Halcyon Days

Page 1

Kumpulan Cerita Pendek

AITUM HASINA

HALCYON DAYS


halcyon days dua puluh tiga cerita tentang tawa, tangis, jatuh cinta, patah hati, dan kehidupan


kepada mereka yang telah mengisi dua puluh tiga tahun hidup ini dengan cerita,

terima kasih


daftar isi kota hujan teman renang sendiri jalan senyum pulang if wishes were horses suatu hari untuk perempuan

cerita dari sini bandung

bandara

satu dekade

krgsmbg

tanggal enam belas kkn agsce bosscha satu hal titik sampai jumpa 2020: end of the year's note



Ketika ibu saya SMA, entah mengapa beliau memutuskan untuk kuliah di IPB. Padahal, beliau belum pernah ke Bogor. Tapi mungkin, jika dulu ibu saya tidak memutuskan untuk kuliah di IPB, saya akan lahir dan besar di kota lain. Mungkin. Atau mungkin, entah bagaimana, saya akan menemukan kota ini. Takdir kan bekerja dengan cara yang misterius. Saya hapal kota ini. Atau mungkin lebih tepatnya sehapal-hapalnya orang yang lahir dan besar selama delapan belas tahun di sebuah kota. Setiap seluk beluk sudut kota, menyimpan kisah yang, jikalau saya sedang bertemu dengan teman-teman lama, pasti dapat diceritakan ulang dengan nada penuh nostalgia. Seringnya diikuti dengan tawa dan keinginan untuk tetap di sini, tetap tinggal di tempat familier dan bukannya merantau menimba ilmu ke kota orang. Tapi, mau tidak mau, hal tersebut harus dilakukan, hmm? Demi belajar untuk menjadi lebih dewasa, terkadang kita harus meninggalkan rumah.

KOTA HUJAN Yang paling saya ingat, dan saya rindukan, adalah hal yang membuat kota ini terkenal. Hujan. Entah ada sesuatu yang istimewa dengan hujan di kota ini. Hujan yang terkadang bisa membuat saya mendekam di sekolah hingga malam tiba karena lupa bawa payung atau jas hujan. Hujan yang membuat saya berlarian hujan-hujanan seminggu sebelum ujian, karena ia datang tiba-tiba. Hujan yang mengingatkan saya akan kamu, akan kita. Hujan yang sesekali membuat saya rindu. Hujan yang memulihkan dan membuat saya tersenyum, karena kenapa harus mengingat yang buruk jika masih ada yang indah untuk dikenang? Kota ini menyimpan banyak kenangan, dan selalu membuat saya tersenyum. Tunggu ya, sebentar lagi saya pulang.


TEMAN

Mereka adalah orang-orang yang masa kecilnya bersama saya, tumbuh bersama saya, dan mencoba menjadi orang dewasa di dunia yang keras ini bersama saya juga.

Entah mengapa kami bisa bertemu satu sama lain. Kami punya teman-teman lain, support system yang baik di tempat kami merantau dan mencoba mengukir tempat kami di dunia, yang kami temukan selama perjalanan kami menuju saat ini. Tapi mereka adalah sesuatu yang familier untuk saya; identik dengan rumah dan tempat saya untuk pulang. Mereka adalah manusia-manusia dengan kisahnya masing-masing, perjuangan masing-masing, karakteristik, kelebihan, dan kekurangan masingmasing, dan saya bangga bisa mengenal mereka.


renang

Salah satu hal terawal yang saya ingat adalah perlahan-lahan turun ke sebuah kolam renang cetek, dengan papah dibelakang saya menuntun dan mengajarkan saya untuk berani mengarungi air yang jumlahnya jauh lebih besar dan terlihat menyeramkan. Hal yang paling diingat, dan terkadang satu-satunya, dari masa kecil saya adalah pada akhir pekan papah saya mengantarkan saya ke kolam renang untuk les renang. Kegiatan ini berlanjut hingga saya masuk sekolah dasar, walaupun bukan lagi papah yang mengantar saya. Tapi tetap, akhir pekan berenang dengan papah dan selanjutnya ditemani oleh adikadik saya- menjadi sebuah kebiasaan selama beberapa tahun mendatang.

Memasuki SMP, saya berhenti les renang. Kegiatan olahraga renang yang diadakan oleh sekolah menurut saya sudah cukup untuk menutupi rindu saya dengan kolam renang. Hal ini berlanjut hingga saya lulus SMA, sehingga kegiatan berenang merupakan hal rutin bagi saya selama hampir seluruh hidup saya. Salah satu hal yang saya sayangkan dari Jatinangor adalah tidak adanya kolam renang yang dekat dengan kampus maupun kosan, sehingga keinginan untuk berenang hanya bisa disalurkan sesekali dan bahkan hanya ketika saya di rumah. Baru saya sadari juga bahwa renang adalah salah satu olahraga rutin dan pengontrol berat badan, dan ketika hal ini tidak sering terjadi lagi... Hehe.

Karena renang adalah cinta pertama saya, dan merupakan tempat pelarian bagi saya dari segala kerusuhan yang bernama hidup. Sayangnya, semakin dewasa minus matanya semakin besar, membuat saya tidak bisa liat dengan jelas kalau berenang. Apalagi kalau sedang snorkeling ):


sendiri

"Sendirian lagi?" Terkadang, berada di dalam suatu keramaian itu melelahkan. Bahkan jika sedang bersama teman. Interaksi sosial memang merupakan hal yang wajar dilakukan, karena, seperti kata 'orang', kita adalah makhluk sosial yang butuh interaksi sosial. Tetapi, lama-kelamaan kebutuhan untuk 'sendiri dulu' menjadi lebih penting. Dulu, terasa aneh ketika sedang kemana-mana sendiri dan selalu dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar, seperti "Kok sendirian lagi?", hingga ke pertanyaan yang, menurut saya, sulit untuk dijawab, seperti "Kamu gak punya teman bukan, makanya sendirian lagi?" Apakah itu yang dilihat orang yang mengenal saya ketika melihat saya sendiri?

Berinteraksi ataupun bersama dengan seseorang menciptakan suatu ekspektasi, baik dari kita terhadap orang tersebut, maupun sebaliknya. Salahkan jika, selama dua atau tiga hari dalam seminggu, saya lebih memilih lepas dari ekspektasi tersebut dan lebih memfokuskan terhadap diri sendiri?

"Iya nih, lagi pengen sendirian aja."


jalan ada sebuah jalan yang dulu sering kita lewati bersama. kamu

selalu

berada

mengadahkan

di

kepalaku,

sampingku,

tersenyum.

tersenyum

balik.

aku kamu

mengantarku hingga ke pintu rumahku, kemudian pamit pulang. ada sebuah jalan yang dulu sering kita lewati bersama. bahkan dikala hujan. karena, kamu tahu betapa aku sangat mencintai hujan, apalagi hujan di kota ini. aku mengajakmu menari dan bernyanyi di bawah hujan, berlari-larian dengan bebas seolah-olah kita masih anak kecil. kamu hanya tersenyum dan menuruti permintaanku. disaat-saat seperti itu, kamu sangat berharga bagiku. ada sebuah jalan yang dulu sering kita lewati bersama. bahkan

dikala

matahari

sedang

senang-senangnya

menampakkan diri di kota hujan. kita berjalan bergandeng tangan, mengobrolkan apapun yang ada pada benak kita. saling mempelajari dan mengerti satu sama lain. ada sebuah jalan yang dulu sering kita lewati bersama. sekarang, setiap aku berjalan di bawah hujan, aku teringat akan seseorang yang dulu mau menari di bawah hujan bersamaku. setiap aku berjalan di bawah sinar mentari, aku teringat

akan

seseorang

yang

dulu

kumengerti

dan

mengerti aku. sekarang, aku berdoa agar dirimu selalu baik-baik saja, dan berterima kasih karena dulu telah membuat hari-hariku bermakna.

(dan aku berdoa, semoga suatu saat nanti aku dapat membuat kenangan baru bersama yang ditakdirkan untukku)


senyum aku tidak ingat pertemuan pertama kita. aku tidak ingat percakapan pertama kita. aku bahkan tidak ingat kapan tepatnya kita saling kenal satu sama lain. perhatianku tercuri oleh kehidupan. sekalinya aku kembali terfokus pada sekitarku, kamu sudah ada di sini. aku yakin sebelumnya kamu sudah pernah tersenyum kepadaku. tapi tidak ada yang aku ingat. baru pada saat itu, saat diriku terdiam dan tersadar akan kehadiranmu, aku berfikir, "oh, kau di sana rupanya. hai." lalu, aku melihatmu tersenyum, seolah untuk pertama kalinya. aku jatuh hati. (bahkan, hingga sekarang. walaupun sekarang, selain selalu terasa seperti yang pertama kalinya, tapi diikuti dengan rasa pahit dan kesadaran bahwa senyum itu bukan lagi untukku)


PULANG Sejak kapan kata 'pulang' menjadi sesuatu yang sangat dinanti-nanti? Mungkin, ketika 'pulang' bukan lagi suatu

hal

yang

bisa

dilakukan

dengan mudah dan sering. Ketika baru merasakan 'indahnya' hidup

sendiri,

entah

mengapa

'pulang' menjadi sesuatu hal yang jarang dilakukan. Mungkin, karena baru merasakan jadi dewasa dan ingin

membuktikan

kemandirian

diri dengan jarang pulang. Padahal, banyak yang menunggu di

rumah.

Keluarga,

peliharaan

yang

denganmu,

teman

ingin

bertemu

hewan

sudah

rindu

dekat

yang

kembali

dan

bertukar cerita. Diumur

yang

sudah

menginjak

kepala dua, semakin terasa bahwa untuk bisa 'pulang' adalah suatu momen yang jarang bisa terjadi, dan

ketika

datang,

momen

harus

tersebut

dimanfaatkan

dengan baik. Maka dari itu, ketika bisa pulang, pulanglah. Karena banyak orang yang menunggu kepulangan kita di rumah.


If Wishes were Horses

Mungkin dirimu sering berharap demikian. Terutama pada hari terburukmu ketika menatap pantulanmu di cermin, dengan jiwa dan raga yang letih.

Pernahkah kamu berharap bahwa kulitmu lebih putih sedikit, wajahmu lebih mulus sedikit, tubuhmu lebih kurus dan tinggi sedikit, senyummu lebih manis sedikit?

Apakah mungkin, di luar sana ada yang berharap memiliki hidup sepertimu? Mungkin.

Mungkin dirimu sering berharap demikian. Terutama pada hari terburukmu ketika menatap pantulanmu di cermin, dengan jiwa dan raga yang letih.

Manusia adalah mereka yang tak pernah merasa puas. Merasa ingin lebih. Merasa yang dimiliki selalu kurang. Kurang indah. Kurang berharga. Kurang membahagiakan. Kurang sedikit.

Apakah mungkin, di luar sana ada yang mengapresiasikan dirimu apa adanya, seutuhnya? Mungkin. Pernahkah kamu berharap bahwa hidupmu lebih menyenangkan sedikit, rezekimu lebih lancar sedikit, nilaimu lebih bagus sedikit, kerjamu lebih lancar sedikit?

Kalau kurang terus, dimana ujungnya? Kapan dirimu merasa puas? Kapan dirimu tidak berharap yang lebih? Kapan tidak lagi menyianyiakan apa yang ada, karena selalu berharap dengan yang tidak ada?

Karena rumput tetangga selalu lebih hijau. Karena merasa kurang dan berharap lebih sebenarnya manusiawi. Namun mensyukuri apa yang dimiliki pun juga manusiawi.


"UNTUNG KAMU GANTENG. KENAPA MALAH KAMU YANG RIBET BANYAK MAUNYA, YA."

suatu hari

aku

tersenyum

terkadang,

aku

kecil. bingung

mengapa dirimu memilihku suatu

hari,

menelponku

dan

kamu berkata

di

depan

kedai

langgananmu,

es

krim

kamu

ter-

ingin makan es krim. aku

senyum dan menyodorkan es

bilang, "sekarang udah jam

krim favoritku. "nih makan,

6 sore dan di luar suhunya

dasar cewek judes," ucapmu

22°."

sembari tertawa.

kau

tertawa

"kapan

lagi

dan

tidak

kamu

mengetuk dan

tanganku

sesegera

menarik aku

selesai mengunci pintu. aku hanya

hearing your laugh,

pintu

rumahku

sendiri

cuek

dan,

sadar, seperti

katamu sendiri, judes. tiba-tiba, tanganku yang tidak memegang

es

krim

kamu

gak pakai sarung tangan?" i remember why i love you.

sekarang?"

terlalu

aku

genggam. "dingin, ya. kenapa

berkata,

kalau

yang,

"untung

kamu

ganteng.

kenapa malah kamu yang ribet banyak maunya, ya."

menggelengkan

"karena kamunya buru-buru mau pergi," sahutku.

kamu

tersenyum

mengantongi

lembut,

tanganku

di

kantung jaketmu. "thanks for the date even tho its cold."

kepala, seraya bergumam, "i

tawamu muncul lagi. "untuk

"anything for you, even when

really

menyeimbangkan dirimu

you want some ice cream on

yang terlalu cuek!"

this weather."

need

to

remind

myself why i love you."


UNTUK PEREMPUAN

sudah

Untuk perempuan yang sudah pernah

lebih

patah hati, memulihkan diri itu memang

beberapa tahun, jangan lupa bersikap

sulit. Mencoba lagi dan gagal terus,

untuk lebih dewasa. Dirimu sekarang

apalagi. Tapi bukankah jikalau dirimu

sudah tua, sudah legal di mata hukum

tidak

di

kembali, kamu tidak tahu apa yang akan

Untuk

perempuan

menginjak

lebih

usia

dari

yang

dua

98%

dekade

negara

di

dunia.

Seharusnya sudah lebih tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana yang bisa dilakukan dan mana yang tidak, mana yang baik dan mana yang buruk untukmu.

untuk

membuka

hati

terjadi? Untuk perempuan yang jauh dari kata sempurna, kamu tahu dirimu jauh lebih baik dari orang lain. Jangan lupa untul

Untuk perempuan yang sudah memasuki tahun ketiga (mencoba) hidup sendiri, tolong sesekali lebih mandiri dalam hal kehidupan

mencoba

sehari-hari.

Mungkin

menunda melakukan segala hal terasa lebih mudah, tetapi sayangnya kantung

menjaga diri, baik itu badan, pikiran, maupun

hati.

Kamu

tahu

dimana

batasmu, dan kamu tahu sejauh mana kamu bisa melewati batas tersebut. Untuk perempuan yang sesungguhnya

hitam di bawah kedua matamu berkata

masih muda tetapi juga sudah (mulai)

sebaliknya.

tidak

tua, dirimu tidak tahu dimana ujung

berlebihan dalam memenuhi candumu

hidupmu sebenarnya. Jangan lupa untuk

akan kafein, badanmu cuma ada satu

hidup

dan harus kau jaga baik-baik.

menjalani hidup ini hanya satu kali.

Jangan

lupa

untuk

sebaik

mungkin,

karena

kamu


BANDARA Tempat ini memang dipenuhi dengan manusia-manusia yang memiliki kisahnya masing-masing.

Setiap saat, selalu ada cerita yang berbeda di tempat ini. Tujuan setiap orang untuk berada di tempat ini pun berbeda-beda. Terkadang, terlihat sepasang lansia yang ingin menghabiskan sisa hidup mereka menjelajahi tempat-tempat lama bersama dan bernostalgia. Terkadang, terlihat anak-anak muda yang baru pertama kali melihat dunia, berantisipasi untuk mengukir petualangan mereka. Terkadang, terlihat segerombolan keluarga, menghabiskan beberapa hari bersama untuk kebersamaan tanpa beban kehidupan sehari-hari.

yang mungkin berniat mengerti apa indahnya

Terkadang, terlihat individu-individu yang terbebani oleh kewajibankewajiban mereka, baik itu untuk menuntut ilmu ataupun mencari nafkah, duduk sendirian dan berharap agar segera tiba di tempat tujuan.

Bagaimana dengan kisahku denganmu? Apa mungkin suatu saat...


KRGSMBG Merupakan

sebuah

rutinitas

mahasiswa-mahasiswa semester

6

geofisika

untuk

bagi unpad

mengalami

yang

namanya Ekskursi Karangsambung. Sedari

tahun

merupakan

2017,

suatu

hal

ditunggu-

tunggu dengan emosi yang bercampur aduk.

Bagi

saya.

Karena

mendengar

berbagai cerita dari kakak-kakak tingkat, menggambarkan Karangsambung sebagai suatu kegiatan dan tempat yang 'wah'. Ekspektasi

menjadi

cukup

Beruntunglah kami memilih ada satu hari kosong untuk beristirahat, karena hari pertama ekskursi di lapangan terasa... wah. Kurang lebih 9 km naik turun bukit, melewati

sawah,

menyebrang

sungai...

melihat berbagai singkapan batuan, serta

Karangsambung yang

Tiga hari geologi, lima hari geofisika.

tinggi,

dan

kenampakan geologi lainnya yang terlihat jelas. Delapan hari selanjutnya dilewati dengan penuh kepegelan dan kelelahan fisik, drama antar dan dalam kelompok, kerusuhan memasukkan dan mengolah data,

presentasi

yang

begitulah,

dan

berbagai naik turunnya emosi. Benar ya, Karangsambung itu 'wah'.

waktu

Setelah

Bukan

ternyata bisa terlewati. Walau banyak naik

rahasia bahwa saya tidak terlalu... kuat di

turunnya. Kangen sih, kangen. Apalagi

lapangan, dan ketakutan bahwa saya hanya

karokeannya itu (hehe). Tapi kalo ngulang

akan menyusahkan jelas muncul.

lagi? Hehe makasih tapi gak usah.

ketika

semakin

keberangkatan,

mendekati

semakin

gugup.

dijalani,

kaget

juga

semuanya


Cerita dari Sini Siapa yang berangan-angan kuliah di Bandung terus kemudian milih kampus Unpad? Mohon maaf nih ya, Unpad teh di Sumedang (pinggir banget) bukan di Bandung, walaupun dekeeeet banget sama

perbatasan

wilayah

Bandung-

Sumedang.

Sudah sedari dulu saya memiliki angan-

Karena

hidup

angan untuk kuliah di kota kembang.

terkadang naik sambil jungkir balik, terkadang

Tapi, terkabulnya di sebuah kecamatan

turun

kecil (mini banget huhu) dengan kode

Terkadang ada hari-hari yang hanya bisa

pos 45363 dan merupakan rumah dari

dilewati

empat kampus di Indonesia.

kemudian di malam hari bersujud meminta

sambil dengan

penuh

naik

dan

turun,

menggelendung doa

dan

mulus.

istighfar,

baru

keringanan hati. Terkadang mulut ini tidak Tiga setengah tahun yang lalu, saya

berhenti tersenyum lebar hingga pipi sakit,

mengepak

dengan

segala

pakaian

yang

hati

lapang

seolah

tidak

pernah

sekiranya dibutuhkan, setengah koleksi

tersakiti. Terkadang jiwa dan raga sangat rindu

novel dan sebuah gitar usang, kemudian

rumah, tapi apa daya banyak kewajiban yang

ijin

tidak bisa ditinggal. Terkadang, pulang adalah

pergi

meninggalkan

rumah

sementara waktu untuk menimba ilmu. Tiga setengah tahun yang lalu, saya berdoa agar diberi teman-teman yang baik,

dosen-dosen

yang

baik,

dan

dijauhkan dari bahaya selama mencoba tinggal mandiri. Tiga setengah tahun yang lalu, saya berpikir bahwa saya siap untuk

melewati

perkuliahan. Nyatanya, begitulah.

perkehidupan

satu-satunya solusi dari hati yang sakit. Waktu saya di sini, di sebuah kampus yang luas dan berada di kaki bukit, dengan musim tak tentu dan kehidupan yang serba nanonano, hanya tinggal beberapa bulan lagi. Mungkin

tidak

sampai

setahun.

Terlalu

banyak hal yang dipelajari, namun hati seolah berkata bahwa masih terlalu banyak hal yang belum dipelajari. Baik itu tentang ilmu di dunia perkuliahan maupun di kehidupan.


BANDUNG

Bulan Januari-Februari tahun lalu, saya berkesempatan untuk mengenali kota ini lebih jauh. Kerja praktek di salah satu instansi

pemerintahan

di

Bandung,

Bandung. Sebuah kota yang terletak

keluarga saya menyarankan saya untuk

kurang lebih 200 km dari rumah saya.

tinggal

Sebuah kota tempat papah saya lahir

Selama kurang lebih satu bulan, saya

dan tumbuh menjadi sosok yang saya

berkesempatan untuk menjelajahi kota

kagumi. Sebuah kota yang sedari kecil

Bandung

familier

jalanannya yang memusingkan dengan

tempat

bagi

saya,

berpulang

seperti

yang

sebuah

jauh

dari

setelah

dan

suasananya Sebelumnya, hampir setiap tahun saya berlibur

di

Bandung,

libur

lebaran

baru.

Rumah

baik

maupun nenek

itu

libur

dan

saat

di

rumah

senja,

memutari

menikmati yang

khas.

udara

karena entah mengapa saya lebih suka berjelajah seorang diri.

di

daerah Buah Batu sudah menjadi salah satu

rumah

tempat

saya

tumbuh.

Sedari dulu, mendengar cerita papah yang sekolah di sini membuat saya bertekad

untuk

suatu

saat

nanti

bersekolah di kota ini juga.

Memang, doa ini terkabulkan, walau dengan cara lain. Bukan di Bandung, dan juga bukan di almamater papah. Tetapi

tetap

saja

saya

serta

Sendirian,

tahun

kakek

kakek.

angkot yang rutenya tak kunjung saya hapal,

rumah.

sementara

memiliki

banyak kesempatan untuk main dan singgah di kota ini.

Sekarang, hampir setahun kemudian, saya rindu. Semoga tahun ini bisa kembali menjelajahi Bandung, ya.


Summary satu dekade

Sudah satu dekade sejak saya memberanikan diri untuk memulai menulis sesuatu, dan untuk posting cerita. Pas saya baca ulang

Satu dekade yang lalu, saya pertama kali

cerita-cerita

menulis

dengan

meringis sendiri melihat kebodohan atau

sembrononya memuat cerita tersebut di salah

ke(tidak)indahan yang ada. Terkadang merasa

satu website untuk menulis, walau belum

bahwa kemampuan saya tidak meningkat

mengenal yang namanya proses editing atau

sama sekali, tapi apa yang bisa dilakukan

bahkan plotting.

selain berlatih dan berlatih lagi, menulis dan

cerita

pendek

dan

Saya selalu mencintai buku dan menulis. Saya

lama

saya

sekarang,

suka

menulis lagi?

jatuh cinta dengan dunia fantasi hampir

Cerita yang saya tulis, baik yang dipost atau

empat belas tahun yang lalu, ketika pertama

tidak, baik yang pendek atau tidak, baik yang

kali baca Harry Potter dan Batu Bertuah. Tapi,

sudah selesai atau tidak, tidak bisa dibilang

saya jatuh cinta dengan dunia menulis ketika

banyak. Dekade ini penuh dengan sedikit

mulai mengenal dan memasuki dunia fiksi di

penyesalan

awal sekolah menengah pertama.

terbuang

Awalnya, saya hanya seorang pembaca biasa. Hingga entah bagaimana suatu hari merasa ingin juga menciptakan karya yang seperti ini. Ingin menuangkan ide-ide, potonganpotongan percakapan atau bahkan gestur yang terbentuk di pikiran menjadi sebuah cerita yang masuk akal. Ingin membuat dunia yang sama kompleksnya dengan dunia yang kita tinggali dan ingin menulis hal-hal yang dirasakan juga oleh orang lain. Ingin berbagi pengalaman, dan juga menuangkan perasaan.

karena dengan

banyak tidak

waktu

yang

menulis,

walau

sebenarnya ide sering bergejolak di pikiran. Yang bisa dilakukan adalah kembali menulis, kembali

membuat

cerita,

kembali

menuangkan ide, agar satu dekade dari sekarang banyak

tidak

merasa

membuang

menyesal

waktu

karena

untuk

tidak

menulis. Semoga satu dekade dari sekarang, saya bisa dengan

bangga

mengatakan

bahwa

saya

sudah banyak menulis apa yang ingin saya tulis. Semoga saja.


Jan 2020

TANGGAL ENAM BELAS

halo, kita bertemu lagi tahun lalu, di tanggal yang sama, saya memiliki segudang tujuan dan mimpi. hari ini, saya menyadari bahwa walau masih banyak hal yang belum tercapai, beberapa yang penting sudah terlaksana, tergapai, dan termiliki. masih harus introspeksi diri, tapi juga banyak hal yang harus disyukuri. nikmat sehat, keluarga yang masih utuh, teman-teman yang masih ada, rejeki yang masih lancar.

fighting, and keep moving forward!

satu tahun terlewati, banyak hal yang bisa dipelajari. mengenai berjuang dan ikhlas, bertahan dan melepaskan, mengkotak-kotakan diri namun juga keluar dari zona nyaman. satu tahun, namun dalam beberapa hal saya masih belum berubah. masih kekanak-kanakan, sering malesmalesan, hobi berargumen dan gak peka sama orang lain. mungkin karena baru setahun sehingga perubahan yang harapannya menjadi lebih baik belum terlihat. mungkin. yang bisa saya lakukan hanya mencoba menjadi lebih baik lagi.

JADI, SELAMAT JALAN, DUAPULUHDUA. SELAMAT DATANG, DUAPULUHTIGA. SEMOGA BISA BERTEMU DUAPULUHEMPAT!


KKN, atau Kuliah Kerja Nyata, adalah mata kuliah wajib 3 SKS yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa Universitas Padjadjaran ketika sudah mengambil minimum 80 SKS. Alias, hanya bisa diambil ketika akan menempuh semester lima ke atas. Awal semester lima, saya kembali melewati masa-masa galau; galau memilih mata kuliah apa saja yang ingin dipelajari semester ini. Melihat mata kuliah KKN sudah bisa diambil, saya memilihnya dengan pemikiran bahwa 'mending liburan tahun baru yang sebulan gak pulang, daripada pas libur lebaran nanti'. Fakta: setiap tahun, KKN yang diadakan oleh Unpad selalu dilaksanakan di daerah-daerah di Jawa Barat, biasanya di pedesaan yang jauh dari kebisingan perkotaan, dan dilaksanakan kurang lebih sebulan. Nyatanya, semester ini, berbeda. Untuk menghindari curhatan panjang lebar mengenai sistem KKN tahun ini yang membingungkan (dan menyebalkan), saya langsung bercerita tentang foto di atas.

KULIAH KERJA NYATA Ketika memilih topik KKN yang ingin saya tempuh, saya tidak melihat daerahnya. Langsung lihat topik PKMnya. Dan ternyata, saya mendapatkan desa Jatiroke, tepatnya di RW 5, daerah yang belum pernah saya datangi sebelumnya karena lokasinya cukup jauh dari kosan (dan kampus). Bersama sembilan manusia luar biasa lainnya, kami menjalankan mata kuliah KKN yang luar biasa ini. Terlalu banyak hal yang dipelajari selama beberapa minggu bersama mereka dan anak-anak kecil nan lucu dari RW 5 desa Jatiroke. Mulai dari menelusuri daerah yang dirasa bukan Jatinangor lagi saking bedanya, belajar membaca iqro bersama anak-anak kecil yang sangat hiperaktif, hingga pembuatan laporan yang kalau diinget keribetannya hanya bisa membuat saya tersenyum. Untung sudah selesai ya. Hehe :)


A G S C E Berawal dari re-post poster acara, tetiba kemudian menjadi IOC alias International Organizing Committee. Pertama kali ikut student conference dan lomba geoquiz, langsung di acara se-Asia. Ya, begitulah. Satu lagi hal yang saya syukuri dari tahun 2018 adalah kesempatan untuk mengikuti AGSCE yang diadakan di Universiti Teknologi Petronas, Malaysia. Bersama lima orang lainnya yang luar biasa, mewakili SEG Unpad SC.

Menambah wawasan mengenai dunia yang baru banget saya masuki ini, yaitu ilmu kebumian. Bertemu seniorsenior, para pakar di bidang geologi maupun geofisika. Bertemu para mahasiswa yang sama-sama mempelajari dan mendalami keilmuan yang sangat menarik ini. Dua hari terasa tidak cukup untuk menambah wawasan di acara ini, walau dompet saya berkata lain. Tetap saja, terima kasih banyak untuk kesempatannya, dan untuk partner ngebolangnya hehe. Semoga tahun ini bisa ikut lagi, ya.


BOSSCHA

Bosscha menjadi salah satu tempat yang sangat ingin saya kunjungi. Tapi sayangnya, saya (dulu) kurang begitu mengerti dengan geografis kota

Petualangan Sherina adalah salah satu film yang

Bandung sehingga saya berfikir bahwa Bosscha

menemani masa kanak-kanak saya, dan saya

berada

yakin

saya

sebenarnya memang benar, tapi entah mengapa

berkata demikian. Saya masih ingat kisah seru dan

ketika saya masih kecil hal tersebut terasa begitu

menegangkan Sherina, serta lagu-lagu indah yang

jauh,

mengiringi petualangannya.

tolong

sebagian

besar

dari

teman-teman

jauuuh

di

sehingga

atas

saya

kepada

kota

enggan

orang

Bandung,

untuk

tua

yang

meminta

saya

untuk

mengantarkan saya ke Bosscha. Dan lagi, ketika Salah satu yang paling berkesan untuk saya dari film tersebut adalah lokasi-lokasi syutingnya. Kisah Sherina sebagian besar terjadi di kota Bandung, dan inilah salah satu hal yang membuat saya tertarik

saya

mengetahui

bahwa

kunjungan

hanya

terbuka untuk rombongan, saya semakin yakin bahwa

saya

tidak

akan

bisa

mengunjungi

Bosscha.

dengan kota ini. Selain itu, saya ingat ketika Sherina dan Sadam berlindung dari penculik mereka

Awal tahun 2017, saya mendapat informasi dari

di malam hari dengan bersembunyi di Bosscha.

seseorang di twitter (saya lupa siapa) bahwa Bosscha

membuka

kunjungan

malam

bagi

individu yang ingin mengetahui lebih dalam

Bagi yang tertarik untuk berkunjung ke Bosscha di malam hari bisa cek

tentang Bosscha dan ilmu perbintangan. Akhir bulan Juli, akhirnya saya dan sahabatsahabat saya bisa berkunjung ke salah satu

websitenya ya! Ada tanggal, harga,

'childhood bucket list' saya. Sebuah pengalaman

dan tata cara bookingnya loh!

yang sangat sangat seru. Saya akhirnya bisa tahu apa yang ada di dalam gedung buled itu... Hehe. Terima kasih ya :)


GAK ADA YANG SALAH DENGAN PERASAAN MANUSIA, YANG PERLU DIPERHATIKAN ADALAH TINDAKAN KITA ATAS PERASAAN TERSEBUT.

satu hal banyak hal yang aku pelajari

beberapa tahun belakangan ini, aku makin sadar kalau boleh-

beberapa

belakangan

boleh aja merasakan segala macam bentuk perasaan. mau itu

ini, tapi ada satu hal yang

yang positif atau negatif. dan wajar aja kalau aku butuh waktu

paling mengena. bahwa wajar

untuk mencerna dan memproses perasaan tersebut sebelum

jika manusia punya perasaan,

melakukan sesuatu, atau bahkan tidak melakukan apa-apa.

baik itu perasaan positif atau

manusia memang diciptakan untuk punya perasaan, dan gak

tahun

negatif.

juga ada. sedih tapi ingin tertawa, marah tapi juga mengerti.

kalau aku merasa sedih atau gundah, kadang saya berpikir bahwa saya gak boleh ngerasa kayak

gini

lama-lama.

pas

aku ngerasa iri, jengkel, atau cemburu,

hanya satu dalam sekali waktu. perasaan yang tercampur aduk

aku

selalu

mikir

juga, tidak ada salahnya mengekspresikan perasaan negatif dengan menangis. tapi dengan aku merasakan apa yang aku rasakan tanpa perlu menjelaskan atau membenarkannya juga bukan berarti aku bebas melakukan apapun karena aku merasakan hal tersebut. aku boleh marah tapi bukan berarti bisa seenaknya bentak-

kalau aku gak boleh punya

bentakin orang. aku boleh bahagia tapi bukan berarti merasa

perasaan kayak gini. kalau aku

bahwa 'semua orang juga bisa bahagia asal...'. karena semua

lagi

bahagia,

ucapan dan perbuatan bisa berbalik, semua aksi ada reaksi,

jangan terlalu diumbar, gak

semua tindakan ada konsekuensi, 'karena aku merasakan...'

semua orang seberuntung ini.

bukan sebuah alasan untuk berbuat sekenannya.

senang

atau


TITIK Titik melambangkan akhir dari sesuatu. Baik itu suatu kalimat, paragraf, bab, atau bahkan kisah. Ketiadaan titik menandakan bahwa sesuatu belum berakhir; masih memiliki kesempatan untuk melakukan suatu hal, menyelesaikan suatu kisah, meneruskan suatu petualangan. Tetapi harus diingat bahwa titik akan selalu ada untuk mengakhiri. Saya selalu menyukai seni menulis, bercerita, membaca. Terdapat sesuatu yang menakjubkan dari rangkaian kata-kata yang dapat menyihir seseorang, membuat seluruh perhatiannya tertuju pada sekelompok huruf bermakna. Secara pribadi, saya selalu kesulitan menulis atau membaca akhir dari suatu kisah. Mengapa perjuangan seseorang harus berakhir, padahal dalam bayangan ia masih berdiri dan berusaha untuk menang? Mengapa seseorang yang pergi berpetualang harus pulang di penguhujung hari? Mengapa imajinasi anak-anak harus terhenti ketika mereka beranjak dewasa? Mengakhiri sesuatu itu sulit. Tetapi segalanya pasti berujung, seperti titik yang selalu berada di ujung sebuah kisah.


SAMPAI JUMPA Aku berkata "sampai jumpa" dan bukan selamat tinggal, karena

selamat

tinggal

mengisyaratkan bahwa kita tidak akan bertemu kembali. Aku berkata "sampai jumpa", karena aku yakin kita akan bertemu kembali. Suatu saat nanti. Suatu hari nanti. Ketika waktu mengizinkan. Ketika diri dan raga sudah siap. Ketika takdir mengatur kehidupan sedemikian rupa agar kita dapat bertukar sapa kembali. Karena aku yakin ini bukan garis batas terakhir, bukan titik

pada

penghujung

sebuah cerita. Karena kita berada di bawah langit yang sama, berpijak di tanah yang sama.


2020 end of the year's note

its an understatement of the year to say that this past few months are one of the worst time especially for us (and me!) fresh graduate and new workers. i used to be very eloquent (or at least, have more to say) while writing my 'end of the year's note' but this time... there's nothing for me personally to say except that i wish the best for everyone out there and keep fighting! there's always a light at the end of the tunnel, so keep going on, one step at a time!

the end of 2020 is getting nearer, but we still don't know when this pandemic will be over. mayhap next year will be easier for us, and we'll find our silver lining. but for now, lets take a deep breath, pray for a better tomorrows, mindful towards others, and do anything to stay healthy.


TERIMA KASIH

Penulis dan Editor: Anisah Mutia Foto dan Desain Grafis: Anisah Mutia



ANISAH MUTIA was born in Bogor, 1997. She's been in love with reading, writing, and fictional worlds ever since elementary school. Despite being a Geophysics Graduate from Universitas Padjadjaran, Bandung (2019), she never stops writing. She joined her high school's magazine club for three years, and continued to do so in college for two years.

Halcyon Days (2020) is her first digital book, consists of twenty three short stories that represent her life so far. She starts writing them in 2018, and some of these stories have been published on her blog and Instagram. She's currently writing another collection of short stories titled Miscellaneous Stories of You and I that hopefully will be finished in 2021.


halcyon days


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.