Oldway Magazine

Page 1



Contents 1 COVER

46 GATEAWAY

3 CONTENTS

51 HISTORIA

4 THE LINE

54 THE EVOLUTION

5 HELLO

56 TASTY

6 POSTCARD

60 SCRIPT

8 UPDATE

61 VINYL

10 COMUNAL

62 SCENE

12 POLAROID 16 FRONTLINE 25 VIEW 26 ROMANIA 30 DIY 32 WARDROBE 41 ANTIQUE

Oldway | 3


Pembina Aceng Abdullah Ipit Zulvan Sandi Jaya Saputra Pemimpin Redaksi Lupi Yulianti Koordinator Liputan Joshua Christian Maudy Fitri Hutami Editor Bahasa Fajar Erie Ni Kadek Diana Pramestii Fotografer Bernadeta Victoria M. Maudi Fitri Hutami Reporter Ni Kadek Diana Pramesti Nadia Febriani Maudi Fitri Hutami Bernadeta Victoria M. Fajar Edrie Joshua Christian Lupi Yulianti M. Angga Septiawan Putra Desain dan Tata Letak M. Angga Septiawan Putra


Hello Hello, our readers!!

LUPI YULIANTI Pemimpin Redaksi

Diawali dengan sapaan gembira untuk kalian para pembaca Oldway Magazine. Senang sekali Oldway bisa menjadi sahabat baru kalian saat bersantai dan menikmati waktu luang. Setelah kata sapa, aku akan bercerita sedikit tentang latar belakang terbitnya majalah ini. “Siklus gaya hidup itu selalu berulang”, kalimat tersebut menjadi salah satu inspirasi kami dalam menerbitkan majalah ini. Coba perhatikan di sekitar lingkungan kalian. Saat ini pakaian seperti kulot, pleated skirt, jaket denim, celana cut bray sampai baju bernuansa floral kembali menjadi sesuatu yang “kekinian”. Dalam segi interior pun kafe atau hotel bernuansa vintage tak kalah digemari oleh berbagai kalangan. Koleksi furnitur atau benda-benda zaman dulu, masih tetap menjadi sesuatu yang elegan dan mahal, juga tentunya menjadi salah satu yang selalu diburu. Tak jarang pula orang-orang memilih gaya hidup vintage untuk sekadar bernostalgia pada zamannya. Apapun alasannya, hal-hal tersebut menunjukkan bahwa gaya hidup vintage masih menjadi selera yang tak lekang ditelan zaman. Nah, melalui majalah ini kami akan mencoba mengingatkan kembali mengenai gaya hidup zaman dulu yang masih eksis dan berbagi cerita tentang mereka yang menjadikan vintage sebagai gaya hidupnya. Lalu, mungkin sebagian orang akan berpikir, kenapa harus majalah? Secara internet akan memberikan informasi yang lebih cepat dan mudah untuk diakses. Tidak menutup mata, hal tersebut memang benar demikian. Namun, kami ingin memberikan kesan berbeda melalui kreativitas layout dan tampilan-tampilan menarik yang akan selalu kami perhatikan dengan baik untuk kepuasan kalian, para pembaca setia kami. Semoga kalian selalu suka ya dengan apa yang kami suguhkan. So, tunggu apalagi, let’s enjoy your nostalgic time!!

Oldway | 5


POSTCARD Fashion has and will always come to a full circle. And I love watching the old trends, the old aethetics, gaining its glory once more in the modern days. Being a vintage. Vintage stuff they don’t rot, they don’t just go off trend and then come back as a cliche or a mere piece of nostalgia. They evolved, the same ol’ piece with a certain nowness. Vintage trend they’re not only being reproduced as it was before. Like history, vintage clothing sorta let you know how the perspective was, and challenge you to make it relevant again today. To do so it often enriched your style and make your look more eclectic, different, weird (?). But isn’t it the fun part of fashion? Since fashion is never only about the clothing, but more of self-expression.

Ada banyak hal menyenangkan dari sesuatu yang berbau vintage, seperti desain, film, pakaian, dan lain-lain. Tapi, dari banyak hal itu, yang paling saya senangi adalah adalah musik. Sejak dulu, saya menyukai musikmusik lawas. Dan sekarang, saya sering melihat para musisi yang mengandalkan lagu lawas yang dikemas ulang.

Berkunjung ke tempat dengan suasana vintage serasa melakukan perjalanan ke masa lampau. Dengan tampilan yang klasik, suasana tersebut mampu membawa kita bernostalgia dan membangkitkan memori lama.

Saya harap, Oldway dapat menyajikan konten-konten musik vintage.

Selain membawa kita bernostalgia, tempat bersuasana vintage juga dapat membuat seseorang merasa nyaman. Sebabnya adalah tata ruang yang terlihat sederhana dengan warna-warna pastel yang indah dipandang mata.

Robby Rodhia Bandung

Vina Dwi A. Jakarta

Shuliya Ratanevara Bandung

Bagi Kamu yang ingin mengirimkan pesan atau komentar di Oldway Magz, silakan kirimkan ke surat elektronik kami: retrogroupmedia@gmail.com dengan subjek ‘SURAT PEMBACA’. Melalui email itu, Kamu bisa juga memberikan saran atau tanggapan terhadap konten-konten majalah kami.

6 | Oldway



UPDATE

Nostalgia Bersama Trans Jakarta Vintage Series Telolet.. Telolet.. Telolet.. Bunyi klakson ‘Telolet’ terdengar dari Halte Transjakarta (TJ) Koridor 1, Jakarta Kota arah Blok M. Kalian sudah tahu belum kalau PT Transjakakarta memiliki bus versi lawas? Yup, Bus Transjakarta Vintage Series ini, pertama kali diluncurkan pada bulan Oktober 2016 silam yang langsung diresmikan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama. Seiring berjalannya waktu, pada bulan Februari hingga April 2017, penambahan armada bus Transjakarta Vintage Series terus dilakukan. Bus seri vintage ini memang sengaja disediakan Pemerintah DKI Jakarta untuk melestarikan kenangan bus-bus tua yang pernah melanglang buana di jalanan ibu kota. Jika dilihat penampilannya dari luar, warna bus ini mirip sekali dengan bus PPD (Pengangkut Penumpang Djakarta) yang pernah beroperasi tahun 60-an sampai 80-an. Bagian tubuhnya berwarna putih dan biru dongker, dengan tulisan “PPD� berwarna kuning. Ada dua tipe TJ Vintage Series, tipe pertama adalah yang mirip sekali dengan PPD jadul, mulai dari bagian luar, kursi panjang seperti di Kopaja, hingga lantai 8 | Oldway

kayunya yang cokelat. TJ Vintage Series tipe pertama ini memiliki kursi yang berlapiskan kulit sintetis berwarna cokelat dan merah. Sedangkan, tipe keduanya tidak terlalu mirip PPD, sentuhan vintage pada bus tipe ini terdapat pada koran-koran terbitan lama yang terpajang pada langit-langit bus atau poster iklan tua di bagian tengah dan belakang. Selain koran, ada juga potongan komik Paman Kikuk, Husin, dan Asta yang waktu kecil sering kita baca di Majalah Bobo. Bagi yang ingin mencoba bernosalgia dengan TJ Vintage Series ini, kalian bisa melalui Koridor 1 (Jakarta Kota-Blok M). Jumlah armada masih terbilang sedikit yaitu 10 bus. Tiap bus mampu menampung kurang lebih 60-70 orang. Sekadar diketahui, armada bus Transjakarta Vintage Series ini merupakan produksi dari Ungaran, Jawa Timur yang menggunakan mesin Mercedes Benz. Penasaran bagaimana sensasi bernostalgia sambil keliling Jakarta? Yuk, naik bus Transjakarta Vintage Series! Cukup dengan merogoh kocek 3500 rupiah saja, kalian sudah bisa bernostalgia keliling Jakarta. Bernadeta Victoria


Peringatan 62 Tahun Konferensi Asia Afrika Sejak 18 hingga 24 April 2017, peringatan 62 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) kembali digelar tahun ini melalui delapan rangkaian acara. Dimulai dengan pengibaran 109 bendera negara Asia Afrika dan bendera PBB, dilanjutkan dengan Jamuan Teh Petang bersama saksi sejarah KAA, International Students Gathering, donor darah, Panggung Asia Afrika, Bandung Historical Study Games, Senam 1000 Anak, dan ditutup dengan upacara penurunan bendera negaranegara peserta KAA. Tema peringatan KAA kali ini mengangkat salah satu kutipan dari pidato Presiden Soekarno saat konferensi berlangsung yakni "Live and Let Live: Peace and Harmony for All". Pidato tersebut merupakan representasi dari keinginan Soekarno untuk membangun kehidupan antar bangsa yang saling berdampingan secara damai dan toleransi serta menjalin kerjasama satu sama lain. Kepala Museum KAA Meinarti Fauzi mengatakan, sumbangsih Indonesia terhadap perdamaian dunia ditunjukan melalui peristiwa KAA tahun 1955 silam di tengah konflik perang dingin dunia. "Peristiwa bersejarah tersebut akan selalu diingat dan tetap

diperingati agar generasi muda menyadari bahwa perjuangan para founding father tidak boleh dilupakan," ujar Meinarti Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, acara ini dibuka dengan pengibaran dan penurunan 109 bendera negara Asia Afrika dan bendera PBB. Pengibaran bendera dilakukan oleh anggota Pramuka Kwartir Cabang Kota Bandung,. Sedangkan penurunan bendera kali ini melibatkan 400 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Kota Bandung. Sementara itu, semangat nilai-nilai KAA disalurkan melalui rangkaian acara senam yang melibatkan 1000 anak sekolah dasar Kota Bandung dan sekitarnya. Acara yang diselenggarakan atas kerjasama dengan Persatuan Senam Indonesia (Persani) ini bertujuan untuk menyebarkan nilai-nilai KAA di kalangan anakanak. “Senam dalam acara ini menandakan semangat. Jadi adanya acara ini adalah untuk menyebarkan semangat KAA kepada anak-anak melalui senam,� jelas penanggungjawab acara senam Sidik Permana. Bernadeta Victoria Oldway | 9


Komunal

Organisasi Retro Game Indonesia

LAHIR DARI DENDAM MASA KECIL NI KADEK DIANA PRAMESTI

D

Beberapa mungkin tidak menyangka kalau penyuka mainan jadul punya komunitas dan berjejaring satu sama lain. Banyak yang tidak menyangka bahwa barang-barang seperti mainan jadul itu masih ada harganya di tangan-tangan mereka ini.

endam nostalgia mengantarkan Emir Dhani Babeheer, Tan, dan Abby bertemu dalam sebuah komunitas bernama Organisasi Retro Game Indonesia (ORGI). Ketiganya mengaku ‘balas’ dendam dengan masa kecil yang saat itu susah mendapatkan game lantaran harga yang mahal atau susah didapat. “Ibaratnya, untuk anakanak cowo pada masanya, untuk dapat mainan itu harus disunat kali ya,” kenang Emir dengan Oldway. Kini ORGI sudah berkembang di beberapa daerah di Indonesia, 10 | Oldway

seperti Kalimantan, Sumatera, Yogyakarta, dan Jakarta. “Membernya dari seluruh Indonesia dan beberapa menjadi admin untuk buat ORGI di daerah lain,” jelas Emir selaku pendiri ORGI. Ditanya tentang awal berdirinya ORGI, Emir menjelaskan, “Awalnya saya beli mainan jadul ini di free market. Semakin banyak koleksi saya, saya jadi bertanya-tanya, ada nggak ya orang yang juga ngoleksi mainan jadul beginian, nah saya buat grupnya.” Emir juga menambahkan bahwa di awal grup dibuat, hanya satu-dua orang yang bergabung. Saat ini

sudah ada kurang lebih 5000 orang yang bergabung sebagai anggota di grup Facebook yang dibuatnya. Abby dan Tan merupakan anggota ORGI yang berdomisili di Jakarta. Oldway berkesempatan bertemu dengan mereka dan melihat langsung koleksi mainan di rumah Tan. Ada dua belas dingdong yang bertengger di rumahnya, tujuh di ruang tamu dan lima di ruang koleksi. Dingdong-dingdong itu seperti memaksa setiap tamu untuk memainkannya dan bernostalgia. Tan rata-rata membeli dingdong


ini dengan kisaran harga di atas enam juta rupiah. Abby mengaku telah bergabung bersama komunitas ORGI sejak 2012. “Dulu awalnya saya nyari gameboy di salah satu online shop, terus ketemu grupnya. Dulu namanya masih Penggemar Gimbot Jadul.” Ujar Abby. Nama ORGI dipilih untuk memperluas cakupan mainan sehingga tidak hanya jenis penggembar gameboy saja yang bergabung. Saat bergabung di ORGI, Tan mengaku mendapat beberapa manfaat. “Kalau manfaat pribadi itu buat nostalgia, nambah pengetahuan tentang mainan yang kita suka, saya jadi tau tuh turunan dari beberapa mainan seperti gameboy, terus jadi tau juga bagaimana cara memperbaiki kalau ada yang rusak,” tutur Tan. Sementara ada manfaat lain yang didapatkan oleh Emir. Ia se-

lain mengoleksi mainan jadul ini juga bisa menjual beberapa koleksinya kepada anggota di ORGI. “Tapi saya cenderung akan menomorduakan soal bisnis ya, soalnya mainan jadul ini kan langka. Jadi lebih bangga aja kalau kita yang punya. Tapi temen-temen ORGI sering tuh bilang, ‘Udah lepas aja’.” Ujar Emir yang kini berbisnis toko mainan jadul. Abby mengaku hal yang menarik ketika Ia sudah masuk dalam komunitas ORGI adalah bertemu orang-orang-orang yang suka mainan tidak hanya dari kota-kota besar. “Saya pernah dapat beli mainan dari Irian Jaya. Ternyata yang suka mainan jadul ini menyebar di seluruh Indonesia. Ternyata semua orang pernah main game.” ujarnya. Ditanya tentang tanggapan orang lain terhadap ORGI, Tan mengatakan bahwa impresi

mereka sering tidak menyangka kalau hal-hal seperti mainan jadul masih dihargai hingga hari ini. Namun terlepas dari tanggapan orang-orang, manfaat berdirinya ORGI di tengah-tengah masyarakat adalah untuk melestarikan mainan-mainan jadul yang sarat nostalgia ini. Hal senada juga diungkapkan oleh Emir. “Saya berharap ORGI bisa jadi tempat untuk mewariskan mainan jadul ini. Tempat kita sama-sama mengenang dan bernostalgia nantinya.” Mereka yang tergabung di ORGI bergerak dan satu visi karena hobi. Tan harus membayar mahal untuk koleksi dingdongnya, begitu juga dengan Abby atau Emir. Selain ORGI, Oldway juga sempat mewawancarai seorang kolektor vespa. Ia juga membayar mahal untuk hobinya. Tapi mereka melakukannya atas dasar cinta dan kesukaan. Oldway | 11


Polaroid

12 | Oldway


Oldway | 13


Polaroid

14 | Oldway


Redaksi Oldway menerima kiriman foto outfit of the day (OOTD) bertema vintage di tiap edisi. Foto yang terpilih akan dimuat di majalah Oldway. Bagi kamu yang tertarik, boleh mengirimkan foto ke surat elektronik retrogroupmedia@gmail.com. Atau, bisa pula dengan mem-posting foto bertema vintage ke instgram dan tag @oldwaymagz.

Oldway | 15


Frontline

16 | Oldway


Vintage Style Membangkitkan

Romansa dan Nostalgia Gaya hidup vintage ini abadi dan akan selalu memiliki ruang dihati penggemarnya. Hal ini karena, manusia selalu butuh sesuatu yang berbau romantisme atau nostalgia. Semahal apapun itu, sejauh apapun itu jika sudah suka ia akan mengejar dan memburunya sampai dapat. TEKS: MAUDY FITRI H, LUPI YULIANTI ILUSTRASI & FOTO: PINTERES

Oldway | 17


Frontline

M

engikuti tren modern yang dinamis membuat orang lelah dan membutuhkan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Itu merupakan salah satu alasan kenapa orang memilih untuk kembali menikmati tren-tren atau gaya hidup zaman dulu yang dianggap dapat sesuai dengan kehidupannya. Salah satu tren gaya hidup yang kembali pada masa kini adalah gaya hidup vintage. Sebagian orang mungkin akan berpikir, apa sih vintage itu?. Oldway akan mencoba untuk menguraikannya pada edisi kali ini. Menurut Kamus Oxford vintage dapat diartikan menjadi ‘old and

18 | Oldway

of very high quality’ atau dapat diartikan sesuatu yang tua dan memiliki kualitas yang baik. Sementara itu, menurut Emily Chalmer seorang desainer interior, gaya Vintage berada dikisaran tahun 1920–1980, dimana pada era ini kebanyakan orang mengingat baik masa kecil mereka sendiri, atau dari rumah kakek-nenek mereka. Untuk lebih jelasnya, Oldway berbincang dengan Dosen Sosiolgi Unpad yang juga merupakan pengamat sosial, Desi Yunita, untuk mendapatkan informasi mengenai gaya hidup Vintage itu sendiri. Nah, Desi mengatakan bahwa vintage itu adalah gaya hidup

model lama, tapi dimodifikasi dengan hal-hal yang modern. Lalu, untuk siklus gaya vintage dari zaman dulu sampai sekarang Desi menyebutkan bahwa tidak ada yang berubah, hanya teknologi saja yang membantu adanya perubahan itu terjadi dengan cepat. “Budaya dan siklus gaya hidup itu sebenarnya mengulang pada masa-masa tertentu, termasuk dengan vintage ini. Jika dilihat gaya hidup vintage ini dari dulu sama saja tidak ada yang baru, hanya saja cara pengemasannya. Kemudian ada inovasiinovasi yang disesuaikan dengan masa sekarang.� ujarnya. Gaya hidup Vintage sampai


“Budaya dan siklus gaya hidup itu sebenarnya mengulang pada masa-masa tertentu, termasuk dengan vintage ini. Jika dilihat gaya hidup vintage ini dari dulu sama saja tidak ada yang baru, hanya saja cara pengemasannya. Kemudian ada inovasi-inovasi yang disesuaikan dengan masa sekarang.� Ujar Desi Yunita, Dosen Sosiologi Fisip UnIVERSITAS padJADJARAN.

saat ini masih sampai dihati para pencintanya. Namun, tentunya cara menikmatinya itu berbedabeda. Ada yang menikmatinya lewat fashion, lewat musik, interior, film maupun barang-barang koleksi antik yang kini sudah langka. Timbul pertanyaan, kenapa sih masih saja dinikmati? Padahalkan masih banyak di luar sana barang, tempat dan hal hal modern lainnya. Desi menjawab hal itu karena memang gaya hidup vintage dianggap memiliki kualitas yang baik, lebih sederhana dan memiliki kepuasan tersendiri. Jika dilihat dari kacamata sosiologi Desi menyatakan dua faktor yang menyebabkan orang masih menyukai gaya hidup vintage yaitu faktor internal dan eksternal. Untuk faktor internal adalah datang dari pengetahuan orang itu sendiri, kemudian nilai-nilai yang dia anut, latar belakang keluarga apakah dia melihat model-model klasik dan berbau tempo dulu dari orang tuanya atau sanak saudaranya, kemudian

citra diri dan konsep diri yang menyukai hal-hal yang klasik atau menyebabkan nostalgia. Kemudian, untuk faktor eksternalnya adalah dari media massa. Entah itu pemberitaan artis atau public figure menggunakan barangbarang zaman dulu yang dimodifikasi sehingga sangat baik untuk dipakai dan dinikmati pada zaman sekarang. Gaya hidup vintage ini abadi dan akan selalu memiliki ruang dihati penggemarnya. Hal ini karena, manusia selalu butuh sesuatu yang berbau romantisme atau nostalgia. Semahal apapun itu, sejauh apapun itu jika sudah suka ia akan mengejar dan memburunya sampai dapat. Begitupun dengan para pecinta vintage. Orang akan rindu pada gayagaya dulu dan butuh bernostalgia pada zamannya untuk sekadar beristirahat dari gaya modern yang membosankan. Dengan adanya gaya hidup vintage di masa kini, rindu pun terbalaskan dengan cara bernostalgia pada zamannya.

Oldway | 19


Frontline

VINTAGE DAN BUDAYA TRADISIONAL

B

udaya tradisional dan gaya hidup vintage itu adalah dua hal yang berbeda. Namun, kedua hal tersebut memiliki keterikatan satu sama lain. Dalam segi konsep, tradisional itu menunjukkan kepada nilai-nilai, pola-pola hidup secara turun temurun dalam masyrakat, sedangkan vintage merupakan bagian dari gaya hidup. Gaya hidup di sini merupakan sebuah perilaku masa. Sesuatu dapat dianggap sebagai gaya hidup jika sudah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat tanpa memandang daerah, suku dan budaya. Semua orang melakukan itu dan menjadi sebuah tren dalam masyarakat. Vintage sendiri sudah menjadi sebuah gaya hidup di mana orang-orang akan senang membuat rumah bernuansa klasik, berkunjung ke hotel dengan tema lawas ataupun menikmati hidangan di kafe atau restoran bernuansa vintage. Tidak hanya dalam segi interior saja begitupun dengan pakaian, musik, film dan lain-lain. Hanya saja, dalam gaya hidup vintage tersebut ada unsur-unsur tradisional yang masuk ke dalamnya. Hal ini ditunjukkan pada keluarga yang masih menganut nilai-nilai tradisional seperi Orang Yogya atau Orang Solo, model-model vintage itu pasti akan ada melekat pada mereka. Misalnya pada rumah atau furniture dan koleksi barang zaman dulu yang ada di rumahnya. Ketika orang berkunjung dan melihat kerumah tersebut muncul kesan nyaman, berkualitas, memiliki prestis dan juga elegan. Hal ini akan mendorong orang menyukai bangunan dan ornamen-ornamen klasik pada rumah itu, sehingga latar belakang itu memengaruhi generasi berikutnya. Setelah seseorang melihat rumah klasik Yogya tadi, muncul keinginan untuk memiliki dan membangun rumah dengan sentuhan model klasik di masa depan. “Hal-hal demikian yang akan membuat vintage selalu memiliki ruang sampai kapanpun�

20 | Oldway

ucap Desi. Lalu sentuhan tradisional dalam gaya hidup vintage juga bisa dilihat dari makanan di kafe atau restoran lawas. Mereka menyediakan makanan tradisional zaman dulu, tapi pengemasannya modern dan sudah diolah bersama menu lain. Contohnya, kue cubit atau serabi dengan berbagai rasa seperti green tea, blueberry, taro, vanilla dan lain sebagainya. Ditambah juga dengan topping makanan modern yang menambah cita rasa lezat. Makanan tersebut disajikan dengan piring zaman dulu yang dapat membuat pengunjung berhasil bernostalgia pada zamannya. Desi juga menambahkan melihat dari masyarakat Indonesia yang masih kental akan budaya dan tradisi, membuat gaya hidup vintage itu masih akan tetap ada dan memiliki umur yang panjang. Bahkan nanti akan muncul saatnya, sesuatu yang dianggap klasik dan zaman dulu itu memiliki harga yang sangat mahal dan menjadi barang rebutan bagi orang yang dapat melihat nilai dan kegunaan barang tersebut.


Sentuhan Dulu, INSPIRASI TERKINI

A

pabila kita amati kembali, kafe-kafe atau restoran serta bangunan bernuansa vintage memang sedang menjadi tren saat ini. Apalagi untuk anak muda yang biasa nongkrong, rasanya belum sah jika belum mengunjungi kafe bernuansa vintage. Selain karena nyaman untuk hang out bersama kawan, tempat bernuansa vintage juga sering digunakan untuk ajang narsis. Setiap sudut ruangan mempunyai ciri khas tersendiri dan spot-spot itulah yang digemari anak muda zaman sekarang. Spot-spot itu mereka sering menyebutnya dengan istilah instagram-able. Untuk menuntaskan rasa penasaran terhadap desain ruangan bernuansa vintage, Oldway berbincang santai dengan Riana salah satu senior desainer interior di Hapta Desain, sebuah perusahaan desain interior di Bandung. Menurut Riana dalam desain inte-

rior itu penggemar vintage bisa dibedakan menjadi dua ada yang memang suka mengoleksi barang-barang antik dan ada juga yang suka dengan gayanya. Nah, untuk yang suka dengan gaya vintage biasanya mereka akan membuat ulang furniture atau pernak-pernik zaman dulu yang dinginkan. Inspirasinya bisa diambil dari dekade tahun tertentu, bisa 60an, 70an, 80an, 90an jadi gayanya mengarah kepada gayagaya yang ada pada masa itu. Riana menyebutkan bahwa sekarang banyak orang yang memilih untuk membuat ulang furniture yang pernah ada di memorinya zaman dulu. Namun, material, finishing, serta modelnya dimodifikasi sedemikian rupa. Misalnya, dulu warna sebuah kursi besi hanya tersedia dalam tiga warna yaitu hitam, putih dan warna besi murni. Kalau sekarang warna kursi itu dirubah menjadi

warna-warna pudar atau warna pastel. Sementara itu untuk menentukan warna yang sesuai dengan desain vintage, biasanya Riana mengukur dari kesukaan pelanggan. Ada dua cara untuk menyesuaikan warna vintage dalam interior yaitu dengan memilih warna netral atau warna turunan. Jika dia suka netral berarti akan dipilihkan warna hitam atau putih, sedangkan untuk yang suka warna turunan pilihan warnawarna pastel akan menjadi pilihan pelanggan. Ditanyai perihal koleksi, biasanya pelanggan yang merupakan pecinta vintage akan mengoleksi furnitre-furniture antik seperti lemari sampai pada daun pintu. Lalu, ada juga yang mengoleksi pernak-pernik seperti jam mini atau hiasan-hiasan dinding yang akan membuat ruangan lebih terasa bernuansa vintage.

Oldway | 21


Frontline

Tidak banyak permintaan agar ruangannya dirubah menjadi vintage style, tapi jika mereka direkomendasikan, pelanggan tidak pernah menolak. “Jadi seperti langsung jatuh cinta pada gaya vintage. Saya juga tidak sembarang merekomendasikan sih, harus disesuaikan dulu sama bangunannya dan kondisi ruangan itu sendiri.�katanya. Riana menyebutkan memang anak muda sekarang mengangggap bahwa gaya vintage merupakan sesuatu yang kekinian. Banyaknya pembahasan mengenai tempat-tempat “jadul� membuat orang tertarik untuk memulai bisnis berbau vintage. Tidak heran jika sekarang banyak berdiri kafe, hotel ataupun apartemen dengan konsep vintage. *** Nah, itu dari segi interior. Mari beralih pada fashion dengan nuansa vintage masa kini. Perlu

22 | Oldway

kamu ketahui, tren dan style itu berbeda. Menurut Yosepin Sri, salah satu dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Kristen Maranatha, tren merupakan apa yang sedang diikuti banyak orang, sedangkan style akan selalu ada sesuai dengan tren. Tren dilihat dari tahun (perdekade) dan selalu berganti, dengan begitu style akan beradaptasi dengan trennya. Misalnya, Bohemian style muncul pada tahun 1960 karena pecinta fashion mulai bosan dengan warna yang monoton, dengan itu bohemian muncul dengan warna cerah dan bermotif. Hingga kini, bohemian style masih menjadi salah satu tren yang banyak diikuti fashionista di Indonesia. Hal yang membedakannya dengan style bohemian dulu adalah pada pemilihan meterialnya. Kamu juga harus tahu sejarah style fashion dari jaman 1920-an hingga kini. Kenapa dari tahun

1920? Karena tahun inilah awal kebangkitan fashion dunia. Musik jazz dan tarian glamor mengenalkan gaya Melindrosa atau disebut Flapper. Gaya ini cenderung menggunakan make up dan pakaian yang mewah. Berlanjut pada tahun 1930 ekonomi Amerika mengalami penurunan serta gaya berbusana berubah menjadi casual dan tidak glamor. Pakaian yang digunakan tertutup dan panjang seperti gaun. Gaya pada masa ini disebut dengan Feminim Era. Lalu, keadaan dunia fashion semakin memnurun sehingga pada 1940 disebut Manly style era, di mana gaya yang digunakan sederhana dan lebih monoton bahkan wanita memakai pakaian pria seperti blezer yang diberikan bantalan di bagian bahu. Pada 1950, dunia fashion kembali bangkit dan pakaian yang digunakan seperti rok poodle dan gaya urban yang tetap modis.


GAYA YANG digunakan generasi Z adalah style gipsy dan bohemian dengan ciri baju berkerut-kerut, lengan gembung panjang, dan bercorak serta aksesoris dibuat sendiri. Masa fashion ini disebut dengan housewife style era. Pada 1960 pecinta fashion lebih suka menggunakan warna cerah dan bermotif, era ini disebut Hippie atau bohemian. Dunia musik pun dapat memengaruhi dunia fashion, hal ini terjadi pada tahun 1970. Di mana musik disco dan punk style mendominasi gaya di era ini. Pada 1980, untuk gaya fashion pada era ini banyak perubahan seperti yuppie yaitu gaya kantoran atau lebih formal; medonna dan aerobic yaitu gaya berbusana outfit fitness dan olahraga; new wafe, dan casual. Pada 1990 tren mix up mulai muncul, sehingga gaya yang digunakan cenderung memadupadankan dari gaya fashion tahun1960-70 an. Kemudian tahun 2000an mucul indie era, di mana pecinta fashion menggunakan pakain sesuai dengan keinginan sendiri. Tahun 2010 dikenal gaya hipster style di mana orang-orang memunculkan gaya mandiri dengansentuhan teknologi yang terkesan mewah dan elegan. Hingga kini Indonesia berada pada posisi grey zone atau wilayah abu-abu, di mana semua gaya akan dipadupadanan sesuai keinginannya dan lebih senang mencoba hal-hal baru. Gaya-gaya ini akan terus terulang kembali dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan. Setelah mengetahui sejarah fashion dunia, Oldway akan ajak kamu untuk membahas style yang digunakan generasi Z. Gaya yang digunakan adalah style gipsy dan bohemian dengan ciri baju

berkerut-kerut, lengan gembung panjang, dan bercorak serta aksesoris dibuat sendiri. Gaya rambut anak muda kini lebih menyukai gaya dengan cara dikepang, yang memberi kesan natural, dan juga rambut pendek yang mencerminkan jaman dulu dan berani tampil beda. Era terkini lebih berani dalam mengekspresikan diri dan tidak ada aturan bahwa wanita harus memakai gaya wanita tapi kini wanita menggunakan gaya lakilaki. Inilah yang disebut grey zone. Menurut Yosepin, anak muda daerah Bandung belum masuk ke dalam dunia yang benar-benar mengenal fashion, kebanyakan dari mereka adalah menjadi pasar umum dengan membeli barang murah meriah dari luar negeri. Barang yang dibeli kisaran hingga lima ratus ribu dan sepatu kisaran satu juta dengan segmentasi kelas tertentu. Anak muda di Bandung sendiri termasuk ekonomi bersegmentasi bawah dan menengah, sedangkan di Jakarta dengan segmentasi mengah dan atas. Bisa dilihat, kini anak muda ingin terlihat gaya dan tampil seperti idolanya dengan menunjukkanya melalui media sosial. Idol atau tokoh terkenal memag dapat memberikan inspirasi gaya untuk anak muda. Namun, disamping itu akibat dari “ngeksis� mengikuti idolanya, mereka hanya akan mencari barang yang paling murah dan belum memikirkan kualitas dari barang tersebut.

Oldway | 23



View

Menghargai Proses Lewat GHINA RIZQI F. Freelance Stylist

G

Gaya Hidup ‘Vintage’

aya hidup kaula muda dari tahun ke tahun selalu bergerak dinamis. Perangkat klasik nan eklektik, pilihan musik dan film yang tak lekang oleh waktu, serta busana nyentrik khas masa lampau kembali menjadi pilihan kaula muda di era modern ini. Gaya hidup yang terdiri dari musik, film, busana, hingga berbagai hobi selalu kembali pada preferensi gaya masa lampau hampir setiap tahunnya. Gaya berbusana era 70an dan 80an, musik british 50an, hingga latar 60an yang kerap menghiasi film dari zaman ke zaman. Tidak pasti memang, era mana yang menginspirasi kaum muda saat ini. Akan tetapi, kaula muda di sekitar Bandung khususnya, kini seakan tenggelam kembali dalam suasana masa lampau yang dinilai lebih otentik. Mereka mencoba mengeksplorasi diri dengan lapisan pakaian bekas dan aksesori selaras yang kerap disebut barang vintage. Pakaian bercorak ramai, celana denim seperut, sepatu hitam dan coklat semata kaki, hingga memakai kacamata bulat khas seniman masa lampau, John Lenon. Hal ini tentu memiliki nilai positif tersendiri, dimana para pedagang kecil di bilangan Cikapundung kerap mendapat untung dari fenomena ini. Kaula muda berbondong-bondong memilah pakaian dan aksesori bekas pakai yang disuguhkan di pertokoan tua Cikapundung tersebut. Pakaian yang ditawarkan sungguh bermacam-macam, bahkan ada yang berumur belasan tahun. Adapun berbagai perangkat klasik seperti piringan hitam atau yang akrab disebut ‘vinyl’ serta kamera analog kembali dijajaki oleh kaula muda. Sedangkan kaum pria khususnya, kembali menginjakkan kakinya pada kendaraan roda dua dengan ornamen apik berwarna ‘mentereng’, vespa. Lantas,

mengapa perangkat-perangkat kuno yang hanya dapat digunakan secara manual itu menjadi prioritas? Mungkin adanya kepuasan dalam mendapatkan hasil yang penuh dengan pemikiran menjadi jawabannya. Menggunakan perangkat-perangkat tradisional nyatanya lebih sulit dan dibutuhkan ketelitian serta kesabaran. Mendapat hasil maksimal melalui perangkat kuno tentu lebih sulit daripada menggunakan perangkat-perangkat instan saat ini. Kaula muda di sekitaran Bandung juga berlombalomba untuk menginjeksikan selera musik masa kini ke dalam perangkat-perangkat tradisional. Tak hanya itu, bahkan banyak anak muda yang teratrik untuk menelaah musik dan film masa lampau yang dinilai otentik dan tak termakan waktu. Alunan musik ‘vintage’ memang berbeda dengan musik saat ini. Musik-musik masa lampau tak pernah membosankan walaupun didengar beberapa era setelahnya. Begitupun film-film yang pernah menjadi buah bibir dulu kala, sangat membekas di hati hingga saat ini. Padahal, kita sebagai anak muda tidak pernah benar-benar merasakan hebohnya musik dan film saat itu. Maka, tak peduli tahun 1950an bahkan awal era 2000an, semuanya bisa mencuri hati kaula muda saat ini. Setiap era memiliki penggemarnya sendirisendiri. Gaya hidup memang memiliki benang merah dengan seni, suatu yang tak bisa diklasifikasikan. Satu hal yang pasti, preferensi gaya hidup selalu berputar dinamis seperti roda. Siapa yang tahu sampai kapan gaya retro ini akan bertahan? Namun, saya setuju, kembali menikmati karya-karya dengan cara tradisional akan membuat kita lebih menghargai hidup serta proses yang terjadi di dalamnya.

Oldway | 25


Romania

Bungaku Dahulu

Bungaku Kini NADIA FEBRIANI

Bunga menjadi simbol kasih sayang setelah dahulu digunakan sebagai pengusir roh jahat pada upacara pernikahan.

S

ayang‌ ini bunga untuk kamu.â€? Wahh, siapa sih yang tidak suka dikasih bunga? Bunga bisa dijadikan bentuk kasih sayang yang diberikan oleh kerabat dan orang terdekat kita. Kalau dikasih bunga, pasti kita merasa bahwa orang tersebut menyayangi dan menghargai kita dalam kehidupannya. Bunga juga sering dijadikan sim“

26 | Oldway

bol untuk memberikan selamat atas prestasi mau pun pencapaian yang didapatkan oleh seseorang. Pasti senang, bukan? Tapi, sebenarnya ada apa sih di balik tradisi pemberian bunga? Kenapa bunga dijadikan simbol kasih sayang? Bunga sering kali dijadikan sebagai simbol untuk menyatakan perasaan dan kasih sayang kepada


orang-orang terdekat kita. Pemberian bunga tidak hanya saat bahagia, namun momen-momen tertentu saat anniversary atau ulang tahun juga menjadi saat-saat kita memberikan bunga. Tidak hanya kepada pacar, keluarga, dan teman pun sering menjadi target kita untuk menyatakan rasa sayang dengan memberi bunga. Kebudayaan akan bunga bouquet juga memiliki sejarahnya tersendiri dari masa lampau. Wanita akan membawa berbagai macam tumbuhan obat-obatan, bawang dan tumbuhan pelengkap bumbu untuk mengusir para roh jahat yang berada di sekitar mereka disaat acara pernikahannya dilaksanakan. Oleh karena itu, kita sering melihat bunga

saat pesta-pesta pernikahan atau perayaan hari bahagia. Sehingga bunga menjadi dekorasi wajib untuk upacara-upacara penting. Di masa lampau Yunani Roma, calon pengantin wanita dan pria akan menggunakan kalung untaian bunga yang dipasangkan pada leher mereka, dimana hal ini mengartikan sebuah kehidupan yang baru, harapan yang baru, dan kesuburan dalam pernikahan mereka. Bouquet tradisional khas Celtic memiliki tanaman rambat ivy, tanaman obat biji-bijian dan tumbuhan pegunungan jenis heather. Kalung untaian bunga ini tidak terbuat dari bunga-bunga yang indah seperti di saat ini, namun terbuat dari tanaman-tanaman yang memiliki aroma sangat kuat dan juga

Oldway | 27


Romania

berfungsi sebagai obat-obatan. Bunga dengan aroma yang kuat ini digunakan dalam rangkaian kalung bunga bertujuan untuk mengusir para roh jahat yang berada di sekitar mempelai disaat acara pernikahan mereka sedang berlangsung. Karena bunga beraroma kuat ini dipercaya memiliki kekuatan mistis dan sangat berhubungan erat dengan dunia roh. Sehingga pemilihan bouquet bunga pada zaman tersebut terlihat lebih mengutamakan fungsi untuk pengusiran roh dibandingkan hanya hiasan belaka. Ketika Ratu Victoria menikahi

28 | Oldway

Pangeran Albert, tanaman obatobatan telah digantikan dengan bunga yang lebih segar, terutama bunga Marigolds. Bunga yang dapat dikonsumsi juga disertakan dalam bouquet kedua mempelai kerajaan ini. Calon mempelai wanita akan membawa rangkaian bunga yang telah disusun bersamaan dengan ketika dia berjalan menuju altar. Tanaman dari bouquet mempelai wanita ini, nantinya akan dikonsumsi secara bersama-sama dengan mempelai pria dan tamu dari acara pernikahan mereka selama prosesi pernikahan tengah berlangsung.


kini bunga dijadikan momentum dan simbol dari romantisme kepada pasangan. Simbol romantisme ini merujuk pada rasa cinta kepada kekasih tanpa harus mengungkapkan perasaan secara langsung.

Pada masa Kerajaan Victoria, bunga telah menjadi sebuah pesan rahasia untuk pasangan, setiap bunga memiliki artinya masing-masing. Hal ini dipercaya dengan “bahasa bunga” yang dimana dimulai dari Negara Turki selama abad ke 17. Pasangan kekasih mulai menggunakan bunga sebagai cara untuk mengungkapkan perasaan mereka. Yang kemudian terciptalah bouquet bunga pada pernikahan dan menjadikannya sebagai salat satu tradisi dalam sebuah pernikahan. Namun sayangnya, terdapat berbagai jenis bunga yang memiliki reputasi tak sesuai dengan arti bunga untuk sebuah pernikahan. Untuk para pasangan pengantin ini, arti dari setiap bunga yang mereka gunakan sangatlah mempengaruhi bouquet bunga yang mereka gunakan. Arti bunga ini juga dikenal sebagai ilmu Florigraphy, “bahasa bunga”. Mayoritas pecinta bunga mengikuti ilmu ini untuk dapat lebih memahami pesan yang terdapat dalam bunga ketika akan mengirimkan bunga atau menerima bunga dari pasangan atau keluarga terdekatnya. Di zaman modern saat ini, pasangan pengantin lebih memilih bunga untuk bouqet pernikahan mereka berdasarkan dari pemilihan warna dan bentuk yang dimiliki oleh setiap bunga yang mereka sukai. Bunga

yang sesuai dengan kepribadian mereka, bentuk dari gaun yang dikenakannya dan juga dengan gaya unik yang mereka sukai. Selain itu di zaman modern ini bouquet bunga tidak hanya diperuntuk pasangan pengantin saja tetapi untuk berbagai macam acara, misalnya wisuda, kado ulang tahun, pindahan rumah, menjenguk orang sakit, bahkan hadiah untuk pacar. “Iya, saya sering memberi bunga kepada pacar saya karena bunga itu cantik dan indah. Dengan bunga saya tidak perlu menyatakan bahwa saya menyukainya tapi cukup dengan memberikannya saja sudah menunjukkan bahwa saya mencintainya,” ujar Bintang yang sering memberikan bunga sebagai wujud rasa sayangnya kepada pasangan. Dengan kata lain, kini bunga dijadikan momentum dan simbol dari romantisme kepada pasangan. Simbol romantisme ini merujuk pada rasa cinta kepada kekasih tanpa harus mengungkapkan perasaan secara langsung. Perbedaan jenis bunga juga menyatakan perbedaan tujuan dari diberikannya bunga tersebut. Seperti misalnya bunga mawar untuk menyatakan cinta, bunga lily untuk kesucian, bunga akasia untuk cinta yang terpendam, dan bunga lavender untuk ketenangan. Pemberian bunga memang menjadi salah satu alternatif bagi kita untuk dapat menyatakan perasaan kepada orang yang kita kasihi. Tidak hanya perasaan cinta namun perasaan sayang dan peduli juga dapat diungkapkan dengan bunga. Akan tetapi, walaupun bunga dijadikan sebagai simbol kasih sayang tapi kita jangan lupa untuk menunjukkan rasa sayang tersebut secara langsung kepada kekasih atau kerabat kita. Karena sentuhan kasih sayang verbal dan nonverbal tidak akan kalah dengan menyatakan kasih sayang melalui bunga.

Oldway | 29


DIY

Bandoku dari Bajuku MAUDY FITRI HUTAMI

Baju bekas dipakai di kepala? Bisa loh.. Oldway akan memberikan suatu inovasi untuk kamu merubah baju bekas menjadi bondu yang cocok digunakan sehari-hari.

30 | Oldway


1. Siapkan baju bekas, gunting, dan tali kasur. 2. Lebarkan baju agar mudah menggambar pola. 3. Buatlah pola di baju selebar 2 cm kemudian dipotong. 4. Guntinglah disalah satu potongan baju, agar potongan baju memanjang. 5. Potongan baju disusun menjadi lima bagian. 6. Satukan lima potongan baju dengan tali kasur. 7. Kemudian kepanglah. 8. Setelah selesai mengepang potongan baju, lepaslah tali kasur, kemudian ikat kedua ujung kepangan. 9. Bondupun siap menghiasi kepalamu.

Oldway | 31


WARDROBE

SUMMER VINTAGE LOOK FOTO: BERNADETA VICTORIA TEKS: LUPI YULIANTI

32 | Oldway


E Oldway | 33


WARDROBE

34 | Oldway


Perpaduan antara slip dresses dengan motif floral dan knit cardigan akan membuat kamu terlihat feminin, tapi tetap simpel dan minimalist. Ditambah lagi dengan sling bag yang terbuat dari anyaman kayu membuat look kamu semakin vintage banget dengan sentuhan gaya boho chic yang unik dan antik. Untuk tambahan, kamu bisa memakai sun hat, bando ataupun aksesoris lain yang membuat kamu lebih pede dan tentunya tetap stylish. Untuk sepatu, sebenarnya banyak yang bisa kamu pilih agar cocok dengan vintage look kali ini. Kamu bisa memakai boots, heels, flatshoes ataupun sepatu-sepatu yang berbahan suede. Pilihlah warna-warna netral seperti hitam, cokelat atau warnawarna pudar untuk menyeimbangkan warna outfit kamu. Nah, kali ini Oldway memilih wedges berbahan knit berwarna putih gading dengan campuran suede berwarna hitam. Wedges ini terlihat vintage dan cocok untuk dipakai dengan feminine outfit seperti skirt atau dress. Kemeja panjang berbahan flanel kotak-kotak bisa membantu kamu untuk tampil vintage. Ditambah dengan aksesoris suspender motif dengan warna senada akan membuat kamu terlihat bold yet sophisticated, klasik tapi juga membawa kesan suave. Tambahan dasi kupu-kupu membuat vintage look kamu kali ini lebih muda dan manis. Bawahan yang dipilih oldway kali ini adalah bawahan Chino ketat berwarna senada dengan kemeja flanel kotakkotak. Chino Trouser ini akan membuat vintage look kamu lebih casual. Namun, tenang meskipun terlihat casual, dengan tambahan sepatu pantofel cokelat, kamu akan tetap terlihat stylish dan klasik.

Oldway | 35


WARDROBE

36 | Oldway


Kamu punya atasan floral di lemari? Namun bingung memakainya? Jangan bingung, kali ini Oldway memberikan referensi cara memakai atasan floral. Model kami kali ini memakai atasan floral dengan aksen cutting mahkota bunga (petal) pada lengannya. Dipadupadankan dengan cropped pants polos berwarna senada dengan motif floral pada atasan. Vintage Look ini terkesan semi formal dan bisa kamu gunakan saat hangout dengan teman ataupun pergi ke kampus juga kantor. Sepatu fringe loafers ini membawa sentuhan boho chic. Sepatu model ini dapat digunakan ke acara formal maupun non formal. Kesan bohonya membuat kamu semakin menarik dan unik.

Oldway | 37


WARDROBE

38 | Oldway


Nah, untuk casual look pria, kamu juga dapat memadupadankan jeans dengan loose sweater. Lalu, untuk sepatunya kamu bisa memakai sneaker atau pantofel seperti model. Tampilanmu dan pasanganmu terlihat casual dan minimalist membuat kamu dan pasanganmu terlihat vintage banget dengan denim style dan tentunya ready to go.....

Jika kamu ingin tampil casual, tapi tetap bernuansa vintage, kamu dapat memadupadankan jeans yang kamu punya dengan basic turtleneck. Kemudian, untuk sepatu, sneaker atau sepatu resmi seperti Mady Jane shoes dengan aksen etnik yang dipakai model, dapat kamu jadikan sebagai referensi. Oh iya, agar tambah gaya kamu dapat memakai tas berwarna senada dengan outfit kamu. seperti yang dipakai model kali ini, sling bag dengan strap yang ditempeli berbagai macam patches.

Oldway | 39


When I get Old, I will not be Old. I will be Vintage!

40 | Oldway


ANTIQUE

Belajar Hidup dari Si Besi Tua FAJAR EDRIE

K

Tidak ada yang bisa membendung rasa suka. Begitu juga halnya dengan Tedi Suwarsidi. Untuk apa Ia ‘memelihara’ skuter-skuter itu disaat zaman yang melaju kian canggih dan praktis ini? Tentu banyak alat transportasi yang lebih canggih dibanding skuter tua itu. Apalagi alasannya kalau tidak terpaut rasa?

umpulan besi tua berjejer rapi di kediaman Tedi Suwarsidi di daerah Sukabirus Kabupaten Bandung. Total ada empat belas skuter yang ‘mejeng’ di halaman depan rumah pria 41 tahun tersebut. Beberapa anak muda terlihat sibuk mempreteli kendaraan bermotor yang sudah tidak diproduksi lagi oleh pabriknya tersebut.

Kegemaran Tedi dalam mengoleksi skuter antik berawal pada tahun 1995, saat ia mulai membuka bengkel. “Awalnya saya dari motor jepang dulu, tapi vespa terlihat berbeda, dari bentuk ada nilai klasik, dan dari mesin lebih mudah dengan sistem dua tak” ujar Tedi. Tidak sedikit rupiah yang sudah dikeluarkan oleh bapak

tiga anak ini untuk mengerjakan hobinya. Untuk membangun dan menyelesaikan sebuah skuter hingga bisa berjalan dengan baik, Tedi menghasbiskan uang 4 – 6 juta rupiah, tergantung jenis dan merk skuternya. Untuk menyiasati pengeluaran dalam perawatan dan pembelian sparepart, Tedi membuka jasa bengkel dan jual-beli skuter. Oldway | 41


ANTIQUE

Menurutnya, jika hobi dijalani dengan serius dan terus-menerus, maka tidak akan ada habisnya. “Lebih baik jika melakukan hobi yang juga menghasilkan”, ujarnya. Dari jual-beli dan usaha bengkel yang ia geluti, Tedi mengaku cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, serta menjalankan hobinya mengoleksi skuter. Selain itu, Tedi juga bekerja di PT. Pindad, perusahaan manufaktur produk militer sebagai teknisi. Dua pekerjaan yang dikecapnya sekaligus itu, tidak menjadi penghambat dalam menjalankan hobinya. Tedi selalu menyempatkan diri merawat skuterskuternya. Ia juga masih sempat menerima konsultasi dari penc-

42 | Oldway

inta skuter klasik yang selalu datang ke rumahnya. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa yang tergabung dalam komunitas pencinta skuter klasik. Tedi tidak pelit dalam membagi ilmu seputar skuter. Hafizh (20) adalah salah satu pengunjung bengkel vespa Tedi. Ia mengaku hampir setiap hari datang ke bengkel Tedi untuk melakukan perawatan terhadap vespanya atau sekedar ngobrol Bersama Tedi seputar skuter. “Setiap pulang kuliah saya selalu ke sini, untuk belajar tentang vespa”, tuturnya. Menurut Tedi, kecintaan terhadap vespa itu harus ditularkan. Pengguna skuter selalu memiliki cerita dan kenangan tersendiri

baik suka maupun duka dalam berkendara. “Terkadang saat terjadi kendala di jalan , pasti sesama pengguna vespa saling menolong” ujarnya. Koleksi kesayangan Tedi adalah vespa kongo miliknya yang ia beri nama Bunga. Vespa kongo keluaran tahun 1965 itu memiliki nilai lebih dari koleksinya yang lain. Tedi mengaku vespanya tersebut pernah ditawar seharga 20 juta rupiah oleh orang. Ia tidak sanggup melepasnya karena kenangan yang ia miliki bersama Bunga terlalu berharga. Skuter berwarna biru tosca pemberian ayahnya itu memliki banyak memori bersama almarhumah istrinya. Vespa jenis kongo memiliki


Oldway | 43


ANTIQUE

“Memang tidak mudah dalam merawat skuter klasik. Selain mesinnya yang sudah uzur, komponen-komponen di dalamnya pun saling berkaitan. Namun, ada kepuasan dan cerita dibalik semua itu yang tidak dimiliki oleh pengguna kendaraan lain� ujar Tedi.

kualitas plat baja yang lebih dibandingkan dengan jenis vespa lainnya. Sejarahnya, nama kongo berasal dari tempat berjuangnya para anggota Tentara Nasional Indonesia yang saat itu tergabung dalam Kontingen Garuda (KONGA) dan mendapat tugas dari pemerintah RI pada saat itu melalui PBB sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian dari Indonesia di negara Kongo. Menurut Tedi dalam merawat skuter klasik ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Diantaranya adalah masalah pelumas. Pergantian oli harus rutin dilakukan, karena oli dalam skuter berdampak pada banyak

44 | Oldway

hal. Setiap komponen dalam mesin vespa seperti platina, slinder head, karburator, dan busi, harus rutin dibersihkan. Hal ini karena, pelumas dalam mesin vespa tidak seluruhnya terbakar, lalu meninggalkan kerak. Kerak oli yang sudah tebal dan mengeras dapat berpengaruh terhadap tenaga mesin. “Memang tidak mudah dalam merawat skuter klasik. Selain mesinnya yang sudah uzur, komponen-komponen di dalamnya pun saling berkaitan. Namun, ada kepuasan dan cerita dibalik semua itu yang tidak dimiliki oleh pengguna kendaraan lain� ujar Tedi.



GATEAWAY

NONGKRONG, GALERI, LALU

BERNOSTALGIA NADIA FABRIANI

K

ebutuhan rekreasi kini sudah tidak lagi menjadi kebutuhan tersier yang tidak menjadi prioritas. Di tengah hiruk pikuk pekerjaan selama sepekan, sudah sepantasnya dibayar dengan kegiatan rekreasi

46 | Oldway

atau sekadar nongkrong sama sahabat. Bagi pencinta vintage, suasana vintage pasti menjadi prioritas utama untuk dapat menikmati senja atau bertukar pikiran sambil bersantai. Gudang Lawas menjadi salah satu pilihan

Di sini kamu bisa menghabiskan waktu bersama keluarga, ditemani interior klasik plus bendabenda dekorasi yang mengingatkan kita akan zaman dahulu. kafe tempat kamu dapat bersantai sambil bernostalgia. Hiburan? Siapa sih yang tidak ingin melepas penat sambil berkumpul bersama orang terdekat menikmati waktu bersama? Setelah disibukkan pekerjaan dan


kegiatan selama sepekan pasti kita menginginkan sejenak waktu istirahat dan menyegarkan pikiran. Pergi bersama keluarga atau kerabat dapat menjadi pilihan untuk mengumpulkan kembali semangat supaya dapat kembali bekerja seminggu setelahnya. Salah satu caranya adalah mencari hiburan dengan cara pergi ke suatu tempat yang dapat membuat rasa nyaman dan betah berlama-lama. “Butuh banget sih hiburan di

akhir pekan atau di sela-sela pekerjaan. Lelah juga kalau seminggu penuh bekerja,� Gaby, karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Di zaman sekarang, istilah rekreasi bagi anak muda sering dikenal sebagai istilah hang-out, hang-out merupakan kegiatan di mana kita dapat meluangkan waktu dan pergi ke suatu tempat bersama keluarga dan kerabat. Biasanya, istilah hang-out lebih sering digunakan untuk menyatakan

aktivitas nongkrong bersama teman atau sahabat di sebuah kafe yang menyajikan suasana cozy untuk sekadar bertukar pikiran alias ngobrol. Dalam memilih lokasi hangout, biasanya kita akan melakukan riset terlebih dahulu, tempat mana sih yang cocok dan nyaman untuk dijadikan tempat ngobrol bersama kerabat. Bagi para pencinta vintage, untuk memilih lokasi hang-out pasti menginginkan tempat-tempat

Oldway | 47


GATEAWAY

yang bernuansa vintage agar dapat langsung merasakan suasana nostalgia bersama kerabat-kerabat. Dengan mendapatkan lokasi yang sesuai dengan keinginan, sudah pasti kita akan lebih nyaman dan betah berlamalama. Bagi kalian para pencinta vintage, terdapat beberapa lokasi menarik di kawasan Bandung untuk dijadikan tempat nongkrong bersama teman. Beberapa tempat di antaranya adalah Warung Suluh, Kampung Bareto, Indischetafel, dan lainlain. Tempat hang-out tersebut menawarkan suasana vintage yang didukung oleh dekorasi dan pernak-perniknya sehingga menambah kesan lawas saat be-

48 | Oldway

rada di sana. Layaknya tempat tersebut, di Jalan Pandu, Kota Bandung juga terdapat lokasi hang-out yang dapat membuat betah para pencinta vintage bila berada di sana. Lokasinya adalah di Gudang Lawas, sebuah kafe yang menyajikan suasana vintage lengkap dengan interior dan dekorasi senada dengan tema yang diusung oleh sang pemilik. Dengan nuansa kayu dan batu bata, ketika kita masuk ke dalamnya akan sangat terasa suasana vintage yang dapat mengobati kerinduan akan suasana di masa lampau. Rumah yang disulap menjadi kafe sejak tahun 2016 ini merupakan lokasi hang-out yang

memberikan suasana berbeda dengan kafe pada umumnya. Tidak hanya bernuansa vintage untuk dinikmati, namun kafe ini juga merupakan galeri yang barang-barang dekorasi di dalamnya dapat dibeli pula oleh para pengunjung. Tidak hanya itu, pengunjung yang datang juga dapat merasakan permainan zaman dulu, baik permainan tradisional maupun permainan digital zaman dulu. Kecintaan pemilik Gudang Lawas, Adi Adrianto, terhadap vintage yang akhirnya memutuskan dirinya untuk menyulap rumah tinggal yang ia tempati bersama istri menjadi sebuah kafe dengan nuansa vintage. “Ya karena saya menyukai vintage


akhirnya saya memanfaatkan barang-barang koleksi saya untuk dijadikan dekorasi kafe ini,� ujar Adi. Dekorasi yang ditampilkan dalam tempat hang-out ini merupakan barang-barang yang memang keberadaannya sudah langka ditemukan saat ini. Menurut penjelasan Adi, barang masa lalu ini sudah ia kumpulkan sejak sebelum ia mendirikan kafe Gudang Lawas. Tidak hanya itu, tidak jarang Adi sengaja hunting barang zaman dulu seperti setrikaan besi, sepeda onthel, hingga pemutar piringan hitam sampai ke Cirebon, Solo, bahkan Jepara.

Kafe bernuansa vintage ini berhasil menarik pengunjung 50100 orang perhari dengan waktu ramai antara pukul 18:0022:00WIB. Rata-rata pengunjung yang memilih hang-out di Gudang Lawas adalah mereka yang memang menyukai vintage, namun tidak jarang ada pula yang sekedar hadir untuk bersantai lalu akhirnya menyukai vintage setelah beberapa kali ke Gudang Lawas. Selain itu, pengunjung juga sering menjadikan Gudang Lawas sebagai lokasi pre-wedding atau foto angkatan. “Aku sih awalnya nggak tahu kalau lokasi ini menawarkan suasana vintage, tapi setelah

melihat-lihat kayaknya bakal sering ke sini deh,� ujar Nirmala yang mengaku jadi menyukai vintage setelah berkunjung ke Gudang Lawas. Bukan hanya menawarkan suasana, makanan yang disajikan memang disesuaikan bagi mereka yang menyukai suasana tradisional di masa lalu. Menu yang dapat menjadi pilihan pengunjung merupakan menu-menu tradisional masakan asli Indonesia dengan nama yang unik seperti Sate Melarat. Pemilik juga berusaha menyesuaikan makanan tradisional dengan jenis kopi dan minuman yang ditawarkan. Lokasi hang-out dengan suasana vintage layaknya di Gudang Lawas ini dapat memberikan kesan nostalgia yang pas jika dikunjungi oleh mereka yang menyukai vintage. Tidak hanya dapat memberikan suasana yang mengingatkan pengunjung akan masa lalu namun dapat pula dijadikan tempat menyalurkan hobi mengoleksi barang zaman dahulu dengan membeli barang dekorasi yang dipamerkan di Gudang Lawas ini. Hmm‌ Menarik, bukan?

Oldway | 49


HISTORIA

Tentang Semangat KONFERENSI ASIA AFRIKA nrmnews.com

M. ANGGA SEPTIAWAN PUTRA

KAA sudah berlangsung sekitar 62 tahun yang lalu dan selalu diperingati setiap tahun. Bagaimana awal mula terbentuknya KAA? Bagaimana relevansinya dengan keadaan saat ini?

P

erdana Menteri Ceylon, Sir John Kotelawala, pada awal 1954 mengundang para perdana menteri dari Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali). Undangan tersebut diterima baik oleh semua pimpinan pemerintah negara tersebut. Menanggapi undangan itu, Presiden Indonesia pertama, Soekarno, meminta Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan gagasan soal sebuah konferensi pada pertemuan yang

50 | Oldway

disebut Konferensi Kolombo itu. “Ini merupakan cita-cita bersama selama nyaris 30 tahun didengungkan untuk membangun kesolidan antarnegara Asia dan Afrika serta telah dilakukan melalui pergerakan nasional melawan penjajahan,� ujar Soekarno ketika itu. Menanggapi permintaan presiden, pemerintah Indonesia melakukan persiapan. Salah satunya adalah mengadakan pertemuan membahasa gagasan itu yang diikuti oleh para perwakilan negaranegara di Asia,


gurusejarah.com

Afrika, dan Pasifik. Pertemuan itu bertempat di Wisma Tugu, Puncak, Jawa Barat pada 9 sampai 22 Maret 1954. Pada 28 April hingga 2 Mei 1954, Konferensi Kolombo berlangsung untuk membicarakan masalahmasalah yang menjadi kepentingan bersama. Dalam konferensi tersebut, Ali Sastroamidjojo mengusulkan pertemuan lain yang lebih luas antara negara-negara Afrika dan Asia karena masalah-masalah krusial yang dibicarakan itu tidak hanya terjadi di Negara-negara Asia yang terwakili dalam konferensi. Tetapi, kata Ali, juga dialami oleh negaranegara di Afrika dan Asia lainnya.

Usul ini diterima oleh para peserta konferensi. Namun tetap saja ada yang mengkritisi usulan tersebut. Setelah konferensi itu, pemerintah Indonesia mulai bergerak. Mereka melakukan pendekatan kepada 18 Negara Asia dan Afrika untuk mengetahui sejauh mana pandangan negara-negara itu tentang usulan Konferensi Asia Afrika. Negara-negara yang diikutsertakan menymbut baik ide ini dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah konferensi tersebu. Tapi, mengenai waktu dan penyelenggaraan, mereka memiliki pendapat yang berbeda. Pada 28 dan 29 Desember 1954, atas undangan Perdana Menteri InOldway | 51


HISTORIA

FOTO PASUKAN PENGIBAR BENDERA PADA PERINGATAN KAA KE-62 LALU. PENGIBARAN BENDERA MENJADI SALAH SATU RANGKAIAN WAJIB KEGIATAN INI.

donesia, para perdana menteri peserta Konferensi Kolombo mengadakan pertemuan di Bogor untuk membicarakan persiapan Konferensi Asia Afrika. Konferensi tersebut berhasil merumuskan kesepakatan tentang agenda, tujuan, dan negara-negara yang diundang pada Konferensi Asia Afrika. Kelima negara peserta Konferensi Bogor menjadi sponsor Konferensi Asia Afrika dan Indonesia dipilih menjadi tuan rumah pada konferensi tersebut, yang ditetapkan akan berlangsung pada akhir minggu April tahun 1955. Presiden Indonesia, Soekarno, menunjuk Kota Bandung sebagai tempat berlangsungnya kon52 | Oldway

ferensi. Senin, 18 April 1955, Kota Bandung tampak sibuk. Sejak pukul 07.00 pagi, kedua tepi jalan Asia Afrika penuh sesak oleh rakyat yang ingin menyambut dan menyaksikan para tamu dari berbagai negara. Hari itu rencananya akan dilangsungkan konferensi yang sudah menjadi cita-cita Soekarno sejak lama. Sebelum konferensi dimulai, Soekarno membacakan pidato yang berjudul “Let a New Asia And a New Africa be Born�. Soekarno menyatakan, meski para peserta konferensi berasal dari bangsa yang beragam, namun kita dapat bersatu akibat pengalaman pahit kolonialisme. Keinginan kuat dalam usaha


mempertahankan dan memperkokoh perdamaian dunia menjadi salah satu alasan yang membuat mereka berkumpul dalam konferensi itu. Konferensi itu membakar semangat bangsa Asia dan Afrika yang pada masa itu tengah bergulat memperjuangkan kemerdekaan. Konferensi Asia Afrika juga berhasil meningkatkan solidaritas di antara negara-negara itu. Setelah KAA, bahkan muncul konferensi-konferensi lain antarnegara-negara yang hadir pada KAA, misalnya Konferensi Mahasiswa Asia Afrika, Konferensi Setiakawan Rakyat Asia Afrika, dan konferensi-konferensi lain. Kini, 62 tahun sudah KAA berlalu.

Dan tiap 18 April, konferensi yang menjadi tonggak kebangkitan bangsa-bangsa Asia dan Afrika itu, selalu diperingati. Tak hanya untuk memperingati, nampaknya peringatan yang biasanya dirayakan dengan rangkaian acara yang cukup meriah itu juga bertujuan mempertahankan dan memupuk semangat bangsa Asia dan Afika dalam berjuang yang sudah ditanam sejak 62 tahun lalu. Juga, agar solidaritas Asia dan Afrika semakin erat. Terlebih di tengah kondisi rawan konflik yang terjadi di dua benua ini.

Oldway | 53


THE EVOLUTION

SI EMPUK YANG BERSAHAJA NADIA FEBRIANI

Bantal yang selalu menjadi tempat melepas lelah sering kali diacuhkan dan dipandang sebelah mata. Tapi, siapa yang menyangka kalau bantal justru berjasa dalam melindungi kita.

A

pa sih yang pertama kali kita pikirkan saat ingin tidur? Kasur, rumah, guling, atau bantal? Tentu kita menginginkan tidur yang nyenyak dan nyaman, bukan? Kita pasti selalu memilih posisi dan tempat untuk tidur agar dapat membuat tidur kita bertahan lama. Untuk mendapat tidur yang nyaman, tentu kita memerlukan tempat dan bantal yang nyaman agar tidak membuat sakit kepala. Namun, apa sih cerita yang ada di balik si empuk yang menemani kita tidur? Penasaran bukan? 54 | Oldway

“Bantal itu tempat buat ngeganjel kepala dan bikin nyaman untuk tidur. Bukan hanya itu, bantal tuh barang wajib yang harus dipakai kalau tidur. Kalau nggak ada dia rasanya susah banget buat tidur. Selain itu, bentuknya persegi panjang dan rasanya empuk kaya dia. Hehe,� Begitulah ujar Hafidz, mahasiswa Universitas Padjadjaran yang merasa tidak bisa tidur tanpa ditemani bantal. Bantal selalu menjadi benda yang akan kita cari jika tubuh sudah merasa lelah dan ingin beristirahat. Rasanya yang

empuk dan mudah dibentuk memberikan rasa nyaman bagi kepala untuk beristirahat dan tertidur. Dalam memilih bantal, banyak yang sangat selektif agar dapat merasakan nyenyaknya tidur dan menghindar dari rasa sakit kepala akibat salah bantal. Akan tetapi, bagaimana sih sebenarnya awal mula terbentuknya bantal dan apa peruntukannya kala itu? Bantal pertama kali digunakan sekitar 7.000 tahun sebelum masehi oleh bangsa Mesopotamia yang bertempat tinggal di Irak dimana wilayah-


nya berada di antara Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Pada jaman dahulu terbuat dari batu yang keras. Saat itu bantal digunakan untuk melindungi dari serangan serangga ketika tidur. Hal ini dibuktikan dari beberapa penemuan arkeolog di Mesir saat melakukan evakuasi. Tidak hanya di Mesopotamia, masyarakat Mesir juga sudah menggunakannya. Namun, di Mesir terasa lebih lembut dengan bahan sarung bantal pilihan, berbeda dengan di Mesopotamia. Meskipun demikian, masyarakat Mesir jarang menggunakannya. Masyarakat Cina juga sudah mengenalnya sekitar tahun 960 masehi. Bantal yang berkembang di Cina terasa lembut dan memiliki hiasan berupa gambargambar di cushion cover. Tapi, pada jaman ini belum ada print sarung bantal atau sablon sarung bantal seperti sekarang. Sama seperti Mesir, masyarakat Cina juga cukup jarang untuk menggunakannya sebagai alas kepala saat tidur. Mereka yakin bahwa bantal yang lembut akan mencuri energi mereka saat tidur. Jadi, mereka lebih sering tidur dengan bahan yang lebih keras, seperti bambu atau kayu kemudian ditutupi oleh kain sebagai sarung bantal. Pada awal abad pertengahan, kata bantal sudah disebut di beberapa artikel furniture yang sangat kuno. Persediaannya dengan cushion cover di rumah besar dan istana membuatnya selalu disebut-disebut di Eropa. Mulanya lebih sering berukuran besar dan ditutupi dengan sarung bantal berbahan kulit. Cushion cover tersebut membuatnya cukup kuat jika digunakan sebagai tempat duduk. Namun, furniture sekarang membuatnya yang lebih kecil dimana dapat berguna sebagai bantal hias dan bantal sofa. Sedangkan di Eropa dijadikan simbol status sosial tertentu. Saat

Raja Henry VII menduduki kepemimpinan kerajaan Inggris, ia berkeinginan untuk mengubah paradigma. Ia melarang semua masyarakatnya untuk menggunakannya, baik itu bantal hias ataupun bantal sofa, kecuali seorang wanita yang sedang hamil. Hal itu menyebabkan para pria enggan untuk menggunakannya, jika ada pun mereka akan dianggap sebagai pria lemah. Di Spanyol dan Perancis, digunakan sebagai tempat duduk. Bahkan di Spanyol, dianggap sebagai pengganti kursi kehormatan khusus di pengadilan. Dan biasanya ditutupi dengan sarung bantal yang elegan, baik itu sablon sarung bantal atau print sarung bantal. Sedangkan di Perancis, gereja menggunakannya

untuk tempat berlutut dengan cushion cover mahal yang diletakkan di belakang raja yang diatur dan dijaga secara ketat. Menarik, bukan? Ternyata dahulu bantal tidak semata-mata digunakan untuk membuat kita nyaman saat tertidur. Tapi, bantal memiliki peranan penting untuk melindungi kita dari serangan serangga agar tidak masuk ke dalam tubuh kita. Tidak hanya itu, ternyata bantal juga digunakan sebagai pemanis ruangan dan tempat duduk. Luar biasa sekali ya jasa bantal bagi kita. Oleh karena itu, lebih menghargai bantal dan jangan semata-mata mencarinya ketika butuh, ya!

Oldway | 55


TASTY

Dari Kue Belanda Hingga Roti Srikaya

DI KOTA TUA BANDUNG LUPI YULIANTI & DIANA PRAMESTI Di sini kamu bisa menghabiskan waktu bersama keluarga, ditemani interior klasik plus benda-benda dekorasi yang mengingatkan kita akan zaman dahulu.

B

erjalan-jalan di Kota Tua Bandung tepatnya di Braga, tidak asyik rasanya kalau tidak mencicipi makananmakanan legendaris di daerah sana. Nah, karena Oldway lagi jalan-jalan pagi sembari menikmati udara pagi kota Bandung, Oldway bakal ngajak kamu untuk mencoba menu sarapan ringan di dua tempat legendaris. Dua tempat ini, menyediakan menu-menu yang cocok untuk dimakan sebagai menu sarapan. Tempat pertama yang dikunjungi adalah Sumber Hidangan yang terletak di Jalan Braga No.20-22, Braga. Sumber Hidangan berdiri sejak tahun 1929, dikenal sebagai toko yang menjual kue dan roti. Namun, bagi kalian yang ingin makanan berat juga tersedia di sini. Selain karena makanannya yang legendaris, tempatnya pun

56 | Oldway

demikian. Tidak ada yang berubah dari zaman dulu sampai sekarang. Saat masuk ke restoran Sumber Hidangan, kalian akan disambut oleh bangku-bangku tua yang sudah memudar warnanya. Kemudian, langit langit tinggi yang merupakan khas bangunan Belanda. Serta meja kasir dengan mesinnya yang sudah tua. Suasana saat itu, tidak terlalu ramai. Hanya banyak orang yang memesan kue dan roti untuk kemudian dibungkus dan dibawa pulang. Kami juga ikut sibuk memilih kue dan roti di etalase. Ada banyak kue terjaja di etalase dengan nama-nama berbahasa Belanda, sulit untuk menuliskannya apalagi melafalkannya. Hingga akhirnya kami menemukan kue yang cocok. Kami memesan dua kue yaitu kue cokelat bernama All Chocolate dan Pastel. Lalu kami mencoba meme-

san es krim, ada satu rasa es krim yang jarang sekali ditemui yaitu, es krim rasa arben. Akhirnya tiga menu itu sudah ada di meja, yang pertama All Chocolate, kedua Pastel dan ketiga Es Krim Arben. All Chocolate bisa kamu dapatkan dengan harga Rp. 10.000 dan Pastel seharga Rp. 8000 sementara es krim rasa arben Rp. 17.000. Rasa penasaran membuat kami ingin segera mencicipi menu hidangan tersebut. Menu pertama yang kami coba adalah All Chocolate. All Chocolate memberikan rasa manis yang kental dan pekat berpadu dengan rasa pait coklat. Namun rasa pait ini masih kalah dengan rasa manis kuenya secara keseluruhan. Sementara itu, Pastel memberi rasa asin yang crunchy. Gurihnya terasa namun juga oily. Terakhir, es krim rasa arben memberi rasa


segar setelah menyantap keduanya. Oh iya, jika memesan es krim segeralah menyeruputnya karena Ia cepat sekali mencair! Selain ketiga menu ini, kalian masih bisa lho mencicipi kue ala Belanda lainnya yang tidak kalah enaknya! Tak jauh dari Sumber Hidangan, tinggal bergeser sedikit ke Jl. Alkateri No. 22, Braga, kita akan tiba di Kopi Purnama. Tempat ini akan sangat ramai di pagi hari, dipenuhi oleh orang-orang yang sarapan sebelum berangkat kerja atau kuliah. Kedai ini merupakan kedai keluarga yang diteruskan oleh generasi-generasi setelahnya. Saat ini Kopi Purnama dikelola oleh generasi ke-4 dari Yong Atong. Tak banyak yang berubah dari Kopi Purnama kecuali bangunannya yang tambah luas. Suasananya kurang lebih seperti di rumah. Nah, ada lagi rupanya yang berubah. Dulu ketika awal berdirinya, Kopi Purnama hanya menyajikan kopi dan berbagai jenis roti untuk menemani kopi yang dipesan oleh pengunjung. Kini, dalam jenis varian rasa, Kopi Purnama mulai melebarkan sayapnya. Berbagai jenis menu baru hadir seperti, nasi goring, gado-gado, dan makanan berat lainnya. Kami datang pukul 10.00 WIB kala itu. Tidak banyak pengunjung yang datang karena memang pengunjung lebih banyak datangnya di pagi hari untuk sarapan. Namun saat kami ke sini, kami masih melihat satu dua orang yang datang. Beberapa

Oldway | 57


TASTY

dari mereka terlihat sedang mengadakan meeting dan beberapa dari mereka seperti hanya berdiskusi satu sama lain. Sementara kami begitu sampai langsung memesan makanan yang konon legendaris di sini, Roti Selai Srikaya dan kopi susu. Roti Selai Srikaya dari segi bentuk dan warna memang biasa saja. Tapi dalam hal ini pepatah yang mengatakan jangan menilai buku dari sambulnya agaknya bisa dipercaya. Amboi, enak sekali! Selai srikaya menjadi kuncinya di sini. Dan, inilah menu andalan di sini yang sangat khas—yang bisa dipastikan akan sulit didapatkan di tempat lain. Selai srikaya ini pun homemade ala Kopi Purnama. Hal yang semakin menambah kelezatannya adalah rotinya yang empuk. Tampilan rotinya memang tidak banyak berbeda dengan roti pada umumnya, tapi begitu menyentuh lidah, perpaduan kelembutan roti dan kelezatan selai srikayanya terasa sempurna. Kopi susu milik Kopi Purnama memang sekilas tampak sama dengan kopi-kopi pada umumnya. Namun begitu kami seruput, rasannya memang beda. Kami yang meminumnya tidak ada yang tergolong coffee addict, namun begitu meminumnya, rasanya enak dengan perpaduan kopi dan susu yang pas. Rasa susunya tidak mendominasi pun rasa kopinya tidak pekat. Dan memang, kopi susu ini memang seperti sudah digariskan dimakan bersamaan dengan roti selai srikaya. Nah, sekian perjalanan tasty kali ini. Tentu ada banyak sekali panganan di Braga yang cocok menemani jalan-jalan Anda di pagi hari. Kalian juga bisa mencicipi foodstreet di sekitar Braga yang bisa disantap di pagi hari. Nuansa kota tua Bandung dan perpaduan makanan yang lezat, apalagi bersama keluarga adalah hal yang pantas Anda bayar mahal di waktu akhir pekan. Selamat bernostalgia di Braga!

58 | Oldway


Berburu Kuliner Jadoel

DI KAMPENG TEMPO DULU BERNADETA VICTORIA

Kekayaan kuliner nusantara yang beragam patut dilestarikan agar dapat menjadi warisan suatu bangsa. Hal ini direpresantisikan dalam acara Food Festival Kampoeng Tempo Doeloe (KTD) dengan tema dekorasi "Kampung Layang-Layang". Acara ini digelar mulai dari 7 April sampai dengan 7 Mei 2017 di La Piazza, Kelapa Gading. Tidak kurang dari 200 ragam menu nusantara dijajakan. Mengitari area KTD yang menggelar booth dan gerobak dengan hiasan daun rumbia diatasnya, terasa berada di sebuah perkampungan. Diiringi juga dengan alunan lagu-lagu Betawi yang diputar sepanjang hari menambah semarak suasana.

Selain suasananya yang menarik, tentunya pengunjung juga dapat memanjakan lidah dengan makanan-makanan khas nusantara. Misalnya, dengan mencoba makanan pembuka yang manis, seperti Kue cubit & Laba-Laba, Kue Lekker, Kerak Telor Betawi Buncit, Kue Balok Kang Didin Jakarta, Putu Bambu Medan, Kue Ape, Pukis Jempoel, Pisang Goreng ‘Asen’ Pontianak, Martabak Yuk dan Serabi Hijau 11 Bersaudara. Stand Sunda Unik menawarkan jajanan jaman baheula seperti Kwaci Cap Gajah, permen Sarsaparilla, Gulali Bentuk, Cokelat Ayam Jago dan masih banyak lagi. Setelah itu, pengunjung bisa

langsung menikmati menu makanan berat dengan berbagai campuran menu, seperti Lontong Kikil Sapi Surabaya, Masakan Khas Bali Warung Nyoman, Toge Goreng Bogor, Angkringan Lek Gusdi, Soto Mie Sawah Lio, Nasi Bakar Citra 2, Bakso Gledek, Nasi Uduk Jatinangor, Bakmi Ayam Pelangi, Nasi Goreng Kemangi Pak Ugi dan laian-lain. Untuk menu penutup, pengunjung bisa mencoba ragam varian es yang akan menyegarkan tenggorokan seperti Es Roti Bakar, Hejo Hejo Tjendol, Es Cincau Hijau, Es Pisang Ijo ‘Paling Enak’, Es Doger Pak Asep, Es Kelapa Muda Putra Garut, dan masih ada lagi olahan es yang lain.

Oldway | 59


SCRIPT | ANIMAL FARM

Para Babi

Totaliter

JOSHUA CHRISTIAN

Judul: Animal Farm Penulis: George Orwell Penerjemah: Prof. Bakdi Seomanto PenerbiT: PT Bentang Pustaka Tebal Halaman: 142 Ukuran: 13 x 20,5 cm

M

engenai sebuah kebebasan, sepertinya tidak ada manusia yang tidak ingin hidup dengannya. Begitu juga dengan hewan-hewan di Peternakan Manor yang sudah lelah atas tirani manusia pengelola ternak. Mereka mengekpoitasi hewan untuk kepentingannya sendiri. Bahkan, bagi hewan yang sudah tidak produktif harus rela disembelih dan berakhir di perut manusia. Para hewan diberi makan sebatas untuk menghasilkan uang. Hal ini membuat para hewan bangkit untuk melawan tirani manusia dan merebut Peternakan Manor demi mendapatkan kebebasan dan menjalankan peternakan secara mandiri. Hingga akhirnya mereka berhasil merebut Peternakan Manor dan mengganti namanya menjadi Peternakan Hewan (Animal Farm). Sebentar saja merasakan kebebasan mengorganisasikan peternakan secara pribadi, para hewan malah mendapatkan tirani baru yang dipimpin oleh seekor babi bernama Napoleon. Di bawah

60 | Oldway

kepemimpinannya, Napoleon merubah paham hewanisme yang dibuat oleh pemimpin pendahulu para hewan, si tua Major. Paham yang menyatakan bahwa setiap hewan setara, diubahnya untuk membuat posisi para babi berada di atas hewan lainnya agar dapat berkuasa. Novel ini pertama diterbitkan pada 17 Agustus 1945, pada masa Perang Dunia II. Animal Farm merupakan karya satir yang ditujukan untuk Uni Soviet. Penggambaran Peternakan Hewan dibuat berdasarkan bagaimana peristiwa-peristiwa di Uni Soviet pada masa lampau. Penggambaran seperti runtuhnya tirani manusia dan naiknya Napoleon menjadi pemimpin yang totaliter adalah penggambaran kejatuhan Tsar Nikolas II dan naiknya Stalin menjadi pemimpin Partai Komunis Uni So-

viet pada 1922. Novel ini juga masih sangat relevan dengan masa kini, bahkan untuk di Indonesia. Kebebasan yang kita dapat terkadang adalah kebebasan semu yang terkadang berbenturan dengan perundangundangan. Contohnya dapat dilihat dalam hal kebebasan berpendapat. Berulang kali aturan Undang-Undang ITE dan Pasal 310 KUHP (tentang Pencemaran Nama Baik) digunakan untuk membatasi kebebasan berpendapat di Indonesia. Dengan tulisannya George Orwell seakan membawa pembaca untuk memahami kondisi Uni Soviet pada masa itu dengan pembawaannya yang ringan. Tak salah jika pada sampul novel terjemahan ini terdapat label �Novel Klasik Fenomenal�.


VINYL | TUXEDO II

70-an ala Tuxedo JOSHUA CHRISTIAN

F

unky, adalah kata yang terpikirkan untuk mendeskripsikan Tuxedo dengan satu kata. Setelah sukses dengan album pertamanya yang bertajuk sama dengan nama bandnya yaitu “Tuxedo” di tahun 2013, kini duo Mayer Hawthorne dan Jack One ini kembali merilis album bertajuk “Tuxedo II” pada 24 Maret 2017. Mempertahankan format RnB dan funk, tak banyak perubahan genre lagu yang dimainkan oleh Mayer Hawthorne dan Jack One pada album ini. Tapi jangan salah, samanya genre yang dipertahankan Tuxedo bukan berarti membuat album ini tidak sespesial album pendahulunya. Paduan musik funky dengan suara-suara modern khas synthesizer yang diracik Tuxedo siap membuat jari

kalian goyang-goyang. Jika bicara mengenai musikmusik RnB yang funky pasti akan susah kalau tidak menyebut nama-nama yang beken pada tahun 1970-an seperti Stevie Wonder atau Lionel Richie dengan The Commodores-nya. Era 1970-an memang tidak akan keliru jika kita sebut sebagai golden age-nya musik funk. Nah, lagu-lagunya Tuxedo ini gak jauh-jauh lah dari lagu Stevie Wonder yang berjudul “Superstition”, atau The Commodores dengan lagu “Brick House”, goyang-goyangnya masih dapet banget, throw back¬-nya ke tahun 1970 juga masih sangat ngena. Memang, kalau kita mengikuti karirnya Mayer Hawthorne, lagu-lagunya pasti tidak akan jauh dari genre RnB dan gaya bermusiknya pun

sangat dipengaruhi oleh musik funk era 1970-an. Secara keseluruhan, album ini wajib dijajal oleh kalian yang mengaku suka dengan musikmusik funk dan RnB karena akan ngebawa kalian kembali ke era golden age-nya musik funk. Situasi yang pas untuk mendengarkan lagu ini sepertinya adalah saat kalian sedang sendirian di mobil, stres karena kena macet tapi pengen joget-joget, tinggal setel deh. Lagu yang wajib didengarkan pilihan Oldway antara lain “Fux with The Tux”, “2nd Time Around”, dan “Livin’ 4 Your Lovin ’”. Dengan lagu yang kami sebutkan tadi, Tuxedo siap mengajak jalan-jalan di jalanan New Orleans tahun 70-an.

Oldway | 61


SCENE | AACH.. AKU JATUH CINTA

Nostalgia ala Drama Roman Picisan

D

DIANA PRAMESTI

ibandingkan dengan film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) besutan Riri Riza, film Aach‌ Aku Jatuh Cinta (AAJC) memang terkesan kalah tenar. Tidak banyak yang menontonnya. Padahal keduanya memiliki tema serupa: kisah cinta klasik dua remaja yang sudah dimulai sejak mereka masih remaja. Bahkan pada AAJC, kisah cinta sudah mulai muncul sejak mereka masih bocah. Ketenaran memang jauh, namun kualitas mereka tentu merupakan dua hal yang berbeda. Dalam ulasan ini kita tidak akan banyak membicarakan tentang aktor. Seperti biasa, kelihaian berperan ala Pevita Pearce (Yulia) dan Chicco Jerikho (Rumi) sudah tidak pantas untuk diragukan lagi. Apalagi ramuan karakter di tangan seorang Garin Nugroho, bah, sudah tidak patut diragukan. Dari segi cerita secara sepintas memang terkesan klise: drama percintaan picisan kelas anak muda. Bahkan pemilihan nama Yulia dan Rumi membuat kita langsung terpikirkan kisah Romeo-Juliet, Adam-Hawa, bahkan adegan berantem yang identik dengan TomJerry. Penonton pasti bisa menebak bagaimana endingnya. Namun satu hal yang mungkin tidak bisa ditebak penonton hanya dengan melihat judul adalah detail-detail tersirat dalam film ini. Impresi pertama ketika melihat poster film ini

62 | Oldway

adalah nuansa retro-vintagenya. Bisa ditebak pula pemilihan kostum dan properti yang digunakan tidak jauh-jauh dari barang vintage. Voila! Tebakanmu benar. Melalui film ini kita kembali disuguhi dengan tren mode cutbray dan pakaian ketat motif polkadot dengan warna yang kontras saling menabrak satu sama lain. Properti yang digunakan pun sangat kental dengan kesan vintage. Radio tempo dulu, tipikal bersurat dalam botol kaca, piring-piring dan gelas, dan nyaris semua benda menghadirkan nostalgia era 70an – 90an. Lewat film ini, kita juga diberikan ruang untuk melakukan kilas balik. Banyak detail-detail kecil yang disampaikan oleh Garin: kehadiran iklan yang mematikan bisnis kecil—minuman limun milik ayah Rumi, kehadiran bioskop, dan bagaimana peran perempuan pada masa itu yang jelas digambarkan melalui Yulia dan Ibunya. Kita seakan-akan dibuat berjalan menjelajah waktu. Ada juga kisah-kisah pemberontakan pada tahun 90an yang ditampilkan dalam film ini. Dalam kesederhanaan film ini, Garin berusaha menjelaskan kompleksitas yang terjadi pada era 70-90an. Film berdurasi 85 menit ini berhasil mengajak penonton untuk bernostalgia. Selamat menonton!




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.