POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Diktat
Anggi Anggarini, M.Ds.
2012
Diktat
Pengantar Desain Grafis
Anggi Anggarini, M.Ds.
Dipersembahkan untuk Yunan Haribowo dan Almaira Majida Mae serta adik kecil di dalam perut. :)
1
PENGENALAN DESAIN GRAFIS
10 Pendahuluan Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 11 Desain? Apa itu desain? Apa hubungan desain dan seni? Desain Grafis Apa pekerjaan desainer grafis? 13 Elemen Desain? Elemen Dasar Desain Elemen Desain Grafis 19 Prinsip Desain Keseimbangan Irama Fokus Kesatuan 27 Ruang Lingkup Desain Grafis
4
WARNA
58 Pendahuluan Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 59 Teori Warna LIngkaran Warna Jenis-Jenis Warna Hue, Value, Saturation Harmonisasi Warna 64 Karakter Warna
2
DAFTAR ISI GAMBAR
38 Pendahuluan Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar
3
48 Pendahuluan Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar
49 Bentuk Huruf Anatomi Huruf Keluarga Huruf Klasifikasi Huruf
39 Jenis Gambar
41 Gambar Pada Desain Grafis Gambar Dalam Media Promosi Gambar Pada Logo Gambar Pada Media Publikasi Manipulasi Gambar
5
LAYOUT
70 Pendahuluan Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 71 Pengertian Layout 72 Elemen Layout Elemen Teks Elemen Visual Invisible Element
78 Prinsip Layout Sequence Emphasis Balance Unity
TIPOGRAFI
52 Penggunaan Huruf Legibility/readibility Pemilihan Huruf Manipulasi Tipografi
6
PROSES BERPIKIR KREATIF
82 Pendahuluan Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar
83 Proses Berpikir Kreatif Proses Desain Metode Berpikir Kreatif
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan diktat ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih pada Bapak Abdillah, S.E., M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri Jakarta, Bapak Iwa Sudradjat, ST.,MT. selaku ketua UP2AI serta seluruh staf UP2AI yang telah sangat membantu memberikan informasi yang berguna dalam penyusunan diktat. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih pada Ibu Ade Haryani, S.E., M.M. selaku Ketua Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Ibu Susilawati Thabrany, S.I.Kom. yang telah membantu dalam penyusunan layout diktat ini, serta seluruh dosen dan staf TGP yang telah mendukung penyelesaian diktat ini. Terimakasih juga disampaikan pada keluarga penulis yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan diktat ini.
Diktat ini disusun sebagai alat bantu pembelajaran pada mata kuliah Pengantar Desain Grafis yang diperuntukkan bagi mahasiswa tingkat pertama di Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Politeknik Negeri Jakarta. Dengan membaca diktat ini diharapkan mahasiswa memiliki gambaran mengenai materi yang akan didapatkan dalam satu semester, sehingga dapat lebih mempersiapkan diri untuk mengikuti perkuliahan. Diktat ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan umpan balik yang membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap diktat ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa pada khususnya, dan siapapun yang berkenan membacanya.
Depok, 28 November 2012 Anggi Anggarini, M.Ds.
8
MODUL 1
PENGENALAN DESAIN GRAFIS 9
DESAIN GRAFIS
2.1 Pendahuluan Materi ini berisi pengenalan terhadap dunia desain grafis, elemen-elemen, prinsip-prinsip dan ruang lingkup desain grafis.
2.2 Tujuan Pembelajaran Khusus Mahasiswa mampu menjelaskan elemen, prinsip dan ruang lingkup desain grafis
2.3 Kegiatan Belajar
Tatap muka di kelas, tanya-jawab, dan latihan di akhir pembahasan materi.
10
Apa hubungan desain dan seni?
DESAIN?
Apa itu desain? Sebelum membahas pengertian desain grafis, mari kita telaah kata “desain” terlebih dahulu. Kata Desain memiliki berbagai macam pengertian yang seringkali menimbulkan ambiguitas. Untuk merangkum hal tersebut, John Heskett (2001) memberikan pernyataan sebagai berikut:
“Design is to design a design to produce design”
Pernyataan yang sekilas tidak masuk akal tersebut ternyata memiliki pengertian yang cukup mudah dicerna. Kata desain yang pertama adalah kata benda, yaitu desain sebagai sebuah disiplin ilmu. Sementara kata desain yang kedua adalah kata kerja, yaitu aksi atau sebuah keadaan mendesain. Kata desain yang ketiga adalah sebuah kata benda, yaitu proses atau perencanaan. Dan kata desain yang terakhir adalah juga kata benda, yaitu hasil dari proses yang telah dijalani.
Desain tidak hanya sekedar pekerjaan ‘merancang’, tapi memiliki nilai lebih yang berhubungan dengan estetika (keindahan). Desain diyakini dapat menjadi sebuah solusi untuk menjawab permasalahan estetis.
Desain dan seni sama-sama bergelut pada dunia visual dan menyangkut estetika. Namun terdapat perbedaan besar diantara keduanya, yaitu dari segi tujuan dan produk yang dihasilkan. Seni bertujuan untuk mengekspresikan wacana-wacana yang ingin disampaikan oleh sang seniman. Seniman tidak bertanggung jawab kepada siapapun kecuali dirinya sendiri. Sementara desain bertujuan untuk memberikan solusi bagi seorang klien. Desainer harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya pada klien, dan sebisa mungkin menjauhkan ego dan idealisme pribadi pada karya-karyanya. Dilihat dari produk yang dihasilkan, seni biasanya hanya menghasilkan satu karya yang dibuat dengan skill khusus. Lukisan, patung, seni keramik, dan lain-lain dibuat dalam jumlah yang terbatas, dan penggandaannya akan menurunkan nilainya. Sementara produk desain lebih bersifat masal, dibuat dalam jumlah yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar. Bahkan bagi beberapa produk desain grafis, semakin banyak dan tersebar, akan semakin baik. Misalnya pada media promosi.
Bila ditelaah lebih lanjut, ada satu displin ilmu lagi yang berada di tengah seni dan desain, yaitu kriya. Perbedaan yang mencolok dari ketiga ilmu tersebut adalah dari produk yang dihasilkan. Produk seni biasanya tidak memiliki nilai fungsional khusus, selain fungsi estetis. Sementara produk kriya memiliki nilai fungsional, namun dibuat dalam jumlah yang terbatas dan biasanya merupakan kerajinan tangan. Sedangkan produk desain, harus memiliki nilai fungsional dan dibuat secara masal.
Desain Grafis?
Desain grafis, sebagai sebuah bagian dari disiplin ilmu desain, mencakup hal-hal yang berkaitan dengan produk cetak. Kita dapat menemukan produk desain grafis dimanapun dalam kehidupan sehari-hari. Kemasan kopi yang kita minum, koran dan majalah yang kita baca, poster yang kita temui di jalan, daftar menu
11
yang kita dapat di restoran, dan lain-lain. Secara tidak sadar desain grafis telah menjadi bagian penting dari hidup kita. Bila dikaitkan dengan dunia cetak, desain grafis berada pada daerah pre-press. Membuat sebuah produk cetak yang komunikatif secara visual dengan memperhatikan tipografi, layout, warna, dan gambar.
Apa Pekerjaan Desainer Grafis? Seorang desainer grafis mencetuskan ide, merencanakan dan mengeksekusi sebuah desain yang mengkomunikasikan sebuah pesan kepada audiens yang spesifik. Kata desain disini mengacu pada sebuah susunan elemen visual yang terencana dan terorganisasi, diprioritaskan untuk dijadikan sebuah pesan visual. Desainer grafis dapat bekerja di dunia bisnis dan industri, ataupun pada sektor pendidikan dan budaya masyarakat kontemporer. Hasil pekerjaan mereka adalah produksi massal pada dunia cetak, film dan elektronik, seperti buku, majalah, Koran, iklan, corporate identity, kemasan, poster, CD dan multimedia, web sites, billboards, environmental signage, peta, dan bentuk -bentuk desain informasi lainnya. Pada dasarnya, seorang desainer grafis mengembangkan image untuk merepresentasikan ide yang ingin dikomunikasikan oleh klien. Biasanya diselesaikan dengan cara mengkombinasikan gambar (fotografi, video, seni atau ilustrasi) dan kata-kata (tipografi) menjadi sebuah bentuk utuh yang mengkomunikasikan pesan yang jelas.
“
Packaging series of Einem Confectionary chocolates Desain oleh Julia Agisheva, United Kingdom.
The packages are created as totems of the animals in order to give each kind of chocolates the spirit of the animal it represents. Another aim is to connect the history of chocolate and ancient cultures and at the same time make the package contemporary by stylising the images of animals and using simple light sans serif typography.
12
ELEMEN DESAIN
Elemen dasar desain Semua karya desain pasti terdiri dari satu atau lebih elemen dasar desain, yaitu titik, garis, bentuk dan tekstur.
Titik
Titik adalah elemen desain terkecil. Umumnya titik dianggap berbentuk lingkaran, walaupun sebenarnya tidak demikian. Titik dapat berupa garis yang sangat pendek, atau bentuk yang sangat kecil.
Garis
Garis terdiri dari gabungan titik-titik. Secara umum garis merupakan bentuk yang panjang dan menghubungkan dua titik. Garis dapat berupa garis lurus, garis melengkung, garis bergelombang, dan lain sebagainya. Tiap jenis garis memiliki makna yang berbeda-beda.
Bentuk
Bentuk adalah gabungan dari garis yang bertemu dan akhirnya membentuk bidang. Bentuk dapat berupa bentuk geometris, realis maupun abstrak. 13
Tekstur Tekstur adalah tampilan dan rasa dari sebuah permukaan. Dalam format dua dimensi, tekstur bersifat visual dan memberikan dimensi pada sebuah karya.
Illustration for Clarks Originals shoes Oleh Tom Lane
Sebuah contoh penggunaan tekstur dalam ilustrasi.
“
I was asked by Taxi Studio to create a series of illustrations that used the Clarks Originals shoes’ textures, material and stitching to illustrate particular themes relevant to each shoe for Summer ‘08 Point of Sale campaign.”
14
Elemen desain grafis Pembuatan karya desain grafis, selalu berkaitan dengan elemen pembentuknya, yaitu tipografi, warna, layout dan gambar. Pembahasan mengenai empat elemen ini akan dilanjutkan pada modul-modul berikutnya.
Gambar (image)
Gambar adalah tiruan visual benda-benda yang ada di alam dalam media dua dimensi. Gambar/ image, baik sebagai fokus utama maupun sebagai elemen pendukung, berperan besar dalam mengkomunikasikan pesan dan merupakan kunci untuk menetapkan rasa visual terhadap suatu karya desain grafis. Penggunaan gambar sangat efektif karena mengkomunikasikan ide atau perasaan yang dapat ditangkap audiens dengan cepat. Terdapat dua jenis gambar berdasarkan cara pembuatannya, yaitu ilustrasi dan fotografi.
Pringles Hot and Spicy advertisement Oleh Callegari Berville Grey advertising agency, Perancis
Sebuah contoh penggunaan manipulasi fotografi pada iklan cetak
Ilustrasi dalam hal ini mengacu pada jenis gambar yang pembuatannya menggunakan berbagai macam media gambar baik manual ataupun digital. Ilustrasi baik digunakan untuk menggambarkan sesuatu secara konotatif, juga untuk membuat simbol dan hal-hal lain yang mempermudah pertukaran informasi.
Sementara fotografi adalah gambar yang dihasilkan oleh proses pengambilan gambar dan cahaya oleh film. Fotografi dihasilkan oleh perangkat kamera dan teknologi cetak. Fotografi baik digunakan untuk menciptakan pesan yang meyakinkan dalam karya desain grafis. Biasa digunakan untuk karya yang bersifat ‘laporan’ dan karya yang bertujuan untuk mempersuasi audiens.
Crocodile illustration from “Habitat Loss” series Oleh Daniel Mackie
contoh gambar ilustrasi
15
Typeface “Beast� Oleh Robert Samuel Hanson
Tipografi Tipografi adalah sistem pengorganisasian huruf. Pemilihan huruf sangat berpengaruh terhadap tingkat keterbacaan dari ide yang tertulis dan perasaan pembaca terhadapnya.
Â
16
Karya tipografi untuk Hook & Irons co. Oleh Tom Lane http://www.gingermonkeydesign.com
Tipografi dapat memberikan efek netral maupun emosi, simbol artistik, pergerakan politis atau filosofis, dan mengekspresikan kepribadian seseorang maupun golongan.
Pemilihan huruf sangat beragam, mulai dari huruf yang sangat mudah dibaca, cocok untuk tulisan yang panjang, hingga ke organisasi huruf yang lebih dramatis dan menarik perhatian, seperti yang dapat ditemukan pada headline koran dan iklan.
Warna Warna adalah fenomena yang terjadi akibat pemantulan cahaya. Warna dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan warna sangat berpengaruh dalam karya desain grafis,karena warna dapat menambah dinamisme, menarik perhatian dan dapat memberikan efek emosional tertentu. Warna juga dapat membantu mengorganisasikan elemen halaman, membuat kode bagi berbagai macam informasi dan memudahkan audiens dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.
Warna dapat memberikan efek psikologis tertentu. Kombinasi warna yang berbeda akan menghasilkan efek yang berbeda pula.
Skema warna hangat Oleh Creative Color Scheme www.creativecolorschemes.com Poster film “Melancholia” Oleh Tomer Hanuka Walaupun menggunakan dua kelompok warna yang berbeda, namun keduanya memberikan efek melankolis yang sama.
17
Layout Layout adalah tata letak elemenelemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Bagaimana semua elemen diposisikan, baik hubungan antar elemen dan dalam skema desain secara keseluruhan, akan mempengaruhi bagaimana isi pesan diterima oleh audiens dan bagaimana perasaan mereka terhadapnya.
Contoh Grid pada majalah Dianalisis oleh Craig Kunce www.craigkunce.com
Pembahasan mengenai layout berkisar pada format, grid, struktur, hierarki dan ukuran spesifik serta hubungan antar elemen.
I Love Typography blog http://ilovetypography.com/
Hierarki pada layout ini mudah dipahami, oleh penggunaan ukuran elemen yang berbeda-beda. informasi yang paling penting diberikan ukuran yang paling besar, sehingga audiens mudah menangkap pesan dengan cepat.
18
PRINSIP DESAIN
Desain adalah susunan bentuk-bentuk. Semua elemen desain memiliki bentuk, baik dibatasi oleh garis, perbedaan value, atau perbedaan warna. Penting bagi desainer untuk melatih kepekaan melihat semua elemen sebagai sebuah bentuk, bahkan ruang kosong sekalipun (white space). Sebuah white space bisa menjadi aktif atau pasif. Saat menjadi aktif, ruang ini memiliki peran yang sama pentingnya dengan elemen lainnya, dan hal ini adalah hal yang baik. Ruang kosong ini pasif saat terbentuk dari penempatan elemen-elemen lain. Ruang kosong yang pasif biasanya tidak semenarik ruang kosong yang aktif.
Sebuah karya desain biasanya merupakan gabungan dari beberapa elemen desain yang proses (penggabungan)-nya mengacu pada prinsip desain. Prinsip ini harus selalu dipegang oleh desainer dalam membuat karya agar menghasilkan karya desain yang berkualitas.
Prinsip-prinsip tersebut adalah keseimbangan (balance), fokus (emphasis), irama (rythm) dan kesatuan (unity).
Â
Keseimbangan (balance)
Sebuah karya desain harus memiliki keseimbangan agar enak dilihat, tidak berat sebelah. Terdapat dua jenis keseimbangan, yaitu Keseimbangan simetris (symmetrical balance) dan Keseimbangan asimetris/ tersembunyi (asymmetrical/axial balance). Keseimbangan simetris berpusat pada garis tengah. Sementara keseimbangan asimetris tidak terlihat sama pada kedua sisinya, namun kedua sisi tersebut memiliki nilai yang sama dan seimbang. Keseimbangan simetris adalah keseimbangan yang didapat melalui kesamaan, dan keseimbangan asimetris didapat melalui kontras.
Â
Keseimbangan simetris Keseimbangan simetris yaitu keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan ruang sebelah kanan sama persis. Pada keseimbangan simetris, white space menjadi pasif, karena terdesak oleh elemen lain yang harus berada di tengah area desain. Komposisi simetris ini paling mudah dibuat
19
karena tidak membutuhkan banyak pertimbangan. Namun komposisi ini menghasilkan kesan kaku dan statis, sehingga lebih cocok digunakan dalam desain yang bersifat formal dan resmi. Sebuah komposisi simetris, terutama pada komposisi tipografi, sebaiknya disusun dengan bentuk segitiga terbalik, karena lebih mudah dibaca.
Hartford Courant Newspaper, Amerika Serikat
Â
contoh keseimbangan simetris pada fotografi
20
Layout koran ini menggunakan keseimbangan  simetris. Memberikan kesan elegan, formal, konservatif. Namun pemilihan gambar yang berkesan tidak teratur memberikan kontras pada layout yang ‘rapi’ sehingga secara keseluruhan tidak membosankan
Keseimbangan asimetris Keseimbangan yang terjadi walaupun ruang kiri dan kanan tidak memiliki besaran sama maupun bentuk yang sama. Keseimbangan ini memiliki pola yang tidak terbatas, dan bersifat dinamis. White space atau ruang kosong pada komposisi ini bersifat aktif, karena keberadaannya disusun dan direncanakan dengan porsi yang sama dengan elemen desain lain.
Politiken newspaper, Copenhagen, Denmark.
Â
Â
Â
Colgate protex: baby Oleh Y&R advertising agency, Afrika Selatan
Contoh keseimbangan asimetris pada iklan cetak.
Jenis keseimbangan ini cenderung lebih sulit dibuat karena tidak dapat dihitung secara matematis melainkan membutuhkan kepekaan desainer. Meskipun sulit, desainer harus dapat mengasah kemampuannya untuk menghasilkan komposisi asimetris yang enak dilihat. Kemampuan ini dapat diasah dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Banyak membaca, terus belajar dan melihat desain-desain yang baik akan membantu desainer meningkatkan kemampuannya, karena (kemampuan) inilah yang membedakan desainer dengan non desainer.
Komposisi layout pada koran ini merupakan keseimbangan asimetris. Pemilihan tipografi diatur sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. Warna yang digunakan sengaja dibatasi untuk menyeimbangkan komposisi yang dinamis dan ramai. Sejumlah active white space juga ditambahkan disini, selain untuk memudahkan pembaca menangkap informasi, juga untuk memberikan element of surprise. 21
Irama (rhythm) Irama dalam desain adalah gerak pengulangan atau gerak mengalir yang teratur dan berkelanjutan. Irama visual bertujuan untuk menuntun mata audiens mengikuti pola yang ada, sehingga alur bacanya jelas dan teratur. Irama biasanya dicapai dengan repetisi (pengulangan) objek yang diatur sedemikian rupa.
Penyusunan irama dapat dibuat dengan menggunakan interval tangga rupa, yaitu sebuah tingkatan atau gradasi. Gradasi disini dapat berbasis elemen garis (lurus hingga lengkung), bidang (bulat hingga segitiga), warna (merah hingga kuning), tekstur (kasar hingga halus), maupun ukuran (besar hingga kecil), arah (kiri hingga kanan), value (gelap hingga terang) dan jarak (dekat hingga jauh). Interval tangga rupa ini dapat dijadikan pedoman untuk membentuk sebuah irama visual.
Repetisi objek dalam karya fotografi membentuk irama Foto oleh Jason Rosenblum adaptablearts.com
Â
Â
Tear sheet Oleh Alida Sayer Sebuah karya instalasi tipografi yang sarat akan ilusi pergerakan, dimana mata pembaca digiring untuk bergerak ke satu arah. Selain itu terdapat juga ilusi kedalaman dan perspektif.
22
Â
Fokus (emphasis) Fokus terjadi saat sebuah elemen atau objek dalam komposisi desain bersifat kontras dengan objek lainnya. Saat kekontrasan itu terjadi, secara otomatis mata audiens akan tertuju pada objek tersebut lebih dahulu daripada objek lainnya. Desainer dapat memilih elemen mana yang akan difokuskan, tergantung dari pesan apa yang ingin disampaikan. Beberapa pilihan kekontrasan:
Â
 Dengan adanya fokus, audiens akan mudah melihat objek mana yang diberikan penekanan, yang biasanya menjadi hal yang dipentingkan. Fokus juga dapat membantu mengatur alur baca pada karya desain. Desainer dapat menyusun objek mana yang dilihat pertama, kedua, dst. Hal ini akan memudahkan penyampaian informasi, sehingga audiens tidak membutuhkan waktu lama untuk mencerna pesan yang ingin disampaikan.
Â
Perhatikan keempat poster ini! Objek manakah yang menjadi fokus pada masingmasing poster? Apakah ada kekontrasan? Prinsip desain apalagi yang terkandung dalam poster?
23
Kesatuan (unity)
Pada poster ini, baik gambar maupun tulisan memiliki bentuk membulat dan lurus yang sama. Kesamaan bentuk tersebut menghasilkan kesatuan. Avantgarde poster
Prinsip kesatuan harus dimiliki oleh setiap karya desain grafis. Semua elemen harus disusun agar saling melengkapi satu sama lain. Kesatuan dapat dicapai dengan memperhatikan kesamaan (similarity) dan kekontrasan pada elemen-elemen. Keseimbangan antara kesamaan dan kontras harus dapat dihasilkan desainer pada karyanya. Tanpa kesamaan, sebuah desain akan terlihat ramai dan membingungkan. Di sisi lain, tanpa kekontrasan, desain tersebut akan menjadi tidak komunikatif dan tidak menarik.
Â
 Eventbrand poster
Pada poster ini, kesamaan dapat dilihat dari bentuk geometris yang berulang. Namun terdapat kekontrasan pada warna, sehingga menghasilkan emphasis dan memberikan hal menarik pada desain.
24
Adanya environment of similarity atau konsistensi pada desain diperlukan untuk memperlihatkan pesan utama yang ingin disampaikan pada karya desain grafis. Walaupun demikian konsistensi tersebut harus dimodifikasi sedikit demi sedikit agar lebih variatif dan tidak membosankan.
Terdapat lima cara untuk mengembangkan environment of similarity: 1. Keep it simple. Hilangkan semua hal yang tidak penting, jangan mengisi ruang kosong dengan ‘sampah’. 2. Bangunlah sebuah organisasi internal yang unik dengan menggunakan sistem grid yang tidak biasa. 3. Manipulasi bentuk dari gambar dan
tulisan untuk menciptakan kesatuan desain, walaupun elemen-elemen tersebut memiliki ‘bahasa’ yang berbeda. Warna, tekstur dan arah juga dapat digunakan untuk membangun atribut pada gambar. Komunikasi yang lebih efektif terjadi dari hasil penggabungan yang baik antara gambar dan tulisan. 4. Perlihatkan kontinuitas pada majalah dari halaman ke halaman dan edisi ke edisi. Perhatikan konsistensi penggunaan tipografi, white space, border, foto dan ilustrasi serta grafik dan chart.
5. Kembangkan sebuah gaya dan konsisten pada format tersebut.
Perhatikan kontinuitas elemen layout pada setiap halamannya! CITY magazine oleh Alexander Wolf xndr.net
Kesatuan dapat dicapai dengan memanipulasi proximity, similarity, repetisi dan tema dengan variasi. - proximity adalah mencari kemiripan/ kedekatan dan mengelompokkannya. Hal ini adalah cara yang paling mudah untuk mendapatkan kesatuan. Elemen yang secara fisik tampak mirip akan dilihat berhubungan.
elemen-elemen yang mirip dikelompokkan sehingga terlihat menyatu
- Kesamaan. Elemen yang memiliki kesamaan
25
ukuran, warna, bentuk, posisi atau tekstur, terlihat sejajar. Kebalikan dari kesamaan adalah kekontrasan.
- Tema dengan variasi. Setiap desain harus memiliki tema, yang menghasilkan sebuah konsistensi. Namun pengulangan yang sederhana tanpa variasi akan menimbulkan kebosanan. Sebuah perbedaan yang tidak terlalu kontras akan memberikan hal menarik, tanpa menghilangkan kesatuan dari desain.
26
- Repetisi, yaitu pengulangan elemen desain. Repetisi dapat diberikan pada warna, posisi, ukuran, atau penggunaan format desain serta latar belakang. Repetisi menghasilkan irama, yang dapat dieksploitasi.
Poster series untuk The Fairfield Museum and History Center Oleh Greg Chinn, Jargon Boy design studio
RUANG LINGKUP DESAIN GRAFIS
bahkan tujuan yang lebih terukur, misalnya untuk mendongkrak penjualan. Tujuan tersebut bisa juga berupa hal yang lebih sulit diukur seperti meningkatkan profil perusahaan.
Brief juga dapat dibuat dengan cara yang informal, misalnya didapat dari percakapan santai antara desainer dan kliennya. Dalam penyusunan brief yang bersifat informal ini, desainer harus jeli untuk mencatat hal-hal penting dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tepat sasaran.
Secara garis besar, ruang lingkup desain grafis mencakup hal-hal berikut ini: a. b. c. d.
fungsi komunikasi teknik produksi cetak efisiensi ekonomi estetika/keindahan
Proses Desain Grafis Proses pengerjaan dalam desain grafis adalah semua langkah yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah karya cetak (maupun elektronik), mulai dari memufakatkan brief dengan klien hingga membuat sketsa-sketsa yang berisi ide konseptual untuk pengembangan desain serta bekerjasama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksi, seperti pihak percetakan dan programmer.
Proses pertama adalah menyusun sebuah brief. Brief adalah garis besar dari apa yang ingin dicapai oleh klien lewat jasa desain. Brief dapat disampaikan secara formal, yaitu berupa dokumen tertulis yang disediakan oleh desainer. Juga berisi materi referensi pendukung yang membahas secara detail tujuan yang akan dicapai. Kriteria ini dapat berhubungan dengan aspirasi kreatif, nilai estetis, pengembangan brand, atau
Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan dari klien, desainer harus dapat menulis ulang brief tersebut, jelaskan masalah dan tetapkan tujuan (goal) yang dicapai. Apa pesannya? Untuk siapa pesan tersebut? Format apa yang paling baik untuk menyampaikan pesan tersebut? 27
Proses selanjutnya adalah melakukan riset. Desainer mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan data-data yang sudah didapat, mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Setelah itu, desainer dapat mulai mencari konsep dan mengembangkan ide dengan cara brainstorming, yaitu sebuah proses pencarian ide secara tertulis yang berbasis asosiasi bebas. Dengan dasar konsep tersebut, desainer dapat mulai memvisualisasikan idenya dengan membuat sketsa-sketsa. Dimulai dari sketsa thumbnail, sketsa kasar, sketsa halus, hingga ke eksekusi final. Sebelum diproduksi secara masal, desainer membuat sebuah prototype atau contoh hasil jadi untuk memastikan produk akhirnya sesuai dengan yang diinginkan.
“Arrived� the logo Oleh Claire Coullon http://www.coullon.com/portfolio/arrived.html Menggambarkan proses sketsa kasar, sketsa halus, sketsa digital dan hasil akhir.
28
Identity system Adalah sistem visual yang mengidentifikasikan produk, servis maupun organisasi. Sistem visual tersebut berupa logo dan corporate color. Sistem identitas ini dapat diaplikasikan pada kartu nama, seragam, material pemasaran dan media komunikasi lainnya. Pembuatan sistem identitas adalah hal yang tidak mudah dilakukan karena membutuhkan riset mendalam mengenai nilai-nilai produk, servis atau organisasi.
Sistem identitas Butterfield Market Oleh Christine Celic dan Mateo Bologna, Mucca Design
29
Logo Logo adalah sebuah tanda yang mengidentifikasi suatu produk/jasa. Logo dapat berupa simbol atau disebut logogram (gambar tanpa kata), lettermarks (huruf dari nama), logotype (berupa kata, yaitu nama perusahaan) atau kombinasi dari gambar dan kata. Logo berupa simbol
Logo berupa logotype
Logo berupa lettermarks
Logo kombinasi
30
Corporate color Yaitu warna yang mewakili identitas perusahaan/organisasi. Warna ini biasa diambil dari warna logo, dan dipakai dalam mendesain stationery, media promosi, merchandise, dan lainlain. Adanya corporate color akan memudahkan audiens untuk mengidentifikasi perusahaan. Pemilihan corporate color sebaiknya memperhatikan empat hal, yaitu: a. Sifat fisik warna b. Psikologi warna c. Budaya d. Teknologi (cetak)
Branding dan sistem identitas untuk Odooproject Oleh Hidden Character, Hungaria Hanya menggunakan tiga warna, yaitu putih, hitam dan cyan yang kemudian menjadi warna khas organisasi tersebut.
31
Media Promosi Desain grafis erat kaitannya dengan promosi dan periklanan. Hal yang bersifat visual mudah ditangkap audiens, oleh karena itu manipulasi visual dianggap efektif untuk mengkomunikasikan pesan (promosi). Media promosi sangat banyak ragamnya, mulai dari poster, brosur, iklan cetak di majalah dan koran, websites, berbagai marketing kit dan merchandise hingga ambient media.
Dalam membuat media promosi, desainer harus dapat mengkomunikasikan pesan dengan memadukan gambar dan tulisan secara cerdas. Walaupun media promosi yang berbasis hanya gambar atau hanya tulisan juga dapat menyampaikan pesan dengan baik, tergantung jenis pesan yang ingin disampaikan.
32
Simbol dan environmental design Simbol adalah bentuk penyederhanaan gambar yang kemudian diberi makna dan disepakati oleh masyarakat. Simbol dapat digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk dalam environmental design/desain lingkungan.
Environmental design mencakup sign system (sistem tanda) baik dalam ruang maupun luar ruang, atau yang bersifat promosi seperti ambient media.
Aloft Sign System dan wayfinding Constantine Moussis, Ensiecom, Inc. Lachine, Quebec
33
Publication design Yaitu produk media publikasi seperti majalah, surat kabar, buku, dan lain-lain. Tantangan desainer dalam mendesain produk ini adalah bagaimana menyusun grid dan mengatur gambar serta tipografi sehingga menghasilkan layout yang menarik bagi pembaca.
34
MOD Magazine issue 13, July 2008 Oleh Michael Schepis Sydney, Australia
Kemasan Kemasan memiliki dua fungsi besar, yaitu untuk melindungi produk dan memberikan identitas produk. Dengan persaingan pasar yang semakin ketat sekarang ini, produsen berlomba-lomba untuk memberikan kemasan yang atraktif pada produknya, untuk menarik konsumen.
Swell Smoothies and Iced Teas Packaging Oleh Ruiz+company Spanyol
AddCase Baby Packaging Oleh Dan Crawford Swedia
35
Latihan 1. 2. 3.
Buatlah eksperimen komposisi garis dengan memakai prinsip-prinsip desain. Dibuat di kertas yang telah disediakan dengan menggunakan media pensil dan tinta cina. Presentasikan di depan kelas
Evaluasi
Mahasiswa harus dapat menjelaskan prinsip-prinsip desain yang terkandung dalam karyanya. Biarkan teman sekelas menilai, apakah mereka sebagai audiens dapat merasakan prinsip-prinsip tersebut.
Rangkuman Desain grafis adalah sebuah disiplin yang berhubungan dengan komunikasi dan estetika. Seperti halnya disiplin desain lain, pembuatan karya desain grafis juga menganut prinsip-prinsip desain yang telah disepakati secara umum dan harus ada pada karya desain yang baik. Pada materi ini diharapkan mahasiswa mendapatkan pencerahan mengenai dunia desain grafis sehingga siap untuk menggelutinya.
Daftar Pustaka
Ambrose, Gavin, Paul Harris. 2009, The Fundamentals of Graphic Design, AVA academia publishing, Switzerland.
Gomez, Bryony, Palacio and Armin Vit. 2009, Graphic Referenced, Rockport Publishing, Massachussets. Ambrose, Gavin, Paul Harris. 2011. The Fundamentals of Creative Design, AVA Academia Publishing, Switzerland.
Newark, Quentin. 2002, What Is Graphic Design?, Essential Design Handbooks, Rotovision, Sussex. Rustan, Surianto. 2009, Layout, Dasar & Penerapannya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Resnick, Elizabeth. 2003, Design for Communication, Conceptual Graphic Design Basics, Wiley, New Jersey. Sanyoto, Sadjiman Ebdi, 2009, Nirmana, Elemen-elemen Seni dan desain, Jalasutra, Yogyakarta. White, Alex. 2011. The Elements of Graphic Design, Second Edition. Allworth Press, New York.
36
MODUL 2
GAMBAR 37
GAMBAR
3.1 Pendahuluan Materi ini berisi tentang jenis-jenis gambar, gambar sebagai simbol, peran gambar dalam desain grafis. Tujuan dari materi ini bukanlah melatih skill menggambar, melainkan membuka otak kognitif tentang fungsi gambar sebagai komunikasi dan melatih kepekaan dalam merekayasa gambar untuk menghasilkan gambar yang informatif.
3.2 Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa mampu menjelaskan peran gambar pada karya desain grafis 2. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip desain grafis pada karya berbasis gambar
3.3 Kegiatan Belajar
Tatap muka di kelas, tanya jawab, praktek pembuatan karya dan asistensi.
38
JENIS GAMBAR
Berdasarkan cara pembuatannya, gambar dapat dibedakan menjadi ilustrasi dan fotografi. Sementara berdasarkan formatnya, gambar dapat dikategorikan menjadi gambar digital dan gambar manual.
Ada dua tipe utama pada gambar digital, yaitu gambar berbasis raster dan gambar berbasis vektor. Kedua tipe ini mengacu pada bagaimana gambar ini dihasilkan, disimpan dan digunakan. Masing-masing tipe gambar memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dimanipulasi dan dogunakan dengan cara-cara yang berbeda.
Gambar berbasis raster Raster atau gambar bitmap adalah gambar yang terdiri dari elemen pixel dalam grid dimana setiap pixel berisi informasi warna pada gambar. Gambar bitmap pada dasarnya tidak dapat diubah ukurannya karena memiliki resolusi tetap, sehingga bila diperbesar atau diperkecil, gambar mungkin terdistorsi atau menjadi pecah. Gambar berbasis vektor Gambar vektor terbuat dari banyak objek yang didefinisikan dengan formula matematika, yang membuatnya bisa diubah ukurannya tanpa mengubah kualitasnya. Font adalah salah satu gambar berbasis vektor. Kekurangan utama gambar vektor yaitu tidak cocok untuk mereproduksi foto realistis karena tidak dapat mengakomodasi warna-warna pada foto.
Gambar manual adalah gambar yang dibuat dengan tangan (bukan komputer dan mesin lainnya) di atas media gambar (kertas, kanvas, dll). Keberhasilan gambar manual sangat ditentukan oleh keterampilan tangan dan penguasaan media. Sementara gambar digital adalah gambar yang diolah menggunakan media digital seperti komputer. Selain keterampilan menggambar, dibutuhkan pula kemampuan menggunakan software grafis.
Di era teknologi seperti sekarang, desainer grafis harus memiliki kemampuan untuk menggunakan alat bantu seperti komputer. Hal ini berkaitan dengan proses dan standarisasi dalam produksi cetak. Namun sebelum beranjak ke proses komputerisasi, desainer harus melatih kepekaan dan keahlian estetika visual.
39
Gambar sebagai simbol Gambar memiliki kekuatan sebagai media komunikasi karena mengandung makna emosional, budaya dan fakta yang dapat dibaca. Bagaimana gambar dihadirkan juga mempengaruhi bagaimana pesan diterima, dapat berupa makna konotatif maupun denotatif. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda dan bagaimana menginterpretasikan gambar. Menurut ilmu semiotika, sebuah gambar dapat mengkomunikasikan gambar dalam tiga cara: gambar itu sendiri, sebuah sistem yang lebih besar, dan konteks lain yang direpresentasikan oleh gambar. Desainer harus menyadari fenomena ini karena terkadang apa yang ingin disampaikan oleh desainer melalui gambar dan tanda diterima sebagai hal yang berbeda oleh audiens.
Simbol Gender Disepakati sebagai simbol perempuan dan laki-laki, meskipun gambarnya tidak berhubungan dengan benda yang direpresentasikan.
Simbol, icon dan index
Ketiganya adalah gambar sederhana yang memiliki makna tersendiri. Simbol merepresentasikan suatu makna tertentu yang telah disepakti dalam masyarakat, walaupun bentuknya tidak berhubungan dengan apa yang direpresentasikan. Icon adalah elemen grafis yang merepresentasikan obyek, seseorang atau hal lain. Biasanya berupa reduksi objek dengan hanya menggambarkan ciri khas dari objek tersebut.
Icon Gender Gambar yang dipakai merepresentasikan ciri khas objek gambar
Sementara index adalah simbol yang menghasilkan hubungan antara objek dan tanda.
Index Gender Gambar ini merepresentasikan gender perempuan, karena gambar yang menjadi objek berhubungan dengan kehidupan gender yang direpresentasikan.
40
GAMBAR PADA DESAIN GRAFIS Gambar dalam media promosi Sebuah gambar dapat berbicara seribu kata. Gambar memiliki peran besar dalam media promosi, terutama pada iklan cetak. Sebuah gambar dapat digunakan untuk meyakinkan calon konsumen. Manipulasi gambar (terutama manipulasi fotografi) banyak dipakai pada media ini, bertujuan untuk menyampaikan pesan yang jelas.
iPod..I’m your father. Advertising Agency: Garcia Robles, Guatemala Creative Director / Copywriter:Victor Alfredo Robles Art Director: Oscar RodrĂguez Published: January 2007
4 million bucks. The New year Jackpot. Advertising Agency: Braga Menendez, Buenos Aires, Argentina Creative Director: Bruno Gerondi Art Director: Horacio Ledesma Copywriter: Catriel Aiello Published: December 2009
41
Gambar pada logo Gambar pada logo biasanya merupakan stilasi atau penyederhanaan bentuk. Gambar pada logo memiliki sifat yang sama dengan simbol dan icon. Bedanya, logo mewakili identitas perusahaan/organisasi, sehingga penggunaannya terbatas.
Gambar pada media publikasi Pada media publikasi seperti majalah atau surat kabar, gambar berguna untuk membantu menyampaikan informasi maupun sebagai elemen dekoratif. Gambar dapat berupa foto, biasanya tidak dimanipulasi, bahkan dibuat sejelas dan senyata mungkin sesuai dengan obyek aslinya; dapat juga berupa ilustrasi, digunakan untuk membantu menyampaikan informasi (misalnya yang bersifat kronologis), contohnya pada infografis.
RANE Magazine Oleh Francesco Muzzi Contoh infografis pada majalah.
GEIGER Magazine by Mads Thorsoe
42
Manipulasi gambar Gambar dapat direkayasa sedemikian rupa untuk memunculkan makna, memberikan konteks atau menyegarkan informasi yang terdapat di dalamnya. Teknik-teknik seperti kolase (penggabungan gambar), jukstaposisi (membandingkan gambar di level yang sama) dan pemakaian efek-efek grafis dapat memberikan perbedaan dramatis pada makna sebuah gambar.
Di era komputer seperti sekarang, manipulasi gambar dapat dilakukan dengan mudah, namun bukan berarti dapat dilakukan sembarangan. Seorang desainer harus mengetahui pesan apa yang ingin disampaikan, dan efek seperti apa yang dapat mengkomunikasikan pesan tersebut.
Bagaimanapun juga, komputer hanyalah sebuah alat bantu. Yang menentukan tingkat keberhasilan desain tentunya sang desainer sendiri. Oleh karena itu desainer harus menajamkan intuisinya dalam mengolah gambar, apapun media yang dipakai.
43
Tugas Membuat penyederhanaan bentuk binatang/tumbuhan yang merepresentasikan ciri khas binatang/ tumbuhan tersebut. Objek gambar sebaiknya mudah dikenali, memiliki bentuk yang menarik, memiliki ciri khas, dan memiliki potensi untuk mengekspresikan suatu nilai. Tujuan: - Mengembangkan kepekaan untuk menghasilkan gambar sederhana yang dapat digunakan pada logo, letter form, page design, dan lain-lain. - Memahami pentingnya proses dalam desain - Memahami dan menganalisis pembentukan gambar sebagai penanda - Memperluas kemampuan cara-cara menggambar 1. Pilihlah satu jenis binatang/tumbuhan yang ingin dijadikan objek gambar. Carilah gambar (berupa foto) binatang/tumbuhan tersebut dalam berbagai pose (minimal lima gambar) 2. Teliti ciri khas dari binatang/tumbuhan tersebut dan apa yang membuatnya menarik
3. Dengan menggunakan kuas dan tinta cina, buatlah eksperimen dengan beberapa gaya gambar. Dapat berupa keseluruhan atau bagian dari binatang/tumbuhan, dapat berupa garis-garis yang dibuat dengan cepat atau dibuat dengan hati-hati. Buatlah eksperimen sebanyak mungkin.
4. Tentukan satu hal yang ingin disampaikan melalui gambar tersebut. Biasanya merupakan nilai-nilai yang sering diasosiasikan pada objek binatang/tumbuhan, misalnya ular: licin, buas, licik, beracun, dan sebagainya.
5. Dari eksperimen yang sudah dibuat, pilihlah dua gaya gambar yang paling cocok untuk mengekspresikan nilai-nilai tersebut, lalu gambar ulang pada kertas lain dengan ukuran masing-masing 15x15 cm.
Evaluasi 1. Audiens dapat mengenali bentuk binatang dengan mudah 2. Gambar yang dihasilkan harus dapat menginformasikan nilai yang ingin disampaikan 3. Gaya gambar yang dibuat unik dan menarik 4. Gambar dibuat dengan rapi dan bersih
44
Rangkuman Gambar adalah elemen yang penting dalam desain grafis. Sebuah gambar dapat diproduksi dengan dua cara, yaitu fotografi dan ilustrasi. Keduanya dapat direkayasa dengan penggayaan yang sesuai agar dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan.
Daftar Pustaka
Ambrose, Gavin, Paul Harris. 2011. The Fundamentals of Creative Design, AVA Academia Publishing, Switzerland.
Gomez, Bryony, Palacio and Armin Vit. 2009, Graphic Referenced, Rockport Publishing, Massachussets.
45
46
MODUL 3
TIPOGRAFI 47
TIPOGRAFI
3.1 Pendahuluan Materi ini berisi tentang anatomi huruf, keluarga huruf, klasifikasi huruf dan pemilihan huruf serta penggunaan tipografi dalam desain grafis.
3.2 Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa mampu menjelaskan penggunaan tipografi pada karya desain grafis 2. Mahasiswa mampu membuat karya tipografi secara manual.
3.3 Kegiatan Belajar
Tatap muka di kelas, tanya jawab, praktek pembuatan karya dan asistensi.
48
inggian badan huruf kecil adalah dengan menggunakan huruf ‘x’ Ascender Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di antara meanline dan capline.
BENTUK HURUF
Descender Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah baseline
Anatomi Huruf Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenal anatomi huruf. Apabila kita telah memahami anatomi huruf dengan baik, dengan mudah kita dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf. berikut adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf: Baseline Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian terbawah dari setiap huruf besar Capline Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari setiap huruf besar
Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap character apakah huruf besar atau huruf kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal.
Garis pembuka dan penutup dari stroke disebut serif. Huruf yang tidak memiliki serif disebut sebagai huruf sans serif.
Meanline Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan setiap huruf kecil.
x-height Jarak ketinggian dari baseline sampai ke meanline. x-height merupakan tinggi dari badan huruf kecil. Cara yang termudah mengukur ket-
49
Keluarga Huruf
Klasifikasi Huruf
Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu: berat, proporsi dan kemiringan.
Untuk mempermudah pemahaman terhadap pengklasifikasian huruf yang berdasarkan latar belakang sejarah tipografi, berikut adalah pengelompokkannya yang dibuat sesuai dengan urutan waktu pembuatan:
Berat
Bila ditinjau dari berat huruf, maka anggota keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, regular, dan bold. Perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda.
Proporsi Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu sendiri. Istilah yang dipakai dalam perbandingan proporsi huruf adalah condensed, regular, narrow, extended.
Kemiringan Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Sudut kemiringan yang terbaik adalah 12 derajat.
sementara berdasarkan bentuk hurufnya, ada empat klasifikasi besar jenis huruf, yaitu serif, sans serif, script dan dekoratif.
50
Serif
Dekoratif
Huruf yang memiliki garis pembuka dan penutup dari stroke. disebut juga huruf berkait. Huruf serif cenderung mudah dibaca dalam paragraf yang panjang.
Huruf yang dibuat untuk menginterpretasikan sesuatu. Bentuk huruf sengaja didesain dalam bentuk tertentu yang digunakan secara terbatas.
Sans Serif Huruf yang tidak memiliki kait. Huruf sans serif sekilas lebih mudah dibaca daripada huruf serif. Namun dalam paragraf yang sangat panjang, tingkat keterbacaannya masih lebih rendah dibandingkan huruf serif.
Contoh Huruf Dekoratif
Contoh Huruf Script
Script Huruf yang bentuknya menyerupai tulisan tangan. Cenderung memiliki tingkat legibility yang rendah, tidak cocok digunakan dalam paragraf yang panjang, hanya cocok digunakan untuk kalimat-kalimat pendek seperti judul.
51
Readibility adalah tingkat keterbacaan berdasarkan penataannya dalam sebuah naskah.
PENGGUNAAN HURUF
Legibility/readibility Sebuah desain tipografi yang baik harus memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Terdapat dua istilah pengukuran tingkat keterbacaan, yaitu legibility dan redibility. Meskipun keduanya kadang dimengerti dengan cara yang sama, sebenarnya legibility dan readibility memiliki perbedaan pengertian.
Legibility adalah tingkat keterbacaan berdasarkan kualitas huruf. Legibility berhubungan dengan bentuk fisik huruf. Tingkat legibility sebuah huruf didesain sesuai dengan kegunaannya.
Rosewood is not so legible myriad pro is more legible 52
Contoh pengaturan naskah yang menghasilkan tingkat readibility yang berbeda. Paragraf yang lebih atas, tingkat readibility-nya kurang, sehingga lebih sulit dibaca. Sementara paragraf selanjutnya lebih mudah dibaca.
Sesungguhnya mata kita dapat mengenal bentuk huruf walaupun hanya setengah bagian ke atas dari fisik huruf tersebut yang tampil. Huruf serif lebih memiliki karakter pada setengah bagian ke atas dibandingkan dengan sans serif, oleh karena itu huruf serif lebih mudah dibaca.
Melihat dari segi fungsinya, serif bertindak sebagai pengait yang secara maya dapat menjembatani ruang antara huruf yang satu dan yang lain. Oleh karena itu huruf serif dapat menyebabkan kerja mata menjadi lebih ringan pada saat membaca naskah dengan jumlah kata yang banyak.
should you indent paragraphs or start a new paragraph with a line space? Either can be fine as long as you’re consistent. The line space is more common online and probably a little easier to read on a monitor. Other ways to indicate new paragraphs include drop caps, ornamentation, and outdenting. Pick one or combine two ways to signify a new paragraph and stick with it.
should you indent paragraphs or start a new paragraph with a line space? Either can be fine as long as you’re consistent. The line space is more common online and probably a little easier to read on a monitor. Other ways to indicate new paragraphs include drop caps, ornamentation, and outdenting. Pick one or combine two ways to signify a new paragraph and stick with it.
Pemilihan Huruf Setiap bentuk huruf memiliki karakter yang menginterpretasikan sesuatu, dan hal tersebut harus dipertimbangkan dalam memilih huruf.
Childish Elegan kokoh
Morgellons Disease Awareness Poster Oleh Linda Sebuah poster yang memakai tipografi untuk menyampaikan informasi. Jenis huruf yang dipakai adalah sans serif, mudah dilihat dari kejauhan.
Idealog Magazine Menceritakan perjalanan spiritual Garth Murray. Tipografi yang digunakan berjenis script, mengesankan spiritualisme, keabstrakan, yang sesuai dengan isi artikel.
53
sebuah rancangan tipografi yang isi pesannya memiliki korelasi dengan periode waktu tertentu sebaiknya memunculkan fenomena-fenomena yang hadir pada zaman tersebut dengan menampilkan karakteristik huruf yang menjadi perwakilan visual dari sebuah masa.
Poster untuk Bill Graham Presents Oleh Wes Wilson
54
Manipulasi Tipografi Huruf dapat dimanipulasi sedemikian rupa untuk menekankan informasi/pesan yang ingin disampaikan. Manipulasi huruf dapat berupa peletakan yang tidak biasa maupun pengurangan/penambahan objek pada huruf.
Typography is Tedious Oleh Derek Long http://longdesinzzz.deviantart.com/
San Fransisco Maps Oleh Ork Posters http://www.orkposters.com
Defence H1N1 Oleh Mike Chan http://www.behance.net/Mike7
55
Tugas Membuat interpretasi visual dari dua kata yang bersifat deskriptif dengan hanya menggunakan bentuk manipulasi tipografi. Hasil representasi visual harus memiliki makna yang sesuai dengan dua kata deskriptif tersebut. Tujuan: mengeksplorasi dan menginterpretasikan bentuk tipografi untuk mengekspresikan suatu makna.
1. Pilih dua kata yang ingin digambarkan, baik berbahasa Indonesia maupun berbahasa Inggris. Contoh: patah hati, under pressure, dll.
2. Pilih huruf (font) dasar yang akan dimanipulasi. Font berbentuk print-out, dapat diambil dari surat kabar, internet maupun majalah. 3. Manipulasi huruf tersebut dengan mengurangi atau menambahkan objek sesuai dengan makna kata-kata tersebut.
4. Buat sketsa menggunakan pensil, setelah itu buat karya jadi di kertas berukuran A3 menggunakan media tinta cina.
Evaluasi
1. Karya tipografi dapat menginformasikan makna dari kata-kata yang dipilih 2. Manipulasi tipografi yang dipilih unik dan menarik 2. Karya dibuat dengan rapi dan bersih
Rangkuman Tipografi adalah elemen yang sangat berpengaruh dalam desain grafis. Pemilihan dan peletakan huruf adalah hal yang sangat penting dalam tipografi, demi mendukung tingkat keterbacaan selain dari segi estetika dari karya tipografi itu sendiri.
Daftar Pustaka
Sihombing, Danton, 2001. Tipografi dalam Desain Grafis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Resnick, Elizabeth. 2003, Design for Communication, Conceptual Graphic Design Basics, Wiley, New Jersey.
56
MODUL 4
WARNA 57
WARNA
2.1 Pendahuluan Materi ini berisi teori warna, jenis-jenis warna, harmonisasi warna, karakter warna. Tujuan dari materi ini adalah agar mahasiswa mampu memilih warna yang sesuai untuk mengkomunikasikan pesan dalam karya desain grafis.
2.2 Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan penggunaan warna dalam desain grafis 2. Mahasiswa mampu membuat karya desain grafis berbasis warna
2.3 Kegiatan Belajar
Tatap muka di kelas, tanya-jawab, dan latihan di akhir pembahasan materi.
58
ditambahkan unsure K (key) yang berupa warna hitam untuk menambah kepekatannya. Model warna ini biasa disebut sebagai model warna CMYK.
TEORI WARNA
Lingkaran Warna
Model warna RGB
Warna adalah fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek dan observer (dapat berupa mata ataupun alat ukur). Warna menjadi terlihat karena adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke retina mata yang kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai warna tertentu. Menurut asalnya, warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan warna subtractive. Additive adalah warna-warna yang berasal dari cahaya yang disebut spectrum. Sedangkan warna subtractive adalah warna yang berasal dari pigmen.
Warna pokok additive adalah red (merah), green (hijau) dan blue (biru), biasa disebut warna RGB. Model ini digunakan oleh media elektronik untuk memproduksi warna. Sementara warna pokok subtractive menurut teori adalah cyan, magenta dan yellow. Percampuran warna primer ini menghasilkan warnawarna lain di luar ketiganya. Karena sifatnya yang transparan, perpaduan ketiga warna yang seharusnya menghasilkan warna hitam terkadang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga
Model warna CMYK
Warna yang akan dipelajari pada mata kuliah ini adalah warna pigmen, karena warna-warna itulah yang banyak terkait pada dunia desain dan kesenirupaan.
Warna pigmen terdiri dari dua jenis, yaitu warna pigmen tinta cetak dan warna pigmen cat. Warna pigmen tinta cetak adalah cyan, magenta, yellow dan black (CMYK). Sementara warna pigmen cat terdiri dari merah (red), kuning (yellow) dan biru (blue). 59
Ketiga warna ini adalah warna primer yang apabila dicampur akan menghasilkan warna-warna lain. Percampuran dua warna primer akan menghasilkan warna sekunder, yaitu oranye/ jingga (orange), ungu (violet) dan hijau (green).
Percampuran warna sekunder dan warna primer akan menghasilkan warna tersier, seperti blue violet (ungu kebiruan), blue green (hijau kebiruan), yellow orange (jingga kekuningan), dan lain-lain, seperti yang dapat dilihat pada lingkaran warna berikut ini:
4. Warna panas memberikan kesan semangat, kuat dan aktif. Sementara warna dingin memberikan kesan tenang, kalem dan pasif 5. Terlalu banyak warna panas akan berkesan merangsang dan menjerit. Sedangkan terlalu banyak warna dingin akan berkesan sedih dan melankoli 6. Warna panas terasa mendekat dengan kita dan terasa menambah ukuran, warna dingin terasa menjauh dengan kita dan memperkecil ukuran 7. Warna panas berkomplemen dengan warna dingin, sehingga sifatnya kontras atau bertentangan.
Jenis-jenis Warna Dilihat dari efek psikologis yang dihasilkan dari warna, jenis-jenis warna dibagi menjadi dua bagian, yaitu kelompok warna panas dan kelompok warna dingin. Pembagian kelompok tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Merah, jingga dan kuning digolongkan sebagai warna panas. Kesannya panas, efeknya juga panas 2. Biru, ungu dan hijau digolongkan sebagai warna dingin. Kesannya dingin, efeknya juga dingin
3. Hijau akan menjadi hangat/panas apabila berubah ke arah hijau kekuning-kuningan, dan ungu akan menjadi hangat jika berubah ke arah ungu kemerah-merahan 60
Hue, Value, Saturation Hue Hue adalah istilah bagi warna pada spektrum. Merah, kuning, biru maupun hijau adalah hue. Yang tidak termasuk hue adalah hitam, putih dan abu.
Value
Value/Luminosity adalah nilai gelap/terang suatu warna. Nilai terang pada warna disebut dengan tint, sementara nilai gelap pada warna disebut dengan shade.
Saturation Saturation adalah derajat intensitas suatu warna. Semakin tinggi saturasinya maka warnanya semakin colorful. Semakin rendah saturasinya maka warna semakin pudar/menuju ke abu-abu.
61
Harmonisasi Warna Terdapat beberapa jenis harmonisasi warna, yaitu warna komplemen, warna split complement, warna triadic, warna tetradic, warna analog, warna monokrom dan warna tonal.
Warna Triadic Tiga warna yang membentuk segitiga sama sisi pada lingkaran warna.
Warna Komplemen
Yaitu dua warna yang saling berseberangan dalam lingkaran warna. Contoh: kuning dan ungu, hijau dan merah, dan lain-lain.
Warna Tetradic Empat warna yang membentuk persegi pada lingkaran warna.
Warna Split Komplemen Yaitu tiga warna yang berseberangan dan membentuk segitiga sama kaki pada lingkaran warna.
62
Warna Analog
Warna Tonal
Adalah warna-warna yang berada berdekatan pada lingkaran warna.
Adalah warna-warna yang memiliki value yang sama, meskipun hue-nya berbeda-beda.
Warna Monokrom Adalah warna-warna yang memiliki hue yang sama, namun value dan saturation yang berbeda.
63
iri, cemburu, bohong dan luka. b.
KARAKTER WARNA
Warna oranye mempunyai karakter semangat, merdeka, anugerah tapi juga bahaya. Warna ini dapat mempengaruhi sistem syaraf, menciptakan rasa akrab dan meningkatkan nafsu makan. Oranye merupakan warna yang paling mencolok dan paling hangat. c.
Setiap warna memiliki karakter tersendiri yang dapat memunculkan ekspresi. Karakter warna ini berlaku untuk warna-warna murni (hue), karena jika warna ini telah berubah menjadi lebih tua, muda, atau redup, karakternya juga akan berubah. a.
Kuning
Kuning memiliki karakter terang, gembira, ramah, supel, riang, cerah, hangat. Kuning melambangkan kecerahan, kehidupan, kemenangan, kegembiraan, kemeriahan, kecemerlangan, peringatan dan humor. Kuning cerah adalah warna emosional yang menggerakkan energy dan keceriaan, kejayaan dan keindahan. Kuning emas melambangkan keagungan, kemewahan, kejayaan, kemegahan, kemuliaan, dan kekuatan. Kuning tua dan kuning kehijauan mengasosiasikan sakit, penakut, 64
Oranye
Merah
Warna merah memiliki karakter kuat, cepat, enerjik, semangat, gairah, marah, berani, bahaya, agresif, merangsang dan panas. Dalam lingkaran warna, merah adalah warna yang paling panas dan memiliki gelombang paling panjang sehingga warna inilah yang paling cepat tertangkap mata. Itu sebabnya warna ini biasanya menjadi warna pertama yang dikenali anak-anak sekaligus warna yang paling menarik bagi mereka. d.
Ungu
Ungu adalah warna yang unik karena memiliki karakter yang berubah-ubah begitu drastis tergantung dari intensitas yang dimilikinya. Ungu merupakan percampuran dua warna yang berseberangan yaitu merah dan biru sehingga membawa sifat-sifat kedua warna tersebut. Ungu yang didominasi warna merah adalah warna kuat yang mencerminkan kemuliaan, keagungan dan kemewahan. Sedangkan warna ungu yang didominasi warna biru memiliki karakter dingin, diam, hikmat, melankoli, kesusahan, dukacita. e.
Biru
g.
Putih adalah warna yang paling terang. Karakter positif putih adalah merangsang, cerah, tegas, mengalah. Warna ini melambangkan cahaya, kesucian, kemurnian, kejujuran, kedamaian, kehalusan, kelembutan, kebersihan, kesederhanaan. h.
Biru memiliki karakter dingin, pasif, melankoli, sayu, sendu, tenang, berkesan jauh, mendalam, tak terhingga, tetapi cerah. Biru juga melambangkan keagungan, keyakinan, keteguhan iman, kesetiaan, kebenaran, kemurahan hati, kecerdasan, perdamaian, stabilitas, harmoni, kesatuan, kepercayaan dan keamanan. f.
Hijau
Putih
Hitam
Hitam adalah warna tergelap. Karakternya menekan, tegas, mendalam dan depresif. Hitam melambangkan kesedihan, malapetaka, kesuraman, kemurungan, kegelapan, kematian, kekejaman, ilmu sihir, amarah, ketakutan, rahasia, seksualitas. Akan tetapi hitam juga melambangkan kekuatan, formalitas, keanggunan.
Hijau memiliki karakter segar, muda, hidup, tumbuh, dan beberapa karakter lain yang mirip dengan warna biru. Dari semua warna di dalam spectrum, warna hijau memilliki pilihan warna yang paling banyak. Hijau dapat melambangkan kesuburan, kesetiaan, keabadian, kebangkitan, kesegaran, keyakinan, pengharapan, kealamian, keseimbangan dan kelarasan.
65
Tugas Tugas Pertama Membuat skema warna berdasarkan karakter kata deskriptif yang dipilih dalam tugas tipografi.
Tujuan: mengeksplorasi dan menginterpretasikan warna untuk mengekspresikan makna dalam bentuk skema. 1. Buat kotak-kotak berukuran 3x3 pada kertas A3 (jumlah disesuaikan)
2. Buatlah percampuran warna dengan menggunakan cat poster. Hasilkanlah warna-warna yang dapat mewakili ekspresi /deskripsi dari kata yang telah dipilih 3. Gunting kotak-kotak tersebut dan susunlah menjadi sebuah skema warna yang rapi.
Tugas Kedua Membuat interpretasi visual tipografi dan warna dari dua kata deskriptif yang telah dipilih sebelumnya. Tujuan: mengeksplorasi dan menginterpretasikan warna dan tipografi untuk mengekspresikan makna. 1. Tracing hasil karya tipografi yang telah dibuat sebelumnya
2. Warnai dengan warna-warna yang telah dibuat dalam skema warna
Evaluasi
1. Karya warna dapat mengekspresikan makna yang ingin disampaikan 2. Warna yang dipilih sesuai dengan makna yang ingin disampaikan 3. Pengerjaan karya bersih dan rapi
66
Rangkuman Fenomena warna terjadi akibat adanya cahaya yang kemudian membentuk spektrum warna. warnawarna tersebut memliliki karakter dan sifatnya masing-masing. Warna dalam desain grafis sangat penting untuk memberikan ekspresi atau mood dalam penyampaian makna, sehingga pemilihan warna harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Daftar Pustaka Dameira, Anne, 2007, Color Guide, Panduan Dasar Warna Untuk Desainer dan Industri Grafika, Link Match Graphic, Jakarta.
Edwards, Betty. 2004, Color, A Course in Mastering the Art of Mixing Colors, Penguin Group, New York.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi, 2009, Nirmana, Elemen-elemen Seni dan desain, Jalasutra, Yogyakarta.
67
68
MODUL 5
LAYOUT 69
LAYOUT
2.1 Pendahuluan Materi ini berisi pengertian layout, elemen layout, dan prinsip-prinsip layout.
2.2 Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa mampu menjelaskan penggunaan layout dalam desain grafis 2. Mahasiswa mampu membuat karya desain grafis berbasis layout
2.3 Kegiatan Belajar
Tatap muka di kelas, tanya-jawab, dan latihan di akhir pembahasan materi.
70
masi yang disampaikan dengan lebih cepat
PENGERTIAN LAYOUT
Pengertian Layout Layout dapat diartikan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Peletakan elemenelemen desain sangat berpengaruh terhadap bagaimana pesan tersebut diterima oleh audience.
Pembahasan mengenai layout tidak terlepas dari istilah-istilah seperti grid, hierarki dan pengukuran spesifik serta hubungan antar elemen yang digunakan dalam desain. Grid adalah garis-garis bantu yang menentukan posisi dan isi dari elemen-elemen desain. Penggunaan grid menghasilkan akurasi yang lebih tinggi terhadap proporsi sebuah layout. Grid memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda-beda, memberikan banyak kemungkinan pada desainer untuk membuat layout.
Hierarki adalah alur baca, berhubungan dengan fokus pada suatu layout. Mana yang dibaca terlebih dahulu, dilanjutkan dengan yang mana, dan seterusnya. Alur baca diorganisir sedemikian rupa sesuai dengan tingkat kepentingan dan relevansinya. Hierarki visual sangat penting untuk membuat layout menjadi lebih komunikatif dan memudahkan audiens mendapatkan infor-
Contoh Grid (atas) dan Hierarki (bawah) Oleh Wes Wilson
Setelah mengetahui konsep desain, hal yang harus diperhatikan oleh desainer sebelum membuat layout adalah menentukan media dan spesifikasi apa yang akan digunakan: 1. Media apa yang paling cocok 2. Bahan yang akan digunakan 3. Ukuran 4. Posisi 5. Kapan, berapa lama dan di mana saja karya desain tersebut akan diditribusikan.
71
ELEMEN LAYOUT
Terdapat tiga jenis elemen layout, yaitu elemen teks, elemen visual dan invisible element (elemen yang tidak terlihat)
Contoh Judul Pada Layout Majalah Opere31
Elemen Teks
Elemen teks yaitu berupa elemen dalam layout yang mengandung huruf dan berkaitan dengan tipografi. Terdapat beberapa jenis bagian yang termasuk elemen teks, diantaranya judul, deck, bodytext, dan signature.
Judul
Judul adalah beberapa kata singkat yang mengawali sebuah artikel atau desain layout lainnya. Judul diberi ukuran besar untuk menarik perhatian pembaca dan membedakannya dari elemen layout lainnya. Selain dari ukuran, pemilihan sifat yang tercermin dari jenis huruf tersebut juga harus menarik perhatian, karena untuk judul segi estetis lebih diprioritaskan.
Untuk mendukung pesan/topik yang ingin disampaikan, banyak desainer yang me-retouch tipografi judul. Contoh Judul Pada Layout Majalah Oleh Atelier Martino & Jana
72
Deck Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di bodytext. Letaknya bervariasi, tetapi biasanya berada antara judul dan bodytext. Fungsi deck berbeda dengan judul, yaitu sebagai pengantar sebelum membaca bodytext, karena itu perbedaan fungsi ini harus ditangkap pembaca dengan jelas, antara lain dapat dicapai dengan: 1. Ukuran hurufnya rata-rata lebih kecil dari judul, tapi tidak sekecil bodytext. 2. Jenis huruf yang dipakai berbeda dengan yang digunakan untuk judul 3. Warna deck dibedakan dengan judul dan bodytext.
Contoh Deck Pada Geiger Magazine Oleh Mads Thorsoe
73
Contoh Bodytext Pada Layout Majalah Oleh Atelier Martino & Jana
Bodytext Bodytext yaitu isi/naskah/ artikel, elemen yang paling banyak memberikan informasi terhadap topik bacaan tersebut. Keberhasilan suatu bodytext ditentukan oleh beberapa hal, yaitu dukungan judul dan deck yang menarik sehingga memancing pembaca meneruskan keingintahuannya dan gaya penulisan naskah itu sendiri.
Signature Umum ditemui di flyer, brosur, poster dan lainlain. Berisi alamat, nomor telepon atau orang yang bisa dihubungi atau informasi tambahan lainnya. Bila menyangkut sebuah acara biasanya disertai logo-logo penyelenggara dan sponsor.
Poster Domestika Meetings Oleh Abel Martinez
74
Elemen Visual Yang termasuk elemen visual adalah elemen bukan teks yang terdapat pada suatu layout. Elemen visual memiliki beberapa jenis, diantaranya: foto, artwork dan infografik.
Foto
Gambar hasil fotografi yang memiliki kekuatan terbesar pada kredibilitas atau kemampuannya memberi kesan dapat dipercaya, terutama pada media periklanan.
Contoh Foto Pada Layout Majalah Nevertheless Magazine Oleh Atelier Olchinsky
75
Artworks Yaitu segala jenis karya seni bukan fotografi baik berupa ilustrasi, kartun, sketsa, mozaik dan lainlain yang dibuat menggunakan komputer atau manual. Biasanya digunakan untuk memberikan informasi yang lebih akurat dibandingkan pemakaian fotografi.
Infografik Fakta-fakta dan data-data statistik hasil survey dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik, tabel, diagram, bagan, peta dan lain-lain.
76
Ilustrasi pada Majalah Oleh Bomboland
Invisible Element Elemen-elemen yang termasuk dalam invisible element merupakan fondasi atau kerangka yang berfungsi sebagai acuan penempatan elemenelemen layout lainnya.
Invisible element ini dirancang terlebih dahulu oleh desainer, sebelum menyusun elemen teks dan elemen visual. Dan sesuai namanya, elemenelemen ini nantinya tidak akan terlihat saat dicetak. walaupun demikian elemen ini sangat penting sebagai salah satu pembentuk unity dan keseluruhan layout. Yang termasuk invisible element diantaranya adalah margin dan grid.
Margin
Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemenelemen layout. Margin mencegah agar elemenelemen layout tidak terlalu jauh ke pinggir halaman, karena hal itu tidak menguntungkan secara estetika, atau bahkan yang lebih parah apabila elemen layout terpotong saat dicetak.
Grid
Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam membuat layout. Grid mempermudah desainer untuk menentukan dimana harus meletakkan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout, terutama untuk karya desain yang mempunyai lebih dari satu halaman. Dalam membuat grid, halaman dibagi menjadi beberapa kolom dengan garis-garis vertikal dan juga horisontal. Untuk merancangnya harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: berapa ukuran dan bentuk bidangnya, apa konsep dan style desainnya, berapa ukuran huruf yang akan dipakai, berapa banyak informasi yang ingin dicantumkan, dan lain-lain. Contoh Margin (atas) dan Grid (bawah)
77
PRINSIP LAYOUT Sequence Z
Prinsip dasar layout pada umumnya sama dengan prinsip dasar desain grafis, antara lain: sequence/urutan, emphasis/penekanan, balance/ keseimbangan, unity/kesatuan.
Sequence
Dalam suatu karya desain grafis, besar kemungkinan tidak hanya memuat satu atau dua pesan saja, sehingga desainer harus mengatur urutan informasi yang benar. Urutan inilah yang disebut dengan sequence. Sering juga disebut hierarki/ flow/alir baca. Desainer membuat prioritas dan mengurutkan mana yang harus dibaca pertama sampai yang paling akhir dibaca.
Sequence L
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr. Mario R Gracia dan Pegie Stark tahun 2007, di wilayah-wilayah pengguna bahasa dan tulisan latin, orang membaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Oleh karena itu pada materimateri publikasi, urutan/ alur pembacaan kebanyakan didesain berdasarkan kecenderungan tersebut. Namun tidak hanya itu saja, arah gerak mata juga dipengaruhi oleh hal-hal lain berupa pemberian emphasis. Kecenderungan lain adalah membaca dengan sequence seperti huruf Z. Selain itu banyak juga sequence lainnya yang diwakilkan oleh huruf C, L, T, I dan lain-lain. 78
Sequence I
Emphasis Emphasis adalah suatu penekanan pada satu elemen layout yang dianggap paling penting sehingga menjadi pusat perhatian/vocal point/ point of interest. Salah satu pembentuk emphasis adalah kontras. Kontras tersebut bertujuan untuk membangun sequence. Ada bermacam-macam cara menciptakan kontras, bisa lewat ukuran, posisi, warna, bentuk, konsep yang berlawanan, dan masih banyak lagi. Emphasis dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain: 1. Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-elemen layout lainnya. 2. Warna yang kontras/berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya. 3. Letakkan di posisi yang strategis atau yang menarik perhatian. Bila pada umumnya, kebiasaan orang membaca dari atas ke bawah dan kiri ke kanan, maka posisi yang pertama dilihat adalah sebelah kiri atas 4. Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya
Penggunaan keseimbangan simetris dan asimetris sangat dipengaruhi oleh konsep dan pesan yang ingin disampaikan. Keseimbangan simetris memberi kesan formal, sedangkan keseimbangan asimetris memberi kesan informal yang cocok untuk desain-desain yang modern, hi-tech, bersahabat dan muda.
Unity
Agar memunculkan kesan yang kuat, setiap elemen layout harus memiliki unity atau kesatuan antara satu dan lainnya. Semua elemen harus saling berkaitan dan disusun secara tepat. Tidak hanya secara fisik, kesatuan disini juga mencakup selarasnya elemen-elemen yang terlihat dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya.
Balance
Yaitu pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout. Bukan berarti harus memenuhi bidang dengan elemen, tetapi lebih pada menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen-elemen yang dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat. Tidak hanya pengaturan letak, tapi juga ukuran, arah, warna dan atribut-atribut lainnya. Ada dua macam keseimbangan suatu layout, yaitu keseimbangan yang simetris dan asimetris. Balance yang simetris dapat dicapai dengan pencerminan, dimana dua bagian atau lebih memiliki penempatan yang sama dan dapat dibuktikan secara matematis. Sementara balance yang asimetris keseimbangannya lebih berupa optis atau kelihatannya simetris. Keseimbangan asimetris memberi kesan adanya movement/ pergerakan sehingga lebih dinamis dan tidak statis/kaku.
79
Tugas! Membuat desain poster layanan masyarakat bertema “TGP Peduli Lingkungan�
Tujuan: Melatih kemampuan untuk membuat layout yang baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip layout. 1. Tentukan judul dan pesan yang ingin disampaikan 2. Tentukan elemen-elemen layout yang akan dicantumkan 3. Susun elemen-elemen tersebut dengan mengacu pada prinsip-prinsip layout.
Evaluasi
1. Karya poster memiliki pesan yang mudah dicerna 2. Karya poster memiliki desain yang komunikatif 3. Disusun sesuai dengan prinsip-prinsip layout 4. Dibuat dengan bersih dan rapi
Rangkuman
Layout adalah tata letak elemen-elemen desain dalam sebuah karya desain grafis. Berfungsi untuk memberikan informasi, menghibur, memberikan petunjuk dan meyakinkan audience. Layout berhubungan dengan media yang digunakan, ukuran, dan posisi elemen layout. Dalam menempatkan elemen-elemen layout tersebut, desainer sebaiknya memperhatikan prinsip-prinsip layout, yaitu sequence, balance, emphasis dan unity.
Daftar Pustaka
Ambrose, Gavin, Paul Harris. 2011. Basics Design: Layout, Second Edition. Ava Academia, Switzerland. Rustan, Surianto. 2009. Layout, dasar dan penerapannya. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
80
MODUL 6
PROSES BERPIKIR KREATIF 81
PROSES BERPIKIR KREATIF 2.1 Pendahuluan Materi ini berisi tentang proses pencarian ide dalam desain grafis, menganalisis masalah dan metode berpikir kreatif.
2.2 Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses kreatif dalam desain grafis 2. Mahasiswa mampu menggunakan metode berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah desain grafis
2.3 Kegiatan Belajar
Tatap muka di kelas, tanya-jawab, dan latihan di akhir pembahasan materi.
82
PROSES BERPIKIR KREATIF
mengetahui masalah apa yang dihadapi. Misalnya apabila seorang desainer akan membuat sebuah logo suatu perusahaan, desainer harus mengetahui dengan jelas apa tujuan pembuatan logo tersebut (belum memiliki logo? Mendirikan anak perusahaan?), bagaimana karakteristik perusahaan, siapa target marketnya, logo seperti apa yang diinginkan, dan lain-lain. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dicari jawabannya oleh desainer, baik dengan interview maupun dengan metode riset lainnya. Semua informasi dicatat kemudian dianalisis kembali sehingga menghasilkan rangkaian informasi yang jelas, biasanya disebut sebagai sebuah Creative Brief.
Creative brief dapat dirumuskan sendiri oleh desainer maupun dirumuskan bersama-sama dengan klien.
Proses Desain Dalam membuat sebuah desain, diperlukan sebuah proses yaitu proses mencari ide, membuat prototype dan interaksi pengguna. Secara garis besar, proses desain adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan masalah. Melakukan riset mengenai masalah-masalah yang harus dipecahkan dengan desain. Dapat dilakukan dengan menggunakan metode interview, riset visual, kemudian merumuskan creative brief.
2. Mencari ide. Pencarian ide dan perumusan konsep dapat dilakukan dengan metode brainstorming, mindmap dan kolase visual. 3. Membuat sketsa. Setelah merumuskan sebuah konsep, tahap selanjutnya adalah visualisasi berupa sketsa. Pada tahapan ini, proses pencarian ide terus berlanjut. Dari beberapa sketsa (kasar) yang diproduksi, kemudian dipilih beberapa ide yang dapat dikembangkan kemudian dibuat sketsa yang lebih halus dan detail.
Contoh Formulir Creative Brief Minnesota Advertising Formulir ini dimaksudkan untuk diisi oleh calon klien.
Mendefinisikan Masalah
Sebelum membentuk sebuah konsep yang akan dijadikan solusi, terlebih dahulu desainer harus
83
Contoh Creative Brief untuk Advertising Source: Howard Ibach http://www.graphics.com/modules.php?name=Sections&op=viewarticle&art id=784
Mencari Ide Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk proses pencarian ide. Metode yang paling mudah adalah metode mind mapping dan visual collage atau mood board.
Metode mind mapping adalah sebuah bentuk pemetaan pikiran yang dapat membantu desainer untuk mengeksplorasi masalah yang diberikan, sebuah topik atau ide. Dimulai dari sebuah ide yang menjadi titik sentral, desainer dapat dengan mudah mengasosiasikan ide tersebut dengan hal-hal yang berhubungan. Metode ini dikembangkan oleh Tony Buzan, 84
seorang penulis psikologi populer yang telah memperkenalkan metodenya melalui workshop dan publikasi. Walaupun Buzan menggaris bawahi beberapa aturan spesifik mengenai penggunaan metode mind mapping, seperti menggunakan warna yang berbeda bagi setiap ranting dalam diagram, namun metode ini kemudian digunakan secara lebih bebas dan intuitif oleh banyak desainer, penulis dan pengajar di seluruh dunia.
Langkah-langkah pembuatan mind map:
1. Tempatkan satu elemen pada bagian tengah halaman. Dapat berupa masalah, ide, atau topik apapun yang ingin dikembangkan. 2. Tarik garis yang menghubungkan elemen tersebut dengan ide-ide lain yang memiliki asosiasi/ hubungan dengannya. Bila perlu, dapat ditambahkan gambar yang mewakili.
3. Garis-garis utama dalam mind map dapat merepresentasikan kategori berupa sinonim, antonim, kata-kata yang memiliki hubungan, frasa, dan lain-lain. Cobalah memakai warna yang berbeda untuk setiap ranting yang dihasilkan. 4. Setiap garis dapat dibagi lagi menjadi beberapa subkategori. Bekerjalah dengan cepat, buka pikiran terhadap segala kemungkinan.
Contoh Mind map “Global Warming� Source: Simone Gorgi www.graphicdesignschool.com
85
Contoh Penggunaan Mindmap Dalam Pembuatan Logo Berthier Oleh David Airey Perhatikan bagaimana David Airey mengolah ide dalam kata-kata kunci dan membentuk sebuah konsep.
86
Mood board, adalah istilah bagi sebuah kolase visual yang merepresentasikan sebuah ide. Mood board digunakan untuk memvisualisasikan mood, tema atau gaya tertentu yang menjadi konsep dari sebuah desain. Pembuatan mood board sangat membantu desainer untuk berpikir visual dan mempresentasikan idenya pada orang lain. Setelah berpikir dalam kata-kata dan istilah dalam mind map, mood board dapat membantu
memvisualisasikan warna dan bentuk-bentuk yang akan dipakai dalam desain.
Pembuatan mood board dimulai dengan mengumpulkan gambar-gambar yang dianggap dapat mewakili ide yang ingin disampaikan. Kemudian gambar-gambar tersebut disusun sedemikian rupa sesuai dengan warna, bentuk atau tekstur. Dari mood board yang telah dibuat kemudian dapat dirumuskan warna-warna seperti apa yang akan dipakai dalam desain.
Contoh Mood Board Perusahaan Flourish (atas) dan Yarwood (kiri) Oleh Fiona Humberston
87
Contoh Penggunaan Mood Board pada Pembuatan Website Lisa Cox Garden Design Oleh Fiona Humberston
88
Membuat Sketsa Setelah melakukan riset dan pengembangan ide, tahap selanjutnya adalah memvisualisasikan ide dalam bentuk sketsa. Buatlah sketsa kecil sebanyak mungkin, dengan pendekatanpendekatan yang berbeda. Berikut ini adalah contoh sketsa-sketsa yang dibuat oleh David Airey dalam rangka mendesain logo pribadinya:
89
Metode Berpikir Kreatif Semua proses dalam desain adalah penting, namun pada modul ini kita akan membahas proses pencarian ide dengan metode berpikir kreatif.
Proses pencarian ide adalah sebuah proses yang personal. Setiap desainer memiliki cara tersendiri yang dirasa paling sesuai dengan kepribadiannya. Ide atau inspirasi bisa datang kapanpun di tempat yang tak terduga, oleh karena itu seorang desainer harus memiliki kemampuan untuk mengorganisir ide yang dimilikinya agar sebuah ide brilian tidak hilang begitu saja. Terdapat beberapa metode yang dapat dipakai untuk membantu mengorganisir ide. Dua diantaranya adalah mind map dan mood board, yang telah diperkenalkan sebelumnya. Agar dapat lebih memahami pembuatan mind map dan mood board, lakukan latihan berikut!
Latihan 1
Membuat mind map.
1. Pilih salah satu tema, contoh: olahraga.
2. Buat garis pada beberapa kategori besar yang berkaitan dengan tema. Contoh: pelaku olahraga, jenis-jenis olahraga. 3. Buat garis baru pada kategori besar tersebut, misalnya pada jenis-jenis olahraga: basket, tenis, sepakbola, dst. 4. Teruskan hingga mendapatkan suatu ide visual yang utuh
5. Lengkapi dengan gambar-gambar yang mendukung pencarian ide 6. Pisahkan setiap subkategori dengan warna-warna yang berbeda
Latihan 2
Membuat Mood Board
1. Kumpulkan beberapa gambar yang mewakili suatu tema yang ingin disampaikan. Gambar berupa guntingan dari majalah. 2. Pilih kembali gambar-gambar yang telah diambil dan kumpulkan berdasarkan warna, bentuk atau tekstur. 3. Tempelkan gambar pada kertas sesuai dengan kategori-kategorinya.
90
Tugas Membuat logo perusahaan/organisasi yang telah ditentukan
Tujuan: melatih kemampuan melakukan proses desain dengan tahapan-tahapan yang benar.
1. Dosen memberikan sebuah creative brief mengenai perusahaan/organisasi yang akan dibuat logonya 2. Mahasiswa menelaah creative brief yang diberikan, lalu melakukan metode berpikir kreatif 3. Membuat sketsa kasar sebanyak mungkin, lalu memilih beberapa sketsa yang dianggap paling mewakili untuk dibuat sketsa yang lebih halus 4. Pilih satu sketsa sebagai desain final 5. Presentasikan di depan kelas
Evaluasi 1. 2.
Logo dapat mewakili identitas perusahaan/organisasi yang ditentukan Karya desain bersih dan rapi
Rangkuman
Dalam membuat sebuah desain grafis yang baik , desainer harus melalui proses desain yang benar. Secara garis besar proses desainnya adalah mendefinisikan masalah, mencari dan mengorganisir ide dan membuat sketsa. Metode yang dapat digunakan antara lain membuat creative brief, membuat mindmap dan mood board, dan membuat sketsa.
Daftar Pustaka
Lupton, Ellen. 2011. Graphic Design Thinking: Beyond Brainstorming, Princeton Architectural Press, New York Oldach, Mark. 1995. Creativity for Graphic Designers, North Light Books, Cincinatti, Ohio
91
DAFTAR PUSTAKA Ambrose, Gavin, Paul Harris. 2009, The Fundamentals of Graphic Design, AVA academia publishing, Switzerland.
Ambrose, Gavin, Paul Harris. 2011. The Fundamentals of Creative Design, AVA Academia Publishing, Switzerland.
Ambrose, Gavin, Paul Harris. 2011. Basics Design: Layout, Second Edition. Ava Academia, Switzerland. Dameira, Anne, 2007, Color Guide, Panduan Dasar Warna Untuk Desainer dan Industri Grafika, Link Match Graphic, Jakarta.
Edwards, Betty. 2004, Color, A Course in Mastering the Art of Mixing Colors, Penguin Group, New York.
Gomez, Bryony, Palacio and Armin Vit. 2009, Graphic Referenced, Rockport Publishing, Massachussets.
Lupton, Ellen. 2011. Graphic Design Thinking: Beyond Brainstorming, Princeton Architectural Press, New York Oldach, Mark. 1995. Creativity for Graphic Designers, North Light Books, Cincinatti, Ohio
Newark, Quentin. 2002, What Is Graphic Design?, Essential Design Handbooks, Rotovision, Sussex. Rustan, Surianto. 2009, Layout, Dasar & Penerapannya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Resnick, Elizabeth. 2003, Design for Communication, Conceptual Graphic Design Basics, Wiley, New Jersey. Sihombing, Danton, 2001. Tipografi dalam Desain Grafis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sanyoto, Sadjiman Ebdi, 2009, Nirmana, Elemen-elemen Seni dan desain, Jalasutra, Yogyakarta. White, Alex. 2011. The Elements of Graphic Design, Second Edition. Allworth Press, New York.
92