada tahun 1405, tahun kelima pemerintahan Raja Taejong (1400-1418). Istana kedua setelah Istana utama Gyeongbokgung. Masuk dalam daftar World Cultural Heritage Unesco pada tahun 2007. Berfungsi sebagai istana selama 270 tahun. Selain bangunan istana, wisatawan juga bisa menikmati taman tradisional Korea yang mewakili arsitektur istana di Korea.

exploringkorea.com

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

wisata

What to Do What to Eat

Tap pada text untuk melihat penjelasan

Where to Stay Shopping Area

visitkorea.org

Hotel La Casa Seoul

Ini hotel bintang empat, jadi sudah pasti fasilitasnya cukup lengkap. Terletak di Shinsa-dong, Apgujeong/Cheongdam. Termasuk dalam jajaran hotel laris di Seoul karena fasilitas dan pelayanannya yang baik. Tarif menginap di hotel ini cukup mahal yakni sekitar Rp 2 jutaan per malam. Namun dengan bangunan dan fasilitasnya, rasanya harga itu cukup reasonable. Â

Milano Hotel

Terletak di Dosun-dong, Seongdong-gu, Dongdaemun, Seoul. Merupakan salah satu lokasi yang terkenal di Seoul. Hotel ini juga menyediakan layanan internet nirkabel gratis. Tarif menginap per malam sekitar Rp 600 ribu, jika Anda memesan secara online. Jika tidak, tarifnya akan lebih mahal.

Jongno Cutee Hotel

Desain hotel ini cukup unik. Interior kayunya juga membuat kamar tamu terlihat beda dari hotel pada umumnya. Letaknya di donui-dong, Jongro-gu, Jongro/Insadong, Seoul, cukup strategis untuk menjelajah kota. Tarif menginap di hotel ini sekitar Rp 800 ribuan per malam. Hotel ini juga menyediakan komputer dan televisi lcd berukuran besar di kamar. Termasuk layanan internet gratis untuk para tamu.

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

wisata

What to Do What to Eat

Tap pada text untuk melihat penjelasan

Where to Stay Shopping Area

visitkorea.org

Libok

Ke Korea wajib rasanya menjajal restoran Korea. Salah satu tempat yang terkenal bernama Libok, berlokasi di Seogyo-dong, apo-gu, Seoul. Resto terkenal dengan makanan sehatnya. Salah satu menu favorit bulgogi yang terdiri dari sayuran dan ikan. Yang terkenal lainnya tempura ikan. Restoran ini banyak dikunjungi wisatawan muslim dari mancanegara karena makanan halalnya.

koreapolis.com

Odeng

Odeng adalah makanan pinggiran di Seoul yang tidak boleh dilewatkan. Yang paling populer, kue ikan olahan yang direbus dalam kaldu dan disajikan dalam bentuk sate (satai). Harga satu tusuk sekitar 800 sampai 1.500 won. Penjual odeng bisa ditemui di hampir semua sudut kota. Mereka menjual di tenda yang disebut pojangmacha. Ada banyak jajanan lain seperti kue waffle dan mi ramyeon yang pedas hangat. Wajib dicoba.

Chamywoo

koreapolis.com

Cita rasa tradisional kuliner Korea bisa dirasakan di restoran ini. Makanan andalannya dibuat dari daging sapi Korea (hanu) terbaik. Â Paling favorit, Korean Rib Eye Steak seharga 53 ribu won atau sekitar Rp 500 ribuan. Ada juga Hanu Bulgogi (9 ribu won/Rp 90 ribuan) dan Korean Short Rib Soup seharga 12 ribu won atau Rp 120 ribuan. Meski agak mahal, makan di resto Korea pasti menyenangkan karena banyaknya makanan pembuka yang gratis.

visitseol.net

Majalah detik 17 - 23 september 2012


gaya hidup

wisata

What to Do What to Eat

Tap pada text untuk melihat penjelasan

Where to Stay Shopping Area

visitkorea.org

Doota Shopping Center

Pasar ini seluas 10 blok dengan kurang lebih 26 pusat perbelanjaan. Jadi jangan bayangkan seperti pasar tradisional di sini ya. Semua barang mulai dari yang tradisional hingga bergaya ada di sini. Bahan kain, baju-baju, aksesori, hingga suvenir, tersedia di sini. Lebih cocok disebut ‘surga belanja’ daripada pasar. Harga barang-barang di sini bervariasi, ada yang mahal, ada juga yang murah. Mumpung di Seoul, silakan puaskan hasrat berbelanja Anda.

visitseoul.net

Sinchon

Ini surganya belanja anak muda di Seoul. Tempat wisata sekaligus jalan-jalan untuk berwisata kuliner ini memang menyediakan apa saja, especially untuk kaum perempuan. Ingin dress lucu Korea yang banyak dijual di internet? Ada di sini. Di sini juga gudangnya aksesori dan sepatu-sepatu cantik. Harga-harga di Sinchon tidak mahal. Sekitar 1.000 won hingga 25 ribu won. Kalau dirupiahkan kira-kira sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 250 ribuan.

dikhy/detikfoto visitseoul.net

Namdaemun Area

Ini merupakan pasar tradisional terbesar di Seoul. Orang bilang, belum ke Seoul kalau belum ke pasar ini. Segala macam barang untuk semua kalangan ada di tempat belanja ini. Pusat belanja di Seoul lainnya adalah Myeongdong area, Insadong area, dan Itaewon area. Semua surga belanja di Seoul mudah dikunjungi karena selalu dekat dengan stasiun subway.(KEN/YOG)

rik dikunjungi? Kirim ke redaksi@ na me g yan ta ko l soa ita cer nya Pu an kami muat di rubrik ini. majalahdetik. com. Cerita Anda ak

visitseoul.net

Majalah detik 17 - 23 september 2012


people

Reporter: Ken Yunita Foto: Detikhot

arius Sinathrya agaknya percaya karier di dunia keartisan tak selalu dapat diandalkan. Ia pun terus mengembangkan peruntungan di bidang lain. Suami Donna Agnesia itu mencoba terus berbisnis. Bisnis yang dijalankan bapak tiga anak itu adalah kuliner. Bersama sejumlah rekannya, Darius membuka restoran berjudul ‘Meet The Beef’. Di Jakarta, saat ini sudah ada dua restorannya. Sebagai ‘pemain baru’, Darius mengaku harus banyak belajar. Ia pun tak segan terjun langsung ke dapur restorannya untuk mencoba menu-menu ­andalan. Apalagi di cabang terbarunya di daerah Cikajang, Jakarta Selatan. “Kan karyawan masih baru, jadi saya harus rajin nyobain menunya, seminggu sekali,” kata penyuka olahraga sepak bola ini. Darius menyadari, menjalankan sebuah bisnis selalu ada risiko merugi atau bangkrut. Namun itu semua dianggapnya sebagai sebuah konsekuensi yang harus dihadapi. Dia hanya berharap, restorannya bisa berkembang dan diterima masyarakat. “Kalau soal rugi, kita harus siap. Tinggal bagaimana kita menangani,” ujar pria kelahiran Kloten, Swiss, 21 Mei 1985 ini. (KEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people

Kesal Dikira Hamil Reporter: Ken Yunita Foto: Reuters

etelah bertunangan dengan James Righton, artis Keira Knightley sering dikira hamil. Dia sampai berkali-kali ditanya, apakah kini sedang berbadan dua atau tidak? Pemeran Anna Karenina itu jadi kesal. Pertanyaan soal hamil itu datang kepadanya sekitar empat sampai lima kali dalam waktu yang berdekatan. Awalnya, Keira menanggapinya dengan santai, tapi lama-lama jadi risih juga. “Apa tubuh saya kelihatan hamil? Tubuh saya sangat kurus dan saya yakin tidak hamil. Saya hanya mengenakan cincin di jari manis saya,” ujar aktris kelahiran 26 Maret 1985 ini kesal seperti dilansir FemaleFirst. Aktris yang kerap bermain dalam film drama dan kolosal ini mengakui, sejumlah rekan dekatnya memang menyuruhnya agar cepat-cepat hamil. Namun buatnya, memiliki anak saat ini bukanlah waktu yang tepat. Keira tidak memberi alasan pasti. Dia hanya menyebut dirinya belum siap menjadi seorang ibu, meski perempuan yang kerap dikira anoreksia itu mengaku menyukai anak-anak. “Ya ingin, tapi tidak secepat ini, jadi tolong berhenti menyuruh saya hamil,” pinta gadis pemilik nama lengkap Keira Christina Knightley ini. Keira dan James resmi bertunangan pada Mei 2012 lalu. Namun hingga kini belum ada pengumuman resmi kapan pasangan itu akan mengikat jalinan kasih mereka di jenjang pernikahan. (KEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people

Reporter: Ken Yunita Foto: Reuters

arack Obama suka berimprovisasi saat berpidato. Meski hanya mengubah sedikit, Obama termasuk presiden yang tak suka ‘text book’. Kali ini, Obama mengganti sejumlah kata-kata di pidatonya dari Google menjadi Steve Jobs. Obama berpidato di Konvensi Nasional Partai Demokrat. Dalam naskah asli yang diberikan kepada New York Times, Obama sedianya menyebut nama raksasa internet, Google. Namun jadinya, bapak dua putri itu malah menyebut pendiri Apple, Steve Jobs. “Kami percaya seorang gadis kecil yang diberi kesempatan untuk kuliah bisa menjadi Steve Jobs yang selanjutnya,” kata Obama seperti dilansir Mashable. Belum ada penjelasan resmi mengapa Obama akhirnya memilih nama Steve Jobs daripada Google. Namun pastinya, Obama memang salah satu ‘pemakai’ produkproduk Apple. Pria kelahiran Honolulu, Hawaii 4 Agustus 1961 ini terlihat sering memakai iPad dan mengoperasikan MacBook. Apa ini hanya karena suami Michelle itu cinta produk ini? Atau ini karena minggu sebelumnya Capres dari Partai Republik, Mitt Romney juga menyebut nama Steve? Entahlah. Mungkin hanya Obama dan Tuhan yang tahu. ­ (KEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people

Bashaer Othman

Terinspirasi Sukarno Jangan ragu untuk memulai atau menuntut sebuah kesempatan untuk memimpin. Namun sebelum itu, pemuda Indonesia harus juga mempersiapkan diri.

Reporter: Isfari Hikmat foto-foto: Rachman/detikfoto

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people

M “

Bukan hanya untuk tingkatan nasional Palestina, tapi juga diperhatikan juga oleh masyarakat pemuda di dunia Arab yang lain.

uda, cantik, pernah jadi walikota lagi. Itulah Bashaer Othman. Meski bukan walikota sebenarnya, gadis 16 tahun itu telah merasakan bagaimana menjadi pemimpin di sebuah kota berpenduduk 8.000 jiwa di Tepi Barat, Palestina. Buatnya, Indonesia sangat berarti. Ia memilih berkunjung ke negeri ini, padahal di waktu bersamaan, Bashaer mendapat undangan untuk bertandang ke negeri piza, Italia. Meski sudah menjajal dunia orang dewasa, Bashaer tetaplah remaja. Di waktu luangnya, Bashaer tetap melakukan hobinya seperti menulis puisi. “Saya juga suka membuka email dan Skype,” kata gadis berhidung bangir ini. Berikut wawancara lengkap majalah detik saat Othman berkunjung ke Indonesia atas undangan World Peace Movement (WPM), 13 September 2012: Bagaimana cara Anda dan teman-teman Anda untuk meyakinkan semua pihak agar bisa diperbolehkan memegang jabatan walikota? Saya berusaha meyakinkan kalangan di mana pun yang ada di kota saya supaya mereka yakin bahwa perempuan juga memiliki kemampuan yang sama dalam memimpin. Di Palestina juga sebenarnya sudah banyak pemberdayaan perempuan di berbagai sektor. Saya juga tetap ingin menjadi bagian daripada model atau contoh buat mereka. Bukan hanya untuk tingkatan nasional Palestina, tapi juga diperhatikan juga oleh masyarakat pemuda di dunia Arab yang lain. Apa prestasi Anda selama dua bulan menjabat? Saya sudah mendatangkan dua proyek investasi, dan itu sudah cukup menjadi solusi terhadap pengangguran yang menjadi isu besar. Kemudian keberhasilan Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people

saya dalam pengalaman ini pun menginspirasi pemuda-pemuda lain, bukan hanya di kota saya. Mereka (pemuda) meminta hal yang sama kepada walikotanya masing-masing untuk diberikan kesempatan memimpin kota mereka.

 Pemuda Palestina banyak yang memilih ‘menghadapi’ kekuatan militer, sedang Anda lebih memilih jalur birokrasi. Kenapa? Saya melihat bangsa Palestina itu bukan bangsa yang memiliki kemampuan untuk mengangkat senjata dan berperang. Kami juga melihat bahwa penyelesaian masalah ini tidak harus diselesaikan dengan berperang. Jadi saya memilih penyelesaian masalah ini dengan hal yang lebih positif yang bisa saya lakukan. Mengangkat senjata bukan pilihan untuk mencapai perdamaian. Itu pilihan saya. Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


people

Jadi informasi tentang Indonesia saya tahu dari berbagai sumber, yakni dari buku di sekolah karena diajarkan juga.

Apa hobi Anda? Saya memiliki hobi yang saya tekuni setiap hari, ­yaitu menulis puisi dan cerita, termasuk juga membaca. Membaca apa pun; membaca buku, puisi, cerita. Menambahkan alasan kenapa saya memilih jalan damai seperti ini, karena perdamaian bisa dilakukan dengan pemberdayaan orang supaya lebih berbudaya. Jadi saya memilih jalan kebudayaan, bukan lewat jalan mengangkat senjata. 

 Apakah Anda aktif di dunia media sosial?

 Kalau interaksi di dunia media sosial, saya melakukan hal yang sama seperti orang lain yang banyak digunakan di sana, saya juga membuka email dan Skype.
 Siapa idola Anda? Sukarno, Mahmoud Abbas, Hasan Ashrawi. 
Bagaimana Anda mendapatkan informasi soal Indonesia? Mengenai akses informasi tidak mengalami hambatan sama sekali, internet juga terbuka sehingga saya bisa mengakses dengan mudah. Jadi informasi tentang Indonesia saya tahu dari berbagai sumber, yakni dari buku di sekolah karena diajarkan juga. Termasuk mendengar berita tentang dukungan pemudapemuda Indonesia yang mendukung Palestina melalui demonstrasi-demonstrasi mereka. 

 Apa pesan Anda untuk pemuda Indonesia? Hendaknya mempersiapkan diri, melatih diri, dan juga harus melawan rasa takut, yakni rasa takut untuk memilih dan rasa takut untuk dipilih. Jangan ragu untuk memulai atau menuntut sebuah kesempatan untuk memimpin. Tapi sebelum itu, pemuda Indonesia harus juga mempersiapkan diri dengan berbagai macam pelatihan. Jangan sekadar menuntut, tapi tidak membekali apa-apa dirinya. (KEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


momen momen sepekan sepekan

PON XVIII Pekanbaru Semrawut rengga sancaya/detikfoto

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa 11 September secara resmi membuka penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Pekanbaru, Riau. Pembukaan yang diramaikan dengan berbagai atraksi kesenian daerah itu berlangsung di stadion yang kosong, hingga akhirnya panitia membebaskan penonton tanpa karcis untuk masuk. Dalam sambutannya, Presiden SBY berharap event empat tahunan ini dapat mempererat semangat persaudaraan bangsa Indonesia. Presiden juga menekankan semangat untuk meraih prestasi terbaik yang didasari oleh sikap sportif serta semangat persaudaraan, sehingga PON bisa menjadi puncak prestasi sekaligus barometer untuk mengukur keberhasilan pembinaan olahraga nasional.

Persiapan penyelenggaraan PON kali ini, sempat menjadi sorotan. Hingga detik-detik akhir menjelang pembukaan, sejumlah venue belum selesai dibangun dan difungsikan. Sedangkan venue yang sudah selesai dibangun juga tak sepenuhnya layak pakai. Fasilitas pendukung juga banyak dikeluhkan, demikian juga akomodasi, baik untuk atlet maupun ofisial. Dua venue, yakni arena menembak dan futsal, masih sangat minimalis meski

dapat difungsikan untuk menggelar pertandingan PON. Bahkan pada Rabu, 12 September dinding arena menembak dilaporkan rubuh. Stadion Utama Panam tempat berlangsungnya pertandingan bisbol, baru selesai 60 persen. Tumpukan pasir dan batako masih terlihat di beberapa titik. PON kali ini mempertandingkan 39 cabang olahraga dan diikuti ribuan atlet dari 33 provinsi. (AMI)

KPK Tahan Hartati Murdaya Setelah menjadi tersangka selama 37 hari, mantan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hartati Murdaya Poo akhirnya ditahan oleh KPK atas kasus dugaan suap Bupati Buol.

Hartati ditahan usai menjalani pemeriksaan selama 7,5 jam di Gedung KPK, Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta pada Rabu 12 September 2012. “Yang bersangkutan me-

langgar pasal 4 ayat 1 huruf a dan b UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah menjadi UU Nomor 20 Tahun 2001,” ujar Juru Bicara KPK Johan Budi. (ARY)

Lion Air Rambah Malaysia PT Lion Air dan National Aerospace & Defence Industries (NADI) Malaysia, Selasa 11 September menandatangani kesepakatan kerja sama untuk mengembangkan perusahaan penerbangan murah di Malaysia dengan bendera Malindo Airway. Malindo akan berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia dan

menjelajahi rute ASEAN. NADI yang sebelumnya dikenal sebagai Aerospace Industries Malaysia Sdn Bhd merupakan pemain penting di industri kedirgantaraan dan pertahanan Malaysia. Perusahaan di bawah NADI Group antara lain: Airod, Airod Techno Power, Aerospace Technology System Corp

dan SME Aerospace yang merupakan perusahaan jasa pemeliharaan pesawat, perbaikan dan produksi mesin, serta suku cadang pesawat. 

 Lion Air sempat membuat heboh saat mengumumkan pemesanan 201 pesawat Boeing 737 MAX dan 29 pesawat Boeing 737-900ER. (AMI)

Pabrik Terbakar, 236 Tewas Sebuah pabrik garmen di Karachi, Pakistan, Selasa, 11 September tengah malam terbakar. 236 orang dilaporkan tewas, dan puluhan orang terluka akibat insiden ini. Kebakaran terjadi saat pabrik masih beroperasi.

Sekitar 450 pekerja terjebak dan tidak bisa segera menyelamatkan diri, karena pintu gerbang terkunci. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Menurut sejumlah saksi mata, api tiba-tiba saja telah berkobar di sejumlah titik.

Di hari yang sama juga terjadi kebakaran di Lahore yang menewaskan 25 orang pekerja. Dua kejadian di hari yang bersamaan ini, kontan menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan kerja di Pakistan. (AMI)

34 Parpol Lolos Verifikasi Administrasi 12 partai politik (parpol) calon peserta Pemilu 2014 dinyatakan tidak lolos verifikasi administrasi, karena tidak menyerahkan 17 dokumen yang disyaratkan KPU. 12 partai yang tidak lolos tersebut antara lain: Partai Indonesia Sejahtera (PIS),

Partai Pelopor, Partai Patriot, Partai Barnas, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI). Dengan hasil ini, maka dari 46 parpol yang mendaftar di KPU, 34 di antaranya berhak ikut verifikasi faktual yang mulai dilaksanakan 6 Okto-

ber 2012. Sedangkan hasilnya akan diumumkan pada Januari 2013. Komisioner KPU, Sigit Pamungkas menegaskan 34 partai ini belum aman. Bisa saja mereka tidak lolos verifikasi faktual. (AMI)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

Dikecewakan

Pemanasan

Hong Kong Pemilu Hong Kong, Minggu 9 September lalu berlangsung di tengah merebaknya sentimen anti-Cina. Namun justru partai pro Beijing yang menangguk untung. Reporter: Monique Shintami REUTERS/Bobby Yip

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

M

Sekelompok veteran Hong Kong ikut unjuk rasa prodemokrasi REUTERS/Bobby Yip (CINA)

eski terpilih kembali, politisi prodemokrasi Hong Kong, Lee Cheuk-yan, tak mampu menyembunyikan kekecewaannya. Kelompok prodemokrasi Hong Kong memang layak gusar. Aksi berhari-hari yang mereka galang tidak berbuah sesuai harapan. Hasil pemungutan suara yang diumumkan Senin, 10 September itu, menunjukkan Aliansi Demokrasi untuk Perbaikan dan Kemajuan (Partai DAB) yang pro Beijing unggul. DAB berhasil menambah enam dari 35 kursi parlemen yang dipilih langsung. Sedangkan pan-demokrasi hanya menambah empat, dengan total 18 kursi. Kali ini, separuh dari 70 kursi parlemen dipilih langsung, sisanya ditentukan langsung oleh Beijing. Orang pun lantas menyebut pemilu ini sebagai pemanasan sebelum Hong Kong mengenal 'demokrasi penuh' pada 2017. Pasalnya, 2007 lalu Partai Komunis Cina (PKC) berjanji akan memberikan hak penuh bagi warga Hong Kong untuk memilih semua anggota parlemen pada 2017. Namun pemanasan itu ternyata mengecewakan kelompok prodemokrasi. Hasil ini masih memungkinkan mereka mempertahankan hak veto terkait kebijakan penting di masa yang akan datang. Suara kritis mereka masih akan terdengar demi mengadang setiap langkah yang menghalangi gerakan demokratisasi. Namun ini tetap sebagai kekalahan. “Terpecahnya suara membantu Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

Suasana pemilihan umum di Hong Kong REUTERS/Bobby Yip (CINA)

calon-calon pro penguasa,” keluh Lee Cheuk-yan. Padahal sebelumnya sejumlah kalangan menilai kelompok prodemokrasi akan memanen simpati dari kelompok akar rumput, berkat aksi yang mereka galang dalam beberapa pekan terakhir. Namun ternyata, DAB yang pro Beijing justru unggul, setelah berminggu-minggu digoyang demo besar-besaran oleh kelompok prodemokrasi. Salah satu tuntutannya adalah, pembatalan pewajiban pendidikan patriotisme Cina di sekolah-sekolah Hong Kong. Sepuluh hari terakhir, hampir setiap hari jalanan kota Hong Kong dipadati ribuan pengunjuk rasa memprotes kebijakan ini. Banyak orang khawatir ini merupakan rencana Beijing untuk mengindoktrinasi kaum muda Hong Kong agar secara membabi buta mendukung PKC. Jengah dengan semua ‘goyangan’ ini, Sabtu malam, Kepala Pemerintahan Hong Kong Leung Chun-ying akhirnya menyerah. Ia pun membatalkan usulan yang menurutnya merupakan warisan dari penguasa terdahulu. “Begitu kami menyadari adanya penolakan, kami putuskan untuk membatalkannya,” papar Leung. Keputusan Leung ternyata berandil besar bagi perolehan suara Partai DAB dan menjungkirkan perkiraan kubu prodemokrasi bakal mendulang dukungan. Pengamat dari Universitas Hong Kong, Prof. Ma Ngok mengatakan hasil ini tak lepas dari keberhasilan partai pro Beijing memanfaatkan perbedaan di kelompok prodemokrasi. “Kelompok prodemokrasi berhasil menggalang dukungan, tapi perbedaan belum berhasil dihapuskan. Hasil ini menunjukkan kelompok pro Beijing bisa secara efektif memanfaatkan perbedaan itu,” paparnya. Karena ego, 4 partai prodemokrasi Hong Kong akhirnya harus menelan kekecewaan. Persaingan antarpartai, serta tidak adanya strategi efektif, membuat Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

Petugas menghitung suara di pusat pemungutan suara Dewan Legislatif Hong Kong 10 September, 2012. REUTERS/Bobby Yip (CINA)

mereka dipecundangi. Meski demikian Profesor Michael DeGolyer dari Universitas Baptist Hong Kong mengingatkan perkembangan ini menunjukkan publik telah memilih demokrasi sebagai jalan terbaik. “Pesan penting dari pemilih adalah mereka kian pro buruh dan pro poor. Kesenjangan kini menjadi isu penting,” paparnya. 15 tahun setelah Hong Kong diserahkan ke Cina, kesenjangan memang kian menganga. Kesenjangan di Hong Kong disebut yang paling mencolok dibanding kota-kota besar lainnya di dunia. Warga mulai secara tajam mengkritisi kunjungan orang kaya dari daratan yang berimbas pada melambungnya biaya hidup di bekas koloni Inggris itu. Juga migrasi yang kian membebani pelayanan publik. Peningkatan upah minimum dan ketersediaan rumah murah, menjadi isu penting di wilayah otonom yang terdiri dari 236 pulau ini. Sehingga belakangan muncul semangat anti-Cina. Margaret Ng salah seorang anggota parlemen yang sangat dihormati juga mengingatkan. “Kita menemukan sedikit orang di Hong Kong yang asli Cina tidak mengakui diri mereka sebagai orang Cina. Akar kita sangat dalam, tapi kita menginginkan Hong Kong yang demokratis, terbuka dan menghormati kebebasan,” ujarnya. (VOA/Reuters/AMI)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

‘Kepolosan’ yang Mengundang Amarah “Film ini benar-benar menjijikkan dan sangat tercela. Tampaknya memang sengaja memiliki tujuan menghina.” Reporter: Monique Shintami, Rita Uli Hutapea afp

I

nnocence of Muslims'. Film ini kini menggemparkan dunia. Umat Islam di sejumlah negara marah. Demo memprotes film ini terjadi di manamana. Selasa lalu, kawasan Timur Tengah bergelora oleh Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens sebelum meninggal. afp

aksi unjuk rasa. Unjuk rasa terparah terjadi di Benghazi, Libya. Pengunjuk rasa yang marah menyerang kantor Konsulat AS di kawasan timur Libya itu. Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens dan tiga stafnya pun harus meregang nyawa. Film ini menyulut kemarahan karena jelas-jelas menghina Islam dan Nabi Muhammad. Pertama karena menampilkan Nabi Muhammad yang diperankan oleh seorang aktor. Dalam Islam, visualisasi nabi akhir zaman ini adalah haram. Pemunculan sang nabi dalam tulisan, gambar atau film yang diperbolehkan adalah hanya dalam bentuk tulisan dalam huruf Arab. Selain itu, film tersebut menampilkan sosok Muhammad sebagai sosok tidak bermoral, jauh dari gambaran seorang junjungan mulia yang tertanam dalam benak muslim. Sang nabi, dalam film itu digambarkan bercinta dengan banyak perempuan, bahkan homoseksual, suka berperang dan mengorbankan anak-anak. Dalam film itu misalnya diselipkan bagaimana sang nabi memetuahi pengikutnya untuk memanfaatkan anak-anak sesuai keinginan mereka. Protes tidak hanya dari umat Islam. Penganut Kristen Koptik di Mesir juga keberatan dengan tayangan ini. Mereka mengecam ‘saudara seiman’ mereka yang dinilai telah membiayai pembuatan film ini. Tak kurang Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton ikut mengecam film ini. Bahkan mantan ibu negara AS ini menyebut film “Innocence of Muslims” besutan Sam Bacile ini menjijikkan dan Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

amatir. Hillary menyatakan pemerintah AS menolak seluruh isi film tersebut. “Bagi saya secara personal, video ini Video ini benarbenar-benar menjijikkan dan sangat tercela. Tampaknya memang sengaja benar menjijikkan memiliki tujuan menghina, untuk medan sangat tercela. rendahkan sebuah agama yang besar Tampaknya memang dan memprovokasi kemarahan,” ujar sengaja memiliki Hillary Clinton. tujuan menghina, untuk Pembelaan atas film ini hanya datang dari pastor kontroversial dari AS, Terry merendahkan sebuah Jones. Ini tidak mengherankan karena agama yang besar sebelumnya, Jones juga pernah medan memprovokasi nyulut kemarahan umat Islam saat kemarahan membakar ­Alquran pada 2010. Ia menyebut klip tersebut sebagai satire dari kehidupan Nabi. Bahkan Jones balik menuduh, apa yang terjadi di Benghazi, Libya dan Kairo, Mesir justru menunjukkan umat Islam yang sebenarnya, yakni masyarakat yang antikritik.

lll

'Innocence of Muslims' sempat tayang di bioskop kecil di Hollywood akhir Juni lalu. Potongan film ini diunggah di YouTube pada 1 Juli oleh seseorang bernama samaran 'sambacile', merujuk pada sutradara film itu. Siapa Sam Bacile? Pada sejumlah media, Selasa, 11 September, pria itu mengklaim sebagai warga Yahudi kelahiran Israel dan agen properti. Ia menggalang jutaan dolar dari para donor Yahudi untuk memproduksi film ini. Padahal sebelumnya nama Bacile tidak pernah muncul di internet, kecuali dalam penerbitan di YouTube. Namanya juga tidak tercatat sebagai agen properti. Setelah huru-hara ini, keberadaan Bacile misterius. Benarkah Sam Bacile yang mengunggahnya ke YouMajalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


internasional

Pengunjuk rasa membakar bendera AS. afp

Tube? Juga belum ada kejelasan. Banyak yang curiga Sam Bacile hanyalah nama samaran. Seorang pegiat sayap kanan Amerika, Steve Klein yang terkait dengan berbagai kelompok anti-Islam di California dan mempromosikan video itu, sempat mengaku mengenal Bacile. Namun belakangan ia menyebut Sam Bacile hanyalah nama samaran. Di mana pun Bacile kini berada, yang pasti kini ia harus bersiap menghadapi tuntutan dari para pemeran filmnya. Pasalnya sejumlah pemeran 'Innocence of Muslims' mengaku tidak diberitahu film itu akan digunakan sebagai propaganda anti-Islam. Sehingga mereka akan menuntut Bacile. Seorang pemain pembantu, Cindy Lee Garcia, dari Bakersfield di California, AS, seperti dikutip situs Gawker, mengaku ia diberitahu judul film itu adalah Desert Warriors (Pejuang Padang Pasir) yang mengisahkan kehidupan di Mesir 2.000 tahun lalu. Menurutnya, komentar yang dianggap paling menyinggung umat Islam dan Nabi Muhammad direkam setelah pembuatan film dan tidak disuarakan oleh para aktor dan aktris. Yang pasti banyak pihak yang menilai produksi film ini sangat buruk dengan adegan dan isi cerita yang tak kalah buruk pula. (AFP/Reuters/AMI) Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


ekonomi

Rapor Merah di Tengah Pertumbuhan Di tengah ekonomi yang tumbuh, ternyata daya saing Indonesia terus menurun. Maraknya korupsi dan suap, serta buruknya infrastruktur membuat Indonesia mendapat nilai merah. Reporter: Monique Shintami, Zulfi Suhendra dikhy s/detikfoto

R

atusan truk mengular di pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu pekan lalu. Penyebabnya sepele, listrik mati. Namun hal sepele ini ternyata mengakibatkan kerugian yang luar biasa. Ratusan truk ini harus Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


ekonomi

M. Chatib Basri ANTARA/Widodo S. Jusuf

“

Peringkat Indonesia turun karena buruknya institusi publik.

antre berjam-jam untuk bisa masuk ke pelabuhan. Bisa dibayangkan berapa rupiah uang terbuang akibat insiden ini. Sering sudah keluhan mengenai kondisi infrastruktur dilontarkan. Mulai pasokan listrik yang terbatas dan tak bisa diandalkan, fasilitas pelabuhan yang memprihatinkan, jalan rusak di mana-mana. Namun hingga kini belum ada perbaikan berarti dari kondisi ini. Kondisi infrastruktur menjadi salah satu aspek yang menentukan daya saing sebuah negara dalam persaingan global. Dalam laporan World Economic Forum (WEF) awal September lalu, peringkat Indonesia turun 4 level ke posisi 50. Padahal pada 2010, pemerintah sempat menepuk dada saat peringkat Indonesia naik ke posisi 44 dari posisi 54 pada 2009. Setahun kemudian peringkat Indonesia turun ke-46, dan kembali melorot ke posisi 50 tahun ini. Namun menurut laporan tahunan Bank Dunia itu, Indonesia masih merupakan negara dengan kinerja terbaik di Asia, dan masuk dalam kelompok negara yang menuju efisiensi bersama 33 negara lainnya. Kondisi makroekonomi sebenarnya dinilai baik, Bahkan untuk yang satu ini peringkat Indonesia naik 12 level ke posisi 23. Kebijakan finansial dinilai sudah di trek yang benar, sehingga defisit anggaran dan utang pemerintah menyusut. Namun, inflasi dinilai masih menjadi ancaman. Pasar yang lebih efisien juga mengangkat daya saing Indonesia. Namun, masalah pasar tenaga kerja, kesiapan teknologi, dan penerapan ICT oleh perusahaan dan masyarakat menjadi rapor merah. Peringkat Indonesia turun karena buruknya institusi publik. Maraknya korupsi dan suap membuat Indonesia hanya berada di posisi 72 dari 144 negara untuk aspek institusi publik. Perilaku tak etis dari pelaku usaha, Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012

“


ekonomi

Pembangunan monorel yang terbengkalai di kawasan Senayan, Jakarta. Jhoni Hutapea/detikfoto

maraknya kekerasan dan tingginya kriminalitas juga menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Penanganan masalah keamanan dinilai belum beranjak dari kondisi pada tahun 2005. Kondisi infrastruktur Indonesia meningkat, tetapi masih dinilai buruk, sehingga masih berada di posisi 78. Sedangkan kondisi kesehatan publik berada di posisi 103. Arti penilaian ini menunjukkan adanya perbaikan, meski dinilai masih rendah. “Daya saing Indonesia tergantung pada sejumlah masalah yang kompleks, sehingga harus ada prioritas yang jelas,� tulis laporan Bank Dunia. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri mengatakan peringkat yang dirilis tiap tahun ini tak terlalu memengaruhi investor. Saat Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


ekonomi

Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana. ANTARA/Rosa Panggabean

peringkat Indonesia turun dua level tahun lalu pun, investasi masih terus tumbuh. Namun ia tetap menilai ini sebagai lampu kuning. “Kita mengakui bahwa Indonesia tidak improve. Kalau improve, mungkin Indonesia tetap di 46,” ujarnya sambil menambahkan, hal yang mendesak untuk dibenahi adalah birokrasi dan infrastruktur. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, mengamini. “Kita tidak bisa anggap ini sepele. Banyak yang memuji keberhasilan Indonesia. Namun jika pertumbuhan ini tidak kita jaga dan perbaiki, kita yang rugi,” paparnya. Bambang mengingatkan, pertumbuhan ekonomi yang berada di kisaran 6,4% per tahun tidak banyak artinya jika tidak diiringi peningkatan infrastruktur. Pemerintah sudah memiliki rencana besar yakni Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Kini tinggal realisasinya. “Kita sudah upayakan dengan MP3EI, dan mudahmudahan kalau kita bisa pacu pembangunan infrastruktur, akan bisa dikoreksi penurunan itu,” pungkasnya.
 Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana juga mengakui penilaian ini menunjukkan pembangunan di Indonesia lebih lamban dibanding negara lain. “Negara lain meningkat lebih cepat, sehingga dia menggeser posisi kita,” paparnya sambil menegaskan dua aspek penting dari laporan Bank Dunia itu adalah birokrasi dan korupsi. Namun menurut Armida, urusan ini bukan melulu di pusat. Maraknya korupsi di birokrasi juga tak lepas dari salah k ­ aprah mengartikan otonomi daerah. “Ini kan bukan hanya cerminan di pusat, tapi cerminan iklim investasi di daerah juga,” cetusnya. (AMI)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


bisnis

Kelit Bakrie

Mengadang Badai

Utang berjibun membuat kinerja grup Bakrie meredup. Apa yang akan dilakukan kelompok ini untuk keluar dari krisis? Reporter: Hans Henricus B ANTARA/ Dhoni Setiawan

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


bisnis

R

ekomendasi untuk menghindari saham perusahaan Bakrie Group itu belum dicabut. Apalagi jika tujuannya untuk investasi jangka panjang. Alasannya, harga saham grup Bakrie tengah menurun dan diperkirakan masih akan berlanjut menurun. Kalaupun terjadi rebound, sifatnya hanya sementara. Rekomendasi ini ternyata cukup manjur, para pelaku pasar pun ramai-ramai menghindari saham perusahaan grup Bakrie. Perdagangan saham tujuh perusahaan di bawah bendera grup Bakrie cenderung stagnan. Nilainya juga kian menyusut. Praktis hanya tiga anak perusahaan Bakrie yaitu PT Bumi Resources, Tbk. (BUMI), PT Bak-

Beragam poster dan spanduk yang bernada kecaman terhadap Aburizal Bakrie. budi sugiarto/detikfoto

rie Sumatera Plantations (UNSP) dan PT Energi Mega Persada (ENRG) yang bergerak pada perdagangan harian. “Walaupun kecil nilainya, tapi penurunan tetap ada,� ujar Reza Priyambada, Head of Research Trust Securities. Sentimen negatif memang tengah membayangi pergerakan saham grup Bakrie. Secara eksternal pemicunya adalah turunnya harga kelapa sawit dan batu bara. Dua komoditas ini menjadi tumpuan dua perusahaan andalan Bakrie yakni BUMI dan PT Bakrie Sumatera Plantations. Anjloknya harga batu bara hingga di bawah US$100 Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


bisnis

Saham Bumi Resources Tbk dhiky s/detikfoto

per ton membuat harga saham BUMI yang menjadi aset vital Bakrie terus melorot setelah sempat mengukir rekor tertinggi Rp 8.550 pada Juni 2008 silam. Januari 2012 saham BUMI masih dihargai Rp 2.550 per lembar, dan memasuki September saham BUMI per lembar hanya dihargai Rp 630 sampai Rp 740, atau anjlok hampir 77%. Kinerja perusahaan batu bara itu memang sudah tak semengilap dua tahun terakhir. Semester pertama 2012, BUMI mencatat kerugian bersih US$322,06 juta. Bertolak belakang dengan kurun waktu yang sama tahun 2011, yang mencetak laba bersih US$231,68 juta. Alhasil, Agustus lalu dua lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor’s dan Moody’s Investors Services memangkas rating utang BUMI. Moody’s memangkas utang BUMI dari Ba3 menjadi B1. Sedangkan versi Standard & Poor’s dari BB menjadi BB-. Padahal BUMI masih diharapkan menjadi penopang perusahaan grup Bakrie di lantai bursa. Direktur sekaligus Corporate Secretary Bumi Resour­ces, Dileep Srivastava tak yakin kinerja BUMI akan memengaruhi perusahaan Bakrie lainnya. Ia juga menegaskan anjloknya harga batu bara tak terlalu memengaruhi kinerja BUMI, pasalnya 90% batu bara produksi BUMI terikat kontrak penjualan jangka panjang. Dileep yakin memasuki musim dingin harga batu bara bakal terkerek naik, karena permintaan meningkat. Dileep mengakui beban utang membuat kilap BUMI meredup, sehingga pihaknya berusaha untuk menurunkannya. “Turunnya harga batu bara dan melemahnya saham BUMI memang menantang, tapi kami mampu mengatasinya,” ujarnya kepada majalah Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


bisnis

Semburan uap panas Lapindo salah satu perusahaan milik Bakrie. budi sugiarto/detikfoto

detik. Namun analis meyakini anjloknya harga batu bara bakal mengganggu kinerja BUMI. “Laba operasionalnya positif, tetapi laba bersihnya negatif,” ujar Satrio Utomo, Head of Research PT Universal Broker Indonesia. Penyelesaian Bakrie Life yang tak kunjung selesai juga menjadi sentimen negatif bagi grup Bakrie. Yang terakhir dan utama adalah utang perusahaan yang menumpuk. Lembaga kajian bisnis, KATADATA menyebut hingga Juni 2012 utang 10 perusahaan di bawah bendera Bakrie Grup mencapai Rp 21,4 triliun, dan Rp 7,1 triliun di antaranya jatuh tempo tahun ini. Utang dalam bentuk dolar tak kalah mencengangkan yakni mencapai US$5,7 miliar atau sekitar Rp 54,5 triliun dengan utang yang jatuh tempo US$275 juta. Utang-utang ini harus dibayar, jika Bakrie tetap ingin bertahan di lantai bursa. Bakrie tentu tak ingin mengulang kasus di-suspend-nya saham PT Bakrie Telecom (BTEL) lantaran terlambat membayar utang yang jatuh tempo sebesar Rp 650 miliar. Lalu bagaimana Bakrie bakal membayar utang yang jatuh tempo, total senilai Rp 2,6 triliun ini? Sumber majalah detik menyebut, BUMI bakal menerbitkan obligasi tahun ini. Sayang dia enggan menyebutkan berapa nilainya. Namun dengan kinerja yang buruk seperti sekarang, Bakrie bakal kesulitan menjual surat utang. Selama ini Bakrie memang memiliki pembeli siaga yang selalu setia membeli surat utang mereka. Namun kondisi Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


bisnis

Demo para nasabah Bakrie Life di Bundaran HI Jakarta. ari saputra/detikfoto

sudah berubah. “Pegangan mereka yang paling kuat adalah Credit Suisse, tapi belakangan mereka sudah kasih warning,” paparnya. Selain menerbitkan surat utang, Bakrie juga bisa berkelit dengan menjual asetnya ke kelompok usaha lain. Seperti yang dilakukan PT Bakrie and Brothers, Tbk. (BNBR) saat melego 23,8% saham Bumi Plc ke Borneo Lumbung Energi dan Metal. Meski sering tersandung masalah, kelompok usaha yang dirintis Achmad Bakrie ini dikenal ‘licin’. Sang nakhoda Nirwan Bakrie dan Anindya Bakrie kini pasti tengah memutar otak, agar perusahaan keluarganya ini keluar dari ‘krisis’. Ini pernah dilakukan pada awal tahun 2000-an, saat mereka sukses merestrukturisasi utangnya yang berjibun. Bagaimana sekarang? (AMI/YOG)

Majalah detik 17 - 23 SEPTEMBER 2012


wkwkwk

Iwan mungkin terlalu patuh pada mertuanya. Sampai-sampai, dia menurut saja waktu diminta membawa pulang motor curian. Gara-gara ‘kepatuhan’ ngawur itu, kini dia ditangkap polisi.

Reporter: Ghazali Dasuqi illustrasi: kiagoes

K

ompak sih boleh-boleh saja, asal jangan soal kejahatan. Menghormati orang tua dan mertua memang wajib hukumnya. Namun tentu bukan berarti menuruti semua perintahnya. Apalagi jika permintaan itu melanggar hukum. Bisa kacau. Seperti yang dialami Iwan Suripno, pria 32 tahun ini. Dia terpaksa berurusan dengan polisi gara-gara ‘terlalu setia’ kepada sang ibu mertuanya, Wasiah. Kisah kekompakan ibu mertua dan menantu ini beberapa waktu lalu di Situbondo, Jawa Timur. Saat itu, Wasiah memutuskan nekat mencuri di rumah mantan Kepala Rutan Situbondo, Yuli Hartono. Kebetulan, rumah Yuli berada tepat di sebelah rumah majikan Wasiah di Perumahan Anggrek Mas, Situbondo. Untuk masuk ke dalam rumah, Wasiah tidak perlu repot-repot. Kebetulan lagi, kunci rumah Yuli memang selalu dititipkan di rumah majikan Wasiah. Jadi saat sedang sepi, Wasiah nekat mengambil kunci dan masuk ke dalam rumah. Dia melarikan dua cincin emas serta sepeda motor Honda Revo. Setelah aksinya beres, Wasiah baru menelepon menantunya, Iwan untuk mengambil motor curiannya. “Waktu itu ibu bilang sepeda motor itu diberi majikannya, Mas. Jadi langsung saya bawa pulang ke rumah. Saya menjemput sepeda motor itu sekitar pukul 19.30 WIB,” ujar Iwan membela diri. Apa polisi percaya? Tentu tidak! Sepasang mertua-menantu itu tetap digelandang ke Polres Situbondo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Duh! (KEN/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan

BUDAYA

Orang Mandar punya semboyan yang diwariskan dari leluhur mereka: Dota lele ruppu dari na lele di lolangang. Lebih baik hancur perahu daripada mundur dalam pelayaran. Reporter: Silvia Galikano Foto-foto: Silvia Galikano

Majalah detik 17 - 22 23 september 2012


seni & hiburan

BUDAYA

Sandeq bersiap sebelum berlomba (foto atas). Sandeq untuk mencari ikan digerakkan mesin (foto bawah).

erjajar-jajar sandeq langsing putih bergerak laju agak ke tengah perairan Majene, Sulawesi Barat. Layarlayar putih cembung didorong angin. Tepi layarnya terikat kencang ke tiang yang tinggi. Hanya satu layar untuk satu sandeq. Â Sandeq-sandeq itu sedang berlomba di acara tahunan Sandeq Race 2012. Ada penanda di tiga titik yang harus dilalui sandeq sebelum kembali ke pantai. Di tiga titik yang membentuk segitiga itulah sandeq dinilai. Kelihaian melayarkan perahu, kekuatan fisik, dan kecermatan membaca arah angin diuji di sini. Â Di tiap titik mereka berbelok, seketika itu riuh tercipta. Sahut-menyahut suara pemegang kemudi memberi komando ke tiga passandeq (peserta) lainnya, ke mana layar harus diarahkan, kapan layar harus dibelokkan, siapa saja yang harus segera berlari ke palato (cadik), siapa yang tetap di tengah, dan kapan dayung harus digunakan. Â Jika angin sedang saja, sandeq diisi dua orang, yakni juru mudi dan pengembang layar, sedangkan dua lainnya berdiri di palato sebagai penyeimbang layar. Namun jika angin demikian kuat, sandeq bisa hanya berisi satu orang, yakni sang juru mudi. Tiga lainnya bergerak sigap ke palato. Semua dilakukan serbacepat di tengah laut tanpa tali pengaman, tanpa pelampung. Tiga laki-laki berdiri berderet di seruas bambu betung! Tak ada yang mereka takutkan Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan

BUDAYA

seolah laut sama ramahnya dengan darat. Sandeq adalah perahu khas Mandar berbentuk langsing mungil sepanjang 7 meter dan lebar 1 meter. Berbanding terbalik dengan perahu adalah layarnya. Tinggi tiang layar sandeq bisa mencapai 20 meter dengan bentangan layar hingga 15 meter. Yang tidak terbiasa melihat sandeq pasti mengira layar selebar itu bisa bikin sandeq terjungkal kapan saja, apalagi kalau mendadak angin berubah arah. Woho! Tunggu dulu, bukan pelaut Mandar namanya kalau tidak menguasai teknik melayarkan sandeq. Aksi kehebatan para pelaut Mandar itu sejak 1995 jadi tontonan menarik yang dikemas dalam Sandeq Race. Tahun ini adalah gelaran ke-13. Rute awal pelayarannya adalah Mamuju-Makassar sejauh 480 km. Pada 2004 terbentuk Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang wilayahnya antara lain Mamuju dan Majene. Maka yang tadinya seluruh wilayah pelayaran adalah Sulawesi Selatan, berubah administrasinya jadi Sulbar ke Sulsel. Tahun ini, rute Sandeq Race diperpendek hingga separuhnya, yakni Mamuju-Polewali (Sulbar-Sulbar). Menciutnya rute hanya “di dalam kandang” tentu menimbulkan banyak pertanyaan dan tak sedikit yang kecewa karena masyarakat Sulbar menganggap bisa ikut Sandeq Race adalah sebuah prestise. Apa lagi jika dilihat filosofinya, rute Mamuju-Makassar adalah untuk mengingatkan bahwa Mandar, Bugis, Makassar, dan Bajau punya akar sama sebagai suku laut. Kalau dipendekkan begini, tidakkah juga mereduksi semangat Sandeq Race? Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh menjawab pertanyaan ini usai melepas etape maraton Sandeq Race ke Polewali di Majene, 4 September 2012. Menurutnya, Sulsel sekarang sedang dalam proses pilkada gubernur yang diikuti Gubernur Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan

BUDAYA

Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh (foto atas). Rute pelayaran Sandeq Race tahun ini dari Mamuju ke Polewali.

Sulsel petahana Syahrul Yasin Limpo dan Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin. Jika Sandeq Race mengakhiri pelayarannya di Makassar, siapa yang akan menjadi tuan rumah? Bukan karena tidak ada tuan rumah, sebaliknya, Gubernur Sulsel dan Walikota Makassar bisa saja berebut jadi tuan rumah mengingat Sandeq Race adalah acara besar dan momen yang bagus untuk ditumpangi. “Kesepakatan dengan Gubernur Sulawesi Selatan dan Walikota Makassar, lebih baik Sandeq Race tidak dilibatkan dalam persaingan. Bukan karena alasan yang lain. Kalau bisa, sandeq dilayarkan ke Pulau Jawa atau Kalimantan,” Anwar menegaskan. lll Sandeq Race yang dihidupkan Horst H. Liebner, antropolog maritim berkebangsaan Jerman, bukanlah pelayaran sekali jalan selesai. Lomba yang tahun ini diikuti 31 peserta itu terdiri dari beberapa etape. Dimulai di Mamuju dengan lomba segitiga, keesokan­nya maraton Mamuju-Deking. Etape kedua Deking-Somba. Etape ketiga SombaMajene. Setelah lomba segitiga di Majene, dilanjut maraton Majene-Pantai Bahari Polewali, dan ditutup dengan lomba segitiga di Polewali. Pemenang seluruh etape akan membawa pulang uang Rp 25 juta. Tak seluruhnya mulus. Ada sandeq yang baru berlayar sebentar untuk lomba segitiga, memutuskan balik ke pantai guna menyimpan energi untuk maraton keesokan harinya. Ada sandeq yang merapat ke pantai akibat tiang penopang layarnya patah di tengah jalan. Patah tiang penopang layar tentu bukan apa-apa bagi passandeq karena bisa segera diganti di darat dan besok berlayar lagi. Mereka pelaut Mandar yang pantang mundur dalam pelayaran. (SIL/YOG)

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan

film

Gerombolan perampok bank yang buron menyandera pemilik baru rumah mereka. Dalam ketegangan ini, selapis demi selapis kedok mulai terkuak. Reporter: Silvia Galikano Foto-foto: Anchor Bay Entertainment

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan

film

t

iga bersaudara, Ike, Johnny, dan Addley Koffin (Patrick Flueger, Warren Kole, dan Matt O’Leary) gagal merampok bank. Alarm bank menjerit. Polisi mengepung. Setelah sempat tembak-menembak dengan polisi, bergegaslah ketiganya melarikan diri ke rumah masa kecil mereka untuk bersembunyi. Koffin bersaudara tiba bersamaan tengah digelarnya pesta housewarming di basement. Ternyata rumah itu sudah disita, bukan lagi milik ibu mereka. Pemilik barunya adalah pasangan muda Daniel dan Beth Sohapi (Frank Grillo dan Jaime King). Tanpa buang waktu, tiga bersaudara ini menjadikan pasangan Sohapi dan seluruh tamunya sebagai sandera. Tak lama kemudian ibu mereka, Natalie Koffin (Rebecca De Mornay), datang. Baru ketahuan bahwa selama ini Ike mengirim uang dialamatkan ke rumah ini, karena mengira ibunya masih tinggal di situ. Jumlahnya US$10 ribu. Ibunya tidak pernah menerima uang kiriman itu, uang tidak pernah kembali ke pengirim, pasangan Sohapi pun mengaku tidak pernah mendapat kiriman uang walau Natalie meyakini duit itu mereka simpan.

Judul: Mother’s D ay Genre: Horror, dra ma Sutradara : Darren Lyn n Bousman Skenario: Scott Milam Pemain: Rebecca D e Mornay, Ja ime King and S hawn Ashmore Durasi: 1 jam 52 m enit

Tap pada gambar untuk melihat video trailer Mother’s Day

Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan

film

Sekarang Natalie yang pegang kontrol atas seluruh sandera. Dia tahu bagaimana memerintahkan para sandera untuk menguras tabungan --di ATM maupun di safe deposit box--. Dia bisa mencari tahu masa lalu pasangan Sohapi yang kehilangan putra dalam kecelakaan, serta perselingkuhan Daniel dengan salah satu sandera, dengan tujuan mengorek pengakuan Daniel. Natalie juga punya seribu cara melindungi anak-anaknya ketika ada sandera yang melawan. Semua dia lakukan dengan ekspresi dingin dan lebih keji dibanding tiga putranya. Kisah penyanderaan di dalam rumah ini bisa dibilang thriller yang mengambil gaya eliminasi ala reality show televisi. Di tengah tekanan yang makin mendesak, satu per satu sandera dieliminasi. Bedanya, tak ada lagu perpisahan di sini. Mother’s Day mengambil benang merah dan karakter-karakter sama dari film berjudul sama, Mother’s Day, besutan Charles Kaufman pada 1980. Namun Mother’s Day era milenium ini dibuat lebih efisien oleh Darren Lynn Bousman yang dikenal lewat Saw 2, Saw 3, dan Saw 4, tiga film yang bikin mual karena isinya penuh adegan penyiksaan serta banjir darah. De Mornay yang pada 1992 memerankan nanny psikopat dalam The Hand that Rocks the Cradle berhasil memindahkan insting keibuan yang nyaris tiMajalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan

film

dak masuk akal di film 20 tahun lalu itu ke Mother’s Day. Di Mother’s Day, dia bisa bertindak sadis dengan keyakinan luar biasa sambil tak lepas dari senyum dinginnya. Mau tahu tindakan apa itu? Dari menyuruh menembak, membakar rambut salah satu sandera hingga terbakar kulit kepalanya, sampai mengadu dua sandera laki-laki. Dua laki-laki ini disuruh adu jotos, yang kalah berarti pasangannya harus tidur dengan salah satu putranya yang terbelakang mental dan masih perjaka. Ajaibnya, di antara semua itu dia masih sempat membuat bolu cokelat, menghiasnya, dan menyajikannya di tengah-tengah sandera. Tak penting lagi siapa sudi makan bolu aroma darah begitu, yang jelas ini parodi sosiopat klasik yang menarik dalam struktur cerita yang kokoh. Apa lagi para tokoh punya masa lalu yang tak bisa dilepaskan dengan kondisi saat ini. Bahwa di tengah film, Koffin bersaudara dan sandera terasa sempat mati angin, atau setting tornado yang tak jelas tujuannya, semua itu jadi termaafkan. Karakter-karakter lain sengaja dibuat tidak menonjol, walau bukan klise sama sekali. Mereka adalah anak-anak “sakit jiwa” hasil didikan ibu yang juga sakit jiwa, yang celakanya, jadi pusat semesta mereka. Dikelilingi karakter-karakter yang diredupkan, De Mornay menonjol sendiri sebagai perempuan bengis yang sangat mengagungkan nilai keluarga. Dari satu adegan sadis ke adegan sadis berikutnya, Mother’s Day sepertinya bentuk tes Bousman ke penonton, sesadis apa kita bisa tahan menonton. Kalau masih tahan menonton yang ini, tunggu saja, pasti dia punya yang lebih sadis lagi. (SIL/YOG) Majalah detik 17 - 23 september 2012


seni & hiburan

film pekan ini

TEST PACK Produser: Chand Parwez Servia, Fiaz Servia Produksi: PT KHARISMA STARVISION PLUS
 Sutradara: Monty Tiwa Durasi: 105 menit Rahmat (Reza Rahadian) dan Tata (Acha Septriasa) pasangan suami istri kelas menengah. Mereka sudah tujuh tahun menikah, namun belum dikaruniai anak. Keinginan Tata untuk memiliki anak lebih besar dari Rahmat. Rahmat beranggapan mereka berdua to have each other, itu cukup baginya.

Tap pada gambar untuk melihat lebih jelas

Majalah Majalahdetik detik 30 17juli - 23 -september 5 agustus 2012


seni & hiburan

film pekan ini

TEST PACK DARKTIDE Produser: Parwez Servia, Fiaz Jenis Film:Chand Drama Servia Produser: Jeanette Buerling, Matthew E. Produksi: PT KHARISMA STARVISION Chausse
 PLUS
 Produksi: ALLIANCE FILMS Sutradara: John MontyStockwell Tiwa Sutradara: Durasi: 114 105 menit menit Durasi: Rahmat (Reza Rahadian) dan Tata Kate Mathiesonpasangan (Halle Berry) adalah (Acha Septriasa) suami istri penyelam yang sangat tertarik melakukelas menengah. Mereka sudah tujuh kan pendekatan denganbelum hiu putih yang tahun menikah, namun dikarunimenjadi predator ai anak. pemimpin Keinginan makhluk Tata untuk memiliki pantai pulaubesar Guadalupe yang terisolasi. anak lebih dari Rahmat. Rahmat beranggapan mereka berdua to have each other, itu cukup baginya.

Tap pada gambar untuk melihat lebih jelas

Majalah Majalahdetik detik 30 17juli - 23 -september 5 agustus 2012


seni & hiburan

film pekan ini

TEST PACK PETUALANGAN SINGA PEMBERANI Produser: Chand Parwez Servia, Fiaz Jenis Film: Animasi
 Servia Lucki Lukman Hakim, Genesis Produser: Produksi: PT KHARISMA STARVISION Timotius, Christofer Santosa
 PLUS
 BATAVIA PICTURES Produksi: Sutradara:Patrick Monty Leung Tiwa Sutradara: Durasi:Salvador 105 menit Durasi: Simo, Lee Croudy Rahmat (Reza Rahadian) dankeTata Dahulu kala, seorang penguasa (Acha Septriasa) pasangan suami istri gelapan dari dunia lain bernama Shadow kelas datang menengah. Mereka sudah tujuh Master ke dunia Paddle Pop untuk tahun menikah, belum dikarunimengambil Kristalnamun Lion yang memiliki kekuatan mahadahsyat.
Shadow Master lalu ai anak. Keinginan Tata untuk memiliki menyerbu Kerajaan LionRahmat. karena mereka anak lebih besar dari Rahmat mengetahui lokasi persembunyian beranggapan mereka berdua toKristal have Lion. each other, itu cukup baginya.

Tap pada gambar untuk melihat lebih jelas

Majalah Majalahdetik detik 30 17juli - 23 -september 5 agustus 2012


seni & hiburan

agenda

Festival Schouwburg X: Kompiang Raka & LKB Saraswati Tari dan Musik Bali dalam Potret Pesta Desa 
 Sabtu, 15 September 2012, pukul 20.00 WIB. Penanggung Jawab Artistik: I Gusti Kompiang Raka. Gedung Kesenian Jakarta, Jl. Gedung Kesenian No. 1, Jakarta. Telepon: 021-3808283, 3441892. Tiket: Rp 100.000, Rp 75.000, & Rp 50.000 (balkon). Informasi: LKB Saraswati: Bagus Tirta Darma 021-420 2437, 085737332291. www.lkbsaraswati.com

Generasi “Salah Asuhan” - In Search for Identity
Series of Discussion Forums Inspired by Indonesian Literature “Who am I? What do I want to become?” Selasa, 18 September 2012. Conference Hall The Japan Foundation, Jakarta
Summitmas I Building, 2nd Floor
Jl. Jend. Sudirman, Kav. 61-62. Diskusi didasarkan pada novel Salah Asuhan/Never the Twain (English translation). Keynote Speaker: Ms. Desi Anwar
 Panelists: Mr. Takehisa Maruyama, Ms. Elok Dianike Malay, Prof. Aiko Kurasawa

Festival Schouwburg X: Konser Duo Violinist Rodolfo Bonucci dan Pianist Corrado Greco (Italia) Rabu, 19 September 2012, pukul 20.00 WIB. Gedung Kesenian Jakarta, Jl. Gedung Kesenian No. 1, Jakarta. Telepon: 021-3808283, 3441892. Diselenggarakan oleh Pusat Kebudayaan Italia di Jakarta (IIC Jakarta) di bawah naungan Kedutaan Besar Itali, bekerja sama dengan Gedung Kesenian Jakarta. Tiket: Rp 100.000 dan Rp 75.000 (balkon)

Majalah Majalah detik 17 detik - 23 september 23 - 29 juli 2012



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.