MESENTERICA 2021
PUBLIC POSTER MESENTERICA 2021
1ST PLACE PENYAKIT JANTUNG KORONER? STOP TIMBUN LEMAK. YUK, ATASI DENGAN BIJAK! Ennia Yuniarti Br Bancin Wynne Elysia Suriady Irene Jessica Leonardy
MAJESTYNAS 2022
VIDEOGRAPHY MAJESTYNAS 2022
1ST PLACE PBL karena LBP, cegah dengan KRETEK Andi Ilman Agrabudi Cindy Marsela Nur Hafidh As Zajadah
PUBLIC POSTER MAJESTYNAS 2022
PEGAL saat Work From Home? Waspada LOW BACK PAIN! Cegah dan Atasi dengan AKTIF! Jiveen Rajendra Adrian Manuel Sutanto Adiella Husna
Cegah PEGAL akibat TEXT NECK SYNDROME dengan PIJAT Jessica Ho Mita Elvira Chandra Viola Kontessa
Cegah LBP di masa pandemi, perbaiki POSTURmu! Indira Putri Dharmayani Sanusi Ismail Muhammad Diazulhaj Khasibhasani Ruslan
CAPEK saat Online Learning? Hati-hati Low Back Pain! Atasi dengan PANDAI Winston Lesmana Alfira Syifa Azzahra Jessica Ho
LITERATURE REVIEW MAJESTYNAS 2022
ANALISIS POTENSI BIOMARKER INTERLEUKIN-6 SEBAGAI PARAMETER SKALA SEVERITAS DAN DISABILITAS PADA PENANGANAN LOW BACK PAIN DI MASA PANDEMI COVID-19 Lidia Jamal Indira Putri Dharmayani Sanusi Ismail
ANALISIS POTENSI BIOMARKER INTERLEUKIN-6 SEBAGAI PARAMETER SKALA SEVERITAS DAN DISABILITAS PADA PENANGANAN LOW BACK PAIN DI MASA PANDEMI COVID-19 SUBTEMA : Isu-isu mengenai penanganan, edukasi, promotif dan preventif dalam mencegah dan mendeteksi gangguan-gangguan muskuloskeletal oleh kegiatan Work From Home & Learning From Home selama Pandemi Covid-19 Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi Muhammadiyah Jakarta Scientific Competition 2022 Diusulkan oleh : 1. Lidia Jamal 2. Indira Putri Dharmayani Sanusi 3. Ismail
(Pendidikan Dokter/2020) (Pendidikan Dokter/2020) (Pendidikan Dokter/2020)
Analisis Potensi Biomarker Interleukin-6 Sebagai Parameter Skala Severitas dan Disabilitas Pada Penanganan Low Back Pain di Masa Pandemi COVID-19 ABSTRAK Kebijakan Work From Home (WFH) dan Learning From Home (LFH) selama masa pandemi COVID-19 meningkatkan risiko terjadinya Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah. Saat ini, telah terdapat beberapa studi yang menunjukkan hubungan antara pemberian berbagai variasi terapi terhadap tingkat disabilitas dan tingkat nyeri pada kejadian LBP. Interleukin-6 (IL-6) adalah sitokin proinflammatoris yang dilaporkan meningkat pada LBP akut dan kronik, serta memiliki korelasi dengan skor ODI dan VAS. Visual Analog Scale (VAS) adalah alat pengukuran subjektif tervalidasi untuk nyeri yang bersifat akut dan kronik. Oswestry Disability Index (ODI) adalah alat umum yang digunakan untuk menilai keparahan LBP berdasarkan aktivitas fungsional dari pasien. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara IL-6 dengan tingkat skor VAS dan skor ODI pada pasien dengan gejala LBP. Telaah literatur ini dilakukan pada artikel dari beberapa database medis berupa Pubmed, Science Direct, Proquest, dan Cochrane, dengan pencarian kata kunci “IL-6”, “ODI”, “VAS”, dan “Low Back Pain”. Didapatkan 5 jurnal utama yang berkorelasi dengan tujuan pembuatan telaah literatur ini dan diperoleh informasi bahwa beberapa terapi memiliki hubungan erat dengan kadar IL-6, skor ODI, dan skor VAS pasien LBP. Oleh karena itu, telaah literatur ini dapat menjadi bukti bahwa kadar IL-6 berpengaruh terhadap tingkat nyeri dan disabilitas pasien dengan gejala LBP serta ke depannya diharapkan sitokin proinflamasi IL-6 ini dapat menjadi target terapi. Kata kunci : IL-6, ODI, VAS, dan Nyeri Punggung Bawah ABSTRACT The Work From Home (WFH) and Learning From Home (LFH) policies during the COVID-19 pandemic increase the risk of Low Back Pain (LBP). Right now, there are many studies that shows the correlation between receiving various types of therapy to the level of disability and pain intensity in the incidence of LBP. Interleukin-6 (IL-6) is a proinflammatory cytokine that has been reported to increase in acute and chronic LBP, and has a correlation with ODI and VAS scores. Visual Analog Scale (VAS) is a validated measurement tool for acute and chronic pain. Oswestry Disability Index (ODI) is a common tool for measuring the severity of LBP based on functional activity from the patient. Therefore, this study aimed to determine the relationship between IL-6 with level of VAS and ODI scores in patients with LBP. This literature review was done based on articles from medical databases such as Pubmed, Science Direct, Proquest, and Cochrane, by searching for keywords "IL-6", "ODI", "VAS", and "Low Back Pain". There were 5 major journals that correlated with the purpose of this literature review and information was obtained that several therapies had a close relationship with IL-6 levels, ODI scores, and VAS scores of LBP patients. Therefore, this literature review can be a proof that IL-6 levels affect the level of pain and disability in patients with LBP symptoms and in the future it is hoped that this IL-6 proinflammatory cytokine can become a therapy target. Keywords : IL-6, ODI, VAS, and Low Back Pain PENDAHULUAN Selama masa pandemi Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran dan kerja secara daring atau Learning From Home (LFH) dan Work From Home (WFH) memungkinkan terjadinya peningkatan gangguan muskuloskeletal.1 Tercatat dari hasil wawancara bahwa aktivitas WFH 93% dilakukan dengan duduk, sedangkan 7% dilakukan dengan tiduran.2
Salah satu gangguan musculoskeletal yang paling sering dikaitkan dengan peningkatan waktu duduk dan jarangnya aktivitas fisik adalah nyeri punggung bawah.1 Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah adalah penyakit muskuloskeletal yang disebabkan oleh adanya kelainan pada otot-otot skeletal. LBP ini ditandai sebagai rasa nyeri, ketegangan
atau kekakuan otot di bagian bawah dari margin costalis sampai ke bagian bawah dari lipatan gluteal, dengan atau tanpa nyeri pada kaki (sciatica). Keluhan utama pada LBP adalah adanya nyeri dan disabilitas.3 LBP adalah salah satu keluhan tersering pasien ketika datang ke fasilitas kesehatan dan merupakan alasan umum kurangnya produktivitas pada pekerja, bahkan diestimasikan sebanyak 200 juta dollar telah dihabiskan dalam penatalaksanaan LBP.4 LBP secara umum terbagi menjadi 5 etiologi, yaitu mekanik/non-spesifik (akibat adanya kerusakan pada tulang belakang, diskus intervertebralis, atau jaringan lunak disekitarnya), degeneratif (seperti pada kejadian LBP akibat osteoporosis), inflamatoris (misalnya ankylosing spondylitis), onkologik (akibat lesi litik atau kanker atau fenomena kompresi tulang pada tulang belakang), dan infeksi. 4 Risiko LBP meningkat pada posisi duduk yang lama (>4 jam) dan tidak berubah, sikap duduk yang tidak ergonomis, tekanan dan sirkulasi darah yang tidak baik pada area kaki dan bokong dalam jangka waktu yang panjang, sikap tubuh saat bekerja (duduk, berdiri, mengangkat, mendorong, membengkokkan badan) dan masa kerja. Faktor risiko lain terjadinya LBP adalah umur, jenis kelamin (wanita lebih cenderung terkena LBP), IMT, olahraga, kebiasaan merokok, dan aktivitas sehari-hari. 2,5 Beberapa studi telah melaporkan keterlibatan dan peningkatan sitokin inflamatoris pada pasien LBP baik akut maupun kronik, diantaranya adalah interleukin-6, Tumor Necrosis α (TNFα), dan C-reactive protein (CRP). Ditemukan juga bahwa terdapat peningkatan IL-6 dan penurunan Interleukin-10 (IL-10) pada pasien LBP kronik. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakseimbangan yang terjadi antara agen proinflammatoris dan antiinflammatoris berkontribusi terhadap patofisiologis dari LBP. Selain itu, peningkatan level IL-6 pada LBP kronik menunjukkan adanya korelasi dengan intensitas nyeri. IL-6 juga dapat
berkorelasi dengan skor Oswestry Disability Index (ODI). Intensitas dan durasi nyeri akibat LBP akan mempengaruhi pengobatan yang akan diberikan.6 IL-10 merupakan sitokin antiinflammatoris yang menghambat produksi sitokin proinflammatoris dengan mengaktivasi makrofag dan meningkatkan produksi inhibitor biologis sitokin proinflammatoris seperti interleukin-1 receptor antagonist (IL-1RA) dan soluble receptors of tumor necrosis factor (sTNFRs).6 Visual Analog Scale (VAS) adalah alat pengukuran subjektif tervalidasi untuk nyeri yang bersifat akut dan kronik. Skor akan ditentukan dalam garis 10 cm dimulai dari “tidak ada rasa nyeri” sampai “nyeri terburuk”.7 Sedangkan Oswestry Disability Index (ODI) adalah alat umum yang digunakan untuk menilai keparahan LBP berdasarkan aktivitas fungsional dari pasien. ODI terbagi menjadi 10 bagian yang akan menilai keterbatasan dalam kegiatan harihari.8 IL-6 dilaporkan berkaitan dengan peningkatan nyeri dan skor ODI.6 Oleh sebab itu, dapat dilihat bahwa terdapat korelasi antar severitas dan disabilitas pada pasien LBP dengan kadar IL-6 dari pasien tersebut.
METODE Literature review ini disusun dengan metode studi pustaka dengan mengumpulkan berbagai referensi yang valid mengenai potensi interleukin-6 sebagai inovasi parameter keparahan dan disabilitas penyakit acute low back pain. Kata kunci pencarian yang digunakan dalam penyusunan literature review ini antara lain: Interleukin-6 (IL-6), low back pain, Visual Analogue Scale (VAS), dan Oswestry Disability Index (ODI) sehingga diperoleh 5 jurnal utama yang menjadi patokan dalam penyusunan karya literature review ini. Adapun jurnal yang digunakan sebagai referensi dari literature review ini berasal dari referensi ilmiah yang valid yaitu Pubmed, Science Direct, Proquest, dan Cochrane. Referensi tersebut
dipublikasikan dalam kurun waktu 20202022 yaitu tahun terjadinya pandemi COVID-19. Informasi yang dikumpulkan dianalisis dengan metode pendekatan terhadap masalah yang terkait dengan topik studi. Metode referencing yang digunakan dalam literature review ini adalah metode Vancouver. HASIL Teknik Reduksi Stres Menggunakan Neuro-Emotional Technique (NET) dan LBP Studi randomized, double-blinded, placebo-controlled trial yang dilakukan oleh Bablis et al pada tahun 2022, menemukan bahwa terapi NET pada kelompok yang diberikan penanganan, ditinjau dari aspek klinis dan biomarker inflamasi, menghasilkan statistik perbaikan yang signifikan (P < 0.001) dibandingkan dengan kelompok yang diberikan placebo. Studi ini memiliki 112 partisipan yang diacak untuk masuk ke dalam kelompok yang diberikan penanganan dan kelompok plasebo. Aspek klinis yang meliputi rasa nyeri (QVAS), disabilitas (ODI), dan kualitas kehidupan (10 komponen skala SF-36) memperlihatkan perbaikan yang signifikan. Biomarker inflamasi yang didapatkan dari sampel darah meliputi CRP, TNF-a, IL-1, IL-6, dan IL-10 menunjukkan perbaikan yang signifikan. Perbaikan ini terlihat dalam bulan pertama setelah pasien melalui 8 terapi.9 Teknik Balneologis (Gidroterapi dan Peloidoterapi) dan LBP Menurut penelitian single-blind randomized controlled trial yang dilaksanakan oleh Yucesoy et al. pada tahun 2021 mengemukakan bahwa pada total 74 partisipan penderita chronic low back pain (CLBP) yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok yang menerima terapi balneologis (hidroterapi dan peloidoterapi) selama 10 sesi menunjukkan penurunan kadar IL-6 yang kurang signifikan seperti pada grafik 1 dan perbaikan skor VAS dan ODI yang signifikan. Dengan perbaikan skor VAS dan ODI pasca pengobatan, terapi LBP dengan
teknik terapi balneologis dianggap sebagai terapi yang dapat meningkatkan kondisi klinis dari pasien.10
Grafik 1 Peningkatan kadar IL-6 pasca pengobatan dengan teknik balneologis pada pasien LBP. Teknik Moksibusi Jarum Hangat dan LBP Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lu et al pada tahun 2021, menunjukkan bahwa penggunaan teknik moksibusi jarum hangat dalam terapi pasien Low Back Pain dapat menurunkan kadar sitokin proinflamasi yaitu Interleukin-6 secara signifikan, terutama pada kelompok observasi seperti yang bisa dilihat pada tabel 1. Hal ini mengindikasikan bahwa moksibusi jarum hangat efektif dalam mengurangi respon inflamasi pada pasien.Teknik moksibusi jarum hangat mulai sering digunakan sebagai salah satu terapi tradisional dengan prinsip akupuntur kepada pasien dengan nyeri punggung.11 Tabel 1 Penurunan kadar IL-6 pasca pengobatan dengan teknik moksibusi jarum hangat pada kelompok observasi dan kontrol.
Teknik Lumbar Spinal Fusion dan LBP
Studi yang dilakukan oleh Aripaka et al. pada tahun 2021 bertujuan untuk mengetahui hubungan gejala Low Back Pain (LBP) dengan sitokin proinflamasi. Studi ini memiliki total 34 pasien yang seluruhnya dilakukan operasi fusi atau penggabungan tulang belakang lumbar. Untuk mengetahui kadar Interleukin-6 dilakukan uji quantitative real-time polymerase chain reaction (RTqPCR) dari Annulus Fibrosus (AF) dan Nukleus Pulposus (NP) di Diskus Intervertebralis pasien. Gejala Low Back Pain (LBP) diukur menggunakan Visual Analogue Score (VAS) dan Oswestry Disability Index (ODI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar IL-6 berkorelasi signifikan dengan nilai VAS dan ODI pasien.12 Teknik Spinal (SMT) dan LBP
Manipulative
Therapy
Grafik 2 Perbandingan kadar IL-6 pasca pengobatan dengan Spinal Manipulative Therapy (SPT) pada pasien LBP asimtomatik, LBP akut, dan LPB kronik. Studi non-randomized, controlled, pre-post SMT intervention yang dilakukan oleh Teodorczyk et al pada tahun 2021 memiliki total 71 partisipan yang 22 diantaranya merupakan sampel LBP akut, 25 merupakan sampel LBP kronik, dan 24 merupakan sampel asimptomatik (kelompok kontrol). Skor nyeri dan fungsionalitas pada kelompok LBP akut dan kronik dapat disetarakan. Kedua kelompok ini diberikan terapi SMT selama 2 minggu dan mendapatkan nilai perbaikan yang signifikan
(P < 0.001). Grafik 2 di atas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan IL-6 pada pasien LBP akut dan pada pasien LBP kronik. Terapi SMT tidak memberikan hasil yang signifikan (P = 0.04) terhadap penurunan IL6 pada kelompok LBP akut dan masih tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok asimptomatik. Tetapi, terapi SMT memberikan hasil penurunan yang signifikan (P = 0.01) terhadap IL-6 pada pasien LBP kronik. Perbedaan perubahan nilai dalam kadar IL-6 antara kelompok asimptomatik dengan LBP kronik, serta antara LBP akut dengan LBP kronik, menunjukkan nilai yang cukup signifikan (P = 0.001 dan P = 0.03).6 PEMBAHASAN Mekanisme NET Neuro-emotional Technique (NET) adalah suatu teknik yang memiliki prinsip bahwa efek stressor dari suatu permasalahan atau trauma yang belum terselesaikan akan memberikan dampak kepada tubuh seseorang. Dampak yang diberikan akan bersifat subjektif dan berbeda-beda setiap orang tergantung pada kondisi emosional, dan pengalaman dari orang itu. Teknik ini didefinisikan sebagai suatu penanganan intervensi dengan pengurangan stress secara multimodal yang didasarkan atas 3 konsep yaitu sikap kognitif, pengobatan tradisional cina, dan tes otot. NET ditujukan untuk membantu proses penyembuhan alami dengan menyelesaikan permasalahan 9 emosional dan efek buruknya. Komponen intervensi NET memberikan kejelasan atas suatu mekanisme stres. Sekedar mengingat kejadian yang dulu terjadi dapat menstimulasi kondisi kimiawi yang sama dalam tubuh ketika kejadian itu terjadi. Hal ini memberikan sugesti bahwa perubahan neurochemical yang terjadi saat periode trauma atau stres dapat memberikan efek yang bertahan lama dan dapat menghambat kemampuan seseorang dalam penyembuhan. Hal ini mengindikasikan mekanisme yang lebih meluas selain hanya rasa nyeri pada daerah terlokalisasi saja. Ilmu ini sejalan dengan konsep psychoneuroimmunology (PNI) yang
menjelaskan bahwa ingatan akan trauma atau stres akan menginduksi reaksi kimiawi yang sama dalam tubuh walau penyebab stresnya sudah tidak ada. Singkatnya, intervensi NET memberikan kejelasan bahwa perubahan neurochemical akan memberikan dampak yang bertahan lama atau rekuren pada pasien, sedangkan PNI menunjukkan bahwa interaksi antar reaksi psikologis, nervus, dan imun akan saling berkorelasi dalam tubuh. Area dalam suatu tubuh yang bertanggung jawab dalam modulasi emosi dan mengandung sitokin serta neuropeptide dalam konsentrasi tinggi disebut sebagai nodal points. Nodal points terdapat pada area otak dan medulla spinalis yang akan terlibat dalam patofisiologi LBP.9 Pengurangan 4 dari 5 biomarker proinflammatoris darah (CRP, TNF-a, IL-1, and IL-6) pada kelompok dengan intervensi NET yang tidak terjadi pada kelompok kontrol, memperlihatkan bahwa terdapat efek sistemik dan psikologis yang dapat disembuhkan dengan intervensi ini. Maka dapat disimpulkan, bahwa NET dapat meningkatkan perbaikan pada LBP kronik, baik pada aspek klinis (QVAS, ODI, dan SF36) maupun aspek kimiawinya (CRP, TNF-a, IL-1, and IL-6).9 Mekanisme Balneologis Mekanisme efek terapeutik dari aplikasi balneologikal seperti balneotherapy, peleidotherapy, dan hydrotherapy belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, manfaatnya diperkirakan berasal dari kombinasi faktor termal, mekanik, dan kimiawis. Perbaikan rasa nyeri dapat diakibatkan karena temperature dan tekanan dari air terhadap kulit. Stimulus panas akan berefek pada tonus otot dan intensitas nyeri dengan mengurangi spasme otot, dan meningkatkan ambang batas rasa nyeri. Selain itu, pemberian mineral yang ada dalam terapi ini dapat diserap melalui kulit sehingga meningkatkan mekanisme kerja anti-nyeri ini. Komposisi mineralnya dapat mengakibatkan efek biologis terhadap sistem imun, sistem nervus sentral dan peripheral,
serta terhadap metabolik.10
endokrin
dan
proses
Teknik Moksibusi Jarum Hangat Moksibusi jarum hangat terbagi atas 2, yaitu bagian akupuntur dan moksibusi. Studi memperlihatkan bahwa akupuntur dapat menginhibisi input sensoris pada sistem sentral yang menyebabkan perbaikan dari rasa nyeri di kaki dan tulang belakang, sedangkan moksibusi dapat meningkatkan efeknya dengan meregulasi fungsi dari meridian dan organ dalam tubuh.11 Teknik Lumbar Spinal Fusion Lumbar spinal fusion atau penggabungan tulang belakang bagian lumbal merupakan tindakan yang bersifat operatif dari tatalaksana penyakit yang memiliki gejala LBP kronik. Fusi tulang belakang lumbal merupakan tindakan fusi tersering di bagian tulang belakang. Hal ini biasanya dilakukan pada pasien dengan indikasi adanya kelainan pada diskus intervertebralis dalam hal ini adalah anulus fibrosus dan nukleus pulposus yang menjadi komponen penyusun diskus intervertebralis. Terapi operatif ini dikabarkan belum memberikan hasil yang signifikan terhadap pemulihan dari gejala LBP pasien.12 Mekanisme SMT Intervensi Spinal Manipulative Therapy (SMT) pada studi Teodorczyk et al pada tahun 2021 terdiri atas 6 penanganan SMT yang diberikan pada hari yang bergantian selama 2 minggu. Tiap penanganan meliputi pemberian 1 dosis High Velocity Low Amplitude Thrust (HVLAT) ke segmen lumbosacral yang terlibat. Terapi SMT memang sudah diakui merupakan terapi non farmakologis untuk LBP non-spesifik.6 Hubungan Antara IL-6 dan Kejadian Low Back Pain Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat peran yang berbeda antara sitokin proinflamasi terhadap patogenesis terjadinya low back pain (LBP) pada diskus intervertebralis. Ekspresi dari TNF-α menjadi perhatian karena sitokin ini memiliki peranan
utama dalam meregulasi ekspresi dari sitokin lainnya seperti IL-6. Banyak studi menunjukkan bahwa TNF-α dan IL-6 berhubungan secara sinergistik. Setelah diinisiasi oleh TNF-α, IL-6 bekerja dengan melakukan diferensiasi monosit menjadi makrofag kemudian juga menginduksi maturasi sel limfosit yang keduanya bermanifestasi terhadap terjadinya hiperalgesia dan juga kepekaan tinggi terhadap rasa nyeri.13 Studi lain juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara intensitas LBP (skor VAS) dengan ekspresi IL-6. Studi tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan IL-6 pada nyeri neuropatik yang dialami oleh pasien dengan osteoarthritis (OA). Pasien tersebut diberikan injeksi tocilizumab (anti-IL-6R) secara epidural dan diperoleh hasil bahwa kadar IL6 berubah seiring dengan perubahan skor VAS. Adapun tingkat disabilitas yang diukur menggunakan ODI menunjukkan bahwa TNF-α tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai ODI, sedangkan IL-6 memiliki korelasi yang positif dengan nilai ODI sehingga disimpulkan bahwa IL-6 memiliki peran penting dalam tingkat disablitas pasien.12
SIMPULAN Studi kami menunjukkan bahwa terhadap hubungan yang signifikan antara ekspresi sitokin inflamasi yaitu IL-6 dengan tingkat disabilitas (skor ODI) dan tingkat keparahan nyeri (skor VAS) dari pasien yang mengalami gejala low back pain (LBP). Lebih jauh lagi, dapat disimpulkan bahwa IL6 dengan skor VAS dan skor ODI memiliki hubungan sinergistik dan IL-6 dapat menjadi target untuk terapi dari penyakit yang memiliki gejala LBP. Hingga saat ini, penelitian mengenai korelasi IL-6 dengan perbaikan skala severitas dan disabilitas pada penanganan pasien LBP masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut masih sangat perlu dilakukan kedepannya agar IL-6 dapat dijadikan parameter perbaikan pada kasus LBP.
DAFTAR PUSTAKA 1. Fernando, A. K. (2021) ‘Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Keluhan Low Back Pain Pada Siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya Di Masa Pandemi COVID-19’, Jurnal Kesehatan Olahraga, 000, pp. 241– 250. 2. Bintang, S. S. B. S. et al. (2021) ‘Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Nyeri Punggung Bawah Pada Karyawan Work From Home Di masa Pandemi Covid 19’, Jurnal Kesmas Dan Gizi (Jkg), 4(1), pp. 38– 44. doi: 10.35451/jkg.v4i1.826. 3. Rechtine, G. R. (1992) ‘Diagnosis and treatment of low back pain’, Journal of Orthopaedic Trauma, 6(3), p. 395. doi: 10.1097/00005131199209000-00031. 4. Casiano, V. E. et al. (2022) ‘Back Pain’, StatPearls [Internet]. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/ NBK538173/. 5. Wu, A. et al. (2020) ‘Global low back pain prevalence and years lived with disability from 1990 to 2017: Estimates from the Global Burden of Disease Study 2017’, Annals of Translational Medicine, 8(6), pp. 299–299. doi: 10.21037/atm.2020.02.175. 6. Teodorczyk-Injeyan, J. A., Triano, J. J. and Injeyan, H. S. (2019) ‘Nonspecific low back pain: Inflammatory profiles of patients with acute and chronic pain’, Clinical Journal of Pain, 35(10), pp. 818–825. doi: 10.1097/AJP.0000000000000745. 7. Delgado, D. A. et al. (2018) ‘Validation of Digital Visual Analog Scale Pain Scoring With a Traditional Paper-based Visual Analog Scale in Adults’, JAAOS: Global Research and Reviews, 2(3), p. e088. doi: 10.5435/jaaosglobal-d-17-00088.
8. Mehra, A. et al. (2008) ‘Oswestry disability index scoring made easy’, Annals of the Royal College of Surgeons of England, 90(6), pp. 497–499. doi: 10.1308/003588408X300984. 9. Bablis, P., Pollard, H. and Rosner, A. L. (2022) “Stress reduction via neuroemotional technique to achieve the simultaneous resolution of chronic low back pain with multiple inflammatory and biobehavioural indicators: A randomized, doubleblinded, placebo-controlled trial,” Journal of Integrative Medicine, 20(2), pp. 135–144. doi: 10.1016/j.joim.2021.12.001. 10. Yücesoy, H. et al. (2021) “Effects of balneological outpatient treatment on clinical parameters and serum cytokine levels in patients with chronic low back pain: a single-blind randomized controlled trial,” International Journal of Biometeorology, 65(8), pp. 1367– 1376. doi: 10.1007/s00484-02102109-w. 11. Lu, T. et al. (2021) “The effect of warm needle moxibustion on lumbar
disc herniation,” American Journal of Translational Research, 13(5), pp. 5059–5065. 12. Aripaka, S. S. et al. (2021) “Low back pain scores correlate with the cytokine mRNA level in lumbar disc biopsies: a study of inflammatory markers in patients undergoing lumbar spinal fusion,” European Spine Journal, 30(10), pp. 2967– 2974. doi: 10.1007/s00586-02106868-3. 13. Murata Y, Rydevik B, Nannmark U, Larsson K, Takahashi K, Kato Y, Olmarker K (2011) Local application of interleukin-6 to the dorsal root ganglion induces tumor necrosis factor-alpha in the dorsal root ganglion and results in apoptosis of the dorsal root ganglion cells. Spine 36(12):926–932. https://doi.org/10.1097/BRS.0b013e 3181e7f4a9
HISTOLOGY IN ACTION
DIGITAL ART HISTOLOGY IN ACTION
Vesica Fellea Karen Kurnia
MEDSMOTION 2022
PUBLIC POSTER MEDSMOTION 2022
OSTEOPOROSIS? Kenali TANDAnya, CEGAH sebelum kena! Mita Elvira Chandra Viola Kontessa Jessica Ho
S I S O ? R O P O E T S O kenali TANDA nya
CEGAH sebelum kena!
OSTEOPOROSIS adalah kondisi penurunan massa tulang sehingga tulang mudah patah
Sekitar 19,7% lansia (3,6 juta orang) di Indonesia menderita osteoporosis
setelah usia >35 tahun proses penghancuran tulang melebihi proses pembentukannya
kenali TANDAnya
T
Tinggi badan menurun
A
Adanya perubahan postur tubuh menjadi bungkuk
N DA
Nyeri punggung yang berkelanjutan terus-menerus DAya tahan tulang melemah sehingga mudah terjadi patah tulang
CEGAH sebelum kena!
C
Cukup paparan sinar matahari (Vitamin D) selama 5-15 menit, 3x/minggu sebelum jam 9 pagi sesudah jam 4 sore
E
Evaluasi densitas massa tulang secara berkala di fasilitas kesehatan
G
Giat berolahraga secara rutin dan teratur (30 menit/hari)
A
Atur diet seimbang kaya kalsium (susu, tahu, tempe, dan kacangkacangan)
H
Hindari rokok dan minuman beralkohol
REFERENSI:
Mita Elvira C. | Viola Kontessa | Jessica Ho