INTERVIEW
MEDICAL AFFAIRS
CITY GUIDE
The Ambassador of Public Health
Primary Care Doctor: At a Glance
Bambaler & Bukit Batu, Hidden Treasures of Palangka Raya 13TH EDITION | MAY 2016
ARBOR VITAE THE OFFICIAL MAGAZINE OF AMSA-INDONESIA
ÒGetting in to see a doctor should be as easy as enrolling a child in a schoolÓ as quoted from a health issue report in Ontario. The quote perfectly highlights the concern of many healthcare activists with regards to healthcare accessibility, bringing about the idea of Dokter Layanan Primer (DLP) in Indonesia. With the emerging concern for the implementation of DLP, various controversies surfaced along with many enquiries: What is/are the difference(s) between general physician or dokter umum (GP) and DLP? Is it mandatory? This edition of Arbor Vitae will give you an in-depth discussion about DLP and hopefully answer some of your questions about DLP in the Med Affairs section.
EDITORIAL
Flip through the pages and you will find equally interesting articles including the interview with our National Ambassador of Public Health, the enchanting reviews of Bambaler and Bukit Batu, the mind-boggling history behind the mouth-watering Pempek, and the captivating story of emergency relief in Palangka Raya. Not to mention, you can also get to know more about our Regional Chairperson Candidates in the last section. Enjoy Reading!
Regards,
Desak Made Nugrahartani Editor-in-Chief
ARBOR VITAE 13TH EDITION PRIMARY CARE DOCTOR: DON’T LEAVE QUESTION MARK HANGING MAY 2016 DESAK MADE NUGRAHARTANI EDITOR-IN-CHIEF TEGAR ADHI WARDANA ILLUSTRATOR PUBLICATION AND PROMOTION TEAM AMSAINDONESIA 15/16 PUBLICATION AND PROMOTION
PRIMARY CARE DOCTOR: At a Glance Christian Tricaesario
Primary care doctorÑor commonly known in Bahasa as Dokter Layanan Primer (DLP)Ñis one popular topic between medical students and professionals recently. As we all know,, the government has established new policy about medical education related to DLP, stating that doctors who have been graduated d and has passed internship program should take another course to be DLP. Regarding this new policy, there are a lot of questions and response aroused from doctors and medical students. Let uss take you to the details of this issue.
What is/are the difference(s) between general physician or dokter umum (GP) and DLP? DLP is the continuation of GP who has passed the internship program, which makes it equal to medical specialists. The Minister of Research and Technology stated that DLP will be equal to postgraduate (S2) degree. GPs wonÕt be able to take part in J K N - B P J S programÑGPs will only provide healthcare in their own private practiceÑ while DLP will be the first line or Ô g a t e keeperÕ in primary care facilities like Puskesmas and take part in the national capitation system regulated by BPJS. So, the main differences are educational and professional degree and their part in healthcare system.!
Is this DLP program mandatory? No, it is not mandatory. Doctors may choose their future career path, either becoming DLP or other medical specialists. Even if they donÕt take DLP or medical specialists program, they can still work at primary care clinics, or hospitals as manager/director or at healthcare professionals. Do I need to take another 2 y e a r s course to h a v e practice license?! ItÕs a yes or no. If you are just graduated for less than 5 (five) years, you have to take another 2 years course to have practice license as DLP. If you have graduated more than 5 years, then youÕll just have to take a course of maximum 6 months.!
Nevertheless, if you donÕt take this additional program, you will still have the practice license but will not be able to take part in the national capitation system. Regarding this issue, there is still of a storm of controversy over this regulation and policy.
budget they need to afford the course haunt them. PatientsÑ who are obliged to participate in BPJSÑwill quite find it difficult to get primary care for some time ahead if the policy worked as stated above. Likewise, itÕs a problem to all doctors who opted not taking the DLP program. The policy also confuses medicine and healthcare service in Indonesia. It created new
How does this policy affect the lives of medical students, doctors, patients, and medicine itself? This policy Ò... J Just do what you have to do makes most of as a doctor, the best you canÉ m e d i c a l Because there are a lot of people s t u d e n t s who worth your energy more confused. than such matters.Ó .Ó M e d i c a l students will need longer time for their professional degree, which study to become doctor.! It means there is still no makes them worried about the standardization about money needed for their study competencies DLP should while they canÕt work yet as possess. There will be a lot of doctors. Especially for doctors homework that need to be who have just graduated fewer done ahead by medical than 5 years, it would make colleges. them have to take another 2 years course if they opt to be In conclusion, does this primary care provider in policy help? ! primary care facilities. Of In writerÕs own opinion, this course, the thoughts about
For example, in order a doctor to treat patients appropriately, he has to diagnose what disease the patients suffer right, while to rightly diagnose diseases, a doctor needs appropriate facilities and instruments. Therefore, if the instruments and facilities donÕt meet the appropriate standard, then the doctorÕs knowledge will be in vainÑeven though he had flying colors since in medical school. Nonetheless, the target of this policy is actually good. The government also hopes that with DLP, health promotion and prevention will be the center of primary healthcare so that it will save governmentÕs unnecessary expenses. Regardless all controversies, one inspiring opinion came from a lecturer. He said that whatever happens about policies, no matter how hard any other parties fight for their importance, or how bad the situation is, just do what you have to do as a doctor, the best you can. Never mind other issues, or politics, because there are a lot of people who worth your energy more than such matters.
DOKTER LAYANAN PRIMER & DOKTER UMUM! Masih Menuai Kontroversi, Masih Harus Diklarifikasi
Ivany Lestari Goutama
Sejak diberlakukannya Undang-undang Pendidikan Kedokteran No. 20 tahun 2013 lalu, Program Pendidikan Dokter Layanan Primer (DLP) dikatakan menjadi salah satu strata baru pendidikan dokter di Indonesia untuk dapat meneruskan pemberian pelayanan primer kepada masyarakat bukan hanya dari segi kuratif (menyembuhkan) tetapi juga dalam upaya promotif dan preventif (promosi dan pencegahan terhadap penyakit). Strata pendidikan Dokter Layanan Primer dikatakan dapat menjadi pilihan tersendiri bagi mahasiswa untuk meneruskan jenjang pendidikan setelah kuliah Kedokteran Umum. Dalam hal ini pembagian strata pun dapat dibagi ke dalam beberapa kategori berikut, di antaranya Dokter Umum, Dokter Layanan Primer, Dokter Spesialis, dan Dokter Sub-Spesialis. Di Amerika Serikat, pengertian Dokter Layanan Primer atau Primary Care Physician sendiri memiliki ekuivalensi pengertian yang sama dengan Dokter Umum atau General Practitioner. Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi kami mahasiswa: apakah yang mendasari perbedaan antara strata Dokter Umum dengan Dokter Layanan Primer?
Pada pelaksanaannya, kita sering dibingungkan dengan penggunaan istilah-istilah ini yang mana sering tumpah tindih. Pada UU No 20 Tahun 2013 pasal 7 ayat 9, istilah Dokter Layanan Primer tidak dideskripsikan secara rinci dan hanya disebutkan untuk diatur kembali melalui peraturan pemerintah. Penggunaan istilah ini penting, mengingat selama ini istilah dokter layanan primer seringkali diidentifikasi sebagai dokter-dokter lulusan fakultas kedokteran/program studi pendidikan dokter. Sementara di pasal 8 ayat 3 UU No 20 tahun 2013, dokter layanan primer adalah jenjang baru pendidikan yang dilaksanakan setelah program profesi dokter dan program internship, serta setara dengan jenjang pendidikan profesi spesialis.
Di sebagian negara, termasuk Amerika Serikat, DLP bertugas memberi pelayanan kesehatan pertama dan merawatnya. Di Inggris dan Amerika, DLP disebut general practice atau dokter umum dan hal tersebut sejalan dengan UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang hanya mengenal dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi spesialis. Terbitnya Peraturan Konsil Kedokteran (Perkonsil) No. 10 Tahun 2012 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia dan Perkonsil No. 11 Tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang di dalamnya termasuk mengatur kompetensi yang harus dikuasai DLP merupakan salah satu kesadaran tersendiri akan distribusi dokter spesialis di daerah-daerah tertentu yang belum merata, yang oleh karenanya, IDI bersama kolegium terkait memberi pelatihan keahlian tertentu bagi dokter umum, sehingga dokter yang ditempatkan di daerah terpencil atau perbatasan mampu memberikan pelayanan primer. Jadi sebenarnya dimana letak perbedaan sesungguhnya?
Keselarasan dengan keberhasilan pelaksanaan JKN yang menjadi tujuan awal diberlakukannya DLP. Di Era JKN, dokter umum harus melakukan ÒupgradeÓ ke Dokter Layanan Primer atau pun Spesialis dikarenakan dalam era JKN tidak ada lagi Dokter Umum, karena kompetensi dokter layanan primer harus mampu mensosialisasikan kesehatan serta mencegah adanya penyakit di daerah yang tugasnya sehingga mengupayakan mengurangi angka kesakitan di masyarakat Indonesia yang sekaligus menjadi tujuan utama pemerintah dalam menekan angka rujukan ke rumah sakit. Pada tahun 2019, Indonesia diharapkan sudah dapat mencetak dokter layanan primer bersamaan dengan target BPJS yaitu pada tahun 2019 seluruh masyarakat Indonesia telah mengikuti JKN. Program pendidikan dokter layanan primer bersifat generalis bukan spesialis dikarenakan ranah kompetensi DLP tidak menyangkut satu
sistem organ atau keahlian saja, sebagaimana yang telah didiskusikan pada Diskusi Publik UU No. 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Dokter di FKUI.
ÓProgram dokter layanan primer, dokter spesialissubspesialis, dan dokter gigi spesialis-subspesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf b hanya dapat diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi yang memiliki akreditasi kategori tertinggiÓ
Sertifikasi DLP hanya dilaksanakan oleh Perguruan berakreditasi tertinggi. Mengutip dari pasal 8 UU No. 20 tahun 2013 tersebut ayat 1, dinyatakan bahwa ÓProgram dokter layanan primer, dokter spesialissubspesialis, dan dokter gigi! spesialis
subspesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf b hanya dapat diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi yang memiliki akreditasi kategori tertinggiÓ. Berdasarkan data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi hanya ada 16 program studi pendidikan dokter yang terakreditasi A di Indonesia. Berdasarkan statistik, setiap tahun, berbagai institusi dari seluruh Indonesia menghasilkan sekitar 5.000-7.000 fresh graduate dokter umum. Lulusan dokter umum ini hanya berasal dari 53 fakultas kedokteran yang berada di Indonesia dari total 73 fakultas kedokteran. Jika diasumsikan, sedikitnya 6.000 dokter per tahun, lalu dikurangi lulusan program pendidikan dokter spesialis sebanyak 1.000 per tahun. Terdapat sisa 5.000 dokter umum yang sebagian besar akan bekerja di tingkat primer dan wajib m e n g i k u t i pendidikan DLP. Sebanyak 5.000 dokter ini akan saling bersaing memperebutkan tempat di 18 institusi terakreditasi A yang diizinkan melaksanakan
"
prodi ini, ditambah sekitar tiga institusi akreditasi B yang diampu untuk bekerja sama. Jika diasumsikan kembali, institusi menerima kuota pendidikan DLP sebanyak 100 orang, setiap tahunnya DLP yang tercetak hanya 1.800. Jadi, masih terdapat 3.200 dokter umum yang tidak bisa bekerja di fasilitas kesehatan yang terdaftar dalam sistem JKN. Padahal, kebutuhan DLP dalam JKN ini sangatlah besar, setidaknya terdapat 40 DLP setiap 100.000 penduduk berdasarkan rasio dokter sekarang. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta, dibutuhkan sedikitnya 100.000 DLP. Bilamana demikian, dapat terjadi ketimpangan yang sangat besar antara demand dan supply dokter-dokter di tingkat primer, apalagi persebaran dokter umum yang kebanyakan berada di kotakota besar saja. Meski ada program PTT, jumlah dokter yang melayani di daerah terpencil tidak begitu signifikan. Jadi dapat dibayangkan sekurang-
kurangnya gambaran jumlah dokter layanan primer yang dibutuhkan di Indonesia bila prodi ini diberlakukan.
Dokter Layanan Primer memang memiliki kelebihan yaitu menyediakan langkah preventif di mana dokter dituntut untuk dapat menjaga kesehatan masyarakat sehingga nantinya angka kesakitan di masyarakat dapat menurun dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Namun kekurangan dari DLP sendiri adalah kurangnya sosialisasi dan publikasi oleh pemerintah. Oleh karenanya, regulasi tentang DLP mencakup kesiapan saranan dan prasarana, daya tampung, biaya, dan sebagainya perlu diperjelas dan diklarifikasi untuk mengakhiri polemik, isu, maupun kekhawatiran di tengah mahasiswa kedokteran dan dokter umum sehingga terdapat penyetaraan atau sinkronisasi gambaran terhadap pengesahan Undangundang Pendidikan Kedokteran 2013 yang telah dibuat.
AMBASSADOR of
PUBLIC HEALTH Name
: Sallie Naomi
Nickname
: Naomi
Birthplace
: Jakarta
Date of Birth : September 15, 1996 Formal Education: ¥ ¥ ¥ ¥
Elementary School: St. Laurensia (2002 – 2008) Junior High School: St. Laurensia (2008 – 2011) Senior High School: St. Laurensia (2011 – 2014) Faculty of Medicine, Atma Jaya Catholic University (2014 – present)!
Organizational Experience in AMSA: ¥ ¥ ¥
Member of Skill Development AMSA–UAJ 2014/2015 Head of Skill Development AMSA– UAJ 2015/2016 Ambassador of Public Health AMSA–Indonesia 2015/2016!
Q: Hi Naomi! Could you tell us a bit about yourself? A: Well, IÕm the type of person who always tries to see the best in every person. I love socializing and meeting new peo people, although in hard times I prefer to be on my own. I have this one trait that when I do something that I love, I will do it whole-heartedly. I tend to care about other people feel feelings, so I will try my best not to hurt other people feelings. I donÕt like to waste my time, so I spend my time wisely and make the best of it. Q: Of all organizations, what motivates you to join and contribute in AMSA?
IÕve fallen in love with AMSA since the first time I joined in, so you could say that IÕm IÕ motivated by love (a little bit cheesy, eh?) to improve AMSA by contributing myself. Achievement: ¥
¥ ¥ ¥ ¥
¥ ¥
¥
A: I gained interest in AMSA since the first time I read about AMSA in a pocket book that my university gave to me when I was a freshman. IÕm interested with their philosophies: knowledge, action, and friendship. And since IÕve been involved in national/ international conferences from the time when I was in senior high, I decided to develop it in the uni-life by joining AMSA.
¥
¥
¥
¥
¥
Quarter Finalist of T’Arctic Indonesia Debate Competition in Tarakanita 2 Senior High School Level 4 of Ballet Competency in Cicilia Ballet Institute Participant of Cultural Visit to China (Beijing World Youth Academy) Participant of Speech Contest for My Green School in St. Ursula BSD 7th rank in research competition of InaYS titled “Nutmeg (Myristica Fragans) plastic composite in Parahyangan Catholic University Participant of Interschool Spelling Bee – GAC cup in Bogor Raya School Participant of 48 hour social work program in St. Laurensia Junior High School Level 5 competency of Abacus Instruction in St. Laurensia Finalist in Indonesia National Team Selection for International Conference of Young Scientists 2011 in Moscow, Russia with research titled “The Use of Underground Soil Temperature as A Natural Air Conditioner” Researcher of St. Laurensia Year Project titled “The Effect of High Frequency Sound to Repel Male White Mouse” 3rd rank of IMSTC Scientific Paper Competition titled “Robotic Exoskeleton for Physical Rehabilitation in Disabled Post Stroke Patient” Favorite Scientific Poster in IMSTC titled “Robotic Exoskeleton for Physical Rehabilitation in Disabled Post Stroke Patient” Participant of OQ Modelling School in 2010/2011
Q: How do you balance your personal life, studies and your work in AMSA? A: Now this is a hard question. Back then IÕve always had time to balance all three. But since IÕm in medical school, time has always been a problem ever since. So to manage all three, I create priorities. I will give the largest portion of my time and effort to the first priorities and so on. The priorities list is flexible, it wasnÕt a fixed list or anything like that. Even though you donÕt have enough time to satisfy and fulfill all three in the same portion, you Õt let one of the three to be canÕt mistreated either. Therefore for me, prioritiesÕ listing is the key. Q: What motivates you to apply for a position as the Ambassador of Public Health? A: I realized that people have very little awareness to the public health. Public health isnÕt only about the status whether a person is ill or healthy. ItÕs about every aspect that contributes to health like genetics, env ironment, lifestyle, and healthcare systems. Some people mainly only focus on
maintaining their health status as a healthy person without considering the current environment condition or their current lifestyle. Therefore, IÕm motivated to become the Ambassador of Public Health to raise people awareness eness about the public health issues mainly by promoting health and preventing the disease before itÕs too late. Q: In your opinion, what is the most essential quality that an Ambassador of Public Health should have and why? A: The most essential quality of an Ambassador of Public Health for me is to be able to care, to take on and to do it with action love. People who are not le to care about the capable surrounding or the current situation will not be able to be aware of whatÕs happening by the moment. or whatÕs needed by the now people right now.
Second, Second, the the person person needs needs to be able to take action. to be able to take action. You Youalready alreadyknow knowwhat whatthe the peopleÕs need, now you peopleÕs need, now you hav havee to to approach approach the the people, do something people, do something about it and solve the about it and solve the problem. Last but not least, problem. Last but not least, you have to be able to do it you have to be able to do it with love. You cannot do with love. You cannot do things just basically to things yourself just basically to satisfy or to get satisfy yourself get your work done, orbutto you your to work but you you have do itdone, because havewhat to do it do, because you love you you love lovepeople what around you do,you, you and love the the people and you love toaround see ayou, better you love to you. see a better world around world around you. Q: From your point of vie Q: From pointsee of view, howyour do you Indonesia's status in vie view, how do you see Public Health?status in Indonesia's Public Health? A: In my opinion, Indonesia A : I n mcurrent y o p ifocus n i o nis, mainly still current on the curative Indonesia focus is sector. that mainly We still could on thesee curative tsector. h r o u gWe h t could h e c usee r r ethat nt national t h r o u g health h t h e insurance, current itnational mostly health goes toinsurance, cure the disease. While the it mostly goes to cure the promotion and prevention disease. While the sector is still relatively low. promotion and prevention Aside from that, due to the sector is still relatively low. large area of our country, Aside from that, due to the the healthcare provided to largenation area is of still our not country, this well the healthcare provided to
distributed therefore many in this nation is still notarea well Indonesia canÕt receive thearea same distributed therefore many in health treatment. The burden of Indonesia canÕt receive the same IndonesiaÕs health The status not only health treatment. burden of applies to the government, but to ies IndonesiaÕs health status not only doctors, medical students, and applies ies to the government, but to everyy citizen themselves. Therefore doctors, medical students, and we should work together to everyy citizen themselves. Therefore promote healthy lifestyles, to fight we should work together to diseases, and to improve the promote healthy lifestyles, to fight community healthÕs status. ! diseases, and to improve the community healthÕs Q: Last but not status. least, who is your biggest inspiration & Q: Last but not least, who is what is your motto in life? your biggest inspiration & what A: Actually, is your ly, I motto donÕt have in life? a specific reference on who inspires me. A: Actually, ly, I donÕt have a me specific Every person can inspire in a reference on Once who Iinspires me. different way. saw a HIV/ Every inspire a AIDS person patient,canshe couldmebein so strong in way. facingOnce her problem, different I saw a could HIV/ survivepatient, her disease and still AIDS she could so be live her life much passion. strong in with facingthat her problem, could That simple thingand could inspire survive her disease still live her me. with About mymuch mottopassion. in life, I That took life that it from thing a verse, Jeremiah simple could inspire29:11, me. ÒFor I my know the in plans About motto life,I Ihave tookfor it you, declares the Lord, plans to from a verse, Jeremiah 29:11, ÒFor I prosper you and not to harm you, know the plans I have for you, plans to give you hope and a declares the Lord, plans to prosper future.Ó Therefore I know you and not to harm you, plans to everything ything that happens in this life give you hope and a future.Ó means to serve us goodness in our Therefore I know everything that life. We may not be able to see it happens in this life means to serve now, but maybe weÕll understand it us goodness in our life. We may not later in our life." be able to see it now, but maybe weÕll understand it later in our life.
BAMBALER Fia Delfia Adventy South Barito is one of the Regencies in Central Kalimantan. It has many potential and influential attractions for cultural preservation. It makes our culture rich and diverse. South Barito Regency has many potential tourism attractions across its six sub-districts, for example Village of Orchids in Sanggu and Floating Residences Bambaler (one of tourism attraction in South Dusun sub-district), Habitat of Borneo Marsh Buffalo in Tampulang Village (Jenamas sub-district), Pangantuhu Heritage Dayak Bajaju in Mangkatip (Dusun Hilir subdistrict), Ayuh River Expedition in GBA sub-district, Ijambe Hall in Bundar Village (North Dusun sub-district), and Red Arwana in Raya Lake (Karau Kuala sub-district). In this opportunity, I will tell you about one of the destinations that I know. It is Floating Residences in Dusun of Bambaler.
Dewasa ini, sering kita dengar bahwa lahan hijau mulai menyempit, ini dibuktikan dengan bertambahnya polusi udara dan naiknya suhu atmosfer. Dampak negatif dari menyempitnya lahan hijau ini sudah sering dibicarakan oleh pemerintah bahkan sudah mulai dirasakan oleh masyarakat luas. Salah satu penyebab menyempitnya lahan hijau terjadi karena bertambahnya jumlah bangunan, mulai dari rumah hingga gedung pencakar langit. Bukan langkah yang nyata untuk menghijaukannya lagi dengan membongkar bangunanbangunan tersebut dan menanaminya dengan pohon. Namun, ada salah satu solusi yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Sampah yang kita buang selama iniÑkarena dianggap tidak berguna dan merugikanÑternyata mampu menghijaukan lingkungan. Secara umum sampah dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Daun-daunan dan sampah yang mudah terurai dengan tanah adalah sampah organik. Sampah organik ternyata mampu diolah menjadi pupuk yang dapat menyuburkan tanaman sehingga memungkinkan pohon tumbuh lebih baik dan lebih cepat, sehingga pohon yang dapat menghasilkan oksigen lebih banyak sehingga udara menjadi lebih sejuk. Kesalahan pengelolaan sampah anorganik dengan cara pembakaran juga dapat mencemari tanah.
LINGKUNGAN HIJAU DENGAN SAMPAH Indah Jana Permana Devrin
Pembakaran yang dilakukan meningkatkan suhu udara karena proses pembakaran membutuhkan bantuan oksigen. Secara logika, semakin sering kita membakar sampah semakin banyak oksigen! yang hilang. Keadaan ini diperburuk dengan semakin meningkatnya suhu udara yang sudah meingkat seiring berjalannya waktu dan dampak pemanasan global. Sebagian besar sampah anorganik merupakan sampah plastik. Sampah plastik yang bersih sangat mungkin diolah menjadi bahan daur ulang atau aksesoris rumah seperti dompet, tas, vas bunga, dan tempat lampu yang terbuat dari sampah plastik. Sisanya, yaitu sampah plastik yang kurang layak dapat diolah lagi secara kimiawi menjadi poly bag atau pot kecil tempat bibit tanaman mulai tumbuh. Dalam jangka panjang, setelah tumbuhan mulai membesar, tanaman sudah bisa ditanam bersama dengan pot plastik tersebut. Mengapa demikian? Akar tanaman pada pohon tersebut pasti akan selalu tumbuh dan pot plastik yang menjadi tempat tanaman tersebut akan
terurai sedikit demi sedikit oleh akar tanaman yang mulai membesar walaupun dengan waktu yang cukup lama, atau sampah plastik tempat pot tersebut bisa kita bawa ke tempat pengolahan sampah untuk diolah dengan lebih baik dan ramah lingkungan lagi. Kini, kita tahu bagaimana cara mengolah sampahÑyang selama ini kita anggap mengangguÑmenjadi hal yang berguna. Mengetahui hal itu marilah kita mengubah kebiasaan hidup yang membuat bumi kita semakin rusak. Maka dari itu, marilah kita bersama-sama memperbaiki dan menghijaukan lingkungan kita kembali walau hanya dengan sampah.
))( (
.
Dusun of Bambaler which has been established since 1972 also have overflowing natural resources of gold grains. It is proven when official of culture and tourism side in South Barito Regency dig deeper through the Bambaler soil and find many tough soil in edges of Maliau River containing gold grains.
Bambaler is located in Maliau River. There are 126 floating residences and 115 households. The local people carry out most of their daily activities on the water. Another uniqueness of the fishery is conducted, then socio-cultural process everyday of the people. Additionally, Bambaler is home to various tropical animals like monkeys, apes, white storks, bakaka, ferret water, and prosboscies monkeys (such as proboscis yellow and brown haired). There also exists the ÒRare Beaver Hairy NoseÓ which is registered in International Union for the Conservation of Nature (IUCN) as one of the rare animals which must be protected in South East Asia region.
THE MYSTICAL
BUKIT BATU Fia Delfia Adventy
Berkunjung ke Kalimantan Tengah kurang lengkap rasanya bila tidak mampir ke Bukit Batu, salah satu destinasi wisata alam yang terletak di Kasongan, Kabupaten Katingan. Dibuka sebagai objek wisata sejak tahun 1997, Bukit Batu berada di area dengan luas sekitar 6,5 Hektar. Dari kejauhan, Bukit Batu terlihat seperti gunung batu yang menjulang tinggi dan saling bertumpukan serta dikelilingi hamparan rerumputan hijau yang segar. Pemandangan dari atas Bukit Batu sangat luas, karena di sekeliling tempat ini merupakan daerah rawa dan hutan.
Selama berada di area ini, suasana mistis dan misterius begitu terasa. Hal ini salah satunya dikarenakan Bukit Batu adalah tempat Tjilik Riwut, Pahlawan Nasional dan Gubernur Pertama Kalimantan Tengah untuk balampah (bertapa/ bersemedi) mencari petunjuk dan berkat dari Ranying Mahatala Langit atau Tuhan Yang Maha Esa. Saat berkunjung ke Bukit Batu, Anda harus memiliki niat yang baik dan tulus, karena jika tidak maka konon ÔpenghuniÕ batu akan marah dan mengganggu Anda.
Semua batu memiliki nama dan kegunaan masing-masing, antara lain: BATU TINGKES Tempat orang yang ingin mengetahui nasib dan kehidupannya. Masyarakat sekitar percaya, siapapun yang dapat melewatinya maka apapun yang diinginkan niscaya akan terwujud dan sebaliknya jika tidak berhasil melewatinya maka hidupnya akan menderita.
BATU DARUNG BAWAN Darung Bawan adalah orang yang gagah berani dalam membela kebenaran setingkat dengan Bandar Rambang. Mereka orang gaib sebagai penghuni Bukit Batu Manuah
BATU KAMIAK Tempat Burung Kamiak atau burung tambul anak bertengger untuk menjaga alam sekitarnya.
BATU DEWA Tempat roh khayangan. Apabila berjodoh maka orang tersebut dapat menjadi paranormal dan apabila berniat baik memohon sesuatu serta bisa menaiki batu ini niscaya yang diinginkan akan terwujud.
BATU KERAMAT Batu ini mempunyai hubungan dengan riwayat kehidupan Tjilik Riwut. Tempat inilah yang diduga digunakan beliau untuk balampah (bertapa/bersemedi) mencari petunjuk dan berkat dari Ranying Mahatala Langit atau Tuhan Yang Maha Esa.
BATU PENYANG Batu Penyang adalah tempat meminta pegangan kekuatan mental spiritual dan keberanian dalam menghadapi musuh atau masalah disepanjang kita meyakini dengan niat baik.
BATU GAIB Tempat roh halus penolong manusia dalam bentuk wahyu dan memberikan barang pusaka.
BATU SIAL Tempat orang membuang sial, barang siapa yang mempunyai kesialan hidup maka dia dapat membuangnya dengan cara berniat menaiki batu ini. Sesampainya di atas batu dia harus “Melahap” atau pekikan khas Dayak sebanyak tiga kali.
BATU RAJA Batu ini mempunyai nilai yang paling istimewa, apabila seseorang pemimpin mendapatkan batu ini ia akan bersifat adil dan bijaksana. Saat memasuki kawasan ini, Anda langsung disambut oleh sebuah gerbang yang bernuansa etnik dayak dan sebuah batu besar yang tertulis “Kalimantan Lembangun Tjilik Riwut”.
Selain berbagai batuan besar, di kawasan ini pengunjung bisa mengenal secar a langsung Huma Betang (rumah adat khas Kalimantan Tengah) dan ornamen ÒSandungÓ yang merupakan bentuk seni kompleks Dayak Kalimantan Tengah. Tidak lupa, kain kuning yang terdapat di beberapa titik. Kain kuning tersebut umumnya diletakkan oleh masyarakat yang berhasil melintasi Batu Tingkes dan keinginannya terwujud. Pada bagian barat kawasan Bukit Batu terdapat Telaga Bawin Kameloh yang berupa mata air kecil dan tidak pernah kering walaupun sedang musim kemarau. Konon, siapapun yang membasuh wajahnya dan melemparkan koin akan awet muda, terlihat rupawan, dan dipermudahkan dalam pencarian jodoh dengan syarat siapapun tidak boleh mengotori telaga dan berkata kasar atau tidak baik. Setiap pengunjung yang datang dikenakan biaya Rp2.000,-/ orang. Harga yang sangat terjangkau untuk menikmati Bukit Batu yang disertai fasilitas pendukung seperti area parkir yang luas dan warung-warung kecil yang menyuguhkan
makanan dan minuman. Anda juga bisa melepas rasa lelah dan penat di hamparan rumput hijau yang dinaungi oleh pepohonan rindang dan besar. Untuk mencapai tempat ini, Anda bisa menggunakan jasa ojek, becak bermotor atau taksi jurusan KasonganĂ? Palangkaraya yang setiap hari lalu lalang. Biaya yang perlu dikeluarkan juga bervariasi pada kemampuan Anda bernegosiasi. Perjalanan dari Palangka Raya menuju Bukit Batu membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan dengan jarak tempuh sekitar 50 km. Sebelum pulang, jangan lupa untuk membeli cinderamata berupa gelang dan manik-manik dengan harga yang bervariasi. Jadi, bila berkunjung ke Kalimantan Tengah dan ingin lebih mengetahui tentang kebudayaan Dayak, jangan lupa berkunjung ke Bukit Batu. Anda bisa berkunjung ke salah satu destinasi wisata unggulan di Kalimantan Tengah sambil belajar tentang kebudayaan dan kekayaan alam Bumi Tambun Bungai.
PEMPEK! Savory Facts Behind Its History Muhammad Prima Cakra
This morning, as usual I woke up from my bed, preparing myself for college and was ready to write new story. After personal preparation, I walked into the kitchen, hungry for breakfast. Can you guess what I had? I had pempek with cuko, a pair of PalembangÕs traditional cuisine. That was simply a perfect formula to face new experience. I will never get bored of them! Pempek is originally made from fresh fish, sago flour, salt and other additional ingredients depending on its type. First, the fish has to be minced into small pieces and mixed with water, flour, and salt. While the process seems to be easy, what exactly defines the taste of pempek truly depends on the culinary sense and experience of the cook. The fish ingredient for pempek can be chosen from various kinds of fishes such as tenggiri, gabus, etc.
They then sold this Ònew foodÓ by cycling around Palembang city and citizensÕ response was satisfying. Since this Ònew foodÓ was vend by bicycle, sometimes people would yell Òapek-apekÓ to make them stop their vehicle. As times passed, most people called the Ònew foodÓ as pempek, adapting from how people called the seller.
To date, there are many kinds of pempek, especially after significant technology development and globalization. Lenjer, Adaan, Kapal-Selam, Kulit are just some general types of pempek. People living outside of Palembang may easily recognize Pempek Kapal-Selam, the big-sized pempek with egg yolk.You can identify it by its seashell shape, usually served ÔswimmingÕ on black water of cuko accompanied by some cucumber. The second most popular type of pempek is Pempek Lenjer. Pempek lenjer is the easiest one to make since
apek-apek!
its shape is simply long and tubular with no more additional ingredient beside the mains. Of all, my favourite type is Pempek Adaan, because the taste of the pempek is accentuated very strongly by spice, hence you can expect no fishy smell at all.
It has a ball shape, sometimes filled by rough garlic depending on appetite. Almost all of the types of pempek have white color appearance, with the exception of Pempek Kulit which has dark gray color. Because pempek kulit are made by fishÕs skin which is different from the other types.
In viewing its benefits for health, pempek contains a variety benefits especially because it is made from fish. Hence, it has high amount of protein, calcium, phosphor, and some vitamins which is useful for health. It can also be an alternative to rice because it has sufficient amount of carbohydrates, meeting the daily needs. Additionally, in Palembang city itself, Pempek Krispi is now becoming a trending topic of conversation. It is a f u r t h e r development, new variant of pempek kulit. Pempek krispi has a wonderful taste and also tempting. It also has a very thin shape
compared to the other types of pempek, making us sound like eating cracker when we eat it. Usually, eating pempek is accompanied with special complement called cuko, black sauce with unique and rich flavor.. How to make this special sauce? You just need brown sugar, garlic, tamarind, chili, and salt. Mix them together and voila you get a cuko! Cuko has an additional function which is to prevent us from getting nausea because of the fishy taste form the pempek. All in all, Pempek and cuko are simply the best cuisine for everyone, every time, and every moment.
"
The Museum Angkut located in Malang has a part of its exhibition designed as what Kota Tua used to look like during the colonial era. With the opened roof exhibition, vintage objects and signboards of the reflected Kota Tua, tourists would feel that they had travelled back to the past.
A photography of a labour in Pelabuhan Paotere, Makassar. Pelabuhan Paotere is a large sailing ships berth. In here, youÕll find the famous ship, Phinisi.
"
AMSA
EVENTS
"
AMSA EFFECT! AMSA-Universitas Brawijaya
AMSA Effect merupakan acara tahunan dari DoA (Division of Action) dari AMSA-Universitas Brawijaya bekerja sama dengan salah satu lembaga swadaya masyarakat (Non-Governmental Organization atau NGO) di kota Malang, yaitu Save Street Child Malang (SSCM). Lembaga ini menghimpun anak-anak jalanan yang ada di Malang. Acara ini
diberi nama AMSA Effect karena acara ini diharapkan akan membawa ÔeffectÕ yang besar bagi para peserta dan member AMSAUniversitas Brawijaya sendiri. Kami merangkul anak-anak jalanan menjadi peserta karena kami melihat bahwa kehidupan anak jalanan belum sepenuhnya bisa dikatakan layak terutama dalam hal pendidikannya.
OPERA
Open Recruitment of New Member of AMSA-Unsyiah AMSA-Unsyiah To welcome future members, AMSA-Universitas Syiah Kuala (AMSA-Unsyiah) prepared a regeneration project called OPERA (Open Recruitment of New Members of AMSAUnsyiah). Socialization In August 12, we entered the class full of first year students, briefly explaining what is AMSA and what steps they should do to be part of our family. Open Registration For 4 days, at Kantin FK Unsyiah, we opened the registration. Guess what? A total of 86 out of 121 students registered themselves to join AMSA-Unsyiah!
skills in AMSA. Welcoming Party The theme of OPERA is Ă’Colour Up Your Life We with AMSAĂ“. helped our observers (future new members) to find the existence of AMSA in their own selves. Through Welcoming Party, we welcome the observers, ensuring that they find cordiality in AMSA . Intern The last step is Internship process. They were divided into 3 groups and they were given task to make project, based on AMSA p h i l o s o p h i e s : Knowledge, Action, and Friendship.
Interview Through the interview, we would like to know more about their interests and talents so we can help them improving their
We hope they will do their best in every step and become a part of our family in AMSA!
ACT IN DAY
Stop Judging, Start Listening! AMSA-Universitas Hasanuddin Behind every storm, there is a rainbow. If you have eyes, you will find it. If you have wisdom, you will create it. If you have love for yourself and others, you wonÕt need it ~ Shannon L. Alder Memperingati Hari Kesehatan Nasional dan Internasional serta Hari Aids Sedunia, AMSA-Universitas Hasanuddin mengadakan Act in Day yang merupakan kegiatan health campaign pada tanggal 5 Desember di Taman Macan, Makassar. Dalam kelompok-kelompok kecil, anggota AMSA-Unhas melakukan sosialisasi pada masyarakat yang datang ke Taman Macan dengan tujuan memperbaiki pandangan masyarakat yang sering salah menganggap HIV dapat menular lewat kontak fisik. Dengan demikian, diharapkan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak mendapat perlakukan berbeda, terutama dalam kehidupan sehari�hari. Aksi ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat, karena mereka dapat bertanya langsung dan mengklarifikasi rumor � rumor negatif tentang penyebaran HIV Kepedulian masyarakat ini ditunjukkan dengan menuliskan pesan berisi semangat dan doa bagi penderita agar tetap kuat menjalani hidup dan terus berjuang. Pesan ini nantinya akan diteruskan ke perkumpulan ODHA lokal.
GERAKAN
1000 MASKER
Emergency Relief AMSA-Universitas Palangka Raya
Adanya pembakaran lahan di kota Palangka Raya menyebabkan polusi asap Warga yang masih melakukan aktivitas seperti sekolah, bekerja atau sekedar keluar rumah harus mengenakan masker. Sayangnya, belum semua warga menggunakan masker sehingga tak sedikit yang menderita Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA). Menanggapi hal ini, AMSAUniversitas Palangka Raya (UPR) melakukan kegiatan Emergency Relief: ÒGerakan 1000 MaskerÓ. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 20
September 2015, di Jalan Mendawai dan Bundaran Besar saat Car Free Day. Kegiatan ini dilakukan dengan membagikan masker gratis, memberikan selebaran, dan edukasi mengenai pencegahan penyakit ISPA serta membagikan multivitamin. Bantuan dana kegiatan ini didapatkan dari AMSAIndonesia, yang dikumpulkan atas donasi dari AMSA-universitas seIndonesia melalui program Emergency Relief.
"
Health Campaign ini bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk sadar akan kesehatan melalui makanan dan minuman sehat. Health campaign ini juga melakukan aksi bagi-bagi susu kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengenalkan salah satu contoh makanan dan minuman sehat kepada masyarakat yaitu susu. Setelah melakukan health campaign, kami bertolak menuju Lapangan Rektorat Universitas Brawijaya untuk beristirahat. Di sana juga adik-adik diminta untuk menuliskan harapan-harapan apa saja yang diinginkan mereka di masa depan. Setelah semua menuliskan, panitia membantu menempelkan harapan-harapan tersebut di balon-balon helium yang disediakan dan bersama-sama menerbangkan balon-balon tersebut sambil berdoa agar harapanharapan tersebut dapat terkabulkan di masa depan. Di akhir sesi ada sesi foto-foto, penyerahan kenangkenangan kepada pewakilan SSCM, dan snack time untuk seluruh peserta AMSA Effect. Dengan berakhirnya sesi foto dan snack time, berakhir pula rangkaian acara AMSA Effect 2015, adik-adik dimobilisasi kembali menuju markas mereka dan perwakilan dari kami meminta izin dan berterima kasih kepada Bapak Ustadz sebagai perwakilan dari adik-adik tadi, tak lupa mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam berjalannya acara AMSA Effect 2015.
Tujuan dari acara ini sendiri adalah berbagi ilmu kepada anak-anak jalanan mengenai pelajaran bahasa Inggris dengan cara yang tidak membosankan bagi anak-anak. Dalam acara ini, banyak member AMSA-Universitas Brawijaya yang berpartisipasi, baik dari yang masih berstatus new member sampai yang sudah berstatus old member. AMSA Effect diadakan pada hari Minggu, 13 September 2015. Acara diawali dengan melakukan penjemputan kepada rombongan anak-anak jalanan di markas mereka. Perjalanannya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari kampus FK UB sampai ke markas SSC sendiri. Dalam perjalanannya, sangat terlihat perbedaan atmosfer antara kawasan perkotaan yang dipenuhi dengan gedunggedung serta kawasan sekitar markas SSC yang masih terlihat kumuh dan memprihatinkan. Setelah sampai disana, terlihat wajah anak-anak yang bahagia dan berseri menanti kehadiran m e mb e r y a n g m e nj e m put mereka ke kampus FK UB. Setelah masing-masing sudah masuk ke dalam mobil, anak-
anak pun siap berangkat menuju FK UB. Satu hal yang sangat menyentuh nurani adalah ketika s e b e l u m pemberangkatan masingmasing anak mencium tangan dari Pak Ustadz yang mengasuh mereka. Pemandangan seperti itu sangatlah jarang terlihat pada anak-anak zaman sekarang. Kegiatan selanjutnya dilaksanakan di salah satu gedung perkuliahan yang ada di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, yaitu gedung a m p h i t h e a t e r . Sesampainya disana, anak-anak sudah disambut dengan dekorasi yang menyenangkan bagi anak-anak sehingga mereka tampak sangat excited. Seketika anakanak berlarian kesana kemari dan sedikit membuat kakak-kakak member agak kewalahan. Ketika mereka sudah duduk di tem patny a masing-masing,
acara pun dimulai dengan sambutan-sambutan dari Ketua Pelaksana, Representative AMSAUniversitas Brawijaya dan Pewakilan SSCM dan dilanjutkan dengan adanya materi mengenai makanan yang sehat oleh Representative AMSAUniversitas Brawijaya, Kak Isma Dewi Masithah. Setelah itu, diadakan small discussion yang dipimpin oleh fasilitator dari masingmasing kelompok belajar yang sudah ditentukan sebelumnya. Small discussion ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi yang diberikan dan sekaligus tempat sharing bagi adikadik SSCM yang ingin bercerita sekaligus berkeluh kesah. Materi yang kami angkat pertama kali adalah English. Saat materi ini, adik-adik diajarkan untuk mengenal dasar-dasar berbahasa inggris seperti kosakata, angka, huruf, dan cara berkomunikasi dasar
dalam bahasa inggris. Di akhir sesi, adik-adik akan m e m p r a k t i k k a n bagaimana cara berkomunikasi yang baik dalam bahasa inggris ke kakak-kakak member AMSA dan kakak-kakak member AMSA membantu menilai serta memperbaiki adik-adik SSCM. Sesi ini dilanjutkan adalah materi cuci tangan. Adikadik dijelaskan fasilitator mengenai pentingnya cuci tangan
dan cara cuci tangan yang baik dan benar. Metodenya cukup menyenangkan, yaitu dengan menggunakan lagu yang familiar!dan diubah liriknya diikuti dengan gerakan-gerakan tangan sebagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar dan sehingga adik-adik dengan cepat memahami dan merasa senang. Setelah sesi cuci tangan, dilanjutkan sesi
materi sikat gigi yang baik dan benar. Disini, adik-adik diberikan 1 paket sikat dan pasta gigi sebagai hadiah dari panitia. Untuk menunjang pengetahuan, kakak-kakak panitia menampilkan video bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar dan diikuti oleh seluruh peserta yang hadir di AMSA Effect 2015 pada akhir sesi. Sesi selanjutnya adalah sesi Praktik, dimana sesi ini adik-adik mempraktikkan materi yang sudah mereka dapat di sesi sebelumnya dan diharapkan lebih mengerti bagaimana mencuci tangan dan sikat!gigi yang baik dan benar. Setelah ISHOMA dilanjutkan ke acara Health Campaign yang dilakukan di lingkungan Universitas Brawijaya.
PRIMA AMSA-UNIVERSITAS SRIWIJAYA Full Name : Muhammad Prima Cakra Randana Nick Name : Prima Place, Date of Birth : Pangkalanbun, 29 June 1996 University : Universitas Sriwijaya Year of Entry : 2014
Participation in AMSA Local: - Head Committee Local Academic Training Sriwijaya 2016 - AMSA Schooling AMSA-Universitas Sriwijaya 2016 as speaker - Open Recruitment AMSA-Universitas Sriwijaya 2016 as committee - World Cancer Day Commemoration AMSA-Universitas Sriwijaya 2016 as participant - Secretary of Academic and Research AMSA-Universitas Sriwijaya 2015/16 - Musyawarah Besar AMSA-Universitas Sriwijaya 2014/15 as participant - Model United Nation AMSA-Universitas Padjadjaran 2015 as participant - Tunica AMSA-Universitas Sriwijaya 2015 as finance team - RMGBC AMSA-Universitas Sriwijaya 2015 as event division - Trabekula AMSA-Universitas Sriwijaya 2015 as publication and documentation team - Event of The Year “Child Malnutrition” AMSA-Universitas Sriwijaya 2015 as publication and documentation team - Auscultation AMSA-Universitas Sriwjaya and AMSAUniversitas Muhammadiyah Palembang 2015 as participant National: - Indonesia Medical Student Training and Competition AMSA-Indonesia “Interstellar” 2016 as scientific poster finalis - Global Surg AMSA-Indonesia Collaboration Project as participant
- National Action Event and Debate Competition “Terminator� AMSA- Indonesia 2015 as debater - Person in charge for AMSA-Indonesia National Competition Archive (AMINO) 2015/16 - Academic Team AMSA-Indonesia 2015/16 - Medical Profession and Beyond 2015 as participant - Rapat Kerja Nasional AMSA-Indonesia 2015 as participant - Musyawarah Nasional AMSA-Indonesia XXX 2015 as delegate International: -
Other Organization Experiences: - Head of Secretarial Open Recruitment Medifka Universitas Sriwijaya 2016 - Head of Event Division Gathering Medifka Universitas Sriwijaya 2015 - Divisi Mading Medifka Universitas Sriwijaya 2015/16 - Scientific Project and Olympiad of Sriwijaya 2015 as Liaison Officer for Universitas Mataram - Anggota Muda Medifka Universitas Sriwijaya 2015 - Member of Himpunan Karya Nusantara 2014-now - Penegak Laksana Pramuka Pangkalan SMAT Krida Nusantara 2013 - Student Exchange Program Team Yayasan Krida Nusantara 2013 - Head Committee Gebyar Krida Nusantara 2013 - Penegak Bantara Pramuka Pangkalan SMAT Krida Nusantara 2012 - Member of Forum Komunikasi Siswa Kota Bandung 2012/13 - Wakil Ketua OSIS SMAT Krida Nusantara 2012/13
-
Administrator Artemis SMAT Krida Nusantara 2012/13 English Contest Gebyar Krida Nusantara 2012 as equipment team Member of English Conversation Club SMAT Krida Nusantara 2011/12 Penerimaan Siswa Baru UPTD SMP 2 Kota Tegal 2008 as committee Peringatan Idhul Adha UPTD SMP 2 Kota Tegal 2007 as committee Pengurus OSIS UPTD SMP 2 Kota Tegal 2007/08
Publication(s): -
“Memetik Manfaat dari Kegiatan Pertukaran Pelajar” on Media Indonesia “Gebyar Krida Nusantara 2013” on Provoke Kota Bandung “Peacekeeper atau PISKIPER” on Mading Digital Telkom Bandung
Skill(s): -
Writing Filmography Basic Graphic Design
DHIDHI AMSA-UNIVERSITAS DIPONEGORO Full Name Nick Name Place, Date of Birth University Year of Entry
: Ananta Siddhi Prawara : Dhidhi : Jakarta, 30 July 1996 : Universitas Diponegoro : 2014
Participation in AMSA Local: -
Member of AMSA-Undip Member of the year AMSA-Undip 2015-2016 Vice in PCP AMSC AMSA-Undip 2016 Participant in AMSA Academy 2015 Participant in FEMUR (Fun English Movie Review) Participant in OHANA AMSA-Undip 2015 Participant in Debate Class 2015
National: -
AMSA Elite Chairperson District 4 AMSA-Indonesia 2015-2016 Chief of Delegates in Munas 2015 hosted by AMSA-Unair, Surabaya General Delegate in Rakernas 2015 hosted by AMSAUsakti, Jakarta General Delegate in IMSTC 2016 hosted by AMSA-UB, Malang
International: - General Delegate in EAMSC Taiwan 2016
Other Organizational Experiences: Curently I’m involved in several organizations, which are: - Expert Staff of Community Empowerment division in HIMAKU (Himpunan Mahasiswa Kedokteran Umum) FK Undip 2016
-
Staff in Academic PRMK (Pelayanan Rohani Mahasiswa Katolik) FK Undip 2016
For the past two years, I’ve joined several committees which are: - Program Division Pemilihan Raya (Pemira) Kedokteran Umum FK Undip 2014 - Sponsorship Division Scientific Fair FK Undip 2015 - Coordinator of “YoraYoru” (Gerakan Cinta Makan Sayur untuk anak) Community Empowerment HIMAKU FK Undip 2016 - Event Coordinator of Easter PRMK-PMKK FK Undip 2015 Before entering Faculty of Medicine I’ve been involved in several organizations and committees which are: - President of Student Council Santa Laurensia High School 2013 - Coordinator of League Management Laurensia Cup 2014 - Coordinator of Week End Antiokhia Paroki Santa Monika BSD 2011-2012
Publication(s): -
Skill(s): -
Organization skills English (active and passive)
PUBLICATION AND 2015/2016
PROMOTION TEAM Nadiya Auliesa Vina Cyrilla Michael Jonathan Devina Talitha Tegar Ardhi Wardana Ahmadin Yusuf Ikandi Praharsiwi Anastazia Adeela