Anak-anak Macgyver

Page 1

F OTO

MEDIA INDONESIA | MINGGU, 20 MARET 2011 | HALAMAN 24

Tiga Macgyver berangkat bekerja.

ITC Mangnga Dua tempat bekerja dan bermain.

Anak-Anak Macgyver FOTO DA N T EKS : A NA S TA S I A W I DYA N I N G S I H

S

Fachry bersiap untuk berangkat.

UATU siang di ITC Mangga Dua yang mulai ramai, segerombolan anak berseragam menunggu di sudut lobi. “Saya mau bekerja, Kak. Setiap bekerja saya harus pakai seragam, kalau tidak, saya tidak boleh masuk. Dikira mau nyopet.” Mereka adalah anak-anak yang bekerja mengangkat barang belanjaan pengunjung pusat perbelanjaan tersebut. Seragam itu adalah pemberian pemilik toko pakaian bertajuk Macgyver. Sang empunya tersentuh melihat anak-anak itu kerap berkejarkejaran dengan petugas keamanan. Akhirnya 27 anak diberi seragam, sekaligus jaminan bahwa mereka akan berkelakuan baik. Penghasilan anak-anak tersebut pun tidak diambil sepeser pun. Fachry, yang oleh teman-temannya dipanggil Tompel, adalah salah satu anak Macgyver. Seharusnya sekarang ia duduk di kelas 4 SD, tapi kondisi keuangan keluarga mengharuskannya putus sekolah. Ayahnya yang hanya kuli angkut dan ibunya yang tukang cuci

Menemani seorang ibu berbelanja.

panggilan membuat Tompel harus turut mencari nafkah. Setiap hari Tompel berangkat menuju ITC Mangga Dua yang hanya 5 menit dari rumahnya. Mulai dari pukul 12.00 ia berkeliaran menawarkan jasa mengangkat barang pengunjung hingga pusat perbelanjaan itu tutup. Upahnya lumayan. Per hari dia dapat menghasilkan Rp30 ribu-Rp200 ribu. Sebagian ia berikan kepada ibunya, sisanya untuk jajan atau bermain kartu. Tompel dan teman-temannya adalah potret anak pekerja yang tercabut dari dunia pendidikan. Ibarat gunung es, jumlahnya bisa lebih daripada yang kita tahu. Kemiskinan absolut menjadi alasan utama ketimpangan ini sehingga kendali terhadap jumlah pekerja anak dapat menjadi indikator penurunan angka kemiskinan di negeri ini. Mengembalikan mereka ke dunia pendidikan seharusnya lebih penting karena mengembalikan harapan masa depan. “Saya mau sekolah lagi, Kak!” (M-1)

Menerima upah.

Bahu-membahu membawa belanjaan.

Fachry sang buruh angkut.

Foto ini merupakan hasil workshop Galeri Foto Jurnalistik Antara angkatan 17 yang dipamerkan di Galeri Foto Jurnalistik Antara pada 11 Maret-9 April 2011.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.