2 2 3
5 7 8 10
12
15
12
16
12
17
13
18 20 22 23
24
27 37
01 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PROYEK TUJUAN PROYEK
DESKRIPSI UMUM PROYEK
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PROYEK
Latar Belakang Proyek Stres adalah salah satu respons psikis yang umum dialami manusia berupa perasaan tidak nyaman akibat tekanan yang dihadapi. Stres tidak hanya menimpa golongan usia dewasa, tetapi juga golongan usia sekolah, yaitu anak dan remaja, yang umumnya disebabkan oleh faktor pemicu (stressor) dari lingkungan akademik seperti kesulitan beradaptasi, beban kurikulum yang berat, tingginya standar kompetensi, konflik dengan sekitar, dan faktor lingkungan. Apabila tidak segera ditangani, stres pada usia dini akan menimbulkan dampak beruntun terhadap fisik, psikologis, dan kognitif penderita. Data Riskesdas tahun 2013 dan 2018 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi gangguan psikologis di Indonesia termasuk gangguan depresi dan stres. Namun, proses penanganan masalah psikologis di Indonesia masih menemui sejumlah kendala, di antaranya adalah kurangnya fasilitas kesehatan mental, salah satunya rasio jumlah psikolog terhadap penduduk yang masih jauh di bawah standar WHO (1:234.200 orang). Selain itu, adanya stigma negatif terhadap penderita gangguan psikologis baik dari pandangan masyarakat maupun diri sendiri merupakan kendala lain yang menghambat penderita untuk menjalani pengobatan. Isu dan permasalahan yang telah disebutkan menjadi landasan untuk merumuskan suatu solusi arsitektural untuk berkontribusi menciptakan lingkungan binaan yang memberi efek positif bagi kesehatan psikologis masyarakat.
Tujuan Proyek Proyek ini bertujuan sebagai sarana rekreasi dan edukasi nonformal yang memfasilitasi masyarakat usia dini, yaitu anakanak dan remaja, untuk melepaskan stres yang diderita sehingga menghindari timbulnya gangguan fisik dan psikologis yang lebih berat. Diharapkan, proyek ini dapat membantu generasi muda untuk meningkatkan kualitasnya dalam menjalani kehidupan.
2
PENDAHULUAN
DESKRIPSI UMUM
Deskripsi Umum Proyek Rencana Induk Kota Baru Parahyangan
Proyek ini merupakan sebuah pusat seni kreatif yang mewadahi fungsi primer berupa kegiatan seni dan kreativitas, serta perpustakaan sebagai fungsi sekunder. Kedua fungsi tersebut berperan untuk meningkatkan fungsi kognitif anak dan remaja yang semula terganggu akibat stres. Melalui fungsi seni kreatif, para anak dapat berkumpul untuk berinteraksi, berkolaborasi, mengeksplorasi keterampilan, dan mengekspresikan dirinya sebagai upaya rileksasi psikologis melalui penciptaan sekaligus apresiasi karya seni. Fasilitas yang menunjang fungsi ini meliputi galeri, berbagai jenis ruang workshop, ruang auditorium pertunjukan, co-working space, fasilitas terapi, dan amfiteater.
Peta Town Center
Fungsi perpustakaan berperan sebagai sumber pengetahuan dan sarana menyalurkan hobi membaca serta menemukan inspirasi dan ketenangan psikologis di tengah suasana alami dan kondusif. Selain itu, lingkup perancangan proyek meliputi gubahan elemen lanskap pada tapak guna menciptakan ruang terbuka yang membantu memulihkan stres pengguna. Proyek ini diprakarsai oleh pihak Kota Baru Parahyangan guna mendukung visi kota mandiri berbasis pendidikan sekaligus menunjang kebutuhan penghuninya akan sarana rekreasi. Area Town Center merupakan rencana lokasi proyek terpilih yang saat ini tengah dikembangkan, sehingga diasumsikan seluruh infrastruktur lingkungan telah terbangun sesuai dengan rencana induk untuk mendukung kebutuhan perancangan.
3
02 KAJIAN FUNGSIONAL DAN ANALISIS KAJIAN PENGGUNA DAN KEGIATAN ANALISIS MAKRO TAPAK ANALISIS MIKRO TAPAK STUDI PRESEDEN
KAJIAN FUNGSIONAL DAN ANALISIS
KAJIAN PENGGUNA DAN KEGIATAN
Karakteristik Pengguna 1.
Anak dan Remaja
7-11
12-15
>15 tahun
Pembagian jenis usia berdasarkan teori perkembangan kognitif anak oleh Piaget (1966), setara dengan fase usia Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). • Menderita gejala stres/gangguan emosional dan membutuhkan terapi, atau • Membutuhkan rekreasi dengan minat ke arah seni dan/ atau membaca. Kebutuhan pada rancangan: • Instalasi ruang play therapy dan art therapy. • Pemisahan area untuk anak dan remaja pada ruangan workshop, perpustakaan, dan coworking space guna menyesuaikan perbedaan karakter dan antropometri.
2. Tenaga Edukasi dan Kesehatan
Terdiri atas terapis play therapy, art therapy, pemateri workshop seni gambar, lukis, digital, dan fotografi, serta pelatih workshop seni keramik dan seni tari. • Melakukan teknik psikoterapis dan mengisi data perkembangan (art therapist dan play therapist), • Memberi arahan atau pelatihan mengenai kegiatan workshop. (pemateri workshop). Kebutuhan pada rancangan: • Instalasi sanggar tari dan ruang auditorium untuk kepentingan latihan dan pertunjukan. • Ruang khusus untuk terapis dan pemateri workshop. • Ruang khusus untuk berkonsultasi antara terapis dan orang tua pasien. • Ruang kelas untuk kepentingan seminar atau pelatihan.
5
KAJIAN FUNGSIONAL DAN ANALISIS
KAJIAN PENGGUNA DAN KEGIATAN
Karakteristik Pengguna 3. Orang Tua/Wali • Mengantar dan/atau menjemput anak. • Menunggu atau mengawasi anak. Kebutuhan pada rancangan: • Area drop off dan fasilitas parkir kendaraan. • Area khusus sebagai ruang tunggu orang tua (indoor). 5. Pengelola dan Servis • Melayani pendataan kebutuhan pemakaian fasilitas. • Melayani pendataan tamu pengunjung eksibisi karya. • Melayani pendataan anak dan remaja yang menjalani terapi. • Melayani data peminjaman dan pengembalian buku perpustakaan. • Menjaga kebersihan dan keamanan fasilitas serta ruangruang di dalamnya. 4. Komunitas dan Masyarakat Umum Meliputi Komunitas Hayu Hejo, anggota Bale Seni Barli, dan masyarakat sekitar yang ingin menikmati pemandangan alam pada tapak.
Kebutuhan pada rancangan: • Ruang adiministrasi seperti ruang staf dan ruang rapat. • Ruang untuk servis seperti ruang janitor, gudang penyimpanan karya dan peralatan seni, dan gudang loading dock.
• Memberi edukasi mengenai keterampilan bercocok tanam. • Berkolaborasi dalam workshop kegiatan seni. • Mengakses dan berkegiatan di plaza atau taman publik. Kebutuhan pada rancangan: Ruang komunal seperti auditorium, area berkebun, dan amfiteater sebagai ruang workshop outdoor. 6
ANALISIS
ANALISIS MAKRO TAPAK
7
ANALISIS
ANALISIS MIKRO TAPAK
8
ANALISIS
ANALISIS MIKRO DAN KONTEKS TAPAK
9
ANALISIS
WeGrow Learning Space - BIG
WeGrow adalah sebuah fasilitas ruang pembelajaran interaktif seluas 930 m2 untuk anak-anak berusia 3-9 tahun di New York. WeGrow merancang suasana kelas sebagai sebuah ekosistem di mana anak-anak belajar melalui penemuan dan kolaborasi. Hal yang dapat dipelajari dari preseden ini: • Desain ruang kelas, ruang workshop, ruang komunal, sanggar seni, ruang musik, dan area bermain yang mendukung energi kreativitas. • Memanfaatkan furnitur sebagai sekat antar ruang kelompok usia anak yang memiliki antropometri berbeda. • Menerapkan unsur desain biofilik yaitu analogi elemen alami pada konsep interior hingga furnitur yang tersedia. • Desain ruang khusus untuk area tunggu orang tua dan guru.
STUDI PRESEDEN
Springdale Library & Komagata Maru Park - RDHArchitects
Springdale Library merupakan fasilitas perpustakaan dan taman seluas 2415 m2 guna menciptakan ruang publik inklusif bagi komunitas suburban Kota Brampton, Toronto. Hal yang dapat dipelajari dari preseden ini: • Mempertahankan karakter topografi kawasan suburban dengan gubahan massa organik dan topografi buatan pada green rooftop. • Memaksimalkan akses visual ke arah pemandangan lembah untuk dinikmati pengunjung dari dalam bangunan. • Penyediaan fasilitas taman kontemplatif untuk pengguna lansia dan area bermain anak sebagai nilai inklusivitas. • Mengoptimalkan pencahayaan alami melalui void besar dan teknologi shading devices yang dapat disesuaikan dengan orientasi matahari. • Penggunaan perforated drywall sebagai material akustik penutup dinding untuk meredam kebisingan pada ruang baca.
10
03 PEMROGRAMAN PROYEK VISI PROYEK TUJUAN PERANCANGAN RUMUSAN ISU-ISU UTAMA PERANCANGAN PROGRAM RUANG
PEMROGRAMAN PROYEK
Visi Proyek
VISI, TUJUAN, DAN ISU PERANCANGAN
Rumusan Isu Utama Perancangan
Pusat seni kreatif dan perpustakaan sebagai sarana rekreasi dan edukasi nonformal bagi generasi muda sekaligus menjadi destinasi utama saat membutuhkan ruang pemulihan stres dan kepenatan.
1
RANCANGAN YANG MENGIMPLEMENTASIKAN STRATEGI PEMULIHAN STRES PENGHADIRAN ALAM UNSUR REKREASI DAN RESTORASI PIKIRAN PENCIPTAAN INTERAKSI SOSIAL
Tujuan Perancangan
Merancang fasilitas pusat seni kreatif yang dapat membantu mengurangi dan memulihkan stres pada anak dan remaja.
2
KENYAMANAN BERAKTIVITAS SOLITARY SPACE KENYAMANAN DAN STIMULASI PSIKOLOGIS RUANG EKSPLORASI
Merancang fasilitas yang dapat memberi nilai edukasi nonformal sehingga memantik kembali motivasi belajar anak dan remaja.
3 Merancang ruang yang dapat mendukung proses kreatif dan menstimulasi produktivitas anak dan remaja saat menciptakan karya.
LINGKUNGAN FISIK EDUKATIF UNTUK ANAK DAN REMAJA
RESPONS TERHADAP ISU TAPAK RELEVAN RESPONS TERHADAP ENVIRONMENTAL STRESSOR RESPONS TERHADAP TOPOGRAFI TAPAK
122
PEMROGRAMAN PROYEK
VISI, TUJUAN, DAN ISU PERANCANGAN
Program Ruang Dalam: Pusat Seni Kreatif Program Ruang Luar
Total Luas Ruang Luar: 3.600 m2 Total Luas Pusat Seni Kreatif: 4.207 m2
Program Ruang Dalam: Perpustakaan dan Penunjang
Rekapitulasi Luas Bangunan
Total Luas Perpustakaan: 1.575 m2 Total Luas Fungsi Penunjang: 772 m2 Total Luas Ruang Dalam: 6.554 m2
132
04 KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN KONSEP DASAR RANCANGAN STRATEGI PENGORGANISASIAN RUANG STRATEGI KOMPOSISI BENTUK
STRATEGI SELUBUNG BANGUNAN
STRATEGI GUBAHAN SPASIAL
STRATEGI RESPONS ISU KONTEKS TAPAK STRATEGI INTEGRASI STRUKTUR STRATEGI INTEGRASI SISTEM UTILITAS
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
KONSEP DASAR RANCANGAN
152
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
STRATEGI PENGORGANISASIAN RUANG
162
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
STRATEGI KOMPOSISI BENTUK
Bentuk Organik Kurvilinear
1 Mengatur orientasi massa sesuai arah best view, arah angin, sun path, dan zona kendaraan.
Mendefinisikan sekuens pergerakan pedestrian, membuat jalur permeabel, dan menandai ruang-ruang di mana pengguna dapat berkumpul.
• Mendefinisikan zonasi ruang dalam bentuk-bentuk geometris yaitu lingkaran dan elips untuk mencapai hasil akhir yang organik.
• •
Sebagai analogi dari bentuk alam yang organik Merespons karakter anak-anak yang dinamis Merespons kriteria keamanan anak yaitu menghindari sudut.
2 Water and Paint Splash • Membuat massa penghubung antar geometri untuk membentuk satu kesatuan bentuk untuk lantai dasar.
Melakukan adisi untuk massa lantai 2 yang menyatukan dua massa di lantai dasar sehingga membentuk naungan.
Melakukan adisi untuk massa lantai 3 serta membuat jembatan yang menghubungkan seluruh bangunan. Massa final bangunan dan lanskap terbentuk.
•
Cipratan air sebagai analogi yang lebih spesifik dari elemen alam. Cipratan cat sebagai representasi tipologi utama dan konsep dasar, yaitu kegiatan seni.
172
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
STRATEGI GUBAHAN SPASIAL
182
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
STRATEGI GUBAHAN SPASIAL
192
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
Desain fasade terdiri atas 2 jenis elemen secondary skin dengan material bernuansa alami, yaitu kisi kayu kinetik dan vertical garden berpola variatif.
STRATEGI SELUBUNG BANGUNAN
Aksonometri Konsep Fasade Bangunan
Citra yang ingin dihadirkan kepada pengguna melalui desain fasade ini adalah adanya kesan hangat dan alami yang tercipta dari kombinasi material kayu, tanaman rambat, dan dinding beton putih. Tingkat variasi elemen fasade sengaja dibatasi agar tidak menimbulkan stimulus yang terlalu kompleks terhadap psikologis pengguna. Konsep bentuk atap didasarkan pada geometri utama dari denah yang dinaunginya, serta mengacu pada sudut kemiringan yang serupa sebagai ‘pengikat’ desain atap yang berbeda-beda. Fasade bangunan pun telah mempertimbangkan arah sunpath, yaitu penggunaan kisi-kisi kayu di fasade bagian barat. Terdapat dua skylight untuk mengoptimalkan pencahayaan alami pada ruangan. Untuk memanfaatkan penghawaan alami, beberapa sisi bangunan di lantai 2 dibuat semi-terbuka dengan railing sebagai pembatas.
20
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
STRATEGI SELUBUNG BANGUNAN
21
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
STRATEGI RESPONS ISU KONTEKS TAPAK
Potensi View Memanfaatkan longterm view menuju Danau Saguling di sisi barat tapak sebagai orientasi utama bangunan. Namun, mengingat sinar matahari barat yang cukup terik di sore hari, bukaan di sisi barat bangunan dilapisi oleh second skin berupa kisi kayu kinetik sehingga tidak membatasi akses visual pengguna.
Respons terhadap Topografi Tapak
view ke danau
Respons terhadap Kebisingan
Respons terhadap Laju Angin
Sisi utara tapak yang berbatasan langsung dengan jalan raya menyebabkan kebisingan yang cukup mengganggu. Maka, dilakukan pemisahan zonasi bagi ruangan yang membutuhkan ketenangan. Respons lainnya yaitu menghadirkan deretan pohon di sisi utara sebagai buffer.
Untuk meredam laju angin tapak yang kencang saat memasuki ruangan, digunakan vegetasi windbreaker seperti cemara angin dan cemara udang di sekitar bangunan.
topografi awal
Casuarina junghuhniana
Memanfaatkan topografi tapak yang relatif curam di sisi barat sebagai zona healing garden dengan gubahan lanskap yang nyaman dilalui dan memungkinkan pengguna untuk bereksplorasi. Casuarina equisetifolia topografi final
Respons terhadap Budaya Bersepeda Respons terhadap Budaya Komunitas Adanya amfiteater, area berkebun, dan greenhouse untuk memantik timbulnya kegiatan workshop kolaborasi bersama komunitas-komunitas di Kota Baru Parahyangan.
Bersepeda merupakan kegiatan yang rutin dilakukan warga Kota Baru Parahyangan terutama di sore hari saat weekend. Oleh karena itu, bagian sudut tapak didesain agar dapat dimanfaatkan sebagai meeting point bagi pedestrian, maupun mengundang para pesepeda untuk datang.
222
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
STRATEGI INTEGRASI STRUKTUR
Dinding shear wall beton setebal 20 cm sebagai struktur lift dan core kebakaran.
Penggunaan balok baja IWF berdimensi 20x40 cm sebagai struktur atap yang kemudian menjadi tempat bertumpunya struktur rangka skylight.
Struktur skywalk menggunakan struktur flat truss profil baja IWF.
Struktur waffle slab beton untuk ruang bebas kolom di lantai dasar (pilotis entrance)
Struktur menggunakan kolom-balok beton dengan spesifikasi dimensi kolom berdiameter 50 cm, dimensi balok induk 45x65 cm, dan balok anak 30x50 cm. Struktur flat truss baja hollow berdiameter 10 dan 20 cm sebagai struktur atap
1
2
Struktur Grid Radial
3 1 4
1. Grid Lingkaran, bentang busur terluar maksimal 8 meter. 2. Grid Setengah Lingkaran, bentang busur terluar maksimal 8 meter 3. Grid Elips, bentang maksimal 8 meter. 4. Grid Radial Bentang Lebar (Struktur Balok Waffle) bentang maksimal 16 meter. Pertemuan antar grid diperkuat dengan struktur shear wall untuk sirkulasi vertikal lift dan core kebakaran.
232
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
STRATEGI INTEGRASI SISTEM UTILITAS
24
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
STRATEGI INTEGRASI SISTEM UTILITAS
25
05 PRA RANCANGAN GAMBAR PROYEKSI ORTHOGONAL GAMBAR PERSPEKTIF KAWASAN, EKSTERIOR, INTERIOR