Tasauf dan syari’at /syariat Posted on July 1, 2008 by admin Sumber: http://salafytobat.wordpress.com/2008/07/01/tasauf‐dan‐syariat‐syariat/
1.3 Tasauf dan Syariat
Dalam kajian tasawuf banyak dibicarakan tentang syariat, tarikat, hakikat dan makrifat dalam rangka pembahasan ajaran dan amal Islam secara keseluruhan. Oleh sebab itu dalam di sini perlu dibicarakan hubungan tasawuf dengan keempat masalah tersebut. Mengenai pengertian tasawuf telah dijelaskan tersendiri, sehingga dalam di siini tidak dijelaskan lagi, tetapi diuraikan menurut hubungannya yang ditinjau dari segi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat. 1. Pengertian Semula pengertian syariat adalah jalan menuju ke sumber air atau jalan ke arah sumber pokok kehidupan. Menurut etimologi, syariat adalah tempat yang didatangi atau dituju oleh manusia dan binatang guna meminum air. Menurut istilah syara’, syariat merupakan nas-nas yang suci yang dikandung di dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Dengan kata lain, syariat adalah segala yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang berbentuk wahyu, yang terdapat dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Syariat dalam artian ini meliputi seluruh aspek Agama Islam atau Dienul Islam, dunia akhirat yang termaktub di dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Syariat dalam artian ini meliputi tiga pilar agama Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Firman Allah SWT, Artinya : Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang (Q.S. Al Maidah 5 : 48). Firman Allah SWT : Artinya : Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (Q.S. Al Jatsiah 45 : 18). Yang menetapkan syariat dalam artian ini dinamakan syaari’ ( ) yaitu Allah dan Rasul-Nya. Syariat dalam artian ini berbeda dengan syariat yang banyak dipahami dewasa ini, yaitu yang sama pengertiannya dalam arti sempit dengan pengertian fikih. Fik ih bukanlah merupakan nash-nash Al Qur’an dan As Sunnah, tapi sudah merupakan hasil rekayasa nalar manusia. Imam As Syafi’i mendefinisikan fikih adalah suatu ilmu tentang hukum-hukum syariat yang bersifat amaliah yang diperoleh dari satu persatu dalilnya. Dengan demikian, fikih adalah apa yang dapat dipahami manusia dari teks-teks suci Al Qur’an dan As Sunnah dengan melakukan ijtihad untuk menangkap makna-makna, ‘illat-’illat (sebab-sebab) serta tujuan yang hendak dicapai oleh teks suci tersebut. (Ensiklopedi Islam 4, 1994 : 345 – 346). Asy Syaikhul Mahmud Syaltut memberikan batasan tentang syariat dalam arti sempit, Artinya : Menurut istilah, syariat ialah hukum-hukum dan tata aturan yang Allah syariatkan buat hamba-Nya untuk diikuti, dan hubungan mereka sesama manusia. Di sini kami maksudkan makna istilah, maka kata syariat itu tertuju kepada hukum yang didatangkan Al Qur’an dan Rasul-Nya. Kemudian diijmakkan oleh para sahabat dari hukum-hukum yang tidak