Kasus Covid 19 yang sampai sekarang belum ada solusinya menyebabkan kita harus hidup di era new normal. Tetapi era ini belum sepenuhnya dapat mencegah penyebaran covid-19. banyak area yang dikhawatirkan akan menjadi cluster baru penyebaran dan salah satunya adalah pasar tradisional. Untuk jutaan orang di Indonesia, pasar tradisional rata-rata menjadi tempat pertama untuk berbelanja kebutuhan seharihari, selain karena harga nya yang lebih terjangkau dibanding pasar swalayan, ada kesempatan untuk tawar menawar harga. Semenjak adanya kasus covid-19 yang ada di pasar tradisional menyebabkan penurunan pendapatan para pedagang di pasar Tradisional. Dan banyak kebijakan pemerintah yang memperparah penurunan pendapatan pedagang-pedagang, juga kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahaya covid-19. Hal ini membuat semakin jarang orang-orang yang mau berbelanja di pasar tradisional dan dikhawatirkan akan membuat hilangnya eksistensi pasar tradisional. Menjawab persoalan tentang cara untuk membuat pasar tradisional dapat ber-’dwelling’ lagi di kalangan masyarakat khususnya milenial juga para pedagang golongan menengah kebawah dengan mengacu pada pendekatan SDG dan protokol kesehatan.
1
Konten
Cover 0 Brief singkat 1 Daftar Isi 2 Daftar Diagram dan Gambar 3 Kerangka Berpikir 4 5 Latar Belakang Rumusan Masalah Visi Misi Proyek Tujuan dan Manfaat Proyek 7 Teori-Teori Pendukung Dwelling menurut ahli Dwelling menurut penulis Pasar Tradisional Perilaku Konsumen Perilaku Milenial Karakter Covid-19 14 Tapak Data Tapak Masalah tapak Program 17 Metode Perancangan 18 Studi Preseden 20 Daftar Pustaka 21
2
Daftar Diagram Diagram 1: kerangka Berpikir Diagram 2: batas wilayah dan jaringan jalan kelurahan petogogan Diagram 3: peta zonasi kelurahan petogogan Diagram 4: eksisting kelurahan petogogan Diagram 5: tapak Diagram 6: timeline permasalahan yang ada di pasar Santa Diagram 7: zonasi eksisting pasar Santa berdasarkan lantai nya
4 14 14 14 14 15 16
Daftar Gambar Gambar 1: proyeksi jumlah penduduk Jakarta 2020 Gambar 2: keadaan kios pasar Santa Gambar 3: keadaan pasar Santa Gambar 4: salah satu kios yang tutup akibat pandemi Gambar 5: sepinya pasar Santa Gambar 6: beberapa point SDG Gambar 7: foto-foto mbloc space Gambar 8: foto-foto pasar Abu Dhabi
12 14 14 14 14 19 20 20
3
diagram 1: Kerangka Berpikir sumber: dokumentasi pribadi
4
Latar Belakang Masalah Sebanyak 216 negara sedang berjuang dalam melawan pandemi covid-19. Virus ini dideklarasikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pandemi global. Menurut data dari Kementrian Kesehatan Indonesia per 26 Juli 2020, dengan angka 98.778 kasus positif covid-19 di Indonesia. Angka ini sudah melebihi China, sebagai sumber asal virus tersebut pertama kali ditemukan. Faktanya Indonesia belum sepenuhnya mampu untuk mengatasi penyebaran virus covid-19 ini. Salah satu tempat yang dikhawatirkan akan menjadi cluster-cluster1 baru yaitu pasar tradisional. Untuk jutaan masyarakat Indonesia, pasar tradisional merupakan tempat pertama untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari (Atika, 2020). Selain karena harganya yang terjangkau, ada kesempatan untuk tawar menawar yang tidak bisa dilakukan di pasar swalayan. Data Ikatan Pedagang Indonesia (IKAPPI) menunjukkan bahwa dari 13.450 pasar tradisional, 1.172 diantaranya terdapat kasus positif covid-19. Pasar yang merupakan pusat distribusi makanan harusnya memiliki tingkat kebersihannya sendiri.
Timbulnya ketakutan untuk berbelanja di pasar tradisional karena minimnya standar kebersihan di pasar tradisional, dan diperparah dengan kasus-kasus tentang penyebaran covid-19 di pasar tradisional. Masyarakat lebih memilih untuk berbelanja di pasar swalayan yang lebih menjaga kebersihan dibanding pasar tradisional. Era New Normal belum bisa sepenuhnya membuat pendapatan penjual di pasar tradisional kembali normal. Pendapatan para penjual di pasar tradisional menurun sebanyak 65% (IKAPPI, 2020). Banyak pasar tradisional yang tutup.
Beberapa sistem yang telah diberlakukan oleh pemerintah yaitu penerapan ganjil genap2 pada hari operasional pasar. Penerapan hal ini dianggap bukan solusi yang bijak karena pasar merupakan ujung distribusi pangan dan pusat ekonomi kerakyatan. Dari sistem tersebut juga tidak efektif dilakukan, karena barang yang dijual banyak yang rusak atau basi akibat dari sistem ganjil genap, dan terbukti tidak efektif memberhentikan penyebaran virus covid-19 di pasar tradisional. Hanya mengurangi transmisi yang terjadi. Kebijakan tersebut hanyalah sebatas respon dadakan dalam menanggapi pandemi.
Krusialnya adalah pasar tradisional di Indonesia belum memiliki standar kebersihan yang baik dan juga pernyataan para penjual yang menganggap covid-19 ini adalah hoaks. Pasar tradisional D.K.I. Jakarta telah menjadi salah satu tempat dengan tingkat penyebaran virus covid-19 yang tinggi, data dari IKAPPI sekiranya ada 137 pedagang per 18 pasar yang terkena virus tersebut dan dikhawatirkan virus tersebut telah menyebar ke para pembeli yang tidak bisa dilacak jejaknya (Katadata, 2020).
Harus ada gebrakan inovasi dan konsep baru mulai dari segi penataan, protokol kesehatan, keamanan maupun manajemen nya. Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan. Namun kita harus melihat balik dari masa lalu untuk membuat rencana masa depan dengan kondisi pandemik. Solusi merancang di masa depan harus dipersiapkan secara matang untuk dapat mengatasi suatu permasalahan.
Atika, S. (2020, June 15). Indonesian wet markets carry high risk of virus transmission. Retrieved from The Jakarta Post: https://www.thejakartapost.com/news/2020/06/14/indonesian-traditional-markets-carry-high-risk-of-virus-infection.html 2 Hamdani, T. (2020, June 8). detikFinance. Retrieved from Kritik Anies, Pedagang Keberatan Ganjil Genap di Pasar : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5045339/kritik-anies-pedagang-keberatan-ganjil-genap-di-pasar 1
5
Rumusan Masalah Bagaimana menghidupkan eksistensi pasar tradisional di tengah pandemi terutama kalangan milenial? Bagaimana proyek ini dapat mewadahi kegiatan gaya hidup milenial dengan situasi pandemi?
Visi dan Misi Proyek Visi proyek adalah untuk mengembalikan eksistensi pasar yang hampir hilang di masyarakat dan sebagai salah satu cara untuk beradaptasi di masa depan.
Misi proyek: a. Menjadi salah satu wajah baru pasar untuk ber-’dwelling’ di masa depan. b. Menjadikan pasar sebagai space yang mewadahi aktivitas warga sekitar pasar. c. Menyediakan wadah untuk memenuhi lifestyle kalangan milenial.
Tujuan dan Manfaat Proyek Tujuan dari proyek adalah untuk membuat suatu wadah yang dapat ber’dwelling’ kembali bagi para milenial juga warga sekitar proyek dan menghidupkan kembali pasar tradisional yang banyak ditinggalkan masyarakat.
Manfaat dari proyek adalah memberikan pemikiran dan wajah baru pasar tradisional yang ada di Indonesia khususnya Jakarta dan sebagai contoh pasar tradisional yang dapat menjadi potensi tipologi baru sebuah pasar tradisional. 6
Teori Pendukung
Dwelling
Menurut Para Ahli
Dwelling apabila diartikan ke Bahasa Indonesia hanya berarti tempat tinggal/kediaman/ rumah. Tetapi arti dwelling sebenarnya lebih dari sebatas hunian yaitu berhuni, ada yang menghuni. Untuk berhuni, pertama-tama harus dilakukan pembangunan. Tetapi tidak berarti semua bangunan adalah tempat berhuni. Konsep berhuni (Heidegger, 1971) yang utama yaitu to stay (menetap), to wander (berkelana) dan to linger (bertahan hidup).3 “We do not dwell because we have built, but we build and have built because we dwell, that is, because we are dwellers.” – Heidegger, 1971
Dwelling (Norberg-Schulz, 1984) Pertama, ruang dimana kita bertemu dengan individu lain untuk bertukar produk, ide, dan perasaan, untuk mendapatkan pengalaman kehidupan sebanyak mungkin. Kedua, ruang dimana terjadi kesepakatan dengan individu lain dimana kita akan dihadapkan untuk dapat menerima seperangkat nilai-nilai umum yang ada di masyarakat. Ketiga, ruang dimana ketika kita telah menjadi diri kita dengan memiliki dunia kecil pilihan kita sendiri.
Tahapan dari sebuah dwelling mencakup settlement/ natural dwelling (tempat dimana ‘dwelling’ secara natural terjadi), urban space/collective dwelling (tempat dimana manusia bertemu), institution/public dwelling (tempat dimana apabila terjadi kesepakatan terjadi) & house/private dwelling (tempat dimana individu menjadi diri sendiri). Terdapat 2 aspek utama dwelling yaitu identifikasi dan orientasi.4 Dwelling memiliki makna being-karena sangat manusiawi, manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan berevolusi. Dwelling adalah sebuah proses seorang manusia yang tidak terjadi secara spontan dan memiliki keunikan khusus di dalam prosesnya melalui eksperimen di dalamnya.5
Heidegger, M. (1971). Building Dwelling Thinking. New York: Harper Colophon Books. Norberg-Schulz, C. (1984). The Concept of Dwelling. New York: Rizzoli International Publication, Inc. 5 Ar. Suwardana Winata, M. I. (2020). Dwell(ing), A Question of Architecture. Questioning Architecture. 3
4
7
Menurut Penulis berdasarkan kuliah-kuliah umum 1. Balcony needs in covid-19 pandemic Di beberapa negara bagian Barat, terjadi peningkatan pemakaian balkon ketika sedang menjalani masa-masa lockdown yang disebabkan oleh pandemi covid-19, sehingga ilustrasi ini menggambarkan bagaimana orang-orang tetap bisa menyalurkan kreativitas mereka di rumah masing-masing tetapi masih bisa menghirup udara segar sebagai pengganti untuk merasakan suasana ruang luar. Spekulasi yang terjadi adalah di masa depan orang-orang menginginkan balkon yang cukup luas guna mengantisipasi jika terjadi lockdown lagi.
sumber: dokumentasi pribadi
2. Bubbles that keep us dwelling sumber: dokumentasi pribadi
Dwelling yang jika diartikan ke Bahasa Indonesia hanyalah sebatas berhuni, padahal dwelling yang dimaksud menurut saya sendiri merupakan suatu hal atau saat ketika kita merasa nyaman, kita sendiri sudah ‘berhuni’ di tempat atau ruang tersebut. Gelembung-gelembung di ilustrasi tersebut menggambarkan lingkup area ‘berhuni’ masing-masing individu, kelompok, komunitas, dan pasangan, dan insipirasi ilustrasi ini didapat setelah saya membaca buku karya Christian Norbeg-Schulz tentang The Concept of Dwelling, dan akhirnya mengerti bahwa dwelling tidak sebatas hanya hunian saja.
8
3. Uneven Reflection
Apa yang dirasakan oleh kita belum tentu dirasakan oleh orang lain, kita harus melihat sesuatu dari berbagai kacamata. Dan ketika kita ingin mengambil suatu ide atau inspirasi dari luar asal kita, kita tidak bisa hanya semata-mata ‘meniru’ hal itu, harus terjadi adaptasi atau penyesuaian terhadap daerah kita yang juga dengan dilakukan eksperimen kecocokan untuk bisa masuk ke dalam kebudayaan atau asal daerah kita. Rumah diatas dimaksudkan rumah dari daerah lain, yang dibawah adalah rumah dengan karakteristik fisik mirip dengan yang atas tetapi sudah mengalami modifikasi yang sesuai dengan kebudayaan di daerah kita.
4. What’s in front? Karakteristik bangunan yang awalnya hanya sebuah goa yang cukup untuk menaungi atau meneduhkan manusia yang kemudian seiring dengan perkembangan zaman berubah menjadi bangunan 1 lantai, kemudian menjadi bangunan pencakar langit. Apakah dimasa depan akan ada bangunan melayang dan kita bisa melakukan aktivitas disana? Tidak ada yang tahu bagaimana masa depan akan terlihat, tetapi kita masih bisa memprediksi dan bermimpi bahwa suatu saat hal itu akan terjadi. sumber: dokumentasi pribadi
5. Fundamental Living Structure
sumber: dokumentasi pribadi
Tempat makam, ketika sudah mendengar kata tersebut hal pertama yang dipikirkan biasanya negatif (seram, sepi, menakutkan, dll) tetapi ketika terdapat aktivitas seperti menjenguk atau piknik dengan anggota keluarga yang sudah tidak ada, foto-foto, bersantai, dll dalam tempat tersebut, muncul kesan suatu public space yang terlihat hidup, tidak menakutkan lagi. Saya menerapkan properti-properti fundamental dari living structure ke dalam Ilustrasi tersebut agar tempat tersebut kelihatan hidup.
9
6. Adapt + Experiment Dwelling, penggabungan dari adaptasi dan eksperimen manusia terhadap lingkungan, perilaku maupun komunitasnya. Terkadang para perancang membuat sesuatu yang ‘ideal’ yang kelihatannya sangat diimpikan oleh manusia, tetapi sesuatu yang ideal tersebut belum tentu menjadi yang paling dibutuhkan oleh manusia, ada yang terbangun tetapi tidak diminati atau menjadi sesuatu yang ditentang masyarakat dan akhirnya dihancurkan atau malah hanya semata-mata akan menjadi sesuatu yang utopia, yang tidak akan pernah dibangun. Untuk membangun sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia memang harus melewati tahap penyesuaian, eksperimen dan riset untuk mewujudkan hal tersebut.
7. A Maze
sumber: dokumentasi pribadi
Untuk menghasilkan sesuatu butuh proses yang panjang, seperti kotak-kotak yang ada dalam ilustrasi, proses itu penting untuk menuju suatu tujuan. Banyak kejadiankejadian tak terduga dalam suatu proses yang digambarkan banyak bolongan yang tidak tahu nanti setelah itu akan kemana, kemudian proses tersebut tidak hanya saklek atau paten satu saja tetapi setiap individu memiliki proses yang berbeda-beda untuk mencapai suatu tujuan.
sumber: dokumentasi pribadi
Kesimpulan dari dwelling menurut penulis adalah untuk hidup dan eksist melalui suatu proses non spontan yang beradaptasi dan bereksperimen yang kemudian membuat suatu individu merasa nyaman. Kategori dari dwelling sendiri tidak sebatas hanya tempat tinggal, tetapi dwelling memiliki arti lebih banyak yang dapat diartikan adanya sebuah kehidupan yang terjadi di dalam suatu ruang.
10
Pasar
Pasar adalah tempat fisik untuk terjadinya pertukaran barang dan jasa oleh penjual dan pembeli (Kotlet, 2007). Pasar juga sebuah tempat atau proses interaksi antara pembeli dan penjual dari produk tertentu, sehingga dapat terjadinya harga ekuilibrium dan kuantitas. Terdapat 2 tipe pasar (Sutami, 2012) yaitu pasar tradisional dan swalayan.
Pasar Tradisional Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, BUMN, serta bekerja sama dengan swasta (Pepres RI no. 112, 2007). Pasar tradisional kebanyakan menjual produk-produk makanan segar, kain, pakaian, barang elektronik, jasa, dan sebagainya. Pasar tradisional biasanya terletak tidak jauh dari pemukiman agar memudahkan para pembelinya (Wikipedia, 2007). Pasar juga mengalami perkembangan menjadi pusat tukar menukar informasi, pusat kerumumnan penjaja barang dan jasa serta pengangguran bahkan lokasi bekas pasar dapat berkembang menjadi perumahan yang tumbuh menjadi pusat permukiman ramai. Karakteristik dari pasar tradisional adalah adanya tawar menawar yang terjadi antara penjual dan pembeli terhadap suatu barang, kemudian para pembeli juga dilayani oleh para penjual nya (berbeda dengan pasar swalayan). Didasari penjelasan Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta no. 6 tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah mengenai arahan rencana intensitas ruang dalam sasaran pembangunan ekonomi daerah yang optimal, digunakan konsep pertumbuhan melalui pemertaan dengan kebijakan sektoral meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan peningkatan pelayanan masyarakat. Pendekatan ini digunakan dalam mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi yang diterapkan Jakarta sebagai pusat pembangunan dengan pemihakan pada golongan menengah ke bawah. 6 7
Pasar tradisional berfungsi sebagai tempat terjadinya proses sosial antar masyarakat dalam hal berkomunikasi dan saling berinteraksi antar masyarakat. Beberapa masalah yang dialami oleh sebagian besar pasar tradisional di Indonesia adalah masalah internal seperti manajemen yang buruk, retribusi tinggi untuk penjual, infrastruktur yang buruk (tidak ada kenyamanan untuk pelanggan, kondisi kebersihan yang tidak terawat, sirkulasi udara yang buruk, tempat parkir sempit, kondisi berlumpur), meningkatnya penjual ilegal di pasar basah, kurangnya bantuan modal yang tersedia untuk penjual (Poesoro, 2007). Masalah ini menjadi peluang bagi pasar modern untuk memberikan situasi dan lingkungan yang ideal untuk merasa nyaman dalam berbelanja. Selain itu, karena pergeseran gaya hidup konsumen, pasar tradisional menjadi tersisihkan dengan kehadiran pasar swalayan. Bagaimanapun, pasar tradisional merupakan salah satu tempat penting bagi banyak warga berpenghasilan rendah untuk bertahan hidup di kota Jakarta yang mengandalkan keterjangkauan dari pasar tradisional. Pasar tradisional memberikan peluang bekerja yang besar bagi pengusahapengusaha kecil yang mandiri. Klasifikasi pasar tradisional di Indonesia dibedakan berdasarkan sifat perdagangannya (pasar grosir, eceran dan khusus), lingkup pelayanannya (pasar regional, kota, wilayah, lingkungan), waktu kegiatannya (pagi dan malam), berdasarkan potensinya (pasar tumbuh, berkembang dan maju).
Goldman, A., Ramaswami, S., Krider, R. E. (2002). “Barriers to The Advancement of Modern Food Retail Formats: Theory and Measurement� Journal of Retailing, Vol. 78, pp 281–295. Salvatore, Dominick. 2006. Schaum’s Outlines: Mikroekonomi.Jakarta: Erlangga
11
Perilaku Konsumen Modernisasi evolusi pasar yang terjadi dapat dilihat dari tergantinya pasar tradisional menjadi pasar swalayan mini milik keluarga. Salah satu faktor kegagalan dari modernisasi pasar di negara berkembang karena kemampuan dan pilihan konsumen.6 Kecenderungan perilaku konsumen ( Salvatore, 2006) 7: 1. Taste of an individual does not change during certain period 2. The Consistency of choosing an object 3. The existence of transitivity 4. Consumers tend to buy the attractive price of certain goods combination Riset menunjukkan konsumen yang cenderung pergi ke pasar tradisional merupakan orangorang dari generasi baby boomers dan generasi X, sedangkan milenial lebih memilih pasar swalayan untuk berbelanja (Septiari, 2016)8. Bagi para milenial, berbelanja di pasar swalayan yang terletak di mall menjadi salah satu aktivitas untuk menghabiskan waktu dan juga bagian dari gaya hidup. Berbelanja tidak sesederhana itu, mereka bertugas penuh untuk memenuhi kebutuhan hidup dan gaya hidup seseorang, lebih dari sekedar grab and go ( Zafar et al, 2007). 8 9
gambar 1: Proyeksi Jumlah Penduduk Jakarta 2020 sumber data: BPS 2020
Perilaku Konsumen Milenial Pew Research Center membagi-bagi tingkatan generasi berdasarkan tahun lahir seseorang, yaitu veteran (75 ke atas), baby boomers, gen x, millenials (gen y), gen z, dan gen alpha. Populasi milenial memiliki angka paling tinggi di D.K.I Jakarta (data BPS, 2020). Perilaku dan pilihan milenial cukup berbeda dengan generasi yang sebelumnya, sehingga kemungkinan besar gaya hidup sekarang akan menjadi budaya mereka seumur hidup. Generasi ini memiliki pikiran rasional, pengikut aturan, sikap positif dan ketidakegoisan serta kooperatif dalam suatu tim (Keeling, 2003). Kemudian mereka juga senang untuk merasakan suatu pengalaman baru yang unik bagi mereka.
Septiari, E. D. (2016). Understanding the Perception of Millennial Generation toward Traditional Market (A Study In Yogyakarta). Integrative Business & Economics . Sweeney, R. (2006), “Millennial Behaviors & Demographics�, UniversityLibrarian, New Jersey Institute of Technology, pp 1-10.
12
Perilaku milenial menurut Sweeney (2006) 9: 1. More choices, more selectivity
Perubahan perilaku konsumer milenial akibat dari kondisi lingkungan yang berkelimpahan. Mereka ingin memiliki kontrol konsumen tertinggi: apa, bagaimana, kapan mereka menginginkannya.
2. Flexibility/convenience
Mereka ingin segala sesuatu ny fleksibel dan tidak membuang-buang waktu, salah satunya berbelanja sekaligus pergi bersenang-senang.
3. Personalization and customization
Mengingingkan sebanyak mungkin fitur personalisasi untuk menemui kriteria mereka.
4. Impatience
Tidak ada toleransi untuk menundanunda, semua serba cepat dan instan.
5. Practical, Results Oriented
Ketertarikan pada kecepatan kerja dan pembelajaran.
6. Multitaskers
7. Digital Natives
Karakter Covid
Penyebaran Covid-19 (WHO, 2020):
8. Gamers
Airbone - penyebaran infeksi oleh tetesan atau debu di udara, tanpa campur tangan angin, infeksi berlangsung singkat.
9. Nomadic Communication Style
Respiratory droplets - penyebaran melalui bersin/batuk yang kemudian hidup di suatu permukaan dengan waktu tertentu.
Cepat beradaptasi pada teknologi. Mereka menyukai interaktif yang konstan, multimedia dengan grafik warna warni, bermain dan bersaing bersama temantemannya. Menyukai komunikasi lewat online.
10. Media/ Format Agnostic
Segala sesuatunya harus interaktif dan berwarna juga menarik.
Physical contact - agen penyakit ditransfer langsung lewat sentuhan pada permukaan yang terdapat agen penyakit.
11. Collaboration & Intelligence
Mereka tahu caranya bagaimana dan kapan bekerja dengan efektif.
12. Balanced Lives
Pengaruh Covid-19 terhadap Perilaku Konsumen
13. Less Reading
Melakukan perubahan
Keseimbangan antara waktu kerja dengan kesehatannya dan waktu untuk bersenangsenang. Tidak suka membaca literatur atau koran seperti generasi sebelumnya.
Mereka mahir dalam menangani beberapa tugas sekaligus untuk efisiensi waktu.
Mengapa milenial?
Dalam kurun waktu 20-30 tahun ke depan, populasi generasi milenial diperkirakan memiliki angka tertinggi dibanding generasi lainnya. Kemudian pada saat tersebut, milenial akan menjadi salah satu yang menjalankan perekonomian.
Akan meng-evaluasi pilihan gaya hidup nya sendiri dan membuat beberapa perubahan, kemudian beradaptasi terhadap situasi nyata agar dapat bertahan hidup. Tidak melakukan perubahan Tetap menjalani hidup seperti biasa, tidak peduli terhadap permasalahan yang ada. 13
14
Riset Masalah Umum di Pasar Tradisional Indonesia sebelum pandemi/ problem identification (Arianty, 2017)10 1. Infrastruktur kesehatan dan kebersihan yang perlu ditingkatkan (sanitasi, pencahayaan yang cukup, keadaan lingkungan pasar, dll.) 2. Memberi jarak antara pasar tradisional dengan modern agar tidak menimbulkan persaingan konsumen. 3. Jarak antara penjual ke seberang terlalu sempit. 4. Lantai becek dengan kombinasi bau tidak sedap. 5. Manajemen pasar yang buruk. 6. Zoning/layout para pedagang perlu dibenahi. 7. Perubahan gaya hidup konsumen dengan kondisi konsumen memiliki banyak pilihan untuk berbelanja.
Masalah yang nyata pada tapak (melalui problem layering):
10
Nel Arianty melakukan riset terhadap sejumlah pasar tradisional di Indonesia dan menyimpulkannya.
diagram 6: timeline permasalahan yang ada di pasar Santa sumber data: riset pribadi
15
Pasar Santa
Fakta pasar Santa
Merupakan pasar yang dikelola oleh Pasar Jaya (Perusahaan Daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melaksanakan pelayanan umum dalam bidang pengelolaan area pasar, membina pedagang pasar, ikut membantu stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang dan jasa) dan termasuk lapisan kelas C (kelas ekonomi rendah).
Melalui wawancara langsung terhadap penjual dan pengunjung pasar didapat beberapa fakta: 1. Tidak ada sistem sirkulasi udara yang baik sehingga di dalam sangat panas. 2. Banyak toko tutup sebelum pandemi, dan akibat pandemi lebih banyak lagi yang tutup akibat sepi pengunjung. 3. Sulit mencari toko tertentu akibat penataan kios yang kacau. 4. Di dalam terdapat bau yang tidak sedap dan kotor. 5. Makanan yang cukup terjangkau dan bervariasi.
diagram 7: zonasi eksisting pasar Santa berdasarkan lantai nya sumber data: wawancara pengelola pasar Santa
Potensi/Tujuan
6. Trend baru: vintage thrifting
Kendala/Fakta
Solusi/Konsep
Sudah ada banyak pusat perbelanjaan dengan segala keunggulannya
Menggunakan kriteria lifestyle para milenial sebagai pendekatan perancangan
Tidak ada yang bisa memprediksi trend dan kapan trend tersebut akan hilang
Menerapkan apa yang disukai dan tidak oleh milenial
Mayoritas pedagang menengah ke bawah
Evaluasi dari segi kebersihan, manajemen pasar dan berinovasi untuk mengundang pengunjung
Eksistensi pasar tradisional yang baru Hidupnya kembali pasar santa untuk menjadi salah satu tujuan berbelanja dengan konsep baru di tengah pandemi. Wadah pemenuhan lifestyle kalangan milenial Ketertarikan kalangan milenial terhadap trend-trend dengan pengalaman ruang yang baru. Meningkatkan perekonomian Pedagang yang mengalami penurunan pendapatan selama pandemi berlangsung
16
17
Metode Perancangan
Terdapat 4 proses desain maupun arsitektur sebagai bagian dari lingkungan bina (Sutanto, 2020) yaitu: 1. Metode dalam Dunia ‘Seni’ yaitu sebuah wilayah metode yang dibangun berdasarkan subyektifitas perasaan. 2. Metode dalam Dunia ‘Sains’ yaitu sebuah wilayah metode yang bergerak dalam kerangka saintifik atau ilmiah. 3. Metode dalam Dunia Perilaku yaitu sebuah wilayah teori yang berpijak pada nilai-nilai perilaku, manusia dan komunitas. 4. Metode dalam Dunia Environmental yaitu sebuah wilayah teori yang berhubungan dengan lingkungan.
Tipologi Tipe dari dunia sains adalah konstanta dan Terdapat 5 tipologi permukiman: Menurut Aldo Rossi, tipe dapat dikenali memanifestasikan dirinya dengan karakter sebagai faktor pembeda harus menjadi kebutuhan yang bereaksi secara dialektik Tipologi pertama, permukiman primitif teknik, fungsi, dan gaya, serta dengan dimana manusia bergantung pada alam individualitas, yang berasal dari kualitas, karakter kolektif dan individu momen dari dengan membuat naungan dari apa yang keunikan dan definisi. Individualis ini tergantung pada bentuk dari material, artefak arsitektur (Aldo Rossi). Tipe berasal tersedia di alam. efinitas yang kompleks yang berkembang dari kata serapan ‘type’ yang berasal dari Tipologi kedua, dampak dari revolusi industri, bahasa Yunani ‘typos’, yang berarti model, selama ruang dan waktu, kekayaan sejarah, matriks, jejak pada sebuah figur yang arsitektur dihasilkan dari produksi massal. nilai tertentu asli dan fungsi yang bertahan membawa karakter asal yang berhubungan dan jumlah semua pengalaman dan kenangan erat dengan hukum universal. Tipe menurut Tipologi ketiga, permukiman tumbuh kamus bahasa Inggris Oxford berarti sebuah menjadi kota-kota tradisional dengan sistem yang menguntungkan dan menyenangkan. bentuk umum, struktur, atau karakter yang operasional dan cara hidup yang stabil. Durand mengusulkan bahwa tipe dapat membedakan jenis, kelompok atau kelas Tipologi keempat, kota-kota baru dengan dibuat melalui adaptasi dan rekombinasi tertentu dari maklhuk atau benda, sebagai konsep universal- global dan berdasarkan dari unsur-unsur yang khas untuk tempat pola atau model setelah sesuatu dibuat pada sistem dan keinginan kapitalistik. atau bangunan tertentu dengan sistemasi dan sebagai sosok atau gambar sesuatu, representasi, gambar atau imitasi. Kata Tipologi kelima, menganut small is more, pengetahuan arsitektur teoritis dan untuk tersebut memberikan arti konotasi bentuk mewakili ruang berdialog, tempat sosial menetapkan metode rasional dalam dengan turunannya atau pengaturan orang bertemu, bersifat mikro. merancang bangunan. bagian-bagian yang membangun kemiripan representasi karakter dari asalnya. Perancangan proyek ini menggunakan metode perancangan tipologi dengan menggabungkan atau mereduksi tipologi pasar tradisional yang sudah ada dan dikombinasikan dengan unsur-unsur khas atau baru seperti protokol menjaga jarak antar individu akibat pandemi covid-19 sehingga tercipta suatu ruang baru yang ideal. Dan seterusnya dengan tipologi fungsi yang lain. 18
Pendekatan Perancangan Terdapat 17 point untuk membuat dunia menjadi lebih berkelanjutan melalui Sustainable Development Goals yang dibuat oleh Keserikatan Bangsa – Bangsa. Target – target ini diperkirakan akan terlaksana pada tahun 2030 mendatang. Tidak semua point SDG terpenuhi dalaam proyek ini, tetapi ada beberapa yang ditekankan pada proyek kali ini. Kemudian juga pendekatan perancangan juga mengacu pada standar kebersihan baru yang didapat dari riset mendalam tentang pencegahan penyebaran virus covid-19 dan protokol-protokol yang berjalan yaitu area sanitasi di beberapa titik, sistem tidak sentuh (sensor/audio), menjaga jarak, sistem utilitas air pada pasar basah, material-material yang salutogenetic, sistem ventilasi yang baik, dengan tambahan lampu UV (untuk tambahan disinfektan). gambar 6: beberapa point SDG sumber: United Nation
Ide Perancangan
mengubah less comfort menjadi comfort
pasar yang beradaptasi dengan pendekatan perancangan
penyesuaian dengan kriteria gaya hidup milenial
memperbaiki masalah-masalah yang ada 19
20
Daftar Pustaka (n.d.). Retrieved from https://www.ipl.org/essay/Characteristics-Of-Traditional-Market-P3NBQC33RC4DR Ar. Suwardana Winata, M. I. (2020). Dwell(ing), A Question of Architecture. Questioning Architecture. Arianty, N. (2017). *Corresponding author: Nel AriantyLecture of Economic Faculty, Muhammadiyah University of North Sumatra, Medan, IndonesiaISSN: 0976-3031Research ArticleDIFFERENCE ANALYSIS OF MODERN MARKET & TRADITIONAL MARKET STRATEGY BASED ON LAYOUT & QUALITY OF SERVICE. International Journal of Recent Scientific Research. Atika, S. (2020, June 15). Indonesian wet markets carry high risk of virus transmission. Retrieved from The Jakarta Post: https://www.thejakartapost.com/news/2020/06/14/ indonesian-traditional-markets-carry-high-risk-of-virus-infection.html Bakhtiari, K. (2020, May 18). How Will The Pandemic Change Consumer Behavior. Retrieved from Forbes: https://www.forbes.com/sites/kianbakhtiari/2020/05/18/how-will-thepandemic-change-consumer-behavior/#41d29f8566f6 Comittee, C. a. (2009). Market Failure? Can The Traditional Market Survive? London: House of Commons. COVID-19 will permanently change consumer behavior. (2020, April 28). Retrieved from Accenture: https://www.accenture.com/us-en/insights/consumer-goods-services/ coronavirus-consumer-behavior-research Dr. Hernita Sahban SE, M., & Dr. Iwan Perwira SE, M. (2018). Empowerment of Traders and Traditional Market Potential Development in Indonesia. International Journal of Innovative Science and Research Technology. Elmira, P. (2018, December 22). Cerita Akhir Pekan: Eksistensi Pasar Santa Dulu dan Kini. Retrieved from Liputan 6: https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3854549/cerita-akhirpekan-eksistensi-pasar-santa-dulu-dan-kini Hamdani, T. (2020, June 8). detikFinance. Retrieved from Kritik Anies, Pedagang Keberatan Ganjil Genap di Pasar : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5045339/ kritik-anies-pedagang-keberatan-ganjil-genap-di-pasar Heidegger, M. (1971). Building Dwelling Thinking. New York: Harper Colophon Books. Nation, U. (n.d.). TRANSFORMING OUR WORLD: THE 2030 AGENDA FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT. Norberg-Schulz, C. (1984). The Concept of Dwelling. New York: Rizzoli International Publication, Inc. Prastyawan, A. (2015). Revitalization of Traditional Markets into a Modern Market in the Perspective of Local Governance Theory. International Journal of Humanities and Social Science. Septiari, E. D. (2016). Understanding the Perception of Millennial Generation toward Traditional Market (A Study In Yogyakarta). Integrative Business & Economics . Singh, D. S. (2020, May 20). Impact of Covid-19 on consumer behaviour. Retrieved from Times of India: https://timesofindia.indiatimes.com/readersblog/marketing-swan/impactof-covid-19-on-consumer-behaviour-19164/ Sutanto, A. (2020). Peta Metode Desain. Jakarta. Tempo.co. (2020, July 20). 1,172 Traditional Market Traders in Indonesia Contract COVID-19 . Retrieved from Tempo.co: https://en.tempo.co/read/1367202/1172-traditional-markettraders-in-indonesia-contract-covid-19 Tucker, R. (2020, June 03). How has Covid-19 changed consumer behaviour? Retrieved from MXMOVE: https://www.mixmove.io/blog/how-has-covid-19-changed-consumerbehaviour Vogler, A. (2006). Genius Loci in the Space-Age.
21