ISPI-Red Meat and Cattle Partnership Internship Program for Fresh Graduate - Mini Project

Page 1

ISPI-Red Meat and Cattle Partnership Internship Program for Fresh Graduate - Mini Project Judul

Perhitunganya sebagai berikut :

Pengaruh penambahan onggok dan penggunaan berbagai macam inokulan dalam pembuatan silase tebon jagung (Zea mays) terhadap kualitas fisik dan pH Latar Belakang Hijauan akan mempengaruhi produktivitas ternak, sehingga diharapkan dapat diberikan secara berkelanjutan. Namun ketersediaannya sangat bergantung terhadap musim. Pada musim kemarau, produksi hijauan akan menurun baik secara kuantitas maupun kualitas. Metode Pelaksanaan Dibuat perlakuan level pencampuran tebon jagung sebagai berikut :

0%

15%

20%

25%

Pa0 : Pa1 : Pa2 : Pa3 :

Tebon Tebon Tebon Tebon

100% (200gr) 85% (170gr) + Onggok 15% (30gr) 80% (160gr) + Onggok 20% (40gr) 75% (150gr) + Onggok 25% (50gr)

Pb1 : 68 kg tebon dicampur dengan 3 tutup botol EM4 yang sudah dilarutkan dengan 1000 ml air. Pb2 : 68 kg tebon dicampur dengan 34 ml Kemin yang sudah dilarutkan dengan 700 ml air. Pb3 : 68 kg tebon dicampur dengan 70 gr bubuk Alltech. Variabel yang diamati adalah pH dan kualitas fisik yang meliputi warna, bau, tekstur, dan jamur.

Uji Coba Hijauan berupa tebon jagung yang berumur 60 hari dicacah dengan mesin chopper terlebih dahulu dengan ukuran 3-5 cm dan dilayukan hingga kadar air mencapai 70%.

Hasil Uji

Vacuum Sealer Plastic

Ziplock Plastik 2 Rangkap

21 Diperam Selama 21 Hari

Lapisi dengan Trashbag

Perlakuan

Pa0

Pa1

Pa2

Pa3

Pb1

Pb2

Pb3

pH

3,95

3,90

3,85

3,80

4,40

3,87

3,90

Pencampuran tebon jagung dengan inokulan : Proses ensilase terjadi apabila oksigen telah habis dipakai, sehingga respirasi tanaman akan berhenti, suasana menjadi anaerob, dan terjadi peningkatan suhu. Akibat dari peningkatan suhu, maka terjadilah reaksi Maillard atau pencoklatan. Pada keadaan demikian, jamur Menyiapkan Melarutkan Inokulan tidak dapat tumbuh dan hanya bakteri anaerob Tebon (EM-4/Kemin) saja yang masih aktif, terutama bakteri asam dengan air laktat yang menghasilkan asam. Proses fermentasi yang singkat menyebabkan kadar air silase tidak terlalu tinggi, sehingga tekstur silase sedikit keras. Mencampur Padatkan dalam Tebon + Larutan Tong Plastik Kualitas Silase Perlakuan Sesuai Perlakuan Warna Bau Tesktur Jamur

Pencampuran tebon jagung dengan onggok :

21

Diperam Selama 21 Hari

Untuk Alltech, 15 kg tebon jagung dimapatkan dahulu ke dalam tong kemudian ditaburi bubuk Alltech. Dilakukan seterusnya sampai 68 kg tebon jagung dan 70 gr Alltech dapat dimapatkan semuanya dalam tong.

Menyaring onggok

pH merupakan indikator penting dalam penilaian kualitas silase. Selama proses fermentasi, mikroba menghasilkan asam laktat sehingga dapat menurunkan kadar pH. Semakin banyak asam laktat yang diproduksi, maka semakin cepat laju penurunan pH. Berikut rataan pengukuran pH pada silase tebon jagung dengan onggok dan inokulan:

Mencampur Tebon dan Onggok Sesuai Perlakuan

+ 15 Kg Tebon

= Alltech

68gr Tebon dan 70gr Alltech

Pa0

3,2

3,6

3,4

1

Pa1

3,4

4,2

3,6

1

Pa2

3,8

5

3,8

1

Pa3

4

5

4

1

Pb1

2,6

4,4

4,6

2,8

Pb2

2,4

3

3,6

1

Pb3

4

3,6

4

1

Kesimpulan Penambahan bahan aditif berupa onggok mampu meningkatkan kualitas silase dilihat dari nilai pH dan kualitas fisik. Perlakuan Pa3 merupakan perlakuan terbaik ditinjau dari nilai pH dan kualitas fisik yang meliputi warna, tekstur, bau dan ada tidaknya jamur. Disusun Oleh :

Alifia Imtinatul Fajri Juang Jaya Abdi Alam - Lampung Selatan Didukung Oleh :


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.